pengelolaan risiko kredit - stie...
TRANSCRIPT
STIE DEWANTARA
Pengelolaan Risiko Kredit
Manajemen Risiko, Sesi 6
STIE DEWANTARA
Latar Belakang
1. Risiko Kredit didefinisikan sebagai risiko akibat kegagalan debiturdan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.
2. Pada aktivitas pemberian kredit, terdapat kemungkinan debitur tidakdapat memenuhi kewajiban kepada bank karena berbagai alasan,seperti kegagalan bisnis dan/atau karakter dari debitur yang tidakmempunyai itikad baik untuk memenuhi kewajiban kepada bank.
3. Aktiva produktif perbankan didominasi oleh kredit, sementara sumberdana bank terutama berasal dari dana pihak ketiga, sehingga apabilaterjadi peningkatan risiko kredit yang signifikan terhadap bank, makabank tersebut dapat mengalami gangguan yang cukup signifikan.
STIE DEWANTARA
Kredit Berdasarkan Kegunaan
1. Kredit investasi
Merupakan kredit jangka panjang yang digunakan untuk keperluaninvestasi. Sebagai contoh, kredit ini digunakan untuk pembangunangedung kantor, gudang, jalan dan lain-lain. Kredit investasi dapat puladigunakan untuk pembelian barang-barang modal untuk keperluanproduksi atau usaha. Contoh: kredit pembelian tanah untukperkebunan, kredit pembangunan gedung pabrik, kredit pembelianmesin produksi.
2. Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan modal kerjaoperasional perusahaan. Contoh: kredit untuk membeli bahan baku,kredit untuk membeli pupuk. Kredit untuk kontraktor bangunan yangmemperoleh proyek.
STIE DEWANTARA
Kredit Berdasarkan Tujuan
1. Kredit produktif
Digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi.
2. Kredit konsumtif
Digunakan untuk konsumsi secara pribadi.
STIE DEWANTARA
Kredit Berdasarkan Jangka Waktu
1. Kredit Jangka Pendek
Memiliki jangka paling lama 1 tahun, misalnya kredit modal
kerja.
2. Kredit Jangka Menengah
Memiliki jangka waktu kredit antara 1 – 3 tahun, misalnya
kredit mikro.
3. Kredit Jangka Panjang
Memiliki jangka waktu pengembalian di atas 3 tahun,
misalnya KPR
STIE DEWANTARA
Kredit Berdasarkan Ketersediaan Dana
1. Cash
kredit dengan dana langsung dicairkan kepada nasabah,
contoh: kredit modal kerja, kredit investasi, kredit konsumsi.
2. Non cash
kredit yang tidak langsung ditarik dalam bentuk tunai tetapi
didalamnya telah terkandung adanya suatu kesanggupan untuk
melakukan pembayaran di kemudian hari. Sebagai contoh:
Fasilitas bank garansi (bid bond, performance bond), Fasilitas
pembukaan Letter of Credit (L/C) impor, Fasilitas L/C dalam
negeri.
STIE DEWANTARA
Kredit Berdasarkan Valuta
1. Kredit Valuta Rupiah
Pinjaman yang diberikan dalam mata uang rupiah
2. Kredit Valuta Asing
Pinjaman yang diberikan dalam mata uang asing
Hal yang perlu diperhatikan dalam pinjaman valuta asing adalahrisiko nilai tukar, yaitu kerugian yang timbul akibat perubahan nilaimata uang asing terhadap rupiah.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian untuk mitigasi risiko kreditadalah proceed atau hasil penjualan perusahaan harus sebagianbesar dalam bentuk valuta asing yang sama.
STIE DEWANTARA
Identifikasi Risiko
Analisa kredit dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh aspek risiko yangmelekat pada setiap aktivitas fungsional yang berpotensi merugikanbank.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa kredit antaralain:
Bersifat proaktif (anticipative) dan bukan reaktif
Mencakup seluruh aktivitas fungsional (kegiatan operasional)
Menggabungkan dan menganalisis informasi risiko dari seluruhsumber informasi yang tersedia
Menganalisis probabilitas timbulnya risiko serta konsekuensiatas risiko tersebut.
STIE DEWANTARA
Penilaian Risiko
Untuk kegiatan perkreditan, penilaian risiko kredit perlumemperhatikan kondisi keuangan debitur, khususnya kemampuanmembayar secara tepat waktu, jaminan atau agunan yang diberikansebagai pagar terakhir kalau terjadi gagal bayar.
Gagal bayar dapat disebabkan berbagai faktor. Penilaian debiturmencakup analisis lingkungan debitur, karakteristik mitra usaha daridebitur, kualitas pemegang saham dan pengelola usaha, kondisilaporan keuangan beberapa tahun terakhir, kualitas strategi usahadan proyeksi keuangan, dan dokumen lainnya yang dapatdigunakan untuk mendukung analisis yang menyeluruh terhadapkondisi dan kredibilitas debitur.
STIE DEWANTARA
Pembagian Proses Kredit
1. Front end
Bagian unit bisnis yang bertugas mencari nasabah yangditargetkan, melakukan analisis kredit, dan menentukan apakahpermohonan debitur akan disetujui atau ditolak.
2. Middle end
Bagian yang bertugas membantu unit bisnis dalam menyediakaninfrastruktur perkreditan seperti kebijakan dan prosedur, sistemkewenangan memutus kredit, sistem pemutusan kredit secarabersama antara unit bisnis dan risk management, tatacarapenarikan kredit dan sistem administrasi kredit, dan alat analisisseperti sistem rating dan scoring, prosedur baku analisis kredit dananalisis early warning signal.
3. Back end
Bagian yang bertugas menyelesaikan kredit bermasalah.
STIE DEWANTARA
Analisis Kredit
Untuk menentukan limit kredit yang akan diberikan, dilakukan analisa kredit yang terutama melihat
proyeksi arus kas untuk mengukur kemampuan debitur membayar kewajiban.
Secara umum, kemampuan membayar debitur dapat dilihat dengan prinsip 5C.
a. Character
Sifat dan watak ini dapat menggambarkan kemauan debitur untuk membayar.
b. Capacity
Menilai kemampuan calon debitur dalam membayar kewajiban dari sumber cash flow usaha.
c. Capital
Menganalisis persentase modal sendiri yang digunakan untuk membiayai proyek.
d. Condition
Penilaian kredit juga dinilai berdasarkan kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada saat ini
dan prediksi dimasa mendatang.
e. Collateral
Jaminan seharusnya melebihi jumlah kredit yang diberikan serta harus diteliti aspek
keabsahan dan dapat diikat secara legal.
STIE DEWANTARA
Kebijakan & Prosedur Kredit
Kebijakan dan Prosedur Perkreditan merupakan pedoman kerja dibidangperkreditan yang memuat rangkaian peraturan untuk menjamin kegiatanperkreditan dapat berjalan dengan baik.
Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam menetapkan kebijakanperkreditan yaitu:
Asas likuiditas, bank harus dapat menjaga tingkat likuiditas termasuk
memenuhi permintaan penarikan kredit nasabah.
Asas solvabilitas, bank dapat melakukan penempatan danasesuai dengan kemampuan mengumpulkan dana pihak ketiga,dan sejauh mungkin menghindari risiko kegagalan kredit.
Asas rentabilitas, bank harus memperoleh laba secara optimal.
STIE DEWANTARA
Faktor Analisa Kredit
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam persetujuan kredit antara lain :
Tujuan kredit dan sumber pembayaran.
Profil risiko terkini dari debitur, kinerja historis, industri dimanacalon debitur menjalankan usaha.
Kemampuan bisnis debitur dan kondisi sektor ekonomi/usahadebitur serta posisi debitur dalam industri.
Analisis pemasaran hasil produksi dan aspek teknis sebagaidasar menentukan asumsi proyeksi keuangan yang rasional.
Analisis keuangan termasuk analisa rasio dan analisa kemampuan
untuk membayar kembali, berdasarkan proyeksi arus kas.
Aspek legal dan agunan, untuk menentukan persyaratan kreditmisalkan untuk membatasi perubahan eksposur risiko debitur diwaktu yang akan datang.
STIE DEWANTARA
Penyebab Kegagalan Kredit
Self Dealing (berusaha untuk kepentingan diri sendiri), yaitu adanya keterlibatanpegawai bank dalam kegiatan usaha nasabah karena adanya kepentingan pribadiatas pemberian kredit tersebut.
Anxiety for Income (haus akan laba) namun kurang mengupayakan sumberpengembalian.
Kompromi terhadap prinsip pemberian kredit yang sehat
Tidak tersedia kebijakan dan prosedur perkreditan yang memenuhi syarat.
Informasi kredit tidak lengkap
Lambat dalam mengambil tindakan likuidasi sesuai perjanjian.
Menggampangkan permasalahan yang terjadi
Tidak terdapat pengawasan kredit yang konsisten
Kurang memiliki kemampuan teknis
Ketidakmampuan melakukan seleksi atas risiko
Pemberian kredit yang melampaui batas
Tekanan persaingan usaha
STIE DEWANTARA
Penangangan Kredit Bermasalah
Penanganan kredit bermasalah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
a. Rescheduling
Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktuangsuran
b. Reconditioning
Reconditioning dimaksudkan bahwa bank mengubah beberapa persyaratan yang ada seperti:
Kapitalisasi bunga yaitu bunga dijadikan hutang pokok.
Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu
Penurunan suku bunga
Pembebasan bunga
c. Restructuring
Merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah denganpertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memangmasih layak.
d. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari Rescheduling, Reconditioning, dan Restructuring.
e. Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak mempunyaiitikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua kewajibannya.
STIE DEWANTARA
Suku Bunga Kredit
Penetapan suku bunga kredit (loan pricing) pinjaman denganberdasarkan pada risk based pricing (RBP). Penetapan bunga kreditatas dasar RBP mempertimbangkan unsur biaya dana masyarakat,biaya premi risiko, biaya regulasi (GWM), biaya overhead baik untukpenghimpunan dana dan proses kredit, biaya premi risiko dan biayamodal.
STIE DEWANTARA
Fixed Rate vs Floating Rate
Terdapat dua jenis suku bunga kredit yang umumnya dapat diberikan kepada nasabahberdasarkan ketentuan tarif yang diberikan yaitu:
a. Fixed rate atau suku bunga tetap
Dimana suku bunga kredit ditentukan tetap sampai kredit tersebut lunas.
b. Floating rate atau suku bunga mengambang
Dimana suku bunga kredit dibuat mengambang sesuai dengan fluktuasi biaya danayang ada, sebagai contoh atas dasar JIBOR, SIBOR, atau LIBOR ditambah suatupersentase tertentu sebagai margin.
Pinjaman dengan bunga tetap akan mengandung risiko suku bunga. Apabila selamamasa kredit tingkat bunga pasar naik, maka biaya bunga bank akan meningkatsedangkan pendapatan dari bunga kredit tetap, sehingga pendapatan bunga bersihbank menurun. Hal ini karena komposisi dana pihak ketiga (DPK) pada umumnyabersifat jangka pendek (short-term).
Pinjaman dengan suku bunga mengambang secara efektif mengalihkan interest raterisk bank kepada debitur. Dilain pihak, apabila kenaikan suku bunga terjadi terusmenerus, pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan risiko kredit. Kenaikan suku bungakredit akan menyebabkan kenaikan biaya pinjaman debitur, yang apabila kenaikantersebut tidak disertai oleh kenaikan cashflow dari operasional usaha debitur, dapatmenyebabkan kemampuan debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada bankterganggu atau bahkan tidak dapat memenuhi kewajibannya sama sekali.
STIE DEWANTARA
Perhitungan Modal Terhadap Risiko
Terdapat 3 (tiga) pendekatan yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam menghitung kebutuhan modal untuk menutup risiko kredit, yaitu:
Standardized Approach
Foundation Internal Rating Based Approach
Advanced Internal Rating Based Approach
STIE DEWANTARA
Standardized Approach
Dalam Pendekatan Dasar, peringkat yang ditetapkan oleh LembagaPemeringkat yang diakui akan digunakan dalam pengukuran risikokredit. Bank Indonesia akan menilai pemenuhan suatu lembagapemeringkat terhadap kriteria kelayakan (eligibility criteria) sesuaiBasel II. Bank dapat menggunakan peringkat yang ditetapkan olehlembaga pemeringkat dimaksud untuk menetapkan bobot risikountuk tujuan kecukupan modal.
Kebutuhan modal dengan menggunakan Standardized Approachadalah minimal 8% dikalikan eksposur atau ATMR (Aktiva tertimbangmenurut risiko).
Untuk menentukan ATMR dengan Standardized Approach padaBasel II pilar 1, asset bank dibagi ke dalam kategori asset dankemudian masing-masing kategori asset tersebut diberi bobot risikosesuai dengan tingkat risikonya. Pada pendekatan ini, rating daricounterparty akan menentukan besarnya bobot risiko. Rating yangdigunakan adalah rating yang dihasilkan oleh lembaga ratingeksternal.
STIE DEWANTARA
Internal Rating Based
Pendekatan Internal rating Based (IRB) mengukur risiko berdasarkan internal rating yang telah dimiliki oleh bank. Jika bank memilih untuk menggunakan pendekatan IRB, bank harus memenuhi ketentuan-ketentuan persyaratan minimum, dan mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia sebagai pengawas.
Komponen risiko pada pendekatan ini adalah:
a.Probability of Default(PD)
Besarnya kemungkinan/probabilitas debitur mengalami wanprestasi atau tidak mampu mengembalikan kewajibannya baik pokok maupun bunga pinjaman. PD merupakan estimasi kedepan dan biasanya dengan time horizon 1 tahun.
b. Loss Given Default (LGD)
Estimasi potensi kerugian bank jika terjadi wanprestasi.
c.Exposure at Default (EAD)
Estimasi besarnya eksposur kredit pada saat terjadi wanprestasi.
d.Effective Maturity (M)
Sisa jangka waktu kredit/instrument kredit. Komponen risiko ini diterapkan hanya untuk tagihan kepada pemerintah, korporasi dan bank.
STIE DEWANTARA
Foundation IRB vs Advanced IRB
Komponen Risiko F-IRB A-IRB
PD Internal Internal
LGD Supervisor Internal
EAD Supervisor Internal
Data yang dibutuhkan 5 tahun 7 tahun
STIE DEWANTARA
SKB
TERIMA
KASIH