pengenalan alat

6
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR I Disusun oleh: Nama : Ernest Yulian NIM : 06.70.0071 Kelompok : D5 2006 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Upload: verlenciakhosasih

Post on 17-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hhhjh

TRANSCRIPT

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

LAPORAN RESMI PRAKTIKUMKIMIA DASAR I

Disusun oleh:

Nama : Ernest Yulian

NIM : 06.70.0071

Kelompok : D5

2006

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

1. PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Pustaka

Peralatan yang digunakan dalam pratikum kimia yang ada di laboratorium antara lain adalah :

Botol cuci : digunakan bilamana diperlukan aliran air suling yang terarah, seperti bila membilas dinding dalam bejana kaca sehingga dijamin tidak ada tetesan larutan contoh yang tak terikutkan dalam proses.

Batang pengaduk : digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya dalam piala.

Desikator : adalah sebuah bejana, biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-kadang dari logam, yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan udara yang dikendalikan.

Pipet : terdiri dari 4 jenis pipet, yaitu : Pipet transfer : digunakan untuk memindahkan larutan yang volumenya diketahui dengan tepat, dari satu wadah ke wadah lain.

Pipet ukur : dibubuhi skala sangat mirip dengan buret dan digunakan untuk mengukur volume larutan dengan lebih tepat daripada gelas ukur. Tetapi biasanya pipet ukur tidak digunakan bila dituntut ketepatan yang tinggi.

Pipet lambda : tersedia dengan kapasitas 0,001 sampai 2 ml, dengan 0,001 ml = 1 lambda. Mereka diisi dan dikosongi dengan menggunakan suatu spuit (semprot).

Spuit mikroliter : digunakan secara meluas untuk menghantarkan volume kecil dalam operasi semacam kromatografi gas.

Buret : digunakan untuk manghantarkan volume yang diketahui dengan tepat namun dapat diubah-ubah, kebanyakan dalam titrasi. Untuk membaca buret, mata harus sama tinggi dengan meniskus, dan yang dibaca adalah dasar meniskusnya. Labu volumetri : berisi cairan sebanyak volume yang tercantum, bila dasar meniskus berimpit dengan garis melingkar yang dietsakan. Jika larutan itu dituangkan dari dalam labu itu, volume yang tertuang akan agak berkurang dibandingkan volume yang tercantum, dan memang labu volumetri tak pernah digunakan untuk mengukur larutan yang akan dipindahkan ke wadah-wadah lain. Kebanyakan labu volumetri mempunyai sumbat kaca asah atau polietilena, tudung ulir (screw caps) atau tudung cungkil plastik (snap caps). Larutan basa akan menyebabkan sumbat kaca asah macet dan karena itu tak pernah boleh disimpan dalam labu dengan sumbat semacam itu. Corong dan kertas saring : digunakan untuk penyaringan guna mengumpulkan endapan. Kertas saring dibagi menjadi beberapa macam sesuai dengan sifat dasar endapan, yakni :

Kertas fast (cepat) digunakan untuk endapan bergumpal.

Kertas medium digunakan untuk menahan partikel yang lebih kecil dan paling meluas penggunaannya.

Kertas slow digunakan untuk endapan sangat halus.

Krus saring : untuk menyaring endapan tertentu yang tidak dapat ditangani dengan kertas saring atau karena terlalu mudah direduksi atau karena tidak dapat dipanasi sampai temperatur yang memadai untuk membakar habis kertasnya. Ada beberapa macam krus saring, yakni :

Krus saring Gooch : adalah krus porselen dengan sejumlah lubang kecil pada dasarnya, lapisan tebal asbes terbentuk di atas dasar di dalam krus ketika krus itu disiapkan untuk dipakai, dan lapisan inilah merupakan medium penyaringnya. Krus kaca masir atau kaca bubuk (fritted) : terbuat dari kaca, dan dasarnya terbuat dari kaca asah masir yang dilekatkan dengan tubuh krus dengan pelelehan. Krus porselen porous (cawan kui) : digunakan untuk endapan yang harus dipijar pada temperatur tinggi (Day & Underwood, 1992). Tabung reaksi : untuk mencampur, mendidihkan, menambah reagent pada larutan dengan volume 4 ml atau kurang.

Rak tabung reaksi : untuk menyimpan tabung reaksi.

Penjepit tabung reaksi : digunakan ketika memanaskan larutan di atas api bunsen atau ketika memegang larutan yang mungkin panas, seperti memindahkan tabung reaksi dari air mendidih. Gelas ukur : ada 3 gelas ukur yang digunakan : gelas ukuran 250 ml dibutuhkan untuk tabung reaksi yang kering; gelas ukuran 250 ml yang lain untuk pemanasan tabung reaksi; dan gelas ukur 50 ml untuk analisis yang lain.

Gelas arloji : digunakan sebagai penutup pada gelas ukur 50 ml untuk mencegah kontaminasi ketika larutan dipanaskan.

Spatula : digunakan untuk mengambil zat padat (Petrucci & Wismer, 1983). Sentrifuge : digunakan untuk memisahkan endapan dari cairan utamanya (Schenk & Ebbing, 1985).Kertas lakmus dipakai sebagai indikator. Kertas lakmus ada dua macam,yaitu biru dan merah. Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru maka senyawa tersebut bersifat basa, sedangkan lakmus biru berubah menjadi merah maka senyawa tersebut bersifat asam. (Ebbing & Wrighton, 1987).

Gas NH3 adalah gas yang mempunyai bau. Gas ini dapat dibuat dengan mereaksikan ammonium klorida dengan larutan NaOH dan dipanaskan dalam tabung reaksi. Adanya gas ini dapat diketahui dari baunya. Kita dapat mengenalnya dengan cara membau. Jangan sekali-kali membau gas yang berbahaya. Cara membau adalah dengan cara mengipas-kipaskannya di atas mulut tabung dan hidung kita pada jarak relatif jauh berusaha membau gas yang keluar (Petrucci, 1985).