pengembangan model pembelajaran tematik …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/lap... ·...

212
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF EKSTERNAL DAN INTERNAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH Oleh : Fatchurrohman, M.Pd Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menemukan jaringan tema pembelajaran tematik integratif eksternal di Madrasah Ibtidaiyah; 2) menemukan jaringan tema pembelajaran tematik integratif internal di Madrasah Ibtidaiyah; 3) merumuskan model RPP tematik integratif internal dan eksternal di Madrasah Ibtidaiyah; 4) mengetahui efektivitas pembelajaran tematik integratif internal dan eksternal di Madrasah Ibtidaiyah. Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis Research and Development (R&D), yaitu jenis riset yang dilakukan dengan mengembangkan model yang sudah ada untuk menghasil model baru yang dianggap lebih efektif Tahapan kerja dalam R&D ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Dick & Lau Cerey. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : 1 ) penyebaran KD pada sub-sub mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah tidak dapat masuk pada setiap tema pembelajaran yang disusun oleh Kementerian Pendidikan Nasional karena squance bahasan pada mata pelajaran PAI di Madrasah Ibtidaiyah berbeda dengan squance yang ada pada mata pelajaran yang tercakup dalam tema-tema pembelajaran mata pelajaran lainnya; 2) penyusunan jaringan tema integratif internal masih sulit dilakukan karena masing-masing sub mapel PAI memiliki hirarchis pembahasan keilmuan yang berbeda dengan sub mapel PAI lainnya, sehingga kalau dipaksakan justru tidak nyambung; 3) dalam penyusunan RPP temaik integratif eksternal ini yang perlu diperhatikan adalah pada bagian metode dan penilaian, di mana metode pembelajaran PAI menuntut metode pembelajaran yang menekankan pada pembentukan akhlaq al karimah, sedangkan evaluai pembelajarannya lebih ditekankan pada penilaian aspek afektif bukan sekedar kognitif; 4) uji coba terbatas, di kelas IV MI Mangunsari Kota Salatiga menunjukkan bahwa guru kelas merasa nyaman dan cocok mengajar dengan model tersebut karena tidak harus melakukan pergantian jam pelajaran dari tema biasa ke pembelajaran PAI. Peserta didik juga senang mengikuti pembelajaran tersebut, sedangkan dilihat dari hasil evaluasinya menunjukkan hasil yang baik. Kata kunci : tematik integratif internal, integratif eksternal, scientific approach, madrasah

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN

TEMATIK INTEGRATIF EKSTERNAL DAN INTERNAL

DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Oleh : Fatchurrohman, M.Pd

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menemukan jaringan tema pembelajaran

tematik integratif eksternal di Madrasah Ibtidaiyah; 2) menemukan jaringan tema

pembelajaran tematik integratif internal di Madrasah Ibtidaiyah; 3) merumuskan

model RPP tematik integratif internal dan eksternal di Madrasah Ibtidaiyah; 4)

mengetahui efektivitas pembelajaran tematik integratif internal dan eksternal di

Madrasah Ibtidaiyah.

Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis Research and

Development (R&D), yaitu jenis riset yang dilakukan dengan mengembangkan

model yang sudah ada untuk menghasil model baru yang dianggap lebih efektif

Tahapan kerja dalam R&D ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Dick &

Lau Cerey.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : 1 ) penyebaran KD pada sub-sub

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah tidak

dapat masuk pada setiap tema pembelajaran yang disusun oleh Kementerian

Pendidikan Nasional karena squance bahasan pada mata pelajaran PAI di

Madrasah Ibtidaiyah berbeda dengan squance yang ada pada mata pelajaran

yang tercakup dalam tema-tema pembelajaran mata pelajaran lainnya; 2)

penyusunan jaringan tema integratif internal masih sulit dilakukan karena

masing-masing sub mapel PAI memiliki hirarchis pembahasan keilmuan yang

berbeda dengan sub mapel PAI lainnya, sehingga kalau dipaksakan justru tidak

nyambung; 3) dalam penyusunan RPP temaik integratif eksternal ini yang perlu

diperhatikan adalah pada bagian metode dan penilaian, di mana metode

pembelajaran PAI menuntut metode pembelajaran yang menekankan pada

pembentukan akhlaq al karimah, sedangkan evaluai pembelajarannya lebih

ditekankan pada penilaian aspek afektif bukan sekedar kognitif; 4) uji coba

terbatas, di kelas IV MI Mangunsari Kota Salatiga menunjukkan bahwa guru

kelas merasa nyaman dan cocok mengajar dengan model tersebut karena tidak

harus melakukan pergantian jam pelajaran dari tema biasa ke pembelajaran PAI.

Peserta didik juga senang mengikuti pembelajaran tersebut, sedangkan dilihat

dari hasil evaluasinya menunjukkan hasil yang baik.

Kata kunci : tematik integratif internal, integratif eksternal, scientific approach,

madrasah

Page 2: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN

TEMATIK INTEGRATIF EKSTERNAL DAN INTERNAL

DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Disusun Oleh :

Fatchurrohman, M.Pd

NIP. 197103092000031001

PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P3M)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2 0 1 4

PENELITIAN UNGGULAN

Page 3: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرحمن الرحيم

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan

rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik tanpa

ada halangan yang berarti.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini dapat terselesaikan dengan

baik karena dukungan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu perkenankanlah kami menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Mufiq, M.Phil selaku Kepala P3M STAIN Salatiga

3. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku konsultan penelitian

4. Bapak Agus Rahmat Yuwanta, S.Pd selaku Kepala MI Mangunsari, Salatiga

5. Ibu Khoriyatun Nikmah, S.Pd.I dan Ibu Dra. Nurul Aini, guru kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Mangunsari Salatiga

6. Seluruh informan yang telah memberikan informasi dan data apa adanya

yang kami perlukan dalam rangka kegiatan penelitian ini.

Akhirnya, kami berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi

semua pihak yang mempunyai kepedulian terhadap peningkatan kualitas

pendidikan, terutama di Madrasah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, November 2014

Peneliti,

Page 4: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

DAFTAR ISI

Hlm.

Halaman Judul ………………………………………………………................. i

Kata Pengantar ………………………………………………………………… ii

Daftar Isi ……………………………………………………………................. iii

BAB I : PENDAHULUAN …………………………………........... 1

A. Latar Belakang ………………………………………........... 1

B. Objectives ………. …………………………………........... 3

C. Signifikansi …………………………………………............ 4

BAB II : KAJIAN TEORI …………………………………………. 5

A. Kajian Teori ……………….………………………………. 7

1. Integrasi Interkoneksi ………………………………….. 7

2. Pembelajaran Tematik Integratif ………………………. 9

3. Pendekatan Saintifik …………………………………… 46

4. Penilaian Otentik ………………………………………. 57

B. Kajian Pustaka ....................................................................... 77

BAB III : METODE PENELITIAN .................................................. 80

A. Jenis Penelitian ……………………..................................... 80

B. Tempat dan Waktu ………...………………………………. 83

C. Subjek Uji Coba Penelitian ………………………………… 84

D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 84

E. Teknik Analisis Data ………………………………………. 85

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….. 86

A. Deskripsi Lokasi ...........................…………………............. 86

B. Paparan Data dan Pembahasan ............................................. 94

1. Tematik Integratif Eksternal ............................................ 94

2. Tematik Integratif Internal di Madrasah ......................... 181

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik

Integratif Eksternal ..........................................................

187

4. Ujicoba di lapangan ......................................................... 204

BAB V : KESIMPULAN .................................................................... 206

A. Kesimpulan ........................................................................... 206

B. Penutup ................................................................................. 207

Daftar Pustaka …………………………………………….................................. 208

Biodata Peneliti

Page 5: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perubahan Kurikulum Pendidikan Nasional tahun

2013, membawa konskwensi berbagai perubahan dalam dunia pendidikan di

Indonesia, khususnya dalam pembelajaran di kelas. Kalau Kurikulum

sebelumnya (2006) dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) lebih menekankan pada perluasan otoritas sekolah (guru) untuk

mengembangkan Kurikulum sesuai dengan keadaan sekolahnya dengan

tambahan penekanan pada pendidikan karakter (character education),

pendidikan nilai (values education); sedangkan Kurikulum 2013 ini adalah

based competence yang menekankan scientific approach dalam pembelajaran

dan dikembangkannya model pembelajaran tematik integratif untuk

pendidikan tingkat dasar.

Dalam lampiran IV Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 ditegaskan

bahwa pembelajaran di sekolah tingkat dasar dikembangkan secara tematik,

keterpaduan lintas mata pelajaran untuk mengembangkan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan serta mengapresiasi keragaman budaya lokal.

Pengembangan model pembelajaran tematik integratif pada pendidikan

pendidikan tingkat dasar dimaksudkan untuk membentuk peserta didik agar

memiliki cara pandang yang integral dalam memecahkan persoalan. Peserta

didik dilatih untuk melihat problem secara multiperspektif, bukan one

Page 6: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

perspectif karena penyelesaian masalah melalui satu sudut pandang ternyata

menghasilkan keputusan yagn kurang arif dan bijak.

Kalau dikontekskan di Madrasah Ibtidaiyah, maka sebenarnya model

pembelajaran tematik integratif tesebut belum memadai, mengingat struktur

kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah terdiri dari mata pelajaran umum dan

agama yang jumlahnya sama banyak. Pembelajaran tematik integratif yang

ada sekarang baru mengintegrasikan mata pelajaran-mata pelajaran umum

saja, sementara mata pelajaran agama berlum termasuk. Di sisi lain, panduan

pembelajaran agama yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan belum dikembangkan secara tematik namun masih pokok

bahasan-pokok bahasan. Jika demikian, maka kebijakan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tentang pembelajaran tematik integratif di

tingkat pendidikan dasar kurang memadai karena hanya mengintegrasikan

mata pelajaran umum dengan mata pelajaran umum; padahal di Madrasah

Ibtidaiyah ada mata pelajaran umum dan agama.

Oleh karenanya untuk mewujudkan pembelajaran tematik integratif di

Madrasah Ibtidaiyah perlu dikembangkan pembelajaran tematik internal dan

eksternal. Pembelajaran tematik integratif internal yaitu pengintegrasian

beberapa sub mata pelajaran agama melalui satu tema pembelajaran;

sedangkan pembelajaran tematik integratif eksternal adalah pengintegrasian

mata pelajaran umum dan agama dalam satu tema pembelajaran.

Pengembangan pembelajaran tematik integrative internal perlu dikembangkan

manakala masih terjadi pemisahan pembelajaran antara mata pelajaran umum

Page 7: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

dan agama di Madrasah Ibtidaiyah, namun jika keduanya „dilebur‟ maka yang

diperlukan adalah pengembangan pembelajaran integratif eksternal. Menurut

Husni Rahim (2001:141), pengintegrasian bidang mapel agama dan umum

tersebut di Madrasah mampu memberikan nuansa IPTEK yang agamis dan

performa agama yang akademis yang mewujud dalam perilaku peserta didik

sebagai wujud penghayatan terhadap Keagungan Allah SWT. Dengan bahasa

lain, John F. Haught (2004:10) menyatakan bahwa peleburan antara sains dan

agama merupakan upaya manusia untuk menemukan kesatua pemahaman

terhadap dunia.

Pengembangan pembelajaran integrtif internal dan eksternal ini sangat

diperlukan di Madrasah Ibtidaiyah dalam rangka mewujudkan kesatuan

keilmuan yang selama ini dianggap terpecah, yaitu ilmu agama dan ilmu

umum, sehingga dapat meluruskan cara pandang sebagian masyarakat muslim

yang masih dikhotomik terhadap ilmu; sedangkan secara ekstern, penyatuan

kajian keilmuan integratif ini diperlukan dalam rangka memperkuat „daya

saing‟ generasi muslim dengan yang lainnya dalam percaturan global. Selain

itu, dalam pertemuan Asosiasi PGMI Nasional pada tanggal 20-22 September

2013 di Hotel Royal Orchid Garden Kota Batu Malang, dimunculkan gagasan

kemungkinan perlunya dikembangkan pembelajaran tematik integratif

internal dan eksternal di Madrasah Ibtidaiyah.

B. Objective

Kajian ini difokuskan pada pengembangan panduan dan uji coba

pembelajaran tematik integratif internal dan eksternal di Madrasah Ibtidaiyah

Page 8: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

melalui scientific approach agar selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi para

pengelola dalam mengembangkan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah.

Dalam hal ini ada beberapa persoalan yang dijawab melalui kajian ini:

1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal (mapel

agama dan umum) di Madrasah Ibtidaiyah?

2. Bagaimana jaringan tema pembelajaran tematik integratif internal (Fiqh,

Tarih, Aqidah, Akhlaq dan al Qur‟an Hadits) di Madrasah Ibtidaiyah?

3. Bagaimana model RPP tematik integratif internal dan eksternal di

Madrasah Ibtidaiyah?

4. Bagaimana efektivitas pembelajaran tematik integratif internal dan

eksternal di Madrasah Ibtidaiyah dengan menggunakan pendekatan

saintifik?

C. Signifikansi

1. Bagi Madrasah

Selama ini, Madrasah diidentikkan dengan sekolah agama yang

hanya menekankan pembelajaran agama di sekolah, padahal tidak

demikian. Dalam SKB tiga menteri nomor 6 tahun 1975 disebutkan

bahwa Madrasah adalah lembaga pendidikan yang menjadikan pelajaran

agama sebagai dasar di samping mata pelajaran umum. Kajian seperti ini

sangat diperlukan bagi upaya peningkatan mutu lembaga pendidikan

Islam khususnya Madrasah Ibtidaiyah melalui penguatan mata pelajaran

umum dan agama secara berimbang.

Page 9: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

2. Bagi STAIN

Kajian pengembangan pembelajaran tematik integratif internal dan

eksternal di Madrasah Ibtidaiyah sangat relevan dengan dinamika STAIN

Salatiga saat ini yang sedang melakukan „pemekaran‟ kajian keilmuan,

dari satu faculty menjadi beberapa faculty, dari satu rumpun keilmuan ke

beberapa rumpun keilmuan. Kajian pengembangan eksperimentatif yang

melibatkan berbagai rumpun keilmuan ini merupakan bentuk nyata dari

pemekaran kajian keilmuan tersebut.

3. Bagi Kementerian Agama

Bagi Kementerian Agama, bidang Mapenda khususnya, hasil

kajian ini sangat relevan bagi upaya peningkatan mutu Madrasah

Ibtidaiyah melalui pencarian format pembelajaran yang tepat. Selama ini,

Madrasah Ibtidaiyah (MI) selalu disamakan dengan Sekolah Dasar (SD)

dalam berbagai hal termasuk pembelajaran, padahal semestinya tidak

demikian. Keilmuan yang dikembangkan di MI jauh lebih luas

dibandingkan dengan SD, di mana muatan materi keagamaan yang luas

sebagai ciri khusus MI menuntut adanya model pembelajaran yang

berbeda pula tentunya. Apalagi mencuatnya semangat pengintegrasian

dari berbagai kalangan tentang keilmuan agama dan umum yang selama

ini dianggap terpisah, tentunya memerlukan model pembelajaran yang

berbeda pula.

Page 10: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Dengan demikian, hasil kajian pengembangan ini mungkin dapat

dijadikan sebagai tawaran model bagi Kemenag dalam rangka

menciptakan pembelajaran tematik integratif yang tepat bagi MI.

Page 11: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Integrasi Interkoneksi

Integrsi interkoneksi merupakan upaya mempertemukan antara

ilmu-ilmu agama (Islam) dan ilmu-ilmu umum (sain-teknologi-sosial

humaniora). Interaksi antara ketiga disiplin ilmu tersebut akan saling

memperkuat satu dan lainnya, sehingga bangunan keilmuan masing-

masing akan semakin kokoh (Fandy Saputra, 2013:1). Fenomena alam

yang terangkum dalam ilmu umum dapat ditemukan rujukannya di dalam

ilmu agama yang bersumber dari al Qur‟an, dan berita-berita yang

termaktub dalam al Qur‟an dapat dijumpai di alam yang dijelaskan

dengan science dan humaniora.

Integrasi dan interkoneksi ilmu agama dan science digambarkan

sebagai berikut.

Page 12: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

(Sumber : diadopsi dari http://isic-suka.blogspot.com/2013/01pengertian-

integrasi-interkoneksi.html, diakses tanggal 21 Maret 2014 pukul 20.00

WIB)

Menurut Amin Abdullah (2013:11), dalam integrasi intekoneksi ini

masing-masing disiplin keilmuan masih tetap dapat menjaga identitas dan

eksistensinya sendiri-sendiri, namun terbuka untuk berdialog dan

berkomunikasi dengan disiplin keilmuan lain. Tidak hanya berdialog

secara internal (dalam satu rumpun keilmuan), namun juga secara

eksternal (antar rumpun keilmuan). Ilmu agama dan ilmu umum tidak bisa

saling menutup diri dari kontak antar satu dan lainnya, karena kontak dan

berkomunikasi dengan disiplin keilmuan lain justru akan menjadi

kekuatan yang sinergis antar keduanya.

Dalam perspektif teologis, menurut Hasan Hanfi (dalam

Abdurrahman Mas‟ud, 2002:45), Islam agama religion of nature yang

memandang integral antara ilmu agama dan ilmu alam, tidak ada

pemisahan. Semakin jauh para ilmuwan mendalami sain maka akan

memperoleh wisdom berupa philosophic perennis yang dalam filsafat

sering disebut dengan transcendence. Ilmu agama tidak bertentangan

dengan science karena ilmu agama terlahir dengan rasio dan rasio bekeja

dengan tata logika ilmiah.

Dengan bahasa lain, Ahmad Watik Pratiknya (1991:105)

menjelaskan cara pandang integratif keilmuan dengan bagan berikut.

Page 13: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Interpretasi Interpretasi

SAIN ILMU AGAMA

2. Pembelajaran Tematik Integratif

a. Pengertian

Istilah pembelajaran tematik sering disamakan dengan istilah

pembelajaran terpadu, sehinga dalam beberapa literatur para ahli

pendidikan sering menggunakan istilah keduanya secara interchangeable.

Pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran untuk

mengembangkan aspek afektif, kongnitif, dan psikomotorik peserta didik

agar dapat memberikan pembelajaran yang bermakna. Istilah tematik

digunakan karena pembelajaran tersebut menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran, sedangkan istilah integratif merujuk

pada pengembangan seluruh totalitas diri anak yang mencakup aspek

afektif, kognitif, dan psikomotorik.

Menurut Humpreys (dalam Trianto, 2010:79), pembelajaran terpadu

atau tematik adalah studi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk

Kebenaran Hakiki (Allah SWT)

Fenomena Kauniyah Alam Semesta

Manusia Hewan-Tumbuhan

Fenomena Naqliyah (Wahyu) Al Qur’an

MANUSIA

Page 14: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

mengeksplorasi pengetahuan mereka dalam berbagai mata pelajaran yang

berkaitan dan menjadi lingkungan mereka sebagai sumber belajar.

Keterkaitan tersebut dapat dilihat dari aspek studi Matematika, Bahasa,

Ilmu Alam, Ilmu Sosial, Musik, Keterampilan, Olah raga, dan lainnya.

Istilah pembelajaran tematik terkadang juga dimaknai sebagai

pendekatan dalam pembelajaran (thematic approach), yaitu “...a way of

teaching and learning in such a way that many areas of the curriculum are

integrated and connected within a theme. It allows learning to be less

fragmented and more natural…”. Pendekatan tematik adalah suatu cara

belajar mengajar yang dilakukan dengan cara beberapa tema dalam

kurikulum diintegrasikan dan dihubungkan dengan suatu tema. Hal ini

untuk mengurangi pemisahan antara materi pelajaran dan pembelajaran

lebih alami karena memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar.

b. Rasional

Ada dua alasan yang mendasari dikembangkannya model

pembelajaran tematik integratif, yaitu karakteristik peserta didik dan

alasan teoritik.

1) Karakteristik anak usia SD/MI

Pada masa sekolah dasar ini, karakteristik anak dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu pada masa usia 6 – 7 tahun dan 8 – 10 tahun. Adapun

karakteristik masing-masing fase tersebut adalah sebagai berikut.

a) Karakter anak usia 6 – 7 tahun

Bagian ini akan mengurai tentang karakter anak usia 6 – 7 tahun,

dalam hal ini yang akan dibahas adalah ciri jasmani dan mentalnya.

Page 15: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Kedua hal tersebut perlu dipahami setiap pendidik yang berhadapan

dengannya agar dapat memperlakukannya secara tepat.

(1) Ciri-ciri jasmani

Ciri-ciri jasmani peserta didik kelas usia 6 – 7 tahun adalah:

(a) kordinator otot-otot kecilnya bertambah, meskipun kadang-

kadang terasa janggal; (b) masa pertumbuhannya lebih lambat,

anak perempuan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan anak

laki-laki; (c) tidak bisa diam, selalu bergerak; (d) senang membuat

sesuatu

(2) Ciri-ciri mental

Ciri-ciri mental anak usia 6 – 7 tahun atau kelas rendah

SD/MI adalah: (a) selalu ingin belajar; (b) menanyakan berbagai

hal; (c) konsep yang dimiliki masih dalam jangka waktu terbatas;

(d) memiliki berbagai variasi dalam membaca; (e) cenderung fokus

hanya pada satu atau dua hal dari isi cerita atau pengalaman yang

dialaminya; (f) jangka perhatian terbatas, antara tujuh sampai

sepuluh menit; (g) proses berpikirnya dalam

b) Karakter anak usia 8 – 10 tahun.

(1) Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik anak usia 8 – 10 tahun adalah: (a) aktif

mengembangkan kordinasi otot besar dan kecil; (b) kekuatannya

bertambah; (c) ingin menguasai keterampilan besar; (d) senang

Page 16: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

olah raga dalam tim dan kegiatan-kegiatan atletik lainnya; (e)

mengikuti kata hati

(2) Ciri-ciri mental kognitif

Ciri-ciri mental kognitif meliputi: (a) selalu ingin belajar

hal-hal yang baru; (b) kemampuan untuk memahami pandangan

orang lain mulai berkembang; (c) mulai mengenal perasaan malu

dalam situasi-situasi tertentu;(d) pemahaman konsep berkembang

berdasarkan lingkungan sekitarnya; (e) keterampilan menulis dan

berbahasa terus berkembang; (f) dapat memahami lebih dari

seluruh gambar yang ada; (g) sangat kreatif dan senang

menemukan hal-hal yang baru; (h) sangat ingin tahu berbagai hal;

(i) mudah mengingat; (j) mengetahui tentang konsep benar dan

salah

(3) Ciri-ciri sosial emosional

Ciri-ciri sosial emosional yaitu: (a) lebih mengutamakan

teman-teman sebaya dalam kelompoknya; (b) pengaruh dari

kelompoknya sangat kuat; (c) lebih peka dalam memilih teman;

(d) umumnya mudah bergaul dan percaya diri; (e) perilaku

bersaing mulai berkembang; (f) peka untuk bermain jujur; (g)

memperhatikan perilaku dan perbuatan orang dewasa; (h)

kesadaran untuk berperilaku seperti orang yang berjenis kelamin

sama mulai berkembang; (i) mulai memisahkan diri dari keluarga,

dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang terpisah dari keluarga;

Page 17: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

(j) selera humor berkembang; (k) mengalami rangkaian emosi :

takut – merasa bersalah – marah dan seterusnya; (l) mengetahui

peristiwa yang terjadi di sekitarnya, meskipun secara emosional

belum cukup dewasa untuk mengatasi akibat-akibatnya (Antony

dalam Trianto, 2010:19)

Anak pada usia 6 – 10 tahun pada umumnya berada pada

rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai

satu keutuhan (holistic) sehingga pembelajarannya masih

mengandalkan pada benda-benda dan pengalaman empirik yang

dialaminya.

Berkait dengan perkembangan kognitif anak, Jean Piaget

(Jeanne, 2011:29) mengemukakan empat tahap perkembangan

kognitif individu, yaitu tahap sensori motorik, praoperasional,

operasional konkrit, dan operasional formal. Masing-masing

tahapan perkembangan kognitif anak tersebut tersebut dapat

dirangkum dalam tabel berikut.

Tahapan Usia Gambaran Kemampuan

Sensorimotor Sejak lahir – 2 tahun Skematanya sebagian besar

didasarkan pada persepsi dan

perilakunya. Khususnya pada

tahap awal, anak-anak tidak

dapat memahami sesuatu yang

baru yang tiba-tiba ada di

depannya, dan mereka fokus

dengan apa yang sedang ia

kerjakan dan lihat pada saat

itu.

Praoperasional Usia 2 – 6 atau 7 tahun Mengucapkan terima kasih,

Page 18: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

adalah sebagian dari

perwujudan simbol

kemampuan berpikir mereka,

kini mereka dapat memahami

dan mengucapkan akan sesuatu

yang ada di depannya secara

mendadak. Namun mereka

belum mampu mengajukan

alasan yang logis sebagaimana

cara yang dilakukan orang

dewasa. Mampu menambah

kosa kata dengan cepat dan

mulai mengenal kalimat

berstruktur. Mampu berpikir

logis setelah usia 4 tahun dan

mulai mengenal prinsip-prinsip

logika

Operasi konkrit Usia 6 atau 7 – 11 atau 12

tahun

Mulai muncul berpikir logis

seperti orang dewasa namun

masih terbatas dalam

memberikan alasan yang

konkrit, situasi kehidupan

nyata. Mengakui bahwa

pemikirannya dan perasaannya

berbeda dengan orang lain,

namun dalam kenyataannya

belum mampu menunjukkan

perilaku pengakuan.

Operasi formal Usia 11 atau 12 tahun –

dewasa

Sudah mampu menggunakan

proses berpikir logis untuk

mengemukakan ide-ide yang

abstrak baik dalam situasi

nyata maupun objek yang

konkrit. Beberapa kemampuan

mulai muncul yang

merupakan dasar untuk

dikembangkan dalam

pembelajaran sain dan

matematika.

Page 19: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Perkembangan setiap individu melalui tahapan-tahapan tersebut,

dan tidak ada individu yang melewatinya. Tiap tahap ditandai dengan

munculnya kemampuan-kemampuan intelektual baru yang

memungkinkan individu memahami realitas dengan cara yang semakin

kompleks. Kecepatan perkembangan masing-masing individu

tergantung pada tingkat keaktifan anak dalam memanipulasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini berarti bahwa lingkungan

anak sangat menentukan proses perkembangan kognitif anak.

Dalam terminologi Piaget, segala sesuatu yang diketahui dan

dilakukan anak diorganisir dalam schemes, yaitu semacam kelompok

kegiatan atau pemikiran yang digunakan secara terpisah dalam

merespons situasi lingkungan yang berbeda (Jeanne, 2011:28). Dalam

aktivitas berikutnya, individu mempelajari sesuatu melalui proses yang

disebut asimilasi dan akomodasi, asimilasi terkait dengan objek atau

peristiwa yang ada dikaitkan dengan scheme yang telah ada pada

individu. Namun terkadang individu tidak dengan mudah

menghubungkan antara situasi yang ada dengan scheme yang telah

dimilikinya, maka individu kemudian memodifikasi scheme yang ada

dengan objek atau peristiwa yang lain yang sudah ada yang ada

hubungannya. Proses pemulihan keseimbangan antara pemahaman yang

ada dengan pengalaman-pengalaman baru disebut proses equilibrasi.

Menurut Piaget, pembelajaran tergantung pada proses ini, di mana saat

keseimbangan terjadi anak memiliki kesempatan untuk bertumbuh dan

Page 20: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

berkembang. Guru dapat menciptakan situasi yang tidak seimbang dan

nantinya dapat menimbulkan anak untuk bertanya karena

keingintahuannya (Trianto, 2010:16).

Pada tahap operasional konkrit (6 atau 7 – 11 atau 12 tahun),

Piaget mengatakan bahwa proses kemampuan berpikir mereka mulai

terorganisir menjadi suatu sistem yang lebih luas, mereka mulai mampu

berpikir realistik, logik, mampu share dengan yang lain dan lebih

mencerminkan pendapat pribadi dari pada kenyataan yang

sesungguhnya. Mereka juga suka memamerkan kemampuan mereka

seperti membuat kelompok-kelompok inklusif (Jeanne, 2011:31).

Operasi adalah hubungan-hubungan logis antara konsep-konsep atau

skema-skema, sedangkan operasi konkrit adalah aktivitas mental yang

difokuskan pada objek-objek dan peristiwa nyata dalam kehidupan

sehari-hari yang terukur (Desmita, 2010:156).

Perkembangan kemampuan memori individu pada usia ini tidak

jauh berbeda dengan fase sebelumnya, yaitu memori jangka pendek

sekitar 15 hingga 30 detik individu mampu menyimpan informasi

dengan asumsi tanpa pengulangan. Mereka juga memiliki kemampuan

rekognisi yaitu suatu kesadaran bahwa suatu objek atau peristiwa itu

sudah dikenalnya atau pernah dipelajari pada masa lalu namun kurang

mampu merecall, yaitu proses memanggil atau mengingat kembali

dalam ingatan sesuatu yang pernah dipelajari. Namun demikian, mereka

telah mampu menggunakan memory strategy, yaitu perilaku yang

Page 21: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

disengaja untuk mengingat kembali memori yang dimiliki (Desmita,

2010:158).

Menurut Matlin (Desmita, 2010:159-160), ada empat memory

strategy yang penting, yaitu rehearsal, organization, imagery dan

retrieval. Rehearsal (pengulangan) adalah strategi meningkatkan

memori dengan cara mengulangi berkali-kali informasi setelah

informasi tersebut diterima. Organization (organisasi) merupakan cara

membangkitkan memori dengan melakukan pengkategorian dan

pengelompokan sesuai dengan kemiripan karakteristik. Imagery

(perbandingan) merupakan tipe dari karakteristik pembayangan

individu melalui pembandingan. Yuille dan Catchpole menyatakan

bahwa memori anak-anak kelas satu sekolah dasar meningkat setelah

mereka dilatih membentuk perbandingan interaktif. Retrieval

(pemunculan kembali) adalah proses mengeluarkan atau mengangkat

informasi dari memori anak dengan isyarat. Keberhasilan penerapan

memory strategy tersebut akan dipengaruhi oleh faktor usia, sikap,

motivasi kesehatan, dan pengetahuan anak sebelumnya.

Pada masa ini, individu mulai bergeser dari sekedar menamai,

mengelompokkan benda-benda menuju pada kemampuan dalam

mengorganisasi dan menghubungkan sifat-sifat benda. Dengan

memberi kesempatan melalui persentuhan dengan benda-benda konkrit

dalam pembelajaran, individu pada tahap operasional konkrit mulai

untuk mengorganisasikan penyelidikan-penyelidikan dalam kelas-kelas

Page 22: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

dan variabel, mengukur variabel secara bermakna, dapat memahami dan

mencatat data pada tabel, membentuk dan memahami hubungan

sederhana, menggunakan apa yang mereka ketahui untuk membuat

inferensi langsung dan prediksi serta menggeneralisasi suatu gejala dari

pengalaman yang mereka jumpai (Depdiknas, 2002:11). Namun

demikian, walaupun individu pada fase operasional konkrit ini mampu

menujukkan beberapa kemampuan berpikir logisnya, perkemangan

kognitif mereka belum sempurna. Dia masih mengalami kesulitan

dalam memahami ide-ide abstrak (Jeanne, 2011:32).

Piaget yakin bahwa pengalan-pengalaman inderawi dan

manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan

perkembangan. Selain itu, ia juga berkeyakinan bahwa interaksi sosial

dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi, berdiskusi,

membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya dapat membuat

pemikiran itu menjadi semakin logis. (Trianto, 2010:17)

c. Landasan Teoritik

Pengembangan pembelajaran tematik integratif di sekolah

didasarkan pada beberapa teori psikologi belajar, yaitu teori perkembangan

Jean Piaget, teori belajar Konstruktivisme, teori belajar Vygotski, teori

belajar Bandura, dan teori belajar Bruner (Trianto, 2010:101). Masing-

masing teori tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

Page 23: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

1) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Dalam pandangan Piaget, anak memiliki cara tersendiri dalam

menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Setiap

anak memiliki struktur kognitif yang berbeda-beda dalam memahami

lingkungan sekitarnya. Pemahaman individu terhadap objek di

lingkungan sekitar melalui proses asimilasi (menghubungkan

pengetahuan tentang objek dengan konsep yang sudah ada dalam

pikiran) dan akomodasi (proses pemanfaatan konsep dalam pikiran

untuk memahami objek). Jika keduanya dapat berlangsung terus

menerus maka akan terjadi keseimbangan (equilibration) antara konsep

lama dan pemahaman yang baru (Gredler, 1991:311)

Piaget mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan kognitif

pada individu. Pada anak usia sekolah dasar, tahap perkembangan

kognitif berada pada operasi konkrit. Perilaku belajar yang muncul pada

fase tersebut adalah: 1) mulai memandang realitas secara objektif; 2)

mulai berpikir oprasional untuk mengklasifikasikan objek-objek yang

ada di sekitarnya; 3) mulai menggunakan prinsip-prinsip logika ilmiah

yang sederhana; 4) memahami konsep volume, substansi, zat cair,

padat, panjang, lebar, luas, berat.

Melihat perilaku belajar anak usia sekolah dasar sebagaimana

tersebut di atas, maka kecenderungan belajar anak-anak usia sekolah

dasar adalah konkrit, integratif, dan hirarkhis. Konkrit mengandung

makna bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan menghadirkan benda-

Page 24: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

benda konkrit yang ada di sekitarnya yang dapat dilihat, diraba, dicium,

didengar. Integratif berarti pembelajaran disajikan dalam satu keutuhan,

tidak dipisah-pisah dalam berbagai disiplin ilmu. Hirarkhis berarti anak

belajar mengikuti alur-alur yang bertahap, dari yang mudah menuju

yang sulit, dari yang sederhana menuju yang kompleks. Oleh karenanya

dalam menyusun materi untuk anak usia sekolah dasar harus

memperhatikan urutan logis, keterkaitan antar materi, keluasan dan

kedalamannya.

2) Teori Belajar Konstruktivisme

Dalam pandangan konstruktivisme, pengetahuan merupakan hasil

dari konstruk kognitif dalam diri individu. Pengetahuan tidak dapat

terlepas dari subjek yang bersangkutan. Pengetahuan merupakan

konstruk manusia melalui pengalaman yang dimilikinya. Pengetahuan

akan selalu berkaitan dengan pengalaman yang dimilikinya akan

kehidupan di dunia, namun bukan dunia itu sendiri. Oleh karenanya,

tanpa pengalaman seseorang tidak akan memiliki pengetahuan

(Sriyanti, dkk.,, 2009:71).

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2010:110), satu prinsip

pembelajaran yang terpenting dalam teori konstruktivisme ini adalah

bahwa guru dalam mengajar tidak hanya sekedar memberikan

pengetahuan kepada peserta didik (transfer of knowledge). Peserta didik

harus diajak bersama-sama membangun pengetahuannya melalui

pengalaman empirik. Guru harus memberikan segala kemudahan bagi

Page 25: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

pesrta didik dalam proses menemukan (inquiry) pengetahuan,

mempraktikkan ide-ide mereka sendiri dan memberi kesempatan

peserta didik untuk mengembangkan strategi pembelajarannya sendiri.

Guru hanya menunjukkan jalan berpikir yang benar dan mempersilakan

para peserta didik untuk menapakinya agar mencapai tangga berpikir

yang tinggi.

Kaum konstrtuktivis berpandangan bahwa satu-satunya media

yang tersedia bagi individu untuk mengetahui dan mengembangkan

pengetahuan pada diri individu adalah inderanya. Individu dapat

berinteraksi denga lingkungannya melalui inderanya, melihat,

mencium, mendengar, menjamah dan merasakannya. Interaksi individu

melalui inderanya dengan dunianya akan membentuk pengetahuan pada

masing-masing individu.

Menurut Suparno (dalam Triyanto, 2010:111), dalam konteks

pembelajaran, ada beberapa prinsip pembelajaran yang disarikan dari

pandangan para konstruktivis yaitu:

a) pengetahuan dibangun sendiri oleh peserta didik melalui

keaktivannya

b) dalam proses kegiatan pembelajaran, kegiatan ditekankan pada

peserta didik

c) guru mengajar hakekatnya adalah membantu peserta didik dalam

menemukan pengetahuan

d) pembelajaran lebih menekankan prosesnya, bukan sekedar hasil

Page 26: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

e) kurikulum didesain yang sedemikian rupa yang memberi

kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk

berpartisipasi aktif

f) peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran

3) Teori Belajar Vigotsky

Menurut Vigotsky (Trianto, 2010:112), pembelajaran akan terjadi

apabila peserta didik bekerja atau mengerjakan tugas-tugas yang belum

pernah dipelajari namun masih dalam radius kemampuannya yang

disebut zone of proximal development, yaitu perkembangan individu di

atas sedikit dari saat ini. Ketika seorang guru memberi tugas kepada

peserta didik, pastikan peserta didik telah memiliki bekal pengetahuan

sebagai prasarat untuk dapat menyelesaikan tugas tersebut. Vigotsky

meyakini bahwa kemampuan mental individu yang lebih tinggi akan

muncul melalui interaksi atau percakapan antar individu.

Satu hal yang terpenting dari Vigotsky adalah scaffolding, yaitu

memberikan sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal

perkembangan kemudian lama-kelamaan anak tersebut dapat

mengambil alih tanggung jawab tersebut dan mampu mengerjakan

sendiri dengan sempurna. Bantuan dari orang dewasa tersebut berupa

dorongan, langkah-langkah problem solving, memberikan contoh yang

nyata sehingga memungkin anak tersebut dapat memecahkan masalah

yang diberikan kepadanya (Trianto, 2010:112).

Page 27: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

4) Teori Belajar Bandura

Teori belajar yang dikemukakan oleh Bandura sering dikenal

dengan teori imitasi, yaitu perilaku individu terbentuk melalui proses

peniruan terhada perilaku orang lain yang kemudian dimantapkan

dengan cara menghubungkan peniruan tersebut dengan pengalaman

dirinya. Proses belajar dalam pandangan teori Bandura terjadi melalui

beberapa cara, yaitu imitasi, identifikasi dan belajar model, yaitu orang

yang ditiru dan diikuti perilakunya (Sriyanti, dkk.,, 2009:104)

Menurut Bandur ada empat fase pemodelan, yaitu fase atensi, fase

retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi (Gredler, 1991:391). Fase

atensi adalah fase di mana individu memparhatikan model yang

menarik, populer, dan dikagumi. Dalam konteks pembelajaran guru

harus mampu menampilkan diri sebagai model bagi pesera didiknya.

Fase retensi adalah fase pengkodean dan penyimpanan tingkah laku

model dalam memori individu. Pengkodean adalah proses pengubahan

pengalaman yang diamati menjadi kode yang disimpan dalam memori.

Fase reproduksi adalah fase di mana kode yang disimpan dalam memori

dikeluarkan untuk membimbing pembentukan perilaku yang baru pada

individu. Perilaku baru yang muncul merupakan perpaduan antara kode

dalam memori dan pengalaman individu. Fase motivasi adalah fase di

mana individu yang bersangkutan berusaha kuat untuk mewujudkan

perilaku sebagaimana model yang disaksikan, individu sangat

Page 28: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

termotivasi untuk menirunya. Dalam konteks pembelajaran di kelas,

guru harus mampu memberi motivasi melalui pujian, hadian atau nilai.

5) Teori Belajar Bruner

Teori belajar Bruner dikenal dengan teori belajar inquiry, yaitu

model pembelajaran yang menekankan pemahaman tentang ide kunci

materi pembelajaran dari suatu materi ajar yang sedang dipelajari,

pentingnya belajar aktif sebagai dasar untuk memahami materi yang

sebenarnya. Menurut Bruner, belajar akan lebih bermakna bagi peserta

didik jika mereka mampu memusatkan perhatiannya pada struktur

materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi, peserta

didik harus aktif dalam mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci

dari pada hanya sekedar menerima pejelasan dari guru (Trianto,

2010:115).

Aplikasi konsep Bruner ini dalam pembelajaran menurut

Woolfolk adalah: 1) memberikan contoh yang berbeda dengan contoh

dari materi yang baru saja diajarkan; 2) membantu peserta didik

mencari hubungan antar konsep; 3) mengajukan pertanyaan kreatif dan

memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk

menemukan jawabannya; 4) mendorong peserta didik untuk membuat

dugaan yang bersifat intuitif..

d. Karakteristik

Ada berberapa karakteristik dalam pembelajaran tematik

integratif, yang tentunya menjadi kekhususan dari pembelajaran tematik

Page 29: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

integratif itu sendiri. Karakteristik tersebut adalah: 1) berpusat pada

peserta didik; 2) memberikan pengalaman langsung; 3) tidak terjadi

pemisahan mata pelajaran; 4) menyajikan konsep yang terpadu dari

berbagai mata pelajaran; 5) bersifat fleksibel; 6) proses pembelajaran

mudah disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik; 7)

menggunakan prinsip pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

Pembelajaran tematik integratif menjadikan peserta didik sebagai

pusat segalanya, artinya berbagai keputusan yang diambil guru terkait

dengan pembelajaran, misalnya pemilihan media, metode, organisasi

materi, organisasi kegiatan pembelajaran, bahasa pengantar yang

digunakan harus didasarkan pada keadaan dan untuk peserta didik.

Dalam hal demikian, guru adalah sebagai pelayan (servant) bagi

pemenuhan kebutuhan petumbuhan dan perkembangan peserta didik.

Dalam memberikan leyanan kepada peserta didik guru mengajak

mereka untuk melakukan kegiatan praktik langsung di lapangan,

sehingga peserta didik memiliki pengalaman empirik. Kegiatan

pembelajaran diupayakan semaksimal tidak lagi dikembangkan hanya

simulasi dan contoh yang verbalis, peserta didik hanya diajak meyakini

kebenaran yang tertuang di dalam buku teks ajar, namun peserta didik

diajak melihat, mendengar, meraba bukti-bukti empirik kebenaran yang

tertuang di dalam buku teks. Pengalaman langsung ini diberikan kepada

Page 30: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

peserta didik agar mereka mengkonstruk sendiri pengetahuan mereka

melalui sentuhan pengalaman di dunia nyata.

Pengalaman langsung peserta didik di lapangan tersebut dapat

berupa pengalaman untuk mengenali dan memecahkan masalah sosial

atu lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Dalam hal ini, guru menuntun

peserta didik untuk belajar menyelesaikan masalah melalui sudut

pandang yang beragam, misalnya sudut pandang ilmu alam, ilmu sosial,

ilmu agama dan lainnya. Dengan cara demikian, peserta didik akan

terbiasa memandang dan menyelesaikan berbagai persoalannya dengan

multi perspective. Cara demikian secara otomatis tidak memecah-

mecah atau mengkotak-kotakkan keilmuan (materi ajar) secara ketat,

karena pada kenyataan hidup, individu selalu menggunakan berbagai

ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah

secara bersamaan.

Pembelajaran tematik integratif memiliki karakter fleksibel,

artinya pemilihan materi dan kegiatan pembelajaran tidak terpadu pada

ketentuan yang termaktub dalam buku teks ajar peserta didik. Guru

bersama peserta didik dapat merubah tema dan kegiatan pembelajaran

pada hari itu manakala dipandang tidak bermakna, tidak menarik dan

ada tema dan kegitan yang lebih menarik bagi mereka. Perubahan tema

dan kegitan ini dapat dilakukan dengan memperhatikan: a) minat dan

kebutuhan peserta didik; b) keadaan lingkungan sekitar; c) ketersediaan

Page 31: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

daya dukung pembelajaran di sekolah; d) kebermaknaan atau

kemanfaatan materi pembelajaran bagi peserta didik.

Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran bersama peserta

didik, guru senantiasa menekankan pembelajaran aktif yang

menyenangkan. Pembelajaran aktif dilakukan oleh guru dengan cara

melibatkan seluruh indera didik dalam kegiatan pembelajaran, baik

pendengaran, penglihatan, kinestetik dan aktivitas pikiran. Kegiatan

pembelajaran aktif juga dicapai melalui keaktivan individual dan kerja

kolektif.

Sementara itu, kegiatan pembelajaran yang menyenangkan (funny

learning) dilakukan guru melalui variasi metode dan media

pembelajaran serta penciptaan hubungan yang hangat dalam kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan memungkin peserta

didik mampu menangkap konten pembelajaran dengan baik, karena

dalam suasana yang menyenangkan individu akan mampu

mengoptimalkan kerja memorinya dengan baik. Selain itu, kegiatan

pembelajaran menyenangkan merupakan upaya mengaktifkan kerja

otak kanan yang akan mampu mendukung daya tahan konsentrasi otak

kiri. Beberapa ahli psikologi menuturkan bahwa jika peserta didik

diaktifkan kedua belahan otaknya, yaitu otak kanan dan otak kiri maka

akan mampu mempertahankan waktu dan daya konsentrasi mereka.

Page 32: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

e. Prinsip-prinsip dasar

Dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif di kelas,

ada beberapa prinsip dasar yang mesti diperhatikan yaitu: 1) bersifat

kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan; 2) bentuk belajar

dirancang agar siswa menemukan tema; dan 3) efisiensi

(Yuswadiwijaya, 2013:2). Masing-masing prinsip dapat diuraikan

sebagai berikut.

1) Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.

Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format

keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik dikaitkan dengan

kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah dan

memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan

sehari-hari dikaitkan dengan topik yang dibahas.

2) Bentuk belajar harus dirancang agar siswa menemukan tema.

Agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan

tema pembelajaran yang riil sekaligus mengaplikasikannya. Dalam

melakukan pembelajaran tematik siswa didorong untuk mampu

menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa,

lingkungan atau pengalaman yang dialami siswa.

3) Efisiensi

Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam

segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang

otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.

Page 33: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

f. Implikasi

Implikasi penerapan pembelajaran tematik integrarif dirasakan

oleh seluruh komponen pokok dalam aktivitas pendidikan baik

terhadap guru, peserta didik, sumber dan media belajar, sarana

prasarana, maupun pengaturan ruang kelas. Masing-masing harus

dikondisikan dalam keadaan yang semestinya, agar pembelajaran

tematik integratif dapat mencapai tujuannya secara maksimal.

1) Implikasi terhadap guru

Guru harus kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman

belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata

pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,

menarik, menyenangkan dan utuh

2) Implikasi terhadap peserta didik

Beberapa implikasi pembelajaran tematik integratif pada peserta

didik adalah:

a) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang

dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara

individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.

b) Bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok,

mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah

3) Implikasi terhadap sarana prasarana, sumber, dan media

pembelajaran

Beberapa implikasi pembelajaran terhadap sarana prasarana,

sumber dan media belajar adalah:

Page 34: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

a) Memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

Untuk dapat mengembangkan pembelajaran tematik integratif

secara optimal diperlukan kecukupan sarana dan prasarana pembelajara.

Tanpa dukungan sarana dan prasana yang cukup, maka guru juga akan

mengalami kesulian dalam mengajar.

Jika sekolah tidak mampu memenuhi kebutuhan sarana dan

prasarana pembelajaran, maka guru dapat memanfaatkan sarana dan

prasarana pembelajaran alam yang ada diluar kelas, misalnya

lingkungan, kebun sekolah, taman sekolah, fasilitas umum seperti

kantor kelurahan, pasar, tempat ibadah, pabrik, super market dan sarana

lain yang relevan dengan tema pembelajaran.

Dalam memanfaatkan sarana pembelajaran di luar kelas, yang

terpenting dilakukan guru adalah kerja sama dengan pihak-pihak

terkait. Sekolah perlu mengembangkan kemitraan yang lebih luas

dengan berbagai pihak yang memiliki daya dukung terhadap kegiatan

pembelajaran di sekolah, baik langsung maupun tak langsung.

b) Memanfaatkan berbagai sumber belajar

Sumber belajar merupakan tempat dimana guru mengambil materi

pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Sumber

belajar dapat berupa makhluq hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan

dan makhluq tak hidup seperti buku, majalah, lingkungan a biotik,

artikel dan lainnya.

Page 35: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Dalam mengambil sumber belajar, guru harus mengeksplore

sumber belajar sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber agar

memperkaya informasi yang akan dihadirkan dalam pembelajaran di

kelas. Selama ini terkadang guru masih tepaku pada sumber belajar dari

buku teks, padahal informasi di dalamnya sangat singkat dan terbatas.

Dalam pembelajaran tematik integratif diperlukan kreativitas dan

keberanian guru untuk „keluar kelas‟ bersama peserta didik untuk

menemukan dan mengkaji sumber belajar yang primer atau otentik,

yaitu sumber belajar yang berupa benda atau keadaan yang senyatanya,

bukan hasil kajian orang atas benda atau keadaan tersebut. Misalnya :

masyarakat, lingkungan alam dan sejenisnya.

Guru harus berupaya untuk meminimalisir penggunaan buku tesk

sebagai sumber belajar, karena buku tersebut dapat dikategorikan

sebagai sumber sekunder. Kalaupun guru masih menggunakan buku

teks sebagai sumber belajar, maka buku teks harus ditempatkan sebagai

doxa yang memiliki kebenaran sementara. Dengan demikian, guru

bersama peserta didik masih memiliki peluang untuk mengkritisi dan

mengoreksi kebenaran isi buku tersebut berdasar penemuan terbaru atas

kebenaran yang tercantum di dalamnya.

c) Mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi

Media pembelajaran memiliki peran penting dalam pembelajaran

tematik integratif. Dalam memilih media pembelajaran, prioritas

pertama yang dipilih adalah benda nyata atau situasi nyata yang

Page 36: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

memungkinkan peserta didik melihat, mendengar, merasakan keadaan

yang senyatanya. Cara demikian untuk mengantarkan peserta didik

memiliki pengetahuan yang otektik, original.

Jika guru mengalami kesulitan dalam menemukan benda nyata

maka urutan prioritas pemilihan media pembelajaran adalah: 1) benda

nyata; 2) benda mitasi, tiruan, miniatur; 3) film slide; 4) gambar. Guru

harus berusaha untuk dapat menghadirkan media sesuai dengan urutan

prioritas tersebut.

Selain memperhatikan urutan prioritas tersebut, guru juga harus

menghadirkan media yang variatif dalam kegiatan pembelajarn sesuai

dengan tema pembelajaran. Variasi penggunaan media pembelajaran ini

dapat berfungsi untuk: 1) memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif

dalam kegiatan pembelajaran; 2) memperluas wawasan peserta didik

terhadap konten materi ajar; 3) melatih peserta didik untuk selalu

kreatif; 4) memperdalam pemahaman peserta didik terhadap materi

pembelajaran.

d) Masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk

masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk

menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang

terintegrasi.

4) Implikasi terhadap pengaturan ruang kelas

Beberapa implikasi pembelajaran terhadap pengturan ruang kelas

adalah:

Page 37: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

a) Ruang kelas perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang

dilaksanakan.

Pengembangan pembelajaran tematik integrtif menuntut dinamika

penataan ruang kelas. Ada dua cara menata ruang kelas: 1) kelas ditata

sedemikian rupa setiap pertemuan sesuai dengan tema pembelajaran; 2)

kelas dibuat tematik, kelas ditata secara permanen sesuai dengan tema-

tema pembelajaran. Tentunya kedua model penataan kelas tersebut

memiliki kelebihan dan kurangan.

Dalam menata ruang kelas yang paling penting adalah disesuai

dengan tema pembelajaran, kemampuan dan keadaan lingkungan

sekolah.

b) Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan

dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Pengubahan susunan bangku tempat duduk peserta didik ini

dimaksudkan agar peserta didik dapat melakukan aktivitas secara

leluasa sesuai dengan tema pembelajaran.

c) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di

tikar/karpet

d) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di

dalam kelas maupun di luar kelas

e) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya

peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar

f) Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga

memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya

kembali.

Page 38: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

5) Implikasi terhadap pemilihan metode

Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi

metode yang menyenangkan. Satu hal yang pelu diperhatikan dalam

pemilihan dan pengembangan metode pembelajaran adalah guru harus

memilih metode pembelajaran yang memungkinkan keterlibatan penuh

peserta didik dalam pembelajaran agar mereka mampu menemukan dan

mengkonstruk sendiri pengetahuannya menjadi pengetahuan yang

bermakna.

Dalam hal ini, kita tidak bisa menyebut nama metode

pembelajaran karena pada hakekatnya metode pembelajaran tersebut

memiliki karakteristik masing-masing dan efektivitasnya sangat

tergantung pada pemakai. Metode apapun dapat dipakai dalam

pembelajaran tematik integratif, yang penting bagaimana dengan

metode tersebut peserta didik dapat mengkonstruk pengetahuannya

melalui kegiatan ilmiah dalam suasana yang fun.

Guru dapat memilih metode pembelajaran yang digolongkan

tradisional, misalnya ceramah interaktif, tanya jawab, resitasi, drill,

study tour, bermain peran, eksperimen, diskusi, dan sejenisnya; atau

menggunakan metode pembelajaran aktif sebagaimana dikembangkan

oleh Mell Silberman, misalnya jigzaw, team quiz, meeting the guest,

critical incident, active knowledge sharing, every one is a teacher here,

questions students have, critical video, debate active, reading aloud,

dan sejenisnya.

Page 39: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Sebagai guru harus mampu menempatkan pemahaman secara

proporsional tentang metode pembelajaran. Satu pernyataan yang perlu

dipahami adalah bahwa tidak ada metode pembelajaran yang terbaik

atau terjelek; baik dan tidaknya metode tergantung ketepatan

penggunaannya.

g. Model Pembelajaran Tematik Integratif

Menurut Fogarty (Trianto, 2010:41) ada sepuluh model

pembelajaran terpadu, yaitu: (1) the fragmented model (model

tergambarkan); (2) the connected model (model terhubung); (3) the

nested model (model tersarang; (4) the sequenced model (model

terurut); (5) the shared model (model terbagi); (6) the webbed model

(model terjaring); (7) the threaded model (model tertali); (8) the

integrated model (model terpadu); (9) the immersed model (model

terbenam); (10) the networked model (model jaringan). Masing-masing

model tersebut dapat diuraikan secara singkat dalam tabel berikut.

Nama Model Deskripsi Kelebihan Kelemahan

Fragmented

(keterpisahan)

Berbagai disiplin

ilmu yang berbeda

dan saling terpisah

Adanya kejelasan

dan pandangan

yang terpisah

dalam suatu mata

pelajan

Keterhubungan

menjadi tidak

jelas, lebih

sedikit transfer

pembelajaran

Connected

(keterhubungan)

Topik-topik dalam

satu disiplin ilmu

berhubungan satu

sama lain

Konsep-konsep

utama saling

terhubung,

mengarah pada

pengulangan,

rekonseptualisasi,

dan asimilasi

gagasan-gagasan

Disiplin-disiplin

ilmu tidak

berkaitan,

konten tetap

terfokus pada

satu disiplin

ilmu

Page 40: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

dalam suatu

disiplin ilmu

Nested

(sarang)

Keterampilan-

keterampilan

sosial, berpikir

konten dicapai

salah satu mata

pelajaran

Memberi

perhatian pada

berbagai mata

pelajaran yang

berbeda dalam

waktu yang

bersamaan,

memperkaya dan

memperluas

pembelajaran

Peserta didik

kebingungan

dan kehilangan

arah mengenai

konsep-konsep

utama dari suatu

kegiatan

pembelajaran

Sequenced

(satu rangkaian)

Persamaan-

persamaan yang

ada diajarkan

secara bersamaan

meskipun

termasuk ke dalam

mata pelajaran

yang berbeda

Memfasilitasi

transfer

pembelajaran

melintasi beberapa

mata pelajaran

Membutuhkan

kolaborator

yang terus

menerus dan

kelenturan yang

tinggi karena

para guru

memiliki

otoritas dalam

merancang

kurikulum

pembelajaran

Shared

(terbagi)

Perencanaan tim

dan atau

pengajaran yang

melibatkan dua

disiplin ilmu

difokuska pada

konsep,

keterampilan, dan

sikap

Terdapat

pengalama-

pengalaman

pembelajaran

bersama dengan

dua guru dalam

satu tim akan lebih

berkolaborasi

Membutuhkan

waktu,

kelenturan,

komitmen, dan

kompromi

Webbed

(Jaring laba-laba)

Pengajaran

tematik

menggunakan satu

tema sebagai dasar

pembelajarn

berbagai disiplin

mata pelajaran

Dapat memotivasi

peserta didik,

membantu mereka

untu dapat melihat

keterhubungan

antar gagasan

Tema yang

digunakan harus

dipilah baik-

baik secara

selektif agar

bermakna bagi

peserta didik

dan sesuai

dengan konten

mapel Threaded

(dalam satu ukur)

Keterampilan-

keterampilan sosial,

berpikir, berbagai

Peserta didik dapat

mempelajari cara

mereka belajar,

Disiplin-disiplin

ilmu yang

bersangkutan

Page 41: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

jenis kecerdasan,

dan keterampilan

belajar direntangkan

melalui berbagai

disiplin ilmu

memfasilitasi

transfer

pembelajaran

berikutnya

tetap terpisah satu

sama lainnya.

Integrated

(terpadu)

Dalam berbagai

prioritas yang saling

tumpang tindih

dalam berbagai

disiplin ilmu, dicari

keterampilan,

konsep, dan sikap

yang sama

Mendorong peserta

didik untuk melihat

keterkaitan dan

kesaling

terhubungan

diantara disiplin

ilmu; peserta didik

termotivasi dengan

melihat berbagai

keterkaitan tersebut

Membutuhkan

tim yang benar-

benar mampu

antar departemen

yang memiliki

perencanaan dan

waktu pengajaran

yang sama

Immersed

Peserta didik

memadukana pa

yang dipelajari

dengan cara

memandang seluruh

materi pembelajaran

melalui perspektif

bidang yang disukai

(area of interest)

Keterpaduan

berlangsung di

dalam peserta didik

itu sendiri

Dapat

mempersempit

fokus peserta

didik

Networked

(membentuk

jaringan)

Peserta didik

melakukan proses

pemaduan topik

yang dipelajari

melalui pemilhan

jejaring pakar dan

sumber daya

Bersifat proaktif,

peserta didik

terstimulasi oleh

informasi,

keterampilan atau

konsep-konsep baru

Dapat memecah

perhatian peserta

didik, berbagai

upaya menjadi

tidak efektif

Dari kesepuluh model pembelajaran integratif tersebut, ada tiga

model yang tepat kalau diterapkan dalam konteks pembelajaran

persekolahan tingkat dasar, yaitu connected model, webbed model, dan

integrated model.

1) Model Keterhubungan (connected model)

Model keterhubungan menyajikan relasi yang eksplisit dalam

suatu mata pelajaran, yaitu satu konsep ke konsep yang lain, satu

Page 42: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

keterampilan ke keterampilan yang lain, satu model ke model yang lain

dalam satu bidang studi. Dalam model pembelajaran keterhubungan,

kata kuncinya adalah adanya upaya untuk menghubungkan bidang

kajian dalam satu disiplin ilmu tertentu, sehingga pembelajaran lebih

bermakna. Dengan kata lain bahwa pembelajaran integratif model

connected adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan satu

topik dengan topik berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep

lainnya, mengaitkan satu tugas dengan tugas lainnya dalam satu bidang

studi. (Sukayati, 2004:5).

Kimia Fisika Biologi

Gambar : Diagram Peta Keterhubungan

Kelebihan model connected ini adalah: (1) dengan penghubungan

inter bidang studi, peserta didik diharapkan memiliki wawasan yang

luas sebagaimana bidang studi yang fokus pada suatu bidang kajian

tertentu; (2) peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci

secara berkelanjutan, sehingga internalisasi pengetahuan pada diri

peserta didik akan semakin kuat; (3) menghubungkan ide-ide dalam

suatu bidang studi memungkinkan peserta didik mampu mengkaji,

mengkonseptualisasikan, memperbaiki, dan mengasimilasi ide-ide

kreatif dalam memecahkan suatu masalah (Trianto, 2010:46).

Sedangkan kelemahan model connected adalah : (1) masih

kelihatan terpisahnya inter bidang studi; (2) kurang mendorong guru

Page 43: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

untuk membentuk team teaching, sehingga isi materi ajar tetap terfokus

tanpa merentangkan konsep-konsep antar bidang studi; (3) dalam

memadukan ide-ide pada satu bidang studi, maka upaya untuk

menghubungkan antar bidang studi menjadi terabaikan (Trianto,

2010:47)

2) Model Jaring laba-laba (Webbed model)

Model pembelajaran integratif jaring laba-laba pada dasarnya

merupakan pembelajaran terpadu. Model ini dikembangkan mulai dari

penentuan tema yang dipilih antara guru dan peserta didik, atau antara

guru dengan guru. Setelah tema disepakati kemudian dikembangkan ke

dalam sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang

studi yang lain. Dari sub-sub tema ini kemudian dikembangkan ke

dalam berbagai aktivitas pembelajaran (Sukayati, 2004:5).

Gambar : Diagram Peta Webbed

Kelebihan model jaring laba-laba ini adalah: (1) penentuan tema

yang sesuai dengan minat anak akan meningkatkan motivasi belajar

peserta didik; (2) mudah dilakukan oleh guru, walaupun belum

berpengalaman; (3) mudah dalam membuat perencanaan; (4)

memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam melihat kegiatan-

Page 44: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

kegiatan dan ide-ide terkait. Sedangkan kelemahannya adalah: (1)

terkadang sulit untuk menentukan tema; (2) cenderung untuk

merumuskan tema-tema yang dangkal; (3) dalam kegiatan

pembelajaran, terkadang guru lebih memusatkan pada kegiatan dari

pada pengembangan konsep konten materi ajarnya (Trianto, 2010:48).

3) Model Keterpaduan (Integrated model)

Model integrated ini menggunakan pendekatan antar mata

pelajaran, dimana model ini dilakukan dengan menggabungkan

beberapa mata pelajaran dengan menetapkan prioritas kurikulum dan

menemukan keterampilan, sikap dan konsep yang tumpah tindih dalam

beberapa mata pelajaran (Sukayati, 2004:5).

Langkah awal yang dilakukan jika mengikuti model ini adalah

mula-mula guru menyeleksi keterampilan, sikap dan konsep-konsep

yang tumpang tindih antar beberapa mata pelajaran yang diajarkan

dalam satu semester, misalnya IPA, Bahasa Indonesia, IPS, Matematika

dan lain-lain. Selanjutnya dipilih beberapa keterampilan, sikap dan

konsep yang tumpang tindih tersebut yang memiliki keterhubungan erat

kemudian dicarikan tema yang dapat mewadahi beberapa konsep yang

tumpah tindih tersebut untuk dijadikan sebagai tema pembelajaran.

Gambar : Diagram Peta Integrated

Page 45: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Kelebihan dari model integrated ini adalah: (1) memungkinkan

terjadinya pemahaman antar bidang studi, karena dengan memfokuskan

pada isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide-ide

penemuan lain – satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi –

pembelajaran akan semakin kaya dan berkembang; (2) memotivasi

peserta didik dalam belajar; (3) memberikan perhatian pada berbagai

bidang yang penting dalam satu waktu, tidak memerlukan penambahan

waktu untuk bekerja dengan guru lain, guru tidak perlu mengulang

kembali materi yang dianggap tumpang tindih sehingga pembelajaran

tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan kelemahan dari model ini

adalah: (1) guru dipaksa harus mengausai konsep, sikap, keterampilan

yang diprioritaskan menjadi tema pembelajaran pada saat itu; (2)

terkadang sulit menerapkan model integrasi secara penuh; (3)

diperlukan tim antar bidang studi, mulai dari perencanaan hingga

pelaksanaan; (4) menuntut adanya keragaman sumber belajar (Trianto,

2010:51)

h. Menentukan Jaringan Tema

1) Hakekat jaringan tema

Jaringan tema merupakan pola hubungan antara tema tertentu

dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi

(Trianto, 2010:148). Jaringan tema ini diharapkan membantu peserta

didik dalam memahami suatu materi ajar secara interdisipliner, dan

sekaligus melatih peserta didik untuk berpikir holistik integratif.

Page 46: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Jaringan tema ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam

pengembangan pembelajaran tematik integratif. Jaringan tema dapat

disebut sebagai basis dan muara dalam pembelajaran tematik; disebut

sebagai basis karena dalam pengembangan pembelajaran tematik

integratif harus didasarkan pada jaringan tema yang sudah ada;

sedangkan sebagai muara karena melalui pembelajaran tematik

integratif ini diharapkan peserta didik mampu berpikir integratif dalam

menyelesaikan berbagai persoalan.

2) Teknik membuat jaringan tema

Dalam menentukan jaringan tema ada beberapa langkah kerja

yang harus dilakukan, yaitu menentukan tema, menginventarisasi

materi yang masuk dalam tema, mengelompokkan materi ke dalam

rumpun mata pelajaran, menghubungkan materi dengan tema (Trianto,

2010:150)

a) Menentukan tema

Dalam menentukan tema ada dua cara, yaitu :

(1) Cara induktif, yaitu dengan cara mempelajari kompetensi yang

ada pada masing-masing mata pelajaran kemudian menentukan

tema yang sesuai dengan tuntutan kompetensi tersebut.

(2) Cara deduktif, menentukan tema terlebih dahulu sebagai

pengikat keterpaduan, kemudian dilanjutkan dengan

menghubungkan dengan materi pelajaran yang ada. Dalam

menentukan tema ini guru dapat melakukannya bersama peserta

didik, sehingga sesuai kebutuhan dan kesenangan mereka.

Page 47: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Dalam menentukan tema ini, ada beberapa prinsip yang

harus dipegangi guru, yaitu: a) memperhatikan keadaan lingkungan

terdekat peserta didik; b) tema disusun dengan memperhatikan

squance materi ajar, yaitu dari yang mudah ke yang sulit, dari yang

sederhana menuju yang kompleks, dari yang konkrit menuju ke yang

abstrak; c) tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses

berpikir peserta didik; d) ruang lingkup tema yang dipilih harus

disesuaikan dengan minat, kebutuhan, dan tingkat berpikir peserta

didik.

b) Menginventarisasi materi yang sesuai dengan tema yang sudah

ditentukan.

c) Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinventarisir ke dalam

rumpun mata pelajarannya masing-masing. Hal demikian

dimaksudkan untuk mempermudah keterkaitan antar tema masing-

masing mata pelajaran.

d) Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam

rumpun mata pelajaran dengan tema.

Tema dalam pembelajaran tematik dapat diambil dari beberapa

sumber, yaitu isu-isu aktual yang sedang terjadi di lingkungan peserta

didik, masalah-masalah yang dirasakan peserta didik, event-event

khusus, dari keinginan peserta didik, dari literatur yang dipilih. Tema

dalam pembelajaran tematik dikembangkan kriteria berikut.

Page 48: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

a) Minat peserta didik pada kegiatan yang menarik dapat dijadikan

kriteria tema, seperti hari libur. Kegiatan hari libur sangat

menyenangkan bagi peserta didik misalnya bermemain bola, pergi

ke sawah, berkebun, dan sebagainya.

b) Minat guru yang berhubungan dengan kegiatan sekolah, peserta

didik atau proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat

pemahaman peseta didik. misalnya tentang tema koperasi sekolah.

c) Kebutuhan siswa-siswi, yaitu sesuatu yang dibutuhkan peserta didik

yang berupa penjelasan, nasehat. Misalnya sekarang sering terjadi

perkelahian antar pelajar; maka para peserta didik membutuhkan

penjelasan, nasehat yang dapat menjauhkan mereka dari perkelahian

antar pelajar, mereka perlu pemecahan atau jalan keluar, mereka

diajak berdiskusi dalam mencari pemecahan soal perkelahian antar

pelajar. Dengan demikian, perkelahian pelajar dapat dijadikan

sebagai tema pembelajaran (Ahmad Nursobah, 2012:2).

3) Kriteria jaringan tema

Untuk membuat jaringan tema yang baik, ada beberapa kriteria

yang harus diperhatikan, yaitu simpel, sinkron, logis, mudah dipahami,

dan terpadu (Trianto, 2010:151)

a) Simpel

Pembuatan jaringan tema adalah tahap awal yang nantinya

akan digunakan untuk penyusunan silabus dan perencanaan

pembelajaran. Oleh karenanya jaringan tema harus dibuat yang

Page 49: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

simpel, tidak berbelit-belit, menggunakan kata-kata atau kalimat

lugas, dan sederhana yang mampu menggambarkan keterkaitan

antara materi yang terjaring dengan tema tersebut.

b) Sinkron

Jaringan tema meliputi mencakup dua hal pokok, yaitu tema

pengikat dan materi terkait yang dianggap tercakup di dalamnya.

Jaringan tema yang baik menuntut adanya sinkronisasi antara tema

dan materi-materi ajar yang terkait.

c) Logis

Selanjutnya, setelah terjadi sinkronisasi antara tema dan

materi-materi yang terkait tentunya jaringan tersebut logis.

Maksudnya bahwa materi-materi ajar yang terjaring dalam tema

tersebut memang benar-benar memiliki keterkaitan erat sehingga

materi tersebut tidak masuk ke tema lain.

d) Mudah dipahami

Jaringan tema yang baik harus mudah dipahami oleh semua

orang karena jaringan tema tersebut akan ditindaklanjuti guru dan

dipresentasikan kepada peserta didik yang keadaannya sangat

heterogen dalam berbagai hal. Jaringan tema jangan hanya dapat

dipahami oleh penyusun, sementara orang lain merasa kesulitan

untuk memahaminya. Oleh karena itu jaringan tema sebaiknya

disusun dengan menggunakan tingkat logika dan struktur bahasa

yang sederhana agar mudah dipahami berbagai pihak.

Page 50: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

e) Terpadu

Jaringan tema yang dibuat menggambarkan keterpaduan

antar materi-materi yang ada dengan tema yang dipilih. Keterpaduan

ini dapat dilihat dari kesamaan substansi antar materi yang satu

dengan materi yang lain.

3. Pendekatan saintifik (scientific approach)

a. Pengertian

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik

secara aktif mampu mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui

lima tahap kegiatan pokok, yaitu mengamati (observing), menanya

(questioning), melakukan/ mencoba (experimenting), menghubungkan/

mengasosiasi (asociating), dan mengkomunikasikan (communicating).

Tahapan-tahapan tersebut merupakan bagian dari kegiatan ilmiah yang

harus dilakukan dalam upaya mencari jawaban atas masalah atau

menemukan kebenaran. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut peserta

didik akan dilatih untuk mengidentifikasi untuk menemukan masalah,

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau

prinsip yang ditemukan.

Pendekatan saintifik akan menuntun pemahaman peserta didik

dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan

ilmiah, dimana informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak

Page 51: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi

pembelajaran harus diciptakan yang mampu mendorong peserta didik

dalam mencari tahu tentang suatu informasi (materi ajar) dari berbagai

sumber belajar melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan

keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur,

meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.

Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, guru harus mampu

menuntun dan mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan rasa

keingintahuannya terhadap sesuatu. diperlukan. Dalam kondisi

demikian, guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator bagi

peserta didik dalam menemukan jawaban atas berbagai

keingintahuannya tersebut.

b. Kriteria pembelajaran saintifik

Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan guru dalam

mengembangkan pembelajaran saintifik di sekolah agar berhasil.

Kriteria ini sangat diperlukan guna membedakan antar model

pembelajaran saintifik dengan model pembelajaran yang lain. Beberapa

kriteria pembelajaran saintifik yang dimaksud adalah:

1) Materi pembelajaran dirumuskan guru berbasis pada fakta atau

fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran yang

logik; bukan sebatas kira-kira, angan-angan, khayalan, legenda,

atau dongeng semata.

Page 52: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

2) Penjelasan dari guru, respon dari peserta didik, dan interaksi

edukatif antara guru dan peserta didik dikembangkan dengan

mengedepankan prinsip objektivitas dan ilmiah, bukan didasarkan

atas prasangka yang subjektif, atau penalaran yang menyimpang

dari alur berpikir logis.

3) Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menciptakan suasana

yang mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk berpikir

kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,

memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran

dalam realitas kehidupan sehari-hari.

4) Suasana pembelajaran didesain sedemikian rupa, sehingga mampu

mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir

hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama

lain dari materi pembelajaran. Berpikir hipotetik adalah cara

berpikir dengan menghubungkan berbagai ide dan pemikiran untuk

menganalisis dan memecahkan masalah yang ditemui dalam

kehidupan sehari-hari; menyusun rencana pemecahan masalah,

mencoba melakukan pemecahan masalah dan menguji kembali

secara sistematis pemecahan masalah.

5) Iklim pembelajaran dikondisikan agar mendorong dan

menginspirasi peserta didik agar mampu memahami, menerapkan,

dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif

dalam merespon berbagai permasalahan pembelajaran.

Page 53: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

6) Materi pembelajaran yang dikembangkan berbasis pada konsep,

teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah akademik.

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas

Tujuan pembelajaran perlu dirumuskan secara jelas, menggunakan

kata atau kalimat yang mudah dipahami semua orang. Tujuan

pembelajaran harus operasional, teramati dan terukur agar

memudahkan dalam mengukur tingkat keberhasilannya.

8) Metode pembelajaran dikembangkan dengan mengedepankan

learning by fun.

Metode pembelajaran yang menyenangkan dimaksudkan untuk

menjadikan pembelajaran sebagai forum yang menarik dan

menyenangkan. Dalam beberapa literatur psikologi disebutkan

bahwa pembelajaran yang menyenangkan akan memungkinkan

peserta didik mampu berkonsetrasi lebih lama dalam mengikuti

pembelajaran karena adanya aktivasi otak kiri dan otak kanan.

Selain itu, informasi yang diterima individu dalam suasana yang

menyenangkan akan cepat terserap dan kuat tersimpan dalam

memori individu.

c. Prinsip-prinsip pembelajaran saintifik

Dalam mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik, guru perlu memperhatikan prinsip berikut.

Page 54: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik (child centered oriented)

Istilah child centered oriented sebenarnya sudah lama terdengar

dalam perbincangan berbagai model pembelajaran, namun satu hal

yang perlu ditekankan adalah bagaimana prinsip tersebut dapat

benar-benar dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Peserta

didik adalah sentral dan orientasi, yaitu segala keputusan guru

terkait dengan pembelajaran harus didasarkan pada keadaan riil

peserta didik, dan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan

dikembangkan guru di kelas adalah dalam rangka mengantarkan

peserta didik pada pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

2) Pembelajaran membentuk students’ self concept

Pembelajaran yang dikembangkan guru harus mampu membentuk

konsep diri pada pesera didik, yaitu peserta didik memiliki konsep

yang positif terhadap dirinya sendiri sebagai individu yang

memiliki kemampuan yang „luar biasa‟ yang dapat berbuat,

menemukan, mengembangkan, dan memanfaatkan ilmu

pengetahuan. Selain itu, pembelajaran yang dikembangkan guru

harus mampu mengajarkan kepada peserta didik prinsip-prinsip

dasar logika ilmiah yang memungkinkan peserta didik untuk

memanfaatkannya dalam memahami, mengkritisi berbagai

permasalahan yang dihadapinya.

Page 55: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme

Pembelajaran saintifik diarahkan untuk membentuk diri peserta

didik menjadi insan akademik melalui pengamatan dan percobaan.

Pengmatan dan percobaan yang dilakukan guru bersama peserta

didik memungkinkan peserta didik memiliki pengetahuan tentang

sesuatu secara langsung melalui inderanya, melalui pembuktian

ilmiah dan tidak hanya kata-kata tentang kebenaran dari orang lain.

4) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.

Hal tersebut akan tercapai melalui kegiatan pembelajaran yang

selalu mengajak peserta didik untuk melakukan, mempraktikkan,

mengeksplorasi dan melakukan experimen.

5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan

berpikir peserta didik.

Kemampuan berpikir peserta didik akan meningkat manakala guru

mampu memfasilitasi aktivitas berpikir peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan pembelajaran

kontekstual, problem based learning, problem possing, problem

solving, inquiry approach, dan sejenisnya.

6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan

motivasi mengajar guru.

Peningkatan motivasi peserta didik akan meningkat manakala guru

mampu memenuhi instink quriosity peserta didik dalam kegiatan

Page 56: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

pembelajaran. Instink rasa ingin tahu peserta didik yang sedang

muncul harus difasilitasi melalui kegiatan pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik menemukan jawaban atas berbagai

pertanyaan yang ada pada dirinya tentang realitas.

7) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih

kemampuan dalam komunikasi.

Kemampuan berkomunikasi merupakan perwujudan dari tingkat

pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajarn sekaligu

untuk mengembangkan sikap keberanian dan tanggung jawab

pesera didik. Kemampuan berkomunikasi dapat dikembangkan

guru melalui komunikasi lisan dan tertulis, sehingga setiap kegiatan

pembelajaran peserta didik diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan pemahamannya atas materi ajar.

8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya.

Validasi ini dilakukan guru di tengah-tengah kegiatana

pembelajaran atau diakhir waktu. Kegiatan validasi bermanfaat

untuk memantapkan kebenaran ilmiah yang ditemukan dalam

kegiatan pembelajaran pada saat itu, dan juga untuk meluruskan

kemungkinan terjadinya kesalahan pemahaman peserta didik atas

materi pembelajaran.

Page 57: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

d. Langkah-langkah pembelajaran saintifik

Pelaksanaan pendekatan saintifik di kelas sebagai bagian utama

dalam pembelajaran tematik integratif harus mampu menyentuh tiga

domain kompetensi dalam diri individu, yaitu afektif, psikomotor, dan

kognitif. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak boleh

terpisahkan dalam pengembangannya melalui pendidikan di sekolah.

Melalui pengembangan integratif tersebut, peserta didik diharapkan

menjadi manusia total yang kreatif, inovatif, dan produktif.

Gambar : performa peserta didik yang total integratif

Dalam Permendikbud Nomor 81A/2013 dijelaskan bahwa dalam

pelaksanaan pendekatan saintifik, kegiatan belajar mengajar

dikembangkan melalui lima kegiatan utama, yaitu mengamati,

menanya, melakukan/ mencoba/ mengumpulkan informasi/

mengeksplorasi, mengasosiasi/ mengolah informasi dan

mengkomunikasikan. Lima kegiatan tersebut merupakan aktivitas

pokok dalam aktivitas ilmiah dan dilakukan secara berurutan.

53

Page 58: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Kegiatan yang pertama adalah mengamati, meliputi aktivitas

membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).

Kompetensi yang ingin dikembangkan melalui kegiatan mengamati

adalah untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

Kegiatan menanya meliputi aktivitas mengajukan pertanyaan tentang

informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan

untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati

(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat

hipotetik). Kompetensi yang akan dikembangkan melalui kegiatan

menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis

yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Kegiatan yang ketiga adalah melakukan atau mencoba atau

mengumpulkan informasi yang meliputi aktivitas melakukan

eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek

atau kejadian atau aktivitas, wawancara dengan nara sumber.

Kompetensi yang ingin dikembangkan melalui kegiatan ini adalah

mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang

lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan

Page 59: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Kegiatan mengasosiasi atau mengolah informasi meliputi aktivitas

mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil

kegiatan mengumpulkan atau eksperimen maupun hasil dari kegiatan

mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi dan pengolahan

informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan

kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari

solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda

sampai kepada yang bertentangan. Kompetensi yang ingin

dikembangkan melalui kegiatan asosiasi ini adalah mengembangkan

sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan

menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif

dalam menyimpulkan.

Kegiatan yang kelima adalah mengkomunikasikan yang

meliputi aktivitas menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Kompetensi yang ingin dikembangkan adalah mengembangkan sikap

jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan

pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan

berbahasa yang baik dan benar.

Langkah-langkah pendekatan saintifik kalau dispesifikkan ke

dalam kegiatan pembelajaran di kelas, dapat dibedakan menjadi tiga

Page 60: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

macam yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Adapun

langkah kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal

pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta didik dapat

mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika

memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada

bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek

kehadiran para peserta didik dan menanyakan ketidakhadiran

peserta didik apabila ada yang tidak hadir.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses

pembentukan pengalaman dan kemampuan peserta didik secara

terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.

Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk

terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh peserta didik

dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang

diberikan di muka.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi

terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh

peserta didik. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai

peserta didik. Validasi dapat dilakukan dengan mengindentifikasi

Page 61: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

kebenaran konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh

peserta didik.

Dalam pendekatan saintifik, teknik penilaian yang dilakukan

meliputi penilaian proses, penilaian hasil (product) dan penilaian sikap.

Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi saat siswa

bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, presentasi dengan

menggunakan lembar observasi kinerja; penilaian hasil (product) dapat

dilakukan secara tes tertulis dengan tujuan untuk mengetahui

pemahaman konsep, prinsip, dan hukum yang disampaikan dalam

kegitan pembelajaran; sedangkan penilaian sikap dilakukan melalui

observasi saat peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu,

berdiskusi, saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi

sikap.

4. Penilaian Otentik (authentic assessment)

a. Pengertian

Istilah authentic assessment mulanya diperkenalkan oleh

Wiggins pada tahun 1990 untuk menilai pekerjaan orang dewasa

sebagai reaksi atas penilaian tertulis seperti mengisi titik-titik, tes

tertulis, pilihan ganda, kuis jawaban singkat. Istilah otentik merujuk

pada realitas atau keadaan yang sesungguhnya. Untuk menilai

pekerjaan orang dewasa, tidak perlu diberi soal tes pilihan ganda,

mereka memiliki performa kerja. Oleh karenanya penilaian otentik

seriang dikenal juga dengan istilah performance assessment.

Page 62: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Menurut Jon Mueller penilaian otentik adalah bentuk penilaian

yang meminta para siswanya untuk menampilkan tugas pada situasi

yang sesungguhnya, mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan

pengetahuan esensial yang bermakna. Pendapat serupa dikemukakan

oleh Richard J. Stiggins, sementara Stiggins mengemukakan bahwa

penilaian otentik adalah menekankan penguasaan penerapan

keterampilan dan kompetensi spesifik. (performance assessments call

upon the examinee to demonstrate specific skills and competencies, that

is, to apply the skills and knowledge they have mastered). Grant

Wiggins (dalam Nuryani, tt:2), menekankan perlunya kinerja

ditampilkan secara efektif dan kreatif, tugas yang diberikan dapat

berupa pengulangan tugas atau masalah yang serupa dengan masalah

yang dihadapi orang dewasa, baik sebagai warganegara, konsumen,

atau professional di bidangnya. “...engaging and worthy problems or

questions of importance, in which students must use knowledge to

fashion performance effectively and creatively. The tasks are either

replic as of or analogous to the kinds of problems faced by adult

citizens and consumers or professionals in the field”.

Penilaian otentik (authentic assessment) adalah pengukuran

yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk

ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah assessment

merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau

Page 63: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

evaluasi, sedangkan istilah authentic merupakan sinonim dari kata asli,

nyata, sungguh-sungguh, sebenar-benarnya.

Penilaian otentik lebih sering dinyatakan sebagai penilaian

berbasis kinerja (performance based assessment). Sementara itu dalam

buku-buku lain (kecuali Wiggins) penilaian otentik disamakan saja

dengan nama penilaian alternatif (alternative assessment) atau penilaian

kinerja (performance assessment). Selain itu Mueller, memperkenalkan

istilah lain sebagai padanan nama penilaian otentik, yaitu penilaian

langsung (direct assessment). Nama performance assessment atau

performance based assessment digunakan karena peserta didik diminta

untuk menampilkan tugas-tugas (tasks) yang bermakna. Beberapa pakar

pendidikan membedakan penggunaan istilah penilaian otentik dengan

penilaian kinerja, seperti misalnya Meyer dan Marzano. Sementara itu

Stiggins & Mueller menggunakan kedua istilah itu secara sinomim.

Istilah alternative assessment digunakan karena merupakan alternatif

dari penilaian yang biasa digunakan (traditional assessment). Adapun

istilah direct assessment digunakan karena penilaian otentik

menyediakan lebih banyak bukti langsung dari penerapan keterampilan

dan pengetahuan. Apabila peserta didik dapat mengerjakan dengan baik

tes pilihan ganda, maka dikatakan bahwa secara tidak langsung

(indirectly) peserta didik tersebut dapat menerapkan pengetahuan yang

telah dipelajarinya dalam konteks dunia yang sesungguhnya, namun

Page 64: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

akan lebih baik kalau peserta didik mendemonstrasikan secara langsung

penerapan pengetahuan dan keterampilannya (Nuryani, tt:4)

Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan

ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar

peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,

membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentik cenderung fokus

pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta

didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang

lebih otentik. Penilaian otentik sangat relevan dengan pendekatan

tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar

atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

Sebagaimana disebutkan di atas, penilaian otentik sering

dipertentangkan dengan penilaian yang menggunakan standar tes

berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan atau membuat

jawaban singkat, essay (uraian). Tentu saja jenis penilaian seperti ini

tidak lantas dihilangkan dalam proses pembelajaran, karena masing-

masing jenis tes memiliki skop penggunaan yang berbeda-beda.

Penilaian otentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru bekerja

sama dengan guru lain, atau guru bekerja sama dengan peserta didik.

Dalam penilaian otentik, seringkali pelibatan peserta didik sangat

penting, asumsinya peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar

lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta didik

Page 65: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri

dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang

tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih

tinggi.

Pada penilaian otentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan

dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang

diperoleh dari luar sekolah. Penilaian otentik mencoba menggabungkan

kegiatan guru mengajar, kegiatan belajar peserta didik, motivasi dan

keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian

itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik

berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja.

Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai

melalui penyelesaian tugas dimana peserta didik telah memainkan peran

aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas

sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. Dalam

pembelajaran otentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi

dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala

dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan

apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah.

Penilaian otentik sering digambarkan sebagai penilaian atas

perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka

berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian

otentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan

Page 66: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik,

bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka

sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan

sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang

sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial

harus dilakukan.

b. Penilaian dan pembelajaran otentik

Penilaian otentik mengharuskan pembelajaran yang otentik

(authentic lerning) pula, yaitu belajar melalui kegiatan yang

mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam

kehidupan nyata di luar sekolah. Dalam pembelajaran otentik ini berarti

peserta didik bersama guru melakukan aktivitas untuk menemukan

menemukan sesuatu dan merasakan sendiri, dan oleh karenanya guru

mengembangkan inquiry discovery learning. Peserta didik merasakan,

menemukan sendiri dan membuktikan sendiri, tidak hanya menerima

informasi tentang suatu kebenaran atas hasil riset orang lain.

Penilaian otentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama,

pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan

dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat

kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan

yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang

digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.

Page 67: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Penilaian otentik mendorong peserta didik mengkonstruksi,

mengorganisasi, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan,

dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi

pengetahuan baru. Pada pembelajaran otentik, guru harus menjadi “guru

otentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan

juga pada penilaian. Guru otentik adalah guru yang mengajak peserta

didiknya untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri

melalui riset dan experimen, bukan hanya menginformasikan

pengetahuan kepada peserta didik semata.

Untuk bisa melaksanakan pembelajaran otentik, guru harus

memenuhi kriteria tertentu:

1) Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta

didik serta desain pembelajaran.

Guru adalah sosok yang diasumsikan paling tahu tentang keadaan

peserta didiknya, kelebihan dan kelemahannya. Pengetahuan guru

akan keadaan peserta didik yang sebenarnya tersebut merupakan

modal dasar bagi penyusunan desain pembelajaran yang akan

dikembangkan. Desain pembelajaran yang disusun berdasarkan

keadaan peserta didik yang sebenarnya, memungkinkan peserta

didik akan belajar sesuai dengan keadaan dirinya.

2) Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk

mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara

Page 68: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai

bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.

Kemampuan guru dalam membimbing peserta didik sangat

diperlukan agar peserta didik terselesaikan masalahnya dan mereka

dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dibawa.

Dalam kegiatan pendidikan, minimal guru memiliki tiga peran,

yaitu sebagai pengajar, pembimbing, dan pelatih. Guru sebagai

pengajar bertugas mengembangkan kemampuan intelektual peserta

didik; sebagai pembimbing guru bertugas membimbing peserta

didik dalam mengembangkan aspek afektif, perilaku, kepribadian

dan pengembangan dirinya; sebagai pelatih guru bertugas

mengembangkan aspek skill motorik peserta didik. Ketiga peran

terebut terintegrasi selalu melekat dalam pribadi guru dalam

melaksanakan tugas kependidikan untuk membentuk peserta didik

yang total melalui upaya yang terintegrasi pula.

Untuk dapat melaksanakan tugas membimbing secara baik maka

guru harus mengetahui keadaan peserta didik yang sebenarnya dan

memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara membimbing

peserta didik.

3) Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru,

dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.

Page 69: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

4) Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik

dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar

tembok sekolah.

c. Bentuk penilaian otentik

Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam penilaian

otentik. Satu hal yang perlu dipegangi guru dalam memilih bentuk

penilaian otentik adalah bahwa penilaian tersebut harus mampu

mengungkap performa peserta didik yang sebenarnya, baik aspek

afektif, psikomotirik, dan kognitif.

Penilaian otentik biasanya berbentuk tugas otentik (authentic

task), yaitu “… an assignment given to students designed to assess their

ability to apply standard-driven knowledge and skills to real-world

challenges. Dengan kata lain, suatu tugas yang meminta siswa

melakukan atau menampilkan dianggap otentik apabila: a) peserta didik

diminta untuk mengkonstruk respons mereka sendiri, bukan sekedar

memilih dari yang tersedia; (b) tugas merupakan tantangan yang mirip

(serupa) yang dihadapinya dalam (dunia) kenyataan sesungguhnya

(Nuryani, tt:4)

Selanjutnya Baron‟s (Nuryani, tt:6), mengemukakan lima

kriteria task yang untuk penilaian otentik, yaitu: a) tugas tersebut

bermakna baik bagi peserta didik maupun bagi guru; b) tugas disusun

bersama atau melibatkan peserta didik; c) tugas tersebut menuntut

peserta didik menemukan dan menganalisis informasi, dan menarik

Page 70: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

kesimpulan tentang hal tersebut; d) tugas tersebut meminta peserta

didik untuk mengkomunikasikan hasil dengan jelas; e) tugas tersebut

mengharuskan peserta didik untuk bekerja atau melakukan. Anonymous

mengemukakan dua hal yang perlu dipilih dalam menyiapkan tugas

dalam penilaian otentik, yaitu keterampilan (skills) dan kemampuan

(abilities). Ada lima hal yang perlu dipertimbangkan pada saat

menyiapkan task yang otentik dalam pembelajaran. Pertama, length

atau lama waktu pengerjaan tugas. Kedua, jumlah tugas terstruktur yang

perlu dilalui peserta didik. Ketiga, partisipasi individu, kelompok atau

kombinasi keduanya. Keempat, fokus evaluasi: pada produk atau pada

proses. Kelima, keragaman cara-cara komunikasi yang dapat digunakan

peserta didik untuk menunjukkan hasil kinerjanya.

Dalam memberikan penilaian, skor hasil penilaian yang

diberikan guru harus mampu menggambar keadaan peserta didik yang

sebenarnya. Oleh karena itu jenis penilaian yang dipilih harus seauai

dengan jenis kemampuan peserta didik yang akan diukur. Hal ini

dimaksudkan agar hasil penilaian benar-benar valid, yaitu mengukur

yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat ukur yang benar.

Ada beberapa jenis penilaian otentik atau tugas yang dapat

dikembangkan guru di kelas, yaitu penilaian kinerja, penilaian proyek,

penilaian portofolio, dan penilaian tertulis.

1) Penilaian kinerja

Page 71: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Penilaian otentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi

peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan

dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta

didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka

gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Penilaian

berbasis kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan: a) daftar

cek (checklist); b) catatan anekdot/ narasi (anecdotal/narative

records); c) skala penilaian (rating scale); d) memori atau ingatan

(memory approach). Berikut disajikan contoh instrument dari

masing-masing teknik penilaian tersebut.

a) Contoh format daftar cek (checklist)

No Perilaku Ya Tidak

1

2

3

b) Contoh format catatan Anekdot (anecdotal record)

Hari/ tanggal Nama

peserta didik

Deskripsi peristiwa

Interpretasi

Keterangan

Senin, 5

Januari 2014

Andri Anak tidak mau

melakukan dan

mengikuti aktivitas

atau kegiatan

padahal anak

tersebut sehat dan

selalu ceria /

gembira

Kemungkinan ada

permasalahan di

rumah ( keluarga )

(bisa diisi

tindak lanjut)

c) Contoh format skala penilaian (rating scale)

Ada beberapa format skala penilaian yang dikembangkan para

ahli yaitu skala Likert, skala Guttman, semantic differential, dan rating

scale (Rino Safrizal, 2012:2). Dalam memilih format yang akan

Page 72: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

dipakai, guru dapat menyesuaikannya dengan kepentingan

pengumpulan data yang akan dicari.

(1) Skala Likert

Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Dalam

skala Likert terdapat dua bentuk pernyataan, yaitu: (a) pernyataan

positif untuk mengukur sikap positif; (b) pernyataan negatif untuk

mengukur sikap negative terhadap objek atau fenomena.

Skor pernyataan positif dimulai dari 1 untuk menunjukkan

sikap sangat tidak setuju (STS), skor 2 untuk menyatakan sikap

tidak setuju (TS), skor 3 untuk menunjukkan sikap ragu-ragu (R),

skor 4 untuk menyatkan sikap setuju (S), dan skor 5 untuk

menyatakan sikap sangat setuju (SS). Skor pernyataan negatif

dimulai dari skor 1 untuk menyatakan sikap sangat setuju (SS),

skor 2 untuk menunjukkan sikap setuju (S), skor 3 untuk

menyatakan sikap ragu-ragu (R), skor 4 untuk menyatakan sikap

tidak setuju (TS), skor 5 untuk menyatkan sikap sangat tidak setuju

(STS).

Skala Likert ini dapat dikatakan yang sering digunakan

untuk penilaian terutama penilaian afektif. Dalam menyusun

instrument skala Likert ini menurut Trianto (2010:243) ada

beberapa langkah yang harus ditempuh, antara lain:

Page 73: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

(b) Menentukan variable sikap yang akan diukur

(c) Membuat pernyataan tentang variable sikap yang akan dinilai

(d) Mengelompokkan pernyataan positif dan negatif

(e) Menentukan frasa atau angka yang dapat menjadi alternatif

pilihan. Misalnya: SS = sangat setuju, S= setuju, R= ragu-ragu,

TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju

(f) Menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi suatu alat

penilaian

(g) Melakukan try out

(h) Mengindentifikasi dan menghilangkan butir pertanyaan atau

pernyataan yang kurang baik

(i) Melakukan penilaian afektif dengan menggunakan skala Likert

Contoh format skala Likert :

No

Pernyataan Sikap

SS S R TS STS

1 2

Keterangan:

SS : sangat setuju

S : setuju

R : ragu-ragu

TS : tidak setuju

STS : sangat tidak setuju

(2) Skala Guttman

Skala Guttman menginginkan tipe jawaban tegas dari

subjek yang diamati, misalnya jawaban benar – salah, ya – tidak,

pernah – tidak pernah, positif – negatif, tinggi – rendah, baik –

Page 74: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

buruk, dan seterusnya. Pada skala Guttman hanya terdapat dua

interval, yaitu setuju dan tidak setuju. Skala Guttman dapat dibuat

dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) maupun daftar

checklist. Untuk jawaban positif diberi skor 1, sedangkan untuk

jawaban negatif diberi skor 0.

Contoh format skala Guttman:

No

Pernyataan Sikap

Pernah Tidak pernah

1

2

(3) Semantik Differensial

Skala diferensial digunakan untuk mengukur sikap yang

berbentuk garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif

terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif

terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya.

Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala

semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya

digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang

dimiliki seseorang, misalnya untuk mengetahui gaya

kepemimpinan kepala sekolah dapat dibuat skala semantic

differential sebagai berikut.

Demokrasi 7 6 5 4 3 2 1 Otoriter

Bertanggung jawab 7 6 5 4 3 2 1 Tidak bertanggung jawab

Memberi kepercayaan 7 6 5 4 3 2 1 Mendominasi

Menghargai bawahan 7 6 5 4 3 2 1 Tidak menghargai bawahan

Keputusan diambil bersama 7 6 5 4 3 2 1 Keputusan diambil sendiri

Page 75: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Responden yang memberi penilaian angka 7 (tujuh), berarti

persepsinya terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah

sangat positif; sedangkan responden yang memberikan penilaian

angka 1 (satu) berarti persepsinya terhadap kepemimpinan kepala

sekolah adalah sangat negatif.

(4) Rating scale

Rating scale lebih fleksibel, tidak saja digunakan untuk

mengukur sikap tetapi dapat juga untuk mengukur persepsi orang

terhadap fenomena lingkungan, seperti mengukur status sosial,

ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam rating

scale, yang paling penting adalah kemampuan menterjemahkan

alternatif jawaban yang dipilih responden, misalnya responden

memilih jawaban angka 3 (tiga), tetapi angka 3 (tiga) oleh orang

tertentu belum tentu sama dengan angka 3 (tiga) bagi orang lain

yang juga memiliki jawaban angka 3 (tiga). Dalam praktik

pembelajaran di kelas, rating scale ini dapat digunakan untuk

menilai unjuk kerja peserta didik melalui pengamatan.

Contoh format rating scale:

No

Kriteria perilaku

Sikap Sangat

baik

Baik

Sedang

Jelek

Sangat

jelek

1 2 3

Keterangan bobot skor:

Sangat baik : 5

Baik : 4

Page 76: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Sedang : 3

Jelek : 2

Sangat jelek : 1

Sebagaimana disebutkan di atas, dalam penggunaannya di

kelas, guru dapat mengembangkan format-fotmat penilaian tersebut

ke dalam berbagai bentuk sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Beberapa format lembar pengamatan yang dapat dimanfaatkan

guru untuk mengamati perilaku peserta didik misalnya penilaian

sikap atau karakter melalui lembar pengamatan. Mula-mula guru

mendefinikan secara detail apa yang dimaksud denan nilai karakter

yang bersangkutan kemudian dijabarkan ke dalam indikator yang

lebih rinci. Indikator karakter kemudian dikembangkan lagi

menjadi lembar pengamatan yang yang berisi kemunculan

fenomena karakter yang diamati. Perhatikan contoh berikut.

Lembar pengamatan untuk karakter disiplin

Pertama dibuat pedoman kriteria dan indikatornya

Nilai karakter yang

dikembangkan

Definisi Indikator

Disiplin Ketaatan atau

kepatuhan pada

peraturan yang

ada

1. Kehadiran di sekolah tepat waktu

2. Senantiasa menjalankan tugas piket

3. Menyelesaikan tugas sesuai dengan

waktu yang disepakati

Kemudian dibuat pedoman penilaiannya

No

Nama

Perkembangan Ket

Minggu I Minggu II

BT MT MB SM BT MT MB SM

1

2

3

Keterangan:

BT : belum terlihat

MT : mulai terlihat

MB : mulai berkembang

Page 77: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

SM : sudah membudaya

Lembar pengamatan untuk keaktivan kerja kelompok:

No

Nama

Aspek yang diamati

Kerjasama Mengeluarkan pendapat

Toleransi Menghargai

pendapat

Keaktivan Jml

skor

Nilai Ket.

1

2

Kriteria penskoran nilai:

4 : baik sekali

3 : baik

2 : cukup

1 : kurang

Penghitungan ke dalam skor kuantitatif:

A : baik sekali : 80 – 100

B : baik : 70 – 79

C : cukup : 61 – 69

D : kurang : ≤ 60

Nilai : ∑ skor yang diperoleh x 100

skor maksimal

Lembar pengamatan untuk presentasi

No

Nama siswa

Aspek Penilaian

Jml skor

Nilai

Ket

Komu-

nikasi

Siste-

matika

penya-jian

Wawasan

Keberanian

Antusias

Penam-

pilan

1

2

Contoh lembar penilaian unjuk kerja :

Rubrik Menggambar dan Menceritakan Gambar Berkelompok

Pertama dibuat pedoman penilaian, mulai dari kriteria dan indikatornya

No Kriteria Baik sekali Baik Cukup Perlu

bimbingan

1 Kerja sama

kelompok

Seluruh anggota

kelompok

berpartisipasi

aktif

Setengah atau

lebih anggota

kelompok

berpartisipasi

aktif

Kurang dari

setengah

anggota

kelompok

berpartisipasi

aktif

Seluruh

anggota

kelompok

pasif

2 Kualitas hasil Objek gambar

terdiri dari

lingkaran dan

Objek

gambar

terdiri dari

Objek

gambar

terdiri dari

Objek

gambar

terdiri dari

Page 78: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

segi empat

Ada tambahan

hiasan dan

warna

lingkaran

dan segi

empat

Tidak ada

tambahan

hiasan dan

warna

salah satu

bentuk

(lingkaran

atau segi

empat)

Ada hiasan

dan warna

salah satu

bentuk

(lingkaran

atau segi

empat)

Tidak ada

hiasan dan

warna

3 Kemampuan

menceritakan

gambar

Perwakilan

kelompok

menceritakan

gambar yang

mencakup dua

aspek, yaitu ceria

faktual dan

imajinatif

Perwakilan

kelompok

menceritakan

hanya faktual

atau

imajinatif

Perwakilan

kelompok

menceritakan

hanya

menyebut

gambar saja

Perwakilan

kelompok

belum mampu

menceritakan

gambar

Kemudian dikembangkan menjadi lembar penilaian:

No

N a m a

Baik sekali

(4)

Baik

(3)

Cukup

(2)

Perlu

bimbingan (1)

1

2

(Diadopsi dari buku pengangan guru SD kurikulum 2013)

2) Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan

penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik

menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud

berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari

perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan,

analisis, dan penyajian data.

Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam

penilaian proyek.

a) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi

makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

Page 79: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

b) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan

pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

dibutuhkan oleh peserta didik.

c) Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau

dihasilkan oleh peserta didik.

3) Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan

artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil

kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil

kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara

berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi

berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan

langkah-langkah seperti berikut ini.

a) Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

b) Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis

portofolio yang akan dibuat.

c) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di

bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

d) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik

pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal

pengumpulannya.

e) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

Page 80: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

f) Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas

bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

g) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil

penilaian portofolio

4) Penilaian tertulis

Tes tertulis juga dapat digunakan dalam penilaian otentik,

namun ditekankan yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut

peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,

menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan

sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk

uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu

menggambarkan ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan

peserta didik.

d. Langkah-langkah penilaian otentik

Dalam mendesain penilaian otentik, ada berapa langkah yang

harus diperhatikan guru, yaitu mengidentifikasi standar, memilih tugas,

dan mengidentifikasi kriteria tugas (Nuryani, tt:8).

1) Langkah pertama: mengidentifikasi standar

Standar merupakan pernyataan yang harus diketahui dan dapat

dilakukan peserta didik, namun cakupannya lebih spesifik dan lebih

mudah dicapai daripada tujuan umum. Biasanya standar merupakan

satu pernyataan singkat yang harus diketahui atau mampu

Page 81: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

dilakukan peserta didik tentang suatu hal atau perbuatan. Rumusan

standar hendaknya operasional, dapat diobservasi dan dapat diukur.

2) Langkah kedua: memilih suatu tugas otentik

Dalam menentukan tugas otentik, pertama-tama guru perlu

mengkaji standar yang telah dibuat, dan mengkaji kenyataan

(reality) yang sesungguhnya. Tugas sebaiknya dikaitkan dengan

dunianya kehidupan sehari-hari yang dialami oleh peserta didik,

misalnya guru memberi tugas memecahkan masalah pembagian

kue untuk suatu keluarga yang memiliki anak tujuh, bagaimana

agar setiap anggota keluarga mendapatkan bagian yang sama.

3) Langkah ketiga: mengidentifikasi kriteria tugas (tasks)

Kriteria adalah indikator-indikator dari kinerja yang baik atas

suatu tugas. Apabila terdapat sejumlah indikator, sebaiknya

diperhatikan apakah indikator-indikator tersebut sequential

(memerlukan urutan) atau tidak. Untuk membuat kriteria yang baik,

ada beberapa ciri kriteria yang baik, yaitu: 1) dinyatakan dengan

jelas dan singkat; 2) pernyataan berupa tingkah laku yang dapat

diamati dan diukur; 3) ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami

setiap peserta didik. Sementara itu, berkaitan dengan jumlah

kriteria untuk masing-masing tugas, perlu diperhatikan: 1) batasi

jumlah kriteria hanya pada unsur-unsur yang esensial dari suatu

tugas (antara 3-4 kriteria, di bawah 10); 2) tidak perlu mengukur

Page 82: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

setiap item tugas terlalu detil; 3) kriteria sedikit untuk tugas-tugas

yang kecil atau sederhana.

B. Kajian Pustaka

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan tema

integratif interkoneksi, di antaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siswnto (2012) dari IAIN Sunan Ampel

Surabaya tentang Paradigma Integrasi Interkoneksi dalam kajian Islam

(Studi atas pemikiran Amin Abdullah), menyimpulkan bahwa paradigma

integrasi interkoneksi pada hakekatnya ingin menunjukkan bahwa antara

berbagai bidang keilmuan sebenarnya saling memiliki keterkaitan. Hal ini

objek yang dibidik oleh seluruh disiplin ilmu adalah realitas dan alam

semesta yang sama, hanya saja dimensi dan fokus perhatian yang dilihat

oleh masing-masing disiplin berbeda. Mengkaji satu bidang keilmuan

dengan memanfaatkan bidang keilmuan lainnya itulah integrasi dan

melihat kesaling-terkaitan antar berbagai disiplin ilmu itulah interkoneksi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Suparni (2013) dari Universitas Negeri

Yogyakarta (UNY) tentang Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis

Mahasiswa Program Studi Matematika melalui pendekatan Integrasi

Interkoneksi menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan

pendekatan integrasi interkoneksi dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis mahasiswa program studi Matematika Fakultas Sain dan

Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari hasil

Page 83: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

analisis data skor rata-rata TKBK pada saat pratindakan sebesar 23, siklus

I sebesar 27,7 dan siklus 3 sebesar 36,6.

3. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Slamet Fauzi (2012) dari

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang pengembangan buku ajar berbasis

integrasi interkoneksi sebagai bahan pembelajaran fisika SMA/MA Kelas

XI Semester I, menghasilkan buku ajar yang dinilai baik oleh ahli materi

(skor 83), dinilai baik oleh ahli media pembelajaran (skor87), dinilai

sangat baik oleh para guru SMA (skor 92,5), dinilai sangat baik oleh peer

review (skor 90,2); berdasarkan uji coba terbatas tergolong sangat baik

(skor 73), berdasarkan uji lapangan memiliki kualitas baik (skor 71,5).

Mencermati beberapa hasil penelitian tersebut, kajian yang ada berkisar

pada: (1) pendalaman konsep integrasi interkoneksi yang dipopulerkan oleh

Prof. Dr. Amin Abdullah; (2) aplikasi pendekatan integrasi interkoneksi

dalam pembelajaran; dan (3) pengembangan buku ajar berbasis integrasi

interkoneksi. Sementara itu kajian yang mengembangkan integrasi

interkoneksi yang diaplikasikan dalam pembelajaran tematik integrative baik

internal maupun eksternal di Madrasah Ibtidaiyah belum dilakukan.

Oleh karena itu, hasil penelitian ini akan semakin memperkaya kajian

tentang pembelajaran tematik integratif yang ada di sekolah (Madrasah

Ibtidaiyah).

Page 84: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis Research and

Development (R&D), yaitu jenis riset yang dilakukan dengan

mengembangkan model yang sudah ada untuk menghasil model baru yang

dianggap lebih efektif (Gall, 2003:569). Adapun tahapan kerja dalam R&D

ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Dick & Lau Cerey (Gall,

2003:571) yang terdiri dari sepuluh langkah sebagaimana bagan berikut.

Page 85: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

The steps of the Systems Approach Model of Educational Research and Development (R&D)

STEP 1 asses needs to identify goals

STEP 2 conduct instructional

analysis

STEP 3 analyze leaners and

contexts

STEP 9 revise instruction

STEP 10 design and conduct

summative evaluation

STEP 4 write

performance objective

STEP 5 develop

assessment instruments

STEP 6 develop

instructional strategy

STEP 7 develop and

select instructional

material

STEP 8 design and

conduct formative

evaluation of instruction

Page 86: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tahap-tahap dalam model R&D bidang pendidikan tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut.

a. Analisis kebutuhan untuk memastikan tujuan akhir yang ingin dicapai atau

produk akhir yang akan dihasilkan

b. Berkaitan dengan analisis pembelajaran, yaitu melakukan identifikasi skill

khusus atau prosedur pembelajaran khusus yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam hal ini

dikembangkan scientific approach, inquiry approach dengan

mengedepankan pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

c. Menganalisis entering behavior dan context

d. Merumuskan performa peserta didik yang diharapkan

e. Mengembangkan instrumen penilaian. Dalam hal instrumen penilaian yang

dikembangkan dengan mengacu pada authentic assessment.

f. Mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat menciptakan authentic

learning

g. Mengembangkan dan menentukan materi ajar

h. Mendesain dan mengembangkan evaluasi formatif, yaitu untuk menilai

kemajuan hasil belajar selama pembelajaran masih berlangsung

i. Melakukan revisi pembelajaran dengan memperbaiki setiap tahapan

pengembangan yang dilalui mulai dari step a sampai h, jika dipandang

perlu

j. Mendesain evaluasi sumatif untuk menilai hasil akhir pembelajaran

Page 87: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Sebelum melakukan uji coba pembelajaran tersebut, terlebih dahulu

dilakukan pemetaan dan pembuatan jaringan tema pembelajaran integratif

internal dan eksternal di Madrasah Ibtidaiyah dengan mengacu pada

Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kurikulum SD/MI, Permenag

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah dan draft

Permenag Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, Buku Pegangan Guru SD Kelas

IV dan Buku Pegangan Guru PAI SD Kelas IV.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang akan dijadikan project penelitian Pengembangan ini

adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mangunsari Kota Salatiga Jawa Tengah;

sedangkan waktu pelaksanaannya pada bulan November 2014.

Sekolah ini dipilih karena MI Mangunsari adalah salah satu MI di kota

Salatiga yang perkembangannya cukup pesat sehingga minat masyarakat

menyekolahkan anaknya di MI ini cukup tinggi. Hal ini diindikasikan dengan

banyaknya orang tua yang meminta agar MI Mangunsari menambah kuota

penerimaan siswa baru setiap tahunnya.

MI Mangunsari yang berkembang cukup pesat tentunya didukung oleh

tenaga sumber daya manusia yang memadai dan memiliki kinerja yang baik,

di mana dalam hal ini sangat memungkinkan untuk diajak melakukan inovasi

dalam pembelajaran.

Page 88: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

C. Subjek Uji Coba Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek uji coba adalah siswa kelas

IV MI Mangunsari Kota Salatiga Jawa Tengah karena siswa Kelas IV adalah

salah satu tingkatan kelas di SD/MI yang dijadikan uji coba awal

implementasi Kurikulum 2013. Indikator keberhasilan uji coba ini adalah:

1. Prestasi Belajar : mencapai KKM yang ditetapkan MI, yaitu 65

2. Performa belajar peserta didik : performa peserta didik mencapai kategori

baik

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, tes,

dan observasi. Studi dokumentasi digunakan untuk mengkaji dan menalaah

lampiran Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kurikulum

SD/MI,Permenag Nomor 8 Tahun 2008 tentang Standar Isi Madrasah dan

draft Permenag Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab di Madrasah, Buku

Pegangan Guru SD Kelas IV dan Buku Pegangan Guru PAI SD Kelas IV.

Telaah dokumen-dokumen tersebut untuk membuat jaringan tematik

integratif internal dan eksternal.

Teknik tes digunakan untuk mengetahui pencapaian prestasi siswa

sebagai subjek uji coba; sedangkan teknik observasi digunakan untuk

mengetahui dinamika dan performa guru dan peserta didik selama mengikuti

uji coba pembelajaran.

Page 89: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

E. Teknik Analisis Data

Data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan menggunakan statistik

deskriptif, persentase; sedangkan data yang bersifat kualitatif dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis interaktif Miles & Huberman (1994:10)

yang terdiri dari data reduction, data display, conclusion and verification.

Page 90: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi

Deskripsi lokasi penelitian dapat dikemukakan melalui uraian berikut

1. Nama Sekolah : MI Ma‟arif Mangunsari

2. Alamat :

a. Jalan : Abdul Syukur no 3A

b. Desa/ Kelurahan : Mangunsari

c. Kecamatan : Sidomukti

d. Kabupaten/ Kota : Salatiga

e. Provinsi : Jawa Tengah

f. Kode Pos : 50721

g. No. Telepon/HP : (0298)328782

3. Mulai operasional : Tahun 1965

4. Luas Tanah : 1169 m2

5. Luas Bangunan : 633 m2

6. Status Tanah : Wakaf

7. Status Bangunan : Milik Sendiri/

8. Terakreditasi : A

9. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Visi:

CERDAS, RELIGIUS, DAN BERAKHLAKUL KARIMAH

Terwujudnya warga Madrasah yang Cerdas, Religius dan Berakhlakul

karimah baik secara individual maupun sosial.

Page 91: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Uraian penjabaran VISI:

a. Cerdas Secara Intelektual dalam prestasi Akademik.

b. Cerdas Secara Emosional dalam berperilaku

c. Cerdas Secara Spiritual dalam motivasi dan aktivitas.

d. Berkarakter Kemandirian

e. Berkarakter Percaya diri,disiplin dan jujur

f. Berkarakter Peka dan Tangungjawab

g. Berkarakter Teliti dan Sabar

h. Sholeh Ritual : Dasar Tauhid kokoh berpola Ikhsan

i. Sholeh Ritual : Disiplin dalam beribadah

j. Sholeh Sosial Berakhlaq mulia, toleran

k. Sholeh Sosial : Sahaja, sopan santun

l. Sholeh Personal : Ikhlas dan sabar

Indikator Visi :

a. Unggul dalam pencapaian target daya serap kurikulum

b. Unggul dalam lomba akademik maupun non akademik.

c. Unggul dalam membaca tulis Alqur‟an

d. Unggul dalam kedisiplinan beribadah

e. Unggul dalam kesiapan kecakapan hidup.

f. Unggul dalam kegiatan seni , Olahraga dan ketrampilan.

g. Unggul dalam pembentukan watak dan sikap kepribadian tercermin

dalam prilaku keseharian.

h. Mampu menjadi rujukan bagi standar layanan pendidikan dasar

Page 92: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Misi:

Belajar Enjoy Sepanjang Hayat

Rincian Misi :

a. Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar Sepanjang Hayat.

b. Mengembangkan model pembelajaran yang ENJOY

( Efektif, Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islamy )

c. Memantik potensi dasar siswa secara Multi kecerdasan.

d. Menumbuhkan wawasan patriotisme kebangsaan

e. Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi Nilai

Islamiyah, Budaya Lokal yang baik serta nasionalisme.

f. Mengembangkan potensi masyarakat Peduli Pendidikan

g. Mengembangkan tata lingkungan yang mendukung proses

pendidikan

Tujuan:

a. Tujuan Umum Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Tujuan Khusus:

1) Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar Sepanjang Hayat.

2) Mengembangkan pembelajaran yang ENJOY ( Efektif, Nyaman,

Jelas, Obyektif dan Islami

Page 93: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

3) Mengembangkan potensi dasar peserta didik secara terpadu baik

kecerdasannya, keagamaannya dan akhlakul karimahnya.

4) Menanamkan wawasan Nasionalisme religius patriotisme

kebangsaan

5) Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi Nilai

Islamiyah, Budaya Lokal yang baik serta nasionalisme.

6) Mengembangkan potensi masyarakat Peduli Pendidikan

7) Mengembangkan tata lingkungan yang menunjang proses

pendidikan

10. Keadaan Siswa dan Rombel Dua Tahun Terakhir

No Kelas

Tahun Pelajaran

2013-2014 2014-2015

Jumlah Rombel Jumlah Rombel

1. I 69 2 59 2

2. II 61 2 67 2

3. III 56 2 59 2

4. IV 37 2 55 2

5. V 36 2 48 2

6. VI 16 1 37 2

Jumlah 275 11 315 12

11. Keadaan Guru dan Tenaga Pendukung

a. Nama guru

No. Nama / NIP Jabatan Mengajar

Kelas

1 Agus Rahmad Yuwanta, S.Pd Kepala

Madrasah

PKn kelas V dan

VI

2 Ismiyati, S.Pd II

3 Dra. Nurul Aini IV

4 Fathul Ghufron, S.PdI V

Page 94: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

No. Nama / NIP Jabatan Mengajar

Kelas

5 Siti Nasiroh, S.Ag V

6 Tri Pujiastuti, S.Ag II

7 Siti Nurkholifah III

8 Achmad Sabiqul Umam, S.Ag SKI (III-VI), AA

(IV-V)

9 M. Turis Niagawan, SH VI

10 Fauziah, M.Ag I

11 Dian MAriani, S.Pd VI

12 Susriana Wahyu IL, M.PdI I

13 Arifatul Farida, S.Pd I

14 Tri Handayani, S.PdI I

15 Khoriyatun Ni‟mah IV

16 Syafi‟il Abthohi III

17 Mahmud Penjaga

b. Jumlah PTK berdasarkan tingkat Kualifikasi Akademik

No Status/ Jabatan

Tingkat Pendidikan Terakhir

<

SLTP SLTA D2 D3 S1*) S2 S3

1. Kepala Sekolah - - - - 1 - -

2. Guru PNS - - - - 6 - -

3. Guru wiyata - - - - 8 2 -

4 Penjaga sekolah - 1 - - - - -

*) Sarjana Pendidikan

c. Kualifikasi Pendidik berdasarkan tingkat Kompetensi/ Sertifikasi

No Status/ Jabatan Jumlah Personil yang Lulus Sertifikasi/

Jumlah Tahun

1. Kepala Sekolah 1 2009

2. Guru PNS 1 2012

4 2013

3. Guru wiyata 1 2011

1 2012

2 2013

Page 95: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

12. Jumlah Ketersediaan Buku dan Sarana Prasana Pendukung

a. Koleksi Perpustakaan

No Jenis Koleksi Buku Jumlah Satuan

1. Buku Teks Utama 850 Examplar

2. Buku Bacaan 2000 Examplar

3. Buku Referensi 400 Examplar

b. Peralatan Pendidikan

No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kondisi

1. Alat Peraga IPA (Torso) - - -

2. IPS 5 Set Cukup

3. Matematika 2 Unit Rusak

4. Bahasa Indonesia 4 Unit Rusak

5. Bahasa Inggris 2 Unit Rusak

6. IPBAl quran 4 Unit Baik

7. KIT IPA 4 Unit Baik

c. Media Pendidikan

No Jenis Media Jumlah Satuan Kondisi

1. Perangkat Komputer 12 Unit 8= Rusak

4= Baik

2. Printer 2 Unit 1 = Cukup

1 = Baik

3. LCD 2 Unit 2 = baik

4. Projector (OHP) - - -

5. Layar OHP 1 Unit baik

6 Televisi - - -

7 Laptop tosiba 1 Unit cukup

8 DVD Player - - -

9 Sound System 1 Unit Cukup

10 CD Keping-Interaktif

Page 96: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

d. Perabot Sekolah

No Jenis Perabotan Sekolah Jumlah Satuan Kondisi

1. Meja/kursi Kepala

Sekolah

1 Set Baik

2. Meja/kursi Guru 15 Set Baik

3. Meja Siswa 250 Buah Cukup

4. Kursi Siswa 315 Buah Cukup

5. Meja Komputer 2 buah Cukup-

Baik

6. Lemari Kelas 10 buah Cukup

7. Rak Buku Perpustakaan 6 buah Baik

8 Papan Tulis/ White Board 12 buah Baik

9. Papan Data Kantor 1 Unit Cukup

e. Prasana

Jenis Keberadaan Berfungsi

Ya Tidak Ya Tidak

Instalasi Air √ √

Jaringan Listrik √ √

Jaringan Telepon √ √

Internet √ √

Akses Jalan √ √

13. Jumlah Ketersedian Ruangan

a. Ruangan Pokok

No Nama Ruangan Jumlah Satuan Kondisi

1. Ruang Kelas/ Belajar 12 (6 x 7m) M2 Baik

2. Ruang Kepala Sekolah 3 x 4 M2 Baik

3 Ruang Guru 7 x 6 M2 Baik

b. Ruangan Penunjang

No Nama Ruangan Ukuran Satuan Kondisi

1. Ruang Perpustakaan 7 x 6 m M2 Baik

2. UKS 2 x 2 m M2 Cukup

3. WC GURU 2 (2 x 3) m M2 Baik

4. WC MURID 6 ( 2 x 2m) M2 Baik

Page 97: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

14. Kegiatan dan Prestasi yang pernah dicapai

a. Prestasi Akademik

1) Jumlah Peserta UAS/UASBN Tahun 2013/2014= 16 orang

2) Rata-rata hasil UASBN Tahun 2013/2014 = 19.01

3) nilai tertinggi UASBN Tahun 2013/2014 =27.35

4) nilai terendah UASBN Tahun 2013/2014 =12.80

5) Jumlah yang diterima di SMP/ Sederajat = 16 orang

b. Prestasi

1) Juara II lomba Cerdas Cermat Pramuka Tingkat Karisidenan

Semarang tahun 2013

2) Juara II Kata Perorangan Karate Tingkat Kota Salatiga Tahun

2013

3) Juara II Kata Beregu Karate Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun

2013

4) Juara Umum MAPSI-UM MI se-Kota Salatiga Tahun 2013

5) Juara II sholat Putra Pekan Maulid Nabi Se Kota Salatiga Tahun

2014

6) Juara II Adzan Putra Pekan Maulid Nabi Se Kota Salatiga Tahun

2014

7) Juara Umum Ke 2 Pekan Muulid Nabi Tingkat Kecamatan

Sidomukti Tahun 2014

8) Juara I Lomba Menyanyi Tunggal Tingkat Kota Salatiga

Page 98: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS)

Tahun

Pelajaran

Pemerintah

(Rp)

Orang Tua

(Rp)

Jumlah

(Rp)

2013/2014 Rp 176.238.250 Rp 32.604.000 Rp 208.878.250

B. Paparan Data dan Pembahasan

1. Tematik Integratif Eksternal

Setelah dilakukan pemetaan Kompetensi Dasar dan Indikator

kemudian disambungkan dengan Tema-tema Pembelajaran yang sudah

ada, maka indikator pembelajaran dalam sub-sub mapel Pendidikan

Agama Islam yang terdiri dari Aqidah Akhlaq, Al Qur‟an, Fiqh, dan

Sejarah Kebudayaan Islam dapat masuk ke dalam 16 (enam belas)

pembelajaran pada semester I Kelas IV dan 24 (dua puluh empat)

pembelajaran pada Semester II Kelas IV.

Penyebaran tema masing-masing semester tidak bisa sama karena

Kompetensi Dasar yang ada pada sub mapel Pendidikan Agama Islam

tidak bisa dipaksanakan masuk pada sebaran pembelajaran yang sudah ada

pada mata pelajaran umum (IPA, PPKn, IPS, PJOK, SBdB, Matematika,

Bahasa Indonesia). Kalau dipaksanakan justru malah semakin tidak

nyambung Kompetensi Dasar yang ada dengan tema pembelajaran yang

bersangkutan.

Adapun penyebaran Kompetensi Dasar sub mapel Pendidikan Agama

Islam dalam mata pelajaran umum di Madrasah Ibtidaiyah dapat dilihat pada

rangkuman tabel berikut.

Page 99: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

PENYEBARAN JARINGAN TEMATIK INTEGRATIF EKSTERNAL

Semester Ganjil Semester Genap

Tema Sub Tema Pembelajaan Tema Sub Tema Pembelajaan

1 1 1 5 1 1

3 3

4 5

2 1

2 2 4

4 5

3 1

2 3 6 2

3

3 1 1 6 1 1

3 7 3 2

4 5

2 4 8 1 2

3 1 4

3 2 1

4 1 1 5

2 6

3 3 2

4 3

5

9 1 4

2 2

3 5

4 1

Jumlah 16 Jumlah 24

Sedangkan rincian penyebaran masing-masing tema pada masing-masing

pertemuan per minggu dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 100: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

TEMA 1

Sub Tema 1 J

a m

Sub Tema 2 J

a m

Sub Tema 3 J

a m

Sub Tema 4

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

P P P 1 P P P P 1 Pembiasaan Akhlaq 1 Pembiasaan Hafalan

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

TEMA 2

Sub Tema 1 J a

m

Sub Tema 2 J a

m

Sub Tema 3 J a

m

Sub Tema 4

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

Pembiasaan Akhlaq 1 Pembiasaan Ibadah 1 Pembiasaan 1 Pembiasaan Hafalan

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

TEMA 3

Sub Tema 1 J

a m

Sub Tema 2 J

a m

Sub Tema 3 J

a m

Sub Tema 4

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

P P P 1 P P P P P 1 P P P P 1 Pembiasaan Ibadah

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

TEMA 4

Sub Tema 1 J a

m

Sub Tema 2 J a

m

Sub Tema 3 J a

m

Sub Tema 4

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

P P 1 Pembiasaan Ibadah 1 Pembiasaan Akhlaq 1 Pembiasaan Hafalan

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

Page 101: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

TEMA 5

Sub Tema 1 J

a m

Sub Tema 2 J

a m

Sub Tema 3 J

a m

Sub Tema 4

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

P P P 1 P P P 1 P P P 1 Pembiasaan Akhlaq

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

TEMA 6

Sub Tema 1 J

a m

Sub Tema 2 J

a m

Sub Tema 3 J

a m

Sub Tema 4

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

Pembiasaan 1 Pembiasaan Akhlaq 1 Pembiasaan Ibadah 1 Pembiasaan Hafalan

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

TEMA 7

Sub Tema 1 J

a m

Sub Tema 2 J

a m

Sub Tema 3 J

a m

Sub Tema 4

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

Pembiasaan Ibadah 1 Pembiasaan Akhlaq 1 P P P P 1 Pembiasaan Hafalan

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

TEMA 8

Sub Tema 1 J a

m

Sub Tema 2 J a

m

Sub Tema 3 J a

m

Sub Tema 4

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

P P P P 1 P P P 1 P P P 1 Pembiasaan Ibadah

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

Page 102: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

TEMA 9

Sub Tema 1 J

a m

Sub Tema 2 J

a m

Sub Tema 3 J

a m

Sub Tema 4

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

P P P P P 1 P P P P P 1 P P P P P 1 Pembiasaan

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

Dari paparan tabel di atas, dapat dipahami bahwa tema pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah tidak bisa masuk secara

runtut, urut setiap hari pada tema pembelajaran tematik yang lainnya.

Jika model ini dipandang tetap menarik untuk dikembangkan di

Madrasah Ibtidaiyah, maka yang dilakukan adalah memanfaatkan waktu jam-

jam “kosong” tersebut untuk kegiatan pembiasaan ibadah, akhlaq karimah

dan hafalan ayat atau do‟a pilihan. Pembiasaan yang dimaksud misalnya

pembiasaan kebersihan, ketertiban, dan disiplin; hafalan asma‟ al husna,

hafalan surat-surat pendek, hafalan hadits-hadits pilihan, sholat dhuha

bersama, tadarrus bersama, dan kegiatan keagamaan yang lainnya.

Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya tidak dapat dilaksanakan setiap

hari, namun dilaksanakan secara terjadwal, bergantian. Keuntungan yang

dapat diperoleh dari model demikian adalah peserta didik mendapatkan

pendidikan praktis dalam hal keberagamaan, tidak hanya pengetahuan

semata.

Adapun pemetaan jaringan tematik integratif eksternal selengkapnya

dapat dilihat pada bagan-bagan di bawah ini.

Page 103: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 1 : INDAHNYA KEBERSAMAAN

Subtema 1 : Keragaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran 1

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar: 3.4 Memahami sikap hormat dan patuh dalam

kehidupan sehari-hari 4.4 Menunjukkan sikap hormat dan patuh

dalam kehidupan sehari-hari Indikator: 1. Menjelaskan cara menghormati keragaman

dalam kehidupan sehari-hari 2. Mematuhi peraturan budaya setempat

yang tidak bertentangan dengan nilai agama Islam

1

Page 104: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Indahnya Kebersamaan sub tema Keragaman Budaya

Bangsaku yang terdiri dari mapel PPKn, SBdP, dan Bahasa Indonesia. Dalam

praktik pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel IPS,

indikator : menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk menghormati

keberagaman dalam bentuk lisan.

Ketika guru menerangkan IPS tentang sikap menghormati keberagaman,

maka guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq, yaitu

1) menjelaskan cara menghormati keragaman dalam kehidupan sehari-hari; 2)

mematuhi peraturan budaya setempat yang tidak bertentangan dengan nilai agama

Islam.

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“….kita harus menghormati orang lain karena perbedaan yang ada diantara

kita…kita ini diciptakan oleh Tuhan dalam keadaan berbeda-beda baik

suku, bahasa, budaya dan agama. Oleh karena itu agar tercipta kehidupan

yang harmonis maka kita harus menghormati keragaman yang ada di

sekitar kita. Dalam Islam juga diajarkan hal yang seperti itu…Islam sangat

menghargai perbedaan di antara manusia..Allah menciptakan manusia juga

berbeda-beda..berbeda dalam suku, ras dan bahasa…kita dianjurkan untuk

saling kenal-mengenal antar satu dan lainnya dengan tetap menghormati

perbedaan di antara kita…”

Page 105: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 1 : INDAHNYA KEBERSAMAAN

Subtema 1 : Keragaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran 3:

Al Qur’an Kompetensi Dasar: 3.6 menerjemahkan hadits tentang

taqwa riwayat Tirmidzi dari Abu dzar

3.7 Memahami isi kandungan tentang taqwa riwayat Tirmidzi dari Abu Dzar

4.5 Menghafal hadits tentang taqwa riwayat Tirmidzi dari Abu Dzar

Indikator: 1. Menjelaskan pengertian taqwa 2. Menyebutkan macam-macam

perilaku taqwa

3

Page 106: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel AQur‟an diintegrsikan

dengan tema Indahnya Kebersamaan sub tema Keragaman Budaya Bangsaku

yang terdiri dari mapel PJOK, IPS, PPKn. Dalam praktik pembelajarannya, materi

Al Qur‟an masuk melalui mapel PKn, indikator yang kedua, yaitu : menjelaskan

perilaku yang sesuai dengan sila Pancasila dalam bentuk tulisan.

Ketika guru menerangkan PKn tentang perilaku yang sesuai dengan sila

Pancasila, maka guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam Al Qur‟an

yaitu: 1) menjelaskan pengertian taqwa; 2) menyebutkan macam-macam perilaku

taqwa.

Cara memasukkan materi Al Quran ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“ kita tahu bahwa Pancasila merupakan merupakan dasar negara Indonesia

yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Pancasila memiliki lima sila yang kesemuanya harus tergambar

dalam perilaku setiap masyarakat Indonesia. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa warga negara yang baik adalah warga negara yang

mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya. Warga negara

yagn mengikuti Pancasila dalam hidupnya, pasti akan selamat dalam

kehidupan bernegaranya. Dalam Islam juga aturan-aturan yang harus

dipatuhi dalam kehidupan sehari-hari agar hidupnya selaras, yaitu aturan-

aturan Allah. Ada hal-hal yang harus kita jalankan, lakukan, adapuna hal-

hal yang harus kita jauhi dalam hidup ini agar hidup kita selamat di dunia

dan diakherat. Dalam Islam ada istilah taqwa, orangnya namanya

muttaqin..orang yang taqwa adalah orang yang senantiasa mengikuti

aturan-aturan Allah dan selalu meninggalkan larangan-larangan Allah

dalam kehidupan sehari-hari…”

Page 107: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 1 : INDAHNYA KEBERSAMAAN

Subtema 1 : Keragaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran 4

Fiqh Kompetensi Dasar: 3.1 Memahami pengertian zakat 3.2 Mengenal macam-macam zakat Indikator: 1. Menjelaskan pengertian zakat 2. Menyebutkan macam-macam zakat

4

Page 108: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Fiqh diintegrsikan

dengan tema Indahnya Kebersamaan sub tema Keragaman Budaya Bangsaku

yang terdiri dari mapel IPA, IPS, PPKn. Dalam praktik pembelajarannya, materi

Fiqh masuk melalui mapel PPKn, indikatornya : menceritakan pengalaman

mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang pengalaman mengamalkan nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari., maka guru dapat menyambungkan

dengan indikator dalam Fiqh yaitu: 1) menjelaskan pengertian zakat; 2)

menyebutkan macam-macam zakat.

Cara memasukkan materi Fiqh ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“….sila kedua berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini

berarti bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu berbuat adil

dan beretika dengan orang lain…sila ketiga persatuan Indonesia, berarti

kita harus selalu menjaga pesatuan dalam kehidupan sehari-hari..kita

jangan suka menciptakan suasana yang dapat memecah belah di antara

warga negara Indonesia…sila ke lima berbunyi keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia..artinya kita harus selalu berusaha menciptakan

keadilan dalam kehidupan sosial…kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Indonesia,..sehinggaa kita harus saling tolong, saling bantu,..saling

meringankan beban orang lain sehingga seluruh rakyat Indonesia

merasakan hidup sejahtera. Dalam Islam juga diajarkan agar setiap

manusia memiliki rasa peduli dan saling bantu terhadap sesama..sehingga

kita bisa merasakan kebahagiaan bersama-sama dengan orang lain..kita

tidak dianjurkan sejahtera sendiri…senang sendiri..kaya sendiri..sementara

tetangga kita pada kelaparan dan miskin. Oleh karena itu untuk

menciptakan keadaan tersebut Islam mengajarkan kita untuk berzakat….”

Page 109: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 1 : INDAHNYA KEBERSAMAAN

Subtema 2 : Kebersamaan dalam Keberagaman

Pembelajaran 2 :

Al Qur’an Standar Kompetensi: 3.1 Menerjemahkan QS. An Nashr dan

Al Kautsar 3.2 Memahami isi kandungan QS. An

Nashr dan Al Kautsar Indikator: 1. Mengartikan per kata surat al

Nashr dan al Kautsar 2. Menjelaskan isi kandungan surat

An Nashr dan Al Kautsar

2

Page 110: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel al Qur‟an diintegrsikan

dengan tema Indahnya Kebersamaan sub tema Kebersamaan dalam Keberagaman

yang terdiri dari mapel bahasa Indonesia dan IPS. Dalam praktik

pembelajarannya, materi al Qur‟an masuk melalui mapel IPS, indikatornya :

menceritakan tentang berbagai jenis pekerjaan dan kegiatan ekonomi yang

berkaitan dengan hasil karya seni (cendera mata) masyarakat sekitar.

Ketika guru menerangkan IPS tentang berbagai jenis pekerjaan dan

kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan hasil karya seni (cendera mata)

masyarakat sekitar, maka guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam

Fiqh yaitu: 1) mengartikan per kata surat al Nashr dan al Kautsar; 2) menjelaskan

isi kandungan surat An Nashr dan Al Kautsar

Cara memasukkan materi al Quran ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“..sebagaimana diketahui bahwa dalam hidup ini banyak cara mencari

rizqi, ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, ada yang bergerak dalam

bidang jasa..ada juga pekerja seni…pekerja seni itu adalah orang yang

bekerja dengan menggunakan kemampuan kreatifitas seninya untuk

menghasilkan karya. Salah satu hasil karya seni yang sering dijual belikan

adalah cendera mata..biasanya di tempat-tempat wisata sering kita jumpai

cendera mata..cendera mata bisa berupa gambar, lukisan, souvenir,

gantungan kunci dan lain-lain. Banyak sekali cendera mata yang berupa

souvenir yang menggambarkan kekhasan daerah masing-masing. Setiap

daerah memiliki kekhasan dan keunikan masing-masing, itu semua tidak

lain adalah karunia Allah yang Maha Kuasa. Manusia hanya diminta

mensyukuri atas berbagai karunia Allah tersebut…”

Page 111: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 1 : INDAHNYA KEBERSAMAAN

Subtema 2 : Kebersamaan dalam Keberagaman

Pembelajaran 4 :

Fiqh Standar Kompetensi: 3.5 Mengetahui manfaat zakat,

infaq, dan sedekah Indikator: Menjelaskan manfaat zakat, infaq dan sedekah bagi penciptaan kerukunan kehidupan sosial

4

Page 112: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Fiqh diintegrsikan

dengan tema Indahnya Kebersamaan sub tema Kebersamaan dalam Keberagaman

yang terdiri dari mapel Bahasa Indonesia dan PPKn. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Fiqh masuk melalui mapel PPKn, indikatornya :

menjelaskan makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan di rumah, di sekolah,

dan masyarakat secara berkelompok.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang makna dan pentingnya persatuan

dan kesatuan di rumah, di sekolah, dan masyarakat secara berkelompok, maka

guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam Fiqh yaitu menjelaskan

manfaat zakat, infaq dan sedekah bagi penciptaan kerukunan kehidupan sosial

Cara memasukkan materi Fiqh ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..dalam hal persatuan..kita harus dapat mewujudkannya di manapun

dan kapanpun, baik di rumah, di sekolah, ataupun di masyarakat…karena

kita tidak bisa lepas dari kehidupan tersebut….sehingga kita selalu rukun

dengan teman saudara. Dalam hal ini, Islam memberikan media untuk

membuat rukun diantara sesama warga masyarakat yaitu dengan berzakat,

berinfaq dan bersedekah…berzakat itu adalah mengeluarkan harta kita

yang bukan hak kita, karena Allah selalu menitipkan sedikit harta orang

lain pada kita…kalau kita mau berzakat berarti kita memberikan haknya

orang lain…kalau kita tidak berzakat berarti kita serakah….kalau orang

serakah tidak akan disenangi orang lain…kalau orang tidak disenangi

tetangganya…maka akan mengganggu kerukunan dalam hidup

bertetangga….demikian juga infaq dan sedekah. Kita berinfaq dan

bersedekah adalah mengeluarkan sebagian harta kita untuk kepentingan

orang lain…kalau dalam hidup setiap orang mau berzakat, berinfaq dan

bersedekah maka kerukunan masyarakat akan cepat terwujud….”

Page 113: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 2 : SELALU BERHEMAT ENERGI

Subtema 3 : Gerak dan Gaya

Pembelajaran 6 :

Sejarah Kebudayaan Islam Kompetensi Dasar: 3.1 Mengetahui contoh-contoh

ketabahan Nabi Muhammad dan para sahabat dalam berdakwah

4.1 Menceritakan ketabahan nabi Muhammad dan sahabat dalam berdakwah

4.2 Menceritakan kemuliaan akhlaq nabi Muhammad dan sahabat dalam berdakwah

Indikator: 1. Menyebutkan contoh perilaku

tabah Muhammad dan sahabatnya

2. Menceriakan contoh perilaku tabah dalam kehidupan

3. Menceritakan kemuliaan akhlaq nabi dan sahabatnya dalam berdakwah

6

Page 114: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel SKI diintegrsikan

dengan tema Berhemat Energi sub tema Gerak dan Gaya yang terdiri dari mapel

IPA dan IPS. Dalam praktik pembelajarannya, materi SKI masuk melalui mapel

IPS, indikatornya : membuat refleksi sikap saat berinteraksi dan bekerja sama.

Ketika guru menerangkan IPS tentang membuat refleksi sikap saat

berinteraksi dan bekerja sama, maka guru dapat menyambungkan dengan

indikator dalam SKI yaitu: 1) menyebutkan contoh perilaku tabah Muhammad

dan sahabatnya; 2) menceriakan contoh perilaku tabah dalam kehidupan; 3)

menceritakan kemuliaan akhlaq nabi dan sahabatnya dalam berdakwah.

Cara memasukkan materi SKI ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..sebagaimana diketahui bahwa manusia adalah makhluq pribadi dan

sosial, ia tidak bisa terlepas dari interaksi dengan orang lain. Dalam

berinteraksi dengan orang lain maka setiap manusia harus mampu

menunjukkan perilaku yang etis..sehingga dia dapat hidup dalam segala

kelompok masyarakat. Yang demikian itu telah dicontoh oleh nabi

Muhammad dan para sahabat ketika masuk dalam berbagai komunitas

untuk berdakwah…...kita tahu bahwa Muhammad dan para sahabat-Nya

dalam berdakwah memasuki berbagai lapisan masyarakat, dan beliau

mampu menunjukkan akhlaq yang mulia dalam berdakwah…..mereka

dengan sabar dan tabah menghadapi berbagai macam cobaan dari berbagai

macam golongan masyarakat yang ada pada waktu itu….”

Page 115: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 3 : PEDULI TERHADAP MAKHLUQ HIDUP

Subtema 1 : Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku

Pembelajaran 1 :

Fiqh Kompetensi Dasar 3.3 Memahami ketentuan zakat

fitrah 3.4 Memahami ketentuan infaq

dan sedekah Indikator: 1. Menjelaskan pengertian

zakat fithrah 2. Menjelaskan pengertian

infaq dan sedekah

1

Page 116: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Fiqh diintegrsikan

dengan tema Peduli terhadap Makhluq Hidup sub tema Hewan dan Tumbuhan di

Lingkungan Rumahku yang terdiri dari mapel SBdP, IPA, Matematika. Dalam

praktik pembelajarannya, materi Fiqh masuk melalui mapel Matematika,

indikatornya : 1) menentukan pecahan setelah mengamati gambar dan melengkapi

tabel; 2) membedakan pecahan senilai dan tidak senilai setelah melakukan

eksplorasi dengan gambar pecahan dan diskusi kelas.

Ketika guru menerangkan Matematika tentang menentukan pecahan dan

membedakan pecahan senilai dan tidak senilai , maka guru dapat menyambungkan

dengan indikator dalam Fiqh yaitu: 1) menjelaskan pengertian zakat fithrah; 2)

menjelaskan pengertian infaq dan sedekah.

Cara memasukkan materi Fiqh ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..pecahan itu adalah sama dengan pembagian,..perhatikan contoh

berikut…kalau semangka ini saya potong jadi dua……maka masing-

masing bagian disebut satu per dua atau sering dibaca setengah….kalau

saya potong jadi tiga….maka masing-masing bagian disebut satu per tiga

atau sepertiga…..Dalam Islam juga ada pecahan-pecahan seperti

itu…yaitu tentang zakat…berzakat adalah memberikan sebagian harta kita

kepada para fakir dan miskin…tidak seluruhnya tapi sebagian

saja…misalnya kita disuruh berzakat seper empat puluh dari harta atau

pendapatan kita…”

Page 117: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 3 : PEDULI TERHADAP MAKHLUQ HIDUP

Subtema 1 : Hewan dan Tumbuhan

di Lingkungan Rumahku

Pembelajaran 3 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar: 3.2 Mengenal sifat Allah yang terkandung dalam al asma al

husna (al Mu’min, al Azhim, al Hadi, al Adlu, al Hakam) 4.2 Melafalkan al asma al husna (al Mu’min, al Azhim, al

Hadi, al Adlu, al Hakam dan artinya Indikator: 1. Menjelaskan makna al asma al husna (al Mu’min, al

Azhim, al Hadi, al Adlu, al Hakam) 2. Mengartikan al asma al husna (al Mu’min, al Azhim, al

Hadi, al Adlu, al Hakam)

3

Page 118: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Peduli terhadap Makhluq Hidup sub tema Hewan dan

Tumbuhan di Lingkungan Rumahku yang terdiri dari mapel IPA, IPS, PPKn,

Bahasa Indonesia. Dalam praktik pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk

melalui mapel IPS, indikatornya : menjelaskan hubungan antara hewan dan

tumbuhan dan manusia dengan tumbuhan.

Ketika guru menerangkan IPS tentang hubungan antara hewan dan

tumbuhan dan manusia dengan tumbuhan, maka guru dapat menyambungkan

dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) menjelaskan makna al asma al

husna (al Mu‟min, al Azhim, al Hadi, al Adlu, al Hakam); 2) mengartikan al asma

al husna (al Mu‟min, al Azhim, al Hadi, al Adlu, al Hakam)

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“….setiap makhluq hidup di ala mini saling membutuhkan…hewan

membutuhkan tumbuhan dan tumbuhan membutuhkan hewan…manusia

membutuhkan tumbuhan….manusia membutuhkan hewan…hewan dan

tumbuhan juga membutuhkan manusia…semua makhluq bisa hidup aman

tentram saling menjaga, saling melindungi, tidak lain adalah karena Allah

menjaga semua ciptaan-Nya. Allah maha Agung..Allahlah yang

memberipetunjuk kepada semua makhluq-Nya agar dapat saling hidup

bersama dalam kerukunan….Allahlah yang telah menciptakan keadilan

bagi makhluq-makhluq-Nya…”

Page 119: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 3 : PEDULI TERHADAP MAKHLUQ HIDUP

Subtema 1 : Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku

Pembelajaran 4 :

Fiqh Kompetensi Dasar: 4.1 Mensimulasikan tata cara zakat

fithrah 4.2 Mensimulasikan tata cara infaq dan

sedekah Indikator: Mempraktikkan cara berzakat fithrah, berinfaq dan bersedekah

4

Page 120: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Fiqh diintegrsikan

dengan tema Peduli Terhadap Makhluq Hidup sub tema Hewan dan Tumbuhan di

Lingkungan Rumahku yang terdiri dari mapel IPA, IPS, PPKn, dan Matematika.

Dalam praktik pembelajarannya, materi Fiqh masuk melalui mapel Matematika,

indikatornya : mengurutkan bilangan pecahan dari yang terkecil hingga yang

terbesar dan sebaliknya berdasarkan data pada tabel.

Ketika guru menerangkan Matematika tentang mengurutkan bilangan

pecahan dari yang terkecil hingga yang terbesar dan sebaliknya, maka guru dapat

menyambungkan dengan indikator dalam Fiqh yaitu: Mempraktikkan cara

berzakat fithrah, berinfaq dan bersedekah.

Cara memasukkan materi Fiqh ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya sembari menjelaskan tentang pecahan-pecahan guru

menyambungkannya dengan pembahasan zakat sebagaimana pada pembelajaran

terdahulu, di mana kita diminta memberikan sebagian dari harta kita kepada yang

berhak, misalnya 1/40 nya, atau beras 21/5 Kg, dan seterusnya.

Page 121: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 3 : PEDULI TERHADAP MAKHLUQ HIDUP

Subtema 2 : Keragaman makhluq hidup di lingkunganku

Pembelajaran 4 :

Sejarah Kebudayaan Islam Kompetensi Dasar: 3.2 Memahami ciri-ciri

kepribadian nabi Muhammad sebagai rahmat bagi seluruh alam

Indikator Menyebutkan ciri-ciri kepribadian nabi Muhammad

4

Page 122: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel SKI diintegrsikan

dengan tema Peduli terhadap Makhluq Hidup sub tema Keragaman makhluq

Hidup di Ligkunganku terdiri dari mapel IPS, Matematika dan PJOK. Dalam

praktik pembelajarannya, materi SKI masuk melalui mapel IPS, indikatornya :

mempraktikkan interaksi sosial dalam bentuk kerja sama.

Ketika guru menerangkan IPS tentang interaksi sosial dalam bentuk kerja

sama, maka guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam SKI yaitu:

menyebutkan ciri-ciri kepribadian nabi Muhammad

Cara memasukkan materi SKI ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..sebagaimana telah dijelaskan di pertemuan yang lalu bahwa manusia

adalah makhluq individu dan sosial….sebagai makhluq sosial maka setiap

manusia pasti berinteraksi dengan orang lain…dalam berinteraksi dengan

orang lain hal yang perlu dijaga adalah menjaga etika pergaulan dengan

orang lain agar orang lain juga merasa nyaman dengan kehadiran

kita…Rasulullah telah menberi contoh yang nyata bagaimana cara

berinteraksi dengan orang lain…akhlaq pribadi yang unggul pasti akan

memuaskan orang lain dalam berinteraksi….”

Page 123: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 3 : PEDULI TERHADAP MAKHLUQ HIDUP

Subtema 3 : Ayo Cintai Lingkungan

Pembelajaran 1 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar 4.7 Menceritakan kisah Tsa’labah

sebagai bentuk menghindari akhlaq tercela kufur nikmat

Indikator: 1. Menjelaskan pengertian kufur

nikmat 2. Menyebutkan macam-macam

perilaku kufur nikmat

1

Page 124: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan:

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Peduli terhadap Makhluq Hidup sub tema Hewan dan

Ayo Cintai Lingkungan yang terdiri dari mapel PPKn, IPA, dan Bahasa Indonesia.

Dalam praktik pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel

PPKn, indikatornya : 1) menyebutkan sikap-sikap yang mencerminkan peduli

lingkungan; 2) menghubungkan sila Pancasila dengan perilaku manusia yang

berhubungan dengan sikap cinta lingkungan; 3) mendesain poster tentang

kepedulian terhadap lingkungan.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang sikap-sikap yang mencerminkan

peduli lingkungan dan perilaku manusia yang berhubungan dengan sikap cinta

lingkungan, maka guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam Aqidah

Akhlaq yaitu: 1) menjelaskan pengertian kufur nikmat; 2) menyebutkan macam-

macam perilaku kufur nikmat.

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“……dalam kehidupan kita harus selalu menjaga kelestarian lingkungan

hidup, karena kalau tidak kita jaga maka kita yang akan merasakan akibat

keruskan lingkungan tersebut….baik berupa lingkungan hutan, sungai,

ataupun lingkungan lainnya…setiap orang wajib menjaga lingkungan,

tidak hanya pemerintah….Upaya melestarikan terhadap lingkungan

merupakan bentuk syukur kita kepada Allah. Allah telah melimpahkan

karunia nikmat berupa lingkungan alam untuk kehidupan manusia…yang

dapat dimanfaatkan untuk kehidupannya, …sebagai bentuk

syukurnya…maka kita harus menjaga lingkungan hidup ini..”

Page 125: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 3 : PEDULI TERHADAP MAKHLUQ HIDUP

Subtema 3 : Ayo Cintai Lingkungan

Pembelajaran 3 :

Keterangan:

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar 3.5 Memahami sikap tabah dan

sabar dalam menghadapi cobaan sebagai implementasi dan meneladani kisah Masyithah

3.6 Memiliki sikap rasa ingin tahu dari kisah Tsa’labah sebagai implementasi dalam menghindari sifat tercela dan kufur nikmat

Indikator: 1. Menjelaskan pengertian tabah

dan sabar 2. menjelaskan pengertian

cobaan 3. Menjeskan macam-macam

cobaan 4. Menyebutkan cara-cara

menghindari kufur nikmat

3

Page 126: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Peduli terhadap Makhluq Hidup sub tema Ayo Cintai

Lingkungan terdiri dari mapel IPA, IPS, Bahasa Indonesia. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel IPS yang

indikatornya : menemukan contoh interaksi manusia dengan lingkungan alam

yang berkaitan dengan cinta lingkungan.

Ketika guru menerangkan IPS tentang contoh interaksi manusia dengan

lingkungan alam yang berkaitan dengan cinta lingkungan, maka guru dapat

menyambungkan dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) Menjelaskan

pengertian tabah dan sabar; 2) Menjelaskan pengertian cobaan; 3) Menjeskan

macam-macam cobaan; 4) Menyebutkan cara-cara menghindari kufur nikmat.

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“….ketika kita melakukan interaksi dengan alam maka kita harus dapat

menunjukkan rasa cinta kepada alam, yaitu dengan selalu menjaga dan

memelihara alam sekitarnya….kalau kita berbuat baik kepada alam, maka

alam juga akan memberi kemanfaatan kepada manusia dalam waktu yang

lama,…namun jika kita selalu merusak alam, tidak melakukan hubungan

baik dengan alam, maka alam juga tidak akan memberi kemanfaatan

kepada kita dalam waktu yang lama….Oleh karena itu kita harus memiliki

sifat sabar dan tabah dalam menjalani interaksi dengan alam…sabar dalam

mengelola dan memelihara alam, tabah dalam menghadapi bebagai

kesulitan pelestarian alam…itu semua adalah sebagai berntuk syukur kita

kepada Allah…kalau orang tidak mau menjaga alam, itu dapat dikatakan

kufur nikmat Allah…”

Page 127: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 4 : BERBAGAI PEKERJAAN

Subtema 1 : Jenis-jenis pekerjaan

Pembelajaran 1 :

Keterangan:

Al Qur’an Kompetensi Dasar: 4.1 Membaca surat al Adiyat secara benar dan fasih 4.2 Menghafalkan surat al Adiyat secara benar dan

fasih 3.3 Memahami hukum bacaan idhaar dan ikhfa’ 4.3 Menerapkan hukum bacaan idhaar dan ikhfa’ Indikator: 1. Membaca surat al Adiyah dengan benar sesuai

kaidah tajwid 2. Menunjukkan hafalan surat al Adiyah secara

benar 3. Menjelaskan pengertian bacaan idhaar dan

ikkhfa’ 4. menyebutkan huruf bacaan idhaar dan ikhfa’ 5. Memberi contoh bacaan idhaar dan ikhfaa’

1

Page 128: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel al Qur‟an diintegrsikan

dengan tema Berbagai Pekerjaan sub tema Jenis-jenis pekerjaan yang terdiri dari

mapel IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik pembelajarannya, materi al

Qur‟an masuk melalui mapel IPS yang indikatornya : 1) mengidentifikasi sumber

bahan baku the; 2) mengidentifikasi keberadaan jenis-jenis pekerjaan serta

hubungannya dengan keadaan geografis; 3) menjelaskan proses industri teh.

Ketika guru menerangkan IPS tentang keberadaan jenis-jenis pekerjaan

serta hubungannya dengan keadaan geografis, maka guru dapat menyambungkan

dengan indikator dalam al Qur‟an yaitu: 1) Membaca surat al Adiyah dengan

benar sesuai kaidah tajwid; 2) Menunjukkan hafalan surat al Adiyah secara benar.

Cara memasukkan materi Al Qur‟an ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..Setiap manusia harus bekerja sesuai dengan minat dan keahlian

masing-masing, karena bekerja itu diperlukan untuk mencukupi nafkah

dalam hidup ini. Orang yang tidak mau bekerja maka akan selalu

menggantungkan kebuthan hidup dunianya kepada orang lain..pekerjaan

apa saja adalah mulia..yang penting dilakukan dengan baik dan jujur.

Nah…ketika kita bekerja jangan sampai melupakan diri kepada Allah,

karena Allah adalah Yang memberi rizqi kepada kita….sholat harus tetap

dijaga…jujur harus tetap dijaga…dan jangan terlalu tergesa-gesa pingin

segea kaya yang akhirnya menempuh jalan yang salah…misalnya korupsi.

Kita tidak dianjurkan mencintai harta yang sampai melupakan kewajiban

kita kepada Allah. Dalam surat al „Adiyat dijelaskan…”

Page 129: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 4 : BERBAGAI PEKERJAAN

Subtema 1 : Jenis-jenis Pekerjaan

Pembelajaran 2 :

Al Qur’an Kompetensi Dasar: 3.4 Menerjemahkan hadits tentang niat riwayat

Bukhari dari Umar bin Khattab 4.4 Menghafalkan hadits tentang niat riwayat

Bukhari dan Umar bin Khattab 3.5 Memahami isi kandungan hadits tentang

niat riwayat Bukhari dari Umar bin Khattab Indikator: 1. Mengartikan hadits tentang niat 2. Menunjukkan hafalan hadits tentang niat 3. Menjelaskan isi kandungan hadits tentang

niat

2

Page 130: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel al Qur‟an diintegrsikan

dengan tema Berbagai Pekerjaan sub tema Jenis-jenis pekerjaan yang terdiri dari

mapel IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, dan PPKn. Dalam praktik

pembelajarannya, materi al Qur‟an masuk melalui mapel PPKn yang indikatornya

: menjelaskan kewajiban sebagai seorang pekerja di masyarakat.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang kewajiban sebagai seorang

pekerja di masyarakat, maka guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam

al Qur‟an yaitu: 1) Mengartikan hadits tentang niat; 2) Menunjukkan hafalan

hadits tentang niat; 3) Menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat

Cara memasukkan materi Al Quran ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..apapun jenis pekerjaan yang kita lakukan…kita tetap sebagai

makhluq individu dan sosial, dan jangan dilepaskan status kita sebagai

makhluq individu dan sosial, karena jika itu tejadi maka kesempurnaan

pribadi kita akan berkurang sebagai manusia. Bagaimana kita bisa bekerja

dan tetap dapat memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai bagian dari

anggota masyarakat. Nah..hal itu akan dapat tercapai manakala kita dapat

mematri dalam diri kita niat yang baik…apapun pekerjaan kita, dimanapun

kita bekerja, berapapaun waktu yang dibutuhkan untuk bekerja, kalau niat

kita ingin bermasyarakat ya itu tetap bisa, tapi kalau kita tidak berniat, ya

itu akan sulit juga. Dalam Islam diajarkan tentang pentingnya niat dalam

setiap amal, karena niat tesebut akan menggerakan dan mengendalikan

seluruh aktivitas kita…”

Page 131: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 4 : BERBAGAI PEKERJAAN

Subtema 1 : Jenis-jenis Pekerjaan

Pembelajaran 3 :

Al Qur’an Kompetensi Dasar: 3.4 Menerjemahkan hadits tentang niat riwayat

Bukhari dari Umar bin Khattab 4.4 Menghafalkan hadits tentang niat riwayat Bukhari

dan Umar bin Khattab 3.5 Memahami isi kandungan hadits tentang niat

riwayat Bukhari dari Umar bin Khattab Indikator: 1. Mengartikan hadits tentang niat 2. Menunjukkan hafalan hadits tentang niat 3. Menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat

3

Page 132: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel al Qur‟an diintegrsikan

dengan tema Berbagai Pekerjaan sub tema Jenis-jenis pekerjaan yang terdiri dari

mapel Bahasa Indonesia, PJOK, Matematika, dan PPKn. Dalam praktik

pembelajarannya, materi al Qur‟an masuk melalui mapel PPKn yang indikatornya

: menjelaskan kewajiban sebagai seorang pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari

di masyarakat.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang kewajiban sebagai seorang

pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, maka guru dapat

menyambungkan dengan indikator dalam al Qur‟an yaitu: 1) Mengartikan hadits

tentang niat; 2) Menunjukkan hafalan hadits tentang niat; 3) Menjelaskan isi

kandungan hadits tentang niat.

Cara memasukkan materi Al Quran ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..pekerjaan apa saja yang kita lakukan…kita tetap sebagai makhluq

individu dan sosial, dan jangan dilepaskan status kita sebagai makhluq

individu dan sosial, karena jika itu tejadi maka kesempurnaan pribadi kita

akan berkurang sebagai manusia. Bagaimana kita bisa bekerja dan tetap

dapat memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai bagian dari anggota

masyarakat. Nah..hal itu akan dapat tercapai manakala kita dapat mematri

dalam diri kita niat yang baik…apapun pekerjaan kita, dimanapun kita

bekerja, berapapaun waktu yang dibutuhkan untuk bekerja, kalau niat kita

ingin bermasyarakat ya itu tetap bisa, tapi kalau kita tidak berniat, ya itu

akan sulit juga. Dalam Islam diajarkan tentang pentingnya niat dalam

setiap amal, karena niat tesebut akan menggerakan dan mengendalikan

seluruh aktivitas kita…”

Page 133: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 4 : BERBAGAI PEKERJAAN

Subtema 1 : Jenis-jenis Pekerjaan

Pembelajaran 4 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar: 3.1 Mengetahui kalimah thayyibah la haula wa la

quwwata illa billahil aliyyi adhim dan maknanya

4.1 Melafalkan kalimah thayyibah la haula wa la quwwata illa billahil aliyyi adhim dan artinya

Indikator: 1. melafalkan kalimah thayyibah la haula wa la

quwwata illa billahil aliyyi adhim 2. Mengartikan kalimah thayyibah la haula wa la

quwwata illa billahil aliyyi adhim 3. Menjelaskan isi kandungan kalimah thayyibah

la haula wa la quwwata illa billahil aliyyi adhim

4

Page 134: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Berbagai Pekerjaan sub tema Jenis-jenis pekerjaan

yang terdiri dari mapel IPA, IPS, SBdP, dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel IPS yang

indikatornya : 1) menjelaskan berbagai sumber daya alam dan hubungannya

dengan jenis-jenis pekerjaan; 2) membedakan sumber daya alam dapat

diperbaharui dan tak dapat diperbaharui.

Ketika guru menerangkan IPS tentang berbagai sumber daya alam dan

hubungannya dengan jenis-jenis pekerjaan dan sumber daya alam dapat

diperbaharui dan tak dapat diperbaharui, maka guru dapat menyambungkan

dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) melafalkan kalimah thayyibah la

haula wa la quwwata illa billahil aliyyi adhim; 2) Mengartikan kalimah thayyibah

la haula wa la quwwata illa billahil aliyyi adhim; 3) Menjelaskan isi kandungan

kalimah thayyibah la haula wa la quwwata illa billahil aliyyi adhim.

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“….kita tahu bahwa sumber daya alam itu ada yang dapat diperbaharui

(renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui (unrenewable resources). Kalau sumber daya alam yang

dapat diperbaharui mungkin tidak ada masalah, namun terhadap sumber

daya alam yang tidak dapat diperbaharui kita harus hemat agar tidak

segera habis….Sumber daya alam yang dapat diperbaharui dilakukan /

terjadi secara alami, dan dapat pula direkayasa oleh manusia…Itu semua

merupakan karunai yang besar dari Allah..dan segala kejadian di ala mini

tidak akan terjadi tanpa kekuatan Allah. Dalam Islam diajarkan bahwa…”

Page 135: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

SEMESTER DUA (II)

Page 136: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 5 : PAHLAWANKU

Subtema 1 : Perjuangan para Pahlawan

Pembelajaran 1 :

Aqidah akhlaq Kompetensi Dasar 3.3 Mengenal nama-nama rasul

dan nabi Allah sebagai implementasi dalam mengimani rukun Iman ke-4

4.3 Menunjukkan hafalan nama-nama rasul dan nabi Allah sebagai implementasi dalam mengimani adanya rasul dan nabi.

Indikator: 1. Menyebutkan 25 nama nabi dan

rasul Allah 2. Hafal 25 nama nabi dan rasul

Allah

1

Page 137: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Pahlawanku sub tema Perjuangan para pahlawan yang

terdiri dari mapel Bahasa Indonesia, IPS, dan PPKn. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel IPS yang

indikatornya : 1) menjelaskan sikap kepahlawanan Raja-raja dari masa Hindu,

Budha dan Islam melalui lini masa; 2) menjelaskan sikap kepahlawanan

berdasarkan pertanyaan.

Ketika guru menerangkan IPS tentang sikap kepahlawanan Raja-raja dari

masa Hindu, Budha dan Islam, maka guru dapat menyambungkan dengan

indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) Menyebutkan 25 nama nabi dan rasul

Allah; 2) Hafal 25 nama nabi dan rasul Allah.

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“….kita tahu bahwa di Indonesia banyak sekali kerajaan-kerajaan yang

beraliran Hindu, Budha dan Islam. Masing-masing kerajaan memerintah

dengan gaya masing-masing dan menjadikan agama sebagai dasar

pemerintahan kerajaan pada waktu itu…Kerjaan yang tertua adalah

kerajaan Hindu, kemudian Budha dan terakhir adalah Islam….Dalam

Islam ada juga pahlawan yang menjadi pemimpin pada masanya dan

mereka juga menyebarkan agama Allah..mereka diutus untuk memimpin

manusia pada zamannya, menjalan pemerintahan, menata kehidupan

sosial, dan meluruskan kepercayaan kepada Tuhan. Istilah yang sering kita

dengan adalah ada nabi dan rasul…Nabi dan rasul tidak lain adalah

pemimpin-pemimpin pada masanya yang mendapat petunjuk dari

Allah…dalam Islam dikenal 25 nabi dan rasul yang harus kita ketahui…”

Page 138: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 5 : PAHLAWANKU

Subtema 1 : Perjuangan para Pahlawan

Pembelajaran 3 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar 3.7 Mengenal nama-nama

rasul ulul azmi dan meneladani akhlaq mulia rasul ulul azmi

Indikator 1. Menyebutkan nama-

nama rasul ulul azmi 2. Menyebutkan contoh

perilaku mulia rasul ulul azmi

3

Page 139: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Pahlawanku sub tema Perjuangan para pahlawan yang

terdiri dari mapel IPS, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel IPS yang

indikatornya : 1) menemukan perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada

kehidupan di masa sekarang; 2) mengomunikasikan hubungan perjuangan Gajah

Mada dan pengaruhnya pada kehidupan masa sekarang.

Ketika guru menerangkan IPS tentang perjuangan Gajah Mada dan

pengaruhnya pada kehidupan di masa sekarang, maka guru dapat

menyambungkan dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) Menyebutkan

nama-nama rasul ulul azmi; 2) Menyebutkan contoh perilaku mulia rasul ulul

azmi.

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“…sebagaimana diketahui bahwa patih Gajah Mada adalah patih yang

terkenal pada masa Majapahit, beliau mampu membawa Majapahit pada

masa kejayaan bersama Raja Hayam Wuruk. Patih Gajah Mada adalah

patih yang tangguh dan disegani, yang terkenal dari Patih Gajah Mada

adalah sumpah Palapa, yaitu beliau tidak akan bersenang-senang sebelum

bisa menyatukan Nusantara. Sumpah tersebut ternyata dapat diwujudkan,

dan sampai sekarang wilayah tersebut masih dapat kita jumpai sebagai

wilayah negara kesatuan RI. Dalam Islam juga terdapat para tokoh

penyebar Islam utusan Allah yang memiliki ketangguhan dan ketabahan

yang luar biasa….mereka adalah nabi dan rasul yang terpilih dari sekian

nabi dan rasul Allah…dalam Islam dikenal dengan sebutan nabi Ulul

Azmi, mereka adalah Musa, Ibrahim, Nuh, Isa, dan Muhammad….”

Page 140: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 5 : PAHLAWANKU

Subtema 1 : Perjuangan para Pahlawan

Pembelajaran 5 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar 3.7 Mengenal nama-nama rasul

ulul azmi dan meneladani akhlaq mulia rasul ulul azmi

Indikator 1. Menyebutkan nama-nama

rasul ulul azmi 2. Menyebutkan contoh perilaku

mulia rasul ulul azmi

5

Page 141: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Pahlawanku sub tema Perjuangan para pahlawan yang

terdiri dari mapel IPS, SBdP, dan Matematika. Dalam praktik pembelajarannya,

materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel IPS yang indikatornya : 1)

menjelaskan sejarah perjuangan dari tokoh yang dipilihnya; 2) menyebutkan hal

baik yang bisa dicontoh dari perjuangan tokoh.

Ketika guru menerangkan IPS tentang sejarah perjuangan dari tokoh dan

hal baik yang bisa dicontoh dari perjuangan tokoh, maka guru dapat

menyambungkan dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) Menyebutkan

nama-nama rasul ulul azmi; 2) Menyebutkan contoh perilaku mulia rasul ulul

azmi.

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“…..sebagaimana diketahui bahwa para pahlawan telah menunjukkan

perjuangannya yang gigih…mereka rela mengorbankan harta,

meninggalkan keluarga dan nyawa sebagai taruhannya…demi

memperjuangan kepentingan orang banyak…mereka mampu mengalahkan

sifat egoisnya…dan menggantinya dengan sifat yang mengutamakan

kemaslahatan orang banyak….demikian juga dalam agama kita…para

rasul ulul azmi juga telah menunjukkan sifat mulianya dalam menegakkan

agama Allah. Mereka berjuang sepenuh hati, ihlat, tulus dan tidak putus

asa dalam menegakkan agama Allah. Mereka berhasil mengatasi berbagai

rintangan dan cobaan dengan tabah dan tidak putus asa…”

Page 142: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 5 : PAHLAWANKU

Subtema 2 : Pahlawanku Kebangganku

Pembelajaran 1 :

1

Sejarah Kebudayaan Islam Kompetensi Dasar 3.3 Mengenal latar belakang nabi

Muhammad diisra’ mi’rajkan 4.3 Menceritakan kembali

peristiwa penting di dalam isra’ mi’raj nabi Muhammad SAW

Indikator: 1. Menyebutkan sebab-sebab

nabi Muhammad diisra’ mi’rajkan

2. Menceritakan peristiwa isra’ mi’raj

Page 143: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Sejarah Kebudayaan

(SKI) Islam diintegrsikan dengan tema Pahlawanku sub tema Pahlawanku

Kebanggaanku yang terdiri dari mapel IPS, Matematika, IPA, dan Bahasa

Indonesia. Dalam praktik pembelajarannya, materi SKI masuk melalui mapel IPS

yang indikatornya : 1) menyebutkan perjuangan dan perilaku yang pantas ditiru

dari pahlawan Pattimura; 2) menceritakan sikap kepahlawanan yang dilakukan

oleh pahlawan Pattimura.

Ketika guru menerangkan IPS tentang perjuangan dan perilaku yang

pantas ditiru dari pahlawan Pattimura, maka guru dapat menyambungkan dengan

indikator dalam SKI yaitu: 1) Menyebutkan sebab-sebab nabi Muhammad diisra‟

mi‟rajkan; 2) Menceritakan peristiwa isra‟ mi‟raj.

Cara memasukkan materi SKI ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..Pattimur adalah putra Maluku yang telah menunjukkan

perjuangannya dalam membela tanah air. Sebagai pemimpin dia berhasil

mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan,

memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan

membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam

kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam

perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan

kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang

Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan

militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes,

salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura…. Dalam

Islam pahlawan yang berhasil memimpin umat yang menata bidang ekonomi,

pendidikan, dan pertahanan dimulai oleh Rasulullah SAW. Namun, suatu saat

Rasul dilanda kesedihan yang luar biasa…maka untuk membangkitkan

semangat juangnya…Allah mengisra‟ mi‟rajkan Muhammad hingga ke

Sidratil Muntaha…”

Page 144: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 5 : PAHLAWANKU

Subtema 2 : Pahlawanku Kebangganku

Pembelajaran 4 :

Sejarah Kebudayaan Islam Kompetensi Dasar 3.1 Mengetahui sebab-sebab

nabi Muhammad menganjurkan sahabat hijrah ke Habsyah

4.1 Menceritakan peristiwa hijrah sahabat ke Habasyah

Indikator: 1. Menyebutkan sebab-

sebab nabi Muhammad menganjurkan hijrah ke Habsyah

2. menceritakan peristiwa hijrah sahabat ke Habsyah

4

Page 145: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel SKI diintegrsikan

dengan tema Pahlawanku sub tema Pahlawan kebangganku yang terdiri dari

mapel IPS, PKn, dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik pembelajarannya, materi

SKI masuk melalui mapel IPS yang indikatornya : 1) menjelaskan asal tokoh,

perjuangan dan perilaku yang bisa dicontoh dari pahlawan; 2) memberikan

pendapat tentang pahlawan Ki Hajar Dewantara.

Ketika guru menerangkan IPS tentang asal tokoh, perjuangan dan perilaku

yang bisa dicontoh dari pahlawan Ki Hajar Dewantara, maka guru dapat

menyambungkan dengan indikator dalam SKI yaitu: 1) Menyebutkan sebab-sebab

nabi Muhammad menganjurkan hijrah ke Habsyah; 2) Menceritakan peristiwa

hijrah sahabat ke Habsyah.

Cara memasukkan materi SKI ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..Ki Hajar Dewantara adalah seorang keturunan bangsawan keraton,

cucu Paku Alam III. Seorang raja di Jogjakarta. Meskipun keturunan

bangsawan, ia tidak pernah menonjolkan gelar kebangsawanan nya. Ia

selalu menganggap dirinya rakyat biasa. Semangat kebangsaannya tampak

sejak beliau masik kanak-kanak. Suwardi sering berkelahi dengan anak-

anak kulit putih yang congkak dan sombong serta suka merendahkan atau

menghina anak-anak bangsa Indonesia. Di dalam Islam…. sikap tersebut

dapat dikatakan hijrah, yaitu berpindah dari kehidupan mewah ke

kehidupan sederhana. Banyak sekali peristiwa berhijrah yang dilakukan

Muhammad dan para sahabatnya untuk menemukan kehidupan yang lebih

baik seperti Hijrahnya Nabi dan para sahabat ke Habsyah karena tekanan

dan intimidasi luar biasa daripada pihak musyrikin Quraish. Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam juga khuatir kaum musyrikin Quraish akan

menggunakan kekuatan fizikal untuk memaksa mereka yang telah masuk

Islam agar meninggalkan agama yang baru mereka peluk…..”

Page 146: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 5 : PAHLAWANKU

Subtema 2 : Pahlawanku Kebangganku

Pembelajaran 5 :

Sejarah Kebudayaan Islam Kompetensi Dasar 3.2 Mengetahui sebab-sebab

nabi Muhammad Hijrah ke Thaif

4.2 Menceritakan peristiwa hijrah sahabat ke Thaif

Indikator: 1. Menyebutkan sebab-sebab

nabi Muhammad hijrah ke Thaif

2. Menceritakan peristiwa hijrah ke Thaif

5

Page 147: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel SKI diintegrsikan

dengan tema Pahlawanku sub tema Pahlawanku kebanggaanku yang terdiri dari

mapel IPS, PKn, SBdP, dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik pembelajarannya,

materi SKI masuk melalui mapel IPS yang indikatornya : 1) menjelaskan asal

tokoh, perjuangan dan perilaku yang dapat dicontoh dari pahlawan; 2)

menceritakan pentingnya menghargai perjuangan Soekarno.

Ketika guru menerangkan IPS tentang asal tokoh, perjuangan dan perilaku

yang dapat dicontoh dari pahlawan Soekarno, maka guru dapat menyambungkan

dengan indikator dalam SKI yaitu: 1) Menyebutkan sebab-sebab nabi Muhammad

hijrah ke Thaif; 2) Menceritakan peristiwa hijrah ke Thaif.

Cara memasukkan materi SKI ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…setelah menjelakan tentang Soekarno…dapat disambungkan dengan

pembahsan hijrah ke Thaif sebagaimana pada pembelajaran

sebelumnya…”

Page 148: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 5 : PAHLAWANKU

Subtema 3 : Sikap Kepahlawanan

Pembelajaran 1 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar 3.4 Memahami sikap terpuji, sidiq,

amanah, fathonah,tabligh dalam kehidupan sehari-hari

4.4 Menunjukkan sikap terpuji, sidiq, amanah, fathonah dan tabligh sebagai implementasi dalam meneladani sifat-sifat nabi dan rasul dalam kehidupan sehari-hari

Indikator 1. Menjelaskan pengertian sikap

sidiq, anamah, fathonah, dan tabligh

2. Menunjukkan perilaku terpuji (sidiq, anamah, fathonah, dan tabligh)

1

Page 149: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Pahlawanku sub tema Sikap Kepahlawanan yang

terdiri dari mapel IPA, PPKn, dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel PPKn yang

indikatornya : 1) mengelompokkan contoh sikap dalam kehidupan sehari-hari

dengan sila Pancasila yang sesuai; 2) memberikan contoh sikap dalam kehidupan

sehari-hari yang mencerminkan salah satu sila Pancasila.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang contoh sikap dalam kehidupan

sehari-hari dengan sila Pancasila yang sesuai, maka guru dapat menyambungkan

dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) Menjelaskan pengertian sikap

sidiq, anamah, fathonah, dan tabligh; 2) Menunjukkan perilaku terpuji (sidiq,

anamah, fathonah, dan tabligh)

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“…..nilai-nilai Pancasila adalah nilai yang harus kita jadikan pedoman

dalam hidup berbangs dan bernegara. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap

warga negara Indonesia harus dapat mencerminkan pola kehidupan yang

Pancasilais, yaitu sikap hidup yang dilandasi oleh nilai-nilai dalam sila

Pancasila. Dalam Islam juga ada nilai-nilai keteladanan yang sepatutnya

dijadikan sebagai landasan beramal bagi setiap muslim. Nilai-nilai tersebut

diambil dari sifat keteladanan yang dicontohkan para nabi dan Rasul

Allah, yaitu sidiq, amanah, fathonah dan tabligh….”

Page 150: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 5 : PAHLAWANKU

Subtema 3 : Sikap Kepahlawanan

Pembelajaran 2 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar 3.4 Memahami sikap terpuji, sidiq,

amanah, fathonah,tabligh dalam kehidupan sehari-hari

4.4 Menunjukkan sikap terpuji, sidiq, amanah, fathonah dan tabligh sebagai implementasi dalam meneladani sifat-sifat nabi dan rasul dalam kehidupan sehari-hari

Indikator 1. Menjelaskan pengertian sikap

sidiq, anamah, fathonah, dan tabligh

2. Menunjukkan perilaku terpuji (sidiq, anamah, fathonah, dan tabligh)

2

Page 151: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Pahlawanku sub tema Sikap Kepahlawanan yang

terdiri dari mapel IPA, IPS, SBdP, dan Matematika. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel IPS yang

indikatornya : 1) mengidentifikasi sikap kepahlawanan pada teks tentang salah

satu pahlawan Indonesia; 2) menelaah sikap kepahlawanan dari salah satu tokoh

Indonesia untuk diteladani oleh generasi penerus di masa yang akan datang.

Ketika guru menerangkan IPS tentang sikap kepahlawanan pada teks

tentang salah satu pahlawan Indonesia untuk diteladani oleh generasi penerus di

masa yang akan datang, maka guru dapat menyambungkan dengan indikator

dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) Menjelaskan pengertian sikap sidiq, anamah,

fathonah, dan tabligh; Menunjukkan perilaku terpuji (sidiq, anamah, fathonah, dan

tabligh)

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“….kita tahu bahwa para pahlawan kita adalah mereka yang telah bersedia

mengorbankan segala yang ada pada mereka…mereka adalah orang-orang

yang rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Mereka ihlas

berjuang demi kemerdekaan dan dalam mengisi kemerdekaan….Pahlawan

sejati memiliki sifat-sifat yang mulia,..jujur…ihlas..disiplin…kerja keras

dan yang lainnya. Dalam Islam kita juga memiliki pahlawan yang

memiliki sikap keteladanan yang luar biasa,…mereka adalah para nabi dan

rasul Allah yang diutus untuk memperbaiki kehidupan di bumi…mereka

memiliki sifat sidiq yang berarti jujur, amanah yang berarti dapat

dipercaya, tabligh yang berarti menyampaikan dan fathonah yang berarti

cerdas….”

Page 152: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 5 : PAHLAWANKU

Subtema 3 : Sikap Kepahlawanan

Pembelajaran 3 :

Sejarah Kebudayaan Islam Kompetensi Dasar: 3.6 Mengenal upaya yang

dilakukan nabi Muhammad dalam membina masyarakat Madinah (sosial, ekonomi, agama, dan pertahanan)

Indikator: Menjelaskan upaya pembinaan nabi Muhammad terhadap masyarakat Madinah dalam bidang ekonomi, sosial, agama dan pertahanan

4

Page 153: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel SKI diintegrsikan

dengan tema Pahlawanku sub tema Sikap Kepahlawanan yang terdiri dari mapel

PPKn, Matematika dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik pembelajarannya, materi

SKI masuk melalui mapel PPKn yang indikatornya : 1) mengklasifikasikan

contoh sikap yang mencerminkan cinta tanah air dan bukan cinta tanah air; 2)

menceritakan sikap yang mencerminkan rasa cinta tanah air.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang contoh sikap yang mencerminkan

cinta tanah air dan bukan cinta tanah air, maka guru dapat menyambungkan

dengan indikator dalam SKI yaitu menjelaskan upaya pembinaan nabi

Muhammad terhadap masyarakat Madinah dalam bidang ekonomi, sosial, agama

dan pertahanan.

Cara memasukkan materi SKI ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“….setiap warga negara Indonesia harus dapat menunjukkan sikap cinta

pada tanah air tercinta yaitu Indonesia. Sikap cinta tanah air ini harus

diwujudkan karena kita tinggal dan hidup di negara Indonesia…di

Indonesia kita hidup, bekerja, bermasyarakat, dan melakukan berbagai

aktivitas dan mengambil berbagai kemanfaatan bagi kehidupan kita. Oleh

karena itu setiap warga negara harus dapat menunjukkan sikap cinta pada

tanah air Indonesia. Salah satu cara menunjukkan rasa cinta tanah air

Indonesia adalah memelihara dan menjaga alam Indonesia agar tetap

lestari. Tak terkuali Muhammad rasulullah, juga mengajak umatnya untuk

cinta pada tanah airnya. Ketika rasul membina masyarakat Madinah,

beliau mengajak para penduduknya untuk mewujudkan Madinah yang

damai dan sejahtera, mengajak masyarakatnya untuk bersama-sama

membangun negeri agar tercipta negeri yang aman dan sentausa……”

Page 154: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 6 : INDAHNYA NEGERIKU

Subtema 1 : Keanekaragaman Hewan dan Tumbuhan

Pembelajaran1 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar 3.2 Mengenal sifat Allah yang

terkandung dalam al asma al husna (al salam dan al lathif)

4.2 Melafalkan al asma al husna al salam dan al lathif

Indikator 1. Menjelaskan arti sifat

Allah al salam dan al lathif 2. Melafalkan al asma al

husna al salam dan al lathif

1

Page 155: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Indahnya Negeriku sub tema Keanekaragaman Hewan

dan Tumbuhan yang terdiri dari mapel IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia.

Dalam praktik pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel IPA

yang indikatornya : 1) membedakan hewan langka dan tidak langka; 2)

menyimpulkan laporan tentang perburuan hewan langka

Ketika guru menerangkan IPA tentang hewan langka dan tidak langka,

maka guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu:

1) Menjelaskan arti sifat Allah al salam dan al lathif; 2) Melafalkan al asma al

husna al salam dan al lathif

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“…hewan langka di Indonesia ini hampir mengalami

kepunahan…berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk

melindunginya. Pemerintah membuat taman nasional perlindungan hewan

langka, pemerintah melakukan pembudidayaan hewan langka di berbagai

daerah untuk menjaga dari kepunahan. Salah satu faktor yang

mengakibatkan hewan menjadi langka adalah adanya perburuan liar.

Banyak orang yang berburu hewan langka demi keuntungan pribadinya,

tanpa menghiraukan populasi hewan tersebut,..akibatnya hewan tersebut

berkurang dan mendekati habis. Allah mewajibkan kepada kita untuk ikut

menjaga dan memelihara seluruh alam, Allah bersifat al Salam yang

berarti yang memberi keselamatan terhadap seluruh alam dan

isinya…Allah selalu menjaga keharmonisan alam,..Allah juga memiliki

sifat al lathif…..”

Page 156: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 7 : CITA-CITAKU

Subtema 3 : Giat Berusaha Meraih Cita-cita

Pembelajaran 2 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar 3.5 Mengetahui akhlaq terpuji

ketika bertamu 4.5 Menunjukkan akhlaq

terpuji ketika bertamu Indikator 1. Menyebutkan contoh

akhlaq terpuji ketika bertamu

2. Menunjukkan perilaku terpuji ketika bertamu

4

Page 157: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Cita-citaku sub tema Giat Berusaha Meraih Cita-cita

yang terdiri dari mapel IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel IPS yang

indikatornya : 1) mengindentifikasi hubungan antara manusia dan kondisi sosial;

2) menceritakan interaksi yang dilakukan manusia dengan lingkungan sosial yang

berkaitan dengan cita-cita.

Ketika guru menerangkan IPS tentang hubungan antara manusia dan

kondisi sosial yang berkaitan dengan cita-cita, maka guru dapat menyambungkan

dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) Menyebutkan contoh akhlaq

terpuji ketika bertamu; 2) Menunjukkan perilaku terpuji ketika bertamu.

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“…dalam kehidupan ini kita tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

orang lain yang ada di sekitar kita, kita tidak mungkin lepas dengan

kehidupan sosial. Dalam berrelasi sosial tentunya ada etik-etik yang harus

kita jaga dalam menjalin hubungn sosial agar tercipta harmoni sosial..baik

dengan orang tua, ataupun teman sebaya…kalian tentunya pernah

berkunjung ke rumah orang, atau bertamu karena ada suatu urusan…maka

dalam bertamu kita juga harus menggunakan etik-etik tertentu ketika

bertamu…sebagai tamu tentunya harus menjaga kesopanan diri agar orang

yang menerima tamu nyaman dengan kehadiran kita…”

Page 158: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 7 : CITA-CITAKU

Subtema 3 : Giat berusaha meraih cita-cita

Pembelajaran 5 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar 3.6 Memahami akhlaq terpuji

terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari

4.6 menunjukkan perilaku terpuji terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari

Indikator 1. Menjelaskan akhlaq terpuji

terhadap teman 2. menyebutkan contoh akhlaq

terpuji terhadap teman 3. Menunjukkan perilaku

terpuji terhadap teman

5

Page 159: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Cita-citaku sub tema Giat Berusaha Meraih Cita-cita

yang terdiri dari mapel IPA, SBdP, dan PPKn. Dalam praktik pembelajarannya,

materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel PPKn yang indikatornya : 1)

menemukan manfaat sifat keberagaman individu di sekolah; 2) menunjukkan

kerja sama dengan teman dalam kegiatan pembelajaran.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang manfaat sifat keberagaman

individu di sekolah dan kerja sama dengan teman dalam kegiatan pembelajaran,

maka guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu:

1) menjelaskan akhlaq terpuji terhadap teman; 2) menyebutkan contoh akhlaq

terpuji terhadap teman; 3) menunjukkan perilaku terpuji terhadap teman.

Cara memasukkan materi Aqidah Akhlaq ke dalam tema pembelajaran

tersebut misalnya:

“…..setiap manusia pasti berbeda-beda, tidak ada manusia yang

sama…berbeda dalam sifat, latar belakang, kemampuan fisik, emosi, latar

belakang ekonomi, latar belakang sosial, latar belakang akademik dan

yang lainnya. Dalam pergaulan kita akan berhadapan dengan teman yang

berbeda-beda itu…yang perlu kita lakukan adalah bagaimana caranya agar

kita dapat bergaul dengan teman yang bermacam-macam itu

tadi…Sehingga dalam Islam diatur bagaimana kita dalam berteman tetap

memegang etika yang baik…etika berteman perlu kita jaga agar hubungan

pertemanan diantara kita tetap harmonis,..saling menguntungkan..tidak

saling menyakiti..saling menghargai..saling membantu….”

Page 160: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 8 : TEMPAT TINGGALKU

Subtema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku

Pembelajaran 2 :

Sejarah Kebudayaan Islam Kompetensi Dasar 3.4 Memahami keadaan

masyarakat Yatsrib sebelum hijrah nabi Muhammad SAW

3.5 Mengetahui sebab-sebab hijrah nabi Muhammad ke Yatsrib

Indikator 1. Menjelaskan keadaan

masyarakat Yatsrib sebelum nabi Hijrah

2. Menyebutkan sebab-sebab nabi hijrah ke Yatsrib

2

Page 161: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel SKI diintegrsikan

dengan tema Tempat Tinggalku sub tema Lingkungan Tempat Tinggalku yang

terdiri dari mapel IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik

pembelajarannya, materi SKI masuk melalui mapel IPS yang indikatornya : 1)

mampu menjelaskan kondisi alam kepulauan seribu; 2) menjelaskan kenampakan

alam daratan dan dampaknya bagi masyarakat; 3) membedakan dataran pantai,

rendah dan tinggi.

Ketika guru menerangkan IPS tentang kondisi alam kepulauan seribu dan

kenampakan alam daratan dan dampaknya bagi masyarakat, maka guru dapat

menyambungkan dengan indikator dalam SKI yaitu: 1) Menjelaskan keadaan

masyarakat Yatsrib sebelum nabi Hijrah; 2) Menyebutkan sebab-sebab nabi hijrah

ke Yatsrib.

Cara memasukkan materi SKI ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..kita tahu bahwa Indonesia ini terdiri dari wilayah yang bermacam-

macam, ada pegunungan, daratan, pantai, dan sebagainya…..keadaan

wilayah tersebut ternyata berpengaruh terhadap pola hidup dan karakter

masyarakat…ada sebagian orang yang merasa tidak cocok dengan keadaan

alamnya akhirnya mereka pindah ke daerah lain yang dianggap memberi

kehidupan yang lebih baik,..ada yang mengikuti program tansmigrasi,

urbanisasi atau cara lain demi mendapatkan kesejahteraan yang lebih

baik…Dalam sejarah Islam rasul dan sahabat juga pernah melakukan hal

yang sama, yaitu berpindah ke daerah lain untukmencari kehidupan yang

lebih baik…misalnya rasul pernah mengajak sahabat pindah ke Yatsrib

karena daerah itu dianggap lebih baik bagi masa depan rasul dan

pengikutnya….”

Page 162: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 8 : TEMPAT TINGGALKU

Subtema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku

Pembelajaran 4 :

Sejarah Kebudayaan Islam Kompetensi Dasar 4.4 Menceritakan kembali

peristiwa hijrah nabi Muhammad ke Yatsrib

Indikator: Menceritakan peristiwa hijrah nabi ke Yatsrib

4

Page 163: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel SKI diintegrsikan

dengan tema Tempat Tinggalku sub tema Lingkungan Tempat Tinggalku yang

terdiri dari mapel IPA, IPS, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik

pembelajarannya, materi SKI masuk melalui mapel IPS yang indikatornya : 1)

menuliskan SDA yang ada di pulau-pulau besar di Indonesia; 2) menuliskan SDA

yang paling dekat dengan tempat tinggal.

Ketika guru menerangkan IPS tentang SDA yang ada di pulau-pulau besar

di Indonesia dan SDA yang paling dekat dengan tempat tinggal, maka guru dapat

menyambungkan dengan indikator dalam SKI yaitu menceritakan peristiwa hijrah

nabi ke Yatsrib.

Cara memasukkan materi Fiqh ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…banyak sekali pulau-pulau besar di Indonesia semisal Kalimantan,

Sulawesi, Sumatra, dan Irian Jaya..masing-masing pulau tersebut memiliki

kekayaan alam yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh

penduduknya. Kalimantan terkenal dengan penghasil kelapa sawit,

Sumatera terkenal sebagai penghasil karet, Sulawesi terkenal dengan

keindahan panorama laut, Irian Jaya terkenal sebagai penghasil

emas…masing-masing memiliki kekayaan yang berbeda-beda…Kalau kita

bandingkan di tanah Arab..maka kita tahu bahwa di tanah Arab

wilayahnya sebagian besar berupa padang pasing, bergunung batu dan

bergua-gua…..makanya dalam perjalanan hijrah ke Yatsrib..dulu Rasul

pernah bersumbunyi di Gua untuk menghindari pengejaran pasukan kafir

Quraisy…Dalam perjalannnya ke Yatsrib, Rasulullah……”

Page 164: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 8 : TEMPAT TINGGALKU

Subtema 2 : Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran 1 :

Aqidah Akhlaq Kompetensi Dasar 3.8 Mengetahui dampak negatif

yang ditimbulkan dari sifat munafiq dan cara menghindarinya

4.7 Menyebutkan dampak negatif yang diakibatkan dari sifat munafiq dan cara menghindarinya

Indikator: 1. Menyebutkan dampak negatif

dari sifat munafiq 2. Menyebutkan cara

menghidari sifat munafiq

1

Page 165: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Aqidah Akhlaq

diintegrsikan dengan tema Tempat Tinggalku sub tema Keunikan Daerah Tempat

Tinggalku yang terdiri dari mapel IPA, IPS, PPKn. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Aqidah Akhlaq masuk melalui mapel IPS yang

indikatornya : 1) menjelaskan sebab penumpukan sampah di Jakarta; 2)

memberikan ide tentang penanggulangan sampah.

Ketika guru menerangkan IPS tentang sebab penumpukan sampah di

Jakarta dan memberikan ide tentang penanggulangan sampah, maka guru dapat

menyambungkan dengan indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) Menyebutkan

dampak negatif dari sifat munafiq; 2) Menyebutkan cara menghidari sifat munafiq

Cara memasukkan materi Fiqh ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“….sering kita dengan atau lihat di berita TV tentang masalah sampah di

Jakarta…begitu sulitnya mengatas pesoalan sampah di Jakarta..di jalan-

jalan, di parit-parit, di sungai-sungai banyak kita jumpah sampah yang

menumpuk di wilayah Jakarta. Hal itu bisa jadi karena sebagian warga di

Jakarta tidak menyadari akan bahaya membuang sampah di sembarang

tempat…kalau setiap orang membuang sampah di sembarang tempat dapat

dijamin bahwa Jakarta akan menjadi kota sampah….perilaku demikian itu

tidak baik untuk kita tiru. Kalau mereka dinasehati mengatakan ya..siap

tidak membuang sampah di sembarang tempat,..tapi ketika yang

menasehati sudah pulang…dia buang sampah lagi. Itu adalah perilaku

orang yang bermuka dua,..di depan muka mengatakan ya…tapi di

belakang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ucapan

sebelumnya…”

Page 166: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 8 : TEMPAT TINGGALKU

Subtema 2 : Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran 5 :

Al Qur’an Kompetensi Dasar 3.1 Menerjemahkan surat al

Lahab Indikator: Menjelaskan arti surat al Lahab

5

Page 167: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Al Quran diintegrsikan

dengan tema Tempat Tinggalku sub tema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

yang terdiri dari mapel IPS, PPKn, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Dalam

praktik pembelajarannya, materi Al Quran masuk melalui mapel IPS yang

indikatornya : 1) mengenal interaksi masyarakat Jawa dengan budayanya; 2)

menjelaskan interaksi masyarakat Dieng dengan lingkungan alam.

Ketika guru menerangkan IPS tentang interaksi masyarakat Jawa dengan

budayanya dan interaksi masyarakat Dieng dengan lingkungan alam, maka guru

dapat menyambungkan dengan indikator dalam Al Quran yaitu: menjelaskan arti

surat al Lahab

Cara memasukkan materi al Qur‟an ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“……setiap masyarakat daerah memiliki keunikan budaya dan tradisi

masing-masing..sebagai warga masyarakat yang baik tentunya akan selalu

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam relasi sosial dengan

sesamanya…orang Jawa sangat dikenal sebagai masyarakat yang memiliki

banyak nilai-nilai luhur nenek moyang…jika masyarakat Jawa tidak dapat

menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut maka dia akan tercela dalam

pandangan masyarakat. Islam juga mengandung banyak nilai-nilai luhur

dalam relasi sosial, setiap muslim wajib menjunjung tinggi nilai-nilai relasi

sosial tersebut agar tercipta kehidupan yang rukun dan harmonis. Diantara

sesama muslim tidak dianjurkan untuk saling menggunjingkan sesame

muslim, tidak boleh saling memfitnah dengan sesama muslim.,ibaratnya

kita suka membawa api kemana-mana nanti bisa menyulut kebakaran yang

membahayakan…hal tersebut dijelaskan dalam surat al Lahab…”

Page 168: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 8 : TEMPAT TINGGALKU

Subtema 2 : Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran 6 :

Al Qur’an Kompetensi Dasar 3.2 Memahami isi kandungan surat al Lahab Indikator Menjelaskan isi kandungan surat al Lahab

6

Page 169: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Al Qur‟an diintegrsikan

dengan tema Tempat Tinggalku sub tema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

yang terdiri dari mapel PPKn dan IPS. Dalam praktik pembelajarannya, materi Al

Qur‟an masuk melalui mapel IPS yang indikatornya : 1) menjelaskan interaksi

suku Badui dengan alam sosial, budaya dan ekonomi; 2) mengidentifikasi

interaksi pada masyarakat suku Badui

Ketika guru menerangkan IPS tentang interaksi suku Badui dengan alam

sosial, budaya dan ekonomi, maka guru dapat menyambungkan dengan indikator

dalam Al Qur‟an yaitu menjelaskan isi kandungan surat al Lahab.

Cara memasukkan materi Fiqh ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk

luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para

peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan

kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-

pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy

dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka

sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang

Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang

mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo

Masyarakat Kanekes mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem

nasional, yang mengikuti aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat.

Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan sedemikian rupa

sehingga tidak terjadi perbenturan. Secara nasional penduduk Kanekes

dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah, yang ada

Page 170: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

di bawah camat, sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat

Kanekes yang tertinggi, yaitu “puun”. Pemimpin adat tertinggi dalam

masyarakat Kanekes adalah “puun” yang ada di tiga kampung tangtu.

Jabatan tersebut berlangsung turun-temurun, namun tidak otomatis dari

bapak ke anak, melainkan dapat juga kerabat lainnya. Jangka waktu

jabatan puun tidak ditentukan, hanya berdasarkan pada kemampuan

seseorang memegang jabatan tersebut.

Suku Baduy tebagi atas dua kelompok, Suku Baduy Dalam dan Suku

Baduy Luar, dalam Suku Baduy Dalam mereka memegang teguh adat

istiadat. Teknologi, budaya, dan masyarakat luar tidak dapat masuk ke

dalam Suku Baduy Dalam, sehingga dalam Suku Baduy Dalam tidak

adanya interaksi dengan masyarakat.

Sedangkan, Suku Baduy Luar mereka tidak lagi menjaga adat istiadat .

Mereka menerima perubahan yang masuk kedalam suku mereka. Seperti,

tekonologi, budaya, dan masyarakat luar. Sehingga memungkinkan Suku

Baduy Luar Berinteraksi dengan Masyrakat diluar suku.

Islam juga mengandung banyak nilai-nilai luhur dalam relasi sosial, setiap

muslim wajib menjunjung tinggi nilai-nilai relasi sosial tersebut agar

tercipta kehidupan yang rukun dan harmonis. Diantara sesama muslim

tidak dianjurkan untuk saling menggunjingkan sesame muslim, tidak boleh

saling memfitnah dengan sesama muslim.,ibaratnya kita suka membawa

api kemana-mana nanti bisa menyulut kebakaran yang

membahayakan…hal tersebut dijelaskan dalam surat al Lahab…”

Page 171: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 8 : TEMPAT TINGGALKU

Subtema 3 : Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran 2 :

Al Qur’an Kompetensi Dasar 4.1 Membaca surat al

Insyirah secara benar dan fasih

3.5 Memahami hukum bacaan idgham bighunnah, idgham bila ghunnah, dan iqlab

Indikator: 1. Membaca surat al Insyirah

dengan benar sesuai kaidah tajwid

2. Menjelaskan pengertian hukum bacaan idgham bighunnah, idgham bila ghunnah dan iqlab.

2

Page 172: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Al Qur‟an diintegrsikan

dengan tema Tempat Tinggalku sub tema Aku Bangga dengan Tempat Tinggalku

yang terdiri dari mapel IPS, SBdP, dan Matematika. Dalam praktik

pembelajarannya, materi al Qur‟an masuk melalui mapel IPS yang indikatornya :

1) menjelakan kondisi geografis daerah pegunungan; 2) menjelaskan hubungan

kondisi geografis dengan mata pencaharian

Ketika guru menerangkan IPS tentang kondisi geografis daerah

pegunungan dan hubungan kondisi geografis dengan mata pencaharian, maka

guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam Al Qur‟an yaitu: 1)

Membaca surat al Insyirah dengan benar sesuai kaidah tajwid; 2) Menjelaskan

pengertian hukum bacaan idgham bighunnah, idgham bila ghunnah dan iqlab.

Cara memasukkan materi al Qur‟an ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..Indonesia terdiri dari berbagai macam wilayah, ada wilayah

pegunungan, pesisiran, dataran rendah dan lainnya. ..daerah pegunungan

wilayahnya bergunung-gunung, naik turun, tanjakan dan turunan banyak

dijumpai….daerah pesisiran biasanya daerahnya datar, rata, dekat

laut…daerah daratan biasanya daerahnya jauh dari gunung dan laut.

Masyarakat yang tinggal di daerah tersebut biasanya bekerja sesuai dengan

keadaan alam yang mereka naungi, misalnya di daerah pegunungan

biasnya banyak kita jumpai petani sayuran, daerah pesisiran banyak

dijumpai para nelayan mencari ikan, daerah dataran banyak kita jumpai

mereka berkebun, menanam palawija dan sebagainya. Tentunya masing-

masing diantara mereka memiliki kesulitan yang berbeda-beda, dan

mereka harus bisa mengatasi kesulitan yang mereka jumpai. Islam

mengajarkan setiap manusia untuk mampu mengatasi masalahnya…setiap

perjuangan mengatasi kesulitan pasti akan membuahkan hasil yang manis

di kemudian hari..kita tidak boleh putus asa dari kesulitan yang kita

hadapi…..dalam surat al Insyirah di jelaskan…‟

Page 173: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 8 : TEMPAT TINGGALKU

Subtema 3 : Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran 3 :

Al Quran Kompetensi Dasar 4.2 Menghafalkan surat al

Insyirah 4.4 Menerapkan hukum bacaan

idgham bi ghunnah, idgham bila ghunnah, iqlab

Indikator 1. Menunjukkan hafalan surat

al Insyirah 2. menerapkan bacaan idgham

bighunnah, idgham bila ghunnah dan iqlab dalam membaca al Qur’an

3

Page 174: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Al Qur‟an diintegrsikan

dengan tema Tempat Tinggalku sub tema Aku Bangga dengan Tempat Tinggalku

yang terdiri dari mapel IPS, PKn dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik

pembelajarannya, materi al Qur‟an masuk melalui mapel IPS yang indikatornya :

1) menjelakan kondisi geografis daerah pegunungan; 2) menjelaskan hubungan

kondisi geografis dengan mata pencaharian

Ketika guru menerangkan IPS tentang kondisi geografis daerah

pegunungan dan hubungan kondisi geografis dengan mata pencaharian, maka

guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam Al Qur‟an yaitu: 1)

Membaca surat al Insyirah dengan benar sesuai kaidah tajwid; 2) Menjelaskan

pengertian hukum bacaan idgham bighunnah, idgham bila ghunnah dan iqlab.

Cara memasukkan materi al Qur‟an ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…..Indonesia terdiri dari berbagai macam wilayah, ada wilayah

pegunungan, pesisiran, dataran rendah dan lainnya. ..daerah pegunungan

wilayahnya bergunung-gunung, naik turun, tanjakan dan turunan banyak

dijumpai….daerah pesisiran biasanya daerahnya datar, rata, dekat

laut…daerah daratan biasanya daerahnya jauh dari gunung dan laut.

Masyarakat yang tinggal di daerah tersebut biasanya bekerja sesuai dengan

keadaan alam yang mereka naungi, misalnya di daerah pegunungan

biasnya banyak kita jumpai petani sayuran, daerah pesisiran banyak

dijumpai para nelayan mencari ikan, daerah dataran banyak kita jumpai

mereka berkebun, menanam palawija dan sebagainya. Tentunya masing-

masing diantara mereka memiliki kesulitan yang berbeda-beda, dan

mereka harus bisa mengatasi kesulitan yang mereka jumpai. Islam

mengajarkan setiap manusia untuk mampu mengatasi masalahnya…setiap

perjuangan mengatasi kesulitan pasti akan membuahkan hasil yang manis

di kemudian hari..kita tidak boleh putus asa dari kesulitan yang kita

hadapi…..dalam surat al Insyirah di jelaskan…‟

Page 175: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 8 : TEMPAT TINGGALKU

Subtema 3 : Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran 5 :

Al Qur’an Kompetensi Dasar 3.3 Menerjemahkan hadits

tentang silaturrahmi riwayat Bukhari dari Anas

3.4 Memahami isi kandungan hadits tentang silaturahmi riwayat Bukhari dari Anas

4.3 Menghafal hadits tentang silaturahmi riwayat Bukhari dari Anas

Indikator: 1. Mengartikan hadits tentang

silarurahmi 2. Menjelaskan isi kandungan

hadits tentang silaturahmi 3. Menunjukkan hafalan hadits

tentang silaturahmi

5

Page 176: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Al Qur‟an diintegrsikan

dengan tema Tempat Tinggalku sub tema Aku Bangga dengan Daerah Tempat

Tinggalku yang terdiri dari mapel IPS, PPKn, dan Bahasa Indonesia. Dalam

praktik pembelajarannya, materi Al Qur‟an masuk melalui mapel IPS yang

indikatornya : 1) menjelaskan tentang keberagaman yang ada di masyarakat

perkotaan; 2) memberikan pendapat tentang cara hidup berdampingan dengan

keberagaman.

Ketika guru menerangkan IPS tentang keberagaman yang ada di

masyarakat perkotaan dan cara hidup berdampingan dengan keberagaman, maka

guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam Al Quran yaitu: 1)

Mengartikan hadits tentang silarurahmi; 2) Menjelaskan isi kandungan hadits

tentang silaturahmi; 3) Menunjukkan hafalan hadits tentang silaturahmi.

Cara memasukkan materi Al Quran ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“……masyarakat perkotaan identik dengan keragaman karena

masyarakatnya terdiri dari berbagai kelompok lapisan masyarakat,

berbagai suku, agama ada ras, budaya, tradisi dan lainnya. Dalam hal ini,

jika kita tinggal dan berinteraksi dengan orang perkotaan, maka yang

diperlukan adalah bagaimana diantara kita saling memahami atas

keberagamaan mereka. Kita tidak bisa memaksakan diri kita dengan tradisi

dan budaya kita ketika berinteraksi dengan masyarakat perkotaan. Kita

juga tidak bisa menggunakan ukuran diri kita untuk mengukur tentang

masyarakat perkotaan…Ketika kita berinteraksi kita juga harus menjaga

etik-etik relasi dengan mereka. Misalnya ketika kita bertamu ke rumah,

maka kita juga harus tahu diri, menjaga diri agar mereka tidak terganggu

dengan kehadiran kita…Dalam Islam diajarkan pula tentang bagaimana

cara atau etika bertamu atau bersilaturahmi dengan sesama manusia…”

Page 177: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 9 : MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI

Subtema 1 : Makananku Sehat dan Bergizi

Pembelajaran 4 :

Fiqh Kompetensi Dasar 3.1 Memahami pengertian

sholat Id 3.2 Mengenal macam-macam

sholat Id Indikator: 1. Menjalaskan pengertian

sholat Id 2. Menyebutkan macam-

macam sholat Id

4

Page 178: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Fiqh diintegrsikan

dengan tema Makananku Sehat dan Bergiqi sub tema Makananku Sehat dan

Bergizi yang terdiri dari mapel Matematika, PPKn dan PJOK. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Fiqh masuk melalui mapel PPKn yang indikatornya : 1)

menjelaskan hak dan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah; 2)

mempraktikkan hak dan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang hak dan kewajiban sebagai warga

di lingkungan rumah dan mempraktikkan hak dan kewajiban sebagai warga di

lingkungan rumah, maka guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam

Fiqh yaitu: 1) Menjalaskan pengertian sholat Id; 2) Menyebutkan macam-macam

sholat Id

Cara memasukkan materi Fiqh ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“….setiap warga masyarakat wajib menjaga kelangsungan hidup

bermasyarakat, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara saling

mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Setiap

warga wajib menunaikan hak dan kewajibannya, jika salah satu dari

keduanya tidak ditunaikan maka adalah persoalan disharmoni

sosial…..Orang tidak boleh hanya menuntut hak tanpa menunaikan

kewajiban, sebaliknya jika orang telah menunaikan kewajiban maka dia

berhak atas haknya. Dalam Islam ada satu ajaran yang dapat memfasilitasi

penciptaan harmoni sosial..kamu ingat saat lebaran..setiap orang saling

mengunjungi..saling bersilaturahmi, saling meminta dan memaafkan,

saling berbagi kebahagiaan, ..yang dengan itu semua dapat menciptakan

harmonis sosial diantara anggota masyarakat….adalagi saat Idul

Adha…semua muslim saling berbahagia karena muslim yang mau

membagi kebahgiaan dengan yang lain dengan cara berkorban….”

Page 179: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 9 : MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI

Subtema 2 : Manfaat Makanan Sehat dan Bergizi

Pembelajaran 2 :

Fiqh Kompetensi Dasar 3.3 Memahami ketentuan

sholat Id 3.4 Memahami Ketentuan

sholat Jumat Indikator: 1. Menjelaskan ketentuan

sholat Id 2. Menjelaskan ketentuan

shalat Jumat

2

Page 180: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Fiqh diintegrsikan

dengan tema Makananku Sehat dan Bergizi sub tema Manfaat Makanan Sehat dan

bergizi yang terdiri dari mapel PPKn, Matematika dan SBdP. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Fiqh masuk melalui mapel PPKn yang indikatornya : 1)

memberi contoh sikap disiplin dalam mengonsumsi sayur dan buah melalui

observasi diri dan diskusi; 2) menerapkan sikap disiplin dalam mengonsumsi

sayur dan buah melalui kegiatan.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang sikap disiplin dalam

mengonsumsi sayur dan buah, maka guru dapat menyambungkan dengan

indikator dalam Aqidah Akhlaq yaitu: 1) Menjelaskan ketentuan sholat Id; 2)

Menjelaskan ketentuan shalat Jumat.

Cara memasukkan materi Fiqh ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“…….dalam kehidupan sangat diperlukan sikap disiplin dalam banyak hal

termasuk dalam makan, makan juga harus diplin. Makan sayur dan buah

adalah sangat baik bagi kesehatan kita…kita juga harus disiplin makan

sayur dan buah-buahan. Kalau kita tidak disiplin maka kebermanfaatannya

bagi tubuh kita akan berkurang…Sebagai umat Islam kita baru saja

menyelesaikan ibadah puasa…ketika puasa kita juga harus disiplin dalam

berbuka dan makan sahur…ketika puas kita juga dianjurkan untuk disiplin

makan sayur dan buah yang banyak…setelah puasa kita merayakan hari

Raya Idul Fitri…maka ketika Idul Fitri datang kita juga tetap harus

mempertahankan kedisiplinan kita makan sayur dan buah dan makan lain

yang bergizi…jangan sampai kita kaget ketika Idul Fitri datang…sehingga

kita makan tanpa aturan…waktunya tidak teratur..karena justru tubuh kita

bisa sakit. Nah bicara tentang Idul Fitri….”

Page 181: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 9 : MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI

Subtema 3 : Kebiasaan Makanku

Pembelajaran 5 :

Fiqh Kompetensi Dasar 3.5 Mengenali Perbedaan

ketentuan sholat Jumat dan Id 3.6 Mengetahui hikmah shalat

Jumat dan Id Indikator: 1. Menyebutkan perbedaan

sholat Jumat dan Id 2. Menyebutkan hikmah sholat

Jumat dan Id

5

Page 182: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Fiqh diintegrsikan

dengan tema Makananku Sehat dan Bergizi sub tema Kebiasaan Makanku yang

terdiri dari mapel IPA, PPKn, SBdP, dan Bahasa Indonesia. Dalam praktik

pembelajarannya, materi Fiqh masuk melalui mapel PPKn yang indikatornya : 1)

mengidentifikasi kewajiban yang ada; 2) melaksanakan kewajiban untuk selalu

menjaga lingkungan alam sekitar.

Ketika guru menerangkan PPKn tentang kewajiban yang ada dan

melaksanakan kewajiban untuk selalu menjaga lingkungan alam sekitar, maka

guru dapat menyambungkan dengan indikator dalam Fiqh yaitu: 1) Menyebutkan

perbedaan sholat Jumat dan Id; 2) Menyebutka hikmah sholat Jumat dan Id.

Cara memasukkan materi Fiqh ke dalam tema pembelajaran tersebut

misalnya:

“….setiap kita pasti memiliki kewajiban alam hidup ini, baik kewajiban

dalam keluarga, masyarakat atau di tempat kerja. Kewajiban tersebut harus

dilaksanakan demi untuk menciptakan kehidupan yang serasi, baik dengan

lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita wajib menjaga hubungan

baik dengan tetangga, kita wajib menyelesaikan pekerjaan / tugas di

kantor, kita wajib menjaga kelestarian alam juga…Sebagai insan yang

beragama juga memiliki kewjiban beribadah kepda Allah..salah satunya

adalah Sholat Jumat bagi laki-laki…”

Page 183: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 9 : MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI

Subtema 4 : Proyek Kelas

Pembelajaran 1 :

Keterangan

Pada bagan di atas, dapat dilihat bahwa sub mapel Fiqh diintegrsikan

dengan tema Makananku Sehat dan Bergizi sub tema proyek Kelas Ketika guru

melaksanakn kegiatan proyek kelas yang merupakan kegiatan praktik lapangan,

maka guru dapat memasukkan materi Fiqh dalam kegiatan proyek kelas. Adapun

indikator sub mapel Fiqh tersebut adalah : 1) Mempraktikkan sholat Id; 2)

Mempraktikkan sholat Jumat.

Dalam kegiatan ini, peserta didik dapat diajak ke masjid untuk mengikuti

sholat Jumat atau melaksanakan sholat Jumat di sekolah jika sekolah

menyelenggarakan sholat Jumat di sekolah sendiri. Peserta didik juga diberi

lembar tugas yang harus diisi setelah mereka mengikuti sholat Id di sekolah atau

di sekitarnya. Laporan tadi kemudian dipresentasikan di depan kelas.

Fiqh

Kompetensi Dasar:

4.1 Mendemonstrasikan tata cara

sholat Id

4.2 Mensimulasikan tata cara

shalat Jumat

Indikator:

1. Mempraktikkan sholat Id

2. Mempraktikkan sholat Jumat

1

Page 184: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Sebelum melaksanakan proyek kelas, peserta didik dibekali dengan

pengetahuan yang cukup tentang sholat Id dan Sholat Jumat, sehingga mereka

telah paham benar tentang ketentuan-ketentuan dalam shalat Id dan Sholat Jumat.

2. Tematik Integratif Internal di Madrasah

Dimaksudkan dengan pengembangan model pembelajaran tematik

integratif internal adalah pembelajaran tematik yang dilakukan dengan mencari

keterkaitan antar kompetensi dasar dari berbagai sub mapel agama (Aqidah

Akhlaq, Fiqh, al Qur‟an Hadits dan Sejarah Kebudayaan Islam) dan diikat

dalam satu tema pembelajaran.

Dalam pembelajaran agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri

dari sub-sub mata pelajaran, beberapa kompetensi dasar yang ada dari berbagai

sub mapel ternyata sulit untuk dicari titik temu dalam satu tema pembelajaran.

Kesulitan dalam mencari titik temu tema ini karena masing-masing sub mata

pelajaran memiliki squance sendiri-sendiri yang tidak terkait dengan squance

sub mata pelajaran yang lainnya, sehingga masing-masing harus berjalan sesuai

dengan urutan masing-masing. Kalau diperptemukan dalam satu tema

pembelajaran, justru satu sub mata pelajaran harus meloncat dari squance nya /

runtutannya.

Disamping itu, pertemuan berbagai KD sub-sub mata pelajaran dalam

satu tema pembelajaran justru mengurangi kedalaman pembahasan masing-

masing materi pelajaran. Mata pelajaran agama di Madrasah Ibtidaiyah yang

sudah dipecah-pecah menjadi sub-sub mata pelajaran justru semakin

Page 185: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

memperdalam dan memperluas kajian materinya, sementara itu jika KD dari

berbagai sub mata pelajaran dipertemukan dalam satu tema maka kedalaman

materi akan berkurang karena waktu penyajiannya juga terkurangi.

Kalaupun dijadikan tema, yang dapat dilakukan adalah menyatukan

dalam satu tema dalam satu sub mata pelajaran. Jika hal ini dilakukan, maka

pembelajaran agama di Madrasah Ibtidaiyah tidak berbeda dengan

pembelajaran agama Islam di Sekolah Dasar (SD), karena satu minggu hanya

dua jam mata pelajaran.

Adapun tema-tema dan urutan pembelajaran agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah dapat dilihat dalam tabel berikut.

Pemetaan KD Mapel Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah

Semester Gasal

Sub Mapel Pert. ke- Kompetensi Dasar

BAB I. ALLAH YANG KUAT

Aqidah

1

3.1 Mengenal kalimah thayyibah La haula wala

quwwata

illa billahil aliyyil adzim (hauqalah)

4.1 Melafalkan kalimah thayibah La haula wala

quwwata

illa billahil aliyyil adzim (hauqalah) dan maknanya

2

3.2 Mengenal sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al

asma al husna (al mukmin, al azhim, al hadi, al adlu

dan al hakam)

4.2 Melafalkan al asma al husna (al mukmin, al azhim,

al

hadi, al adlu dan al hakam) dan artinya

3

3.3 Mengetahui adanya kitab-kitab Allah sebagai

implementasi dari pengamalan rukun Iman ke-3

4.3 Menyebutkan kitab-kitab Allah beserta nabi yang

Menerimanya

BAB II. SYUKUR BUKAN KUFUR

4

3.4 Menerima sikap hormat dan patuh dalam kehidupan

sehari-hari

4.4 Menunjukkan sikap hormat dan patuh dalam

kehidupan sehari-hari

Page 186: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Akhlaq

5

3.5 Memahami sikap sabar dan tabah dalam

menghadapi cobaan sebagai implementasi dalam

melenadani kisah

Masyithah

4.5 Menunjukkan sikap tabah dan sabar dalam

menghadapi cobaan sebagai implementasi dalam

meneladani kisah Masyithah

6

3.6 Memiliki sikap rasa ingin tahu dari kisah Tsa‟labah

sebagai implementasi dalam menghindari sifat

tercela kufur nikmat

4.6 Menceritakan kisah Tsa‟labah sebagai bentuk

menghindari akhlaq tercela kufur nikmat

BAB III. IHLAS BERAMAL

Al Qur‟an

7 3.1 Menerjemahkan surat al Nashr, al Kautsar dan al

Adiyat sehari-hari

8 3.2 Memahami isi kandungan surat al Nashr dan al

Kautsar

9 3.3 Memahami hukum bacaan idhar dan ikhfa‟

4.3 Menerapkan hukum bacaan idhar dan ikhfa‟

10

3.4 Menerjemahkan hadits tentang niat riwayat Bukhari

dari Umar bin Khattab

3.5 Memahami isi kandungan hadits tentang niat riwayat

Bukhari dari Umar bin Khattab

4.4 Menghafalkan hadits tentang niat riwayat Bukhari

dari Umar bin Khattab

11

3.6 Menerjemahkan hadits tentang taqwa riwayat

Tirmidzi dari Abu Dzar

3.7 Memahami isi kandungan hadits tentang taqwa

riwayat Tirmidzi dari Abu Dzar

12 4.5 Menghafalkan hadits tentang taqwa riwayat

Tirmidzi dari Abu Dzar

BAB IV. MARI BERBAGI

Fiqh

13 3.1 Memahami pengertian zakat, infaq, dan sedekah

3.2 Mengenal macam-macam zakat

14 3.3 Memahami ketentuan zakat fithrah

4.1 Mensimulasikan tata cara zakat fithrah

15 3.4 Memahami ketentuan infaq dan sedekah

4.2 Mensimulasikan tata cara infaq dan sedekah

16 3.5 Mengetahui manfaat zakat, infaq dan sedekah

BAB V. BERJIHAD

SKI

17

3.1 Mengetahui contoh-contoh ketabahan nabi

Muhammad SAW dan para sahabat dalam berdakwah

4.1 Menceritakan ketabahan nabi Muhammad SAW dan

sahabat dalam berdakwah

18

3.2 Memahami ciri-ciri kepribadian nabi Muhammad

SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam

Page 187: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

4.2 Menceritakan kemuliaan akhlaq nabi Muhammad

SAW dan sahabat dalam berdakwah

Pemetaan KD Mapel Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah

Semester Genap

Sub Mapel Pert. ke- Kompetensi Dasar

BAB I. AKU CINTA ALLAH DAN RASULNYA

Aqidah

1

3.1 Mengetahui kalimah thayibah (Assalamu‟alaikum)

4.1 Melafalkan kalimah thayibah (Assalamu‟alaikum)

dan maknanya

2

3.2 Mengenal sifat-sfat Allah yang terkandung dalam al

asma al husna (assalam dan al lathif)

4.2 Melafalkan al asma al husna (assalam dan al lathif)

dan artinya

3

3.3 Mengenal nama-nama rasul dan nabi Allah sebagai

implementasi dalam mengimani rukun iman ke-4

4.3 Menunjukkan hafal nama-nama rasul dan nabi Allah

sebagai implementasi dalam mengimani adanya nabi

dan rasul

BAB II. MARI BERTEMAN

Akhlaq

4

3.4 Memahami sikap terpuji : sidiq, amanah, tabligh,

fathanah dalam kehidupan sehari-hari

4.4 Menunjukkan sikap terpuji : sidiq, amanah,

fathanah, tabligh sebagai implementasi dalam

meneladani sifat-

sifat nabi dan rasul dalam kehidupan sehari-hari.

5 3.5 Mengetahui akhlaq terpuji ketika bertamu

4.5 Menunjukkan akhlaq terpuji ketika bertamu

6

3.6 Memahami akhlaq terpuji terhadap teman dalam

kehidupan sehari-hari

4.6 Menunjukkan perilaku terpuji terhadap teman dalam

kehidupan sehari-hari

7 3.7 Mengenal nama-nama rasul ulul azmi dan

meneladani akhlaq mulia rasul ulul azmi

8

3.8 Mengetahui dampak _egative yang ditimbulkan dari

sifat munafiq dan cara menghindarinya

4.7 Menyeb tkan dampak _negatif yang diakibatkan dari

sifat munafiq dan cara menghindarinya

BAB III. TALI PERSAUDARAAN

9 3.1 Menerjemahkan surat al Lahab

3.2 Memahami isi kandungan surat al Lahab

10 4.1 Membaca surat al Insyirah

4.2 Menghafalkan surat al Insyirah secara fasih dan

benar

Page 188: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Al Qur‟an

11

3.3 Menerjemahkan hadits tentang silaturrahim riwayat

Bukhari Muslim dari Anas

3.4 Memahami isi kandungan hadits tentang

silaturrahim riwayat Bukhari Muslim dari Anas

4.3 Menghafalkan hadits tentang silaturrahim riwayat

Bukhari Muslim dari Anas

12 4.4 Menerapkan hukum bacaan idgham bighunnah,

idgham bila ghunnah dan iqlab

BAB IV. BAHAGIA DI HARI RAYA

Fiqh

13 3.1 Memahami pengertian sholat Id

3.2 Mengenal macam-macam sholat Id

14 3.3 Memahami ketentuan sholat Id

4.1 Mendemonstrasikan tata cara sholat Id

15 3.4 Memahami ketentuan sholat Jumat

4.2 Mensimulasikan tata cara sholat Jumat

16 3.5 Mengenali perbedaan ketentuan sholat Id dan sholat

Jumat

3.6 Mengetahui hikmah sholat Jumat dan sholat Id

BAB V. BERHIJRAH ? SIAPA TAKUT ..!

SKI

17 3.1 Mengetahui sebab-sebab nabi Muhammad SAW

menganjurkan sahabat hijrah ke Habsyah

4.1 Menceritakan peristiwa hijrah ke Habsyah

18 3.2 Mengetahui sebab-sebab nabi Muhammad SAW

hijrah ke Thaif

4.2 Menceritakan peristiwa hijrah sahabat ke Thaif

19 3.3 Mengenal latar belakang nabi Muhammad di

Isra‟Mi‟raj kan Allah SWT

4.3 Menceritakan kembali peristiwa penting dalam Isra

Mi‟raj nabi Muhammad SAW

20 3.4 Memahami keadaan masyarakat Yatsrib sebelum

hijrah nabi Muhammad SAW

3.5 Mengetahui sebab-sebab nabi Hijrah ke Yatsrib

4.4 Menceritakan kembali peristiwa hijrah nabi

Muhammad ke Yatsrib

21 3.6 Mengenal upaya yang dilakukan nabi Muhammad

dalam membina masyarakat Madinah (sosial,

ekonomi, agama dan pertahanan)

Mencermati paparan tabel di atas, maka pembelajaran agama Islam di

Madrasah Ibtidaiyah lebih efektif berdiri sendiri dengan sub-sub mapel yang

ada, hal ini berarti gagasan pembelajaran tematik integratif internal sepertinya

masih sulit diwujudkan, baik pada dataran konseptual maupun praktik di

Page 189: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

lapangan. Jika penyebaran tema-tema dan KD di atas disepakati, maka yang

terjadi justru akan mendangkalkan pembelajaran agama Islam itu sendiri,

karena pendidikan agama hanya diberikan dua jam pelajaran dalam seminggu.

Namun di sisi lain, jika model pemetaan di atas disepakati maka

pembelajaran agama di Madrasah Ibtidaiyah memiliki banyak waktu untuk

melakukan praktik dan pembiasaan untuk mengembangkan aspek afektif dan

psikomotorik. Setiap minggu berarti ada 2 x 5 jam pelajaran pendidikan agama

Islam di Madrasah Ibtidaiyah yang dapat digunakan para guru untuk

membentuk peserta didik menjadi anak sholih yang terampil beribadah.

Selama ini jadwal pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah adalah:

07.00 – 08.00 : Ikrar, do‟a, Sholat Dhuha, Hafalan Surat Pendek

08.00 – 13.15 : Kegiatan Belajar Mengajar (Senin – Rabu)

08.00 – 12.15 : Kegiatan Belajar Menajar (Kamis)

12.15 – 13.15 : Ekstrakurikuler Pramuka (Kamis)

08.00 – 10.45 : Kegiatan Belajar Mengajar (Jum‟at)

08.00 – 10.00 : Kegiatan Belajar Mengajar (Sabtu)

Jika pembelajaran tematik integratif eksternal dan internal model ini

dikembangkan, maka penjadwalannya akan berubah di mana pembelajaran

dapat dimulai jam 07.00 – 13.15; sementara kegiatan ikrar, do‟a, sholat dhuha,

dan hafalan surat pendek dapat dilaksanakan pada hari-hari pembelajaran

tematik biasa. Hal ini sangat menguntungkan bagi sekolah, karena

pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan

oleh Kementerian. Selama ini pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah

Page 190: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

terkurangi oleh jam pertama untuk kegiatan penguatan aspek keagamaan

peserta didik.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Integratif Eksternal

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas

tentunya dapat dicapai melalui perencanaan yang baik pula, karena gambaran

kegiatan pembelajaran yang akan terlaksana telah dapat dilihat dari RPP yang

ada.

Dalam pembelajaran tematik integratif eksternal juga disaratkan adanya

RPP sebagai acuan pembelajaran. Pembelajaran Tematik Integratif Eksternal

berarti menggabungkan pembelajaran tematik yang ada dengan sub mata

pelajaran agama, baik Fiqh, Tarih, Aqidah Akhlaq maupun Al Qur‟an Hadits,

dimana jaringan tematik yang ada ditambah satu Kompetensi Dasar sub mapel

tersebut.

Di bawah ini disajikan contoh RPP Tematik Integratif Eksternal untuk

Tema 5 : PAHLAWANKU, Sub Tema 2 : Pahlawanku Kebangganku,

Pembelajaran 1.

Page 191: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Tema 5 : PAHLAWANKU

Subtema 2 : Pahlawanku Kebangganku

Pembelajaran 1 :

188

1

Sejarah Kebudayaan Islam Kompetensi Dasar 3.3 Mengenal latar belakang nabi

Muhammad diisra’ mi’rajkan 4.3 Menceritakan kembali

peristiwa penting di dalam isra’ mi’raj nabi Muhammad SAW

Indikator: 3. Menyebutkan sebab-sebab

nabi Muhammad diisra’ mi’rajkan

4. Menceritakan peristiwa isra’ mi’raj

Page 192: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah/ Madrasah : MIM Mangunsari Salatiga

Kelas/Semester : IV/ I

Tema : Pahlawanku

Sub tema : Pahlawanku Kebanggaanku

Pertemuan ke : 1

Materi Pokok : 1. Pahlawan Nasional ( Pattimura )

2. Isro‟ Mi‟roj Nabi Muhammad SAW

3. Mengenal Manfaat Rempah- Rempah

4. Pembulatan Bilangan

Alokasi Waktu : (35 Menit X 6 JPL)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,

membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan

di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya

yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar

IPS

3.1 Mengenal manusia, aspek keruangan, konektivitas antar ruang, perubahan dan

keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan.

4.1 Menceriterakan tentang hasil bacaan mengenai pengertian ruang, konektivitas

antar ruang,

perubahan, dan keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan

dalam lingkup

masyarakat di sekitarnya

Indikator:

Menyebutkan perjuangan dan perilaku yang pantas ditiru dari pahlawan

Pattimura Menceritakan sikap kepahlawanan yang dilakukan oleh pahlawan

Pattimura

Bahasa Indonesia

3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan

perkembangan Hindu­Buddha di Indonesia dengan bantuan guru dan teman

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata

baku

Page 193: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah

dan perkembangan Hindu­Buddha di Indonesia secara mandiri dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

Indikator:

1. Menyebutkan perjuangan Pattimura

2. Menceritakan perjuangan Pattimura dalam melawan penjajah dengan bahasa

lisan

Matematika

Kompetensi Dasar:

3.3 Memahami aturan pembulatan dalam membaca hasil pengukuran dengan alat

ukur

4.17 Menyatakan kesimpulan berdasar­kan data tabel atau grafik.

Indikator:

1. Membulatkan hasil pengukuran berat ke puluhan terdekat

2. Menyebutkan data tertinggi dan data terendah dari suatu tabel yang disajikan

3. Membulatkan data dari tabel yang disajikan ke satuan terdekat

4. Menyimpulkan data dari tabel

IPA

Kompetensi Dasar:

3.7 Mendeskrisikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,

teknologi, dan masyarakat

4.6 Menyajikan laporan tentang sumberdaya alam dan pemanfaatannya oleh

masyarakat

Indikator:

1. Menyebutkan rempah­rempah dan ciri­cirinya.

2. Menjelaskan Sumber Daya Alam rempah­rempah dan pemanfaatannya oleh

masyarakat.

SKI

Kompetensi dasar

3.3 Mengenal Latar belakang nabi Muhammad diisro‟mi‟rojkan

4.3 Menceritakan kembali peristiwa penting di dalam isro‟ mi‟roj nabi

Muhammad Saw.

Indikator

1. Menyebutkan sebab- sebab nabi Muhammad diisro‟mi‟rojkan

2. Menceritakan peristiwa isro‟ mi‟roj

B. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah membaca teks, siswa mampu menyebutkan perjuangan yang dilakukan

oleh Pattimura dengan benar.

2. Setelah membaca teks, siswa mampu menyebutkan sikap yang dilakukan oleh

Pattimura dengan benar.

Page 194: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

3. Setelah membaca teks, siswa mampu menceritakan perjuangan yang dilakukan

oleh Pattimura dengan bahasa yang runtut.

4. Setelah membaca teks, siswa mampu menjelaskan manfaat dari lada dan pala

dalam bentuk peta pikiran dengan benar.

5. Setelah menimbang berat rempah­rempah, siswa mampu membulatkan data ke

puluhan terdekat dengan benar.

6. Setelah mengamati data, siswa mampu menyebutkan data terkecil dan data

terbesar dari data yang disajikan dengan benar.

7. Setelah mengamati data, siswa mampu membulatkan ke satuan terdekat

berdasarkan yang disajikan dengan benar.

8. Setelah mencermati data dari tabel, siswa mampu menyimpulkan data dari tabel

atau grafik dengan benar.

C. Materi Pembelajaran

Setelah siswa belajar sikap kepahlawanan pada tokoh di masa Hindu, Buddha, Islam,

Maka, siswa belajar Materi Pahlawan Nasional diuraikan secara rinci sesuai dengan

buku pegangan siswa,

1. Pahlawan Pattimura

Page 195: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

192

Page 196: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

193

Page 197: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

2. Peristiwa Isro‟ Mi‟roj Nabi Muhammad SAW

194

Page 198: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

195

Page 199: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

3. Mengenal Manfaat Rempah - Rempah

4. Mengenal Pembulatan bilangan

196

Page 200: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

D. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Bermain peran

4. Demonstrasi

5. Bernyanyi

6. Permainan

7. Penugasan

E. Media, alat Pembelajaran, Sumber Belajar

1. Media dan alat

a. Teks bacaan

b. LCD, lap top, sound System

c. Power point

d. Kertas lipat

2. Sumber Belajar

a. Buku pelajaran pegangan siswa Tema Pahlawanku halaman 41-48

b. Benda di lingkungan sekolah tempat bermain

c. Video pembelajaran ( www.youtube.com )

F. Langkah-langkah Pembelajaran

Pendahuluan ( 10 menit)

1. Penyiapan siswa:

a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a bersama dipimpin

oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;

b. Guru memeriksa kehadiran siswa

c. Guru bertanya : “apa kabar anak-anak?”

d. Dan seterusnya

2. Memotivasi siswa:

a. Menghubungkan materi:

1) Melakukan dengan tanya jawab materi yang sebelumnya misalnya:

2) -Kemarin kita sudah belajar Para pahlawan di masa kerajaan Hindu,

Budha, dan Islam, masih ingatkah kalian dengan perjuangan beliau para

raja ?

b. Manfaat/kerugian

1) Guru menceritakan misalnya ketika tanpa perjuangan para raja terdahulu,

Negara kita Indonesia akan menjadi Negara yang tertindas dengan para

pemberontak .

2) Para Pahlawan adalah pejuang untuk negara.

c. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pelajaran

1) Siapa yang sudah mengenal Kapten Pattimura ?

Page 201: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

2) Siapa yang bercita- cita ingin menjadi pejuang Negara kita

tercinta?

3) Dan seterusnya

d. Menjelaskan tujuan

1) Anak-anak nanti setelah selesai belajar diharapkan bisa mengenal

Pahlawan Nasional ( Kapten Pattimura )

2) Nanti anak-anak juga mampu mengenal macam- macam rempah

dan manfaatnya

3) Nanti anak – anak setelah belajar mampu menghitung data dari table yang

disajikan

4) Dan juga anak- anak mampu menceritakan kembali peristiwa Nabi isro‟

Mi‟roj Nabi Muhammad SAW.

3. Menjelaskan cakupan materi

a. Hari ini kita akan belajar mengenal Pahlawan Nasional diantaranya

Kapten Pattimura

b. Hari ini kita akan mengenal berbagai hasil perjuangan Pahlawan kita

yaitu macam- macam rempah – rempah

c. Hari ini anak-anak juga akan belajar Menghitung berbagai banyak

jumlah hasil rempah- rempah

d. Dan hari ini kita juga akan mengingat perjuangan Nabi kita Muhammad

SAW dalam peristiwa Isro‟ Mi‟roj

Kegiatan Inti I (35 Menit)

a. Mengamati

Guru menyuruh Siswa mengamati peta Indonesia yang dilengkapi dengan gambar

pahlawan­pahlawan Nasional dari berbagai daerah di Indonesia.

b. Menanya

1) Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait Pada saat

siswa mengamati peta,

2) Guru meminta siswa untuk mengamati hal­hal berikut:

a) Nama pahlawan

b) Asal pahlawan

3) Guru menanyakan: Apakah setiap daerah di Indonesia mempunyai pahlawan?

c. Melakukan

1) Siswa mengamati peta Indonesia dengan gambar pahlawan. Siswa secara

individu menuliskan hal­hal yang diketahui tentang pahlawan nasional.

2) Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan:

a) Apa yang kalian ketahui tentang pahlawan?

b) Siapa saja yang menurut kamu termasuk pahlawan?

c) Apa saja yang telah dilakukan oleh pahlawan?

3) Siswa juga menuliskan hal­hal yang ingin diketahui tentang pahlawan

nasional yang telah disajikan dalam slide “Power Point “

Page 202: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

4) guru memperlihatkan sosok Pattimura dalam video Youtube , kemudian

siswa menyaksikan video itu dengan penuh seksama.

5) Guru mengajak,siswa bernyanyi sejenak lagu gugur pahlawanku.

6) Guru mengajak siswa untuk duduk/berdiri melingkar, kemudian memulai

permainan dengan menyebutkan perjuangan dan perilaku yang pantas ditiru

dari pahlawan Pattimura

7) Serta setiap siswa mampu mengemukaan pendapat dengan menceritakan

sikap kepahlawanan yang dilakukan oleh Patimura dengan cara

meneruskan permainan cerita bersambung...

c. Asosiasi/ menghubungkan

Siswa diminta menyebutkan dampak positif dan negative dari perjuangan

Pahlawan Pattimura.

d. Komunikasi.

1) Siswa diminta menebak nama Pahlawan Nasional yang telah diperlihatkan

dalam slide maupun kartu lipat.

2) Siswa diminta maju ke depan untuk menyebutkan nama tokoh pahlawan

yang tertera dalam gambar ataupun kartu lipat.

Kegiatan Inti II (35 Menit)

a. Mengamati

1) Sebelum guru meminta siswa mengingat peristiwa Isro‟ Mi‟roj

2) Peserta didik diminta untuk bertanya tentang Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad

saw.

3) Guru meminta peserta didik yang lain untuk menjawab pertanyaan dari

temannya

4) Guru memberikan penguatan dari jawaban yang disampaikan peserta didik.

5) Guru memberikan penjelasan singkat mengenai peristiwa Isra‟ Mi‟raj Nabi

Mu-

hammad saw.

b. Menanya

1) Apa kalian sudah mengenal nabi utusan Alloh ?

2) Dan seterusnya

c. Melakukan

1) Peserta didik diminta membaca dan mencermati arti dari surah al-Isra‟ ayat 1

2) Guru memberikan kesimpulan tentang materi pembelajaran.

3) Guru meminta peserta didik untuk mencermati uraian materi tentang Isra‟

Mi‟roj dan dibagi menjadi 3 kelompok

4) Guru meminta setiap kelompok mengamati kisah tentang latar belakang Isra‟

Mi‟raj Nabi Muhammad saw. dengan sungguh-sungguh melalui cerita yang

dibacakan guru atau tayangan VCD).

5) Guru memberikan penjelaskan tambahan kembali dan penguatan kepada

peserta didik tentang materi perintah salat 5 waktu

d. Asosiasi/ menghubungkan

Kelompok diminta mendiskusikan peristiwa isro‟ mi‟roj tentang perintah sholat 5

waktu.

Page 203: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

e. Komunikasi.

Setiap kelompok diminta untuk menceritakan kembali peristiwa isro‟ Mi‟roj dan

sebab Nabi di isro‟ Mi‟roj.

Kegiatan Inti III (35 Menit)

a. Mengamati

1) Sebelum guru meminta mengamati bentuk rempah ataupun gambar, siswa

dibagi menjadi 5 kelompok.

2) Guru meminta setiap kelompok mengamati gambar rempah

3) Guru menyiapkan berbagai macam rempah­rempah ke kelas. Rempah­rempah

disesuaikan dengan potensi dari daerah masing­masing. Contoh

rempah­rempah tersebut misalnya pala, lada, cengkih, pala, kayu manis.

4) Siswa di suruh untuk mencermati rempah- rempah dan manfaat yang telah

dijelaskan guru.

b. Menanya

1) Apa kalian sudah mengenal apakah ini ? ( guru dengan membawa 1 contoh

rempah )

2) Guru meminta siswa untuk bertanya yang terkait dengan tugasnya

3) Dan seterusnya

c. Melakukan

Guru meminta siswa mengidentifikasi jenis rempah dan manfaatnya .

d. Asosiasi/ menghubungkan

Siswa diminta mencium bau dari rempah- rempah tersebut dan mengidentifikasi

namanya dengan manfaatnya.

e. Komunikasi.

Setiap kelompok diminta maju ke depan untuk mengidentifikasi pengetahuan

mereka dalam rempah –rempah dan mengidentifikasi manfaat dan mengenali bau

yang ada.

Kegiatan Inti IV (35 Menit)

a. Mengamati

1) Siswa dibagi dalam kelompok. (Setiap kelompok terdiri atas 5 siswa)

2) Guru memberi motivasi siswa untuk mengira­ngira berat rempah­rempah.

b. Menanya

1) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa:

2) Kira­kira berapa berat dari pala ini?

c. Asosiasi/ menghubungkan

Guru menunjukkan pala ke semua siswa. Berikan perkiraan angka yang dapat

Diduga

d. Melakukan

1) Dari rempah­rempah yang telah guru siapkan tadi, siswa memperkirakan

berat dari setiap rempah­rempah.

2) Siswa menuliskan hasil perkiraannya dalam tabel.

Page 204: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

3) Setelah siswa memperkirakan berat rempah­rempah tadi,

4) Guru meminta siswa/ kelompok untuk mempraktikan timbangan berat

rempah- rempah

5) (menimbang rempah­rempah dengan menggunakan timbangan).

6) Siswa menuliskan hasil penimbangan berat rempah­rempah dalam tabelGuru

meminta siswa mengidentifikasi jenis rempah dan manfaatnya ..

e. Komunikasi.

Siswa membulatkan hasil pengukurannya ke puluhan terdekat. Guru

mengingatkan cara pembulatan di Tema I

Penutup (10 menit)

a. Menemukan manfaat dari materi

1) Guru menanyakan apa yang telah dilakukan hari ini

2) Guru menanyakan apa manfaat belajar pembulatan

b. Memberi umpan balik

Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini.

Misalnya komentar hal baik/buruk yang terjadi, mengomentari siswa yang

pemalu untuk diberi motivasi Guru

c. Tindak lanjut

1) Guru meminta siswa mengingat hasil perjuangan pahlawan Pattimura

2) Guru meminta siswa untuk lebih focus dalam mengerjakan pembulatan

dengan mengingat konsep pembulatan sebelumnya.

d. Informasi materi yang akan datang dan menutup pelajaran

1) Besok kita akan belajar tentang satuan berat dan jarak

2) Guru menutup pelajaran dengan berdoa yang dipimpin salah satu teman

G. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Jenis penilaian

Unjuk kerja siswa

2. Instrumen penilaian

a. IPS dan Bahasa Indonesia: Cerita tentang Pattimura dinilai dengan daftar

periksa.

Dalam cerita yang ditulis oleh siswa harus termuat hal­hal berikut ini secara

benar.

Page 205: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

b. Matematika: Pembulatan dan menyimpulkan tabel dinilai dengan nilai angka.

202

c. Penilaian SKI

Page 206: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Aspek dan rubrik penilaian:

1) Kejelasan dan kedalaman informasi.

a) Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman

informasi leng-kap dan sempurna, skor 30.

b) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman

informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20.

c) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman

informasi kurang lengkap, skor 10.

2) Keaktifan dalam diskusi.

a) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.

b) Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.

c) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10.

3) Kejelasan dan kerapian presentasi.

a) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas

dan rapi, skor 40.

b) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan

rapi, skor 30.

c) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas

dan kurang rapi, skor 20.

d) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas

dan tidak rapi, skor 10

4). Penilaian sikap akan dinilai dengan lembar penilaian halaman 151 (teliti, rasa

ingin tahu dan kepahlawanan).

Skor penilaian :

Skor perolehan

Nilai = x 100

Skor Maksimal 203

Kriteria Nilai

A = 4 : Baik Sekali

B = 3 : Baik

C = 2 : Cukup

D = 1 : Perlu bimbingan

Page 207: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

Mengetahui

Kepala Madrasah

Agus Rahmad Yuwanta,S.Pd.

NIP.196108161985031004

Salatiga, November 2014

Guru Kelas IV A (Sunan Muria)

Khoiriyatun Ni‟mah, S.Pd.I

NIP.

4. Uji Coba di Lapangan

Pembelajaran tematik integratif internal telah dilakukan uji coba

terbatas pada hari Rabu tanggal 26 Nopenber 2014 di kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Mangunsari Kota Salatiga Jawa Tengah.

Dalam uji coba di lapangan, guru melakasnakan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan scenario yang tertulis di dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, mulai kegiatan pembukaan, inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan.

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peserta didik dapat

mengikuti kegiatan pembelajaran sebagaimana mestinya, mereka terlihat

antusias, aktif mengikuti pembelajaran dan mengikuti skenario pembelajaran

yang telah direncanakan oleh guru. Peserta didik terlihat capek dan boring saat

memasuki sessi menceritakan peristiwa Isra‟ Mi‟raj. Mereka belum memiliki

kemampuan mengembangkan cerita sehingga merasa kesulitan. Rasa boring

peserta didik terlihat mulai hilang ketika pembahasan mulai masuk pada sub

mata pelajaran Matematika, Kompetensi Dasar memahami aturan pembulatan

dalam membaca hasil pengukuran dengan alat ukur. Pada sesi ini peserta didik

diajak melakukan kegiatan yaitu menimbang benda-benda dengan alat

timbangan. Mereka tidak mengantuk lagi, di samping itu sebelum masuk pada

Page 208: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

sub mapel Matematika, guru mengajak peserta didik menyanyi lagu : SHOLAT

secara bersama-sama. Lagu sholat dinyanyikan terkait dengan peristiwa Isra‟

Mi‟raj, di mana hasil perjalanan tersebut Rasul menerima perintah untuk

melaksanakan sholat lima waktu.

Menurut Kn dan An (wawancara tanggal 28 Nopember 2014 jam 11.00

– 11.30 WIB), guru kelas IV yang melaksanakan pembelajaran tematik

integratif eksternal, pembelajaran model begitu terasa enak dan nyaman karena

guru tidak harus berpindah pada sub mapel tersendiri, yaitu Pendidikan Agama

Islam. Pembelajaran bisa terus berlangsung dengan tidak perlu ada perpindahan

jam mata pelajaran. Adapun hasil penilaian proses dan post tesnya dapat dilihat

pada lampiran.

Page 209: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan kajian dan uji coba terbatas pembelajaran tematik

integratif internal dan eksternal di Madrasah Ibtidaiyah, dapat disimpulkan

beberapa hal berikut.

1. Penyebaran KD pada sub-sub mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Madrasah Ibtidaiyah tidak dapat masuk pada setiap tema pembelajaran yang telah

disusun oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Squance bahasan pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah berbeda dengan

squance yang ada pada mata pelajaran lain yang tercakup dalam tema-tema

pembelajaran mata pelajaran lainnya. Pada semester ganjil kelas IV, KD mapel

PAI dapat diintegrasikan ke dalam 16 kali pertemuan, sedangkan pada semester

genap KD mapel PAI dapat diintegrasikan ke dalam 24 kali pertemuan secara

tidak berurutan.

2. Untuk pembuatan jaringan tematik integratif internal di Madrasah Ibtidaiyah

dapat dilakukan dengan membuat tema pembelajaran dalam lingkup sub mata

pelajaran PAI. Penyusunan jaringan tema integratif internal masih sulit dilakukan

karena masing-masing sub mapel PAI memiliki hirarchis pembahasan keilmuan

yang berbeda dengan sub mapel PAI lainnya, sehingga kalau dipaksakan justru

tidak nyambung. Pada semester gasal Kelas IV, pembelajaran PAI di Madrasah

dapat dijabarkan ke dalam 18 kali pertemuan, sedangkan semester genap dapat

dijabarkan ke dalam 21 kali pertemuan.

3. Model RPP tematik integratif eksternal di Madrasah Ibtidaiyah dapat disusun

dengan memasukkan KD sub mapel Pendidikan Agama Islam pada RPP tematik

Page 210: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

yang sudah ada. Dalam penyusunan RPP temaik integratif eksternal ini yang

perlu diperhatikan adalah pada bagian metode dan penilaian, di mana metode

pembelajaran PAI menuntut metode pembelajaran yang menekankan pada

pembentukan akhlaq al karimah, sedangkan evaluai pembelajarannya lebih

ditekankan pada penilaian aspek afektif bukan sekedar kognitif.

4. Setelah dilakukan uji coba terbatas, Kn dan An (guru kelas IV MI Mangunsari

Kota Salatiga) menyatakan bahwa dia merasa nyaman dan cocok mengajar

dengan model tersebut karena tidak harus melakukan pergantian jam pelajaran

dari tema biasa ke pembelajaran PAI. Peserta didik juga terlihat senang mengikuti

pembelajaran tersebut, sedangkan dilihat dari hasil evaluasinya menunjukkan

hasil yang baik.

B. Penutup

Uji coba penelitian ini sangat terbatas, sehingga implementasi dalam

skop yang lebih luas atas model pembelajaran tematik integratif eksternal dan

internal ini memerlukan uji coba dan kajian yang lebih luas dan mendalam

oleh berbagai pihak. Hal ini karena efektivitas model pembelajaran sangat

dipengaruhi keadaan sekolah masing-masing, terutama faktor kemampuan

guru dan fasilitas yang tersedia.

Page 211: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Idi. 2010. Pengembangan kurikulum: Teori dan Praktik. Jogjakarta:

ArRuz Media

Ahmad Nursobah. 2013. Konsep dasar pemetaan tema dalam pembelajaran

tematik, diakses dari http://cobah-ajah.blogspot.com/2013/06/konsep-dasar-

pemetaan-tema-dalam.html tanggal 23 Februari 2013 pukup 18.00 WIB

Depdiknas. 2002. Kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta:Depdiknas

Depdikbud. 2013. Tema 1 Diriku Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013.

Jakarta: Depdikbud

Desmita. 2010. Psikologi perkembangan. Bandung:Rosda

Hariadi, Teguh. 2013. Definisi pendekatan Saintifik kurikulum 2013, diakses dari

http://perangkatguruindonesia.blogspot.com/2013/11/definisi-pendekatan-

saintifik-kurikulum.html, tanggal 7 Februari 2014 pukul 09.00 WIB

Jeanne Ellis Ormrod. 2011. Educational psychology: Developing Learners.

Boston:Pearson Education, Inc.

Lampiran IV Permendikbud Nomor 81A tentang implementasi kurikulum 2013

Margaret E. Bell Gredler. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta:Rajawali

Nasution. 1993. Pengembangan kurikulum. Bandung:CitraAditya Bakti

Oemar Hamalik. 2011. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Rino Safrizal. 2012. Bentuk skala pengukuran dalam penelitian, diakses dari

http://berbagireferensi.blogspot.com/2011/03/bentuk-skala-pengukuran-

dalam.html, tanggal 22 Februari 2014 pukul 11.00 WIB

Sriyanti, Lilik., dkk. 2009. Teori-teori belajar. Salatiga:STAIN Press

Sukayati. 2004. Pembelajaran Tematik di SD merupakan terapan dari

pembelajaran terpadu, materi disampaikan pada Dikat Instruktur jenjang

lanjut tanggal 6-19 Agustus 2004.

Yuswadiwijaya. 2013. Prinsip dasar pembelajaran tematik, diakses dari

http://yuswadiwijaya.blogspot.com/2013/06/prinsip-dasar-pembelajaran-

tematik_9.html, tanggal 7 Februari 2013 pukul 10.00 WIB.

Page 212: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2240/1/Lap... · 2018-01-29 · 1. Bagaimana jaringan tema pembelajarantematik integratif eksternal

BIODATA PENELITI

Nama : Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd

NIP : 197103092000031001

Pangkat/Gol : Pembina /IVa

Instansi : STAIN Salatiga

Alamat Rumah : Jl. Abiyasa 7a Krajan, Dukuh, Sidomukti, Salatiga

Nomor Hp : 082226351412

E-mail : [email protected]