pengertian etika

29

Click here to load reader

Upload: grace-keen-j-s

Post on 16-Jun-2015

2.447 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGERTIAN ETIKA

18

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat

internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia

bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal

dengan sebutan sopan santun, tata kerama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman

pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar

mereka senang, tenang, tenteram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta

terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang

berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang

mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Menurut para ahli maka etika

tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara

sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau

lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma,

nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti

yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam

berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah

laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat

ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai

nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi

manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-

hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara

tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil

keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami

bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita,

Page 2: PENGERTIAN ETIKA

18

dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek

atau sisi kehidupan manusianya.

Page 3: PENGERTIAN ETIKA

18

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti

watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan

perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk

jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan

melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang

buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-

hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang

dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:

Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup

(sila) yang lebih baik (su).

Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.

Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan

Etika, sebagai berikut:

Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk

ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.

Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan

kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent inhuman nature)

yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau

perbuatan manusia.

Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya

antara lain:

1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat

dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature

of the right).

Page 4: PENGERTIAN ETIKA

18

2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama

dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular

class of human actions).

3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual.

(The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an

individual).

4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty).

B. MACAM – MACAM ETIKA

Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau

etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah

manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka

asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani

dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.

Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan

etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:

Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta

apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya

Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai

nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas

yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai

atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu

memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki

oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang

Page 5: PENGERTIAN ETIKA

18

bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat

menuntun agar manusia bertindak secara baik dan meng-hindarkan hal-hal yang buruk,

sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan

menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:

Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus

membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.

Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik

buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak

melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan

waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat

sosiologik.

Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif,

dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku

manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi,

menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif,

direktif dan reflektif.

C. NORMA DAN KAIDAH

Di dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal dengan istilah norma-norma atau kaidah,

yaitu biasanya suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu

bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan

peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman tersebut

sebagai norma (norm) atau kaidah yang merupa-kan standar yang harus ditaati atau

dipatuhi (Soekanto: 1989:7).

Kehidupan masyarakat terdapat berbagai golongan dan aliran yang beraneka

ragam, masing-masing mempunyai kepentingan sendiri, akan tetapi kepentingan bersama

itu mengharuskan adanya ketertiban dan keamanan dalam kehidupan sehari-hari dalam

bentuk peraturan yang disepakati bersama, yang mengatur tingkah laku dalam

masyarakat, yang disebut peraturan hidup.Untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan

Page 6: PENGERTIAN ETIKA

18

kehidupan dengan aman, tertib dan damai tanpa gangguan tersebut, maka diperlukan

suatu tata (orde=ordnung), dan tata itu diwujudkan dalam “aturan main” yang menjadi

pedoman bagi segala pergaulan kehidupan sehari-hari, sehingga kepentingan masing-

masing anggota masyarakat terpelihara dan terjamin. Setiap anggota masyarakat

mengetahui “hak dan kewajibannya masing-masing sesuai dengan tata peraturan”, dan

tata itu lazim disebut “kaedah” (bahasa Arab), dan “norma” (bahasa Latin) atau ukuran-

ukuran yang menjadi pedoman, norma-norma tersebut mempunyai dua macam menurut

isinya, yaitu:

1. Perintah, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh

karena akibatnya dipandang baik.

2. Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu

oleh karena akibatnya dipandang tidak baik.Artinya norma adalah untuk

memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana seseorang hams bertindak

dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankannya, dan

perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari (Kansil, 1989:81).

Norma-norma itu dapat dipertahankan melalui sanksi-sanksi, yaitu berupa ancaman

hukuman terhadap siapa yang telah melanggarnya. Tetapi dalam kehidupan masyarakat

yang terikat oleh peraturan hidup yang disebut norma, tanpa atau dikenakan sanksi atas

pelanggaran, bila seseorang melanggar suatu norma, maka akan dikenakan sanksi sesuai

dengan tingkat dan sifatnya suatu pelanggaran yang terjadi, misalnya sebagai berikut:

Semestinya tahu aturan tidak akan berbicara sambil menghisap rokok di hadapan

tamu atau orang yang dihormatinya, dan sanksinya hanya berupa celaan karena

dianggap tidak sopan walaupun merokok itu tidak dilarang.Seseorang tamu yang

hendak pulang, menurut tata krama harus diantar sampai di muka pintu rumah

atau kantor, bila tidak maka sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap

sombong dan tidak menghormati tamunya.

Mengangkat gagang telepon setelah di ujung bunyi ke tiga kalinya serta

mengucapkan salam, dan jika mengangkat telepon sedang berdering dengan

kasar, maka sanksinya dianggap “intrupsi” adalah menunjukkan ketidaksenangan

yang tidak sopan dan tidak menghormati si penelepon atau orang yang ada

disekitarnya.

Page 7: PENGERTIAN ETIKA

18

Orang yang mencuri barang milik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya,

maka sanksinya cukup berat dan bersangkutan dikenakan sanksi hukuman, baik

hukuman pidana penjara maupun perdata (ganti rugi).Kemudian norma tersebut

dalam pergaulan hidup terdapat empat (4) kaedah atau norma, yaitu norma agama,

kesusilaan, kesopanan dan hukum . Dalam pelaksanaannya, terbagi lagi menjadi

norma-norma umum (non hukum) dan norma hukum, pemberlakuan norma-

norma itu dalam aspek kehidupan dapat digolongkan ke dalam dua macam

kaidah, sebagai berikut:

1. Aspek kehidupan pribadi (individual) meliputi:

Kaidah kepercayaan untuk mencapai kesucian hidup pribadi atau

kehidupan yang beriman.

Kehidupan kesusilaan, nilai moral, dan etika yang tertuju pada kebaikan

hidup pribadi demi tercapainya kesucian hati nu-rani yang berakhlak

berbudi luhur (akhlakul kharimah).

2. Aspek kehidupan antar pribadi (bermasyarakat) meliputi:

Kaidah atau norma-norma sopan-santun, tata krama dan etiketdalam

pergaulan sehari-hari dalam bermasyarakat (pleasantliving together).

Kaidah-kaidah hukum yang tertuju kepada terciptanya ketertiban,

kedamaian dan keadilan dalam kehidupan bersama atau bermasyarakat

yang penuh dengan kepastian atau ketenteraman (peaceful living

together).

Sedangkan masalah norma non hukum adalah masalah yang cukup penting dan

selanjutnya akan dibahas secara lebih luas mengenai kode perilaku dan kode profesi

Humas/PR, yaitu seperti nilai-nilai moral,etika, etis, etiket, tata krama dalam pergaulan

sosial atau bermasyarakat, sebagai nilai aturan yang telah disepakati bersama, dihormati,

wajib dipatuhi dan ditaati. Norma moral tersebut tidak akan dipakai untuk menilai

seorang dokter ketika mengobati pasiennya, atau dosen dalam menyampaikan materi

kuliah terhadap para mahasiswanya, melainkan untuk menilai bagaimana sebagai

profesional tersebut menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik sebagai manusia

yang berbudi luhur, juiur, bermoral, penuh integritas dan bertanggung jawab. Terlepas

dari mereka sebagai profesional tersebut jitu atau tidak dalam memberikan obat sebagai

Page 8: PENGERTIAN ETIKA

18

penyembuhnya, atau metodologi dan keterampilan dalam memberikan bahan kuliah

dengan tepat. Dalam hal ini yang ditekankan adalah “sikap atau perilaku” mereka dalam

menjalankan tugas dan fungsi sebagai profesional yang diembannya untuk saling

menghargai sesama atau kehidupan manusia.Pada akhirnya nilai moral, etika, kode

perilaku dan kode etik standard profesi adalah memberikan jalan, pedoman, tolok ukur

dan acuan untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang akan dilakukan dalam

berbagai situasi dan kondisi tertentu dalam memberikan pelayanan profesi atau

keahliannya masing-masing. Pengambilan keputusan etis atau etik, merupakan aspek

kompetensi dari perilaku moral sebagai seorang profesional yang telah memperhitungkan

konsekuensinya, secara matang baik-buruknya akibat yang ditimbulkan dari tindakannya

itu secara obyektif, dan sekaligus memiliki tanggung jawab atau integritas yang tinggi.

Kode etik profesi dibentuk dan disepakati oleh para profesional tersebut bukanlah

ditujukan untuk melindungi kepentingan individual (subyektif), tetapi lebih ditekankan

kepada kepentingan yang lebih luas (obyektif).

D. ETIKET

Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut

terdapat arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana

dijelaskan sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket

adalah berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal.

Persamaannya adalah mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya

memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang

itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan. Istilah etiket berasal

dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya

dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan

resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut

telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi,

seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan

cara bertamu dengan si kap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan

formal atau resmi.Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu

Page 9: PENGERTIAN ETIKA

18

merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang

beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang

disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah

lake sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan. Menurut K. Bertens,

dalam buku berjudul Etika, 1994. yaitu selain ada persamaannya, dan juga ada empat

perbedaan antara etika dan etiket, yaitu secara umumnya sebagai berikut:

1. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai

pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan

cara, untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan.

2. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang

sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah),

tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan.

3. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik

mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.Etiket bersifat relatif,yaitu

yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum

tentu di tempat daerah lainnya.

4. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang

hadir.Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada

orang lain maka etiket itu tidak berlaku. (dari berbagai sumber)

E. ETIKA PROFESI DAN TANGGUNG JAWAB PROFESI

Pengertian Profesi dan Pelaksanaan Profesi

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan

bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh

pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum tentu

dikatakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari

pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk menyatakan suatu pekerjaan dapat disebut

profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksaan, dan

penguasaan teknik intelektual yang merupakan hubungan antara teori dan penerapan

dalam praktek. Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh para pelaksana profesi.

Page 10: PENGERTIAN ETIKA

18

1. Etika Profesi

Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sangatlah perlu

untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau

objek). Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat

dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu

kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh

seseorang seperti pada penyalahgunaan profesi seseorang dibidang komputer misalnya

pada kasus kejahatan komputer yang berhasil mengcopy program komersial untuk

diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari hak pencipta atas program yang dikomesikan itu.

Sehingga perlu pemahaman atas etika profesi dengan memahami kode etik profesi.

2. Kode Etik Profesi

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana seseorang

sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada

tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi :

Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang

prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik

profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan

dan yang tidak boleh dilakukan.

Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi

yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu

pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu

profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di

lapangan keja (kalanggan social).

Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang

hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa

para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh

mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Page 11: PENGERTIAN ETIKA

18

3. Penyalahgunaan Profesi

Dalam bidang komputer sering terjadi penyalahgunaan profesi contohnya penjahat

berdasi yaitu orang-orang yang menyalahgunakan profesinya dengan cara penipuan

kartu kredit, cek, kejahatan dalam bidang komputer lainnya yang biasa disebut

Cracker dan bukan Hacker, sebab Hacker adalah membangun sedangkan Cracker

merusak. Hal ini terbukti bahwa Indonesia merupakan kejahatan komputer di dunia

diurutan 2 setelah Ukraine. Maka dari itu banyak orang yang mempunyai profesi tetapi

tidak tahu ataupun tidak sadar bahwa ada kode etik tertentu dalam profesi yang mereka

miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk menolong kepentingan masyarakat,

tetapi sebaliknya masyarakat merasa dirugikan oleh orang yang menyalahgunakan

profesi.

F. ETIKA PROFESIONAL DALAM PENDIDIKAN

Menurut UUD 1945 pasal 1 berbunyi “tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan

pengajaran”. Berdasarkan pasal ini jelas bahwa semua warga negara tanpa terkecuali

berhak mendapatkan pendidikan. Tujuan utamanya agar generasi muda penerus bangsa

dapat memajukan negara Indonesia ini. Berkaitan dengan itu, visi Menteri Pendidikan

Nasional, Bambang Sudibyo memandang bahwa pendidikan pendidikan sebagai proses

pembentukan manusia seutuhnya. Untuk mewujudkan visi ini dibutuhkan dana memadai

(aspek kuantitatif) dan tenaga pendidik yang profesional (aspek kualitatif).

Ditinjau dari aspek kuantitatif, Mendiknas lebih lanjut mewacanakan guru akan

makin dimanusiawikan dengan menaikkan gaji untuk memperbaiki mutu pendidikan

nasional. Dengan kesejahteraan yang terjamin, para guru akan bangga dengan profesinya,

mampu membeli buku, dan mempunyai waktu luang untuk belajar. Pada prinsipnya,

menaikkan anggaran pendidikan selalu disebut sebagai conditio sine qua non (syarat

mutlak).

Namun, pembangunan dalam pendidikan seharusnya tidak dipahami dari aspek

kuantitatif saja, akan tetapi aspek kualitatif juga perlu diperhatikan. Dalam konteks ini

guru adalah jantungnya. Tanpa guru yang profesional meskipun kebijakan pembaharuan

secanggih apapun akan berakhir sia-sia.

Page 12: PENGERTIAN ETIKA

18

Berdasarkan uraian di atas, makalah ini akan membahas bagaimana etika guru

profesional dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sesuai denga visi yang telah

ditetapkan. Uraian dalam makalah ini di mulai bagaimana etika guru profesional terhadap

peraturan perundang-undangan, etika guru profesional terhadap peserta didik, etika guru

profesional terhadap pekerjaan, dan diakhiri dengan menguraikan etika guru profesional

terhadap tempat kerjanya.

Pengertian Profesional

Profesional merupakan yang ahli dibidangnya, yang telah memperoleh pendidikan atau

pelatihan khusus untuk pekerjaannya tersebut.

Profesional merupakan suatu profesi yang mengandalkan keterampilan atau

keahlian khusus yang menuntut pengemban profesi tersebut untuk terus memperbaharui

keterampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi.

Untuk menjadi seseorang yang profesional, seseorang yang melakukan pekerjaan

dituntut untuk memiliki beberapa sikap sebagai berikut :

1. Komitmen Tinggi

Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan

yang sedang dilakukannya.

2. Tanggung Jawab

Seorang profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang

dilakukannya sendiri.

3. Berpikir Sistematis

Seorang yang profesional harus mampu berpikir sitematis tentang apa yang

dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.

4. Penguasaan Materi

Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan / materi

pekerjaan yang sedang dilakukannya.

Page 13: PENGERTIAN ETIKA

18

5. Menjadi bagian masyarakat professional

Seyogyanya seorang profesional harus menjadi bagian dari masyarakat dalam

lingkungan profesinya.

Kode Etik Guru Profesional

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas

menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi

profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa

yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.

Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada

pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak

profesional. Dalam proses pendidikan, banyak unsur-unsur yang terlibat agar proses

pendidikan dapat berjalan dengan baik. Salah satunya adalah guru sebagai tenaga

pendidik. Guru sebagai suatu profesi kependidikan mempunyai tugas utama melayani

masyarakat dalam dunia pendidikan. Dalam hal itu, guru sebagai jantung pendidikan

dituntut semakin profesional seiring perkembangan ilmu dan teknologi. Etika profesional

guru dituntut dalam hal ini. Etika yang harus dimiliki oleh seorang pendidik sesuai kode

etik profesi keguruan. Berikut adalah kode etik profesi keguruan (dikutip Soetjipto dan

kosasi, 1994:34-35).

Kode Etik Guru Indonesia

Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap tuhan

yang maha esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia

yang berjiwa Pancasila dan setia kepada Undang-Undang dasar 1945, turut bertanggung

jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17

Agustus 1945. oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya

dengan memedomani dasar-dasar sbagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia

seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

Page 14: PENGERTIAN ETIKA

18

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya

proses belajar mengajar.

5. Guru memelihara hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya

untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap

pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu

dan martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan

kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI

sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Dari sembilan kode etik tersebut diatas, makalah ini hanya membahas lima kode etik saja.

Berikut secara rinci akan diuraikan satu-persatu.

Etika Guru Profesional Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pada butir kesembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa “Guru melaksanakan

segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan”. Dengan jelas bahwa dalam kode

etik tersebut diatur bahwa guru di Indonesia harus taat akan peraturan perundang-

undangan yang di buat oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasonal.

Guru merupakan aparatur negara dan abdi negara dalam bidang pendidikan. Oleh karena

itu, guru mutlak harus mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam

bidang pendidikan dan melaksanakannya sebagaimana aturan yang berlaku. Sebagai

contoh pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu mengubah kurikulum dari kurikulum

1994 menjadi kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi dan kemudian diubah

lagi menjadi KTSP dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam kurikulum tersebut, secara eksplisit bahwa hendaknya guru menggunakan

pendekatan kontekstual dalam pembelajarannya. Seorang guru yang profesional taat akan

peraturan yang berlaku dengan cara menerapkan kebijakan pendidikan yang baru tersebut

Page 15: PENGERTIAN ETIKA

18

dan akan menerima tantangan baru tersebut, yang nantinya diharapkan akan dapat

memacu produktivitas guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Etika Guru Profesional Terhadap Anak Didik

Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa guru berbakti

membimbing peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila.

Dalam membimbing anak didiknya Ki Hajar Dewantara mengemukakan tiga kalimat

padat yang terkenal yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri

handayani. Dari ketiga kalimat tersebut, etika guru terhadap peserta didik tercermin.

Kalimat-kalimat tersebut mempunyai makna yang sesuai dalam konteks ini.

Pertama, guru hendaknya memberi contoh yang baik bagi anak didiknya. Ada pepatah

Sunda yang akrab ditelinga kita yaitu “Guru digugu dan Ditiru” (diikuti dan diteladani).

Pepatah ini harus diperhatikan oleh guru sebagai tenaga pendidik. Guru adalah contoh

nyata bagi anak didiknya. Semua tingkah laku guru hendaknya jadi teladan. Menurut

Nurzaman (2005:3), keteladanan seorang guru merupakan perwujudan realisasi kegiatan

belajr mengajar, serta menanamkan sikap kepercayaan terhadap siswa. Seorang guru

berpenampilan baik dan sopan akan sangat mempengaruhi sikap siswa. Sebaliknya,

seorang guru yang bersikap premanisme akan berpengaruh buruk terhadap sikap dan

moral siswa.

Disamping itu, dalam memberikan contoh kepada peserta didik guru harus dapat

mencontohkan bagaimana bersifat objektif, terbuka akan kritikan, dan menghargai

pendapat orang lain.

Kedua, guru harus dapat mempengaruhi dan mengendalikan anak didiknya.

Dalam hal ini, prilaku dan pribadi guru akan menjadi instrumen ampuh untuk mengubah

prilaku peserta didik. Sekarang, guru bukanlah sebagai orang yang harus ditakuti, tetapi

hendaknya menjadi ‘teman’ bagi peserta didik tanpa menghilangkan kewibawaan sebagai

seorang guru. Dengan hal itu guru dapat mempengaruhi dan mampu mengendalikan

peserta didik.

Ketiga, hendaknya guru menghargai potensi yang ada dalam keberagaman siswa.

Bagi seorang guru, keberagaman siswa yang dihadapinya adalah sebuah wahana layanan

profesional yang diembannya. Layanan profesional guru akan tampil dalam kemahiran

Page 16: PENGERTIAN ETIKA

18

memahami keberagaman potensi dan perkembangan peserta didik, kemahiran

mengintervensi perkembangan peserta didik dan kemahiran mengakses perkembangan

peserta didik (Kartadinata, 2004:4).

Semua kemahiran tersebut perlu dipelajari dengan sungguh-sungguh dan

sistematis, secara akademik, tidak bisa secara alamiah, dan semua harus terinternalisasi

dan teraktualisasi dalam perilaku mendidik.

Sementara itu, prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini memandang

manusia sebagai kesatuan yang bulat, utuh, baik jasmani maupun rohani. Peserta didik

tidak hanya dituntut berlimu pengetahuan tinggi, tetapi harus bermoral tinggi juga. Guru

dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan pengetahuan atau perkembangan

intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan perkembangan pribadi peserta didik,

baik jasmani, rohani, sosial maupun yang lainnya yang sesuai dengan hakikat pendidikan.

Ini dimaksudkan agar peserta didik pada akhirnya akan dapat menjadi manusia yang

mampu menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Peserta didik tidak dapat

dipandang sebagai objek semata yang harus patuh pada kehendak dan kemauan guru.

Etika Guru Profesional terhadap pekerjaan

Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang mulia. Sebagai seorang yang profesional, guru

harus melayani masyarakat dalam bidang pendidikan dengan profesional juga. Agar

dapat memberikan layanan yang memuaskan masyarakat, guru harus dapat menyesuaikan

kemampuan dan pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan masyarakat.

Keinginan dan permintaan ini selalu berkembang sesuai dengan perkembangan

masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh

sebab itu, guru selalu dituntut untuk secara terus menerus meningkatkan dan

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan mutu layanannya. Keharusan

meningkatkan dan mengembangkan mutu ini merupakan butir keenam dalam Kode Etik

Guru Indonesia yang berbunyi “Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan

dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya”.

Secara profesional, guru tidak boleh dilanda wabah completism, merasa diri sudah

sempurna dengan ilmu yang dimilikinya, melainkan harus belajar terus menerus

(Kartadinata, 2004:1). Bagi seorang guru, belajar terus menerus adalah hal yang mutlak.

Page 17: PENGERTIAN ETIKA

18

Hal ini karena yang dihadapi adalah peserta didik yang sedang berkembang dengan

segala dinamikanya yang memerlukan pemahaman dan kearifan dalam bertindak dan

menanganinya.

Untuk meningkatkan mutu profesinya, menurut Soejipto dan kosasi ada dua cara

yaitu cara formal dan cara informal. Secara formal artinya guru mengikuti pendidikan

lanjutan dan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya.

Secara informal dapat dilakukan melalui televisi, radio, koran, dan sebagainya.

Etika Guru Profesional Terhadap Tempat kerja

Sudah diketahui bersama bahwa suasana yang baik ditempat kerja akan meningkatkan

produktivitas. Ketidakoptimalan kinerja guru antara lain disebabkan oleh lingkungan

kerja yang tidak menjamin pemenuhan tugas dan kewajiban guru secara optimal.

Dalam UU No. 20/2003 pasal 1 bahwa pemerintah berkewajiban menyiapkan lingkungan

dan fasilitas sekolah yang memadai secara merata dan bermutu diseluruh jenjang

pendidikan. Jika ini terpenuhi, guru yang profesional harus mampu memanfaatkan

fasilitas yang ada dalam rangka terwujudnya manusia seutuhnya sesuai dengan Visi

Pendidikan Nasional.

Disisi lain, jika kita dihadapkan dengan tempat kerja yang tidak mempunyai

fasilitas yang memadai bahkan buku pelajaran saja sangat minim. Bagaimana sikap kita

sebagai seorang guru? Ternyata, keprofesionalan guru sangat diuji disini. Tanpa fasilitas

yang memadai guru dituntut untuk tetap profesional dalam membimbing anak didik.

Kreatifitas guru harus dikembangkan dalam situasi seperti ini.

Berkaitan dengan ini, pendekatan pembelajaran kontekstual dapat menjadi

pemikiran para guru untuk lebih kreatif. Dalam pendekatan ini, diartikan strategi belajar

yang membantu guru mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya drngan penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, sikap profesional guru terhadap tempat kerja juga dengan cara

menciptakan hubungan harmonis di lingkungan tempat kerja, baik di lingkungan sekolah,

masyarakat maupun dengan orang tua peserta didik.

Page 18: PENGERTIAN ETIKA

18

BAB III

KESIMPULAN

1. Kesadaran itu penting dan lebih penting lagi kesadaran itu timbul dari diri kita

masing - masing yang sebentar lagi akan menjadi pelaksana profesi di bidang

komputer disetiap tempat kita bekerja, dan selalu memahami dengan baik atas

Etika Profesi yang membangun dan bukan untuk merugikan orang lain.

2. Etika profesional seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan nasional. Seorang guru baru dapat disebut profesional jika telah

menaati Kode Etik Keguruan yang telah ditetapkan.

Page 19: PENGERTIAN ETIKA

18

DAFTAR PUSTAKA

http://etikaprofesidanprotokoler.blogspot.com/2008/03/pengertian-etika.html

http://y0un13.blogspot.com/2006/03/etika-profesi-dan-tanggung-jawab.html

http://asyilla.wordpress.com/2007/06/30/pengertian-etika