penggunaan pendekatan kontekstual untuk · pdf filea. kerangka konseptual ... penulis mencoba...

37
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAKAI KAOS KAKI PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB BINA BHAKTI MANDIRI (PTK di SDLB Kelas 1 C1 SLB Bina Bhakti Mandiri) Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Lomba Kreativitas Guru (LKG) Tingkat Provinsi Tahun 2014 Oleh : ANNISA AYU LESTARI SLB BINA BHAKTI MANDIRI GUGUS XLVI Jl. Raya Sumedang Darmaraja KM 18 Dusun Dustan Rt 03 Rw 04 Desa Situmekar Kec. Cisitu Kab. Sumedang Provinsi Jawa Barat 45371 2014

Upload: ngophuc

Post on 30-Jan-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAKAI KAOS KAKI

PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB BINA

BHAKTI MANDIRI

(PTK di SDLB Kelas 1 C1 SLB Bina Bhakti Mandiri)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lomba Kreativitas Guru (LKG) Tingkat Provinsi Tahun 2014

Oleh :

ANNISA AYU LESTARI

SLB BINA BHAKTI MANDIRI

GUGUS XLVI Jl. Raya Sumedang Darmaraja KM 18 Dusun Dustan Rt 03 Rw 04 Desa

Situmekar Kec. Cisitu Kab. Sumedang Provinsi Jawa Barat 45371

2014

Page 2: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhana wa Ta’ala atas

perkenan-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan PTK (Penelitian Tindakan

Kelas) dengan judul Penggunaan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Kemampuan Memakai Kaos Kaki Pada Anak Tunagrahita Sedang di SLB Bina

Bhakti Mandiri (PTK di SDLB Kelas 1 C1 SLB Bina Bhakti Mandiri).

Tidak lupa pula shalawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan

kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, serta semoga

kita semua termasuk umatnya yang selalu tunduk dan taat hingga hari kiamat.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kepada seluruh pihak yang

telah berkontribusi dalam penyusunan Laporan ini. Penulis menyadari bahwa

dalam penulisan dan penyusunan Makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga

kritik, saran sangat kami harapkan.

Akhir kata mudah-mudahan Laporan ini dapat bermanfaat khususnya

bagi rekan-rekan guru Pendidikan Luar Biasa.

Sumedang, 30 Mei 2014

Penyusun

Page 3: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

2

ABSTRAK

Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning) adalah salah satu

inovasi pendekatan dalam pembelajaran. Apakah pendekatan kontekstual dapat

digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas anak tunagrahita sedang

dalam pembelajaran bina diri? Dalam penelitian yang berjudul “Penggunaan

Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kaos Kaki

Pada Anak Tunagrahita Sedang di SLB Bina Bhakti Mandiri” (Penelitian

Tindakan Kelas di SDLB Kelas I C1 SLB Bina Bhakti Mandiri) akan ditemukan

jawaban pertanyaan tersebut. Proses pembelajaran bina diri yang hanya

menggunakan model pembelajaran yang hanya menggunakan metode peniruan,

kurang meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar anak tunagrahita sedang.

Untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas anak tunagrahita tersebut,

diperlukan langkah-langkah model pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan kontekstual. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data

bagaimana model pembelajaran bina diri dengan pendekatan kontekstual pada

anak tunagrahita sedang, dan bagaimana proses pembelarannya, serta bagaimana

pula hasil pembelajarannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Teknik

pengumpulan datanya menggunakan studi literatur dan studi lapangan melalui

observasi, wawancara, tes hasil pembelajaran, dan studi dokumentasi. Lokasi

penelitian di SLB Bina Bhakti Mandiri Cisitu yang beralamatkan di Jalan Raya

Sumedang-Darmaraja KM 18 Dusun Dustan Rt03 Rw 04 Desa Situmekar Kec.

Cisitu Kab. Sumedang. Pelaksanaan penelitian model pembelajaran bina diri bagi

anak tunagrahita sedang melalui pendekatan kontekstual, dilakukan melalui uji

coba pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

dipersiapkan oleh peneliti dan guru bina diri. Hasil dari uji coba itu diperoleh

data-data yang menunjukan ada peningkatan aktivitas dan kreativitas anak

tunagrahita sedang di SLB Bina Bhakti Mandiri Cisitu dalam pembelajaran bina

diri. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan

pada bab IV. Kesimpulannya bahwa model pembelajaran bina diri pada anak

tunagrahita sedang melalui pendekatan kontekstual di SLB Bina Bhakti Mandiri,

dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas anak tersebut yang cukup berarti.

Page 4: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

3

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 4

A. Kerangka Konseptual .................................................................. 4

B. Hasil Penelitian/Jurnal yang Relevan ......................................... 14

C. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 14

BAB III METODE ....................................................................................... 15

A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 15

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 16

C. Prosedur Siklus Tindakan ......................................................... 16

D. Analisis Data ............................................................................. 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 21

A. Hasil .......................................................................................... 21

B. Pembahasan ............................................................................... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 29

A. Kesimpulan ................................................................................. 29

B. Saran ........................................................................................... 31

Page 5: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

4

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 32

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 6: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia saat ini masih didominasi oleh kelas yang

berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, sehingga ceramah akan

pada menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Menurut Ibrahim,

muslimin dalam seminarnya mengembangkan multiple intelegence siswa dalam

pembelajaran bahwa keefektifan belajar ceramah hanya efektif 15 menit. Maka

dari itu metode ceramah jika lebih dari 15 menit akan membuat siswa bosan, pasif

dan tidak kondusif. Dengan adanya permasalahan seperti ini, maka tujuan

pendidikan di Indonesia tidaklah terwujud. Untuk itu permasalahan seperti ini

perlu untuk diselesaikan.

Berdasarkan pengamatan di SLB Bina Bhakti Mandiri terdapat banyak

kelas-kelas yang masih menggunakan strategi belajar dengan menggunakan

metode ceramah. Situasi kelas seperti ini dikarenakan guru sebagai pengendali

kelas kurang menguasai dan tahu akan kelebihan dan kekurangan dari beberapa

metode pembelajaran dengan baik, sehingga guru kurang mampu memilih dan

menerapkan metode pembelajaran yang efektif untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dan akan berdampak negatif terhadap anak

berkebutuhan khusus yang ada di SLB Bina Bhakti Mandiri, terutama anak

tunagrahita karena anak tunagrahita merupakan anak yang memiliki kecerdasan

dibawah rata-rata normal, sehingga mereka kurang bisa menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosialnya.

Metode pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat. (US Departement of Education, 2001). Dengan metode

pembelajaran kontekstual ini, siswa diarahkan untuk mengaitkan antara materi

yang diajarkan dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan mereka

Page 7: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

6

sebagai anggota keluarga dan masyarakat yang disertai dengan Tanya jawab

antara guru dengan siswa yang berkaiitan dengan lingkungan sekitar.

Dengan demikian anak tunagrahita dengan diberikan pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran kontekstual dapat melatih keterampilan anak

tunagrahita di SLB Bina Bhakti Mandiri. Selain itu dengan anak dapat berbicara

maka proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan dapat membantu

anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

Berdasarkan uraian tersebut, menjadi penting bagi guru-guru Sekolah Luar

Biasa dalam menyusun strategi pembelajaran yang tepat. Untuk merealisasikan

hal itu, penulis mencoba menulis makalah dengan judul :

“PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAKAI KAOS KAKI PADA ANAK

TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB BINA BHAKTI MANDIRI (PTK di SDLB

Kelas 1 C1 SLB Bina Bhakti Mandiri Cisitu)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, maka dapat

dirumuskan permasalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah cara mengajarkan kaos kaki bagian dalam ujung atas pada

anak tunagrahita sedang ?

2. Bagaimanakah cara mengajarkan kaos kaki bagian dalam ujung bawah

pada anak tunagrahita sedang ?

3. Bagaimanakah cara mengajarkan kaos kaki bagian depan ujung atas pada

anak tunagrahita sedang ?

4. Bagaimanakah cara mengajarkan kaos kaki bagian depan ujung bawah

pada anak tunagrahita sedang ?

5. Bagaimanakah cara mengajarkan kaos kaki bagian belakang ujung bawah

pada anak tunagrahita sedang ?

6. Bagaimana mengajarkan cara memakai kaos kaki yang baik dan benar ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini yaitu :

Page 8: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

7

1. Anak dapat membedakan kaos kaki bagian dalam ujung atas

2. Anak dapat membedakan kaos kaki bagian dalam ujung bawah

3. Anak dapat membedakan kaos kaki bagian depan ujung atas

4. Anak dapat membedakan kaos kaki bagian depan ujung bawah

5. Anak dapat membedakan kaos kaki bagian belakang ujung bawah

6. Anak dapat memakai kaos kaki dengan baik dan benar

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dengan pendekatan ini diharapkan anak dapat memakai kaos kaki sendiri

tanpa bantuan orangtua, guru atau orang lain.

2. Dengan penelitian ini diharapkan akan menambah informasi bagi guru

dalam pengembangan metode, model atau pendekatan pembelajaran yang

dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pelajaran bina diri.

3. Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran

kontekstual di SLB, sehingga dapat mengembangkan strategi pembelajaran

yang searah dan tepat sasaran.

4. Bagi Lembaga Pendidikan anak berkebutuhan khusus atau Sekolah Luar

Biasa, dalam peningkatan layanan pendidikan terutama dalam

pengembangan metode, model dan pendekatan pembelajaran agar lebih

aktif, efektif, variatif dan bermakna.

Page 9: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Anak Tunagrahita

a. Pengertian

Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata

mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental-

intelektual di bawah rata-rata, sehingga mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya. Mereka memerlukan layanan pendidikam

khusus.

Ketunagrahitaan mengacu pada intelektual umum yang secara

signifikan berada di bawah rata-rata. Para tunagrahita mengalami hambatan

dalam tingkah laku dan penyesuaian diri. Semua itu berlangsung atau terjadi

pada masa perkembangannya.

Seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga indikator, yaitu:

(1) Keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata,

(2) Ketidakmampuan dalam prilaku sosial/adaptif, dan (3) Hambatan

perilaku sosial/adaptif terjadi pada usia perkembangan yaitu sampai dengan

usia 18 tahun.

b. Karakteristik Anak Tungrahita

Menrut katakteristiknya, pengelompokan anak tunagrahita pada

umumnya berdasarkan atas taraf intellegensinya, yang terdiri dari

tunagrahita ringan, sedang dan berat. Pengelompokan tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut :

1) Tunagrahita Ringan

Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Kelompok ini

memiliki IQ antara 68-52 menurut binet, sedangkan menurut skala

weschler (WISC) memiliki IQ 69-55. Mereka masih dapat belajar

membaca, menulis dan berhitung sederhana. dengan bimbingan dan

pendidikan yang baik anak tunagrahita ringan pada saatnya akan dapat

memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri.

Page 10: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

9

Anak tunagrahita ringan dapat dididik menjadi tenaga kerja semi

skilled seperti pekerjaan laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah

tangga, bahkan jika dilatih dan dibimbing dengan baik anak tunagrahita

ringan dapat bekerja dipabrik-pabrik dengan sedikit pengawasan.

Namun demikian anak tunagrahita ringan tidak mampu melakukan

penyesuaian social secara independen. Ia akan membelanjakan uangnya

dengan tolol ,tidak dapat merencanakan masa depan dan bahkan suka

berbuat kesalahan

Pada umumnya anak tunu grahita pada umumnya tidak mengalami

gangguan fisik. Mereka secara fisik tampak seperti anak normal pada

umumnya. Oleh karena itu agak sukar membedakan secara fisik antara

anak tuna grahita ringan dengan anak normal.

2) Tunagrahita Sedang

Anak tunagrahita sedang disebut juga imbisil. Kelompok ini

memiliki IQ 51-36 berdasarkan skala binet sedangkan menurut skala

wsechler (WISC) memiliki IQ 54-40. Anak tuna grahita sedang bisa

mencapai perkembangan MAsampai kurang lebih 7 tahun. Mereka dapat

dapat dididik mengurus diri,melindungi diri sendiri dari bahaya seperti

menghindari kebakaran, berjalan dijalan raya, berlindung dari hujan,dan

sebagainya

Anak tuna grahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat

belajarsecara seperti belajar menulis, membaca dan berhitung, walaupun

mereka masih dapat menulis secara social misalnya menulis namanya

sendiri, alamatnya dan lain-lain, dapat dididik mengurus diri seperti mandi,

berpakaian, makan, minum, mengerjakan pekerjaan rumah tangga ringan

seperti menyapu,membersihkan perabot rumah tangga,dan sebagainya.

Dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan pengawasan yang terus

menerus.

3) Tunagrahita Berat

Kelompok anak tuna grahita ringan disebut idiot. Kelompok ini

dapat dibedakan lagi antara anak tuna grahita berat dan sangat berat.

Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ antara 32-20 menuru skala binet

dan antara 39-25 menurut skala wsechler (WISC). Tunagrahita sangat

Page 11: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

10

berat (provound) memiliki IQ dibawah 19 menurut skala binet dan IQ

dibawah 24 menurut skala wsechler (WISC). Kemampuan mental

maksimal dapat dicapai kurang dari 3 tahun.

Tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total dalam

hal berpakaian, mandi, makan dll. Bahkan mereka memerlukan

perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.

Karakteristik belajar dalam pembicaraan ini adalah hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam belajar anak tunagrahita yang harus disesuaikan

dengan keadaannya. Berhubung keadaan anak tunagrahita sedemikian

rupa, maka tentu saja dalam pembelajarannya harus memperhatikan ciri-

ciri yang berkaitan dengan situasi belajarnya.

c. Kebutuhan Pendidikan Bagi Tunagrahita

Anak tunagrahita sangat memerlukan pendidikan serta layanan khusus

yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Ada beberapa pendidikan

dan layanan khusus yang disediakan untuk anak tunagrahita, yaitu:

a. Kelas Transisi

Kelas ini diperuntukkan bagi anak yang memerlukan layanan khusus

termasuk anak tunagrahita. Kelas transisi sedapat mungkin berada

disekolah reguler, sehingga pada saat tertentu anak dapat bersosialisasi

dengan anak lain. Kelas transisi merupakan kelas persiapan dan

pengenalan pengajaran dengan acuan kurikulum SD dengan modifikasi

sesuai kebutuhan anak.

b. Sekolah Khusus (Sekolah Luar Biasa bagian C dan C1/SLB-C,C1)

Layanan pendidikan untuk anak tunagrahita model ini diberikan

pada Sekolah Luar Biasa. Dalam satu kelas maksimal 10 anak dengan

pembimbing/pengajar guru khusus dan teman sekelas yang dianggap

sama keampuannya (tunagrahita). Kegiatan belajar mengajar sepanjang

hari penuh di kelas khusus. Untuk anak tunagrahita ringan dapat

bersekolah di SLB-C, sedangkan anak tunagrahita sedang dapat

bersekolah di SLB-C1.

Page 12: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

11

c. Pendidikan terpadu

Layanan pendidikan pada model ini diselenggarakan di sekolah

reguler. Anak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler di

kelas yang sama dengan bimbingan guru reguler. Untuk matapelajaran

tertentu, jika anak mempunyai kesulitan, anak tunagrahita akan mendapat

bimbingan/remedial dari Guru Pembimbing Khusus (GPK) dari SLB

terdekat, pada ruang khusus atau ruang sumber. Biasanya anak yang

belajar di sekolah terpadu adalah anak yang tergolong tunagrahita ringan,

yang termasuk kedalam kategori borderline yang biasanya mempunyai

kesulitan-kesulitan dalam belajar (Learning Difficulties) atau disebut

dengan lamban belajar (Slow Learner).

d. Program sekolah di rumah

Progam ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita yang tidak mampu

mengkuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya,

misalnya: sakit. Proram dilaksanakan di rumah dengan cara

mendatangkan guru PLB (GPK) atau terapis. Hal ini dilaksanakan atas

kerjasama antara orangtua, sekolah, dan masyarakat.

e. Pendidikan inklusif

Sejalan dengan perkembangan layanan pendidikan untuk anak

berkebutuhan khusus, terdapat kecenderungan baru yaitu model

Pendidikan Inklusif. Model ini menekankan pada keterpaduan penuh,

menghilangkan labelisasi anak dengan prinsip “Education for All”.

Layanan pendidikan inklusif diselenggarakan pada sekolah reguler. Anak

tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler, pada kelas dan

guru/pembimbing yang sama. Pada kelas inklusi, siswa dibimbing oleh 2

(dua) orang guru, satu guru reguler dan satu lagu guru khusus. Guna guru

khusus untuk memberikan bantuan kepada siswa tunagrahita jika anak

tersebut mempunyai kesulitan di dalam kelas. Semua anak diberlakukan

dan mempunyai hak serta kewajiban yang sama. Tapi saat ini pelayanan

pendidikan inklusif masih dalam tahap rintisan.

Page 13: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

12

2. Pendidikan Bina Diri

a. Pengertian

Bina diri merupakan serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang

dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus, secara

terencana dan terprogram terhadap individu yang membutuhkan layanan

khusus, yaitu individu yang mengalami gangguan koordinasi gerak-motorik,

sehingga mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan

tujuan meminimalisasi dan atau menghilangkan ketergantungan terhadap

bantuan orang lain dalam melakukan aktivitasnya.

Aktivitas kehidupan sehari-hari yang dimaksud adalah kemampuan dan

keterampilan sesorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari

aktivitas bangun tidur sampai tidur kembali.

Dengan adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu menuju

pendidikan Inklusif, maka siswa yang mengalami gangguan gerak-motorik

akan kita jumpai juga di sekolah-sekolah reguler.

Pelaksanaan layanan bina diri yang diberikan kepada siswa di SLB

bervariasi sesuai dengan hasil dari identivikasi dan asesmen, sehingga

program bina diri sifatnya individual. Bagi siswa yang mengikuti

pendidikan di sekolah reguler dapat bekerjasama dengan SLB terdekat

untuk mendapatkan bantuan tenaga dalam bidang bina-diri bagi anak-anak

yang mengalami gangguan koordinasi-motorik. Apabila ada tenaga

Okupasional Terapist dapat bekerjasama sehingga hasilnya dapat lebih

optimal. Kewenangan dalam penanganan bidang terapi okupasional (OT)

adalah profesi bidang para medis yaitu okupasional terapis, namun guru

pendidikan khusus dapat memderikan latihan atau pembinaan tersebut

melalui layanan bina diri.

b. Kemampuan Bina Diri

Terbagi menjadi tujuh macam,yaitu:

1) Kebutuhan Merawat Diri

Kebutuhan merawat diri meliputi kemampuan memelihara tubuh

seperti mandi, menggosok gigi,merawat rambut dan memelihara

kesehatan dan keselamatan diri seperti melindungi dari bahaya sekitar

ataupun mengatasi luka.

Page 14: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

13

2) Kebutuhan Mengurus diri

Kebutuhan mengurus diri meliputi memelihara diri secara praktis,

mengurus kebutuhan yang bersifat pribadi seperti makan, minum,

menyuap makanan, berpakaian, pergi ke toilet, berdandan, serta

merawat kesehatan diri.

3) Kebutuhan menolong diri

Kebutuhan menolong diri meliputi memasak sederhana,mencuci

pakaian dan melakukan aktivitas rumah seperti menyapu dan lain

sebagainya.

4) Kebutuhan komunikasi

Kebutuhan komunikasi meliputi komunikatif ekspresif yaitu

menjawab nama dan identitas keluarga dan komunikasi resepti yaitu

mampu memahami apa yang disampaikan orang lain.

5) Kebutuhan Sosialisasi

Kebutuhan sosialisasi meliputi keterampilan bermain, berinteraksi.

partisipasi kelompok, ramah dalam bergaul, mampu menghargai

orang, bertanggung jawab pada diri sendiri serta mampu

mengendalikan emosi.

6) Kebutuhan Keterampilan Hidup

Kebutuhan Keterampilan hidup meliputi keterampilan menggunakan

uang, keterampilan berbelanja dan keterampilan dalam bekerja.

7) Kebutuhan Mengisi Waktu Luang

Kebutuhan mengisi waktu luang bagi anak tuna grahita dapat berupa

kegiatan kegiatan olahraga, seni dan keterampilan sederhana seperti

memelihara tanaman atau hewan.

3. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah salah satu pembelajaran yang dapat

digunakan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan proses pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan

siswa dalam upaya mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan

intruksional tertentu (Syarif Sagala, 2007:68). Dalam tulisan ini penulis akan

menguraikan pendekatan kontekstual, sesuai dengan judul sub bab ini, yang

Page 15: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

14

akan memaparkan pengertian, tujuan, karakteristik dan strategi penerapan

pembelajaran kontekstual dan penerapan pembelajaran kontekstual di kelas.

a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan

pembelajaran yang mengakui dan menunjukan kondisi alamiah

pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu

pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan

dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka

terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Pembelajaran kontekstual

menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari

siswa dengan konteks materi tersebut digunakan, serta hubungan bagaimana

seseorang belajar atau siswa belajar.

Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya upaya

membuat belajar lebih mudah, sederhana, bermakna dan menyenangkan

agar siswa mudah meneriman ide, gagasan, mudah memahami

permasalahan dan pengetahuan serta dapat mengkonstruksi sendiri

pengetahuan barunya secara aktif, kreatif dan produktif. Untuk mencapai

usaha tersebut segala komponen pembelajaran harus dipertimbangkan

termasuk pendekatan kontekstual.

Depdiknas (2002), menyampaikan bahwa pendekatan kontekstual

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu pembelajaran kontekstual

merupakan suatu konsep tentang pembelajaran yang membantu guru-guru

untuk menghubungkan isi bahan ajar dengan situasi-situasi dunia nyata serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga, warga

negara dan pekerjaan serta terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar

yang dituntut dalam pelajaran.

Pada dasarnya pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang

membantu guru untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan

nyata, dan memotivasi siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang

didapatnya dengan kehidupan mereka sehari-hari. Nurhadi (2004: 13),

Page 16: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

15

menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana

guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang

memotivasi siswa untuk menghubungkan antara pengetahuan yang

diperolehnya dari proses belajar dengan kehidupan mereka sehari-hari, yang

bermanfaat bagi mereka untuk memecahkan suatu masalah di lingkungan

sekitarnya. Sehingga pembelajaran yang diperoleh siswa lebih bermakna.

b. Tujuan model pembelajaran kontekstual

1) Model pembelajaran ini menekankan dalam belajar itu tidak hanya

sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman

2) Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat

pengalaman siswa.

3) Model pembelajaran ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat

berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar

dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi

dirinya sendiri dan orang lain.

4) Agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna.

5) Untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi

akademik dengan konteks jehidupan sehari-hari.

6) Agar siswa secara individu dapat menemukan dan mentrasfer

informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi

itu miliknya sendiri.

c. Karakteristik pembelajaran kontekstual

1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu

pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam

konnteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan

dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).

2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learnig).

3) Pembelajaran dilaksanakan dengan meberikan pengalaman

bermakna kepada siswa (learning by doing).

Page 17: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

16

4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi,

saling mengoreksi antarteman (learning in a group).

5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa

kebersamaan, bekerjasama, dan saling memahami antara satu dengan

yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).

6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan

mementingkan kerjasama (learning to ask, to inquiry, to work

together).

7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan

(learning as an enjoy activity).

8) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru.

9) Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.

d. Strategi Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru

secara konstektual antara lain :

1) Pembelajaran berbasis masalah.

Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, siswa

ditantang untuk berfikir kritis untuk memecahkan.

2) Menggunakan konteks yang beragam.

Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga

makna yang diperoleh siswa menjadi berkualitas.

3) Mempertimbangkan kebhinekaan siswa.

Guru mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan

individual dan social seyogianya dibermaknakan menjadi mesin

penggerak untuk belajar saling menghormati dan toleransi untuk

mewujudkan ketrampilan interpersonal.

4) Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri.

Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa

untuk menguasai cara belajar untuk belajar mandiri dikemudian hari.

Page 18: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

17

5) Belajar melalui kolaborasi

Dalam setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol

dibandingkan dengan koleganya dan sisiwa ini dapat dijadikan

sebagai fasilitator dalam kelompoknya.

6) Menggunakan penelitian autentik

Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung

secara terpadu dan konstektual dan memberi kesempatan pada siswa

untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

7) Mengejar standar tinggi

Setiap sekolah seyogianya menentukan kompetensi kelulusan dari

waktu kewaktu terus ditingkatkan dan setiap sekolah hendaknya

melakukan Benchmarking dengan melakukan study banding

keberbagai sekolah dan luar negeri.

Berdasarkan Center for Occupational Research and

Development (CORD) Penerapan strategi pembelajaran konstektual

digambarkan sebagai berikut:

a. Relating

Belajar dikatakan dengan konteks dengan pengalaman nyata, konteks

merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu peserta

didik agar yang dipelajarinya bermakna.

b. Experiencing

Belajar adalah kegiatan “mengalami “peserta didik diproses secara aktif

dengan hal yang dipelajarinya dan berupaya melakukan eksplorasi

terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal

yang baru dari apa yang dipelajarinya.

c. Applying

Belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang

dimiliki dengan dalam konteks dan pemanfaatanya.

d. Cooperative

Belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan

kelompok, komunikasi interpersonal atau hubunngan intersubjektif.

Page 19: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

18

e. Transfering

Belajar menenkankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan

pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.

Ciri kelas yang menggunakan pendekatan konstektual : Pengalaman

nyata, kerja sama, saling menunjang, gembira, belajar dengan bergairah,

pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif dan

kritis, menyenangkan, tidak membosankan, guru kreatif.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan pembanding, peneliti melakukan kajian terhadap penelitian

terdahulu yang dianggap memiliki relevansi dengan penelitian yang sedang

dilaksanakan. Beberapa hasil penelitian terdahulu, antara lain sebagai berikut:

1. Isaris Arwianti (2011), dengan judul “Strategi Belajar Memakai Kaos

Dalam Bagi Anak Tunagrahita Sedang Kelas II SDLB Di SLB ABC

Kartini Wado”. Dari hasil penelitian yang telah dilakukannya tersebut

menyimpulkan bahwa Lembaga Formal dalam hal ini SLB ABC Kartini

Wado telah berhasil menerapkan startegi memakai kaos dalam yang baik

dan benar pada Anak Tunagrahita Sedang dengan menggunakan suatu

metode yakti metode pembelajaran kontekstual.

2. L. Kamalia (2009), dengan judul “Model Pembelajaran Seni Tari Bagi Anak

Tunagrahita Ringan Melalui Pendekatan Kontekstual di SLB-C Sukapura

Bandung”. Dari hasil penelitian yang telah dilakukannya tersebut

menyimpulkan bahwa model pembelajarak kontekstual dapat digunakan

untuk pembelajaran seni tari bagi anak tunagrahita ringan. Model

pembelajaran kontekstual sejalan dengan kurikulum SLB-C Sukapura

Bandung yang bersifat tematik.

C. Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan model pembelajaran bina diri melalui pendekatan

kontekstual, maka penguasaan konsep keterampilan siswa dalam memakai kaos

kaki akan meningkat.

Page 20: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

19

BAB III

METODE

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Arah dan tujuan tindakan kelas (classroom action

research) yang dilakukan oleh guru adalah demi kepentingan peserta didik dalam

memperoleh hasil belajar yang memuaskan.(Arikunto, 2008:2).

Rochiati Wiraatmadja (2006:36) mengemukakan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas dapat memperkecil kesenjangan antara idealisme seorang guru

yang baik dengan tampilan sehari-hari agar guru bekerja lebih profesional.

Selanjutnya Rochiati W (2006:75) mengingatkan bahwa tujuan dasar Penelitian

Tindakan Kelas adalah memperbaiki pembelajaran guru di kelas, bukan untuk

menghasilkan pengetahuan atau teori.

Ada beberapa model Penelitian Tindakan Kelas, salah satu diantarnya

adalah model Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh

Arikunto (2008:20) mencakup empat langkah , yaitu: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi (perenungan). Proses Penelitian

Tindakan Kelas itu oleh Mc Kernan dalam Depdikbud (1999:6), dijabarkan lagi

ke dalam tujuh langkah, yaitu:

1. Analisis situasi (reconnaissance) atau kenal medan.

2. Perumusan dan klarifikasi masalah.

3. Hipotesisi tindakan.

4. Perencanaan tindakan.

5. Implementasi tindakan dan monitoringnya.

6. Evaluasi hasil tindakan.

7. Refleksi hasil tindakan keputusan untuk pengembangan selanjutnya.

Ditinjau dari rumusan sederhana Arikunto, maka langkah (1), (2), (3) dan

(4) merupakan penjabaran dari langkah perencanaan. Langkah (5), (6) dan (7)

merupakan langkah pelaksanaa, pengamatan dan refleksi. Langkah-langkah

penelitian kelas yang digunakan peneliti adalah model Penelitian Tindakan Kelas

yang mencakup empat langkah sebagaimana dikemukakan di atas.

Page 21: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

20

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dilakukan dari bulan Juli 2013 sampai dengan Desember

2013 dan dilakukan di SLB Bina Bhakti Mandiri yang terletak di Jalan Raya

Sumedang Darmaraja KM 18, Dusun Dustan RT 03 RW 04 Desa Situmekar

Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, dengan menggunakan sample penelitian

anak-anak tunagrahita sedang kelas 1 SDLB.

Penentuan lokasi SLB Bina Bhakti Mandiri ini lebih kepada pemilihan

berdasarkan kebutuhan proses aplikasi yang diinginkan, yaitu dalam penerapan

pendekatan kontekstual pada anak tunagrahita, dapat dijadikan sebagai studi kasus

dalam penelitian ini, sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang menjadi

fokus penelitian. Dengan demikian pemilihan sample didasarkan atas purposive

sampling.

C. Proses/Siklus Penelitian

Model PTK yang akan digunakan adalah Model yang diperkenalkan oleh

Kurt Lewin (Depdiknas, 2003:16), yaitu bahwa satu siklus terdiri dari empat

langkah, yaitu: (1) perancanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (action), (3)

observasi (observing), (4) refleksi (reflecting), hal tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 3.1

(Bagan diadopsi dari langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas)

Perencanaan

Observasi

Refleksi Aksi

Page 22: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

21

Dalam penelitian ini akan menggunakan PTK eksferimentalis yang

ditujukan untuk mengetahui hubungan antara teknik maupun metode yang

berkaitan dengan penerapan pendekatan kontekstual learning yang dikhususkan

dalam pembelajaran Bina Diri. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa

observasi partisifasi langsung ke lapangan dengan menerapkan pendekatan

kontekstual learning, kemudian diadakan pengukuran untuk memperoleh fakta-

fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara

faktual dengan kondisi yang bersangkutan.

Siklus 1 Perencanaan Ide

Awal

Meningkatkan aktifitas belajar anak

tunagrahita dalam pembelajaran bina diri

Temuan Awal Selama ini sering ditemukan bahwa anak

tunagrahita kurang memahami konsep yang

abstrak, sehingga mempengaruhi proses dan

hasil pembelajaran yang kurang efektif dan

hasil belajar yang kurang optimal.

Untuk itu diperlukan adanya upaya dari pihak

guru untuk menggunakan pendekatan

pembelajaran yang dapat membawa anak

tunagrahita pada hal yang sifatnya kongkrit

dan langsung, agar proses dan hasil

pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

Diagnosa

(hipotesis)

Dengan menggunakan pendekatan kontekstual

meningkatkan aktifitas belajar tunagrahita

dalam merawat dirinya sendiri dan akan

berdampak pada proses dan hasil dari

pembelajaran yang dilakukan.

Perencanaan - merencanakan program pembelajaran

- mempersiapkan silabus

- menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

- menyiapkan format observasi

- meyiapkan format evaluasi

- menyiapkan alat bantu pembelajaran

- menyiapkan media pengiring

- menata kelas

Tindakan - mengajak para siswa untuk melihat siswa

lain memakai kaos kaki

- memulai pembelajaran dengan appersepsi

- penyampaian materi pembelajaran dengan

menggunakan media, alat bantu atau alat

peraga

- pemberian tugas dan evaluasi

Page 23: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

22

Observasi

(pengamatan)

- mengamati proses pembelajaran terutama

cara belajar siswa memakai kaos kaki

- menilai hasil tindakan dengan

menggunakan format Lembar Kerja Siswa

Refleksi - melakukan evaluasi tindakan yang telah

dilakukan, meliputi evaluasi: perhatian,

konsentrasi, cara menggunakan alat,

pemahaman cara menggunakan kaos kaki

saat pembelajaran berlangsung

- memperbaiki pelaksanaan sesuai hasil

evaluasi, untuk digunakan dalam siklus

berikutnya

Siklus 2 Perencanaan - merencanakan program pembelajaran

- menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

- menyiapkan format evaluasi

- menyiapkan format observasi

- menyiapkan alat bantu pembelajaran

- menyiapkan media

Tindakan - memulai pembelajaran dengan appersepsi

- menyampaikan pembelajaran dengan model

pembelajaran yang berpusat pada aktifitas

siswa

- penyampaian materi pembelajaran dengan

menggunakan media, alat bantu atau alat

peraga

- pemberian tugas dan evaluasi

Observasi

(pengamatan)

- mengamati proses pembelajaran terutama

cara siswa belajar memakai kaos kaki

dengan menggunakan format observasi

- menilai hasil tindakan dengan

menggunakan format Lembar Kerja Siswa

Refleksi - melakukan evaluasi tindakan yang telah

dilakukan, meliputi evaluasi: perhatian,

konsentrasi, cara menggunakan alat,

pemahaman cara menggunakan kaos kaki

saat pembelajaran berlangsung

- melakukan pertemuan untuk membahas

hasil evaluasi tentang tindakan yang telah

dilakukan

- memperbaiki pelaksanaan sesuai dengan

hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus

berikutnya

Tabel 3.1

Tahapan Siklus Penelitian

Page 24: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

23

Untuk jelasnya Tahapan Siklus Penelitian dapat dilihat dari skema gambar

berikut :

Bagan 3.1

Tahap Penelitian

RANCANGAN

PROGRAM I

Observasi dan

Pengumpulan Data

Revisi

Program

TINDAKAN I

KBM dengan membawa

anak ke halaman sekolah

Refleksi

(Perenungan)

TINDAKAN II

KBM dengan mengenalkan

bagian kaos kaki

Masalah

Page 25: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

24

D. Analisis Data

Pada dasarnya analisis data merupakan suatu proses penyusunan data agar

mudah diinterpretasi oleh peneliti. Semua data yang terkumpul direduksi dengan

memperhatikan keakuratan data dengan mengklasifikasikan dan mengeliminasi

data-data yang tidak perlu, sehingga diperoleh data yang benar-benar akurat.

Peneliti melakukan analisis data sejak awal tindakan pada setiap kegiatan

tindakan. Analisis data hasil observasi dapat dilakukan langsung oleh peneliti

bersamaan dengan kegiatan proses pembelajaran. Dengan demikian aktifitas

belajar anak yang diteliti benar-benar dapat diamati dengan jelas dan langsung

dapat diinterpretasi dan dikategorikan ke dalam aktifitas belajar yang: baik, cukup

atau kurang.

Page 26: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pelaksanaan PTK dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran memberikan kritik dan saran difasilitasi oleh penulis pada siswa

kelas I SDLB C1 di SLB Bina Bhakti Mandiri yang dilaksanakan pada hari

Selasa sampai Sabtu sebelum KBM dimulai. Observer dalam pembelajaran ini

adalah guru kelas.

Pelaksanaan pembelajaran ini berpedoman pada rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah disusun dalam fase perencanaan.

1. Hasil Observasi

Aktivitas siswa pada siklus pertama adalah setiap siswa memperhatiakn

demonstrasi guru tentang bagian-bagian kaos kaki. Setiap siswa secara

bergiliran menunjukan bagian-bagian kaos kaki. Kegiatan siswa diarahkan

untuk bekerjasama saling menghargai, mempercayai, dan membantu,

memotivasi disertai dengan komunikasi.

2. Hasil Refleksi

Refleksi dilakukan dengan tujuan untuk menggali dan menemukan

kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki serta menetapkan solusinya. Hasil

refleksi dideskripsikan sebagai berikut:

Setelah setiap siswa melakukan perintah guru, mereka mencoba sendiri-

sendiri menunjukan bagian-bagian kaos kaki. Hal itu terjadi karena siswa

menyangka bahwa mereka ditugasi untuk melakukan tugas tersebut secara

perorangan seperti kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari. Solusi untuk

mengatasi masalah tersebut diputuskan sebagai berikut. Penulis perlu

memberikan penjelasan ulang dengan penekanan bahwa pembelajaran ini

merupakan pembelajaran yang dilakukan secara aktif, inovatif, kreatif, efektif

dan menyenangkan. Dalam pendekatan kontekstual tersebut harus terjalin

saling menghargai, mempercayai, dan membantu yang disertai dengan

komunikasi yang baik.

Page 27: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

26

Pemahaman dalam memakai kaos kaki dengan benar akan terjadi apabila

setiap siswa merasakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dengan

benda yang nyata. Untuk menciptakan situasi tersebut, maka setiap siswa

hanya diberi satu pasang kaos kaki yang harus dipakai dengan baik. Dengan

cara demikian, diharapkan setiap siswa bergairah dalam mengikuti pelajaran.

Setiap siswa menyadari akan kelebihan dan kekurangannya. Setiap siswa

akan menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Pembagian tugas pun akan berjalan secara proporsional. Siapa sebagai apa

akan muncul sesuai dengan kemampuannya. Dengan cara tersebut, maka

motivasi belajar siswa akan meningkat. Setiap siswa akan serius dan

semangat dalam proses belajar mengajar yang berlangsung secara efektif.

3. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penggunaan

Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kaos

Kaki Pada Anak Tunagrahita Sedang di SLB Bina Bhakti Mandiri. Proses

pembelajaran memberikan kesan menyenangkan dan mudah dipahami

khususnya bagi anak-anak tunagrahita. Menerapkan teknik pada siklus kedua

harus dimulai dengan diberikannya penjelasan bagian-bagian kaos kaki secara

kongkrit dan latihan-latihan yang terus menerus, agar setiap siswa dalam

prakteknya paham cara memakai kaos kaki yang baik dan benar kelompok

merasa saling ketergantungan dan munculnya kebutuhan akan bekerjasama dan

berkomunikasi yang baik.

Pemaparan hasil penelitian ini merupakan hasil dari observasi dan analisis

pelaksanaan proses pembelajaran memakai kaos kaki sebelum dan sesudah

menggunakan pendekatan kontekstual, yang dilaksanakan oleh peneliti di SLB

Bina Bhakti Mandiri.

Mengobservasi dan menganalisis pelaksanaan proses pembelajaran bina diri

sebelum menerapkan pendekatan kontekstual dan sesudah melaksanakan

pendekatan kontekstual oleh peneliti.

Mendeskripsikan penemuan-penemuan data hasil pelaksanaan proses

pembelajaran, khususnya mengenai kemampuan dan hasil belajar siswa

Page 28: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

27

sebelum menggunakan pendekatan kontekstual dan sesudah menggunakan

pendekatan kontekstual pada pelajaran bina diri.

Semua data itu dianalisis, diklasifikasi dan diinterpretasi serta disimpulkan

yang didasarkan pada tujuan penelitian.

Pemaparan data-data tersebut diklasifikasikan pada kelompok kualitatif.

Data kualitatif menggambarkan hasil observasi selama penelitian tindakan kelas

dan rekaman prestasi hasil belajar siswa.

B. Pembahasan

1. Proses Pembelajaran Memakai Kaos Kaki dengan Menggunakan

Pendekatan Kontekstual di SLB Bina Bhakti Mandiri

Pemaparan pelaksanaan proses pembelajaran memakai kaos kaki dengan

pendekatan kontekstual, akan memaparkan gambaran kondisi guru, siswa, alat

bantu pendukung sarana pembelajaran. Paparan ini merupakan data yang

dikumpulkan dari pendataan awal sampai akhir kegiatan penelitian, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data observasi. Semua data yang terkumpul

direduksi, diklasifikasi, dianalisis, ditafsirkan (diinterpretasi) yang akhirnya

disimpulkan.

a. Kondisi Guru

Komposisi guru di SLB Bina Bhakti Mandiri Cisitu berjumlah 10 orang

terdiri dari: 1 orang guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil yaitu Kepala

Sekolah dan 9 orang lainnya merupakan guru sukarelawan. Hanya sebagian

guru yang memiliki latar belakang pendidikan S1 sedangkan guru lainnya

masih menempuh pendidikan S1 jurusan Pendidikan Luar Biasa. Guru

sukarelawan mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Ketua Yayasan Bina

Bhakti Mandiri untuk masa kerja satu tahun ajaran. Dan setiap awal tahun

ajaran SK tersebut diperpanjang lagi, apabila masih dibutuhkan.

b. Kondisi Siswa

SLB Bina Bhakti Mandiri yang berdiri sejak tahun 2013, saat ini

memiliki siswa yang berjumlah 33 orang. Sebagian besar merupakan

penyandang tunagrahita dan sebagian ada pula penyandang tunarungu dan

autistik. Anak tunagrahita dari SD sampai SMA ada yang termasuk

tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang.

Page 29: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

28

Berdasarkan hasil observasi dalam proses pembelajaran dari pertemuan

pertama sampai dengan pertemuan terakhir ditemukan beberapa kendala

sebagai berikut:

1) Pada saat mengamati teman lain menggunakan kaos kaki, para

siswa kurang mampu melakukan pengamatan, bertanya dan

meyimpulkan suatu temuan secara optimal. Namun meskipun

demikian aktivitas belajar siswa menunjukkan peningkatan yang

berarti.

2) Tingkat ketergantungan kepada guru memang cukup besar, namun

dengan dorongan dari guru untuk bekerja sama dengan sesama

teman sekelompoknya ada kecenderungan meningkat.

3) Pada saat guru mengikutsertakan refleksi, para siswa nampak ada

sikap responsif menanggapinya dengan ungkapan bahasa, sikap dan

gerak yang sederhana.

4) Diakhir pembelajaran para siswa mampu mengikuti tes lisan untuk

ukur pengetahuaannya, selanjutnya mengikuti tes perbuatan untuk

diukur prestasi pemahaman cara memakai kaos kaki, baik

perorangan maupun kelompok dan prestasinya cukup memuaskan.

c. Kondisi Alat Bantu Pembelajaran Bina Diri

SLB Bina Bhakti Mandiri yang baru berusia 1 tahun masih memiliki

sarana prasarana yang cukup minim. Sampai saat ini yayasan dan sekolah

masih terus menambah sarana dan prasarana yang diperlukan guna

menunjang kegiatan akademik sekolah. Skala prioritas sarana dan prasarana

masih pada penambahan ruang kelas beserta kelengkapannya. Sarana

penunjang untuk mata pelajaran secara spesifik merupakan prioritas

berikutnya. Maka dari itu sarana pendukung pendidikan Bina Diri belum

lengkap. Adapun alat/media pendukung yang ada ialah bermacam kaos kaki

dan gambar kaos kaki.

2. Aplikasi Pendekatan Kontekstual di SLB Bina Bhakti Mandiri

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Bina Diri adalah untuk

meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran Bina Diri. Karena

dengan pembelajaran kontekstual proses pembelajaran Bina Diri, siswa terlibat

aktif dalam proses pembelajaran Bina Diri.

Page 30: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

29

Kondisi siswa tunagrahita dengan keterbatasan kemampuannya ditambah

dengan bakat minat yang hetorogen diperlukan pendekatan pembelajaran Bina

Diri yang tepat yang berorientasi kepada siswa yang didukung media dan

komponen pembelajaran lainnya.

a. Perencanaan Pembelajaran Bina Diri dengan Menerapkan

Pendekatan Kontekstual

Penelitian Tindakan Kelas dimulai dengan penyusunan rencana

pembelajaran Bina Diri. Materi atau bahan ajarnya mengambill tema

merawat diri sendiri yang diterapkan kepada cara memakai kaok kaki.

Metode yang digunakan ialah metode pemodelan, simulasi, demonstrasi dan

tugas resitasi yang digunakan secara variatif. Pendekatan pembelajarannya

adalah pendekatan kontekstual sebagaimana yang telah dipaparkan

deskripsinya pada bab sebelumnya. Adapun gambaran model pembelajaran

kontekstual Bina Diri adalah sebagai berikut:

Page 31: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

30

Pertemuan I

Pengamatan Objek di luar Kelas (Memperkenalkan Bagian-bagian Kaos Kaki)

Bagan 4.2

Mengkonstruksi melalui pengamatan terhadap

aktivitas/demonstrasi guru tentang bagian-bagian kaos kaki

Penemuan (inkuiri) dengan Tanya Jawab mengenai

bagian-bagian kaos kaki

Diskusi ringan tentang bagian-bagian dari kaos kaki

Guru mendemonstrasikan cara memakai kaos kaki

Bersama-sama melakukan cara berkaos kaki dengan

menirukan guru

Mengadakan perenungan (refleksi) terhadap kegiatan

pembelajaran yang baru diikuti

Pengumpulan data hasil pengamatan/penilaian dalam

proses dan penilaian hasil belajar, dengan menggunakan

beberapa sumber dan cara

Page 32: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

31

Pertemuan II

Penerapan hasil pengamatan bagian-bagian kaos kaki ke dalam praktek memakai

kaos kaki dengan baik dan benar

Bagan 4.3

Rekontruksi cara memakai kaos kaki yang

diperagakan oleh guru

Mencoba menemukan cara yang mudah untuk

siswa memakai kaos kaki

Tanya jawab antara guru dan siswa mengenai cara

memakai kaos kaki

Aktif bekerjasama berlatih memakai kaos kaki

dengan baik dan benar

Beberapa orang siswa dicoba untuk tampil menjadi

model

Mengadakan perenungan (refleksi) terhadap

semua tata cara memakai kaos kaki yang baru

dipelajari

Semua data yang diperoleh dari hasil

pengamatan/penilaian dalam proses dan akhir

belajar, dijadikan dasar penentuan

Page 33: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

32

Pertemuan III

Menjelaskan cara berkaos kaki dengan menggunakan alat bantu

Revisi cara memakai kaos kaki yang diperagakan

oleh guru

Mencoba menemukan cara yang lebih mudah

untuk siswa memakai kaos kaki

Tanya jawab mengenai semua cara memakai kaos

kaki yang telah dipelajari

Berlatih bersama memakai kaos kaki dengan baik

dan benar

Beberapa orang siswa dicoba untuk tampil menjadi

model

Mengadakan perenungan (refleksi) terhadap

semua tata cara memakai kaos kaki yang baru

dipelajari

Semua data yang diperoleh dari hasil

pengamatan/penilaian dalam proses dan akhir

belajar, dijadikan dasar penentuan

Page 34: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bab V ini merupakan hasil kesimpulan dari hasil penelitian dan

menyampaikan saran-saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan penelitian awal, menurut penjelasan guru Bina Diri bahwa

pembelajaran Bina Diri di SLB pada umumnya sering menggunakan metode

ceramah dan peniruan, sehingga pembelajaran bina diri hasil belajarnya kurang

optimal dan kurang bermakna bagi kehidupan siswa. Hasil belajar siswa hanya

terbatas meniru, menghapal dan mengingat apa yang diajarkan guru. Kreativitas,

aktivitas dan sikap apresiatif siswa terhadap mata pelajaran kurang diperhatikan.

Karena proses pembelajarannya hanya dilaksanakan diruang kelas dengan metode

mengajar yang kurang menumbuhkembang ranah afektif siswa. Akibatnya

pengetahuan siswa tentang keterkaitan materi bina diri dengan kehidupan nyata

yang ada dilingkungan hidupnya kurang mendapat perhatian pendekatan

akademis. Hasil pembelajaran bina diri hanya terbatas untuk mendapatkan nilai

akademis mata pelajaran bina diri. Lebih jauhnya paling sekedar anak hanya bisa

memakai kaos kaki tetapi tidak dengan baik dan benar.

Dalam pembelajaran bina diri peneliti mencoba melaksanakan

pembelajaran bina diri dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada anak

tunagrahita sedang di SLB Bina Bhakti Mandiri. Dari peneltian diuji coba model

pembelajaran tersebut, peneliti menemukan data-data mengenai proses

pembelajaran, data hasil pembelajaran, sebagai dampak positif dari model

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ternyata dapat

digunakan pada pembelajaran bina diri bagi anak tunagrahita sedang. Model

pembelajaran kontekstual sejalan dengan kurikulum SLB C1 (Tunagrahita

Sedang) yang bersifat tematik ditinjau dari sisi karakteristik anak tunagrahita

mengalami kesulitan dalam pembelajaran yang bersifat abstrak maka, ada

kesesuaian dengan model pembelajaran kontekstual yang memilki karakteristik

yang tematik dan kongkrit. Pendekatan kontekstual sangat dianjurkan oleh

Page 35: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

34

Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan guru dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

Tahapan-tahapan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran bina diri

ternyata mampu menumbuhkembangkan kreatifitas belajar anak tunagrahita

sedang. Hal ini dapat dilihat dari data hasil pengamatan (observasi) selama proses

pembelajaran berlangsung seperti dalam merespon objek yang diamati, menjawab

dan bertanya, melaksanakan tugas dari guru, kerjasama dalam kelompok, dan

merespon kegiatan perenungan (refleksi). Suasana pembelajaran menunjukan

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta bermakna.

Pembelajaran tidak monoton tetapi berfariasi sebab pemebelajaran tidak hanya

berlangsung di dalam kelas tetapi juga dapat di luar kelas, bahkan di alam terbuka

di luar lingkungan sekolah.

Hasil pembelajaran bina diri pada anak tunagrahita sedang sebagai dampak

positif dari model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual,

menunjukan hasil yang cukup signifikan. Dari pertemuan pertama sampai dengan

pertemuan terakhir, baik secara kelompok maupun perorangan menunjukan

peningkatan.

Dengan berdasarkan hasil penelitian di SLB Bina Bhakti Mandiri, peneliti

akhirnya sampai pada satu kesimpulan bahwa pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran bina diri pada anak tunagrahita sedang dapat meningkatkan

aktifitas dan kreatifitas mereka. Dengan meningkatnya aktifitas dan kretifitas

belajar bina diri, maka motivasi belajar pun bisa meningkat dan sekaligus akan

meningkat pula hasil belajarnya. Tujuan pembelajaran yang telah ditentukan

dalam program pembelajaran bina diri dapat tercapai. Peningkatan aktifitas dan

kreativitas pembelajaran siswa sebagai hasil model pembelajaran bina diri dengan

menggunakan pendekatan kontekstual, dapat menjadi motivator untuk mengikuti

pembelajaran selanjutnya.

Page 36: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

35

B. Saran-saran

Pembelajaran bina diri dengan menggunakan pendekatan kontekstual

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru di SLB Bina Bhakti

Mandiri sebagai alternatif pendekatan pembelajaran, untuk diterapkan dalam

pembelajaran bina diri dan pembelajaran mata pelajaran lainnya. Pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran bina diri sudah selayaknya dipertimbangka oleh

guru-guru untuk digunakan, apalagi di SLB C yang kemampuan berfikir terhadap

hal-hal yang abstrak, mereka lemah sekali. Pendekatan kontekstual memberikan

jalan keluar bagi anak tunagrahita dengan mengaitkan materi atau bahan ajar pada

hal-hal yang kongkrit (nyata).

Harapan peneliti sekaligus mengajukan saran kepada kepala sekolah

hendaknya dengan sikap yang bijak ada upaya dengan penuh pengabdian

memberikan motivasi kepada guru-guru untuk menerapkan pendekatan kontektual

dalam pembelajaran bina diri, dengan ditunjang sarana pendukungnya.

Pendekatan kontekstual perlu didukung berbagai faktor, seperti faktor

profesionalisme guru, kebijakan kepala sekolah, motivasi belajar siswa yang

tinggi dan faktor-faktor lain yang terkait dengan keberhasilan pembelajaran bina

diri.

Bagi pihak-pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih

mendalam tentang obyek penelitian yang sama penelitian ini, diharapkan hasil

penelitian ini dapat dijadikan salah satu masukan dalam penelitian selanjutnya.

Page 37: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF fileA. Kerangka Konseptual ... penulis mencoba menulis makalah dengan judul : ... Bagi penulis adalah untuk mengetahui penerapan metode

36

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. (2008). Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan

Implementasi. Bandung : Remaja Rosda Karya

Kamalia, L. (2019). Model Pembelajaran Seni Tari Bagi Anak Tunagrahita

Ringan, tersedia : http://repository.upi.edu/id/1353 (diakses 22 Mei 2014)

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. (2002). Pendekatan Kontekstual (CTL).

Jakarta: Depdiknas

Pratiwi Ika, U. (2010). Pembelajaran Bina Diri Anak Tunagrahita (PLB B 2010 –

PLB FIP UNJ), tersedia:

http://unimyspecialworld.blogspot.com/2013/02/bina-diri-

tunagrahita.html (diakses 22 Mei 2014)