pengembangan media kalender huruf hijaiyyah untuk

12
200 PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA HURUF ARAB BAGI SISWA TUNARUNGU Iftirohatul Adhimah, Nurhidayati, Lilik Nur Kholidah [email protected] Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan media kalender huruf hijaiyyah untuk pembelajaran membaca huruf Arab bagi siswa tunarungu, (2) mendeskripsikan penggunaan media kalender huruf hijaiyyah, dan (3) mendeskripsikan efektivitas media tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode R & D Borg and Gall yang telah dimodifikasi oleh peneliti karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa kalender huruf hijaiyyah yang terdiri atas 6 bagian, yaitu: (1) standar operasional produk, (2) transliterasi Arab-Latin-bahasa isyarat, (3) latihan membaca bagi pemula, (4) latihan membaca pendalaman, (5) bacaan do’a-do’a sholat dan surat pendek dalam Al-Qur’an, serta (6) biodata peneliti. Berdasarkan hasil uji validasi pada para ahli dan hasil uji coba lapangan, dari ahli media diperoleh tingkat validitas 83%, dari ahli materi diperoleh 80%, dari ahli materi dan pembelajaran anak berkebutuhan khusus diperoleh 78%, serta dari hasil uji coba lapangan diperoleh tingkat kelayakan 83% dengan kategori efektif dan dapat dinyatakan bahwa media kalender huruf hijaiyyah layak digunakan sebagai media pembelajaran membaca huruf Arab bagi siswa tunarungu. Kata kunci: siswa tunarungu, kalender huruf hijaiyyah, huruf latin, bahasa isyarat, pembelajaran membaca huruf Arab Pendahuluan Bahasa Arab digunakan dalam interaksi sehari-hari maupun dalam kehidupan beragama, khususnya agama Islam, sehingga setiap muslim perlu dan butuh untuk mempelajari bahasa Arab. Sebagaimana penjelasan Ibnu Taimiyyah (dalam Al-Fauzan 1423 H: ت) bahwa bahasa Arab merupakan sebagian dari agama Islam. Seorang muslim secara mutlak tidak boleh menjalankan sholat dengan selain bahasa Arab, padahal sholat hukumnya fardlu ‘ain bagi setiap muslim. Di sisi lain, tidak semua orang mempunyai kesempurnaan dalam berbahasa karena beberapa keterbatasan yang ada padanya sejak lahir maupun karena kecelakaan. Seperti halnya seseorang yang mengalami cacat pendengaran (tunarungu) tidak bisa melakukan empat keterampilan berbahasa (istima:’, kala:m, qira:’ah, dan kita:bah) secara keseluruhan. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan berbicaranya karena keterbatasan kosakata yang diserap otak. Seorang tunarungu hanya memahami apa yang dilihat (bahasa visual) sehingga hanya dapat melihat tulisan yang ada di hadapannya, lalu memperhatikan dan menirukan cara bacanya, yang diperagakan oleh guru dengan bahasa isyarat dan bahasa bibir. Menurut Somantri (2012: 93, 95-96) tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Pada anak tunarungu tidak terjadi proses peniruan suara, proses peniruaannya hanya terbatas pada peniruan visual. Seorang tunarungu juga kesulitan dalam menulis tulisan Arab karena arah dan bentuknya berbeda dengan tulisan huruf latin yang biasa dipelajari. Di sekolah, siswa tunarungu diajarkan cara menulis dan membaca huruf latin dalam bahasa Indonesia. Hal

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

200

PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

PEMBELAJARAN MEMBACA HURUF ARAB

BAGI SISWA TUNARUNGU

Iftirohatul Adhimah, Nurhidayati, Lilik Nur Kholidah

[email protected]

Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan media kalender huruf

hijaiyyah‎ untuk pembelajaran membaca huruf Arab bagi siswa tunarungu, (2)

mendeskripsikan penggunaan media kalender huruf hijaiyyah, dan (3)

mendeskripsikan efektivitas media tersebut. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode R & D Borg and Gall yang telah dimodifikasi oleh peneliti karena

adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Produk yang dihasilkan dari penelitian

ini berupa kalender huruf hijaiyyah yang terdiri atas 6 bagian, yaitu: (1) standar

operasional produk, (2) transliterasi Arab-Latin-bahasa isyarat, (3) latihan membaca

bagi pemula, (4) latihan membaca pendalaman, (5) bacaan do’a-do’a sholat dan

surat pendek dalam Al-Qur’an, serta (6) biodata peneliti. Berdasarkan hasil uji

validasi pada para ahli dan hasil uji coba lapangan, dari ahli media diperoleh tingkat

validitas 83%, dari ahli materi diperoleh 80%, dari ahli materi dan pembelajaran

anak berkebutuhan khusus diperoleh 78%, serta dari hasil uji coba lapangan

diperoleh tingkat kelayakan 83% dengan kategori efektif dan dapat dinyatakan

bahwa media kalender huruf hijaiyyah layak digunakan sebagai media pembelajaran

membaca huruf Arab bagi siswa tunarungu.

Kata kunci: siswa tunarungu, kalender huruf hijaiyyah, huruf latin, bahasa isyarat,

pembelajaran membaca huruf Arab

Pendahuluan

Bahasa Arab digunakan dalam interaksi sehari-hari maupun dalam kehidupan

beragama, khususnya agama Islam, sehingga setiap muslim perlu dan butuh untuk

mempelajari bahasa Arab. Sebagaimana penjelasan Ibnu Taimiyyah (dalam Al-Fauzan

1423 H: ت) bahwa bahasa Arab merupakan sebagian dari agama Islam. Seorang muslim

secara mutlak tidak boleh menjalankan sholat dengan selain bahasa Arab, padahal sholat

hukumnya fardlu ‘ain bagi setiap muslim.

Di sisi lain, tidak semua orang mempunyai kesempurnaan dalam berbahasa

karena beberapa keterbatasan yang ada padanya sejak lahir maupun karena kecelakaan.

Seperti halnya seseorang yang mengalami cacat pendengaran (tunarungu) tidak bisa

melakukan empat keterampilan berbahasa (istima:’,‎ kala:m,‎ qira:’ah,‎ dan‎ kita:bah)

secara keseluruhan. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan berbicaranya karena

keterbatasan kosakata yang diserap otak. Seorang tunarungu hanya memahami apa yang

dilihat (bahasa visual) sehingga hanya dapat melihat tulisan yang ada di hadapannya,

lalu memperhatikan dan menirukan cara bacanya, yang diperagakan oleh guru dengan

bahasa isyarat dan bahasa bibir. Menurut Somantri (2012: 93, 95-96) tunarungu dapat

diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang

tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya.

Pada anak tunarungu tidak terjadi proses peniruan suara, proses peniruaannya hanya

terbatas pada peniruan visual.

Seorang tunarungu juga kesulitan dalam menulis tulisan Arab karena arah dan

bentuknya berbeda dengan tulisan huruf latin yang biasa dipelajari. Di sekolah, siswa

tunarungu diajarkan cara menulis dan membaca huruf latin dalam bahasa Indonesia. Hal

Page 2: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

201

tersebut sejalan dengan pendapat uruf Arab (biasa disebut Effendy (2012: 109) bahwa h

huruf hijaiyyah) memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan huruf

latin yang umum digunakan di Indonesia. Di antara perbedaan tersebut adalah

huruf hijaiyyah bersifat sillabary (tidak mengenal huruf vokal karena semua hurufnya

konsonan), begitu pula cara menulis dan membaca huruf hijaiyyah dari kanan ke kiri.

Sebagaimana bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan lainnya, pembelajaran

bahasa Arab juga terdiri atas 4 kemahiran yang harus dipelajari siswa, yaitu istima’,

kalam, qiro’ah, dan kitabah. Hal ini sependapat dengan Al-Fauzan dkk (1424 H: 25)

yang menjelaskan bahwa bahasa Arab mempunyai empat kemahiran yang dipelajari,

yaitu istima’ (menyimak), kalam (berbicara), qiro’ah (membaca), dan kitabah

(menulis). Media yang menerjemahkan keterampilan berbicara adalah suara yang

menjadi penyambung langsung antara pendengar dan pembicara. Sedangkan

keterampilan membaca dan menulis, medianya adalah huruf yang tertulis.

Selain itu, keterbatasan kosa kata yang didengar oleh siswa tunarungu

menyebabkan kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru harus menjelaskan

tiap kata hingga siswa paham maksud dari materi tersebut. Menurut Somantri (2012:

95-96) materi pelajaran dapat diserap oleh siswa tunarungu dengan mudah jika terdapat

media pembelajaran yang menarik dan berbasis visual. Sejalan dengan Levie dan Lentz

(dalam Rosyidi dkk, 2012: 105) yang memaparkan bahwa media visual memiliki empat

fungsi, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.

Terdapat banyak jenis media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan guru untuk

mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. Penggunaan media

pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan materi yang diajarkan.

Sependapat dengan Asrori dan Ahsanuddin (2014: 16-22) yang menjelaskan bahwa

terdapat beberapa pembagian media pembelajaran. Berdasarkan indera penyerapnya

atau indera yang dirangsang, media dikelompokkan lagi menjadi empat, yaitu media

audio, media visual, media audio-visual, dan multimedia. Berdasarkan keasliannya,

media dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu (1) benda asli atau benda sesugguhnya

seperti benda-benda yang ada di kelas, di lingkungan sekolah, di rumah, maupun baju

yang sedang dipakai, dan (2) benda tiruan atau model seperti boneka, mainan anak,

mobil-mobilan, dan lainnya.

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti bermaksud untuk memecahkan

permasalahan tersebut melalui pengembangan sebuah media pembelajaran yang

memudahkan siswa tunarungu untuk mempelajari bahasa Arab. Media pembelajaran

yang dikembangkan peneliti adalah media berupa kalender huruf hijaiyyah yang

dilengkapi bahasa isyarat, ejaan Latin, gambar-gambar dan kata-kata motivasi, latihan

membaca huruf Arab full color, serta latihan membaca dan menghafal do’a-do’a sholat

dan surah-surah pendek di Al-Qur’an.

Pada umumnya, kalender adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada

sebuah periode waktu seperti hari (http://www.percetakanmoca.wordpress.com). Media

kalender yang dikembangkan peneliti ini tidak berupa daftar hari atau bulan, tetapi

berisi daftar huruf hijaiyyah berwarna yang dilengkapi gambar motivasi, ejaan latinnya,

dan bahasa isyaratnya. Media kalender huruf hijaiyyah ini tergolong media tiruan yang

berdimensi 2 sisi/dimensi dan digunakan sebagai media pembelajaran visual tanpa alat

pendisplai seperti bitha:qa:t al-hija:`i dan karikatur (pada keterangan sebelumnya). Hal

tersebut sesuai dengan penelitian Marwoto (2014) yang membuat kalender keaksaraan

sebagai media untuk pembelajaran tutor pendidikan keaksaraan yang efektif.

Page 3: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

202

Media kalender huruf hijaiyyah ini dapat dibawa kemana-mana dan tidak harus

berada pada satu ruangan. Huruf isyarat jari yang digunakan pada media itu berbasis

ASL. ASL adalah bahasa isyarat yang paling banyak dikenal dan telah dipakai sebagai

pedoman bahasa isyarat oleh dunia internasional (http://www.ikhwan-

smoothcriminal.blogspot.com).

Guru mengenalkan dan mengajarkan cara membaca huruf hijaiyyah kepada

siswa tunarungu dengan menggunakan media kalender huruf hijaiyyah. Siswa

tunarungu dapat melihat dan memperhatikan huruf-huruf hijaiyyah yang ada pada

kalender. Jika siswa belum memahami jenis huruf hijaiyyah, siswa dapat melihat ejaan

latin dari setiap huruf hijaiyyah tersebut atau melihat ejaan isyarat jarinya.

Latihan membaca perlu dilakukan secara intensif dan berulang-ulang karena

siswa tunarungu cenderung pelupa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari. Hal

tersebut sejalan dengan Somantri (2012: 97) yang menjelaskan bahwa kerendahan

tingkat intelegensi anak tunarungu bukan berasal dari hambatan intelektualnya yang

rendah, melainkan secara umum karena intelegensinya tidak mendapat kesempatan

untuk berkembang. Seseorang yang tunarungu juga cenderung sulit untuk berbicara dan

berfikir secara mendalam.

Peneliti mengembangkan media kalender huruf hijaiyyah tersebut untuk

memudahkan siswa tunarungu dalam pembelajaran membaca huruf Arab. Hal itu

dikarenakan siswa tunarungu sebagai sasaran penerapan media adalah siswa dengan

keterbatasan pendengaran dan cenderung informasi masuk atau dipahami dari apa yang

dilihat.

METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model R & D yang dirumuskan oleh

Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2009: 169-170), yaitu (1) penelitian dan

pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba

lapangan awal, (5) revisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan

produk hasil uji coba, (8) uji pelaksanaan lapangan, (9) penyempurnan produk akhir,

dan (10) diseminasi dan implementasi. Kesepuluh tahapan tersebut dimodifikasi

menjadi tujuh tahapan, dikarenakan keterbatasan waktu, dana, dan tenaga yang dimiliki

peneliti. Ketujuh tahapan tersebut adalah: (1) analisis kebutuhan, (2) pengembangan

produk, (3) uji validasi, (4) revisi hasil validasi, (5) uji coba produk, (6) revisi akhir, dan

(7) produk akhir.

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SD kelas 1-3 di SLB-B Dharma Wanita

Sidoarjo. Sebagai permulaan, peneliti melakukan observasi pada pembelajaran

Pendidikan agama Islam di SD, SMP, dan SMA SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo dan

wawancara kepada guru pengampu mata pelajaran agama Islam dan kepala sekolah

tersebut. Melalui data hasil observasi dan wawancara, peneliti dapat menganalisa

masalah, hambatan, dan potensi siswa tunarungu dalam membaca huruf hijaiyyah.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, media pembelajaran kalender huruf

hijaiyyah dikembangkan menjadi 3 tahapan. Tahap pemula, berupa latihan membaca

huruf-huruf hijaiyyah dan ejaan huruf latinnya, dilengkapi dengan panduan bahasa

isyarat. Tahap menengah, berupa serangkaian huruf hijaiyyah yang berbentuk kata

maupun kalimat untuk melatih kemahiran dan kepekaan siswa tunarungu dalam

membaca huruf Arab. Tahap akhir untuk hafalan harian, berupa bacaan-bacaan dalam

sholat dan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an.

Page 4: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

203

Adapun rancangan materi dalam media kalender huruf hijaiyyah sebagai berikut:

a. Halaman pertama berupa halaman sampul

b. Halaman kedua dan ketiga berupa standar operasional media kalender hijaiyyah

c. Halaman keempat sampai kesebelas berupa transliterasi khusus anak tunarungu yaitu

abjad huruf hijaiyyah ke abjad huruf latin dan bahasa isyaratnya

d. Halaman kedua belas sampai ketiga puluh delapan berupa materi pembelajaran

membaca huruf Arab yang mengacu pada buku Iqro’ dan buku Qiro’ati‎jilid 1, yaitu

mulai dari huruf alif sampai ya’ yang berharakat fathah atau berbunyi vokal /a/. Pada

semua halaman ini dilengkapi dengan kata-kata motivasi Islami beserta gambar-

gambar pendukung yang menarik.

e. Halaman ketiga puluh sembilan dan keempat puluh berupa latihan membaca huruf-

huruf hijaiyyah yang dirangkai menjadi satu lafadz.

f. Halaman keempat puluh satu berupa materi pembelajaran membaca huruf Arab yang

dipanjangkan

g. Halaman keempat puluh dua berupa materi pembelajaran membaca huruf Arab yang

berharakat kashrah atau berbunyi vokal /i/ dan meteri huruf Arab yang dipanjangkan

h. Halaman keempat puluh tiga berupa materi pembelajaran membaca huruf ha’ dengan

berbagai macam bentuknya dan huruf ha’ yang dipanjangkan

i. Halaman keempat puluh empat berupa materi pembelajaran membaca huruf Arab

yang berharakat dhummah atau berbunyi vocal /u/

j. Halaman keempat puluh lima dan keempat puluh enam berupa materi pembelajaran

membaca huruf Arab yang dipanjangkan

k. Halaman keempat puluh tujuh sampai halaman keenam puluh enam berupa beberapa

surah pendek dalam Al-Qur’an (Al-Fatihah, Al-Ikhlash, Al-Falaq, An-Nash, An-

Nashr, Al-‘Ashr), niat sholat, do’a iftitah, do’a qunut, dan do’a tasyahhud akhir,

beserta transliterasinya. Jika lafalnya ada yang dibaca panjang, maka pada ejaan

latinnya diberi tanda titik yang menunjukkan bacaan harus dipanjangkan.

Dari segi proses pembuatan, media ini melalui 3 tahapan juga. Tahap pertama

adalah pembuatan isi materi dalam kalender huruf hijaiyyah. Tahap kedua adalah

pembuatan desain background kalender, cover depan, dan editing gambar-gambar untuk

kata-kata motivasi Islami dengan memanfaatkan program Corel Draw X6 dan Word

2013. Tahap ketiga adalah penataan tata letak, pembuatan SOP (standar operasional

produk), dan pencetakkan pada kertas A3 jenis Artpaper 150.

Media ini diuji validasi oleh 3 tenaga ahli, yaitu (1) ahli media pembelajaran

bahasa Arab, yaitu Bapak Moh. Ahsanuddin, S.Pd., M.Pd. selaku dosen program studi

S1 Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang, (2) ahli materi pembelajaran

bahasa Arab, yaitu Ibu Dra. Anisa Ridwan, M.Pd. selaku dosen program studi S1

Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang, dan (3) ahli materi dan

pembelajaran ABK (anak berkebutuhan khusus), Bapak Drs. Abdul Huda, M.Pd. selaku

dosen program studi S1 Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang. Setelah

kalender huruf hijaiyyah divalidasi oleh beberapa tenaga ahli, peneliti melakukan

perbaikan dan penyempurnaan produk. Revisi dilakukan berdasarkan hasil instrumen

angket, kritik, dan saran dari para tenaga ahli.

Media kalender huruf hijaiyyah diuji cobakan pada siswa kelas 1, 2, 3 SDLB di

SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo. Tahap pertama, siswa dikenalkan ejaan latin dari

setiap huruf hijaiyyah. Kemudian guru mengajarkan cara membaca ejaan latin tersebut

dengan bahasa isyarat jari. Guru mengenalkan dan melatihkan perbedaan ejaan

beberapa huruf hijaiyyah yang cara bacanya hampir sama melalui isyarat bibir dan

Page 5: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

204

lidah, serta memanfaatkan gerakan tangan (gesture) dan tekanan udara dari mulut pada

tangan. Gerakan tangan (gesture) dan tekanan udara tersebut dapat membedakan huruf-

huruf yang mempunyai kesamaan isyarat. Setelah itu, guru mengajarkan membaca huruf

hijaiyyah tanpa melihat ejaan latinnya. Guru hanya menunjukkan ejaan latinnya jika

siswa benar-benar lupa.

Tahap kedua, guru mengenalkan ejaan latin dari do’a-do’a sholat dan surah-

surah pendek yang ada di Al-Qur’an. Kemudian, siswa membacanya berulang-ulang di

depan kelas hingga siswa menghafalnya. Guru harus mereview ulang ingatan siswa

terhadap materi huruf hijaiyyah dan hafalan bacaan sholat pada pertemuan sebelumnya.

Selain itu, guru dapat mencontohkan bacaan do’a dan surah pendek tersebut dalam

sholat. Setelah itu, guru dapat melanjutkan materi berikutnya jika siswa dirasa dapat

membaca huruf hijaiyyah yang sebelumnya dengan lancar. Uji coba produk juga

dilengkapi dengan penilaian angket oleh guru pengampu mata pelajaran agama Islam di

SLB-B tersebut.

Setelah uji coba lapangan, peneliti melakukan perbaikan dan penyempurnaan

produk berdasarkan pada data hasil uji coba lapangan dan angket yang diberikan.

Kemudian, media pembelajaran kalender huruf hijaiyyah dikemas dan dicetak menjadi

lebih baik, efisien, dan efektif sehingga dapat disebarluaskan di sekolah-sekolah luar

biasa yang lain sebagai media pembelajaran membaca huruf Arab maupun sebagai

referensi bagi civitas akademik yang lain.

Data yang diperoleh peneliti dari hasil uji validasi dan uji coba lapangan, berupa

data kuantitatif dan kualitatif. Data-data tersebut dikumpulkan melalui instrumen

observasi, wawancara, dan penyebaran angket yang berbentuk rating scale. Data-data

dianalisis dengan model interaktif, yaitu (1) identifikasi data, (2) pengelompokan data,

(3) penyajian data, dan (4) penyimpulan. Peneliti menggunakan standar penilaian

Arikunto (2006: 282-287) untuk menentukan tingkat validitas produk berupa kriteria

data kuantitatif diubah atau ditafsirkan menjadi data kualitatif berikut ini:

P : Skor yang dicari

X : Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item

Xi : Jumlah keseluruhan nilai ideal dalam satu item

100% : Bilangan konstanta

Tabel 2.1 Persentase Tingkat Validitas Arikunto (2006: 282-287)

Kategori Persentase (%) Kualifikasi

1 85% s.d 100% Valid tidak perlu revisi

2 75% s.d 84% Cukup valid perlu revisi

3 60% s.d 74% Tidak valid perlu revisi

4 0% - 59% Tidak valid tidak perlu revisi

Sedangkan, berdasarkan hasil uji coba produk di sekolah, peneliti juga

menggunakan standar penilaian Arikunto (2006: 282-287) untuk menentukan tingkat

kelayakan produk berupa kriteria data kuantitatif diubah atau ditafsirkan menjadi data

kualitatif berikut ini:

P : Skor yang dicari

P =

P =

Page 6: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

205

X : Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item

Xi : Jumlah keseluruhan nilai ideal dalam satu item

100% : Bilangan konstanta

Tabel 2.2 Persentase Tingkat Kelayakan Arikunto (2006: 282-287)

Kategori Persentase (%) Kualifikasi

1 85% s.d 100% Sangat efektif

2 75% s.d 84% Efektif

3 60% s.d 74% Kurang efektif

4 0% - 59% Sangat tidak efektif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Pengembangan Media Kalender Huruf Hijaiyyah untuk Pembelajaran

Huruf Arab bagi Siswa Tunarungu

Proses pengembangan media ini ditempuh dalam tiga tahap, yaitu pra-

pengembangan media, aktivitas pengembangan media, dan pasca-pengembangan media.

Tahap pra-pengembangan media berupa observasi dan wawancara.

Peneliti melakukan observasi di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo, tepatnya di

Jln. Pahlawan gang TMP Sidoarjo. Observasi yang dilakukan peneliti berbentuk

observasi now participant. Peneliti mengamati seluruh kegiatan pembelajaran materi

agama dan membaca huruf Arab pada hari Senin-Kamis pada jenjang SD, SMP, SMA,

dan kelas ekstrakulikuler mengaji. Buku yang digunakan dalam pembelajaran adalah

buku pelajaran agama Islam dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, serta

buku Iqro’.

Melalui hasil observasi di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo, dapat diketahui

beberapa kriteria siswa SLB-B berikut ini:

Kriteria Siswa SDLB

Siswa kelas 1 terdiri atas 6 anak dan kelas 2 terdiri atas 3 anak. Layaknya siswa

SD kelas 1 dan 2 pada umumnya, siswa SDLB kelas 1 dan 2 juga masih terbawa sifat

kekanak-kanakannya semasa TK. Siswa masih senang bermain, berbuat jail pada teman-

temannya, berlari keluar kelas, bersikap manja, dan bercanda dengan teman di bangku

lain. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Saragih dkk

(http://tamariskagurusinga.blogspot.com/2017/03/psikologi-pendidikan-tentang-

metode_18.html) bahwa metode pembelajaran melalui bermain adalah metode belajar

yang digunakan di PG/TK. Bermain merupakan aktivitas yang positif bagi anak karena

terkandung bermacam-macam fungsi dalam pengembangan kemampuan fisik, motorik,

intelektual, bahasa, emosi, dan sosial.

Di kelas 1 dan 2, pengenalan huruf hijaiyyah dan ejaan latinnya diberikan secara

berulang-ulang karena masih pengetahuan baru. Di kelas 3 ke atas, siswa sudah

membaca huruf Arab yang dirangkai menjadi satu susunan huruf atau berbentuk satu

kata. Semua siswa SDLB menghafalkan surah Al-Fatihah, surah-surah pendek, dan

bacaan sholat, tetapi hanya ejaan latinnya yang dihafal. Apabila siswa tersebut sudah

tuntas belajar iqro’ dan hafalannya, siswa bisa langsung belajar membaca Al-Qur’an

tanpa huruf latin.

Pelajar sekolah dasar di Indonesia umumnya berusia 7-12 tahun. Rentang usia

tersebut termasuk masa kanak-kanak akhir. Menurut Piaget (1952) usia 7-11 tahun

memasuki masa perkembangan konkret operasional (dalam

http://tamariskagurusinga.blogspot.com/2017/03/psikologi-pendidikan-tentang-

Page 7: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

206

metode_18.html). Oleh karena itu, selama pembelajaran guru terkadang menyelingi

candaan, semangat, dan motivasi untuk siswa agar terus rajin belajar dan tidak bosan.

Candaan tersebut dipilih candaan yang lucu dan bersifat kekanak-kanakan.

Kriteria Siswa SMPLB

Di SMPLB, terdapat 3 kelas. Kelas 7-9 rata-rata berisi 7-10 siswa. Semua siswa

memiliki tingkat pendengaran dan penyebab tunarungu yang berbeda-beda. Menurut

Somantri (2012: 94-95) penyebab terjadinya ketunarunguan terbagi menjadi tiga, yaitu:

(a) pada saat sebelum dilahirkan seperti gen bawaan, (b) pada saat kelahiran seperti

prematuritas, dan (c) pada saat setelah kelahiran seperti kecelakaan.

Selama pembelajaran membaca huruf Arab, diberlakukan tahapan yang sama

seperti pembelajaran di jenjang SD karena siswa SMP ada yang berasal dari SD lain dan

ada yang berasal dari SLB Dharma Wanita Sidoarjo. Siswa dikenalkan huruf hijaiyyah

dan cara membacanya dengan bahasa isyarat dan huruf latin. Setelah itu, siswa diminta

menulis ejaan latin dari surah-surah pendek dan bacaan sholat. Tulisan tersebut dibaca

di depan kelas secara berulang-ulang hingga hafal. Guru juga mengajarkan gerakan-

gerakan sholat seperti yang diajarkan pada siswa SD kelas 3 ke atas.

Selama pembelajaran, guru juga memberi selingan candaan yang bersifat

kedewasaan atau remaja, seperti pujian, sindiran, dan bersifat tidak kekanak-kanakan

lagi. Menurut Santrock (1998) salah satu karakterisktik penting perkembangan konsep

diri pada masa remaja adalah social comparison. Sejumlah ahli perkembangan percaya

bahwa dibandingkan dengan anak-anak, remaja lebih sering menggunakan

perbandingan sosial untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan,

masa remaja (12 – 21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak–

anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa

pencarian jati diri (dalam https://atikanurul22.wordpress.com/2013/10/31/makalah-

karakteristik-siswa-smp-dan-sma/).

Kriteria Siswa SMALB

Di SMALB, terdapat 3 kelas. Kelas 10-12 rata-rata berisi 10 anak. Pembelajaran

materi agama dan membaca huruf Arab pada jenjang SMA hampir sama dengan jenjang

SMP. Siswa dikenalkan huruf hijaiyyah, dilatih kemampuan mengingatnya dengan

membaca huruf hijaiyyah pada buku iqro’, karena siswa tunarungu cenderung pelupa.

Sebagaimana Somantri (2012: 97) berpendapat bahwa kerendahan tingkat intelegensi

anak tunarungu bukan berasal dari hambatan intelektualnya yang rendah, melainkan

secara umum karena intelegensinya tidak mendapat kesempatan untuk berkembang

Sedangkan untuk bacaan yang panjang seperti bacaan sholat dan surah pendek,

siswa diminta menulis ejaan latinnya, dibaca di depan kelas secara berulang-ulang, dan

dihafalkan. Begitu juga, candaan yang diselipkan selama proses pembelajaran lebih

bersifat kedewasaan.

Tahap kedua, peneliti melakukan wawancara kepada guru agama, Pak Widi

Agung Prasetiawan, S.Th.I. dan kepala sekolah SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo, Bu

Endang Sulistyorini, S.Pd. SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo berdiri sejak tahun 1982.

Terdapat sekitar 90 lebih siswa yang terdaftar di SLB tersebut tahun 2014-2015.

Terdapat 14 kelas dari jenjang TK hingga SMA. Di kelas, pembelajaran agama Islam

dan membaca huruf Arab hanya 1 jam pelajaran. Hal tersebut menjadikan pembelajaran

membaca huruf Arab belum maksimal karena kondisi dan keterbatasan siswa

tunarungu. Siswa masih perlu banyak pengulangan dan latihan. Solusinya adalah Pak

Widi membentuk kelas ekstrakulikuler mengaji yang sifatnya semi wajib.

Page 8: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

207

Media pembelajaran yang digunakan Pak Widi berupa buku Iqro’‎ dan

whiteboard yang ditulisi tabel huruf hijaiyyah beserta ejaan latinnya dan whiteboard

yang bertuliskan ejaan latin dari bacaan-bacaan sholat dan surah-surah pendek dalam

Al-Qur’an. Media-media tersebut digantungkan dengan penjepit clip hitam pada sebuah

rangkaian tiang di sebuah ruang ekstrakulikuler, bukan di setiap kelas. Guru

menjelaskannya dengan bantuan bahasa isyarat, bahasa bibir, dan gesture tangan.

Strategi pembelajaran yang digunakan adalah belajar intensif dan membaca berulang-

ulang. Siswa tunarungu cenderung pelupa sehingga setiap pelajaran, siswa harus

melakukan kegiatan tersebut berulang-ulang.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, peneliti melakukan analisis

kebutuhan terhadap media pembelajaran yang diperlukan siswa. Peneliti bermaksud

mengembangkan media whiteboard menjadi media kalender huruf hijaiyyah. Media

pembelajaran yang dikembangkan peneliti berbentuk seperti kalender yang dapat

digantung di mana saja.

Materi huruf hijaiyyah yang dimasukkan bersumber dari gabungan antara buku

Iqro’‎jilid 1 dan buku Qiro’ati jilid 1. Media ini didesain pada program Corel Draw X6

dan Adobe Photoshop dengan ukuran kertas A3. Gambar-gambar untuk background dan

ilustrasi kata motivasi berasal dari internet yang di-crop sedemikian rupa. Warna-warna

untuk huruf, background, dan gambar dipilih warna yang cerah dan bervariasi.

Ditambahkan kata-kata mutiara bersumber dari Al-Qur’an, hadits, dan nasihat ulama’.

Kemasan kalender ini dicetak full colors pada kertas A3 jenis artpaper yang dirangkai

dengan ring besi. Di tengah lubang ring besi tersebut diselipkan pita agar bisa

digantungkan pada dinding kelas seperti kalender tahunan.

Media kalender huruf hijaiyyah ini terdiri atas 64 halaman. Dari segi luaran

kalender huruf hijaiyyah, terdapat 6 bagian yang terdiri atas: (1) standar operasional

produk, (2) transliterasi Arab-Latin-bahasa isyarat, (3) latihan membaca bagi pemula,

(4) latihan membaca pendalaman, (5) bacaan do’a-do’a sholat dan surah-surah pendek

dalam Al-Qur’an, dan (6) biodata peneliti.

Pasca-pengembangan media, peneliti melakukan uji validasi media kepada

dosen ahli media, dosen ahli materi, dan dosen ahli materi dan pembelajaran anak

berkebutuhan khusus. Tahap berikutnya adalah revisi produk. Kesalahan dan

kekurangan produk dari hasil uji validasi, diperbaiki pada saat revisi agar media

menjadi lebih sempurna, efisien, dan efektif diterapkan. Kemudian, media kalender

huruf hijaiyyah diuji cobakan di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo dengan sampel siswa

kelas 1,2, dan 3 SD pada tanggal pada tanggal 30 November dan 1 Desember 2016.

Setelah media pembelajaran kalender huruf hijaiyyah diuji coba, media direvisi kembali

dan dicetak ulang agar dapat dimanfaatkan oleh siswa-siswi tunarungu yang belajar

membaca huruf Arab.

Proses Penggunaan Media Adapun langkah-langkah penggunaan media kalender huruf hijaiyyah berikut ini:

1. Guru mengenalkan huruf hijaiyyah yang berbunyi vokal /a/ atau berharakah fathah.

2. Guru mengenalkan cara membaca huruf hijaiyyah yang berharakah fathah tersebut

dengan huruf latin atau ejaan latinnya.

3. Guru mengajarkan huruf hijaiyyah dan ejaan latinnya melalui bahasa isyarat dan

gesture yang ada pada media.

4. Guru melatih ingatan siswa terhadap cara membaca huruf Arab pada halaman huruf

alif sampai ya’ yang berharakah fathah. Huruf-huruf tersebut mempunyai warna

Page 9: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

208

yang berbeda-beda. Huruf hijaiyyah yang bentuk tipografinya serupa, memiliki

warna yang hamper mirip untuk mempermudah hafalan.

5. Jika siswa telah menghafalkan semua huruf hijaiyyah yang berharakah fathah, guru

dapat mulai mengajarkan huruf hijaiyyah yang berharakah kasrah atau berbunyi

vokal /i/, begitu juga ketika pengajaran huruf hijaiyyah yang berharakah dhummah

atau berbunyi vokal /u/. Guru tetap harus melakukan review ulang dalam membaca

huruf hijaiyyah karena siswa tunarungu cenderung pelupa.

6. Tahapan ini dapat dilakukan bersamaan dengan tahapan-tahapan di atas. Pada

tahapan ini siswa hanya dituntut untuk menghafal ejaan latin dari bacaan sholat dan

surah-surah pendek di halaman belakang. Tahap keenam adalah menulis ejaan latin

atau transliterasi huruf latin dari niat sholat shubuh.

7. Siswa membaca ejaan latin dari niat sholat shubuh yang telah ditulis di hadapan

guru.

8. Guru menyimak bacaan siswa dan mengoreksinya. Jika terdapat bacaan yang kurang

tepat baik makhroj maupun panjang pendek lafadz, guru dapat memberikan clue atau

tanda-tanda yang mengarahkan dan mengingatkan siswa pada huruf hijaiyyah

tersebut. Jika siswa masih belum dapat mengingat dan membacanya dengan benar,

guru dapat menunjukkan cara membaca huruf tersebut.

9. Jika bacaan siswa telah benar, siswa dapat membacanya di depan kelas sebanyak

lima kali atau lebih. Jika setiap hari dibiasakan pengulangan, siswa akan menghafal

bacaan tersebut secara tidak langsung. Setelah siswa menghafal niat sholat, siswa

dapat melanjutkan untuk menghafal lafadz yang lainnya dengan proses belajar

seperti sebelumnya.

Efektivitas Media Kalender Huruf Hijaiyyah untuk Pembelajaran Membaca

Huruf Arab bagi Siswa Tunarungu

Hasil Validasi Ahli Media

Berdasarkan hasil penilaian angket validasi ahli media diketahui bahwa dari 13

butir penilaian, terdapat 1 butir yang tergolong valid, yaitu kualitas kertas yang

digunakan. Sedangkan 12 butir yang lain tergolong cukup valid, yaitu (1) tampilan

bentuk kalender huruf hijaiyyah, (2) tampilan gambar motivasi, (3) tampilan

background kalender, (4) tampilan huruf hijaiyyah, (5) kejelasan tulisan (jenis, ukuran,

dan warna font), (6) kejelasan gambar yang digunakan, (7) ketepatan gambar yang

digunakan, (8) tata letak kalender huruf hijaiyyah, (9) kemenarikkan media, (10)

keefektifitasan media yang digunakan, (11) kemudahan dalam penggunaan media, dan

(12) kebermanfaatan media yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Dapat

disimpulkan bahwa media kalender huruf hijaiyyah memenuhi tingkat validitas sebesar

83% dengan kualifikasi cukup valid dan perlu revisi.

Uji validasi ahli media juga menghasilkan data kualitatif berupa saran dan kritik

dari dosen ahli media. Ahli media menyarankan agar disertakan nama peneliti pada

cover depan media, ditambahkan penomoran halaman dan judul pada setiap bacaan,

serta perlu ditambahkan profil diri peneliti di halaman terakhir media. Selain itu, ahli

media juga menyarankan agar harakah panjang-pendek setiap lafal perlu diperhatikan.

Hasil Validasi Ahli Materi

Berdasarkan hasil penilaian angket validasi ahli materi diketahui bahwa dari 10

butir penilaian, terdapat 2 butir yang tergolong valid, yaitu (1) kesesuaian huruf

hijaiyyah dengan ejaan huruf latin dan (2) kesesuaian ejaan huruf latin dengan bahasa

Page 10: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

209

isyarat. Sedangkan 8 butir yang lain tergolong cukup valid, yaitu (1) kejelasan isi

materi, (2) ketepatan penulisan materi, (3) tingkat kemudahan materi, (4) kesesuaian

latihan dengan kemampuan siswa tunarungu, (5) ketepatan susunan latihan untuk

pembelajaran kemahiran membaca huruf Arab, (6) kejelasan isi latihan, (7) tingkat

kecukupan jumlah latihan membaca huruf Arab yang disediakan, dan (8) kesesuaian

tingkat kesulitan latihan membaca huruf Arab. Dapat disimpulkan bahwa isi materi

dalam media kalender huruf hijaiyyah memenuhi tingkat validitas sebesar 80% dengan

kualifikasi cukup valid dan perlu revisi.

Uji validasi ahli materi juga menghasilkan data kualitatif berupa saran dan kritik

dari dosen ahli materi dalam hal tulisan, kertas, dan materi. Pertama dari segi tulisan,

ahli materi menyarankan agar tulisan istilah asing dicetak miring seperti, mad, fathah,

hijaiyyah, dan lainnya. Selain itu, peneliti disarankan untuk menambahkan tulisan

berbahasa Arab dari istilah asing tersebut seperti, كسرة. Dari segi kertas, ahli materi

menyarankan bahan kertas yang digunakan untuk mencetak media kalender huruf

hijaiyyah diganti dengan bahan kertas yang kaku dan ringan seperti kardus agar media

dapat ditegakkan seperti kalender duduk, sehingga pemakaiannya lebih efisien. Dari

segi materi, peneliti disarankan agar menghafal semua pola isyarat dari huruf hijaiyyah

yang akan diajarkan pada siswa tunarungu.

Hasil Validasi Ahli Materi dan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus

Berdasarkan hasil penilaian angket validasi ahli materi dan pembelajaran ABK

diketahui bahwa dari 10 butir penilaian, terdapat 1 butir yang tergolong valid, yaitu

kesesuaian huruf hijaiyyah dengan ejaan huruf latin. Sedangkan 9 butir yang lain

tergolong cukup valid, yaitu (1) kesesuaian ejaan huruf latin dengan bahasa isyarat, (2)

kejelasan isi materi, (3) ketepatan penulisan materi, (4) tingkat kemudahan materi, (5)

kesesuaian latihan dengan kemampuan siswa tunarungu, (6) ketepatan susunan latihan

untuk pembelajaran kemahiran membaca huruf Arab, (7) kejelasan isi latihan, (8)

tingkat kecukupan jumlah latihan membaca huruf Arab yang disediakan, dan (9)

kesesuaian tingkat kesulitan latihan membaca huruf Arab. Dapat disimpulkan bahwa

materi dan pembelajaran ABK dalam media kalender huruf hijaiyyah memenuhi tingkat

validitas sebesar 78% dengan kualifikasi cukup valid dan perlu revisi.

Revisi Media

Berdasarkan uji validasi dan uji coba lapangan, dihasilkan beberapa data

kuantitatif dan kualitatif dari para ahli, praktisi pembelajaran, dan pengguna. Data

tersebut menjadi bahan revisi produk agar produk yang dihasilkan lebih efektif dan

layak guna (Ainin, 2014: 93).

Pertama dari segi tata letak, ditambahkan nama peneliti pada cover media bagian

depan, judul halaman untuk setiap bacaan, penomoran pada setiap halaman, dan

penggantian harakah pada lafadz yang seharusnya dibaca mad.

Kedua, dari segi kelengkapan, ditambahkan halaman biodata diri peneliti di

halaman terakhir kalender huruf hijaiyyah. Ketiga, dari segi isi materi, tulisan istilah

asing dicetak miring seperti, mad, fathah, hijaiyyah, dan lainnya. Keempat, dibedakan

bahasa isyarat dari beberapa huruf hijaiyyah yang mempunyai kemiripan bunyi seperti

huruf َ َ dan ح .ه

Page 11: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

210

PENUTUP

Simpulan

Proses pengembangan media kalender huruf hijaiyyah mengacu pada teori R &

D Borg and Gall yang telah dimodifikasi, antara lain: (1) analisis kebutuhan, (2)

pengembangan produk, (3) uji validasi, (4) revisi hasil validasi, (5) ujicoba produk, (6)

revisi akhir, dan (7) produk akhir. Adapun media kalender huruf hijaiyyah ini terdiri

atas 64 halaman. Dari segi luaran kalender huruf hijaiyyah, terdapat 6 bagian yang

terdiri atas: (1) standar operasional produk, (2) transliterasi Arab-Latin-bahasa isyarat,

(3) latihan membaca bagi pemula, (4) latihan membaca pendalaman, (5) bacaan do’a-

do’a sholat dan surah-surah pendek dalam Al-Qur’an, dan (6) biodata peneliti. Prosedur

penggunaan media kalender huruf hijaiyyah tertera pada halaman standar operasional

produk. Guru yang akan melakukan pembelajaran membaca huruf Arab terhadap siswa

tunarungu, dapat melihat dan memperaktekannya dengan mudah. Ketika media

digunakan di dalam kelas, media dapat dikaitkan atau digantungkan pada paku dinding

atau ujung papan tulis. Media juga dapat diletakkan di atas meja, seperti halnya buku

bacaan.

Berdasarkan hasil uji validasi pada para ahli, hasil uji validasi ahli media

diperoleh tingkat validitas sebesar 83% dengan kualifikasi cukup valid dan perlu revisi,

hasil uji validasi ahli materi diperoleh tingkat validitas sebesar 80% dengan kualifikasi

cukup valid dan perlu revisi, dan hasil uji validasi ahli materi dan pembelajaran anak

berkebutuhan khusus diperoleh tingkat validitas sebesar 78% dengan kualifikasi cukup

valid dan perlu revisi. Adapun hasil ujicoba media oleh praktisi pembelajaran

memenuhi tingkat kelayakan sebesar 83%. Prosentase angka tersebut termasuk dalam

kategori efektif dan dapat dinyatakan bahwa media kalender huruf hijaiyyah layak

digunakan sebagai media pembelajaran membaca huruf Arab bagi siswa tunarungu.

Revisi media dilakukan peneliti berdasarkan pada data kualitatif hasil validasi ahli

media, ahli materi, serta ahli materi dan pembelajaran anak berkebutuhan khusus, di

antaranya adalah: (1) tata letak bagian-bagian media, (2) kelengkapan media, (3)

ketepatan tulisan dalam materi, dan (4) kesesuaian huruf hijaiyyah dengan bahasa

isyarat.

DAFTAR RUJUKAN

الدورات التدريبية لمعلم اللغة العربية لغير دروس ه. 4141الفوزان، عبد الرحمن بن إبراهيم و زملاؤه. . الرياض: مؤسس الوقف الإسلامي.الناطقين بها )الجانب النظري(

Ainin, Moh. 2014. Metodologi Penelitian Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa

Arab (Teori dan Praktik). Malang: Bintang Sejahtera.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pengantar Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asrori, Imam dan Ahsanuddin, Mohammad. 2014. Media Pembelajaran Bahasa Arab:

Dari Kartu Sederhana Sampai Web Penjelajahan Dunia. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Effendy, Ahmad Fuad. 2012. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Penerbit

Misykat.

Page 12: PENGEMBANGAN MEDIA KALENDER HURUF HIJAIYYAH UNTUK

211

https://atikanurul22.wordpress.com/2013/10/31/makalah-karakteristik-siswa-smp-dan-

sma/, diakses 15 Agustus 2018.

http://www.ikhwan-smoothcriminal.blogspot.com, diakses 21 September 2016.

http://www.percetakanmoca.wordpress.com, diakses 10 Desember 2016.

http://tamariskagurusinga.blogspot.com/2017/03/psikologi-pendidikan-tentang-

metode_18.html, diakses 15 Agustus 2018.

Marwoto, Sujud. 2014. Kalender Keaksaraan. Media untuk Pembelajaran Tutor

Pendidikan Keaksaraan yang Efektif, (Online), (http://www.skbpekalongan.com),

diakses 1 September 2015.

Rosyidi, Abd. Wahab dkk. 2012. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa

Arab. Malang: UIN Maliki Press.

Somantri, T. Sutjihati. 2012. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya Offset.