pengaruh variabel ekonomi makro terhadap ...etheses.iainponorogo.ac.id/11742/1/felindila p.pdfnpf...

137
PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN MELALUI DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2017-2019) SKRIPSI O l e h : FELINDILA PRATAMI NIM: 210816034 DosenPembimbing: AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI. NIP. 197109232000031002 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP

    PENYALURAN PEMBIAYAAN MELALUI DANA PIHAK

    KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

    (STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

    TAHUN 2017-2019)

    SKRIPSI

    O l e h :

    FELINDILA PRATAMI

    NIM: 210816034

    DosenPembimbing:

    AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI.

    NIP. 197109232000031002

    JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

    2020

  • ABSTRAK

    Pratami, Felindila.2020. Pengaruh Variabel Ekonomi Makro terhadap Penyaluran Pembiayaan melalui Dana Pihak Ketiga sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Bank Umum Syariah Tahun 2017-2019). Skripsi, JurusanPerbankanSyariahFakultasEkonomidanBisnis Islam Institut Agama Islam NegeriPonorogo.PembimbingAgungEkoPurwana, SE, MSI

    Kata Kunci : Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidaksesuaian antara teori denganfakta

    yang ada. Faktanya dalam penelitian ini inflasi menurun tetapi pembiayaan pun ikut turun, suku bunga naik tetapi pembiayaan juga turun, dan nilai tukar turun namun pembiayaan turun. Sehingga peneliti melakukan penelitian karena faktanya bertentangan dengan teori yang ada maka dapat dikatakan dalam penelitian ini terjadi masalah. Sehingga dirumuskan masalah bagaimana pengaruh inflasi terhadap pembiayaan, pengaruh suku bunga terhadap pembiayaan, pengaruh nilai tukar terhadap pembiayaan, pengaruh dana pihak ketiga terhadap pembiayaan. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap dana pihak ketiga, suku bunga terhadap dana pihak ketiga, nilai tukar terhadap dana pihak ketiga. Bagaimana pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai tukar secara simultan. Apakah dana pihak ketiga dapat memediasi antara inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap pembiayaan.

    Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan sampel penelitian data bulananseluruh Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2017-2019 yang diambildari Bank Indonesia dengan teknikpurposive sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji hipotesis, uji koefisien determinasi dan analisis jalur (path analysis).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi dan suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Nilai tukar dan dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga. Suku bunga dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga. Inflasi, suku bunga dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga secara simultan. Dana pihak ketiga dapat memediasi antara inflasi dengan pembiayaan. Dana pihak ketiga tidak dapat memediasi antara suku bunga dan nilai tukar dengan pembiayaan. Penyebab dari menurunnya pembiayaan disebabkan oleh berbagai faktor dari luar bank sehingga beberapa ekonomi makro tidak mempengaruhi pembiayaan. Pengaruh tersebut mengindikasi bahwa meningkatnya dana yang dihimpun Bank Syariah dari masyarakat belum tentu digunakan untuk meningkatkan porsi pembiayaan yang diberikan, ada kemungkinan bahwa bank terarik untuk menanamkan dananya pada instrumen keuangan lainnya, jadi pembiayaan tidak ikut naik. Dengan menyalurkan dananya pada instrumen keuangan tersebut dapat dikatakan bahwa bank memperoleh keuntungan dengan resiko rendah atau bahkan tanpa resiko. Solusi agar tidak terjadi penurunan kembali penyaluran pembiayaan yaitu bank diharapkan mampu menarik minat nasabah dengan produk unggulan dari funding agar dapat meningkatkan dana pihak ketiga sehingga penyaluran pembiayaan yang dilakukan juga meningkat.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan keuangan syariah telah mendapat berbagai prestasi, dari

    semakin banyaknya produk dan layanan, hingga berkembangnya infrastruktur

    yang mendukung keuangan syariah. Bank sebagai lembaga keuangan

    merupakan bagian dari faktor penggerak kegiatan perekonomian. Kegiatan-

    kegiatan lembaga bank sebagai penyedia dan penyalur dana akan menentukan

    baik tidaknya perekonomian suatu negara. Dalam perkembangannya jasa

    perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat.1

    Bank syariah di Indonesia tumbuh semakin pesat semenjak tahun 1999.

    Hal ini disebabkan pada tahun 1998, pemerintah melalui UU No. 10 tahun

    1998, mulai mengenali dan memberikan perhatian atas praktik perbankan yang

    tidak menggunakan instrument bunga. Begitu pula halnya dengan

    diterbitkannya UU No. 23 tahun 1999, Bank Indonesia memiliki hak sebagai

    bank sentral untuk menyediakan fasilitas dan kewenangan untuk mengatur dan

    mendorong perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Pesatnya

    pertumbuhan bank syariah tersebut tentunya juga mendorong hadirnya bank

    Syariah baru di Indonesia. Setidaknya pada tahun 1999, Bank Syariah Mandiri

    (BSM) berdiri. Keberadaan BSM tentunya menjadi bank syariah yang kedua

    1 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Gadjah Mada

    University Press, 2009), 33.

  • 2

    setelah Bank Muammalat Indonesia (BMI) yang sudah jauh lebih dahulu

    didirikan pada tahun 1992.2

    Adanya perkembangan perbankan syariah juga di dukung dengan

    perkembangan penyaluran pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.

    Sebagai lembaga intermediasi, penyaluran pembiayaan merupakan fungsi

    utama dari perbankan syariah dan merupakan sumber pendapatan perbankan

    syariah. Pembiayaan yang diberikan oleh bank merupakan salah satu sumber

    pembiayaan bagi dunia usaha, baik berupa investasi maupun produksi, dalam

    rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.3

    Dengan melakukan pembiayaan, bank sendiri akan memperoleh selisih

    (spread) pendapatan dari bunga/margin/bagi hasil. Oleh karena itu, bank harus

    dapat mengatur penyaluran pembiayaannya dengan baik agar fungsinya

    sebagai lembaga intermediary dapat terealisasi sebagaimana mestinya, di

    samping memperoleh sumber pendapatan utama yang menjadi penunjang

    kelangsungan usaha bank.4

    Kemampuan menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan akan

    mempengaruhi perkembangan perbankan syariah. Penurunan atau peningkatan

    jumlah penyaluran pembiayaan akan mempengaruhi perkembangan perbankan

    syariah. Karena sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini dan

    besarnya pembiayaan yang disalurkan, akan menentukan besarnya keuntungan

    2 Ibid., 27.

    3 Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management Conventional & Sharia

    System, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), 109. 4 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

    2005), 19.

  • 3

    yang didapat oleh bank. Dengan demikian, perkembangan suatu bank sangat

    dipengaruhi oleh kemampuannya menyalurkan pembiayaan kepada

    masyarakat. Semakin besarnya jumlah pembiayaan yang diberikan, maka akan

    menyebabkan resiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank yang

    bersangkutan semakin besar pula.5

    Kemampuan Bank Umum Syariah dalam menyalurkan pembiayaan tentu

    dihadapkan oleh berbagai macam pendukung dan penghambat yang

    mempengaruhinya, yaitu yang perlu diperhatikan adalah kondisi

    makroekonomi, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal bank sendiri.

    Faktor internal meliputi biaya imbal hasil, biaya operasi, dana pihak ketiga,

    NPF dan CAR. Sedangkan faktor eksternal meliputi seperti neraca

    pembayaran, pendapatan nasional yang meliputi produk domestic bruto (PDB),

    produk nasional bruto (PNB), gross domestik produk (GDP), tingkat

    pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat pengangguran, nilai tukar,

    jumlah uang beredar dan suku bunga.6

    Variabel ekonomi makro berpengaruh dalam penyaluran pembiayaan,

    maka dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel ekonomi makro yaitu

    inflasi, suku bunga dan nilai tukar. Peneliti menggunakan tiga variabel

    ekonomi makro ini dikarenakan lebih mudah diukur dan mudah dilihat

    perkembangannya melalui angka maupun grafik. Variabel ekonomi makro

    tersebut digunakan untuk melihat pengaruhnya secara langsung terhadap

    5 Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management Conventional & Sharia

    System, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), 55. 6 Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan, Edisi

    dua, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), 26.

  • 4

    penyaluran pembiayaan dan pengaruhnya secara tidak langsung melalui dana

    pihak ketiga sebagai variabel intervening.

    Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara umum dari barang dan jasa

    selama suatu periode tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena

    moneter karena terjadinya penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap

    suatu komoditas. Kenaikan harga atau inflasi akan mengurangi minat

    masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank. Dikarenakan muncul

    ekspektasi nilai tabungan semakin lama semakin menurun.7 Jika inflasi

    mengalami kenaikan maka pembiayaan tidak stabil dan menyebabkan

    masyarakat akan menarik dana lebih banyak dari simpanannya untuk

    memenuhi kebutuhan, sehingga dana yang dihimpun perbankan akan menurun,

    di ikuti penurunan dalam penyaluran pembiayaan perbankan.8

    Tingkat suku bunga atau BI rate menurut Bank Indonesia adalah suku

    bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang

    ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Dalam

    perbankan syariah, meskipun tidak menggunakan sistem bunga dalam kegiatan

    operasionalnya, namun secara tidak langsung suku bunga dijadikan benchmark

    bagi bank syariah dalam menentukan ekuivalen tingkat bagi hasil maupun

    margin pada akad jual beli.9

    7 Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 135.

    8 Abida Muttaqiena, “Analisis Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi, Tingkat Bunga,

    dan Nilai Tukar terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2008-2012”,

    Jurnal (Semarang: Universitas Negeri Semarang) 181. 9 Frida Dwi Rustika, Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Acuan (BI rate), Nilai Tukar Rupiah

    dan Gross Domestic Bruto (GDP) Terhadap Non Performing Financing Perbankan Syariah,

    (Skripsi, Yogyakarta, FE Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), 6.

  • 5

    Suku bunga juga kerap dijadikan sebagai perbandingan biaya yang lebih

    murah antara nisbah ataupun margin bank syariah terhadap suku bunga bank

    konvensional. Penurunan suku bunga akan membuat bank syariah turut

    menurunkan ekuivalen tingkat bagi hasil maupun margin pada akad jual

    belinya. Sehingga, persaingan antara bank syariah dengan bank konvensional

    semakin ketat dalam menyalurkan pembiayaan. Menurunnya suku bunga kredit

    pada Bank Konvensional membuat masyarakat akan menganggap biaya bunga

    pinjaman pada Bank Konvensional murah. Sehingga, suku bunga BI Rate yang

    rendah akan membuat pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah semakin

    rendah (menurun) karena masyarakat lebih memilih Bank Konvensional yang

    dianggap lebih murah. Sehingga apabila suku bunga meningkat maka

    pembiayaan perbankan akan mengalami peningkatan.10

    Nilai tukar atau kurs menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu

    negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.11

    Jika kurs riil

    tinggi, barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang

    domestik lebih mahal dan sebaliknya. Jika nilai tukar rupiah naik maka barang

    produksi atau jasa yang dihasilkan negara tersebut akan menjadi lebih mahal

    bila dihitung dengan mata uang negara lain tersebut. Akibatnya pemintaan

    barang atau jasa menurun dan dapat terjadi substitusi yang menekan

    permintaan. Saat permintaan menurun, produsen akan menurunkan pasokan

    dan tercapai keseimbangan baru. Pengurangan pasokan dilakukan dengan

    10 Isnu Nurrochman Mahfudz, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan

    pada Bank Umum Syariah (Studi pada Bank Umum Syariah Tahun 2012-2015), Diponegoro

    Journal of Management Vol 5 No 3 (2015), 5. 11

    Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: Raja Grafindo

    Persada, 2013), 397.

  • 6

    mengurangi produksi sehingga ekonomi mengalami perlambatan. Akibatnya

    kebutuhan dana untuk modal kerja maupun investasi berkurang, sehingga bank

    kesulitan menyalurkan pembiayaan dan sebaliknya.12

    Dana pihak ketiga merupakan dana simpanan yang dipercayakan kepada

    Bank Syariah oleh masyarakat, dan masyarakat dapat mengambil dana

    simpanan tersebut setiap saat, dengan media apapun tanpa harus memberi tahu

    terlebih dahulu kepada bank yang bersangkutan berdasarkan perjanjian

    penyimpanan dana dalam bentuk tabungan, giro, sertifikat deposito, simpanan

    berjangka, atau bentuk yang lainnya. Besarnya dana pihak ketiga juga dapat

    mempengaruhi perkembangan pembiayaan perbankan. Bank sangat

    mengandalkan sumber dana yang paling besar tersebut untuk menjalankan

    kegiatan operasionalnya. Aktivitas perbankan seperti pembiayaan kepada

    masyarakat akan semakin berkembang, sehingga kesempatan bank untuk

    memperoleh pendapatan semakin luas. Jika jumlah dana pihak ketiga yang

    berhasil dihimpun oleh suatu bank meningkat maka akan berpengaruh terhadap

    kemampuan penyaluran pembiayaan yang juga akan meningkat. Sehingga ini

    menunjukkan adanya hubungan antara jumlah penyaluran pembiayaan dengan

    jumlah dana pihak ketiga.13

    Dana pihak ketiga dalam bank syariah juga dipengaruhi oleh variabel

    makro seperti inflasi, suku bunga dan nilai tukar. Inflasi sebagai proses

    kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Pada saat

    12

    Ari Cahyono, “Pengaruh Indikator Makroekonomi terhadap Dana Pihak Ketiga dan

    Pembiayaan Bank Syariah Mandiri”, (Skripsi, Jakarta: Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009)

    31-32. 13

    Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 297.

  • 7

    mengalami inflasi tinggi akan mengakibatkan kenaikan biaya hidup

    masyarakat. Kenaikan biaya hidup masyarakat ini tentunya akan mengurangi

    pendapatan riilnya, karena pendapatan mereka telah diserap oleh kenaikan

    harga. Apabila terjadi inflasi maka masyarakat akan cenderung berinvestasi

    pada aset riil daripada berinvestasi di aset financial. Sehingga penghimpunan

    dana di perbankan mengalami penurunan.14

    Suku bunga dalam sistem moneter perekonomian suatu negara sangat

    diperhitungkan. Besar kecilnya tingkat suku bunga yang berlaku bisa

    mempengaruhi minat masyarakat untuk menabung dan berinvestasi. Jika

    semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin besar pula keinginan

    masyarakat untuk menabung. Sehingga hal tersebut juga berpengaruh terhadap

    dana pihak ketiga yang semakin meningkat.15

    Nilai tukar adalah harga mata uang domestik terhadap mata uang asing.

    Pergerakan naik turun nilai tukar tergantung seberapa besarnya jumlah

    permintaan dan penawaran akan mata uang tersebut. Jika permintaan terhadap

    mata uang tersebut meningkat maka nilai tukar mata uang itu akan meningkat

    begitu juga sebaliknya. Maka hal tersebut akan mengakibatkan bank

    mengalami kesulitan dalam melakukan penghimpunan dana pihak ketiga

    sehingga jumlah dana pihak ketiga menurun.16

    Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur

    keberhasilan eksistensi ekonomi syariah di Indonesia, hal tersebut dapat kita

    14

    Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: UPP.AMPYKPN), 2008. 41 15

    Ibid., 45. 16

    Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islami, (Jakarta: Salemba

    Empat), 2002. 77.

  • 8

    lihat dari banyaknya pertambahan jumlah bank dengan landasan operasi

    syariah.17

    Tabel 1.1

    Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah di Indonesia

    Sumber : Statistik Perbankan Syariah, diolah

    Dalam Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah perbankan syariah di

    Indonesia bertambah pasca pengesahan Undang-Undang No.21 Tahun 2008.

    Namun pada tahun tertentu, jumlah perbankan syariah mengalami perlambatan

    dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan pertumbuhan

    perbankan syariah Indonesia masih relatif tertinggal dibandingkan perbankan

    islam di negara negara lain dan pertumbuhannya kurang stabil.

    Dari tahun ke tahun perbankan mengalami peningkatan yang signifikan

    baik dari sisi pendanaan maupun pembiayaan. Dengan adanya pembiayaan,

    masyarakat yang membutuhkan dana, dapat segera memperoleh dana untuk

    modal usaha, dan bagi bank sendiri akan memperoleh pendapatan dari

    17

    Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 125.

    Indikator 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

    BUS 11 11 12 12 12 13 13 14

    UUS 24 23 22 22 22 21 21 20

    BPRS 158 163 163 164 165 167 168 164

    Total 193 197 197 198 199 201 202 198

  • 9

    pembiayaan tersebut, sehingga secara keseluruhan akan menggerakkan roda

    perekonomian. 18

    Gambar 1.1

    Perkembangan Pembiayaan Bank Umum Syariah (2017-2019)

    Sumber: Statistik Perbankan Syariah, diolah

    Tabel 1.2

    Perkembangan Pembiayaan Bank Umum Syariah (2017-2019)

    18

    Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), 21.

    0

    50000

    100000

    150000

    200000

    250000

    PEMBIAYAAN

    PEMBIAYAAN

    Bulan/Tahun Pembiayaan

    2017 2018 2019

    Januari 174923 187046 200746

    Februari 175164 187983 201995

    Maret 178636 190587 206359

    April 178691 191570 207663

    Mei 181272 193284 210932

    Juni 186267 190208 212990

    Juli 184275 191673 212735

    Agustus 184983 193437 213534

    September 186777 199032 218478

    Oktober 186703 199156 219138

    November 186949 200292 220628

    Desember 190445 202766 225607

  • 10

    Sumber: Statistik Perbankan Syariah, diolah

    Dari gambar perkembangan pembiayaan di bank umum syariah periode

    2017-2019 mengalami fluktuasi. Meskipun demikian, penyaluran pembiayaan

    pada bulan Juni 2017 mengalami penurunan dari 186.267 miliar rupiah

    menjadi 184.275 miliar rupiah pada Juli 2017. Pada bulan Mei 2018

    mengalami penurunan dari 193.248 miliar rupiah menjadi 190.208 miliar

    rupiah pada bulan Juni 2018. Kemudian pada bulan Juni 2019 juga mengalami

    penurunan dari 212.990 miliar rupiah menjadi 212.735 miliar rupiah pada

    bulan Juli 2019.

    Tujuan dari pembiayaan dari bank itu sendiri sebagai stabilitas ekonomi.

    Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilitas pada dasarnya

    diarahkan pada usaha-usaha untuk pengendalian inflasi, peningkatan ekspor,

    rehabilitasi prasarana dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat

    untuk menekan arus inflasi dan terlebih lagi untuk usaha pembangunan

    ekonomi, maka pembiayaan memegang peranan yang penting.19

    Berada di dalam sistem ekonomi yang saling berkaitan erat satu sama

    lain, membuat Bank Umum Syariah tidak terlepas dari dampak kebijakan

    pemerintah serta kondisi makroekonomi yang fluktuatif. Kondisi dari variabel

    ekonomi makro yang mengalami fluktuasi juga perlu mendapatkan perhatian.

    Variabel ekonomi makro yang pertama yaitu inflasi. Dampak dari inflasi

    diantaranya menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, meningkatkan

    kecenderungan untuk berbelanja, melemahkan semangat untuk menabung,

    19

    Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

    2005), 19.

  • 11

    pengerukkan tabungan dan penumpukan uang, permainan harga diatas standar

    kemampuan, penumpukan kekayaan dan investasi non produktif, serta

    distribusi barang relatif tidak stabil dan terkonsentrasi.20

    Gambar 1.2

    Perkembangan Inflasi (2017-2019)

    Sumber: Bank Indonesia, data diolah

    Tabel 1.3

    20

    Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islami, (Jakarta: Salemba

    Empat), 2002. 77.

    Bulan/Tahun Inflasi

    2017 2018 2019

    Januari 3.49 3.25 2.82

    Februari 3.83 3.18 2.57

    Maret 3.61 3.4 2.48

    April 4.17 3.41 2.83

    Mei 4.33 3.23 3.32

    Juni 4.37 3.12 3.32

    Juli 3.88 3.18 3.28

    Agustus 3.82 3.2 3.49

    September 3.72 2.88 3.39

    Oktober 3.58 3.16 3.13

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    INFLASI

    INFLASI

  • 12

    Perkembangan Inflasi (2017-2019)

    Sumber: Bank Indonesia, data diolah

    Dari gambar diatas menunjukkan inflasi di Indonesia pada periode 2017-

    2019 yang mengalami fluktuasi. Berdasarkan data inflasi yang diperoleh pada

    bulan Juni 2017 ke Juli 2017 mengalami penurunan dari 4,37% menjadi 3,88%,

    tetapi jumlah penyaluran pembiayaan juga mengalami penurunan. Pada bulan

    Mei 2018 ke Juni 2018 mengalami penurunan dari 3,23% menjadi 3,12%,

    tetapi jumlah penyaluran pembiayaan juga mengalami penurunan. Kemudian

    pada bulan Juni 2019 ke Juli 2019 juga mengalami penurunan dari 3,32%

    menjadi 3,28% tetapi jumlah penyaluran pembiayaan juga mengalami

    penurunan.

    Variabel ekonomi makro yang kedua yaitu suku bunga yang pergerakan

    diharapkan akan di ikuti oleh perkembangan bunga deposito, dan pada

    gilirannya suku bunga kredit perbankan. Suku bunga BI sebagai suku bunga

    dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik

    untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter.21

    Gambar 1.3

    Perkembangan Suku Bunga (2017-2019)

    21

    Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 127.

    November 3.3 3.23 3

    Desember 3.61 3.13 2.72

  • 13

    Sumber: Bank Indonesia, data diolah

    Tabel 1.4

    Perkembangan Suku Bunga (2017-2019)

    Sumber: Bank Indonesia, data diolah

    Data diatas menunjukkan fluktuasi suku bunga pada periode 2017-2019

    yang mengalami kenaikan dan penurunan. Berdasarkan data suku bunga yang

    diperoleh pada bulan Juni 2017 ke Juli 2017 nilai suku bunga tetap sebesar

    0

    2

    4

    6

    8

    SUKU BUNGA

    SUKU BUNGA

    Bulan/Tahun Suku Bunga

    2017 2018 2019

    Januari 7.25 4.75 4.25

    Februari 7 4.75 4.25

    Maret 6.75 4.75 4.25

    April 5.5 4.75 4.25

    Mei 5.5 4.75 4.5

    Juni 5.25 4.75 4.75

    Juli 5.25 4.75 5.25

    Agustus 5.25 4.5 5.25

    September 5 4.25 5.5

    Oktober 4.75 4.25 5.75

    November 4.75 4.25 6

    Desember 4.75 4.25 6

  • 14

    5,25%, tetapi jumlah penyaluran pembiayaan mengalami penurunan. Pada

    bulan Mei 2018 ke Juni 2018 nilai suku bunga tetap sebesar 4,75%, akan tetapi

    jumlah penyaluran pembiayaan juga mengalami penurunan. Kemudian pada

    bulan Juni 2019 ke Juli 2019 mengalami peningkatan dari 4,75% menjadi

    5,25% tetapi jumlah penyaluran pembiayaan juga mengalami penurunan.

    Nilai tukar merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan

    apakah barang-barang di negara lain lebih murah atau lebih mahal dari barang-

    barang yang di produksi dalam negeri.22

    Dampak dari kenaikan harga dan

    menurunnya permintaan membuat produsen ikut menurunkan produksinya.

    Menurunnya kegiatan produksi ini membuat kebutuhan akan modal ikut

    menurun, sehingga permintaan akan pembiayaan dapat menurun pula.23

    Gambar 1.4

    Perkembangan Nilai Tukar (2017-2019)

    Sumber: Bank Indonesia, data diolah

    Tabel 1.5

    22

    Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 127. 23

    Ibid., 129.

    12500

    13000

    13500

    14000

    14500

    15000

    15500

    NILAI TUKAR

    NILAI TUKAR

  • 15

    Per

    kem

    ban

    gan

    Nila

    i

    Tuk

    ar

    (201

    7-

    201

    9)

    Sumber: Bank Indonesia, data diolah

    Data diatas menunjukkan nilai tukar rupiah yang mengalami fluktuasi

    pada periode 2017-2019. Berdasarkan data nilai tukar diperoleh pada bulan

    Juni 2017 ke Juli 2017 mengalami penurunan dari Rp. 14.127 menjadi Rp.

    14.017, tetapi jumlah penyaluran pembiayaan juga mengalami penurunan.

    Kemudian pada bulan Juni 2019 ke Juli 2019 juga mengalami penurunan dari

    Rp. 14.141 menjadi Rp. 14.026 tetapi jumlah penyaluran pembiayaan juga

    mengalami penurunan.

    Dana pihak ketiga akan mempengaruhi seberapa besar jumlah

    pembiayaan yang akan disalurkan. Penghimpunan dana pihak ketiga

    mengalami trend sehingga meningkat. Meski demikian, pertumbuhan dana

    pihak ketiga secara keseluruhan mengalami perlambatan. Hal ini penting

    Bulan/Tahun Nilai Tukar

    2017 2018 2019

    Januari 13972 13413 14072

    Februari 14065 13707 14062

    Maret 14240 13756 14244

    April 14250 13877 14215

    Mei 14275 13951 14383

    Juni 14127 14404 14141

    Juli 14017 14413 14026

    Agustus 14185 14711 14237

    September 14195 14929 14174

    Oktober 14037 15227 14008

    November 14105 14339 14102

    Desember 13882 14481 13901

  • 16

    mengingat besarnya volume dana pihak ketiga dapat dijadikan sebagai alat

    ukur akan kepercayaan masyarakat terhadap bank.24

    Gambar 1.5

    Perkembangan DPK Bank Umum Syariah (2017-2019)

    Sumber: Statistik Perbankan Syariah, diolah

    Tabel 1.6

    Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah (2017-2019)

    24

    Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: UPP.AMPYKPN, 2008), 57.

    0

    50000

    100000

    150000

    200000

    250000

    300000

    350000

    DANA PIHAK KETIGA

    DANA PIHAK KETIGA

  • 17

    Sumber: Statistik Perbankan Syariah, diolah

    Dari gambar perkembangan dana pihak ketiga di bank umum syariah

    periode 2017-2019 mengalami fluktuasi. Meskipun demikian, dana pihak

    ketiga pada bulan Juni 2017 mengalami peningkatan dari 224.420 miliar rupiah

    menjadi 228.080 miliar rupiah pada Juli 2017. Akan tetapi penyaluran

    pembiayaan pada bulan Juni 2017 mengalami penurunan dari 186.267 miliar

    rupiah menjadi 184.275 miliar rupiah pada Juli 2017.

    Pembiayaan bagi bank merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah.

    besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan akan menentukan keuntungan

    bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan pembiayaan, sementara dana yang

    di himpun dari simpanan banyak, akan menyebabkan bank rugi. Oleh karena

    itu, pengelolaan pembiayaan harus dilakukan sebaik-baiknya.25

    Berdasarkan penjelasan di atas terdapat ketidaksesuaian antara teori

    dengan fakta yang ada. Dari data tersebut pembiayaan mengalami penurunan

    25

    Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Suariah, 30.

    Bulan/Tahun Dana Pihak Ketiga

    2017 2018 2019

    Januari 205783 239318 257052

    Februari 208429 239528 259994

    Maret 213199 244820 262709

    April 218944 244779 260439

    Mei 220392 241995 256690

    Juni 224420 241073 266568

    Juli 228080 240596 265716

    Agustus 225440 239804 263596

    September 232349 251483 267343

    Oktober 229957 250949 276466

    November 232756 250755 275088

    Desember 238393 257606 288978

  • 18

    pada bulan tertentu. Dalam penelitian ini inflasi menurun tetapi pembiayaan

    pun ikut turun, suku bunga naik tetapi pembiayaan juga turun, dan nilai tukar

    turun namun pembiayaan turun. Maka dari itu fakta tersebut bertentangan

    dengan teori yang ada sehingga dapat dikatakan bermasalah. Dalam penelitian

    ini terdapat variabel intervening sebagai penghubung antara variabel

    independen dan variabel dependen. Maka dari itu dalam penelitian ini penulis

    ingin mengambil judul “Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap

    Penyaluran Pembiayaan Melalui Dana Pihak Ketiga Sebagai Variabel

    Intervening (Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2017-2019)”.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap penyaluran pembiayaan?

    2. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap penyaluran pembiayaan?

    3. Bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap penyaluran pembiayaan?

    4. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga terhadap penyaluran pembiayaan?

    5. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap dana pihak ketiga?

    6. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap dana pihak ketiga?

    7. Bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap dana pihak ketiga?

    8. Bagaimana pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap dana

    pihak ketiga secara simultan?

    9. Apakah pengaruh dana pihak ketiga dapat memediasi hubungan antara

    inflasi dengan penyaluran pembiayaan?

    10. Apakah pengaruh dana pihak ketiga dapat memediasi hubungan antara

    suku bunga dengan penyaluran pembiayaan?

  • 19

    11. Apakah pengaruh dana pihak ketiga dapat memediasi hubungan antara

    nilai tukar dengan penyaluran pembiayaan?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap penyaluran

    pembiayaan.

    2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga terhadap

    penyaluran pembiayaan.

    3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar terhadap

    penyaluran pembiayaan.

    4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dana pihak ketiga terhadap

    penyaluran pembiayaan.

    5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap dana pihak

    ketiga.

    6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga terhadap dana

    pihak ketiga.

    7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar terhadap dana

    pihak ketiga.

    8. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai

    tukar terhadap dana pihak ketiga secara simultan.

    9. Untuk mengetahui dan menganalisis dana pihak ketiga dalam memediasi

    pengaruh inflasi terhadap penyaluran pembiayaan.

    10. Untuk mengetahui dan menganalisis dana pihak ketiga dalam memediasi

    pengaruh suku bunga terhadap penyaluran pembiayaan.

  • 20

    11. Untuk mengetahui dan menganalisis dana pihak ketiga dalam memediasi

    pengaruh nilai tukar terhadap penyaluran pembiayaan.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

    syariah yang dimiliki mengenai perbankan syariah di Indonesia. Serta

    memberikan tambahan informasi dan wawasan mengenai pembiayaan dan

    dana pihak ketiga.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Perbankan Syariah

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi BUS

    mengenai pengaruh ekonomi makro terhadap pembiayaan dan

    penghimpunan dana pihak ketiga perbankan syariah, sehingga dapat

    dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan perusahaan.

    b. Bagi Bank Indonesia

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

    informasi yang berguna bagi Bank Indonesia dalam perbankan syariah.

    c. Bagi Otoritas Jasa Keuangan

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna

    untuk mengevaluasi yang dipandang perlu dalam menyusun kebijakan

    yang berkaitan dengan perbankan syariah.

  • 21

    E. Sistematika Pembahasan

    Penulisan skripsi terdiri dari 5 bab, penelitian ini disusun dengan

    sistematika secara berurutan, masing-masing bab satu dengan bab lainnya tidak

    dapat dipisahkan karena saling berkaitan. Sistematika penulisan skripsi

    dimaksudkan agar diperoleh pemahaman yang runtun, sistematis dan jelas.

    Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang mendasari

    ketidak sesuaian antara teori dengan fakta, rumusan masalah, tujuan penelitian,

    manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi tentang deskripsi teori yang membahas tentang pengertian

    pembiayaan, inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak ketiga, studi

    penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini menguraikan mengenai jenis penelitian, variabel penelitian dan

    definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, dan

    teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian.

    BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum obyek penelitian, hasil

    pengujian instrumen, hasil pengujian deskripsi dan hasil pengujian hipotesis,

    serta pembahasan sesuai dengan rumusan masalah.

  • 22

    BAB V PENUTUP

    Bab ini memaparkan kesimpulan dari hasil pembahasan penelitian yang

    diperoleh dari pembahasan, dan keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang

    merupakan anjuran yang disampaikan kepada pihak yang berkepentingan

    terhadap hal penelitian.

  • 22

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Deskripsi Teori

    1. Penyaluran Pembiayaan

    Istilah pembiayaan pada intinya berarti I believe, I trust, yaitu saya

    percaya atau saya menaruh kepercayaan.Perkataan pembiayaan yang artinya

    kepercayaan (trust),berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul maal

    menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang

    diberikan. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus

    disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas, dan saling

    menguntungkan bagi kedua belah pihak.

    Pembiayaan adalah fasilitas yang diberikan oleh bank syariah kepada

    masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah

    dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana,

    sedangkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang

    atau tagihan lain berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar bank

    dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

    mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

    dengan imbalan bagi hasil.1

    Pembiayaan adalah Penyaluran dana atau tagihan yang dipersamakan

    dengan itu berupa:2

    a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan atau musyarakah.

    1 Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah Edisi 2, (Yogyakarta: Salemba Empat, 2005),

    20. 2 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),40.

  • 23

    b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau akad ijarah dengan

    opsi perpindahan hak milik (ijrah muntahiya bit tamlik).

    c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan

    istishna’.

    d. Transaksi pinjaman meminjam dalam bentuk qard.

    e. Transaksi multijasa yang didasarkan antara lain atas akad ijarah atau

    kafalah.

    Pembiayaan atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu

    pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah

    direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain

    pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi

    yang telah direncanakan.3 Sesuai dengan tujuan pembiayaan, menurut

    Sinungan dalam Muhammad pembiayaan secara umum memiliki fungsi

    untuk:

    a. Meningkatkan daya guna uang

    b. Meningkatkan daya guna barang

    c. Meningkatkan peredaran uang

    d. Menimbulkan kegairahan berusaha

    e. Stabilitas ekonomi

    f. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.

    Seseorang yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk

    meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit.

    3 Ibid.,17.

  • 24

    Keuntungan ini secara kumulatif akan dikembangkan lagi ke dalam struktur

    permodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus-menerus.

    Pendapatan yang terus meningkat berarti pajak perusahaan pun akan terus

    bertambah. Di pihak lain pembiayaan yang disalurkan untuk merangsang

    pertambahan kegiatan ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa

    Negara. Di samping itu dengan semakin efektifnya kegiatan sewa sembada

    kebutuhan-kebutuhan pokok, berarti akan dihemat devisa keuangan Negara,

    akan dapat diarahkan pada usaha-usaha kesejahteraan ataupun ke sektor-

    sektor lain yang lebih berguna.4

    Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk

    aktiva produktif dan aktiva tidak produktif. Adapun aktiva produktif

    meliputi:5

    a. Pembiayaan mudharabah

    Adalah kerja sama antara penanam dana dan pengelola dana untuk

    melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara

    kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

    b. Pembiayaan musyarakah

    Adalah perjanjian diantara para pemilik dana/modal untuk

    mencampurkan dana mereka pada suatu usaha tertentu, dengan

    pembagian keuntungan diantara pemilik dana berdasarkan nisbah yang

    telah disepakati sebelumnya.

    c. Pembiayaan murabahah

    4 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

    2005), 45. 5 Ibid., 22.

  • 25

    Adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah, dimana bank

    syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian

    menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan

    ditambah dengan margin atau keuntungan yang disepakati antara bank

    dan nasabah.6

    d. Pembiayaan salam

    Adalah perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan dengan

    syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga terlebih dahulu.

    e. Pembiayaan istishna

    Adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan barang dengan

    kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan

    penjual.

    f. Pembiayaan ijarah

    Adalah perjanjian sewa-menyewa suatu barang dalam waktu

    tertentu melalui pembayaran sewa.

    g. Pembiayaan ijarah muntahiya biltamlik/wa iqtina

    Yaitu perjanjian sewa yang diakhiri dengan perpindahan

    kepemilikan barang dari pihak yang memberikan sewa kepada pihak

    penyewa.

    h. Surat berharga syariah

    Adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang

    lazim diperdagangkan di pasar uang dan atau di pasar modal seperti

    6 Agung Eko Purwana, Perbankan Syari’ah, (Yogyakarta: Stain Po Press, 2009), 68.

  • 26

    wesel, obligasi syariah, sertifikat dana syariah dan surat berharga lainnya.

    i. Penempatan

    Adalah penanaman dana bank syariah pada Bank Syariah lainnya

    dan atau Bank Perkreditan Syariah antara lain dalam bentuk giro atau

    tabungan wadi’ah, deposito berjangka atau tabungan mudharabah antar

    bank (sertifikat IMA) atau bentuk penempatan lainnya berdasarkan

    prinsip syariah.

    j. Penyertaan modal

    Adalah penanaman modal dana bank syariah dalam bentuk saham

    pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah, termasuk

    penanaman dana dalam bentuk surat utang konversi dengan opsi saham

    atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat

    bank syariah memiliki saham perusahaan yang bergerak di bidang

    keuangan syariah.7

    k. Penyertaan modal sementara

    Adalah penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan untuk

    mengatasi kegagalan pembiayaan atau piutang sebagaimana dimaksud

    dalam ketentuan bank Indonesia yang berlaku, termasuk dalam surat

    utang konvensi dengan opsi saham atau jenis transaksi tertentu yang

    berakibat bank syariah memiliki saham perusahaan nasabah.

    l. Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia (SWBI)

    7 Ibid., 22.

  • 27

    Adalah sertifikat yang diterbitkan oleh bank Indonesia sebagai

    bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadi’ah.

    Sedangkan jenis aktiva tidak produktif berkaitan dengan aktivitas

    pembiayaan adalah berbentuk pinjaman, yang disebut dengan pinjaman al

    Qardh. Pinjaman Qardh atau talangan adalah penyediaan dana atau tagihan

    antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak

    peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau secara berangsur atau

    cicilan dalam jangka waktu tertentu.8

    2. Definisi Variabel Ekonomi Makro

    a. Inflasi

    Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga

    untuk menaik secara terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua jenis

    barang saja dan tidak menyeret harga barang lain tidak bisa disebut

    sebagai inflasi.9 Inflasi adalah gejala ekonomi yang menunjukkan

    naiknya tingkat harga secara umum yang berkesinambungan.10

    Inflasi

    adalah kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena

    permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran

    barang di pasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang memburu

    barang yang terlalu sedikit. Inflasi biasanya menunjuk pada harga-harga

    konsumen, dan bisa juga menggunakan harga-harga lain (harga

    8 Agung Eko Purwana, Perbankan Syari’ah, (Yogyakarta: Stain Po Press, 2009), 68.

    9 Julius R Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Salemba Empat; Jakarta, 2013), 22.

    10 Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro, (Jakarta: Kencana, 2016), 186.

  • 28

    perdagangan besar, upah, harga, aset dan sebagainya).11

    Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa inflasi adalah

    kenaikan harga barang dan jasa secara serempak, sehingga nilai mata

    uang menjadi menurun dan jumlah uang beredar terlalu banyak di

    bandingkan dengan barang-barang dan jasa yang tersedia. Sehingga

    apabila suatu negara mengalami inflasi yang tinggi akan menyebabkan

    naiknya konsumsi, dan akan mempengaruhi pola saving dan pembiayaan

    pada masyarakat.12

    Ada berbagai jenis macam inflasi, berdasarkan atas parah tidaknya

    inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam, yaitu

    1) Inflasi tingkat ringan (jika tingkat inflasi dibawah 10 % setahun)

    2) Inflasi tingkat sedang (jika tingkat inflasi diatas 10 % sampai 30%

    setahun)

    3) Inflasi tingkat berat (jika tingkat inflasi diatas 30 % akan tetapi masih

    dibawah 100 %).

    4) Inflasi tingkat sangat parah, inflasi yang terakhir ini dikenal pula

    dengan nama hiperinflasi, yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 %.13

    Jenis inflasi atas dasar perbedaan kualitatif, yaitu penggolongan

    yang didasarkan pada perbedaan keadaan. Dalam hal ini inflasi dibagi

    11

    Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoretis, (Jakarta: Kencana Prenada

    Media Group, 2008), 77. 12

    Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

    2006), 15. 13 Kusnadi, Jenis Inflasi Berdasarkan Atas Parah Tidaknya Inflasi Prisma no.4 tahun

    XXVI. (LP3ES: Jakarta, 1997),227.

  • 29

    dalam tiga tahap Samuelson dan Nordhaus yaitu:14

    1) Inflasi moderat

    Iflasi ini terjadi ketika harga-harga meningkat dengan perlahan.

    Kita dapat mengatakan inflasi ini bersifat moderat dalam situasi inflasi

    moderat harga barang-barang relatif tidak akan bergerak jauh

    menyimpang. Orang tidak akan terlalu banyak berfikir dalam

    menggunakan uangnya, karena tingkat suku bunga riil tidak terlalu

    rendah.

    2) Inflasi menengah (Galloping Inflation)

    Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar

    (biasanya double digit atau triple digit), inflasi ini sering disebut

    dengan inflasi dua / tiga angka / digit. Begitu inflasi ganas mulai

    mengakar, maka gangguan ekonomi yang gawat mulai bermunculan.

    3) Hiperinflasi

    Inflasi yang sangat mematikan disebut dengan hiperinflasi.

    Adapun ciri-ciri dari hiperinflasi adalah adanya kecepatan putaran

    uang (yaitu betapa cepat uang dibelanjakan begitu diterima)

    meningkat sangat besar.

    4) Demand pull inflation

    Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total.

    Kenaikan permintaan total akan menaikkan harga dan hasil produksi.

    5) Cost push inflation

    14

    Paul.A Samuelson dan Nordhaus Wiliam D, Makro Ekonomi (Jakarta: Erlangga,1998),

    299.

  • 30

    Biasanya ditandai dengan kenaikan harga dan penurunan

    produksi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya

    penurunan dalam penawaran total sebagai akibat kenaikan biaya

    produksi. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan

    harga dan turunnya produksi. Jika roses ini berjalan terus-menerus

    maka akan timbul cost push inflation.

    Inflasi yang didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-

    harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Menurut Sukirno

    masalah inflasi yang berlaku diakibatkan oleh banyak faktor. Di Negara

    industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan

    dari dua masalah berikut:

    1) Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-

    perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.

    2) Pekerja- pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan

    upah.15

    Inflasi memiliki dampak yang buruk bagi masyarakat. Selain

    pengangguran inflasi juga menimbulkan beberapa akibat buruk pada

    individu, masyarakat dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan

    yang ada. Seperti menurunkan kesejahteraan masyarakat, memperburuk

    distribusi pendapatan dan salah satu akibat penting dari inflasi adalah

    cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat.

    sebagian besar pelaku-pelaku kegiatan ekonomi terdiri dari pekerja-

    15

    Sadono Sukirno. Pengantar Teori Makroekonomi” (Ed. Ketiga: Jakarta, 2012), 15.

  • 31

    pekerja yang bergaji tetap. Inflasi biasanya berlaku lebih cepat dari

    kenaikan upah para pekerja. Oleh sebab itu upah riil para pekerja akan

    merosot disebabkan oleh inflasi dan keadaan ini berarti tingkat

    kemakmuran segolongan besar masyarakat mengalami kemerosotan.16

    Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi

    semakin memburuk apabila inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi

    cenderung akan menjadi bertambah cepat apabila tidak diatasi. Inflasi

    yang bertambah serius tersebut cenderung untuk mengurangi sektor yang

    produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Kecenderungan ini

    akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.17

    Menurut para ekonom islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi

    perekonomian karena menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang,

    melemahkan semangat dan sikap menabung dari masyarakat (turunnya

    Marginal Property to Save), meningkatkan kecenderungan untuk

    berbelanja terutam untuk non-primer dan barang-barang mewah (naiknya

    Marginal Propensity to Consume), dan mengarahkan investasi pada hal-

    hal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan (hoarding).18

    b. Suku Bunga

    Suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan

    sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Suku bunga merupakan

    16

    M. Nur Rianto al Arif, Teori Makroekonomi Islam, (Jakarta: Alfabeta, 2010), 92. 17

    Sadono Sukirno. Pengantar Teori Makroekonomi” (Ed. Ketiga: Jakarta, 2012), 16. 18

    Adimarwan Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 139.

  • 32

    suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus

    dibayarkan kepada kreditur.19

    Suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang

    yang dipinjam pada periode waktu tertentu. Sedangkan fungsi tingkat

    bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk

    menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian

    hari.20

    Dalam praktiknya suku bunga memiliki beberapa fungsi, adapun

    fungsi suku bunga menurut Sunariyah adalah:

    1) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih

    untuk di investasikan.

    2) Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol

    jumlah uang beredar.

    Suku bunga dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan

    suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah

    uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam.

    Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang

    dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga

    riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi.21

    19

    Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. (Yogyakarta: UMP AMP YKPN, 2004), 80.

    20 Ragan Lipsey, dan Courant, Suku Bunga , Harga Yang Dibayarkan Untuk Satuan Mata Uang Yang Dipinjam Pada Periode Waktu, (Jakarta: Erlangga, 1995), 471.

    21 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. (Yogyakarta: UMP

    AMP YKPN, 2004), 81.

    http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/inflasi-definisi-komponen-tingkat-dan.html

  • 33

    Suku bunga pada dasarnya merupakan instrumen kebijakan utama

    untuk mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan

    akhir pencapaian inflasi. Besarnya tingkat suku bunga menjadi salah satu

    faktor perbankan dalam menentukan besarnya suku bunga yang

    ditawarkan kepada masyarakat dan suku bunga berpengaruh terhadap

    keinginan masyarakat untuk menginvestasikan dananya di bank.

    Dalam menentukan tingkat bagi hasil baik dalam pendanaan

    maupun pembiayaan, bank syariah masih mengacu kepada tingkat suku

    bunga umum sebagai equivalent rate atau masih dijadikan benchmark

    dalam penentuan margin bagi hasil (profit sharing). Meningkatnya suku

    bunga pada bank konvensional mengakibatkan nasabah akan

    memindahkan dananya ke bank konvensional. Naiknya suku bunga bank

    konvensional berakibat langsung terhadap sumber dana pihak ketiga

    bank syariah. Penurunan DPK pada bank syariah akibat pemindahan

    dana tersebut tentunya sangat mempengaruhi kegiatan operasional bank

    syariah dalam hal pembiayaan dan penyaluran dana. Bila hal tersebut

    terjadi, maka pendapatan dan profit bank akan menurun.22

    Margin keuntungan adalah presentase tertentu yang ditetapkan per

    tahun. Jika perhitungan margin keuntungan secara harian, maka jumlah

    hari dalam setahun ditetapkan sebanyak 360 hari. Jika perhitungan

    margin keuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan.

    Margin bank syariah berdasarkan rekomendasi, usulan dan saran dari

    22

    Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 273.

  • 34

    rapat Tim ALCO (Asset/Liability Management Committee) bank syariah

    dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:23

    1) Direct Competitot’s Market Rate (DCMR)

    Adalah tingkat Margin keuntungan rata-rata perbankan syariah, atau

    tingkat Margin keuntungan rata-rata perbankan syariah yang

    ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kompetitor langsung, atau

    tingkat margin keuntungan syariah tertentu yang ditetapkan dalam

    rapat ALCO sebagai competitor terdekat.

    2) Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR)

    Tingkat suku bunga rata-rata perbankan konvensional, atau tingkat

    rata-rata suku bunga beberapa bank konvensional yang dalam rapat

    ALCO ditetapkan kelompok competitor langsung, atau tingkat ratarata

    suku bunga bank konvensional yang dalam rapat ALCO ditetapkan

    sebagai competitor tidak langsung terdekat.

    3) External Competitive Return For Investors (ECRI)

    Adalah target bagi hasil kompetitif yang diharapkan akan diberikan

    kepada dana pihak ketiga.

    4) Acquiring Cost

    Adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang langsung terkait

    dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.

    5) Overhead Cost

    Biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait dengan

    23

    Ibid., 280.

  • 35

    upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.

    Dari uraian yang telah dikemukakan oleh diatas, peneliti

    menggunakan faktor suku bunga BI Rate sebagai salah satu faktor dalam

    penentuan margin bank syariah karena bank syariah harus melihat atau

    mempertimbangkan para competitor tidak langsung terdekat mereka

    yaitu bank konvensional yang memakai suku bunga BI Rate sebagai suku

    bunga acuan bank konvensional.

    c. Nilai Tukar

    Menurut Lipsey nilai tukar berarti nilai pada tingkat mana dua mata

    uang yang berbeda diperdagangkan satu sama lainnya. Pasar valuta asing

    adalah pasar dimana mata uang asing diperdagangkan pada tingkat harga

    yang dinyatakan dalam nilai tukar.24

    Exchange Rate (nilai tukar) atau yang lebih populer dikenal dengan

    nama kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata

    uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik

    (domestic currency), atau mata uang domestik dalam mata uang asing.

    Nilai tukar uang menggambarkan tingkat harga pertukaran dari satu mata

    uang ke mata uang yang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi,

    antara lain transaksi perdagangan internasional, ataupun aturan uang

    jangka pendek antar negara yang melewati batas-batas geografis ataupun

    batas-batas hukum.25

    24

    Ragan Lipsey dan Courant, Suku Bunga , Harga Yang Dibayarkan Untuk Satuan Mata Uang Yang Dipinjam Pada Periode Waktu, (Jakarta: Erlangga, 1995), 25.

    25 Adiwarman.A Karim, Ekonomi Makro Islami.(Jakarta: PT Radja Grafindo Persada,

    2006), 157.

  • 36

    Kurs adalah perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang.

    Kurs adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign

    currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau

    resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik terhadap mata uang asing.

    Kurs dalam Islam adalah menganut sistem managed floating, dimana

    nilai tukar adalah hasil dari kebijakan-kebijakan pemerintah (bukan

    merupakan cara atau kebijakan itu sendiri) karena pemerintah tidak

    mencampuri keseimbangan yang terjadi di pasar kecuali jika terjadi hal-

    hal yang mengganggu keseimbangan itu sendiri. 26

    Adanya kenaikan suku bunga pada bank-bank umum baik langsung

    maupun tidak langsung akan membawa dampak terhadap kinerja bank

    syariah. Dalam Penghimpunan dana pihak ketiga, suku bunga merupakan

    andil besar, sehingga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk

    menabung.27

    Nilai tukar atau kurs menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu

    Negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang Negara lain. Nilai tukar

    di dasari dua konsep, pertama, konsep nominal, merupakan konsep untuk

    mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah

    mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah

    mata uang dari negara lain. Kedua, konsep riil yang dipergunakan untuk

    mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran

    26

    Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 168. 27

    Nopirin, Ekonomi Moneter, (Yogyakarta: BPFE, 2000), 70.

  • 37

    internasional.28

    Menurut Sukirno dalam penentuan nilai mata uang asing ini

    dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu melalui pasar bebas dan

    ditetapkan oleh pemerintah. Kurs yang ditentukan oleh pasar bebas akan

    selalu berubah berdasarkan mekanisme pasar, sedangkan kurs yang

    ditentukan oleh pemerintah akan selalu tetap. Beberapa faktor penting

    yang mempunyai pengaruh yang besar dalam perubahan kurs adalah:

    1) Perubahan dalam citarasa masyarakat.

    2) Perubahan harga dari barang -barang ekspor

    3) Kenaikan harga-harga umum (inflasi)

    4) Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi

    5) Perkembangan ekonomi.29

    Menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu negara

    dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang

    bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga,

    selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta

    asing dan expectations (perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan

    datang). Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan

    satuan hitung dalam transaksi keuangan internasional disebut hard

    currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang

    mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang

    lainnya.

    28

    Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: Raja Grafindo

    Persada, 2013), 397. 29

    Sadono Sukirno. Pengantar Teori Makroekonomi” (Ed. Ketiga: Jakarta, 2011), 358-362.

  • 38

    Permintaan dollar Amerika semakin menekan mata uang domestik

    sehingga terdepresiasi semakin dalam. Penduduk dalam negeri juga

    mulai kehilangan kepercayaan sehingga mengakibatkan pelarian modal

    dalam negeri dan mengganti nama uang yang dipegang dari mata uang

    domestik menjadi mata asing. Jika bank sentral menaikan suku bunga

    dollar, hal ini mempengaruhi investor untuk beralih ke sekuritas dollar

    dan meningkat permintaan dollar. Permintaan dollar Amerika semakin

    menekan mata uang domestik sehingga terdepresiasi semakin dalam.

    Penduduk dalam negeri juga mulai kehilangan kepercayaan sehingga

    mengakibatkan pelarian modal dalam negeri dan mengganti nama uang

    yang dipegang dari mata uang domestik menjadi mata asing. 30

    3. Dana Pihak Ketiga

    Sumber dana bank berasal dari usaha bank dalam menghimpun dana

    dari masyarakat. Perolehan dana biasanya dari simpanan masyarakat atau

    dari lembaga lainnya. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama bank diperoleh

    dalam berbagai simpanan, sedangkan jika kebutuhan dana digunakan untuk

    investasi baru atau perluasan usaha, maka diperoleh dari modal sendiri.

    Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari bank itu sendiri,

    masyarakat luas dan lembaga lainnya.31

    Dana pihak ketiga memiliki kontribusi terbesar dari beberapa sumber

    dana sehingga jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh suatu

    bank akan mempengaruhi kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Dana

    30

    Kuncoro, Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok

    Gramedia, 2002), 36. 31

    Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),45.

  • 39

    yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank dalam bentuk giro,

    deposito berjangka, sertifikat deposito tabungan atau yang dapat

    dipersamakan dengan itu. Dana pihak ketiga terdiri dari: 1) Simpanan Giro

    (Demand Deposit); Simpanan Tabungan (Saving Deposit); 3) Simpanan

    Deposito (Time Deposit).32

    Fungsi dana pihak ketiga yang digunakannya untuk sumber profit dan

    penutup laba operasional, maka seharusnya mendorong bank syariah

    sebagai salah satu bentuk lembaga perbankan agar memperbaiki

    manajemennya untuk terus meningkatkan dana pihak ketiga. Hal ini

    dikarenakan perubahan yang sedikit saja pada dana pihak ketiga (DPK)

    maka akan mempengaruhi kinerja dan performa dari bank. Dana-dana pihak

    ketiga yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar

    yang paling diandalkan oleh bank mencapai 80%-90% dari seluruh dana

    yang dikelola oleh bank.33

    Sumber dana pihak ketiga adalah sebagai berikut:

    a. Tabungan

    Tabungan adalah simpanan masyarakat yang apabila kita ingin

    mengambil dana tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu (sesuai

    dengan kesepakatan atau perjanjian antara penabung dengan bank yang

    bersangkutan), tetapi simpanan ini tidak dapat ambil dengan cek, bilyet

    atau alat lainnya.

    b. Giro

    32

    Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 123.

    33 Kuncoro, Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok

    Gramedia, 2002), 155.

  • 40

    Giro merupakan simpanan yang dapat ambil oleh nasabah dengan

    menggunakan berbagai alat seperti cek, bilyet, giro atau dengan cara

    pemindahbukuan, sehingga pengambilannya dapat dilakukan setiap

    waktu, dan dapat di ambil berkali-kali dalam sehari, asalkan uang yang

    tersedia dalam rekening giro mencukupi untuk diambil. Namun dalam

    pengambilannya nasabah harus memperhatikan keabsahan alat penarikan

    dan memperhatikan syarat-syarat yang ditetapkan oleh bank.

    c. Deposito

    Deposito adalah sejenis jasa tabungan dari masyarakat, yang

    memiliki jangka waktu tertentu, dan apabila nasabah ingin melakukan

    penarikan uang tersebut, maka harus menunggu sampai pada waktu jatuh

    tempo yang ditetapkan oleh nasabah dengan bank.34

    Ada dua faktor yang mempengaruhi bank dalam menghimpun sumber

    dana, yaitu faktor yang dapat dikendalikan (controllable factors) dan faktor

    yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable factors). Faktor yang dapat

    dikendalikan berhubungan dengan manajemen, seperti segmentasi bisnis,

    keuntungan atas transaksi jual beli, pendapatan fee atas layanan yang

    diberikan dan pengendalian biaya-biaya. Faktor yang kedua yang tidak

    dapat dikendalikan adalah faktor yang berada diluar atau eksternal

    perusahaan, ini seperti kondisi ekonomi secara umum dan situasi persaingan

    di lingkungan wilayah operasinya. 35

    34

    Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Cet. Ke-4, (Yogyakarta: Enkonisia, 2010),

    39. 35

    Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (UPP AMP YKPN: Yogyakarta,

    2011), 281.

  • 41

    Bank harus mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang

    dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang

    telah digariskan. Alokasi dana ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:36

    a. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang

    rendah

    b. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi

    likuiditas tetap aman.

    Untuk mencapai kedua keinginan tersebut maka alokasi dana-dana

    bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua

    kepentingan nasabah terpenuhi. Sehingga dapat mencapai tujuan dalam

    mencapai tingkat profitabilitas sekaligus menambah kepercayaan

    masyarakat terhadap bank.

    Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana paling besar sekaligus

    dana yang paling diandalkan oleh bank. Bank dapat manfaatkan dana pihak

    ketiga tersebut untuk menghasilkan pendapatan dengan cara menyalurkan

    dananya. Bank dapat menyalurkan dananya kepada masyarakat dalam

    bentuk pembiayaan. Sehingga, apabila bank memperoleh dana yang

    bersumber dari masyarakat dalam jumlah besar, maka penyaluran dana

    Bank Syariah melalui pembiayaan juga akan semakin besar pula.

    B. Studi Penelitian Terdahulu

    36

    Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),

    123.

  • 42

    Untuk mendukung penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang

    pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya sebagai berikut:

    Tabel 2.1

    Studi Penelitian Terdahulu

    No Judul/Tahun/Nama Isi Konten Perbedaan Persamaan

    1 “Pengaruh Nilai

    Tukar Rupiah

    Terhadap Dollar,

    Inflasi dan Jumlah

    Uang Beredar

    Terhadap Dana

    Pihak Ketiga dan

    Implikasinya

    Terhadap jumlah

    Penyaluran

    Pembiyaan

    Mudhorobah" (Studi

    pada Perbankan

    Syariah di

    Indonesia. (2017)

    Achmad Tohari.

    Dari hasil pengujian

    substruktur yang

    pertama

    menunjukkan

    bahwa nilai tukar

    rupiah, inflasi dan

    jumlah uang

    beredar (M2)

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    DPK. Dan pada

    hasil pengujian

    kedua menunjukkan

    bahwa jumlah uang

    beredar dan DPK

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    pembiayaan

    mudharabah.

    Perbedaan

    terletak pada

    variabel Y

    yaitu

    pembiayaan

    Mudharabah

    dan tidak ada

    X (suku

    bunga).

    Persamaan

    terletak pada

    variabel X

    yaitu (nilai

    tukar),

    (inflasi)dan Y

    (Dana Pihak

    Ketiga).

    2 Pengaruh kurs,

    inflasi, dana pihak

    ketiga (DPK), dan

    pendapatan bank

    terhadap

    pembiayaan pada

    bank umum syariah

    devisa periode 2015-

    2017. Suprihatin

    Kurs berpengaruh

    terhadap

    pembiayaan pada

    Bank Umum

    Syariah Devisa di

    Indonesia. Inflasi

    tidak berpengaruh

    terhadap

    pembiayaan pada

    Bank Umum

    Syariah Devisa di

    Perbedaan

    terletak pada

    letak DPK

    sebagai

    variabel X.

    Dan ada X

    (Pendapatan

    Bank).

    Persamaan

    terletak pada

    variabel X

    yaitu (Kurs/

    nilai tukar)

    dan inflasi

    dan DPK.

    kemudian ada

    Y

    (Pembiayaan).

  • 43

    Indonesia. DPK

    berpengaruh

    terhadap

    pembiayaan pada

    Bank Umum

    Syariah Devisa di

    Indonesia.

    Pendapatan bank

    tidak berpengaruh

    terhadap

    pembiayaan pada

    Bank Umum

    Syariah Devisa di

    Indonesia.

    3 “Analisis Pengaruh

    Inflasi, Nilai Tukar,

    dan BI Rate

    Terhadap

    Pembiayaan

    Mudharabah Pada

    Perbankan Syariah”.

    (2016) Friska

    Julianti

    Dari hasil penelitian

    ini menunjukkan

    bahwa inflasi

    berpengaruh positif

    dan signifikan

    terhadap tabungan

    mudharabah. Nilai

    tukar tidak

    mempunyai

    pengaruh terhadap

    tabungan

    mudharabah.

    Sedangkan BI Rate

    berpengaruh negatif

    dan signifikan

    terhadap tabungan

    mudharabah.

    Perbedaan

    terletak pada

    variabel X

    tidak ada

    (Jumlah

    Uang

    Beredar) dan

    Y Tabungan

    Mudharabah

    dan tidak ada

    Dana Pihak

    Ketiga.

    Persamaan

    terletak pada

    variabel X

    yaitu (Nilai

    Tukar) dan

    (Inflasi).

    4 Pengaruh Dana

    Pihak Ketiga,

    Inflasi, Suku Bunga

    BI, Nilai Tukar

    Rupiah, dan Non

    Performing

    Financing terhadap

    Berdasarkan hasil

    dari analisis dan

    pembahasan dengan

    menggunakan

    analisis regresi data

    panel berpengaruh

    signifikan.

    Perbedaan

    terletak pada

    X yaitu NPF

    Persamaan

    ada pada

    DPK, Inflasi,

    Suku Bunga,

    Nilai Tukar

    dan Jumlah

    Pembiayaan

  • 44

    Jumlah Pembiayaan

    Bank Umum

    Syariah. (2018)

    Aulia Dwi Kumala

    5 Pengaruh Dana

    Pihak Ketiga,

    Rasio Keuangan,

    Inflasi, BI Rate

    terhadap Volume

    Pembiayaan

    (Studi pada Bank

    Umum Syariah

    yang Terdaftar di

    Bank Indonesia

    Periode 2012-

    2016). 2017.

    Tanesia Naufal

    Penelitian ini

    menemukan bahwa

    secara parsial

    DPK, CAR, FDR,

    ROA dan NPF

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    volume

    pembiayaan BUS.

    Sementara, inflasi

    dan BI Rate tidak

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    volume

    pembiayaan pada

    BUS

    CAR, FDR,

    ROA, Kurs.

    Variabel:

    Dana Pihak

    Ketiga,

    NPF,

    Inflasi, BI

    Rate,

    Volume

    Pembiayaan

    6 Analisis Pengaruh

    Kurs Rupiah, Laju

    Inflasi, Jumlah

    Uang Beredar dan

    Ekspor terhadap

    Pembiayaan

    Perbankan

    Syariah dengan

    Dana Pihak

    Ketiga sebagai

    Variabel

    Moderating.

    (2017), Aisyah

    Setyaningrum

    Dilihat dari sisi

    variabel moderator,

    maka variabel dana

    pihak ketiga dapat

    memoderasi

    pengaruh antara

    kurs rupiah, inflasi

    dan pertumbuhan

    ekspor terhadap

    total pembiayaan

    perbankan syariah

    di Indonesia.

    Namun, variabel

    dana pihak ketiga

    tidak memoderasi

    pengaruh antara

    jumlah uang

    beredar terhadap

    total pembiayaan

    perbankan syariah

    di Indonesia.

    Perbedaan

    terletak pada

    Jumlah Uang

    Beredar dan

    Pertumbuhan

    Ekspor

    Persamaan

    terletak pada

    Kurs Rupiah,

    Laju Inflasi,

    Dana Pihak

    Ketiga dan

    Pembiayaan

    7 Pengaruh DPK,

    CAR, NPF dan

    SWBI terhadap

    Pembiayaan

    DPK mempunyai

    pengaruh positif

    terhadap

    pembiayaan. CAR

    Perbedaan

    terlatak pada

    CAR, NPF

    DAN SWBI

    Persamaan

    terletak pada

    DPK dan

    Pembiayaan

  • 45

    Murabahah pada

    Bank Umum

    Syariah Tahun

    2013-2017.(2017)

    Rohmawati

    Kusumangtias

    tidak berpengaruh

    terhadap

    pembiayaan

    murabahah. NPF

    mempunyai

    pengaruh negatif

    terhadap

    pembiayaan

    murabahah. SWBI

    tidak pengaruh

    terhadap

    pembiayaan

    murabahah pada

    Bank Umum

    Syariah dan

    memiliki hubungan

    negatif

    Murabahah

    8 Analisis Pengaruh

    Jumlah Dana Pihak

    Ketiga (DPK), Non

    Performing

    financing Terhadap

    total Pembiayaan

    Rakyat Syariah

    (BPRS) di Indonesia

    (Periode 2012-

    Oktober 2016),

    2017. Mufqi Firaldi.

    Dana pihak ketiga

    mempuyai

    pengaruh jangka

    pendek terhadap

    total pembiayaan,

    non performing

    financing

    mempunyai

    pengaruh jangka

    pendek terhadap

    total pembiayaan,

    dan inflasi tidak

    mempunyai

    pengaruh terhadap

    total pembiayaan

    yang diberikan

    Bank Pembiayaan

    Rakyat Syariah di

    Indonesia.

    Perbedaan

    terletak pada

    Variabel X

    yang tidak

    ada (Nilai

    Tukar dan

    Suku bunga).

    Persamaan

    terletak pada

    variabel X

    yaitu

    (Inflasi).Y

    (Pembiayaan)

    Kemudian Z

    yaitu Dana

    Pihak Ketiga.

    Dalam penelitian ini peneliti telah mengkaji serta mengembangkan teori

    dari penelitian-penelitian sebelumnya untuk menambah pengetahuan.

    Penelitian ini mengembangkan teori dari Muhammad (2005) pada penyaluran

  • 46

    pembiayaan sedangkan pada penelitian dari Aulia Dwi Kumala teori dari

    Adimarwan A Karim (2010), Mufqi Firaldi teori dari Rivai dan Arifin (2010),

    Suprihatin teori dari Haris (2013). Pada inflasi penelitian ini mengembangkan

    teori dari Julius R Latumaerissa (2013) sedangkan pada penelitian dari Aulia

    Dwi Kumala, Achmad Tohari, dan Isabell Hutasoit teori dari Sadono Sukirno

    (2011), Suprihatin teori dari Boediono (1987), Mufqi Firaldi dan Aisyah

    Setyaningrum teori dari Adimarwan A Karim (2010).

    Pada suku bunga penelitian ini mengembangkan teori dari Sunariyah

    (2004) sedangkan pada penelitian Aulia Dwi Kumala dan Isabell Hutasoit teori

    dari Kasmir (2015), Aisyah Setyaningrum teori dari Adimarwan A Karim

    (2010). Pada nilai tukar penelitian ini mengembangkan teori dari Ragan Lipsey

    dan Courant (1995) sedangkan pada penelitian Achmad Tohari teori dari

    Nopirin (1996), Aisyah Setyaningrum teori dari Adimarwan A Karim (2010),

    Aulia Dwi Kumala teori dari Rivai dan Arifin (2010), Suprihati teori dari Arif

    (2010).

    Pada dana pihak ketiga penelitian ini mengembangkan teori dari Kuncoro

    (2002) sedangkan pada penelitian Achmad Tohari teori dari Rivai dan Arifin

    (2010), Aisyah Setyaningrum teori dari Kasmir (2015), Suprihatin teori dari

    Wardiantika (2013), Mufqi Firaldi teori dari Nur Kurnaliyah (2014).

    C. Kerangka Pemikiran

    Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu

    serta penjabaran teori mengenai masing-masing variabel, maka dapat

    dirumuskan suatu kerangka pemikiran seperti gambar berikut:

  • 47

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

    D. Hipotesis

    1. Pengaruh inflasi terhadap penyaluran pembiayaan

    Berdasarkan data di atas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

    H0 : diduga tidak ada pengaruh inflasi terhadap penyaluran pembiayaan

    H1 : diduga ada pengaruh inflasi terhadap penyaluran pembiayaan

    2. Pengaruh suku bunga terhadap penyaluran pembiayaan

    Dari data di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

    H0 : diduga tidak ada pengaruh suku bunga terhadap penyaluran

    pembiayaan

    H2 : diduga ada pengaruh suku bunga terhadap penyaluran pembiayaan

    3. Pengaruh nilai tukar terhadap penyaluran pembiayaan

    Inflasi

    Suku Bunga

    Suku Bunga

    Pembiayaan DPK

  • 48

    H0 : diduga tidak ada pengaruh nilai tukar terhadap penyaluran

    pembiayaan

    H3 : diduga ada pengaruh nilai tukar terhadap penyaluran pembiayaan

    4. Pengaruh dana pihak ketiga terhadap penyaluran pembiayaan

    H0 : diduga tidak ada pengaruh dana pihak ketiga terhadap penyaluran

    pembiayaan

    H4 : diduga ada pengaruh dana pihak ketiga terhadap penyaluran

    pembiayaan

    5. Pengaruh inflasi terhadap dana pihak ketiga

    H0 : diduga tidak ada pengaruh inflasi terhadap dana pihak ketiga

    H5 : diduga ada pengaruh inflasi terhadap dana pihak ketiga

    6. Pengaruh suku bunga terhadap dana pihak ketiga

    H0 : diduga tidak ada pengaruh suku bunga terhadap dana pihak ketiga

    H6 : diduga ada pengaruh suku bunga terhadap dana pihak ketiga

    7. Pengaruh nilai tukar terhadap dana pihak ketiga

    H0 : diduga tidak ada pengaruh nilai tukar terhadap dana pihak ketiga

    H7 : diduga ada pengaruh nilai tukar terhadap dana pihak ketiga

    8. Pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap dana pihak ketiga

    secara simultan.

    H0 : diduga tidak ada pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap

    dana pihak ketiga secara simultan

    H8 : diduga tidak ada pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap

    dana pihak ketiga secara simultan

  • 49

    9. Pengaruh inflasi terhadap penyaluran pembiayaan melalui dana pihak ketiga

    Dari data di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

    H0 : Diduga tidak ada pengaruh inflasi terhadap penyaluran pembiayaan

    melalui dana pihak ketiga

    H9 : Diduga ada pengaruh inflasi terhadap penyaluran pembiayaan melalui

    dana pihak ketiga

    10. Pengaruh suku bunga terhadap penyaluran pembiayaan melalui dana pihak

    ketiga

    Dari data di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

    H0 : Diduga tidak ada pengaruh suku bunga terhadap penyaluran

    pembiayaan melalui dana pihak ketiga

    H10 : Diduga ada pengaruh inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak

    ketiga terhadap penyaluran pembiayaan

    11. Pengaruh nilai tukar terhadap penyaluran pembiayaan melalui dana pihak

    ketiga

    Dari data di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

    H0 : Diduga tidak ada pengaruh suku bunga terhadap penyaluran

    pembiayaan melalui dana pihak ketiga

    H11 : Diduga ada pengaruh inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak

    ketiga terhadap penyaluran pembiayaan

  • 50

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif. Penelitian

    kuantitatif adalah penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data,

    penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang

    penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas.

    Walaupun populasi penelitian besar, tetapi dengan mudah dapat dianalisis, baik

    melalui rumus-rumus statistik maupun komputer. Pendekatan penelitian

    kuantitatif adalah penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif, yaitu

    berangkat dari persoalan umum (teori) ke hal khusus sehingga penelitian ini

    harus ada landasan teorinya.1

    Data yang digunakan mengenai semua variabel dalam penelitian ini

    merupakan skala pengukuran data rasio dengan desain uji hipotesis data

    sekunder berbentuk time series. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

    sumber yang menerbitkan dan bersifat siap pakai dan juga mampu memberikan

    informasi dalam pengambilan keputusan walaupun dapat diolah lebih lanjut.2

    B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    Dalam penelitian ini menguji persamaan regresi yang melibatkan

    beberapa variabel dependen dan independen sekaligus sehingga

    memungkinkan pengujian terhadap variabel mediating/intervening atau

    1 Masyhuri dan Zainuddin, Metode Penelitian (Pendekatan Praktis dan Aplikatif),

    (Bandung: Refika Aditama, 2008), 13. 2 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

    2013), 19.

  • 51

    variabel antara. Masing-masing variabel yang digunakan adalah sebagai

    berikut:

    1. Variabel Dependen (Y) Pembiayaan (Y)

    Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

    dijelaskan oleh variabel yang lain. Variabel dependen yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah penyaluran pembiayaan.

    Penyaluran pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang

    dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

    antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

    mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

    dengan imbalan atau bagi hasil.3 Pengambilan data jumlah dana pihak ketiga

    dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan bulanan bank umum

    syariah pada Bank Indonesia tahun 2017-2019.

    2. Variabel Independen (X)

    Variabel Independen merupakan variabel yang variasi nilainya akan

    mempengaruhi nilai variabel yang lain. Variabel independen dalam

    penelitian ini terdiri:

    a. Inflasi (X1)

    Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

    secara terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua jenis barang saja dan

    tidak menyeret harga barang lain tidak bisa disebut sebagai inflasi.4

    3 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

    2004), 92. 4 Julius R Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Salemba Empat; Jakarta,

    2013), 22.

  • 52

    Pengambilan data tingkat inflasi diambil dari Bank Indonesia data

    statistik inflasi bulanan tahun 2017-2019 dari Januari-Desember.

    b. Suku Bunga (X2)

    Suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu

    pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari

    jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.5

    Pengambilan data untuk tingkat suku bunga diambil dari wesite bank

    Indonesia tentang tingkat suku bunga bulanan tahun 2017-2019 dari

    Januari-Desember.

    c. Nilai Tukar terhadap dollar (X3)

    Nilai tukar berarti nilai pada tingkat mana dua mata uang yang

    berbeda diperdagangkan satu sama lainnya. Pasar valuta asing adalah

    pasar dimana mata uang asing diperdagangkan pada tingkat harga yang

    dinyatakan dalam nilai tukar.6 Dalam pengambilan data nilai tukar

    peneliti menggunakan kurs tengah Bank Indonesia, maksudnya adalah

    nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data nilai tukar yang diambil dari data

    bulanan tahun 2017-2019 dari Januari-Desember.

    3. Variabel Intervening (Z) Dana Pihak Ketiga (Z).

    Variabel intervening merupakan variabel yang menjadi antara adanya

    pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Idealnya efek pengaruh

    tidak langsung dari variabel bebas ke variabel terikat melalui variabel

    5 Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. (Yogyakarta: UMP

    AMP YKPN, 2004), 80. 6 Ragan Lipsey, dan Courant, Suku Bunga , Harga Yang Dibayarkan Untuk Satuan Mata

    Uang Yang Dipinjam Pada Periode Waktu.( Erlangga: Jakarta, 1995), 25.

  • 53

    antara akan lebih kuat dibanding efek langsung dari variabel bebas ke

    variabel terikat. Variabel intervening yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah dana pihak ketiga.

    Dana pihak ketiga adalah simpanan-simpanan nasabah pada bank

    berupa giro, tabungan, deposito dan bentuk lain yang disamakan itu.

    Pengambilan data jumlah dana pihak ketiga dilakukan dengan mengambil

    data laporan keuangan bulanan bank umum syariah pada Bank Indonesia

    tahun 2017-2019.

    Tabel 3.1

    Variabel Penelitian dan Definisi Operasional7

    No Variabel

    Penelitian Deskripsi Sumber

    1 Penyaluran

    Pembiayaan

    Penyaluran pembiayaan

    adalah penyediaan uang

    atau tagihan yang dapat

    dipersamakan dengan itu

    berdasarkan persetujuan

    atau kesepakatan antara

    bank dan pihak lain yang

    mewajibkan pihak yang

    dibiayai untuk

    mengembalikan uang

    atau tagihan tersebut

    setelah jangka waktu

    tertentu dengan imbalan

    atau bagi hasil

    Kasmir (2004)

    2 Inflasi Inflasi merupakan

    kecenderungan dari

    harga-harga untuk

    menaik secara terus

    Julius R

    Latumaerissa

    (2013)

    7 Julius R Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Salemba Empat; Jakarta,

    2013), 27.

  • 54

    menerus. Kenaikan dari

    satu atau dua jenis barang

    saja dan tidak menyeret

    harga barang lain tidak

    bisa disebut sebagai

    inflasi

    3 Suku Bunga Suku bunga adalah

    pembayaran bunga

    tahunan dari suatu

    pinjaman, dalam bentuk

    persentase dari pinjaman

    yang diperoleh dari

    jumlah bunga yang

    diterima tiap tahun dibagi

    dengan jumlah pinjaman.

    Sunariyah (2004)

    4 Nilai Tukar Nilai tukar berarti nilai

    pada tingkat mana dua

    mata uang yang berbeda

    diperdagangkan satu

    sama lainnya. Pasar

    valuta asing adalah pasar

    dimana mata uang asing

    diperdagangkan pada

    tingkat harga yang

    dinyatakan dalam nilai

    tukar

    Ragan Lipsey,

    dan Courant

    (1995)

    5 Dana Pihak

    Ketiga

    Dana Pihak Ketiga

    adalah simpanan-

    simpanan nasabah pada

    bank berupa giro,

    tabungan, deposito dan

    bentuk lain yang

    disamakan itu

    Veithzal Rivai

    (2007)

    C. Populasi dan Sampel

    Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari

    seluruh bank umum syariah (BUS) di Indonesia. Populasi ini merupakan

  • 55

    sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas.8

    Data dalam penelitian ini berasal dari data statistik perbankan syariah yang

    dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

    purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

    tertentu.9 Sampel penelitian yang diambil di spesifikasikan pada tiga batasan

    yaitu:

    1. Merupakan laporan keuangan bulanan yang terdapat informasi tentang

    jumlah pembiayaan, inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak ketiga.

    2. Merupakan laporan keuangan bulanan dalam bentuk time series yang telah

    dipublikasikan.

    3. Laporan keuangan Bank Umum Syariah yang dijadikan sampel telah

    diaudit, sehingga data yang diambil kemungkinan tidak akan mengalami

    perubahan.

    Berdasarkan kriteria di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah

    laporan keuangan bulanan BUS di Indonesia periode 2017-2019 yang

    dipublikasikan secara online oleh Statistik Perbankan Syariah.

    D. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

    yang bersifat t