pengaruh ukuran perusahaan, dewan komisaris...

131
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, INDEPENDENSI KOMITE AUDIT DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP RESTATEMENTLAPORAN KEUANGAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh: Tasya Chasanah Marpid NIM: 1112082000015 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Upload: dangnguyet

Post on 15-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS

INDEPENDEN, INDEPENDENSI KOMITE AUDIT DAN

KUALITAS AUDIT TERHADAP RESTATEMENTLAPORAN

KEUANGAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

Tasya Chasanah Marpid

NIM: 1112082000015

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

ii

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS

INDEPENDEN, INDEPENDENSI KOMITE AUDIT DAN

KUALITAS AUDIT TERHADAP RESTATEMENTLAPORAN

KEUANGAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

Tasya Chasanah Marpid

NIM: 1112082000015

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Prof. Dr. Azzam Jassin

NIP. -

Pembimbing II

Husnul Khotimah, SE, MS.Ak

NIP.-

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 3: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 09 Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Tasya Chasanah Marpid

2. NIM : 1112082000015

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Dewan Komisaris

Independen, Independensi Komite Audit dan Kualitas

Audit Terhadap Restatement Laporan Keuangan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 Agustus 2016

1. Ismawati Haribowo,SE.,M.Si

NIP. 19800909 201411 2 003

()

Penguji 1

2. Fitri Yani Jalil,SE.,M.Sc.

NIDN. 2004068701

Page 4: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas
Page 5: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas
Page 6: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Indetitas Pribadi

Nama : Tasya Chasanah Marpid

Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 3 Mei 1994

Alamat Rumah : Blok UE 2 No. 31 RT. 02 RW. 27, Perumahan

Dasana Indah, Tangerang

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Nama Orang Tua : Ayah : Marpid

: Ibu : Iin Nurilawati

Email : [email protected]

B. Pendidikan

1. SDN Kampung Bambu III (Tahun 2000-2006)

2. SMP PGRI 400 Tangerang (Tahun 2006-2009)

3. SMAN 15 Tangerang (Tahun 2009-2012)

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Tahun 2012-2016)

C. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Majalah Sekolah SMAN 15 Tangerang (Tahun 2010)

2. Anggota Karya Ilmiah Remaja SMAN 15 Tangrang (Tahun 2011)

Page 7: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

vii

The Affect of Firm Size, Independent Board of Company’s,

Independency of Audit Committee and Audit Quality toward

Financial Restatement

By: Tasya Chasanah Marpid

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the effect of firm size,

independent board of company’s, independency of audit committee and audit

quality on the financial restatement.

This study used secondary data with manufacturing companies listed in

the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2011-2014. The sampling method used to

draw the sample is purposive sampling. Sample contained from 19 restate

companies and 14 non-restate companies. The analiytical method used logistic

regression.

The results showed that audit quality negative effect the financial

restatement. Independency of audit committee positive effect the financial

restatement. Firm size and independent board of company’s did not effect the

financial restatement.

Keywords: Agency theory, firm size, independent board of company’s,

independency of audit committee and audit quality and the financial

restatement.

Page 8: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

viii

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS

INDEPENDEN, INDEPENDENSI KOMITE AUDIT DAN

KUALITAS AUDIT TERHADAP RESTATEMENT LAPORAN

KEUANGAN

Oleh: Tasya Chasanah Marpid

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh ukuran perusahaan,

dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas audit

terhadap restatement laporan keuangan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan populasi perusahaan

manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk mengambil sampel penelitian

ini adalah purposive sampling, dimana sampel terdiri dari 19 perusahaan yang

melakukan restatement laporan keuangan dan 14 perusahaan yang tidak

melakukan restatement laporan keuangan. Metode analisis yang digunakan adalah

analisis regresi logistik.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh

negatif terhadap restatement laporan keuangan. independensi komite audit

berpengaruh positif terhadap restatement laporan keuangan. Ukuran perusahaan

dan dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap restatement laporan

keuangan.

Kata kunci:

Agency theory, ukuran perusahaan, dewan komisaris independen,

independensi komite audit, kualitas audit dan restatement laporan

keuangan.

Page 9: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan

lancar. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW,

beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam

menjalankan ajaran-ajarannya.

Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini.Di

samping itu, penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat

jauh dari nilai sempurna.Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi kelemahan

dan kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.Inilah hasil kerja maksimal yang

dapat penulis berikan.Pada kesempat ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa dan

dukungannya dalam berbagai hal.

2. Kakak-kakak dan adik-adik yang telah memberikan semangat, dukungan,

bantuan dan doa.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi.

6. Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan dan ilmu

pengetahuannya kepada penulis selama penyusunan skripsi hingga akhir

skripsi ini bisa terselesaikan.

7. Ibu Husnul Khotimah, SE., Ms., Ak. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan dan ilmu

pengetahuannya kepada penulis selama penyusunan skripsi hingga akhir

skripsi ini bisa terselesaikan.

Page 10: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

x

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada

penulis selama perkuliahan.

9. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus

segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

10. Djalinus Rosidi yang selalu memberikan dukungan, semangat dan bantuan.

11. Sahabat yang telah meluangkan waktu untuk berbagi segalanya. Haifa, Rini,

Laila, Opi, Nova, Muthia, Anin, Desi, Lidiyna dan Naya.

12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu dan memberikan inspirasi bagi penulis.

Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun

pembaca umumnya.

Jakarta, 10 Agustus 2016

Tasya Chasanah Marpid

Page 11: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI............................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH........................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... vi

ABSTRACK..................................................................................................... vii

ABSTRAK...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR.................................................................................... ix

DAFTAR ISI................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah............................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 9

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 12

A. Tinjauan Literatur............................................................................... 12

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ................................................. 12

2. Laporan Keuangan......................................................................... 14

3. Restatement Laporan Keuangan.................................................... 17

4. Ukuran Perusahaan........................................................................ 21

5. Dewan Komisaris Independen....................................................... 23

6. Independensi Komite Audit........................................................... 25

7. Kualitas Audit................................................................................ 28

B. Penelitian Terdahulu.......................................................................... 31

C. Kerangka Pemikiran........................................................................... 40

D. Hipotesis............................................................................................. 41

1. Ukuran Perusahaan terhadap Restatement Laporan

Keuangan.................................................................................

41

Page 12: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

xii

2. Dewan Komisaris Independen terhadap Restatement

Laporan Keuangan..................................................................

42

3. Independensi Komite Audit terhadap Restatement Laporan

Keuangan................................................................................. 43

4. Kualitas Audit terhadap Restatement Laporan

Keuangan................................................................................. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 47

A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 47

B. Metode Penentuan Sampel................................................................. 47

C. Metode Pengumpulan Data................................................................ 48

D. Metode Analisis Data......................................................................... 49

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian.................................................. 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 60

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................................... 60

1. Deskripsi Objek Penelitian............................................................ 60

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian...................................................... 64

1. Statistik Deskriptif......................................................................... 64

2. Hipotesis Penelitian....................................................................... 65

BAB V PENUTUP......................................................................................... 78

A. Kesimpulan......................................................................................... 78

B. Saran .................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 80

LAMPIRAN.................................................................................................... 85

Page 13: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 32

3.1 Operasional Variabel Penelitian............................................................ 59

4.1 Proses Seleksi Sampel Dengan Kriteria................................................ 61

4.2 Sampel Perusahaan Manufaktur............................................................ 63

4.3 Statistik Deskriptif................................................................................. 65

4.4 Uji Multikolinieritas............................................................................... 67

4.5 Menilai Keseluruhan Model.................................................................. 68

4.6 Koefisien Determinasi........................................................................... 69

4.7 Menguji Kelayakan Model Regresi....................................................... 69

4.8 Matriks Klasifikasi................................................................................. 70

4.9 Koefisien Regresi Logistik.................................................................... 71

Page 14: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran.................................................................. 40

Page 15: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2011-2014...... 40

2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2011-2014............................... 95

3 Variabel Penelitian................................................................................. 96

4 Hasil Output SPSS................................................................................. 113

Page 16: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan yang telah go public wajib untuk menerbitkan laporan

keuangan maupun laporan tahunan setiap tahun. Hal ini sesuai dengan

peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No.X.K.2, lampiran

keputusan ketua Bapepam No. Kep-346/BL/2011 mengenai penyampaian

laporan keuangan berkala emiten atau perusahaan publik, tertulis bahwa setiap

perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib

menyampaikan laporan keuangannya ke Bapepam dan diumumkan kepada

masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah laporan keuangan

tahunan. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kinerja, arus kas dan

posisi laporan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu.Penyajian

laporan keuangan dilakukan secara berkala setiap akhir periode.Tujuan

laporan keuangan adalah menunjukkan kinerja, kemampuan dan kekayaan

yang dimiliki perusahaan kepada para pihak yang menggunakan laporan

keuangan perusahaan.

Laporan keuangan yang wajib disajikan oleh perusahaan antara lain

laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi

keuangan (neraca), laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan yang dibuat harus memenuhi karakteristik kualitatif

informasi dalam laporan keuangan. Menururt Kieso et al. (2011), terdapat 6

hal dalam karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan, yaitu

Page 17: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

2

relevansi (relevance), penggambaran jujur/apa adanya (faithful reprentation),

dapat dibandingkan (comparability), dapat diverifikasi (verifiability), tepat

waktu (timeliness) dan dapat dipahami (understandability). Untuk mendukung

tercapainya kualitas laporan keuangan yang baik, maka diperlukan adanya

aturan (regulasi) yang dibuat oleh profesi (dewan pembuat standar) dan

Pemerintah (Saputri, 2012).

Jika perusahaan melakukan kesalahan dalam penyajian laporan

keuangan, maka perusahaan diwajibkan untuk mengoreksi dan menyajikan

kembali (restatement) laporan keuangan setelah koreksi tersebut. Restatement

laporan keuangan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang baik.

Sebuah restatement yang mengakibatkan jumlah aset menurun sering

membuat turunnya kepercayaan investor dan menyebabkan harga saham

menurun (Kusumo, 2014).

Berdasarkan PSAK No. 25(revisi 2012) mengenai kebijakan akuntansi,

perubahan estimasi akuntansi dan kesalahan, terdapat tiga faktor yang dapat

menyebabkan perusahaan melakukan restatement laporan perusahaan,

diantaranya perubahan estimasi akuntansi (changes in accounting estimates),

kesalahan mendasar (fundamental errors) dan perubahan kebijakan akuntansi

(changes in accounting policies). Terjadinya restatement laporan keuangan

dapat disebabkan oleh faktor material maupun non material. Untuk mencegah

terjadinya restatement laporan keuangan, perusahaan harus menerapkan

prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance-GCG).

Page 18: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

3

Beberapa perusahaan di Indonesia pernah mengalami earnings

restatement.PT Kimia Farma diwajibkan melakukan restatement atas laba

yang telah disajikan dalam laporan keuangannya. Hal tersebut terjadi setelah

Kementerian BUMN dan Bapepam melakukan pemeriksaan laporan keuangan

perusahaan dan terungkap bahwa PT Kimia Farma menyajikan laba yang lebih

tinggi dari laba yang sebenarnya dengan cara menggelembungkan nilai harga

pada daftar persediaan sehingga menimbulkan overstated (Tempo,2002).

Kantor Akuntan Publik (KAP) Hans Tuanakotta dan Mustofa yang menangani

kasus ini telah mengikuti standar akuntansi yang berlaku, tetapi gagal

mendeteksi kecurangan tersebut.Akibat restatement ini, pemerintah

melakukan divestasi saham PT Kimia Farma.

Kasus yang terjadi pada PT Kimia Farma memperlihatkan bahwa

ukuran perusahaan dapat memengaruhi terjadinya restatement laporan

keuangan. Suatu ukuran perusahaan dapat menentukan baik atau tidaknya

kinerja dari perusahaan tersebut (Novianti, 2012).Selain itu, ukuran

perusahaan dan klasifikasi industri perusahaan merupakan karakteristik

perusahaan yang dapat mengkontribusi akan terjadinya kesalahan dalam

penyajian laporan keuangan perusahaan pada saat pertama kali disajikan

(Santioso et al., 2011).

Ukuran perusahaan merupakan gambaran mengenai besar atau

kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dari beberapa

aspek, misalnya aset yang dimiliki perusahaan, total penjualan perusahaan

dalam suatu periode, jumlah karyawan yang digunakan untuk melakukan

Page 19: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

4

aktivitas operasi perusahaan dan jumlah saham perusahaan yang beredar.

Ukuran perusahaan dibagi menjadi tiga, yaitu perusahaan besar, perusahaan

menengah dan perusahaan kecil (Machfoedz, 1994 dalam Suwito dan

Herawaty, 2005).Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar akan memiliki

transaksi-transaksi yang lebih rumit, kondisi tersebut memberikan pengaruh

terhadap proses audit dalam memastikan kelayakan informasi yang disajikan

oleh perusahaan kepada para pemakai informasi tersebut (Santioso et al.,

2011). Untuk mencegah adanya hal tersebut, perusahaan sebaiknya

menerapkan prinsip GCG.

Penerapan prinsip GCG dapat meminimalisir terjadinyarestatement

laporan keuangan pada suatu perusahaan. Menerapkan prinsip GCG dilakukan

agar proses operasional perusahaan berjalan secara efektif. Menurut Komite

Nasional Kebijakan Governance-KNKG(2006), terdapat lima asas dalam

menerapkan GCG diantaranya keterbukaan (transparant), akuntabilitas

(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi

(independency) serta kesetaraan dan kewajaran (fairness).Karateristik dalam

prinsip GCG memengaruhi terjadinya restatement laporan keuangan

(Kusumo dan Meiranto, 2014).

Terdapat beberapa karakteristik dalam prinsip GCG.Dewan komisaris

merupakan salah satu karakteristik dalamprinsip GCG. Keberadaan dewan

komisaris dalam suatu perusahaan memiliki tugas untuk mengawasi kinerja

perusahaan dalam mengelola kekayaan yang dimiliki. Dewan komisaris dalam

perusahaan harus terdiri dari komisaris independen dan komisaris yang

Page 20: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

5

terafiliasi (KNKG, 2006). Keberadaan dewan komisaris independen sangat

penting dalam menjalankan tugas pengawasannya agar lebih objektif dan tidak

terpengaruhi apapun. Independensi pada dewan komisaris sangat diperlukan,

agar dalam menjalankan tugasnya sebagai dewan komisaris tidak dipengaruhi

oleh tekanan ataupun kepentingan tertentu, sehingga tidak memengaruhi

profesionalismenya. Pengawasan efektif yang dilakukan dewan komisaris,

diharapkan mampu meminimalisir terjadinya kecurangan dan kesalahan dalam

penyajian laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan kualitas laporan

keuangan.

Selain pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris, pengawasan

yang dilakukan oleh komite audit juga dapat memengaruhi kualitas laporan

keuangan. Komite audit juga termasuk salah satu karakteristik prinsip GCG.

Komite audit adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan yang

tanggung jawabnya termasuk membantu auditor agar tetap independen dari

manajemen (Arens et al., 2012). Komite audit bertanggung jawab atas laporan

keuangan, tata kelola perusahaan dan pengendalian terhadap perusahaan.

Dalam menjalankan tugasnya, komite audit harus memastikan bahwa

perusahaan telah mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menjalankan

operasionalnya secara etis dan bermoral. Komite audit dipilih oleh dewan

komisaris dan memiliki tanggung jawab terhadap dewan komisaris.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuristisia dan Lukviarman (2008)

menyebutkan bahwa keberadaan komite audit memengaruhi terjadinya

restatement laporan keuangan.

Page 21: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

6

Menurut KNKG, komite audit harus dipimpin oleh komisaris

independen dan setidaknya dua orang anggota. Independensi merupakan salah

satu karakteristik dari komite audit. Sikap independensi komite audit sangat

dibutuhkan agar proses pengawasan yang dilakukannya dapat berjalan dengan

efektif, sehingga mampu membantu tugas dan tanggung jawab dewan

komisaris. Dengan adanya independensi komite audit, diharapkan mampu

mengawasi proses dan hasil dari audit internal dan eksternal perusahaan

sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan kecurangan dalam

penyusunan laporan keuangan perusahaan. Rani (2011) menyebutkan bahwa

independensi komite audit berpengaruh terhadap earnings restatement.

Selain pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris dan komite

audit, perusahaan juga memerlukan adanya auditor eksternal untuk menilai

apakah laporan keuangan perusahaan terdapat salah saji ataupun terdapat

kecurangan dalam proses pembuatannya. Auditor eksternal merupakan pihak

ketiga independen yang melakukan pengawasan atas kinerja manajemen

melalui laporan keuangan. Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi

yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi (Praptitorini dan Januarti,

2007). Kualitas audit dalam penelitian ini diukur dengan proksi ukuran KAP,

karena diasumsikan akan berpengaruh terhadap hasil audit yang dilakukan

oleh auditornya (I Guna dan Herawaty, 2010). Schmidt dan Wilkins (2011)

dan Francis et al. (2012) menyebutkan bahwa kualitas audit memiliki

pengaruh terhadap restatement laporan keuangan.

Page 22: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

7

Penelitian mengenai ukuran perusahaan terhadap restatement laporan

keuangan telah dilakukan olehSantioso et al. (2011) serta Puspitasari dan

Januarti (2014).Hasil penelitian Santioso et al. (2011) menunjukkan

bahwaantara ukuran perusahaan memiliki korelasi terhadap terjadinya

restatement laporan keuangan suatu perusahaan. Namun, penelitian yang

dilakukan Puspitasari dan Januarti (2014) menunjukkan hasil yang berbeda,

yakni ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap terjadinya restatement

laporan keuangan suatu perusahaan.

Pengujian terkait dewan komisaris independen terhadap restatement

laporan keuangan telah dilakukan olehSantioso et al. (2011), Yuristisia dan

Lukviarman (2008), Puspitasari dan Januarti (2014) serta Kusumo dan

Meiranto (2014). Hasil penelitian Santioso et al. (2011) serta Yuristisia dan

Lukviarman (2008) menunjukan bahwa dewan komisaris independen

berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan.Namun, penelitian yang

dilakukan Puspitasari dan Januarti (2014) serta Kusumo dan Meiranto (2014),

menunjukan hasil yang berbeda yaitu tidak adanya pengaruh dewan komisaris

independen terhadap restatement laporan keuangan.

Pengujian terkait independensi komite audit terhadap restatement

laporan keuangan telah dilakukan oleh Rani (2011) dan Carcello et al (2010).

Hasil penelitian Rani (2011) menunjukkan bahwa independensi komite audit

berpengaruh terhadap keterjadian restatement.Namun, penelitian yang

dilakukan Carcello et al (2010), menunjukan hasil yang berbeda

Page 23: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

8

yaituindependensi komite audit tidak berpengaruh terhadap restatement

laporan keuangan.

Selain itu, pengujian terkait kualitas audit terhadap restatement laporan

keuangan telah dilakukan oleh Francis et al. (2012) serta Schmidt dan Wilkins

(2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit memiliki pengaruh

terhadap restatement laporan keuangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dan pengujian

kembali terkait dengan ukuran perusahaan, dewan komisaris independen,

indepensi komite audit, kualitas audit dan restatement laporan keuangan.

Maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Dewan

Komisaris Independen, Independensi Komite Auditdan Kualitas Audit

terhadap Restatement Laporan Keuangan”. Penelitian ini merupakan studi

empiris pada perusahaan manufaktur yang go public dan terdaftar di BEI pada

periode 2011-2014.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

olehPuspitasari dan Januarti (2014), Kusumo dan Meiranto (2014), Francis et

al. (2012), Santioso et al. (2011), Schmidt dan Wilkins (2011), Rani (2011),

Carcello et al. (2010) serta Yuristisia dan Lukviarman (2008).Adapun

perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel

independen dan periode peneltiannya. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

sebagai berikut:

Page 24: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

9

a. Variabel independen yang digunakan pada penelitianini adalah ukuran

perusahaan, dewan komisaris independen, independensi komite audit dan

kualitas audit. Variabel-variabel tersebut merupakan kombinasi dari

penelitian sebelumnya.

b. Periode penelitian pada penelitian ini menggunakan data terbaru yaitu

data perusahaan manufakturyang terdaftar di BEI pada tahun 2011 sampai

2014.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap restatement

laporan keuangan?

2. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap

restatement laporan keuangan?

3. Apakah independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap

restatement laporan keuangan?

4. Apakah kualitas audit berpengaruh negatif terhadap restatement laporan

keuangan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

Page 25: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

10

1. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap restatement laporan

keuangan.

2. Menganalisis pengaruh dewan komisaris independen terhadap restatement

laporan keuangan.

3. Menganalisis pengaruh independensi komite audit terhadap restatement

laporan keuangan.

4. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap restatement laporan

keuangan.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Bagi Akademisi dan Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi, bacaan dan

perbandingan mengenai restatement laporan keuangan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pihak-

pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik

ini.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana memperluas wawasan

serta menambah referensi mengenai ukuran perusahaan, dewan

komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas audit

terhadap restatement laporan keuangan.

Page 26: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

11

2. Praktis

a. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pedoman untuk

pengambilan kebijakan dalam hal pencegahan tindakan kecurangan

keuangan dan menjelaskan dampak yang tidak efektif bila perusahaan

melakukan restatement laporan keuangan.

b. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai

unsur-unsur dalam mengevaluasi tata kelola perusahaan yang baik,

sehingga tidak tejadi kesalahan dalam pengambilan keputusan

investasi dimasa mendatang.

c. Bagi Regulator

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan masukan dalam

membuat peraturan yang berkaitan dengan penerapan tata kelola usaha

yang baik dan pencegahan terjadinya restatement laporan keuangan.

d. Bagi Kantor Akuntan Publik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan

pertimbangan untuk mengambil langkah, tindakan maupun kebijakan

yang berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan keuangan

oleh manajemen, sehingga mencegah terjadinya restatement laporan

keuangan oleh perusahaan.

Page 27: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan

menyangkut hubungan kontraktual antara dua pihak yaitu prinsipal dan

agen, dimana pemilik perusahaan atau investor menunjuk agen sebagai

manajemen yang mengelola perusahaan atas nama pemilik. Teori ini

berfokus pada kesejahteraan pemilik perusahaan atau investor yang

dipercayakan kepada manajemen.

Kebutuhan atas informasi keuangan diperlukan untuk pengambilan

keputusan oleh pihak yang berkepentingan. Informasi keuangan diberikan

oleh pihak manajemen selaku agen yang diberi wewenang oleh pemegang

saham selaku prinsipal untuk mengelola perusahaan. Hubungan kerja

antara pihak prinsipal dan agen mengakibatkan timbulnya asimetri

informasi. Hal tersebut dikarenakan pihak agen lebih mengetahui

informasi operasional perusahaan dibandingkan dengan prinsipal. Dengan

adanya asimetri informasi tersebut, dapat menyebabkan manajemen

menutupi informasi yang diketahuinya dengan tujuan untuk

memaksimalkan kepentingan pribadinya. Dengan kondisi tersebut,

manajemen dapat mengatur angka-angka dalam laporan keuangannya. Hal

tersebut dapat saja terjadi karena prinsipal memberikan wewenang

sepenuhnya kepada manajemen untuk mengambil keputusan terkait

Page 28: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

13

kegiatan operasional perusahaan. Pemberian wewenang tersebut

menimbulkan kesulitan bagi prinsipal untuk memonitor dan mengontrol

tindakan-tindakan dan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh

manajemen. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan

tersebut adalah:

a. Moral hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak

melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak

kerja.

b. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat

mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-

benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi

sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.

Teori keagenan berpandangan bahwa adanya pemisahan antara

manajemen dan pemegang saham yang dapat menyebabkan perbedaan

kepentingan dan berdampak pada penyajian laporan keuangan perusahaan

(Kusumo dan Meiranto, 2014). Dengan demikian diperlukan penerapan

suatu mekanisme yang dapat meminimalisir perbedaan kepentingan antara

pihak manajemen dan pemilik perusahaan atau investor. Penerapan tata

kelola usaha yang baik (Good Corporate Governance-GCG)dapat

digunakan untuk menghilangkan permasalahan keagenan tersebut. Dengan

diterapkannya GCG diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi

semua pihak yang berkepentingan, sehingga tidak akan terjadi konflik

antara manajemen dan pemilik perusahaan atau investor.

Page 29: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

14

Selain penerapan GCG, hal yang dapat dilakukan untuk

meminimalkan dampak dari perbedaan kepentingan terhadap keuangan

perusahaan adalah pihak ketiga yang bersifat independen sebagai mediator

antara dua kepentingan. Pihak ketiga bertugas untuk menilai apakah

terdapat kesenjangan informasi yang dapat mengakibatkan manipulasi

pada laporan keuangan. Auditor merupakan pihak ketiga yang dapat

menjadi mediator antara hubungan manajemen dan pemilik perusahaan

atau investor. Auditor sebagai pihak ketiga dibutuhkan untuk melakukan

pengawasan terhadap kinerja manajemen apakah telah bertindak sesuai

dengan kepentingan prinsipal melalui laporan keuangan (Rudyawan dan

Badera, 2009).

Auditor harus mampu menilai dan mendeteksi apakah laporan

keuangan perusahaan telah disajikan sesuai dengan kondisi keuangan dan

kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan harus

bebas dari kesalahan maupun kecurangan. Auditor harus mampu

mendeteksi hal tersebut agar laporan keuangannya mampu dipercaya dan

perusahaan tidak perlu menyajikan kembali (restatement) laporan

keuangannya yang dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap

kinerja perusahaan.

2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan gambaran dari informasi yang

menyangkut posisi laporan keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan untuk proses

Page 30: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

15

pengambilan keputusan. Menurut Kieso et al.(2011: 81), laporan keuangan

adalah pernyataan keuangan yang mencerminkan pengumpulan, tabulasi

dan ringkasan akhir data akuntansi. Selain itu, laporan keuangan juga

dapat didefinisikan sebagai laporan yang disajikan perusahaan yang

mencerminkan seluruh kegiatan, transaksi dan informasi yang terjadi

selama periode tertentu. Tujuan laporan keuangan perusahaan adalah

menunjukkan posisi keuangan perusahaan, kinerja dan perubahan posisi

keuangan kepada pemakai laporan keuangan, serta menunjukkan kinerja

manajemen selama satu periode atas sumber daya perusahaan yang telah

dikelolanya.

Laporan keuangan perusahaan terdiri dari beberapa jenis laporan

yang menggambarkan kondisi keuangan dan kegitan perusahaan selama

satu periode. Berdasarkan Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam) Kep-347/BL/2012, terdapat beberapa bagian dalam laporan

keuangan yang wajib disajikan perusahaan setiap akhir periode, jenis-jenis

laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Laporan posisi keuangan (neraca). Laporan posisi keuangan

merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan, yang

menunjukkan aset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu emiten atau

perusahaan publik pada tanggal tertentu.

b. Laporan laba rugi komprehensif. Laporan laba rugi komprehensif

merupakan laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan

Page 31: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

16

beban yang diakui dalam suatu periode. Laporan laba rugi

komprehensif terdiri dari dua komponen yaitu:

1) Laba rugi.

2) Pendapatan komprehensif lainnya.

c. Laporan perubahan ekuitas. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan

yang menunjukkan perubahan ekuitas emiten atau perusahaan publik

yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto atau

kekayaan bersih selama periode pelaporan.

d. Laporan arus kas. Laporan arus kas menunjukkan penerimaan dan

pengeluaran kas dalam aktivitas emiten atau perusahaan publik selama

periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi,

investasi, dan pendanaan.

e. Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi

informasi tambahan atas pos yang disajikan dalam laporan posisi

keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas,

dan laporan arus kas.

Laporan keuangan merupakan media untuk mengkomunikasikan

kinerja perusahaan atas aset yang dimiliki kepada pihak-pihak luar

perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu menyusun laporan

keuangan dengan baik untuk mencapai komunikasi yang baik pula dengan

pihak-pihak luar perusahaan. Untuk dapat menyusun laporan keuangan

dengan baik, diperlukan adanya peraturan yang disusun oleh profesi

(dewan pembuat standar) dan pemerintah. Menurut Kieso et al. (2011),

Page 32: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

17

karakteristik kualitatif informasi akuntansi terbagi menjadi dua bagian,

yaitu kualitas fundamental (fundamental qualities) dan kualitas

peningkat/yang meningkatkan (enhancing qualities). Kualitas fundamental

terdiri dari relevansi (relevance) dan penggambaran jujur/apa adanya

(faithful reprentation), sedangkan kualitats peningkat terdiri dari dapat

dibandingkan (comparability), dapat diverifikasi (verifiability), tepat

waktu (timeliness) dan dapat dipahami (understandability). Laporan

keuangan yang dibuat perusahaan harus memenuhi karakteristik tersebut

agar para pihak pengguna laporan dapat percaya bahwa perusahaan telah

menyajikan informasi yang benar dan sesuai dengan kondisi perusahaan.

3. Restatement Laporan Keuangan

Restatement laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai revisi

atas laporan keuangan perusahaan yang sebelumnya telah dipublikasikan.

Restatement laporan keuangan yang mengakibatkan jumlah aset menurun

sering membuat turunnya kepercayaan investor dan menyebabkan harga

saham menurun (Kusumo, 2014).Berdasarkan PSAK No. 25 (revisi 2012)

mengenai kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan

kesalahan, terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan restatement

laporan keuangan, yaitu:

a. Perubahan Estimasi Akuntansi (Changes in Accounting Estimates)

Ketidakpastian mengenai kondisi dan peristiwa di masa

mendatang, mengakibatkan adanya estimasi dalam laporan keuangan

perusahaan. Hal tersebut menyebabkan penyajian laporan keuangan

Page 33: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

18

membutuhkan adanya estimasi pada pos-pos tertentu, misalnya

estimasi masa manfaat aset yang disusutkan, estimasi ketertagihan

utang, estimasi jumlah beban garansi dan lain-lain. Kondisi dan

peristiwa di masa mendatang yang tidak dapatdiduga tersebut

membuat perusahaan tidak dapat menghindari adanya perubahan

estimasi. Perubahan estimasi suatu pos dalam laporan keuangan dapat

disebabkan oleh terjadinya peristiwa baru ataupun diperolehnya

informasi baru. Berdasarkan PSAK No. 25 (revisi 2012), perubahan

estimasi diperhitungkan secara prospektif. Dalam metode prospektif,

dampak perubahan harus dimasukkan ke dalam penentuan laba atau

rugi neto tahun berjalan (dan periode-periode mendatang, jika ada) dan

harus dimasukkan ke dalam klasifikasi pos yang serupa.

Selain itu bila perubahan estimasi akuntansi ini memiliki

dampak yang material baik pada periode berjalan maupan periode

mendatang, maka sifat dan dampak dari perubahan estimasi akuntansi

harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Perubahan estimasi yang

mengakibatkan perubahan aset, likuiditas atau terkait salah satu item

pada ekuitas, maka perubahan estimasi akuntansi tersebut harus diakui

menyesuaikan jumlah yang tercatat pada item-item tersebut.

b. Kesalahan Mendasar (Fundamental Errors)

Kesalahan mendasar dapat timbul dalam pengakuan,

pengukuran, penyajian ataupun pengungkapan pada pos-pos dalam

laporan keuangan. Kesalahan mendasar dapat disebabkan beberapa hal,

Page 34: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

19

diantaranya kesalahan matematis, penerapan kebijakan akuntansi yang

keliru, kesalahan penafsiran fakta, kekeliruan maupun penipuan.

Kesalahan-kesalahan tersebut mengakibatkan kesalahan material pada

laporan keuangan sehingga mengakibatkan laporan keuangan tidak lagi

reliabel. PSAK No. 25 (revisi 2012)mengatur perbaikan kesalahan atas

kesalahan mendasar. Dalam hal ini, perbaikan kesalahan harus

diperhitungkan secara retrospektif.Dalam metode retrospektif, dampak

kumulatif perbaikan kesalahan dihitung dan dilaporkan sebagai

penyesuaian terhadap saldo awal laba.

c. Perubahan Kebijakan Akuntansi (Changes in Accounting Policies)

Kebijakan akuntansi merupakan prinsip, dasar, ataupun

peraturan yang diterapkan dalam suatu perusahaan dalam hal

penyusunan ataupun penyajian laporan keuangan perusahaan. Dalam

memilih kebijakan akuntansi, PSAK No. 25(revisi 2012) mengatur

bahwa:

1) Apabila ada standar yang secara khusus mengatur tentang suatu

transaksi, peristiwa maupun kondisi lainnya, kebijakan akuntansi

harus ditentukan dengan menerapkan standar tersebut dan

memperhatikan segala petunjuk penerapan terkait.

2) Apabila tidak ada standar tertentu yang secara khusus mengatur

tentang suatu transaksi, peristiwa maupun kondisi lainnya,

manajemen harus menggunakan penilaiannya dalam membuat dan

Page 35: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

20

menerapkan kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi

yang:

a) Relevan dengan kebutuhan pembuatan keputusan oleh

pengguna, dan

b) Andal yang artinya laporan keuangan (i) menyajikan hasil dan

posisi keuangan entitas itu secara tepat, (ii) mencerminkan

substansi keekonomian dari peristiwa dan transaksi, bukan

bentuk formalnya saja, (iii) bersifat netral dan tidak

mengandung bias, (iv) terbuka, dan (v) lengkap secara material.

Dalam penerapan kebijakan, perusahaan harus menerapkannya

secara konsisten sehingga para pengguna laporan keuangan dapat

memahami dan membandingkan laporan keuangan selama beberapa

periode untuk mengidentifikasi kinerja, arus kas serta posisi keuangan

perusahaan. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan

suatu perusahaan bila akan menghasilkan laporan keuangan

perusahaan yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan. Terdapat

beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan melakukan

restatement laporan keuangan. Menurut GAO’s Definition of

Restatement (2006), faktor-faktor yang menyebabkan restatement

laporan keuangan yaitu:

1) Akuisisi dan merger yang tidak sesuai peraturan.

2) Kesalahan dalam mencatat biaya dan perlakuan pajak.

3) Fraud.

Page 36: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

21

4) Klasifikasi item yang tidak tepat.

5) Kesalahan akuntansi pada akun-akun investasi, goodwill, aktivitas

restrukturisasi, dan penilaian persediaan.

6) Eror pada pencatatan pengakuan pendapatan

7) Kesalahan akuntansi dalam perlakuan saham, derivatif, dan hal-hal

yang menyangkut surat berharga.

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan gambaran mengenai besar atau

kecilnya suatu perusahaan. Beberapa parameter yang dapat digunakan

untuk menentukan besar atau kecilnya perusahaan dapat ditentukan

dengan melihat aset yang dimiliki perusahaan, total penjualan perusahaan

dalam suatu periode, jumlah karyawan yang digunakan untuk melakukan

aktivitas operasi perusahaan dan jumlah saham perusahaan yang beredar.

Semakin besar jumlah total aset, penjualan suatu periode, jumlah

karyawan dan jumlah saham berada dalam suatu perusahaan, maka

semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar

perusahaan, kemungkinan datangnya pengaruh dari luar semakin

meningkat (Puspitasari et al., 2014). Jadi, dengan adanya pengaruh

tersebut, kemungkinan perusahaan besar melakukan restatement laporan

keuangan akibat salah saji laporan keuangan masih ada.

Umumnya, skala perusahaan dibagi menjadi tiga bagian

berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan, yaitu perusahaan besar,

perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Menurut Machfoedz

Page 37: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

22

(1994)dalam Suwito dan Herawaty (2005), penentuan perusahaan

didasarkan pada total aset, sebagai berikut:

a. Perusahaan Besar

Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan

bersih lebih besar dari Rp. 10 miliar termasuk tanah dan bangunan,

serta memiliki penjualan lebih dari Rp. 50 miliar/tahun.

b. Perusahaan Menengah

Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki

kekayaan bersih Rp. 1 miliarsampai Rp. 10 miliar termasuk tanah dan

bangunan, serta memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp. 1 miliar

dan kurang dari Rp. 50 miliar /tahun.

c. Perusahaan Kecil

Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan

bersih paling banyak Rp. 200 juta termasuk tanah dan bangunan, serta

memiliki hasil penjualan minimal Rp. 1 miliar /tahun.

Selain itu, ketentuan Bapepam No. 11/PM/1997 mengatur

mengenai ukuran perusahaan berdasarkan total aset, yang menyatakan

bahwa: “Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang

memiliki jumlah total aset tidak lebih dari 100 miliar rupiah”. Ukuran

perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan total aset yang dimiliki

perusahaan. Total aset merupakan jumlah keseluruhan kekayaan yang

dimiliki perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuannya. Ukuran

perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan total aset yang dimiliki

Page 38: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

23

perusahaan karena nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai

kapitalisasi pasar dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan.

5. Dewan Komisaris Independen

Penerapan prinsipGCG salah satunya ditandai dengan dibentuknya

dewan komisaris. Dewan komisaris dalam suatu perusahaan bertugas

melakukan fungsi pengawasan terhadap kinerja manajemen dan

memberikan nasihat kepada dewan direksi jika dipandang perlu. Dewan

komisaris dipilih oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemengang

Saham (RUPS). Komposisi dewan komisaris harus dibuat sedemikian rupa

sehingga proses pengawasan dapat berjalan efektif, tepat, cepat, serta

bertindak secara independen tanpa adanya kepentingan tertentu.

Berdasarkan KNKG (2006), dewan komisaris dalam suatu perusahaan

harus terdiri dari 2 jenis dewan komisaris, yaitu komisaris independen dan

komisaris yang terafiliasi.

Keberadaan dewan komisaris independen sangat diperlukan dalam

mendorong diterapkannya prinsip dan praktik GCG dalam suatu

perusahaan. Dewan komisaris independen dapat diartikan sebagai dewan

komisaris yang tidak memiliki hubungan atau kepentingan apapun dengan

pemegang saham, direksi ataupun komisaris lainnya, sehingga dewan

komisaris ini dapat menjalankan tugasnya secara independen, tanpa ada

pengaruh dari pihak manapun. Menurut FCGI, dewan komisaris

independen memiliki kriteria-kriteria tertentu, yaitu:

Page 39: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

24

a. Komisaris independen bukan merupakan anggota manajemen.

b. Komisaris independen bukan merupakan pemegang saham mayoritas,

atau seorang pejabat dari atau dengan cara lain yang berhubungan

langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari

perusahaan.

c. Komisaris independen dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tidak

dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai eksekutif oleh perusahaan

lainnya dalam satu kelompok usaha dan tidak pula dipekerjakan dalam

kapasitasnya sebagai komisaris setelah tidak lagi menepati posisi

seperti itu.

d. Komisaris independen bukan merupakan penasehat profesional

perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok dengan

perusahaan tersebut.

e. Komisaris independen bukan merupakan seorang pemasok atau

pelanggan yang signifikan dan berpengaruh dari perusahaan atau

perusahaan lainnya yang satu kelompok, atau dengan cara lain

berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pemasok

atau pelanggan tersebut.

Dewan komisaris independen melakukan fungsi pengawasan agar

dewan komisaris lebih objektif dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena

itu, keberadaan dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan

diharapkan lebih efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham

minoritas, serta dapat meningkatkan akuntabilitas dan efektivitas dewan

Page 40: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

25

komisaris, terutama dalam hal pengendalian internal, manajemen risiko,

pengungkapan laporan keuangan serta praktik GCG.

6. Independensi Komite Audit

Berdasarkan hukum di Indonesia, perusahaan-perusahaan go public

wajib membentuk komite audit. Komite audit merupakan salah satu

komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang bertugas membantu

dewan komisaris menjalankan tanggung jawab dan wewenangnya. Komite

audit dapat berguna untuk menangani masalah-masalah yang

membutuhkan integrasi dan koordinasi, sehingga permasalahan yang

signifikan dan penting dapat teratasi.

Menurut Arens et al. dalam Auditing dan Jasa Assurance

(2010:112), mendefinisikan komite audit sebagai berikut:

“Komite audit adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan

yang tanggung jawabnya termasuk membantu auditor agar tetap

independen dari manajemen”.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun

2005 Pasal 72, menyebutkan beberapa tugas dan tanggung jawab yang

sedikitnya harus dilaksanakan oleh anggota komite auditdi

perusahaan,diantaranya:

a. Membantu komisaris/dewan pengawas dalam memastikan efektivitas

sistempengendalian internal dan efektivitas pelaksanaan tugas

auditoreksternal dan auditorinternal.

b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh

SatuanPengawasan Internal maupun auditor eksternal.

Page 41: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

26

c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem

pengendalian manajemen serta pelaksanaannya.

d. Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap

segalainformasi yang dikeluarkan perusahaan.

e. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian

komisaris/dewan pengawas serta tugas-tugas komisaris/dewan

pengawas lainnya.

Dalam menjalankan fungsinya pada suatu perusahaan, komite audit

memiliki beberapa tanggung jawab dan tugas terhadap beberapa hal

penting dalam perusahaan. Menurut FCGI (2009:37), terdapat tiga hal

yang mendasar yang merupakan tanggung jawab dan tugas komite audit,

yaitu:

1. Laporan Keuangan (Financial Reporting)

Dalam bidang laporan keuangan, komite audit memiliki tanggung

jawab untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh

manajemen sesuai dengan kondisi keuangan, hasil usaha, serta rencana

dan komitmen jangka panjang.

2. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Dalam bidang tatakelola perusahan, komite audit harus memastikan

bahwa perusahaan telah menerapkan corporate governance sesuai

dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan

usahanya dengan beretika, melakukan pengawasan secara efektif

Page 42: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

27

terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh

karyawan perusahaan.

3. Pengawasan Perusahaan (Corporate Control)

Dalam bidang pengawasan perusahaan, tanggung jawab komite audit

termasuk dalam pemahaman mengenai masalah serta hal-hal yang

berpotensi mengandung risiko dan sistem pengendali internal serta

memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal.

Dalam penerapan GCG, komite audit harus dapat memastikan

bahwa perusahaan telah mematuhi segala peraturan-peraturan yang

berlaku dan memastikan perusahaan telah menjalankan kegiatan

operasionalnya secara etis dan bermoral. Oleh karena itu, keberadaan

komite audit diperlukan dalam suatu perusahaan untuk dapat mencapai

tujuannya.

Menurut Surat Edaran Otoritas Keuangan No. 16/SEOJK.05/2014,

komite audit bertugas membantu Dewan Komisaris dalam:

a. Memastikan pengendalian internal dilaksanakan dengan baik.

b. Memastikan pelaksanaan audit internal maupun audit independen

dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang berlaku.

c. Memastikan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan satuan kerja

audit internal, auditor independen/ eksternal, dan hasil pengawasan

Otoritas Jasa Keuangan.

d. Memberikan rekomendasi penunjukan calon auditor

independen/eksternal.

Page 43: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

28

e. Memastikan kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi

yang berlaku.

Dengan adanya komite audit dalam sebuah perusahaan, maka

aktivitas manajemen dapat diawasi tanpa adanya intervensi dari pihak

manapun karena komite audit bersifat independen (Kusumo dan Meiranto,

2014).Berdasarkan peraturan No. 55/POJK.04/2015 mengenai

pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit, komite audit

paling sedikit terdiri dari tiga orang anggota yang berasal dari komisaris

independen dan pihak dari luar emiten atau perusahaan publik. Menurut

Bapepam dalam Kep-29/PM/2004,independensi dapat diartikan sebagai

pihak dari luar direksi yang tidakmemiliki hubungan usaha dan afiliasi

dengan: (1) perusahaan tercatat, (2) komisaris, (3) direksi dan (4)

pemegang saham utama perusahaan tercatat, danmampu memberikan

pendapat profesional secara bebas sesuai dengan etikaprofesionalnya dan

tidak memihak kepada kepentingan siapapun. Independensi komite audit

sangat diperlukan keberadaannya dalam sebuah perusahaan, karena

dengan adanya komite audit yang independen, proses pengawasan yang

dilakukan oleh komite audit dapat berjalan secara efektif tanpa adanya

kepentingan tertentu.

7. Kualitas Audit

Audit adalah suatu proses yang sistematik untuk memastikan

laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan telah sesuai dengan

kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Proses audit harus mampu

Page 44: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

29

mendeteksi adanya kesalahan dalampenyajian ataupun kecurangan dalam

laporan keuangan perusahaan, agar laporan keuangan yang disajikan dapat

dipercaya oleh pihak-pihak yang menggunakannya. Oleh sebab itu,

kualitas audit seorang auditor sangat berperan penting, karena sebagai

bentuk penilaian terhadap hasil profesionalisme seorang auditor, terutama

dalam mendeteksi, menganalisis dan melaporkan hasil penemuan audit

terhadap laporan keuangan klien (Wiryadi dan Sebrina, 2013).

Kualitas audit menentukan tingkat kepercayaan para pengguna

laporan keuangan. Menurut De Angelo (1981) dalam Alim et al. (2007),

kualitas audit dapat didefinisikan sebagai probabilitas di mana seorang

auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran

dalam sistem akuntansi kliennya. Kualitas audit yang dilakukan auditor

eksternal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran Kantor Akuntan

Publik (KAP)(big four dan non-big four), biaya audit yang dikeluarkan

perusahaan dan spesialisasi yang dilakukan auditor eksternal. Terdapat

beberapa KAP big four yang berafiliasi dengan KAP di Indonesia. Berikut

adalah KAP big four yang berafiliasi dengan KAP lokal pada tahun 2011-

2014. Pada tahun 2011, KAP big four yang berafiliasi dengan KAP lokal

terdiri atas:

a. Price Waterhouse Coopers (PWC) berafiliasi dengan KAP Haryanto

Sahari dan Rekan.

b. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) berafiliasi dengan KAP Osman

Bing Satrio dan Rekan.

Page 45: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

30

c. Ernst & YoungGlobal (E&Y) berafiliasi dengan KAP Purwantono,

Sarwako dan Sandjaja.

d. Klynveld PeatMarwickGeordeler International(KPMG) berafiliasi

dengan KAP Siddharta dan Widjaja.

Sementara pada tahun 2012-2014, KAP big four berafiliasi dengan

KAP lokal yaitu:

a. Price Waterhouse Coopers (PWC) berafiliasi dengan KAP

Tanudiredja Wibisana dan Rekan.

b. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) berafiliasi dengan KAP Osman

Bing Satrio dan Rekan.

c. Ernst & YoungGlobal (E&Y) berafiliasi dengan KAP Purwantono,

Suherman dan Surja.

d. KlynveldPeatMarwickGeordeler International(KPMG) berafiliasi

dengan KAP Siddharta dan Widjaja.

Auditor big four dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan auditor non-big four(Nini dan Trisnawati, 2009).

Oleh karena itu, auditor big four akan mempertahankan reputasinya

tersebut dengan cara memberikan perlindungan terhadap pihak yang

berkepentingan dan masyarakat. Reputasi yang dimiliki auditor big four

dianggap mampu mendeteksi adanya salah saji dan kecurangan yang

dilakukan perusahaan, sehingga perusahaan mampu menghindari

terjadinya retstatement laporan keuangan. Oleh sebab itu, laporan

keuangan perusahaan yang diaudit oleh auditor big four dianggap mampu

Page 46: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

31

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, relevan dan dapat

dipercaya. Hal tersebut dikarenakan pihak luar perusahaan percaya bahwa

auditor yang berkualitas akan mempertahankan kredibilitas yang

dimilikinya dengan lebih berhati-hati dalam melakukan proses auditnya.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan kombinasi dari penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Maka, sebagai tolak ukur dari penelitian ini, akan

diperlihatkan hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai topik yang berkaitan

dengan penelitian yang dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini.

Page 47: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

32

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Ridho Widi

Kusumo dan

Meiranto

(2014)

Analisis Pengaruh

Karakteristik

Corporate

Governance

Terhadap

Keterjadian

Restatement

1. Variabel dependen

yang

digunakan:restatementl

aporan keuangan.

2. Variabel independen

yang digunakan: dewan

komisaris independen.

1. Tidak terdapat

variabel:

independensi komite

audit, ukuran

perusahaan dan

kualitas audit,

2. Penelitian terdahulu

menggunakan sampel

laporan keuangan

perusahaan pada

tahun 2008-2012.

Kepemilikan

institusional memiliki

pengaruh yang negatif

terhadap restatement

laporan keuangan, serta

ukuran dewan komisaris,

ukuran komite audit,

proporsi dewan

komisaris independen

dan kepemilikan

manajerial tidak

signifikan memengaruhi

restatement laporan

keuangan.

Bersambung kehalaman selanjutnya

Page 48: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

33

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

2. Dyna

Puspitasari

dan Indira

Januarti

(2014)

Pengaruh

Keberadaan Wanita

Dalam Dewan,

Profitabilitas,

Leverage, Rasio

Aktivitas

Perusahaan,

Ukuran

Perusahaan, dan

Dewan Komisaris

Independen

Terhadap

Restatement

Laporan Keuangan

Perusahaan

1. Variabel dependen yang

digunakan:restatementlapo

ran keuangan.

2. Variabel independen yang

digunakan: dewan

komisaris independen dan

ukuran perusahaan.

1. Tidak terdapat

variabel:

independensi komite

audit dan kualitas

audit.

2. Menggunakan

sampel laporan

keuangan perusahaan

pada tahun 2007-

2012.

Persentase keberadaan

wanita dalam

keanggotaan dewan,

leverage dan rasio

aktivitas perusahaan

berpengaruh terhadap

restatement laporan

keuangan,

profitabilitas, ukuran

perusahaan dan dewan

komisaris independen

tidak berpengaruh

terhadap restatement

laporan keuangan.

Bersambung kehalaman selanjutnya

Page 49: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

34

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3. Sharma dan

Iselin (2012)

The Association

between Audit

Committee Multiple-

Directorship,

Tenure and

Financial

Misstatements

1. Variabel dependen

yang digunakan:

restatement laporan

keuangan.

1. Tidak terdapat

variabel: ukuran

perusahaan, dewan

komisaris

independen,

independensi komite

audit, dan kualitas

audit.

Terdapat hubungan positif

yang signifikan antara

multipel-direktur dan masa

jabatan komite audit

dengan salah saji laporan

keuangan.

4. Francis et al.

(2012)

Office Size of Big 4

Auditors and Client

Restatements

1. Variabel dependen

yang digunakan:

restatements laporan

keuangan.

2. Variabel independen

yag digunakan: ukuran

KAP

1. Tidak terdapat

variabel: ukuran

perusahaan, dewan

komisaris

independen, dan

independensi komite

audit.

Ukuran KAP (kualitas

auditor) memiliki

perngaruh terhadap

restatement laporan

keuangan.

Bersambung kehalaman selanjutnya

Page 50: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

35

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5. Rani (2011) Pengaruh Kinerja

Komite Audit

Terhadap

Manajemen Laba

(Dengan

Menggunakan

Earnings

Restatement Sebagai

Proksi Dari

Manajemen Laba)

1. Variabelindependen

yang

digunakan:independens

i komite audit.

1. Tidak terdapat

variabel:restatement

laporan keuangan,

dewan komisaris

independen, ukuran

perusahaan dan

kualitas audit.

Independensi komite

audit berpengaruh

terhadap keterjadian

earning restatement,

serta ukuran komite

audit, keahlian di bidang

keuangan komite audit

dan pertemuan (rapat)

komite audit tidak

berpengaruh terhadap

keterjadian earning

restatement.

Bersambung kehalaman selanjutnya

Page 51: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

36

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

6. Schmidt dan

Wilkins

(2011)

Bringing Darkness

to Light:

The Influence of

Auditor Quality and

Audit Committee

Expertise

on the Timeliness of

Financial Statement

Restatement

Disclosures

1. Variabel dependen

yang digunakan:

restatement laporan

keuangan.

2. Variabel independen

yang digunakan:

kualitas auditor.

1. Tidak terdapat

variabel: ukuran

perusahaan, dewan

komisaris

independen, dan

independensi komite

audit.

Kualitas auditor

memiliki pengaruh

terhadap restatement

laporan keuangan.

Bersambung kehalaman selanjutnya

Page 52: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

37

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7. Linda

Santioso et

al. (2011)

Analisis Deskripsi

Hubungan Antara

Karakter

Perusahaan,

Independen

Komisaris, Komite

Audit dan Reputasi

Auditor Terhadap

Terjadinya

Pernyataan

Kembali Laporan

Keuangan Pada

Perusahaan-

Perusahaan Yang

Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia

1. Variabel dependen:

restatement laporan

keuangan.

2. Variabel

indenpenden: ukuran

perusahaan dan

dewan komisaris

independen.

1. Tidak terdapat

variabel:

independensi komite

auditdan kualitas

audit.

2. Penelitian terdahulu

menggunakan

sampel laporan

perusahaan pada

tahun 2004-2009.

Dewan komisaris

independen, jumlah

komite audit, karakteristik

perusahaan dan reputasi

auditor memiliki korelasi

terhadap restatement

laporan keuangan

perusahaan.

Bersambung kehalaman selanjutnya

Page 53: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

38

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

8. Carcello et

al. (2010)

CEO Involvement

in Selecting Board

Members, Audit

Committee

Effectiveness, and

Restatements

1. Variabel dependen:

restatement laporan

keuangan.

2. Terdapat variabel

independen:

independensikomite

audit.

1. Tidak terdapat

variabel: ukuran

perusahaan, dewan

komisaris

independen dan

kulitas audit.

Independensi komite audit

tidak berpengaruh

terhadap restatement

laporan keuangan.

9. Citra

Yuristisia

dan Niki

Lukviarman

(2008)

Analisis Hubungan

Strong Board dan

Eksternal

Governance

Terhadap

Accounting

Restatement.

1. Variabel dependen:

restatement laporan

keuangan.

2. Terdapat variabel

independen: dewan

komisaris independen.

1. Tidak terdapat

variabel: ukuran

perusahaan,

independensi komite

audit dan kualitas

audit.

2. Menggunakan sampel

laporan keuangan

perusahaan tahun

2003-2006.

Terdapat hubungan yang

positif antara strong

boards dan exsternal

governance terhadap

restatement laporan

keuangan perusahaan.

Bersambung kehalaman selanjutnya

Page 54: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

39

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

10. Abbott et al.

(2004)

Audit Committee

Characeristics and

Restatement.

1. Variabel dependen yang

digunakan:restatementlapo

ran keuangan.

1. Tidak terdapat

variabel:dewan

komisaris

independen,

independensi

komite audit,

ukuran perusahaan

dan kualitas audit.

2. Menggunakan

sampel laporan

keuangan

perusahaan tahun

1991-1999.

Keberadaan komite audit

independen yang

beranggotakan paling

sedikit 3 orang dan

beranggotakan 1 orang

yang mempunyai

keahlian di bidang

keuangan akan

memperkecil terjadinya

restatement, serta

frekuensi rapat yang

dilakukan komite audit

tidak berpengaruh

terhadap kemungkinan

terjadinya restatement.

Sumber: Data diolah dari berbagai sumber

Page 55: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

40

C. Kerangka Pemikiran

Model kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan pada

gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Faktor-faktor yang menyebabkan perusahaan melakukan

restatement laporan keuangan

Ukuran Perusahaan (H1)

Dewan Komisaris Independen

(H2)

Independensi Komite Audit (H3)

Kualitas Audit (H4)

Perusahaan tidak dapat meminimalisir terjadinya restatement

laporan keuangan perusahaan.

Restatement Laporan Keuangan

Regresi Logistik

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 56: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

41

D. Hipotesis

1. Ukuran Perusahaan terhadap Restatement Laporan Keuangan

Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan. Untuk

menilai ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu total

aset, total penjual pada suatu periode, jumlah karyawan yang digunakan

untuk melakukan aktivitas operasi perusahaan dan jumlah saham

perusahaan yang beredar. Ukuran perusahaan biasanya dibedakan menjadi

tiga, yaitu perusahaan besar, menengah dan kecil. Berdasarkan ketentuan

Bapepam No. 11/PM/1997 mengenai ukuran perusahaan berdasarkan total

aset, menyebutkan bahwa “Perusahaan menengah atau kecil adalah

perusahaan yang memiliki jumlah total aset tidak lebih dari 100 miliar

rupiah”.

Perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih

kompleks (Halim et al., 2005).Hal tersebut menyebabkan peluang

perusahaan besar melakukan kesalahan penyajian laporan keuangan lebih

tinggi dibandingkan perusahaan kecil, sehingga menyebabkan perusahaan

wajib melakukan restatement laporan keuangannya.Hal tersebut sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Santioso et al. (2011), yang

menyatakan bahwa karateristik yang dimiliki perusahaan (diproksikan oleh

ukuran perusahaan dan kategori industri) memiliki korelasi terhadap

restatement laporan keuangan perusahaan. Untuk meneliti pengaruh antara

ukuran perusahaan dan restatement laporan keuangan perusahaan,

penelitian ini akan menguji H1.

Page 57: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

42

H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Restatement Laporan

Keuangan Perusahaan.

2. Dewan Komisaris Independen terhadap Restatement Laporan

Keuangan

Dalam menerapkan GCG perusahaan dianggap perlu membentuk

suatu dewan yang bertugas membantu dewan direksi dan melakukan

pengawasan atas kinerja manajemen dalam mengelola aset perusahaan.

Keberadaan dewan komisaris dalam suatu perusahaan diharapkan mampu

meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara manajemen

perusahaan dengan para pemegang saham. Oleh karena itu, dewan

komisaris harus menjalankan tugasnya secara independen agar kinerja

dewan komisaris dapat berjalan efektif, cepat dan tepat. Berdasarkan

Undang-Undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas,

anggaran dasar perseroan dapat mengatur adanya satu orang atau lebih

komisaris independen dan satu orang komisaris utusan. Dewan komisaris

independen dapat didefinisikan sebagai anggota dewan komisaris yang

tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan

pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau

hubungan lainnya yang dapat memengaruhi kemampuannya untuk

bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan

perusahaan (KNKG, 2006)

Kemampuan dewan komisaris dalam mekanisme pengawasan yang

efektif tergantung pada independensinya terhadap manajemen (Beasley,

Page 58: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

43

1996). Hal tersebut karena pengawasan yang dilakukan oleh anggota

komisaris independen akan lebih baik dan bebas dari berbagai kepentingan

internal pihak perusahaan (Nicolin dan Sabeni, 2013). Pengawasan yang

dilakukan oleh komisaris independen dapat mengurangi risiko manipulasi

yang dilakukan oleh pihak manajemen.Oleh karena itu, proporsi dewan

komisaris independen dapat memengaruhi kinerja perusahaan dan kualitas

penyajian laporan keuangan perusahaan.Dengan demikian, maka semakin

kecil pula kemungkinan perusahaan melakukan salah saji dalam penyajian

laporan keuangan yang mengakibatkan perusahaan harus restatement

laporan keuangannya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Yuristisia dan Lukviarman (2008), serta Santioso et al.

(2011), yang menyebutkan bahwa dewan komisaris independen

berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan perusahaan. Oleh

karena itu, penelitian ini akan meneliti pengaruh antara dewan komisaris

independen terhadap restatement laporan keuangan, dengan menguji H2.

H2: Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap

Restatement Laporan Keuangan.

3. Independensi Komite Audit terhadap Restatement Laporan Keuangan

Dalam menjalankan tugas sebagai dewan komisaris, dewan

komisaris memerlukan adanya komite audit yang dapat bekerja secara

independen. Selain itu, komite audit juga berwenang menilai pelaksanaan

kegiatan serta hasil audit yang dilakukan satuan pengawas internal maupun

auditor eksternal (Susiana dan Herawaty, 2007). Komite audit merupakan

Page 59: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

44

salah satu komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang bertugas

membantu dewan komisaris mejalankan tanggung jawab dan

wewenangnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pemerintah Republik

Indonesia No. 30 Tahun 2003 Pasal 70 Ayat 1, terdapat beberapa tugas

dan tanggung jawab yang dilaksanakan anggota komite audit, diantaranya

menilai pelaksanaan dan hasil audit internal ataupun eksternal,

memberikan rekomendasi terkait sistem pengendalian perusahaan,

perusahaan telah melakukan prosedur review, serta mengidentifikasi hal-

hal yang perlu diperhatikan oleh dewan komisaris dan dewan pengawas.

Untuk dapat menjalankan tugas dan kewajibannya secara efektif,

komite audit harus dapat bekerja secara independen. Berdasarkan

peraturan No. 55/POJK.04/2015, komite audit paling sedikit terdiri dari

tiga orang anggota yang berasal dari komisaris independen dan pihak dari

luar emiten atau perusahaan publik.Independensi komite audit sangat

diperlukan karena dengan adanya independensi, maka proses pengawasan

yang dilakukan komite audit dapat berjalan dengan baik. Dengan

demikian, perusahaan mampu meningkatkan kualitas laporan keuangan

perusahaan sehingga kesalahan penyajian dapat dihindari dan perusahaan

dapat meminimalisir terjadinya restatement laporan keuangan.Hal tersebut

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rani (2011), yang

menyatakan bahwa independensi komite audit berpengaruh terhadap

keterjadianrestatement.Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti

Page 60: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

45

pengaruh antara independensi komite audit terhadap restatement laporan

keuangan, dengan menguji H3.

H3: Independensi Komite Audit berpengaruh negatif terhadap Restatement

Laporan Keuangan.

4. Kualitas Audit terhadap Restatement Laporan Keuangan

Perusahaan go public wajib menyajikan dan menpublikasikan

laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor eksternal. Auditor

eksternal adalah pihak ketiga yang bertugas menilai kewajaran laporan

keuangan kliennya.Auditor eksternal mampu meningkatkan keyakinan

masyarakat dan pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan

terhadap keandalan laporan keuangan. Kualitas audit sebagai suatu

kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan

pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya (Hardiningsih,

2010). Kualitas audit yang dilakukan dapat menentukan tingkat

kepercayaan pengguna laporan keuangan. Kualitas audit biasanya dilihat

dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan proses audit pada

suatu perusahaan. Kualitas audit diproksi dari besarnya perusahaan audit

yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, mengacu pada

apakah KAP bersangkutan berafiliasi dengan the big four atau tidak

(Lestari, 2010).

Menurut DeAngelo (1981) dalam Dahlan (2009), KAP big

fourlebih berkualitas dibandingkan dengan KAP non-big four.Kecakapan

profesional auditor size(big four) besar lebih memilikikemampuan teknikal

Page 61: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

46

untuk menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya

dibandingkan dengan auditor size kecil (non-big four).Selain itu, dengan

pengalaman yang dimilikinya pula, KAP big four dianggap mampu

meminimalisir terjadinya restatement laporan keuangan yang disebabkan

oleh salah saji dan kecurangan (fraud) yang terdapat pada laporan

keuangan.Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Schmidt dan Wilkins (2011) dan Francis et al. (2012) yang menyebutkan

bahwa kualitas audit memiliki pengaruh terhadap restatement laporan

keuangan. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti pengaruh antara

kualitas audit terhadap restatement laporan keuangan, dengan menguji H4.

H4: Kualitas Audit berpengaruh negatif terhadap Restatement Laporan

Keuangan.

Page 62: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu Ukuran

Perusahaan, Dewan Komisaris Independen, Independensi Komite Audit, dan

Kualitas Audit terhadap variabel dependen, yaitu Restatement Laporan

Keuangan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang go

public yang terdaftar di BEI. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel

penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling). Dengan

metode tersebut, sampel dipilih dengan menggunakan teknik berdasarkan

pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel

secara acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan

tertentu, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar (listed) di BEI sejak 1 Januari 2011

sampai 31 Desember 2014 dan tidak delisting selama periode penelitian.

2. Menerbitkan laporan keuangan auditan (audited financial statement) untuk

periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember setiap tahunnya secara

Page 63: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

48

berturut-turut dalam periode 2011-2014 yang dinyatakan dalam rupiah

agar nilai tidak terpengaruh oleh fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar.

3. Perusahaan manufaktur yang melakukan restatement laporan keuangannya

dan tidak melakukan restatement laporan keuangannya yang memiliki

jumlah aset hampir sama dengan perusahaan yang melakukan restatement

laporan keuangan.

4. Menyajikan informasi yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini menggunakan dua

cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian pustaka (library research)

Data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti diperoleh

melalui buku, jurnal-jurnal penelitian, skripsi, tesis dan internet research

yang berhubungan dengan tema penelitian.

2. Penelitian lapangan (field research)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Seluruh data bersumber dari laporan keuangan auditan

perusahaan dalam industri manufaktur tahun 2011 sampai 2014 yang telah

dipublikasikan secara lengkap di BEI.

Page 64: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

49

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan

dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan

kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara

mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang

dibutuhkan dalam analisis.

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

perhitungan statistik memakai software statistik yaitu IBM SPSS (Statistical

Package for Social) for windows versi 22. Alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Alasan

penggunaan alat analisis regresi logistik adalah karena variable dependen

bersifat dikotomi (melakukan restatement laporan keuangan dan tidak

melakukan restatement laporan keuangan). Asumsi multivariate normal

distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran

antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorikal (non-metrik). Hal ini dapat

dianalisis dengan regresi logistik karena tidak perlu asumsi normalitas data

pada variabel bebasnya (Gozali, 2013:333). Rumus persamaan regresi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

Ln [p

1- p = α + β1 LnSize + β2 KomInd + β3 IndKA + β4 BIG_Four + ε …1

Page 65: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

50

Keterangan:

Ln [p

1- p : Restatement Laporan Keuangan (variabel dummy, nilai 1

untuk perusahaan yang mengalami restatement laporan

keuangan dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak

mengalami restatement laporan keuangan).

α : Konstanta

β : Koefisien Regresi

LnSize : Logaritma natural Ukuran Perusahaan

KomInd : Dewan Komisaris Independen

IndKA : Independensi Komite Audit

BIG_Four : Kualitas Audit

ε : Kesalahan Regresi (Regression Error)

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya

dilakukan analisis data. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji

regresi logistik dijelaskan sebagai berikut:

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2013: 19). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata

populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk

menilai disperse rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan

untuk melihat nilai maksimum dan minimum dari sampel. Hal ini perlu

Page 66: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

51

dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil

dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen (Ghozali, 2013: 105). Pengujian ini menggunakan matrik

korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar

variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang

cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi

adanya multikolinearitas (Ghozali, 2013: 105)

c. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data.

Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk

menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol

agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada

fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa

model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji

hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL (Ghozali,

Page 67: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

52

2013:340). Penurunan likelihood (-2LL) menunjukan model regresi yang

lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

d. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru

ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi

likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit

diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari

koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari

0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox

dan Snell’s R2

dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R square

dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression(Ghozali,

2013:341). Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.

e. Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai

dengan model dapat dikatakan fit. Jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05,

maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara

Page 68: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

53

model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit model tidak

baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai

statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari

0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima

karena cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2013: 341).

f. Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menghitung nilai estimasi yang benar (correct)

dan salah (incorrect). Pada model yang sempurna, maka semua kasus

akan berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%

(Ghozali, 2013:342). Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi

dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya

restatement laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Matriks

klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk

memprediksi kemungkinan restatement laporan keuangan yang

dilakukan oleh perusahaan.

g. Uji Hipotesis

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation

(MLE).

H0 = β1= β2= β3=…= βi= 0

Ha < β1< β2< β3<…< βi< 0 atau,

Ha > β1> β2> β3>…> βi> 0

Page 69: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

54

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam

populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan

α = 5%. Nilai α dinyatakan sebagai besarnya tingkat kesalahan yang

dapat ditolerir. Umumnya, besarnya α adalah 5%. Kaidah pengambilan

keputusan adalah:

a) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5%, maka hipotesis alternatif

didukung.

b) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5%, maka hipotesis alternatif tidak

didukung.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah ukuran

perusahaan, dewan komisaris independen, independensi komite audit dan

kualitas audit. Sedangkan restatement laporan keuangan digunakan sebagai

variabel dependen. Variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Restatement laporan keuangan sebagai variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini. Restatement laporan keuangan yaitu

penyajian kembali laporan keuangan karena adanya suatu kesalahan

penyajian dimana perusahaan menyajikan ulang laporan keuangannya dan

menginformasikan kepada investor bahwa laporan keuangan yang sudah

dibuat tidak valid. Pengukuran variabel restatement menggunakan variabel

dummy. Angka nol (0) menunjukkan bahwa perusahaan tidak melakukan

Page 70: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

55

restatement laporan keuangan dan angka satu (1) menunjukkan bahwa

perusahaan melakukan restatement laporan keuangan.

2. Variabel Independen

Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan antara lain:

a. Ukuran Perusahaan

Variabel ini dinilai dengan mengukur total aset yang dimiliki

perusahaan pada tahun terjadinya restatement. Menurut Luthfia (2012),

total aset dan penjualan yang besar menggambarkan perusahaan yang

besar. Semakin besar ukuran perusahaan, maka kemungkinan

datangnya pengaruh dari luar semakin meningkat. Jadi, kemungkinan

perusahaan besar melakukan salah saji yang material sehingga

menyebabkan restatement juga semakin besar. Oleh karena itu, ukuran

perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural (Ln) dari

total aset yang dimiliki perusahaan.

b. Dewan Komisaris Independen

Prinsip tata kelola perusahaan (good corporate governance-

GCG) merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk

dapat mencapai tujuannya. Penerapan GCGberfungsi untuk

meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan terhadap kinerja

manajemen suatu perusahaan. Keberadaan dewan komisaris pada suatu

perusahaan berfungsi sebagai pengawas atas kinerja manajemen dalam

mengelola kekayaan perusahaan. Dewan komisaris independen dapat

menjalankan pengawasan perusahaan lebih efektif. Keberadaan

Page 71: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

56

komisaris yang memiliki jabatan ganda dalam suatu perusahaan dapat

mengurangi kualitas laporan keuangan perusahaan. Semakin besarnya

proporsi komisaris independen maka proses pengawasan yang

dilakukan dewan ini semakin berkualitas dengan semakin banyaknya

pihak independen dalam perusahaan yang menuntut transparansi dalam

pelaporan keuangan perusahaan (Nasution dan Setiawan, 2007). Oleh

karena itu, keberadaan dewan komisaris independen pada suatu

perusahaan sangat dianggap penting. Untuk mengukur dewan

komisaris independen dilakukan dengan menghitung jumlah komisaris

independen dalam suatu perusahaan, dengan rumus:

c. Independensi Komite Audit

Komite audit bertugas membantu dewan komisaris dalam

menjalankan tanggung jawab dan wewenangnya. Komite audit harus

mampu menilai perusahaan apakah perusahaan telah mematuhi

peraturan yang berlaku dan memastikan bahwa perusahaan telah

menjalankan kegiatan operasionalnya secara etis dan bermoral agar

perusahaan dapat mencapai GCG. Untuk dapat menjalani tugasnya

dengan baik dan efektif, dalam dewan komite audit harus memiliki

beberapa anggota komite audit independen. Badan Pengawas Pasar

Modal (Bapepam) dalam Kep-29/PM/2004 mensyaratkan adanya

komite audit yang terdiri dari 3 orang dengan 1 komisaris independen

Dewan Komisaris Independen: Dewan Komisaris Independen

Total Dewan Komisaris … 2

Page 72: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

57

sebagai ketua dan 2 orang anggota dari luar direksi agar pengawasan

dapat berjalan efektif. Keberadaan komite audit independen dalam

suatu perusahaan mempengaruhi pengawasan dalam memastikan

efektivitas sistem pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor

eksternal dan auditor internal. Oleh karena itu, semakin banyak jumlah

komite audit independen dalam suatu perusahaan, maka fungsi

pengawasan komite audit semakin efektif. Pengukuran independensi

komite audit dalam suatu perusahaan, dengan rumus:

d. Kualitas Auditor

Perusahaan go public diwajibkan untuk mengaudit laporan

keuangan yang telah dibuat. Proses audit dapat medeteksi adanya

salah saji ataupun kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan.

Kualitas audit dapat mempengaruhi kepercayaan pihak-pihak yang

menggunakan laporan keuangan terhadap laporan keuangan yang

disajikan perusahaan. Kualitas audit diproksikan dengan ukuran

Kantor Akuntan Publik (KAP). Ukuran KAP dapat mencerminkan

kinerja selama melakukan proses audit. Ukuran KAP terbagi menjadi

dua, yaitu first tier (big four) dan second tier (non-big four). Berikut

adalah KAP big four yang berafiliasi dengan KAP lokal pada tahun

2011-2014. Pada tahun 2011, KAP big four yang berafiliasi dengan

KAP lokal terdiri atas:

Independensi Komite Audit: Komite Audit Independen

Total Komite Audit … 3

Page 73: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

58

a. Price Waterhouse Coopers (PWC) berafiliasi dengan KAP Haryanto

Sahari dan Rekan.

b. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) berafiliasi dengan KAP Osman

Bing Satrio dan Rekan.

c. Ernst & Young Global (E&Y) berafiliasi dengan KAP Purwantono,

Sarwako dan Sandjaja.

d. Klynveld Peat MarwickGeordeler International(KPMG) berafiliasi

dengan KAP Siddharta dan Widjaja.

Sementara pada tahun 2012-2014, KAP big four berafiliasi dengan

KAP lokal yaitu:

a. Price Waterhouse Coopers (PWC) berafiliasi dengan KAP

Tanudiredja Wibisana dan Rekan.

b. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) berafiliasi dengan KAP Osman

Bing Satrio dan Rekan.

c. Ernst & YoungGlobal (E&Y) berafiliasi dengan KAP Purwantono,

Suherman dan Surja.

d. KlynveldPeatMarwickGeordeler International(KPMG) berafiliasi

dengan KAP Siddharta dan Widjaja.

Kecakapan profesional auditor size besar (big-audit) lebih

memiliki kemampuan teknikal untuk menemukan pelanggaran dalam

sistem akuntansi kliennya dibandingkan dengan auditor size kecil

(non-big audit) (De Angelo, 1981 dalam Dahlan, 2009). Sehingga

KAP big four dipercaya mampu menemukan kesalahan yang

Page 74: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

59

dilakukan oleh kliennya, sehingga dapat meminimalisir terjadinya

restatement laporan keuangan. Variabel kualitas audit dihitung

dengan menggunakan variabel dummy. Angka nol (0) menunjukkan

bahwa perusahaan diaudit oleh KAP non-big four, dan angka (1)

menunjukkan bahwa perusahaan diaudit oleh KAP big four.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala

Restatement

LaporanKeuangan Dummy (0 jika tidak mengalami

restatement laporan keuangan

dan 1 jika mengalami

restatement laporan keuangan)

Nominal

Ukuran

Perusahaan (X1) Logaritma natural total aset Rasio

Dewan Komisaris

Independen (X2) Perbandingan komisaris

independen dengan total dewan

komisaris

Rasio

Independensi

Komite Audit

(X3)

Perbandingan komite audit

independen dengan total komite

audit

Rasio

Kualitas Audit

(X4) Dummy (0 jika KAP non-big

four dan 1 jika KAP big four) Nominal

Page 75: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

60

BABIV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun

2011-2014. Perusahaan industri manufaktur tersebut telah terdaftar di

BEI sebelum 1 Januari 2011 dan selama periode penelitian tersebut tidak

keluar atau mengalami delisting dari BEI. Penulis memilih industri

manufaktur karena memfokuskan penelitian pada satu jenis industri untuk

menghindari adanya industrial effect, yaitu risiko industri yang berbeda

antara sektor industri yang satu dengan yang lainnya. Fokus penelitian ini

adalah ingin melihat pengaruh ukuran perusahaan, dewan komisaris

independen, independensi komite audit, serta kualitas audit terhadap

restatement laporan keuangan pada industri manufaktur. Tabel 4.1

berikut menyajikan seleksi sampel dengan kriteria yang telah diterapkan:

Page 76: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

61

Tabel 4.1

Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria

No. Kriteria

Jumlah

Restatement

laporan

keuangan

Tidak

restatement

laporan

keuangan

1. Perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 129

2. Perusahaan yang terdaftar setelah

1 Januari 2011. (3)

3.

Perusahaan yang menggunakan

mata uang selain rupiah dalam

laporan keuangan.

(28)

4.

Perusahaan yang tidak

memberikan informasi lengkap

terkait dengan variabel yang

digunakan dalam penelitian.

(3)

Jumlah perusahaan 19 76

5.

Perusahaan yang tidak memiliki

aset hampir sama dengan

perusahaan yang mengalami

restatement laporan keuangan.

(62)

Jumlah sampel 19 14

Jumlah perusahaan manufaktur

yang dijadikan sampel. 33

Periode penelitian (tahun) 4

Jumlah sampel total selama

periode penelitian. 132

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2014 berjumlah

129 perusahaan.Dari 129 perusahaan, terdaftar 3 perusahaan yang terdaftar

setelah 1 Januari 2011.Dari 126 perusahaan terdapat 28 perusahaan yang

menggunakan selain mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.Dari

total 98 perusahaan terdapat 3 perusahaan yang tidak memberikan

informasi lengkap.Dari total 95 perusahaan terdapat 19 perusahaan yang

Page 77: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

62

mengalami restatement laporan keuangan dan 76 perusahaan yang tidak

mengalami restatementlaporan keuangan. Dari 76 perusahaan yang tidak

mengalami restatementlaporan keuangan, terdapat 62 perusahaan yang

tidak memiliki aset yang sama dengan perusahaan sejenis yang mengalami

restatementlaporan keuangan. Sehingga perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada periode 2011-2014 yang dapat dijadikan sampel adalah

sebanyak 33 perusahaan, dan total pengamatan yang dijadikan sampel

penelitian ini adalah sebanyak 132 pengamatan.

Alasan penggunaan data mulai tahun 2011-2014 adalah karena

tahun 2011-2014 merupakan data terbaru perusahaan yang dapat

memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan industri

manufaktur.Berdasarkan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI periode tahun 2011-2014 tersebut, penelitian ini menggunakan

beberapa sampel perusahaan manufaktur yang dipilih dengan metode

purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan. Sampel dipilih bagi perusahaan industri manufaktur yang

menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti total aset,

dewan komisaris, komite audit dan nama KAP. Ringkasan sampel

penelitian disajikan dalam Tabel 4.2

Page 78: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

63

Tabel 4.2

Sampel Perusahaan Manufaktur

No. Kode Nama Perusahaan

1 ADES Akasha Wira International Tbk

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk

4 APLI Asiaplast Industries Tbk

5 ASII Astra International Tbk

6 AUTO Astra Auto Part Tbk

7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

8 DPNS Duta Pertiwi Nusantara

9 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk

10 GTJL Gajah Tunggal Tbk

11 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

12 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

13 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk

14 IMAS Indomobil Sukses International Tbk

15 INAF Indofarma Tbk

16 INCI Intan Wijaya International Tbk

17 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

18 INDS Indospring Tbk

19 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk

20 KAEF Kimia Farma Tbk

21 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk

22 MYOR Mayora Indah Tbk

23 MYTX Apac Citra Centertex Tbk

24 NIPS Nippres Tbk

25 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk

26 RMBA Bentoel International Investama Tbk

27 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce

Tbk

28 SKLT Sekar Laut Tbk

29 SMSM Selamat Sempurna Tbk

30 TRST Trias Sentosa Tbk

31 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

32 UNVR Unilever Indonesia Tbk

33 VOKS Voksel Electric Tbk

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 79: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

64

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh

gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen yaitu

ukuran perusahaan, dewan komisaris independen, independensi komite audit

dan kualitas audit terhadap variabel dependen yaitu restatement laporan

keuangan.

1. Statistik Deskriptif

Tabel deskriptif menjelaskan variabel independen (X) yaitu ukuran

perusahaan, dewan komisaris independen dan independensi komite audit.

Berdasarkan statistik diperoleh sebanyak 132 data observasi yang berasal

dari perkalian antara periode penelitian 4 tahun (dari tahun 2011 sampai

2014) dengan jumlah perusahaan sampel 33 perusahaan. Statistik

desktiptif dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Size 132 25,553056 33,094976 28,59952856 1,753972744

KomInd 132 ,200000 ,800000 ,37981766 ,100487394

IndKA 132 ,333333 1,000000 ,63699495 ,092517206

Valid N

(listwise) 132

Sumber: Output SPSS versi 22

Page 80: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

65

Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel

penelitian. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan

statistik deskriptif terhadap ukuran perusahaan (Size) menunjukkan nilai

minimum sebesar 25,553056 (Rp. 125.184.677.577), nilai maksimum

sebesar 33,094976 (Rp. 236.029.000.000.000) dan rata-rata sebesar

28,59952856(Rp. 2.634.010.116.556).Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan yang menjadi sampel penelitian merupakan perusahaan yang

relatif cukup besar karena memiliki aset lebih dari Rp 100miliar.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

dewan komisaris independen (KomInd) menunjukkan nilai minimum

sebesar 0,2, nilai maksimum sebesar 0,8 dan rata-rata sebesar 0,37981766.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian

memiliki jumlah dewan komisaris independen di atas 30% dari total

dewan komisaris.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

independensi komite audit (IndKA) menunjukkan nilai minimum sebesar

0,333333, nilai maksimum sebesar 1 dan rata-rata sebesar 0,63699495.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian

memiliki komite audit independen di atas 60% dari total komite audit.

2. Hipotesis Penelitian

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji

regresi logistik, karena variabel dependen bersifat dummy(melakukan

restatementdan tidak melakukan restatementlaporan keuangan). Tahapan

Page 81: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

66

dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Uji Multikolinieritas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya

gejala korelasi yang kuat diantara variabel bebasnya.

Tabel 4.4

Uji Multikolinieritas

Constant Size KomInd IndKA

Big_Four

(1)

Step 1 Constant 1,000 -,951 -,005 -,557 -,442

Size -,951 1,000 -,131 ,326 ,489

KomInd -,005 -,131 1,000 -,133 ,216

IndKA -,557 ,326 -,133 1,000 -,181

Big_Four

(1) -,442 ,489 ,216 -,181 1,000

Sumber: Output SPSS versi 22

Hasil Tabel 4.4 menunjukan tidak ada nilai koefisien korelasi

antara variabel yang nilainya lebih besar dari 0,9, maka tidak ada

gejala multikolinieritas yang serius antara variabel bebas. Sehingga

tidak ada korelasi yang tinggi antara variabel independen.

b. Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh informasi bahwa pengujian

dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 LogLikelihood(-

2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai 2 LogLikelihood (-

2LL) pada akhir (Block Number=1). Hasil keseluruhan model dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Page 82: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

67

Tabel 4.5

Menilai Keseluruhan Model

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant Size KomInd IndKA

Big_Four

(1)

Step

1

1 153,321 -5,071 ,119 -2,540 5,035 -1,630

2 152,918 -6,360 ,149 -2,924 5,994 -1,799

3 152,917 -6,436 ,151 -2,941 6,046 -1,805

4 152,917 -6,436 ,151 -2,941 6,046 -1,805

Initial -2 Log Likelihood: 177,836

Sumber: Output SPSS versi 22

Nilai -2LL awal adalah sebesar 177,836.Setelah dimasukkan

ke empat variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami

penurunan menjadi 152,917. Penurunan Likelihood (-2LL) ini

menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain

model yang dihipotesiskan fit dengan data.

c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi

logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Squere.Nilai Nagelkerke

R Square adalah sebesar 0,232 yang berarti variabilitas variabel

dependen yang dapat dijadikan oleh variabel independen adalah

sebesar 23,2% sedangkan sisanya sebesar 76,8% dijelaskan oleh

variabel-variabel lain di luar model penelitian, seperti ukuran dewan

komisaris, ukuran komite audit, frekuensi rapat komite audit,

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, persentase

keberadaan wanita dalam keanggotaan dewan, leverage, rasio aktivitas

perusahaan, dan profitabilitas.

Page 83: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

68

Tabel 4.6

Koefisien Determinasi

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 152,917a ,172 ,232

Sumber: Output SPSS versi 22

d. Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai

Chi-square sebesar 7,481 dengan signifikansi (p) sebesar 0,486.

Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari

0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memperediksi nilai

observasinya. Kelayakan model regresi disajikan pada tabel 4.7 berikut

ini:

Tabel 4.7 Menguji Kelayakan Model Regresi

Sumber: Output SPSS versi 22

e. Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan restatement laporan

keuangan yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Matriks

klasifikasi disajikan pada tabel 4.8 berikut:

Step Chi-square df Sig.

1 7,481 8 ,486

Page 84: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

69

Tabel 4.8

Matriks Klasifikasi

Observed

Predicted

Restatement

Percentage

Correct

Tidak

Restatement Restatement

Step 1 Restatement Tidak

Restatement 65 14 82.3

Restatement 23 30 56.6

Overall Percentage 72.0

Sumber: Output SPSS versi 22

Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan melakukan restatementlaporan keuangan

adalah sebesar 56,6%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 30

perusahaan (56,6%) yang diprediksi akan melakukan

restatementlaporan keuangan dari total 53 perusahaan yang melakukan

restatementlaporan keuangan. Kekuatan prediksi model perusahaan

yang tidak melakukan restatementlaporan keuangan adalah sebesar

82,3%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada

sebanyak 65 perusahaan (82,3%) yang diprediksi tidak

melakukanrestatementlaporan keuangan dari total 79 perusahaan yang

tidak melakukan restatementlaporan keuangan. Dapat disimpulkan

bahwa kekuatan prediksi dari modal regresi sebesar 72,0%.

Page 85: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

70

f. Regresi Logisitik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji

pengaruh variabel ukuran perusahaan, dewan komisaris independen,

independensi komite audit dan kualitas audit terhadap variabel

dependen restatement laporan keuangan dengan menggunakan regresi

logistik dan hasil yang terbentuk disajikan pada tabel 4.9 sebagai

berikut:

Tabel 4.9

Koefisien Regresi Logisitik

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step

1a

Size ,151 ,152 ,981 1 ,322 1,163

KomInd -2,941 1,977 2,213 1 ,137 ,053

IndKA 6,046 2,546 5,641 1 ,018 422,466

Big_Four

(1) -1,805 ,524 11,856 1 ,001 ,164

Constant -6,436 5,202 1,531 1 ,216 ,002

Sumber: Output SPSS versi 22

Berdasarkan pengujian regersi logistik sebagaimana telah

dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam

empat bagian.Bagian pertama membahas pengaruh ukuran perusahaan

terhadap restatement laporan keuangan (Restatement) (Ha1).Bagian

kedua membahas pengaruh dewan komisaris independen terhadap

restatement laporan keuangan (Restatement) (Ha2). Bagian ketiga

membahas pengaruh independensi komite audit terhadap restatement

laporan keuangan (Restatement) (Ha3). Bagian keempat membahas

Page 86: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

71

pengaruh kualitas audit terhadap restatement laporan keuangan

(Restatment) (Ha4). Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1) Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Restatement Laporan

Keuangan (Restatement)

Variabel ukuran perusahaan menunjukkan koefisien regresi

positif sebesar 0,151 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,322

yang berarti lebih besar dari 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih

besar dari 0,05 maka hipotesis ke-1 tidak diterima, sehingga dapat

dikatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif

terhadap restatement laporan keuangan. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan yang

ditunjukkan dalam jumlah asetnya tidak berpengaruh terhadap

restatement laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Puspitasari dan Januarti (2014)yang menemukan

bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap restatement

laporan keuangan.Hal tersebut berarti besar atau kecilnya

perusahaan tidak memengaruhi perusahaan tersebut melakukan

restatement laporan keuangan.Perusahaan besar memiliki

manajemen yang rumit, informasi yang dihasilkannya lebih

banyak, jumlah aset yang besar, penjualan besar dan jenis produk

yang banyak, sehingga memungkinkan perusahaan

mengungkapkan informasi secara luas.Namun, perusahaan besar

Page 87: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

72

biasanya memiliki sistem informasi pelaporan yang lebih baik dan

cenderung memiliki sumber daya untuk menghasilkan lebih

banyak informasi dengan menggunakan biaya yang lebih rendah

(Puspitasari dan Januarti, 2014).Dengan demikian, perusahaan

dapat meminimalisir terjadinya restatement laporan keuangan.

2) Pengaruh Dewan Komisaris Independen (KomInd) terhadap

Restatement Laporan Keuangan (Restatement)

Variabel dewan komisaris independen menunjukkan

koefisien regresi negatif sebesar -2.941dengan tingkat signifikansi

(p) sebesar 0,137 yang berarti lebih besar dari 0,05. Karena tingkat

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ke-2 tidak

diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa dewan komisaris

independen tidak berpengaruh negatif terhadap restatement laporan

keuangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa banyak atau

sedikitnya jumlah dewan komisaris independen yang dimiliki

perusahaan tidak berpengaruh terhadap restatement laporan

keuangan yang dilakukan oleh perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Puspitasari dan Januarti (2014) serta Kusumo dan Meiranto

(2014)yang menemukan bahwa dewan komisaris independen tidak

berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Rata-rata

sampel penelitian memiliki proporsi komisaris independen sebesar

0,333333. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa besarnya jumlah

Page 88: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

73

komisaris independen sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan No. 33/POJK.04/2014 mengenai Direksi dan Dewan

Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik bahwa perusahaan yang

terdaftar di BEI harus memiliki dewan komisaris independen yang

jumlahnya sekurang-kurangnya 30% dari jumlah anggota dewan

komisaris. Hal ini dapat dijelaskan bahwa proporsi komisaris

independen dalam suatu perusahaan dimungkinkan hanya sekedar

memenuhi ketentuan formal, sementara menurut hasil survei Asian

Development Bank bahwa kuatnya kendali pendiri perusahaan dan

kepemilikan saham mayoritas menjadikan dewan komisaris tidak

independen dan fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi

tanggung jawabnya menjadi tidak efektif sehingga kinerja

komisaris independen tidak meningkat bahkan bisa menurun

(Gideon, 2005). Selain itu, dewan komisaris independen tidak

berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan karena

penyebab lain seperti perubahan kebijakan dan standar akuntansi

serta perubahan estimasi akuntansi. Fungsi pengawasan dewan

komisaris independen tidak memengaruhi dan tidak dapat

meminimalisir terjadinya restatement laporan keuangan yang

disebabkan oleh perubahan kebijakan dan standar akuntansi serta

perubahan estimasi akuntansi.

Page 89: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

74

3) Pengaruh Independensi Komite Audit (IndKA) terhadap

Restatement Laporan Keuangan (Restatement)

Variabel independensi komite audit menunjukkan koefisien

regresi positif sebesar 6,046dengan tingkat signifikansi (p) sebesar

0,018 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Karena tingkat signifikansi

lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ke-3 tidak diterima, sehingga

dapat dikatakan bahwa independensi komite audit berpengaruh

positif terhadap restatement laporan keuangan. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah komite audit yang

independen, semakin tinggi kecenderungan perusahaan melakukan

restatement laporan keuangan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Carcello et al.(2010)yang menemukan bahwa independensi

komite audit tidak berpengaruh terhadap keterjadian restatement.

Hal tersebut dijelaskan dengan adanya masalah keagenan(agency

problem), yaitu dengan makin banyaknya anggota komite audit

maka badan ini akan mengalami kesulitan dalam menjalankan

perannya, diantaranya kesulitan dalam berkomunikasi dan

mengkoordinir kerja dari masing-masing anggota komite audit itu

sendiri (Nasution dan Setiawan, 2007). Selain itu, hasil tersebut

diduga karena rata-rata sampel penelitian memiliki proporsi komite

audit yang independen sebesar 0,666667 dalam suatu perusahaan

dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal. Hal

Page 90: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

75

tersebut sesuai dengan peraturan No. 55/POJK.04/2015 mengenai

pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit, komite

audit paling sedikit terdiri dari tiga orang anggota yang berasal dari

komisaris independen dan pihak dari luar emiten atau perusahaan

publik. Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

mensyaratkan agar dalam suatu susunan komite audit terdapat

beberapa orang independen. Sehingga perusahaan menilai dengan

adanya beberapa anggota komite audit independen dirasakan cukup

untuk menilai bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip GCG

meskipun tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas laporan

keuangan yang disajikan.

4) Pengaruh Kualitas Audit (Big_Four) terhadap Restatement

Laporan Keuangan (Restatement)

Variabel kualitas audit menunjukkan koefisien regresi

negatif sebesar -1,805dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,001

yang berarti lebih kecil dari 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih

kecil dari 0,05 namun memiliki koefisien negatif, maka hipotesis

ke-4 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas audit

berpengaruh negatif terhadap restatement laporan keuangan. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas audit yang

dilakukan oleh auditor eksternal, semakin rendah kecenderungan

perusahaan melakukan restatement laporan keuangan.

Page 91: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

76

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Francis et al. (2012) serta Schmidt dan Wilkins (2011) yang

menemukan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap

restatement laporan keuangan. Auditor skala besar dapat

menyediakan kualitas audit yang lebih baik dibanding auditor skala

kecil (Setyarno et al., 2006). Kualitas audit yang dilakukan oleh

auditor big four lebih tinggi karena auditor big four dianggap

memiliki pengalaman yang lebih baik dibanding auditor non-big

four. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kwarto (2015) yang

menyatakan bahwa auditor big four sering kali dianggap memiliki

kualitas dan pengalaman yang lebih baik daripada auditor non-big

four karena perusahaan audit besar lebih efektif dalam membatasi

kemampuan klien untuk manipulasi laba. KAP big four juga

memiliki staf auditor dalam jumlah besar dan lebih berkompeten

karena diadakannya pelatihan rutin bagi seluruh staf auditor di

KAP big four (Togasima dan Christiawan, 2014). Seorang auditor

yang sudah memiliki reputasi yang baik maka ia akan berusaha

mempertahankan reputasinya tersebut, sehingga mereka selalu

obyektif terhadap pekerjaannya (Barnes dan Huan, 1993). Selain

itu, kecakapan profesional auditor size besar (big four) lebih

memiliki kemampuan teknikal untuk menemukan pelanggaran

dalam sistem akuntansi kliennya dibandingkan dengan auditor size

kecil (non-big four) (Wiryadi dan Sebrina, 2013). Sehingga dapat

Page 92: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

77

disimpulkan bahwa kualitas audit yang baik dapat meminimalisir

terjadinya restatement laporan keuangan.

Page 93: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji tentang pengaruh ukuran perusahaan, dewan

komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas audit terhadap

restatement laporan keuangan. Analisis pengaruh yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan regresi logistik (logictis regression) dengan

program IBM SPSS (Statistical Package for Social) for windows versi 22.

Data sampel yang digunakan sebanyak 132 perusahaan manufaktur go public

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011 sampai

2014. Hasil pengujian dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Puspitasari dan Januarti (2014).

2. Berdasarkan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel dewan

komisaris independen tidak berpengaruh terhadap restatement laporan

keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Puspitasari dan Januarti (2014) serta Kusumo dan Meiranto (2014).

3. Berdasarkan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel independensi

komite audit berpengaruh positif terhadap restatement laporan keuangan.

Page 94: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

79

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Carcello

et al.(2010).

4. Berdasarkan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel kualitas audit

berpengaruh negatif terhadap restatement laporan keuangan. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Francis et al.

(2012) serta Schmidt dan Wilkins (2011).

B. Saran

Penelitian mengenai restatement laporan keuangan dimasa yang akan

datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas,

dengan mempertimbangkan saran dibawah ini:

1. Menggunakan sampel perusahaan yang mengalami restatement laporan

keuangan akibat kecurangan, akuisisi atau merger yang tidak tepat dan

lain-lain.

2. Menambahkan variabel independen lain yang dapat menyebabkan

restatement laporan keuangan.

3. Pengukuran terhadap variabel ukuran perusahaan pada penelitian

selanjutnya dapat menggunakan alternatif proksi lain, seperti total

penjualan dan rata-rata tingkat penjualan.

4. Variabel proporsi komite audit independen dapat diteliti lebih lanjut

dengan menggunakan indikator keahlian, tidak terbatas pada proporsinya

dalam susunan komite audit.

Page 95: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

80

DAFTAR PUSTAKA

Abbott Lawrence., Susan Parker dan Gary F. Peters, “Audit Committee

Charasteristics and Restatement”, Auditing: A Journal of Practice & Theory,

2004.

Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsati dan Liliek Purwanti, “Pengaruh Kompetensi dan

Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel

Moderasi”, Simposium Nasional Akuntansi, 2007.

Arens, Alvin A,.Randal j. Elder, dan Mark S. Beasley.“Auditing and Assurance

Service An Integrated Approach”. 13th

edition, Pearson Education Inc, Upper

Saddle River, New Jersey, 2010.

Beasley, Mark S., “An Empirical Analysis of The Realtion Between the Board

Director Composition an Financial Statement Fraud”, The Accounting

Review, 1996.

Barnes, Paul dan HD. Huan, “The Auditors Going Concern Decision: Some UK

Evidence Concerning Independence and Competence”, Journal of Business

Finance and Accounting, 1993.

Carcello, Joseph V., Terry L. Neal, Zoe-Vonna Palmrose and Susan Scholz, “CEO

Involvement in Selecting Board Members, Audit Committee Effectiveness,

and Restatement”, Contemporary Accounting Research, Vol. 28 , 2010.

Dahlan, Muhammad, “Analisis Hubungan Antara Kualitas Audit dengan

Diskresioner Akrual dan Kebebasan Auditor”, Working Paper in Accounting

and Finanace, 2009.

FCGI, “Peran Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate

Governance (Tata Kelola Perusahaan)”, Jilid 2, 2009.Diakses pada tanggal

22 Januari 2016, dari:

https://muhariefeffendi.files.wordpress.com/2009/12/fcgi_booklet_ii.pdf.

Francis, Jere R., Paul N. Michas dan Michael D. Yu, “Office Size of Big 4

Auditors and Client Restatements”,Contemporary Accounting Research,2012.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariance dengan Program IBM SPSS 21

Update PLS Regresi”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,

2013.

Gideon, SB Boediono. “Kualitas Laba: Studi Mekanisme Corporate Governance

dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”,

Simposium Akuntansi VIII, Purwokerto. 2005.

Government Accountable Office (GAO), “Financial Restatement Database Report

06-1053R”,Government Printing Office, Washington, DC, 2006.

Page 96: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

81

Halim, Julian, Carmel Meiden dan Rudolf Lumban Tobing, “Pengaruh

Manajemen Laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada

Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LQ-45”, Simposium

Nasional Akuntansi VIII, 2005.

Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penuliasan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2012.

Hardiningsih, Pancawati, “Pengaruh Independensi, Corporate Governance dan

Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan”, Kajian Akuntansi,

2010.

I Guna, Welvin dan Arleen Herawaty, “Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya

terhadap Manajemen Laba”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 2010.

Jensen, M.C dan W.H. Meckling,“Theory of the Firm: Managerial Behavior,

Agency Cost And Ownership Structure”, Journal of Financial Economics,

V.3, No. 4, 1976.

Juan, Ng Eng dan Ersa Tri Wahyuni, “Panduan Praktis Standar Akuntansi

Keuangan: Berbasis IFRS”, Edisi 2, Penerbit Salemba Empat, 2012.

Keputusan Bepepam Kep-346/BL/2011, “Penyampaian Laporan Keuangan

Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik”.

Keputusan Bepepam Kep-347/BL/2012, “Penyajian dan Pengungkapan Laporan

Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.

Ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997, “Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi

Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Oleh Umum Oleh

Perusahaan Menengah Atau Kecil”, diakses pada tanggal 22 Januari 2016,

dari: http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1997/KEP-

11~PM~1997Kep.HTM.

Kieso, Donald E., Jeery J. Weygandt dan Terry D. Warfield, “Intermediate

Accounting”, IFRS Edition, Vol. 1, United States of Amerika, 2011.

KNKG, “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”, 2006.

Kusumo, Ridho Widi dan Meiranto, “Analisis Pengaruh Corporate Governance

terhadap Keterjadian Restatement”, Diponegoro Journal of Accounting, 2014.

Kwarto, Febrian, “Pengaruh Opinion Shopping dan Pengalaman Auditor terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern dalam Sisi Pandang Perusahaan

Auditan”, Jurnal Akuntansi, 2015

Marisatusholekha dan Eddy Busiono,“Pengaruh Komisaris Independen, Reputasi

Auditor, Persistensi Laba, dan Struktur Modal terhadap Kualitas Laba”,

Jurnal Universitas Katolik Parahyangan, Vol. 19, 2015.

Page 97: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

82

Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan, “Pengaruh Corporate Governance

terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”,Simposium

Nasional Akuntansi X, 2007.

Nicolin, Ocktavia dan Arifin Sabeni, “Pengaruh Struktur Corporate Governance,

Audit Tenure dan Spesialisasi Industri Auditor terhadap Integritas Laporan

Keuangan”, Diponegoro Journal Of Accounting, 2013.

Nini dan Estralita Trisnawati, “Pengaruh Independensi Auditor Pada KAP Big

Four terhadap Manajemen Laba Pada Industri Bahan Dasar, Kimia dan

Industri Barang Konsumsi”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11 No. 3,

2009.

Novianti, Rizky,2012. “Kajian Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI”, Accounting Analysis Journal, Universitas Negeri

Semarang.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014.“Direksi dan Dewan

Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik”.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.04/2015.“Pembentukan dan

Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit”.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 25. “Pendirian,

Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara”.

Pertiwi, Nina, “Hubungan Antara Performa Komite Audit dengan Earnings

Quality”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 1, 2012.

Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti, “Analisis Pengaruh Kualitas Audit,

Debt Default dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going

Concern”, Simposium Nasional Akuntansi X, 2007.

Puspitasari, Dyna dan Indira Januarti,“Pengaruh Keberadaan Wanita Dalam

Keanggotaan Dewan, Profitabilitas, Leverage, Rasio Aktivitas Perusahaan,

Ukuran perusahaan dan Dewan Komisaris Independen terhadap Restatement

Laporan Keuangan Perusahaan”, Diponegoro Journal of Accounting, 2014.

Rani, Prawita Mandhega, “Pengaruh Kinerja Komite Audit terhadap Manajemen

Laba (Dengan Menggunakan Earning Restatement Sebagai Proksi dari

Manajemen Laba)”, Skripsi Universitas Diponegoro, 2011.

Rudyawan dan Badera, “Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model

Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage dan Reputasi

Auditor”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4 No. 2, 2009.

Santoso, Linda, Ardiyansyah dan F. X. Kurniawan Tjakrawala, “Analisis

Deskripsi Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan, Independen Komisaris,

Komite Audit dan Reputasi Auditor terhadap Terjadinya Pernyataan Kembali

Page 98: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

83

Laporan Keuangan Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”, Penelitian Universitas Tarumanegara, 2011.

Schmidt, Jaime dan Mike Wilkins, “Bringing Darkness to Light: The Influence of

Auditor Quality and Audit Committee Expertise on the Timeliness of

Financial Statement Restatement Disclosures”, Auditing: A Journal of

Practice & Theory, Vol. 32, 2011.

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal, “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi

Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan

Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern”, Simposium Nasional

Akuntansi IX, 2006.

Sharma, Vineeta D., dan Errol R. Iselin,“The Association Between Audit

Committee Multiple-Directorships, Tenure, and Financial Misstatement”,

Auditing: A Journal of Practice & Theory , Vol. 31, 2012.

Srimindarti, Ceacilia, “Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”, Fokus Ekonomi,

Vol. 7, 2008.

Surat Edaran BAPEPAM dalam Kep-29/PM/2004.“Pembentukan dan Pedoman

Pelaksanaan Komite Audit”.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/SEOJK.05/2014.“Komite Pada

Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah,

Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah”.

Susiana dan Arleen Herawaty,“Analisa Pengaruh Independensi, Mekanisme

Corporate Governance, Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan

Keuangan”,Simposium Nasional Akuntansi X, 2007.

Suwito, Edy dan Arleen Herawaty,“Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan

terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional VIII Solo, 2005.

Tempo.co, “Mark Up Kimia Farma Tanggung Jawab Direksi Lama”, 2002.

Diakses pada tanggal 15 Januari 2016, dari:

http://tempo.co.id/hg/ekbis/2002/11/20/brk,20021120-02,id.html.

Togasima, Christian Noverta dan Yulius Jogi Christiawan, “Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012”, Business Accounting

Review, 2014.

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 “Perseroan Terbatas”.

Wiryadi, Arri dan Nurzi Sebrina, “Pengaruh Asimetri Informasi, Kualitas Audit

dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba”, Wahana Riset

Akuntansi, Vol. 1, 2013.

Page 99: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

84

Yuristisia, Citra dan Niki Lukviarman,“Analisis Hubungan Antara Strong Board

dan Eksternal Governance terhadap Accounting Restatement”,Jurnal Siasat

Bisnis, 2008.

Page 100: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

85

LAMPIRAN

LAMPIRAN

Page 101: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

86

LAMPIRAN 1 DATA POPULASI DAN

SAMPEL

Page 102: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

87

Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2014

No. Kode Nama Perusahaan

1 ADES Akasha Wira International Tbk

2 ADMG Polychem Indonesia Tbk

3 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

4 AKKU Alam Karya Unggul Tbk

5 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk

6 ALDO Alkindo Naratama Tbk

7 ALKA Alaska Industrindo Tbk

8 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk

9 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

10 APLI Asiaplast Industries Tbk

11 ARGO Argo Pantes Tbk

12 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk

13 ASII Astra International Tbk

14 AUTO Astra Auto Part Tbk

15 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk

16 BATA Sepatu Bata Tbk

17 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk

18 BRAM Indo Kordsa Tbk

19 BRNA Berlina Tbk

20 BRPT Barito Pasific Tbk

21 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk

22 BUDI Budi Acid Jaya Tbk

23 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

24 CNTX Centex Tbk

25 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

26 CTBN Citra Turbindo Tbk

27 DAVO Davomas Abadi Tbk

28 DLTA Delta Djakarta Tbk

29 DPNS Duta Pertiwi Nusantara

30 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

31 EKAD Ekadharma International Tbk

32 ERTX Eratex Djaya Tbk

33 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk

Page 103: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

88

No. Kode Nama Perusahaan

34 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk

35 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk

36 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk

37 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk

38 GDYR Goodyear Indonesia Tbk

39 GGRM Gudang Garam Tbk

40 GJTL Gajah Tunggal Tbk

41 HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk

42 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

43 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

44 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk

45 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk

46 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk

47 IMAS Indomobil Sukses International Tbk

48 INAF Indofarma Tbk

49 INAI Indal Aluminium Industry Tbk

50 INCI Intan Wijaya International Tbk

51 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

52 INDR Indo Rama Synthetic Tbk

53 INDS Indospring Tbk

54 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

55 INRU Toba Pulp Lestari Tbk

56 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

57 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk

58 ITMA Itamaraya Tbk

59 JECC Jembo Cable Company Tbk

60 JKSW Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk

61 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk

62 JPRS Jaya Pari Steel Tbk

63 KAEF Kimia Farma Tbk

64 KBLI KMI Wire and Cable Tbk

65 KBLM Kabelindo Murni Tbk

66 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk

67 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

68 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

69 KICI Kedaung Indah Can Tbk

70 KLBF Kalbe Farma Tbk

71 KRAS Krakatau Steel Tbk

Page 104: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

89

No. Kode Nama Perusahaan

72 LION Lion Metal Works Tbk

73 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk

74 LMSH Lionmesh Prima Tbk

75 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

76 MAIN Malindo Feedmill Tbk

77 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk

78 MBAI Multibreeder Adirama Indonesia Tbk

79 MBTO Martina Berto Tbk

80 MERK Merck Indonesia Tbk

81 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

82 MLIA Mulia Industrindo Tbk

83 MRAT Mustika Ratu Tbk

84 MYOR Mayora Indah Tbk

85 MYRX Hanson International Tbk

86 MYTX Apac Citra Centertex Tbk

87 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk

88 NIPS Nippres Tbk

89 PBRX Pan Brothers Tbk

90 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk

91 POLY Asia Pasific Fibers Tbk

92 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk

93 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk

94 PTSN Sat Nusa Persada Tbk

95 PYFA Pyridam Farma Tbk

96 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk

97 RMBA Bentoel International Investama Tbk

98 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk

99 SAIP Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk

100 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk

101 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk

102 SIAP Sekawan Intipratama Tbk

103 SIMA Siwani Makmur Tbk

104 SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk

105 SIPD Siearad Produce Tbk

106 SKBM Sekar Bumi Tbk

107 SKLT Sekar Laut Tbk

108 SMCB Holcim Indonesia Tbk

109 SMGR Semen Gresik Tbk

Page 105: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

90

No. Kode Nama Perusahaan

110 SMSM Selamat Sempurna Tbk

111 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk

112 SPMA Suparma Tbk

113 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

114 SRSN Indo Acitama Tbk

115 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk

116 STTP Siantar Top Tbk

117 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk

118 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk

119 TCID Mandom Indonesia Tbk

120 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk

121 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk

122 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

123 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

124 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk

126 TRST Trias Sentosa Tbk

127 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk

128 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

129 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk

130 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

131 UNTX Unitex Tbk

132 UNVR Unilever Indonesia Tbk

133 VOKS Voksel Electric Tbk

134 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk

Page 106: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

91

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2011-2014

No. Kode Nama Perusahaan

1 ADES Akasha Wira International Tbk

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk

4 APLI Asiaplast Industries Tbk

5 ASII Astra International Tbk

6 AUTO Astra Auto Part Tbk

7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

8 DPNS Duta Pertiwi Nusantara

9 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk

10 GTJL Gajah Tunggal Tbk

11 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

12 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

13 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk

14 IMAS Indomobil Sukses International Tbk

15 INAF Indofarma Tbk

16 INCI Intan Wijaya International Tbk

17 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

18 INDS Indospring Tbk

19 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk

20 KAEF Kimia Farma Tbk

21 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk

22 MYOR Mayora Indah Tbk

23 MYTX Apac Citra Centertex Tbk

24 NIPS Nippres Tbk

25 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk

26 RMBA Bentoel International Investama Tbk

27 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk

28 SKLT Sekar Laut Tbk

29 SMSM Selamat Sempurna Tbk

30 TRST Trias Sentosa Tbk

31 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

32 UNVR Unilever Indonesia Tbk

33 VOKS Voksel Electric Tbk

Page 107: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

92

Variabel Penelitian

No. Kode Periode Restatement Total Aset Ln Aset

1 ADES 2011 1 Rp 316,048,000,000 26.47916

2 AISA 2011 0 Rp 3,590,309,000,000 28.90926

3 AKPI 2011 1 Rp 1,556,600,855,000 28.07353

4 APLI 2011 1 Rp 333,352,457,870 26.53247

5 ASII 2011 1 Rp 154,319,000,000,000 32.67004

6 AUTO 2011 1 Rp 6,964,227,000,000 29.57181

7 CPIN 2011 1 Rp 8,848,204,000,000 29.81124

8 DPNS 2011 0 Rp 172,322,620,690 25.87263

9 GDST 2011 0 Rp 977,457,487,885 27.60822

10 GTJL 2011 1 Rp 11,609,514,000,000 30.08285

11 HMSP 2011 1 Rp 19,329,758,000,000 30.59267

12 ICBP 2011 0 Rp 15,222,857,000,000 30.35382

13 IGAR 2011 0 Rp 355,579,996,944 26.59702

14 IMAS 2011 1 Rp 12,905,429,951,184 30.18867

15 INAF 2011 0 Rp 1,114,901,669,774 27.73979

16 INCI 2011 0 Rp 125,184,677,577 25.55306

17 INDF 2011 1 Rp 53,585,933,000,000 31.61231

18 INDS 2011 0 Rp 1,139,715,256,754 27.7618

19 JPFA 2011 0 Rp 8,266,417,000,000 29.74322

20 KAEF 2011 1 Rp 1,794,399,675,018 28.21569

21 KBRI 2011 0 Rp 744,581,030,849 27.33609

22 MYOR 2011 0 Rp 6,599,845,533,328 29.51807

23 MYTX 2011 0 Rp 1,848,394,822,216 28.24534

24 NIPS 2011 0 Rp 446,688,457,381 26.82513

Page 108: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

93

No. Kode Periode Restatement Total Aset Ln Aset

25 PRAS 2011 1 Rp 215,205,568,113 26.09486

26 RMBA 2011 0 Rp 6,333,957,000,000 29.47695

27 SCCO 2011 0 Rp 1,455,620,557,037 28.00645

28 SKLT 2011 0 Rp 214,237,879,424 26.09035

29 SMSM 2011 1 Rp 1,327,799,716,171 27.91454

30 TRST 2011 1 Rp 2,078,643,008,389 28.36274

31 UNIT 2011 0 Rp 304,802,980,424 26.44293

32 UNVR 2011 0 Rp 10,482,312,000,000 29.98071

33 VOKS 2011 1 Rp 1,573,039,162,237 28.08403

34 ADES 2012 0 Rp 389,094,000,000 26.68709

35 AISA 2012 0 Rp 3,867,576,000,000 28.98365

36 AKPI 2012 0 Rp 1,714,834,430,000 28.17034

37 APLI 2012 0 Rp 333,867,300,446 26.53401

38 ASII 2012 0 Rp 182,274,000,000,000 32.83653

39 AUTO 2012 1 Rp 8,807,056,000,000 29.81501

40 CPIN 2012 0 Rp 12,348,627,000,000 30.14457

41 DPNS 2012 1 Rp 184,533,123,832 25.94109

42 GDST 2012 0 Rp 1,163,971,056,842 27.78286

43 GTJL 2012 0 Rp 12,869,793,000,000 30.1859

44 HMSP 2012 0 Rp 26,247,527,000,000 30.89859

45 ICBP 2012 0 Rp 17,753,480,000,000 30.5076

46 IGAR 2012 0 Rp 312,342,760,278 26.46737

47 IMAS 2012 0 Rp 9,813,158,956,054 29.91475

48 INAF 2012 0 Rp 1,188,618,790,410 27.80381

49 INCI 2012 0 Rp 132,278,839,079 25.60818

50 INDF 2012 1 Rp 59,389,405,000,000 31.71514

Page 109: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

94

No. Kode Periode Restatement Total Aset Ln Aset

51 INDS 2012 0 Rp 1,664,779,358,215 28.14071

52 JPFA 2012 0 Rp 10,961,464,000,000 30.02541

53 KAEF 2012 0 Rp 2,076,347,580,785 28.36163

54 KBRI 2012 0 Rp 740,753,171,392 27.33093

55 MYOR 2012 0 Rp 8,302,506,241,903 29.74758

56 MYTX 2012 0 Rp 1,803,323,308,102 28.22065

57 NIPS 2012 0 Rp 525,626,737,289 26.98786

58 PRAS 2012 0 Rp 577,349,886,068 27.08171

59 RMBA 2012 0 Rp 6,935,601,000,000 29.56769

60 SCCO 2012 0 Rp 1,486,921,371,360 28.02773

61 SKLT 2012 0 Rp 249,746,467,756 26.24371

62 SMSM 2012 1 Rp 1,556,214,324,213 28.07328

63 TRST 2012 0 Rp 2,188,129,039,119 28.41407

64 UNIT 2012 0 Rp 379,900,742,389 26.66318

65 UNVR 2012 1 Rp 11,984,979,000,000 30.11468

66 VOKS 2012 1 Rp 1,698,078,000,000 28.16052

67 ADES 2013 1 Rp 441,064,000,000 26.81246

68 AISA 2013 0 Rp 5,020,824,000,000 29.24462

69 AKPI 2013 1 Rp 2,084,567,189,000 28.36558

70 APLI 2013 1 Rp 303,594,490,546 26.43896

71 ASII 2013 1 Rp 213,994,000,000,000 32.99697

72 AUTO 2013 1 Rp 12,484,843,000,000 30.15554

73 CPIN 2013 1 Rp 15,722,197,000,000 30.38609

74 DPNS 2013 1 Rp 256,372,669,050 26.2699

75 GDST 2013 0 Rp 1,191,496,619,152 27.80623

76 GTJL 2013 1 Rp 15,350,754,000,000 30.36219

Page 110: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

95

No. Kode Periode Restatement Total Aset Ln Aset

77 HMSP 2013 0 Rp 27,404,594,000,000 30.94173

78 ICBP 2013 0 Rp 21,267,470,000,000 30.6882

79 IGAR 2013 0 Rp 314,746,644,499 26.47503

77 HMSP 2013 0 Rp 27,404,594,000,000 30.94173

80 IMAS 2013 1 Rp 11,634,955,170,257 30.08504

81 INAF 2013 0 Rp 1,294,510,669,195 27.88915

82 INCI 2013 0 Rp 136,142,063,219 25.63696

83 INDF 2013 1 Rp 77,611,416,000,000 31.98274

84 INDS 2013 0 Rp 2,196,518,364,473 28.41789

85 JPFA 2013 0 Rp 14,917,590,000,000 30.33356

86 KAEF 2013 1 Rp 2,471,939,548,890 28.53602

87 KBRI 2013 0 Rp 788,749,190,752 27.39371

88 MYOR 2013 1 Rp 9,710,223,454,000 29.9042

89 MYTX 2013 1 Rp 2,095,467,423,419 28.3708

90 NIPS 2013 0 Rp 798,407,625,000 27.40589

91 PRAS 2013 0 Rp 795,630,254,208 27.4024

92 RMBA 2013 0 Rp 9,232,016,000,000 29.8537

93 SCCO 2013 0 Rp 1,762,032,300,123 28.19749

94 SKLT 2013 0 Rp 301,989,488,699 26.43366

95 SMSM 2013 1 Rp 1,712,710,000,000 28.1691

96 TRST 2013 0 Rp 3,260,919,505,192 28.81303

97 UNIT 2013 0 Rp 459,118,935,528 26.85258

98 UNVR 2013 1 Rp 13,348,188,000,000 30.2224

99 VOKS 2013 1 Rp 1,955,830,321,070 28.30184

100 ADES 2014 1 Rp 504,865,000,000 26.94756

101 AISA 2014 0 Rp 7,371,846,000,000 29.62869

Page 111: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

96

No. Kode Periode Restatement Total Aset Ln Aset

102 AKPI 2014 1 Rp 2,227,042,590,000 28.4317

103 APLI 2014 1 Rp 273,126,657,794 26.3332

104 ASII 2014 1 Rp 236,029,000,000,000 33.09498

105 AUTO 2014 1 Rp 14,380,926,000,000 30.29692

106 CPIN 2014 1 Rp 20,862,439,000,000 30.66897

107 DPNS 2014 1 Rp 268,877,322,944 26.31752

108 GDST 2014 0 Rp 1,354,622,569,945 27.93454

109 GTJL 2014 1 Rp 16,042,897,000,000 30.40629

110 HMSP 2014 0 Rp 28,380,630,000,000 30.97673

111 ICBP 2014 0 Rp 24,910,211,000,000 30.8463

112 IGAR 2014 0 Rp 349,894,783,575 26.5809

113 IMAS 2014 1 Rp 11,845,370,194,860 30.10296

114 INAF 2014 0 Rp 1,248,343,275,406 27.85284

115 INCI 2014 0 Rp 147,992,617,351 25.72043

116 INDF 2014 1 Rp 85,938,885,000,000 32.08466

117 INDS 2014 0 Rp 2,282,666,078,493 28.45637

118 JPFA 2014 0 Rp 15,730,435,000,000 30.38662

119 KAEF 2014 1 Rp 2,968,184,626,297 28.71897

120 KBRI 2014 0 Rp 1,299,315,036,743 27.89286

121 MYOR 2014 1 Rp 10,291,108,029,334 29.9623

122 MYTX 2014 1 Rp 2,041,304,000,000 28.34461

123 NIPS 2014 0 Rp 1,206,854,399,000 27.81904

124 PRAS 2014 0 Rp 1,286,827,899,805 27.8832

125 RMBA 2014 0 Rp 10,250,546,000,000 29.95835

126 SCCO 2014 0 Rp 1,656,007,190,010 28.13543

127 SKLT 2014 0 Rp 331,574,891,637 26.52712

Page 112: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

97

No. Kode Periode Restatement Total Aset Ln Aset

128 SMSM 2014 1 Rp 1,749,395,000,000 28.19029

129 TRST 2014 1 Rp 3,261,285,495,052 28.81314

130 UNIT 2014 0 Rp 440,727,374,151 26.81169

131 UNVR 2014 0 Rp 14,280,670,000,000 30.28993

132 VOKS 2014 1 Rp 1,553,905,000,000 28.07179

No. Kode Periode Dewan Komisaris

Independen Total Dewan Komisaris

Persentase Dewan

Komisaris Independen

1 ADES 2011 1 3 0.333333

2 AISA 2011 3 5 0.6

3 AKPI 2011 2 6 0.333333

4 APLI 2011 1 3 0.333333

5 ASII 2011 5 11 0.454545

6 AUTO 2011 4 10 0.4

7 CPIN 2011 2 5 0.4

8 DPNS 2011 1 3 0.333333

9 GDST 2011 1 3 0.333333

10 GTJL 2011 3 8 0.375

11 HMSP 2011 2 5 0.4

12 ICBP 2011 3 8 0.375

13 IGAR 2011 1 3 0.333333

14 IMAS 2011 3 7 0.428571

15 INAF 2011 2 5 0.4

16 INCI 2011 1 3 0.333333

17 INDF 2011 3 9 0.333333

18 INDS 2011 1 3 0.333333

19 JPFA 2011 1 4 0.25

Page 113: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

98

No. Kode Periode Dewan Komisaris

Independen Total Dewan Komisaris

Persentase Dewan

Komisaris Independen

20 KAEF 2011 2 5 0.4

21 KBRI 2011 1 3 0.333333

22 MYOR 2011 2 5 0.4

23 MYTX 2011 2 4 0.5

24 NIPS 2011 1 3 0.333333

25 PRAS 2011 1 3 0.333333

26 RMBA 2011 2 4 0.5

27 SCCO 2011 1 3 0.333333

28 SKLT 2011 1 3 0.333333

29 SMSM 2011 1 3 0.333333

30 TRST 2011 1 3 0.333333

31 UNIT 2011 1 2 0.5

32 UNVR 2011 4 5 0.8

33 VOKS 2011 1 5 0.2

34 ADES 2012 1 3 0.333333

35 AISA 2012 2 5 0.4

36 AKPI 2012 2 5 0.4

37 APLI 2012 1 3 0.333333

38 ASII 2012 5 12 0.416667

39 AUTO 2012 4 10 0.4

40 CPIN 2012 2 5 0.4

41 DPNS 2012 1 3 0.333333

42 GDST 2012 1 3 0.333333

43 GTJL 2012 3 8 0.375

44 HMSP 2012 2 5 0.4

Page 114: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

99

No. Kode Periode Dewan Komisaris

Independen Total Dewan Komisaris

Persentase Dewan

Komisaris Independen

45 ICBP 2012 3 8 0.375

46 IGAR 2012 1 3 0.333333

47 IMAS 2012 3 7 0.428571

48 INAF 2012 3 8 0.375

49 INCI 2012 1 3 0.333333

50 INDF 2012 3 8 0.375

51 INDS 2012 1 3 0.333333

52 JPFA 2012 1 3 0.333333

53 KAEF 2012 2 5 0.4

54 KBRI 2012 1 3 0.333333

55 MYOR 2012 2 5 0.4

56 MYTX 2012 2 4 0.5

57 NIPS 2012 1 4 0.25

58 PRAS 2012 1 3 0.333333

59 RMBA 2012 1 4 0.25

60 SCCO 2012 1 3 0.333333

61 SKLT 2012 1 3 0.333333

62 SMSM 2012 1 3 0.333333

63 TRST 2012 1 3 0.333333

64 UNIT 2012 1 2 0.5

65 UNVR 2012 4 5 0.8

66 VOKS 2012 1 5 0.2

67 ADES 2013 1 3 0.333333

68 AISA 2013 2 6 0.333333

69 AKPI 2013 2 6 0.333333

Page 115: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

100

No. Kode Periode Dewan Komisaris

Independen Total Dewan Komisaris

Persentase Dewan

Komisaris Independen

70 APLI 2013 1 3 0.333333

71 ASII 2013 3 10 0.3

72 AUTO 2013 4 11 0.363636

73 CPIN 2013 2 6 0.333333

74 DPNS 2013 1 3 0.333333

75 GDST 2013 1 3 0.333333

76 GTJL 2013 2 7 0.285714

77 HMSP 2013 3 6 0.5

78 ICBP 2013 3 7 0.428571

79 IGAR 2013 1 3 0.333333

80 IMAS 2013 3 7 0.428571

81 INAF 2013 2 4 0.5

82 INCI 2013 1 3 0.333333

83 INDF 2013 3 8 0.375

84 INDS 2013 1 3 0.333333

85 JPFA 2013 1 3 0.333333

86 KAEF 2013 2 5 0.4

87 KBRI 2013 1 3 0.333333

88 MYOR 2013 2 5 0.4

89 MYTX 2013 2 4 0.5

90 NIPS 2013 1 3 0.333333

91 PRAS 2013 1 3 0.333333

92 RMBA 2013 2 5 0.4

93 SCCO 2013 1 3 0.333333

94 SKLT 2013 1 3 0.333333

Page 116: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

101

No. Kode Periode Dewan Komisaris

Independen Total Dewan Komisaris

Persentase Dewan

Komisaris Independen

95 SMSM 2013 2 4 0.5

96 TRST 2013 1 3 0.333333

97 UNIT 2013 1 2 0.5

98 UNVR 2013 4 5 0.8

99 VOKS 2013 1 5 0.2

100 ADES 2014 2 6 0.333333

101 AISA 2014 1 5 0.2

102 AKPI 2014 2 6 0.333333

103 APLI 2014 2 6 0.333333

104 ASII 2014 4 11 0.363636

105 AUTO 2014 4 11 0.363636

106 CPIN 2014 2 6 0.333333

107 DPNS 2014 1 3 0.333333

108 GDST 2014 1 3 0.333333

109 GTJL 2014 2 6 0.333333

110 HMSP 2014 3 6 0.5

111 ICBP 2014 3 7 0.428571

112 IGAR 2014 1 3 0.333333

113 IMAS 2014 3 7 0.428571

114 INAF 2014 1 3 0.333333

115 INCI 2014 1 3 0.333333

116 INDF 2014 3 8 0.375

117 INDS 2014 1 3 0.333333

118 JPFA 2014 1 3 0.333333

119 KAEF 2014 2 5 0.4

Page 117: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

102

No. Kode Periode Dewan Komisaris

Independen Total Dewan Komisaris

Persentase Dewan

Komisaris Independen

120 KBRI 2014 1 3 0.333333

121 MYOR 2014 2 5 0.4

122 MYTX 2014 2 4 0.5

123 NIPS 2014 1 3 0.333333

124 PRAS 2014 1 3 0.333333

125 RMBA 2014 2 5 0.4

126 SCCO 2014 1 3 0.333333

127 SKLT 2014 1 3 0.333333

128 SMSM 2014 1 3 0.333333

129 TRST 2014 2 4 0.5

130 UNIT 2014 1 2 0.5

131 UNVR 2014 4 5 0.8

132 VOKS 2014 2 5 0.4

No. Kode Periode Komite Audit

Independen

Total Komite

Audit

Persentase Komite

Audit Independen

Kualitas

Audit

1 ADES 2011 2 3 0.666667 0

2 AISA 2011 2 3 0.666667 0

3 AKPI 2011 2 3 0.666667 1

4 APLI 2011 2 3 0.666667 0

5 ASII 2011 2 4 0.5 1

6 AUTO 2011 2 3 0.666667 1

7 CPIN 2011 3 5 0.6 1

8 DPNS 2011 2 3 0.666667 0

Page 118: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

103

No. Kode Periode Komite Audit

Independen

Total Komite

Audit

Persentase Komite

Audit Independen

Kualitas

Audit

9 GDST 2011 2 3 0.666667 0

10 GTJL 2011 2 3 0.666667 1

11 HMSP 2011 1 3 0.333333 1

12 ICBP 2011 2 4 0.5 1

13 IGAR 2011 2 3 0.666667 0

14 IMAS 2011 2 3 0.666667 1

15 INAF 2011 3 5 0.6 0

16 INCI 2011 2 3 0.666667 0

17 INDF 2011 2 4 0.5 1

18 INDS 2011 2 3 0.666667 0

19 JPFA 2011 2 3 0.666667 0

20 KAEF 2011 3 4 0.75 0

21 KBRI 2011 3 3 1 0

22 MYOR 2011 2 3 0.666667 0

23 MYTX 2011 3 4 0.75 0

24 NIPS 2011 2 3 0.666667 0

25 PRAS 2011 2 3 0.666667 0

26 RMBA 2011 2 3 0.666667 1

27 SCCO 2011 2 3 0.666667 0

28 SKLT 2011 2 3 0.666667 0

29 SMSM 2011 2 3 0.666667 0

30 TRST 2011 2 3 0.666667 1

31 UNIT 2011 2 3 0.666667 0

32 UNVR 2011 2 3 0.666667 1

33 VOKS 2011 2 3 0.666667 0

Page 119: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

104

No. Kode Periode Komite Audit

Independen

Total Komite

Audit

Persentase Komite

Audit Independen

Kualitas

Audit

34 ADES 2012 2 3 0.666667 0

35 AISA 2012 2 3 0.666667 0

36 AKPI 2012 2 3 0.666667 1

37 APLI 2012 1 2 0.5 1

38 ASII 2012 2 4 0.5 1

39 AUTO 2012 2 3 0.666667 1

40 CPIN 2012 3 5 0.6 1

41 DPNS 2012 2 3 0.666667 0

42 GDST 2012 2 3 0.666667 0

43 GTJL 2012 2 3 0.666667 1

44 HMSP 2012 1 3 0.333333 1

45 ICBP 2012 2 4 0.5 1

46 IGAR 2012 2 3 0.666667 0

47 IMAS 2012 2 3 0.666667 1

48 INAF 2012 2 4 0.5 0

49 INCI 2012 2 3 0.666667 0

50 INDF 2012 2 4 0.5 1

51 INDS 2012 2 3 0.666667 0

52 JPFA 2012 2 3 0.666667 0

53 KAEF 2012 2 3 0.666667 0

54 KBRI 2012 2 3 0.666667 0

55 MYOR 2012 2 3 0.666667 0

56 MYTX 2012 3 4 0.75 0

57 NIPS 2012 2 3 0.666667 0

58 PRAS 2012 2 3 0.666667 0

Page 120: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

105

No. Kode Periode Komite Audit

Independen

Total Komite

Audit

Persentase Komite

Audit Independen

Kualitas

Audit

59 RMBA 2012 2 3 0.666667 1

60 SCCO 2012 2 3 0.666667 0

61 SKLT 2012 2 3 0.666667 0

62 SMSM 2012 2 3 0.666667 1

63 TRST 2012 2 3 0.666667 1

64 UNIT 2012 2 3 0.666667 0

65 UNVR 2012 2 3 0.666667 1

66 VOKS 2012 2 3 0.666667 0

67 ADES 2013 2 3 0.666667 0

68 AISA 2013 2 3 0.666667 0

69 AKPI 2013 2 3 0.666667 1

70 APLI 2013 2 3 0.666667 1

71 ASII 2013 2 4 0.5 1

72 AUTO 2013 2 3 0.666667 1

73 CPIN 2013 3 5 0.6 1

74 DPNS 2013 2 3 0.666667 0

75 GDST 2013 2 3 0.666667 0

76 GTJL 2013 2 3 0.666667 1

77 HMSP 2013 1 3 0.333333 1

78 ICBP 2013 1 3 0.333333 1

79 IGAR 2013 2 3 0.666667 0

80 IMAS 2013 2 3 0.666667 1

81 INAF 2013 4 6 0.666667 0

82 INCI 2013 2 3 0.666667 0

83 INDF 2013 2 3 0.666667 1

Page 121: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

106

No. Kode Periode Komite Audit

Independen

Total Komite

Audit

Persentase Komite

Audit Independen

Kualitas

Audit

84 INDS 2013 2 3 0.666667 0

85 JPFA 2013 2 3 0.666667 0

86 KAEF 2013 2 3 0.666667 0

87 KBRI 2013 2 3 0.666667 0

88 MYOR 2013 2 3 0.666667 0

89 MYTX 2013 2 3 0.666667 0

90 NIPS 2013 2 3 0.666667 0

91 PRAS 2013 2 3 0.666667 0

92 RMBA 2013 2 3 0.666667 1

93 SCCO 2013 2 3 0.666667 0

94 SKLT 2013 2 3 0.666667 0

95 SMSM 2013 2 3 0.666667 1

96 TRST 2013 2 3 0.666667 1

97 UNIT 2013 2 3 0.666667 0

98 UNVR 2013 2 3 0.666667 1

99 VOKS 2013 2 3 0.666667 0

100 ADES 2014 2 3 0.666667 0

101 AISA 2014 2 4 0.5 0

102 AKPI 2014 2 3 0.666667 1

103 APLI 2014 2 3 0.666667 1

104 ASII 2014 2 4 0.5 1

105 AUTO 2014 2 3 0.666667 1

106 CPIN 2014 3 5 0.6 1

107 DPNS 2014 2 3 0.666667 0

108 GDST 2014 2 3 0.666667 0

Page 122: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

107

No. Kode Periode Komite Audit

Independen

Total Komite

Audit

Persentase Komite

Audit Independen

Kualitas

Audit

109 GTJL 2014 2 3 0.666667 1

110 HMSP 2014 1 3 0.333333 1

111 ICBP 2014 1 3 0.333333 1

112 IGAR 2014 2 3 0.666667 0

113 IMAS 2014 2 3 0.666667 1

114 INAF 2014 1 3 0.333333 0

115 INCI 2014 2 3 0.666667 0

116 INDF 2014 2 3 0.666667 1

117 INDS 2014 2 3 0.666667 0

118 JPFA 2014 2 3 0.666667 0

119 KAEF 2014 2 3 0.666667 0

120 KBRI 2014 2 3 0.666667 0

121 MYOR 2014 2 3 0.666667 0

122 MYTX 2014 2 3 0.666667 0

123 NIPS 2014 2 3 0.666667 0

124 PRAS 2014 2 3 0.666667 0

125 RMBA 2014 2 3 0.666667 1

126 SCCO 2014 2 3 0.666667 0

127 SKLT 2014 2 3 0.666667 0

128 SMSM 2014 2 3 0.666667 1

129 TRST 2014 2 3 0.666667 1

130 UNIT 2014 2 3 0.666667 0

131 UNVR 2014 2 3 0.666667 1

132 VOKS 2014 2 3 0.666667 0

Page 123: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

108

LAMPIRAN 1 Hasil Output SPSS

Page 124: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

cix

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Restatement 132 0 1 .40 .492

Size 132 25.553056 33.094976 28.59952856 1.753972744

KomInd 132 .200000 .800000 .37981766 .100487394

IndKA 132 .333333 1.000000 .63699495 .092517206

Big_Four 132 0 1 .41 .494

Valid N

(listwise) 132

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 132 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 132 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 132 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the

total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Non Restatement 0

Page 125: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

cx

Restatement 1

Categorical Variables Codings

Frequency

Parameter coding

(1)

Big_Four Non big four 78 1.000

Big Four 54 .000

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 177.837 -.394

2 177.836 -.399

3 177.836 -.399

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 177.836

b. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter

estimates changed by less than .001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Restatement

Percentage

Correct

Non

Restatement Restatement

Page 126: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

cxi

Step

0

Restatement Non

Restatement 79 0 100.0

Restatement 53 0 .0

Overall Percentage 59.8

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.399 .178 5.054 1 .025 .671

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Size 7.239 1 .007

KomInd .001 1 .981

IndKA .311 1 .577

Big_Four(1) 16.706 1 .000

Overall Statistics 24.012 4 .000

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant Size KomInd IndKA

Big_Four

(1)

Step

1

1 153.321 -5.071 .119 -2.540 5.035 -1.630

2 152.918 -6.360 .149 -2.924 5.994 -1.799

Page 127: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

cxii

3 152.917 -6.436 .151 -2.941 6.046 -1.805

4 152.917 -6.436 .151 -2.941 6.046 -1.805

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 177.836

d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter

estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step

1

Step 24.919 4 .000

Block 24.919 4 .000

Model 24.919 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 152.917a .172 .232

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter

estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 7.481 8 .486

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Restatement = Non

Restatement

Restatement =

Restatement

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 11 10.878 2 2.122 13

Page 128: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

cxiii

2 9 10.128 4 2.872 13

3 8 9.918 5 3.082 13

4 11 9.627 2 3.373 13

5 11 9.428 2 3.572 13

6 10 9.048 3 3.952 13

7 7 7.391 6 5.609 13

8 4 4.921 9 8.079 13

9 2 3.858 11 9.142 13

10 6 3.802 9 11.198 15

Classification Tablea

Observed

Predicted

Restatement

Percentage

Correct

Non

Restatement Restatement

Step

1

Restatement Non

Restatement 65 14 82.3

Restatement 23 30 56.6

Overall Percentage 72.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Size .151 .152 .981 1 .322 1.163

KomInd -2.941 1.977 2.213 1 .137 .053

Page 129: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

cxiv

IndKA 6.046 2.546 5.641 1 .018 422.466

Big_Four(1

) -1.805 .524 11.856 1 .001 .164

Constant -6.436 5.202 1.531 1 .216 .002

a. Variable(s) entered on step 1: Size, KomInd, IndKA, Big_Four.

Correlation Matrix

Constan

t Size KomInd IndKA

Big_Four

(1)

Step 1 Constant 1.000 -.951 -.005 -.557 -.442

Size -.951 1.000 -.131 .326 .489

KomInd -.005 -.131 1.000 -.133 .216

IndKA -.557 .326 -.133 1.000 -.181

Big_Four(1) -.442 .489 .216 -.181 1.000

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

16 + +

I I

I I

F I I

R 12 + +

E I I

Q I R I

Page 130: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

cxv

U I R R I

E 8 + R RN +

N I RN RNNN R I

C I RN RNNN R I

Y I RNRNNNN RR I

4 + N N NNRNNNN RRR +

I N NRNNNNNNNR R RRN I

I NN RNNNNNNNNNR NR R R RNR R RRNNRR RR

I

I N N NN NRNNNNNNNNNN N NRNRRN N NN NN R RN R RRNR N

RNRNNNR R NR I

Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------

+----------

Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1

Group:

NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNR

RRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR

Predicted Probability is of Membership for Restatement

The Cut Value is .50

Symbols: N - Non Restatement

R - Restatement

Each Symbol Represents 1 Case.

Page 131: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33239/1/TASYA... · dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas

cxvi