penggunaan metode cooperative integrated reading...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
SAMPANGAN 26 PASAR KLIWON SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
ENDRI MEYLASARI
K7107029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
SAMPANGAN 26 PASAR KLIWON SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
ENDRI MEYLASARI
K7107029
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
Penggunaan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas
V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran
2010/2011.
Oleh :
Nama : Endri Meylasari
NIM : K7107029
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 26 Mei 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd.
NIP. 19580620 198312 2 001
Pembimbing II
Drs. Marwiyanto, M. Pd.
NIP. 195912051 198303 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
Penggunaan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas
V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran
2010/2011.
Oleh :
Nama : Endri Meylasari
NIM : K7107029
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jum’at
Tanggal : 17 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd 1. …………..
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd 2. …………...
Anggota I : Dra. Siti Kamsiyati, S. Pd, M. Pd 3. …………..
Anggota II : Drs. Marwiyanto, M.Pd 4. ……………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP.19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
ABSTRAK
Endri Meylasari. PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI SAMPANGAN 26 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) pada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon
Surakarta. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah peningkatan kemampuan membaca pemahaman, sedangkan
variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC).
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan refleksi. Sebagai sampel adalah siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26
Surakarta yang berjumlah 37 anak. Teknik pengumpulan data digunakan teknik
observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis data interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa
Indonesia melalui metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26. Hal ini terbukti pada
kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 52,70 dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 48,64%, siklus I nilai rata-rata kelas 70,86
dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 75,67%, dan siklus II nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 76,51 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar
81,08%. Selain itu, kegiatan guru dan siswa yang diamati pada lembar observasi
juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
hasil yang menyatakan bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah 3,40 atau cukup
dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,78 atau tinggi. Sedangkan
skor kegiatan siswa pada siklus I adalah 2,85 atau cukup dan meningkat menjadi
3,80 atau tinggi. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan
dinyatakan penelitian ini telah berhasil dengan baik. Hal ini disimpulkan bahwa
siswa termotivasi dan senang terhadap metode CIRC. Dengan demikian, dapat
diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD
Negeri Sampangan 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
Kata Kunci: Kemampuan Membaca Pemahaman, Metode CIRC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3
ABSTRACT
Endri Meylasari. USAGE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) METHOD TO INCREASE READING
COMPREHENSION ABILITY ON STUDENTS IN THE FIFTH GRADE
OF SDN SAMPANGAN 26 PASAR KLIWON SURAKARTA IN
ACADEMIC YEAR 2010/2011, Script. Surakarta: Pedagogic and Education
Science of Sebelas Maret University. 2011. Purpose of this research is to increase reading comprehension ability by
using Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC) method on
students in the fifth grade of SDN Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta.
Variable which becomes target of change in this classroom action research is
increase of reading comprehension ability, while variable of action which is used
in this research is Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC)
method.
Form of the research is classroom action research in amount of 2 cycles.
Every cycle consists of 4 steps, they are: planning, observation action,
implementation, and reflection. As the sample is student of class V SD Negeri
Sampangan 26 Surakarta which is in amount 37 students. Technique of collecting
data used are observation, test, interview, and documentation. Technique of data
analyze used in this research is technique of interactive data analyze.
Based on the result of the research, it can be concluded that Indonesia
studies trough the CIRC method can increase the reading comprehension ability in
the 5th
grade of SD Negeri Sampangan 26 Surakarta. It is proved that in initial
condition before performing an action, average point of student is 52.70 with
percentage classical successes is in amount of 48.64%, in the first cycle class
average point is 70.86 with percentage of classical successes 75.67% and in the
second cycle, the average point of class increase to 76.51 with percentage of
classical successes amounting 81.08%. In addition, the activities of teachers and
students were observed in the observation sheet also has increased significantly.
This can be proved by the results of which stated that the activities of teachers in
the first cycle is 3.40 or adequate and on the second cycle increased to 3.78 or
higher. While scores of students on the first cycle is 2.85 or adequate and
increased to 3.80 or higher. Based on interviews that have been done, expressed
the research otherwise good. It is concluded that the students interested and
excited to CIRC method. Thus, it can be proposed a recommendation that
Indonesian study by using Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) method can increase student`s reading comprehension ability class V SD
Negeri Sampangan 26 Surakarta, in the academic year 2010/2011.
Keyword: Reading Comprehension ability, CIRC method
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan.
(Terjemahan Q.S. Al Insyirah:6)
A good plan today is better than a perfect plan tomorrow.
(NN)
Knowing is not enough, we must apply. Willing is not enough, we must do.
(Bruce Lee)
Berbeda tidak selalu lebih baik, tetapi yang terbaik itu sudah pasti berbeda.
(John Sifonis)
Menjadi diri sendiri itu lebih menyenangkan daripada harus berpura-pura menjadi
orang lain.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
5
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut asma Allah SWT, teriring doa dan ungkapan syukur
Alhamdulillah, kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Bapak Kasimin Mulyo Prayitno dan Ibu Sri Suprapti Tercinta
Bapak yang menjadi teladan nyata bagiku untuk menjadi seseorang yang tangguh
dan tegar menghadapi kerasnya hidup, Ibu motivator terbesar dalam hidupku
yang menguatkan hati dan jiwaku menjalani setiap jengkal kehidupan ini.
Kakakku Sri Nur Cahyani
Pribadi yang telah mencurahkan seluruh jerih payahnya untukku dan selalu
memberikan nasehat, motivasi, canda dan tawa, menjadi tempatku berkeluh
kesah, dan menjadi penyemangat bagiku dalam menjalani hidup.
My EARTH (Ari, Riris, Tina, Hayuk)
Terima kasih untuk setiap detik waktu dan kebahagiaan yang telah kalian
torehkan dalam catatan hidupku, semangat, dorongan, dan motivasi yang tak
pernah padam kalian curahkan untukku dalam senang dan sedihku.
Keluarga Besar SD Negeri Sampangan 26
Tempatku menimba ilmu untuk bekal dan pengalaman profesiku di masa yang
akan datang.
Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta
Tempatku belajar dan memaknai setiap episode hidup dan persahabatan yang
sesungguhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
6
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, barokah, dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Skripsi dengan judul “Penggunaan metode Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon
Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011” ini diajukan untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan dan kendala dalam penulisan skripsi ini, namun berkat
bantuan dari berbagai pihak maka hambatan dan kendala yang muncul dapat
diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini diucapkan terimakasih yang
tulus kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. H. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
5. Dra. Siti Kamsiyati, S. Pd, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Drs. Marwiyanto, M. Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Mulyani, S. Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Sampangan 26
Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
8. Muhdi, S.Pd selaku guru kelas V yang telah memberikan bimbingan dan
dukungan.
9. Serta pihak-pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Disadari bahwa dalam penulisan skripsi
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik
dan mudah dipahami.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 7
A. Kajian Teori ................................................................................................ 7
1. Hakikat Kemampuan Membaca Pemahaman.. .............................. 7
2. Hakikat Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) ....................................................................... 15
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 19
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 20
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 23
1. Tempat Penelitian ........................................................................... 23
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 23
B. Subjek Penelitian ..................................................................................... 24
C. Data dan Sumber Data ..........................................................................…24
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 25
E. Validitas Data ............................................................................................ 27
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 28
G. Prosedur Penelitian .................................................................................... 29
H. Indikator Ketercapaian .............................................................................. 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
9
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 36
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................... 36
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ............................................................ 38
1. Kondisi Pra Siklus ................................................................................. 38
2. Deskripsi Siklus I .................................................................................. 40
3. Deskripsi Siklus II ................................................................................ 52
C. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 64
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 71
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................................... 76
A. Simpulan ..................................................................................................... 76
B. Implikasi .................................................................................................... 76
C. Saran .......................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
LAMPIRAN ...................................................................................................... 82
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian ………………………………………………...... 24
Tabel 2 Indikator Ketercapaian Tujuan ……………………………………. 35
Tabel 3 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa
Kelas V pada Pra Siklus …………………………………………...
38
Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode CIRC pada
Siklus I ……………………………………………………………..
46
Tabel 5 Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus I ……..
48
Tabel 6 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca
Pemahaman kelas V pada Siklus I ………………………………...
51
Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode CIRC pada
Siklus II ……………………………………………………………
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10
Tabel 8 Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus II
……..
61
Tabel 9 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca
Pemahaman kelas V pada Siklus II ……………………………….
63
Tabel 10 Rata-rata Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman, Persentase
Ketuntasan Klasikal Diatas KKM, Nilai Tertinggi, dan Nilai
Terendah Kemampuan Membaca Pemahaman pada kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II ……………………………………………...
72
Tabel 11 Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
di Kelas melalui Lembar Observasi ……………………………….
75
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Kerangka Berpikir ………………………...................... 22
Gambar 2 Komponen dalam Analisis Data (interactive model) Miles
and Huberman ………………………………………………
29
Gambar 3 Model Penelitian Tindakan Kelas ………………………….. 30
Gambar 4 Lokasi SD Negeri Sampangan 26 Tampak Depan dan Dalam
……………………………………………………………….
36
Gambar 5 Grafik Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa Kelas
V pada Pra Siklus …………………………………………...
39
Gambar 6 Grafik Skor Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan
Metode CIRC pada Siklus I ………………………………..
47
Gambar 7 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
pada Siklus I ………………………………………………..
49
Gambar 8 Grafik Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas V pada Siklus I ………………………………..
51
Gambar 9 Grafik Skor Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan
Metode CIRC pada Siklus II ………………………………..
59
Gambar 10 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
pada Siklus II ………………………………………………..
61
Gambar 11 Grafik Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas V pada Siklus II ………………………………..
63
Gambar 12 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Membaca
Pemahaman, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Kemampuan Membaca Pemahaman pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II ……………………………………….
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
11
Gambar 13 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Kemampuan Membaca
Pemahaman pada Siswa Kelas V Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II ……………………………………………………...
73
Gambar 14 Grafik Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam
Pembelajaran di Kelas Melalui Lembar Observasi ………….
75
Gambar 15 Peneliti sebagai guru mengawali pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas V dengan salam pembuka dan presensi …
80
Gambar 16 Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Mari Membaca”
agar siswa bersemangat ……………………………………..
80
Gambar 17 Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai siswa ……………………..
81
Gambar 18 Guru member pertanyaan-pertanyaan untuk menggali
informasi dari siswa mengenai pengalaman membaca ……...
81
Gambar 19 Guru menjelaskan pada siswa mengenai konsep membaca
pemahaman dengan metode CIRC ………………………….
82
Gambar 20 Siswa berpindah tempat duduk untuk masuk ke dalam
kelompok-kelompok CIRC yang telah dibentuk guru ………
82
Gambar 21 Guru membagikan bahan bacaan pada tiap-tiap kelompok…. 83
Gambar 22 Guru membimbing siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok CIRC …………………………………………….
83
Gambar 23 Guru memberikan penjelasan pada kelompok yang belum
paham ………………………………………………………..
84
Gambar 24 Salah satu siswa sebagai perwakilan dari kelompok maju
utnuk menyampaikan hasil diskusinya, guru dan kelompok
yang lain menanggapi ……………………………………….
84
Gambar 25 Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami ………………………………..
85
Gambar 26 Siswa mengerjakan tes pemahaman isi bacaan secara
individu ……………………………………………………...
85
Gambar 27 Siswa bekerja sama dengan baik saat belajar dengan metode
CIRC…………………………………………………………
86
Gambar 28 Guru menjelaskan dengan sabar pada siswa yang belum
paham ………………………………………………………..
86
Gambar 29 Guru kelas sebagai observer menilai kinerja peneliti dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran …………………………
87
Gambar 30 Simbol bintang sebagai reward terhadap prestasi siswa
dalam kelompok ……………………………………………..
87
Gambar 31 Kelompok yang berprestasi dan aktif dalam pembelajaran
mendapatkan simbol bintang sebagai reward ……………....
88
Gambar 32 Peneliti melaksanakan wawancara dengan guru kelas V SD
Negeri Sampangan 26 mengenai pembelajaran bahasa
Indonesia dengan metode CIRC …………………………….
89
Gambar 33 Peneliti melaksanakan wawancara dengan kepala Sekolah
SD Negeri Sampangan 26 mengenai pembelajaran di kelas V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
12
dan ketersediaan media di sekolah ………………………….. 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian ………………………………….. 80
Lampiran 2 Silabus Siklus I dan II …………………………………… 90
Lampiran 3 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan Siklus II ………………… 93
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I …….. 94
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ……. 106
Lampiran 6 Daftar Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa Kelas
V pada Pra Siklus ………………………………….
119
Lampiran 7 Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa
Kelas V pada Siklus I ……………………………...
121
Lampiran 8 Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa
Kelas V pada Siklus II ……………………………..
123
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas V dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman Pertemuan 1 Siklus I
…………………………………………………………….
125
Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas V dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman Pertemuan 2 Siklus I
…………………………………………………………….
126
Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas V dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman Pertemuan 1 Siklus II
………………………………………………………….
127
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas V dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman Pertemuan 2 Siklus II
………………………………………………………….
128
Lampiran 13 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Kelas V
dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman ……………..
129
Lampiran 14 Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Pertemuan 1 Siklus I …………….
135
Lampiran 15 Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Pertemuan 2 Siklus I …………….
138
Lampiran 16 Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Pertemuan 1 Siklus II …………….
……………………………………………...
141
Lampiran 17 Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Pertemuan 2 Siklus II
……………………………………………………………...
144
Lampiran 18 Penjelasan Alat Penilaian Kemampuan Guru …………….. 147
Lampiran 19 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Mengenai
Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ketersediaan Media
Pembelajaran ………………………………………………
161
Lampiran 20 Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Diterapkan
Metode CIRC …………………………………………….
164
Lampiran 21 Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Diterapkan Metode
CIRC ……………………………………………………..
166
Lampiran 22 Hasil Wawancara dengan Guru Selaku Teman Sejawat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
14
Mengenai Pembelajaran bahasa Indonesia di Kelas V
……………………………………………………………..
168
Lampiran 23 Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum Diterapkan
Metode CIRC ……………………………………………..
170
Lampiran 24 Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Diterapkan
Metode CIRC ……………………………………………..
171
Lampiran 25 Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah Mengenai
Kondisi Sekolah …………………………………………..
172
Lampiran 26 Pedoman Wawancara untuk Guru Selaku Teman Sejawat
Mengenai Kondisi Sekolah ………………………………
173
Lampiran 27 Lembar Kerja Siswa Siklus I …………………………….. 174
Lampiran 28 Lembar Kerja Siswa Siklus II ……………………………. 180
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan
diajarkan. Melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan
dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang.
Bahasa memungkinkan manusia dapat memikirkan suatu permasalahan secara
teratur, terus-menerus, dan berkelanjutan. Sebaliknya, tanpa bahasa peradaban
manusia tidak dapat berkembang dengan baik.
Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi. Melalui
bahasa, seseorang dapat menyampaikan pesan, pikiran, perasaan, gagasan dan
pengalamannya kepada orang lain. Seseorang belajar bahasa karena didorong oleh
kebutuhan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Maka dari itu, sejak dini anak diajarkan dan diarahkan agar mampu menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, untuk dapat berkomunikasi dan
berinteraksi dalam berbagai situasi melalui bahasa baik secara lisan maupun tulis.
Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan
kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis
dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasinya. Peran guru dalam hal ini
dirasa sangat penting, karena untuk dapat mengembangkan pembelajaran bahasa
dan mencapai hasil yang maksimal, guru harus dapat menerapkan model dan
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran.
Penggunaan model dan metode pembelajaan yang tepat akan dapat meningkatkan
efektivitas dan kualitas dalam pembelajaran.
Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan
menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)
keterampilan menulis (St.Y. Slamet, 2008). Keempat aspek tersebut saling
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pengajaran bahasa.
Keterampilan membaca dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
16
bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan
kegiatan berbahasa yang bersifat produktif.
Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar yang memegang peranan penting ialah pembelajaran membaca.
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang reseptif.
Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan memperoleh informasi,
memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru (Darmiyati
Zuchdi dan Budiasih, 2001:56). Membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan,
1986:7). Membaca merupakan keterkaitan antara aktivitas fisik dan mental.
Secara fisik membaca memerlukan indera penglihatan dan secara mental
membaca memerlukan pemahaman dan daya ingat.
Pembelajaran membaca di SD mempunyai peranan penting dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat
mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitas anak didik
(Akhadiah dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001:56). Kemampuan
membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan
pentingnya penguasaan kemampuan membaca karena kemampuan membaca
merupakan salah satu standar kemampuan bahasa dan sastra Indonesia yang harus
dicapai dalam setiap jenjang pendidikan, termasuk di jenjang sekolah dasar.
Kemampuan membaca menjadi dasar yang utama tidak hanya bagi pengajaran
bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran yang lain.
Tujuan akhir dari membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi kenyataan
yang ada belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak anak yang
dapat membaca secara lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan
bacaan tersebut (Mulyono Abdurrahman, 2003:201). Membaca pemahaman
merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh
siswa sekolah dasar terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini siswa dapat
memperoleh berbagai informasi secara aktif reseptif. Maksudnya, dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
17
memiliki kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, siswa dapat
memperoleh berbagai informasi dalam waktu yang relatif singkat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri
Sampangan 26 Surakarta, kemampuan siswa kelas V dalam membaca, khususnya
membaca pemahaman masih rendah. Belum mampunya siswa dalam membaca
pemahaman ditandai dengan kurangnya siswa dalam memahami isi bahan bacaan.
Hal ini dapat dilihat ketika siswa diberi pertanyaan mengenai isi bahan bacaan
yang dibaca, siswa tidak dapat menjawab dengan cepat dan harus membuka
kembali bahan bacaan yang telah dibacanya. Menurut pengamatan yang dilakukan
oleh guru dalam pembelajaran membaca, hanya 40% dari jumlah siswa yang
mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, 40% yang mampu menceritakan
kembali cerita yang dibaca dengan kalimat dan kata-kata sendiri secara runtut, dan
hanya 20% yang mampu menyimpulkan isi bacaan dari bahan bacaan yang
dibaca. Sedangkan jika diberi tes pemahaman, dari siswa yang berjumlah 37 anak
hanya 18 siswa yang mendapatkan nilai di atas 60. Artinya kurang dari 50% siswa
yang dapat menguasai bahan pembelajaran dan nilainya di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta masih
rendah.
Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman disebabkan
oleh beberapa faktor, baik faktor dari guru maupun dari siswa sendiri. Faktor-
faktor tersebut antara lain, model dan metode pembelajaran yang diterapkan guru
masih konvensional, minat baca siswa yang rendah, dan kurangnya motivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran membaca. Salah satu faktor penyebab rendahnya
tingkat membaca pemahaman adalah metode yang digunakan guru masih
konvensional. Dalam pembelajaran membaca pemahaman, biasanya siswa diberi
bahan bacaan kemudian masing-masing disuruh membaca dalam hati dilanjutkan
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi bacaan
yang diberikan. Sehingga banyak siswa yang merasa bosan dan kurang
memperhatikan. Apabila salah satu siswa diminta membacakan untuk teman-
temannya, siswa yang lain banyak yang gaduh dan bermain sendiri sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
18
bacaan yang dibacakan kurang dapat disimak dengan baik. Selanjutnya, guru
hanya menyuruh siswa membaca sendiri tanpa adanya arahan dan bimbingan dari
guru, bahkan terkadang guru sendiri tidak ikut membaca. Akibatnya siswa kurang
termotivasi ketika disuruh membaca sendiri, tidak bersungguh-sungguh dan hanya
membaca sekilas saja. Oleh karena itu, kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta perlu ditingkatkan
dengan menggunakan sebuah metode pembelajaran yang baru yang berbeda dari
pengajaran sebelumnya, agar kemampuan membaca pemahaman siswa dapat
meningkat sehingga dapat membantu mereka dalam mata pelajaran yang lain,
karena kemampuan membaca tidak hanya digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia saja melainkan pada seluruh mata pelajaran.
Seiring dengan perkembangan di dalam dunia pendidikan, terciptalah
bermacam-macam model dan metode pembelajaran yang inovatif dalam
pembelajaran. Bermacam-macam model dan metode tersebut dapat menjadi solusi
dalam permasalahan yang tengah dihadapi guru dan untuk menjadikan siswa aktif
dan kreatif selama pembelajaran. Melalui model dan metode pembelajaran yang
inovatif tersebut dapat mengubah paradigma pembelajaran yang terjadi selama ini,
yaitu dari teacher centered learning (pembelajaran berpusat pada guru) dapat
beralih ke student centered learning (pembelajaran berpusat pada siswa).
Beberapa model dan metode pembelajaran yang dapat dijadikan solusi
diantaranya, model pembelajaran kooperatif dengan metode Jigsaw, STAD, think-
pair-share (berpasangan), Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC), Group Investigation (GI), dan lain-lain. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC). Tujuan utama dari CIRC adalah
menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari
kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin,
2008:203). Metode ini memang bersifat kooperatif sehingga dapat meningkatkan
kerjasama antar siswa, semua siswa dibimbing dan diarahkan untuk aktif dan
kreatif sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
19
Metode CIRC terdiri dari tiga unsur penting yakni kegiatan-kegiatan dasar
terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni bahasa
menulis terpadu (Slavin, 2008:204). Dalam metode CIRC, siswa bekerjasama
dalam kelompok-kelompok yang heterogen untuk mencari ide pokok, pikiran
utama, karakter tokoh dan hal-hal yang berkaitan dengan teks bacaan. Sehingga
metode ini dirasa tepat untuk digunakan untuk meningkatkan kemampuam
membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26.
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa di Sekolah Dasar pada khususnya, peneliti merasa
perlu untuk mengadakan penelitian mengenai “Penggunaan Metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar
Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Dalam setiap penelitian suatu masalah, diperlukan adanya kejelasan dari
masalah yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini diperlukan rumusan agar
tidak terjadi kesalahan. Berdasarkan hal tersebut kemudian dirumuskan pokok
pembahasan sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan metode
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri
Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas V SD
Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran mengenai
metode alternatif dalam pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan materi
membaca pemahaman, dan menambah wawasan baru pengembangan teori
membaca pemahaman dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC).
Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan refleksi dan perbaikan bagi
pengembangan dan peningkatan hasil pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1) Memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
2) Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa
Sekolah Dasar dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia.
3) Sebagai pertimbangan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran
yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
b. Bagi siswa
1) Dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada pembelajaran
bahasa Indonesia melalui penggunaan metode CIRC.
2) Meningkatnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatnya kualitas pembelajaran membaca pemahaman baik proses
maupun hasil dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta
kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.
3) Dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman, yaitu dengan cara pihak sekolah
mengambil kebijakan yang dapat mendukung terciptanya pembelajaran
yang mudah dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Kemampuan Membaca Pemahaman
a. Pengertian Kemampuan
Mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu; dapat; berada;
kaya; mempunyai harta berlebih. Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan;
kekuatan (Depdikbud, 1999:623). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa
atau sanggup melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah
kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat
dilakukan seseorang (http://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan, diakses tanggal 26
Januari 2011).
Kemampuan merujuk ke kapasitas individu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu (Stephen Robbins, 2006:52). Hal itu
merupakan penilaian tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan
keseluruhan seseorang pada hakikatnya tersusun dari dua faktor: kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik (Stephen Robbins, 2006:52). Kemampuan
intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan untk menjalankan kegiatan
mental, misalnya tes IQ. Sedangkan kemampuan fisik merupakan kemampuan
menjalankan tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan
karakteristik-karakteristik serupa (Stephen Robbins, 2006:54).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang
individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan
tertentu.
b. Membaca
1) Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22
melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Suatu proses
yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan
yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan
proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan,
1986:7).
Membaca merupakan kegiatan merespons lambang-lambang tertulis
dengan menggunakan pengertian yang tepat (Ahmad S. Harjasujana dalam
St.Y. Slamet, 2008:67). Hal tersebut berarti bahwa membaca memberikan
respons terhadap segala ungkapan penulis sehingga mampu memahami
materi bacaan dengan baik. Sumber yang lain juga mengungkapkan bahwa
membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama
beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir
Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing
meaning to and getting meaning from printed or written material”, memetik
serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis
(Finochiaro and Bonomo dalam H.G. Tarigan, 1986:8). Kegiatan membaca
merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi
curahan jiwa dalam menghayati naskah. Proses membaca diawali dari
aktivitas yang bersifat mekanis yakni aktivitas indera mata bagi yang normal,
alat peraba bagi yang tuna netra. Setelah proses tersebut berlangsung, maka
nalar dan institusi yang bekerja, berupa proses pemahaman dan penghayatan.
Selain itu aktivitas membaca juga mementingkan ketepatan dan kecepatan
juga pola kompetensi atau kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan
referen kehidupan yang luas.
Dari berbagai pengertian membaca di atas, dapat ditarik simpulan
bahwa kegiatan membaca adalah memahami isi, ide atau gagasan baik yang
tersurat maupun tersirat dalam bahan bacaan. Dengan demikian, pemahaman
menjadi produk yang dapat diukur dalam kegiatan membaca, bukan perilaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
fisik pada saat membaca. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman
(St.Y. Slamet, 2008:68).
2) Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang
membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai tujuan (Farida Rahim, 2007:11). Tujuan
utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan (H.G. Tarigan, 1986:9).
Tujuan membaca mencakup: (1) kesenangan, (2) menyempurnakan
membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4)
memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, (5) mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, (6)
memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (7)
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu
eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu
teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks,
(9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk dan
Irwin dalam Burns dkk, dalam Farida Rahim, 2007: 11).
Selain beberapa tujuan membaca yang telah disampaikan di atas,
terdapat pula beberapa tujuan membaca lainnya yang erat kaitannya dengan
makna, diantaranya:
a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c. Membaca untuk mengetahuai urutan atau susunan, organisasi cerita.
d. Membaca untuk menyimpulkan.
e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan.
f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasi.
g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.
3) Aspek Membaca
Membaca merupakan suatu ketrampilan yang kompleks yang
melibatkan serangkaian ketrampilan yang lebih kecil lainnya. Secara garis
besar terdapat dua aspek penting dalam membaca menurut H.G. Tarigan,
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
1. Ketrampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek
ini mencakup: (a) pengenalan bentuk huruf, (b) pengenalan unsur-
unsur linguistic (fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat, dan
lain-lain), (c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan
bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at
print”, (d) kecepatan membaca bertaraf lambat.
2. Ketrampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang
dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
Aspek ini mencakup: (a) memahami pengertian sederhana (leksikal,
gramatikal, retorikal), (b) memahami signifikansi atau makna (a.l.
maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi
pembaca), (c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), (d) kecepatan
membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan
(H.G. Tarigan, 1986:12).
4) Jenis-jenis Membaca
Terdapat beberapa jenis-jenis membaca seperti yang diklasifikasikan
oleh Tarigan sebagai berikut:
a. Membaca nyaring, membaca bersuara (reading aloud; oral reading)
b. Membaca dalam hati (silent reading)
(1) Membaca ekstensif (extensive reading)
Membaca ekstensif ini mencakup pula membaca survey (survey
reading), membaca sekilas (skimming reading), dan membaca
dangkal (superficial reading).
(2) Membaca intensif (intensive reading)
(a) Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup
pula membaca teliti (close reading), membaca pemahaman
(comprehensive reading), dan membaca kritis (critical
reading), dan membaca ide (reading for ideas).
(b) Membaca telaah bahasa (language study reading), yang
mencakup pula membaca bahasa asing (foreign language
reading), dan membaca sastra (literary reading) (H.G Tarigan,
1986:12-13).
c. Membaca Pemahaman
1) Pengertian Membaca Pemahaman
Kegiatan membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam serta pemahaman
tentang apa yang dibaca. Membaca pemahaman adalah pemahaman arti atau
maksud dalam suatu bacaan melalui tulisan. Definisi ini sangat menekankan
pada dua hal yang pokok dalam membaca, yaitu bahasa itu sendiri dan simbol
grafik tulisan yang menyajikan informasi yang berwujud bacaan (Lado dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
25
Nurhadi, 1987:222). Jadi, seseorang yang yang melakukan kegiatan membaca
pemahaman harus menguasai bahasa atau tulisan yang digunakan dalam
bacaan yang dibacanya dan mampu menangkap informasi atau isi bacaan
tersebut.
Reading is such a complex process. With practice and exposure,
children develop understanding so that they may begin to comprehend stories
better. Students begin to read stories that are longer, have deeper meanings,
hidden messages, similes, metaphors, and even understand very difficult
vocabulary (Jennifer Bonner, 2008). Yang mempunyai arti bahwa membaca
adalah suatu proses yang kompleks. Dengan latihan dan tindakan, anak-anak
dapat mengembangkan pemahaman sehingga mereka dapat mulai untuk
memahami cerita dengan lebih baik. Siswa dapat memulai dengan membaca
cerita yang lebih panjang, mempunyai makna yang lebih dalam, pesan-pesan
tersembunyi, kiasan-kiasan, gaya bahasa, dan bahkan memahami kosakata
yang lebih sulit (Jennifer Bonner, 2008) (http://www.ijea.org/v9n1/).
Untuk dapat memahami isi suatu bahan bacaan dengan baik
diperlukan adanya kemampuan membaca pemahaman yang baik pula.
Pemahaman merupakan salah satu aspek yang penting dalam kegiatan
membaca, sebab pada hakikatnya pemahaman suatu bahan bacaan dapat
meningkatkan keterampilan membaca itu sendiri maupun untuk tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Jadi, kemampuan membaca dapat diartikan
sebagai kemampuan dalam memahami bahan bacaan. Tujuan membaca
adalah pemahaman bukan kecepatan (H.G. Tarigan, 1986:37).
Membaca pemahaman didefinisikan pula sebagai salah satu macam
membaca yang bertujuan memahami isi bacaan (Sujanto dalam Nurhadi,
1987:222). Kemampuan membaca sangat kompleks dan bukan hanya
kemampuan teknik membacanya saja tetapi juga kemampuan dalam
pemahaman san interpretasi isi bacaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, secara sederhana dapat
ditarik simpulan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26
untuk memahami isi bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat dari
bahan bacaan tersebut.
2) Aspek-aspek Membaca Pemahaman
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang
melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Agar
seseorang mampu mencapai suatu tingkat pemahaman, seharusnyalah ia
mengalami proses yang cukup panjang. Oleh karenanya, kita perlu mengenal
dan menguasai beberapa aspek dalam membaca pemahaman. Aspek-aspek
dalam membaca pemahaman meliputi: (a) memahami pengertian sederhana
(leksikal, gramatikal, retorikal), (b) memahami signifikansi atau makna (a.l.
maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi
pembaca), (c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), (d) kecepatan membaca
yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan (H.G. Tarigan,
1986:12).
Di dalam membaca pemahaman, si pembaca tidak hanya dituntut
hanya sekadar mengerti dan memahami isi bacaan, tetapi juga harus mampu
menganalisis atau mengevaluasi dan mengaitkannya dengan pengalaman-
pengalaman dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
3) Tujuan Membaca Pemahaman
Apabila kita melakukan sesuatu kegiatan, tentulah kita mampunyai
tujuan tertentu yang hendak kita capai. Demikian halnya di dalam membaca
pemahaman juga mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan
membaca pemahaman adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman
penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan etoris atau pola-
pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat
emosional dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan (H.G. Tarigan, 1986:36).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dilihat bahwa tujuan membaca
pemahaman mencakup beberapa hal. Jelasnya membaca pemahaman
diperlukan bila kita ingin mempelajari dan memahami masalah yang kita baca
sampai pada hal-hal yang sangat detail.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
27
4) Tingkatan Membaca Pemahaman
Aspek-aspek keterampilan untuk memahami isi bacaan itu ada
bermacam-macam. Empat tingkatan atau kategori pemahaman membaca,
yaitu literal, inferensial, kritis, dan kreatif (Burns dan Roe; Rubin; dan
Syafi’ie dalam Hairuddin, dkk, 2007:3-24). Pembahasan mengenai tingkat
pemahaman tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang
dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Pemahaman literal merupakan
pemahaman tingkat paling rendah. Walaupun tergolong tingkat rendah,
pemahaman literal tetap penting, karena dibutuhkan dalam proses
pemahaman bacaan secara keseluruhan. Pemahaman literal merupakan
prasyarat bagi pemahaman yang lebih tinggi (Burns dan Roe dalam
Hairuddin, dkk, 2007:3-24).
b) Pemahaman inferansial adalah kemampuan memahami informasi yang
dinyatakan secara tidak langsung (tersirat) dalam teks. Memahami teks
secara inferensial berarti memahami apa yang diimplikasikan oleh
informasi-informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Dalam
hal ini, pembaca menggunakan informasi yang dinyatakan secara
eksplisit dalam teks, latar belakang pengetahuan, dan pengalaman pribadi
secara terpadu untuk membuat dugaan atau hipotesis.
c) Pemahaman kritis merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks.
Pemahaman kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif.
Dalam pemahaman ini, pembaca membandingkan informasi yang
ditemukan dalam teks dengan norma-norma tertentu, pengetahuan, dan
latar belakang pengalaman pembaca untuk menilai teks.
d) Pemahaman kreatif merupakan kemampuan untuk mengungkapkan
respon emosional dan estetis terhadap teks yang sesuai dengan standar
pribadi dan standar profesional. Pemahaman kreatif melibatkan dimensi
kognitif membaca karena berkaitan dengan dampak psikologi dan estetis
teks terhadap pembaca. Pemahaman kreatif, pembaca dituntut
menggunakan daya imajinasinya untuk memperoleh gambaran baru yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
melebihi apa yang disajikan penulis (Hafni dalam Hairuddin, dkk,
2007:3-25).
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menekankan pada membaca
pemahaman dalam tingkatannya sebagai pemahaman literal yaitu pemahaman
terhadap apa yang disampaikan dan disebutkan penulis di dalam bahan
bacaan.
5) Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman
Menurut McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, mengemukakan
mengenai prinsip-prinsip membaca sebagai berikut:
a) Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
b) Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
c) Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.
d) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif
dalam proses membaca.
e) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
f) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks
pada berbagai tingkatan kelas.
g) Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman
membaca.
h) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
i) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
j) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca
pemahaman (McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, 2007:3-4).
6) Langkah-langkah Membaca Pemahaman
Di dalam memahami bahan bacaan, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan oleh pembaca. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam membaca, yaitu: (1) menentukan tujuan membaca; (2) preview artinya
membaca selayang pandang; (3) membaca secara keseluruhan isi bacaan
dengan cermat sehingga kita dapat menemukan ide pokok yang tertuang
dalam setiap paragrafnya; (4) mengemukakan kembali isi bacaan dengan
menggunakan kalimat dan kata-kata sendiri (Suyatmi, 2000:45).
Adanya kemampuan membaca pemahaman yang tinggi diharapkan
dapat menangkap ide-ide pokok yang terdapat dalam bahan bacaan,
menemukan hubungan suatu ide pokok dengan ide pokok yang lain serta
secara keseluruhannya, selanjutnya dapat menghubungkan apa yang dipahami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
29
dari bahan bacaan tersebut dengan ide-ide diluar bahan bacaan. Membaca
merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa
aktivitas seperti, mengamati, memahami ide, curahan jiwa, dan aktivitas jiwa
seseorang yang tertuang dalam bahan bacaan.
d. Kemampuan Membaca Pemahaman
Berdasarkan uraian dan penjelasan-penjelasan yang telah disajikan di
atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa muara akhir dari hakekat kemampuan
membaca pemahaman, yaitu kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang
individu untuk menangkap dan menggali ide-ide pokok serta informasi yang
diperlukan dari sebuah teks tertulis (bahan bacaan) seefisien mungkin, sehingga
ia dapat menginterpretasikan ide-ide pokok serta informasi yang ditemukan, baik
makna yang tersurat maupun tersirat dari bahan bacaan tersebut.
Indikator-indikator yang terkait dengan kemampuan membaca
pemahaman meliputi: (1) informasi-informasi berupa fakta, definisi, atau
konsep; (2) makna kata, istilah, dan ungkapan; (3) hubungan dalam wacana
meliputi hubungan antarhal, sebab-akibat, persamaan, dan perbedaan antarhal;
(4) organisasi wacana tentang ide pokok, ide penjelas, kalimat pokok, dan
kalimat penjelas; (5) tema atau topik dan judul wacana; (6) menarik kesimpulan
tentang hal, konsep, masalah, atau pendapat.
Sedangkan kemampuan siswa di dalam kemampuam membaca
pemahaman ditandai dengan: (1) kemampuan siswa dalam menangkap isi
wacana, baik secara tersurat maupun tersirat; (2) kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan tentang isi wacana; (3) kemampuan siswa meringkas isi
wacana dengan menemukan ide pokok dalam setiap paragraf; (4) kemampuan
siswa menyimpulkan dan menceritakan kembali isi wacana dengan kalimat-
kalimat sendiri dan dengan bahasa yang runtut.
2. Hakikat Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
a. Pengertian Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
30
Metode CIRC merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang diperuntukkan bagi siswa sekolah dasar hingga menengah pertama (kelas
2-8). Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan
program pembelajaran komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis
pada siswa kelas dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah
menengah (Slavin, 2008: 16). Selain itu, metode pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan kurikulum
komprehensif yang dirancang untuk digunakan dalam pelajaran membaca pada
kelas 2-8 (Slavin, 2008: 11).
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) is a school
based program that targets reading, writing, and language arts in grades
2 through 6. The three principle program elements are direct instruction
in reading comprehension, story-related activities, and integrated
language arts/writing instruction. Each student is paired with another
student and then assigned to a group of students at the same or different
reading level. These learning teams work cooperatively on program-
related activities
(http://www.howardhealthcounts.org/modules.php, diakses tanggal 26
Januari 2011).
Sumber di atas kurang lebih mengungkapkan mengenai definisi dari
CIRC, bahwa CIRC merupakan program sekolah yang mendasarkan
pengajarannya pada membaca, menulis dan seni berbahasa pada tingkat 2-6.
CIRC memiliki tiga prinsip dasar, yaitu kemampuan membaca pemahaman,
membaca lisan, dan integrasi seni berbahasa/menulis. Setiap siswa berpasangan
dengan siswa yang lain kemudian bergabung dalam satu tim yang heterogen.
CIRC are currently in use, a common method involves forming “learning
teams” made up of students (usually four) who are at varying levels of reading
proficiency. These students work on different cooperative activities, including
creative writing, peer reading, identification of major elements in a story,
summarizing of stories and story retelling, and activities geared toward practice
of basic reading skills (e.g., spelling, decoding, and vocabulary). (Canadian
Council on Learning, 2009: 4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
31
Sumber diatas dapat diartikan bahwa CIRC yang akhir-akhir ini
digunakan, merupakan metode umum yang meliputi pembentukan tim belajar
(biasanya empat siswa) pada level kemampuan membaca yang berbeda-beda.
Siswa-siswa tersebut bekerja dalam aktivitas kerjasama yang berbeda, termasuk
aktivitas penulisan kreatif, membaca dalam kelompok, pengidentifikasian
elemen utama dalam cerita, dan penceritaan kembali isi cerita dan aktivitas yang
diarahkan menuju praktek kemampuan membaca yang paling dasar (meliputi
pelafalan, penerimaan, dan kosakata) (Canadian Council on Learning, 2009:4).
CIRC, sebuah program yang komprehensif untuk mengajari
pembelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih
tinggi di sekolah dasar (Slavin, 2008:200). Pengembangan CIRC difokuskan
pada metode-metode pengajaran, merupakan sebuah usaha untuk menggunakan
pembelajaran kooperatif sebagai sarana memperkenalkan teknik terbaru dalam
pengajaran praktis pembelajaran membaca dan menulis. Pendekatan
pembelajaran kooperatif menekankan tujuan-tujuan kelompok dan tanggung
jawab dari tiap individu.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan salah satu jenis metode
pembelajaran kooperatif yang dirancang khusus untuk pembelajaran membaca
dan menulis secara komprehensif yang diterapkan pada kelas 2-8 (dari sekolah
dasar sampai menengah pertama).
b. Fokus Utama dari Metode Pembelajaran Cooperative Integrated and
Reading Composition (CIRC)
Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar
adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Para
siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang
dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat
memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang lain seperti pemahaman membaca,
kosakata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling
bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang
didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim (Slavin, 2008:201).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
c. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Di dalam pembelajaran kooperatif terdapat bermacam-macam metode
pembelajaran. Salah satunya adalah metode pembelajaran CIRC yang dirancang
khusus untuk pembelajaran membaca dan menulis, untuk membedakan metode
pembelajaran CIRC dengan metode pembelajaran kooperatif lainnya, berikut
disampaikan beberapa ciri-ciri dari CIRC, yaitu: (1) adanya suatu tujuan
kelompok; (2) adanya tanggung jawab tiap individu; (3) tidak adanya tugas
khusus; (4) tiap anggota dalam satu kelompok memiliki kesempatan yang sama
untuk sukses; (5) dibutuhkan penyesuaian diri tiap anggota kelompok.
d. Unsur-unsur Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
Composition (CIRC)
CIRC terdiri dari tiga unsur penting: kegiatan-kegiatan dasar terkait,
pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan
menulis terpadu (Slavin, 2008:204). Setiap siswa bekerja dalam tim-tim yang
sifatnya heterogen. Semua kegiatan pembelajaran mengikuti siklus yang
melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan independen, pra penilaian
teman, latihan tambahan, dan tes. Unsur utama CIRC terdiri dari: kelompok
membaca, tim, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita, pemeriksaan
oleh pasangan, dan tes (Slavin, 2008:204-208). Pembahasan mengenai unsur-
unsur tersebut adalah sebagai berikut:
Kelompok membaca. Jika menggunakan kelompok membaca, siswa
dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang
berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, yang dapat ditentukan oleh
guru. Jika tidak, diberikan pengajaran kepada seluruh kelas.
Tim. Siswa dibagi kedalam pasangan (atau trio) dalam kelompok
membaca mereka, dan selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi kedalam
tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca atau
tingkat. Misalnya, sebuah tim terdiri dari dua siswa dari kelompok membaca
tingkat tinggi dan dua siswa dari kelompok membaca tingkat rendah. Anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
33
tim menerima poin berdasarkan kinerja indivudal mereka pada semua kuis,
karangan, dan buku laporan, dan poin-poin inilah yang membentuk skor tim.
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita. Siswa
menggunakan bahan bacaan dasar atau bisa juga novel. Cerita diperkenalkan dan
didiskusikan dalam kelompok membaca yang diarahkan oleh guru. Tahap-tahap
kegiatannya meliputi: membaca berpasangan, menulis cerita yang bersangkutan
dan tata bahasa cerita, mengucapkan kata-kata dengan keras, makna kata,
menceritakan kembali cerita, dan ejaan.
Pemeriksaan oleh pasangan. Jika siswa telah menyelesaikan semua
kegiatan ini, pasangan mereka memberikan formulir tugas yang
mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan dan/atau memenuhi
kriteria terhadap tugas tersebut.
Tes. Pada akhir periode kelas, siswa diberikan tes pemahaman terhadap
cerita, diminta untuk menuliskan kalimat-kalimat bermakna untuk tiap kosakata,
dan diminta membacakan daftar kata-kata dengan keras kepada guru. Pada tes
ini siswa tidak diperbolehkan saling membantu. Hasil tes dan evaluasi dari
menulis cerita yang bersangkutan adalah unsur utama dari skor tim mingguan
siswa.
e. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC)
CIRC sebagai salah satu jenis metode pembelajaran, dalam
pelaksanaannya memiliki langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah
pembelajaran dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Langkah-langkah metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) yang diuraikan oleh Suprijono, terdiri dari:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen;
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran;
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas;
4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok;
5. Guru membuat kesimpulan bersama; dan
6. Penutup (Agus Suprijono, 2010:130).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
34
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang dipandang relevan dengan
penelitian ini, antara lain:
a. Penelitian Suwarto (2009) dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan
Membaca dan Menulis Permulaan dengan Metode Kooperatif Integrasi
Membaca dan Komposisi (CIRC) Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa
Kelas I SD Negeri 1 Eromoko Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri”.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dikemukakan dua kesimpulan,
yaitu: (1) penerapan metode Kooperatif Integrasi Membaca dan Komposisi
dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada
siswa kelas I, terbukti dengan adanya peningkatan pada siklus I, II, dan III;
(2) penerapan metode Kooperatif Integrasi Membaca dan Komposisi dapat
meningkatkan proses pembelajaran membaca menulis permulaan, baik pada
siswa maupun guru. Persamaan penelitian Suwarto dengan penelitian ini
adalah sama-sama menggunakan metode CIRC, sedangkan perbedaannya
terdapat pada objek penelitian dan subjek penelitiannya.
b. Penelitian Miranti Sudarmaji (2010) dengan judul “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Melalui Penerapan Metode
Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Pada
Siswa Kelas V SD Negeri IV Pulutan Wetan Wuryantoro Wonogiri Tahun
Ajaran 2009/2010”. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini
dikemukakan dua kesimpulan, yaitu: (1) penerapan metode CIRC dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran apresiasi cerita pendek pada
siswa kelas V SD Negeri IV Pulutan Wetan terbukti dengan adanya
peningkatan proses pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, antara lain:
meningkatnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
apresiasi cerita pendek, meningkatnya minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran apresiasi cerita pendek, meningkatnya keaktifan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran apresiasi cerita pendek, meningkatnya kerja
sama siswa dalam mengikuti proses pembelajaran apresiasi cerita pendek,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
35
meningkatnya kesungguhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
apresiasi cerita pendek; (2) penerapan metode CIRC dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerita pendek, ditandai dengan nilai
rata-rata siswa yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Persamaan
penelitian Miranti Sudarmaji dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan metode CIRC, sedangkan perbedaannya terletak pada objek
penelitian dan subjek penelitiannya.
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal, terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan di
dalam pembelajaran membaca pemahaman. Mereka harus membaca berulang-
ulang untuk dapat menjawab pertanyaan seputar bahan bacaan yang telah selesai
dibacanya. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena guru kurang inovatif dalam
mengemas pembelajaran, guru masih menggunakan metode yang konvensional
dengan menyuruh sisiwa membaca dalam hati dan guru hanya mengamati,
sehingga siswa kurang termotivasi dan kurang tertarik dengan pembelajaran
membaca. Akibatnya kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah.
Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang
inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa
sehingga dapat menjadi solusi bagi kesulitan yang mereka hadapi. Pendekatan
pembelajaran yang lebih cocok dan dapt digunakan dalam pembelajaran membaca
ialah metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Tujuan
utama CIRC khususnya dalam menggunakan tim kooperatif ialah membantu
siswa belajar membaca pemahaman yang luas untuk kelas-kelas tinggi SD.
Sehingga melalui metode pembelajaran CIRC ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa dan dapat membuat
siswa tertarik dan termotivasi untuk aktif mengikuti pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya membaca pemahaman. Selain itu juga diharapkan dapat
memberikan pengalaman yang nyata dan bermakna bagi siswa sehingga dapat
meningkatkan persentase kemampuan membaca pemahaman masing-masing
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
36
Adapun alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 1 berikut ini:
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan di
atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: Penggunaan
metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD
Negeri Sampangan 26 Pasar kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
Kondisi Awal Guru masih
menggunakan metode
yang konvensional,
siswa membaca dalam
hati, guru mengamati
(kurang inovatif)
Kemampuan
membaca pemahaman
siswa rendah
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru menggunakan
metode CIRC dalam
pembelajaran membaca
pemahaman
Melalui metode CIRC
dapat meningkatkan
kemampuan membaca
pemahaman siswa
Siklus I: Guru
menggunakan metode
CIRC dalam
penyampaian
pembelajaran
membaca pemahaman
Siklus II: Guru
menggunakan metode
CIRC dalam
pemantapan
pembelajaran
membaca pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sampangan 26 Kecamatan Pasar
Kliwon Surakarta. Peneliti memilih SD Negeri Sampangan 26, dengan
pertimbangan dan alasan sebagai berikut:
a. Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti membina pramuka selama
kurang lebih 2 tahun ini, sehingga peneliti merasa cukup mengenal
karakteristik siswa yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini.
b. Pembelajaran dengan metode CIRC belum pernah diterapkan di lingkungan
sekolah tersebut.
c. Terdapat permasalahan di dalam pembelajaran khususnya bahasa Indonesia
di kelas V yang membuat peneliti merasa tertarik dan perlu untuk
menelitinya.
d. Penghematan waktu dan biaya, karena lokasi penelitian yang cukup dekat
dengan tempat tinggal peneliti.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap persiapan hingga
tahap pelaporan hasil dilakukan selama 4 bulan, yaitu mulai bulan Januari 2011
sampai dengan bulan April 2011. Pelaksanaan penelitian di SD Negeri
Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta dilaksanakan pada bulan Maret 2011.
Adapun rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
38
Tabel 1: Jadwal Penelitian
No Rencana Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a. Menyusun Konsep
Pelaksanaan
b. Kesepakatan Jadwal
c. Menyusun Instrumen
2 Pengajuan Proposal
3 Pelaksanaan
a Pengumpulan Data
b Pelaksanaan Pra Siklus
c Pelaksanaan Siklus I
d Pelaksanaan Siklus II
4 Penyusunan Laporan
a Menyusun Laporan
b Seminar hasil penelitian
c Pengiriman hasil
penelitian
d Revisi Ujian
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri
Sampangan 26 Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta, dengan jumlah siswa
sebanyak 37 siswa. Terdiri dari 22 siswa putra dan 15 siswa putri.
C. Data dan Sumber Data
Jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Kualitatif yang meliputi daftar hadir siswa, data identitas siswa, silabus,
dan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Data Kuantitatif yang meliputi daftar nilai siswa sebelum dan sesudah
dilaksanakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
39
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil
observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi atau perekaman dengan
menggunakan kamera.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu
sebagai berikut:
1. Wawancara
Interview yang sering disebut juga dengan wawancara atau kuesioner lisan
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto, 2008:154).
Pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan terstruktur,
maksudnya peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan
ditanyakan dan tidak menanyakan pertanyaan yang tidak berhubungan dengan
topik yang dibahas.
Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah, guru kelas V, dan guru
selaku teman sejawat, untuk memperoleh informasi mengenai kondisi sekolah
dan kondisi siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta. Hasil
wawancara digunakan untuk menggali dan mencari keterangan yang jelas dan
pasti mengenai pola dan sebab kesalahan siswa sehingga dapat diberikan
tindakan yang tepat dalam permasalahan yang ditemui. Selain itu juga untuk
memperoleh data mengenai kemampuan membaca pemahaman siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Observasi
Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan
yang terjadi selama tindakan dan kegiatan yang terjadi selama tindakan
perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu (Sarwiji Suwandi,
2009:38).
Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
observasi langsung (direct observation). Observasi langsung (direct observation)
adalah suatu pengamatan pada kegiatan yang dilakukan tanpa perantara (secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
40
langsung) terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan di SD Negeri
Sampangan 26 Surakarta, untuk mengetahui persiapan, perhatian, keaktifan, dan
kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode CIRC.
Selain menggunakan observasi langsung, peneliti juga menggunakan
catatan lapangan. Catatan lapangan merupakan suatu pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti selama penelitian berlangsung yang dituangkan dalam
bentuk catatan kecil. Pengamatan yang ditulis di dalam catatan lapangan adalah
mengenai kegiatan pembelajaran yang melibatkan guru, seluruh siswa kelas V,
dan guru atau teman sejawat SD Negeri Sampangan 26 Surakarta serta Kepala
Sekolah di SD Negeri Sampangan 26 Surakarta.
Hasil observasi digunakan untuk mengetahui proses dan dampak
pembelajaran, dan diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar
lebih efektif dan efisien untuk tahapan berikutnya.
3. Dokumen
Pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan pula pada arsip atau
dokumen yang ada di SD Negeri Sampangan 26 Surakarta. Dokumen tersebut
berupa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam bentuk Silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu, pengumpulan data
yang diperlukan dalam penelitian ini juga diperoleh dari: hasil nilai ulangan
harian siswa, hasil nilai tes individu siswa setelah menggunakan metode CIRC,
dan melalui perekaman pada saat pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan metode CIRC.
4. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto,
2008:150).
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah dan selama proses kegiatan pembelajaran tindakan
(Sarwiji Suwandi, 2009:59).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
41
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
membaca pemahaman yang dicapai siswa setelah kegiatan pembelajaran
tindakan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini, diberikan kepada siswa kelas
V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta, berupa tes tertulis (soal-soal pemahaman
isi bacaan).
Berdasarkan hasil tes ini, peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan
dilakukan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. Selain itu,
tes juga digunakan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan dari
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
5. Pendokumentasian dan Perekaman
Pendokumentasian dan perekaman dengan kamera foto, dapat memperjelas
berbagai deskripsi dalam berbagai situasi dan perilaku subyek yang diteliti.
Analisis dokumentasi dilakukan untuk mengetahui profil kemampuan siswa
kelas V SD Negeri Sampangan 26 dalam membaca pemahaman serta minat
siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman
dengan menggunakan metode CIRC.
E. Validitas Data
Di dalam suatu penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya
adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang
sebenarnya diukur dan diteliti. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto,
2008:168).
Informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya
sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai
dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Sarwiji Suwandi, 2009:60).
Teknik yang digunakan untuk menguji kesahihan data dalam penelitian ini
adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud
dengan kedua hal tersebut adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
42
1. Triangulasi sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui
berbagai sumber yang berbeda yakni: (1) pengamatan (observasi) dari proses
pembelajaran dengan metode CIRC; (2) Silabus dan RPP; (3) tes soal
pemahaman isi bacaan; (4) foto kegiatan belajar mengajar menggunakan
metode CIRC; dan (5) hasil wawancara.
2. Triangulasi metode dilakukan dengan mengecek data kepada sumber data
yang sama dengan metode yang berbeda. Data yang diperoleh dari hasil
wawancara dicek dengan hasil observasi, tes, dan foto. Dari data yang
diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut,
hasilnya kemudian dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang
lebih kuat validitasnya.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data interaktif model Milles dan Huberman yang meliputi 4 tahap, yaitu:
1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data (display), dan 4)
penarikan kesimpulan/verifikasi.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu
dicatat secara rinci dan teliti. Oleh karena itu perlu diadakannya reduksi data.
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting. Setelah data direduksi, selanjutnya adalah mendisplay
data. Display data atau penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. “The most
frequent form of display data for qualitative research data in the past has been
narrative text”(Milles dan Huberman dalam Sugiyono, 2006:95). Secara garis
besar dapat diartikan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Langkah
terakhir dalam analisis data kualitatif adalah melakukan penarikan simpulan
(verifikasi). Penarikan simpulan tentang hasil penelitian dilakukan secara bertahap
mulai dari simpulan sementara dan dapat berubah, apabila tidak ditemukannya
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada pengumpulan data selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
43
Berdasarkan uraian di atas, maka analisis data yang terdiri dari beberapa
tahapan mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan/verifikasi merupakan sesuatu yang saling terkait satu sama lain dan
kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang interaktif. Teknik analisis data
tersebut dapat dijelaskan dalam gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 2. Komponen dalam Analisis Data (interactive model) Miles and
Hubermen
(Sugiyono, 2007:92)
G. Prosedur Penelitian
Penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada
siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta. Adapun pelaksanaannya telah
direncanakan sebanyak dua siklus dan masing-masing siklus meliputi empat
kegiatan, yakni: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Menurut Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, model penelitian tindakan
kelas (PTK), digambarkan dalam gambar 3 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
44
Siklus I
Siklus II
Gambar 3. Model Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2008:74)
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, dilakukan pemantauan terhadap keadaan
siswa yang akan diteliti dan mempersiapkan semua instrumen. Pada penelitian
tindakan kelas ini digunakan 6 instrumen, yakni:
a. Lembar Observasi
b. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan
data I
Pelaksanaan
Tindakan II
Perencanaan
Tindakan II
Refleksi I
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Permasalahan
baru hasil refleksi
Pengamatan/
pengumpulan
data II
Refleksi II
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
45
c. Dokumentasi atau Perekaman Foto
d. Dokumen
e. Lembar wawancara
f. Alat evaluasi (tes)
2. Pelaksanaan
a. Siklus I
1) Perencanaan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) bahasa Indonesia sesuai jadwal pelajaran dan
menyiapkan materi membaca pemahaman untuk siklus I. Selain itu,
peneliti juga menyiapkan media yang digunakan dalam penerapan
metode CIRC ini. Materi yang digunakan adalah bahan bacaan berupa
cerita anak. Media yang digunakan adalah teks bacaan. Pada siklus ini,
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.
2) Tindakan
Proses tindakan dalam siklus I adalah sebagai berikut:
a) Pertemuan 1
Pada awal pembelajaran, siswa mengawalinya dengan berdoa dan
presensi kelas serta bernyanyi, agar siswa menjadi semangat
mengikuti pembelajaran. Setelah itu, peneliti dalam hal ini sebagai
guru memberikan apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari,
yakni mengenai membaca. Guru kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. Siswa menyimak
penjelasan guru mengenai membaca pemahaman, kemudian siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok beranggotakan 5-6 orang secara
acak. Guru menjelaskan pada siswa mengenai langkah-langkah
pembelajaran dengan metode CIRC. Setelah itu, siswa bekerja secara
berkelompok membaca dan menggali isi cerita, serta mengerjakan
tugas secara berkelompok, kemudian masing-masing kelompok
membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok yang lain
memberi tanggapan. Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
46
pemahaman isi bacaan secara individu, agar guru dapat mengetahui
seberapa jauh siswa dapat memahami bacaan. Selanjutnya, siswa
diberi tugas rumah, guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mencari cerita anak dari berbagai sumber.
b) Pertemuan 2
Pada pertemuan 2, siswa kembali belajar dalam kelompok yang sama
seperti pada pertemuan 1. Materi yang diberikan berbeda dengan
materi pada pertemuan 1, tetapi tetap berupa bahan bacaan cerita
anak, diberikan pada tiap kelompok. Guru memberikan penjelasan
pada siswa mengenai langkah-langkah menyimpulkan isi cerita dan
menceritakan kembali dengan kalimat sendiri. Siswa mempraktekkan
penjelasan dari guru dengan menggunakan metode CIRC (bekerja
dalam kelompok menggali isi cerita) dengan bimbingan dan arahan
dari guru. Pada akhir pertemuan, siswa diberikan tes pemahaman isi
bacaan yang dikerjakan secara individu.
3) Observasi
Observasi dilaksanakan sebelum tindakan dimulai dan selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Aspek-aspek yang diamati adalah
perilaku siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti menyediakan lembar observasi guna mengetahui keadaan kelas
pada saat pembelajaran berlangsung dan catatan lapangan guna mencatat
segala informasi penting yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan
mengenai pembelajaran tersebut.
4) Analisis dan Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis,
sehingga diperoleh hasil refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan.
Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan,
digunakan data yang berasal dari data observasi. Kelemahan dan
kekurangan yang muncul pada siklus I akan disempurnakan pada siklus
berikutnya. Selain itu, hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap
ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
47
b. Siklus II
1) Perencanaan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan materi serta evaluasi yang berupa
soal-soal pemahaman isi bacaan untuk siklus II, berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I. Peneliti dalam hal ini sebagai guru berupaya
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Setelah itu,
guru mempersiapkan media terkait dengan materi pembelajaran, berupa
teks bacaan cerita anak.
2) Tindakan
Proses tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a) Pertemuan 1
Pada awal pembelajaran, siswa melaksanakan kegiatan rutin setiap
hari, yaitu berdoa dan presensi. Setelah itu, guru memberikan
apersepsi dan kegiatan yang menyenangkan dengan mengajak siswa
bernyanyi “Siapa Suka Hati”. Selanjutnya, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Guru kemudian
menyampaikan materi yang akan dipelajari dan membagi siswa ke
dalam kelompok yang heterogen, berdasarkan hasil tes individu
siswa pada siklus I. Pembagian kelompok diatur oleh guru agar di
dalam satu kelompok terdapat anggota yang memiliki tingkat
pemahaman tinggi dan tingkat pemahaman rendah. Hal ini
dimaksudkan agar terjalin kerjasama dan interaksi yang produktif
antar siswa. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang, kemudian mereka
kembali belajar dengan menggunakan metode CIRC. Guru
membimbing siswa bekerja sama dalam kelompoknya masing-
masing. Disela-sela proses pembelajaran, guru memberikan reward
berupa simbol “bintang” pada kelompok yang rajin, aktif, dan
berprestasi. Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan evaluasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
48
latihan agar guru dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat
memahami isi bacaan. Siswa diberi tugas rumah untuk menceritakan
kembali tentang kisah “Malin Kundang” dalam selembar kertas.
Pemberian tugas rumah dimaksudkan agar siswa lebih memahami
materi yang diberikan guru mengenai membaca pemahaman.
b) Pertemuan 2
Pada pertemuan 2, siswa kembali belajar dalam kelompok yang
sama seperti pada pertemuan 1. Tetapi ada beberapa kelompok yang
anggotanya ditukar dengan kelompok lain, agar dapat diperoleh
kelompok-kelompok yang heterogen. Materi yang diberikan berbeda
dengan materi pada pertemuan 1, tetapi tetap berupa bahan bacaan
cerita anak hanya berbeda judul. Guru memberikan penjelasan pada
siswa mengenai kriteria penilaian dalam menyimpulkan isi cerita dan
menceritakan kembali dengan kalimat sendiri, agar siswa lebih tepat
dalam menjawab pertanyaan. Siswa mempraktekkan penjelasan dari
guru dengan menggunakan metode CIRC (bekerja dalam kelompok
menggali isi cerita) dengan bimbingan dan arahan dari guru. Disela-
sela pembelajaran, apabila siswa mulai merasa bosan, guru mengajak
siswa untuk melakukan permainan menyenangkan secara klasikal.
Pada akhir pertemuan, siswa diberikan tes pemahaman isi bacaan
yang dikerjakan secara individu.
3) Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa dan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh guru kelas
V. Data observasi diperoleh dari lembar observasi yang telah disiapkan
oleh peneliti.
4) Analisis dan Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan
selanjutnya dianalisis, sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang
telah dilakukan. Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
49
dilakukan digunakan data yang berasal dari data observasi. Melalui hasil
data dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai penerapan metode CIRC
dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman.
H. Indikator Ketercapaian
Penelitian ini dikatakan berhasil dan ada peningkatan, apabila pada siklus I
ditandai dengan ketercapaian nilai siswa di atas KKM (dengan nilai > 60) dalam
tes membaca pemahaman dapat mencapai 75%. Sedangkan pada siklus II
dinyatakan berhasil ditandai dengan hasil tes mencapai > 75%. Jadi, apabila
dalam kelas tersebut hasil yang diperoleh belum mencapai angka persentase
tersbut, maka penelitian akan terus dilakukan sampai hasil tersebut dsapat dicapai.
Indikator ketercapaian tujuan yang telah diuraikan di atas, disajikan dalam tabel 2
berikut ini:
Tabel 2: Indikator Ketercapaian Tujuan
Aspek yang diukur Pencapaian akhir Cara mengukur
Kemampuan membaca
pemahaman siswa yang
diukur melalui tes, tes ini
meliputi:
1. Mampu
mengidentifikasi isi
bahan bacaan.
2. Mampu menjawab
pertanyaan dari bahan
bacaan.
3. Mampu menceritakan
kembali bahan bacaan
yang dibaca dengan
kata-kata dan kalimat
sendiri secara runtut.
>75 %
Dihitung dari jumlah
siswa yang mendapatkan
nilai ketuntasan sesuai
dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan,
yaitu > 60 pada tes
pemahaman isi bacaan
yang diberikan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Sampangan 26 Kecamatan Pasar Kliwon Kota
Surakarta berdiri sejak tahun 1950 dengan jumlah siswa yang cukup banyak yang
berasal dari daerah sekitar Pasar Kliwon. Sekolah Dasar Negeri Sampangan 26
yang beralamatkan di Jl. Kapten Mulyadi No. 219 Pasar Kliwon Surakarta, telah
memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu 101036103006. SD Negeri
Sampangan 26 merupakan salah satu Sekolah Dasar yang cukup diminati oleh
masyarakat di daerah Pasar Kliwon. Hal ini dapat dilihat pada setiap tahun ajaran
baru, jumlah siswa baru yang mendaftar di SD Negeri Sampangan 26 lumayan
banyak. Hal ini menunjukkan bahwa SD Negeri Sampangan 26 terbukti memiliki
prestasi yang bagus dan bermutu, sesuai dengan visi SD Negeri Sampangan 26
yakni, terwujudnya prestasi dan budi pekerti yang luhur dilandasi iman dan taqwa.
Selain itu prestasi yang dimiliki oleh SD Negeri Sampangan 26 terbilang baik.
Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa tropi dan piala yang diperoleh SD
Negeri Sampangan 26 dalam berbagai acara dan kegiatan perlombaan yang
diadakan baik di tingkat kecamatan Pasar Kliwon maupun di tingkat Kota
Surakarta. Hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan bagi SD Negeri Sampangan
26 Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.
Secara geografis, SD Negeri Sampangan 26 berlokasi di Kecamatan Pasar
Kliwon Kota Surakarta Propinsi Jawa Tengah. Lokasi SD Negeri Sampangan 26
terbilang sangat strategis, karena terletak di jalur yang menghubungkan Solo-
Sukoharjo. Jalur transportasi pun mudah, terdapat banyak angkutan umum berupa
bus kota, angkutan kota (angkot), dan juga becak yang setiap hari beroperasi di
jalan raya di depan SD Sampangan 26 Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.
Hal ini memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi
secara akurat, cepat dan tepat juga aktual mengenai kegiatan belajar mengajar
yang terdapat di SD Negeri Sampangan 26 Surakarta. Lokasi yang sangat strategis
dan dekat dengan pemukiman penduduk, tidak hanya memberikan keuntungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
52
bagi masyarakat tetapi juga memberikan keuntungan bagi pihak sekolah. Salah
satunya adalah memberikan kemudahan bagi pihak sekolah dalam melaksanakan
tugas-tugas kedinasan.
SD Negeri Sampangan 26 pada tahun pelajaran 2010/2011 dipimpin oleh
seorang Kepala Sekolah dan memiliki 9 guru yang telah berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 4 orang tenaga pengajar yang masih Wiyata
Bhakti dan 1 pegawai TU. Seluruh pegawai dan karyawan di SD Negeri
Sampangan 26 telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik dan
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada masing-masing pegawai.
Dalam tugasnya membimbing, mendidik, dan membina siswa, pihak sekolah
bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat dengan membentuk sebuah
Komite sekolah yang beranggotakan wali murid siswa SD Negeri Sampangan 26.
SD Negeri Sampangan 26 pada tahun pelajaran 2010/2011 memiliki siswa
dengan jumlah 235 siswa. Siswa tersebut terbagi ke dalam 6 kelas, dengan rincian
jumlah siswa kelas I sebanyak 39 siswa, kelas II sebanyak 39 siswa, kelas III
sebanyak 44 siswa, kelas IV sebanyak 42 siswa, kelas V sebanyak 37 siswa, dan
kelas VI sebanyak 34 siswa. Siswa-siswa di SD Sampangan 26 berasal dari
keluarga dengan kondisi dan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda,
dan sebagian besar dari siswa berasal dari latar belakang sosial ekonomi
menengah ke bawah.
SD Negeri Sampangan 26 berada satu lokasi dengan SD Negeri Kidul
Beteng Pasar Kliwon Surakarta. Berada dalam satu halaman, kedua sekolah
tersebut tetap menjalin hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun
siswa dengan siswa. Hal tersebut terlihat pada saat upacara bendera yang
dilaksanakan rutin setiap hari Senin. SD Negeri Sampangan 26 dan SD Negeri
Kidul Beteng bergiliran menjadi petugas dalam upacara bendera.
SD Negeri Sampangan 26 memiliki bangunan-bangunan yang masih berdiri
kokoh yang terdiri dari, 1 ruang kantor untuk kepala sekolah dan guru, 6 ruang
kelas, 2 kamar kecil (WC) untuk siswa, 1 kamar kecil (WC) untuk guru, UKS,
perpustakaan, ruang PSB/Lab, ruang komputer, kantin, dan halaman yang luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
53
Halaman tersebut dimanfaatkan untuk upacara bendera, kegiatan olah raga,
kegiatan ekstrakurikuler dan tempat bermain siswa pada waktu istirahat.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Kondisi Pra Siklus
Peneliti telah melakukan pengamatan (observasi) di SD Negeri
Sampangan 26 khususnya pada siswa kelas V. Setelah melakukan pengamatan
tersebut, peneliti menemukan masalah pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas
V yang harus dicari solusinya. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
lakukan dengan guru kelas V, diketahui bahwa siswa kelas V memiliki nilai yang
rendah dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam aspek membaca
pemahaman. Siswa menganggap bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia terutama
membaca adalah pelajaran yang membosankan, sehingga mereka kurang
termotivasi untuk mengikuti mata pelajaran tersebut. Apalagi ketika mereka diberi
bahan bacaan, kemudian disuruh membaca dalam hati, lalu diberi pertanyaan atau
disuruh menceritakan kembali, siswa semakin mengalami kesulitan untuk
mengerjakannya. Hal tersebut dikarenakan metode pengajaran yang dilakukan
guru kurang inovatif sehingga siswa kurang termotivasi dan merasa kesulitan
dalam mata pelajaran tersebut.
Adapun tabel hasil tes pemahaman isi bacaan siswa kelas V pada pra
siklus dapat dilihat dalam tabel 3 berikut ini:
Tabel 3: Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa kelas V
pada Pra Siklus
No Rentang Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi) (fi) x (xi) %
1 20-30 2 25 50 5.4
2 31-41 12 36 432 32.4
3 42-52 5 47 235 13.5
4 53-63 13 58 754 35.1
5 64-74 0 69 0 0.0
6 75-85 5 80 400 13.5
Jumlah 37 1871 100.0
Rata-rata 50.57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
54
2
12
5
13
5
0
2
4
6
8
10
12
14
1
Nilai tengah hasil tes pemahaman isi bacaan
25 36 47 58 69 80
Sedangkan grafik yang menunjukkan kemampuan siswa dalam pengerjaan
tes pemahaman isi sebelum dilakukan tindakan atau pra siklus, disajikan dalam
gambar 5 sebagai berikut:
Gambar 5: Grafik Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa kelas V pada Pra
Siklus
Berdasarkan tabel dan grafik frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa nilai hasil
tes pemahaman isi bacaan siswa sebelum dilaksanakan tindakan (pra siklus),
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas adalah 50,57. Nilai KKM mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas V pada semester 2 ini adalah 60. Berdasarkan tabel dan
grafik diatas, dapat diketahui pula siswa yang memperoleh nilai 20-30 sebanyak 2
siswa atau 5,4%. Siswa yang memperoleh nilai 31-41 sebanyak 12 siswa atau
32,4%. Siswa yang memperoleh nilai 42-52 sebanyak 5 Siswa atau 13,5%. Siswa
yang memperoleh nilai 53-63 sebanyak 13 Siswa atau 35,1%. Siswa yang
memperoleh nilai 64-74 sebanyak 0 Siswa atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai
75-85 sebanyak 5 Siswa atau 13,5%.
Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat diketahui pula bahwa jumlah
siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM adalah 19 siswa. Sedangkan jumlah
siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM adalah 18 siswa. Sehingga dapat
dikatakan bahwa jumlah siswa yang telah tuntas mencapai KKM adalah 48,64%
dan jumlah siswa yang belum tuntas mencapai KKM adalah 51,35%. Hal tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
55
dapat diartikan bahwa, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V semester
2 masih rendah. Dilihat dari ketuntasan belajar yang telah ditetapkan dalam
penelitian ini, yaitu sebesar 75% siswa mencapai ketuntasan pada siklus I dan
sebesar > 75% siswa mencapai ketuntasan pada siklus II. Hasil nilai siswa pada
pra siklus, dapat dilihat pada lampiran 6. Pada lampiran tersebut, tertulis rata-rata
kelas adalah 52,70. Hasil tersebut mendekati hasil yang diperoleh dengan
perhitungan kelas interval yang menyatakan bahwa rata-rata kelas adalah 50,57.
Namun, diluar perbedaan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa rata-rata nilai
tes pemahaman isi bacaan pada pra siklus di kelas V masih belum tuntas (rendah).
Berdasarkan hasil tes pemahaman isi bacaan pada pra siklus, menunjukkan
bahwa hasil nilai tersebut masih rendah dan banyak siswa yang belum dapat
mencapai KKM, maka dari itu diperlukan suatu usaha peningkatan pembelajaran
agar siswa memiliki kemampuan membaca pemahaman yang lebih baik. Dalam
hal ini, diperlukan suatu bentuk inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam membaca untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman pada siswa. Salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang dapat
dilakukan adalah dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
membaca pada siswa kelas V. Diharapkan dengan menggunakan metode CIRC
dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V.
2. Deskripsi Siklus I
Tindakan Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Alokasi waktu
setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 × 35 menit), dilaksanakan pada
tanggal 16 Maret 2011 dan 17 Maret 2011. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus-siklus dan pada
setiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti mengadakan pengamatan (observasi)
terhadap proses pembelajaran dan hasil nilai tes pemahaman isi bacaan mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
pelajaran bahasa Indonesia pada kelas V. Pengamatan tersebut dilakukan
untuk mengetahui metode dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh
guru kelas V. Peneliti juga mencatat hasil nilai tes pemahaman isi bacaan mata
pelajaran bahasa Indonesia dengan melakukan pengumpulan data.
Setelah melakukan pengamatan dan pengumpulan data, peneliti
memperoleh data yang menunjukkan bahwa sebanyak 48,64% dari jumlah
siswa mendapat nilai diatas KKM dan 51,35% dari jumlah siswa mendapat
nilai di bawah KKM. Maka dari itu, pada tahap perencanaan ini peneliti
mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mengenai membaca pemahaman secara inovatif melalui metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC), yaitu salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan untuk pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya membaca.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas V
semester 2 mata pelajaran bahasa Indonesia, peneliti membuat suatu
perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP dengan menerapkan metode
CIRC. Langkah-langkah perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pendalaman pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan silabus
kelas V semester 2 mata pelajaran bahasa Indonesia menyatakan bahwa
siswa harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
Standar Kompetensi:
7. Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak.
Kompetensi Dasar:
7.3 Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.
2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilakukan
oleh peneliti dengan perincian indikator-indikator yang harus dicapai oleh
siswa sebagai berikut:
7.3.1 Siswa mampu mengidentifikasi isi bahan bacaan yang dibacanya.
7.3.2 Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai isi bahan bacaan
yang dibacanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
57
7.3.3 Siswa mampu menjelaskan isi bahan bacaan yang dibacanya.
7.3.4 Siswa mampu menyimpulkan isi bahan bacaan yang dibacanya.
7.3.5 Siswa mampu menceritakan kembali bahan bacaan yang dibacanya
dengan kalimat-kalimat sendiri secara runtut.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini
adalah terdiri dari 2 kali pertemuan. Alokasi waktu masing-masing
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran, yaitu 2 × 35 menit. RPP yang akan
dilaksanakan dalam penelitian ini terdapat dalam lampiran 4.
3) Peneliti membuat soal tes pemahaman isi bacaan yang mengandung
indikator-indikator tersebut.
4) Persiapan media dan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Penulis menyediakan teks bahan bacaan, lembar kerja
siswa, dan benda konkret lain yang berkaitan dengan pembelajaran seperti
meja dan kursi siswa.
5) Persiapan instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini, diantaranya
lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar wawancara,
peralatan dokumentasi yakni, camera digital.
6) Persiapan ruang kelas yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan
pembelajaran yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan
nyaman untuk belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahapan selanjutnya setelah perencanaan dan persiapan adalah tahap
pelaksanaan tindakan penerapan metode CIRC. Pada tahap ini, peneliti
melaksanakan keseluruhan perencanaan penelitian yang telah dibuat
sebelumnya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
Rincian dan deskripsi tindakan nyata pada setiap pertemuan adalah sebagai
berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2011.
Pada awal siklus I ini, materi pembelajaran yang diajarkan adalah
mengenai konsep pemahaman bacaan. Pada awal pertemuan pertama,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
58
peneliti (guru) mengkondisikan siswa dan mempersiapkan diri siswa
secara fisik maupun mental untuk melaksanakan pembelajaran.
Pembelajaran diawali dengan berdoa dan presensi siswa. Setelah itu, guru
mengajak siswa bernyanyi agar siswa siap secara mental. Siswa bersama
dengan guru menyanyikan lagu “Mari Membaca” agar siswa antusias dan
semangat mengikuti pembelajaran. Setelah itu, guru memberikan apersepsi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta indikator pembelajaran yang
ingin dicapai pada pertemuan pertama.
Pada kegiatan inti, guru menggali informasi dan pengetahuan siswa
dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman
siswa dalam membaca. Guru memberi pertanyaan pada siswa mengenai
hal-hal yang mereka kerjakan setelah selesai membaca. Guru menanamkan
konsep membaca pemahaman pada siswa dengan mengajak mereka belajar
dengan metode CIRC. Guru menjelaskan pada siswa langkah-langkah
pembelajaran dalam metode CIRC. Siswa dibagi dalam beberapa
kelompok secara heterogen, kemudian guru membagikan bahan bacaan
berjudul “Petuah Pak Garam” dan lembar kerja siswa pada tiap-tiap
kelompok, selanjutnya siswa diberi arahan dalam mengerjakan soal-soal
dalam lembar kerja oleh guru. Siswa bekerja dalam kelompoknya masing-
masing dengan bimbingan guru. Setelah proses diskusi selesai, selanjutnya
perwakilan dari tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya di
depan kelas. Guru bersama siswa-siswa yang lain memberikan tanggapan.
Selanjutnya guru membuat kesimpulan dari hasil diskusi bersama siswa.
Kegiatan selanjutnya, siswa diberi soal-soal untuk dikerjakan secara
individu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam
membaca pemahaman, masih dengan bahan bacaan yang sama yaitu
“Petuah Pak Garam”.
Pada akhir pembelajaran, siswa menerima penguatan berupa
simbol bintang bagi kelompok yang aktif dan umpan balik dari guru
mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya,
guru memberikan tugas rumah pada siswa untuk mencari cerita anak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
59
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Akhirnya, guru menutup
pembelajaran pertemuan pertama dengan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2011.
Berdasarkan perencanaan dalam RPP siklus I, materi yang diajarkan
kepada siswa adalah masih mengenai memahami isi bacaan cerita anak
dengan menggunakan metode CIRC.
Pada awal membuka pembelajaran, peneliti melakukan kegiatan
rutin setiap hari yakni, berdoa dan presensi siswa. Untuk membangkitkan
semangat siswa, guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Selamat Pagi
dan Siapa Suka Hati” agar siswa bergembira dan bersemangat mengikuti
pembelajaran. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga
menyampaikan apersepsi mengenai membaca dan menanyakan tugas
rumah pada pertemuan yang lalu.
Pada kegiatan inti pembelajaran, dalam kegiatan menggali
pengetahuan siswa, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah cerita. Guru juga menjelaskan
pada siswa mengenai langkah-langkah meringkas isi cerita dengan
membuat daftar pertanyaan mengenai cerita yang dibaca. Setelah itu, guru
kembali mengajak siswa belajar dengan metode CIRC. Siswa-siswa tetap
belajar dalam kelompok yang sama dengan pertemuan sebelumnya. Guru
kemudian membagikan bahan bacaan berjudul “Sapi Bali, Sahabat Made
yang Istimewa” pada masing-masing kelompok. Selama proses diskusi
berlangsung, guru berjalan berkeliling memberikan arahan pada tiap-tiap
kelompok. Guru mengkonfirmasikan pada siswa mengenai langkah-
langkah meringkas isi bacaan dan siswa melakukan arahan yang dijelaskan
oleh guru. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas, guru bersama dengan siswa yang lain menanggapi dan
membuat kesimpulan tentang jalannya diskusi yang telah dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
60
Selanjutnya, siswa mengerjakan soal secara individu dengan bahan bacaan
yang sama.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru memberikan umpan balik
kepada siswa mengenai pembelaran yang telah dilaksanakan. Guru
memberikan penguatan dan nasehat agar siswa rajin membaca karena
dengan membaca banyak informasi yang bisa diperoleh. Selanjutnya,
pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
c. Observasi
Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat hal-
hal penting selama proses pembelajaran yang dibutuhkan dalam penelitian.
Observasi ini juga dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya.
Pengamatan tidak hanya difokuskan pada siswa, namun juga dilakukan
terhadap aktivitas guru selama pembelajaran. Sehingga, pengamatan
dilakukan menyeluruh pada semua aspek, baik dari aspek siswa, maupun
kegiatan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas.
Uraian mengenai observasi yang telah dilaksanakan selama kegiatan
pembelajaran pada siklus I, disajikan sebagai berikut:
1) Hasil Observasi pada Siswa
Hasil rincian mengenai kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I
dengan metode CIRC dapat dilihat lebih jelas pada lampiran lembar
observasi aktivitas siswa (lihat lampiran 9 dan 10). Dilihat dari hasil
observasi pada lampiran tersebut terutama pada lampiran 10, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode CIRC pada pertemuan 2
atau pertemuan akhir siklus I di kelas V adalah sebagai berikut:
a) Sebagian besar siswa mempersiapkan diri dengan baik ketika akan
mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC.
b) Sebagian besar siswa fokus dalam memperhatikan penjelasan dari
guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
61
c) Masih ada beberapa siswa yang merasa bosan (tidak merasa senang)
ketika proses pembelajaran dengan metode CIRC berlangsung.
d) Sebagian dari siswa masih ada yang kurang aktif terlibat dalm
kelompok CIRC.
e) Sikap siswa pada saat pembelajaran sudah cukup baik, walaupun ada
beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru.
f) Sebagian dari siswa masih ada yang kurang merespon pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru.
g) Sikap siswa pada saat mengungkapkan pendapat sudah cukup baik
meskipun ada siswa harus ditunjuk dan diberi arahan dalam
mengungkapkan pendapat.
h) Ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan kelompok lain saat
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
i) Sebagian siswa sudah mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan
guru dengan benar.
j) Ada beberapa siswa yang masih merasa kesulitan dalam mengerjakan
soal yang diberikan guru.
Secara keseluruhan, berdasarkan data pada lampiran 9 dan 10 yang
menyatakan hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan
metode CIRC pada siklus I adalah 2,85 dan berdasarkan uraian diatas,
dapat ditarik simpulan bahwa aktivitas dan kegiatan belajar siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman dengan
metode CIRC dapat dikategorikan cukup baik. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4: Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode CIRC pada Siklus I
No Keterangan Siklus I
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Total Skor 26 31
2 Rata-rata Skor 2.6 3.1
Rata-rata skor siklus I 2.85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
62
Sedangkan grafik yang menunjukkan tabel 4 tersebut adalah gambar 6
berikut ini:
Gambar 6: Grafik Skor Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kelas V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode CIRC
pada Siklus I
2) Hasil Observasi pada Guru
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya pada aspek
kegiatan dan sikap siswa, tetapi juga dilakukan terhadap kegiatan dan
aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian
ini, peneliti bertindak sebagai guru. Sehingga dalam observasi pada guru
ini, peneliti meminta bantuan guru kelas V untuk menilai aktivitas dan
kinerja peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Perincian
mengenai observasi kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,
khususnya membaca pemahaman dengan metode CIRC pada siklus I yang
dilakukan selama dua kali pertemuan dapat dilihat dalam lampiran 14 dan
15. Uraian lebih jelasnya mengenai hasil observasi tersebut pada siklus I
disajikan sebagai berikut:
a) Pada awal pembelajaran, guru sudah cukup baik dalam
mempersiapkan ruang, alat (media), dan siswa untuk mengikuti
pembelajaran .
2.6
3.1
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3
3.1
3.2
1 Pertemuan 2Pertemuan 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
63
b) Pada saat membuka pembelajaran, guru sudah cukup baik dalam
melakukan kegiatan absensi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
c) Pada kegiatan inti pembelajaran, guru sudah cukup baik dalam
menguasai materi yang disampaikan pada siswa serta mampu
menyampaikannya dengan cukup baik.
d) Guru sudah cukup baik dalam menggunakan strategi pembelajaran
dan cukup baik dalam penguasaan kelas dan pengalokasian waktu.
e) Guru sudah memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran
dengan cukup baik.
f) Guru sudah cukup baik dalam menciptakan pembelajaran yang
mampu memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil selama
pembelajaran berlangsung dengan cukup baik.
h) Guru sudah mampu menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas
dan juga menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
i) Pada kegiatan penutup, guru sudah melakukan refleksi dan tindak
lanjut mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan cukup
baik.
Secara keseluruhan, berdasarkan data pada lampiran 14 dan 15
yang menyatakan hasil kinerja guru adalah 3,40 dan berdasarkan uraian
diatas, dapat ditarik simpulan bahwa kinerja guru dapat dikategorikan
cukup baik. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5: Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus I
No Keterangan Siklus I
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Jumlah Skor 29.66 31.5
2 Skor rata-rata 3.29 3.5
Skor akhir 3.40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
64
Sedangkan grafik yang menunjukkan tabel 5 dapat dilihat pada gambar 7
berikut ini:
Gambar 7: Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus I
d. Refleksi
Keseluruhan data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan
kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama
proses pelaksanaan tindakan, peneliti mendapatkan informasi bahwa guru
masih belum maksimal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya membaca pemahaman dengan metode CIRC. Hal
tersebut dapat dilihat pada hasil pengamatan siswa yang menyatakan bahwa
masih ada siswa yang merasa kesulitan dan merasa bosan dalam
pembelajaran. Hal tersebut dapat terjadi karena guru belum maksimal dalam
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan nyaman bagi siswa.
Selain itu, guru juga belum memberikan teguran secara optimal (tegas) pada
siswa yang ramai sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
Akibatnya, siswa tersebut masih merasa kesulitan ketika harus mengerjakan
soal secara individu dengan benar.
Berdasarkan dari uraian diatas, dapat dianalisis bahwa hambatan-
hambatan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia
dengan metode CIRC bersumber dari hal-hal berikut :
3.29
3.5
3.15
3.2
3.25
3.3
3.35
3.4
3.45
3.5
3.55
1Pertemuan 1 Pertemuan 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
65
1) Siswa kurang memahami bacaan dengan baik,
2) Siswa masih kesulitan dalam meringkas isi bacaan,
3) Masih ada siswa yang merasa bosan dengan pembelajaran bahasa
Indonesia,
4) Ada beberapa siswa yang suka mengganggu teman yang lain sehingga
pembelajaran tidak berlangsung secara maksimal,
5) Guru belum maksimal menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga masih ada siswa yang menganggap pembelajaran
membaca itu membosankan.
Bersumber dari hal-hal tersebut, dapat direfleksikan bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman dengan
mengunakan metode CIRC belum menunjukkan keberhasilan yang optimal.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka peneliti harus menemukan
solusi untuk mengatasi permasalahan yang menghambat kelancaran proses
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman dengan
metode CIRC tersebut. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Membuat perencanaan pembelajaran yang lebih baik dan optimal,
2) Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan melalui bernyanyi dan
permainan (ice braker) agar siswa tidak merasa bosan dan merasa senang,
3) Guru menjelaskan mengenai membaca pemahaman secara jelas dan runtut
agar siswa dapat mengikuti dan melaksanakan pembelajaran dengan baik,
4) Pada saat pembelajaran, guru memberikan arahan dan bimbingan pada
siswa dengan lebih optimal agar semua siswa dapat melaksanakan metode
CIRC dengan baik,
5) Guru harus memberikan teguran tegas namun sopan, apabila siswa
melakukan kesalahan dan memberikan pujian serta penguatan apabila
siswa mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Hasil skor tes kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V pada
siklus I, dihitung berdasarkan aspek kognitif siswa. Skor kognitif diperoleh dari
tes individu yang diberikan pada setiap pertemuan, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 7. Hasil akhir siklus I adalah penghitungan rata-rata dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
66
4
5 5
10 10
3
0
2
4
6
8
10
12
144,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5
Nilai tengah hasil tes pemahaman isi bacaan
Fre
kuen
si
hasil tes individu pada pertemuan 1 dan 2 (lihat pada lampiran 7). Sedangkan
penilaian mengenai aspek afektif siswa pada saat pembelajaran dapat dilihat
pada lampiran lembar observasi siswa (lihat lampiran 9 dan 10).
Berikut ini adalah hasil aspek kognitif yang diperoleh siswa setelah
menggunakan metode CIRC pada siklus I yang ditunjukkan pada tabel 6
sebagai berikut:
Tabel 6: Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa kelas V pada Siklus I
No Rentang Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi) (fi) x (xi)
Prosentase
(%)
1 40-49 4 44.5 178 11.0
2 50-59 5 54.5 272.5 13.5
3 60-69 5 64.5 322.5 13.5
4 70-79 10 74.5 745 27.0
5 80-89 10 84.5 845 27.0
6 90-99 3 94.5 283.5 8.0
Jumlah 37
2646.5 100.0
Rata-rata 71.53
Sedangkan grafik yang menunjukkan kemampuan siswa dalam
menyeleseikan soal tes pemahaman isi bacaan setelah ada tindakan awal, yaitu
siklus I ditunjukkan pada gambar 8 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
67
Gambar 8: Grafik Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas V pada Siklus I
3. Deskripsi Siklus II
Pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan dengan menerapkan
metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siklus I
telah berjalan dengan, lancar walaupun masih terdapat kekurangan-kekurangan.
Hasil yang diperoleh setelah dilaksanakan tes pemahaman isi bacaan ini,
menyatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa masih belum
mencapai target yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, kegiatan penelitian
tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus II, dengan harapan dapat memperbaiki
kekurangan yang terdapat pada siklus I, serta dapat mencapai target yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Tindakan siklus II ini pun dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.
Alokasi waktu setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 × 35 menit).
Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2011 dan 24 Maret 2011.
Rincian kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti membuat suatu perencanaan dengan
berpedoman pada hasil refleksi yang telah dilaksanakan peneliti pada siklus I.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I tersebut, diketahui bahwa materi
membaca pemahaman dengan metode CIRC yang diajarkan oleh guru belum
dapat dipahami siswa secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penilaian kemampuan membaca pemahaman yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
Beberapa hal yang memerlukan perbaikan, agar kekurangan-
kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II adalah
mengenai kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan
metode CIRC. Langkah-langkah yang diambil guna memperbaiki kekurangan
tersebut adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
68
1) Guru menciptakan sebuah pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan, menerapkan asas belajar sambil bermain, dan memberikan
penguatan berupa motivasi kepada siswa,
2) Guru meningkatkan kejelasan dalam menguraikan pembelajaran membaca
pemahaman,
3) Guru harus dapat mengkondusifkan kelas dengan baik, agar siswa merasa
senang, tidak mudah bosan, dan tidak mengganggu teman lain yang sedang
serius belajar,
4) Guru memberikan bimbingan khusus pada setiap siswa yang belum
mampu dan mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman,
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas V
semester 2 mata pelajaran bahasa Indonesia, peneliti membuat suatu
perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP dengan menerapkan metode
CIRC. Langkah-langkah perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pendalaman pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan silabus
kelas V semester 2 mata pelajaran bahasa Indonesia menyatakan bahwa
siswa harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
Standar Kompetensi:
7. Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak.
Kompetensi Dasar:
7.3 Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.
2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilakukan oleh
peneliti dengan perincian indikator-indikator yang harus dicapai oleh siswa
sebagai berikut:
7.3.1 Siswa mampu mengidentifikasi isi bahan bacaan yang
dibacanya.
7.3.2 Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai isi bahan bacaan
yang dibacanya.
7.3.3 Siswa mampu menjelaskan isi bahan bacaan yang dibacanya.
7.3.4 Siswa mampu menyimpulkan isi bahan bacaan yang dibacanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
69
7.3.5 Siswa mampu menceritakan kembali bahan bacaan yang
dibacanya dengan kalimat-kalimat sendiri secara runtut.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini
adalah terdiri dari 2 kali pertemuan. Alokasi waktu masing-masing
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran, yaitu 2 × 35 menit. RPP yang akan
dilaksanakan dalam penelitian ini terdapat dalam lampiran 5.
3) Peneliti membuat soal tes pemahaman isi bacaan yang mengandung
indikator-indikator tersebut.
4) Persiapan media dan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Penulis menyediakan teks bahan bacaan, lembar kerja
siswa, dan benda konkret lain yang berkaitan dengan pembelajaran seperti
meja dan kursi siswa.
5) Persiapan instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini, diantaranya
lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar wawancara,
peralatan dokumentasi yakni, camera digital.
6) Persiapan ruang kelas yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan
pembelajaran yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan
nyaman untuk belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahapan selanjutnya setelah perencanaan dan persiapan adalah tahap
pelaksanaan tindakan penerapan metode CIRC. Pada tahap ini, peneliti
melaksanakan keseluruhan perencanaan penelitian yang telah dibuat
sebelumnya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus
II. Rincian dan deskripsi tindakan nyata pada setiap pertemuan adalah sebagai
berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2011.
Pada awal siklus II ini, materi pembelajaran yang diajarkan adalah
mengenai konsep pemahaman bacaan, terutama menceritakan kembali isi
bahan bacaan yang dibaca dengan kalimat-kalimat sendiri secara runtut.
Pada awal pertemuan pertama, guru mengkondisikan siswa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
70
mempersiapkan diri siswa secara fisik maupun mental untuk
melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan berdoa dan
presensi siswa. Setelah itu, guru mengajak siswa bernyanyi agar siswa siap
secara mental. Siswa bersama dengan guru menyanyikan lagu “Disini
Senang Disana Senang” agar siswa antusias dan semangat mengikuti
pembelajaran. Setelah itu, guru memberikan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran serta indikator pembelajaran yang ingin dicapai pada
pertemuan pertama di siklus II ini.
Pada kegiatan inti, guru menggali informasi dan pengetahuan siswa
dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman
siswa dalam menceritakan kembali cerita yang dibaca. Guru menanamkan
konsep mengenai langkah-langkah dalam menceritakan kembali bahan
bacaan. Kegiatan menceritakan kembali bahan bacaan yang dituangkan
dalam tulisan, dapat dilakukan dengan menemukan terlebih dahulu kalimat
utama dalam setiap paragraf. Selanjutnya, mengubah kalimat utama
tersebut dengan kalimat sendiri dengan tidak mengubah makna utama dari
kalimat utama dalam cerita tersebut. Langkah berikutnya adalah
menyusunnya ke dalam suatu cerita yang utuh dengan menggabungkan
kalimat-kalimat utama yang telah diubah dalam setiap paragraf. Guru juga
menjelaskan pada siswa bahwa dalam menceritakan kembali, terdapat hal-
hal penting yang tidak boleh dilupakan, yaitu isi cerita harus lengkap, isi
cerita harus runtut, dan penggunaan tanda baca serta kalimat-kalimat harus
sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Selanjutnya, guru
membagi siswa kedalam beberapa kelompok secara heterogen. Kelompok-
kelompok ini dibuat baru, berbeda dengan kelompok-kelompok pada
siklus I. Pembagian kelompok CIRC pada siklus II ini, berdasarkan pada
perolehan nilai siswa dalam tes pemahaman isi bacaan yang diberikan
secara individu. Sehingga dalam tiap kelompok terdapat siswa dengan
kemampuan membaca tinggi dan siswa dengan kemampuan membaca
rendah (kelompok heterogen). Setelah pembagian kelompok selesai,
kemudian guru membagikan bahan bacaan berjudul “Putri Gisela” dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
71
lembar kerja siswa pada tiap-tiap kelompok, selanjutnya siswa diberi
arahan dalam mengerjakan soal-soal dalam lembar kerja tersebut oleh
guru. Siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing dengan
bimbingan guru. Setelah proses diskusi selesai, selanjutnya perwakilan
dari tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
Guru bersama siswa-siswa yang lain memberikan tanggapan. Selanjutnya
guru membuat kesimpulan dari hasil diskusi bersama siswa. Kegiatan
selanjutnya, siswa diberi soal-soal untuk dikerjakan secara individu untuk
mengetahui sejauh manakemampuan siswa dalam membaca pemahaman,
masih dengan bahan bacaan yang sama yaitu “Putri Gisela”.
Pada akhir pembelajaran, siswa menerima penguatan berupa
simbol bintang bagi kelompok yang aktif dan umpan balik dari guru
mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya,
guru memberikan tugas rumah pada siswa untuk menceritakan kembali
kisah “Malin Kundang” dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Akhirnya, guru menutup pembelajaran pertemuan pertama dengan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2011.
Berdasarkan perencanaan dalam RPP siklus II, materi yang diajarkan
kepada siswa adalah masih mengenai memahami isi bacaan cerita anak
dengan menggunakan metode CIRC.
Pada awal membuka pembelajaran, guru melakukan kegiatan rutin
setiap hari yakni, berdoa dan presensi siswa. Untuk membangkitkan
semangat siswa, guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Mari
Membaca” agar siswa bergembira dan bersemangat mengikuti
pembelajaran. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga
menyampaikan apersepsi mengenai membaca dan menanyakan tugas
rumah pada pertemuan yang lalu.
Pada kegiatan inti pembelajaran, dalam kegiatan menggali
pengetahuan siswa, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
72
unsur-unsur yang terdapat dalam cerita “Malin Kundang”. Setelah itu,
guru kembali mengajak siswa belajar dengan metode CIRC. Siswa-siswa
tetap belajar dalam kelompok yang sama dengan pertemuan sebelumnya.
Guru kemudian membagikan bahan bacaan berjudul “Tangga Menuju
Kebahagiaan” pada masing-masing kelompok. Selama proses diskusi
berlangsung, guru berjalan berkeliling memberikan arahan pada tiap-tiap
kelompok. Guru mengkonfirmasikan kembali pada siswa mengenai
langkah-langkah menceritakan kembali bahan bacaan dan siswa
melakukan arahan yang dijelaskan oleh guru. Tiap-tiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, guru bersama dengan
siswa yang lain menanggapi dan membuat kesimpulan tentang jalannya
diskusi yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, siswa mengerjakan soal
secara individu dengan bahan bacaan yang sama.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru memberikan umpan balik
kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru
memberikan penguatan berupa hadiah bagi setiap kelompok dan nasehat
agar siswa rajin membaca, karena dengan membaca banyak informasi
yang bisa diperoleh. Selanjutnya, pembelajaran ditutup dengan
menyanyikan lagu “Mari Membaca”, doa dan salam.
c. Observasi
Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat hal-
hal penting selama proses pembelajaran yang dibutuhkan dalam penelitian.
Observasi ini juga dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya.
Pengamatan tidak hanya difokuskan pada siswa, namun juga
dilakukan terhadap aktivitas guru selama pembelajaran. Sehingga,
pengamatan dilakukan menyeluruh pada semua aspek, baik dari aspek siswa,
maupun kegiatan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung di dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
73
kelas. Uraian mengenai observasi yang telah dilaksanakan selama kegiatan
pembelajaran pada siklus II, disajikan sebagai berikut:
1) Hasil Observasi pada Siswa
Hasil rincian mengenai kegiatan siswa pada pembelajaran siklus II
dengan metode CIRC dapat dilihat lebih jelas pada lampiran lembar
observasi aktivitas siswa (lihat lampiran 11 dan 12). Dilihat dari hasil
observasi pada lampiran tersebut terutama pada lampiran 12, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode CIRC pada pertemuan 2
atau pertemuan akhir siklus II di kelas V adalah sebagai berikut:
a) Sebagian besar siswa mempersiapkan diri dengan sangat baik ketika
akan mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode CIRC.
b) Keseluruhan siswa fokus dalam memperhatikan penjelasan dari guru.
c) Sebagian besar siswa merasa senang ketika proses pembelajaran
dengan metode CIRC berlangsung.
d) Keseluruhan siswa terlibat aktif terlibat dalam kelompok CIRC.
e) Sikap siswa pada saat pembelajaran sudah sangat baik, walaupun
masih ada siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru.
f) Keseluruhan siswa merespon pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
guru dengan baik.
g) Sikap siswa pada saat mengungkapkan pendapat sudah baik meskipun
masih ada siswa harus ditunjuk dan diberi arahan dalam
mengungkapkan pendapat.
h) Masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan kelompok lain
saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
i) Sebagian besar siswa sudah mampu mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru dengan baik dan benar.
j) Masih ada siswa yang masih merasa kesulitan dalam mengerjakan soal
yang diberikan guru.
Secara keseluruhan, berdasarkan data pada lampiran 11 dan 12
yang menyatakan hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
74
3.4
4.2
0
1
2
3
4
5
1Pertemuan 2Pertemuan 1
dengan metode CIRC pada siklus II adalah 3,80 dan berdasarkan uraian
diatas, dapat ditarik simpulan bahwa aktivitas dan kegiatan belajar siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman
dengan metode CIRC dapat dikategorikan baik (tinggi). Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7: Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas V dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode CIRC pada Siklus II
No Keterangan Siklus I
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Total Skor 34 42
2 Rata-rata Skor 3.4 4.2
Rata-rata skor siklus I 3.80
Sedangkan grafik yang menunjukkan tabel 7 tersebut terdapat dalam
gambar 9 sebagai berikut:
Gambar 9: Grafik Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode CIRC pada
Siklus II
2) Hasil Observasi pada Guru
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya pada aspek
kegiatan dan sikap siswa, tetapi juga dilakukan terhadap kegiatan dan
aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian
ini, peneliti bertindak sebagai guru. Sehingga dalam observasi pada guru
ini, peneliti meminta bantuan guru kelas V untuk menilai aktivitas dan
kinerja peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Perincian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
75
mengenai observasi kinerja guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
khususnya membaca pemahaman dengan metode CIRC pada siklus II
yang dilakukan selama dua kali pertemuan dapat dilihat pada lampiran 16
dan 17. Uraian lebih jelasnya mengenai hasil observasi tersebut pada
siklus II disajikan sebagai berikut:
a) Pada awal pembelajaran, guru sudah baik dalam mempersiapkan
ruang, alat (media), dan siswa untuk mengikuti pembelajaran .
b) Pada saat membuka pembelajaran, guru sudah baik dalam
melakukan kegiatan absensi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
c) Pada kegiatan inti pembelajaran, guru sudah baik dalam menguasai
materi yang disampaikan pada siswa serta mampu
menyampaikannya dengan baik.
d) Guru sudah baik dalam menggunakan strategi pembelajaran dan baik
dalam penguasaan kelas dan pengalokasian waktu.
e) Guru sudah memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran
dengan baik.
f) Guru sudah baik dalam menciptakan pembelajaran yang mampu
memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil selama
pembelajaran berlangsung dengan baik.
h) Guru sudah mampu menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas
dan juga menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
i) Pada kegiatan penutup, guru sudah melakukan refleksi dan tindak
lanjut mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan cukup
baik.
Secara keseluruhan, berdasarkan data pada lampiran 16 dan 17 yang
menyatakan hasil kinerja guru adalah 3,78 dan berdasarkan uraian diatas,
dapat ditarik simpulan bahwa kinerja guru dapat dikategorikan baik
(tinggi). Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
76
3.72
3.83
3.65
3.7
3.75
3.8
3.85
1Pertemuan 1 Pertemuan 2
Tabel 8 : Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman Mata Pelajaran bahasa Indonesia pada Siklus II
Sedangkan grafik yang menunjukkan tabel 8 dapat dilihat pada gambar
10 berikut ini:
Gambar 10: Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Mata Pelajaran bahasa Indonesia pada Siklus
II
e. Refleksi
Keseluruhan data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan
kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama
proses pelaksanaan tindakan, peneliti memperoleh informasi bahwa guru
sudah maksimal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya membaca pemahaman dengan metode CIRC. Hal tersebut dapat
dilihat pada hasil pengamatan siswa yang menyatakan bahwa secara
keseluruhan siswa merasa senang dan tidak terlalu mengalami kesulitan dalam
No Keterangan Siklus I
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Jumlah Skor 33.5 34.5
2 Skor rata-rata 3.72 3.83
Skor akhir 3.78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
77
pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah memberikan teguran secara tegas
pada siswa yang ramai sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
Berdasarkan dari uraian diatas, dapat dianalisis bahwa:
1) Siswa sudah mampu memahami bacaan dengan baik,
2) Siswa sudah mampu meringkas dan menceritakan kembali bahan bacaan
dengan baik,
3) Secara keseluruhan siswa merasa senang dengan pembelajaran Bahasa
Indonesia menggunakan metode CIRC,
4) Masih ada beberapa siswa yang suka mengganggu teman yang lain, namun
dapat diatasi dengan baik oleh guru,
5) Guru sudah maksimal menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga tidak ada lagi siswa yang menganggap
pembelajaran membaca itu membosankan.
Bersumber dari hal-hal tersebut, dapat direfleksikan bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman dengan menggunakan
metode CIRC sudah menunjukkan keberhasilan yang optimal.
Hasil skor tes kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V pada
siklus II, dihitung berdasarkan aspek kognitif siswa. Skor kognitif diperoleh
dari tes individu yang diberikan pada setiap pertemuan, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil akhir siklus II adalah penghitungan rata-
rata dari hasil tes individu pada pertemuan 1 dan 2. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran. Sedangkan penilaian mengenai aspek afektif siswa pada
saat pembelajaran dapat dilihat pada lampiran lembar observasi siswa (lihat
lampiran 11 dan 12).
Berikut ini adalah hasil aspek kognitif yang diperoleh siswa setelah
menggunakan metode CIRC pada siklus II yang ditunjukkan pada tabel 9
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
78
1
76
9
12
2
0
2
4
6
8
10
12
14
1
Nilai tengah hasil tes pemahaman isi bacaan
48.5 58.5 68.5 78.5 88.5 98.5
Tabel 9: Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa kelas V pada Siklus II
Sedangkan grafik yang menunjukkan tabel 9 dapat dilihat pada gambar 11
berikut ini:
Gambar 11: Grafik Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas V pada Siklus II
No Rentang Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi) (fi) x (xi)
Prosentase
(%)
1 44-53 1 48.5 48.5 3.0
2 54-63 7 58.5 409.5 19.0
3 64-73 6 68.5 411 16.0
4 74-83 9 78.5 706.5 24.0
5 84-93 12 88.5 1062 32.5
6 94-103 2 98.5 197 5.5
Jumlah 37 2834.5 100.0
Rata-rata 76.61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
79
Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus II, maka peneliti menganalisis
bahwa berdasarkan pada indikator ketercapaian yang ditetapkan, peneliti
dikatakan telah berhasil dan terdapat peningkatan, apabila rata-rata nilai hasil
tes kemampuan membaca pemahaman yang diperoleh siswa di kelas mencapai
> 75%. Capaian target pada siklus I adalah 75% dari jumlah siswa yang
mencapai KKM (kurang lebih 27 siswa) dan pada siklus II > 75% dari jumlah
siswa yang mencapai KKM (kurang lebih 30 siswa). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa hasil penelitian pada siklus II sudah dapat dikatakan berhasil, karena
rata-rata nilai kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V adalah 76,61.
Secara klasikal, 81,08% dari siswa sudah mencapai lebih dari nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Ditunjukkan pula peningkatan terhadap
kemampuan membaca pemahaman yang signifikan. Berdasarkan fakta yang
telah diuraikan diatas maka penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup dan
diakhiri pada siklus II.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Menurut hasil analisis data yang telah dilaksanakan, dapat dideskripsikan
bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca pemahaman mata pelajaran
Bahasa Indonesia pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri Sampangan 26 Pasar
Kliwon Surakarta. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel perbandingan
hasil tes pemahaman isi bacaan antara kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Angka yang tertera menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan kemampuan
membaca pemahaman juga dapat dilihat pada saat siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok CIRC. Siswa kelas V dapat terlihat merasa senang saat belajar
menggunakan metode CIRC, karena dengan metode CIRC ini mereka dapat saling
berinteraksi dengan teman-teman yang lainnya dalam kelompok. Berikut ini
merupakan deskripsi penelitian mengenai penerapan metode CIRC:
1. Data Nilai Hasil Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Sebelum
Dilaksanakan Tindakan
Dari daftar nilai yang terlampir (lihat lampiran 6), dapat diketahui bahwa
nilai tes pemahaman isi bacaan sebelum dilaksanakan tindakan yaitu siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
80
yang memperoleh nilai 20-30 ada 2 siswa, yang memperoleh nilai 31-41 ada
12 siswa, yang memperoleh nilai 42-52 ada 5 siswa, yang memperoleh nilai
53-63 ada 13 siswa, yang memperoleh nilai 64-74 ada 0 siswa, dan yang
memperoleh nilai 75-85 ada 5 siswa. Dengan demikian nilai rata-rata yang
diperoleh siswa sebesar 52,70. Siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM
sebanyak 19 siswa dari 37 siswa, jadi persentasenya sebesar 51,35%.
Sedangkan Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 18 siswa dari
37 siswa, jadi persentasenya sebesar 48,64%.
2. Data Nilai Hasil Kemampuan Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V pada Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil tes pemahaman isi bacaan untuk mengukur kemampuan
membaca pemahaman siswa pada siklus I selama 2 kali pertemuan (lihat
lampiran 7), dapat diketahui bahwa nilai kemampuan membaca pemahaman
pada siklus I yaitu sebagai berikut: siswa yang memperoleh nilai 40-49 ada 4
siswa, yang memperoleh nilai 50-59 ada 5 siswa, yang memperoleh nilai 60-
69 ada 5 siswa, yang memperoleh nilai 70-79 ada 10 siswa, yang
memperoleh nilai 80-89 ada 10 siswa, dan yang memperoleh nilai 90-99 ada
3. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 70,86. Siswa
yang memperoleh nilai di bawah KKM adalah 24,32% yang terdiri dari 9
siswa. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM adalah 75,67%
yang terdiri dari 28 siswa.
3. Data Nilai Hasil Kemampuan Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia pada Siswa Kelas V pada Tindakan Siklus II
Dilihat dari nilai kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V pada
siklus II yang dilakukan selama 2 kali pertemuan (lihat lampiran 8), dapat
diketahui bahwa nilai kemampuan membaca pemahaman pada siklus II yaitu
siswa yang memperoleh nilai 44-53 ada 1 siswa, yang memperoleh nilai 54-
63 ada 7 siswa, yang memperoleh nilai 64-73 ada 6 siswa, yang memperoleh
nilai 74-83 ada 9 siswa, yang memperoleh nilai 84-93 ada 12 siswa, dan yang
memperoleh nilai 94-103 ada 2 siswa. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh
siswa pada siklus II adalah 76,51. Siswa yang memperoleh nilai di bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
81
KKM adalah 18,91% yang terdiri dari 7 siswa. Sedangkan siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM adalah 81,08% yang terdiri dari 30 siswa.
4. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman dengan Metode CIRC pada Siklus I
Dari data hasil observasi siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca
pemahaman di kelas V pada siklus I (lihat lampiran 9 dan 10), diketahui
bahwa:
a) Sebagian besar siswa mempersiapkan diri dengan baik ketika akan
mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC.
b) Sebagian besar siswa fokus dalam memperhatikan penjelasan dari guru.
c) Masih ada beberapa siswa yang merasa bosan (tidak merasa senang)
ketika proses pembelajaran dengan metode CIRC berlangsung.
d) Sebagian dari siswa masih ada yang kurang aktif terlibat dalm kelompok
CIRC.
e) Sikap siswa pada saat pembelajaran sudah cukup baik, walaupun ada
beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru.
f) Sebagian dari siswa masih ada yang kurang merespon pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru.
g) Sikap siswa pada saat mengungkapkan pendapat sudah cukup baik
meskipun ada siswa harus ditunjuk dan diberi arahan dalam
mengungkapkan pendapat.
h) Ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan kelompok lain saat
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
i) Sebagian siswa sudah mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan guru
dengan benar.
j) Ada beberapa siswa yang masih merasa kesulitan dalam mengerjakan
soal yang diberikan guru.
Secara keseluruhan, berdasarkan data yang terdapat pada tabel data
hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas V dalam pembelajaran membaca
pemahaman dengan metode CIRC pada siklus I (lihat lampiran 9 dan 10),
diketahui bahwa besarnya skor pertemuan 1 adalah 2,6 dan skor pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
82
2 adalah 3,1. Sehingga skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I adalah
2,85. Hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan pengamatan terhadap
aktivitas siswa, siswa kelas V cukup berminat dan tertarik dengan
pembelajaran membaca pemahaman dengan metode CIRC.
5. Data Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus I
Dari data hasil observasi kinerja guru pada siklus I (lihat lampiran 14 dan
15), dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan kedua atau akhir siklus I
adalah sebagai berikut:
a) Pada awal pembelajaran, guru sudah cukup baik dalam mempersiapkan
ruang, alat (media), dan siswa untuk mengikuti pembelajaran .
b) Pada saat membuka pembelajaran, guru sudah cukup baik dalam
melakukan kegiatan absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Pada kegiatan inti pembelajaran, guru sudah cukup baik dalam
menguasai materi yang disampaikan pada siswa serta mampu
menyampaikannya dengan cukup baik.
d) Guru sudah cukup baik dalam menggunakan strategi pembelajaran dan
cukup baik dalam penguasaan kelas dan pengalokasian waktu.
e) Guru sudah memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran
dengan cukup baik.
f) Guru sudah cukup baik dalam menciptakan pembelajaran yang mampu
memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil selama pembelajaran
berlangsung dengan cukup baik.
h) Guru sudah mampu menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas
dan juga menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
i) Pada kegiatan penutup, guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut
mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan cukup baik.
Secara keseluruhan, berdasarkan data yang terdapat pada tabel data
hasil observasi kegiatan mengajar guru di kelas V dalam pembelajaran
membaca pemahaman dengan metode CIRC pada siklus I (lihat lampiran 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
83
dan 15), dapat diketahui bahwa besarnya skor pertemuan 1 adalah 3,29 dan
skor pertemuan 2 adalah 3,5. Sehingga skor rata-rata yang diperoleh pada
siklus I adalah 3,40. Hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan pengamatan
(observasi) yang telah dilakukan, kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran membaca pemahaman dengan metode CIRC adalah cukup
baik.
6. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman dengan Metode CIRC pada Siklus II
Dari data hasil observasi siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca
pemahaman di kelas V pada siklus II (lihat lampiran 11 dan 12), diketahui
bahwa:
a) Sebagian besar siswa mempersiapkan diri dengan sangat baik ketika akan
mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode CIRC.
b) Keseluruhan siswa fokus dalam memperhatikan penjelasan dari guru.
c) Sebagian besar siswa merasa senang ketika proses pembelajaran dengan
metode CIRC berlangsung.
d) Keseluruhan siswa terlibat aktif terlibat dalam kelompok CIRC.
e) Sikap siswa pada saat pembelajaran sudah sangat baik, walaupun masih
ada siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru.
f) Keseluruhan siswa merespon pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
dengan baik.
g) Sikap siswa pada saat mengungkapkan pendapat sudah baik meskipun
masih ada siswa harus ditunjuk dan diberi arahan dalam mengungkapkan
pendapat.
h) Masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan kelompok lain
saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
i) Sebagian besar siswa sudah mampu mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru dengan baik dan benar.
j) Masih ada siswa yang masih merasa kesulitan dalam mengerjakan soal
yang diberikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
84
Secara keseluruhan, berdasarkan data yang terdapat pada tabel data
hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas V dalam pembelajaran membaca
pemahaman dengan metode CIRC pada siklus II (lihat lampiran 11 dan 12),
dapat diketahui bahwa besarnya skor pertemuan 1 adalah 3,4 dan skor
pertemuan 2 adalah 4,2. Sehingga skor rata-rata yang diperoleh pada siklus
II adalah 3,80. Hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan terhadap siswa, siswa kelas V memiliki kesan yang baik
dan tertarik dengan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode
CIRC.
7. Data Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus II
Dari data hasil observasi kinerja guru pada siklus II (lihat lampiran 16 dan
17), dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan kedua atau akhir siklus II
adalah sebagai berikut:
a) Pada awal pembelajaran, guru sudah baik dalam mempersiapkan ruang,
alat (media), dan siswa untuk mengikuti pembelajaran .
b) Pada saat membuka pembelajaran, guru sudah baik dalam melakukan
kegiatan absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Pada kegiatan inti pembelajaran, guru sudah baik dalam menguasai
materi yang disampaikan pada siswa serta mampu menyampaikannya
dengan baik.
d) Guru sudah baik dalam menggunakan strategi pembelajaran dan baik
dalam penguasaan kelas dan pengalokasian waktu.
e) Guru sudah memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran
dengan baik.
f) Guru sudah baik dalam menciptakan pembelajaran yang mampu
memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil selama pembelajaran
berlangsung dengan baik.
h) Guru sudah mampu menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas dan
juga menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
85
i) Pada kegiatan penutup, guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut
mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan cukup baik.
Secara keseluruhan, berdasarkan data yang terdapat pada tabel data
hasil observasi kegiatan mengajar guru di kelas V dalam pembelajaran
membaca pemahaman dengan metode CIRC pada siklus II (lihat lampiran
16 dan 17), dapat diketahui bahwa besarnya skor pertemuan 1 adalah 3,72
dan skor pertemuan 2 adalah 3,83. Sehingga skor rata-rata yang diperoleh
pada siklus II adalah 3,78. Hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan
pengamatan (observasi), kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran membaca pemahaman dengan metode CIRC dikategorikan
tinggi.
8. Data Hasil Wawancara kepada Guru Kelas V, Guru Selaku Teman Sejawat,
dan Kepala Sekolah
Berdasarkan lembar data hasil wawancara yang terdapat pada
lampiran 19, 20, 21, dan 22 dapat diketahui data mengenai pembelajaran
membaca pemahaman mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode CIRC dengan narasumber guru kelas V, guru selaku
teman sejawat, dan Kepala Sekolah.
Menurut data wawancara kepada Bapak Muhdi, S.Pd selaku guru
kelas V yang dilaksanakan sebelum ada tindakan (pra siklus), beliau
menyatakan bahwa pembelajaran membaca pemahaman mata pelajaran
Bahasa Indonesia selama ini sudah cukup baik meskipun metode yang
digunakan masih menggunakan metode konvensional yaitu membaca dalam
hati. Sehingga pada kenyataannya masih ada siswa yang terkadang
mengalami kesulitan dalam memahami bacaan. Sedangkan setelah digunakan
metode CIRC, beliau menyatakan bahwa metode CIRC merupakan salah satu
metode yang tepat digunakan untuk pembelajaran membaca pemahaman di
kelas V. Metode CIRC tersebut telah terbukti dapat memberikan motivasi
pada siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman. Selain itu, metode ini
juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman.
Walaupun begitu, beliau juga menyatakan bahwa metode CIRC ini juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
86
memiliki kekurangan yakni keterbatasan ruang gerak siswa dan
membutuhkan pengalokasian waktu yang cukup banyak sehingga metode ini
tidak dapat sering-sering digunakan.
Mengenai kondisi sekolah, metode, dan media yang digunakan guru
dalam pelaksananaan pembelajaran di kelas, peneliti mewawancarai guru
selaku teman sejawat dan Kepala Sekolah, yakni Ibu Winarni, S.Pd selaku
teman sejawat guru kelas V dan Ibu Mulyani, S.Pd selaku Kepala Sekolah.
Ibu Winarni, S.Pd selaku teman sejawat guru kelas V menyatakan bahwa
berdasarkan RPP yang telah dibuat, guru kelas V sudah menggunakan
metode dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran membaca
pemahaman. Ibu Winarni, S.Pd juga menyatakan bahwa guru kelas V sudah
menerapkan pembelajaran dengan cukup baik. Beliau lebih menekankan pada
aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca. Beliau menilai bahwa
sebagian besar siswa memiliki minat membaca yang rendah. Beliau juga
berpendapat bahwa sebaik apapun metode yang digunakan guru, jika tidak
didukung dengan minat membaca yang baik dari siswa, hasilnya tidak akan
maksimal.
Sedangkan menurut Kepala Sekolah, Ibu Mulyani, S.Pd, pihak
sekolah sudah menyediakan berbagai media yang dapat digunakan sebagai
perantara dalam menjelaskan materi yang akan diajarkan kepada siswa.
Menurut beliau, bahwa metode CIRC juga merupakan salah satu media yang
tepat apabila diterapkan dalam pembelajaran membaca dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan
kemampuan membaca pemahaman dengan metode CIRC dalam proses
pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Peningkatan tersebut terlihat dari
penghitungan nilai belajar yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebelum
dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
87
50.57
80.00
20.00
71.53
93.00
40.00
76.78
97.00
44.00
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Nilai Rata-rata
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Nilai Tertinggi Nilai Terendah
yang tiap-tiap siklusnya dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 10 berikut ini:
Tabel 10: Rata-rata Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman, Persentase
Ketuntasan Klasikal Diatas KKM, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Kemampuan Membaca Pemahaman pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Keterangan Kondisi
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata 50.57 71.53 76.78
Persentase (%) 48.60 75.67 81.08
Nilai Tertinggi 80.00 93.00 97.00
Nilai Terendah 20.00 40.00 44.00
Sedangkan grafik yang menunjukkan tabel 10 adalah gambar 12 berikut ini:
Gambar 12: Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Membaca
Pemahaman, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Kemampuan Membaca
Pemahaman pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
memperoleh nilai ≥ 60 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
merefleksikan bahwa pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan
metode CIRC dapat dinyatakan berhasil. Peningkatan rata-rata nilai kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
88
48.60%
75.67%81.08%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
1 2 3Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
membaca pemahaman, nilai terendah, dan nilai tertinggi dari kondisi pra siklus,
siklus I dan siklus II melalui penerapan metode CIRC disajikan dalam grafik pada
gambar 12.
Sedangkan persentase klasikal peningkatan nilai rata-rata kemampuan
membaca pemahaman dengan metode CIRC dapat dilihat pada gambar 13 berikut
ini:
Gambar 13: Peningkatan Nilai Rata-rata Kemampuan Membaca
Pemahaman pada Siswa Kelas V Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada saat melaksanakan penelitian ini, peneliti menemukan beberapa
hambatan. Hambatan-hambatan yang muncul pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) siswa kurang mampu memahami bacaan dengan baik, 2) siswa masih kesulitan
pada saat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan, 3) masih ada
beberapa siswa yang merasa bosan dengan pembelajaran membaca pemahaman,
4) ada beberapa siswa yang suka mengganggu teman yang lain pada saat
pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak berlangsung secara optimal, 5) guru
belum menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga masih
banyak siswa yang menganggap pembelajaran membaca itu membosankan.
Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat direfleksikan bahwa pembelajaran membaca
pemahaman dengan menggunakan metode CIRC belum menunjukkan
keberhasilan secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
89
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti harus menemukan solusi untuk
mengatasi permasalahan yang menghambat kelancaran proses pembelajaran
membaca pemahaman dengan metode CIRC tersebut. Hal-hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut: 1) guru harus menciptakan sebuah pembelajaran
yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, menerapkan asas belajar sambil bermain,
dan memberikan penguatan berupa motivasi kepada siswa, 2) guru harus
meningkatkan kejelasan dalam menguraikan pembelajaran membaca pemahaman,
3) guru harus dapat mengkondusifkan kelas dengan baik, agar siswa merasa
senang, tidak mudah bosan, dan tidak mengganggu teman lain yang sedang serius
belajar, 4) guru memberikan bimbingan khusus pada setiap siswa yang belum
mampu dan mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman.
Upaya tersebut merupakan solusi yang digunakan untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang muncul. Upaya tersebut dilaksanakan pada siklus II
dalam upaya perbaikan, dengan diawali dari penjelasan konsep membaca
pemhaman secara mudah dan dalam suasana yang menyenangkan, dan
selanjutnya memberikan penguatan berupa pujian, motivasi, atau bisa juga hadiah
agar siswa terdorong untuk melakukan yang terbaik. Pembelajaran pada siklus II
sudah berhasil dilaksanakan sehingga dalam pelaksanaannya tidak ditemukan
hambatan yang berarti.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemhaman pada siswa kelas V SD Negeri
Sampangan 26 dapat dengan menerapkan metode CIRC. Hal tersebut dapat
dilakukan karena pembelajaran dengan metode CIRC dapat memberikan motivasi
pada siswa dalam pembelajaran membaca dan juga memberikan suasana
pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran yang biasanya.
Berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilaporkan adanya peningkatan
kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan
menggunakan metode CIRC yang diperoleh berdasarkan hasil observasi. Laporan
tersebut tersaji dalam tabel 11 berikut ini:
Tabel 11: Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di
Kelas Melalui Lembar Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
90
3.40
2.85
3.78 3.80
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
1 2
Siklus I
Siklus II
Hasil Observasi Guru Hasil Observasi Siswa
Aspek
Kegiatan
Guru Siswa
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
Skor Rata-rata 3.40 3.78 2.85 3.80
Kategori Cukup Tinggi Cukup Tinggi
Sedangkan gambar yang menunjukkan tabel 11 diatas adalah gambar 14 sebagai
berikut:
Gambar 14 : Grafik Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam
Pembelajaran di Kelas Melalui Lembar Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
91
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri Sampangan 26
Pasar Kliwon Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri
Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes
pra siklus atau kondisi awal sebelum dilaksanakan adalah 52,70 dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 48,64%, siklus I menghasilkan nilai rata-
rata kelas 70,86 dengan persentase ketuntasan klasikal 75,67%, dan siklus II
menghasilkan nilai rata-rata kelas 76,51 dengan persentase kelulusan klasikal
81,08%. Dengan demikian secara klasikal, pembelajaran telah mencapai
ketuntasan belajar sesuai dengan target yang ditetapkan.
Selain itu, kegiatan guru dan siswa yang diamati dalam lembar observasi
juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
hasil yang menyatakan bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah 3,40 atau
dikategorikan sedang dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,78
atau dikategorikan tinggi. Sedangkan skor kegiatan siswa pada siklus I adalah
2,85 atau dikategorikan cukup dan meningkat menjadi 3,80 atau dikategorikan
tinggi pada siklus II.
B. Implikasi
Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan
metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Model penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
92
dilaksanakan melalui siklus-siklus dan terdiri dari dua siklus. Siklus I
dilaksanakan pada tanggal 16 Maret dan 17 Maret 2011 dan siklus II dilaksanakan
pada tanggal 22 Maret s.d. 24 Maret 2011. Adapun indikator pembelajarannya
adalah sebagai berikut : 1) Siswa mampu mengidentifikasi isi bahan bacaan yang
dibacanya, 2) Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai isi bahan bacaan
yang dibacanya, 3) Siswa mampu menjelaskan isi bahan bacaan yang dibacanya,
4) Siswa mampu menyimpulkan isi bahan bacaan yang dibacanya, dan 5) Siswa
mampu menceritakan kembali bahan bacaan yang dibacanya dengan kalimat-
kalimat sendiri secara runtut. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat
langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, obseravasi dan
refleksi. Sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya
perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan atau kekurangan pada siklus
sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus juga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Hal ini berdasarkan pada analisis perkembangan dari pertemuan
satu ke pertemuan berikutnya dan dari siklus satu ke siklus berikutnya.
Sesuai dengan hasil penelitian diatas menunujukkan bahwa metode CIRC
dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V.
Sehubungan dengan penelitian ini, maka dapat dikemukakan implikasi hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini telah membuktikan bahwa
pembelajaran dengan menerapkan metode CIRC dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V. Dalam menyajikan
materi pembelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang
tepat agar siswa dapat dengan mudah menguasai materi dalam pembelajaran.
Melalui pembelajaran dengan metode CIRC ini, siswa dapat bebas
bereksperimen dan berinteraksi dengan teman sebaya dalam kelompoknya,
sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai dan memahami bahan bacaan
yang dibaca. Siswa pun dapat menerapkan metode ini di dalam kehidupan
sehari-hari pada saat belajar bersama dengan teman-temannya dalam suatu
kelompok belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
93
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran membaca
pemahaman melalui penerapan metode CIRC dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V. Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk
meningkatkan strategi guru dalam belajar mengajar dan meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan dan indikator
yang akan dicapai.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti
yang diuraikan dalam bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti
untuk membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping
itu, perlu penelitian lebih lanjut mengenai upaya guru untuk mempertahankan
dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Pembelajaran
membaca pemahaman dengan menggunakan metode CIRC pada hakikatnya
dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi
permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan
kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V, yang pada umumnya
dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu
kreatifitas dan keaktifan guru sangat diperlukan dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas V SD Negeri
Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, maka saran-
saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan pendidikan dan pelatihan mengenai
model-model dan inovasi dalam pembelajaran bagi guru untuk dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
94
mendukung pelaksanaan pembelajaran agar pembelajaran dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Bagi Guru
a) Sebaiknya guru meningkatkan kemampuannya dalam merancang proses
pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih
tertarik dalam pembelajaran sehingga mampu menciptakan pembelajaran
yang lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah
bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
b) Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan
terhadap siswa untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan
keterampilan atau kemampuan tertentu, serta mampu memberikan
pengalaman yang berbeda, bervariasi, dan bermakna.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan dan meningkatkan keaktifan dalam
belajar dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses
pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan
siswa. Selain itu, siswa dapat mengembangkan keberanian untuk bertanya
kepada guru terhadap materi yang belum jelas, sehingga apa yang belum
dipahami akan dijelaskan oleh guru.
4. Bagi Peneliti
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih
cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan
pembelajaran yang menggunakan metode CIRC guna melengkapi kekurangan
yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman yang belum tercakup dalam penelitian ini agar
diperoleh hasil yang lebih baik.