pengembangan media pembelajaran permainan ludo pada …repository.umrah.ac.id/3530/1/marisha...
TRANSCRIPT
1
Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ludo pada Materi Sistem
Koloid Kelas XI
Marisha Ramadani, Fitriah Khoirunnisa, Eka Putra Ramdhani
Program studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan menguji kevalidan serta kepraktisan
dari media pembelajaran permainan ludo pada materi Sistem Koloid. Penelitian
ini merupakan penelitian pengembangan dengan tahapan Define (Pendefinisian),
Design (Perancangan), dan Develop (Pengembangan). Pengumpulan data di
SMAN 5 Tanjungpinang dengan 1 guru kimia dan 30 peserta didik. Hasil
penelitian: 1) dihasilkan desain media pembelajaran berbasis permainan yaitu ludo
yang dibuat dengan bentuk kotak, didalamnya dilengkapi dengan semua atribut
permainan ludo; 2) media pembelajaran permainan ludo pada materi Sistem
Koloid memenuhi kriteria sangat valid dengan hasil uji ahli media diperoleh
persentase sebesar 96%, dan hasil uji ahli materi diperoleh perentase sebesar 89%,
sangat layak digunakaan oleh guru dan peserta didik dan 3) praktikalitas media
pembelajaran permainan ludo pada materi Sistem Koloid oleh guru diperoleh
persentase sebesar 93.4% kriteria sangat praktis, dan praktikalitas media oleh
peserta didik diperoleh persentase sebesar 86% kriteria sangat praktis.
Kata kunci: penelitian pengembangan, media pembelajaran, permainan ludo
PENDAHULUAN
Media pembelajaran merupakan aspek pembelajaran yang penting agar proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan. Media pembelajaran
yang baik dapat diperoleh dari bagaimana guru memanfaatkan kreativitasnya
untuk mengemas media pembelajaran sebagai jembatan agar mempermudah
peserta didik untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru (Hapsari, 2015).
Media pembelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran bertujuan untuk
2
menghidupkan suasana belajar yang akan membantu meningkatkan pemahaman
peserta didik (Almutafaroh, 2016).
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sebagai
sarana penunjang kreativitas yaitu game atau permainan. Game atau permainan
dikenal sebagai aktivitas fisik dan kognitif yang sifatnya tidak membosankan
(Apriani, 2017). Permainan sangat menarik dan menyenangkan karena ada unsur
kompetisi yang menyebabkan ada yang menang dan ada yang kalah sehingga
menjadikan peserta didik tertarik untuk menyelesaikan permainan dengan
berinteraksi langsung pada teman sebaya dan guru sehingga dapat meningkatkan
minat belajar (Sadiman, 2011). Permainan juga dapat memberikan umpan balik
langsung, sehingga proses belajar jadi lebih efektif. Perpaduan materi dan soal
dalam bentuk permainan menjadikan proses pembelajaran lebih menarik serta
mengefektifkan interaksi antara guru dan peserta didik (Almutafaroh, 2016).
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru kimia SMA Negeri di
Tanjungpinang diperoleh informasi yaitu dalam proses pembelajaran kimia pada
materi Sistem Koloid hanya menggunakan media proyektor infocus untuk
menyampaikan materi melalui PPT. Sementara itu, untuk latihan soal hanya
menggunakan soal-soal yang diambil di bahan ajar seperti buku paket dan LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik) yang belum mampu menunjang partisipasi aktif
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Banyak jenis permainan yang dapat diterapkan, salah satu contoh yaitu
permainan papan ular tangga hanya dapat dimainkan oleh individual yang
menyebabkan kurangnya interaksi antara peserta didik dan guru. Sama seperti ular
tangga, permainan ludo juga sejenis permainan papan, namun pada permainan
3
ludo dapat dimainkan secara berkelompok yang dapat meningkatkan interaksi
antara peserta didik dengan kelompoknya untuk mendukung saling bekerja sama
dan berkomunikasi secara baik agar dapat menyelesaikan permainan (Mardiana,
2015). Permainan ludo sangat familiar dikalangan remaja saat ini sehingga peserta
didik di usia remaja ini tertarik belajar jika dikaitkan dengan permainan ludo
(Hapsari, 2015). Solusi yang dapat menghidupkan suasana belajar dan
meningkatkan partisipasi peserta didik di kelas pada materi Sistem Koloid yaitu
dengan mengemas media pembelajaran dalam bentuk permainan ludo yang
dilengkapi dengan latihan soal materi Sistem Koloid.
Inovasi baru yang ada pada permainan ludo ini dibuat dengan desain yang
berbeda dari penelitian sebelumnya. Papan ludo dibuat dengan bentuk segienam
yang melambangkan senyawa kimia yang terkenal yaitu benzena, serta bidak yang
dibuat dari kayu dengan warna-warna yang sesuai dengan rumah pemain ludo di
papan ludo yang dilengkapi dengan gambar yang mewakili materi Sistem Koloid,
dan dadu yang dibuat dengan ukuran lebih besar dari biasanya, serta dilengkapi
dengan soal-soal yang akan menempatkan pemain pada posisi aman permainan.
Media pembelajaran ini akan memudahkan guru dalam membahas soal-soal pada
materi Sistem Koloid karena media pembelajaran permainan ludo sangat familiar
bagi para peserta didik (Rasyid, 2016). Adapun tujuan penelitian ini untuk
mendesain dan menguji kevalidan serta kepraktisan dari media pembelajaran
permainan ludo pada materi Sistem Koloid
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and
Development) dengan 3 tahapan, yang pertama tahap Define (pendefinisian)
4
dilakukan analisis kebutuhan dengan mewawancarai guru dan peserta didik serta
dilakukan analisis materi. Tahap Design (perancangan) dilakukan dengan
mendiskusikan desain media kepada dosen pembimbing. Tahap Develop
(pengembangan) dilakukan validasi ahli media dan ahli materi, setelah media
valid maka sudah layak diujicobakan kepada guru dan peserta didik untuk melihat
kepraktisan media pembelajaran permainan ludo pada materi Sistem Koloid.
Penelitian ini dilakukan di SMA N 5 Tanjungpinang pada bulan Mei 2019. Subjek
dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA 1.
Teknik analisis data pada data kualitatif yang terdiri dari saran/komentar pada
lembar penilaian kelayakan media dan lembar angket respon peserta didik
terhadap media pembelajaran dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis data
ini sebagai bahan revisi media yang dikembangkan. Sedangkan teknik yang
dilakukan dalam menganalisis data kuantitatif melalui tahapan yang pertama
validitas dilakukan untuk melihat kelayakan media dan materi pada media yang
dilakukan oleh 3 ahli media dan 3 ahli materi. Tahap kedua yaitu praktikalitas,
kepraktisan media didapatkan dengan menyebarkan angket praktikalitas media
oleh guru dan angket praktikalitas media oleh peserta didik untuk melihat respon
setelah menggunakan media pembelajaran permainan ludo. Pengukuran kevalidan
dan kepraktisan media menggunakan skala likert menurut Sugiyono (2013).
Tabel 1. Penilaian Kevalidan dan Kepraktisan Media No. Pernyataan Skor
1 Sangat Baik 4
2 Baik 3
3 Cukup Baik 2
4 Kurang Baik 1
Perhitungan untuk memperoleh persentase penilaian lembar validitas dan
praktikalitas dengan menggunakan rumus yang dinyatakan oleh Sugiyono (2013):
5
Keterangan:
: Persentase Penilaian
F : Jumlah Keseluruhan Jawaban Responden
N : Jumlah Skor Ideal
Setelah mendapatkan hasil akhir penilaian ahli, kemudian hasil validasi akan
dicocokkan dengan tabel kriteria penilaian yang dijelaskan oleh Fuanda (2015).
Tabel 2. Konversi Skor Kevalidan Media Pembelajaran
No. Rentang Skor (%) Kriteria Kevalidan
1 81,26 - 100 Sangat Valid, dapat digunakan tanpa Revisi
2 62,51 - 81,25 Valid, dapat digunakan namun dengan revisi
3 43,76 - 62,50 Tidak Valid, tidak dapat digunakan diperlukan revisi yang besar
4 25 - 43,75 Sangat Tidak Valid, atau tidak dapat di gunakan
HASIL
Hasil dari penelitian dan pengembangan ini berupa media pembelajaran
permainan ludo pada materi sistem koloid untuk peserta didik kelas XI yang layak
dan praktis digunakan dalam proses pembelajaran. Model pengembangan
penelitian ini mengacu pada tahap Define (pendefinisian), Design (perancangan),
Develop (pengembangan).
1) Tahap Define (Pendefinisian)
Tahap pendefinisian ini mencakup analisis kebutuhan dan analisis materi di
SMAN 5 Tanjungpinang. Analisis kebutuhan meliputi wawancara guru dan
peserta didik mengenai kegiatan pembelajaran kimia di kelas dan analisis materi
agar sesuai dengan silabus, KI, KD, indikator dan tujuan pembelajaran.
a) Analisis Kebutuhan
Pengumpulan data pada tahap ini dilakukan wawancara terhadap 2 orang guru
kimia dan 10 peserta didik di SMA Negeri 5 Tanjungpinang. Hasil wawancara
6
diperoleh bahwa 90% peserta didik menyukai belajar berkelompok dan 90%
peserta didik membutuhkan media pembelajaran berbasis permainan agar
meningkatkan ketertarikan terhadap materi kimia yang disampaikan oleh guru.
Selama ini penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran kimia terutama
pada materi Sistem Koloid hanya menggunakan bahan ajar buku paket dan LKPD
serta papan tulis, selain itu ada juga yang menggunakan power point melalui
proyektor. Akibatnya respon peserta didik pun ada yang menyimak dan ada yang
tidak menyimak. Jadi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, maka
dikembangkan media berbasis permainan yaitu ludo yang dilengkapi dengan
latihan soal materi Sistem Koloid.
b) Analisis Materi
Analisis materi dilakukan agar materi yang digunakan sesuai dengan KI, dan
KD pada silabus kimia materi sistem koloid kurikulum 2013 untuk menghasilkan
indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan media ludo. Berdasarkan
hasil analisis KI dan KD pada silabus kimia SMA materi Sistem Koloid untuk
menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan media ludo,
maka didapatkan hubungan antara tujuan pembelajaran dengan sub pokok materi
dan materi pokok pada tabel berikut:
Tabel 3. Hubungan Tujuan Pembelajaran dengan Materi Pokok
No. Tujuan Pembelajaran Sub Pokok Materi Materi
Pokok
1 Siswa dapat menjelaskan sistem koloid. Koloid, Suspensi dan
Larutan
Sistem
Koloid
2
Siswa dapat mengelompokkan jenis koloid
berdasarkan fase terdispersi dan fase
pendispersi.
Jenis-jenis Koloid fase
terdispersi dan fase
pendispersi
Jenis
Koloid
3 Siswa dapat menentukan sifat koloid sesuai
dengan ciri-ciri.
Sifat Koloid, Suspensi
dan Larutan Sifat
Koloid 4
Siswa dapat menentukan sifat koloid
berdasarkan gambar.
Sifat Koloid di
Kehidupan Sehari-hari
5 Siswa dapat menentukan pembuatan koloid
berdasarkan ciri-ciri.
Pembuatan Koloid,
Suspensi dan Larutan
Pembuatan
Koloid
7
6 Siswa mampu menentukan sifat dari
pembuatan koloid. Sifat Pembuatan Koloid
7 Siswa dapat menentukan penerapan koloid
dalam kehidupan sehari-hari.
Koloid dalam Kehidupan
Sehari-hari
Contoh
Koloid
2) Tahap Design (Perancangan)
Rancangan media permainan ludo yang dibuat berupa saran masukan yang
diberikan dosen pembimbing, adapun kelengkapan media ludo sebagai berikut:
Tabel 4. Kelengkapan Media Permainan Ludo
No. Nama Perlengkapan Jumlah
1 Papan ludo 1
2 Bidak 12
3 Dadu 1
4 Kartu soal 25
5 Buku soal 1
7 Petunjuk dan peraturan permainan 1
3) Tahap Development (Pengembangan)
Tahap pengembangan media pembelajaran permainan ludo yang telah
divalidasi, selanjutnya dilakukan revisi sampai mencapai kriteria valid. Berikut
merupakan hasil validasi ahli media dan ahli materi:
a) Validasi Ahli
Hasil validasi ahli berupa media dan materi yang divalidasi oleh validator.
1. Validasi Ahli Media
Validasi ahli media pembelajaran ludo terdiri dari tiga validator yaitu seorang
dosen di Prodi Pendidikan FKIP UMRAH, dan dua guru kimia di SMAN 5
Tanjungpinang. Hasil validasi oleh ahli media pada tahap 1 adalah sebagai
berikut:
Tabel 5. Hasil Validasi Tahap I Ahli Media
No. Aspek Validator
I
Validator
II
Validator
III
Persentase Kriteria
1 Kualitas Media 69% 62% 62% 64% Valid
2 Kemudahan
Penggunaan 75% 83% 75% 77% Valid
Analisis Keseluruhan 70% Valid
8
Berdasarkan hasil validasi tahap I ahli media, dari ketiga validator diperoleh
persentase sebesar 70% kriteria valid dengan saran perbaikan.
Tabel 6. Saran Perbaikan Ahli Media Validasi Tahap I
No. Validator Saran dan Perbaikan
1 Validator I Gunakan bahan yang lebih keras untuk papan ludo
Perjelas dan pertajam warna
2 Validator II Lengkapi petunjuk dan peraturan permainan
Perjelas gambar
3 Validator III Gunakan kayu untuk bidak dan dadu
Kurangi kotak agar meminimkan waktu permainan
Setelah melakukan validasi tahap I dan merevisi media sesuai saran dan
masukan dari validator, maka dilakukan validasi tahap II. Adapun hasil validasi
media tahap II sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Validasi Tahap II Ahli Media
No. Aspek Validator
II
Validator
III
Persentase Kriteria
1 Kualitas Media 92% 92% 92% Sangat Valid
2 Kemudahan Penggunaan 100% 100% 100% Sangat Valid
Analisis Keseluruhan 96% Sangat Valid
Penilaian ahli media tahap II, validator I tidak melakukan validasi media
tahap II karena kedua aspek dinyatakan valid pada validasi tahap I, Berdasarkan
perhitungan validasi media tahap II dari kedua validator, diperoleh persentase
sebesar 96% kriteria sangat valid tanpa saran perbaikan dan media boleh
digunakan untuk uji coba.
Gambar 1. Desain Papan Ludo
Setelah dilakukan validasi dan mendapat saran perbaikan dari validator maka
desain akhir media ludo dibuat dari bahan plastik tebal seperti papan catur yang
bisa di buka tutup dengan ukuran 40 cm x 40cm.
9
Gambar 2. Desain Bidak dan Dadu Ludo
Bidak dan dadu dibuat dengan bahan kayu dan di warnai dengan cat kayu
serta ditempel dengan stiker gambar yang berkaitan dengan materi sistem koloid.
Gambar 3. Desain Kartu Soal dan Buku Soal Ludo
Kartu soal dibuat dari bahan karton yang di laminating dan buku soal di buat
dari bahan kertas karton berukuran A5.
Gambar 4. Aturan Permainan Ludo
Peraturan permainan dibuat berdasarkan konsep media ludo yang dibuat oleh
peneliti yang dilengkapi dengan soal-soal latihan materi sistem koloid, otomatis
dalam petunjuk permainan dilengkapi dengan skor yang dihasilkan ketika jawaban
benar, skor dengan jawaban salah dan skor ketika tidak menjawab.
2. Validasi Ahli Materi
Validasi ahli materi untuk media pembelajaran permainan ludo materi sistem
koloid terdiri dari tiga validator yaitu seorang dosen di Prodi Pendidikan FKIP
10
UMRAH, dan dua guru kimia di SMAN 5 Tanjungpinang. Penilaian oleh ahli
materi meliputi aspek substansi, konstruksi dan bahasa.
Tabel 8. Hasil Validasi Tahap I Ahli Materi
No. Aspek Validator
I
Validator
II
Validator
III Persentase Kriteria
1 Substansi 89% 77% 78% 81% Valid
2 Konstruksi 84% 78% 75% 79% Valid
3 Bahasa 100% 90% 93% 94% Sangat Valid
Analisis Keseluruhan 85% Sangat Valid
Berdasarkan hasil validasi tahap I ahli materi, dari ketiga validator diperoleh
persentase sebesar 85% kriteria sangat valid dengan saran perbaikan yang
dijelaskan pada tabel 4.8.
Tabel 9. Saran Perbaikan Ahli Materi Validasi Tahap I
No. Validator Saran dan Perbaikan
1 Validator I Indikator yang dipilih kurang relevan.
Perbaiki pengecoh soal.
2 Validator II Sesuaikan soal dengan kisi-kisi.
Perbaiki gambar.
3 Validator III Tingkatkan kesulitan soal.
Setelah melakukan validasi tahap I dan merevisi materi sesuai saran dan
masukan dari ahli materi, maka dilakukan validasi tahap II. Adapun hasil validasi
materi tahap II sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Validasi Tahap II Ahli Materi
No. Aspek Validator
I
Validator
II
Validator
III
Persentase Kriteria
1 Substansi 91% 83% 89% 88% Sangat Valid
2 Konstruksi 87% 83% 81% 84% Sangat Valid
3 Bahasa 100% 90% 93% 94% Sangat Valid
Analisis Keseluruhan 89% Sangat Valid
a) Praktikalitas
Berikut ini merupakan persentase uji praktikalitas media oleg guru:
Tabel 11. Persentase Uji Praktikalitas Media oleh Guru
No. Aspek Indikator Persentase Persentase Kriteria
1 Mempermudah
guru
Membantu guru
dalam proses
pembelajaran
100% 100% Sangat Praktis
2 Menghemat
waktu Efesien waktu 100% 100% Sangat Praktis
3 Suasana belajar
kondusif
Suasana belajar di
kelas lebih kondusif 100% 100% Sangat Praktis
11
4 Meringankan
tugas guru
Meringankan tugas
guru di kelas 75%
92% Sangat Praktis
Membantu guru
menyampaikan
materi
100%
Memudahkan guru
dalam latihan soal 100%
5 Menambah
daya tarik guru
Memudahkan guru
ketika tidak ada
bahan ajar
75% 75% Praktis
Analisis Keseluruhan 93.4% Sangat Praktis
Berdasarkan hasil uji praktikalitas media oleh guru, diperoleh persentase
sebesar 93.4% kriteria sangat praktis yang artinya pratikalitas media oleh guru
sangat praktis diterapkan dalam proses pembelajaran.
Tabel 12. Persentase Uji Praktikalitas Media oleh Peserta Didik Skala Besar
No. Aspek Indikator Persentase Persentase Kriteria
1 Pemahaman
Mempermudah peserta didik
dalam memahami materi 90%
86.75%
Sangat
Praktis
Membuat peserta didik
mengerti materi yang
disampaikan guru
87%
Memahami materi koloid
dengan media ludo 85%
Mempermudah peserta didik
dalam latihan soal 85%
2 Daya tarik
Tertarik belajar materi
koloid dengan media ludo 91%
88% Sangat
Praktis Penasaran untuk
menggunakan media ludo 85%
3 Motivasi
belajar
Pembelajaran lebih
menyenangkan 87% 87%
Sangat
Praktis
4 Interaksi
Senang belajar berkelompok 81%
83% Sangat
Praktis Berinteraksi langsung
dengan teman dan guru 85%
Analisis Keseluruhan 86% Sangat
Valid
Berdasarkan hasil uji praktikalitas media oleh peserta didik, diperoleh
persentase sebesar 86% kriteria sangat praktis digunakan dalam pembelajaran.
PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development atau metode
penelitian dan pengembangan dengan 3 tahapan: 1) define (pendefinisian); 2)
design (perancangan); dan 3) develop (pengembangan). Penelitian dan
12
pengembangan ini menghasilkan sebuah produk berupa media pembelajaran
berbasis permainan yaitu ludo yang dilengkapi soal latihan materi Sistem Koloid.
1) Proses Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ludo
Awal langkah pengembangan dilakukan analisis kebutuhan yang meliputi
wawancara kepada 2 orang guru kimia dan 10 peserta didik di SMAN 5
Tanjungpinang tentang bagaimana pembelajaran kimia di kelas dan analisis materi
yang agar sesuai dengan KI, KD dari silabus kimia kelas XI kurikulum 2013
untuk menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang akan dikembangkan pada media pembelajaran permainan ludo pada materi
sistem koloid. Hasil wawancara diperoleh bahwa selama ini penggunaan media
pembelajaran pada mata pelajaran kimia terutama pada materi Sistem Koloid ada
yang hanya menggunakan bahan ajar buku buku paket dan LKPD serta papan
tulis, selain itu ada juga yang menggunakan power point melalui proyektor.
Akibatnya respon peserta didik pun ada yang menyimak dan ada yang tidak
menyimak lalu mengantuk.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang peserta didik dapat
disimpulkan bahwa 60% peserta didik tertarik pada mata pelajaran kimia dan 40%
peserta didik kurang tertarik tergantung dari penggunaan media dalam proses
pembelajaran, karena penggunaan media pembelajaran yang menarik dapat
mempengaruhi minat belajar peserta didik Soebroto (2009). Hasil wawancara
peserta didik, ternyata 90% peserta didik mengharapkan pembelajaran
berkelompok yang dikaitkan dengan permainan, menurut Chusniyah (2016)
interaksi antar peserta didik untuk bekerja sama menyelesaikan permainan dapat
meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik. Oleh karena itu
13
berdasarkan hasil analaisis kebutuhan yang dilakukan kepada peserta didik dan
guru maka dikembangkanlah media pembelajaran permainan ludo pada materi
Sistem Koloid. Pengembangan media ludo sesuai dengan beori belajar
konstruktivistik yang menyatakan bahwa proses pembelajaran lebih menekankan
pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam
mengkonstruksi pengalaman Suyono (2012). Pengalaman itu didapat dari proses
yang dilakukan selama belajar berkelompok, interaksi tersebut akan menarik
minat belajar peserta didik dan membantu guru dalam proses pembelajaran kimia.
Hubungan tujuan pembelajaran dengan sub pokok materi dan materi pokok
yaitu: 1) pada materi sistem koloid mencakup sub pokok materi mengenai konsep
koloid suspensi dan larutan yang terdiri dari satu tujuan pembelajaran yang harus
dicapai, 2) pada materi jenis koloid mencakup sub pokok indikator jenis koloid
fase terdispersi dan pendispersi terdiri dari satu tujuan pembelajaran yang harus
dicapai dan 3) pada materi jenis koloid mencakup sub pokok sifat koloid,
suspense dan larutan serta sifat koloid di kehidupan sehari-hari yang terdiri dari
dua tujuan pembelajaran yang harus dicapai, 4) pada materi pembuatan koloid
mencakup sub pokok materi pembuatan koloid, suspensi dan larutan serta sifat
pembuatan koloid terdiri dari dua tujuan pembelajaran yang harus dicapai, dan 5)
pada materi contoh koloid mencakup sub pokok materi koloid dalam kehidupan
sehari-hari yang terdiri dari satu tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Setelah dilakukan validasi, rancangan ludo di revisi sesuai saran dari
validator. Papan ludo yang dibuat seperti papan catur yang bisa dilipat
(buka/tutup) dan mudah dibawa dengan bahan plastik dengan ukuran 40 cm 40
cm tebal, bidak yang berukuran 1,5 cm 3 cm dan dadu bersisi 3 cm ludo dibuat
14
dari bahan kayu dan di cat menggunakan cat kayu. Papan ludo, bidak dan dadu
menggunakan banyak warna (merah, kuning, hijau, biru, ungu dan oren) dengan
ketajaman warna yang tinggi, kartu ludo dicetak dari bahan karton dan
dilaminating dengan ukuran 3 cm 6 cm, dan buku soal dicetak dengan bahan
karton yang ukurannya A5.
Aturan permainan ludo yaitu permainan dimainkan oleh 6 kelompok yang
setiap kelompok mendapatkan rumah dengan warna yang berbeda. Masing-
masing kelompok mendapat 2 bidak dan setiap kelompok mendapat bekal nilai 50
poin. Pertama, pemain dapat melemparkan dadu untuk dapat menjalankan
bidaknya sesuai angka dadu yang keluar, jika bidak menempati gambar
erlenmeyer maka pemain wajib menjawab soal untuk menempati posisi aman
tersebut, jika berhasil menjawab kartu soal maka akan mendapatkan nilai 10 poin,
jika jawaban salah maka nilai dikurang 5 poin dan posisi bidak mundur satu
langkah, dan jika tidak menjawab maka tidak akan mendapatkan tambahan nilai
dan posisi bidak mundur satu langkah dan waktu untuk menjawab soal selama 30
detik. Pemain yang bidaknya terlebih dahulu sampai di garis finish dengan nilai
tertinggi maka itu lah pemenangnya dan jika bidak lawan menempati posisi yang
kita tempati, maka pemain wajib mengulang permainan.
2) Validasi Media Pembelajaran Permainan Ludo
Media pembelajaran permainan ludo pada materi Sistem Koloid telah
divalidasi oleh dua validator ahli media dan tiga validator ahli materi dengan
bentuk data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari angket
penilaian skala likert, sedangkan data kualitatif berupa penilaian dari saran
validator. Persentase validasi per aspek dalam validasi materi ini diperoleh dari
15
jumlah jawaban responden per aspek dibagi jumlah nilai ideal per aspek dikali
100%. Untuk persentase rata-rata diperoleh dari jumlah total jawaban per aspek
dibagi jumlah total nilai ideal per aspek dikali 100%.
a) Validasi Ahli Media Pembelajaran Permainan Ludo
Proses validasi ahli media dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap I dan tahap
II. Hasil persentase aspek pertama yaitu kualitas media yaitu 64% mendapat saran
perbaikan yaitu gunakan bahan yang lebih keras, solusinya yaitu bahan yang
digunakan untuk papan ludo dibuat dari plastik tebal seperti papan catur, saran
yang kedua yaitu pertajam warna, solusinya papan ludo, bidak dan dadu di cat
dengan cat kayu, saran ketiga perjelas gambar, solusinya gambar pada papan ludo
dan bidak ditempel dengan stiker yang berhubungan dengan materi koloid dan
saran keempat gunakan kayu untuk bahan bidak dan dadu, solusinya bahan yang
digunakan untuk bidak dan dadu adalah kayu.
Aspek kedua yaitu kemudahan penggunaan diperoleh persentase sebesar 77%
dengan saran pertama lengkapi dengan petunjuk permainan, solusinya yaitu
petunjuk ditempel di bagian belakang papan ludo, saran kedua yaitu kurangi kotak
agar meminimkan waktu permainan, solusinya kotak pada ludo yang jumlah
awalnya adalah 60 dikurangi menjadi 48 kotak. Setelah media di revisi maka
berlanjut ke validasi media tahap II, validator I tidak melakukan validasi media
tahap II karena kedua aspek dinyatakan valid pada validasi tahap I. Hasil validasi
aspek pertama yaitu kualitas media sebesar 92% tanpa saran perbaikan dan aspek
kedua yaitu aspek kemudahan penggunaan diperoleh persentase sebesar 100%
tanpa saran perbaikan. Jika dicocokkan dengan tabel kriteria validasi oleh
Mardhani (2017), maka skor pencapaian validasi media tahap I termasuk dalam
16
kategori valid (62,50%-81,25%). Sedangkan hasil akhir yaitu validasi tahap II
termasuk kategori sangat valid (81,25%-100%).
b) Validasi Ahli Materi Media Pembelajaran Permainan Ludo
Proses validasi ahli materi dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap I dan
tahap II. Aspek substansi memperoleh persentase sebesar 81% mendapat saran
perbaikan pada Tabel 4.8 yaitu indikator yang dipilih kurang relevan, solusinya
indikator disesuaikan dengan pokok materi dan sesuai dengan level kognitif soal
dan saran kedua sesuaikan soal dengan kisi-kisi, solusinya soal dan kisi-kisi
dibuat saling berkaitan.
Aspek kedua yaitu konstruksi diperoleh persentase sebesar 79% dengan saran
perbaikan yaitu perbaiki pengecoh soal, solusinya pengecoh dibuat saling
berkaitan antara pengecoh soal satu dengan yang lain, saran keempat perbaiki
gambar, solusinya gambar dibuat sesuai dengan alur materi dengan kualitas tinggi
dan saran kelima tingkatkan kesulitan soal, solusinya soal dibuat berdasarkan
level kognitif. Aspek ketiga yaitu bahasa diperoleh persentase sebesar 94% tanpa
saran perbaikan karena telah dinyatakan “sangat valid”.
Setelah materi pada media direvisi maka berlanjut ke validasi materi tahap II.
Hasil validasi aspek pertama yaitu substansi sebesar 88% tanpa saran perbaikan,
aspek kedua yaitu konstruksi diperoleh persentase sebesar 84% tanpa saran
perbaikan dan aspek bahasa diperoleh persentase sebesar 94% tanpa saran
perbaikan . Jika dicocokkan dengan tabel kriteria validasi oleh Yanida (2018),
maka skor pencapaian validasi media tahap I aspek substansi dan konstruksi
termasuk dalam kategori valid (62,50%-81,25%) dan aspek bahasa termasuk
17
kategori sangat valid (81,25%-100%). Sedangkan hasil akhir yaitu validasi tahap
II ketiga aspek termasuk kategori sangat valid (81,25%-100%).
3) Praktikalitas Media Pembelajaran Permainan Ludo
a) Praktikalitas Media oleh Guru
Hasil praktikalitas media oleh Guru pada aspek mempermudah guru,
menghemat waktu dan mengkondusifkan suasana kelas mendapat hasil persentase
sebesar 100%. Aspek meringankan tugas guru mendapat hasil 92%. Sedangkan
pada aspek menambah daya tarik guru sesuai dengan mendapatkan hasil
persentase 75%. Jika tiap aspek dicocokkan dengan tabel kriteria praktikalitas
oleh Pendri (2018) maka pada aspek mempermudah guru, menghemat waktu,
suasana belajar kondusif dan meringankan tugas guru berkategori sangat praktis
(81,25%-100%). Sedangkan pada aspek menambah daya tarik guru berkategori
praktis (62,50%-81,25%).
b) Praktikalitas Media oleh Peserta Didik
Angket diberikan setelah pembelajaran selesai dan mendapat hasil
praktikalitas yang telah diujikan kepada 30 siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri
5 Tanjungpinang, pada aspek yang pertama yaitu aspek meningkatkan
pemahaman didapatkan persentase sebesar 87%. Pada aspek yang kedua yaitu
aspek meningkatkan daya tarik didapatkan persentase sebesar 88%. Pada aspek
yang ketiga yaitu meningkatkan motivasi didapatkan persentase sebesar 87%.
Serta pada aspek meningkatkan interaksi didapatkan persentase sebesar 83%. Jika
tiap aspek dicocokkan dengan tabel kriteria praktikalitas oleh Pendri (2018), maka
nilai pencapaian keempat aspek praktikalitas media pembelajaran permainan ludo
berkategori sangat praktis (81,25%-100%). Secara keseluruhan hasil akhir yang
18
didapat dari respon guru dan peserta didik menunjukkan bahwa media
pembelajaran permainan ludo pada materi Sistem Koloid sangat praktis dan layak
untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Media pembelajaran permainan ludo pada materi sistem koloid didesain
dengan bentuk kotak permainan yang tahan lama dan mudah dibawa. Papan
ludo dibuat dengan bentuk segienam yang melambangkan senyawa kimia
yang terkenal yaitu benzene, didalamnya dilengkapi dengan 12 bidak, 1 dadu,
1 buku soal, dan 25 kartu soal.
2. Media pembelajaran permainan ludo pada materi sistem koloid yang
dikembangkan telah valid dengan presentase penilaian kelayakan oleh 2
validator ahli media diperoleh presentase sebesar 96% dengan kriteria sangat
valid dan 3 validator ahli materi diperoleh presentase sebesar 89% dengan
kriteria sangat valid. Dari hasil validasi ahli materi dan ahli media dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran permainan ludo pada materi sistem
koloid layak digunakan untuk uji coba kepada guru dan peserta didik pada
proses pembelajaran.
3. Praktikalitas media pembelajaran permainan ludo pada materi sistem koloid
oleh guru diperoleh presentase sebesar 93.4% dengan kriteria sangat praktis.
Sedangkan praktikalitas media pembelajaran permainan ludo pada materi
sistem koloid oleh peserta didik diperoleh presentase sebesar 86% dengan
kriteria sangat praktis. Dari hasil praktikalitas media oleh guru dan peserta
didik dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran permainan ludo pada
19
materi sistem koloid dinyatakan sangat praktis untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Almutafaroh, N. S. (2016). Pengembangan Media Lulilaga untuk Pembelajaran
Kosakata Bahasa Mandarin Siswa Kelas XI Lintas Minat SMA
Laboratorium UM. Skripsi. Universitas Negeri Malang.
Apriani, A. K. (2017). Penggunaan Media Permainan Ludo untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Bahasa Jepang. Skripsi. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Chusniyah, I. (2016). Keefektifan Permainan Monopoli Berbasis Science
Edutainment Tata Surya Terhadap Minat Belajar dan Karakter Ilmiah
Siswa Kelas VIII. Unnes Science Education Journal. 5(2), 1242-1252.
Dwi. (2016). Pengembangan Permainan Kartu Domino Kimia Sebagai Media
Development Of Domino Chemistry Card Games On The Subject. Journal
of Chemical Education, 5(1), 115-119.
Fuanda, S. (2015). Pengujian Validitas Alat Peraga Pembangkit Sinyal
(Oscillator) Untuk Pembelajaran Workshop Instrumentasi Industri.
Prosiding Seminar Nasional Pendiidkan, (pp. 854-861). Ponorogo:
Universitas Muhamadiyah Ponorogo.
Gomulya, D. S. (2018). Pengembangan Ludo Word Game (LWG) Kimia sebagai
Media Chemo-Edutainment (CET) pada Materi Sistem Koloid Kelas XI
SMA/MA. Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah, 12 (12), 19-29.
20
Hapsari, M. D. (2015). E Efektivitas Ludo Word Game (LWG) dalam
Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang di SMK Mitra Karya
Mandiri Ketanggungan-Brebes. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Mardhani. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga
Akuntansi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Kompetensi Mengelola
Kartu Piutang Kelas XI Keuangan SMK Muhammadiyah 1 Prambanan
Klaten Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Pendri, M. G. (2018). P Pengembangan Permainan Ludo Berbasis Chemo
Edutainment (CET) sebagai Media Pembelajaran pada Materi Sistem
Periodik Unsur Kelas X SMA.MA. Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Rasyid, M. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
dalam Konsep Sistem Indera pada Siswa Kelas XI SMA. Jurnal
Pendidikan Biologi, 7 (2), 69-80.
Soebroto, T. (2009). Pengaruh Media Visual di Ruang Kelas Terhadap Minat dan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 3(1). 400-405.
Sugiyono. (2013). Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyono. (2012). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Yanida, F. (2018). Efektivitas Media Permainan Ludo Berbasis Chemoedutaiment
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Periodik
Unsur Kelas X SMAN 5 Padang Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal
Penelitian dan Kaajian ilmiah, 30-37.