pengertian ip adress dan subneting

28
TUGAS JARINGAN KOMPUTER 1 MAKALAH PENGERTIAN TENTANG IP ADDRESS DAN SUBNETTING IP Oleh: Nama : Octa tri Nugaraha NIM : 11.11.2567 Kelas : TI 11 D SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK(AMIKOM) PURWOKERTO 2012

Upload: octa-tri-nugraha

Post on 01-Dec-2015

108 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

TUGAS JARINGAN KOMPUTER 1

MAKALAH

PENGERTIAN TENTANG IP ADDRESS DAN SUBNETTING IP

Oleh:

Nama : Octa tri Nugaraha

NIM : 11.11.2567

Kelas : TI 11 D

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

STMIK(AMIKOM) PURWOKERTO

2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan

belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan penyusun. Oleh karena itu

saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan agar dalam

pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.

Harapan saya semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.

Wasalamualaikum wr.wb.

Penyusun,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

1. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 4

2. TUJUAN ....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 5

1. IP ADDRESS ................................................................................................. 5

1.1. PENGERTIAN IP ADDRESS ...................................................................... 5

1.2. PEMBAGIAN KELAS PADA IP .................................................................. 8

1.3. JENIS-JEMIS ALAMAT IPv4 ................................................................... 11

1.4. JENIS-JEMIS ALAMAT IPv6 ................................................................... 17

2. SUBNETTING ............................................................................................. 21

2.1. PENGERTIAN SUBNETTING .................................................................. 21

2.2. PERHITUNGAN SUBNETTING ............................................................... 23

2.3. CONTOH SUBNETTING ......................................................................... 26

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 27

KESIMPULAN ................................................................................................. 27

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Internet sebagai sebuah “interconnected network” merupakan jaringan komputer yang

sangat luas, terdiri atas gabungan jaringan komputer di seluruh dunia mulai dari jaringan

komputer milik pemerintahan, akademis, public sampai jaringan komputer pribadi. Untuk

terhubung ke internet kita harus mendaftar ke ISP ( Internet Service Provider).

Agar seluruh komputer (host) yang terhubung ke internet dapat berkomunikasi, dibuatlah

sebuah protocol (rule atau “aturan main”) standar yang mengatur komunikasi data tersebut.

Adalah TCP/IP yang menjadi protocol resmi untuk aplikasi internet sejak tahun 1983 hingga

sekarang. Untuk memahami lebih lanjut, Saya akan mencoba membahas tentang IP

Address dan Subnetting.

2. Tujuan

Pembuatan Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang IP

Address dan Subnetting.

BAB II

PEMBAHASAN

1. IP ADDRESS

1.1. PENGERTIAN IP ADRESS

Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya. Dan terdiri dari deretan angka biner antar 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4) sampai 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Peran alamat IP adalah sebagai berikut: "Sebuah nama menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat menunjukkan di mana ia berada. Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke sana."

IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interadce komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.

Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.

Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR1, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.

Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.

Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global. IANA bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP lokal ke Internet Registries (penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.

IP Address yang akan kita pelajari ini adalah IPv.4 yang berisi angka 32 bit biner yang terbagi dalam 4×8 bit. Contoh :

8 bit 8 bit 8 bit 8 bit

192.168.0.1 --> 1 1 0 0 0 0 0 0 . 1 0 1 0 1 0 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 1

192 . 168 . 0 . 1

1.1.1. Kelebihan IPV6

1. IPv6 merupakan solusi bagi keterbatasan alamat IPv4 (32 bit). IPv6 dengan 128 bit memungkinkan pengalamatan yang lebih banyak, yang memungkinkan IP-nisasi berbagai perangkat (PDA, handphone).

2. Aspek keamanan dan kualitas layanan (QoS) yang telah terintegrasi.

3. Desain autokonfigurasi IPv6 dan strukturnya yang berhirarki memungkinkan dukungan terhadap komunikasi bergerak tanpa memutuskan komunikasi end-to-end.

4. IPv6 memungkinkan komunikasi peer-to-peer tanpa melalui NAT (Network Address Translation atau biasanya orang sering menyebutnya NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan, dan kemudahan serta fleksibilitas dalam

1 Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan

sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme

routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.

Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan.

Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang

sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga

menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara

untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang

secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia

untuk alamat IP kelas B.

administrasi jaringan.), sehingga memudahkan proses kolaborasi / komunikasi end-to-end: manusia ke manusia, mesin ke mesin, manusia ke mesin dan sebaliknya.

1.1.2. Perbedaan Mendasar IPV4 dengan IPV6

nNo

IPv4 IPv6

1 Panjang alamat 32 bit (4 bytes) Panjang alamat 128 bit (16 bytes)

2 Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4

Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration

3 Dukungan terhadap IPSec opsional Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan

4 Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan ada router, menurunkan kinerja router.

Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim

5 Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.

Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 1500 byte

6 Checksum termasuk pada header. Cheksum tidak masuk dalam header.

7 Header mengandung option. Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions header.

8 Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat link-layer.

ARP Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast.

9 Untuk mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP).

IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD).

Dibawah ini adalah table perbandingan karakteristik anatara IPv4 dengan IPv6

1.2. PEMBAGIAN KELAS PADA IP

Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.

IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :

1.2.1. KELAS A Kelas A ini diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Bit Pertama : 0 Net-ID : 8 bit Host-ID : 24 bit Range IP : 1.xxx.xxx.xxx - 126.xxx.xxx.xxx Jumlah IP : 16.777.214 Note : 0 dan 127 dicadangkan, 0.0.0.0 dan 127.0.0.0 biasanya dipakai untuk localhost. PENJELASAN :

Bit pertama diset 0 sehingga IP Address kelas A dimulai dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 01111111.11111111.11111111.1111111 atau 0.0.0.0 sampai 127.255.255.255

8 bit pertama berfungsi sebagi NetID dan 24 bit berikutnya merupakan HostID

Dengan demikian secara teori akan terdapat 128 Nework (2 pangkat7) dari 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx yang masing-masing network memiliki 2 pangkat 24 atau 16.777.216 host.

Secara actual hanya terdapat 126 jaringan yang tersedia karena ada 2 alamat yang disisakan untuk tujuan tertentu, yaitu 0.xxx.xxx.xxx dan 127.xxx.xxx.xxx

1.2.2. KELAS B Kelas B ini diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar namun tak sebesar kelas A. 2 Bit Pertama : 10 Net-ID : 16 bit Host-ID : 16 bit Range IP : 128.xxx.xxx.xxx - 191.255.xxx.xxx Jumlah IP : 65.532

PENJELASAN :

Dua Bit pertama diset 10 sehingga IP Address kelas A dimulai dari 10000000.00000000.00000000.00000000 sampai 10111111.11111111.11111111.1111111 atau 128.0.0.0 sampai 191.255.255.255

16 bit pertama berfungsi sebagi NetID dan 16 bit berikutnya merupakan HostID

Dengan demikian secara teori akan terdapat 2 pangkat 14 atau 16.384 Newok dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx yang masing-masing network memiliki 2 pangkat 16 atau 65.536 host.

Dikarenakan ada 2 alamat yang akan digunakan untuk tujuan khusus maka hostID yang

tersedia efektif adalah sebanyak 65.534 host.

1.2.3. KELAS C 3 Bit Pertama : 110 Net-ID : 24 bit Host-ID : 8 bit Range IP : 192.xxx.xxx.xxx - 223.255.255.255 Jumlah IP : 254

PENJELASAN :

Tiga Bit pertama diset 110 sehingga IP Address kelas A dimulai dari

11000000.00000000.00000000.00000000 sampai

11011111.11111111.11111111.1111111 atau 192.0.0.0 sampai 223.255.255.255

24 bit pertama berfungsi sebagi NetID dan 8 bit berikutnya merupakan HostID

Dengan demikian secara teori akan terdapat 2 pangkat 21 atau 2.097.152 Newok dari

192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx yang masing-masing network memiliki 2 pangkat 8

atau 256 host.

Dikarenakan ada 2 alamat yang akan digunakan untuk tujuan khusus maka hostID yang

tersedia efektif adalah sebanyak 254 host.

1.2.4. KELAS D 4 Bit Pertama : 1110 Byte Inisial : 224 – 247 Note : Kelas D ini digunakan untuk keperluan multicasting, yaitu pemakaian aplikasi secara bersama-sama oleh sejumlah computer (Salah satu contohnya adalah streaming audio atau video), dan tidak mengenal adanya Net-ID dan Host-ID.

PENJELASAN :

Empat Bit pertama diset 1110 sehingga IP Address kelas D dimulai dari 11100000.00000000.00000000.00000000 sampai 11101111.11111111.11111111.1111111 atau 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255

Tidak dikenal NetID dan HostID

IP Address merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone (MBone).

1.2.5. KELAS E 4 Bit Pertama : 1111 Byte

Inisial : 248 – 255 Note : Kelas E ini digunakan untuk keperluan Eksperimental, yaitu dipersiapkan untuk penggunaan IP Address di masa yang akan datang. PENJELASAN :

Empat Bit pertama diset 11110 sehingga IP Address kelas E dimulai dari 11110000.00000000.00000000.00000000 sampai 1110111.11111111.11111111.1111111 atau 240.0.0.0 sampai 247.255.255.255

Tidak dikenal NetID dan HostID

Alamat ini digunakan untuk kegiatan eksperimental.

1.3. JENIS-JENIS ALAMAT IPv4

Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.

Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.

Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

1.3.1. Alamat Unicast

Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA Reference Model dan tidak memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam DARPA Reference Model. Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit.

Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).

Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga 223.x.y.z. Sebuah alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan skema subnet mask.

JENIS-JENIS ALAMAT UNICAST

Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).

A. Alamat publik

Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.

Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan Internet.

B. Alamat ilegal

Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke Internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.

C. Alamat Privat

Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke Internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.

Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke Internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang terhubung secara langsung ke Internet.

Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat atau private network.

Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:

10.0.0.0/8 172.16.0.0/12 192.168.0.0/16

Sementara itu ada juga sebuah ruang alamat yang digunakan untuk alamat IP privat dalam beberapa sistem operasi:

169.254.0.0/16

D. 10.0.0.0/8

Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.

E. 172.16.0.0/12

Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 172.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.

F. 192.168.0.0/16

Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.

G. 169.254.0.0/16

Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).

Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan Internet yang sangat pesat.

Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di dalam router Internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau dari Internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT) sebelum dikirimkan ke Internet.

1.3.2. Alamat Broadcast

Alamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.

Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.

Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh

seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki

header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.

Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut,

sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim

datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus

membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan

meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi datagram-datagram tersebut

sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat

broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima datagram tersebut.

Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki broadcast address yang

sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi,

sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram : pertama adalah IP

Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host

tersebut berada.

Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host pada IP Address menjadi 1.

Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2, broadcast addressnya

adalah 192.168.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga

11111111.11111111, sehingga secara decimal terbaca 255.255).

Note : IP Broadcast adalah IP terakhir dari sebuah segmen (kebalikan dari Net-ID). Dalam implementasinya IP ini juga tidak dapat digunakan pada sebuah host.

A. Network Broadcast

Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.

B. Subnet broadcast

Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.

Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.

C. All-subnets-directed broadcast

Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan

alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah 131.107.255.255.

Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.

Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.

D. Limited broadcast

Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.

Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited broadcast.

1.3.3. Alamat Multicast

Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk

menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.

Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.

Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host,

yang menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address

tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP Address yang sama dengan

destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host

lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan,

maka field address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan.

Dari dua mode pengiriman ini (unicast dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan

suatu mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host

group), dengan hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode

broadcast, hanya host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima

datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan konsep

multicast. Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu

multicast address.

Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address yang dialokasikan sebagai multicast

Address. Jika struktur IP Address mengikuti bentuk 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255, maka IP

Address merupakan multicast address . Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group, bukan

untuk host seperti pada kelas A, B dan C. Anggotgroup adalah host-host yang ingin bergabung

dalam group tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet, namun bisa

mencapai seluruh dunia.

1.4. JENIS-JENIS ALAMAT IPv6

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:

Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.

Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.

Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:

Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.

Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.

Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.

Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.

1.4.1. Unicast Address Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:

Alamat unicast global Alamat unicast site-local Alamat unicast link-local Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address) Alamat unicast loopback Alamat unicast 6to4 Alamat unicast ISATAP

1.4.2. Unicast Global Address Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).

1.4.3. Unicast Site-global Address Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48.

1.4.4. Unicast Link-local Address Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang

sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah fe80::/64.

1.4.5. Unicast unspecified address

Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).

1.4.6. Unicast Loopback Address

Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.

1.4.7. Unicast 6to4 Address

Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti

alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi

dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48.

Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address,

yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.

1.4.8. Unicast ISATAP Address

Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5efe), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.

1.4.9. Multicast Address

Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah ff00::/8.

1.4.10. Anycaast Address

Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.

IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang

berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.

2. SUBNETTING

2.1. PENGERTIAN SUBNETTING

Subnetting merupakan suatu hal yang wajib dikuasai oleh seorang Network Administrator. Administrator-administrator yang mengelola jaringan besar sering kali merasa perlu membagi-bagi jaringan menjadi bagian yang lebih kecil lagi yang disebut sub networks. Berikut merupakan konsep subnetting dengan menggunakan ilustrasi dan analogi yang ada disekitar kita.

Apa sebenarnya yang disebut dengan subnetting dan kenapa harus dilakukan?

Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama RE Martadinata terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. RE Martadinata.

Dikarenakan oleh suatu keadaan dimana rumah di wilayah itu makin banyak, tentu

kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya.

Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan konsep subnetting. Dimana tujuannya ingin

mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 4 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 10 komputer (host). Tujuan lainnya juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl. RE Martadinata dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut. Broadcast-broadcast ini secara berkesinambungan dikirim ke semua host dalam sebuah network. Saat traffic broadcast mulai mengonsumsi begitu banyak bandwith tersedia, maka administrator perlu mengambil langkah subnetting untuk mereduksi ukuran broadcast domain tersebut, sehingga diperoleh performansi jaringan yang lebih baik.

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan. Gang adalah

SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS. Sebuah network tunggal dan besar yang dibatasi oleh area geografis dapat menimbulkan berbagai masalah terutama di sisi kecepatan. Dengan mengkoneksikan multi jaringan yang lebih kecil maka diharapkan dapat membuat sistem lebih efisien.

Dari analogi di atas, dapat disimpulkan pengertian subnetting adalah proses untuk memecah

atau membagi sebuah network menjadi beberapa network yang lebih kecil. Atau Subnetting merupakan sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, maka kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili network ID dan bagian mana yang mewakili hostID.

Lalu apa tujuan Subnetting?

Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:

Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address

Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.

Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti (penumpukan) akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Fungsi Subnetting

1. Penghematan Alamat IP

Mengalokasikan IP address yang terbatas agar lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

2. Mengoptimalisasi Unjuk Kerja Jaringan

Walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi

network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb :

CLASS OKTET PERTAMA SUBNET MAS DEFAULT PRIVATE ADDRESS A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255 B 128-191 255.255.0.0 172.16.0.0-172.31.255.255 C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-192.168.255.255

Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.

2.2. PERHITUNGAN SUBNETTING

2.2.1. Perhitungan Subnet Kelas C

Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ? Analisa : 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnetmask /26 berarti : 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Pertanyaan akan berpusat di 4 hal, Jumlah subnet, Jumlah host per subnet , Blok

Subnet, Alamat host dan Broadcast yang valid. Perhitungan :

1. Jumlah Subnet = 2x , dimana x adalah banyaknya binary 1 pada octet terkhir subnetmask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi jumlah subnet adalah

22 = 4 subnet.

2. Jumlah Host per Subnet = 2y -2 , dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binary 0

pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host. 3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnetmask) = 64. Subnet berikutnya adalah

64+64=128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192. 4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid ? Buatlah tabel untuk lebih jelas!

Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet 192.168.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193

Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.

2.2.2. Perhitungan Subnet Kelas B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama,

subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja

saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik

terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24

caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung

ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25

sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet

ketiga berjalan maju (counter) dari 0, 1, 2, 3, dan seterusnya.

Kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18

Analisa : 172.16.0.0 berarti kelas B , dengan Subnetmask /18 berarti

11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0)

Perhitungan :

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binary 1 pada 2 oktet. Jadi Jumlah

Subnet adalah 22 = 4 subnet.

2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya

binary 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host.

3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64+64=128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.

4. Alamat host dan broadcast yang valid :

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan

subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti :

11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Perhitungan :

1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host 3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128) 4. Alamat host dan broadcast yang valid :

2.2.3. Perhitungan Subnet Kelas A

Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan: 1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host 3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc. 4. Alamat host dan broadcast yang valid :

2.3. CONTOH SUBNETTING

CONTOH NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192) (x diambil dari oktet terakhir yaitu sebanyak 2 buah).

Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Banyak binari nya adalah 6. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host

Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya. Hasil akhirnya dapat kita lihat pada Tabel berikut.

Tabel Hasil Akhir

Pengaplikasian IP dan Subnet

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193

Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Agar unik setiap computer yang terkoneksi ke Internet diberi alamat yang berbeda. Alamat

ini supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat IP address diseluruh dunia

diberikan oleh badan internasional Internet Assigned Number Authority (IANA), dimana IANA

hanya memberikan IP address Network ID nya saja sedangkan host ID diatur oleh pemilik IP

address tersebut.

Ip address dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID,

Network ID yang akan menentukan alamat dalam jaringan (network address), sedangkan

Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan

antara satu mesin dengan mesin lainnya.

Ibaratkan Network ID Nomor jalan dan alamat jalan sedangkan Host ID adalah nomor

rumahnya

Pada dasarnya dilakukan subnetting agar :

1. Mengurangi lalu lintas jaringan

2. Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan

3. Pengelolaan yang disederhanakan (memudahkan pengelolaan, mengidentifikasikan

permasalahan)

4. Penghematan alamat IP

Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan

me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet.

Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumkah

subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://inovasiit.blogspot.com/2012/03/makalah-jaringan-ip-address-and.html

http://rangkumanilmukomputerku.wordpress.com/2011/05/31/pengertian-subnetting-dan-

perhitungannya/

http://ngobrolpanas.blogspot.com/2012/02/cara-menghitung-subnetting-ip.html

http://www.catatanteknisi.com/2010/11/mengenal-apa-itu-ip-address.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP

http://blog.unsri.ac.id/basman/welcome/makalah-tentang-subnetting/mrdetail/3403/

http://www.google.co.id