pengendalian kecepatan motor dc

Upload: kevin-adit

Post on 10-Oct-2015

91 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    1/66

    PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUATAN

    SHUNT DENGAN INTEGRAL SIKLUS KONTROL( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

    LISTRIK FT USU ) .

    Tugas Akhir Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menjadi Sarjana

    Pada Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

    Disusun Oleh :

    Nama : ANDREAS PINEM

    NIM : 99 04 22 006

    PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION

    DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    2/66

    Abstrak

    iii

    ABSTRAK

    `

    Motor merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis.

    Pengoperasian motor arus searah sangat mudah pelaksanaannya sehingga masih

    banyak industri yang menggunakannya walaupun sangat sulit dalam

    pemeliharaannya. Pengaturan kecepatan motor sangat diperlukan untuk berbagai

    aplikasi. Untuk kelancaran proses di industri, biasanya motor diatur dengan

    menggunakan elektronika daya yang berfungsi sebagai pengganti komponen yang

    yang bersifat mekanis. Dalam pengaturan kecepatan motor arus searah terdiri dari

    tiga metode yaitu dengan pengaturan tegangan jepit ( Vt) , fluksi ( ) dan mengatur

    tahanan jangkar ( Ra ). Penggunan rangkaian elektronika dapat dilakukan dengan

    metode kontrol phasa, integral siklus kontrol dan pengendalian dengan chopper

    untuk pengaturan kecepatan motor arus searah. Integral siklus kontrol merupakan

    pengaturan tegangan terminal motor arus searah dengan menggunakan thyristor dua

    arah yang saling berlawanan untuk mengatur kecepatan.

    Untuk itu tugas akhir ini akan menujukkan hasil penelitian tentang

    pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan shunt dengan integral siklus

    kontrol . Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Fakultas

    Teknik Universitas Sumatera Utara.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    3/66

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

    memberikan penulis terima sehingga Tugas Akhir ini selesai,guna melengkapi

    dan memenuhi syarat untuk mencapai jenjang pendidikan Sarjana Teknik

    Program Pendidikan Sarjana Ekstension Departemen Teknik Elektro Universitas

    Sumatera Utara. Adapun Judul Tugas Akhir :

    PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUATAN

    SHUNT DENGAN INTEGRAL SIKLUS KONTROL

    ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

    LISTRIK FT USU ) .

    Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak akan selesai tanpa adanya

    bantuan dari semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis, oleh

    karena itu sudah sepantasnyalah penulis menyampaikan ucapan terima kasih

    kepada :

    1. Bapak Ir. Mustafrind Lubis, selaku Pembimbing Tugas Akhir dan

    Laboratorium Konversi Energi Listrik yang telah memberikan motivasi

    dan pengarahannya tanpa mengenal waktu serta keadaan.

    2. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT selaku Ketua Departemen Teknik Elektro FT-

    USU.

    3. Bapak Rahmat Fauzi ST. MT , selaku Sekretaris Departemen Teknik

    Elektro FT-USU.

    4. Seluruh staf pengajar di jurusan Teknik Elektro FT-USU yang telah

    banyak memberikan Ilmu kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    4/66

    ii

    5. Seluruh staf pengawai yang tidak dapat disebutkan satu persatu di jurusan

    Teknik Elektro FT-USU yang telah banyak membantu dalam administrasi

    selama penulis di bangku perkuliahan.

    6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, istri dan anakku tersayang dan serta

    seluruh sanak keluarga yang telah memberikan saran dan motivasi selama

    penulis mengikuti pendidikan di perguruan tinggi.

    7. Asisten asisten Laboratorium Konversi Energi Elektrik seperti Fandi,

    Ardiansyah, Andriuli, Farhan yang telah banyak membantu penulis dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini.

    8. Rekan-rekan mahasiswa ekstension dan reguler yang tidak dapat

    disebutkan satu persatu telah banyak membantu penulis dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini.

    Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

    penulis pribadi dan juga semua pihak yang membutuhkan.

    Medan, 07 Maret 2008

    Penulis

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    5/66

    iv

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR... i

    ABSTRAK.. iii

    DAFTAR ISI iv

    BAB I PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang Penulisan 1

    I.2. Tujuan Penulisan. 2

    I.3. Batasan Masalah. 2

    I.4. Metode Penulisan... 2

    I.5. Sistematika Penulisan.. 3

    BAB II. MOTOR ARUS SEARAH.

    II.1. Umum.. 4

    II.2. Konstruksi Motor Arus Searah.... 5

    II.3. Prinsip Kerja Motor Arus Searah 10

    II.3.1. Torsi Induksi. 14

    II.3.2. Gaya Gerak Listrik ( GGL ) Lawan.. 17

    II.3.3. Reaksi Jangkar..... 18

    II.3.3.1. Mengatasi Masalah Reaksi Jangkar.. 22

    II.4. Jenis jenis Motor Arus Searah.

    II.4.1. Motor Arus Searah Penguatan Bebas.. 25

    II.4.2. Motor Arus Searah Penguatan Shunt.. 24

    II.4.3. Motor Arus Searah Penguatan Seri........ 27

    II.4.2. Motor Arus Searah Penguatan Kompon 28

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    6/66

    v

    BAB III JENIS JENIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC

    III.1. Umum. 29

    III.2. Pengaturan Medan . 29

    III.3. Pengaturan Tegangan .... 31

    III.3.1. Kontrol Phasa. 33

    III.3.2. Integral Siklus Kontrol.... 36

    III.3.3. Kontrol Chopper..... 40

    III.4. Pengaturan Tahanan Jangkar . 47

    BAB IV PENGATURAN KECEPATAN MOTOR SEARAH SHUNT

    DENGAN INTEGRAL SIKLUS KONTROL.

    IV.1. Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Shunt Dengan Integral Siklus

    Kontrol... 49

    IV.2. Peralatan Pengujian .. 49

    IV.3. Spesifikasi Motor... 51

    IV.4.Rangkaian Pengujian . 51

    IV.5. Prosedur Pengujian.... 52

    IV.6. Data Hasil Pengujian . 53

    IV.7. Analisa Data Pengujian 54

    BAB V KESIMPULAN.. 60

    DAFTAR PUSTAKA

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    7/66

    Bab I Pendahuluan

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Umum

    Motor merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis.

    Motor arus searah terdiri dari penguatan bebas dan penguatan sendiri..

    Pengontrolan kecepatan dengan mengunakan rangkaian elektronika banyak sekali

    digunakan karena tidak membutuhkan alat yang banyak dan tempat sehingga

    biaya yang dibutuhkan untuk pengaturan kecepatan motor tidak terlalu besar.

    Dalam pengontrolan dengan menggunakan rangkaian elektronika terbagi tiga

    yaitu :

    1. Kontrol Phasa.

    2. Integral Siklus kontrol

    3. Kontrol chopper.

    Integral siklus kontrol digunakan untuk mengatur kecepatan untuk motor arus

    searah KW yang kecil dimana thyristor dua arah sebagai sumber AC yang lalu

    disearahkan dengan menggunakan jembatan.

    Atas dasar inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian pengaturan

    kecepatan motor arus searah penguatan shunt dengan integral siklus kontrol.

    I.2. Tujuan Penulisan.

    Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan tegangan dari integral

    siklus kontrol dengan kecepatan. Penelitian ini nantinya agar dapat digunakan

    untuk bahan pengembangan praktikum mesin-mesin listrik.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    8/66

    Bab I Pendahuluan

    2

    I.3. Batasan Masalah

    Mengingat luas dan kompleksnya pembahasan yang akan dilakukan maka

    untuk mengarahkan pembahasan perlu dilakukan pembatasan sebagai berikut :

    1. Hubungan tegangan dengan kecepatan.

    2. Motor dianggap dalam keadaan mantap.

    3. Rugi-rugi yang diakibatkan oleh gesekan dan angin diabaikan sehingga

    perlambatan yang terjadi dianggap hanya dari pengereman.

    4. Harmonisa dianggap tidak ada.

    I.4. Metode Penulisan

    Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

    1. Studi literatur, berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku teks

    pendukung.

    2. Studi bimbingan, berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang memegang

    peranan penting dalam penulisan laporan tugas akhir ini.

    3. Studi laboratorium, berupa pengujian kebenaran teoritis yang diperoleh pada

    studi literatur dengan cara penerapan langsung pada peralatan di

    Laboratorium.

    4. Diskusi dengan Dosen dan rekan-rekan mahasiswa.

    I.5. Sistematika Penulisan.

    Untuk mengetahui gambaran mengenai tulisan ini, secara singkat dapat

    diuraikan sebagai berikut :

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    9/66

    Bab I Pendahuluan

    3

    Bab I Pendahuluan.

    Bab ini menguraikan tentang latar belakang penulisan, tujuan penulisan,

    pembatasan masalah, metode penulisan, serta sistematika penulisan.

    Bab II Motor Arus Searah

    Bab ini menjelaskan tentang motor arus searah secara teoritis, jenis-jenis motor

    arus searah.

    Bab I I I Jenis-jenis Pengontrolan M otor Arus Searah.

    Bab ini merupakan suatu tinjauan mengenai jenis-jenis pengontrolan kecepatan

    motor arus searah seperti kontrol phasa , integral siklus kontrol dan kontrol

    chopper.

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Shunt dengan Integral

    Sikl us Kontrol.

    Bab ini akan menujukan hasil-hasil studi laboratorium yang berkenaan dengan

    pengaturan kecepatan motor arus searah shunt dengan integral siklus kontrol,

    rangkaian percobaan, prosedur pengujian, data hasil-hasil pengujian dan

    penganalisaannya serta grafik.

    Bab V kesimpu lan.

    Hal-hal yang dianggap penting dirangkumkan sebagai kesimpulan di dalam

    penulisan tugas akhir ini.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    10/66

    Bab II Motor Arus Searah

    4

    BAB II

    MOTOR ARUS SEARAH

    II.1. Umum(7,8)

    .

    Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi

    listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari

    motor.

    Ditinjau dari segi sumber arus penguat magnetnya, motor arus searah

    dapat dibedakan atas :

    1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor

    dan medan stator diperoleh dari luar motor.

    2. Motor arus searah penguatan sendiri, bila arus penguat magnet berasal

    dari motor itu sendiri.

    Motor arus searah dapat diklasifikasi sebagai berikut :

    1. Motor arus searah penguatan shunt

    2. Motor arus searah penguatan seri.

    3. Motor arus searah kompon panjang.

    Motor arus searah kompon panjang kumulatif.

    Motor arus searah kompon panjang differensial.

    4. Motor arus searah kompon pendek

    Motor arus searah kompon pendek kumulatif.

    Motor arus searah kompon pendek diferensial.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    11/66

    Bab II Motor Arus Searah

    5

    II.2. Kontruksi Motor Arus Searah(7,8)

    .

    Secara umum motor arus searah memiliki konstruksi yang sama, terbagi

    atas dua bagian yaitu bagian yang diam disebut stator dan bagian yang

    bergerak/berputar disebut rotor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

    2.1.

    Gambar 2.1. Konstruksi Motor Arus Searah.

    Dari Gambar 2.1 dapat dilihat konstruksi dari motor arus searah.

    Keterangan Gambar 2.1. sebagai berikut :

    1.

    Badan motor ( rangka ).

    Rangka ( frame atau yoke ) mesin arus searah seperti juga mesin-mesin listrik

    lainnya secara umum memiliki dua fungsi, yaitu :

    1. Merupakan sarana pendukung mekanik untuk mesin secara keseluruhan.

    2. Untuk membawa fluks magnetik yang dihasilkan oleh kutub-kutub mesin.

    Untuk mesin kecil, dipertimbangan harga lebih dominan daripada beratnya,

    biasanya rangkanya terbuat dari besi tuang ( cast iron ), tetapi untuk mesin-mesin

    besar umumnya terbuat dari baja tuang ( cast steel ) atau lembaran baja ( rolled

    steel ). Rangka ini pada bagian dalam dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti,

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    12/66

    Bab II Motor Arus Searah

    6

    selain itu rangka ini juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi disamping kuat

    secara mekanik .

    Biasanya pada motor terdapat papan nama ( name plate ) yang bertuliskan

    spesifikasi umum atau data-data teknik dari mesin, juga terdapat kotak ujung yang

    merupakan tempat-tempat ujung-ujung belitan penguat medan dan lilitan jangkar.

    2.

    Kutub

    Medan penguat atau magnet medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub

    ( Gambar 2.2 ).

    Gambar 2.2 Konstruksi kutub dan penempatannya.

    Adapun fungsi dari sepatu kutub adalah :

    1. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang lebar

    maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.

    2. Sebagai pendukung secara mekanik untuk kumparan penguat atau kumparan

    medan.

    Inti kutub terbuat lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu kutub

    dilaminasi dan dibaut atau dikeling ( rivet ) ke rangka mesin. Sebagaimana

    diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada motor arus searah dihasilkan

    oleh kutub-kutub magnet buatan dengan prinsip elektromagnetik.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    13/66

    Bab II Motor Arus Searah

    7

    Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat tembaga ( berbentuk

    bulat atau strip/persegi ) yang dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran tertentu.

    Kumparan penguat medan berfungsi untuk mengalirkan arus listrik untuk

    terjadinya proses elektromagnetik.

    3.

    I nti jangkar.

    Inti jangkar yang umum digunakan dalam motor arus searah adalah berbentuk

    silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan

    kumparan-kumparan tempat terbentuknya ggl induksi. Inti jangkar yang terbuat

    dari bahan ferromanetik, dengan maksud agar komponen-komponen ( lilitan

    jangkar ) terletak dalam daerah yang induksi magnetnya besar, supaya ggl induksi

    dapat bertambah besar. Seperti halnya inti kutub magnet maka jangkar dibuat dari

    bahan-bahan berlapis-lapis tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena

    adanya arus linier ( Gambar 2.3 ).

    Gambar 2.3. Inti jangkar yang terlapis-lapis.

    Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silikon. Pada

    umumnya alur tidak hanya diisi satu kumparan yang tersusun secara berlapis.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    14/66

    Bab II Motor Arus Searah

    8

    4.

    Kumparan jangkar

    Kumparan jangkar pada motor arus searah berfungsi tempat terbentuknya ggl

    induksi.

    kumparan jangkar terdiri dari :

    1. Kumparan gelung

    Gambar 2.4a. Kumparan gelombang

    2. Kumparan gelombang.

    Gambar 2.4b. Kumparan Gelombang

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    15/66

    Bab II Motor Arus Searah

    9

    5. Kumparan medan

    Fungsi kumparan medan ini adalah untuk membangkitkan fluksi yang

    akan dipotong oleh konduktor jangkar.

    6. Komutator

    Fungsi komutator untuk fasilitas penghubung arus dari konduktor jangkar ,

    sebagai penyearah mekanik, yang bersama-sama dengan sikat membuat sesuatu

    kerjasama yang disebut komutasi. Agar menghasilkan penyearah yang lebih baik,

    maka komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar. Dalam hal

    ini setiap belahan ( segmen ) komutator tidak lagi merupakan bentuk separoh

    cincin, tetapi sudah berbentuk lempengan-lempengan ( segmen komutator )

    terdapat bahan isolasi ( Gambar 2.5 ) .

    Gambar 2.5 Komutator

    7.

    Sikat-sikat

    Sikat-sikat ini ( Gambar 2.6 ) berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus ke

    kumparan jangkar. Dimana permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen

    komutator untuk menyalurkan arus listrik. Besarnya tekanan pegas dapat diatur

    sesuai dengan keinginan.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    16/66

    Bab II Motor Arus Searah

    10

    Gambar 2.6 Sikat-sikat

    Disamping itu sikat memegang peranan penting untuk terjadinya

    komutasi. Karbon yang ada diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk

    mengurangi rugi-rugi listrik. Agar gesekan antara komutator-komutator dan sikat

    tidak mengakibatkan ausnya komutator, maka sikat harus lebih lunak daripada

    komutator.

    II.3. Prinsip Kerja Motor Arus Searah(1,3,5,6)

    Sebuah konduktor yang dialiri arus mempunyai medan magnet di

    sekelilingnya. Pada saat konduktor yang dialiri arus listrik ditempatkan pada suatu

    medan magnet, maka konduktor akan mengalami gaya mekanik, seperti

    diperlihatkan pada Gambar 2.7.

    (a) (b) (c)

    Gambar 2.7 Pengaruh penempatan konduktor berarus dalam medan magnet

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    17/66

    Bab II Motor Arus Searah

    11

    Pada Gambar 2.7.a menggambarkan sebuah konduktor yang dialiri arus

    listrik menghasilkan medan magnet disekelilingnya. Arah medan magnet yang

    dihasilkan oleh konduktor dapat diperoleh dengan menggunakan kaidah tangan

    kanan.

    Kuat medan tergantung pada besarnya arus yang mengalir pada konduktor.

    Sedangkan Gambar 2.7.b menunjukkan sebuah medan magnet yang diakibatkan

    oleh kutub-kutub magnet utara dan selatan. Arah medan magnet adalah dari kutub

    utara menuju kutub selatan.

    Pada saat konduktor dengan arah arus menjauhi pembaca ditempatkan di

    dalam medan magnet seragam, maka medan gabungannya akan seperti yang

    ditunjukkan pada Gambar 2.7.c. Daerah di atas konduktor, medan yang

    ditimbulkan konduktor adalah dari kiri ke kanan, atau pada arah yang sama

    dengan medan utama. Sementara di bawahnya, garis-garis magnet dari konduktor

    arahnya berlawanan dengan dengan medan utama. Hasilnya adalah memperkuat

    medan atau menambah kerapatan fluksi di atas konduktor dan melemahkan medan

    atau mengurangi kerapatan fluksi di bawah konduktor.

    Dalam keadaan ini, fluksi di daerah di atas konduktor yang kerapatannya

    bertambah akan mengusahakan gaya ke bawah kepada konduktor, untuk

    mengurangi kerapatannya. Hal ini menyebabkan konduktor mengalami gaya

    berupa dorongan ke arah bawah. Begitu juga halnya bila arah arus dalam

    konduktor dibalik. Kerapatan fluksi yang berada di bawah konduktor akan

    bertambah sedangkan kerapatan fluksi di atas konduktor berkurang. Sehingga

    konduktor akan mendapatkan gaya tolak ke arah atas.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    18/66

    Bab II Motor Arus Searah

    12

    Konduktor yang mengalirkan arus dalam medan magnet cenderung

    bergerak tegak lurus terhadap medan.

    Prinsip kerja sebuah motor arus searah dapat dijelaskan dengan gambar

    berikut ini:

    Gambar 2.8. Prinsip perputaran motor dc

    Pada saat kumparan medan dihubungkan dengan sumber tegangan,

    mengalir arus medan Ifpada kumparan medan karena rangkaian tertutup sehingga

    menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan.

    Selanjutnya ketika kumparan jangkar dihubungkan ke sumber tegangan, pada

    kumparan jangkar mengalir arus jangkar Ia. Arus yang mengalir pada konduktor-

    konduktor kumparan jangkar menimbulkan fluksi magnet yang melingkar. Fluksi

    jangkar ini memotong fluksi dari kedua kutub medan, sehingga menyebabkan

    perubahan kerapatan fluksi dari medan utama. Hal ini menyebabkan jangkar

    mengalami gaya sehingga menimbulkan torsi.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    19/66

    Bab II Motor Arus Searah

    13

    Gaya yang dihasilkan pada setiap konduktor dari sebuah jangkar,

    merupakan akibat aksi gabungan medan utama dan medan di sekeliling

    konduktor. Gaya yang dihasilkan berbanding lurus dengan besar fluksi medan

    utama dan kuat medan di sekeliling konduktor. Medan di sekeliling masing-

    masing konduktor jangkar tergantung pada besarnya arus jangkar yang mengalir

    pada konduktor tersebut. Arah gaya ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan

    kiri.

    Besarnya gaya Lorentz (F) dapat ditulis:

    F = B. I. L ........................................................................................(2.1)

    Dimana :

    F = gaya Lorentz [ Newton ]

    I = arus [ ampere]

    L = panjang penghantar [meter]

    B = Rapat fluksi [ Weber/m ]

    Sedangkan Torsi yang dihasilkan motor dapat ditentukan dengan:

    T = F .r..............................................................................................( 2.2 )

    Bila torsi yang dihasilkan motor lebih besar daripada torsi beban maka

    motor akan berputar. Besarnya torsi beban dapat dituliskan dengan:

    T = K Ia..........................................................................................( 2.3 )

    K =a2

    zp

    ............................................................................................( 2.4 )

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    20/66

    Bab II Motor Arus Searah

    14

    Dimana :

    T = torsi [ N-m ]

    r = jari-jari rotor [ m ]

    K = konstanta (bergantung pada ukuran fisik motor)

    = fluksi setiap kutub

    Ia= arus jangkar [ A ]

    p = jumlah kutub

    z = jumlah konduktor

    a = cabang paralel

    .II.3.1. Torsi Induksi(1,5,6,7,8)

    .

    Apabila kumparan jangkar diletakkan diantara kumparan medan yang

    mana medan magnetnya homogen, dimana kumparan jangkar ini dialiri arus maka

    timbullah gaya ( F ) dapat diperlihatkan pada Gambar 2.9. Gaya ini akan

    menimbulkan torsi pada rotor. Apabila torsi yang ditimbulkan lebih besar dari

    torsi beban maka rotor akan berputar.

    Besarnya torsi yang ditimbulkan adalah :

    T = F r sin [ N-m ].. (2.5)

    Dimana :

    r = jari-jari belitan [ m ]

    = Sudut terbentuk antara jari-jari belitan dan gaya dalam satuan derajat.

    Kalau pada suatu saat kumparan jangkar berada pada kedudukan

    horizontal (= 900, torsi yang terjadi merupakan penjumlahan dari torsi masing-

    masing segmen ( Gambar 2.9 ).

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    21/66

    Bab II Motor Arus Searah

    15

    Gambar 2.9. Torsi Induksi

    A. Segmen ab.

    Di segmen ini, arah arus menuju ke arah kita dan memotong fluksi dengan arah

    tegak lurus.

    Besar gaya terjadi :

    Fab= B I L sin 90o

    = B I L tegak lurus pada I dan B.

    Torsi yang timbul karena gaya ini adalah :

    Tab= F r sin

    = B I L r sin 900

    = B I L r ( dengan arah berlawanan putaran jarum jam )

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    22/66

    Bab II Motor Arus Searah

    16

    B. Segmen bc.

    Di segmen bc, arah arus sejajar dengan arah fluksi, sehingga gaya yang terjadi

    adalah :

    Fbc = B I L sin 0o.

    = 0

    Jadi T bc= 0

    C. Segmen cd.

    Di segmen ini, arah arus menjauhi kita dan memotong fluksi, sehingga

    gaya yang terjadi adalah :

    Fcd= B I L sin 90o.

    = B I L ( tegak lurus pada arah I dan B ).

    Torsi yang timbul karena gaya ini sama dengan :

    Tcd= F r sin

    = B I L r sin 90o.

    = B I L r ( dengan arah berlawanan putaran jarum jam ).

    D. Segmen da

    Di segmen ini, arah arus menuju ke arah kita dan memotong fluksi dengan

    arah tegak lurus pada arah I dan B.

    Besar gaya yang terjadi :

    Fda= B I L sin 0o

    = 0

    Jadi Tda= 0

    Torsi keseluruhan sama dengan :

    T = Tab+ Tbc+ Tcd+ Tda

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    23/66

    Bab II Motor Arus Searah

    17

    T = B I L r + 0 + B I L r + 0

    = 2 B I L r

    Rumus ini berlaku untuk kumparan lilitan tunggal dimana jumlah konduktor 2

    buah.

    Untuk torsi yang dibangkitkan oleh satu konduktor adalah :

    Tkond= B I L r...( 2.6 )

    Jika ada a percabang arus ( cabang paralel ) pada motor dan total arus jangkar

    sebesar Ia, maka arus yang mengalir pada satu konduktor adalah :

    I = a

    Ia( 2.7 )

    Dan torsi pada satu konduktor pada motor adalah :

    Tkonduktor = B I L r = B L ra

    Ia ..( 2.8 )

    Fluksi per kutub pada motor adalah :

    = B Ap=

    2

    2)2( PBLr

    P

    rLB

    P

    rLB== ....( 2.9 )

    Dimana :

    Ap= luas penampang per kutub.

    P = jumlah kutub.

    Sehingga :

    Tkonduktor =a

    IP a

    2..( 2.10 )

    Total torsi yang dibangkitkan oleh motor bila jumlah Z konduktor adalah :

    Tind= aIa

    ZP

    2[ N-m ].( 2. 11 )

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    24/66

    Bab II Motor Arus Searah

    18

    Sehingga :

    Tind= K Ia[ N m ].....( 2.12 )

    Dimana :

    K =a

    PZ

    2...( 2.13 )

    II.3.2. Gaya Gerak Listrik ( GGL ) Lawan(7,8)

    .

    Ketika jangkar motor berputar konduktornya juga berputar dan memotong

    fluksi utama. Sesuai dengan hukum Faraday, akibat gerakan konduktor di dalam

    suatu medan magnetik maka pada konduktor tersebut akan timbul GGL induksi

    yang diinduksikan pada konduktor tersebut dimana arahnya berlawanan dengan

    tegangan yang diberikan pada motor. Karena arahnya melawan, maka hal tersebut

    disebut GGL lawan.

    Besarnya tegangan yang diinduksikan tersebut sesuai dengan persamaan berikut :

    Eb= nZ

    a

    P

    60[ Volt ]( 2.14 )

    Persamaan tegangan secara umum dapat ditulis sebagai berikut :

    Eb= nK [ Volt ]( 2.15 )

    Dimana :

    K = konstanta =60.

    .

    a

    ZP..( 2.16 )

    II.3.3 Reaksi Jangkar (1,3,5,7,8)

    Pengaruh ggm jangkar pada distribusi fluksi medan utama di celah udara

    disebut reaksi jangkar. Ggm jangkar akan menghasilkan dua pengaruh yang tidak

    diinginkan pada fluksi medan utama yaitu :

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    25/66

    Bab II Motor Arus Searah

    19

    1. Reduksi jala-jala pada fluksi medan utama masing-masing kutub

    2. Distorsi gelombang fluksi medan utama masing-masing kutub

    sepanjang celah udara.

    Reduksi dalam fluksi utama untuk masing-masing kutub mengurangi

    tegangan utama dan torsi yang dihasilkan, dimana distorsi fluksi medan utama

    mempengaruhi batasan keberhasilan komutasi dalam mesin arus searah.

    Gambar 2.10 memperlihatkan jalur fluksi untuk kutub utama dari mesin

    arus searah dua kutub tanpa beban yaitu tanpa arus jangkar. Bila mesin arus

    searah dibebani, maka arus akan mengalir di dalam kumparan jangkar. Arus ini

    terlihat dalam Gambar 2.10(a) oleh dot pada kutub S (selatan) dan cross pada

    kutub U (utara). Arus jangkar ini membentuk fluksi jangkar seperti terlihat dalam

    2.10 (b). Jika mesin arus searah dari Gambar 2.10 bekerja sebagai motor, maka

    jangkar haruslah berputar berlawanan arah dengan jarum jam, karena kutub U dan

    S dari medan utama yang harus menarik kutub S, U yang dihasilkan oleh jangkar.

    U S

    . .

    U S

    . ..

    ..

    ..

    ..

    A

    B

    A

    B

    G a r i s N e t r a l m e d a n

    t a n p a b e b a n

    q - a x i s

    P e r m u k a a n

    k u t u b

    R o t a s i

    g e n e r a t o r

    q - a x i s

    q - a x i s

    . ..

    ..

    ..

    ..

    A

    B

    A ra h R o ta s ig e n e r a t o r

    A ra h

    R o t a s i M o t o r

    SU

    G a r i s n e t ra lM e d a n b e r b e b a n

    (a )

    (b )

    (c )

    d - a x i s

    Gambar 2.10 Ilustrasi daerah distribusi dari (a) fluksi kutub medan

    (b)Fluksi jangkar (c) Resultan dari kedua fluksi.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    26/66

    Bab II Motor Arus Searah

    20

    Gambar 2.11 adalah gambar yang dikembangkan dari Gambar 2.10.(b) dan

    pengujian dari gambar yang menunjukkan bahwa di bagian tengah inti jangkar

    dan di dalam kutub yang berhadapan, jalur fluksi yang dibangkitkan oleh arus

    jangkar tegak lurus dengan jalur fluksi utama. Dengan kata lain, jalur dari fluksi

    jangkar ini menyilang jalur fluksi medan utama.

    Gambar 2.11. (a) Medan utama, (b) Medan Jangkar, dan (c) Resultan distribusi

    fluksi

    (d) Distribusi fluksi oleh arus jangkar

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    27/66

    Bab II Motor Arus Searah

    21

    Dengan demikian, pengaruh gaya gerak magnet (ggm) jangkar pada medan utama

    adalah merupakan magnetisasi silang yang disebut fluksi silang. Ketika arus

    mengalir ke dalam jangkar dan kumparan medan, maka distribusi fluksi resultan

    diperoleh dari menggabungkan dua fluksi Gambar 2.11 (a) dan (b). Ini akan

    diilustrasikan dalam Gambar 2.11. (c). Akan terlihat bahwa fluksi reaksi jangkar

    memperkuat fluksi medan utama di satu bagian dan melemahkan fluksi medan

    dibagian lain pada kutub utama. Jika tidak ada kejenuhan magnetik, maka jumlah

    penguatan dan pelemahan dari fluksi medan utama adalah sama dan fluksi

    resultan per kutub masih tetap tidak berubah dari nilai tanpa bebannya. Secara

    aktual, kejenuhan magnetik akan terjadi, dan akibatnya, efek kekuatan ini lebih

    kecil dibandingkan dengan efek kelemahan dan fluksi resultan berkurang dari

    nilai tanpa beban. Ini disebut efek demagnetisasi dari reaksi jangkar.

    Masalah kedua akibat adanya reaksi jangkar adalah pelemahan fluksi.

    Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan titik

    jenuhnya. Pengaruh kejenuhan magnetik pada reduksi fluksi medan utama dapat

    dijelaskan dengan bantuan Gambar 2.12. Pada sisi lain dari sumbu d, ggm

    resultan adalah (Fk-Fj) dimana Fk = ggm medan utama dan Fj = ggm jangkar.

    Untuk Fj positif digunakan pada sisi kanan dari sumbu d dan negatif pada sisi kiri

    sumbu d dalam Gambar 2.12. Untuk +Fk, ggm resultan adalah Fk + Fj. Karena

    pada lokasi di permukaan kutub dimana gaya gerak magnet (ggm) rotor

    menambahkan permukaan kutub dan ggm rotor mengurangi ggm kutub, terdapat

    penurunan rata-rata kerapatan fluks yang lebih besar : !n < !t , sehingga

    penjumlahan rata-rata kerapatan fluks yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub

    yang semakin berkurang.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    28/66

    Bab II Motor Arus Searah

    22

    Gambar 2.12 Kurva pemagnetan ketika terjadi reaksi jangkar

    Akibat pelemahan fluks ini pada motor arus searah efek yang ditimbulkan

    menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus

    searah khususnya motor arus searah paralel akan demikian cepatnya hingga tak

    terkendali.

    II.3.3.1. Mengatasi Masalah Reaksi Jangkar(7,8)

    .

    Ada 3 cara untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat reaksi

    jangkar, yaitu :

    1. Pergeseran sikat ( brush shif ting ).

    Ide dasarnya adalah memindahkan sikat seirama dengan perpindahan

    bidang netral untuk menghindari percikan bunga api yang mungkin timbul.

    Namun dalam penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang

    netralnya sangat ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin

    sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, seirama dengan perubahan jarak

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    29/66

    Bab II Motor Arus Searah

    23

    perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat ini akan memperburuk

    melemahnya fluksi akibat reaksi jangkar mesin dapat diperlihatkan pada

    Gambar 2.13 .

    Gambar 2.13 Pelemahan ggm akibat pergeseran bidang netral melawan arah putar.

    2. Kutub bantu ( interpole ).

    Ide dasar dari solusi masalah ini jika nilai tegangan pada kawat-kawat

    yang sedang melakukan proses komutasi/penyearahan dibuat nol, maka tidak akan

    terdapat percikan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu, kutub-

    kutub utama. Kutub bantu ( interpoles) ini dihubungkan seri terhadap kumparan

    jangkar dapat diperlihatkan pada Gambar 2.14.

    Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus jangkar pun

    meningkat, besarnya perubahan/pergeseran bidang netral meningkat pula. Hal

    tersebut akan menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang

    sedang melakukan komutasi. Pada saat itu juga fluks kutub bantu juga meningkat,

    menghasilkan tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan

    dengan tegangan yang timbul akibat pergeseran bidang netral.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    30/66

    Bab II Motor Arus Searah

    24

    U S

    VT

    IA

    IA

    _

    +

    Gambar 2.14. Kumparan mesin arus searah yang dilengkapi dengan kutub bantu.

    3. Belitan kompensasi ( compensating windings ).

    Untuk kerja motor yang berat masalah pelemahan fluksi menjadi sangat

    penting. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menambah

    belitan kompensasi. Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadp kumparan

    jangkar., kumparan jangkar ini bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang

    timbul akibat reaksi jangkar. Fluksi yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar

    diimbangi oleh fluksi belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan.

    Ketika beban berubah, maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi

    oleh fluksi belitan kompensasi sehingga bidang netralnya tidak bergeser. Gambar

    menunjukkan konsep dasar efek belitan kompensasi. Pada Gambar 2.15.a

    menunjukkan fluksi yang ditimbulkan. Gambar 2.15.b menunjukkan fluksi

    jangkar dan fluksi kompensasi.Gambar 2.15.c menunjukkan fluksi total dari motor

    yang mana hanya fluksi utama.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    31/66

    Bab II Motor Arus Searah

    25

    U S

    ( a )

    U S

    ( b )

    Bidang netral tidak digeser dalamkeadaan berbeban

    U S

    ( c )

    Gambar 2.15. Efek belitan kompensasi pada motor arus searah.

    II.4. Jenis-jenis Motor Arus Searah(1,5,7,8)

    II.4.1 Motor Arus Searah Penguatan Bebas

    1. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan bebas

    Gambar 2.16 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan bebas

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    32/66

    Bab II Motor Arus Searah

    26

    2. Persamaan umum motor arus searah penguatan bebas

    Vt = Ea+ Ia.Ra....(2.17)

    Vf = If. Rf..(2.18)

    dimana :

    Vt = tegangan terminal jangkar motor arus searah [ Volt ].

    Ia = arus jangkar [ Amp].

    Ra = tahanan jangkar [ Ohm ].

    If = arus medan penguatan bebas [ Ohm ].

    Vf = tegangan terminal medan penguatan bebas [ Volt ].

    Rf = tahanan medan penguatan bebas [ Ohm ].

    Ea = gaya gerak listrik motor arus searah [ Volt ].

    II.4.2 Motor Arus Searah Penguatan Shunt

    1. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt

    +

    -

    Ea

    Ra

    Rsh

    Vt

    Ish

    IaIL

    +

    -

    Gambar 2.17 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt

    Persamaan umum motor arus searah penguatan shunt

    Vt = Ea+ Ia.Ra....(2.19)

    Vsh = Vt = Ish. Rsh........(2.20)

    IL = Ia+ Ish.....(2.21)

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    33/66

    Bab II Motor Arus Searah

    27

    dimana :

    Ish = arus kumparan medan shunt [ Ohm ].

    Vsh = tegangan terminal medan motor arus searah [ Volt ].

    Rsh = tahanan medan shunt [ Ohm ].

    IL = arus beban [ Amp ].

    II.4.3 Motor Arus Searah Penguatan Seri

    1. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan seri

    Gambar 2.18 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan seri

    2. Persamaan umum motor arus searah seri.

    Vt = Ea+ Ia(Ra + Rs).....(2.22)

    t aa

    a s

    V - EI = ( )

    R + R....(2.23)

    Ia = IL (2.24)

    dimana :

    Is = arus kumparan medan seri [ Amp ].

    Rs = tahanan medan seri [ Ohm ].

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    34/66

    Bab II Motor Arus Searah

    28

    II.4.4 Motor Arus Searah Penguatan Kompon

    +

    -

    Ea

    Ra

    Rs

    Vt

    Ia

    IL

    +

    -

    Ish

    Rsh

    +

    -

    Ea

    Ra

    Rs

    Vt

    Ia

    IL

    +

    -

    Ish

    Rsh

    (a) (b)

    Gambar 2.19(a) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon panjang lawan.

    (b) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon panjang Bantu.

    Vt = Ea + Ia.(Rs+ Ra)........(2.25)

    Vt = Ish.Rsh......(2.26)

    IL = Ish+ Ia....(2.27)

    +

    -

    Ea

    Ra

    Rs

    Vt

    Ia

    IL

    +

    -

    Ish

    Rsh

    +

    -

    Ea

    Ra

    Rs

    Vt

    Ia

    IL

    +

    -

    Ish

    Rsh

    (a) (b)

    Gambar 2.20 (a) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon pendek lawan

    (b) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon pendek Bantu.

    Vt= Ea + IL.Rsh + Ia.Ra....(2.28)

    Vt = Ish.Rsh......(2.29)

    IL = Ia+ Ish..( 2.30 )

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    35/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 29

    BAB III

    JENIS-JENIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC

    III.1. Umum

    (2,3)

    .

    Motor DC pada saat sekarang ini diberi sumber AC yang lalu disearahkan

    dengan dioda dan bila dibandingkan langsung dengan sumber DC yang didalam

    aplikasinya banyak juga yang mengantikan dioda dengan thyristor yang digunakan

    dalam berbagai kombinasi kontrol kecepatan melalui penyesuaian tegangan ke motor.

    Dasar metode pengendalian motor DC sebagai berikut :

    1. Pengaturan medan.

    2. Pengaturan tegangan.

    3. Pengaturan tahanan jangkar.

    III.2. Pengaturan Medan(2,3)

    .

    Pengaturan ini dapat dilakukan dengan mengaturan arus medan shunt dengan

    melemahkan dan menaikkan melalui pengaturan tahanan variabel yang dihubungkan

    seri dengan kumparan medan seperti pada Gambar 3.1.

    +

    -

    EaRaVt

    IaIL

    +

    -

    Ish

    Rvar

    Rsh

    n

    Gambar 3.1. Pengaturan medan pada motor DC penguatan shunt

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    36/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 30

    Berdasarkan Persamaan 2.19 dan 2.20 didapatkan :

    Vt = Ea+ Ia.Ra

    Ea = Vt- Ia.Ra.

    Ea = c. n sh ....................................................................................................( 3.1 )

    Sehingga didapatkan berdasarkan subsitusi Persamaan 2.20 dan 3.1 :

    n =sh

    aat

    .c

    R.IV

    ...............................................................................................( 3.2 )

    sh Ish

    dimana :

    n = Putaran kecepatan motor [ rpm ].

    Vt = Tegangan terminal [ Volt ].

    Ia = Arus jangkar [ Ampere ].

    c = Konstanta.

    sh = Fluks medan shunt [ Wb ]

    Ish = Arus shunt [ Ampere ]

    Berdasarkan Persamaan 2.20 :

    Vsh = Vt = Ish. Rsh

    sehingga :

    Ish =Variabelsh

    t

    RR

    V

    +..........................................................................................( 3.3 )

    Dimana :

    Ish = Arus medan shunt [ Ampere ].

    Rsh = Tahanan shunt [ Ohm ].

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    37/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 31

    Rvariabel = Tahanan variabel [ Ohm ].

    Vt = Tegangan terminal [ Volt ].

    III. 3. Pengaturan Tegangan(2,3)

    ..

    Pengaturan ini dilakukan dengan mengatur tegangan yang disuplai ke motor

    seperti Gambar 3.2.

    Gambar 3.2. Pengaturan tegangan pada motor DC penguatan shunt.

    Berdasarkan Persamaan 2.19, 2.20 dan 3.1 serta didapatkan :

    Vt = Ea+ Ia.Ra

    Ea = Vt- Ia.Ra.

    Ea = c. n sh

    n =sh

    aat

    .c

    R.IV

    dimana :

    n = Putaran kecepatan motor [ rpm ].

    Vt = Tegangan terminal [ Volt ].

    Ia = Arus jangkar [ Ampere ].

    c = Konstanta.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    38/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 32

    sh = Fluks medan shunt [ Wb ]

    Ish = Arus shunt [ Ampere ].

    Motor DC pada saat sekarang ini diberi sumber AC yang lalu disearahkan

    dengan dioda dan bila dibandingkan langsung dengan sumber DC yang didalam

    aplikasinya banyak juga yang mengantikan dioda dengan thyristor yang digunakan

    dalam berbagai kombinasi kontrol kecepatan melalui penyesuaian tegangan ke motor.

    Berdasarkan pengaturan tegangan mengunakan thyristor terbagi atas 3 bagian sebagai

    berikut :

    a. Kontrol phasa.

    Dimana sumber AC dipotong gelombang negatifnya sehingga yang terhubung ke

    motor adalah gelombang positifnya dan pengontrolan ini dapat digunakan untuk

    semua daya motor.

    b. Integral siklus kontrol

    Dengan memotong gelombang AC sehingga merubah nilai tegangan AC atau disebut

    juga AC Kontroler, yang dihubungkan dengan jembatan dioda.Metode ini hanya

    bermanfaat untuk ukuran motor mempunyai daya yang kecil.

    c. Kontrol chopper.

    Dengan mengendalikan tegangan rms masukkan ke motor melalui metode

    pensaklaran. Metode ini digunakan untuk pada saat start awal motor.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    39/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 33

    III.3.1. Kontrol Phasa(2,3)

    .

    Thyristor dapat digunakan untuk mendapatkan satu keluaran besaran searah

    yang dapat diubah-ubah dari suatu suplai bolak-balik.

    Kontrol fasa adalah penyalaan thyristor pada sudut penyalaan tertentu pada setiap

    setengah periodanya ( 00 180

    0 ), yang menyebabkan gelombang tegangan output

    terpotong-potong dari 0% sampai 100 % seperti terlihat pada Gambar 3.3.

    1

    t

    t

    1

    Gambar 3.3. Bentuk gelombang yang terpotong-potong pada output, yang bergantung

    pada besar sudut penyalaan .

    Sudut penyalaan 1lebih besar dari sudut penyalaan 2sehingga 3.3a lebih kecil dari

    daya 3.3b. disebut sudut konduksi artinya besar sudut sepanjang thyristor on.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    40/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 34

    a. Kontrol fasa vertikal adalah cara mentrigger thyristor dengan

    memanfaatkan sifat thyristor di mana tegangan break-overnya dapat

    diperendah dengan memperbesar arus triggernya seperti Gambar 3.4. Igt1

    lebih kecil dari Igt2 yang menyebabkan Vbr1 lebih besar daripada Vbr2

    sehingga 1> 2dan daya I < daya II. Dalam prakteknya cara vertikal ini

    kurang praktis juga sudut penyalaan hanya bisa diatur dari 00 sampai

    900. Sehingga banyak yang memakai kontrol fasa horizontal yang lebih

    aman serta menghasilkan pengaturan sudut dari 00sampai 1800.

    VR

    D

    Beban

    SCR

    R1

    R2

    Vout

    1

    2

    Gambar 3.4 Pengaruh besar IGT( trigger ) terhadap pemotongan gelombang tegangan

    input ( cara kontrol fasa vertikal )

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    41/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 35

    b. Kotrol fasa horizontal memanfaatkan sifat thyristor di mana pada

    sembarang waktu yang memenuhi syarat-syarat onnya, pemberian arus

    trigger seketika akan menyebabkan thyristor konduksi (on) seperti

    Gambar 3.5.

    TRIAC

    RANGKAIAN

    TRIGGER

    IGT

    Beban Vout

    Vin

    IGT

    Vin

    2

    +

    2

    t

    t

    t

    t

    Vm

    Vs

    g1

    g2

    Vm

    Pulsa Gate MT2

    Pulsa Gate

    MT 1

    Gambar 3.5 Cara kontrol fasa horizontal yang mengatur besar sudut penyalaan

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    42/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 36

    Bahwa Igt1= Igt2=Igt3, besar sudut dapat diatur dengan rangkaian elektronik. Jika 1

    < 2< 3, maka daya I > daya II > daya III. Keunggulan cara ini adalah besar sudut

    dapat diatur dari 00

    1800

    yang menghasilkan pengaturan daya output dari 00

    1000

    .

    III.3. 2. Integral Siklus Kontrol(2,3)

    .

    Selama tegangan masukkan setengah siklus positif, daya yang mengalir

    dikontrol oleh beberapa sudut tunda dari thyristor T1dan thyristor T2mengalami daya

    selama tegangan masukan setengah siklus negatif. Pulsa-pulsa yang dihasilkan pada

    T1 dan T2 terpisah 1800. Bentuk gelombang untuk tegangan masukan, tegangan

    keluaran, dan sinyal gerbang untuk T1dan T2ditunjukan pada Gambar 3.6c.

    T2

    I2

    I1

    G

    MT1

    T1

    MT2

    a). Ekivalen TRIAC

    Fasa

    Netral

    GV

    input

    Beban

    Vout

    Pengontrol Gate

    MT2 MT1

    b ). Rangkaian pada beban R

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    43/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 37

    2

    +

    2

    t

    t

    t

    t

    Vm

    Vs

    g1

    g2

    Vm

    Pulsa Gate MT2

    Pulsa Gate MT1

    c). Gelombang

    Gambar 3.6. Pengontrol gelombang penuh satu fasa.

    Jika tVV ss sin2= adalah tegangan masukan dan sudut tunda thyristor T1

    dan T2 sama ( ) == 21 , tegangan keluaran rms ditentukan melalui :

    21

    2

    0 )(sin22

    2

    =

    tdtVV S

    21

    2

    0 )()2cos1(4

    4

    =

    tdtV

    V S

    21

    0 2

    2sin1

    +=

    SVV ...(3.4)

    Dengan variasi sudut dari 0 sampai , V0dapat divariasikan dari VS sampai 0.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    44/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 38

    Metode integral bisa disebut juga dengan bust firing. Diagram rangkaian

    dapat ditunjukkan pada Gambar 3.7.

    Gambar 3.7. Tegangan Keluaran pada Pengontrolan Integral Siklus Kontrol

    Berdasarkan bentuk gelombang pengeluaran rangkaian integral siklus kontrol seperti

    yang digambarkan pada Gambar 3.7. Tegangan keluaran pada dasarnya merupakan

    siklus setengah. Jika saklar S ditutup dan dibuka pada siklus n dan m. Nilai tegangan

    keluaran rms seperti Persamaan sebagai berikut :

    Vo=

    ( ) ( ) ( )

    21

    0

    2

    tdtsinV.2mn

    n

    +

    ................................................ ( 3.5 )

    Vo= V kVmn

    n=

    +.............................................................................( 3.6 )

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    45/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 39

    Tegangan keluaran dari integral siklus kontrol disuplai ke motor DC

    penguatan shunt seperti Gambar 3.8.

    ( a ).

    C1

    C2

    C

    V

    ( b )

    Gambar 3.8 Integral siklus kontrol.

    a). Rangkaian kontrol b). Siklus operasi

    Suplai diswitch pada siklus C1dan dibuat off dengan integral siklus C2.Bila

    satukan siklus switch on/off adalah C = C1+ C2seperti Gambar 3.8.b dan siklus ini

    terus berulang. Pensaklaran diakibatkan oleh thyristor seperti Gambar 3.8.a. Inilah

    yang mengakibatkan cepat atau lambatnya motor dengan menggunakan thyristor

    untuk menurunkan tegangan r.m.s sumber.

    Tegangan rata-rata interval penuh dari pengsaklaran sebagai berikut :

    )/(22

    21 CCVV phd

    =

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    46/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 40

    c

    RIVn aad

    = ....(3.5)

    dimana :

    Vd = tegangan rata-rata/tegangan terminal [ Volt ]

    Vph = tegangan satu phasa [ Volt ]

    C1 = siklus 1 ON

    C2 = siklus 2 OFF

    n = putaran (rpm)

    III.3.3. Kontrol Chopper.

    Pada banyak aplikasi industri, diperlukan untuk mengubah sumber tegangan

    dc tetap menjadi sumber tegangan dc yang bersifat variabel. DC chopper mengubah

    secara langsung dari dc ke dc dan biasanya hal ini biasa disebut konverter dc ke dc.

    Chopper dapat disebut sebagai dc, sama dengan trafo ac dengan mensuplai tegangan

    yang variabel secara terus menerus. Seperti trafo, chopper dapat digunakan untuk

    menaikkan dan menurunkan sumber tegangan dc.

    Chopper secara luas digunakan untuk mengkontrol perputaran motor traksi

    pada automobil elektrik, mobil trolley, kapal pengangkut, truk forklift dan lain-lain.

    Chopper menghasilkan putaran yang baik, efisiensi yang tinggi dan respons dinamik

    yang cepat. Selain itu dapat pula digunakan untuk pengereman regeneratif pada

    motor-motor dc untuk mengembalikan energi pada sumber, dan hal ini menghasilkan

    adanya penghematan energi untuk transportasi dengan adanya pemberhentian yang

    sering dilakukan. Chopper digunakan pada regulator tegangan dc dan juga digunakan,

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    47/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 41

    pada penghubung dengan induktor, untuk membangkitkan sumber arus dc, terutama

    untuk pembalik arus.

    DC Chopper mempunyai 2 prinsip kerja antara lain :

    a. Prinsip Kerja Step-Down

    Prinsip kerja step down dapat dijelaskan melalui Gambar . Ketika saklar

    SW ditutup selama waktu t1, tegangan masukan Vsmuncul melalui beban. Bila saklar

    tetap off selama waktu t2, tegangan melalui beban adalah nol. Bentuk gelombang

    untuk tegangan keluaran dan arus beban juga menunjukkan pada Gambar 3.9

    RVo

    Vs

    SW

    VH

    Chopper

    -

    + +

    -

    a). Rangkaian

    t1

    t2

    Tt

    Vs

    0

    Vo

    t1

    t

    t2

    kT0

    Vs/R

    i

    b). Bentuk Gelombang

    Gambar 3.9 Chopper step-down dengan beban resistif

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    48/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 42

    Tegangan keluaran rata-rata diberikan oleh :

    Vo= sss

    t

    o kVVftVT

    tdtV

    T=== 1

    1

    0

    11 ...(3.6)

    dan arus beban rata-rata, Ia= Va/ R = k Vs/R, dengan T adalah periode chopping, k =

    t1/T adalah duty cycle chopper, dan f adalah frekuensi chopping. Nilai rms tegangan

    keluaran ditentukan dari :

    Vo= s

    kT

    VkdtVT

    =

    21

    0

    2

    0

    1....(3.7)

    Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada rugi-rugi pada chopper maka daya masukan

    pada chopper sama dengan daya yang diberikan dengan,

    ===kT

    s

    kT

    iR

    Vkdt

    R

    v

    Tdtiv

    TP

    0

    22

    0

    0

    0

    11.....(3.8)

    Resistansi masukan efektif yang dilihat dari sumber adalah ;

    k

    R

    RkV

    V

    I

    V

    Rs

    s

    a

    s

    i === / .....(3.9)

    Duty cycle k dapat divariasikan dari 0 sampai 1 dengan bervariasi menurut t1, T dan f.

    Maka tegangan keluran V0dapat divariasikan dari 0 sampai Vsdengan mengatur k,

    dan aliran daya dapat diatur melalui :

    1. Operasi pada frekuensi konstan.

    Frekuensi chopping f ( atau periode chopping T ) dijaga tetap dan waktu on t 1

    divariasikan. Lebar pulsa bervariasi dan kontrol jenis ini dikenal dengan nama

    kontrol pulse-widht-modulation ( PWM ).

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    49/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 43

    2. Operasi pada frekuensi yang variabel

    Frekuensi chopping f bervariasi. Pada waktu on t1 atau pada waktu off t2

    dijaga tetap. Ini disebut modulasi frekuensi. Frekuensi divariasikan untuk batasan

    yang lebar untuk mendapatkan batasan tegangan keluaran yang penuh. Kontrol

    jenis ini membangkitkan harmonisa pada frekuensi yang tidak bisa ditentukan

    sehingga akan sangat sulit untuk merancang filter.

    b. Prinsip Kerja Step-Up

    Chopper dapat digunakan untuk menaikkan tegangan dc. Susunan kerja untuk

    operasi step-up ditunjukkan pada Gambar. Bila saklar SW ditutup selama waktu t 1,

    arus induktor menjadi naik dan energi akan disimpan pada induktor L. Bila saklar

    dibuka selama waktu t2, energi yang tersimpan pada induktor akan dipindahkan ke

    beban melalui diode D1dan arus induktor menjadi jatuh. Dengan asumsi bahwa arus

    yang mengalir adalah tetap,bentuk gelombang untuk induktor ditunjukkan pada

    Gambar 3.10

    Bila chopper di-on-kan , tegangan yang melalui induktor adalah;

    dt

    diLvL = .......(3.10)

    Vo

    +

    -

    BebanVL

    L D1

    Chopper CL

    VS

    IL

    i

    +

    -

    +

    -

    a). Susunan Step-Up

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    50/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 44

    t

    I1

    I

    t1 t2

    I2

    I2

    i

    0

    I1

    b). Bentuk Gelombang arus

    S

    o

    V

    V

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    k0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

    c). Tegangan Keluaran

    Gambar 3.10 Susunan Kerja Untuk Operasi Step-Up.

    dan ini memberikan arus ripple puncak ke puncak pada induktor,

    1tL

    VI s= ...(3.11)

    Tegangan keluaran instantaneous adalah

    kV

    t

    tV

    t

    ILVv sSso

    =

    +=

    +=

    1

    11

    2

    1

    2

    ..(3.12)

    Bila sebuah kapasitor CL dihubungkan dengan beban seperti terlihat pada

    garis putus-putus pada Gambar. Tegangan keluaran akan tetap dan voakan menjadi

    nilai rata-rata Va. Bila kita perhatikan dari Persamaan ( 3.12 ) bahwa tegangan yang

    melalui beban dapat dinaikkan dengan memvariasikan duty cycle, k dan tegangan

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    51/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 45

    keluaran minimum adalah Vs bila k = 0. Namun demikian, chopper tidak dapat on

    terus-menerus sehingga k=1. Untuk nilai k yang cenderung menuju satu, tegangan

    keluaran menjadi sangat besar dan sangat sensitif untuk mengubah nilai k, seperti

    terlihat pada Gambar 3.11.

    Prinsip ini dapat diaplikasikan untuk memindahkan energi dari satu sumber

    tegangan ke lainnya seperti terlihat pada Gambar 3.11.b. Rangkaian ekivalen untuk

    mode-mode operasi ditunjukkan pada Gambar.3.11.c. Arus induktor untuk mode I

    diberikan sebagai berikut.

    dt

    diLVs

    1= ..(3.13)

    Vo

    +

    -

    VL

    L D1

    ChopperV

    S

    IL

    i

    +

    -

    +

    -

    a). Diagram Rangkaian.

    L

    Mode 1

    Mode 1

    VS

    I2

    VS

    L

    +

    -

    +

    -

    b). Rangkaian ekivalen

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    52/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 46

    I2

    I1

    i

    I1

    kT T

    I2

    t1t2

    t

    c). Bentuk gelombang arus.

    Gambar 3.11. Susunan gelombang arus

    dan dinyatakan sebagai

    11 )( It

    L

    Vti S += ..(3.14)

    Dimana i1adalah arus mulauntuk mode 1. Selama mode 1, arus harus meningkat dan

    kondisi yang penting adalah,

    01 dt

    diuntuk 0SV

    Arus untuk mode 2 diberikan sebagai berikut,

    Edt

    diLVS +=

    2 ...(3.15)

    dan penyelesaiannya adalah ;

    22 )( ItL

    EVti S +

    = ...(3.16)

    dengan I2adalah arus mula untuk mode 2. Untuk sistem yang stabil, arus harus turun

    dan kondisi yang memenuhi adalah;

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    53/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 47

    02 dt

    didan EVs

    Bila kondisi ini tidak memenuhi,arus induktor akan tetap naik dan akan terjadi tidak

    stabil. Maka, kondisi untuk pemindahan daya yang terkontrol adalah :

    EVS 0 .....(3.17)

    Persamaan (3.15) menyatakan bahwa sumber tegangan Vs, harus lebih kecil dari

    tegangan E agar transfer daya dari sumber yang tetap ( atau variabel ) ke tegangan dc

    tetap bisa dilakukan. Pada pengereman elektris motor-motor dc, dengan motor-motor

    bekerja sebagai genarator dc, tegangan terminalnya akan jatuh bila kecepatan mesin

    berkurang. Chopper dapat memindahkan daya ke sumber dc tetap atau rheostat.

    Bila chopper di-on-kan, energi akan dipindahkan dari sumber V ske induktor

    L. Dan bila chopper di-off-kan sejumlah energi yang tersimpan pada induktor akan

    dipindahkan ke baterai E.

    III. 4. Pengaturan Tahanan Jangkar(2,3)

    ..

    Pengaturan ini dapat dilakukan dengan mengaturan tahanan jangkar dengan

    menghubungkan seri dengan tahanan variabel seperti Gambar 3.11.

    Gambar 3.12. Pengaturan tahanan jangkar pada motor DC penguatan shunt

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    54/66

    Bab I I I Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 48

    Berdasarkan Persamaan 3.2 didapatkan :

    n =sh

    aat

    .c

    R.IV

    n =( )

    sh

    varaat

    .c

    RRIV

    +

    ................................................................................( 3.18 )

    dimana :

    n = Putaran kecepatan motor [ rpm ].

    Vt = Tegangan terminal [ Volt ].

    Ia = Arus jangkar [ Ampere ].

    c = Konstanta.

    sh = Fluks medan shunt [ Wb ]

    Metode ini jarang digunakan karena menyebabkan rugi-rugi cukup besar dan

    sangat mempengaruhi efisiensi motor.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    55/66

    49

    BAB IV

    PENGATURAN KECEPATAN MOTOR SEARAH SHUNT DENGAN

    INTEGRAL SIKLUS KONTROL.

    IV.1. Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Shunt Dengan Integral

    Siklus Kontrol.

    Dengan memotong gelombang AC sehingga merubah nilai tegangan AC

    atau disebut juga AC Kontroler, yang dihubungkan dengan jembatan dioda.

    Metode ini hanya bermanfaat untuk ukuran motor mempunyai daya yang kecil.

    Metode integral bisa disebut juga dengan bust firing.

    IV.2. Peralatan Pengujian.

    Percobaan yang akan dilaksanakan menggunakan komponen dan peralatan

    antara lain:

    1. Komponen Elektronika.

    Berupa komponen elektronika untuk digunakan dalam penelitian ini

    digunakan komponen-komponen sebagai berikut :

    R1 = 1k/ 0,25 Watt R2 = 2200 /0,25 Watt

    R3 = 4700 /0,25 Watt R4 = 100 /0,25 Watt

    R5 = 1k/0,25 Watt R6 = 100 /0,25 Watt

    R7 = 470 / 5 Watt C1 = 220nF/ 100 Volt

    C2 = 220nF/ 200 Volt. Dioda Zener = 22 V/ 1,5 Watt

    Potensio mono = 50k Triac = BT139 ( 16A/ 500 V)

    UJT = 2N2646

    Dioda Jembatan ( KBPC 3504 ) = 16 Ampere

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    56/66

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol 50

    2. Machines Controlled Panel MCP 182.

    Terdiri dari alat ukur dan catu daya sebagai berikut ( Gambar 4.1 ) :

    2 unit Power Supply AC/DC

    1 Unit Variable resistor 0-200

    1 Unit Voltmeter DC 0-250 Volt

    2 Unit Ampermeter DC 0-10 A dan 0-5 Ampere

    1 Unit Voltmeter AC 0-500 Volt

    1 Unit Ampermeter AC 0-10 Ampere

    Gambar 4.1.Machines Controlled Panel ( MCP ) 182.

    3. Oscilloscope 2 Channell.

    Yaitu bagian alat peraga bentuk gelombang tegangan sumber dan tegangan

    beban.

    4. Power Suplai 3 Phasa.

    Terdiri dari catu daya AC 3 phasa dan catu daya DC.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    57/66

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol 51

    IV.3. Spesifikasi Motor.

    Motor yang digunakan pada pengujian ini adalah :

    Name Plate Mesin I / 61- 001

    P = 2 kW = 2,6 HP n = 1500 rpm

    Kelas Isolasi B p = 23 Slot

    Veksitasi dan armature = 220 V Error 220 V, 0,64 A

    Hasil Pengukuran :

    Medan Shunt / Bebas ( J K ) = 0,287 K

    Jangkar ( GA HB ) = 0,31

    IV.4. Rangkaian Pengujian.

    IV.4.1. Rangkaian Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt

    Tanpa Integral Siklus Kontrol.

    Gambar 4.2. Rangkaian Integral Cycle Control ke Motor DC Shunt tanpa beban

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    58/66

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol 52

    IV.4.2.Rangkaian Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt

    Dengan Integral Siklus Kontrol.

    DC AC

    R1

    DZ

    Pot

    R2

    R3

    C1

    R4

    R6

    R5

    R7

    C2

    TriacUJT

    Suplai 1

    Suplai 2

    D1 D3

    D2

    D4

    Rsh

    Ia

    Ea

    Ea

    Ra

    A

    AIL

    V V

    V

    AA

    Ish

    Gambar 4.3. Rangkaian Integral Cycle Control ke Motor DC Shunt tanpa beban.

    IV.5. Prosedur Pengujian.

    IV.5.1. Pengaturan Kecepatn Motor DC Penguatan Shunt Tanpa Integral

    Siklus Kontrol.

    Setelah semua peralatan selesai dirangkai sesuai dengan Gambar 4.2,

    lakukan prosedur sebagai berikut :

    1. Power suplai pada MCP 182 di Onkan, geser switch 1 ke AC .

    2. Set power suplai AC ke tegangan yang diinginkan sehingga mencapai

    220Volt, 200Volt, 180Volt, 160Volt dan 140Volt serta arus medan

    shunt ( Ish = 0,4Ampere) tetap konstan.

    3. Lalu catat putaran (n rpm),arus jangkar ( IaAmpere).

    IV.5.2. Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral

    Siklus Kontrol.

    Setelah semua peralatan selesai dirangkai sesuai dengan Gambar 4.3,

    lakukan prosedur sebagai berikut :

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    59/66

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol 53

    1. Power suplai pada MCP 182 di Onkan, geser switch 1 ke DC dan

    Switch 2 ke AC.

    2. Set power suplai 1 ke 10 Volt DC untuk Gate.

    3. Atur sensisitivitas Channel X osiloskop 5 volt/div dan time 5 ms/div.

    4. Set power suplai 2 ke tegangan yang diinginkan, atur sudut penyalaan

    dan set ulang tegangan keluaran sehingga mencapai 220Volt, 200Volt,

    180Volt, 160Volt dan 140Volt serta arus medan shunt

    ( Ish= 0,4Ampere) tetap konstan.

    5. Lalu catat putaran (n rpm),arus jangkar ( IaAmpere).

    IV.6. Data Hasil Pengujian.

    IV.6.1.Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Tanpa Integral

    Siklus Kontrol

    Ish = 0,4 A

    Vt ( Volt ) n ( rpm ) IL( A )

    0 0 0

    140 1000 0,77

    160 1125 0,82

    180 1250 0,83

    200 1400 0,85

    220 1500 0,89

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    60/66

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol 54

    IV.6.2.Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral

    Siklus Kontrol.

    Ish = 0,4 A

    Vsumber ( Volt ) Vt ( Volt ) n ( rpm ) IL( A )

    0 0 0 0

    161 140 1000 0,77

    182 160 1125 0,82

    198 180 1250 0,83

    211 200 1400 0,85

    231 220 1500 0,89

    IV.7. Analisa Data Pengujian .

    IV.7.1. Analisa Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Tanpa

    Integral Siklus Kontrol.

    Hasil Pengujian Data I tanpa Integral Cycle Control

    M

    Rsh

    = 287 Ohm

    Ish

    ILIa

    Vt

    Ea R

    a= 0,31 Ohm

    nR

    var

    Vf = Vt= If .( Rf + Rdiv )

    If =varRR

    V

    f

    t

    +

    = Ampere4,063287

    140=

    +

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    61/66

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol 55

    Ia= IL- If

    Ia= 0,77 0,4

    Ia= 0,37 Ampere.

    Ea= Vd ( Ia. Ra)

    Ea= 140 ( 0,41.0,31 )

    Ea= 139,87 Volt

    n =.

    )(

    K

    RIV aad +

    n = rpmx

    10001399,0

    )31,037,0(140=

    IV.7.2. Analisa Pengaturan Kecepatan Motor Dc Penguatan Shunt Dengan

    Integral Siklus Kontrol.

    M

    Rsh

    = 287 Ohm

    Ish ILIa

    Vd

    Ea R

    a= 0,31 Ohm

    nR

    var

    Hasil Pengujian Data I dengan Integral Cycle Control :

    )/(22

    21 CCVV phd

    =

    ( )ph

    d

    V

    VCC

    22/ 21

    =

    =16122

    140

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    62/66

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol 56

    = 0,96

    Vf = Vt= If .( Rf + Rdiv )

    If =varRR

    Vf

    t

    +

    = Ampere4,063287

    140=

    +

    Ia= IL- If

    Ia= 0,77 0,4

    Ia= 0,37 Ampere.

    Ea= Vd ( Ia. Ra)

    Ea= 140 ( 0,41.0,31 )

    Ea= 139,87 Volt

    n =.

    )(

    K

    RIV aad +

    n = rpmx

    1000

    1399,0

    )31,037,0(140=

    Cara perhitungan yang dilakukan untuk data yang lain dengan cara yang sama

    maka didapatkan hasil perhitungan seperti Tabel IV.1.

    Tabel 4.1

    Analisis Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Tanpa Integral

    Siklus Kontrol.Ish = 0,4 A

    V d( Volt ) n ( rpm ) IL( A ) Ia( A ) Ea (Volt)

    0 0 0 0 0

    140 1000 0,77 0,37 139,885

    160 1125 0,82 0,42 159,87

    180 1250 0,83 0,43 179,87

    200 1400 0,85 0,45 199,86

    220 1500 0,89 0,49 219,85

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    63/66

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol 57

    Tabel 4.1

    Analisis Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan

    Integral Siklus KontrolI

    sh = 0,4 A

    Vsumber ( Volt ) V d( Volt ) n ( rpm ) IL( A ) Ia( A ) Ea (Volt) C1/C2

    0 0 0 0 0 0 0

    161 140 1000 0,77 0,37 139,885 0,99

    182 160 1125 0,82 0,42 159,87 0,99

    200 180 1250 0,83 0,43 179,87 1

    230 200 1400 0,85 0,45 199,86 0,965

    267 220 1500 0,89 0,49 219,85 0,96

    Dari data pengujian akan diperoleh grafik sebagai berikut.

    Putaran VS Tegangan

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    1600

    0 50 100 150 200 250

    Tegangan ( Vt ) Volt

    Putaran(n

    )rpm

    Gambar 4.4. Grafik Kecepatan terhadap tegangan motor DC shunt tanpa integral

    kontrol.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    64/66

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol 58

    Putaran VS Arus Jangkar

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    1600

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

    Arus Jangkar ( Ia) Ampere

    Putaran(n)rpm

    Gambar 4.5. Grafik kecepatan terhadap arus jangkar motor DC shunt tanpa

    integral siklus kontrol.

    Putaran VS Tegangan

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    1600

    0 50 100 150 200 250

    Tegangan ( Vt ) Volt

    Putaran(n)rpm

    Gambar 4.6. Grafik kecepatan terhadap tegangan motor DC shunt dengan integralsiklus kontrol.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    65/66

    Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol 59

    Putaran VS Arus Jangkar

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    1600

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

    Arus Jangkar ( Ia) Ampere

    Putaran(n)rpm

    Gambar 4.7. Grafik kecepatan terhadap arus jangkar motor DC shunt denganintegral siklus kontrol.

    Dari tabel dan grafik di atas menunjukkan motor dc penguatan shunt yang

    menggunakan integral siklus kontrol dengan tidak menggunakan, sama sekali

    tidak ada perbedaan dalam karakteristiknya tetapi penggunaan integral siklus

    kontrol mudah dalam penggunaan tetapi motor dan dioda akan cepat panas yang

    diakibatkan sumber tegangan yang tidak sinusoidal.Peralatan ini hanya dapat

    digunakan untuk motor di bawah 2 KW karena integral siklus kontrol akan terjadi

    break down dan menyebabkan integral siklus kontrol tidak berfungsi.

    PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.comAndreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e-Repository 2008

    http://www.fineprint.com/http://www.fineprint.com/
  • 5/19/2018 Pengendalian Kecepatan Motor Dc

    66/66

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Chapman Stephen J., Electric Machinery Fundamentals, Mc. Graw-Hill

    International Edition, 1999.

    2. Deshpande M.V, Electric Motors Applications And

    Control,A.H.Wheeler & C.O. Private Limited, Bombay,1985.

    3. Dubey.Gopal K.,Power Semiconduktor Controlled Driver,Prentice Hall,

    Englewood Cliffs, New Jersey,1989.

    4. Eugene C. Lister,Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi keenam, Erlangga,

    Jakarta.

    5. Kadir Abdul., Mesin Arus Searah,Djambatan, Jakarta, 1980.

    6. Mehta V.K dan Rohit., Principles of Elektrical Mechines, S.Chand dan

    Company LTD, Ram Nagar New Delhi, 2002.

    7. Theraja B.L., A Text Book of Electrical Technology,Nurja Construction

    & Development,New Delhi, 1980.

    8. Wijaya, Mochtar,Dasar-dasar Mesin Listrik, Penerbit Djambatan, 2001.

    Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008USU e Repository 2008