pengembangan modul bimbingan pribadi tentang pola hidup sehat pada siswa kelas viii smpn 2 dlanggu...

15
Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO THE PERSONAL GUIDANCE MODULE DEVELOPMENT OF HEALTHY LIFESTYLES FOR STUDENT OF GRADE VIII STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 2 DLANGGU DISTRICT MOJOKERTO Idham Sinarisyah Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Email ([email protected]) Drs. Mochamad Nursalim, M.Si Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto dengan menggunakan angket kebutuhan materi BK untuk siswa SMP, ditemukan sebanyak 95% siswa kelas VIII sangat membutuhkan materi layanan informasi pola hidup sehat. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara kepada konselor terkait pola hidup sehat siswa kelas VIII, konselor menyatakan bahwa lebih dari 50% siswa terbiasa tidak sarapan sebelum berangkat sekolah, siswa masih sering membuang sampah sembarangan dan merokok. Pemberian layanan informasi dengan materi pola hidup sehat juga belum pernah diberikan di kelas VIII. Melihat fenomena tersebut maka dirasa perlu mengembangkan suatu media untuk menyampaikan informasi pola hidup sehat. Media yang dirasa sesuai adalah modul, karena pada modul dapat dipaparkan materi secara lengkap sesuai dengan kebutuhan siswa, modul memfasilitasi penggunanya untuk belajar secara mandiri, terdapat latihan soal untuk mengukur pemahaman siswa, praktis digunakan karena tidak membutuhkan listrik dan dapat dibawa kemana-mana. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan modul bimbingan pribadi tentang pola hidup sehat bagi siswa kelas VIII di SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto yang memenuhi aspek kelayakan. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Borg and Gall yang telah disederhanakan oleh Tim Pulitjaknov (2008). Uji validasi ahli terdiri dari satu ahli media, dua ahli materi dan satu ahli praktisi. Sementara uji coba lapangan skala kecil terdiri dari delapan siswa kelas VIII. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket untuk menghimpun data kuantitatif dan data kualitatif. 1

Upload: alim-sumarno

Post on 07-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : IDHAM SINARISYAH

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

THE PERSONAL GUIDANCE MODULE DEVELOPMENT OF HEALTHY LIFESTYLES FOR STUDENT OF GRADE VIII STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 2 DLANGGU DISTRICT

MOJOKERTO

Idham Sinarisyah

Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Email ([email protected])

Drs. Mochamad Nursalim, M.Si

Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto dengan menggunakan angket kebutuhan materi BK untuk siswa SMP, ditemukan sebanyak 95% siswa kelas VIII sangat membutuhkan materi layanan informasi pola hidup sehat. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara kepada konselor terkait pola hidup sehat siswa kelas VIII, konselor menyatakan bahwa lebih dari 50% siswa terbiasa tidak sarapan sebelum berangkat sekolah, siswa masih sering membuang sampah sembarangan dan merokok. Pemberian layanan informasi dengan materi pola hidup sehat juga belum pernah diberikan di kelas VIII. Melihat fenomena tersebut maka dirasa perlu mengembangkan suatu media untuk menyampaikan informasi pola hidup sehat. Media yang dirasa sesuai adalah modul, karena pada modul dapat dipaparkan materi secara lengkap sesuai dengan kebutuhan siswa, modul memfasilitasi penggunanya untuk belajar secara mandiri, terdapat latihan soal untuk mengukur pemahaman siswa, praktis digunakan karena tidak membutuhkan listrik dan dapat dibawa kemana-mana.

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan modul bimbingan pribadi tentang pola hidup sehat bagi siswa kelas VIII di SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto yang memenuhi aspek kelayakan. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Borg and Gall yang telah disederhanakan oleh Tim Pulitjaknov (2008). Uji validasi ahli terdiri dari satu ahli media, dua ahli materi dan satu ahli praktisi. Sementara uji coba lapangan skala kecil terdiri dari delapan siswa kelas VIII. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket untuk menghimpun data kuantitatif dan data kualitatif.

Berdasarkan hasil uji validasi ahli, diperoleh rata-rata nilai sebesar 89,14% dari ahli media, sebesar 91,60% dari ahli materi, dan sebesar 85,31% dari ahli praktisi. Sementara hasil uji coba lapangan skala kecil kepada delapan siswa kelas VIII diperoleh rata-rata nilai sebesar 91,75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Modul Pola Hidup Sehat memenuhi aspek kelayakan dengan kategori sangat baik sehingga layak digunakan sebagai salah satu media Bimbingan Konseling.

Kata kunci: pengembangan modul, pola hidup sehat.

Abstract

Based on the result of preliminary studies at State Junior High School 2 Dlanggu District Mojokerto with Guidance Counseling’s material needs questionnaire for Junior High School student, there were found 95% student of grade VIII which needed healthy lifestyle’s material information services. This was confirmed by the counselor’s interview result that more than 50% students are not breakfast before going to school, students still often littering and smoking. healthy lifestyles material information services has not been given in grade VIII. Seeing this phenomenon it is

1

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

necessary to develop a media to convey healthy lifestyle information. Media were deemed suitable was module, because the module could be fully exposed material in accordance with the needs of students, the module facilitated users to learn independently, there are exercises to gauge student understanding, practical use because it does not require electricity and can be taken anywhere.

Development research aims to produce modules personal guidance on healthy lifestyles for students of grade VIII State Junior High School 2 Dlanggu District Mojokerto that meet the eligibility aspect. This research used a Borg and Gall’s development model which has been simplified by Tim Pulitjaknov (2008). Expert validation test consisted of one media expert, two material experts and one practitioner expert. While small-scale field trials consisted of eight students of grade VIII. Data collection technique is using a questionnaire to collect quantitative data and qualitative data.

Based on the experts validation test results, an average value obtained are 89.14% of media experts, 91.60% of the materials experts, and 85.31% of expert practitioners. While the results of small-scale field trials to eight student of grade VIII obtained an average value of 91.75%. It can be concluded that the Healthy Lifestyle module met eligibility aspect with excellent category so that it can be use as a media of Guidance and Counseling.

Key words: Module development, healthy lifestyle.

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia yang sehat adalah modal pembangunan bangsa. Implikasi kesehatan terhadap pembangunan bangsa sangat besar, karena manusia yang sehat akan memiliki kesempatan belajar dan bekerja lebih luas, dapat menjalankan perannya dengan lebih optimal, sehingga produktivitas meningkat. Dengan peningkatan produktivitas maka akan mempertajam kemampuan daya saing bangsa di kancah global. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka pendidikan kesehatan harus diajarkan sedini mungkin pada generasi muda, salah satunya melalui pola hidup sehat.

Pola hidup sehat adalah upaya menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan (Kemendikbud RI, 2013). Kesehatan manusia berhubungan erat dengan bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lingkungan yang sehat akan mendukung kesehatan bagi manusia, dan sebaliknya lingkungan yang tidak sehat akan dapat menganggu kesehatan manusia (Notosoedirdjo & Latipun, 2005).

Terdapat banyak hal buruk yang dapat mengganggu kesehatan manusia, salah satunya adalah merokok. Berdasarkan hasil survei Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) tahun 2013 di Indonesia tentang merokok di kalangan siswa SMP menunjukkan hasil yang memprihatinkan. Survei yang dilakukan di sepuluh kota (Medan, Padang, Bandar

Lampung, Jakarta Selatan, Bandung, Surabaya, Denpasar, Palu, Banjarmasin, dan Mataram) dan dilakukan di sepuluh Sekolah Menengah Pertama di tiap kota, menunjukkan bahwa 90% siswa SMP telah terpapar iklan rokok sedangkan 41% akhirnya mencoba merokok bahkan menjadi perokok aktif (http://news.detik.com/berita/ 2356897/survei-90-siswa-smp-terpapar-iklan-rokok-41-akhirnya-merokok).

Angka tersebut menunjukkan besarnya pengaruh iklan rokok, terbukti dari hampir separuh pelajar di Indonesia yang akhirnya merokok. Sementara data dari buku Fakta Tembakau yang diterbitkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2015) menunjukkan prevalesi konsumsi tembakau cenderung meningkat baik pada laki-laki maupaun perempuan (http://www.litbang. kemkes.go.id/content/pentingnya-pola-hidup-sehat-dalam-antisipasi-penyebab-kesakitan-kematian). Padahal penelitian oleh Yayasan Kanker Amerika Serikat menunjukkan bahwa kebiasaan merokok menjadi faktor penyebab 87% kematian karena kanker paru-paru, 82% bronkitis kronik, 21% jantung koroner, dan 18% karena stroke (Istiqomah, 2003:3). Disamping itu, rokok adalah jembatan hitam yang bisa menjerumusakan seseorang mencoba miras, menyalahgunakan narkoba, dan seks bebas dimana kesemua itu dapat mengganggu kesehatan mereka.

Pola hidup sehat tidak hanya berfokus pada upaya menghindari hal-hal yang mengganggu kesehatan, tetapi juga upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan. Salah satu program kesehatan yang

2

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

dikampanyekan oleh WHO, PBB dan organisasi kesehatan lainnya adalah mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia Pakai Sabun. Hal ini sebagai upaya membiasakan hidup yang bersih dan sehat di masyarakat. Di Mojokerto, istri walikota Mojokerto, Siti Amsah Mas’ud Yunus memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) sedunia tahun 2014 bersama seluruh sekolah se-kota Mojokerto mulai dari PAUD, TK, SD, SMP dan SMA sederajat yang jatuh pada tanggal 15 Oktober. Kegiatan yang juga didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas P&K ini bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan, sebelum tidur dan setelah dari kamar mandi. Kegiatan ini sebagai bagian dari melaksanakan pola hidup bersih dan sehat dan upaya mencegah masuknya penyakit sejak dini (http://www. satujurnal.com/2014/10/hctps-istri-walikota-ajak-siswa.html).

Budaya Pola Hidup Sehat kini menjadi fokus perhatian Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek mengharapkan guru senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat menjadi teladan yang tepat dalam menumbuhkan nilai-nilai kesehatan bagi para siswa. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa kesehatan itu penting dan dapat berpengaruh terhadap pendidikan. Sehubungan dengan itu beliau menambahkan bahwa 30-40% anak Indonesia masuk ke sekolah dengan tidak sarapan terlebih dahulu dan hal itu memungkinkan proses belajar tidak berjalan baik. Hal tersebut disampaikan usai rapat antara Menkes dan Mendikbud tentang upaya sekolah mempromosikan hidup sehat di kantor Kemendikbuddikdasmen, Jakarta pada 28 januari 2015. Hasil rapat tersebut adalah kesepakatan mengadakan revolusi mental pada tahun ajaran baru dalam kehidupan sekolah, utamanya penerapan perilaku sehat. (http://www.depkes.go.id/article /view/15020200001/ menkes-harapkan-guru-jadi-teladan-perilaku-hidup-sehat-bagi-para-siswa.html).

Sarapan adalah salah satu bentuk menerapkan pola hidup sehat. Dalam Pekan Sarapan Nasional (PSN) yang diperingati setiap tanggal 14-20 Februari 2015, Patrick Stillhart selaku penyelenggara kampanye PSN di Jakarta mengatakan bahwa sarapan yang bergizi turut menciptakan generasi cerdas dan sehat. Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, Hardinsyah menambahkan bahwa sarapan sehat sangat mempengaruhi aktivitas dan prestasi anak dan orang dewasa (http://www.antaranews.com/

berita/479935/pekan-sarapan-nasional-menggalang -kesadaran-untuk-hidup-sehat?utm_source=fly& utm_ medium=related&utm_campaign=news).

Sejalan dengan dijadikannya pola hidup sehat sebagai fokus perhatian pemerintah dalam bidang pendidikan, saat ini informasi tentang pola hidup sehat juga sangat dibutuhkan siswa. Hal ini ditunjukkan oleh Angket Kebutuhan Materi Layanan BK untuk Siswa SMP yang di susun berdasarkan tugas-tugas perkembangan siswa. Hasil penyebaran angket yang dilaksanakan pada Rabu, 22 Oktober 2014 dan disebarkan pada semua siswa kelas VIII, ditemukan sebanyak 95% siswa dari empat kelas tersebut sangat membutuhkan materi pola hidup sehat. Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan konselor terkait pola hidup siswa kelas VIII, beliau menyatakan lebih dari 50% siswa terbiasa tidak sarapan sebelum berangkat sekolah sehingga berdampak pada terganggunya konsentrasi belajar karena badan yang lemas, tidak bisa mengikuti olahraga dengan baik karena kurangnya tenaga, dan beberapa diantaranya pingsan saat mengikuti upacara. Selain itu masih rendahnya kepedulian siswa terhadap lingkungan dengan membuang sampah sembarangan dan suka menyimpan sampah di dalam kolong meja. Hal tersebut membuat lingkungan tidak sedap di pandang, mengganggu kenyamanan, kolong meja menjadi sarang nyamuk dan jam pelajaran terpotong karena siswa di minta guru pelajaran menyapu kelas terlebih dahulu. Selanjutnya juga perilaku merokok di kalangan siswa putra. Dampak yang timbul dari perilaku tersebut adalah siswa menjadi perokok aktif karena kuatnya pengaruh lingkungan, apabila tidak ada uang lalu memalak temannya yang lemah untuk membeli rokok, dan siswa mendapat sanksi apabila selama menggunakan atribut sekolah diketahui merokok baik didalam atau di luar lingkungan sekolah. Konselor juga kemukakan bahwa materi pola hidup sehat belum pernah diberikan di kelas VIII.

Melihat tingginya kebutuhan siswa terhadap informasi pola hidup sehat, maka perlu informasi tersebut disusun melalui sebuah media. Salah satu media yang sering digunakan dalam pelayanan BK di berbagai sekolah adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS merupakan media yang di kemas dengan menekankan pada latihan soal atau tugas saja. LKS tersusun atas ringkasan materi, sehingga memungkinkan siswa untuk memerlukan bimbingan dari guru dan membutuhkan bahan ajar lain dalam menggunakannya. Berbeda dengan LKS, modul adalah suatu unit bahan belajar yang di susun secara sistematis agar dapat dipelajari siswa secara mandiri. Modul tersusun atas serangkaian materi yang

3

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

dipaparkan secara lengkap. Hal ini memfasilitasi siswa untuk tidak bergantung pada bahan ajar atau pihak lain dalam menggunakannya. Berdasarkan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk mengembangkan media dalam bentuk modul. Pengembangan modul dengan materi pola hidup sehatpun belum pernah ada sebelumnya. Mulyasa (2003) mengatakan bahwa belajar dengan modul bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal. Kelebihan modul selain memaparkan materi yang lengkap dan bisa dipelajari siswa secara mandiri menjadi salah satu alternatif solusi yang bisa diberikan untuk mengatasi masalah yang ada.

Selanjutnya berdasarkan hasil angket kebutuhan informasi tentang pola hidup sehat yang telah diberikan kepada siswa kelas VIII di SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto, diperoleh data bahwa informasi dengan presentase tertinggi yang dibutuhkan siswa adalah informasi mengenai kebersihan diri dan lingkungan, pola makan sehat, pentingnya aktivitas fisik, tidur sehat, dan perilaku yang beresiko mengganggu kesehatan. Informasi tersebut nantinya akan dijelaskan dalam modul yang dikembangkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan mengangkat judul “Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto”. Adanya modul ini diharapkan dapat membantu konselor dalam memberikan layanan pola hidup sehat kepada siswa dan siswa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan produk berupa Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat untuk Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto yang memenuhi kriteria kelayakan.

Menurut Kementrian Kesehatan (dalam Kemendikbud RI, 2013:271) hidup sehat adalah hidup tanpa gangguan masalah kesehatan baik berupa penyakit-penyakit fisik (kondisi tubuh) maupun nonfisik (kondisi jiwa, hati dan pikiran). Perilaku sehat merupakan tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga serta makan makanan bergizi.

Kemendikbud RI (2013) menyatakan bahwa pola hidup sehat yaitu segala upaya menerapkan

kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Sementara itu, pengertian yang serupa dari arti pola hidup sehat dinyatakan dalam istilah gaya hidup sehat. Gaya Hidup Sehat menurut Departemen Kesehatan RI (2006:2) adalah kebiasaan seseorang untuk menerapkan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari dan menghindari kebiasaan buruk yang mengganggu kesehatan.

Menurut Kotler yang di maksud pola hidup sehat adalah hidup dengan pola atau gaya yang lebih fokus kepada hal-hal kesehatan, baik itu makanan, perilaku, bahkan gaya hidup yang sangat berpengaruh kepada kesehatan dan menuju hidup yang sehat baik jasmani maupun rohani (Kemendikbud RI, 2013:272).

Becker (1979) (dalam Notoatmodjo, 2005:47) perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.

Manfaat yang diperoleh dari menerapkan pola hidup sehat antara lain sebagai berikut:

a. Dapat tidur dengan nyenyak.b. Dapat bekerja lebih maksimal serta meningkatkan

kerjanya.c. Dapat belajar dengan baik.d. Berpikiran positif dan sehat.e. Merasa damai, nyaman dan tentram.f. Memiliki penampilan yang sehat.g. Mendapatkan kehidupan dan interaksi sosial yang

baik.h. Lebih percaya diri.i. Menghemat pengeluaran untuk kesehatan.j. Terhindar dari penyakit. (dalam Kemendikbud RI, 2013:274).

Bimbingan pribadi menurut Winkel (Sukardi, 2008) adalah bimbingan yang membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

Menurut Tohirin (2007:122) Bimbingan pribadi adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.

Layanan informasi yang relevan dengan bidang bimbingan pribadi (Mu’awanah & Hidayah:2009)

4

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

adalah seputar fase perkembangan yang sedang dilalui individu, informasi cara bergaul, pendidikan seks, penggunaan waktu secara efektif, hidup sehat, dan sebagainya.

(Nasution, 2006) Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang di susun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.

Menurut Daryanto (2013:9) modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang di kemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengelaman belajar yang terencana dan di desain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.

(Sukiman, 2012) modul merupakan suatu unit bahan belajar yang di rancang secara khusus sehingga dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri dan merupakan program pembelajaran yang utuh dan di susun secara sistematik mengacu pada tujuan pembelajaran yang jelas dan terstruktur.

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul. Karakteristik tersebut dalam Daryanto (2013) adalah sebagai berikut:

1) Self Instruction, merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.

2) Self Contained, modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar di kemas satu kesatuan yang utuh.

3) Berdiri Sendiri (Stand Alone), merupakan karakteristrik modul yang tidak bergantung pada bahan ajar/ media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari modul tersebut.

4) Adaptif, modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan diberbagai perangkat keras (hardware).

5) Bersahabat, modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/ akrab dengan pemakainya.Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly.

METODE

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Menurut Borg & Gall (1983) penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (dalam Setyosari, 2010).

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Borg & Gall yang telah disederhanakan dari 10 langkah menjadi 5 langkah oleh Tim Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (Tim Pulitjaknov) tahun 2008. Lima langkah tersebut adalah:

1. Menganalisis produk yang akan dikembangkan.2. Pengembangan produk awal.3. Validasi ahli dan revisi.4. Uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir.

Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur penelitian pengembangan Tim Pulitjaknov tahun 2008. Pengembangan modul terbatas pada aspek uji kelayakan, sehingga prosedur pengembangan yang di tempuh hanya sampai pada langkah keempat yaitu uji coba lapangan skala kecil. Empat langkah dalam prosedur pengembangan ini adalah: 1) Analisis produk, 2) Pengembangan produk awal, 3) Validasi uji ahli, 4) Uji coba lapangan skala kecil.

Data yang di himpun pada penelitian pengembangan ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif, yaitu data berupa angka hasil perhitungan angket yang telah disebarkan pada saat validasi uji ahli dan uji coba lapangan kecil. Data kualitatif, yaitu data untuk menilai kualitas mutu media cetak yang dikembangkan berupa tanggapan yang diperoleh dari ahli

5

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

materi, ahli media, ahli praktisi dan siswa kelas VIII yang menjadi subjek penelitian.

Instrumen penelitian (Arikunto, 2007:134) merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Instrument pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket uji kelayakan produk sebagai instrumen data kuantitatif dan instrumen data kualitatif. Sugiyono (2013:199) mengatakan bahwa angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Teknik analisis datayaitu dengan cara analisis isi untuk data kualitatif dan analisis deskriptif presentase untuk data kuantitatif. Penghitungan data kuantitatif digunakan rumus:

P =F

N×100%

Keterangan:P = Presentase nilai yang diperolehF = Frekuensi jawaban alternativeN= Number of Case (jumlah frekuensi/banyaknya

individu)(Sudjiono, 2009).

Setelah hasil perhitungan di dapat, selanjutnya adalah memberikan makna terhadap angka presentase tersebut. Menurut Mustaji (2005:102) tingkat kelayakan dan kriteria revisi produk adalah sebagai berikut:

HASIL PENGEMBANGAN & PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan

Analisis produk. Dari hasil need assessment kebutuhan siswa terhadap materi pola hidup sehat, kemudian diambil enam item materi dengan presentase tertinggi untuk dipaparkan dalam modul pola hidup sehat. Enam item

tersebuat adalah informasi tentang: kebersihan diri, kebersihan lingkungan, pola makan sehat, aktifitas fisik, tidur yang sehat, dan perilaku yang beresiko mengganggu kesehatan.

Pengembangan Produk Awal. Pada tahap ini, dilakukan penulisan modul meliputi deskripsi modul, tujuan layanan, indikator, petunjuk penggunaan, materi modul, soal latihan, glosarium, mendesain sampul dan layout.

Uji Validasi Ahli. Uji ahli adalah kegiatan mengajukan modul yang telah dikembangkan kepada orang yang ahli di bidangnya untuk di nilai. Uji ahli dilakukan kepada tiga ahli, yakni ahli materi, ahli media dan ahli praktisi. Ketiga ahli tersebut memberikan penilaian pada isi dan grafis modul, tetapi yang membedakan adalah uji ahli materi menekankan penilaian pada isi materi, uji ahli media menekankan penilaian pada grafis modul, sedangkan uji ahli praktisi menekankan penilaian pada keduanya yaitu isi materi dan juga grafis.

Data kuantitatif kelayakan modul dari ahli materi, diketahui nilai rata-rata modul pola hidup sehat adalah 91,60% dan dengan data kualitatif sebagai berikut:

Tanggapan Ahli Materi II1. Sumber rujukan dalam modul perlu diberikan.

Tulis nama, tahun, nomor halaman pada kalimat yang diambil dalam pustaka/buku/internet.

2. Kunci jawaban di buat lepas dari modul.3. Perlu penjelasan manfaat pola hidup sehat pada

BK perkembangan, sehingga mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi siswa.

4. Daftar pustaka dicantumkan hanya pada buku yang di rujuk dalam tulisan.

Sedangkan data kuantitatif kelayakan modul dari ahli media mendapat rerata nilai 89,14% dan dengan data kualitatif sebagai berikut:

Tanggapan Ahli MediaModul sudah bagus, namun agar lebih bagus lagi perlu perbaikan-perbaikan antara lain:1. Pada kata pengantar sebaiknya jangan

menggunakan kata tercurah pada Nabi Muhammad agar sasarannya lebih luas.

2. Cara penulisan pada indikator perlu diganti kata Anda

3. Penegasan warna pada penulisan sub bab, agar penekanan tulisan penting mudah terbaca.

Sementara data kuantitatif kelayakan modul dari ahli praktisi, diperoleh rerata nilai modul pola hidup

6

Presentase Kategori81% - 100% Sangat baik, tidak perlu direvisi66% - 80% Baik, tidak perlu direvisi56% - 65% Kurang baik, perlu direvisi0% - 55% Tidak baik, perlu direvisi

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

sehat adalah 85,31% dan dengan data kualitatif sebagai berikut:

Tanggapan Ahli Praktisi1. Pada dasarnya modul ini sudah baik dan benar,

hanya perlu sedikit memberi tambahan contoh-contoh dalam materi dalam bentuk kasus.

2. Tapi secara keseluruhan sudah bagus & membantu peserta didik dalam proses pembelajaran.

Uji Lapangan Kelompok Kecil. Pada tahap ini, modul diujicobakan kepada delapan siswa kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto. Data kuantitatif kelayakan modul pola hidup sehat oleh siswa, diperoleh nilai rata-rata sebesar 91,75%. Sementara tanggapan yang diberikan sebagai berikut:

Kelas Nama Tanggapan

VIII A

1. FRNBagus, menarik, sesuai dengan kebutuhan siswa

2. NRDeskripsi modul sangat menarik

VIII B

3. DMN

Buku ini memang patut dibaca semua orang. Oleh karena itu semua orang harus membacanya karena dapat mengembangkan pola hidup sehat yang meningkat.

4. YWJ

Buku yang dibuat sangat bagus dan menarik. Bacaannya simpel dan jelas.

VIII C

5. MIMMudah dimengerti, menarik dan menyenangkan.

6. RARD

Menurut saya buku ini saat dibaca sangat menarik dan tidak membosankan. Bahasanya sangat komunikatif.

VIII D 7. SNP

Materinya sangatlah baik dan mudah dimengerti. Penjelasannya bagus dan mudah dipahami. Sarannya harus dikembangkan pola hidup sehat ini.

8. BA

Bukunya bagus, warnanya menarik. Adanya gambar nyata sehingga saya tertarik pada buku ini.

B. Pembahasan

Berdasarkan data kuantitatif hasil uji ahli materi, ditinjau dari segi isi modul mendapat nilai 91,87% dan grafis modul mendapat nilai 91,34%. Bila di rata-rata maka keseluruhan nilai adalah 91,60%. Rata-rata tersebut bila diinterpretasikan menurut kriteria penilaian Mustaji (2005:102) maka modul pola hidup sehat masuk dalam kategori sangat baik (81%-100%) dan tidak perlu direvisi. Untuk data kualitatif, terdapat tanggapan yang diberikan ahli materi dua, yakni pertama untuk menuliskan nama, tahun, nomor halaman pada kalimat yang diambil dalam pustaka/buku/internet; kedua melepaskan kunci jawaban dari modul; ketiga memberi penjelasan manfaat pola hidup sehat pada BK perkembangan; dan keempat adalah hanya mencantumkan buku yang di rujuk dalam tulisan pada daftar pustaka. Dan keempat masukkan tersebut juga telah dilaksanakan.

Berdasarkan data kuantitatif hasil uji ahli media, ditinjau dari segi isi modul mendapat nilai 93% dan grafis modul mendapat nilai 85,29%. Sehingga rerata nilai sebesar 89,14%. Rata-rata tersebut bila diinterpretasikan menurut kriteria penilaian Mustaji (2005:102) maka modul pola hidup sehat masuk dalam kategori sangat baik (81%-100%) dan tidak perlu direvisi. Walaupun demikian, data kualitatif berupa saran dari ahli media untuk menghapus kata Nabi Muhammad pada kata pengantar, mengganti kata siswa dengan kata Anda pada kalimat indikator, dan mengganti warna huruf pada sub judul untuk memberikan penekanan kata juga telah dilaksanakan.

Pada data kuantitatif hasil uji ahli praktisi, ditinjau dari segi isi modul mendapatkan nilai 80% dan grafis modul mendapat nilai 90,62%. Sehingga mendapat rerata nilai sebesar 85,31%. Rata-rata tersebut bila diinterpretasikan menurut kriteria penilaian Mustaji (2005:102) maka modul pola hidup sehat masuk dalam kategori sangat baik (81%-100%) dan tidak perlu direvisi. Sementara data kualitatif, ahli praktisi menuliskan jika modul sudah baik dan benar, hanya perlu sedikit memberi tambahan contoh-contoh dalam materi dalam bentuk kasus. Sebelumnya, contoh kasus telah ada tetapi hanya pada bab tiga. Menindaklanjuti saran ahli praktisi, contoh kasus juga telah ditambahkan pada bab satu dan bab dua.

Data kuantitatif oleh siswa saat uji coba lapangan skala kecil, ditinjau dari segi isi modul mendapatkan nilai 91,54% dan grafis modul mendapat nilai 91,96%. Bila di rata-rata maka keseluruhan nilai adalah 91,75%. Rata-rata tersebut bila diinterpretasikan menurut kriteria penilaian Mustaji (2005:102) maka

7

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

modul pola hidup sehat masuk dalam kategori sangat baik (81%-100%) dan tidak perlu direvisi. Siswa juga memberi tanggapan yang positif terhadap modul pola hidup sehat. Menurut siswa, materi yang termuat pada modul disampaikan dengan bahasa yang komunikatif, jelas, mudah dimengerti dan disajikan secara menarik.

Berdasarkan hasil uji ahli dan uji coba skala kecil, menunjukkan bahwa modul mendapat penilaian sangat baik ditinjau dari aspek kelayakan. Kelebihan dari pengembangan modul ini adalah produk telah tervalidasi dan telah diujicobakan pada siswa. Disamping itu, produk yang dihasilkan disesuaikan dengan kebutuhan siswa karena disusun berdasarkan hasil instrumen kebutuhan. Sedangkan keunggulan produk ini adalah memuat hasil-hasil penelitian ilmiah, disajikan dengan contoh kasus, dan bergambar. Pengembangan produk berupa modul pola hidup sehat ini juga mendapat tanggapan positif dari dosen ahli, konselor sebagai ahli praktisi dan siswa, serta terbukti dari tingginya presentase yang ada.

Selain kelebihan yang telah dipaparkan, produk yang dikembangkan juga mempunyai beberapa keterbatasan, yakni cakupan materi yang disusun hanya berdasarkan kebutuhan siswa kelas VIII SMPN 2 Dlanggu, uji coba hanya terbatas pada uji kelompok kecil, dan modul hanya dinilai berdasarkan aspek kelayakan saja.

Modul pola hidup sehat ini ditunjukkan untuk membantu siswa mendapatkan informasi pola hidup sehat. Dalam pemanfaatannya, siswa dapat menggunakan modul ini secara mandiri. Meski demikian, modul ini juga dapat digunakan oleh konselor dalam memberikan layanan informasi pola hidup sehat secara klasikal.

Pengembangan modul pola hidup sehat telah melalui serangkaian tahapan dan sudah dilakukan beberapa kali revisi. Pada akhirnya, modul pola hidup sehat dinyatakan layak digunakan sebagai salah satu media Bimbingan Konseling dan siap diproduksi.

PENUTUP

A. Simpulan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengahasilkan produk berupa modul pola hidup sehat. Modul pola hidup sehat dikembangkan berdasarkan model pengembangan Borg and Gall yang telah disederhanakan oleh tim Pulitjaknov tahun 2008. Berdasarkan hasil penilaian kelayakan modul pola hidup sehat oleh ahli media

diperoleh rerata nilai sebesar 89,14%, ahli materi 91,60%, ahli praktisi 85,31%, dan hasil uji coba lapangan skala kecil sebesar 91,75%. Seluruh perolehan nilai hasil uji validasi ahli dan uji coba lapangan skala kecil tersebut jika diintepretasikan dengan kriteria kelayakan produk menurut Mustaji (2005:102) maka modul pola hidup sehat masuk dalam kategori sangat baik (81%-100%) dan tidak perlu direvisi. Sementara tanggapan yang diperoleh saat uji ahli menyatakan bahwa modul pola hidup sehat secara keseluruhan sudah baik, sementara para siswa berpendapat bahwa materi modul pola hidup sehat sangat mudah dipahami dan menarik untuk dibaca. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Modul Pola Hidup Sehat berkategori sangat baik dan layak digunakan sebagai media Bimbingan Konseling.

B. Saran

Penelitian pengembangan yang dilakukan telah menghasilkan sebuah produk yaitu modul pola hidup sehat. Dalam hal ini, beberapa saran yang ingin disampaikan terkait modul pola hidup sehat yakni:

1. Bagi Konselor

Modul pola hidup sehat yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan, sehingga konselor sekolah dapat memanfaatkan modul ini sebagai media dalam memberikan layanan informasi tentang Pola Hidup Sehat kepada siswa. Akan tetapi, konselor juga dapat menambahkan materi lain seputar Pola Hidup Sehat sesuai dengan kondisi yang sedang tampak pada siswa, sesuai dengan kebutuhan siswa, dan infomasi pola hidup sehat yang kekinian supaya layanan yang diberikan semakin sempurna.

2. Bagi Siswa

Modul Pola Hidup Sehat dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa. Pola hidup sehat adalah materi layanan informasi dengan presentase tertinggi yang dibutuhkan siswa. Harapan pengembang adalah siswa memanfaatkan modul ini sebaik mungkin dengan membaca kesemua materi agar mendapat pemahaman yang utuh tentang pola hidup sehat. Tidak kalah penting yakni setelah membaca, siswa hendaknya menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Peneliti Lain

Modul pola hidup sehat ini telah dikembangkan dan memenuhi kriteria kelayakan sebagai modul. Namun, subjek sasaran produk terbatas pada satu sekolah saja

8

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

sehingga diharapkan peneliti selanjutnya dapat meluaskan subjek sasaran. Kedua, pengembangan modul ini hanya terbatas pada aspek kelayakan saja sehingga peneliti selanjutnya diharapkan dapat menguji aspek efektifitas modul. Ketiga, modul ini dikembangkan hanya sampai pada uji coba skala kecil, untuk itu peneliti selanjutnya dapat melanjutkan sampai uji coba skala besar.

DAFTAR PUSTAKA

_______. 12 September 2013. Survei: 90% Siswa SMP Terpapar Iklan Rokok, 41% Akhirnya Merokok. (http://news.detik.com/berita/2356897/survei-90-siswa-smp-terpapar-iklan-rokok-41-akhirnya-merokok).

_______, 28 Januari 2015. Menkes dan Mendikbud Bersepakat Sekolah Tempat Pembelajaran Hidup Sehat. (http://www.depkes.go.id/article/view/15020200002/menkes-dan-mendikbud-bersepakat-sekolah-tempat-pembelajaran-hidup-sehat.html , diakses tanggal 17 Maret 2015).

_______, 28 Januari 2015. Menkes Harapkan Guru Jadi Teladan Perilaku Hidup Sehat Bagi Para Siswa. (http://www.depkes.go.id/article/view/15020200001/menkes-harapkan-guru-jadi-teladan-perilaku-hidup-sehat-bagi-para-siswa.html , diakses tanggal 17 Maret 2015).

Aditama, Tjandra Yoga. 20 Mei 2015. Pentingnya Pola Hidup Sehat dalam Antisipasi Penyebab Kesakitan Kematian. (http://www.litbang. kemkes.go.id/content/pentingnya-pola-hidup-sehat-dalam-antisipasi-penyebab-kesakitan-kematian, diakses 25 Agustus 2015).

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam Mengajar. Yogyakarta: GAVA MEDIA.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Lakukan Gaya Hidup Sehat Mulai Sekarang. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan.

Istiqomah, Umi. 2003. Upaya Menuju Generasi Tanpa Merokok (Pendekatan Analisis untuk Menanggulangi dan Mengantisipasi Remaja Merokok). Surakarta: CV. SETI-AJI..

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta.

Mu’awanah, Elfi & Hidayah, Rifa. 2009. Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mulyasa, E. 2003. Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mustaji. 2005. Pembelajaran Berbasis Konstruktif Penerapan Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Surabaya: Unesa University Press.

Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Notosoedirdjo, Moeljono & Latipun. 2005. Kesehatan Mental. Malang: UMM Press.

Pasaribu, Alviansyah & Syafputri, Ella (Ed). Jumat, 13 Februari 2015. Pekan Sarapan Nasional menggalang kesadaran untuk hidup sehat. (http://www.Antaranews.com/berita/479935/pekan-sarapan-nasional-menggalang-kesadaran-untuk-hidup-sehat?utm_source=fly&utm_medium= related &utm_campaign=news , diakses 11 Maret 2015).

Satu Jurnal. 15 Oktober 2014. HCTPS, Istri Walikota Ajak Siswa Biasakan Cuci Tangan. (http://www. satujurnal.com /2014/10/hctps-istri-walikota-ajak-siswa.html,diakses tanggal 24 November 2014).

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.

Sudjiono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

9

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN PRIBADI TENTANG POLA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi tentang Pola Hidup Sehat pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi Program Sarjana Strata Satu (S-1). 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. UNESA.

Tim Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (Tim Pulitjaknov). 2008. Metode Penelitian Pengembangan.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madarasah (Berbasis Integrasi) Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

10