pengembangan buku pengayaan kimia terintegrasi...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA
TERINTEGRASI KEISLAMAN PADA MATERI
STOIKIOMETRI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nurul Anjar Wati
11150162000060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Skripsi bettudul Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi
Keislaman Pada Materi Stoimometri dお usun OLh Nurlll ttar Wtti Nomorlnduk Siswa ll150162000060, Program Studi Pendidikan Kilnia, Jurusan
Pendidikan 1lmu Pcngetahuan Alanl, Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas lsiam Ncgeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah scbagai karya ilmiah yang bcrhak untuk diaukan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta,14 Januari 2020
Yang mengesahkan,
Pembimbing 1 Pembimbing2
Dr.Ir.巧 。Siti Suryaningsih,M.Si
NI]P:196812202007012032
Buchori Mu。 lim,M.Pd
NIDN:2027028902
Mengetahui ,
Ketua Prodi Pendidikan Kimia
Burhanudin Milama,M.Pd
NIP:19770201200801 1011
:
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi
Keislaman Pada Materi Stoikiometri oleh Nurul Anjar Wati Nomor Induk
Mahasiswa I I 150162000060, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam
Ujian Munaqasah pada Januari 2020 di hadapan dewan penguji. Karena itu,
penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang Pendidikan
Kimia.
Jakarta,30 Januari 2020
Panitia Чian Mmaqasah
Ketua Panitia
Burhanudin Milama MoPd.
NI]P。 19770201200801 1011
Pengtti I
Tonih Feronika,M.Pd。
NIIP。 19760107200501 1007
PcnguJl Ⅱ
Evi Sapinatul Bahriah,MoPd。
NIDN.2007078501
レ ′°
"
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NI]P。 197103191998032001
Tanggal
l%―bヽ
Tanda Tangan
/
KEMENttERIAN AGAMAUIN JAKARttAF!TKノノ′1〃 ノ
"α″′♭Nο 9,C″
“″′ノ5イ′2ル薇,″
“ね
FORM(FR)
No.Dokumen : FITK― FR―AKD-089
Tgl.Terbit : lJanuai2DlT
No. Revisi: : 0l
Hal
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
TempatlTgl. Lahir
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
Dosen Pcmbiinbing :
Nurul Anjar Wati
Wonogiri, 2 Oktob er 1996
11150162000060
Pendidikan Kimia
Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi
Keislaman Pada Materi Stoikiometri
1. Dr. Ir. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si
2. Buchori Muslim, M.Pd
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggunglawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,13 Januan 2020
NIh〔。11150162000060
lV
Mahasiswa Ybs,
v
ABSTRAK
Nurul Anjar Wati (NIM: 11150162000060). Pengembangan Buku Pengayaan
Kimia Terintegrasi Keislaman Pada Materi Stoikiometri. Skripsi, Program
Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Implementasi integrasi keislaman dengan ilmu kimia pada Program Studi
Pendidikan Kimia belum terlaksana terutama dalam bidang pengembangan. Oleh
karena itu, Pendidikan kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
menambahkan Program Learning Outcome (PLO) sesuai dengan visi universitas
yaitu mampu menguasai konsep integrasi keislaman, keilmuwan, dan
keindonesian dengan materi kimia. Untuk mewujudkan PLO tersebut maka
diperlukan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman pada materi
stoikiometri. Adapun dalam mengembangkan buku pengayaan digunakan metode
4-STMD yang terdiri dari tahap seleksi, tahap strukturisasi, tahap karakterisasi,
dan tahap reduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap seleksi
diperoleh buku teks utama karangan Raymond Chang. Pada Tahap stukturisasi
diperoleh 5 label konsep yang terintegrasi dari 17 label konsep yaitu persamaan
reaksi, pereaksi pembatas, hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap,
dan hukum perbandingan volume. Pada tahap karakterisasi memiliki uji
keterpahaman tingkat tinggi sebesar 80,6 % dengan kategori mudah. Tahap
reduksi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena konsep-konsep yang
diintegrasikan termasuk kategori mudah. Pada uji kelayakan buku pengayaan
kimia diperoleh hasil sebesar 96,74 % dengan kriteria sangat layak sehingga buku
pengayaan kimia layak untuk dikembangkan. Produk buku yang dihasilkan dalam
penelitian dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam pembelajaran kimia
terintegrasi keislaman.
Kata Kunci: Buku Pengayaan, Integrasi keislaman, Stoikiometri
vi
ABSTRACT
Nurul Anjar Wati (NIM: 11150162000060). The Development of an Integrated
Islamic Chemistry Enrichment Book on Stoichiometry Materials. Thesis,
Chemistry Education Study Program, Department of Natural Sciences
Education, Faculty of Education Science, Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta
The Implementation of Islamic Integration with Chemistry in Chemistry
Education Study Program has not been implemented, especially in the field of
development. Therefore, The Study Program Chemistry Education at Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta added the Program Learning
Outcome (PLO) in accordance with its vision of being able to know the concepts
of integration of Islam, scientific, and Indonesia with chemistry concept. To
actualize the Program Learning Outcome, Islamic chemistry enrichment books
are needed. This research aims to develop an integrated Islamic chemical
enrichment book on stoichiometry concept. Moreover, the 4-STMD method is used
to develop the enrichment book. The 4-STMD method is consists of the selection,
structuring, characterization, and reduction stages. The result of the research
show that at the selection stage, the main textbook is written by Raymond Chang.
In the structuring stage, there are 5 concept labels that integrated from 17
concept labels, namely equation reaction, limiting reagents, the law of eternity of
mass, the law of constant comparison, and the law of volume comparison. At the
characterization stage, it had a high level of comprehension test of 80.6% with the
easy category. The reduction phase in this research was not carried out because
the integrated concepts included easy categorization. In the feasibility test, the
chemical enrichment book obtained 96.74% with very decent criteria, so that the
chemical enrichment book is feasible to be developed. The book that have been
produced in this research can be used as a reference source in the learning of
integrated islamic chemistry.
Keywords: Enrichment Books, Islamic Integration, Stoichiometry
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yangberjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Keislaman
Pada Materi Stoikiometri”. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah
curahkan kepada junjungan sang prokamator dunia akhirat Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman
kecerdasan.
Skripsi ini di susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Strata 1 (S1). Oleh karena itu, penulis ucapkan banyak terima
kasih kepada beberapa pihak yang membantu penyelesaian skripsi diantaranya:
1. Dr. Sururin M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia yang
telah memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi.
3. Dr. Ir. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si., selaku Pembimbing 1 yang telah
memberikan arahan dan dukungan dalam penyelesaian penyusunan skripsi
4. Buchori Muslim M.Pd., selaku pembimbing 2 yang telah memberikan arahan
dan dukungan dalam penyelesaian penyusunan skripsi.
5. Prof. Dr. H. Zainun Kamaludin Fakih M.A., selaku validator ahli materi
integrasi yang telah memberikan saran dalam pengembangan buku pengayaan
kimia terintegrasi keislaman.
6. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., Selaku validator ahli media dalam uji
kelayakan buku pengayaan kimia yang telah memberikan saran dalam
mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman.
7. Orang tua, Pakde, Budhe, Adek, dan Saudara di kampung halaman yang
selalu memberikan dukungan dan mendoakan penulis selama menyelesaikan
penyusunan skripsi.
viii
8. Sahabat-sahabatku (Sa’adah, Zaqiyatul, Aulia, Alusti, Lilis, dan Husnul)
yang selalu mendukung dan memotivasi dikala sedang kebingungan untuk
menyelesaikan penyusunan skripsi.
9. Muhammad Anji Syaifudin yang selalu mensupport demi terselesainya
penyusunan skripsi.
10. Teman-Teman Pendidikan Kimia angkatan 2015 yang saling memberikan
support.
11. Team Ganesha Group yang telah membantu memberikan dukungan dan
bantuan selama penyusunan skripsi.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Demikianlah penulisan skripsi ini penulis sajikan semoga dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan dapat memberikan kontribusi
serta memovitasi pengembangan sains dan islam lainnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 10 Januari 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI................................................................iii
PERNYATAAN KARYA SENDIRI...................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
ABSTRACT...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..........................................................................................5
C. Pembatasan Masalah.........................................................................................5
D. Rumusan Masalah.............................................................................................5
E. Tujuan Penelitian..............................................................................................5
F. Manfaat Penelitian............................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................7
A. Kajian Teori......................................................................................................7
1. Bahan Ajar..................................................................................................7
2. Buku..........................................................................................................10
3. Buku Pengayaan........................................................................................14
4. Integrasi Keislaman...................................................................................21
5. Stoikiometri...............................................................................................30
x
B. Penelitian Relevan..........................................................................................31
C. Kerangka Berfikir...........................................................................................35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................38
A. Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................38
B. Objek dan Subjek Penelitian...........................................................................38
C. Metode dan Desain Penelitian.........................................................................38
D. Instrumen Penelitian.......................................................................................41
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................46
F. Teknik Analisis Data......................................................................................46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................49
A. Tahap Seleksi..................................................................................................49
B. Tahap Strukturisasi.........................................................................................67
C. Tahap Karakterisasi........................................................................................71
D. Tahap Reduksi................................................................................................74
E. Uji Kelayakan.................................................................................................74
BAB V PENUTUP............................................................................................105
A. Kesimpulan...................................................................................................105
B. Saran.............................................................................................................105
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................107
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................111
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Konten Kimia dengan Integrasi Keislaman....................... ..42
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Uji Kelayakan ....................................................................... 44
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 46
Tabel 3. 4 Kriteria Penskoran Skala Guttman ....................................................... 47
Tabel 3.5 Kriteria Pencapaian Test Keterpahaman ............................................... 47
Tabel 3.6 Persentase Kriteria Kelayakan .............................................................. 48
Tabel 4.1 Konsep Kimia dan Indikator ................................................................. 53
Tabel 4.2Integrasi Islam TerkaitKonsep Kimia .................................................... 55
Tabel 4.3Hasil Validasi Materi Konsep Persamaan Reaksi Kimia ....................... 62
Tabel 4.4 Hasil Validasi Materi Konsep Pereaksi Pembatas ................................ 64
Tabel 4.5 Hasil Validasi Materi Konsep Pereaksi Pembatas ................................ 65
Tabel 4.6 Hasil Validasi Materi Stoikiometri ....................................................... 66
Tabel 4.7 Draft Bahan Ajar dengan Struktur Materi............................................. 70
Tabel 4. 8 Data Hasil Tes Rumpang ..................................................................... 73
Tabel 4.9 Data Tingkat Pemahaman Konsep ........................................................ 74
Tabel 4.10 Komentar dan Saran dari Ahli Media ................................................. 84
Tabel 4.11 Hasil Uji Kelayakan ............................................................................ 95
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Desain Penelitian...............................................................................39
Gambar 4.1 Struktur Makro...................................................................................68
Gambar 4.2 Respirasi.............................................................................................69
Gambar 4.3 Sampul Buku......................................................................................76
Gambar 4. 4 Identitas Buku...................................................................................77
Gambar 4. 5 Kata Pengantar..................................................................................78
Gambar 4.6 Daftar isi.............................................................................................79
Gambar 4.7 Tampilan Awal Tiap Bab...................................................................80
Gambar 4.8 Halaman Setelah Bab.........................................................................81
Gambar 4.9 Daftar Pustaka....................................................................................82
Gambar 4.10 Tentang Penulis................................................................................83
Gambar 4.11 Desain Sampul Buku (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi.............87
Gambar 4.12 Pemanfaatan Ruang Kosong (a) sebelum revisi (b) sesudah
revisi...............................................................................................89
Gambar 4. 13 Desain Buku (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi.........................91
Gambar 4. 14 Penulisan contoh Soal (a) sebelum direvisi (b) sesudah revisi ...... 92
Gambar 4. 15 Perbesaran gambar reaksi actinomycetin (a) sebelum revisi (b)
sesudah revisi ................................................................................... 94
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Analisis Konsep......................................................................111
Lampiran 2 Peta Konsep.....................................................................................118
Lampiran 3 Multiple Representatif......................................................................119
Lampiran 4 Instrumen Validasi Konsep Kimia dengan Integrasi Islam..............127
Lampiran 5 Instrumen Karakterisasi ...................................................................146
Lampiran 6 Uji Kelayakan Buku.........................................................................150
Lampiran 7 Surat-Surat........................................................................................155
Lampiran 8 Lembar Uji Referensi.......................................................................158
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu sarana untuk pendidikan. Dalam sistem
kependidikan tidak akan lepas dengan kurikulum yang diterapkan oleh
sekolah. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran yang digunakan sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar, seperti
halnya dalam sebuah lembaga disebut sebagai kurikulum (Hamalik, 2013,
hlm. 18). Lembaga yang dimaksud adalah lembaga pendidikan baik tingkat
dasar maupun menengah. Tidak hanya Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas yang dalam pembelajarannya berdasarkan
pada kurikulum yang telah diterapkan oleh sekolahnya. Menurut Perpres
Nomor 8 Tahun 2012 Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta
pun juga menggunakan kurikulum dalam proses pembelajarannya. Adapun
kurikulum yang diterapkan dalam Perguruan Tinggi berbasis Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Menurut Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 menjelaskan bahwa
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang disingkat KKNI adalah
kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintergasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor.
Adapun cara yang dapat dilakukan Program Studi dalam mengembangkan
kurikulum tersebut salah satunya dengan memberikan Learning Outcome
(LO) dalam Prodi tersebut (Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015).
Kurikulum KKNI ini didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi
(SNPT) yang terdapat dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015.
Dalam menjalankan Kurikulum KKNI, Perguruan Tinggi harus melaksanakan
strandar pengelolaan pembelajaran dengan maksud untuk meningkatkan dan
2
memelihara mutu dalam pengelolaan program studi yang sesuai dengan visi
dan misi perguruan tinggi (Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015, hlm.
35).
Adapun visi dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah menjadi universitas kelas dunia dengan keunggulan integrasi
keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan. Berdasarkan visi dari Universitas,
Program Studi Pendidikan Kimia memiliki tambahan LO (Learning
Outcome). Dimana LO (Leraning Outcome) yang dimaksud adalah LO
Pengetahuan melalui mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan yang
didalamnya mempelajari integrasi sains dan islam. Adanya penambahan LO
pada Program Studi Pendidikan Kimia diharapkan dapat mewujudkan visi
dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, salah satunya
yaitu dapat mengintegrasikan sains dengan keislaman.
Integrasi berarti mencampuradukan, menyatukan, dan memadukan antara
sains dan agama (Arifudin, 2016, hlm. 161). Integrasi antara islam dan sains
dapat diartikan sebagai upaya mempertemukan, memadukan, atau menjalin
kemitraan antara ilmu dan agama dalam upaya mensejajarkan ilmu dan
agama. Konsep tersebut mencoba memberikan porsi yang sama antara sains
atau ilmu dengan agama islam yang berlandaskan nilai-nilai universalitas
islam, yaitu bersumber pada ayat qauliyah (Al Qur’an dan Hadits) serta ayat
kauniyah (fenomena alam). Perpaduan antara urusan duniawi dan ukhrowi,
jasmani dan rohani, material dan spiritual menjadi satu kesatuan yang sama-
sama bersumber dari Tuhan (Fauzan, 2017, hlm 7). Isu antara integrasi islam
dan sains semakin marak diperbincangkan dibeberapa negara. Beberapa
negara yang sudah menerapkan pengintegrasian antara sains dan islam
diantaranya Yaman (Al-Hadabi, 2016), Iran (Bagheri, 2015), Malaysia
(Lubis, 2015; Tajuddin dan Khadafi, 2014), Indonesia (Nuryantini, 2018;
Hamzah, 2015; Munadi, 2016; Sunhaji, 2018; Munir, 2016) dan Brunei
Darussalam ( Hashim dan Abdullah, 2013; Lubis, 2009).
Dalam menerapkan integrasi antara sains dan islam, Malaysia sudah
menerapkan integrasi sains dan islam pada tingkat universitas yaitu dalam
3
International Islamic University Malaysia (IIUM) (Hashim dan Abdullah,
2013). Di Indonesia integrasi sains dan islam juga dibahas dalam Annual
International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke 17 di Jakarta.
Adapun tema yang diangkat adalah Religion, Identity, and Citizenship
Horizons of Islam in Indonesian and Beyond. Adanya AICIS yang telah
diselenggarakan menunjukkan bahwa pentingnya pengintegrasian antara ilmu
sains dan islam. Program Studi Pendidikan Kimia baru menerapkan integrasi
islam dan sains melalui perkuliahan Islam dan Ilmu Pengetahuan. Selain
dalam mata kuliah tersebut integrasi sains dan islam dapat diimplementasikan
pada mata kuliah lainnya, salah satunya adalah mata kuliah kimia dasar.
Mata kuliah kimia dasar adalah mata kuliah yang membahas tentang
materi kimia dasar diantaranya teori atom, sistem periodik unsur, ikatan
kimia, larutan elektrolit dan non elektrolit, stoikiometri, teori asam basa,
larutan penyangga, hidrolisis dan lain sebagainya (Chang, 2005). Namun
dalam hal ini peneliti hanya akan mengambil mata kuliah kimia dasar pada
materi stoikiometri. Hal ini dikarenakan materi stoikiometri yang terintegrasi
keislaman belum ada serta banyak konsep-konsep dari stoikiometri yang
dapat diintegrasikan diantaranya persamaan reaksi yang terdapat dalam
fotosintesis, hujan asam, reaksi redoks petir, reaksi actinomycetin; pereaksi
pembatas dalam orbit tata surya, hukum dasar kimia dalam respirasi,
fotosintesis, penciptaan manusia, dan siklus daur nitrogen. Stoikiometri
dalam bahasa yunani terdiri dari dua kata: stoicheion, artinya unsur ; metrain
artinya mengukur (Petrucci, 1985, hlm. 58; Syukri, 1999, hlm. 23).
Stoikiometri adalah ilmu kimia yang berhubungan dengan perhitungan kimia
yang menyangkut hubungan kuantitatif zat baik pereaksi maupun hasil reaksi
yang terlibat dalam reaksi (Syukri, 1999, hlm. 23).
Dalam proses pembelajaran tentunya memerlukan sumber belajar yang
mendukung dan memadai sehingga digunakan dalam proses pembelajaran,
sumber belajar tersebut adalah bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bahan
yang yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar oleh seorang
pendidik (Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hlm. 6). Sumber belajar tersebut
4
dapat berupa buku teks dan buku non teks. Buku teks biasanya digunakan
sebagai buku ajar utama. Namun, selain buku teks utama yang diperlukan
dalam pembelajaran, diperlukan pula buku tambahan yang sering disebut
dengan buku pengayaan. Dibutuhkannya buku pengayaan karena berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan berpikir serta memperluas wawasan
terhadap lingkungan berdasarkan pengetahuan terkini (Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, 2018, hlm. 5).
Buku pengayaan merupakan buku yang digunakan sebagai tambahan
yang memuat materi yang dapat meningkatakan dan memperkaya wawasan
pengetahuan bagi peserta didik (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2018, hlm.
8). Selain buku dalam konten sains yang menjadi sumber belajar, sebagai
penciri pembelajaran yang terintegrasi diperlukanlah buku yang terintegrasi.
Sebab, buku kimia yang terintegrasi keislaman yang tersedia belum ada,
sehingga buku kimia terintegrasi keislaman perlu dikembangkan terutama
pada tingkat universitas. Hal ini bertujuan untuk membantu dalam proses
pembelajaran dan meminimalisir agar buku sains terintegrasi jumlahnya
memadai dan mencukupi.
Cendekiawan muslim indonesia yang mengintegrasikan sains dan islam
salah satunya adalah kuntowijoyo. Menurut Kuntowijoyo integrasi antara
sains dan islam merupakan cara untuk menyatukan dan menggabungkan
wahyu Allah dengan pikiran manusia dimuka bumi tanpa mengucilkan Allah
dan manusia (Munadi, 2016, hlm. 292). Dalam penelitian Abdulsalam
Sulaiman Dawood Al Hadabi (2016) yang berjudul Mengintegrasikan Ayat-
Ayat Al Qur’an ke dalam Kurikulum Sains Sekolah Menengah Yaman:
Sebuah Perspektif Islam. Dimana penelitian tersebut menunjukkan integrasi
dengan berbagai disiplin ilmu cocok digunakan dalam ayat Al Qur’an. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa ayat-ayat Al Qur’an cocok untuk
diintegrasikan dengan berbagai disiplin ilmu. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa pengintegrasian islam dapat dilakukan diberbagai ilmu
khususnya ilmu sains yaitu pada materi kimia.
5
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Kimia
Terintegrasi Keislaman Pada Materi Stoikiometri”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diidentifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Belum tersedianya bahan ajar kimia yang terintegrasi keislaman
2. Belum tersedianya buku kimia materi stoikiometri yang terintegrasi
keislaman
3. Belum terlaksananya implementasi integrasi keislaman dengan ilmu sains
dalam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Belum terlaksananya pengembangan dalam pembelajaran kimia yang
sesuai dengan visi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Belum terlaksananya penerapan pembelajaran kimia terintegrasi
keislaman pada program Studi Pendidikan Kimia
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan dari hasil identifikasi diatas, peneliti membatasi pada:
1. Dalam penelitian ini, buku yang akan dikembangkan adalah buku
pengayaan kimia terintegrasi keislaman
2. Materi yang dikembangkan adalah materi stoikiometri
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana
mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman pada
materi stoikiometri?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan ”Mengembangkan buku pengayaan kimia
terintegrasi keislaman pada materi stoikiometri”.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka manfaat penelitian
ini adalah sebagai berikut:
6
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Memberikan khazanah pengetahuan terhadap integrasi sains dan
keislaman pada materi stoikiometri
b. Memberikan manfaat dalam pembelajaran kimia yang tidak hanya
secara sains namun secara islami juga
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Melatih kemampuan keterampilan dalam mengembangkan buku
pengayaan kimia terintegrasi keislaman pada materi stoikiometri
b. Membantu mewujudkan visi dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
c. Memahami kebesaran Allah SWT mengenai fenomena, ayat-ayat
kauniyah yang dikaji secara mendalam melalui konsep stoikiometri
d. Buku ini dapat digunakan sebagai referensi dalam pembelajaran
kimia
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar atau Teaching Material berasal dari dua kata yaitu
Teaching atau mengajar dan Material atau bahan (Direktorat
Pembinaan SMA, 2008, hlm. 6). Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan informasi, alat, maupun teks yang disusun secara sistematis
berdasarkan kompetensi yang akan dikuasai peserta didik melalui
proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dan
menyenangkan (Prastowo, 2014, hlm. 139). Bahan ajar merupakan
bahan yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran
tertentu (Akbar, 2016, hlm. 33). Jadi bahan ajar merupakan
seperangkat bahan yang disusun secara sistematis baik berupa bahan
tertulis atau tidak tertulis yang dapat membantu guru dalam proses
pembelajaran.
b. Fungsi Bahan Ajar
Menurut Direktorat Pembinaan SMA (2008, hlm. 6) fungsi bahan
ajar dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Pedoman untuk guru dalam kegiatan belajar mengajar guna untuk
seluruh aktivitas untuk diajarkan kepada peserta didik
2) Pedoman untuk siswa dalam kegiatan pembelajaran dan seluruh
aktivitas yang menjadikan kompetensi yang harus dikuasai oleh
siswa
3) Sebagai alat untuk penilaian atas terlaksananya kegiatan belajar
mengajar
Dalam buku Karangan Prastowo (2014, hlm. 139-140), berdasarkan
pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar dapat
8
dibedakan menjadi dua macam yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi
peserta didik.
1) Fungsi bahan ajar bagi pendidik
a) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar
b) Mengubah peranan pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang
fasilitator
c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan lebih
interaktif
d) Pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi
yang semestinya diajarkan kepada peserta didik
e) Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran
2) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik
a) Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta
didik lain
b) Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki
c) Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing
d) Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri
e) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar atau mahasiswa
yang mandiri
f) Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dikuasai atau dipelajarinya
Jadi fungsi bahan ajar bagi pendidik adalah efisiensi, menjadikan guru
sebagai fasilitator serta menjadi alat evaluasi dalam kegiatan belajar
9
mengajar, sedangkan bahan ajar mempunyai fungsi bagi siswa yaitu
menjadikan peserta didik menjadi pelajar yang mandiri, serta dapat
menggali informasi sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dapt
digali.
c. Jenis-Jenis Bahan Ajar
Menurut Direktorat Pembinaan SMA (2008, hlm. 11) jenis bahan
ajar berdasarkan teknologi yang digunakan dapat dikelompokkan
menjadi empat yaitu:
1) Bahan ajar cetak seperti hand out, buku, modul, poster, brosur,
lembar kerja siswa, wallchart, photo atau gambar, model atau
maket dan leaflet.
2) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact disk
video, film.
4) Bahan ajar multimedia interaktif (Interaktive Teaching Material)
seperti CAI (Computer Assisted Instruction),compact disk (CD),
multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web
(Web Based Learning Materials)
Sedangkan menurut Prastowo (2014, hlm. 148) bahan ajar
berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi empat macam yaitu:
1) Bahan cetak (printed) merupakan bahan ajar dalam bentukkertas,
yang berfungsi untuk kegiatan pembelajaran atau penyampaian
informasi. Misalnya: handout, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, model atau maket.
2) Bahan ajar dengar (Audio) atau program audio merupakan bahan
ajar yang memerlukan bantuan sinyal radio secara langsung untuk
dapat didengarkan. Misalnya: compact disk audio kaset, piringan
hitam, dan radio
10
3) Bahan ajar pandang dengar (Audio Visual) merupakan bentuk
bahan ajar yang digunakan untuk menggabungkan antara gambar
bergerak dan sinyal audio. Misalnya: film dan video compact
disk.
4) Bahan ajar interaktif (Interactive Teaching Material) merupakan
gabungan dari dua atau lebih media seperti: grafik, audio, gambar,
teks, video, dan animasiyang oleh penggunannya diperlakuan
untuk mengendalikan suatu perintah dan atau perilaku alami dari
suatu presentasi. Misalnya: compact disk interaktif
2. Buku
a. Pengertian Buku
Menurut Prastowo (2013, hlm. 132) buku adalah lembar kertas
yang berjilid, berisi tulisan atau kosong, kitab. Buku yang dimaksud
sebagai sumber belajar adalah yang berisi tulisan teks yang
mengandung ilmu pengetahuan. Buku adalah bahan tertulis hasil dari
pemikiran pengarang yang disajikan dalam bentuk ilmu pengetahuan
(Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hlm. 12). Buku disini berarti
sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid
dan diberi kulit. Buku merupakan produk pemikiran yang diciptakan
untuk menambah wawasan pengetahuan yang menghibur dan
mendidik (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2018, hlm. 6). Jadi buku
dapat diartikan sebagai berbagai macam kertas bertulisan atau
kosong yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
b. Jenis-Jenis Buku
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
mengelompokkan buku pendidikan berdasarkan ruang lingkup
kewenangan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu:
1). Buku teks pelajaran merupakan buku yang digunakan untuk
mempelajari dan mendalami subjek pengetahuan dan ilmu serta
teknologi sehingga mengandung penyajian asas-asas tentang
subjek tersebut (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014, hlm. 6).
11
Buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan pada satuan
pendidikan dasar, menengah, atau perguruan tinggi yang memuat
materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan,
ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan
kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan
kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan
(Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008).
2). Buku nonteks pelajaran adalah buku yang memuat materi guna
untuk menunjang, melengkapi, dan mendukung buku teks
pelajaran (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014, hlm. 7). Buku
nonteks dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a). Buku Pengayaan
Buku pengayaan adalah buku tambahan yang berisikan
materi yang dapat memperkaya wawasan pengetahuan serta
sebagai buku penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Buku
ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan berfikir peserta
didik, serta memperluas wawasan terhadap lingkungan
berdasarkan pengetahuan terkini. Selain muatan substansi yang
baik, buku pengayaan juga harus disajikan secara
menyenangkan agar dapat menumbuhkan minat baca peserta
didik, Secara spesifik, buku pengayaan dapat meningkatkan
wawasan pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian bagi
peserta didik.
b). Buku Referensi
Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni da budaya. Buku referensi untuk
peserta didik memuat rujukan pengetahuan, daftar istilah, dan
12
sumber pengetahuan lain untuk membantu warga sekolah
memahami buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan buku
panduan pendidik. Buku referensi mencakup ensiklopedia,
kamus, almanak, atlas, dan buku peraturan seperti perundang-
undangan.
c). Buku Panduan Pendidik
Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat cara,
prinsip, deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk
digunakan oleh peserta didik. Buku panduan pendidik berupa
buku-buku populer dan akademik untuk membantu
meningkatkan kapasitas pendidik dalam meningkatkan metode
pendidikan dan pembelajaran, memilih media pembelajaran dan
melakukan penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kompilasi penelitian pendidikan terkini yang dihimpun dalam
proceeding seminar dan konferensi pendidikan, merupakan
contoh lain buku panduan pendidik yang dapat membantu
meningkatkan wawasan kependidikan. Secara umum, buku
panduan pendidik berguna untuk meningkatakan kemampuan
pedagogil, kepribadian, sosial,atau profesioanalitas (Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, 2018, hlm. 5-6).
Menurut Prastowo (2014, hlm. 243-244) buku dapat dibedakan
menjadi empat jenis yaitu:
1) Buku sumber yaitu buku yang biasa dijadikan rujukan, referensi,
dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu
kajian ilmu yang lengkap.
2) Buku bacaan adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan
bacaan saja, misalnya: cerita, legenda, dan novel.
3) Buku pegangan yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru
atau pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.
13
4) Buku bahan ajar yaitu buku yang disusun untuk proses
pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang
akan diajarkan
c. Karakteristik Buku
Menurut Akbar (2013, hlm. 34-36) buku ajar yang baik memiliki
beberapa karakteristik yaitu:
1) Akurat
Keakuratan antara lain dapat dilihat dari aspek: kecermatan
penyajian, benar memaparkan hasil penelitian, dan tidak salah
mengutip pendapat pakar. Akurat dapat pula dilihat dari teori
dengan perkembangan mutakhir dan pendekatan keilmuwan yang
bersangkutan.
2) Sesuai (Relevansi)
Buku yang baik memiliki kesesuaian antara kompetensi yang
harus dikuasai dengan cakupan isi, kedalaman pembahasan, dan
kompetensi pembaca
3) Komunikatif
Komunikatif dalam hal ini adalah bahasa yang digunakan
dalam isi buku jelas, runtut, dan mudah dipahami oleh pembaca.
4) Lengkap dan Sistematis
Uraian yang disajikan dalam buku lengkap dari cara berpikir
sederhana hingga kompleks, menyebutkan kompetensi yang harus
dikuasai, memberikan manfaat bagi pembaca serta disajikan
daftar isi dan daftar pustaka.
5) Berfokus pada Siswa (Student Center)
Buku yang disajikan diharapkan sesuai dengan kurikulum yang
konstruktvis dapat mendorong rasa ingin tahu, terjadi interaksi
antara siswa dengan sumber belajar, merangsang siswa
membangun pengetahuan sendiri, menyemangati siswa belajar
secara berkelompok, dan menggiatkan siswa mengamalkan isi
bacaan.
14
6) Berpihak pada Ideologi Bangsa dan Negara
Buku yang baik adalah buku yang mendukung ketakwaan
Tuhan yang Maha Esa, mendukung pertumbuhan nilai
kemanusiaan, mendukung kesadaran akan kemajemukan
masyarakat, mendukung tumbuhnya rasa nasionalisme,
mendukung tumbuhnya kesadaran hukum, dan mendukung cara
berpikir logis
7) Kaidah Bahasa Benar
Buku yang ditulis menggunakan ejaan, istilah , dan struktur
kalimat yang tepat
8) Terbaca
Buku yang keterbacaannya tinggi mengandung panjang
kalimat dan struktur kalimat sesuai pemahaman pembaca, panjang
alineanya sesuai pemahaman pembaca
3. Buku Pengayaan
a. Pengertian Buku Pengayaan
Menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2018, hlm. 5) buku
pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya
buku teks pada pendidikan dasar dan menengah. Buku Pengayaan
adalah Buku yang dapat memuat materi yang dapat memperkaya dan
meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(ipteks) serta keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik,
pendidik, pengelola pendidik, serta masyarakat lainnya (Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, 2014, hlm. 8). Buku pengayaan disebut
juga sebagai buku pelengkap, buku bacaan, ataupun buku tambahan.
Buku pengayaan dapat digunakan sebagai sumber pendukung dalam
proses pembelajaran (Astra dan Saputra, 2018). Berdasarkan
pemaparan diatas buku pengayaan dapat diartikan sebagai buku yang
memuat materi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran serta
dapat memperkaya wawasan pengetahuan dan meningkatkan
penguasaan IPTEK.
15
b. Jenis-Jenis Buku Pengayaan
Buku pengayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu buku
pengayaan pengetahuan, buku pengayaan keterampilan, dan buku
pengayaan kepribadian
1). Buku Pengayaan Pengetahuan
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku yang memuat materi
yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks.
Buku pengayaan pengetahuan berfungsi sebagai bacaan peserta
didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya
sehingga dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks.
Buku pengayaan pengetahuan merupakan buku-buku yang dapat
mengembangkan pengetahuan (knowledge development) pembaca,
bukan sebagai science (baik untuk ilmu pengetahuan alam maupun
sosial) yang merupakan bidang kajian. Buku pengayaan
pengethauan berfungsi untuk memperkaya wawaan, pemahaman,
dan penalaran pembaca.
Buku Pengayaan pengetahuan bagi pelajar akan berhubungan
dengan upaya-upaya memperkaya pencapaian tujuan pendidikan
secara umum. Buku pengayaan pengetahuan merupakan buku yang
mampu memberikan tambahan pengetahuan kepada pembacanya,
baik yang bersentuhan langsung dengan materi yang dipelajari
dalam lembaga pendidikan maupun diluar itu. Dalam konteks
lembaga pendidikan, buku pengayaan akan memposisikan peserta
didik agar memperoleh tambahan pengetahuan dari hasil membaca
buku-buku tersebut yang dalam buku teks pelajaran tidak diperoleh
infomasi pengetahuan yang lebih lengkap dan luas sebagaimana
tertuang dalam buku pengayaan.
Adapun ciri-ciri dari buku pengayaan pengetahuan adalah (1)
menyajikan materi yang bersifat kenyataan, (2) mengembangkan
materi bacaan yang bertumpu pada ilmu, dan (3) mengembangkan
berbagai pengetahuan seperti pengetahuan faktual, pengetahuan
16
konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif
(Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014, hlm. 8-9).
2). Buku Pengayaan Keterampilan
Buku pengayaan keterampilan adalah buku-buku yang memuat
materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan kemampuan
dasar para pembaca dalam rangka meningkatkan aktivitas yang
praktis dan mandiri. Dalam buku tersebut memuat materi yang
dapat meningkatkan, mengembangkan, dan memperkaya dalam
kemampuan menghitung, memberi nama, menghubungkan, dan
mengkomunikasikan kepada oranag lain sehingga mendorong
untuk berkarya dan bekerja secara praktis. Buku pengayaan
keterampilan dibuat untuk menjadi bahan bacaan bagi seluruh
peserta didik, para pendidik, para pengelola pendidikan, dan
masyarakat lainnya yang meminati dan menginginkan kemampuan
dasarnya bertambah kaya, khususnya dalam kecakapan praktis
yang dibutuhkan dalam hidupnya.
Adapun ciri-ciri buku pengayaan keterampilan adalah (1) materi
yang disajikan bersifat faktual, (2) buku tersebut berisi uraian
tentang petunjuk melakukan suatu kegiatan dari suatu jenis
keterampilan, (3) materi yang disajikan dapat menunjang
keterampilan melakukan sesuatu yang bersifat wirausaha, dan (4)
penyajian materi buku ini menggunakan narasi, deskripsi, atau
gambar (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014, hlm. 9).
3). Buku Pengayaan Kepribadian
Buku pengayaan kepribadian merupaka buku-buku yang dapat
meningkatakan kualitas kepribadian, sikap, dan pengalaman batin
pembaca. Dari perspektif buku pendidikian, buku pengayaan
kepribadian diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan
pendidikan secara umum. Pemaknaan buku pengayaan kepribadian
adalah mampu meningkatkan kualitas kepribadaian pembaca,
selain yang tertuang dalam pendidikan. Buku pengayaan
17
kepribadaian diharapkan juga dapat memposisikan pembaca dalam
rangka pembentukan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, dan menjadi teladan bagi sesamanya dari hasil
membaca buku-buku tersebut yang dalam buku pelajaran tidak
diperoleh uraian dan contoh yang lebih lengkap dan luas. Buku
pengayaan kepribadian berfungsi sebagai bacaan bagi peserta
didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya
pada umumnya yang dapat memperkaya dan meningkatkan
kepribadian atau pengalama batin.
Adapun ciri-ciri buku pengayaan pengembangan kepribadian
adalah (1) materi bersifat faktual dan dapat pula rekaan, (2) isi
buku dapat meningkatkan dan memperkaya kualitas kepribadian,
sikap, atau pengalaman batin pembaca, dan (3) penyajian dapat
dilakukan dalam bentuk narasi, puisi, dialog, atau gambar. Oleh
karena itu, klasifikasi buku pengayaan pengembangan kepribadian
terdiri atas buku pengayaan pengembangan kepribadian jenis fiksi
dan jenis nonfiksi (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014, hlm. 9-
10).
c. Karakteristik Buku Pengayaan
Buku pengayaan mempunyai lima karakteristik antara lain:
1)Materi yang disajikan dalam buku adalah kenyataan
2)Pengembagan isi buku tidak terikat pada kurikulum
3)Penyajian materi secara inovatif
4)Bentuk dari materi yang disajikan dalam buku disesuaikan dengan
materi yang terkait
5)Penyajian dilakukan secara kreatif, bisa disertakan gambar yanag
berkaitan dengan materi
Dalam menulis buku, salah satunya buku pengayaan, ada empat
aspek yang perlu diperhatikan:
18
1). Komponen Materi
Materi buku merupakan bagian yang sangat penting bagi buku
nonteks pelajaran. Tiga aspek penting yang menjadi criteria
dalam komponen kelayakan materi atau isi buku nonteks
pelajaran. Aspek-aspek yang menjadi criteria umum kelayakan
materi untuk semua jenis buku adalah sebagai berikut.
a) Buku nonteks pelajaran harus memiliki fungsi untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Tujuan yang dimaksud
adalah “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.”
b) Buku nonteks pelajaran harus tidak boleh bertentangan dengan
peraturan atau perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
termasuk dengan ideologi dan kebijakan politik negara. Buku
nonteks pelajaran memiliki kebebasan dalam menusung materi,
namun materi yang diusung harus memenuhi kriteria
keselarasan dengan peraturan dan kebijakan.
c) Suatu buku memiliki dampak yang besar jika dapat memengaruhi
pembacanya. Buku nonteks pelajaran merupakan buku yang
tidak terikat secara langsung dengan lingkup materi dan tingkat
kompetensi dalam standar isi, akan memiliki kebebasan dalam
pengembangan materi yang dapat dipertanggungjawabkan.
(Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014, hlm. 19).
2). Komponen Penyajian
Penyajian merupakan komponen yang turut menentukan kualitas
suatu buku nonteks pelajaran. Penyajian berkaitan dengan
pengemasan atau penataan materi buku sehingga memiliki efek
19
terhadap pembaca. Efek yang dimaksud dapat berupa efek
langsung atau efek ikutan dari suatu penyajian. Efek yang
dimaksud di antaranya adalah tingkat pemahaman, kemudahan,
keruntutan, atau efektif dan langsung berupa motivasi atau
berkembangnya suatu kecakapan atau aktivitas tertentu (Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, 2014, hlm.23).
3). Komponen Bahasa
Bahasa merupakan salah satu komponen yang harus
diperhatikan dalam penulisan buku nonteks pelajaran. Adapun
yang dimaksud dengan bahasa dalam buku nonteks pelajaran
adalah penggunaan unsur-unsur bahasa (tanda baca, kata, kalimat,
dan paragraf) dalam suatu buku nonteks pelajaran. Penggunaan
bahasa dalam buku nonteks pelajaran adalah penggunaan unsur-
unsur kebahasaan secara baik dan benar. Buku nonteks pelajaran
menyuguhkan materi atau isi yang menarik, namun juga harus
menggunakan bahasa yang benar. Jika sebuah buku mengusung
materi yang baik, namun menggunakan bahasa yang salah maka
penggunaan bahasa ini akan berpengaruh pada penilaian pembaca
terhadap kualitasisi buku. Oleh karena itu, selain isi dan penyajian
materi sebuah buku itu bagus, maka bahasa yang digunakan pun
harus baik dan benar.
Berkaitan dengan penggunaan bahasa, maka buku nonteks
pelajaran harus memenuhi kelayakan bahasa, jika akan digunakan
di sekolah. Untuk menakar kualitas penggunaan bahasa dalam
buku nonteks pelajaran maka digunakan kriteria dengan pernyataan
sebagai berikut.
a). Istilah yang digunakanbaku.
b). Bahasa (ejaan, kata, kalimat, dan paragraf) yang digunakan
dengan tepat, lugas, dan jelas.
(Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014, hlm. 26-27)
20
4). Komponen Grafika
Grafika adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia cetak-
mencetak, dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang baik.
Produk grafika sangat banyak dan bervariasi yang salah satunya
adalah buku. Terjadinya buku merupakan kerjasama dari tiga unsur
penting, yaitu penulis, penerbit, dan pencetak (grafika). Penulis
berkaitan dengan penyediaan materi buku dan ilustrasi yang dapat
memperjelas materi, penerbit berkaitan dengan editorial isi buku dan
pemasaran buku, sedangkan pencetak (grafika) berkaitan dengan
visual buku dan perwujudan fisik buku. Oleh sebab itu, bentuk visual
(buku) dan materi buku tidak dapat dipisahkan, karena keduanya
saling berkait.
Visual buku (berkaitan dengan estetika) meliputi tata letak yang
terdiri atas pemilihan unsur-unsur grafis (pengolahan tipografi,
ilustrasi/foto, dan warna) yang benar, baik, harmonis yang
dikombinasikan dalam format yang baik. Tata letak bukanlah suatu
hal yang ditambahkan kepada halaman agar halaman tampak lebih
hidup, tetapi cara untuk mencapai komunikasi yang jelas, terang, dan
hidup.
Tata letak dalam grafika adalah pengolahan unsur-unsur grafis
(tipografi, ilustrasi/foto, dan warna) yang baik, dinamis, dan menarik
sehingga enak untuk disimak. Tata letak untuk kulit buku harus serasi
antara bagian depan, punggung, dengan bagian belakang serta
konsisten antara kulit dan isi buku. Selain itu, mempunyai sudut
pandang (center point) yang jelas. Tata letak untuk isi buku dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu bagian depan, isi, dan bagian belakang
(kecuali buku pengayaan kepribadian jenis fiksi), dan penataannya
harus konsisten.
Tipografi adalah pemilihan jenis huruf yang sesuai dengan
karakter materi. Selain itu, pemilihan huruf harus yang mempunyai
21
tingkat keterbacaan tinggi, serta ukuran huruf yang sesuai dengan
tingkat usia pembacanya. Penggunaan jenis huruf untuk bagian kulit
dan isi buku harus sama, dengan variasi hurufnya tidak lebih dari dua
jenis huruf serta penggunaan efek huruf tidak berlebihan. Penulisan
judul buku harus lebih dominan dibandingkan dengan subjudul, nama
pengarang, maupun nama penerbit.
Ilustrasi atau foto dalam buku nonteks pelajaran harus sesuai
dengan tuntutan materi, indah, akurat, dan proporsional. Selain itu,
harus mempunyai garis/raster yang tajam/jelas, dan detail foto yang
jelas (tidak moiré). Pemilihan warna harus sesuai dengan materi
bahasan dan natural dengan kombinasi warna yang harmonis (Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, 2014, hlm. 27-28)
Dengan demikian diharapkan buku pengayaan yang disajikan
memenuhi syarat-syarat buku yang baik dan layak digunakan sesuai
dengan jenjang pendidikan yang ditentukan.
4. Integrasi Keislaman
a. Pengertian Integrasi Keislaman
Integrasi berasal dari bahasa inggris yaitu integration dari kata
kerja integrate yang berarti menggabungkan, menyatupadukan,
mempersatukan, atau mengintegrasikan. Makna dari kata integrasi
dapat diartikan sebagai penggabungan atau penyatuan dari beberapa
hal menjadi satu kesatuan yang solid dan utuh dan tidak dapat
dipisah-pisahkan (Iskandar,2016). Kuntowijoyo menyatakan bahwa
integrasi antara islam dan sains adalah cara untuk menyatukan dan
menggabungkan wahyu Allah dengan hasil pemikiran manusia yang
ada di bumi tanpa mengucilkan tuhan dan manusia. Secara ilmiah
proses integrasi islam dengan sains didasarkan pada alasan berikut:
a. Perintah agamanya terhadap pemeluknya untuk berfikir banyak
ciptaan tuhan. Adanya manusia dapat menemukan kuasa Allah
melalui ayat-ayat Allah baik ayat kauniyah maupun ayat kauliyah. b.
22
Materi pembelajaran ilmu pengetahuan alam (Kimia, Fisika, Biologi)
adalah orang-orang yang rumit yang mana banyak kejadian alam
dan berkelanjutan, baik abiotik maupun biotik. c. Keberhasilan dan
patokan diperoleh dari iman pendidikan agama islam dan
pengabdian kepada Allah (Munadi, 2016)
b. Model-Model Integrasi Keislaman
Fauzi (2017, hlm. 12-13) menyatakan bahwa model integrasi antara
islam dan ilmu pengetahuan dibagi menjadi tiga, diantaranya sebagai
berikut:
1) Integrasi yang mengasumsikan bahwa ilmu itu bersifat netral,
tidak mengandung nilai baik dan buruk didalamnya serta islam
dijadikan sebagai standar etika serta nilai dari penggunaan ilmu
pengetahuan.
2) Integrasi yang membangun ilmu pengetahuan tidak bebas nilai
atau tidak netral
3) Integrasi yang menjadikan konsep tauhid sebagai inti ajaran islam
dan ilmu pengetahuan masuk didalamnya baik ilmu alam, sosial,
maupun kemanusiaan.
Menurut Mufid (2014, hlm. 158) ilmu-ilmu keislaman dengan
ilmu-ilmu umum lebih condong kepada integrasi interkoneksitas dan
mengacu pada perspektif ontologis, epistemologi dan aksiologi.
Integrasi interkoneksitas antara ilmu agama ada tiga ranah yaitu:
1) Integratif interdependetif yaitu hubungan ilmu dan agama secara
ontologis, dimana keberadaan ilmu dan agama saling bergantung satu
sama lain. Agama tanpa ilmu tak akan dapat dipahami, dan ilmu tanpa
agama tak akan mencapai kebenaran hakiki, karena keduanya secara
primordial berasal dari satu sumber ilmu.
2) Integratif komplementer yaitu hubungan ilmu dengan agama secara
epistemologis, dimana seluruh metode yang diterapkan dalam ilmu
maupun agama saling melengkapi satu sama lain. Metode ilmu
23
pengetahuan tidak hanya menerima kebenaran ilmu secara empiris
dan rasional, tapi juga menerima kebenaran ilmu secara intuitif.
3) Integratif kualifikatif merupakan hubungan antara ilmu dengan agama
yang saling aksiologis, dimana seluruh nilai ilmu dan agama saling
mengkualifikasi satu sama lain, artinya nilai kebenaran ilmu
pengetahuan dijustifikasi oleh agama sehingga ilmu tidak bebas nilai,
melainka harus disinari nilai-nilai keilahian (agama). Implikasinya
pengembangan ilmu pengetahuan selalu konsisten dengan nilai-nilai
moral agama. Sebaliknya kebenaran nilai-nilai moral agama
dijustifikasi oleh bukti-bukti ilmiah baik secara empiris, rasional, logis
maupun intuitif, mistis.
Proses integrasi ilmu dalam pendidikan secara filosofis dapat
dilakukan dengan bermacam model. Menurut Fiteriani (2014, hlm. 160-
161) model integrasi dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Model Purifikasi
Purifikasi bermakna pembersihan atau penyucian. Dengan kata lain
proses islamisasi berusaha menyelenggarakan pendidikan agar sesuai
dengan nilai dan norma islam secara kaffah, lawan dari berislam yag
parsial. Kemudian pula commitment dalam menjaga dan memelihara
ajaran dan nilai-nilai islam dalam segala aspek kehidupan. Adapun
empat langkah kerja dari model islamisasi ini sebagaimana
dikembangkan oleh Ismail Raji Al Faruqi dan Syeh Muhammad
Naquib Al Attas yang meliputi: penguasaan khazanah ilmu
pengetahuan muslim, penguasaan pengetahuan ilmu pengetahuan
masa kini, identifikasi kekurangan-kekurangan ilmu pengetahuan
dalam kaitannya dengan ideal islam, dan rekonstruksi ilmu-ilmu
sehingga menjadi suatu paduan yang selaras dengan wawasan yang
ideal islam.
24
2) Model Modernisasi Islam
Modernisasi berarti proses perubahan menurut fitrah atau
sunatullah. Model ini berangkat dari kepedulian terhadap
keterbelakangan umat islam yang disebabkan oleh sempitnya pola
pikir dalam memahami agamanya, sehingga sistem pendidikan islam
dan ilmu pengetahuan agama islam tertinggal jauh dari bagsa non
muslim. Islamisasi cenderung mengembangkan pesan islam dalam
proses perubahan sosial, perkembangan IPTEK, adaptif terhadap
perkembangan zaman tanpa harus meninggalkan sikap kritis terhadap
suatu negatif dan proses modernisai. Modernisasi berarti berfikir dan
bekerja menurut fitrah atau sunatullah yang hak. Untuk melangkah
modern, umat islam dituntut memahami hukum alam (perintah Allah
SWT) sebelumnya yang pada giliran berikutnya akan melahirkan ilmu
pengetahuan. Modern berarti bersikap ilmiah, rasional, menyadari
keterbatasan yang dimiliki, dan kebenaran yang didapat bersifat
relatif, progresifdinamis, dan senantiasa memiliki semangat untuk
maju dan bangun dari keterpurukan dan ketertinggalan.
3) Model Neomodernisme
Model ini berusaha menyatukan ajaran-ajaran dan nilai-nilai
mendasar yang terkandung dalam Al Qur’an dan Al Hadits dengan
mempertimbagkan khazanah intelektual Muslim klasik serta
mencermati kesilitan-kesulitan dan kemudahan-kemudahan yang
ditawarkan IPTEK.
Menurut Jamal (2017, hlm. 94-100) model integrasi dapat dibedakan
menjadi:
1) International Federation of Institutes of Advance Study (IFIAS)
yaitu tidak ada pemisahan antara sarana dan tujuan sains, karena
keduanya harus tunduk pada landasan etika da nilai keimanan. Dengan
kata lain, upaya intelektualitas harus tunduk pada batasan etika dan
nilai islam
25
2) Akademi Sains Islam Malaysia (ASASI) yaitu perlibatan nilai-nilai
dan ajaran islam dalam kegiatan penelitian ilmiah, yang menjadikan
Al Qur’an sebagai sumber inspirasi dalam menegakkan keilmuan
keilmuan dikalangan masyarakat, san menjadi petunjuk serta rujukan
dalam kegiatan-kegiatan keilmuwan. Model ini dikembangkan sejak
tahun 1977 di Malaysia.
3) Islamic Worldview yaitu menempatkan pandangan dunia islam
sebagai dasar bagi epistemologi keilmuwan islam secara menyeluruh
dan integral. Model ini dikembangkan oleh Arparslan Acikgene
sebagai kerangka komprehensif keilmuan islam yang
mengembangkan empat pandangan dunia islam yaitu: dasar struktur
dunia adalah iman, dasar struktur pengetahuan adalag ilmu, dasar
struktur nilai fiqih, dan dasar struktur manusia adalah kekhalifahan .
4) Struktuk Pengetahuan Islam (SPI) yaitu bahwa secara sistematik,
pengetahuan telah diorganisasikan dan dibagi kedalam sejumlah
disiplin akademik. Model ini sebagi bagian dari upaya
mengembangkan hubungan yang komprehensif antara ilmu dan
agama. Model ini digagas oleh Osman Bakar
5) Bucaillisme yaitu mencari kesesuaian penelitian ilmiah dengan ayat
Al Qur’an. Model ini dikembangkan oelh Maurica Bucaille, ahli
medis Perancis.
6) Berbasis Filsafat Klasik yaitu berusaha memasukkan tauhid dalam
skema teorinya. Allah SWT diposisikannya sebagai kebenaran yang
hakiki sedangkan alam hanya merupakan wilayah kebenaran
terbawah. Model ini digagas oleh Seyyed Hosein Nasr
7) Berbasis Tasawuf yaitu memposisikan deislamisasi sebaga
werternisasi. Model ini diinisiasi oleh Syeh Muhammad Naquib Al
Attas yang menggagas konsep islamisasi ilmu pengetahuan.
8) Berbasis Fikih yaitu menjadikan Al Qur’an dan Hadits sebagai
puncak kebenaran. Model ini dikembangkan oleh Ismail Raji Al
Faruqi dengan tidak menggunakan warisan sains islam.
26
9) Kelompok Ijmali yaitu menggunakan kriterium ‘adl dan d’ulm dalam
menjalankan konsep integrasinya. Model ini juga tidak menjadikan
warisan sains islam klasik sebagai rujukan. Model ini dipelopori oleh
Ziauddin Sardar
10) Kelompok Aligargh yaitu bahwa sains islam berkembang dalam
suasana ‘ilm dan tashkir untuk menghasilkan ilmu da etika. Model ini
digagas oleh Zaki Kirmani di India
Menurut Muslim (2018), integrasi antara islam dan ilmu sains dapat
dilakukan melalui lima tahapan:
1) Menentukan Pokok Bahasan (Materi)
Pada langkah ini materi yang akan diintegrasikan harus bersumber
pada referensi utama. Selanjutnya dilakukan analisis PLO dan CLO
yang akan dicapai serta mengacu pada standar kurikulum yang telah
ditetapkan.
2) Melakukan Analisis Konsep
Pada tahap ini dilakukan identifikasi konsep-konsep yang akan
disajikan dengan mengacu pada PLO dan CLO yang telah ditentukan.
Analisis konsep yang akan dibuat harus memiliki konsep sebagai
sebagai berikut: label konsep, pengertian konsep, jenis konsep, atribut
konsep yang terdiri dari kritis, dan variabel, posisi konsep yang
tersusun atas superordinat (posisi paling atas), koordinat (posisi yang
sejajar), subordinat (posisi dibawahnya), serta contoh dan non contoh.
3) Membuat (Gambaran secara Garis Besar) atau Struktur Makro
Struktur makro merupakan gambaran umum isi dalam buku
dimana struktur makro dihasilkan dari analisi konsep yang
selanjutnya dilakukan integrasi keislaman. Hasil tersebut selanjutnya
dianalisis konsep dengan cara mengidentifikasi konsep yang
terintegrasi lalu membentuk struktur makro atau peta konsep yang
kemudian akan diintegrasikan keislamannya.
27
4) Menganalisis Integrasi antara Islam dengan sains
Integrasi islam dan sains adalah tahap untukmenggabungan antara
konsep ilmu sains (fisika, biologi, kimia) dengan integrasi keislaman
(Al Qur’an, Hadits, Fiqih, SKI, Akidah Akhlak, Fenomena, Tasawuf,
Tauhid, dan lain-lain) yang selanjutnya dilakukan validasi terkait
validasi ahli integrasi keislaman.
5) Membuat Materi Terintegrasi Keislaman
Pada tahap ini akan dihasilkan produk akhir berupa bahan ajar
terintegrasi keislaman. Produk tersebut diperoleh dari hasil validasi
ahli integrasi kemudian digabungkan dengan konsep yang
sebelumnya dan dihasilkan produk berupa bahan ajar yang
terintegrasi keislaman.
c. Tokoh Integrasi
Terdapat beberapa tokoh integrasi dan islamisasi ilmu pengetahuan
diantaranya:
1) Ismail Raji Al Faruqi adalah seorang tokoh islamisasi ilmu
pengetahuan yang berhasil memecahkan masalah filsafat ilmu
dengan suatu konsep islam. Ismail Raji Al Faruqi menggagas
islamisasi dengan munculnya buku yag berjudul Islamization of
Knowledge General Principle and Workplan (1982). Menurut Al-
Faruqi, menata disiplin ilmu dengan menata kembali dengan
menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam data, strategi, masalah,
objek, metodologi, dari setiap aspirasi agar sesuai dengan
pembentukan tauhid. Ada tiga tingkat dalam melakukanIslamisasi
ilmu pengetahuan: Pertama, penyatuan ilmu. Berdasarkan tingkat ini,
semua disiplin ilmu harusrasional, obyektif, dan kritis dalam hal
kebenaran. Sikap ini dapat menghilangkan dikotomi antara
ilmupengetahuan sebagai aqli dan Islam sebagai naqli. Kedua,
penyatuan kehidupan. Berdasarkan tingkat ini, semua disiplin ilmu
harus ada dan didasarkan pada peristiwa alam. Sikap ini akan
meminimalkan dikotomi antara asumsi ilmu pengetahuan sebagai
28
bebas nilai dan ilmu pengetahuan tidak bebas nilai. Ketiga,
penyatuan sejarah. Berdasarkan tingkat ini, masing-masing disiplin
akan mengakui konsep ummah (Tajuddin dan Khadafi, 2014).
2) Syeh Muhammad Naquib Al Attas menggagas islamisasi dengan
munculnya buku yang berjudul Islam dan Secularism. Syeh
Muhammad Naquib Al Attas mendefinisikan islamisasi ilmu tidak
lain adalah islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer atau islamisasi
ilmu modern. Islamisasi ilmu pengetahuan diterangkan secara jelas
oleh Syeh Muhammad Naquib Al Attas ialah pembebasan akal dari
magic, mitologis, animisme, nasionalisme buta, dan penguasaan
sekularisme. Adapun pemikiran Syeh Muhammad Naquib Al Attas
yaitu pandangan tentang epistemologi islam dan pandangan tentang
dewsternisasi dan islamisasi (Novayani, 2017).
3) Fazlur Rahman adalah sosok pemikir muslim yang sering disebut
sebagai tokoh neomodernisme yaitu suatu pola pemikiran yang
menggabungkan antara pemikiran modern dan tradisional. Apabila
orang menikuti jalan pemikiran Fazlur Rahman maka orang akan
tahu bahwa ia sangat berkepentingan mengembangkan kembali
kesadaran umat islam akan tanggung jawab sejarahnya dengan
pondasi moral yang kokoh. Pondasi inilah harus dikerjakan melalui
metodologi yang dapt dipertanggungjawabkan secara agama dan
secara ilmu. Menurut Fazlur Rahman, tanpa suatu metodologi yang
akurat dan benar pemahaman terhadap kandungan Al Qur’an boleh
jadi menyesatkan, apalagi bila didekati secara parsial dan terpisah.
AL Qur’an dan keagamaan islam (normativitas historisitas) yang
sholihun likulli zaman wa makan, harus dilihat dari dua sisi secara
utuh sebab jika tidak demikian akan terjadi proses dominasi yang
satu atas yang lain, sehingga menepikan aspek historis kemanusiaan
atau sebaliknya akan menepikan aspek normativitas yang dihayati
oleh para pemeluk agama (Ajahari, 2016).
29
4) Ziauddin Sardar menggagas islamisasi dengan munculnya buku yang
berjudul An Esrly Crecent: The Future of Knowledge and The
Environtment in Islam.Ziauddin Sardar sebagai tokoh sentral dalam
model pembangunan paradigma ilmupengetahuan Islam
mengasumsikan bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya
mampumengembangkan ilmu-ilmu sosial, seperti, ekonomi Islam,
sosiologi Islam, sejarah Islam, dan lain-lain, tetapi juga memiliki
peran penting dalam disiplin ilmu alam, yang didasarkan pada
konsep tauhid. Atas dasar konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan,
yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi dengan karakteristik
dasar epistemologi Islam. Al Qur’an dapat dijadikan sebagai dasar
untuk paradigma epistemologis yang dibangun dari reorganisasi
pengetahuan serta mempertimbangkan kembali terminologi ilmu
selalu terhubung dengan Al-Quran, sementara pengetahuan dan ilmu
selalu terhubung dengan aktivitas manusia. Wacana masa depan
peradaban Islam dimulai dari manusia merasakan dampak dari
kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi. Pencapaian ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah hasil rekayasa manusia untuk
pemenuhan kebutuhan tak berujung mereka. Hal ini menimbulkan
penemuan-penemuan baru dan akan berlanjut di masa depan
(Tajuddin dan Khadafi, 2014).
5) Mulyadi Kartanegara merupakan seorang Muslim Intelektual
Indonesia yang mengangkat masalah epistemologi islam. Terdapat
beberapa strategi yang digunakan Mulyadi Kartanegara diantaranya
unsur-unsur islam di islamisasi tidak harus dipahami secara ketat
sebagai ajaran yang harus ditemukan secara harfiah dala Al Qur’an,
tetapi harus dilihat dari segi semangat yang tidak harus bertentangan
dengan ajaran fundamental islam, seperti kepercayaan supernatural,
malaikat, Tuhan, akhir hari, dan kenabian. Islamisasi ilmu
pengetahuan tidak hanya dalam bentuk label ayat-ayat Al Quran
tetapi beroperasi pada tingkat epistemologi yang sedang mencoba
30
dekonstruksi epistemologi barat serta rekonstruksi epistemologi akan
menutupi objek ontologi ilmu pengetahuan, klasifikasi, dan
metodologi ilmu pengetahuan. Islamisasi ilmu pengetahuan
didasarkan pada asumsi bahwa ilmu pengetahuan tidak pernah
sepenuhnya bebas dari nilai (Tajuddin dan Khadafi, 2014)
5. Stoikiometri
Dalam bahasa Yunani Stoikiometri terdiri dari dua kata yaitu:
stoicheion = unsur dan metrain = mengukur (Petrucci, 1985, hal. 58;
Syukri, 1999, hlm. 23). Stoikiometri (Stoichiometry) merupakan cabang
ilmu yang mempelajari hubunganantara pereaksi dan hasil reaksidalam
suatu reaksi kimia (Chang, 2005, hlm. 74). Unsur-unsur penyusun
senyawa dalam reaktan dan produk yang saling seimbang atau setara
disebut sebagai persamaan reaksi. Dalam persamaan reaksi (chemical
equation) kimia digunakan lambang kimia berupa tanda panah (→), hal
ini bertujuan untuk menunjukkan apa yang terjadi pada saat reaksi kimia
berlangsung.
Persamaan reaksi kimia yang terintegrasi keislaman dibagi menjadi
persamaan reaksi dalam fotosintesis yang dijelaskan dalam QS. Ya Sin:
79-80, persamaan reaksi dari hujan (hujan asam) dalam QS. Ar-Rum: 48,
reaksi redoks petir dalam QS. Ar-Ra’d: 12-13 dan reaksi actinomycetin.
Dalam persamaan reaksi kimia terdapat pereaksi atau reaktan yang habis
bereaksi yang disebut sebagai pereaksi pembatas. Pereaksi pembatas
dalam perspektif islam dijelaskan dalam orbit sebagai patokan dari
sistem tata surya yang rotasi planetnya berjalan terus menerus secara
teratur. Hal ini terdapat dalam QS. Al-Anbiya: 33 yang menjelaskan
bahwa Allah menciptakan malam dan siang, matahari, bulan yang
beredar pada garis edarnya. Garis edar dalam tatasurya disebut orbit.
Orbit inilah yang digunakan sebagai patokan dalam tatasurya.
Hukum dasar kimia dibagi menjadi lima yaitu hukum kekekalan
massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan ganda, hukum
perbandingan volume, dan hukum avogadro. Hukum dasar kimia yang
31
diintegrasikan terdapat pada hukum kekekalan massa yaitu tentang
keterkaitan fotosintesis dan respirasi dengan hukum kekekalan massa,
hukum perbandingan tetap yaitu tentang proses penciptaan manusia
dengan hukum perbandingan tetap, serta hukum perbandingan volume
yaitu siklus daur nitrogen.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian S. Hendri dan S. Setiawan berjudul “Pengembangan Bahan
Ajar Tema Gempa Bumi Menggunakan Four Steps Teaching Material
Development”. Penelitian ini bertujuanuntuk mengembangkan bahan ajar
menggunakan metode Four Steps Teaching Material Development (4-
STMD) pada materi Ilmu Pengetahuan Alam. Adapun metode 4-STMD
memiliki empat tahapan yang terdiri dari tahap seleksi, tahap
strukturisasi, tahap karakterisasi, dan tahap reduksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsep materi yang dikembangkan tergolong mudah
dan hasil penilaian uji kelayakan menunjukkan bahwa bahan ajar yang
dikembangkan layak digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Penelitian B. S. Syamsuri, Sjaeful Anwar, dan O. Sumarna berjudul
“Development of Teaching Material Oxidation Reduction Reaction
through Four Steps Teaching Material Development (4-STMD)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan reaksi reduksi
oksidasi (redoks) yang menggunakan metode Four Steps Teaching
Material Development (4-STMD) yang terdiri dari empat langkah:
seleksi, penataan, karakterisasi, dan reduksi diktatik. Hasil dua langkah
dibagian pertama dalam penelitian ini menghasilkan rancangan bahan
ajar. Evaluasi draft bahan ajar dilakukan oleh dosen ahli dibidang
pendidikan kimia untuk menila kelayakan bahan ajar.
3. Penelitian Arifin dan Sjaeful Anwar berjudul “The Development of Air
Theme Integrated Science Teaching Material using Four Steps Teaching
Material Development”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan,
menguji kelayakan, memaparkan karakteristik, dan menguji
32
keterpahaman bahan ajar IPA terpadu pada tema udara melalui Four Steps
Teaching Material Development (4-STMD). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu berupa buku yang bertema
udara telah melewati empat tahapan pengembangan yang dapat digunakan
sebagai bahan ajar pendamping pembelajaran IPA.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Ashri dan Lilik Hasanah berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu pada Tema dan Energi.
Penelitian ini menggunakan metode 4-STMD (Four Steps Teaching
Material Development). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
ujicoba menunjukkan rerata presentasi tiap item soal mencapai 53,75%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa draft bahan ajar yang disusun masih
membutuhkan proses reduksi dedaktis.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Buchori Muslim yang berjudul “Kimia
Berdasarkan Perspektif Islam”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengangkat misteri dari kemunculan kimia secara jelas dalam perspektif
islam yang diawali dari kemunculan unsur-unsur kimia berdasarkan
proses yang terjadi secara alami maupun buatan yang dilakukan manusia.
Selain itu penelitian ini juga membahas perkembangan ilmu kimia
didunia muslim dan barat serta memberikan alasan kepada kita untuk apa
sebenarnya belajar ilmu kimia.
6. Penelitian Fathul Mufid berjudul “Islamic Science Integration”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan apa yang harus
diintegrasikan dalam sains dan islam. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: pertama, dikotomi antara ilmu islam dan sains menyebabkan
sarjana muslim mencoba mengintegrasikan antara keduamya; kedua,
persatuan antara kedua ilmu tersebut cenderung interkoneksi terintegrasi
dan referensi untuk ontologi perspektif, epistimologi, dan aksiologi;
ketiga, adanya interkoneksi terinteraksi keduanya yang mempunyai tiga
domain yaitu Integrative Interdependence, Integrative Complement, And
Integrative Qualivicative.
33
7. Penelitian Bekti Taufiq Ari Nugroho yang berjudul “Integration of
Islamic Education with Science and Technology”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui integrasi pendidikan agama islam dengan sains dan
teknologi. Hasil penelitian menunjukka bahwa hasil kreativitas pada
peserta didik menunjukkan bahwa untuk aspek kelancaran memiliki
kategori baik sekali yaitu sebesar 41,28%. Hasil untuk aspek fleksibilitas
memiliki kategori baik sekali yaitu sebesar 36,69%. Hasil untuk aspek
kerincian memiliki kategori baik sekali 33,98%.
8. Penelitian Muhammad Saleh Tajuddin dan Mohamad Kadafi berjudul “A
New Paradigma of Integration Between Science and Islam: An
Epistemological Framework”. Penelitian ini bertujuan untuk
memperkenalkan paradigma baru integrasi antara ilmu pengetahuan dan
islam melalui beberapa model yaitu islamisasi ilmu pengetahuan yang
diperkenalkan oleh Ziauddin Sardar. Hasil dari penelitian ini adalah ada
dua model integrasi antar ilmu pengetahuan dan islam yaitu islamisasi
ilmu pengetahuan dan membangun paradigma ilmu pengetahuan islam.
Paradigma yang sangat penting untuk mengantisipasi masalah universal
pengetahuan.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Munadi berjudul “Integration
of Islam and Science:Study of Two Science Pesantrens in Jombang and
Sragen”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaaan integrasi
islam da ilmu pengetahuan dalam praktek kurikulum didua pesantren
yaitu Jombang dan Sragen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendidikan di pesantren sains Sragen dan Jombang merupakan bentuk
kreatifitas dalam kerangka integrasi islam dan sains kealaman sekaligus
menggabungkan model antara lembaga sekolah dan pesantren. Kerangka
integrasinya mengacu pada kekuatan normatif (Qur’an dan Sunnah),
kekuatan filosofis, penguatan penguasaan sains kealaman, dan kekuatan
kepemilikan bahasa asing.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Yeti Nuryantini berjudul “Integration
Science and Religion Physic Subject: An Analysis in Islamic Higher
34
Education”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan
Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika yang pernah tinggal dipesantren
dan yang tidak pernah tinggal dipesantren dalam mengidentifikasi ayat-
ayat Al Qur’an terkait dengan konsep fisika. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa umumnya mahasiswa mempunyai kemampuan yang
layak dalam mengidentifikasi ayat-ayat Al Qur’an terkait dengan konsep
fisika. Kemampuan mahasiswa tersebut tidak dipengaruhi oleh latar
belakang pesantren. Namun, sebagian besar mahasiswa tidak mampu
menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an yang terkait dengan konsep fisika secara
mendalam.
11. Penelitian yang dilakukan oleh Iis Arifudin berjudul “Integrasi Sains dan
Agama serta Implikasinya terhadap Pendidikan Islam”. Penelitian ini
bertujuan untuk membahas tentang integrasi sains dan agama serta
berupaya memadukan antara sains dan agama, tak harus berarti
menyatukan atau bahkan mencampuradukan. Dengan integrasi sains dan
agama berimplikasi pada pendidikan islam antara lain: pertama,
berimplikasi dalam hal kurikulum, mengantarkan agar memiliki hasrat
dan kemampuan untuk melakukan penelitian pada bidang-bidang sians
dan kemudian menemukan titik sambungnya dengan realita objektif yang
terjadi pada wilayah keagamaan; kedua, implikasi dalam proses belajar
mengajar, guru mengembangka imajinasi kreatif; ketiga, implikasi dalam
aspek pendidikan sosial keagamaan.
12. Penelitian Buchori Muslim berjudul “Integrating Islamic Perspective in
Teaching General Chemistry”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi dan memetakan integrasi dalam perspektif islam pada
pengajaran kimia umum di tingkat sarjana. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa integrasi keislaman dalam proses pembelajaran kimia dapat
dilakukan pada materi sejarah ilmu kimia, stoikiometri, struktur atom,
termokimia, ikatan kimia, asam basa, hidrolisis garam, dan sifat koligatif.
13. Penelitian Buchori Muslim, Salamah Agung, Ridho berjudul “Chemistry
Teacher’s Perception About Integration Of Islam and Chemistry”. Tujuan
35
dalam penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa guru-guru kimia
yang tergabung dalam AGKI mendukung proses integrasi dalam konten
kimia. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dukungan terkait keislaman
pada materi kimia sebesar 91,9 %.
14. Penelitian Buchori Muslim dan Silvi Nur Fajriah berjudul “ Islam sebagai
Cikal Bakal Kimia Modern”, menunjukkan bahwa ilmu kimia lahir dari
ilmuwan muslim yang bernama Jabir bin Hayyan dibantu oleh dua murid
yaitu Razi dan Al Jadaki.
15. Penelitian Buchori Muslim, Zulfiani, dan Dedi Irwandi dengan judul
“Pembelajaran Kimia Melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan
Alam Sekitar Ditinjau Dari Perspektif Islam”. Penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran kimia
melalui percobaan berbasis lingkungan yang dilihat dari perspektif islam.
Hasil menunjukkan bahwa islam mendukung secara penuh melakukan
praktikum kimia dalam proses pembelajaran kimia sehingga tidak ada
alasan guru tidak melakukan praktikum.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan dari latar belakang dan penelitian relevan yang telah dibuat,
maka peneliti membuat kerangka berpikir sebagai berikut:
36
D.
E.
F.
Dalam Gambar 2.1 dijelaskan bahwa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta mempunyai visi yaitu menjadi universitas kelas dunia dengan
keunggulan integrasi keislaman. Integrasi keislaman diindonesia telah
dilaksanankan dalam AICIS yang ke-17, selain itu isu internasional
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Implementasikan dalam Prodi Pendidikan Kimia pada
matakuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan
Visi UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman
Materi Stoikiometri
Metode4-STMD
Tahap
Reduksi
Tahap
Karakterisasi Tahap
Strukturisasi
Tahap
Seleksi
Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Keislaman Pada Materi Stoikiometri
Annual
International
Conference on
Islamic Studies
(AICIS) ke-17
KurikulumKKNI
Integrasi
dibeberapa
negara
Yaman
Iran
Malaysia
Indonesia
Brunei
Darussalam
37
tentang integrasi telah diterapkan oleh beberapa negara baik di dalam
negeri ataupun diluar negeri. Kemenagdikti mewajibkan kepada seluruh
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam untuk mengimplementasikan
integrasi dalam pembelajarannya. Pembelajaran yang diterapkan dalam
Perguruan Tinggi harus mengacu pada kurikulum yang digunakan yaitu
Kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI). Kurikulum tersebut
dapat dikembangkan dengan cara menentukan capaian pembelajaran pada
Program Studi di setiap Perguruan Tinggi khususnya Prodi Pendidikan
Kimia. Oleh karena itu, Prodi Pendidikan Kimia diperbolehkan
menambahkan LO sesuai dengan ciri dari universitasnya. Dimana penciri
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu sesuai dengan visinya terintegrasi
keislaman salah satunya. Namun Program Studi Pendidikan Kimia UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, menambahkan capaian pembelajaran yang
sesuai dengan visi dariuniversitas yaitu berupa capaian pembelajaran
pengetahuan tentang integrasi keislaman.
Proses kegiatan belajar mengajar tidak akan efektif dan efisien jika
didalamnya tidak terdapat bahan ajar yang mendukung. Pendidikan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta masih belum mempunyai bahan ajar yang
terintegrasi keislaman dalam pembelajarannya. Oleh karena itu
dikembangkanlah buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman. Mata
kuliah Dasar adalah salah satu dari beberapa mata kuliah yang belum
mempunyai buku kimia terintegrasi keislaman terutama pada materi
Stoikiometri. Materi stoikiometri merupakan materi yang berisi
perhitungan namun didalamnya terdapat hubungan antara pereaksi dan
hasil reaksi serta hukum dasar kimia. Dalam materi tersebut banyak
konsep yang dapat di integrasikan sehingga adanya buku pengayaan kimia
terintegrasi keislaman sangatlah penting karena belum tersedianya bahan
ajar terintegrasi keislaman di perguruan tinggi, selain itu diharapkan dapat
mendukung proses pembelajaran, serta dapat menjadikan pembelajaran
menarik dan unik serta dapat menambah wawasan terhadap integrasi
antara konten sains dengan keislaman.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Adapun waktu penelitian pada bulan Maret sampai dengan bulan
November 2019
B. Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian dapat diartikan sebagai orang atau sesuatu yang
diteliti dan merujuk pada masalah atau tema yang sedang diteliti. Objek
dalam penelitian ini adalah buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman pada
materi stoikiometri. Subjek penelitian diartikan sebagai orang yang
melakukan penelitian (peneliti). Subjek dalam konsep penelitian merujuk
pada responden yang ingin diminta informasi atau digali datanya (Idrus,
2009, hlm. 91). Adapun subjek dalam penelitian ini adalah:
1. Satu validator ahli integrasi keislaman yang akan menguji kevalidan
buku terkait konsep kimia dengan integrasi islam pada tahap seleksi
2. Mahasiswa Pendidikan Kimia angkatan 2016/2017 Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan menjadi responden uji
karakterisasi terhadap produk buku pada materi stoikiometri pada tahap
karakterisasi sebanyak 49 responden
3. Tiga validator ahli media dan ahli materi kimia yang akan menilai dalam
uji kelayakan terhadap buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman
pada materi stoikiometri
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk mengetahui sesuatu
yang mempunyai langkah-langkah sistematis (Husaini dan Akbar, 2009, hlm.
41). Metode yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar
ini adalah metode 4-STMD (Four Steps Teaching Material Development).
Menurut Hendri dan Setiawan (2016, hlm. 67) metode ini dikembangkan oleh
Arifin dan Anwar (2015) yang terdiri dari empat tahapan yaitu seleksi,
39
strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Adapun desain dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
SELEKSI
Menentukan Buku
Teks Kimia Dasar
Standar Isi pada
Kurikulum
Pengembangan
Indikator
Analisis Konsep Analisis integrasi
islam dengan kimia
Integrasi islam
terkait materi
kimia
STRUKTURISASI
Peta Konsep Struktur Makro Multiple Representasi
KARAKTERISASI
Pengembangan Instrumen Uji coba dilapangan
Karakterisasi konsep Instrumen Karakterisasi
Identifikasi
konsep sulit
REDUKSI
Kisi-kisi reduksi Reduksi diktatik Penyusunan
draft bahan ajar
3
Uji Kelayakan bahan ajar Produk Bahan Ajar
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3. 1 Desain Penelitian
40
Adapun setiap tahap pada Gambar 3.1 dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap seleksi adalah tahap studi referensi untuk mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan kurikulum, sumber bahan ajar, studi
dokumen, yang digunakan dalam mengembangkan bahan ajar
stoikiometri (Hendri dan Setiawan, 2016, hlm. 68). Langkah-langkah
yang dilakukan adalah:
a. Analisis kurikulum yang sudah diterapkan dalam Universitas
b. Analisis PLO Prodi pendidikan kimia terkait dengan visi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada integrasi keislaman
c. Mengumpulkan sumber bahan ajar universitas mengenai kimia dasar
untuk menentukan bahan ajar utama dan pendukung guna untuk
mendukung pengembangan bahan ajar
d. Analisis Rencana Pembelajaran Semester (RPS) kimia dasar terkait
materi stoikiometri
e. Analisis CLO terkait materi yang terintegrasi islam
f. Berdasarkan sumber bahan ajar yang diperoleh dibuatlah analisis
konsep materi stoikiometri
g. Membuat tabel hubungan antara integrasi kimia dengan integrasi
keislaman pada materi stoikiometri
h. Validasi mengenaikesesuaian konsep kimia dengan integrasi
keislaman oleh validator ahli integrasi
2. Tahap strukturisasi merupakan tahap dimana kumpulan materi pada
tahap seleksi dalam bentuk draft distruktur secara didatis sesuai dengan
karakteristik struktur bahan ajar. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
pembelajaran yang parsial antar konsep. Langkah-langkah pada tahap
strukturisasi diantaranya peta konsep (membuat peta konsep dari konsep-
konsep pada draft kumpulan materi seleksi), struktur makro (membuat
struktur makro dengan mengurutkan materi konsep pada draft kumpulan
materi seleksi) dan merangkumkan multiple representasi yang berupa
representasi makroskopis, submikroskopis dan simbolik dari draft
kumpulan materi seleksi. Setelah itu validasi ahli (peta konsep, struktur
41
makro dan multiple representasi) untuk melihat kebenaran penyusunan
struktur materi (Ashri dan Hasanah, 2015, hlm. 470; Hendri dan
Setiawan, 2016, hlm. 68)
3. Tahap karakterisasi merupakan tahapan mengenai diujicobakan kepada
mahasiswa untuk mengidentifikasi konsep sulit dari bahan ajar yang
sudah disusun menggunakan penulisan ide pokok guna mengukur tingkat
keterpahaman dan keterbacaan. Karena pada tahapan ini bertujuan agar
bahan ajar dapat dikemas sesuai dengan karakteristik konsep sehingga
tingkat kesukaran dapat sesuai dengan pandangan mahasiswa (Ashri dan
Hasanah, 2015, hlm. 470; Hendri dan Setiawan, 2016, hlm. 68).
4. Tahap reduksi merupakan tahap pengurangan konsep-konsep yang sulit
pada bahan ajar. Proses reduksi dapat dilakukan dengan membuat kisi-
kisi reduksi didaktis kemudian mereduksi didaktis dengan menggunakan
sketsa, simbol, contoh atau analogi. Bahan ajar yang dihasilkan pada
tahap reduksi, kembali diuji coba untuk membandingkan kriteria
kesulitan konsep sebelum dan sesudah reduksi didaktis (Hendri dan
Setiawan, 2016, hlm. 68; Ashri dan Hasanah, 2015, hlm. 470)
D. Instrumen Penelitian
Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian (Sugiyono,
2017, hlm. 102). Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data (Idrus,
2009, hlm. 99). Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar validasi
Lembar validasi penelitian ini ada dua yaitu lembar validasi ahli
integrasi keislaman dan lembar validasi ahli media.
a. Lembar Validasi Ahli Integrasi Keislaman
Lembar validasi ahli integrasi keislaman bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara konten kimia dengan integrasi keislaman pada tahap
seleksi. Lembar validasi ini dinilai dengan menggunakan skala
Guttmandimana skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban
ya atau tidak. Skala Guttman ini digunakan untuk mendapatkan jawaban
yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono,
42
2011, hlm. 96). Berikut kisi-kisi tabel instrumen konten kimia dengan
integrasi keislaman:
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Konten Kimia dengan Integrasi Keislaman
No Label
Konsep
Indikator Integrasi
Keislaman
1 Persamaan
Reaksi
Kimia
Menuliskan persamaan reaksi
fotosintesis
Fenomena proses
terjadinya
fotosintesis
Menyimpulkan keterkaitan
antara surat Yasin ayat 79-80
dengan reaksi fotosintesis
QS. Yasin: 79-80
Menjelaskan proses
terjadinya hujan secara sains
Fenomena proses
terjadinya hujan
Menganalisis proses
terjadinya hujan dengan
persamaan reaksi dalam
perspektif Al Quran
QS Ar Ruum: 48-49
Menjelaskan hikmah dari
turunnya hujan
HR Muslim No 898
Menjelaskan hukum air hujan
yang digunakan untuk
bersuci
Hukum air hujan
untuk bersuci
Menjelaskan proses
terjadinya petir
Fenomena proses
terjadinya petir
Menganalisis proses
terjadinya petir dalam
perspektif Al Quran
QS. Ar Ra’du: 12-13
Menganalisis proses
terjadinya petir dalam
perspektif Hadits
HR Tirmidzi No
3117
43
No Label
Konsep
Indikator Integrasi
Keislaman Menjelaskan anjuran untuk
membaca doa ketika
mendengar petir
Hukum membaca
doa ketika
mendengar petir
2 Pereaksi
Pembatas
Menjelaskan pereaksi
pembatas dengan perspektif
Al Quran
QS. Al An’am:141
3 Hukum
Kekekalan
Massa
Menjelaskan sejarah dari
hukum kekekalan massa
Sejarah hukum
kekekalan massa
Menghubungkan proses
fotosintesis dan respirasi
dengan hukum kekekalan
massa
Proses fotosintesis
dan respirasi
4 Hukum
perbandingan
Tetap
Menjelaskan sejarah dari
hukum perbandingan tetap
Sejarah hukum
perbandingan tetap
Menjelaskan hubunga proses
penciptaan manusia dengan
hukum perbandingan tetap
Proses penciptaan
manusia
5 Hukum
perbandingan
Volume
Menjelaskan sejarah dari
hukum perbandingan volume
Sejarah hukum
perbandingan
volume
Menjelaskan siklus daur
nitrogen terkait dengan
hukum perbandingan volume
Siklus daur nitrogen
b. Lembar Validasi Ahli Media
Lembar validasi mengenai ahli media bertujuan untuk mengetahui
layak atau tidaknya buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman pada
materi stoikiometri untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam
penilaian buku nonteks terdapat 4 aspek yang dinilai yaitu: aspek materi
44
atau isi, penyajian, bahasa, dan grafika (Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
2014, hlm. 19). Penilaian lembar validasi ini dengan menggunakan skala
penilaian (rating scale). Skala penilaian digunakan jika diyakini bahwa
responden mengetahui bidang yang dinilai, dengan rating scale data
mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif (Husaini dan Akbar, 2009, hlm. 62; Sugiyono,
2011, hlm. 97). Berikut kisi-kisi dalam uji kelayakan melalui ahli media:
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Uji Kelayakan
No Aspek Indikator Penilaian
1 Bahasa Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah
dipahami
Kalimat yang digunakan mudah dipahami
Penulisan istilah dan kosakata yang digunakan tepat
Bahasa yang digunakan memiliki nilai estetik
2 Penyajian Penyajian buku dilakukan secara runtun dan
sistematis
Penyajian ilustrasi dan gambar mampu menambah
pemahaman materi
Penyajian buku menarik untuk dibaca
Kejelasan simbol dan lambang dalam buku
Penyajian simbol visual secara proporsional dan
kontekstual
3 Performa Bahan yang digunakan tidak mudah rusak
Kemudahan pemeliharaan dan pengelolaan
Kemudahan dalam penggunaan atau pengoperasian
Tampilan akhir buku tampak rapi
4 Kegrafisan Mampu menarik perhatian pembaca
Pengunaan jenis, ukuran dan warna huruf
Konsistensi tata letak
Ilustrasi dan gambar yang digunakan jelas
45
No Aspek Indikator Penilaian
Tipografi sederhana dan mudah dibaca
Pemisah antar paragraf jelas
2. Lembar Angket
Angket didefinisikan sebagai daftar pertanyaan yang diberikan
kepada responden untuk mengisi pertanyaan yang tersedia sesuai dengan
permintaan yang terdapat dalam angket (Idrus, 2009, hlm. 100). Lembar
angket respon digunakan setelah buku selesai divalidasi tepatnya pada
tahap karakterisasi. Lembar angket dalampenelitian ini menggunakan
skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi responden terhadap suatu objek (Husaini dan Akbar, 2009, hlm.
65). Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah sangat mudah,
mudah, sulit dan sangat sulit. Berikut contoh instrumen karakterisasi:
1. Fenomena alam yang terjadi dimuka bumi ini atas kehendak dan kuasa Allah
SWT, baik proses fotosintesis, proses terjadinya hujan, petir dan lain sebagainya.
Dalam proses fotosintesis berlangsung pada pohon yang mengandung zat hijau
daun atau klorofil. Allah SWT berfirman:
ة وهو بكل خلق عليم ل مر قل يحييها الذي أنشأها أو
Artinya: {79} Katakanlah (Muhammad), “Yang akan menghidupkan ialah (Allah)
yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha mengetahui tentang segala
makhluk.” (QS. Yasin: 79)
الذي جعل لكم من الشجر الأخضر نارا فإذا أنتم منه توقدون
Artinya:”{80} Yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau,
maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”(QS. Yasin: 80)
Dalam QS Yasin ayat 79-80, Allah menjelaskan bahwa Api dapat menyala
dengan adanya gesekan dari potongan kayu, gesekan tersebut akan memercikan
api, walaupun kayu yang bergesekan berasal dari pohon yang hijau. Tumbuhan
membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis. Proses fotosintesis
berlangsung didalam kayu yang hijau yang mengandung zat hijau daun atau
klorofil. Dalam proses fotosintesis, terjadi reaksi antara air dengan karbondioksida
menghasilkan oksigen dan glukosa dengan bantuan cahaya matahari serta klorofil.
6 H2O + 6 CO2 + (cahaya, kloroplas) → C6H12O6 + 6O2
46
Gambaran singkat tentang suatu reaksi kimia yang menggunakan lambang
kimia untuk menunjukkan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung
disebut....
Sangat Mudah Mudah Sulit Sangat Sulit
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat pada Tabel 3.3:
Tabel 3. 3 Teknik Pengumpulan Data
Jenis Data Teknik Pengumpulan Data
Penilaian buku yang
dikembangkan
Lembar validasi yang diisi oleh validator ahli
integrasi keislaman dan validator ahli media
Respon mahasiswa
terhadap buku yang
dikembangkan
Lembar angket dalam uji karakterisasi yang
diberikan kepada mahasiswa pendidikan kimia
angkatan 2016/2017 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta setelah membaca konten buku yang
dikembangkan
F. Teknik Analisis Data
1. Data validasi Ahli
Hasil validasi instrumen oleh ahli integrasi keislaman diolah dengan
skala Guttman dengan jawaban ya dan jawaban tidak. Jawaban ya diberi
skor satu dan jawaban tidak diberi skor nol berdasarkan pada Tabel 3.4:
47
Tabel 3. 4 Kriteria Penskoran Skala Guttman
No Alternatif Jawaban Skor
1 Ya 1
2 Tidak 0
(Sugiyono, 2011, hlm. 96)
2. Data Tes Rumpang
Hasil tes rumpang diperoleh dari lembar angket hasil uji karakterisasi
yang bertujuan untuk menguji tingkat keterpahaman mahasiswa terhadap
konsep sulit. Analisis data ini dilakukan dengan menghitung jawaban
benar dari mahasiswa yang menuliskan ide pokok dibagi dengan jumlah
seluruh mahasiswa yang menuliskan ide pokok dikali dengan 100%.
Dengan demikian dapat dituliskan sebagai berikut:
K = 𝐽𝐵
𝑁 x 100 %
Keterangan:
K = Tingkat keterpahaman
JB = Rata-rata mahasiswa menjawab konsep dengan benar
N = Jumlah seluruh mahasiswa
(Arifindan Anwar, 2015, hlm. 4)
Dari skor yang diperoleh, pengelompokan data pemahaman teks
terkait tingkat keterpahaman dilakukan dengan menggunakan kriteria
Rankin dan Culhane yang dapat dilihat pada Tabel 3.5:
Tabel 3. 5 Kriteria Pencapaian Test Keterpahaman
(Arifin dan Anwar, 2015, hlm. 4)
Persentase (%) Tingkat Keterpahaman
P ≤ 40 Rendah
40 < P ≤ 60 Sedang
60< P ≤ 100 Tinggi
48
3. Data Uji Kelayakan
Uji kelayakan dalam buku pengayaan terintegrasi keislaman dapat
diperoleh dari hasil validasi ahli media dengan rating scale. Dari hasil
rubrik penilaian maka setiap indikator dikalikan dengan bobot skor yang
telah ditentukan kemudian dibagi dengan skor maksimal dan dikali
dengan 100%, sehingga data tersebut dapat dianalisis sebagai berikut:
% komponen : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
Berdasarkan data hasil persentase uji kelayakan, skor yang telah
diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut kriteria penilaian kelayakan
buku pengayaan yang terdapat pada Tabel 3.6:
Tabel 3. 6 Persentase Kriteria Kelayakan
Persentase Penilaian Kriteria Kelayakan
90% < x ≤ 100% Sangat Layak
75% < x ≤ 90% Layak
60% < x ≤ 75% Cukup Layak
≤ 60% Kurang Layak
(Hendri dan Setiawan, 2016, hlm. 69)
105
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa buku
pengayaan kimia terintegrasi keislaman dikembangkandenganmenggunakan
metode 4-STMD yang terdiri dari empat tahap yaitu: tahap seleksi, pada
tahap seleksi didapatkan sumber utama yang digunakan dalam
mengembangkan buku pengayaan yaitu buku karya Raymond Chang tahun
2005 dengan judulKimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Sementara itu, integrasi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Al
Qur’an, Hadits, Fenomena, Fiqih, dan Sejarah.Tahap Strukturisasi, pada tahap
ini dari 17 label konsep terdapat 5 label konsep yang terintegrasi keislaman
sehingga didapatkan struktur bahan ajar yang terdiri dari 4 bab dimana bab 1
berisikan pendahuluan dan 3 bab lainnya membahas tentang materi
stoikiometri terintegrasi keislaman.
Tahap Karakterisasi, pada tahap ini karakterisasi konsep dilakukan dengan
memberikan soal kepada mahasiswa untuk mengetahui tingkat keterpahaman
soal. Dari hasil tersebut diperolehpersentase uji keterpahaman sebesar 80,6%
dan seluruh konsep yang dikembangkan termasuk dalam kategori
mudah.Tahap reduksi, pada penelitian ini tahap reduksi tidak dilakukan
karena tidak terdapat konsep dengan kategori sulit dalam proses
pengembangan bahan ajar.Kelayakan buku pengayaan diujikan oleh validator
ahli media dengan menilai empat aspek diantaranya aspek kegrafisan, aspek
performa, aspek materi, dan aspek penyajian. Dari hasil uji kelayakan tersebut
didapatkan persentase akhir sebesar 96,74 % dengan kriteria buku pengayaan
sangat layak untuk dikembangkan.
B. Saran
Sebagai perbaikan dalam penelitian selanjutnya, maka peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
106
1. Pengembangan buku pengayaan kimia dapat juga diintegrasikan pada
materi lainnya.
2. Dalam membuat buku pengayaan terintegrasi keislaman, sebaiknya
ditambahkan referensi yang mendukung mengenai konsep integrasi
keislaman.
3. Validator ahli media dan validator ahli integrasi sebaiknyaditambahkan,
karena semakin banyak validator maka produk yang dihasilkan akan
semakin baik pula.
4. Buku pengayaan yang telah diuji kelayakan oleh validasi ahli, sebaiknya
dilakukan uji coba lapangan mengenai buku pengayaan kimia guna untuk
mengetahui respon mahasiswa terhadap produk yang telah dibuat.
5. Konsep utama atau label konsep dalam materi stoikiometri sebaiknya
dicari integrasinya agar tidak hanya persamaan reaksi kimia, pereaksi
pembatas, hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan
hukum perbandingan volume.
6. Dalam lembar validasi ahli media rubrik instrumen angket harus jelas
mengukur apa yang akan diukur
107
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hadabi, Abdulsalam Sulaiman Dawood. (2016). Integrating The Qur’an
Verses Into Secondary School ScienceCurriculum Of Yemen: An Islamic
Perspective.International Journal of Humanities And Social Science
Research, 2, 37-48
Arifin, dan Anwar, Sjaeful. (2015). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu
Tema Udara Melalui Four Steps Teaching Material Development. Edusentris,
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 2 No. 1
Arifudin, Iis. (2016). Integrasi Sains dan Agama serta Implikasinya terhadap
Pendidikan Islam. Edukasi Islamika:Volume 1, Nomor 1
Ashri, Nurul, dan Hasanah, Lilik. (2015). Pengembangan Bahan Ajar IPA
Terpadu pada Tema Energi dan Lingkungan. Prosiding Simposium Nasional
Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)
Bagheri, Abolqasem., Hosseinjanzadeh, Fariborz., dan Mehr, Mohammad
Shaygan. (2015). The Consideration of Physics and Chemistry Science in
Holy Qur’an. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences,
4(12S)260-265
Direktorat Pembinaan SMA. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Fauzan. (2017). Integrasi Islam dan Sains dalam Kurikulum Program Studi
Pendidikan Guru MI Berbasis KKNI. JMIE: Journal of Madrasah Ibtidaiyah
Education, 1 (1), 1-13
Fauzi, A. (2017). Integrasi dan Islamisasi Ilmu dalam Perspektif Pendidikan
Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 1-18.
Hahsim, Rosnani dan Abdallah, Sekamanya Siraje. (2013). Islamization of Human
Knowledge in Theory and Practice: Achievements Challenges and Prospects
in The IIUM Contect. IIUM Journal of Education Studies, 1:1. 1-12
108
Hamalik. Oemar. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah, Faiz. (2015). Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis
Integrasi Islam – Sains pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IX
Madrasah Tsanawiyah. Adabiyah Jurnal Pendidikan Islam. Volume 1,
Nomor 1.
Hendri, S dan Setiawan, W. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Tema Gempa
Bumi Menggunakan Four Step Teaching Materials Development. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 12 (1).
Husaini, Usman dan Akbar, Purnomo Setiady. (2009). Metodologi Penelitian
Sosial Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara
Idrus, Muhammad. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit Erlangga
Jamal, Nur. (2017). Model-Model Integrasi Keilmuan Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam. Kabilah Vol. 2 No. 1.
Lubis, Maimun Aqsha. (2015). Effective Implementation Of The Integrated
Islamic Education. GJAT, VOL 5, ISSUE 1.
Lubis, Maimun Aqsha., Mustapha, Ramlee., dan Lampoh, Abdullah Awang.
(2009). Integrated Islamic Education In Brunei Darussalam: Philosophical
Issue and Challenges. Journal Of Islamic And Arabic Education 1(2), 51-60.
Marfu’ah, S dan Anwar, S. (2018). How to develop SETS-based colloidal system
taeching materials? International Conference on Mathematics and Science
Education of Universitas Pendidikan Indonesia Volume 3.
Mufid, Fathul. (2014). Islamic Sciences Integration. QIJIS:Qudus International
Journal of Islamic Studies Volume 2, Issue 2.
Munadi, Muhammad. (2016). Integration Of Islam and Science: Study Of
TwoScience Pesantrens (Trensain) In Jombang andSragen. Jurnal Pendidikan
Islam Volume 5, Nomor 2.
109
Munir, Sirajul. (2016). Redesigning English For Specific Purposes (ESP)Class:
Integrating Language And Islamic Values InProducing A Textbook.
Batusangkar International Conference I, 15-16.
Muslim, Buchori., Agung, Salamah., &Al Islam, Ridho Zukhrufian. (2017).
Chemistry Teacher’s Perception About Integration Of Islam and Chemistry.
The 3rd International Conference On Education in Muslim Society. Ciputat:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Muslim, Buchori., Zulfiani., & Irwandi, Dedi. (2014). Pembelajaran kimia
melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Alam Sekitar Ditinjau
dalam Perspektif Islam. Tarbiya | Vol.1, No. 2.
Muslim, Buchori. (2017). Integrating Islamic Perspective in Teaching General
Chemistry. 17th Annual International Conference on Islamic Studies.
Muslim, Buchori. (2016). Kimia dalam Perspektif Islam. Ciputat: FITK PRESS.
Muslim, Buchori., & Fajriah, Silvi Nur. (2017). Islam Sebagai Cikal Bakal Ilmu
Kimia Modern. Ciputat: FITK PRESS.
Muslim, Buchori. (2018). Model Integrasi Islam dan Sains. Tangerang Selatan:
Kemenkumham
Nugroho, Bekti Taufif Ariq. (2017). Integration of Islamic Education with
Science and Technology in Islamic Junir High School. Mudarrisa: Jurnal
Pendidikan Kajian Islam Vol. 9, No.1.
Nuryantini, Ade Yeti, Karman, dan Holik, Abdul. (2018). Integration Science and
Religion in Physic Subject: An Analysis in Islamic Higher Education.
TARBIYA: Journal Education in Muslim Society, 5 (1), hlm. 11-18.
Peraturan Menteri, Riset dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
110
Petrucci. Ralph H. (1985). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 1. Jakarta: Penerbit: Erlangga.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2008). Panduan Pemilihan Buku Nonteks
Pelajaran. Jakarta: Pusat Kurikulum dan perbukuan.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2014). Pedoman Penulisan Buku Nonteks
Pelajaran. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Prastowo, Andi. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik : Tinjauan Teoritis
danPraktik. Jakarta : Kencana.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:
ALFABETA.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Sunhaji. (2016). The Implementation of Integrated Learning in The Islamic
Religion Education as to Grow The The Religiosity and Faith of Learners.
International Journal of Humanities and Social Science Vol. 6, No. 11.
Syamsyuri, BS., Anwar, S., dan Sumarno, O. (2017). Development of Teaching
Material Oxidation-Reduction Reactions through For Steps Teaching
Material Development (4S TMD). International Conference on Mathematics
and Science Education (ICMScE) IOP Conf. Series: Journal of Physics:
Conf. Series 895 (2017) 012111
Syukri,S. (1999). Kimia Dasar Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB.
Tajuddin, Muhammad Shaleh dan Khadafi, Muhammad. (2014). A New Paradigm
of Integration Between Science and Islam : An Epistemological Framework.
Journal of Islam and Science Volume 01, Number 05.