pengelolaan dana bpjs sesuai laporan keuangan …
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN DANA BPJS SESUAI LAPORAN
KEUANGAN PUSKESMAS BAJO KABUPATEN LUWU
SKRIPSI
Oleh: ENI
105721108616
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
ii
PENGELOLAAN DANA BPJS SESUAI LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS BAJO
KABUPATEN LUWU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Manajemen Pada
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
ENI
105721108616
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Saya belum mampu memberikan kebahagiaan dan kebanggaan berupa materi
namun dengan segala kerendahan hati, inilah hal kecil yang kuharapakan agar
bisa membahagiakan mereka
Skripsi ini kupersembahkan
Kepada:
Ayahanda dan ibunda tercinta yang selama ini dengan penuh cinta, kasih sayang
dan tanpa kenal lelah telah mendoakan, memberikan nasehat, semangat serta
kerja keras yang tidak ternilai harganya untuk mendukung setiap langkahku
Juga untuk saudara-saudari ku tersayang
Terima kasih atas segala dukungan dan motivasi dari kalian semua
MOTTO
Setiap manusia masing-masing mengalami cobaan, yakinlah bahwa dibalik
cobaan itu ada hikma yang dapat diambil, dan berusahalah dalam
menggapainya.
“hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu,
Sesungguhnya allah bersama orang-orang yang sabar”
(surat Al-Baqarah Ayat 153)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Telp. (0411) 866972 Makassar
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Peneltian :Pengelolaan Dana BPJS Sesuai Laporan Keuangan
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu.
Nama Mahasiswa : ENI
No. Stambuk : 105721108616
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diteliti, diperiksa dan diujikan didepan panitia
penguji skripsi strata satu (S1) pada tanggal 06 November 2020 di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 06 November 2020
Menyetujui,
Mengetahui,
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Telp. (0411) 866972 Makassar
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi atas Nama ENI, NIM 105721108616, diterima dan disahkan oleh
Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar Nomor : 0011/SK-Y/61201/091004/2020 M, tanggal
12 Rabi’ul Awal 1442 H/ 29 Oktober 2020, sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar,
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (.....................)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (.....................)
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis )
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM (.....................)
(WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Andi Mappatompo, S.E., M.M (.....................)
2. Faidul Adziem, S.E., M.Si (.....................)
3. Nasrullah, SE., M.M (.....................)
4. Syartini Indarayani, S.E., M.Si (.....................)
Disahkan Oleh,
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Telp. (0411) 866972 Makassar
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ENI
Stambuk : 105721108616
Program Studi : Manajemen
Dengan Judul :Pengelolaan Dana BPJS Sesuai Laporan
Keuangan Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu.
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar dan telah di ujikan pada
tanggal 06 November 2020.
Makassar, 06 November 2020
Yang Membuat Pernyataan
ENI
Diketahui Oleh,
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum Wr.Wb.
Segala puji kehadirat Allah swt. dengan Rahmat dan Magfirah-nya
yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa
penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakalah
penulisan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Dana BPJS Sesuai Laporan
Keuangan PUSKESMAS Bajo Kabupaten Luwu”
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewah dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua tercinta penulis, Bapak Rusdin dan Ibu Junari yang
senantiasa memberi pengorbanan, harapan, semangat, kasih sayang dan doa
tulus tak pamrih. Dan saudara-saudariku tercinta Sawir, Nurhayani, S.Pd,
Musliadi, Irma, Amd.Keb., Elma dan Muh. Sabil Rusdin yang tiada hentinya
mendukung dan memberikan semangat hingga akhir Studi ini. Dan seluruh
keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah di
berikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah
mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan
di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa menyusun skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
viii
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak di sampaikan
dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE, MM., selaku ketua Jurusan Manajemen
Unifersitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak DRS. H.A.Muhiddin Daweng., MM., selaku Pembimbing I yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi dapat diselesaikan.
5. Bapak Muh. Nur Abdi, S.E., MM., selaku pembimbing II yang telah bayak
memberikan bimbingan, nasehat, saran selama dalam penyusunan skripsi
hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah yang telah menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen
angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya
dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Kepada seluruh teman-teman dari kelas Manajemen C.16 terkhusus kepada
Vivi Herianti, Uni Siswanti yang senantiasa bersama penulis baik suka
maupun duka selama masah kuliah.
viii
ix
10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para membaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqulKhairat, Wassalamualaikum Wr.Wb.
Makassar, September 2020
PENELITI
ix
x
ABSTRAK
ENI, 2020. Pengelolaan Dana BPJS Sesuai Laporan Keuangan Puskesmas
Bajo Kabupaten Luwu. Skripsi Studi Manajemen fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I
H.A.Muhiddin Daweng dan Pembimbing II Muh.Nur Abdi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan Dana BPJS di
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif
deskriptif, teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dana BPJS yaitu
dana kapitasi melalui beberapa tahapan dan proses, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan. Dan terdapat beberapa hambatan, adanya
proses transfer dana yang harus melalui penganggaran dan persetujuan DPRD
Kabupaten Luwu dan adanya perencanaan atau usulan dari puskesmas yang
tidak diakomodir oleh pemerintah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu.
Kata Kunci: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Puskesmas, dana kapitasi,
pengelolaan, BPJS
xi
ABSTRAC
ENI, 2020. BPJS funt management according to the finansial report of Bajo
Community Health in Luwu Regency. Thesis managenent study, Faculty of
Economics and Business, Muhammadiyah University Makassar. Supervised by
mentor I H.A.Muhiddin Daweng and Mentor II Muh.Nur Abdi.
This study aims to determine the management of BPJS funds at Bajo
Community Health Center, Luwu district. This research uses qualitative
descriptive types, data collection techniques using interview methods,
observations and documentation. The results of this study show that the
management of BPJS funds, i.e. capital funds, through several stages and
processes, namely planning, implementation and supervision. And the are
several obstacles in its management, including the slow fund withdrawal process,
the process of transferring funds thoug budgeting and approval of the Luwu
district DPRD and planning or recommendations from healt centers that are not
accommodated by teh govemment through the Luwu district health office.
Keywords: National Health insurance (JKN), Public health center, compitation
funds, Management, BPJS
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK BAHASA INDONESI ...................................................................... x
ABSTRAC .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5
1. Manfaat Teoritis ............................................................................... 5
2. Manfaat Praktis ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
A. Tinjauan Teoritis .............................................................................. 6
1. Puskesmas .................................................................................. 6
xiii
a. Pengertian Puskesmas ............................................................ 6
b. Tugas Puskesmas .................................................................... 7
c. Tujuan Puskesmas................................................................... 8
d. Fungsi Puskesmas ................................................................... 8
e. Peran Puskesmas .................................................................... 10
f. Upaya Penyelenggaraan ......................................................... 11
2. Pengelolaan Dana ....................................................................... 12
a. Pengertian Pengelolaan ........................................................... 12
b. Fungsi Pengelolaan ................................................................. 12
c. Tujuan Pengelolaan ................................................................. 14
d. PPK BLUD ................................................................................ 15
3. Laporan Keuangan ..................................................................... 17
a. Pengertian Laporan Keuangan ................................................ 17
b. Tujuan Laporan Keuangan ...................................................... 19
c. Fungsi Laporan Keuangan....................................................... 20
d. Jenis-jenis Laporan Keuangan ................................................ 21
e. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas ............. 24
4. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) ....................... 25
a. Pengertian BPJS Kesehatan ................................................... 25
b. Manfaat BPJS Kesehatan ........................................................ 26
c. Premi/Iuran BPJS ..................................................................... 26
d. Dana Kapitasi BPJS ................................................................. 28
B. Tinjauan Empiris .................................................................................. 32
C. Kerangka Konsep................................................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 36
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 36
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 36
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 36
1. Tempat Penelitian ............................................................................ 36
2. Waktu Penelitian .............................................................................. 36
D. Sumber Data ......................................................................................... 36
1. Data primer ....................................................................................... 36
xiii
xiv
2. Data Sekunder ................................................................................. 37
E. Tekhnik Pengumpulan Data ................................................................ 37
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 38
G. Tekhnik Analisis Data .......................................................................... 38
1. Pengumpulan Data .......................................................................... 38
2. Reduksi Data .................................................................................... 39
3. Penyajian Data ................................................................................. 39
4. Penarikan Kesimpulan ..................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 40
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 40
1. Sejarah Puskesmas Bajo ................................................................. 40
2. Visi dan Misi Puskesmas Bajo ......................................................... 41
3. Struktur Organisasi .......................................................................... 42
4. Pembagian Tugas ............................................................................ 43
B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 53
C. Pembahasan ......................................................................................... 66
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 72
A. Kesimpulan ........................................................................................... 72
B. Saran...................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74
xiv
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tabel Penelitian Terdahulu .............................................................. 31
Tabel 4.1. Tabel Anggaran dan Realisasi Belanja Berdasarkan
Program dan Kegiatan Tahun 2020................................................ 54
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Konsep.......................................................................... 35
Gambar 4.1. Stuktur Organisasi ........................................................................ 43
Gambar 4.2. Alur Penganggaran Dana Kapitasi JKN pada
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu ............................................. 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berkembangnya zaman sekarang ini setiap orang tidak
dapat terhindar dari yang namanya risiko, baik itu hal yang menyangkut
dengan harta kekayaan maupun risiko terhadap jiwa dan kesehatan. Setiap
orang pasti akan mengalami sakit walaupun tidak mengetahui kapan akan
sakit, risiko tersebut ada yang dapat diperkirakan seperti sakit, kecelakaan,
cacat atau meninggal dunia. Dengan adanya risiko tersebut dapat
menimbulkan biaya yang cukup besar. Untuk mengurangi beban tersebut,
pemerintah menganggap bahwa perlu adanya penyusunan sistem dan
program jaminan sosial. Program ini akan digunakan sebagai perlindungan
bagi seluruh anggota masyarakat dari tekanan ekonomi atau hilangnya
penghasilan karena pengangguran, sakit, kecelakaan, cacat, hari tua atau
meninggal dunia.
Indonesia merupakan Negara dengan sistem pemerintahan
demokrasi yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan rakyatnya.
Pemerintah melakukan upaya agar dapat memberikan perlindungan bagi
masyarakatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih layak melalui
Sistem Jainan Sosial Nasional (SJSN) yang di atur dalam Undang-undang
No 40 Tahun 2004 (Republik Indonesia). Pemerintah sebagai
penanggungjawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat untuk
mewujudkan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, pemerintah
mengupayakannya melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan
program ini di selenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
2
(BPJS) yang merupakan lembaga yang dibentuk berdasarkan UU No. 24
Tahun 2011 tentang BPJS yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program
Jaminan Sosial di Indonesia.
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan
merupakan badan usaha milik Negara yang ditugaskan untuk
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat
Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerimaan Pensiun PNS
dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan
badan usaha lainnya ataupun rakyat biasa.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan satu-satunya
program pemerintah yang menyelenggarakan kesehatan masyarakat
Indonesia dan juga merupakan Badan Usaha Milik Negara yang di tugaskan
khusus oleh pemerintah untuk mengatasi keluhan-keluhan kesehatan
masyarakat Indonesia. BPJS kesehatan melayani proses pengobatan dan
memberikan keringanan dalam hal pembiayaan fasilitas kesehatan. Badan
Penyelenggara Jaminan sosial adalah perlindungan yang diberikan
pemerintah kepada masyarakat untuk mencegah resiko atau peristiwa yang
terjadi dimasa yang akan datang. Tujuannya yaitu untuk menjamin dan
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat agar memperoleh perlindungan dan
manfaat dalam hal pemeliharaan kesehatan.
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.
3
Puskesmas adalah fasilitas sarana pelayanan kesehatan terdepan dan
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia,
utamanya dalam era Jaminan Kesehatan Nasioanal (JKN). Keberhasilan
pelayanan kesehatan melalui Puskesmas memberikan kontribusi yang
cukup besar dalam pembangunan kesehatan.
Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok. Puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis
Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Dimana puskesmas merupakan salah satu bentuk dari organisasi
nirlaba atau nonprofit. Puskesmas memperoleh dana dari BPJS kesehatan
dalam bentuk dana Kapitasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Dana
kapitasi JKN merupakan dana yang dibayarkan secara berkala oleh BPJS
kesehatan kepada puskesmas yang merupakan penyelenggara kesehatan
atau sebagai salah satu fasilitas bagi peserta JKN. Dan sumber dana
kapitasi sendiri berasal dari hasil pengelolaan dan pengembangan dana
iuran peserta JKN. Pembayaran dana kapitasi JKN dilakukan di setiap bulan
tanpa memperhitungkan banyaknya pasien peserta JKN yang berobat dan
jenis pelayanan kesehatan kepada pasien peserta program JKN. Bagi
puskesmas ini artinya setiap bulan mereka akan mendapatkan transfer dana
yang dalam setahun jumlahnya sangat besar dimana dana tersebut
4
merupakan hak puskesmas dan secara regulasi diberikan kemudahan
dalam pengelolaannya.
Manajemen keuangan merupakan salah satu sasaran pertama yang
harus diperbaiki oleh seorang akuntan dalam pembuatan dan pengelolaan
laporan keuangan, agar dapat memberikan data atau informasi yang
diperlukan dalam pengendalian kegiatan perusahaan/organisasi. Laporan
keuangan sering kali menjadi kendala karena sulit untuk dipahami seperti
halnya di Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu masih kurangnya keterbukaan
terdapat kesalahan atau kecurangan dalam pengelolaan dana BPJS karena
hanya pihak-pihak tertentu yang dapat mengakses dan mengetahui laporan
keuangan. Dan juga masih banyak dari pihak eksternal puskesmas yang
belum mengetahui seperti apa pihak Puskesmas dalam mengelolah dana
BPJS. Dari uaraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan
judul: “Pengelolaan Dana BPJS sesuai Laporan Keuangan Puskesmas
Bajo Kabupaten Luwu”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka yang akan menjadi rumusan
masalah adalah Bagaimana pengelolaan Dana BPJS Sesuai Laporan
Keuangan Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan Dana BPJS sesuai
Laporan Keuangan Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu.
5
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis
dan praktis. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi kajian lebih lanjut
mengenai pengembangan teori dan memberikan tambahan wawasan,
pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas: agar dapat memberikan kontribusi yang berguna
agar lebih dapat meningkatkan mutu laporan keuangan Puskesmas.
b. Bagi Peneliti: diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti tentang bagaimana pengelolaan
dana BPJS sesuai laporan keuangan Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Puskesmas
a. Pengertian Puskesmas
Pusat Pelayanan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah suatu
unit pelaksanaan fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar, 2010)
Puskesmas merupakan suatu organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata dapat di terima dan terjangkau oleh masyarakat dan
menggunakan hasil pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna dengan biaya yang dapat di pikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal
tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes
2009).
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif
(pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan) dan rehabilitative (pemulihan kesehatan). Pelayanan
6
7
tersebut ditujukan kepada semua penduduk tanpa membedakan jenis
kelamin dan umur.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
puskesmas merupakan tulang punggung dalam upaya
penyelenggaraan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal,
sehingga untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama maupun upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dibutuhkan manajemen puskesmas
yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar
menghasilkan kinerja puskesmas yang efektif dan efisien
(Kementerian Kesehatan RI, 2016)
b. Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mewujudkan tujuan nasional yaitu mencapai
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Hal ini dicapai melalui
program UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan UKP (Upaya
Kesehatan Perorangan) yang dilaksanakan pada wilayah puskesmas.
Selain menjalankan fungsi penyelenggaraan UKM dan UKP,
puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga
Kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8
c. Tujuan Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP)
yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat dengan tujuan
mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Pembangunan
kesehatan di selenggarakan untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemauan untuk hidup sehat dan untuk mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya
Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa tujuan dari
Puskesmas yaitu untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tingga di
wilayah kerja puskesmas.
d. Fungsi Puskesmas
Menurut Trihono (2005) ada tiga fungsi puskesmas yaitu
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.
1) pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yaitu
puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk
9
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya dan juga
puskesmas aktif dalam memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Terkhusus untuk pembangunan kesehatan,
upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2) Pusat pemberdayaan masyarakat yaitu puskesmas selalu
berupaya dan berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan masyarakat termasuk sumber pembiayaannya serta
ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan.
3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yaitu puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Adapun yang menjadi tangguang jawab
puskesmas pada pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi:
a) Pelayanan kesehatan perorangan yaitu pelayanan yang
bersifat pribadi (privat goods) dengan tujuan untuk
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
b) Pelayanan kesehatan masyarakat yaitu pelayanan yang
bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
10
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat ini
antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.
Dalam melaksanakan pungsi tersebut Puskesmas melakukan
beberapa proses yaitu merangsang masyarakat untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri, memberikan
petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien,
memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada
masyarakat, bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan
dalam melaksanakan program puskesmas.
e. Peran Puskesmas
Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting sebagai
institusi pelaksanaan teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial
dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran ini ditunjukkan dalam bentuk keikut sertaan dalam
menunjukkan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang
11
matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta
sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
f. Upaya penyelenggaraan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui
puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia
sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan ini di kelompokkan menjadi dua yaitu upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembang (Trihono, 2005).
1) Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada diwilayah Indonesia.
2) Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
dimasyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu upaya
kesehatan sekolah, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi
dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya
kesehatan usia lanjut dan upaya pembinaan pengobatan
tradisional.
Pemilihan upaya pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
12
mempertimbangkan masukan dari konkes/BPKM/BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib
puskesmas telah terlaksana secara optimal. Dan apabila puskesmas
belum mampu menyelenggrakan upaya kesehatan pengembangan
padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan
kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.
2. Pengelolaan Dana
a. Pengertian pengelolaan
Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan
pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan, kebijaksanaan dan
pencapaian tujuan. Pengelolaan adalah penyelenggaraan,
pengurusan atau proses yang membantu merumuskan kebijakan dan
tujuan organisasi. Pengelolaan sama halnya dengan manajemen,
karena pengelolaan dalam sebuah organisasi memerlukan
pelaksanaan tanggung jawab manajerial secara terus menerus. Dan
tanggungjawab tersebut secara kolektif sering di sebut sebagai fungsi
manajemen.
b. Fungsi Pengelolaan
Manajemen dalam organisasi pada dasarnya dilakukan
sebagai suatu proses (aktifitas) penentuan dan pencapaian suatu
tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan atau organisasi
menggunakan fungsi dasar pelaksanaan yang terdiri dari: Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling.
1) Planning (Perencanaan) yaitu proses menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan
13
datang dan menentukan strategi dan taktik yang tepat dalam
mewujudkan target dan tujuan organisasi.
2) Organizing (Pengorganisasian) yaitu proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah di rumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat
dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan
bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa
bekerja secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan
3) Actuating (Pengarahan) yaitu berfungi untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja dengan optimal dan menciptakan
suasana lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan lainnya
4) Controlling (Pengendalian/Pengawasan) yaitu proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian yang telah
direncanakan, diorganisasikan, dan dilaksanakan bisa berjalan
sesuai dengan target yang diharapkan.
Untuk memperjelas arti manajemen dibawah ini dikutip
pendapat pakar dibidang manajemen yaitu manajemen menurut G. R.
Terry dalam bukunya principles of manajement, merupakan suatu
proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber sumber lainya.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian
pengelolaan atau yang sering di sebut manajemen yaitu bukan hanya
melaksanakan suatu kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi
14
manajemen, sepeti perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
c. Tujuan Pengelolaan
Tujuan pengelolaan adalah agar sumber daya yang ada
dalam suatu organisasi atau perusahaan seperti, sumber daya
manusia, peralatan atau sasaran dapat digerakkan sedemikian rupa,
agar dapat menghindar dari pemborosan waktu, tenaga dan materi
dalam mencapai suatu tujuan yang inginkan.
Semua perusahaan atau organisasi membutuhkan yang
namanya pengelolaan, karena tanpa adanya pengelolaan atau
manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan
lebih sulit. Disini ada beberapa tujuan pengelolaan yaitu:
1) Untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi
berdasarkan visi dan misi.
2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-
sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan.
3) Untuk mencapai efisien dan efektivitas kerja suatu perusahaan
atau organisasi.
Tujuan pengelolaan akan tercapai jika langkah-langkah
pelaksanaan manajemen di tetapkan secara tepat. Menurut Afifiddin
(2010) bahwa langka-langka pelaksanaan pengelolaan berdasarkan
tujuan sebagai berikut:
1) Menentukan strategi.
2) Menentukan sarana dan batasan tanggung jawab.
15
3) Menentukan target yang mencakup kriteria hasil, kualitas dan
batasan waktu.
4) Menentukan pengukuran pengoperasian tugas dan rencana.
5) Menentukan standar kerja (efektivitas dan efisiensi).
6) Menentukan ukuran untuk menilai.
7) Mengadakan pertemuan.
8) Pelaksanaan.
9) Pengadaan penilaian.
10) Mengadakan review secara berkala.
11) Pelaksanaan tahap berikutnya, berlangsung secara berulang-
ulang.
d. PPK BLUD
Sejak program JKN dilaksanakan pada tahun 2013, muncul
wacana mengubah Puskesmas menjadi Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD). BLUD merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
(Permenkes No.9, 2014).
Perubahan Puskesmas menjadi BLUD didasarkan pada Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) yang
memberikan fleksibilitas. Penerapan PPK-BLU pada Puskesmas
memungkinkan Puskesmas untuk mengelola sumber daya manusia
16
(SDM) sendiri sehingga Puskesmas mempunyai kewenangan untuk
mempekerjakan tenaga profesional nonPNS dan memberikan
imbalan jasa sesuai dengan kontribusinya terhadap pelayanan
Puskesmas (PP No.85, 2013).
Puskesmas sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
berpeluang untuk dapat meningkatkan pelayanannya ke masyarakat.
Puskesmas akan mengelola sendiri keuangannya, tanpa memiliki
ketergantungan operasional ke Pemerintah Daerah (Pemda).
Puskesmas dengan status BLUD seperti yang tertuang dalam
Permendagri No. 61/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, layanan kesehatan
diberikan keleluasaan dalam konteks mengelola baik dari sisi Sumber
Daya Manusia (SDM) hingga penganggaran. Demi memberikan
pelayanan yang lebih maksimal terhadap masyarakat, maka
perubahan Puskesmas menjadi BLUD bukan tidak mungkin untuk
diwujudkan.
Pelaksanaan kegiatan Puskesmas sebagai BLUD harus
mengutamakan efektivitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan
umum kepada masyarakat tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan (Permenkes No.9, 2014). BLUD dikelola dengan
memperhitungkan efisiensi biaya dalam setiap kegitan
operasionalnya. Artinya BLUD wajib melakukan perhitungan
akuntansi biaya atas setiap unit produk yang dihasilkan. BLUD
dikelola untuk meningkatkan layanan yang bermutu sebagai sumber
pendapatan operasional (PP No.85, 2013).
17
Namun demikian, bukanlah suatu hal yang mudah bagi
Puskesmas untuk dapat menerapkan BLUD, rumitnya persyaratan
administratif yang harus dipenuhi Puskesmas dan minimnya sumber
daya manusia di Puskesmas untuk menyiapkan persyaratan
administratif tersebut. Persyaratan administratif yang perlu dilengkapi
dalam penerapan PPK-BLUD di Puskesmas yaitu membuat dan
menyampaikan dokumen yang meliputi surat pernyataan
kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan
manfaat bagi masyarakat, pola tata kelola, rencana strategis bisnis,
standar pelayanan minimal, laporan keuangan pokok, serta laporan
audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk di audit secara
independen.
3. Laporan Keuangan
a. Pengertian laporan keuangan
Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas
dari laporan keuangan. oleh karena itu di perlukan pembahasan
singkat mengenai laporan keuangan. laporan keuangan disusun
dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan
pertimbangan didalam pengambilan keputusan. Berikut ini beberapa
pendapat mengenai definisi laporan keuangan:
Menurut S Munawir (2012) pengertian laporan keuangan
adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan
yakni neraca dan laba rugi. Menurut Harahap (2009) laporan
keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
18
perusahaan pada saat tertentu atau dalam jangka waktu tertentu.
adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca,
laporan laba rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas, dan laporan posisi keuangan.
Adapun Laporan keuangan menurut Myer dalam S.Munawir
(2004) adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir
periode untuk suatu perusahaan. kedua daftar tersebut adalah daftar
neraca atau posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba
rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar
surplus atau daftar laba ditahan.
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang
menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu periode
tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dilaksanakan
secara konsisten serta dibuat dan disajikan dalam bentuk neraca dan
laporan laba rugi.
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk
menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik.
Manajemen perlu mengetahui bagaimanaa perkembangan keadaan
investasi dalam perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai selama
jangka waktu yang diamati. Pada umumnya laporan keuangan itu
sendiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan
modal, dimana neraca menunjukan jumlah aktiva, hutang dan modal
dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan pada laba
19
rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
serta biaya yang terjadi selama periode tertentu.
Dari beberapa pendapat ahli ekonomi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir proses
akuntansi yang menjelaskan atau melaporkan kegiatan perusahaan
sekaligus untuk mengevaluasi keberhasilan strategi perusahaan
dalam pencapaian tujuan yang ingin di capai.
b. Tujuan Laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut buku standar akuntansi
keuangan (SAK) (2009) antara lain sebagai berikut:
1) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama
oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
2) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi kinerja keuangan
serta perubahan posisi keuangan pada suatu perusahaan
sehingga memberi manfaat bagi sejumlah besar pemakai
(stakeholders) dalam pengambilan keputusan ekonomi.
3) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan
netto dari kekayaan sebagai hasil dari aktivitas usaha.
4) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan saat ini.
5) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan
manajemen atau sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan
dalam suatu periode.
20
c. Fungsi Laporan Keuangan
Laporan keuangan penting untuk mengetahui secara pasti
kondisi finansial suatu organisasi atau perusahaan. adapun fungsi
laporan keuangan yaitu:
1) Menunjukkan kredibilitas perusahaan
Kredibilitas perusahan dapat dibuktikan melalui laporan
keuangan, laporan keuangan yang lengkap, transparan, dan jelas
menunjukkan bahwa operasional perusahaan berjalan dengan
lancar. Ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan investor
terhadap perusahaan.
2) Meningkatkan proses pengambilan keputusan
Analisis keuangan yang dapat membantu kita dalam
mengambil keputusan yang tepat bagi suatu perusahaan. Dimana
perusahaan tersebut harus berinvestasi, bagaimana perusahaan
tersebut harus memanfaatkan modal usahanya dan biaya apa
saja yang perlu dikurangi semuanya dapat di tentukan melalui
laporan keuangan perusahaan.
3) Memperlihatkan kesehatan perusahaan
Sehat atau tidaknya suatu perusahaan dapat dinilai dari
laporan keuangannya. Dan perlu memperhatikan perputaran uang
perusahaannya, jika pengeluaran sebuah perusahaan lebih besar
daripada pendapatannya maka dapat di simpulkan bahwa
perusahaan tersebut tidak sehat.
Pengelolaan keuangan suatu perusahaan termasuk
organisasi kesehatan seperti rumah sakit umum daerah tercermin dari
21
laporan keuangan yang disusun setiap tahun. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dari semua kelompok
pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Setiap pengguna laporan keuangan memiliki motivasi berbeda dalam
membaca laporan keuangan. suatu laporan keuangan akan
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang
disajikannya dapat dipahami, akan tetapi informasi dalam laporan
keuangan belum begitu jelas dan tidak semua orang dapat
memahaminya. Sedangkan bagi pengguna laporan keuangan akan
menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
d. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari sebuah proses
akuntansi. Kualitas dan validitas laporan keuangan akan bergantung
pada proses akuntansi yang telah dilakukan. Dalam laporan
keuangan puskesmas di awali dengan persiapan neraca awal hingga
proses akuntansi yang terkait jurnal. Puskesmas terdapat 4 laporan
keuangan utama yang dihasilkan oleh proses akuntansi yaitu Neraca,
Laporan Operasi, Laporan perubahan aktiva bersih dan laporan arus
kas.
1) Neraca
Neraca puskesmas tidak mempunyai perbedaan mendasar
baik isi maupun penyusunannya, namun ada beberapa hal yang
secara khusus perlu diperhatikan antara lain:
22
a) Kas.
Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas
pada dana terikat yang tidak dapat digunakan untuk kesiapan
operasi.
b) Piutang.
Piutang harus dilaporan pada jumlah yang diperkirakan dapat
direalisasi dengan demikian dibuat penyajian tentang
penyisihan piutang tak tertagih.
c) Investasi.
Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat
pembelian atau pada nilai wajar pada saat penerimaan jika
investasi diterima sebagai pemberian.
d) Aktiva tetap.
Dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam
dana umum.
e) Aktiva yang disisihkan.
Klasifikasi aktiva terikat diberikan pada dana yang
pengunaannya dibatasi oleh pihak eksternal puskesmas yang
mensponsori dana tersebut.
f) Utang jangka panjang.
Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca.
g) Saldo dana.
2) Laporan operasi
Hasil dari kegiatan operasi pada puskesmas dilaporkan
dalam laporan operasi. laporan ini mencakup pendapatan, beban,
23
untung dan rugi, serta transaksi lainnya yang mempengaruhi
saldo dana selama periode berjalan. Berikut beberapa pos yang
juga harus di perhatiakan:
a) Pendapatan jasa pasien, pendapatan ini dihitung dalam
jumlah bruto dengan menggunakan tarif standar. Dan
kemudian jumlahnya dikurangi dengan penyesuaian
kontraktual menjadi pendapatan bersih jasa atas pasien.
b) Penyesuaian kontraktual, berasal dari keterlibatan pihak ketiga
dalam proses penggantian pembayaran medis.
c) Pendapatan dari kegiatan lainnya, contohnya pendapatan
yang bersumber bukan dari pasien seperti kantin dan sewa
parkir.
d) Transfer antar dana, tidaklah tepat untuk tetap mengelola
aktiva tetap dalam dana terikat ketika persyaratan yang
ditetapkan oleh sponsor telah terpenuhi.
e) Beban dana umum, beban dalam dana umum diakui secara
akurat, seperti halnya pada entitas komersial.
f) Sumbangan, dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa dan
berbentuk aktiva.
3) Laporan perubahan aktiva bersih
Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori
aktiva bersih yang tidak terikat, terikat sementara. dan terikat
permanen.
24
4) Laporan arus kas
Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan
untuk entitas yang komersial.
e. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas
Laporan keuangan puskesmas disusun untuk menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai
akuntabilitas dan sebagai dasar dalam membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan:
1) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan
puskesmas periode berjalan untuk membiayai seluruh
pengeluaran dan memberikan informasi realisasi pendapatan
fungsional puskesmas.
2) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh
sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang
ditetapkan oleh peraturan undang-undangan.
3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
puskesmas yang digunakan dalam kegiatan serta hasil-hasil yang
telah di capai.
4) Menyediakan informasi mengenai upaya puskesmas dalam
mendanai seluruh kegiatan dan mencukupi kebutuhan kas.
5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi
Pemerintah Daerah berkaitan dengan sumber-sumber
penerimaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
25
6) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
puskesmas atau penurunan neraca, sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan.
4. BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan
a. Pengertian BPJS kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah
badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS kesehatan dan BPJS
ketenagakerjaan. Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan
adalah badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan nasional (JKN) yang
ditujukan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Didalam program BPJS
jaminan sosial dibagi kedalam 5 jenis program jaminan sosial dan
penyelenggaraannya dibuat dalam 2 program penyelenggaraan yaitu:
1) Program yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan dan
programnya adalah jaminan kesehatan yang berlaku mulai dari
tanggal 1 januari 2014.
2) Program yang diselenggarakan oleh BPJS ketenagakerjaan, dan
programnya adalah jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
26
jaminan pensiun, dan jaminan kematian yang direncanakan mulai
pada 1 juli 2015.
b. Manfaat BPJS Kesehatan
Manfaat adanya BPJS kesehatan dapat membantu
masyarakat karena iuran yang ditetapkan sangat terjangkau dan dapat
memilih sesuai kondisi ekonomi. Manfaat lain kepesertaan BPJS yaitu:
1) Pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan non
spesialistik terdiri dari: a) Administrasi Pelayanan, b) Pelayanan
Promotif dan preventif, c) pemeriksaan, pengobatan, dan
konsultasi medis, d) transfusi darah sesuai kebutuhan medis, e)
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, f) rawat inap tingkat
pertama sesuai indikasi, g) tindak medis non spesialistik, baik
operatif maupun non operatif, h) Pemeriksaan penunjang diagnosis
laboratorium tingkat pertama
2) Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan meliputi:
a) Rawat jalan, terdiri dari: Administrasi pelayanan, Tindakan
medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis, pelayanan
obat dan bahan medis habis pakai, pelayanan darah,
rehabilitasi medis, pelayanan alat kesehatan, pelayanan
kedokteran dan pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan.
b) Rawat inap, terdiri dari: perawatan inap diruang intensif dan
perawatan inap non intensif
c. Premi /Iuran BPJS
Premi adalah sejumlah uang yang dibayarkan seseorang
pemegang polis kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan
27
adanya perjanjian pertanggungan yang dituangkan dalam polis
asuransi. Premi dalam BPJS Kesehatan disebut sebagai Iuran.
Dinama Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang
dijabarkan secara teratur oleh peserta pemberi kerja dan/atau
pemerintah untuk program jaminan kesehatan. Setiap peserta wajib
membayar iuran yang besarnya telah ditetapkan berdasarkan
presentasi dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah
nominal tertentu (bukan penerima upah PBI).
Badan Penyelenggara Jaminan sosial (BPJS) ini dibentuk
seperti asuransi yang wajib di ikuti oleh seluruh warga Indonesia.
Dalam mengikuti program ini peserta BPJS dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok PBI (Penerima bantuan Iuran) dan bukan PBI.
1) Penerima Bantuan Iuran jaminan kesehatan (PBI) seperti, fakir
miskin dan orang kurang mampu dengan penetapan peserta
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Bukan penerima Bantuan Iuran jaminan kesehatan (Non PBI)
seperti, warga mampu yang meliputi pekerja bukan penerima upuh
(PBPU) seperti pekerja mandiri, Bukan pekerja (BP) seperti pemilik
perusahaan dll, dan juga pekerja menerima upah (PPU) seperti
Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Pejabat Negara pegawai
swasta, dll.
Berdasarkan Undang-undang Pasal 7 nomor 23 tahun
1992 tentang kesehatan, pemerintah berperan aktif dalam
pelaksanaan kesehatan masyarakat tentang “pemerintah bertugas
menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau
28
oleh masyarakat”. Selanjutnya dalam undang-undang pasal 6
nomor 23 tahun 1992 menjelaskan bahwa pemerintah dan
masyarakat dalam melakukan penyelenggaraan upaya kesehatan
harus secara serasi dan seimbang. Sulastomo (2007), agar
penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut berhasil maka
pemerintah perlu:
1) Membuat aturan agar dalam penyelenggaran sumber daya
kesehatan berjalan dengan baik.
2) Memberikan binaan dalam penyelenggaraan serta sumber daya
kesehatan.
3) Melakukan pengawasan penyelenggaraan terhadap sumber
daya kesehatan.
4) Ikut serta dengan masyarakat dalam upaya penyelenggaraan
kesehatan dimasyarakat.
d. Dana Kapitasi JKN
Dana Kapitasi JKN merupakan dana yang diterima puskesmas
dari BPJS kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan
bagi peserta JKN. Sumber dana kapitasi berasal dari hasil pengelolaan
dan pengembangan dana iuran peserta JKN oleh BPJS kesehatan.
Berdasarkan ketentuan pasal 1 Perpres 32 tahun 2014, dana
kapitasi adalah besaran pembayaran perbulan yang dibayarkan
dimuka kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan
jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Pernyataan ini
sama dengan istilah “tarif Kapitasi” sebagaimana diatur dalam pasal 1
29
angka 1 Permenkes Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan Nasional.
BPJS kesehatan dan Dinas kesehatan menentukan tarif
kapitasi untuk setiap Puskesmas melalui mekanisme seleksi dan
kredensial dengan berdasarkan peraturan BPJS kesehatan Nomor 2
tahun 2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Berbasis
Pemenuhan Komitmen pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama. Melalui dana kapitasi dari puskesmas inilah, Pemerintah
daerah memperoleh dana untuk pelayanan kesehatan kepada pasien
peserta program JKN.
Berdasarkan peraturan BPJS kesehatan tersebut, besaran
tarif kapitasi puskesmas dipengaruhi oleh beberapa faktor yang di
sebut sebagai norma. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan besaran tarif kapitasi bagi puskesmas adalah:
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM meliputi ketersediaan dokter berdasarkan rasio jumlah
dokter dengan jumlah peserta yang terdaftar dan ketersediaan
dokter gigi, perawat, bidan termasuk jejaringan bidan dan tenaga
administrasi.
2) Kelengkapan sarana dan prasarana
Pertimbangan kelengkapan sarana dan prasarana meliputi
kelengkapan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
memberikan pelayanan dan waktu pelayanan di puskesmas.
30
3) Lingkup pelayanan
Lingkup pelayanan meliputi pelayanan rawat jalan tingkat
pertama sesuai peraturan perundang-undangan, pelayanan obat,
dan pelayanan laboratorium tingkat pertama.
4) Komitmen pelayanan
Komitmen pelayanan merupakan komitmen Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) untuk meningkatkan mutu pelayanan
melalui pencapaian indikator pelayanan kesehatan perseorangan
yang disepakati.
Pada dasarnya, puskesmas yang bekerja sama dengan BPJS
kesehatan dan telah memenuhi persyaratan yang disepakati
memperoleh pembayaran dengan besaran tarif kapitasi yang
didasarkan pada jumlah dokter, rasio jumlah dokter dengan jumlah
peserta, ada atau tidaknya dokter gigi, dan waktu pelayanan. Semakin
lengkap SDM dan saran prasarana yang dimiliki, serta jenis dan
lingkup pelayanan yang diberikan, semakin besar tarif kapitasi yang
akan di terima puskesmas. Adapun persyaratan yang harus di penuhi
puskesmas untuk memperoleh pembayaran sebagai berikut:
1) Mempunyai perawat.
2) Memiliki bidan atau jejaring bidan.
3) Memiliki tenaga administrasi.
4) Memenuhi kriteria kredensialing dan rekredensialing.
5) Memberikan pelayanan rawat jalan tingkat pertama sesuai
peraturan perundang-undangan.
6) Memberikan pelayanan obat.
31
7) Memberikan pelayanan laboratorium tingkat pertama.
8) Membuka waktu pelayanan minimal 8 jam setiap hari kerja.
9) Memberikan pelayanan darurat diluar jam pelayanan.
Pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN di
puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang
dibidang pengelolaan keuangan daerah. Untuk puskesmas yang
belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD), pengelolaan dan pemanfaatan dana
kapitasi JKN menerapkan azas umum pelaksanaan APBD dan norma-
norma penata usahaan keuangan daerah yang di atur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
mengalami perubahan dua kali dengan peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang perubahan kedua atas
perubahan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang
pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
32
B. Tinjauan Empiris
Sebagai pembelajaran dan bahan perbandingan peneliti menggunakan
penelitian terdahulu yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian.
Diantaranya:
Tabel 2.1 : Tabel penelitian Terdahulu
No Nama
peneliti
Judul Penelitian Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Sholihin,
Sakka dan
Parida
(2016)
Pengelolaan dana kapitas BPJS kesehatan di Puskesmas Watubangga Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka tahun 2015
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penganggaran dana kapitasi di puskesmas watubangga sepenuhnya digunakan untuk membayar jasa pelayanan yang dilakukan di puskesmas berdasarkan akumulasi poin tingkat pendidikan, hari kerja, hari efektif dan masa kerja
2 Didi Sukardi
(2016)
Pengelolaan Dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Dalam Perspektif Hukum Islam
Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa BPJS kesehatan masih banyak masalah, selain sistem administrasi yang belum rapi, terdapat beberapa penjumpangan dari sisi hukum islam
3 Hasmawati Hi. Harbing (2018)
Analisis pengelolan dan pemanfaatan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
Kualitatif Berdasarkan Hasil penelitian bisa dikatakan bahwa penganggaran dana Puskesmas Paragi Menggunakan peraturan bupati sebagai dasar penyusunannya. Puskesmas hanya
33
milik pemerintah (study pada Puskesmas Paragi Kabupaten Paragi Moutong
melakukan perencanaan belanja, sedangkan perencanaan pendapatan dilakukan oleh dinas kesehatan.
4 Surya Vandiantar (2017)
Tinjau Hukum islam terhadap proses pengelolaan dana konsep investasi dana premi BPJS ketenagakerjaan
Kualitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi dan wewenang yang dimiliki BPJS ketenagakerjaan dalam UU No.24 tahun 2011 pasal 10, Pasal 9 dan pasal 11 masih belum sesuai dengan akad wakalah bil ujrah.
5 Sari, Suroso, dan Nurhayati (2017)
Strategi
optimalisasi
pengelolaan
dana Kapitasi
Jaminan
Kesehatan
Nasional
Puskesmas Di
Kabupaten
Bondowoso
Kualitatif
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: ada kerjasama dan koordinasi lintas sektor dalam teknis pengelolaan dana kapitasi JKN Puskesmas, adanya monitoring dan evaluasi internal, dan adanya peningkatan kompetensi dalam hal pengelolaan dana kapitasi JKN melalui pelatihan dan bimbingan teknis.
6 Imanuel
Christian
Undap, Lintje
Kalangi, dan
Hendrik
Manossoh
(2016)
Analisis Pengelolaan Dana Kapitasi JKN Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Kota Bitung
Kualitatif Hasil penelitian menunjukan penganggaran dana kapitasi JKN oleh FKTP dilakukan dan tersentralisasi di Dinas Kesehatan sementara. sehingga berimplikasi pada tidak maksimalnya pelayanan kesehatan FKTP pada masyarakat .
7 Margaret
Simanjuntak
Analisis Pengkuran
Kualitatif Hasil penelitian ini menunjukkan
34
(2010) Kinerja Pengelolaan Kuangan Pemerintah Kabupaten Simalungun
bahwasanya kinerja pengelolaan keuangan pemerintah kabupaten simalungun relative baik, kecuali pada indikator dalam bidang: kerangka peraturan perundangan daerah yang komprehensif sebagaimana diamanatkan dalam rangka hukum nasional mengenai pengelolaan keuangan daerah. Indikator ini hanya mencapai skor sebesar 75% dan dinilai kurang efektif.
8 Eriena
Fitriani
(2019)
Analisis Pengelolaan Dana kapitasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pada Puskesmas Pasar Prabumulih Di Kota Prabumuli
Kualitatif Hasil penelitian ini ditemukan bahwa pengelolaan Dana Kapitasi JKN pada Puskesmas Pasar Prabumulih dari aspek perencanaan dan penganggaran sudah melaksanakan dan memakai metode kapitasi. Aspek pelaksanaan rendahnya penyerapan dana 2017 dan penata usahaannya sudah sesuai dengan SAP dan untuk aspek pertanggung jawaban sesuai laporan keuangan yang dibuat dapat dipahami serta dapat dibandingkan dengan laporan periode sebelumnya. Berdasarkan ketiga aspek tersebut dapat
35
dikatakan bahwa pengelolaan dana kapitasi JKN di puskesmas pasar tersentralisasi di dinas kesehatan sudah berhasil.
Sumber: Data setelah diolah 2010
C. Kerangka Konsep
Kerangka pikir disusun untuk memberikan gambaran mengenai
alur penelitian yang akan dilakukan nantinya. Penelitian ini dilakukan
pada Puskesmas Bajo Kab.Luwu. Penelitian ini menganalisis tentang
laporan keuangan Puskesmas untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan dana BPJS pada laporan keuangan. Untuk lebih jelasnya
berikut gambaran kerangka fikir dalam penelitian ini
Gambar 2.1: Kerangka konsep
Puskesmas Bajo
Laporan Keuangan
Puskesmas
Pengelolaan Dana BPJS
Permenkes RI Nomor 28
Tahun 2014
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan
bukannya sekedar mengamati dengan teliti terhadap suatu objek yang
mudah terpegang di tangan. Penelitian ini menggunakan jenis metode
kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yang
merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa
sekarang (Nazir, 2005).
B. Fokus Penelitian
Untuk mempermudah penulis untuk menganalisis hasil penelitian,
maka penelitian ini di fokuskan pada proses pengelolaan Dana BPJS Pada
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan di lakukan pada Puskesmas Bajo, Desa Balla
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Puskesmas Bajo, Desa Balla
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu selama dua bulan dari 13 Agustus
sampai dengan bulan 13 oktober 2020.
D. Sumber data
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data, yaitu:
1. Data primer
36
37
Data primer ialah data yang didapatkan secara langsung dari
subjek penelitian yang memerlukan pengolahan lanjutan oleh penulis
yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan pihak terkait.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang
sudah ada atau didapatkan secara tidak langsung melalui media
perantara atau dicetak oleh pihak lain. Contoh data sekunder yang
digunakan dalam penelitian berupa laporan keuangan bulanan.
E. Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data informasi yang diperlukan dalam penelitian
ini, maka digunakan teknik penelitian data sebagai berikut:
1. Wawancara (interview) digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data
apabila peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden.
2. Observasi (pengamatan), Sutrisno Hadi dalam Sugiono (2013)
mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, atau proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang penting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan.
3. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Digunakan
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan tangan dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang dapat mendukung penelitian. Sebelum melakukan
38
penelitian lapangan, peneliti melakukan telaah terhadap beberapa buku,
arsip ataupun dokumen yang akan dijadikan sebagai panduan.
F. Instrument penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang mengukur dan membantu
peneliti dalam mengumpulkan data dilapangan. Adapun alat-alat yang
dibutuhkan dalam penelitian lapangan ini diantaranya handphone, dan alat
tulis menulis berupa buku catatan dan pulpen
G. Tekhnik Analisis Data
Menurut sugiyono (2013) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan
temuannya dapat di informasikan kepada orang lain.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model analisis
interaktif sebagaimana di ungkapkan oleh Miles dan Huberman (1984)
dengan empat tahap yaitu:
1. Pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang
diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dicatat
dalam catatan lapangan yang terbagi menjadi dua bagian yaitu deskriptif
dan reflektif. Catatan deskriptif adalah catatan alami atau catatan yang
dilihat, didengar, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti. Catatan
reflektif adalah catatan yang berisi kesan, komentar, pendapat, dan
tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai
39
2. Reduksi data
Reduksi data dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih
spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data serta
mencari data tambahan apabila diperlukan. Serta menyusun data yang
diperoleh secara sistematis dan menjabarkan hal-hal penting yang
ditemukan terkait dengan hasil temuan dan membuang data yang tidak
berkaitan dengan masalah penelitian.
3. Penyajian data
Penyajian data dilakukan agar data hasil reduksi dapat
terorganisasikan dengan baik dan tersusun dalam pola hubungan
sehingga memudahkan bagi para pembaca untuk memahami data
penelitian. Dan pada Tahap ini peneliti berusaha menyusun data yang
relevan untuk menghasilkan informasi yang disimpulkan dan memiliki
makna tertentu. prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan
dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang
sebenarnya terjadi dan apa yang perlu di tindaklanjuti untuk mencapai
tujuan penelitian.
4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian
berlangsung, setelah data terkumpul cukup memaknai maka selanjutnya
di ambil kesimpulan sementara, dan setelah data benar-benar lengkap
maka diambil kesimpulan terakhir.
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum objek penelitian
1. Sejarah Puskesmas Bajo
Puskesmas bajo merupakan salah satu puskesmas milik
pemerintah yang terletak di desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
dengan jumlah penduduk sebesar 15.979 jiwa dengan perincian kepala
keluarga sebanyak 3.208 KK, sedangkan menurut golongan umur yang
ada yaitu 0- > = 75 + tahun dengan perincian laki-laki sebanyak 7.548
jiwa dan perempuan sebanyak 8.431 jiwa. Adapun wilayah batasan-
batasan kecamatan bajo yaitu disebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Belopa, sebelah utara berbatasan dengan kecamatan
Kamanre, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Suli Barat, dan
untuk sebelah barat berbatasan dengan bajo barat.
Wilayah kerja puskesmas bajo memiliki luas 75,62 yang
terdiri dari 11 desa, 1 kelurahan, 64 dusun. Setiap desa yang merupakan
wilayah kerja puskesmas mempunyai petugas kesehatan yang
berdomisili di desa tersebut.
Adapun untuk profil puskesmas bajo di susun setiap tahunnya
guna untuk memberikan gambaran situasi dan kondisi kesehatan
masyarakat diwilayah kerja puskesmas bajo kecamatan bajo dan sebagai
tolak ukur dalam melakukan evaluasi terhadap hasil pembangunan
kesehatan. Penyusunan profil ini bertujuan untuk :
a. Dapat memantau semua kegiatan yang dilaksanakan diwilayah kerja
puskesmas bajo kabupaten luwu
b. Dapat mengetahui kematian ibu dan anak
40
41
c. Dapat memantau status Gizi bayi dan balita serta ibu hamil dan ibu
menyusui
d. Dapat memantau angka kesakitan dan angka kematian diwilayah
kerja puskesmas bajo kabupaten luwu.
2. Visi dan Misi Puskesmas Bajo
a. Visi
“terwujudnya masyarakat kecamatan bajo yang produktif dan proaktif
dalam bidang kesehatan serta ramah terhadap lingkungan 2024”.
b. Misi
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat.
2) Mengarahkan pembangunan masyarakat kecamatan bajo yang
berwawasan kesehatan.
3) Mendorong kemandirian masyarakat melalui perilaku hidup bersih
dan lingkungan yang sehat.
42
3. Struktur organisasi
43
4. Pembagian Tugas
a. Kepala Puskesmas
1) Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan
supervisi.
2) Memonitor dan mengevaluasi kegiatan puskesmas.
3) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pasien dalam rangka
rujukan menerima konsultasi.
4) Mengkoordinir kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat
5) Mengadakan koordinasi di tingkat kecamatan.
6) Membina karyawan/karyawati puskesmas dalam melaksanakan
tugas sehari-hari
7) Melakukan pengawasan bagi seluruh pelaksanaan
kegiatan/program.
8) Sebagai penggerak pembangunan kesehatan tingkat kecamatan
9) Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
10) Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan
11) Mengkoordinir pengembangan PKMD
12) Mengadakan koordinasi dengan lintas sektoral dalam upaya
pembangunan kesehatan diwilayah kerja puskesmas.
13) Sebagai tenaga ahli pendamping camat
14) Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan
Kabupaten, baik berupa laporan rutin maupun khusus.
15) Sebagai dokter (fungsional) melaksanakan tugas pelayanan
pemeriksaan dan pengobatan pasien Puskesmas
16) Menerima konsultasi dari semua kegiatan Puskesmas.
44
b. Koordinator Unit Tata Usaha
1) Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di Unit TU.
2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU.
3) Menggantikan tugas kepala puskesmas bila kepala puskesmas
berhalangan hadir.
c. Keuangan
1) Melakukan perencanaan keuangan.
2) Merealisasikan Keuangan.
3) Membuat pembukuan/penutupan kas.
4) Mengambil gaji dan dana operasional serta yang berkaitan
dengan kesejahteraan pegawai.
5) Pencatatan dan pelaporan.
6) Membuat petikan daftar gaji.
7) Menerima setoran dari masing-masing unit pelayanan.
8) Mengkoordinir bendahara-bendahara di puskesmas.
9) Melakukan setoran ke kas daerah.
d. Umum
1) Registrasi surat masuk dan keluar.
2) Melanjutkan disposisi pimpinan.
3) Membuat konsep surat.
4) Mengkoordinir kegiatan petugas bagian pengiriman semua
laporan puskesmas.
5) Mengkoordinir kegiatan petugas bagian perbaikan sarana
puskesmas.
6) Mengarsipkan surat.
7) Melakukan kegiatan yang bersifat umum.
45
8) Mengkoordinir pembuatan spanduk yang bersifat umum.
e. Kepegawaian
1) Membuat laporan kepegawaian (Absen, bezzeting, DUK, Laporan
triulan, tahunan, dsb).
2) Megetik DP 3 yang sudah di isi nilai oleh atasan langsung.
3) Mendata dan mengarsipkan file pegawai.
4) Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat.
5) Mengusulkan tunjangan pegawai (penyesuaian fungsional, baju,
sepatu dan lain-lain).
6) Membuat model C.
7) Merekap Absensi (Ijin, Cuti, Sakit).
8) Membuat absensi mahasiswa/siswa yang praktek di Puskesmas
9) Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf
Puskesmas.
10) Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas dengan
persetujuan kepala puskesmas.
f. Sistem data dan Informasi
1) Sebagai pusat data dan informasi puskesmas.
2) Mengumpulkan dan mengecek laporan puskesmas sebelum
dikirim kedinas kesehatan.
3) Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data (table, grafik,
dll).
4) Mengidentifikasi masalah rogram dari hasil visualisasi data dan
menyerahkan hasilnya kepada coordinator.
5) Bersama-sama team data dan informasi menyusun semua
laporan puskesmas (PTP, Minilok, Lap.Tahunan, Stratifikasi, dsb).
46
6) Pencatatan dan pelaporan.
g. Perencanaan dan Evaluasi
1) Mengkoordinir kegiatan team perencanaan dan penilaian.
2) Menyusun jadwal evaluasi kegiatan puskesmas secara kontinyu.
3) Menyusun laporan hasil evaluasi dan perencanaan untuk
selanjutnya diserahkan kepada coordinator data dan informasi
serta coordinator program terkait.
4) Mengarsipkan hasil kegiatan.
h. Koordinator UPTF Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Mengkoordinir dan bertangguang jawab dalam penyusunan
perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M, PROM.KES,
KIA/KB, GIZI dan KESLING.
2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
i. Koordinator Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2M)
1) Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M.
2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan diunitnya.
3) Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya
peningkatan penyakit menular serta menindak lanjuti terjadinya
KLB.
j. Pemegang program surveilans, P2 Imunisasi, P2 Diare, P2 TBC, P2
ISPA dan P2 Rabies.
1) Program Surveilans
a) Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap
penderita, kesling, perilaku masyarakat dan perubahan
kondisi.
b) Analisis tentang KLB
47
c) Penyuluhan kesehatan secara intensif
d) Pencatatan dan pelaporan
2) Program P2 imunisasi
Bertangguang jawab dan mengkoordinir kegiatan sebagai berikut:
a) Pelaksanaan imunisasi Polio, Campak, HB, BCG, DPT pada
bayi ditempat pelayanan kesehatan (Puskesmas, Posyandu
dan Pustu).
b) Pelaksanaan BIAS di tiap SD oleh team Puskesmas dan
kader.
c) Pelaksanaan imunisasi TT pada BUMIL dan WUS ditempat
pelayanan kesehatan.
d) Merencanakan persediaan dan kebutuhan vaksin secara
teratur.
e) Penyuluhan imunisasi dan sweeping ke rumah target yang
tidak datang ketempat pelayanan kesehatan.
f) Sterilisasi alat dan pemeliharaan Coldhcan di puskesmas dan
pustu.
g) Pengambilan Vaksin ke Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu 2
kali sebulan.
h) Monitoring/ evaluasi PWS
3) Rogram P2 Diare
a) Penyuluhan untuk memasyarakatkan hidup bersih dan sehat
serta memasyarakatkan oralit.
b) mengurangi dan menghindari kontak untuk mencegah
penyebaran kasus.
c) Aktif dalam penyelitikan KLB/peningkatan kasus.
48
d) Penemuan dan pengobatan penderita diare didalam maupun
diluar gedung.
e) Pencatatan dan pelaporan.
4) Program P2 TBC
a) Penyuluhan tentang TBC serta kunjungan dan Follow UP
kerumah pasien.
b) Penemuan secara dini penderita TBC.
c) Pencatatan pelaporan kasusu.
d) Pengobatan penderita secara lengkap.
e) Koordinasi dengan petugas laboratoruim terhadap penderita/
tersangka TBC untuk mencari BTA+
5) Program P2 ISPA
a) Penyuluhan tentang ISPA.
b) Penemuan secara dini penderita ISPA.
c) Pengobatan si penderita.
d) Pencatatan dan pelaporan kasus.
6) Program P2 Rabies
a) Pencatatan pasien yang tergigit HPR (Hewan Penular Rabies)
b) Pemberian vaksin anti rabies bagi pasien tergigit.
c) Pengamprahan dan pencatatan pemakaian VAR.
d) Pembuatan laporan pasien dan vaksin
k. Coordinator unit KIA, KB. Gizi
1) Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit KIA|, KB,
Gizi, Kesehatan Anak dan kesehatan remaja.
2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
49
3) Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya masalah
dan memecahkan masalah yang ada di unitnya.
l. Pemegang Program KB
1) Komunikasi informasi dan edukasi.
2) Pelayanan kontrasepsi.
3) Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB.
4) Pelayanan rujukan KB.
5) Pencatatan dan pelaporan.
m. Pemegang Program Gizi
1) Upaya perbaikan Gizi keluarga (UPGK)
a) Penimbangan bayi dan menginventaris jumlah.
2) Sarana posyandu
a) Penetapan keluarga sadar Gizi ( KADARZI).
b) Penggunaan ASI Ekslusif.
c) Pengukuran LILA WUS
d) Penyuluhan UPGK.
3) Penanggulangan Anemia Gizi Besi
a) Distribusi Tablet Fe.
b) Distribusi Siruf Fe.
c) Penyuluhan.
d) Pengadaan bahan dan obat Fe.
4) Penanggulangan GAKI
a) Monitoring Garam Beryodium.
b) Koordinasi LS/LP.
c) Penyuluhan.
d) Pengadaan bahan Iodina Test.
50
5) Penanggulangan Defesiensi Vit.A
a) Balita.
b) Ibu Nifas.
c) Penyuluhan.
d) Pengadaan obat.
6) SKPG
a) PSG (pengadaan blanko dan pelaksanaan PSG).
b) PKG.
c) Koordinasi LS/LP.
d) Intervensi kasus gizi buruk/pemberian PMT.
7) Pengembangan Pojok Gizi (POZI).
8) Pembinaan dan Evaluasi
n. Pemegang kesehatan lingkungan
1) Menyusun perencanaan dan evaluasi diunit Kesling.
2) Mengurangi bahkan menghilangkan semua unsur fisik dan
lingkungan yang memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan
masyarakat melalui penyuluhan Kesling.
3) Penyehatan air bersih.
4) Penyehatan pembuangan sampah.
5) Penyehatan lingkungan dan pemukiman.
6) Penyehatan pembuangan air limbah.
7) Penyehatan makanan dan minuman.
8) Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
9) Pengawasan tempat pengolaan pestisida.
10) Pelaksanaan perundangan dibidang kesehatan lingkungan.
11) Pembakaran sampah medis.
51
12) Pencatatan dan pealopran.
o. Koordinator unit P3K
1) Mengkoordinir kegiatan P3K.
2) Mempersiapkan semua kebutuhan, jadwal acara dan petugas
P3K.
3) Pencatatan dan pelaporan.
p. Pemegang program usia lanjut
1) Senam kesegaran jasmani
2) Kegiatan promotif dengan penyuluhan gizi kesehatan dimasa tua,
agama, dan lain-lain kemasyarakat dan kelompok Usila.
3) Meningkatkan PSM dengan cara mengikut sertakan masyarakat
dalam perencanaan dan pelaksanaan.
4) Kegiatan pengobatan melalui pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan.
5) Pemulihan atau mengembalikan fungsi organ yang telah menurun
6) Pencatatan dan pelaopran.
q. Pemegang program kesehatan Gigi dan Mulut
1) Menyusun perencanaan.
2) Melaksanakan UKGS dan UKGMD
3) Pelayanan berupa pemeriksaan, perawatan, pengobatan,
penambalan, pencabutan, pembersihan karang gigi serta rujukan
gigi dan mulut.
4) Pencatatan dan pelaporan.
r. Pemegang Program Pengobatan
1) Menentukan target sasaran serta merencanakan kebutuhan obat
dengan gudang farmasi.
52
2) Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas
sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3) Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
4) Penemuan dan pencatatan kasus.
5) Menentukan kasus tertinggi di wilayah kerja (rekap kasusu
penyakit terbanyak).
6) Pencatatan dan pelaporan.
s. Pemegang Program Laboratorium
1) Mempersiapkan dan memeriksa kesediaan serta menegakkan
diagnosa seperti darah, urine dll.
2) Mengirimkan kesediaan untuk diperiksa di tingkat pelayanan yang
lebih tinggi sesuai dengan sistem rujukan pelayanan kesehatan.
3) Merencanakan kebutuhan bahan dalam setahun.
4) Pemeriksaan khusus TB.
5) Memeriksa kesediaan yang dikirim dari BLK (pemantauan mutu
eksternal).
6) Pencatatan dan pelaporan.
t. Program Gudang Obat
1) Merencanakan amprahan dan pengadaan obat serta
pendistribusian obat.
2) Penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan obat puskesmas
maupun pustu.
3) Pengecekan obat dipuskesmas dan pustu (kerapian dan
kebersihan gudang obat).
4) Penyuluhan cara pemakaian obat yang benar di puskesmas dan
pustu.
53
5) Pencatatan dan pelaporan.
u. Pemegang program logistik
1) Menyusun perencanaan dan evaluasi.
2) Penerimaan dan pengeluaran logistik.
3) Pengecekan terhadap keadaan logistik (registrasi barang, dll).
4) Pencatatan dan elapporan.
v. Koordinator Program Apotik
1) Melayani resep sesuai dengan petunjuk serta mengatur
kebersihan dan kerapian apotik.
2) Penyuluhan langsung kepasien tentang tatacara pemakaian obat.
3) Pengecekan obat yang telah dikeluarkan/ sensus harian obat.
4) Pencatatan dan pelaporan.
w. Coordinator UPTF Jaringan Pelayanan Puskesmas
1) Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P3K,
Pusling dan pustu.
2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
B. Hasil penelitian
1. Anggaran Belanja Puskesmas Bajo Pada Tahun 2020
Dana pada Puskesmas bajo Kabupaten Luwu berasal dari BPJS
Kesehatan yang dimana dana ini harus dianggarkan terlebih dahulu ke
pemerintah Daerah untuk dicatat dalam kas daerah sebelum dapat
digunakan untuk keperluan puskesmas bajo. Adapun anggaran belanja
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu pada Tahun 2020 sebesar Rp.
960.655.596 yang dimana keseluruhan dana ini mencakup belanja
langsung.
54
Tabel 4.1: Anggaran dan Realisasi belanja Berdasarkan
Program dan Kegiatan tahun 2020
URAIAN
ANGGARAN
REALISASI
%
Belanja Rp. 960.655.596 Rp. 960.655.596 100%
Belanja tidak langsung - - -
Belanja Langsung Rp. 960.655.596 Rp. 960.655.596 100%
JUMLAH Rp. 960.655.596 Rp. 960.655.596 100%
Sumber: Catatan atas Laporan Anggaran Puskesmas Bajo
2. Pengelolaan Dana BPJS Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu
Peraturan menteri kesehatan no.28 tahun 2014 tentang pedoman
pelaksanaan Program Jaminan kesehatan menentukan bahwa bagi
puskesmas yang belum menerapkan PPK-BLUD, pengelolaan dan
pemanfaatan dana kapitasi di lakukan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang pengelolaan daerah. Puskesmas bajo
merupakan salah satu Puskesmas di kabupaten Luwu yang belum
menerapkan PPK-BLUD, maka pengelolaan dananya di sesuaikan
dengan peraturan menteri kesehatan No.28 yang berbunyi pengelolaan
dan pemanfaatan dana kapitasi dilakukan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang pengelolaan daerah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Tri Sukmawati, SKM
(34 tahun) bendahara puskesmas Bajo bahwa:
“puskesmas bajo menerapkan sistem pengelolaan dan
pemanfaatan dana kapitasi dari BPJS kesehatan sesuai undang
undang di bidang pengelolaan daerah, dikarenakan puskesmas
bajo belum menerapkan PPK-BLUD dan pengelolaannya melalui
beberapa prosedur yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan”.(hasil wawancara pada tanggal 14 agustus 2020).
55
Adapun pengelolaan dana BPJS pada puskesmas bajo
Kabupaten Luwu melewati beberapa prosedur sebagai berikut:
a) Planning (Perencanaan)
Dana kapitasi yang di terima puskesmas dari BPJS selaku
FKTP milik pemerintah daerah yang belum berstatus BLUD dapat
digunakan secara langsung atau dapat dibelanjakan. Dan tentunya
dana kapitasi ini harus di anggarkan terlebih dahulu sesuai ketentuan
Permendagri 13 Tahun 2006 beserta perubahannya, baik dari sisi
pendapatan (lain-lain PAD yang sah-dana kapitasi JKN pada FKTP)
dan dari sisi belanja (belanja langsung yang di uraikan dalam jenis,
objek, dan rincian objek belanja yang berpedoman pada ketentuan
pasal 12 Papres 32 Tahun 2014 dan Permenkes Nomor 19 Tahun
2014).
Sistem pembayaran ini menggunakan sistem pembayaran
dimuka dengan konsekuensi pelayanan kesehatan dilakukan sebelum
peserta BPJS jatuh sakit. Sistem ini mendorong fasilitas kesehatan
tingkat pertama untuk bertindak secara efektif dan efisien serta
mengutamakan kegiatan promotif dan preventif. BPJS kesehatan
memberikan dana kepada Fasilitas Tingkat pertama setiap tanggal 15
tiap bulan berjalan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Bendahara Puskesmas Bajo
Kabupaten Luwu yaitu Ibu Tri Sukmawati, SKM sebagai berikut:
“puskesmas memperoleh dana dari BPJS yang di transfer
langsung orang BPJS ke Rekening Puskesmas Bajo pada
tanggal 15 setiap bulan, apabila pada tanggal 15 ini
bertepatan dengan tanggal merah bisa di undur ke tanggal 16
atau 17 ”. (Hasil wawancara tanggal 14 agustus 2020).
56
Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN disusun
oleh kepala FKTP dan disampaikan kepada kepala SKPD dinas
kesehatan. Berdasarkan rencana pendapatan dan belanja dana
Kapitasi ini, kepala SKPD dinas kesehatan menyusun RKA-SKPD
dinas kesehatan yang memuat rencana pendapatan dana kapitasi
JKN dan rencana belanja dana kapitasi JKN. Rencana pendapatan
dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok PAD, jenis lain PAD,
objek dana kapitasi JKN pada FKTP, rincian objek dana Kapitasi JKN
pada masing-masing FKTP sesuai kode rekening.
“kita dipuskesmas bajo ini yang mengatur rencana
pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN adalah kepala
puskesmas bajo dan menyampaikannya kepada kepala
SKPD dinas kesehatan Kabupaten Luwu”. (hasil wawancara
tanggal 14 agustus 2020).
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu dalam menganggarkan
dana kapitasi, disesuaikan dengan Juknis dan SK Bupati.
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu membuat dokumen rencana
pendapatan dan belanja dana kapitasi yaitu RKA yang selanjutnya
akan di sampaikan kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan
Kabupaten Luwu. Dana yang di terima puskesmas bajo Kabupaten
Luwu sesuai dengan jumlah peserta BPJS di bajo, bukan
berdasarkan jumlah kunjungan pasien peserta BPJS. Besaran
berkapita yang di terima sesuai dengan ketersediaan tenaga medis
yakni dokter dan dokter gigi. Besaran tarif yang di terima oleh
puskesmas Bajo Kabupaten Luwu adalah Rp.6000,-.
Sebagaimana di jelaskan oleh Ibu Tri Sukmawati, SKM
sebagai berikut:
57
“untuk dana kapitasinya di dapat sesui dengan berapa jumlah
peserta BPJS di kecamatan bajo. Jumlah peserta di kalikan
dengan 6000/orang karna di puskesmas bajo ini bertugas dua
dokter umum, walaupun ada dokter gigi tetap kita menghitung
dokter umumnya”. (hasil wawancara tanggal 21 agustus
2020).
Adapun jumlah peserta BPJS yang terdaftar pada bulan
agustus dan september dalam lingkup kerja puskesmas Bajo
Kabupaten Luwu adalah 11.502 jiwa. Dan jika dikalkulasikan antara
jumlah peserta BPJS yang terdaftar dalam lingkup kerja puskesmas
Bajo Kabupaten Luwu dengan besaran tarif kapitasi yang diterima
puskesmas bajo Kabupaten Luwu adalah Rp.138.024.000,- yang
diterima pada bulan agustus dan September.
Pembayaran dana kapitasi di atur langsung oleh BPJS
kesehatana dan selanjutnya dana tersebut di kirim langsung
kerekening puskesmas Bajo Kabupaten Luwu. Sesuai peraturan
Bupati Luwu bahwa 70% dana kapitasi di anggarkan untuk membayar
jasa pelayanan yang dilakukan di puskesmas Bajo Kabupaten Luwu
dan 30% dari dana kapitasi di anggarkan sebagai pendukung
kegiatan operasional puskesmas Bajo kabupaten Luwu.
Puskemas Bajo Kabupaten Luwu pada setiap bulan ke 4
(empat) pada tahun berjalan melakukan penganggaran dengan
membuat ulasan anggaran atau RAK setelah menerima dana kapitasi
pada tiga bulan sebelumnya. Dana tersebut langsung di bayarkan
setiap bulan oleh BPJS kerekening puskesmas Bajo Kabupaten Luwu
sesuai dengan banyaknya peserta BPJS yang terdaftar dalam lingkup
wilayah kerja puskesmas Bajo Kabupaten Luwu.
58
Gambaran mengenai mengenai mekanisme perencanaan
anggran dana kapitasi JKN di Puskesmas bajo dapat kita lihat dalam
bagan sebagai berikut:
Gambar 4.2: Alur Penganggaran Dana Kapitasi JKN Pada Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu
Keterangan :
1) = dilaksanakan
2) = belum dilaksanakan
Puskesmas
Dinas Kesehatan
Pemerintah Daerah
DPRD
Dinas Kesehatan
Puskesmas
Perencanaan Belanja
RKA Dinas Kesehatan
RKA Kabupaten
DPA Dinas Kesehatan
Perencanaan Pendapatan
59
Dalam alur penganggran diatas dapat kita lihat bahwa
rencana belanja puskesmas di sampaikan kedinas Kesehatan
Kabupaten Luwu yang selanjutnya akan diusulkan menjadi RKA
Dinas Kesehatan yang memuat pendapatan dan Belanja Kapitasi
JKN di puskesmas Bajo Kabupaten Luwu. Dan selanjutnya akan
mengikuti proses pengesahan anggaran sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b) Pelaksanaan
Sumber dana Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Bajo Kabupaten Luwu yang tergabung dalam Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) adalah dari dana kapitasi BPJS
kesehatan. Kepala FKTP menerima pembayaran secara praupaya
dari BPJS kesehatan berdasarkan kapitasi atas jumlah peserta yang
terdaftar di FKTP. Besaran tarif kapitasi yang dibayarkan kepada
FKTP pada suatu wilayah ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara BPJS kesehatan dengan Asosisi Fasilitas Kesehatan (AFK) di
wilayah setempat dengan mengacuh pada standar tarif kapitasi yang
telah ditetapkan oleh menteri kesehatan.
“puskesmas bajo tergabung dalam JKN maka dari itu sumber
dananya dari dana kapitasi BPJS kesehatan
Dana kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS kesehatan
di manfaatkan seluruhnya untuk pembayaran jasa pelayanan
kesehatan dan biaya operasional pelayanan kesehatan. Adapun
yang dimaksud dengan dana kapitasi adalah besaran pembayaran
perbulan yang dibayar dimuka kepada FKTP dalam hal ini
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu berdasarkan jumlah peserta yang
60
terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan yang di berikan.
Pelaksanaan penata usahaan yang dilakukan oleh
puskesmas Bajo Kabupaten Luwu sesuai dengan peraturan dan
berpedoman pada Juknis dan SK Bupati Luwu. Pelaksanaan penata
usahaan dana Kapitasi Dari BPJS kesehatan di Puskesmas Bajo
Kabupaten Luwu diselenggarakan dengan pengangkatan bendahara
oleh kepala daerah atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan
Melalui Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD).
Dana kapitasi dari BPJS kesehatan yang diterima setiap
bulannya di transfer kerekening bendahara dana kapitasi yang telah
di beri tanggungjawab langsung oleh SKPD dinas kesehatan. Dana
yang di transfer di pergunakan sepenuhnya untuk membayar jasa
pelayanan yang dilakukan di puskesmas Bajo Kabupaten Luwu baik
pelayanan tenaga kesehatan maupun non kesehatan, PNS maupun
yang bukan PNS. Hal ini sesuai dengan Permenkes No.19 tahun
2014 yang dijelaskan pada pasal 3 nomor 1 yang berbunyi dana
kapitasi seluruhnya dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan
kesehatan.
Bendahara dana kapitasi melakukan pencairan dana yang di
transfer BPJS kesehatan setiap bulannya dan selanjutnya mencatat
pendapatan dana kapitasi tersebut. Dan selanjutnya bendahara
menyampaikan realisasi pendapatan dana kapitasi dan dibuatkan
laporan pertangguangjawaban dan melaporkan kepada kepala
puskesmas Bajo Kabupaten Luwu, selanjutnya laporan tersebut
disampaikan ke pada Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu.
61
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu menggunakan dana
kapitasi dari BPJS kesehatan sesuai dengan kebutuhan puskesmas
dan setiap dana yang masuk atau keluar akan dicatat dan dibuatkan
laporan pertanggungjawaban yang realisasinya dilakukan dalam
agenda Mini Lokakarya. Dan apabila dari dana tersebut masih tersisa
saldo yang tidak habis terpakai maka dipergunakan untuk keperluan
dalam membayar upah jasa pelayanan yang mendukung kegiatan
operasional pada bulan mendatang. Ini merupakan salah satu cara
puskesmas Bajo Kabupaten Luwu untuk menghindari
penyalahgunaan dana kapitasi karena dana kapitasi ini sifatnya
sangat rawat untuk di salah gunakan.
Pelaksanaan penata usahaan dana kapitasi dalam
puskesmas Bajo Kabupaten Luwu dengan cara membagi dana untuk
membayarkan jasa pelayanan dan untuk mendukung kegiatan
oprasional. Pembayaran jasa pelayanan dilakukan oleh puskesmas
Bajo dengan cara sistem akumulasi pon yang berdasarkan pada
tingkat pendidikan, kehadiran, jumlah hari efektif dan masa kerja.“
Hal ini sesuai dengan Permenkes nomor 19 tahun 2014
(tentang penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
Untuk Jasa pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional
Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah).
c. Pengawasan
Penanggungjawab atas pendapatan dan belanja dana
kapitasi JKN secara formal maupun material dilakukan oleh kepala
Puskesmas. Pendapatan dan belanja yang dimaksud di sajikan dalam
laporan Keuangan SKPD dan laporan keuangan Pemerintah Daerah.
62
Penyusunan laporan realisasi pendapatan dan belanja yang
bersumber dari dana kapitasi dilakukan oleh kepala SKPD Dinas
Kesehatan dan menyajikannya dalam laporan Keuangan Pemerintah
Daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
pengelolaan keuangan daerah.
“Yang bertangguangjawab untuk masalah pendapatan atau
belanja dana itu dilakukan oleh bapak Askar Ilyas selaku
kelapa puskesmas dan melaporkannya ke dinas”. (hasil
wawancara tanggal 21 agustus 2020).
Kegiatan mencatat setiap pengeluaran dan belanja dana
kapitasi setiap bulannya dilakukan oleh bendahara dana kapitasi
puskesmas Bajo Kabupaten Luwu, kemudian membuat laporan
pertanggungjawabannya. Pencatatan ini dibuat guna untuk
mengetahui kemana saja dana kapitasi dari BPJS kesehatan yang di
terima setiap bulannya di alokasikan. Untuk laporan pertanggung
jawabannya akan disampaikan dalam rapat Mini Lokakarya (Minlok)
sebelum laporan pertanggungjawaban disampaikan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Luwu.
Kegiatan Mini Lokakarya atau yang sering di sebut Minlok
Merupakan agenda bulanan puskesmas Bajo Kabupaten Luwu yang
dilaksanakan setiap akhir bulan berjalan. Dan salah satu agenda yang
dimasukkan dalam mini lokakarya adalah penyampaian Bendahara
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu terkait pengelolaan pada bulan
tersebut. Setelah minlok dilaksanakan, bendahara puskesmas Bajo
Kabupaten Luwu akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
kepada SKPD dinas kesehatan Kabupaten Luwu.
63
Pertanggung jawaban pengelolaan dana kapitasi di
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu cukup transparan dilakukan.
Setiap tenaga yang melakukan pelayanan di puskesmas Bajo
Kabupaten Luwu dengan jelas dapat mengetahui dana kapitasi
tersebut dikelola untuk apa saja dan bagaimana cara pengelolaannya.
3. Pemanfaatan dana
“Keseluruhan dari dana kapitasi JKN pada Puskesmas bajo
Kabupaten Luwu digunakan untuk jasa pelayanan kesehatan
dan dukungan biaya operasional di Puskesmas dan
pemanfaatannya sesuai dengan peraturan menteri kesehatan”.
Jasa pelayanan yang dimaksud yaitu jasa pelayanan kesehatan
perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan non kesehatan.
Sedangkan untuk dukungan biaya kegiatan operasional pelayanan
kesehatan meliputi biaya obat, alat kesehatan dan lainnya.
Dari 70% atau sekitar Rp. 96.616.800 dana kapitasi digunakan
untuk pembayaran jasa kesehatan baik yang PNS maupun yang non
PNS dan untuk 30% atau sekitar Rp. 41.407.200 digunakan untuk
membiayai atau mendukung kegiatan operasional di Puskesmas.
Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu memanfaatkan data kapitasi
dari BPJS kesehatan sesuai dengan peraturan dari menteri kesehatan No
19 tahun 2014 dimana isi peraturan ini menyatakan bahwa dalam
pemberian upah jasa pelayanan berdasarkan pada poin tingkat
pendidikan terakhirnya dan masa kerjanya. Dari 70% atau sekitar Rp.
96.616.800 dana kapitasi ini seluruhnya digunakan untuk membayar
tenaga kesehatan dan non kesehatan baik yang PNS maupun yang non
PNS. Untuk tenaga kesehatan mempunyai poin tupoksi 90 sedangkan
untuk non kesehatan mempunyai poin 10 tupoksi. Poin yang diterima oleh
64
masing-masing tenga kesehatan maupun yang non kesehatan ini
berdasarkan dari tingkat pendidikan, jumlah hari kerja dan masa kerja.
4. Kendala dalam pengelolaan dana
Puskesmas bajo dalam mengelola dana BPJS kesehatan yaitu
dana kapitasi JKN sering kali mengalami kendala atau hambatan.
Sebagaimana pernyataan dari bendahara puskesmas bajo sendiri di
bawah ini:
“selama saya bergabung dan diangkat menjadi bendahara di
puskesmas bajo memang ada beberapa yang kami alami dalam
pengelolaan dana khususnya pengelolaan dana kapitasi ini,
contohnya saat mencairkan dana, juga saat transfer dana dan saat
ada perencanaan yang tidak diakomodir atau di setujui oleh
Pemda”. (hasil wawancara tanggal 30 agustus 2020).
a) Pencairan dana
Proses pencairan dana BPJS kesehatan yakni Dana
Kapitasi JKN sering terjadi hambatan atau kendala, dikarenakan
dana ini telah di setor kepada kas daerah melalui rekening daerah.
Dan untuk meminta dana ini tidaklah mudah, harus melalui
mekanisme yang telah di tentukan yakni melalui usulan mata
anggaran Dinas Kesehatan. Seperti halnya di Puskesmas bajo untuk
mencairkan dana harus mengikuti beberapa prosedur.
Seperti yang kita ketahui bahwa proses persetujuan APBD
sampai dengan pencairan dana memakan waktu yang cukup lama
sedangkan operasional puskesmas tetap berjalan. Meskipun APBD
disahkan sebelum akhir tahun, akan tetapi pencairan dana tidak
sesuai dengan harapan.
65
Begitupun dengan dana yang di transfer BPJS pusat tidak
serta merta dapat di gunakan Puskesmas karena harus melalui
mekanisme APBD daerah.
b) Transfer Dana
Dana yang di transfer ke rekening bendahara Puskesmas
Bajo Kabupaten Luwu hanya sementara saja karena harus di transfer
lagi oleh bendahara puskesmas ke kas daerah untuk di catat dalam
pembukuan pendapatan daerah. Hal ini menjadi kendala karena
untuk mendapatkan dana tersebut harus melalui penganggaran dan
persetujuan DPRD kabupaten Luwu dan proses ini akan
menghalangi pencairan dana puskesmas.
Pernyataan di atas tidak sejalan dengan Surat Edaran
Menteri dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ 2014 tentang petunjuk
teknis penganggaran, pelaksanaan dan penata usahaan, serta
pertanggung jawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik
Pemerinta Daerah. Dimana peraturan ini mengatur bagaimana tata
cara pengelolaan dana kapitasi yang diberikan kepada pemerintah
melalui BPJS ke FKTP dapat berjalan dan digunakan sesuai dengan
pengelolaan keuangan Negara yang baik dan benar.
c) Perencanaan yang tidak diakomodir
Untuk menjamin kesediaan jasa layanan kesehatan dan
obat-obatan, puskesmas bajo membuat usulan yang di tujukan
kepada pemerintah daerah melalui dinas kesehatan Kabupaten Luwu
agar diakomodir atau disetujui untuk di bahas dalam APBD tahun
berjalan. Akan tetapi usulan yang di ajukan sering kali tidak sesuai
66
dengan kebutuhan Puskesmas bajo yang di ajukan sebelumnya. Hal
ini menjadi kendala karena akan menghambat proses operasional di
puskesmas bajo.
C. Pembahasan
Ada beberapa poin penting yang dapat Penulis simpulkan
berdasarkan hal-hal yang sudah Penulis jabarkan di dalam sub bab
sebelumnya, yaitu:
1. Pengelolaan dana BPJS di Puskesmas Bajo masih di sesuaikan dengan
peraturan menteri kesehatan No.28.
2. Pengelolaan dana BPJS pada puskesmas bajo Kabupaten Luwu
melewati beberapa prosedur
3. Pemanfaatan dana kapitasi JKN pada puskesmas bajo sudah dilakukan
sesuai dengan undang-undang dengan peraturan dari menteri kesehatan
No 19 tahun 2014.
4. Puskesmas bajo dalam mengelola dana BPJS kesehatan yaitu dana
kapitasi JKN sering kali mengalami kendala atau hambatan.
Adapun penjelasan terkait dengan poin-poin yang sudah Penulis
jabarkan di atas, adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan dana BPJS di Puskesmas Bajo masih disesuaikan dengan
peraturan menteri kesehatan No.28.
Di dalam zaman keterbukaan sekarang ini ada baiknya jika
semua fasilitas umum (termasuk fasilitas kesehatan) menerapkan sistem
PPK-BLUD, sebab ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan
bilamana fasilitas umum tersebut telah menerapkan PPK-BLUD di dalam
pola pengelolaan keuangannya. Salah satu keuntungan dari penerapan
PPK-BLUD adalah: pola pengelolaan keuangan yang fleksibel, dimana
67
Puskesmas akan mengelola sendiri keuangannya, tanpa memiliki
ketergantungan operasional ke Pemerintah Daerah (Pemda), sehingga
dapat berperan aktif dalam memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui praktik-praktik bisnis yang
sehat. Oleh karena itu ada baiknya bilamana Puskesmas Bajo mulai
menerapkan sistem PPK-BLUD pada pola pengelolaan keuangannya.
Terkait dengan pengelolaan keuangan Puskesmas Bajo yang
belum menerapkan PPK-BLUD, hal ini juga terjadi pada beberapa
Puskesmas di kota Bitung seperti yang dihasilkan di dalam penelitian
yang berjudul Analisis Pengelolaan Dana Kapitasi JKN Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Kota Bitung, yang telah dilakukan
oleh Imanuel Christian Undap, Lintje Kalangi, dan Hendrik Manossoh
(2016).
2. Pengelolaan dana BPJS pada puskesmas bajo Kabupaten Luwu
melewati beberapa prosedur.
Oleh karena Puskemas Bajo belum menerapkan PPK-BLUD
dalam pengelolaan keuangannya, maka Puskesmas Bajo menerapkan
pola pengelolaan keuangan yang disesuaikan dengan peraturan menteri
kesehatan No.28, dan di dalam menjalankan pengelolaan keuangannya,
Puskesmas Bajo menerapkan adanya beberapa prosedur. Adapun
prosedur-prosedur tersebut adalah perencanaan (planning), pelaksanaan
dan pengawasan. Ketiga prosedur yang dibuat oleh Puskesmas Bajo
dalam melakukan pengelolaan keuangan, sudah sesuai dengan peratuan
yang berlaku.
Terkait dengan pengelolaan dana BPJS pada Puskesmas yang
belum menerapkan BLUD, Harbing (2018) dalam penelitiannya yang
68
berjudul Analisis pengelolan dan pemanfaatan dana kapitasi jaminan
kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik
pemerintah (study pada Puskesmas Paragi Kabupaten Paragi Moutong)
mengatakan bahwa penganggaran dana Puskesmas Paragi
Menggunakan peraturan bupati sebagai dasar penyusunannya,
sedangkan perencanaan pendapatan dilakukan oleh dinas kesehatan.
3. Pemanfaatan dana kapitasi JKN pada Puskesmas Bajo sudah dilakukan
sesuai dengan undang-undang dengan peraturan dari menteri kesehatan
No 19 tahun 2014.
Di dalam peraturan dari menteri kesehatan No 19 tahun 2014
dituliskan bahwa: dalam pemberian upah jasa pelayanan berdasarkan
pada poin tingkat pendidikan terakhirnya dan masa kerjanya. Dan
berdasarkan peraturan inilah Puskesmas Bajo memanfaatkan dana
kapitasi JKN.
Adapun pemanfaatan dana kapitasi JKN yang dilakukan oleh
pihak Puskesma Bajo adalah:
a. Dari 70% atau sekitar Rp. 96.616.800 dana kapitasi digunakan untuk
pembayaran jasa kesehatan baik yang PNS maupun yang non PNS
dan untuk 30% atau sekitar Rp. 41.407.200 digunakan untuk
membiayai atau mendukung kegiatan operasional di Puskesmas.
b. Untuk tenaga kesehatan mempunyai poin tupoksi 90 sedangkan untuk
non kesehatan mempunyai poin 10 tupoksi. Poin yang diterima oleh
masing-masing tenga kesehatan maupun yang non kesehatan ini
berdasarkan dari tingkat pendidikan, jumlah hari kerja dan masa kerja.
Terkait dengan pemanfaatan dana kapitasi JKN, Sholihin, Sakka
dan Parida (2016) di dalam penelitiannya yang berjudul: Pengelolaan
69
dana kapitas BPJS kesehatan di Puskesmas Watubangga Kecamatan
Watubangga Kabupaten Kolaka tahun 2015, mengemukakan bahwa
penganggaran dana kapitasi di puskesmas watubangga sepenuhnya
digunakan untuk membayar jasa pelayanan yang dilakukan di puskesmas
berdasarkan akumulasi poin tingkat pendidikan, hari kerja, hari efektif dan
masa kerja, atau dengan kata lain: pengelolaan dana kapitas BPJS
Kesehatan di Puskesmas Watubangga memiliki pola yang sama dengan
yang terdapat di Puskesmas Bajo.
4. Puskesmas Bajo dalam mengelola dana BPJS kesehatan yaitu dana
kapitasi JKN sering kali mengalami kendala atau hambatan.
Bukan suatu hal yang rahasia lagi dimana suatu program yang
berjalan pastilah akan menghadapi tantangan atau kendala. Hal ini juga
terjadi pada Puskesmas Bajo terutama dalam perannya mengelola dana
BPJS Kesehatan.
Adapun kendala yang dihadapi oleh Puskesmas Bajo terkait
dengan pengelolaan dana BPJS kesehatan, adalah:
a. Pencairan dana
Perihal pencairan dana yang lambat menjadi suatu hambatan
bagi Puskesmas Bajo dalam melakukan pengelolaan dana BPJS
Kesehatan yaitu karena adanya mekanisme yang rumit dan
menghabiskan banyak waktu, dan karena harus melalui berbagai
macam prosedur yang ada.
Mekanisme dan prosedur yang berbelit-belit sudah seharusnya
tidak digunakan lagi di dalam Pemerintahan, karena hal ini akan
membawa dampak negatif, baik bagi Lembaga Pemerintahan itu
sendiri, maupun bagi pihak di luar Lembaga Pemerintahan.
70
b. Transfer dana
Transfer dana menjadi suatu kendala bagi Puskesmas Bajo
dalam melakukan pengelolaan dana BPJS Kesehatan adalah karena:
untuk mendapatkan dana tersebut harus melalui penganggaran dan
persetujuan DPRD kabupaten Luwu.
Penganggaran dan persetujuan DPRD kabupaten Luwu
terhadap dana BPJS pada dasarnya tidak sejalan dengan Surat
Edaran Menteri dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ 2014 tentang
petunjuk teknis penganggaran, pelaksanaan dan penata usahaan,
serta pertanggung jawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Milik Pemerinta Daerah, dan oleh karena itu sudah seharusnya pihak
Puskesmas Bajo memberikan masukan atau kritik yang berdasarkan
pada perundang-undangan yang berlaku kepada DPRD Kabupaten
Luwu, supaya diadakan suatu perombakan dan pembaharuan akan
sistem yang selama ini berjalan yang tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
c. Perencanaan yang tidak diakomodir
Perencanaan yang tidak diakomodir menjadi suatu kendala bagi
Puskesmas Bajo dalam melakukan pengelolaan dana BPJS
Kesehatan karena kerap kali ada beberapa usulan yang di ajukan
kepemerintah daerah melalui dinas kesehatan tidak sesuai dengan
kebutuhan Puskesmas yang di ajukan sebelumnya.
Oleh karena itu ada baiknya jika pihak Puskesmas Bajo
menyelidiki dimana terjadinya kesalahan sehingga bisa terjadi
beberapa usulan yang tidak sesuai dengan kebutuhan Puskesmas
71
yang di ajukan sebelumnya. Apabila pihak Puskesmas Bajo telah
menemukan letak permasalahannya, maka diharapkan pihak
Puskesmas Bajo dapat mengambil langkah-langkah untuk dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Terkait dengan permasalahan yang dialami Puskesmas Bajo
dalam mengelola dana BPJS kesehatan, Imanuel Christian Undap, Lintje
Kalangi, dan Hendrik Manossoh (2016) di dalam penelitiannya yang
berjudul Analisis Pengelolaan Dana Kapitasi JKN Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Kota Bitung, menyatakan bahwa:
FKTP di Kota Bitung kerap mengalami permasalahan, dan hal ini terjadi
karena penganggaran dana kapitasi JKN oleh FKTP dilakukan dan
tersentralisasi di Dinas Kesehatan sementara, sehingga berimplikasi
pada tidak maksimalnya pelayanan kesehatan FKTP pada masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan dana kapitasi BPJS di Puskesmas Bajo kabupaten
Luwu melalui beberapa tahapan dan proses. Mulai dari perencanaan,
sumber dana, pengawasan dan pengendalian. Proses perencanaan atau
penganggaran dana kapitasi BPJS di puskesma Bajo Kabupaten Luwu
masih di sesuaikan dengan peraturan mentri No. 28. Alangkah baiknya
jika di zaman keterbukaan ini puskesmas Bajo menerapkan PPK-BLUD,
karena ada banyak keuntungan yang bisa di dapatkan bilamana
menerapkan PPK-BLUD di dalam pola pengelolaan keuangannya.
Seperti, pola pengelolaan yang fleksibel, dimana puskesmas bajo
kabupaten Luwu akan mengelolah sendiri keuangannya, tanpa memiliki
ketergantungan operasional ke Pemerintah Daerah (PEMDA), sehingga
dapat berperan aktif dalam memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui praktik-praktik bisnis yang
sehat.
B. Saran
1. Untuk Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu agar lebih meningkatkan
pelayanan kesehatan terutama dalam hal promotif, Preventif dan
Kromotif. Juga di harapkan dengan sistem kapitasi ini pelayanan
kesehatan yang dilakukan di Puskesmas dapat tepat sasaran
khususnya kepada peserta JKN.
2. Untuk dinas kesehatan Kabupaten Luwu agar lebih meninggkatkan
pengawasan terhadap pengelolaan dana kapitasi BPJS pada setiap
72
73
Puskesmas Karena dana kapitasi ini sangat mudah untuk disalah
gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Dan untuk pihak BPJS pusat agar turut dalam pengawasan proses
pengelolaan dana kapitasi yang terjadi di setiap puskesmas. Karena
BPJS kesehatan lepas tangan dalam pengelolaan dana kapitasi
pada setiap Puskesmas dan salah satunya Puskesmas bajo
Kabupaten Luwu karena BPJS Kesehatan hanya berkewajiban
membayarkan dana kapitasi.
DAFTAR PUSTAKA
Afifiddin, 2010. Pengantar Administrasi Pembagunan. Bandung: CV Alfabet.
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Depkes RI., Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. 2009.
Didi Sukardi, 2016. Pengelolaan Dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Dalam Perspektif Hukum Islam.IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Cirebon.
Eriena Fitriani, 2019. Analisis Pengelolaan Dana Kapitasi Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) Pada Puskesmas Pasar Prabumulih di kota Prabumuli.
Fitri Indah Sari, Imam Suroso, dan Nurhayati, 2017. Strategi Optimalisasi Pengelolaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Puskesmas Di Kabupaten Bondowoso. Universitas Jember.
Harahap, Sofyan Syafri, 2009. Teori Kritis Laaporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasmawati Hi. Harbing, 2018. Analisis Pengelolaan Dana Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pda Fasilitas Kesehatan Tingkat pertama (Study Pada PUSKESMAS Paragi Kabupaten Paragi Moutong).
Imanuel Christian Undap, Lintje Kalangi, dan Hendrik Manossoh, 2016. Analisis
Pengelolaan Dana Kapitasi JKN Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Kota Bitung. Universitas Sam Ratulangi
Margaret Simanjuntak, 2010. Analisis pengukuran kinerja pengelolaan Keuangan Pemerintah Kabupaten Simalungun.
Miles, M.B & Huberman A.M. 1984, Analisis Data Kualitatif.Terjemahan oleh
Tjrtjep Rohendi Rohod. 1992. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Permenkes RI, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.
Permendekri No.13 Tahun 2006. Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007.
74
75
Republik Indonesia.Undang-Undang RI Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Nasional.
Sholihin, Sakka dan Parida, 20016. Pengelolaan Dana Kapitasi BPJS Kesehatan di PUSKESMAS Watubangga Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka Tahun 2015
Sulastomo, 2007.Sistem Jaminan Sosial Nasional sebuah Introduksi, Rajawali Pers, Jakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
S. Munawir, 2004. Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Surya Vandiantara, 2017. Tinjauan hukum islam terhadap proses Pengelolaan Dana Konsep Investasi Dana BPJS Ketenagakerjaan.
Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011.Tentang Program Kesehatan.
L
A
M
P
I
R
A
N
77
Lampiran 1: Surat Peneliti
78
Lampiran 3: Foto Bersama Informan
79
Foto bersama bendahara puskesmas bajo kabupaten luwu ibu Tri
Sukmawati, SKM pada saat wawancara belangsung
80
Foto bersama bendahara puskesmas Bajo kabupaten Luwu ibu tri
Sukmawati, SKM melihat langsung jumlah anggran yang di terima pada juni
dan juli pada saat setelah wawancara
81
Daftar Pertanyaan
Salah satu pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam
penyusunan skripsi ini yaitu menggunakan metode primer (wawancara).
Dalam wawancara ini peneliti menggunakan informan yaitu Ibu Tri Sukmawati
selaku Bendahara Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu.
1. Bagaimana tanggapan Ibu mengenai BPJS kesehatan?
Jawaban: tanggapan saya ada kekurangannya dan kelebihannya. dimana
keadaan sekarang ini bpjs daerah untuk orang yang kurang mampu
dihilangkan dan tentunya tarifnya akan naik dan bahkan melonjak.
sedangkan masyarakat yang kurang mampu mereka harus membuat
BPJS mandiri yang iuran perbulan dan juga peraturan BPJS yang
kadang-kadang berubah seringkali membingungkan masyarakat. Dan
2. Bagaimana cara Puskesmas Bajo dalam memperoleh dan mendapatkan
dana kapitasi dari BPJS?
Jawaban: “puskesmas bajo memperoleh dana dari bpjs kesehatan
dengan cara di transfer langsung oleh orang BPJS ke rekening
Puskesmas Bajo pada tanggal 15 setiap bulan, apabila pada tanggal 15
ini bertepatan dengan tanggal merah bisa di undur ketanggal 16 atau
tanggal 17. Adapun untuk dana kapitasi ini di dapat sesuai dengan
berapa jumlah peserta BPJS di kecamatan Bajo. Jumlah peserta dikalikan
dengan 6000/Orang karena di puskesmas bajo ini bertugas dua dokter
umum, walaupun ada dokter gigi tetap kita menghitung dokter umumnya.
3. Bagaimana puskjesmas bajo dalam mengelolah dana Kapitasi dari BPJS
kesehatan?
82
Jawaban: “ Puskesmas bajo menerapkan sistem pengelolaan dana dan
pemanfaatan dana kapitasi dari BPJS kesehatan sesuai dengan undang-
undang dibidang pengelolaan daerah, karena puskesmas bajo belum
menerapkan PPK-BLUD dan pengelolaannya melalui beberapa prosedur
yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan”
4. Siapa yang bertanggungjawab dalam mengatur rencana pendapatan dan
belanja dana BPJS tersebut?
Jawaban: “Kita dipuskesmas bajo ini yang mengatur rencana pendapatan
dan belanja dana kapitasi JKN adalah kepala Puskesmas bajo dan
menyampaikannya kepada kepala SKPD di Dinas Kesehatan Kabupaten
Luwu.
5. Bagaimana puskesmas bajo dalam memanfaatkan dana Kapitasi yang
diperoleh dari BPJS kesehatan?
Jawaban: “keseluruhan dari dana kapitasi JKN pada puskesmas bajo
digunakan untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya
operasional di puskesmas”.
6. Apakah ada kendala atau hambatan dalam pengelolaan dana kapitasi
dari BPJS kesehatan ?
Jawaban: “ selama saya bergabung dan diangkat menjadi bendahara di
puskesmas bajo memang ada beberapa kendala yang kami alami dalam
pengelolaan dana khususnya pengelolaan dana kapitasi ini,
contohnyansaat mencairkan dana, juga saat transfer dana dan saat ada
perencanaan yang tidak di akomodir atau di setujui oleh pemda”.
7. bagaimana cara puskesmas bajo menghindari penyalahgunaan dana
kapitasi dari BPJS kesehatan?
83
Jawaban: “ untuk menghindari hal tersebut puskesmas bajo
menggunakan dana kapitasi dari BPJS sesuai dengan kebutuhan
puskesmas dan setiap dana yang masuk atau keluar akan di catat dan
dibuatkan laporan pertanggungjawaban dan apabila dari dana tersebut
masih tersisah saldo yang tidak habis terpakai maka dipergunakan untuk
keperluan dalam membayar upah jasa pelayanan yang mendukung
kegiatan operasional pada bulan mendatang.