pengaruh ukuran perusahaan, laba-rugi operasi ...eprints.ums.ac.id/60171/1/naskah publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LABA-RUGI OPERASI,
SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, OPINI AUDITOR TERHADAP
AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
BELLA AYU DEWANTY
B200130116
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LABA-RUGI OPERASI,
SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, OPINI AUDITOR TERHADAP
AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ukuran
perusahaan, laba/rugi operasi, solvabilitas, profitabilitas dan opini auditor
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sampai
dengan 2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling dengan tujuan sampel sebanyak 328 perusahaan. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel profitabilitas merupakan faktor yang mempengaruhi
audit delay, sedangkan ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, solvabilitas dan
opini auditor bukan merupakan faktor yang mempengaruhi audit delay.
Kata Kunci: audit delay, ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, solvabilitas,
profitabilitas, dan opini auditor.
Abstract
The Purpose of this research is to know are company size, operation of profit and l
oss, solvability, profitability, and audit opinion of factors which influence
of the audit delay at manufacturing companies registered in Indonesia Stock
Exchange. The population is manufacturing company listed in Indonesia Stock
Excanhe in 2012 to 2015. Sampling technique employed is Purposive Sampling
with the total sample of 328 companies. Analytical technique used in this research
is analysis of logistic regressions. The result shows that profitability is constitute
of factor which influence of audit delay, company size, operation of profit and
loss, solvability, and auditor’s opinion aren’t constitute of factors which influence
of audit delay.
Keywords: audit delay, company size, operation of profit and loss, solvability,
profitability, auditor’s opinion
1. PENDAHULUAN
Perkembangan kegiatan di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat.
Perkembangan tersebut ditandai dengan berkembangnya perusahaan-
perusahaan yang go public, maka hal ini akan berdampak pada peningkatan
permintaan akan audit laporan keuangan yang efektif dan efisien. Laporan
2
keuangan ini digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga
digunakan oleh pemilik untuk menilai pengelolaan dana yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan selain itu juga para investor, kreditor, pemerintah,
masyarakat dan pihak-pihak juga membutuhkan laporan keuangan ini sebagai
dasar pengambilan suatu keputusan.
Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep 346/BL/2011 No.
X.K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau
Perusahaan Publik tertulis bahwa setiap perusahaan go public yang terdaftar di
Pasar Modal wajib untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada
BAPEPAM-LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir
bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Pengguna laporan keuangan menginginkan informasi yang tersaji dalam
laporan keuangan dapat menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya tanpa
mengandung unsur salah saji material. Oleh sebab itu, pengguna laporan
keuangan membutuhkan keterlibatan auditor independen dalam memberikan
opini atas kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan agar
bebas dari salah saji material. Keterbatasan akses untuk mendapatkan informasi
secara langsung dari perusahaan menyebabkan pengguna laporan keuangan
mengandalkan laporan keuangan auditan.
Auditor dalam menyelesaikan proses auditnya dituntut untuk dapat
menghasilkan laporan audit yang benar dan berkualitas. Pelaksanaan audit
yang semakin sesuai dengan standar prosedur audit akan semakin
membutuhkan waktu pengerjaan proses audit yang lama, namun hal ini akan
meningkatkan kualitas audit. Bagi auditor, ketepatan waktu dalam proses audit
menunjukan profesionalitas auditor itu sendiri. Dengan ketepatan waktu dalam
menyelesaikan proses auditnya, maka perusahaan dalam mempublikasikan
laporan keuangan kepada masyarakat akan lebih cepat dan Bapepam-LK akan
semakin cepat pula dalam “mengesahkan” laporan keuangan perusahaan.
Proses waktu pengerjaan audit ini kemudian dikenal dengan istilah audit delay.
Menurut Puspitasari dan Latrini (2014), audit delay adalah rentang waktu
penyelesaian audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari
3
yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit
laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku
perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen. Disebutkan pula oleh Aryaningsih dan Budiartha bahwa audit
delay adalah rentang waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor
dalam melaksanakan pekerjaan lapangannya.
Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.
Beberapa peneliti seperti Kartika (2011), Puspitasari dan Sari (2012), Oktarini
dan Wirakusuma (2014), Hergugondo dan Kartika (2013), Rachmawati (2008),
telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dari peneliti adalah ukuran
perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas, profitabilitas, dan opini auditor.
Salah satu atribut yang dapat dibandingkan dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan
dapat dinilai dari beberapa segi, besar kecilnya ukuran perusahaan dapat
didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapasitas pasar, jumlah
tenaga kerja dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar
komponen-komponen tersebut maka dapat diidentifikasi bahwa perusahaan
tersebut semakin besar. Perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu
dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya.
Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan tidak
audit delay dan sebaliknya.
Perusahaan yang mengalami laba yang besar akan semakin cepat untuk
menerbitkan laporan keuangan auditan karena hal ini merupakan berita baik
atau presatasi yang dicapai perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang
mengalami kerugian secara otomatis akan memperlambat penerbitan laporan
keuangan. Auditor akan berhati-hati selama proses audit dalam merespon
kerugiaan perusahaan apakah kerugiaan tersebut disebabkan oleh kegagalan
financial atau kecurangan manajemen. Jadi, semakin laba suatu operasi
perusahaan, maka perusahaan tidak melakukan audit delay.
4
Variabel solvabilitas atau sering disebut dengan rasio leverage
merupakan jumlah proporsi hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Solvabilitas
juga dapat diartikan sebagai perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah
ekuitas yang dimiliki perusahaan. Ketika perusahaan memiliki jumlah proporsi
hutang yang lebih banyak daripada jumlah ekuitas, maka auditor akan
memerlukan waktu yang lebih banyak dalam mengaudit laporan keuangan
perusahaan karena rumitnya prosedur audit akan hutang serta penemuan bukti-
bukti audit yang lebih kompleks terhadap pihak-pihak kreditur peusahaan.
Maka dengan itu semakin tinggi solvabilitas, perusahaan akan mengalami audit
delay.
Profitabilitas diukur untuk mengukur kemampuan peruahaan dalam
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham
tertentu. Tingkat profitabilitas yang lebih rendah akan menyebabkan
kemunduran publikasi laporan keuangan auditan. Perusahaan publik yang
mengumunkan tingkat profitabilitas yang rendah cenderung mengalami
penerbitan laporan keuangan auditan dari auditor yang lebih panjang daripada
perusahaan yang non publik. Hal ini disebabkan karena akibat yang
ditimbulkan pasar terhadap pengumuman tersebut. Sehingga kesimpulannya
semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka perusahaan tidak
audit delay.
Opini audit merupakan media bagi auditor untuk mengungkapkan
pendapat atas laporan keuangan kepada investor menyangkut keadaan laporan
keuangan. Ketika auditor memberikan opini selain unqualified opinion
terhadap laporan keuangan yang diauditnya, maka perusahaan akan mengalami
audit delay yang akan terindikasi semakin panjang.
Penelitian ini mengenai pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas,
profitabilitas, opini auditor terhadap audit delay ini telah dilakukan oleh para
peneliti terdahulu diantaranya Prameswari dan Yustrianthe (2015). Peneliti ini
mereplikasi dari peneliti diatas. Dalam penelitian sebelumnya membahas
tentang pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, kantor akuntan
publik reputasi, opini auditor terhadap audit delay. Dengan demikian
5
diharapkan faktor audit delay mampu mencapai dan menjawab tujuan
penelitian, yaitu meberikan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran
perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas, profitabilitas, dan opini auditor
terhadap audit delay.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan tujuan untuk menganalisa pengaruh ukuran perusahaan,
laba/rugi operasi, solvabilitas, profitabilitas dan opini auditor terhadap audit
delay. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain (1) Manfaat teoristis,
penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi masalah yang
mempengaruhi audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI dan sebagai referensi untuk penelitian di masa yang akan datang, (2)
Manfaat Praktis antara lain (a) Bagi Auditor, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan oleh auditor dalam melaksanakan auditnya
agar dapat menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM, (b) Kantor Akuntan Publik (KAP),
hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan dalam
mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor
yang mempengaruhi audit delay, dan (c) Pemakai Laporan Keuangan yang
telah di audit, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau
bahan pertimbangan dalam menganalisis laporan keuangan untuk pengambilan
keputusan bagi investor, kreditor maupun manajemen, (d) Bagi penulis,
penelitian ini dapat menambah wawasan dari teori yang diterima dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga memperoleh gambaran yang dapat
dipercaya tentang audit delay.
2. METODE
Desain penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yang menurut
tingkat eksplanasinya termasuk penelitian asosiatif dengan pendekatan kausal.
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2010:11).
6
Hubungan kausal adalah hubungan yan bersifat sebab akibat. Terdapat
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen
(dipengaruhi) (Sugiyono, 2010:37). Penelitian ini menjelaskan hubungan
kausal antara ukuran perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas, profitabilitas,
dan opini auditor terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015.
Jenis data yang digunakan data sekunder atau berupa data kuantitatif
dengan sumber data dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh masing-
masing perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
merupakan data time series periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2015
diperoleh dari website Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id) dan Saham
OK.
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
variabel dependen penelitian ini adalah audit delay. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah: ukuran perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas,
profitabilitas dan opini auditor.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Audit delay
adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan tahunan, diukur
berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor
independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal
tahun tutup buku perusahaan sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen. Variabel ini diukur menurut peraturan Bapepam yang menyatakan
bahwa batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan adalah
90 hari setelah tanggal berakhirnya tahun buku. Variabel ini menggunakan
dummy variabel yaitu: 1 probabilitas perusahaan mengalami audit delay, 0
probabilitas perusahaan yang tidak mengalami audit delay. Peusahaan
mengalami audit delay jika rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan
lebih dari rata-rata waktu audit, sedangkan perusahaan dikatakan tidak
mengalami audit delay jika rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan
kurang atau sama dari rata-rata waktu audit. Waktu audit dari tanggal 31
Desember sampai tanggal laporan auditan.
7
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistic regression) karena variabel dependen bersifat dikotomi
(mengalami audit delay dan tidak mengalami audit delay), Analisis Statistik
digunakan untuk memberikan diskripsi atas variabel-variabel penelitian yang
meliputi ukuran perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas, profitailitas, opini
auditor terhadap audit delay. Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah
sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar
deviasi.
Logistic regression (regresi logistik) adalah analisis yang digunakan
untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi
dengan variabel bebasnya. Menurut Ghozali (2012: 340) dalam melakukan
pengujian regresi logistik, diperlukan pengujian yakni (1) Menilai Keseluruhan
Model (Overall Model Fit), (2) Menganalisis Koefisien Determinasi
(Nagelkerke R Square), (3) Menilai Kelayakan Model Regresi, (4) Uji
Klasifikasi, (5) Model Regresi Logistik yang Terbentuk.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan hasil bahwa nilai
signifikan sebesar 0,669 yang lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa H1ditolak artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit delay. Manajemen dengan skala besar cenderung diberikan
insentif untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan
perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan dan pemerintah sehingga cenderung menghadapi tekanan eksternal
yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan keuangan auditan lebih awal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan besar akan
menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan
yang mempunyai ukuran perusahaan yang lebih kecil ternyata tidak terbukti.
Manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk
mengurangi audit delay namun perusahaan yang berskala kecilpun dapat
memberikan insentif kepada manajemennya.
8
Selain itu, Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay
juga diperkirakan karena sampel yang dipakai adalah sampel dari populasi
perusahaan yang sahamnya diterbitkan di BEI. Sehingga tidak memperdulikan
apakah perusahaan itu besar atau kecil, perusahaan itu sudah tentu diperhatikan
atau dapat diakses dengan mudah laporan keuanganya oleh investor, pengawas
permodalan, dan pemerintah. Maka dari itu, semua perusahaan akan berusaha
untuk melaporkan laporan keuanganya lebih cepat dari perusahaan yang lain
guna menarik perhatian dari investor, dan tidak terkena sanksi dari pengawas
permodalan dan pemerintah. Jadi, semakin besar ukuran perusahaan, maka
audit delaynya semakin pendek.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prameswari
dan Yustrianthe (2015) serta penelitian Aryaningsih dan Budhiartha (2014)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit
delay.
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan hasil bahwa nilai signifikan
sebesar 0,862 yang lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa H2
ditolak, artinya laba-rugi operasi tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk menunda
penerbitan laporan keuangan auditan bahkan cenderung untuk mempercepat
penerbitan laporan keuangan auditan, karena perusahaan yang mengalami laba
akan membuat investor menjadi senang dan calon investor akan tertarik untuk
membeli saham sehingga akan menyebabkan kenaikan harga saham. Teori lain
menyatakan bahwa perusahaan yang menderita kerugian akan bisa
memperlambat penerbitan laporan keuangan auditan. Karena auditor akan
berhati-hati selama proses audit dalam merespon kerugian perusahaan apakah
kerugian tersebut disebabkan oleh kegagalan finansial atau kecurangan
manajemen.
Tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebuah perusahaan yang
sudah terdaftar pada BEI atau sudah go public diharuskan untuk
mepublikasikan laporan hasil auditnya. Sehingga perusahaan tidak memiliki
alasan untuk menunda penyampaian laporan audit bagaimanapun hasilnya,
9
baik itu laba maupun rugi. Perusahaan tetap berekewajiban menyampaikan
laporan auditnya. Ini berkaitan dengan ketidakstabilan kondisi ekonomi saat ini
dimana kebanyakan perusahaan yang mengalami kerugian diabaikan dalam
pelaporan keuangannya karena kerugian dianggap sebagai hal yang biasa. Jadi,
semakin laba suatu operasi perusahaan, maka audit delay-nya semakin pendek.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hersugondo dan Kartika (2013) ,Kartika (2011) dan Pupitasari dan Sari (2012)
yang menyatakan bahwa laba-rugi operasi tidak berpengaruh terhadap audit
delay.
Solvabilitas Tidak Berpengaruh Terhadap Audit Delay).
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan hasil bahwa nilai signifikan
sebesar 0,674 yang lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa H3
ditolak, artinya solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utangnya pada
kenyataannya tidak mempengaruhi audit delay. Sesuai dengan keualitas
standar pekerjaan auditor seperti yang sudah diatur dalam Standar Profesi
Akuntan Publik melaksanakan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki
total utang besar dengan jumlah debtholder yang sedikit tidak akan
mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan keuangan, karena auitor yang
ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka waktu
untuk menyelesaikan proses pengauditan utang.
Hal ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa perusahaan
yang memiliki solvabilitas tinggi akan memiliki waktu penyelesaian audit yang
panjang. Ketika perusahaan memiliki jumlah proporsi hutang yang lebih
banyak daripada jumlah ekuitas, maka auditor akan memerlukan waktu yang
lebih banyak dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan karena rumitnya
prosedur audit akun hutang serta penemuan bukti-bukti audit yang lebih
kompleks terhadap pihak-pihak kreditur perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prameswari dan Yustrianthe (2015) yang menyatakan solvabilitas tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
10
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukan hasil bahwa nilai
signifikan sebesar 0,021 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukan
bahwa H4 diterima, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
Peneliti menggunakan ROA sebagai pengukur profitabilitas, karena
dengan ROA kita dapat mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dapat
memperoleh keuntungan atau laba dari aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi tidak akan menunda
mempublikasikan laporan keuangannya, sebab hal tersebut merupakan kabar
baik yang secepatnya harus disampaikan kepada publik. Sementara
profitabilitas rendah, auditor cenderung lebih hati-hati dalam melakukan proses
pengauditan yang mengakibatkan terjadinya kemunduran laporan keuangan.
Perusahaan yang profitabilitasnya kecil akan menjadi kesulitan bagi
auditor dalam melakukan proses audit. Profitabilitas menggambarkan tingkat
kinerja perusahaan. Perusahaan dengan profitabilitas yang rendah menjadikan
Kantor Akuntan Publik akan bekerja dengan lebih berhati-hati agar tidak
mendapatkan risiko litigasi dari perusahaan. Dengan demikian penyelesaian
audit akan memerlukan waktu lebih panjang yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan diaudit
lebih cepat waktu dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian. Hal ini
karena perusahaan yang mengalami kerugian akan memerlukan proses yang
lebih panjang. Auditor membutuhkan banyak waktu untuk mengaudit
perusahaan yang gagal (resiko tinggi) sebagai pencegahan atas tuntutan hukum
potensial dimasa depan.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Oktarini dan Wirakusuma, Prameswari dan Yustrianthe (2015), Laksono dan
Mu’id (2014) dan Sanjaya dan Wiraswati (2016) yang menyatakan
profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukan hasil bahwa nilai
signifikan sebesar 0,451 yang lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut menunjukan
bahwa H5 ditolak, artinya opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit
delay.
11
Opini auditor menjadi bagian penting dari susunan laporan keuangan
untuk dapat dipertanggungjawabkan nantinya ke pemilik asing. Perusahaan
yang mengeluarkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian
(unqualifed opinion) belum tentu menyampaikan laporan keuangan tepat
waktu. Begitu juga perusahaan yang memiliki opini selain wajar tanpa
pengecualian (non unqualifed opinion) belum dapat dipastikan akan
memperlambat penyampaian laporan keuangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor independen bekerja
secara professional dalam menghadapi kondisi perusahaan. Opini yang
dikeluarkan oleh auditor terhadap laporan keuangan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan ternyata tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini terjadi
karena tidak semua perusahaan yang mendapat opini selain wajar tanpa
pengecualian (non unqualified opinion) belum tentu mengalami proses audit
yang lebih panjang daripada perusahaan yang memperoleh unqualified opinion.
Hal ini disebabkan auditor sudah mendapatkan cukup bukti untuk memperkuat
opininya bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut tidak memenuhi syarat
untuk mendapatkan unqualified opinion, sehingga perusahaan yang
memperoleh opini non unqualified opinion tetap dapat melaporkan hasil
auditnya tepat waktu.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hersugondo dan Kartika (2013), Primantara dan Rasmini (2015) dan Rustiarini
dan Sugiarti (2013) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh
terhadap audit delay.
4. PENUTUP
Setelah mengetaui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian
teang pengaruh ukuran perusahaan, laba-rugi operasi, solvabilitas,
profitabilitas, dan opini auditor terhadap audit delay pada perusahaan
manufaktur yang terdaar diBEI dari tahun 2012-2015maka peneliti mengambil
simpulan terkait apa yang suah dilakukan. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan beberapa simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
12
Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hal
ini berarti bahwa perusahaan mengalami peningkatan ukuran perusahaan
cenderung tidak mengalami audit delay, Laba-Rugi Operasi tidak berpengaruh
negatif terhadap audit delay. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang mengalami
peningkatan laba cenderung tidak akan mengalami audit delay, Solvabilitas
tidak berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hal ini berarti bahwa
perusahaan yang mengalami peningkatan solvabilitas cenderung tidak akan
mengalami audit delay, Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.
Hal ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami penurunan
profitabilitas cenderung akan mengalami audit delay, Opini Auditor tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini berarti jika nilai opini auditor naik,
maka peluang atau kemungkinan perusahaan mengalami audit delay akan
mengalami penurunan.
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan tersebut, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan semua sektor perusahaan
yang terdaftar di BEI, sehingga dapat menghasilkan eksternal validitas sampel
penelitian yang maksimal dan mengetahui sektor perusahaan apa yang sering
melakukan audit delay.
Peneliti selanjutnya agar dapat memperpanjang periode penelitian
sehingga dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang
sehingga akan menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terjadi.
Dapat menggunakan proksi lain, sebagai contoh yaitu Ukuran KAP,
Pergantian Auditor, Reputasi Auditor, Komite Audit, Reputasi KAP dan masih
banyak lainnya untuk pengukuran variabel independen, agar hasil yang
diperoleh dapat dibandingkan dengan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Alfian Nurdan Indah Anisyukurlillah. 2014. Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Audit Delay. Accounting Analysis Journal.
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
13
Aryaningsih, Ni Nengah Devi dan I Ketut Budiartha. 2014. Pengaruh Total
Aset, Opini Audit Pada Audit Delay.E-journal Akuntansi. Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana.
Ardiyos. 2007. Kamus Standar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima
Arens, Alvin A., et al. 2011.Auditing dan Jasa Assurance. Jakarta: Erlangga.
Ariyani, Ni Nyoman dan Budhiartha. 2014. Pengaruh Ukuran Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Reputasi
KAP Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur. E-
Journal Akuntansi. UniversitasUdayana. ISSN 2302-8556.
Ashton, R. H., Wilinghan, J. J, dan Elliot, R. K. 1987. “An Emperical Analysis
of Audit Delay”.Journal of Accounting Research.Vol 25. No 2. (Autumn)
pp 275-592.
Baridwan, Zaki, 2000. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.
Edisi Ke Tujuh, BPFE, Yogyakarta.
Bapepam. 1997. Peraturan Nomor Keputusan 11/PM/1997 didownload dari
www.bapepam.co.id.
Bapepam. 2003. Peraturan Nomor Keputusan 36/PM/2003 didownload dari
www.bapepam.co.id.
Bapepam. 2011. PeraturanNomor X.K.2: Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala (Online) diakses 5Juli 2011.
Bapepam. 2012. Peraturan Nomor Keputusan 196/BL/2012 didownload dari
www.bapepam.co.id.
Dyer, J. C., & McHugh, A. J. 1975.The Timeliness of the Australian Annual
Report. Journal of Accounting Research, 13(2), 204-219.
Givoly, G & Palmon, D. 1982. Timeliness of Annual Earnings
Announcements: Some Emperical Evidence. The Accounting Review.
Vol. LVII, No. 3 July, pp 486-508.
Ghozali, Imam. 2012. AplikasAnalisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang BadanPenerbitUniversitasDiponegoro.
Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan).
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Hersugondo danAndi Kartika.2013. Prediksi Probabilitas Audit Delay Dan
Faktor Determinannya.J urnalEkonomi.No.35. Fakultas Ekonomi
Universitas Stikubank Semarang.ISSN 0853-8778.No. 35.
Hutauruk, Martinus Robert. 2017. Akuntansi Perusahaan Jasa ( Aplikasi
Program Zahir Accounting Versi 6). Jakarta: Indeks.
Http://www.idx.co.id
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Kartika. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia
(Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Jakarta). ISSN: 1412-3126. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Universitas Stikubank Semarang. Vol. 16, No. 1.
Kartika, Andi. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan
Perbankan, Nopember 2011, Hal:152-171 Vol.3, No.2. ISSN 1979-4878.
14
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Kusumawardhani. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan Manufaktur. Accounting Analysis Journal.Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang. ISSN 2252-6765.
Laksono, Firman Dwi & Mu’id. 2014. Analisis Faktor-Fakor yang
Mempengaruhi Audit Delaydan Ketepatan Waktu Publikasi Laporan
Keuangan. Diponegoro Jurnal Of Accounting. Fakultas Ekonomi.
Universitas Diponegoro. ISSN(Online): 2337-3814.
Mulyadi,2013.Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Oktarini, N.M.L &Wirakusuma, M.G. 2014.AnalisisFaktor – Faktor yang
Mempengaruhi Ketidaktepatanwaktuan Pelaporan Keuangan. E-Journal
Akuntansi. Universitas Udayana. ISSN 2302-8556.
Puspitasari, Elen dan Anggraeni Nurmala Sari. 2012. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay)
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia.
Journal Akuntansi dan Auditing. Vol. 9, No.1, pp. 1-26.
Puspitasari, K.D. dan Made Yeni Latrini.2014.PengaruhUkuran Perusahaan,
Anak Perusahaan, Laverage, danUkuran KAP Terhadap Audit Delay.
ISSN:2302-8556, E-Journal AkuntansiUniversitasUdayana 8.2(2014):
283-299.
Primantara, I.M.D. dan Ni Ketut Rasmini.2015.Pengaruh Jenis Industri,
Spesialilasi Industri Auditor, dan Opini Auditor pada Audit Delay. ISSN:
2303-1018.E- Journal Akuntansi Universitas Udayana. Vo. 13.No.3.
Prameswari, A.S dan Rahmawati HannyYustrianthe. 2015. Analisis Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). SekolahTinggi YAI
Jakarta.
Rachmaati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol.10, No.1, 1-10.
Riyanto, Bambang. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Yogyakarta: Penerbit GPFE.
Rustiarini, N.W dan Ni Wayan Mita Sugiarti. 2013. Pengaruh Karakteristik
Auditor, Opini Audit, Audit Tenure, Pergantian Auditor pada Audit
Delay. ISSN: 2089-3310. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika
JINAH. Vol. 2, No.2.
Sanjaya, I.M.D.M dan Ni GustiPutuWirawati.2016. AnalisisFaktor-Faktor
yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. ISSN: 2302-8556. E-
Journal Akuntansi Universitas Udayana.Vol. 15, 1. April (2016):17-26.
Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba
Empat.
Sogiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.