penghitungan pph pasal 26

Upload: purnomo

Post on 08-Jan-2016

239 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

pajak

TRANSCRIPT

Penghitungan PPh pasal 26PPh pasal 26 = 20% x pengehasilan bruto

1. Penghitungan tersebut ditetapkan untuk penghasilan yang bersumber dari modal dalam bentuka. Dividersb. Bunga termasuk premium, diskonto, premi swap dan imbalan karena jaminan pengembaian utang.c. Royalti sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan hartad. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan.e. Hadiah dan penghargaan.f. Pensiun dan pemayaran berkala lainnya.

Contoh 1PT Perdana merupakan penerbit buku cerita anak-anak. Pada bulan maret 2007 membayarkan royalti sebesar Rp 100.000.000 kepada Akira Toriyama sebagai pengarang buku anak-anak DRAGON BALL. Akira Toriyama adalh wajib pajak luar negeri, PPh pasal 26 yang dipotong oleh PT Perdana adalah:20% x Rp100.000.000 = Rp20.000.000

Contoh 1.1Jane adalah atlet dari Singapura. Dalam bulan mei 2007 mengikuti perlombaan lari maraton di Indonesia dan merebut hadiah uang sebesar US$20.000 kurs untuk US$1 pada saat itu adalah Rp8.500PPh pasal 26 yang dipotong oleh penyelenggara kegiatan di Indonesia adalah20% x US$20.000 x Rp8.500 = Rp34.000.000

Contoh 1.2Richard Mark (menikah dengan 2 orang anak) bekerja sebagai konsultan di hotel Melia di Jakarta dengan gaji sebulan sebesar US$10.000. Richard mark mulai bekerja pada tanggal 5 september 2006 berakhir pada awal juli 2007 (berada di Indonesia kurang dari 183 hari dalam 12 bulan berturut-turut). Kurs yang berlaku pada bulan maret 2007 menurut keputusan Menteri Keuangan adalah Rp8.750 untuk US$1.PPh pasal 26 yang dipotong oleh hotel Melia untuk Richard Mark pada bulan maret 2007 adalah20% x US$10.000 x Rp8.750 = Rp17.500.000

2. PPh pasal 26= 20% x penghasilan netoPenghasilan neto= perkiraan penghasilan neto x penghasilan bruto

Penghitungan tersebut ditetapkan untuk:a. penghasilan dan penjualan harta di Indonesiab. premi asuransi dan reasuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri.

Besarnya perkiraan penghasilan neto dihitung berdasarkan kondisi sebagai berikut :a. Untuk premi yan dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi luar negeri baik secara langsung maupun melalui pialang, besarnya perkiraan penghasilan neto adalah 50% dari jumlah premi yang harus dibayar (penghasilan bruto), sehinggaPPh pasal 26= 20% x penghasilan neto= 20% x (50% x penghasilan bruto)= 10% x penghassilan bruto= 10% x jumlah premi yang dibayar

b. Untuk premi yang dibayar perusahaan asuransi yang berkedudukan di Indonesia kepada perusaan asuransi luar negeri secara langsung maupun pialang adalah 10% dari jumlah premi yang dibayar (penghasilan bruto), sehinggaPPh pasal 26= 20% x penghasilan neto= 20% x (10% x penghasilan bruto)= 2% x penghasilan bruto= 2% x jummlah premi yang dibayar

c. Untuk premi yang dibayar perusahaan reasuransi yang berkedudukan di Indonesia kepada perusahaan luar negeri baik secara secara langsung maupun melalui pialang adalah 5% dari jumlah premi yang dibayar (penghasilan bruto), sehingga

PPh pasal 26= 20% x penghasilan neto= 20% x (5% x penghasilan bruto)= 1% x penghasilan bruto= 1% x jumlah premi yang dibayar

Contoh 2PT Ananda merupakan perusahhan persewaan gedung kantor. Pada tahun 2007 mengasuransikan bangunan bertingkat ke perusahaan asuransi di luar negeri Building Life Inc. Premi yang dibayar PT Ananda kepada Building Life Inc. Sebesar Rp1.000.000.000PPh pasal 26 yang dipotong oleh PT Ananda adalah:20% x 50% x Rp1.000.000.000 = Rp100.000.000

Contoh 2.1PT Ananda tidak mengasuransikan bangunannya langsung ke perusahaan asuransi luar negeri, teapi mengasuransikan bangunannya kepada perusahaan asuransi dalam negeri, yaitu perusahaan asuransi Beringin Jaya dengan jumlah premi sebesar Rp750.000.000. untuk mengurangi risiko, Beringin Jaya mengasuransikan sebagian polis asuransinya kepada perusahaan asuransi luar negeri Tower Insurance Ltd. Dengan premi sebesar Rp500.000.0000.Pasal 26 yang harus dipotong Beringin Jaya adalah:20% x 10% x Rp500.000.000 = Rp10.000.000PPh pasal 26 = 20% x (penghasilan kena pajak PPh terutang)

3.

Penghitungan tersebut diterapkan pada bentuk usaha tetap di Indonesia yang penghasilan atau bagian labanya tidak ditanamkan kembali di Indonesia. Jika penghasilan setelah dikurangi pajak tersebut ditanamkan kembali di Indonesia, atas penghasilan tersebut tidk terpotong PPh pasal 26.

Contoh 3Suatu bentuk usaha tetap di Indonesia memperoleh penghasilan kena pajak sebesar Rp17.500.000.000.PPh pasal 26 dihitung sebagai berikut:Penghasilan kena pajak Rp17.500.000.000PPh terutang:25% x Rp17.500.000.000Rp 4.375.000.000 (-)Penghasilan setelah dikurangi pajakRp13.125.000.000PPh passal yang terutang:20% x Rp13.125.000.000Rp 2.625.000.000Jika penghasilan setelah dikurangi pajak tersebut ditanamkan kembali di Indonesia, atas penghasilan sebesar Rp13.125.000 tidak dipotong PPh pasal 26.