pengecilan ukuran partikelkominusi
DESCRIPTION
Partikel KominusiTRANSCRIPT
-
BAB II
PENGECILAN UKURAN PARTIKEL/KOMINUSI (SIZE REDUCTION) DAN ALAT-
ALATNYA
Istilah pengecilan ukuran/kominusi (size reduction) digunakan dalam praktek
dimana partikel padatan terpotong atau terpecah menjadi ukuran-ukuran yang lebih
kecil. Dalam proses industri, partikel-partikel padatan diperkecil ukurannya dengan
berbagai cara, untuk berbagai maksud. Misalnya: bongkahan-bongkahan bijih logam
diremuk menjadi ukuranukuran yang bisa diproses lanjut dengan lebih mudah; bahan-
bahan kimia sintetis dihaluskan menjadi serbuk; lembaran-lembaran plastik dipotong-
potong menjadi ukuran kecil dan bentuk tertentu, dan lain-lain.
Produk-produk partikel yang diperdagangkan seringkali mempersyaratkan
ukuran dan bentuk (morfologi) tertentu, karena akan berpengaruh terhadap unjuk
kerjanya, penyimpanannya, penanganan dan pengangkutannya dan lain-lain.
9. PRINSIP-PRINSIP KOMINUSI
Partikel padatan dapat dihancurkan (dikecilkan ukurannya) dengan berbagai
cara, tetapi pada umumnya hanya 4 cara saja yang seringkali dijumpai dalam mesin-
mesin pereduksi ukuran/mesin kominusi (size reduction machines), yaitu:
(1) Kompresi (penekanan) compression
Biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar, menjadi beberapa partikel
kecil.
Contoh: pemecah kacang (nutcracke,)
(2) Impak (pembenturan) impaction
Dipakai untuk mereduksi partikel yang keras, menjadi partiket-partikel berukuran
laebih kecil sampai partikel halus. Contoh: palu (hammer)
(3) Atrisi (penggerusan/gesekan) attrition or rubbing
Umunya dipakai untuk menghaluskan partikel-partikel lunak dan non-abrasive.
Contoh: penggerus.
(4) Pemotongan cutting
Digunakan untuk memotong partikel (biasanya berbentuk lempeng/tembaran)
sehingga berukuiran lebih kecil atau mempunyai bentuk tertentu. Umumnya tidak
-
menghasilkan partikel-partikel yang Iembut/halus. Contoh: gunting.
Universitas Gadjah Mada
-
Kriteria Alat Kominusi:
Kriteria ideal untuk alat-alat kominusi secara umum adalah sebagai berikut:
(1) Mempunyai kapasitas yang besar/fleksibel bisa disesuaikan
(2) Konsumsi energi kecil per satuan produk yang dihasilkan
(3) Menghasitkan produk sesuai dengan spesifikasi (umumnya: berukuran tertentu
dan seseragam mungkin).
Salah satu ukuran efisiensi sebuah operasi kominusi adalah berdasarkan
energi yang diperlukan untuk menciptakan luas permukaan yang baru, karena
bertambahnya kecilnya ukuran partikel (semakin kecil ukuran partikel, semakin besar
luas mukanya persatuan massa).
Karakteristik Produk Kominusi:
Tujuan dan kominusi adalah untuk memperoleh partikel berukuran kecil dan
yang berukuran besar karena berbagai pertimbangan, misalnya: bertambahnya luas
permukaan partikel karena perubahan ukuran maupun bentuknya.
Tidak seperti alat kominusi ideal, alat yang nil biasanya tidak akan
menghasilkan partikel berukuran seragam (uniformly sized), meskipun umpan yang
diproses berukuran seragam. Produk kominusi selalu berupa campuran partikel
dengan berbagai ukuran, dengan rentang ukuran maksimum sampai ukuran minimum
(adakalanya sampai sub-mikron) tertentu.
Perbandingan ukuran antara partikel terkecil dengan yang terbesar dapat
mencapai order 104. Karena begitu besarnya rentang ukuran produk, anggapan
bahwa ukuran partikel dapat diwakili dengan satu ukuran rata-rata menjadi tidak
valid, kecuali pemakaian partikel tersebut cukup jelas sehingga metode tentang
pencarian ukuran rata-rata yang valid dapat dikenakan.
35. ALAT-ALAT KOMINUSI
Alat-alat kominusi, secara umum dapat dibedakan menjadi: crusher
(penghancur/peremuk), grinder (penggerus), ultrafine grinders (penggerus sangat
lembut) dan cutting machines (mesin-mesin pemotong). Crusher pada umumnya
digunakan untuk memecahkan bongkahan-bongkahan partikel besar menjadi
bongkahan-bongkahan kecil. Crusher primer (primary crusher) banyak digunakan
-
pada pemecahan bahan-bahan tambang dan ukuran besar menjadi ukuran antara 6
in sampai 10 in (150 sampai 250 mm). Crusher sekunder (secondary crusher) akan
meneruskan kerja crusher primer, yaitu menghancurkan partikel padatan hasil
crusher primer menjadi berukuran sekitar in (6 mm). Selanjutnya, grinder akan
Universitas Gadjah Mada
-
menghaluskan partikel-partikel keluaran crusher sekunder. Produk dan grinder antara
(intermediate grinder) berukuran sekitar 40 mesh ( mm). Penghalusan sampai ukuran
sekitar 200 mesh ( mm) dilakukan oleh grinder halus (fine grindei). Ukuran partikel
yang Iebih halus (antara 1 sampai 50 pm) dapat diperoleh dengan ultrafine frinder.
Cutter umumnya didesain untuk memberikan bentuk dan ukuran partikel tertentu,
yaitu dengan panjang antara 2 sampai 10 mm.
Jenis-jenis pokok dan alat kominusi adalah sebagai berikut:
1. Crushers(kasar dan halus).
Mekanisme penghancuran dilakukan dengan cara penekanan (compression). Ada
beberapa jenis, diantaranya:
1. Jawcrushers(dan berbagai modiflkasinya).
2. Gyratoly crusher (dan berbagai jenis/modifikasinya).
3. Crushing Rolls (mesin penggilas): toothed rolldan smooth-roll crusher.
2. Grinders (intermediate dan fine).
Mekanisme kominusi dilakukan dengan cara pembenturan/pemukulan (impact
dan atrisi (gesekan antar partikel). Beberapa jenis grinder diantaranya:
1. Hammer Mills, Impactor
2. Rolllng-compression mills, diantaranya: (a). Bowl Mills, (b). Roller Mills.
3. Attrition Mills
4. Tumbling Mills, diantaranya: (a). Rod-Mills, (b). Ball-Mills, Pebble Mills, (c).
Tube Mills, Compartment Mills.
3. Ulltrafine Grinder, diantaranya:
1. Hammer Mills, dilengkapi dengan alat klasiflkasi internal
2. fluid-energy mills
3. Agitated Mills
4. Cutting machines, diantananya:
1. Pemotong pisau (Knife cuttet)
2. Penyayat (Dicers)
3. Slitters.
-
Universitas Gadjah Mada
-
A. CRUSHERS
Crusher merupakan mesin penghancur padatan berkecepatan rendah, digunakan
untuk padatan kasar dalam jumlah yang besar.
A.1.Jaw Crushers.
Karakteristik umum Jaw Crusher:
1 Umpan masuk dan atas, diantara dua jw yang membentuk huruf V (terb uka
bagian atasnya).
2 Salah satu jaw biasanya tidak bergerak (fixed), jaw yang lain bergerak ho rizontal
3 Sudut antara 2 jaw antara 20 sampai 30.
4 Kecepatan buka-tutup jaw antara 250 sam pai 400 kali per menit.
Ada beberapa jenis crusher yang sering dijumpal, diantaranya:
A.1.(a). Blake Jaw Crusher
A.1.(b). Dodge Type Crusher / Double Toggle Crusher.
A.1.(c). Roller Bearing Jaw C usher
A.1.(a). Blake Jaw Crusher
Beberapa mesin Blake Crush er dengan bukaan umpan padatan berukuran 72 x 96 in
(1.8 x 2.4 m) dapat mempro ses batuan berdiamater 6 ft (1.8 rn), dengan kapasitas
sampai 1000 ton/jam, dengan ukuran produk maksimum 10 in (250 mm).
-
Prinsip kerja:
Roda (flywheel) berputar menggerakkan lengan pitman naik turun karena adanya
sumbu eccentric. Gerakan naik-turun dan lengan pitman menyebabkan toggle
bergerak horizontal (kekiri dan kekanan) movable jaw bergerak menekan dan
memecah bongkah-bongkah padatan yang masuk dan melepaskannya saat movable
jaw bergerak menjauhi fixed jaw.
Ukuran standard Blake Jaw Crusher (feed opening position, daya, kapasitas) dapat
dilihat pada buku teks (Table 6 Brown (1955), atau Table 20-8 Perry 7th ed.)
A.1.(b). Dodge Crusher/ Double Toggle Crusher! Overhead Eccentric Crusher
Biasanya berukuran Iebih kecil dan Blake Crusher. Movable jaw bagian bawah
dipasang tetap sehingga lebar dan discharge opening relatif konstan.
Ukuran bahan yang keluar akan Iebih uniform, tetapi sangat rawan terhadap
kebuntuan (clogged/chokea) akibat lubang bukaan keluar (discharge opening) yang
tetap.
Prinsip kerja:
Perputaran sumbu eccentric mengakibatkan lengan pitman bergerak naik-turun.
Gerakan ini menyebabkan movable jaw frame sebelah atas bergerak horisontal kekiri-
kekanan menekan bongkah-bongkah padatan sampal pecah dan melepaskannya
kebawah. Movable jaw frame bagian bawah relatif tidak bergerak. Ukuran standard
Dodge Crusher dapat dilihat pada Tabel 7 Brown (1955)
Universitas Gadjah Mada
-
A.1.(c). Roller Bearing/ Ove rhead Eccentric Jaw Crusher
Pada prinsipnya merupakan kombinasi antara Blake Crusher dan Dodg e Crusher,
yaiotu memberikan 2 crushin g strokes (2 Iangkah pemecahan) per satu putaran
sumbu eccentric.
Prinsip kerja:
Saat sumbu eccentric berput ar, bagian atas movable jaw bergerak horisonta l
(kekanan kekiri) sedangkan bagian b wah bawah movable jaw bergerak dengan arah
yang berlawanan (kekiri-kekanan), i.e saat bagian atas movable jaw bergera k
menjauh (kekiri), maka bagian ba wah movable jaw bergerak menekan (kekanan),
membenturkan padatan dengan dinding (crushing p/ate) dan memecahnya.
Ukuran standard Roller Bearing Jaw/Overhead Eccentric Jaw dapat dilihat pada Table
20-9 Perry 7th ed.
-
A.2. Gyratory Crusher
Gyratory crusher secara sepintas terlihat seperti jaw crusher, dengan jaw berbentuk
melingkar (sirkular), diantara mana material padata dihancurkan. Kecepatan kepala
dan jaw penghancur (crushin g head) umumnya antara 125 sampai 425 girasi/menit.
1 Lebih efisien untuk kominusi kapasitas besar (dibandingkan dengan jaw
crushers), terutama untuk kapasitas > 900 ton/jam. Kapasitas Gyratoiy crushers
bervariasi dari 600 - 6000 ton/jam, t ergantung ukuran produk yang diinginkan
(anta ra 0.25 - 1 inch).
Kapasitas gyratory crushe r terbesar mencapai 3500 ton/jam.
2 Discharge dan gyratoly crusher lebih kontinyu (dibandingkan dengan jaw crushe,).
3 Konsumsi tenaga per ton material lebih rendah dibanding jaw crushers.
4 Perawatannya lebih muda h.
Prinsip kerja:
Roda berputar, memutar c untershaft dan gearing, dan piringan C. Selanjutnya,
-
piringan C akan memutar main-shaft yang terpasang eccentric pada p iringan C.
Karena main-shaft bergera k eccentric, crushing head akan bergerak eccentric
-
menghimpit padatan (discharge opening minimum), memecahnya dan
melepaskannya (sampai discharge opening maksimum).
Perbandingan kapasitas dan ukuran Gyratoiy Crushers dan Jaw Crushers Table 20-
10 Perry 7th ed.
Ukuran standard Gyrator y Crushers Table 8 Brown (1955); Table 20-11 Perry 7th
ed.
1 Perbandingan kapasitas Gyratory Crushers dan Jaw Crushers Table 20-10 Perry
7th ed.
-
A.2.(a). Cone Crusher
Prinsip kerja:
Seperti Gyratory Crushers. C rushing head disangga oleh beberapa eccent ric journals
yang diputar oleh beberapa bevel gears. Bevel gears digerakkan oleh su mbu utama
(main shaft).
1 Baik digunakan sebagai alat penghancur sekunder (secondary crushe r). Bentuk
konis menyediakan luasan kerja (= luas gilas) yang lebih besar.
2 Ukuran umpan: 0.8 -14.3 inch (< umpan Gyratory Crusher)
Ukuran produk antara 0.5 inch - 20 mesh (0.033 inch).
-
3 Ukuran standard Cone Crushers: Table 20-12 dan 20-13, Perry 7th ed.
-
A.3. Crushing Rolls
Crushing rolls biasanya digu akan untuk memecah padatan lunak (hardnes s rendah),
misalnya: batubara, gipsum, limestone, bata tahan api dan lain-lain padatan dengan
skala MOHS
-
produk dapat diatur dengan m engatur jarak antara 2 silinder.
1 Sebagai alat penghancur , saat ini kurang disukai karena roll-nya mu dah koyak;
terutama jika digunakan untuk material keras Roll-Crusher tidak c ocok untuk
batuan keras.
-
1 Biasanya banyak diguna kan untuk penghancuran batubara; oil shale, fosfat dan
batuanbatuan dengan ka dungan silikat rendah!
A.3.(b). Toothed Rolled Cru shers (Single atau Double)
Kapasitas: s/d 500 ton/jam; u kuran umpan: sampai dengan 20 inch (500 mm).
Prinsip kerja:
Roda (Flywheel) berputar, akan memutar toothed roll yang terhubung dengan
flywheel. Bongkahan padatan yang m asuk akan tergencet pada wear plate/crushing
plate dan akan pecah. Gigi-gigi pada roll selanjutnya akan menggerus partikel-partikel
padatan menjadi ukuran yang lebih kecil lagi.
1 Toothed Rolled Crushers balk untuk bahan yang tidak terlalu keras. U ntuk bahan
yang terlalu keras, gigi-gig i pada roll dapat rontok/patah!
2 Ukuran standard Toothed Rolled Crushers: belum ada data pada textbook!
Gambar dibawah adalah contoh operasi single-rolled toothed crusher untuk memecah
batubara:
-
A.3.(c). Disintegrator/Cage Mills.
Cage Mills terdiri dari batang-batang silinder panjang saling perputar berlaw anan arah
dengan kecepatan yang sa ma. Sering digunakan untuk menggilas baha n tambang
(quarry rock); batuan fosfat; f ertilizer (pupuk padat)
Sebagai disintegrator, seringkali digunakan untuk menggilas bahan-bahan lempung;
tulang dll. Ukuran umpan ma ksimum: 8 inch; ukuran produk dapat mencapa 325
mesh ( 0,0017 inch).
-
Prinsip kerja:
Bahan masuk akan terseret diantara 2 cages, tergerus dan hancur. Dalam satu bans
dapat terdiri atas: 2, 3, 4, 6 dan 8 silinder berurutan. Hasil gilasan berkali-kali antara
cages menyebabkan ukuran produk dapat sangat kecil (pulverized). Jika bahan yang
diolah lunak dan lengket (stick, misalnya lempung, hasil gerusan dapat berupa
lembaran-lembaran seperti slab (slab like).
B. GRINDER/ IMPACTOR
Istilah grinder biasanya digunakan untuk mesin-mesin kominusi dengan kapasitas
sedang. Produk dan crusher, jika perlu dihaluskan lagi, biasanya dilakukan oleh
grinder.
B.1. Hammer Mill dan Impactor
Bagian penggerak dari hammer mill dan impactor adalah rotor yang berputar dengan
kecepatan tinggi didalam casing silinder. Sumbu rotor biasanya horisontal.
Kapasitas:
Untuk Hammer Mll tergantung kehalusan produk yang diinginkan, misal: 0.1 sampai
15 ton/jam untuk ukuranproduk 200-mesh atau lebih halus. Untuk Impactor bisa s/d
600 ton/jam
Ukuran umpan: hampir sama dengan toothed rolled crushers
Ukuran produk: antara 1 in (25 mm) sampai dengan 20-mesh, tetapi dapat dibuat
lebih lebih fleksible, sesuai dengan ukuran grid yang terpasang (jika alatnya
dilengkapi ukuran produk bisa sangat halus).
Hammer Mill lebih serbaguna pemakaianya: menumbuk bahan-bahan berserat
(misalnya kulit kayu dan kulit); bahan-padatan yang agak lengket (sticky material,
misalnya lempung) sampai pada batuan keras!
Gambar dibawah adalah contoh reversible hammer-mill untuk memecah batuan.
Perhatikan bahwa hammer mill dilengkapi dengan kisi-kisi (grid):
-
Universitas Gadjah Mada
-
Gambar dibawah adalah beb erapa contoh Impactor.
Prinsip kerja:
Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu-palu (hammers) yang terpasang
pada ujung cakram yang berputar (revolving dish). Pada non-reversible ha mmer-mill,
padatan yang pecah selanj tnya digerus pada dinding dan keluar melalul kisi-kisi
(grid). Pada reversible hammer-mill, butir-butir padatan akan ditumbuk berk ali-kali
oleh hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat bergerigi. Butiran
pecah karena terpukul oleh palu, terbentur dinding (crushing plate) atau bertumbukan
dengan butir lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur dengan memasang kisi-kisi
-
(grid) dengan ukuran lubang kisi seperti yan g diinginkan.
-
1 Reversible hammer-mil/ Impactor arah putaran hammer dapat dib alik, tanpa
menggangu operasi.
2 Non-reversible hammer-m iIl arah putaran palu tidak dapat dibalik!
Ukuran standard Hammer Mills dan Impactor Breakers Tabel 20-14 dan Tabel 20-15
Perry 7th ed.
Gambar dibawah adalah s alah satu jenis hammer mill yang dilengkapi dengan saringan
(screen) untuk mend apatkan partikel yang Iebih halus (fine particle s/ powder):
B.2. ROLLING COMPRESSI ON MILLS
Diantaranya: B.2.(a). Roller Mill
B.2.(b). Bowl ill.
B.2.(a). Roller Mill
Roller Mill seperti gambar diatas sering juga disebut sebagal Ring-Roller Mill atau
medium- speed mill. Bagian utamanya terdiri dari roll-roll penghancur (cr ushing roll)
dan confining ring. Energi untuk menggerus per ton Iebih rendah (sebagai gambaran:
ball-mill 13 hp/ton; hammer-m ill . 22 hp/ton; roller-mill 9 hp/ton).
-
Prinsip kerja:
Hampir sama dengan Bowl ( Rolle,) Mill, hanya saja partikel padatan terger us diantara
roll- roll dan confining ring. Plow (pengaduk) yang terpasang pada apron dibawah
crushing-roll berfungsi untuk mengaduk partikel-partikel dan melemparkann ya ke zone
penghancuran (crushing zone). Alat ini seringkali dilengkapi dengan ayakan internal
(internal screen) untuk men apis partikel-partikel padatan dengan ukuran yang tidak
diinginkan (partikel yang terla lu besar). Produk dengan ukuran yang diingin kan keluar
lewat atas terbawa oleh udar yang dihembuskan kedalam alat.
B.2.(b). Bowl Mill (Penggiling Mangkok)
Alat utamanya berupa sebua h mangkok yang dilengkapi dengan roll-roll d idalamnya
(mangkok dan roll masing-ma sing mempunyai alat penggerak sendiri-sendiri/terpisah).
-
Prinsip kerja:
Umpan masuk dari feed hopper kedalam mangkok yang berputar (mangkok dilapisi
dengan bahan dengan kekerasan > kekerasan bahan yang digerus grinding ring).
Didalam mangkok tersebut, butiran-butiran padatan tergerus oleh roller yang berputar
berlawanan arah dengan arah putaran mangkok. Partikel-partikel yang cukup halus
akan terbawa keatas oleh udara (yang dihembuskan kedalam roller-mill) dan keluar
keatas. Diluar, produk selanjutnya ditangkap menggunakan cyclone.
Universitas Gadjah Mada
-
IV.1. Estimasi Energi untuk Kominusi(a). Pendekatan teoritisPendekatan ini mengasums ikan bahwa energi yang diperlukan untuk memecahpartikel padatan sebanding d engan luas permukaan yang tercipta, sehingga:
We sA vaA wb
n cDimana : Wn = energi yang diserap oleh padatan persatuan massa
es = energi permukaan (surface energ persatuan luas permukaanpadatan
Awb = luas perm kaan padatan sebelum padatan pecah persatu an massaAwa = luas perm kaan padatan sesudah padatan pecah persatu an massa.
c = efisiensi c rushing, yaitu rasio antara energi yang permukaan yangtercipta karena crushing terhadap energi yang diserap oleh
-
pada umumnya Sangat rendah. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa efisiensi
crushing, 0,06% sampai 1%.
Total energi yang diberikan, W, digunakan untuk mengatasi friksi pada alat kominusi a
pada bagian-bagian yang bergerak), sisanya digunakan untuk crushing. Jika
didefinisikan efisiensi mekanis, m , sebagai rasio antara energi yang diserap dengan
energi diberikan, maka:
WW n
e s
A wa
A wb
mcm
Jika laju umpan adalah m (massa per satuan waktu), maka total tenaga yang
diperlukan mesin adalah:
PW.me s.m .
A wa
A wb
cm
Jika luas persatuan massa:
Aw6
,Ds.s.p
Dengan : Ds = volume surface mean diameter (diameter rata-rata volume-permukaan)
s = sphericityfactordari partikel.
p = rapat massa padatan,
maka : P 6.m.es 1
1 D D
c m p sasa sb sb
(b). Penekatan Empirik: Hukum Kick dan Rittinger
1 Hukum Rittinger.
Hukum Rittinger (1867) menyatakan bahwa kerja yang diperlukan untuk memecah
partikel sebanding dengan luas permukaan yang terbentuk. Hukum ini pada
dasarnya sama dengan pendekatan teoritis diatas, dengan anggapan n tetap, dan
untuk mesin dan padatan tertentu, n tidak tergantung pada ukuran umpan maupun
produk. Jika sphericity umpan dan produk sama, dan efisiensi mekanis, m,
konstan maka persamaan berbasis teoritis diatas dapat dimodifikasi menjadi
hukum Rittinger sebagai berikut:
1
1PKr
-
Dsa
Dsb
Universitas Gadjah Mada
-
dimana: Kr = kosntanta Rittinger.
1 Hukum Kick
Hukum Kick (1885) menyatakan bahwa kerja diferensial yang diperlu kan untuk
memecah partikel padatan hampir mirip dengan kerja yang dibutuh kan untuk
deformasi plastik, yaitu sebanding dengan rasio ukuran partikel se belum dan
sesudah pecah:
PK
dDd s,m Ds
menghasilkan persamaan Kick :
P Dsb
KkIn
mD
sa
(c) Pendekatan Empirik: Hu kum Bond
Hukum Bond (1952) sejauh
ini merupakan pendekatan
yang paling realistik untuk
perkirakan kebutuhan energi
untuk crushing dan grinding.
Menurut B ond, kerja yang
bahkan untuk memb entuk
partikel ukuran Dp dari suatu
padatan y ang sangat besar
adalah sebanding dengan
akar pangkat dua dan
perbandingan luas muka
dengan volume jk, s,Jv, ,,
dimana s,2!v = 6/(5.D).
Bentuk
akhir
dan Hk.
Bond
adalah:
P
m
dimana:Kb Konstanta Bo nd, yangnilainya tergantung padajenis mesin dan
bahan
yang dlpecah.Nilai Kb terhubungkan dengan nila
i indeks kerja (work in ex) Wi.Wi
didefinisikan sebagai tot al energi kotor yang diperlukan untuk (dala KWh/ton
umpan) untuk mereduksi ukuran sebuah padatan berukuran sangat besar menjadi
produk yang 80%-nya berukuran lolos ayakan 100 m. Jika Dp dalam m m, P dalam
kWatt dan m dalam ton/jam, maka:
-
Jika 80k umpan lolos ay akan berukuran Dpb mm,
dan 80%
produ
k lo os ayakan
berukuran Dpa mm, maka:
-
Nilai work index untuk beb erapa bahan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini: Contoh:
Berapa tenaga yang dibutuhkan untuk memecah ilmestone sebanyak 1 00
ton/jam, jika 80h dan umpan beru kuran lolos ayakan 2 in, dan 80% produk
berukuran lolos ayakan 0.125 in?
Jawab:
Dari tabel diatas, work ind ex untuk limestone adalah 12.74. m = 100 ton/jam. Dpb
= 2 x 25.4 mm = 50.8 mm; pa 0.125 X 25.4 mm = 3.175 mm.
Tenaga yang diperlukan a dalah:
Catatan:
Persamaan untuk menge stimasi kebutuhan energi untuk kominusi sec ara umum
-
dapat dituliskan dalam bentuk:
-
Dimana untuk:
1 n = 1 Kicks law (bentuk persamaan logaritmik)
2 n = 2 Rittingers law (bentuk persamaan berbanding terbalik linier)
3 n = 1.5 Bonds law (bentuk persamaan berbanding terbalik dengan
akar kuadrat).
Universitas Gadjah Mada