pengertian model pembelajaran

26
Pengertian Model Pembelajaran Langsung By Anggita Damayanti on September 4, 2012 Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”. Sejalan dengan Widaningsih, Dedeh (2010:150) bahwa pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu. Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya. Widaningsih, Dedeh (2010:151) Ciri-ciri Pengajaran Langsung adalah sebagai berikut : 1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. 2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran. 3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pengajaran. Pembelajaran langsung memiliki pola urutan kegiatan yang sistematis untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau peserta didik, agar pembelajaran langsung tersebut terlaksana dengan baik. Menurut Kardi & Nur (Trianto 2011:31) fase-fase pada model pembelajaran langsung dapat dilihat pada Tabel 2.4:

Upload: jiwa-dash-pillay

Post on 24-Nov-2015

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

Pengertian Model PembelajaranLangsungBy Anggita Damayanti on September 4, 2012 Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Sejalan dengan Widaningsih, Dedeh (2010:150) bahwa pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu.Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya.Widaningsih, Dedeh (2010:151) Ciri-ciri Pengajaran Langsung adalah sebagai berikut :1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pengajaran.Pembelajaran langsung memiliki pola urutan kegiatan yang sistematis untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau peserta didik, agar pembelajaran langsung tersebut terlaksana dengan baik. Menurut Kardi & Nur (Trianto 2011:31) fase-fase pada model pembelajaran langsung dapat dilihat pada Tabel 2.4:Tabel 2.4Fase dan Peran Guru dalam Model Pembelajaran LangsungNoFasePeran Guru

1Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan mempersiapkan siswaMenjelaskan Tujuan, Materi Prasyarat, memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa

2Mendemonstrasikan Pengetahuan dan KeterampilanMendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap

3Membimbing PelatihanGuru memberi latihan terbimbing

4Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balikMengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik

5Memberikan latihan dan penerapan konsepMempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.

Sumber :Kardi & Nur (Trianto 2011:31)Mengacu pada fase-fase tersebut, berikut merupakan ilustrasi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran langsung yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut :1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar.2. Guru menyampaikan materi dengan membahas bahan ajar melalui kombinasi ceramah dan demonstrasi.3. Setelah materi selesai disampaikan, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada peserta didik untuk dikerjakan sebagai latihan secara individu.4. Selanjutnya guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).5. Di akhir pembelajaran guru memberikan soal-soal latihan sebagai pekerjaan rumah.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung Widaningsih, Dedeh (2010 : 153) adalah sebagai berikut :Kelebihan model pembelajaran langsung:1. Relatif banyak materi yang bisa tersampaikan.2. Untuk hal-hal yang sifatnya prosedural, model ini akan relatif mudah diikuti.Kekurangan/kelemahan model pembelajaran langsung adalah jika terlalu dominan pada ceramah, maka siswa merasa cepat bosan.Pembelajaran langsung akan terlaksana dengan baik apabila guru mempersiapkan materi yang akan disampaikan dengan baik pula dan sistematis, sehingga tidak membuat peserta didik cepat bosan dengan materi yang dipelajari.Daftar Pustaka:Trianto. (2011).Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitis. Jakarta:Prestasi Pustaka.Widaningsih, Dedeh. (2010). Perencanaan Pembelajaran matematika. Bandung: Rizqi Press.

http://anggitaata.wordpress.com/2012/09/04/pengertian-model-pembelajaran-langsung/

Model Pembelajaran Langsung (DirectInstruction)Posted on 27 Januari 2011 by AKHMAD SUDRAJAT 26 Comments 1. Apa Model Pembelajaran Langsung itu?Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa.2. Bagaimana Tahapan Model Pembelajaran?Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut: Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran. Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit. Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah. Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan. Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.3. Pada situasi apa Pembelajaran Langsung dapat digunakan?Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran: Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti. Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving). Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis) Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan. Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik. Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik. Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.4. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran LangsungKelebihan model pembelajaran langsung: Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa. Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi. Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan. Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif yang menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini. Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat). Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif. Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung: Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan. Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan. Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri. Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

Kelebihan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Tweet Secara umum tiap-tiap model pembelajaran tentu terdapat kelebihan-kelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Seperti halnya pada Model Direct Instruction pun mempunyai beberapa kelebihan yang disajikan sebagai berikut:

1. Dengan Model Pembelajaran Direct Instruction, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun.3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.4. Model Pembelajaran Direct Instruction menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.5. Model Pembelajaran Direct Instruction (terutama kegiatan demonstrasi) dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang seharusnya) dan observasi (kenyataan yang terjadi).6. Model ini dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil.7. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.8. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.9. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.10. Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.11. Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.12. Model Pembelajaran Direct Instruction dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.13. Model Pembelajaran Direct Instruction dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan factual dan terstruktur.

Mengenal Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung/Model Pengajaran Langsung) untuk Guru dan Mahasiswa Calon GuruWednesday, April 24, 2013Mengenal Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung/Model Pengajaran Langsung) Labels: Model pembelajaran Sudah lama tidak menulis artikel tentang model pembelajaran, dan setelah kembali membolak-balik halaman di blog penelitian tindakan kelas ini, barulah kami menyadari bahwa ada satu model pembelajaran penting yang banyak digunakan di sekolah-sekolah telah terlewatkan untuk dibahas, yaitu model pengajaran langsung, atau model pembelajaran langsung (direct instruction). Pada tulisan kali ini kita akan mencoba menguraikan tentang: (1) apa yang dimaksud dengan model pembelajaran langsung; (2) apa saja ciri-ciri model pembelajaran langsung; (3) tujuan-tujuan pembelajaran jenis apa saja yang dapat dicapai bila guru menerapkan model pembelajaran langsung di kelasnya; (4) bagaimana urutan sintaks (langkah-langkah) kegiatan pembelajaran; (5) bagaimana bentuk lingkungan belajar dan sistem pengelolaan yang membantu penerapan model pembelajaran langsung dapat sukses dilaksanakan. Mari kita simak satu persatu.

Apakah yang Dimaksud dengan Direct Instruction/Model Pembelajaran Langsung/Model Pengajaran Langsung?Direct instruction secara bahasa (arti kata) berarti model pengajaran langsung. Akan tetapi banyak orang lebih suka mengganti kata pengajaran dengan pembelajaran, sehingga lebih lazim disebut model pembelajaran langsung. Penggunaan kata pembelajaran lebih disukai karena terkesan bahwa dalam kegiatan belajar, siswa aktif terlibat. Beberapa orang menganggap kata pengajaran lebih berkesan hanya guru yang aktif dalam kegiatan belajar, sementara siswa pasif.

Robert E. Slavin dalam bukunya Educational Psychology dari Johns Hopkins University yang diterbitkan oleh Needham Height Allyn and Bacon, Boston mendefinisikan direct instruction sebagai sebuah pendekatan mengajar di mana pembelajaran berorientasi pada tujuan (pembelajaran) dan distrukturisasi oleh guru. (Direct istruction is an approach to teaching in which lessons are goal-oriented and structured by the teacher p.231).

Jadi model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik bagi siswa. Beberapa pakar pendidikan seperti Good dan Grows, 1985 menyebut direct instruction (model pembelajaran langsung) ini dengan istilah pengajaran aktif. Atau diistilahkan sebagai mastery teaching (mengajar tuntas) oleh Hunter, 1982. Sedangkan oleh Rosenshine dan Stevens, 1986 disebut sebagai pengajaran eksplisit (explicit instruction).

Perlu diketahui dalam prakteknya di dalam kelas, direct instruction (model pembelajaran langsung) ini sangat erat berkaitan dengan metode ceramah, metode kuliah, dan resitasi, walaupun sebenarnya tidaklah sama (tidak sinomim). Model pembelajaran langsung atau direct instruction menuntut siswa untuk mempelajari suatu keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Ciri-Ciri/Karakteristik Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung)Model pembelajaran langsung ini tentu saja dapat dibedakan dari model pembelajaran lainnya karena ia memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri. Berikut beberapa karakteristik/ciri-ciri model pembelajaran langsung: Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar. Adanya sintaks atau pola keseluruhan kegiatan pembelajaran. Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.

Tujuan-Tujuan Pembelajaran yang Dapat Dicapai Melalui Implementasi Direct Instruction (Model Pengajaran Langsung)Sebelum kita membahas tujuan pembelajaran apa saja yang dapat dicapai melalui implementasi model pembelajaran langsung ini sebaiknya kita membahas terlebih dahulu pembedaan jenis pengetahuan menurut pakar teori pembelajaran.

Pada umumnya, para ahli teori pembelajaran pada umumnya membedakan pengetahuan ke dalam dua (2) jenis, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.Pengetahuan DeklatarifPengetahuan deklaratif adalah pengetahuan mengenai sesuatu dan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Contoh pengetahuan deklaratif misalnya bahwa presiden RI dipilih melalui pemilu yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Contoh lain, di dalam daun terdapat mesofil daun yang terdiri dari jaringan palisade dan jaringan spons.Pengetahuan ProseduralPengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Contoh pengetahuan prosedural misalnya, bagaimana tata cara dan langkah-langkah pelaksanaan pemilu di Indonesia. Atau, bagaimana cara melakukan pengamatan struktur anatomi daun untuk melihat jaringan palisade dan jaringan spons yang menyusun mesofil daun.

Kembali ke tujuan-tujuan pembelajaran yang dapat dicapai bila mengimplementasikan model pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran ini dirancang khusus untuk mengembangkan pembelajaran siswa baik yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural maupun pengetahuan deklaratif yang tersusun dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah.Sintaks (Langkah-Langkah) atau Fase-Fase Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung)Bila guru ingin melaksanakan model pembelajaran langsung ini, maka ada 5 fase atau langkah-langkah yang harus diperhatikan karena sifatnya memang sangat penting. Adapun kelima fase itu adalah sebagai berikut:1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa. Pada fase pertama ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus, memberi informasi tentang latar belakang pembelajaran, memberikan informasi mengapa pembelajaran itu penting, dan mempersiapkan siswa baik secara fisik maupun mental untuk mulai pembelajarannya.2. Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan. Pada fase kedua ini guru berperan sebagai model dengan mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan secara benar, ia harus menyajikan informasi secara bertahap selangkah demi selangkah sesuai struktur dan urutan yang benar.3. Membimbing pelatihan. Pada fase ketiga guru harus memberikan bimbingan dan pelatihan awal agar siswa dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan yang sedang diajarkan.4. Mencek pemahaman dan memberikan balikan (umpan balik). Pada fase keempat ini guru melakukan pengecekan apakah siswa dapat melakukan tugas dengan baik, apakah mereka telah menguasai pengetahuan atau keterampilan, dan selanjutnya memberi umpan balik yang tepat.5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Pada fase terakhir (kelima) ini guru kemudian menyediakan kesempatan kepada semua siswa untuk melakukan latihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari.Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung)Bila guru ingin menerapkan model pembelajaran langsung (direct instruction), maka guru harus melakukan perencanaan yang hati-hati dan matang. Setiap detil keterampilan yang diajarkan harus diidentifikasi secara seksama dan teliti, begitupun langkah-langkah dan penjadwalan demonstrasi dan pelatihan.

Lingkungan belajar, meskipun berpusat pada guru (teacher centered), akan tetapi tetap menuntuk siswa yang aktif belajar baik secara fisik maupun mental. Pembelajaran langsung tidak akan berhasil jika hanya guru yang aktif. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama memperhatikan saat-saat demonstrasi dilakukan oleh guru, memberikan kesempatan resitasi (tanya jawab) untuk klarifikasi dan penguatan. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sesuai akan mendorong implementasi direct instruction yang dilakukan oleh guru dapat sukses.

Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Labels: Model pembelajaran Beberapa waktu yang lalu kita telah menayangkan artikel tentang: (1) Mengenal Model Pembelajaran Langsung; (2) Alasan Mengapa Menggunakan Model Pembelajaran Langsung; dan (3) Perencanaan Model Pembelajaran Langsung. Melanjutkan seri tulisan tentang model pembelajaran langsung (pengajaran langsung/direct instruction) ini, maka blog Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Model-Model Pembelajaran pada kesempatan ini akan membahas tentang Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) secara lebih terperinci.

Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)Seperti yang telah diuraikan secara singkat pada artikel Mengenal Model Pembelajaran Langsung, sintaks model pembelajaran langsung terdiri dari 5 fase (langkah), yaitu: 1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa2. Mempresentasikan dan mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan3. Membimbing pelatihan4. Mencek pemahaman dan umpan balik5. Memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan

Nah, kelima fase atau langkah ini akan dibahas secara mendetail pada uraian di bawah ini.1. Menyampaikan Tujuan Dan Mempersiapkan SiswaSebenarnya fase yang pertama dari model pengajaran langsung ini juga dilakukan pada model-model pembelajaran yang lain, karena menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran adalah langkah pertama yang wajib dilakukan oleh setiap guru.

Tujuan dari fase (langkah) pertama dari sintaks model pembelajaran langsung (direct instruction) ini adalah untuk membuat perhatian siswa menjadi terpusat pada pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga mereka selanjutnya akan memiliki motivasi belajar yang baik dalam mengikuti pembelajaran. Ada 2 bagian dari fase ke-1 sintaks model pembelajarang langsung ini, yaitu: (a) menyampaikan tujuan pembelajaran; dan (b) mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran.a. Menyampaikan Tujuan PembelajaranSetiap guru wajib menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa selama atau setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas dan lugas oleh guru maka siswa akan memiliki alasan mengapa mereka harus terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Selain itu, tentu saja membantu siswa untuk tahu persis apa yang harus mereka kuasai dari kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan.

Bila siswa tahu apa yang akan mereka pelajari, maka mereka akan mencoba membuat hubungan-hubungan materi pembelajaran itu dengan kehidupan mereka sendiri. Dengan demikian, siswa akan berupaya untuk belajar dengan giat. Dengan mengetahui apa yang akan dipelajari juga menolong siswa dalam menarik kembali pengetahuan awal (bekal awal) yang telah mereka miliki dari sistem memori jangka panjang (long-term memory), di mana nantinya bekal awal ini akan dipadukan dengan informasi dan hasil pengamatan yang diperoleh dari presentasi dan demonstrasi yang dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran.

Untuk menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara lugas dan jelas, guru dapat mengkomunikasikan tujuan tersebut di papan tulis, menjelaskan tahap-tahap kegiatan belajar yang akan dilakukan, serta materi pembelajaran yang akan dipelajari. Bahkan lebih bagus lagi apabila guru menjelaskan alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap tahap kegiatan belajar. Melalui penjelasan guru inilah diharapkan siswa akan memiliki gambaran umum tentang kegiatan belajar yang akan mereka ikuti, hingga tahap-tahap dan hubungan antar tahap-tahap kegiatan belajar.

Guru dapat menulis, menempel di papan tulis, atau menyajikan slide dengan power point singkat seperti contoh berikut:Tujuan Pembelajaran :Siswa dapat memfokuskan lensa mikroskop untuk melakukan pengamatan sel-sel tumbuhan

Kegiatan dan Alokasi Waktu: Pendahuluan, preview, penyampaian tujuan pembelajaran (3 menit) Rasional Pembelajaran (2 menit) Demonstrasi oleh guru tentang cara memfokuskan lensa mikroskop dan tanya jawab (10 menit) Latihan memfokuskan lensa mikroskop oleh siswa dalam kelompok praktikum masing-masing (20 menit) Kesimpulan/Rangkuman (3menit) Tugas Rumah / PR untuk pertemuan berikutnya (2 menit)

b. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti PembelajaranSelain menyampaikan tujuan pembelajaran, hal kedua yang harus dilakukan guru adalah menarik perhatian siswa. Guru harus memusatkan perhatian mereka sehingga mereka siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penting sebab:1) memudahkan siswa mengingat kembali pengetahuan yang telah mereka miliki (bekal awal) yang ada kaitannya, yang terdapat di dalam sistem memori jangka panjang (long-term memory), dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.2) siswa masuk ke dalam kelas dengan berbagai macam pemikiran masing-masing. Pikiran-pikiran ini perlu dihilangkan sehingga tidak mengganggu konsentrasi mereka selama mengikuti kegiatan belajar nantinya.3) membuat siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru.Cara untuk mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sangat variatif. Setiap guru akan mempunyai beragam ide untuk melaksanakan hal penting pada fase pertama sintaks model pembelajaran langsung (direct instruction) ini. Makin kreatif guru, akan makin bagus cara yang dilakukannya untuk mempersiapkan siswa.2. Mempresentasikan dan Mendemontrasikan Pengetahuan atau KeterampilanAgar guru berhasil melaksanakan fase kedua dari sintaks model pembelajaran langsung (direct instruction) ini, maka guru perlu menerapkan teknik-teknik presentasi dan demonstrasi yang efektif. Fase kedua sintaks model pembelajaran langsung ini (mempresentasikan dan mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan) adalah fase yang sangat krusial. a. Mempresentasikan Pengetahuan dengan JelasApabila guru menyajikan informasi (pengetahuan) dengan jelas, maka dampaknya sangat besar terhadap proses pembelajaran pada siswa. Penelitian telah banyak membuktikan hal ini. Biasanya, kemampuan memberikan presentasi atau penyajian informasi yang jelas diperoleh bersama waktu (pengalaman). Walaupun demikian, karena kemampuan mempresentasikan informasi atau pengetahuan dengan jelas merupakan sebuah keterampilan, maka ini dapat dipelajari dan dilatihkan oleh seorang guru muda (pemula) yang belum berpengalaman.

Syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mencapai kejelasan presentasi atau penyajian informasi adalah: (1) menguasai teknik / keterampilan komunikasi dengan baik; dan (2) menguasai sepenuhnya isi materi pembelajaran yang akan disajikan.

Selain kedua hal tersebut di atas, guru juga perlu melakukan perencanaan dan persiapan bila akan melakukan presentasi. Berikut tips yang dapat digunakan agar sukses melakukan presentasi:1) Kejelasan tujuan dan poin-poin kunci.Untuk mendapatkan hal ini, nyatakan tujuan presentasi dengan jelas. Buat fokus pada sebuah titik (arah) dalam suatu waktu tertentu. Selalu berhati-hati saat presentasi agar tidak menyimpang dari pokok pembicaraan (presentasi).2) Presentasi dilakukan step by step (selangkah demi selangkah)Caranya, buat presentasi dalam langkah-langkah kecil yang berurutan secara logis. Sajikan terlebih dahulu outline (kerangka utama) bila bahan presentasi sangat kompleks.3) Beri contoh kongkrit yang beragam dan pengulanganKejelasan presentasi dapat diperoleh melalui contoh kongkrit yang beragam, yang mudah dipahami siswa. Bila perlu lakukan pengulangan untuk poin-poin sulit.4) Cek pemahaman siswaSebelum melanjutkan presentasi pada langkah berikutnya, pastikan siswa telah paham langkah sebelumnya. Gunakan pertanyaan agar siswa juga dapat memantau pemahaman mereka masing-masing. Bila perlu minta siswa mengutarakannya dalam bahasa mereka sendiri.b. Mendemontrasikan KeterampilanMendemonstrasikan suatu keterampilan adalah ruh dari model pembelajaran langsung yang berpegang pada Teori Belajar Sosial (Teori Pemodelan Tingkah Laku). Asumsi dari teori belajar pemodelan tingkah laku adalah, bahwasanya belajar dilakukan sesorang melalui proses mengamati orang lain. Belajar dengan melakukan pemodelan (peniruan) akan sangat mengehmat waktu, tenaga, biaya, bahkan menghindarkan pebelajar dari bahaya. Pebelajar tidak perlu melakukan trial and error (coba-coba dan gagal).

Agar demonstrasi keterampilan yang dilakukan guru sukses, maka guru perlu memperhatikan 2 hal berikut: (1) melakukan demonstrasi keterampilan dengan benar; dan (2) berlatih sebelum melakukan demonstrasi.1) melakukan demonstrasi keterampilan dengan benarAgar implementasi model pengajaran langsung (direct instruction) berhasil dilakukan guru harus mendemonstrasikan keterampilan dengan benar (akurat). Melakukan demonstrasi secara akurat bukan hal yang mudah. Untuk itu perlu diperhatikan tahapan-tahapan (komponen-komponen bagian) keterampilan secara urut dan logis. Ini dapat dilakukan dengan analisis tugas (task analyisis) saat guru merencanakan sebuah demonstrasi keterampilan yang rumit atau kompleks.2) berlatih sebelum melakukan demonstrasiLatihan yang dilakukan guru untuk melakukan demonstrasi suatu keterampilan akan membuat pelaksanaan demonstrasi sukses. Latihan harus dilakukan oleh guru agar ia dapat yakin saat mendemonstrasikan keterampilan tidak melakukan kesalahan. Semakin sulit dan kompleks suatu keterampilan, semakin wajib guru melakukan latihan. Telah banyak penelitian membuktikan, siswa tidak dapat melakukan suatu keterampilan kompleks dengan baik dikarenakan guru kurang tepat atau kurang baik saat melakukan demonstrasi.3. Membimbing PelatihanFase ketiga sintak model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah membimbing pelatihan. Guru harus memberikan latihan terbimbing kepada siswa. Pada fase ini siswa tidak sekedar berlatih saja, tetapi siswa harus berlatih di bawah bimbingan guru. Tujuan diberikan pembimbingan adalah agar latihan yang dilakukan siswa dapat efektif. Setidaknya ada 4 (empat) prinsip yang harus dipegang guru saat melakukan latihan terbimbing untuk siswanya, yaitu: (a) latihan singkat tapi utuh; (b) keterampilan harus benar-benar dikuasai; (c) hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice); dan (d) perhatikan tahap awal latihan.a. Latihan Singkat Tapi UtuhSuatu keterampilan yang baru dipelajari oleh siswa harus dilatihkan. Keterampilan yang sulit atau kompleks perlu dilatihkan dengan cara disederhanakan, dilakukan secara singkat, akan tetapi tetap utuh.b. Keterampilan Harus Benar-Benar DikuasaiPada suatu keterampilan kompleks selalu terdapat sub keterampilan prasyarat. Misalnya, ketika siswa belajar menggunakan mikroskop untuk melakukan pengamatan objek-objek berukuran kecil, mereka terlebih dahulu harus menguasai sub keterampilan bagaimana memfokuskan lensa mikroskop. Siswa tidak akan dapat melakukan pengamatan dengan mikroskop apabila lensa-lensa mikroskop belum fokus. Sub keterampilan yang merupakan prasyarat bagi sub keterampilan selanjutnya harus dilatihkan hingga benar-benar dikuasai oleh siswa. Bila tidak, sia-sia saja guru melanjutkan untuk mengajarkan sub keterampilan berikutnya.c. Latihan Berkelanjutan (Massed Practice) Dan Latihan Terdistribusi (Distributed Practice)Bila suatu keterampilan amat kompleks dan rumit, maka dalam sekali kegiatan pembelajaran, keterampilan itu tentu saja tak akan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Karena itu diperlukan latihan berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice). Misalnya, keterampilan menggunakan mikroskop dapat dilatihkan pada kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya di sepanjang semester atau tahun pembelajaran. Latihan dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemahiran mereka dengan meningkatkan tingkat kesulitan, dan juga dengan membagi-bagi latihan ke dalam segmen-segmen. Hal ini perlu dilakukan karena bila suatu keterampilan kompleks diajarkan dalam tempo yang lama tanpa berselang, maka siswa akan bosan. Akibatnya latihan yang diberikan tidak lagi efektif.d. Tahap Awal Latihan Sangat PentingPerhatikan kemampuan siswa melakukan suatu keterampilan pada tahap-tahap awal. Ini sangat penting karena siswa mungkin melakukannya tanpa sadar. Guru perlu memperbaiki (membetulkan) kesalahan ini selagi masih di tahap awal, supaya lebih mudah terkoreksi. Analoginya, lebih mudah meluruskan batang bambu yang masih muda dibandingkan batang bambu yang sudah tua. Sebelum keterampilan yang keliru itu menjadi begitu terotomatisasi, maka akan lebih mudah memperbaikinya. 4. Mencek Pemahaman dan Umpan BalikUmpan balik amat diperlukan dan dilakukan pada fase keempat penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction). Pelatihan tidak akan efektif tanpa umpan balik dari siswa. Guru harus menunjukkan di bagian mana kekeliruan itu, lalu mendemonstrasikan kembali bagaimana seharusnya keterampilan itu dilakukan. Selain itu guru juga harus memberikan umpan balik positif, sehingga kemampuan melakukan keterampilan yang sudah baik akan dipertahankan oleh siswa.

Pengecekan pemahaman dapat dilakukan guru dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan. Siswa diminta menjawab berdasarkan bahasa dan pemahaman mereka sendiri sehingga guru dapat mengetahui hasil presentasi pengetahuan atau demonstrasi dan latihan-latihan yang telah dilakukan.5. Memberi Kesempatan Pelatihan Lanjutan dan PenerapanFase terakhir (kelima) dari sintaks model pembelajaran langsung adalah memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan kepada siswa. Jenis pelatihan lanjutan dan penerapan yang sering diberikan oleh guru adalah pelatihan mandiri dalam bentuk penugasan rumah (PR). Melalui pelatihan lanjutan siswa dapat berlatih secara mandiri untuk menerapkan keterampilan yang baru diperolehnya. Pelatihan lanjutan sebenarnya juga dimaksudkan sebagai perpanjangan waktu belajar di luar pembelajaran yang telah diberikan oleh guru di kelas.

Ada 3 hal yang dapat dijadikan panduan bagi guru saat memberikan pelatihan lanjutan dan penerapan, yaitu: (a) PR bukan lanjutan proses pembelajaran; (b) memberi informasi kepada orang tua siswa; dan (c) memberi umpan balik terhadap PR yang telah diberikan.a. PR bukan lanjutan proses pembelajaranPerlu dicatat, bahwa PR bukan kelanjutan dari sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. PR adalah latihan lanjutan, atau dapat juga difungsikan sebagai sarana untuk mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran berikutnya.b. Keterlibatan Orang Tua SiswaOrang tua sebaiknya mengetahui sejauh mana mereka harus terlibat dalam PR yang diberikan oleh guru. Guru perlu memberi tahu apakah orang tua membantu menjawabkan pertanyaan-pertanyaan yang sulit ataukah hanya sekedar memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi sehingga siswa dapat menyelesaikan PR yang diberikan.c. Umpan Balik Terhadap PR yang Telah Diberikan Umpan balik harus jelas. Guru tidak dapat hanya sekedar mencek apakah siswa mengerjakan PR yang diberikan. Tetapi, guru juga harus betul-betul menelaahnya dengan baik, di mana kelebihan siswa dan di mana kekurangan (kesulitan) yang masih dimiliki siswa. Bila guru hanya mencek apakah siswa mengerjakan atau tidak PR yang diberikan, lambat laun siswa akan sadar bahwa ia tidak perlu serius mengerjakan PR: cukup mengerjakan (yang penting mengerjakan) atau sekedar menuliskan sesuatu di atas kertas, dan semuanya menjadi beres. Hasil telaah penting untuk bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran berikutnya agar dapat sukses.