pengertian oksigenai
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
1/22
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN OKSIGENASI
A. Konsep Dasar Medis Oksigenasi
1. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal
pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel.
(Wahit Iqbal Mubarak, 2007)
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas.
Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler
dan keadaan hematologi (Wartonah dan Tarwoto 2003).
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen dalam udara
ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen
yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres
pada miokardium ( Mutaqqin, 2005 )
Tujuan terapi oksigenasi :
a. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
b. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat.
c.
Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.
2. Anatomi Dan Fisiologi
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
2/22
3. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut Tarwoto dan
Wartonah (2003) antara lain :
a. Faktor fisiologi
1) Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).
2) Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi.
3) Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan
darah menurun.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka
dan lainlain.
5) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan, obesitas).
b.
Faktor perkembangan
1) Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.
2) Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.
3) Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokok.
4) Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
dan stres.
5) Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteoriklerosis dan ekspansi paru menurun.
c. Faktor perilaku
1) Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.
2) Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.
3) Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
4) Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
mengakibatkan penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.
d.
Faktor linkungan
1) Tempat kerja ( polusi ).
2) Suhu lingkungan.
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut.
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
3/22
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2011),yaitu: hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas
tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy,/kelelahan, kerusakan
neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi, obesitas,
posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan
membrane kapiler-alveoli.
4. Faktor predisposisi
Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi yaitu :
a. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard,
kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.
b. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
c. Faktor perkembangan. Pada bayi premature berisiko terkena penyakit membrane
hialin karena belum matur dalam menghasilkan surfaktan. Bayi dan toddler
berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan akut. Pada dewasa, mudah terpapar
faktor risiko kardiopulmoner. System pernafasan dan jantung mengalami
perubahan fungsi pada usia tua / lansia.
d. Perilaku atau gaya hidup. Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopilmonar. Obesitas
yang berat menyebabkan penurunan ekspansi paru. Latihan fisik meningkatkan
aktivitas fisik metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen. Gaya hidup perokok
dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung, PPOK, dan
kanker paru (Potter&Perry, 2006).
5. Tanda dan Gejala
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas
dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior,
frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
4/22
pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA,
2011).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS abnormal,
sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia,
sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas
(NANDA, 2011).
6. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
7. Indikasi Terapi Oksigen.
Muttaqin (2005) menyatakan bahwa indikasi utama pemberian terapi O2
sebagai berikut :
a. Klien dengan kadar O2
arteri rendah dari hasil analisa gas darah
b. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan
hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja
otot-otot tambahan pernafasan
c. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2
melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat
( Mutaqqin, 2005 )
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
5/22
8. Metoda pemberian terapi oksigen
Metode pemberian O2 dapat dibagi atas 2 teknik:
a. Sistem aliran rendah
Teknik sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara
ruangan. Teknik ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe
pernafasan dengan patokan volume tidal pasien. Pemberian O2 sistem aliran
rendah ini ditujukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih mampu
bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal
500 ml dengan kecepatan pernafasan 1620 kali permenit (Harahap, 2005).
Yang termasuk dalam sistem aliran rendah yaitu kataeter nasal, kanula nasal,
sungkup muka sederhana, sungkup muka dengan kantong rebreathing, sungkup
muka dengan kantong non rebreathing.
1) Kateter nasal
Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 1-6. Keuntungan
pemberian O2 stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan
nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap. Kerugian Tidak
dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari 45%, tehnik memasuk kateter
nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat
terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran lebih dari 6 L/mnt dapat
menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, kateter mudah
tersumbat (Harahap, 2005).
gambar kateter nasal
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
6/22
2) Kanul nasal
Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 1-6. Keuntungan
Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur,
mudah memasukkan kanul dibanding kateter, klien bebas makan,
bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien. Kerugian tidak dapat
memberikan konsentrasi O2 lebih dari 44%, suplai O2 berkurang bila
klien bernafas lewat mulut, mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1
cm, mengiritasi selaput lender (Harahap, 2005).
Gambar kanul nasal
3)
Sungkup muka sederhana
Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 5-8. Keuntungan
konsentrasi O2 yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal,
system humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup
berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
Kerugian Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 kurang dari 40%, dapat
menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah (Harahap, 2005).
Gambar sungkup muka sederhana
4) Sungkup muka dengan kantong rebreathing
Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 8-12. Keuntungan
Konsentrasi O2 lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak
mengeringkan selaput lender. Kerugian Tidak dapat memberikan O2
konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan
penumpukan CO2, kantong O2 bisa terlipat (Harahap, 2005).
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
7/22
5) Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 8-12. Keuntungan
konsentrasi O2 yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan
selaput lendir. Kerugian kantong O2 bisa terlipat (Harahap, 2005).
Gambar Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
b. Sistem aliran tinggi
Suatu teknik pemberian O2 dimana FiO2 lebih stabil dan tidak
dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan teknik ini dapat menambahkan
konsentrasi O2 yang lebih tepat dan teratur. Adapun contoh teknik sistem aliran
tinggi yaitu sungkup muka dengan ventury. Prinsip pemberian O2 dengan alat ini
yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup kemudian dihimpit
untuk mengatur suplai O2 sehingga tercipta tekanan negatif, akibat udara luar
dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat
ini 414 L/mnt dan konsentrasi 3055% (Harahap, 2005).
Keuntungan
http://1.bp.blogspot.com/--VJYVrrDNh4/T_VCy-sO9fI/AAAAAAAAAYs/7LqG4gdOdYM/s1600/ok.JPG -
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
8/22
Konsentrasi O2 yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan
tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembapan gas
dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2(Harahap, 2005).
Kerugian
Kerugian sistem ini hampir sama dengan sungkup muka yang lain pada aliran
rendah.
9. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b.
Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d.Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g.Ffloroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi
paru.
h.
CT-Scan
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
10.Pelaksanaan Keperawatan
a. PENATALAKSANAAN MEDIS
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
9/22
1) Pemantauan Hemodinamika
2) Pengobatan bronkodilator
3) Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:
nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika
diperlukan.
4) Penggunaan ventilator mekanik
5) Fisoterapi dada
b. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3)
Pengisafan lender
4) Jalan nafas buatan
Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
Gangguan Pertukaran Gas
1)
Atur posisi pasien ( posisi fowler )2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
10/22
B. Konsep Rencana Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa
Dx 1: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan suplai oksigen sekunder
terhadap penurunan ventilasi alveolar sebagai akibat penyempitan jalan napas.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kerusakan pertukaran gas dapat teratasi dengan
kriteria :
Pasien mempunyai pertukaran gas yang adekuat, ditandai dengan FP 12-20 kali/menit
GDA pasien (PaO2 80 mmHg, PaCO235-45 mmHg, dan pH 7,35-7,45 (nilai konsisten
dengan nilai dasar pasien)
Tidak ada suara tambahan napas
TTV dalam rentang normal
Bebas dari tanda-tanda distress pernafasan
Tidak ada sianosis dan dispnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan
mudah)
Intervensi Rasional
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan. Catat
penggunaan otot aksesori, nafas bibir,
ketidakmampuan bicara/berbincang.
Berguna dalam evaluasi derajat distres
pernafasan dan kronisnya proses penyakit.
Awasi TTV dan irama jantung Takikardia, distritmia, dan perubahan TD
dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik
pada fungsi jantung.
Posisikan pasien untuk kenyamanan dan
untuk meningkatkan pertukaran gas yang
optimal (posisi fowler tinggi) dan catat
respon pasien
Untuk meningkatkan ekspansi dada yang
maksimal. Pengiriman oksigen dapat
diperbaiki dengan posisi duduk tinggi.
Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna
membran mukosa.
Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku)
atau terlihat sekitar bibir/atau daun telinga).
Keabu-abuan sianosis sentral
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
11/22
mengindikasikan beratnya hipoksemia.
Dorong mengeluarkan sputum dengan
menggunakan teknik batuk efektif;
penghisapan bila diindikasikan
Kental, tebal dan banyaknya sekresi adalah
sumber gangguan pertukaran gas pada jalan
nafas kecil. Teknik batuk efektif dapat
membatu klien mengeluarkan sputum.
Penghisapan dibutuhkan bila batuk tidak
efektif.
Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 jam (pantau
penurunan dan bunyi tambahan), catat area
penurunan aliran udara dan/atau bunyi
tambahan.
Bunyi nafas mungkin redup karena
penurunan aliran udara atau area konsolidasi.
Adanya mengi mengindikasikan spasme
bronkus atau tertahannya sekret.
Awasi tingkat kesadaran/status mental.
Selidiki adanya perubahan.
Gelisah dan ansietas adalah manifestasi
umum pada hipoksia. GDA memburuk
disertai bingung/somnolen menunjukkan
disfungsi serebral yang berhubungan dengan
hipoksemia.
Pantau hasil GDA dan nadi oksimetri. Mewaspadai penurunan PaO2 dan
peningkatan PaCO2 yang menandakan
ancaman pernapasan. PaCO2biasanyameningkat (bronkitis, emfisema) dan
PaO2secara umum menurun, sehingga
hipoksia terjadi dengan derajat lebih kecil
atau lebih besar. Catatan :PaCO2normal
atau meningkat menandakan kegagalan
pernafasan yang akan datang selama asmatik.
Berikan O2 tambahan yang sesuai dengan
indikasi hasil GDA dan toleransi pasien.
Dapat memperbaiki atau memperbaiki atau
mencegah memburuknya hipoksia.
Kolaborasi pemberian terapi bronkodilator
secara oral maupun inhalasi (menggunakan
nebulizer)
Dapat mengurangi atau mengatasi
penyempitan jalan nafas (bronkus) sehingga
pertukaran gas dapat kembali normal.
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
12/22
Dx 2 : Bersihan jalan napas berhubungan dengan bronkospasme, peningkatan produksi
sekret, sekresi tertahan, tebal, sekret kental, penurunan energi/kelemahan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas dapat teratasi
dengan kriteria :
Sesak napas berkurang/ hilang
Tidak ada batuk
TTV normal (RR ; 12-20 kali/menit, N ; 60-100 kali/ menit , T ; 36,6oC - 37,2
oC , TD;
110-125/60-80 mmHg)
Sekret lebih encer
Tidak ada suara tambahan napas (mengi/ wheezing)
Tidak nampak sianosis
Tidak ada sianosis dan dispnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan
mudah)
Intervensi Rasional
Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi
nafas.
Beberapa derajat spasme bronkus terjadi
dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tak
dimanifestasikan adanya bunyi nafas
adventisius misalnya, penyebaran, krekelsbasah (bronkitis); bunyi nafas redup dengan
ekspirasi mengi (emfisema); atau tak adanya
bunyi nafas (asma berat).
Kaji atau pantau frekuensi pernafasan. Catat
rasio inspirasi atau ekspirasi.
Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat
dan dapat ditemukan pada penerimaan atau
selama stres/adanya proses infeksi akut.
Pernafasan dapat melambat dan frekuensi
ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
Catat adanya atau derajat dispnea, misalnya
keluhan lapar udara, gelisah, ansietas,
distres pernafasan, penggunaan otot bantu.
Disfungsi pernafasan adalah variabel yang
tergantung pada tahap proses kronis selain
proses akut yang menimbulkan perawatan di
rumah sakit misalnya infeksi, reaksi alergi.
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
13/22
Kaji pasien untuk posisi yang nyaman
misalnya peninggian kepala tempat tidur,
duduk pada sandaran tempat tidur.
Peninggian kepala tempat tidur
mempermudah fungsi pernafasan dengan
menggunakan gravitasi namun, pasien
dengan distres berat akan mencari posisi
yang paling mudah untuk bernafas. Sokongan
tangan/kaki dengan meja, bantal, dll
membantu menurunkan kelelemahan otot dan
dapat sebagai alat
Pertahankan polusi lingkungan minimum
misalnya debu, asap, dan bulu bantal yang
berhubungan dengan kondisi individu.
Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang
dapat mentriger episode akut.
Dorong atau bantu latihan nafas abdomen
atau bibir.
Memberikan pasien beberapa cara untuk
mengatasi dan mengontrol dispnea dan
menurunkan jebakan udara.
Observasi karakteristik batuk misalnya
menetap, batuk pendek, basah. Bantu
tindakan untuk memperbaiki keefektifanupaya batuk.
Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif,
khususnya bila pasien lansia, sakit akut, atau
kelemahan. Batuk paling efektif pada posisiduduk tinggi atau kepala di bawah setelah
perkusi dada.
Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml
per hari sesuai toleransi jantung. Memberikan
air hangat. Anjurkan masukan cairan sebagai
pengganti makan.
Hidrasi membantu menurunkan kekentalan
sekret, mempermudah pengeluaran.
Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan
spasme bronkus. Cairan selama makan dapat
meningkatkan distensi gaster dan tekanan
pada diafragma.
Kolaborasi pemberian obat:
Bronkodilator, misalnya -agonis :
epinefrin (adrenalin, vaponefrin),
Kolaborasi pemberian obat untuk:
Merilekskan otot halus dan
menurunkan kongesti lokal,
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
14/22
albuterol (proventil, ventolin),
terbutalin (brethine, brethaire),
isoetarin (brokosol, bronkometer).
Xantin misalnya aminofilin, oxtritilin
(Choyledil), teofilin (bronkodyl, teo-
dhur).
Steroid oral, IV dan inhalasi;
metilprednisolon (medrol),
deksametason (decadral), antihistamin
misalnya beklometason (vanceril,
betchlonent), triamsinolon (azmacort).
Analgesik, penekan batuk/antitusif
misalnya kodein, produk
dekstrometorphan (benylin DM,
contreks, novahistamin).
menurunkan jalan nafas, mengi, dan
produksi mukus. Obat-obat mungkin
per oral, injeksi, inhalasi. Menurunkan
edema mukosa dan spasme otot polos
dengan peningkatan langsung siklus
AMP. Dapat juga menurunkan
kelemahan otot/kegagalan pernafasan
dengan meningkatkan kontraktilitas
diafragma.
Meskipun teofilin telah dipilih untuk
terapi, penggunaan teofilin mungkin
sedikit atau tak menguntungkan pada
program obat -agonis adekuat.
Namun, ini dapat mempertahankan
bronkodilatasi sesuai penurunan efek
dosis antar -agonis. Penelitian saat
ini menunjukkan teofilin
menggunakan kolerasi dengan
penurunan frekuensi perawatan dirumah sakit.
Kortikosteroid digunakan untuk
mencegah reaksi alergi/menghambat
pengeluaran histamin, menurunkan
berat dan frekuensi spasme jalan
nafas, inflamasi pernafasan, dan
dispnea.
Mengencerkan mukus sehingga
mudah untuk dikeluarkan dan
menekan produksi mukus.
Bantu pengobatan pernafasan misalnya Batuk menetap yang melelahkan perlu
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
15/22
fisioterapi dada. ditekan untuk menghemat energi dan
memungkinkan pasien istirahat.
Drainasi postural dan perkusi bagian penting
untuk membuang banyaknya sekresi/kental
dan memperbaiki ventilasi pada segmen
dasar paru. Catatan: dapat meningkatkan
spasme bronkus pada asma.
Berikan humidifikasi tambahan misalnya
nebulizer ultranik, himidifier aerosol
ruangan.
Kelembaban menurunkan kekentalan sekret
mempermudah pengeluaran dan dapat
membantu menurunkan/mencegah
pembentukkan mukosa tebal pada bronkus.
Dx 3: Pola napas tidak efektif berhubungan dengan dispnea dan keterbatasan aliran udara
kronis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pola napas tidak efektif dapat teratasi dengan
kriteria:
TTV normal (RR ; 12-20 kali/menit, N ; 60-100 kali/ menit , T ; 36,6
oC - 37,2
oC , TD;
110-125/60-80 mmHg)
Tidak ada dispnea
Perubahan kedalaman pernapasan menjadi normal
Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
Tidak menggunakan pernapasan cuping hidung
Tidak adanya sianosis
Intervensi Rasional
Buka jalan nafas, dengan mengunakan
teknik chin lift atau Jawthrust.
Membuka jalan nafas untuk menjamin jalan
masuknya udara ke paru secara normal
Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi : posisi fowler
Untuk mempermudah laju jalan nafas
pasien
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
16/22
Identifikasi pasien perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan : nasal kanul atau
masker
Memenuhi kebutuhan oksigen pasien
Lakukan fisioterapi dada . Untuk melepaskan dan mengeluarkan
sekret.
Auskultasi suara nafas, catat jika ada suara
nafas tambahan.
Untuk mengetahui adanya suara abnormal
paru.
Berikan bronkodilator sesuai. Untuk melebarkan bronkus agar jalan nafas
kembali normal.
Pertahankan jalan nafas yang paten Untuk memperlancar jalan masuknya udara.
Monitor aliran oksigen Untuk mengetahui aliran oksigen sesuai
dengan yang dibutuhkan
Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi. Untuk menghindari atau mencegah
penurunan frekunsi O2.
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
oksigenasi
Untuk melihat keadaan psikologis pasien.
Identifikasi perubahan vital sign Untuk mengetahui penyebab dari perubahan
vital sign.
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
17/22
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. (2002).Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Harahap. (2005). Oksigenasi Dalam Suatu Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperwatan
Rufaidah Sumatera Utara Volume 1
Muttaqin. (2005). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Pernafasan. Jakarta:
Salemba Medika.
Mubarak, Wahid Iqbal. 2007.Promosi Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Potter dan Perry. 2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4. Jakarta:
EGC
Wartonah dan Tarwoto. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
18/22
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF
1) Data Subjektif
Pasien mengeluh sesak saat bernafas
Pasien mengeluh batuk tertahan
Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
Pasien merasa ada suara nafas tambahan
2) Data Objektif
Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
Terdapat bunyi nafas tambahan
Pasien tampak bernafas dengan mulut
Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
Pasien tampak susah untuk batuk
b. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF
1) Data Subjektif
Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
Pasien mengatakan berat saat bernafas
2) Data Objektif
Irama nafas pasien tidak teratur
Orthopnea
Pernafasan disritmik
Letargi
c. GANGGUAN PERNAFASAN GAS
1)
Data Subjektif
Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
Pasien mengeluh susah tidur
Pasien merasa lelah
Pasien merasa gelisah
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
19/22
2) Data Objektif
Pasien tampak pucat
Pasien tampak gelisah
Perubahan pada nadi
Pasien tampak lelah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi mukus kental/belebihan
sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza, imobilitas statis sekresi dan
batuk tidak efektif, Sumbatan jalan nafas karena benda asing
b. Pola Nafas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Lemahnya otot pernafasan,
Penurunan ekspansi paru
c. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Dengan Perubahan suplai oksigen,
Obstruksi saluran nafas, Adanya penumpukan cairan dalam paru, dan Edema paru
3. INTERVENSI (PERENCANAAN KEPERAWATAN)
a. Diagnosa: Bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi mukus
kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza, imobilitas
statis sekresi dan batuk tidak efektif, Sumbatan jalan nafas karena benda asing
Tujuan: bersihan jalan nafas efektif
Kreteria hasil:
Menunjukkan jalan nafas bersih
Suara nafas normal tanpa suara tambahan
Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
Intrervensi dan Rasional1) Auskultasi dada untuk karakter bunyi nafas dan adanya secret. Pantau TTV
Pernafasan cracles, ronchi, wheezing menunjukkan tertahannya secret
obstruksi jalan nafas
2) Terapi inhalasi dan latihan pernafasan dalam dan batuk efektif
Untuk memudahkan pernafasan dan membantu mengeluarkan secret
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
20/22
3) Anjurkan intake cairan 3000cc/hari jika tidak ada kontraindikasi
Membantu mengencerkan secret
4) Beri posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler
Memungkinkan ekspansi paru maksimal
5) Bersihkan secret dari hidung dan trakea, bila perlu lakukan penghisapan
(suction)
Mencegah obstruksi dan inspirasi. Penhisapan diperlukan apabila pasien
tidak mapu mengeluarkan secret
6) Kolaborasi humidikasi tambahan ( nebulizer ) dan terapi oksigen
Kelembapan mempermudah pengeluaran dan mencegah pembentukan
mucus tebal pada bronkus dan membantu pernafasan
b. Diagnosa : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan lemahnya otot pernafasan
dan penurunan ekspansi paru
Tujuan: pola nafas efektif
Kriteria hasil:
Menunjukkkan pola nafas efektif dengan frekuensi nafas 16-20 kali/menit dan
irama teratur
Mampu menunjukkan perilaku peningkatan fungsi paru
Intervensi dan Rasional
1) Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya
pernafasan termasuk penggunaan otot bantu
Kecepatan pernafasan meningkatkan dispnea dan terjadi peningkatan kerja
nafas, kedalaman nafas bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Ekspansi
dada
2) Kaji fungsi pernafasan, catat kecepatan pernafasan, dispnea, sianosis, dan
perubahan tanda vital.
Distress pernafasan dan perubahan tanda vital dapat terjadi sebagai akibat
stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukan terjadinya syok akibat
hipoksia
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
21/22
3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Ambulasi pasien sesegera
mungkin
Duduk tinggi memungkinkan ekpansi paru dan memudahkan pernafasan
4) Berikan HE tentang gaya hidup sehat, teknik bernafas, dan relaksasi
HE dapat member pengetahuan pada pasien tentang faktor yang terkait
dengan posisinya
5) Delegatif dalam pemberian pengobatan
Pengobatan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki pola nafas
c. Diagnosa : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan suplai
oksigen, obstruksi saluran nafas, adanya penumpukan cairan dalam paru, dan
edema paru
Tujuan: mempertahankan pertukaran gas
Kriteria hasil:
Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
Tidak ada gejala distres pernafasan
Intervensi dan Rasional
1) Catat frekuensi, kedalaman, dan kemudahan dalam bernafas
Peningkatan kerja nafas dapat menunjukkan peningkatan konsumsi
oksigen
2) Evaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat sianosis, dan perubahan warna
kulit dan membrane mukosa dan kuku.
Akumulasi secret dan berkurangnya jaringan pari yang sehat dapat
mengganggu oksigenasi organ vital dan jaringan tubuh
3) Selidiki kegelisahan dan perubahan mental atau tingkat kesadaran
Dapat menunjukkan peningkatan hipoksia atau komplikasi
4) Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan tambahan
Terapi oksigen dapat mengoreksi hipoksemia yang terjadi akibat
penurunan ventilasi/menurunnya permukaan alveolar paru
4. IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEPERAWATAN)
-
8/10/2019 Pengertian Oksigenai
22/22
Impementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
tindakan keperawatan
Mandiri: aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk/perintah dari petugas kesehatan
Delegatif: tindakan keperawatan atas intruksi yang diberikan oleh petugas
kesehatan yang berwenang
Kolaboratif: tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain dimana didasarkan
atas keputusan bersama.
5. EVALUASI
Pernafasan pasien normal tanpa suara nafas tambahan
Pola nafas efektif dengan frekuensi nafas 16-20 kali/menit dan irama teratur
Tidak ada gejala distress pernafasan
Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas