pengolahan limbah cair tahu dan tempe secara kimia dengan menggunakan zeolit

Upload: utia-nur-dini

Post on 14-Oct-2015

105 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pengolahan Limbah Cair Tahu Dan Tempe Secara Kimia Dengan Menggunakan Zeolit.

TRANSCRIPT

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU DAN TEMPE SECARA KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Limbah Industri.

Oleh :Dini Utia N (07401043)Vidi Yustia W(07401032)

TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG2010ABSTRAK

Teknik pengolahan limbah secara umum terbagi atas tiga pengolahan yaitu; pengolahan limbah secara fisika, kimia dan biologi. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan terlarut yang dapat mencemari perairan, oleh karena itu harus diturunkan kadarnya sebelum dibuang ke perairan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara adsorpsi. Adsorben yang digunakan yaitu zeolit. Zeolit mempunyai rongga-rogga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Zeolit terdiri daqi dua jenis yaitu zeolit alam dan zeolit sintetis. Zeolit sintetis mampu sebagai bahan pengolah limbah yang efektif, karena sifat yang dimiliki jauh lebih baik dari zeolit alam. Pengolahan zeolit sebelum digunakan untuk pengolahan limbah secara garis besar dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu preparasi dan aktivasi. Aktivasi zeolit dilakukan bertujuan agar kemampuan adsorpsinya meningkat karena pada umumnya zeolit dari alam masih mengandung banyak pengotor. Pengolahan limbah sebelum dibuang langsung ke lingkungan salah satu cara adalah dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yaitu zeolit. Proses pengolahan limbah cair tersebut selain dipengaruhi oleh aktivasi zeolit, suhu limbah cair dan massa zeolite yang digunakan untuk proses pengolahan limbah juga berpengaruh. Tetapi pengolahan limbah tersebut belum memenuhi standar baku mutu, sehingga diperlukan pengolahan limbah lain untuk memenuhi standar baku mutu yang di tetapkan pemerintah.

KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan bimbingan-Nya, setelah melalui proses yang sangat singkat akhirnya laporan ini dapat diselesaikan.Maksud penulis menyusun laporan ini, karena didorong oleh rasa keinginan penulis yang sungguh-sungguh untuk memenuhi kewajiban-kewajiban.Dan dalam rangka memenuhi tugas dan syarat-syarat untuk mendapatkan nilai.Dengan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :1. Ir.Herawati Budiastuti, Ph.D, sebagai dosen mata kuliah pengolahan limbah industri2. Teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.Semoga Tuhan memberi balasan, yang diberikan kepada penulis dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya maupun bagi pembaca umumnya. Penulis menyadari akan ketidak sempurnaan isi maupun susunan kata serta bentuknya. Hal ini dikarenakan penulis sedang belajar dalam pembuatan laporan ini dan waktu yang diberikan kepada penulis sangat terbatas.Dengan hal itu penulis meminta maaf atas kesalahan yang penulis buat dalam laporan ini.

Bandung, Januari 2010

Penulis,

DAFTAR ISIABSTRAKiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB 1 PENDAHULUAN11.1. Latar Belakang11.2. Tujuan2BAB II TINJAUAN PUSTAKA32.1 Teknik-teknik Pengolahan Air Limbah32.2 Limbah Tahu dan Tempe42.3 Zeolit Sebagai Adsorben5BAB III PEMBAHASAN9DAFTAR PUSTAKAiv

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndustri tahu dan tempe merupakan industry keci yang banyak tersebar di kota-kota besar dan kecil. Tempe dan tahu merupakan makanan yang digemari oleh banyak orang banyak. Akibat dari banyaknya industry tahu dan tempe, maka limbah hasil proses pengolahan banyak membawa dampak terhadap lingkungan. Limbah dari pengolahan tahu dan tempe mempunyai kadar BOD sekitar 5000 10.000 mg/l dan COD 7000 12.000 mg/l. Besarnya pencemaran yang ditimbulkan menyebabkan gangguan yang cukup serius terutama untuk perairan di sekitar industry tahu dan tempe. Sumber limbah cair pabrik tahu dan tempe berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu. Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu merupakan limbah organik yang degradable atau mudah diuraikan oleh mikroorganisme secara alamiah. Namun karena sebagian besar pemrakarsa yang bergerak dalam industri tahu adalah orang-orang yang hanya mempunyai modal terbatas, maka perhatian terhadap pengolahan limbah industri tersebut sangat kecil, dan bahkan ada beberapa industri tahu yang tidak mengolah limbahnya sama sekali dan langsung dibuang ke lingkungan. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan dan harus mendapat perhatian yang serius. Pengolahan limbah cair industri tahu sampai saat sekarang kebanyakan hanya menampung limbah cair kemudian didiamkan beberapa saat lalu dibuang ke sungai. Cara ini memerlukan kapasitas penampungan limbah cair yang sangat besar. Terlebih lagi apabila kapasitas industry tahu cukup besar, maka dihasilkan limbah cair industri tahu yang sangat banyak.Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar berkat potensi luas area dan kekayaan alam yang terdapat di dalamnya. Berbagai sumber alam terbarukan dan sumber alam tidak terbarukan terdapat dalam jumlah yang melimpah. Salah satu sumber alam tersebut berupa bahan tambang yang ketersediannya tersebar di Indonesia adalah batuan zeolit.Kegunaan zeolit sangatlah luas. Bentuk kristal zeolit yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah menyebabkan permukaan zeolit menjadi sangat besar, oleh sebab itu zeolit bisa digunakan sebagai adsorben. Rongga-rongga zeolit juga terisi oleh ion-ion logam seperti kalium dan natrium yang menyebabkan zeolit dapat digunakan sebagai penukar ion. Di samping itu zeolit dapat dimanfaatkan sebagai bahan pendukung (supporting material) untuk katalis ataupun bahkan sebagai katalisator itu sendiri. Pengurangan kadar zat-zat organik yang ada pada limbah industri tahu dan tempe sebelum dibuang ke perairan, dapat dilakukan dengan mengadsorpsi zat-zat tersebut menggunakan adsorben.Salah satu adsorben yang memiliki kemampuan adsorpsi yang besar adalah zeolit alam. Kemampuan adsorpsi zeolit alam akan meningkat apabila zeolit terlebih dahulu diaktifkan.

1.2 Tujuan1. Mengetahui proses pengolahan limbah industri tahu dan tempe dengan menggunakan zeolit.2. Mengetahui limbah yang dihasilkan dari industri tahu dan tempe.3. Mengaplikasikan pengolahan limbah secara kimia dengan menggunakan zeolit

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik-teknik Pengolahan Air LimbahPencemaran menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.Untuk mencegah terjadinya pencemaran tersebut maka diperlukan teknik-teknik pengolahan air buangan sehingga dapat dihasilkan air buangan yang sesuai baku mutu.Teknik-teknik pengolahan limbah yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:1. Pengolahan secara fisika2. Pengolahan secara kimia3. Pengolahan secara biologiUntuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.Pengolahan Secara FisikaPada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.

Gambar 1. Skema Diagram Pengolahan Fisik

Pengolahan Secara KimiaPengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.

Gambar 2. Skema Diagram pengolahan KimiawiPengolahan secara biologiSemua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

2.2 Limbah Tahu dan TempeLimbah organic tahu dan tempe adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu dan tempe maupun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3000 5000 Liter. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu. Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya. Menurut Pasal 14 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan: Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan.Pengurangan kadar zat-zat organic yang ada pada limbah organic tahu sebelum dibuang ke perairan, dapat dilakukan dengan mengadsorpsi zat-zat tersebut menggunakan adsorben. Salah satu adsorben yang memiliki kemampuan adsorpsi yang besar adalah zeolit alam. Kemampuan adsorpsi zeolit alam akan meningkat apabila zeolit terlebih dahulu diaktifkan.

2.3 Zeolit sebagai AdsorbenZeolit merupakan senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium, kalium dan barium. Zeolit umumnya didefinisikan sebagai organic alumina yang berstruktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina dan organi dengan rongga-rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Secara empiris, rumus molekul zeolit adalah Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O. Struktur zeolit sejauh ini diketahui bermacam-macam, tetapi secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer, berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder organic dan membentuk polihendra dan akhirnya unit struktur zeolit.

Gambar 1. Tetrahedral alumina dan silica pada struktur zeolit (Las, 2004)Kerangka dasar struktur zeolit terdiri dari unit-unit tetrahedral (AlO4)5- dan (SiO4)4- yang saling berhubungan melalui atom oksigen dan di dalam struktur tersebut Si4+ dapat diganti Al3+ dengan substitusi isomorfik. Formula untuk satuan sel zeolit adalah :Mx/n {(AlO2)x (SiO2)y}. z H2O.M: kation alkali / alkali tanahn: valensi logam alkali / alkali tanah{ } : kerangka aluminaz: jumlah molekul air yang terhidrat.X dan y : jumlah tetrahedron per unit sel(Martin, 2000).Sebelum digunakan sebagai adsorben zeolit alam harus diaktifkan terlebih dahulu agar jumlah pori-pori yang terbuka lebih banyak dan lebih bersifat asam. Zeolit yang cocok untuk adsorben yaitu apabila diaktifkan memberikan rasio Si/Al yang tinggi (10-100). Zeolit dengan rasio Si/Altinggi bersifat hidrofob dan dapat menyerap molekul-molekul organic. Sifat pengadsorpsi zeolit sangat berhubungan erat dengan sifat molecular sievenya, hanya molekul-molekul yang mempunyai ukuranpenampang lintang kritis yang lebih kecil atau sama dengan ukuran rongga zeolitlah yang dapat diadsorpsi dengan zeolit. Zeolit mempunyai sifat-sifat kimia, diantaranya: 1.Dehidrasi Sifat dehidrasi zeolit berpengaruh terhadap sifat jerapannya. Keunikan zeolit terletak pada struktur porinya yang spesifik. Pada zeolit alam didalam pori-porinya terdapat kation-kation atau molekul air. Bila kation-kation atau molekul air tersebut dikeluarkan dari dalam pori dengan suatu perlakuan tertentu maka zeolit akan meninggalkan pori yang kosong (Barrer, 1982). 2.Penyerapan Dalam keadaan normal ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air yang berada disekitar kation. Bila zeolit dipanaskan maka air tersebut akan keluar. Zeolit yang telah dipanaskan dapat berfungsi sebagai penjerap gas atau cairan (Khairinal, 2000). 3.Penukar Ion Ion-ion pada rongga berguna untuk menjaga kenetralan zeolit. Ion-ion ini dapat bergerak bebas sehingga pertukaran ion yang terjadi tergantung dari ukuran dan muatan maupun jenis zeolitnya. Sifat sebagai penukar ion dari zeolit antara lain tergantung dari sifat kation, suhu, dan jenis anion (Bambang P, dkk, 1995). 4.Katalis Zeolit sebagai katalis hanya mempengaruhi laju reaksi tanpa mempengaruhi kesetimbangan reaksi karena mampu menaikkan perbedaan lintasan molekular dari reaksi. Katalis berpori dengan pori-pori sangat kecil akan memuat molekul-molekul kecil tetapi mencegah molekul besar masuk. Selektivitas molekuler seperti ini disebut molecular sieve yang terdapat dalam substansi zeolit alam (Bambang P, dkk, 1995). 5.Penyaring/pemisah Zeolit sebagai penyaring molekul maupun pemisah didasarkan atas perbedaan bentuk, ukuran, dan polaritas molekul yang disaring. Sifat ini disebabkan zeolit mempunyai ruang hampa yang cukup besar. Molekul yang berukuran lebih kecil dari ruang hampa dapat melintas sedangkan yang berukuran lebih besar dari ruang hampa akan ditahan (Bambang P, dkk, 1995).

BAB IIIPEMBAHASAN

Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu merupakan limbah organik yang degradable atau mudah diuraikan oleh mikroorganisme secara alamiah. Namun karena sebagian besar pemrakarsa yang bergerak dalam industri tahu dn tempe adalah orang-orang yang hanya mempunyai modal terbatas, maka perhatian terhadap pengolahan limbah industri tersebut sangat kecil, dan bahkan ada beberapa industri tahu yang tidak mengolah limbahnya sama sekali dan langsung dibuang ke lingkungan. Limbah cair tahu yang dibuang langsung ke perairan, nilai parameternya masih melebihi ambang batas, terutama nilai BOD dan CODnya yaitu sekitar 5000 10.000 mg/l untuk BOD dan 7000 12.000 mg/l untuk COD, oleh karena itu perlakuan sebelum pembuangan limbah ke perairan menjadi penting. Pengolahan limbah tahu dilakukan salah satunya dengan cara menginteraksikan limbah cair tahu dan tempe dengan zeolit pada beberapa lapisan tanah, ditambah dengan beberapa material lainnya seperti karbon aktif, arang, dll. Seperti pada gambar berikut :

Unsur-unsur kimia pada air limbah memiliki diameter kinetik yang terlalu besar membuat unsur-unsur kimia ini tidak dapat melewati pori-pori zeolit, sehingga secara efektif unsur-unsur ini tersaring, Afnitas darimasing-masing jenis molekul yang dapat tertangkap dalam ronga-rongga yang ada dalamzeolit bergantung pada lingkup elektroniknya. Medan elektrostatik yang kuat yang adadi dalam rongga-rongga zeolit menghasilkan interaksi yang sangat kuat dengan molekulpolar seperti air. Molekul nonpolar juga dapat diserap dengan kuat berkaitan dengan tenaga polarisasi dari medan listrik yang ada. Sehingga separasi dapat dilakukan oleh zeolit.Selain zeolit alam, ada zeolit jenis lain yaitu zeolit sintetis. Zeolit sintetis dibuat dengan rekayasa yang sedemikian rupa sehingga mendapatkan karakter yang sama dengan zeolit alam. Zeolit alam. Pada umumnya, zeolit dibentuk oleh reaksi dari air pori dengan berbagai material seperti gelas, poorly cristalline clay, plagioklas, ataupun silika. Bentukan zeolit mengandung perbandingan yang besar dari M2+ dan H+ pada Na+, K+ dan Ca2+. Pembentukan zeolit alam ini tergantung pada komposisi dari batuan induk, temperatur, tekanan, tekanan parsial dari air, pH dan akti_tas dari ion-ion tertentu. Zeolit sintetis. Mineral zeolit sintetis yang dibuat tidak dapat persis sama dengan mineral zeolit alam, walaupun zeolit sintetis mempunyai sifat fisis yang jauh lebih baik. Beberapa ahli menamakan zeolit sintetis sama dengan nama mineral zeolit alam dengan menambahkan kata sintetis di belakangnya, dalam dunia perdagangan muncul nama zeolit sintetis seperti zeolit A, zeolit K-C dll. Zeolit sintetis terbentuk ketika gel yang ada terkristalisasi pada temperatur dari temperatur kamar sampai dengan 2000C pada tekanan atmosferik.Pengolahan zeolit sebelum digunakan untuk pengolahan limbah secara garis besar dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu preparasi dan aktivasi:- Tahapan preparasi zeolit diperlakukan sedemikian rupa agar mendapatkan zeolit yang siap olah. Tahap ini berupa pengecilan ukuran dan pengayakan. Tahapan ini dapat menggunakan mesin secara keseluruhan atau dengan cara sedikit konvensional. - Aktivasi zeolit dapat dilakukan dengan cara pemanasan atau penambahan pereaksi kimia baik asam maupun basa:(1) Aktivasi pemanasan, dilakukan zeolit dalam pengering putar menggunakan bahan umpan yang mempunyai kadar air sekitar 40%, dengan suhu tetap 230 oC dan waktu pemanasan selama tiga jam.(2) Penambahan pereaksi kimia, dilakukan di dalam bak pengaktifan dengan NaOH dan H2SO4, dimaksudkan untuk memperoleh temperatur yang dibutuhkan dalam aktivasi. Zeolit yang telah diaktivasi perlu dikeringkan terlebih dahulu, pengeringan ini dapat dilakukan dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari.Aktivasi zeolit dilakukan bertujuan agar kemampuan adsorpsinya meningkat karena pada umumnya zeolit dari alam masih mengandung banyak pengotor. Aktivasi zeolit merupakan proses dealuminasi. Proses dealuminasi akan menyebabkan lepasnya atom-atom Al dalam kerangka zeolit sehingga rasio Si/Al akan meningkat. Rasio Si/Al yang besar menyebabkan zeolit memiliki sifat hidrofobik organofilik, sehingga zeolit mampu mengadsorpsi senyawa organic yang ada dalam limbah tahu dan tempe. Kalsinasi pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan gas NH3 yang menempel pada rongga zeolit.

Kesimpulan dan Saran

Pengolahan limbah sebelum dibuang langsung ke lingkungan salah satu cara adalah dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yaitu zeolit. Zeolit berfungsi untuk mengabsorpsi pada limbah industri tahu dan tempe sebelum dibuang langsung ke sungai. Proses pengolahan selain dipengaruhi oleh aktivasi zeolit, suhu limbah cair dan massa zeolite yang digunakan untuk proses pengolahan limbah juga berpengaruh. Tetapi pengolahan limbah tersebut belum memenuhi standar baku mutu, sehingga diperlukan pengolahan limbah lain untuk memenuhi standar baku mutu yang di tetapkan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Ermawati, Yulia. 2003. Pengaruh Konsentrasi HCl dan NH4NO3 Terhadap Dealuminasi Zeolit Alam Wonosari. Skripsi. Semarang: UNDIPEvan, Sinly P. 2007. Zeolit Sebagai Mineral Serbaguna dalam http:// ZeoliTtt/zeolitsebagaimineralserbaguna_Chem-Is-Try.Org/SitusKimiaIndonesia.htm( diakses 2 Juli 2009).Fatha, Atina. 2007. Pemanfaatan Zeolit Aktif Untuk Menurunkan BOD dan COD Limbah Tahu.Skripsi .Semarang :UNNES.http://penerapanprinsipwastetoproductdalampengelolaanlimbahpabriktahuonlinebuku.htmMasunaga, Tsugiyuki and friends. 2007. Application of multi-soil-layering method in wastewater treatment dalam http://index.php.htm (diakses 7 Januari 2010).Mutngimaturrohmah.2007. Aplikasi Zeolit Alam Terdealuminasi dan Termodifikasi HDTMA sebagai Adsorben Fenol.Skripsi.Semarang: UNDIP.Saputra, Rodhie. . Pemanfatan Zeolit Sintesis Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Industri.Srihapsari, Dwita. 2006. Penggunaan Zeolit Alam Yang Telah Diaktivasi dengan Larutan HCl untuk Menjerap Logam-logam Penyebab Kesadahan Air.Skripsi.Semarang: UNNES.www.wikipedia/zeolite.com