pengembangan instrumen tes untuk mengukur higher order

12
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika vol. 7 no. 1, pp. 57-68 Terbit: 31 Maret 2021 p-ISSN: 2460-8599 e-ISSN: 2581-2807 DOI: 10.37058/jp3m.v7i1.2069 Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi Programme for International Student Asessment (PISA) pada peserta didik Riza Umami, M. Rusdi, Kamid Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Jambi, Indonesia E-mail: [email protected] ABSTRAK Pengembangan Instrumen merupakan suatu proses perancangan dan perakitan alat ukur agar menjadi alat ukur yang berkualitas baik. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan produk Instrumen Tes untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi Programme for International Student Assesment (PISA) pada Peserta Didik yang berkategori layak digunakan. Produk yang dihasilkan meliputi dimensi kognitif, yakni instrumen tes essai berupa butir soal HOTS berorientasi PISA yang mencakup C4, C5, dan C6 dalam taxonomi Anderson dan Kartwohl dan dimensi afektif dan psikomotor berupa kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D) menggunakan langkah pengembangan dari ADDIE yang dikembangkan oleh Dick dan Carry (1996) yang diadopsi oleh Mulyatiningsih yang mencakup 5 langkah, yakni Analisis, Desain Pengembangan, Pelaksanaan Pengembangan, Penerapan dan Evaluasi . Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli, dihasilkan instrumen tes untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi Programme for International Student Assesment (PISA) pada Peserta Didik. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap siswa mengenai instrumen ini, diperoleh 50% dan menunjukkan kategori “sangat kompeten”. Kata Kunci: Research and Development (R&D); instrumen tes; Higher Order Thinking Skills (HOTS); Programme for International Student Assesment (PISA). ABSTRACT Instrument development is a process of designing and assembling measuring instruments to become good quality measuring instruments. The purpose of this research is to develop a test instrument product to measure Higher Order Thinking Skills (HOTS) oriented oriented Programme for International Student Assesment (PISA) for students who are categorized as suitable to be used. The product that reselted includes cognitive domain that is essay test instrument they are some problems HOTS oriented PISA that includes C4, C5 and C6 in Anderson and Kartwohl taxonomy also affective and psychomotoric dimentions with critical thinking skills and creative thinking skills. This research is research and development (R&D) using development steps of ADDIE and developed by Dick and Carry (1996) which adapted by Mulyatiningsih It consists of 5 steps. The steps are Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Based the result of validation by lecturers, to measure Higher Order Thinking Skills (HOTS) oriented Programme for International Student Assesment (PISA) of the students. From the results of the analysis carried out on students regarding this instrument, it was obtained 50% and showed the category "very competent".

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika

vol. 7 no. 1, pp. 57-68 Terbit: 31 Maret 2021

p-ISSN: 2460-8599 e-ISSN: 2581-2807 DOI: 10.37058/jp3m.v7i1.2069

Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi

Programme for International Student Asessment (PISA) pada peserta didik

Riza Umami, M. Rusdi, Kamid Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Jambi, Indonesia

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

PengembanganInstrumenmerupakansuatuprosesperancangandanperakitanalatukur agar menjadi alat ukur yang berkualitas baik. Tujuan penelitian ini untukmengembangkan produk Instrumen Tes untuk mengukur Higher Order ThinkingSkills (HOTS) berorientasi Programme for International Student Assesment (PISA)pada Peserta Didik yang berkategori layak digunakan. Produk yang dihasilkanmeliputi dimensi kognitif, yakni instrumen tes essai berupa butir soal HOTSberorientasi PISA yang mencakup C4, C5, dan C6 dalam taxonomi Anderson danKartwohldandimensiafektifdanpsikomotorberupakemampuanberpikirkritisdankemampuanberpikir kreatif. Penelitian inimerupakanResearchandDevelopment(R&D)menggunakanlangkahpengembangandariADDIEyangdikembangkanolehDickdanCarry(1996)yangdiadopsiolehMulyatiningsihyangmencakup5langkah,yakniAnalisis,DesainPengembangan,PelaksanaanPengembangan,PenerapandanEvaluasi.Berdasarkanhasilvalidasiprodukolehahli,dihasilkaninstrumentesuntukmengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi Programme forInternational Student Assesment (PISA) pada PesertaDidik.Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap siswa mengenai instrumen ini, diperoleh 50% dan menunjukkan kategori “sangat kompeten”.

KataKunci:ResearchandDevelopment(R&D);instrumentes;HigherOrderThinkingSkills(HOTS);ProgrammeforInternationalStudentAssesment(PISA).

ABSTRACT

Instrument development is a process of designing and assembling measuringinstruments to become good quality measuring instruments. The purpose of thisresearchistodevelopatestinstrumentproducttomeasureHigherOrderThinkingSkills (HOTS) oriented oriented Programme for International Student Assesment(PISA) for studentswhoare categorizedas suitable tobeused.Theproduct thatreseltedincludescognitivedomainthatisessaytestinstrumenttheyaresomeproblemsHOTSorientedPISA that includesC4,C5andC6 inAndersonandKartwohltaxonomyalsoaffectiveandpsychomotoricdimentionswithcriticalthinking skills and creative thinking skills. This research is research anddevelopment(R&D)usingdevelopmentstepsofADDIEanddevelopedbyDickandCarry(1996)whichadaptedbyMulyatiningsih Itconsistsof5steps.Thesteps are Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation.Based the result of validationby lecturers, tomeasureHigherOrderThinkingSkills(HOTS)orientedProgrammeforInternationalStudentAssesment(PISA)ofthestudents. From the results of the analysis carried out on students regarding thisinstrument,itwasobtained50%andshowedthecategory"verycompetent".

Page 2: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

58 • Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi …

Keywords:ResearchandDevelopment(R&D);testinstrument;HigherOrderThinkingSkills(HOTS);ProgrammeforInternationalStudentAssesment(PISA).

PENDAHULUAN

Dalam Kurikulum 2013 terdapat dua aspek. Aspek pertama yang berisi merencanakantujuan, isi, dan bahan ajar, aspek kedua berisikan proses dalam pembelajaran. Padakurikuluminijugamenggunakanpendekatantematik,yaituterdapatbeberapakompetensidariberbagaimatapelajaranyangdicantumkandalamtemadansubtema.Kurikulum2013bertujuanuntukmeningkatkanrasaingintahudanmendorongpesertadidikuntuklebihaktifdankreatifdalampembelajaran.Dalamsistempembelajaranadatigakomponenyangsaling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Komponen tersebut adalah tujuan daripembelajaran itu sendiri, proses pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Tujuanpembelajarandibuatdalamarahanpadakegiatanpembelajarandanprosespenilaian.Padakegiatanbelajarmengajar,penilaianadalahsuatuhalyangpenting,sebabdenganadanyamenilaiprosesbelajarpadapesertadidikdapatmengetahuitercapaiatautidaknyatujuanpembelajaran yang telah dirumuskan dan diinginkan dalam standar kriteria ketuntasanminimal (KKM).Denganadanyasistempenilaian ini tenagapendidikbisa tahuseberapaefesiensikahteknikyangdigunakandalamprosespembelajaran.

Penilaianyangterdapatdalamkurikulum2013adabeberapaperubahan,berawaldaritesyanghanyamengukurkemampuanberpikir(kognitif)berdasarkanhasilsaja,hinggapadapenilaian autentik yangmengukur padapenilaian sikap, keterampilandanpengetahuan(kognitif) berdasarkanprosesdanhasil.Dalampenilaian autentikpesertadidikdimintauntukmenerapkankonsepyangditerapkannyapadadunianyata.PadaPermendikbudNo.66 Tahun 2013 tentang standar penilaian dijelaskan bahwa penilaian adalah prosespencariandanpengolahaninformasiuntukmenentukanpencapaianhasilbelajarpesertadidik.Maka dari itu, penilaianmerupakan salah satu bagian yang paling penting dalamsuatuprosesbelajarmengajaruntukpencapaianhasilbelajarpesertadidik.

PadaKurikulum2013mempertegasmateridalampembelajarandisetiapsekolahbahwapeserta didik memiliki kemampuan untuk mengestimasi, merencanakan, danmempekirakan.BeriringjalandenganituranahdariHigherOrderThinkingSkills (HOTS)yaituanalisisyangmerupakankemampuanberpikirdalammengkhususkanaspek-aspektertentu; Evaluasi atau mempertimbangkan merupakan kemampuan berpikir dalammengambilkeputusanberdasarkanhalyangberkaitandengandunianyata;danmengkreasimerupakan kemampuan berpikir dalam membangun wawasan luas yang dimiliki olehpeserta didik tersebut. Jadi peserta didik di arahkan untuk belajar lebih aktif danberkemampuanberpikirtingkattinggi(HigherOrderThinkingSkils/HOTS).LaporanyangtelahdidapatkandengandatarendahnyakemampuanpesertadidikIndonesiadalamhasilsurvey yang dilaksanakan oleh Benchmarking Internasional seperti PISA dan TIMSSmemberi gambaran bahwa peserta didik dalam belajar berpikir kritis dan kreatif tidaklangsungsepertibelajartentangmateri,tetapibelajarbagaimanacaraberpikirkritisdankreatif dalam cara memproses untuk memecahkan masalah secara berkesinambungan.Contohnyamenyelesaikansoal-soalPISA(ProgrammeforInternationalStudentAssesment)yangterdapatdalamkehidupansehari-sehari.Disekolahuntukmengenalsoal-soalHOTSberorientasiPISAsangatlahminim.Jikapunadabelumsemaksimalmungkinpesertadidikmenguasainya.Makadariitupenelitimengembangkansoal-soalHOTSberorientasiPISAinidengantujuanagarpesertadidikdapatberpikirtingkattinggidankreatifdalammenguasaisoal-soalnya. Peserta didik pun dapat berwawasan luas dalam mengerjakan soal-soaltersebut.Adapuntujuandaripenelitianiniadalahuntukmeningkatkankemampuandari

Page 3: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

Riza Umami, M. Rusdi, Kamid • 59

pesertadidiktersebut,sampaisejauhmanakahpesertadidikbisaberpikirtingkattinggidanberpikirkreatifdalammengerjakansoal-soalHOTSberorientasiPISAini.

Penilaianmerupakansuatuprosesmengumpulkandatamelaluipengukuran,menafsirkan,mendeskripsikan,danmenginterpretasikanberdasarkan faktayangsudahadadarihasilpengukuran (kemendikbud, 2013). Penilaian memiliki peranan penting dalampembelajaran,yaitupenilaianuntukpembelajaran(assessmentforlearning)danpenilaiansebagaipembelajaran(assessmentaslearning).Penilaianuntukpembelajaran(assessmentforlearning)memilikimanfaatdalampengembanganuntukkemampuanyangakandinilai.Hal tersebut pada awalnya berada pada rangkaian sasaran yang dituju bermakna saatpelaksanaandansetelahpelaksanaanpenilaiantersebutdilaksanakan.Penilaiandisisilainjuga sebagai assessment for learning (untuk pembelajaran), penilaian bahkan dapatberperan sebagai assessment as learning (sebagai pembelajaran), yaitu dapat berupabeberapalatihan-latihanyangdikerjakanolehpesertadidik,hinggamerekadapatbanyakpembelajarandarihalyangmembuatmerekabelumsepenuhnyayangdidapatolehmereka,serta belajar untukmengendalikan dirinya, sehingga dapatmenjadi pembelajaran yangbaik. Pada tujuan assessment as learning, peserta didik diharapkan dapat menjadipembelajarmandiriagarlebihdapatmemuaskanhasilyangmerekadapat.

Penilaianhasil belajarpesertadidikpada jenjangSekolahDasardanSekolahMenengahdidasarkan pada ketentuan-ketentuan berikut (kemendikbud, 2013): (1) Valid, yaitupenilaian didasarkan pada data yang akan diambil dari kemampuan yang diukur, (2)Objektif,yaitupenilaiandidasarkanpadacaradanketentuanyangjelas,tidakdipengaruhisubjektivitas penilaian, (3) Adil, yaitu penilaian tidak menguntungkan atau merugikanpesertadidikkarenaberkebutuhankhusussertaperbedaan latarbelakangagama, suku,budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi dan gender, (4) Terpadu, yaitu penilaianmerupakansalahsatuelemenyangtidakdapatdipisahkandarikegiatanpembelajaran,(5)Terbuka, yaitu tata cara penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusandapatdiketahuiolehpihakyangberkepanjangan,(6)Menyeluruhdanberkesinambungan,yaitu penilaian oleh gurumencakup semua aspek kompetensi yang digunakan berbagaicara oleh peserta didik, (7) Sistematis, yaitu penilaian dilakukan secara terencana danbertahapdenganmengikutilangkah-langkahyangtelahditentukan,(8)Beracuankriteria,yaitupenilaiandidasarkanpadaukuranpencapaiankompetensiyangditerapkan,dan(10)Akuntabel,yaitupenilaiandapatdipertanggungjawabkan,baikdarisegiteknik,prosedur,maupunhasilnya.

Instrumen adalah sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untukmengumpul-kandatasebagaibahanpengolahanuntukmengukursuatuobyekukurataumengumpulkandatamengenaisuatuvariabel.Diduniapendidikan,instrumendigunakanuntukmengukurprestasibelajarpesertadidik,hal-halyangdidugamempunyaihubunganterhadap hasil belajar, perkembangannya, tanda kesukseskan proses kegiatan belajarmengajar,dankeberhasilanpencapaiansuatuprogramtertentu.Instrumenterdiridariduajenis,yakniinstrumentesdaninstrumennontes.Tesmerupakanproseduryangdigunakanuntukmengetahuiataumengukursesuatudalamsuasanadengancaradanaturan-aturanyangsudahditentukan.

Berdasarkan fungsinya, tes dikelompokkandalam5 jenis, sebagai berikut: (a) TesAwal(Pre-Test): Bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasaimateripelajaranyangtelahdisampaikanolehpendidik;(b)TesAkhir(Post-Test):Bertujuanuntuk mengetahui kemampuan peserta didik akan materi yang telah dikuasai; (c) TesPenempatan (Placement Test): Tes penempatan ini dilakukan pada saat peserta didikpertama memasuki tahun ajaran baru untuk melihat seberapa besar kemampuan dari

Page 4: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

60 • Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi …

masing-masingpesertadidikdalammenguasaimateripelajaranyangberhubungandenganmateri pembelajaran yang akan di ajarkan (ketika memasuki materi baru) dandiperuntukkanbagipesertadidikyangakanditempatkanpadakelompoktertentu.Tesyangdigunakan adalah tes dalam ruang lingkup luas dan tingkat kesukarannya bermacam-macam; (d) Formatif (Formative Tes): Tes ini dilakukan ketika pembelajaran sedangberlangsungyangbertujuanuntukmengetahuiperkembanganpembelajaranpesertadidikuntukmenilaiapakahguruberhasilatautidak.Tesformatifbiasanyamengacupadakriteriatertentuyaitutercapainyatujuan,sedangkanpadatespenempatanmengacupadanormatertentuyaitunormakelompok;(e)Diagnostik(DiagnosticTest):Tesinibertujuanuntukmemeriksakesulitanbelajarpesertadidik.Dikarenakanmemeriksakesulitanbelajar,makatesinidilaksanakandiawalgunauntukmengetahuisampaimanapesertadidikmenguasaimateriyangbersangkutan;(f)Sumatif(SummativeTest):Tessumatifdilakukanpadaakhirpokokpembelajarnbaikpada akhir semester hinggabisa pada akhir tahun ajaranpadaprogramtertentu.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HigherOrder Thinking Skill/HOTS)yaitu cara atauteknik peserta didik dengan menggunakan kemampuan untuk menganalisis,merencanakan,mendesain,mengimplementasikandanmengevaluasisegalapermasalahanyang ada. Menurut Uno (2012), soal HOTSmemiliki empat indikator, yaitu: (1) Prosesdalammenemukanmasalahdancaramemecahkanmasalahberdasarkan informasiyangnyata,sehinggadapatditarikkesimpulan;(2)Keterampilanpengambilankeputusan,yaituketerampilan seseorang dalam memecahkan masalah melalui pengumpulaninformasi/datauntukdapatmengambilkeputusan terbaikdalammemecahkanmasalah;(3)Keterampilanberpikirkritisadalahusahauntukmencariinformasiyangakurat/lebihterpercaya yang digunakan sebagaimana mestinya pada suatu masalah; dan (4)Keterampilanberpikirkreatif,artinyamenghasilkanbanyakide,berwawasanluashinggamemunculkandobrakan/keputusanyangbelumpernahadauntukmemecahkanmasalah.

MenurutTaksonomiBloomyangtelahadaperubahandalamkemampuanberpikirtingkattinggiyang terdapatdidalamnyamenganalisis (C4),mengevaluasi (C5),danmencipta(C6)dianggapberpikirtingkattinggi(Krathworl&Anderson,2010).AndersontelahmelakukanpenelitiansertadidapatkanperbaikandalamTaksonomiBloomyangsudahada.Perbaikantersebut yaknimengubahTaksonomiBloomdari katabendamenjadi katakerja.Hal inidilakukan karena Taksonomi Bloom yang sebenarnya yaitu menggambarkan prosesberpikir,setelahitudilakukanlahpergeseransusunantaksonomibloomyangmenjabarkanberpikirtingkatrendahkeberpikirtingkattinggi.

PadaTaksonomiBloomterjadiperubahandalampengembangannyakedalamTaksonomiAndersondanKrathwohl,yaituberawaldarisatudimensimenjadiduadimensiantaralain,Dimensi Pengetahuan (Knowledge Dimension) dan Dimensi Proses Kognitif (CognitiveProcess Dimension). Dimensi proses kognisi terdapat 6 kategori, yaitu kemampuanmengingat, memahami, danmenerapkan yangmerupakan kemampuan berpikir tingkatrendah. Selain itu kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta termasukkemampuan berpikir tingkat tinggi. Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitifmenurutrevisiTaksonomiBloom(Krathwohl,DdanAnderson,L,2010):Mengingat(C1):Padakategoriini,pesertadidikdilihatterlebihdahuludanmemilikidasarpemikirandalammemori mengenai pembelajaran dasar sebelumnya sebelum ke jenjang kategoriselanjutnya,dikarenakankategorimengingatinibertujuandalampembelajarannyaadalahmenumbuhkankemampuanuntukmeretensimateripelajaransamasepertimateriyangdiajarkan,kategoriproseskognitifyangtepatadalahMengingat.Prosesmengingatadalahmengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang dan sangatdiperlukan.PengetahuanyangdibutuhkaninibolehjadiPengetahuanFaktual,Konseptual,

Page 5: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

Riza Umami, M. Rusdi, Kamid • 61

Prosedural,atauMetakognitif,ataukombinasidaribeberapapengetahuanini;Memahami(C2): Memahami yaitu menafsirkan sebuah pengetahuan awal yang dimiliki, sebelumterkontaminasi olehpengetahuan-pengetahuan lainnyamengaitkan informasi yangbarudenganpengetahuanyang telahdimiliki, ataumengintegrasikanpengetahuanyangbaruataubelumdikenalsamasekalikedalamskemayangtelahadadalampemikiranpesertasdidik.Pesertadidikdikatakanmemahamiketikamerekamampuuntukmembangunmaknadaripesaninstruksionaltermasuklisan,tertulis,dangrafiskomunikasi,danmateriyangdisampaikan. Proses kognitif dalam kategori Memahami termasuk mencontohkan(examplifying), mengklasifikasi (classifying), meringkas (summarizing), menyimpulkan(inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining);Mengaplikasikan (C3):Kategori aplikasi atau penerapan bertujuan untukmenerapkanaktivitas-aktivitas yang dilakukan pada peserta didik dalam proses pembelajaran. Padakategoriinidibagilagimenjadiduabagianataukomponenyaituproseseksekusidanprosesmengimplementasikanpadatugas-tugasyangsedangberjalandanyangbelumberajalandalam artian belum pernah ditemukan oleh peserta didik sama sekalimengenai prosesstudinya;Menganalisis(C4):Menganalisamerupakanmenjabarkansuatupermasalahanke bentuk penyusunnya dan menentukan bagaimana saling berkaitan satu sama lain.Kategori ini meliputi proses kognitif membedakan, pengorganisasian, dan atributing.Kemampuanuntukmembedakandapatdiasesmenkandengansoal soal jawabansingkatataupilihanganda.Dalamsoaljawabansingkatpesertadidikdiberikansebuahkalimatdandimintauntukmenunjukanbagianmanayangpalingpentingataurelevan.Mengorganisasiadalah proses kognitif yang melibatkan proses mengidentifikasi situasi dan prosesmengenali bagaimana elemen inimembentuk sebuah struktur yang berkesinambungan.Dalammengorganisasi siswadituntutuntukmembangunhubunganyang sistematisdankoheren antar potongan informasi; Mengevaluasi (C5) Dapat diartikan sebagaipertimbangan atau penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kriteria yangseringdipakaiadalahkualitas,efektifitas,efisiensi,dankonsistensi.Standarmengevaluasidapatberbentukkuantitatif.Mengevaluasitermasukjugaproseskognitifmemeriksadanmengkritisi. Standar ini bisa dipergunakan juga untuk pendidik danpeserta didik. Padatahapevaluasi,siswaharusmampumembuatpenilaiandankeputusantentangnilaisuatumetode,gagasan,ataubendadenganmenggunakankriteriayangtelahditetapkantingkataninimencakupduaaspekkognitif,yaitumemeriksa(checking)danmengkritik(critiquing).Contoh kata kerja operasional yang digunakan pada jenjang evaluasi adalah menilai,membandingkan, mengkritik, membela, menjelaskan, menafsirkan, membenarkan,menyimpulkan,danmendukung;Menciptakan(C6):Mengkreasikanmaksuddarikategoriiniadalahmenempatkankomponensecarabersamauntukmembuatsatukesatuanyangutuhyaknimenyusunulangkedalamstruktur/susunanyangbaru.Bagianyangtermasukdalam kategori ini adalah hipotesa, rencana, dan memproduksi. Untuk merumuskankategori “menciptakan” ini, pendidik diusulkanuntuk tidak terlalu seringmenggunakanassesmenpilihanganda.Dalammerencanakan,siswabisajadimenentukansub-subtujuan,ataumerincitugasmenjadisub-subtugasyangharusdilaksanakanketikamenyelesaikanmasalah.

Pada tahun 2003, studi yang dilakukan oleh Programme for International StudentAssessment(PISA)menunjukkanprestasi Indonesiapadaurutan36dari41negara.Padatahun2006,skorperolehanpesertadidikpadamatematikamenetaphanyapadaangka391(skala 0-800), padahal rata- rata skor sebesar 500. Hasil PISA tahun 2009 Indonesia diperingkat 61 dari65negarapesertadengannilairata-ratahanya371danPISAterakhirtahun2012posisi Indonesiaberadapadaperingkat64dari65negaradenganskor375.Untukinformasilebihlanjutdapatdilihatpadagrafikdibawahini.

Page 6: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

62 • Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi …

Grafik Hasil PISA Indonesia (OECD, 2013)

PISA singkatan dari Programme for International Student Assessment yang merupakansebuahproyekdariOrganisationforEconomicCo-operationandDevelopment(OECD)yangdirancang untuk mengevaluasi atau menilai hasil pendidikan dalam hal kemampuanpesertadidikyangberumur15tahundibidangmatematika,membaca,dansains.

PadaprogramPISAterdapatstrukturmatematikayangberpolasebagaiberikut:ML+3Cs.MLadalahsingkatandariMathematicalLiteracy(literasimatematika),dan3Cssingkatandarikonten(Content),konteks(Contexts),dankompetensi(Competencies).Misalkanadanyasuatupersoalanmengenaisituasidankondisidalamdunianyata,situasidankondisi inimenyediakankonteksuntukdiimplementasikandalammatematika.Untukmenggunakanmatematika dalam memecahkan masalah, seorang siswa harus memiliki tingkatkemampuanyangmeliputikontenmatematikayangrelevandenganmasalahtersebutagarlebihmudahmengatasipersoalanyangada.Untukmenyelesaikanmasalahtersebut,prosesuntukmenghasilkansolusiharusdibangun,diikuti,danditeliti. Agarpenggunaanprosesini berhasil, seorang siswa membutuhkan kompetensi tertentu, yang dibahas dalamCompetencyclusterdiframeworkPISA.Hubunganbentukmatematika:ML+3CsdariPISAtersebutdapatdilihatpadaskemasebagaiberikut:

Komponen Matematika PISA

Source: OECD (2009) Learning Mathematics for Life: A View Perpective from PISA, OECD Publications, Paris.

Page 7: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

Riza Umami, M. Rusdi, Kamid • 63

Untukmembuat,danmenerbitkanbutir-butirsoalHigherOrderThinkingSkills (HOTS)yang berorientasi Programme for International Student Assessment (PISA) haruslahmengandungkomponen-komponenyangterkaitpadaHOTSdanPISAtersebut,sepertikontenPISAmeliputiperubahandanhubungan(changeandrelationships),ruangdanbentuk(spaceandshape),bilangan(quantity)danprobabilitas/ketidakpastiandandata(uncertaintyanddata).KonteksPISAmeliputikontekspribadi(personal),kontekspekerjaan(occupational),konteks umum (societal), dan konteks keilmuan (scientific). Komponen proses meliputikomponenproses reproduksi (reproduction cluster), komponenproses koneksi (connectioncluster),komponenprosesrefleksi,(reflectioncluster).Sertalevelnyamemilikihingga6level.Itulahkandunganuntukmembuatbutir-butirsoalHOTSberorientasiPISAselainterdapatC4,C5,danC6.

BerikutadalahbeberapacontohsoalPISAyangtelahdikembangkanyangterinspirasidarisoalyangsudahada.

SOALPISAMenuRumahMakan

Content:UncertaintyContext:PersonalCompetency:ConnectionDibawahiniadalahdaftarmenumakananpadaRumahMakanTOPMIX:

Pembeli inginmemesan satumakanandan satuminumandarimenudi atas, tetapi diahanyamemilikiuangsebesarRp15.000,00.Tentukanbanyakpilihanpasanganmakanandanminumanyangdapatdipilih(Contohsatupasanganadalahmieayamdanesjuice,atausopcekerdanesjeruk,dll).

Jelaskanjawabanmu!

Page 8: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

64 • Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi …

Rubrik Penilaian Hasil Kerja Siswa Menyelesaikan Soal PISA Pedoman Rubrik Penilaian Hasil Kerja Siswa

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, peneliti memilih jenis penelitian pengembangan (Research andDevelopment). Bertujuan agar produk yang telah dikembangkan dapat membantu parapendidikagar lebihmudahuntukmenilaihasil kerjapesertadidikdalamprosesbelajarmengajar. Desain pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah modelpengembangan ADDIE yang dikembangkan oleh Dick dan Carry (1996). ModelpengembanganADDIEsecaragarisbesar terdiridari lima fase,yaitu,Analisis (Analysis),DesainPengembangan(Design),PelaksanaanPengembangan(DevelopmentorProduction),Implementasiataupenerapan (ImplementationorDelivery),danEvaluasi (Evaluations)/(ADDIE).AlasanpenelitimemilihmodelADDIEdalampenelitianpengembanganiniadalahmodel ini merupakan model prosedural, yaitu model yang bersikap deskriptif,menunjukkan langkah-langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk,kemudian tahap-tahap pengembangan dalam model ini sama dengan standar tahappengembangandanalasanterakhiradalahmodelADDIEtelahdigunakansecaraluasdanterbukti dapat memberikan hasil yang baik. Jadi peneliti dengan mudah dan merasaterbantudalammenyelesaikanpenelitiini.

Aspek Analisis Skala 4 Skala 3 Skala 2 Skala 1 Ketepatan penggunaan konsep matematika

Penggunaan konsep matematika tepat dan sesuai dengan keseluruhan permasalahan pada soal

Penggunaan konsep matematika tepat, namun kurang sesuai dengan sebagian kecil permasalahan pada soal

Penggunaan konsep matematika kurang tepat, namun sesuai dengan permasalahan pada soal

Penggunaan konsep matematika kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan pada soal

Ketepatan perhitungan

Seluruh jawaban benar, rinci, dan terurut

Seluruh jawaban benar, namun tidak rinci dan tidak terurut

Sebagian besar jawaban benar, namun kurang rinci dan tidak terurut

Sebagian kecil jawaban benar, kurang rinci dan tidak terurut

Mengidentifikasi langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan pada soal

Mampu mengidentifikasi dengan tepat setiap langkah penyelesaian permasalahan pada soal

Mampu mengidentifikasi dengan tepat sebagian besar langkah penyelesaian permasalahan pada soal

Mampu mengidentifikasi dengan tepat sebagian kecil langkah penyelesaian permasalahan pada soal

Hanya mengidentifikasi diketahui atau ditanya atau sebagian proses penyelesaian atau hanya hasil akhir saja

Mengemukakan alasan atau gagasan

Menuliskan semua alasan atau gagasan dari awal langkah-langkah penyelesaian soal sampai akhir

Menuliskan sebagian besar alasan atau gagasan dari langkah-langkah penyelesaian soal

Menuliskan sebagian kecil alasan atau gagasan dari langkah-langkah penyelesaian soal

Tidak menuliskan alasan atau gagasan dari langkah-langkah penyelesaian soal, atau hanya menuliskan gagasan akhir secara singkat

Page 9: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

Riza Umami, M. Rusdi, Kamid • 65

Desain pengembangan ini mengadaptasi model pengembangan ADDIE. Namun dengantidak mengurangi validitas proses dan temuan dalam penelitian ini secara garis besarpenelitian ini hanya terdiri dari lima tahap utama yaitu analisis (analysis), desainpengembangan (design), pelaksanaan pengembangan (development), Penerapan(implementasi)danEvaluasi(evaluasi).Padatahapanalisisdilakukananalisispendahuluanyangterdiridarianalisiskebutuhandanstudiliteratur.Padatahapdesainpengembanganterdiri dari jadwal pengembangan, tim pengembangan, spesifikasi desain instrumenpengembangan.Untuktahappengembanganterdiridarivalidasidariahligunamengetahuikevalidandankepraktisanproduktersebut,revisiprodukdandilakukanevaluasiprodukyangdikembangkan.

Pada analisis data kuantitatif dari hasil soal tes HOTS berorientasi PISA denganmenggunakanpedomanpenskoraninstrumentesberikut.

KeteranganSkalapenilaian:Sangatkompeten =4Kompeten =3Cukupkompeten =2Kurangkompeten =1Jumlahaspekpenilaian =10Skormaksimum =40Skorminimum =10%NilaiTes= 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝑺𝒌𝒐𝒓

𝑺𝒌𝒐𝒓𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎×100%=𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝑺𝒌𝒐𝒓

𝟒𝟎×100%=....

Keterangan:Jumlahskormaksimumdarisoaltesdisesuaikandenganjumlahbutirsoalyangdinilai.

Misal:aspekyangdinilaiberjumlah16komponenmakaperhitunganuntuknilaitesadalahjumlahskordibagiskormaksimumnyalaludikalikan100%dimanaskormaksimumuntuk16aspekpenilaianadalah64,begituseterusnya.

Tabel 2. Pedoman Penskoran Instrumen Tes

No Skor siswa % nilai KPS siswa Kategori KPS 1 31-40 76%-100% Sangat kompeten 2 21-30 51%-75% Kompeten 3 11-20 26%-50% Cukup kompeten 4 10 25% Kurang kompeten

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasilpenelitian iniberdasarkanpadahasilujidari instrumentesyang telahdibuatolehpenelitiyangditerapkanpadasiswaSekolahDasar(SD).Setelahmelaluiprosespenelitiandan pengembangan yang tahapannya meliputi Analysis, Design, Development,Implementation dan Evalution (Mulyatiningsih, 2012). Dalam hal ini peneliti membuatdesain intrumen tes ini mengacu kepada materi HOTS yang berorientasi PISA. SistempenilaianyangdilakukanolehgurumatematikasalahsatuSekolahDasarKotaJambidalampenilaian pembelajaran telah mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik(Munandar, 2002). Alat ukur atau sistem yang digunakan sekolah salah satunyamenggunakan instrumen tes. Instrumen tes merupakan sarana penelitian (berupa

Page 10: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

66 • Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi …

seperangkat tesdan sebagainya)untukmengumpul-kandata sebagaibahanpengolahanmengukursesuatudalamsuasanadengancaradanaturan-aturanyangsudahditentukan.Seiring jalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuanberpikirdalammenggunakanaspek-aspek/elemendarisebuahkontekstertentu;evaluasimerupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkanfakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangunwawasanyangluasdandituntutuntukberpikirkritisdalammemecahkanmasalah.Makadariitupesertadidikuntukbelajarlebihaktifdanberkemampuanberpikirtingkattinggidandapatmenyelesaikansoal-soalPISAyangterdapatdalamkehidupansehari-hari.

Pada penelitian ini, untukmengetahui efektifitas dari pengembangan instrumen tes inipenelitimengadakanwawancarasecararingkaspadapesertadidikdangurumatematika.Darihasilpenelitianadabeberapapenjelasandanharapanbahwanantinyainstrumeniniakan berguna kelak dalam proses pembelajaran terutama untuk pesertas didik dikelas.Praktikalitas setujudenganadanya instrumen tes ini karena sebelumnyamereka jarangbahkan tidak pernah menggunakannya dalam membahas soal-soal yang lebih luas,melainkan hanyamenggunakan soal-soal umum sekitar mata pelajaran yang ada. Padapertemuanpertamapenelitimendapatmasukandarigurudisekolah,mengatakanbahwasejauhiniguru-gurudisekolahbarumerencanakaninginmemberipesertadidiksoal-soalyangberbauHOTSsaja,tidaksespesificsoalyangdiajukanpenelitihinggaberorientasiPISA.Soal-soalumumsajayangseringkalimerekabahasdisekolah.sehinggawawasanpesertadidik hanya berputar sekitar itu saja tidak meluas, peserta didik pun seharusnya bisamengeluarkansemuayangadadalampikirannyatetapitidakbisaapresiasikan,itusangatdisayangkan sekali.Maka dari itulah guru-gurumatematika di sekolah tersebutmerasaterbantusehinggainstrumentesinidapatdigunakandisekolahinidengantujuanuntukdapatmengeksploreataumenjelajahikemampuanberpikirpesertadidikdan instrumenyang telah dikembangkan sudah bisa dikatakan valid dan efektif. Jadi dapatmembantupesertadidikjugauntuklebihmengenalsoal-soalleveltinggi.

Instrumen tes dikatakan bisa digunakan atau layak, kemudian diimplementasikan padatujuan penelitian, yakni peserta didik Sekolah Dasar di Kota Jambi dan gurupraktikalitasnya, mengikuti proses penelitian peneliti sebanyak 10 peserta didik.Implementasi inidilakukansebanyak2kalipertemuan.Untuk itupesertadidikdituntutuntukaktifdankreatifdalampelaksanaankegiatanbelajarmengajarsedangkanpendidikhanya sebagai fasilitator sertamembantu dan hanyamengarahkan peserta didik dalambelajar. Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan dan kreatif peserta didik dalammengikuti pembelajaran. maka diadakan pengamatan. Hasil pengamatan dari prosesbelajarmenunjukkanbahwainstrumentesinisudahefektifuntukmeningkatkanaktivitasbelajarpesertadidik.

Darisepuluhsoaltersebutyangtelahdiberikankepada10pesertadidik,dapatterjawabdengankemampuanmerekamasing-masing.Jawabanmerekahampirsama,namunmasihbisa diketahui perbedaannya. Dari 10 peserta didik, ada yang menjawab soal secaraberurutan,rapi,kreatif,cermat,danbisadikatakanbisamenjawabdenganlangkah-langkahyang menurut mereka bisa memuaskan mereka. Maksudnya memuaskan bagi merekaadalahmerekadapatberkreatifitasmulaidariprosesbelajarnyahinggadalammenjawabsepuluhsoaldaripenelitidenganmenggunakancaranyasendiriwalaupuntidakbanyak.Untukmenjawabsoaldaripeneliti,pesertadidikdiperbolehkanmengapresiasikanpikiranmereka seluas-luasnya.Merekabisa lebihmengesposkemampuanmasing-masing tanpadibimbing guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Ada peserta didik yang menjawab soalsepertibiasayaituhanyamenggunakanrumuskemudiandijabarkantanpaharusberpikirkreatif bagaimana cara untuk menjawab soal tersebut akan bisa berbeda dengan

Page 11: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

Riza Umami, M. Rusdi, Kamid • 67

menggunakancaranyasendiri.Dalampenelitianinitidakluputdenganadanyakemampuanmenganalisis suatu pekerjaan mereka dan urut-urutan, kecepatan mengerjakan tugas,membacagambaratausimbol,sertakeserasianhasiljawabanyangdiharapkan.Penilaiantelahdilakukandalamduahari,kemudiandianalisisolehpenelitibersamagurudisekolahuntuk mendapatkan dan mengetahui hasilHOTS berorientasi PISA dari masing-masingpesertadidiktersebutdanmelihatberapabesarkahpersentasidaripengaruhinstrumentesiniterhadappesertadidikyangdiambildalamkelompokkecilyaitusebanyak10orangkarenadiambildariskormerekayangtertinggi.Darihasilanalisis,didapatkan50%dengankategori “Sangat Kompeten”. Sebagaimana dipaparkan sebagai berikut: Siswa 1 denganjumlahskor29memilikipersentasenilai72,5%;Siswa2denganjumlahskor30memilikipersentasenilai75%;Siswa3denganjumlahskor35memilikipersentasenilai87,5%;Siswa4denganjumlahskor26memilikipersentasenilai65%;Siswa5denganjumlahskor34memilikipersentasenilai85%;Siswa6denganjumlahskor34memilikipersentasenilai85%;Siswa7denganjumlahskor33memilikipersentasenilai82,5%;Siswa8denganjumlahskor25memilikipersentasenilai62,5%;Siswa9denganjumlahskor30memilikipersentasenilai75%;danSiswa10denganjumlahskor34memilikipersentasenilai85%. Dari 10 siswa ini diketahui mendapat kategori “Sangat Kompeten” dengan rentangpersentase(%)yaitu76%-100%dankategori“Kompeten”denganrentangpersentase(%)yaitu51%-75%.

SIMPULAN DAN SARAN

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari lima tahap utama yaitu analisis (analysis),desainpengembangan(design),pelaksanaanpengembangan(development),implementasi(implementation), dan evaluasi (evaluation). Pada akhirnyamenghasilkan produk yakniinstrumen tesHOTS berorientasiPISA pada peserta didik yang telah diambil pada saatpenelitianberlangsung.Produkinidivalidasiolehahlidandilakukanrevisiterhadaphasilvalidasi ahli tersebut. Kemudian produk hasil revisi ahli yaitu instrumen tes HOTSberorientasiPISA padapesertadidik ini di lihat oleh gurudanberi banyak saranuntukkesempurnaaninstrumen,untuksoaltesakandiberikanpadasiswa.Hasilvalidasipertamaolehahliuntukinstrumentesterdapatempatkomponenyangdivalidasiolehahliyaknisoalyangakanditerapkanpadainstrumen,deskripsikomponenkriteriapenilaian/deskriptorpencapaian, komponen instrumen tes, dan deskripsi pemberian skor penilaian. Semuakomponen tersebut peneliti revisi berdasarkan saran dari ahli. Kemudian hasil validasikeduaolehahliuntukinstrumentesterdapatlimakomponenyangdivalidasiolehahliyaknisusunan instrumen, kata-kata yangbersifat teknikpada instrumen skor skala penilaian,komponenaspekpenilaian,dandeskripsibobotkriteriapenilaian.Semuakomponenyangdivalidasi oleh ahli peneliti lakukan revisi sesuai saran sehingga diperoleh komentar-komentaryangpositif tentang instrumen tesHOTS berorientasiPISApadapesertadidiktersebut.

Untukvalidasiaspekpraktikalitasyangdilakukanolehgurumatematikasebagaivalidator,sebagian besar memberikan respon yang positif terhadap semua produk. Komentar-komentar dari guru tersebut berkenaan dengan penggunaan danmanfaat produk. Guruyangmemberikan saran agar pengembangan instrumen tes disesuaikan denganmateri.Setelahdilakukanujicobaterbatasuntukintrumentestersebut50%siswamendapatkankategori“sangatbaik”.

Page 12: Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order

68 • Pengembangan instrumen tes untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) berorientasi …

DAFTAR RUJUKAN

Anderson, L dan Krathwohl, D. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta :PustakaPelajar.

Budiman,Agus.“Pengembangan Instrumen AsesmenHigher Order Thinking Skill (HOTS)Pada Mata Pelajaran SMP Kelas VIII Semester 1.”Jurnal Riset PendidikanMatematika1,no.2(2014):h.2

Dimyati.danMudjiono.(2009).Belajardanpembelajaran.Jakarta:RinekaCipta.

KementerianPendidikandanKebudayaan.2013.ImplementasiKurikulum2013,(online),(http://www.slideshare.net/nayantakahusnahartono/sosialisasi-implementasi-kurikulum-2013.html.Diakses28Juli2020).

KementerianPendidikandanKebudayaan.2013.PengembanganKurikulum2013:PaparanMenteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, (online),(http://upi.edu/main/file/Paparan Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013Bandung16Maret2013Tayang.pptx.Diakses28Juli2020).

Mulyatiningsih, endang. (2012).MetodePenelitianTerapanBidangPendidikan.Bandung,Indonesia:Alfabeta.

Munandar,Utami.(2002).StrategiMewujudkanPotensiKreatif&Bakat.Jakarta,Indonesia:GramediaPustakaUtama.

OrganisationforEconomicCo-operationandDevelopment.(2009).LearningMathematicsforLife:AViewPerpectivefromPISA.Paris:OECDPublications.

Organisation for Economic Co-operation and Development. (2012). PISA 2012 Results:WhatStudentsKnowandCanDo:OECDPublications.

Organisation for Economic Co-operation and Development. (2013).OECD Skills Outlook2013:FisrtResultsFromTheSurveiofAdultSkills:OECDPublications.

Ronda, Erlina. 2011. What is Mathematical Literacy, (online), (http://math4teaching.com/2010/03/12/what-is-mathematical-literacy.Diakses28Juli2020).

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, danR&D.Bandung:CV.Alfabeta.

Uno,HamzahB.ModelPembelajaranMenciptakanProsesBelajarMengajaryangKreatifdanEfektif.Jakarta:PTBumiAksara2012.