pengembangan buku pengayaan kimia terintegrasi …
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA
TERINTEGRASI KEISLAMAN PADA MATA KULIAH KIMIA
DASAR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Zaqiyatul Ningsih
NIM 11150162000055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK
Zaqiyatul Ningsih (NIM: 11150162000055). Pengembangan Buku Pengayaan
Kimia Terintegrasi Keislaman pada Mata Kuliah Kimia Dasar. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keberadaan Buku Pengayaan Kimia Dasar Terintegrasi Keislaman masih belum
lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku pengayaan kimia
terintegrasi keislaman pada mata kuliah kimia dasar.Metode yang digunakan
adalah Four Steps Material Development (4STMD). Metode ini terdiri dari empat
tahapan, yaitu seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi. Data penelitian
diperoleh dari uji kelayakan materi oleh ahli integrasi, uji keterpahaman teks
berupa tes uraian singkat kepada 45 mahasiswa pendidikan kimia angkatan 2017,
dan uji kelayakan buku pengayaan oleh ahli media. Hasil uji kelayakan materi
diperoleh kategori sangat layak dengan persentase 100%. Selanjutnya, hasil uji
keterpahaman diperoleh 2 konsep dengan tingkat keterpahaman tinggi, 1 konsep
sedang, dan 4 konsep rendah. Konsep yang memiliki tingkat keterpahaman sedang
dan rendah tergolong konsep sulit yang kemudian dilakukan reduksi didaktik dan
diujikan kembali kepada mahasiswa. Uji keterpahaman setelah direduksi
diperoleh tingkat keterpahaman tinggi dengan persentase sebesar 96% yang
berarti kriteria konsep mudah. sebesar Hasil uji kelayakan oleh ahli media
diperoleh persentase sebesar 90% yang menunjukan buku pengayaan kimia
terintegrasi keislaman yang dikembangkan layak untuk digunakan.
Kata kunci: Buku Pengayaan, Integrasi Keislaman, Kimia Dasar
iv
ABSTRAK
Zaqiyatul Ningsih (NIM: 11150162000055). Pengembangan Buku Pengayaan
Kimia Terintegrasi Keislaman pada Mata Kuliah Kimia Dasar. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keberadaan Buku Pengayaan Kimia Dasar Terintegrasi Keislaman masih belum
lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku pengayaan kimia
terintegrasi keislaman pada mata kuliah kimia dasar. Metode yang digunakan
adalah Four Steps Teaching Material Development (4STMD). Metode ini terdiri
dari empat tahapan, yaitu seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi. Data
penelitian diperoleh dari uji kelayakan materi oleh ahli integrasi, uji keterpahaman
teks berupa tes uraian singkat kepada 45 mahasiswa pendidikan kimia angkatan
2017, dan uji kelayakan buku pengayaan oleh ahli media. Hasil uji kelayakan
materi diperoleh kategori sangat sesuai dengan persentase 100%. Selanjutnya,
hasil uji keterpahaman diperoleh 2 konsep dengan tingkat keterpahaman tinggi, 2
konsep sedang, dan 3 konsep rendah. Konsep yang memiliki tingkat
keterpahaman sedang dan rendah tergolong konsep sulit yang kemudian dilakukan
reduksi didaktik dan diujikan kembali kepada mahasiswa. Uji keterpahaman
setelah direduksi diperoleh tingkat keterpahaman tinggi dengan persentase sebesar
96% yang berarti kriteria konsep mudah. Hasil uji kelayakan oleh ahli media
diperoleh persentase sebesar 90% yang menunjukkan buku pengayaan kimia
terintegrasi keislaman yang dikembangkan sangat layak untuk digunakan.
Kata kunci: Buku Pengayaan, Integrasi Keislaman, Kimia Dasar
v
ABSTRACT
Zaqiyatul Ningsih (NIM: 11150162000055). Development of Islamic Chemistry
Integrated Enrichment Book in Basic Chemistry Subject. Skripsi, Chemistry
Education Study Programme, Development of Science Education, Faculty of
Tarbiya and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State
University.
The existence of Islamic Basic Enrichment Book is still incomplete. This study
aims to develop a book on Islamic chemistry integrated enrichment in basic
chemistry courses. The method that used in this research is Four Steps Material
Development (4STMD). This method consists of four stages, it was selection,
structuring, characterization, and reduction. The research data were obtained
from the material feasibility test by integration experts, text comprehension test in
the form of a brief description test to 45 students of chemical education, and the
feasibility test for enrichment book by media experts. The results from suitability
test of the material obtained are very appropriate with a percentage of 100%.
Furthermore, the comprehension test results obtained by 2 concepts with a high
level of understanding, 2 medium concept, and 3 low concepts. Concepts that
have moderate and low levels of comprehension are classified as a difficult
concepts which do a didactic reduction and are retested to students.
Understanding test after reduction obtained a high level of comprehension with a
percentage of 96%, which means the concept criteria are easy. The results of the
feasibility test by media experts obtained a percentage of 90% which shows that
Islamic integrated chemical enrichment book developed is suitable for use.
Keywords: Enrichment Book, Islamic Integration, Basic Chemistry
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan
skripsi yang berjudul „‟Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi
Keislaman pada Mata Kuliah Kimia Dasar‟‟.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi kita
Muhammad Saw, keluarganya, serta para sahabatnya yang telah membawa kita
dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang-benderang. Semoga kita selalu
berada dalam syafa‟at-nya. Aamiin.
Pada dasarnya, banyak kesulitan yang penulis alami selama penyusunan
skripsi ini, oleh karena itu, penulis sampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.
3. Salamah Agung, P.hD., selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan
dukungan selama penyusunan skripsi.
4. Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan perhatiannya kepada penulis selama penyusunan
skripsi.
5. Buchori Muslim, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang juga telah
memberikan arahan, dan perhatiannya kepada penulis selama penyusunan
skripsi.
6. Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag., selaku validator konsep materi yang telah
memberikan saran dan kritik dalam mengembangkan buku pengayaan kimia
dasar terintegrasi keislaman.
7. Munasprianto Ramli, P.hD., selaku validator ahli media yang telah
memberikan saran dan kritik dalam mengembangkan buku pengayaan kimia
dasar terintegrasi keislaman.
8. Seluruh dosen dan jajaran jurusan pendidikan IPA FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih atas segala ilmu dan kebaikan Bapak dan Ibu selama penulis
menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vii
9. Orang tua terkasih, kakak-kakak dan adik-adik yang telah memberikan do‟a
dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman rantau Munirotus Sa‟adah, Alusti Cundo Manik, dan Nurul
Anjar Wati yang telah memberikan kekuatan, semangat, dan warna selama
perkuliahan dan dalam penyusunan skripsi.
11. Defi Martin Erishka yang telah membantu dalam proses mendesain buku
pengayaan kimia dasar terintegrasi keislaman.
12. Teman-teman kelas Pendidikan Kimia 2015 B. Terimakasih telah
membersamai penulis selama masa kuliah dan selama penyusunan skripsi.
13. Teman-teman kelas Pendidikan Kimia 2017 yang telah membantu dalam
proses penyusunan skripsi.
14. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi.
Mudah-mudahan segala bentuk partisipasi dan dukungan dari berbagai
pihak menjadi berkah. Masih banyak kekurangan pada skripsi ini, oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi perbaikan yang
berarti. Semoga karya ini dapat memberikan kontribusi dan motivasi bagi
pengembangan IPTEK dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 24 Januari 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI....................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7
A. Deskripsi Teoretik ........................................................................................ 7
1. Bahan Ajar ............................................................................................... 7
2. Buku Pengayaan ....................................................................................... 9
3. Integrasi Sains dan Islam ........................................................................ 12
4. Metode 4STMD (Four Steps Teaching Material Development) ............ 20
ix
5. Kimia Dasar ............................................................................................ 21
B. Penelitian Relevan ...................................................................................... 24
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 28
A. Tempat dan waktu penelitian ..................................................................... 28
B. Metode Penelitian....................................................................................... 28
C. Desain Penelitian ........................................................................................ 28
D. Objek dan Subjek Penelitian ...................................................................... 32
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 39
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 39
B. Pembahasan ................................................................................................ 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 79
A. Kesimpulan ............................................................................................. 79
B. Saran ....................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 88
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Seleksi ................................................................... 32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Validasi Kelayakan Buku Pengayaan ....................... 35
Tabel 3.3 Kriteria Keterpahaman Teks ................................................................. 37
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Buku Pengayaan ........................................................ 37
Tabel 3.5 Kriteria Kelayakan Buku Pengayaan .................................................... 38
Tabel 4.1 Buku Teks Kimia Dasar ........................................................................ 39
Tabel 4.2 Sumber Lain Pendukung Buku Teks Kimia Dasar ............................... 40
Tabel 4.3 Pengembangan Indikator ...................................................................... 41
Tabel 4.4 Hasil Perolehan Skor Validasi Materi dengan Integrasi Keislaman ..... 43
Tabel 4.5 Format Desain Buku Pengayaan ........................................................... 48
Tabel 4.6 Bab dan Sub-bab hasil strukturisasi ...................................................... 53
Tabel 4.7 Hasil Karakterisasi ................................................................................ 57
Tabel 4.8 Kisi-kisi Reduksi Didaktik .................................................................... 58
Tabel 4.9 Hasil Tahap Reduksi ............................................................................. 58
Tabel 4.10 Hasil Skor Validasi Uji Kelayakan Buku Pengayaan ......................... 59
Tabel 4.11 Kritik dan Saran pada Hasil Validasi Uji Kelayakan .......................... 59
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 26
Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 31
Gambar 4.1 Struktur Makro .................................................................................. 47
Gambar 4.2 Sampul Buku Pengayaan Kimia Dasar Teritegrasi Keislaman ......... 49
Gambar 4.3 Identitas Buku Pengayaan Kimia Dasar Teritegrasi Keislaman ....... 50
Gambar 4.4 Kata Pengantar Buku Pengayaan ...................................................... 51
Gambar 4.5 Daftar Isi Buku Pengayaan Kimia Dasar Terintegrasi Keislaman .... 52
Gambar 4.6 Bagian Isi Awal Bab Buku Pengayaan ............................................. 54
Gambar 4.7 Konten Kimia yang Terintegrasi Keislaman ..................................... 54
Gambar 4.8 Daftar Pustaka ................................................................................... 55
Gambar 4.9 Biografi Penulis ................................................................................. 56
Gambar 4.10 Bagian bab 1 Penggunaan Kata Ganti Orang .................................. 60
Gambar 4.11 Penggunaan Bahasa dalam gambar ................................................. 61
Gambar 4.12 Penggunaan Keterangan dari Rumus dan Kesempurnaan Kalimat . 61
Gambar 4.13 Bagian Bab 1 Penggunaan font pada Tulisan Huruf B ................... 62
Gambar 4.14 Pengaturan Gambar pada Tulisan ................................................... 63
Gambar 4.15 Keterangan Gambar pada Buah Zaitun ........................................... 63
Gambar 4.16 Bagian Buah Delima Pengaturan Gambar pada Tulisan ................. 64
Gambar 4.17 Pengaturan Spasi pada Bagian Fenomena Hujan Asam.................. 65
Gambar 4.18 Bagian Hujan Asam Penggunaan Jenis font ................................... 65
Gambar 4.19 Pengaturan Gambar pada Tulisan Bagian Indikator Alami ............ 66
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Konsep ................................................................................. 88
Lampiran 2 Instrumen Uji Kelayakan Materi ....................................................... 95
Lampiran 3 Peta Konsep ....................................................................................... 99
Lampiran 4 Multipel Representasi ...................................................................... 102
Lampiran 5 Instrumen Karakterisasi ................................................................... 108
Lampiran 6 Instrumen Uji Keterpahaman Teks yang Telah Direduksi .............. 113
Lampiran 7 Hasil Uji Karakterisasi..................................................................... 117
Lampiran 8 Hasil Tahap Reduksi ........................................................................ 119
Lampiran 9 Instrumen Uji Kelayakan Buku Pengayaan ..................................... 121
Lampiran 10 Lembar Uji Referensi .................................................................... 126
Lampiran 11 Surat-surat ...................................................................................... 131
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aset yang sangat penting bagi suatu
negara. Kualitas pendidikan suatu negara sangat menentukan kualitas negara
tersebut. Sebagai negara berkembang, Indonesia terus melakukan berbagai
upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan. Oleh karena itu, program wajib belajar 12 tahun pun
diberlakukan oleh pemerintah. Setiap warga negara, berasal dari golongan
apapun dan suku apapun berhak untuk mengenyam pendidikan, seperti yang
tertuang dalam Undang-Undang 1945 pasal 28C tentang Hak Asasi Manusia
ayat 1 yang berbunyi “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.
Kesejahteraan masyarakat Indonesia inilah yang sampai saat ini
masih perlu dibenahi oleh pemerintah karena masih banyak warga Negara
Indonesia yang tidak merasakan bangku pendidikan karena berbagai faktor.
Upaya pemerataan pendidikan tentu akan membantu meningkatkan kualitas
pendidikan sehingga sumber daya manusianya akan semakin meningkat.
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan perlu adanya suatu perencanaan
yang harus dilakukan. Perencanaan dalam suatu pendidikan tertuang di dalam
sebuah kurikulum. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang
berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan, dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma
yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan (Dakir,
2004, hal. 3).
Era revolusi industri 4.0 ini memberikan tantangan tersendiri bagi
dunia pendidikan. Oleh karena itu, segala upaya untuk mengembangkan
2
kurikulum terus dilakukan di berbagai jenjang. Pada perguruan tinggi, dalam
menyusun atau mengembangkan kurikulum wajib mengacu pada Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan
Tinggi. KKNI merupakan pernyataan kualitas sumber daya manusia
Indonesia yang penjenjangan kualifikasinya didasarkan pada tingat
kemampuan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran (Learning
Outcomes). Oleh karena itu, program studi sebagai kesatuan pendidikan dan
pembelajaran diperbolehkan menambah Learning Outcomes (LO) sesuai
dengan visi misi Universitasnya (Permenristekdikti No. 44 tahun 2015).
Setiap universitas baik negeri maupun swasta, tentu memiliki visi
yang ingin dicapai. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai salah satu Universitas Islam terbaik di Indonesia memiliki visi yaitu
„‟UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia dengan
keunggulan integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan‟‟. Dalam
mewujudkan visi tersebut, setiap program studi banyak melakukan upaya
untuk mengimplementasikan visi UIN dalam pembelajarannya. Salah satu
upaya yang dilakukan program studi Pendidikan Kimia yaitu dengan
menambahkan LO penguasaan pengetahuan yang salah satunya yaitu
menguasai konsep dasar integrasi keislaman.
Isu mengenai integrasi ilmu dan Islam masih menjadi topik yang
menarik untuk diperbincangkan. Pada zaman sekarang, ilmu pengetahuan dan
teknologi mengalami perubahan yang sangat cepat, sedangkan agama
bergerak dengan lamban sekali sehingga terjadi ketidakharmonisan antara
ilmu dan agama (Hasyim, 2010). Padahal hakikatnya, ilmu pengetahuan yang
bermunculan saat ini adalah ilmu pengetahuan yang berasal dari Tuhan dan
manusia yang berusaha menemukannya. Sebagaimana Allah berfirman dalam
QS. Al-„Alaq ayat 4-5 :
ي علذم بٱلقلم نسو نا لم يعلم ٤ٱلذ ٥علذم ٱل
3
Artinya : „‟Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.‟‟ (QS. Al- Alaq : 4-5).
Dalam tafsir Kemenag dijelaskan bahwa Tuhanmu itulah yang
mengajar manusia menulis dengan perantaraan pena atau alat tulis lain.
Tulisan berguna untuk menyimpan dan menyebarkan pesan serta ilmu
pengetahuan kepada orang lain. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya. Manusia adalah makhluk yang potensial untuk berkarya melalui
ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari Allah. Manusia belajar baik dari
alam sekitar yang merupakan ciptaan-Nya maupun dari wahyu yang Allah
sampaikan melalui para rasul.
Ayat di atas menegaskan kepada kita bahwa ilmu pengetahuan
datangnya dari Allah termasuk ilmu sains yang kemudian dipelajari oleh
manusia dan antara ilmu pengetahuan dan Islam itu tidak dikotomis. Adanya
dikotomi ini merupakan salah satu penyebab kemunduran peradaban umat
Islam. Padahal, di dalam sejarah peradaban Islam, banyak ilmuan-ilmuan
muslim seperti Ibnu Sina yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Dunia yang
juga ahli dalam ilmu agama. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin canggih ini, secara tidak sadar menjadikan kita lupa
akan ilmuwan-ilmuwan muslim yang sesungguhnya memberikan peran yang
besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dalam upaya
mengembalikan keselarasan antara ilmu pengetahuan dan Islam, dilakukan
pengintegrasian.
Integrasi adalah penggabungan antara berbagai disiplin ilmu menjadi
kesatuan (Anas, Alwi, & Razali, 2013). Banyak negara-negara yang telah
melakukan integrasi, seperti di Indonesia (Nuryantini & Karman, 2018;
Hamzah, 2018; Munadi, 2016), Brunei Darussalam (Lubis, Ramlee, &
Lampoh, 2009), Malaysia (Harahap, 2018; Zain, Ahmad, Ismail, Salah, &
Mohamad, 2016), dan Turki (Turgut, 2016). Perbincangan tentang integrasi
sains dan Islam tidak berhenti sampai disitu, forum akbar Annual
International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-17 pun
diselenggarakan sebagai barometer kajian-kajian ilmu keislaman dunia
4
dengan salah satu subtema yang diusung adalah mengenai Integrasi Islam dan
Sains. Subtema tersebut menunjukkan bahwa integrasi antara sains dan Islam
sangat penting untuk dilakukan.
Upaya program studi pendidikan kimia dalam menerapkan integrasi
sains dan Islam yaitu dengan adanya mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan
dan Integrasi Nilai. Dalam mata kuliah tersebut berisikan mengenai integrasi
Islam dengan konten kimia. Tidak hanya diajarkan konten kimia saja, namun
mahasiswa diberi wawasan yang lebih luas mengenai kimia dalam Islam
dengan harapan mahasiswa dapat menyadari bahwa ilmu pengetahuan tidak
terlepas dengan Islam karena keduanya bersifat integral. Dalam membentuk
pembelajaran terintegrasi keislaman salah satu aspek yang diperhitungkan
yaitu adanya bahan ajar (Lubis, Ramlee, & Lampoh, 2009, hal. 56). Tidak
bisa dipungkiri bahwa dalam proses pembelajaran, kesediaan bahan ajar
mutlak diperlukan (Arsanti, 2018, hal. 71).
Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru
atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran
(Prastowo, 2014, hal.138). Bahan ajar dijadikan sebagai salah satu sumber
belajar. Sumber belajar bentuknya tidak terbatas,dapat dalam bentuk cetakan,
video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format (Majid,
2011, hal. 170).
Sebuah bahan ajar dapat menempati dua posisi, yaitu sebagai bahan
ajar pokok dan bahan ajar pengayaan (Depdiknas, 2008, hal. 8). Bahan ajar
pokok kimia Universitas tentunya sangatlah banyak, namun ketersediaan
buku pengayaan tidak sebanyak buku pelajaran (Fitria & Wisudawati, 2018,
hal. 51). Dalam mata kuliah Kimia Dasar, banyak sekali tersedia buku Kimia
Universitas yang dapat digunakan mahasiswa dalam memahami konten
kimia. Namun, dalam mata kuliah ini belum tersedianya buku pengayaan
terintegrasi keislaman yang mendukung proses pembelajaran. Diharapkan
dengan adanya buku pengayaan terintegrasi keislaman akan menambah
wawasan mahasiswa tentang kimia dan Islam. Oleh karena itu, peneliti
5
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengembangan
Buku Pengayaan Terintegrasi Keislaman pada Mata Kuliah Kimia
Dasar’’.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis
mengidentifikasi beberapa masalah yaitu:
1. Sains dan Islam masih dianggap dikotomi.
2. Belum tersedianya bahan ajar kimia dasar terintegrasi keislaman.
3. Materi kimia dasar belum terintegrasi keislaman.
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai masalah yang diidentifikasi oleh penulis, maka penulis
membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Pengembangan bahan ajar terintegrasi Islam hanya terfokus pada buku
pengayaan.
2. Materi kimia dasar yang diintegrasi terfokus pada materi asam basa,
larutan penyangga, dan hidrolisis garam.
3. Integrasi kimia dan keislaman hanya mencakup ayat-ayat Alquran, hadis,
Sejarah, fiqih, dan Akidah Akhlak.
4. Integrasi kimia dan keislaman mengacu pada SK Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor 864 tahun 2017.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah „‟Bagaimana
mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman pada Mata
Kuliah Kimia Dasar?‟‟
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk „‟mengembangkan buku
pengayaan terintegrasi keislaman pada mata kuliah kimia dasar.‟‟.
6
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritik dan praktik, yaitu :
1. Secara Teoritik
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
wawasan keilmuan dalam bidang kimia dasar yang terintegrasi
keislaman.
2. Secara Praktik
Secara praktik, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
referensi tambahan bagi mahasiswa dalam mata kuliah kimia dasar
khususnya pada materi asam basa, larutan penyangga, dan hidrolisis
garam. Selain itu, diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam
Kompetisi Sains Madrasah (KSM).
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoretik
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan salah satu faktor penting dalam
keefektifan sebuah pembelajaran terlebih di tingkat perguruan tinggi
karena bahan ajar memiliki peran pokok dalam meningkatkan
kualitas pendidikan (Arsanti, 2018, hal. 71; Mohammad & Kumari,
2007, hal.3). Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 41 ayat 1
menyatakan bahwa sumber belajar pada lingkungan pendidikan
tinggi wajib disediakan, difasilitasi, atau dimiliki oleh Perguruan
Tinggi sesuai dengan Program Studi yang dikembangkan. Bahan ajar
merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik
tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkaan peserta didik untuk belajar (Prastowo, 2014,
hal.138). Menurut Muqodas, Sumardi, & Berman (2015, hal. 108),
bahan ajar adalah isi dari bidang studi yang diberikan kepada siswa
sesuai dengan kurikulum yang digunakannya. Menurut Wahyuni
(2019, hal. 1), bahan ajar adalah salah satu kebutuhan utama agar
proses pembelajaran terlaksana secara efektif dan capaian
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Menurut Majid (2011, hal.173), bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan bahan ajar
memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara
runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai
8
semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tak tertulis (Depdiknas
SMA, 2008, hal.6).
Berdasarkan berbagai pengertian mengenai bahan ajar di
atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi
yang sistematis dalam mendukung proses belajar mengajar.
b. Bentuk Bahan Ajar
Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi empat
macam, yaitu
1) Bahan cetak (printed) adalah sejumlah bahan yang disiapkan
dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan
pembelajaran atau menyampaikan informasi, contohnya:
handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,leaflet,
wallchart, foto/gambar, model atau maket.
2) Bahan ajar dengar (audio) atau program audio adalah semua
sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung yang
dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok
orang. Contohnya: kaset, radio, piringan hitam, dan compact
disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual) adalah segala sesuatu
yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan
gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya : video compact
disk dan film.
4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials) adalah
kombinasi dari dua atau lebih media (audio,teks, grafik, gambar,
animasi dan video)yang oleh penggunanya dimanipulasi atau
diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau
perilaku alami dari suatu presentasi.
(Prastowo, 2014, hal. 147-148).
9
2. Buku Pengayaan
a. Pengertian Buku Pengayaan
Buku pengayaan memiliki peran penting dalam kegiatan
belajar mengajar (Andriani, Subyantoro, & Mardikantoro, 2018, hal.
27). Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2008 pasal 6
ayat 2 yang menyatakan bahwa selain buku teks pelajaran, pendidik
dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan
buku referensi dalam proses pembelajaran. Peraturan ini didukung
juga oleh ayat 3 yang berbunyi untuk menambah pengetahuan dan
wawasan peserta didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik
untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi.
Buku pengayaan adalah buku yang berisi bahan-bahan yang
dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, keterampilan dan membentuk kepribadian siswa,
pendidik, menejer pendidikan dan pembaca lainnya sehingga peserta
didik dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan dalam
(Fitria & Wisudawati, 2018, hal.51). Menurut Permendiknas RI No.2
(2008, hal.2) buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang
dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan
perguruan tinggi.
Berdasarkan berbagai definisi buku pengayaan di atas,
dapat disimpulkan bahwa buku pengayaan adalah buku pelengkap
yang dapat memperluas pengetahuan bagi peserta didik.
b. Ciri-ciri Buku Pengayaan
Ciri-ciri buku pengayaan menurut Pusat Kurikulum dan
Perbukuan tahun 2014 yang dijadikan sebagai ketentuan adalah sebagai
berikut.
1) Buku pengayaan bukan merupakan buku pegangan pokok bagi
peserta didik atau pendidik
10
2) Bagian isi buku tidak dilengkapi dengan instrumen evaluasi dalam
bentuk pertanyaan tes, ulangan, LKS, atau lainnya.
3) Buku tidak disajikan secara serial berdasarkan tingkat kelas dan/atau
semester
4) Isi buku terkait dengan sebagian lingkup materi dan tingkat
kompetensi standar isi, baik secara langsung maupun tidak langsung
c. Jenis-jenis Buku Pengayaan
Dalam buku teks tidak diperoleh informasi pengetahuan yang
lebih lengkap dan luas sebagaimana tertuang dalam buku pengayaan.
Buku pengayaan dianggap sebagai buku bacaan atau buku perpustakaan.
Buku pengayaan ini dikelompokkan menjadi 3 (Pusat Kurikulum dan
Perbukuan 2014; Maulana, 2018), yaitu :
1) Pengayaan Pengetahuan
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku yang memuat
materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan
IPTEK. Buku pengayaan pengetahuan diperuntukan bagi peserta
didik untuk memperkaya pengetahuan dan pemahamannya, baik
pengetahuan lahiriah maupun pengetahuan batiniah.
Ciri-ciri buku pengayaan pengetahuan yaitu (1) menyajikan
materi yang bersifat kenyataan, (2) mengembangkan materi bacaan
yang bertumpu pada ilmu, dan (3) mengembangkan berbagai
pengetahuan seperti pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.
2) Pengayaan Keterampilan
Buku pengayaan keterampilan adalah buku yang memuat
materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan
keterampilan. Buku pengayaan keterampilan berfungsi sebagai buku
bacaan peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan
11
masyarakat lainnya sehingga dapat memperkaya dan meningkatkan
penguasaan keterampilan di bidang tertentu.
Ciri-ciri buku pengayaan keterampilan adalah (1) materi
yang disajikan bersifat faktual (2) buku tersebut berisi uraian tentang
petunjuk melakukan suatu kegiatan dari suatu jenis keterampilan, (3)
materi yang disajikan dapat menunjang keterampilan melakukan
sesuatu yang bersifat wirausaha, dan (4) penyajian materi buku ini
menggunakan narasi, deskripsi, atau gambar.
3) Pengayaan untuk Pengembangan Kepribadian
Buku pengayaan untuk pengembangan kepribadian
merupakan buku-buku yang dapat meningkatkan kualitas
kepribadian, sikap, dan pengalaman batin pembaca. Pemaknaan
buku pengayaan kepribadian kepribadian adalah mampu
meningkatkan kualitas kepribadian pembaca, selain yang tertuang di
dalam tujuan pendidikan. Buku pengayaan kepribadian diharapkan
dapat memosisikan pembaca dalam kerangka pembentukan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan
menjadi teladan bagi sesamanya.
Ciri-ciri buku pengayaan pengembangan kepribadian adalah
(1) materi bersifat faktual dan dapat pula rekaan, (2) isi buku dapat
meningkatkan dan memperkaya kualitas kepribadian, sikap, atau
pengalaman batin pembaca, dan (3) penyajian dapat dilakukan dalam
bentuk narasi puisi, dialog, atau gambar. Oleh karena itu, klasifikasi
buku pengayaan pengembangan kepribadian terdiri atas buku
pengayaan pengembangan kepribadian jenis fiksi dan jenis nonfiksi.
d. Struktur Buku Pengayaan
Buku pengayaan yang merupakan buku nonteks harus
memenuhi komponen dasar atau bagian-bagian buku berdasarkan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan tahun 2014 sebagai berikut.
12
a. Bagian Awal
Pada bagian awal, terdapat struktur buku yang harus
dipenuhi, yaitu:
1) Judul buku yang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar.
2) Halaman hak cipta (copyright).
3) Pengantar atau prakata, dan
4) Daftar isi buku.
b. Bagian Isi atau Materi
Pada bagian ini terdapat uraian materi atau isi buku
yang memenuhi ketentuan dasar jumlah halaman.
c. Bagian Akhir
Pada bagian ini terdiri dari daftar pustaka.
3. Integrasi Sains dan Islam
a. Pengertian Integrasi Sains dan Islam
Sekulerisme telah menjadikan ilmu sains sangat jauh dari
ilmu agama. Banyak upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengembalikan ilmu pada pusatnya yaitu tauhid. Upaya yang bisa
dilakukan adalah dengan melakukan integrasi antara sains dan Islam.
Agama tidak bertentangan dengan sains dan sains tidak pernah
menentang agama (Mansour, 2010, hal. 287).
Integrasi berasal dari kata ‘’integration’’ yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Sedangkan menurut definisi lain,
integrasi sains dan Islam merupakan upaya mempertemukan,
memadukan, atau menjalin kemitraan antara sains dan agama yang
dianggap dikotomi menjadi satu kesatuan yang utuh (Fauzan 2017,
hal. 7; Hamalik 2009, hal. 46; Anas, Alwi, & Razali 2013, hal.2;
Fiteriani 2014, hal.157; Arifudin 2016, hal.161).
13
Jadi, Integrasi sains dan Islam adalah usaha untuk
menyatupadukan antara sains dan Islam yang terpisah agar kembali
menjadi satu bagian yang utuh.
b. Model-model Integrasi
1) Model Integrasi Menurut Anas
Anas, Alwi, & Razali (2013) mengemukakan 10 model dalam
integrasi ilmu dan Islam yaitu : IFIAS Model, ASASI Model, Islamic
Worldview Model, Structure of Islamic Knowledge Model, Bucaillisme
Model, Knowledge Integration based on Classical Philosophy Model,
Knowledge Integration based on Tasawuf Model, Knowledge Integration
based on Fiqh Model, Ijmali Group Model, Aligargh Group Model.
Kemudian 10 model integrasi di atas dijelaskan secara rinci oleh Jamal
(2017) sebagai berikut :
a) Model IFIAS
Model integrasi keilmuan IFIAS (International Federation of
Institutes of Advance Study) muncul pertama kali dalam sebuah
seminar tentang „‟knowledge and values‟‟ yang diselenggarakan di
Stcholm pada September 1984. Pada model ini pendekatan Islam
pada sains dibangun di atas landasan moral dan etika yang absolut
dengan sebuah bangunan yang dinamis berdiri di atasnya. Sains
menggambarkan dan menjabarkan aspek realitas yang sangat terbatas,
ia dipergunakan untuk mengingatkan kita akan keterbatasan dan
kelemahan kapasitas manusia. Alquran juga mengingatkan kita agar
sadar pada keterbatasan kita sebelum terpesona oleh keberhasilan
penemuan-penemuan sains dan hasil-hasil penelitian ilmiah.
b) Model ASASI
Model yang dikembangkan oleh Akademi Sains Islam
Malaysia (ASASI) muncul pertama kali pada Mei 1977 dan
14
merupakan satu usaha yang penting dalam kegiatan integrasi keilmuan
Islam di Malaysia karena untuk pertamanya, para ilmuwan Muslim di
Malaysia bergabung untuk menghidupkan tradisi keilmuan yang
berdasarkan pada ajaran kitab suci Alquran. Tradisi ilmuwan yang
dikembangkan melalui model ASASI ini pandangan bahwa ilmu tidak
terpisah dari prinsip-prinsip Islam. Model ASASI ingin mendukung
dan mendorong pelibatan nilai-nilai dan ajaran Islam dalam kegiatan
penelitian ilmiah; menggalakkan kajian keilmuan di kalangan
masyarakat; dan menjadikan Alquran sebagai sumber inspirasi dan
petunjuk serta rujukan dalam kegiatan-kegiatan keilmuan.
c) Model Islamic Worldview
Model ini berangkat dari pandangan dunia Islam (Islamic
Worldview) merupakan dasar bagi epistemologi keilmuan Islam secara
menyeluruh dan integral. Dua pemikir Muslim yang menggagas dan
mengembangkan model ini adalah Alparslan Acikgenc, Guru Besar
Filsafat pada Fatih University, Istanbul Turki. Ia mengemukakan
empat pandangan dunia Islam sebagai kerangka komprehensif
keilmuan Islam, yaitu : iman sebagai dasar struktur dunia (world
structure, Iman), ilmu sebagai struktur pengetahuan (knowledge
structure, al-„ilm), fiqih sebagai struktur nilai (value structure, al-
fiqh); dan kekhalifahan sebagai struktur manusia (human structure,
khalifah).
d) Struktur Pengetahuan Islam
Model Struktur Pengetahuan Islam (SPI) banyak dibahas
dalam berbagai tulisan Osman Bakar, Professor of Philosophy of
Science pada University of Malaya. Dalam mengembangkan model
ini, Osman Bakar berangkat dari kenyataan bahwa ilmu secara
sistematik telah diorganisasikan dalam berbagai disiplin akademik.
15
Osman Bakar mengembangkan empat komponen yang ia
sebut sebagai struktur pengetahuan teoritis (the theoretical structure
of science). Keempat struktur itu adalah: komponen pertama
berkenaan dengan apa yang disebut dengan subjek dan objek matter
ilmu yang membangun tubuh pengetahuan dalam bentuk konsep
(concepts), fakta (facts, data), teori (theories), dan hukum atau kaidah
ilmu (laws), serta hubungan logis yang ada padanya, komponen kedua
terdiri dari premis-premis dan asumsi-asumsi dasar yang menjadi
dasar epistemologi keilmuan, komponen ketiga berkenaan dengan
metode-metode pengembangan ilmu dan komponen terakhir
berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh ilmu.
e) Model Bucaillisme
Model ini menggunakan nama salah seorang ahli medis
Perancis, Maurice Bucaille, yang pernah menggegerkan dunia Islam
ketika menulis suatu buku yang berjudul ‘’La Bible, le Coran et la
science’’yang juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Model ini bertujuan mencari kesesuaian penemuan ilmiah dengan ayat
Alquran.
f) Model Integrasi Keilmuan Berbasis Filsafat Klasik
Model integrasi keilmuan berbasis filsafat klasik berusaha
menggali warisan filsafat Islam klasik. Salah seorang sarjana yang
berpengaruh dalam gagasan model ini adalah Seyyed Hossein Nasr.
Menurutnya, pemikir muslim klasik berusaha memasukkan Tauhid ke
dalam skema teori mereka. Prinsip tauhid yaitu kesatuan Tuhan
dijadikan sebagai prinsip kesatuan alam tabi‟i.
g) Model Integrasi Keilmuan Berbasis Tasawuf
Pemikir dari model integrasi ini adalah Syed Muhammad
Naquib all-Attas, yang kemudian ia istilahkan dengan konsep
16
Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Islamization of Knowledge). Gagasan
ini muncul pada saat konferensi di Mekkah.
h) Model Integrasi Keilmuan Berbasis Fiqh
Model ini digagas oleh Al-marhum Ismail Raji al-Faruqi.
Pada tahun 1982 ia menulis sebuah buku yang berjudul Islamization of
Knowledge: General Principles and Work Plan diterbitkan oleh
International Institute of Islamic Thought, Washington. Model ini
berangkat dari pemikiran ulama fiqh dalam menjadikan Alquran dan
Assunnah sebagai puncak kebenaran. Kaidah fiqh ialah kaidah
penentuan hukum fiqh dalam ibadah yang dirumuskan oleh ahli fiqh
Islam melalui diskusi Alquran keseluruhan korpus al-Hadits.
i) Model Kelompok Ijmali (Ijmali Group)
Model ini dipelopori oleh Ziauddin Sardar yang memimpin
sebuah kelompok yang dinamainya Kumpulan Ijmali (Ijmali Group).
Menurut Ziauddin Sardar tujuan sains Islam bukan untuk mencari
kebenaran akan tetapi melakukan penyelidikan sains menurut
kehendak masyarakat Muslim berdasarkan etos Islam yang digali dari
Alquran. Sardar yakin bahwa sains adalah sarat nilai (value bounded)
dan kegiatan sains lazim dijalankan dalam suasana pemikiran atau
paradigma tertentu.
j) Model Kelompok Aligargh (Aligargh Group)
Model ini dipelopori oleh Zaki Kirmani yang memimpin
kelompok Algargh University, India. Model ini menyatakan bahwa
sains Islam berkembang dalam suasana „ilm dan tasykir untuk
menggabungkan ilmu dan etika. Zaki Kirmani menetapkan model
penelitian yang berdasarkan wahyu dan taqwa.
17
2) Model Integrasi Menurut Buchori
Selain model integrasi di atas, terdapat model integrasi sains dan
Islam menurut Buchori Muslim. Menurut Muslim (2018), integrasi sains dan
Islam dapat dilakukan melalui 5 tahap yaitu :
a. Menentukan materi
Dalam menentukan materi ajar yang akan diintegrasikan harus
bersumber dari referensi utama. Kemudian menentukan PLO (Program
Learning Outcome) dan CLO (Course Learning Outcomes) yang ingin
dicapai yang mengacu pada standar kurikulum KKNI.
b. Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi dasar-dasar
pokok yang akan disajikan dengan mengacu pada PLO dan CLO yang
telah ditetapkan. Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi
karakteristik yang dimiliki konsep, yang meliputi: label konsep, definisi
konsep, jenis konsep, atribut konsep (kritis, variabel), posisi/hierarki
konsep (superordinat, koordinat, subordinat), contoh dan non contoh.
c. Struktur Makro/Peta Konsep
Hasil dari analisis konsep membentuk struktur makro atau peta
konsep. Struktur makro/peta konsep tersebut kemudian akan
diintegrasikan keislamannya.
d. Integrasi Sains dan Islam
Integrasi sains dan Islam merupakan gabungan konsep-konsep
sains (kimia, fisika, biologi) dengan Islam (fenomena alam, Alquran,
Hadis, Fiqh, Akidah Akhlak, Tasawuf) yang kemudian dilakukan validasi
ahli untuk mendapatkan CVR (Content Validity Ratio).
e. Konstruk Materi Terintegrasi
Setelah integrasi/gabungan konsep-konsep sains dan Islam
dinyatakan valid oleh ahli, maka dibuatlah konstruk materi terintegrasi
18
Islam. Produk bahan ajar ini merupakan hasil akhir dari proses integrasi
Islam pada materi sains (kimia, fisika, biologi).
3) Model Integrasi Menurut Amin
Model integrasi yang dikemukakan Amin dalam Kusno (2017, hal
116) yaitu model integrasi interkoneksi. Model integrasi interkoneksi adalah
usaha memahami kompleksitas fenomena kehidupan yang dihadapi dan
dijalani manusia, setiap bangunan keilmuan apapun baik keilmuan agama,
sosial, humaniora, maupun kealaman tidak dapat berdiri sendiri tanpa
kerjasama saling tegur sapa, saling membutuhkan, dan saling berhubungan
antar disiplin ilmu. Menurutnya model integrasi interkoneksi keilmuan satu
sama lain bersifat informatif, konfirmatif, dan korektif.
Informatif adalah suatu disiplin ilmu perlu diperkaya dengan
informasi yang dimiliki oleh disiplin ilmu lain sehingga wawasan aktivitas
akademik makin luas. Konfirmatif yaitu disiplin ilmu tertentu untuk dapat
membangun teori yang kokoh perlu memperoleh penegasan dari disiplin ilmu
yang lain. Korektif yaitu suatu teori ilmu tertentu perlu dikonfrontir dengan
ilmu agama atau sebaliknya, sehingga yang satu dapat mengoreksi yang lain.
Selain model tersebut, terdapat model alternatif yang dikemukakan
oleh Amin, yaitu Paralelisasi (menyamakan konotasi dari ilmu-ilmu yang
berbeda), Similarisasi (menyamakan teori-teori dari ilmu-ilmu),
Komplementasi (saling mengisi dan memperkuat), Komparasi
(membandingkan konsep teori diantara ilmu-ilmu), Induktifikasi (mendukung
teori ilmu dengan instrumen dari ilmu lain), Verifikasi (menunjang dengan
penelitian ilmiah ilmu satu dengan ilmu yang lain).
4) Model Integrasi Menurut Fauzi
Menurut Fauzi (2017) model integrasi keislaman dan ilmu
pengetahuan di antaranya yaitu:
a. Integrasi ilmu dilakukan dengan menjadikan Islam sebagai landasan
aksiologi atau aspek penggunaan ilmu dan tidak berkaitan dengan aspek
19
ontologi dan epistimologi ilmu. Asumsi yang mendasari pola pertama
ini adalah ilmu yang bersifat netral atau bebas nilai, tidak mengandung
nilai baik dan buruk di dalamnya.
b. Integrasi ilmu dilakukan dengan memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam
konsep-konsep yang terdapat di dalam ilmu pengetahuan. Berbeda
dengan pola yang pertama, dalam pola yang kedua ini, asumsi yang
dibangun adalah bahwa ilmu pengetahuan itu tidak bebas nilai atau tidak
netral.
c. Integrasi ilmu dilakukan dengan memasukkan konsep tauhid dalam
struktur filsafat ilmu, yaitu dalam aspek ontologi, epistimologi dan
aksiologi. Dalam pola Islamisasi yang ketiga ini, konsep tauhid sebagai
inti ajaran Islam, masuk dalam seluruh struktur ilmu pengetahuan, baik
itu ilmu alam, sosial, maupun kemanusiaan.
Berdasarkan model integrasi menurut Anas, et.al (2013); Buchori
(2018); Amin (2008); dan Fauzi (2017), model yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu model menurut Fauzi yang kedua. Model ini lebih cocok
dari model yang lain karena di dalam model ini dapat memasukkan nilai-nilai
Islam ke dalam konsep-konsep yang terdapat di dalam ilmu pengetahuan.
Asumsi yang dibangun pada model ini yaitu bahwa ilmu pengetahuan tidak
bebas nilai atau tidak netral tetapi terkait dengan nilai-nilai dan kultur. Selain
itu, model ini juga ditinjau dari aspek ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
Dalam aspek ontologi, semua yang ada dan mungkin ada itu dianggap sebagai
ayat-ayat Tuhan, baik ayat-ayat yang tertulis dalam kitab suci (quraniyah),
fenomena alam semesta (ayat kauniyyah) yang menjadi kajian ilmu-ilmu
alam, ataupun fenomena sosial. Dalam aspek epistimologi, sumber-sumber
pengetahuan bukan hanya berasal dari akal pikiran dan realistik fisik, tetapi
juga adanya sumber-sumber ilahiah yang diambil dari Alquran dan as-sunnah
serta berita-berita mutawatir. Dalam bidang aksiologi, ilmu pengetahuan tidak
hanya diukur berdasarkan nilai-nilai pragmatis dan utilistik dalam kerangka
20
berpikir positivistik, tetapi juga nilai-nilai keagamaan yang bersifak eternal
dan universal (Fauzi, 2017).
4. Metode 4STMD (Four Steps Teaching Material Development)
Metode 4STMD adalah salah satu metode yang digunakan untuk
mengembangkan bahan ajar. Metode ini terdiri dari 4 tahap yaitu sebagai
berikut: (Hendri & Setiawan, 2016; Arifin & Anwar, 2015; Ashri & Hasanah,
2015).
a. Tahap Seleksi
Tahapan pertama dalam mengembangkan bahan ajar metode ini
adalah tahap seleksi. Tahap ini merupakan tahapan yang mencakup
proses pemilihan informasi yang diperlukan dan berhubungan dengan
materi bahan ajar.
1) Mengumpulkan buku teks.
2) Menganalisis standar isi pada kurikulum.
3) Mengembangkan indikator.
4) Analisis konsep.
5) Menganalisis nilai-nilai yang dapat disisipkan dan sesuai dengan
lingkup kajian materi bahan ajar.
6) Validasi ahli.
b. Tahap Strukturisasi
Pada tahap strukturisasi, draf kumpulan materi seleksi distruktur
secara didaktik sesuai dengan karakteristik struktur bahan ajar. Adapun
tahapan pada strukturisasi yaitu membuat peta konsep struktur makro,
multipel representasi, dan penyusunan draf bahan ajar.
c. Tahap Karakterisasi
Tahap karakterisasi dilakukan untuk melihat keterpahaman teks
dan mengidentifikasi konsep sulit menggunakan tes rumpang, pilihan
ganda atau penulisan ide pokok.
21
d. Tahap Reduksi
Konsep-konsep yang sulit kemudian dilakukan tahap reduksi
didaktik. Konsep yang masuk ke tahap reduksi adalah paragraf yang
paling sedikit dijawab benar oleh peserta didik dan digolongkan sulit
oleh peserta didik. Konsep-konsep yang sulit kemudian direduksi untuk
mengurangi tingkat kesulitan bahan ajar dengan membuat kisi-kisi
reduksi didaktik dan kemudian diujikan kembali. Kisi-kisi didaktik dapat
menggunakan beberapa cara yaitu (1) kembali pada tahap kualitatif, (2)
pengabaian, (3) penggunaan penjelasan berupa gambar, simbol, sketsa,
dan percobaan, (4) penggunaan analogi, (5) penggunaan tingkat
perkembangan sejarah, (6) generalisasi, (7) partikularisasi, (8)
pengabaian perbedaan pernyataan konsep.
5. Kimia Dasar
a. Asam Basa
Senyawa asam adalah senyawa yang mempunyai rasa masam, dan
dapat mengubah indikator lakmus biru menjadi merah (Hardjono, 2010).
Senyawa asam salah satunya terdapat di dalam buah-buahan. Buah-
buahan tidak hanya enak untuk dimakan, buah-buahan ternyata memiliki
keistimewaan tersendiri, yaitu banyak disebutkan di dalam Alquran.
Buah-buahan yang terdapat di dalam Alquran yaitu buah kurma yang
disebutkan dalam QS. Al-Qaf ayat 10, buah zaitun dalam QS. Al
Mu‟minun ayat 20, buah tin dalam QS. At-Tin ayat 1, buah anggur dalam
QS.Yasin ayat 34, buah delima dalam QS.Ar-Rahman ayat 68, dan buah
pisang dalam QS.Al-Waqi‟ah ayat 27-29. Buah-buahan istimewa yang
disebutkan dalam Alquran tersebut ternyata mengandung senyawa asam,
seperti asam askorbat, asam niasin, asam pantotenat, dan asam folat.
Konsep asam juga terdapat dalam fenomena hujan asam. Hujan
asam ini tentu banyak menimbulkan kerusakan, tidak mampu
menumbuhkan tanaman. Dalam sebuah hadis menjelaskan tentang salah
satu hujan yang terjadi di akhir zaman, dimana dari hujan itu tidak
mampu menumbuhkan tanaman-tanaman seperti hujan biasanya, salah
22
satu hujan yang dimaksud adalah hujan asam. Hujan asam ini akan
menghasilkan senyawa asam kuat berupa asam sulfat dan asam nitrat.
Kedua asam ini tentu akan menimbulkan banyak kerusakan.
Selain senyawa asam yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari,
senyawa basa juga terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa basa
banyak digunakan dalam pembuatan sabun. Sebagaimana Rasulullah
telah memperkenalkan sabun mandi dengan menggunakan daun bidara.
Daun bidara ini digunakan untuk mandi meskipun tidak menghasilkan
busa yang banyak. Sabun yang ada sekarang telah mengalami
perkembangan yang pesat dengan adanya bahan-bahan tambahan, seperti
senyawa basa berupa NaOH dan KOH. Namun, tidak dapat dipungkiri
bahwa sabun ini adalah hasil dari peradaban orang Islam.
Dalam menentukan senyawa asam atau senyawa basa, diperlukan
yang namanya indikator. Salah satu indikator yang digunakan adalah
indikator alami yang berasal dari tanaman yang memiliki pigmen warna
yang bermacam-macam. Tanaman-tanaman tersebut tentu ada yang
menciptakan, yaitu Allah Swt. Sebagaimana Firman Allah dalam QS.Ta
ha ayat 53 kita dapat melihat kebesaran Allah Swt bahwa jika Allah
hanya menciptakan satu jenis tanaman saja, maka tidak akan ada
indikator alami yang dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa asam
maupun basa.
b. Larutan Penyangga
Larutan yang perubahan nilai pH nya sangat sedikit ketika
ditambah sedikit asam atau basa (Petrucci, 2011). Larutan penyangga
adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH jika ditambah sedikit
asam dan sedikit basa. Larutan penyangga ini juga terdapat di dalam tubuh
manusia seperti penyangga darah, penyangga saliva, dan penyangga pada
sistem respirasi.
Darah merupakan salah satu penyusun manusia, sebagaimana
dalam QS. Al-Alaq ayat 2 Allah telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Dalam darah terdapat sistem penyangga berupa larutan Karbonat
23
(HCO3/H2CO3) yang berfungsi menjaga keseimbangan pH dalam tubuh.
Oleh karena itu, bersyukurlah ketika kita makan sesuatu yang terasa
masam, tubuh kita punya sistem penyangga ini yang akan mengatasinya
sehingga pH di dalam tubuh tidak akan berubah. Selain darah, terdapat
juga sistem penyangga saliva. Penyangga saliva terdapat larutan
HPO4/H2PO4 yang juga berfungsi untuk menjaga pH dalam tubuh. Selain
itu, ternyata saliva ini juga dapat menyembuhkan luka. Hal ini juga pernah
dilakukan oleh Rasulullah Saw. Sistem respirasi juga merupakan sistem
yang penting bagi tubuh manusia. Penyangga respirasi juga berfungsi
menjaga keseimbangan oksigen. Dalam sebuah kasus, ada larangan
meniup makanan/minuman di dalam gelas karena hal ini akan
menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia.
c. Hidrolisis Garam
Hidrolisis garam adalah reaksi anion atau kation suatu garam
atau keduanya dengan air (Chang, 2004). Aplikasi dalam konsep hidrolisis
garam yaitu pada penggunaan pupuk dan penggunaan pemutih pakaian.
Kesuburan tanah sangat menentukan kesuburan tanamannya pula.
Oleh karena itu, dalam bertani harus memperhatikan keadaan tanahnya
karena tanah yang tidak subur tanamannya pun akan tumbuh merana
seperti dijelaskan dalam QS.Al-A‟raf ayat 58. Permasalahan tanah yang
kurang subur, kini dihadirkannya berbagai macam pupuk untuk mengatasi
permasalahan tanah tersebut.
Sebagai seorang muslim, menjaga kebersihan adalah suatu yang
sangat penting. Sebagaimana anjuran untuk membersihkan pakaian yaitu
terdapat dalam QS. Al-Muddatsir ayat 4. Membersihkan pakaian
terkadang menjadi suatu yang sulit dilakukan ketika noda pakaian sangat
sulit dibersihkan dengan sabun biasa. Dalam membersihkan noda yang
membandel seringkali digunakan produk pemutih pakaian. Produk
pemutih pakaian di dalamnya mengandung senyawa berupa NaOCl yang
jika bereaksi dengan air akan terhidrolisis sebagian. Ion yang terhidrolisis
24
dalam senyawa tersebut yaitu ion OCl- yang akan mengikat kotoran dalam
pakaian sehingga membuat pakaian menjadi bersih kembali.
B. Penelitian Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan untuk mendukung
penelitian ini yaitu:
1. Abdurrohim Harahap (2015) dengan penelitiannya yang berjudul
‘’Integrasi Alquran dan Materi Pembelajaran Kurikulum Sains pada
Tingkat Sekolah di Indonesia: Langkah Menuju Kurikulum Sains Berbasis
Alquran’’. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa Alquran dan Sains
merupakan dua hal yang terintegrasi.
2. Muhammad Munadi (2016) dengan penelitian yang berjudul ‘’Integration
of Islam and Science: Study of Two Science Pesantrens (Trensain) in
Jombang and Sragen. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa
pendidikan Trensain Jombang dan Sragen adalah bentuk kreativitas dalam
rangka integrasi Islam dan ilmu pengetahuan alam. Kerangka integrasi
mereka mengacu pada kekuasaan normatif (Quran dan Sunnah), kekuatan
filosofis, memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan alam dan kekuatan
penguasaan bahasa asing.
3. Zainal Abidin (2017) dengan penelitiannya yang berjudul ‘’Integrasi
Islam dengan fisika dan kimia’’. Dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa antara agama dan ilmu pengetahuan tidak ada pertentangan,
bersifat integral, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.
4. Saidi Zain (2016) dengan penelitiannya yang berjudul ‘’Development of
Integrated Science Texbook By Applying The Enrich’’. Dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa buku teks Islami akan menginspirasi
peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dalam perspektif Islam.
5. Mariana Fitria et.al (2018) dengan penelitiannya yang berjudul ‘’The
Development of Ethnoscience-Based Chemical Enrichment Book as a
Science Literacy Source of Students’’. Dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa buku pengayaan dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik.
25
6. Muchotob Hamzah (2018) dengan penelitiannya yang berjudul ‘’Integrasi
Alquran dan Sains (Basis Karakter Alamiyah dan Ilmiyah‟‟. Dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa dengan integrasi Alquran dan Sains,
karakter akan memiliki basis dalam diri seseorang secara alamiyah dan
ilmiyah.
7. Barorotul Ulfaah Arofah et.al (2018) dengan penelitiannya yang berjudul
‘’Increased Student Learning Outcomes at Colloidal Materials Integrated
Islamic Values Through the Scientific Approach’’. Dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa integrasi kimia koloid dengan Islam melalui
pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
8. Fatma Nuril Masitah et.al (2019) dengan penelitiannya yang berjudul
‘’Development and Validation Learning Materials of Waves Contains
Holy Al-Quran Values’’. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa bahan
ajar yang telah dipasangkan dengan nilai-nilai Alquran dapat membantu
meningkatkan wawasan sains serta menambah nilai pada sikap spiritual
peserta didik.
9. Faiz Hamzah (2015) dengan penelitiannya yang berjudul ‘’Studi
Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam-Sains
pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IX Madrasah
Tsanawiyah’’. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa mengembangkan
bahan pembelajaran integrative antara Islam dan Sains merupakan upaya
untuk menumbuhkan kesadaran peserta didik dari aspek intelektual,
emosional maupun spiritual.
10. Muslim, Agung, dan Zukhrufian (2017) dengan penelitiannya yang
berjudul ‘’Chemistry Teachers’s Perception about Integration of Islam
and Chemistry’’. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa mayoritas guru
(91,9%) mendukung dan percaya bahwa kimia dapat diintegrasikan
dengan nilai-nilai Islam dan mayoritas guru (81,5%) percaya bahwa
wawasan Islam mereka memiliki pengaruh pada cara mereka mengajar
kimia di kimia.
26
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
2.1 sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Visi UIN Syarif Hidayatullah
„‟UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia dengan
keunggulan integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan‟‟
Implementasi pada Program Studi Pendidikan Kimia
Belum tersedianya bahan ajar terintegrasi keislaman pada mata
kuliah kimia dasar
Mengembangkan buku pengayaan
4STMD
1. Seleksi
2. Strukturisasi
3. Karakterisasi
4. Reduksi
Kimia Dasar
1. Asam Basa
2. Larutan
Penyangga
3. Hidrolisis Garam
Integrasi Keislaman
1. Alquran
2. Hadits
3. Fiqh
4. Akidah Akhlak
5. Sejarah
Buku Pengayaan Terintegrasi Keislaman pada Mata Kuliah Kimia Dasar
27
Berdasarkan Gambar 2.1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi
menjadi universitas kelas dunia dengan keunggulan integrasi keilmuan,
keislaman, dan keindonesiaan. Dalam mengimplementasikan visi UIN jurusan
pendidikan kimia menambahkan LO khusus yaitu „‟menguasai pengetahuan
terintegrasi keislaman dalam pembelajaran kimia‟‟. Untuk mencapai LO tersebut,
keberadaan bahan ajar berupa buku pengayaan sangatlah diperlukan untuk
menambah wawasan mahasiswa tentang kimia dan Islam. Namun, pada mata
kuliah kimia dasar, belum terdapat buku pengayaan terintegrasi keislaman yang
mendukung proses pembelajaran. Oleh karena itu, dilakukan pengembangkan
buku pengayaan terintegrasi keislaman pada mata kuliah kimia dasar
menggunakan metode 4STMD (Four Steps Materials Development) yang
bertujuan untuk memberi wawasan yang lebih luas lagi kepada mahasiswa.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian pengembangan buku pengayaan kimia terintegrasi
keislaman pada mata kuliah kimia dasar ini dilakukan di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian yaitu pada bulan Maret
2019 sampai dengan November 2019.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2016, hal. 3). Adapun
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Four
Steps Teaching Material Development (4STMD) yang terdiri dari 4 tahapan.
Metode ini terdiri dari tahap seleksi, tahap strukturisasi, tahap karakterisasi,
dan tahap reduksi yang dapat digunakan untuk membuat bahan ajar yang
dijadikan sebagai bahan mengajar (Arifin & Anwar, 2015; Ashri & Hasanah,
2016).
C. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah desain mengenai keseluruhan proses atau
rencana dan struktur penelitian yang dibuat sehingga diperoleh jawaban atas
pertanyaan penelitian (Silaen & Widiyono, 2013, hal. 23; Sedarmayanti &
Hidayat, 2011, hal. 205). Metode penelitian (4STMD) yang digunakan terdiri
dari 4 tahap. Tahapan-tahapan tersebut meliputi 1) tahap seleksi, 2) tahap
struturisasi, 3) tahap karakterisasi, 4) tahap reduksi. Setelah melalui keempat
tahapan tersebut, kemudian buku pengayaan diuji kelayakannya. Adapun
desain penelitian dalam pengembangan buku pengayaan kimia terintegrasi
keislaman pada mata kuliah kimia dasar dapat dilihat pada Gambar 3.1.
1. Tahap seleksi
Tahap seleksi ini merupakan tahap pertama yang harus dilakukan
dari serangkaian 4 tahap dari metode 4STMD ini. Tahap seleksi ini adalah
29
kajian literatur untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan bahan
ajar, dalam hal ini yaitu buku pengayaan seperti studi dokumen,
kurikulum,sumber bahan ajar lainnya dalam mengembangkan bahan ajar
kimia dasar (Hendri & Setiawan, 2016; Ashri & Hasanah, 2015).
Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
a. Mengumpulkan buku teks Kimia Dasar Universitas.
b. Analisis Standar Isi pada Kurikulum berupa PLO dan CLO.
c. Mengembangkan indikator materi asam basa, larutan penyangga, dan
hidrolisis garam.
d. Analisis konsep.
e. Membuat tabel hubungan integrasi Kimia dan Islam pada materi asam
basa, larutan penyangga dan hidrolisis garam.
f. Validasi ahli untuk menguji kesesuaian konsep kimia dengan integrasi
keislamannya.
2. Tahap Strukturisasi
Tahap struturisasi ini merupakan tahap kedua dari metode
4STMD. Dimana draf kumpulan pada tahap seleksi distruktur secara
diktatis sesuai dengan karakteristik struktur bahan ajar. Tahapan-
tahapannya sebagai berikut
a. Membuat peta konsep.
b. Membuat struktur makro.
c. Membuat multipel representasi.
d. Penyusunan draf buku pengayaan.
3. Tahap karakterisasi
Pada tahap karakterisasi, buku pengayaan yang telah distruktur
secara didaktik kemudian diuji coba kepada mahasiswa untuk menguji
keterpahaman teks sekaligus mengidentifikasi konsep sulit menggunakan
uraian singkat dengan penulisan ide pokok. Dengan melalui penulisan ide
pokok dari teks pada buku pengayaan, mahasiswa akan melakukan
tahapan berpikir dan menemukan gagasan/konsep yang tertuang dari
sebuah teks (Hendri & Setiawan, 2016).
30
4. Tahap Reduksi
Konsep-konsep yang mendapat karakter sulit selanjutnya masuk
ke tahap reduksi. Tahap reduksi adalah proses pengurangan tingkat
kesulitan (Hasyim, 2015; Arifin & Anwar, 2015). Proses reduksi
dilakukan dengan membuat kisi-kisi reduksi didaktik kemudian
melakukan reduksi didaktik dengan menggunakan beberapa cara sebagai
berikut. (Arifin & Anwar; Hasyim, 2015; Hendri & Setiawan, 2016;
Lotaningrat, 2019; Herlanti, Rustaman, & Setiawan, 2008).
a. Kembali pada tahap kualitatif, yaitu eksplanasi berbentuk kuantitas
(angka) pada sebuah tabel, atau diagram disajikan dalam bentuk kata-
kata sederhana.
b. Pengabaian, yaitu penyederhanaan bahasa yang kompleks dan rumit,
menjadi bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
c. Penggunaan penjelasan berupa gambar, simbol, sketsa atau percobaan,
yaitu untuk memperjelas bahan ajar yang tidak dapat dimengerti
dengan tulisan.
d. Penggunaan analogi, yaitu menyamakan suatu konsep yang abstrak
dengan sesuatu yang lebih nyata.
e. Penggunaan tingkat perkembangan sejarah, yaitu penggunaan urutan
waktu penemuan suatu konsep.
f. Generalisasi, yaitu berbagai pemikiran ditulis dalam bentuk
kesimpulan.
g. Partikularisasi, yaitu pemilahan informasi dari konsep yang memiliki
informasi banyak (kompleks) mejadi bagian-bagiannya yang lebih
sederhana.
h. Pengabaian perbedaan pernyataan konsep, yaitu penggunaan istilah-
istilah ilmiah yang ada pada kehidupan sehari-hari.
5. Uji Kelayakan Buku Pengayaan
Buku pengayaan yang telah selesai disusun, kemudian dilakukan
uji kelayakan oleh ahli media. Uji kelayakan yang dilakukan meliputi
aspek bahasa, penyajian, peforma, dan grafika.
31
Karakterisasi
Penyusunan Instrumen
Identifikasi konsep sulit
Uji karakterisasi di lapangan
Instrumen Karakterisasi
Karakterisasi Konsep
Konsep sulit (abstrak,
kompeks, rumit
Strukturisasi
Peta konsep Struktur Makro Multipel Representasi
Draf buku pengayaan (draf 2)
Analisis PLO dan CLO Pengembangan
Indikator
Penentuan Buku
Teks Kimia
Dasar
Analisis konsep
Draf kumpulan
materi (draf 1)
Analisis integrasi keislaman
pada materi kimia dasar
Validasi
Ahli
Seleksi
Kisi-kisi reduksi Reduksi diktatik Penyusunan buku
pengayaan (Draf 3)
Uji Kelayakan buku pengayaan Buku pengayaan
Reduksi
Gambar 3.1 Desain Penelitian
32
D. Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini yaitu buku pengayaan terintegrasi
keislaman pada mata kuliah kimia dasar. Subjek dalam penelitian ini yaitu :
1. Dua dosen pendidikan kimia sekaligus dosen pembimbing yang ahli di
bidang materi kimia dasar yang akan mereview buku pengayaan kimia
terintegrasi keislaman.
2. Satu dosen yang ahli di bidang agama yang akan memvalidasi kesesuaian
materi kimia dasar dengan integrasi keislaman.
3. Satu dosen ahli media yang akan memvalidasi kelayakan buku pengayaan
kimia terintegrasi keislaman pada mata kuliah kimia dasar.
4. Mahasiswa pendidikan kimia angkatan 2017 yang dijadikan sebagai
pemberi respon pada uji coba instrumen karakterisasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian (Sugiyono,
2017; Widoyoko, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Instrumen seleksi
Instrumen seleksi berisi tabel hubungan integrasi keislaman
dengan mata kuliah kimia dasar. Instrumen ini digunakan untuk melihat
kesesuaian integrasi keislaman, materi, dan indikator yang dikembangkan.
Adapun kisi-kisi instrumen seleksi dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Seleksi
NO
Konsep
Kimia
Indikator
Integrasi Keislaman
Kesesuaian
integrasi
Kimia dan
Islam
(5)
Kom
entar
Ya Tidak
Asam Menganalisis
kandungan
senyawa
asam dalam
Asam adalah
senyawa yang
mempunyai rasa
masam, dan dapat
33
buah-buahan
berdasarkan
perspektif
Islam
mengubah indikator
lakmus biru menjadi
merah. Dalam
kehidupan sehari-hari
senyawa asam sangat
banyak dijumpai, salah
satunya yaitu terdapat
di dalam buah-buahan.
Buah-buahan yang ada
di dunia ini sangat
beraneka ragam, namun
terdapat beberapa buah
istimewa yang telah
disebutan di dalam
Alquran di antaranya
yaitu buah kurma, buah
zaitun, buah tin, buah
delima, buah anggur,
dan buah pisang.
1. Buah Kurma
Al-Qur’an
Buah kurma atau
dalam bahasa latin
phoenix dactylifera
merupakan buah yang
berasal dari timur
tengah. Buah yang
akrab pada bulan puasa
ini memiliki banyak
kandungan yang
34
bermanfaat bagi tubuh
manusia. Dalam konsep
asam basa, buah kurma
ini mengandung
senyawa asam berupa
asam asam folat, asam
niasin, asam
pantotenat, asam
askorbat. Buah kurma
ini banyak disebutkan
di dalam Alquran,
sebagaimana firman
Allah dalam QS. Ar-
Rahman ayat 11 :
فكهاا و اخذلاااات ت فيهااا
كهام كها و اخذلاات ف فيها .ل
كهام ت ل
Artinya: „‟Dan bumi
telah dibentangkan-Nya
untuk makhluk(-Nya).
di dalamnya ada buah-
buahan dan pohon
kurma yang mempunyai
kelopak mayang‟‟.
(QS.Ar-Rahman : 11).
Dst
35
2. Instrumen karakterisasi
Instrumen karakterisasi digunakan untuk melihat tingkat
keterpahaman teks dengan menggunakan tes uraian singkat. Instrumen
karakterisasi dibuat dalam google form yang kemudian diujikan kepada
mahasiswa pendidikan kimia angkatan 2017. Adapun instrumen
karakterisasi dapat dilihat pada lampiran 5.
2. Instrumen Uji Kelayakan
Instrumen uji kelayakan yang digunakan yaitu instrumen yang
mengacu pada Pusat Kurikulum dan Perbukuan tahun 2014 yang
mencakup aspek bahasa, penyajian, performa, dan grafika. Adapun
Kisi- kisi instrumen uji kelayakan yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Validasi Kelayakan Buku Pengayaan
NO Aspek INDIKATOR
1.
Bahasa
Ketepatan tata bahasa sesuai kaidah
2. Kalimat yang digunakan mudah dipahami
3. Bahasa yang digunakan komunikatif
4. Informasi yang disampaikan jelas
1.
Penyajian
Simbol visual tertata secara proporsional (tidak rumit,
prinsip, kesederhanaan
2. Simbol visual kontekstual
3. Gambar yang disajikan sesuai dengan tingkat
perkembangan usia pembaca
4. Secara keseluruhan buku menarik untuk dibaca
1.
Performa
Terbuat dari bahan yang kokoh dan tidak mudah rusak
2. Mampu menarik perhatian pembaca
3. Maintanable (Kemudahan Pemeliharaan dan
Pengelolaan)
4. Usability (Kemudahan Penggunaan/pengoperasian
5. Finishing touch tampak rapih
1.
Grafika
Penggunaan jenis, ukuran dan warna huruf sudah
sesuai
2. Keserasian dan kesesuaian antara banyaknya gambar
dan tulisan di dalam buku
3. Memiliki tata letak yang baik dan menarik
4. Ilustrasi dan keterangan gambar jelas
5. Penempatan unsur tata letak konsisten
6. Pemisah antar paragraf jelas.
36
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2007, hal. 24). Adapun teknik
pengumpulan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Validasi materi kimia dasar terintegrasi keislaman
Materi yang dirancang dalam mengembangkan buku pengayaan
terintegrasi keislaman dilakukan validasi dosen ahli bidang agama.
Validasi materi ini terdiri dari tabel hubungan antara materi, indikator,
dan integrasi keislaman.
2. Uji karakterisasi buku pengayaan
Uji karakterisasi dilakukan kepada mahasiswa pendidikan kimia
angkatan 2017 yang telah mendapat mata kuliah kimia dasar.
karakterisasi ini dilakukan untuk menguji keterpahaman teks dengan
mengidentifikasi konsep sulit pada buku pengayaan yang dikembangkan.
Karakterisasi ini menggunakan tes rumpang uraian singkat.
3. Uji kelayakan buku pengayaan
Buku yang telah melewati keempat tahap 4STMD diuji
kelayakannya oleh ahli media. Kelayakan buku pengayaan terdiri dari
aspek bahasa, penyajian, performa, dan kegrafisan.
G. Teknik Analisis Data
1. Data Hasil Validasi Materi
Data yang diperoleh dari hasil validasi buku pengayaan kimia
terintegrasi keislaman pada mata kuliah kimia dasar digunakan skala
Guttman. Skala Guttman ini digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas
dan konsisten (Riduwan & Akdon, 2013, hal. 20). Skala Guttman yang
digunakan berupa dua pilihan alternatif jawaban, yaitu „‟ya‟‟ dan
„‟tidak‟‟. Jika jawaban validator „‟ya‟‟, maka jawaban diberi skor 1 dan
jika jawaban validator „‟tidak‟‟, maka jawaban diberi skor 0 (Silaen &
Widiyono, 2013, hal. 131). Selanjutnya, skor yang diperoleh dihitung
persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
37
Persentase = skor perolehan
skor total
2. Data Hasil Karakterisasi
Konsep yang dijawab benar diberi skor 1 dan konsep yang
dijawab salah diberi skor 0. Data hasil karakterisasi dianalisis dengan
menghitung jawaban ide pokok yang dijawab benar kemudian membagi
jumlah ide pokok yang dijawab benar dengan jumlah ide pokok secara
keseluruhan kemudian dikalikan dengan 100% berdasarkan rumus
berikut:
K =
Keterangan :
K = keterpahaman
Jb = rata-rata siswa menjawab ide pokok dengan benar
S = Jumlah siswa
Dari skor yang diperoleh dilakukan pengkategorian berdasarkan
keterpahaman teks menurut Rankin dan Culhane :
Tabel 3.3 Kriteria Keterpahaman Teks
(Arifin & Anwar, 2015)
3. Data Validasi Ahli Media
Data lembar validasi ahli media menggunakan rating scale. Data
yang diperoleh dari skala ini adalah data mentah sehingga akan
ditafsirkan dalam bentuk kualitatif (Sugiyono 2017, hal. 141).
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Buku Pengayaan Kimia Dasar Terintegrasi
Keislaman
No Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat sesuai 4
2 Sebagian besar sesuai 3
3 Sebagian kecil sesuai 2
4 Tidak sesuai 1
(diadaptasi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014)
K (%) Tingkat Keterpahaman
60 <K≤100 Tinggi
40<K≤60 Sedang
K≤40 Rendah
38
Untuk mendapatkan persentase uji kelayakan, maka digunakan
rumus:
% Komponen = skor total pilihan skala
skor total
(Ashri & Hasanah, 2016)
Persentase yang diperoleh kemudian digunakan kriteria kelayakan
bahan ajar yang diadaptasi dari Riduwan & Akdon (2013, hal.18) sebagai
berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Kelayakan Buku Pengayaan
X Keterangan
81% < X ≤ 100% Sangat Layak
61% < X ≤ 80% Layak
41% < X ≤ 60% Cukup Layak
21% < X ≤ 40% Tidak Layak
0% < X ≤ 20% Sangat Tidak Layak
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk mengembangkan
buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman pada materi kimia dasar dapat
menggunakan 4STMD yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap seleksi, tahap
strukturisasi, tahap karakterisasi, dan tahap reduksi. Pada tahap seleksi
dilakukan penentuan buku teks kimia dasar, analisis PLO dan CLO,
pengembangan indikator, analisis konsep, dan analisis integrasi keislaman.
Tahap strukturisasi yaitu dengan membuat peta konsep, struktur makro,
multipel representasi, dan penyusunan draf buku pengayaan. Tahap
karakterisasi dilakukan dengan uji keterpahaman teks kepada mahasiswa
pendidikan kimia angkatan 2017. Tahap reduksi dilakukan dengan membuat
kisi-kisi reduksi kemudian melakukan reduksi didaktik dan diujicobakan
kembali kepada mahasiswa. Hasil uji keterpahaman memperoleh persentase
rata-rata yaitu sebesar 96% dengan kriteria mudah. Setelah melalui keempat
tahap, buku pengayaan kemudian diuji kelayakan kepada ahli media dengan
perolehan persentase sebesar 90% dengan kategori sangat layak.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan
beberapa saran, yaitu:
1. Kembangkan materi kimia dasar yang belum diintegrasikan.
2. Lakukan tahap analisis kimia dan analisis keislamannya sebelum
mengintegrasikan.
3. Pada konsep basa diperluas lagi konten kimia dan integrasinya.
4. Penyajian buku baiknya langsung menjelaskan materi yang terintegrasi.
80
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. (2017). Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia. Jurnal Al-Afkar, 32.
Adib, M. (2014). Relasi Antara Fiqh dan Sains di Era Modern: Sebuah Refleksi
Epistemologis. Al-Mazahib, 186-187.
Agustin, A., Supardi, K. I., & Sunarto, W. (2018). Pengaruh Penggunaan Peta
Konsep Berbasil Multilevel terhadap Pemahaman Konsep Kimia Siswa.
Chemistry in Education, 7, 8-13.
Anas, N., Alwi, E. A., & Razali, M. H. (2013). The Integration of Knowledge in
Islam: Concept and Challenges. Global Journal of Human Social Science,
13(10 Version 1.0), 50-55.
Andriani, E. Y., Subyantoro, & Mardikantoro, H. B. (2018, Maret 1).
Pengembangan Buku Pengayaan Keterampilan Menulis Permulaan yang
Bermuatan Nilai Karakter pada Peserta Didik Kelas I SD. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3, 27-33.
Arifin, & Anwar, S. (2015, Maret 1). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu
Tema Udara Melalui Four Steps Teaching Material Development. Jurnal
Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, 2, 1-11.
Arifudin, I. (2016). Integrasi Sains dan Agama serta Implikasinya terhadap
Pendidikan Islam. Edukasi Islamika, 1, 161-178.
Arofah, B. U., Cahyono, E., & Wijayati, N. (2018). Increased Student Learning
Outcomes at Colloidal Materials Integrated Islamic Values Through the
Scientific Approach. Journal of Innovative Science Education, 7, 169-170.
Arsanti, M. (2018, April 2). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan
Kreatif Bermuatan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Religius Bagi
Mahasiswa Prodi PBSI, FKIP, UNISSULA. Jurnal Kredo, 1, 71-90.
81
Ashri, N., & Hasanah, L. (2015). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu pada
Tema Energi dan Lingkungan. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains, (hal. 470). Bandung.
Ashri, N., & Hasanah, L. (2016). Uji Keterpahaman dan Kelayakan Bahan Ajar
IPA Terpadu. Edusains, 8, 144-148.
Astuti, Y. W. (2013). Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Multi
Representasi. Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 4 , 385.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Chasanah, G., Suryaningsih, S., Fairusi, Dila. (2019). Analisis Integrasi
Keislaman pada Materi Kimia Pangan (Sumber, Manfaat, dan
Keterpahamannya). Jurnal Tadris Kimiya 4, 168-176.
Dakir, H. (2004). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Direktorat pembinaan SMA. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Fauzan. (2017). Integrasi Islam Dan Sains Dalam Kurikulum Program Studi
Pendidikan Guru Mi Berbasis Kkni. Journal of Madrasah Ibtidaiyah
Education, 1 (1), 1-13.
Fauzi, A. (2017). Integrasi dan Islamisasi Ilmu dalam Perspektif Pendidikan
Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 1-18.
Fiteriani, I. (2014, Desember 2). Analisis Model Integrasi Ilmu dan Agama dalam
Pelaksanaan Pendidikan di Sekolah Dasar Islam Bandar Lampung. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 1, 157.
Fitria, M., & Wisudawati, A. W. (2018, February 1). The Development of
Ethnoscience-Based Chemical Enrichment Book as a Science Literacy
82
Source of Students. International Journal of Chemistry Education
Research, 2, 51.
Hamalik, O. (2009). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Hamzah, F. (2015). Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis
Integrasi Islam-Sains pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IX
Madrasah Tsanawiyah. Adabiyah Jurnal Pendidikan Islam, 1, 41-54.
Hamzah, M. (2018). Integrasi Al-Qur'an dan Sains (Basis Karakter Alamiyah dan
Ilmiyah. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika (hal. 20).
Wonosobo: FITK UNSIQ.
Harahap, A. (2018). Integrasi Alquran dan Materi Pembelajaran Kurikulum Sains
pada Tingkat Sekolah di Indonesia: Langkah Menuju Kurikulum Sains
Berbasis Alquran. Jurnal Penelitian Medan Agama, 9 , 21-45.
Hasyim, A. (2015). Rancangan Pengembangan Bahan Ajar IPA Tema Laut untuk
SMP melalui Four Steps Teaching Material Development. Prosiding
Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains, (hal. 607).
Bandung.
Hasyim, B. (2010). Islam dan Ilmu Pengetahuan (Pengaruh Temuan Sains
terhadap Perubahan Islam. Jurnal Dakwah Tabligh, 14 (1), 127-139.
Hendri, S., & Anwar, S. (2019). A Development off Integrated-Science Material
Using Four Steps Teaching Material Development Method. Journal of
Educational Science and Technology, 5, 130-139.
Hendri, S., & Setiawan, W. (2016, Januari 12). Pengembangan Bahan Ajar Tema
Gempa Bumi Menggunakan Four Teaching Materials Development.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 67-68.
Herlanti, Y., Rustaman, N. Y., & Setiawan, W. (2008). Strategi Baru dalam
Pengolahan Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam. Edusains, 26-38.
83
Herron, J. Dudley., Cantu, Luis L., Ward, Richard., dan Srinivasan, Venu. (1977).
Problem Associated with Concept Analiysis. Science Education volume 6,
185-199.
Jamal, N. (2017). Model-model Integrasi Keilmuan Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam. Kabilah, 2, 94-100.
Katz, S. H. (2002). Questions for A Millenium: Religion and Science from The
Perspective of A Scientist. Zygon, 37, 45-54.
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 575 Tahun 2018 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kompetisi Sains Madrasah Tahun 2018.
Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 864 tahun 2017
tentang Pedoman Integrasi Ilmu pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pasal 10 ayat 9.
Khaldun, R. (2015, Juni 2). Integrasi Agama dan Sains dalam Perspektif Tasawuf
dan Kebudayaan. Tasamuh, 12, 159-177.
Kusno. (2017). Model Integrasi Nilai-nilai Spiritual Islam dalam Pendidikan
Matematika. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika.
Semarang.
Lotaningrat, D. (2019). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu pada Tema
Kelistrikan pada Makhluk Hidup dengan Menggunakan Metode Four Step
Teaching Material Development (4STMD). Jurnal Pendidikan, V, 80-96.
Lubis, M. A., Ramlee, M., & Lampoh, A. A. (2009). Integrated Islamic Education
in Brunei Darussalam: Philosophical Issues and Challenges. Journal of
Islamic and Arabic Education 1(2), 51-60.
Mahajan, M., & Singh, M. K. (2017). Importance and Benefits of Learning
Outcomes. IOSR Journal Of Humanities And Social Science, 22(3), 65-67.
84
Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mansour, N. (2010). Science Teachers' Views of Science and Religion vs. The
Islamic Perspective: Conflicting or Compatible? Wiley Periodicals, Inc.,
287.
Masitah, F. N., & Rosana, D. (2019). Development and Validation Learnig
Materials of Waves Contains Holy Al-Quran Values. Unnes Science
Education Journal, 8, 101.
Maulana, S. (2018). The Development of Knowledge Enrichment Books
Concerning Ice and Snow Physical Studies for High School Students.
Jural Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika, 4, 83-90.
Mohammad, R. F., & Roshni, K. (2007). Effective Use of Texbooks: A Neglected
Aspect of Education in Pakistan. Journal of Education for International
Development, 3, 1-13.
Munadi, M. (2016, Desember 2). „‟Integration of Islam and Science : Study of
Two Science Pesantrens (Trensain) in Jombang and Sragen. Jurnal
Pendidikan Islam, 5, 293.
Munawwarah, M., Anwar, & Sunarya, Y. (2017). How to Develop
Electrochemistry SETS Based Interactive E-Book. International
Conference on Mathematics and Science Education (ICMScE) (hal. 1-7).
Bandung: IOP Publishing.
Muslim, B., Agung, S., & Zukhrufian, R. (2017). Chemistry Teachers‟s
Perception about Integration of Islam and Chemistry. ICEMS, (hal. 168-
183).
Muslim, B. 2018. Model Integrasi Sains dan Islam. Tidak dipublikasikan.
Muqodas, R. Z., Sumardi, K., & Berman, E. T. (2015, Juni 1). Desain dan
Pembuatan Bahan Ajar Berdasarkan Pendekatan Saintifik pada Mata
85
Pelajaran Sistem dan Instalasi Refrigerasi. Journal of Mechanical
Engineering Education, 2, 107.
Nugroho, B. T. (2017). Integration of Islamic Education with Science and
Technology in Islamic Junior HighSchool. Mudarrisa:Jurnal Kajian
Pendidikan Islam, 4.
Nuryantini, A. Y., & Karman, H. A. (2018). Integration Science and Religion in
Physic Subject: An Analysis in Islamic Higher Education. Tarbiya, 12-18.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
tentang Buku.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan pendidikan Tinggi Republik Indonesia
No. 44 Tahun 2015 Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Petrucci, et.al. 2011. Kimia Dasar:Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Tinjauan Teoritis dan
Praktis. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2014). Pedoman Penulisan Buku Nonteks
Pelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Rahmawati, S. S. (2017). Pengembangan Indikator 4 C'S yang sesuai dengan
Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Semester 1. Kadikma, Vol.8, No.3 Kadikma, Vol. 8, No. 3, 21-30.
Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Riduwan, & Akdon. (2013). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta.
Sastrohaidjojo, Hardjono.2010. Kimia Dasar. Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press.
86
Sedarmayanti, & Hidayat, S. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: Cv.
Mandar Maju.
Silaen, S., & Widiyono. (2013). Metodologi Penelitian Sosial untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit IN MEDIA.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sundaram, Bhavithra Mohana; Seleman, Nor Sabirrah; & Jasmi, Kamarul Azmi
(2018). Integrasi Akhlak dalam Pembelajaran Sains in Prosiding Seminar
Tamadun Islam 2018 pada 17hb. Ogos 2018 di Bilik Kuliah 6, Blok N28,
UTM. Program anjuran Akademi Tamadun Islam, UTM, p.73-82. ISBN:
978-967-2171-28-7.
Taib, H., Salleh, S., Zain, B. A., Azlan, M. A., Mahzan, S., & Z A, H. (2016).
Programme Learning Outcomes Assessment and Countinoupus Quality
Improvement in Faculty of Mechanical and Manufacturing, UTHM. IOP
Conference Series. Malaysia: IOP Publishing.
Turgut, H. (2016). Pre-Service Science Teachers' Perceptions about Relationship
Between Religion and Science in The Context of Their Worldviews.
International Online Journal of Educational Sciences, 166-179.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28C tentang
Hak Asasi Manusia ayat 1.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi pasal 41 ayat 1.
Wahyuni, T. S. (2019). Pengembangan Buku Ajar Matakuliah Biokimia
Berintegrasi dengan Nilai-nilai Sains dalam Alquran. Jurnal Zarah, 7, 1-6.
87
Widoyoko, E. P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Zain, S., Ahmad, Z., Ismail, A. F., Salah, M., & Mohamad, S. A. (2016).
Developent of Integrated Science Texbooks by Applying The Enrich Tool.
Journal of Education and Social Science, 6-13.
Zubaidi, A. (2015). Model-model Pengembangan Kurikulum dan Silabus
Pembelajaran Bahasa Arab. Cendekia Vol. 13 No.1, 114.