penggunaan forward contract hedging untuk ...repository.ub.ac.id/9087/1/rully...

101
PENGGUNAAN FORWARD CONTRACT HEDGING UNTUK MENURUNKAN RISIKO EKSPOSUR TRANSAKSI (STUDI PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya RULLY HERLINASARI NIM. 125030200111119 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS KONSENTRASI KEUANGAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGGUNAAN FORWARD CONTRACT HEDGING UNTUK

    MENURUNKAN RISIKO EKSPOSUR TRANSAKSI

    (STUDI PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

    pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

    RULLY HERLINASARI

    NIM. 125030200111119

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

    KONSENTRASI KEUANGAN

    MALANG

    2017

  • IDENTITAS TIM PENGUJI

    KOMISI PEMBIMBING

    KETUA : Drs.Raden Rustam Hidayat, M.Si

    ANGGOTA : Nila Firdausi Nuzula, S. Sos, M. Si., Ph. D

    TIM DOSEN PENGUJI

    DOSEN PENGUJI 1 : Dr. Siti Ragil Handayani, M.Si.

    DOSEN PENGUJI 2 : Drs.Topowijono, M. Si

  • CURICULLUM VITAE

    Nama : Rully Herlinasari

    Tempat dan Tanggal Lahir : Surabaya, 16 Juni 1994

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Kewarganegaraan : Indonesia

    Alamat : Perum. Graha Gardenia O-14,

    Pakis – Kab. Malang

    Alamat email : [email protected]

    Pendidikan Formal :

    1. SD Negeri Kauman 1 Malang, lulus tahun 2006

    2. SMP Negeri 1 Malang, lulus tahun 2009

    3. SMA Negeri 1 Malang, lulus tahun 2012

    Pengalaman Magang : PT. Kelola Mina Laut, Gresik

  • RINGKASAN

    Rully Herlinasari, 2017, Penggunaan Forward Contract Hedging untuk

    Menurunkan Risiko Eksposur Transaksi (Studi pada PT. Unilever Indonesia,

    Tbk), Drs. Raden Rustam Hidayat, M.Si, Nila Firdausi Nuzula, S.Sos, M.Si, Ph.D,

    86 Halaman + xiii

    Eksposur valuta asing merupakan risiko yang akan dihadapi oleh setiap

    perusahaan yang melakukan transaksi internasional, baik impor maupun ekspor.

    Eksposur transaksi, salah satu bentuk dari eksposur valuta asing, muncul ketika arus

    kas masa depan perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Fluktuasi nilai

    tukar terjadi sepanjang waktu, sehingga perusahaan mengalami ketidak pastian atas

    jumlah arus kas masa depannya. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui manfaat

    penerapan forward contract hedging dalam menurunkan risiko eksposur transaksi

    PT. Unilever Indonesia.

    Forward contract hedging dilakukan pada mata uang Dolar Amerika (USD)

    dan Euro (EUR). Forward contract hedging dilakukan dengan mengunci nilia tukar

    di masa depan (kurs forward) yang telah disepakati kedua belah pihak pada saat

    jatuh tempo kontrak, kurs forward akan dibandingkan kurs spot saat jatuh tempo,

    sehingga dapat diketahui premi forward atau diskon forward yang didapatkan dari

    forward contract dan dapat dihitung jumlah yang harus dibayarkan perusahaan

    pada saat jatuh tempo.

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus.

    Data yang diperlukan antara lain, laporan tahunan PT. Unilever Indonesia, Tbk

    tahun 2015, data forward contract perusahaan tahun 2016, data historis kurs

    trnasaksi Bank Indonesia sepanjang tahun 2015, dan data historis kurs transaksi

    Bank Indonesia bulan Januari – Maret 2016. Data tersebut diperoleh dari

    www.unileverindonesia.co.id dan www.bi.go.id.

    Berdasarkan laporan keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun 2015,

    perusahaan memiliki 6 forward contract. Setelah dilakukan pengolahan data, hanya

    3 forward contract yang memenuhi kriteria penelitian ini, yaitu forward contract

    dengan JP Morgan Chase (dalam USD dan EUR) dan forward contract dengan The

    Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Ltd (dalam EUR) hasil penelitian

    menunjukkan diketahui bahwa forward contract hedging pada mata uang USD

    menghasilkan discount forward, yaitu sebesar 27,37% pada kontrak JP Morgan

    Chase dan 30,65% pada kontrak Hongkong and Shanghai Banking Corporation,

    sedangkan forward contract hedging pada mata uang EUR menghasilkan premi

    forward yaitu sebesar 24,88%.

    Pada saat diperoleh premi forward, kurs spot pada saat jatuh tempo lebih tinggi

    dibandingkan kurs forward, sehingga jumlah yang dibayrkan pada saat jatuh tempo

    dengan hedging lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan tanpa

    hedging, begitu pula sebaliknya. Maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa

    forward contract hedging (dalam EUR) mampu menurunkan risiko eksposur

    transaksi, sedangkan forward contract hedging (dalam USD) tidak menurunkan

    risiko eksposur transaksi perusahaan.

    http://www.unileverindonesia.co.id/http://www.bi.go.id/

  • SUMMARY

    Rully Herlinasari, 2017, The Implementation of Forward Contract

    Hedging to Reduce Transaction Exposure Risk (Study on PT. Unilever

    Indonesia, Tbk.), Drs. Raden Rustam Hidayat, M.Si, Nila Firdausi Nuzula, S.Sos,

    M.Si, Ph.D, 86 pages + xiii

    Foreign exchange exposure is a risk that will be faced by any company who

    transact internationally, both import or export. Transaction exposure, part of foreign

    exchange exposure, arises when the future cash flow of the firm is affected by

    exchange rate fluctuation. Fluctuation in exchange rate occurs over time, resulting

    in uncertainty over the amount of future cash flow. This study seeks to know the

    benefit of forward contract hedging implementation to reduce transaction exposure

    risk at PT. Unilever Indonesia, Tbk.

    PT Unilever Indonesia, Tbk hedge their transaction exposure on US dollar

    (USD) and Euro (EUR). Forward contract hedging was performed with locking

    future exchange rate (forward rate) on certain currency that has been agreed by both

    parties. At the maturity date, the forward rate will be compare with spot rate on the

    maturity date, so that forward premium or forward discount can be obtained and the

    amount that must be paid by the company can be determine.

    This research is a descriptive research with case study approach. The

    required data for this study are the annual report of PT. Unilever Indonesia, Tbk

    year 2015, PT. Unilever Indonesia’s forward contract year 2016, historical data of

    exchange rate fluctuation during 2015 and historical data of exchange rate

    fluctuation from January to March 2016. Those data were obtained from PT.

    Unilever Indonesia’s official website www.unilever.co.id and Bank of Indonesia’s

    official website at www.bi.co.id.

    Based on 2015 annual report, PT. Unilever Indonesia, Tbk has six forward

    contract with several banks in Indonesia. But after the data processing were done,

    only three of six forward contract fulfilled the criteria of this study. There are USD

    forward contract from JP Morgan Chase, EUR forward contract with JP Morgan

    Chase, and USD forward contract from The Hongkong and Shanghai Banking

    Corporation. The result of the study, in this known that forward contract hedging

    on USD giving 27,37% forward discount on JP Morgan’s USD contract and 30,65%

    forward discount on The Hongkong and Shanghai Banking Corporation USD

    contract. JP Morgan Chase’s EUR contract provide 24,88% forward premium.

    Forward premium indicate that at maturity date, forward rate is higher that

    spot rate, so that the company must pay higher amount compare to non-hedging

    amount to settle to forward contract hedge. At the other side, forward discount

    indicate that at the maturity date, forward rate is lower than spot rate, so that the

    company pay lower amount compare to non-hedging amount to settle the forward

    contract hedge. Based on the results, forward contract hedging on EUR give

    advantage to reduce transaction exposure risk advantage forward contract hedging

    on USD didn’t give advantage to reduce company’s transaction exposure risk.

    http://www.unilever.co.id/http://www.bi.co.id/

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan

    karunia-Nya yang senantiasa mengiringi proses pengerjaan skripsi berjudul

    “Penggunaan Forward Contract Hedging untuk Menurunkan Risiko EKsposur

    Transaksi (Studi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)” hingga dapat terselesaikan

    dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk dapat

    menempuh ujian skripsi dan memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada

    Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

    Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

    adanya bantuan, dorongan, dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

    kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

    1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu

    Administrasi Universitas Brawijaya.

    2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Administrasi

    Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

    3. Bapak Dr. Wilopo, MAB selaku Ketua Program Studi Administrasi Bisnis

    Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

    4. Bapak Mohammad Iqbal, S.Sos, MIB, DBA selaku Sekretaris Jurusan

    Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

    5. Bapak Drs. Raden Rustam Hidayat, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing

    yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan ilmu

    yang bermanfaar bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

  • 6. Ibu Nila Firdausi Nuzula, S.Sos, M.Si, Ph.D selaku Anggota Komisi

    Pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan,

    dan ilmu yang bermanfaar bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

    7. Seluruh bapak dan ibu dosen, serta karyawan Fakultas Ilmu Administrasi

    yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan bagi peneliti selama

    berada di bangku kuliah dan dalam penyusunan skripsi ini

    8. Ayah, Ibu dan Adik, sebagai motivator terdepan bagi peneliti, yang

    senantiasa menyayangi, memberikan doa serta dukungan secara penuh

    sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

    9. Teman-teman seperjuangan dalam masa perkuliahan, khususnya Ega,

    Nabila, Tya, Seli, dan Tiara, yang telah menemani dan memberi dukungan

    pada peneliti dari awal hingga akhir, baik semasa kuliah maupun dalam

    penyusunan skripsi ini

    10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

    memberikan informasi dan bimbingan, sehingga penulisan skripsi ini dapat

    terselesaikan.

    Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

    sangat penulis harapkan. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat

    memberikan kontribusi bagi berbagai pihak yang membutuhkan.

    Malang, Juli 2017

    Peneliti

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    MOTTO ............................................................................................................. i

    TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... ii

    TANDA PENGESAHAN .................................................................................. iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iv

    RINGKASAN .................................................................................................... v

    SUMMARY ....................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

    DAFTAR

    GAMBAR

    ..........................................................................................................................

    xii

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7 D. Kontribusi Penelitian ............................................................... 8 E. Sistematika Pembahasan ......................................................... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu ............................................................... 10 B. Manajemen Risiko .................................................................. 15 C. Pasar Valuta Asing .................................................................. 16

    1. Pengertian Pasar Valuta Asing .......................................... 16 2. Fungsi Pasar Valuta Asing................................................. 17 3. Jenis-Jenis Transaksi dalam Pasar Valuta Asing ............... 17

    D. Kurs Spot dan Kurs Forward .................................................. 19 E. Eksposur Valuta Asing ............................................................ 20

    1. Pengertian Eksposur Valuta Asing.................................... 20 2. Macam Eksposur Valuta Asing ......................................... 20

    F. Kontrak Currency Futures ...................................................... 25 G. Kontrak Forward .................................................................... 27 H. Kontrak Currency Option ....................................................... 30 I. Hedging ................................................................................... 32

    1. Pengertian Hedging ........................................................... 32 2. Alasan Melakukan Hedging ............................................. 32 3. Alasan Tidak Melakukan Hedging .................................... 33

  • 4. Jenis-Jenis Hedging ........................................................... 35

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ........................................................................ 41 B. Fokus Penelitian ...................................................................... 42 C. Lokasi Penelitian ..................................................................... 43 D. Sumber Data ............................................................................ 44 E. Pengumpulan Data .................................................................. 44 F. Metode Analisis ...................................................................... 44

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................. 47 1. Sejarah Perusahaan ........................................................... 49 2. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan ....................................... 51 3. Bagan Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk.. 53 4. Produk PT. Unilever Indonesia, Tbk ................................ 54

    B. Penyajian Data dan Hasil Penelitian ....................................... 55 1. Aset dan Liabilitas dalam Mata Uang Asing

    PT. Unilever Indonesia, Tbk 31 Desember 2015 .............. 55

    2. Eksposur Transaksi PT. Unilever Indonesia, Tbk ............ 60 C. Analisis dan Interpretasi ......................................................... 70

    1. Perhitungan Kurs Forward ............................................... 70 2. Perhitungan Premi(Diskon) Forward Contract Hedging . 72

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ............................................................................. 80 B. Saran ........................................................................................ 82

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    No. Judul Halaman

    1. Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu .............................................. 13 2. Perbandingan Kontrak Futures dan Kontrak Forward ............................. 29 3. Kas, Piutang dan Liabilitas PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam Satuan

    Mata Uang Asing per 31 Desember 2015 ................................................. 56

    4. Daftar Mata Uang Asing PT. Unilever Indonesia, Tbk ............................ 57 5. Perhitungan Kas dan Piutang dalam Mata Uang Asing yang

    Dikonversikan dalam Rupiah ................................................................... 58

    6. Perhitungan Kewajiban dalam Mata Uang Asing yang Dikonversikan Dalam Rupiah............................................................................................ 59

    7. Forward Contract PT. Unilever Indonesia, Tbk ....................................... 68 8. Perhitungan Umur Forward Contract ....................................................... 69 9. Ikhtisar Perhitungan Kurs Forward .......................................................... 72 10. Kurs Spot pada Masa Akhir Jatuh Tempo................................................. 72 11. Ikhtisar Perhitungan Premi (Diskon) Forward ......................................... 75 12. Perbandingan Kurs Spot dengan Kurs Forward ....................................... 75 13. Perbandingan Pembayaran Saat Jatuh Tempo .......................................... 77

  • DAFTAR GAMBAR

    No. Judul Halaman

    1. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dan Euro (EUR) Tahun 2015 .................................................................... 6

    2. Perbandingan Konseptual tentang Eksposur Transaksi, Translasi, dan Ekonomi ................................................................................................... 24

    3. Bagan Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk .......................... 53 4. Produk Home and Personal Care PT. Unilever Indonesia, Tbk ............... 54 5. Produk Food and Refreshment PT. Unilever Indonesia, Tbk ................... 55 6. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Yuan China (CNY)

    Tahun 2015 ................................................................................................ 61

    7. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Franc Swiss (CHF) Tahun 2015 ................................................................................................ 61

    8. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Euro (EUR) Tahun 2015 ............ 62 9. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Poundsterling Inggris (GBP)

    Tahun 2015 ................................................................................................ 62

    10. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Ringgit Malaysia (MYR) Tahun 2015 ................................................................................................ 63

    11. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar New Zealand (NZD) Tahun 2015 ................................................................................................ 64

    12. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Peso Filipina (PHP) Tahun 2015 ................................................................................................ 64

    13. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Krona Swedia (SEK) Tahun 2015 ................................................................................................ 65

    14. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Singapura (SGD) Tahun 2015 ................................................................................................ 65

    15. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Baht Thailand (THB) Tahun 2015 ................................................................................................ 66

    16. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) Tahun 2015 ................................................................................................ 66

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Era globalisasi dan perdagangan bebas dalam kawasan (free trade area)

    berkembang pesat beberapa tahun belakangan. Salah satunya adalah Masyarakat

    Ekonomi ASEAN (MEA) di mana Indonesia menjadi salah satu negara

    pendukungnya. MEA resmi dijalankan sejak tahun 2013. MEA sendiri bertujuan

    untuk menjadikan kawasan ASEAN menjadi kawasan terintegrasi yang bebas aliran

    barang, investasi, permodalan, dan tenaga kerja. Hal tersebut dilakukan dalam

    rangka meningkatkan daya saing ekonomi antar negara-negara ASEAN.

    Keberadaan free trade area seperti MEA berdampak kepada tata kelola

    keuangan perusahaan yang menjadi semakin rumit (kompleks). Hal ini dikarenakan

    perdagangan internasional menggunakan mata uang yang beragam. Penggunaan

    mata uang yang beragam ini menjadikan perusahaan terekspos pada risiko

    perubahan nilai tukar valuta asing atau dapat dikatakan perusahaan terdampak

    eksposur valuta asing. Artinya, setiap perubahan nilai tukar valuta asing, baik

    menguat maupun melemah, berpengaruh pada jumlah kas yang akan dikeluarkan

    atau diterima perusahaan.

    Eksposur (risiko) valuta asing menggambarkan bagaimana nilai tukar valuta

    asing berpengaruh pada laba-rugi perusahaan. Eksposur valuta asing dapat

    dikatakan sebagai alat ukur atas potensi perubahan profitabilitas, arus kas bersih

    perusahaan, dan nilai pasar perusahaan akibat adanya perubahan nilai tukar.

    Eksposur valuta asing terjadi karena perusahaan memiliki rencana pembayaran

  • kewajiban dan rencana menerima hasil yang dinyatakan dalam mata uang asing di

    masa yang akan datang. Eksposur valuta asing yang dihadapi perusahaan

    multinasional (MNC) adalah eksposur transaksi, eksposur translasi, dan eksposur

    ekonomi. Ketiga eksposur ini berhubungan antara satu dan lainnya.

    Risiko eksposur transaksi merupakan risiko tidak murni, karena terdapat

    kemungkinan perubahan nilai tukar di masa depan akan memberikan hasil yang

    menguntungkan atau merugikan bagi perusahaan. Eksposur transaksi perusahaan

    multinasional timbul karena arus kas masa depan perusahaan dipengaruhi oleh

    fluktuasi nilai tukar. Hutang dan piutang perusahaan multinasional banyak

    didenominasi dalam valuta asing akibat transaksi berskala internasional. Hutang

    dan piutang atas transaksi yang telah terjadi akan dibayarkan dan diterima

    perusahaan di masa yang akan datang di mana fluktuasi nilai tukar terjadi sepanjang

    waktu, sehingga perusahaan dihadapkan pada ketidakpastian atas jumlah

    penerimaan atau pembayaran di masa yang akan datang.

    Salah satu strategi yang diterapkan perusahaan untuk mengurangi

    ketidakpastian arus kas di masa depan adalah dengan melakukan hedging. Hedging

    merupakan strategi penanganan risiko oleh perusahaan, dimana risiko tersebut

    muncul akibat perubahan nilai kurs di masa depan dengan cara memperoleh suatu

    arus kas, aset, atau kontrak yang nilainya dapat naik atau turun dan melakukan offset

    dengan suatu penurunan (atau kenaikan) dari suatu posisi yang sudah ada. Banyak

    alternatif hedging yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu dengan

    menggunakan forward contract, futures contract, option contract, maupun money

    market. Forward contract hedging merupakan alternatif hedging yang banyak

  • dipilih oleh perusahaan-perusahaan besar. Forward contract merupakan perjanjian

    antara dua pihak untuk menjual atau membeli suatu aset pada tanggal tertentu di

    masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.

    Hedging dengan menggunakan forward contract atau forward contract

    hedging paling banyak dimanfaatkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan forward

    contract lebih fleksibel, sehingga kontrak yang dbuat dapat disesuaikan dengan

    kebutuhan masing-masing perusahaan. Forward contract hedging dilakukan

    dengan cara perusahaan mengadakan perjanjian dengan bank komersial untuk

    menukarkan sejumlah mata uang tertentu pada nilai tukar tertentu (disebut kurs

    forward) pada tanggal tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Melalui forward

    contract hedging, perusahaan mampu mengunci nilai tukar di masa depan untuk

    menghindari pergerakan kurs yang merugikan.

    PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan sebuah perusahaan yang

    melakukan transaksi secara internasional sebagai penyedia produk home and

    personal care, serta food and refreshment. PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan

    salah satu anak perusahaan Unilever NV yang berkedudukan di Belanda. Tidak

    semua produk perusahaan diproduksi di Indonesia, sehingga untuk memperoleh

    produk-produk yang diproduksi anak perusahaan lain (di luar Indonesia)

    perusahaan harus mengimpor dari anak perusahaan yang bersangkutan dalam

    bentuk barang jadi. Tidak hanya itu, setiap tahun perusahaan harus dapat menjaga

    jumlah pasokan bahan mentah untuk kebutuhan produksi yang sebagian besar

    merupakan komoditas yang diperdagangkan secara global, sehingga harga

    komoditas-komoditas tersebut sangat terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar.

  • Menurut catatan atas laporan keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun

    2015, penjualan ke luar negeri perusahaan tercatat sebesar Rp 1.858.133.000.000,

    nilai tersebut setara dengan 4,83% dari total penjualan PT. Unilever Indonesia, Tbk.

    Perusahaan melakukan pembelian bahan baku dan barang jadi dari pihak berelasi

    (luar negeri) sebesar Rp 939.850.000.000 atau setara dengan 5.96% dari total

    pembelian bahan baku dan barang jadi. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa

    perusahaan terekspos terhadap eksposur transaksi akibat transaksi penjualan dan

    pembelian yang dinyatakan dalam valuta asing, sehingga perusahaan memerlukan

    upaya manajemen ririko untuk melindungi perusahaan dari risiko eksposur

    transaksi. Upaya perusahaan untuk menurunkan risiko eksposur transaksi adalah

    dengan melakukan forward contract hedging, Forward contract hedging ini

    bertujuan untuk melindungi kewajiban dalam mata uang asing perusahaan.

    Perjanjian forward contract dilakukan perusahaan dengan beberapa bank yang ada

    di Indonesia, yaitu JP Morghan Chase, The Hongkong and Shanghai Banking

    Corporation, Ltd.(HSBC), dan BNP Paribas Indonesia. Hedging PT. Unilever

    Indonesia, Tbk dilakukan pada mata uang Dolar Amerika (USD) dan Euro (EUR).

    Forward Contract Hedging pada kewajiban bertujuan mengunci nilai tukar

    pada kurs forward tertentu, sehingga apabila pada saat jatuh tempo pembayaran

    kurs spot Rupiah terhadap mata uang asing yang bersangkutan melemah secara

    signifikan menjadi lebih besar dari kurs forward, perusahaan akan memperoleh

    manfaat dari hedging. Namun dalam praktiknya, forward contract hedging tidak

    selalu menguntungkan. Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar,

    terutama faktor eksternal perusahan yang sulit dikontrol oleh perusahaan, seperti

  • kondisi ekonomi dalam negeri yang dipengaruhi tingkat inflasi, tingkat bunga,

    tingkat pendapatan, dan pengawasan pemerintah. Pada saat kondisi ekonomi dalam

    negeri membaik, maka nilai tukar Rupiah akan menguat terhadap mata uang asing.

    Kondisi tersebut akan berdampak pada kerugian bagi perusahaan-perusahaan yang

    telah melakukan hedging atas kewajibannya,

    Tahun 2015 merupakan tahun yang cukup berat bagi Indonesia. Tekanan

    datang dari luar dan dalam negeri. Efek dari pengurangan stimulus moneter

    (tapering off) yang dilakukan Amerika Serikat masih terasa mengguncang

    perekonomian Indonesia. Akibat tapering off tersebut, aliran modal asing yang

    keluar cukup signifikan dari pasar keuangan domestik. Kekhawatiran atas krisis

    hutang Yunani dan melemahnya perekonomian Tiongkok cukup mempengaruhi

    ekonomi global juga turut ambil bagian dalam perekonomi Indonesia sepanjang

    tahun 2015. Tekanan dari dalam negeri berasal dari melambatnya pertumbuhan

    ekonomi dalam negeri. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap pergerakan nilai

    tukar Rupiah terhadap mata uang asing.

    Sepanjang tahun 2015, pergerakan nilai tukar Rupiah menunjukkan

    dinamika yang cukup tinggi. Menurut data yang dilansir Bank Indonesia pada

    Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2015, Rupiah mengalami depresiasi pada

    triwulan pertama hingga ketiga tahun 2015. Tekanan depresiasi dimulai pada

    triwulan pertama kemudian sedikit menurun pada triwulan kedua, kemudian

    kembali terdepresiasi pada triwulan ketiga. Selama tahun 2015 Rupiah mengalami

    titik terendahnya hingga mencapai angka Rp 14.698/USD, sedangkan titik terendah

    pada tahun 2014 adalah Rp 11.876/USD.

  • Gambar 1. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika

    Serikat (USD) dan Euro (EUR) tahun 2015

    Sumber: Bank Indonesia

    Gambar 1 menunjukkan fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar

    Amerika Serikat (USD) dan Euro (EUR) sepanjang tahun 2015. Kedua mata uang

    tersebut merupakan mata uang yang sering digunakan baik dalam transaksi

    internasional PT. Unilever Indonesia, Tbk, sehingga fluktuasi nilai tukar Rupiah

    terhadap kedua mata uang tersebut akan berpengaruh besar pada arus kas masa

    depan perusahaan. Fluktuasi nilai tukar Rupiah yang cukup tinggi mendorong PT.

    Unilever, Tbk untuk melakukan hedging terhadap kewajiban dalam mata uang

    asing yang terjadi selama tahun 2015. Forward contract hedging pada mata uang

    EUR dan USD dilakukan pada tahun 2016 terhadap kewajiban perusahaan pada

    tahun 2015.

  • Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti ini ingin

    mengetahui manfaat dari forward contract hedging yang telah dilakukan PT.

    Unilever Indonesia, Tbk. dan mengetahui besarnya premi (diskon) forward dari

    kegiatan hedging tersebut, maka penulis memilih judul “Penggunaan Forward

    Contract Hedging untuk Menurunkan Risiko Eksposur Transaksi (Studi pada

    PT. Unilever Indonesia, Tbk).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

    dirumuskan sejumlah permasalahan yang akan menjadi pokok dari pembahasan

    penelitian ini sebagai berikut:

    1. Bagaimana premi (diskon) forward yang diperoleh dari forward contract

    hedging PT. Unilever Indonesia, Tbk?

    2. Bagaimana manfaat forward contract hedging dalam mata uang Dolar

    Amerika Serikat (USD) dan Euro (EUR) untuk menurunkan risiko

    eksposur transaksi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan dari

    penelitian ini sebagai berikut:

    1. Mengetahui besar premi (diskon) forward dari forward contract hedging

    PT. Unilever Indonesia, Tbk.

  • 2. Mengetahui manfaat forward contract hedging dalam mata uang Dolar

    Amerika Serikat (USD) dan Euro (EUR) untuk menurunkan risiko

    eksposur transaksi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

    D. Kontribusi Penelitian

    1. Kontribusi Akademis

    a) Menambah wawasan peneliti dan pihak lain tentang berbagai macam

    hal yang berhubungan dengan lindung nilai

    b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan, masukan atau

    acuan bagi penelitian di masa yang akan datang

    c) Penelitian ini juga bertujuan untuk mengamalkan ilmu yang telah

    didapat peneliti semasa perkuliahan

    2. Kontribusi Praktis

    a) Penelitian diharapkan mampu memberikan informasi dalam memilih

    kebijakan lindung nilai

    b) Penelitian diharapan mampu memberikan kontribusi bagi

    perkembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen keuangan

    E. Sistematika Pembahasan

    Untuk memudahkan pemahaman terhadap isi dari penelitian ini, maka

    penyusunan skripsi ini dibuat menggunakan sistematika pembahasan yang

    menggambarkan keseluruhan isi dari penelitian ini. Sistematika pembahasan dari

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini menguraikan latar belakang penulisan, perumusan

    masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika

    pembahasan.

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini menguraikan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan

    dan mendukung penelitian ini dan teori-teori yang berkaitan

    dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.

    BAB III : METODE PENELITIAN

    Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, fokus penelitian,

    lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan

    teknik analisis data yang digunakan

    BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini akan menyajikan gambaran umum perusahaan, penyajian

    data yang dibutuhkan dalam penelitian, serta proses analisis dan

    intepretasi data

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang

    dilakukan dan pengajuan beberapa saran yang diharapkan dapat

    bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu

    1. Sujana, Zuhdi, dan Purwitayani (2006)

    Penelitian ini membandingkan analisis nilai hutang perusahaan dengan

    menggunakan forward contract hedging dan money market hedging. Hasil dari

    penelitan ini menunjukkan bahwa forward contract hedging lebih

    menguntungkan dibandingkan money market hedging. Jumlah keseluruhan

    kewajiban perusahaan selama periode Juli-Desember 2003 adalah sebesar Rp.

    5.815.684.493,00. Akibat perusahaan yang tidak melakukan hedging(berada

    pada open position), maka jumlah keseluruhan kewajiban perusahaan menjadi

    Rp. 5.885.884.266,00. Pada saat analisis dilakukan menggunakan forward

    contract hedging jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan

    sebesar Rp. 8.843.285.647,00. Pada saat analisis dilakukan dengan

    menggunakan money market hedging, jumlah kewajiban yang harus

    dibayarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 5.885.252.030,00.

    2. Meireza (2007)

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan kontrak forward

    dalam melindungi perusahaan dari risiko nilai tukar, untuk mengetahui manfaat

    dari transaksi hedging dan pengaruh dari transaksi tersebut terhadap laporan

    keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan

  • pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa perusahaan

    banyak melakukan transaksi menggunakan mata uang asing yang

    menyebabkan perusahaan menanggung risiko kerugian akibat selisih kurs.

    Penggunaan teknik hedging contract forward pada PT. Bayer Indonesia, Tbk

    memberikan manfaat yaitu berkurangnya biaya pajak, berkurangnya biaya

    kebangkrutan yang diharapkan, meningkatnya manfaat bagi kegiatan

    pemasaran dan perekrutan, dan meningkatnya kualitas informasi pada pusat-

    pusat laba.

    3. Enggawati (2013)

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan teknik

    hedging contract forward untuk mengurangi kerugian selisih kurs valuta asing.

    Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ketidakstabilan nilai tukar rupiah

    terhadap dolar Amerika dapat memberikan efek yang menguntungkan dan

    merugikan bagi pelaku ekspor. Kebijakan hedging contract forward yang

    dilakukan PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk Surabaya kurang

    tepat karena dengan penerapan hedging perusahaan mengalami kerugian

    sebesar Rp 165.987.406,00 dari selisih kurs forward yang ditentukan

    perusahaan dengan kurs saat jatuh tempo, karena pada saat transaksi yang jatuh

    tempo kurs valas menurun dan nilai rupiah menguat. Perusahaan tetap perlu

    melakukan hedging untuk melindungi transaksi ekspor walaupun data

    menunjukkan bahwa USD mengalami apresiasi terhadap Rupiah dan dari

  • serangkaian hasil data yang dianalisis terdapat beberapa data yang

    menunjukkan nilai spot pada saat jatuh tempo lebih rendah dari forward.

  • 13

    Tabel 1 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu

    No. Nama, Tahun, Judul Objek dan Fokus Penelitian Hasil Penelitian

    1. Sujana, Zuhdi, dan Purwitayani.

    2006. Teknik Analisis Forward

    Contract Hedging den Money

    Market Hedging dalam

    Meminimalisasi Tingkat Risiko

    Kerugian

    a. Objek penelitian adalah PT. Elang Perdana Tyre

    Industry

    b. Analisis forward contract hedging dan

    money market hedging

    a. Perusahaan tidak menggunakan teknik hedging apapun dalam kegiatan impornya

    b. Total kewajiban perusahaan dalam open position Rp. 5.885.885.266,00

    c. Total kewajiban perusahaan dengan menggunakan teknik forward contract hedging,

    Rp.5.843.285.647,00, sedangkan total

    kewajiban perusahaan dengan teknik money

    market hedging, Rp.5.885.252.030,00

    d. Penggunaan teknik forward contract hedging lebih menguntungkan dibandingkan

    menggunakan teknik money market hedging

    2. Meireza. 2007

    Penguunaan Teknik Hedging

    Contract Forward untuk

    Meminimalkan Risiko Akibat

    Selisih Kurs

    a. Objek penelitian adalah PT. Bayer Indonesia,

    Tbk

    b. Fokus penelitian kepada penggunaan forward

    contract hedging untuk

    meminimalkan risiko

    selisih kurs

    a. Perusahaan menggunakan teknik hedging kontrak forward adalah adanya berbagai

    keluwesan yang dimiliki kontrak forward

    b. Pada tahun 2002, perusahaan menanggung rugi kurs bersih pada laporan laba/rugi sebesar Rp.

    3.864.565.705,00.

    c. Penggunaan kontrak forward atas kewajiban bersih dalam mata uang asing menghasilkan

    keuntungan akibat selisih kurs sebesar

    Rp.7.587.587.191,00 yang berarti akan menutup

    kerugian selisih kurs atas transaksi dasar

    sehingga perusahaan memperoleh keuntungan

    selisih kurs sebesar Rp 3.723.021.486.00

  • 14

    Lanjutan Tabel 1

    No. Nama, Tahun, Judul Objek dan Fokus Penelitian Hasil Penelitian

    kebangkrutan yang diharapkan, manfaat bagi

    kegiatan pemasaran dan perekrutan,

    meningkatnya kualitas informasin pusat-pusat

    laba

    3. Enggawati. 2013

    Analisis Penggunaan Teknik

    Hedging Contract Forward untuk

    Mengurangi Kerugian Selisih

    Kurs Valas Atas Hasil Penjualan

    Ekspor

    a. Objek penelitian adalah PT. Surabaya Agung

    Industri Pulp dan Kertas

    b. Fokus penelitian kepada penggunaan teknik

    hedging forward

    contract untuk

    mengurangi kerugian

    selisih kurs valuta asing

    a. Kestabilan nilai tukar rupiah tehadap USD memberikan efek menguntungkan dan

    merugikan bagi pelaku ekspor

    b. Kebijakan hedging contract forward yang dilakukan perusahaan kurang tepat karena

    dengan hedging perusahaan mengalami kerugian

    sebesar Rp 165.987.406,00 dari selisih kurs

    forward karena pada saat transaksi yang jatuh

    tempo kurs valas menurun dan nilai rupiah

    menguat.

    c. Perusahaan tetap perlu melakukan hedging untuk melindungi transaksi ekspor walaupun

    data menunjukkan bahwa USD menguat

    terhadap Rupiah dan dari serangkaian hasil data

    yang dianalisis terdapat beberapa data yang

    menunjukkan nilai spot pada saat jatuh tempo

    lebih rendah dari forward.

    Sumber: Data Diolah. 2017

  • B. Manajemen Risiko

    Risiko akan selalu ada berdampingan dengan setiap kegiatan aktivitas yang

    dilakukan, baik individu maupun organisasi. Dapat dikatakan risiko merupakan

    bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Risiko tidak dapat

    dihilangkan, tapi dapat dikendalikan melalui manajemen risiko. “Manajemen

    risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta

    mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk

    memperoleh efektifits dan efisiensi yang lebih tinggi” (Darmawi, 2014:17).

    Melalui manajemen risiko, risiko yang dihadapi perusahaan akan dikelola

    sedemikian rupa sehingga tidak berkembang ke arah yang tidak diinginkan dan

    menurunkan kemungkinan kerugian dengan merumuskan strategi kebijakan

    yang tepat.

    Terdapat dua jenis risiko, yaitu risiko murni dan risiko tidak murni (risiko

    spekulatif). Menurut Darmawi (2014:27), “Risiko murni merupakan risiko

    yang hanya ada kemungkinan kerugian”. Risiko ini pasti akan terjadi dan tidak

    dapat dihindari. Selanjutnya adalah risiko tidak murni atau risiko spekulatif,

    risiko dimana terdapat kemungkinan keuntungan dan kemungkinan kerugian.

    “Risiko adalah kemungkinan kerugian tetapi bila sidamping itu kemungkinan

    kerugian terdapat kemungkinan untung, maka risiko itu dinamakan risiko

    spekulatif” (Darmawi, 2014.27). Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat

    disimpulkan bahwa secara umum terdapat dua jenis risiko, yaitu risiko murni

    dan risiko tidak murni. Risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, tapi dapat

    dikelola sehingga meminimalkan kemungkinan kerugian.

  • C. Pasar Valuta Asing

    1. Pengertian Pasar Valuta Asing

    Pasar berdasarkan fungsi dasarnya adalah tempat terjadinya

    transaksi jual-beli dilakukan. Pasar di mana mata uang negara satu dengan

    mata uang negara lainnya diperdagangkan disebut pasar valuta asing.

    “Pasar valuta asing (foreign exchange market) adalah suatu mekanisme di

    mana mata uang satu ditukar terhadap mata uang lainnya” (Joesoef,

    2008:9). Sartono (2012:65) mengatakan bahwa “Pasar valuta asing atau

    foreign exchange market tidak lain adalah suatu jaringan yang

    menghubungkan antara pusat-pusat perdagangan valuta asing dunia, dan

    penyediaan struktur institusional serta fisik”. “Pasar valuta asing

    menyediakan struktur fisik dan institusional di mana uang dari salah satu

    negara ditukarkan dengan mata uang negara lain, kurs/nilai diantara mata

    uang ditentukan, dan transaksi valuta asing secara fisik diselesaikan”

    (Eiteman et al, 2010:162).

    Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

    bahwa pasar valuta asing adalah suatu mekanisme perdagangan mata uang

    yang satu dengan mata uang yang lain di mana masing-masing pusat

    perdagangannya saling berhubungan sehingga membentuk suatu jaringan.

    Pasar valuta asing juga menyediakan struktur fisik dan institusional untuk

    pertukaran valuta asing. Pasar valuta asing dijalankan oleh bank komersial,

    bank sentral, dan perusahaan non-finansial.

  • 2. Fungsi Pasar Valuta Asing

    Eiteman et al (2010:163) menjelaskan fungsi pasar valuta asing

    adalah sebagai berikut:

    a. Transfer dari daya beli diperlukan karena perdagangan internasional serta transaksi modal biasanya melibatkan pihak-

    pihak yang tinggal di negara-negara dengan mata uang nasional

    yang berbeda. Masing-masing pihak biasanya ingin bertransaksi

    dalam mata uangnya sendiri, tetapi perdagangan atau transaksi

    modal itu hanya dapat ditagih dalam satu mata uang tunggal saja.

    Jadi salah satu pihak harus bertransaksi dalam mata uang asing.

    b. Karena pergerakan barang antarnegara membutuhkan waktu, persediaan yang sedang dalam perjalanan harus dibiayai. Pasar

    valuta asing menyediakan sumber kredit. Sejumlah instrumen

    khusus, seperti akseptansi bank dan letter of credit (L/C) untuk

    membiayai perdagangan internasional.

    c. Pasar valuta asing menyediakan berbagai fasilitas “hedging” untuk mentransfer risiko valuta asing kepada pihak lain yang

    bersedia menanggung risiko tersebut.

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi

    pasar valuta asing adalah untuk memudahkan transaksi internasional

    dengan memberikan sumber kredit dan penanganan risiko valuta asing.

    1. Jenis-Jenis Transaksi dalam Pasar Valuta Asing

    Terdapat tiga jenis transaksi dalam pasar valuta asing. Transaksi

    tersebut adalah transaksi spot, transaksi forward, dan transaksi swap.

    Transaksi spot dan transaksi forward berbeda pada waktu penyerahan

    valuta asing. Transaksi swap merupakan penggabungan transaksi spot dan

    forward.

    “Transaksi dalam valuta asing dapat dilakukan atas basis spot,

    forward, atau swap. Transaksi spot menuntut penyerahan valuta

    asing yang hampir seketika. Transaksi forward menuntut

    penyerahan valuta asing pada suatu tanggal di masa depan, baik atas

  • dasar “outright” atau melalui suatu kontrak “future”. Transaksi swap

    merupakan pertukaran secara simultan dari suatu mata uang ke mata

    uang lain” (Eiteman et al, 2010:167).

    Sartono (2012:71) menyatakan bahwa “Transaksi spot atau transaksi

    tunai adalah transaksi yang pembayarannya dilakukan sesegera mungkin.

    Tetapi karena adanya perbedaan geografis, maka pembayaran transaksi

    spot dapat diselesaikan maksimum dalam waktu dua kali dua puluh empat

    jam”. “Penyerahan semacam ini biasanya terjadi antarbank, sedangkan

    perjanjian antara bank dengan nasabahnya dilakukan pada hari yang sama

    (same day settlement)” (Hady, 2012:72). Kurs yang dipakai dalam

    transaksi spot disebut dengan kurs spot, Kurs spot ini hanya berlaku

    maksimun dua hari setelah transaksi dilakukan.

    Berbeda dengan transaksi spot, transaksi forward penyerahannya

    dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa yang akan datang. Transaksi

    forward biasanya berlaku dalam kurun waktu 2 hari sampai 12 bulan.

    “Nilai tukar ditentukan pada saat kesepakatan, namun pembayaran dan

    penyerahan tidak dituntut sampai jatuh tempo. Nilai tukar forward

    biasanya dikutip untuk tanggal penyerahan satu, dua, tiga, enam, dan dua

    belas bulan” (Eiteman et al, 2010:168). Jenis transaksi terakhir yang biasa

    ditemukan dalam pasar valuta asing adalah transaksi swap. “Transaksi

    swap dalam pasar antar bank adalah pembelian dan penjualan simultan

    suatu jumlah tertentu valuta asing untuk dua tanggal penyerahan yang

    berlainan. Pembelian dan penjualan itu dilakukan dengan pihak yang

    sama” (Eiteman et al, 2010:168).

  • D. Kurs Spot dan Kurs Forward

    Kurs spot dan kurs forward juga merupakan istilah yang sering digunakan

    dalam pasar valuta asing. “Kurs spot adalah harga dari transaksi jual-beli valuta

    asing yang penyerahan dananya dilakukan segera setelah kontrak dibuat atau

    maksimum dua hari kerja setelah kontrak dibuat” (Joesoef, 2008:30). Menurut

    Hady (2012:72), “Spot rate adalah kurs valas yang berlaku untuk penyerahan 1-2

    hari, tergantung jenis valasnya”.

    Kurs forward jangka watu penyerahannya lebih panjang, yaitu minimal 2

    hari dan jangka waktu maksimal 12 bulan. “Kurs forward adalah harga dari

    transaksi jual-beli valuta asing yang penyerahan dananya dilakukan lebih dari dua

    hari kerja (misal satu minggu, 30 hari, 90 hari, 180 hari, dan setertusnya) setelah

    kontrak dibuat” (Joesoef, 2008:31). Hady (2012:75) mengungkapkan bahwa, “Kurs

    forward adalah kurs yang ditetapkan sekarang atau pada saat ini, tetapi

    diberlakukan untuk waktu yang akan datang (future period) antara lebih dari 2x24

    jam sampai dengan 1 tahun atau 12 bulan. ”Kurs forward digunakan dalam kontrak

    forward. Dalam kontrak forward kurs forward disebut juga dengan forward rate.

    Adapun rumus perhitungan kurs forward adalah sebagai berikut:

    𝐹ℎ/𝑓 = 𝑆ℎ/𝑓[1 + (𝑖ℎ𝑥

    𝑡360)]

    [1 + (𝑖𝑓𝑥𝑡

    360)]

    Sumber: Eiteman, 2010:104

    Dimana:

    Fh/f : kurs forward yang dinyatakan dalam kurs domestik per kurs

    valuta asing

    Sh/f : kurs spot yang dinyatakan dalam kurs domestik per kurs valuta

    asing

    ih : tingkat bunga domestik per tahun

    if : tingkat bunga valuta asing per tahun

    t : periode waktu dalam hari

  • Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kurs spot

    merupakan harga dari transaksi jual-beli secara tunai yang pembayarannya

    dilakukan langsung setelah transaksi dilakukan atau maksimal dua hari setelah

    transaksi dilakukan.

    E. Eksposur Valuta Asing

    1. Pengertian Eksposur Valuta Asing

    Eksposur valuta asing akan dialami perusahaan yang melakukan

    transaksi berskala internasional. Hal ini dikarenakan salah satunya adalah

    perusahaan yang bertransaksi secara internasional menggunakan lebih dari

    satu jenis mata uang, sehingga perusahaan tersebut tereskspos pada risiko

    perubahan nilai tukar. Eiteman et al (2010:230) menyatakan bahwa “Eksposur

    valuta asing merupakan ukuran dari potensi perubahan profitabilitas, arus kas

    bersih, dan nilai pasar perusahaan, karena adanya perubahan dalam nilai

    tukar”. Sangat penting bagi perusahaan untuk dapat memperhitungkan

    seberapa jauh eksposur valuta asing akan berdampak pada perusahaan,

    sehingga dapat melakukan langkah manajemen risiko untuk mengurangi atau

    bahkan menghilangkan eksposur tersebut.

    2. Macam Eksposur Valuta Asing

    a. Eksposur Transaksi

    Tingginya frekuensi suatu perusahaan melakukan transaksi ekspor

    dan impor mengakibatkan perusahaan tersebut semakin terekspos akan

    eksposur transaksi. Penerimaan dan pembayaran kewajiban dinyatakan

  • dalam valuta asing, sehingga sedikit saja perubahan nilai tukar akan sangat

    mempengaruhi keuntungan atau kerugian perusahaan. Hal ini dikarenakan

    penerimaan atau pembayaran dilakukan di waktu yang berbeda dari saat

    transaksi dilakukan, sehingga jumlah yang akan diterima atau dibayarkan

    ditentukan oleh nilai tukar pada saat jatuh tempo. “Eksposur transaksi

    terjadi saat perusahaan melakukan transaksi dalam mata uang asing.

    Eksposur ini terjadi karena fluktuasi nilai tukar mata uang asing antara

    waktu dibuatnya komitmen dan waktu pembayaran komitmen tersebut”

    (Ball et al, 2014:305).

    Eiteman et al (2010:234) menjabarkan penyebab timbulnya

    eksposur transaksi adalah sebagai berikut:

    1. Membeli atau menjual barang atau jasa secara kredit bila harga-harga dinyatakan dalam mata uang asing

    2. Meminjam atau memberi pinjaman dana-dana yang dibayar kembali dalam mata uang asing

    3. Menjadi pihak yang terikat oleh suatu kontrak forward valuta asing yang macet

    4. Memperoleh aset atau menimbulkan kewajiban yang berdenominasi dalam valuta asing

    Transaksi internasional biasa dilakukan dalam jumlah besar dan

    pembayarannya dilakukan beberapa waktu setelah transaksi dilakukan, hal

    itu menyebabkan perusahaan memiliki kewajiban dengan jumlah pada saat

    pelunasan yang belum dapat dipastikan. “Eksposur transaksi mengukur

    perubahan dalam nilai kewajiban keuangan yang jatuh tempo yang terjadi

    sebelum perubahan dalam nilai tukar namun belum diselesaikan sampai

    kemudian terjadi perubahan nilai tukar” (Eiteman et al, 2010:230).

    Menurut Keown et al (2012:384) “Eksposur transaksi merupakan transaksi

  • mata uang asing bersih yang dikontrakkan yang jumlah penyelesaiannya

    tergantung pada perubahan nilai tukar”.

    Berdasarkan pendapat dari berbagai ahli dapat disimpulkan bahwa

    eksposur transaksi muncul dikarenakan transaksi perusahaan yang berskala

    internasional. Transaksi tersebut menimbulkan kewajiban yang harus

    dibayarkan di masa yang akan datang, di mana fluktuasi terjadi setiap saat

    sehingga arus kas perusahaan di masa depan tidak dapat dipastikan. Arus

    kas masa depan perusahaan menjadi sensitif terhadap perubahan nilai tukar.

    b. Eksposur Translasi

    Sebuah perusahaan multinasional yang memiliki banyak anak

    perusahaan harus membuat laporan keuangan konsolidasi untuk

    mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Umumnya

    mata uang yang digunakan antara perusahaan induk dan anak-anak

    perusahaannya berbeda. Permasalahan muncul ketika laporan keuangan

    anak perusahaan yang menggunakan mata uang lokal harus dikonversikan

    menyesuaikan mata uang yang digunakan perusahaan induk untuk

    kepentingan konsolidasi laporan keuangan. “Since exchange rate change

    over time, the translation of the subsidiary’s financial statement into a

    different currency is affected by exchange rate movements” (Madura,

    2011:357).

    “Eksposur translasi adalah potensi perubahan yang berasal

    dalam akuntansi pada ekuitas pemilik yang terjadi karena kebutuhan

    untuk “mentranslasikan” laporan keuangan dengan mata uang asing

    dari anak perusahaan di luar negeri ke mata uang tunggal untuk

  • mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi global” (Eiteman et

    al, 2010:231).

    Pada saat perusahaan membuat laporan keuangan konsolidasian ,

    perusahaan perlu meng-konversi mata uang perusahaan anak ke mata uang

    yang digunakan oleh perusahaan induk, eksposur tranlasi muncul karena

    adanya pengaruh nilai tukar dalam proses konver mata uang tersebut.

    “Eksposur translasi terjadi ketika laporan keuangan anak perusahaan

    dikonsolidasikan pada tingkat perusahaan untuk laporan keuangan

    perusahaaan secara keseluruhan” (Ball et al, 2014:307). Besar atau

    kecilnya pengaruh eksposur translasi terhadap perusahaan internasional

    atau Multinational Company (MNC) tergantung dari beberapa faktor di

    bawah ini:

    1. Tingkat/ Kadar Pengaruh Subsdiary Luar Negeri Dalam hal ini, makin besar peranan suatu subsdiary MNC di

    luar negeri maka akan semakin besar pula pengaruhnya

    terhadap consolidated financial statement dari MNC tersebut.

    2. Lokasi Foreign Subsdiary berada Jika subsdiary berada di negara yang kurs valasnya relatif

    stabil, translation/accounting exposure ini akan relatif kecil dan

    demikian pula sebaliknya

    3. Metode Akuntasi yang digunakan Bagaimana metode yang digunakan untuk menilai asset dan

    liabillities akan menentukan tingkat translation/accounting

    exposure (Hady, 2012:175).

    c. Eksposur Ekonomi

    Fluktuasi nilai tukar juga mempengaruhi nilai sekarang perusahaan.

    “Eksposur ekonomi mengukur perubahan dalam nilai sekarang perusahaan

    yang diakibatkan oleh setiap perubahan dalam arus kas operasional masa

    depan perusahaan yang disebabkan oleh perubahan yang tidak diharapkan

  • dalam nilai tukar” (Eiteman et al, 2010:230). Madura (2011:350)

    menyatakan bahwa eksposur ekonomi menunjukkan seberapa besar nilai

    sekarang dari arus kas masa depan perusahaan terpengaruh oleh fluktuasi

    nilai tukar. Hady (2012:172) mengatakan bahwa, “Economic exposure

    (E/OE) diartikan sebagai suatu pengaruh dari fluktuasi forex rate atau kurs

    valas terhadap present value dari future cash flow suatu perusahaan”.

    “Eksposur ekonomi (economic exposure) terjadi pada tingkat

    operasi dan merupakan hasil dari perubahan nilai tukar pada

    proyeksi arus kas. Tidak seperti eksposur transaksi yang menangani

    transaksi individu, eksposur ekonomi lebih berpengaruh pada

    keseluruhan perusahaan dan bersifat jangka panjang” Ball et al

    (2014:308).

    Gambar 2. Perbandingan Konseptual tentang Eksposur Transaksi, Translasi,

    dan Ekonomi

    Sumber: Eiteman et al, 2010:231

    Perbedaan mendasar dari ketiga eksposur valuta asing tersebut

    adalah waktu terjadinya. Eksposur translasi terjadi sebelum adanya

    perubahan nilai tukar. Eksposur transaksi terjadi karena transaksi yang

    terjadi di masa lampau belum diselesaikan dan jatuh tempo

    Saat ketika nilai tukar

    berubah

    Eksposur Ekonomi

    Perubahan dalam arus kas masa

    depan yang diharapkan akibat

    perubahan yang tidak diharapkan

    dalam nilai tukar

    Waktu

    Eksposur Transaksi

    Dampak dari penyelesaian bagian kewajiban yang jatuh tempo yang disepakati

    sebelum terjadinya perubahan dalam nilai tukar namun harus diselesaikan setelah

    terjadinya nilai tukar

    Eksposur Translasi

    Berbagai perubahan dalam ekuitas

    pemilik yang dilaporkan dalam

    laporan keuangan konsolidasi yang

    disebabkan oleh perubahan nilai

    tukar

  • penyelesaiannya terjadi setelah adanya perubahan nilai tukar. Terakhir,

    eksposur ekonomi terjadi setelah adanya perubahan nilai tukar.

    F. Kontrak Currency Futures

    Kontrak futures atau yang juga sering disebut dengan kontrak berjangka

    adalah perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual aktiva tertentu

    pada saat tertentu dengan/pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa

    yang akan datang (Siahaan, 2008:12). “A futures contract is an agreement between

    two parties to buy or sell an asset at a certain time in the future for a certain price”

    (Hull, 2009:6). Keown (2010:334) menyatakan kontrak futures adalah “Kontrak

    untuk membeli atau menjual komoditas atau klaim keuangan yang telah dinyatakan

    pada harga yang telah ditentukan pada suatu waktu di masa mendatang yang telah

    ditentukan”.

    Kontrak futures merupakan kontrak yang telah terstandarisasi dan

    diperdagangkan pada lantai bursa. Lantai bursa tempat kontrak futures

    diperdagangkan telah terorganisasi dan memiliki regulasi yang jelas. “To make

    trading possible, the exchange specifies certain standarized features of the

    contract” (Hull, 2009:6). Hal ini menjadi alasan perusahaan memilih menggunakan

    kontrak futures dan penggunaannya semakin berkembang.

    “Bursa terorganisasi juga mendorong kepercayaan terhadap pasar futures

    dengan memungkinkan regulasi perdagangan yang efektif. Berbagai bursa

    menetapkan dan menegakkan aturan dan mengumpulkan serta menyebarkan

    informasi tentang aktivitas perdagangan dan komoditas yang

    diperdagangkan. Secara bersama-sama likuiditas yang dihasilkan oleh

    adanya tempat perdagangan terpusat, regulasi yang efektif mendorong

    perkembangannya” (Keown et al, 2010:335).

  • Kontrak currency futures merupakan salah satu jenis dari kontrak futures di

    mana komoditas yang diperdagangkan adalah valuta asing. Kontrak currency

    futures adalah kontrak futures yang memperjual-belikan valuta asing. “Futures

    valuta asing bekerja dengan cara yang sama seperti futures lainnya, namun dalam

    hal ini, komoditasnya adalah Euro, pound Inggris, atau mata uang asing lainnya”

    (Keown et al, 2012:339). “Suatu kontrak futures valuta asing merupakan sebuah

    alternatif dari kontrak forward yang menuntut penyerahan suatu jumlah valuta

    asing standar di masa depan dengan waktu, tempat, dan harga yang sudah

    ditentukan” (Eiteman et al, 2010:190). Kontrak currency futures memiliki beberapa

    kelebihan. Kelebihan tersebut di antaranya adalah adanya daily settlement, ukuran

    kontrak yang kecil, kebebasan pemegang kontrak untuk melikuidasi kontrak kapan

    saja, dan adanya bursa yang terorganisir. Kelebihan-kelebihan tersebut yang

    mendorong perusahaan untuk memanfaat kontrak currency futures.

    “Kelebihan penggunaan kontrak currency futures adalah pemegang kontrak

    dapat meminimalkan default risk dengan adanya daily settlement. Daily

    settlement yang dimaksudkan adalah pemegang kontrak akan membayarkan

    keuntungan atau kerugian dari kontrak setiap hari pada akhir perdagangan,

    keberadaan daily settlement ini memungkinkan pemegang kontrak untuk

    mengukur kemampuannya menangung risiko kerugian. Kedua, ukuran

    kontrak yang lebih kecil. Ketiga, adanya kebebasan bagi pemegang kontrak

    untuk melikuidasi kontrak kapan saja. Keempat, terdapat bursa yang

    mengorganisir pasar dengan baik” (Sartono, 2012:94).

    Di samping kelebihan yang dimiliki, kontrak currency futures juga memiliki

    kelemahan. “Kelemahan tersebut antara lain jumlah terbatas dari mata uang yang

    diperdagangkan, delivery dates yang terbatas, dan jumlah kontraktual yang kaku”

    (Sartono, 2012:96). Keterbatasan tersebut yang menyebabkan kontrak currency

    futures lebih banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil. Perusahaan-

  • perusahaan besar menginginkan kontrak yang dapat mengakomodasi kebutuhan

    khusus perusahaan tersebut.

    Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan

    bahwa kontrak currency futures merupakan kesepakatan untuk membeli atau

    menjual aktiva tertentu pada saat tertentu dengan/pada harga tertentu dalam kurun

    waktu tertentu di masa yang akan datang. Komoditas yang diperdagangkan adalah

    valuta asing. Kontrak ini telah terstandarisasi dan diperdagangkan pada bursa

    terorganisir. Penggunaan kontrak currency futures dapat meminimalkan default risk

    dengan adanya daily settlement.

    G. Kontrak Forward

    Kontrak forward dalam istilah disebut kontrak serah. “Kontrak forward

    adalah perjanjian antara perusahaan dengan bank komersial untuk menukarkan

    sejumlah mata uang tertentu pada nilai tukar tertentu (disebut forward rate) pada

    tanggal tertentu di masa yang akan datang” (Madura, 2011:135). “It is an agreement

    to buy or sell an asset at a certain future time for a certain price” (Hull, 2009:3).

    “Tujuan perusahaan menggunakan kontrak forward adalah untuk mengunci nilai

    tukar di masa depan sebagai antisipasi atas kebutuhan kas dan penerimaan dalam

    mata uang asing di masa yang akan datang” (Madura, 2011:135).

    Pada dasarnya kontrak forward memiliki banyak kesamaan dengan kontrak

    futures. Keduanya sama-sama merupakan kesepakatan antara dua pihak untuk

    membeli dan menjual aktiva yang dilakukan pada tanggal tertentu di masa yang

    akan datang dan pada harga tertentu yang telah disepakati pada saat kontrak ditanda

  • tangani. Perbedaan terletak pada tempat di mana kontrak diperdagangkan, juga sifat

    dari kedua kontrak tersebut. “Kontrak futures diperdagangkan di bursa yang

    terorganisir sementara kontrak forward diperdagangkan di luar bursa atau over the

    counter” (Siahaan, 2008: 12).

    Over the Counter (OTC) adalah tempat pertukaran (saham, obligasi,

    derivatif) yang memungkinkan volume perdagangan yang lebih besar. OTC

    dilakukan antar institusi keuangan atau antara institusi keuangan dengan

    kliennya memanfaatkan jaringan telepon dan komputer dealer. Keuntungan

    dari OTC adalah spesifikasi kontrak dapat dinegosiasikan. Kelemahan dari

    OTC adalah terdapat risiko kredit (adanya kemungkinan kontrak tidak

    dijalankan) (Hull, 2009:2).

    Terdapat dua posisi dalam kontrak forward, yaitu long position dan short

    position. “Long position merupakan pihak yang bersedia membeli sejumlah mata

    uang pada tanggal tertentu dan pada harga tertentu di masa depan. Short position

    merupakan pihak yang menjual sejumlah mata uang pada tanggal tertentu dan pada

    harga tertentu di masa depan” (Hull, 2009:4). Hubungan antara pemegang long

    position dan short position biasanya diperantai oleh sebuah bank komersil.

    Banyak perusahaan mengadakan kontrak forward dengan jangka waktu

    minimal 30 hari. “Kontrak forward yang paling umum digunakan memiliki jangka

    waktu 30, 60, 90, 180, dan 360 hari” (Madura, 2011:135). Kontrak forward banyak

    dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar karena fleksibilitas yang dimiliki.

    Berbeda dengan kontrak futures yang telah terstandarisasi, kontrak forward lebih

    dapat mengakomodasi kebutuhan perusahaan. Kontrak forward juga tidak

    terpancang pada mata uang tertentu, selama ada pihak yang saling membutuhkan

    kontrak forward dapat diadakan. Perbedaan antara kontrak forward dan kontrak

    futures akan ditampilkan pada tabel di bawah ini.

  • Tabel 2. Perbandingan Kontrak Futures dan Kontrak Forward

    Forward Futures

    Ukuran kontrak Disesuaikan dengan

    kebutuhan individual

    Telah distandarisasi

    Tanggal

    pengiriman/penyelesaian

    Disesuaikan dengan

    kebutuhan individual

    Telah distandarisasi

    Pihak terkait Bank, brokers, dan

    perusahaan

    multinasional. Tidak

    termasuk spekulasi

    publik

    Bank, brokers,

    perusahaan

    multinasional.

    termasuk spekulasi

    publik

    Deposito penjamin Tidak diperlukan

    deposito penjaminan,

    melainkan deposito

    bank atau lini kredit

    Diperlukan deposito

    penjaminan dalam

    jumlah kecil

    Proses kliring Penanganan tergantung

    masing-masing bank

    dan brokers. Tidak

    diperlukan clearing

    house terpisah

    Ditangani oelh

    clearing house.

    Penyelesaian harian

    ditentukan oleh harga

    pasar

    Lokasi Jaringan telepon global Lantai perdagangan

    terpusat dengan

    komunikasi global

    Regulasi Self-regulating Oleh Commodity

    Futures Trading

    Commission, National

    Futures Association

    Likuidasi Sebagian besar kontrak

    diselesaikan dengan

    penyelesaian aktual.

    Sisanya oleh transaksi

    lain berlawanan

    Sebagian besar oleh

    transaksi berlawanan,

    beberapa dengan

    penyelesaian aktual

    Biaya kontrak Ditentukan oleh

    ‘spread’ harga jual dan

    harga beli

    Brokerage fee yang

    dinegoisasi

    Sumber: Madura, 2011:144

  • H. Kontrak Currency Option

    Kontrak currency option dapat dikatakan sebagai penggabungan kedua

    kontrak sebelumnya. “Currency options provide the right not the obligation to

    purchase or sell currencies at specified price” (Madura, 2011:150). Perbedaan

    antara kontrak currency option dengan kontrak forward dan kontrak currency

    futures adalah jika pemilik kontrak forward dan kontrak currency futures

    diwajibkan untuk mengeksekusi kontraknya pada saat jatuh tempo, maka pada

    kontrak currency option pemilik kontrak memiliki hak untuk mengeksekusi

    kontraknya atau tidak pada saat jatuh tempo kontrak. “Dalam perdagangan option,

    buyer opsi memiliki hak untuk membeli (call option) dan hak untuk menjual (put

    option). Karena yang dimiliki bersifat hak, maka hak tersebut dapat dilaksanakan

    atau tidak dilaksanakan” (Samsul, 2010:249). Oleh karena itu, kontrak currency

    option disebut merupakan penyempurnaan dari kontrak currency futures dan

    kontrak forward.

    “Opsi ditawarkan sebagi tanggapan atas satu kelemahan yang dimiliki oleh

    futures maupun forward. Kelemahan bersama kedua instrumen keuangan

    tersebut adalah keduanya menghilangkan kemungkinan mendapatkan

    keuntungan yang besar dari suatu pergerakan yang menguntungkan”

    (Sartono, 2012:96).

    Sama seperti kontrak futures, kontrak opsi juga diperdagangkan pada bursa.

    “Kontrak option diperdagangkan pada lantai bursa dan secara OTC” (Hull, 2009:6).

    Kontrak option yang diperdagangkan secara OTC tetap harus memenuhi peraturan-

    peraturan tertentu. “Since these options are not standarized, all the terms must be

    specified in the contracts. The number of units, desired strike price, and expiration

    date can be tailored to the specific needs of the client” (Madura, 2011:150.) Kontrak

  • option yang berada pada bursa (kontrak option terdaftar) merupakan kontrak yang

    terstandarisasi.

    “Opsi yang diperdagangkan di bursa atau opsi terdaftar merupakan kontrak-

    kontrak dengan harga exercise yang telah ditentukan sebelumnya, jangka

    waktu standar, satu bulan tiga bulan, enam bulan, dan duaa belas bulan, dan

    waktu jatuh tempo yang tetap (bulan Maret, Juni, September, dan

    Desember)” (Sartono, 2012:111).

    Terdapat dua tipe dasar kontrak option, yaitu call option dan put option.

    “Call option ini dapat dan biasa digunakan oleh perusahaan untuk melindungi atau

    meng-cover open position payable dari transaksi keuangan internasionalnya”

    (Hady, 2012:90).

    “Pembeli call atau pemilik call memiliki hak membeli aktiva tertentu pada

    harga tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Sebaliknya

    pembeli put atau pemilik put adalah memiliki hak menjual aktiva tertentu

    pada harga tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang”

    (Siahaan, 2008:13).

    Terdapat dua jenis option yang diperjual-belikan, yaitu American options

    dan European options. Perbedaan pada kedua jenis option ini terletak pada waktu

    pelaksanaan option tersebut.

    “American options dapat “dieksekusi” kapan saja selama tanggal kontrak

    dibuat sampai maturity. Berbeda dengan American options, European

    options hanya dapat “dieksekusi” pada saat maturity. Maturity adalah

    tanggal di mana kontrak option dilaksanakan. Maturity juga dikenal dengan

    istilah expiration date” (Hull, 2009:6).

    Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

    kontrak currency option merupakan kontrak yang diperdagangkan pada bursa atau

    secara OTC yang memberikan hak bagi pemiliknya untuk melaksanakan kontrak

    tersebut atau tidak. Hal tersebut membedakan kontrak currency option dari kontrak

  • forward dan kontrak currency futures karena kontrak currency option memberikan

    kemungkinan memperoleh keuntungan lebih dari pergerakan kurs yang positif.

    I. Hedging

    1. Pengertian Hedging

    Hedging merupakan salah satu strategi perusahaan untuk

    mengurangi risiko akibat fluktuasi kurs. “Hedging adalah mengambil suatu

    posisi, memperoleh suatu arus kas, aset, atau kontrak (termasuk kontrak

    forward) yang akan naik (atau turun) nilainya dan meng-offsetnya dengan

    suatu penurunan (atau kenaikan) nilai dari suatu posisi yang sudah ada”

    (Eiteman et al, 2010:232). Tujuan utama melakukan hedging adalah

    sebagai usaha perusahaan untuk melindungi diri dari risiko, salah satunya

    menggunakan instrumen keuangan derivatif. “Hedging merupakan proses

    untuk mengurangi atau menghilangkan risiko keuangan” (Ball et al,

    2014:305). Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat

    disimpulkan bahwa hedging merupakan upaya perusahaan untuk

    melindungi diri dengan cara menghindari atau mengurangi risiko,

    khususnya risiko akibat fluktuasi kurs.

    2. Alasan Melakukan Hedging

    Hedging dapat menjadi salah satu langkah manajemen risiko

    perusahaan. Keputusan perusahaan untuk melakukan hedging dapat

  • mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko eksposur yang dihadapi.

    Berikut ini adalah beberapa alasan perusahaan melakukan hedging:

    a. Pengurangan risiko dalam arus kas masa depan memperbaiki kemampuan perencanaan perusahaan. Bila perusahaan dapat

    meramalkan arus kas masa depan dengan lebih akurat,

    perusahaan tersebut mungkin mampu melakukan sejumlah

    investasi atau aktivitas tertentu yang mungkin tidak akan

    dipertimbangkan.

    b. Pengurangan risiko dalam arus kas masa depan mengurangi kemungkinan bahwa arus kas perusahaan akan jatuh dibawah

    tingkat minimum yang diperlukan. Sebuah perusahaan harus

    menghasilkan arus kas yang cukupuntuk membayar utang agar

    bisa terus beroperasi. Tingkat minimum arus kas ini, yang sering

    disebut sebagai titik kesulitan keuangan (point of financial

    distress), terletak di bagian kiri pusat distribusi arus kas yang

    diharapkan. Hedging mengurangi kemungkinan arus kas

    perusahaan jatuh ke dalam tingkat ini.

    c. Manajemen mempunyai keunggulan komparatif dibanding pemegang saham individual dalam mengetahui risiko mata uang

    sebenarnya yang dihadapi perusahaan.tanpa melihat tingkat

    keterbukaan yang disediakan perusahaan itu kepada publik,

    manajemen selalu memiliki keunggulan pada kedalaman dan

    keluasan pengetahuan tentang risiko sebenarnya serta

    pengembalian yang inheren dalam setiap bisnis perusahaan.

    d. Pasar biasanya berada dalam disekuilibrium karena ketidaksempurnaan struktural atau institusional, maupun

    berbagai kejutan eksternal yang tidak diharapkan (seperti krisis

    minyak dan perang). Manajemen berada dalam posisi yang lebih

    baik daripada pemegang saham dalam mengenali berbagai

    kondisi ketidakseimbangan dan dalam memanfaatkan peluang

    yang hanya sekali terjadi untuk meningkatkan nilai perusahaan

    melalui hedging yang selektif. Hedging selektif (selective

    hedging) merujuk pada hedging atas paparan tunggal yang

    besar, dan luarbiasa atau penggunaan hedging dalam waktu

    tertentu ketika manajemen memiliki harapan yang jelas tentang

    arah nilai tukar (Eiteman et al, 2010:234).

    3. Alasan Tidak Melakukan Hedging

    Meskipun hedging dapat mengurangi risiko perusahaan, terdapat

    pula pendapat yang menyatakan bahwa tidak seharusnya hedging

  • dilakukan. Pertimbangan mengenai kepentingan para pemegang saham

    menjadi salah satu penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa alasan

    perusahaan tidak melakukan hedging:

    a. Para pemegang saham jauh lebih mampu mendiversifikasikan risiko mata uang daripada manajemen perusahaan. Bila

    pemegang saham tidak mau menerima risiko mata uang dari

    perusahaan tertentu manapun, mereka dapat mendiversi-

    fikasikan portofolio mereka untuk mengelola risiko mata uang

    itu dengan cara yang memuaskan preferensi individual serta

    toleransi risiko mereka.

    b. Seperti dikemukakan sebelumnya, manajemen risiko mata uang tidak meningkatkan arus kas yang diharapkan dari perusahaan.

    Pengelolaan risiko mata uang biasanya mengkonsumsi sebagian

    sumber daya perusahaan sehingga mengurangi arus kasnya.

    Dampaknya terhadap nilai adalah kombinasi dari pengurangan

    arus kas (yang dengan sendirinya menurunkan nilainya), dan

    pengurangan dalam varians (yang dengan sendirinya menaikkan

    nilai).

    c. Manajemen sering melakukan aktivitas hedging yang menguntungkan manajemen dengan mengorbankan para

    pemegang saham. Teori agensi (agency theory) sering

    berpendapat bahwa manajemen pada umumnya lebih

    menghindari risiko dibandingkan para pemegang saham. Bila

    tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang

    saham, maka aktivitas hedging mungkin bukanlah kepentingan

    terbaik para pemegang saham.

    d. Para manajer tidak dapat menebak pasar. Bila dan ketika pasar berada dalam ekuilibrium dari segi kondisi paritas, nilai

    sekarang bersih yang diharapkan dari hedging sama dengan nol.

    e. Motivasi manajemen untuk mengurangi variabilitas sering kali didorong oleh alasan-alasan akuntansi. Manajemen mungkin

    yakin bahwa pihaknya akan dikritik lebih pedas karena

    menimbulkan kerugian valuta asing dalam laporan keuangannya

    daribada menimbulkan biaya tunai yang serupa atau bahkan

    lebih tinggi dalam menghindari kerugian valuta asing itu.

    Kerugan valuta asing muncul dalam laporan laba rugi sebagai

    sauatu pos terpisah yang sangat mencolok atau sebagai suatu

    catatan kaki, namum biaya yang lebih tinggi untuk proteksi

    terkubur dalam beban bunga atau operasi.

    f. Para ahli teori pasar yang efisien percaya bahwa para investor dapat melihat menerobos”tirai akuntansi (accounting veil)” itu

    dan oleh sebab itu mereka telah memasukkan pengaruh valuta

  • asing sebagai faktor ke dalam penilaian pasar suatu perusahaan

    (Eiteman et al, 2010:233).

    4. Jenis-jenis Hedging

    a. Futures Contract Hedge

    Futures contract hedge dapat dilakukan dengan membeli kontrak

    currency futures atau dengan menjual kontrak currency futures. Pilihan

    untuk membeli tu menjual kontrak currency futures tergantung pada

    kebutuhan masing-masing perusahaan. Membeli kontrak currency futures

    biasa dilakukan oleh perusahaan yang memiliki hutang yang dinyatakan

    dalam mata uang asing. Sebaliknya, bagi perusahaan yang memiliki

    piutang dalam mata uang asing, umumnya menjual kontrak currency

    futures.

    1) Membeli Currency Futures. Perusahaan yang membeli currency futures contract berhak untuk menerima sejumlah mata uang

    tertentu pada kurs yang telah ditetapkan pada tanggal yang telah

    ditentukan. Untuk melakukan hedging pada hutang dalam mata

    uang asing, perusahaan dapat membeli currency futures contract

    dalam mata uang yang diperlukan dalam waktu dekat. Dengan

    memiliki kontrak tersebut, perusahaan telah mengunci nilai mata

    uang lokal yang diperlukan untuk melunasi hutang.

    2) Menjual Currency Futures. Perusahaan yang menjual currency futures contract berhak untuk menjual sejumlah mata uang

    tertentu pada kurs pada tanggal yang telah ditentukan. Untuk

    melakukan hedging mata uang lokal dari piutang masa depan

    dalam mata uang asing, perusahaan dapat menjual currency

    futures contract dalam satuan mata uang asal yang akan

    diterimanya. Sehingga perusahaan mengetahui berapa jumlah

    mata uang lokal yang akan diterima setelah mengkonversi

    piutang dalam mata uang asing menjadi mata uang lokal.

    Dengan mengunci nilai tukar dimana ia akan dapat menukarkan

    mata uang asing untuk mata uang lokalnya, perusahaan

    melindungi nilai piutang masa depan dari fluktuasi kurs spot

    mata uang asing dari waktu ke waktu (Madura, 2006:325).

  • b. Forward Contract Hedge

    Keputusan melakukan hedging dengan menggunakan kontrak

    forward banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.

    “Forward hedge melibatkan sebuah transaksi sederhana yaitu

    perusahaan menjual secara forward piutangnya dalam mata uang

    asing untuk ditukar ke dalam mata uang negara asal, menyesuaikan

    waktu forward dengan jatuh tempo piutang” (Ball et al, 2014:306).

    Forward contract hedge dilakukan perusahaan untuk meng-hedging

    baik hutang maupun piutang. Mekanisme dari forward contract hedge

    adalah menggunakan kontrak forward untuk mengunci kurs di masa

    depan sehingga perusahaan dapat meminimalkan ketidakpastian arus

    kas di masa mendatang.

    Dalam melakukan kontrak forward dibutuhkan informasi mengenai

    nilai tukar forward (kurs forward). Pada saat jatuh tempo masa kontrak,

    kurs forward yang telah ditentukan akan dibandingkan dengan kurs spot

    pada saat jatuh tempo untuk mengetahui apakah kontrak tersebut

    memperoleh premi forward atau diskon forward. “Premi atau diskonto

    forward adalah persentase perbedaan antara nilai tukar spot dan nilai tukar

    forward, dinyatakan dalam persentase tahunan” (Eiteman, 2010:104).

    Rumus perhitungan premi (diskon) forward adalah sebagai berikut: ada

    𝑓 = (𝑆𝑝𝑜𝑡 − 𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑

    𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑) 𝑥

    360

    𝑡𝑥100%

    Sumber: Eiteman et al, 2010:104

    Dimana:

    f = premi atau diskon nilai tukar forward

    spot = nilai tukar saat ini

  • forward = nilai tukar forward dalam kontrak

    t = jumlah hari dalam kontrak

    Pada saat hasil perhitungan adalah bilangan positif, maka kontrak

    memperoleh premi forward. Premi forward adalah ketika kurs forward

    (FR) mata uang asing lebih besar dari kurs spot (SR) mata uang yang

    bersangkutan (FR>SR). Pada saat hasil perhitungan merupakan bilangan

    negatif maka kontrak memperoleh diskon forward. Diskon forward

    diperoleh ketika kurs forward (FR) mata uang asing lebih rendah

    dibandingkan kurs spot (SR) mata uang asing yang bersangkutan

    (FR

  • RCHr = Biaya sesungguhnya dari hedging terhadap piutang

    NRr = Biaya hedging terhadap piutang

    NRHr = Biaya membayar piutang tanpa hedging

    Dari hasil perhitungan di atas apabila meghasilkan bilangan negatif,

    maka hedging dapat dilakukan. Sebaliknya apabila hasil perhitungan

    positif, maka sebaiknya dipertimbangkan kembali keputusan untuk

    melakukan hedging.

    c. Option Contract Hedge

    Option contract hedge dilakukan menggunakan currency call option

    dan currency put option. Currency call option biasa digunakan untuk

    meng-hedging utang perusahaan. Currency put option biasa digunakan

    untuk meng-hedging piutang perusahaan. Perusahaan yang memilih

    melakukan option contract hedge memiliki hak untuk merealisasikan atau

    membatalkan kontraknya mengikuti perkembangan kurs yang telah

    disepakati.

    1) Hedging payables with currency call option If the spot rate of the currency remains lower than the exercise

    price throughout the life of the option, the firm can let the option

    expire and simply purchase the currency at the existing spot

    rate. On the other hand, if the spot rate of the currency

    appreciates over time, the call option allows the firm to

    purchase the currency at the exercise price. That is, the firm

    owning a call option has locked in a maximum price (the

    exercise price) to pay for the currency. Yet, it also has the

    flexibility to let the option expire and obtain the currency at the

    existing spot rate when the currency is to be sent for payment

    2) Hedging receivable with currency put option A currency put option provides the right to sell a specified

    amount in a particular currency at a specified price (the

    exercise price) within a given period of time. Firms can use a

    currency put option to hedge future receivables in foreign

    currencies, since it guarantees a certain price (the exercise

  • price) at which the future receivables can be sold. The currency

    put optiondoes not obligeits owner to sell the currency at a

    specified price. If the existing spot rate of the foreign currency

    is above the exercise price when the firm receives the foreign

    currency, the firm can sell the currency received at the spot rate

    and let the put option expire. (Madura, 2011:379).

    Pilihan untuk dapat membatalkan kontrak apabila terdetekdi

    pergerakan yang negatif dari nilai tukar menjadi keunggulan yang dimiliki

    currency option hedge dan menjadi daya tarik bagi perusahaan untuk

    meggunakannya

    d. Money Market Hedge

    Teknik money market hedge memanfaatkan mata uang domestik dan

    mata uang asing untuk melindungi perusahaan dari risilo valtua asing..

    “Lindung nilai pasar uang (money market hedge) merupakan metode untuk

    melakukan lindung nilai mata uang asing dengan pinjam-meminjam dalam

    mata uang domestik dan pasar uang asing” (Ball et al, 2014:307). Money

    market hedge dilakukan dengan cara mengambil posisi pada pasar uang

    untuk melindungi posisi hutang maupun piutang di masa depan (Madura,

    2006: 334). Sartono (2012:168) menyatakan bahwa “Pada money market

    hedge melibatkan aktivitas minjam dan meminjamkan (borrowing and

    lending) dua mata uang yang berbeda secara simultan”.

    Menurut Madura (2011:375) money market hedge terbagi atas dua,

    yaitu:

    1) Lindung nilai pasar uang atas utang. Jika perusahaan memiliki kelebihan kas, perusahaan dapat membuat deposito jangka

    pendek dalam mata uang asing yang akan dibutuhkan di masa

    depan.

  • 2) Lindung nilai pasar uang atas piutang. Jika perusahaan memiliki piutang dalam mata uang asing, perusahaan dapat melakukan

    lindung nilai atas posisi ini dengan meminjam dalam mata uang

    tersebut sekarang dan mengkonversikannya menjadi dolar.

    Piutang yang diterima akan digunakan untuk melunasi pinjaman

    tersebut.

    Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, money market hedge

    merupakan teknik hedging dengan melakukan atas dua mata uang yang

    berbeda untuk melindungi hutang atau piutang perusahaan.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menemukan

    pemecahan dari suatu masalah. “Penelitian adalah proses yang digunakan untuk

    mengumpulkan dan menganalisis informasi guna meningkatkan pemahaman kita

    pada suatu topik” (Gunawan, 2014:79).. Penelitian ini merupakan penelitian

    deskriptif dengan pendekatan studi kasus. “Penelitian deskriptif adalah penelitian

    paling sederhana, dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain, karena

    dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah

    yang diteliti” (Arikunto, 2010:3).

    Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan

    gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat

    mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Zuriah, 2009:47). Pada

    umumnya penelitian-penelitian deskriptif tidak dapat dihipotesiskan karena hanya

    menguraikan variabel satu per satu, sedangkan hipotesis membutuhkan beberapa

    variabel untuk melihat keterkaitan antar variabel seperti yang dapat ditemui pada

    penelitian-penelitian korelasi dan eksperimen. Sehingga dari penelitian ini akan

    didapatkan data-data dan informasi-informasi yang menggambarkan keadaan

    sebenarnya pada saat penelitian ini dilakukan (Wiratha, 2006:32). Berdasarkan

    pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif akan

  • memberikan fakta-fakta tentang suatu objek dan menggambarkan keadaan objek

    yang diteliti tersebut.

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi

    kasus. Studi kasus memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu yang

    mempelajarinya sebagai suatu kasus (Gunawan, 2014:112). Tujuan dari pendekatan

    studi kasus ini adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subjek

    tertentu untuk memberikan gambaran lengkap mengenai subyek tertentu

    (Indriantoro et al 2012:26). Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan

    melalui sebuah penelitian studi kasus yang dilakukan akan diperoleh gambaran luas

    dan mendalam mengenai suatu objek tertentu. Peneliti menggunakan penelitian

    deskriptif dengan pendekatan studi kasus untuk mengungkapkan keadaan

    sebenarnya dari perusahaan yang telah melakukan hedging dengan kontrak forward

    sebagai langkah manajemen risiko eksposur transaksi perusahaan dan dampak

    penerapannya bagi perusahaan.

    B. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian merupakan pembahasan yang menjadi pusat dari penelitian

    ini dan batasan dalam penelitian sehingga pembahasan dalam penelitian ini menjadi