penggunaan model pembelajaran berbasis masalah …...perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6...

18
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Targat. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, dan tahap refleksi. 3.1.2 Lokasi Penelitian Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 SDN Batiombo 02 Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Peserta didik kelas 6 ini berjumlah 23 anak yang terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 10 peserta didik laki-laki, pada mata pelajaran Matematika dengan materi “Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB dan KPK. Alasan pemilihan tempat penilitan tersebut adalah karena peneliti sebagai guru yang mengampu atau wali kelas di sekolah tempat bertugas. Sekolah Dasar Negeri Batiombo 02 terletak di Dusun Padurekso Desa Batiombo Kelurahan Batiombo Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Jarak tempuh ke Sekolah Dasar Negeri Batiombo 02 dari pusat kota Batang kurang lebih 7 km. Suasana Sekolah asri dengan suasana pedesaan, di sekitar lokasi sekolah terdapat perumahan warga, persawahan, dan sungai. 3.1.3 Subjek Panelitian Subyek penelitian adalah peserta didik kelas 6 SDN Batiombo 02 Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Peserta didik kelas 6 ini berjumlah 23 anak yang terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 10 peserta didik laki-laki, semester 1 tahun pelajaran 2013/2014. Sebagian besar orang tua/wali peserta didik bermata pencaharian bertani, buruh, TKI. Kondisi ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya masih kurang, karena rata-rata peserta didik ikut nenek atau saudaranya. Orang tua peserta didik kurang memperhatikan perkembangan kemajuan belajar putra-putrinya. Khususnya kegiatan belajar peserta didik dirumah, tugas atau pekerjaan rumah, mempelajari kembali materi pelajaran masih kurang perhatian dari orang

Upload: others

Post on 21-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

menggunakan model spiral dari Kemmis dan Targat. Penelitian ini akan dilaksanakan

dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Dalam

setiap siklus terdiri dari 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan

observasi, dan tahap refleksi.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 SDN Batiombo 02 Kecamatan

Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Peserta didik kelas 6 ini berjumlah 23 anak

yang terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 10 peserta didik laki-laki, pada mata

pelajaran Matematika dengan materi “Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB dan KPK.

Alasan pemilihan tempat penilitan tersebut adalah karena peneliti sebagai guru yang

mengampu atau wali kelas di sekolah tempat bertugas. Sekolah Dasar Negeri Batiombo

02 terletak di Dusun Padurekso Desa Batiombo Kelurahan Batiombo Kecamatan Bandar

Kabupaten Batang. Jarak tempuh ke Sekolah Dasar Negeri Batiombo 02 dari pusat kota

Batang kurang lebih 7 km. Suasana Sekolah asri dengan suasana pedesaan, di sekitar

lokasi sekolah terdapat perumahan warga, persawahan, dan sungai.

3.1.3 Subjek Panelitian

Subyek penelitian adalah peserta didik kelas 6 SDN Batiombo 02 Kecamatan

Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Peserta didik kelas 6 ini berjumlah 23 anak

yang terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 10 peserta didik laki-laki, semester 1

tahun pelajaran 2013/2014. Sebagian besar orang tua/wali peserta didik bermata

pencaharian bertani, buruh, TKI. Kondisi ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap

pendidikan anaknya masih kurang, karena rata-rata peserta didik ikut nenek atau

saudaranya. Orang tua peserta didik kurang memperhatikan perkembangan kemajuan

belajar putra-putrinya. Khususnya kegiatan belajar peserta didik dirumah, tugas atau

pekerjaan rumah, mempelajari kembali materi pelajaran masih kurang perhatian dari orang

23

tua. Apalagi ikut membantu membimbing belajar putra-putrinya di rumah. Kenyataan ini

diketahui guru langsung dari jawaban sebagian besar peserta didik ketika ditanya di dalam

kelas. Dengan demikian motivasi untuk belajar sangat rendah.

3.1.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2013-2014, antara bulan Juli sampai dengan bulan September 2013. Kegiatannya meliputi: persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan.

Tabel 3.1.4 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal

2 Persiapan Siklus 1

3 Pelaksanaan Siklus 1

4 Pelaporan Siklus 1

5 Persiapan Siklus 2

6 Pelaksanaan Siklus 2

7 Pelaporan Siklus 2

8 Laporan Akhir

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian, Arikunto (2002:99). Perhatian utama penelitian pendidikan terletak pada

pembahasan dan analisis terhadap hasil-hasil pengukuran. Pembahasan hasil penelitian

ini akan menjadi lebih efektif apabila peneliti memiliki kriteria yang tepat terhadap hasil.

Kriteria ini berupa batasan operasional tentang hasil. Batasan operasional ini adalah suatu

bukti tentang variabel-variabel yang diteliti dan akan diterima oleh peneliti. Variabel atau

faktor penelitian memiliki peranan sangat penting dalam suatu penelitian pendidikan.

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian.

24

Ada juga yang menganggap variabel sebagai gejala sesuatu yang bervariasi. Variabel

penelitian dibedakan menjadi:

1) Variabel bebas

Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables) Variabel bebas

adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur,

dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang

diobservasi atau diamati. Variabel bebas dalam penelitian ini melalui model pembelajaran

berbasis masalah tentang FPB dan KPK.

2) Variabel terikat

Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables). Variabel terikat

adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh

variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran Matematika. Hasil belajar berupa

prestasi belajar Matematika adalah besarnya skor yang diperoleh peserta didik kelas 6 dari

tes formatif Matematika materi Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB dan KPK.

Dalam penelitian ini dicari korelasi ada tidaknya hubungan antara ke dua variabel.

Jika ada, hubungan tersebut positif atau negatif. Suatu hubungan dikatakan positif jika

ada perubahan naik/peningkatan suatu nilai satu variabel diikuti pula dengan peningkatan

nilai pada variabel berikutnya. Sedangkan jika terjadi sebaliknya dimana peningkatan nilai

suatu variabel diikuti dengan penurunan nilai pada variabel yang lain maka hubungan ini

dikatakan negatif. Variabel input yang terkait dengan peserta didik yaitu hasil belajar. Hasil

belajar adalah skor perolehan nilai post tes peserta didik setelah mengikuti evaluasi

pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2.

3.2.2 Definisi Operasional

1) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).

Model Pembelajaran Berbasis Masalah juga dikenal dengan nama lain seperti

project based teaching, experienced based education, dan anchored instruction. Model

Pembelajaran Berbasis Masalah merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru

banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok peserta didik

dan menguji keterampilan peserta didik melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan

25

arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru untuk

memaksimalkan penggunaan waktu belajar peserta didik.

Penggunaan Pembelajaran berbasis masalah secara khusus melibatkan peserta

didik bekerja pada masalah dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima orang dengan

bantuan guru sebagai tutor. Masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru.

Analisis dan penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan perolehan pengetahuan

dan keterampilan pemecahan masalah. Permasalahan dihadapkan sebelum semua

pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar

ceramah tentang materi subjek yang melatar belakangi masalah tersebut. Hal inilah yang

membedakan antara PBL dan metode yang berorientasi masalah lainnya. Tutor berfungsi

sebagai pelatih kelompok yang menyediakan bantuan agar interaksi pebelajar menjadi

produktif dan membantu pebelajar mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan untuk

memecahkan masalah. Proses PBL akan menjadi lengkap bila peserta didik melaporkan

hasil apa yang dipelajari.

2) Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang dimilikaki peserta didik melalui

pengalaman belajar Matematika. Hasil belajar yang diteliti pada aspek kognitif mencakup

pengetahuan dan pemahaman. Hasil belajar pada aspek ini diukur dengan menggunakan

tes tertulis berupa soal uraian. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik dinyatakan dalam

skor dengan indikator keberhasilan mencapai 85% atau lebih ketuntasan secara klasikal

sesuai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Hasil belajar dalam ranah afektif dan

psikomotorik meliputi mengajukan dan menjawab pertanyaan, berinteraksi dengan media

serta mengkomuni- kasikan. Kenerja peserta didik diukur melalui observasi yang

menyatakan terlaksana/dilakukan atau tidak.

3.3 Rencana Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) direncanakan untuk perbaikan peningkatan hasil

belajar peserta didik dalam dua siklus, Siklus 1 dan Siklus 2. Penelitian dinyatakan berhasil

apabila persentase ketuntasan belajar peserta didik setelah diadakan penelitian sesuai

target yang ditentukan. Bila ternyata belum mencapai target yang ditentukan akan

dilanjutkan ke siklus berikutnya. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu

26

penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari

Kemmis dan Taggart (dalam Setyadin dan Wiyono, 2010:5), yaitu berbentuk spiral dari

siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus

berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sebelum masuk pada Siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada

gambar berikut,

Gambar 3.1

Model Penelitian Tindakan dari Kemmis dan Taggart

Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur atau siklus

dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc Taggart, (1992) menyatakan

prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama atau tahapan yaitu Plan

(perencanaan). Action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Alur

pelaksanaan PTK dapat digambarkan seperti pada Gambar berikut:

27

Gambar 3.2

Alur Pelaksanaan PTK

Siklus 1

Prosedur tindakan pada Siklus 1 dilakukan dalam empat tahap, yaitu Perencanaan

(Planning), Pelaksanaan Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing) dan Refleksi

(Reflecting).

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan meliputi mengadakan kesepakatan dengan teman sejawat, perijinan

pelaksanaan penelitian kepada Kepala Sekolah, mengidentifikasikan keperluan seperti

28

sasaran penelitian, fasilitas yang dimiliki sekolah, menyiapkan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah (Problem Based Learning), LKS, materi yang akan diajarkan. Menyusun

perangkat dan instrumen penelitian seperti RPP tiga kali pertemuan mata pelajaran

Matematika materi Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB dan KPK, buku ajar peserta

didik, soal test dan lembar observasi. Perencanaan kegiatan meliputi menyajikan materi,

mengevaluasi, menganalisa hasil evaluasi belajar peserta didik dan mengadakan

perbaikan dan pengayaan.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tindakan merupakan pelaksanaan RPP untuk tiga kali pertemuan yang telah

dipersiapkan. Tindakan yang akan dilaksanakan secara garis besar adalah meningkatkan

hasil belajar Matematika pada materi Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB dan KPK.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap kegiatan awal, meliputi:

a. Observasi awal

b. Tes awal: untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam memahami

konsep pengolahan data sebelum diadakan tindakan, yang nantinya digunakan

sebagai nilai awal yang diperlukan dalam pembagian kelompok melalui Model

Pembelajaran Berbasis Masalah. Di samping itu, diperlukan dalam pengolahan nilai

peningkatan hasil belajar peserta didik melalui Model Pembelajaran Berbasis

Masalah.

2. Perencanaan, adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi:

a. Membuat skenario pembelajaran, menyusun RPP.

b. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas ketika

Model Pembelajaran Berbasis Masalah diterapkan.

c. Mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah materi pembelajaran matematika

telah dikuasai oleh peserta didik.

3. Pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah

melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat.

4. Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah menurut para ahli adalah:

Pembelajaran berbasis masalah memiliki tahapan-tahapan yang harusdilaksanakan.

Tahapan tersebut terdiri dari lima tahapan seperti yang dikemukakan oleh Arends

29

(dalam Dasna dan Sutrisno), 2007). Tahapan tersebut antara lain adalah sebagai

berikut:

1) Mengorientasikan siswa pada masalah.

Tahapan ini merupakan tahapan awal dimana peserta didik dihadapkan pada

permasalahan yang akan dipecahkan. Kegiatan diawali dengan apersepsi terhadap

pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Kemudian guru melakukan

motivasi dan penggalian konsepsi awal dengan menampilkan fenomena-fenomena

yang terkait dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru memunculkan

permasalahan berdasarkan pada fenomena yang telah diamati berupa pertanyaan-

pertanyaan sehingga mampu memotivasi dan menarik perhatian peserta didik.

2) Mengorganisasi pesera didik.

Pemecahan maslah merupakan proses dan situasi yang terorganisasi sehingga

mampu mencapai tujuan dengan baik. Pada tahap ini, siswa dioganisasikan untuk

membentuk kelompok-kelompok yang akan memecahkan permasalahan. Tahap

inipun meliputi penginformasian logistik untuk penyelidikan, tugas-tugas belajar

peserta didik serta pemodelan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta

didik. Tahap ini dapat dikatakan pula sebagai tahap persiapan penyelidikan.

3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.

Penyelidikan adalah inti dari pembelajaran berbasis masalah, penyelidikan yang

dilakukan meliputi pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan,

serta memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimen merupakan

aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual)

sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil.

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan hasil karya dan pameran. Hasil

karya lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu videotape (menunjukkan

situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik

dari situasi masalah dan pemecahannya) program komputer, dan sajian multimedia.

Hasil karya tersebut kemudian disajikan dan guru berperan sebagai organisator

pada penyajian tersebut.

30

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.

6) Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan

ketrampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Pada tahap ini guru

membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-

proses yang digunakan selama berlangsungnya pemecahan masalah.

Pertemuan ke-1

Kegiatan Awal

a) Motivasi dan apersepsi.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi:

a) Peserta didik dapat memahami bilangan bulat.

b) Peserta didik dapat memahami konsep tentang bilangan prima.

c) Peserta didik dapat menentukan FPB dua bilangan.

d) Peserta didik dapat menentukan KPK dua bilangan.

e) Memahami definisi FPB dan KPK.

f) Mengerjakan tugas LKS secara kelompok untuk dipresentasikan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi:

1) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

2) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut;

3) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.

31

2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan.

Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Menyimpulkan materi

2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran

3) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ke-2

Kegiatan Inti

Kegiatan Awal

a) Motivasi dan apersepsi.

b) Melakukan tanya jawab dan diskusi tentang materi sebelumnya.

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru memfalitasi peserta didik untuk:

a) Menentukan FPB tiga bilangan.

b) Menentukan KPK tiga bilangan.

c) Memahami definisi FPB dan KPK tiga bilangan.

d) Mengerjakan Tugas LKS secara kelompok untuk dipresentasikan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis tentang FPB dan KPK.

2) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut.

3) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan

maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

4) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

32

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi adalah:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.

2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan.

Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Menyimpulkan materi

2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran

3) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ke-3

Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti guru:

1) Membahas hasil kerja kelompok yang telah dikerjakan pada pertemuan pembelajaran

yang lalu.

2) Memotivasi peserta didik untuk menanyakan materi pembelajaran yang belum jelas.

3) Memberi kesempatan peserta didik memberikan tanggapan atas pertanyaan yang

muncul di kelasnya.

4) Melaksanakan evaluasi penilaian hasil belajar peserta didik.

Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Menyimpulkan materi

2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung untuk mencatat

dan mendokumentasikan pelaksanaan tindakan sesuai format lembar observasi yang

telah dipersiapkan, dibantu oleh teman sejawat. Pengamatan difokuskan proses

33

pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada

setiap pertemuan tiap siklus. Keaktifan peserta didik selama mengikuti proses

pembelajaran. Sebagai bahan refleksi.

4. Refleksi (reflecting)

Tahap reflesi pelaksanaan tindakan yang telah berlangsung setiap siklus,

guru/peneliti dan observer/teman sejawat menganalisa hasil pengamatan dan temuan-

temuan yang tercatat dalam lembar pengamatan. Hasil tes peserta didik dikoreksi,

dinilai dan dianalisis untuk diketahui tingkat keberhasisal pelaksanaan perbaikan

pembelajaran.PESERTA DIDIK dipilih sebagai sampel yang memperoleh nilai dibawah

KKM sebelum tindakan dan masih mendapat nilai hasil belajar yang sama, peserta

didik yang memang sudah tuntas ditas KKM sejak sebelum tindakan dan peserta didik

yang berhasil tuntas setelah diadakan tindakan perbaikan,diajak wawancara dan

dicatat dalam notulen hasil wawanca untuk dianalisa sebagai masukan untuk tindakan

siklus berikutnya.

Data–data yang diperoleh berupa hasil ulangan peserta didik, hasil

pengamatan/observasi teman sejawat, notulen catatan hasil wawancara peserta didik

dan hasil domentasi, foto kegiatan pelaksanaan tindakan ditelaah bersama teman

sejawat. Telaah terhadap tujuan penelitian, hasil analisis dan interpretasi data yang

diperoleh dari pelaksanaan rencana tindakan, untuk menetapkan atau mengevaluasi

ketercapaian tujuan perbaikan pembelajaran. Simpulan dari interpretasi data dan

refleksi merupakan sebagai masukan kegiatan perbaikan siklus selanjutnya.

Siklus 2

Langkah-langkah yang dilakukan dalam Siklus 2 ini relatif sama dengan penelitian

yang dilaksanakan pada Siklus 1, Tindakan Siklus 2 dilakukan empat tahap yaitu: sama

dengan kegiatan penelitian Siklus 1 dengan melakukan perbaikan berdasarkan hasil

temuan hasil refleksi pada Siklus 1. dengan kenyataan yang ditemukan dilapangan

sebagai tindak lanjutnya.

34

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknis tes dan non

tes.

3.4.1 Teknik Tes

Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau

achievement test yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang

setelah mempelajari sesuatu (Suharsimi Arikunto, 1996: 139), secara tertulis berbentuk tes

uraian. Tes uraian sangat tepat untuk mengungkapkan kemampuan peserta didik dalam

mengingat, memahami dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang dipelajari.

Hasil Tes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai,

menyerap materi pembelajaran pada ranah kognitif, serta mengukur tingkat pencapaian

indikator kinerja. Hasil tes diperoleh melalui tes tertulis.

Butir soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir tes uraian dan

pilihan ganda, karena untuk mengetahui taraf serap peserta didik agar lebih bervariasi

dalam mengukur hasil belajar mengingat, memahami, menerapkan, mengorganisasikan

ide/gagasan seperti dalam ranah kognitif taksonomi Bloom. Soal tes dikembangkan

berdasarkan SK dan KD mata pelajaran Matematika kelas 6 Semester 1.

Instrumen yang diperlukan dalam mengumpulkan data PTK dapat dipahami dari

dua sisi, yaitu sisi proses dan sisi hal yang diamati (Susilo dan Kisyani, 2006). Adapun

instrumen dalam penelitian ini yaitu lembar observasi untuk mengetahui aktivitas peserta

didik selama proses pembelajaran dan tes evaluasi hasil belajar yang berupa tes uraian.

Data terkumpul melalui beberapa cara yang akan disebutkan di bawah ini. Pengumpulan

data selaian dari subjek penelitian adalah dengan alat pengumpulan data teknik non tes

yaitu observasi dan hasil notulen catatan hasil wawancara kepada perwakilan peserta didik

terpilih setelah pelaksanaan tindakan perbaikan menggunakan lembar observasi. Teknik

tes yaitu data hasil ulangan peserta didik setelah pelaksanaan penelitian. Evaluasi berupa

tes tertulis berbentuk uraian dengan kisi-kisi sebagai berikut:

35

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Evaluasi Siklus 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Item soal

No Jumlah

1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

1.1 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operas campuran FPB, dan KPK

1. Menggunakan Faktorisasi Prima Untuk Menentukan FPB dari Dua Bilangan.

2. Menggunakan Faktorisasi Prima Untuk Menentukan KPK dari Dua Bilangan

3. Memecahkan Soal Cerita Yang Berkaitan Dengan Sifat-Sifat Operasi Hitung

1, 2

3, 4

5

5

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Evaluasi Siklus 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Item soal

No Jumlah 1. Melakukan

operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

1.1 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operas campuran FPB, dan KPK

1. Menggunakan Faktorisasi Prima Untuk Menentukan FPB dari tiga Bilangan.

2. Menggunakan Faktorisasi Prima Untuk Menentukan KPK dari tiga Bilangan

3. Memecahkan Soal Cerita

Yang Berkaitan Dengan Sifat-Sifat Operasi Hitung

1, 2

3, 4

5

5

3.4.2 Teknik Non Tes

Observasi atau Pengamatan

Observasi dan Catatan Lapangan yaitu dengan pengamatan dan pencatatan

suatu obyek yang difokuskan pada keaktifan peserta didik dalam PBM. Observasi

keaktifan peserta didik yang diamati adalah perilaku yang memenuhi indikator aktif dalam

36

pembelajaran. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan butir-butir soal.

Sebelum melaksanakan penelitian penulis membuat kisi-kisi instrumen yang akan

digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas. Kisi-kisi instrumen berisi berisi tentang:

1) konsep yang dijabarkan dalam variabel-variabel, indikator-indikator yang disesuaikan

dengan tujuan penelitian, dan masing-masing indicator selanjutnya dijadikan pedoman

dalam penyusunan instrumen, 2) Item instrumen adalah item-item lembar observasi dan

tes/evaluasi hasil belajar sebagai tolok ukur didasarkan atas kisi-kisi instrumen yang telah

dibuat sebelumnya, dan 3) setelah indikator-indikator ditetapkan kemudian dituangkan ke

dalam item-item instrumen yang disusun sesuai tujuan penelitian.

Kegiatan observasi dilakukan dengan data aktifitas pembelajaran, baik data guru ataupun

peserta didik. Kegiatan observasi ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Observer menyiapkan lembar pengamatan untuk memotret situasi kelas baik situasi

guru atau situasi peserta didik.

2. Observer mengumpulkan data observasi.

Tabel 3.3 Format Pengamatan/Observasi

No Aspek yang dinilai Skala Nilai

1 2 3 4 5 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Pengelolaan kelas

Penjelasan materi

Pemanfaatan alat peraga

Pelaksanaan PBL

Keberanian peserta didik

bertanya

Pembuatan rangkuman

Pelaksanaan evaluasi

Jumlah Nilai rata-rata

Dokumentasi, dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data nilai ulangan

sebelum dan setelah pelaksanaan, pada peserta didik kelas V SD Negeri Batiombo 02

Semester 1 Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2013/2014.

Wawancara, wawancara dilakukan dengan observer kepada sampel peserta didik

terpilih berdasarkan perolehan hasil tes atau nilai ulangan selama tindakan penelitian tiap

siklusnya.

37

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instumen

Validasi data bergantung pada validasi instrumennya. Data yang bebentuk angka

(Kuantitatif) menggunakan validitas teoritik artinya data berupa hasil belajar peserta didik

antar siklus. Data kualitatif (observasi) divalidasi melalui triangulasi: triangulasi sumber,

data berasal dari beberapa sumber. Data juga diperoleh dengan menggunakan face

validality yang artinya peneliti dan observer melakukan cross cheek data.

3.6 Tehnik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, mengabstraksi,

mengorganisasi data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan

yang dapat digunakan untuk menjawab jawaban terhadap ditjen penelitian (Ditjen Dikti,

1999:43).

PTK bertujuan bukan untuk digeneralisasikan, melainkan untuk memperoleh bukti

kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yg

diharapkan. Analisis data difokuskan pada sasaran/ variabel/ objek yang akan diperbaiki/

ditingkatkan, yaitu hasil belajar peserta didik. Analisis kualitatif terhadap data PTK dapat

dilakukan dengan tahap-tahap: menyeleksi, menyederhanakan, mengklasifikasi,

memfokuskan, mengorganisasi (mengaitkan gejala secara sistematis dan logis), membuat

abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis. Model analisis kualitatif yang terkenal

adalah model Miles & Hubberman (1992: 20) yang meliputi : reduksi data (memilah data

penting, relevan, dan bermakna dari data yang tidak berguna), sajian deskriptif (narasi,

visual gambar, tabel) dengan alur sajian yang sistematis dan logis, penyimpulan dari hasil

yg disajikan (dampak PTK dan efektivitasnya). Model analisis ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

38

Pengumpulan Data

Reduksi Data Verivikasi/Penarikan

Kesimpulan

Penyajian Data

Gambar 3.3

Model Analisis Dampak Efektivitas PTK

Analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Berdasarkan

data dari lembar observasi dan lembar jawaban peserta didik serta catatan selama

observasi, kemudian dilakukan analisis. Semua data dibahas bersama peneliti dengan

kedua teman sejawat. Selanjutnya dilakukan refleksi dan ditarik kesimpulan. Prestasi

belajar peserta didik dianalisis untuk diketahui tingkat persentase ketuntasan belajar

berdasarkan KKM yang telah ditetapkan.Prestasi belajar dianalisis dengan analisis

deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus.

Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, mengabstraksi,

mengorganisasi, data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan

yang dapat digunakan untuk menjawab jawaban. Analisis data dilakukan selama dan

sesudah pengumpulan data. Berdasarkan data dari lembar observasi dan lembar jawaban

peserta didik serta catatan selama observasi dan hasil notulen wawancara kepada

perwakilan peserta didik, kemudian dilakukan analisis, dibahas bersama dengan teman

sejawat. Selanjutnya dilakukan refleksi dan ditarik kesimpulan.

Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar

per siklus dengan cara presentase yaitu dengan cara menghitung peningkatan ketuntasan

belajar peserta didik secara individual jika peserta didik tersebut mampu mencapai skor

minimal 60 dan ketuntasan klasikal, jika peserta didik yang memperoleh ≥60 ini jumlahnya

mencapai 75% atau lebih dari jumlah seluruh peserta didik dan masing-masing dihitung

39

100maksimalskor

diperoleh yangskor akhir evaluasi Nilai

dengan menggunakan rumus: analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan

individu dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:

a. Menghitung nilai evaluasi akhir dengan cara:

b. Menentukan ketuntasan belajar individu, rumus yang digunakan adalah deskriptif

prosentase yang menggambarkan besarnya tingkat penguasaan konsep materi

pembelajaran, yaitu:

TP = %100N

n

Keterangan:

TP : Persentase penguasaan materi

N : Skor yang diperoleh

N : Skor maksimal

c. Menentukan ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal, rumus yang

digunakan adalah deskriptif prosentase, yaitu:

P = %1001

n

n

Keterangan:

P : tingkat ketuntasan belajar secara klasikal

1n : jumlah peserta didik yang tuntas belajar secara individu

n : jumlah total peserta didik

Untuk data kualitatif diperoleh observasi pembelajaran guru pada saat

melaksanakan pembelajaran Matematika peserta didik kelas 6 SDN Batiombo 02, yang

dianalisis menggunakan anilis diskriptif dengan mendiskusikan hasil pengamatan observer

dicocokkan hasil catatan peneliti.

3.7 Indikator Kinerja

Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila 85% atau lebih

peserta didik secara klasikal berhasil tuntas dengan perolehan nilai ≥60 yakni skor standar

ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah pada awal tahun pelajaran

2013/2014.