pengaruh tingkat leverage, ukuran...
TRANSCRIPT
ii
PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN DEWAN KOMISARIS,
DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PERUSAHAAN TERHADAP
CSR DISCLOSURE
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Yudhi Prasetiyo
1112082000051
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja,MM Yusro Rahma,SE.,M.Si
NIP. 1949060 2197803 1 001 NIP. 19800506 200801 2 016
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436H/2015
iii
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yudhi Prasetiyo
No. Induk Mahasiswa : 1112082000051
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Maret 2016
Yang Menyatakan,
(Yudhi Prasetiyo)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Yudhi Prasetiyo.
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Maret 1994.
3. Alamat : JL. Lestari Gg. Rahayu No.41 Rt10/03, Jak-Tim.
4. Telepon : 081294299977.
5. Email : [email protected] .
II. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Peltu (Purn) Priyono.
3. Ibu : Suwarti
4. Saudara Kandung : Yuli Saputro,SH.,MH.
III. PENDIDIKAN
No University / School
Dates From – To
1. TK Kartika XVI, Jak-Tim, DKI
Jakarta 1999 – 2000
2. SDN 02 Pagi, Jak-Tim, DKI Jakarta 2000 – 2006
3. SMPN 179 Jak-Tim, DKI Jakarta
2006 – 2009
4. SMAN 98 Jak-Tim, DKI Jakarta 2009 – 2012
5.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2012 – 2016
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
No Organisasi/Institusion Dates From-to
1 OSIS SMAN 98 JAKARTA 2009-2012
2 HMJ AKUNTANSI 2012-2013
3 HMJ AKUNTANSI 2013-2014
5 BEM HMJ AKUNTANSI 2014-2015
viii
ABSTRACT
This study aimed to analyze and get empirical evidence about influence of
the level of leverage, size of board of commissioner, and ownership structure have
affect to corporate social responsibility disclosure in the property and real estate
company in Indonesia. ownership structure, which in proxy is managerial
ownership, public ownership and foreign ownership. The research is done at
property and real estate company which are listed in Indonesia Stock Exchange
from 2010 until 2014. This research used purposive sampling It was found 27
company at the research sampel ang then the total sampel for 5 years is 135
sampel . This research used Multiple Regression Analysis Method.
The result this research showed size of board of commissioner, Publik
Ownership and Foreign Ownership significant influence for corporate social
responsibility disclosure while the level of leverage and m.anagerial ownership
not significant influence for corporate social responsibility disclosure.
Key word: corporate social responsibility disclosure, the level of leverage, size of
board of commissioner, managerial ownership, public ownership and foreign
ownership.
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui secara
empiris apakah pengaruh tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur
kepemilikan saham perusahaan terhadap corporate social responsibility
disclosure dalam perusahaan yang bergerak di sektor jasa property dan real
estate di Indonesia. struktur kepemilikan saham perusahaan yang di proksikan
menjadi tiga yaitu kepemilkan saham publik, kepemilikan saham manajerial dan
kepemilikan saham asing. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010
sampai 2014. Dengan menggunakan purposive sampling mendapatkan 27
perusahaan yang di tentukan dalam penelitian sehingga total keseluruhan sampel
selama 5 tahun sebanyak 135 perusahaan .Metode analisis yang di pakai adalah
regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris,
kepemilikan public dan kepemilikan asing terbukti berpengaruh terhadap
corporate social responsibility disclosure sedangkan tingkat leverage dan
kepemilikan manajerial terbukti tidak berpengaruh terhadap corporate social
responsibility disclosure.
Kata kunci : corporate social responsibility disclosure, tingkat leverage, ukuran
dewan komisaris, kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham publik dan
kepemilikan saham asing.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmannirohim
Assalamulaikum Warohmatullahi Wabarakhatu
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penelitian ini yang berjudul “(Studi Empiris Perusahaan
Property ada yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2014)”
ini dapat diselesaikan.
Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat syarat untuk
meraih gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis memahami sepenuhnya bahwa penelitian ini tak luput dari
kesalahan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangan diharapkan
demi perbaikan di masa mendatang.Semoga penelitian ini dapat memberikan
inspirasi bagi para pembaca untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan semoga
penelitian ini bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam seluruh proses penyusunan skripsi ini,
terutama kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Peltu (Purn) Priyono dan Ibunda
Suwarti yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, doa
serta bantuan moril maupun materil yang di butuhkan dalam penyelesaian
skripsi ini.
xi
2. Kakak laki laki-ku Yuli Saputro,SH.,MH dan Kakak Ipar-ku Yeniota
Silora,Amd yang telah memberikan masukan, semangat serta dukungan
serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini,Lc.,M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Yahya Hamja,MM selaku Dosen Pembimbing I yang begitu
teliti, cermat dan sabar dalam membimbing penulis, serta memberikan
begitu banyak arahan dan masukan dalam proses penyusunan skripsi ini
hingga selesai.
5. Ibu Yusro Rahma,SE.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
sabar dan selalu meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
masukan yang begitu banyak kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
6. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Keluarga Besar HMJ Akuntansi periode 2013-2014 dan periode 2014-
2015. Tempat penulis melakukan berbagai kegiatan organisasi,
mendapatkan banyak pengalaman yang baru, teman-teman yang baru, dan
xii
10. suasana yang begitu baru dan penuh makna. penulis sangat bangga dan
senang sekali dapat menjadi bagian dari kalian.
11. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Akuntansi 2012.
12. Terima kasih kepada teman-teman Akuntansi B 2012 (Galih, Rifai, Heri,
Ilman, Mayeda, Fadil, Randi, Farid, Revan, fajar, Dara, Dina, Dita, Dwi,
Farida, Fitri, Latul, Vivi, Jian, Rita, Nindy, Seren, Zakia, Nisa, Abel, dan
Intan) penulis sangat senang dan bahagia mempunyai teman-teman seperti
kalian yang begitu baik dan menyenangkan.
13. Terima kasih kepada saudara-saudariku OSIS 22 SMAN 98 yang terus
memotivasi dan memberi semangat penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
14. Terima kasih kepada sahabat-sahabatku Tiana, Adila, Dwi, Yefananda dan
Cakra yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
15. Terima kasih kepada teman teman seperjuangan ujian komprehensif
Rifa’I, Rifqi, Rita, Inayah, Nida, dan Elsa yang telah memberikan
semangat pada saat ujian sidang skripsi.
16. Terima kasih kepada teman-teman SMA penulis yang telah memberikan
motivasi dan semangat kepada penulis.
17. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
membantu terselasikannya skripsi ini.
xiii
Penulis menyadari bahwa penulisan skrispi masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan masih pengetahuan penulis yang masih sangat minim.Oleh karena itu
penulis mengharapkan segala bentuk saran, kritikan dan masukan dari berbagai
pihak.
Jakarta, Maret 2016
( Yudhi Prasetiyo)
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ..................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH......................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 11
A. Kajian Pustaka ................................................................. 11
1. Landasan Teori ................................................................. 11
2. Teori Agensi ................................................................. 12
3. Teori Legitimasi ................................................................ 12
4. Teori Stakeholder .............................................................. 15
5. Corporate Social Responsibility Disclosure ........................ 16
6. Pengungkapan Sosial dalam Lap.Tahunan .......................... 18
7. Tingkat Leverage .............................................................. 2
xv
8. Ukuran Dewan Komisaris .................................................. 24
9. Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan ......................... 25
10. Kepemilikan Saham Publik ............................................. 25
11. Kepemilikan Saham Manajerial ....................................... 27
12. Kepemilikan Saham Asing ............................................... 28
B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 31
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ............ 37
1. Pengaruh Tingkat Leverage Terhadap CSRD ..................... 37
2. Pengaruh UDK Terhadap CSRD ........................................ 38
3. Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Terhadap CSRD ...... 39
4. Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial Terhadap CSRD 40
5. Pengaruh Kepemilikan Saham Asing Terhadap CSRD ....... 41
D. Kerangka Pemikiran Teoritis.................................................. 43
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ..................................... 45
A. Ruang Lingkup ...................................................................... 45
B. Jenis Penelitian ...................................................................... 45
C. Metode Populasi dan Sampel ................................................. 45
D. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 46
E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 46
F. Metode analisis ...................................................................... 47
1. Analisis deskriptif .............................................................. 47
2. Uji asumsi klasik ................................................................ 47
a. Uji Normalitas.................................................................... 48
b. Uji Heterokedesitas ............................................................ 49
c. Uji Multikolinearitas .......................................................... 49
d. Uji Autokorelasi................................................................. 50
3.Pengujian hipotesis ............................................................. 51
a. Uji Koefisien Determinasi .................................................. 52
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ...................... 52
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................................ 53
G. Variabel dan Definisi Operasional Variable ........................... 54
xvi
1. CSR Disclosure .................................................................. 54
2. Tingkat Leverage ............................................................... 55
3. Ukuran Dewan Komisaris .................................................. 56
4. Kepemilikan Saham Publik ................................................ 57
5. Kepemilikan Saham Manajerial ......................................... 58
6. Kepemilikan Saham Asing ................................................. 58
H. Operasionalisasi Variabel....................................................... 59
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................... 60
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................... 60
B. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 61
C. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 64
1. Hasil Uji Normalitas .......................................................... 64
2. Hasil Uji Heterokedesitas ................................................... 67
3. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................. 69
4. Hasil Uji Autokorelasi ....................................................... 71
D. Pengujian Hipotesis ............................................................... 71
1. Hasil Uji Koefisein Determinasi ......................................... 72
2. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ............. 73
3. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................. 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 81
A. Kesimpulan ........................................................................... 81
B. Saran ................................................................................... 82
1. Bagi Investor dan Calon Investor ....................................... 82
2. Peneliti Selanjutnya ........................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 84
LAMPIRAN .......... ................................................................................... 89
xvii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu dan sekarang ....................................... 31
3.1 Pengukuran Autokorelasi ................................................. 50
3.2 Operasional dan Pengukuran Variabel .................................. 59
4.1 Perolehan sampel penelitian ................................................. 60
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................ 62
4.3 Hasil Uji Kolmogorof-Smirnof dan Shapiro-Wilk ................ 66
4.4 Hasil Uji Spearmen Rho ....................................................... 68
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................... 70
4.6 Hasil Uji Durbin Watson ...................................................... 71
4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 72
4.8 Hasil Uji Statistik t ............................................................... 73
4.9 Hasil Uji Statistik F .............................................................. 80
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Gambar Skema Kerangka Pemikiran Teoritis ....................... 42
4.1 Gambar Grafik Normal P Plot .............................................. 65
4.2 Gambar Grafik Scatterplot ................................................... 67
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Daftar Sampel Perusahaan Property dan Real Esate .............. 89
2 Index Pengungkapan CSR GRI 3.1 ....................................... 92
3 Perhitungan Corporate Social Responsibility ....................... 102
4 Perhitungan Tingkat Leverage .............................................. 107
5 Perhitungan Ukuran Dewan Komisaris ................................. 109
6 Perhitungan Kepemilikan Saham Asing................................ 111
7 Perhitungan Kepemilikan Saham Manajerial ........................ 113
8 Perhitungan Kepemilikan Saham Publik .............................. 115
9 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................ 117
10 Hasil Uji Normalitas ............................................................ 117
11 Hasil Uji Heterokedesitas ..................................................... 118
12 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................... 120
13 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................... 120
14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 120
15 Hasil Uji Signifikansi Parameter Inividual (uji t) .................. 121
16 Hasil Uji Signifikansi Simultam (uji F) ................................ 121
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjaga eksistensinya perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan
masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya.Ada hubungan yang bersifat timbal
balik antara perusahaan dengan masyarakat.Perusahaan dan masyarakat adalah
pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan
harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan dalam hal pembangunan.
Dilihat dari aspek ekonomi perusahaan harus berorientasi mendapatkan
keuntungan dan dari segi aspek sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi
secara langsung kepada masyarakat.Dampak dari aktivitas perusahaan tidak hanya
dirasakan oleh pihak yang terkait langsung dengan perusahaan. Keberadaan dan
dampak aktivitas perusahaan seringkali bertentangan bahkan merugikan
kepentingan pihak lain. Perbedaan kepentingan tersebut jika tidak ditindaklanjuti
maka akan mempengaruhi aktivitas dan eksistensi perusahaan, oleh karena itu
seharusnya perusahaan tidak hanya fokus pada kepentingan perusahaan saja,
tetapi juga mencermati kepentingan pihak-pihak di luar perusahaan (Rizkia
Anggita, 2012).
Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini sudah tidak asing lagi
dikalangan masyarakat umum, sebagai respon perusahaan terhadap lingkungan
masyarakat.CSR berkaitan dengan tanggung jawab sosial, kesejahteraan sosial
dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat.Industri dan korporasi dalam hal ini
berperan untuk mendorong perekonomian yang sehat dengan mempertimbangka
2
faktor lingkungan hidup.Melalui CSR perusahaan tidak semata memprioritaskan
tujuannya pada memperoleh laba setinggi-tingginya, melainkan meliputi aspek
keuangan, sosial, dan aspek lingkungan lainnya (Suharto, 2006).
Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau
konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut)
sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar
tempat perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-
macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak
mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk
desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat
banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Secara umum Corporate Social Responsibility merupakan peningkatan kualitas
kehidupan mempunyai adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota
masyarakat untuk menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat dinikmati,
memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup. Atau dengan kata lain
merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak
positif pada komunitas (Zaky, 2011).
Saat ini seluruh perusahaan di berbagai sektor bisnis di Indonesia sebagian
besar mengklaim bahwa perusahaan mereka telah melaksanakan kewajiban
sosialnya terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Oleh karena itu, sebagian besar
perusahaan tersebut melakukan pengungkapan Corporate Sosial Responsibility
sebagai motivasi untuk meningkatkan kepercayaaan publik terhadap pencapaian
3
usaha perbaikan terhadap lingkungan sekitar perusahaan.Selain usaha perbaikan
terhadap lingkungan, perusahaan juga berpartisipasi di dalam pengabdian kepada
masyarakat, seperti memberi lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar
perusahaan, perbaikan tingkat pendidikan masyarakat, pelayanan kesehatan, dan
sebagainya (Mazrully dan Dennis,2012).
Terdapat beberapa contoh kasus, terkait permasalahan yang muncul
dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan operasinya kurang memperhatikan
kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya, khususnya perusahaan yang
aktivitasnya berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam (ekstraktif). Sebagai
contoh, PT. Lapindo Brantas, merupakan salah satu perusahaan tambang yang
dimiliki oleh perusahaan Bakrie&Brothers, yang sampai pada saat ini terus
menuai konflik yang berkepanjangan oleh masyarakat Gempol Porong, Sidoarjo
akibat operasional perusahaan yang tidak menggunakan teknologi canggih dan
ramah lingkungan yang mengakibatkan semburan lumpur yang tiada henti hingga
menenggelamkan beberapa desa sekitar dan tidak ada respond an ganti rugi yang
sesuai dari pihak perusahaan, kemudian PT. Freeport Indonesia salah satu
perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Papua, yang memulai
operasinya sejak tahun 1969, sampai dengan saat ini tidak lepas dari konflik
berkepanjangan dengan masyarakat lokal, baik terkait dengan tanah ulayat,
pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi
(Wibisono, 2007). Kasus Pencemaran Teluk Buyat, yaitu pembuangan tailing ke
dasar laut laut yang mengakibatkan tercemarnya laut sehingga berkurangnya
tangkapan ikan dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat lokal akibat
4
operasional PT Newmon Minahasia Raya (NMR) tidak hanya menjadi masalah
nasional melainkan internasional (Leimona dan Fauzi, 2008). Begitupula konflik
hingga tindak kekerasan terjadi akibat pencemaran lingkungan dan masalah sosial
terkait operasional PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) di wilayah Duri Provinsi
Riau, dimana masyarakat menuntut kompensasi hingga tingkat DPR pusat terkait
dampak negatif operasional perusahaan tersebut terhadap kondisi ekonomi,
kesehatan dan lingkungan yang semakin memburuk (Mulyadi, 2003).
Dari beberapa contohdiatas yang bisa dijadikan acuan bagi perusahaan
untuk mempertanggungjawabkan kelangsungan usahanya dengan lebih
memperhatikan faktor-faktor yang lebih luas di luar faktor ekonomi. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya harus memperhatikan stockholders
dan bondholders, melainkan juga kepada stakeholder. Stakeholder menuntut
perusahaan untuk melakukan suatu tindakan yang berwujud pertanggungjawaban
akan dampak yang ditimbulkan dari usahanya, dan upaya-upaya perusahaan
dalam mengatasi dampak tersebut.
Hal ini dapat terwujud dengan melakukan tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social responsibility).CSR merupakan komitmen yang
berkelanjutan bagi stakeholder, dan lingkungan bertujuan untuk pengembangan
ekonomi atau kesejahteraan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan atas operasional perusahaan.Akan tetapi, dalam praktiknya, banyak
terdapat pro dan kontra terhadap hal ini. Kelompok yang pro berpendapat bahwa
dalam proses produksinya, perusahaan banyak memanfaatkan sumber daya alam
dan sumber daya manusia, sehingga penting bagi perusahaan itu sendiri untuk
5
melakukan tanggung jawab sosial agar dapat terjadi pembangunan yang
berkelanjutan, sedangkan kelompok yang kontra terhadap hal ini beranggapan
bahwa perusahaan tidak perlu terlibat dalam tanggung jawab sosial karena tidak
memiliki ahli khusus untuk menanganinya dan lebih berpikiran bahwa hal ini
merupakan tugas pemerintah (Riyanto dan Gusti ayu, 2013).
Jika dilihat dari beberapa kasus diatas, masalah sosial dan lingkungan
yang tidak diatur dengan baik oleh perusahaan ternyata memberikan dampak yang
sangat besar, bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik
menjadi kerugian yang berlipat.Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial dan
lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi hal marginal, ditempatkan pada
aspek yang tidak dianggap penting dalam beroperasinya perusahaan.Tanggung
jawab sosial perusahaan atau dikenal dengan istilah Corporate Social
Responsibility (CSR), merupakan aspek penting yang harus dilakukan perusahaan
dalam operasionalnya. Hal tersebut bukan semata-mata memenuhi peraturan
perundang-undangan sebagaimana untuk perusahaan tambang diatur dalam
Undang-undang No 22 tahun 2001, maupun untuk Perseroan Terbatas (PT) diatur
dalam Undang undang No. 40 pasal 74 tahun 2007, melainkan secara logis
terdapat hukum sebab akibat, dimana ketika operasional perusahaan memberikan
dampak negatif, maka akan muncul respon negatif yang jauh lebih besar dari
masyarakat maupun lingkungan yang dirugikan (Rahmatullah,2010).
Menurut Muhammad Titan (2012) Kegiatan CSR pada awalnya
merupakan aktivitas berdasarkan kerelaan dan bukan berdasarkan
paksaan.Kegiatan yang awalnya bersifat filantropis itu kemudian diatur dengan
6
keluarnya peraturan yang mewajibkan kegiatan CSR.UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas mewajibkan perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam untuk
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Perseroan yang tidak
melaksanakan kewajiban tersebut akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan hasil penelitian Rawi dan Munawar Muchlis (2010)
menunjukan hasil analisis berdasarkan penggunaan dari seluruh variabel kontrol
menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen memiliki pengaruh signifikan
terhadap CSR, dan kepemilikan institusi dan leverage, di sisi lain, tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap CSR.
Penelitian Ni Wayan Rustriarini (2011) memberikan hasil bahwa
kepemilikan manajerial dan Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan CSR, namun kepemilikan asing berpengaruh signifkan terhadap
pengungkapan CSR.
Penelitian Rizkia Anggita Sari (2012) memberikan hasil bahwa variabel
profile, size dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap Corporate
Social Responsibility Disclosure. Begitupun penelitian Emmy dan Supartha (201),
menujukan hasil bahwa variabel hutang dan profitabilitas berpengaruh pada CSR
disclosureperusahaan.
Adanya tuntutan yang demikian, maka ISO yang merupakan induk dari
organisasi standar internasional, mengundang berbagai pihak yang berkaitan
untuk membentuk tim yang membadani lahirnya panduan dan standarisasi untuk
7
tanggung jawab sosial dengan mengeluarkan ISO 26000 :guidance standard on
social responsibility. ISO 26000 ini akan menyediakan standar pedoman yang
bersifat sukarela mengenai tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup
semua sektor badan publik maupun badan privat.
Sebagai sebuah konsep, saat ini CSR menjadi perhatian banyak
perusahaan, CSR akan menjadi sebuah tren global dimana tidak hanya di dunia
internasional tetapi juga di indonesia program CSR akan menjadi sebuah standar
perusahaan. Penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai biaya atau beban,
melainkan investasi perusahaan. Secara teoritis, The World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD) dalam publikasinya Making Good Business
Sense (Wibisono, 2007) mendefenisikan CSR sebagai komitmendunia usaha
untuk terusbertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya sekaligus peningkatan kualitas komunitas lokal dan
masyarakat secara lebih luas.
Berdasarkan latar belakang dan penelitian-penelitian terdahulu
sebelumnya, maka penelitian ini akan mencoba untuk membahas pengaruh tingkat
leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan
terhadap CSR Disclosure. Pada penelitian kali ini, mengambil sampel pada
perusahaan sub sektor Property dan Real Estate yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2010 sampai 2014. Dengan menggunakan ukuran
pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan sebagai variabel dependen.
Berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada pada penelitian sebelumnya maka
8
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan dan penulis memfokuskan
penelitian menjadi lima variabel independen yang menjadi mempengaruhi
pengungkapan CSR, dengan judul :“Pengaruh Tingkat Leverage, Ukuran
Dewan Komisaris, dan Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan Terhadap
CSR Disclosure (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Property dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah tingkat leverage berpengaruh terhadap CSR Disclosure?
2. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap CSR Disclosure?
3. Apakah struktur kepemilikan saham perusahaan berpengaruh terhadap
CSR Disclosure?
4. Apakah tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur
kepemilikan saham perusahaan berpengaruh terhadap CSR Disclosure
secara simultan ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris
terhadap hal-hal tersebut diatas, antara lain :
a. Untuk menganalisis pengaruh tingkat leverage terhadap CSR Disclosure.
b. Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap CSR
Disclosure.
9
c. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap CSR
Disclosure.
d. Untuk membuktikan secara simultantingkat leverage, ukuran dewan
komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan terhadap CSR
Disclosure.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang
ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak Perusahaan dan Manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai refrensi
untuk pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan mengenai
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan
keuangan yang disajikan.
b. Bagi Investor dan calon Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
laporan keuangan tahuanan sehingga dijadikan sebagai acauan untuk
pembuatan keputusan investasi. Penelitian ini diharapkan akan
memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek aspek yang
10
perlu diperhitungan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran
ukuran moneter.
c. Bagi Masyarakat
Memberikan pengarahan sebagai penontrol atas perilaku perilaku
perusahaan. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat akan hak hak yang harus diperoleh.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Landasan Teori
Pada bab ini akan dijelaskan teori yang digunakan untuk
menjelaskan model penelitian, mulai dari teori agensi (agency theory), teori
legitimacy (legitimacy theory) dan teori stakeholder (stakeholder theory).
Teori keagenan digunakan untuk menjelaskan adanya pemisah kepemilikan
(kepemilikan Principle/Pemegang Saham dan pengendali/pihak
agen/manajer). Teori legitimacy digunakan untuk menjelaskan pentingnya
kegiatan dan program untuk sebuah msayarakat sekitar agar masyarakat
dapat mengakui dan mendukung adanya perusahaan di lingkungan mereka
tinggal.Teori stakeholder untuk menjelaskan bahwa pengungkapan
tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan upaya pelaporan agar
memberikan informasi yang lengkap kepada para pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder).Hal ini di karenakan perusahaan/perseroan
terbatas bukan merupakan entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun juga mempunyai tanggung jawab sosial dan
lingkungan dalam arti perusahaan harus memberikan manfaat bagi
komunitas setempat dan lingkungan yang harus diinformasikan kepada para
stakeholdernya.
12
2. Teori Agency
Teori keagenan memandang perusahaan sebagai nexus of
contracts, yaitu organisasi yang terikat kontrak dengan beberapa pihak
seperti pemegang saham, supplier, karyawan (termasuk manajer) dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan.Teori keagenan mengemukakan bahwa
antara pihak principal (pemilik) dan agent (manajer) memiliki kepentingan
yang berbeda sehingga memunculkan konflik yang dinamakan konflik
keagenan (agency conflict). Struktur kepemilikan merupakan salah satu
aspek corporate governanceyang dipandang sebagai mekanisme kontrol
yang tepat untuk mengurangi konflik keagenan karena dapat meningkatkan
proses monitoring dalam perusahaan.
Menurut Brigham & Houston (2006), para manajer diberi
kekuasaaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk
membuat keputusan, dimana hal ini menciptakan potensi konflik
kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory).
Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih
individu, yang disebut sebagai prinsipel menyewa individu atau organisasi
lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan
mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen
tersebut.
3. Teori Legitimacy
Salah satu faktor yang dimasukkan oleh banyak peneliti sebagai
motif dibalik pengungkapan informasi sosial dan lingkungan adalah
13
keinginan untuk melegitimasi operasi organisasi (Deegan, 2002).Kedudukan
perusahaan sebagai bagian dari masyarakat ditunjukkan dengan operasi
perusahaan yang seringkali mempengaruhi masyarakat sekitarnya.
Eksistensinya dapat diterima sebagai anggota masyarakat, sebaliknya
eksistensinya pun dapat terancam bila perusahaan tidak dapat menyesuaikan
diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut atau bahkan
merugikan anggota komunitas tersebut (Ririn, 2009 dalam Erdia Gabriella,
2011). Oleh karena itu, perusahaan melalui top manajemennya mencoba
memperoleh kesesuaian antara tindakan organisasi dan nilai-nilai dalam
masyarakat umum dan publik yang relevan atau stakeholdernya (Guthrie
dan Ward, 2006 dalam Erida Gabriella, 2011).
Teori legitimasi didasarkan pada pengertian kontrak sosial yang
diimplikasikan antara institusi sosial dan masyarakat (Ahmad dan Sulaiman,
2004).Teori tersebut dibutuhkan oleh institusi-institusi untuk mencapai
tujuan agar kongruen dengan masyarakat luas. Menurut Gray et al., (1996)
dalam Ahmad dan Sulaiman (2004)dasar pemikiran teori ini adalah
organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut keberadaannya jika
masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk sistem nilai yang
sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri. Teori legitimasi
menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan
kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat.
Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk
menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka
14
diterima oleh masyarakat.Dengan adanya penerimaan dari masyarakat
tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat
meningkatkan laba perusahaan.Hal tersebut dapat mendorong atau
membantu investor dalam melakukanpengambilan nvestasi.
Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan bahwa teori legitimasi
sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, karena teori
legitimasi adalah hal yang paling penting bagi organisasi.Batasan-batasan
yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial serta reaksi
terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku
organisasi dengan memperhatikan lingkungan.Teori legitimasi dilandasi
oleh kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat
dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber
ekonomi.Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan
masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari
perusahaan dari masyarakat.
Definisi teori legitimasi adalah suatu kondisi atau status, yang ada
ketika suatu sistem nilai perusahaan kongruen dengan sistem nilai dari
sistem sosial yang lebih besar di mana perusahaan merupakan
bagiannya.Dengan melakukan pengungkapan sosial, perusahaan merasa
keberadaan dan aktivitasnya terlegitimasi.
Gray et al., (1995) dalam Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan
bahwa perusahaan yang melaporkan kinerjanya berpengaruh terhadap nilai
sosial dimana perusahaan tersebut beroperasi. Hal ini disebabkan karena
15
legitimasi dipengaruhi oleh kultur, interpretasi masyarakat yang berbeda,
sistem politik dan ideologi pemerintah. Praktik-praktik tanggung jawab
sosial dan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dapat dipandang
sebagai suatu usaha untuk memenuhi harapan- harapan masyarakat terhadap
perusahaan.Perusahaan yang selalu berusaha untuk menyelaraskan diri
dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat dan mengantisipasi
terjadinya legitimacy gap maka perusahaan tersebut dapat terus dianggap
sah dalam masyarakat dan dapat terus bertahan hidup.
4. Teori Stakeholder
Ghozali dan Chariri (2007)menyatakan bahwa dalam teori
stakeholder perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, analis perusahaan, dan pihak lainnya).Dengan
demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan
yang diberikan oleh para stakeholder. Gray et al., (1995) dalam Ghozali dan
Chariri (2007) menyatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan
tergantung pada dukungan stakeholders dan dukungan tersebut harus dicari,
sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut.
Pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan bagian
dari komunikasi antara perusahaan dengan stakeholdernya.
Teori stakeholder secara eksplisit mempertimbangkan akan
dampak kebijakan pengungkapan perusahaan ketika ada perbedaan
16
kelompok stakeholder dalam sebuah perusahaan. Pengungkapan informasi
oleh perusahaan dijadikan alat manajemen untuk mengelola kebutuhan
informasi yang dibutuhkan oleh berbagai kelompok (stakeholders).Oleh
karena itu manajemen mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan
lingkungan ini dalam rangka mengelola stakeholder agar perusahaan
mendapatkan dukungan dari mereka.Dukungantersebut dapat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup perusahaan (Gray et al., 1995 dalam Ghozali
dan chariri, 2007).
5.Corporate Social Responsibility Disclosure
CSR Disclosure atau yang disebut sebagai Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Pengungkapan Tanggung Jawab
Aktivitas Sosial dan Lingkungan Perusahaan merupakan sebuah satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh sebuah entitas
(perusahaan).Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rini et.al., (2012)
mendefinisikan CSR Disclosure sebagai suatu proses komunikasi sosial dan
lingkungan dari organisasi ekonomi terhadap kelompok tertentu di
masyarakat luas, hal tersebut melibatkan tanggung jawab organisasi
(terutama perusahaan), diluar tanggung jawab keuangan kepada pemilik
modal, khususnya pemegang saham. Perusahaan mempunyai tanggung
jawab lebih luas dibanding hanya untuk mencari uang bagi pemegang
saham.
Ada 2 jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah
ditetapkan oleh keputusan Bapepam No.Kep.38/PM/1996, yang pertama
17
adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang
harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di
suatu negara.Sedangkan yang kedua adalah pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure), yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela
oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.Pengungkapan
informasi sosial perusahaan melebihi persyaratan minimum dari peraturan
pasar modal yang berlaku.Karenanya perusahaan memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan informasi sosialnya dalam laporan tahunan sehingga
menyebabkan keragaman hasil atau variasi luas ungkapan sukarela antar
perusahaan.
Menurut The World Business Council for Sustainable
Development(1999) dalam Wibisono (2007)Corporate Social Responsibility
Disclosure atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai
komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan
mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum
untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik
bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan melibatkan tanggung
jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta
komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan statis.
Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara
stakeholders.
18
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam
laporan yang disebut Sustainibility Reporting. Sustainibility Reporting
adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial,
pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks
pembangunan berkelanjutan(sustainable development). Sustainibility
Reporting harus menjadi dokumen strategis yang berlevel tinggi yang
menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainibility Development yang
membawanya menuju kapada core business dan sektor industrinya.
6. Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan
Hendriksen (1991) dalam Sumedi (2010) mendefinisikan
pengungkapan (disclosure) sebagai penyajian sejumlah informasi yang
dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien.
Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory) yaitu pengungkapan
informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan
atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela (voluntary) yang
merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan minimum dari
paraturan yang berlaku.
Setiap unit atau pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan
pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga
mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam
laporan tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar
AkuntansiKeuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan.
19
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai
sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Menurut Global Reporting Initiative (GRI) 3.1 dalam konten
analisis terkandung tema tentang pengungkapan pertanggungjawaban sosial,
yang terdiri dari :
1. Ekonomi
Tema ini berisi sembilan item yang mencakup laba perusahaan
yang dibagikan untuk bonus pemegang saham, kompensasi karyawan,
pemerintah, membiayai kegiatan akibat perubahan iklim serta aktivitas
terkait ekonomi lainnya.
2. Lingkungan Hidup
Tema ini berisi tiga puluh item yang meliputi aspek lingkungan
dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan
operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat
pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam.
3. Ketenagakerjaan
Tema ini berisi lima belas item yang meliputi dampak aktivitas
perusahaan pada orang- orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut
meliputi : rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan
promosi dan lainnya.
20
4. Hak Asasi Manusia
Tema ini berisi sebelas item yang mencakup berapa besar jumlah
investasi yang melibatkan perjanjian terkait hak asasi manusia, pemasok dan
kontraktor yang menjunjung hak asasi, kejadian yang melibatkan
kecelakaan atau kriminal terhadap karyawan di bawah umur, dan aktivitas
lainnya.
5. Kemasyarakatan
Tema ini berisi sepuluh item yang mencakup aktivitas
kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang
terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas
kemasyarakatan lainnya.
6. Tanggung jawab atas Produk
Tema ini berisi sembilan item yang melibatkan aspek kualitatif
suatu produk atau jasa, antara lain keguanaan durability, pelayanan,
kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada
kemasan, dan lainnya.
7. Tingkat Leverage
Leverage atau yang disebut dengan rasio hutang merupakan salah
satu rasio keuangan. Menurut Van Horn (1997) dalam Rawi dan Munawar
(2010) Financial Leverage merupakan penggunaan sumber dana yang
memiliki beban tetap, dengan harapan akan memberikan tambahan
keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya, sehingga keuntungan
pemegang saham bertambah. Hutang menggambarkan sumber dana operasi
21
yang digunakan oleh perusahaan.
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
sehari-hari pasti membutuhkan modal.Modal tersebut dapat berasal dari
modal sendiri atau juga yang berasal dari modal pinjaman. Perusahaan yang
menggunakan sumber dana dari luar untuk membiayai operasional
perusahaan baik yang merupakan sumber pembiayaan jangka pendek
maupun jangka panjang merupakan penerapan dari kebijakan Hutang atau
disebut juga pengungkit. Menurut Hilmi dan Ali (2008) dalam Ananda
(2012)Hutang mengacu pada seberapa jauh suatu perusahaan bergantung
padakreditor dalam membiayai aktiva perusahaan.
Fraser dan Ormiston (2004)mengungkapkan bahwa rasio leverage
(hutang) mengukur sejauh mana pembelanjaan dilakukan dengan hutang
yang dibandingkan dengan modal, dan kemampuan untuk membayar bunga
dan beban tetap yang lain. Sedangkan menurut Prawironegoro (2009) dalam
bahasa keuangan leverage (hutang)adalah penggunaan utang untuk
meningkatkan total harta, atau leverage (hutang) ialah penggunaan biaya
tetap atas aset atau beban tetap atas dana untuk meningkatkan hasil (return)
pemilik perusahaan. Sehingga hutangbisa kita artikan sebagai daya ungkit
bagi perusahaan atas ketergantungannya pada kreditor dalam membiayai
aset perusahaan. Dengan hutang ini memungkinkan perusahaan untuk
berinvestasi jauh lebih besar dari dana yang telah investasikan. Berdasarkan
pemahaman tersebut, maka lahir dua macam(leverage ) yaitu:
22
a. Leverage Operasi (operating leverage), Leverage operasi menurut
Prawironegoro (2009), ialah penggunaan asset teknologi tinggi untuk
menghasilkan kuantitas dan kualitas output tinggi, konsekwensinya
melahirkan biaya tetap tinggi, seperti penyusutan, pemeliharaan aset,
asuransi, dan sebagainya. Sedangkan menurut Moeljadi (2006), Operating
leverageadalah ukuran bagi risiko operasi (operating risk/business risk)
yang dapat diketahui dari biaya tetap untuk kegiatan operasi (fix operating
cost) dan dapat dilihat melaluilaporan laba rugi.
b. Leverage Keuangan (financial leverage), Menurut Prawiroegoro
(2009)leverage keuangan yaitu penggunaan utang tinggi untuk menambah
asset agar mampu menghasilkan output dan laba operasi tinggi,
konsekwensinya melahirkan beban bunga tinggi. Leverage keuangan dapat
diartikan sebagai penggunaan aset dan sumber dana (source of fund) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan
keuntungan potensial pemegang saham (Hilmi dan Ali,2008).
Sedangkan menurut Moeljadi (2006) financial leverageadalah
ukuran bagi risiko keuangan dan dapat diketahui dari biaya tetap dari dana
hutang yang digunakan, dimana financial leverageyang tinggi akan
menyebabkan financial riskjuga tinggi sehingga biaya modal juga tinggi.
Semakin tinggi hutangperusahaan, makin tinggi risikonya. Dalam leverage
operasi yang tinggi (biaya tetap tinggi) akan berbahaya jika margin
kontribusi tidak mampu menutup biaya tetap tersebut. Sedangkan dalam
leverage keuangan yang tinggi (beban bunga dan dividen saham preferen
23
tinggi) akan berbahaya jika laba operasi tidak mampu menutup beban tetap
tersebut (Prawironegoro,2009). Analisis leverege terdiri atas:
1). Time Interest Earning Ratio(TIER)
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk membayar
biaya bunga dengan menggunakan laba operasi normal perusahaan.
TIER = Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
3).Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini melihat perbandingan antara liabilitas (debt) dengan
modal perusahaan (equity).
DER = Total Asset
Total Equitas
4). Debt to Total Asset(DTA)
Rasio ini melihat perbandingan antara liabilitas (debt) dengan aset
perusahaan.
DTA = Total Asset
Total Liability
5). Assetleverage
Rasio digunakan untuk melihat besarnya perbandingan antara total
asset dengan modal perusahaan (equity).
ALEV = Total Asset
Total Equity
24
Dari sekian pengukuran mengenai leverage (hutang) yang terdapat
dalam perhitungan kinerja perusahaan jadi dalam penelitian ini tingkat
leverage (hutang) menngunakan proksi hitung DER (Debt Equity Ratio)
yaitu untuk membandingkan jumlah hutang terhadap ekuitas. Rasio ini
sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat
seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang
dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi
angka DER (Debt Equity Ratio)maka diasumsikan perusahaan memiliki
resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.
8. Ukuran Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah mekanisme pengendalian intern tertinggi
yang bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan secara efektif. Dewan
komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses
informasi khusus yang berharga dan sangat membantu dewan komisaris
serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian.
Sedangkan fungsi dari dewan komisaris itu sendiri adalah mengawasi
pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi) dan
bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi
tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan
pengendalian intern perusahaan(Mulyadi, 2002 dalam Evi et.al, 2011).
Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, Sitepu dan Siregar
(2008)dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial
25
perusahaan. Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan
semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan
akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab
sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk
mengungkapkannya.
Komposisis dewan komisaris merupakan mekanisme good
corporate governance (GCG) yang diperlukan untuk mendorong terciptanya
pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-
undangan (KNKG, 2006). Dengan demikian komposisi dewan komisaris
akan berdampak pada meningkatnya kegiatan pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
9. Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan
Di sebuah perusahaan dalam kepemilikan modal sahamnya sangat
beraneka ragam, tidak semua perusahaan memiliki sturktuktur kepemilikan
modal saham yang sama. Kepemilikan saham di perusahaan bermacam-
macam diantaranya kepemilikan institusional, kepemilikan asing,
kepemilikan pemerintah, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan publik.
Namun dalam penelitian ini penulis meproksikan struktur kepemilikan
saham perusahaan menjadi tiga yaitu : kepemilikan saham publik,
kepemilikan saham manajerial, dan kepemilikan saham asing.
10.Kepemilikan Saham Publik
Kepemilikan saham oleh publik adalah jumlah saham perusahaan
yang dimiliki oleh publik, yaitu individu atau institusi yang memiliki
26
kepemilikan saham di bawah lima persen yang berada di luar manajemen
dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Kepemilikan
saham ini bertujuan untuk diperdagangkan, bukan untuk dimiliki atau
dipegang selamanya. Kepemilikan saham oleh publik diukur dengan
menggunakan persentase saham yang dimiliki oleh publik terhadap total
saham perusahaan.
Teori keagenan menyatakan bahwa semakin menyebar
kepemilikan saham perusahaan perusahaan diekspetasikan akan
mengungkapkan informasi lebih banyak yang bertujuan untuk mengurangi
biaya keagenan (Almilia, 2009). Semakin besar kepemilikan saham publik
maka akan semakin besar mekanisme pengendalian terhadap perilaku
manajemen. Keberadaan komposisi pemegang saham publik akan
memudahkan monitoring, intervensi atau beberapa pengaruh kedisiplinan
lain pada manajer, yang pada akhirnya akan membuat manajer bertindak
sesuai dengan kepentingan pemegang saham diantaranya kebutuhan
tersedianya perusahaan.
Informasi keuangan yang disampaikan manajemen, oleh para
investor digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen dan kondisi
perusahaan di masa yang akan datang guna mengurangi risiko investasi.
Agar publik mau melakukan investasi pada perusahaan dan percaya
terhadap rendahnya risiko investasi, maka perusahaan harus menampilkan
keunggulan dan eksistensi perusahaan terhadap publik.Salah satu caranya
adalah mengungkapkan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan
27
(CSR).Semakin besar komposisi saham perusahaan yang dimiliki publik,
maka dapat memicu melakukan pengungkapan secara luas termasuk
pengungkapan CSR.
11. Kepemilikan Saham Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa
manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus
sebagai pemegang saham perusahaan.Hal ini ditunjukkan dengan besarnya
persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Manajer
yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan
kepentingannya sebagai manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang
saham. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka
semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan perusahaan.
Fama dan Jensen (1983) dalam Ni Wayan Sustriarini (2011)
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kepemilikan manajemen,
semakin tinggi pula motivasi untuk mengungkapkan aktivitas perusahaan
yang dilakukan. Kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap
pengeluaran program CSR, namun pada suatu titik tertentu hal tersebut
dapat mengurangi nilai perusahaan dan batasan yang telah dicapai sehingga
menyebabkan suatu hubungan negatif (Morck et al., 1988 dalam Ni Wayan
Sustriarini, 2011). Penelitian Nasir dan Abdullah (2004) dalam Ni Wayan
Sustriarini (2011) dalam menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan CSR.Hal senada juga
disampaikan Rosmasita (2007) yang menemukan bahwa kepemilikan saham
28
manajerial berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan di Indonesia.Namun inkonsistensi hasil ditunjukkan oleh
penelitian Said et al.,(2009)yang menemukan bahwa kepemilikan saham
manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Kepemilikan manajerial menyebabkan berkurangnya tindakan
oportunis manajer untuk memaksimalkan kepentingan pribadi. Manajer
perusahaan akan mengambil keputusan sesuai dengan kepentingan
perusahaan, yaitu dengan cara mengungkapkan informasi sosial yang
seluas-luasnya untuk meningkatkan image perusahaan meskipun ia harus
mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Anggraini, 2006).
12. Kepemilikan Saham Asing
Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh
pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap
saham perusahaan di Indonesia.Selama ini kepemilikan asing merupakan
pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.Seperti diketahui, negara-negara di Eropa sangat memperhatikan
isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan
lingkungan seperti efek rumah kaca, pembalakan liar, serta pencemaran
air.Hal ini menjadikan perusahaan multinasional mulai mengubah perilaku
mereka dalam beroperasi demi menjaga legitimasi dan reputasi perusahaan
(Fauzi, 2006).
Penelitian Tanimoto dan Suzuki (2005)membuktikan bahwa
kepemilikan asing pada perusahaan publik di Jepang menjadi faktor
29
pendorong terhadap adopsi GRI dalam pengungkapan tanggung jawab
sosial. Perusahaan multinasional atau dengan kepemilikan asing utamanya
melihat keuntungan legitimasi berasal dari para stakeholdernya yang
biasanya berdasarkan atas home market(pasar tempat beroperasi) sehingga
dapat memberikan eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang.
Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu media yang
dipilih untuk memperlihatkan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat
di sekitarnya. Dengan kata lain, apabila perusahaan memiliki kontrak
dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan trade, maka
perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan tanggung
jawab sosial (Barkemeyer, 2007 dalam Ni Wayan Sustriarini,2011).
Perusahaan dengan kepemilikan saham asing biasanya lebih sering
menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan alasan hambatan
geografis dan bahasa. Oleh karena itu, perusahaan dengan kepemilikan
saham asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau
mengungkapkan informasinya secara sukarela dan lebih luas (Huafang dan
Jianguo, 2007 dalam Ni Wayan Sustriarini, 2011). Menurut Puspitasari
(2009)perusahaan yang memiliki kepemilikan saham asing cenderung
memberikan pengungkapan yang lebih luas dibandingkan yang tidak.Hal ini
disebabkan beberapa alasan.Pertama, perusahaan asing terutama dari Eropa
dan Amerika lebih mengenal konsep praktik dan pengungkapan
CSR.Kedua, perusahaan asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik
dalam bidang akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri.Ketiga,
30
perusahaan tersebut mungkin mempunyai sistem informasi yang lebih
efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan
induk.Keempat, kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan
berbasis asing dari pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum.
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan yang memiliki
kepemilikan saham asing harus memberikan pengungkapan yang lebih
dibandingkan dengan yang tidak memiliki kepemilikan saham asing
(Susanto, 1992 dalam Angling, 2010) sebagai berikut:
a. Perusahaan asing mendapatkan peltihan yang lebih baik dalam bidang
akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri.
b. Perusahaan tersebut mungkin punya system informasi yang lebih efisien
untuk memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk.
c. Kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan berbasis
asing dari pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum.
31
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Sekarang
No Nama dan Judul
Penelitian
Sampel Pengukuran Hasil
1. “Kepemilikan
Manajemen,
Kepemilikan Institusi,
Leverage dan CSR”.
Rawi dan Munawar
Muchlis (2010).
Perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI tahun
2005-2007
1. CSRI
2. Kep.Saham
3. DEBT
Kepemilikan manajemen memiliki pengaruh signifikan
terhadap CSR, dan kepemilikan institusi dan leverage,
di sisi lain, tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap CSR.
2. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Saham
Terhadap
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility”. Ni
Wayan Rustriarini
(2011).
56 perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI pada
tahun 2008
1. CSRI
2.Kep.Saham
Kepemilikan manajerial dan Institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR,
namun kepemilikan asing berpengaruh signifkan
terhadap pengungkapan CSR
Bersambung pada halaman selanjutnya
32
No Nama dan Judul
Penelitian
Sampel Pengukuran Hasil
3. “Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan Terhadap
Luas Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
(CSR)”. Rini et.al
(2013) .
Perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI periode
2011-2012
1. CSRI
2. DER
3. Variabel Dummy
4. Log Asset
5. UDK
Ukuran perusahaan dan komisaris memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pengungkapan CSR di
Indonesia. Sedangkan, jenis industri dan tingkat
leverage tidak memiliki dampak yang signifikan
terhadap pengungkapan CSR di Indonesia.
4. “Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan Terhadap
Luas Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility (CSR)
pada perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI”.
Rizkia Anggita Sari
(2012).
48 perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI
1. CSRD
2. Growth
3. ROA
4. DER
5. Size=log
Variabel profile, size dan profitabilitas yang
berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social
Responsibility Disclosure. Secara simultan variabel
profile, size, profitabilitas, leverage dan growth ber-
pengaruh terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure.
Tabel 2. 1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya
33
No Nama dan Judul
Penelitian
Sampel Pengukuran Hasil
5. “Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengungkapan
tanggng jawab social
pada perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di bursa efek
Indonesia”. Maria
Wijaya (2012).
Perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI periode
2008-2010
1. UDK
2. DER
3. Ln=Asset
4. ROA
5. PROPER
Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial , tetapi
untuk leverage, ukuran dewan komisaris , profitabilitas ,
dan kinerja lingkungan tidak mempengaruhi
pengungkapan tanggung jawab sosial .
6. “Pengaruh hutang,
profitabilitas, dan
tanggung jawab
lingkungan pada CSR
Disclosure”. Emmy
dan Supartha (2015).
Perusahaan
pertambangan
yang terdaftar
di BEI 2011-
2013
1. CSRD
2. DER
3. ROE
4. PROPER
Variabel hutang dan profitabilitas berpengaruh pada
CSR disclosure perusahaan.
7. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Terhaadap
Pengungkapan
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan”.
Erida Gabriella
(2011).
Perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar
di BEI tahun
2009
1. ROA
2. Leverage
3. Size=Log
4. Kep.Saham
5. ERCSD
6. CICRSD
Kepemilikan asing yang memiliki efek positif dan
signifikan terhadap pengungkapan CSR. Di sisi lain,
Kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen
tidak memiliki positif dan tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan CSR.
Tabel 2. 1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya
34
No Nama dan Judul
Penelitian
Sampel Pengukuran Hasil
8. “The mediating effect
of financial
performance on the
relationship between
social responsibility
and ownership
structure”. Hayam
Wahba dan Khaled
Elsyad (2015).
The sample of
this study
includes
Egyptian firms
that are listed
in the
S&P/EGX
Index
1. ROA
2. INS
The findings of this study open some directions for
future work in corporate finance literature. Future
studies are invited to investigate the mediating effect of
financial performance on the relationship between social
responsibility and institutional investors in other
contexts or countries.
9. “Corporate
Governance and
Financial
Characteristic effects
on the extent of CSR
Disclosure”. Grigoris
Giarannakis (2013).
100 companies
from the
Fortune 500
list for 2011
1. Total Asset
2. Variabel Dummy
3. Total Board
4. ROS
5. ROE
Company’s size, the board commitment to CSR and
profitability were found to be positively associated with
the extent of CSR disclosure, while financial leverage is
related negatively with the extent of CSR disclosure
10. “CSRD in Nigeria:A
Study of Listed
Financial and Non-
Financial Firms”.
Uwaand Ben (2012).
41 listed firms
in 2008
1. CSRD
2. ROTA
3. DER
Cignificant negative relationship existed between firms’
financial leverage and the level of corporate social
responsibility disclosures.
Tabel 2. 1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya
35
No Nama dan Judul
Penelitian
Sampel Pengukuran Hasil
11. “Analisis Faktor-
Faktor yang
Memperngaruhi
Pengungkapan CSR di
Indonesia”. Marzully
dan Denies (2012).
perusahaan
berkategori
high profile
yang terdaftar
di BEI periode
2008-2010
dengan 177
perusahaan.
1. CSRD
2. Size=Log
3. Jumlah UDK
4. DER
5. Variabel Dummy
kepemilikan saham publik dan pengungkapan media
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Ukuran
perusahaan bepengaruh positif dan signifikan terhadap
pengungkapan CSR. Dewan komisaris dan leverage
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pengungkapan CSR. Adapun profitabiltas, ukuran
perusahaan, kepemilikan saham publik, dewan
komisaris, leverage dan pengungkapan media (media
exposure)secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR.
12. “Pengaruh
Profitabilitas, ukuran
perusahaan dan
kepemilikan saham
public terhadap
pengungkapan CSR”.
Ayu dan Bagus (2015)
11perusahaan
makanan dan
minuman yang
terdaftar di
BEI selama
periode 2010-
2012
1. ROA
2. SIZE
3. KSP
Profitabilitas serta ukuran perusahaan berpengaruh
positif, sedangkan kepemilikan saham publik,
berpengaruh negatif pada pengungkapan CSR
perusahaan.
Tabel 2. 1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya
36
Sumber : data sekunder diolah
No Nama dan Judul
Penelitian
Sampel Pengukuran Hasil
13. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas dan
UDK terhadapa CSR”
Evi et.al (2011)
Perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar
di BEI Periode
2006-2008
1. CSR
2. UDK
3. ROA 4. Ukuran Perusahaan
Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan ,
profitabilitas dan ukuran dewan komisaris memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan .Ukuran perusahaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
.Profitabilitas belum berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
.ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
14. “Pengaruh Tingkat
Leverage, Ukuran
Dewan Komisaris dan
Struktur Kepemilikan
Saham Perusahaan
Terhadap CSR
Disclosure”
Yudhi (2015)
Perusahaan
Property dan
Real Esate
yang terdaftar
di BEI Periode
2010-2014
1. CSRD
2. DER
3. Total UDK
4. Kep. Saham Publik
5. Kep. Saham
Manajerial
6. Kep. Saham Asing
Tabel 2. 1 (Lanjutan)
37
C. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini diusulkan empat hipotesis penelitian sebagaimana
digambarkan dalam kerangka pemikiran pada Gambar 2.1. Ada lima variabel
independen yaitu : tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur
kepemilikan saham perusahaan dimana kepemilikan di proksikan menjadi tiga
yaitu kepemilikan publik, manajerial, dan asing yang diprediksikan dalam
penelitian ini berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR Disclosure). Pengembangan hipotesis penelitian dijelaskan
pada sub bab berikut :
1. Pengaruh Tingkat Leverage Terhadap CSR Disclosure
Leverage (hutang) mencerminkan risiko keuangan perusahaan
karena dapat menggambarkan struktur modal perusahaan dan mengetahui
resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi leverage suatu
perusahaan, maka perusahaan memiliki risiko keuangan yang tinggi
sehingga menjadi sorotan dari para debtholders. Perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi cenderung ingin melaporkan laba lebih tinggi agar
dapat mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang.
Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Rizkia Anggita Sari (2012) menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat leverage (rasio hutang/ekuitas) semakin besar
kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga
perusahaan akan melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Perusahaan akan
mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi
sosial. Dikaitkan dengan teori agensi, perusahaan dengan tingkat
38
leverageyang tinggi memiliki biaya keagenan tinggi sehingga perusahaan
akan mengurangi biaya berkaitan dengan Corporate Social Responsibility
Disclosure.Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) dalam Rizkia
anggita Sari (2012)menunjukkan hubungan yang negative, leverage
terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure.Penelitian ini
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) untuk menunjukkan
ketergantungan perusahaan terhadap utang yang diperoleh dari ekuitas
pemegang saham. Berdasarkan analisis dan kajian di atas, maka hipotesis
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Ha1: Terdapat pengaruh negatif tingkat leverage terhadap corporate social
responsibility disclosure.
2. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap CSR Disclosure
Ukuran dewan komisaris adalah jumlah anggota dewan
komisaris.Dewan komisaris adalah mekanisme pengendalian intern tertinggi
yang bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan secara efektif. Dewan
komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses
informasi khusus yang berharga dan sangat membantu dewan komisaris
serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian.
Sedangkan fungsi dari dewan komisaris itu sendiri adalah mengawasi
pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi) dan
bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi
tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan
pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002 dalam Rini et.al., 2013).
39
Menurut penelitiannya Maria wijaya (2012) ukuran dewan komisaris tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial.Penyebabnya karena dewan komisaris merupakan wakil shareholder
yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilakukan oleh
manajemen (Fahrizqi,2010). Maka dewan komisaris akan membuat
kebijakan.Oleh karena itu, sejalan dengan pendapat oleh Fahrizqi dan Maria
Wijaya maka hipotesis dikemukakan sebagai berikut:
Ha2: Terdapat pengaruh negatifukuran dewan komisaris terhadap corporate
social responsibility disclosure.
3. Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Terhadap CSR Disclosure
Perusahaan go public dan telah terdaftar dalam BEI adalah
perusahaan-perusahaan yang memiliki proporsi kepemilikan saham oleh
publik, yang artinya bahwa semua aktivitas dan keadaan perusahaan harus
dilaporkan dan diketahui oleh publik sebagai salah satu bagian pemegang
saham. Akan tetapi tingkat kepemilikan sahamnya berbeda-beda satu sama
lain. Penelitian oleh Hasibuan, (2001), dalam Eka(2011), menjelaskan
bahwa semakin tinggi rasio/tingkat kepemilikan publik dalam perusahaan
diprediksi akan melakukan tingkat pengungkapan yang lebih luas. Oleh
karena itu, sejalan dengan pendapat oleh Hasibuan maka hipotesis berikut
dikemukakan :
Ha3: Terdapat pengaruh positif Kepemilikan Saham Publik terhadap
corporate social responsibility disclosure.
40
4. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap CSR Disclosure
Di dalam agency theorydisebutkan bahwa besarnya kepemilikan
saham manajer dapat mengurangi agency cost karena berfungsi
menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham lain. Hal
tersebut terjadi karena manajer menjalankan perusahaan sekaligus berperan
sebagai pemegang saham tentu akan menyelaraskan kepentingannya,
sehingga manajer jauh lebih peduli tentang kepentingan pemegang saham
dan opsi saham yang memiliki insentif terhadap nilai saham perusahaan.
Dengan melakukan pengungkapan sukarela dapat meningkatkan image
perusahaan di mata calon investor, yang dapat meningkatkan nilai dan
jumlah saham itu sendiri.
Menurut Ni Wayan Rustriarini (2011), Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh pada
pengungkapan CSR. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Said et al., (2009) yang membuktikan kepemilikan saham oleh manajemen
tidak mempengaruhi pengungkapan CSR.Hal ini dimungkinkan karena
secara statistik rata-rata jumlah kepemilikan saham manajerial pada
perusahaan di Indonesia relatif kecil sehingga belum terdapat keselarasan
kepentingan antara pemilik dan manajer.Adanya kepemilikan manajerial
yang relatif kecil menyebabkan manajer belum dapat mememaksimalkan
perusahaan melalui pengungkapan CSR. Dengan demikianOleh karena itu,
sejalan dengan pendapat oleh Said et al., dan Ni Wayan Sustriarini maka
hipotesis dikemukakan sebagai berikut:
41
Ha4: Terdapat pengaruh negatif kepemilikan saham managerial terhadap
corpoate sosial responsibility disclosure.
5. Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap CSR Disclosure
Perusahaan berbasis asing memiliki teknologi yang cukup, skill
karyawan yang baik, jaringan informasi yang luas, sehingga memungkinkan
untuk melakukan disclosure secara luas. Melalui faktor- faktor tersebut,
perusahaan asing akan berusaha meningkatkan nilai perusahaan yang
dibentuk oleh para investor asing dalam kegiatan operasional dimana
perusahaan anak atau afiliasi didirikan. Banyak negara yang dapat dijadikan
sebagai target operasi perusahaan asing, seperti Indonesi. Penerapan CSR di
Indonesia dapat diindikasikan sebagai akibat dari peningkatan nilai
perusahaan asing setelah menerapkan CSR di dalam operasional perusahaan
(Angling, 2010).
Negara-negara asing cenderung lebih memperhatikan segala
aktivitas yang berhubungan dengan pengungkapan CSR.Hal ini terlihat dari
tingginya tingkat kepeduliannya terhadap kasus sosial yang sering terjadi
seperti pelanggaran HAM, pendidikan, tenaga kerja, dan kasus lingkungan
seperti global warming, pembalakan liar, serta pencemaran air.Melalui
pengungkapan tanggung jawab sosial, perusahaan dapat memperlihatkan
kepeduliannya. Dengan kata lain, apabila perusahaan di Indonesia memiliki
kontrak dengan foreign shareholders baik ownership dan trade, maka
perusahaan akan lebih mendapatkan dukungan dalam rangka pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan (Erida Gabriella, 2012).
42
Sesuai dengan teori stakeholder, semakin banyak dan kuat posisi
stakeholder, semakin besar kecenderungan perusahaan untuk mengadaptasi
diri terhadap keinginan para stakeholdernya. Hal tersebut diwujudkan
dengan cara melakukan aktivitas pertanggungjawaban terhadap sosial dan
lingkungannya atas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Perusahaan yang berbasis asing kemungkinan memiliki stakeholder yang
lebih banyak dibanding perusahaan berbasis nasional sehingga permintaan
informasi juga lebih besar dan dituntut untuk melakukan pengungkapan
yang lebih besar juga.Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni
Wayan Sustriarini (2011) bahwa kepemilikan asing berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisdikemukakan
sebagai berikut:
Ha5: Terdapat pengaruh positif Kepemilikan Saham Asing terhadap
corporate social responsibility disclosure.
43
D. Kerangka Teoritis
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat di gambarkan dalam
kerangka gambar teoritis 2.1 sebagai berikut :
Gambar 2.1
Undang –undang No.40 tahun 2007 tentang perseroan
terbatas yang mewajibkan perseroan terbatas
melaporkan kegiatan tanggung jawab social dan
lingkungannya (CSR).
Ada beberapa perusahaan yang belum melaksanakan dan melaporkan kegiatan tanggung jawab social dan
lingkungannya (CSR Disclosure).
GAP
Penelitian yang diteliti :
“Pengaruh Tingkat Leverage dan Ukuran Dewan Komisaris Dan Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan terhadap CSR Disclosure”
Teori Dasar yang digunakan: Teori Stakeholder ,Teori Legitimasi, dan Teori Agency
Tingkat Leverage (X1)
Kepemilikan Saham Asing (X5)
Kepemilikan Saham Manajerial (X4)
Kepemilikan Saham Publik (X3)
Corporate Social Responsinility
Disclosure (Y)
Ukuran Dewan Komisaris
(X2)
44
Lanjutan Gambar 2.1
Metode Analisis : Metode Analisis Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel
atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2004). Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2010 sampai 2014 dan melalui website Bursa Efek
Indonesia ww.idx.co.id.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah peneltian kuantitatif. Dimana penelitian ini
merupakan penelitian yang memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan
antara variable satu dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variable
dapat mempengaruhi variable yang lain. Dalam hal ini peneliti ingin
menjelasakan tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur
kepemilikam saham perusahaan mempengaruhi corporate sosial
responsibility disclosure.
C. Metode Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah sub sektor industry property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
mempublikasikan laporan keuangan dan annual reportnya untuk 5 tahun buku
tahun terakhir yaitu 2010-2014. Tahun yang dipilih adalah tahun setelah
diberlakukan UU nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan yaitu tahun 2010
46
sampai 2014.Sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan
kriteria berikut:
1. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk 5 tahun
terakhir yaitu 2010-2014.
2. Perusahaan menyajikan annual report tahun 2010-2014 tersedia di Pojok
BEI atau website perusahaan.
3. Perusahaan melaporkan kegiatan CSR nya dalam annual reportnya yang
setelah di audit.
4. Data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian yaitu mengenai tingkat leverage, ukuran dewan
komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan.
D. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan
keuangan auditan dan annual report perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.Laporan ini dapat
diperoleh dari dari annual reportdan laporan keuangan auditan yang tersedia
pada Pusat ReferensiEfek Indonesia, dan sumber lainnya.
E. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi tentang hal-hal dan
dokumen yang berkaitan dengan variabel penelitian. Data yang diperlukan
antara lain informasi tentang Pengungkapan terkait tanggung jawab sosial
dalam laporan tahunan, data untuk pengukuran tingkat leverage, ukuran
dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan.
47
F. Metode Analisis
Data yang telah dikumpulkan ditabulasikan untuk diproses dalam olah
data dengan SPSS versi 22.Metode analisis untuk uji hipotesis digunakan
analisis regresi linier berganda.Sebelum uji regresi dilakukan analisis statistik
deskriptif.Statistik deskriptif dilakukan untuk mendapatkan gambaran
variabel penelitian yang mencakup nilai minimum, nilai maksimum, mean,
dan standar deviasi.Dalam analisis regresi juga sekaligus dilakukan uji
asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan
autokorelasi) dan Uji Hipotesis (Koefisien Determinasi, Uji t, dan Uji F).
1. Analisis Deskriptif.
Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(Ghozali,2011).Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan
mendeskripsikan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini.Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif
yang menghasilkan nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan standar
deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian sehingga secara
kontekstual mudah dimengerti.
2. Uji Asumsi Klasik
Oleh karena model penelitian ini menggunakan alat analisis regresi
maka data diuji apakah memenuhi uji asumsi klasik guna memenuhi the
48
bestlinier unbiased estimator.Uji asumsi klasik dilakukan karena
menjadipersyaratan regresi agar model linier tidak bias sebagai estimator.
Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal.Kalau asumsi ini dilanggar
maka maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
yaitu uji statistik dan analisis grafik (Ghozali, 2011).
Analisis dilakukan dengan melihat tampilan grafik histogram
maupun grafik normal plot.Data dikatakan berdistribusi normal apabila
titik-titik dalam normal plot menyebar di sekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal atau dengan melihat
grafik histogram, data berdistribusi normal apabila gambar data
menyerupai lonceng.Kedua grafik ini dapat digunakan untuk
menunjukkan normalitas data sehingga data layak untuk model regresi,
tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan grafik nomal plot untuk
pengujian asumsi klasik normalitas.
Selain menggunakan grafik sebagai mengintepretasikan hasil data
dalam penelitian ini.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji kolmogorof-smirnov dan shapiro-wilk, yaitu jika nilai Asymp. Sig.
49
(2- tailed)< 5% maka data residual berdistribusi tidak normal, jika
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 5% maka data residual berdistribusi
normal (Ghozali, 2011).
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2011) “uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain”.Model regresi yang
baik, yaitu jika tidak terjadi heteroskedastisitas.Untuk pengujian
heteroskedastisitasnya menampilkan scatter plot (nilai prediksi
dependen ZPRED dengan residual SRESID), karena skala pengukuran
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio.Untuk
menguji apakah varian dari residual homogen atau tidak digunakan uji
korelasi spearman rho. Jika nilai koefisien korelasi dibawah 5% (0,05)
maka artinya heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai koefisien
korelasi diatas 5% (0,05), artinya tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Uji
multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion
Factor (VIF) (Ghozali,2011).Untuk mendeteksi adanya problem
multikolinearitas, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi
antar variabel independen. Regresi yang baik memiliki VIF di sekitar
50
angka 1 (satu) dan mempunyai angka Tolerance mendekati 1
(Santoso, 2010).
Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance (T) lebih dari
0,1 dan kurang atau sama dengan 10, berarti tidak terjadi
multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari
sepuluh dan nilai Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 10,
berarti terjadi multikolinearitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam satu model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini
(t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1).Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,
2011).
Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson
(DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai
berikut yaitu dengan ketentuan durbin watson sebagai berikut pada
tabel 3.1 (Algifari,2010).
Tabel 3.1
Pengukuran Autokorelasi
Durbin Watson
Kesimpulan
Kurang dari 1,08
1,08 sampai dengan 1,66
1,66 sampai dengan 2,34
Ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan
Tidak ada autokorelasi
51
2,34 sampai dengan 2,92
Lebih dari 2,92
Tanpa kesimpulan
Ada autokorelasi
Sumber data: Algifari,2010
3. Pengujian Hipotesis
Menurut Kuncoro (2001) pengujian hipotesis digunakan untuk
mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara
statistik hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji
statistik F, dan analisis regresi berganda.Adapun variabel independen dalam
penelitian ini terdiri atas tingkat leverage, ukuran dewan komisaris,
kepemilikan saham publik, kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan
saham asing. Sedangkan variabel dependennya adalah Corporate Social
Responsibility Disclosure (CSRD).
Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut, maka
rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β4 X5 + e
Dimana:
Y = pengungkapan Corporate Social Responsibility
α = konstanta
β = koefisien regresi.
X1= tingkat leverage.
X2= ukuran dewan komisaris.
X3= kepemilikan publik.
X4= kepemilikan manajerial.
52
X5= Kepemilikan asing.
e = eror (residual).
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Deteminasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen
(Ghozali, 2011).
b. Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang diuji (Ghozali, 2011). Uji t dipakai untuk melihat
signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel
dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Langkah-
langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1)Pengujian Hipotesis
Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
53
Ha : β ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
2) Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5%
3)Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan
melihat nilai signifikan :
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak.
4) Pengambilan keputusan
Uji t dilakukan dengan membandingkan p-value t-hitung yang
regresi di atas dengan derajat signifikansinya (α) yaitu 0,05. Kriteria yang
digunakan untuk menarik kesimpulan hipotesa diatas yaitu jika p-value t
hitung <α(α= 0,05) maka Ho ditolak atau Ha Diterima.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F (F-test) atau uji simultan digunakan untuk
mengetahui apakah variabel-variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan
terhadap variabel dependen. Langkah–langkah pengujiannya adalah
sebagai berikut :
1) Perumusan Hipotesis
Ho : ρ = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
Ha : ρ ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen.
2)Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5 %
54
3)Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan
melihat nilai signifikan :
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak.
4) Pengambilan keputusan
Uji F dilakukan dengan membandingkan p-value F hitung yang
dihasilkan dari model regresi dengan derajat signifikansinya (α) yaitu
0,05. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan hipotesa diatas
adalah jika p-value F hitung <α (α = 0,05) maka Ho ditolak.
G. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel utama
yaitu:
1. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi
oleh variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2. Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur
kepemilikan saham perusahaan yang dimana dalam penelitian ini di
proksikan kepada kepemilikan saham publik, kepemilikan saham
manajerial dan kepemilikan saham asing.
55
1. Corporate Social Responsicility Disclosure
Variable pengungkapan sosial perusahaan diukur dengan metode
content analysis.contetnt analysis adalah suatu metode pengklasifikasian
teks dan ciri ciri yang sama untuk ditulis dalam berbagai kelompok
(kategori) tergantung pada kriteria yang ditentukan. Agar content analysis
dapat dilaksanakan dengan cara yang replicable maka dapat dilakukan
salah satunya dengan checklist.
Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan sosial
perusahaan dalam 6 kategori yaitu :economy performance, environmental
performance, labour practices and decent work performance, human
rights performance, society performance, product responsibility
performance. Berdasarkan Indikator Global Reporting Initiatives
Generation 3.1 (GRI G3.1) terdapat 84 item Corporate Social
Responsibility Disclosure. Item pengungkapan dalam penelitian ini
kemudian dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan sosial.Apabila
item pengungkapan tersebut ada dalam laporan tahunan perusahaan maka
diberi skor 1, dan jika item pengungkapan tersebut tidak ada dalam
laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 0.Maka pengungkapan sosial
dapat dihitung dengan.
CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 84
𝐶𝑆𝑅𝐼𝑗 = 𝑋𝑖𝑗
𝑛𝑗
56
Xij : dummy variable: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak
diungkapkan.
2. Tingkat Leverage
Rasio leverage dalam hal ini merupakan sebuah ukuran untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua hutang-
hutangnya. Jika dalam struktur permodalannya perusahaan mempunyai
tingkat hutang lebih banyak maka perusahaan tersebut juga
akanmempunyai biaya keagenan yang lebih besar. Oleh sebab itu
perusahaan yang mempunyai tingkat leverage lebih tinggi maka
perusahaan tersebut mempunyai kewajiban lebih untuk mengungkapkan
kewajiban akan informasi sosialnya Suripto (1999) dalam Amalia (2005).
Leverage dapat dihitung dengan menggunakan rasio.
3. Ukuran Dewan Komisaris
Keberadaan dewan komisaris di Indonesia telah diatur dengan
berbagai peraturan. Menurut peraturan Pencatatan Nomor IA tentang
Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di bursa yaitu jumlah
komisaris independen minimum 30%. Lebih lanjut dalam rangka
penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (GCG), perusahaan
tercatat wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya
proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan
Leverage DER = Total Hutang
Total Ekuitas
57
pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris
independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota
komisaris. Ukuran dewan komisaris yang dimaksud di sini adalah
banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu
perusahaan.Ukuran dewan komisaris yang diinginkan dalam penelitian
ini adalah konsisten Sembiring (2005) yaitu dilihat dari banyaknya
jumlah anggota dewan komisaris yang dimiliki perusahaan.
4. Kepemilikan Saham Publik
Kepemilikan saham oleh publik adalah jumlah saham perusahaan
yang dimiliki oleh publik, yaitu individu atau institusi yang memiliki
kepemilikan saham di bawah lima persen yang berada di luar manajemen
dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Kepemilikan
saham ini bertujuan untuk diperdagangkan, bukan untuk dimiliki atau
dipegang selamanya. Kepemilikan saham oleh publik diukur dengan
menggunakan persentase saham yang dimiliki oleh publik terhadap total
saham perusahaan. Teori keagenan menyatakan bahwa semakin
menyebar kepemilikan saham perusahaan perusahaan diekspetasikan
akan mengungkapkan informasi lebih banyak yang bertujuan untuk
mengurangi biaya keagenan (Almilia,2008). Semakin besar kepemilikan
saham publik maka akan semakin besar mekanisme pengendalian
terhadap perilaku manajemen. Keberadaan komposisi pemegang saham
Total Dewan Komisaris = Jumlah Komisaris Dependen +
Jumlah Komisaris Independen
58
publik akan memudahkan monitoring, intervensi atau beberapa pengaruh
kedisiplinan lain pada manajer, yang pada akhirnya akan membuat
manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham
diantaranya kebutuhan tersedianya informasi keuangan perusahaan.
5. Kepemilikan Saham Manajerial
Kepemilikan manajemen adalah besarnya proporsi saham atau
tingkat kepemilikan saham oleh manajemen (Wien, 2010).Kepemilikan
manajemen dalam penelitian ini diukur dengan prosentase saham yang
dimilki manajemen. Semakin besar saham yang dimiliki oleh
manajemen/ institusi, maka semakin besar informasi yang akan
diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunannya. Hal ini
dikarenakan semakin besar jumlah kepemilikan saham, maka semakin
banyak pula pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan.
6. Kepemilikan Saham Asing
Variabel ini diukur dari jumlah prosentase saham yang dimiliki
oleh pihak asing dengan jumlah saham yang diterbitkan, seperti dalam
penelitian (Said et.al.,2009). Apabila suatu perusahaan terdapat lebih dari
satu pemilikan asing yang memiliki saham perusahaan, maka
Kepemilikan Publik = jumlah kepemilikan saham oleh publik
jumlah saham yang beredar
Kepemilikan Publik = jumlah kepemilikan saham oleh manajerial
jumlah saham yang beredar
59
kepemilikan saham diukur dengan menghitung total seluruh saham yan
dimiliki oleh seluruh pemilikan institusi.
H. Opersionalisasi Varibel
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Sumber : data sekunder diolah
No Variabel Indikator Skala
1
CSR Disclosure
(Ayu dan Bagus 2014, dan
Ni Wayan Sustriarini,
(2011)
=
Skala
Rasio
2.
Tingkat Leverage
(Rini et.al 2013 dan Rizky
Anggita Sari, 2012)
DER = Total Hutang
Total Ekuitas
Skala
Rasio
3.
Ukuran Dewan Komisaris
(Maria Wijaya, 2012 dan
Mazrully, Denis, 2012)
Total Dewan Komisaris = Jumlah
Komisaris Dependend + Jumlah
Komisaris Independend
Skala
Rasio
4.
Struktur Kepemilikan
Saham Publik
(Ayu dan Bagus, 2014)
jumlah sepemilikan saham oleh
Publik
jumlah saham yang beredar
Skala
Rasio
5
Struktur Kepemilikan
Saham Manajerial
Ni Wayan, 2011 dan
Rawi, Munawar, 2010)
jumlah sepemilikan saham oleh
Managerial
jumlah saham yang beredar
Skala
Rasio
6
Struktur Kepemilikan
Saham Asing
(Ni Wayan Sustriarini,
2011)
jumlah sepemilikan saham oleh Asing
jumlah saham yang beredar
Skala
Rasio
Kepemilikan Publik = jumlah kepemilikan saham oleh asing
jumlah saham yang beredar
60
61
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2010-2014.Berdasarkan populasi perusahaan perusahaan sektor property dan
real estate tahun 2010-2014.Adapun data yang digunakan adalah data
sekunder yang berasal dari website perusahaan, IDX, annual report, laporan
keuangan teraudit periode tahun 2010 sampai 2014.Berikut ini adalah rincian
perolehan sampel perusahaan property dan real estate dengan kriteria-kriteria
yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Perolehan Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan Property dan Real Estate 50
Perusahaan Property dan real estate yang tidak masuk
dalam kriteria penelitian
(23)
Perusahaan yang menjadi sampel 27
Total Perusahaan yang menjadi sampel selama periode
penelitian 2010-2014 (5 tahun)
135
Sumber : data sekunder diolah
62
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitan ini berjumlah 27 perusahaan property dan real estate yang
terdaftar Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Sampel tersebut dipilih
karena memenuhi semua kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan
analisis penelitian.
B. Hasil Uji Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode yang dimaksudkan untuk
mendeskripsikan data dari variabel-variabel terkait yang masuk dalam proses
penelitian yang menjadi analisis peneliti. Statistik deskriptif bertujuan untuk
menjelaskan distribusi atau sebaran data dari variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.Pendeskripsian ini juga bertujuan untuk
mendapatkan nilai minimal, maksimal, meanatau nilai tengah serta standard
deviasi untuk semua data dari semua variabel yang menjadi obyek penelitian.
Deskripsi data dilakukan pada variabel-variabel yang akan diuji,
yaitu:Tingkat Leverage, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Saham
Publik, Kepemilkan Saham Manajerial, Kepemilikan Saham Asing dan
Corporate Social Responsibility Disclosure. Adapun untuk mengetahui
statistik deskriptif ditampilkan dalam tabel 4.2 dibawah ini :
63
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Leverage 135 .07 8.63 .9214 .87136
UDK 135 .30 1.34 .6549 .21282
Publik 135 .00 1.25 .3809 .24475
Manajerial 135 .00 .75 .0367 .12467
Asing 135 .00 .90 .1572 .21531
CSRD 135 -1.92 -.69 -1.2609 .30011
Valid N
(listwise) 135
Sumber :hasil data sekunder diolah
1. Variabel Independen
a. Tingkat Leverage
Tingkat leverage pada hasil uji statistik deskripstif pada tabel 4.2
menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar 0,07, nilai
maksimum sebesar 8,63 dengan rata rata tingkat leverage sebesar
0,9214 sedangkan standar deviation tingkat leverage sebesar 0,87136.
b. Ukuran Dewan Komisaris
Ukursn dewan komisaris pada hasil uji stattistik deskripstif pada
tabel 4.2 menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar 0,30,
nilai maksimum sebesar 1,34 dengan rata rata ukursn dewan kmoisaris
sebesar 0,9214 sedangkan standar deviation ukuran dewan komisaris
sebesar 0,87136.
64
c. Kepemilikan Saham Publik
Kepemilikan saham publik pada hasil uji stattistik deskripstif pada
tabel 4.2 menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar 0,00 nilai
maksimum sebesar 1,25 dengan rata rata kepemilikan saham publik
sebesar 0,3809 sedangkan standar deviation kepemilikan saham publik
sebesar 0,24475.
d. Kepemilikan Saham Manajerial
Kepemilikan saham manajerial pada hasil uji stattistik deskripstif
pada tabel4.2 menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar 0,00,
nilai maksimum sebesar 0,75 dengan rata rata kepemilikan saham
manajerial sebesar 0,367 sedangkan standar deviation kepemilikan
saham manajerial sebesar 0,12467.
e. Kepemilikan Saham Asing
Kepemilikan saham asing pada hasil uji statistik deskripstif pada
tabel 4.2 menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar 0,00,
nilai maksimum sebesar 0.90 dengan rata rata kepemilikan saham asing
sebesar 0,1572 sedangkan standar deviation kepemilikan saham asing
sebesar 0,21531
2. Variabel Dependen
a. CSR Disclosure
CSR Disclosure pada hasil uji stattistik deskripstif pada tabel 4.2
menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar -1,92, nilai
65
maksimum sebesar -0,69 dengan rata rata CSR Disclosure sebesar -
1,2609 sedangkan standar deviation CSR Disclosure sebesar 0,30011.
C.Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak (Ghozali,2011). Peneliti menggunakan metode
normalitas dengan metode grafik yang menggunakan metode normality
plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Uji
normalitas ini dilakukan dengan analisis Grafik Normal P-P Plot dimana
normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan keputusannya
adalah sebagai berikut :
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonalnya maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik
normalitas.
pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS versi 22 dapat
dinyatakan pada gambar 4.1 berikut :
66
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot
Sumber :hasildata sekunder diolah
Berdasarkan gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang
berada disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis
diagonal, hal ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas karena sebaran data cenderung mendekati garis
diagonal.
Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik maka pada uji normalitas
ini juga dilengkapi dengan uji statistik, yaitu dengan menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan Shapiro-Wilk.Analisa Kolmogorov-
Smirnov dan Saphiro-Wilk merupakan suatu pengujian normalitas secara
univariate untuk menguji keselarasan data masing-masing variable
penelitian, dimana suatu sampel dikatakan berdistribusi normal atau
67
tidak.Hal ini diutarakan oleh Ghazali (2011).Bahwa uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable yang
digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak.
Perumusan hipotesa untuk uji normalitas melalui analisis
Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut :
Ha : data berasal dari populasi normal.
Ho :data berasal dari populasi tidak normal.
Kriteria keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut:
Jika sig. < 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak.
Jika sig. > 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorof-Smirnof dan Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardized
Residual .041 135 .200
* .993 135 .777
Sumber :hasildata sekunder diolah
Pengujian asumsi klasik normalitas melalui uji Kolmogorov-
Smirnov dan Shapiro-Wilkmenunjukan data berdistribusi normal seperti
yang ditunjukkan pada tabel 4.3. Berdasarkan tabel 4.3 ditunjukan bahwa
nilai probabilitas pada kolmogorv-smirnov sebesar 0,200 lebih besar dari
0,05 dan pada saphiro-wilk sebesar 0,777 lebih besar dari 0,05 sehingga
Ho ditolak atau Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berasal dari polupasi normal sehingga model regresi memenuhi uji asumsi
klasik normalitas.
68
2. Hasil Uji Heterokedesitas
Uji heteroskedasitas digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke periode pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar
scatterplot pada gmabar 4.2 dan uji model spearmen rho pada tabel 4.4.
Gambar 4.2 Scatterplot
Sumber: hasil data sekunder diolah
Grafik diatas menunjukkan titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 atau diantara 2 dan -2 pada sumbu Y dan titik-titik tersebut tidak
menunjukkan suatu bentuk atau pola tertentu atau dapat dikatakan
memenuhi persyaratan yang ada, sehingga dapat disimpulkan bahwa
69
model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik
heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. Kemudian
untuk meyakinkan maka dilakukan uji statistik model spearmen rho yang
hasilnya pada tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4
Hasil Uji Spearmen rho Correlations
abs_res Leverage UDK Publik Manajerial Asing
Spearman's rho
abs_res Correlation Coefficient
1.000 .023 .039 .043 .045 .029
Sig. (2-tailed)
. .790 .651 .623 .607 .735
N 135 135 135 135 135 135
Leverage Correlation Coefficient
.023 1.000 .051 .291** -.225** -.065
Sig. (2-tailed)
.790 . .556 .001 .009 .454
N 135 135 135 135 135 135
UDK Correlation Coefficient
.039 .051 1.000 .180* -.279** -.113
Sig. (2-tailed)
.651 .556 . .037 .001 .192
N 135 135 135 135 135 135
Publik Correlation Coefficient
.043 .291** .180* 1.000 -.236** -.024
Sig. (2-
tailed) .623 .001 .037 . .006 .786
N 135 135 135 135 135 135
Manajeria
l
Correlation
Coefficient .045 -.225**
-
.279*
* -.236** 1.000 -.161
Sig. (2-tailed)
.607 .009 .001 .006 . .061
N 135 135 135 135 135 135
Asing Correlation Coefficient
.029 -.065 -.113 -.024 -.161 1.000
Sig. (2-tailed)
.735 .454 .192 .786 .061 .
N 135 135 135 135 135 135
Sumber :hasildata sekunder diolah
Berdasarkan uji Spearmen’s rho pada tabel 4.4 bahwa nilai sig. (2-
tailed) dari variable tingkat leverage, ukuran dewan komisaris,
kepemilikan saham publik, kepemilkan saham manajerial, dan
70
kepemilikan saham asing lebih besar (>) dari 0,05 dengan masing masing
nilai varibel tersebut bernilai 0,790; 0,651; 0,623;0,607 dan 0,735 maka
data tersebut terbebas dari asumsi klasik heterokedesitas dan layak
digunakan dalam penelitian.
3. Hasil Uji Multikoleniaritas
Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.Salah satu
untuk mengetahui ada / tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan
menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila
nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) lebih dari 0,1 dan
kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi multikolinearitas.
Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai Tolerance
(T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 1, berarti terjadi multikolinearitas.
Perumusan hipotesa untuk ujimultikolinearitasadalah sebagai berikut :
Ha : tidak ada multikolinearitas
Ho : ada multikolinearitas
Kriteria keputusan uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
Jika VIF > 10 atau Tolerance < 0,1 maka Ha ditolak, ada
multikolinearitas .
Jika VIF < 10 atau Tolerance > 0,1 maka Ha diterima, tidak ada
multikolinearitas.
Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh tabel 4.5 pengujian
71
multikolinearitas sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coeffici
ents
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) -1.439 .107 -13.496 .000
Leverage -.028 .029 -.081 -.959 .339 .947 1.056
UDK .239 .119 .169 2.002 .047 .936 1.068
Publik .239 .107 .195 2.226 .028 .877 1.141
Manajerial .143 .219 .059 .653 .515 .808 1.237
Asing -.308 .119 -.221 -2.594 .011 .925 1.081
Sumber : hasil data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance kurang lebih 0,1 dan kurang
dari 1 serta nilai VIF berada dibawah angka 10. Nilai tolerance yang
dihasilkan untuk variabel leverage, ukuran dewan komisaris, kepemilikan
saham publik, kepemilikan saham manajerial, dan kepemilikan saham
asing adalah 0,947; 0,936; 0,877; 0,808 dan 0,925, sedangkan nilai VIF
yang dihasilkan untuk variable leverage, ukuran dewan komisaris,
kepemilikan saham publik, kepemilikan saham managerial, dan
kepemilikan saham asing adalah 1,056; 1,068; 1,141; 1,237 dan 1.081.
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui seluruh variabel independen
mempunyai nilai VIF kurang dari batas maksimal 10 atau nilai tolerance
lebih dari 0,1. tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas (tidak
72
ada hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan
variabel independen lainnya). Dengan demikian tidak terjadi pelanggaran
asumsi multikolinearitas pada model persamaan regresi.Berdasarkan hasil
uji multikolonieritas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat
problem multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
4.Hasil Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang
disusun menurut waktu dan tempat.Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi autokorelasi.Untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan
melalui pengujianterhadap nilai uji Durbin Watson (Uji DW).
Tabel 4.6
Hasil Uji Durbin-Watson
Model Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .28439 1.983
Sumber : hasil data sekunder diolah
Dari output SPSS data sekunder yang diolah pada table 4.6 dapat
dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.983. Karena nilai DW
sebesar 1.983 berkisar diantara 1.66 sampai 2.34, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.
D. Pengujian Hipotesis
Menurut Kuncoro (2001) pengujian hipotesis digunakan untuk
mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara
73
statistik hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji
statistik F.
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien diterminasi dilakukan untuk mengukur kemampuan
variabel independen tingkat leverage, kepemilikan saham publik,
kepemilikan saham manajerial dan kepemilkan saham asing dalam
menjelaskan variabel dependen, yaitu tingkat CSR Disclosure.Hasil uji
koefesien determinasi terlihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square
1 .368a .136 .102
Sumber: hasil data sekunder diolah
Tabel 4.7 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,102 atau
10,2%, ini menunjukkan bahwa variabel tingkat leverage, ukuran dewan
komisaris, kepemilikan saham publik, kepemilikan saham managerial, dan
kepemilikan saham asing adalah sebesar 10,2%, sedangkan sisanya
sebesar 0,808 atau 80,8% (100%-10,2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. Seperti faktor faktor
corporate governance diantaranya dewan direksi, komite audit, diversity
board dan lain-lain yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan dalam
CSR Disclosure-nya.
74
2. Uji Signifikansi Parameter Individual (uji t)
Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima
dan menolak Ha.Berikut ini adalah tabel 4.8 yang menunjukkan hasil uji
statistik t.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.439 .107 -13.496 .000
Leverage -.028 .029 -.081 -.959 .339
UDK .239 .119 .169 2.002 .047
Publik .239 .107 .195 2.226 .028
Manajerial .143 .219 .059 .653 .515
Asing -.308 .119 -.221 -2.594 .011
Sumber: hasil data sekunder diolah
a. Pengaruh Tingkat Leverage Terhadap CSR Disclosure
Hasil uji hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel 4.8, variabel
tingkat leveragemempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,339 (p-value
> 0,05) dan koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,028.Hal ini
berarti hipotesis pertama ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa
tingkat leverage tidak berpengaruh negatif terhadap CSR
75
Disclosurekarena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tingkat
leverage lebih besar dari 0,05.
Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Rini et.al.,
(2012) Rawi dan Munawar (2010) dan Maria Wijaya (2012) yang tidak
menemukan hubungan signifikan antara tingkat Leveragedan CSR
Disclosure.Artinya dengan adanya tingkat leverage yang tinggi di
dalam sebuah perusahaan tidak menjadi acuan atau tolak ukur
perusahaan dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial
nya. Bisa saja dalam hal ini tingkat leverage hanya di butuhkan oleh
para stakeholder (Investor dan Pemegang Saham) menjaga dan
menjamin perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya dan
melaksanakan kewajibannya.
Secara teori hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat
Jensen dan Meckling (1967) dalam Anggraeni (2006) serta Emmy dan
Supartha (2015) yang mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki
rasio leverage lebih tinggi akan cenderung mengungkapkan lebih
banyak informasi, hal tersebut dikarenakan perusahaan mempunyai
struktur modal yang lebih tinggi. Sehingga dengan demikian penting
untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial oleh perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa tingkat leverage tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosialnya. Kemungkinan dalam hal ini ketika perusahaan memiliki
tingkat leverage yang tinggi dapat melakukan sebuah pelanggaran yaitu
76
terhadap tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dimana
perusahaan tersebut beroperasi, karena ada kewajiban atau tanggungan
perusahaan yang tinggi dan masih harus di bebankan.
b. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap CSR Disclosure
Hasil uji hipotesis kedua dapat dilihat pada tabel 4.8 variabel
ukuran dewan komisaris mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,047
(p-value < 0,05) dan koefisien regresi dengan arah positif sebesar
+0,239.Hal ini berarti hipotesis kedua diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif secara
signifikan terhadap CSR Disclosure karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel ukuran dewan komisaris lebih kecil dari 0,05.
Hasil relevan ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
Rini et.al., (2012) yang menemukan adanya hubungan yang signifikan
antara ukuran dewan komisaris dan CSR Disclosure.Namun hasil ini
tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Maria Wiaya (2012)
yang tidak menemukan hubungan yang siginifikan antara ukuran dewan
komisaris dan CSR Disclosure.Secara teori dalam UU No. 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan bahwa tugas dan
kewajiban dewan komisaris yang salah satunya adalah mengawasi
jalanya operasional perusahaan yang dilakukan oleh para pihak
manajemen (Dewan Direksi) dan bertanggung jawab untuk menentukan
apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam
mengembangkan, serta menyelenggarakan pengendalian intern
77
perusahaan.Artinya secara tidak langsung dewan komisaris
mempengaruhi perusahaan dalam melakukan serta melaporkan
tanngung jawab sosialnya.
Dalam hasil penelitian ini membuktikan bahwa jika ukuran dewan
komisaris yang tinggi berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial yang dilakukan perusahaan.Karena dalam hal ini dewan
komisaris melakukan kontrol, sehingga tugas dan fungsi nya dilakukan
secara baik dan benar.
c. Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Terhadap CSR Disclosure
Hasil uji hipotesis ketiga dapat dilihat pada tabel 4.8 variabel
kepemilikan saham publik mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,028 (p-value < 0,05) dan koefisien regresi dengan arah positif sebesar
+0,239.
Hal ini berarti hipotesis ketiga diterima sehingga dapat dikatakan
bahwa kepemilikan saham publik berpengaruh positif secara signifikan
terhadap CSR Disclosure karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel kepemilkan saham publik kurang dari 0,05.
Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Marzully dan Denies (2012) yang tidak menemukan
bahwa kepemilikan saham publik berpengaruh terhadap CSR
Disclosure. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya kepemilikan saham
publik tidak mempengaruhi pengungkapan Corporate Social
Responsibility Disclosure.
78
Hasil penelitian ini juga mendukung teori Hasibuan (2001) dalam
Rivi dan Hasan (2011) yang menyatakan bahwa rasio kepemilikan
publik yang tinggi diprediksikan perusahaan akan melakukan tingkat
pengungkapan sosial yang lebih, hal ini dikaitkan dengan tekanan dari
pemegang saham, agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung
jawabnya terhadap masyarakat. Alasan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan penelitian ini adalah bahwa kemungkinan kepemilikan
publik pada perusahaan di Indonesia secara umum sudah
memperdulikan masalah lingkungan dan sosial sebagai isu kritis yang
harus secara ekstensif untuk diungkapkan dalam laporan tahunan
(Rahma dan Indah ,2010).
d. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap CSR Disclosure
Hasil uji hipotesis ketiga dapat dilihat pada tabel 4.8, variabel
kepemilikan saham manajerial mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,515 (p- value > 0,05) dan koefisien regresi dengan arah positif
+0,143.
Hal ini berarti hipotesis ketiga ditolak sehingga dapat dikatakan
bahwa kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh positif
terhadap CSR Disclosure karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel kepemilkan saham manajerial lebih besar dari 0,05.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh signifikan pada CSR Disclosure. Temuan ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rawi dan
79
Munawar(2010) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap CSR Disclosure namun hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Rustiarini
(2011) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap CSR Disclosure.
Hal ini dimungkinkan karena rata-rata kepemilikan saham
manajerial pada perusahaan di Indonesia relatif kecil, sehingga masih
terjadi konflik kepentingan antara pemilik dengan manajer, dimana
kepentingan pribadi manajer belum dapat diselaraskan dengan
kepentingan perusahaan atau pemilik dalam CSR Disclosure.
e. Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap CSR Disclosure
Hasil uji hipotesis keempat dapat dilihat pada tabel 4.8, variabel
kepemilikan saham asing mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,011
(p-value < 0,05) dan koefisien regresi dengan arah negatif -0,308.
Hal ini kepemilikan saham asing berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap CSR Disclosure berarti hipotesis keempat diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel kepemilkan sahamasing kurang dari 0,05.
Penelitian ini terdapat sedikit perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Erida Gabriella (2011) menemukan bahwa kepemilikan
saham asing berpengaruh signifikan dan berarah positif terhadap CSR
Disclosure.
80
Pada faktanya perusahaan multinasional di Negara Negara maju
seperti di Asia, Eropa, dan Amerika mereka memiliki rasa solidaritas
dan sosial yang tinggi terhadap isu-isu dan kejadian sosial yang berada
di negaranya dimana perusahaan tersebut memiliki rasa simpatik dan
solidaritas yang tinggi terhadap adanya pelanggran HAM, kerusakan
keanekaragam hayati dan lingkungan, dan kasus kasus yang melibatkan
masyarakat ataupun sumber daya manusia di lingkungan tersebut. Oleh
karena itu, jika perusahaan di Indonesia memiliki kontrak dengan
foreign shareholders baik ownership dan trade akanlebih mendapatkan
dukungan dalam rangka pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Berdasarkan teori stakeholder, semakin banyak dan
kuat posisi stakeholder, semakin besar kecenderungan perusahaan
untuk mengadaptasi diri terhadap keinginan para stakeholdernya. Hal
tersebut diwujudkan dengan cara melakukan aktivitas
pertanggungjawaban terhadap sosial dan lingkungannya atas aktivitas
yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Namun pada kenyataanya
perusahaan di Indonesia terutama di perusahaan yang bergerak di
bidang property dan real estate kepemilikan saham asingnya masih
terlalu sedikit dan rata rata masih di kuasai oleh kepemilikan
perusahaan dalam negeri dan kepemilikan publik yang mayoritas diisi
oleh masyarakat pribumi sehingga dalam penelitian ini menunjukan
hasil keterkaitan antara kepemilikan asing terhadap CSR Disclosure
terdapat hubungan yang signifikan namun masih berarah negatif.
81
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikan 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probability F lebih besar
dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel
4.9 yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Tabel 4.9
Hasil Uji statistik F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1.636 5 .327 4.046 .002b
Residual 10.433 129 .081
Total 12.069 134
Sumber : hasil data sekunder diolah
Hasil pada tabel 4.9 yang menunjukkan hasil uji statistik F dengan
tingkat signifikansi 0,002. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat leverage, ukuran dewan
komisaris, kepemilikan saham publik, kepemilikan saham managerial,
dan kepemilikan saham asing berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap CSR Disclosure.
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Corporate social responsibility disclosure atau pertanggung
jawaban sosial perusahaan atas lingkungannya merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan dan aktivitas operasional
perusahaan.Dengan banyaknya isu-isu dan kejadian yang merugikan
lingkungan di belahan dunia menuntut perusahaan untuk memperhatikan dan
memelihara sumber daya yang ada di sekitar perusahaan tersebut beroperasi.
Dengan adanya program program CSR yang dilakukan perusahaan akan
meningkatkan rasa kesadaran perusahaan untuk tidak mementingkan
kepentingan perusahaan sendiri, melainkan masyarakat yang ada
disekitarnya, sehingga dalam hal ini perusahaan mendapatkan dukungan yang
lebih dari pihak masyarakat dalam menjalankan aktivitas perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat
leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham
perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010 sampai 2014. Berdasarkan pada
data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terdapat 135
sampel perusahaan dengan menggunakan model regresi berganda, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat leverage tidak berpengaruh negatif secara signifikan terhadap CSR
Disclosure. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Rini
83
et.al (2012), Rawi dan Munawar (2010), dan Maria Wiajaya (2012).
Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Emmy dan Supartha, (2015).
2. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif secara signifikan terhadap
CSR Disclosure. Hasil relevan ini mendukung penelitian yang telah
dilakukan oleh Rini et.al, (2012). Namun hasil ini tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Maria Wiaya, (2012).
3. Kepemilikan saham publik berpengaruh positif secara signifikan terhadap
CSR Disclosure. Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Marzully dan Denies, (2012).
4. Kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh positif secara signifikan
terhadap CSR Disclosure. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rawi, (2010). Namun hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Rustiarini, (2011).
5. Kepemilikan saham asing berpengaruh negatif secara signifikan terhadap
CSR Disclosure. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Erida Gabriella (2011).
6. Tingkat leverage, ukuran dewan komisaris, dan struktur kepemilikan
saham perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap CSR Disclosure.
B. Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, maka penulis mengajukan
beberapa saran untuk peneliti selanjutnya yaitu :
84
1. Bagi investor dan calon investor :
Untuk menanamkan sahamnya di perusahaan property dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar lebih seksama dan juga
memperhatikan aspek Corporate Social Responsibility perusahaan sebagai
pertimbangan dalam melakukan investasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya :
a. Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, penelitian
selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian.
b. Populasi penelitian tidak hanya dikhususkan pada perusahaan
berkategori perusahaan propert dan real estate, tetapi dapat diperluas
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Menambahkan variable bebas untuk memberikan hasil yang lebih
beragam dan bervariasi seperti kepemilikan institusional, kepemilikan
pemerintah, profitabilitas, ukuran perusahaan dan lain- lain.
d. Peneliti selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan laporan
tahunan (annual report) saja dalam memperoleh data terkait CSRD
yang dilakukan perusahaan, tetapi dapat juga memperluas cakupan
dengan melihat dari laporan yang ada di website perusahaan, media
cetak dan elektronik.
85
DAFTAR PUSTAKA
Algifari.Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE
UGM, Yogyakarta,2010.
Almilia,LucianaSpica. AnalisaKomparasiIndekInternetFinacial Reporting
PadaWebsite Perusahaan GoPublik DiIndonesia.Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi,2009.
Amalia, Dessy.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas pengungkapan
Sukarela pada Laporan Tahunan yang Terdaftar di BEJ.Jurnal Akuntasi
Pemerintah.Vol.1, No.2,November,2005.
Anggraini, FR. Reni Retno. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosialdalam Laporan,
2006.
Angling, Mahatma Pian KS.Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan
Regulasi Pemerintah Terhadap Pengungkapan Corporate Social Respon-
sibility (CSR) Pada Laporan Tahunan di Indonesia.Skripsi. Universitas
Diponegoro, Semarang,2010.
Aryani, Etha Rizki. Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur
Kepemilikan terhadap Agency Cost. Skripsi. Universitas Diponegoro,
Semarang,2011.
Beira Leimona dan Aunul Fauzi.CSR dan Pelestarian Lingkungan. Yayasan
Indonesia Business Links. Jakarta,2008.
Brigham dan Houston.Fundamentals Of Financials Managemen (Dasar- Dasar
Manajemen Keuangan), Salemba Empat,Jakarta,2006.
Deegan, Craig. The Legitimising Effect of Social and Environmental
Disclosures A Theoritical Foundation. Accounting, Auditing, and
Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, pp. 282-311,2002.
Emmy dan Supartha.Pengaruh hutang, profitabilitas, dan tanggung jawab
lingkungan pada CSR Disclosure.E-Jurnal Akuntansi. Universitas
Udayana: Bali. Indonesia,2015.
Evi, Zuraida, dan Devi. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan UDK
terhadapCSR. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Universitah Syiah
Kuala,2011.
Fahrizqi, Ahmad. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunan
86
Perusahaan, Tesis Pascasarjana FE Universitas Diponegoro.
Semarang,2010.
Fauzi, Hasan. “Corporate Social and Environment Perfomance: A Comparative
Study Between Indonesian Companies and Multinational Companies
(MNCs) Operating In Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.6,
No.1,, hal 87-100, Februari 2006.
Fraser, Lyn M, dan Ormiston Aileen. Memahami Laporan Keuangan, Edisi
6, IndeksJakarta,2004.
Ghozali, Imam.Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19,
Badan penerbit Universitas Diponegoro,Semarang,2011
Ghozali Imam dan A. Chariri. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro ,Semarang,2007.
Grigoris, Giarannakis. Corporate Governance and Financial Characteristic effects
on the extent of CSR Disclosure.Social Responsibility Journal.
Greece,2013.
Gusti dan Bagus.Pengaruh Profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan
saham public terhadap pengungkapan CSR. Universitas Udayana. Bali.
Indonesia,2015.
Hadi, Nor.Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan
Sukarela dalam Laporan Tahunan,2001.
Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia:Pengertian Dasar,
Pengertian, dan Masalah. PT. Toko Gunung Agung,Jakarta,2001.
Hayam Wahba dan Khaled Elsyad.The mediating effect of financial
performance on the relationship between social responsibility and
ownership structure.Future Bussines Journal.Science Direct. Cairo:
Mesir,2015.
Hilmi, Utari dan Ali, Syaiful. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada
Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ Periode 2004-
2006).Simposium Nasional,2008.
Indriantoro, Nur., Bambang Supomo, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Mazrully dan Dennis.Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi CSR di
Indonesia.Jurnal Nominal. Universitas Negeri Yogyakarta,2012.
Moeljadi.Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Bayu
87
Media Publishing, Malang, 2006.
Mulyadi, Ajang,.Akuntansi Manajemen. Bagian Penerbitan Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Bandung, 2002.
Mulyadi.Pengelolan Program Corporate Social Responsibility: Pendekatan,
Keberpihakan dan Keberlanjutannya. Center for Populaton Studies, UGM,
Yogyakarta,2003.
Novita dan Chaerul D. Djakman.Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada
LaporanTahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik
yang Tercatat diBursa Efek Indonesia tahun 2006.Makalah disampaikan
pada SimposiumNasional Akuntansi XI, Pontianak, 22 – 25 Juli 2008.
Permanasari Wien Ika. 2010. Pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan
institusional, dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan.
Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang, 2010.
Prawironegoro, Darsono. Pendekatan Praktis Kajian Pengambilan Keputusan
Bisnis Berbasis Analisis Keuangan: Manajemen Keuangan, Nusantara
Consulting, Jakarta, 2009.
Putra, Eka Nanda. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR). Skripsi Universitas Diponegoro
,Semarang, 2011.
Puspitasari, Diana. Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR,
Dan Suku Bunga Sbi Terhadap Roa. Tesis. Magister Manajemen,
Universitas Diponegoro, Semarang,2009.
Rahmatullah.Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility (CSR)
pada Sektor Pertambangan,2010.
Rahmawati dan Indah Dewi Utami.Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan
Komisaris, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, Dan Umur
Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada
Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi Manajemen Vol 21 No 3STIE YKPN, Desember,
2010.
Rawi dan M. Muchlish. “Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi,
Leverage dan Corporate Social Responsibility”. Simposium Nasional
Akuntansi XIII, Purwokerto,2010.
88
Rini, Hendro dan Endang.“Pengaruh Kateristik Perusahaan Terhadap Luas
Pengungkapan CSR”. Jurnal Akuntansi,2013.
Rivi dan Hasan.Pengaruh Sisi Internal dan External Perusahaan terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial.Journal Akuntansi. Universitas
Sumatra Utara,2011.
Rustiarini, Ni Wayan. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada
PengungkapanCorporate Social Responsibility. Universitas
Mahasaraswati,Depansar,2011.
Said, Roshima, Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron.“The Relationship
between Corporate Social Responsibility and Corporate Governance
Characteristics in Malaysian Public Listed Companies”.Social
Responsibility Journal. Vol. 5, No. 2, hal. 212-226, 2009.
Sari, Anggita Rizkia.Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas
Pengungkapan Corporate Social Responsibility.Jurnal Ilmiah Akuntansi.
Universitas Negeri Yogyakarta,2012.
Sembiring. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial : Study Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Jakarta.” Simposium Nasional Akuntansi 8.
Sitepu, Andre, Siregar dan Hasan Sakti. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek indonesia.
Jurnal Akuntansi 19: 01-09,2008.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. PT. Refika
Aditama: Bandung, 2006.
Sumedi, A.M.P.K. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi
Pemerintah terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) pada Laporan Tahunan di Indonesia, Skripsi, Semarang:
Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang,
2010.
Tamba, Erida Gabriella Handayani. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap PengungkapanTanggung Jawab Sosial Perusahaan. Skripsi S1
FE Universitas Diponegoro (dipublikasikan), semarang, 2011.
Tanimoto, Kenji dan Suzuki, Kenji.Corporate Social Responsibility in Japan:
Analyzing The Participating Companies in Global Reporting Initiative.
Working Paper, March: 1-20,2005.
89
Tarjo.Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage
terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham, serta Cost of Equity
Capital.Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak,2008.
Titan, Muhammad..Pengaruh Earning Management dan Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Pengungkapan CSR Manufaktur yang
terdaftar di BEI”, Jurusan Akuntansi , Fakultas Ekonomi, Universitas Bina
Darma, Palembang, 2012.
Uwa and Ben.CSRD in Nigeria:A Study of Listed Financial and Non-
Financial Firms. Journal of Management and Sustainability.Nigeria,
2012.
Wibisono.Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility.
Media Grapka, Surabaya, 2007.
Wijaya, Maria. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung
jawab sosial.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 2012.
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).
CorporateSocial Responsibility :Meeting Changing Expectation, p.3,
1999.
Zaky, Ahmad. Program CSR PT. Bank Mandiri, Tbk Dalam Menumbuhkan Minat Wirausaha di Kalangan Mahasiswa .skripsi. Universitas Sumatra Utara,Medan, 2011.
90
Lampiran1
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
No KodeSaham NamaEmiten
1 APLN AgungPodomoro Land Tbk
2 ASRI AlamSutera Realty Tbk
3 BAPA BekasiAsriPemulaTbk
4 BCIP Bumi Citra PermaiTbk
5 BEST BekasiFajar Industrial Estate Tbk
6 BIKA BinaKarya Jaya AbadiTbk
7 BIPP Bhuwanatala Indah PermaiTbk
8 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
9 BKSL Sentul City Tbk
10 BSDE BumiSerpongDamaiTbk
11 COWL Cowell Development Tbk
12 CTRA Ciputra Development Tbk
13 CTRP Ciputra Property Tbk
14 CTRS Ciputra Surya Tbk
15 DART Duta Anggada Realty Tbk
16 DILD Intiland Development Tbk
17 DMAS Puradelta Lestari Tbk
18 DUTI Duta Pertiwi Tbk
19 ELTY Bakrieland Development Tbk
20 EMDE Megapolitan Developments Tbk
21 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk
22 GAMA Gading Development Tbk
23 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk
24 GPRA PerdanaGapuraprimaTbk
25 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk
26 JRPT Jaya Real Property Tbk
27 KIJA KawasanIndustriJababekaTbk
28 KPIG MNC Land Tbk
29 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
30 LCGP Eureka Prima Jakarta Tbk
32 LPKR LippoKarawaciTbk
33 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk
34 MKPI Metropolitan KentjanaTbk
Bersambung pada halaman selanjutnya
91
LanjutanLampiran 1
35 MMLP Mega Manunggal Property Tbk
36 MTLA Metropolitan Land Tbk
37 MTSM Metro Realty Tbk
38 NIRO Nirvana Development Tbk
39 OMRE Indonesia Prima Property Tbk
40 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk
41 PPRO PP PropertiTbk
42 PWON PakuwonJatiTbk
43 PUDP Pudjati Prestige Tbk
44 RBMS RistiaBintangMahkotasejatiTbk
45 RDTX RodaVivatexTbk
46 RODA Pikko Land Development Tbk
47 SCBD DanayasaArthatamaTbk.
48 SMDM SuryamasDutamakmurTbk
49 SMRA SummareconAgungTbk
50 TARA SitaraPropertindoTbk
Bersambung pada halaman selanjutnya
92
LanjutanLampiran 1
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang terhindardari purposive sampling
danmenjadisampelpenelitian
No KodeEmite
n NamaEmiten
1 APLN AgungPodomoro Land Tbk
2 ASRI AlamSutera Realty Tbk
3 BCIP Bumi Citra PermaiTbk
4 BIPP Bhuwanatala Indah PermaiTbk
5 BKSL Sentul City Tbk
6 BSDE BumiSerpongDamaiTbk
7 COWL Cowell Development Tbk
8 CTRA Ciputra Development Tbk
9 CTRP Ciputra Property Tbk
10 DILD Intiland Development Tbk
11 DUTI Duta Pertiwi Tbk
12 ELTY Bakrieland Development Tbk
13 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk
14 GPRA PerdanaGapura prima Tbk
15 JRPT Jaya Real Property Tbk
16 KIJA KawasanIndustriJababekaTbk
17 KPIG Global Land Development Tbk
18 LPCK LippoCikarangTbk
19 LPKR LippoKarawaciTbk
20 MKPI Metropolitan KentjanaTbk
21 OMRE Indonesia Prima Property Tbk
22 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk
23 PUDP Pudjiati Prestige Tbk
24 PWON PakuwonJatiTbk
25 RBMS RistiaBintangMahkotasejatiTbk
26 SCBD DanayasaArthatamaTbk.
27 SMRA SummareconAgungTbk
Sumber : data sekunder diolah
93
Lampiran 2
INDIKATOR PENGUNGKAPAN GRI VERSI 3.1
Indikator Kinerja Ekonomi
EC1: Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya
operasi, imbal jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba
ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana serta pemerintah.
EC2: Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta
peluangnya bagi aktivitas organisasi.
EC3: Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti.
EC4: Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah.
Aspek Kehadiran Pasar
EC5: Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum
setempat pada lokasi operasi yang signifikan.
EC6: Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada
lokasi operasi yang signifikan.
EC7: Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal
yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan.
Aspek Dampak Ekonomi Tidak Langsung
ECA8: Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang
diberikan untuk kepentingan publik secara komersial, natura.
EC9: Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang
signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya.
94
Indikator Kinerja Lingkungan
Aspek Material
EN1: Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume
EN2: Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang
Aspek energi
EN3: Penggunaan Energi Langsung dari Sumberdaya Energi Primer
EN4: Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Primer
EN5: Penghematan Energi melalui Konservasi dan Peningkatan Efisiensi
EN6: Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau
energi yang dapat diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi
sebagai akibat dari inisiatif tersebut.
EN7: Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan
pengurangan yang dicapai
Aspek Air
EN8: Total pengambilan air per sumber
EN9: Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air
EN10: Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang
Aspek Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati)
EN11: Lokasi dan Ukuran Tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi
pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang
diproteksi (dilindungi?) atau daerah-daerah yang memiliki nilai keanekaragaman
hayati yang tinggi di luar daerah yang diproteksi
EN12: Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas,
95
produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah
yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang memiliki keanekaragaman hayati
bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi (dilindungi)
EN13: Perlindungan dan Pemulihan Habitat
EN14: Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak
terhadap keanekaragaman hayati
EN15: Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam
Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam daftar
konservasi nasional dengan habitat di daerah-daerah yang terkena dampak operasi
Aspek Emisi, Efluen dan Limbah
EN16: Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak
langsung dirinci berdasarkan berat
EN17: Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat
EN18: Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya
EN19: Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting
substances/ODS) diperinci berdasarkan berat
EN20: NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan
jenis dan berat
EN21: Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan
EN22: Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode Pembuangan
EN23: Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan
EN24: Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap
berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase
96
limbah yang diangkut secara internasional
EN25: Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan
air serta habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan
limpasan air organisasi pelapor
Aspek Produk dan Jasa
EN26: Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh
mana dampak pengurangan tersebut
EN27: Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut
kategori
Aspek Kepatuhan
EN28: Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas
pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan
Aspek Pengangkutan/Transportasi
EN29: Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan
barang-barang lain serta material yang digunakan untuk operasi perusahaan, dan
tenaga kerja yang memindahkan.
Aspek Menyeluruh
EN30: Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis
Indikator Kinerja Sosial
Aspek Pekerjaan
LA1: Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan
wilayah
LA2: Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis
97
kelamin, dan wilayah
LA3: Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak
disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya
LA15 : Rasio karyawan yang kembali dikerjakan setelah keluar dari perusahaan
menurut jenis kelamin
Aspek Tenaga Kerja/ Hubungan Manajemen
LA4: Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif
tersebut
LA5: Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk
apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut
Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja
LA6: Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia
Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu
memantau dan memberi nasihat untuk program keselamatan dan kesehatan
jabatan
LA7: Pekerjaan dengan risiko yang keselamatan yang tinggi
LA8: Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan, pencegahan,
pengendalian risiko setempat untuk membantu para karyawan, anggota keluarga
dan anggota masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya
LA9: Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi
dengan serikat karyawan
Aspek Pelatihan dan Pendidikan
LA10: Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut
98
kategori/kelompok karyawan
LA11: Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat
yang menujang kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam
mengatur karier
LA12: Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan
pengembangan karier secara teratur
Aspek Keberagaman dan Kesempatan Setara
LA13: Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan tiap
kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok
minoritas, dan keanekaragaman indikator lain
Aspek : kesetaraan remunerasi untuk perempuan dan laki-laki
LA14: Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut
kelompok/kategori karyawan
Indikator Hak Asasi Manusia
Aspek Praktek Investasi dan Pengadaan Perjanjian Hak Asasi Manusia
HR1: Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul
HAM atau telah menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan aspek hak asasi
manusia
HR2: Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses
skrining/ filtrasi atas aspek HAM
HR3: Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal mengenai kebijakan dan
serta prosedur terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan
organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah menjalani pelatihan
99
Aspek Nondiskriminasi
HR4: Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang
diambil/dilakukan
Aspek Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama Berkumpul
HR5: Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diteridentifikasi dapat
menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk
mendukung hak-hak tersebut
Aspek Pekerja Anak
HR6: Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat
menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil
untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak
Aspek Kerja Paksa dan Kerja Wajib
HR7: Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat
menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah
diambil untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib
Aspek Praktek/ Tindakan Pengamanan
HR8: Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan
dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan
organisasi
Aspek HAM Penduduk Asli
HR9: Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan
langkah-langkah yang diambil
100
Aspek : Penilaian
HR10 : Persentase dan jumlah total pelaksanaan penilaian atau peninjauan yang
berhubungan dengan hak asasi manusia
Aspek Remediasi
HR11 : Jumlah keluhan mengenai hak asasi manusia yang telah diselesaikan oleh
mekanisme keluhan.
Indikator Society Performance
Aspek Komunitas
S01: Sifat dasar, ruang lingkup, dan keefektifan setiap program dan praktek yang
dilakukan untuk menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat,
baik pada saat memulai, pada saat beroperasi, dan pada saat mengakhiri.
S09: operasi yang berpotensi atau memberikan dampak negatif kepada
komunitaslokal.
S010: upaya pencegahan dan peringatan terhadap penerapan potensi operasi yang
berpotensi atau memberikan dampak negatif kepada komunitaslokal.
Aspek Korupsi
S02: Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi
S03: Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur antikorupsi
S04: Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi
Aspek Kebijakan Publik
S05: Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan
pembuatan kebijakan publik
S06: Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan
101
institusi terkait berdasarkan negara di mana perusahaan beroperasi
Aspek Kelakuan Tidak Bersaing
S07: Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan,
anti-trust, dan praktek monopoli serta sanksinya
Aspek Kepatuhan
S08: Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk
pelanggaran hukum dan peraturan yang dilakukan
Indikator Perlindungan Produk dan Konsumen
Aspek Kesehatan dan Keamanan Pelanggan
PR1: Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut
kesehatan dan keamanan dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari
kategori produk dan jasa yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut
PR2: Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak
kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per produk
Aspek Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa
PR3: Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan
persentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang
dipersyaratkan tersebut
PR4: Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan
informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk
PR5: Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei
yang mengukur kepuasaan pelanggan
102
Aspek Komunikasi Pemasaran
PR6: Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan voluntary codes
yang terkait dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan
sponsorship
PR7: Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai
komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut
produknya
Aspek Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan
PR8: Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran
keleluasaan pribadi (privacy) pelanggan dan hilangnya data pelanggan
Aspek Kepatuhan
PR9: Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai
pengadaan dan penggunaan produk dan jasa
103
Lampiran 3
CSR 2010
104
Lanjutan Lampiran 3 CSR 2011
105
Lanjutan Lampiran 3
` CSR 2012
106
Lanjutan Lampiran 3
CSR 2013
107
Lanjutan Lampira 3
CSR 2014
107
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Tingkat Leverage Tahun 2010-2014
No Kode
Emiten Nama Emiten DER 2010 DER 2011 DER 2012 DER 2013 DER 2014
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 0.890677746 1.1451042 1.393422483 1.728506662 1.800009453 2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 1.073930458 1.155659822 1.421482316 1.706051163 1.656388583 3 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 0.248393251 0.297805848 0.773150705 0.985662874 1.359170868 4 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 1.035772323 1.655886628 1.094177523 0.292260346 0.363979496 5 BKSL Sentul City Tbk 0.168050338 0.151450984 0.290221053 0.55028436 0.577255883 6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 0.697860764 0.659167446 0.591073771 0.682568587 0.522983279 7 COWL Cowell Development Tbk 1.045525602 1.357980107 0.568452932 0.644626268 1.731773179 8 CTRA Ciputra Development Tbk 0.519213506 0.759284977 1.154396087 1.622822598 1.599927463 9 CTRP Ciputra Property Tbk 0.075414371 0.203793295 0.522207239 0.760543466 0.919876782 10 DILD Intiland Development Tbk 0.28527267 0.53153335 0.541850473 0.837497351 1.014440403 11 DUTI Duta Pertiwi Tbk 0.552030664 0.523718517 0.278630359 0.236316412 0.284215026 12 ELTY Bakrieland Development Tbk 0.82061202 0.815381148 0.831013313 0.723837764 0.917545877 13 GMTD Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 1.799917223 1.8089916 2.848717949 2.24194348 1.28770824 14 GPRA Perdana Gapura prima Tbk 0.969416874 0.897340743 8.632102697 0.663899006 0.705206716 15 JRPT Jaya Real Property Tbk 1.09646775 1.149332375 1.250020595 1.29656721 1.087572468 16 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 0.996593507 0.59846726 0.780403537 0.972074509 0.82444642 17 KPIG Global Land Development Tbk 0.070958033 0.076060577 0.233799081 0.207322233 0.242668717 18 LPCK Lippo Cikarang Tbk 1.96228045 1.800629296 1.305308477 1.118737652 0.613284726
Lanjutan Lampiran 4
108
19 LPKR Lippo Karawaci Tbk 0.964255319 0.940588798 1.168177855 1.20771618 1.139918395 20 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 0.415832749 0.436575563 0.493517782 0.479544319 0.996588944 21 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 0.884166804 0.469713651 0.427578651 0.527601453 0.263542969 22 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 0.100271263 0.842340962 0.76960772 0.780653414 0.920017101 23 PUDP Pudjiati Prestige Tbk 0.286278788 0.415464637 0.419561372 0.304581218 0.393698794 24 PWON Pakuwon Jati Tbk 1.92688172 1.420986094 1.413397129 1.266390446 1.024749487 25 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 0.071163751 0.083388458 0.077096579 0.243777086 0.179861994 26 SCBD Danayasa Arthatama Tbk. 0.579057078 0.335111691 0.339644659 0.292233191 0.410638298 27 SMRA Summarecon Agung Tbk 1.86088135 2.281655844 1.8508519 1.93237441 1.566327382
109
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Dewan Komisaris Tahun 2010-2014
No Kode
Emiten Nama Emiten
Total
UDK 2010
Total
UDK 2011
Total
UDK 2012
Total
UDK 2013
Total
UDK 2014
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 3 3 3 3 3
2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 4 5 5 5 5
3 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 3 3 3 3 3
4 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 4 5 3 3 3
5 BKSL Sentul City Tbk 5 6 7 7 8
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 6 8 8 8 8
7 COWL Cowell Development Tbk 2 2 2 3 3
8 CTRA Ciputra Development Tbk 6 6 5 4 4
9 CTRP Ciputra Property Tbk 5 5 5 5 5
10 DILD Intiland Development Tbk 6 6 6 6 6
11 DUTI Duta Pertiwi Tbk 5 5 5 6 6
12 ELTY Bakrieland Development Tbk 6 5 6 5 5
13 GMTD Gowa Makassar Tourism Development
Tbk 10 10 10 9 8
14 GPRA Perdana Gapura prima Tbk 5 3 4 3 4
15 JRPT Jaya Real Property Tbk 5 5 5 3 5
110
Lanjutan Lampiran 5
16 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 2 2 2 2 4
17 KPIG Global Land Development Tbk 3 3 3 3 3
18 LPCK Lippo Cikarang Tbk 5 5 6 7 3
19 LPKR Lippo Karawaci Tbk 8 7 7 4 9
20 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 22 20 21 22 22
21 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 6 6 6 4 6
22 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 4 4 3 3 3
23 PUDP Pudjiati Prestige Tbk 3 3 3 3 3
24 PWON Pakuwon Jati Tbk 3 3 3 3 3
25 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 3 3 3 3 3
26 SCBD Danayasa Arthatama Tbk. 3 3 4 5 5
27 SMRA Summarecon Agung Tbk 5 4 4 4 4
111
Lampiran 6
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Saham Asing Tahun 2010-2014
No Kode
Emiten Nama Emiten
Kepemilikan
Asing 2010
Kepemilikan
Asing 2011
Kepemilikan
Asing 2012
Kepemilikan
Asing 2013
Kepemilikan
Asing 2014
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 0 0 0 0 0
2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 0 0 0.084686889 0 0
3 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 0 0 0 0 0
4 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 0 0.365262075 0.452644011 0.490121368 0.490121362
5 BKSL Sentul City Tbk 0.141256553 0 0.139417122 0.077005993 0.132314511
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 0.102462438 0.102450726 0 0 0.218560661
7 COWL Cowell Development Tbk 0 0 0 0.0812 0.081196884
8 CTRA Ciputra Development Tbk 0.080788662 0.080788662 0.073237469 0.079302029 0.077294428
9 CTRP Ciputra Property Tbk 0 0 0 0 0
10 DILD Intiland Development Tbk 0.528448773 0.423044199 0.421378392 0.421378392 0.421378392
11 DUTI Duta Pertiwi Tbk 0 0 0 0 0
12 ELTY Bakrieland Development Tbk 0.121698523 0.18050397 0.104074047 0.154230344 0.193821636
13 GMTD Gowa Makassar Tourism Development
Tbk 0 0 0 0 0
14 GPRA Perdana Gapura prima Tbk 0.202285181 0.202285181 0.201817526 0.175873654 0.167036124
112
Lanjutan Lampiran 6
15 JRPT Jaya Real Property Tbk 0.123636364 0.123636364 0.123636364 0.123636364 0.126441709
16 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 0.058536084 0.234581375 0.175250586 0.199668814 0.199668851
17 KPIG Global Land Development Tbk 0.386974833 0 0.470287848 0.354011214 0
18 LPCK Lippo Cikarang Tbk 0 0 0 0 0
19 LPKR Lippo Karawaci Tbk 0.187099374 0.178814256 0.178814256 0.178814256 0.178814256
20 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 0 0 0 0 0
21 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 0.900901433 0.900901433 0.900901433 0.900901433 0.900901433
22 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 0.215276987 0.2953 0.3753 0.295274789 0.295274789
23 PUDP Pudjiati Prestige Tbk 0.150984286 0.150984286 0.166082714 0.150984285 0.150984285
24 PWON Pakuwon Jati Tbk 0.65735399 0.667097426 0.522505036 0.354271928 0.408447366
25 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 0.452551095 0.24175841 0 0 0
26 SCBD Danayasa Arthatama Tbk. 0 0 0 0 0
27 SMRA Summarecon Agung Tbk 0.064629987 0.058925026 0.056145578 0.056145578 0.056145578
113
Lampiran 7
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Saham Manajerial Tahun 2010-2014
No Kode
Emiten Nama Emiten
Kepmilikan
Manajerial
2010
Kepemilikan
Manajerial
2011
Kepemilikan
Manajerial
2012
Kepemilikan
Manajerial
2013
Kepemilikan
Manajerial
2014
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 0.042245296 0.031009659 0.03098 0.03092 0.03098 2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 0 0 0 0.062105563 0.001343338 3 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 0.25 0.0615 0.0615 0.061492444 4 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 3.67304E-06 0.054180815 3.67304E-06 2.30852E-06 2.30852E-06 5 BKSL Sentul City Tbk 0 0 0 0 0 6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 0 0 0 0 0 7 COWL Cowell Development Tbk 0 0 0 0 0 8 CTRA Ciputra Development Tbk 0.002030422 0.002030422 0.002030422 0 0 9 CTRP Ciputra Property Tbk 0 0 0 0 0 10 DILD Intiland Development Tbk 2.19953E-07 2.19953E-07 2.19953E-07 2.19953E-07 2.19953E-07 11 DUTI Duta Pertiwi Tbk 0 0 0 0 0 12 ELTY Bakrieland Development Tbk 0 0 0 0 0 13 GMTD Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 0 0 0 0 0 14 GPRA Perdana Gapura prima Tbk 0 0 0 0 0 15 JRPT Jaya Real Property Tbk 6.18182E-05 0 0 0 0 16 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 0 0 0 0 0 17 KPIG Global Land Development Tbk 0 0 0.072513187 0.003508337 0.016205352
114
Lanjutan Lampiran 7
18 LPCK Lippo Cikarang Tbk 0 0 0 0 0 19 LPKR Lippo Karawaci Tbk 0 0 0 0 0 20 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 0.028469717 0.028469717 0.028469717 0.028469717 0.028469717 21 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 0 0 0 0 0 22 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 0 0 0 0 0 23 PUDP Pudjiati Prestige Tbk 0.269164286 0.269164286 0.269164253 0.269165056 0.257027655 24 PWON Pakuwon Jati Tbk 0 0 0.000237586 0.000254966 0.000246284 25 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 0.012242805 0.453003236 0.723982949 0.723982949 0.747825096 26 SCBD Danayasa Arthatama Tbk. 0.00001 0.00001 0.00001 6.0203E-07 6.0203E-07 27 SMRA Summarecon Agung Tbk 0 0 0 0 0
115
Lampiran 8
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Saham Publik Tahun 2010-2014
No Kode
Emiten Nama Emiten
Kepemilikan
Publik 2010
Kepemilikan
Publik 2011
Kepemilikan
Publik 2012
Kepemilikan
Publik 2013
Kepemilikan
Publik 2014
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 0.3 0.298562049 0.32961447 0.32959 0.04415 2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 0.504809449 0.473842222 0.445365683 0.481920576 0.4851861 3 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 0.4197 0.4138 0.3335 0.475668327 0.419720966 4 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 0.571573875 0.472572896 0.452248429 0.336506434 0.336506447 5 BKSL Sentul City Tbk 0.459751483 0.570276144 0.516543007 0.554003701 0.523645618 6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 0.261297544 0.262726524 0.492077353 0.495506513 0.1279 7 COWL Cowell Development Tbk 0.339397431 0.338822849 0.0526 0.066836271 0.066763517 8 CTRA Ciputra Development Tbk 0.610916486 0.610916486 0.618467679 0.585200736 0.616441141 9 CTRP Ciputra Property Tbk 0.45277431 0.407688862 0.407688862 0.406615041 0.406615041
10 DILD Intiland Development Tbk 0.39253533 0.504120506 0.578621388 0.569094436 0.578621608 11 DUTI Duta Pertiwi Tbk 0.1469 0.14687982 0.114393334 0.114393334 0.114393334 12 ELTY Bakrieland Development Tbk 0.788070499 0.769277937 0.830014225 0.845769656 0.756156815 13 GMTD Gowa Makassar Tourism Development
Tbk 0.349997045 0.349997045 0.349997045 0.349997045 0.349997045 14 GPRA Perdana Gapura prima Tbk 0.104757875 0.104757875 0.105225529 0.096572238 0.164143735 15 JRPT Jaya Real Property Tbk 0.200369091 0.127703636 0.200430909 0.199797745 0.195191724
116
Lanjutan Lampiran 8
16 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 0.941463916 0.765418625 0.824749414 0.800331186 0.800331149 17 KPIG Global Land Development Tbk 0.415596724 0.51856177 0.362481418 0.165953629 0.473486982 18 LPCK Lippo Cikarang Tbk 0.578008621 0.578008621 0.578008621 0.578008621 0.578008621 19 LPKR Lippo Karawaci Tbk 0.812900626 0.821185744 0.821185744 0.821185744 0.768655355 20 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 0.145508068 0.145498576 0.164891759 0.208912843 0.208912843 21 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 0.099098567 0.099098567 0.099098567 0.0991 0.099098567 22 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 0.392582064 0.2322 0.116 0.109310282 0.105372451 23 PUDP Pudjiati Prestige Tbk 0.13442 0.134491429 0.134491429 0.13449066 0.134490666 24 PWON Pakuwon Jati Tbk 0.174545975 0.152296057 0.296057875 0.47794963 0.423782874 25 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 0.343410693 0.305132031 0 0 0 26 SCBD Danayasa Arthatama Tbk. 0.1758 0.1758 0.1758 0.175895639 0.174429695 27 SMRA Summarecon Agung Tbk 0.615575372 0.621280332 0.58180916 1.247182795 0.623591398
117
Lampiran 9
Hasil Output Pengujian SPSS
1. Hasil Uji Deskriptif Test
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Leverage 135 .07 8.63 .9214 .87136
UDK 135 .30 1.34 .6549 .21282
Publik 135 .00 1.25 .3809 .24475
Manajerial 135 .00 .75 .0367 .12467
Asing 135 .00 .90 .1572 .21531
CSRD 135 -1.92 -.69 -1.2609 .30011
Valid N
(listwise) 135
2. Hasil Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot
118
Lampiran 10
3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolomogorf-Smirnoff dan Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardized
Residual .041 135 .200
* .993 135 .777
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
4. Hasil Uji Heterokedesitas dengan Scatterplot
119
Lampiran 11
5. Hasil Uji Heterokedesitas dengan Spearman rho
Correlations
abs_res Leverage UDK Publik Manajerial Asing
Spearman's
rho
abs_res Correlation
Coefficient 1.000 .023 .039 .043 .045 .029
Sig. (2-tailed) . .790 .651 .623 .607 .735
N 135 135 135 135 135 135
Leverage Correlation
Coefficient .023 1.000 .051 .291** -.225** -.065
Sig. (2-tailed) .790 . .556 .001 .009 .454
N 135 135 135 135 135 135
UDK Correlation
Coefficient .039 .051 1.000 .180* -.279** -.113
Sig. (2-tailed) .651 .556 . .037 .001 .192
N 135 135 135 135 135 135
Publik Correlation
Coefficient .043 .291** .180* 1.000 -.236** -.024
Sig. (2-tailed) .623 .001 .037 . .006 .786
N 135 135 135 135 135 135
Manajeria
l
Correlation
Coefficient .045 -.225** -.279** -.236** 1.000 -.161
Sig. (2-tailed) .607 .009 .001 .006 . .061
N 135 135 135 135 135 135
Asing Correlation
Coefficient .029 -.065 -.113 -.024 -.161 1.000
Sig. (2-tailed) .735 .454 .192 .786 .061 .
N 135 135 135 135 135 135
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
120
Lampiran 12
6. Hasil Uji Multikoliniritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) -1.439 .107
-
13.496 .000
Leverage -.028 .029 -.081 -.959 .339 .947 1.056
UDK .239 .119 .169 2.002 .047 .936 1.068
Publik .239 .107 .195 2.226 .028 .877 1.141
Manajerial .143 .219 .059 .653 .515 .808 1.237
Asing -.308 .119 -.221 -2.594 .011 .925 1.081
a. Dependent Variable: CSRD
7. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .368a .136 .102 .28439 1.983
a. Predictors: (Constant), Asing, Leverage, UDK, Publik, Manajerial
b. Dependent Variable: CSRD
8. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R Square
1 .368a .136 .102
121
Lampiran 13
9. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.439 .107 -13.496 .000
Leverage -.028 .029 -.081 -.959 .339
UDK .239 .119 .169 2.002 .047
Publik .239 .107 .195 2.226 .028
Manajerial .143 .219 .059 .653 .515
Asing -.308 .119 -.221 -2.594 .011
a. Dependent Variable: CSRD
Lampiran 14
10. Hasil Uji Simultasn (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1.636 5 .327 4.046 .002b
Residual 10.433 129 .081
Total 12.069 134
a. Dependent Variable: CSRD
b. Predictors: (Constant), Asing, Leverage, UDK, Publik, Manajerial