pengertian penyebab proses terjadinya tsunami

7
PENGERTIAN TSUNAMI 2 Votes Pengertian tsuami. Dari segi terminologi berasal dari bahasa jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang, karena tsunami sering terjadi di negara jepang, berdasarkan catatan sejarah di Jepang telah terjadi tsunami kurang lebih sebanyak 195 kali. Tsunami (bahasa Jepang: 津津; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusangunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantamanmeteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombangtsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang

Upload: yadhi-muqsith

Post on 25-May-2015

16.248 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian penyebab proses terjadinya tsunami

PENGERTIAN TSUNAMI

     

 

2 Votes

 

 

Pengertian tsuami. Dari segi terminologi berasal dari bahasa jepang, Tsu yang berarti

pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang, karena tsunami sering terjadi di negara

jepang, berdasarkan catatan sejarah di Jepang telah terjadi tsunami kurang lebih

sebanyak 195 kali.

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti

“ombak besar di pelabuhan”) adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh

perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut

tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusangunung

berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantamanmeteor di

laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.Tenaga yang dikandung

dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di

laut dalam, gelombangtsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per

jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam

hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang

sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami

menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga

mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan

kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa

diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang

tsunami.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.

Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta

menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Page 2: Pengertian penyebab proses terjadinya tsunami

Tsunami merupakan perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan

laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa

disebabkan antara lain oleh :

gempa bumi yang berpusat di bawah laut,

letusan gunung berapi bawah laut,

longsor bawah laut,

atau dapat juga karena hantaman meteor dari angkasa yang jatuh ke laut.

Gelombang ombak yang terjadi dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung

dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di

laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500 sampai dengan

1000 km per jam, kecepatan yang setara dengan kecepatan pesawat terbang.

Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju

gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati

pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun

ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang

Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.  Kerusakan dan korban

jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material

yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

 

Proses Terjadinya Tsunami

Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami yaitu :

1. Gempabumi

Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik 

yang terjadi di laut dan mempunayai karakteristik sebagai berikut :

1 Sumber gempabumi berada di laut

2 Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km

3 Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR

4 Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault)

Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang

cukup  besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang

terjadi.

Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan

suatu  massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu 

bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum 

terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja 

menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai

samudera  yang mampu untuk membangkitkan tsunami

 

 

Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan 

memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical

dari  kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut

Page 3: Pengertian penyebab proses terjadinya tsunami

subduksi.  Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk

menghasilkan gelombang  tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng

kontinen, proses ini disebut juga  dengan subduksi.

2. Land Slide (Tanah Longsor)

Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi

di  dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang

terjadi  tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akaibat gempabumi.

3. Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat

menimbulkan  tsunami.

Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar  kecilnya

letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di 

seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau 

yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883.

Letusannya  sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan

korban yang  banyak, baik jiwa maupun harta benda. (http://um.co.id) Dampak dari

bencana ini juga dirasakan  kedashyatannya di negara lain.

Tanah longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempabumi yang 

besar; seperti halnya bangunan yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat 

mengganggu kolom air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai

samudera.  Jika terjadi letusan gunungapi dari dalam laut dapat juga menyebabkan

tsunami karena  kolom air akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu

membentuk suatu  tsunami. Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau.Gelombang

terbentuk akibat  perpindahan massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi

untuk mencapai  keseimbangan dan bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan

batu di tengah kolam  akan terbentuk gelombang melingkar.

Sekitar era tahun 1950 an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan

sebelumnya  percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor, bahan

peledak, aktifitas  vulkanik dan peristiwa lainnya. (http://ksupointer.com) Gejala ini

dengan cepat memindahkan volume air yang  besar, sebagai energi dari material yang

terbawa atau melakukan ekspansi energi yang  ditransfer ke air sehingga terjadi gerakan

tanah. Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini,  tidak sama dengan tsunami di lautan

lepas yang disebabkan oleh beberapa gempabumi,  biasanya menghilang dengan cepat

dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena  area yang terpengaruh sangat

kecil.Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang  kejut lokal yang bergerak

cepat dan lebih besar (solitons), Seperti gerakan tanah yang  terjadi di Teluk Lituya

memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan  mencapai area

pegunungan yang jaraknya 524 m.  (http://yan.komputasi.web.id)Bagaimanapun juga ,

suatu tanah  longsor yang besar dapat menghasilkan megatsunami yang mungkin

berdampak pada  samudera.

 

Page 4: Pengertian penyebab proses terjadinya tsunami

 

  FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

Asal Usul Tsunami – Kata tsunami berasal dari bahasa jepang. Tsuyang berarti

pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi di Jepang. Sejarah

Jepang mencatat setidaknya 197 tsunami telah terjadi di jepang.

Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam

tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam

komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami.

Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang

pasang yang tinggi.

Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak

ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan

lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi.

Meskipun pengartian yang menyamakan dengan “pasang-surut” meliputi “kemiripan”

atau “memiliki kesamaan karakter” dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi

tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan

oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.

Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang

merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut

dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog

versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti “gelombang”. Di Pulau Simeulue,

daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami.

Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.

Penyebab Terjadinya Tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah

besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh

ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman

Page 5: Pengertian penyebab proses terjadinya tsunami

sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya

Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun

secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di

atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di

pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang

terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami

mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya

sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami

hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi

gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat

mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan

jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga

banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah

lempeng benua.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat

mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang

menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara

tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian

pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor

atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai

ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami

Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)

Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

 

TSUNAMI, PENYEBAB DAN AKIBATNYA

II. Penyebab Terjadinya Tsunami 

Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya

perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa

bumi, letusan gunung api dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari

ketiga penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya

gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang

menyebabkannya.

Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah

gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat

menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.

Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan

berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut iniumumnya disebabkan karena adanya

Page 6: Pengertian penyebab proses terjadinya tsunami

gempa bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan

permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan

permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.

Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal,

tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit)

di laut, yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan

permukaan laut. Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan

bukit/tebing laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan

tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun

1976 dan di Padang tahun 1980.

Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah :

1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.

2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.

3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.

4. Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam

ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.

Lida (1970) berdasarkan data tsunami di Jepang menunjukkan bahwa gempa yang

menimbulkan tsunami sebagian besar merupakan gempa yang mempunyai mekanisme

fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (sesar naik) misalnya

tsunami Japan Sea 1983 dan Flores 1992 dan sebagian kecil tipe normal (sesar turun)

misalnya sanriku Jepang 1993 dan Sumba 1977. gempa dengan mekanisme fokus strike

slip (sesar mendatar) kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.