pengembangan potensi hutan mangrove untuk … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah...

37
PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK TUJUAN EKOWISATA DI DESA MUARA KECAMATAN TELUKNAGA KABUPATEN TANGERANG QULDINO TAQWA SUNGKAWA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Upload: truongdien

Post on 12-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE

UNTUK TUJUAN EKOWISATA DI DESA MUARA

KECAMATAN TELUKNAGA KABUPATEN TANGERANG

QULDINO TAQWA SUNGKAWA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi
Page 3: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Potensi

Hutan Mangrove untuk Tujuan Ekowisata di Desa Muara Kecamatan Teluknaga

Kabupaten Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Quldino Taqwa Sungkawa

NIM E14100094

Page 4: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

ABSTRAK

QULDINO TAQWA SUNGKAWA, Pengembangan Potensi Hutan

Mangrove untuk Tujuan Ekowisata di Desa Muara, Kecamatan Teluknaga,

Kabupaten Tangerang. Dibimbing oleh IIN ICHWANDI.

Hutan mangrove yang memiliki fungsi utama sebagai pencegah abrasi,

perlindungan terhadap angin, pencegah intrusi air laut, dan sebagai penghasil

energi, beberapa tahun terakhir banyak dikonversi menjadi lahan non hutan seperti

pertanian dan perikanan. Oleh karena itu perlu usaha penyelamatan hutan

mangrove yaitu salah satunya dengan pengembangan ekowisata hutan mangrove

yang berwawasan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan

potensi ekowisata hutan mangrove di Desa Muara melalui identifikasi persepsi,

motivasi, dan minat masyarakat di Desa Muara dan pengunjung terhadap

pengembangan ekowisata hutan mangrove. Metode yang digunakan adalah

wawancara, observasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa

hutan mangrove di Desa Muara memiliki potensi lokasi wisata berupa wisata

pemancingan, berperahu dan menikmati keindahan alam hutan mangrove.

Persepsi sebagian masyarakat mendukung adanya pengembangan wisata hutan

mangrove di Desa Muara karena dimotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat. Sementara itu, persepsi pengunjung terhadap hutan

mangrove menyatakan kekagumannya terhadap keindahan alam hutan mangrove

Desa Muara, namun fasilitas umum dianggap masih kurang baik. Minat sebagian

besar pengunjung adalah berperahu dan memancing di lokasi wisata alam hutan

mangrove di Desa Muara.

Kata kunci: ekowisata, hutan mangrove, potensi

ABSTRACT

QULDINO TAQWA SUNGKAWA, Mangrove Forest Development

Determined to Ecotourism in Muara, Teluknaga, Tangerang. Supervised by IIN

ICHWANDI.

Mangrove forest which has a primary function to prevent abrasion,

protection against wind, sea water intrusion prevention, and as an energy

producer, in the last few years many have been converted to non-forest land, such

as agriculture and fisheries. Therefore it is necessary for an attempt to save

mangrove forests one of them is by developing environmental concept based

mangrove forest ecotourism. This research aims to develop the potential

ecotourism of mangrove forests in Muara Village, through identification of

perception, motivation, and interest of the people in Muara Village and visitors to

mangrove forest ecotourism development. The methods used were interviews,

observation, and literature studies. The results of the research shows that Muara

Village mangrove forests have the potential of tourist sites such as fishing,

boating and enjoying the natural beauty of the mangrove forest. Perception of

Page 5: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

some of the community supports the tourist development of mangrove forests in

Muara Village because there motivated to improve people's welfare. Meanwhile,

the perception of visitors to the mangrove forests is expressed in their admiration

for the natural beauty of Muara Village mangrove forests, but public facilities are

considered unfavorble. Interest of most visitors is boating and fishing in the

mangrove forest of natural tourist sites in Muara Village.

Keywords: ecotourism, mangrove forest, potential

Page 6: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi
Page 7: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE

UNTUK TUJUAN EKOWISATA DI DESA MUARA

KECAMATAN TELUKNAGA KABUPATEN TANGERANG

QULDINO TAQWA SUNGKAWA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 8: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi
Page 9: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi
Page 10: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala

yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan. Skripsi ini adalah hasil penelitian yang berlangsung pada bulan

Juni sampai dengan Juli 2014, dengan judul “Pengembangan Potensi Hutan

Mangrove untuk Tujuan Ekowisata di Desa Muara Kecamatan Teluknaga

Kabupaten Tangerang”.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Iin Ichwandi, MSc

selaku pembimbing yang dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan

kepada penulis, kepada Bapak, Ibu, Teteh dan Agis, serta seluruh keluarga besar

atas segala doa, kasih sayang, dan dukungannya, kepada Winda A, Maya, Farikh,

Desi, Ajeng, Winda L, Advent, Fitha, Mba Qory serta teman-teman Manajemen

Hutan 47 terimakasih sudah membantu dalam pembuatan skripsi ini, dan seluruh

Masyarakat Desa Muara atas bantuan yang diberikan secara langsung maupun

tidak langsung dalam proses pengambilan data di lapangan, dan seluruh pihak

yang membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi

banyak pihak. Penulis pun mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan

karya ilmiah ini.

Bogor, Mei 2015

Quldino Taqwa Sungkawa

Page 11: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Kerangka Pikir 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 3

Waktu dan Tempat Penelitian 3

Alat dan Bahan 3

Metode Penelitian 3

Jenis dan Pengolahan Data yang Dikumpulkan 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Gambaran Umum 5

Hutan Mangrove Desa Muara 7

Kegiatan Ekowisata Desa Muara Yang Sudah Ada 9

Masyarakat Desa 13

Pengunjung Lokasi Ekowisata 15

Potensi Wisata Desa Muara Yang Dapat Dikembangkan 17

SIMPULAN DAN SARAN 20

Simpulan 20

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 20

LAMPIRAN 22

RIWAYAT HIDUP 25

Page 12: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pikir penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 5 3 Lokasi penyebaran mangrove di Desa Muara 7 4 Jenis tumbuhan mangrove di Desa Muara (a) Rhizophora mucronata (b)

Avicennia sp 8 5 (a) Kondisi sebelum penanaman mangrove (b) sesudah penanaman

mangrove 9 6 Lokasi Pemancingan Classic 10 7 Kuliner khas Desa Muara (a) Box kemasan bandeng presto crispy duri

lunak (b) Menu Bandeng crispy duri lunak 11 8 Lokasi parkir Desa Muara 12

9 Kegiatan berperahu di Desa Muara 12 10 Aktivitas pengunjung di lokasi pemancingan 17 11 Perahu yang sudah dimodifikasi 18

DAFTAR TABEL

1 Jenis dan teknik pengumpulan data 4 2 Penggunaan lahan Desa Muara 6 3 Mata pencaharian masyarakat Desa Muara 7 4 Data lokasi pemancingan di Desa Muara 10 5 Karakteristik masyarakat yang terpilih menjadi responden 13

6 Persepsi masyarakat Desa Muara terhadap potensi hutan mangrove

Desa Muara sebagai tempat wisata berdasarkan kelompok umur 14 7 Persepsi masyarakat Desa Muara terhadap potensi hutan mangrove

Desa Muara sebagai tempat wisata berdasarkan status pekerjaan 14 8 Motivasi responden terhadap pengembangan ekowisata di Desa Muara 15 9 Minat usaha masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Desa

Muara 15

10 Karakteristik pengunjung yang terpilih menjadi responden 16 11 Persepsi pengunjung terhadap keindahan alam dan fasilitas umum di

Desa Muara 16 12 Minat pengunjung 17

Page 13: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada tanah lumpur aluvial

di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut

(Soerianegara 1987). Hutan mangrove memiliki fungsi antara lain, pencegah

abrasi, perlindungan terhadap angin, pencegah intrusi air laut, dan sebagai

penghasil energi (Ghufran dan Kordi 2012). Namun beberapa tahun terakhir hutan

mangrove banyak dikonversi menjadi lahan non hutan seperti pertanian dan

perikanan.

Salah satu kawasan hutan mangrove yang dikonversi menjadi lahan non

hutan adalah kawasan hutan mangrove di Desa Muara. Desa Muara termasuk

kawasan Pantai Utara Kabupaten Tangerang yang memiliki hutan mangrove

seluas 25 ha dan ditumbuhi tanaman bakau dan api-api. Namun, hutan mangrove

yang terdapat di desa tersebut setiap tahun semakin berkurang luasannya karena

dikonversi menjadi lahan pertanian rumput laut, sawah dan lahan tambak.

Kerusakan hutan mangrove tersebut berdampak pada masyarakat Desa Muara

yang semakin kekurangan sumber air bersih dan rumah mereka tergenang setiap

kali air laut pasang.

Rehabilitasi dan pengelolaan hutan mangrove perlu dilakukan untuk

mengatasi permasalahan kerusakan hutan mangrove dengan melibatkan banyak

pihak, antara lain masyarakat Desa Muara, pemerintah setempat, pihak swasta dan

stakeholder lainnya. Kondisi suatu hutan sangat tergantung pada kondisi sosial

ekonomi masyarakat disekitarnya. Persepsi, sikap, dan perilaku masyarakat sekitar

sangat menentukan kondisi suatu kawasan hutan saat ini dan dimasa depan. Pihak

swasta dapat membantu kegiatan rehabilitasi dan pengelolaan hutan mangrove

melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Bentuk pengelolaan

hutan mangrove salah satunya adalah pengelolaan dan pengembangan ekowisata

hutan mangrove.

Ekowisata hutan mangrove di Desa Muara berpotensi untuk dikelola dan

dikembangkan karena hutan mangrove di Desa Muara memiliki pemandangan

alam yang mampu menarik perhatian masyarakat dan lokasinya berada dekat

dengan Kota Jakarta. Ekowisata hutan mangrove di Desa Muara dapat

dikembangkan dengan upaya pengelolaan dan rencana program sistematis agar

kawasan Hutan Mangrove Desa Muara berkembang menjadi objek wisata

unggulan di Kabupaten Tangerang yang berwawasan lingkungan. Oleh karena itu

perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi nilai potensi mangrove sebagai

objek wisata di Desa Muara.

Kerangka Pikir

Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan

lingkungan. Masyarakat Ekowisata (Lash 1997) mengartikan ekowisata sebagai

perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab dengan cara mengkonservasi

lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Penelitian

pengembangan ekowisata Hutan Mangrove di Teluknaga didekati melalui

pendekatan karakteristik yaitu supply dan demand ekowisata. Karakteristik supply

Page 14: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

2

terdiri dari potensi sumber daya hutan mangrove dan masyarakat desa, sedangkan

karakteristik demand diukur melalui jumlah pengunjung. Secara rinci kerangka

pikir dari penelitian ini di tunjukkan pada Gambar 1.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi potensi ekowisata

yang terdapat di Desa Muara Kecamatan Teluknaga, sebagai daya tarik ekowisata

hutan mangrove yang berwawasan lingkungan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi mengenai potensi

ekowisata yang dapat dikembangkan dalam upaya pelestarian hutan mangrove di

Supply

Potensi sumber

daya ekowisata

Mangrove

Demand

Masyarakat desa Pengunjung

Potensi hutan

mangrove

Desa Muara

Kegiatan

wisata yang

sudah ada

Potensi

wisata yang

dapat di

kembangkan

Karakteristik

Persepsi

Motivasi

Minat

Ekowisata Hutan Mangrove di Desa Muara

Pengembangan Ekowisata Mangrove di

Desa Muara

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

Karakteristik

Persepsi

Minat

Gambaran

umum

Lokasi

Aksesibilitas

Penggunaan

lahan

Iklim

Sosial

ekonomi

masyarakat

Page 15: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

3

Desa Muara. Adanya pengembangan ekowisata di Desa Muara diharapkan dapat

memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Muara.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2014

di Desa Muara Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

sebagai panduan wawancara, alat tulis, alat rekam, kamera dan laptop yang

dilengkapi, Microsoft Excel,Microsoft Word, ArcMap GIS 9.3, Google Earth

untuk pengolahan data.

Metode Penelitian

Pengambilan data dilakukan melalui tiga metode yaitu wawancara,

observasi, dan studi pustaka. Wawancara dalam pelaksanaannya dilakukan secara

terstruktur terhadap 80 orang responden dan wawancara tidak terstruktur dengan

pihak-pihak terkait (Kepala Desa Muara, staf Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Tangerang, dan staf Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum-

Ciliwung). Observasi dilakukan untuk mengamati kondisi Hutan Mangrove di

Desa Muara dan studi pustaka digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian.

Sasaran penelitian ini yaitu masyarakat Desa Muara dan pengunjung wisata

Desa Muara. Responden berjumlah 80 orang terdiri dari 40 orang masyarakat

Desa Muara dan 40 orang adalah pengunjung. Penentuan jumlah sampel

responden yang diambil berdasarkan standar penelitian survei minimal berjumlah

30 orang (Singarimbun dan Effendi 1987). Pemilihan responden tersebut

dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan contoh

yang dipilih secara sengaja untuk tujuan tertentu.

Jenis dan Pengolahan Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan

menggunakan kuesioner yang telah diisi oleh responden dan wawancara dengan

pihak-pihak terkait (Kepala Desa Muara, staf Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Tangerang, dan staf Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum-

Ciliwung). Data sekunder adalah data yang didapatkan dari instansi terkait berupa

luas hutan yang berada di Kecamatan Teluknaga, luas penggunaan lahan di Desa

Muara, dan laporan kegiatan rehabilitasi mangrove oleh PT Pertamina.

Data hasil wawancara terstruktur di sajikan dalam bentuk tabulasi.

Sementara data hasil wawancara tidak terstruktur, observasi, dan studi pustaka

Page 16: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

4

diolah dan dianalisis secara deskriptif. Jenis dan pengolahan data dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis dan teknik pengumpulan data

Jenis data Data

Teknik

pengumpulan

data

Sumber data Pengolahan

data

Primer 1. Gambaran umum

Desa Muara

meliputi

aksesibilitas

2. Potensi

sumberdaya

ekowisata meliputi

potensi hutan

mangrove Desa

Muara, kegiatan

wisata yang sudah

ada, potensi wisata

yang dapat

dikembangkan

3. Karakteristik,

persepsi, motivasi,

dan minat

masyarakat Desa

Muara terhadap

pengembangan

ekowisata hutan

mangrove di Desa

Muara

4. Karakteristik,

persepsi, dan minat

pengunjung

terhadap

pengembangan

ekowisata hutan

mangrove Desa

Muara

Observasi

lapang,

wawancara.

Masyarakat,

pengunjung

Analisis

deskriptif

Sekunder 1. Gambaran umum

Desa Muara

meliputi lokasi,

penggunaan lahan,

iklim, dan sosial

ekonomi

masyarakat.

Laporan

rekapitulasi

penanaman Hutan

Mangrove Desa

Muara

Studi literatur PT Pertamina Analisis

deskriptif

Page 17: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum

Lokasi

Desa Muara secara geografis terletak di 106º 40’ 00” - 106º 42’ 20” BT

dan 06º 01’ 15” - 06º 02’ 40” LS, sedangkan secara adminstratif terletak di

Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Berdasarkan informasi yang

diperoleh dari Badan Informasi Geospasial, Desa Muara memiliki luas 505 ha.

Desa Muara merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 40 m dari

permukaan laut dengan suhu udara 27-33 oC. Batasan Desa Muara yaitu: - Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. - Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa/Desa Lemo. - Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lemo.

- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Pasir.

Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Peta lokasi penelitian

Aksesibilitas

Aksesibilitas menuju Desa Muara ini dapat dicapai melalui beberapa jalur

diantaranya:

1. Kota Bogor – Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang dengan jarak 87

km dapat ditempuh dalam waktu 2.5 – 3 jam dengan kendaraan roda empat.

2. DKI Jakarta (Jakarta Barat) – Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang

dengan jarak 31 km dapat ditempuh dalam waktu 1 – 2 jam dengan kendaraan

roda empat.

3. Kota Tangerang – Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang dengan jarak

23 km dapat ditempuh dalam waktu 1 jam baik dengan kendaraan roda dua

maupun roda empat.

Page 18: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

6

Menuju Desa Muara hanya dapat diakses menggunakan ojek atau kendaraan

pribadi dengan melewati Desa Lemo. Tiket masuk ke Desa Lemo yang harus

dibayarkan pengunjung sebesar Rp 5000/mobil atau Rp 3000/motor dan saat

memasuki perbatasan Desa Lemo dengan Desa Muara pengunjung dikenakan

biaya tiket masuk kembali dengan harga yang sama. Hasil dari pembayaran tiket

masuk digunakan untuk kegiatan pembangunan desa, seperti pembangunan dan

pemeliharaan masjid, uang kas desa, dan perbaikan jalan desa yang dikelola oleh

Karang Taruna Desa Lemo dan Desa Muara.

Penggunaan Lahan

Desa Muara memiliki luas sebesar 505 ha yang dibagi menjadi tambak,

sawah, permukiman warga, dan mangrove. Penggunaan lahan di Desa Muara

didominasi oleh tambak seluas 272.65 ha dan sawah seluas 148.19 ha. Luasan

masing-masing jenis penggunaan lahan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Penggunaan lahan Desa Muara

Jenis lahan Luas (ha) Persentase (%)

Tambak 272.65 53.99

Sawah 148.19 29.35

Pemukiman warga 58.29 11.54

Mangrove 25.87 5.12

Jumlah 505.00 100.00

Sumber: BAPPENAS (2013)

Sumber penghasilan utama masyarakat Desa Muara berasal dari hasil

tambak. Hal tersebut menyebabkan sebagian masyarakat mengkonversi hutan

mangrove menjadi tambak. Banyaknya hutan mangrove yang telah dikonversi

menjadi tambak seluas lebih dari 150 ha, sehingga hutan mangrove yang masih

tersisa seluas 25.87 ha. Hutan mangrove tersebut tersebar di wilayah sekitar

tambak, kanan kiri sungai, dan pesisir pantai.

Iklim

Desa Muara memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan kemarau.

Kecepatan angin yang bertiup di Desa Muara adalah 4–5 knots dan curah hujan

rata-rata 200–400 mm/bulan. Desa Muara merupakan wilayah dengan suhu yang

relatif panas yaitu sekitar 35.40 C pada bulan Oktober dan Desember, sedangkan

suhu terendah pada bulan Agustus yaitu sekitar 20.20 C. Rata-rata kelembaban

udara dan intensitas matahari sekitar 78.0% (BAPPEDA 2013).

Sosial Ekonomi Masyarakat

Berdasarkan data dari BAPPEDA (2013) Desa Muara terdiri dari 8 dusun, 8

rukun warga (RW) dan 22 rukun tetangga (RT). Keadaan sosial ekonomi erat

kaitannya dengan sumber pencaharian penduduk. Jumlah penduduk Desa Muara

sampai bulan Maret 2014 tercatat sebanyak 3494 jiwa, terdiri dari 1796 jiwa laki-

laki dan 1698 jiwa perempuan. Jumlah kepala keluarga sebanyak 979 Kepala

keluarga. Umumnya, mata pencaharian penduduk Desa Muara yaitu buruh/swasta,

nelayan, petani, sedangkan sebagian kecil adalah pegawai negeri sipil dan

pengusaha. Jumlah Penduduk berdasarkan mata pencaharian pokok dapat dilihat

pada Tabel 3.

Page 19: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

7

Hutan Mangrove Desa Muara

Menurut BAPPEDA (2013) Hutan Mangrove Desa Muara termasuk dalam

kategori Ruang Terbuka Hijau (RTH) berbentuk areal yang berfungsi sebagai

fasilitas umum sekaligus areal konservasi. Ruang Terbuka Hijau mempunyai

beberapa fungsi antara lain ekologi kota, sosial ekonomi masyarakat, dan estetika.

Saat ini lahan hutan mangrove Desa Muara sudah banyak terkonversi menjadi

lahan tambak ikan. Hal ini berakibat pada munculnya keinginan masyarakat

melakukan rehabilitasi mangrove di Desa Muara.

Hutan mangrove Desa Muara termasuk dalam hutan lindung yang berada di

Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tangerang. Berdasarkan laporan hasil

Rekapitulasi Penanaman oleh PT Pertamina (2014), hutan mangrove Desa Muara

seluas 25.87 ha memiliki jumlah 1321 pohon dengan jenis mangrove yaitu, bakau

merah (Rhizophora mucronata), bakau kurap (Rhizophora stylosa), bakau minyak

(Rhizophora apiculata), dan api-api (Avicennia sp.). Hutan mangrove di Desa

Muara tersebar di beberapa lokasi antara lain tambak, kanan kiri sungai, dan

sekitar pantai. Gambar 3 menunjukan lokasi penyebaran mangrove di Desa Muara.

Gambar 3 Lokasi penyebaran mangrove di Desa Muara

Tabel 3 Mata pencaharian masyarakat Desa Muara

Mata pencaharian pokok Jumlah penduduk

Buruh/Swasta 1280

Pegawai negeri sipil (PNS) 5

Pengrajin 20

Pedagang 75

Nelayan 495

Pengusaha 2

Petani 133

Page 20: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

8

Gambar 3 menunjukan bahwa lahan hutan mangrove terbesar berada di

kanan-kiri sungai, sedangkan pada kanan-kiri tambak dan pantai mangrove

menyebar di seluruh kawasan tersebut, namun luasannya tidak begitu besar. Luas

mangrove di kanan-kiri sungai mencapai 0.5-2 ha, sedangkan mangrove pada

kanan-kiri tambak dan pantai seluas <0.5 ha.

Berdasarkan pernyataan dari Kepala Desa Muara, pada tahun 2006

masyarakat mulai mengkonversi hutan mangrove menjadi tambak. Konversi hutan

mangrove tersebut menyebabkan beberapa permasalahan antara lain, abrasi pantai

dan rusaknya hutan mangrove. Namun, pada tahun 2012 masyarakat mulai

melakukan rehabilitasi lahan mangrove di Desa Muara. Kegiatan ini sebagai salah

satu bentuk upaya memperbaiki kerusakan hutan mangrove Desa Muara akibat

adanya konversi lahan mangrove menjadi tambak. Salah satu jenis pohon

mangrove yang ditanam adalah bakau merah (Rhizophora mucronata) seperti

pada Gambar 4.

Sumber : Laporan Pertamina Tahap II (Pertamina 2013)

Gambar 4 Jenis tumbuhan mangrove di Desa Muara (a) Rhizophora mucronata

(b) Avicennia sp

Kegiatan Rehabilitas Mangrove oleh Pertamina

Berdasarkan laporan dari Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

(BPDAS) Citarum – Ciliwung (2008), kerusakan hutan mangrove di Kabupaten

Tangerang mencapai 371 ha, salah satunya berada di wilayah Kecamatan

Teluknaga, seluas 118 ha. Rehabilitasi perlu dilakukan pada areal tersebut agar

fungsi dan manfaat hutan mangrove dapat dirasakan oleh masyarakat.

Desa Muara bekerjasama dengan PT Pertamina melakukan kegiatan

rehabilitasi mangrove yang berbasis masyarakat untuk menangani masalah

kerusakan hutan mangrove. Masyarakat dilibatkan dalam kegiatan pembuatan

bibit dan penanaman. Masyarakat dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok

penyemai dan kelompok penanam. Masing-masing kelompok terbagi dalam tiga

kelompok kecil yang terdiri dari empat orang dari setiap kelompok kecil. Kegiatan

rehabilitasi tersebut berupa pelatihan terhadap masyarakat dalam pembuatan bibit

mangrove. Selain itu, PT Pertamina juga telah membangun persemaian mangrove

dengan kapasitas 10 000 bibit dan 35 000 bibit, saung semai dengan ukuran

(a) (b)

Page 21: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

9

10 x 15 m2. Jenis mangrove yang disediakan oleh PT Pertamina antara lain bakau

(Rhizophora sp.) dan api-api (Avicennia sp.).

PT Pertamina mulai melakukan penanaman pada tahun 2012. Mangrove

yang sudah ditanam oleh PT Pertamina sebanyak 165 055 bibit. PT Pertamina

memberdayakan masyarakat yang berada di kawasan Desa Muara dalam kegiatan

penanaman. Masyarakat yang ikut dalam kegiatan penanaman akan memperoleh

intensif sebesar Rp 50 000/hari – Rp 100 000/hari (PT Pertamina 2013). Kondisi

hutan mangrove sebelum dan setelah penanaman oleh PT Pertamina ditunjukkan

pada Gambar 5.

Upaya yang dilakukan oleh PT Pertamina dalam mendukung kegiatan

rehabilitasi ini adalah melakukan kerjasama dengan institusi pendidikan yaitu

Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Trisakti. Bentuk kerjasama tersebut

berupa pelatihan bagi masyarakat untuk pembuatan bibit dan penanaman. Selain

itu PT Pertamina, IPB, dan Trisakti melakukan perencanaan untuk membangun

Desa Muara salah satunya adalah perencanaan wisata yang dapat dikembangkan

dari Desa Muara.

Kegiatan Ekowisata Desa Muara Yang Sudah Ada

Wisata Pemancingan

Wisata pemancingan Desa Muara mulai dibentuk pada tahun 2006 oleh

Kepala Desa. Desa Muara awalnya hanya memiliki satu lokasi pemancingan,

kemudian jumlah lokasi pemancingan semakin bertambah menjadi lima lokasi

seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Gambar 5 Kondisi tapak (a) sebelum penanaman mangrove tahun 2013 (b)

sesudah penanaman mangrove tahun 2014

(a) (b)

Page 22: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

10

Tabel 4 Data lokasi pemancingan di Desa Muara

No Nama pemancingan Ukuran

pemancingan (ha) Kapasitas

pemancingan (orang)

1 Muara Ujung 7 200

2 Classic 5 150

3 Bakul Desa 4 120

4 Muara Indah 2 90

5 Sinar Ujung 2 90

Status kepemilikan lahan pemancingan ikan dimiliki perorangan. Setiap

lokasi pemancingan memiliki saung 18 – 40 unit yang disesuaikan dengan luas

lokasi pemancingan. Saung memiliki kapasitas sebanyak 5 orang/saung yang

disewakan seharga Rp 100 000/saung/hari. Jenis ikan yang ada di pemancingan

relatif sama, yaitu jenis ikan bandeng, kakap, dan kerapuh. Saat ini, pengunjung

pemancingan belum dikenakan biaya tiket untuk memancing, namun bagi

pengunjung yang membawa ikan hasil memancing dikenakan biaya sesuai dengan

harga ikan per kilogram. Jenis ikan bandeng seharga Rp 40 000/kg, ikan kakap Rp

90 000/kg, dan ikan kerapuh Rp 125 000/kg. Selain itu, pengunjung juga dapat

mengikuti lomba memancing yang diadakan pada musim tertentu. Lomba

memancing ini dapat diikuti oleh warga Desa Muara maupun dari luar desa

dengan biaya pendaftaran Rp 30 000/orang. Pemenang dari lomba memancing ini

dapat membawa hasil pancingannya secara gratis. Kegiatan lomba memancing

tersebut baru diadakan di tahun 2010. Salah satu lokasi pemancingan ditunjukkan

pada Gambar 6.

Gambar 6 Lokasi Pemancingan Classic

Page 23: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

11

Kedai Kuliner

Desa Muara memiliki kuliner khas yaitu bandeng presto crispy duri lunak.

Bandeng crispy dijual dengan harga Rp 15 000/porsi. Kedai kuliner yang berada

di Desa Muara berjumlah 5 buah kedai dengan kapasitas tampung rata-rata untuk

50 orang. Para penjual makanan khas Desa Muara menyatakan bahwa pendapatan

kotor dari hasil berjualan mereka dapat mencapai Rp 40 juta/bulan. Usaha kuliner

khas ini merupakan salah satu usaha yang dikembangkan karena memberikan

penghasilan yang besar. Bandeng presto crispy ini hanya dapat ditemukan di Desa

Muara. Selain itu lokasi kedai berdekatan dengan hutan mangrove dan jalur

berperahu, sehingga pengunjung dapat menikmati makanan sekaligus menikmati

pemandangan keindahan alam. Kuliner khas Desa Muara ditunjukkan pada

Gambar 7.

Gambar 7 Kuliner khas Desa Muara (a) Box kemasan bandeng presto crispy duri

lunak (b) Menu Bandeng crispy duri lunak

Pengelolahan Lahan Parkir

Salah satu manfaat adanya wisata mangrove bagi masyarakat setempat

adalah menambah lapangan pekerjaan, yaitu usaha parkir. Usaha lahan parkir ini

dilakukan oleh warga yang memiliki lahan cukup luas untuk dimanfaatkan.

Pengelola parkir ini terdiri dari pemilik lahan dan warga setempat. Pemilik lahan

hanya menyediakan lahan parkir sedangkan warga lainnya sebagai penjaga

kendaraan yang di parkir pada lahan tersebut. Pembayaran upah bagi penjaga

parkir dilakukan dengan sistem gaji tetap per minggu. Adapun biaya jasa parkir

pengunjung menggunakan sepeda motor sebesar Rp 5 000/motor dan biaya jasa

parkir untuk mobil sebesar Rp 10 000/mobil. Lahan parkir seluas ± 1 ha tersebut

dapat menampung ± 50 mobil dan 200 motor. Lahan parkir yang luas ini dapat

mendukung kegiatan wisata yang dibuka pada pukul 08.00–16.00 WIB.

Penghasilan rata-rata yang diperoleh dari usaha parkiran sebesar Rp 100 000 – Rp

1 500 000/hari. Lokasi parkiran terdapat di pesisir pantai dan lokasi pemancingan.

Lokasi usaha parkir Desa Muara ditunjukkan pada Gambar 8.

(a) (b)

Page 24: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

12

Gambar 8 Lokasi parkir Desa Muara

Berperahu

Kegiatan wisata lainnya yang sudah ada di Desa Muara adalah berperahu.

Pengunjung dapat menggunakan jasa ojek perahu untuk menuju daerah pesisir

pantai atau berkeliling melihat hutan mangrove. Jalur berperahu dimulai dari

Rumah Makan “Pak Dul”, kemudian menyusuri sungai disekitar mangrove

menuju pantai dan berakhir di persemaian. Ojek perahu ini dikelola oleh

masyarakat nelayan yang berada di Desa Muara. Ojek perahu sendiri berjumlah 20

orang tetapi hanya 10 orang yang ada setiap hari untuk melakukan kegitan ojek

perahu ini dan sisanya hanya aktif pada akhir pekan saja. Hal ini dikarenakan

Desa Muara ramai dikunjungi pada akhir pekan. Kegiatan berperahu untuk

memancing dikenakan biaya Rp 10 000 di sekitar pantai, sedangkan jika

berperahu mengelilingi hutan mangrove dikenakan biaya Rp 100 000/perahu.

Pengunjung juga dapat memesan kembali ojek perahu untuk dijemput dari pesisir

pantai. Kegiatan wisata berperahu ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 9 Kegiatan berperahu di Desa Muara

Page 25: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

13

Perahu ini dimiliki oleh masyarakat nelayan setempat. Jumlah perahu untuk

kegiatan ojek perahu sebanyak 10 perahu. Pendapatan dari hasil ojek perahu Rp

50 000 – Rp 200 000/hari namun pada akhir pekan sejumlah Rp 300 000 – Rp 800

000/ hari.

Masyarakat Desa

Karakteristik Masyarakat

Karakteristik masyarakat Desa Muara yang diamati dalam penelitian ini

yaitu umur, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Umur merupakan salah satu

faktor sosial yang diduga dapat mempengaruhi aktivitas seseorang dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari serta kematangan dalam bertindak (Conthesa

2015). Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Karakteristik masyarakat yang terpilih menjadi responden

Karakteristik umur responden dibagi menjadi tiga kategori mengacu pada

UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI yaitu responden <21 tahun,

22-50 tahun, dan >50 tahun. Kategori umur responden dalam penelitian ini

didominasi oleh kelompok umur 22 sampai 50 tahun yaitu sebanyak 57.5 %. Hal

ini menunjukan bahwa kategori umur responden berada di usia produktif. Tingkat

pendidikan responden didominasi oleh responden tidak sekolah-SD sebesar

47.5%. Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

persepsi seseorang. Menurut Mauludin (1994), faktor pendidikan dapat dijadikan

sebagai faktor pembentuk persepsi paling baik. Tingkat pekerjaan responden

didominasi oleh responden yang bekerja sebagai nelayan. Hal ini dikarenakan

Desa Muara terletak di pesisir pantai.

Persepsi Masyarakat

Persepsi adalah pandangan, interpretasi, penilaian, harapan atau inspirasi

seseorang terhadap objek (Harihanto 2001). Persepsi masyarakat terhadap potensi

hutan mangrove Desa Muara ditentukan berdasarkan kelompok umur dan status

pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara, persepsi masyarakat terhadap potensi

hutan mangrove Desa Muara dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7.

Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%)

Umur <21 tahun

22 – 50 tahun

>50 tahun

9

23

8

22.5

57.5

20.0

Pendidikan Tidak sekolah – SD

SMP – SMA

Diploma – Sarjana

19

14

7

47.5

35.0

17.5

Pekerjaan Petani rumput laut

Nelayan

Wirausaha

13

15

12

32.5

37.5

30.0

Page 26: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

14

Tabel 6 Persepsi masyarakat Desa Muara terhadap potensi hutan mangrove Desa

Muara sebagai tempat wisata berdasarkan kelompok umur

Umur

(tahun)

Persepsi

Setuju % Ragu –

ragu %

Tidak

setuju %

<21

22 – 50

>50

9

15

3

22.5

37.5

7.5

0

6

2

0.0

15.0

5.0

0

2

3

0.0

5.0

7.5

Jumlah 27 67.5 8 20.0 5 12.5

Persepsi masyarakat Desa Muara yang setuju bahwa Desa Muara berpotensi

menjadi tempat wisata berdasarkan Tabel 6 sebesar 67.5%. Responden yang

setuju didominasi oleh responden berusia 22-50 tahun atau dapat dikategorikan

usia dewasa dan produktif, sehingga responden dapat membaca peluang usaha

apabila hutan mangrove Desa Muara dijadikan sebagai tempat wisata. Sebesar

32.5 % responden menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju dikarenakan

pertimbangan moral. Responden mengkhawatirkan timbulnya dampak negatif

bagi perkembangan moral masyarakat karena adanya perbedaan kultur dari

wisatawan.

Tabel 7 Persepsi masyarakat Desa Muara terhadap potensi hutan mangrove Desa

Muara sebagai tempat wisata berdasarkan status pekerjaan

Pekerjaan

Persepsi

Setuju % Ragu –

ragu %

Tidak

setuju %

Petani rumput laut

Nelayan

Wirausaha

4

11

12

10.0

27.5

30.0

5

3

0

12.5

7.5

0.0

4

1

0

10.0

2.5

0.0

Jumlah 27 67.5 8 20.0 5 12.5

Persepsi responden berdasarkan status pekerjaan yang menjawab setuju

didominasi oleh wirausaha dengan persentase sebesar 30.0 %. Responden yang

bekerja sebagai wirausaha memiliki persepsi, jika hutan mangrove Desa Muara

dijadikan tempat wisata akan memberikan keuntungan dan dapat memperluas

jaringan usahanya. Responden yang status pekerjaannya sebagai petani rumput

laut sebanyak 10.0 % menyatakan ragu-ragu karena mereka beranggapan bahwa

masyarakat Desa Muara memiliki watak pemalas.

Motivasi Masyarakat

Motivasi masyarakat merupakan hal yang harus menjadi bahan

pertimbangan dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Desa

Muara. Hal ini dikarenakan, setiap tindakan manusia digerakkan dan

dilatarbelakangi oleh motif tertentu (Suhaidin 2008). Hasil wawancara terhadap

40 orang responden menunjukan bahwa terdapat tiga motivasi yang

melatarbelakangi masyarakat menyetujui adanya pengembangan ekowisata

mangrove di desa mereka. Motivasi tersebut adalah, meningkatkan taraf hidup,

memperkenalkan Desa Muara, dan menambah pengetahuan. Motivasi masyarakat

terhadap pengembangan ekowisata di Desa Muara disajikan pada Tabel 8.

Page 27: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

15

Tabel 8 Motivasi responden terhadap pengembangan ekowisata di Desa Muara

Motivasi masyarakat Jumlah Presentase (%)

Meningkatkan taraf hidup

Memperkenalkan Desa Muara

Menambah pengetahuan

35

4

1

87.5

10.0

2.5

Jumlah 40 100.0

Tabel 8 menjelaskan bahwa motif masyarakat yang paling dominan atas

dukungannya terhadap adanya pengembangan wisata di Desa Muara adalah untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Masyarakat mempunyai persepsi bahwa

apabila kawasan Desa Muara terkenal maka makin banyak wisatawan yang datang

berkunjung dan pendapatan masyarakat pun akan ikut bertambah.

Minat Masyarakat

Minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan hutan

mangrove Desa Muara yaitu minat untuk membuka usaha seperti kedai makanan

dan minuman, jasa transportasi umum, berjualan souvenir dan penginapan.

Sebesar 50.0% responden berdasarkan Tabel 9 berminat mendirikan usaha kedai

makanan dan minuman. Hal ini dikarenakan kedai makanan dan minuman

merupakan usaha yang tidak memerlukan biaya yang besar dan keterampilan

khusus. Selain itu, potensi kebutuhan pengunjung terhadap makanan dan

minuman cukup tinggi. Minat usaha masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pengembangan ekowisata di Desa Muara dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Minat usaha masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Desa Muara

Jenis usaha Jumlah responden Persentase (%)

Kedai makanan dan minuman

Jasa transportasi umum

Berjualan souvenir

Penginapan

20

8

8

4

50.0

20.0

20.0

10.0

Jumlah 40 100.0

Pengunjung Lokasi Ekowisata

Karakteristik Pengunjung

Pengunjung juga memiliki peranan penting dalam pengembangan ekowisata

hutan Mangrove Desa Muara selain masyarkat Desa Muara. Hasil survei

menunjukan bahwa karakteristik pengunjung yang terpilih menjadi responden

terdiri dari umur, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan. Karakteristik

pengunjung dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 28: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

16

Tabel 10 Karakteristik pengunjung yang terpilih menjadi responden

Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%)

Umur <21 tahun

22 – 50 tahun

>50 tahun

16

17

7

40.0

42.5

17.5

Pendidikan Tidak sekolah – SD

SMP – SMA

Diploma – Sarjana

3

29

8

7.5

72.5

20.0

Pekerjaan PNS

Karyawan swasta

Wirausaha

Pelajar

6

19

5

10

15.0

47.5

12.5

25.0

Karakteristik pengunjung berdasarkan kategori umur didominasi oleh

kelompok umur 22 – 50 tahun sebanyak 42.5 % dan kelompok umur <21 tahun

sebanyak 40 %. Karakteristik pengunjung berdasarkan pendidikan didominasi

oleh pengunjung dengan tingkat pendidikan SMP – SMA, sedangkan karakteristik

responden berdasarkan status pekerjaan didominasi oleh pengunjung yang

merupakan karyawan swasta dan pelajar. Hal ini menunjukan bahwa sebagian

besar pengunjung yang didominasi karyawan swasta dan pelajar membutuhkan

kegiatan rekreasi untuk mengisi waktu luang pada akhir pekan, dan memilih

kegiatan rekreasi yang tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar.

Persepsi Pengunjung

Hasil wawancara dengan responden pengunjung terhadap keindahan alam

yang ada di Desa Muara menunjukan bahwa sebanyak 85% pengunjung

menyatakan kekagumannya pada keindahan pemandangan hutan mangrove Desa

Muara. Namun, persepsi pengunjung menunjukan bahwa sebanyak 67.5% fasilitas

umum yang berada di dalam Desa Muara kurang baik, karena kurangnya fasilitas

umum seperti penginapan, toilet umum, warung makan, dan sarana transportasi.

Persepsi pengunjung terhadap keindahan alam dan fasilitas umum di Desa Muara

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Persepsi pengunjung terhadap keindahan alam dan fasilitas umum di

Desa Muara

Persepsi Baik Persentase (%) Kurang baik Persentase (%)

Keindahan alam

Fasilitas

34

13

85.0

32.5

6

27

15.0

67.5

Minat Pengunjung

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, minat pengunjung datang ke

wisata hutan mangrove Desa Muara adalah untuk berperahu dan memancing di

sekitar hutan mangrove. Sebagian besar pengunjung datang pada akhir pekan,

karena kegiatan berkunjung ke tempat wisata hanya dapat dilakukan jika ada

waktu luang. Minat pengunjung secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 29: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

17

Tabel 12 Minat pengunjung

Minat pengunjung Jumlah Presentase (%)

Memancing

Berperahu

Menikmati keindahan alam

27

8

5

67.5

20.0

12.5

Jumlah 40 100.0

Pengunjung yang datang sebagian besar melakukan kegiatan berperahu dan

memancing. Kegiatan berperahu dikenakan biaya Rp 10 000 dan bisa berkeliling

hutan mangrove atau sekedar mengantar ke pinggir pantai. Sedangkan untuk

kegiatan memancing tidak dikenakan biaya bagi yang ingin memancing saja,

namun jika ingin membawa ikan hasil pancingan dikenakan biaya Rp 40 000/kg

untuk ikan bandeng.

Pengunjung yang menyukai kegiatan memancing rata–rata pengunjung

dengan usia 22 - 50 tahun, karena bagi mereka memancing merupakan kegiatan

yang bisa menghilangkan pusing dan lelah setelah bekerja. Pengunjung juga dapat

mengikuti lomba memancing yang biasanya diadakan pada musim tertentu.

Lomba memancing ini dapat diikuti oleh warga Desa Muara maupun dari luar

desa dengan biaya pendaftaran Rp 30 000/orang. Pemenang dari lomba

memancing dapat membawa pulang hasil pancingannya dengan gratis. Kegiatan

ini baru diadakan mulai tahun 2010 lalu. Aktivitas pemancingan di Desa Muara

dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Aktivitas pengunjung di lokasi pemancingan

Potensi Wisata Desa Muara Yang Dapat Dikembangkan

Wisata pemancingan

Wisata pemancingan di Desa Muara terdapat lima lokasi dengan pengunjung

cukup banyak pada akhir pekan. Jumlah pengunjung masih berpotensi untuk

ditingkatkan dengan cara pemilik menyewakan alat pemancingan agar pengunjung

yang tidak memiliki alat pancing dapat tetap memancing. Alat pemancingan bisa

disewakan dengan harga yang sesuai untuk kompensasi biaya perawatan dan

investasi, yaitu sekitar Rp 10 000/pancingan. Biaya ini hasil observasi lapang di

wisata pemancingan Fishing Valley Bogor. Jika biaya dikalikan dengan jumlah

Page 30: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

18

pengunjung rata-rata yang datang setiap bulannya sebanyak 500 orang maka

pendapatan rata-rata bulanan pemilik pemancingan dapat meningkat sebesar Rp

5 000 000.

Selain itu, pemilik dapat menyediakan umpan untuk ikan yang dapat dijual

dalam bentuk kemasan yang lebih praktis dengan harga yang kompetitif sehingga

pengunjung tidak repot membawa umpan ikan. Umpan ikan yang disediakan di

sesuaikan dengan pakan yang disukai ikan yang ada dipemancingan tersebut,

seperti campuran antara telur ayam mentah dengan pellet. Setiap satu kemasan

umpan ikan seberat 100 gr dapat dijual seharga Rp 3000. Campuran umpan ikan

ini diharapkan dapat meningkatkan hasil pancingan pengunjung sehingga dapat

meningkatkan minat pengunjung untuk memancing.

Berperahu

Kegiatan berperahu merupakan salah satu wisata yang paling banyak

diminati di Desa Muara. Kenyamanan pengunjung saat berperahu dapat

dilengkapi dengan pemberian atap pada perahu agar pengunjung terlindungi dari

panas matahari dan hujan, selain dilakukan juga pemasangan busa pada tempat

duduk agar lebih nyaman. Penggunaan pelampung perlu dilakukan untuk

keselamatan dalam berperahu. Upaya peningkatan kenyamanan pengunjung saat

berperahu dapat menimbulkan minat pengunjung untuk kembali berperahu.

Contoh perahu yang sudah dimodifikasi tertera pada Gambar 11.

Gambar 11 Contoh perahu yang sudah dimodifikasi di Wisata Pangandaran

Kedai kuliner

Desa Muara memiliki makanan khas bandeng presto crispy duri lunak yang

dijual di kedai kuliner. Pemilik kedai kuliner dapat mengembangkan usaha ini

dengan cara menjual bandeng crispy duri lunak tidak hanya di sekitar desa

tapi juga keluar desa. Selain itu dapat didistribusikan ke wilayah yang

berpotensi seperti di Bandara Soekarno Hatta, Kota Jakarta dan Kepulauan

Page 31: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

19

Seribu. Penjualan dapat dilakukan dengan mempromosikan melalui media-media

sosial.

Kedai kuliner juga dapat bekerja sama dengan pihak pemilik pemancingan

untuk mengembangkan usahanya. Ikan hasil pancingan pengunjung

dapat langsung dimasak dan disajikan di kedai kuliner. Hal tersebut merupakan

peluang kerjasama yang baik antara pemilik pemancingan dan kedai kuliner,

karena pemilik kedai akan memperoleh pembeli yang merupakan pengunjung

pemancingan.

Paket Wisata Pulau Seribu

Salah satu potensi yang dapat dikembangkan adalah paket wisata Pulau

Seribu. Desa Muara merupakan gerbang untuk menuju objek wisata lainnya yang

ada di Kepulauan Seribu, seperti Pulau Bidadari, Pulau Onrust, dan Pulau

Kayangan. Desa Muara memiliki akses yang mudah untuk menuju kawasan

wisata tersebut karena Desa Muara berseberangan langsung dengan pulau-pulau

tersebut. Pengunjung dapat mengunjungi pulau-pulau tersebut dengan menyewa

perahu (ojek perahu) yang dikelola oleh masyarakat nelayan di Desa Muara.

Penyewaan perahu dikenakan biaya sebesar Rp 30 000/orang. Perahu yang

berukuran kecil hanya dapat menampung 5-6 orang, sedangkan perahu nelayan

yang berukuran lebih besar dapat menampung hingga 15 orang.

Berdasarkan aplikasi google earth, jarak antar Desa Muara dengan pulau-

pulau tersebut sekitar 3.89 km, sedangkan jarak dari Dermaga Ancol menuju

Pulau Seribu sekitar 13.5 km. Akses wisata menuju Kepulauan Seribu lebih dekat

dari Desa Muara namun hal tersebut belum banyak diketahui oleh pengunjung

karena umumnya pengunjung hanya mengetahui akses melalui Dermaga Ancol.

Jarak tempuh yang lebih dekat dapat menguntungkan pengunjung dari segi

ekonomi maupun waktu.

Wisata Edukasi Mangrove

Kegiatan rehabilitasi yang dilakukan oleh PT Pertamina dapat dijadikan

sebagai salah satu potensi kegiatan wisata di Desa Muara, yaitu dengan cara

mengadopsi kegiatan penanaman yang ada di wisata mangrove Wonorejo,

Surabaya. Hasil penelitian Nurdela (2015) menyatakan bahwa kawasan mangrove

Wonorejo yang berada di Surabaya memiliki kegiatan wisata berupa penanaman

mangrove. Setiap pengunjung yang ingin menanam mangrove dikenakan biaya

sebesar Rp 4000/bibit. Biaya tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai biaya

penyiapan lahan berupa pembersihan areal yang akan ditanam dan pembuatan

lubang tanam.

Kegiatan wisata penanaman mangrove di Wonorejo dapat diadopsi untuk

kegiatan wisata di Desa Muara dalam rangka merehabilitasi hutan mangrove.

Sasaran pengunjung wisata edukasi mangrove adalah pelajar sekolah yang ingin

belajar budidaya hutan mangrove. Kegiatan wisata ini diharapkan dapat menarik

minat wisatawan khususnya wisatawan perkotaan yang menyukai kegiatan wisata

alam sehingga semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke wisata

mangrove Desa Muara akan menambah pendapatan wisata mangrove Desa Muara.

Selain untuk menambah pendapatan wisata mangrove kegiatan ini juga dapat

memperbaiki kondisi hutan mangrove di Desa Muara.

Page 32: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

20

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Ekowisata hutan mangrove Desa Muara memiliki potensi untuk dikelola

dan dikembangkan. Potensi tersebut berupa keindahan alam hutan Mangrove Desa

Muara serta kegiatan memancing dan berperahu di sekitar hutan mangrove.

Kegiatan memancing merupakan kegiatan yang paling diminati sebesar 67.5%,

selanjutnya berperahu 20%, dan menikmati keindahan alam sebesar 12.5%. Selain

itu potensi lain yang dapat dikembangkan berupa kedai kuliner, paket wisata

kepulau seribu, dan penanaman hutan mangrove.

Saran

Perlu dibentuk suatu kelompok tani yang dikelola oleh masyarakat

setempat untuk mengembangkan potensi wisata penanaman di Desa Muara dan

mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan pengembangan wisata

tersebut, agar kawasan hutan mangrove tersebut lestari.

DAFTAR PUSTAKA

[BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2013. Penyusunan

Kriteria dan Standar Teknis Pemanfaatan Ruang. Tangerang (ID): Laporan

Pemanfaatan Tata Ruang.

[BAPPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2013. Badan Informasi

Geospasial. Bogor (ID): Laporan Kegiatan Direktorat Tata Ruang dan

Pertahanan.

[BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. 2008. Penghijauan

lingkungan ormas. Bogor (ID): Laporan Distribusi Bibit Gerhan.

Conthesa OA. 2015. Aksesibilitas Masyarakat Desa Miau Baru Terhadap

Sumberdaya Hutan di IUPHHK-HA PT Gunung Gajah Abadi Kalimantan

Timur dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Masyarakat. [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ghufran, MH dan Kordi K. 2012. Ekosistem Mangrove: Potensi, Fungsi dan

Pengelolaan. Jakarta (ID) : Rineka Cipta.

Harihanto. 2001. Persepsi, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Air Sungai:

Kasus Program Kali Barsih di Kaligareng, Jawa Tengah. [Tesis]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Lash G MS. 1997. What Is Community – Based Ecotourism. In Ecotourism For

Forest Conservation and Community Development. Proceeding of

RECOFTC an Internasional Seminar, Chiang Mai. Thailand.

Mauludin UU.1994. Persepsi Masyarakat Kotamadya Bogor Terhadap Hutan Kota

di Wilayah Kotamadya Bogor (Studi Kasus di Kecamatan Bogor Timur dan

Bogor Selatan) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 33: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

21

Nurdela J. 2015. Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Untuk Tujuan

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Wonorejo, Kecamatan Rungkut,

Kota Surabaya. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pertamina. 2013. Laporan Pertamina Tahap II. Pertamina.

Pertamina. 2014. Laporan Rekapitulasi Penanaman Hutan Mangrove Desa Muara.

Pertamina.

Singarimbun M, Effendi S. 1987. Metode Penelitian Survei. Yogyakarta (ID):

LP3ES.

Soerianegara I. 1987. Masalah Penentuan Batas Lebar Jalur Hijau Hutan

Mangrove. Prosiding Seminar III Ekosistem Mangrove.

Suhaidin, Tahaimin. 2008. Artikel Motivasi dan Pembangunan Diri: Definisi,

Pengertian, dan Motivasi Takrifan Motivasi. [terhubung berkala].

http://www.ugmc.bizland.com/ak-ertimotivasi.htm [4Februari 2008]

Page 34: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

22

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Masyarakat

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Wawancara berupa kuesioner ini bertujuan untuk kepentingan penelitian

semata sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kehutanan di

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Semua informasi dan isi dari hasil

wawancara ini akan dirahasiakan. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas

perhatian, kesempatan, dan waktu yang telah anda luangkan untuk mengisi

pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ini. Semoga informasi yang

telah anda berikan dapat bermanfaat.

A.Data Karakteristik Responden No.Responden :..........................................................................................................

Nama : .......................................................................................................................

Jenis kelamin : Laki-Laki / Perempuan

Umur : .......... Tahun

Agama : .....................................................................................................................

Desa tempat tinggal: ……………………………………………………..................

Jumlah anggota keluarga : .........................................................................................

Pendidikan Terakhir : Tidak Tamat SD / SD / SMP / SMA / Sarjana

Pekerjaan : .................................................................................................................

Pendapatan : Rp…………………………………………………per bulan

B.Persepsi, Motivasi, Minat Masyarakat

1.Bapak/Ibu mengetahui apa itu Hutan Mangrove?

....................................................................................................................................

2. Apakah Desa Muara merupakan daerah yang potensial untuk kegiatan wisata

alam?

a.Ya, karena………………………………………………………………................

b.Ragu-Ragu karena...................................................................................................

c. Tidak, karena……………………………………………………………..............

3.Apakah anda setuju Desa Muara dikembangkan menjadi objek wisata?

a. Ya kenapa................................................................................................................

b. Ragu-Ragu kenapa..................................................................................................

c. Tidak kenapa............................................................................................................

4.Apakah menurut Saudara keberadaan Ekowisata Mangrove ini perlu

dipertahankan?

a. Ya Kenapa?..............................................................................................................

b. Ragu-Ragu kenapa..................................................................................................

Page 35: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

23

c. Tidak Kenapa?..................................................................................

5.Keberadaan Hutan mangrove dapat meningkatkan kesejahteraan hidup

Bapak/Ibu

a.Ya,

Contohnya...........................................................................................................

b.Ragu-Ragu,

Kenapa?..............................................................................................................

c.Tidak,

Kenapa?..............................................................................................................

6. Menurut Bapak/Ibu kehadiran ekowisata hutan mangrove dapat menambah

keindahan Desa Muara?

a.Ya,

Contohnya seperti.................................................................................................

b.Ragu-Ragu,

Kenapa?.................................................................................................................

c.Tidak,

Kenapa?.................................................................................................................

7. Keberadaan ekowisata Hutan mangrove memberikan lapangan pekerjaan bagi

Bapak/Ibu ?

a.Ya,

Contohnya seperti.................................................................................................

b.Ragu-Ragu,

Kenapa?.................................................................................................................

c.Tidak,

Kenapa?.................................................................................................................

8. Apa motivasi anda mendukung adanya pengembangan potensi hutang

mangrove di Desa Muara?

....................................................................................................................................

9. Apa yang akan anda lakukan jika ada pengembangan wisata di Desa Muara?

....................................................................................................................................

10. Apabila anda berkeinginan untuk ikut terlibat dalam pengembangan wisata di

Desa Muara namun terdapat hambatan, kira-kira apa saja hambatan yang anda

punya?

....................................................................................................................................

Page 36: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

24

Lampiran 2 Kuesioner Pengunjung

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Wawancara berupa kuesioner ini bertujuan untuk kepentingan penelitian

semata sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kehutanan di

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Semua informasi dan isi dari hasil

wawancara ini akan dirahasiakan. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas

perhatian, kesempatan, dan waktu yang telah anda luangkan untuk mengisi

pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ini. Semoga informasi yang

telah anda berikan dapat bermanfaat.

A.Data Karakteristik Responden No.Responden : .........................................................................................................

Tanggal : ....................................................................................................................

Umur : .......................................................................................................................

Jenis kelamin : ...........................................................................................................

Asal/tempat tinggal : .................................................................................................

Pendidikan terakhir : .................................................................................................

Pekerjaan : .................................................................................................................

Alokasi dana untuk berwisata per bln (Rp) : .............................................................

B. Persepsi, Motivasi, dan Minat pengunjung 1. Apakah yang memotivasi anda untuk berwisata?

a. Adanya waktu luang

b. Adanya anggaran biaya untuk berwisata

c. Adanya objek wisata yang ingin dikunjungi

d. Lainnya…………………………………………………

2. Berapa banyak waktu luang yang anda punya untuk berwisata?

a. 1x dalam 1 minggu c. 1x dalam 1 tahun

b. 1x dalam 1 bulan d. Lainnya………………………….

3. Banyaknya anggaran biaya yang anda perlukan untuk tiap kali berwisata?

............................................................................................................................

4. Objek wisata yang anda sukai untuk berwisata?

.............................................................................................................................

5. Apakah menurut anda fasilitas di wisata Desa Muara sudah baik?

.............................................................................................................................

6. Menurut anda apakah keadaan alam disini indah dan nyaman untuk

dikunjungi?............................................................................................................

7. Kegiatan yang anda lakukan di Desa Muara?

a. Memancing d. Menikmati keindahan alam

b. Berperahu e. Lainnya…………………………….

c. Jogging

Page 37: PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE UNTUK … · maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 30 November 1992. Penulis

merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Gandang Sungkawa

dan Sri Rohani. Penulis menempuh pendidikan di SMA Negeri 4 Kota Tangerang

Selatan pada tahun 2010. Penulis diterima di Program Studi Manajemen Hutan,

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur UjianTalenta Mandiri

IPB (UTM).

Selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis telah

melaksanakan Praktek Pengelolaan Ekosistem Hutan (P2EH) di Gunung

Papandayan-Sancang Timur pada tahun 2012, Praktek Pengelolaan Hutan (P2H)

di Hutan Pendidikan Gunung Walat, KPH Cianjur dan Taman Nasional Gunung

Halimun-Salak (TNGHS) pada tahun 2013, dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di

PT Roda Mas Timber Kalimantan, Kalimantan Timur pada tahun 2014. Selama

menjadi mahasiswa, penulis juga pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan

yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) PSM IPB Agriaswara, Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan IPB periode 2011-2012 sebagai divisi

Kewirausahaan, Forest Management Student Club (FMSC) sebagai koordinator

Kewirausahaan.

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengembangan Potensi Hutan Mangrove Untuk Tujuan

Ekowisata Di Desa Muara Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang”

dibimbing oleh Dr Ir Iin Ichwandi, MSc.