pengelolaan tanah kas desa oleh badan usaha milik …

107
PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK DESA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI WARGA (Studi Deskriptif Kualitatif di Desa Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Pemerintahan DISUSUN OLEH : MARIANUS UMBU BALLA NJURUMANA 16520086 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN STRATA-1 SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA STPMD “APMD” YOGYAKARTA 2021

Upload: others

Post on 21-Dec-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

i

PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK

DESA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI WARGA

(Studi Deskriptif Kualitatif di Desa Panggungharjo, Kapanewon Sewon,

Kabupaten Bantul)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1)

Program Studi Ilmu Pemerintahan

DISUSUN OLEH :

MARIANUS UMBU BALLA NJURUMANA

16520086

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN STRATA-1

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA STPMD

“APMD” YOGYAKARTA

2021

Page 2: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …
Page 3: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …
Page 4: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …
Page 5: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …
Page 6: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

v

MOTTO

“Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tapi setiap

orang yang tergesa-gesa hamya akan mengalami kekurangan”

(Amsal 21 Ayat 5)

“Tuhan tidak mentempatkan kita disini melalui derita demi derita bila ia tak

yakin kita bisa melaluinya”

“Banyak orang gagal karena mereka tidak memahami usaha yang diperlukan

untuk menjadi sukses”

Page 7: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Pengelolaan Tanah Kas Desa Oleh Badan Usaha Milik Desa

Dalam Mengembangkan Ekonomi Warga dengan tepat waktu. Roh Kudusmu

selalu membimbing hambamu hingga sampai pada titik ini. Maka dari itu, skripsi

ini saya persembahkan dan rasa terimakasih untuk:

1. Kedua Orang Tua Bapak Dominggus Hamapaty dan Ibu Martha Lende.

Terimakasih atas Do‟a, cinta, kasih saying, motivasi, dan pengorbanan

yang telah diberikan kepada saya dengan tulus, semoga ketulusan dari

bapak dan ibu dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.

2. Untuk semua keluarga besar saya yang telah memberikan dukungan

Do‟a, motivasi, serta menyuport dana selama proses pendidikan selama

di Yogyakarta.

3. Untuk kakak Umbu Dondu Hamapaty yang selalu menemani selama

kuliah kurang libih 5 tahun sampai menyelesaikan skripsi ini semoga

cepat nyusul. Dan adik-adik saya Ilwan, Maya, Elsa, dan Anis yang

menjadi penyemangat untuk menyelesaikan ini serta saudara/i sepupu

saya Umbu Rusdiyanto Tarambani, Risma Kartika Rambu Longgu,

Anugerah Umbu Reku Jawa Tana.

4. Untuk Dosen Pembimbing Ibu Dra. Tri Daya Rini M.Si yang selalu

membimbing saya selama proses penyusunan proposal sampai skripsi

Page 8: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

vii

semoga selalu diberikan umur yang panjang, kesehatan oleh Tuhan Yang

Maha Esa serta menjadi kebanggaan bagi suami dan anak-anak.

5. Untuk kawan seperjuangan serikat mahasiswa indonesia yang telah

menjadi wadah untuk saya berorganisasi dan mendapatkan ilmu serta

pengalaman yang banyak, susah maupun senang kita lewati bersama,

penulis menyadari masih kurangnya kontribusi penulis selama berada

dalam organisasi semoga perjuangan kawan-kawan terus berkobar selagi

penindasan masih bercokol dimuka bumi ini.

6. Untuk saudara saya Bruno Rey Pantola yang telah memberikan

sumbangan pikiran dan analisis dari proses penulisan proposal sampai

penyusunan skripsi.

7. Untuk saudara-saudara saya Sean, Vijay, Umbu Ronald, Dicky, Wela, El

Savan, Novan, Audy yang selalu menemani saya dalam candaan serta

motivasi sehingga memberikan semngat bagi saya untuk menyelesaikan

skripsi ini.

8. Teruntuk yang spesial Devita Veronica Aray yang selalu memberikan

dukungan melalui dukungan, do‟a serta menjadi penyemangat sampai

saat ini.

9. Kawan-kawan pejuang skripsi Melkianus Tiba, Bung Verlin, Bruno Rey

Pantola.

Page 9: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ........................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

MOTTO .................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

INTISATI ................................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................. 10

D. Kerangka Konseptual .................................................................. 11

1. Aset Desa Dan Tanah Kas Desa ............................................. 11

2. Pengelolaan Tanah Kas Desa ................................................. 15

3. Badan Usaha Milik Desa ........................................................ 19

4. Pengelolaan Tanah Kas Desa Oleh BUM Desa...................... 22

5. Pengembangan Ekonomi Warga ............................................ 31

E. Ruang Lingkup ............................................................................ 33

Page 10: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

ix

F. Metode Penelitian ........................................................................ 34

1. Jenis Penelitian ....................................................................... 34

2. Objek dan Subyek Penelitian .................................................. 35

3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 36

4. Teknik Analisi Data ................................................................ 38

BAB II PROFIL DESA PANGGUNGHARJO ...................................... 41

A. Sejarah Desa Panggungharjo ....................................................... 41

B. Kondisi Geografis Desa Panggungharjo ..................................... 43

1. Keadaan Geografis ................................................................. 44

2. Pembagian Wilayah ................................................................ 47

C. Keadaan Demografi Desa Panggungharjo .................................. 48

1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk Berdasarkan Jenis ..... 48

2. Jumlah Penduduk .................................................................... 48

3. Tingkat Pendidikan ................................................................. 49

4. Penduduk Berdasarkan Agama ............................................... 50

D. Kondisi Sosial ............................................................................. 51

1. Sarana Prasarana Pendidikan .................................................. 51

2. Sarana Prasarana Kesehatan ................................................... 52

3. Sarana Presarana Olahraga ..................................................... 52

4. Sarana Prasarana Peribadatan ................................................. 53

E. Keadaan Ekonomi ....................................................................... 54

1. Pertanian dan Tanaman Pangan .............................................. 54

2. Peternakan .............................................................................. 56

Page 11: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

x

3. Mata Pencaharian ................................................................... 57

F. Kondisi Pemerintahan Desa Panggungharjo ............................... 58

1. Pengertian Umum ................................................................... 58

2. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.............. 59

3. Urusan Pemerintahan .............................................................. 59

4. Lembaga Desa dan Lembaga Desa Lainnya........................... 59

5. Pembagian Wilayah Desa ....................................................... 61

6. Struktur Pemerintahan Desa ................................................... 61

G. Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) Panggung Lestari ............ 63

1. Gambaran Umum BUM Desa Panggung Lestari ................... 63

2. Unit Usaha BUM Desa ........................................................... 65

3. Jasa Pengelolaan Wisata Desa ................................................ 68

H. Struktur Organisasi BUM Desa Panggung Lestari ..................... 74

BAB III ANALISIPENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH

BADAN USAHA MILIK DESA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI

WARGA .................................................................................................. 76

A. Pengelolaan Tanah Kas Desa Melalui Badan Usaha Milik Desa

Dalam Pengembangan Ekonomi Warga ..................................... 77

1. Perencanaan Pengelolaan Tanah Kas Desa Oleh BUM Desa 77

2. Pengelolaan Tanah Kas Desa Dalam Pengembangan Ekonomi

Warga Oleh BUM Desa ....................................................... 85

3. Pemanfaatan atau Pendayagunaan Tanah Kas Desa Dalam

Page 12: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

xi

Pengembangan Ekonomi Warga Oleh BUM Desa .............. 95

4. Evaluasi Pengelolaan Tanah Kas Desa Oleh BUM Desa .... 103

B. Faktor-faktor Yang Menghambat Dalam Pengelolaan Tanah Kas

Desa Oleh BUM Desa Dalam Pengembangan Ekonomi Warga108

BAB IV Penutup ..................................................................................... 115

A. Kesimpulan ...................................................................... 115

B. Saran ................................................................................ 118

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 120

LAMPIRAN ............................................................................................ 123

1. Pedoman Wawancara ........................................................... 123

2. Foto-foto Penelitian ..............................................................

3. Lampiran Lainnya ................................................................

Page 13: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Informan ........................................................................ 36

Tabel 2.1. Lurah Desa Panggungharjo .................................................... 43

Tabel 2.2. Penggunaan Lahan ................................................................. 46

Tabel 2.3. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 48

Tabel 2.4. Data Penduduk Desa Panggungharjo ..................................... 48

Tabel 2.5. Data Penduduk Berdasarkan Tingkat pendidikan .................. 49

Tabel 2.6. Data Penduduk Berdasarkan Agama ...................................... 50

Tabel 2.7. Sarana Prasarana Pendidikan ................................................. 51

Tabel 2.8. Sarana Prasarana Kesehatan ................................................... 52

Tabel 2.9. Prasarana Olahraga ................................................................. 53

Tabel 2.10.Prasarana Peribadatan ........................................................... 53

Tabel 2.11. Jenis Produksi Tanaman Pangan Dan Buah-Buahan ........... 55

Tabel 2.12. Jenis Peternakan ................................................................... 56

Tabel 2.13. Data Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ....................... 57

Tabel 2.14. Pembagian Wilayah Desa..................................................... 61

Tabel 3.1. Daftar karyawan Jasa Pengelolaan Lingkungan Kelompok

Usaha Pengelolaan Sampah BUM Desa Panggung Lestari .................... 86

Tabel 3.2. Daftar karyawan Jasa PengelolaanWisata Desa Kampoeng

Mataraman BUM Desa Panggung Lestari .............................................. 87

Tabel 3.3 Pendapatan Unit Usaha BUM Desa Panggung Lestari 2019 .. 103

Page 14: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Pemerintahan Desa Panggungharjo ...................... 62

Gambar 2.2 Struktur Kepengurusan BUM Desa Panggung Lestari ....... 75

Page 15: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pertanyaan Penelitian

2. Surat Ijin Penelitian

Page 16: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

xv

INTISARI

Lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

memberikan kewenangan kepada desa untuk mengurus dan mengelola

rumah tangganya sendiri menuju desa yang mandiri melalui pengelolaan

dan memanfaatan kekayaan atau aset desa. Salah satu aset desa yang

dimiliki oleh desa berupa tanah kas desa yang pengelolaannya untuk

meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa serta

meningkatkan pendapatan asli desa (PADes). Desa dapat mengelola dan

memanfaatkan tanah kas desa oleh BUM Desa sebagai unsur yang terpisah

dari menajemen pemerintahan desa. Akan tetapi, pengelolaan tanah kas

desa seringkali muncul permasalahan yang pengelolaannya tidak sesuai

dengan kebutuhan masyarakat desa yang telah diatur dalam Peraturan

Menteri maupun Peraturan Daerah yakni pengelolaan aset desa merupakan

rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunanaan,

pemanfaatan, pengemanan, pemiliharaan, penghapusan,

pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan, penilaian, pembinaan,

pengawasan dan pengendalian aset desa. Maka, Rumusan masalah dalam

penelitian ini terdiri dari dua permasalahan yaitu Bagaimana pengelolaan

tanah kas desa oleh badan usaha milik desa dalam pengembangan ekonomi

warga, Desa Panggungharjo dan Apa faktor-faktor yang menghambat

pengelolaan tanah kas desa oleh badan usaha milik desa dalam

pengembangan ekonomi warga, Desa Panggungharjo.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, data yang

diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data

dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

tanah kas desa telah diatur dalam Peraturan Desa Panggungharjo Nomor

10 Tahun 2016 sebagai inisiatif Pemerintah Desa Panggungharjo dalam

mengelola dan memanfaatkan aset desa untuk meningkatkan

perekonomian warga desa melalui pemberdayaan serta sebagai sumber

pendapatan desa melalui PADes, agar lebih berdayaguna dan berhasilguna

pemerintah desa memberikan sebagian aset berupa tanah kas desa untuk

dikelola oleh BUM Desa Panggung Lestari yang sejauh ini telah

memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat dan Desa

Panggungharjo. Pengelolaan tanah kas desa oleh BUM Desa telah

memiliki dampak terhadap pengembangan ekonomi warga melalui

pembukaan lapangan kerja bagi warga setempat kususnya kaum rentan

seperti ibu kepala rumah tangga, anak putus sekolah atau tidak bersekolah,

lansia dan penyandang difabilitas tanpa memandang latar belakang

pendidikan, umur, ras, suku dan agama.

Kata Kunci: Pengelolaan, Aset Desa, Tanah Kas Desa, BUMDes,

Ekonomi Warga.

Page 17: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanah adalah alat produksi yang sangat vital bagi manusia dan

pembangunan baik di perkotaan maupun di pedesaan sebagai faktor produksi

dalam pertanian maupun wadah pembangunan, peranan tanah bagi pemenuhan

berbagai kebutuhan manusia semakin lama semakin meningkat, sementara

tanah yang tersedia semakin sempit karena penggunaannya untuk berbagai

macam kebutuhan diantaranya untuk tempat bermukim, tempat usaha dan

untuk tanah pertanian. Tanah juga menjadi salah satu syarat utama bagi

pembangunan suatu wilayah demi mengimbangi perkembangan modernisasi

yang ada. Tanah sebagai tempat bermukim ataupun tempat usaha akan lebih

dirasakan manfaatnya jika dikelola secara optimal dalam memenuhi

kesejahteraan manusia.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (3) mengatakatan

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat”.

Berdasarkan pasal tersebut, seluruh kekayaan alam yang ada, baik di dalam

permukaan bumi maupun di dalam bumi, penguasaannya ada pada Negara.

Dikuasai bukan berarti dimiliki oleh Negara melainkan Negara sebagai

organisasi pemerintahan tertinggi diberi wewenang untuk mengatur dan

menyelenggarakan persediaan peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan

Page 18: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

2

bumi, air dan ruang angkasa yang bertujuan sebesar-besarnya untuk

kemakmuran rakyat.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 pasal 1 angka 1 tentang Desa

berbunyi :

Desa adalah desa atau desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat setempat, hak asul usul, dan/atau hak tradisional

yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Lahirnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

memperkuat akan otonomi desa, yang sebelumnya telah dimiliki desa.

Otonomi desa yang berarti juga kekuatan hukum yang dimiliki suatu desa

untuk dapat melakukan beberapa tindakan hukum sesuai dengan undang-

undang yang berlaku. Dalam tindakan hukum yang dimiliki oleh desa, salah

satunya adalah memiliki harta benda dan kekayaan sendiri.

Salah satu aset desa yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah desa

adalah tanah kas desa. Pengelolaan tanah kas desa bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa dan peningkatan

pendapatan desa. Kekayaan desa sebagaimana dalam Pasal 76 ayat 1 Undang-

Undang Nomor 6 tahun 2014 menentukan “Aset desa yang dimaksud dapat

berupa tanah kas desa, tanah ulayat, pasar desa, pasar hewan, tambatan perahu,

bangunan desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik desa,

mata air milik desa, permandian umum, dan aset lainnya milik desa yang perlu

dilindungi, dilestarikan dan dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan

Page 19: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

3

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat desa. Dengan

keberadaan aset dapat menumbuhkan daya kreatifitas masyarakat dan dapat

mendorong pastisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.

Tanah kas desa sebagai bagian dari kekayaan desa berupa benda tidak

bergerak, yaitu tanah. Tanah kas desa adalah tanah-tanah yang dikuasai desa

baik yang berasal dari pemerintah tingkat atas maupun yang diperoleh dari

swadaya masyarakat desa untuk dikelola yang hasilnya merupakan sumber

pendapatan asli desa dan dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan

desa.

Pengelolaan aset desa merupakan rangkaian kegiatan mulai dari

perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan,

pemiliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan,

penilaian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian yang tertuang dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2016.

Salah satu implementasi dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Tentang Desa adalah pemerintah memberikan perhatian besar terhadap desa

sebagai satu bagian dari kesatuan wilayah terendah dalam sistem pemerintahan

NKRI, adanya pengakuan Negara terhadap desa diharapkan mampu

membangun desa dengan pendekatan structural dan kultural. Desa mempunyai

kondisi modal sosial masyarakat yang sangat kuat dan mengakar salah satunya

keberagaman ikatan sosial dan solidaritas sosial kuat yang dimiliki desa selaku

penyangga penting kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

Namun, kondisi modal sosial yang dimiliki masyarakat desa itu berbanding

Page 20: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

4

terbalik dengan kondisi modal ekonomi desa dimana modal sosial masyarakat

desa yang terdiri atas ikatan sosial, jembatan sosial, serta jaringan sosial itu

bersifat parokial atau menjadi modal sosial yang paling dangkal dan tidak

dapat memfasilitasi pembangunan ekonomi guna mewujudkan desa yang

bersemangat sosial dalam konteks demokrasi lokal.

Berangkat dari realitas di atas, maka lahirnya Badan Usaha Milik Desa

atau disingkat BUM Desa merupakan semangat dari amanat Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 pada pasal 87 yang menyatakan bahwa BUM Desa

dibentuk atas dasar semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan untuk

mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta

potensi sumber daya alam dan sumberdaya manusia dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Desa Panggungharjo memiliki tata kelola yang baik dan sukses dalam

mengembangkan aset desa menjadi sumber pendapatan asli desa. Salah satu

aset desa yang dimiliki Desa Panggungharjo adalah Tanah kas desa seluas 6

hektar yang dikelola oleh BUM Desa yang mengembangkan potensi lokal

dibidang wisata kuliner yang dinamakan Kampoeng Mataraman. Pada tahun

2018 Kampoeng Mataraman mampu memperoleh omset sebesar 3,8 miliar dan

terus meningkat hingga 2019 ditargetkan omsetnya mencapai 10 miliar dengan

jumlah karyawan berjumlah 49 orang yang merupakan warga Panggungharjo.

Dalam pelaksanaan pengelolaan tanah kas desa melibatkan masyarakat

desa setempat dengan tujuan untuk memberikan ruang bagi masyarakat

berpenghasilan rendah untuk memperoleh peluang usaha khususnya dibidang

Page 21: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

5

kuliner. Kampoeng Mataraman juga dilengkapi kios oleh-oleh yang mayoritas

barangnya buatan Desa Panggungharjo. Kemudian ada ruangan kantor, ruang

kuliner, warung, patehan untuk minum, ruang VIP untuk rapat, bangunan

limasan timur dan barat, bangunan tobong, serta gedung kaca CWS untuk rapat

dan workshop BUM Desa.

Sejalan dengan itu, beberapa penelitian tentang masalah pengelolaan

tanah kas desa yang sudah pernah diteliti yakni, Bisyri Hakim tahun 2015

dalam jurnal “Pengelolaan Tanah Kas Desa Di Kabupaten Kendal” terdapat

beberapa permasalahan: pengelolaan tanah kas desa masih belum sesuai

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 Tentang

Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa di atas. Di antaranya, sebagian tanah kas

desa yang disewakan kepada masyarakat selama delapan (8) Tahun.

Permasalaan dalam pengelolaan tanah kas desa selanjutnya adalah perangkat

desa masih kurang berkoordinasi dengan masyarakat sehingga masih terjadi

ketidakpastian informasi mengenai pelaksanaan lelang tanah kas desa.

Selain itu, Dara Kamaratih tahun 2019 dalam jurnal “Kajian Yuridis

Tentang Pengelolaan Tanah Kas Desa Oleh Kepala Desa Berdasarkan

Permendagri Nomor 01 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Aset Desa” juga

ditemukan masalah dalam pengelolaan tanah kas desa, yakni kasus yang

banyak muncul di Daerah Istimewa Yogyakarta terkait pengelolaan Tanah Kas

Desa oleh Kepala Desa yang disalahgunakan dalam proses sewa-menyewa

yang tidak dilaksanakan melalui persetujuan BPD yang merupakan lembaga

Page 22: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

6

perwakilan Desa untuk memusyawarahkan terkait sewa Tanah Kas Desa, serta

tidak adanya pengajuan ijin kepada Gubernur D.I.Y.

Selanjutnya, Fattahillah Fahmi tahun 2016 dalam jurnal No. 2 VOL. 1

JULI 2016: 141 – 151 tentang “Penyalahgunaan Fungsi Tanah Kas Desa di

Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta”

dalam penelitiannya ditemukan penyalahgunaan fungsi Tanah Kas Desa yang

tidak sesuai dengan peruntukannya. Banyak Tanah Kas Desa di beberapa

lokasi yang telah beralih fungsi menjadi tempat tinggal atau pemukiman

bahkan telah menjadi perkampungan. Hal ini bertentangan dengan Pasal 14

Peraturan Gubernur DIY Nomor. 65 Tahun 2013 Tentang Tanah Kas Desa.

Maka dari itu, untuk mengukuhkan pengelolaan aset desa berupa tanah

kas desa di Desa Panggungharjo Pemerintah Desa membuat Perdes No. 10

Tahun 2016 tentang Pengelolaan Tanah Kas Desa sebagai turunan dari

Permedagri No 1 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Aset Desa.

Dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah digambarkan di atas,

temuan-temuan permasalahan di lapangan akan disandingkan dengan data

melalui penelitian baru dalam tulisan ini. Setidaknya terdapat permasalahan

serupa berupa pengelolaan tanah kas desa dan pengembangan ekonomi warga

melalui BUM Desa yang juga menjadi obyek penelitian ini.

Maka dengan demikian, secara umum, pemanfaatan tanah kas desa

memiliki kontribusi yang besar bagi desa sebagai sumber pendapatan bagi desa

dan sebagai sarana pendukung untuk mengembangkan unit usaha berskala

lokal desa. Pengelolaan tanah kas desa masih mengalami masalah dan kendala

Page 23: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

7

dalam manejemen pengelolaan, pemanfaatan dan sertifikasi tanah yang

dimiliki oleh desa kususnya bagi desa-desa di Indonesia bagian timur yang

masih dikategorikan desa berkembang dengan tingkat ketergantungan terhadap

pemerintah pusat masih tinggi. Ketidakmampuan pemerintah desa dalam

mengelola dan memanfaatkan keberadaan aset desa dan kurangnya pemahaman

terhadap regulasi-regulasi sebagai pedoman dalam mengelola aset desa masih

menjadi faktor penghambat kemajuan suatu desa tersebut. Oleh karena itu,

perlu adanya kerjasama dengan desa-desa yang telah sukses dalam mengelola

aset dalam kaitannya dengan pengembangan ekonomi warga desa.

Sebagaimana dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun

2016 Tentang Pengelolaan Aset Desa menegaskan aset desa yang berupa tanah

disertifikasi atas nama pemerintah desa. Aset desa yang berupa bangunan harus

dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib.

Aset desa dapat diasuransikan sesuai kemampuan keuangan Desa dan

dilaksanakan sesuai ketentuan Peraturan Peundang-undangan. Aset Desa

dilarang untuk diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran atas tagihan

kepada pemerintah desa. Aset desa dilarang digadaikan atau dijadikan jaminan

untuk mendapatkan pinjaman.

Pengelolaan aset desa yang berupa tanah, kepala desa memegang

kekuasaan penuh atas pengelolaan tersebut, namun kepala desa juga dapat

menguasakan sebagian kekuasaannya tersebut kepada perangkat desa lainnya.

Pengelolaan ini tidak boleh dilakukan dengan cara semena-mena guna

kepentingan pribadi semata karena pengelolaan ini guna menyejahterakan

Page 24: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

8

masyarakat desa dan meningkatkan pendapatan desa sesuai hal yang dijelaskan

dalam peraturan pemerintah. Hal ini dilaksanakan harus sesuai dengan

pedoman pengelolaannya pada peraturan desa dan peraturan menteri terkait.

Setelah berlakunya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

Desa tentunya pengelolaan asset desa yang berupa Tanah pun mempunyai

sistem atau mekanisme yang berbeda dengan pengelolaannya selama ini. Hal

ini cenderung menimbulkan beberapa kesalahpahaman, antara lain, kesalahan

mekanisme pengelolaan aset desa tidak sesuai rencana dan tidak sesuai

pedoman pengelolaannya dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Di dalam realita tersebut yang telah terjadi tentu saja disebabkan oleh

beberapa hal yang mendorong dilakukannya kesalahan pengelolaan aset desa.

Beberapa penyebab terjadinya hal-hal tersebut yaitu kurangnya pemahaman

tentang mekanisme koordinasi, kurangnya sosialisasi atas perubahan undang-

undang atas undang-undang yang lama menjadi Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 Tentang Desa, kualitas SDM masih rendah dan belum merata pada

masyarakat desa, bahkan kesalahan pengelolaan aset desa ini juga dapat

didorong dengan unsur kepentingan politik semata sehingga diperlukan

pengawasan yang lebih baik lagi.

Berbeda dengan kebanyakan desa yang lain, Desa Panggungharjo

melalui BUM Desa Panggung lestari mempunyai banyak prestasi dalam

kaitannya dengan pengolaan aset desa berupa tanah kas desa yang merupakan

praktik baik dalam pengelolaan tanah kas desa oleh BUM Desa. Adapun

prestasi yang telah diraih BUM Desa Panggung Lestari yakni pada tahun 2019

Page 25: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

9

Desa Panggungharjo memperoleh penghargaan The 4th ASEAN Rural

Development Proverty Eradication leadership award di Nay Pyi Taw,

Myanmar hal ini dilihat dari aksi nyata Desa Panggungharjo melalui Rumah

Pengelolaan sampah (RPS). Prestasi lain yang diraih Desa Panggungharjo

yakni juara 1 perlombaan desa tingkat nasional berdasarkan keputusan Menteri

Dalam Negeri Nomor 414.4-3334 hal ini berdasarkan inavasi-inovasi yang

dihadirkan Desa Panggungharjo dalam mewujudkan akuntabilitas dan

transparansi dibidang pemerintahan desa, keberhasilan ini tidak terlepas dari

sinergi pemerintah Desa Panggungharjo, lembagayang ada di desa salah

satumya BUM Desa sebagai motor penggerak ekonomi di Desa Panggungharjo

serta dukungan dari masyarakat desa. Dari berbagai prestasi yang telah diraih

Desa Panggungharjo tidak terlepas dari keberhasilan BUM Desa dalam

mengelola aset desa berupa tanah kas desa sebagai unit usaha ekonomi desa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini sangat penting untuk

mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai “Pengelolaan Tanah Kas

Desa Melalui Badan Usaha Milik Desa Dalam Pengembangan Ekonomi

Warga, (Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif Di Desa Panggungharjo,

Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul)”. Pengelolaan potensi desa yang baik

akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan desa serta berpotensi

untuk mendukung program-program pembangunan yang dilakukan oleh

pemerintah desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi warga

masyarakat di Desa.

Page 26: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

10

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan tanah kas desa oleh badan usaha milik desa dalam

pengembangan ekonomi warga, desa panggungharjo?

2. Apa faktor-faktor yang menghambat pengelolaan tanah kas desa oleh badan

usaha milik desa dalam pengembangan ekonomi warga, Desa

Panggungharjo?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut peneliti memiliki tujuan yang

diharapkan sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan pengelolaan tanah kas desa oleh Badan Usaha Milik

Desa dalam pengembangan ekonomi warga yang dilakukan Pemerintah

Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

b. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat pengelolaan tanah kas

desa oleh badan usaha milik desa dalam pengembangan ekonomi warga

di Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

2. Manfaat penelitian

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai imformasi dan masukan

kepada pemerintah desa dalam proses pengelolaan tanah kas desa

melalui BUM Desa dalam pengembangan ekonomi warga yang

dilakukan pemerintah desa panggungharjo kecamatan sewon kabupaten

bantul. Selain itu, manfaat lain dalam penelitian ini bagi Desa

Page 27: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

11

Panggungharjo yakni dapat mempromosikan berbagai prestasi Desa

Panggungharjo dan BUM Desa Panggung Lestari dalam mengelola

aset-aset desa berupa tanah kas desa sebagai sumber pendapatan asli

desa dan sumber ekonomi warga desa.

b. Dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dalam

menambah pengetahuan tentang pengelolaan tanah kas desa oleh BUM

Desa dalam pengembangan ekonomi warga yang dilakukan pemerintah

Desa Panggungharjo Kapanewon Sewon Kabupaten Bantul.

D. Kerangka Konseptual

1. Aset Desa dan Tanah Kas Desa

Untuk memahami konsep aset desa dan tanah kas desa, maka akan

diuraikan secara rinci dengan konsep-konsep para peneliti terkemuka dan

para ahli yang merumuskan kedua konsep di atas. Dengan demikian, Doli,

D. Siregar (dalam Dewi Risnawati 2017:204) mengemukakan bahwa aset

adalah sesuatu yang mempuyai nilai tukar, modal atau kekayaan. Dalam hal

ini, pengertian aset desa sama maknanya dengan konsep kekayaan. Aset

Desa sama pengertiannya dengan kekayaan desa sebagaimana disebut dalam

berbagai regulasi pemerintah yang mengatur tentang Desa, meskipun tidak

terbatas pada kekayaan yang bersifat fisik.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mendefinisikan

aset desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli Desa,

dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja desa atau

perolehan hak lainnya yang sah. Kemudian pasal 76 ayat (1) dan (2)

Page 28: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

12

menyebutkan secara rinci jenis aset desa, yaitu sebagai berikut: Tanah Kas

Desa, Tanah Ulayat, Pasar Desa, Pasar Hewan, Tambatan Perahu, Bangunan

Desa, Pelelangan Ikan, Pelelangan Hasil Pertanian, Hutan Milik Desa, Mata

Air Milik Desa, Pemandian Umum, dan Aset lainnya milik desa. Aset

lainnya milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain: (a)

kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; (b) kekayaan Desa yang diperoleh

dari hibah dan sumbangan atau yang sejenis; (c) kekayaan Desa yang

diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; (d) hasil kerja sama Desa;

dan (e) kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Selanjutnya, Aset desa lainnya yang terkandung dalam pasal 76 ayat

(3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yaitu kekayaan

milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah berskala lokal Desa yang ada di

Desa dapat dihibahkan kepemilikannya kepada Desa, kekayaan milik Desa

yang berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah Desa, kekayaan

milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

dikembalikan kepada Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas

umum, dan bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status

kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib.

Aset desa dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat

desa, dimiliki oleh desa secara legal seperti bukti kepemilikan bagi tanah

Page 29: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

13

kas desa atau status kepemilikan bagi bangunan desa. Aset tersebut dapat

diperoleh melalui pembelian, sumbangan, bantuan dari pemerintah dan

pemerintah daerah maupun pihak lain, dan bantuan dari pihak ketiga yang

sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Oleh karena itu, untuk memperkuat konsep di atas, Sutaryono,

Widuri & Murtajib (2014:34) dalam buku yang berjudul Pengelolaan Aset

Desa, merumuskan beberapa prinsip dasar atau kaidah-kaidah dalam

pengelolaan aset desa.

Prinsip-prinsip pengelolaan tanah kas desa sebagai berikut:

1. Fungsional, yaitu pengembilan keputusan dan pemecahan masalah-

masalah di bidang pengelolaan barang milik desa yang dilaksanakan

pengelola harus sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-

masing.

2. Kepastian hukum, yaitu pengelolaan aset desa harus dilaksanakan

berdasarkankan hukum dan peraturan perundang-undangan.

3. Keterbukaan, yaitu peyelenggaraan pengelolaan asset desa harus

terbuka bagi semua pihak. Masyarakat berhak menerima imformai

mengenai tujuan, sasaran, dan hasil pengelolaan aset.

4. Efisiensi, yaitu pengelolaan asset diarahkan digunakan sesuai batasan-

batasan standar kebutuhan yang di perlukan dalam rangka menunjang

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal.

Page 30: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

14

5. Akuntabilitas, yaitu seluruh proses dan kegiatan pengelolaan asset desa

dari usulan hingga pencapaian hasilnya harus dapat dipertanggung

jawabkan pada semua pihak terutama masyarakat desa.

6. Kepastian nilai, yaitu pengelolaan asset desa harus didukung oleh

adanya ketepatan jumlah dan nilai dalam rangka optimalisasi

pemenfaatan dan pemindahtanganan asset serta penyusutan necara

pemerintah.

Selanjutnya, secara sederhana, Tanah Desa adalah tanah yang

dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah desa sebagai salah satu sumber

pendapatan asli desa dan/atau untuk kepentingan sosial. Tanah kas desa

disebut sebagai sebuah bentuk aset desa yang dapat dikelola oleh desa

berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: harus digunakan untuk

kebaikan bersama (berdasarkan minat masyarakat), bersifat fungsional

(sesuai dengan fungsi, otoritas dan tanggungjawab pemerintah desa), sesuai

dengan legalitas, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, kepastian nilai

(keakuratan perencanaan).

Sejalan dengan konsep di atas, maka sebagai bagian dari bentuk

kekayaan desa, tanah kas desa merupakan modal strategis yang mampu

mengubah perekonomian yang ada di desa. Berbagai berbagai tantangan

yang yang dihadapi desa saat ini dapat dilihat dari masifnya ketergantungan

desa terhadap pemerintah daerah dan pusat dalam menyuplay dana untuk

membiayai segala kebutuhan desa. Sehingga pemerintah desa hanya

terfokus pada urusan pembangunan yang bersifat fisik dibandingkan urusan

Page 31: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

15

pemberdayaan kemasyarakatan yang menjadi pokok dalam 4 kewenangan

desa.

2. Pengelolaan Tanah Kas Desa

Pengelolaan merupakan proses yang dilakukan melalui perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan yang bertujuan untuk menentukan serta

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pengelolaan mencakup arti yang besar

yang mencakup pengelolaan uang, waktu, orang, sumberdaya, dan terutama

pengelolaan imformasi.

George R. Terry (dalam Alexander Tuwanatassy, 2019:13)

mendefiniskan pengelolaan adalah pemanfaatan sumber daya manusia

ataupun sumber daya lainnya yang dapat diwujudkan dalam kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Sedangkan, Wardoyo (dalam Alexander Tuwanatassy 2019:12)

mendefinisikan bahwa pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang

berintikan perencanaan, pengorganisasian pengerakan dan pengawasan

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Selanjutnya, Harsoyo (dalam Alexander Tuwanatassy 2019:12)

pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata “kelola”

mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk mengali dan

Page 32: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

16

memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna

mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.

Selain itu definisi pengelolaan menurut para ahli juga dikutip Prajudi

Atmosudirdjo (dalam Alexander Tuwanatassy 2019:12) mendefinisikan

pengelolaan adalah kegiatan pemanfaatan dan pengendalian atas semua

sumber daya yang diperlukan untuk mencapai ataupun menyelesaikan

tujuan tertentu.

Sejalan dengan itu ada pula konsep Soetomo (2006:384) yang

mendeskripsikan pengelolaan sumber daya yang berbasis komunitas.

Pengelolaan berbasis sumber komunitas merupakan strategi pembangunan

yang memberi peran dominan kepada mayarakat kepada tingkat komunitas

(kelompok BUM Desa) untuk mengelola proses pembangunan khususnya

dalam mengentrol dan mengelola sumber daya produktif. Kelanjutan konsep

ini bertujuan untuk mendefinisikan cara kerja BUM Desa dan mekanisme-

mekanisme yang ada didalam BUM Desa untuk mengelola Tanah Kas Desa

di Desa Panggungharjo dengan melibatkan masyakarakat pengelola BUM

Desa dan juga pemerintah desa sebagai unsur-unsur yang terlibat dalam

pengelolaan tanah kas desa.

Konsep ini memiliki tiga bagian penting yang berkaitan dengan

operasional BUM Desa terkait pengelolaan tanah kas desa:

1. Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan peluang, kesempatan, kewenangan dan juga

kemampuan, yang kesemuanya memerlukan proses yang disebut

Page 33: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

17

pemberdayaan (empowernan). Pemberdayaan juga berdayaan juga berarti

proses mengaktualisasikan manusia (Pengelola BUM Desa, Pemerintah

Desa dan Masyarakat)

2. Proses belajar sosial

Kehidupan masyarakat termasuk kehidupan komunitas merupakan proses

interaksi antar warga masyarakat dan interaksi terhadap lingkungan.

Melalui proses interaksi tersebut kemudian disamping melahirkan

interaksi individu juga tindakan bersama untuk memenuhi tuntutan

bermasyarakat dalam mengembangkan proses belajar sosial.

3. Keberlanjutan (sustainable)

Apabila tindakan bersama tersebut (Proses belajar social) dilakukan

secara berkesinambungan dan bersifat mandiri maka dalam komunitas

yang bersangkutan telah terjadi keberlanjutan pembangunan atau

sustainablelity

Dari ketiga bagian penting dalam pengelolaan sumber daya di atas,

maka operasional BUM Desa yang dijalankan oleh pelaku pengelolaan

BUM Desa dalam hal ini pengelolaan tanah kas desa, dapat ditarik

kesimpulan bahwa, dalam pengelolaan sebuah institusi (BUM Desa)

mestinya disertakan Pemberdayaan, Proses belajar sosial maupun

Keberlanjutan dari proses pengelolaan terusebut sesuai konsep pengelolaan

tanah kas desa.

Page 34: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

18

Setelah memaparkan konsep pengelolaan maka akan digambarkan

konsep tanah kas desa sebagai objek pengelolaan oleh Pengelola BUM

Desa, Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa.

Prof. Dr. Suhartono (dalam Gregorius Sadan, 2005) dalam buku

yang berjudul “Transformasi Ekonomi Politik Desa” menyatakan bahwa

Desa tetap merupakan modal dasar kehidupan dari dulu sampai sekarang,

sebab desa memiliki factor-faktor kehidupan yang tidak dapat dipungkiri

eksistensi dan fumgsinya. Desa adalah tempatnya land and man, yaitu tanah

dan tenaga kerja, itu adalah faktor produksi bagi kehidupan manusia.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia adalah

Negara agraris yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan modal

produksi yaitu tanah. Akan tetapi, minimnya sumber daya manusia masih

menjadi permasalahan yang umum bagi pemerintah desa dalam mengelola

kekayaan desa untuk mengangkat potensi desa. Pengelolaan aset desa

seperti yang disebutkan dalam Permendagri Nomor 1 Tahun 2016 tentang

pengelolaan aset desa kemudian mengoperasikan Undang-Undang Desa

Nomor 6 Tahun 2014. Pasal 11 menyatakan ada 4 format pengelolaan aset

desa dimana ketiganya berkaitan dengan aset lahan: sewa, kerja sama, dan

bangun guna serah/bangun serah guna.

Sejalan dengan itu, Peraturan Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta dalam Pasal 1 angka 13 tentang tanah kas desa yang dimaksud

dengan tanah kas desa yaitu: “Tanah kas desa adalah salah satu jenis

kekayaan desa yang berupa bengkok, jalan desa, penggemlaan hewan,

Page 35: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

19

danau, tanah pasar desa, tanah keramat, lapangan dan tanah yang di kuasai

oleh Pemerintah Desa” (Samsudin, 2015:23).

3. Badan Usaha Milik Desa

Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) adalah usaha desa yang

dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan

pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masayakat.

(Permendagri No. 39/2010).

Badan Usaha Milik Desa dibentuk/didirikan dalam upaya

memperkuat perekonomian desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa

terutama untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa. BUM Desa diharapkan

mampu meningkatkan sumber pendapatan desa untuk pembangunan. BUM

Desa sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi di perdesaan,

memiliki perbedaan dengan lembaga ekonomi pada umumnya.

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

menyebutkan bahwa:

1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut

BUM Desa.

2) BUM Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan

kegotongroyongan.

3) BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau

pelayanan umum sesuai dengan ketentuan perudang-undangan.

Di bawah skema kerja sama desa membentuk usaha bersama

dengan pihak ketiga sebagai Badan Usaha Milik Desa sebagai basis

Page 36: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

20

pendapatan dalam mengelola aset yang dimiliki desa untuk meningkatkan

pendapatan asli. Badan Usaha Milik Desa atau BUM Desa diatur dalam

Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

(PermenDPDTT) Nomor 4 Tahun 2015 dan didefinisikan sebagai “Usaha

yang kepemilikan keseluruhan atau mayoritas ada pada desa untuk

mengelola aset, jasa dan bisinis lainnya untuk kesejahteraan komunitas

desa.”

Oleh sebab itu, Alkadafi (2014) menjelaskan bahwa: Badan Usaha

Milik Desa atau disebut BUM Desa merupakan institusi yang dibentuk oleh

pemerintah desa serta masyarakat mengelola institusi tersebut berdasarkan

kebutuhan dan ekonomi desa. BUM Desa dibentuk berlandaskan atas

peraturan perundang-undangan yang berlaku atas kesepakatan antar

masyarakat desa. Tujuan BUM Desa adalah meningkatkan dan memperkuat

perekonomian desa. BUM Desa memiliki fungsi sebagai lembaga komersial

melalui penawaran sumberdaya lokal yang bertujuan untuk mencari

keuntungan dan lembaga sosial melalui kontribusi penyediaan pelayanaan

sosial yang berpihak pada kepentingan masyarakat. BUM Desa telah

memberikan kontribusi positif bagi penguatan ekonomi di pedesaan dalam

mengembangkan perekonomian masyarakat khususnya dalam menghadapi

Asean Economic Community 2015

Selain itu, dalam kajian BUM Desa, Sutopo (dalam Hastowiyono

dan Suharyanto, 2014) menjelaskan bahwa: BUM Desa merupakan lembaga

usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya

Page 37: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

21

memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan

masyarakat dan potensi desa. BUM Desa merupakan bentuk kelembagaan

desa yang memiliki kegiatan menjalankan usaha ekonomi atau bisnis untuk

memperoleh manfaat yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat desa.

Lebih lanjut, Sutopo menegaskan bahwa Desa mendirikan BUMDesa

bukanlah semata-mata untuk mencari keuntungan ekonomis atau laba, akan

tetapi meliputi pula manfaat sosial dan manfaat nonekonomi lainnya.

BUM Desa adalah suatu bentuk partisipasi masyarakat secara

keseluruhan yang didirikan berdasarkan Peraturan Desa tentang Pendirian

BUM Desa. BUM Desa didirikan pula atas pertimbangan penyaluran

inisiatif masyarakat desa, pengembangan potensi desa, pengelolaan,

pemanfaatan potensi desa, pembiayaan dan kekayaan pemerintah desa yang

diserahkan untuk dikelola oleh BUM Desa.

Budiono (dalam Edy Yusuf Agunggunanto, dkk, 2016) juga

menyimpulkan BUM Desa dan pemerintah desa dalam konsepnya bahwa:

salah satu cara untuk mendorong pembangunan di tingkat desa adalah

pemerintah desa diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat mengelola

secara mandiri lingkup desa melalui lembaga-lembaga ekonomi di tingkat

desa. Lembaga-lembaga tersebut salah satunya adalah Badan Usaha Milik

Desa (BUM Desa). Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah menjelaskan desa dapat mendirikan badan usaha milik

desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Kebutuhan dan potensi desa

Page 38: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

22

menjadi dasar dalam pendirian BUM Desa sebagai bentuk upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Jika dilihat lebih jauh maka, ciri utama BUM Desa yang

membedakan lembaga komersial lain (PKDSP, 2007) adalah (1) Badan

usaha merupakan milik desa dan pengelolaannya dilakukan secara bersama-

sama; (2) Modal usaha sebesar 51% berasal dari dana desa dan 49% berasal

dari dana masyarakat; (3) Operalisasi dilakukan berdasarkan pada falsafah

bisnis berbasis budaya lokal; (4) Potensi yang dimiliki desa dan hasil

informasi pasar yang tersedia menjadi dasar untuk menjalankan bidang

usaha; (5) Laba yang diperoleh BUM Desa dipergunakan untuk upaya

peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat berdasarkan peraturan

yang telah disusun; (6) Fasilitas ditunjang oleh Pemerintah Provinsi,

Kabupaten, dan Pemerintah desa; dan (7) Pelaksanaan operasionalisasi

BUMDes diawasi secara bersama oleh Pemerintah Desa, BPD beserta

anggota.

4. Pengelolaan Tanah Kas Desa oleh BUM Desa

Terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016

tentang Pengelolaan Asset Desa, memberikan instruksi bagi desa dalam

mengelola asset desa yang bertujuan mengdongkrak ekonomi di desa. Salah

satunya melalui pembentukan BUM Desa sebagai institusi yang mengelola

asset-aset desa maupun kekayaan alam desa yang bertujuan menghidupkan

ekonomi kreatif masyarakat desa. Oleh karena itu, analisis ini akan

disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dibahas secara relevan

Page 39: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

23

dengan penelitian-penelitian yang sudah pernah diteliti oleh beberapa

peneliti.

Dalam Pasal 7 Permendagri No.1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan

Aset Desa bahwa Pengelolaan Aset Desa meliputi perencanaan, pengadaan,

penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan,

pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan, penilaian, pembinaan,

pengawasan dan pengendalian. Oleh karena itu, konsep pengelolaan tanah

kas desa sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan adalah tahapan kegiatan secara sistematis untuk

merumuskan berbagai rincian kebutuhan barang milik desa. Perencanaan

dalam hal ini melibatkan seluruh stack-holder yang ada didesa, dengan

tujuan agar tujuan pembangunan tersentuh langsung oleh masyarakat

dengan cara musyawarah desa terlebih dahulu. Tahap awal dalam proses

perencanaan pengelolaan aset desa melalui musyawarah desa.

Selanjutnya, dilakukan pengalokasian terlebih dahulu anggaran yang

akan dipakai, setelah musyawarah desa selesai, pemerintah desa

melakukan penyortiran dalam merencanakan perencanaan jangka pendek

maupun jangka panjang. Perencanaan tersebut bersifat sederhana, yang

berarti bahwa susunan rencana tersebut harus sistematis, prioritas jelas

terlihat, semua kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sudah tercakup.

Dilaksanakan berdasarkan asas kepentingan umum, fungsional, kepastian

hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan kepasian

Page 40: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

24

nilai ekonomi. Yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa

(RKPDes) yang Penyusunan RKPDes adalah untuk menyajikan dokumen

perencanaan pembangunan tahunan desa yang sesuai dengan kebutuhan

desa

b. Pengadaan

Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan

barang dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa. Pengadaan

tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum

dilaksanakan oleh pemerintah dengan mendasarkan pada ketentuan

peraturan perundang – undangan yang ada. Dalam undang-undang

Nomor 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk

kepentingan umum yaitu prinsip kemanusiaan, keadilan, kemanfaatan,

kepastian, keterbukaan, kesepakatan, kesejahteraan, keberlanjutan, dan

keselarasan. Artinya setiap norma yang mengatur mengenai pengadaan

tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum harus mengacu pada

prinsip-prinsip yang ada.

c. Penggunaan

Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang

dalam menggunakan aset Desa yang sesuai dengan tugas dan fungsi.

Penggunaan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa dan atau oleh

kepala desa beserta aparatur desa dengan sepengetahuan masyarakat,

dalam menggunakan aset Desa guna menghasilkan pendapatn asli desa

yang sesuai dengan tugas dan fungsi.

Page 41: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

25

d. Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah pendayagunaan aset Desa secara tidak langsung

dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan desa

dan tidak mengubah status kepemilikan. Pemanfaatan Optimalisasi

pemanfaatan aset desa merupakan optimalisasi terhadap penggunaan aset

disamping meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, menghasilkan

pendapatan dalam bentuk uang dan juga dapat mensejahterakan

masyarakat. Pemanfaatan aset dalam struktur pendapatan desa termasuk

dalam rincian objek hasil pemanfaatan atau pendayagunaan Pengelolaan

Aset Desa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kekayaan desa yang

tidak dipisahkan. Jika dapat dilihat secara kasat mata, manfaat dari tanah

kas desa ini dapat mendapatkan pendapatan desa dan dapat membantu

perekonomian masyarakat desa. Dan pemerintah desa juga melakukan

sebuah pembinaan terhadap masyarakat-masyarakat di desa untuk

mengatahui apa saja aset desa. Sehingga pemerintah desa dan masyarakat

desa bisa saling berkesinambungan untuk bekerja sama dalam

pemanfaatan aset desa tersebut guna untuk menambah pendapatan di

desa yang bertujuan untuk menunjung kebutuhan desa.

e. Pengamanan

Pengamanan merupakan Proses yang dilakukan oleh kepala desa beserta

aparatur desa dan bantuan masyarakat dengan cara perbuatan

mengamankan aset Desa dalam bentuk fisik, hukum, dan administratif.

Page 42: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

26

f. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan yang di lakukan agar semua aset Desa

selalu dalam keadaan baik dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

desa. Pemeliharan aset desa baik yang bergerak maupun yang tidak

bergerak, pemeliharaan aset yang bergerak dilakukan secara bersama dan

jika membutuhkan pendanaan yang besar lalu dimasukkan dalam rencana

penganggaran lalu aset yang tidak bergerak secara spesifik pemeliharaan

ringan dilakukan secara bersama-sama antara masyarakat dan pemerintah

desa yang menggunakan aset-aset tersebut. Pemeliharaan yang

membutuhkan staff ahli harus ada penganggaran khusus untuk

memliharanya. Penggunaan dan kuasa pengguna wajib membat daftar

hasil pemeliharaan barang dan melaporkan secara berkala kepada

pemerintah desa.

g. Penghapusan

Penghapusan adalah kegiatan menghapus/meniadakan aset Desa dari

buku data inventaris desa dengan keputusan kepala desa untuk

membebaskan Pengelolaan Barang, Pengguna Barang, dan/ atau kuasa

pengguna barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang

yang berada dalam pengguasaannya.

h. Pemindahtanganan

Pemindahtangan adalah pengalihan kepemilikan aset Desa, yang

disahkan oleh kepala desa dan diketahui secara langsung oleh

Page 43: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

27

masyarakat, pemindah tanganan merupakan salah satu dari lingkup

pengelolaan barang milik desa

i. Penatausahaan

Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang di lakukan meliputi

pembukuan, inventarisasi dan pelaporan aset Desa sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Sebelum masuk dalam tahap pelaporan,

pengelolaan aset desa seharusnya memilki pembukuan, inventarisasi dan

pelaporan. Dalam pembukuan ini dalam hal pelaporan atau pertanggung

jawaban ini selalu dibuat pada setiap kegiatan yang dilakukan. Tata usaha

yang sekarang ini kita laksanakan, kepala urusannya kan ada 3 (tiga) ,

ada kepala urusan pembangunan, kepala urusan umum, kepala urusan

pemerintahan penatausahaan pengelolaan aset desa terlebih dahulu

dilakukan pembukuan dalam proses pembukuan ini dilakukan terlebih

dahulu perhitungan aset, lalu pencatatan, setelah itu baru dilaporkan

masuk dalam pembukuan. Setelah pembukuan selesai barulah masuk

dalam jurnal inventarisasi, dan terakhir dilakukan pelaporan untuk

menyusun laporan pertanggung jawaban.

j. Pelaporan

Pelaporan adalah penyajian keterangan berupa informasi terkait dengan

keadaan objektif aset Desa.

Page 44: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

28

k. Penilaian

Penelaian adalah suatu proses kegiatan pengukuran yang didasarkan pada

data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis

tertentu untuk memperoleh nilai aset Desa.

l. Pengawasan dan pengendalian

Dalam konteks pengawasan aset desa, beberapa pihak yang bersama-

sama bersinergi dalam rangka melakukan untuk menghindari

penyimpangan perencanaan maupun pengelolaan aset yang dimiliki

daerah. Pihak pihak yang berwenang dalam hal pengawasan aset desa

diantaranya yakni:

a) Pemerintah Desa

Pemerintah Desa yang dalam hal ini sekretaris Desa selaku pembantu

pengelolaan aset desa berwenang dan bertanggung jawab atas

pengelolaan aset desa sebagaimana diamanatkan dalam Permendagri

no 1 Tahun 2015 Pasal 5 ayat (1).

b) Camat

Camat mendapat limpahan wewenang dari Bupati untuk melakukan

melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan aset desa.

Selain itu camat dapat berperan dalam fasilitasi pengelolaan

keuangan Desa dan pendayagunaan aset Desa.

c) Inspektorat Kabupaten

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

disebutkan secara tegas bahwa Pemerintah Kabupaten yang dalam

Page 45: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

29

hal ini Inspektorat berperan mengawasi pengelolaan keuangan desa

dan pendayagunaan aset desa. Selain itu inspektorat berperan juga

dengan melakukan pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa. Wewenang ini diperkuat dengan Permendagri

Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa pasal

44 Ayat (2)

Lebih jauh lagi, pengelolaan aset desa saat ini didorong semangat

pengelolaan dengan paradigma baru yaitu aset desa diharapkan tidak

sekedar digunakan sebagai penunjang tugas pokok dan fungsi

pemerintah desa, tetapi aset dapat juga dimanfaatkan sebagai upaya

peningkatan pendapatan asli desa dan saat bersamaan menciptakan lapangan

kerja bagi masyarakat pedesaan. Jika cara ini dapat dijalankan dengan baik

oleh pemerintah desa, maka dapat memicu penurunan jumlah

penggangguran yang ada di pedesaan.

Untuk dapat menjalankan paradigma baru pengelolaan asset

desa dibutuhkan kapasitas perangkat desa yang tidak sekedar

memahami pengelolaan aset secara teknis penatausahaan, lebih

daripada itu mampu melakukan inovasi pengelolaan aset yang

berorientasi pada optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan aset desa,

termasuk memiliki pengetahuan entrepreneur. Bekal kemampuan ini

dibutuhkan ketika terdapat aset desa kondisi dan fungsi tidak maksimal

digunakan sebagai penunjang tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Perlu

langkah-langkah optimalisasi pemanfaatan dengan cara menyewakan,

Page 46: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

30

kerjasama atau kemitraan. Pemerintah desa dapat memilih salah satu dari

tiga metode pemanfaatan. Namun apapun metode yang dipilih, sebaiknya

kemampuan entrepreneur perlu dimiliki perangkat desa, kemampuan

melihat peluang atas potensi manfaat yang akan diperoleh oleh pihak

ketiga, pihak pemerintah desa, dan terpenting demi kepentingan ekonomi

masyarakat, ketika aset desa akan dimanfaatkan oleh pihak lain.

Oleh karena itu, tanah kas desa merupakan salah satu aset desa yang

kepemilikannya disertifikasi atas nama desa yang penggunaanya untuk

kepentingan warga desa. Kebaradaan tanah kas desa tersebut, maka perlu

dikelola agar lebih berdayaguna dan berhasilguna yang pengelolaan dan

pemanfaatannya baik oleh masyarakat, BUM Desa, pemerintah desa

maupun swasta sehingga tujuan dan sasaran dapat tercapai.

Berdasarkan konsep-konsep di atas dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan tanah kas desa yang dilakukan oleh pengelola BUM Desa,

Pemerintah Desa, dan masyarakat merupakan tujuan untuk mengembangkan

ekonomi warga. Melihat dari realitas BUM Desa Panggungharjo yang

beroperasi sejak Maret 2013 hingga saat ini, telah memberikan peluang

untuk semua unsur di desa agar berupaya mengelolanya dalam

meningkatkan perekonomian Desa Panggungharjo dan khususnya

masyarakat desa Panggungharjo. Maka, konsep yang perlu dijelaskan lebih

lanjut adalah Pengembangan ekonomi warga sesuai konsep-konsep di

bawah ini.

Page 47: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

31

5. Pengembangan Ekonomi Warga

Setelah merumuskan konsep BUM Desa di atas maka akan

dikorelasikan dengan pengembangan ekonomi warga yang mana konsep

dari BUM Desa akan berdampak pada pengembangan ekonomi warga.

Arsiyah (dalam Arif Eko Wahyudi Afrianto dan Ahmad Riyadh U.

Balahma, 2014) mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi dipandang

sebagai kenaikan dalam pendapatan perkapita dan lajunya pembangunan

ekonomi ditunjukkan dengan menggunakan tingkat pertumbuhan PDB

untuk tingkat nasional dan PDRB untuk tingkat wilayah. Definisi

pembangunan tidak dapat dipisahkan dengan pengertian pembangunan

ekonomi, karena pada dasarnya baik tujuan pembangunan maupun

pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Bedanya pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha suatu

masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi

tingkat pendapatan masyarakat, sedangkan pembangunan itu dalam

pengertian yang paling mendasar harus mencakup masalah materi dan

finasial dalam kehidupan masyarakat.

Konsep di atas memiliki relevansinya dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010, bahwa BUM Desa merupakan usaha

desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa dimana kepemilikan

modal dan pengelolaannya dilaksanakan oleh pemerintah desa dan

masyarakat. Tujuan dari dibentuknya BUM Desa merupakan upaya

pemerintah untuk meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah desa

Page 48: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

32

dalam penyelenggaraan pemerintahan dan meningkatkan pendapatan

masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi masyarakat perdesaan.

Keberadaan BUM Desa ini juga diperkuat oleh UU Nomor 6 Tahun 2014

yang dibahas dalam BAB X pasal 87-90 antara lain menyebutkan bahwa

pendirian BUM Desa disepakati melalui musyawarah desa dan dikelola

dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Hal ini agar

kemudian menjadi dampak ekonomi bagi warga setempat. Salah satunya

untuk keberlanjutan BUM Desa dalam jangka waktu yang panjang.

Selain itu, untuk menguatkan konsep di atas, maka ada pula

Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan

Masyarakat, yang menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah

suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai

upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1, ayat (8). Inti pengertian

pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan

kemampuan dan kemandirian masyarakat. Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 66 Tahun 2007 Tentang Perencanaan Pembangunan Desa, Pasal 5

ayat (2) pemberdayaan yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan

kemandirian masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Oleh karena itu, dalam prasyarat pelaksanaan BUM Desa secara

eksplisit telah disebutkan peranan dari BUM Desa yaitu sebagai bisnis

ekonomi dan bisnis sosial. Peranan secara ekonomi tentu saja meningkatkan

Page 49: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

33

kesejahteraan masyarakat desa melalui usaha-usaha yang dikelola oleh

BUM Desa serta kontribusinya terhadap kas desa atau PADes. Sedangkan

peranan secara sosial dapat terlihat dari bagaimana nantinya keberadaan

BUM Desa mampu memberdayakan masyarakat, meningkatkan interaksi

dan solidaritas yang telah terbina selama ini melalui kegiatan BUM Desa

yang dikelola secara kolektif. Peranan BUM Desa ini juga tercantum di

dalam UU Desa bahwa hasil dari BUM Desa dimanfaatkan selain untuk

pengembangan usaha juga dimanfaatkan untuk pembangunan desa,

pemberdayaan masyarakat desa, dan pemberian bantuan untuk masyarakat

miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang

ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Ratna Azis

Prasetyo, 2016).

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup merupakan batasan penelitian yang digunakan untuk

memfokuskan penelitian agar berjalan sesuai dengan yang menjadi fokus di

dalam pelaksanaan penelitian agar data dan informasi yang diambil sesuai

dengan apa yang menjadi kebutuhan. Oleh karena itu, dalam ruang lingkup ini

akan disesuaikan dengan konsep pengelolaan aset desa menurut Permendagri

No.1 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Aset Desa yang memuat 14 (empat

belas) poin. Dengan demikian, agar penelitian ini lebih terarah maka peneliti

perlu memfokuskan masalah yang akan diteliti dalam 4 (empat) bagian yakni

Perencanaan, Pengelolaan, Pemenfaatan atau Pendayagunaan dan Evaluasi.

Dengan alasan untuk menggambarkan sejauh mana pengelolaan Tanah kas

Page 50: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

34

desa di Desa Panggungharjo oleh BUM Desa dalam pengembangan ekonomi

warga desa.

Adapun yang menjadi ruang lingkup sebagai berikut:

1. Perencanaan yang dilakukan BUM Desa dalam pengelolaan tanah kas

desa

2. Pengelolaan tanah kas desa dalam pengembangan ekonomi warga oleh

BUM Desa.

3. Pemanfatan atau pendayagunaan tanah kas desa dalam mengembangkan

ekonomi warga oleh BUM Desa.

4. Evaluasi pengelolaan tanah kas desa oleh BUM Desa.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif deskriptif, yaitu usaha mengumpulkan, menyusun dan

menginterpretasikan data yang ada kemudian menganalisa data tersebut,

menelitinya, Menggambarkan dan menelaah secara lebih jelas dari berbagai

faktor yang berkaitan dengan kondisi, situasi dan fenomena yang diselidiki.

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan alasan

untuk memahami optimalisasi pendapatan asli desa dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat desa Panggungharjo, Sewon, Bantul yang

bersumber dari pengelolaan tanah kas desa melalui BUM Desa sehingga

tercapai tujuan dalam mensejahterahkan yang berdampak positif bagi

keberlangsungan kehidupan masyarakat desa Panggungharjo Sewon

Bantul. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggambarkan Pengelolaan

Page 51: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

35

tanah kas desa melalui BUM Desa dalam pengembangan ekonomi warga

desa melalui berbagai mekanisme pengelolaan tanah kas desa yang serasi,

selaras, seimbang dan berkelanjutan guna menjamin pertumbuhan ekonomi

masyarakat desa Panggungharjo, Sewon, Bantul.

2. Objek dan Subjek Penelitian

a. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini ialah Pengelolaan Tanah Kas Desa oleh

BUM Desa di Desa Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul.

b. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dampak pengelolaan tanah kas desa

terhadap pengembangan ekonomi warga, peneliti yang menguasai tema

atau masalah penelitian. Untuk memperoleh subjek penelitian dalam

penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu menurut kepentingan

peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan topik penelitian, dan

snowball atau disebut bola salju maksudnya setelah menetapkan

informasi awal dan memperoleh informasi dari informan tersebut,

peneliti dapat menetapkan informasi lain yang dipertimbangkan akan

memberi data lebih lengkap. Dengan demikian penentuan informan

dalam penelitian ini tidak dibatasi tetapi disesuaikan dengan kebutuhan

penelitian. Keterangan dari informan yang satu akan dibandingkan

dengan keterangan dari informan lain guna memperoleh informasi yang

valid. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini dapat

disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

Page 52: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

36

Tabel 1.1

Data Narasumber

No. Nama Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan

1. Wahyudi Anggoro

Hadi, S.Farm

Laki-laki 41 S1 Kepala Desa

2. M.Ali Yahya Laki-laki 47 S1 Perangkat Desa

3. Kuat Sejati Laki-laki 55 SLTA Perangkat Desa

4. Ari Suryanto, SE Laki-laki 44 S1 Ketua BAMUSKAL

5. Ahmad Arief

Rohman

Laki-laki 22 S1 Direktur BUMDes

6. Yayang Widagda Laki-laki 61 SLTP Warga

7. Sunardiyono, SPd Laki-laki 51 S1 Perangkat Desa

8. Subarjo Laki-laki 57 SLTP Wiraswasta

9. Heru Prasetyo Laki-laki 41 D3 Perangkat Desa

10. Sri Hartuti Perempuan 53 D3 Perangkat Desa

11. Kertorejo Laki-laki 62 SLTA Petani

12. Ibu Nuzulina Perempuan 43 S1 DirekturKampoeng

Mataraman

Penelitian ini dilakukan di Desa Panggungharjo, Kapanewon

Sewon, Kabupaten Bantul. Adapun dalam penelitian ini peneliti

menentukan 12 orang narasumber dengan kriteria yang ditetapkan seperti

tingkat pendidikan, usia, dan pekerjaan. Dalam penelitian ini narusumber

terdiri dari: Kepala Desa 1 orang, BAMUSKAL 1 orang, Perangkat Desa 5

orang, Pengurus BUM Desa 2 orang, Petani 1 orang, Warga biasa 1 orang

dan Wiraswasta 1 orang.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan tiga cara

yaitu dengan melakukan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.

Adapun penjelasan dari teknik pengumpulan data sebagai berikut:

Page 53: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

37

a. Wawancara Mendalam.

Dalam bentuk wawancara mendalam, wawancara jenis ini bersifat

lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal,

dan dapat dilakukan berulang pada informan yang sama. Dalam hal ini,

narasumber menceritakan seluruh kegiatannya dan peneliti membuat

garis besar pokok-pokok yang ditanyakan. Pelaksanaan wawancara dan

urutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan narasumber. Dalam

wawancara peneliti ini hanya sebatas permasalahan dalam penelitian

sehingga informasi dan data-data yang didapat semakin terperinci dan

mendalam. Mengumpulkan sumber data primer melalui wawancara

mendalam kepada:

a. Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa/Badan

Pemusyawaratan Kelurahan (BPD/BAMUSKAL)

b. Pengelola BUM Desa (Direktur BUMDes dan Pengelola Unit

Usaha Kampoeng Mataraman)

c. Masyarakat desa.

b. Observasi.

Observasi berasal dari bahasa latin yang bearti memperhatikan

dan mengikuti, dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis secara

perilaku yang dituju. Sutopo (dalam Alexander Tuwanatassy 2019:31)

mendefenisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati dan

mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan

Page 54: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

38

tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti langsung turun ke lapangan

mengamati perilaku dan aktivitas masyarakat di lokasi penelitian.

c. Dokumentasi.

Metode dokumentasi digunakan dalam penelitian kualitatif untuk

memperoleh suatu gambaran atau catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Jadi, berdasarkan beberapa pandangan pakar penelitian kualitatif,

dokumentasi dapat dipahami sebagai setiap catatan tertulis yang

berhubungan dengan suatu peristiwa masa lalu, baik yang di persiapkan

maupun yang tidak persiapkan untuk suatu peneliti. Teknik ini

dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai sumber dalam bentuk

dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang berkaitan dengan yang peneliti

teliti yang diambil sebagai data berupa file, gambar-gambar, catatan

yang berasal dari desa Panggungharjo Sewon Bantul.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah tahapan yang tersulit dalam rangkaian penelitian

kualitatif. dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data versi Miles

and Huberman (dalam Alexander Tuwanatassy 2019:32) yang meliputi:

1. Reduksi data (data reduction), merangkum, memilih hal-hal yang

penting, membuang yang tidak perlu. Tahap reduksi data merupakan

upaya peneliti dengan jalan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan data, pengabstrakan dari transformasi data besar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan Pengelolaan PAD desa

Panggungharjo Sewon Bantul. Dalam penelitian ini peneliti

Page 55: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

39

memperoleh data berupa dokumentasi, observasi lapangan dan

wawancara dengan beberapa informan, setelah semuanya terkumpul

peneliti melakukan analisis sekaligus memilih mana data yang

diperlukan dan mana yang tidak sehingga dalam penelitian memperoleh

data yang akurat terkait dengan pengelolaan tanah kas desa memalui

BUM Desa di desa Panggungharjo Sewon Bantul yang berdampak pada

peningkatan ekonomi masyarakat.

2. Penyajian data (data display), dalam bentuk uraian singkat. Tahap

penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang sudah direduksi.

Pada tahap ini peneliti menyusun data terkait pengelolaan desa

Panggungharjo Sewon Bantul guna memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti

melihat gambaran secara keseluruhan dari data penelitian.

3. Conclusion/verification. Tahap penarikan kesimpulan/verifikasi, yaitu

menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperolah dari berbagai

sumber, kemudian peneliti mengambil kesimpulan yang bersifat

sementara sambil mencari data pendukung. Pada tahap ini, peneliti

melakukan pengkajian tentang kesimpulan yang telah diambil dengan

data pembanding teori tertentu. Pengujian ini dimaksudkan untuk

melihat kebenaran hasil analisis yang melahirkan simpulan yang dapat

dipercaya. Dengan kata lain makna yang muncul dari data harus diuji

kebenarannya. Teknik pemeriksaan data dalam kriteria derajat

kepercayaan, teknik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Page 56: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

40

a. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan data

hasil wawancara. Dalam hal ini peneliti membandingkan hasil

pengamatan di lapangan dengan hasil wawancara terkait dalam

pengelolaan kas desa, sehingga dapat menemukan hasil temuan

yang tepat.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang penelitian.

Tahap ini peneliti membandingkan yang dikatakan masyarakat

sekitar dengan yang peneliti dengar sepanjang penelitian, peneliti

kumpulkan dan peneliti simpulkan sehingga mendapat jawaban

yang sinkron dengan kebenarannya.

c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang dari berbagai kalangan

seperti orang biasa, orang yang berpendidikan menengah atau

tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan kaitannya dengan

pemanfaatan tanah kas desa.

Page 57: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

41

BAB II

PROFIL DESA PANGGUNGHARJO KAPANEWON SEWON

KABUPATEN BANTUL

A. Sejarah Desa Panggungharjo

Desa Panggungharjo merupakan gabungan dari tiga kelurahan yakni

Kelurahan Cabeyan, Kelurahan Prancak dan Kelurahan Krapyak.Keberadaan

Desa Panggungharjo tidak bisa dipisahkan dari keberadaan “Panggung

Krapyak” atau oleh masyarakat sekitar disebut sebagai “Kandang Menjangan”,

yang berada di Pedukuhan Krapyak Kulon, Desa Panggungharjo. Sebagaimana

diketahui bahwa Panggung Krapyak adalah merupakan salah satu elemen

dari„sumbu imajiner‟ yang membelah Kota Yogyakarta, yaitu garis Gunung

Merapi – Tugu Pal Putih –Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat – Panggung

Krapyak dan Parangkusumo yang berada di pantai selatan.

Sedangkan, Desa Panggungharjo sendiri dibentuk berdasarkan maklumat

nomor 7, 14, 15, 16, 17 dan 18 monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur

tentang tata Kelurahan di kala itu. Dari maklumat tersebut, kemudian

ditetapkan tanggal hari jadi Desa Panggungharjo yang jatuh pada 24 Desember

tahun 1946. Setelah adanya maklumat tersebut, kemudian dikuatkan kembali

dengan Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 Pemerintah Daerah Istimewa Negara

Republik Indonesia Yogyakarta tentang hal Perubahan Daerah-Daerah

Kelurahan dan Nama-namanya.

Dalam salah satu isian maklumat tersebut menyatakan bahwa dilakukan

penggabungan dari tiga Kelurahan, yaitu Kelurahan Cabeyan, Prancak dan

Page 58: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

42

Krapyak menjadi Kelurahan baru yang disebut Kelurahan Panggungharjo.

Sedangkan Hardjo Sumarto sendiri diangkat sebagai Lurah Kelurahan

Panggungharjo yang pertama melalui Keputusan Dewan Pemerintah Daerah

Yogyakarta Nomor 148/D.Pem.D/OP tertanggal 23 September 1947.

Berdasarkan fakta dan bukti sejarah, Akar Budaya di desa Panggungharjo

tumbuh dan berkembang berhubungan erat dan dipengaruhi oleh

komunitas dan intervensi budaya yang berkembang pada masanya, yaitu :

Pada abad ke 9-10 Desa Panggungharjo adalah merupakan kawasan agraris, hal

ini dibuktikan dengan adanya Situs Yoni Karang Gede di Pedukuhan Ngireng-

Ireng. Sehingga dari budaya agraris ini muncul budaya seperti : Gejok Lesung,

Thek-thek atau Kothek-an, Upacara Merti Dusun, Upacara Wiwitan, Tingkep

Tandur, dan budaya-budaya lain yang sifatnya adalah merupakan

pengormatan kepada alam yang telah menumbuhkan makanan

sehingga bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia.

Pada abad ke 16 di wilayah Krapyak Kulon dan Glugo adalah merupakan

kawasan wisata berburu (Pangeran sedo Krapyak – 1910), sedangkan

pada Abad ke 17 kawasan ini merupakan sebagai tempat olahraga

memanah kijang atau menjangan dan sebagai tempat pertahanan (Sultan HB I –

Panggung Krapyak 1760). Budaya yang dibawa dari intervensi keberadaan

Kraton Mataram sebagai pusat budaya sehingga menumbuhkan budaya

adiluhung seperti : Panembromo, Karawitan, Mocopat, Wayang, Ketoprak,

Kerajinan Tatah Sungging, Kerajinan Blangkon, Kerajinan Tenun Lurik, Batik,

Industri Gamelan, Tari-tarian Klasik, dan lain-lain.

Page 59: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

43

Selanjutnya, Pada Tahun 1980 di desa Panggungharjo yang

merupakan wilayah sub-urban mulai berkembang Budaya Modern

Perkotaan dan banyak mempengaruhi Generasi Muda, sehingga

berkembanglah kesenian Band, Drumband, Karnaval Takbiran, Tari-tarian

Modern, Campur Sari, Outbond, Playstation/Game Rental, dan lain-lain.

Hingga kini, Desa Panggungharjo telah melalui enam masa

kepemimpinan oleh beberapa lurah, yaitu: Hardjo Sumarto, Pawiro Sudarmo,

R. Broto Asmoro, Siti Sremah Sri Jazuli, H. Samidjo dan saat ini Wahyudi

Anggoro Hadi, S. Farm., Apt.

Tabel 2.1

Lurah Desa Panggungharjo

No. Nama Tahun Keterangan

1. Harjo Sumarto 1946-1949 Lurah I

2. Pawiro Sudarmo 1949-1950 Lurah II

3. R. Broto Asmoro 1950-1979 Lurah III

4. Siti Sremah Sri Jazuli 1987-1989 Lurah IV

5. H. Samidjo 1992-2012 Lurah V

6. Wahyudi Anggoro Hadi,

S. Farm. Apt

2012-2024 Lurah VI

Sumber data: Profil Desa Panggungharjo 2020

B. Kondisi Geografis Desa Panggungharjo

Desa Panggungharjo merupakan bagian internal dari wilayah Kabupaten

Bantul yang terdiri dari 75 Desa (tujuh puluh lima) desa yang secara langsung

berbatasan dengan kota Yogyakarta yang merupakan ibu kota Daerah

Istimewah Yogyakarta. Sedangkan, jalur utama lalu lintas antar daerah / antar

propinsi dengan adanya Ring road Selatan (jalan lingkar) yang terletak pada

Page 60: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

44

sebagian wilayah utara desa Panggungharjo, disamping terlalui jalur utama /

jalan propinsi menuju Kota Yogyakarta, yaitu jalan Bantul dan jalan

Parangtritis.

1. Keadaan Geografis

Secara administratif, wilayah Desa Panggungharjo terletak di

Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul dengan batas-batas wilayah adalah

sebagai berikut:

a. Sebalah utara : Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron

b. Sebelah timur : Desa Bangunharjo, Kapanewon Sewon

c. Sebelah selatan : Desa Timbulharjo, Kapanewon Sewon

d. Sebelah barat : Desa Pendowoharjo Kapanewon Sewon

Desa Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul

mempunyai luas 765,45 Ha, yang terdiri atas 14 Pedukuhan, Secara

topografi Desa Panggungharjo merupakan daerah dataran rendah dengan

ketinggian tempat dari permukaan laut berkisar 45,00 mdl. Dilihat dari tata

guna lahan yang ada, secara umum dapat digambarkan bahwa, Desa

panggungharjo didominasi ruang terbuka berupa lahan kering dan lahan

pertanian yang dilayani irigasi ½ teknis sepanjang 278,47 Ha.

Berdasarkan hidrologi kawasan Desa Panggungharjo mempunyai

sumber air tanah yang cukup memadai terutama sumber mata air (tuk) di

Sorowijan pedukuhan Glugo dan Karangnongko pedukuhan Pelemsewu

sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap kesuburan tanah pertanian

di Desa Panggungharjo.

Page 61: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

45

Sebagai kawasan yang berbatasan langsung dengan kawasan

perkotaan Yogyakarta, Desam Panggungharjo merupakan kawasan

aglomerasi perkotaan Yogyakarta yang ini juga berarti merupakan kawasan

strategis ekonomi.

Hal ini, salah satunya ditunjukkan dengan perkembangan penggunaan

lahan dimana dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pola penggunaan

lahan di Desa Panggungharjo mengalami perubahan cukup signifikan

terutama pada lahan jenis tanah sawah yang mengalami perubahan fungsi

menjadi pemukiman dan kegiatan bisnis dengan laju sekitar 2% per tahun.

Ditinjau dari aspek pertanian, tingginya laju perubahan lahan sawah menjadi

tanah kering ini perlu dikendalikan agar luasan lahan pertanian yang masih

ada tetap mampu mencukupi kebutuhan dan ketersediaan pangan bagi

masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada tabel penggunaan lahan Desa

Panggungharjo, sebagai berikut :

Page 62: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

46

Tabel 2.2

Penggunaan Lahan

No. Penggunaan Lahan Luas Lahan

1. Sawah Irigasi ½ Teknis 278,47 Ha

2. Tanah Pemukiman 244,40 ha

3. Tanah Pekarangan 151,97 ha

4. Tanah Bengkok 38,70 Ha

5. Tanah Lapangan Olahraga 3,00 Ha

6. Tanah Perkantoran 1,57 Ha

7. Tanah pemakaman desa/umum 7,92 Ha

8. Bangunan sekolah 6,14 Ha

9. Pertokoan 9,25 Ha

10. Jalan 24,03 ha

Total Luas 765,45 Ha

Sumber data: Profil Desa Panggungharjo 2020

Luas wilayah keseluruhan Desa Panggungharjo 765,45 Ha. Wilayah

desa panggungharjo secara geografis masih berupa lahan pertanian sebagai

mata pencaharian masyarakat desa panggungharjo. Sebagian lahan berupa

lahan kering yang digunakan sebagai lahan hunian masyarakat seperti :

Pemukiman, Pekarangan, Tanah Bengkok. Sedangkan lahan lainnya

dimanfaatkan untuk fasilitas umum seperti Lapangan Olahraga,

Perkantoran, Tempat pemakaman desa/umum,Bangunan sekolah, jalan dan

lahan bisnis seperti pertokoan.

Aset-aset desa yang dikelola oleh BUM Desa sebagai berikut:

a. Tanah Kas Desa seluas 6 ha dikelola oleh BUMDes Panggung Lestari

dimanfaatkan untuk wisata desa Kampoeng Mataraman untuk

pembangunan plataran, warung makan, home stay, kantor pasar desa,

dan lahan pertanian.

Page 63: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

47

b. Tanah desa seluas 2 ha lebih yang digunakan sebagai modal

pembentukan BUM Desa Panggung Lestari yang pemanfataannya

sebagai unit usaha kelompok usaha pengelolaan sampah (KUPAS)

yang terdiri dari kantor kupas dan rumah pengelolaan sampah (RPS)

2. Pembagian Wilayah

a. Pembagian wilayah Desa Panggungharjo berdasarkan sifat atau

karakteristiknya dibagi meliputi: Kawasan Pertanian (Kring Selatan)

Peruntukan lahan untuk kegiatan pertanian meliputi pedukuhan Garon,

Cabeyan, Ngireng-ireng, Geneng dan Jaranan. Kawasan ini merupakan

penyangga produksi padi untuk Desa Panggungharjo.

b. Kawasan Pusat Pemerintahan (Kring Tengah) Dimana Balai Desa

Pnggungharjo berada dan merupakan pusat Pemerintahan Desa

meliputi Pedukuhan Pelemsewu, Kweni, Sawit, Glondong dan

Pedukuhan Pandes.

c. Kawasan Aglomerasi Perkotaan (Kring Utara) Yang sering disebut

kring utara (sebelah utara ring road) telah berkembang menjadi

aglomerasi perkotaan yang disebabkan alih fungsi tanah persawahan

ke pemukiman cukup tinggi meliputi Pedukuhan Krapyak Wetan,

Krapyak Kulon, Dongkelan dan Pedukuhan Glugo.

Page 64: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

48

C. Keadaan Demografi Desa Panggungharjo

1. Jumlah dan perkembangan penduduk berdasarkan jenis kelamin desa

panggungharjo dapat sajikan dalam tabel, sebagai berikut:

Tabel 2.3

Jumlah penduduk desa panggungharjo menurut jenis kelamin

No. Jenis kelamin Jumlah

1. Laki-laki 14.710 orang

2 Perempuan 13.972 orang

Jumlah 28.682 orang

Sumber data: profil desa panggungharjo 2020

Sebagai desa yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta,

jumlah penduduk desa panggungharjo cukup padat. hal ini, dapat dilihat

berdasarkan data penduduk desa panggungharjo kepadatan penduduk

berjarak 5,11 per KM yang dihuni 9.367 Kepala Keluarga.

2. Jumlah penduduk keseluruhan desa panggungharjo

Tabel 2.4

Data Penduduk Panggungharjo Kapanewon Sewon

No. Kelurahan Jumlah KK Jumlah jiwa

Panggungharjo Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Tahun 2019 6.268 3.107 9.375 14.732 14.036 28.768

2. Tahun 2020 6.242 3.125 9.367 14.710 13.972 28.682

Jumlah 18.762 57.450

Sumber: profil desa panggungharjo 2020

Jumlah keseluruhan warga desa panggungharjo tahun 2019 dan

tahun 2020 dengan jumlah total 57.450 orang dan terbagi dalam wilayah

administratif, wilayah desa panggungharjo terdiri dari 14 padukuhan yaitu

Page 65: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

49

padukuhan Krapyak Wetan, Krapyak Kulon, Dongkelan, Glugo, Kweni,

Palem Sewu, Sawit, Pandes, Glondong, Jaranan, Geneng, Ngireng-ireng,

Cabean, Garon dan terdiri dari 119 RT. Dari 14 padukuhan diatas, terdapat 3

(tiga) padukuhan yang memiliki jumlah RT paling banyak diantaranya

padukuhan krapyak Wetan, padukuhan Krapyak Kulon dan padukuhan

Glugo yang masing-masing memiliki 12 (dua belas) RT dan 11 (sebelas)

padukuhan lainnya memiliki 10-5 RT.

3. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat disajikan dalam

tabel, sebagai berikut:

Tabel 2.5

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

No. Tingkat pendidikan Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. Sedang TK/Play Group 848 orang 1189 orang

2. Sedang sekolah 3491 orang 3041 orang

3. Tamat SD/sederajat 1355 orang 911 orang

4. Tamat SMP/sederajat 523 orang 279 orang

5. Tamat SMA/sederajat 523 orang 418 orang

6. Tamat D-1/sederajat 39 orang 52 orang

7. Tamat D-2/sederajat 30 orang 55 orang

8. Tamat D-3/sederajat 178 orang 225 orang

9. Tamat S-1/sederajat 340 orang 315 orang

10. Tamat S-2/sederajat 78 orang 49 orang

11. Tamat S-3/sederajat 5 orang 3 orang

12. Tamat SLB A 7 orang 5 orang

Jumlah 7.417 orang 6.542 orang

Sumber data: profil desa panggungharjo 2020

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa anak usia sekolah di desa

panggungharjo cukup tinggi. Akan tetapi, tetapi tingkat pendidikan tamat

Page 66: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

50

sekolah tertinggi berada pada tamat SD kemudian disusul tamat SMA dan

SMP. Berdasarkan data diatas, terdapat masyarakat yang menempuh

pendidikan sampai Diploma 1, Diploma 2, Diploma 3, Strata 1, Strata 2,

Strata 3.

4. Jumlah penduduk berdasarkan keagamaan dapat disajikan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 2.6

Data pemeluk agama Desa Panggungharjo

No. Pemeluk Agama Jumlah

1. Islam 27.102 orang

2. Khatolik 749 orang

3. Kristen Protestan 730 orang

4. Hindu 65 orang

5. Budha 60 orang

6. Kepercayaan kepada Tuhan

YME

35 orang

Jumlah 28.741 orang

Sumber data: profil desa panggungharjo 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa desa Panggungharjo memiliki

keberagaman agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat desa

panggungharjo. Mayoritas masyarakat panggungharjo beragama Islam

meskipun begitu, tidak ada diskriminasi antar umat beragama. Hal ini, dapat

dilihat juga terdapat umat kristiani, umat Hindu, dan umat Budha. Di Desa

Panggungharjo sendiri masih terdapat masyarakat yang tidak memiliki

agama sebanyak 35 orang.

Page 67: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

51

D. Keadaan Sosial

1. Sarana prasarana pendidikan

Keberadaan sarana prasana pedidikan sangat penting untuk

menunjang kelancaran proses belajar mengajar secara tertib,nyaman dan

berkelanjutan. Lembaga pendidikan merupakan istitusi atau organisasi yang

bertujuan mentransfer ilmu pengetahuan dan budaya kepada individu untuk

mengubah tingka laku seseorang menjadi lebih dewasa dan memperoleh

penghidupan yang lebih baik dimasa depan. Data lembaga pendidikan Desa

Panggungharjo dapat dilihat dalam tabel, sebagai berikut:

Tabel 2.7

Sarana prasarana pendidikan

No. Jenis Pendidikan Gedung/unit

1. Play Group 14

2. TK 12

3. SD 9

4. SMP 1

5. Perguruan Tinggi 3

Jumlah 39

Sumber data: profil desa panggunghargjo

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, sarana prasarana pendidikan

seperti Play Group, TK , SD, SMP dan Perguruan Tinggi sudah memadai.

Berdasarkan data diatas, tidak terdapat gedung SMA. Data penduduk desa

Panggungharjo berdasarkan tingkat pendidikan pada tabel 2.5 maka perlu

Page 68: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

52

perlu adanya perhatian terhadap pendidikan dengan penyediaan sarana

prasarana pendidikan yang memadai bagi para siswa-siswi.

2. Sarana prasarana kesehatan

Penyediaan sarana prasarana kesehatan menjadi instrument penting

dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, selain itu juga

masyarakat semakin mudah untuk menjangkau dan mendapatkan pelayanan

dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Keberadaan sarana prasarana

kesehatan Desa Panggungharjo dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.8

Sarana Prasarana kesehatan Desa Panggungharjo

No. Prasarana

Kesehatan

Gedung/unit No. Sarana

kesehatan

Tenaga

kesehatan

1. Rumah Sakit

Umum

2 unit 1. Bidan 6

2. Puskesmas 1 unit 2. Perawat 6

3. Apotek 1 unit 3. Dokter Praktek 4

4. Posyandu 43 unit

Jumlah Total 47 unit Jumlah Total 14

Sumber data: profil desa panggungharjo 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa di desa panggungharjo

sarana prasarana di bidang kesehatan sudah cukup baik bahkan bisa dibilang

cukup lengkap karena terdapat rumah sakit umum, puskesmas, posyandu

dan apotek.

3. Sarana dan Prasarana Olahraga

Sarana prasarana olahraga menjadi salah satu bagian penting yang

tidak terlepas dari aktifitas keseharian masyarakat pada umumnya, baik

dalam mengembangkan bakat maupun dalam menjaga stamina agar tubuh

Page 69: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

53

tetap sehat dan dapat sebagai wadah untuk berkumpul bersama. Adapun,

sarana prasarana olaraga yang dimiliki Desa Panggungharjo hingga saat ini

antara lain: lapangan sepak bola berjumlah 2, lapangan bulu tangkis

berjumlah 8. Berikut dapat disajikan secara rinci dalam bentuk tabel.

Tabel 2.9

Prasarana Olahraga Desa Panggungharjo

No. Prasarana Jumlah

1. Lapangan Sepak Bola 2

2. Lapangan Bulu Tangkis 8

Sumber data: profil desa panggungharjo 2020

4. Sarana prasarana peribadatan

Tempat peribadatan, Rumah Ibadah merupakan sebuah tempat yang

digunakan oleh umat beragama dalam melaksanakan ibadah menurut agama

dan kepercayaan masing-masing. Desa Panggungharjo terdiri dari

masyarakat yang memilki aliran kepercayaan yang berbeda-beda. Berikut

data prasarana peribadatan desa panggungharjo yang disajikan dalam tabel,

sebagai berikut:

Tabel 2.10

Prasarana Peribadatan Desa Panggungharjo

No. Tempat ibadah Jumlah/unit

1. Masjid 30 buah

2. Mushola -

3. Gereja khatolik -

4. Gerja Kristen Protestan -

5. Pura -

Jumlah 30

Sumber data: profil desa panggungharjo 2020

Page 70: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

54

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ketersediaan sarana prasarana

peribadatan Desa Panggungharjo untuk penduduk yang beragama Islam

sudah cukup memadai. Akan tetapi, terdapat penduduk yang beragama lain

seperti umat kristiani, umat hindu dan umat budha yang tidak memiliki

sarana prasarana peribadatan.

E. Keadaan Ekonomi

Sumber perekonomian masyarakat Desa Panggungharjo ditopang oleh

sektor pertanian dan swasta, ada pula peternakan, perikanan dan kerajinan.

Dengan potensi yang dimiliki oleh Desa Panggungharjo sangat berdampak

posetif bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan

perekonomian.

1. Pertanian dan Tanaman Pangan

Untuk melihat berbagai populasi tanaman yang ada di Desa

Panggungharjo disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 71: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

55

Tabel 2.11

Jenis Produksi Tanaman Pangan dan Buah-buahan

No Jenis Tanaman Ha Hasil Panen/ha Bidang

1 Jagung 13,00 ha 10,40 Ton/ha Pertanian

2 Ubi Jalar 6,00 ha 6,00 Ton/ha Pertanian

3 Cabe 3,00 ha 2,40 Ton/ha Pertanian

4 Tomat 3,00 ha 2,14 Ton/ha Pertanian

5 Terong 1,00 ha 1,30 Ton/ha Pertanian

6 Kacang Tanah 10,00 ha 5,00 Ton/ha Pertanian

7 Kacang Panjang 1,50 ha 1,88 Ton/ha Pertanian

8 Padi Sawah 198,00 ha 66,97 Ton/ha Pertanian

9 Ubi Kayu 11,00 ha 8,80 Ton/ha Pertanian

No Jenis Tanaman

Buah

Ha Hasil Panen/ha Bidang

1 Jeruk 0,50 ha 0,75 Ton/ha Pertanian

2 Mangga 1,00 ha 0,75 Ton/ha Pertanian

3 Rambutan 1,50 ha 1,88 Ton/ha Pertanian

4 Pepaya 5,00 ha 5,80 Ton/ha Pertanian

5 Belimbing 0,20 ha 0,10 Ton/ha Pertanian

6 Pisang 3,00 ha 3,90 Ton/ha Pertanian

7 Melon 1,00 ha 2,50 Ton/ha Pertanian

8 Jambu air 1,00 ha 1,00 Ton/ha Pertanian

9 Kedondong 0,40 ha 0,40 Ton/ha Pertanian

Sumber: Profil desa Kelurahan Panggungharjo tahun 2020.

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa lahan diperuntukan atau

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengembangkan usaha pertanian dan

perkebunan cukup besar. Terutama dalam usaha tanaman jagung, ubi jalar,

cabe, terong, kacang tanah, kacang panjang, padi sawah, ubi kayu dan juga

tanaman buah-buahan jeruk, mangga, rambutan, pepaya, belimbing, pisang,

melon, jambu air, kedondong. Namun disisi lain tanah perkebunan dimiliki

oleh warga atau setiap keluarga yang memiliki lahan perkebunan. Karena

pemanfaatan lahan secara produktif dapat menunjang ekonomi masyarakat

Page 72: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

56

dan dengan kondisi geografis dan iklim yang baik dapat meningkatkan hasil

produktifitas pertanian dan perkebunan. Penghasilan dari tanaman pangan

dan buah-buahan menjadi penghasilan yang sangat besar didalam bidang

pertanian.

2. Peternakan

Jenis peternakan yang ada di Desa Panggungharjo dapat disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 2.12

Jenis Peternakan

No Jenis Ternak Jumlah Pemilik Jumlah Ternak

1 Sapi 118 Orang 336

2 Kerbau 10 Orang 14

3 Ayam Kampung 415 Orang 5.285

4 Jenis Ayam Broiler 245 Orang 816

5 Bebek 200 Orang 630

6 Kuda 3 Orang 5

7 Kambing 550 Orang 758

8 Domba 20 Orang 64

Jumlah Total 1.561 7.908

Sumber data: Profil desa Kelurahan Panggungharjo tahun 2020.

Populasi ternak pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah

ternak paling dominan adalah ayam kampung, terus disusul jenis ayam

broiler, kambing, bebek, sapi, domba, kerbau, kuda. Dengan jenis

peternakan yang banyak menunjukan bahwa Desa Panggungharjo merupan

Desa peternakan. Dengan jumlah ternak sapi yang mencapai 336 dapat

kembangkan sehingga dari sapi-sapi tersebut dapat dimanfaatkan untuk

produksi susu sapi, ini menjadi salah satu sumber pendapatan masyakat

Desa Panggungharjo.

Page 73: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

57

3. Jumlah penduduk Desa Panggungharjo berdasarkan mata pencaharian

Tabel 2.13

Data penduduk berdasarkan jenis pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan

1 Pegawai Negeri Sipil 532 Orang 387 Orang

2 Pedagang Barang Kelontong 24 Orang 59 Orang

3 Dokter Swasta 8 Orang 15 Orang

4 Bidan Swata 0 Orang 5 Orang

5 TNI 89 Orang 15 Orang

6 Dosen Swasta 29 Orang 16 Orang

7 Tukang Kayu 18 Orang 0 Orang

8 Pengangacara 4 Orang 0 Orang

9 Karyawan Perusahaan Swasta 3.870 Orang 3.734 Orang

10 Karyawan Perusahaan Pemerintah 32 Orang 18 Orang

11 Wiraswasta 2.105 Orang 1.909 Orang

12 Belum Bekerja 2.320 Orang 2.093 Orang

13 Pelajar 2.296 Orang 2.036 Orang

14 Ibu Rumah Tangga 0 Orang 750 Orang

15 Purnawirawan/Pensiunan 303 Orang 106 Orang

16 Buruh Harian Lepas 790 Orang 450 Orang

17 Tukang Jahit 3 Orang 6 Orang

18 Karyawan Honorer 134 Orang 165 Orang

19 Wartawan 0 Orang 1 Orang

20 Tukang Gigi 1 Orang 0 Orang

21 Apoteker 0 Orang 6 Orang

21 Petani 12 Orang 3 Orang

22 Buruh Tani 2.248 Orang 1.725 Orang

Jumlah Total 28.317 Orang 13.018 Orang

Sumber: Profil desa Kelurahan Panggungharjo tahun 2020.

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa

Panggungharjo mayoritas bermata pencaharian disektor swasta atau bekerja

sebagai karyawan swasta dengan jumlah 7.604 orang. Akan tetapi, jumlah

masyarakat yang belum bekerja cukup tinggi berjumlah 4.413 orang yang

disusul pelajar berjumlah 4.332 orang. Sedangkan, sektor lain yang menjadi

Page 74: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

58

mata pencaharian pokok masyarakat Desa Panggungharjo sebagai

wiraswasta, buruh tani dan buruh harian lepas.

F. Kondisi Pemerintahan Desa Panggungharjo.

1. Pengertian Umum

Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan hak asal usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kepela Desa adalah sebagai pemimpin desa yang dipilih langsung

oleh penduduk desa dan berwenang untuk menyelenggarakan urusan yang

berkaitan dengan pemerintahan, pembangunan, pembinaan, kemasyarakatan

dan pemberdayaan masyarakat dan dibantu oleh pembantunya yang terdiri

dari unsur staf, unsur pelaksana dan unsur wilayah.

Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah

lembaga yang melaksanakan funsi pemerintahan yang wakilnya merupakan

wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan

secara demokratis.

Selain itu, kepala desa sebagai penanggung jawab dibidang

pemerintahan, keuangan, pembangunan dan kemasyarakatan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mengembang tumbuhkan

jiwa kegotong royongan dalam melaksanakan pembangunan pemerintahan

desa.

Page 75: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

59

2. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

a. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa.

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang

Pedoman Teknis Peraturan di Desa

e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 Tentang

Pengelolaan Aset Desa.

f. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2017 tentang

Badan Permusyawaratan Desa.

g. Peraturan Bupati Bantul Nomor 47 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas

Peraturan Bupati Bantul Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan

Keuangan Desa.

3. Urusan Pemerintahan Desa

a. Bidang Pemerintahan

b. Bidang Penyelenggaraan Pembangunan

c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

d. Bidang Pemberdayaan Kemasyarakatan

4. Lembaga Desa dan Lembaga Desa lainnya :

Lembaga Desa yang ada di Desa Panggungharjo antara lain :

a. Bapel JPS (Badan Pelaksana Jaringan Pengamanan Sosial)

b. SADEPA (Sanggar Anak Desa Panggungharjo)

c. Bumi Panggung (budhaya minangka paugeran kang adiluhung)

d. Pengelola imformasi Desa (PSID)

e. Lembaga Mediasi Desa (LMD)

Page 76: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

60

f. LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa)

g. BAMUSKAL (Badan Permusyawaratan Kalurahan)

h. TP-PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga)

i. PAKARTI (Peguyuban Ketua Rukun Tetangga)

j. GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani)

k. Karang Taruna

l. RW (Rukun Warga)

m. RT (Rukun Tetangga)

n. Kelompok Tani/Nelayan

o. Badan Usaha Milik Desa Panggung Lestari

p. Organisasi Keagamaan

q. Yayasan

Page 77: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

61

5. Pembagian Wilayah Desa

Tabel 2.14

Pembagian Wilayah Desa

No. Pedukuhan Jumlah RW Jumlah RT

1. Garon 1 7

2. Cabean 1 9

3. Ngireng-ireng 1 7

4. Geneng 1 7

5. Jaranan 1 6

6. Glondong 1 8

7. Pandes 1 6

8. Sawit 1 5

9. Kweni 1 8

10. Palemsewu 1 10

11. Glugo 1 12

12. Dongkelan 1 10

13. Krapyak Kulon 1 12

14. Krapyak Wetan 1 12

Jumlah 14 119

Sumber: profil desa panggungharjo 2020

Setiap Padukuhan dipimpin oleh seorang Dukuh sebagai kepala

wilayah dipadukuhan setempat. Dan setiap RW dan RT. Dipimpin oleh

seorang Ketua RW dan RT. Sebagai mitra dukuh dalam melaksanakan

tugasnya.

6. Struktur Pemerintahan Desa

Desa Panggungharjo dipimpin oleh seorang kepala desa yang dibantu

oleh beberapa pamong desa yang bertanggung jawab terhadap jalannya

pemerintahan. Secara umum kondisi struktur Pemerintahan Desa

Panggungharjo dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 78: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

62

Gambar 2.1

Struktur Pemerintahan Desa Panggungharjo Kapanewon sewon Kabupaten

Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Sumber data: profil desa panggungharjo 2020

Kepala desa

Sekretaris Desa

Kepala

Urusan

Keuangan

Kepala Seksi

Pelayan Kepala Seksi

Kesejahteraan

Kepala Seksi

Pemerintahan

Dukuh

Kepala

Urusan

Perencanaan

Kepala

Urusan

Perencanaan

Page 79: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

63

G. BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) “PANGGUNG LESTARI”

1. Gambaran Umum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Panggung

Lestari”

BUM Desa “PANGGUNG LESTARI” didirikan pada bulan maret

2013 oleh Pemerintah Desa Panggungharjo sebagai upaya pendayagunaan

potensi desa dan diharapkan menjadi entitas yang mampu mengungkit

perekonomian masyarakat desa. BUM Desa Panggung Lestari memiliki

beberapa unit usaha antara lain KUPAS (kelompok usaha pengelolaan

sampah), R-UCO (Refinet-used Coconut Oil), Kampoeng Mataraman,

Swadesa, Tamanu Oils dan Bestari (profil BUM Desa panggung lestari,

2019).

BUM Desa yang sampai sekarang telah memiliki 7 unit usaha dan

telah memperoleh omset sebesar 1,5 milyar rupiah. BUM Desa Panggung

Lestari mencatat laporan keuangan menggunakan sistem SAAB. Dengan

sistem aplikasi BUM Desa (SAAB) mampu mencatat ratusan transaksi

keuangan secara mudah dan rapi. Laporan keuangan BUM Desa Panggung

Lestari juga mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Badan usaha

milik desa (BUM Desa) secara langsung mengangkat potensi yang ada di

desa dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat serta

memberikan jaminan pekerjaan bagi masyarakat marjinal.

Keberadaan BUM Desa disamping diharapkan mampu menjadikan

desa dalam memperoleh sumber pendapatan asli desa yang dapat dikelola

dan diperoleh secara mandiri. BUM Desa juga harus mampu menjadi arena

Page 80: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

64

bagi demokratisasi ekonomi lokal, sehangga disamping menjalankan fungsi

sebagai sebuah lembaga usaha dengan menjalankan peran sosial ekonomi

pada masyarakat di desa (profil BUM Desa panggung lestari, 2019)

Begitu juga dengan BUM Desa Panggung Lestari beberapa subtansi

penting terkait dengan maksud dan tujuan pendirian dan pengelolaan BUM

Desa sebagaimana yang yang termuat dalam AD/ART BUM Desa

Panggung Lestari, adalah sebagai berikut:

a. Tujuan pendirian BUM Desa Panggung Lestari antara lain :

1) Meningkat perekonomian desa

2) Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan

desa

3) Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi

ekonomi desa

4) Mengembangkan kerjasama usaha antar desa dsn/stsu pihak ketiga

5) Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung

kebutuhan layanan umum warga

6) Membuka lapangan kerja

7) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan layanan

umum, pertumbuhan dan pemerataan ekomoni desa

8) Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli

desa.

Keberadaan BUM Desa Panggung Lestari didirikan untuk

menjalankan sebagai fungsi pemerintahan desa, dengan artian bahwa

apa yang dilakukan BUM Desa merupakn bagian dari kewenangan

Page 81: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

65

pemerintah desa, karena kewanangan dari pemerintah desa tersebut

tidak dapat dijalankan sendiri oleh pemerintah desa sehingga

dilimpahkan kepada lembaga kemasyarakatan desa (LKD) dan

lembaga desa (LD) maupun organisasi sosial kemasyarakatan desa

yang didalamnya adalah BUM Desa.

Dengan adanya BUM Desa Panggung Lestari diharapkan tidak

hanya berorintasi pada mencari keuntungan semata namun, juga

memberikan manfaat memberikan manfaat bagi masayakat desa.

Misalnya, pengangguran, kemiskinan dan kekumuhan dilingkungan

Desa Panggungharjo dapat teratasi dengan maksimal. Adapun, usaha

unist usaha BUM Desa Panggung Lestari, sebagai berikut:

2. Unit Usaha BUM Desa Panggung Lestari

a. Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS)

Unit KUPAS didirikan pada awal tahun 2013 berdasarkan

Peraturan Desa Panggungharjo Nomor 7 Tahun 2013 Tentang

Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Panggung Lestari

yang berawal dari sebuah keprihatinan terhadap semakin

menurunnya tingkat kebersihan lingkungan yang di sebabkan oleh

semakin banyaknya volume sampah yang dihasilkan oleh

masyarakat, sehingga membutuhkan penanganan yang serius.

Pada akhir tahun 2012 KUPAS didirikan ditingkat

Pedukuhan Sawit dan Dongkelan melalui program pemberdayaan

Community Development mengentaskan kemiskinan (CDMK) dari

Page 82: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

66

Pemerintah Bantul, DIY, KUPAS yang didirikan pada saat itu

disebut KUPAS Pedukuhan. Pada awal 2013 pemerintah desa

mengalokasikan dana sebesar 37.000.000 sebagai modal awal

untuk operasional dan penyediaan fasilitas pendukung diantaranya

renovasi TPS pasar Niten, DP motor tosa dan lain sebagainya

(profil BUM Desa Panggung Lestari, 2019)

Kemudian, pada bulan maret , melalui Perdes No. 7 Tahun

2013 tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa),

Pemerintah Desa Panggungharjo mendirikan Perusdes Panggung

Lestari dan KUPASDA (KUPAS Desa). Perusdes Panggung

Lestari bergerak dibidang jasa pengelolaan lingkungan namun,

masih menemui masalah secara kelembagaan masih belum efektif

dikarenakan dari aspek manejemen dan sumber daya manusia

masih minum. Selain, itu KUPASDA selama 2013 masih dalam

tahap pengembangan sekaligus sebagai upaya membangun bisnis

model BUM Desa. Sebagai upaya membangun bisnis model BUM

Desa maka perlu adanya sinkronisasi anatar KUPAS pedukuhan

dan KUPASDA, hal ini bertujuan agar dapat melaksanakan fungsi

sosial sebagai representasi pelayanan pemerintah kepada warganya

dan fungsi ekonomi sebagai sebuah entitas bisnis secara

bersamaan. Dalam prosesnya, kendala utama dalam kelembagaan

tersebut adalah preferensi ditingkat pedukuhan yang berbeda

hingga baru terlaksana ditahun 2014.

Page 83: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

67

Kemudian, pasca terbitnya UU 6/2014 tentang Desa.

Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi (PDTT) menerbitkan Peraturan Menteri Desa No. 4

Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan

Pembubaran Badan Usaha Milik Desa, maka Pemerintah Desa

Panggungharjo dalam rangka untuk melakukan penyesuaian atas

kedua peraturan tersebut diatas kemudian menerbitkan Peraturan

Desa Nomor 9 tahun 2015 tentang BUM Desa.(profil BUM Desa

Panggung Lestari, 2019).

Selanjutnya, dalam rangka mendukung kerja BUM Desa,

Pemerintah Desa Panggungharjo memberikan penambahan modal

sebesar Rp. 175.000.000,- yang diberikan secara bertahap yaitu

tahun 2015 berjumlah Rp. 50.000.000,- dan sisahnya diberikan

pada tahun 2016 sehingga total keselurahan penyertaan modal di

BUMDes Panggung Lestari dari awal pendiriannya berjumlah Rp.

212.000.000,-

Dalam perkembangannya, KUPAS terus berkembang baik

dari jumlah pelanggan maupun jumlah pendapatan. Tercatat pada

tahun 2017 jumlah pelanggan KUPAS berjumlah 1013 pelanggan

meningkat sebanyak 1067 pelanggan pada tahun 2018 dan pada

tahun 2019 berjumlah 1092 pelanggan. Untuk saat ini, KUPAS

tidak berfocus pada menambah jumlah pelanggan dikarenakan

karyawan yang saat ini masih kurang dalam hal kualitas dan

Page 84: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

68

kuantitas. Jumlah karyawan yang dimiliki kupas berjumlah 16

orang yang terdari penarik sampah, pemilah sampah, pemilah

rosok dan petugas loading sampah. Selain itu, hangar RPS

berukuran 12 x 16 meter menjadi kendala karena tidak bisa

menampung sampah dari 1092 pelanggan sehingga hanya mampu

menampung 800 pelanggan.

Pada tahun 2019 jumlah karyawan yang dimiliki kupas

berjumlah 16 orang yang terdari penarik sampah, pemilah sampah,

pemilah rosok dan petugas loading sampah, dari total 1067

pelanggan total retribusi yang diperoleh KUPAS rata-rata perbulan

Rp. 25.154.000,- dan pendapatan diluar retribusi berasal dari

penjualan rosok berjumlah Rp.7.867.817,- tercatat mengalami

peningkatan sebesar 30% dibandingkan tahun 2016 dimana rata-

rata penjualan rosok sebesar Rp. 5.798.333,- per bulan.

Disamping itu KUPAS juga mendorong pengolahan bahan

organik baik melalui acrob melalui pengkomposan untuk

menghasilkan menjadi pupuk padat, pupuk cair dan biogas.

Tercatat pada tahun 2019, kegiatan tersebut setdaknya

menghasilkan 4-5 kwintal pupuk organic padat dan ratusan pupuk

organic cair dihasilkan.

b. PT. Sinergi Panggung Lestari

PT. Sinergi Panggung Lestari adalah salah satu unit usaha

BUMDes yang sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang

Page 85: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

69

dibentuk pada 1 juli 2018. Usaha yang dimiliki PT. Pang Lestari

terdiri dari 2 (dua) diantaranya usaha produksi minyak nyamplung

(Tamanu Oil) dan pengelolaan minyak jelantah/ used coconut oils

(UCO).

1) Minyak Jelantah

Minyak jelantah merupakan limbah minyak jelantah atau

minyak goreng bekas yang tdak dimanfaat oleh masyarakat,

jumlah dari limbah jelantah juga tidak sedikit dan terbuang sia-

sia. Dampak dari pembuang limbah minyak jelantah secara

semabarangan berdampak pada kerusakan lingkungan dan

kesehatan masyarakat sehingga limbah minyak jelantah perlu

dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Karena berdasarkan

hasil temuan dilapangan banyak pengepul minyak jelantah yang

menyaring kembali dan memperjual belikan sebagai bahan

komsumsi yang dapat berbahaya bagi kesehatan.

Hal ini yang menjadi latar belakang PT. Sinergi Panggung

Lestari dalam mengelola minyak goreng bekas untuk dijadikan

sebagai bahan bakar. Untuk memperoleh bahan bakunya PT.

sinergi panggung lestari bekerjasama dengan berbagai pengepul

seperti PKK, pengepul swasta, warung-warung makan, yang

dibeli dari para pengepul dengan harga Rp.4.000-5000 rupiah.

PT. sinergi panggung lestari menghasilkan UCO dari hasil

pemrosesan filterasi minyak jelantah menggunakan kualitas

Page 86: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

70

penyaring 5 mikron dan bekerjasama dengan pasar PT. Tirta

Investama (danone aqua) dan bisa menghasilkan 8.000 liter

filterasi minyak jelantah setiap bulannya dengan harga

Rp.7.250 per liter. Jumlah UCO yang dihasilkan semakin

bertambah hal ini dapat dilihat pada tahun 2016 jumlah UCO

yang dihasil sebanyak 34 ton yang dikirim ke Danone Aqua

Klaten dan tahun 2017 sebanyak 41 ton.

2) Minyak Nyamplung (Tamanu Oils)

Minyak nyamplung merupakan salah satu minyak nabati

yang dihasilkan dari biji tumbuhan nyamplung atau

Callophyllum Inophyllum L yang telah melalui proses

pengeringan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan

bahan kosmetik. Karena sulitnya bahan baku yang didapatkan

produksi minyak nyamplung oleh PT. Sinergi Panggung Lestari

sempat terkendala dan berhenti.

Sehingga, pada tahun 2018 BUMDes Panggung Lestari

menjalin kerjasama dengan Fakultas MIPA, Universitas Sebelas

Maret (UNS) Solo. Di bidang penelitian dan pengabdian

masyarakat khususnya dalam menciptakan produk-produk

unggulan kebutuhan industri obat tradisional, dalam hal ini

menggunakan minyak nyamplung. Dalam kesepakatannya,

Universitas Sebelas Maret Surakarta membeli minyak

nyamplung dengan harga Rp 75.000/liter. Selain itu produk

Page 87: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

71

Tamanu Oils juga dipasarkan menyeluruh ke seluruh Indonesia

dengan cara penjualan melalui media online di berbagai e-

commerce yang ada seperti bukalapak, shopee, dan tokopedia.

Selain, sebagai bahan obat tradisional minyak nyamplung

memiliki khasiat baik untuk perawatan dan kesehatan kulit hal

ini kemudian PT. sinergi panggung lestari mengambil

kesempatan untuk inovasi baru produk tamanu oils menjadi

produk kosmetik seperti sabun padat, sabun cair hand&body

lotion, scrub, dan masker wajah.

3. Jasa Pengelolaan Wisata Desa

a. Unit Kampoeng Mataram

Unit usaha Kampoeng Mataraman merupakan salah satu

unit usaha BUMDes Panggung Lestari yang berdiri tahun 2017,

usaha ini menekankan pada eksplorasi kebutuhan pokok

manusia yaitu sandang, pangan dan papan yang dikemas ke

dalam konsep wisata desa. Hal inilah yang menjadi value

“ndeso” dari Unit Kampoeng Mataraman, dengan konsep

peradaban zaman mataraman. Mengusung konsep peradaban

manusia abad 19 terkait guna mengedukasi masyarakat dan

generasi muda berbasis budaya dan lingkungan.

Pendirian Kampoeng Mataraman berada diatas lahan

seluas 6 ha dengan memanfaatkan tanah kas desa. Serta dengan

mengedukasi budaya agraris tersebut bertujuan untuk

Page 88: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

72

mensejahterakan masyarakat desa Panggungharjo, khususnya

masyarakat yang termasuk dalam kategori kelompok rentan.

Kelompok rentan antara lain, perempuan sebagai kepala

keluarga, lansia, anak putus sekolah dan penyandang disabilitas.

Adapun usaha yang dijalankan di Kampoeng Mataraman

antara lain: warung ratengan, agro kampoeng mataraman, pasar

desa, warung oleh-oleh, outbond dan persewaan. Sebagai unit

usaha wisata berskala lokal desa, kampoeng mataraman mampu

menarik banyak wisatawan yang dating berkunjung sehingga

rata-rat omset yang dihasilkan dalam 1 (satu) bulan dari warung

retengan Rp. 300.000.000 rupiah, warung oleh-oleh dengan

modal Rp.2.000.000 rupiah dalam kurun waktu bulan September

sampai desember mampu menghasilkan rata-rata omset Rp.

7.000.000 rupiah, selain itu ada juga persewaan yaitu sewa

atribut baju lurik bagi para pengunjung yang ingin bernostalgia

jaman dulu dengan biaya preset baju Rp.15.000 dan terhitung

pemasukan sewa baju dalam kurun waktu 4 (empat) bulan Rp.

820.000. Jumlah karyawan yang dimiliki kampoeng mataram

sebanyak 49 orang yang rata-rata berasal dari masyarakat desa

panggungharjo.

b. Unit Swadesa

Unit swadesa merupakan unit usaha yang dikelola oleh

BUMDes berada dikawasan rest area Nunami Desa

Page 89: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

73

Panggungharjo yang bertujuan untuk memberikan ruang bagi

masyarakat usaha kecil agar memperoleh pendapatan dengan

memanfaatkan unit usaha yang dikelola oleh BUM Desa

Panggung Lestari. Pengelolaan unit swadesa dijalankan oleh

kepala unit tanpa dibantu oleh karyawan, kepala unit melakukan

koordinasi langsung dengan para pedagang dan petani yang

berada di Desa Panggungharjo agar barang dagangan dan hasil

pertanian dapat dijual ke unit usaha swadesa. Adapun unit usaha

swadesa yaitu: ruko, lapak, area parker, rumah sewa sederhana

(RSS), pedagang Panggungharjo, kampoeng mataraman,

pengadaan kaos BUM Desa, agro (budidaya sayuran dan padi

sehat).

Dengan adanya, unit usaha swadesa diharapkan mampu

memberikan peluang usaha yang menjanjikan bagi masyarakat.

Dalam pengelolaannya, para pedagang dan petani yang akan

memanfaatkan unit usaha yang dikelola oleh swadesa akan

dikenakan biaya administrasi yang langsung disetor ke BUM

Desa dengan biaya yang sangat terjangkau tergantung omset

dari masing-masing barang dagangan.

Page 90: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

74

H. Struktur Organisasi BUMDes Panggung Lestari

Adapun susunan kelembagaan BUM Desa Panggung Lestari periode

2019, sebagai berikut:

Penasihat :Wahyudi A.H,S.F,Apt

Pengawas : Ari Suryanta, S.

Ketua : Eko Pambudi

Coorporate Secretary : Sholahuddin

Manajer Program Jasa Pengelolaan Lingkungan : Peni Suryani

Manajer Program Jasa Pengelolaan Wisata Desa : Nuzulina

Manajer PT. Sinergi Panggung Lestari : Sander P, S.TP

Kepala Unit Swadesa & Agro : Junaedi, S.E

Kepala Unit EO : Novisar Dwi R.

Kepala Bagian Keuangan : Alifah Nuraini

Kepala Bagian Litbang : Riki Setyawan

Kepala Bagian Umum : Toto Sudiarko

Kepala Bagian HRM : Imbang Sukowati

Kepala Operasional PT. SPLi : Rindi W. R.

S.Farm.Apt

Kepala Bag. Keuangan PT. SPLi : Irfandi Cahyanto,

S.Pd

Staf Keuangan Kampoeng Mataraman : M. Arya Wildan

Staf Personalia Kampoeng Mataraman : Sekar Mirah Satriani

Staf Administrasi & Umum Kampoeng Mataraman : Mastika Retno

Staf KUPAS.ID : Risky Rhomaddhon

Staf Taman “Apa ini Apa itu” : Siswoyo

Staf Ahli KUPAS.ID : Supartono

Staf EO : Eka Dewiya

Page 91: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

120

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Sutaryono & Dyah, W. & Mutajib, A. (2014). Pengelolaan Aset Desa.

Yogyakarta: FPPD.

Suharyanto, Rossana Dewi, M Barori. (2014). Pengembangan dan Pengelolaan

BUMD Desa. Yogyakarta: FPPD.

Sahdan, G. (2005). Transformasi Ekonomi Politik Desa cetakan pertama.

Yogyakarta: APMD Press

Soetomo. (2006). Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Undang-Undang:

UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Permendagri Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Aset Desa.

Peraturan Desa Panggungharjo Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Aset

Desa

Sumber Jurnal dan Skripsi:

Hakim, Basyri. (2015). Pengelolaan Tanah Kas Desa Di Kabupaten Studi Kasus

di Desa Pasigitan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Jurnal: hal, 2-3

Tahun 2015. https://lib.unnes.ac.id/22188/

Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi, Komang Adi Kurniawan Saputra, Made

Aristia Prayudi. (2017). Optimalisasi Pemanfaatan dan Profesionalisme

Pengelolaan. Provinsi Bali. Jurnal: Ilmiah Akuntansi, Vol. 2, No. 2,

Hal: 129-147 Desember

2017.https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIA/article/view/15634/9

479#

Tuwanatassy alexander. (2019). pengelolaan tanah kas desa di dedesa

panggungharjo sewon. Bantul. Skripsi: Hal: 7,9,13. 2019.

http://repo.apmd.ac.id/888/1/

Page 92: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

121

Risnawati Dewi. (2017). Pengelolaan Aset Desa Dalam Upaya Meningkatkan

Kesejahteraan. Desa Krayan Bahagia. Jurnal: Ilmu Pemerintahan, 2017,

5 (1): 199-212. https://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/

Muammar Alkadafi, S.Sos, M.Si. (2015). Penguatan Ekonomi Masyarakat

Melalui Pengelolaan Kelembagaan Badan Usaha Milik Desa Menuju

Asean Economic Community. Desa Selensen. Jurnal Dinamikan

Ekonomi dan Bisnis Vol 13 No.1. 2016 http://ejournal.uin-suska.ac.id/

Fajar Sidik. (2015). Menggali Potensi Lokal Mewujudkan Kemandirian Desa.

Desa Bleberan. Jurnal: Kebijakan & Administrasi PublikVol 19 No 2 -

November 2015.

https://journal.ugm.ac.id/

Arif Eko Wahyudi Arfianto, Ahmad Riyadh U. Balahma. (2014). Pemberdayaan

Masyarakat Dalam Pembangunan Ekonomi Desa. Jurnal: JKMP (ISSN.

2338-445X), hal:1-102. Vol. 2, No.1, maret 2014.

http://ojs.umsida.ac.id/

Ratna Azis Prasetyo. (2016). Peranan Bumdes Dalam Pembangunan Dan

Pemberdayaan Masyarakat. Desa Pejambon. Jurnal: Dialektika Volume

XI No.1 Maret 2016.

https://www.researchgate.net/

Yusuf Adam Hilman, Robby Darwis Nasution. (2019). Bumdes Strategy In

Management Of Assets And Tourism Commodities Development.

Klaten. 2019.

http://www.jurnal.stiepar.ac.id/index.php/tsj/article/view/52/54

Khairul, Mulyati, Darrini. (2018). Pemberdayaan Berbasis Aset Desa: Upaya

Penciptaan Lapangan Kerja Bagi Masyarakat Desa. (Studi Di Desa

Mandalamekar dan Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten

Bandung, Propinsi Jawa Barat). Bandung. Jurnal: Jurnal Akuntansi,

Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 6, 162-171, No. 2, December

2018.

https://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JAEMB/article/view/857/643

Fattahillah Fahmi. (2016). Penyalahgunaan Fungsi Tanah Kas Desa di

Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa

Yogyakarta. Jurnal: Lex Renaissance No. 2 VOL. 1141 – 151, JULI

Page 93: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

122

2016.https://journal.uii.ac.id/Lex-

Renaissance/article/download/7941/pdff

Samsudin (2015). Pengelolaan Sewa Tanah Kas Desa Dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Desa. (Penelitian Deskriptif Mengenai Peningkatan

pendapatan Asli Desa, di Desa Catur Tunggal,Kecamatan Depok,

Kabupaten Sleman).

Dara Kamaratih. (2019). Kajian Yuridis Pengelolaan Tanah Kas Desa Oleh

Kepala Desa Berdasarkan Permendagri Nomor 01 Tahun 2016

Tentang Pengelolaan Aset Desa. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

2019, hal 3.

http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91871

Edy Yusuf Agunggunanto, Fitrie Arianti, Edi Wibowo Kushartono, Darwanto.

(2016). Pengembangan Desa Mandiri Melalui Pengelolaan Badan

Usaha Milik Desa (Bumdes). Jepara. Jurnal: Ekonomi dan Bisnis Vol.

13 No.1, Maret 2016.

https://ejournal.unisnu.ac.id/JDEB/article/view/395/753

Page 94: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

123

PEDOMAN WAWANCARA

PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BUM DESA DALAM

PENGEMBANGAN EKONOMI WARGA

A. Identitas Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan Terakhir :

B. Pertanyaan

1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan BUM Desa dalam pengelolaan tanah

kas desa?

2. Apa saja perencanaan yang dilakukan BUM Desa dalam pengelolaan tanah

kas desa?

3. Apa saja perencanaan yang dilakukan BUM Desa dalam pengelolaan tanah

kas desa untuk mengembangkan ekonomi warga?

4. Siapa saja yang terlibat dalam proses perencanaan pengelolaan tanah kas desa

yang dilakukan BUM Desa?

5. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan tanah kas desa yang dilakukan BUM

Desa?

6. Bagaimana pengelolaan tanah kas desa yang dilakukan BUM Desa dalam

pengembangan ekonomi warga?

Page 95: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

124

7. Apa saja bentuk pengelolaan tanah kas desa yang dilakukan BUM Desa

dalam pengembangan ekonomi warga?

8. Siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan tanah kas desa yang dilakukan

BUM Desa?

9. Apakah pengelolaan tanah kas desa sudah mensejahterakan masyarakat?

10. Apakah ada factor-faktor penghambat dalam pengelolaan tanah kas desa

yang dilakukan BUM Desa?

11. Apa saja factor-faktor yang menghambat tersebut?

12. Bagaimana pemanfaatan tanah kas desa dalam mengembangan ekonomi

warga desa yang dilakukan BUM Desa?

13. Apakah pemanfaatan tanah kas desa yang dilakukan BUM Desa sudah

sesuai dengan perencanaan pengelolaan tanah kas desa?

14. Seperti apa pemanfaatan tanah kas desa yang dilakukan BUM Desa?

15. Apa dampak pemanfaatan tanah kas desa terhadap pengembangan

ekonomi warga?

16. Apakah ada pengevaluasian terhadap pengelolaan Tanah kas Desa yang

dilakukan melalui BUM Desa?

17. Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan BUM Desa terhadap

pengelolaan tanah kas desa?

18. Kapan dilakukannya evaluasi pengelolaan tanah kas desa yang dikelola

BUM Desa?

(Tiap Minggu? Tiap bulan? Tiap tahun?)

Page 96: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

125

19. Apa saja yang di evaluasi dalam pengelolaan tanah kas desa?

20. Siapa saja yang terlibat dalam pengevaluasian terhadap pengelolaan tanah

kas desa yang dilakukan BUM Desa?

Page 97: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

126

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Foto bersama Bapak Yayang Widagda

Foto bersama Bapak Wahyudi Anggoro Hadi (Lurah)

Page 98: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

127

foto bersama Ahmad A. Rohman (Direktur BUM Desa)

Foto bersama Bapak M. Ali Yahya (perangkat desa)

Page 99: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

128

Foto bersama Bapak Aria Suryanto (BAMUSKAL)

Foto bersama Sunardiyono (perangkat desa)

Page 100: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

129

Foto bersama Ibu Nuzulina (Manejer KM)

Foto bersama Bapak Heru prasetya ( ketua dukuh)

Page 101: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

130

Foto bersama Ibu Sri Hartuti (Dukuh Cabeyan)

Foto Bersama Bapak Kuat Sejati (Kaur Umum)

Page 102: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …

131

Foto bersama Bapak Subarjo

Foto bersama Bapak Heru prasetya ( ketua dukuh)

Page 103: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …
Page 104: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …
Page 105: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …
Page 106: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …
Page 107: PENGELOLAAN TANAH KAS DESA OLEH BADAN USAHA MILIK …