pengolahan limbah

Upload: retno-nusantari

Post on 15-Jul-2015

358 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kegunaan Koloid Dalam kehidupan Manusia

KEGUNAAN KOLOIDSistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan seharihari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya. Beberapa macam koloid tersebut antara lain;

1. Aerosol Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Aerosol yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara. Dalam industri modern, banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi dalam bentuk aerosol, dan sering kita sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara lain adalah hair spray, deodorant dan obat nyamuk. 2. Sol Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal dua macam sol; a. Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya cinta cairan (Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat disebut gel. Contoh gel antara lain selai dan gelatin. b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan. Liofib artinya takut cairan (phobia=takut). Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas masing-masing disebut koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut air). Contoh koloid hidrofil adalah kanji, protein, lem, sabun, dan gelatin. Adapun contoh koloid hidrofob adalah sol-sol sulfide dan solsol logam. 3. Emulsi Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus ditambahkan zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air, dengan kasein sebagai emulgatornya.

Obat-obatan yang tidak larut dalam air banyak yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi minyak ikan. Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.

Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid: Jenis industri Industri makanan Industri kosmetika dan perawatan tubuh Industri cat Industri kebutuhan rumah tangga Industri pertanian Industri farmasi Contoh aplikasi Keju, mentega, susu, saus salad Krim, pasta gigi, sabun Cat Sabun, deterjen Peptisida dan insektisida Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid: 1. Pemutihan Gula Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

2. Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka

tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

3. Penjernihan Air Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+ Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap:

4. Pembentukan delta di muara sungai Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta. 5. Pengambilan endapan pengotor Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.

Penjernihan Air kotor dengan Bahan Kimia IPosted: 8 Februari 2010 in Iptek

0 A. PENDAHULUAN Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahanbahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain. B. URAIAN SINGKAT Penjernihan air ini memakai teknologi penjernihan dengan cara kimia dan proses penyaringan. Bahan mimia yang digunakan adalah kaporit, bubuk kapur dan tawas. Bahan-bahan ini mudah didapat di daerah pedesaan atau kota-kota kecil di seluruh Indonesia. Bahan penyaring yang dibutuhkan adalah kerikil, pasir, ijuk dan arang aktif. C. BAHAN DAN PERALATAN 1. 2 (dua) kg arang aktif 2. 3 (tiga) kg ijuk 3. pasir halus 4. batu kerikil 5. bubuk kapur 10 gram 6. tawas 10 gram 7. kaporit 2,5 gram 8. 2 (dua) buah drum bekas 9. 2 (dua) buah kran ukuran cm D. PEMBUATAN 1. Lubangi kedua drum 5 cm dari bagian bawah, dan diberi kran. Drum I untuk bak pengendapan, drum II untuk bak penyaring. 2. Letakkan drum I lebih tinggi dari drum II hubungkan kedua drum tersebut, lihat gambar. Gambar 1. Penyaringan Air Secara Kimiawi

3. Isilah drum II (bak penyaringan) berturut-turut dengan batu kerikil setebal 5 cm; arang setebal 5 cm; ijuk setebal 5 cm dan pasir halus setebal 15 cm (lihat Gambar 1 dibawah)

E.

F.

G.

H.

4. Isilah drum I (bak pengendapan) dengan air yang akan dijernihkan. Bubuhi dengan 10 gram tawas (untuk 100 liter air) kemudian aduk selama 5 menit. Tambahkan bubuk kapur sebanyak 10 gram dan kaporit 2,5 gram, kemudian aduk perlahan-lahan selama 23 menit. Tujuan mengaduk, agar butir-butir lumpur menjadi besar dan mengendap. PENGGUNAAN 1. Lakukan proses pengendapan ini pada waktu malam hari sehingga pada waktu pagu hari, air dapat dialirkan ke bak penyaringan dan siap untuk dipakai. 2. Buka kran pada bak penyaringan untuk mendapatkan air yang bersih. PEMELIHARAAN 1. Bersihkan endapan lumpur pada bak pengendapan sesering mungkin. 2. Apabila jalan air pada drum/bak penyaringan kurang lancar, cucilah pasir kerikil dan ijuk sampai bersih. 3. Apabila air bersih yang dihasilkan berbau kaporit sangat tajam, gantilah arang aktif dengan yang baru. KEUNTUNGAN 1. apat digunakan untuk air sungai, rawa, sumur,sawah dan telaga. 2. Menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, tidak asam, tidak payau. KERUGIAN

1. 2. 3. 4.

Air tidak dapat dialirkan secara teratur. Hanya dapat menjernihkan air dengan jumlah tertentu saja. Bak harus sering dibersihkan. Cara ini tidak dibenarkan untuk air yang tercemar bahan kimia buangan air pabrik. Gadgets powered by Google

I.

Sabtu, 26 Juni 2010

PENJERNIAHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN DAN BAHAN KIMIA II

PENDAHULUAN Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain. II. URAIAN SINGKAT Cara penjernihan air ini hampir sama dengan cara terdahulu. Perbedaan hanya terletak pada susunan penyaring pada bak penampung. (lihat Gambar). Cara penyaringan ini dapat mengurangi kuantitas kuman bakteri dalam air keruh.

III. BAHAN DAN PERALATAN 1. Kaporit 2. Batu kapur 3. Tawas 4. Bak penyaring 5. Pecahan genteng 6. Pasir 7. Kerikil 8. Ijuk 9. arang

IV. PEMBUATAN 1. Sediakan kaporit 0,20 gram, batu kapur 2 gram, dan tawas 2 gram. Cairkan bahan tersebut dalam sendok makan. 2. Sediakan bak air yang dapat menampung air keruh sekitar 20 liter, kemudian kaporit, batu kapur dan tawas yang sudah dicairkan dimasukkan ke dalam bak tersebut dan diaduk 5 menit, didiamkan 10 menit (Catatan : pada waktu diaduk bak harus disumbat) 3. Setelah didiamkan 10 menit, sumbat dibuka dan alirkan air keruh tersebut ke bak penyaring yang berisi pecahan genting, pasir, kerikil, ijuk dan arang. Tebal pecahan genteng 2-5 cm, pasir 15 cm, kerikil 5 cm, ijuk 5 cm, arang 10 cm dan ijuk lagi 5 cm (lihat gambar). 4. Air hasil penyaringan ditampung dalam ember atau bak yang bersih. 5. Air bersih tersebut dituangkan ke dalam tempayan untuk disimpan. 6. Air bersih siap dipergunakan 7. Air bersih dituangkan ke dalam ceret, kemudian direbus sampai mendidih yang lamanya sampai kirakira 30 menit. 8. Air yang sudah direbus, setelah dingin dituangkan ke dalam gelas. Air bersih dan sehat tersebut siap untuk diminum. V. INFORMASI LEBIH LANJUT 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050 2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA. Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

SAAT banjir melanda, ada kesulitan untuk memperoleh air bersih. Nah, dalam situasi tersebut pernahkan kamu memperhatikan ada bahan yang dicampurkan ke dalam air kotor yang sedianya adalah untuk membuat air "kotor" tadi aman untuk di konsumsi? Apakah bahan kimia yang dibubuhkan tersbut? Tahukah kamu, bahwa bahan kimia tersebut ternyata banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari kamu lainnya. untuk apa saja kah? Namanya TAWAS, mungkin teman kamu yang tinggal di jawa tengah/timur mengenalnya dengan nama Trawas. Sebagai kebutuhan rumah tangga, tawas banyak dijual di toko besi, toko klontongan, dalam bentuk bongkahan kristal batu. Selanjutnya bongkahan itu dapat di tumbuk hingga menjadi bubuk. TAWAS adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak sekali ragamnya salah satunya yang paling populer adalah Aluminum Sulfat yang banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air sungai menjadi ari bersih (oleh karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). Oh ya jangan tertukar dengan istilah Kaporit ya, yang digunakan untuk mematikan bakteri pada air. Jenis tawas lainnya adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan pengembang roti, Tawas Kalium untuk pengolah limbah, Tawas Besi untuk penyamakan kulit dan bahan pewarna. Kembali kepada kebutuhan sehari-hari, kamu dapat temui bongkahan tawas dicemplungkan ke sumur pompa untuk membuat air jadi jernih. Ibu kamu yang gemar memasak juga kadang menggunakan Tawas pada air rebusan untuk membuat mie dan baso. dan juga untuk penghilang bau pada masakan rebung (kuncup bambu). Tawas juga digunakan untuk bahan dasar deodorant atau juga dioleskan langsung pada ketiak untuk menghindari bau badan. Banyak kegunaan tawas, mungkin ada diantara kamu yang tahu apa lagi kegunaan tawas itu?*** (dari berbagai sumber) (foto istrimewa)

E-mail Komentar kamu (22)

1 Written by tukang colong , on 03-04-2010 12:03 terlalu sedikit pembahasan tentang tawasnya 2 Written by bocah.info, on 03-04-2010 12:22 buat #1, terimakasih atas tanggapan kamu. bocah.info menerima masukan berupa informasi tambahan untuk melngkapi artikel ini dari kamu. Atau bantu kami dengan memberi info point apa yang ingin kamu ketahui untuk bocah.info lengkapi 3 Written by tukang colong , on 03-04-2010 12:35 kebetulan saya lagi mau mencari data tentang pembuatan kristal tunggal besar tawas. jadi ya saya lagi butuh segala info tentang hal itu. hehe thx ya dah mau dibalas. silahkan berkunjung ke blog saya diSEpaNYol (SEparo NYolong) 4 Written by Linda, on 03-04-2010 12:42 Buat "tukang colong" (maaf agak gak enak bilangnya nih) ini sedikit catatan yang saya ketahui tentang cara pembuatan Tawas di laboratorium : Tawas atau alum ini dibuat melalui dua cara yaitu : 1. Proses Bauxite Dengan proses bauxite ini tawas dibuat langsung dari bauxite dan asam sulfat. Dimana bauxite mengandung kurang lebih 50% Al(OH)3. 2. Proses Al(OH)3 Dengan proses Al(OH)3 ini tawas dibuat dari Al(OH)3 yang direaksikan dengan asam sulfat membentuk alum sulfat. Sedangkan pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tawas dari Al(OH)3 yang direaksikan dengan asam sulfat. Pada prosedurnya yang pertama dilakukan adalah dengan menimbang Al(OH)3 sebanyak 100 gram dengan 300 mL air. Air ini digunakan untuk mengencerkan tawas sehingga tawas tersebut berubah dari padatan menjadi larutan, karena tawas dalam bentuk padatan akan sulit bereaksi dengan asam sulfat encer. Kemudian ditambahkan 200 mL asam sulfat pekat 98% secara perlahan-lahan dan diaduk pelan-pelan selama kurang lebih 60 menit sampai homogen. Penggunaan asam sulfat disini berfungsi sebagai reaktan. Proses pencampuran tersebut dilakukan di ruang asam, hal ini dilakukan karena salah satu bahan pembuat tawas adalah asam sulfat pekat yang merupakan zat kimia berbahaya yang apabila terhisap dapat mengganggu kesehatan dan proses pencampuran tersebut menghasilkan reaksi eksoterm (mengeluarkan panas) sehingga bersifat eksplosif dan dapat meledak. Setelah semua bahan dicampurkan, kemudian diaduk agar homogen. Setelah itu tunggu beberapa saat, kemudian cetak pada wadah yang telah disediakan. Pada saat dikemas ke dalam wadah, tawas tidak boleh terlalu dingin. Jika terlalu dingin, tawas akan mengkristal dan mengendap karena kelarutannya rendah dalam suasana dingin, akibatnya tawas sulit untuk dicetak. Untuk menguji tawas yang telah dibuat dapat dilakukan dengan menggunakan air limbah (air yang sudah tidak jernih lagi) yaitu dengan cara tawas ditambahkan dengan koagulan, koagulan tersebut memiliki kemampuan untuk menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap membentuk flok. Setelah itu ditambahkan flokulan yang terbuat dari polimer, flokulan yang digunakan untuk penjernihan air yaitu NaOH. Hal ini karena pengotor banyak mengandung ion positif sehingga dengan penambahan polimer yang bersifat negatif dapat mengikat flok lebih besar dan proses pengendapan lebih cepat. Lalu campuran tersebut diaduk dan dibiarkan beberapa saat hingga

kotoran-kotoran yang terdapat di air mengendap semuanya. Tawas yang baik adalah tawas yang mampu mengikat banyak kotoran-kotoran dan mengendapkannya sehingga air menjadi jernih.

Saringan Air SederhanaTuesday, May 12, 2009

Berbagai Teknik Penyaringan Air SederhanaAir merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai. Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Gunakan destilasi sederhana untuk menghasilkan air yang tidak mengandung garam. Berikut beberapa alternatif cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan air : 1. Saringan Kain Katun. Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.

2. Saringan Kapas Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.

3. Aerasi Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

4. Saringan Pasir Lambat (SPL) Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil. Untuk keterangan lebih

lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Lambat (SPL).

5. Saringan Pasir Cepat (SPC) Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Cepat (SPC).

6. Gravity-Fed Filtering System Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari

Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.

7. Saringan Arang Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat lihat bentuk saringan arang yang direkomendasikan UNICEF pada gambar di bawah ini.

8. Saringan air sederhana / tradisional Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh dapat dilihat pada artikel saringan air sederhana.

9. Saringan Keramik Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir.

10. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan poripori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila

dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.

11. Saringan Tanah Liat. Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya. Lihat saringan keramik. Tips: Untuk menghasilkan air yang "lebih handal", anda dapat membuat saringan yang merupakan rangkaian dari beberapa jenis saringan air. Sebagai contoh, pertama kali air disaring menggunakan saringan kain (metode 1) atau saringan kapas (metode 2) terlebih dahulu. Setelah itu, lakukan aerasi bila memungkinkan, kemudian air disaring kembali dengan Saringan Pasir Cepat, Saringan Pasir Lambat (SPL) atau Saringan air Tradisional. Metode 9, 10, dan 11 hanya cocok untuk mendapatkan air dengan tujuan utama diminum. Walaupun demikian, untuk semua air bersih hasil saringan agar dimasak terlebih dahulu hingga mendidih, atau mungkin anda dapat menggunakan cara menghilangkan kuman / disinfeksi secara sederhana. Posted by Putriku at 11:46 PM 0 comments Labels: air bersih, alat sederhana, disinfeksi, metode sederhana, saringan air, teknologi tepat guna

Saringan Pasir Lambat (SPL)Saringan Pasir Lambat (SPL) alias Slow Sand Filter (SSF) sudah lama dikenal di Eropa sejak awal tahun 1800an. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, Saringan Pasir Lambat dapat digunakan untuk menyaring air keruh ataupun air kotor. Saringan Pasir Lambat sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih pada komunitas skala kecil atau skala rumah tangga. Hal ini tidak lain karena debit air bersih yang dihasilkan oleh SPL relatif kecil. Proses penyaringan pada Saringan Pasir Lambat dilakukan secara fisika dan biologi. Secara Fisika, partikel-partikel yang ada dalam sumber air yang keruh atau kotor akan tertahan oleh lapisan pasir yang ada pada saringan. Secara biologi, pada saringan akan terbentuk sebuah lapisan bakteri. Bakteri-bakteri

dari genus Pseudomonas dan Trichoderma akan tumbuh dan berkembang biak membentuk sebuah lapisan khusus. Pada saat proses filtrasi dengan debit air lambat (100-200 liter/jam/m2 luas permukaan saringan), patogen yang tertahan oleh saringan akan dimusnahkan oleh bakteri-bakteri tersebut. Secara umum skema dari Saringan Pasir Lambat dapat dilihat sebagai berikut :

Atau mungkin anda dapat memodifikasinya sehingga menjadi seperti gambar di bawah ini

Untuk perawatan saringan pasir lambat, secara berkala pasir dan kerikil harus selalu dibersihkan. Hal ini untuk menjaga agar kuantitas dan kualitas air bersih yang dihasilkan selalu terjaga dan yang terpenting adalah tidak terjadi penumpukan patogen / kuman pada saringan. Untuk mendapatkan hasil air bersih yang lebih maksimal baik kualitas maupun kuantitasnya, anda dapat menggabungkan atau mengkombinasikan saringan pasir lambat ini dengan berbagai jenis metode penyaringan air sederhana lainnya. Adapun untuk disinfeksi / penghilangan kuman yang terkandung dalam air dapat menggunakan menggunakan berbagai cara seperti khlorinasi, brominasi, ozonisasi, penyinaran ultraviolet ataupun menggunakan aktif karbon. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya air hasil penyaringan dimasak terlebih dahulu hingga mendidih sebelum dikonsumsi atau anda

mungkin dapat menggunakan cara disinfeksi / menghilangkan kuman pada air secara sederhana lainnya.

Posted by Putriku at 11:34 PM 0 comments Labels: air bersih, alat sederhana, pengolahan limbah cair, saringan, saringan air, saringan air sederhana, saringan pasir

Cara Sederhana Menghilangkan Kuman dari Air MinumAir bersih yang kita dapat dari PAM/PDAM/ledeng, sumur ataupun saringan air yang kita miliki mungkin akan terlihat bening, tidak berasa dan tidak berbau, tetapi hal itu tidak menandakan bahwa air tersebut bersih dari kuman penyakit. Sebelum dikonsumsi, sebaiknya kita harus memastikan bahwa air yang akan kita konsumsi terbebas dari kuman penyakit. Disinfeksi atau menghilangkan kuman dari air minum sangat penting dilakukan agar kuman tersebut tidak masuk ke dalam tubuh kita. Ada berbagai cara untuk melakukan disinfeksi atau menghilangkan kuman penyakit dari air yang akan kita konsumsi. Selengkapnya sebagai berikut :

1. Memanaskan atau memasak air Pasteurisasi atau pemanasan untuk air yang akan dikonsumsi pada suhu / temperatur 55C - 60C selama sepuluh menit akan mematikan sebagian besar patogen atau kuman penyakit yang ada/terkandung di dalam air. Cara yang lebih efektif adalah memasak atau merebus air yang akan kita konsumsi hingga mendidih. Cara ini sangat efektif untuk mematikan semua patogen yang ada dalam air seperti virus, bakteri, spora, fungi dan protozoa. Lama waktu air mendidih yang dibutuhkan adalah berkisar 5 menit, namun lebih lama lagi waktunya akan lebih baik, direkomendasikan selama 20 menit. Walaupun mudah dan sering kita gunakan, kendala utama dalam memasak air hingga mendidih ini adalah bahan bakar, baik itu kayu bakar, briket batubara, minyak tanah, gas elpiji ataupun bahan bakar lainnya.

2. Radiasi dan Pemanasan Dengan Menggunakan Sinar Matahari Proses radiasi ultra violetdan pemanasan air dengan menggunakan sinar matahari ini dapat dilakukan dengan bantuan wadah logam ataupun botol transparan. Botol transparan yang digunakan umumnya adalah botol plastik. Botol kaca dapat digunakan tetapi memiliki kelemahan mudah pecah, lebih berat dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pemanasan. Oleh karena itu gunakanllah botol kaca yang dapat ditembus oleh sinar ultra violet. Untuk mengantisipasi bahaya dari pemakaian plastik, sebaiknya gunakan botol plastik dengan nomor logo daur ulang 1 atau PETE/PET (polyethylene terephthalate), atau lebih baik lagi bila anda memiliki botol bernomor 5 atau PP (polypropylene). Keterangan lebih lanjut mengenai jenis plastik tersebut dapat anda lihat padanomor jenis plastik daur ulang.

Untuk mempercepat proses radiasi dan pemanasan botol transparan tersebut dicat hitam pada salah satu sisinya (50% dari permukaan botol) atau diletakkan pada permukaan media yang berwarna gelap yang dapat mengumpulkan dan menimbulkan radiasi panas. Pada kondisi demikian, setelah diletakkan selama beberapa jam (5-6 jam untuk keadaan cerah) air di dalam botol tersebut akan dapat mencapai 55C (mencapai suhu pasteurisasi) sehingga patogen yang ada dalam air dapat dieliminir. Untuk hasil yang lebih baik lagi, sebelum dijemur lakukan proses aerasi dengan mengocok botol terlebih dahulu setelah itu botol diletakkan pada permukaan metal seperti atap seng.

3. Air Perasan Jeruk Nipis Cara ini efektif untuk mengatasi virus kolera. Dengan menambahkan air jeruk nipis hingga mencapai 1-5% dari air yang hendak dikonsumsi dapat menurunkan pH air di bawah 4,5. Pada tahap ini virus kolera dapat dikurangi hingga hampir 100%. Selain itu dari hasil penelitian, pertumbuhan virus kolera pada nasi dapat ditahan dengan menggunakan air jeruk nipis pada saat dimasak. Kelemahan dari cara ini adalah bila campuran air perasan jeruk nipis terlalu banyak akan dapat merubah rasa air.

Posted by Putriku at 11:21 PM 0 comments Labels: air bersih, botol, disinfeksi air, kuman, memasak air, sinar matahari, ultra violet

Mendapatkan Air Bersih dari Air Laut / Air Asin Melalui Proses / Cara Distilasi SederhanaCara paling mudah mendapatkan air bersih dari air sumur, air hujan ataupun air sungai adalah mendapatkan saringan air. Walaupun demikian, saringan air sederhana pada umumnya tidak akan mampu untuk mengatasi masalah kandungan garam yang ada dalam air baku / sumber air yang kita miliki. Untuk mengatasi masalah kandungan garam atau rasa asin tersebut dapat menggunakan cara distilasi sederhana. Air bersih yang dihasilkan dari proses distilasi didapatkan dengan jalan melakukan penguapan terhadap

air sumber / air baku. Cara ini efektif untuk menghilangkan garam yang menyebabkan rasa asin pada air. Ada dua cara sederhana dalam membuat alat distilasi air ini, yakni menggunakan panas buatan yang dihasilkan oleh kompor atau menggunakan sinar matahari. Stove-top still merupakan model sederhana untuk alat distilasi dengan menggunakan kompor. Pertamatama kompor memanaskan air yang ada sebuah belanga. Pemanasan tersebut akan menghasilkan uap panas yang akan dipakai untuk memanaskan belanga kedua yang berisi air sumber yang nantinya akan berisi air bersih. Pemanasan pada belanga kedua juga akan memicu munculnya uap air dari air sumber. Butiran-butiran uap air ini akan tertahan poleh membran plastik dan akhirnya akan jatuh pada wadah air bersih yang terletak ditengah-tengah belanga kedua. Untuk lebih lengkapnya lihat gambar dibawah ini.

Adapun cara yang kedua adalah menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan uap air. Butiran uapuap air tersebut kemudian akan tertahan pada kaca tembus pandang. Setelah butiran semakin banyak, maka akan berubah menjadi tetesan air yang akan ditahan oleh palung/talang air yang akan mengarahkan butiran air ke dalam wadah untuk penampungan air bersih. Ada berbagai cara distilasi menggunakan sinar matahari ini yang selengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Dari kedua cara tersebut tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dengan menggunakan kompor tentunya tidak akan terpengaruh oleh perubahan cuaca (misal langit sedang mendung ataupun hujan). Sedangkan dengan menggunakan sinar matahari tentunya lebih hemat bahan bakar atau bahkan dengan kata lain tidak memerlukan biaya tambahan untuk membeli bahan bakar. Sekalipun air yang dihasilkan dari proses distilasi adalah hasil dari penguapan. sebaiknya air tersebut sebelum dikonsumsi dimasak hingga mendidih terlebih dahulu atau setidaknya dilakukan proses disinfeksi / menghilangkan kuman secara sederhana terlebih dahulu. Hal ini untuk menjaga kebersihan dan kualitas air yang sedikit banyak terpengaruh pada saat penampungan / penyimpanan air hasil destilasi. Posted by Putriku at 10:54 PM 0 comments Labels: air bersih, alat sederhana, distilasi, kegunaan plastik, saringan air asin, saringan air sederhana

Tuesday, April 21, 2009

Saringan Air TradisionalBila anda mengalami masalah karena air di rumah anda cuma sedikit keruh, tentu anda dapat mengatasinya dengan menggunakan metode penyimpanan air untuk mendapatkan air bersih. Tetapi jika mungkin karena rumah anda dulunya adalah sawah atau dekat dengan sungai/pabrik sehingga airnya pun ternyata lebih keruh, kotor, kuning, coklat, atau bahkan mungkin air dapat berwarna hitam dan memiliki bau tak sedap maka anda dapat menggunakan bahan kimia seperti "AGS" atau tawas, atau mungkin menggunakan bahan koagulan alami seperti bubuk dari biji daun kelor atau mungkin juga dengan menggunakan saringan. Dari hasil pertimbangan saya sendiri, untuk jangka panjang penggunaan saringan air akan lebih baik daripada menggunakan bahan campuran kimia / alami. Tentunya yang menjadi pertimbangan adalah selama air sumber yang kita miliki belum tercemar oleh limbah kimia berbahaya, air yang keruh, kotor ataupun berbau masih dapat diatasi. Jika memiliki cukup uang, anda dapat mencoba menggunakan saringan bermerk seperti ditempat / depo pengisian air minum isi ulang. Jika tidak, mungkin membuat saringan air sederhana dapat menjadi salah satu alternatif yang patut dipertimbangkan. Untuk pembuat saringan air sederhana anda dapat menggunakan cadas, tanah liat, bambu dan arang aktif, ataupun saringan ijuk+pasir+dst. Untuk saringan dari cadas dan tanah liat. Bagus sih sebab air yang dihasilkan dapat dikonsumsi, tapi dengan cara pembuatannya yang susah dan debit air hasil penyaringan yang kecil, saringan ini bukan pilihan utama bagi saya. Selanjutnya saringan bambu, walaupun bambu mudah didapat, tetapi butuh keahlian khusus untuk bekerja dengan bambu.

Pilihan terakhir adalah membuat saringan tradisional dengan menggunakan injuk+arang+pasir+kerikil+batu. Cara membuat saringan ini cukup mudah. Saringan dimulai dengan membuat lapisan pasir, ijuk, arang aktif, pasir dan batu. Hasilnya?? sangat TIDAK mengecewakan. air yang tadinya keruh, kuning atau bahkan hitam bercampur bau sekalipun akan menjadi jernih dan tanpa bau setelah melewati saringan ini. Untuk media tempat saringan anda dapat menggunakan bahan dari tong, drum, ember, ataupun sambungan kaleng / sambungan botol plastik. Sedangkan ukuran lapisan saringan anda dapat sesuaikan dengan masalah yang anda hadapi. Semakin bau air sumber yang didapat, sebaiknya semakin tebal lapisan arang yang digunakan. sebab salah satu kegunaan arang dalam saringan air ini adalah untuk menghilangkan bau. Bila masalah yang anda hadapi cukup berat karena sumber air yang anda miliki sudah terlalu parah, anda dapat mencoba dengan menambahkan satu buah lapisan batu zeolit. Pada mulanya air yang dihasilkan tidak terlalu jernih, tapi lama kelamaan 10 menit kemudian akan menjadi jernih. Sedangkan untuk debit air yang dihasilkan, hasilnya akan tergantung pula pada ukuran saringan dan keran/saluran tempat keluarnya air bersih.

Untuk perawatan saringan air sederhana tersebut, bersihkanlah saringan air tersebut secara rutin setiap 2-3 bulan sekali terutama bila debit air yang keluar semakin kecil atau bila kualitas air yang dihasilkan mulai berkurang (menjadi keruh). Cara membersihkannya pun cukup dengan mengeluarkan semua isi saringan (injuk, pasir, kerikil, dsb) lalu cuci bersih semuanya dan jemur hingga kering. Bila telah kering masukkan kembali bahan-bahan tersebut ke dalam saringan seperti semula. Untuk menjaga kualitas saringan air, gantilah injuk yang digunakan paling lama setiap 6 bulan sekali. Untuk melihat berbagai jenis saringan sederhana lainnya dapat anda lihat di kumpulan teknik penyaringan air sederhana.

[BIJI KELOR] PENGGANTI KAPORITSesuai anjuran pemerintah dan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat, air yang tercemar diberi kaporit untuk menetralkan, tapi ternyata banyak yang tetap tidak mempan. Selain itu air yang diberi kaporit biasanya akan membuat tubuh tidak nyaman. Kulit dan rambut akan terasa kering, bahkan dalam jangka panjang akan menstimulan penyakit ginjal. Dari sisi lingkungan atau ekologis, pemakaian kaporit yang secara terus menerus akan mematikan ekosistem sungai bila limbahnya dibuang ke sana. Hal tersebut bisa dicoba dengan misalnya menaruh ikan pada air berkaporit, dalam beberapa waktu ikan tersebut akan mati. Begitu juga dengan tanaman, air berkaporit yang digunakan untuk menyiram tanaman akan membuat tanaman menjadi tidak sehat. Pusat-pusat pengolahan air perkotaan atau municipal water treatment dengan skala besar mengolah air dengan cara menambahkan senyawa kimia penggumpal (coagulants) ke dalam air kotor yang akan diolah. Dengan cara tersebut partikel-partikel yang berada di dalam air akan menjadi suatu gumpalan yang lebih besar lalu mengendap. Baru kemudian air di bagian atas yang bersih dipisahkan untuk digunakan keperluan sehari-hari. Namun demikian, zat kimia penggumpal yang baik tidak mudah dijumpai di berbagai daerah terpencil. Andaipun ada pasti harganya tidak terjangkau oleh masyarakat. Salah satu alternatif yang tersedia secara lokal adalah penggunaan koagulan alami dari tanaman yang barangkali dapat diperoleh di sekitar kita. Penelitian dari The Environmental Engineering Group di Universitas Leicester, Inggris, telah lama mempelajari potensi penggunaan berbagai koagulan alami dalam proses pengolahan air skala kecil, menengah, dan besar. Penelitian mereka dipusatkan terhadap potensi koagulan dari tepung biji tanaman Moringa oleifera. Tanaman ini mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam air. Tanaman tersebut banyak tumbuh di India bagian utara, tetapi sekarang sudah menyebar ke mana-mana ke seluruh kawasan tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia tanaman tersebut dikenal sebagai tanaman kelor dengan daun yang kecil-kecil. Proses pembersihan tersebut menurut hasil penelitian yang telah dilaporkan mampu memproduksi bakteri secara luar biasa, yaitu sebanyak 90-99,9% yang melekat pada partikelpartikel padat, sekaligus menjernihkan air, yang relatif aman (untuk kondisi serba keterbatasan) serta dapat digunakan sebagai air minum masyarakat setempat. Penelitian lain mengatakan serbuk bijinya mampu membersihkan 90 persen dari total bakteri E. Coli dalam seliter air sungai

dalam waktu 20 menit. Selain itu biji kelor bisa dimanfaatkan sebagai bahan koagulan (bioflokulan) sewaktu mengolah limbah cair pabrik tekstil. Hasilnya terjadi degradasi warna hingga 98 persen penurunan BOD 62 persen, dan kandungan lumpur 70 ml per liter. Proses Pemanfaatannya bisa dilihat pada gambar berikut :

Diolah dari berbagai sumberLike Be the first to like this post.

Bagaimana menjernihkan air dengan Biji Kelor? Menjernihkan air dengan biji kelor juga termasuk penjernihan secara kimia, karena tumbukan halus biji kelor yang dimasukkan dalam air keruh akan membentuk gumpalan, pada kotoran yang terdapat di air yang dijernihkan. Kelor adalah tanaman polong-polongan, dengan daun majemuk. Kelor banyak di jumpai di sekitar lapangan main bola di pakjo, di semak pinggiran jalan, dan juga di dekat tempat penampungan sampah sementara. Caranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ambil biji kelor sesuai dengan kebutuhan Kupas buah kelor, keluarkan bijinya dan bersihkan. Biji yang sudah dibersihkan di bungkus dengan kain Kemudian tumbuk biji kelor yang masih terbungkus kain sampai halus Beri sedikit air hingga biji kelor menjadi pasta Campurkan biji kelor yang sudah halus dan berbentuk pasta dengan air yang akan dijernihkan

Perbandingannya 1 biji kelor : 1 liter air Aduk dengan cepat 55-60 putaran/menitKemudian aduk secara perlahan dengan kecepatan 15-20 putaran/menit selama 5 menitKemudian, endapkan air selama 1-2 jam. Semakin lama pengendapan, maka air akan semakin jernihKemudian pisahkan air jernih dari endapan secara perlahan dengan menuangkan air jernih kedalam wadah yang lain.

Lakukan pelan-pelan agar endapan tidak naik ke permukaan lagi. Untuk mengahasilkan hasi terbaik, tumbuklah biji kelor sampai sangat halus, bila tidak, maka proses penggumpalan kotoran tidak berjalan dengan baik. Nah. adik-adik sekalian Dengan menggunakan biji kelor ini, kesehatan air tidak terganggu, dan layak kita konsumsi, bahkan kuman akan berkurang, cepat mendidih, zat organiknya juga berkurang sehingga tidak menyebabkan pencemaran. Dan yang paling penting kita mudah membuatnya, dan bahan nya juga tersedia banyak. Adik-adik bisa tetap meminum air yang sehat meskipun dalam musim kering seperti sekarang. Tapi harus diingat, air yang dijernihakn menggunakan biji kelor ini hanya untuk pemakaian yang sedikit saja, karena air yang sudah di jernihkan hari ini dengan biji kelor, esoknya sudah tidak baik lagi untuk digunakan. Silahkan bantu ayah dan ibu di rumah dengan menjernihkan air, ayah dan ibu akan sangat bangga pada kalian. Selamat mencoba yach