pengelolaan pembelajaran bahasa inggris di kelas x smk ...eprints.ums.ac.id/78095/11/naskah...

25
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI 1 SURAKARTA, KOTA SURAKARTA Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: NUR AFIDAH PUJININGSIH Q100170007 PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

DI KELAS X SMK NEGERI 1 SURAKARTA, KOTA SURAKARTA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata II

pada Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

NUR AFIDAH PUJININGSIH

Q100170007

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

ii

Page 3: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

iii

Page 4: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

iv

Page 5: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

1

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMK

NEGERI 1 SURAKARTA KELAS X, KOTA SURAKARTA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ; 1) Perencanaan pembelajaran

Bahasa inggris di SMK Negeri 1 surakarta. 2) Pelaksanaan pembelajaran Bahasa

inggris di SMK Negeri 1 surakarta. 3) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran Bahasa

Inggris di SMK Negeri 1 Surakarta. Metode Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan desain penelitian ethnografi. Teknik Analisa data yang

digunakan dalam penelitian ini analisis model interaktif. Sedangkan metode

pengumpulan data dengan menggunakan : wawancara mendalam, observasi dan

dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa : 1) Guru Bahasa inggris di smk negeri 1 surakarta telah

mempersiapkan perencanaan pembelajaran kurikulum 2013 sebelum tahun ajaran

baru dimulai meski beberapa belum lengkap. 2) Pelaksanaan pembelajaran Bahasa

inggris di smk negeri 1 surakarta telah dilaksanakan dengan baik, antara lain : a)

Semua guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. b) Tujuan

Pembelajaran yang ada di RPP sesuai dengan tema , materi yang ada di silabus

dan buku pegangan siswa.c) Guru tidak hanya berpedoman pada buku pegangan

saja tetapi juga memperkaya materi dari sumber lain. d) Pendekatan, model,

strategi dan metode pembelajaran yang digunakan bervariasi sesuai dengan

tujuan materi pembelajaran kurikulum 2013 berpusat pada siswa, menyenangkan,

kreatif dan inovatif dengan pendekatan saintifik. e) Guru menggunakan sarana

prasarana dan alat belajar yang sudah tersedia, juga memanfaatkan sarana belajar

yang lainnya, baik yang dijumpai di lingkungan rumah atau sekolah. f) Guru

sudah melaksanakan penilaian sesuai dengan pedoman kurikulum 2013, penilaian

dari segi sikap, pengetahuan maupun ketrampilan. 3) Kepala Sekolah juga

melakukan kegiatan evaluasi dengan cara supervisi administrasi dan supervisi

kelas.

Kata kunci : Kurikulum, Pengelolaan, Pembelajaran

Page 6: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

2

ABSTRACT

This research aims to describe ; 1) The preparation of learning English in SMK 1

Surakarta. 2) The implementation of learning English in SMK 1 Surakarta city. 3)

The evaluation of the implementation of learning English in SMK1 Surakarta.

This research method uses qualitative methods with ethnographic research

designs. This research was conducted in state junior high school 1 Surakarta, as

one of the pilot schools for implementing the 2013 curriculum. The data used in

this study consisted of primary data and secondary data. Data analysis techniques

used in this study are interactive model analyzes. While the data collection

method uses: in-depth interviews, observation and documentation. The results of

the study show that: 1). English teachers in SMK 1 Surakarta have prepared

curriculum planning 2013 before the new school year begins although some are

incomplete. 2) The implementation of English learning in SMK Negeri 1

Surakarta: a) All teachers have implemented learning in accordance with RPP. b)

the objectives in the lesson plan are in accordance with the theme, the material in

the syllabus and the student handbook. c) not only based on the handbook but the

teacher also enriches material from other sources. d) approaches, models and

strategies and learning methods used vary according to the objectives of the 2013

curriculum learning material that is student-centered, fun, creative and innovative

with a scientific approach. e) teachers use the available infrastructure and learning

tools, also use other learning facilities, both found in the home or school

environment. 3) the teacher has conducted an assessment in accordance with the

2013 curriculum guidelines, assessment in terms of attitudes, knowledge and

skills and the principal also conducts evaluation activities by way of

administrative supervision and classroom supervision.

Keywords: Curriculum, Management, Learning.

Page 7: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

3

1. Pendahuluan

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter merupakan kurikulum

baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk

menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang mengutamakan

pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, yang mana peserta didik dituntut

untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki

sopan santun disiplin yang tinggi (Sanjaya, 2011).Permendikbud No. 22 Tahun

2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa

proses pembelajaran yang dipandu dengan pendekatan saintifik melibatkan

kegiatan pengamatan atau observasi untuk merumuskan hipotesis atau

mengumpulkan data. Sesuai dengan kriteria pendekatan saintifik pada Kurikulum

2013 yang berlandaskan pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar

Proses Pendidikan, terdapat tiga model pembelajaran yang diperkenalkan yaitu

discovery learning, problem based learning dan project based learning (Sani,

2014: 52).

Manajemen pembelajaran dengan menggunakan beraneka metode

dengan konsep yang baik mampu mengatur suasana kelas dan pembelajaran

dengan lebih baik dan meningkatkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik.

Berbagai Metode pembelajaran yang diperkenalkan melalui konsep Kurikulum

2013 telah dilakukan oleh guru-guru di SMK Negeri 1 Kota Surakarta sejak tahun

2013 hingga saat ini, termasuk dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Konsep

pembelajaran discovery learning, problem based learning dan project based

learning yang lebih condong terhadap pembelajaran sains (Sani, 2015:97), dicoba

oleh guru-guru bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Kota Surakarta dalam

pembelajaran bahasa Inggris sebagai ilmu sosial.

Guru-guru bahasa Inggris menganggap bahwa pembelajaran bahasa Inggris

penting untuk mengembangkan keterampilan hidup peserta didik, baik dalam

dunia industri maupun dunia usaha. Hal ini sejalan dengan pernyataan Asmani

(2009:77) bahwa SMK menawarkan bekal keterampilan hidup bagi peserta didik

yang berbasis life skills, termasuk dalam mengembangkan kecakapan berbahasa

Inggris untuk mendukung kecakapan pravokasional dan vokasional yang dimiliki.

Page 8: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

4

Keterampilan akan kecakapan berbahasa inggris oleh anak SMK diharapkan

mampu menjadikan insan yang siap terjun di dunia kerja sesuai dengan tantangan

perkembangan zaman saat ini, yakni mampu berkomunikasi bahasa Inggris

dengan baik. Melalui komposisi pembelajaran yang cenderung bersifat praktek

lebih banyak, maka keterampilan yang melekat pada diri peserta didik dianggap

sebagai sebuah hasil pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Inggris yang bersifat konvensional dan tradisional

seperti menghapal grammar, metode ceramah ataupun pembelajaran bersifat satu

arah, ditinggalkan dan diganti dengan pembelajaran yang lebih bersifat

komunikatif. Seperti yang dinyatakan oleh Junaini (2009:1), bahasa Inggris

berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka mengakses informasi

dan dalam konteks sehari-hari, dan juga sebagai alat untuk membina hubungan

interpersonal, bertukar informasi serta menikmati estetika bahasa. Hal ini

mengindikasikan bahwa belajar bahasa Inggris bukan saja belajar kosakata dan

tatabahasa dalam artian pengetahuan, namun juga harus berupaya untuk

menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan

komunikasi. Oleh karena itu, guru-guru bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Kota

Surakarta mencoba menggunakan konsep pembelajaran penemuan agar

pembelajaran bisa lebih aktif dan komunikatif karena peserta didik berusaha

belajar melalui interaksi dan penemuan yang dilakukannya

Dalam upaya mewujudkan Pendidikan yang berkualitas di smk negeri 1

surakarta, dibutuhkan manajemen Pendidikan yang efektif dan efisien. Hal ini

karena manajemen diakui sebagai salah satu faktor yang sangat penting,

diantaranya ditentukan oleh kualitas manajemen yang dijalankan. Fungsi sekolah

sebagai pelaksana agar Pendidikan tercapai, tujuan Pendidikan akan tercapai

apabila seluruh komponen belajar seolah kondusif sesuai dengan perkembangan

peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : (1)

perencanaan pembelajaran bahasa inggris di SMK Negeri 1 Surakarta,(2)

Pelaksanaan pembelajaran Bahasa inggris di SMK Negeri 1 Surakarta, (3)

Evaluasi Pelaksanaan pembelajaran bahasa inggris di SMK Negeri 1 Surakarta.

Page 9: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

5

2. Metode Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu mengkaji dan

mendeskripsikan mengenai perencanaan, pelaksanaan serta penilaian

pembelajaran Bahasa inggris, maka penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji permasalahan dan perolehan makna yang

lebih mendalam sesuai dengan latar penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek peneliti, misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain dengan menggunakan latar alamiah,

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada.

Sesuai dengan fenomena yang teramati di lapangan, peneliti

menggunakan pendekatan secara kualitatif. Pendapat Sutama (2010) terkait

dengan penelitian kualitatif, peneliti dapat melihat ciri-cirinya yaitu peneliti

menjadi instrumen kunci penelitian, dan sifatnya natural. Selain itu data yang

dikumpulkan berbeda dengan penelitian kuantitatif, yaitu tidak berupa angka-

angka tetapi bentuknya kalimat, juga dapat berupa gambar. Sebagai peneliti

kualitatif, peneliti harus terlibat langsung dalam pengumpulkan data di lapangan,

cara menganalisis datanya menggunakan metode induktif.

Desain dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan desain micro

etnografi. Penelitian kualitatif menggunakan desain micro etnografi sebagai ciri

khasnya dimana dalam penelitian kualitatif hal-hal subjectif (subjektifitas

murni) termasuk yang diperhitungkan dalam pengumpulan dan analisis

data(sutama,2010:33)

Etnografi digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan

menganalisis unsur kebudayaan suatu masyarakat atau suku bangsa. Etnografi

sendiri biasanya terdiri atas uraian terperinci mengenai aspek cara berperilaku

dan cara berfikir yang sudah membaku pada orang yang dipelajari, yang

dituangkan dalam bentuk gambar, tulisan, foto, film dan sebagainya.

Kebudayaan meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan perilaku dan

pemikiran, dan keyakinan suatu masyarakat, yang dipelajari oleh ahli ethnografi

Page 10: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

6

biasanya berbentuk Bahasa, mata pencaharian, sistem tehnologi, organisasi

social, kesenian, sistem pengetahuan, Bahasa dan religi atau kepercayaan pada

suatu masyarakat yang diteliti dengan wawancara, pengamatan/observasi,

dokumentasi yang didapatkan (creswell,2008)

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian ini menyajikan data mengenai pengelolaan

pembelajaran Bahasa inggris di SMK negeri 1 Surakarta, yang terbagi dalam tiga

bagian meliputi : (1) Perencanaan pembelajaran Bahasa inggris di SMK Negeri 1

Surakarta.(2) Pelaksanaan pembelajaran Bahasa inggris di SMK Negeri 1

Surakarta. (3) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran bahasa inggris di SMK Negeri

1 Surakarta. Berikut paparan data tersebut :

a. Perencanaan pembelajaran di SMK Negeri 1 Surakarta

Penyiapan kurikulum pembelajaran bahasa inggris berdasarkan

kurikulum 2013, hal ini tidak hanya berkaitan dengan soal-soal pembelajaran

di kelas saja, tetapi juga berkaitan dengan semua kegiatan sekolah baik

menegnai materi, personal, perencanaan, kerjasama, kepemimpinan,

kurikulum sebagainya yang harus diatur sehingga menciptakan

terselenggaranya kondisi-kondisi belajar mengajar yang baik sehingga

mencapai tujuan pembelajaran Bahasa inggris yang seuai dengan kurikulum

2013.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, diketahui semua guru mata

pelajaran Bahasa inggris sudah mempersiapkan perencanaan kurikulum 2013

sebelum tahun ajaran baru dimulai meskipun belum lengkap dan sempurna.

Kemudian dari hasil penelitiaan ditemukan pula bahwa ternyata sudah

dilaksanakannya pembelajaran Bahasa inggris yang telah berlaku.

Sementara itu pada saat tahap perencanaan kurikulum, terjadi

pemilihan pola pengelolaan tertentu organisasi kurikulum. Peran kepala

sekolah juga sangat penting dalam penyiapan kurikulum. Suatu sekolah

dapat berjalan dengan baik dan terarah jika setiap tahun sekolah

mmenentukan dan membuat terdahulu rencana dan kebijakan yang akan

dijalankan pada tahun itu. Dari hasil observasi pengelolaan kurikulum terkait

Page 11: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

7

dengan kelengkapan data di sekolah sudah lengkap dan cukup baik. Guru

juga tak ada kendala yang berarti dalam menyusun program tahunan,

program semester, silabus, RPP.

Ada juga strategi khusus untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

terutama pengembangan materi, guru Bahasa inggris menggunakan modul

dan juga dari sumber lainnya. Pengelolaan kurikulum sudah sesuai dengan

prosedur dan petunjuk kepala sekolah. Sesuai dengan teori penelitian

menurut Harold koontz dan Cyril o’donnel ( sukarna, 2011;3) manejemen

atau pengelolaan adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui

kegiatan orang lain. Dengan demikian kepala sekolah mengadakan

koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, penempatan,pengarahan dan pengendalian. Penyiapan

kurikulum 2013 pada pembelajaran Bahasa inggris pada umumnya

merupakan bagian dari penyiapan mata pelajaran lainnya yang dipandu oleh

kepala sekolah.

Media pembelajaran sebagai salah satu aspek yang

menentukan tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Inggris merupakan

sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti buku,

film, video dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

persiapan yang dilakukan oleh guru-guru bahasa Inggris dalam hal

penentuan media pembelajaran adalah pertanyaan-pertanyaan yang update,

powerpoint ataupun kamus. Penggunaan media pembelajaran ini digunakan

untuk membantu keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan

Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pembelajaran yang menyatakan bahwa menentukan media, alat, bahan dan

sumber belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah

penjabaran proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa inggris di SMK Negeri 1 Surakarta

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti, guru membuka

kegiatan pembelajaran dengan bertanya kabar para peserta didik dan juga

menulis beberapa peraturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama

Page 12: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

8

pembelajaran dengan tujuan agar peserta didik belajar untuk disiplin dan

bertanggung jawab dalam mematuhi peraturan yang dibuat secara bersama-

sama antara guru dan peserta didik. Kegiatan tersebut disebut dealing rules.

Pengkondisian kelas juga dilakukan dengan menyapa peserta didik terlebih

dahulu lalu disusul dengan berdoa bersama menggunakan bahasa Inggris

yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik. Guru melakukan hal

yang hampir sama untuk mengkondisikan kelas agar kondusif saat

pembelajaran berlangsung dengan melakukan berdoa bersama dan

menanyakan kabar para peserta didik.

Kegiatan pengkondisian kelas yang dilakukan oleh para guru-guru

bahasa Inggris SMK termasuk dalam kategori pra instruksional yang

merupakan kegiatan pendahuluan yang ditujukan agar peserta didik siap

untuk mengikuti proses pelajaran.

Pengkondisian kelas termasuk dalam kategori mengelola kelas

untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Ciri-ciri

pembelajaran efektif dan efisien adalah: (a) proses belajar yang

menyenangkan dan tidak monoton, (b) materi pembelajaran. Dalam hal

pengkondisian kelas, terdapat dua faktor yang mempengaruhi yakni faktor

intern dan ekstern (Djamarah, 2006:184). Faktor intern peserta didik

berhubungan dengan masalah emosi dan perilaku dikarenakan perbedaan

dari aspek biologis, intelektual dan psikologis. Faktor ekstern adalah terkait

dengan suasana lingkungan belajar, jumlah peserta didik dan sebagainya.

Dalam hal ini, guru-guru bahasa Inggris SMK Negeri 1 Surakarta

pada umumnya berusaha untuk mengkondisikan kelas agar para peserta didik

mendapatkan atmosper yang nyaman dan menyenangkan sebelum memasuki

proses pembelajaran inti. Usaha para guru-guru secara sadar mengarah

kepada persiapan proses belajar mengajar secara sistematis, mulai dari

menyiapkan fisik dan psikis peserta didik, mengatur ruang kelas,

mewujudkan situasi dan kondisi proses belajar mengajar sehingga proses

belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.

Guru tak hanya melaksanakan dan mengelola pembelajaran saja, tetapi guru

Page 13: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

9

juga harus mengelola kelas dan peserta didik serta segala hal yang

diperlukan dalam proses belajar mengajar.

Apersepsi dan motivasi sebagai fenomena psikis yang dialami oleh

peserta didik sebelum memasuki pembelajaran yang sesungguhnya.

Apersepsi berarti penghayatan tentang segala sesuatu yang menjadi dasar

untuk menerima ide-ide baru. Apersepsi dalam pembelajaran merupakan hal

yang menghubungkan pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai batu

loncatan sejauh mana peserta didik menguasai pelajaran lama sehingga

mampu menyerap pelajaran baru.

Hal ini sejalan dengan apa yang terjadi di lapangan, di mana guru-

guru bahasa Inggris dalam mengaplikasikan discovery learning di tahapan

apersepsi, driving question diberikan sesuai dengan materi yang akan diajar.

Seperti yang dilakukan Kuncahyo, beliau memberikan video berupa

sebuah tempat wisata dan bertanya kepada peserta didik mengenai gambar

apa, lokasinya dimana hingga apa yang dilihat di gambar tersebut. Para

peserta didik berusaha untuk merespon yang disampaikan oleh guru tersebut

meskipun masih terlihat malu-malu untuk menjawabnya.

Di samping pemberian apersepsi pembelajaran, guru juga

menyelipkan motivasi kepada peserta didik sehingga peserta didik berani

berpartisipasi dan membantu mereka untuk meningkatkan hasrat ingin tahu

terhadap pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, guru-guru bahasa Inggris

SMK Negeri 1 Surakarta menggunakan performing warmer ketika

pembelajaran yang dilakukan pernah dibahas sebelumnya. Hasil observasi

yang ditemukan bahwa salah seorang guru bahasa Inggris menyatakan dalam

materi descriptive text, Tanjung Putting National Park, telah dipelajari

sebelumnya ketika peserta didik berada dalam tingkat sekolah menengah

pertama. Observasi yang dilakukan menemukan bahwa guru membantu

peserta didik untuk mengingat kembali dengan mendeskripsikan dahulu

gambar yang diberikan.

Page 14: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

10

Guru berusaha menggunakan teaching aid di kelas agar kelas tampak

lebih aktif dengan cara memberikan spidol sebagai tongkat estafet ke peserta

didik dan dilanjutkan oleh peserta didik yang lainnya untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan. Kegiatan ini terbukti membuat kelas sebelum

memasuki pembelajaran lebih aktif meskipun ditemukan masih ada

peserta didik yang merasa malu ataupun peserta didik yang menjawab

tidak sesuai dengan apa yang seharusnya ada di gambar.Dalam hal scene

setting, guru-guru bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Surakarta berusaha

untuk membangun konsep awal pembelajaran yang akan diberikan sebagai

pemberian pengalaman belajar sebelum masuk di materi inti, sebagai

pereduksi instruksi, dan sebagai pembangkit minat peserta didik dari rasa

penasaran. Hal ini berkaitan dengan konsep discovery learning

dengan mengajukan pertanyaan atau permasalahan terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap guru lain, dalam

kegiatan apersepsi yang menggunakan scene setting, guru memberikan

sebuah video mengenai dua orang yang memuji satu sama lain (compliment

expression). Dalam video tersebut, peserta didik diajak untuk mengamati dan

selanjutnya guru mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan materi

yang diamati melalui video untuk memancing peserta didik ke materi

pembelajaran.

Chatib dalam Djamarah (2000: 81) menyatakan bahwa

pertanyaan dan film merupakan salah satu ide scene setting. Hal ini sejalan

dengan konsep discovery learning dimana berdasarkan sebuah permasalahan

yang secara sengaja dibuat oleh guru menjadi sebuah langkah awal untuk

merangsang peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, ditemukan

bahwa kegiatan apersepsi dan motivasi yang dilakukan oleh guru sudah

memasuki tahapan awal discovery learning, yakni pemberian rangsangan

kepada peserta didik sehingga timbul rasa penasaran terkait hal yang baru

saja diperhadapkan kepada mereka (Balim, 2009:3). Meskipun masih

terdapat peserta didik yang masih kurang aktif dalam bertanya, namun

Page 15: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

11

dalam kegiatan apersepsi dan motivasi yang dilakukan oleh guru-guru

bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Surakarta tersampaikan dengan baik

Kemp dan Kapel dalam Imam (2013: 51) menyebutkan bahwa

tujuan pembelajaran merupakan suatu pernyataan yang spesifik yang

dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk

tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Ellington

dalam Imam (2013: 51) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah

pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.

Sementara itu, Hamalik (2005:46) menyebutkan bahwa tujuan

pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang

diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisa tersebut, disampaikan bahwa guru

bahasa Inggris SMK Negeri 1 Surakarta memahami baik manfaat dari

penyampaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan

berdasarkan konsep Audience, Behavior, Condition dan Degree (ABCD)

oleh Uno dalam (Jamaris, 2013:56). Dalam tujuan pembelajarannya, peserta

didik mampu menentukan pikiran pokok dari suatu paragraph teks deskriptif

tulisan dengan tepat melalui kegiatan analisis, diskusi dan sharing teks

deskriptif. Peserta didik sebagai audience, menentukan pikiran pokok

sebagai behavior, dengan tepat sebagai degree dan melalui kegiatan analisis,

diskusi dan sharing teks deskriptif adalah sebagai condition. Dengan

demikian, penyampaian tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SMK Negeri

1 surakarta telah sejalan dengan Permendikbud No. 81A tahun 2013 bahwa

perumusan tujuan pembelajaran yang menggunakan konsep ABCD

melampaui persyaratan penyusunan tujuan pembelajaran, yaitu audience dan

behavior.

Tahap kedua dalam proses pembelajaran adalah kegiatan inti atau

pokok kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran pada dasarnya

merupakan kegiatan pokok peserta didik untuk mempelajari materi

pembelajaran yang telah direncanakan. Mengelaborasi informasi yang

disampaikan oleh guru dan peserta didik bahwa proses pembelajaran di kelas

Page 16: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

12

telah diusahakan dengan baik dan menyenangkan. Guru-guru menyatakan

dalam melaksanakan pembelajaran, mereka meminimalkan ceramah,

tetapi lebih ke penggunaan metode pembelajaran, yakni discovery

learning.

Metode ceramah yang biasanya digunakan tidak memberikan

kesempatan untuk berdiskusi memecahkan masalah sehingga

penyerapan pengetahuan terbatas. Hal ini menyebabkan guru-guru bahasa

Inggris untuk mendobrak metode pembelajaran yang konvensional ke dalam

model pembelajaran yang aktif, sehingga peserta didik bisa mengeksplor

sendiri pengetahuan mereka berdasarkan permasalahan apa yang ditemukan

dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran bahasa Inggris di

smk negeri 1 surakarta menggunakan metode pembelajaran discovery

learning menjadi kegiatan inti, yang akan dideskripsikan dan dianalisis

sebagai berikut: Menstimulasikan dilakukan untuk memberikan rangsangan

dalam bentuk penjelasan materi yang belum tuntas atau belum diketahui

kebenarannya sehingga menuntut peserta didik untuk melakukan

penyelidikan. Berdasarkan kegiatan pendekatan 5 M (mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan), stimulasi

bisa dikategorikan dalam kelompok mengamati.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap guru

Kuncahyo pada 5 April 2019 pada kelas X AK 2 (Akuntansi) dalam tahapan

stimulasi, pertama-tama guru memberikan permasalahan yang baru terkait

dengan apersepsi yang sebelumnya telah diberikan sebelumnya. Terkait

dengan pembelajaran bahasa Inggris dalam materi compliment expression,

yang sebelumnya guru telah memberikan sebuah video untuk diamati,

peserta didik diminta untuk mengamati kembali video yang lain, yang masih

terkait dengan materi compliment expression. Hal ini dimaksudkan untuk

membangkitkan dan mengaktifkan pengetahuan awal peserta didik yang

diperoleh sebelumnya baik media cetak maupun elektronik (Moreillon, 2007:

19). Setelah itu, guru meminta peserta didik meleburkan diri ke dalam

Page 17: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

13

kelompok diskusi yang beranggotakan empat hingga lima orang per

kelompok. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan apa

saja yang mereka temui dalam video tersebut.

Dalam kegiatan stimulasi, guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk membuat beberapa pertanyaan yang terkait dengan apa

yang mereka perhatikan di video tersebut. Pertanyaan dibuat berdasarkan

hasil diskusi peserta didik dan ditulis ke sebuah kertas dan dilempar ke

kelompok lain. Guru menggunakan teknik snowball throwing sebagai

rangsangan awal pembelajaran discovery learning. Sebagai mana dijelaskan

oleh Huda (2015: 226), snowball throwing diterapkan dengan melempar

segumpalan kertas untuk menunjuk peserta didik yang diharuskan

memecahkan permasalahan dari guru. Strategi ini digunakan untuk

memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada peserta didik

serta dapat juga digunakan untuk mengetahui jumlah pengetahuan dan

kemampuan peserta didik dalam materi tersebut.

Pendekatan discovery learning dalam tahapan stimulasi, peserta

didik dituntut memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang

diberikan melalui kegiatan snowball throwing. Tujuan diletakkan

snowball throwing sebagai stimulasi adalah untuk melatih kesiapan peserta

didik dan saling memberikan pengetahuan antar teman sekelompok,

sehingga mereka akan memiliki kognitif yang sama ( Huda, 2015: 227).

Pembelajaran bahasa Inggris pada tahapan dilakukan untuk

merangsang keingintahuan peserta didik terkait materi descriptive text

dengan judul Tanjung Putting National Park, pertama-tama guru

menunjukkan beberapa gambar-gambar wisata. Peserta didik memperhatikan

gambar-gambar tersebut. Sejauh pengamatan di lapangan, peserta

didik masih malu-malu untuk mengajukan pertanyaan terkait gambar

yang ditunjukkan pertama kali. Untuk itu, guru membagikan peserta didik ke

dalam beberapa kelompok. Guru memberikan beberapa masalah yang

berbeda ke tiap kelompok yang berbeda. Permasalahan yang diberikan

terkait dengan generic structure, plot, tenses yang digunakan dan vocabulary.

Page 18: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

14

c. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris di SMK Negeri 1

Surakarta

Penilaian pembelajaran bahasa Inggris berbasis discovery

learning di SMK Negeri 1 surakarta mencakup dua hal, yakni

pengetahuan dan keterampilan. Metode penilaian yang harus digunakan di

sekolah berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang

Standar Penilaian Pendidikan mencakup ranah pengetahuan dan

keterampilan, sedangkan ranah sikap dinilai oleh guru mata pelajaran agama

dan PKN. Berdasarkan hasil wawancara terkait evaluasi hasil pembelajaran

bahasa Inggris di smk negeri 1 surakarta, dijabarkan sebagai berikut:

Penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang

dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta

didik dalam aspek pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan,

pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 11 april 2019

terkait dengan penilaian kompetensi pengetahuan pada pembelajaran bahasa

Inggris di smk negeri 1 surakarta, penilaian dilakukan berdasarkan proses

pembelajaran dan sesudah proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, ditemukan bahwa untuk

menilai kompetensi pengetahuan, salah satunya adalah guru melakukan

pengamatan terhadap keaktifan para peserta didik terhadap pembelajaran

bahasa Inggris di kelas, apakah mereka merespon pembelajaran yang sedang

berlangsung dengan aktif atau pasif. Hal ini sejalan dengan konsep yang

dicanangkan oleh kurikulum 2013 yang menekankan pada pola pikir baru

bahwa pembelajaran berpusat pada peserta didik, bersifat interaktif hingga

berpikir kritis (Sani, 2014: 261). Pembelajaran yang aktif sangat diperlukan

oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum, karena

etika seorang peserta didik pasif, akan ada kecenderungan untuk cepat

melupakan apa yang sedang atau telah dipelajari.

Keaktifan seorang peserta didik dalam merespon pembelajaran di

kelas sebagai salah satu kegiatan penilaian, dilakukan untuk mengukur

Page 19: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

15

ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan hasilnya

digunakan sebagai feedback atas kegiatan pembelajaran yang dilakukan

(formative). Setelah kegiatan pembelajaran pada periode tertentu selesai

dilakukan, misalnya pada akhir semester, guru di SMK Negeri1 Surakarta

melakukan penilaian untuk mengukur ketercapaian keseluruhan tujuan

kurikulum yang telah ditetapkan pada jenjang pendidikan (summative) dan

hasilnya digunakan sebagai laporan kepada peserta didik tentang hasil

belajarnya, kepada guru, orang tua siswa, masyarakat dan pemerintah

sebagai wujud akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan.

Dalam melakukan evaluasi pembelajaran, komponen yang

diperlukan adalah penilaian, dengan melakukan sebuah proses pengukuran

melalui pemberian tes kepadda peserta didik, baik tertulis maupun tidak

tertulis (Kunandar, 2014:173). Dalam pembelajaran bahasa Inggris berbasis

discovery learning, kedua jenis tes tersebut dilakukan dalam memperoleh

gambaran evaluasi pembelajaran di kelas.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, terlihat bahwa dalam

menilai pengetahuan kognitif peserta didik, guru-guru bahasa Inggris di

SMK Negeri 1 Surakarta menggunakan tes tertulis berupa essay untuk

mengetahui pengetahuan tiap kompetensi dan tes lisan sederhana untuk

mengetahui keaktifan peserta didik. Hal ini serupa dengan pernyataan

Munthe (2009:106) bahwa tes esai cocok untuk mengukur hasil belajar yang

mengintegrasikan berbagai konsep dan ide dari berbagai sumber ke dalam

satu pikiran utama dan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik

tentang suatu masalah tertentu. Tes esai sejalan dengan apa yang dibutuhkan

tujuan discovery learning yaitu peserta didik mampu meningkatkan

pemahaman dalam berpikir kreatif dan terampil dalam memperoleh dan

menganalisis informasi (Joyce dan Weil, 1992:198). Dalam hal ini, tes esai

bersifat objektif terhadap jawaban peserta didik, secara terbuka menerima

pendapat, pemikiran kritis, kreatif, dan pemecahan masalah. Selain itu,

untuk model pembelajaran discovery learning mampu untuk mengukur

kemampuan peserta didik dalam hal menguraikan atau memandukkan

Page 20: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

16

gagasan-gagasan kritis, melalui kesimpulan sementara, informasi yang

relevan hingga membedakan antara pendapat dan opini.

Trayek and Hassan (2013) melakukan penelitian dengan judul

Attitude Towards the use of Learning Management System among

University Students: A Case Study. Penelitian ini bertujuan untuk

menginvestigasi atitude peserta didik melalui penggunaan LMS (Learning

Management System), untuk menguji perbedaan atitude melalui penggunaan

LMS antara pembelajaran jarak jauh dan peserta didik penuh waktu.

Berdasarkan hasil penemuan yang diperoleh, ditemukan bahwa

persepsi kemudahan penggunaan dan kegunaan yang dirasakan menentukan

atitude peserta didik terhadap penggunaan LMS. Sayangnya, tidak

ditemukan perbedaan yang signifikan antara pembelajaran jarak jauh dan

peserta didik penuh waktu. Peneliti merekomendasikan agar universitas terus

menggunakan LMS dikarenakan berguna bagi pembelajaran jarak jauh

dan peserta didik penuh waktu, dan juga meningkatkan LMS yang

sesuai dengan pembelajaran yang inovatif.

Thida et al (2012) melakukan penelitian dengan judul Exploring the

Implementation of School-Based Management in Selected Public School in

Cambodia: A Multiple Case Study. Penelitian ini bertujuan untuk

menelusuri pelaksanaan MBS pada sekolah pertama negeri yang terpilih di

Cambodia dengan sebuah ketegasan pada alasan, pendelegasian otoritas

pengambilan keputusan, dan tantangan yang muncul.

Penelitian ini menggunakan desain multiple case study dengan

jumlah responden sebanyak 45 orang, yang terdiri atas kepala sekolah, guru,

komite sekolah, orangtua peserta didik dan para anggota komunitas dari tiga

sekolah yang berbeda distrik di Provinsi Kampot. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa keberhasilan dalam penerapan MBS ditentukan

khususnya oleh kepemimpinan kepala sekolah, partisipasi aktif dari

stakeholders dan dukungan langsung dari organisasi non-pemerintah.

Usen et al (2012) membahas tentang Pendidikan kejuruan di Nigeria.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Page 21: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

17

Hasilnya menyatakan bahwa, “ the state of vocational educational not

receiving enough attention and the consequences of serious wastages.

Wastages take diverse forms including inadequate usage of human and

material resources “ pernyataan Pendidikan kejuruan yang tidak menerima

cukup perhatian, dan konsekwensinya adalah pemborosan. Pemborosan

terjadi dalam berbagai hal germasuk sumber daya manusia dan materi yang

memadai. Jadi Pendidikan kejuruan di Nigeria dianggap sebagai kegiatan

pemborosan bagi pembangunan Nigeria yang berkelanjutan. Hal ini

disebabkan karena guru yang kurang berkualitas dan materi pembelajaran

yang kurang memadai. Akibatnya sekolah kejuruan di Nigeria menghasilkan

lulusan yang tidak terampil untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja.

Beberapa strategi dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut,

diantaranya adalah pengadaan guru yang terampil dan berpengalaman

seperti yang dinyatakan bahwa “ one of the such strategies was government

employment of skilled and experienced vocational education teachers”.

Salah satu strateginya adalah pemerintah memperkerjakan guru Pendidikan

kejuruan yang terampil dan berpengalaman. Persamaannya dengan penelitian

ini adalah menilai suatu tindakan untuk mengetahui hasil belajar siswa

sedangkan perbedaanya adalah Usen meneliti faktor guru, sumber sekolah,

sekolah dan sarana prasarana yang tidak memadai sehingga menghasilkan

lulusan yang kurang trampil sedangkan penelitian ini meneliti tentang

pengelolaan pembelajaran Bahasa inggris meliputi perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi pembelajaran dan evalusi pelaksanaan pembelajaran

Bahasa inggris.

4. Penutup

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :

a. Dapat diketahui perencanaan pembelajaran Bahasa inggris kurikulum 2013

sudah dijalankan dengan baik dan terarah oleh kepala sekolah dan guru

mata pelajaran Bahasa inggris. perencanaan diawali dengan penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada silabus Kurikulum

Page 22: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

18

2013 melalui kegiatan workshop dan sosialisasi. Perencanaan pembelajaran

yang telah tertuang dalam RPP, secara spesifik dalam persiapan pembelajaran

Bahasa inggris meliputi penentuan tujuan pembelajaran, pengembangan

media dan bahan pembelajaran, pemilihan topik pembelajaran dan penilaian

proses dan hasil belajar peserta didik telah dilakukan dengan baik. Namun

dalam pengidentifikasian karakteristik peserta didik, guru belum

melaksanakan analisis secara spesifik terkait karakter tiap anak dalam kelas,

hanya melalui kegiatan observasi keseharian karakter peserta didik pada

setiap jurusan.

b. Pada kegiatan inti pembelajaran meliputi pengkondisian kelas, kegiatan

apersepsi dan motivasi sebelum memulai pembelajaran, penyampaian

tujuan pembelajaran sebagai kegiatan pendahuluan. Kegiatan inti

pembelajaran meliputi stimulasi, perumusan hipotesis, pengumpulan data,

pengolahan dan verifikasi data, serta penyimpulan materi pembelajaran.

Kegiatan penutup dilakukan dengan merefleksi pembelajaran yang telah

dilakukan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris berbasis

terlihat bahwa kegiatan pembelajaran lebih bersifat student oriented dan

humanis. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris lebih menekankan

pada prinsip teori perilaku sosial kognitif, yang mana peserta didik

diminta untuk merespon stimulus yang diberikan oleh guru, lalu menangani

stimulus tersebut melalui kegiatan diskusi dan interaksi yang masih berada

pada jangkauan mereka (zona of proximal development), lalu memecahkan

masalah tersebut (solving the problem) dengan menggunakan pengetahuan

yang mereka sudah miliki sebelumnya.

c. Kegiatan evaluasi ini berupa penilaian hasil belajar peserta didik yang

menggunakan pendekatan penilaian autentik Kurikulum 2013, yang meliputi

kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Untuk penilaian sikap, hanya

dilakukan pengamatan atas tingkah laku peserta didik selama berada dalam

proses kegiatan belajar mengajar. Guru-guru bahasa Inggris di SMK Negeri

1 Surakarta juga melaksanakan kegiatan pembelajaran remedial dan

penugasan sebagai tindak lanjut hasil belajar. Evaluasi pembelajaran

Page 23: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

19

dilakukan dalam bentuk tertulis untuk pengetahuan dan tes praktik (unjuk

kerja) untuk penilaian keterampilan.

Page 24: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

20

Daftar Pustaka

Asmani, J. M. 2009. Sekolah Life Skills Lulus Siap Kerja. Yogyakarta: Diva Press

. 2010. Tips Aplikasi Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Diva

Press

Balim, A. G. 2009. “The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and

Inquiry Learning Skills”. Eurasian Journal of Educational Research:

Vol (35), 1-20

Creswell, J. W. 2012. Educational Research: Planning, Conducting, and

Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Boston: Pearson

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003) dan Peraturan Pelaksanaannya.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta

Imam, Azhar. 2013. Pengelolaan Kelas dari Teori ke Praktek. Yogyakarta:

Insyira

Jamaris, Martini. 2013. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Ghalia

Indonesia

Moreillon, Judi. 2007. Collaborative Strategies for Teaching Reading

Comprehension: Maximizing Your Impact. USA: American Library

Association

Sutama. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D.

Surakarta: Fairuz Media

Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Bumi Aksara

Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Trayek, F.A.A.,&Hassan, S.S.S. 2013. “Attitude Towards the use of Learning

Management System among University Students: A Case Study”.

Journal of distance education-Tojde: Vol 14(3): 91-103

Thida, Kheang dan Luz C. J. 2012. Exploring the Implementation of School-Based

Management in Selected Public School in Cambodia: A Multiple Case

Page 25: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK ...eprints.ums.ac.id/78095/11/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OK.pdf · PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS X SMK NEGERI

21

Study. The Asian Conference on Education. Official

Conference Proccedings