pengelolaan sumber daya ikan di sungai...

8
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 2011 1 PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI MANNA, KABUPATEN BENGKULU SELATAN Husnah Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum ABSTRAK Keberhasilan pengelolaan suatu sumber daya tidak terlepas dari kemampuan untuk mengenali dan memahami karakteristik dan dinamika sumberdaya itu sendiri. Begitupun dengan pengelolaan sumberdaya ikan di Sungai Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan. Sungai Manna yang bermuara di pantai barat pulau Sumatera atau bermuara di Samudra Hindia memiliki karakteristik geomorfologi dan sumberdaya ikan yang berbeda dengan sungai-sungai yang terletak di pantai timur pulau Sumatera atau bermuara di Laut Cina Selatan. Sungai Manna memiliki karakteristik geomorfologi yang curam, berarus deras, dengan panjang wilayah zona tengah dan hilir yang relatif pendek dibandingkan dengan sungai di pantai timur Sumatera. Kondisi geomorfologi tersebut berkaitan dengan karakteristik sumberdaya ikan dengan kelimpahan dan keragaman jenis yang rendah namun didominasi oleh ikan ekonomis penting seperti ikan sidat (Anguilla sp.) dan semah (Tor sp.), serta kegiatan penangkapan ikan terbatas pada kegiatan sambilan ataupun hanya untuk memenuhi kebutuhan protein keluarga. Indikasi terjadinya penurunan hasil tangkapan dan ukuran rata-rata individu ikan hasil tangkapan kedua jenis ikan dominan tersebut telah dirasakan oleh nelayan dan masyarakat di sepanjang Sungai Manna. Hal ini diduga berkaitan dengan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan pada beberapa bagian badan sungai yang dalam atau dikenal dengan lubuk sungai yangdiduga sebagai tempat pemijahan ikan Tor sp. Makalah ini akan memaparkan karakteristik lingkungan perairan, sumberdaya ikan dan alternatif pengelolaan sumber daya ikan dominan di Sungai Manna berdasarkan hasil studi pustaka dan penelitian tahun 2011. Kata Kunci : Sungai Manna, Pantai Barat Sumatera, sumber daya ikan, pengelolaan, Tor sp., Anguilla sp. PENDAHULUAN Pengelolaan sumberdaya ikan bertujuan untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan dan kelestarian sumberdaya ikan di masa datang. Keberhasilan pengelolaan suatu sumberdaya tidak terlepas dari kemampuan untuk mengenali dan memahami karakteristik dan dinamika sumberdaya itu sendiri. Karakteristik sumberdaya ikan perairan umum daratan di Indonesia sangat erat kaitannya dengan proses geologi dan keberadaan tiga wilayah paparan yaitu paparan Sunda, Wallacea, dan Sahul. Adanya subduksi dan tabrakan lempeng tektonik yang komplek serta isolasi di Indonesia bagian timur mempengaruhi keragaman jenis dan endemisitas ikan yang tinggi di wilayah ini dibandingkan dengan paparan Sunda. Sebaliknya, kondisi geomorfologi perairan umum daratan, khususnya ekosistem sungai dan rawa banjiran di paparan Wallacea dan Sahul yang tergolong sempit, kecil, pendek, sinusitas rendah, ordo rendah dan curam menghasilkan produksi ikan yang lebih rendah dibandingkan dengan paparan Sunda. Sungai Manna merupakan salah satu sungai di Provinsi Bengkulu dengan sumber air berasal dari bagian hulu terletak di Kota Madya Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan dan bermuara di Samudra Hindia di Kabupaten Bengkulu Selatan (Anonimous, 2010a). Sungai Manna memiliki karakteristik geomorfologi dan sumber daya ikan yang berbeda dengan sungai-sungai yang terletak di pantai timur pulau Sumatera atau bermuara di Laut Cina Selatan. Sungai Manna memiliki karakteristik geomorfologi yang PR-02

Upload: lamnhi

Post on 06-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI …sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/... · bermuara di pantai barat pulau Sumatera atau bermuara di Samudra

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20111

PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI MANNA,KABUPATEN BENGKULU SELATAN

HusnahBalai Penelitian Perikanan Perairan Umum

ABSTRAK

Keberhasilan pengelolaan suatu sumber daya tidak terlepas dari kemampuan untukmengenali dan memahami karakteristik dan dinamika sumberdaya itu sendiri. Begitupun denganpengelolaan sumberdaya ikan di Sungai Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan. Sungai Manna yangbermuara di pantai barat pulau Sumatera atau bermuara di Samudra Hindia memiliki karakteristikgeomorfologi dan sumberdaya ikan yang berbeda dengan sungai-sungai yang terletak di pantaitimur pulau Sumatera atau bermuara di Laut Cina Selatan. Sungai Manna memiliki karakteristikgeomorfologi yang curam, berarus deras, dengan panjang wilayah zona tengah dan hilir yangrelatif pendek dibandingkan dengan sungai di pantai timur Sumatera. Kondisi geomorfologitersebut berkaitan dengan karakteristik sumberdaya ikan dengan kelimpahan dan keragaman jenisyang rendah namun didominasi oleh ikan ekonomis penting seperti ikan sidat (Anguilla sp.) dansemah (Tor sp.), serta kegiatan penangkapan ikan terbatas pada kegiatan sambilan ataupun hanyauntuk memenuhi kebutuhan protein keluarga. Indikasi terjadinya penurunan hasil tangkapan danukuran rata-rata individu ikan hasil tangkapan kedua jenis ikan dominan tersebut telah dirasakanoleh nelayan dan masyarakat di sepanjang Sungai Manna. Hal ini diduga berkaitan denganpenggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan pada beberapa bagian badan sungai yangdalam atau dikenal dengan lubuk sungai yangdiduga sebagai tempat pemijahan ikan Tor sp.Makalah ini akan memaparkan karakteristik lingkungan perairan, sumberdaya ikan dan alternatifpengelolaan sumber daya ikan dominan di Sungai Manna berdasarkan hasil studi pustaka danpenelitian tahun 2011.

Kata Kunci : Sungai Manna, Pantai Barat Sumatera, sumber daya ikan, pengelolaan, Tor sp.,Anguilla sp.

PENDAHULUAN

Pengelolaan sumberdaya ikan bertujuan untuk menjaga keberlanjutanpemanfaatan dan kelestarian sumberdaya ikan di masa datang. Keberhasilan pengelolaansuatu sumberdaya tidak terlepas dari kemampuan untuk mengenali dan memahamikarakteristik dan dinamika sumberdaya itu sendiri. Karakteristik sumberdaya ikanperairan umum daratan di Indonesia sangat erat kaitannya dengan proses geologi dankeberadaan tiga wilayah paparan yaitu paparan Sunda, Wallacea, dan Sahul. Adanyasubduksi dan tabrakan lempeng tektonik yang komplek serta isolasi di Indonesia bagiantimur mempengaruhi keragaman jenis dan endemisitas ikan yang tinggi di wilayah inidibandingkan dengan paparan Sunda. Sebaliknya, kondisi geomorfologi perairan umumdaratan, khususnya ekosistem sungai dan rawa banjiran di paparan Wallacea dan Sahulyang tergolong sempit, kecil, pendek, sinusitas rendah, ordo rendah dan curammenghasilkan produksi ikan yang lebih rendah dibandingkan dengan paparan Sunda.

Sungai Manna merupakan salah satu sungai di Provinsi Bengkulu dengan sumberair berasal dari bagian hulu terletak di Kota Madya Pagar Alam, Provinsi SumateraSelatan dan bermuara di Samudra Hindia di Kabupaten Bengkulu Selatan (Anonimous,2010a). Sungai Manna memiliki karakteristik geomorfologi dan sumber daya ikan yangberbeda dengan sungai-sungai yang terletak di pantai timur pulau Sumatera ataubermuara di Laut Cina Selatan. Sungai Manna memiliki karakteristik geomorfologi yang

PR-02

Page 2: PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI …sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/... · bermuara di pantai barat pulau Sumatera atau bermuara di Samudra

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20112

curam, berarus deras, dengan panjang wilayah zona tengah dan hilir yang relatif pendekdibandingkan dengan sungai di pantai timur Sumatera.

Kondisi geomorfologi tersebut berkaitan dengan karakteristik sumberdaya ikandengan kelimpahan dan keragaman jenis yang rendah namun didominasi oleh ikanekonomis penting seperti ikan sidat (Anguilla sp.) dan semah (Tor sp.), serta kegiatanpenangkapan ikan terbatas pada kegiatan sambilan ataupun hanya untuk memenuhikebutuhan protein keluarga. Indikasi terjadinya penurunan hasil tangkapan dan ukuranrata-rata individu ikan hasil tangkapan kedua jenis ikan dominan tersebut telah dirasakanoleh nelayan dan masyarakat di sepanjang Sungai Manna. Hal ini diduga berkaitandengan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan pada beberapa bagianbadan sungai yang dalam atau dikenal dengan lubuk sungai yang diduga sebagai tempatpemijahan ikan Tor sp.

Sampai saat ini upaya yang dilakukan untuk menjaga keberlanjutan sumberdayaikan di Sungai Manna masih terbatas pada pelarangan penggunaan alat-alat tangkap yangkurang ramah lingkungan berdasarkan peraturan perikanan, sedangkan upaya lain untukmenjaga keberlanjutan populasi ikan khususnya ikan-ikan ekonomis penting seperti ikansemah dan ikan sidat belum banyak dilakukan. Hal ini dikarenakan terbatasnya informasitentang kondisi lingkungan dan kedua jenis tersebut. Makalah ini akan memaparkankarakteristik lingkungan perairan, sumber daya ikan dan alternatif pengelolaan sumberdaya ikan dominan di Sungai Manna berdasarkan hasil studi pustaka dan penelitian padatahun 2011.

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN SUNGAI MANNA

Karakter sungai di Provinsi Bengkulu memiliki alur sungai pendek dan padabagian hulu dan tengah terdapat kemiringan yang curam, sehingga pada bagian hilirterjadi sedimentasi yang tinggi dan menjadikan kondisi sungai cenderung landai sertakondisi alur sungai sering berpindah-pindah. Kondisi geomorfologi tersebutmempengaruhi sedikitnya perairan rawa banjiran pada bagian tengah Sungai Manna.

Sungai Manna merupakan salah satu sungai besar di Kabupaten Bengkulu denganluas daerah tangkapan air mencapai 856 km2 (Bengkulu Selatan dalam Angka, 2009)dengan luas daerah aliran sungai (DAS) adalah 695,264 km2. Panjang badan utamaSungai Manna bervariasi antara 50 km (Anonimous, 2010a) hingga 85 km (BengkuluSelatan dalam angka, 2009). Jumlah anak sungai Manna mencapai 23 anak sungai denganpanjang bervariasi antara 4.369 km seperti Air Simpur hingga 61,162 km seperti AirCawang. Lebar badan utama Sungai Manna pada bagian dasar dan permukaan masing-masing adalah 50 dan 70 m, kedalaman rata-rata 1,5 m dan dengan debit air antara 0,1-155 m3/s (Anonimous, 2010a).

Topografi DAS Manna seperti halnya dengan topografi Kabupaten BengkuluSelatan terdiri dari daerah datar dan berbukit. Berdasarkan ketinggian dari permukaanlaut, hampir sebagian besar (96,27%) terletak pada ketinggian lebih dari 25 m daripermukaan laut dengan kemiringan tanah sebagian besar (56,14%) di atas 15 derajat(Anonimous, 2010b). Jenis tanah di Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri atas: tanahalluvial 1,01 %, regosol 2,87%, asosiasi pedsolik merah-kuning-latosol 53,68%, latosol24,09%, dan asosiasi pedsolik-coklat-podsol-litosol 18,36%.

Page 3: PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI …sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/... · bermuara di pantai barat pulau Sumatera atau bermuara di Samudra

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20113

Sebagian besar penduduk di Kabupaten Bengkulu Selatan bekerja di sektorpertanian, khususnya perkebunan. Luas beberapa jenis tanaman perkebunan utama adalahsebagai berikut: kelapa sawit 11.834 ha, kopi 3.055 ha, karet 4.119 ha, coklat 1.437 ha,dan kelapa 875 ha. Luas hutan di Kabupaten Bengkulu Selatan menurut Dinas Kehutanandan Perkebunan adalah 49.230,46 Ha, terbagi menjadi kawasan suaka alam 0,011%,hutan lindung 67,19%, hutan produksi terbatas 29,59% dan hutan produksi tetap 3,2%(Anonimous, 2010c). Sebagian besar sempadan Sungai Manna tertutup tumbuhanriparian dengan lebar lebih dari 15 m dari pinggir sungai.

Karakteristik lingkungan perairan Sungai Manna dicirikan dengan substrat dasarberbatu-batu. Pada bagian hulu seperti di Kerinjing, Batu Rancing, Pulau Timun, AirTenam yang berlokasi di Kabupaten Pagar Alam, ukuran diameter batuan Sungaimencapai 120-160 cm, sedangkan mulai dari Batu Aji hingga Du Ayu yang berlokasi diKabupaten Bengkulu Selatan ukuran batuan berada pada kisaran 48 -91 cm. Kecepatanaliran air (arus) pada kisaran 0,30-1,17 m/detik. Berdasarkan hasil pemantauan BPLHDKabupaten Selatan pada tahun 2010, kualitas fisika dan kimia perairan Sungai Mannamasih tergolong baik.

KARAKTERISTIK SUMBERDAYA IKAN DI SUNGAI MANNA

Produksi perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 2009 mencapai2763.39 ton yang berasal dari perikanan tangkap di laut sebesar 65.14% dan dari produksibudidaya ikan payau ataupun tawar sebesar 38,86% (Anonimous, 2010c) dengan jenisikan yang dipelihara adalah ikan introduksi seperti ikan nila (Oreochromis niloticus), ikanmas (Cyprinus carpio), dan ikan lainnya. Produksi ikan nila dan mas pada tahun 2010masing-masing mencapai 1.029 ton dan 144 ton yang berasal dari budidaya di perairankolam dan sawah. Luas potensi perikanan budidaya di perairan umum, kolam dan sawahdi Bengkulu Selatan masing-masing adalah 6.08, 6.22, dan 18.53 ha (Anonimous, 2011).

Data dan informasi hasil perikanan tangkap di perairan umum daratan sampaisaat ini belum tercatat dalam statistik perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan KabupatenBengkulu Selatan. Hal ini disebabkan sebagian besar kegiatan penangkapan ikan diperairan umum khususnya di perairan Sungai Manna bersifat sambilan. Kegiatanpenangkapan ikan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan lauk-pauk keluarga.

Hasil penelitian yang dilakukan di Sungai Manna dari hulu hingga hilir padatahun 2011 menunjukkan bahwa kegiatan penangkapan ikan dilakukan sebagai kegiatansambilan untuk memenuhi kebutuhan lauk masyarakat. Kegiatan penangkapan ikan padaumumnya dilakukan bersamaan dengan kegiatan mandi di sungai.

Pada beberapa tempat kegiatan penangkapan dilakukan secara berkelompokdengan jumlah 4-6 orang, khususnya untuk penangkapan ikan semah (Tor sp.) padabagian lubuk sungai pada musim kemarau dengan menggunakan jala berdiameter 4 myang dikombinasikan dengan penggunaan racun (potas). Alat tangkap lainnya yangdigunakan bervariasi seperti jala, jaring, pancing, tombak bahkan alat tangkap ikan yangdilarang yaitu strum.

Hasil tangkapan per upaya perhari bervariasi antara jenis alat tangkap, waktu danlokasi penangkapan (Gambar 1 dan 2). Alat tangkap jala, jaring, dan pancingdioperasikan hampir sepanjang tahun dengan hasil tangkapan bervariasi antara 1,0-4kg/nelayan/hari. Hasil tangkapan yang besar dengan kisaran 6.0-9.0 kg/nelayan/hari

Page 4: PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI …sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/... · bermuara di pantai barat pulau Sumatera atau bermuara di Samudra

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20114

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

Maret Juni Juli Agustus September

Bulan Penangkapan Penangkapan

Hasi

l Tan

gkap

an(k

g/ne

laya

n/ha

ri)

Jala Pancing Tombak/jala

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

Maret Juni Juli Agustus September

Bulan Penangkapan

Hasi

l tan

gkap

an(k

g/ne

laya

n/ha

ri)Jala Jaring Pancing Strum Serok

didapatkan dari alat tangkap tombak. Alat ini ditujukan pada umumnya dioperasikan padasaat air jernih dan ditujukan untuk menangkap ikan semah dan ikan sidat (Anguilla sp.)(Tabel 1).

Gambar 1. Hasil tangkapan berbagai jenis alat tangkap dan waktu penangkapan diDesa Tanjung Kurung, Sungai Manna tahun 2011

Gambar 2. Hasil tangkapan berbagai jenis alat tangkap dan waktu penangkapan diDesa Puding, Sungai Manna tahun 2011

Jenis ikan yang ditemukan di sepanjang Sungai Manna lebih dari 50 spesies.Pada bagian tengah dan hilir Sungai Manna seperti di Desa Tanjung Kurung, hasiltangkapan ikan didominasi oleh ikan introduksi seperti ikan nila (Tabel 1) dan ikan muaraseperti ikan arau dan sembubur (sebubur). Besarnya komposisi ikan nila yang tertangkapdi Desa Tanjung Kurung dan Du Ayu berkaitan dengan kesesuaian habitat ikan tersebutdan diduga berkaitan dengan terlepasnya Ikan Nila budidaya dan hasil penebaran yangdilakukan sebelumnya. Pada bagian hulu seperti di Desa Puding, hasil tangkapan di

Page 5: PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI …sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/... · bermuara di pantai barat pulau Sumatera atau bermuara di Samudra

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20115

dominasi oleh ikan semah, palau, dan sidat (pelus). Pada umumnya ikan semahditemukan dari bagian hulu yang dimulai dari Desa Tanjung Sakti, Kabupaten PagarAlam (Sumatera Selatan) hingga ke Tanjung Kurung. Pada bagian hilir (mendekati muarasungai) yaitu di Desa Du Ayu, ikan semah jarang didapatkan dalam hasil tangkapannelayan.

Pada umumnya ukuran rata-rata berat ikan yang tertangkap di Sungai Mannaberukuran relatif lebih kecil dengan kisaran berat antara 18,18-2750 gram. Ikan semahdan Pelus berukuran kecil hampir ditemukan di sepanjang Sungai Manna dari DesaTanjung Sakti hingga Desa Tanjung Kurung (Gambar 3). Namun Ikan Semah berukuranlarva dan benih lebih banyak didapatkan di Desa Air Tenam hingga Desa Pulau Timun.Hal ini didukung oleh adanya nelayan penjual benih ikan semah di Desa Air Tenam.

Tabel 1. Komposisi hasil tangkapan ikan di Desa Tanjung Kurung dan Puding,Sungai Manna pada tahun 2011

Lokasi No

Jenis Ikan Hasil Tangkap

Nama Lokal Nama Ilmiah % berat % ind Berat ind(gram)

TanjungKurung 1 Arau Caranx sexfasciatus 17,31 13,40 108,00

2 Belanak Valamugil angeli 4,17 4,02 86,67

3 Mungkus Sicyopterus sp. 0,96 2,68 30,00

4 Nila Oreochromis niloticus 36,54 21,18 144,30

5 Palau Osteochilus hasselti 0,80 0,67 100,00

6 Pelus Kuning Anguilla sp. 1,60 0,69 200,00

7 Segeni Awaous sp. 9,62 10,72 75,00

8 Seluang Rasbora sp. 0,80 1,34 50,00

9 Sembubur Eleotris melanosoma 11,22 21,18 44,30

10 Ikan Lainnya 18,59 24,80 92,98

Puding 1 Beringit Mystus gulio 3,49 6,01 60,00

2 Betok Anabas testudineus 1,16 0,48 250,00

3 Mungkis Sicyopterus sp. 2,91 0,00

4 Ngaring Tor sp. 56,46 41,11 141,81

5 Palau Osteochilus hasselti 15,22 17,91 87,72

6 Pelus Anguilla sp. 6,40 0,24 2.750,00

7 Piluk Macrognathus sp. 1,75 3,61 50,00

8 Sebubur Eleotris melanosoma 1,16 6,61 18,18

Puding 9 Sepipih Rhyachichthys aspro 2,72 8,53 32,96

10 Ikan Lainnya 8,73 15,50 186,78

Pada umumnya ikan semah dan sidat berukuran besar (lebih dari 200 gram)ditemukan pada perairan Sungai Manna yang masih memiliki habitat yang dalam, dimulaidari desa Air Tenam, Kabupaten Pagar Alam Sumatera Selatan hingga Desa TanjungKurung, Kabupaten Bengkulu Selatan. Fenomena ini menunjukkan bahwa diperkirakanikan semah memijah pada perairan di sekitar Desa Air Tenam. Penggunaan alat strum

Page 6: PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI …sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/... · bermuara di pantai barat pulau Sumatera atau bermuara di Samudra

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20116

0200400600800

1000

Air Tena

m

Pulau T

imun

Merambun

g

Kota Bum

i

Air Umba

n

Puding

Tanjung

Kurung

Lokasi di Sungai Manna (hulu-hilir)

Rata

-rata

dan

Sta

ndar

devi

asi (

gr)

Semah Palau Sidat

untuk menangkap ikan yang dilakukan secara ilegal oleh masyarakat dari hulu hinggahilir diperkirakan akan mempengaruhi keberlanjutan ketersediaan stok ikan-ikanekonomis tersebut. Dari wawancara dengan masyarakat di sepanjang Sungai Manna, adaindikasi bahwa ukuran ikan, khususnya ikan semah telah mengalami penurunan baik darikuantitas maupun kualitas. Pada saat ini sangat sulit untuk mendapatkan ikan semahberuikuran lebih dari 2 kg. Penurunan kuantitas dan kualitas ikan semah tersebut lebihbanyak dipengaruhi oleh kegiatan perikanan tangkap yang tidak ramah lingkungandibandingkan dengan tekanan dari lingkungan daratan. Hal ini didukung oleh datakualitas air Sungai Manna yang masih tergolong baik. Untuk menjaga keberlanjutan ikanekonomis tersebut perlu dipikirkan alternatif pengelolaan terhadap ikan ekonomis yangada di Sungai Manna.

Gambar 3. Ukuran rata-rata dan simpangan baku ikan semah (Tor sp.), ikan palau(Osteochilus hasselti), dan ikan sidat (Anguilla sp.) pada berbagai lokasi disepanjang Sungai Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan. Ukuran Rata-rataikan sidat di Desa Puding dikalikan dengan 10.

ALTERNATIF PENGELOLAAN IKAN EKONOMIS DI SUNGAI MANNA

Beberapa alternatif pengelolaan khususnya terhadap stok ikan semah dan sidatyang dapat diaplikasikan di Sungai Manna diantaranya adalah:(1) Menyediakan beberapa suaka perikanan sungai pada beberapa lokasi sungai yang

dalam (lubuk),(2) Menyusun peraturan tentang pelarangan penangkapan ikan pada lokasi suaka

perikanan (lubuk larangan) pada waktu-waktu tertentu,(3) Meningkatkan pengawasan dan pemberian sangsi hukum terhadap penggunaan jenis

dan cara operasi alat-alat tangkap yang kurang ramah lingkungan seperti penggunaanracun potas, jala berukuran besar dengan teknik penggiringan, serta strum di lubuk-lubuk sungai dan di sepanjang badan Sungai Manna,

Page 7: PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI …sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/... · bermuara di pantai barat pulau Sumatera atau bermuara di Samudra

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20117

(4) Penyediaan induk ikan semah untuk kegiatan pembenihan secara massal untukmendukung restocking,

(5) Penyiapan panti-panti benih Ikan Semah skala rumah tangga,(6) Larangan penebaran ikan-ikan introduksi seperti ikan nila dan ikan mas di sepanjang

Sungai Manna yang diperkirakan dapat mempengaruhi ikan asli sungai Manna yangmemiliki relung makanan yang sama, seperti ikan palau.

Sampai saat ini, konservasi in situ melalui penyediaan lubuk larangan disepanjang Sungai Manna belum dilakukan. Pemilihan lokasi konservasi in situ (suakaperikanan) didasarkan pada beberapa kriteria seperti ketersediaan struktur pelingkup(covering structure), struktur penjerat, struktur penghambat, sumber daya habitat pakanbagi organisme akuatik, aliran air dalam jumlah berarti, struktur peneduh, dan potensi airsebagai media hidup. Seluruh kriteria suaka perikanan tersebut tersedia di sepanjangSungai Manna diantara adanya lubuk yang dalam, celah antara batuan berukuran besar,perifiton, kondisi tumbuhan sepada (riparian vegetation yang lebih dari 15 m), kondisiperairan yang tidak kering pada musim kemarau, kualitas perairan yang masih baik, danmelimpahnya organisme insekta.

Dengan terbentuknya suaka perikanan berupa lubuk larangan, maka penyusunanperaturan tentang pelarangan penangkapan ikan pada waktu tertentu dan dengan alattangkap tertentu mulai dilakukan. Penyusunan ini hendaknya melibatkan masyarakatsekitar lokasi lubuk larangan. Peraturan yang disusun dapat berupa kearifan lokal dimanamasyarakat yang menyusun, mengawasi, dan menerapkan sangsi hukum ataupun melaluiperaturan daerah (kabupaten ataupun provinsi).

Peningkatan produksi ikan lokal seperti ikan semah melalui prosedur penebarankembali (restocking) akan berhasil bila tersedia pasokan induk yang berkualitas, sertateknologi pembenihan ikan secara masal. Untuk mendukung upaya ini diperlukankerjasama antara lembaga berkaitan dengan teknologi pembudidayaan, masyarakat, danpemerintah peningkatan kapasitas sarana, prasarana dan sumberdaya manusia.

PENUTUP

Perairan Sungai Manna memiliki karakteristik lingkungan yang spesifik dicirikandengan kegiatan perikanan yang sambilan, hasil tangkapan harian yang rendah, danmemiliki tiga jenis ikan ekonomis yaitu semah, sidat dan palau. Tekanan terhadap stokikan tersebut lebih banyak disebabkan oleh kegiatan perikanan yang tidak ramahlingkungan. Beberapa alternatif pengelolaan yang diperlukan diantaranya adalahpembentukan konservasi in situ berupa suaka perikanan pada beberapa lubuk (lubuklarangan) khususnya pada lokasi banyak ditemukannya benih dan induk ikan seperti diAir Tenam. Alternatif pengelolaan lainnya dengan peningkatan produksi ikan semahmelalui restocking induk ataupun benih. Keberhasilan restocking ikan semah tersebutperlu didukung oleh teknologi pembenihan dan penyedian benih ikan semah secaramasal.

Page 8: PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI …sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/... · bermuara di pantai barat pulau Sumatera atau bermuara di Samudra

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20118

PERSANTUNAN

Data dan informasi yang digunakan dalam makalah ini merupakan bagian daridata dan informasi hasil penelitian ”Kajian Tingkat Degradasi Sungai SumberdayaPerairan dan Ikan di Sungai Manna, Bengkulu dan Sungai Semangka, Lampung” yangdidanai oleh APBN tahun anggaran 2011. Ucapan terima kasih disampaikan kepadasemua nelayan, Staf dan Kepala Lingkup Dinas Perikanan dan Kelautan KabupatenBengkulu Selatan, Badan Perencanaan Daerah Bengkulu Selatan, Badan PengendalianLingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu Selatan, Kepala Balai Riset Perikanan PerairanUmum (BRPPU), seluruh Teknisi dan Peneliti BRPPU, Bapak Dr. Ahmad InstitutPertanian Bogor, dan Mahasiswa Universitas Islam OKI yang telah membantu dalampengumpulan data tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2010a. Laporan pemantauan kualitas air Kabupaten Bengkulu Selatan tahun2010. BPLHD Kab. Bengkulu Selatan.

Anonimous. 2010b. Profil daerah Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2010. BadanPerencanaan Pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. 56 p.

Anonimous. 2010c. Bengkulu Selatan dalam angka. Badan Pusat Statistik BengkuluSelatan. Manna.

Anonimous. 2011. Sinkronisasi rencana program dan kegiatan pengembanganpembangunan kelautan dan perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2011.Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bengkulu Selatan.