pengertian perencanaan dan perancangan

Upload: yudistira-wahab

Post on 07-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    1/43

     A. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WILAYAH

    1. Makna Perencanaan Makna perencanaan dan perancangan merupakan dasar atau landasan

    pema-haman pembangunan wilayah dan terapannya. Bahasan ini secara rinci

    mencakup pengertian dan unsur-unsur perencanaan, makna perencanaan bagi

    masa depan, serta faktor-faktor dan persyaratan rencana.

    1.1. Pengertian Perencanaan dan Perancangan

    Pengertian planning atau perencanaan telah banyak mengalami

    perkembang-an. Pada awalnya isttiahplan atau rencana selalu diasosiasikan

    dengan segala sesuatu yang merupakan hasil arsitek atau insinyur yang terwujud

    dalam bentuk gambar ata-upun peta. Oleh karenanya, suatu rencana pada saat

    itu merupakan suatu hasil yang bersifat statis. Meskipun hasil akhir merupakan

    sesuatu yang bersifat dinamis, namun sekah sesuatu itu dibuat dan memperoleh

    hasil yang merupakan hasil bersifat tetap seperti itu. Misalnya, hasil rencana

    seorang insinyur otomotif berupa mobil yang bersifat dinamis tetapi tetap saja

    sekali mobil itu dibuat maka merupakan suatu hasil yang tetap seperti itu.

    Pada perkembangannya, perencanaan terkait dengan upaya merumuskan

    kei-nginan manusia dalam arti yang lebih luas. Perencanaan merupakan rumusan

    kei-nginan dari sekelornpok manusia untuk mencapai keadaan yang lebih balk

     Adanya keragaman sifat dan dinamika manusia, maka makna perencanaan selalu

    mengalami perkembangan. Jika saat ini berbicara tentang perencanaan, maka di

    dalamnya selalu terkandung pengertian adanya suatu rangkaian

    berkesinambungan, bahkan dapat merupakan suatu siklus. Hal ini disebabkan

    perencanaan merupakan suatu upaya merumuskan keinginan dan cita-cita pada

    masa mendatang bagi manusia yang bersifet dinamis tersebut Oleh karena itu,

    makna perencanaan saat ini merupakan hasil suatu rangkaian kerja untukmenrumuskan sesuatu yang didasari oleh suatu pola tindakan tertentu, yang

    menurut pertimbangan yang sistematik akan dapat membawa keun-tungan, tetapi

    dengan anggapan bahwa akan ada tindakan-tindakan selanjutnya, yang akan

    merupakan rangkaian kegiatan sistematik lainnya. Artinya, bahwa tindakan yang

    dirumuskan semula masih bersifat terbuka bagi kemungkinan adanya pihhan cara

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    2/43

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    3/43

    1.2. Unsur -unsur Pengertian Perencanaan 

    Jenis dan tipe perencanaan apapun, dalam usaha mencapai hasilnya

    secara umum akan melalui suatu rangkaian proses tertentu. Pada rangkaianproses ini dapat terkait dengan berbagai aspek, baik yang bersifat pendorong,

    penunjang, maupun penghambat, serta umpan baliknya, JOca perencanaan

    ditinjau dalam lingkup secara umum, dapat diartikan sebagai:

    'suatu usaha untuk memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia,

    dengan memperhatikan segala keterbatasan dan pembatasan yang ada,

    guna mencapai suatu tujuan secara efisien dan efektif.'

    Usaha mencapai tujuan tersebut, akan selalu berlandasan pada prinsip

    pokoi ekonomi, yaitu mencapai hasil sebesar-besarnya, dengan modal

    sekecil-kecilnyz (prinsip optimasi). Di dalam suatu perencanaan tersebut

    terkandung lima unsur yakni (1) keinginan atau cita-cita; (2) tujuan dan motivasi;

    (3) sumberdaya (alam manusia, binaan, dan biotik); (4) upaya hasil guna

    (effectivity) dan daya guna (efficiency); dan (5) unsur ruang dan waktu. Di dalam

    tujuan dirumuskan keinginan dan sasaran yang ingin dicapai, sesuai dengan

    kebutuhan. Dimensi waktu mencakup penentuan waktu untuk mencapai keinginan

    dan sasaran tersebut, untuk dapat meme-nuhi kebutuhan pada masa mendatang.

    Jangkauan suatu perencanaan adalah untuk mencapai suatu tujuan pada

    masa mendatang, tetapi di dalam pertimbangannya tidak terlepas dari

    pengetahuan tentang keadaan-keadaan masa kini dan masa lalu. Hal ini sangat

    penting di dalam menentu-kan proyeksi-proyeksi keutuhan pada masa

    mendatang. Pengalaman tentang keadaan masa lalu, serta apa yang dapat dan

    belum dapat dipenuhi pada masa kini, akan me-cupakan faktor-faktor

    pertimbangan untuk membuat prediksi kebutuhan pada masa mendatang.

    1.3. Perencanaan Sebagai Proyeksi Masa Depan  Dalam upaya perencanaan mengandung dimensi waktu baik past period

    mau-pun present period, serta future period. Upaya mencapai cita-cita pada masa

    mendatang yang lebih baik sdain mempertimbangkan kebutuhan pada masa

    mendatang, juga melihat pengalaman dan trend yang berkembang sejak masa

    lampau. Hal ini disebabkan adanya dinamika masyarakat yang rangkaiannya

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    4/43

    bersifat berkesinam-bungan, yakni apa yang terjadi saat ini merupakan

    perkembangan kebutuhan masyarakat Oleh karenanya, didalam

    mempertimbangkan upaya peningkatan pada masa mendatang, diperlukanpengalaman masa lampau dan menjadi pertimbangan pula agar tidak terulang

    kesalahan atau kegagalan yang pernah dialami.

    Dalam perencanaan terkandung pengertian keinginan untuk mencapai

    cita-cita masa depan yang lebih baik. Dalam hal ini terkandung pula upaya yang

    dilandasi peramalan atau prediksi, sehingga perencanaan merupakan proyeksi ke

    masa depan. Proyeksi mengandung makna harapan meningkatkan,

    memperbesar, memperbaiki, atau bahkan memperkecil, menurunkan dan

    mengurangi, demi tercapainya keadaan yang lebih baik. Upaya pembesaran ataupengecilan perlu didasari oleh pertimbangan obyektif, efisiensi, dan efektifitas.

    Upaya peningkatan ataupun pembesaran sesuatu aspek, karena dirasakan dan

    dapat dibuktikan secara pasti, bahwa keadaan sekarang serba kurang dan

    membutuhkan pengembangan, karena adanya tuntutan kebutuhan masyarakat

    SebaHknya, upaya penurunan ataupun pengecilan sesuatu, harus dapat

    dibuktikan bahwa yang dapat dicapai sampai saat ini terlalu besar dibandingkan

    dengan tuntutan kebutuhan yang ada, sehingga keadaan ini merupakan hal yang

    tidak efisien.

    1.4. Faktor-faktor dan Persyaratan Rencana 

    Bahasan di atas dapat diringkaskan bahwa pada dasarnya faktor-faktor

    yang menentukan perencanaan dan perancangan dapat mencakup beberapa hal:

    1) landasan filosofis dan ideologis;

    2) motivasi dan tujuan yang merupakandasar kebijaksanaan;

    3) sumberdaya biofisik dan manusia, serta modal dan informasi;

    4) teknologi dan ihnu pengetahuan;

    5) tenaga kerja atau personal yang trampil;

    6) serta waktu dan ruang.

     Agar hasil perencanaan dan perancangan dapat berdaya guna, maka

    dituntut suatu persyaratan yang mencakup empat aspek.

    1) Suatu rencana ataupun rancangan hams logis atau masuk akal dan dapat

    di-mengerti.

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    5/43

    2) Suatu rencana ataupun rancangan harus flexible karena dinamika

    manusia terjadi secara berkesinambungan.

    3) Suatu rencana ataupun rancangan hams obyektif baik yang menyangkutke-pentingan urnum, maupun kepentingan tertentu.

    4) Suatu rencana ataupun rancangan hams mempeiiiatikan kendala

    (constraint) dan keterbatasan (limitation) lingkungan, baik lingkungan

    biofisik maupun lingkungan manusia (budaya manusia).

    Berbagai faktor dan persyaratan rencana maupun rancangan tersebut

    merupa-kan dua aspek yang saling berkaitan erat. Persyaratan dapat dicapai

    karena adanya faktor-faktor yang mendukung perencanaan dan perancangan.

    Dalam hubungan ini periu jiga difahami, bahwa 'rencana dan rancangan bukanmerupakan tujuan dari proses perencanaan maupun tujuan perancangan, tetapi

    hanya akan merupakan alat yang merumuskan dan mengarahkan untuk

    mencapai tujuan keinginan dan cita-cita yang lebih baik pada masa mendatang.

    2. Perkembangan Perencanaan Wilayah 

    Kesadaran manusia tentang kebutuhan suatu perencanaan pada dasarnya

    secara naluriah telah diawali sejak jaman purba Rangkaian perkembangan

    perencanaan wilayah, ternyata sangat erat kaitannya dengan perkembangan

    peradaban, kebu-dayaan dan kemampuan manusia dalam hal Umu pengetahuan

    dan teknologi. Proses dan hasil proses perencanaan tersebut pada setiap masa

    dimanifestasikan ke dalam struktur, bentuk, dan penampilan fisik yang berbeda.

    Perbedaan terjadi sebagai akibat adanya cara pendekatan dan penyelesaian yang

    dilandasi oleh faktor-faktor peradaban dan teknologi, serta tingkat kompleksitas

    permasalahan yang terjadi pada masa tertentu.

    2.1. Perkembangan Perencanaan di Negara Maju 

    Perencanaan wilayah diusahakan manusia di dalam usaha memenuhi

    kebutuhan hidupnya, berkaitan dengan masa atau jaman yang lazim digunakan

    sebagai patokan dalam ihnu sejarah. Masa menurut batasan sejarah di

    negara-negara maju dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) jaman

    perkembangan, yakni jaman Purba, jaman Yunani, jaman Abad Pertengahan,

     jaman Peralihan, jaman Revolusi Industri, dan jaman Pasca hidustri. Pada setiap

     jaman memiliki variasi atau perbedaan-perbe-daan yang sangat jelas tentang

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    6/43

    peradaban dan tingkat ihnu pengetahuan dan teknologi. Peradaban dan tingkat

    ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa lampau hingga masa Pasca Revolusi

    Industri berkembang dari tingkat paling rendah atau sederhana hingga tingkatperadaban ekoteknologi, yang diikuti sistem informasi dan komunikasi serta

    teknologi automisasi yang lebih canggih.

    Demikian juga pennasalahan wilayah dan kehidupan budaya manusia di

    da-lamnya, tingkat kompleksitasnya berkembang semakin beragam dari yang

    paling se-derhana hingga tingkat super kompleks. Permasalahan tersebut antara

    lain urbanisasi fisik mupun demografis, pergerakan dan perubahan yang semakin

    cepat, pertentang-an dan benturan kepentingan semakin beragam dan tajam,

    serta eksploitasi sumber-daya secara besar-besaran semakin tinggi. Dalamrangka pemecahan dinamika kom-pleksitas masalah yang semakin meningkat

    tersebut, penggunaan pendekatan dalam perencanaan pun berkembang dari cara

    pemenuhan kebutuhan yang sangat sedernana, hingga pendekatan yang lebih

    menekankan pada efisiensi dan efektivitas, serta me-nekankan pendekatan yang

    berwawasan lingkungan (Tabel A1.).

    2.2. Perkembangan Perencanaan di Indonesia

    Peikembangan umum tersebut juga berkaitan dengan perencanaan

    wilayah yang terjadi di negara Indonesia. Masih adanya keterbatasan

    materi-materi penelitian tentang perkembangan wilayah di Indonesia, maka dalam

    kaitannya dengan sejarah perencanaan wilayah di Indonesia dapat ditelusuri dari

    masa-masa yang sedikit terba-tas. Oleh karenanya, perkembangan tersebut

    hanya dapat ditunjukkan dengan mem-bagi 6 masa; yakni masa Pra Kolonial (Pra

    VOC), masa VOC, masa Awal Abad Ke-duapuluk, masa Perang Dinia Kedua dan

    Perang Kemerdekaan, masa Awal Kedau-latan (Dekade Limapuhan dan

    Enampuluhan), masa Dekade Tujuhpuluhan, dan masa Sejak Delapanpuluhan

    hingga Sekarang.

    Pada setiap masa tersebut juga memiliki perbedaan-perbedaan yang

    sangat jelas tentang pennasalahan wilayah dan kehidupan budaya manusia di

    dalamnya. Tingkat kompleksitasnya berkembang semakin beragam dari

    masalah-masalah pada tingkat kdompok kekuasaan pemerintah kecil dan sistem

    penguasa dan wilayah yang dikuasai; hingga tingkat masalah yang sangat

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    7/43

    kompleks. Permasalahan tersebut antara lain urbanisasi fisik mupun demografis

    semakin meningkat; perkembangan wilayah perkokaan dan perdesaan;

    keterbukaan investasi dalam pembangunan permukim-an, serta dampakglobaMsasi dan krisis ekonomi di setiap wilayah kota dan desa. Pemecahan

    dinamika kompleksitas masalah yang semakin meningkat, penggunaan pen-

    dekatan dalam perencanaan pun berkembang. Pada awalnya digunakan

    pendekatan yang bersifat sederhana (tradisional dan spiritual), misalnya Hasta

    Kosala Kosali (Bali); dan mendasarkan pada Bental Jemusr (Jawa), berkembang

    hingga penggunaan pendekatan yang lebih menekankan pada pembangunan

    berwawasan lingkung-an, pendekatan keruangan, pendekatan kemitraan antara

    pemerintah dengan swasta dan masyarakat; hingga pendekatan regional.

    Khronologi secara umum perkembangan perencanaan di Indonesia dapat

    disajikan secara skematik pada Tabel A2.

    Tabel A1. Perkembangan Perencanaan Secara Umum di Negara-negara Maju

    MASAPERBANDINGAN

    TEKNOLOGI

    KOMPLEKSITAS

    PERMASALAHAN

    PENDEKATAN

    PERENCANAAN

    Purba Peradaban masih

    sangat rendah dengan

    kemampuan teknologi

    yang sangat rendah

    Sangat sederhana - Didominasi oleh alam

    - Pemenuhan kebutuhan

    sangat sederhana

    - Kebutuhan fisik

    diutamakan

    Yunani - Peningkatan

    peradaban

    - Teknologi lebih maju

    tetapi masih sangat

    terbatas

    - Sederhana

    - Sistim penguasa dan

    dikuasai

    - Dengan sangat

    terbatas sudah dapat

    mengubah alam sesuai

    kebutuhan

    - Pendekatan fisik estetis

     Abad

    Pertengahan

    (Medieval Age)

    Peradaban sudah lebih

    maju

    Teeknologi lebih maju

    - Meningkatnya

    persaingan antar

    kelompok

    - Peningkatan budaya

    tukar menukar

    - Peperangan perebutan

    hegomoni

    - Terbentuknyay

    kelompok kelompok

    penguasa dan rakyat

    yang dikuasai

    - Dominasi agama dan

    kekuasaan

    - Produksi dan

    pertukaran

    - Pertahanan

    - Pendekatan fisik estetis

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    8/43

    Masa

    Pereralihan

    (Renaissance0

    - Pradaban semakin

    tinggi dan merupakan

    awal kepada

    penemuan teknologi

    dan perkembangan

    ilmu pengetahuan

    dan seni

    - Kompleksitas

    permasalahan semakin

    meluas

    - Pertukaran barang dan

    produk antar bangsa

    - Sistim hubungan

    terbuka

    - Prestise bangsa

    menjadi dasar

    pembangunan

    - Penonjolan diri/bangsa

    - Skala pemanfaatan

    ruang serba kolosal

    - Pendekatan fisik estetis

    Revolusi Industri - Peradaban semakin

    berkembang dan

    mengawali

    perkembangan

    teknologi

    - Perkembangan

    Industrialisasi

    - Komleksitas semakin

    tinggi

    - Urbanisasi desa-kota

    - Hubungan antar Negara

    - Peningkatan kegiatan

    perdagangan intern –

    ekstern- Perkembangan

    teknologi mobilitas

    - Efisiensi ekonomi

    - Politik antar bangsa

    - Perencanaan

    pembangunan yang

    menyeluruh dan

    perwilayahan

    - Pendekatan sistim dansibernetika

    - Pembangunan

    berlanjut dan

    berwawasan

    lingkungan

    Pasca Revolusi

    Industri

    - Peradaban

    ekoteknologi

    - Kemajuan teknologi

    dan Ilmu

    Pengetahuan

    - Perkembangan

    system informasi dan

    komunikasi

    - Teknologi autominasi

    - Super kompleks

    - Urbanisasi tinggi

    - Negara maju versus

    negasa berkembang

    - Pergerakan yang

    semakin cepat

    - Pertentangan

    kapitalistik dan

    sosialistik

    - Hubungan antar Negara

    dan system blok

    - Eksploitasi sumber

    daya alam secara besar

    besaran

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    9/43

    Tabel A2. Perkembangan Perencanaan di Indonesia

    MASA KOMPOLEKSITAS MASALAH PENDEKATAN PERENCANAAN

    Pra-Kolon ial (Pra

    VOC)

    - Kelompok kelompok

    kekuasaan pemerintah kecil

    - Sistim penguasa dan yang

    dikuasai

    - Pendekatan tradisi spiritual

    antara lain Hasta Kosala kosali

    (Bali); Bental Jemur

    VOC - Konflik colonial versus

    penguasa pribumi

    - Pertahanan dan perluasan

    kekuasaan kolonial

    - Terbentuknya lingkungan

    colonial di wilayah wilayah

    pantai atau muara sungai

    dengan pola abad pertengahan

    Eropa (kota perbentengan

     –fortified towns)

     Awal abad ke 20 - Dampak revolusi industry diEropa terhadap tanah jajahan

    - Perkembangan pemanfaatan

    sumber daya alam di tanah

     jajahan (pertambangan dan

    perkebunan)

    - Perekonomian colonial yang

    makin meningkat

    - Kepadatan penduduk Jawa

    dikurangi dengan transmigrasi

    ke Sumatera (1905)

    - Introduksi perencanaan kotamodern

    - Terbentuknya kota kota modern

    - Penataan kota dengan

    bangunan bergaya Eropa untuk

    kepentingan colonial

    - Perkembangan pusat pusat

    perekonomian

    - Desentralisasi Pemerintah

    Jajahan (1905)

    Perang Dunia II dan

    Perang Kemerdekaan

    - Perang Kolonial dengan

    Jepang

    - Dampak perekonomian dari

    pendudukan Jepang

    - Perang kemerdekaan

    - Stagnasi permbangunan

    - Pada tahun 1948 keluar SVO

    dan 1949 SVV untuk

    memecahkan pembangunan

    kota yang mengalami kerusakan

    karena perang

     Awal Kedaulatan

    (1950-1960)

    - Pembangunan perekonomian

    - Peningkatan urbanisasi

    - Bantuan ekonomi

    internasional

    - Konflik polotik danh regional

    - Pembangunan nasional

    - Pembangunan Semesta

    Berencana

    - Peningkatan kesadaran esensi

    perencanaan pembangunan

    - Perlunya peningkatan sumber

    daya manusia di bidang

    perencanaan

    - Perencanaan wilayah dan kota

    baru

    Decade 1970-an - Perkembangan kota kota

    besar

    - Perkembangan perencanaan

    wilayah dan kota

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    10/43

    - Urbanisasi

    - Pengembangan pertanian

    - Permbangunan berwawasan

    pemerataan

    - Pengembangan model model

    perencanaan wilayah dan kota

    - Introduksi model model

    perencanaan

    - Pembangunan berwawasan

    lingkungan (Habitat Stockholm

    1971)

    Sejak 1980-an sampai

    sekarang

    - Urbanisasi yang semakin

    meningkat

    - Keterbukaan investasi dalam

    pembangunan perumahan

    dan prasarana

    - Dampak globalisasi

    perekonomian padapembangunan wilayah dan

    kota

    - Perencanaan berwawasan

    pembangunan yang

    berkelanjutan

    - Pengembangan perangkat

    perencanaan tata ruang

    - Pengembangan kemitraan

    pemerintah swasta danpemerintah dalam

    pembangunan wilayah dan kota

    - Perencanaan pengembangan

    regional antar negara

    2.3. Motivasi dan Orientasi Perencanaan

    2.3.1. Motivasi Perencanaan 

    Sasaran, tujuan, dan hasil perencanaan akan memilM motivasi yang

    berbeda, sesuai dengan faktor dimensi waktu, kemampuan, dan sumberdaya

    yang tersedia. Pada hakekatnya, motivasi perencanaan diarahkan pada dua

    orientasi, yakni perenca-naan yang dilandasi oleh kecenderungan, dan

    perencanaan yang dilandasi oleh target. Pertama, suatu dasar pemikiran bertitik

    tolak pada makna perencanaan sebagai suatu rangkaian proses, untuk mencapai

    sesuatu yang lebih baik pada masa mendatang, dengan mempertimbangkan

    kejadian-kejadian pada masa lampau dan apa yang telah serta sedang terjadi

    pada masa kini (Gambar A.2.).

    Gambar A.2. Dasar Pemikiran Trend Oriented Planning 

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    11/43

    Dalam hal ini perencanaan yang disusun untuk mencapai sasaran-sasaran

    dan tujuan-tujuan pada masa mendatang akan mempertimbangkan pengalaman,

    kebutuhan, dan tuntutan-tuntutan yang berkembang pada masa lalu; sertakebutuhan, penna-salahan dan tuntutan pada masa kini. Hal-hal tersebut

    kemudian digunakan sebagai dasar menyusun proyeksi kebutuhan perencanaan

    dan tuntutan masa mendatang yang ideal (Gambar 1). Pada proses perencanaan

    tersebut kecenderungan yang terjadi saat ini akan sangat penting sebagai faktor

    pertimbangan untuk menentukan arah dan tujuan perkembangan pada masa

    mendatang. Titik tolak berpikir perencanaan yang de-mikian biasanya dikatakan

    sebagai suatu proses pemikiran kecenderungan (trend oriented planning).

    Titik tolak berpikir perencanaan kedua, adalah suatu pemikiran yang lebihdi-tekankan semata-mata kepada sasaran dan tujuan yang akan dicapai masa

    mendatang. Oleh karenanya, di dalam dasar pemikiran perencanaan yang kedua

    ini faktor penentu yang sangat penting adalah suatu ideal target yang ingin dicapai

    pada masa mendatang. Target ini hanya didasarkan kepada keadaan pada masa

    kini, serta proyeksi untuk meningkatkan kepada keadaan sekarang ke keadaan

    yang lebih baik, dan sedikit sekali, atau bahkan tidak memperhatikan

    kecenderungan apa yang terjadi pada masa lampau (Gambar A.3).

    Suatu pendapat yang menyatakan bahwa perencanaan di banyak negara

    sedang berkembang, lebih didasarkan pada usaha-usaha pencapaian target yang

    ideal pada masa mendatang. Hal itu berkaitan dengan faktor-faktor sifat

    perkembangannya yang relatif cepat; keadaan sosial, politik, dan perekonomian

    yang masih berubah-ubah; sola sejarah masa lalu merapakan suatu pengalaman

    yang pahit karena kolonialisme. Pengalaman masa lalu mengenai kegagalan

    pembangunan, lebih banyak atau cukup dengan mempelajari dari

    pengalaman-pengalaman di negara-negara yang telah maju. Sebaliknya di

    negara-negara yang telah maju lebih dikenal dengan istilah preservatinoist at

    heart, yang mana pertimbangan masa lalu sangat dipertimbangan di dalam

    perencanaan pembangunan mereka. Akibatnya ketika diterapkan di negara

    sedang berkembang tidak selurubnya berhasil, bahkan lebih banyak mengalami

    kegagalan dalam pembangunannya.

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    12/43

     

    Gambar A.3. Dasar Pemikiran Ideal Target Planning

    Kedua dasar pemikiran perencanaan tersebut seharusnya dilakukan

    bersama, bergantung pada karakteristik dan jenis sasaran serta tujuanpembangunan yang akan dicapai. Disamping itu, keadaan dan pola sosial,

    ekonomi, budaya, politik, dan aspek-aspek geografis daerah perencanaan

    merupakan faktor yang sangat berpenga-ruh dalam menentukan kebeihasilan

    pembangunan. Berbagai aspek geografis sebagai dasar pertimbangan

    perencanaan pembangunan, antara lain potensi wilayah baik potensi fisik alami,

    potensi fisik binaan, potensi biotik, dan potensi manusia. Di negara-negara yang

    sedang berkembang seperti di Indonesia misalnya, tampaknya kombinasi cara

    pendekatan perencanaan target dan kecenderungan akan penting sekah

    diterapkan dalam menyusun suatu rencana pembangunan wilayah. Hal ini

    mengingat:

    1) masih banyaknya masalah yang tidak dapat atau sulit diperhirungkan

    secara kuantitatif;

    2) masih tingginya dinamika perubahan yang terjadi di dalam masyarakar;

    3) kecenderungan perkembangan yang didasari oleh nilai-nilai yang berlaku

    di masyarakat masih cukup kuat;

    4) stabilitas perekonomian yang belum mantap;

    5) dan keadaan sosial politik yang masih dalam perkembangan.

    2.3.2. Jangkauan Hasil Perencanaan 

    Dalam kaitannya dengan pennasalahan motivasi dan orientasi

    perencanaan di atas, maka suatu rencana tidak sdalu akan mencapai sasaran

    dan tujuan secara tepat seperti apa yang digariskan sebelumnya. Dalam hal ini

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    13/43

    terdapat suatu basil rencana yang ditekankan pada waktu pencapaiannya,

    dengan konsekuensi bahwa hasil yang dicapai berada dalam suatu rentang

    (range) tertentu. Hasil rencana yang lebih ditekankan pada ketepatan target yangditetapkan, dengan konsekuensi bahwa mungkin waktu pencapaiannya dapat

    melewati dimensi waktu yang telah ditetapkan. Dalam keadaan tertentu, ada

    kemungkinan pula bahwa target rencana sudah dapat dicapai sebelum sampai

    pada waktu yang diharapkan. Hal ini dapat digambarkan pada diagram Gambar

     A4. berikut.

    Gambar A4. Pencapaian Target Sebelum Sampai Waktu yang Ditentukan

    Kemungkinan tidak tercapamya target perencanaan seharusnya

    dievaluasi/ dinilai pada waktu yang seharusnya dieapai. Evaluasi ini akan menilai

    dan meng-ukur hal-hal yang menyebabkan hambatan tersebut. Hasil evaluasi ini

    seharusnya merupakan masukan bagi penyempurnaan rencana dan strategi.

    Gambar A5. Kemungkinan Target Tidak Tercapai Pada Waktu Yang Ditentukan

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    14/43

    Berdasailcan strategi baru tersebut kemudian ditentukan apakah target

    yang direncanakan untuk tahun T2 masih rdevan dengan kebutuhan untuk

    diteruskan ke target yang lebih tinggi atau lebih rendah.

    Gambar A6, Penentuan Target yang Direncanakan Untutk Tahun Tertentu

    3. Ruang Lingkup Perencanaan Wilayah 

    Lingkup perencanaan sebenarnya sangat luas, mencakup berbagai aspek

    kehi-dupan. Luasnya ruang lingkup perencanaan bergantung pada obyek

    perencanaan. Ruang lingkup perencanaan wilayah meliputi dua aspek, yakni

    lingkup substantif dan lingkup teritorial. Ruang lingkup substantif mencakup materi

    sasaran perencanaan, sedangkan ruang lingkup terutorial mencakup luas

    wawasan perencanaan dari segj wilayah.

    3.1. Ruang Lingkup Substantif  

    Perencanaan wilayah dari aspek substantif menyangkut tiga lingkup

    perencanaan, yakni perencanaan yang berkaitan dengan upaya pengembangan

    sosial budaya masyarakat (social planning); perencanaan yang berkaitan dengan

    upaya pengembangan ekonomi (economic planning), dan perencanaan yang

    berkaitan dengan upaya pengembangan fisik (physical planning). Perencanaan

    fisik (physical planning) selalu dan sering diasosiasikan dengan pengertian aspek

    keruangan dan perencanaan tata ruang. Beberapa pengertian perencanaan dari

    aspek substantif, dapat dijdaskan sebagai berikut.

    1) Perencanaan sosial (social planning) adalah segala usaha perencanaan

    pemba-ngunan yang berorientasi dan bermotivasi kepada aspek-aspek

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    15/43

    kehidupan masyarakat. Hasil perencanaan sosial merupakan arahan dan

    pedoman pengembangan dan pembangunan sosial, seperti misalnya rencana

    pengembangan pendidikan, rencana pengembangan kependudukan dankeluarga berencana, rencana pengem-bangan kelembagaan, rencana

    pengembangan keagamaan, rencana pengembangan politik, dan lainnya.

    2) Perencanaan ekonomi (economic planning) adalah segala upaya

    perencanaan pem-bangunan yang berorientasi dan bermotivasi ke

    pengembangan perekonomian. Hasil perencanaan ekonomi termasuk

    rencana produksi, pengembangan pendapat-an per kapita, regional, dan atau

    nasional; pengembangan lapangan kerja; distri-busi konsumsi;

    pengembangan perangkutan dan perhubungan; dan rencana mone-ter danlainnya

    3) Perencanaan fisik (physical planning) adalah segala upaya perencanaan

    pemba-ngunan yang berorientasi dan bermotivasi ke aspek fisik. Dalam hal

    perencanaan fisik wilayah lebih banyak berdasar pada wawasan tataruang

    untuk dapat meng-efisiensikan dan menefektifkan pemanfaatan ruang dan

    sumberdaya Dalam ke-nyataannya perencanaan fiaik merupakan upaya

    untuk mewujudkan wadah dan struktur nyata dalam rangka menjabarkan

    kebutuhan sosial ekonomis masyarakat Hasil perencanaan fisik termasuk

    rencana tata ruang, tata guna lahan, sebagai perwujudan perencanaan tata

    ruang, rencana prasarana dan sarana fisik wilayah.

    Ketiga lingkup substansi perencanaan tersebut tidak terlepas satu sama

    lain di dalam proses perencanaan. Perencanaan Sosial menjadi landasan bagi

    perencanaan ekonomi, demilaan juga sebaliknya perencanaan ekonomi

    memerlukan landasan rencana pengembangan sosial. Perencanaan fisik tidak

    dapat dikembangkan tanpa dukungan rencana-rencana pengembangan sosial

    dan ekonomi. Rencana pengembangan ekonomi juga berkaitan erat dengan

    pengembangan fisik wilayah secara keniangan. Perencanaan fisik pada

    hakekatnya dapat diartikan sebagai suatu usaha pengaturan kebutuhan fisik untuk

    memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan berbagai kegiatan fisiknya Dalam

    lingkup yang luas kebutuhan fisik ini adalah berupa penyediaan akan kebutuhan

    ruang seperti lahan atau rumah. Lahan ini fungsinya akan disesuaikan dengan

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    16/43

    berbagai macam kigiatan fungsional masyarakat yang akan ditempatkan di

    atasnya. Perwujudan nyata dari adanya kegiatan fungsional ini adalah bempa

    suatu keragaman pola tata guna lahan.

    Struktur bangunan seperti bangunan kegiatan ekonomi, bangunan sekolak.

    bangunan kesehatan, bangunan pemerintahan, bangunan pabrik monumen dan

    perta-manan serta perumahan akan merupakan perwujudan fisik yang nyata dari

    suatu kawasan kegiatan tertentu. Di dalam lingkup yang lebih rinci, setiap lahan

    dan bangunan yang dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan fungsional

    masyarakat itu akan memerlukan pula berbagai sarana pelayanan. Berbagai

    ragam sarana pelayanan tersebut antara lain berupa jaringan jalan sebagai sarana

    pergerakan, dan jaringan utilitas umum seperti air minum, sistem pembuangan,sistem drainase. jaringan listrik, jaringan telepon dan lain-lain.

    Gambaran di alas memrnjukkan bahwa aspek-aspek fisik merupakan

    perwujudan nyata dari suatu tuntutan kebutuhan yang disebabkan oleh

    pertambahan manusia dan perkembangan kegiatan usaha serta budayanya.

    Untuk mencapai tujuan perencanaan, yaitu memanfaatkan sumber daya yang ada

    seefisien dan seefektif mungkin, maka perlu adanya suatu perencanaan fisik.

    Rangkaian kaitan antara perkembangan dan pertumbuhan penduduk,

    perkembangan kegiatan usaha dan budaya masyarakat serta implikasinya

    terhadap usaha penyediaan sarana fisiknya, memperlihatkan bahwa secara nyata

    perencanaan aspek-aspek fisik tidak dapat ditinjau secara tersendiri. Artinya,

    suatu perencanaan fisik akan terkait erat dan merupakan implikasi serta tindak

    lanjut dari perencanaan sosial budaya, ekonomi dan politik Oleh karena itu suatu

    perencanaan fisik, mencakup usaha pengaturan dan penataan:

    1) tuang dalam arti luas yang akan menghasilkan suatu susunan tata guna

    lahan yang sesuai dengan kegiatan masyarakat yang akan

    dikembangkan;

    2) kebutuhan ruang secara khusus yang diwujudkan dalam bentuk bangunan

    bangunan umum, bangunan perumahan, pertamanan, bangunan pabrik,

    bangunan kegiatan kebudayaan, pendidikan, kesehatan, terminal, dan

    lainnya;

    3) kebutuhan jaringan jalan dan utih'tas umum seperti: air minum, drainase,

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    17/43

    pembuangan, telkom dan lain-lain.

    Di dalam lingkup yang lebih khusus perwujudan perencanaan fisik ini dapat

    diartikan pula sebagai suatu perencanaan tata ruang (spatial planning). Secara

    dia-gramatis hubungan antara aspek nonfisik dengan perencanaan fisik dapat

    digambar-kan sebagai berikut (Gambar A7.). Sebagai contoh, dikemukakan

    beberapa proyek pembangunan fisik yang merupakan perwujudan nyata dari

    pembangunan segi-segj nonfisik, yaitu pembangunan sosial, sosial budaya, dan

    ekonomi.

    a. Proyek pembangunan sosial misalnya bangunan perumahan tinggal;

    bangunan kesehatan; bangunan rekreasi; bangunan pemerintahan;

    bangunan pertemuan; bangunan olah raga; pertamanan; dan jaringan utih'tas

    umum.

    b. Proyek pembangunan sosial budaya: bangunan sekolah; bangunan tempat

    ibadah; bangunan kegiatan seni budaya; bangunan musium dan sejarah;

    c. Proyek pembangunan sosial ekonomi: pasar dan perbelanjaan; bangunan

    industri; pusat perkantoran dan perdagangan; bangunan pergudangan;

    pelabuhan laut; pela-buhan udara; terminal dan stasiun kereta api; jalan raya,

    dan jalan kereta api.

    3.2. Ruang Lingkup Teritorial 

    Pengertian teritorial adalah segala sesuatu yang mempunyai kaitan

    dengan pengertian dan batasan wilayah atau area. Meskipun dalam perencanaan

    wilayah belum dibakukan, tetapi wilayah dapat dikategorikan atas dasar

    teritorialnya, yakni wilayah, daerah, dan kawasan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai

    berikut.

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    18/43

     

    Gambar A7. Hubungan antara Perencanaan Fisik dengan Perencanaan Non Fisik

    a. Wilayah: suatu bagian dari permukaan bumi, yang teritorialnya ditentukan

    atas dasar pengertian, batasan perwatakan geografis, seperti Wilayah Aliran

    Sungai, Wilayah Hutan, Wilayah Pantai, Wilayah Negara yang secara geo-

    grafis ditentukan oleh suatu batasan geografis tertentu.

    b. Daerah: suatu wilayah yang diartikan sebagai suatu teritorial dimana makna

    dan batasan serta perwatakannyadidasarkan pada wewenang administratif

    pemerintahan, yang ditentukan dengan peraturan perundangan tertentu,seperti Daerah Propinsi, daerah Kabupaten, daerah Kota

    c. Kawasan: suatu wilayah yang teritorialnya didasarkan pada pengertian dan

    batasan fungsional. Kawasan tersebut dapat ditentukan teritorialnya sebagai

    suatu wilayah yang secara fungsional mempunyai perwatakan tersendiri

    seperti kawasan industri, kawasan pusat kota, kawasan pusat perdagangan,

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    19/43

    kawasan perkantoran, kawasan rekreasi, dan kawasan hutan lindung.

    3.3. Hirarki Perencanaan 

    Baik dari aspek substansi maupun teritorialnya, perencanaan wilayah

    memiliki jenjang hirarki tertentu yang sesuai dengan cakupan perencanaan.

    Jenjang tersebut dapat dimulai dari perencanaan individu manusia hingga kepada

    perencanaan nasional. Salah satu dasar tinjauannya adalah aspek keluasan

     jangkauan yang dibedakan menurut perbedaan skalanya. Enam lingkup utama

    skala perencanaan menurut hirarki adalah sebagai berikut.

    (1) Perencanaan individu adalah aktifitas manusia dalam merencanakan

    kepentingan pribadinya secara perorangan, dengan teritorial yang sangat

    terbatas, yakni sekitar individu tersebut (individual space). 

    (2) Perencanaan keluarga atau rumahtangga, yakni perencanaan dari

    beberapa individu yang membentuk kelompok yang mempunyai jaunan

    keluarga dengan teritorial wilayahnya, yang membatasi tempat kelompok

    tersebut, seperti misahiya rumah sebagai ruang keluarga (family space). 

    (3) Penecanaan lingkungan yakni perencanaan yang menyangkut

    kepentingan kelompok lebih besar, yang terbentuk oleh beberapa

    kelompok rumahtangga atau oleh beberapa kegiatan fungsional, sehingga

    membentuk suatu kawasan fungsional secara keruangan, sehingga

    disebut community space. 

    (4) Perencanaan lokal merupakan bagian-bagian dari lingkup perencanaan

    regional seperti perencanaan kota, desa, atau lingkungan khusus.

    Perencanaan kota yakni penataan dan pengaturan ruang dalam lingkup

    kota, yang terbea-tuk oleh beberapa lingkungan dan kawasan fungsional

    (city space). 

    (5) Perencanaan regional atau wilayah lingkupnya meliputi teritorial yang luas,

    mencakup perkotaan maupun perdesaan, serta wilayah kegiatan

    fungsional tertentu. Dalam hal ini termasuk pula unsur-unsur lingkungan

    alami dan bina-an. Dalam perencanaan wilayah ini dapat meliputi suatu

    wilayah geografis seperti wilayah aliran sungai, wilayah pantai, dan

    lainnya; serta dapat pula mencakup daerah administratif seperti propinsi

    ataupun kabupaten dan keca-matan. Jadi perencanaan regional

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    20/43

    merupakan bagian-bagiacfdari perencanaan nasional, seperti

    perencanaan pembangunan propinsi, kabupatan atau suatu wilayah

    khusus seperti daerah aliran sungai (DAS).(6) Perencanaan nasional yakni suatu perencanaan yang berlingkup negara.

    Perencanaan nasional dimaksudkan untuk memberikan acuan dasar dan

    pedom-an pembangunan nasional di dalam memanfaatkan berbagai

    sumberdaya yang ada untuk kesejahteraan seluruh bangsa. Dalam

    lingkup nasional hasil perencanaan ini seperti Repelita (Rencana

    Pembangunan Lima Tahun). Biasanya perencanaan nasional secara fisik

    tidak dapat digambarkan secara nyata. Perencanaan nasional tidak

    bersubordinasi kepada jenjang yang lebih tinggi.

    Di samping ketiga lingkup skala perencanaan di atas dikenal juga (4)

    perencanaan sektoral, yaitu perencanaan suatu proyek khusus yang merupakan

    bagian dari program pembangunan nasional atau regional seperti pembangunan

    irigasi, pem-bangunan jalan negara, dan lain-lain. Output fisik dari ketiga tingkatan

    skala perencanaan di atas semakin besar semakin menuju ke skala lingkup yang

    lebih kecil. Oleh karenanya, dapat dikemukakan, bahwa semakin kecil lingkup

    skala perencanaan tersebut semakin besar keterperincian serta penekanan

    produk fisiknya. Dalam hubungan ini dapat pula dikemukakan, bahwa semakin

    besar lingkup skala perencanaan semakin besar pula tekanan perencanaannya

    pada aspek yang sifatnya nonfisik, yaitu aspek sosial budaya dan aspek ekonomi.

    Secara skematis hubungan tersebut dapat digambarkan pada label A3. berikut.

    Tabel A3. Hubungan Perencanaan Aspek Sosial Budaya dan Aspek Fisik

    Lingkup Perencanaan/Substansi Teritorial

     Aspek SosialBudaya

     AspekEkonomi

     Aspek Fisik

    Nasional X O O

    Regional X V O

    Lokal O V XX = Pertimbangan substansi besar

    O = Pertimbangan substansi agak besar

    V = Pertimbangan substansi kecil

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    21/43

    Pertanyaan Bahan Diskusi Kdas: 

    - Bagaimana menurut pendapat saudara tentang 'makna perencanaan

    sebagai proyeksi masa depan'?- Apa saja persyaratan suatu rencana pengembaugan wilayah?

    - Berikan contoh-contoh konkrit kelemahan strategi perencanaan top down!

    - Apakah suatu perencanaan dapat diterapkan di setiap wilayah, dan jelaskan

    alasannya!

    - Tunjukkan beberapa dampak suatu perencanaan wilayah pada kondisi sosial!

    4. Wilayah Perencanaan Pengembangan 

    Disamping pengertian tentang teritorial perencanaan tersebut di atas,

    dikenal juga tentang pengertian wilayah pengembangan atau development region.Wilayah pengembangan pada dasamya merupakan suatu wilayah yang

    perwatakan dan cara-cara pengembangannya merupakan suatu kesatuan, baik

    secara ekonomis, demografis, maupun secara fisiografis dan geografis. Wilayah

    ini pada umumnya meru-pakan suatu teritorial yang ditentukan sebagai suatu

    kerangka dasar pengembangan atau regional development frame of refference.

    Wilayah pengembangan dapat ter-bentuk oleh suatu teritorial dalam arti geografis,

    ekonomis, ataupun demografis, se-hingga dapat merupakan suatu wilayah yang

    semata-mata terbentuk karena batasan geografis saja, atau beberapa daerah

    administratif. Hakekatnya adalah untuk menje-laskan secara sistematis dan

    rasional dalam pelaksanaan pembangunan.

    Pada masa Repelita II misalnya, dalam regionalisasi nasional terbentuk

    Wilayah Pembangunan Utama (WPU), yakni WPU A Sumatra Bagian Utara

    dengan pusat pengembangan di Medan; WPU B terdiri alas Sumatera Bagian

    Selatan, sebagian Jawa bagian Barat, Jawa Barat, dan Sebagian Kalimantan

    Bagian Barat, dengan pusat pengembangannya di Jakarta; WPU C terdiri atas

    Jawa Bagian Timur, Sebagian Kalimantan Bagian Timur dan Tengah, serta Bali,

    dengan pusat pengembangannya di Surabaya; dan WPU D terdiri atas Indonesia

    Bagian Timur, dengan pusat pengembangannya di Ujungpandang. Di setiap

    wilayah propinsi dan daerah kabupaten maupun kota juga memfliki pewflayahan

    pembangunan. Wilayah ini mendasarkan kepada pertimbangan berbagai kriteria,

    antara lain ahran barang, mobihtas penduduk, perangkutan, kemudahan

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    22/43

    berhubungan dan hubungan fungsional lainnya (seperti hubungan ekonomi,

    demografis, dan pemerintahan.

    4.1. Pengertian Perencanaan Inter Regional dan Intra Regional 

    Perencanaan wilayah secara umum menunjukkan perencanaan tingkat

    meso. Tipe perencanaan sama dengan tipe perencanaan yang lain, yakni memfliki

    kenam-pakan dasar yang sama, tetapi juga terdapat perbedaan yakni lebih

    dikhususkan pada suatu wilayah. Dengan demikian perencanaan wilayah dapat

    dipandang sebagai suatu jawaban terhadap masalah-masalah regional tertentu,

    yakni masalah-masalah dengan dimensi regional. Dalam perencanaan regional

    dikenal dua tipe, pertama perencanaan yang membahas alokasi sumberdaya

    antara wilayah (inter regional planning); dan kedua perencanaan wilayah yangmembahas alokasi sumberdaya di dalam suatu wilayah (intra regional planning).

    Tekanan inter regional planning misahiya, me-ngenai bagaimana mengalokasikan

    sumberdaya antara wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan , merupakan tugas

    tindakan pemerintah pusat; sedang intra regional planning merupakan tugas

    badan atau institusi pemerintah regional yang didesen-tralisasi.

    Keputusan- keputusan alokasi sumberdaya antara berbagai bagian

    teritorial nasional, seharusnya dilakukan pada tingkat pemerintah pusat, atas

    dasar pilihan yang dirumuskan oleh badan perenacanaan pusat suatu negara.

    Bada perencanaan itu sendiri dapat membagi Rencana Pembangunan Nasional

    ke dalam tingkat-tingkat meso (propinsi, kabupaten). Namun demimikan badan

    tersebut dapat juga memper-timbangkan usulan yang diajukan dalam mekanisme

    administrasi eselon yang lebih rendah. Dalam hal ini jelas bahwa tipe kegiatan

    perencanaan merupakan hal yang sensitif secara politis. Kenyataan masalah

    utaraa misalnya perbedaan dana modal ekstra yang diberikan ke suatu wilayah

    terpilih atau melebihi dana yang diberikan wilayah lainnya, dapat menimbulkan

    konflik serius. Oleh karenanya, perencana wilayah seharusnya memperoleh

    bimbingan dari lingkungan perencanaan yang benar-benar telah diuji dinamikanya

    di dalam negara yang bersangkutan.

    Bahasan inter regional planning di banyak negara lebih meadcankan pada

    perencanaan perdesaan dalam kaitannya dengan perencanaan perkotaan,

    misalnya dalam alokasi sumberdaya di kedua wilayah tersebut. Banyak

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    23/43

    perdebatan yang sam-pai pada kesimpulan, bahwa kebijaksanaan pembangunan

    dan implementasinya di banyak negara menghadapi masalah urban bias. Pada

    umumnya urban bias berasal dari kenyataan bahwa perencanaan untukmengatasi masalah-masalah perdesaan di-susim oleh sekelompok pejabat

    pemerintah yang tidak sesuai dengan bidang perma-salahannya. Selain itu urban

    bias dapat terjadi sebagai akibat penasehat pembangunan atau konsultan yang

    berasal dari luar kelompok masyarakat ditempatkan pada bidang yang tidak

    sesuai

    Beberapa aspek urban bias dapat dikemukakan sebagai bahan bahasan.

    1) Aspek efisiensi, dapat bias di banyak negara sedang berkembang, terutama

    akibat pemindahan sumberdaya dari industri ke pertanian dan atau dari kota

    ke desa; memang dapat saja meningkatkan produk nasional bersih pada

    harga pasar tanpa menambah in put. Situasi mi terjadi ketika faktor modal

    terbatas, penanaman modal yang ekstensif memiliki kesempatan luas di

    daerah perdesaan dibandingkan di perkotaan; sehingga akan lebih banyak

    dilayani oleh unit-unit individu atau ekonomi seperti modal atau barang yang

    sama.

    2) Norma pemerataan, misal suatu tambahan pendapatan sebesar Rp

    1.000.000,00 akan lebih meningkatkan kesejahteraan penduduk perdesaan

    dari pada di perkotaan. Hal mi berkaitan dengan kenyataan berikut.

    a) Pola distribusi pendapatan di perdesaan dan kemiskinan relatih lebih

    merata di perdesaan dari pada di perkotaan. Kelompok penduduk yang

    tidak begitu miskin di perdesaan, tidak terlalu benyak berbeda dari

    tetangganya, dibandingkan dengan kelompok penduduk kaya di

    perkotaan.

    b) Kenyataan menunjukkan bahwa tindakan pemerintah yang diarahkan

    untuk peningkatan standard kehidupan ekonomi masyarakat perkotaan,

    lebih banyak ditekankan pada anggota masyarakat yang telah memiliki

    sumber pendapatan yang stabil, sedangkan mereka yang termasuk

    kelompok marginal kurang mendapat perhatian. Setiap oarang di

    perdesaan terlibat dalam bentuk kegiatan ekonomi yang produktif,

    sehingga kelompok miskin lebih beruntung dari pada kelompok miskin di

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    24/43

    perkotaan, dalam kaiatnnya dengan usaha pemerintah meningkatkan

    standard kehidupan.

    Permasalahannya, apakah realokasi sebagian dari investasi umum darisektor perkotaan ke sdctor perdesaan memiliki efek yang jelek terhadap posisi

    kelompok miskin di perkotaan? Jawaban atas masalah tersebut sangat

    bergantung pada imple-mentasi dari kebijaksanaan baru. Artinya, bahwa

    stimulasi secara selektif dari daerah perkotaan seharusnya dilaksanakan

    sebagai bagian dari kebijaksanaan keruangan, yang menuju pada penciptaan

    pusat-pusat untuk transfonnasi struktural dari orga-nisasi keruangan tanpa urban

    bias.

    4.2. Konsep Wilayah dan Pewilayahan Konsep wilayah merupakan konsep yang sangat flexible (luwes). Wilayah

    itu sendiri seharusnya lebih menekankan pada tinjauan sebagai alat untuk

    mencapai tujuan, dari pada tujuan itu sendiri. Pewilayahan menunjukkan proses

    penentuan batas-batas wilayah (delineation). Dalam pewilayahan atau

    regionalisasi telah dikembang-kan berbagai metode). Penentuan wilayah

    merupakan suatu uji coba dalam klasi-fikasi keruangan. Klasifikasi ini cukup

    relevan mengingat beberapa alasan berikut.

    1) Persebaran keruangan yang terbatas dari obyek-obyek dan karakteristik

    sosio ekonomis dan non ekonomis, serta hubungan antara berbagai

    kegiatan ekono-mi wilayah.

    2) Kesempatan yang rdatif lebih tinggi dari pada hubungan antara

    karakteristik dengan kegiatan di dalam kesatuan ruang tertentu

    dibandingkan dengan karakteristik dan kegiatan tersebut di luar kesatuan

    ruang.

    Matriks berikut ini menyajikan perbedaan antara kriteria dan maksud

    klasi-fikasi. Berbagai nama yang seringkali digunakan untuk tipe wilayah tertentu

    disa-jikan dengan judul yang sesuai (label A.4.)

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    25/43

    Tael A.4. Matriks Perbedaan Kriteria dan Tujuan Klasifikasi Wilayah

    Kriteria

    Tujuan

     Analisis A Perencanaan B

    Saling

    Ketergantungan

    (1)

    Wilayah Fungsional

    Wilayah Nodal

    Wilayah Terpolarisasi

    Wilayah

    Perencanaan

    Kesamaan

    (2) 

    Wilayah Seragam

    Wilayah Formal

    Wilayah Homogin

    Wilayah mintakat

    Daerah Program

    Proyek 

    4.3. Doktrin Perencanaan Wilayah 

    Doktrin perencanaan pembangunan wilayah telah berkembang sejak

    beberapa puluh tahun yang lalu, sebagai akibat langsung atau reaksi terhadap

    pembangunan ekonorai makro sebdum kernerdekaan. Pada umumnya,

    rencana-rencana pembangunan didasarkan pada doktrin comparative advantage,

    yakni suatu aliran pemi-kiran yang menekankan pada kebutuhan untuk

    memusatkan semua investasi bam di negara-negara sedang berkembang, di

    dalam beberapa pusat perkotaan yang luas (antara lain primate cities), dengan

    argumen-argumen bahwa ongkos infrastruktur non produktif paling sedikit, skala

    dconomi terbesar dan pengaruh modernisasi terkuat. Doktrin ini tidak mencakup

    suatu dimensi wilayah yang jelas.

    Doktrin perencanaan wilayah tersebut juga memberikan kunci yang

    memu-satkan investasi di setiap pusat pertumbuhan yang terpilih. Investasi dapat

    berupa sektor industrialisasi modern yang berperanan sangat dinamis. Tetapi saat

    ini ditam-bahi juga strategi geografis yakni strategi keruangan. Beberapa penulis

    (Myrdal, Hirschman, dan Friedman) membahas investasi wilayah inti (cores) atau

    pusat-pusat pertumbuhan (growth centres) akan mengalami kemerosotan

    ataupun perluasan me-lalui sistem hirarki pusat perkotaan, yang pada akhimya

    akan membentuk ketidakse-imbangan atau polarisasi akan hilang dan periphery

    lambat laun akan menjadi satu sistem ekonomi nasional.

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    26/43

    Kelemahan doktrin pembangunan ini dengan fokus wilayah telah

    menghasfl-kan banyak rencana, di antaranya adalah banyaknya terapan rencana

    dengan hasil yang kurang memuaskan, terutama pendapatan regional yang tidaksama; artinya bahwa aspek tersebut sebagai indikator keterbatasan efek

    kejatuhan (trickle down effect) dalam situasi yang nyata, Friedman

    menggambarkan evolusi pikiran dari awal penekanan pada kebutuhan untuk

    memusatkan pandangan ekonomi, ke suatu tekanan pada kehandalan akibat

    perluasan sektor modern yang ditempatkan pada pusat-pusat pertumbuhan. Pada

    akhimya Friedman mempertajam kritiknya terhadap doktrin growth centres, dan

    sdanjutnya menyumbangkan doktri bam tentang perencanaan pembangunan

    wflayah, sebagai altematif yang dianggap dapat mengintegrasi terapan yang

    berhasil dari pada kebijaksanaan pemenuhan kebutuhan pokok, yakni

    pende-katan territorial terhadap pembangunan wilayah.

    5. Tipe-tipe Perencanaan Wilayah

    5.1. Wilayah Perencanaan 

    Seperti telah dikemukakan bahwa wilayah mengadung banyak pengertian.

    Wilayah dalam kaitannya dengan perencanaan akan selalu berarti suatau satuan

    geografis sub nasional, yang merupakan suatu sarana yang baik dan serasi untuk

    mena-ngani masalah-masalah dan fungsi-fimgsi perencanaan dalam proporsi

    yang teratur. Empat kategori yang digunakan untuk merencanakan suatu satuan

    geografis sebagai wilayah perencanaan menurut asasnya, adaiah sebagai

    berikut.

    1) Wilayah perencanaan menurut asas homoginitas, adaiah wilayah yang

    dibedakan atas dasar ciri homogenitas tertentu, bergantung pada kriteria yang

    digunakan. Kriteria dapat menggunakan aspek biofisik, maupun aspek sosio

    ekonomik.

    2) Wilayah perencanaan menurut asas fungsionalitas merupakan penentuan

    wilayah berdasar konsep jaringan hubungan antar daerah yang membentuk

    satuan wilayah tertentu menurut hubungan fungsi wilayah. Wilayah fungsional

     juga sering disc-but sebagai wilayah inti (nodal region) karena biasanya

    memiliki suatu pusat ak-tifitas yang menjalankan fungsi tersebut.

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    27/43

    3) Daerah aliran sungai (DAS) menggunaan asa utama untuk merencanaan

    suatu wilayah yang memiliki hubungan atau ikatan hidrologis. Tipe wilayah

    perencanaan seperti ini secara implisit mengandung arti sebagai wilayahhomogin dalam arti kesatuan hidrologis, namun juga memih'ki arti swbagai

    wilayah fungsional, ditin-jau dari aspek keterkaitan fungsi melalui jaringan

    aliran sungai yang menghu-bungkan daerah hulu dan hilir.

    4) Wilayah khusus dapat berupa daerah-daerah bencana atau daerah yang

    mengalami kerusakan akibat gempa bumi, banjir, letusan gunungapi, dan

    sebagainya.

    Dalam kaitannya dengan perencanaan wilayah dan pembangunan wilayah,

    maka asas fungsionalitas lebih sesuai diterapkan, karena dalam usaha mencapai

    keterpaduan dibutuhkan organisasi, koordinasi kegiatan, dan jalur komunikasi

    inteh-sif di tingkat lokal maupun regional. Pembagian geografis menjadi

    satuan-satuan administratif hakekatnya sangat penting, mengingat banyak data

    statistik bidang sosial ekonomi wilayah keberadaannya berdasar satuan satuan

    geografis tersebut.

    5.2. Klasi fikasi Wflayah Perencanaan

    Tipologi atau klasifikasi tentang tipe-tipe perencanaan wilayah ke dalam

    empat kategori memfokuskan pada berbagai aspek kegiatan utama yang dapat

    dibedakan pada proses perencanaan regional. Pengertian klasifikasi secara

    etimologis adaiah teknik atau cara untuk mengatur data secara sistematis menjadi

    kelompok-kelompok atau golongan atau beberapa bagian yang dalam hal ini

    berupa group, klas, atau keluarga (Webster, 1966). Klasifikasi wilayah adaiah

    usaha untuk mengadakan penggolongan wilayah ke dalam bagian-bagian tertentu

    berdasar properti tertentu. Penggolongan yang dimaksud haruslah

    memperhatikan keseragaman sifat, dan mem-perhatikan semua individu. Semua

    individu yang ada dalam populasi mendapat tempat dalam golongannya

    masing-masing. Usaha untuk mengubah atau mengeli-minir data seperti yang

    terjadi dalam proses generalisasi, tidak terdapat dalam klasifikasi.

    Tujuan utama klasifikasi bukan untuk menonjolkan sifat tertentu dari

    sejum-lah individu, mdainkan mencari deferensiasi antar golongan wilayah. Cara

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    28/43

    yang dapat dikerjakan dalam klasifikasi dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

    Secara garis besar klasifikasi dapat diperbedakan ke dalam dua golongan, yaitu

    klasifikasi yang bertujuab untuk mengetahui deferensiasi jenis dan klasifikasi yangbertujuan untuk mengetahui deferensiasi tingkat.

    1) Deferensiasi Jenis dalam Klasifikasi Wilayah Perencanaan

    Dalam program-program perencanaan, deferensiasi jenis sangat penting. Hal

    ini dilakukan untuk mendapatkan gambarantentang sifat suatu wilayah yang

    ada, Deferensiasi jenis kebanyakan dilakukan secara kualitatif. Misal,

    klasifikasi wilayah mendasarkan pada persebaran bentuk penggunaan lahan.

    Dari data bentuk penggunaan lahanyang ada dapat digambarkan tentang

    wilayah yang berbeda-beda dengan masing-masing karakteristik. Derajadgeneralisasi sampai pada batas-batas tertentu masih tampak meskipun tidak

    besar. Makin teliti suatu klasifikasi akan memberikan informasi semakin baik.

    Cara tersebut banyak diterapkan pada survei yang menggunakan

    penginderaan jauh sebagai alat analisisnya. Dari kenampakan foto udara

    misahiya dapat ditentukan batas-batas penggunaan lahan-nya secara jelas.

    2) Deferensiasi Tingkat dalam Klasifikasi Wilayah Perencanaan

    Penentuan deferensiasi tingkat wilayah perencanaan mencakup dua metode,

    yakni interval method dan hierarchical method. Pertama. metode interval

    dalam regio-nalisasi bersifat kuantitatif statistik. Aspek penting yang harus

    diperhatikan adalah parameter yang digunakan untuk dasar penggolongan.

    Semakin banyak klas yang dibentuk dalam deferensiasinya, atau semakin

    kecil interval yang digunakan sebagai dasar penggolongan; maka semakin

    banyak informasi yang dapat disadap dari data yang bersangkutan (Robinson

    and Sale, 1969). Salah satu contoh metode ini dapat ditunjukkan pada

    Gambar A.8. berikut. Kedua. metode hirarkis menekankan pada urutan

    struktural, dimana setiap klas dalam klasifikasi ini memiliki hubungan dengan

    klas-klas di bawahnya maupun di atasnya, karena orde yang lebih tinggi

    merupakan gabungan dari klas-klas yang di bawahnya (Chorley and Haggett,

    1970). Pembagian klas menggunakan metode hirarkis dapat disajikan seperti

    Gambar A.9 berikut.

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    29/43

    Uraian pewilayahan secara ringkas di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

    - Generalisasi wilayah (penyamarataan wilayah) memiliki implikasi penting

    dalam proses perencanaan wilayah, terutama dalam tahap pengenalanwila-yah, atau dengan kata lain dapat ditegaskan bahwa dalam pre planning

    period teknik ini memegang peranan utama, karena berhubungan erat

    dengan penen-tuan prioritas pembangunan

    - Dalam tahap perencanaan berikutnya (planning period) akan lebih mengena

    dan sesuai bila menggunakan teknik-teknik klasifikasi wilayah

    - Delimitasi kuantitatif lebih memudahkan para perencana dalam mengerjakan

    pewilayahan, karena derajad konsistensinya lebih mudah dipertahankan.

    - Untuk mengerjakan usaha pewilayahan dengan cepat, tepat, dan konsisten,

    sangat dianjurkan menggunakan komputer programing.

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    30/43

    5.3. Jenis-jems Perencanaan Wilayah 

    Istilah perencanaan wilayah belum merapakan pengertian yang langsung

    di-terima secara umum. Hampiran terhadap rencana-rencana wilayah dapatdidasarkan pada berbagai jenis prinsip dan kategori klasifikasinya beraneka

    ragam. Kategori klasifikasi secara umum yang digunakan dalam rencana wilayah

    berdasar asal atau sumbernya terdiri dari empat kategori.

    1) Rencana wilayah yang berasal dari prosedur-prosedur tertentu dalam proses

    perencanaan. Perencanaan wilayah berasal dari prosedur tertentu ada yang

    dimulai dari tingkat administrasi puncak (atas atau pusat), dan terbagi dalam

    rencana nasional melalui rencana-rencana suatu regional dan sektoral.

    Rencana ini sering disebut sebagai rencana wilayah dari atas ke bawah.Namun demikian ada pula rencana wilayah yang dimulai dari bawah. Dalam

    hal ini kebutuhan dan keinginan masyarakat lokal diru-muskan menjadi

    rencana yang terhimpun dan terpadu dalam rencana regional, yang

    selanjutnya menjadi rencana sektoral dan nasional. Jenis rencana ini sering

    disebut sebagai rencana wilayah dari bawah ke atas. Namun demikian

    rencana wilayah akan cukup efektif jika kedua jenis rencana tersebut

    dipadukan, melalui dialog intensif antara badan-badan perenca-naan

    nasional, sektoral, dan lokal, termasuk penduduknya.

    2) Rencana wilayah yang berasal dari tingkat-tingkat tertentu dalam sistem

    regionali-sasi negara-negara yang lebih besar. Dalam hal ini rencana wilayah

    dapat dibeda-kan ke beberapa tingkat dalam sistem regional sub nasional,

    sehingga untuk setiap rencana dapat disusun:

    - rencana-rencana wilayah makro;

    - rencana-rencana wilayah meso;

    - dan rencana-rencana wilayah mikro.

    3) Rencana wilayah yang berasal dari tujuan-tujuan awal atau titik-titik mula

    tertentu. Dalam perencanaan regional untuk wilayah fungsional dan wilayah

    pemusatan, dapat diperhatikan berbagai jenis komponen wilayah. 'Rencana

    wilayah yang ber-orientasi perkotaan ataupun desa kota', rencana tersebut

    terpusat pada salah satu atau lebih dari kota-kota penting dalam wilayah

    tersebut. Dalam hal ini peencana-an fisik kota didasarkan pada penilaian

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    31/43

    pembangunan yang akan berlangsung dalam wilayah yang dilayani oleh kota

    tersebut Rencana tersebut adapat berhasfl jika terdukung oleh suatu rencana

    wilayah yang menyeluruh, meliputi pembangunan non perkotaan. 'Rencanawilayah yang berorientasi perdesaan', terpusat pada sektor pertanian dan

    kawasan-kawasan tersebut dapat menetapkan pembangunan yang hams

    dflakukan dalam pusat-pusat perkotaan, tetapi tidak dapat di-rinci secara tehti

    dan tuntas sampai pada program-program tindakan. 'Rencana wilayah yang

    berorientasi pada perdesaan dan perkotaan', menyusun dan menyi-apkan

    program-program tindakan secara rinci untuk keduanya.

    4) Rencana wikyah yang berasal dari tingkat-tingkat elaborasi atau ketelitian

    kerja tertentu. Rencana wilayah dapat disusun dan disiapkaii sesuai dengan

    tingkat-tingkat rincian tertentu, terutama jika perencanaan regional baru

    diperkenalkan dalam suatu Negara

    Rencana wilayah mendasarkan pada aktifitas yang harus dilakukan dapat

    dibedakan menjadi tiga jenis:

    - Rencana Pennulaan, menyajikan penilaian umum tentang potensi-potensi

    utama, dan hambatan pengembangan, serta merencanakan

    kegiatan-kegiatan pembangunan yang lebih penting. Rencana tersebut dapat

    merapakan bagian dari rencana na-sional. Rencana semacam ini dapat

    disusun oleh suatu tim kecil yang terdiri atas orang-orang yang

    berpengalaman dalam waktu antara 1-3 bulan.

    - Rencana berupa bagan dapat berupa suatu telaah yang teliti dari rencana

    wilayah permulaan. Rencana tersebut harus membuat bagan mengenai

    program-program tindakan utama dan proyek-proyek yang potensial, dan

    menguraikan struktur wilayah tersebut pada akhir periode perencanaan yang

    bersangkutan, apabila tujuan-tujuan telah tercapai. Rencana semacam ini

    dapat disusun oleh suatu kelompok yang terdiri dari 5 -10 orang ahli dalam

    waktu 3-6 bulan.

    - Rencana rinci berisi program-program tindakan yang dirinci hingga tingkat

    identifi-kasi proyek-proyek. Rencana ini merapakan jaringan yang

    memperUhatkan urutan waktu proyek-proyek yang telah ditentukan, alokasi

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    32/43

    anggaran tahunan per proyek, suatu peta yang menggambarkan lokasi

    proyek-proyek, dan suatu uraian terperinci mengenai struktur wilayah tersebut

    dalam waktu yang akan datang apabila tujuan-tujuan telah tercapai. Rencanaseperti ini dapat membutuhkan suatu tim yang terdiri atas 5 -20 orang ahli dan

    dapat menyita waktu 6 bulan hingga 2 tahun.

    Dua persyaratan utama pada semua jenis rencana wilayah di atas adalah

    harus komprehensif dan terpadu. Rencana komprehensif mencakup rencana

    ekonomi dan sosial, sedangkan rencana terpadu haras sesuai dengan kerangka

    dasar rencana lain yang diberikan oleh pemerintah. Artinya, sesudah rencana

    disesuaikan secara menyeluruh, maka tujuan-tujuan rencana wilayah dan

    tujuan-tujuan rencana nasional dan sektoral bersesuaian satu sama lain, danrencana-rencana lokal sesuai dengan kerangka dasar rencana regional.

    Perencanaan wilayah dilaksanakan secara bertahap; pada hakekatnya

    berlangsung apabila anggaran-anggaran tahunan pada tingkat nasional, regional,

    dan lokal sudah ditetapkan, agar dipadukan menjadi suatu kerangka dasar umum

    yang berasal dari perencanaan jangka panjang terpadu dan komprehensif.

    Kerangka dasar ini harus disesuaikan secara teratur sebagai suatu konsekuensi

    logis dari perencanaan bertahap.

    Tugas: 

    1) Baca buku Konsepsi Wilayah dan Prinsip Pewilayahan, Pengarang Hadi

    Sabari Yunus, 1991.

    2) Susun makalah ringkas dari bagian The Place of Regional Planning in the

    Process of Planned Development, hal 6 — 29, pada buku Framework for

    Regional Planning in Developing Countries, by J. M. Van Staveren and D. B.

    W. M. Van Dusseldorp, 1993

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    33/43

    6. Wawasan Tata Ruang dan Perencanaan Pengembangan 

    Tata Ruang mempunyai kaitan pengertian dengan kata spatial dalam bahasaInggris. Tata Ruang diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai kaitan

    dengan keruangan – spasial

     Amos Rapoport menekankan pengertian spatial ini atau Tata Ruang sebagai hal

    yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan ruang, wawasan Tata

    Ruang terkak dengan suatu penataan segala sesuatu yang berada di dalam ruang

    sebagai wadah penyelenggaraan kehidupan.

    Larry Wetzling, lebih jauh memberikan arti Tata Ruang sebagai sesuatu yang

    berups hasil perencanaan fisik. la menekankan bahwa di dalam Tata Ruang

    terdapat suatu distribusi atau pengagihan dari tindakan manusia dan kegiatannya

    untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dirumuskan sebelumnya. Tata Ruang

    dalam hal ini menunri Westzling merupakan penjabaran dari suatu produk

    perencanaan fisik ruang apakah im ruang terbatas maupun ruang tak terbatas.

    Di Indonesia wawasan tentang Tata Ruang ini sudah sejak lama dikembangkan.

    Dari berbagai forum dapat dikemukakan beberapa wawasan dan pengertian

    umumnya mengatakan bahwa Tata Ruang merupakan penataan pada suatu

    lokasi untuk menempatkan benda benda, kegiatan yang di dalamnya dapat

    berubah dan berkembangJadi dalam hal ini Tata Ruang dapat diartikan sebagai

    penataan bagiaia bagian ruang yang disediakan untuk digunakan sebagai tempat

    benda benda, kegiatan dan perubahan. Kalau yang di tata itu penggunaan ruang

    bumi , maka hasilnya dapai dikatakan sebagai suatu tata guna bumi. Kalau yang

    ditata itu penggunaan ruang yang berisi air maka hasilnya dikatakan sebagai tata

    guna ar dan kalau yang ditata itu ruang angkasa maka hasilnya dikatakan sebagai

    tata guna angkasa. Kalau yang ditata ira merupakan gabungan dari bumi, air dan

    angkasa maka maka tata guna ruangnya disebut sebagai Tata Ruang atau Spatial

    Planning.

    Pandangan lain adalah dari bidang penataan dan pemanfaatan lahan, yang

    menekankan bahwa penataan ruang (Spatial Planning) baru bisa nyata kalau telah

    ada tanah yang diperuntukan untuk penggunaan tertentu serta dikuasai oleh calon

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    34/43

    pengguna tanah in: misalnya untuk suatu proyek pembangunan tertentu. Jadi

    dalam hal ini ruang mempunyai arti sebagai tanah di permukaan bumi. Dengan

    anggapan tanah sebagai genus dan tanah sebagai species maka yang bisa ditataadalah tanah dan bukan ruang.

    Pada Undang Undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, Tata Ruang

    diartikan sebagai suatu wujud struktural pemanfaatan ruang suatu wilayah baik

    direncanakan ataupun tidak direncanakan (terjadi secara alami). Penataan Ruang

    (Spatian Planning) adalah perencanaan , pemanfatan dan pengendalian ruang.

    Sedangkan Rencana Tata Ruang (Spatial Plan) disrtikan sebagai basil

    perencanaan Tata Ruang, berupa arahan kebijaksanaan dan memperuntukan

    (alokasi, pengagihan) pemanfaatan ruang yang secara struktural menggambarkanikatan fungsi lokasi yang terpadu bagi berbagai kegiatan kehidupan. Sektor sektor

    lainnya seperti pertambangan, kehutanan , perkebunan, perhubungan, pertanian

    dan lain lain juga mempunyai wawasan Tata Ruang yang spesifik sesuai dengan

    ruang lingkup sektor yang akan ditata dalam pemanfaatan ruang untuk

    kepentingan tertentu tersebut.

    Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa ruang dalam arti segala

    sesuatu yang berkaitan dengan wawasan ruang di bumi(jagad raya) adalah

    semua bagian bumi yang dimulai dari titik pusat bumi, yang mengandung berbagai

    sumber daya alam kebumian termasuk potensi bencana alam, mineral air dll

    sampai ke bagian permukaan bumi dengan berbagai potensi dan keterbatasan

    (limitasi) nya sampai ke bagian di atas permukaan bumi yaitu angkasasampai ke

    batas atmosfer bumi dengan berbagai potensi dan permasalahannya.

    Ruang atau Space adalah wadah tempat berlangsungnya kehidupan yang

    mencakup ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara, termasuk di dalamnya

    tanah, air, udara beserta benda benda serta sumber daya dan keadaan alam

    sebagai suatu kesatuan wilayah tempat manusia dengan berbagai kegiatannya

    serta berbagai mahluk lainnya melakukan dan melaksanakan kehidupannya.

    Tata Ruang atau Spatial adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang

    pada berbagai hirarki (jenjang) wilayah (nasional, wilayah, lokal).

    Penataan Ruang atau Spatial Planning adalah proses perencanaan ,

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    35/43

    pemanfaatan dan pengendalian pelaksanaan rencana Tata Ruang yang

    berencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan dalam memenuhi kebutuhan

    pemanfaatan ruang uang meningkat dan berkembang terus dari masa ke masa.

    Rencana Tata Ruang (Spatial Plan) adalah produk perencanaan penataan ruang

    yang merupakan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang secara terpadu untuk

    berbagai kebutuhan.

    6.1. Pengertian Dasar Penataan Ruang  

    Penataan ruang secara umum merupakan proses perencanaan tata ruang,

    pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam pengertian ini

    sebenarnya terkandung tenninologi mengenai ruang, tata ruang, rencana tata

    ruang yang akan menjadi dasar dalam penataan ruang. Sesuai dengan UU

    Penataan ruang, pengertian tersebut adalah sebagai berikut.

    - Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang

    udara sebagai kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup lainnya

    hidup dan melakukan kegjatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

    - Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik

    direncanakan maupun tidak.

    - Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

    Penataan ruang sebagai suatu proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

    ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan suatu kesatuan sistem

    yang tidak terpi-sahkan satu dengan lainnya.

    Kebutuhan suatu penataan ruang pada berbagai tingkat wilayah pada

    dasar-nya tidak dapat dilepaskan dari semakin banyaknya permasalahan

    pembangunan, antara lain dalam bentuk konflik kepentingan dalam pemanfaatan

    yang menuntut penyelesaian dari segi tata ruang (spatiaf). Disamping itu juga

    semakin disadari bahwa pembangunan yang terarah lokasinya diharapkan akanmemberikan hasfl yang lebih besar bagi wilayah secara keseluruhan.

    Perkembangan pesat berbagai sektor pembangunan perlu diakomodasi dalam

    ruang, berbagai konflik peman&atan ruang yang terjadi seringkali dijadikan

    indikasi semakin diperlukannya penataan ruang sebagai suatu proses atau

    kegiatan yang terpadu, sejak perencanaan, pelaksanaan. sampai

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    36/43

    pengendaliannya. Dalam konteks ini tentu saja penataan ruang yang dimak-sud

    dilakukan secara dinamis dalam memenuhi kebutuhan penggunaan ruang yang

    meningkat terus dari waktu ke waktu dengan cara optimum, berdaya guna, serasidam berkjelanjutan.

    Perhatian terhadap urgensi penataan ruang, secara nasional tampak jdas

    dengan adanya Undang-undang Penataan Ruang, yang diharapkan menjadi

    landasan tertinggi bagi upaya penataan ruang pada berbagai tingkat wilayak

    Dalam UU tersebut dikemukakan:

    "penataan ruang yang berazaskan pada (a) pemanfaatan ruang bagi semua

    kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras,

    seimbang, dan berkelanjutan; dan (b) keterbukaan, persamaan, keadilan, dan

    perlindungan hukum".

    6.2. Tujuan dan Lingkup Penataan Ruang

    a. Tujuan Penataan Ruang 

    Penataan ruang secara umum bertujuan untuk:

    1) menyelengarakan pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang

    berlan-daskan pada Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;

    2) menyelenggarakan pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan

    kawasan budidaya;

    3) mencapai pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan:

    - kehidupan bangsa yang cerdas, berbudi luhur dan sejahtera;

    - keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya

    buatan dengan memperhatikansiirnberdaya manusia;

    - peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan

    secara berdaya gima dan berhasil guna, serta tepat guna untuk

    me-ningkatkan kualitas sumberdaya manusia;- perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menannggulangi

    dampak negatip terhadap lingkungan; keseimbangan kepentingan

    kesejahteraan dan keamanan.

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    37/43

    b. Lingkup Penataan Ruang

    Ditinjau dan lingkupnya, penataan ruang dalam semua tingkat wilayah

    nega-ra pada dasaraya akan mengatur pemanfaatan dan perlindungan ruangterhadap dua fungsi utama kawasan, yakni kawasan lindung dan kawasan

    budidaya Dalam hal ini kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan

    fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup

    sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya adalah kawasan

    yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan

    potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan.

    Penataan ruang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan rencana dan

    pengendalian pelaksanaan tata ruang. Berdasarkan pada aspek administratifhya,penataan ruang meliputi ruang wilayah nasional, wilayah propinsi, dan wilayah

    kabputen atupun wilayah kota. Penataan ruang atas dasar fimgsi kawasan dan

    aspek kegiatan, meliputi kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan

    tertentu. Pengertian dari kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai

    kegiatan utama pertanian tennasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan

    susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa

    pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Pengertian dari kawasan

    perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama non pertanian,

    dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,

    pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

    kegiatan ekonomi. Pengertian dari kawasan tertentu adalah kawasan yang

    ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis, yang penataan ruang-nya

    diprioritaskan.

    Penataan ruang dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek

    lingkungan alam, lingkungan buatan, lingkungan sosial, dan interaksi antar

    komponen lingkung-an.Penataan juga haras memperhatikan tahapan,

    pembiayaan, dan pengelolaan pembangunan serta pembinaan kemampuan

    kelembagaan. Dengan memperhatikan aspek aspek tersebut, penataan ruang

    dilakukan untuk terciptanya upaya dalam pemanfaatan ruang secara berdaya

    guna dan berhasil guna, serta untuk terpeliharanya kelestari-an lingkungan hidup.

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    38/43

    1) Perencanaan Tata Ruang

    Perencanaan tata ruang deflakukan melalui proses dan prosedur

    penyusunan serta penetapan rencana tata ruang berdasar pada ketentuanperaturan perundangan yang berlaku. Rencana tata ruang tersebut akan ditinjau

    kembali atau disempumakan sesuai dengan jenis perencanaannya secara

    berkala. Dalam proses perencaannya, pe-rencanaan tata ruang haras

    mempertimbangkan secara terpadu aspek-aspek kesera-sian, keselarasan, dan

    keseimbangan fungsi budidaya dan fungsi lindung, dimensi waktu, teknologi,

    sosial budaya, serta fungsi pertahanan keamanan. Selain itu haras

    memperhatikan juga aspek secara terpadu berbagai sumberdaya, fungsi dan etika

    lingkungan, serta kualitas ruang. Perencanaan tata ruang pada dasamya

    mencakup perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang, yang meliputi tata

    guna lahan, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumberdaya alam

    lainnya,

    2) Pemanfaatan Ruang

     Arti pemanfaatan ruang adalah rangkaian program kegiatan pembangunan

    yang memanfaatkan ruang menurat jangka waktu yang ditetapkan di dalam tata

    ruang. Pembiayaan program pemanfaatan ruang merupakan mobilisasi, prioritas,

    dan alokasi pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan.

    Dalam pelak-sanaannya, pemanfaatan ruang dilakukan dengan cara:

    - penyusunan program beserta pembiayaan pembangunannya;

    - pemanfaatan ruang didasarkan atas rencana tata ruang.

    Penyelengaraan pemanfaatan ruang dilakukan secara bertahap melalui

    penyiapan program kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan

    ruang yang akan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat baik secara

    sendiri-sendiri maupun secara bersama sesuai dengan rencana tata ruang yang

    telah ditetapkan. Disamping itu diselenggarakan melalui tahapan pembangunan

    dengan memperhatikan sumber dan mobilisasi dana serta alokasi pembiayaanprogram pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang. Proses dan

    prosedur pelaksanaan tata ruang akan dilakukan secara hirarkis di tingkat

    nasional, propinsi, kabupaten ataupun kota, secara umum melupri hal-hal berikut.

    - Prioritas wilayah, program dan pembiayaan pembangunan.

    - Kebijakasanaan pola pengelolaan tata guna lahan, tata gunan air, tata guna

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    39/43

    udara, tata guna sumberdaya alam lainnya, sesuai dengan azas penataan

    ruang, untuk tingkat nasional dan daerah propinsi berupa kebijaksanaan,

    sedangkan untuk dae-rah kabupaten maupun kota berupa penguasaan,penggunaan dan pengendalian ter-hadap tanah, air, dan udara, serta

    sumberdaya lainnya.

    - Kemampuan aparat pelaksana.

    - Partisipasi pemerintah, swasta, dan masyarakat.

    - Jangka waktu lima tahun.

    Hal lain yang perlu dikembangkan dalam pemanfaatan ruang adalah

    adanya perangkat yang bersifat insentif dan disinsentif dengan menghormati hak

    penduduk sebagai warga negara. Perangkat insentif merupakan pengaturan yangbertujuan memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang seiringan dengan

    tujuan rencana tata ruang. Misalnya dengan pemberian kompensasi, imbalan, dan

    tata cara penyelengga-raan sewa ruang dan usun saham (bidang ekonomi) serta

    pembangunan dan pengada-an sarana dan prasarana untuk melayani

    pengembangan kawasan sesuai dengan rencana tata ruang (bidang fisik).

     Adapun perangkat disinsentif merupakan pengaturan yang bertujuan membatasi

    pertumbuhan atau megurangj kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata

    ruang kota. Pengenaan disinsentif ini misalnya berbentuk penge-naan pajak yang

    tinggi atau ketidaktersediaan sarana dan prasarana.

    3) Pengendalian Ruang 

     Agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang maka

    dilakukan pengendalian dengan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban

    pemanfaatan ruang. Pengawasan tersebut merupakan usaha untuk menjaga

    kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam

    rencana tata ruang. Penertiban merupakan usaha untuk mengambil tindakan agar

    pemanfaatan ruang yang direnca-nakan dapat terwujud. Kegiatan pengawasan

    tersebut dilakukan dalam bentuk:

    - Pelaporan, berupa kegiatan memberi informasi secara objektif mengenai

    pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan

    rencana tata ruang.

    - Pemantauan (monitoring), yang merupakan kegiatan mengamati,

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    40/43

    mengawasi, dan memeriksa dengan cermat perubahan kualitas tata ruang

    dan lingkungan yang tidak sesuai dengan tata ruang.

    - Peninjauan kembali (evaluasi), yang merupakan usaha untuk menilaikemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana tata

    ruang.

    Penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan

    rencana tata ruang dilakukan dalam bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bentuk sanksi tersebut dapat

    berupa sanksi administrasi, sanksi perdata, atau sanksi pidana.

    6.3. Hirarki Rencana Tataruang 

    Dalam kaitan dengan tingkatan wilayah, kegjatan penataan ruang

    dibedakan atas Rencana Tata Ruang wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang

    wilayah Propinsi dan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kota. Hal ini

    menunjukkan bahwa wilayah perencanaan sangat terikat dengan wilayah

    administrasi pemerintahannya kare-na kewenangan mengatur pemanfaatan

    ruang sesuai dengan pembagian administrasi pemerintahan. Dalam Repelita V,

    diisyaratkan perlu segera disusun berbagai jenis tata ruang sebagai berikut:

    - Rencana Tata Ruang wilayah Nasional yang merupakan strategi dan arahan

    kebi-jaksanaan pemanfaatan ruang wilayah negara. Berdasarkan UU

    Penataan Ruang berjangka waktu 25 tahun dan ditetapkan dengan Peraturan

    Pemerintah.

    - Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi yang merupakan penjabaran strategi

    dan arahan kebijaksanaan ruang wilayah nasional ke dalam strategi dan

    struktur pemanfaatan ruang wilayah Propinsi. Jangka waktu rencana ini

    adalah 15 tahun dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Propinsi.

    - Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kota, yang merupakan penjabaran

    dari Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi ke dalam strategi pelaksanaan

    pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten/Kota, Jangka waktu rencana ini

    adalah 10 tahun dan ditetapkan dengan Perda Kabupaten/Kota.

    Khusus untuk wilayah perkotaan baik Kota maupun ibukota Kabupaten,

    ibukota kecamatan atau kota lainnya, dikenal adanya hierarki rencana tata ruang

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    41/43

    kota sebagai berikut (Permendagri No. 2 Tahun 1987):

    - Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), yang ditetapkan dengan

    Peraturan Daerah (Perda) Tingkat II.- Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), yang ditetapkan dengan

    Peraturan Daerah (Perda) Tingkat II.

    - Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK) yang ditetapkan dengan Peraturan

    Daerah (Perda) Tingkat II.

    Tingkat kedalaman dari setiap jenis rencana tata ruang di atas adalah

    sebagai berikut:

    - Tingkat kedalaman Rencana Tata Ruang wilayah Nasional adalah setara

    dengan tingkat ketelitian peta skala minimal 1 :1.000.000.- Tingkat kedalaman Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi adalah setara

    dengan tingkat ketelitian peta skala minimal 1 : 250.000.

    - Tingkat kedalaman Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten adalah setara

    dengan tingkat ketelitian peta skala minimal 1 : 100.000 dan peta wilayah

    kotamadya setara dengan skala minimal 1: 50.000.

    - Tingkat kedalaman RUTRK adalah setara dengan tingkat ketelitian peta skala

    minimal 1 : 10.000.

    - Tingkat kedalaman RDTRK adalah setara dengan tingkat ketelitian peta skala

    minimal 1:5.000.

    - Tingkat kedalaman RTRK ditetapkan dengan ketelitian peta skala minimal 1:

    2.000 atau 1:1.000.

    6.4. Peraturan Perundangan Penataan Ruang 

    Selama ini telah ada berbagai ketentuan peraturan perundangan yang

    secara substantif terkait dengan penataan niang (dalam hal ini aspek-aspek yang

    menjadi komponen dari ruang), baik dalam bentuk Undang-undang, Peraturan

    Pemerintah, maupun Keputusan Pre-siden. Berikut ini akan dijabarkan beberapa

    peraturan perundangan yang telah ada.

    - Berupa Undang-Undang:

    (1) Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

    Pokok-Po-kok Agraria;

    (2) Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Kehutanan;

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    42/43

    (3) Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan

    Pokok Pertambangan;

    (4) Undang-Undang Nomor: 3 Tahun 1972 tentang Transmigrasi;(5) Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

    Pemerintahan di Daerah;

    (6) Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;

    (7) Undang-Undang Nomor: 13 Tahun 1980 tentang Jalan;

    (8) Undang-Undang Nomor: 4 Tahun 1982 tentang Dasar Pokok-Pokok

    Ling-kungan Hidup;

    (9) Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;

    (10) Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

     Alam Hayati;

    (11) Undang-Undang Nomor: 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan;

    (12) Undang-Undang Nomor: 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

    Permukiman;

    (13) Undang-Undang Nomor: 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

    - Wujud Peraturan Pemerintahan adalah:

    (1) Peraturan Pemerintah Nomor: 22 Tahun 1982 tentang Tatacara Pengaturan

     Air;

    (2) Peraturan Pemerintah Nomor: 23 Tahun 1982 tentang Irigasi;

    (3) Peraturan Pemerintah Nomor: 26 Tahun 1985 tentang Jalan;

    (4) Peraturan Pemerintah Nomor: 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan;

    (5) Peraturan Pemerintah Nomor: 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai

    - Dampak Lingkungan:

    (1) Peraturan Pemerintah Nomor: 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian

    Urusan Pemerintahan di Bidang Pekerjaan Umum Kepada Daerah (LNRI No.

    25 Tahunl987, TLN No. 3352);

    (2) Peraturan Pemerintah Nomor: 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegjatan

    Instansi Vertikal di Daerah;

  • 8/18/2019 Pengertian Perencanaan Dan Perancangan

    43/43

    Selain itu telah dikeluarkan beberapa Keputusan Presiden dan Keputusan

    Menteri Dalam Negeri yang menyangkut penataan ruang:

    (1) Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1989 tentang Tim Koordinasi PengelolaanTata Ruang Nasional;

    (2) Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

    Lindung;

    (3) Keputusan Presiden No. 33 Tahun 1991 tentang Penggunaan Tanah Bagi

    Kawasan Industri;

    (4) Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi

    Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

    (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 1986 tentang Penetapan Batas

    Wi-layah Kota di Seluruh Indonesia;

    (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan

    Prasa-rana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasih'tas Sosial Perumahan

    Kepada Peme-rintahDaerah;

    (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1987 tentang Pedoman

    Penyu-sunan Rencana Kota;

    (8) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 34 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan

    Per-mendagri No. 7 Tahun 1986 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota di

    Seluruh Indonesia.