pengaruh ukuran perusahaan, laba-rugi operasi ...eprints.ums.ac.id/60171/1/naskah publikasi.pdf ·...

19
i PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LABA-RUGI OPERASI, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, OPINI AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: BELLA AYU DEWANTY B200130116 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 14-Sep-2019

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LABA-RUGI OPERASI,

SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, OPINI AUDITOR TERHADAP

AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

BELLA AYU DEWANTY

B200130116

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

1

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LABA-RUGI OPERASI,

SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, OPINI AUDITOR TERHADAP

AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015)

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ukuran

perusahaan, laba/rugi operasi, solvabilitas, profitabilitas dan opini auditor

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sampai

dengan 2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling dengan tujuan sampel sebanyak 328 perusahaan. Teknik analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel profitabilitas merupakan faktor yang mempengaruhi

audit delay, sedangkan ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, solvabilitas dan

opini auditor bukan merupakan faktor yang mempengaruhi audit delay.

Kata Kunci: audit delay, ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, solvabilitas,

profitabilitas, dan opini auditor.

Abstract

The Purpose of this research is to know are company size, operation of profit and l

oss, solvability, profitability, and audit opinion of factors which influence

of the audit delay at manufacturing companies registered in Indonesia Stock

Exchange. The population is manufacturing company listed in Indonesia Stock

Excanhe in 2012 to 2015. Sampling technique employed is Purposive Sampling

with the total sample of 328 companies. Analytical technique used in this research

is analysis of logistic regressions. The result shows that profitability is constitute

of factor which influence of audit delay, company size, operation of profit and

loss, solvability, and auditor’s opinion aren’t constitute of factors which influence

of audit delay.

Keywords: audit delay, company size, operation of profit and loss, solvability,

profitability, auditor’s opinion

1. PENDAHULUAN

Perkembangan kegiatan di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat.

Perkembangan tersebut ditandai dengan berkembangnya perusahaan-

perusahaan yang go public, maka hal ini akan berdampak pada peningkatan

permintaan akan audit laporan keuangan yang efektif dan efisien. Laporan

2

keuangan ini digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga

digunakan oleh pemilik untuk menilai pengelolaan dana yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan selain itu juga para investor, kreditor, pemerintah,

masyarakat dan pihak-pihak juga membutuhkan laporan keuangan ini sebagai

dasar pengambilan suatu keputusan.

Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep 346/BL/2011 No.

X.K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau

Perusahaan Publik tertulis bahwa setiap perusahaan go public yang terdaftar di

Pasar Modal wajib untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada

BAPEPAM-LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir

bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Pengguna laporan keuangan menginginkan informasi yang tersaji dalam

laporan keuangan dapat menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya tanpa

mengandung unsur salah saji material. Oleh sebab itu, pengguna laporan

keuangan membutuhkan keterlibatan auditor independen dalam memberikan

opini atas kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan agar

bebas dari salah saji material. Keterbatasan akses untuk mendapatkan informasi

secara langsung dari perusahaan menyebabkan pengguna laporan keuangan

mengandalkan laporan keuangan auditan.

Auditor dalam menyelesaikan proses auditnya dituntut untuk dapat

menghasilkan laporan audit yang benar dan berkualitas. Pelaksanaan audit

yang semakin sesuai dengan standar prosedur audit akan semakin

membutuhkan waktu pengerjaan proses audit yang lama, namun hal ini akan

meningkatkan kualitas audit. Bagi auditor, ketepatan waktu dalam proses audit

menunjukan profesionalitas auditor itu sendiri. Dengan ketepatan waktu dalam

menyelesaikan proses auditnya, maka perusahaan dalam mempublikasikan

laporan keuangan kepada masyarakat akan lebih cepat dan Bapepam-LK akan

semakin cepat pula dalam “mengesahkan” laporan keuangan perusahaan.

Proses waktu pengerjaan audit ini kemudian dikenal dengan istilah audit delay.

Menurut Puspitasari dan Latrini (2014), audit delay adalah rentang waktu

penyelesaian audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari

3

yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit

laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku

perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor

independen. Disebutkan pula oleh Aryaningsih dan Budiartha bahwa audit

delay adalah rentang waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor

dalam melaksanakan pekerjaan lapangannya.

Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

Beberapa peneliti seperti Kartika (2011), Puspitasari dan Sari (2012), Oktarini

dan Wirakusuma (2014), Hergugondo dan Kartika (2013), Rachmawati (2008),

telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dari peneliti adalah ukuran

perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas, profitabilitas, dan opini auditor.

Salah satu atribut yang dapat dibandingkan dengan ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan

dapat dinilai dari beberapa segi, besar kecilnya ukuran perusahaan dapat

didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapasitas pasar, jumlah

tenaga kerja dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar

komponen-komponen tersebut maka dapat diidentifikasi bahwa perusahaan

tersebut semakin besar. Perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu

dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya.

Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan tidak

audit delay dan sebaliknya.

Perusahaan yang mengalami laba yang besar akan semakin cepat untuk

menerbitkan laporan keuangan auditan karena hal ini merupakan berita baik

atau presatasi yang dicapai perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang

mengalami kerugian secara otomatis akan memperlambat penerbitan laporan

keuangan. Auditor akan berhati-hati selama proses audit dalam merespon

kerugiaan perusahaan apakah kerugiaan tersebut disebabkan oleh kegagalan

financial atau kecurangan manajemen. Jadi, semakin laba suatu operasi

perusahaan, maka perusahaan tidak melakukan audit delay.

4

Variabel solvabilitas atau sering disebut dengan rasio leverage

merupakan jumlah proporsi hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Solvabilitas

juga dapat diartikan sebagai perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah

ekuitas yang dimiliki perusahaan. Ketika perusahaan memiliki jumlah proporsi

hutang yang lebih banyak daripada jumlah ekuitas, maka auditor akan

memerlukan waktu yang lebih banyak dalam mengaudit laporan keuangan

perusahaan karena rumitnya prosedur audit akan hutang serta penemuan bukti-

bukti audit yang lebih kompleks terhadap pihak-pihak kreditur peusahaan.

Maka dengan itu semakin tinggi solvabilitas, perusahaan akan mengalami audit

delay.

Profitabilitas diukur untuk mengukur kemampuan peruahaan dalam

menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham

tertentu. Tingkat profitabilitas yang lebih rendah akan menyebabkan

kemunduran publikasi laporan keuangan auditan. Perusahaan publik yang

mengumunkan tingkat profitabilitas yang rendah cenderung mengalami

penerbitan laporan keuangan auditan dari auditor yang lebih panjang daripada

perusahaan yang non publik. Hal ini disebabkan karena akibat yang

ditimbulkan pasar terhadap pengumuman tersebut. Sehingga kesimpulannya

semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka perusahaan tidak

audit delay.

Opini audit merupakan media bagi auditor untuk mengungkapkan

pendapat atas laporan keuangan kepada investor menyangkut keadaan laporan

keuangan. Ketika auditor memberikan opini selain unqualified opinion

terhadap laporan keuangan yang diauditnya, maka perusahaan akan mengalami

audit delay yang akan terindikasi semakin panjang.

Penelitian ini mengenai pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas,

profitabilitas, opini auditor terhadap audit delay ini telah dilakukan oleh para

peneliti terdahulu diantaranya Prameswari dan Yustrianthe (2015). Peneliti ini

mereplikasi dari peneliti diatas. Dalam penelitian sebelumnya membahas

tentang pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, kantor akuntan

publik reputasi, opini auditor terhadap audit delay. Dengan demikian

5

diharapkan faktor audit delay mampu mencapai dan menjawab tujuan

penelitian, yaitu meberikan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran

perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas, profitabilitas, dan opini auditor

terhadap audit delay.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan tujuan untuk menganalisa pengaruh ukuran perusahaan,

laba/rugi operasi, solvabilitas, profitabilitas dan opini auditor terhadap audit

delay. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain (1) Manfaat teoristis,

penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi masalah yang

mempengaruhi audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

BEI dan sebagai referensi untuk penelitian di masa yang akan datang, (2)

Manfaat Praktis antara lain (a) Bagi Auditor, hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi bahan pertimbangan oleh auditor dalam melaksanakan auditnya

agar dapat menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM, (b) Kantor Akuntan Publik (KAP),

hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan dalam

mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor

yang mempengaruhi audit delay, dan (c) Pemakai Laporan Keuangan yang

telah di audit, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau

bahan pertimbangan dalam menganalisis laporan keuangan untuk pengambilan

keputusan bagi investor, kreditor maupun manajemen, (d) Bagi penulis,

penelitian ini dapat menambah wawasan dari teori yang diterima dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga memperoleh gambaran yang dapat

dipercaya tentang audit delay.

2. METODE

Desain penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yang menurut

tingkat eksplanasinya termasuk penelitian asosiatif dengan pendekatan kausal.

Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2010:11).

6

Hubungan kausal adalah hubungan yan bersifat sebab akibat. Terdapat

variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen

(dipengaruhi) (Sugiyono, 2010:37). Penelitian ini menjelaskan hubungan

kausal antara ukuran perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas, profitabilitas,

dan opini auditor terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015.

Jenis data yang digunakan data sekunder atau berupa data kuantitatif

dengan sumber data dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh masing-

masing perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

merupakan data time series periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2015

diperoleh dari website Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id) dan Saham

OK.

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka

variabel dependen penelitian ini adalah audit delay. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah: ukuran perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas,

profitabilitas dan opini auditor.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Audit delay

adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan tahunan, diukur

berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor

independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal

tahun tutup buku perusahaan sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor

independen. Variabel ini diukur menurut peraturan Bapepam yang menyatakan

bahwa batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan adalah

90 hari setelah tanggal berakhirnya tahun buku. Variabel ini menggunakan

dummy variabel yaitu: 1 probabilitas perusahaan mengalami audit delay, 0

probabilitas perusahaan yang tidak mengalami audit delay. Peusahaan

mengalami audit delay jika rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan

lebih dari rata-rata waktu audit, sedangkan perusahaan dikatakan tidak

mengalami audit delay jika rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan

kurang atau sama dari rata-rata waktu audit. Waktu audit dari tanggal 31

Desember sampai tanggal laporan auditan.

7

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik (logistic regression) karena variabel dependen bersifat dikotomi

(mengalami audit delay dan tidak mengalami audit delay), Analisis Statistik

digunakan untuk memberikan diskripsi atas variabel-variabel penelitian yang

meliputi ukuran perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas, profitailitas, opini

auditor terhadap audit delay. Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah

sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar

deviasi.

Logistic regression (regresi logistik) adalah analisis yang digunakan

untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi

dengan variabel bebasnya. Menurut Ghozali (2012: 340) dalam melakukan

pengujian regresi logistik, diperlukan pengujian yakni (1) Menilai Keseluruhan

Model (Overall Model Fit), (2) Menganalisis Koefisien Determinasi

(Nagelkerke R Square), (3) Menilai Kelayakan Model Regresi, (4) Uji

Klasifikasi, (5) Model Regresi Logistik yang Terbentuk.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan hasil bahwa nilai

signifikan sebesar 0,669 yang lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa H1ditolak artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap audit delay. Manajemen dengan skala besar cenderung diberikan

insentif untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan

perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas

permodalan dan pemerintah sehingga cenderung menghadapi tekanan eksternal

yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan keuangan auditan lebih awal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan besar akan

menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan

yang mempunyai ukuran perusahaan yang lebih kecil ternyata tidak terbukti.

Manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk

mengurangi audit delay namun perusahaan yang berskala kecilpun dapat

memberikan insentif kepada manajemennya.

8

Selain itu, Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay

juga diperkirakan karena sampel yang dipakai adalah sampel dari populasi

perusahaan yang sahamnya diterbitkan di BEI. Sehingga tidak memperdulikan

apakah perusahaan itu besar atau kecil, perusahaan itu sudah tentu diperhatikan

atau dapat diakses dengan mudah laporan keuanganya oleh investor, pengawas

permodalan, dan pemerintah. Maka dari itu, semua perusahaan akan berusaha

untuk melaporkan laporan keuanganya lebih cepat dari perusahaan yang lain

guna menarik perhatian dari investor, dan tidak terkena sanksi dari pengawas

permodalan dan pemerintah. Jadi, semakin besar ukuran perusahaan, maka

audit delaynya semakin pendek.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prameswari

dan Yustrianthe (2015) serta penelitian Aryaningsih dan Budhiartha (2014)

yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit

delay.

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan hasil bahwa nilai signifikan

sebesar 0,862 yang lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa H2

ditolak, artinya laba-rugi operasi tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk menunda

penerbitan laporan keuangan auditan bahkan cenderung untuk mempercepat

penerbitan laporan keuangan auditan, karena perusahaan yang mengalami laba

akan membuat investor menjadi senang dan calon investor akan tertarik untuk

membeli saham sehingga akan menyebabkan kenaikan harga saham. Teori lain

menyatakan bahwa perusahaan yang menderita kerugian akan bisa

memperlambat penerbitan laporan keuangan auditan. Karena auditor akan

berhati-hati selama proses audit dalam merespon kerugian perusahaan apakah

kerugian tersebut disebabkan oleh kegagalan finansial atau kecurangan

manajemen.

Tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebuah perusahaan yang

sudah terdaftar pada BEI atau sudah go public diharuskan untuk

mepublikasikan laporan hasil auditnya. Sehingga perusahaan tidak memiliki

alasan untuk menunda penyampaian laporan audit bagaimanapun hasilnya,

9

baik itu laba maupun rugi. Perusahaan tetap berekewajiban menyampaikan

laporan auditnya. Ini berkaitan dengan ketidakstabilan kondisi ekonomi saat ini

dimana kebanyakan perusahaan yang mengalami kerugian diabaikan dalam

pelaporan keuangannya karena kerugian dianggap sebagai hal yang biasa. Jadi,

semakin laba suatu operasi perusahaan, maka audit delay-nya semakin pendek.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hersugondo dan Kartika (2013) ,Kartika (2011) dan Pupitasari dan Sari (2012)

yang menyatakan bahwa laba-rugi operasi tidak berpengaruh terhadap audit

delay.

Solvabilitas Tidak Berpengaruh Terhadap Audit Delay).

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan hasil bahwa nilai signifikan

sebesar 0,674 yang lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa H3

ditolak, artinya solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utangnya pada

kenyataannya tidak mempengaruhi audit delay. Sesuai dengan keualitas

standar pekerjaan auditor seperti yang sudah diatur dalam Standar Profesi

Akuntan Publik melaksanakan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki

total utang besar dengan jumlah debtholder yang sedikit tidak akan

mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan keuangan, karena auitor yang

ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka waktu

untuk menyelesaikan proses pengauditan utang.

Hal ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa perusahaan

yang memiliki solvabilitas tinggi akan memiliki waktu penyelesaian audit yang

panjang. Ketika perusahaan memiliki jumlah proporsi hutang yang lebih

banyak daripada jumlah ekuitas, maka auditor akan memerlukan waktu yang

lebih banyak dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan karena rumitnya

prosedur audit akun hutang serta penemuan bukti-bukti audit yang lebih

kompleks terhadap pihak-pihak kreditur perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Prameswari dan Yustrianthe (2015) yang menyatakan solvabilitas tidak

berpengaruh terhadap audit delay.

10

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukan hasil bahwa nilai

signifikan sebesar 0,021 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukan

bahwa H4 diterima, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.

Peneliti menggunakan ROA sebagai pengukur profitabilitas, karena

dengan ROA kita dapat mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dapat

memperoleh keuntungan atau laba dari aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi tidak akan menunda

mempublikasikan laporan keuangannya, sebab hal tersebut merupakan kabar

baik yang secepatnya harus disampaikan kepada publik. Sementara

profitabilitas rendah, auditor cenderung lebih hati-hati dalam melakukan proses

pengauditan yang mengakibatkan terjadinya kemunduran laporan keuangan.

Perusahaan yang profitabilitasnya kecil akan menjadi kesulitan bagi

auditor dalam melakukan proses audit. Profitabilitas menggambarkan tingkat

kinerja perusahaan. Perusahaan dengan profitabilitas yang rendah menjadikan

Kantor Akuntan Publik akan bekerja dengan lebih berhati-hati agar tidak

mendapatkan risiko litigasi dari perusahaan. Dengan demikian penyelesaian

audit akan memerlukan waktu lebih panjang yang dilakukan oleh Kantor

Akuntan Publik. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan diaudit

lebih cepat waktu dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian. Hal ini

karena perusahaan yang mengalami kerugian akan memerlukan proses yang

lebih panjang. Auditor membutuhkan banyak waktu untuk mengaudit

perusahaan yang gagal (resiko tinggi) sebagai pencegahan atas tuntutan hukum

potensial dimasa depan.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Oktarini dan Wirakusuma, Prameswari dan Yustrianthe (2015), Laksono dan

Mu’id (2014) dan Sanjaya dan Wiraswati (2016) yang menyatakan

profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.

Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukan hasil bahwa nilai

signifikan sebesar 0,451 yang lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut menunjukan

bahwa H5 ditolak, artinya opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit

delay.

11

Opini auditor menjadi bagian penting dari susunan laporan keuangan

untuk dapat dipertanggungjawabkan nantinya ke pemilik asing. Perusahaan

yang mengeluarkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian

(unqualifed opinion) belum tentu menyampaikan laporan keuangan tepat

waktu. Begitu juga perusahaan yang memiliki opini selain wajar tanpa

pengecualian (non unqualifed opinion) belum dapat dipastikan akan

memperlambat penyampaian laporan keuangan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor independen bekerja

secara professional dalam menghadapi kondisi perusahaan. Opini yang

dikeluarkan oleh auditor terhadap laporan keuangan yang dimiliki oleh suatu

perusahaan ternyata tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini terjadi

karena tidak semua perusahaan yang mendapat opini selain wajar tanpa

pengecualian (non unqualified opinion) belum tentu mengalami proses audit

yang lebih panjang daripada perusahaan yang memperoleh unqualified opinion.

Hal ini disebabkan auditor sudah mendapatkan cukup bukti untuk memperkuat

opininya bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut tidak memenuhi syarat

untuk mendapatkan unqualified opinion, sehingga perusahaan yang

memperoleh opini non unqualified opinion tetap dapat melaporkan hasil

auditnya tepat waktu.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hersugondo dan Kartika (2013), Primantara dan Rasmini (2015) dan Rustiarini

dan Sugiarti (2013) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh

terhadap audit delay.

4. PENUTUP

Setelah mengetaui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian

teang pengaruh ukuran perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas,

profitabilitas, dan opini auditor terhadap audit delay pada perusahaan

manufaktur yang terdaar diBEI dari tahun 2012-2015maka peneliti mengambil

simpulan terkait apa yang suah dilakukan. Berdasarkan hasil analisis yang telah

dilakukan beberapa simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

12

Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hal

ini berarti bahwa perusahaan mengalami peningkatan ukuran perusahaan

cenderung tidak mengalami audit delay, Laba-Rugi Operasi tidak berpengaruh

negatif terhadap audit delay. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang mengalami

peningkatan laba cenderung tidak akan mengalami audit delay, Solvabilitas

tidak berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hal ini berarti bahwa

perusahaan yang mengalami peningkatan solvabilitas cenderung tidak akan

mengalami audit delay, Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Hal ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami penurunan

profitabilitas cenderung akan mengalami audit delay, Opini Auditor tidak

berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini berarti jika nilai opini auditor naik,

maka peluang atau kemungkinan perusahaan mengalami audit delay akan

mengalami penurunan.

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan tersebut, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan semua sektor perusahaan

yang terdaftar di BEI, sehingga dapat menghasilkan eksternal validitas sampel

penelitian yang maksimal dan mengetahui sektor perusahaan apa yang sering

melakukan audit delay.

Peneliti selanjutnya agar dapat memperpanjang periode penelitian

sehingga dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang

sehingga akan menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terjadi.

Dapat menggunakan proksi lain, sebagai contoh yaitu Ukuran KAP,

Pergantian Auditor, Reputasi Auditor, Komite Audit, Reputasi KAP dan masih

banyak lainnya untuk pengukuran variabel independen, agar hasil yang

diperoleh dapat dibandingkan dengan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Alfian Nurdan Indah Anisyukurlillah. 2014. Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Audit Delay. Accounting Analysis Journal.

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

13

Aryaningsih, Ni Nengah Devi dan I Ketut Budiartha. 2014. Pengaruh Total

Aset, Opini Audit Pada Audit Delay.E-journal Akuntansi. Fakultas

Ekonomi Universitas Udayana.

Ardiyos. 2007. Kamus Standar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima

Arens, Alvin A., et al. 2011.Auditing dan Jasa Assurance. Jakarta: Erlangga.

Ariyani, Ni Nyoman dan Budhiartha. 2014. Pengaruh Ukuran Profitabilitas,

Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Reputasi

KAP Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur. E-

Journal Akuntansi. UniversitasUdayana. ISSN 2302-8556.

Ashton, R. H., Wilinghan, J. J, dan Elliot, R. K. 1987. “An Emperical Analysis

of Audit Delay”.Journal of Accounting Research.Vol 25. No 2. (Autumn)

pp 275-592.

Baridwan, Zaki, 2000. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.

Edisi Ke Tujuh, BPFE, Yogyakarta.

Bapepam. 1997. Peraturan Nomor Keputusan 11/PM/1997 didownload dari

www.bapepam.co.id.

Bapepam. 2003. Peraturan Nomor Keputusan 36/PM/2003 didownload dari

www.bapepam.co.id.

Bapepam. 2011. PeraturanNomor X.K.2: Kewajiban Penyampaian Laporan

Keuangan Berkala (Online) diakses 5Juli 2011.

Bapepam. 2012. Peraturan Nomor Keputusan 196/BL/2012 didownload dari

www.bapepam.co.id.

Dyer, J. C., & McHugh, A. J. 1975.The Timeliness of the Australian Annual

Report. Journal of Accounting Research, 13(2), 204-219.

Givoly, G & Palmon, D. 1982. Timeliness of Annual Earnings

Announcements: Some Emperical Evidence. The Accounting Review.

Vol. LVII, No. 3 July, pp 486-508.

Ghozali, Imam. 2012. AplikasAnalisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang BadanPenerbitUniversitasDiponegoro.

Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan).

Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.

Hersugondo danAndi Kartika.2013. Prediksi Probabilitas Audit Delay Dan

Faktor Determinannya.J urnalEkonomi.No.35. Fakultas Ekonomi

Universitas Stikubank Semarang.ISSN 0853-8778.No. 35.

Hutauruk, Martinus Robert. 2017. Akuntansi Perusahaan Jasa ( Aplikasi

Program Zahir Accounting Versi 6). Jakarta: Indeks.

Http://www.idx.co.id

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Kartika. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia

(Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Jakarta). ISSN: 1412-3126. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.

Universitas Stikubank Semarang. Vol. 16, No. 1.

Kartika, Andi. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan

Perbankan, Nopember 2011, Hal:152-171 Vol.3, No.2. ISSN 1979-4878.

14

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Kusumawardhani. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada

Perusahaan Manufaktur. Accounting Analysis Journal.Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang. ISSN 2252-6765.

Laksono, Firman Dwi & Mu’id. 2014. Analisis Faktor-Fakor yang

Mempengaruhi Audit Delaydan Ketepatan Waktu Publikasi Laporan

Keuangan. Diponegoro Jurnal Of Accounting. Fakultas Ekonomi.

Universitas Diponegoro. ISSN(Online): 2337-3814.

Mulyadi,2013.Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Oktarini, N.M.L &Wirakusuma, M.G. 2014.AnalisisFaktor – Faktor yang

Mempengaruhi Ketidaktepatanwaktuan Pelaporan Keuangan. E-Journal

Akuntansi. Universitas Udayana. ISSN 2302-8556.

Puspitasari, Elen dan Anggraeni Nurmala Sari. 2012. Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay)

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia.

Journal Akuntansi dan Auditing. Vol. 9, No.1, pp. 1-26.

Puspitasari, K.D. dan Made Yeni Latrini.2014.PengaruhUkuran Perusahaan,

Anak Perusahaan, Laverage, danUkuran KAP Terhadap Audit Delay.

ISSN:2302-8556, E-Journal AkuntansiUniversitasUdayana 8.2(2014):

283-299.

Primantara, I.M.D. dan Ni Ketut Rasmini.2015.Pengaruh Jenis Industri,

Spesialilasi Industri Auditor, dan Opini Auditor pada Audit Delay. ISSN:

2303-1018.E- Journal Akuntansi Universitas Udayana. Vo. 13.No.3.

Prameswari, A.S dan Rahmawati HannyYustrianthe. 2015. Analisis Faktor –

Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). SekolahTinggi YAI

Jakarta.

Rachmaati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,

Vol.10, No.1, 1-10.

Riyanto, Bambang. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.

Yogyakarta: Penerbit GPFE.

Rustiarini, N.W dan Ni Wayan Mita Sugiarti. 2013. Pengaruh Karakteristik

Auditor, Opini Audit, Audit Tenure, Pergantian Auditor pada Audit

Delay. ISSN: 2089-3310. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika

JINAH. Vol. 2, No.2.

Sanjaya, I.M.D.M dan Ni GustiPutuWirawati.2016. AnalisisFaktor-Faktor

yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. ISSN: 2302-8556. E-

Journal Akuntansi Universitas Udayana.Vol. 15, 1. April (2016):17-26.

Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba

Empat.

Sogiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

15

Subramanyam, KR dan John, J Wild, 2010. Analisis Laporan Keuangan. Buku

Satu. Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Toding, M & Wirakusuma, Made Gede. 2013. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan. ISSN:

2302-8556. E-Journal Akuntansi. Universitas Udayana.