pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati berkelanjutan ... filepengelolaan hutan dan...

48
Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Upload: truongdieu

Post on 09-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Page 2: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

2

Ucapan Terima Kasih

Proyek SFBMB dan dokumen ini dapat tersedia berkat pendanaan dari Asian Development Bank (ADB) dan dukungan dari Direktorat PJLHK (Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), dan penduduk di desa-desa percontohan proyek ini, yaitu Desa Nanga Lauk di Kabupaten Kapuas Hulu (Provinsi Kalimantan Barat) dan Desa Punan Long Adiu di Kabupaten Malinau (Provinsi Kalimantan Utara), Kalimantan.

Kredit Foto: Foto-foto yang digunakan dalam dokumen ini adalah foto-foto proyek SFBMB kecuali dinyatakan lain. Para anggota tim proyek SFBMB dan fotografer proyek SFBMB Reza Marlon diberikan pengakuan resmi untuk foto-foto proyek.

Page 3: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

3

Daftar Isi

Sekapur Sirih

Pendahuluan

01 Tentang Proyek SFBMB

02 Apa yang dilakukan oleh proyek ini dan mengapa

- Konsep

- Kegiatan mata pencaharian

- Pembayaran jasa ekosistem

- Penurunan emisi dari deforestasi

dan degradasi hutan

- Peningkatan kapasitas keberlanjutan

03 Hasil

04 Pembelajaran

05 Langkah selanjutnya

5

7

9

15

15

16

21

25

31

37

41

45

Page 4: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

4

“Kita telah menjadi lebih sadar dari sebelumnya, dan rendah hati, dengan fakta bahwa hutan hujan tropis kita memiliki fungsi global strategis… mereka menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida, bukan hanya bagi masyarakat Indonesia, melainkan bagi umat manusia.”

Dr. Susilo Bambang Yudhoyono,Presiden Republik Indonesia (2004 – 2014)berbicara tentang ‘Heart of Borneo’ pada tahun 2010

Page 5: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

5

Sekapur SirihIr. Dody Wahyu Karyanto, M.M., Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK) di bawah Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, merasa senang dan terhormat dapat meluncurkan dokumen rangkuman tentang proyek Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan (Sustainable Forest and Biodiversity Management in Borneo/SFBMB) - ADB TA8331-INO ini.

Dilaksanakan oleh PJLHK sejak tahun 2015 hingga tahun 2018, proyek SFBMB di Kalimantan, Indonesia, merupakan proyek unggulan yang mendemonstrasikan mekanisme yang dapat dilakukan untuk menurunkan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+) melalui pengelolaan hutan yang didorong oleh masyarakat. Proyek-proyek percontohan berhasil dimulai di dua hutan masyarakat (salah satunya hutan desa) di Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Malinau. Kapasitas dan kapabilitas berbagai pemangku kepentingan telah ditingkatkan melalui pelaksanaan paket-paket pelatihan yang komprehensif dalam topik-topik teknis, sosial, ekonomi, dan lingkungan di seluruh kawasan Heart of Borneo (HoB). Proyek ini telah menghidupkan kembali inisiatif Heart of Borneo.

Beberapa pembelajaran penting telah diperoleh dari proyek ini. Khususnya, proyek ini menunjukkan bahwa mengembangkan sebuah pendekatan praktis yang relevan di tingkat lokal untuk membiayai jasa ekosistem karbon dan non-karbon, yang menarik bagi investor dan dapat dikelola oleh masyarakat desa terpencil, memungkinkan untuk dilakukan. Sertifikasi Plan Vivo dan persetujuan kedua kawasan hutan tersebut sebagai Kawasan Konservasi Terverifikasi telah memberikan kredibilitas internasional kepada proyek-proyek percontohan ini, sehingga meningkatkan prospek pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati berkelanjutan serta pembiayaan berkelanjutan bagi masyarakat, melalui investasi pada penurunan emisi dan pembayaran kompensasi jasa ekosistem.

Ucapan terima kasih perlu diberikan kepada Global Environment Facility (GEF), Regional Cooperation and Integration Fund (RCIF), dan Climate Change Fund (CCF) yang telah menyediakan pendanaan, kepada Asian Development Bank atas fasilitasi proyek dan pencairan pendanaan, serta kepada LTS International dan Daemeter Consulting atas pengelolaan proyek dan penyediaan jasa konsultasi.

Ir. Dody Wahyu Karyanto, M.M Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK)

Page 6: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

6

Phot

o: w

ww

.pix

abay

.com

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Page 7: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

7

Dokumen ini disusun untuk menandai berakhirnya dan penutupan akhir proyek Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan (SFBMB). Dokumen ini memberikan gambaran umum dan pokok-pokok tentang kegiatan-kegiatan utama dan pencapaian-pencapaian yang didanai melalui proyek ini sejak permulaannya pada tahun 2015 hingga tahun 2018.

Proyek ini telah menghasilkan pendaftaran Plan Vivo pertama untuk sebuah hutan desa dan wilayah masyarakat adat di Kalimantan. Kerja terobosan dengan masyarakat desa di bagian-bagian terpencil di Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat telah menciptakan sebuah mekanisme investasi untuk pengelolaan hutan lestari yang menawarkan potensi dukungan jangka panjang untuk mata pencaharian.

Dokumen ini menyajikan kisah proyek ini dalam beberapa bagian berikut:

1. Tentang proyek SFBMB – menjelaskan konteks di Kalimantan.2. Apa yang dilakukan oleh proyek SFBMB dan mengapa – menguraikan

kegiatan-kegiatan seputar mata pencaharian, pembayaran jasa ekosistem, “Plan Vivo” dan peningkatan kapasitas.

3. Keseluruhan hasil – menggambarkan manfaat yang ditinggalkan oleh proyek SFBMB.

4. Pembelajaran untuk program di masa depan – menyoroti wawasan dan pendekatan utama yang memiliki relevansi dan penerapan yang lebih luas.

5. Langkah selanjutnya – menetapkan beberapa langkah selanjutnya.

Pendahuluan

Lokasi proyek :Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Malinau, Kalimantan.

Manfaat keanekaragaman hayatiPenetapan hutan Kawasan Konservasi Terverifikasi seluas lebih dari 28.000 ha, membantu melestarikan spesies yang sangat terancam punah termasuk Trenggiling (Manis javanica), burung Enggang Gading (Rhinoplax vigil) dan Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus).

Pemerintah dan bukan pemerintah penerima manfaatLebih dari 600 orang dilatih untuk membekali mereka dengan keahlian yang mendukung tujuan-tujuan pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati berkelanjutan.

Manfaat karbonPersiapan proyek-proyek Plan Vivo yang siap menerima investasi di dua lokasi desa, dengan penurunan emisi yang dapat dijual sebesar lebih dari 70.000 t CO2 per tahun.

Masyarakat desa penerima manfaat229 kepala keluarga yang terbantu secara langsung melalui perbaikan infrastruktur dan pelatihan mata pencaharian.

SFBMB – Ringkasan

Page 8: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

8

8

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Page 9: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

9

Tentang proyek Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan (SFBMB)

Konteks

Indonesia memiliki hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, setelah Brasil dan Republik Demokratik Kongo. Hutan-hutan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem lainnya yang berharga dari tingkat lokal hingga tingkat global, tetapi hutan-hutan di Kalimantan memiliki keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem lain yang lebih berharga. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia telah membenahi sektor kehutanan selama 20 tahun terakhir, membantu peralihan dari industri ekstraktif yang tidak berkelanjutan ke sebuah model yang didasarkan pada pengelolaan hutan lestari yang memprioritaskan mata pencaharian masyarakat dan

Hutan desa ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai hutan negara yang tidak dibebani oleh hak-hak sebelumnya dan dikelola oleh sebuah desa untuk meningkatkan kesejahteraan desa secara umum.

01

keutuhan lingkungan hidup. Dalam lima tahun terakhir, pembenahan tersebut memprioritaskan gerakan menuju bentuk kehutanan sosial di mana hutan negara diserahkan kepada masyarakat, yang diharapkan untuk mengelolanya secara berkelanjutan untuk kebutuhan mereka sendiri.

Peran politik dan ekonomi yang akan dimainkan oleh masyarakat desa dalam pembangunan Indonesia di masa depan telah diakui secara luas sekarang dan Pemerintah berkomitmen untuk menyerahkan pengelolaan hutan dari negara kepada masyarakat. Indonesia telah memimpin jalan dalam pengembangan model-model pengelolaan hutan berbasis masyarakat (seperti hutan desa), yang menyeimbangkan antara pembangunan setempat dengan keutuhan lingkungan hidup. Tantangannya adalah bagaimana menemukan cara untuk melaksanakan strategi nasional guna menurunkan emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan, dengan kontrol lokal serta pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati berkelanjutan sebagai intinya. Tantangan inilah yang ingin diatasi oleh proyek Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan.

Page 10: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

10

Dasar pemikiran

Proyek ini dirancang untuk membantu Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk lebih meningkatkan pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati berkelanjutan di sebuah kawasan di Indonesia yang dikenal sebagai Kawasan ‘Heart of Borneo’. Kawasan Heart of Borneo mencakup 22 juta hektar hutan hujan khatulistiwa lintas batas, termasuk beberapa habitat dengan kekayaan biologi yang paling beragam di bumi ini. Meliputi tiga negara (Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia), hutan-hutan di Kawasan Heart of Borneo memberikan banyak manfaat kepada berbagai pemangku kepentingan, dari tingkat lokal hingga tingkat global. Manfaat-manfaat ini mencakup penyimpanan dan penyerapan karbon, keanekaragaman hayati, pendapatan ekonomi, pengaturan air, penyediaan makanan, serta jasa budaya yang penting. Terdapat kebutuhan yang jelas dan kuat untuk melestarikannya.

Sasaran Proyek Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati yang Berkelanjutan di Kalimantan memiliki tiga sasaran utama:1. Memperkuat kapasitas dan lembaga untuk pengelolaan hutan dan

keanekaragaman hayati berkelanjutan2. Merancang skema-skema untuk menurunkan emisi dari deforestasi dan

degradasi hutan di tingkat lokal3. Mengembangkan daerah-daerah percontohan untuk skema-skema

pembiayaan berkelanjutan untuk pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati.

Untuk mencapai sasaran-sasaran ini, proyek ini mulai menghubungkan sumber daya hutan dan keanekaragaman hayati yang dikelola oleh masyarakat dengan berbagai bentuk pembiayaan konservasi, untuk membuat pengelolaan hutan lestari menjadi alternatif eksploitasi hutan dan ekstraksi sumber daya yang lebih menguntungkan dan tidak terlalu merusak. Kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas dan pengembangan mata pencaharian melengkapi kegiatan-kegiatan percontohan di lapangan. Kelayakan skema-skema untuk menurunkan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, dan mekanisme-mekanisme untuk menarik investasi pada karbon, pembayaran jasa ekosistem dan bentuk pembayaran kompensasi lainnya diselidiki.

Beberapa hasil paling penting yang diharapkan dari proyek ini adalah meningkatnya kesejahteraan dan pengetahuan masyarakat, sikap kuat dan positif terhadap pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati berkelanjutan di kelompok-kelompok masyarakat sasaran, dan meningkatnya kapasitas di antara para pengelola sumber daya dalam organisasi-organisasi pemerintahan di keempat provinsi dan 17 kabupaten/kota di Kalimantan.

Page 11: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

11

Keuangan

Proyek ini didukung oleh Asian Development Bank. Jumlah pendanaan untuk proyek ini adalah 4.477.270 dolar AS, 56 persen di antaranya berasal dari Global Environment Facility, sisanya merupakan kontribusi dari Climate Change Fund, Regional Cooperation and Integration Fund, dan Pemerintah Indonesia. Bagian dari proyek ini yang digambarkan dalam laporan ini berlangsung selama periode 29 bulan, dari September 2015 hingga Februari 2018.

Lokasi proyek

Kerja lapangan proyek ini berlangsung di Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, dan Malinau, Provinsi Kalimantan Utara – dua dari 17 kabupaten/kota yang dijangkau oleh inisiatif Heart of Borneo. Banyak upaya difokuskan pada Hutan Desa Nanga Lauk di Kabupaten Kapuas Hulu dan Masyarakat Adat Punan Long Adiu di Kabupaten Malinau. Kedua hutan masyarakat tersebut terletak di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Proyek ini juga mendukung pelaksanaan rencana-rencana pengelolaan taman-taman nasional di sekitarnya, yaitu Taman Nasional Kayan Mentarang dan Taman Nasional Betung Kerihun.

Page 12: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

12

Lokasi Percontohan Proyek SFBMB

Batas Provinsi

Batas HOB

Taman Nasional

Kabupaten Kapuas Hulu

Kabupaten Malinau

KALIMANTAN UTARA

KALIMANTAN UTARA

KALIMANTAN TENGAH

KALIMANTAN SELATAN

KALIMANTAN BARAT

Page 13: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

13

Kedua desa tersebut dan kawasan-kawasan hutannya memiliki karakteristik yang sangat berbeda, yang memengaruhi kegiatan dan hasil di tiap desa tersebut.

Desa Punan Long Adiu - Kabupaten Malinau

Desa Nanga Lauk - Kabupaten Kapuas Hulu

Kawasan hutan

Wilayah Adat Masyarakat Punan Long Adiu mencakup total luas 17.415 ha, yang sebagian besar adalah hutan dipterokarpa.

Hutan Desa Nanga Lauk mencakup total luas 1.430 ha, termasuk hutan rawa gambut, beberapa danau, dan hutan sempadan sungai. Wilayah desa tersebut juga mencakup 8.618 ha Hutan Produksi Terbatas.

Jumlah kepala keluarga

32 kepala keluarga di Desa Punan Long Adiu.

197 kepala keluarga di Desa Nanga Lauk.

Pengelolaan hutan dan hak pemanfaatan

Sebagian besar wilayah adat masyarakat tersebut berada dalam konsesi perusahaan kayu, pertambangan, dan kelapa sawit –masyarakat Punan Long Adiu berencana untuk mencegah diaktifkannya konsesi-konsesi ini dengan menggunakan bukti yang disediakan oleh proyek ini.

Hutan desa tersebut telah ditunjuk sebagai hutan desa dengan hak pengelolaan penuh, dan masyarakat berharap dapat memperluasnya ke hutan produksi (agar mencakup zona konservasi yang akan dikelola bersama hutan desa).

Deforestasi dan degradasi

Estimasi tingkat kabupaten menyiratkan 2% terdeforestasi dan 6% terdegradasi dari tahun 2005 hingga tahun 2016.

Estimasi tingkat kabupaten menyiratkan 3% terdeforestasi dan 1,5% terdegradasi dari tahun 2005 hingga tahun 2016.

Emisi yang dihasilkan

Data deforestasi menunjukkan bahwa emisi CO2 sebesar lebih dari 458.560 ton diramalkan akan dihasilkan selama 5 tahun mendatang jika metode pengelolaannya tidak berubah.

Data deforestasi menunjukkan bahwa emisi CO2 sebesar lebih dari 31.985 ton diramalkan akan dihasilkan selama 5 tahun mendatang jika metode pengelolaannya tidak berubah.

Page 14: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

14

14

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Page 15: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

15

Pengelolaan hutan dan

keanekaragaman hayati

berkelanjutan

Apa yang dilakukan oleh proyek ini dan mengapaKonsep

Proyek ini berfokus pada pengembangan mekanisme-mekanisme yang menciptakan nilai finansial untuk jasa ekosistem yang ditawarkan oleh hutan, dan khususnya menghasilkan penurunan emisi yang dapat diperdagangkan dari deforestasi dan degradasi hutan.

Untuk mencapai solusi teknis yang efektif dan relevan, dibutuhkan fokus pada dua kegiatan yang saling melengkapi:• Dukungan untuk kegiatan-kegiatan mata pencaharian di tingkat lokal dalam

rangka memastikan tersedianya infrastruktur dasar dan pilihan-pilihan yang menghasilkan pendapatan.

• Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat di kedua desa dan lembaga-lembaga pemerintah terkait dalam rangka membangun pengetahuan dan keahlian untuk cara bekerja baru.

Untuk memastikan relevansi solusi-solusi yang diusulkan, sebuah pendekatan partisipatif diambil – melibatkan penduduk setempat dan para pemangku kepentingan pemerintah dalam pengambilan keputusan dan mendukung pengembangan kapasitas terkait di sepanjang prosesnya.

Konsep proyek SFBMB

02

SFBMB – mendorong pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan melalui aksi masyarakat yang didorong oleh pendapatan dari jasa ekosistem

Jaminan hak penguasaan dan

pemanfaatan

Pengelolaan hutan yang baik didorong

Menarik bagi investor

• Kegiatan yang menghasilkan pendapatan

• Infrastruktur

• Nilai keanekaragaman hayati yang didemonstrasikan

• Pasar yang dijajaki

• Rencana pengelolaan hutan

• Penurunan emisi jelas

• Pengelolaan dan pemantauan hutan

• Keahlian bisnis dan pemasaran

Kegiatan mata pencaharian

Kegiatan jasa ekosistem

Kegiatan REDD+

Kegiatan peningkatan kapasitas

Peluang untuk menghasilkan pendapatan

Page 16: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

16

Kegiatan mata pencaharian

Mengapa mata pencaharian?

Dengan pengecualian taman-taman nasional besar yang terpencil, semua hutan di Indonesia dihuni dan memberikan mata pencaharian kepada masyarakat pedesaan. Konsep proyek SFBMB mengakui bahwa masyarakat setempat yang bergantung pada hutan memiliki posisi unik untuk melindungi dan mengelola sumber-sumber daya hutan ini secara berkelanjutan. Namun, untuk melakukannya, mereka membutuhkan jaminan hak kepemilikan atau pengelolaan, kompetensi dan kepercayaan diri dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan, serta kapasitas untuk menegakkan peraturan-peraturan tentang pemanfaatan sumber daya hutan. Dan yang penting, untuk membuat perlindungan hutan menjadi pilihan yang lebih menarik bagi masyarakat setempat dibandingkan dengan perusakan hutan, manfaat dari pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati berkelanjutan perlu melampaui manfaat dari penggunaan lahan yang lebih merusak.

Tim proyek mengakui bahwa untuk mengusulkan mata pencaharian alternatif berdampak rendah yang menopang perekonomian desa dan juga melindungi hutan dan lingkungan hidup, dibutuhkan:

• Pemahaman yang dalam tentang dan rasa hormat terhadap kebutuhan masyarakat

• Proses keterlibatan saksama untuk mengembangkan keyakinan dan membangun kepercayaan terhadap solusi-solusi yang diusulkan untuk menghasilkan pendapatan dengan dampak yang rendah

• Peningkatan kapasitas untuk membangun pengetahuan, kompetensi dan kepercayaan terhadap berbagai cara menghasilkan pendapatan yang memiliki dampak lingkungan yang rendah.

Pentingnya keterlibatan: Pengalaman di lokasi-lokasi percontohan mendemonstrasikan bahwa – agar masyarakat sepenuhnya terlibat dalam dan memperoleh manfaat dari kegiatan-kegiatan pengelolaan hutan lestari – mereka perlu melihat bukti manfaat perubahan secara jelas dan memiliki jaminan hak untuk mengelola sumber daya. Pendekatan-pendekatan perancangan yang dipimpin oleh masyarakat dan mekanisme-mekanisme pembagian manfaat yang dikembangkan di lokasi-lokasi ini dapat diadaptasi dan diterapkan oleh kelompok masyarakat di seluruh kawasan Heart of Borneo, sehingga membantu mewujudkan potensi pengelolaan hutan masyarakat yang efektif untuk berkontribusi pada upaya mengurangi deforestasi dan degradasi hutan, serta meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati.

Page 17: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

17

Apa yang dilakukan oleh proyek ini?

Pendekatan-pendekatan perancangan partisipatif yang dipimpin oleh masyarakat digunakan untuk melibatkan kelompok-kelompok masyarakat percontohan dalam:• Mengidentifikasi pendorong-pendorong deforestasi dan degradasi hutan• Mengumpulkan informasi tentang kondisi sosial dan ekonomi di desa-

desa tersebut dalam rangka mengembangkan gagasan-gagasan untuk mengatasi pendorong-pendorong tersebut

• Merencanakan kegiatan-kegiatan perlindungan hutan dan mata pencaharian yang tepat.

Penelitian ini – termasuk ‘analisis pohon masalah’ serta ‘pemetaan dan perencanaan penggunaan lahan partisipatif’ – memungkinkan proyek ini untuk mengkaji kebutuhan dan persyaratan secara kritis, sehingga memungkinkan adanya dukungan mata pencaharian bersasaran.

Berdasarkan kerja partisipatif ini, proyek ini melaksanakan serangkaian kegiatan yang telah disesuaikan, yang dirancang untuk membantu masyarakat bekerja demi mencapai pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan mata pencaharian ini memiliki penekanan yang berbeda di tiap lokasi, mencakup berbagai kegiatan yang menghasilkan pendapatan dan pembangunan infrastruktur (untuk pengembangan ekowisata serta perlindungan dan pengawasan hutan). Banyak upaya dilakukan untuk menyertakan kegiatan-kegiatan yang akan memberikan manfaat kepada semua anggota masyarakat, termasuk perempuan dan kelompok terpinggirkan.

Page 18: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

18

Pengembangan perkebunan,

termasuk Gaharu dan Ulin

Dukungan untuk usaha-usaha hasil

hutan kayu dan bukan kayu

Dukungan untuk usaha-usaha ekowisata

Fasilitas ekowisata yang meliputi wisma untuk homestay, termasuk perbaikan dapur dan sarana kebersihan

Wilayah Adat Masyarakat Punan Long Adiu

Kegiatan-kegiatanmata pencaharian

yang didukung di Wilayah Adat

Masyarakat Punan Long Adiu

Page 19: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

19

Keahlian usaha dan dukungan untuk usaha hasil hutan kayu dan bukan

kayu, termasuk karet,rotan dan bambu

Renovasi sarana perpustakaan dan

pengembangan kegiatan-kegiatan

seperti perlombaan anak-anak

Dukungan, pelatihan dan kunjungan pertukaran ke

Taman Nasional untuk memfasilitasi

pengembangan usaha ekowisata

Pembangunan jalur-jalur pengamatan satwa liar, dan penyediaan sarana (peralatan pengamatan satwa liar, sampan, jaket pelampung, tempat penampungan)

Perbaikan rumah penduduk untuk digunakan sebagai tempat ‘homestay’ bagi wisatawan, termasuk perbaikan dapur dan sarana kebersihan

Kegiatan-kegiatan mata pencaharian

yang didukung di Hutan Desa

Nanga Lauk

Hutan Desa Nanga Lauk

Page 20: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

20

Apa yang dicapai oleh kegiatan-kegiatan ini?

Kegiatan-kegiatan ini telah menciptakan pengetahuan untuk menghasilkan sumber-sumber pendapatan yang berkelanjutan, yang akan membantu mendorong perlindungan dan pengelolaan hutan jangka panjang di daerah-daerah proyek. Berbagai manfaat mata pencaharian telah dicapai bagi masyarakat.

Manfaat Wilayah Adat Masyarakat Punan Adiu

Hutan Desa Nanga Lauk

Pangan dan pertanian

Berkurangnya tekanan pada populasi babi liar dan hasil hutan bukan kayu melalui kuota dan panen terencana.

Terus tersedianya ikan tangkap melalui penetapan zona larangan penangkapan ikan selama masa-masa pembiakan.

Pendapatan

Pendapatan tambahan keluarga dari:- pembayaran patroli hutan.- partisipasi dalam kelompok budidaya dan kegiatan

ekowisata.

Jasa ekosistem

Pengaturan aliran sungai, konservasi tanah dan air, serta habitat dan keanekaragaman hayati – dijaga berdasarkan kuota ekstraksi.

Energi

Persediaan kayu bakar dijaga dengan menanami sebidang kecil lahan hutan dengan tanaman berotasi singkat.

Kayu & HHBK

Pasokan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang berkelanjutan, serta kayu untuk bahan bangunan dan pembangunan tikung dipertahankan. Di Punan Long Adiu, desa tersebut juga akan memiliki akses ke kayu, damar dan buah-buahan – baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual.

Hak keamanan penguasaan dan pemanfaatan

Sekarang dikenal sebagai Wilayah Masyarakat Adat. Masyarakat sedang dalam proses memperoleh hak pengelolaan penuh dan izin jasa ekosistem, untuk periode perpanjangan 30 tahun.

Hak pengelolaan dipertahankan melalui pengakuan sebagai hutan desa. Masyarakat memperoleh izin untuk memanfaatkan jasa ekosistem yang berasal dari hutan desa untuk periode perpanjangan 35 tahun.

Page 21: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

21

Pembayaran jasa ekosistem

Mengapa pembayaran jasa ekosistem?

Hutan-hutan Indonesia mendukung sangat beragam spesies tanaman dan hewan yang memiliki signifikansi lokal dan internasional. Hutan-hutan ini menyediakan berbagai jasa ekosistem, termasuk memastikan persediaan air dengan pengaturan aliran sungai, meredakan dampak kebakaran dan kekeringan melalui konservasi tanah dan air, mengurangi perubahan iklim melalui penyimpanan karbon, dan nilai-nilai wisata dari habitat dan keanekaragaman hayati. Deforestasi dan degradasi hutan mengancam jasa-jasa ini. Oleh karena itu, mencegah hilangnya hutan dan degradasi hutan – melalui pengelolaan hutan lestari – merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya Indonesia untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan cadangan berbagai gen.

Model-model yang memfasilitasi pembayaran jasa ekosistem telah diakui secara luas sebagai cara untuk membuat manfaat dari pengelolaan hutan lestari menjadi lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari penggunaan lahan yang merusak. Model-model pembayaran jasa ekosistem sebenarnya merupakan bentuk pembiayaan konservasi. Model-model ini memfasilitasi pembayaran kepada petani, pemilik lahan, dan pengguna lahan yang telah sepakat untuk mengelola lahan mereka guna memberikan jasa ekosistem. Dengan demikian, mereka memberikan insentif berbasis pasar untuk pengelolaan hutan lestari. Model-model ini dapat dilaksanakan melalui program-program nasional (di mana pemerintah membayar atas nama warga negara) atau melalui hubungan dengan individu atau perusahaan yang memiliki kepentingan dalam bidang konservasi, terkadang karena mereka memperoleh manfaat langsung dari jasa-jasa ekosistem tersebut. Peran sektor swasta tumbuh dalam skema-skema pembayaran jasa ekosistem di seluruh belahan dunia.

Apa yang dilakukan oleh proyek ini?

Proyek ini mengakui nilai jasa ekosistem sebagai sumber pendanaan potensial untuk kegiatan-kegiatan perlindungan hutan dan mata pencaharian di lokasi-lokasi percontohan, dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang saling terkait untuk menyelidiki pilihan-pilihan yang tersedia untuk memanfaatkan hal ini sebaik mungkin.

Page 22: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

22

Identifikasi pasar yang berpotensi untuk jasa ekosistem. Proyek ini mengembangkan sebuah pusat data perusahaan sektor swasta (termasuk industri kelapa sawit dan industri ekstraktif) yang mengakui tanggung jawab deforestasi mereka dan siap untuk membuat komitmen zero deforestation. Hampir 30 perusahaan yang operasinya terletak dekat lokasi proyek diidentifikasi dan pendekatan awal terhadap mereka dilakukan. Dari langkah-langkah ini, sekitar lima atau enam perusahaan dianggap serius dalam hal mitigasi iklim.

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) secara resmi dibentuk pada tahun 2004. Keanggotaan di dalamnya memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan reputasi kelestarian mereka, memperoleh akses pasar di mana permintaan atas produk berkelanjutan sedang berkembang, dan dilibatkan dalam keputusan kebijakan seputar pergerakan kelapa sawit berkelanjutan yang sedang tumbuh. RSPO telah mengembangkan sekumpulan kriteria lingkungan dan sosial yang harus dipatuhi oleh perusahaan dalam rangka menghasilkan Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikasi RSPO.

Para petani kelapa sawit yang berupaya memperoleh sertifikasi RSPO diharuskan untuk melakukan kajian Nilai Konservasi Tinggi atas lahan yang mereka miliki untuk penanaman baru sebelum pembukaan lahan sejak bulan November 2005. Para anggota RSPO yang membuka lahan setelah bulan November 2005 harus menghitung tanggung jawab kompensasi mereka dan memberikan kompensasi atas pembukaan lahan ini sesuai dengan Prosedur Remediasi dan Kompensasi yang dikembangkan oleh RSPO. Prosedur ini memberikan sejumlah strategi kompensasi, termasuk pembiayaan konsesi restorasi ekosistem, hutan yang dikelola oleh masyarakat, dan proyek-proyek lainnya yang menghasilkan manfaat konservasi.

Proyek ini juga telah membina hubungan produktif dengan perusahaan-perusahaan di dalam kelompok payung Produsen Roundtable of Sustainable Palm Oil, dan setidaknya satu perusahaan jasa keuangan telah mengekspresikan ketertarikan untuk menyediakan dana investasi dan dukungan lainnya bagi perusahaan-perusahaan yang ingin memenuhi komitmen zero net deforestation melalui jalur ini.

Dari analisis yang dilakukan, jelas bahwa (bersama dengan penurunan emisi karbon) keanekaragaman hayati adalah yang paling layak untuk diberikan investasi di antara berbagai jasa ekosistem di kedua lokasi proyek ini.

Mendemonstrasikan nilai-nilai keanekaragaman hayati. Untuk dapat mendemonstrasikan nilai keanekaragaman hayati di lokasi-lokasi tersebut, dan memberikan sebuah mekanisme guna menyalurkan pembiayaan konservasi untuk pengelolaan hutan lestari, kedua lokasi telah didaftarkan sebagai Kawasan Konservasi Terverifikasi (Verified Conservation Area/VCA). Pendaftaran VCA membutuhkan pengembangan rencana pengelolaan, dengan menggunakan pedoman Standar VCA untuk pengelolaan keanekaragaman hayati.

Foto

: ww

w.p

ixab

ay.c

om

Page 23: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

23

Standar Kawasan Konservasi Terverifikasi (VCA) http://conserveareas.org/

Standar VCA dimaksudkan untuk memungkinkan transparansi dan akuntabilitas publik untuk aksi-aksi konservasi yang dilakukan oleh para pengelola lahan. Terdapat sebuah jaringan global berkembang yang terdiri dari kawasan-kawasan konservasi yang didaftarkan di bawah Standar VCA.

Untuk dapat didaftarkan sebagai VCA, kawasan tersebut harus membuat Rencana Pengelolaan Konservasi yang menggambarkan keanekaragaman hayati yang ada, dan kegiatan-kegiatan konservasi yang akan dilakukan untuk melindunginya. Rencana pengelolaan konservasi tersebut dikaji oleh seorang auditor yang disetujui oleh VCA dan mengunjungi lokasi tersebut.

Setelah didaftarkan, VCA mengajukan laporan kinerja tahunan yang ditinjau oleh seorang auditor yang disetujui oleh VCA dan memberikan kajian independen tentang pernyataan komitmen konservasi kawasan tersebut. Survei keanekaragaman hayati berkala digunakan untuk mengkaji dampak dari VCA tersebut.

Beberapa spesies dalam daftar merah IUCN yang tercatat ada di daerah-daerah proyek ini meliputi: Orangutan, Owa kelempiau, Beruang madu, Bekantan, Berang-berang hidung berbulu (Lutra sumatrana), beberapa spesies burung enggang (termasuk Enggang gading yang sangat terancam punah) dan lebih dari 30 spesies burung lainnya yang ada dalam daftar merah, kura-kura duri, baning cokelat, serta pohon Gaharu dan pohon Ulin.

Survei keanekaragaman hayati di kedua lokasi tersebut mengungkapkan tingginya jumlah spesies yang terancam punah (termasuk beberapa spesies dalam daftar merah IUCN). Hal ini menyoroti potensi konservasi keanekaragaman hayati di lokasi-lokasi proyek, yang dapat menarik pendanaan dari donor-donor nasional dan internasional.

Untuk mempertahankan status mereka sebagai Kawasan Konservasi Terverifikasi, audit tahunan akan dilakukan oleh seorang auditor yang disetujui oleh VCA untuk menentukan apakah rencana pengelolaannya dilaksanakan secara efektif, dan sebuah survei keanekaragaman hayati lengkap akan dilakukan setidaknya setiap lima tahun sekali. Pengurangan mencolok yang teramati pada jumlah spesies yang sebelumnya berlimpah akan membutuhkan tindakan perbaikan terhadap rancangan proyek dan/atau elemen-elemen pelaksanaannya.

Foto

: ww

w.p

ixab

ay.c

om

Page 24: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

24

Meningkatkan kapasitas setempat dalam hal pembayaran jasa ekosistem. Sebelum proyek SFBMB, konsep pembayaran jasa ekosistem (dan konsep VCA) merupakan konsep yang sama sekali baru bagi kedua kelompok masyarakat. Kedua gagasan tersebut didiskusikan dengan kelompok-kelompok masyarakat peserta, dan analisis pohon masalah digunakan dalam analisis mata pencaharian untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman utama dan kegiatan-kegiatan yang memungkinkan untuk mengatasinya.

Apa yang dicapai oleh kegiatan-kegiatan tersebut?

Kerja yang dilakukan oleh proyek SFBMB telah sangat meningkatkan daya tarik lokasi-lokasi proyek bagi investor jasa keanekaragaman hayati. Kedua kawasan hutan sekarang resmi disetujui dan tercatat dalam Daftar VCA. Hal ini memberikan banyak manfaat:

• Terdaftar sebagai VCA meningkatkan daya tarik lokasi-lokasi percontohan di mata investor yang ingin berinvestasi pada skema-skema kompensasi keanekaragaman hayati (biodiversity offset).

• Hal ini juga meningkatkan daya tarik penjualan Sertifikat Penurunan Emisi yang dapat dihasilkan oleh kedua lokasi tersebut (lihat Bagian 2.4).

• Pemantauan dan pelaporan yang diharuskan oleh Standar VCA memastikan bahwa transparansi dan akuntabilitas dijaga, sehingga membantu mendemonstrasikan kinerja kepada pemberi dana dan para pemangku kepentingan lainnya. Pendaftaran dan pengakuan terkait memberikan profil kepada lokasi-lokasi tersebut yang meningkatkan probabilitas investasi.

Memiliki kredibilitas seperti ini dan kepastian untuk bergerak maju membantu membuat lokasi-lokasi proyek menjadi lebih menarik dan ‘aman’ untuk investasi. Tingginya jumlah spesies terancam punah yang teridentifikasi menyoroti perlunya konservasi keanekaragaman hayati di lokasi-lokasi proyek. Hal ini diharapkan akan menarik pendanaan dari perusahaan-perusahaan RSPO, donor-donor nasional dan internasional, serta sumber pembiayaan konservasi lainnya.

Foto

: ww

w.p

ixab

ay.c

om

Page 25: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

25

Penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan

Mengapa menurunkan emisi?

Deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia merupakan sumber utama emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk mencegah deforestasi dan degradasi hutan melalui pengelolaan hutan berpotensi memberikan kontribusi kepada upaya-upaya nasional dan internasional untuk membatasi dampak-dampak merugikan dari pemanasan global.

Apa itu REDD+? Hal ini mengacu kepada konsep penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, konservasi cadangan karbon hutan, pengelolaan hutan lestari dan peningkatan cadangan karbon hutan di negara-negara berkembang. Konsep ini merupakan sebuah pendekatan sukarela yang dikembangkan oleh Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change) pada tahun 2005, dengan tujuan untuk memitigasi perubahan iklim dengan menurunkan emisi bersih gas rumah kaca melalui peningkatan pengelolaan hutan di negara-negara berkembang.

Kegiatan-kegiatan penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+), jika dirancang, dikelola dan dipantau dengan benar, dapat digunakan untuk menciptakan penurunan emisi gas rumah kaca yang dapat diperdagangkan. Pendekatan tersebut sangat serupa dengan prinsip pembayaran jasa ekosistem. Mendemonstrasikan secara menyakinkan bahwa emisi karbon dapat dihindari melalui peralihan ke pengelolaan hutan lestari menciptakan potensi manfaat finansial bagi para pemilik hutan yang melakukan peralihan tersebut. Proyek-proyek REDD+ harus dapat mendemonstrasikan:

Baseline:titik minimum atau titik

awal yang digunakan untuk perbandingan

Tidak ada kebocoran/kebocoran minimum:

tidak ada pengalihan emisi ke lokasi lain

Tambahan:penurunan emisi yang dalam kondisi sebaliknya tidak akan

terjadi

Kekekalan:jaminan bahwa deforestasi

yang berhasil dihindari akan berlanjut untuk waktu yang

sangat lama

Page 26: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

26

Apa yang dilakukan oleh proyek ini?

Mengingat sifat lokasi proyek, standar ‘Plan Vivo’ dipilih untuk menghasilkan penurunan emisi sukarela yang dapat diperdagangkan. Standar tersebut diakui dan diterima di tingkat internasional, dan telah disesuaikan secara khusus untuk digunakan oleh kelompok masyarakat kecil. Agar memenuhi syarat untuk Plan Vivo, sejumlah kegiatan pendukung dilaksanakan oleh proyek ini.

Standar Plan Vivo dan bagaimana cara kerjanya (www.planvivo.org)

Standar Plan Vivo adalah sebuah standar internasional untuk sertifikasi proyek-proyek yang dipimpin oleh masyarakat yang mencapai penurunan emisi, serta peningkatan ekosistem dan mata pencaharian setempat.

Agar proyek dapat didaftarkan oleh Plan Vivo, proyek tersebut harus membuat Dokumen Rancangan Proyek (DRP) yang menggambarkan manfaat yang diharapkan dari proyek tersebut, dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapainya. DRP ini ditinjau oleh para pakar teknis dan seorang petugas validasi independen.

Proyek-proyek Plan Vivo membuat laporan tahunan tentang pencapaian-pencapaian mereka yang diajukan kepada Plan Vivo Foundation. Jika sasaran-sasaran pemantauan yang dibutuhkan terpenuhi, sertifikat untuk setiap ton penurunan emisi karbon dioksida yang tercapai dikeluarkan untuk proyek tersebut. Sertifikat-sertifikat ini dapat dijual sebagai kompensasi karbon, atau digunakan sebagai sarana untuk mendemonstrasikan kinerja kepada pemberi dana proyek. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk menghasilkan pendapatan dan/atau manfaat lainnya bagi masyarakat.

Agar Plan Vivo bekerja, masyarakat perlu menetapkan proyek Plan Vivo, dan dibutuhkan seorang koordinator, yang biasanya merupakan sebuah organisasi non-pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat yang telah lama berdiri dan aktif di daerah tersebut. Koordinator proyek adalah pengelola keseluruhan proyek, bertanggung jawab untuk mengoordinasikan dukungan proyek serta memasarkan dan mendistribusikan pembayaran jasa ekosistem bertahap kepada peserta.

Catatan Gagasan Proyek (Project Idea Note/PIN)Menggambarkan elemen-elemen utama proyek dan bagaimana proyek ini akan berkontribusi pada mata pencaharian berkelanjutan.

Plan Vivo Foundation meninjau dan menyetujui PIN.

• Plan Vivo Foundation meninjau dan menyetujui PDD.

• Kunjungan validasi memastikan PDD dilaksanakan.

• Proyek menyerahkan laporan tahunan dengan data pemantauan.

• Plan Vivo Foundation mengeluarkan sertifikat penurunan emisi.

Dokumen Rancangan Proyek (Project Design Document/PDD)Memerinci wilayah, peserta, kegiatan, manfaat dan penerima manfaat proyek.

Validasi dan pendaftaran proyek

Sertifikat Plan Vivo dapat dijual

Page 27: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

27

Perencanaan pengelolaan hutan. Proyek ini bekerja sama dengan para pengembang proyek Plan Vivo setempat dan kelompok-kelompok masyarakat peserta dalam mengembangkan rencana pengelolaan hutan yang lengkap untuk daerah-daerah proyek yang diusulkan dan anggaran untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan proyek selama periode proyek lima tahun pertama dari bulan Januari 2018 hingga bulan Desember 2022. Proses partisipatif tersebut meliputi pemetaan penggunaan lahan yang melibatkan hak lahan dan penguasaan serta identifikasi pelatihan dan sumber daya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk melaksanakan rencana pengelolaan mereka. Proyek ini memberikan pelatihan, infrastruktur, dan peralatan yang dibutuhkan untuk memulai dan melanjutkan kegiatan-kegiatan perlindungan dan pengawasan hutan yang diwajibkan – termasuk rumah patroli, menara pengawas kebakaran, jalan setapak hutan, perahu, seragam, papan penunjuk arah, teropong, dan peralatan teknologi informasi. Kedua organisasi pengembangan proyek lokal – organisasi nirlaba setempat yang akan menjalankan sistem Plan Vivo – tidak ternilai harganya dikarenakan sejarah mereka dalam bekerja dengan kelompok-kelompok masyarakat ini.

Menghitung penurunan emisi. Untuk mengeluarkan sertifikat Plan Vivo untuk dijual, dibutuhkan penghitungan perbedaan emisi yang akan dihasilkan di masa depan dari pengelolaan aktif. Sebuah skenario emisi baseline (yang juga dikenal sebagai skenario BAU (business as usual), Tingkat Emisi Rujukan atau Tingkat Rujukan Hutan) ditetapkan. Hal ini menggambarkan emisi yang diperkirakan akan dihasilkan dari deforestasi dan degradasi hutan jika tidak ada tindakan yang diambil untuk mencegahnya. Oleh karena itu, proyek ini:

• Mendemonstrasikan bahwa, di kedua lokasi percontohan, kelanjutan deforestasi dan degradasi hutan yang terkait dengan penggunaan saat ini merupakan skenario penggunaan lahan baseline yang paling memungkinkan.

• Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang akan merintangi masyarakat dalam melindungi daerah-daerah proyek secara efektif tanpa dukungan dari luar.

• Mengembangkan sebuah metodologi untuk mengukur emisi gas rumah kaca yang diperkirakan akan dihasilkan dari deforestasi dan degradasi hutan di bawah skenario baseline dan di bawah skenario yang dikelola.

• Menghitung penurunan emisi dari yang diharapkan.

Page 28: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

28

Penurunan emisi tahunan yang diharapkan, yang dihitung untuk kedua lokasi, dirangkum di bawah ini

Penurunan emisi yang diperkirakan akan dihasilkan dari kegiatan-kegiatan proyek diperkirakan dengan mengurangi emisi baseline dengan emisi proyek dan kebocoran emisi. Sehingga, rumusnya adalah: Penurunan emisi = emisi baseline – emisi proyek – kebocoran emisi.

Untuk Punan Long Adiu(t CO2/yr)

Untuk Nanga Lauk(t CO2/yr)

Emisi skenario baseline 91.712 6.397

Emisi skenario proyek Plan Vivo 22.928 640

Kebocoran emisi 3.437 288

Penurunan emisi 65.347 5.469

Menyiapkan proyek-proyek Plan Vivo. Bekerja dengan kedua organisasi nirlaba setempat (yang dikenal sebagai LP3M dan PRCF Indonesia), proyek ini mendukung penyusunan dokumen-dokumen rancangan proyek (DRP) pengelolaan hutan untuk lokasi-lokasi percontohan Hutan Desa Nanga Lauk dan Wilayah Adat Masyarakat Punan Long Adiu. DRP tersebut menggambarkan proyek ini dan tujuan-tujuannya secara terperinci, termasuk menetapkan daerah dan lokasi proyek, jangka waktunya, kelompok-kelompok masyarakat dan organisasi-organisasi pelaksana lainnya yang dilibatkan dan peran mereka, manfaat jasa ekosistem yang diharapkan (termasuk penurunan emisi), manfaat keanekaragaman hayati dan mata pencaharian tambahan, prosedur pemantauan proyek serta semua prosedur pengelolaan dan pelaporan proyek. Hal ini memungkinkan Plan Vivo untuk mengevaluasi kekuatan rancangan proyek, memastikan transparansi prosedur dan menghindari ketergantungan yang berlebihan pada anggota-anggota staf utama dengan sekumpulan prosedur terbaru dan rujukan terhadap dokumen-dokumen pendukung. Setelah disetujui, DRP menjadi dasar untuk melaporkan dan meninjau proyek ini setiap tahun yang menghasilkan dikeluarkannya Sertikat Plan Vivo.

Verifikasi VCA pelengkap. Kawasan Konservasi Terverifikasi dipilih agar bertepatan dengan daerah-daerah dalam skema Plan Vivo, agar saling melengkapi. Setiap proyek REDD+ di kawasan Heart of Borneo juga diharapkan akan memberikan cukup banyak manfaat keanekaragaman hayati. Memenuhi standar VCA mendemonstrasikan manfaat-manfaat keanekaragaman hayati ini dan meningkatkan daya tarik sertifikat Plan Vivo, seperti halnya dengan kerja terkait untuk meningkatkan mata pencaharian setempat.

Bekerja dengan mitra-mitra Pemerintah dalam hal peraturan daerah (Perda). Agar skema pembayaran jasa ekosistem bekerja dengan cara yang memberikan manfaat kepada masyarakat, sebuah kerangka hukum yang

Page 29: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

29

didasarkan pada undang-undang (di tingkat nasional) dan dilaksanakan melalui peraturan (di tingkat provinsi dan kabupaten/kota) perlu dimiliki. Oleh karena itu, proyek ini bekerja dengan pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dan pemerintah Kabupaten Malinau untuk memfasilitasi pengembangan peraturan baru tentang pembayaran jasa ekosistem. Draft peraturan dikembangkan secara terpisah untuk masing-masing kabupaten. Di Malinau, draft peraturan tersebut dikembangkan dan didiskusikan bersama para pemangku kepentingan setempat dan dokumen hasil revisinya diserahkan kepada pemerintah Kabupaten Malinau pada bulan Agustus 2017. Di Kapuas Hulu, draft naskahnya dipresentasikan pada sebuah lokakarya yang diselenggarakan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Draft akhir diselesaikan dan diserahkan pada bulan Mei 2017.

Apa yang telah dicapai oleh kegiatan-kegiatan proyek?

Nanga Lauk adalah hutan desa pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi Plan Vivo, dan Punan Long Adiu merupakan hutan adat pertama. Hal ini merupakan pencapaian yang sangat penting dalam konteks kapasitas yang terbatas di awal proyek ini, terpencilnya desa tersebut dan jangka waktu proyek yang singkat. Penyusunan dan persetujuan dokumen rancangan proyek merupakan langkah yang pelik dan menuntut.

Dokumen-dokumen rancangan proyek untuk kedua lokasi percontohan telah disertifikasi dan disetujui oleh Plan Vivo. Hal ini membuat keduanya memenuhi syarat untuk sertifikat penurunan emisi dari Plan Vivo, yang dapat dijual melalui pasar karbon sukarela. Proyek ini memberikan demonstrasi yang berharga tentang apa yang memungkinkan, dengan alokasi upaya dan sumber daya yang tepat, dan meningkatkan kredibilitas dan daya tarik kedua lokasi secara signifikan di mata investor-investor eksternal di masa depan.

Mencapai sertifikasi Plan Vivo juga telah mengakibatkan perubahan besar bagi masyarakat. Upaya-upaya untuk mencapai sertifikasi Plan Vivo telah meningkatkan dan mengembangkan keahlian-keahlian yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengelola jenis-jenis skema jasa ekosistem lainnya, yang membutuhkan perubahan struktur tata kelola setempat. Walaupun terdapat biaya tinggi yang dilibatkan dalam memulai dan mempertahankan sertifikasi Plan Vivo, dengan kesulitan untuk mengakses pasar dan berbagai tingkat permintaan, proyek ini telah menempatkan desa-desa ini dalam posisi yang kuat, dengan cukup banyak ketertarikan dari beberapa pembeli RSPO yang mendapatkan banyak perhatian publik saat penulisan laporan ini.

Page 30: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

30

30

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Page 31: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

31

Peningkatan kapasitas keberlanjutan

Mengapa meningkatkan kapasitas?

Untuk mengelola dan melindungi sumber daya hutan di seluruh bagian-bagian hutan yang besar dan terpencil di Indonesia merupakan tantangan yang sangat besar. Rancangan proyek ini mengakui bahwa keahlian teknis dan bisnis untuk pengelolaan hutan perlu dikembangkan di antara:• Masyarakat yang tinggal di hutan, yang tidak selalu memiliki keahlian dan

pengetahuan yang dibutuhkan, tetapi mungkin memiliki motivasi untuk terlibat dalam pengelolaan dan perlindungan hutan (jika mereka memiliki hak untuk mengambil manfaat dari kegiatan-kegiatan tersebut).

• Pemerintah dan lembaga-lembaga teknis lainnya di kawasan hutan, yang berpotensi untuk memainkan peran kunci dalam pengelolaan hutan jika keahlian dan pengetahuan mereka ditingkatkan.

Proyek ini bertujuan untuk membangun keahlian anggota masyarakat untuk mengembangkan rencana-rencana pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati yang dibutuhkan sekarang dan di masa depan. Keahlian praktis yang terkait dengan usaha berbasis hutan dapat meningkatkan mata pencaharian dan memperkuat lembaga setempat. Melibatkan masyarakat yang tinggal di hutan dalam pengelolaan hutan meningkatkan keberlanjutan dan meningkatkan kapasitas untuk memastikan berlanjutnya kegiatan setelah berakhirnya masa hidup proyek ini.

Apa yang dilakukan oleh proyek ini?

Proyek SFBMB mengembangkan sebuah pendekatan bertahap terhadap peningkatan kapasitas. Pada awalnya, konsultasi dengan para pemangku kepentingan dilakukan untuk mengkaji kebutuhan pelatihan dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan pelatihan di masa lalu. Selanjutnya, program pelatihan dirancang untuk memenuhi kesenjangan seefisien mungkin.

Beragam kebutuhan pelatihan diidentifikasi di berbagai organisasi. Untuk merespons kebutuhan yang teridentifikasi, proyek ini mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan tiga tingkat. Program pelatihan ini mencakup kegiatan-kegiatan pelatihan yang mendukung staf pemerintah provinsi dan kabupaten terkait, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat desa. Kegiatan-kegiatan tersebut berfokus pada keahlian teknis dan bisnis yang dibutuhkan untuk pengelolaan hutan, serta pengembangan masyarakat yang lebih luas.

Page 32: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

32

Paket kegiatan-kegiatan pelatihan yang saling melengkapi, dikembangkan dan disesuaikan dengan saksama untuk membangun keahlian dan meningkatkan kapasitas khusus yang terkait dengan tujuan-tujuan proyek dan memenuhi kebutuhan nyata para pemangku kepentingan. Kegiatan-kegiatan pelatihan tersebut sangat beragam, mulai dari pelatihan tingkat provinsi dan kabupaten untuk mendukung pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati hingga pengembangan mata pencaharian tingkat masyarakat.

Tingkat 1:Pengambil keputusan

pemerintah dan staf teknis di ke-17

kabupaten/kota dan empat provinsi

kawasan HoB.

Tingkat 2:Staf teknis pemerintah dari kedua kabupaten

(Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Malinau), termasuk Taman Nasional Kayan Mentarang danTaman Nasional Betung Karihun, dan KPH-KPH di

Malinau dan Kapuas Hulu, serta LSM-LSM.

Tingkat 3:Anggota-anggota masyarakat, lembaga-lembaga desa dan LSM-

LSM yang beroperasi di desa-desa tersebut.

Page 33: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

33

Topik pelatihan Jumlah peserta

Distribusi laki-laki dan perempuan

Forum ThinkTank – Pengelolaan hutan lestari dan SVLK

33

Forum ThinkTank – Perhutanan sosial dan Hutan Kemasyarakatan

72

Pembayaran jasa lingkungan dan penyusunan peraturan perundangan

45

Reduksi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+)

36

Ekonomi kreatif berbasis sumber daya alam 25

Manajemen dan jurnalisme konflik manusia-satwa liar

27

Ekowisata dan fotografi satwa liar/mata pencaharian

23

Pengukuran gas rumah kaca 30

Perangkat pemantauan dan pelaporan ruang (2 pelatihan)

30

26

Teknologi penginderaan jauh melalui udara (drone)

18

Inventarisasi hutan dan manajemen data keanekaragaman hayati

42

GIS dan penginderaan jauh 25

Laki-Laki Perempuan

Page 34: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

34

Topik pelatihan Jumlah peserta

Distribusi laki-laki dan perempuan

Mengembangkan energi terbarukan dan energi alternatif

22

Penanggulangan kebakaran hutan 21

Seminar PADIATAPA untuk kebijakan dan peraturan REDD+ dan Pembayaran Jasa Ekosistem

37

Kebijakan dan peraturan minyak sawit berkelanjutan

12

Keahlian fasilitasi dan partisipasi efektif 21

Kebijakan dan peraturan minyak sawit berkelanjutan

25

Perencanaan pembiayaan/bisnis berkelanjutan bagi KPH

20

Laki-Laki Perempuan

Page 35: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

35

Beberapa aspek peningkatan kapasitas, seperti pelatihan drone, memperkenalkan metode baru dan inovatif untuk pengelolaan hutan. Dengan memasukkan teknik-teknik terbaru, pelatihan ini telah menempatkan mereka yang terlibat di barisan depan pengawasan hutan.

Apa yang dicapai oleh kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas?

Pelatihan staf pemerintah telah membangun kesadaran, pengetahuan dan keahlian teknis kunci yang terkait dengan pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati dan, mungkin yang terpenting, telah memberikan kepada mereka kemampuan untuk mendukung inisiatif-inisiatif jasa ekosistem setempat, seperti inisiatif-inisiatif yang dikembangkan oleh proyek ini. Pelatihan masyarakat telah meningkatkan kapasitas lembaga setempat dan masyarakat desa untuk mengoperasikan dan mempertahankan sertifikasi Plan Vivo dalam jangka panjang, serta membangun keahlian pelengkap yang terkait dengan mata pencaharian.

Pelatihan ini telah mencapai beberapa hasil khusus:• Telah memungkinkan peningkatan pengelolaan di tingkat lanskap dalam

kawasan Heart of Borneo, melintasi batas-batas kabupaten dan provinsi.• Telah memungkinkan dialog berbasis bukti yang terinformasi di antara

para pengambil keputusan utama tentang konsep, perangkat dan standar kebijakan saat ini sehubungan dengan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan di kawasan Heart of Borneo (17 kabupaten dan empat provinsi).

• Telah membantu masyarakat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan baru atau yang lebih baik yang menghasilkan pendapatan dan mewujudkan manfaat dari kegiatan-kegiatan pengelolaan hutan lestari yang, setelah beberapa waktu, seharusnya mengalahkan insentif penggunaan lahan yang bersifat lebih merusak.

Page 36: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

36

36

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Page 37: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

37

HasilSFBMB merupakan proyek yang ambisius dan tim proyek ini bekerja di lingkungan yang menantang. Namun, pencapaian-pencapaian yang signifikan berhasil dibuat. Melalui jalur perubahan yang efektif, proyek SFBMB telah:

• Memperoleh sertifikasi Plan Vivo – berdasarkan pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati berkelanjutan – untuk dua kelompok masyarakat di Kalimantan. Khususnya, Nanga Lauk dan Punan Long Adiu adalah organisasi-organisasi tingkat masyarakat pertama yang memiliki akses ke pasar karbon internasional untuk membiayai pengelolaan lestari dan konservasi.

• Mendukung jalur-jalur peningkatan mata pencaharian. Serta menetapkan mekanisme untuk menjual penurunan emisi, kapasitas dan potensi untuk kegiatan-kegiatan mata pencaharian berkelanjutan lainnya telah meningkat. Infrastruktur untuk kegiatan-kegiatan ekosiwata (termasuk wisma untuk homestay, jalur setapak, jalur-jalur pengamatan, dan perahu) telah dibangun dengan dana proyek untuk memastikan dampak yang bertahan lama.

• Memberdayakan dan memungkinkan masyarakat setempat untuk menerapkan pendekatan baru dalam merencanakan dan mengelola hutan mereka secara berkelanjutan. Proyek ini telah memberikan kepada masyarakat potensi untuk memanfaatkan model-model pembiayaan konservasi internasional, terutama pembayaran kompensasi, melalui penciptaan Kawasan Konservasi Sukarela. Hal ini dapat memberikan manfaat dan insentif finansial jangka panjang.

03

Page 38: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

38

Proyek SFBMB

Sertifikasi Plan Vivo

pertama untuk hutan desa di

Indonesia

Meningkatnya peluang mata pencaharian

Organisasi-organisasi setempat yang berdaya dan mampu

Hak penguasaan dan pemanfaatan yang diperoleh

Kredibilitas untuk ambisi pemerintah dalam pengelolaan

hutan berbasis masyarakat melalui

hutan desa & wilayah masyarakat

adatPengelolaan hutan yang baik terdorong

Metodologi-metodologi untuk mengkaji dan memantau penurunan emisi

Menarik bagi investor

• Mengidentifikasi kondisi-kondisi yang dapat membantu mewujudkannya. Kondisi-kondisi ini tercipta melalui penguatan jaringan dukungan setempat, sehingga membantu masyarakat menetapkan hak penguasaan dan penggunaan lahan, dan meningkatkan kapasitas di tingkat masyarakat, LSM, dan pemerintah.

• Memberlakukan metode-metode untuk mengkaji dan memantau penurunan emisi, serta memberikan estimasi yang terpercaya dan konservatif yang memenuhi persyaratan Standar Plan Vivo. Pendekatan-pendekatan pemantauan hemat biaya ini dibutuhkan untuk memastikan akses jangka panjang ke pembiayaan yang dibutuhkan untuk mendukung pengelolaan hutan masyarakat dan menurunkan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di kawasan Heart of Borneo.

Terakhir, proyek ini telah berkontribusi secara signifikan pada ambisi pemerintah dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat pada 12 juta hektar hutan desa/wilayah masyarakat adat, dengan mendemonstrasikan metode-metode untuk melestarikan keanekaragaman hayati hutan Indonesia yang dapat ditiru secara luas di seluruh kawasan ini.

Page 39: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

3939

Foto

: ww

w.p

ixab

ay.c

omPengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Page 40: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

40

40

Foto

: ww

w.p

ixab

ay.c

omPengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Page 41: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

41

Pembelajaran

Selama proyek ini berlangsung, terdapat sejumlah pembelajaran dari pengalaman dalam melaksanakan SFBMB yang berguna bagi Indonesia, inisiatif Heart of Borneo, dan mitra-mitra pembangunan di masa depan.

Plan Vivo bekerja di Kalimantan. Proyek ini telah memperlihatkan bahwa, bahkan di mana terdapat penguasaan lahan yang tidak jelas, serta tata kelola hutan dan penegakan hukum hutan yang lemah, ada peran positif untuk menggunakan metode dan standar Plan Vivo sebagai sebuah mekanisme yang layak untuk menghasilkan pendanaan bagi pengelolaan hutan masyarakat lestari.

Presentasikan bukti yang terpercaya. Untuk mendorong wacana terinformasi di antara para pengambil keputusan utama di tingkat lokal tentang pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, pemahaman dan bukti tentang manfaat berbagai pilihan pengelolaan sangat penting. Melalui proses partisipatif, yang membangun pemahaman dan andil, metode Plan Vivo memberikan data yang jelas dan terpercaya yang dapat dijadikan dasar dalam menciptakan penurunan emisi asli yang dapat diperdagangkan.

Membangun manfaat. Mata pencaharian dan arti pentingnya tidak dapat diremehkan serta harus diteliti dan diselidiki secara saksama sebelum pelaksanaan kegiatan konservasi, seraya mengelola harapan masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang layak dan menghasilkan pendapatan harus diidentifikasi, dibarengi dengan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan keahlian yang ada dan mengisi kesenjangan di tengah masyarakat. Jaringan-jaringan dukungan bisnis dan proyek juga harus diidentifikasi dan diberikan kapasitas yang dibutuhkan.

Konfirmasi diperolehnya hak manfaat. Pengaturan kelembagaan dan penguasaan harus memastikan protokol-protokol pembagian manfaat yang adil dan transparan yang menghormati komitmen yang dibuat oleh semua pemangku kepentingan, Pemerintah Indonesia, para pengembang proyek, investor dan yang terpenting, masyarakat. Demi keberhasilan sebuah proyek konservasi, masyarakat desa harus merasakan manfaat nyata dari pengelolaan hutan masyarakat dan berkomitmen, dalam jangka panjang, terhadap proses tersebut.

Sesuaikan tindakan dengan kondisi setempat. Dengan memprioritaskan kajian dan persyaratan kebutuhan setempat, proyek SFBMB menjaga pengeluaran sesuai dengan anggaran, dan menciptakan sebuah model finansial yang dapat ditiru dan ditingkatkan kapan pun dan di mana pun dibutuhkan.

04

1

2

3

4

5

Page 42: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

42

6

7

Pertimbangkan realitas pasar. Pasar untuk produk-produk ini (termasuk penurunan emisi dan jasa ekosistem lainnya) tersedia, tetapi mengidentifikasi investor dan pembeli tidak selalu mudah dilakukan. Memperoleh komitmen pasar yang berarti merupakan tugas yang signifikan dan sangat penting, dan rancangan produk perlu mencerminkan permintaan. Proyek ini mengakui permintaan yang tumbuh dari anggota-anggota RSPO untuk proyek-proyek kompensasi, sehingga fokusnya dimodifikasi.

Pastikan pelatihan bersasaran dan diperbarui. Melaksanakan pelatihan bersasaran yang mempertemukan orang-orang melintasi batas-batas sosial, budaya, dan kelembagaan memungkinkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih besar di semua tingkat – sangat penting ketika melaksanakan pendekatan-pendekatan baru terhadap konservasi. Munculnya pengelolaan hutan berbasis masyarakat bersama dengan analisis cadangan karbon telah membawa tantangan kapasitas baru dalam bidang kehutanan, sehingga dibutuhkan pelatihan terbaru yang tepat dalam hal pemantauan, pelaporan dan verifikasi (monitoring, reporting and verification/MRV), penginderaan jauh, dan inventarisasi karbon.

Page 43: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

4343

Foto

: ww

w.p

ixab

ay.c

omPengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Page 44: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

44

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

44

Foto

: ww

w.p

ixab

ay.c

om

Page 45: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

45

Langkah selanjutnya05Selama periode sementara sejak ditutupnya proyek pada awal tahun 2018 hingga penjualan pertama sertifikat penurunan emisi, masyarakat akan terus melaksanakan rencana pengelolaan hutan berdasarkan konservasi yang didukung oleh pengawasan dan pelaporan. Untuk memenuhi persyaratan Plan Vivo dalam rangka menghasilkan penurunan emisi yang dapat diperdagangkan, dibutuhkan pemantauan terus-menerus dan verifikasi berkala terhadap penurunan emisi yang dicapai. Oleh karena itu, organisasi-organisasi pengembangan proyek setempat (LP3M dan PRCF Indonesia) harus terus mengarahkan dan memantau kerja ini – komitmen dan kapasitas mereka sangat penting. Sebuah proposal pendanaan talangan untuk menutup kesenjangan antara berakhirnya proyek dan investasi sektor swasta telah dikembangkan dan saat ini sedang dipertimbangkan oleh Asian Development Bank.

Meningkatkan kegiatan-kegiatan mata pencaharian dari dukungan yang ditawarkan oleh SFBMB untuk mempertahankan dan menumbuhkan kesejahteraan masyarakat

Penjualan kredit karbon – mendatang di akhir tahun 2018, menciptakan aliran pendapatan untuk pengelolaan hutan lestari

Memantau dan mempertahankan rencana pengelolaan hutan yang menjadi landasan sertifikasi Plan Vivo

Melanjutkan keterlibatan antara masyarakat, pemerintah daerah, fasilitator-fasilitator proyek, dan HoB

Terus mengembangkan kapasitas atau organisasi-organisasi fasilitasi setempat dan pemerintah daerah untuk mendukung proses pembangunan di masa depan

ProyekSFBMB

Page 46: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

46

Penjualan penurunan emisi dan pembayaran jasa ekosistem dapat memberikan pembiayaan yang sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perlindungan hutan jangka panjang dan pengelolaan berkelanjutan di Kalimantan. Proyek ini telah mengembangkan, sebuah mekanisme pembiayaan yang komprehensif, terpercaya, dan dapat ditingkatkan bagi masyarakat di kedua desa. Membangun ketertarikan pasar nasional dan internasional pada jasa ekosistem dan meluncurkan model-model Plan Vivo di hutan-hutan masyarakat lainnya menjadi tantangan selanjutnya.

Proyek Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan telah ditutup, tetapi kerja inisiatif Heart of Borneo masih berlanjut.

Page 47: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

47

Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan

Page 48: Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan ... filePengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Kalimantan 2 Ucapan Terima Kasih Proyek SFBMB dan dokumen

LTS Limited International (UK)Pentlands Science ParkBush Loan. Penicuik. Nr. Edinburgh EH26 0PLScotland

Telp: (+44) 131 440 5500Faks: (+44) 131 440 5501E-mail: [email protected]

www.ltsi.co.uk

Daemeter ConsultingJl. Tangkuban Perahu 1 Taman Kencana

Bogor, Jawa Barat - 16128Telp/Faks: +62 251 8315 625 Email: [email protected]

www.daemeter.org