pengembangan prototipe buku pendidikan budi pekerti...

146
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELAN SARON DEMUNG (UNTUK SD) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Vinsensius Willy Yudhanta NIM : 141134015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI

PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELAN

SARON DEMUNG (UNTUK SD)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Vinsensius Willy Yudhanta

NIM : 141134015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang selalu senantiasa membimbing

dan menyertai saya dalam proses pengerjaan skripsi ini, dan juga selalu

memberikan kekuatan, kesabaran, kesehatan, dan selalu melimpahkan kasihnya

sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua yang saya sayangi dan kasihi, Bapak Melciade Sugiyarto dan

Ibu Yosephin Indah Hayati yang selalu memberikan dukungan, semangat,

perhatian, doa, perhatian, dan kasih sayang yang tidak pernah putus.

3. Bude saya, Alm. Valentina Sri Handayani yang pernah memberikan motivasi

kepada saya untuk selalu semangat dalam menyelesaikan kuliah.

4. Saudara saya, Emanuel Kristian Yudistira yang selalu memberikan dukungan,

motivasi, dan nasehat kepada saya.

5. Rosalia Yunita Wikan Arum, wanita yang dapat menjadi teman, sahabat, dan

kakak yang senantiasa menemani saya dalam menghadapi segala masalah.

6. Sahabat-sahabat PGSD angkatan 2014 yang senantiasa memberikan dukungan

dan semangat.

7. Teman-teman satu payung, yang selalu mendukung, saling berbagi

pengalaman, dan berdinamika selama proses pembuatan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

v

MOTTO

“ If today were the last day of my life, would I want to do what I’m about to do

today?”

( Steve Jobs)

“Jika kita mempunyai keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam

semesta akan bahu-membahu mewujudkannya.”

(Ir. Soekarno)

“Jika orang lain duduk, maka saya harus berdiri; Jika orang lain berdiri, maka

saya harus berlari; Jika orang lain berada 1 langkah di depan saya, maka saya

harus bisa berada 2 langkah di depan mereka.”

(Vinsensius Willy Yudhanta)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya skripsi yang saya tulis ini tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan

dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 April 2018

Penulis

Vinsensius Willy Yudhanta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Vinsensius Willy Yudhanta

Nomor Mahasiswa : 141134015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“ PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI

PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELAN

SARON DEMUNG (UNTUK SD)”.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 April 2018

Yang menyatakan

Vinsensius Willy Yudhanta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI

PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELAN

SARON DEMUNG (UNTUK SD)

Vinsensius Willy Yudhanta

Universitas Sanata Dharma

2018

Nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan menjadi fokus

penelitian ini. Analisis kebutuhan peneliti lakukan dengan cara mewawancarai

dua praktisi gamelan dan membagikan angket kepada 10 siswa SD Kanisius

Gowongan kelas V yang mengikuti ektrakurikuler gamelan. Setiap siswa yang

memainkan gamelan memang sudah menyerap nilai-nilai budi pekerti dalam

memainkan gamelan, tetapi mereka belum pernah membaca buku berisi informasi

tentang memainkan gamelan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan dan mengetahui kualitas prototipe buku pendidikan budi pekerti

dalam memainkan instrumen gamelan saron demung (untuk SD).

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (reseach &

development). Disini peneliti ingin meneliti dan mengembangkan produk berupa

buku cerita bergambar dengan menggunakan enam langkah menurut Sugiyono,

yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)

validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk. Prototipe divalidasi seorang

validator ahli gamelan yang menjadi pelatih karawitan di SD dan ahli Bahasa

Indonesia dengan mendapatkan skor rata-rata 3,9 (dari skala 4) . Dengan demikian

prototipe tersebut masuk dalam kategori “sangat baik” dan sudah layak untuk

diuji cobakan setelah revisi.

Uji coba terbatas dilakukan peneliti di SD Kanisius Minggir yang diikuti

oleh 21 Siswa kelas V. Dari hasil rekap lembar refleksi, peneliti mendapatkan

data: bahwa sebanyak 18 siswa menjawab pada saat memainkan instrumen saron

demung, pengrawit harus membutuhkan konsentrasi. Berkaitan dengan

pemahaman siswa tentang nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan dan

dalam instrument saron demung mendapatkan skor 3,66 (dari skala 4).

Berdasarkan penilaian dengan menggunakan pedoman yang digunakan oleh

peneliti, maka didapatkan hasil rata-rata skor 3,21 (dari skala 4) yang tergolong

dalam klasisfikasi “baik”.

Kata Kunci: pengembangan, prototipe buku, cerita bergambar, pendidikan budi

pekerti, memainkan gamelan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF PROTOTYPE OF CHARACTER

EDUCATION BOOK WITH PLAYING THE INSTRUMENT

GAMELAN SARON DEMUNG

(FOR ELEMENTARY SCHOOL)

By

Vinsensius Willy Yudhanta

Sanata Dharma University

2018

The values of character in playing gamelan become the focus of this

research. Analysis of the needs of researchers do by interviewing two gamelan

practitioners and distributing questionnaires to 10 elementary school students

Kanisius Gowongan class V which follows ektrakurikuler gamelan. Every student

who plays the gamelan is already absorbing the values of character in playing

gamelan, but they have never read a book containing information about playing

the gamelan. Therefore this research is aimed to develop and know the quality of

prototype of character education book in playing saron demung gamelan

instrument (for elementary school).

The kind of this thesis is a research and development. This research use

a method modification by Sugiyono have a six step there are 1) the potential aand

the problem, (2) collecting the information, (3) design the product, (4) validation

the design, (5) revision the design, and (6) trials the product. The prototype

validated by validator who became a karawitan trainer in elementary school and

an Indonesian expert with an average score of 3.9. This prototype is feasible to be

used and tested after revision.

Researchers trial the product at Kanisius Minggir Elementary School

followed by 21 students of class V. From the results of the test questionnaire

recap, the researchers obtained data: that as many as 18 students answered at the

time of play instrument saron demung, pengrawit must need concentration which

means the concentration of one's attention or mind on something, when the

pengrawit can beat gently, and when to beat loudly. In relation to the student’s

understanding of the values of character in playing the gamelan and in the

instrument saron demung got a score of 3.66. Based on the assessment using the

guidelines used by researchers, then obtained the average score of 3.21 which

belongs to the classification of "good".

Keywords: development, prototype of book, picture story, character education,

playing gamelan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI

PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELAN

SARON DEMUNG (UNTUK SD)” dapat peneliti selesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa tanpa

bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak

akan selesai dengan baik. Karena itu, dengan kesungguhan hati peneliti

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bimbingan, bantuan, dan dukungan demi terlaksananya penelitian ini hingga

penyusunan skripsi.

Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang

membimbing peneliti dengan penuh kesabaran.

6. Florentinus Nico Dampitara selaku Ilustrator Gambar dan Penata Artistik

Sampul Buku.

7. Indriana Septiana Indri Bintarti, S.E, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD

Kanisius Gowongan Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan

penelitian untuk mengambil data analisis kebutuhan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

xi

8. Christina Kusumastuti, S.Pd SD selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Minggir

Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.

9. Maria Goretti Parinem selaku Guru Kelas V SD Kanisius Minggir Yogyakarta

yang telah membantu dalam melaksanakan uji coba produk penelitian.

10. Siswa-siswi kelas V SD Kanisius Gowongan tahun ajaran 2016/2017 yang

telah bersedia terlibat dalam penelitian.

11. Siswa-siswi kelas V SD Kanisius Minggir Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018

yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.

12. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

membantu proses perijinan penelitian skripsi.

13. Kedua orang tua, Melciades Sugiyarto dan Yosephin Indah Hayati yang selalu

menyertai dengan doa, kasih sayang, motivasi, nasihat, dan materi.

14. Satu orang adik, Emanuel Kristian Yudistira yang selalu memberi semangat

dan dukungan.

15. Sahabat Rosalia Yunita Wikan Arum yang telah memberikan semangat dan

motivasi dalam menyelasikan skripsi.

16. Sahabat semuanya yang telah memberikan dukungan dan doa selama

melakukan proses penelitian dan menyelesaikan skripsi.

17. Sahabat penelitian kolaboratif yakni Aji, Thomas Yuli, Thomas Wahyu,

Sanggar, Enggar, Jugun, Rossa, Palupi, Anisa, Dhenis, Lisa, dan Inggit yang

telah sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih memiliki

banyak kekurangan karena keterbatasan peneliti. Peneliti berharap, semoga hasil

penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan banyak orang.

Yogyakarta, 18April 2018

Penulis

Vinsensius Willy Yudhanta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

xii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN….................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

1.5 Definisi Operasional ............................................................................. 6

1.6 Spesifikasi Produk ................................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8

2.1 Kajian Pustaka ......................................................................................... 8

2.1.1 Budi Pekerti ..................................................................................... 8

2.1.1.1 Pengertian Budi Pekerti .............................................................. 8

2.1.1.2 Pendidikan Budi Pekerti ............................................................. 9

2.1.2 Gamelan ......................................................................................... 12

2.1.3 Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Instrumen Gamelan ...................... 15

2.1.4 Nilai-nilai Budi Pekerti Dalam Memainkan Gamelan .................. 19

2.1.5 Saron Demung .............................................................................. 22

2.1.6 Cerita bergambar ........................................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

xiii

2.1.6.1 Pengertian cerita bergambar ................................................... 24

2.1.6.2 Cerita bergambar bewarna ........................................................ 25

2.1.6.3 Cerita bergambar tidak bewarna ............................................. 26

2.1.7 Literasi ........................................................................................... 26

2.1.7.1 Tujuan Literasi .......................................................................... 27

2.2 Penelitian yang relevan ....................................................................... 29

2.2.1 Penelitian tentang Budi Pekerti ...................................................... 29

2.2.2 Penelitian tentang Gamelan ........................................................... 30

2.2.3 Penelitian tentang Cerita Bergambar ............................................. 30

2.2.1. Desain Bagian Penelitan yang Relevan ........................................ 31

2.3 Kerangka berpikir ................................................................................. 31

2.3.1 Pertanyaan penelitian ..................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 33

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 33

3.2 Setting Penelitian ................................................................................... 33

3.2.1 Tempat Penelitian .......................................................................... 34

3.2.2 Subjek Penelitian ........................................................................... 34

3.2.3 Objek Penelitian ............................................................................. 34

3.2.4 Waktu Penelitian ............................................................................ 34

3.3 Prosedur Pengembangan ........................................................................ 34

3.3.1 Potensi dan Masalah ...................................................................... 37

3.3.2 Pengumpulan Data ......................................................................... 37

3.3.3 Desain Produk ................................................................................ 37

3.3.4 Validasi Desain .............................................................................. 38

3.3.5 Revisi Desain ................................................................................. 39

3.3.6 Uji Coba Produk ............................................................................ 39

3.4 Uji Coba Produk .................................................................................... 39

3.5 Instrumen Penelitian .............................................................................. 40

3.5.1 Wawancara Terstruktur .................................................................. 40

3.5.2 Angket ............................................................................................ 41

3.5.3 Instrumen Validasi Angket Pra Penelitian ..................................... 43

3.5.4 Angket Analisis Kebutuhan Siswa Pra Penelitian ......................... 45

3.5.5 Instrumen Angket Uji Coba Produk .............................................. 46

3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 47

3.6.1 Wawancara ..................................................................................... 47

3.6.2 Angket ............................................................................................ 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

xiv

3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 50

4.1 Hasil Peneletian ..................................................................................... 50

4.1.1 Proses Pengembangan .................................................................... 50

4.1.1.1 Potensi dan Masalah ................................................................. 50

4.1.1.2 Pengumpulan Data .................................................................... 51

4.1.1.3 Desain Produk .......................................................................... 55

4.1.1.4 Validasi Desain ......................................................................... 58

4.1.1.5 Revisi Desain ............................................................................ 59

4.1.1.6 Uji Coba Produk ....................................................................... 60

4.1.2 Kualitas Produk .............................................................................. 64

4.2 Pembahasan ........................................................................................... 70

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Prototipe .................................................... 73

4.3.1 Kelebihan Prototipe Buku Cergam ................................................ 73

4.3.2 Kekurangan Prototipe Buku Cergam .......................................... 74

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 75

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 75

5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 76

5.3 Saran ...................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Aspek-aspek Budi Pekeri dan Aspek-aspek Karakter ........................................... 10

Tabel 2.2 Tabel nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan ...................... 18

Tabel 2.3 Nilai-nilai dalam Memainkan Saron Demung ...................................... 23

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara Terstruktur ........................................... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket pra penelitian .............................................................. 41

Tabel 3.3 Hasil rekap validasi angket pra penelitian ............................................ 43

Tabel 3.4 Pedoman Penggolongan Kualitas.......................................................... 45

Tabel 3.5 Angket analisis kebutuhan siswa pra penelitian ................................... 45

Tabel 3.6 Angket uji coba produk siswa ............................................................... 46

Tabel 3.7 Hasil interval skala 1-4 ......................................................................... 49

Tabel 4.1 Rekap Angket Analisis Kebutuhan Siswa Kelas V SD Kanisius

Gowongan ............................................................................................. 52

Tabel 4.3 Pedoman Penggolongan Kualitas Produk ............................................. 59

Tabel 4.4 Saran Validator Ahli Bahasa dan Revisinya ......................................... 60

Tabel 4.5 Pedoman Penilaian dalam skala 1-4...................................................... 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Penelitian yang Relevan .................................................................... 31

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Pengembangan Menurut Sugiyono ..................... 35

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Digunakan oleh

Peneliti. ............................................................................................... 36

Gambar 4.1 Sketsa Awal ....................................................................................... 56

Gambar 4.2 Perbaikan Gambar Oleh Ilustrator..................................................... 57

Gambar 4.3 Siswa-Siswi Membaca Prototipe Buku ............................................. 61

Gambar 4.4 Siswa-Siwi Mengerjakan Soal pada Lembar Refleksi ...................... 61

Gambar 4.5 Siswa-Siswi Mewarnai Gambar yang Terdapat pada prototipe ........ 62

Gambar 4.6 Siwa-siswi Membaca Prototipe Buku dengan Sangat Antusias ........ 62

Gambar 4.7 Hasil Karya Mewarnai Siswa-Siswi SD Kanisius Minggir .............. 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian........................................................................... 81

Lampiran 2 Surat Izin Uji Coba Produk ............................................................... 82

Lampiran 3 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SD ................ 83

Lampiran 4a Kisi-kisi Wawancara Terstruktur ..................................................... 84

Lampiran 4b Hasil Wawancara ............................................................................. 85

Lampiran 5 Kisi-kisi Angket Pra-Penelitan .......................................................... 86

Lampiran 6a Angket Validator (Pra-penelitian) ................................................... 88

Lampiran 6b Hasil Validasi Angket Siswa Pra-Penelitian (Validator I) .............. 90

Lampiran 6c Hasil Validasi Angket Siswa Pra-Penelitian (Validator II) ............. 92

Lampiran 6d Rekap Hasil Validasi Angket Pra-Penelitian ................................... 94

Lampiran 7a Angket Analisis Kebutuhan Siswa .................................................. 96

Lampiran 7b Hasil Angket Analisis Kebutuhan Siswa ......................................... 97

Lampiran 7c Rekap Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ........................................ 100

Lampiran 8a Kisi-kisi Pembuatan Cergam ........................................................ 108

Lampiran 8b Sketsa Gambar Awal Buku............................................................ 109

Lampiran 8c Gambar Buku yang Telah Diperbaiki Ilustrator ............................ 110

Lampiran 8d Validasi Uji Coba Produk Buku (Validator I) ............................... 112

Lampiran 8e Validasi Uji Coba Produk Buku (Validator II) .............................. 114

Lampiran 8f Rekap Validasi Uji Coba Produk Buku ......................................... 116

Lampiran 8g Pedoman Penggolongan Kualitas .................................................. 118

Lampiran 9a Hasil Uji Coba Produk Buku ......................................................... 119

Lampiran 9b Rekap Uji Coba Produk Buku ....................................................... 122

Lampiran 10 Dokumentasi Uji Coba Produk ...................................................... 127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penilitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Gamelan merupakan hasil kesenian yang terdiri dari 75 instrumen dan dapat

dimainkan oleh 30 niyaga (penabuh) dengan disertai 10 sampai 15 pesinden dan

atau gerong. Susunannya terutama terdiri dari alat-alat pukul atau tetabuhan yang

terbuat dari logam. Sedangkan bentuknya berupa bilah-bilah ataupun canang-

canang dalam berbagai ukuran dengan atau tanpa dilengkapi sebuah wadah gema.

Alat-alat lainnya terdapat kendang, sebuah alat gesek yang disebut rebab, kemudian

gambang yaitu sejenis xylophon dengan bilah-bilahnya dari kayu, dan alat berdawai

yang dipetik bernama siter atau celempung (Yudoyono, 1984: 15). Istilah gamelan

sudah lama dikenal di Indonesia, sudah disebut pada beberapa kakawin Jawa kuno.

Arti dari kata gamelan, sampai sekarang masih dalam dugaan-dugaan. Mungkin

juga kata gamelan terjadi dari pergeseran atau perkembangan dari kata gembel.

Gembel adalah alat musik memukul. Karena cara membunyikan instrumen itu

dengan dipukul-pukul. Barang yang sering dipukul namanya pukulan, barang yang

sering diketok namanya ketokan atau kentongan, barang sering digembel namanyaa

gembelan. Kata gembelan ini bergeser atau berkembang menjadi gamelan.

Mungkin juga karena cara membuat gamelan itu adalah dengan perunggu yang

dipukul-pukul atau dipalu atau digembel, maka benda yang sering dibuat dengan

cara digembel namanya gembelan, benda yang sering dikumpul-kumpulkan

namanya kempelan dan seterusnya gembelan berkembang menjadi gamelan.

(Purwadi & Widayat, 2006: 2-10).

Gamelan merupakan seperangkat instrumen yang sering disebut dengan

karawitan. Karawitan berasal dari bahasa Jawa yaitu rawit yang berarti rumit,

berbelit-belit, tetapi rawit juga berhati halus, cantik, berliku-liku dan indah untuk

didengarkan. Arti kata gamelan mengalami pergeseran atau perkembangan dari kata

gembel. Arti kata gembel adalah alat untuk memukul, karena cara membunyikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

2

instrumen itu dengan dipukul-pukul. Barang yang sering dipukul namanya pukulan,

barang yang sering diketok namanya ketokan atau kentongan, barang yang sering

digembel namanya gembelan. Kata gembelan ini bergeser atau berkembang

menjadi gamelan (Endraswara, 2008: 39-44). Gamelan sendiri terdiri dari 20

instrumen yang masing-masing di dalamnya memiliki warna suara dan nada yang

berbeda, instrumen itu terdiri dari Rebab, Kendang, gender barung, gender

penerus, bonang barung, bonang penerus, slenthem, saron demung, saron barung,

saron penerus, ketuk-kenong, kempul, gong, kempyang, siter/celempung, siter

penerus, peking, gambang, seruling, dan waranggana/wiraswara (Yudoyono,

1984: 19).

Ada nilai-nilai budi pekerti yang perlu diperhatikan supaya pengrawit dapat

memainkan irama yang indah, antara lain: disiplin, ketekunan, konsentrasi,

bertanggung jawab, sopan, dan religiusitas. Akan tetapi setiap instrumen memiliki

nilai budi pekerti masing-masing, misalnya saron demung mengajarkan nilai budi

pekerti yaitu konsentrasi, hal tersebut dapat dikatakan demikian karena pengrawit

yang memainkan saron demung harus benar-benar jelih dalam memukul setiap

wilahan yang ada, karena dalam permainan musik gamelan saron demung

merupakan alat tetabuhan keras yang menjadi pusat dalam permainan musik

karawitan. Selain itu budi pekerti yang terdapat pada gamelan itu adalah sewaktu

akan memasuki tempat gamelan yang digelar, hendaknya setiap penyaji mengetahui

tata cara untuk menabuh gamelan yaitu tidak dibenarkan melangkahi gamelan,

karena di samping tidak memiliki rasa hormat kepada alat musiknya sendiri juga

tidak etis pada pandangan. Di samping itu, kaitannya untuk memelihara rasa hormat

bersama, maka kepada setiap penyaji diminta tetap sopan santun termasuk di

dalamnya rapi (Soeroso, 1985/1986: 20-21).

Pernyataan di atas dapat diperkuat oleh hasil wawancara yang peneliti

lakukan terhadap 2 orang praktisi yang ahli dibidangnya. Menurut bapak Andreas

Paena seorang pelatih karawitan. Beliau mengemukakan bahwa gamelan memiliki

nilai-nilai budi pekerti didalamnya, karena dalam sikap duduk dan memainkannya

gamelan kita tidak boleh melangkahinya apalagi sampai berkata kasar di sanggar

karawitan. Hal yang dirasakan setiap kali mendengarkan musik gamelan dapat

menjadi lebih tenang dan terhibur ketika mendengar alunan musik gamelan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

3

menggema, dan juga merasa pikiran menjadi lebih terbuka dalam arti pikiran

menjadi lebih tenang ketika menghadapi suatu masalah yang susah untuk dihadapi.

Sebaiknya gamelan diajarkan kepada anak-anak sejak dini karena jika anak

diperkenalkan gamelan sejak kecil, maka anak dapat dengan mudah mengenal

bagian-bagian not dan juga untuk kedepannya anak dapat menjaga budaya leluhur

yang sudah diwariskan. Menurut bapak Kris Aditya sebagai pelatih karawitan di

SD Tanjungharjo. Beliau mengemukakan bahwa gamelan memiliki nilai-nilai budi

pekerti, karena gamelan mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang sopan dan

santun, maka dari itu ketika memasuki ruangan karawitan yang disebutnya sakral,

maka harus melepaskan sendal untuk memasukin ruangannya dan juga

mengucapkan “kula nuwun”. Ketika seseorang mendengarkan alat musik gamelan

pasti akan merasakan kebahagiaan tersendiri, ketika gamelan dibunyikan dan

dimainkan dapat membuat hidup lebih aman dan tenang ketika mendengar musik

yang dikeluarkan dari perangkat gamelan. Anak-anak harus diperkenalkan budaya

sejak dini untuk menyukai gamelan, karena anak-anak adalah salah satu pewaris

budaya Jawa untuk generasi berikutnya dan juga ketika kita mengajarkan anak-anak

gamelan sejak kecil, maka anak-anak dapat mencintai budayanya sendiri dan juga

dapat melestarikannya.

Data dari praktisi yang ada di atas dapat diperkuat kembali oleh hasil angket

yang telah disebarkan oleh peniliti terhadap para siswa yang ada di SDK

Gowongan. Data yang didapatkan menyebutkan bahwa 70% siswa menjawab

bahwa gamelan berasal dari pulau Jawa, 50% siswa menjawab sebelum memainkan

gamelan harus berdoa, dan sebanyak 90% siswa membutuhkan buku cergam

pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan. Berdasarkan data tersebut,

peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan yang berupa

prototipe buku cerita bergambar. Jenis penelitian ini merupakan Research and

Development (R&D) dengan judul pengembangan: “Pengembangan Prototipe Buku

Pendidikan Budi Pekerti Dalam Memainkan Instrumen Gamelan Saron Demung

Untuk SD”. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dan produk berupa

prototipe buku cerita anak dengan tema Gamelan. Peneliti berfokus pada objek

saron demung karena penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif dan peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

4

mengambil objek saron demung supaya penelitian ini dapat berbeda dengan teman-

teman kolaboratif lainnya.

Peneliti sangat termotivasi oleh penelitian sebelumnya yang ditulis oleh

Yuliantoro pada tahun 2012 melakukan penelitian yang berjudul “Penanaman

Nilai-nilai Budi Pekerti Pada Anak Melalui Kesenian Tradisional”. Penelitian

tersebut bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti pada anak dalam

menghadapi dampak negatif kemajuan teknologi melalui kesenian tradisional yang

banyak mengandung nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari, misalnya dalam kesenian wayang kulit, karawitan atau gamelan, dan tari.

Peneliti terdorong untuk menyusun prototipe buku yang dimana buku tersebut

dapat menanamkan nilai budi pekerti yang terdapat dalam memainkan gamelan

untuk siswa usia SD. Prototipe buku yang dikembangkan berupa buku berjudul

“Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Saron

Demung (untuk SD)”. Prototipe buku tersebut terdiri dari dua bagian. Bagian

pertama berisi artikel tentang “Nilai-nilai Budi Pekerti dalam Memainkan

Gamelan”. Bagian kedua memuat cergam yang berjudul “Memainkan Saron

Demung Mengasah Konsentrasi”. Bagian pertama Isinya tentang pengertian

gamelan, nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan, dan nilai-nilai budi

pekerti dalam memainkan gamelan. Bagian kedua berisi cergam yang berjudul

“Memainkan Saron Demung Mengasah Konsentrasi”. Menceritakan seorang tokoh

yang bernama Ardi ditunjuk oleh gurunya untuk menabuh saron demung. Ia dilatih

untuk selalu konsentrasi, karena dalam menabuh saron demung Ardi harus

mengetahui kapan ia harus menabuh dengan lembut, dan menabuh dengan keras

agar suara yang dihasilkan dari instrumen saron demung dapat selaras dengan

instrumen yang lain dan indah untuk didengar. Peneliti tertarik untuk membuat

cergam dalam buku tersebut agar dapat dijadikan sarana literasi bagi siswa.

Literasi itu sendiri adalah kemampuan siswa untuk membaca dan menulis,

selain itu literasi dapat melatih siswa dalam mengidentifikasi, menentukan,

menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi,

menggunakan dan mengkomunikasikan, informasi untuk mengatasi berbagai

persoalan dan kemampuan melek huruf (akasara) yang di dalamnya meliputi

kemampuan membaca dan menulis (Wiedarti dkk, Kemendikbud, 2016: 10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

5

Dengan demikian literasi sangat penting bagi siswa untuk 15 menit sebelum

pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013, karena dengan program literasi

sendiri dapat mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar membaca dan

menulis saling beririsan antar tahap perkembangan. Memahami tahap

perkembangan literasi peserta didik dapat membantu sekolah untuk memilih

strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai kebutuhan

perkembangan mereka. Peneliti berharap bahwa buku pendidikan budi pekerti

dalam memainkan gamelan (untuk SD) dapat membantu guru untuk memfasilitasi

siswa dalam meningkatkan membaca sebelum kegiatan belajar dimulai serta

mengajarkan kepada siswa tentang nilai-nilai budi pekerti yang berkaitan dengan

budaya kesenian Jawa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah tersebut, peneliti fokus terhadap

rumusan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana proses pengembangan “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti

dalam Memainkan Instrumen Gamelan Saron Demung (untuk SD)?

1.2.2 Bagaimana kualitas “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam

Memainkan Instrumen Gamelan Saron Demung (untuk SD)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :

1.3.1 Mengembangkan “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan

Instrumen Gamelan Saron Demung (untuk SD)”.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam

Memainkan Instrumen Gamelan Saron Demung (untuk SD)”.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi siswa

Siswa dapat memahami makna memainkan gamelan yang berkaitan dengan

pendidikan budi pekerti dari buku cergam. Siswa dapat ikut ambil bagian dalam

melestarikan budaya Indonesia khususnya budaya Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

6

1.4.2 Bagi peneliti

Membantu peneliti melakukan penelitian pengembangan dan membuat produk

berupa “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan (untuk

SD)” dan cerita bergambar yang berjudul “Memainkan Saron Demung Mengasah

Konsentrasi”.

1.4.3 Bagi guru

Guru mendapatkan sarana literasi berupa certia bergambar yang berisi

informasi sederhana tentang memainkan alat musik gamelan yang memiliki nilai-

nilai budi pekerti. untuk memberikan literasi kepada siswa sebelum dilaksanakannya

pembelajaran.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Prototipe adalah produk sederhana berupa sebuah buku yang belum dicetak dan

dipublikasikan secara luas, produk ini juga belum didaftarkan secara resmi

sehingga sang penulis belum memiliki hak cipta atas produk dan karya tulis

yang dia buat.

1.5.2 Pendidikan Budi Pekerti adalah pengajaran di sekolah yang bertujuan

mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai

dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui

kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah

afektif (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir

rasional) dan rana skill/ psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data,

mengemukakan pendapat, dan kerja sama).

1.5.3 Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan selendro, pelog,

metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada

instrumennya/alatnya, yang merupakan salah satu kesatuan utuh yang

diwujudkan dan dibunyikan bersama.

1.5.4 Nilai-nilai dalam Memainkan Gamelan adalah nilai yang didapatkan dalam

memainkan gamelan yang berupa sikap-sikap baik, misalnya: Ketekunan,

konsentrasi, tanggung jawab, sopan santun, dan religiusitas.

1.5.5 Saron demung yaitu ricikan saron yang bentuk serta tinggi rendahnya suara

berukuran besar atau rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

7

1.6 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1.6.1 Produk berupa prototipe Cergam yang berjudul “Memainkan Saron Demung

Mengasah Konsentrasi”.

1.6.2 Prototipe terdiri dari dua bagian: Bagian I berisi artikel tentang “Nilai-nilai

Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan”. Bagian II memuat cergam yang

berjudul “Memainkan Saron Demung Mengasah Konsentrasi”. Pada bagian

cergam terdapat juga: Kata Pengantar, Daftar Isi, Refleksi, Daftar Pustaka,

Biografi Singkat, dan Puisi.

1.6.3 Prototipe Cergam terdiri dari 11 gambar: gambar 1 (cover, Ardi sedang

memainkan saron demung); gambar 2 (Ardi berdiri diantara instrumen musik

gamelan); gambar 3 (Ardi dan teman-teman mengambil alat pukul); gambar 4

(Ardi dan teman-teman berjalan dengan sikap laku dhodok); gambar 5 (guru

Ardi memberikan pengarahan singkat); gambar 6 (Ardi bersama teman-teman

melakukan doa sebelum memainkan gamelan); gambar 7 (Ardi bersama teman-

teman duduk pada posisi masing-masing); gambar 8 (Ardi memainkan Saron

demung); gambar 9 (Ardi bersama dengan teman-teman memainkan gamelan

di atas panggung); gambar 10 (Ardi dan teman-teman memberikan

penghormatan setelas tampil); gambar 11 (Ardi diajak oleh gurunya naik ke

atas panggung untuk menerima hadiah).

1.6.4 Kata pengantar dalam prototipe berisi penjelasan tentang macam-macam cara

memainkan gamelan yaitu dengan cara dipukul, dipetik, ditiup, dan digesek.

1.6.5 Adanya refleksi di akhir buku untuk menggali pemahaman anak setelah

membaca buku panduan tersebut.

1.6.6 Cergam dicetak dalam bentuk kertas: Asturo (sebagai bagian cover) dan kertas

HVS (sebagai isi buku).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini memuat tentang kajian pustaka yang berisi teori-teori yang

mendukung dan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan. Selanjutnya

kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

2.1 Kajian Pustaka

Landasan teoritis merupakan acuan yang digunakan peneliti dalam

membuat prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan

(untuk SD). Teori-teori yang digunakan merupakan definisi dan hasil analisa

pakar yang telah ahli dibidangnya.

Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

2.1.1 Budi Pekerti

Berikut akan dijelaskan kajian teori mengenai budi pekerti, pendidikan

budi pekerti, dan gamelan.

2.1.1.1 Pengertian Budi Pekerti

Budi pekerti mengacu pada pengertian bahasa Inggris, yang diterjemahkan

sebagai moralitas. Moralitas mengandung beberapa pengertian antara lain: (a) adat

istiadat, (b) sopan santun, (c) perilaku. Namun, pengertian budi pekerti secara

hakiki adalah perilaku. Sementara itu menurut draft kurikulum berbasis

kompetensi (2001), budi pekerti berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan

diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma agama, norma hukum,

tata krama, dan sopan santun, norma budaya dan adat istiadat masyarakat. Budi

pekerti akan mengidentifikasi perilaku positif yang diharapkan dapat terwujud

dalam perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan kepribadian peserta

didik. Budi pekerti berinduk pada etika atau filsafat moral. Secara etimologis kata

etika sangat dekat dengan moral (Zuriah, 2007: 17). Konsep utama dari budi

pekerti salah satunya adalah pendekatan pendidikan. Menurut Jarolimek (Zuriah,

2007: 18) pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah

yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati

nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya

melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

9

2.1.1.2 Pendidikan Budi Pekerti

Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang

bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-

nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui

kejujuran , dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah

afektif (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional)

dan rana skill/ psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data,

mengemukakan pendapat, dan kerja sama) (Zuriah, 2007: 19-20).

Budi pekerti berinduk pada etika atau filsafat moral. Secara etimologis kata

etika sangat dekat dengan moral. Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (jamak:

ta etha) yang berarti adat kebiasaan. Adapun Moral berasal dari bahsa latin mos

(jamak: mores) yang juga mengandung arti dari kebiasaan. Selanjutnya dalam

Taksanomi Bloom, pendidikan budi pekerti menekankan ranah afektif (perasaan

dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional) dan ranah

skill/psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan

pendapat, dan kerja sama). Pendidikan afektif berusaha mengembangkan aspek

emosi atau perasaan yang umumnya terdapat dalam pendidikan humaniora dan

seni, namun juga dihubungkan dengan sistem nilai-nilai hidup, sikap, dan

keyakinan untuk mengembangkan moral dan watak seseorang (Zuriah, 2007: 19).

Ranah afektif seseorang tercermin dalam konsep diri, harga diri, efikasi

diri, sikap penerimaan, dan sikap menerima. konsep diri adalah totalitas sikap dan

persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Sementara itu harga diri adalah

tingkat pandangan dan penilaian seseorang mengenai kualitas dirinya berdasarkan

prestasinya. Efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap keefektifan

kemampuan sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan orang lain.

Sementara itu sikap penerimaan terhadap diri sendiri adalah gejala perasaan

seseorang dalam kecenderungan positif atau negatif terhadap diri sendiri

berdasarkan penilaian jujur atas bakat dan kemampuannya atau sikap mampu

menerima keberadaan orang lain, yang amat dipengaruhi oleh kemampuan untuk

menerima diri sendiri (Adisusilo, 2012: 37). Ranah kognitif lebih

menitikberatkan pada kemampuan pikir manusia dibandingkan aspek emosi dalam

menentukan suatu tindakan atau perbuatan. Pada usia 11 atau 12 tahun, skema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

10

operasi formal seseorang remaja sudah terbentuk. Termasuk skema-skema ini

adalah pengertian-pengertian proporsional, sistem refrensi ganda, pemahaman

ekuilibrum hidrostatis dan bentuk-bentuk probalitas tertentu. Teori perkembangan

kognitif dan teori pengetahuan Piaget sangat banyak mempengaruhi bidang

pendidikan, terlebih pendidikan kognitif (Adisusilo, 2012:8-22). Sebuah cara

memandang karakter yang sesuai dengan pendidikan nilai. Karakter mengalami

pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti, sebuah watak batin

yang dapat diandalkan dan digunakan untuk merespons berbagai situasi dengan

cara bermoral. Dengan demikian, karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang

saling berkaitan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral

(Lickona, 2013: 72). Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima

pengalaman belajar tertentu. Tindakan moral adalah produk dari dua bagian

karakter lainnya. Jika seseorang memiliki kualitas moral intelektual dan

emosional, mereka memiliki kemungkinan melakukan tindakan yang menurut

pengetahuan dan persaan mereka adalah tindakan yang benar. Untuk memahami

sepenuhnya apa yang menggerakkan seseorang sehingga mampu melakukan

tindakan bermoral-atau justru menghalanginya-kita perlu melihat lebih jauh dalam

tiga aspek karakternya lainnya yakni: kompetensi, kemauan, dan kebiasaan.

(Lickona, 2013: 86-87).

Untuk memperjelas uraian yang ada di atas, maka peneliti akan membuat

sebuah tabel. Agar penjelasan yang ada pada pembahasan di atas dapat menjadi

lebih rinci. Berikut merupakan tabel nilai-nilai budi yang saling berkaitan dengan

nilai-nilai karakter yang terdapat pada pembahasan di atas.

Tabel 2.1 Aspek-aspek Budi Pekeri dan Aspek-aspek Karakter

No Nilai-nilai Budi Pekerti Nilai-nilai Karakter

1 Sikap Afektif

2 Pikiran Kognitif

3 Tindakan Psikomotorik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

11

Menurut Ki Hadjar Dewantara (Dewantara, 2013: 475), pendidikan budi

pekerti berarti memberi ilmu pengetahuan, menuntun gerak-pikiran, serta melatih

kecakapan atau kepandaian seseorang agar menjadi pribadi yang beradap

(memiliki keluhuran budi). Pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang secara

integral harus dicerdaskan (cipta, rasa, karsa, atau ngrasa, nglakoni). Apabila

ketiga hal tersebut tidak berjalan dengan seimbang, maka mustahillah budi pekerti

seseorang dapat berkembang. Pendidikan, yang dalam hidup segala makhluk

terdapat sebagai laku-kodrat (instinct), dalam hidup manusia yang berdadap

berisi usaha kebudayaan. Sebagai usaha-kebudayaan, maka pendidikan itu

bermaksud memberi tuntunan didalam hidup tumbuhnya tubuh dan jiwa kanak-

kanak, agar kelak dalam garis kodrat pribadinya dapat berpangaruh segala

keadaan yang mengelilingi pribadinya (Dewantara, 2013: 342). Menurut Ki

Hadjar Dewantara, kebudayaan berarti segala apa yang berhubungan dengan

“budaya” sedangkan budaya berasal dari perkataan “budi” yang dengan singkat

boleh diartikan sebagai “jiwa manusia yang telah masak”. Budaya atau

kebudayaan tidak lain artinya daripada “buah budi manusia”. Yang perlu

diutamakan dalam segala soal “kebudayaan” atau “kultur” yaitu, bahwa di

dalamnya tidak sengaja terkandung arti “buah budi” tetapi juga arti memelihara

dan memajukan.

Di dalam kebudayaan Indonesia khususnya daerah Jawa, memiliki salah

satu kesenian yang sejak dulu telah ada dari zaman kerajaan, kesenian tersebut

adalah karawitan. Karawitan adalah seni suara daerah baik vokal atau

intstrumental yang mempunyai klarifikasi dan perkembangan dari daerahnya itu

sendiri. Karawitan sendiri mempunyai banyak komponen-komponen penting yang

jika ditabuh akan mengeluarkan gending yang sangat merdu. Komponen tersebut

adalah alat musik gamelan. Untuk memainkan alat musik gamelan biasanya

dengan cara ditabuh/dipukul, digesek, dan ditiup. Selain itu, orang yang bertugas

menabuh atau memainkannya biasanya disebut dengan pengrawit, yang tugasnya

yaitu menabuh gamelan. Di setiap instrumennya gamelan memiliki pesan moral

atau nilai-nilai budi pekerti luhur yang sangat baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

12

Peneliti akan mengembangkan produk berupa prototipe buku pendidikan

budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan saron demung untuk sekolah

dasar.

2.1.2 Gamelan

Gamelan adalah permainan musik Jawa yang bagian-bagiannya berupa

alat perkusi yang dibuat dari perunggu atau “gangsa”. Gangsa dari kata gasa

artinya pertandingan antara timah: tembaga adalah 3 (tiga) dan 10 (sedasa).

Namun ada pula gamelan yang dibuat dari besi. Permainannya disebut

“pradangga”, penyanyinya disebut “waranggana”. Waranggana berasal dari kata

wara artinya penyayi, anggana artinya tunggal. Waranggana berarti penyanyi

tunggal (Bastomi, 1992: 113).

Instrumen adalah segala bunyi instrumen gamelan Jawa. Instrumentalia

adalah hasil bunyi gamelan, tanpa iringan vokal apa pun. Bunyi-bunyian semacam

ini biasanya digunkan untuk mengawali berbagai ragam tradisi di Jawa. Dari suara

gamelan yang dibunyikan, tampak mengesan, menyayat, dan penuh aroma

keindahan. Gamelan berarti instrumen musik Jawa. Gamelan adalah alat

mengekspresikan gagasan orang Jawa melalui alat yang ditata estetis. Selama ini

gamelan Jawa masih mendominasi dalam berbagai perhelatan Jawa apa pun.

Sebagai sebuah alat khusus, gamelan ada yang dibuat dari perunggu, besi, bambu,

dan kayu. Perpaduan berbagai unsur pembuatan gamelan akan mempengaruhi

suara gamelan itu sendiri Gamelan ada bermacam-macam jika dilihat dari teknik

permaianan dan fungsingnya. Dalam seni karawitan ada berbagai ragam gamelan,

antara lain sebagai berikut (Endraswara, 2008: 35).

1. Gamelan tempaan dan gamelan cithakan.

Gamelan tempaan, biasanya dibuat oleh empunya gamelan dengan menempa

perunggu, sehingga hasilnya lebih meyakinkan. Gamelan tempaan lebih tebal dan

relatif mahal. Sedangkan gamelan cithakan, relatif murah. Gamelan jenis ini

dinamakan pula gamelan krengsengan. Kedua gamelan ini tetap bertujuan untuk

memenuhi selera pasar. Dari segi laras tetap sama (Endraswara, 2008: 36).

2. Gamelan ageng

Istilah gamelan ageng sesungguhnya mengacu pada wujud gamelan yang

dikontrakan dengan gamelan cilik, biasanya gamelan ageng dibuat dari bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

13

“gangsa” yaitu campuran antara tembaga dan “rejasa” (timah putih). Sedangkan

gamelan alit adalah gamelan yang bahan bakunya dibuat dari besi (Endraswara,

2008: 36).

3. Gamelan wayangan

Pada saat ini, untuk mengiringi pertunjukkan wayang dipergunakan gamelan

lengkap pelog dan slendro. Akan tetapi pada jaman dulu iringan wayang kulit

purwa hanya menggunakan gamelan slendro dengan gamelan iringan tanpa

bonang barung, bonang penerus, saron demung, dan peking. Perangkat gamelan

seperti ini dikenal dengan nama gamelan wayangan. Gamelan ini cenderung semi

lengkap, bahkan ada yang disertai tambahan musik gaya baru (Endraswara, 2008:

37).

4. Gamelan Gadhon

Gamelan gadhon adalah seperangkat gamelan Jawa pelog dan slendro yang tidak

lengkap (tanpa bonang barung dan balungan, kecuali slenthem). Instrumen-

instrumennya adalah: kendhang, rebab, gambang, gender, suling, site, kethuk-

kempyang, kenong, slenthem, gong suwukan, kempul, dan gong (sekarang banyak

yang diganti dengan gong ageng) (Endraswara, 2008: 37).

Dalam gamelan adalah ungkapan dari Pradangga Adi Guna Sarana Bina

Bangsa. Arti kata motto tersebut adalah Pradangga sama dengan gamelan (prada +

angga) artinya “yang punya badan mengkilat”, Adi artinya baik, Guna artinya

kepandaian, ilmu pengetahuan atau manfaat, Sarana artinya alat, Bina artinya

membangun, membimbing atau mendidik, sedangkan Bangsa adalah orang-orang

yang bertempat tinggal di suatu tempat yang mempunyai kedaulatan sendiri dan

berpemerintahan sendiri. Arti kata secara bebas “Apabila gamelan itu digunakan

dengan sebaik-baiknya bisa sebagai alat untuk mendidik bangsa”. Adalah suatu

kenyataan bila kita mendengar uyon-uyon rasanya seperti kita dibawa ke alam

impian yang serba nikmat, lupa segala-galanya (Endraswara, 2008: 35-45).

Istilah gamelan sudah lama dikenal di Indonesia, sudah disebut pada

beberapa kakawin Jawa kuno. Arti dari kata gamelan, sampai sekarang masih

dalam dugaan-dugaan. Mungkin juga kata gamelan terjadi dari pergeseran atau

perkembangan dari kata gembel. Gembel adalah alat musik memukul. Karena cara

membunyikan instrumen itu dengan dipukul-pukul. Barang yang sering dipukul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

14

namanya pukulan, barang yang sering diketok namanya ketokan atau kentongan,

barang sering digembel namanyaa gembelan. Kata gembelan ini bergeser atau

berkembang menjadi gamelan. Mungkin juga karena cara membuat gamelan itu

adalah dengan perunggu yang dipukul-pukul atau dipalu atau digembel, maka

benda yang sering dibuat dengan cara digembel namanya gembelan, benda yang

sering dikumpul-kumpulkan namanya kempelan dan seterusnya gembelan

berkembang menjadi gamelan. Bagi masyarakat Jawa gamelan mempunyai fungsi

estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral, dan spiritual. Kita harus

bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan jelas

sudah ada. Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional

Timur yang dapat mengimbangi alat musik Barat yang serba besar.didalam

suasana bagaimanapun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat

(Purwadi & Widayat, 2006: 2-10). Menurut R.M.T Djojodipoero, gamelan Jawa

terdiri dari sepuluh bagian tembaga merah dan tiga bagian timah. Pendapat

tersebut bertitik tolah dari kata lain gamelan Jawa, yaitu gangsa: Kata gangsa

konon berasal dari rumus kimia yaitu dari suku-suku terakhir ‘tiga’ dan ‘sedasa’

(sepuluh) ialah ga-sa yang akhirnya menjadi gangsa. Tapi mungkin juga dari

bahan pokok untuk membuat perunggu yaitu tembaga dan rejasa (timah). Diambil

dari suku-kata terakhirnya pula memberikan kata ga-sa atau gangsa. Selain itu,

gangsa yang merupakan kata lain dari gamelan juga mempunyai arti tersendiri

yang menunjukkan latar belakang filsafat diciptakannya alat tetabuhan ini. Bahwa

menurut masyarakat Jawa, gangsa mengandung arti gang = gegandhulaning urip

(pegangan utama hidup) dan sa = rasa. Jadi gangsa ialah pegangan utama hidup

yaitu rasa. Jarwodhosok semacam ini mengarah pada filosofi gamelan secara

menyeluruh. Gamelan itu sesungguhnya juga gambaran hidup kita (Endraswara,

2008: 43-44). Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai

pernyataan musikal yang sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan

berasal dari bahasa Jawa rawit yang artinya rumit, berbelit-belit, tetapi rawit juga

berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak (Endraswara, 2008: 39).

Penjelasan mengenai arti gamelan, fungsi gamelan, karawitan, instrumen

gamelan, nilai-nilai dalam instrumen gamelan, nilai-nilai dalam memainkan

instrumen gamelan, jenis gamelan, dan fungsi gamelan, dimuat dalam prototipe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

15

buku yang dikembangkan oleh peneliti, khususnya pada bagian I artikel nilai-nilai

budi pekerti dalam memainkan gamelan. Pada artikel tersebut peneliti hanya

membahas sebatas hal-hal dasar dan umum pada gamelan. Peneliti mengulas

artikel pada bagian I dengan menggunakan bahasa yang sederhana, agar siswa

usia SD dapat dengan mudah memahami isi pada artikel yang dibuat.

2.1.3 Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Instrumen Gamelan

Dalam permainan gamelan mengandung nilai-nilai budi pekerti di dalam

masing-masing alat yang ditabuh atau dimainkan, nilai tersebut antara lain nilai

Estetika, nilai spiritual/relegius, nilai demokrasi, nilai sosial dll. Pada bagian ini

akan membahas tentang Nilai-nilai budi pekerti di setiap instrumen gamelan, dan

Nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan.

Dalam seperangkat gamelan Jawa, terdapat puluhan macam alat yang

terdiri atas alat-alat tetabuhan keras (dari logam) dan alat tetabuhan halus (bukan

dari logam). Masing-masing alat mempunyai nama dan fungsinya sendiri-sendiri

serta hanya sebuah untuk satu informasi. Dan masing masing alat jumlahnya

sepasang, yaitu untuk laras pelog dan selendro. Walau terdiri atas beberapa

macam alat, namun pada pokoknya alat-alat tersebut antara lain adalah: Gambang,

Kenong, Rebab, Seruling, dan Saron. Untuk itu adalah uraian tentang makna

masing-masing alat itu (Yudoyono, 1984: 87-127).

(1) Gambang

Gambang adalah instrumen gamelan yang dipukul dengan dua alat

pemukul yang ujungnya bundar dan pipih. Cara memainkannya dilakukan dengan

dua alat pemukul yang ujungnya bundar dan pipih sebesar tutup gelas, secara

amat cepat berturut-berturut dalam jarak satu oktaf. Dalam fungsinya sebagai

penghias lagu pokok, cara membunyikannyapun termasuk sulit dibanding dengan

cara membunyikan alat-alat untuk lagu pokoknya. Satu angka atau satu pukulan

pada alat-alat pembawa lagu pokok seperti saron, berarti empat atau lebih pukulan

untuk gambang. Ini pun harus kompak antara tangan kanan dan kiri. Kata

gambang berasal dari kata gam+bang = gambang + timbang (jw) = jelas +

seimbang dan dipertimbangkan. Gambang terdiri dari wilahan-wilahan kayu yang

tersusun dari yang terkecil dan terbesar. Maing-masing wilahan mempunyai bunyi

yang berbeda, dan semuanya memiliki hak untuk berbunyi. Pengrawit gambang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

16

dilatih untuk dapat mempertimbangkan baik-baik segala hal yang kecil dan besar

sebelum bertindak.

(2) Kenong

Kenong merupakan alat gamelan Jawa yang bentuk maupun cara

meletakkan serta membunyikannya sama dengan ketuk. Hanya ukuran serta

jumlah pencunya yang berbeda. Ukuran besarnya kenong lebih tinggi dan lebih

besar dari pada ketuk. Sedangkan jumlahnya mengikuti jumlah nada yang ada

dalam laras gamelan. Seluruhnya ada 12 buah pencu, yang terdiri atas 5 buah

untuk laras slendro dan 7 buah untuk pelog. Betapa penting fungsi dan peranan

kenong, dapat juga dilihat dari arti namanya. Kata kenong merupakan singkatan

dari “kepareng Hyang Winong” (Jawa) = diijinkan/diridoi oleh Yang Maha

Kuasa. Oleh karenanya membunyikannya selalu terakhir setelah alat-alat lainnya

berbunyi. Jika semua alat memukul/menabuhnya benar, barulah kenong

memberi tambahan dengan bunyi bening dan nyaring yang sangat

menyenangkan. Bahwa Yang Maha Kuasa senantiasa akan selalu meridoi setiap

usaha manusia sepanjang berpijak pada jalan yang benar. Dan senantiasa pula

memberikan petunjuk-petunjuk buat langka-langkah usaha selanjutnya.

Demikian makna dari fungsi kenong. Nilai budi pekerti yang ingin diajarkan

oleh instrumen kepada penabuh kenong adalah nilai tentang pentingnya berdoa

meminta restu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar selalu mendapatkan ijin

dan rido darinya dalam menjalankan setiap usaha manusia yang akan dijalankan

dan senantiasa diberikan petunjuk-petunjuk disetiap langkah-langkah

selanjutnya.

(3) Rebab

Rebab adalah suatu alat (instrumen) gamelan yang cara membunyikan

dengan cara digesek seperti halnya biola pada instrumen barat. Alat ini dalam

komposisi gamelan Jawa termasuk tetabuhan halus dan khusus baik nada

maupun penggunanya. Bentuk dari alat musik ini disamakan dengan sikap

duduk manusia yang bersila. Sesuai dengan dasar konsep ini, maka cara

membunyikannya dengan cara sikap duduk bersila. Rebab yang dipegang

dalam posisi tegak, dan penggeseknya digerakkan ke arah kiri dan kanan secara

horizontal. Hal itu mempunyai arti bahwa adanya keseimbangan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

17

keseimbangan antara hubungan vertikal dan horizontal pada setiap diri

manusia. Ujung rebab bagian atas (tegak) menunjuk ke arah manusia

menyembah pada Tuhannya. Sedangkan cara menggeseknya menunjuk arah

bagiamana seseorang itu bersikap, bertindak atas sesamanya dalam hidup

sehari-hari. Disinilah ciri rebab yang religius itu, bahwa instrumen rebab

mengajarkan kepada manusia untuk selalu bersikap dan bertindak baik sesuai

dengan ajaran Tuhan Yang Maha Esa. Dari hubungan (vertikal) dan

(horizontal), pengrawit diingatkan bahwa sebagai manusia maka perlu berdoa

kepada Tuhan dan hidup baik dengan sesama.

(4) Seruling

Seruling merupakan alat musik yang mudah ditemukan dimana pun juga.

Dari anak kecil sampai orang tua banyak yang menggemarinya. Dalam

komposisi gamelan, seruling merupakan alat tiup satu-satunya dan termasuk

dalam kelompok tetabuhan halus atau bukan dari logam. Penggunanya khusus,

artinya tidak setiap gending harus melibatkan alat ini. Fungsi utama dari

seruling adalah penghias lagu pokok yang mengisi sela-sela gending, dalam

kerja sama yang harmonis dengan gambang, gender, rebab dan alat tetabuhan

halus lainnya. Alat-alat lainnya dibunyikan secara biasa menurut tempo dan

irama. Kata seruling dalam bahasa Jawa adala ‘suling’, yaitu kependekan dari

kata su = nafsu = nepsu (Jawa) dan ling = eling (Jawa) = ingat. Artinya

ngemput nepsu dan eling (Jawa) = menahan nafsu dan ingat. Nilai-nilai budi

pekerti yang terdapat di dalam instrumen ini adalah mengajarkan kepada

pengrawit agar selalu menahan nafsu dari segala godaan yang ada di dalam

dunia ini dan selalu ingat kepada Sang Pencipta agar selalu bersyukur.

(5) Saron

Saron berasal dari kata ‘seron’ yang berarti sero atau keras. Saron terdiri

dari saron demung dan saron barung. Sebagai alat yang mempunyai fungsi

pembawa lagu pokok, saron harus ditabuh atau dipukul kuat-kuat untuk

menghasilkan bunyi yang keras agar tidak tenggelam oleh bunyi alat-alat

lainnya. Saron merupakan salah satu macam alat gamelan Jawa untuk

tetabuhan keras berupa wilahan-wilahan dari perunggu yang disusun berseret

diatas kotak kayu sebagai wadah gema. Bentuk wilahannya seperti wialahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

18

gender. Hanya saja ukuran tebal serta beratnya yang berbeda. Juga bentuknya

kadangkala berbeda. Kalau wilahan gender agak cekung, sedangkan wilahan

saron agak cembung. Besar masing-masing wilahan pada saron tidak sama,

melainkan berturut-turut dari yang paling kecil sampai yang paling besar.

Susunannya seperti alat gamelan lainnya, yaitu yang paling kecil berada di

ujung kanan dan yang paling besar berada di ujung sebelah kiri. Makin kecil

wilahannya, makin tinggi suaranya. Dan makin besar wilahannya, makin

rendah suaranya. Jumlah saron untuk seperangkat gamelan 8 (delapan) buah,

terdiri atas saron demung dan saron barung. Masing-masing dua pasang (laras

pelog dan slendro). Saron demung berasal dari kata gandem + unggul. Gandem

dalam bahasa Jawa berarti bagus, dan unggul berarti lebih tinggi atau baik.

Saron barung berasal dari kata bareng + nyurung (Jawa), yang berarti bersama-

sama mendorong sebagai perwujudan dari usaha gotong royong menuju pada

yang dicita-citakan, yaitu keluhuran. Nilai yang hendak ditanamkan dari

instrumen ini adalah kerja sama dan usaha untuk bergotong royong agar segala

sesuatu yang dikerjakan oleh manusia untuk mewujudkan harapan yang

diinginkan.

Tabel 2.2 Tabel nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan

No I Instrumen gamelan N Nilai Budi Pekerti

1 1 G Gambang Konsentrasi, ketekunan, dan

t tanggung jawab

2 2 K Kenong K Konsentrasi dan religius

3 3 Rebab R Religius

4 4 S Seruling S Sopan

5 5 Saron demung Konsentrasi, ketekunan, dan disiplin

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen

yang ada pada gamelan memiliki beberapa nilai-nilai budi pekerti luhur contohnya

seperti: nilai disiplin, ketekunan, konsentrasi, bertanggung jawab, sopan, dan

religiusitas. Walaupun instrumen yang dibahas diatas hanya sebatas 5, namun

instrumen-instrumen tersebut dapat melati pengrawit untuk memiliki nilai-nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

19

budi pekerti yang luhur. Nilai-nilai tersebut diantaranya: disiplin, ketekunan,

konsentrasi, konsentrasi, tanggung jawab, dan sopan. Peneliti akan memuat hal-

hal tersebut pada prototipe buku khususnya pada artikel bagian I.

2.1.4 Nilai-nilai Budi Pekerti Dalam Memainkan Gamelan

Dalam memainkan gamelan pengrawit harus mengetahui beberapa sikap

yang harus dilakukan ketika memainkan gamelan dan aturan-aturan yang harus

dilaksanakan. Nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan memiliki banyak

tata cara yang perlu dilakukan baik itu sifatnya wajib sebagai sarana

pembentukkan karakter pengrawit dalam mengasah nilai-nilai budi pekerti.

Berikut adalah penjelasan dari nilai-nilai budi pekerti yang terkandung dalam

gamelan:

(1) Disiplin

Disiplin adalah adalah tata tertib dan ketaatan yang perlu diterapkan dalam

lingkungkan masyarakat . Hal itu juga wajib dipahami oleh pengrawit pada saat

akan memainkan gamelan, karena pengrawit diajarkan untuk selalu disiplin

dalam waktu maupun kegiatan, pada saat berada di dalam ruangan pengrawit

harus patuh terhadap peraturan yang telah dibuat bersama. Peraturan yang

dibuat bisa saja; Menata dan menyiapkan gamelan alat pukul di atas gamelan,

pegangan di sebelah kanan. Pukul tidak diletakkan di bawah, diselipkan dalam

gamelan. Kecuali tabuh gong, bisa diletakkan di depan penabuh, tidak dalam

lubang (di balik) gong; Tidak tidur diatas gamelan, sambil menanti tabuhan

antawecana dalang (Endraswara, 2008: 69-70).

(2) Ketekunan

Ketekunan merupakan sikap rajin seseorang dalam bekerja dan berusaha

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000: 1159). Dalam memainkan gamelan

pengrawit diwajibkan untuk mau berusaha dalam mempelajari setiap gending

yang akan dimainkan, agar pengrawit dapat memahami notasi gending dan dapat

menyeimbangkan suara dari masing-masing instrumen gamelan, agar gending

yang dihasilkan dapat indah untuk didengarkan. Pengrawit boleh saja

memejamkan mata, apabila telah mampu menabuh dengan tepat (Endraswara,

2008: 69).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

20

(3) Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran seseorang pada suatu

hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000: 588). Konsentrasi perlu dimiliki

pengrawit ketika sedang melakukan latihan, dengan cara memperhatikan notasi

yang sudah ditulis di papan tulis. Selain itu juga, ketika pengrawit sedang

menabuh gamelan, maka pengrawit harus peka terhadap setiap ketukan yang

dikeluarkan oleh masing-masing instrumen gamelan, sehingga gending yang

dimainkan indah untuk didengar. Dalam karawitan tidak dibenarkan asal

menabuh sendiri, meskipun urutan titilaras betul. Apabila menabuh tertinggal

atau terlalu cepat, maka pengrawit berhenti sejenak, kemudian melirik demung

atau slenthem, lalu mengikuti lagi (Endraswara, 2008: 71). Konsentrasi juga

dapat menjadikan pengrawit hafal dalam setiap not yang akan dimainkan.

(4) Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab adalah kemampuan untuk menjalankan suatu

kewajiban karena adanya dorongan di dalam diri seseorang (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2000: 1139). Setelah sajian selesai, hendaknya para penyaji

tidak tergesa-gesa meninggalkan tempat, tetapi hendaknya tabuh-tabuh ditata

rapi kembali, pengendang hendaknya mengendorkan kendangnya dan pengrebab

mengendorkan dawainya. Baru kemudian dapat meninggalkan tempat tersebut

satu persatu tidak usah berdesakan (Soeroso, 1985/1986: 20-21).

(5) Sopan

Sopan merupakan cara bertingkah laku seseorang terhadap orang lain di

muka umum yang dianggap baik, diterima, dan dihargai dalam sebuah

masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000: 1084). Suatu tindakan dapat

diterima dan dihargai oleh masyarakat apabila sesuai dengan adat istiadat

(tradisi) yang berlaku di masyarakat tersebut. Perilaku sopan santun

terimplementasi dalam permainan gamelan. Berhubungan dengan hal itu, seni

gamelan mempunyai tata cara menabuh gamelan Jawa yang benar. Tata cara

atau etika yang harus diperhatikan saat memainkan gamelan (Endraswara, 2008:

69-71) antara lain: (1) saat memasuki area gamelan penabuh harus berjalan

dengan laku dhodok (jongkok), (2) tidak melangkahi perangkat gamelan, (3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

21

tidak glojak-glajik atau mondar-mandir (4) tidak melempar alat pukul gamelan,

(5) tidak diperbolehkan makan dan minum, dan (6) tidak memukul instrumen

secara awur-awuran (asal-asalan).

(6) Religiusitas

Religiusitas adalah penghayatan seseorang terhadap agar yang dianutnya

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000: 944). Nilai religiusitas merupakan nilai

tertinggi dan bersifat mutlak karena bersumber pada Tuhan Yang Maha Esa.

Segala hal yang berhubungan dengan mistis yang ada pada gamelan misalnya:

perlunya membuat sesaji sebelum pementasan, larangan melangkahi perangkat

gamelan, ataupun perlunya memandikan gamelan dalam waktu-waktu tertentu

tidak hanya membutuhkan rasionalisasi, namun juga normalisasi persepsi.

Trimanto (Puwardi & Widayat, 2006: 10) menguraikan panjang lebar tentang

fungsi gamelan. Dipergunakannya gamelan sebagai sarana pengiring upacara

karena esensinya adalah untuk membimbing pikiran umat ketika sedang

mengikuti prosesi agar terkonsentrasi pada kesucian sehingga pada saat

persembahyangan pikiran fokus kepada keberadaan Tuhan (Ida Sang Hyang

Widhi). Jadi jelas bahwa dalam konteks tersebut gamelan memiliki nilai religius

dimana keberadaan gamelan sebagai pengiring upacara keagamaan di suatu

wilayah suci hal tersebut dapat menambah religiusitas sebuah prosesi

keagamaan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

memainkan alat musik/instrumen gamelan memiliki banyak nilai-nilai budi

pekerti yang ada di dalamnya dan dapat diterapkan di dalam kehidupan

masyarakat, contohnya seperti: disiplin, ketekunan, konsentrasi, bertanggung

jawab, sopan, dan religiusitas. Pada produk cergam yang menjadi bagian kedua

dari prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan, peneliti

hanya berfokus pada salah satu instrumen saja, yaitu instrumen saron demung

yang mengandung nilai konsentrasi. Konsentrasi dilatihkan pada pengrawit

supaya pengrawit dapat mengetahui kapan pengrawit harus menabuh dengan

lembut, dan kapan pengrawit harus menabuh dengan keras, agar instrumen yang

dimainkan dapat menghasilkan suara yang indah untuk didengar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

22

2.1.5 Saron Demung

Saron merupakan salah satu macam alat gamelan Jawa untuk tetabuhan

keras berupa wilahan-wilahan dari perunggu yang disusun berderet di atas kotak

kayu sebagai wadah gema. Besar masing-masing wilahan pada saron tidak sama,

melainkan berurutan dari yang paling kecil sampai yang paling besar.

Susunanannya seperti alat gamelan lainnya, yaitu yang paling kecil berada di

ujung kanan dan yang paling besar berada di ujung sebelah kiri. Makin kecil

wilahannya, maka semakin tinggi suaranya. Dan makin besar wilahannya, maka

makin rendah suaranya. Suatu makna yang tersirat dibalik alat gamelan yang

disebut saron demung ini adalah saron demung berasal dari kata gandem +

unggul. Bahwa sebagai pembawa lagu pokok hendaknya dapat membawakannya

secara betul sehingga nikmat didengar dan tidak tenggelam ditelan suara alat-

alat lainnya (Yudoyono, 1984: 111-115).

Yudoyono (1984: 111) menyatakan bahwa saron demung dimainkan dengan

posisi tangan kanan memegang alat pemukul yang terbuat dari kayu atau tanduk

kerbau dan tangan kiri metet (menghentikan gema) wilahan yang baru saja

ditabuh pengrawit. Hal ini dapatlah dimengerti bahwa pengrawit harus

membutuhkan konsentrasi sangat tinggi agar saron demung dapat mengeluarkan

suara yang indah dan gemanya tidak mengganggu bunyi gending secara

keseluruhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

23

Tabel 2.3Nilai-nilai dalam Memainkan Saron Demung

No Nilai Budi Pekerti Nilai Karakteristik Nilai-nilai dalam

Memainkan Saron

Demung: Fokus,

kepekaan dan ketepatan

1 Pikiran Kognitif Menitikberatkan kepada

suara yang dikeluarkan

setiap instrumen gamelan

agar suara dapat selaras.

2 Sikap Afektif Mencoba untuk lebih fokus

pada saat menabuh setiap

wilahan agar notasi lagu

yang dimainkan dapat

lebih selaras.

3 Tindakan Psikomotorik Konsentrasi dalam

menghafal setiap not yang

akan dimainkan.

Salah satu nilai yang didapatkan dalam memainkan saron demung adalah

konsentrasi. Konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran seseorang pada

suatu hal. Konsentrasi perlu dimiliki pengrawit ketika sedang melakukan latihan,

dengan cara memperhatikan notasi yang sudah ditulis di papan tulis. Dalam

karawitan tidak dibenarkan asal menabuh sendiri. Apabila penabuh tertinggal atau

terlalu cepat, maka pengrawit berhenti sejenak, kemudian melirik instrumen lain,

dan lalu mengikuti lagi (Endraswara, 2008: 71). Konsentrasi yang dilatihkan pada

pengrawit saron demung berkaitan dengan aspek kognitif (pikiran), afektif

(sikap), dan psikomotorik (tindakan). Kaitan dengan aspek kognitif adalah fokus

dalam memainkan instrumen saron demung dan dapat menyesuaikan suara

dengan instrumen lainnya agar suara yang dikeluarkan dapat selaras. Kaitan

dengan aspek afektif adalah pengrawit harus lebih percaya diri pada saat menabuh

setiap wilahan agar lagu yang dimainkan dapat indah untuk didengarkan. Kaitan

dengan aspek psikomotorik adalah pemain saron demung harus bisa menghafal

setiap gending yang akan dimainkan, sehingga pada saat tampil di depan

panggung dapat pengrawit dapat lebih percaya diri. Selain itu, pengrawit harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

24

bisa menyesuaikan irama pukulan melalu pendengaran untuk merasakan irama

kendhang sebagai pemimpin irama gendhing.

Pengrawit saron demung dibiasakan untuk memiliki sikap konsentrasi. Dari

penjelasan yang telah dibahas di atas, peneliti akan menyusun prototype buku

pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrument saron demung, khususnya

pada bagian II cergam yang berjudul “Memainkan Sarong Demung Mengasah

Konsentrasi”. Pada cergam tersebut diceritakan seorang tokoh yang bernama Ardi

ditunjuk oleh gurunya untuk memainkan instrumen saron demung. Ardi juga

diajarkan untuk memeiliki nilai konsentrasi tinggi supaya dapat menyesuaikan

suara dengan instrumen lainnya. Peneliti menyusun alur secara sederhana dengan

menggunakan ilustrasi gambar, supaya siswa yang membaca dapat lebih tertarik.

2.1.6 Cerita bergambar

Pada bagian cerita bergambar ini akan diuraikan mengenai pengertian

cerita bergambar, cerita bergambar bewarna, dan cerita bergambar tidak bewarna.

2.1.6.1 Pengertian cerita bergambar

Pengertian cerita bergambar adalah suatu bentuk seni yang menggunakan

gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa untuk memperjelas

sebuah teks cerita. Biasanya cergam dicetak di atas kertas dan teks adalah bagian

utama di dalamnya. Cergam merupakan media yang unik, menggambarkan teks

dan gambar dalam bentuk yang kreatif, media yang sanggup menarik perhatian

semua orang dari segala usia, karena memiliki kelebihan, yaitu mudah dipahami

(Putra, 2008:10).

Buku cerita bergambar adalah buku bergambar tetapi dalam bentuk cerita,

bukan buku informasi. Dengan demikian buku cerita bergambar sesuai dengan

ciri-ciri buku cerita, mempunyai unsur-unsur cerita (tokoh, plot, alur). Buku cerita

bergambar ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, (1) buku cerita bergambar

dengan kata-kata, (2) buku cerita bergambar tanpa kata-kata. Buku cerita

bergambar merupakan sesuatu yang tidak asing dalam kehidupan anak-anak.

Disamping itu, buku adalah sebuah media yang baik bagi anak-anak untuk belajar

membaca. Buku cerita bergambar merupakan kesatuan cerita disertai dengan

gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias dan pendukung cerita yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

25

dapat membantu proses pemahaman terhadap isi buku tersebut. Melalui buku

cerita bergambar, diharapkan pembaca dapat dengan mudah menerima informasi

dan deskripsi cerita yang hendak disampaikan. Menurut Mitchell dalam

(Nurgiyantoro, 2005:159) mengungkapkan fungsi dan pentingnya buku cerita

bergambar sebagai berikut:

1. Membantu perkembangan emosi anak.

2. Membantu anak belajar tentang dunia dan keberadaannya.

3. Belajar tentang orang lain, hubungan yang terjadi dan pengembangan perasaan.

4. Memperoleh kesenangan.

5. Untuk mengapresiasi keindahan, dan

6. Untuk menstimulasi imajinasi.

2.1.6.2 Cerita bergambar bewarna

Menurut Mitchell (2003:87) buku cerita bergambar adalah buku yang di

dalamnya terdapat gambar dan kata-kata, yang tidak berdiri sendiri-sendiri,

melainkan saling bergantung menjadi sebuah kesatuan cerita. Pada usia anak SD

pemilihan penggunaan buku cerita bergambar merupakan salah satu pilihan yang

bagus karena pada usia tersebut anak-anak masih menyukai cerita-cerita dan

gambar-gambar yang penuh warna. Pendapat lain tentang buku cerita bergambar

juga diungkapkan oleh Rothlein dan Meinbach (1991:90) “a picture storybooks

conveys its message through illustrations and written text; both elements are

equally important to the story”. Ungkapan ini mengandung pengertian bahwa

cerita bergambar adalah buku yang memuat pesan melalui ilustrasi yang berupa

gambar dan tulisan. Gambar dan tulisan tersebut membentuk kesatuan yang utuh.

Berdasarkan pendapat di atas secara garis besar buku cerita bergambar merupakan

cerita yang ditulis dengan gaya bahasa ringan yang dilengkapi dengan gambar

yang menjadi satu kesatuan. Tema dalam cerita bergambar juga seringkali

berkenaan dengan pribadi/pengalaman pribadi sehingga pembaca mudah

mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dirinya melalui

perwatakan tokoh-tokoh utamanya (Hasanah dkk, 2016: 989). Dari buku cerita

bergambar yang dilengkapi dengan warna, maka siswa dapat memiliki minat yang

sangat tinggi untuk membacanya dan juga dapat menjadi lebih lama dalam

membaca buku yang memiliki sebuah informasi penting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

26

2.1.6.3 Cerita bergambar tidak bewarna

Gambar merupakan media yang menarik perhatian dan disukai anak-anak,

karena di dalam gambar terdapat bentukbentuk objek dan warna yang jelas

sehingga anak mudah dalam menggambarkan tokoh yang sebenarnya. Media

gambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses pemahaman isi

cerita. Media gambar banyak kita temukan salah satunya pada buku cerita

bergambar. Buku cerita bergambar merupakan cerita berbentuk buku dimana

terdapat gambar sebagai perwakilan cerita yang saling berkaitan. Selain terdapat

gambar, juga terdapat tulisan yang dapat mewakili cerita yang ditampilkan oleh

gambarnya, melalui media gambar tidak bewarna dapat memperkuat ingatan anak

serta mempermudah pemahaman anak dalam memahami isi cerita. Siswa-siswi

memiliki kemampuan yang berbeda dalam berbahasa (mendengar, berbicara,

membaca dan menulis), termasuk dalam memahami cerita bergambar.Melalui

bacaan yang tepat dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan berbagai

aspek perkembangan siswa. Cerita bergambar yang tidak bewarna dapat

meningkatkan daya imajinasi siswa dalam memberikan warna sesuai dengan

keinginan siswa masing-masing (Fitriani dkk, 2016: 53-54).

Prototipe buku yang disusun peneliti terdiri dari dua bagian. Bagian pertama

artikel yang memuat informasi mengenai gamelan dan nilai-nilai budi pekerti

yang terkandung di dalamnya. Bagian kedua berupa cergam tidak bewarna

mengenai penjelasan instrumen saron demung. Prototipe tersebut diharapkan

dapat menjadi media pendidikan, terutama membantu siswa SD dalam kegiatan

literasi.

2.1.7 Literasi

Literasi adalah kemampuan siswa dalam membaca dan menulis. Literasi

dapat dijadikan sarana bagi guru untuk memfasilitasi siswa dalam meningkatkan

minat membaca siswa sebelum kegiatan belajar dimulai. Literasi melatih

kemampuan siswa untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan,

mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan

mengkomunikasikan, informasi untuk mengatasi berbagai persoalan dan

kemampuan melek huruf (akasara) yang di dalamnya meliputi kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

27

membaca dan menulis. Pemerintah telah mewajibkan kepada setiap jenjang

pendidikan untuk menerapkan sistem literasi di sekolah selama 15 menit sebelum

jam pelajaran dimulai. Hal tersebut telah dituangkan kedalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 215 (Wiedarti dkk, 2016:ii).

2.1.7.1 Tujuan Literasi

Tujuan umum Literasi adalah menumbuhkembangkan budi pekerti peserta

didik melalui pembudayaan ekositem literasi sekolah yang diwujudkan dalam

Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Tujuan khusus:

1. Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah.

2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak

agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku

bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

Mengacu pada metode pembelajaran kurikulum 2013 yang menempatkan

peserta didik sebagai subjek pembelajaran dan guru sebagai fasilitator, kegiatan

literasi tidak lagi berfokus pada peserta didik semata. Guru selain fasilitator, juga

menjadi subjek pembelajaran. Akses yang luas pada sumber informasi, baik di

dunia nyata maupun dunia maya dapat menjadikan peserta didik lebih tahu

daripada guru. Oleh sebab itu, kegiatan peserta dalam berliterasi semestinya

tidak lepas dari konstribusi guru, dan guru sebaiknya berupaya menjadi

fasilitator yang berkualitas (Wiedarti dkk, Kemendikbud, 2016: 10). Praktik-

praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan prinsip-prinsip

berikut:

1. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat

diprediksi.

Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling

beririsan antar tahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi

peserta didik dapat membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasaan

dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

28

2. Program literasi yang baik bersifat berimbang.

Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa tiap

peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, strategi

membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan disesuaikan

dengan jenjang pendidikan. Program literasi yang bermakna dapat dilakukan

dengan memanfaatkan bahan bacaan kaya ragam teks, seperti karya sastra

untuk anak dan remaja.

3. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum.

Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab

semua guru di semua mata pelajaran sebab pembelajaran mata pelajaran

apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan

demikian, pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan

kepada guru semua mata pelajaran.

4. Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun.

Misalnya, ‘menulis surat kepada presiden’ atau ‘membca untuk ibu’

merupakan contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.

5. Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan.

Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan

lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan

diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar

kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk

menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan

menghormati perbedaan pandangan.

6. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman.

Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi di

sekolah. Bahan bacaan untuk peserta didik perlu merefleksikan kekayaan

budaya Indonesia agar mereka dapat terpajan pada pengalaman multikultural.

Program literasi sekolah diharapkan dapat menciptakan ekosistem sekolah

yang literat, yang akhirnya, menumbuhkan budi pekerti peserta didik (Faizah

dkk, Kemendikbud, 2016: 33). Ekositem sekolah yang literat mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

29

a. Menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat warganya

dalam belajar.

b. Semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama.

c. Menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan.

d. Memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi

kepada lingkungan sosialnya.

e. Mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal sekolah.

Sarana literasi mencakup perpustakaan sekolah, sudut baca kelas, dan area

baca. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat pembelajaran di SD. Pengembangan

dan penataan perpustakaan menjadi bagian penting dari pelaksanaan gerakan

literasi SD dan pengelolaan pengetahuan yang berbasi pada bacaan.

Perpustakaan yang dikelola dengan baik mampu meningkatkan minat baca

warga SD dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat. Perpustakaan

SD idealnya berperan dalam mengkoordinasi pengelolaan sudut baca kelas, area

baca, dan prasarana literasi di SD (Faizah dkk, Kemendikbud, 2016: 16).

Prototipe buku yang telah disusun peneliti diharapkan dapat menjadi

sarana literasi oleh siswa SD kelas atas. Prototipe tersebut dapat digunakan

untuk menumbuhkan semangat siswa dalam belajar maupun membaca. Isi

prototipe yang berupa informasi sederhana mengenai gamelan dan nilai-nilai

budi pekerti, diharapkan dapat mendukung tujuan umum gerakan literasi sekolah

yang dapat menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui literasi

sekolah agar mereka menjadi peserta didik yang berbudi luhur.

2.2 Penelitian yang relevan

Penelitian yang terkait dengan pengembangan buku prototipe buku

pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan (untuk SD) masih sedikit

untuk dijadikan sumber hasil penelitian yang relevan. Dalam penelitian ini

menggunakan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sebagai

acuan untuk penelitian ini. Penelitian tersebut diantaranya:

2.2.1 Penelitian tentang Budi Pekerti

Penelitian Yuliantoro (2012). Dengan judul penelitian Penanaman Nilai-

nilai Budi Pekerti Pada Anak Melalui Kesenian Tradisional. Penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

30

bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti pada anak dalam

menghadapi dampak negatif kemajuan teknologi melalui kesenian tradisional

yang banyak mengandung nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya dalam kesenian wayang kulit, karawitan atau

gamelan, dan tari. Mempelajari kesenian tradisional merupakan salah satu

aktivitas yang baik bagi proses pengembangan kepribadian anak, karena dalam

kesenian tradisional banyak mengandung nilai-nilai luhur, seperti budi pekerti,

sopan santun, kebijaksanaan, dan sebaigainya.

2.2.2 Penelitian tentang Gamelan

Penelitian Sukinah (2011). Dengan judul penelitian Seni Gamelan Jawa

Sebagai Alternatif Pendidikan Karakter bagi Anak Autis di Sekolah Luar

Biasa. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk karakter nilai-nilai perilaku

individu berdasarkan norma agama, budaya, hukum, adat istiadat dan estetika.

Peserta didik yang dimaksud adalah anak-anak berkebutuhan khsusus dimana

mereka memerlukan layanan khusus sehingga individu dapat berkembang

secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya serta menjadi individu

yang berkarakter. Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi pembelajaran

yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristiknya. Proses

pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata

pelajaran termasuk seni gamelan Jawa yang dapat dikemas dalam kegiatan

anak intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

2.2.3 Penelitian tentang Cerita Bergambar

Penelitian Saputri (2016). Dengan judul penelitian Pengembangan

Prototipe Buku Cerita Bergambar Tentang Tradisi Nglarung Dalam Konteks

Pendidikan Karakter Kebangsaan. Penelitian ini berisi bahwa kegiatan

aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat mengandung nilai-nilai bersyukur,

kerjasama/persaudaraan/persatuan, dan kegigihan. Namun pada dasarnya anak

yang berusia 9-11 tahun masih belum mengerti tata cara persiapan tradisi

nglarung yang bertujuan mempererat persaudaraan dan persatuan. Kemudian

peneliti terdorong untuk mengembangkan prototipe buku cerita bergambar

tentang tradisi nglarung dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

31

2.2.1. Desain Bagian Penelitan yang Relevan

Gambar 1.1 Penelitian yang Relevan

Sus

2.3 Kerangka berpikir

Budi pekerti berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut

kebaikan dan keburukannya melalui norma agama, norma hukum, tata krama dan

sopan santun, norma budaya dan adat istiadat masyarakat. Budi pekerti akan

mengidentifikasi perilaku positif yang diharapkan dapat terwujud dalam

perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan kepribadian peserta didik.

Maka dari itu alangkah baiknya guru membiasakan penanaman nilai budi pekerti

kepada anak sejak berada di kelas bawah, agar anak dapat menjadi lebih

memahami mengenai perilaku baik terhadap masyarakat sekitar.

Gamelan merupakan alat musik khas Indonesia yang sekarang menjadi

warisan dunia, banyak dari kalangan orang tua yang berada di pulau Jawa sangat

gemar memainkannya dan merawatnya hingga saat ini, akan tetapi banyak dari

Yuliantoro (2012) dengan judul penelitian

Penanaman Nilai-nilai Budi Pekerti Pada

Anak Melalui Kesenian Tradisional. Peneliti

barasumsi bahwa kesenian tradisional

merupakan sarana yang baik untuk

menanamkan pendidikan budi pekerti pada

anak.

Sukinah (2011) dengan judul penelitian Seni

Gamelan Jawa Sebagai Alternatif Pendidikan

Karakter Bagi Anak Autis Di Sekolah Luar

Biasa. Proses pendidikan karakter dapat

diintegrasikan dalam pembelajaran pada

setiap mata pelajaran termasuk seni gamelan

Jawa.

Saputri (2016) dengan judul penelitian

Pengembangan Prototipe Buku Cerita

Begambar Tentang Tradisi Nglarung Dalam

Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan.

Peneliti beranggapan bahwa dengan

dibuatnya cergam yang berkaitan dengan

tradisi nglarung, maka memahami arti tradisi

nglaring di kehidupan bermasyarakat.

Yang diteliti:

Pengembangan Prototipe Buku

Pendidikan Budi Pekerti Dalam

Memainkan Instrumen Gamelan Saron

Demung (untuk SD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

32

kalangan anak-anak yang lambat laun banyak yang melupakan tradisi memainkan

gamelan, karena dengan berkembangnya era globalisai menjadi salah satu faktor

yang membuat anak-anak banyak yang meninggalkannya. Dari permasalahan

tersebut alangkah baiknya sekolah menyediakan fasilitas berupa ruang karawitan

untuk anak agar mempunyai keinginan dalam memainkan gamelan dan melatih

anak-anak sejak dini, agar anak dapat menjaga dan melestarikan budaya yang

telah diwariskan oleh dunia untuk Indonesia. Dalam memainkan gamelan,

pengrawit diajarkan untuk memiliki nilai-nilai budi pekerti. Nilai nilai budi

pekerti tersebut antara lain: disiplin, ketekunan, konsentrasi, bertanggung jawab,

sopan, dan religiusitas. Dari sini peneliti terdorong untuk membuat produk berupa

“pengembangan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan

instrumen gamelan saron demung (untuk SD)”, yang bertujuan untuk memandu

anak-anak dalam memainkan gamelan dan sekaligus mengajarkan pada anak

mengenai nilai-nilai budi pekerti yang terkandung didalam perangkat-perangkat

gamelan. Produk yang telah dibuat diharapkan dapat menjadi sarana literasi bagi

siswa.

2.3.1 Pertanyaan penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

2.3.1.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe buku pendidikan budi

pekerti dalam memainkan instrumen gamelan saron demung (untuk SD)?

2.3.1.2 Bagaimana kualitas prototype buku pendidikan budi pekerti dalam

memainkan instrumen gamelan saron demung (untuk SD) menurut guru

gamelan sekolah dasar?

2.3.1.3 Bagaimana kualitas prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam

memainkan instrumen gamelan saron demung (untuk SD) menurut ahli

bahasa?

2.3.1.4 Bagaimana kualitas prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam

memainkan instrumen gamelan saron demung (untuk SD) menurut hasil

uji coba pada siswa sekolah dasar?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

33

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III dalam metode penelitian ini akan membahas tentang jenis penelitian,

setting penelitian, prosedur uji coba produk, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and Development)

yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan penelitian dan pengembangan R&D

(Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu. Produk itu bisa berupa buku ajar, media

pembelajaran, model pembelajaran, model evaluasi, model kepemimpinan, model

manajamen, model uji kompetensi dan lain-lain (Sugiyono, 2015: iii). Penelitian

dan pengembangan berfungsi untuk memvalidasi dan mengembangkan produk.

Memvalidasi produk, berarti produk itu telah ada, dan peneliti hanya menguji

efektivitas atau validitas produk tersebut. Mengembangkan produk dalam arti luas

berarti memperbarui produk yang telah ada (sehingga menjadi lebih praktis,

efektif, dan efesien) atau menciptakan produk baru (yang sebelumnya belum

pernah ada) (Sugiyono, 2015: 28). Sejalan dengan pendapat tersebut, R&D

(Research and Development) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,

yang dapat dipertanggungjawabkan (Syaodih, 2008: 164). Berdasarkan dua

pendapat ahli yang ada diatas, maka dapat disimpulkan bahwa R&D (Research

and Development) adalah jenis penelitian yang dapat menghasilkan dan

mengembangkan produk dengan cara yang sitematis. Penelitian ini dapat disebut

sebagai penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan sebuah

produk berupa prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan

gamelan (untuk SD).

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian ini akan membahas tentang tempat penelitian, subjek

penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

34

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini diawali dengan wawancara terhadap dua narasumber dari

praktisi gamelan dan guru SD yang melatih karawitan untuk memperoleh data

awal. Selanjutnya adalah peneliti menyebarkan angket untuk menemukan potensi

dan masalah untuk menganalisis kebutuhan siswa, penyebaran angket

dilaksanakan di SD Kanisius Gowongan yang berlamatkan Jl. P Diponegoro

No.50, Gowongan, Jetis, Gowongan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa

Yogyakarta 55233. Selanjutnya uji coba produk dan penyebaran angket

dilaksanakan di SD Kanisius Minggir yang beralamatkan Minggir, Sendangagung,

Minggir, Sleman 55562 Yogyakarta.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek ketika melakukan wawancara adalah seniman gamelan di Kulon

Progo Yogyakarta dan guru gamelan di SD Negeri Tanjungharjo. Subjek uji

penelitian yang akan diteliti adalah siswa SD Kanisius Gowongan yang berjumlah

10 siswa yang mengikuti ektrakurikuler karawitan (analisis kebutuhan siswa), 21

siswa SD Kanisius Minggir (uji coba produk) yang mengikuti ekstrakurikuler

karawitan di SD Kanisius Minggir Sleman.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan prototipe buku pendidikan budi

pekerti dalam memainkan gamelan (untuk SD) yang mengikuti kegiatan

ektrakurikuler karawitan dalam konteks pendidikan budi pekerti dalam

memainkan instrumen gamelan.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu selama enam bulan. Terhitung mulai

dari bulan September 2017 sampai bulan Februari 2018.

3.3 Prosedur Pengembangan

Dalam prosedur pengembangan, menurut Borg and Gall dalam (Sugiyono,

2015:35-36) mengemukakan sepuluh langkah dalam penelitian Research and

Development (R&D). Prosedur pengembangan ini dilakukan melalui sepuluh

langkah prosedur pengembangan, tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan

data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk,

(7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi masal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

35

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall dalam

(Sugiyono, 2012: 298) ditunjukkan pada bagan berikut:

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Pengembangan Menurut Sugiyono

Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan 6 prosedur yang ada

dalam buku Sugiyono dikarenakan keterbatasannya waktu, tenaga, dan biaya yang

tidak memungkinkan peneliti melakukan semua langkah yang ada. Peneliti hanya

menggunakan 6 langkah tersebut diantaranya adalah (1) potensi dan masalah, (2)

pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji

coba produk, sehingga dapat menghasilkan produk pengembangan buku prototipe

buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan (untuk SD).

Prosedur penelitian dan pengembangan akan dijelaskan dalam gambar

bagan berikut ini:

Potensi dan

Masalah

Pengumpulan

Data

Desain

Produk

Validasi

Desain

Revisi Desain Ujicoba

Pemakaian

Revisi Produk Uji coba

Produk

Revisi Produk

Produksi Masal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

36

Gambar 3 Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Digunakan

Oleh Peneliti.

Pengembangan Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Saron

Demung (Untuk SD)

Tahap I

Potensi dan Masalah Analisis Kebutuhan Anak:

Wawancara dan angket

Tahap II

Pengumpulan Data

Wawancara kepada praktisi

Pembagian Lembar angket Pra

Penelitian

Studi Kepustakaan

Tahap III

Desain Produk

Membuat kisi-kisi

Menentukan Gambar Perangkat Gamelan

Merancang Prototipe Buku Pendidikan

Budi Pekerti dalam Memainkan instrumen

Gamelan Saron Demung (untuk SD)

Tahap IV

Validasi Desain

Tahap V

Revisi Desain

Tahap VI

Uji Coba Produk

Membuat Instrumen Validasi

Validasi Oleh Ahli

Pengumpulan Kritik dan Saran Ahli

Revisi Prototipe Buku Pendidikan

Budi Pekerti Dalam Memainkan

Instrumen Gamelan Saron demung

(untuk SD)

Pengumpulan Kritik dan Saran Ahli

Revisi Prototipe Buku Pendidikan Budi

Pekerti Dalam Memainkan Instrumen

Gamelan Saron Demung (untuk SD)

Membagikan Prototipe

Menulis Refleksi

Mewarnai Gambar

Tahap VI

Uji Coba Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

37

3.3.1 Potensi dan Masalah

Penelitian ini dibuat berawal dari adanya potensi dan masalah yang

ditemukan peneliti melalui wawancara dan pengamatan analisis kebutuhan siswa

di Yogyakarta. Pada awal penelitan, peneliti melakukan wawancara kepada

praktisi gamelan dan guru SD yang melatih karawitan. Setelah peneliti melakukan

wawancara, analisis kebutuhan anak dilakukan dengan membagikan lembar

angket kepada siswa kelas V SD Kanisius Gowongan. Tujuan dari pembagian

angket ini adalah untuk mengetahui pemahaman anak mengenai gamelan dan

apakah siswa-siswi membutuhkan sebuah buku pendidikan dalam memainkan

gamelan yang memiliki nilai budi pekerti. Maka buku pendidikan budi pekerti

dalam memainkan gamelan ini disusun dan dikembangkan untuk mencapai tujuan

yang diharapkan sesuai dengan konteks pendidikan budi pekerti.

3.3.2 Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara kepada

praktisi gamelan mengenai, apakah siswa SD membutuhkan cerita bergambar

sederhana yang berisi tentang informasi nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan

gamelan. Selanjutnya pengumpulan data dilakukan dengan cara, peneliti

menyusun instrumen yang berupa angket lalu membagikan lembar angket kepada

siswa SD Kanisius Gowongan yang beralamatkan di Jl. P Diponegoro No.50,

Gowongan, Jetis, Gowongan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa

Yogyakarta 55233. Pengumpulan data dilakukan sebagai upaya untuk

mengetahhui bentuk perencanaan buku cergam pendidikan budi pekerti dalam

memainkan gamelan yang akan dibuat, sehingga dapat menghasilkan produk yang

mampu membantu pemahaman siswa SD.

3.3.3 Desain Produk

Desain produk berupa prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam

memainkan instrumen gamelan saron demung untuk SD. Prototipe tersebut berisi

dua bagian, bagian pertama berisi artikel “Nilai-nilai Budi Pekerti dalam

Memainkan Gamelan”. Isinya tentang pengertian gamelan, nilai-nilai budi pekerti

dalam instrumen gamelan, dan nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan.

Bagian dua berisi cergam yang berjudul “Memainkan Saron Demung Mengasah

Konsentrasi”. Isinya menceritakan seorang tokoh yang bernama Ardi ditunjuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

38

oleh gurunya untuk menabuh saron demung. Ia dilatih untuk selalu konsentrasi,

karena dalam menabuh saron demung Ardi harus mengetahui kapan ia harus

menabuh dengan lembut, dan menabuh dengan keras agar suara yang dihasilkan

dari instrumen saron demung dapat selaras dengan instrumen yang lain dan indah

untuk didengar. Peneliti sangat tertari untuk membuat Cergam ini agar dapat

dijadikan sarana literasi oleh guru sebelum pelajaran dimulai.

Pada tahap ini, peneliti membuat deskripsi mengenai nilai-nilai budi

pekerti dalam memainkan gamelan dengan data yang didapat dari praktisi

gamelan, guru gamelan, dan sumber buku. Pada tahap ini, peneliti merancang

prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan

saron demung dengan mendesain dan membuat sketsa gambar yang dapat

memudahkan pemahaman siswa terhadap pendidikan budi pekerti yang

terkandung dalam memainkan gamelan. Kemudian, peneliti mencoba untuk

menggambar sketsa tata cara dalam memainkan gamelan yang juga dibantu oleh

ilustrator, seperti pengrawit yang sedang mengambil pukulan, sikap pengrawit

ketika memasuki arena gamelan, pelatih yang sedang melatih karawitan,

pengrawit yang sedang berdoa sebelum memainkan gamelan, pengrawit yang

sedang tampil di atas panggung, cara memainkan instrumen saron demung, dan

penerimaan hadiah. Pada bagian akhir cerita bergambar, peneliti membuat lembar

refleksi untuk siswa sebagai alat ukur apakah siswa-siswi dapat memahami

informasi yang terdapat pada cerita bergambar. Peneliti kemudian menentukan

sumber pustaka yang akan digunakan dalam penyusunan buku cerita bergambar.

Desain prototipe terdiri dari cover, daftar isi, kata pengantar, pengertian gamelan,

nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan, nilai-nilai budi pekerti dalam

memainkan gamelan, gambar tentang memainkan gamelan, refleksi, daftar

pustaka, dan biografi singkat penulis.

3.3.4 Validasi Desain

Produk berupa prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan

instrumen gamelan saron demung untuk SD yang sudah dibuat, perlu di validasi

oleh ahli terlebih dahulu sebelum diuji cobakan. Validasi akan dilakukan oleh

salah satu praktisi gamelan yang mengajar karawitan di SD dan satu ahli bahasa

guru SD. Validasi dilakukan dengan cara memberikan desain produk dan lembar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

39

kuisioner pada ahli. Validasi prototipe ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan

saran serta penilaian dari ahli terhadap produk yang dikembangkan. Hal itu

meliputi dari segi bahasa apakah sudah sesuai dengan kaidah penulisan EYD atau

belum, dan apakah bahasa mudah dipahami oleh siswa SD kelas V. Melalui kritik

dan saran yang diperoleh maka peneliti dapat menemukan kelebihan dan

kekurangan dari produk yang dikembangkan.

3.3.5 Revisi Desain

Berdasarkan hasil validasi, peneliti melakukan revisi desain produk berupa

prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan

saron demung untuk SD. Kritik dan saran dari ahli praktisi gamelan dan ahli

bahasa guru SD dapat digunakan sebagai landasan untuk memperbaiki desain

produk. Setelah produk selesai direvisi, diharapkan produk dapat mudah dipahami

oleh siswa SD.

3.3.6 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan setelah prototipe buku direvisi dan siap untuk

diuji cobakan. Uji coba produk dilaksanakan terhadap siswa SD, langkah ini

dilaksankan terhadap siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun ajaran 2017/2018

yang berjumlah 21 siswa. Tujuan dari uji coba produk ini adalah untuk

mengetahui apakah prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan

instrumen gamelan saron demung untuk SD ini benar-benar memiliki kualitas dan

keefektifan untuk membantu pemahaman siswa mengenai nilai-nilai budi pekerti

yang terkandung dalam memainkan gamelan.

3.4 Uji Coba Produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data guna

mengetahui kualitas buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan

yang telah dibuat oleh peneliti. Data dari hasil uji coba produk digunakan untuk

memperbaiki dan menyempurnakan produk buku pendidikan budi pekerti dalam

memainkan gamelan. Dengan uji coba produk, prototipe buku pendidikan budi

pekerti yang diteliti dan dikembangkan benar-benar teruji secara empiris. Uji coba

dilakukan setelah divalidasi oleh ahli gamelan dan guru bahasa SD. Kegiatan uji

coba lapangan dilakukan pada siswa SD kelas V di SD Kanisius Minggir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

40

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur seperti tes, angket, wawancara, dan

pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam

suatu penelitian (Sugiyono, 2015: 156). Instrumen dalam penelitian ini

menggunakan dua cara yaitu wawancara terstruktur dan angket. Wawancara

terstruktur dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

siswa mengenai nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan. Angket

digunakan untuk menganalisis kebutuhan siswa dan mengetahui seberapa

perlunya buku cerita bergambar mengenai nilai-nilai budi pekerti dalam

memainkan instrumen gamelan saron demung untuk siswa SD. Lembar angket

yang diberikan berupa instrumen pra penelitian yang diberikan kepada 10 siswa di

SD Kanisius Gowongan untuk mengetahui data awal tentang sejauh mana buku

pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan saron demung

untuk SD dibutuhkan, dan instrumen uji coba produk berupa beberapa pertanyaan

refleksi yang diberikan kepada 21 siswa di SD Kanisius Minggir. Berikut ini

adalah pedoman wawancara dan angket yang digunakan untuk penelitian:

3.5.1 Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti telah

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternatif jawabannya pun telah disiapkan (Sugiyono, 2012: 138). Wawancara

terstruktur dalam penelitian berbentuk daftar pentanyaan yang ditujukan kepada

praktisi gamelan. Berikut adalah kisi-kisi wawancara terstruktur yang digunakan

oleh peneliti.

Tabel43.1 Daftar Pertanyaan Wawancara Terstruktur

No Pertanyaan

1 Sejak kapan anda tetarik pada gamelan?

2 Mengapa anda tertarik pada gamelan?

3 Apa yang anda pikirkan/rasakan ketika mendengarkan musik gamelan?

4 Apakah ada nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan?

5 Apakah menurut anda siswa-siswi perlu diperkenalkan gamelan sejak dini untuk

menyukai gamelan? Mengapa?

6 Apakah menurut anda perlu ada buku sederhana untuk siswa SD yang memuat

informasi tentang gamelan yang memiliki nilai-nilai budi pekerti? Mengapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

41

3.5.2 Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan

data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang diukur dan tahu apa

yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2012: 142). Tipe pertanyaan

dalam angket penelitian ini adalah pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka, adalah

pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya

berbentuk uraian tentang sesuatu hal (Sugiyono, 2012: 143). Lembar angket akan

diberikan kepada siswa SD kelas V SD Kanisius Gowongan, khususnya siswa

yang mengikuti ektrakurikuler karawitan. Berikut ini adalah kisi-kisi lembar

angket yang telah dilakukan oleh peneliti.

Tabel53.2 Kisi-kisi angket pra penelitian

NO ASPEK INDIKATOR PERTANYAAN

1. GAMELAN

SEBAGAI SALAH

SATU KESENIAN

JAWA

GAMELAN

Gamelan merupakan salah satu alat

musik dari kebudayaan Jawa

1. Kamu sudah

memainkan gamelan

sejak kelas....................

2. Gamelan merupakan

salah satu alat musik dari

.........

Pakaian yang digunakan saat

pementasan

3. Pakaian yang harus

dikenakan saat

pementasan gamelan

adalah.....

2. BUDI PEKERTI

DALAM

MEMAINKAN

GAMELAN

SEBELUM

Mengheningkan cipta (menyiapkan

hati dan pikiran)

4. Sebelum memainkan

gamelan, kamu harus .....

Berdoa (Religius)

Berjalan jongkok (Rendah hati)

Tidak melangkahi perangkat

gamelan (Sopan santun)

Menyembah dengan tangan

dikatupkan (Menghormati)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

42

PADA SAAT

Tabuh gamelan harus sesuai

jenisnya (Merawat gamelan, agar

tidak rusak)

5. Pada saat memainkan

gamelan, kamu harus .....

Posisi duduk (Adat istiadat)

Menjaga perkataan dan perbuatan

(Sopan santun)

Membunyikan instrumen secara

bersama-sama (Kerjasama)

Memukul instrumen secara lembut

(Sopan santun)

Tidak makan dan minum

(Kebersihan)

Tidak bergurau (Konsentrasi)

Keras lembutnya tabuhan

(Mengolah emosi)

Tidak mengendong tas (Estetika)

Alat tabuh diletakkan di atas

perangkat (Kerapian)

Merapikan sesuai posisi semula

(Kerapian)

SESUDAH

Menyembah tangan dikatupkan

(Menghormati)

6. Sesudah memainkan

gamelan, kamu harus

..... Berdoa (Religius)

Berjalan jongkok (Rendah hati)

Gamelan harus ditutup dengan kain

(Kebersihan)

3 LITERASI Refleksi pengalaman memainkan

gamelan.

7. Pengalaman yang

mengesankanmu saat

memainkan gamelan

adalah....

4 PERLU/TIDAK

PROTOTIPE BUKU

TENTANG

MEMAINKAN

GAMELAN

Buku tentang memainkan gamelan. 8. Buku untuk

memainkan gamelan

yang pernah kamu baca

adalah......

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

43

3.5.3 Instrumen Validasi Angket Pra Penelitian

Validasi angket dilakukan oleh dua orang ahli yang terdiri dari satu

praktisi gamelan dan satu guru seni karawitan SDN Tanjungharjo. Dari kedua

validator tersebut, angket yang akan dibagikan kepada anak mendapatkan

beberapa komentar dan saran dari kedua ahli terkait dengan kelayakan instrumen

yang akan diberikan. Berikut di bawah ini adalah tabel rekap validasi angket.

Tabel 6Tabel 3.3 Hasil rekap validasi angket pra penelitian

NO ASPEK Validator 1 Validator 2

Skor Saran Skor Saran

1

Bahasa

a. Bahasa sesuai

dengan kaidah

penulisan yang

baik dan benar.

3

Pertanyaan perlu

diteliti lagi dan dilihat

bahasa yang

menggunakan bahasa

baku dan tidak baku.

4 _

b. Susunan kalimat

dapat dipahami

oleh siswa. 2

Pertanyaan yang

diberikan sebaikanya

diberikan yang lebih

simpel lagi, karena

nantinya jawaban yang

ditulis oleh siswa akan

terlalu luas.

4

_

c. Susunan kalimat

tidak mengarah

kepada jawaban

tertentu.

2

Jawaban terlalu luas

untuk anak usia SD.

4

_

2. Keterkaitan Pertanyaan

a. Pertanyaan yang

diajukan sesuai

dengan tujuan

penelitian.

3

_

3

kalimat di

indikator

sebaiknya kata

pertanyaan diganti

pernyataan.

b. Pertanyaan yang

diajukan

berkaitan dengan

gamelan sebagai

salah satu

kesenian Jawa.

2

Pertanyaan baru

menyangkut

pakaian, sementara

ada banyak

komponen dalam

gamelan Jawa.

4

_

c. Pertanyaan yang 4 _ 4 _

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

44

diajukan

berkaitan dengan

sebelum/pada

saat/sesudah

memainkan

gamelan yang

memuat nilai-

nilai budi

pekerti.

d. Pertanyaan

yang diajukan

menggali kesan

siswa dalam

memainkan

gamelan.

2

pertanyaan harus

dibuat lebih

terperinci.

4

_

e. Pertanyaan yang

diajukan

menggali

kebutuhan siswa

tentang buku

mengenai

gamelan.

2

pertanyaan perlu

diubah, tidak

menanyakan jumlah

buku yang dibaca,

melainkan pelukah

buku cerita

mengenai tuntunan

bermain musik

gamelan?

2

validator perlu

diberikan bukunya.

3. Kelayakan

instrumen untuk

dibagikan kepada

siswa kelas V-VI

SD.

2

Tata tulis perlu

diperbaikin

- margin

- spasi 4

_

TOTAL SKOR 22 33

Skor rata-rata 27,5

Nilai rata-rata 3,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

45

Berdasarkan hasil validasi di atas menunjukkan bahwa angket pra

penelitian untuk siswa sudah layak digunakan kepada siswa kelas V SD, peneliti

dapat mengatakan instrumen angket pra penelitian sudah layak digunakan karena

hasil validasi yang didapatkan sebesar 3. Untuk mengetahui kelayakan

penggunaan angket berdasarkan jumlah skor, peneliti menyajikan pedoman

penggolongan kualitas sebagai berikut:

Tabel 7 Tabel 3.4 Pedoman Penggolongan Kualitas

No Kelayakan Instrumen Bobot skor

1 Instrumen sangat layak digunakan X > 3,5

2 Instrumen layak digunakan 3 X ≤ 3,5

3 Instrumen cukup layak digunakan 2 < X ≤ 3

4 Instrumen kurang layak digunakan 1,5< X ≤ 2

5 Instrumen tidak layak digunakan ≤ 1,5

3.5.4 Angket Analisis Kebutuhan Siswa Pra Penelitian

Angket terdiri dari 8 pertanyaan yang akan dibagikan kepada siswa SD

Kanisius Gowongan. Peneliti menyusun angket bertujuan untuk mengetahui

pemahaman siswa mengenai nilai-nilai budi dalam memainkan gamelan dan juga

untuk mengetahui apakah siswa SD membutuhkan buku cerita bergambar. Berikut

ini adalah penyusunan angket pra penelitian untuk siswa SD.

Tabel 8 Tabel 3.5 Angket analisis kebutuhan siswa pra penelitian

Bacalah baik-baik pernyataan berikut dan isilah titik-titik yang terdapat di dalamnya.

1. Kamu sudah memainkan gamelan sejak kelas .......................................................

2. Gamelan merupakan salah satu alat musik dari .........................................................

3. Pakaian yang harus dikenakan saat pementasan gamelan adalah.....

4. Sebelum memainkan gamelan, kita harus ..................................................................

5. Pada saat memainkan gamelan, kita harus ....................................................................

6. Sesudah memainkan gamelan, kita harus ..............................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

46

3.5.5 Instrumen Angket Uji Coba Produk

Peneliti menyusun instrumen uji coba produk untuk mengetahui

pemahaman siswa mengenai nilai-nilai budi pekerti yang terkandung dalam

memainkan gamelan. Instrumen ini nantinya berupa refleksi yang diisi oleh siswa

setelah membaca prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan

gamelan. Berikut ini adalah tabel penyusunan instrumen yang berupa refleksi

setelah siswa membaca produk.

Tabel 9 Tabel 3.6 Angket uji coba produk siswa

7. Tuliskan pengalaman yang mengesankanmu saat memainkan gamelan

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

8. Buku untuk memainkan gamelan yang pernah kamu baca adalah

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................

No Pertanyaan

1 Informasi yang saya dapatkan tentang gamelan dari buku ini adalah

.............................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................

2 Tuliskan 1 nilai budi pekerti yang menurutmu penting saat memainkan gamelan

..............................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................

3 1 instrumen gamelan adalah saron demung. Cara memainkannya adalah dengan cara

..............................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................

4 Nilai budi pekerti saat memainkan saron demung adalah konsentrasi, artinya

..............................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................

5 Perasaan apa yang dirasakan Ardi ketika naik ke atas panggung pada saat tampil

..............................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

47

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang diterapkan (Sugiyono, 2012: 224). Teknik

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan dua teknik, yaitu

teknik wawancara dan angket.

3.6.1 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

dteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2015: 137).

Dalam teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan wawancara terstruktur

karena tiap responden diberi pertanyaan yang sama. Data atau informasi yang

telah diperoleh dari dua narasumber yaitu praktisi gamelan dan guru seni

karawitan di SD, kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai

kebutuhan siswa terhadap nilai-nilai budi pekerti yang terkandung dalam

memainkan gamelan.

3.6.2 Angket

Menurut Mulyatiningsih (2014: 28) angket merupakan alat pengumpulan

data yang memuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh

subjek penelitian. Angket digunakan untuk penelitian yang memiliki jumlah

sampel banyak karena pengisian angket dapat dilakukan bersama-sama dalam satu

waktu. Angket dapat mengungkap banyak hal sehingga dalam waktu singkat

diperoleh banyak data/keterangan. Menurut Sugiyono (2012: 142) angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Dalam pengumpulan data, peneliti memberikan

pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan jawaban dari

pertanyaan yang telah disediakan. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

48

jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan juga dapat bersifat

tertutup, karena jawaban ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Angket yang

disusun oleh peneliti meliputi instrumen angket berupa pertanyaan yang berkaitan

dengan nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan. Hasil analisis angket

dari pakar ahli dan siswa selanjutnya digunakan peneliti sebagai pertimbangan

untuk pengembangan prototipe buku yang akan dibuat.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh peneliti dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif yang didapt berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli

gamelan dan guru seni karawitan di SD untuk memperbaiki produk prototipe

pengembangan buku cerita mengenai nilai-nilai budi pekerti dalam konteks

memainkan gamelan. Adapun komentar tersebut diperoleh dari komentar para ahli

yang akan memberikan masukan terhadap kelayakan buku cerita yang sudah

disusun oleh peneliti. Data dianalisis sebagai dasar untuk mengetahui kelayakan

produk yang dihasilkan.

Data kuantitatif berupa skor yang diberikan oleh para ahli. Data dianalisis

oleh peneliti sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan suatu

produk. Data kuantitatif diperoleh melalui instrumen penelitian berupa lembar

angket. Pedoman penskoran yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan

nilai 1-4. Hasil dari lembar angket berupa data kuantitatif dan dianalisis dengan

menggunakan instrumen skala lima. Berikut adalah tabel skala lima (Widoyoko,

2009: 238).

Penyusunan tabel klasifikasi menggunakan aturan yang sama dengan dasar

jumlah skor responden, yaitu dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas,

dan jarak interval.

Skor tertinggi (ideal) = 4 (Sangat Baik)

Skor terendah = 1 (Sangat Tidak Baik)

Jumlah kelas = 4 (sangat tidak baik sampai baik)

Jarak interval = (4-1)/4 = 0,75 (rentang skor)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

49

Hasil interval sangat baik, baik. tidak baik, sangat tidak baik adalah sebagai

berikut:Tabel 10

Tabel 3.7 Hasil interval skala 1-4

Rerata Skor Klasifikasi

>3,25 s/d 4 Sangat Baik

>2,5 s/d 3,25 Baik

>1,75 s/d 2,5 Tidak Baik

1,0 s/d 1,75 Sangat tidak Baik

Hasil dari instrumen pra penelitian yang sudah divalidasi oleh praktisi

gamelan dan guru seni karawitan di SD menunjukkan rata-rata skor 3,00,

menunjukkan bahwa angket pra penelitian termasuk dalam rentang baik sehingga

dapat digunakan untuk memperoleh data kebutuhan siswa. Angket pra penelitian

yang sudah divalidasi kemudian disebarkan pada siswa SD yang berjumlah siswa

10 di SD Kanisius Gowongan.

Berdasarkan hasil dari penyebaran angket pra penelitian, diperoleh data

sebanyak 50% siswa menjawab bahwa sebelum memainkan gamelan harus berdoa

terlebih dahulu, sebanyak 30% siswa menjawab saat memainkan gamelan harus

fokus/konsentrasi, sebanyak 50% siswa menjawab sesudah memainkan gamelan

harus mengembalikan alat pukul ketempatnya. Selain itu, sebanyak 90% siswa

menjawab perlu adanya buku panduan dalam memainkan gamelan (bukan buku

yang berisi nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan) dan mereka

memerlukan buku cerita yang berisi penjelasan tentang nilai-nilai budi pekerti

dalam memainkan gamelan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian yang terdiri dari : 1) Penjelasan

proses prosedur pengembangan prototipe buku cerita bergambar tentang nilai-nilai

budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan saron demung, 2) Kualitas

prototipe buku cerita bergambar tentang nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan

gamelan, 3) Pembahasan.

4.1 Hasil Peneletian

Hasil penelitian ini membahas tentang proses pengembangan mulai dari

awal yaitu adanya potensi dan masalah yang muncul dan sampai akhir yaitu

produk yang telah selesai dibuat.

4.1.1 Proses Pengembangan

Penelitian ini menggunakan enam tahap penelitian pengembangan (R&D)

menurut Sugiyono, yaitu: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3)

Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, dan (6) Uji coba produk.

Berikut penjelasan dari tahap-tahap tersebut

4.1.1.1 Potensi dan Masalah

Tahap pertama penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti

adalah mengidentifikasi masalah yang terkait dengan nilai budi pekerti dalam

memainkan gamelan. Peneliti melakukan wawancara kepada praktisi gamelan dan

penyebaran angket kepada siswa kelas V SD guna memperoleh data terkait

pemahaman mereka mengenai nilai-nilai budi pekerti yang terdapat dalam

memainkan instrumen gamelan.

Peneliti melakukan wawancara terhadap dua narasumber, narasumber

pertama adalah praktisi gamelan/ahli gamelan, dan narasumber kedua yaitu guru

kesenian karawitan SD. Kedua narasumber mengatakan bahwa pentingnya

mengajarkan kesenian gamelan sejak dini kepada siswa sekolah dasar. Pada saat

melakukan wawancara dengan 2 narasumber yang merupakan praktisi gamelan

dan guru kesenian karawitan SD, beliau mengatakan bahwa kesenian gamelan

banyak mengajarkan nilai budi pekerti yang dapat membentuk karakter seseorang

untuk menjadi lebih baik. Akan tetapi belum banyak buku untuk siswa sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

51

dasar yang memberikan sebuah informasi tentang gamelan dan nilai-nilai budi

pekerti yang terkandung di dalamnya. Dari hasil wawancara yang didapatkan dari

2 narasumber, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa sekolah

dasar kurang mendapatkan sebuah informasi bahwa gamelan memiliki nilai budi

pekerti yang dapat membentuk karakter seseorang menjadi baik.

Hasil wawancara dan pengamatan yang didapat peniliti selanjutnya

dijadikan acuan menyusun angket kebutuhan siswa. Angket ini selanjutnya

disebarkan di SD Kanisius Gowongan yang beralamatkan di Jl. P Diponegoro

No.50, Gowongan, Jetis, Gowongan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa

Yogyakarta yang dilaksankan pada tanggal 5 September 2017. Penyebaran angket

dilaksanakan pada siswa kelas V yang berjumlah 10 siswa. Hasil angket

menunjukkan bahwa 90% siswa menjawab perlu adanya buku panduan dalam

memainkan gamelan (bukan berisi nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan

gamelan).

Berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran angket tersebut, peneliti

dapat menyimpulkan bahwa memainkan gamelan memiliki nilai-nilai budi pekerti

yang terkandung didalamnya, maka peneliti terdorong untuk mengembangkan

prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan (untuk SD).

4.1.1.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara dan angket. Wawancara

dilaksanakan dengan 2 narasumber yang merupakan praktisi gamelan dan guru

kesenian karawitan SD. Pertanyaan yang diajukan kepada narasumber diantaranya

(1) sejak kapan anda tertarik pada gamelan? (2) mengapa anda tertarik pada

gamelan? (3) apa yang anda pikirkan/rasakan ketika mendengar musik gamelan?

(4) apakah ada nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan? (5) apakah

menurut anda siswa-siswi perlu diperkenalkan gamelan sejak dini untuk menyukai

gamelan? Mengapa? (6) apakah menurut anda perlu ada buku sederhana untuk

siswa SD yang memuat informasi tentang gamelan yang memiliki nilai-nilai budi

pekerti? Mengapa?. Dari enam pertanyaan yang diajukan kepada 2 narasumber,

peneliti mendapatkan hasil bahwa gamelan memiliki nilai-nilai budi pekerti yang

ada didalamnya, karena gamelan mengajarkan kepada pemainnya untuk menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

52

pribadi yang sopan dan santun, maka sangat baik jika gamelan diperkenalkan

sejak dini kepada siswa sekolah dasar agar dapat membentuk karakter yang baik.

Pengumpulan data tahap kedua dilakukan dengan menyebarkan angket di

SD Kanisius Gowongan yang dilaksanakan pada tanggal 5 September 2017. Dari

penyebaran angket tersebut didapatkan total 10 siswa kelas V Sekolah Dasar

sebagai pengisi angket. Angket tersebut menyangkut beberapa aspek diantaranya

(1) definisi gamelan seabagai salah satu kesenian Jawa, (2) nilai budi pekerti

dalam memainkan gamelan, (3) literasi, (4) upaya mengenalkan beberapa nilai

budi pekerti dalam memainkan gamelan, (5) perlu atau tidak prototipe buku

tentang memainkan gamelan. Dari kelima aspek tersebut dibuatlah 8 pertanyaan

guna mendaptkan data pemahaman siswa mengenai nilai budi pekerti dalam

memainkan gamelan. Berikut merupakan daftar pertanyaan beserta hasil angket

yang disajikan dalam bentuk tabel oleh peneliti.

Tabel 11 Tabel 4.1 Rekap Angket Analisis Kebutuhan Siswa Kelas V SD

Kanisius Gowongan

No Pertanyaan

1 Saya sudah memainkan

gamelan sejak kelas ...

6 siswa (60%) menjawab sudah memainkan gamelan

sejak kelas II SD, 2 siswa (20%) menjawab sudah

memainkan gamelan sejak kelas I SD, dan 2 siswa (20%)

menjawab sudah memainkan gamelan sejak kelas V SD.

2 Gamelan merupakan salah

satu alat musik dari pulau ...

7 siswa (70%) menjawab bahwa gamelan merupakan

salah satu alat musik tradisional dari Jawa, 2 siswa (20%)

menjawab gamelan merupakan alat musik tradisional dari

Bali, dan 2 siswa (10%) lainnya menjawab bahwa

gamelan merupakan alat musik tradisional yang berasal

dari Jawa Barat.

3 Pakaian yang harus

digunakan saat pementasan

gamelan Jawa adalah ...

4 siswa (40%) menjawab pakaian yang digunakan pada

saat pementasan gamelan adalah pakaian adat, 3 siswa

(30%) menjawab pakaian yang digunakan pada saat

pementasan gamelan adalah Surjan, dan 2 siswa (20%)

menjawab pakaian yang digunakan pada saat pementasan

gamelan adalah Surjan dan Kebaya, dan 1 siswa (10%)

menjawab pakaian yang digunakan pada saat pementasan

gamelan adalah Kebaya.

4 Sebelum memainkan 5 siswa (50%) menjawab hal yang harus dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

53

gamelan, kita harus ... sebelum memainkan gamelan adalah berdoa, 2 siswa

(20%) menjawab hal yang dilakukan sebelum

memainkan gamelan adalah bersiap-siap, 1 siswa (10%)

menjawab hal yang harus dilakukan sebelum memainkan

gamelan adalah memegang alat pukul, 1 siswa (10%)

menjawab hal yang harus dilakukan sebelum memainkan

gamelan adalah menyiapkan buku, dan 1 siswa (10%)

menjawab hal yang harus dilakukan sebelum memainkan

gamelan adalah mengucapkan salam dan berdoa.

5 Saat memainkan gamelan,

kita harus ...

3 siswa (30%) menjawab hal yang harus dilakukan saat

memainkan gamelan adalah fokus/konsentrasi, 2 siswa

(20%) menjawab hal yang harus dilakukan saat

memainkan gamelan adalah memperhatikan teks, 1 siswa

(10%) menjawab hal yang dilakukan pada saat

memainkan gamelan adalah diam, nyanyi, dan tepuk

tangan, 1 siswa (10%) menjawab hal yang dilakukan saat

memainkan gamelan adalah diam, 1 siswa (10%)

menjawab hal yang harus dilakukan saat memainkan

gamelan adalah memukul gamelan, 1 siswa (10%)

menjawab hal yang harus dilakukan pada saat

memainkan gamelan adalah berpikir, dan 1 siswa (10%)

menjawab hal yang harus dilakukan pada saat

memainkan gamelan adalah menyanyi dan memukul

gamelan .

6 Sesudah memainkan

gamelan, kita harus ...

5 siswa (50%) menjawab hal yang harus dilakukan

sesudah memainkan gamelan adalah mengembalikan alat

pukul ketempat semula, dan 5 siswa (40%) menjawab

hal yang dilakukan sesudah memainkan gamelan adalah

mengucapkan salam, merapikan gamelan, memberikan

salam, dan 1 siswa (10%) menjawab hal yang harus

dilakukan sesudah memainkan gamelan adalah mencuci

tangan.

7 Tuliskan pengalaman yang

mengesankan bagimu saat

memainkan gamelan ...

Pengalaman yang mengesankan

Anak ke-1:

Pengalaman yang mengesankan adalah dapat bermain

gamelan dengan baik dan mendapatkan ilmu yang

bermanfaat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

54

Anak ke-2:

Pengalaman yang mengesankan adalah dapat bermain

gamelan tanpa melihat teks sedikitpun.

Anak ke-3:

Pengalaman yang mengesankan adalah dapat bermain

alat musik kembangan bonang dan kembangan saron.

Anak ke-4:

Pengalaman yang mengesankan adalah dapat bermainkan

gamelan dengan lancar.

Anak ke-5:

Pengalaman yang mengesankan adalah belajar dari

kesalahan memukul irama.

Anak ke-6:

Pengalaman yang mengesankan adalah dapat mengetahui

kebudayaan Indonesia dan mencintainya.

Anak ke-7:

Pengalaman yang mengesankan adalah dapat belajar

kembangan bonang.

Anak ke-8, 9. Dan 10:

Pengalaman yang mengesankan adalah merasa senang

karena dapat memainkan alat musik gamelan dan dapat

memahaminya.

8 Menurut saya, apakah perlu

buku panduan cerita untuk

memainkan gamelan

9 siswa (90%) menjawab perlu adanya buku panduan

dalam memainkan gamelan, karena dengan membaca

buku panduan cerita anak menjadi lebih mengerti urutan

dan tatanan dalam memainkan gamelan, dan 1 siswa

(10%) masih ragu dalam menjawabnya.

Dari angket yang telah dibagikan peneliti kepada siswa kelas V di SD

Kanisius Gowongan, didapatkan data bahwa sebanyak 50% siswa menjawab

sebelum memainkan gamelan hal yang harus dilakukan yaitu berdoa, 30% siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

55

menjawab saat memainkan harus fokus/konsentrasi, dan 50% siswa menjawab

sesudah memainkan gamelan harus mengembalikan alat pukul ketempat semula.

Disamping itu, dari data angket yang telah didapatkan, menunjukkan bahwa 90%

siswa menjawab perlu adanya buku panduan cerita anak dalam memainkan

gamelan (bukan berisi nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan), siswa

beralasan bahwa dengan membaca buku panduan cerita anak menjadi lebih

mengerti urutan dan tatanan dalam memainkan gamelan. Data tersebut menjadi

acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan dalam menyusun

prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan (untuk SD).

Data awal yang didapatkan oleh peneliti tersebut akan digunakan peneliti

untuk menjadi acuan dalam mengembangkan desain produk cerita bergambar. Hal

tersebut dimaksudkan agar produk yang akan dikembangkan oleh peneliti dapat

bermanfaat bagi siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin membentuk karakter siswa

melalui buku cerita bergambar tentang pendidikan budi pekerti dalam memainkan

gamelan. Selain itu juga membantu siswa untuk ikut serta dalam melestarikan

budaya gamelan yang telah diwariskan sejak dulu.

4.1.1.3 Desain Produk

Pada tahap ini, peneliti mendesain sebuah produk berupa prototipe buku

cerita bergambar berdasarkan latar belakang masalah. Prototipe yang disusun

berjudul “Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Saron

Demung (untuk SD)”. Langkah awal yang peneliti lakukan adalah membuat alur

cerita dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Setelah membuat alur cerita,

langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu membuat prototipe buku yang terdiri

dari dua bagian: Bagian I berisi artikel tentang “Nilai-nilai Budi Pekerti dalam

Memainkan Gamelan”, Bagian II memuat cergam yang berjudul “Memainkan

Saron Demung Mengasah Konsentrasi”.

Prototipe ini terdiri dari cover dengan judul “Nilai-nilai Budi Pekerti

dalam Memainkan Gamelan” yang dilengkapi dengan gambar beberapa pengrawit

yang sedang memainkan gamelan beserta macam-macam instrumen gamelan.

Prototipe buku cerita bergambar ini berisi kata pengantar agar dapat membantu

pembaca mengerti isi keseluruhan buku, selain itu prototipe buku cergam

terdapat: Refleksi, Daftar Pustaka, dan Biodata singkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

56

Langkah selanjutnya yang peneliti lakukan adalah membuat cerita

bergambar, peneliti membuat sketsa gambaran yang sesusai dengan cerita yang

telah dibuat. Sketsa yang dibuat merupakan gambaran dari cerita yang berisikan

seorang siswa yang bernama “Ardi” yang sejak kelas II SD mengikuti

ekstrakurikuler karawitan, sebelum permainan gamelan akan dimulai Ardi

bersama dengan teman-teman memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa

agar semua usaha yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan

hasil yang memuaskan, Ardi bersama dengan teman-teman memulai permainan

gamelan. Berikut adalah sketsa awal yang dibuat oleh peneliti.

Gambar 4 Gambar 4.1 Sketsa Awal

Ardi dan teman bermain gamelan

Berdoa sebelum memainkan gamelan

Sketsa awal yang telah dibuat oleh peneliti dirasa kurang menarik untuk

dijadikan sebuah produk, maka dari itu peneliti dibantu oleh ilustrator yang ahli

dibidang menggambar untuk melakukan tahap perbaikan gambar. Tujuan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

57

perbaikan gambar ini adalah untuk membuat buku menjadi lebih menarik,

sehingga siswa yang membaca buku cerita ini akan tertarik dan mudah dalam

memahami isi cerita tentang memain saron demung dapat mengasah konsentrasi.

Berikut ini merupakan gambar yang telah diperbaiki oleh ilustrator yang ahli

dibidang menggambar.

Gambar 5 Gambar 4.2 Perbaikan Gambar Oleh Ilustrator

Seorang siswa bernama Ardi mengenakan

sorjan

Ardi dan teman-teman mengambil alat pukul

Berjalan laku dhodok ketika memasuki arena

gamelan

Guru memberikan pengarahan singkat sebelum

pementasan segera dimulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

58

4.1.1.4 Validasi Desain

Produk berupa prototpe buku yang berjudul “Pendidikan Budi Pekerti

dalam Memainkan Instrumen Gamelan Saron Demung (untuk SD)”. Prototipe

buku terdiri dari dua bagian: Bagian I berisi artikel tentang “Nilai-nilai Budi

Pekerti dalam Memainkan Gamelan”, Bagian II memuat cergam yang berjudul

“Memainkan Saron Demung Mengasah Konsentrasi”. Validasi desain dilakukan

untuk memperoleh beberapa kritik dan saran yang disertai penilaian produk yang

akan dikembangkan oleh peneliti. Produk divalidasi oleh ahli gamelan yang

menjadi pelatih karawitan di SD dan ahli bahasa Indonesia. Terdapat beberapa

aspek prototipe buku yang dinilai dan terdapat dalam instrumen validasi. Aspek

Berdoa sebelum pementasan dimulai

Mengecek suara sebelum pementasan dimulai

Cara Ardi memegang alat pukul saron demung

dan memainkannya

Pementasan gamelan dimulai di atas panggung

Memberi hormat kepada penonton setelah

pementasan selesai

Penerimaan hadiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

59

tersebut yaitu 1) bahasa, 2) format penulisan buku, 3) isi prototipe buku. (Rekap

hasil validasi produk dapat dilihat pada lampiran 8f, halaman 116)

Rerata skor yang diperoleh dari hasil validasi oleh ahli gamelan yang

menjadi pelatih karawitan di SD dan ahli bahasa Indonesia sebesar 3,9.

Berdasarkan hasi rata-rata tersebut, maka prototipe “Buku Pendidikan Budi

Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Saron Demung (untuk SD)” sudah

layak untuk digunakan dan diuji coba tanpa revisi. Selain itu prototipe tersebut

juga sudah layak untuk diuji cobakan pada siswa SD. Untuk mengetahui

kelayakan penggunaan buku berdasarkan skor yang didapat, maka peneliti

menyajikan pedoman penggolongan kualitas produk sebagai berikut:

Tabel 12 Tabel 4.3 Pedoman Penggolongan Kualitas Produk

No Kelayakan Instrumen Bobot skor

1 Layak diuji coba tanpa revisi 3,5 - 4,0

2 Layak diuji coba setelah revisi 2,5 - 3,5

3 Tidak layak diuji coba 0 - 2,5

4.1.1.5 Revisi Desain

Revisi desain dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari validator.

Meski prototipe buku yang telah divalidasi oleh ahli gamelan dan ahli bahasa

menunjukkan hasil bahwa produk prototipe cergam layak diuji coba tanpa revisi,

namun ada beberapa komentar dan saran dari validator. Peneliti meminta masukan

dan saran agar protipe yang akan diuji cobakan sesuai dengan tingkat pemahaman

siswa SD dan penangkapan siswa terhadap isi dari prototipe buku cerita

bergambar yang akan diuji cobakan. Dari saran dan komentar validator, peneliti

melakukan perbaikan terhadap buku cerita bergambar sehingga produk prototipe

“Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan (untuk SD)” dapat

menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Berikut ini merupakan tabel penyajian

saran dari validator beserta revisi yang dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

60

Tabel 13 Tabel 4.4 Saran Validator Ahli Bahasa dan Revisinya

4.1.1.6 Uji Coba Produk

Desain produk yang telah direvisi kemudian diuji cobakan kepada siswa

kelas V di SD Kanisius Minggir yang beralamatkan di Minggir, Sendangagung,

Minggir, Sleman 55562 Yogyakarta. Uji coba dilaksanakan pada hari Sabtu, 24

Februrari 2018. Produk diuji cobakan kepada 21 siswa. Peneliti melakukan uji

coba produk dengan tujuan untuk menggali seberapa besar pemahaman siswa

terhadap nilai-nilai budi pekerti yang terkandung dalam memainkan gamelan

(Saron demung).

Uji coba produk yang dilaksanakan bersama siswa kelas V SD Kanisius

Minggir ini dilaksanakan setelah istirahat pertama selesai. Sebelum melakukan uji

coba, peneliti memberi salam dan melakukan perkenalan bersama dengan siswa.

Peneliti juga tidak lupa menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang ke SD

tersebut. Sebelum memberikan produk kepada siswa, peneliti menanyakan apakah

siswa sudah mengetahui tentang instrumen musik tradisional gamelan, dan

peneliti juga menanyakan kepada siswa bagaimana cara instrumen gamelan

tersebut dimainkan. Setelah melakukan tanya jawab, maka produk mulai

dibagikan kepada siswa dan membacanya.

Selama proses uji coba produk berlangsung, peneliti mendampingi siswa-

siswi kelas V yang sedang membaca prototipe buku sebagai bagian dari kegiatan

literasi di sekolah dasar. Setelah siswa-siswi selesai membaca, peneliti

membagikan lembar refleksi yang ditujukan pada siswa. Lembar refleksi tersebut

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa-siwi memahami tentang isi buku

prototipe pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan. Setelah siswa-siswi

selesai mengisi lembar refleksi, siswa-siswi mengumpulkan lembar refleksi

tersebut kepada peneliti. Setelah siswa-siswi mengumpulkan lembar refleksi

No Saran Revisi

1. Beberapa kata dalam artikel masih ada

sedikit yang typo.

Peneliti memeriksa kembali kalimat yang

tersaji pada bagian artikel dan juga

memperbaiki letak tanda baca yang masih

salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

61

kepada peneliti, maka peneliti membagikan gambar kepada siswa-siswi yang

bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas siswa-siswi dalam mewarnai dan

membuat cerita sesuai dengan tema gambar yang telah diberikan oleh peneliti.

Setelah siswa-siwi selesai dalam mewarnai dan membuat cerita, siswa-siswi

mengumpulkan gambar tersebut kepada peneliti. Proses uji coba pun selesai tepat

pada waktunya yaitu jam 11.00 WIB. Setelah kegiatan uji coba produk selesai,

peneliti berpamitan pada siswa-siswi, guru kelas, guru-guru yang berada di kantor

guru, dan terutama pada kepala sekolah. Berikut ini merupakan gambar

pelaksanaan uji coba di SD Kanisisus Minggir.

Gambar 6 Gambar 4.3 Siswa-Siswi Membaca Prototipe Buku

Peneliti membagikan prototipe buku kepada 21 siswa-siswi di SD Kanisius

Minggir, dan kemudian siswa-siswi membacanya.

Gambar 7 Gambar 4.4 Siswa-Siwi Mengerjakan Lembar Refleksi

Setelah siswa-siswi selesai membaca buku prototipe, kemudian siswa-siswi

mengerjakan soal pada lembar refleksi yang telah dibagikan oleh peneliti.

Tujuan peneliti membagikan lembar refleksi untuk mengetahui sejauh mana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

62

mereka memahami isi bacaan dari prototipe buku.

Gambar 8 Gambar 4.5 Siswa-Siswi Mewarnai Gambar

Selesai siswa-siswi mengisi refleksi, kegiatan selanjutnya yaitu melakukan

kegiatan mewarnai gambar dari prototipe buku Cergam. Selain siswa-siswi

mewarnai gambar, mereka juga menulis cerita singkat mengenai gambar yang

mereka warnai.

Gambar 9 Gambar 4.6 Siwa-siswi Membaca Prototipe

Terlihat siswa-siswi membaca buku prototipe buku pendidikan budi pekerti

dalam memainkan instrumen gamelan saron demung dengan sangat antusias.

Pada saat membaca prototipe buku, ada beberapa siswa-siswi yang bertanya

mengenai isi dari prototipe buku tersebut.

Gambar di atas menunjukkan bahwa siswa-siswi sedang membaca buku

prototipe pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan saron

demung (untuk SD). Terlihat sekali bahwa siswa-siswi membaca buku cerita

tersebut dengan antusias. Keterbatasan buku bukan menjadi penghalang bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

63

siswa-siswi untuk dapat membaca dengan serius dan juga siswa-siswi terlihat

sangat antusias dalam membaca serta memahami buku cerita bergambar

tersebut. Setelah siswa-siswi selesai mengerjakan lembar refleksi, peneliti juga

membagikan gambar dari bagian produk yang dimana gambar tersebut nantinya

akan diwarnai dan diberi cerita singkat sesuai dengan tema gambar yang ada.

Berikut adalah hasil ketika siswa-siswi mewarnai gambar dan menjelaskan

gambar.

Gambar 10 Gambar 4.7 Hasil Karya Mewarnai Siswa-Siswi SD Kanisius Minggir

dan Menjelaskan Gambar

M. Ratih Hartati

Setiap hari Jumat aku pergi ke

gudang untuk latihan karawitan untuk

persiapan pra-paskah dan aku juga

bernyanyi untuk menggantikan Dimas

yang bermain gamelan yaitu

memainkan instrumen saron demung.

Awalnya aku tidak bisa

memainkannya, tapi lama-kelamaan

akupun menjadi bisa.

Dani

Salah satu cara memainkan instrumen

gamelan saron demung adalah dengan

cara dipukul

Pada saat saya memasuki ruang

latihan, saya langsung menuju ke alat

music gamelan yaitu saron demung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

64

Dian

4.1.2 Kualitas Produk

Produk yang disusun oleh peneliti adalah prototipe buku pendidikan budi

pekerti dalam memainkan instrumen gamelan saron demung untuk SD. Prototipe

tersebut berisi dua bagian, bagian pertama berisi artikel “Nilai-nilai Budi Pekerti

dalam Memainkan Gamelan”. Berisi informasi sederhana mengenai gamelan,

nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan, dan nilai-nilai budi pekerti

dalam memainkan gamelan. Bagian dua berisi cergam yang berjudul “Memainkan

Saron Demung Mengasah Konsentrasi”. Isinya menceritakan seorang tokoh yang

bernama Ardi ditunjuk oleh gurunya untuk menabuh saron demung. Ia dilatih

untuk selalu konsentrasi, karena dalam menabuh saron demung Ardi harus

mengetahui kapan ia harus menabuh dengan lembut, dan menabuh dengan keras

agar suara yang dihasilkan dari instrumen saron demung dapat selaras dengan

instrumen yang lain dan indah untuk didengar. Produk tersebut divalidasi oleh dua

ahli, ahli yang pertama adalah pelatih karawitan di SD dan yang kedua adalah ahli

Bahasa. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran

serta penilaian dari ahli terhadap produk yang dikembangkan. Hasil validasi yang

didapatkan dari ahli gamelan yang menjadi pelatih karawitan di SD didapatkan

skor 32. Hasil validasi yang dilakukan dari ahli Bahasa didapatkan skor 31. Dari

hasil validasi yang didapatkan dari kedua ahli didapatkan hasil rata-rata 3,9. Hal

tersebut menunjukkan bahwa produk prototipe buku pendidikan budi pekerti

dalam memainkan gamelan untuk SD yang dikembangkan oleh peneliti memiliki

kualitas “sangat baik dan layak diuji coba tanpa revisi”.

Peneliti melakukan uji coba produk pada hari Sabtu, 24 Februrari 2018.

Produk diuji cobakan kepada 21 siswa kelas V SD Kanisius Minggir yang

beralamatkan di Minggir, Sendangagung, Minggir, Sleman 55562 Yogyakarta.

Pada saat uji coba produk siswa diminta untuk membaca prototipe buku yang

dibagikan oleh peneliti, kemudian siswa menjawab lembar refleksi yang isinya

berkaitan dengan prototipe buku. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui

seberapa mana siswa dapat memahami isi prototipe buku dan sejauh mana siswa

dapat menangkap informasi sederhana yang telah disampaikan dari isi prototipe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

65

buku. Jawaban siswa pada lembar refleksi, akan dikonversikan menjadi nilai

dalam skala 1-4 menggunakan pedoman penilaian yang telah disusun oleh

peneliti. Berikut adalah konversi nilai dalam skala 1-4.

Tabel 14 Tabel 4.5 Pedoman Penilaian dalam skala 1-4

No Pertanyaan dan Jawaban Skor

1 Pertanyaan:

Informasi yang saya dapatkan tentang gamelan dari buku ini adalah

Jawaban:

(Subjektif pada masing-masing siswa)

Kriteria Jawaban:

Jawaban berkaitan dengan isi prototipe buku cergam dan diuraikan

dengan jelas

4

Jawaban berkaitan dengan isi prototipe buku cergam dan diuraikan

dengan cukup jelas

3

Jawaban kurang berkaitan dengan isi prototipe buku cergam dan

diuraikan dengan kurang jelas

2

Jawaban tidak berkaitan dengan isi prototipe buku cergam dan

diuraikan dengan tidak jelas

1

2 Pertanyaan:

Tuliskan 1 nilai budi pekerti yang menurutmu penting saat

memainkan gamelan ...

Jawaban:

Disiplin

Jawaban Alternatif:

-Ketekunan

-Konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

66

-Bertanggung Jawab

-Sopan

-Religiusitas

Kriteria Jawaban:

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas 4

Jawanam dituliskan dengan lengkap tetapi kurang jelas 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas 2

Jawaban tidak lengkap dan tidak jelas 1

Jawaban tidak lengkap dan tidak jelas

3 Pertanyaan:

1 instrumen gamelan adalah saron demung. Cara memainkannya

adalah dengan cara ...

Jawaban:

Dipukul. Dengan cara menggenggam alat pemukul di tangan kanan

dan menggerakkan pergelangan tangan. Tangan kanan bertugas

untuk memainkan alat pemukulnya, sedangkan tangan kiri metet

(menghentikan gema) wilahan yang baru saja ditabuhnya.

Kriteria Jawaban:

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas 4

Jawaban dituliskan dengan lengkap tetapi kurang jelas 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas 2

Jawaban tidak lengkap dan tidak jelas 1

4

Pertanyaan:

Nilai budi pekerti saat memainkan saron demung adalah konsentrasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

67

artinya ...

Jawaban:

Konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran seorang dalam

memainkan saron demung,konsentrasi dibutuhkan oleh pengrawit

sebagai bentuk untuk mengetahui kapan pengrawit harus

menabuhnya dengan lembut, dan kapan pengrawit harus

menabuhnya dengan keras, agar dapat menghasilkan bunyi yang

baik dan suaranya tidak tenggelam dengan suara yang dihasilkan

oleh instrumen

lain.

Kriteria Jawaban:

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas 4

Jawanam dituliskan dengan lengkap tetapi kurang jelas 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas 2

Jawaban tidak lengkap dan tidak jelas 1

5 Pertanyaan:

Perasaan apa yang dirasakan Ardi ketika naik ke atas panggung pada

saat tampil ...

Jawaban:

Percaya diri. Karena kelompok Ardi telah melakukan latihan dengan

baik, sehingga permainan gamelan mereka sudah cukup kompak dan

akan berusaha memainkan sebuah lagu yang indah

Kriteria Jawaban:

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

68

Jawanam dituliskan dengan lengkap tetapi kurang jelas 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas 2

Jawaban tidak lengkap dan tidak jelas 1

Nilai yang didapatkan dari hasil jawaban lembar refleksi yang telah

dikerjakan oleh siswa kelas V SD Kanisius Minggir akan dijadikan sebagai alat

ukur untuk menentukan kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil data yang didapatkan dari para siswa kelas V SD

Kanisius Minggir setelah mengerjakan lembar refleksi, pada pertanyaan soal

nomor 1 berkaitan dengan Informasi yang didapatkan tentang gamelan dari buku

cergam. Sebanyak 9 siswa yang memperoleh skor 4 menjawab gamelan

merupakan instrumen musik tradisional yang terbuat dari logam, kayu, dan kulit.

Saat memainkan gamelan dibutuhkan ketekunan, konsentrasi, disiplin, tanggung

jawab, sopan, dan religiusitas. Sebanyak 10 siswa yang memperoleh skor 3

menjawab bahwa mereka dapat mengetahui cara memukul gamelan beserta nilai-

nilai budi pekerti dan mengenal nama-nama gamelan. Sebanyak 1 siswa yang

memperoleh skor 2 mendaptkan informasi cara memainkan gamelan dengan baik.

Sebanyak 1 siswa yang memperoleh skor 2 mendapatkan informasi bahwa tokoh

Ardi dapat diberikan kelancaran oleh Tuhan Yang Maha Esa. Setelah jawaban

para siswa dinilai dengan menggunakan pedoman penilaian dalam skala 1-4,

diperoleh hasil rata-rata skor 3,33 untuk jawaban soal nomor 1.

Berdasarkan data yang didapatkan dari pertanyaan soal nomor 2 berkaitan

dengan nilai budi pekerti yang menurut siswa penting saat memainkan gamelan.

Sebanyak 16 siswa yang memperoleh skor 4 menjawab nilai yang penting saat

memainkan gamelan adalah ketekunan, konsentrasi, bertanggung jawab, sopan,

religiusitas. Sebanyak 2 siswa yang memperoleh skor 2 menjawab nilai budi

pekerti yang penting saat memainkan gamelan adalah membantu pengrawit untuk

memiliki nilai-nilai budi pekerti yang luhur. Sebanyak 3 siswa yang memperoleh

skor 1 menjawab nilai budi pekerti yang penting saat memainkan gamelan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

69

memainkan gamelan, menghasilkan gamelan tradisional. Setelah semua jawaban

dinilai, didaptkan rerata skor 3,38.

Berdasarkan pertanyaan soal nomor 3 berkaitan dengan cara memainkan

saron demung. Sebanyak 3 siswa yang memperoleh skor 4 menjawab cara

memainkan saron demung adalah dengan cara dipukul menggunakan alat pukul

dan menggerakkan pergelangan tangan. Sebanyak 17 siswa yang memperoleh

skor 3 menjawab cara memainkan saron demung adalah dengan cara dipukul

dengan menggunakan perasaan agar suaranya tampak bagus. Selebihnya 1 siswa

yang memperoleh skor 2 menjawab cara memainkan saron demung adalah dengan

cara ditabuh. Dari pertanyaan soal nomor 3 didapatkan hasil rerata skor 3,09.

Berdasarkan pertanyaan pada lembar soal refleksi nomor 4 mengenai

pengertian dari konsentrasi. Sebanyak 18 siswa yang memperoleh skor 4

menjawab konsentrasi adalah adalah pemusatan perhatian atau pikiran sesorang

pada sesuatu hal, kapan pengrawit bisa menabuh dengan lembut, dan kapan

menabuh dengan keras, agar bunyi yang dihasilkan tidak tenggelam dengan suara

instrumen lainnya. Sebanyak 2 siswa yang memperoleh skor 2 menjawab

konsentrasi adalah pengrawit yang harus memperhatikan lagu atau teks.

Selebihnya 1 siswa menjawab konsentrasi adalah mengharagai gamelan supaya

tidak hilang. Berdasarkan penilaian dengan menggunakan pedoman yang

digunakan oleh peneliti pada soal nomor 4 ini, didapatkan hasil rata-rata skor

3,66.

Berdasarkan pertanyaan pada lembar refleksi soal nomor 5 mengenai

Perasaan Ardi ketika naik ke atas panggung pada saat tampil. Sebanyak 5 siswa

yang memperoleh skor 4 menjawab percaya diri, karena Ardi percaya teman-

temannya akan selalu kompak dan memainkan gamelan dengan indah. Sebanyak

3 siswa yang memperoleh skor 3 menuliskan jawaban percaya diri. Sebanyak 13

siswa yang memperoleh skor 2 menuliskan jawaban perasaan Ardi ketika naik ke

atas panggung adalah senang dan gembira. Berdasarkan data yang didapatkan dari

hasil penilian dengan menggunakan pedoman penilaian, diperoleh hasil rerata

skor 2,61. (Rekap jawaban refleksi siswa dapat dilihat pada lampiran 9b ,

halaman 116 ).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

70

Rata-rata skor jawaban pada tiap soal refleksi dijumlahkan kemudian

dibagi dengan banyak soal untuk mendapatkan rata-rata skor keseluruhan nilai

refleksi para siswa. Rata-rata skor keseluruhan yang didapatkan dari hasil refleksi

tersebut sebesar 3,21. Berdasarkan tabel penggolongan klasifikasi yang digunakan

peneliti, rata-rata skor keseleruhan yang didapatkan dari nilai refleksi siswa SD

Kanisius Minggir tergolong dalam klasifikasi “baik”. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa produk dari penelitian yang dikembangkan oleh peneliti

memiliki kualitas yang baik, selain membantu siswa dalam memahami cara

memainkan gamelan dari salah satu instrumennya yaitu saron demung, juga dapat

menanamkan nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan seperti

ketekunan, konsentrasi, bertanggung jawab, sopan, dan religiusitas. Prototipe

buku cergam yang dikembangkan oleh peneliti ini juga dapat menumbuhkan

kreativitas siswa melalui gambar yang diberi warna juga dapat menciptakan

sebuah cerita sederhana sesuai dengan gambar yang ada.

4.2 Pembahasan

Prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen

gamelan saron demung (untuk SD) mendapatkan skor 3,9. Dari hasil validasi

prototipe buku dan masuk dalam kategori sangat baik dan sudah layak untuk

digunakan dan sudah layak untuk diuji coba. Uji coba produk dilakukan pada

tanggal 24 Februrari 2018. Produk diuji cobakan kepada 21 siswa kelas V SD

Kanisius Minggir yang beralamatkan di Minggir, Sendangagung, Minggir,

Sleman 55562 Yogyakarta. Sehingga lembar refleksi yang telah dibagikan dapat

mengukur pemahaman siswa dalam memahami nilai-nilai budi pekerti dalam

memainkan gamelan. Dari penyebaran lembar refleksi yang telah dibagikan,

peneliti mendapatkan data bahwa prototipe buku cergam dapat membantu siswa

memiliki informasi mengenai nilai-nilai budi pekerti yang terkandung di dalam

memainkan gamelan dan juga prototipe dapat mengembangkan kreativitas siswa

dalam mewarnai dan membuat cerita singkat. Hal tersebut terjadi karena peneliti

mengembangkan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan

instrumen gamelan saron demung (untuk SD) dengan memparhatikan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

71

a. Prototipe berisi cergam tentang nilai budi pekerti dalam memainkan

gamelan

Kegiatan-kegiatan dalam memainkan gamelan mengandung nilai-nilai

yang sesuai dengan pembentukan karakter siswa. Nilai-nilai budi pekerti yang

terkandung dalam memainkan gamelan adalah disiplin, ketekunan, konsentrasi,

bertanggung jawab, sopan, dan religiusitas. Terlebih lagi prototipe buku cergam

terdapat informasi singkat mengenai nilai konsentrasi dalam instrumen saron

demung yang disusun dalam bentuk cergam.

Pada prototipe buku yang disusun peneliti termuat nilai-nilai budi pekerti

dalam memainkan instrumen gamelan. Hal-hal yang dibahas oleh peneliti pada

prototipe didasarkan pada teori yang digunakan dan didasarkan menurut

pendapat para ahli gamelan. Nilai-nilai budi pekerti yang dimuat antara lain

ketekunan, konsentrasi, bertanggung jawab, sopan, dan religiusitas. Peneliti

menggunakan bahasa yang sederhana supaya pembacanya mudah untuk

memahami nilai-nilai yang disampaikan.

b. Prototipe memuat cergam mengenai kekhasan dan nilai pada instrumen

saron demung

Salah satu instrument gamelan adalah saron demung. Saron demung

adalah instrumen gamelan yang dimainkan dengan cara dipukul, saron demung

memiliki wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar. Pada bagian I

prototipe buku dijelaskan mengenai kekhasan dan nilai-nilai dalam saron

demung. Pada bagian II prototipe buku berisi cergam berjudul “Memainkan

Saron Demung Mengasah Konsentrasi” yang mengisahkan seorang siswa yang

bernama Ardi duduk di kelas V yang ditunjuk oleh gurunya untuk bermain saron

demung, dan ketika Ardi memainkan saron demung, dia disuruh oleh gurunya

untuk selalu fokus dan tetap konsentrasi pada saat memainkan saron demung

agar gendhing yang dikeluarkan dari instrumen saron demung dapat selaras

dengan instrumen yang lain dan indah untuk didengarkan. Pada bagian cergam

ini, peneliti berfokus pada salah instrument gamelan, yaitu saron demung yang

mengandung nilai konsentrasi. Jadi dari hasil uji coba produk 16 siswa

menjawab bahwa instrumen saron demung memiliki nilai konsentrasi,

konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran seseorang pada permainan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

72

saron demung, dan juga bisa mengatur kapan pengrawit harus menabuh dengan

lembut, dan kapan menabuh dengan keras, agar bunyi yang dihasilkan tidak

tenggelam dengan suara instrumen lainnya.

c. Prototipe yang memuat cergam dapat digunakan sebagai sarana literasi

Literasi adalah kemampuan siswa dalam membaca dan menulis. Prototipe

buku ini dapat menjadi sarana bagi guru untuk memfasilitasi siswa dalam

meningkatkan minat membaca siswa sebelum kegiatan belajar dimulai, serta

mengajarkan kepada siswa tentang nilai budi pekerti yang berkaitan dengan

memainkan gamelan. Maka dari itu prototipe yang peneliti susun adalah buku

cerita bergambar, yang dimana siswa SD masih sangat tertarik dalam

membacanya. Tujuan umum literasi adalah untuk menumbuhkembangkan budi

pekerti siswa melalui pembudayaan literasi di sekolah agar mereka dapat

menjadi peserta didik yang berbudi luhur. Prototipe buku yang disusun oleh

peneliti sejalan dengan tujuan literasi tersebut, pada prototipe buku yang disusun

peneliti memuat nilai-nilai budi pekerti yang dijelaskan secara sederhana

sehingga dapat dengan mudah dipahami siswa. Salah satu media yang digunakan

oleh peneliti dalam sarana literasi adalah cerita bergambar. Bagian kedua

prototipe buku yang disusun peneliti berupa cergam yang memiliki alur

sederhana dan dapat digunakan sebagai saran literasi yang sesuai. Pada saat uji

coba produk, peneliti meminta kepada siswa untuk membuat penjelasan singkat

yang sesuai dengan gambar yang peneliti bagikan.

d. Prototipe yang memuat Cergam dapat mengembangkan kreativitas siswa

dalam mewarnai dan membuat penjelasan singkat

Cergam juga dapat memfasilitasi siswa dalam bekarya, karya yang

dihasilkan oleh siswa yaitu mewarnai gambar yang diambil dari buku cerita

bergambar. Dalam mewarnai gambar tersebut siswa dapat melatih imajinasi

mereka dalam bekarya sesuai dengan keinginan mereka masing-masing. Selain

mewarnai gambar, siswa juga dapat melatih diri untuk membuat cerita singkat

yang berkaitan dengan gambar, cerita yang dibuat oleh siswa harus berkaitan

dengan gambar yang ada. Pada kegiatan uji coba produk, para siswa tampak

antusias mewarnai gambar yang telah dibagikan oleh peneliti. Kegiatan ini akan

melatih keterampilan siswa untuk mewarnai gambar. Para siswa mewarnai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

73

gambar sesuai dengan kemampuan dan kemauan dia, sehingga siswa dapat

berkreasi dengan sendirinya.

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Melalui validasi dan uji coba produk, peneliti mendapatkan masukan

tentang Prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen

gamelan saron demung (untuk SD). Data tersebut membantu peneliti untuk

dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan prototipe yang peneliti

kembangkan. Berikut ini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan prototipe

buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan (untuk SD).

4.3.1 Kelebihan Prototipe Buku Cergam

a. Prototipe buku cerita bergambar memuat informasi tentang cara-cara

memainkan instrumen gamelan khususunya saron demung yang disajikan

dalam bentuk cerita bergambar.

b. Sepuluh gambar di dalam prototipe buku cerita gambar (tidak termasuk

gambar cover), dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan daya

imajinasinya.

c. Prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan (untuk

SD) dengan cergam yang berjudul “ Memainkan saron demung Mengasah

Konsentrasi”, memberikan informasi singkat tentang pendidikan nilai budi

pekerti yaitu konsentrasi dalam memainkan gamelan.

d. isi cerita bergambar yang berjudul “Memainkan saron demung mudah

dipahami oleh siswa SD kelas V.

e. Prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan (untuk

SD), dilengkapi dengan lembar refleksi di akhir buku, yang terdiri dari 5

pertanyaan. Refleksi tersbut bertujuan untuk menggali pemahaman siswa

mengenai informasi yang terdapat pada buku prototipe.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

74

4.3.2 Kekurangan Prototipe Buku Cergam

Prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen

gamelan saron demung (untuk SD) masih memiliki beberapa kekurangan,

yaitu:

a. Ukuran huruf dalam prototipe buku cerita bergambar masih terlalu kecil.

b. Beberapa kata dalam prototipe buku masih ada yang sedikit salah.

c. Terdapat gambar yang kurang mewakili alur cerita.

d. Masih ada beberapa tanda baca yang letaknya tidak tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

75

BAB V

PENUTUP

Bab V ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing sub bab tersebut:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

5.1.1 Prosedur pengembangan produk berupa “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti

dalam Memainkan Instrumen Gamelan Saron Demung (untuk SD)” terdiri dari 6

langkah, diantaranya: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain

produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk. Pada penelitan

ini peneliti hanya menggunakan 6 prosedur yang ada dalam buku Sugiyono

dikarenakan keterbatasannya waktu, tenaga, dan biaya yang tidak memungkinkan

peneliti melakukan semua langkah yang ada.

5.1.2 Kualitas prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen

gamelan saron demung untuk SD mendapatkan skor 3,9 dari hasil validasi oleh

ahli gamelan dan ahli bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil rata-rata tersebut ,

maka prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrument

gamelan saron demung untuk SD sudah layak untuk digunakan dan diuji cobakan.

Prototipe buku cerita bergambar memuat nilai-nilai pada instrumen saron

demung. Saron demung adalah instrumen gamelan yang dimainkan dengan cara

dipukul, saron demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih

lebar. Dari hasil uji coba produk 16 siswa yang memperoleh skor 4 menjawab

bahwa instrumen saron demung memiliki nilai konsentrasi, konsentrasi adalah

pemusatan perhatian atau pikiran seseorang pada permainan saron demung, dan

juga bisa mengatur kapan pengrawit harus menabuh dengan lembut, dan kapan

menabuh dengan keras, agar bunyi yang dihasilkan tidak tenggelam dengan suara

instrumen lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

76

5.2 Keterbatasan Penelitian

5.2.1 Masih terdapat beberapa komentar terkait dengan produk seperti tata bahasa dan

penempatan tanda baca.

5.2.2 Peneliti mendapatkan analisis data awal dari siswa kelas V SD Kanisius

Gowongan, tetapi uji coba prototipe hanya dilakukan pada siswa kelas V SD

Kanisius Minggir.

5.2.3 Prototipe buku cerita bergambar dibuat secara terbatas sehingga hanya diketahui

oleh peneliti dan beberapa pihak saja.

5.3 Saran

Saran untuk peneliti yang akan mengembangkan produk berupa “Prototipe

Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan (untuk SD)” adalah

sebagai berikut:

5.3.1 Uji coba produk sebaiknya tidak hanya pada siswa kelas V SD Kanisius

Gowongan, tetapi dilakukan juga pada siswa kelas V SD Kanisius Minggir.

5.3.2 peneliti mensosialisasikan prdouknya kepada beberapa sekolah dan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

77

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme dan

VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Dahtiar, A. (2015). Pembelajaran levels of inquiry (loi) untuk meningkatkan

literasi sains siswa smp pada konteks energi alternatif. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Dewantara, Ki Hadjar. (2013). Ki hadjar dewantara: Pemikiran, konsepsi,

keteladanan, sikap merdeka bagian i (pendidikan). Universitas Sarjanawiyata

Tamansiswa (UST-Press).

Dewantara, Ki Hadjar. (2013). Ki hadjar dewantara: Pemikiran, konsepsi,

keteladanan, sikap Merdeka Bagian ii (kebudayaan). Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa (UST-Press).

Endraswara, Suwardi. (2008). Budi pekerti jawa tuntunan luhur budaya

adiluhung. Yogyakarta: Gelombang Pasang.

Endraswara, Suwardi. (2008). Laras manis tuntunan praktis karawitan jawa.

Yogyakarta: Kuntul Press.

Faizah, Dewi Utama. Dkk. (2016). “Panduan gerakan literasi sekolah di sekolah

dasar”. Dalam: Jurnal Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan

Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hlm.16.

Fitriani, Dewi dkk. (2016). Penggunaan buku cerita bergambar dalam

pengembangan bahasa anak pada tk a di banda aceh. Banda Aceh: FKIP,

Universitas Syiah Kuala.

Gunawan, Wydia Gunawan, dkk. (2008). 7 Langkah literasi informasi. Jakarta:

Universitas Atma Jaya

Hananto Paulus Dwi & Yulianto Sandy. 2009. Laras pelog sebagai dasar

komposisi empat Bagatelles Untuk Ansambel Gitar. Salatiga: Universitas

Kristen Satya Wacana.

Hasanah, Muakibatul dkk. (2016). Pemanfaatan buku cerita bergambar sebagai

sumber bacaan siswa sd. Universitas Negeri Malang.

Kodrat, Ki Harsono. (1982). Gendhing-gendhing karawitan jawa lengkap slendro-

pelog Jilid 1. Jakarta: Balai Pustaka.

Lickona, Tomas. (2014). Pendidikan karakter panduan lengkap mendidik siswa

menjadi pintar dan baik. Bandung: Nusa Media

Mulyatiningsih, Endang. (2011). Metode penelitian terapan bidang pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Pramudi, Y. T. C., Budiman, F., & Utomo, S. D. (2011). Design of virtual

javanese gamelan as learning media, 231-234.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

78

Purwadi & Widayat.(2006). Seni karawitan jawa ungkapan keindahan dalam

musik gamelan. Jogjakarta: Hanan Pustaka.

Purwadi, dan Widayat. (2006). Seni karawitan jawa. Yogjakarta: Hanan Pustaka.

Putra, Masri Sareb. (2008). Menumbuhkan minat baca sejak dini. Jakarta: PT.

Indeks.

Saputri, Maria. N.P.W. (2016). Pengembangan prototipe buku cerita bergambar

tentang tradisi nglarung dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sari, L. N. (2016). Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia di sekolah.

Ejournal Psikologi, 4(1), 441–452.

Sedyawati & Damono. (1983). Seni dalan masyarakat Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia.

Sedyawati. (2010). Budaya Indonesia kajian arkeologi, seni, dan sejarah. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Soeroso. (1989). Pengetahuan karawitan (Laporan pelaksanaan penulisan

buku/diktat perkuliahan institut seni indonesia yogyakarta). Yogyakarta:

Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Soeroso. 1989. Pengetahuan Karawitan (Laporan Pelaksanaan Penulisan

Buku/Diktat Perkuliahan Institut Seni Indonesia Yogyakarta). Yogyakarta:

Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian dan pengembangan (research and

development/r&d). Bandung: Alfabeta.

Sukinah .(2011). “Seni gamelan Jawa sebagai alternatif pendidikan karakter bagi

anak autis di sekolah”. Dalam Jurnal Kesenian Gamelan. Yogyakarta: UNY.

Hal.133-140

Sukinah .2011. Seni gamelan Jawa sebagai alternatif pendidikan karakter bagi

anak autis di Sekolah. Yogyakarta: UNY.

Suyatmi, dkk. (2015). Kajian nilai budi pekerti dalam serat jayabaya. Yogyakarta:

Balai Pelestarian Nilai Budaya.

Syaodih, Sukmadinata. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Widoyoko, Eko Putro. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Wiedarti, Pangesti dkk. (2016). Desain induk gerakan literasi sekolah. Dalam:

Jurnal Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hlm.i-ii.

Yudoyono, Bambang. (1983). Gamelan jawa awal-mula, makna masa depannya.

Jakarta: PT. Karya Unipress.

Yuliantoro Septian Eko. 2012. Penanaman Nilai-nilai Budi Pekerti Pada Anak

Melalui Kesenian Tradisional. Surabaya: Balai Bahasa Surabaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

79

Yuliantoro, Septian Eko. (2012). Penanaman nilai-nilai budi pekerti pada anak

melalui kesenian tradisional. Dalam: Jurnal Pendidikan. Surabaya: Balai

Bahasa Surabaya. Hlm.1-14.

Zuriah, Nurul. (2007). Pendidikan moral dan budi pekerti dalam perspektif

perubahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

80

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

81

Lampiran 1 Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

82

Lampiran 2 Lampiran 2 Surat Izin Uji Coba Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

83

Lampiran 3 Lampiran 3 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

84

Lampiran 4a Kisi-kisi Wawancara Terstruktur

No Pertanyaan

1 Sejak kapan anda tetarik pada gamelan?

2 Mengapa anda tertarik pada gamelan?

3 Apa yang anda pikirkan/rasakan ketika mendengarkan musik gamelan?

4 Apakah ada nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan?

5 Apakah menurut anda siswa-siswi perlu diperkenalkan gamelan sejak dini untuk

menyukai gamelan? Mengapa?

6 Apakah menurut anda perlu ada buku sederhana untuk siswa SD yang memuat

informasi tentang gamelan yang memiliki nilai-nilai budi pekerti? Mengapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

85

Lampiran 5 Lampiran 4b Hasil Wawancara

(Bapak Andreas Paena) seorang pelatih karawitan di sanggar. Memiliki

ketertarikan pada dunia karawitan sejak usia remaja, awalnya beliau hanyak diajak

oleh anggota paguyuban dan diajarkan untuk membaca not, setelah itu pada saat

beliau memainkannya beliau merasa bahwa beban hidup yang ada di dalam diri

beliau menjadi lepas dan pikiran menjadi adem ayem, dan juga beliau sangat

tertarik pada suara gamelan yang bervariasi dan dapat disatukan kedalam alunan

melodi yang indah dan enak untuk didengar oleh siapa saja. Gamelan memiliki

nilai-nilai budi pekerti didalamnya, karena gamelan adalah perangkat yang sangat

dihormati dan dihargai dan juga gamelan merupakan warisan dari nenek moyang

kita yang harus dijaga dan dilestarikan, selain itu untuk duduk dan memainkannya

gamelan saja kita tidak boleh untuk melangkahinya apalagi sampai berkata kasar

di sanggar karawitan. Hal yang dirasakan setiap kali mendengarkan musik

gamelan dapat menjadi lebih tenang dan terhibur ketika mendengar alunan musik

gamelan yang menggema, saya juga merasa pikiran saya menjadi lebih terbuka

dalam arti pikiran saya menjadi lebih tenang ketika saya menghadapi suatu

masalah yang susah untuk dihadapi. Sebaiknya gamelan diajarkan kepada anak-

anak sejak dini karena jika anak diperkenalkan gamelan sejak kecil, maka anak

dapat dengan mudah mengenal bagian-bagian not dan juga untuk kedepannya

anak dapat menjaga budaya leluhur yang sudah diwariskan.

(Bapak Kris Aditya) sebagai pelatih karawitan di SD. Memiliki

ketertarikan gamelan sejak kecil dan kebetulan beliau hidup ditengah-tengah

keluarga yang sangat cinta dengan budaya jawa terutama dengan karawitan, selain

itu beliau juga tertarik pada suatu hal yang unik seperti gamelan. Gamelan disebut

suatu hal yang unik karena gamelan merupakan suatu perangkat alat musik yang

harus dimainkan oleh banyak orang dan juga harus bisa menyusaikan tempo untuk

mendapatkan suara yang begitu indah. Gamelan memiliki nilai-nilai budi pekerti,

karena kebudayaan Indonesia yaitu gamelan mengajarkan kita untuk menjadi

pribadi yang sopan dan santun, maka dari itu ketika saya memasuki ruangan

karawitan yang disebutnya sakral, maka saya harus melepaskan sendal saya untuk

memasukin ruangannya dan juga mengucapkan “kula nuwun”. Maka dari itu

perangkat gamelan mengajarkan kepada sesorang untuk menjadi pribadi yang

memiliki nilai budi pekerti baik. Anak-anak harus diperkenalkan budaya sejak

dini untuk menyukai gamelan, karena anak-anak adalah salah satu pewaris budaya

jawa untuk generasi berikutnya dan juga ketika kita mengajarkan anak-anak

gamelan sejak kecil, maka anak-anak dapat mencintai budayanya sendiri dan juga

dapat melestarikannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

86

Lampiran 6 Lampiran 5 Kisi-kisi Angket Pra-Penelitan

NO ASPEK INDIKATOR PERTANYAAN

1. GAMELAN

SEBAGAI SALAH

SATU KESENIAN

JAWA

GAMELAN

Gamelan merupakan salah satu alat musik dari

kebudayaan Jawa

1. Kamu sudah

memainkan gamelan

sejak

kelas....................

2. Gamelan

merupakan salah satu

alat musik dari .........

Pakaian yang digunakan saat pementasan 3. Pakaian yang harus

dikenakan saat

pementasan gamelan

adalah.....

2. BUDI PEKERTI

DALAM

MEMAINKAN

GAMELAN

SEBELUM

Mengheningkan cipta (menyiapkan hati dan pikiran)

4. Sebelum

memainkan gamelan,

kamu harus ..... Berdoa (Religius)

Berjalan jongkok (Rendah hati)

Tidak melangkahi perangkat gamelan (Sopan santun)

Menyembah dengan tangan dikatupkan (Menghormati)

PADA SAAT

Tabuh gamelan harus sesuai jenisnya (Merawat

gamelan, agar tidak rusak)

5. Pada saat

memainkan gamelan,

kamu harus ..... Posisi duduk (Adat istiadat)

Menjaga perkataan dan perbuatan (Sopan santun)

Membunyikan instrumen secara bersama-sama

(Kerjasama)

Memukul instrumen secara lembut (Sopan santun)

Tidak makan dan minum (Kebersihan)

Tidak bergurau (Konsentrasi)

Keras lembutnya tabuhan (Mengolah emosi)

Tidak mengendong tas (Estetika)

Alat tabuh diletakkan di atas perangkat (Kerapian)

Merapikan sesuai posisi semula (Kerapian)

SESUDAH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

87

Menyembah tangan dikatupkan (Menghormati) 6. Sesudah

memainkan gamelan,

kamu harus .....

Berdoa (Religius)

Berjalan jongkok (Rendah hati)

Gamelan harus ditutup dengan kain (Kebersihan)

3 LITERASI Refleksi pengalaman memainkan gamelan.

7. Pengalaman yang

mengesankanmu saat

memainkan gamelan

adalah....

4 PERLU/TIDAK

PROTOTIPE BUKU

TENTANG

MEMAINKAN

GAMELAN

Buku tentang memainkan gamelan. 8. Buku untuk

memainkan gamelan

yang pernah kamu

baca adalah......

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

88

7Lampiran 6a Angket Validator (Pra-penelitian)

NO KOMPONEN

YANG DINILAI

SKOR SARAN

1 2 3 4

1

Bahasa

d. Bahasa sesuai

dengan

kaidah

penulisan

yang baik dan

benar.

e. Susunan

kalimat dapat

dipahami oleh

siswa.

f. Susunan

kalimat tidak

mengarah

kepada

jawaban

tertentu.

2. Keterkaitan Pertanyaan

b. Pertanyaan

yang diajukan

sesuai dengan

tujuan

penelitian.

c. Pertanyaan

yang diajukan

berkaitan

dengan

gamelan

sebagai salah

satu kesenian

Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

89

d. Pertanyaan

yang diajukan

berkaitan

dengan

sebelum/pada

saat//sesudah

memainkan

gamelan yang

memuat nilai-

nilai budi

pekerti.

e. Pertanyaan

yang

diajukan

menggali

kesan siswa

dalam

memainkan

gamelan

f. Pertanyaan

yang diajukan

menggali

kebutuhan

siswa tentang

buku

mengenai

gamelan.

3. Kelayakan

instrumen

untuk

dibagikan

kepada siswa

kelas V-VI

SD.

TOTAL SKOR

Yogyakarta, .... ....... .......

(...................................................)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

90

8 Lampiran 6b Hasil Validasi Angket Siswa Pra-Penelitian (Validator I)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

92

9 Lampiran 6c Hasil Validasi Angket Siswa Pra-Penelitian (Validator II)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

94

10 Lampiran 6d Rekap Hasil Validasi Angket Pra-Penelitian

NO ASPEK Validator 1 Validator 2

Skor Saran Skor Saran

1

Bahasa

a. Bahasa sesuai

dengan kaidah

penulisan yang

baik dan benar.

3

a. Pertanyaan perlu

diteliti lagi dan dilihat

bahasa yang

menggunakan bahasa

baku dan tidak baku

b. Pertanyaan yang

diberikan sebaikanya

diberikan yang lebih

simpel lagi, karena

nantinya jawaban yang

ditulis oleh siswa akan

terlalu luas

c. Jawaban terlalu luas

untuk anak usia SD

4

b. Susunan kalimat

dapat dipahami

oleh siswa. 2 4

c. Susunan kalimat

tidak mengarah

kepada jawaban

tertentu.

2 4

2. Keterkaitan Pertanyaan

a. Pertanyaan yang

diajukan sesuai

dengan tujuan

penelitian.

3

b. Pertanyaan baru

menyangkut

pakaian, sementara

ada banyak

komponen dalam

gamelan Jawa

3

a. kalimat di

indikator

sebaiknya kata

pertanyaan diganti

pernyataan

f. Pertanyaan yang

diajukan

berkaitan dengan

gamelan sebagai

salah satu

kesenian Jawa.

2 4

g. Pertanyaan yang

diajukan

berkaitan dengan

sebelum/pada

saat/sesudah

memainkan

gamelan yang

memuat nilai-

nilai budi

pekerti.

4 4

h. Pertanyaan 2 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

95

yang diajukan

menggali kesan

siswa dalam

memainkan

gamelan.

c. pertanyaan harus

dibuat lebih

terperinci

d. pertanyaan perlu

diubah, tidak

menanyakan jumlah

buku yang dibaca,

melainkan pelukah

buku cerita

mengenai tuntunan

bermain musik

gamelan?

3. Tata tulis perlu

diperbaikin

- margin

- spasi

e. validator perlu

diberikan bukunya

i. Pertanyaan yang

diajukan

menggali

kebutuhan siswa

tentang buku

mengenai

gamelan.

2 2

3. Kelayakan

instrumen untuk

dibagikan kepada

siswa kelas V-VI

SD. 2 4

TOTAL SKOR 22 33

Skor rata-rata 27,5

Nilai rata-rata 3,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

96

11 Lampiran 7a Angket Analisis Kebutuhan Siswa

Bacalah baik-baik pernyataan berikut dan isilah titik-titik yang terdapat di dalamnya.

3. Kamu sudah memainkan gamelan sejak kelas .......................................................

4. Gamelan merupakan salah satu alat musik dari .........................................................

3. Pakaian yang harus dikenakan saat pementasan gamelan adalah.....

5. Sebelum memainkan gamelan, kita harus ..................................................................

5. Pada saat memainkan gamelan, kita harus ....................................................................

6. Sesudah memainkan gamelan, kita harus ..............................................................................

7. Tuliskan pengalaman yang mengesankanmu saat memainkan gamelan

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

8. Buku untuk memainkan gamelan yang pernah kamu baca adalah

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

97

12 Lampiran 7b Hasil Angket Analisis Kebutuhan Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

100

13 Lampiran 7c Rekap Hasil Analisis Kebutuhan Siswa

No Pertanyaan

1 Saya sudah memainkan gamelan sejak kelas ... 6 siswa (60%) menjawab

sudah memainkan gamelan

sejak kelas II SD, 2 siswa

(20%) menjawab sudah

memainkan gamelan sejak

kelas I SD, dan 2 siswa

(20%) menjawab sudah

memainkan gamelan sejak

kelas V SD.

2 Gamelan merupakan salah satu alat musik dari pulau

...

7 siswa (70%) menjawab

bahwa gamelan merupakan

salah satu alat musik

tradisional dari Jawa, 2 siswa

(20%) menjawab gamelan

merupakan alat musik

tradisional dari Bali, dan 2

siswa (10%) lainnya

menjawab bahwa gamelan

merupakan alat musik

tradisional yang berasal dari

Jawa Barat.

3 Pakaian yang harus digunakan saat pementasan

gamelan Jawa adalah ...

4 siswa (40%) menjawab

pakaian yang digunakan pada

saat pementasan gamelan

adalah pakaian adat, 3 siswa

(30%) menjawab pakaian

yang digunakan pada saat

pementasan gamelan adalah

Surjan, dan 2 siswa (20%)

menjawab pakaian yang

digunakan pada saat

pementasan gamelan adalah

Surjan dan Kebaya, dan 1

siswa (10%) menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

101

pakaian yang digunakan pada

saat pementasan gamelan

adalah Kebaya.

4 Sebelum memainkan gamelan, kita harus ... 5 siswa (50%) menjawab hal

yang harus dilakukan

sebelum memainkan gamelan

adalah berdoa, 2 siswa (20%)

menjawab hal yang dilakukan

sebelum memainkan gamelan

adalah bersiap-siap, 1 siswa

(10%) menjawab hal yang

harus dilakukan sebelum

memainkan gamelan adalah

memegang alat pukul, 1

siswa (10%) menjawab hal

yang harus dilakukan

sebelum memainkan gamelan

adalah menyiapkan buku, dan

1 siswa (10%) menjawab hal

yang harus dilakukan

sebelum memainkan gamelan

adalah mengucapkan salam

dan berdoa.

5 Saat memainkan gamelan, kita harus ... 3 siswa (30%) menjawab hal

yang harus dilakukan saat

memainkan gamelan adalah

fokus/konsentrasi, 2 siswa

(20%) menjawab hal yang

harus dilakukan saat

memainkan gamelan adalah

memperhatikan teks, 1 siswa

(10%) menjawab hal yang

dilakukan pada saat

memainkan gamelan adalah

diam, nyanyi, dan tepuk

tangan, 1 siswa (10%)

menjawab hal yang dilakukan

saat memainkan gamelan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

102

adalah diam, 1 siswa (10%)

menjawab hal yang harus

dilakukan saat memainkan

gamelan adalah memukul

gamelan, 1 siswa (10%)

menjawab hal yang harus

dilakukan pada saat

memainkan gamelan adalah

berpikir, dan 1 siswa (10%)

menjawab hal yang harus

dilakukan pada saat

memainkan gamelan adalah

menyanyi dan memukul

gamelan .

6 Sesudah memainkan gamelan, kita harus ... 5 siswa (50%) menjawab hal

yang harus dilakukan sesudah

memainkan gamelan adalah

mengembalikan alat pukul

ketempat semula, dan 5 siswa

(40%) menjawab hal yang

dilakukan sesudah

memainkan gamelan adalah

mengucapkan salam,

merapikan gamelan,

memberikan salam, dan 1

siswa (10%) menjawab hal

yang harus dilakukan sesudah

memainkan gamelan adalah

mencuci tangan.

7 Tuliskan pengalaman yang mengesankan bagimu saat

memainkan gamelan ...

Pengalaman yang

mengesankan

Anak ke-1:

Pengalaman yang

mengesankan adalah dapat

bermain gamelan dengan baik

dan mendapatkan ilmu yang

bermanfaat.

Anak ke-2:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

103

Pengalaman yang

mengesankan adalah dapat

bermain gamelan tanpa melihat

teks sedikitpun.

Anak ke-3:

Pengalaman yang

mengesankan adalah dapat

bermain alat musik kembangan

bonang dan kembangan saron.

Anak ke-4:

Pengalaman yang

mengesankan adalah dapat

bermainkan gamelan dengan

lancar.

Anak ke-5:

Pengalaman yang

mengesankan adalah belajar

dari kesalahan memukul irama.

Anak ke-6:

Pengalaman yang

mengesankan adalah dapat

mengetahui kebudayaan

Indonesia dan mencintainya.

Anak ke-7:

Pengalaman yang

mengesankan adalah dapat

belajar kembangan bonang.

Anak ke-8, 9. Dan 10:

Pengalaman yang

mengesankan adalah merasa

senang karena dapat

memainkan alat musik gamelan

dan dapat memahaminya.

8 Menurut saya, apakah perlu buku panduan cerita

untuk memainkan gamelan

9 siswa (90%) menjawab perlu

adanya buku panduan dalam

memainkan gamelan, karena

dengan membaca buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

104

panduan cerita anak menjadi

lebih mengerti urutan dan

tatanan dalam memainkan

gamelan, dan 1 siswa (10%)

masih ragu dalam

menjawabnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

105

Lampiran 8a Tabel 15 Lampiran 8a Kisi-kisi Pembuatan Cergam

Kisi-kisi Pembuatan Cergam

Hlm Teks dalam

buku

Deskripsi Sumber Ilustrasi gambar

i Cover Judul buku “Prototipe Buku Pendidikan

Budi Pekerti dalam Memainkan

Instrumen Gamelan Saron Demung

(untuk SD)”.

- Sekumpulan siswa

yang memainkan

instrumen gamelan

dengan didampingi

guru.

ii Kata pengantar Informasi singkat tentang isi buku yang

terdiri dari dua bagian. Bagian pertama

berisi artikel tentang “Nilai-nilai Budi

Pekerti dalam Memainkan Gamelan” dan

bagian kedua memuat cergam yang

berjudul “Memainkan saron demung

Mengasah Konsentrasi”. Penulis

berharap supaya prototipe buku dapat

dijadikan sarana literasi 15 menit

sebelum kegiatan belajar dimulai.

1.1 -

Bagian I (Nilai-nilai Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan)

iii Daftar isi

1 Bagian I Bagian I berisi informasi singkat tentang:

a. Gamelan

b. Nilai-nilai Budi Pekerti dalam

Instrumen Gamelan

c. Nilai-nilai Budi Pekerti dalam

Memainkan gamelan

a. 2.1.2

b. 2.1.3

c. 2.1.4

Gambar siswa

sedang berjalan

jongkok (laku

dhodok) saat

menuju ke arena

instrumen gamelan

Bagian II Cerita bergambar yang berjudul “Memainkan saron demung Mengasah

Konsentrasi”

9 Bagian II Cergam yang berjudul “Memainkan

saron demung Mengasah Konsentrasi”.

2.1.5 Gambar siswa yang

sedang memainkan

instrumen saron

demung diantara

instrumen lainnya.

10 Gambar 1 Perkenalan tokoh yang bernama Ardi

yang sudah mengikuti ekstrakurikuler

sejak kelas II SD. Ardi terpilih menjadi

anggota karawitan yang akan mewakili

sekolahnya untuk mengikuti lomba

karawitan.

2.1.2 Gambar siswa

yangsedang berdiri

di depan instrumen

gamelan dengan

menggunakan baju

adat Jawa sorjan.

11 Gambar 2 Ardi bersama dengan teman-teman

sedang mengambil alat pukul gamelan

sebelum pementasan dimulai.

2.1.2

Gambar

siswasedang

mengambil alat

pukul yang ada di

dalam kotak

penyimpanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

106

12 Gambar 3 Pada saat memasuki arena gamelan,

Ardi bersama dengan teman-teman

berjalan dengan posisi jongkok dan

menekuk kedua kaki sambil melipat

telapak kaki (laku dhodoh). Hal ini

sebagai bentuk penghormatan keapda

para penonton dan perangkat gamelan.

2.1.4 Gambar siswa

sedang berjalan

dengan posisi laku

dhodok

13 Gambar 4 Ardi bersama dengan teman-teman

sedang memperhatikan pengarahan

singkat yang diberikan oleh guru

sebelum pementasan dimulai.

2.1.4 Gambar siswa yang

sedang duduk di

hadapan instrumen

gamelan dengan

menyilangkan

kedua kaki sambil

memperhatikan

guru yang sedang

memberikan

pengarahan singkat.

14 Gambar 5 Ardi bersama dengan teman-teman

berdoa terlebih dahulu sebelum

pementasan dimulai, agar dapat

diberikan kelancara oleh Tuhan Yang

Maha Esa.

2.1.4 Gambar siswa

sedang berdoa

bersama-sama.

15 Gambar 6 Ardi bersama teman-teman bersiap-siap

pada posisi masing-masing, dan juga

bersiap sambil memegang alat pukul

instrumen gamelan.

2.1.3 Gambar siswa yang

sedang bersiap-siap

menabuh instrumen

gamelan.

16 Gambar 7 Ardi sedang menabuh instrumen saron

demung.

2.1.5

Gambar siswa yang

sedang menabuh

saron demung, serta

cara memainkan

saron demung yang

baik dan benar.

17 Gambar 8 Ardi bersama dengan teman-teman naik

ke atas panggung dan memainkan

instrumen gamelan secara bersama-

sama.

2.1.3 Gambar siswa

sedang tampil di

atas panggung.

18 Gambar 9 Ardi bersama dengan teman-teman

memberikan penghormatan kepada

penonton dan juga panitia perlombaan

2.1.4 Gambar siswa yang

sedang berdiri

sambil

membungkuk,

sebagi bentuk

penghormatan

kepada penonton.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

107

19 Gambar 10 Ardi dan Sinta diajak oleh gurunya

untuk naik ke atas panggung untuk

menerima hadiah.

2.1.4 Gambar siswa,

guru, dan panitia

yang naik ke atas

panggung untuk

melakukan

penerimaan hadiah

22 Refleksi Dalam akhir cergam terdapat 5

pertanyaan yang berkaitan dengan

cergam yang berjudul “ Memainkan

saron demung Mengasah Konsentrasi”.

Cergam -

23 Kepustakaan Daftar refrensi Daftar

Pustaka

-

24 Biodata Vinsensius Willy Yudhanta. Lahir di

Balikpapan, 23 Januari 1997. Alamat

rumah Jln. Alam Sepinggan Asri blok G

No.52 Rt 45, Balikpapan Selatan.

Tinggal bersama dengan kedua orang

tua. Nama Ayah Melciades Sugiyarto

dan nama Ibu Yosephin Indah Hayati.

Riwayat pendidikan TK Pelangi

Sepinggan, Balikpapan (2001), SD

Negeri 012 Balikpapan Selatan (2002-

2008), SMP Negeri 5 Balikpapan Selatan

(2008-2011), SMA Negeri 4 Balikpapan

Selatan (2011-2014), ketika pada tahun

2012 tepatnya pada kelas 2 SMA pernah

mengikuti perlombaan yang diadakan

oleh Dinas Kebudayaan provinsi

Kalimantan Timur yaitu lomba tari

daerah khas provinsi Kalimantan Timur

dan mendapatkan Juara 2. Saat ini

sedang mengemban studi di Universitas

Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, dan mengambil jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

pada tahun 2014 untuk mendapatkan

gelar S.Pd. Pernah mengikuti kegiatan

kepanitiaan di Universitas Sanata

Dharma pada acara Parade Gamelan

Anak (Pargem) sebagai panitia

keamanan pada tahun 2015. Dan pernah

menjabat sebagai CO keamanan Sport

League pada tahun 2016.

Biografi

Singkat

Penulis

-

25 Halaman

belakang (puisi)

Saron Demung Mendinginkan

Suasana

Ketika tangan menari di wilahan Saron

Demung

Memecah heningnya malam yang

terdengar senyap

Iringannya selalu menari disaat pentas

Alat tetabuhan yang menari di atas

wilahanmu, mengeluarkan suara yang

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

108

14

lantang

Sungguh elok suaramu yang dilantunkan

Suaramu yang keras dapat manjakan ke

telinga ini

Membuat hati semakin tenang

Kau telah menyejukkan hatiku

Hingga kau membuatku jatuh cinta

kepadamu

Seakan kau membuatku senang

memainkanmu

Saron Demung, Ketika suaramu

dipedengarkan

Membuat seluruh umat terkagum akan

suaramu

Seketika kau mengendalikan pikiran para

wayangmu

Kau telah meemberikan kesenangan bagi

kaum yang memainkanmu

Hingga kau menjadi ujung tombak bagi

permainan gamelan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

109

15 Lampiran 8b Sketsa Gambar Awal Buku

Ardi dan teman bermain gamelan

Berdoa sebelum memainkan gamelan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

110

16 Lampiran 8c Gambar Buku yang Telah Diperbaiki Ilustrator

Seorang siswa bernama Ardi mengenakan

sorjan

Ardi dan teman-teman mengambil alat pukul

Berjalan laku dhodok ketika memasuki arena

gamelan

Guru memberikan pengarahan singkat sebelum

pementasan segera dimulai

Berdoa sebelum pementasan dimulai

Mengecek suara sebelum pementasan dimulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

111

Cara Ardi memegang alat pukul saron demung

dan memainkannya

Pementasan gamelan dimulai di atas panggung

Memberi hormat kepada penonton setelah

pementasan selesai

Penerimaan hadiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

112

17 Lampiran 8d Validasi Uji Coba Produk Buku (Validator I)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

114

18 Lampiran 8e Validasi Uji Coba Produk Buku (Validator II)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

116

19 Lampiran 8f Rekap Validasi Produk Oleh Ahli

NO ASPEK Validator 1 Validator 2

Skor Saran Skor Saran

1

Bahasa

Sesusai dengan

EYD.

4

Penggunaan tata bahasa

sudah sesuai dengan

kaidah tata bahasa yang

sesuai dan mudah untuk

dipahami.

4

Mudah dipahami

oleh siswa SD.

4

Pemahaman bahasa

ataupun penggunaan

bahsa yang dipakai sudah

baik sehingga siswa

mudah untuk

membacanya.

4

2. Format Penulisan Buku

Produk prototipe

sesuai dengan

kaidah penulisan

buku.

4

Penggunaan produk

prototipe sudah sesuai

dengan kaidah penulisan. 4

Menggunakan

kepustakaan sesuai

dengan teori

Pendidikan Budi

Pekerti dan

Gamelan.

4

Penjelasan mengenai teori

pendidikan budi pekerti

sudah disampaikan atau

dikonfirmasikan dengan

sangat jelas.

4

3. Isi

Artikel berisi

informasi sederhana

tentang gamelan. 4

Penjelasan tentang

gamelan sudah sangat

jelas dan menarik.

3

Beberapa kata dalam

artikel masih ada

sedikit yang typo.

Artikel menjelaskan 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

117

nilai-nilai budi

pekerti yang

terkandung dalam

beberapa instrumen

gamelan.

Penjelasan tentang

cergam sudah memuat

tentang nilai-nilai dalam

memainkan gamelan.

Cergam memuat

informasi tentang

nilai-nilai yang

terkandung dalam

memainkan “saron

demung”sebagai

salah satu instrumen

gamelan.

4

Instrumen gamelan yang

disampaikan sudah

sangat jelas dan mudah

dipahami oleh siswa.

4

Cergam berisi alur

cerita yang mudah

dipahami oleh siswa. 4

Alur cerita dalam cergam

sangat menarik bagi

siswa dan dapat

memunculkan kreatifitas

siswa dalam memahami

kebudayaan.

4

TOTAL SKOR 32 31

Skor rata-rata 31,5

Nilai rata-rata 3,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

118

20 Lampiran 8g Pedoman Penggolongan Kualitas

No Kelayakan Instrumen Bobot skor

1 Layak diuji coba tanpa revisi 3,5 - 4,0

2 Layak diuji coba setelah revisi 2,5 - 3,5

3 Tidak layak diuji coba 0 - 2,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

119

21 Lampiran 9a Hasil Uji Coba Produk Buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

122

22 Lampiran 9b Rekap Refleksi Uji Coba Produk Buku

No Soal Jawaban Banyak

siswa

dengan

jawaban

sejenis

Skor Rerata

skor tiap

nomor

1 Informasi yang

didapatkan

tentang gamelan

dari buku cergam

adalah ...

8 siswa menjawab

bahwa mereka

mendapatkan

informasi tentang

gamelan, gamelan

adalah instrumen

musik tradisional

yang terbuat dari

logam, kayu, dan

kulit. Saat

memainkan

gamelan

dibutuhkan

ketekunan,

konsentrasi,

disiplin, tanggung

jawab, sopan, dan

religiusitas.

1 siswa menjawab

bahwa mereka

dapat

mengetahui cara

memainkan saron

demung dan

instrumen lainnya

9 4 3,33

10 siswa

menjawab bahwa

mereka dapat

mengetahui cara

memukul gamelan

beserta nilai-nilai

budi pekerti dan

mengenal nama-

nama gamelan.

10 3

1 siswa

mendaptkan

informasi cara

memainkan

gamelan dengan

baik.

1 siswa

2 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

123

mendapatkan

informasi bahwa

tokoh Ardi dapat

diberikan

kelancaran oleh

Tuhan Yang Maha

Esa.

2 Tuliskan 1 nilai

budi pekerti yang

menurutmu

penting saat

memainkan

gamelan ...

7 siswa menjawab

nilai budi pekerti

yang penting saat

memainkan

gamelan adalah

ketekunan,

konsentrasi,

bertanggung

jawab, sopan,

religiusitas.

6 siswa menjawab

nilai budi pekerti

yang penting saat

memainkan

gamelan adalah

konsentrasi.

1 siswa menjawab

nilai budi pekerti

yang penting saat

memainkan

gamelan adalah

bertanggung

jawab.

2 siswa menjawab

nilai budi pekerti

yang penting saat

memainkan

gamelan adalah

ketekunan.

16 4 3,38

2 siswa menjawab

nilai budi pekerti

yang penting saat

memainkan

gamelan adalah

membantu

pengrawit untuk

memiliki nilai-

nilai budi pekerti

yang luhur.

1 siswa menjawab

nilai budi pekerti

2 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

124

yang penting saat

memainkan

gamelan adalah

memainkan

gamelan.

1 siswa menjawab

nilai budi pekerti

yang penting saat

memainkan

gamelan adalah

menghasilkan

gamelan

tradisional.

1 siswa menjawab

nilai budi pekerti

yang penting saat

memainkan

gamelan adalah

memegang alat

pukul dan cara

memainkan

gamelan.

3 1

3 1 instrumen

gamelan adalah

saron demung.

Cara

memainkannya

adalah dengan

cara ...

2 siswa menjawab

cara memainkan

saron demung

adalah dengan cara

dipukul

menggunakan alat

pukul dan

menggerakkan

pergelangan

tangan.

1 siswa menjawab

cara memainkan

saron demung

adalah dengan cara

menggenggam alat

pukul di tangan

kanan dan tangan

kiri matet wilahan

yang baru saja

ditabuh.

3 4 3,09

13 siswa

menjawab cara

memainkan saron

demung adalah

dengan cara

dipukul.

4 siswa menjawab

17 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

125

cara memainkan

saron demung

adalah dengan cara

dipukul dengan

perasaan agar

suaranya tampak

bagus.

1 siswa menjawab

cara memainkan

saron demung

adalah dengan cara

ditabuh.

1 2

4 Nilai budi pekerti

saat memainkan

saron demung

adalah

konsentrasi,

artinya ...

16 siswa menjawab

bahwa konsentrasi

adalah pemusatan

perhatian atau

pikiran seseorang

pada suatu hal atau

saron demung.

2 siswa menjawab

bahwa konsentrasi

adalah pengrawit

yang bisa

mengatur kapan ia

bisa menabuh

dengan lembut,

dan kapan

menabuh dengan

keras, agar bunyi

yang dihasilkan

tidak tenggelam

dengan suara

instrumen lainnya

18 4 3,66

2 siswa menjawab

bahwa konsentrasi

adalah pengrawit

yang harus

memperhatikan

lagu atau teks

2 2

1 siswa menjawab

bahwa konsentrasi

adalah

mengharagai

gamelan supaya

tidak hilang

1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

126

5 Perasaan apa

yang dirasakan

Ardi ketika naik

ke atas panggung

pada saat tampil

...

5 siswa menjawab

bahwa perasaan

tokoh Ardi ketika

tampil dan naik ke

atas panggung

pada cerita

bergambar adalah

percaya diri,

karena Ardi

percaya bahwa

kelompoknya akan

membawakan

sebuah lagu yang

sangat indah.

5 4 2,61

3 siswa menjawab

bahwa perasaan

tokoh Ardi ketika

tampil dan naik ke

atas panggung

pada cerita

bergambar adalah

percaya diri.

3 3

13 siswa menjawab

bahwa perasaan

tokoh Ardi ketika

tampil dan naik ke

atas panggung

pada cerita

bergambar adalah

senang dan

gembira.

13 2

Rerata skor

keseluruhan

3,21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

127

23 Lampiran 10 Dokumentasi Uji Coba Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

128

BIODATA PENULIS

Vinsensius Willy Yudhanta. Lahir di Balikpapan, 23 Januari

1997. Alamat rumah Jln. Alam Sepinggan Asri blok G No.52

Rt 45, Balikpapan Selatan. Tinggal bersama dengan kedua

orang tua. Nama Ayah Melciades Sugiyarto dan nama Ibu

Yosephin Indah Hayati. Riwayat pendidikan TK Pelangi

Sepinggan, Balikpapan (2001), SD Negeri 012 Balikpapan

Selatan (2002-2008), SMP Negeri 5 Balikpapan Selatan (2008-

2011), SMA Negeri 4 Balikpapan Selatan (2011-2014), tahun 2012 tepatnya pada

kelas 2 SMA pernah mengikuti perlombaan yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan

provinsi Kalimantan Timur yaitu lomba tari daerah khas provinsi Kalimantan Timur

dan mendapatkan Juara 2. Saat ini sedang menempuh studi di Universitas Sanata

Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan mengambil jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun 2014. Selama menempuh pendidikan di

Universitas Sanata Dharma banyak kegiatan kemahasiswaan yang telah diikuti.

Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya sebagai berikut:

No Nama Kegiatan Tahun Peran

1 Inisiasi Universitas Sanata Dharma 2014 Peserta

2 Inisiasi Fakultas (Infisa) 2014 Peserta

3 Inisiasi Program Studi (Insipro) 2014 Peserta

4 Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) 2014 Peserta

5 Pelatihan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa I (PPKM I)

2015 Peserta

6 Pelatihan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa II (PPKM II)

2015 Peserta

7 Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) 2015 Peserta

8 Parade Gamelan Anak Ke-8 2015 Devisi Keamanan

9 Kuliah Umum “Reiventing Chilhood

Education”

2015 Peserta

10 Inisiasi Program Studi (Insipro) 2015 Devisi Keamanan

11 Sport League PGSD 2016 Koordinator

Perlengkapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI …repository.usd.ac.id/26389/2/141134015_full.pdf · PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN

129

12 Kuliah Umum “Masa Depan Toleransi di

Tangan Guru”

2016 Peserta

13 Kuliah Umum “Kurikulum untuk

Terstandarisasi (Cambridge)”

2016 Peserta

14 Pemilihan Umum Ketua Himpunan Mahasiswa

Program Studi PGSD 2016/2017

2016 Panitia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI