pengolahan air untuk industri keramik

4
PENGOLAHAN AIR UNTUK INDUSTRI KERAMIK “PENGOLAHAN CLAY” Gambar 1. Proses pengolahan air pada bahan baku pembuatan keramik “clay” TREATMENT PROCESSES: Crude kaolin dengan ukuran partikel yang tidak seragam di alirkan ke dalam vibrating feeder. Ukuran partikel besar dapat

Upload: edwin

Post on 13-Apr-2016

242 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

composite

TRANSCRIPT

Page 1: Pengolahan Air Untuk Industri Keramik

PENGOLAHAN AIR UNTUK INDUSTRI KERAMIK “PENGOLAHAN CLAY”

Gambar 1. Proses pengolahan air pada bahan baku pembuatan keramik “clay”

TREATMENT PROCESSES:

Crude kaolin dengan ukuran partikel yang tidak seragam di alirkan ke dalam vibrating

feeder. Ukuran partikel besar dapat langsung dimasukkan dalam pebble mill, sedangkan ukuran

partikel kaolin yang kecil akan dimasukkan ke dalam flocculating agent, dimana dalam alat ini

ditambahkan air dengan jumlah tertentu (adanya mixing process), dengan tujuan agar partikel

Page 2: Pengolahan Air Untuk Industri Keramik

koloid mengalami penggumpalan. Syaratnya adalah gaya tolak – menolak antar partikel harus

kecil agar partikel mengalami destabilisasi. Setelah partikel terflokulasi, kemudian dimasukkan

ke dalam deflocculating agent agar partikel yang terflokulasi mengalami pembesaran ukuran

flok.

Flok dengan ukuran besar kemudian digiling menggunakan pebble mill, hasil output

pebble mill, kemudian di klasifikasi menggunakan classifier (memperoleh ukuran seragam).

Untuk partikel dengan ukuran besar (4 mesh), disaring menggunakan trommels screen,

sedangkan partikel berukuran 60 mesh disaring menggunakan saringan yang sama. Hasil

keluaran kedua trommels screen akan dialirkan sebagian kedalam flotation cells, sebagian

dialirkan dalam hydro separator untuk dilakukan proses pengendapan. Partikel kaolin (padat)

dimasukkan dalam thickener I. hasil endapan dalam thickener I, kemudian dialirkan dalam

thickener II.

air hasil limpahan dari thickener I dan II, dimana sebagian kecil, partikel padatan masih

terikut dengan cairan akan dipisahkan menggunakan magnetic separatory. Hasil keluaran pada

magnetic separatory akan diayak menggunakan 200 mesh screen. Hasil atas akan dialirkan ke

flotation cells, sedangkan hasil bawah akan dialirkan menuju thickener III. di dalam flotation

cells, kaolin direaksikan menggunakan reagen menghasilkan mika (dimana produk ini terapung

dalam fluida cair, yang kemudian diambil untuk dilakukan proses pengeringan), sedangkan hasil

bawahnya berupa air.

Hasil bawah berukuran < 200 mesh akan diumpankan ke thickener III untuk proses

pengendapan lanjut, bersama dengan cairan output dari flocculating agents. Hasil output

(endapan) dialirkan ke slip tank, kemudian diumpankan ke pressure tank yang diberi udara 110

lb. dan sebagian dialirkan kembali ke slip tank. Hasil bawah yang berupa endapan dan air dengan

kadar tertentu, kemudian akan disaring. Hasil filtrate akan dilakukan proses pengeringan dengan

steam yang didapatkan bagging storage shipment, sedangkan air hasil filtrate yang mengandung

kaolin sedikit akan diumpankan kembali menuju ke thickener III.

PENDAHULUAN

Clay adalah kombinasi satu atau lebih mineral tanah lempung dengan sedikit oksida

logam dan bahan organik, secara kamus geologi deposit clay (deposit lempung) adalah yang

banyak mengandung senyawa mineral phyllosilicate. Meneral lempung terbentuk dari pengaruh

cuaca pada waktu yang lama, dengan kenampakan lapisan silicate, dengan `sedikit kosentrasi

Page 3: Pengolahan Air Untuk Industri Keramik

dari asam karbonat, dan solven (asam dan terbentuk dari pengaruh kelarutan batuan, dengan

proses leaching (ekstraksi) maka mineral terlarut membentuk solven bersifat asam) lain yang

terikut.

Mekanisme pembentukan lempung dimulai dengan terbentuknya kaolin kemudian diikuti

pembentukan lapisan sekunder. Lapisan sekunder ini bisa berasal dari proses erosi ditempat lain

yang terbawa oleh air.