pengelolaan sumber daya alam untuk kedaulatan negara

29
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA UNTUK KEDAULATAN NEGARA Solo 25 September 2010 Solo 25 September 2010 Marwan Batubara Marwan Batubara

Upload: tadhg

Post on 31-Jan-2016

147 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA. Marwan Batubara. Solo 25 September 2010. OUTLINES. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN PROGRAM & REKOMENDASI PENUTUP. LATAR BELAKANG. Indonesia kaya dengan berbagai jenis SDA: - Mineral- Minyak Mentah - Ikan / Ptensi Laut - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAMPENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAMUNTUK KEDAULATAN NEGARAUNTUK KEDAULATAN NEGARA

Solo 25 September 2010Solo 25 September 2010

Marwan BatubaraMarwan Batubara

Page 2: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

OUTLINESOUTLINES

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

PERMASALAHANPERMASALAHAN

PROGRAM & REKOMENDASIPROGRAM & REKOMENDASI

PENUTUPPENUTUP

Page 3: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Indonesia kaya dengan berbagai jenis SDA:Indonesia kaya dengan berbagai jenis SDA:- Mineral- Mineral - Minyak Mentah- Minyak Mentah - Ikan/Ptensi Laut- Ikan/Ptensi Laut- Batubara- Batubara - Panas Bumi- Panas Bumi - Dll- Dll- Gas & CMB- Gas & CMB - Hutan/Kayu- Hutan/Kayu

Potensi SDA belum dikelola & dimanfaatkan secara Potensi SDA belum dikelola & dimanfaatkan secara efektif & optimalefektif & optimalPengelolaan & pemanfaatan SDA: mengabaikan Pengelolaan & pemanfaatan SDA: mengabaikan konstitusi & prinsip-prinsip GG konstitusi & prinsip-prinsip GG

Potensi SDAPotensi SDA Tidak mampu menciptakan Tidak mampu menciptakan kemandirian nasional dan kesejahteraan rakyatkemandirian nasional dan kesejahteraan rakyat

Page 4: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

LATARLATAR BELAKANGBELAKANG

Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan SDA kian Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan SDA kian mengarah pada liberalisasi mutlak, tercermin dalam regulasi mengarah pada liberalisasi mutlak, tercermin dalam regulasi yang kian liberal yang kian liberal

Sikap pemerintah berpihak pada asing di berbagai kasus Sikap pemerintah berpihak pada asing di berbagai kasus sengketa pengelolaan aset negara dan SDAsengketa pengelolaan aset negara dan SDA

Terdapat tekanan asing yang berpengaruh kuat pada sikap Terdapat tekanan asing yang berpengaruh kuat pada sikap dan kebijakan yang dihasilkan pemerintahdan kebijakan yang dihasilkan pemerintah

Masalah: Kemandirian & Dominasi AsingMasalah: Kemandirian & Dominasi Asing

Page 5: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Prinsip perekonomian negara sesuai dengan konstitusi UUD Prinsip perekonomian negara sesuai dengan konstitusi UUD 1945 : 1945 : – Pasal 33 Ayat 2 : Pasal 33 Ayat 2 : ”Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara ”Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara

dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara”dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara” – Pasal 33 Ayat 3 : Pasal 33 Ayat 3 : ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung

di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”besar kemakmuran rakyat”

Rumusan ini secara jelas membatasi praktik ekonomi pasar Rumusan ini secara jelas membatasi praktik ekonomi pasar dan menolak liberalisasi mutlak di Indonesiadan menolak liberalisasi mutlak di Indonesia

Liberalisasi mutlak memiliki ekses negatif dan tidak sesuai Liberalisasi mutlak memiliki ekses negatif dan tidak sesuai dengan karakter jiwa bangsadengan karakter jiwa bangsa

Page 6: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PERMASALAHAN: PERMASALAHAN: KebijakanKebijakan

Sejalan dengan penguasaan asing, pengelolaan SDA sarat Sejalan dengan penguasaan asing, pengelolaan SDA sarat praktik KKN oknum pejabat, pengusaha, dan pihak asing praktik KKN oknum pejabat, pengusaha, dan pihak asing

Rendahnya komitmen pemerintah untuk mewujudkan Rendahnya komitmen pemerintah untuk mewujudkan kemandirian dan pengembangan potensi perekonomian kemandirian dan pengembangan potensi perekonomian nasional nasional – Dalam berbagai kasus (Blok Cepu, Blok Semai, Natuna, dsb) Dalam berbagai kasus (Blok Cepu, Blok Semai, Natuna, dsb)

pemerintah tidak berpihak pada BUMN, dan justru memihak asing pemerintah tidak berpihak pada BUMN, dan justru memihak asing – Pemerintah menyia-nyiakan sejumlah kesempatan untuk menguasai Pemerintah menyia-nyiakan sejumlah kesempatan untuk menguasai

saham-saham perusahaan tambang strategis yang didivestasi saham-saham perusahaan tambang strategis yang didivestasi (Freeport, Newmont, INCO, KPC, dsb)(Freeport, Newmont, INCO, KPC, dsb)

Page 7: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:KebijakanKebijakan

Penyimpangan ke arah liberalisasi mulai terjadi secara Penyimpangan ke arah liberalisasi mulai terjadi secara bertahap sejak berkuasanya Orde Baru bertahap sejak berkuasanya Orde Baru

Pada tahun 1967, terbit Pada tahun 1967, terbit UU No. 1/1967 tentang PMA yang UU No. 1/1967 tentang PMA yang antara lain menyatakan (Pasal 6 Ayat 1) :antara lain menyatakan (Pasal 6 Ayat 1) : ””Bidang-bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal asing Bidang-bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal asing secara pengusahaan penuh ialah bidang-bidang yang penting bagi secara pengusahaan penuh ialah bidang-bidang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup rakyat banyak sebagai berikut: a. negara dan menguasai hajat hidup rakyat banyak sebagai berikut: a. pelabuhan-pelabuhan; b. produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik pelabuhan-pelabuhan; b. produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk umum; c. telekomunikasi; d. pelayaran; e. penerbangan; f. air untuk umum; c. telekomunikasi; d. pelayaran; e. penerbangan; f. air minum; g. kereta api umum; h. pembangkitan tenaga atom; i. Mass media”minum; g. kereta api umum; h. pembangkitan tenaga atom; i. Mass media”

Namun, UU ini telah Namun, UU ini telah memperbolehkanmemperbolehkan asing untuk asing untuk memiliki saham sampai 5%memiliki saham sampai 5%

Page 8: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:KebijakanKebijakan

Pada tahun 1968 terbit UU No. 6 Tahun 1968, yang Pada tahun 1968 terbit UU No. 6 Tahun 1968, yang mencantumkan ketentuan antara lain (Pasal 3 ayat 1) : mencantumkan ketentuan antara lain (Pasal 3 ayat 1) : ““Perusahaan nasional adalah perusahaan yang sekurang-kurangnya 51% Perusahaan nasional adalah perusahaan yang sekurang-kurangnya 51% daripada modal dalam negeri yang ditanam di dalamnya dimiliki oleh daripada modal dalam negeri yang ditanam di dalamnya dimiliki oleh negara dan/atau swasta nasional”negara dan/atau swasta nasional”

Sesuai UU iniSesuai UU ini asing sudah boleh memiliki saham hingga asing sudah boleh memiliki saham hingga 49%49%

Page 9: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

Pada tahun 1994, Pemerintah menerbitkan PP No. 20/1994, Pada tahun 1994, Pemerintah menerbitkan PP No. 20/1994, memuat ketentuan (Pasal 5 Ayat 1) : memuat ketentuan (Pasal 5 Ayat 1) : ““Perusahaan yang didirikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat Perusahaan yang didirikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dapat melakukan kegiatan usaha yang tergolong penting bagi (1) huruf a dapat melakukan kegiatan usaha yang tergolong penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak , yaitu pelabuhan, negara dan menguasai hajat hidup orang banyak , yaitu pelabuhan, produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik umum, telekomunikasi, produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik umum, telekomunikasi, pelayaran, penerbangan, air minum, kereta api umum, pembangkitan pelayaran, penerbangan, air minum, kereta api umum, pembangkitan tenaga atom dan mass media”tenaga atom dan mass media”

Dalam Pasal 6 Ayat 1 dinyatakan : Dalam Pasal 6 Ayat 1 dinyatakan : ““Saham peserta Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Saham peserta Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a sekurang-kurangnya 5% dari seluruh modal disetor perusahaan huruf a sekurang-kurangnya 5% dari seluruh modal disetor perusahaan pada waktu pendirian”pada waktu pendirian”

Berdasarkan ketentuan ini, kebijakan investasi telah Berdasarkan ketentuan ini, kebijakan investasi telah memperbolehkanmemperbolehkan asing untuk memiliki saham hingga 95%asing untuk memiliki saham hingga 95%

PERMASALAHAN: PERMASALAHAN: KebijakanKebijakan

Page 10: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

Infrastructure SummitInfrastructure Summit dan dan BUMN SummitBUMN Summit pada tahun 2005 pada tahun 2005 melalui Kantor Menko Perekonomian menyatakan melalui Kantor Menko Perekonomian menyatakan semua semua proyek infrastruktur terbuka bagi investor asing dengan motif proyek infrastruktur terbuka bagi investor asing dengan motif membuat laba sebesar-besarnya, tanpa pengecualian. membuat laba sebesar-besarnya, tanpa pengecualian. Bahkan, Bahkan, juga dinyatakan lambat laun semua kegiatan juga dinyatakan lambat laun semua kegiatan ekonomi diserahkan kepada swasta, melalui penjualan BUMN ekonomi diserahkan kepada swasta, melalui penjualan BUMN kepada swastakepada swasta

Pada November 2006 Menhub Hatta Rajasa menyatakan Pada November 2006 Menhub Hatta Rajasa menyatakan akan membuka pintu lebar-lebar bagi investor asing untuk akan membuka pintu lebar-lebar bagi investor asing untuk membangun dan mengoperasikan pelabuhan di Indonesia membangun dan mengoperasikan pelabuhan di Indonesia

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:KebijakanKebijakan

Page 11: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

Penyelewengan terhadap konstitusi:Penyelewengan terhadap konstitusi:Liberalisasi sektor ekonomi, termasuk sektor Liberalisasi sektor ekonomi, termasuk sektor

strategis yang menyangkut hajat hidup orang strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak, telah terjadi secara mutlak di Indonesia. banyak, telah terjadi secara mutlak di Indonesia. Padahal di negara-negara asalnya, konsep ini Padahal di negara-negara asalnya, konsep ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk meminimalkan ekses-ekses negatifnyameminimalkan ekses-ekses negatifnya

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:KebijakanKebijakan

Page 12: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PERMASALAHAN: PERMASALAHAN: Kasus Cepu Kasus Cepu

Blok Cepu memiliki sekitar Blok Cepu memiliki sekitar 2,6 miliar barel minyak dan 14,91 2,6 miliar barel minyak dan 14,91 triliun kaki kubik (TCF) gas. Total pendapatan yang dapat triliun kaki kubik (TCF) gas. Total pendapatan yang dapat dihasilkan mencapai dihasilkan mencapai 165,74 miliar dolar AS atau sekitar Rp 165,74 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1600 triliun1600 triliun

Ditetapkannya ExxonMobil sebagai pengendali operasi Blok Ditetapkannya ExxonMobil sebagai pengendali operasi Blok Cepu, padahal Pertamina mampu, menunjukkan Cepu, padahal Pertamina mampu, menunjukkan ketidakberdayaan pemerintah menghadapi tekanan asing ketidakberdayaan pemerintah menghadapi tekanan asing

Page 13: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:Kasus Cepu Kasus Cepu

Beberapa permasalahan hukum di Blok CepuBeberapa permasalahan hukum di Blok Cepu

– Diberikannya kontrak Blok Cepu kepada HPG pada masa rezim Orde Diberikannya kontrak Blok Cepu kepada HPG pada masa rezim Orde Baru telah memiliki indikasi KKN, karena Baru telah memiliki indikasi KKN, karena Pertamina saat itu telah Pertamina saat itu telah melakukan persiapan eksplorasi dan eksploitasimelakukan persiapan eksplorasi dan eksploitasi

– Terjadi pengingkaran kontrak semula dengan dialihkannya saham Terjadi pengingkaran kontrak semula dengan dialihkannya saham HPG kepada asing (Ampolex) melalui amandemen TACHPG kepada asing (Ampolex) melalui amandemen TAC

– ExxonMobil (yang membeli saham Ampolex dan sisa saham HPG) ExxonMobil (yang membeli saham Ampolex dan sisa saham HPG) tidak melaksanakan POD yang telah disetujui Pertamina, sehingga tidak melaksanakan POD yang telah disetujui Pertamina, sehingga kontrak seharusnya putus dengan sendirinyakontrak seharusnya putus dengan sendirinya

Page 14: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

Intervensi AS dalam perundingan Blok CepuIntervensi AS dalam perundingan Blok Cepu

– November 2004, Presiden Bush di Santiago (Chili) November 2004, Presiden Bush di Santiago (Chili) meminta Presiden SBY untuk mengaktifkan kembali meminta Presiden SBY untuk mengaktifkan kembali kontrak-kontrak migas di Indonesia, termasuk Blok Cepukontrak-kontrak migas di Indonesia, termasuk Blok Cepu

– Mei 2005, Wapres Dick Cheney di New York mengulangi Mei 2005, Wapres Dick Cheney di New York mengulangi permintaan Bush kepada SBYpermintaan Bush kepada SBY

– September 2005, Bush bertemu SBY pada Sidang APEC, September 2005, Bush bertemu SBY pada Sidang APEC, dan pada waktu berdekatan KKS Blok Cepu dan pada waktu berdekatan KKS Blok Cepu ditandatangani pada 17 September setelah sebelumnya ditandatangani pada 17 September setelah sebelumnya SBY memimpin Rapat Kabinet langsung dari New York SBY memimpin Rapat Kabinet langsung dari New York melalui video conference melalui video conference

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:Kasus Cepu Kasus Cepu

Page 15: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

Intervensi AS dalam perundingan Blok CepuIntervensi AS dalam perundingan Blok Cepu

– November 2005, Bush kembali mengingatkan SBY untuk November 2005, Bush kembali mengingatkan SBY untuk menyelesaikan negosiasi Blok Cepu pada Sidang APEC di menyelesaikan negosiasi Blok Cepu pada Sidang APEC di Busan, Korea SelatanBusan, Korea Selatan

– 14 Maret 2006, Menlu Condoleezza Rice menuntaskan 14 Maret 2006, Menlu Condoleezza Rice menuntaskan dominasi tekanan AS melalui kunjungan ke Indonesia dominasi tekanan AS melalui kunjungan ke Indonesia tepat sehari sebelum penandatanganan JOAtepat sehari sebelum penandatanganan JOA

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:Kasus CepuKasus Cepu

Page 16: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:Kasus NatunaKasus Natuna

Blok Natuna merupakan salah satu sumber cadangan gas Blok Natuna merupakan salah satu sumber cadangan gas terbesar di dunia, dengan potensi mencapai 46 triliun kaki terbesar di dunia, dengan potensi mencapai 46 triliun kaki kubik atau 1.270 miliar meter kubik gas (sesuai data kubik atau 1.270 miliar meter kubik gas (sesuai data ExxonMobil)ExxonMobil)

ExxonMobil meraup seluruh bagi hasil (100% : 0%) dari Blok ExxonMobil meraup seluruh bagi hasil (100% : 0%) dari Blok Natuna, sedangkan pemerintah hanya menerima pendapatan Natuna, sedangkan pemerintah hanya menerima pendapatan dari pajakdari pajak

Kontrak Blok Natuna sangat tidak adil dan dicurigai sebagai Kontrak Blok Natuna sangat tidak adil dan dicurigai sebagai bentuk KKN yang dilakukan rezim Orde Barubentuk KKN yang dilakukan rezim Orde Baru

Page 17: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

ExxonMobil tidak melaksanakan kewajiban mengajukan ExxonMobil tidak melaksanakan kewajiban mengajukan program pengembangan lapangan untuk memastikan program pengembangan lapangan untuk memastikan kelayakan komersial lapangan (sesuai PSC Section II pasal kelayakan komersial lapangan (sesuai PSC Section II pasal 2.2 B). Sehingga sesuai ketentuan, kontrak Exxon sudah 2.2 B). Sehingga sesuai ketentuan, kontrak Exxon sudah berakhir sejak 9 Januari 2005berakhir sejak 9 Januari 2005

Pemerintah justru membuka peluang bagi ExxonMobil untuk Pemerintah justru membuka peluang bagi ExxonMobil untuk menguasai kembali Blok Natuna dengan melakukan menguasai kembali Blok Natuna dengan melakukan renegosiasi kontrak renegosiasi kontrak

Sikap pemerintah menunjukkan bentuk superioritas asing Sikap pemerintah menunjukkan bentuk superioritas asing terhadap Indonesia, mengingat keputusan renegosiasi diambil terhadap Indonesia, mengingat keputusan renegosiasi diambil menjelang kedatangan Bushmenjelang kedatangan Bush

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:Kasus NatunaKasus Natuna

Page 18: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:Kasus Freeport Kasus Freeport

Wilayah Ertsberg dan Grasberg di Papua yang dikelola PT Wilayah Ertsberg dan Grasberg di Papua yang dikelola PT Freeport merupakan daerah pertambangan dengan cadangan Freeport merupakan daerah pertambangan dengan cadangan emas terbesar di dunia (ketiga terbesar untuk emas terbesar di dunia (ketiga terbesar untuk tembaga). Ctembaga). Cadangan emas kawasan ini sekitar 40 juta ons adangan emas kawasan ini sekitar 40 juta ons emas, 25 milyar pon tembaga, dan 70 juta ons perak. Nilai emas, 25 milyar pon tembaga, dan 70 juta ons perak. Nilai secara keseluruhan mencapai sekitar 40 milyar dolar AS secara keseluruhan mencapai sekitar 40 milyar dolar AS (sesuai kurs harga emas pada tahun 1997)(sesuai kurs harga emas pada tahun 1997)

PT Freeport mulai beroperasi sejak tahun 1967 atas izin PT Freeport mulai beroperasi sejak tahun 1967 atas izin pemerintahan Orde Baru dengan ditandatanganinya Kontrak pemerintahan Orde Baru dengan ditandatanganinya Kontrak Karya Generasi I (KK I) untuk konsesi selama 30 tahun Karya Generasi I (KK I) untuk konsesi selama 30 tahun

Saat ini Freeport telah memperoleh KK II Generasi V yang Saat ini Freeport telah memperoleh KK II Generasi V yang memperpanjang konsesi kontrak hingga 2041memperpanjang konsesi kontrak hingga 2041

Page 19: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:FreeportFreeport

PT Freeport hanya memberi PT Freeport hanya memberi royalti bagi pemerintah senilai royalti bagi pemerintah senilai 1% untuk emas dan 1,5 - 3,5% untuk tembaga. 1% untuk emas dan 1,5 - 3,5% untuk tembaga. Royalti ini Royalti ini jauh lebih rendah dari negara lain, yang biasanya jauh lebih rendah dari negara lain, yang biasanya memberlakukan 6% untuk tembaga, serta 5% untuk emas memberlakukan 6% untuk tembaga, serta 5% untuk emas dan perakdan perak

Penerimaan pemerintah dari pajak, royalti, dan dividen PT Penerimaan pemerintah dari pajak, royalti, dan dividen PT FreeportFreeport hanya seperempat dari keuntungan yang diperoleh hanya seperempat dari keuntungan yang diperoleh PT Freeport : PT Freeport : – Tahun 1996, pemerintah hanya menerima 479 juta dolar AS, Tahun 1996, pemerintah hanya menerima 479 juta dolar AS,

sedangkan Freeport menerima 1,5 miliar dolar AS sedangkan Freeport menerima 1,5 miliar dolar AS

– Tahun 2005, Tahun 2005, pemerintah hanya menerima 1,112 miliar dolar AS, pemerintah hanya menerima 1,112 miliar dolar AS, sedangkan Freeport 4,179 miliar dolar ASsedangkan Freeport 4,179 miliar dolar AS

Page 20: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

Proyek LNG Tangguh di Teluk Bintuni (Papua) : Proyek LNG Tangguh di Teluk Bintuni (Papua) :

– British Petroleum/BP (Inggris) mengambil alih secara paksa tanah-British Petroleum/BP (Inggris) mengambil alih secara paksa tanah-tanah adat masyarakat tanpa memberikan ganti rugi yang layak (Rp tanah adat masyarakat tanpa memberikan ganti rugi yang layak (Rp 15 per meter persegi) 15 per meter persegi)

– BP juga dinilai bertanggung jawab atas meninggalnya 48 bayi yang BP juga dinilai bertanggung jawab atas meninggalnya 48 bayi yang diduga mengalami keracunan gas saat dilakukannya operasi seismik diduga mengalami keracunan gas saat dilakukannya operasi seismik pada tahun 2002pada tahun 2002

Harga jual Gas Tangguh: Harga jual Gas Tangguh:

– Dijual Murah kepada China & Korea (US$ 3,35/mmbtuDijual Murah kepada China & Korea (US$ 3,35/mmbtu

– Lebih murah dari harga gas eceran di IndonesiaLebih murah dari harga gas eceran di Indonesia

– Renegosiasi Harga oleh Menko Perekonomian gagalRenegosiasi Harga oleh Menko Perekonomian gagal

PERMASALAHAN:PERMASALAHAN:Kasus TangguhKasus Tangguh

Page 21: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PERMASALAHANPERMASALAHAN

Kasus-kasus Lain:Kasus-kasus Lain:– Tambang Timah BabelTambang Timah Babel– Tambang Emas Batu Hijau Newmont NTBTambang Emas Batu Hijau Newmont NTB– Royalti BatubaraRoyalti Batubara– Tambang Air Aqua-DanoneTambang Air Aqua-Danone– Tambang Gas Semai V papuaTambang Gas Semai V papua– Tambang Tembaga INCO SulawesiTambang Tembaga INCO Sulawesi– PLTP Karaha BodasPLTP Karaha Bodas– Dll.Dll.

Page 22: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PROGRAM & REKOMENDASIPROGRAM & REKOMENDASI

Pemerintah harus menyadari kekeliruan sikap dan arah Pemerintah harus menyadari kekeliruan sikap dan arah kebijakannya untuk mencegah pengurasan SDA oleh asingkebijakannya untuk mencegah pengurasan SDA oleh asing

Pemerintah perlu meluruskan kembali dasar-dasar kebijakan Pemerintah perlu meluruskan kembali dasar-dasar kebijakan ekonominya sesuai dengan amanat konstitusiekonominya sesuai dengan amanat konstitusi Pasal 33 UUD Pasal 33 UUD 19451945

Konstitusi menghendaki negara mengambil peran dominan Konstitusi menghendaki negara mengambil peran dominan dalam pengelolaan SDA agar hasil-hasilnya dapat dalam pengelolaan SDA agar hasil-hasilnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan rakyatrakyat

Page 23: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

Konstitusi menegaskan penolakannya terhadap liberalisasi Konstitusi menegaskan penolakannya terhadap liberalisasi dengan melarang penguasaan aset-aset kekayaan strategis dengan melarang penguasaan aset-aset kekayaan strategis negara oleh asing/swastanegara oleh asing/swasta

Konstitusi menyerukan agar perekonomian disusun sebagai Konstitusi menyerukan agar perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, dengan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, dengan menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat dan tidak menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat dan tidak saling mematikan, melakukan proteksi terhadap kehidupan saling mematikan, melakukan proteksi terhadap kehidupan perekonomian rakyat, serta menjamin tumbuh kembangnya perekonomian rakyat, serta menjamin tumbuh kembangnya potensi-potensi ekonomi lokalpotensi-potensi ekonomi lokal

PROGRAM & REKOMENDASIPROGRAM & REKOMENDASI

Page 24: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PROGRAM & REKOMENDASIPROGRAM & REKOMENDASI

Pemerintah harus mencanangkan adanya program Pemerintah harus mencanangkan adanya program perbaikan mendasar dan konsisten menjalankannyaperbaikan mendasar dan konsisten menjalankannya

Prilaku konspiratif & koruptif penguasa dengan Prilaku konspiratif & koruptif penguasa dengan pengusaha (termasuk asing) harus dihilangkanpengusaha (termasuk asing) harus dihilangkan

Pengelolaan dan pemanfaatan SDA untuk sebesar-Pengelolaan dan pemanfaatan SDA untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat harus diwujudkan besar kemakmuran rakyat harus diwujudkan terutama melalui BUMN dan BUMDterutama melalui BUMN dan BUMD

Road Map pengembangan BUMN harus disusun Road Map pengembangan BUMN harus disusun agar menguasai pengelolaan SDA secara dominanagar menguasai pengelolaan SDA secara dominan

Page 25: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

PROGRAM & REKOMENDASI:PROGRAM & REKOMENDASI:Sektor MigasSektor Migas

• RRevisi UU Migas dengan menerbitkan Peraturan evisi UU Migas dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) tentang Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) tentang MigasMigas

• Mengubah status BP Migas dari Badan Hukum Milik Negara Mengubah status BP Migas dari Badan Hukum Milik Negara (BHMN) menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)(BHMN) menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

• TTidak memperpanjang kontrak-kontrak ladang migas yang idak memperpanjang kontrak-kontrak ladang migas yang akan habis masa kontraknyaakan habis masa kontraknya, dan mengalihkan pengelolaan , dan mengalihkan pengelolaan lladang-ladang migas yang masih produktif tersebut keadang-ladang migas yang masih produktif tersebut kepadapada BUMN BUMN

• KKonsisten melakukan konversi penggunaan minyak (BBM) onsisten melakukan konversi penggunaan minyak (BBM) ke energi lainnya seperti gas, batu bara, dan bio fuelke energi lainnya seperti gas, batu bara, dan bio fuel

Page 26: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

• MMembentuk embentuk institusi sejenis Binstitusi sejenis Bulog ulog dalam bidang edalam bidang energi nergi untuk mengatur ketersediaan migas di tengah-tengah untuk mengatur ketersediaan migas di tengah-tengah masyarakatmasyarakat

• Melakukan pemisahan terhadap UU Migas, menjadi UU Melakukan pemisahan terhadap UU Migas, menjadi UU tentang Minyak dan UU tentang Gas, tentang Minyak dan UU tentang Gas, mengingat mengingat secara secara karakteristik keduanya berbeda karakteristik keduanya berbeda

• Mengatur secara tegas Mengatur secara tegas cost recovery cost recovery melalui PP dan melalui PP dan mendefinisikannya secara mendefinisikannya secara jelas di dalam kontrakjelas di dalam kontrak

• Mengusut tuntas dugaan penyelewengan Mengusut tuntas dugaan penyelewengan cost recovery cost recovery yang merugikan negara yang merugikan negara

PROGRAM & REKOMENDASI:PROGRAM & REKOMENDASI:Sektor MigasSektor Migas

Page 27: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

Merenegosiasi kontrak-kontrak pertambangan di Indonesia yang tidak Merenegosiasi kontrak-kontrak pertambangan di Indonesia yang tidak mencerminkan keadilan dan tidak memberikan manfaat optimal bagi mencerminkan keadilan dan tidak memberikan manfaat optimal bagi negara dan masyarakatnegara dan masyarakat

Tidak memperpanjang kontrak pertambangan yang telah dan akan Tidak memperpanjang kontrak pertambangan yang telah dan akan habis masa kontraknya, terutama kontrak pertambangan yang habis masa kontraknya, terutama kontrak pertambangan yang dipegang oleh investor asingdipegang oleh investor asing

Lebih mendahulukan dan memberdayakan perusahaan nasional, Lebih mendahulukan dan memberdayakan perusahaan nasional, terutama BUMN dan BUMD dalam pengelolaan kekayaan tambangterutama BUMN dan BUMD dalam pengelolaan kekayaan tambang

Memberlakukan ketentuan mengenai DMO yang mewajibkan Memberlakukan ketentuan mengenai DMO yang mewajibkan perusahaan tambang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri perusahaan tambang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (terutama terkait pasokan batu bara bagi PLN)(terutama terkait pasokan batu bara bagi PLN)

Melibatkan daerah penghasil dalam pengelolaan sumber daya tambang Melibatkan daerah penghasil dalam pengelolaan sumber daya tambang di wilayahnya, terutama antara lain melalui : penggunaan tenaga kerja di wilayahnya, terutama antara lain melalui : penggunaan tenaga kerja lokal, pengembangan wilayah dan usaha setempat, serta kepemilikan lokal, pengembangan wilayah dan usaha setempat, serta kepemilikan saham untuk daerahsaham untuk daerah

PROGRAM & REKOMENDASI:PROGRAM & REKOMENDASI:Sektor PertambanganSektor Pertambangan

Page 28: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

Penyelamatan dan pemanfaatan sumber daya alam Penyelamatan dan pemanfaatan sumber daya alam serta masa depan ekonomi Indonesia bergantung serta masa depan ekonomi Indonesia bergantung

pada komitmen semua pihak, khususnya para pada komitmen semua pihak, khususnya para penyelenggara negara, untuk melaksanakan penyelenggara negara, untuk melaksanakan konstitusi secara konsisten dan konsekuen.konstitusi secara konsisten dan konsekuen.

Amanat konstitusi dijalankan dengan melalui perbaikan Amanat konstitusi dijalankan dengan melalui perbaikan kebijakan, regulasi dan program-program yang kebijakan, regulasi dan program-program yang

mengutamakan kedaulatan negara, kemandirian dan mengutamakan kedaulatan negara, kemandirian dan kepentingan rakyat, serta pengembangan BUMNkepentingan rakyat, serta pengembangan BUMN

PENUTUPPENUTUP

Page 29: PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEDAULATAN NEGARA

TERIMA KASIHTERIMA KASIH