pengisian - bigtataruang.big.go.id/modules/pustaka/peraturan perundangan... · 2021. 2. 10. ·...
TRANSCRIPT
`
Pengisian
“Without data you're
just another person
with an opinion”
~W. Edwards Deming~
ii | Panduan Pengisian Basis Data
Tim Studio Peta Ditjen Tata Ruang
Panduan Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang
© Pemegang Copyright Tim Studio Peta
Diproduksi : Tim Studio Peta Ditjen Tata Ruang
Pengarah : Dr. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM (Dirjen Tata Ruang)
Penanggung Jawab : Dr. Hardian, S.H., M.M; Ir. Dwi Hariyawan S., M.A;
Ir. Sufrijadi, MA; Reny Windyawati, S.T., M.Sc;
Dr. Eko Budi Kurniawan, ST, M.Sc
Penyusun : Hendro Pratikno, S.Si, M.T; Bintang Aulia Pradnya
Paramita, S.Si, M.Sc; Adhelina Rinta Iswari, S.T;
George Emile Dom, S.Si; Ristya Farah Mufida, S.Si;
Al Fidiashtry, S.Si; Julham Maulana, S.Si; Fahreza, S.Si;
Novida Dara Rezita, S.Si; Wening Yashinta, S.Si;
Muhammad Fuad Hasan, S.Si; Moch. Fajar Ismawan, S.Si;
Ayu Sekar Mawarni, S.Si; Deni Oktarian, S.Si;
Nadzira Fadhilah, S.Si; Mega Dharma Putra, S.Si;
Khairina Septianti, S.Si
Editor : Hendro Pratikno, S.Si, M.T; Bintang Aulia Pradnya
Paramita, S.Si, M.Sc
Cetakan Pertama, 2020
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG, KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA
RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Hak cipta dilindungi undang-undang
Panduan Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang
– Cet. 1 –
Jakarta: Tim Studio Peta, Ditjen Tata Ruang
IX + 111 hlm, 8.5 in x 11 in
Panduan Pengisian Basis Data | iii
SAMBUTAN
Assalamualaikum Wr. Wb.,
Penyusunan basis data peta rencana tata ruang merupakan amanah Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pembinaan Penataan Ruang pasal 13 ayat
(2) huruf g, dimana disebutkan “Pembinaan Penataan Ruang dilaksanakan
melalui penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat.”
Penyebarluasan informasi tata ruang kepada masyarakat memiliki manfaat dan
konsekuensi, dimana masyarakat menjadi lebih pintar dalam mengenal tata
ruang di lingkungannya, namun di sisi lain kita sebagai penyedia data juga harus
dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat.
Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Basis
Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota diharapkan dapat mewujudkan
penyusunan dan operasionalisasi rencana tata ruang yang didukung basis data
yang terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dibagipakaikan, dan
terintegrasi.
Buku Panduan Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang disusun sebagai
instrumen pendamping Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2020 yang diperuntukkan bagi tim
penyusun dan evaluator peta rencana tata ruang.
Akhir kata, saya berharap buku panduan ini dapat mendukung kegiatan
penyusunan rencana tata ruang demi mewujudkan ruang yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan.
Semoga buku panduan ini bermanfaat bagi banyak pihak.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Dr. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM
Direktur Jenderal Tata Ruang
iv | Panduan Pengisian Basis Data
KATA PENGANTAR
Penyusunan basis data peta rencana tata ruang melalui sebuah proses yang
panjang. Buku Panduan Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang dibuat
sebagai panduan yang bersifat detail dan teknis untuk pengisian basis data peta
rencana tata ruang di tingkat pusat maupun daerah.
Penyusunan rencana tata ruang membutuhkan kerja sama berbagai pihak.
Mengingat data rencana tata ruang memiliki beragam permasalahan seperti
perbedaan manajemen data spasial yang tidak seragam dan ketidaksinkronan
informasi antara data spasial dengan batang tubuh peraturan perundang-
undangan, maka diperlukan metode yang tepat untuk mendapatkan solusinya.
Mendukung revolusi industri 4.0, basis data peta rencana tata ruang berperan
sebagai benang emas untuk menghubungkan dan mengintegrasikan data antar
sektor. Penggunaan basis data diperlukan dalam proses perencanaan, pelaksanaan
dan monitoring pembangunan nasional agar menghasilkan informasi geospasial
yang tepat, akurat, dan terstandar menggunakan satu sistem referensi sehingga
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Buku Panduan Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang diawali dengan
pendahuluan serta konsep dasar basis data peta rencana tata ruang agar terbentuk
pemahaman yang sama di kalangan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat
sebagai penyusun rencana tata ruang. Selanjutnya terdapat bagian mengenai
teknik pengisian basis data peta rencana tata ruang dengan muatan: (1) format dan
teknik pengisian informasi ke dalam basis data peta rencana tata ruang; (2) konsep
relasi spasial dan aturan khusus simbol titik pada Pola Ruang; (3) aturan
pengecekan dan perbaikan topologi; dan (4) daftar geoportal Kementerian/
Lembaga.
Buku panduan ini diharapkan dapat mempermudah tim penyusun rencana tata
ruang dalam pengimplementasian Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2020 guna
mewujudkan operasional penyusunan rencana tata ruang yang terpadu, mudah
diakses, dan terintegrasi.
Tim Studio Peta
Panduan Pengisian Basis Data | v
DAFTAR ISI
SAMBUTAN .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1. Dasar Hukum ............................................................................................. 1
2. Latar Belakang Basis Data .......................................................................... 1
3. Peran dan Fungsi Basis Data ...................................................................... 4
4. Sasaran Pengguna ...................................................................................... 5
BAB II KONSEP BASIS DATA PETA RENCANA TATA RUANG ................................ 7
1. Kedudukan Basis Data dalam Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang ....... 7
2. Konsep Basis Data Peta Rencana Tata Ruang ............................................. 9
3. Perbandingan Muatan Rencana Tata Ruang ............................................. 15
4. Ketelitian Informasi Spasial Penataan Ruang ............................................ 21
5. Konsep Relasi Spasial Data Peta Rencana Tata Ruang .............................. 22
BAB III TEKNIK PENGISIAN BASIS DATA PETA RENCANA TATA RUANG ............ 23
1. Format Basis Data Peta Rencana Tata Ruang ........................................... 23
2. Pengisian Informasi ke dalam Basis Data Peta Rencana Tata Ruang ......... 24
A. Load Data ............................................................................................ 24
B. Join and Relate .................................................................................... 26
3. Teknik Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang ............................ 29
A. Pengisian Nama Objek ......................................................................... 29
B. Pengisian Klasifikasi Turunan Unsur ................................................... 30
C. Pengisian Separasi Wilayah Perencanaan dan Wilayah Administrasi ... 50
D. Pengisian Ketentuan Khusus ............................................................... 52
E. Pengisian Teknik Pengaturan Zonasi ................................................... 58
vi | Panduan Pengisian Basis Data
F. Pengisian Keterangan Tambahan ........................................................ 59
G. Pengisian Holding Zone ........................................................................ 60
4. Ketentuan Simbol Titik dalam Pola Ruang ................................................ 61
5. Relasi Spasial Basis Data Peta Rencana Tata Ruang ................................ 62
A. Aturan Relasi Spasial yang Harus Berdampingan untuk RTRW Provinsi,
Kabupaten/Kota dan RDTR ................................................................. 62
B. Aturan Relasi Spasial yang Tidak Boleh Berdampingan untuk RTRW
Provinsi, Kabupaten/Kota dan RDTR .................................................. 80
6. Aturan Pengecekan dan Perbaikan Topologi ............................................. 83
A. Pembentukan dan Validasi Topologi .................................................... 83
B. Aturan Topologi Geometri Poligon ....................................................... 86
C. Aturan Topologi Geometri Garis .......................................................... 88
D. Aturan Khusus Mark as Exception pada Geometri Garis ...................... 94
7. Daftar Geoportal Kementerian/Lembaga .................................................. 94
FAQ .................................................................................................................. 100
GLOSARIUM ..................................................................................................... 109
Panduan Pengisian Basis Data | vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I-1 Perbedaan Manajemen Data Spasial dalam Tabel Atribut dan
Nomenklatur ...................................................................................... 2
Gambar I-2 Ketidaksinkronan Informasi yang Ditemukan ..................................... 3
Gambar I-3 Peranan dan Fungsi Basis Data di Era Digitalisasi ............................. 4
Gambar II-1 Pembagian Kewenangan Standar Peta Rencana Tata Ruang .............. 7
Gambar II-2 Alur Pemanfaatan Data Rencana Tata Ruang dalam Era Digital ........ 8
Gambar II-3 Proses Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang .................................. 9
Gambar II-4 Konsep Basis Data RTRW dan RDTR ............................................... 10
Gambar II-5 Contoh Kolom Atribut Basis Data Pola Ruang RTRW Provinsi,
Kabupaten/Kota dan RDTR ............................................................. 14
Gambar II-6 Contoh Konsep Relasi Spasial Peta Rencana Tata Ruang ................ 22
Gambar III-1 Pilihan Kelas Fitur dan Data Loader ............................................... 25
Gambar III-2 Pilihan Kelas Fitur dan Load Data .................................................. 25
Gambar III-3 Load All Data or Query .................................................................... 26
Gambar III-4 Opsi Joins and Relates ................................................................... 27
Gambar III-5 Menu Join ....................................................................................... 27
Gambar III-6 Tampilan Join Berhasil ................................................................... 28
Gambar III-7 Field Calculator ............................................................................... 28
Gambar III-8 Open Attribute Table ....................................................................... 29
Gambar III-9 Select Data ..................................................................................... 29
Gambar III-10 Memindah Data Tabular ke dalam Field ....................................... 30
Gambar III-11 Ilustrasi Slivers dan Blok yang Tidak Satu Hamparan .................. 52
Gambar III-12 Teknik Pengaturan Zonasi ............................................................ 59
Gambar III-13 Contoh Pengisian Basis Data Holding Zone ................................... 60
Gambar III-14 Contoh Simbologi Peruntukkan Holding Zone pada Legenda Peta
Rencana Pola Ruang .................................................................... 61
Gambar III-15 Membuat Topologi ........................................................................ 83
Gambar III-16 Memilih Kelas Fitur yang akan Ditopologi .................................... 84
Gambar III-17 Memasukkan Aturan Topologi ...................................................... 84
Gambar III-18 Kotak Dialog Setelah Aturan Topologi Dimasukkan ...................... 85
Gambar III-19 Kotak Dialog Validasi Topologi ...................................................... 85
Gambar III-20 Tampilan Properties File Topologi ................................................. 86
Gambar III-21 Ringkasan Error Topologi .............................................................. 86
Gambar III-22 Perbaikan Kesalahan Overlap pada Poligon .................................. 87
viii | Panduan Pengisian Basis Data
Gambar III-23 Perbaikan Kesalahan Gap yang dapat Di-Mark as Exception pada
Poligon ........................................................................................ 87
Gambar III-24 Perbaikan Kesalahan Dangles pada Poligon ................................. 88
Gambar III-25 Tampilan Proses Extend ............................................................... 89
Gambar III-26 Tampilan Proses Trim ................................................................... 89
Gambar III-27 Tampilan Proses Simplify ............................................................. 90
Gambar III-28 Hasil Split Garis ........................................................................... 91
Gambar III-29 Jendela Identify ........................................................................... 92
Gambar III-30 Tampilan Kotak Dialog Subtract ................................................... 93
Panduan Pengisian Basis Data | ix
DAFTAR TABEL
Tabel II-1 Penjelasan Terkait Konsep Basis Data Peta RTRW dan RDTR .............. 11
Tabel II-2 Aturan Pengisian Basis Data Peta RTR ................................................ 15
Tabel II-3 Perbandingan Muatan Rencana Tata Ruang ........................................ 16
Tabel II-4 Tingkat Resolusi Satelit ....................................................................... 21
Tabel III-1 Contoh Turunan Unsur ...................................................................... 31
Tabel III-2 Kodefikasi Nomenklatur Pola Ruang RTRW dan RDTR ....................... 32
Tabel III-3 Kodefikasi Nomenklatur Struktur Ruang RTRW dan RDTR ................ 37
Tabel III-4 Pengisian Sparasi Wilayah Perencanaan dan Wilayah Administrasi .... 51
Tabel III-5 Pengisian Ketentuan Khusus .............................................................. 53
Tabel III-6 Contoh Pengisian Atribut pada Kelas Fitur Tambahan Titik di dalam
Dataset Pola Ruang ............................................................................ 62
Tabel III-7 Aturan Relasi Spasial yang Harus Berdampingan ............................... 63
Tabel III-8 Relasi Spasial yang Harus Berdampingan .......................................... 64
Tabel III-9 Aturan Relasi Spasial yang Tidak Boleh Berdampingan ...................... 80
Tabel III-10 Relasi Spasial yang Tidak Boleh Berdampingan ................................ 81
Tabel III-11 Tabel Tipologi Jaringan yang Diperbolehkan Bertampalan ............... 94
Tabel III-12 Daftar Geoportal Kementerian/Lembaga .......................................... 95
1 | Panduan Pengisian Basis Data
BAB I
PENDAHULUAN
“Standar dibuat bukan untuk menghilangkan
keberagaman, namun untuk menyamakan
persepsi perencanaan”
Dasar Hukum
Buku panduan pengisian basis data peta rencana tata ruang ini didasarkan
pada peraturan sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
c. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana
Tata Ruang
e. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
f. Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota
g. Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota
h. Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota.
Latar Belakang Basis Data
Kebutuhan informasi geospasial yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan merupakan tuntutan dari kebutuhan pembangunan
nasional. Rencana tata ruang sebagai panglima dalam pelaksanaan program-
Panduan Pengisian Basis Data | 2
program pembangunan nasional harus memiliki kualitas data yang baik. Data
rencana tata ruang perlu memiliki validitas, akurasi, konsistensi, kelengkapan dan
aktualitas yang berperan dalam pengambilan keputusan strategis.
Peningkatan kinerja dan kontrol kualitas penataan ruang membutuhkan
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) untuk menyelesaikan permasalahan
tata ruang. Adapun permasalahan tersebut berupa:
a. Perbedaan manajemen data spasial yang mencakup nomenklatur, format
penyimpanan file peta, penyajian tabel atribut, folderisasi peta, dan
kodefikasi yang digunakan;
Gambar I-1 Perbedaan Manajemen Data Spasial dalam Tabel Atribut dan Nomenklatur
3 | Panduan Pengisian Basis Data
b. Ketidaksinkronan informasi antara data spasial, batang tubuh pada
peraturan perundang-undangan dengan lampiran peta rencana tata ruang.
Salah satu langkah dalam mengimplementasikan NSPK bidang penataan
ruang adalah dengan diterbitkannya Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 14
Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota. Mengingat pentingnya data tata ruang sebagai salah satu
informasi geospasial, maka basis data peta RTR disusun untuk menjadi sistem
penyimpanan data spasial yang terstruktur dalam bentuk format baku pada media
digital. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pencarian, pengelolaan, dan
penggunaan informasi data spasial RTR.
Gambar I-2 Ketidaksinkronan Informasi yang Ditemukan
Panduan Pengisian Basis Data | 4
Peran dan Fungsi Basis Data
Mendukung revolusi industri 4.0, basis data peta RTR berperan sebagai
benang emas untuk menghubungkan dan mengintegrasikan data antar sektor.
Salah satu peran basis data dalam pemanfaatan ruang adalah perizinan investasi
terpadu secara elektronik atau Online Single Submission (OSS). Kemampuan
manajemen basis data peta RTR yang berkualitas dan telah memiliki kepastian
hukum berkontribusi terhadap tata kelola data geospasial. Perkembangan
teknologi dalam pengelolaan data geospasial mengarah dari Kebijakan Satu Peta
menuju Satu Data Indonesia yang memiliki konsep Internet of Things (IoT), Big Data,
Cloud Computing, Machine Learning, dan Artificial Intelligence (AI). Momentum ini
melahirkan produk situs tata ruang yaitu GISTARU.
Gambar I-3 Peranan dan Fungsi Basis Data di Era Digitalisasi
Kunci keberlanjutan dalam keterbukaan informasi pada era digital adalah
dengan pendekatan data yang terintegrasi dan komprehensif yang melibatkan
semua pemangku kepentingan. Proses mewujudkan basis data peta RTR yang
berkualitas memerlukan kerja sama dari berbagai sektor untuk digunakan sebagai
input dan analisa data dalam proses penyusunan RTR. Input data harus
menggunakan sumber data yang akurat, mutakhir, dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan keluaran data RTR yang berkualitas
sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Proses kontrol kualitas dalam sistem
pengelolaan data mencakup standar data, data cleaning dan data decision.
Tujuan pembuatan standar basis data peta RTR bukan untuk membatasi
kreativitas maupun menghilangkan keberagaman yang ada di Indonesia,
melainkan untuk menyamakan persepsi dalam perencanaan tata ruang. Struktur
data yang teratur, kategori yang jelas, dan mudah diolah merupakan karakteristik
basis data peta RTR yang berfungsi untuk mengetahui keterkaitan atribut data,
proses query dan relasi spasial.
5 | Panduan Pengisian Basis Data
Sasaran Pengguna
Penyusunan Panduan Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang
adalah sebagai pendamping dalam memahami Peraturan Menteri ATR/KBPN
Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata
Ruang Kabupaten/Kota. Buku ini diperuntukkan bagi:
a. Tim penyusun rencana tata ruang, diutamakan untuk ahli GIS;
b. Evaluator pengecekan rencana tata ruang.
Panduan Pengisian Basis Data | 6
7 | Panduan Pengisian Basis Data
BAB II
KONSEP BASIS DATA PETA
RENCANA TATA RUANG
“Pembuatan peta rencana yang baik selalu
diiringi dengan penyimpanan dan pengolaan
basis data yang tepat.”
Kedudukan Basis Data dalam Penyusunan Peta Rencana
Tata Ruang
Basis data merupakan bagian dari pengaturan NSPK yang penting dalam
penyusunan peta RTR. Standar penyusunan peta RTR terdiri atas standar basis
data yang merupakan kewenangan Kementerian ATR/BPN dan standar penyajian
yang merupakan kewenangan BIG.
Gambar II-1 Pembagian Kewenangan Standar Peta Rencana Tata Ruang
Pengelolaan basis data pada Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian
ATR/BPN terbagi menjadi tiga, yaitu “Basis Data Penyusunan”, “Basis Data
Pengarsipan” dan “Basis Data Publikasi”. Penggunaan “Basis Data Penyusunan”
dilakukan pada proses penyusunan data RTR sebelum pengesahan dokumen.
Proses penyusunan peta RTR yang tidak menggunakan “Basis Data Penyusunan”
sejak awal, memerlukan penyesuaian format agar dapat masuk ke dalam “Basis
Data Pengarsipan”. Data yang tidak dapat disesuaikan akan disimpan dalam
Panduan Pengisian Basis Data | 8
penyimpanan offline dan tidak dapat masuk ke dalam “Basis Data Pengarsipan”
maupun diberbagipakaikan melalui aplikasi tata ruang.
Penggunaan “Basis Data Penyusunan” mempermudah pengerjaan peta RTR
dimana proses awalnya meliputi kompilasi dan penyusunan beberapa data yang
bersumber dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), citra satelit, dan/atau foto udara
hingga menjadi peta dasar dan peta tematik. Data dasar yang digunakan sebaiknya
sudah mendapat rekomendasi dari badan yang membidangi urusan bidang
geospasial, berupa berita acara atau surat rekomendasi yang menyatakan data
tersebut dapat digunakan sebagai dasar acuan penyusunan peta rencana tata
ruang. Untuk memperoleh rekomendasi tersebut, data akan dicek secara akurasi,
proyeksi, dan konsistensinya terhadap kenampakkan objek di lapangan, dalam hal
ini dapat menggunakan citra satelit, ataupun peta dasar dengan akurasi temporal
kurang dari dua tahun dan akurasi spasial menyesuaikan dengan tingkat
perencanaannya.
Kedudukan basis data dalam penyusunan peta RTR adalah sebagai media
penyimpanan data spasial. Di dalam basis data peta rencana tata ruang, termuat
data Pola Ruang, Struktur Ruang dan Kawasan Strategis untuk tingkat RTRW
Provinsi, Kabupaten dan Kota, sedangkan untuk tingkat RDTR memuat peta Pola
Ruang, Struktur Ruang dan Sub-BWP prioritas. Pembuatan album peta untuk
lampiran peraturan perundang-undangan harus bersumber dari data yang
terdapat dari basis data peta RTR. Hal ini diterapkan sebagai salah satu kontrol
kualitas untuk meminimalkan perbedaan data antara album peta dengan basis
data peta RTR dan batang tubuh yang termuat dalam peraturan perundang-
undangan.
Gambar II-2 Alur Pemanfaatan Data Rencana Tata Ruang dalam Era Digital
9 | Panduan Pengisian Basis Data
Konsep Basis Data Peta Rencana Tata Ruang
Basis data peta RTR menjadi salah satu acuan strategis terhadap
pembangunan nasional yang perlu bersinergi dengan data sektor lain. Proses
penyusunan peta rencana tata ruang memerlukan data sektor terbaru dengan
tingkat kedetailan skala yang menyesuaikan kebutuhan untuk peta RTR. Peta RTR
yang telah memiliki kepastian hukum akan tersimpan pada sistem informasi tata
ruang yang terhubung dengan berbagi pakai jaringan informasi geospasial. Salah
satu terobosan aplikasi yang telah menerapkan basis data peta RTR adalah
penggunaan peta RDTR sebagai dasar perizinan berusaha yang terintegrasi pada
sistem OSS.
Pada hakikatnya, penerapan basis data peta RTR adalah upaya
menerjemahkan aturan penting yang tercantum pada peraturan perundang-
undangan ke sistem penyimpanan yang terorganisasi sebagai bagian dari kontrol
Gambar II-3 Proses Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang
Panduan Pengisian Basis Data | 10
kualitas data RTR. Sistem penyimpanan yang terorganisasi pada struktur tertentu
memiliki konsep dasar basis data RTR sebagai berikut:
a. Pemahaman yang sama pada nomenklatur RTR sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Nomenklatur yang terdapat di daerah dikaji terlebih
dahulu dengan peraturan perundang-undangan dari sektor terkait,
kemudian disesuaikan mengikuti nomenklatur yang telah tersedia dalam
basis data RTR;
b. Pada nomenklatur yang masih memiliki perbedaan dengan peraturan
perundang-undangan, maka diperlukan tindak lanjut dengan sektor terkait
agar selaras dalam perencanaan tata ruang;
c. Informasi data yang jelas karena nomenklatur harus konsisten terdapat
pada basis data peta RTR, album peta RTR, dan batang tubuh pada
peraturan perundang-undangan;
d. Variansi pemanfaatan ruang diatur dalam basis data terkait aturan dasar
(materi wajib) dan materi pilihan berupa ketentuan khusus dan TPZ.
Basis data peta RTR memuat RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta
RDTR yang telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan. Basis data
peta RTR pada tingkat RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota terdiri atas lima
komponen informasi penting dalam penyusunan peta RTR yang meliputi nama
objek, klasifikasi turunan unsur, wilayah administrasi, ketentuan khusus, dan
keterangan tambahan. Basis data peta RTR pada tingkat RDTR terdiri atas tujuh
komponen informasi penting yang meliputi nama objek, klasifikasi turunan unsur,
separasi wilayah perencanaan, wilayah administrasi, ketentuan khusus, teknik
pengaturan zonasi, dan keterangan tambahan.
Gambar II-4 Konsep Basis Data RTRW dan RDTR
11 | Panduan Pengisian Basis Data
Tabel II-1 Penjelasan Terkait Konsep Basis Data Peta RTRW dan RDTR
No Komponen
Informasi Keterangan
1 Nama objek - Digunakan sebagai acuan untuk informasi utama pada
konsistensi antara basis data peta RTR, album peta
RTR dan batang tubuh pada peraturan perundang-
undangan;
- Pada basis data rencana Pola Ruang dan Struktur
Ruang RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota, pengisian
nama objek sesuai dengan klasifikasi turunan unsur
pada orde terakhir, sementara untuk basis data
Kawasan Strategis sesuai dengan pengisian pada sudut
kepentingan;
- Pada basis data rencana Pola Ruang RDTR, pengisian
nama objek diisi sesuai dengan nama subzona,
sementara untuk basis data Kawasan Strategis sesuai
dengan pengisian pada tema penanganan prioritas;
- Pada basis data rencana Struktur Ruang RDTR,
pengisian nama objek sesuai dengan klasifikasi
turunan unsur pada orde terakhir;
- Pada peta RTR, nama objek merupakan informasi
nomenklatur yang akan ditampilkan pada legenda peta
RTR.
2 Klasifikasi
turunan
unsur
- Merupakan unsur RTR yang terdiri atas orde yang
berjenjang dan jenis klasifikasi RTR;
- Pada jenis klasifikasi RTR untuk Pola Ruang RTRW
Provinsi, Kabupaten dan Kota serta RDTR menjelaskan
jenis rencana pengelompokkan pada kawasan
peruntukan lindung atau budidaya;
- Pada jenis klasifikasi RTR untuk Struktur Ruang
menjelaskan status jaringan yang terdiri atas eksisting
atau rencana atau pengembangan eksisting;
- Pada orde yang berjenjang dari tingkat perencanaan
umum ke detail terdapat perbedaan jumlah orde;
- Jumlah orde pada basis data Pola Ruang RTRW
Provinsi hanya satu orde, sedangkan pada basis data
Struktur Ruang RTRW Provinsi terdapat tiga orde;
- Jumlah orde pada basis data pola dan Struktur Ruang
RTRW Kabupaten dan Kota terdapat empat orde;
Panduan Pengisian Basis Data | 12
No Komponen
Informasi Keterangan
- Jumlah orde pada basis data RDTR Pola Ruang
terdapat dua orde, sedangkan untuk Struktur Ruang
terdapat empat orde.
3 Separasi
wilayah
perencanaan
- Hanya ada di basis data RDTR, yang merupakan
pembagian wilayah dalam area yang lebih kecil untuk
mempermudah penanganan dan perencanaan wilayah
tersebut;
- Informasi dalam separasi wilayah perencanaan terdiri
atas Nama BWP, Kode Blok dan Kode Sub-blok;
- Informasi pada separasi wilayah perencanaan
digunakan dalam penyebutan lokasi pada batang
tubuh peraturan perundang-undangan.
4 Wilayah
administrasi
- Informasi mengenai satuan administrasi, dan/atau
turunanan daerah otonomi dari lokasi suatu objek
sesuai dengan tingkat skala yang digunakan;
- Pada basis data RTRW Provinsi terdiri atas nama
provinsi, dan nama kabupaten/kota (turunan daerah
otonominya);
- Pada basis data RTRW Kabupaten/Kota terdiri atas
nama kabupaten/kota dan nama kecamatan;
- Pada basis data RDTR terdiri atas nama
kabupaten/kota, nama kecamatan, dan nama
kelurahan/desa;
- Setiap pengisian nama otonom selalu diberi informasi
awalan tingkat otonomnya, contoh provinsi diberi
tambahan kata Prov. di depannya.
5 Ketentuan
khusus
- Informasi yang menjelaskan tentang aturan tersendiri
yang termuat dalam KUPZ dan PZ, yang bersifat
pertampalan (overlay) dengan peruntukan lain;
- Ketentuan mengenai penerapan aturan khusus yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang diterbitkan
oleh instansi yang berwenang;
- Jika pada basis data peta RTR mengisi ketentuan
khusus, maka konsistensi harus tetap terjaga pada
peta RTR dan diatur pada batang tubuh peraturan
perundang-undangan;
13 | Panduan Pengisian Basis Data
No Komponen
Informasi Keterangan
- Pada basis data RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota
memiliki lima tema ketentuan khusus yaitu Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), Kawasan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B), Kawasan
Rawan Bencana (KRB), Kawasan Cagar Budaya
(CAGBUD), dan Kawasan Resapan Air (RESAIR);
- Pada basis data RDTR memiliki 10 tema ketentuan
khusus yaitu Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP), Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B), Kawasan Rawan Bencana (KRB),
Cagar Budaya atau Adat (CAGBUD), dan Kawasan
Resapan Air (RESAIR), Kawasan Berorientasi Transit
(TOD), Tempat Evakuasi Bencana (TEB), Pertahanan
Keamanan (HANKAM), Pusat Penelitian (PUSLIT), dan
Penyangga (SANGGA)
6 Teknik
pengaturan
zonasi
- Hanya ada di basis data RDTR;
- Materi pilihan yang disediakan atau dikembangkan
untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan
aturan dasar;
- TPZ harus direncanakan sejak awal untuk
diaplikasikan dengan dukungan perangkat dan
kelembagaan yang dapat dipertanggungjawabkan;
- Penulisan pada atribut basis data menggunakan kode
huruf kecil yang menjelaskan tipe dari aturan TPZ
tertentu;
- Kode TPZ dimunculkan pada muka peta Pola Ruang
bersamaan dengan kode subzona;
- Jika pada basis data peta RDTR mengisi TPZ, maka
konsistensi harus tetap terjaga pada peta rencana Pola
Ruang dan diatur pada batang tubuh peraturan
perundang-undangan.
7 Keterangan
tambahan
- Informasi yang dapat membantu pengguna untuk
melakukan fungsi operasi (kalkulasi) ataupun
pencarian pemilahan data (query);
- Pada basis data Pola Ruang RTRW Provinsi,
Kabupaten, dan Kota serta RDTR, keterangan
Panduan Pengisian Basis Data | 14
No Komponen
Informasi Keterangan
tambahan yang dimasukkan berupa informasi Luas
(LUASHA) dalam satuan hektar;
- Pada basis data Struktur Ruang RTRW Provinsi,
Kabupaten, dan Kota serta RDTR, keterangan
tambahan yang dimasukkan berupa informasi asal
usul data atau sumber data (SBDATA) diperoleh dari
asal instansi atau pengelolaan analisis. Format
pengisiannya juga disertai oleh keterangan tahun data
atau tahun pengerjaan pengelolaan analisis tersebut.
Konsep utama basis data peta RTR memiliki pendetailan informasi yang
telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan. Adapun informasi
detail yang tercantum pada kolom atribut dalam basis data Pola Ruang RTRW
Provinsi, Kabupaten/Kota, dan RDTR dapat dilihat pada Gambar II-5.
Gambar II-5 Contoh Kolom Atribut Basis Data Pola Ruang RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota dan RDTR
15 | Panduan Pengisian Basis Data
Aturan pengisian basis data peta RTR merupakan serangkaian pelaksanaan
yang mendukung konsep utama yang memiliki ketentuan terhadap tipe data dan
panjang karakter. Ketentuan ini akan mempengaruhi aturan pengisian pada kolom
atribut basis data. Adapun penjelasan aturan pengisian basis data peta RTR
berdasarkan tipe data, panjang karakter dan informasi mengenai kolom atribut
tersebut adalah pada Tabel II-2.
Tabel II-2 Aturan Pengisian Basis Data Peta RTR
Perbandingan Muatan Rencana Tata Ruang
Pada prinsipnya, basis data peta RTR mengikuti aturan nomenklatur dalam
peraturan perundang-undangan dari Kementerian ATR/KBPN, yaitu Peraturan
Menteri ATR/KBPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Basis
Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, namun untuk prosedur penyusunan
dan ketentuan pelaksanaan RTRW dan RDTR tetap mengacu kepada Peraturan
Menteri ATR/KBPN Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, dan Peraturan Menteri
ATR/KBPN Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Adanya aspek perubahan pada
beberapa bagian yang menjadi informasi utama peta RTR dari peraturan
perundang-undangan merupakan hasil konsensus, kebutuhan, dan penyesuaian
klasifikasi turunan unsur.
No Tipe
Data
Panjang
Karakter Aturan Pengisian
1 Text 250 a) Mengisi dengan memilih domain yang telah
disediakan; atau
b) Mengisi manual dengan mengetik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; atau
c) Mengisi dengan kode unik yang tersedia.
2 Long
Integer
- a) Mengisi dengan memilih domain yang telah
disediakan; atau
b) Mengisi dengan kode unik yang tersedia.
3 Double - Meskipun data luasan sudah dapat terisi secara
otomatis, namun perlu dilakukan perhitungan
kembali dengan calculate geometry menggunakan
proyeksi mercator.
Panduan Pengisian Basis Data | 16
Tabel II-3 Perbandingan Muatan Rencana Tata Ruang
No Aspek
Perubahan
Permen
ATR/KBPN
1/2018
(RTRW)
Permen
ATR/KBPN
16/2018
(RDTR)
Permen
ATR/KBPN
14/2020
(RTRW dan RDTR)
1 Nomenklatur
Pola Ruang
Hutan Kota Hutan Kota Rimba Kota
Hutan Rakyat Hutan Rakyat Perkebunan
Rakyat
- - Hutan Adat
- -
Kawasan
Infrastruktur
Perkotaan
Kawasan
Peribadatan,
Kawasan
Pendidikan,
Kawasan
Kesehatan,
Kawasan
Olahraga
-
Kawasan Fasilitas
Umum dan
Fasilitas Sosial
Kawasan
Peruntukan
Industri (KPI),
Kawasan Industri
(KI), Sentra
Industri Kecil dan
Menengah (SIKM)
Kawasan Industri
(KI), Sentra
Industri Kecil dan
Menengah (SIKM)
Kawasan
Peruntukan
Industri (KPI)
-
Perumahan dan
Perdagangan/
Jasa, Perumahan
dan Perkantoran,
Perdagangan/
Jasa dan
Perkantoran
RTRW :
Kawasan
Campuran
RDTR :
Campuran
Intensitas Tinggi,
Campuran
Intensitas
17 | Panduan Pengisian Basis Data
No Aspek
Perubahan
Permen
ATR/KBPN
1/2018
(RTRW)
Permen
ATR/KBPN
16/2018
(RDTR)
Permen
ATR/KBPN
14/2020
(RTRW dan RDTR)
Menengah/
Sedang
- - Badan Jalan
- - Badan Air
Lindung Spiritual
dan Kearifan
Lokal (solid)
Lindung Spiritual
dan Kearifan
Lokal (solid)
Ketentuan
Khusus Cagar
Budaya (overlay)
Resapan Air (solid) Resapan Air (solid) Ketentuan
Khusus Resapan
Air (overlay)
Kawasan Rawan
Bencana (solid)
Kawasan Rawan
Bencana (solid)
Ketentuan
Khusus Rawan
Bencana (overlay)
2 Nomenklatur
Struktur
Ruang
Jalan Kolektor
Primer Satu
(JKP-1)
Jalan Kolektor
Primer Satu
(JKP-1)
Jalan Kolektor
Primer
Jalan Kolektor
Primer Dua
(JKP-2)
Jalan Kolektor
Primer Dua
(JKP-2)
-
Jalan Kolektor
Primer Tiga
(JKP-3)
Jalan Kolektor
Primer Tiga
(JKP-3)
-
Jalan Kolektor
Primer Empat
(JKP-4)
Jalan Kolektor
Primer Empat
(JKP-4)
-
Jalan Desa - -
- - Jalan Bebas
Hambatan
Irigasi Desa -
- - Sistem
Pembuangan Air
Panduan Pengisian Basis Data | 18
No Aspek
Perubahan
Permen
ATR/KBPN
1/2018
(RTRW)
Permen
ATR/KBPN
16/2018
(RDTR)
Permen
ATR/KBPN
14/2020
(RTRW dan RDTR)
Limbah Non
Domestik
Sistem
pembuangan air
limbah (sewage)
Sistem
pembuangan air
limbah (sewage)
-
Sistem
pembuangan air
limbah rumah
tangga (sewerage)
Sistem
pembuangan air
limbah rumah
tangga (sewerage)
Sistem
Pembuangan Air
Limbah Domestik
- -
Sistem
Pengendalian
Banjir
- - Stasiun Peralihan
Antara (SPA)
- -
Tempat
Pengelolaan
Sampah Reuse,
Reduce, Recycle
(TPS 3R)
- -
Tempat
Pengolahan
Sampah Terpadu
(TPST)
- - Pengaman Pantai
- - Ruang Pejalan
Kaki di sisi Jalan
- - Ruang Pejalan
Kaki di sisi Air
- -
Ruang Pejalan
Kaki di Kawasan
Komersil/
Perkantoran
19 | Panduan Pengisian Basis Data
No Aspek
Perubahan
Permen
ATR/KBPN
1/2018
(RTRW)
Permen
ATR/KBPN
16/2018
(RDTR)
Permen
ATR/KBPN
14/2020
(RTRW dan RDTR)
- -
Ruang Pejalan
Kaki di Ruang
Terbuka Hijau
(RTH)
- -
Ruang Pejalan
Kaki di dalam
Bumi
3 Ketentuan
Khusus
KKOP, KRB, KP2B KKOP, Cagar
Budaya/Adat,
KRB, Tempat
Evakuasi Bencana
(TES dan TEA),
Hankam, Pusat
Penelitian, TOD,
LP2B
RTRW :
KKOP, Cagar
Budaya/Adat,
KRB, KP2B, dan
Resapan Air
RDTR :
KKOP, Cagar
Budaya/Adat,
KRB, Tempat
Evakuasi Bencana
(TES dan TEA),
Hankam, Pusat
Penelitian, TOD,
LP2B, Resapan
Air, dan
Penyangga
4 TPZ
-
Transfer
Development Right
(TDR), Bonus
Zoning,
Conditional Uses
Transfer
Development Right
(TDR), Bonus
Zoning,
Conditional Uses,
Zona Performa,
Zona Fiskal, Zona
Pemufakatan
Bangunan, Zona
Panduan Pengisian Basis Data | 20
No Aspek
Perubahan
Permen
ATR/KBPN
1/2018
(RTRW)
Permen
ATR/KBPN
16/2018
(RDTR)
Permen
ATR/KBPN
14/2020
(RTRW dan RDTR)
Pertampalan
Aturan (Overlay),
Zona Ambang,
Zona Banjir, TPZ
Khusus, Zona
Pengendalian
Pertumbuhan,
Zona Pelestarian
Cagar Budaya,
TPZ Lainnya
5 Aturan
Nomenklatur
Berdasarkan
Geometri
- -
Pada nomenklatur
struktur ruang
yang memiliki 2
geometri, maka
pada geometri
titik akan
ditambahkan
penyebutan
“infrastruktur”
6 Pengkodean
pada Pola
Ruang - Ada
Terdapat kode
kawasan pada
pola ruang di
RTRW - RDTR
7 Holding zone
- -
Diatur dalam
Permen
ATR/KBPN Nomor
14 Tahun 2020
pada lampiran 7
21 | Panduan Pengisian Basis Data
Ketelitian Informasi Spasial Penataan Ruang
Ketelitian informasi spasial penataan ruang mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang, yang
terdiri atas dua tingkat ketelitian, yaitu geometris (meliputi sistem referensi
Geospasial, skala, dan unit pemetaan), dan muatan ruang (meliputi kerincian kelas
unsur dan simbolisasi). Pada ketelitian geometris ini penggambarannya mengikuti
ketentuan yang diatur oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Tabel II-4
menampilkan tingkat resolusi satelit yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengetahui tingkat akurasi dalam pembuatan peta dasar dengan sumber dari citra
satelit berdasarkan Perka BIG Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis
Pengumpulan dan Pengolahan Data Geospasial Habitat Dasar Perairan Laut
Dangkal.
Tabel II-4 Tingkat Resolusi Satelit
Skala
Resolusi Citra
Satelit
Minimal
Akurasi
Kesalahan GPS
Maksimal
Koreksi
Geometrik
Maksimal
1 : 5.000 2,5 m 2,5 m 1,25 m
1 : 10.000 5 m 5 m 2,5 m
1 : 25.000 12,5 m 12,5 m 6,25 m
1 : 50.000 25 m 25 m 12,5 m
1 : 250.000 125 m 125 m 62,5 m
Sumber: BIG, 2014
Panduan Pengisian Basis Data | 22
Konsep Relasi Spasial Data Peta Rencana Tata Ruang
Rancangan basis data dalam Geographic Information Systems (GIS) selalu
dimulai dari analisis kenampakan objek geografis dari sumber data masukan
(simplikasi) fakta nyata atau “real world” yang disesuaikan dengan kebutuhan
pemanfaatan yang akan dilakukan. Setiap nomenklatur memiliki hubungan
tertentu dalam penggambarannya pada objek spasial. Bentuk objek rencana tata
ruang yang secara geometris ditunjukkan dengan bentuk poligon, garis, dan titik
mendeskripsikan karakteristik penggambaran dari objek perencanaan tata ruang.
Prinsip aturan dalam relasi spasial peta rencana tata ruang adalah adanya
keterhubungan antar objek yang memiliki fungsi yang sama dan/atau saling
mempengaruhi. Contoh relasi spasial pada RTRW kota berupa titik Struktur Ruang
bandar udara pengumpan harus berada pada poligon Pola Ruang kawasan
transportasi. Hal ini dikarenakan variansi pemanfaatan ruang di kawasan
transportasi mendukung fungsi kegiatan bandara dengan tingkat pelayanan
regional.
Gambar II-6 Contoh Konsep Relasi Spasial Peta Rencana Tata Ruang
23 | Panduan Pengisian Basis Data
BAB III
TEKNIK PENGISIAN BASIS DATA
PETA RENCANA TATA RUANG
“Mengetahui dan mengerti apa yang sedang
dikerjakan merupakan bagian dari sebuah
perencanaan.”
Pengisian basis data dapat dilakukan melalui aplikasi pengolahan basis data
spasial, tabular ataupun dokumen selama dapat diintegrasikan kedalam basis data
peta RTR. Pada bab ini akan dijelaskan cara mendapatkan basis data peta,
memindahkan dan menambahkan data kedalam basis data, pemilihan domain,
kode unik, tata peraturan pengisian domain, aturan data titik, rules dan topology
data, rumus penulisan label, hingga daftar geoportal yang dapat digunakan dalam
membantu memilih klasifikasi domain yang ada.
Format Basis Data Peta Rencana Tata Ruang
Format basis data peta RTR yang digunakan dalam pengimplementasian
Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten
dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dapat berupa
.gpkg, .gdb, .db dan bentuk lainnya yang dapat menyimpan data berupa koordinat,
teks, numerik dan integer. Adapun untuk format basis data peta dalam bentuk .gdb
dapat diunduh pada tautan bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR. Pada tautan
tersebut juga terdapat Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 14 Tahun 2020
tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota, dan petunjuk teknis basis data ini.
Format basis data peta RTR yang disediakan merupakan standar minimal
yang sudah ditetapkan demi memenuhi kebutuhan perencanaan ruang. Hal ini
juga dilaksanakan dalam rangka memudahkan integrasi dan sinkronisasi data
rencana tata ruang dengan sistem aplikasi digital lainnya. Berdasarkan hal
Panduan Pengisian Basis Data | 24
tersebut, diharapkan data yang dimasukkan ke dalam format basis data ini dapat
dipertanggungjawabkan sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Tim penyusun dan pembina rencana tata ruang beserta sektor terkait diharapkan
dapat memahami aturan dan tata cara pengisian basis data RTR. Hal ini didasarkan
pada kebutuhan akan pemahaman konsekuensi data legal untuk mewujudkan
rencana tata ruang yang lebih berkualitas, akuntabel, dan transparan demi
pembangunan yang lebih baik.
Pengisian Informasi ke dalam Basis Data Peta Rencana
Tata Ruang
Pengisian informasi ke dalam basis data peta dapat dikerjakan atau
dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, seperti: (1) memindahkan data ke dalam
format baru atau dikenal dengan load data, (2) membuat relasi antara data spasial
dengan data tabular atau yang dikenal dengan join and relate, dan (3) membuat
dari awal data tersebut pada format yang sudah disediakan.
A. Load Data
Load data merupakan pengerjaan paling umum dalam memindahkan data
yang sudah dikerjakan dari format lain ke dalam format basis data. Sebagai
contoh, apabila sudah tersedia data spasial namun field-nya belum teratur,
atau terdapat field yang kurang, maka tahapan pekerjaan yang dilakukan
adalah load data. Load data sendiri digunakan dengan cara mencocokkan field
pada data spasial awal dengan field pada basis data peta RTR. Adapun
tahapannya pada software ArcGIS adalah sebagai berikut:
1) Buka basis data spasial yang sudah diunduh, kemudian pilih kelas fitur
yang akan dimasukkan datanya ke dalam basis data tersebut. Kelas fitur
yang dapat dipilih berupa Pola Ruang, Struktur Ruang, Kawasan Strategis,
atau Sub BWP Prioritas.
2) Setelah itu klik kanan pada kelas fitur dan pilih load, kemudian pilih load
data lihat Gambar III-1.
3) Setelah muncul jendela baru, pilih next, kemudian klik simbol …. untuk
mencari data yang akan dimasukkan kedalam basis data. Klik add,
kemudian klik next.
4) Pada tahap berikutnya pilih “I do not want to load all feature into a subytpe.”
Khusus untuk load data pada Pola Ruang RDTR dapat dipilih “I want to load
25 | Panduan Pengisian Basis Data
all feature into a subytpe,” jika atribut data yang akan dimasukkan hanya
bersifat parsial dan terdapat satu peruntukkan saja. Jika sudah
menentukkan, maka pilih next.
5) Pada tahap selanjutnya akan muncul jendela berisi pencocokkan field.
“Target Field” merupakan field yang ada di dalam basis data peta rencana
tata ruang atau field tujuan, sedangkan “Matching Source Field” adalah field
yang ada di data awal atau field yang perlu dicocokkan ke dalam basis data
RTR. Hal yang perlu diperhatikan dalam pencocokkan field ini adalah tipe
field (string, int, double) yang akan dicocokkan harus sama agar proses dapat
berlangsung. Jika sudah selesai mencocokkan field, maka klik next.
Gambar III-1 Pilihan Kelas Fitur dan Data Loader
Gambar III-2 Pilihan Kelas Fitur dan Load Data
1
2
5 4
Panduan Pengisian Basis Data | 26
6) Pada tahap ini terdapat dua pilihan, yaitu “Load all of the source data” atau
“Load only the features that statisfy a query”. Jika memilih “Load all of the
source data,” maka seluruh data yang ada akan dimasukkan ke dalam basis
data yang baru. Jika data yang perlu dimasukkan hanya beberapa atau
memiliki kriteria tertentu, maka pilih “Load only the features that statisfy a
query,” kemudian klik query builder dan masukkan persamaan query yang
dimasukkan. Jika sudah selesai klik next.
7) Klik finish dan coba panggil data yang sudah kelas fitur yang sudah
dimasukkan data sebelumnya. Jika data terpanggil, maka pekerjaan load
data sudah selesai, namun jika data yang dipanggil tidak terlihat atau hanya
muncul atribut spasialnya saja dan tidak terlihat bentuk spasialnya, maka
ada kemungkinan data yang dimasukkan berbeda atau belum memiliki
proyeksi. Hal lain yang mungkin terjadi juga jika terdapat error geometry
ataupun field yang digunakan memiliki perbedaan spesifikasi seperti
panjang karakter pada tipe field teks.
B. Join and Relate
Pengerjaan berikutnya dilakukan apabila pengguna memiliki data tabular
yang sudah mengurut atau memiliki keterkaitan dengan spasial, namun belum
masuk kedalam basis data tersebut. Cara yang dilakukan berupa join and relate.
Adapun tahapannya pada software ArcGIS adalah sebagai berikut:
Gambar III-3 Load All Data or Query
27 | Panduan Pengisian Basis Data
1) Buka basis data spasial yang ingin digabung dengan tabular. Klik kanan
pada data, kemudian pilih “Joins and Relates,” kemudian pilih “Join” sesuai
Gambar III-4.
2) Nomor 1, pilih field yang ingin
digunakan untuk penghubung,
sedangkan untuk nomor 2 pilih
data tabular yang sudah dimiliki
dengan mengklik simbol …
untuk mencari data tabular
yang akan dihubungkan.
Setelah itu pada nomor 3, pilih
baris yang ingin digunakan
untuk menghubungkan dengan
isian field sebelumnya. Jika
sudah, kemudian klik OK.
3) Klik kanan pada data, pilih
“open attribute table”, kemudian
periksa pada bagian terakhir
dari field attribute. Jika terdapat
penambahan, field sudah
berhasil ditambahkan, jika
tidak maka periksa lagi isi data
tabular yang digunakan
ataupun field yang digunakan
dalam menghubungkan antara data spasial dengan data tabular.
Gambar III-4 Opsi Joins and Relates
Gambar III-5 Menu Join
Panduan Pengisian Basis Data | 28
4) Tahap berikutnya cukup klik kanan pada field yang ingin diisi, kemudian
pilih field calculator.
5) Pilih field yang sudah di-join pada tahap sebelumnya, kemudian klik OK.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan “Join and Relate” adalah tipe
file tabular yang digunakan. Penggunaan file tabular yang tidak memiliki
kompabilitas dengan software yang digunakan dapat berujung pada tidak
Gambar III-6 Tampilan Join Berhasil
Gambar III-7 Field Calculator
5 4
29 | Panduan Pengisian Basis Data
terpanggilnya file atau hasil yang kosong ketika sudah melakukan join data. Hal
yang dapat umumnya terjadi jika tipe field atau baris pada data tabular berbeda
dengan tipe field yang digunakan untuk melakukan join data.
Teknik Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang
Sub-Bab sebelumnya telah menjelaskan pengisian basis data peta RTR
dapat dilakukan dengan memilih langsung, mengisikan kode, ataupun mengisi
manual pada field yang sudah disediakan. Pengisian basis data peta RTR
disesuaikan untuk setiap kelompok komponen informasi. Adapupun komponen
informasi yang dimasud adalah Nama Objek, Klasifikasi Turunan Unsur, Separasi
Wilayah Perencanaan, Wilayah Administrasi, Ketentuan Khusus, Teknik
Pengaturan Zonasi, dan Keterangan Tambahan, seperti yang sudah disebutkan
pada Bab II Konsep Basis Data Peta RTR.
A. Pengisian Nama Objek
Nama Objek diisi dengan klasifikasi turunan unsur (orde) terakhir atau Sub-
Zona. Hal ini dilakukan dengan melakukan edit data atau mengisi manual pada
tiap barisnya. Jika data sudah memiliki klasifikasi turunan unsur yang lengkap
dan hanya perlu memindahkannya ke dalam field Nama Objek, maka cara yang
dilakukan dalam software ArcGIS dapat berupa:
1) Klik kanan pada data, kemudian
pilih “Open Attribute Table”
2) Pilih seluruh data yang ada, bisa
dengan menekan tombol di keyboard
“Ctrl + A”, kemudian klik kanan
pada bagian pojok kiri data, pilih
“Copy Selected”
Gambar III-9 Select Data
Gambar III-8 Open Attribute Table
Panduan Pengisian Basis Data | 30
3) Pindahkan data tersebut ke dalam software pengolah data tabular (Excel,
Spreedsheet, WFS, Open Office, dll), kemudian select klasifikasi turunan
unsur terakhir.
4) Kembali ke software awal, pilih “start editing,” kemudian klik kanan pada
baris pertama di field Nama Objek, pilih “paste,” kemudian klik “save
editing.”
B. Pengisian Klasifikasi Turunan Unsur
Pengisian klasifikasi turunan unsur menggunakan sembilan kode unik
dengan penjelasan sebagai berikut:
Nomenklatur : Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kodefikasi : 101010000
Geometri : Titik
Nama Sub-Unsur : Pusat Kegiatan
Klasifikasi : Turunan 1
1 01 01 00 0 0
Geometri Nama
Sub-Unsur Turunan 1 Turunan 2 Turunan 3 Turunan 4
Gambar III-10 Memindah Data Tabular ke dalam Field
31 | Panduan Pengisian Basis Data
Keterangan:
• Geometri merepresentasikan bentuk objek dari klasifikasi unsur yang ada.
Adapun representasi tersebut berupa angka 1 untuk titik, angka 2 untuk
garis, angka 3 untuk poligon, dan angka 4 untuk merepresentasikan bentuk
yang dapat berupa titik ataupun garis
• Nama sub-unsur merepresentasikan jenis rencana Struktur Ruang dan Pola
Ruang. Adapun representasi tersebut berupa angka 01–09 untuk kodefikasi
pusat pelayanan, 10 – 19 kodefikasi jaringan transportasi, 20–24 kodefikasi
jaringan energi, 25–29 kodefikasi jaringan telekomunikasi, 30–39 kodefikasi
jaringan sumber daya air, 40–59 kodefikasi jaringan prasarana lainnya, 60–
79 kodefikasi kawasan/zona lindung, dan 80–99 kodefikasi kawasan/zona
budi daya
• Turunan 1–4 berisi angka yang merepresentasikan kedetailan dari suatu
turunan unsur dengan angka 01–99 untuk turunan 1 dan turunan 2; dan
angka 1–9 untuk turunan 3 dan turunan 4
Tabel III-1 Contoh Turunan Unsur
NAMA UNSUR KODEFIKASI
Sistem Jaringan Kereta Api 4 12 00 00 0 0
Jaringan Jalur Kereta Api 2 12 01 00 0 0
Jaringan Jalur Kereta Api Umum 2 12 01 01 0 0
Jaringan Jalur Kereta Api Antarkota 2 12 01 01 1 0
Jalur Ganda Kereta Api Antarkota 2 12 01 01 1 1
Jalur Tunggal Kereta Api Antarkota 2 12 01 01 1 2
Jaringan Jalur Kereta Api Perkotaan 2 12 01 01 2 0
Jalur Ganda Kereta Api Perkotaan 2 12 01 01 2 1
Jalur Tunggal Kereta Api Perkotaan 2 12 01 01 2 2
Jalur Monorail 2 12 01 01 2 3
Jalur Kereta Rel Listrik 2 12 01 01 2 4
Jalur MRT 2 12 01 01 2 5
Jalur LRT 2 12 01 01 2 6
Jaringan Jalur Kereta Khusus 2 12 01 01 0 0
Adapun kodefikasi Pola Ruang yang digunakan dalam pengisian field
klasifikasi turunan unsur dijabarkan sebagai berikut:
Panduan Pengisian Basis Data | 32
Tabel III-2 Kodefikasi Nomenklatur Pola Ruang RTRW dan RDTR
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Kawasan yang Memberikan
Perlindungan terhadap Kawasan
Bawahannya
361000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Kawasan Hutan Lindung/Zona
Hutan Lindung/Hutan Lindung 361010000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Lindung Gambut/Zona
Lindung Gambut/Lindung
Gambut
361020000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Perlindungan Setempat 362000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Sempadan Pantai/Zona Sempadan
Pantai 362010000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Sempadan Sungai/Zona
Sempadan Sungai 362020000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Sekitar Danau atau
Waduk/Zona Sekitar Danau atau
Waduk/Sekitar Danau atau
Waduk
362030000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Ruang Terbuka Hijau/Zona Ruang
Terbuka Hijau 363000000 RTRW Kota, RDTR
Rimba Kota 363010000 RTRW Kota, RDTR
Taman Kota 363020000 RTRW Kota, RDTR
Taman Kecamatan 363030000 RTRW Kota, RDTR
Taman Kelurahan 363040000 RTRW Kota, RDTR
Taman RW 363050000 RTRW Kota, RDTR
Taman RT 363060000 RTRW Kota, RDTR
Pemakaman 363070000 RTRW Kota, RDTR
Kawasan Konservasi/Zona
Konservasi 364000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Kawasan Suaka Alam 364010000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Cagar Alam 364010100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Cagar Alam Laut 364010200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Suaka Margasatwa 364010300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
33 | Panduan Pengisian Basis Data
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Suaka Margasatwa Laut 364010400 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Pelestarian Alam 364020000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Taman Nasional 364020100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Taman Hutan Raya 364020200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Taman Wisata Alam 364020300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Taman Wisata Alam Laut 364020400 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Taman Buru 364030000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Konservasi di Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 364040000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Kawasan Konservasi Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil 364040100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Suaka Pesisir 364040110 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Suaka Pulau Kecil 364040120 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Taman Pesisir 364040130 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Taman Pulau Kecil 364040140 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Konservasi Maritim 364040200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Daerah Perlindungan Adat Maritim 364040210 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Daerah Perlindungan Budaya
Maritim 364040220
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Konservasi Perairan 364040300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Hutan Adat/Zona Hutan
Adat/Hutan Adat 365000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Kawasan Lindung Geologi/Zona
Lindung Geologi 366000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Kawasan Cagar Alam Geologi 366010000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Panduan Pengisian Basis Data | 34
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Keunikan Batuan dan Fosil 366010100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Keunikan Bentang Alam 366010200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Keunikan Proses Geologi 366010300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan yang Memberikan
Perlindungan terhadap Air Tanah 366020000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Imbuhan Air Tanah 366020100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Sempadan Mata Air/Zona
Sempadan Mata Air/Sempadan
Mata Air
366020200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Cagar Budaya/Zona
Cagar Budaya/Cagar Budaya 367000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Kawasan Ekosistem
Mangrove/Zona Ekosistem
Mangrove/Ekosistem Mangrove
368000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Kawasan Hutan Produksi/Zona
Hutan Produksi 381000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Hutan Produksi Terbatas 381010000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Hutan Produksi Tetap 381020000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Hutan Produksi yang dapat
Dikonversi 381030000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Perkebunan
Rakyat/Zona Perkebunan
Rakyat/Perkebunan Rakyat
382000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Kawasan Pertanian/Zona
Pertanian 383000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Kawasan Tanaman
Pangan/Tanaman Pangan 383010000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan
Hortikultura/Hortikultura 383020000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Perkebunan/Perkebunan 383030000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
35 | Panduan Pengisian Basis Data
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Kawasan Peternakan/Peternakan 383040000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Perikanan/Zona
Perikanan 384000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Kawasan Perikanan
Tangkap/Perikanan Tangkap 384010000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Perikanan Budi
Daya/Perikanan Budi Daya 384020000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Pertambangan dan
Energi/Zona Pertambangan 385000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Kawasan Pertambangan Mineral/
Pertambangan Mineral 385010000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Kawasan Pertambangan Mineral
Radioaktif/Pertambangan Mineral
Radioaktif
385010100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Pertambangan Mineral
Logam/Pertambangan Mineral
Logam
385010200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Pertambangan Mineral
Bukan Logam/Pertambangan
Mineral Bukan Logam
385010300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Peruntukan
Pertambangan
Batuan/Peruntukan
Pertambangan Batuan
385010400 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Pertambangan
Batubara/Pertambangan Batubara 385020000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi/Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi
385030000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Panas Bumi/Panas Bumi 385040000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Pembangkitan Tenaga
Listrik/Zona Pembangkitan
Tenaga Listrik/Pembangkitan
Tenaga Listrik
385050000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kawasan Peruntukan
Industri/Zona Kawasan 386000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Panduan Pengisian Basis Data | 36
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Peruntukan Industri/Kawasan
Peruntukan Industri
Kawasan Pariwisata/Zona
Pariwisata/Pariwisata 387000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Kawasan Permukiman 388000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Kawasan Permukiman Perkotaan 388010000 RTRW Kabupaten
Kawasan Permukiman Perdesaan 388020000 RTRW Kabupaten
Kawasan Perumahan/Zona
Perumahan 388030000 RTRW Kota, RDTR
Rumah Kepadatan Sangat Tinggi 388030100 RDTR
Rumah Kepadatan Tinggi 388030200 RDTR
Rumah Kepadatan Sedang 388030300 RDTR
Rumah Kepadatan Rendah 388030400 RDTR
Rumah Kepadatan Sangat Rendah 388030500 RDTR
Kawasan Perdagangan dan
Jasa/Zona Perdagangan dan Jasa 388040000 RTRW Kota, RDTR
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 388040100 RDTR
Perdagangan dan Jasa Skala BWP 388040200 RDTR
Perdagangan dan Jasa Skala Sub-
BWP 388040300 RDTR
Kawasan Perkantoran/Zona
Perkantoran/Perkantoran 388050000 RTRW Kota, RDTR
Kawasan Fasilitas Umum dan
Fasilitas Sosial/Zona Sarana
Pelayanan Umum
388060000 RTRW Kota, RDTR
SPU Skala Kota 388060100 RDTR
SPU Skala Kecamatan 388060200 RDTR
SPU Skala Kelurahan 388060300 RDTR
SPU Skala RW 388060400 RDTR
Kawasan Sumber Daya Air 388070000 RTRW Kota
Instalasi Pengolahan Air Minum
(IPAM) 388070100 RDTR
Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) 388070200 RDTR
Kawasan Ruang Terbuka Non
Hijau/Zona Ruang Terbuka Non
Hijau/Ruang Terbuka Non Hijau
388080000 RTRW Kota, RDTR
37 | Panduan Pengisian Basis Data
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Tempat Evakuasi Sementara 388090100 RDTR
Kawasan Evakuasi
Bencana/Tempat Evakuasi Akhir 388090000 RTRW Kota, RDTR
Kawasan Sektor Informal/Zona
Sektor Informal/Sektor Informal 388100000 RTRW Kota, RDTR
Kawasan Transportasi/Zona
Transportasi/Transportasi 388110000 RTRW Kota, RDTR
Kawasan Infrastruktur Perkotaan 388120000 RTRW Kota
Zona Tempat Pemrosesan
Akhir/Tempat Pemrosesan Akhir 388120100 RDTR
Kawasan Campuran/Zona
Campuran 388130000 RTRW Kota, RDTR
Campuran Intensitas Tinggi 388130100 RDTR
Campuran Intensitas
Menengah/Sedang 388130200 RDTR
Zona Peruntukan Lainnya 388140000 RDTR
Pengembangan Nuklir 388140100 RDTR
Pergudangan 388140200 RDTR
Kawasan Pertahanan dan
Keamanan/Zona Pertahanan dan
Keamanan/Pertahanan dan
Keamanan
389000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Zona Pos Lintas Batas Negara/Pos
Lintas Batas Negara 389010000 RDTR
Sedangkan untuk kodefikasi Struktur Ruang yang digunakan dalam
pengisian field klasifikasi turunan unsur dijabarkan sebagai berikut:
Tabel III-3 Kodefikasi Nomenklatur Struktur Ruang RTRW dan RDTR
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 101010000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) 101020000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten
Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(PKSN) 101030000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) 101040000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten
Panduan Pengisian Basis Data | 38
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) 102010000 RTRW Kabupaten
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) 102020000 RTRW Kabupaten
Pusat Pelayanan Kota/Kawasan
Perkotaan 102030000 RTRW Kota, RDTR
Sub Pusat Pelayanan
Kota/Kawasan Perkotaan 102040000 RTRW Kota, RDTR
Pusat Lingkungan 102050000 RTRW Kota, RDTR
Pusat Lingkungan Kecamatan 102050100 RDTR
Pusat Lingkungan Kelurahan 102050200 RDTR
Pusat Rukun Warga 102050300 RDTR
Sistem Jaringan Jalan 411000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jalan Arteri 211010000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jalan Arteri Primer 211010100 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Jalan Arteri Sekunder 211010200 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Jalan Kolektor 211020000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jalan Kolektor Primer 211020100 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Jalan Kolektor Sekunder 211020200 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Jalan Lokal 211030000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Jalan Lokal Primer 211030100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jalan Lokal Sekunder 211030200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jalan Lingkungan 211040000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Jalan Lingkungan Primer 211040100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jalan Lingkungan Sekunder 211040200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jalan Bebas Hambatan 211050000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Jalan Tol 211060000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
39 | Panduan Pengisian Basis Data
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Jalan Strategis 211070000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Jalan Khusus 211080000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jalan Masuk dan Keluar Terminal
Barang dan Penumpang 211080100 RDTR
Jalan Menuju Moda Transportasi
Umum 211080200 RDTR
Jalan Masuk dan Keluar Parkir 211080300 RDTR
Terminal Penumpang 111090000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Terminal Penumpang Tipe A 111090100 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Terminal Penumpang Tipe B 111090200 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Terminal Penumpang Tipe C 111090300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Terminal Barang 111100000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Halte 111110000 RDTR
Pangkalan Angkutan Umum 111120000 RDTR
Jembatan Timbang 111130000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Sistem Jaringan Kereta Api 412000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Jalur Kereta Api 212010000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Jalur Kereta Api Umum 212010100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Jalur Kereta Api
Antarkota 212010110
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jalur Ganda Kereta Api Antarkota 212010111 RDTR
Jalur Tunggal Kereta Api
Antarkota 212010112 RDTR
Jaringan Jalur Kereta Api
Perkotaan 212010120
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jalur Ganda Kereta Api Perkotaan 212010121 RDTR
Jalur Tunggal Kereta Api
Perkotaan 212010122 RDTR
Panduan Pengisian Basis Data | 40
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Jalur Monorail 212010123 RDTR
Jalur Kereta Rel Listrik 212010124 RDTR
Jalur MRT 212010125 RDTR
Jalur LRT 212010126 RDTR
Jaringan Jalur Kereta Api Khusus 212010200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Stasiun Kereta Api 112020000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Stasiun Penumpang 112020100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Stasiun Penumpang Besar 112020110 RDTR
Stasiun Penumpang Sedang 112020120 RDTR
Stasiun Penumpang Kecil 112020130 RDTR
Stasiun Barang 112020200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Stasiun Operasi 112020300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Sistem Jaringan Sungai, Danau,
dan Penyeberangan 413000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Alur-Pelayaran Sungai dan Alur-
Pelayaran Danau 213010000 RTRW Provinsi
Alur-Pelayaran Kelas I 213010100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Alur-Pelayaran Kelas II 213010200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Alur-Pelayaran Kelas III 213010300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Lintas Penyeberangan Antarnegara 213020000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Lintas Penyeberangan
Antarprovinsi 213030000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Lintas Penyeberangan
Antarkabupaten/Kota dalam
Provinsi
213040000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Lintas Penyeberangan dalam
Kabupaten 213050000 RTRW Kabupaten, RDTR
Lintas Penyeberangan dalam Kota 213060000 RTRW Kota, RDTR
Pelabuhan Sungai dan Danau 113070000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
41 | Panduan Pengisian Basis Data
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Pelabuhan Sungai dan Danau
Utama 113070100
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pelabuhan Sungai dan Danau
Pengumpul 113070200
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pelabuhan Sungai dan Danau
Pengumpan 113070300
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pelabuhan Penyeberangan 113080000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Pelabuhan Penyeberangan Kelas I 113080100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pelabuhan Penyeberangan Kelas II 113080200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pelabuhan Penyeberangan Kelas III 113080300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Alur-Pelayaran di Laut 214000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Alur-Pelayaran Umum dan
Perlintasan 214010000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan 214020000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Pelabuhan Laut 115000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Pelabuhan Utama 115010000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Pelabuhan Pengumpul 115020000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Pelabuhan Pengumpan 115030000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Pelabuhan Pengumpan Regional 115030100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pelabuhan Pengumpan Lokal 115030200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Terminal Khusus 115040000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Bandar Udara Umum dan Bandar
Udara Khusus 116000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Bandar Udara Pengumpul 116010000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Panduan Pengisian Basis Data | 42
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Bandar Udara Pengumpul Skala
Pelayanan Primer 116010100
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Bandar Udara Pengumpul Skala
Pelayanan Sekunder 116010200
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Bandar Udara Pengumpul Skala
Pelayanan Tersier 116010300
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Bandar Udara Pengumpan 116020000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Bandar Udara Khusus 116030000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Ruang Udara untuk Penerbangan 217000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Jaringan Infrastruktur Minyak dan
Gas Bumi 421000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Minyak dan Gas Bumi 221010000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan yang Menyalurkan
Minyak dan Gas Bumi dari
Fasilitas Produksi-Kilang
Pengolahan/Jaringan Penyaluran
Minyak dan Gas Bumi dari
Fasilitas Produksi-Kilang
Pengolahan
221010100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Penyaluran Minyak Bumi
dari Fasilitas Produksi-Kilang
Pengolahan
221010110 RDTR
Jaringan Penyaluran Gas Bumi
dari Fasilitas Produksi-Kilang
Pengolahan
221010120 RDTR
Jaringan yang Menyalurkan
Minyak dan Gas Bumi dari
Fasilitas Produksi-Tempat
Penyimpanan/Jaringan
Penyaluran Minyak dan Gas Bumi
dari Fasilitas Produksi-
Penyimpanan
221010200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
43 | Panduan Pengisian Basis Data
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Jaringan Penyaluran Minyak Bumi
dari Fasilitas Produksi-
Penyimpanan
221010210 RDTR
Jaringan Penyaluran Gas Bumi
dari Fasilitas Produksi-
Penyimpanan
221010220 RDTR
Jaringan yang Menyalurkan Gas
Bumi dari Kilang Pengolahan-
Konsumen/Jaringan Penyaluran
Gas Bumi dari Kilang Pengolahan-
Konsumen
221010300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Infrastruktur Minyak dan Gas
Bumi 121020000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Sarana Penyimpanan Bahan Bakar 121020100 RDTR
Sarana Pengolahan Hasil
Pembakaran 121020200 RDTR
Jaringan Infrastruktur
Ketenagalistrikan 422000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Infrastruktur Penyaluran
Tenaga Listrik dan Sarana
Pendukung
222010000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Antarsistem 222010100
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Saluran Udara Tegangan Ultra
Tinggi (SUTUT) 222010110
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) 222010120
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) 222010130
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Saluran Udara Tegangan Tinggi
Arus Searah (SUTTAS) 222010140
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kabel Laut 222010150 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Saluran Transmisi Lainnya 222010160 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Distribusi Tenaga Listrik 222010200 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Panduan Pengisian Basis Data | 44
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) 222010210
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Saluran Udara Tegangan Rendah
(SUTR) 222010220
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Saluran Kabel Tegangan
Menengah (SKTM) 222010230
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Kabel Bawah Tanah 222010240 RDTR
Saluran Distribusi Lainnya 222010250 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Infrastruktur Pembangkitan
Tenaga Listrik dan Sarana
Pendukung
122020000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) 122020100
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) 122020200
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG) 122020300
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) 122020400
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) 122020500
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) 122020600
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB) 122020700
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) 122020800
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH) 122020900
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Pembangkit Listrik Lainnya 122021000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Infrastruktur Penyaluran Tenaga
Listrik dan Sarana Pendukung 122030000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Gardu Listrik 122030100 RDTR
Gardu Induk 122030110 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Gardu Hubung 122030120 RDTR
45 | Panduan Pengisian Basis Data
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Gardu Distribusi 122030130 RDTR
Jaringan Tetap 226000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Jaringan Serat Optik 226010100 RDTR
Telepon Fixed Line 226010200 RDTR
Infrastruktur Jaringan Tetap 126020000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Stasiun Telepon Otomat (STO) 126020100 RDTR
Rumah Kabel 126020200 RDTR
Kotak Pembagi 126020300 RDTR
Pusat Otomasi Sambungan
Telepon 126020400 RDTR
Jaringan Bergerak 127000000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Bergerak Terestrial 127010000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Mikro Digital 127010100 RDTR
Stasiun Transmisi (Sistem Televisi) 127010200 RDTR
Jaringan Bergerak Seluler 127020000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Peningkatan Pelayanan 127020100 RDTR
Menara Base Transceiver Station
(BTS) 127020200 RDTR
Jaringan Bergerak Satelit 127030000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Stasiun Bumi 127030100 RDTR
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Lintas Negara dan Lintas Provinsi 431000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Sumber Air Lintas Negara dan
Lintas Provinsi 131010000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Prasarana Sumber Daya
Air Lintas Negara dan Lintas
Provinsi
231020000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Infrastruktur Prasarana Sumber
Daya Air Lintas Negara dan Lintas
Provinsi
131030000 RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Lintas Kabupaten/Kota 432000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Panduan Pengisian Basis Data | 46
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Sumber Air Lintas
Kabupaten/Kota 132010000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Prasarana Sumber Daya
Air Lintas Kabupaten/Kota 232020000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Infrastruktur Prasarana Sumber
Daya Air Lintas Kabupaten/Kota 132030000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota
Air Permukaan/Sumber Air
Permukaan 133010100
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Air Tanah/Sumber Air Tanah 133010200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Sistem Jaringan Irigasi 233020200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Irigasi Primer 233020210 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Irigasi Sekunder 233020220 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Irigasi Tersier 233020230 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Irigasi Air Tanah 233020240 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Sistem Pengendalian Banjir 433020300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Pengendali Banjir 233020310 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Air Baku untuk Air
Bersih 233020400 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Air Bersih ke Kelompok
Pengguna 233020500 RTRW Kabupaten
Bangunan Sumber Daya Air 133020100 RDTR
Pintu Air 133020110 RDTR
Bendungan 133020120 RDTR
Bangunan Pengendali Banjir 133020320 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Kabupaten 434000000 RTRW Kabupaten
Sumber Air Kabupaten 134010000 RTRW Kabupaten
Jaringan Prasarana Sumber Daya
Air Kabupaten 234020000 RTRW Kabupaten
47 | Panduan Pengisian Basis Data
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Infrastruktur Prasarana Sumber
Daya Air Kabupaten 134030000 RTRW Kabupaten
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Kota 435000000 RTRW Kota
Sumber Air Kota 135010000 RTRW Kota
Jaringan Prasarana Sumber Daya
Air Kota 235020000 RTRW Kota
Infrastruktur Prasarana Sumber
Daya Air Kota 135030000 RTRW Kota
Sistem Jaringan Evakuasi
Bencana 441000000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Jalur Evakuasi Bencana 241010000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jalur Evakuasi 241010100 RDTR
Ruang Pejalan Kaki di Sisi Jalan 241010200 RDTR
Ruang Pejalan Kaki di Sisi Air 241010300 RDTR
Ruang Pejalan Kaki di Kawasan
Komersil/Perkantoran 241010400 RDTR
Ruang Pejalan Kaki di Ruang
Terbuka Hijau (RTH) 241010500 RDTR
Ruang Pejalan Kaki di dalam Bumi 241010600 RDTR
Ruang Evakuasi Bencana/Tempat
Evakuasi 141020000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Meeting Point 141020100 RDTR
Tempat Evakuasi Sementara 141020200 RDTR
Tempat Evakuasi Akhir 141020300 RDTR
Sistem Jaringan Pejalan Kaki 442000000 RTRW Kota
Jalur Pejalan Kaki 242010000 RDTR
Sistem Jaringan Prasarana
Lainnya 443000000 RTRW Kota
Jalur Sepeda 243010000 RDTR
Pengaman Pantai 243020000 RDTR
Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) 445000000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) 245000000 RTRW Provinsi
Infrastruktur Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) 145000000 RTRW Provinsi
Panduan Pengisian Basis Data | 48
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Jaringan Perpipaan 445010000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Unit Air Baku 145010100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Bangunan Pengambil Air Baku 145010110 RDTR
Jaringan Air Baku/Pipa Transmisi
Air Baku 245010100
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Unit Produksi 145010200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Instalasi Produksi 145010210 RDTR
Jaringan Produksi/Pipa Transmisi
Air Minum 245010200
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Unit Distribusi 145010300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Distribusi/Pipa Unit
Distribusi 245010300
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Unit Pelayanan 145010400 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Bangunan Penunjang SPAM 145010500 RDTR
Bangunan Pelengkap SPAM 145010600 RDTR
Bukan Jaringan Perpipaan 145020000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Sumur Dangkal 145020100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Sumur Pompa 145020200 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Bak Penampungan Air Hujan 145020300 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Terminal Air 145020400 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Bangunan Penangkap Mata Air 145020500 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Sistem Drainase 447000000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Saluran Drainase Primer 247010000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Saluran Drainase Sekunder 247020000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
49 | Panduan Pengisian Basis Data
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Saluran Drainase Tersier 247030000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Saluran Drainase Lokal 247040000 RDTR
Bangunan Peresapan (Kolam
Retensi) 147050000 RDTR
Bangunan Tampungan (Polder) 147060000 RDTR
Bangunan Pelengkap Drainase 147070000 RDTR
Sistem Pengelolaan Air Limbah
(SPAL) 449000000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Jaringan Sistem Pengelolaan Air
Limbah (SPAL) 249000000 RTRW Provinsi
Infrastruktur Sistem Pengelolaan
Air Limbah (SPAL) 149000000 RTRW Provinsi
Sistem Pembuangan Air Limbah
Non Domestik 449010000 RDTR
Infrastruktur Sistem Pembuangan
Air Limbah Non Domestik 149010100
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Sistem Pembuangan Air
Limbah Non Domestik 249010200
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Jaringan Sistem Pembuangan Air
Limbah Domestik 249020000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Infrastruktur Sistem Pembuangan
Air Limbah Domestik 149020000 RTRW Kabupaten, RTRW Kota
Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik Setempat 449020100 RDTR
Sub Sistem Pengangkutan 249020110 RDTR
Sub Sistem Pengolahan Setempat 149020120 RDTR
Sub Sistem Pengolahan Lumpur
Tinja 149020130 RDTR
Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik Terpusat 449020200 RDTR
Sub Sistem Pelayanan 149020210 RDTR
Pipa Tinja 249020211 RDTR
Pipa Non Tinja 249020212 RDTR
Pipa Persil 249020213 RDTR
Bak Perangkap Lemak dan Minyak
dari Dapur 149020214 RDTR
Bak Kontrol 149020215 RDTR
Panduan Pengisian Basis Data | 50
NOMENKLATUR KODE TINGKAT PERENCANAAN
Lubang Inspeksi 149020216 RDTR
Sub Sistem Pengumpulan 149020220 RDTR
Pipa Retikulasi 249020221 RDTR
Pipa Induk 249020222 RDTR
Prasarana dan Sarana Pelengkap 149020223 RDTR
Sub Sistem Pengolahan Terpusat 149020230 RDTR
IPAL Kota 149020231 RDTR
IPAL Skala Kawasan
Tertentu/Permukiman 149020232 RDTR
IPAL Komunal Industri Rumah
Tangga 149020233 RDTR
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) 150000000
RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten, RTRW Kota, RDTR
Sistem Jaringan
Persampahan/Persampahan 453000000
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Sistem Jaringan Persampahan
Wilayah Lintas Kabupaten/Kota 153010000 RTRW Provinsi
Stasiun Peralihan Antara (SPA) 153020100 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Tempat Pengelolaan Sampah
Reuse, Reduce, Recycle (TPS 3R) 153020200
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Tempat Penampungan Sementara
(TPS) 153020300
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) 153020400 RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu (TPST) 153020500
RTRW Kabupaten, RTRW Kota,
RDTR
C. Pengisian Separasi Wilayah Perencanaan dan Wilayah
Administrasi
Pengisian separasi wilayah perencanaan dan wilayah administrasi
umumnya dilakukan dengan mengisi langsung pada field tersebut, ataupun
bisa juga dengan melakukan proses union antara data batas wilayah dengan
Pola Ruang yang sudah disusun. Kelompok informasi separasi wilayah
perencanaan hanya terdapat pada Pola Ruang tingkat RDTR, sedangkan untuk
wilayah administrasi terdapat di seluruh format basis data dengan tingkat
51 | Panduan Pengisian Basis Data
kedalaman disesuaikan dengan tingkat perencanaannya. Adapun ketentuan
pengisian sebagai berikut:
Tabel III-4 Pengisian Sparasi Wilayah Perencanaan dan Wilayah Administrasi
INFORMASI FIELD BENTUK ISIAN CONTOH
Separasi
Wilayah
Perencanaan
BWP Diisi dengan angka
Romawi I
Sub-BWP Diisi dengan huruf
abjad kapital A
Blok Diisi dengan angka
Arab 2
Sub-Blok Diisi dengan huruf
abjad kapital A
Wilayah
Administrasi
Wilayah
Administrasi
Provinsi
Diisi dengan huruf
abjad Prov. Aaa
Wilayah
Administrasi
Kabupaten/Kota
Diisi dengan huruf
abjad
Kab. Bbb/ Kota
Xxx
Wilayah
Administrasi
Kecamatan
Diisi dengan huruf
abjad Kec. Ccc
Wilayah
Administrasi
Kelurahan/Desa
Diisi dengan huruf
abjad
Kel. Ddd/ Desa
Yyy
Pengisian nama wilayah administrasi untuk tingkat kecamatan, kelurahan
dan desa boleh menggunakan istilah nama daerah dengan tingkatan yang sama
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran poligon yang muncul akibat
terpotongnya data oleh informasi separasi wilayah perencanaan dan wilayah
administrasi. Diharapkan poligon yang terpotong masih sesuai dengan
ketelitian informasi yang dapat tergambar pada skala pemetaan tersebut (tidak
menimbulkan slivers). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bentuk dari
agregasi data sub-blok hingga menjadi sebuah BWP merupakan satu hamparan
yang tidak terpisah dapat dilihat pada Gambar III-11. Apabila dalam wilayah
perencanaan informasi yang digunakan tidak sampai pada kedetailan sub-blok,
maka informasi sub-blok boleh untuk tidak diisi (dibiarkan null).
Panduan Pengisian Basis Data | 52
D. Pengisian Ketentuan Khusus
Pengisian ketentuan khusus digunakan untuk menggambarkan area atau
wilayah perencanaan yang bertampalan (overlay) dengan informasi sektor
terkait, sehingga dalam pemanfaatan ruangnya memerlukan pengaturan lebih
lanjut. Tema informasi yang dimasukkan ke dalam ketentuan khusus untuk
tingkat RTRW berasal dari tema perhubungan (KKOP), pertanian (KP2B),
kebencanaan (KRB), cagar budaya (CAGBUD), dan resapan air (RESAIR),
sedangkan untuk tingkat RDTR meliputi tema perhubungan (KKOP), pertanian
(LP2B), kebencanaan (KRB dan TEB), perekonomian (TOD), cagar budaya
(CAGBUD), pertahanan dan keamanan (HANKAM), penelitian (PUSLIT), resapan
air (RESAIR), dan penyangga (SANGGA).
Pemilihan isian ketentuan khusus berbeda satu dengan yang lainnya
bergantung pada kriteria dan fungsi dari ketentuan khusus tersebut. Bentuk
isian yang sudah dimasukkan ke dalam basis data peta RTR dibuat dalam
domain (isian tetap) dan isian bebas. Penggunaan domain dilakukan jika isian
ketentuan khusus sudah tersedia dalam basis data RTR. Apabila isian
ketentuan khusus belum tersedia, maka dapat mengisikan secara manual
sesuai dengan ketentuan yang tertuang pada Tabel III-5
Blok 1, Desa A
Blok 2,
Desa A
(slivers)
Blok 2, Desa B
Blok 1, Desa A Blok 1,
Desa A Blok 2, Desa B
Gambar III-11 Ilustrasi Slivers dan Blok yang Tidak Satu Hamparan
53 | Panduan Pengisian Basis Data
Tabel III-5 Pengisian Ketentuan Khusus
KETENTUAN
KHUSUS PENGATURAN BENTUK ISIAN
KKOP
Ketentuan khusus KKOP harus diisi
“Ada” apabila dalam wilayah
perencanaannya memiliki bandar
udara. Pengisian ini juga harus
dilakukan apabila terdapat bandar
udara pada daerah yang bersebelahan
dengan wilayah perencanaan dan
masih mengalami dampak dari bandar
udara tersebut.
Ketentuan khusus KKOP diisi dengan
memperhatikan area jangkauan titik
bandar udara dan arah jalur lepas
landas pesawat. Ketentuan khusus
KKOP digunakan dalam pengendalian
tinggi bangunan dan bentuk kegiatan
yang dapat menghalangi atau
mengganggu rute penerbangan.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
• Angka 2 untuk Ada
KP2B
Ketentuan khusus KP2B harus diisi
“Ada” apabila dalam perencanaannya
daerah tersebut akan ditetapkan
sebagai Kawasan Pertanian Pangan
Berkelanjutan. Ketentuan ini hanya
diisi pada Pola Ruang yang
diperbolehkan adanya KP2B (Tanaman
Pangan dan Hortikultura).
Dalam pengisian ketentuan khusus
KP2B juga perlu memperhatikan
rencana irigasi dan bentuk
kompensasi yang diberikan dari
penetapan daerah tersebut sebagai
KP2B.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
• Angka 2 untuk Ada
Panduan Pengisian Basis Data | 54
KETENTUAN
KHUSUS PENGATURAN BENTUK ISIAN
LP2B
Ketentuan khusus LP2B harus diisi
“Ada” apabila dalam perencanaannya
daerah tersebut belum ditentukan
mana daerah yang akan ditetapkan
sebagai LP2B atau LCP2B, namun
pada wilayah perencanaan yang lebih
tinggi (RTRW Kabupaten/RTRW Kota)
sudah ditetapkan sebagai KP2B.
Jika daerah tersebut sudah dapat
menetapkan LP2B atau LCP2B, maka
diisi “LP2B” atau “LCP2B”. Ketentuan
ini hanya diisi pada Pola Ruang yang
diperbolehkan adanya KP2B, LP2B,
atau LCP2B (Tanaman Pangan dan
Hortikultura).
Dalam pengisian ketentuan khusus
LP2B juga perlu memperhatikan
rencana irigasi dan bentuk
kompensasi yang diberikan dari
penetapan daerah tersebut sebagai
LP2B ataupun LCP2B.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
• Angka 2 untuk Ada
• Angka 3 untuk LP2B
• Angka 4 untuk LCP2B
KRB
Ketentuan khusus KRB harus diisi
sesuai dengan jenis dan tingkatan
bencana yang terdapat pada daerah
tersebut. Pengisian ketentuan khusus
KRB hanya diisikan pada
kawasan/zona budidaya, Ruang
Terbuka Hijau (RTH) dan perlindungan
setempat. Hal ini dikarenakan
kawasan lindung selain dari RTH dan
perlindungan setempat seharusnya
dalam penetapannya sudah
memperhatikan jenis dan tingkatan
bencana yang ada beserta mitigasinya.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
Contoh Isian Bebas:
• Kawasan Rawan
Bencana Banjir
Tingkat Sedang
• Kawasan Rawan
Bencana Tsunami
Tingkat Tinggi
55 | Panduan Pengisian Basis Data
KETENTUAN
KHUSUS PENGATURAN BENTUK ISIAN
Ketentuan khusus KRB biasa
digunakan untuk membatasi suatu
kegiatan pada kawasan/zona tertentu
dalam mengurangi tingkat risiko dari
bencana tersebut.
TEB
Ketentuan khusus TEB harus diisi
pada daerah yang dalam
perencanaannya (Pola Ruang) memiliki
fungsi utama selain TEB, namun saat
terjadi suatu bencana akan
difungsikan sebagai area evakuasi.
Dalam melakukan pengisian TEB
diharapkan juga memperhatikan jalur
evakuasi yang ada atau akan
direncanakan. Khusus pengisian
tempat evakuasi akhir diharapkan
tidak berada pada kawasan rawan
bencana.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
• Angka 2 untuk Tempat
Evakuasi Sementara
• Angka 3 untuk Tempat
Evakuasi Akhir
CAGBUD
Ketentuan khusus CAGBUD harus
diisi pada daerah yang dalam
perencanaannya (Pola Ruang) memiliki
fungsi utama selain Cagar Budaya,
namun memiliki SK cagar budaya atau
memiliki fungsi cagar budaya yang
perlu dilestarikan sesuai dengan nilai
nilai pada daerah tersebut.
Ketentuan khusus CAGBUD biasanya
digunakan untuk membatasi kegiatan,
atau memberi prasyarat tambahan
pada suatu daerah dalam menjaga
nilai atau corak yang ada pada dearah
tersebut.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
Contoh Isian Bebas:
• Kawasan Kota Tua
• Rumah Proklamasi
• Kampung Betawi
• Makam Kerajaan
Majapahit
• Kawasan Lindung
Spiritual
Panduan Pengisian Basis Data | 56
KETENTUAN
KHUSUS PENGATURAN BENTUK ISIAN
RESAIR
Ketentuan khusus RESAIR harus diisi
“Ada” apabila daerah tersebut dalam
perencanaannya (Pola Ruang) memiliki
fungsi utama selain Imbuhan Air
Tanah, namun memiliki fungsi
tambahan sebagai area yang
meresapkan air.
Ketentuan khusus ini digunakan
umumnya untuk membatasi KDB atau
kegiatan yang diijinkan pada suatu
daerah perencanaan. Ketentuan ini
juga bisa digunakan untuk
meningkatkan KDH pada suatu daerah
perencanaan.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
• Angka 2 untuk Ada
TOD
Ketentuan khusus TOD harus diisi
“Ada” apabila kawasan tersebut dalam
perencanaannya akan difungsikan
sebagai kawasan Transit Oriented
Development.
Ketentuan khusus TOD dapat dibuat
pada wilayah perencanaan dengan
fungsi Pola Ruang berupa kawasan
campuran, kawasan perdagangan jasa,
kawasan perkantoran ataupun
kawasan permukiman.
Perencanaan TOD juga harus dilewati
minimal dua jenis transportasi umum
yang berbeda dan berhenti pada area
tersebut. Area perencanaan TOD juga
perlu menggambarkan ruang pejalan
kaki yang harus dibangun.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
• Angka 2 untuk Ada
57 | Panduan Pengisian Basis Data
KETENTUAN
KHUSUS PENGATURAN BENTUK ISIAN
HANKAM
Ketentuan khusus HANKAM harus
diisi “Ada” atau apabila bisa
didetailkan dapat diisi dengan isian
bebasnya. Ketentuan khusus HANKAM
diisi jika daerah tersebut dalam
perencanaannya (Pola Ruang) memiliki
fungsi utama selain kawasan/zona
pertahanan dan keamanan, namun
memiliki fungsi tambahan sebagai area
yang perlu dipertahankan atau
memiliki nilai penting dalam hal
pertahanan atau keamanan.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
• Angka 2 untuk Ada
Contoh Isian Bebas:
• Koramil
• Lapangan Tembak
PUSLIT
Ketentuan khusus PUSLIT harus diisi
apabila daerah tersebut dalam
perencanaannya akan difungsikan
sebagai wilayah yang akan
dipertahankan karena memberikan
nilai dalam hal pengembangan ilmu
pengetahuan.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
Contoh Isian Bebas:
• Plasma Nutfah
• Observatorium
SANGGA
Ketentuan khusus SANGGA harus diisi
apabila daerah tersebut dalam
perencanaannya dilewati oleh
infrastruktur tertentu sehingga perlu
diatur batasan pemanfaatan wilayah
disekitarnya agar tidak mengganggu,
merusak, atau membahayakan
infrastruktur tersebut.
Pengisian ketentuan khusus SANGGA
juga perlu memperhatikan bentuk
kompensasi yang diberikan dari
penetapan daerah tersebut.
Isian Tetap:
• Angka 1 untuk Tidak
Ada
Contoh Isian Bebas:
• Sempadan SUTET
• Sempadan SUTT
Panduan Pengisian Basis Data | 58
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian ketentuan khusus ini adalah
pengaturannya perlu dicantumkan dalam batang tubuh atau lampiran
peraturan berbentuk APZ/KUPZ/PZ. Jika pada suatu daerah perencanaan tidak
terdapat aturan ketentuan khusus, maka diisi “Tidak Ada” (tidak boleh null).
Terkait pemberian simbologi atau pewarnaan pada nomenklatur yang sudah
menggunakan domain pada field-nya, namun berbentuk isian bebas, maka
diperlukan tambahan tahapan agar nilai atau nomenklatur tersebut dapat
muncul ke dalam simbologi atau pewarnaan. Adapun tahapan yang dapat
dilakukan pada software ArcGIS adalah sebagai berikut:
1. Klik kanan pada data yang akan disimbologi pada panel “Table of Content,”
kemudian klik “Properties”.
2. Pada layer properties, pilih tab symbologi kemudian pilih Categories. Pada
bagian tersebut, pilih “Unique Values”.
3. Setelah itu tentukan field yang akan digunakan pada bagian “Value Field”.
4. Jika sudah klik “Add All Value” untuk memasukkan seluruh nilai domain
tetap, sementara untuk memasukkan nilai domain bebas, klik “Add Value,”
isi secara manual nomenklatur yang sesuai dengan atribut isian bebas yang
akan dimunculkan, kemudian klik “Add to List,” kemudian klik Ok.
E. Pengisian Teknik Pengaturan Zonasi
Pengisian Teknik Pengaturan Zonasi (TPZ) digunakan dalam pemberian
fleksibilitas pada suatu area tertentu. Pengisian TPZ menggunakan huruf abjad
kecil yang memiliki fungsi tertentu. Pada area yang sudah memiliki ketentuan
khusus masih dapat diatur TPZ-nya. Suatu area juga diperbolehkan untuk
memiliki lebih dari satu TPZ, dengan penulisan dipisahkan menggunakan tanda
koma (a,b,c). Adapun fungsi per masing-masing TPZ dapat dilihat dalam
lampiran Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota.
Apabila TPZ diatur dalam Pola Ruang, maka label pada peta Pola Ruang
digambar atau dimunculkan dengan TPZ-nya (R-1.a,b). Adapun rumus yang
dimasukkan dalam label Expression dapat dilihat pada Gambar III-12.
59 | Panduan Pengisian Basis Data
F. Pengisian Keterangan Tambahan
Pengisian keterangan tambahan untuk field “Luas” menggunakan format
proyeksi berupa Mercator atau UTM, dengan satuan luas berupa hektar (Ha).
Perhitungan luas tidak perlu mengubah proyeksi data, namun hanya pada layer
tempat data tersebut dipanggil. Perlu diperhatikan dalam perhitungan luas,
hasil total luas suatu kawasan/zona dalam basis data peta RTR harus sama
dengan yang tertera dalam batang tubuh peraturan.
Keterangan tambahan untuk field “Sumber Data” dapat diisi dengan nama
instansi, serta tahun akuisisi data tersebut. Apabila data tersebut dihasilkan
dari hasil analisa, maka dapat diisi dengan menyebutkan hasil analisis
dokumen perencanaan yang kemudian disertai tahun contohnya: Hasil Analisis,
2020.
Gambar III-12 Teknik Pengaturan Zonasi
Function FindLabel ( [TPZ_00], [KODSZN] )
If [TPZ_00] = "Tidak" then
FindLabel = [KODSZN]
Else
FindLabel = [KODSZN] + "."+ [TPZ_00]
End if
End Function
Panduan Pengisian Basis Data | 60
G. Pengisian Holding Zone
Ketentuan basis data peta RTR terkait holding zone untuk kawasan hutan
atau kawasan pertanian yang belum disepakati pada saat penetapan peraturan
perundang-undangan menggunakan kode kawasan hutan atau kawasan
pertanian garis miring (/) kawasan budi daya yang direncanakan. Mekanisme
penetapan holding zone mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan. Kriteria Holding Zone yang bisa dimunculkan pada peta RTR
diharapkan yang sudah diajukan ke Menteri yang membidangi urusan
Kehutanan dan Lingkungan, bukan yang sedang dalam proses pengajuan.
Contoh pengisian basis data holding zone dapat dilihat pada Gambar III-13.
Simbologi Holding Zone pada peta RTR yang ditetapkan melalui Perka BIG
dengan ketentuan:
Warna dasar: warna simbologi untuk Kawasan Hutan/Kawasan Pertanian
Garis Miring Merah (Mars Red)
Ketebalan : 1 Width
Style : 10% Simple Hatch
Separation : RTRW (3), RDTR (10)
R G B : 255 0 0
Gambar III-13 Contoh Pengisian Basis Data Holding Zone
diisi kode subzona hutan/ kode sub-zona
diisi sesuai dengan nama zona, kode zona dan sub-zona
diketik dengan kawasan hutan/perencanaan
61 | Panduan Pengisian Basis Data
Ketentuan Simbol Titik dalam Pola Ruang
Unsur Pola Ruang yang luasannya kecil dan tidak dapat tergambarkan
sebagai poligon direpresentasikan dengan simbol titik pada peta RTR sesuai dengan
Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Penggambaran simbol
titik pada peta Pola Ruang hanya berfungsi menunjukkan lokasi dan tidak bisa
dicantumkan luasannya dalam batang tubuh peraturan perundang-undangan.
Unsur yang dapat digambarkan sebagai titik pada peta Pola Ruang terbatas
hanya unsur: (1) Pertahanan dan Keamanan; (2) Pariwisata; dan (3) Cagar Budaya
pada tingkat RTRW. Ketiga unsur tersebut merupakan objek vital dimana
keberadaannya membutuhkan perencanaan dan prasarana khusus untuk
pengembangan ekonomi, fungsi preservasi atau fungsi strategis keamanan, namun
tidak memiliki luasan signifikan yang dapat digambarkan pada skala minimal peta
Pola Ruang.
Unsur titik yang dimasukkan pada rencana Pola Ruang perlu dibuat kelas
fitur tersendiri, kemudian dimasukkan ke dalam dataset Pola Ruang secara
manual. Ketentuan kelas fitur dibuat minimal terdiri atas dua field yaitu: (1)
NAMOBJ (Alias: Nama Objek) dan (2) REMARK (Alias: Catatan). Field Nama Objek
diisi dengan tambahan kata “Lokasi” sebelum menulis nama jenis unsurnya,
sementara field REMARK dapat diisi dengan keterangan nama lokasi/nama unsur
aslinya. Contoh pengisian field dapat dilihat pada Tabel III-6.
Gambar III-14 Contoh Simbologi Peruntukkan Holding Zone pada
Legenda Peta Rencana Pola Ruang
Panduan Pengisian Basis Data | 62
Tabel III-6 Contoh Pengisian Atribut pada Kelas Fitur Tambahan Titik di dalam
Dataset Pola Ruang
NAMOBJ REMARK
Lokasi Pertahanan dan
Keamanan
pos militer, mercusuar, pos batas, pos lintas,
dll
Lokasi Pariwisata air terjun, goa, titik pandang, dll
Lokasi Cagar Budaya makam, tugu, dll
Relasi Spasial Basis Data Peta Rencana Tata Ruang
Aturan relasi spasial dalam basis data peta RTR dibedakan menjadi dua,
yaitu untuk mengatur hubungan nomenklatur yang harus berdampingan dan yang
tidak boleh berdampingan. Fungsi aturan relasi spasial adalah untuk
mempermudah penyusun dalam menentukan nomenklatur yang saling
mempengaruhi dalam penyusunan rencana tata ruang. Relasi spasial pada
penggambaran peta RTR disesuaikan dengan tingkat ketelitian skala perencanaan
tata ruang. Jika objek yang digambarkan tidak memenuhi tingkat ketelitian skala
peta RTR, maka relasi spasial dapat tidak berlaku. Contoh pada Sumber Air
Kabupaten/Kota (titik) pada tingkat RTRW Kabupaten berdasarkan aturan relasi
spasial titik-poligon seharusnya berada di dalam Badan Air (poligon), namun jika
objek Badan Air tersebut memiliki luasan yang tidak tergambarkan pada skala
RTRW Kabupaten, maka relasi spasial dapat tidak berlaku.
A. Aturan Relasi Spasial yang Harus Berdampingan untuk RTRW
Provinsi, Kabupaten/Kota dan RDTR
Setiap “Nomenklatur 1” memiliki aturan relasi dengan “Nomenklatur 2” yang
dijelaskan pada Tabel III-7 sesuai nomenklatur pada setiap tingkat perencanaan
yang diatur dalam Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota.
63 | Panduan Pengisian Basis Data
Tabel III-7 Aturan Relasi Spasial yang Harus Berdampingan
Aturan Penjelasan Ilustrasi
Titik – Garis Titik infrastruktur harus
terhubung dengan garis/jaringan
Titik – Poligon Titik infrastruktur harus berada di
dalam poligon
Garis – Poligon Garis jaringan harus berada di
dalam poligon
Poligon – Garis Di dalam poligon harus terdapat
garis/ jaringan
Poligon (Ketentuan
Khusus) – Poligon
Ketentuan khusus harus overlay
dengan poligon
Poligon (Ketentuan
Khusus) - Titik
Di dalam ketentuan khusus harus
terdapat titik
Keterangan:
1. Aturan berisi ketentuan relasi spasial antara geometri pada nomenklatur
1 dengan geometri pada nomenklatur 2, dan tidak berlaku sebaliknya;
2. Penjelasan berisi maksud dari aturan;
3. Ilustrasi berisi gambaran yang mencerminkan aturan, dimana geometri
pada nomenklatur 1 berwarna hitam, sedangkan geometri pada
nomenklatur 2 berwarna orange. Peruntukan ketentuan khusus
digambarkan dengan arsiran.
Panduan Pengisian Basis Data | 64
Tabel III-8 Relasi Spasial yang Harus Berdampingan
POLA RUANG
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Badan Jalan Poligon-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
SISTEM PERKOTAAN
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Sistem Perkotaan Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Sistem Perkotaan Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Jaringan Jalan Garis-Poligon Badan Jalan Badan Jalan Badan Jalan
Terminal Penumpang Tipe A Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Terminal Penumpang Tipe A Titik-Poligon Kawasan Permukiman Kawasan Permukiman
Perkotaan Kawasan Transportasi Zona Transportasi
Terminal Penumpang Tipe B Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
65 | Panduan Pengisian Basis Data
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Terminal Penumpang Tipe B Titik-Poligon Kawasan Permukiman Kawasan Permukiman
Perkotaan Kawasan Transportasi Zona Transportasi
Terminal Penumpang Tipe C Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Terminal Penumpang Tipe C Titik-Poligon Kawasan Permukiman
Perkotaan
Kawasan Transportasi/
Kawasan Fasilitas
Umum dan Fasilitas
Sosial
Zona Transportasi/
SPU Skala Kota
Terminal Barang Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Terminal Barang Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Halte Titik-Garis Jaringan Jalan
Pangkalan Angkutan Umum Titik-Garis Jaringan Jalan
Jembatan Timbang Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Jembatan Timbang Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Jaringan Jalur Kereta Api Garis-Poligon Badan Jalan Badan Jalan Badan Jalan Badan Jalan
Stasiun Kereta Api Titik-Garis Jaringan Jalur Kereta
Api
Stasiun Kereta Api Titik-Poligon Kawasan Budi Daya
Stasiun Penumpang Titik-Garis Jaringan Jalur Kereta
Api
Jaringan Jalur Kereta
Api
Panduan Pengisian Basis Data | 66
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Stasiun Penumpang Titik-Poligon Kawasan Permukiman
Kawasan Transportasi/
Kawasan Fasilitas
Umum dan Fasilitas
Sosial
Stasiun Penumpang Besar Titik-Garis Jaringan Jalur Kereta
Api
Stasiun Penumpang Besar Titik-Poligon Zona Transportasi
Stasiun Penumpang Sedang Titik-Garis Jaringan Jalur Kereta
Api
Stasiun Penumpang Sedang Titik-Poligon Zona Transportasi
Stasiun Penumpang Kecil Titik-Garis Jaringan Jalur Kereta
Api
Stasiun Penumpang Kecil Titik-Poligon Zona Transportasi/
SPU Skala Kota
Stasiun Barang Titik-Garis Jaringan Jalur Kereta
Api
Jaringan Jalur Kereta
Api
Jaringan Jalur Kereta
Api
Stasiun Barang Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Stasiun Operasi Titik-Garis Jaringan Jalur Kereta
Api
Jaringan Jalur Kereta
Api
Jaringan Jalur Kereta
Api
Stasiun Operasi Titik-Poligon Kawasan Permukiman Kawasan Transportasi Zona Transportasi
67 | Panduan Pengisian Basis Data
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Alur-Pelayaran Sungai dan
Alur-Pelayaran Danau Garis-Poligon Badan Air Badan Air Badan Air Badan Air
Pelabuhan Sungai dan Danau Titik-Garis
Alur-Pelayaran Sungai
dan Alur-Pelayaran
Danau
Alur-Pelayaran Sungai
dan Alur-Pelayaran
Danau
Alur-Pelayaran Sungai
dan Alur-Pelayaran
Danau
Alur-Pelayaran Sungai
dan Alur-Pelayaran
Danau
Pelabuhan Penyeberangan Titik-Garis Lintas Penyeberangan
dan Jaringan Jalan
Lintas Penyeberangan
dan Jaringan Jalan
Lintas Penyeberangan
dan Jaringan Jalan
Lintas Penyeberangan
dan Jaringan Jalan
Pelabuhan Utama Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Pelabuhan Utama Titik-Poligon Kawasan Permukiman Kawasan Permukiman
Perkotaan Kawasan Transportasi Zona Transportasi
Pelabuhan Pengumpul Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Pelabuhan Pengumpul Titik-Poligon Kawasan Permukiman Kawasan Permukiman
Perkotaan Kawasan Transportasi Zona Transportasi
Pelabuhan Pengumpan Titik-Garis Jaringan Jalan
Pelabuhan Pengumpan Titik-Poligon
Kawasan
Permukiman/Kawasan
Perlindungan
Setempat
Pelabuhan Pengumpan
Regional Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Panduan Pengisian Basis Data | 68
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Pelabuhan Pengumpan
Regional Titik-Poligon
Kawasan
Permukiman/Kawasan
Perlindungan
Setempat
Kawasan Transportasi Zona Transportasi
Pelabuhan Pengumpan Lokal Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Pelabuhan Pengumpan Lokal Titik-Poligon
Kawasan
Permukiman/Kawasan
Perlindungan
Setempat
Kawasan Transportasi/
Kawasan Fasilitas
Umum dan Fasilitas
Sosial
Zona Transportasi/
SPU Skala Kota
Terminal Khusus Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Terminal Khusus Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Bandar Udara Umum Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Bandar Udara Umum Titik-Poligon
Kawasan Permukiman
dan Ketentuan Khusus
KKOP
Kawasan Permukiman
Perkotaan dan
Ketentuan Khusus
KKOP
Kawasan Transportasi
dan Ketentuan Khusus
KKOP
Zona Transportasi dan
Ketentuan Khusus
KKOP
Bandar Udara Khusus Titik-Garis Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan Jaringan Jalan
Bandar Udara Khusus Titik-Poligon Ketentuan Khusus
KKOP
Ketentuan Khusus
KKOP
Ketentuan Khusus
KKOP
Ketentuan Khusus
KKOP
69 | Panduan Pengisian Basis Data
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Ruang Udara untuk
Penerbangan Garis-Poligon
Ketentuan Khusus
KKOP
Ketentuan Khusus
KKOP
Ketentuan Khusus
KKOP
Ketentuan Khusus
KKOP
SISTEM JARINGAN ENERGI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Infrastruktur Minyak dan Gas
Bumi Titik-Garis
Jaringan Infrastruktur
Minyak dan Gas Bumi
Jaringan Infrastruktur
Minyak dan Gas Bumi
Jaringan Infrastruktur
Minyak dan Gas Bumi
Infrastruktur Minyak dan Gas
Bumi Titik-Poligon
Kawasan
Permukiman/Kawasan
Pertambangan
Kawasan Perdagangan
Jasa/Kawasan
Pertambangan/Kawasa
n Industri
Sarana Penyimpanan Bahan
Bakar Titik-Garis
Jaringan Penyaluran
Minyak dan Gas Bumi
dari Fasilitas Produksi-
Penyimpanan
Sarana Penyimpanan Bahan
Bakar Titik-Poligon
Zona Perdagangan
Jasa/Zona
Pergudangan/Zona
Panduan Pengisian Basis Data | 70
SISTEM JARINGAN ENERGI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Pertambangan/Zona
Kawasan Peruntukan
Industri
Sarana Pengolahan Hasil
Pembakaran Titik-Garis
Jaringan Penyaluran
Minyak dan Gas Bumi
dari Fasilitas Produksi-
Kilang Pengolahan
Sarana Pengolahan Hasil
Pembakaran Titik-Poligon
Zona Perdagangan
Jasa/Zona
Pergudangan/Zona
Pertambangan/Zona
Pembangkitan Tenaga
Listrik
Jaringan Transmisi Tenaga
Listrik Antarsistem Garis-Poligon
Kawasan Perlindungan
Setempat
Kawasan Perlindungan
Setempat
Ketentuan Khusus
Penyangga
Infrastruktur Pembangkitan
Tenaga Listrik dan Sarana
Pendukung
Titik-Garis
Infrastruktur
Penyaluran Tenaga
Listrik dan Sarana
Pendukung
Jaringan Transmisi Jaringan Transmisi Jaringan Transmisi
71 | Panduan Pengisian Basis Data
SISTEM JARINGAN ENERGI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Infrastruktur Pembangkitan
Tenaga Listrik dan Sarana
Pendukung
Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya
Kawasan
Pembangkitan Tenaga
Listrik
Zona Pembangkitan
Tenaga Listrik
Gardu Induk Titik-Garis Jaringan Transmisi Jaringan Transmisi Jaringan Transmisi
Gardu Induk Titik-Poligon Kawasan Budi Daya
Kawasan
Pembangkitan Tenaga
Listrik
Zona Pembangkitan
Tenaga Listrik
Gardu Hubung Titik-Garis Jaringan Transmisi
Gardu Distribusi Titik-Garis Jaringan Distribusi
SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Jaringan Tetap Garis-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Infrastruktur Jaringan Tetap Titik-Garis Jaringan Tetap Jaringan Tetap Jaringan Tetap Telepon Fixed Line
Infrastruktur Jaringan Tetap Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Jaringan Bergerak Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Panduan Pengisian Basis Data | 72
SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Sumber Air Lintas Negara dan
Lintas Provinsi Titik-Garis
Jaringan Prasarana
Sumber Daya Air Lintas
Negara dan Lintas
Provinsi
Jaringan Prasarana
Sumber Daya Air Lintas
Negara dan Lintas
Provinsi
Jaringan Prasarana
Sumber Daya Air Lintas
Negara dan Lintas
Provinsi
Sumber Air Lintas Negara dan
Lintas Provinsi Titik-Poligon Badan Air Badan Air Badan Air
Sumber Air Lintas
Kabupaten/Kota Titik-Garis
Jaringan Prasarana
Sumber Daya Air Lintas
Kabupaten/Kota
Jaringan Prasarana
Sumber Daya Air Lintas
Kabupaten/Kota
Jaringan Prasarana
Sumber Daya Air Lintas
Kabupaten/Kota
Sumber Air Lintas
Kabupaten/Kota Titik-Poligon Badan Air Badan Air Badan Air
Sumber Air Kabupaten/Kota Titik-Garis
Jaringan Prasarana
Sumber Daya Air
Kabupaten
Jaringan Prasarana
Sumber Daya Air Kota Jaringan Irigasi
Sumber Air Kabupaten/Kota Titik-Poligon Badan Air Badan Air Badan Air
Jaringan Pengendali Banjir Garis-Poligon Kawasan Perlindungan
Setempat
Kawasan Perlindungan
Setempat
Zona Sempadan
Pantai/Zona Sempadan
Sungai/Zona Sekitar
Danau atau Waduk
Bendungan Titik-Poligon
73 | Panduan Pengisian Basis Data
SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Badan Air
Bangunan Pengendali Banjir Titik-Poligon Kawasan Perlindungan
Setempat/Badan Air
Kawasan Perlindungan
Setempat/Badan Air
Zona Sempadan
Pantai/Zona Sempadan
Sungai/Zona Sekitar
Danau atau Waduk/
Badan Air
SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Ruang Evakuasi
Bencana/Tempat Evakuasi Titik-Garis Jalur Evakuasi Bencana Jalur Evakuasi Bencana
Meeting Point Titik-Garis Jalur Evakuasi Bencana
Tempat Evakuasi Sementara Titik-Garis Jalur Evakuasi Bencana
Tempat Evakuasi Sementara Titik-Poligon
Ketentuan Khusus
TEB/Tempat Evakuasi
Sementara
Tempat Evakuasi Akhir Titik-Garis Jalur Evakuasi Bencana
Panduan Pengisian Basis Data | 74
SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Tempat Evakuasi Akhir Titik-Poligon
Ketentuan Khusus
TEB/Tempat Evakuasi
Akhir
Jalur Pejalan Kaki Garis-Poligon Badan Jalan
Jalur Sepeda Garis-Poligon Badan Jalan
Infrastruktur Sistem
Penyediaan Air Minum
(SPAM)
Titik-Garis
Jaringan Sistem
Penyediaan Air Minum
(SPAM)
Unit Air Baku Titik-Garis Jaringan Air Baku Jaringan Air Baku Pipa Transmisi Air Baku
Unit Produksi Titik-Garis Jaringan Produksi Jaringan Produksi Pipa Transmisi Air
Minum
Unit Produksi Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Infrastruktur
Perkotaan
Instalasi Pengolahan
Air Minum (IPAM)
Unit Distribusi Titik-Garis Jaringan Distribusi Jaringan Distribusi Pipa Unit Distribusi
Unit Pelayanan Titik-Garis Jaringan Distribusi Jaringan Distribusi Pipa Unit Distribusi
Bukan Jaringan Perpipaan Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Bangunan Peresapan (Kolam
Retensi) Titik-Garis Saluran Drainase
75 | Panduan Pengisian Basis Data
SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Bangunan Peresapan (Kolam
Retensi) Titik-Poligon Badan Air
Bangunan Tampungan
(Polder) Titik-Garis Saluran Drainase
Bangunan Tampungan
(Polder) Titik-Poligon
Badan Air/Zona
Sempadan
Sungai/Zona Sekitar
Danau atau Waduk
Bangunan Pelengkap
Drainase Titik-Garis Saluran Drainase
Bangunan Pelengkap
Drainase Titik-Poligon
Zona Sempadan
Sungai/Zona Sekitar
Danau atau Waduk
Infrastruktur Sistem
Pengelolaan Air Limbah
(SPAL)
Titik-Garis
Jaringan Sistem
Pengelolaan Air
Limbah (SPAL)
Jaringan Sistem Pembuangan
Air Limbah Non Domestik Garis-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Panduan Pengisian Basis Data | 76
SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Infrastruktur Sistem
Pembuangan Air Limbah Non
Domestik
Titik-Garis
Jaringan Sistem
Pembuangan Air
Limbah Non Domestik
Jaringan Sistem
Pembuangan Air
Limbah Non Domestik
Jaringan Sistem
Pembuangan Air
Limbah Non Domestik
Infrastruktur Sistem
Pembuangan Air Limbah Non
Domestik
Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Jaringan Sistem Pembuangan
Air Limbah Domestik Garis-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya
Infrastruktur Sistem
Pembuangan Air Limbah
Domestik
Titik-Garis
Jaringan Sistem
Pembuangan Air
Limbah Domestik
Jaringan Sistem
Pembuangan Air
Limbah Domestik
Infrastruktur Sistem
Pembuangan Air Limbah
Domestik
Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya
Sub Sistem Pengangkutan Garis-Poligon Badan Jalan
Sub Sistem Pengolahan
Setempat Titik-Garis Jaringan Jalan
Sub Sistem Pengolahan
Setempat Titik-Poligon Zona Budi Daya
77 | Panduan Pengisian Basis Data
SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Sub Sistem Pengolahan
Lumpur Tinja Titik-Garis Jaringan Jalan
Sub Sistem Pengolahan
Lumpur Tinja Titik-Poligon Zona Budi Daya
Sub Sistem Pelayanan Titik-Poligon Zona Budi Daya
Sub Sistem Pelayanan Garis-Poligon Zona Budi Daya
Sub Sistem Pengumpulan Titik-Poligon Zona Budi Daya
Sub Sistem Pengumpulan Garis-Poligon Zona Budi Daya
Sub Sistem Pengolahan
Terpusat Titik-Poligon
Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL)
Sub Sistem Pengolahan
Terpusat Titik-Garis
Sub Sistem
Pelayanan/Sub Sistem
Pengumpulan
Sistem Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Sistem Jaringan Persampahan
Wilayah Lintas
Kabupaten/Kota
Titik-Poligon Kawasan Permukiman
Panduan Pengisian Basis Data | 78
SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Stasiun Peralihan Antara
(SPA) Titik-Poligon Kawasan Budi Daya
Kawasan Infrastruktur
Perkotaan
Zona Tempat
Pemrosesan Akhir
Tempat Pengelolaan Sampah
Reuse, Reduce, Recycle (TPS
3R)
Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Tempat Penampungan
Sementara (TPS) Titik-Poligon Kawasan Budi Daya Kawasan Budi Daya Zona Budi Daya
Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) Titik-Poligon Kawasan Budi Daya
Kawasan Infrastruktur
Perkotaan
Zona Tempat
Pemrosesan Akhir
Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu (TPST) Titik-Poligon Kawasan Budi Daya
Kawasan Infrastruktur
Perkotaan
Zona Tempat
Pemrosesan Akhir
OVERLAY KETENTUAN KHUSUS
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Ketentuan Khusus KKOP Poligon-Titik
Bandar Udara Umum
dan Bandar Udara
Khusus
Bandar Udara Umum
dan Bandar Udara
Khusus
Bandar Udara Umum
dan Bandar Udara
Khusus
Bandar Udara Umum
dan Bandar Udara
Khusus
79 | Panduan Pengisian Basis Data
OVERLAY KETENTUAN KHUSUS
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Ketentuan Khusus KP2B Poligon-
Poligon Kawasan Pertanian
Kawasan Tanaman
Pangan/Kawasan
Hortikultura
Kawasan Tanaman
Pangan/Kawasan
Hortikultura
Ketentuan Khusus LP2B Poligon-Garis Sistem Jaringan Irigasi
Ketentuan Khusus LP2B Poligon-
Poligon
Tanaman
Pangan/Hortikultura
Ketentuan Khusus TOD Poligon-Titik
Infrastruktur
Transportasi dan
Sistem Perkotaan
Ketentuan Khusus TOD Poligon-Garis Jalur Pejalan Kaki dan
Jaringan Transportasi
Ketentuan Khusus TOD Poligon-
Poligon
Zona Campuran/Zona
Transportasi/Zona
Perdagangan
Jasa/Zona
Perkantoran/Zona
Perumahan
Panduan Pengisian Basis Data | 80
B. Aturan Relasi Spasial yang Tidak Boleh Berdampingan untuk RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota dan RDTR
Setiap “Nomenklatur 1” memiliki aturan relasi dengan “Nomenklatur 2”
yang dijelaskan pada Tabel III-9 sesuai nomenklatur pada setiap tingkat
perencanaan yang diatur dalam Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 14
Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata
Ruang Kabupaten/Kota
Tabel III-9 Aturan Relasi Spasial yang Tidak Boleh Berdampingan
Aturan Penjelasan Ilustrasi
Titik - Poligon Titik infrastruktur tidak boleh
berada di dalam poligon
Garis - Poligon Garis jaringan tidak boleh berada
di dalam poligon
Garis-Garis
Garis jaringan tidak boleh
tumpang tindih dengan garis
lainnya
Keterangan:
1. Aturan berisi ketentuan relasi spasial antara geometri pada
nomenklatur 1 dengan geometri pada nomenklatur 2, dan tidak
berlaku sebaliknya;
2. Penjelasan berisi maksud dari aturan;
3. Ilustrasi berisi gambaran yang mencerminkan aturan, dimana
geometri pada nomenklatur 1 berwarna hitam, sedangkan geometri
pada nomenklatur 2 berwarna orange.
81 | Panduan Pengisian Basis Data
Tabel III-10 Relasi Spasial yang Tidak Boleh Berdampingan
SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Jaringan Tetap Garis-Garis Jalan Tol/Jalan Bebas
Hambatan
Jalan Tol/Jalan Bebas
Hambatan
Jalan Tol/Jalan Bebas
Hambatan
Jaringan Tetap Garis-Poligon Badan Jalan Tol/Badan
Jalan Bebas Hambatan
Badan Jalan Tol/Badan
Jalan Bebas Hambatan
Badan Jalan Tol/Badan
Jalan Bebas Hambatan
SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Infrastruktur Sistem
Pengelolaan Air Limbah
(SPAL)
Titik-Poligon Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB
Sistem Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
Titik-Poligon Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB
Sistem Jaringan Persampahan
Wilayah Lintas
Kabupaten/Kota
Titik-Poligon Ketentuan Khusus KRB
Stasiun Peralihan Antara
(SPA) Titik-Poligon Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB
Panduan Pengisian Basis Data | 82
SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA
Nomenklatur 1 Aturan Relasi
Spasial
Nomenklatur 2
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR
Tempat Pengelolaan Sampah
Reuse, Reduce, Recycle (TPS
3R)
Titik-Poligon Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB
Tempat Penampungan
Sementara (TPS) Titik-Poligon Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB
Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) Titik-Poligon
Ketentuan Khusus
KKOP/Ketentuan
Khusus KRB/Kawasan
Permukiman
Ketentuan Khusus
KKOP/Ketentuan
Khusus KRB
Ketentuan Khusus
KKOP/Ketentuan
Khusus KRB
Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu (TPST) Titik-Poligon
Ketentuan Khusus
KRB/Kawasan
Permukiman
Ketentuan Khusus KRB Ketentuan Khusus KRB
83 | Panduan Pengisian Basis Data
Aturan Pengecekan dan Perbaikan Topologi
Semua data kelas fitur dengan geometri poligon atau garis harus bebas
error (topologi clean and clear). Kelas fitur dengan geometri poligon menggunakan
dua aturan topologi, yaitu: must not overlap dan must not have gaps. Kelas
fitur dengan geometri garis menggunakan tiga aturan topologi, yaitu: must not
have dangles, must-not overlap, dan must not self-overlap.
A. Pembentukan dan Validasi Topologi
Langkah pembentukan dan validasi topologi adalah sebagai berikut:
1) Buka ArcCatalog, kemudian pada jendela Catalog Tree arahkan pada data
geodatabase (*.gdb) rencana, klik kanan pada fitur dataset unsur yang
akan dibuat topologinya, pilih New > Topology > Next. Lihat Gambar
III-15.
Gambar III-15 Membuat Topologi
2) Pilih kelas fitur yang akan ditopologi, contohnya untuk membuat topologi
rencana Pola Ruang RTRW Provinsi pilih dataset
“_0000_250PR_PR_NAMADAERAH_TAHUN”, klik Next. Beri nama topologi
yang akan dibuat, “_0000_250PR_PR_NAMADAERAH_TAHUN_Topology”,
biarkan nilai cluster tolerance sesuai dengan default. Klik Next > Next >
kemudian pilih kelas fitur yang akan ditopologi > Next. Lihat Gambar
III-16.
Panduan Pengisian Basis Data | 84
3) Masukkan aturan topologi sesuai dengan bentuk geometrinya. Contoh
untuk geometri poligon dengan klik Add Rule > pilih Must Not Overlap
> OK. Pastikan kelas fiturnya sudah benar. Ulangi prosedur penambahan
aturan topologi untuk Must Not Have Gaps. Lihat pada Gambar III-17.
Gambar III-17 Memasukkan Aturan Topologi
Gambar III-16 Memilih Kelas Fitur yang akan Ditopologi
85 | Panduan Pengisian Basis Data
4) Setelah seluruh aturan topologi yang diperlukan sudah dipilih, klik
tombol Next > Finish. Lihat Gambar III-18
5) Pilih tombol Yes untuk melakukan validasi terhadap topologi yang telah
dibuat. Lihat Gambar III-19.
Gambar III-19 Kotak Dialog Validasi Topologi
6) Ulangi langkah 1-5 untuk membuat topologi pada kelas fitur lainnya
untuk geometri garis.
Untuk mengetahui apa saja kesalahan topologi yang terdeteksi beserta
jumlahnya, lakukan langkah sebagai berikut:
1) Klik kanan file “_0000_250PR_PR_NAMADAERAH_TAHUN_Topology”,
pilih properties, akan muncul tampilan seperti Gambar III-20.
Gambar III-18 Kotak Dialog Setelah Aturan Topologi Dimasukkan
Panduan Pengisian Basis Data | 86
2) Pilih tab “Errors”, kemudian pilih “Generate Summary”. Maka akan
muncul error dari setiap aturan yang ditetapkan. Lihat Gambar III-21.
3) Ulangi langkah 1-2 untuk melihat hasil topologi pada kelas fitur lainnya.
B. Aturan Topologi Geometri Poligon
1) Must Not Overlap
Pada kelas fitur dengan tipe geometri poligon, perbaikan yang dapat
dilakukan adalah dengan Merge, Subtract, atau Create Feature. Langkah
perbaikannya secara umum adalah sebagai berikut:
a) Pada jendela “Error Inspector,” klik kanan kesalahan yang
ditemukan, kemudian pilih salah satu dari tiga pilihan perbaikan yang
ada, disesuaikan dengan kebutuhan. Lihat Gambar III-22.
Gambar III-21 Ringkasan Error Topologi
Gambar III-20 Tampilan Properties File Topologi
87 | Panduan Pengisian Basis Data
b) Untuk melakukan merge, pastikan atribut dari setiap segmen yang
akan digabung, kemudian cek poligon pembentuknya supaya tidak
salah dalam penggabungannya
c) Lakukan validasi kembali setelah semua kesalahan telah diperbaiki.
2) Must Not Have Gaps
Pada kelas fitur dengan tipe poligon, perbaikan yang dapat dilakukan
adalah Create Feature. Kemudian lakukan editing atribut maupun proses
merge, dengan memperhatikan poligon pembentuknya. Jika kesalahan ada
pada poligon pembentuknya, maka lakukan perbaikan terlebih dahulu
terhadap poligon pembentuknya, kemudian bentuk ulang poligonnya untuk
menjamin konsistensi antara poligon yang dibentuk dengan poligon
pembentuknya. Apabila error gaps yang terbentuk merupakan batas
perencanaan, maka dapat di-mark as exception. Lihat Gambar III-23.
Gambar III-22 Perbaikan Kesalahan Overlap pada Poligon
Gambar III-23 Perbaikan Kesalahan Gap yang dapat Di-Mark as Exception pada Poligon
Panduan Pengisian Basis Data | 88
C. Aturan Topologi Geometri Garis
1) Must Not Have Dangles
Garis yang tidak bersentuhan dalam kelas fitur yang sama akan terdeteksi
sebagai error. Hal ini bisa dikarenakan undershoot atau overshoot (Gambar
III-24). Ada beberapa kasus yang dapat di-mark as exception, contohnya
dangles yang terbentuk pada ujung jalan, sedangkan untuk error yang tidak
bisa di-mark as exception maka harus dilakukan perbaikan. Langkah
perbaikan untuk kesalahan dangle karena undershoot adalah sebagai
berikut:
a) Untuk memulai proses editing, klik Editor > Start Editing.
b) Klik kanan kesalahan pada jendela Error Inspector, pilih Extend
hingga tampil jendela Maximum Distance, isikan nilainya sesuai
perkiraan jarak maksimal perbaikan, kemudian klik tombol enter.
Lihat Gambar III-25.
Gambar III-24 Perbaikan Kesalahan Dangles pada Poligon
undershoot overshoot
89 | Panduan Pengisian Basis Data
c) Lakukan validasi kembali setelah semua kesalahan telah diperbaiki,
dengan memilih tombol Validate Topology yang berada di toolbar
topology.
Langkah perbaikan untuk kesalahan dangle karena overshoot adalah
sebagai berikut:
a) Untuk memulai proses editing, klik Editor > Start Editing.
b) Klik kanan kesalahan pada jendela Error Inspector, pilih Trim hingga
tampil jendela Maximum Distance, isikan nilainya sesuai perkiraan
jarak maksimal perbaikan, kemudian klik tombol enter. Lihat Gambar
III-26.
Gambar III-25 Tampilan Proses Extend
Gambar III-26 Tampilan Proses Trim
Panduan Pengisian Basis Data | 90
c) Lakukan validasi kembali setelah semua kesalahan telah diperbaiki,
dengan memilih tombol Validate Topology yang berada di toolbar
topology.
2) Must Not Self-Overlap
Pada kelas fitur dengan tipe geometri garis, self-overlap yang terjadi bisa
pada seluruh segmen atau hanya pada sebagian segmen. Kecenderungan
apabila ditemukan kesalahan Self-Overlap, akan disertai dengan kesalahan
Self-Intersect. Namun prioritaskan dahulu perbaikan untuk kesalahan Self-
Overlap, maka dengan sendirinya kesalahan Self-Intersect akan hilang.
Langkah perbaikannya adalah sebagai berikut:
a) Untuk memulai proses editing, klik Editor > Start Editing.
b) Klik kanan pada kesalahan yang ada pada jendela Error Inspector,
kemudian pilih Simplify. Lihat Gambar III-27.
c) Apabila proses simplify tidak berjalan perbaikan self-overlap bisa
dilakukan secara manual. Aktifkan snapping, dengan cara klik Editor
> Snapping > Snapping Window. Akan muncul jendela Snapping
Environment. Centang checkbox Vertex dan Edit Sketch Edge.
d) Dengan menggunakan Edit Tool, klik dua kali pada garis yang
terdeteksi error.
e) Gunakan Split Tool yang berada pada toolbar editor.
Gambar III-27 Tampilan Proses Simplify
91 | Panduan Pengisian Basis Data
f) Arahkan pada ujung vertex yang berwarna hijau.
g) Buka tabel atribut kelas fitur yang diedit, pilih segmen garis yang
diedit, lalu lihat atributnya. Akan terlihat segmen tersebut telah
menjadi dua segmen. Lihat Gambar III-28.
h) Pilih salah satu garis yang dianggap salah pada tabel atribut,
kemudian klik kanan, pilih Delete Highlighted
i) Lakukan validasi kembali setelah semua kesalahan telah diperbaiki,
dengan memilih tombol Validate Topology yang berada di toolbar
topology.
3) Must Not Overlap
Pada kelas fitur dengan tipe geometri garis, perbaikan yang dapat
dilakukan adalah dengan Subtract, yaitu menghapus bagian overlap dari
masing-masing fitur/unsur yang dianggap tidak perlu atau salah. Langkah
perbaikannya adalah sebagai berikut:
a) Untuk memulai proses editing, klik Editor > Start Editing.
Gambar III-28 Hasil Split Garis
Panduan Pengisian Basis Data | 92
b) Kemudian pada jendela Error Inspector, pilih potensi kesalahan yang
ditemukan, klik kanan > Zoom To, untuk menuju ke posisi garis yang
error.
c) Untuk memastikan garis tersebut berduplikasi, klik pada garis
menggunakan tools Identify. Akan terlihat lebih dari satu NAMOBJ
yang overlap, beserta atribut lainnya. Lihat Gambar III-29.
Gambar III-29 Jendela Identify
93 | Panduan Pengisian Basis Data
d) Klik kanan pada kesalahan yang ada pada jendela Error Inspector,
kemudian pilih Subtract. Perhatikan NAMOBJ dan FID dari kedua
garis tersebut. Pastikan memilih objek yang benar untuk dihilangkan.
Lihat Gambar III-30.
e) Lakukan validasi kembali setelah semua kesalahan telah diperbaiki,
dengan memilih tombol Validate Topology yang berada di Toolbar
Topology.
Gambar III-30 Tampilan Kotak Dialog Subtract
Panduan Pengisian Basis Data | 94
D. Aturan Khusus Mark as Exception pada Geometri Garis
Geometri garis pada satu kelas fitur (sistem jaringan) yang sama jika
terdeteksi error overlap saat dilakukan pengecekkan topologi, maka bisa
dilakukan proses mark as exception apabila jaringan tersebut menempati
ruang yang sama dengan ketinggian yang berbeda. Adapun sistem jaringan
yang dapat di-mark as exception dapat dilihat pada Tabel III-11.
Tabel III-11 Tabel Tipologi Jaringan yang Diperbolehkan Bertampalan
Tingkat Perencanaan Sistem Jaringan Contoh Kasus
RTRW dan RDTR
Jaringan
Transportasi
Jalan Arteri Primer (Jalan pada
Permukaan Tanah) – Jalan Bebas
Hambatan (Jalan Layang di Atas
Permukaan Tanah)
Jalan Arteri Primer (Jalan pada
Permukaan Tanah) – Jalur Ganda
Kereta Api Perkotaan (di Bawah
Permukaan Tanah)
Jaringan Energi
SUTET – SUTT (dua jaringan
transmisi ditopang oleh satu tower
yang sama)
SKTM – SUTR – SUTM
(tiga jaringan distribusi ditopang
oleh satu tower yang sama)
RTRW Jaringan Lainnya Jaringan Drainase – Jalur Evakuasi
Daftar Geoportal Kementerian/Lembaga
Proses penyusunan peta rencana tata ruang memerlukan input data dari
sektor terkait, dalam hal ini beberapa sektor telah menyediakan sebagian data
dalam bentuk services atau cloud data. Adapun daftar kementerian/lembaga
yang telah menyediakan geoportal dapat dilihat pada Tabel III-12
95 | Panduan Pengisian Basis Data
Tabel III-12 Daftar Geoportal Kementerian/Lembaga
No. Data Kementerian/ Lembaga Geoportal
Sumber Data
1
Peta RBI (Data Dasar),
Peta Penutup Lahan, Peta
Sistem Lahan
(Morfometri), Peta
Morfometri Bentang
Lahan
Badan Informasi
Geospasial (BIG)
https://tana
hair.indonesi
a.go.id/portal
-web
2 Citra Satelit, Foto Udara Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN)
http://space
map.lapan.go
.id/
Peta Dasar dan Peta Tematik
Peta Batas Administrasi
3 Peta Batas Wilayah
Administrasi
Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri)
https://gis.d
ukcapil.keme
ndagri.go.id/
arcgis/home/
4 Peta Batas Wilayah Laut
Pusat Hidrografi dan
Oceanografi TNI Angkatan
Laut
http://hdc.p
ushidrosal.id
/arcgis/home
/
Peta Kehutanan
5
Peta Penetapan &
Penunjukkan Kawasan
Hutan, Peta Izin
Pemanfaatan Hutan, Peta
DAS, Peta Zonasi
Konservasi, Peta
Kehutanan lainnya, Peta
Fungsi Lahan Gambut
Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
(KLHK)
https://dbgis
.menlhk.go.id
/portal/home
/
Peta Pertanian
6
Peta Lahan Sawah, Peta
Lahan Gambut, Peta
Tanah Semi Detail
Kementerian Pertanian
http://sig.pe
rtanian.go.id
/
Panduan Pengisian Basis Data | 96
No. Data Kementerian/ Lembaga Geoportal
Peta Jaringan Transportasi dan Utilitas
7
Peta Jaringan Jalan, Peta
Sebaran TPA, Peta
Sebaran IPAL & IPLT,
Peta Sebaran SPAM, Peta
Sebaran Bendungan, Peta
Daerah Irigasi, Peta
Sebaran Sabo DAM, Peta
Sebaran Pengaman
Pantai, Peta Sebaran
Rusunawa, Peta Air
Tanah
Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR)
https://sigi.p
u.go.id/
8
Peta Sebaran Pelabuhan
Umum, Pelabuhan
Penyeberangan, Terminal
Khusus, Bandara,
Jaringan Rel dan Stasiun
Kereta Api
Kementerian Perhubungan
https://porta
l2-
gis.dephub.g
o.i/
9 Peta Jaringan Energi &
Kelistrikan
Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral
(ESDM)
https://geop
ortal.esdm.go
.id/
10 Peta Sebaran Prasarana
Pendidikan
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
http://spasia
l.data.kemdik
bud.go.id
Peta Kawasan Industri
11
Peta Kawasan Industri
Eksisting & Rencana
Kawasan Industri
Kementerian Perindustrian -
Peta Pariwisata
12
Peta Program
Pembangunan Pariwisata
Terintegrasi dan
Berkelanjutan (P3TB)
Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR),
Kementerian Pariwisata,
Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
http://p3tb.p
u.go.id/in/m
ain/gis/215
97 | Panduan Pengisian Basis Data
No. Data Kementerian/ Lembaga Geoportal
(BAPPENAS), Badan
Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM)
Peta Kawasan Cagar Budaya
13
Peta Kawasan Cagar
Budaya, Peta Sebaran
Lokasi Cagar Budaya
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan -
Peta Jaringan Telekomunikasi
14 Peta Jaringan Serat Optik
Kementerian Komunikasi
dan Informatika
(KOMINFO)
-
Peta Rencana Tata Ruang
15 Peta Rencana Tata Ruang
Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional
(ATR/BPN)
http://tataru
ang.atr-
bpn.go.id/
Peta Pertanahan
16
Peta Pertanahan (HGU,
HGB, Hak Pengelolaan,
Izin Lokasi, Hak
Komunal), Peta
Penggunaan Tanah, Peta
Lahan Sawah
Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional
(ATR/BPN)
https://bhu
mi.atrbpn.go.
id/
Peta Curah Hujan
17 Peta Klimatologi
Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG)
https://gis.b
mkg.go.id/ar
cgis/home/in
dex.html
Peta Kebencanaan
18 Peta Risiko Bencana
Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
(BNPB)
http://inaris
k.bnpb.go.id/
19
Peta KRB (Gunungapi,
Gempa Bumi, Kerentanan
Gerakan Tanah, Tsunami)
Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral
(ESDM)
https://geop
ortal.esdm.go
Panduan Pengisian Basis Data | 98
No. Data Kementerian/ Lembaga Geoportal
.id/kebencan
aan/
20 Peta Kerentanan Pesisir
dan Tsunami
Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP)
http://satup
eta.kkp.go.id
/gis/home/
Peta Kependudukan
21 Peta Kependudukan, Peta
Podes Badan Pusat Statistik (BPS)
https://sig.b
ps.go.id/
Peta Kawasan Transmigrasi
22
Peta Status Desa, Peta
Persebaran Lokasi
Transmigrasi dan
Kawasan Transmigrasi
Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan
Transmigrasi
https://gis-
portal.kemen
desa.go.id/po
rtal/home/
Peta Pertambangan dan Geologi
23
Peta Wilayah Izin Usaha
Pertambangan, Peta
Wilayah Kerja Migas, Peta
Geologi, Peta
Hidrogeologi, Peta KBAK,
Peta Sumberdaya
Mineral, Batubara,
Panasbumi
Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral
(ESDM)
https://geop
ortal.esdm.go
.id/
Peta Kelautan dan Perikanan
24
Peta RZWP3K, Peta RTR
Laut Nasional, Peta
Lokasi Pelabuhan
Perikanan, Peta WPPNRI,
Peta Jenis dan Kekayaan
Perikanan Tangkap di
WPPNRI, Peta Zonasi
Kawasan Konservasi
Perairan
Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP)
http://satup
eta.kkp.go.id
/gis/home/
Peta Kawasan Ekonomi Khusus
25 Peta Penetapan KEK Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
http://geopo
rtal.satupeta.
go.id/
99 | Panduan Pengisian Basis Data
No. Data Kementerian/ Lembaga Geoportal
Peta RPJMN & Peta RKP
26 Peta RPJMN & Peta RKP
Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
(BAPPENAS)
http://geopo
rtal.bappenas
.go.id/
Panduan Pengisian Basis Data | 100
FAQ
Umum
1. Apakah konsekuensi jika tidak menggunakan standar basis data peta RTR?
Data yang belum atau tidak menggunakan standar basis data peta RTR
memungkinkan data tersebut tidak dapat masuk ke dalam “Basis Data
Pengarsipan” maupun diberbagipakaikan melalui aplikasi tata ruang.
2. Apakah boleh menambahkan field baru pada standar basis data peta RTR?
Diperbolehkan, karena sifat dari standar basis data peta RTR adalah standar
minimal sehingga diperbolehkan jika perlu adanya penambahan field pada data
tersebut selama tidak redundant dengan field yang sudah ada, namun field
tersebut tidak akan diberbagipakaikan melalui aplikasi tata ruang.
3. Bagaimana cara mengetahui definisi dan kriteria untuk nomenklatur yang
terdapat dalam Permen ATR/KBPN No. 14 Tahun 2020?
Untuk mengetahui definisi dan kriteria dalam permen basis data dapat melihat ke
dalam peraturan sektor terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, dapat dilihat pada penjelasan di Bab 2 Halaman 15.
4. Bagaimana nomenklatur yang sebelumnya diatur pada Permen ATR/KBPN No. 01
Tahun 2018 dan Permen ATR/KBPN No. 16 Tahun 2018 namun sudah tidak
diatur pada Permen ATR/KBPN No. 14 Tahun 2020?
Untuk nomenklatur yang sudah tidak diatur pada Permen ATR/KBPN No. 14
Tahun 2020 dapat dilihat pada penjelasan di Bab 2 halaman 15, terkait perubahan
nomenklatur dapat dilihat pada halaman 16 sampai halaman 20.
101 | Panduan Pengisian Basis Data
5. Bagaimana jika terdapat perbedaan nomenklatur antara Permen ATR/KBPN No.
14 Tahun 2020 dengan peraturan sektor?
Perlu penyesuaian dengan nomenklatur yang diatur Permen ATR/KBPN No. 14
Tahun 2020. Apabila nomenklatur tidak dapat disesuaikan dengan nomenklatur
yang diatur Permen ATR/KBPN No. 14 Tahun 2020 dapat dilihat pada penjelasan
di Bab 2 halaman 15.
6. Apakah nomenklatur dalam basis data dapat ditambahkan sendiri apabila belum
terdapat pada lampiran Permen ATR/BPN No. 14 Tahun 2020?
Penambahan nomenklatur baru hingga saat ini tidak diperbolehkan dalam basis
data peta RTR. Apabila nomenklatur tidak dapat disesuaikan dengan nomenklatur
yang diatur Permen ATR/KBPN No. 14 Tahun 2020 dapat dilihat pada penjelasan
di Bab 2 halaman 15.
7. Apakah semua nomenklatur yang tertuang dalam basis data harus diatur dalam
batang tubuh Ranperda/Raperkada?
Ya, semua nomenklatur yang tertuang dalam basis data harus diatur dalam
batang tubuh peraturan.
8. Apakah diperbolehkan membuat rencana tata ruang pada skala yang lebih detail
dari yang sudah ditetapkan?
Tidak diperbolehkan
9. Apakah diperbolehkan terdapat holding zone di luar kawasan hutan atau
pertanian?
Tidak diperbolehkan
10. Apakah peta ketentuan khusus harus dibuat peta tersendiri atau digabung
dengan peta Pola Ruang?
Boleh dibuat tersendiri ataupun digabung dengan Peta Pola Ruang. Jika dibuat
dalam peta terpisah tetap harus memunculkan pola ruang yang beririsan dengan
ketentuan khusus tersebut.
Panduan Pengisian Basis Data | 102
11. Bagaimanakah pengaturan penggambaran badan air yang berada dalam kawasan
hutan?
Tidak digambarkan dalam peta pola ruang, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan sektor yang membidangi kehutanan.
12. Bagaimana pengaturan penggambaran perumahan yang berada di kawasan
sempadan?
Tidak digambarkan dalam peta pola ruang, cukup diatur dalam APZ/KUPZ/PZ-
nya saja.
13. Bagaimana pengaturan penggambaran perumahan yang berada di sempadan
SUTT, sempadan rel kereta api, maupun sempadan tol?
Untuk penggambaran perumahan di sempadan jaringan transmisi diperbolehkan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan sektor yang membidangi
kelistrikan, pada tingkat RDTR diatur dalam ketentuan khusus “Sangga”. Untuk
sempadan rel kereta api dan sempadan tol digambarkan sebagai badan jalan pada
peta pola ruang.
14. Apa yang harus dilakukan jika muncul error saat dilakukan load data?
Pastikan dan sesuaikan tipe field dan panjang karakter yang digunakan memiliki
spesifikasi yang sama, penjelasan dapat dilihat pada tahap ke-5 halaman 25.
Pola ruang
1. Apa nomenklatur yang sesuai untuk pengklasifikasian pelabuhan perikanan
dalam basis data Pola Ruang?
Pola ruang yang sesuai untuk pelabuhan perikanan adalah Kawasan Perikanan
Tangkap untuk tingkat RTRW Kabupaten/Kota dan Perikanan Tangkap untuk
tingkat RDTR
103 | Panduan Pengisian Basis Data
2. Apakah kawasan/sub-zona resapan air tidak tersedia dalam basis data Pola
Ruang, dan bagaimana aturan pengisian dan kriteria ketentuan khusus resapan
air?
Kawasan/sub-zona resapan air pada Permen ATR/KBPN 1/2018 dan Permen
ATR/KBPN 16/2018 diatur sebagai peruntukkan solid, namun pada Permen
ATR/KBPN 14/2020 hanya diatur sebagai ketentuan khusus yang bersifat
overlay. Kawasan resapan air sendiri sebenarnya memiliki dua fungsi yaitu
sebagai imbuhan air tanah dan lepasan air tanah. Untuk Imbuhan Air Tanah
karena memiliki sifat penting yang perlu dijaga kelestariannya maka masih diatur
sebagai peruntukan solid, sedangkan untuk kawasan lepasan air tanah masih
dapat dibudidayakan dengan syarat tertentu yang dapat diatur melalui ketentuan
khusus resapan air baik pada tingkat RTRW maupun RDTR. Penjelasan mengenai
pengisian dan kriteria ketentuan khusus resapan air dapat dilihat pada halaman
56.
3. Apa nomenklatur yang sesuai untuk pengklasifikasian kawasan bandara dalam
basis data Pola Ruang?
Kawasan Transportasi untuk tingkat RTRW Kota atau Zona Transportasi untuk
tingkat RDTR.
4. Bagaimanakah pengklasifikasian sungai, danau, embung dan waduk dalam basis
data Pola Ruang?
Masuk dalam klasifikasi badan air sesuai dengan lampiran Permen ATR/KBPN
14/2020 pada halaman 93.
5. Apakah perbedaan antara kawasan sumber daya air dan badan air?
Secara fungsi Kawasan Sumber Daya Air dan Badan Air sebenarnya sama, hanya
saja pada tingkat RTRW Kota diperbolehkan menggunakan nomenklatur Kawasan
Sumber Daya Air untuk kawasan yang pemanfaatannya memiliki fungsi
penggunaan air baku atau air bersih untuk kebutuhan air minum perkotaan.
Panduan Pengisian Basis Data | 104
6. Apa jenis rencana Pola Ruang untuk badan air dan badan jalan pada basis data
Pola Ruang?
Badan Jalan masuk dalam jenis rencana pola ruang kawasan peruntukan budi
daya, sedangkan badan air masuk dalam jenis rencana pola ruang kawasan
peruntukan lindung.
7. Apa saja objek yang termasuk ke dalam klasifikasi badan jalan pada basis data
Pola Ruang?
RUMAJA, RUMIJA, RUWASJA, rel kereta api, sempadan rel kereta api, sempadan
jalan tol.
8. Apa klasifikasi nomenklatur yang dapat dihitung sebagai kawasan/zona ruang
terbuka hijau?
Ruang Terbuka Hijau, Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, atau Sempadan Mata
Air dan Sekitar Danau atau Waduk. Namun, untuk perhitungan RTH yang
dihasilkan dari luasan perlindungan setempat, perlu diatur pembuatan tanggul
dalam indikasi program.
9. Apa nomenklatur yang sesuai untuk peruntukan industri skala kecil atau
rumahan?
Pada Permen ATR/KBPN 1/2018 dan Permen ATR/KBPN 16/2018 diatur
peruntukannya sebagai SIKM, namun pada Permen ATR/KBPN 14/2020 hanya
diatur sebagai KPI, penjelasan dapat dilihat pada Bab 2 halaman 15.
Struktur ruang
1. Apa nomenklatur yang sesuai untuk pengklasifikasian pelabuhan kegiatan
hankam dalam basis data Struktur Ruang?
Pelabuhan kegiatan hankam tidak perlu digambarkan dalam struktur ruang,
namun sebagai salah satu kegiatan hankam yang termasuk di dalam pola ruang
kawasan hankam/zona hankam.
105 | Panduan Pengisian Basis Data
2. Apakah jalur sepeda dan jalur pejalan kaki dapat digambar terpisah atau harus
tergambar sebagai fungsi jalan?
Jalur sepeda dan jalur pejalan kaki pada RDTR dapat digambar terpisah apabila
tidak berada pada jalan umum atau jalan khusus.
3. Apa nomenklatur yang sesuai untuk pengklasifikasian terminal khusus dan
terminal untuk kepentingan sendiri dalam basis data Struktur Ruang?
Untuk terminal khusus sudah diakomodir dalam basis data peta RTR, sedangkan
terminal untuk kepentingan sendiri masuk ke dalam bagian dari pelabuhan,
sehingga tidak perlu digambarkan dalam Struktur Ruang.
4. Bagaimana ketentuan Struktur Ruang yang berada pada kawasan lindung,
contohnya pembangunan infrastruktur pada kawasan hutan lindung?
Pembangunan infrastruktur di kawasan lindung bisa dilakukan dengan syarat
memiliki ijin dan pembangunan dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok
kawasan lindung dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu
tertentu serta kelestarian lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan.
Overlay Zone (Ketentuan Khusus dan TPZ)
1. Bagaimana ketentuan cagar budaya yang digambarkan sebagai kawasan/sub-
zona cagar budaya (solid) dan ketentuan khusus cagar budaya (overlay)?
• Cagar Budaya (solid): Ketika fungsi utama yang akan ditonjolkan atau
dipertahankan adalah ketentuan pengaturan murni untuk cagar budaya,
contoh: Candi Prambanan.
• Cagar Budaya (overlay): Ketika suatu peruntukkan memiliki fungsi utama
selain cagar budaya, namun juga memiliki fungsi tambahan yang perlu
dilestarikan sesuai dengan nilai-nilai budaya pada daerah tersebut. Overlay
cagar budaya dapat berupa bentuk ketentuan khusus ataupun TPZ.
Panduan Pengisian Basis Data | 106
2. Apa nomenklatur Pola Ruang yang dapat di-overlay dengan ketentuan khusus
penyangga?
Ketentuan khusus penyangga dapat di-overlay dengan kawasan budi daya, RTH,
maupun sempadan dengan pengaturan ketentuan yang melekat sesuai penjelasan
pada halaman 57.
3. Bagaimana aturan pengisian dan kriteria ketentuan khusus kawasan rawan
bencana?
Penetapan pola ruang seharusnya sudah memperhitungkan risiko bencana,
namun informasi rawan bencana dalam ketentuan khusus bertujuan untuk
mengatur pemanfaatan ruang di suatu kawasan untuk mengurangi atau
meminimalisir dampak dari bencana tersebut. Penjelasan mengenai isian dan
kriteria ketentuan khusus KRB dapat dilihat pada halaman 54.
4. Bagaimana aturan pengisian dan kriteria ketentuan khusus transit-oriented
development?
Penjelasan mengenai isian dan kriteria ketentuan khusus TOD dapat dilihat pada
halaman 56.
5. Apakah kegiatan pertanian yang berada di sempadan dapat ditetapkan sebagai
ketentuan khusus lahan pertanian pangan berkelanjutan?
LP2B hanya dapat ditetapkan pada kawasan pertanian pangan dan hortikultura,
namun di dalam kawasan sempadan diperbolehkan bersyarat adanya kegiatan
pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penjelasan mengenai
isian dan kriteria ketentuan khusus LP2B dilihat pada halaman 54.
6. Apa saja kegiatan yang dapat diklasifikasikan dalam ketentuan khusus pusat
penelitian?
Bentuk kegiatan yang dapat diklasifikasikan dalam ketentuan khusus pusat
penelitian contohnya seperti, Plasma Nutfah, Observatorium, Balai Penelitian, dan
kegiatan lain yang menunjang ilmu pengetahuan. Penjelasan mengenai isian dan
kriteria ketentuan khusus pusat penelitian dilihat pada halaman 57.
107 | Panduan Pengisian Basis Data
Teknis Penggunaan Basis Data
1. Bagaimana penamaan file .mxd, feature dataset hingga feature class dalam basis
data?
Penamaan file layout (.mxd) tidak diatur, sedangkan untuk basis data termasuk
feature dataset dan feature class diatur dalam Permen ATR/BPN No. 14 Tahun
2020.
2. Bagaimana penyelesaian topologi must not have gaps yang terus menerus muncul?
Penyelesaian topologi must not have gaps yang terus menerus dapat dilakukan
dengan cara membuat poligon baru yang menutupi seluruh wilayah perencanaan,
kemudian lakukan proses “Erase” poligon baru dengan wilayah perencanaan.
Gabungkan poligon hasil proses “Erase” dengan wilayah perencanaan. Setelah itu
merge setiap poligon hasil proses “Erase” yang sudah digabungkan dengan poligon
wilayah perencanaan. Jika terasa poligonnya yang perlu di merge terlalu banyak,
maka dapat menggunakan proses “Eliminate” untuk melakukan merge secara
otomatis.
3. Bagaimana penggambaran simbologi yang belum diatur oleh peraturan
perundang-undangan?
Penggambaran diatur oleh badan yang membidangi urusan geospasial, jika
terdapat simbologi atau penggambaran yang belum diatur, maka diperbolehkan
membuat sendiri sesuai dengan ketentuan kartografis yang berlaku.
Aturan Dasar
1. Bagaimana pengaturan kegiatan (ITBX) untuk satu sub-zona yang memiliki dua
atau lebih pengaturan yang berbeda dalam satu BWP yang sama?
Dipisah menggunakan SBWP, blok atau sub-blok, jika masih terdapat aturan yang
perlu dibuat berbeda lagi dalam satu sub-blok yang sama, maka dapat diatur lebih
lanjut dalam TPZ dan/atau ketentuan khusus.
Panduan Pengisian Basis Data | 108
2. Bagaimana pengaturan kegiatan yang berada di badan air dan badan jalan?
Diatur seperti nomenklatur lainnya di dalam batang tubuh peraturan perundang-
undangan.
3. Apa perbedaan antara ketentuan khusus dan TPZ?
Ketentuan khusus digunakan untuk menggambarkan area atau wilayah
perencanaan yang bertampalan (overlay) dengan informasi sektor terkait,
sedangkan TPZ digunakan dalam pemberian fleksibilitas pada suatu area tertentu.
4. Bagaimana membagi kewenangan jalan di dalam batang tubuh peraturan?
Tata ruang saat ini hanya mengatur fungsi rencana bukan kewenangan, jika
kewenangan jalan perlu diatur dalam batang tubuh, maka informasi terkait status
jalan dapat diisi di dalam field remark atau ditambahkan field sendiri di dalam
basis data.
109 | Panduan Pengisian Basis Data
GLOSARIUM
APZ : Arahan Peraturan Zonasi
Dangles : Ujung pada geometri garis
Domain : Himpunan nilai yang diizinkan dalam suatu atribut
Double : Tipe field yang berisi tulisan numerik yang memiliki presisi
ganda
Extend : Fasilitas geoprocessing yang berfungsi untuk memperpanjang
poin pembentuk kelas fitur
FAQ : Singkatan dari Frequently Asked Questions, atau dapat
diartikan sebagai pertanyaan yang sering diajukan
Field : Kolom di dalam tabel yang dapat diisi nama tertentu
Gaps : Ruang kosong antar poligon
GISTARU : Sistem informasi yang menyajikan informasi tata ruang
berbasis geospasial
Holding Zone : Kawasan yang diusulkan perubahan fungsi dan
peruntukannya, yang belum mendapatkan persetujuan
substansi Menteri yang membidangi bidang tersebut
KUPZ : Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Long Integer : Tipe field yang berisi tulisan numerik dengan nilai bulat
Merge : Fasilitas geoprocessing yang berfungsi untuk menggabungkan
dua baris atribut menjadi satu atribut dalam satu field
OSS : Online Single Submission
Overlap : Tumpang tindih antar poligon
Overlay : Penggambaran poligon yang ditampalkan dengan fungsi utama
Pola Ruang : Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya
PZ : Peraturan Zonasi
Query : Kemampuan untuk memilih suatu data tertentu dari tabel-
tabel yang sudah ada di dalam basis data
RDTR : Rencana Detail Tata Ruang
Redundant : Duplikasi atau penyimpanan data yang sama dan berulang
Panduan Pengisian Basis Data | 110
RTR : Rencana Tata Ruang
RTRW : Rencana Detail Tata Ruang
Slivers : Irisan kecil berbentuk poligon yang ukurannya tidak
memenuhi dalam suatu skala penggambaran
Solid : Penggambaran poligon sebagai fungsi utama
Struktur Ruang : Susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis
memiliki hubungan fungsional
Subtract : Fasilitas geoprocessing yang berfungsi untuk menghapus poin
pembentuk kelas fitur yang bertampalan
Text : Tipe field yang berisi tulisan berupa abjad maupun numerik
Trim : Fasilitas geoprocessing yang berfungsi untuk memperpendek
poin pembentuk kelas fitur
TPZ : Teknik Pengaturan Zonasi
Union : Fasilitas geoprocessing yang berfungsi untuk menggabungkan
dua data geospasial menjadi satu kelas fitur
Unduh dengan pindai QR Code di atas