pengertian kata

10
[Type text] Pengertian Kata Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil. Kata Benda (Nomina) Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret. dalam bahasa Indonesia kata benda (nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata benda terdiri dari 2 jenis, yaitu : 1. Kata Benda (Nomina) Dasar: Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang yang secara konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagi diuraikan ke bentuk lainnya. Contoh : buku, meja, kursi, radio, dll. 2. Kata Benda (Nomina) Turunan: Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu : 1. Verba + (-an) contoh: Makanan. 2. (Pe-) + Verba contoh: Pelukis. 3. (Pe-) + Adjektiva contoh: Pemarah, Pembohong. 4. (Per-) + Nomina + (-an) contoh: Perbudakan. Kata Kerja (Verba) Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : [Type text]

Upload: iwa-inoe

Post on 28-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Kata

[Type text]

Pengertian Kata

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.

Kata Benda (Nomina)

Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret. dalam bahasa Indonesia kata benda (nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata benda terdiri dari 2 jenis, yaitu :1.        Kata Benda (Nomina) Dasar: Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang yang secara konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagi diuraikan ke bentuk lainnya. Contoh : buku, meja, kursi, radio, dll.2.        Kata Benda (Nomina) Turunan: Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :1.        Verba + (-an) contoh: Makanan.2.        (Pe-) + Verba contoh: Pelukis.3.        (Pe-) + Adjektiva contoh: Pemarah, Pembohong.4.        (Per-) + Nomina + (-an) contoh: Perbudakan.

Kata Kerja (Verba)

Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :1. Kata Kerja Transitif: Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur subjek, contoh : membeli, membunuh memotong, dll. Dilihat dari segi bentuknya kata kerja transitif dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu: Kata kerja transitif berimbuhan dan kata kerja transitif tak berimbuhan.2. Kata Kerja Intransitif: Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap. Seperti kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya tidur, pada kalimat tersebut kata tidur yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas.Di dalam Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu dasar yang tanpa afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna, dan bentuk dasar yang berafiks atau turunan. dari bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi :1. Verba Dasar Bebas: ialah verba yang beruba morfem dasar bebas, misalnya: duduk, makan, mandi, minum, dll.2. Verba Turunan: ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses atau berupa paduan leksem.

[Type text]

Page 2: Pengertian Kata

[Type text]

Beberapa bentuk verba turunan :1. Verba berafiks : berbuat, terpikirkan, dll.2. Verba bereduplikasi : bangun-bangun, ingat-ingat, dll.3. Verba berproses gabungan : bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, dll.4. Verba majemuk : cuci mata, cuci tangan, dll.

Kata Sifat (Adjektifa)

Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat mampu menerangkan kuantitas dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata ganti.Ciri-ciri Kata Sifat1.        Kata sifat terbentuk karena adanya penambahan imbuhan ter- yang mengandung makna paling.2.        Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak,paling, sangat & cukup.3.        Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti ini :se- + redupliasi (pengulangan kata) + -nya, contoh : sehebat-hebatnya,setinggi-tingginya, dll.Beberapa Proses Pembentukan Kata Sifat1.        Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya: kuat, lemah, rajin, malas, dll.2.        Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya: terjelek, terindah, terbodoh, dll.3.        Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya: gelap-gulita, pontang-panting, dll:4.        Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya: legal, kreatif, dll.5.        Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya: lapang dada, keras kepala,baik hati, dll.

Contoh-contoh kata dalam Bahasa Indonesia:

Kata Benda (Nomina)

Kata Kerja (verba)

Kata Sifat (Adjektifa)

Kursi bekerja pintarMeja bernyanyi pandaiTas mengetik bodohBaju berlari lemahCelana berjalan kuatFoto bercerita rajinLemari melukis malasKayu melihat cantikPaku mendengar jelekBotol menyentuh gantengTopi merasakan kreatifSendok memasang aktifGarpu mencabut pasifPiring memotong banyakSendal mengendarai sedikitTelevisi menonton panjang

Kata Ganti (Pronomina)

[Type text]

Page 3: Pengertian Kata

[Type text]

Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kelompok kata ini dapat dibedakan menjadi 6 bentuk, yaitu:

1. Kata Ganti Orang: ialah jenis kata yang menggantikan nomina. Kata ganti orang dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:

1. Kata ganti orang pertama tunggal, misal: aku, saya.

2. Kata ganti orang pertama jamak, misal: kami, kita.

3. Kata ganti orang kedua tunggal, misal: kamu.

4. Kata ganti orang kedua jamak, misal: kamu, kalian, Anda, kau/engkau.

5. Kata ganti orang ketiga tunggal, misal: dia, ia.

6. Kata ganti orang ketiga jamak, misal: mereka, beliau.2. Kata Ganti Kepemilikan: ialah kata ganti yang dipakai untuk menyatakan

kepemilikan, misal: “buku kamu/bukumu”, “buku aku/bukuku”, “buku dia/bukunya”,dsb.

3. Kata Ganti Penunjuk: ialah kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda yang letaknya dekat ataupun jauh, misal: “di sini”, “di sana”, “ini”, “itu”, dsb.

4. Kata Ganti Penghubung: ialah kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat kata yang dipakai yaitu: “yang”, “tempat”,”waktu”.

5. Kata Ganti Tanya: ialah kata ganti yang dipakai untuk meminta informasi mengenai sesuatu hal, kata Tanya yang dimaksud ialah “apa”, “siapa”, “mana”.

6. Kata Ganti Tak Tentu: ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan suatu benda atau orang yang jumlahnya tak menentu (banyak), misal: masing-masing, sesuatu, para, dsb.

Kata Keterangan (Adverbia)

Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh kalimat. Kata keterangan dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Kata Keterangan Tempat: ialah jenis kata yang memberikan informasi mengenai suatu lokasi, misal: di sini, di situ, dll.

2. Kata Keterangan Waktu: ialah jenis keterangan yng menginformasikan berlangsungnya sesuatu dalam waktu tertentu, misal: sekarang, nanati, lusa, dll

3. Kata Keterangan Alat: ialah jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa sesuatu itu dilakukan ataupun berlangsung, misal: “dengan tongkat”, “dengan motor”, dll.

[Type text]

Page 4: Pengertian Kata

[Type text]

4. Kata Keterangan Syarat: ialah kata keterangan yang dapat menerangkan terjadinya suatu proses dengan adanya syarat-syarat tertentu, misal: jikalau, seandainya, dll.

5. Kata Keterangan Sebab: ialah jenis kata yang memberikan keterangan mengapa sesuatu itu dapat terjadi, misal; sebab, karena, dsb.

Kata Bilangan (Numeralia)

Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan, urutan sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Kata bilangan tentu, contoh: satu, dua, tiga, dst.

2. Kata bilangan tak tentu, contoh: semua, beberapa, seluruh, dll.

3. Kata bilangan pisahan, contoh: setiap, masing-masing, tiap-tiap.

4. Kata bilangan himpunan, contoh: berpuluh-puluh, berjuta-juta.

5. Kata bilangan pecahan, contoh: separuh setengah, sebagian, dll.

6. Kata bilangan ordinal/giliran, contoh: pertama, kedua, ketiga, dst.

Kata Sambung (konjungsi)

Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.

Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.

1. Konjungsi koordinatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (termasuk kalimat) yang sama pentingnya atau setara. Kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara. Contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.

2. Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat. Contoh: baik ... maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan

[Type text]

Page 5: Pengertian Kata

[Type text]

hanya ..., melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ... sehingga, apa(kah) ... atau, entah ... entah, jangankan ..., ... pun.

3. Konjungsi subordinatif; menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk kalimat akan membentuk kalimat majemuk bertingkat.

1. Konjungsi subordinatif waktu; sejak

2. Konjungsi subordinatif syarat; jika

3. Konjungsi subordinatif pengadaian; andaikan

4. Konjungsi subordinatif tujuan; agar

5. Konjungsi subordinatif konsesif; biarpun

6. Konjungsi subordinatif pembandingan; ibarat

7. Konjungsi subordinatif sebab; karena

8. Konjungsi subordinatif hasil; sehingga

9. Konjungsi subordinatif alat; dengan

10. Konjungsi subordinatif cara; tanpa

11. Konjungsi subordinatif komplementasi; bahwa

12. Konjungsi subordinatif atributif; yang

13. Konjungsi subordinatif perbandingan; sama ... dengan

4. Konjungsi antarkalimat; merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri.

Kata Sandang (Artikel)

Artikel, artikula, atau kata sandang adalah partikel yang membatasi makna nomina. Dalam bahasa Indonesia, ada tiga kelompok artikel :

1. Artikel yang bersifat gelar: sang, sri, hang, dang.

2. Artikel yang mengacu ke makna kelompok: para, kaum, umat.

[Type text]

Page 6: Pengertian Kata

[Type text]

3. Artikel yang menominalkan: si. Pemakaiannya untuk:

1. Di depan nama diri pada ragam akrab atau kurang hormat: si Ali, si Toni;

2. Di depan kata untuk mengkhususkan orang yang melakukan sesuatu atau terkena sesuatu: si pengirim, si alamat, si terdakwa;

3. Di depan nomina untuk dipakai sebagai timangan, panggilan, atau ejekan: si belang, si bungsu;

4. Dalam bentuk verba yang menandakan dirinya menjadi bersifat tertentu: bersitegang, bersikukuh;

5. Pada berbagai nama tumbuhan dan binatang: siangit, sibusuk, simalakama.

Yang juga dapat berfungsi sebagai artikel yang menominalkan, misalnya yang mulia, yang pertama.

Kata Seru (Interjeksi)

Interjeksi atau kata seru adalah partikel yang mengungkapkan rasa hati pembicara. Interjeksi biasanya dipakai di awal kalimat dan pada penulisannya diikuti oleh tanda koma (,). Secara struktural interjeksi tidak bertalian dengan unsur kalimat lain. Interjeksi umumnya berupa bentuk dasar, meskipun ada juga yang berbentuk turunan.

Banyak interjeksi yang digunakan dalam bahasa lisan atau bahasa tulis yang berbentuk percakapan. Karena itu, umumnya interjeksi macam itu lebih bersifat tidak formal. Pada bahasa tulis yang tidak merupakan percakapan, khususnya yang bersifat formal, interjeksi jarang dipakai.

1. Interjeksi kejijikan: bah

2. Interjeksi kekesalan: brengsek

3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduhai

4. Interjeksi kesyukuran: syukur

5. Interjeksi harapan: insya Allah

6. Interjeksi keheranan: aduh

7. Interjeksi kekagetan: astaga

[Type text]

Page 7: Pengertian Kata

[Type text]

8. Interjeksi ajakan: ayo

9. Interjeksi panggilan: hai

10. Interjeksi simpulan: nah

Kata Depan (preposisi)

Preposisi atau kata depan adalah kata yang secara sintaksis terdapat di depan nomina,adjektiva, atau adverbia dan secara semantis menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan dan di belakang preposisi tersebut.

Bentuk preposisi

1. Preposisi tunggal terdiri dari satu kata.

1. Preposisi yang berupa kata dasar terdiri dari satu morfem. Contoh: akan, antara, bagi.

2. Preposisi yang berupa kata berafiks dibentuk dengan menambahkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar yang bisa berupa verba, adjektiva, atau nomina.

1. Preposisi yang berupa kata berprefiks, contoh: bersama, menurut, seantero.

2. Preposisi yang berupa kata bersufiks, contoh: bagaikan.

3. Preposisi yang berupa kata berprefiks dan bersufiks, contoh: melalui, mengenai.

2. Preposisi gabungan atau majemuk terdiri atas dua preposisi yang berdampingan atau berkolerasi.

1. Preposisi yang berdampingan terdiri dari dua preposisi yang letaknya berurutan. Contoh: daripada, kepada, sampai ke.

2. Preposisi yang berkorelasi terdiri dari dua unsur yang dipakai berpasangan, tetapi terpisah oleh kata atau frasa lain. Contoh: antara ... dengan, dari ... ke.

3. Preposisi dengan nomina lokatif bergabung dengan dua nomina yang nomina pertamanya mempunyai ciri lokatif atau menunjukkan lokasi. Contoh di atas meja, ke dalam rumah, dari sekitar kampus.

Peran semantis

1. Penanda hubungan tempat: di, ke, dari.

[Type text]

Page 8: Pengertian Kata

[Type text]

2. Penanda hubungan peruntukan: bagi, untuk.

3. Penanda hubungan sebab: karena, sebab.

4. Penanda hubungan kesertaan atau cara: dengan, sambil, beserta, bersama.

5. Penanda hubungan pelaku: oleh.

6. Penanda hubungan waktu: pada, hingga, sampai, sejak, semenjak, menjelang.

7. Penanda hubungan ihwal peristiwa: tentang, mengenai.

8. Penanda hubungan milik: dari.

[Type text]