pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap …

105
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI SKRIPSI (Studi di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) Oleh : IMAM FAHRUDI IMRAN 153210061 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEIA MEDIKA JOMBANG 2019

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA

HIPERTENSI

SKRIPSI

(Studi di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang)

Oleh :

IMAM FAHRUDI IMRAN

153210061

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEIA MEDIKA

JOMBANG

2019

Page 2: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

ii

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA

(Studi Di Pondok Lansia Darus Syifa Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada

Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan

Cendekia Medika Jombang

IMAM FAHRUDI IMRAN

153210061

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEIA MEDIKA

JOMBANG

2019

Page 3: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

iii

Page 4: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

iv

Page 5: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

v

Page 6: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

vi

Page 7: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya penjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayahnya-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal

penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di desa Tmabakrejo” dapat

terselesaikan sesuai waktunya.

Peneliti meyakini dan percaya bahwa dalam penyusunan proposal

penelitian ini tidakakan terwujud tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka

peneliti menyampaikan banyak terima kasih kepada: H. Imam Fatoni, SKM.,MM

selaku ketua STIkes ICMe Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep

selaku Ketua Program Studi S1 Keperatan STIKes ICMe Jombang, Bapak H.

Imam Fatoni, SKM.,MM selaku Pembimbing 1 dan Ibu Agustina

maunaturrohmah, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Pembimbing 2 telah bersedia

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan

motivasi sehingga terselesainya penelitian ini.

Peneliti menyadari baahwa dalam penyusunan proposal ini masih belum

sempurna, maka dengan kerendahan hati peneliti mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini, peneliti

berharap supaya proposal penelitian ini bermanfaat baik bagi semua khalayak

umum.

Jombang, 05 Mei 2019

Penulis

Page 8: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

viii

ABSTRAK

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA di PONDOK PESANTREN LANSIA DESA

PULO LOR KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JOMBANG

Oleh Imam Fahrudi Imran

STIKes Icme

Terapi musik klasik merupakan salah satu terapi yang dapat mempengaruhi

penurunan tekanan darah pada lansia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penagaruh terapi musik klasik mozart terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Pondok pesantren lansia Desa Pulo lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

Desain penelitian ini menggunakan one grup pre post test design. Populasi dalam

penelitian semua lansia penderita hipertensi dengan sampel 25 responden. Teknik sampling menggunakan simple random sampling . Instrument penelitian menggunakan alat ukur SOP dan Tensimeter. Pengolahan data editing, coding, scoring, dan tabulating. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian tekanan darah sebelum diberikan terapi musik menujukan

sebagian besar lansia hipertensi stadium 1 sebanyak 13 responden (52,0%) dan tekanan darah sesudah diberikan terapi musik hampir dari setengahnya lansia hipertensi 1 sebanyak 12 responden (48,0%). Uji Wilcoxontest p value0,00 dimana p value<0,05 sehingga H1 diterima.

Kesimpulanya ada pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia di Pondok pesantren lansia di Desa Pulo lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Kata kunci : Terapi musik, Hipertensi, Lansia

Page 9: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

ix

ABSTRAK

THE EFFECT OF MOZART’S CLASSICAL MUSIC THERAPY ON REDUCING BLOOD PRESSURE IN THE ELDERLY ISLAMIC

BOARDING SCHOOL IN PULO LOR VILLAGE, JOMBANG DISTRICT, JOMBANG REGENCY

By :

Imam Fahrudi Imran

STIKes Icme

Mozart classical music therapy is one of the therapies that can affect the decrease in blood pressure in the elderly. The purpose of this study was to analyze the affect of mozart classical music therapy on decreasing blood pressure in the elderly in the elderly islamic boarding school in Pulo Lor Village, Jombang District, Jombang Regency

This research design uses one group pre test post test design. Population in this

study all elderly people with hypertension with a sample of 25 respondent. Sampling technique using simple random sampling. Research instruments using SOP and tensimeter measuring instruments. Editing data processing, coding, scoring, and tabulating. Data analysis using wilcoxon test.

The results of blood pressure research before being given music therapy showed

that most elderly stage 1 hypertension were 13 respondents (52,0%) and blood pressure after being given music therapy nearly half of the elderly stage 1 hypertension were 12 respondents (48,0%). Wicoxon test p value 0,00 where p value <0,05 so H1 accepted.

The conclusion is that the influence of mozart’sclassical music therapy on the

reduction of blood pressure in the elderly in the elderly Islamic boarding school in Pulo lor Village, Jombang District, Jombang Regency Keywords : Music therapy, Hypertension, Elderly

Page 10: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

x

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumenep Madura Jawa Timur pada tanggal

15januari 1995putra dari Bapak Ach. Saidi dan Ibu Raoda, penulis merupakan

putra pertama dari dua bersaudara.

Pada tahun 2009 penulis lulus dari SDN BATU PUTIH LAOK II, pada

tahun 2012 penulis lulus dari MTS NURUL MUCHLISHIN, pada tahun 2015

penulis lulus dari SMA NAHDLATUL ULAMA SUMENEP, pada tahun 2015

penulis terpilih masuk STIKES “ Insan Cendekia Medika “ dan penulis memilih

program S1 Keperawatan dari lima program studi yang ada di STIKES ICME

Jombang. Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jombang, 05 Mei 2019

Imam Fahrudi Imran

15.321.0061

Page 11: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

xi

MOTTO

“Saya tidak bisa mengubah arah angin, namun saya bisa menyesuaikan pelayaran

saya untuk selalu menggapai tujuan saya”

Page 12: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Sampul Dalam…………………………………………………………. ii

Lembar Persetujuan…………………………………………………... iii

Lembar Pengesahan…………………………………………………... iv

Daftar Riwayat Hidup……………………………………………….... v

Kata Pengantar………………………………………………………... vi

Daftar Isi……………………………………………………………...... vii

Daftar Tabel………………………………………………………….... x

Daftar Gambar……………………………………………………….... xi

Daftar Lampiran………………………………………………………. xii

Daftar Lamabang……………………………………………………… xiii

Daftar Singkatan………………………………………………………. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………... 1

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………… 4

1.3.1 Tujuan Umum………………………………………………..... 4

1.3.2 Tujuan Khusus

1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………….. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lansia………………………………………………………. 6

2.1.1 Definisi lansia………………………………………………... 6

2.1.2 Batasan umur lansia………………………………………...... 6

2.1.3 Memahami mitos dan realitas lansia.................................…..... 7

2.1.4 Mitos-mitos penuaan…………………………………….…… 8

2.1.5 Realita lansia……………………………………………….... 9

2.1.6 Tipologi manusia lanjut usia………………………………..... 18

2.2 Konsep Hipertensi…………………………………………............... 20

2.2.1 Definisi hipertensi……………………………………………. 20

2.2.2 Macam-macam hipertensi…………………………………..... 21

2.2.3 Klasifikasi hipertensi………………………………………… 22

2.2.4 Penyebab hipertensi………………………………………….. 23

2.2.5 Patofisiologi hipertensi……………………………………..... 26

Page 13: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

xiii

2.2.6 Komplikasi…………………………………………………... 28

2.2.7 Pencegahan hipertensi………………………………………... 29

2.2.8 Pengobatan hipertensi………………………………………... 29

2.3 Konsep Terapi Musik Klasik……………………………………… . 30

2.3.1 Definisi musik klasik………………………………………....30

2.3.2 Unsur musik………………………………………………......31

2.3.3 Musik klasik………………………………………………..... 32

2.3.4 Tujuan diberikan musik klasik………………………………. 33

2.3.5 Manfaat terapi musik klasik…………………………………. 33

2.3.6 Pengaruh musik klasik pada otak…………………………..... 34

2.3.7 Terapi musik klasik………………………………………….. 35

2.3.8 Proses dan langkah-langkah terapi musik…………………..... 35

2.3.9 Pengukuran terapi musik…………………………………...... 37

2.4 Jurnal relevan…………………………………………...................... 37

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual……………………………………………….. 40

3.2 Hipotesis…………………………………………………………..... 41

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian…………………………………………………….... 42

4.2 Rancangan Penelitian……………………………………………...... 42

4.3 Waktu Dan Tempat Penelitian…………………………………….... 43

4.4 Populasi,Sampel,Sampling………………………………………...... 43

4.5 Kerangka Kerja Penelitian……………………………………….... .44

4.6 Identifikasi Variabel……………………………………………........ 46

4.7 Definisi Operasional……………………………………………….... 46

4.8 Pengumpulan Data Analisa Data…………………………………... 48

4.9 Etika Penelitian………………………………………………….... .. 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel2.1 klasifikasi Hipertensi menurut European Society

Of cardiology...................................................... 22

Page 15: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1Kerangka konseptual pengaruh terapi musik klsik terhadap

penurunan tekanan darah ………………………………….. 21

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian pengaruh terapi musik

Terhadap penurunan tekanan darah pada

lansia ……….......................................................................... 28

Page 16: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Skripsi

Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Standar Operasional Prosedur

Lampiran 5 Lembar Ovservasi

Page 17: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

xvii

DAFTAR LAMBANG

1. % : Persen

2. ( ) : Dalam kurung

3. ‘’’’ : Petik

4. ≥ : Lebih besar dari sama dengan

5. ≤ : Kurang dari sama dengan

6. ˃ : Lebih dari

7. ˂ : Kurang dari

8. N : Jumlah soal

9. n : Jumlah responden

10. n1 : Jumlah sampel

11. N1 : Jumlah Populasi

12. n : Jumlah seluruh sampel

13. N : Jumlah seluruh populasi

Page 18: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

xviii

DAFTAR SINGKATAN

JNC : Joint National Committee

WHO : World Health Organization

RISKESDES : Riset Kesehatan Dasar

DINKES : Dinas Kesehtan

STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICMe : Insan Medika Cendekia

Page 19: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

xix

Page 20: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aging process (proses menua) adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan

fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta

memperbaiki kerusakan yang diderita, masalah kesehatan lansia berat kaitannya

dengan degeneratif juga secara progesif (Aini Nurul et al, 2017). Salah satu

gangguan kesehatan pada lansia yaitu gangguan sistem kardiovaskuler

(hipertensi). Hipertensi disebut silent killer, karena termasuk penyakit yang

mematikan, tetapi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya,

melainkan memicu terjadinya penyakit lain yaitu dapat meningkatkan risiko

serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (Wulandari K, 2018).

Penanganan farmakologi hipertensi memerlukan obat anti hipertensi yang

dikonsumsi seumur hidup. Kondisi ini menyebabkan efek samping yaitu mual,

muntah, pusing, takikardi dan palpitasi yang berbahaya pada tubuh (Kandarini,

2016). Atas dasar itu banyak terapi non farmakologi yang digunakan untuk

menurunkan tekanan darah, salah satu terapi non farmakologi yaitu dengan terapi

musik klasik mozart bermanfaat untuk kesehatan fisik, mental dan menurunkan

tekanan darah, terapi ini sangat praktis (mudah dilakukan) serta ekonomis untuk

dilakukan pada lansia, dari pada terapi non farmakologi lainnya (Aini Nurul et al,

2017).

Page 21: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

2

2

Menurut national basic health prevalensi hipertensi di indonesia pada usia

35-44 tahun 24,8% usia 45-54 tahun 35,65 usia 55-64 tahun 45,95 usia 67-74

tahun 63,8% dan pada usia 75 ke atas 63,8% (kartika,2014). Prevalensi

masyarakat indonesia dengan hipertensi sebesar 30,9%. Hipertensi yang ada pada

perempuan sebesar 32,95 sedangkan pada laki laki sbesar 28,7% untuk

masyarakat daerah perkotaan lebih banyak menderita hipertensi 31,7% jika

dibandinkan dengan masyarakat daerah pedesaan 30,2% (kemenkes RI, 2017).

Menurut (kemenkes kesehatan republik indonesia, 2017) data prevalensi

penduduk indonesia secara nasional untuk keseluruhan sebanyak 30,9%

sedangkan pealensi endeita di jawa timur sebanyak 20,43% (dinas kesehatan jawa

timur, 2017). Berdasarkan studi pendahuluam yang dilakukan di Pondok

Pesantrena Lansia di Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

diketahui 32 lansia yang mengalami tekanan darah tinggi.

Bertambahnya usia pada lansia membuat terjadinya perubahan struktural

dan fungsional dalam tubuh. Salah satunya mengalami kerusakan seperti pada

arteri yang mengalirkan darah dari jantung mengalami pengerasan sehingga

tekanan darah semakin tinggi dan menyebabkan lansia mengalami hipertensi.

meningkatnya tekanan darah darah suatu arteri bisa terjadi melalui beberapa cara,

yaitu: jantung memompa lebih berat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

padasetiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,

sehingga tidak dapat mengembang pada saat memompa darah melalui arteri

tersebut, karenanya darah padasetiap denyut jantung dipaksa untuk melalui

pembulu darah yang sempit dari pada biasanya dan menyebabka naiknya tekanan,

inilah yang terjadi pada lanjut usia dimana dinding arteri telah menebal dan kaku

Page 22: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

3

3

karena arterisklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat

pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara

waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon didalam darah.

Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan

darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu

membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh, volume darah dalam tbuh

meningkat,sehingga tekanandarah juga meningkat, sebaliknya jika aktifitas

memompa jantung berkurang, arteri mngalami pelebaran, banyak cairan keluar

dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun (Savita, 2014).

Solusi yang tepat dalam menangani penurunan tekanan darah dengan

pengobatan non farmakologi bisa dengan mendengarkan musik klasik mozart.

Musik klasik mozart dipercaya mampu memberikan efek positif bagi kehidupan

manusia berkat alunan nadanya (Hariyanto, 2017). Pengobatan terapi musik juga

berfungsi menenangkan pikirn dan kataris emosi, serta dapat mengoptimalkan

tempo, ritme, melodi dan harmoni yang teratur dan dapat menghasilkan

gelombang alfa serta gelombang beta dalam gendang telinga sehingga

memberikan ketenangan yang membuat otak siap menerima masukan baru, efek

rileks dan menidurkan (Nusela dan djaafar, 2010). Selain itu musik klasik juga

berfungsi mengatur hormon-hormon yang berhubungan dengan stress antara lain

ACHT, Prolaktin dan hormon pertumbuhan serta dapat meningkatkan kadar

endorfin sehingga dapat mengurangi nyeri (Champell, 2011) Peneliti dari the

neuro melalui MRI scan membuktikan bahwa otak melepas zat dopamin hormon

yang terkait dengan sistem otak, memberikan perasaan kenikmatan dan penguatan

untuk memotifasi seseorang secara proaktif melakukan kegiatan tertentu saat

Page 23: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

4

4

melakukan terapi musik dalam kapasitas yang tidak berlebihan (Natalina, 2013).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertatik untuk mengambil

judul tentang pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada

lansia penderita hipertensi di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh terapi

musik klasik mozart terhadap penurunan darah pada lansia penderita hipertensi?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik

klasik mozart dapat menurunkan tekanan darah, khususnya pada lansia yang

menderita tekanan darah tinggi.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi tekanan darah pada lansia sebelum dilakukan terapi musik

klasik mozart di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang.

2. Mengidentifikasi tekanan darah pada lansia sesudah dilakukan terapi musik

klasik mozart di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang.

3. Menganalisis pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia penderita hipetensi.

Page 24: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

5

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi dan

digunakan sebagai kajian pustaka untuk menambah keilmuan dalam bidang

keperawatan

1.4.2 Manfaat praktis

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat secara

umum khususnya bagi lansia penderita hipertensi dan bagi perawat untuk

dijadikan informasi dan edukasi sebagai salah satu terapi untuk mengatasi

penurunan tekanan darah pada lansia.

Page 25: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

6

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lansia

2.1.1 Definisi Lansia

Lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami

perubahan fisiologis, fisik, sikap, perubahan akan meberikan pengaruh pada

keseluruhan aspek kehidupan termasuk kesehatan. Pada masa lanjut usia

secara bertahap manusia mengalami berbagai kemunduran, baik fisik,

mental dan sosial (azizah, 2011).

2.1.2 Batasan umur lanjut usia

Menurut pendapat para ahli dalam Efendi (2009), batasan-batasan

umur yang mencakup batasan umur lanjut usia sebagai berikut:

1. Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 dalam bab 1 pasal 1 ayat 2

yang berbunyi “lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam

puluh) tahun ke atas”.

2. Menurut world health organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi

empat kriteria berikut: usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun,

lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90

tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun

3. Menuut Dra. Jos Masdani (psikolog UI) tedapat empat fase, yaitu: petama

(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun,

ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun keempat (fase senium) ialah usia

65 sampai tutup usia.

Page 26: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

7

7

4. Menuut Prof. Dr. Koesoemato Styonegoro masa lanjut usia (getiatric age):

> 65 than atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendi dibagi

menjadi tia batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun). Old (75-80), dan

very old > 80 tahun (Efendi, 2009).

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13

Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah

seseorang yang telah mencapai usia lebih da 60 tahun (Maryam dkk, 2008).

2.1.3 Memahami mitos dan realita lanjut usia

Dalam masyarakat, sering kita jumpai anggapan dan pandangan

ang keliru tentang pengetian dan mitos mengenai lanjut usia (lansia),

sehingga hal tesebut dapat merugikan pada lansia itu sendiri. Anggapan

dan pandangan yang keliru itu menimbulkan stigma bagi para lansia di

masyaakat, dan dapat memengaruhi orang-orang yang sesungguhnya

memilki kepedulian membantu para lansia. Anggapan dan pandanan yang

keliru dalam masyarakat mencakup beberapa hal sebagai berikut: lansia

berbeda dengan orang lain, lansia tidak dappat belajar keterampilan baru

serta tidak perlu pendidikan dan latihan, lansia sukar memaham infomasi

baru, lansia tidak produktif dan menjadi beban masyarakat, lansia tidak

berdaya, lansia tidak dapat mengambil keputusan, lansia tidak butuh cinta

dan tidak perlu relasi seksual, lansia tidak menikmati kehidupan sehinga

tidak dapat bergembira, lansia itu lemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan

atau cacat, lansia menghabiskan uang untuk berobat, serta lansia sama

dengan pikun.

Page 27: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

8

8

Sebagai orang timur kita memiliki budaya kekeluargaan yang

sangat kental, seperti anak, cucu, dan sanak saudara dari para lansia, pada

umumnya sangat tidak keberatan untuk terima kehadiran dan keberadaan

lansia dalam keluarganya. Namun demikian, dengan adanya anggapan dan

pandangan yang keliru sepeti di atas, tak jarang bisa memengaruhi anggota

keluarga dalam memperlakukan para lansia. Hal inilah yang perlu

diperjelas agar tidak berkepanjangan dan perlu dicari cara

mensosialisasikan anggapan, pengertian dan pemahaman yang benar,

sehingga para lansia memiliki hak dan kewajiban yang sama sesuai dengan

kondisi, usia, jenis kelamin, dan status sosial mereka dalam masyarakat.

Salah satu cara untuk menghindari anggapan dan pengertian yang salah

atau keliru tentang lansia yaitu dengan melihat realita yang ada di

masyarakat.

2.1.4 Mitos mitos penuaan

Menurut Miller (1995), ada beberapa mitos tentang penuaan.

Pertama, mitos kedamaian dan ketenangan. Orang lanjut usia seharusnya

dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya pada usia muda

serta dewasanya. Badai dan berbagai guncangan kehidupan seakan sudah

dilewatinya. Namu, dalam kenyataan terjadi hal-hal yang sebaliknya,

seperti lansia penuh dengan stres karena kemiskinan dan bebagai keluhan

serta penderitaan karena penyakit. Kedua, mitos konservatisme dan

kemunduan pandangan. Lansia pada umumnya konservatif, tidak kreatif,

menolak inovasi, berorientasi ke masa silam, ketinggalan zaman,

meindukan masa lalu, kembali ke masa anak-anak, susah berubah, keras

Page 28: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

9

9

kepala dan bawel. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua lansia

bersifat dan berperilaku demikan. Sebagian tetap tegar bepandangan

kedepan dan inovatif serta kreatif. Ketiga, mitos berpenyakitan. Lansia

dipandang sebagai masa degeneratif biologis yang disertai oleh berbagai

penderitaan akibat berbagai proses penyakit. Dalam kenyataannya

memang proses menua disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh serta

metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit. Akan tetapi, sekarang

banyak penyakit yang dapat dikontrol dan diobati. Keempat, mitos

senilitas. lansia dipandang sebagai masa dimensia (pikun), yang

disebabkan oleh kerusakan bagian tertentu dari otak. Akan tetapi, dalam

kenyataannya tidak semua lanjut usia yang mengalami preoses penuaan

disertai kerusakan pada otak . mereaka masih tetap sehat dan segar dan

banyak cara untuk menyesuaikan diri tehadap peubahan daya ingat.

Kelima. Mitos ketidakproduktifan. Lansia dipandang sebagai usia yang

tidak produktif, padahal masih banyak lansia yang memiliki kematangan

dan produktivitas mental dan materia yang tinggi.

2.1.5 Realita lansia

Terkait realita lansia di masyarakat, lucille D.G. dalam The Agng

Person A Holistic Perspective (1995) mengatakan bahwa masih banyak

orang masih memiliki anggapan dan pandangan yang keliru mencakup

bebeapa hal beikut: lansia berbeda dengan oang lain, lansia tdak dapat

belajar keterampilan baru serta tidak perlu pendidikan dan latihan, lansia

suka memahami infomasi baru, lansia tidak produktif dan menjadi beban

masyarakat, lansia tidak berdaya, lansia tidak dapat mengambil keputusan,

Page 29: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

10

10

lansia tidak butuh cinta dan tidak perlu relasi seksual, lansia tdak

menikmati kehidupan sehingga tidak dapat bergembira, lansia itu lemah,

jompo, ringkih, sakit-sakitan atau cacat, lansia menghabiskan uang untuk

berobat, serta lansia sama dengan pikun.

Pertama, lansia berbeda dengan oang lain. Orang yang mencapai

tahap lanjut usia dapat dikatakan sebagai orang yang beruntung. Mereka

telah mengenyam kehidupan dalam masa yang panjang. Di indonesia,

pemerintah dan lembaga-lembaga pengelola lansia membei patokan bahwa

mereka yang disebut lansia adalah yang telah mencapai usia 60 tahun yang

dinyatakan dengan pemberian KTP seumur hidup. Namun, di negara maju,

sebagaimana dikatakan oleh W.M Roan (1990), diberi batasan yang lebih

spesifik yaitu 65-75 tahun yang disebut old, 76-90 tahun disebut old-old,

dan 90 tahun keatas disebut very old. Pengelompokan tesebut besifat

teoritik, artinya untuk kepentingan ilmiah, namun dalam kenyataan untuk

pelayanan kesehatan, sosial, dan sebagaimana tidak dibedakan. Meskipun

lansia seringkali mendapat prioritas dan fasilitas, misalnya kalau naik

kereta api dapat potongan khusus, beberapa tempa wisata memberi karcis

gatis bagi pengunjung lansia, dibandara atau stasiun kereta api disediakan

loket atau jalan khusus bagi lansia, hal itu bukan dimaksudkan

membedakan lansia dengan orang lain tetapi lebih betujuan untuk

membantu kelancaran pelayanan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

mereka. Kita semua tentu setuju bahwa para lansia tersebut harus

dihormati. Sebagai orang timur, oang yang sudah tua lebih-lebih yang

sudah lansia, memang mendapat kehormatan yang lebih dibandingkan

Page 30: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

11

11

dengan orang yang lebih muda. Dalam adat jawa, lansia sebagai pinisepuh

atau sesepuh, yaitu orang yang memiliki kehormatan yang tinggi dan bila

ada hajatan ditempatkan ditempat yang istimewa.

Kedua, lansia tidak dapat mempelajari keterampilan baru dan tidak

memelukan pendidikan dan latihan. Kenyataan di masyarakat, terutama di

perguruan tinggi, banyak lansia yang dapat menyelesaikan studinya sama

jenjang S2 atau S3, bekompetisi dengan orang-orang muda secara jujur

dan objektif. Bahkan dalam proses belajar bersama para lansia tersebut

justru sering terjadi teladan yang memberikan motifasi yang tinggi bagi

kawan-kawannya yang lebih muda. Hal itu menunjukkan bahwa lansia

dapat mempelajari keterampila baru sama baiknya dengan orang lain,

hanya mungkin karena lama tidak belatih dan kadang-kadang kurang

memiliki keyakinan akan kemamuannya sehingga butuh dorongan dari

orang lain. Bagi lansia, dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan

dan keterampilan baru merupaka hal yang yang biasa, baik dengan

motivasi untuk meningkatkan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu

luangnya agar lebih poduktif dan berguna. Semakin banyak kemampuan

dan keterampilan yang dimiliki lansia, makin banyak pula hal-hal yang

dapat disumbangkan kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa

lansia adalah sumber pengetahuan dan keterampilan yang sangat baik dan

berharga, sehingga perlu dipelihara. Cara memeliharanya adalah dengan

cara mengajak mereka berdiskusi, berkonsultasi, bertanya, serta

menepatkan lansia sebagai narasumber dalam berbagai bidang yang

disenangi dan dimiliki.

Page 31: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

12

12

Berdasarkan kenyataan diatas, sangatlah keliru bila lansia dianggap

tidak dapat memepelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Sebaliknya,

mereka justu memiliki sumber energi yang tetap kuat untuk belajar, meski

butuh movtiator untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya mampu.

pandangan yang mengatakan bahwa lansia itu jompo, rapuh, tdak perlu

belajar dan berlatih, dan tidak perlu bekerja, sehingga dianjurkan untuk

istirahat, enak-enak, ongkang-ngkang kaki saja dirumah, juga merupakan

pandangan yang salah. Pandangan tersebut justru akan menimbulkan stres

dan distres serta putus harapan pada lansia. Para anggoota keluaga

sebaiknya tetap memberikan kesempatan pada lansia untuk melakukan apa

saja yang disukainya sehingga tetap menjaga harga diri, matabatnya, serta

merasa dirinya berguna bagi yang lain. Agar lansia tetap eksis dalam

keluaga dan masyarakat maka perlu pendidikan dan latihan, dalam arti

menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pribadinya serta tuntutan

lingkungan.

Ketiga, lansia sukar menerima informasi baru. Sebenanya,

kesempatan untuk memperoleh informasi baru pada lansia justru terbuka

lebar, karena waktu renggangnya relatif banyak. Umumnya pada masa

lansia, seseroang tidak dituntut untuk bekerja keras seperti masa-masa

sebelumnya. Dalam kehidupan lansia umunya mereka harus akan berita-

berita baru dan informasi-informasi baru, karena mereka tidak mau

ketinggalan informasi dibandingkan orang-orang yang lebih muda. dalam

kenyataannya kita menjumpai bahwa mereka banyak nonton televisi,

mendengarkan radio, membaca koran, majalah, ataupun bertanya

Page 32: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

13

13

kesesama lansia atau orang lain yang lebih muda tentang hal-hal baru yang

berkembang dalam masyarakat. Banyak lansia yg lebih tau berita baru di

bandingkan orang-orang lain. Mereka juga sangat senang menyampaikan

berita baru tersebut kepada kawan-kawannya maupun kepada yang lebih

muda. Bagi lansia adanya informasi baru berarti menstimulasi fungsi

kognitifnya, dan fungsi psikomotoriknya yang membuat syaraf-syaraf

otaknya tetap berfungsi secara normal.

Keempat, lansia tidak produktif dan menjadi beban mansyarakat.

Pada umunya, hal ini terjadi di negara berkembang dan negara-negara

yang belum memiliki tunjangan sosial untuk hari tua. Para lansia akan

tetap bekerja untuk memenuhi tuntutan hidup maupun mencukupi

kehidupan keluarga yang menjadi tanggungannya. Jadi, tidak sepenuhnya

benar jika dikatakan lansia tidak produktif. Dalam kenyataannya, didunia

ini jutaan orang bekerja mendapat bayaran, namun ada juga jutaan oang

bekerja tanpa mendapat bayaran, misalkan pemuka masyaakat, ulama,

guru-guru ngaji, mereka yang merawat anak-anak, orang sakit, orang

cacat, lansia yang sangat tua, guu suka relawan dan banyak lagi, baik yang

dibayar maupun yang tidak, semuanya mempuyai andil dan sumbangan

yang besar dalam pekembangan masyaakat. Biaasanya paa lansia

memerankan perannya sebagai orang yang bekerja tanpa mendapat

bayaran namun memilii arti yang sangat penting dalam masyaakat kaena

sumbangan ide-ide dan nasehatnya. Dalam proses penuaan sendiri mereka

sering menemukan cara-caa yang tepat dan bijaksan adalam menghadapi

tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika

Page 33: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

14

14

dalam banyak kasus lansia seringkali merupakan penasehat jitu untuk

mengatasi masalah-masalah sosial dalam kehidupan masyarakat. Satu hal

yang perlu diingat adalah bahwa lansia amat memerlukan dukungan dari

lingkungan keluaga dan masyaakat. Lansia bukan merupakan beban bagi

yang muda. Sebaliknya, mereka selalu menjadi teladan bagi orang muda,

misalnya dalam sopan santu, disiplin, keteguhan iman, kejujuaan,

semangat juang maupun kewibawaan lansia tidak berdaya. Tidak benar

pedapat yang mengatakan lansia itu tidak berdaya, sebab dalam kenyataan

lansia tetap eksis dan terus berjuang daai kehidupan yang lebih baik. Kalau

seorang lansia memerlukan bantuan biasanya ia tau persis apa yang

dipealukan secara wajar. Mereka banyak memiliki banyak pengalaman

dalam kehidupannya, sehingga dalam keseharian kita sering menjumpai

bahwa lansia tidak mau tinggal diam ada saja yang ingin dikerjakannya.

Terkadang memang ada yang menjadi loyo dan pasrah, mereka ini

umumnya lansia yang pada masa mudanya sudah terkuras oleh tugas-

tugas berat dan tingkat pendidikan yang relatif rendah, sehingga pada masa

lansia tidak berdaya. Untuk menghadapi lansia model demikian,

lingkungan hendaknya selalu membeaikan dorongan dan rasa peduli, agar

mereka tidak merasa tesisih dan tetap memiliki harga diri. Sangatlah keliru

jika anggota keluarga selalu mendampingi lansia, melarang mereka

berkomunikasi dengan sesama lansia, melarang mereka bepergian kesuatu

tempat karena takut kecapaian dan menganjurkan lansia untuk beristirahat

saja dirumah. Cara demikian justru akan memperburuk kondisi lansia dan

akhirnya mereka merasa tak berdaya.

Page 34: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

15

15

Keenam, lansia tidak dapat mengambil keputusan untuk kehidupan

dirinya. Dalam kehidupan kadang kadang orang sulit mengambil

keputusan. Hal ini berlaku bagi siapa saja, baik orang dewasa atau lansia.

Namun, demikian demikian, tidaklah berarti bahwa lansia tidak dapat

mengambil keputusan untuk kehidupannya sendiri. Bahkan lansia sebagai

orang yang dihormati, justru sering dijadikan referensi untuk dimintai

nasehat oleh anak, cucu, maupun sanak saudara, dalam mengambi

keputusan. Sebagai contoh, bila seorang anak atau cucu masih memilki

kakek-nenek dan akan mengadakan hajatan akan selalu minta doa dan

restu dan nasehat dalam mengambil keputusan penting. Nasehat dari orang

yang sudah lanjut usia ini akan di pegang teguh dan dilaksanakan oleh

anak cucunya. Hal yang perlu diperhatikan agar lansia mampu mengambil

keputusan untuk kepentingan kehidupan diinya adalah dengan cara sering

mengajaknya berdiskusi tentang hal-hal baru dan sering meminta petunjuk

atau petuahnya sehingga ia merasa tetap dibutuhkan dan memiliki rasa

percaya diri.

Ketujuh, lansia tidak butuh cinta dan relasi seksual. fungsi psikis

setiap orang, baik fungsi kognitif, afektif, dan konatif (psikomotoik) serta

kombinasi-kombinasinya, selama hayat masih dikandung badan masih

tetap berfungsi. Proses pikir, perasaaan dan kemauannya tetap berungsi

dengan baik, apalagi bila sering mendapat stimulasi secara teratur dalam

kehdupannya. Bahkan relasi seksual pun masih berjalan jika masih

memiliki pasangan. Oleh karena itu, adalah tindakan keliru jika lansia

dianjurkan untuk mengisolasi diri agar tidak memiliki pikiran yang

Page 35: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

16

16

menyusahkan dirinya atau pun keinginan-keinginan yang menyusahkan

orang lain. Agar gairah hidup tetap berkobar, lansia perlu berinteraksi

dengan orang-orang muda untuk berdiskusi, berkomunikasi atau bersuka

ria. Sayangnya, sering kali anak muda tidak tertaik melakukan hal itu.

Namun demikian, bila orang-orang muda memiliki pemahaman yang

benar tentang kebutuhan lansia dan mau membantu kesejahteraan batin

mereka; hendaknya yang muda (terutama anggota keluarga) mau beramal

untuk kepentingan lansia.

Kedelapan, lansia tidak menikmati kehidupan sehingga tidak dapat

dapat bergembira. Pada dasarnya tidak ada orang didunia ini yang

berencana berhenti bersenang-senang, kecuali orang tersebut berada dalam

kondisi stres atau depresi. Semua orang ingin hidup senang, bahagia dan

sejahtera, termasuk para lansia. Lansia mendambakan kenikmatan hidup di

hari tua. Itulah sebabnya sejak muda orang sudah bekerja keras, agar di

hari tua nanti mendapat pensiun dan tabungan yang ukup untuk menikmati

masa tuanya. Harapan itu merupakan idaman setiap orang, sehingga

termotiasi untuk belajar sampai S3. Kiranya usaha keras untuk mencari

ilmu pengetahuan bertujuan untuk mendapakan pekerjaan yang mapan,

sehingga nantinya memiliki hari tua yang sejahtera, dapat menikmati

hidup hari tua dan bahagia atau menjadi lansia yang dapat bergembira.

Agar lansia dapat menikmati kehidupan di hari tua sehingga dapat

bergembira atau merasa bahagia, diperlukan dukungan dari orang-orang

terdekat mereka. Dukungan tersebut bertujuan agar lansia tetap dapat

menjalankan kegiatan sehari-hari secara teratur dan tidak berlebihan.

Page 36: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

17

17

Dukungan dari keluarga terdekat dapat saja berupa anjuran yang bersifat

mengingatkan si lansia untuk tidak bekerja secara berlebihan (jika lansia

masih bekeja), membeikan kesempatan kepada lansia untuk melakukan

aktifitas yang menjadi hobinya, memberi kesempatan kepada lansia untuk

menjalankan ibadah dengan baik, dan memberikan istirahat yang cukup

kepadanya sehingga lansia tidak mudah stress dan cemas. Perlu dipahami

bahwa setelah orang mencapai masa lansia, baik fisik maupun mental

sosial secara perlahan mengalami perubahan, namu hal itu dapat ditahan

agar perubahan tersebut tidak terlalu dirasakan sebagai penghambat dalam

kehidupan. Perubahan-perubahan yang tejadi hendaknya jangan dijadikan

sumber stress, tetapi perlu diwaspadai dengan melakukan pemeriksaan

kesehatan secara periodik. Kalau oang percaya bahwa dirinya sehat, maka

dia akan memiliki gairah hidup yang baik dan tidak menunjukkan rasa

khawatir yang berlebihan.

Kesembilan, lansia lemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan atau cacat.

Pendapat ini tidaklah sepenuhnya benar karena dalam kenyataannya,

banyak lansia yang masih gagah, masih mampu bekerja keras, bahkan

banyak yang masih memiliki jabatan penting dalam suatu lembaga.

Memang kadang-kadang ada lansia yang ringkih (gampang jatuh,

gampang sakit) atau sakit atau cacat, tetapi hal itu berlaku untuk semua

orang, bahkan oang muda juga ada yang memiliki kondisi semacam itu.

Kondisi kesehatan orang dalam masyarakat menurut paradigma kesehatan

saat ini bergradasi dari lebih sehat, sehat, sehat sakit (ill health), sakit dan

cacat (impairment disability handicap). Kondisi kesehatan itu berlaku baik

Page 37: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

18

18

untuk anak, dewasa, remaja, maupun lansia. Jadi sebenanya bukan lansia

saja yang mudah sakit-sakitan atau cacat, orang pada umumunya pun bisa

demikian.

Kesepuluh, lansia menghabiskan uang untuk berobat. Memang

benar para lansia perlu melakukan pemeriksaan secara priodik, namun

bukan berati mereka adalah oang yang sakit sakitan. Untuk menjaga

kesehatan tentu juga memelukan obat, namun hal itu bukan berarti

menghabiskan uang untuk berobat. Perlu dipahami bahwa orang dalam

pejalanan hidup sampai usia 70 tahun ke atas pasti memiliki kadar gula,

garam, dan lemak dalam tubuh yang lebih banyak, sehingga menjadi

rentan terhadap penyakit kencing manis, stroke, jantung dan lannya.

Namun semuanya dapat dikontrol jika lansia tersebut rajin memeriksakan

kesehatannya. Lansia yang paham tentang kondisi dirinya tentunya akan

mengatur hidupnya secara lebih baik, misalnya makan tidak berlebihan,

sehingga memeperkecil timbulnya penyakit. Lansia umumnya tahu diri

dan paham dalam menjaga dan memelihara kesehatan dirinya yang

ditunjukkan dalam bentuk rajin olahraga ringan, rajin beribadah, dan

peduli terhadap kesehatannya.

Kesebelas, lansia sama dengan pikun. Pandanga ini keliru karena

tidak semua lansia mengalami pikun (senile). Pikun ini adalah penyakit

(patologis) pada orang tua, yang ditandai dengan menurunnya daya ingat

jangka pendek. Dalam kehidupan manusia, daya ingat akan berubah sesuai

dengan usia, sehingga orang menjadi lansia ia tidak akan cepat mengingat

sesuatu, terutama hal baru. Namun, anggapan bahwa lansia sama dengan

Page 38: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

19

19

pikun merupakan suatu kekeliruan. Banyak cara menyesuaikan diri dengan

perubahan daya ingat dan banyak hal yang memengaruhi daya ingat

manusia. Pada usia berapa saja daya ingat akan berkurang ketajamannya

jika orang tersebut dalam keadaan lelah, stress, cemas, khawatir, depresi,

sakit atau jiwanya tidak tenang. Demi menjaga agar daya ingat lansia tidak

cepat berubah secara frontal, karena kondisi fisik dan usia, lansia harus

menghindari atau paling tidak menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan

kelelahan, kekhawatiran, kecemasan, rangsangan emosi, depresi dan sakit.

Disinilah kepedulian dari orang yang lebih mudah diperlukan sebagai

kontrol agar lansia tidak melakukan hal-hal yang merugikan dirinya.

2.1.6 Tipologi manusia lanjut usia

Terdapat macam-macam tipologi manusia lanjut usia, ada tipe

mandiri, tipe tidak puas, tipe pasrah, dan tipe bingung. Pertama, pada lansia

tipe mandiri, mer eka mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan

kegiatan-kegiatan yang baru, selektif dalam mencai pekejaan, teman

pegaulan, serta memenuhi undangan. Kedua, lansia tipe tidak puas

cenderung memiliki konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang

menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik jasmaniyah, kekuasaan,

status, teman yang disayangi, pemah, tidak sabar, mudah tesinggung,

menuntut, sulit dilayani, dan pengkritik. Ketiga, lansia tipe pasah cenderung

meneima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap tebitlah

terang, mengikuti kegiatan beribadah, ingan kaki, pekejaan apa saja

dilakukan. Keempat, lansia tipe bingung cenderung kaget, kehilangan

keperibadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasi, acuh tak

Page 39: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

20

20

acuh.

Pengelompokan lain sebagaimana dikemukakan oleh tipe lain dai

lansia adaah tipe optimis, tipe konstuktif, tipe independen (ketergantungan),

tipe defensife (bertahan), tipe mlitan dan serius, tipe pemarah/frustasi

(kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu, seta tipe putus asa

(benci pada diri sendiri).

Tipe lansia berkaitan dengan karakter, pengalaman kehidupannya,

lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya, antara lain tipe

optimis, tipe kontruktif, tipe ketegantungan (dependent), tipe defensif, tipe

militan dan srius, tipe marah/frustasi (the angry man), dan tipe putus asa

(self heating man). Ada juga pendapat yang menggolongkan lansia dalam

kelompok-kelompok sebagai berikut: lanjut usia mandiri sepenuhnya, lanjut

usia mandii dengan bantuan langsung keluarganya, lanjut usia mandiri

dengan bantuan tidak langsung, lanjut usia dibantu oleh badan sosial, lanjut

usia panti sosial tresna werda, lanjut usia yang dirawat di rumah sakit, dan

lanju usia yang menderita gangguan mental. Di negara maju, ukuran

kemampuan kemandirian para lanjut usia berupa kemampuan melakukan

aktiitas normal sehari-hari. Apakah tanpa bantuan orang lain mereka dapat

bangun, mandi, ke WC, kerja ringan, olahraga, berpakaian rapi,

membesihkan kama, tempat tidur, lemari, menguni pintu dan jendela, dan

aktiitas lain-lain? Salah satu faktor yang sangat menentukan adalah keadaan

mental yang dapat menyebabkan demensia.

Page 40: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

21

21

2.2 Hipertensi

2.2.1 Definisi hipertensi

Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150

mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Depkes, 2007).

Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus hingga

melebihi batas normal dimana tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan

tekanan diastolik 90 mmHg (sarif La Ode,2012).

Menurut Noviyanti (2015) Berdasarkan penyebabnya, hipertensi

dibagi dalam dua golongan, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

Hipertensi primer adalah suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi

95% dari hipertensi. Hipertensi ini disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu

beberapa faktor yang efek-efek kombinasinya menyebabkan hipertensi.

Hipertensi sekunder, yang terdiri dari 5% dari hipertensi. Disebabkan oleh

suatu kelainan spesifik pada salah satu organ atau sistem tubuh.

(Kemenkes RI, 2013) menyatakan Definisi Hipertensi adalah

peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang

waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (Ari Asep

Pangestu, 2006).

Berdasarkan beberapa teori yang di maksud dengan hipertensi

adalah peningkatan tekanan darah yang secara terus menerus dan sehingga

melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 120 mmHg.

2.2.2 Macam-macam hipertensi

Ramadhan. 2010)Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi

Page 41: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

22

22

menjadi dua jenis (Mencermati Berbagai Gangguan pada Darah dan

Pembuluh Darah. hlm.106), yaitu:

1. Hipertensi primer

Hipertensi primer (esensial) adalah hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya. Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan

hipertensi tipe ini. Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi

untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum ada satu

teori yang menegaskan patogenesis hipertensi ini. Faktor genetik

memegang peranan penting dalam jenis hipertensi ini.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang meripakan akibat

kelainan penyakit ataupun obat tertentu yang bisa meningkatkan tekanan

darah. Kurang dari 10% pasien menderita jenis hipertensi ini. Pada

kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau

penyakit renovaskular adalah penyebab hipertensi sekunder yang paling

sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat

menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan

tekanan darah.

2.2.3 Klasifikasi hipertensi

Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai

hipertensi esensial. Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer,

untuk membedakan dengan hipertensi sekunder karena sebab-sebab yang

tidak diketahui (Kurniasih, 2007).

Page 42: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

23

23

Menurut (A.J. Ramadhan. 2010) klasifikasi tekanan darah pada

orang dewasa terbagi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi stadium I

dan hipertensi stadium II.

No. Tekanan Darah Tekanan Sistolik Dan Diastolik (mmHg)

1 2 3 4

Normal Prehipertensi Hipertensi Stadium I Hipertensi Stadium II

< 120 dan < 80 120 – 139 atau 80 – 89 140 – 159 atau 90 – 99 > 160 atau > 100

Table 2.1 klasifikasi Hipertensi menurut European Society of Cardiology (2007)

No. Kategori Sistolik Diastolik

1 2 3 4 5 6

Normal Normal tinggi Hipertensi ringan Hipertensi sedang Hipertensi berat Hipertensi maligna

120 - 129 mmHg 130 - 139 mmHg 140 - 159 mmHg 160 - 179 mmHg ≥ 180 mmHg ≥ 190 mmHg

80 – 84 mmHg 85 – 89 mmHg 90 – 99 mmHg 100 - 109 mmHg ≥ 110 mmHg < 90 mmHg

2.2.4 Penyebab Hipertensi

Menurut pradono (2010) menyatakan Hipertensi 90% tidak

diketahui secara pasti faktor penyebabnya, Namun dari beberapa penelitian

ada beberapa faktor yang dapat mempengaruh terjadinya hipertensi

yaitu merokok, minum-minuman beralkohol, berat badan yang

Page 43: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

24

24

berlebih serta stres. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan pada

hipertensi seperti jenis kelamin, keturunan, ras dan usia. Sedangkan faktor

risiko yang dapat dikendalikan seperti kurang olah raga atau aktivitas,

obesitas, minum kopi, merokok, sensitivitas natrium, alkoholisme, kadar

kalium rendah, pola makan, pekerjaan, pendidikan dan stres (Andria,

2013).

(Saam dan Wahyuni, 2013) menjelaskan bahwa Stres diduga

berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah serta merupakan faktor

terjadinya hipertensi. Stres yaitu suatu reaksi tubuh dan psikis terhadap

tuntutan-tuntutan lingkungan kepada seseorang. Reaksi tubuh terhadap

stres misalnya berkeringat dingin, napas sesak, dan jantung berdebar-

debar. Reaksi psikis terhadap stres yaitu frustasi, tegang, marah, dan

agresi (Hasbi Taobah Ramdani, Eldessa Vava Rilla, Wini Yuningsih.

2017).

Sedangkan menurut (Sudoyo, et al, 2006), Beberapa faktor risiko

yang dapat mengakibatkan hipertensi menurut (Susianti. 2016) yaitu:

1. Riwayat keluarga menderita hipertensi atau genetik

Studi menunjukkan bahwa sekitar 20% - 40% pasien hipertensi

primer mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi. Keadaan ini

kemungkinan berkaitan dengan genetik. Gen yang meliputi sistem renin

angiotensin dan yang lain berkaitan dengan tonus vaskuler, trasportasi

garam dan air di ginjal, dan retensi insulin berkontribusi terhadap

perkembangan hipertensi (Gray et al, 2002).

Page 44: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

25

25

1. Usia

Insiden hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Usia

berpengaruh pada baroreseptor yang berperan dalam regulasi tekanan

darah dan berpengaruh pada elastisitas dinding arteri. Arteri menjadi

kurang elastis ketikan tekanan melalui dinding arteri meningkat. Hal ini

sering terlihat peningkatan secara bertahap tekanan sistolik sesuai dengan

peningkatan usia (Ramlan, 2007).

2. Ras

Hipertensi primer lebih sering terjadi pada kulit hitam dari pada

etnis yang lain. Lebih banyak orang Afrika-Amerika dengan hipertensi

mempunyai nilai renin yang lebih rendah dan penurunan eksresi natrium di

ginjal pada saat tekanan darah normal (Koizer, et al, 2009).

4. Tingkat stress

Stress fisik dan emosional juga dapat meningkatkan tekanan darah.

Menurut Jaret (2008) stress emosional atau mental bisa menurunkan

kualitas hidup, selain itu stress mental (psikososial) dapat meningkatkan

tekanan darah. Stress yang sering atau berkepanjangan menyebabkan otot

polos vaskuler hipertropi dan berpengaruh pada jalur pusat integrasi di

otak.

5. Tingkat aktivitas

Orang dengan aktivitas yang kurang, memiliki resiko mengalami

hipertensi lebih tinggi. Aktivitas membantu mencegah dan mengontrol

hipertensi dengan menurunkan berat badan dan resistensi perifer serta

Page 45: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

26

26

menurunkan lemak tubuh (Anggraini, et al, 2009).

6. Diabetes mellitus

Dua per tiga orang dewasa yang mengalami diabetes mellitus jiga

mengalami hipertensi. Perkembangan resiko hipertensi dengan keluarga

menderita diabetes dan obesitas menjadi 2-6 kali lebih besar dari pada

tidak ada riwayat keluarga (Gray, et al, 2002).

7. Konsumsi garam tinggi

Konsumsi tinggi natrium sering berhubungan dengan retensi

cairan. Konsumsi garam tinggi sering menjadi faktor penting dalam

perkembangan hipertensi primer. Diet tinggi garam dapat menginduksi

pelepasan hormon natriuretik yang secara tidak langsung meningkatkan

tekanan darah. Natrium juga menstimulasi mekanisme vasopresor melalui

sistem saraf pusat (Gray et al, 2002).

8. Obesitas

Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi primer. Hal ini

disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah

sehingga dapat meningkatkan tekanan darah (Anggraini, et al, 2009).

9. Merokok

Nikotin dalam rokok dan obat seperti kakain menyebabkan

peningkatan tekanan darah dengan segera dan tergantung dengan dosis.

Peran rokok dalam tekanan darah merupakan hal yang kompleks yang bisa

menyebabkan masalah pada pembuluh darah, yang berdampak pada

peningkatan kerja jantung dan peningkatan kebutuhan oksigen (Gray et al,

2002).

Page 46: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

27

27

10. Konsumsi kafeiin

Pengaruh kafein masih kontroversial. Kafein dapat meningkatkan

kecepatan denyut jantung. Kafein meningkatkan tekanan darah secara akut

tetapi tidak mempunyai efek yang terus-menerus (Muttaqin, 2012).

11. Konsumsi alkohol

Insiden hipertensi meningkat pada orang yang minum 3 ons etanol

setiap hari. Konsumsi alkohol dua gelas ayau lebih setiap hari

meningkatkan resiko hipertensi dan menyebabkan resistensi terhadap obat

anti hipertensi (Muttaqin, 2012).

2.2.5 Patofisiologi hipertensi

(Muttaqin, 2012). Menjelaskan bahwa Pengaturan tekanan darah

arteri meliputi kontrol sistem saraf yang kompleks dan hormonal yang

saling berhubungan satu sama lain dalam mempengaruhi curah jantung

dan tahanan vaskular perifer. Hal lain yang ikut dalam pengaturan tekanan

darah adalah refleks baroreseptor. Curah jantung ditentukan oleh volume

sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan perifer ditentukan oleh diameter

arteriol. Bila diameternya menurun (vasokonstriksi), tahanan perifer

meningkat, bila diameternya meningkat (vasodilatsi), tahanan perifer akan

menurun.

(Brunner, 2002) menjelaskan Mekanisme yang mengontrol

kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada

medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis yang

berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula

spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat

Page 47: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

28

28

vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah

melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf

pascaganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya

norpinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah (Susianti, 2016).

Mekanisme lain mempunyai reaksi panjang dari adanya

peningkatan darah oleh faktor ginjal (Figur 5.4). Renin yang dilepaskan oleh

ginjal ketika aliran darah keginjal menurun akan mengakibatkan

terbentuknya angiotensin I, yang akan berubah menjadi II. Angiotensin II

meningkatkan tekanan darah dengan mengakibatkan kontraksi langsung

arteriol sehingga terjadi peningkatan resistensi perifer (TPR) yang secara

tidak langsung juga merangsang pelepasan aldosteron., sehingga trjadi

retensi natrium dan air dalam ginjal serta menstimulasi perasaan haus.

Pengaruh ginjal lainnya adalah pelepasan eritropoetin yang menyebabkan

peningakatan volume darah dan peningkatan tekanan darah secara simultan.

dan pengaturan primer tekanan arteri dipengaruhi oleh basoreseptor pada

sinus karotikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls ke pusat

saraf simpatis di medula oblongata. Inpuls tersebut akan menghambat

stimulasi sistem saraf simpatis. Bila tekanan arteri meningkat (Figur 5.3 A),

maka ujung – ujung baroreseptr akan teregan dan memberikan respons

terhadap penghambat pusat simpatis, dengan respons terjadinya pusat

akselerasi gerak jantung menghambat. Sebaliknya, hal ini akan

menstimulasi pusat penghambat penggerak jantung yang bermanifestasi

pada penurunan curah jantung. Hal lain dari pengaruh stimulasi baroreseptor

Page 48: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

29

29

adalah dihambatnya pusat vasomotor sehingga terjadi vasodilatasi

(Muttaqin, 2009).

2.2.6 Komplikasi

Menurut Harvard Health Publications (2009) hipertensi yang tidak

teratasi, dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.(Susianti. 2016)

seperti:

1. Stroke

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah

yang lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak,

maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat pada kematian.

Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan

trans-iskemik (TIA) yang bermanifestasi sebagai peralis sementara pada satu

sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Pada penderita stroke

dan hipertensi disertai serangan iskemia, insiden infark otak menjadi 80%.

2. Kerusakan pengelihatan

Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah mata,

sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau buta.

3. Payah jantung

Payah jantung (Congestive health failure) merupakan kondisi

jantung tidak lagi mampu memompa darah yang dibutuhkan tubuh.

Kerusakan ini dapat terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik

jantung.

4. Kerusakan ginjal

Dengan adanya peningkatan tekanan darah ke dinding pembuluh

Page 49: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

30

30

darah akan mempengaruhi kapiler glomerolus pada ginjal mengeras

sehingga fungsinya sebagai penyaring darah menjadi terganggu. Selain itu

dapat berdampak kebocoran pada glomerolus yang menyebabkan urin

bercampur protein (proteinuria).

2.2.7 Pencegahaan hipertensi

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya hipertensi antara

lain :

1. Mengurangi dalam mengonsumsi garam. Karena mengonsumsi garam yang

berlebihan akan meningkatkan faktor resiko hipertensi.

2. Melakukan rutinitas dalam berolahraga. Olahraga akan meningkatkan

kesehatan dan juga daya tahan tubuh. Karena jika sudah menderita

hipertensi maka disarankan untuk olahraga selama 30 menit dalam 1 minggu

3 kali.

3. Rajin mengkonsumsi makanan dan buah buahan yang kaya serat seperti

melon dan lain lain.

4. Menghindari minuman beralkohol

5. Mengendalikan kadar kolesterol dalam tubuh dan juga menghindari

kegemukan atau obesitas

6. Pencegahan penyakit hipertensi dengan berhenti merokok dengan

berperan besar dalam mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.

2.2.8 Pengobatan hipertensi

Menurut susyanti (2010), pengobatan hipertensi dibagi menjadi 2

antara lain :

1. Pengobatan tanpa obat-obatan

Page 50: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

31

31

a. Mengurangi mengonsumsi garam

b. Pengendalian berat badan dengan mengurangi berat badan

c. Pengendalian minum alkohol

d. Melakukan olahraga yang teratur

e. Minum jus melon dan buah-buahan lainya

2. Pengobatan dengan obat-obatan

a. Dengan minum obat thaizide diuretic. Karena obat ini tergolong bekerja

membuks pembuluh darah yang dapat menurunkan tekanan darah.

b. Beta blocker obat ini bekerja dengan menghambat kerja noradrenalin yang

bersama zat kimiawi lainya.

c. Penghambat saluran kalsium

d. Penghambat ACE

e. Alfha blocker

2.3 Konsep Terapi Musik Klasik

2.3.1 Definisi terapi musik klasik

Terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu “terapi” dan “musik”.

Kata“terapi” berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk

membantu atau menolong orang lain. Kata “musik” dalam terapi musik

digunakan untuk menjelaskan media yang digunakan secara khusus dalam

rangkaian terapi. Musik adalah terapi yang bersifat nonverbal. Dengan

bantuan musik pikiran klien dibiarkan mengembara, baik untuk

mengenang hal-hal yangmembahagiakan, membayangkan ketakutan -

ketakutan yang dirasakan, mengangankan hal-hal yang diimpikan dan

dicita-citakan, atau langsung mencoba menguraikan permasalahan yang

Page 51: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

32

32

dihadapi (Djohan, 2006).

Jenis musik yang digunakan untuk terapi adalah musik instrumental

dan musik klasik (Aditia, 2012, dalam Pratiwi, Desi Ratnasari, 2014).

Musik instrumental menjadikan badan, pikiran dan mental menjadi sehat.

Sedangkan musik klasik bermanfaat membuat seseorang menjadi rileks,

menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepas rasa gembira dan sedih,

menurunkan tingkat stres, melepaskan rasa sakit.

2.3.2 Unsur musik

Memahami pengaruh musik terhadap manusia dan untuk kemudian

melihat peranan musik dalam kehidupan manusia dapat diperoleh dari

pemahaman mengenai unsur-Unsur dari musik itu sendiri (Rahmawati,

2005).

1. Suara

Suara merupakan perubahan getaran udara (Djohan, 2006). Dalam

musik gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang

gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek

– aspek dasar suara dalam musik dijelaskan dalam tala (tinggi nada),

durasi (beberapa lama suara ada), intensitas dan timbre (warna bunyi).

2. Nada

Pembagian suara ke dalam frekuensi tertentu disebut dengan nada.

Suara dapat dibagi – bagi ke dalam nada yang memilik tinggi nada tertentu

menurut frekuensinya ataupun jarak relatif tinggi nada tersebut.

Page 52: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

33

33

3. Ritme atau Irama

Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Irama merupakan

pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda irama menunjukkan

jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap

sebagai ketukan.Irama adalah suatu ketertiban terhadap gerakan melodi

dan harmonis atausuatu ketertiban terhadap tinggi rendahnya nada – nada

(Rahmawati, 2005).

4. Melodi

Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut

dapat dibunyikan sendiri yaitu tanpa iringan atau dapat merupakan bagian

dari rangkaian akord dalam waktu.

2.3.3 Musik klasik

Apabila lebih banyak menikmati elemen intelektual dalam

pengertian melodi, harmoni, atau aspek komposisi lainnya, maka jadilah ia

musik klasik (Sheppard, 2005). Musik klasik adalah komposisi musik yang

lahir dari budaya Eropa sekitar 1750 – 1825. Biasanya musik klasik

digolongkan melalui peridisasi tertentu, mulai dari periode klasik, diikuti

oleh barok, rokoko, dan romantic. Pada era inilah nama – nama besar seperti

Bach, Mozart, atau Haydn melahirkan karya – karyanya yang berupa sonata,

simfoni, komerto solo, string kuartet, hingga opera (Mcneill, 2008). Selain

itu musik klasik juga diartikan sebagai semua musik dengan keindahan

intelektual yan tinggi dari semua zaman, baik itu berupa simfoni, Mozart,

cantata Bach, atau karya – karya abad 20. Istilah “keindahan intelektual” itu

Page 53: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

34

34

sendiri memiliki pengertian yang relatif

Bagi setiap orang. Dalam pengertian ini, musik dari era modern

seperti Kitaro dan Richard Clayderman juga bisa digolongkan sebagai

musik klasik, tergantung dari sisi mana musik tersebut dapat dinikmati.

Apabila lebih banyak menikmati elemen intelektual dalam pengertian

melodi, harmoni, atau aspek komposisi lainnya, maka jadilah ia musik

klasik (Sheppard, 2006).

2.3.4 Tujuan diberikan terapi musik

Terapi musik akan memberi makna yang berbeda bagi setiap orang

namun semua terapi mempunyai tujuan yang sama yaitu:

1. Membantu mengekspresikan perasaan

2. Membantu rehabilitasi fisik

3. Memberikan pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi

4. Meningkatkan memori

5. Menyediakan kesempatan unik untuk berinteraksi dan membangun

kedekatan emosional.

6. Membantu mengurangi stres, mencegah penyakit dan meringankan rasa

sakit.

2.3.5 Manfaat terapi musik

1. Musik menutupi bunyi atau perasaan yang tidak menyenangkan.

2. Musik dapat memperlambat atau menyeimbangkan gelombang otak.

3. Musik mempengaruhi pernafasan.

4. Musik mempengaruhi denyut jantung, denyut nadi, dan tekanan darah.

Page 54: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

35

35

5. Musik mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki gerak dan koordinasi

tubuh.

6. Musik mempengaruhi suhu badan.

7. Musik dapat menaikan tingkat endofrin (zat candu otak yang dapat

mengurangi rasa sakit dan menimbulkan fly alamiah).

8. Musik dapat mengatur hormonal.

2.3.6 Pengaruh musik klasik pada otak

Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan

meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Musik dapat meningkatkan,

memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, social,

dan spiritual. Musik memiliki pengaruh besar terhadap pikiran. Hal ini

tersebut terbukti dari efek yang tercipta dari musik tersebut, ada musik

membuat gembira, sedih, terharu, terasa sunyi, mengingat masa lalu,

meningkatkan konsentrasi, dan lain – lain. Musik memiliki 3 bagian yang

penting, yaitu bit (beat), ritme, dan harmonis. Beat dapat mempengaruhi

roh. Setiap musik yang kita dengarkan walaupun hal tersebut tidak sengaja

didengarkan, akan berpengaruh pada otak. Terdapat 3 sistem syaraf yaitu

sebagian berikut (Yanuarita, 2012) :

1. Sistem otak yang memproses perasaan

Musik adalah bahasa jiwa yang mampu membawaa perasaan

kearah mana saja. Musik yang didengarkan akan merangsang system syaraf,

sehingga menghasilkan perasaan.

2. Sistem otak kognitif

Page 55: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

36

36

Aktivasi system ini bisa terjadi walaupun seseorang tidak

mendengarkan atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan

merangsang system ini secara otomatis walau tanpa disimak atau

memperhatikan. Jika system ini dirangsang maka seseorang dapat

meningkatkan memori, daya ingat, konsentrasi, kemampuan belajar,

kemampuan matematika, analisis, logika, intelegensi, kemampuan memilah

disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan

social.

3. Sistem otak yang mengontrol kerja otak

Secara langsung dalam mempengaruhi otak detak jantung dan

pernafasan bisa melambat tergantung alunan musik didengarkan. Berbagai

penelitian yang dilakukan para ahli telah membuktikan bahwa musik dapat

mempengaruhi dalalm mengembangkan imajinasi dan pikiran kreatif.

2.3.7 Terapi musik klasik

Terapi musik klasik yaitu jenis terapi yang mempunyai fungsi

menenangkan pikiran dan kataris emosi, serta dapat mengoptimalkan tempo,

ritme, melodi, dan harmoni yang teratur dan dapat menghasilkan gelombang

alfa serta gelombang beta dalam gendang telinga sehingga memberikan

ketenangan yang mebuat otak siap menerima masukan baru, efek rileks, dan

menidurkan (Nuseha dan Djaafar, 2010). Selain itu musik klasik berfungsi

mengatur hormon – hormon yang berhubungan dengan stres antara lain

ACTH, prolaktin, dan hormon pertumbuhan serta dapat meningkatkan kadar

endorfin sehingga dapat mengurangi nyeri (Champell, 2011).

2.3.8 Proses dan langkah – langkah terapi musik

Page 56: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

37

37

1. Proses terapi musik

Proses kegiatan terapi musik dapat dilakukan oleh seorang dokter,

guru, psikolog, maupun orang tua yang memiliki anak ataupun kerabat yang

mengalami kelainan. Kreatifitas dan improvisasi serta kemampuan bersikap

lentur ketika melaksanakan kegiatan terapi, untuk mengembangkan

rancangan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan anak. Langkah –

langkah yang dikerjakan dalam pelaksanaan terapi musik adalah :

2. Assesmen

Assesmen merupakan hal yang pertama kali dipenuhi untuk memulai

suatu tindakan terapi musik. Di dalam assesmen dokter melakukan

observasi, sehingga memperoleh gambaran yang lengkap tentang latar

belakang, keadaan sekarang dan keterbatasan lansia dan mengoptimalkan

potensi – potensi yang masih dapat dikembangkan. Adapun aspek yang

dilihat ketika melaksanakan assesmen adalah:

a. Kognitif (data yang dikumpulkan meliputi konsentrasi, pemahaman, rentang

perhatian, memori dan kemampuan pemecahan masalah).

b. Sosial (termasuk ekspresi diri, kontrol diri).

c. Fisik (rentang gerak, koordinasi motorik kasar dan halus,)

d. Emosional (termasuk respon emosi yang kuat pada berbagai situasi)

e. Komunikasi (keterampilan ekspresi dan pemahaman bahasa).

Dalam melakukan assesmen ini peneliti harus sudah dapat

menentukan siapa yang dijadikan target sasaran perlakuan. Setelah itu

peneliti dan lansia juga harus membangun hubungan yang baik.

Page 57: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

38

38

3. Rencana Perlakuan

Rencana perlakuan yang diberikan kepada lansia tergantung dari

hasil assesmen yang dilakukan. Jika lansia lebih banyak terhambat dalam

segi fisik maka terapi musik yang diberikan haruslah bersifat untuk

memperbaiki kekurangan dari komunikasi tersebut. Durasi waktu

melakukan terapi, materi yang diberikan semua harus direncanakan. Perlu

diingat oleh lansia jika sasaran atau objek telah mengalami perubahan atau

perbaikan maka kegiatan terapi perlu dihentikan. Sedangkan jika sasaran

atau objek belum menunjukan perubahan yang berarti maka perlu dilakukan

pengembangan dalam melaksanakan tindakan.

2.3.9 Pengukuran terapi musik klasik

Menurut para pakar terapi musik, tubuh manusia memiliki pola getar

dasar. Kemudian vibrasi musik yang terkait erat dengan frekuensi dasar

tubuh atau pola getar dasar memiliki efek penyembuhan yang hebat pada

seluruh tubuh, pikiran, dan jiwa manusia, yang menimbulkan perubahan

emosi, organ, hormon, enzim, sel-sel dan atom (Kozier, 2010).

Elemen musik terdiri dari lima unsur penting, yaitu pitch

(frekuensi), volume (intensity), timbre (warna nada), interval, dan rhytm

(tempo atau durasi) (Heather, 2010: 40). Contohnya pitch yang tinggi,

dengan rhytm cepat dan volume yang keras akan meningkatkan ketegangan

otot dan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Sebaliknya, pada pitch yang

rendah dengan rhythm yang lambat dan volume yang rendah akan

menimbulkan efek rileks (Wigram, 2002: 49).

Frekuensi mengacu pada tinggi dan rendahnya nada serta tinggi

Page 58: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

39

39

rendahnya kualitas suara yang diukur dalam Hertz, yaitu jumlah daur

perdetik dimana gelombang bergetar.Manusia memiliki batasan untuk

tinggi rendahnya frekuensi yang bisa diterima oleh korteks auditori

(Wilgram, 2002 : 50).

Menurut, Mubarok (2017) terapi musik klasik diberikan selama 1

minggu setiap hari pukul 10:00 sesuai dengan Satuan Operasional Prosedur

(SOP). Responden dikumpulkan dalam satu tempat kemudian dilakukan

pengukuran tekanan darah epada seluruh responden. Setelah itu musik

diputarkan selama kurang lebih 30 menit, kemudian dilakukan pengukuran

tekanan darah kembali. Proses terapi dibimbing langsung oleh peneliti dan

dilaksanakan selama 1 minggu.

2.4 Jurnal relevan

2.4.1 Mubarok. (2017) dengan judul “pengaruh terapi musik klasik jawa

terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di UPT Panti

werda Mojopahit Mojokerto”. Metode penelitian ini menggunakan pra

eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pra post test

desaign yaitu kelompok subjek di observasi sebelum dilakukan intervensi,

kemudian di observasi lagi setelah intervensi. Populasi dalam penelitian

ini adalah lansia yang berusia 60-80 tahun dengan jumlah 30 lansia.

Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Hasil analisis

menggunakan uji paired T Test diperoleh mean sistol pre test 153 mmHg,

post test 146 mmHg dan diastol pre test 101 mmHg, post test 97 mmHg

dan diperoleh nila p value sistol =0,001 dan p value diastol =0,002 artinya

ada pengaruh terapi musik klasik jawa terhadap penurunan tekanan darah

Page 59: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

40

40

pada lansia.

2.4.2 Erlisa, (2017). Dengan judul “ Perbedaan tekanan darah sebelum dan

sesudah diberikan terapi musik klasik mozart pada lansia di Panti Werdha

Pangesti Malang” Metode penelitian ini menggunakan pra eksperimental

dengan menggunakan rancangan penelitian yaitu one group pre dan post

test design yaitu kelompok subjek di observasi sebelum dilakukan

intervensi, kemudian diobservasi lagi setela dilakukan intervensi. Populasi

dalam penelitian ini adalah lansia yang berusia 45-75 tahun dengan jumlah

50 responden. Teknik sampling menggunakan purposive sampling.

Berdasarkan uji wilcoxon match pairs test signed rank test. Didapatkan

nilai Z sebesar -5.349 karena Z hitung <Z table yaitu -5.349 <1,96 untuk

tekanan systole pre tekanan systole post, didapatkan nilai sebesar -3.921

karena Z hitung < Z table yaitu -5.349 < 1,96 dan diperoleh nilai p value

sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari nilai (0.05) yang kita pakai

dapat disimpulkan H1 diterima yang artinya ada perbedaan tekanan darah

sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik mozart pada lansia

2.4.3 Hariyanto, (2017). Dengan judul “Perbedaan tekanan darah sebelum dan

sesudah diberikan terapi musik klasik mozart pada lansia hipertensi

stadium 1 di Desa Wonowarih Karangploso Malang” Metode penelitian ini

menggunakan quasy eksperiment dengan pendekatan pre test post test

design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia hipertensi

stadiun 1 di Desa Wonowarih Krangploso Malang berjumlah 40 orang.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive

Sampling. Hasil analisis menggunakan uji wilcoxon diperoleh angka

Page 60: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

41

41

signifikan atau nilai p value =0,037< α (0,05) yang berarti ada perbedaan

tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik mozart

pada lansia.

Page 61: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

42

42

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka konseptual

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

: Mempengaruhi

: Berhubungan Gambar 3.1 : Kerangka konseptual pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap

penurunan tekanan darah pada lansia di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

Penjelasan kerangka konsep :

Normal Hipertensi stadium II

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah: 1. Jenis kelamin 2. Aktivitas fisik 3. Emosi 4. Sikap 5. Keadaan setelah makan 6. Keadaan tidur 7. Susunan saraf otonom 8. Usia

Hipertensi stadium I

Tekanan darah

Prehipertensi

Hipertensi

Terapi musik klasik

Pre tekanan darah

Post tekanan darah

Page 62: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

43

43

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun sistolik

pengobatan hipertensi ada 2 cara yaitu farmakologi dan non farmakologi salah

satunya yaitu terapi non farmakologi melalui terapi musik. Tekanan dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, bentuk tubuh, emosi,

sikap dan lain-lain. Setelah di observasi ulang akan di dapatkan hasil tekanan

darah, normal, prehipertensi, hipertensi stadium I dan hipertensi stadium II.

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian. Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara penelitian,

patokan dugaan atau hasil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan pada

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).

H1 : Ada pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap pengaruh tekanan

darah.

HO : Tidak ada pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap pengaruh

tekanan darah.

Page 63: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

44

44

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian

Menurut (Notoatmodjo, 2010) jenis penelitian ini adalah

menjelaskan penelitian yang diusulkan tersebut termasuk ke dalam jenis

atau metode yang mana tentang penelitian tersebut. Jenis penelitian yang

digunakan adalah (one group pra post test design).

4.2 Rancangan penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk

menjawab pertanyaan dari penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan

yang mungkin timbul selama proses penelitian (Nursalam, 2008).

Desain penelitian yang digunakan adalah pre experimental dengan

menggunakan pendekatan metode one group pre post test design. one group

pre post test design merupakan cara pengukuran terhadap satu kelompok

tanpa adanya kelompok pembanding (kontrol) dengan melakukan satu kali

pengukuran di depan (pre test) sebelum dikenai perlakuan tertentu.

Pretest perlakuan postest

Keterangan :

01 : Tes awal (pretest)

X : Perlakuan

02 : Test akhir (postest)

01 X 02

Page 64: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

45

45

4.3 Waktu dan tempat penelitian

4.3.1 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret sampai bulan juli 2019.

4.3.2 Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

4.4 Populasi, Sampel, sampling

4.4.1 Polulasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan

subjek yang mempengaruhi kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2011). Populasi dari penelitian ini adalah semua lansia di

Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang yang sehat jasmani dan rohani, berusia 45 – 74 tahun berjumlah 32

lansia.

4.4.2 Sampel

Sampel tertidiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subyek penelitian (Nursalam, 2013).

Menurut (Nursalam, 2011) mencari sampel menggunakan rumus :

n = N

1 + N (d2)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

Page 65: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

46

46

d2 = Tingkat signifikan/ tingkat kesalahan yang dipilih (d2 = 0,05)

n = N 1 + N(d2)

= 32

1 + 32(0,05)2

= 32

1+ 32(.0,0025)

= 32 1,25

= 25

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian lansia

di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang berjumlah 25 lansia.

4.4.3 Teknik sampling

Sampling penelitian adalah suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2014).

Teknik sampling, yang digunakan dalam penelitian ini adalah probality

sampling dan metode Simple random sampling pengambilan sampel

dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota

populasi (Hidayat, 2014). Cara pengambilan sampel dengan melakukan

undian semua jumlah populasi seperti arisan dan yang keluar dari undian

tersebut yang akan dijadikan sampel.

Page 66: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

47

47

4.5 Kerangka kerja

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam penelitian yang berbentuk kerangka hingga analisis datanya

(hidayat, 2010).

Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 : Kerangka kerja pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

Penyusunan proposal

Analisa Data Univariate, Bivariate, Uji wilcoxon

Sampling Purposive Sampling

Desain Penelitian Pre Experiment dengan pendekatan One Group Pre Post Test

Designe

Pengumpulan Data Editing,coding, scoring,tabulating

Populasi Semua lansia di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang berusia 45-74 tahun sejumlah 32 lansia

Sampel Sebagian lansia di posyandu lansia di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sejumlah 25 lansia

Kesimpulan dan Saran

Page 67: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

48

48

Identifikasi Variabel 4.5.1 Variabel independent (Bebas)

Variabel Independent adalah variabel yang nilainya menentukan

variabel lain. Suatu keadaan yang menciptakan suatu dampak pada variablel

dependent (Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini variabel independentnya

adalah terapi musik klasik.

4.5.2 Variabel dependent (Terikat)

Variabel Dependent atau terikat adalah variabel yang nilainya

ditemukan oleh variabel lain. Faktor yang diamati dan struktur untuk

menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2011).

Dalam penelitian ini variabel dependentnya adalah tekanan darah pada

lansia.

4.6 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah menjelaskan semua variabel dan istilah

yang digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga memudahkan

pembaca atau penguji dalam mengartikan penelitian (Nursalam, 2011).

Adapun perumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.7 : Definisi operasional Pengaruh Terapi Musik Klasik mozart terhadap penurunan tekanan pada lansia di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

Page 68: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

49

49

Variabel Definisi operasional

Parameter Alat ukur

Skala Skor dan kriteria

Variabel independent : terapi musik klasik

suatu bentuk kegiatan dengan memperdengarkan musik klasik mozart menggunakan handphone yang dipasangkan ke speaker aktif dengan volume sedang kepada responden.

1. Mendengarkan

2. Frekuensi 3. Dilakukan

1 kali dalam satu minggu dengan durasi 30 menit selama 3 minggu.

SOP

Variabel Dependent : penurunan tekanan darah

Hasil pengukuran terhadap tekanan yang di alami darah pada pembulu sistolik dan diastolik secara sistemik didalam tubuh manusia dengan satuannya mmHg.

Pengukuran tekanan darah pada penderita hipertensi dengan menggunakan alat ukur tensi meter (Digital)

Observasi

Ordinal

1. Normal <120 dan <80

2. Prehipertensi 120-139 atau 80-89

3. Hipertensi stadium I 140-159 atau 90-99

4. Hipertensi stadium II >160-100

4.7 Pengumpulan data dan analisa data

Page 69: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

50

50

4.7.1 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun

dengan hajat untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif

maupun data kuantitatif (Nursalam, 2013). Alat ukur dalam penelitian ini

menggunakan SOP dan Tensimeter untuk mengukur tekanan darah.

Kemudian dilakukan penelitian dan sebelumnya pada hari pertama

memberikan pretest sebelum dilakukan treatmen dan pada hari ke empat

belas memberikan postest sesudah dilakukan treatmen kepada semua

responden. Dalam memberikan treatmen dapat menggunakan waktu 30

menit dalam sekali percobaan. Setelah selesai penelitian maka di observasi

tekanan darah dan peneliti melakukan tabulasi data serta analisa data.

Selanjutnya melakukan penyusunan laporan hasil penelitian.

4.7.2 Prosedur penelitian

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah

sebagai berikut:

1. Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKES ICME Jombang.

2. Menyerahkan surat perizinan penelitian dari STIKES ICME Jombang

kepada pengurus yayasan Pondok Pesantren Lansia Darus Syifa Desa Pulo

Lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

3. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia

menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.

4. Melakukan observasi tekanan darah sebelum dilakukan intervensi dan

sesudah dilakukan intervensi

5. Mencari tempat yang nyaman dan tenang agar tidak terganggu pada saat

Page 70: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

51

51

pemberian terapi musik.

6. Setelah selesai penelitian, lembar observasi tekanan darah dikumpulkan,

kemudian peneliti melakukan tabulasi dan analisa data.

7. Penyusunan laporan hasil penelitian.

4.7.3 Cara Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2014) setelah angket dari responden terkumpul,

selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Adalah Mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut

kriteria tertentu. Klasifikasi pada umumnya ditandai dengan kode tertentu

yang biasanya berupa angka (Nursalam, 2015). Dalam penelitian ini peneliti

memberikan kode berupa angka yaitu

1. Data umum

a. Jenis kelamin

Laki-laki : K1

Perempuan : K2

b. Usia

45-49 tahun : U1

60-65 tahun : U2

Page 71: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

52

52

>60 tahun : U3

2. Data Khusus

Darah tinggi stadium 1

1. Sistolik 140-160

2. Diastolik 90-100

Darah tinggi satdium 2

1. Sistolik >160

2. Diastolik >100

c. Scoring

Scoring Adalah penentuan jumlah skor sebelum dan sesudah di

lakukan senam prolanis. (Nursalam, 2015).

d. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel

tertentu menurut sifat - sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa

data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format

yang telah dirancang. Adapun hasil pengolahan data tersebut di

interprestasikan menggunakan skala kumulatif :

100 % = seluruhnya

76 % - 99 % = Hampir seluruhnya

51 % - 75 % = Sebagian besar dari responden

50 % - = Setengah responden

26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya

1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden

0 % = Tidak ada satupun dari responden. (Arikunto,2010).

Page 72: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

53

53

4.7.4 Analisa Data

1. Analisis Univariate

Analisa data tes tingkat stres pada lansia kemudian dianalisis untuk

menentukan skor akhir dan kemudian dikonversi kedalam data kuantitatif

untuk menentukan kategori tingkat perubahan stres.

Langkah – langkah pengolahan data sebagai berikut :

P=SP x 100 %

SM

Keterangan :

SP = skor yang diperoleh

SM = skor maksimal S

a. Normal : < 120 – 139 atau 80 - 89

b. Prehipertnsi : 120 – 139 atau 80 - 89

c. Hipertensi stadium I : 140 – 159 atau 90 - 99

d. Hipertensi stadium II : > 160 atau > 100

2. Analisis bivariate

Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010), yaitu kriteria terapi

musik klasik dan tingkat stres pada lansia.

Analisa data untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik

terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Posyandu Lansia

Tambakrejo menggunakan alat uji wilcoxon yang dihitung menggunakan

Page 73: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

54

54

aplikasi di komputer. Diperoleh nilai p kemudian dibandingkan dengan α

0,05 p value > α (0,05) maka H0 diterima atau H1 ditolak, yang berarti tidak

ada pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada

lansia. P value < α (0,05) maka H0 ditolak atau H1 diterima, yang berarti

ada pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada

lansia.

4.8 Etika Penelitian

1. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum

penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

Page 74: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

55

55

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Hidayat, 2014).

Page 75: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

56

56

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang meliputi gambaran

secara umum lokasi penelitian gambaran umum responden (jenis kelamin dan

umur) dan data khusus yang berkaitan dengan tekanan darah. Data data tersebut

diperoleh dengan mengobservasi tekanan darah pada responden yang berjumlah

25 lansia.

Bab ini akan membahas pula tentang bagaimana pengaruh terapi musik

klasik mozart terhadap penurunan tekanan darah pada lansia. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Juli dengan jumlah responden sebanyak 25 lansia.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Data Umum

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada jenis kelamin di Pondok Lansia Darus Syifa Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase

%

1. Laki laki 5 20,0 2. Perempuan 20 80,0 Total 25 100

Sumber data primer 2019

Tabel 5.1 diatas menunjukkan hasil bahwa distribusi responden

berdasarkan jenis kelamin hampir seluruhnya responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 20 orang (80,0%).

Page 76: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

57

57

2. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan umur di Pondok pesantren

Lansia Darus Syifa Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019 No Umur Frekuensi Persentase

% 1. 45-59 tahun 22 88,6 2. 60-74 tahun 3 12,0

3. 75-90 tahun 0 00.0 4. ≥ 90 tahun 0 00.0 Total 25 100

Sumber data primer 2019

Tabel 5.2 menunjukkan hasil bahwa distribusi responden

berdasarkan umur hampir seluruhnya berumur 45-59 tahun sebanyak 22

orang (88,6%)

5.1.2 Data khusus

Bab ini akan membahas hasil distribusi frekuensi tekanan darah

sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik mozart terhadap

penurunan tekanan darah pada lansia di Pondok Lansia Darus Syifa

Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019

1. Karakteristik responden berdasarkan tekanan darah sebelum diberikan

terapi musik klasik mozart

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tekanan darah sebelum diberikan terapi musik klasik mozart pada lansia di Pondok Lansia Darus Syifa Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019

No Tekanan darah Frekuensi Persentase %

1 Normal 0 0 2 Prehipertensi 6 24,0 3. Hipertensi stadium 1 13 52,0 4. Hipertensi stadium 2 6 24,0 Total 25 100

Sumber data primer 2019

Page 77: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

58

58

Tabel 5.3 diatas menunjukkan hasil bahwa distribusi responden

tekanan darah sebelum diberikan terapi musik klasik mozart sebagian

besar sebanyak 13 orang (52,0%).

2. Karakteristik responden berdasarkan tekanan darah sesudah diberikan

terapi musik klasik mozart

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi tekanan darah sesudah diberikan terapi musik klasik mozart pada lansia di Pondok Lansia Darus Syifa Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019

No Tekanan darah Frekuensi Persentase %

1. Normal 4 16,0 2. Prehipertensi 8 32,0 3. Hipertensi stadium 1 12 48,0 4. Hipertensi stadium 2 1 4,0 Total 25 100

Sumber data primer 2019

Tabel 5.4 diatas menunjukkan hasil bahwa distribusi responden

tekanan darah sesudah diberikan terapi musik klasik mozart hampir dari

setengahnya sebanyak 12 orang (48,0%).

Page 78: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

59

59

3. Karakteristik responden berdasarkan tekanan darah sebelum dan sesudah

diberikan terapi musik klasik mozart pada lansia di Pondok Lansia Darus

Syifa Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019.

Tabel 5.5 Tabulasi silang dan analisis tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik mozart pada lansia di Pondok Lansia Darus Syifa Kabupaten Jombang pada bulan Juli 2019

Tekanan darah sebelum

diberikan terapi musik klasik mozart

Tekanan darah Sesudah diberikan

terapi musik klasik mozart

Total

Prehipertensi

Normal Prehipertensi

Hipertensi stadium 1

Hipertensi stadium 2

6

(100%) 3 (50,0%)

3 (50,0%)

0 (0%)

0 (0%)

Hipertensi stadium I

1 (7,7%)

5 (38,5%)

7 (53,8%)

0 (0%)

13 (100%)

Hipertensi stadium II

0 (0%)

0 (0%)

5 (83,3%)

1 (16,7%)

6 (100%)

Uji wilcoxon P Value 0,000

25

Sumber data primer 2019

Tabel 5.5 distribusi tabulasi silang tekanan darah sebelum dan

sesudah diberikan terapi musik klasik mozart menunjukkan hasil bahwa

tekanan darah sebelum diberikan terapi musik klasik mozart didapatkan

prehipertensi 6 responden (24,0%) sesudah diberikan terapi musik klasik

mozart menjadi normal 3 responden (50,0%). Tekanan darah sebelum

terapi musik klasik mozart yang menunjukkan hipertensi stadium 1

sebanyak 13 responden (52,0%) sesudah diberikan terapi musik klasik

mozart menjadi normal 1 responden (7,7%), prehipertensi 5 responden

(38,5%), stadium 1 7 responden (53,8%). Hipertensi stadium 2 6

responden (24,0%) sesudah diberikan terapi musik klasik mozart

menjadi hipertensi stadium 1 5 responden (83,3%), stadium 2 hanya 1

responden (16,7%).

Page 79: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

60

60

Dari hasil uji statistik Wilcoxon Test diperoleh angka signifikan atau

nilai P Value= 0,000 yang berarti <(0,05), maka H1 diterima yang berarti

ada Pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap penurunan tekanan

darah pada lansia di Pondok Lansia Darus Syifa Kabupaten Jombang.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tekanan darah sebelum diberikan terapi musik klasik Mozzart

Hasil penelitian pada tabel 5.3 tekanan darah sebelum diberikan

terapi musik klasik mozart pada lansia di Pondok lansia Darus syifa

Kabupaten Jombang menunjukkan bahwa sebagian besar terjadi

hipertensi stadium 1 sebanyak 13 orang (52,0%).

Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar

responden mengalami hipertensi hipertensi stadium 1. Peneliti

berpendapat bahwa keadaan ini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satunya faktor usia, insiden hipertensi meningkat sesuai dengan

peningkatan usia. Usia berpengaruh pada barorese yan berpengaruh pada

elastisitas diinding arteri.

Musik memiliki kekuatan untuk mengonbati penyakit dan

meningkatkan kemampuan pikiran seseorang sehingga tekanan darah

menjadi turun. Musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara

kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spritual. Musik memiliki

pengaruh besar terhadap pikiran sehingga tekanan darah bisa teraratur

Yulianti (Sufrida, 2006).

Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan hampir seluruhnya

sejumlah 20 orang (80,0%) berjenis kelamin perempuan.

Page 80: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

61

61

Hasil penelitian pada tabel 5.1 peneliti berpendapat menunjukkan

bahwa jenis kelamin perempuan cenderung mengalami hipertensi karena

rata-rata perempuan akan mengalami peningkatan risiko tekanan darah

setelah menopause. Wanita pada saat memasuki menopause mulai

kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini

melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Efek perlindungan hormon

estrogen dianggap sebagai penjelasan imunitas pada wanita setelah

memasuki menopose, proses ini berlanjut dimana hormone estrogen

tersebut berubah kuantitasnya sesuai umur wanita secara alimi, yang

mulai terjadi dari umur 55 tahun (Guyton dan Hall, 2014).

Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan hampir selu45-59 tahun

sejumlah 22 responden (88,6%).

Hasil penelitian pada tabel 5.2 peneliti berpendapat bahwa seseorang

yang sudah memasuki lanjut usia dari umur 60 tahun merupakan usia

yang mendekati akhir siklus sampai akhir kehidupan. Pada masa ini

seseorang mengalami kemunduran fisik.Proses ini adalah perubahan

kumulatif pada mahluk hidup, termasuk sel-sel dan jaringan yang

mengalami penurunan kapasitas fungsional jantung, pembuluh darah,

paru-paru, syaraf dan jaringan tubuh lainnya. Perubahan pada sistem

kardiovaskuler, massa jantung bertambah, ventrikel-ventrikel hipertropi

sehingga peregangan jantung berkurang, kondisi ini disebabkan

penumpukan lipofusin sehingga jaringan konduksi menjadi jaringan ikat,

yang mengakibatkan peredaran darah terganggu. Dengan kemampuan

regeneratifnya yang terbatas mereka lebih rentan terhadap berbagai

Page 81: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

62

62

penyakit salah satunya penyakit hipertensi.

Kejadian hipertensi lebih cendrung dialami oleh lansia usia 60-74

tahun, karena katup jantung mulai menebal dan kaku sehingga

kemampuan jantung menurun 1% setiap tahunnya , sehingga pembuluh

darah kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah, yang

mengakibatkan berkurangnya efektifitas pembuluh darah ferifer untuk

oksigenasi yang bisa menyebabkan tekanan darah meninggi, karena

meningkatnya resistensi dari pembuluh darah ferifer ( Novitaningtyas,

2014).

5.2.2 Tekanan darah sesudah diberikan terapi musik klasik mozart

Hasil penelitian pada tabel 5.4 tekanan darah sesudah diberikan

terapi musik klasik mozart pada lansia di Pondok lansia Darus syifa

Kabupaten Jombang menunjukkan bahwa hampir dari setengahnya

terjadi hipertensi stadium 1 sebanyak 12 orang (48,0%).

Hasil penelitian pada tabel 5.5 peneliti berpendapat bahwa musik

bisa menjadikan badan, fikiran dan mental menjadi sehat. Sedangkan

musik klasik bermanfaat membuat seseorang menjadi rileks,

menimbulkan rasa nyaman, melepas rasa sedih dengan kegembiraan,

menurunkan tingkat stress, melepaskan rasa sakit. Terapi musik klasik

mozart di lakukan sebagai terapi pada lansia untuk penurunan tekanan

darah.

Musik klasik mozart dipercaya mampu memberikan efek positif bagi

kehidupan manusia berkat alunan nadanya. Pengaruh terapi musik klasik

mozart sebagai entertraining effect, learning support effect. Karena

Page 82: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

63

63

musik klasik mozart dengan irama lembut dapat mempengaruhi denyut

jantung sehingga menimbulkan ketenangan yang di dengarkan melalui

telinga akan langsung masuk ke otak dan langsung diolah sehingga

menghasilkan efek yang sangat baik terhadap kesehatan seseorang

(Hariyanto, 2017).

Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan hampir seluruhnya

sejumlah 20 orang (80,0%) berjenis kelamin perempuan.

Wanita pada saat memasuki menopause wanita mulai kehilangan

sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi

pembuluh darah dari kerusakan. Efek perlindungan hormon estrogen

dianggap sebagai penjelasan imunitas pada wanita setelah memasuki

menopose, proses ini berlanjut dimana hormone estrogen tersebut

berubah kuantitasnya sesuai umur wanita secara alimi, yang mulai terjadi

dari umur 55 tahun (Guyton dan Hall, 2014).

Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan hampir seluruhnya

sejumlah 22 orang (88,6%) Usia 55-60 tahun.

Hasil penelitian pada tabel 5.2 peneliti berpendapat bahwa seseorang

yang sudah memasuki lanjut usia dari umur 60 tahun merupakan usia

yang mendekati akhir siklus sampai akhir kehidupan. Masa menopouse

ini seseorang mengalami kemunduran fisik.Proses ini adalah perubahan

kumulatif pada mahluk hidup, termasuk sel-sel dan jaringan yang

mengalami penurunan kapasitas fungsional jantung, pembuluh darah,

paru-paru, syaraf dan jaringan tubuh lainnya. Perubahan pada sistem

kardiovaskuler, massa jantung bertambah, vartikel-vartikel hipertropi

Page 83: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

64

64

sehingga peregangan jantung berkurang, kondisi ini disebabkan

penumpukan lipofusin sehingga jaringan konduksi menjadi jaringan ikat,

yang mengakibatkan peredaran darah terganggu. Kemampuan

regeneratifnya yang terbatas mereka lebih rentan terhadap berbagai

penyakit salah satunya penyakit hipertensi.

Kejadian hipertensi lebih cendrung dialami oleh lansia usia 60-74

tahun, karena katup jantung mulai menebal dan kaku sehingga

kemampuan jantung menurun 1% setiap tahunnya , sehingga pembuluh

darah kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah, yang

mengakibatkan berkurangnya efektifitas pembuluh darah ferifer untuk

oksigenasi yang bisa menyebabkan tekanan darah meninggi, karena

meningkatnya resistensi dari pembuluh darah ferifer ( Novitaningtyas,

2014). Musik klasik juga berfungsi mengatur hormon-hormon yang

berhubungan dengan stress antara lain ACHT, Prolaktin dan hormon

pertumbuhan serta dapat meningkatkan kadar endorfin sehingga dapat

mengurangi nyeri dan membuat prasaan seseorang menjadi tenang

sehingga dapat mencegah atau menurunkan terjadinya hipertensi

(Champell, 2011)

5.2.3 Pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap penurunan tekanan darah

pada lansia di Pondok lansia Darus Syifa Kabupaten Jombang

Hasil uji statistik Wilcoxon Test diperoleh angka signifikan atau nilai

P Value= 0,000 yang berarti <(0,05), maka H1 diterima yang berarti

ada Pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap penurunan tekanan

darah pada lansia di Pondok lansia Darus Syifa Kabupaten Jombang

Page 84: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

65

65

Musik memilik kekuatan untuk mengonbati penyakit dan

meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Musik dapat

meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental,

emosional, sosial dan spritual. Musik memiliki pengaruh besar terhadap

pikiran. Hal ini terbukti dari efek yang tercipta dari musik tersebut, ada

musik membuat gembira, sedih, terharu, terasa sunyi, mengingat masa

lalu, meningkatkan konsentrasi, dan lain lain. Musik mempunyai tiga

bagian yang penting yaitu beet, ritme dan harmonis. Beet dapat

mempengaruhi roh. Setiap musik yang di dengarkan walaupun hal

tersebut tidak sengaja di dengarkan akan berpengaruh pada otak. Dalam

penelitian ini menggunakan terapi musik klasik mozart, karena musik

ini memiliki magnetude yang luar biasa dalam perkembangan ilmu

kesehatan, diantaranya memiliki nada yang lembut, memberikan

stimulasi gelombang alfa, ketenangan, dan membuat pendengarnya

lebih rileks. Hipertensi disebabkan oleh berapa hal diantaranya faktor

usia, stres atau kecemasan. Ditempat penelitian ini ditunjukkan hampir

seluruhnya respondennya usia 51-60 tahun dengan kejadian hipertensi

stadium 1.

Musik bisa menjadikan badan, fikiran dan mental menjadi sehat.

Sedangkan musik klasik bermanfaat membuat seseorang menjadi rileks,

menimbulkan rasa nyaman, melepas rasa sedih dengan kegembiraan,

Musik memilik kekuatan untuk mengonbati penyakit dan meningkatkan

kemampuan pikiran seseorang sehingga tekanan darah menjadi turun.

Musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan

Page 85: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

66

66

fisik, mental, emosional, sosial dan spritual. Musik memiliki pengaruh

besar terhadap pikiran sehingga tekanan darah bisa teraratur Yulianti

(Sufrida, 2006). Musik klasik mozart dipercaya mampu memberikan efek

positif bagi kehidupan manusia berkat alunan nadanya. Pengaruh terapi

musik klasik mozart sebagai entertraining effect, learning support effect.

Karena musik klasik mozart dengan irama lembut dapat mempengaruhi

denyut jantung sehingga menibulkan ketenangan yang di dengarkan

melalui telinga akan langsung masuk ke otak dan langsung diolah

sehingga menghasilkan efek yang sangat baik terhadap kesehatan

seseorang (Hariyanto, 2017).

Page 86: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

67

67

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang

pengaruh terapi musik klasik mozart terahadap penurunan tekanan darah pada

lansia di Pondok lansia Darus Syifa Kabupaten Jombang.

6.1 Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan dengan penjelasan hasil penelitian yang

dijelaskan dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tekanan darah sebelum diberikan terapi musik klasik mozart sebagian besar

terjadi hipertensi stadium 1

2. Tekanan darah sesudah diberikan terapi musik klasik mozart hampir dari

setengahnya hipertensi stadium 1

3. Ada pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap penurunan tekanan darah

pada lansia di Pondok pesantren lansia Darus Syifa Kabupaten Jombang.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang

dapat diberikan sebagai berikut :

6.2.1 Bagi perawat

Perawat diharapkan untuk dijadikan informasi sebagai salah satu

terapi komplementer untuk mengatasi penurunan tekanan darah pada

lansia penderita hipertensi.

Page 87: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

68

68

6.2.2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengambil judul

tentang pengaruh terapi musik klasik jawa terhadap penurunan

tingkat sekala nyeri.

Page 88: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

69

69

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, 2011. Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta: graha ilmu

Dinkes, 2017. Profil kesehatan kabupaten jombang. Dinas kesehatan kabupaten jombang

Djohan, 2006. Terapi Musik, Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta : Galang Pres

Erlisa, 2017. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Terapi Musik Klasik Mozart Pada Lansia Di Panti Werdha Pangesti Malang. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes Malang.

Guyton dan Hall, 2014. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 12. Penerjemah: Ermita I, Ibrahim I. Singapura: Elsevier

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Pusat Data Dan Informasi : Jakarta Selatan

Kuswati. 2015. Asuhan keperawatan gerontik. Yogyakarta: cv. andi

Kandarini, Y. 2016. Tatalaksana Farmakologi Terapi Hipertensi, Ginjal hipertensi : perhimpunan nefrologi indonesia (PERNEFRI), indonesia society of nephology (InaSN)

Khurnila, 2018. Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Stress Pada Penderita Hipertensi Studi Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

Mubarok, 2017. Pengaruh Terapi Musik Klasik Jawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Upt Panti Werdha Mojopahit Mojokerto, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pemkab Jombang.

Muttaqin, 2009. pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler. Jakarta: salemba medika

Noviningtyas, 2014. Hubungan Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan) Dan Aktifitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Makam Haji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Page 89: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

70

70

Nursalam, 2016. Konsep Dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : salemba medika

Nurul, A 2017. Perbedaan Tekanan Darah sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik Mozart Pada Lansia Hipertensi Stadium I Di Desa Domowarih Karangploso Malang. Universitas Tribhuwana Tunggadewi malang.

Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipt

Padila, 2013. Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta. Nuha medika

Rukiyati, 2013. Pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Muhamadiyah Palembang. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiya Palembang

Susianti, 2016. pengaruh terapi musk tradisional dantawa terhadap penurunan tekanan darah hipertensi

UPT Puskesmas Tambakrejo. 2018. Data penderita hipertensi. Daerah puskesmas tambakrejo

Vita, 2017. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada Lansia Hipertensi Stadium 1 Di Desa Donowarih Karangploso Malang, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Webber, 2007. tekanan darah, pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Yanuarita, 2010. Musik memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemampuan pikiran

Yundini, 2006 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Merakyu Kecamatan Ilir Barat II Palembang, Aisyah Jurnal Ilmu Kesehatan 2

Page 90: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

71

71

Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Calon responden penelitian

Saya mahasiswa S1 Keperawatan program studi ilmu keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Cendekia Medika Jombang, bermaksud melakukan penelitian

mengenai “pengaruh terapi musik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia

penderita hipertensi

Saya mengharap kesediaan saudara-saudara sekalian untuk menjadi responden

dalam penelitian saya ini. Informasi yang didapatkan saya jamin kerahasiaan dan

hanya dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan saya gunakan

untuk maksud-maksud lainnya, apabila saudara-saudara bersedia menjadi responden,

saya mohon untuk menanda tangani lembar persetujuan menjadi responden terlampir

Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terima kasih

Hormat saya,

Imam Fahrudi Imran

Page 91: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

72

72

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul : Pengaruh TerapiMusik Klasik mozart Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Lansia

Peneliti : Imam Fahrudi Imran

Nim : 15.321.00.61

Menyatakan bersedia menjadi responden untuk keperluan penelitian yang sudah di

jelaskan sebelumnya, responden mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan segala

sesuatu yang berhubungan dengan penelitian ini. Peneliti akan merahasiakan identitas,

data maupun informasi yang saya berikan, demikian surat persetujuan saya buat secara

sadar tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun, saya sebagai peneliti mengucapkan

banyak terima kasih atas kesediaan Bapak/ibu menjadi responden.

Mengetahui,

Peneliti Responden

(Imam Fahrudi Imran) ( )

Page 92: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

73

73

Lampiran 3

Page 93: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

74

74

Lampiran 4

Page 94: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

75

75

Lampiran 5 SOP

(STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) Judul : Pemberian terapi musik klasik mozart Tujuan : Untuk mengukur penurunan tekanan darah pada lansia Tempat : Di Pondok Pesantren Lansia Desa Pulo lor Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang Waktu : 45 menit Sasaran : Lansia usia 45 – 59 tahun Metode : Menggunakan Test Musik Klasik Mozart

PROSEDURE No. Tahap

Peneliti Waktu

1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan, prosedure dan

lamanya tindakan pada klien.

5 menit

2. Tahap kerja 1. Memberikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan

2. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan telepon selama mendengarkan musik

3. Nyalakan musik dan lakukan terapi musik

4. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras

30 menit

3. Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan 2. Simpulkan hasil kegiatan 3. Kontrak pertemuan selanjutnya 4. Akhiri kegiatan dengan cara yang

baik 5. Membersihkan alat-alat

5 menit

4. Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan yang dilakukan

5 menit

Page 95: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

76

76

Lampiran 6 LEMBAR OBSERVASI LANSIA DENGAN HIPERTENSI

A. Data KarakteristikResponden

Nama (Inisial) : Usia : JenisKelamin : LembarObservasiTekananDarah

No Hari/Tanggal

TekananDarah

Sebelum terapi musik

TekananDarah

Sesudah terapi musik

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Page 96: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

77

77

Lampiran 7 TABULASI DATA

Sebelum dilakukan terapi musik No TD pre KET KODE

1 160/100 Stadium 2 4 2 160/100 Stadium 2 4 3 150/90 Stadium 1 3 4 160/100 Stadium 2 4 5 160/100 Stadium 2 4 6 130/80 Prehipertensi 2 7 130/80 Prehipertensi 2 8 130/80 Prehipertensi 2 9 160/100 Stadium 2 4

10 130/80 Prehipertensi 2 11 150/90 Stadium 1 3 12 160/100 Stadium 2 4 13 140/100 Stadium 1 3 14 130/80 Prehipertensi 2 15 150/90 Stadium 1 3 16 140/90 Stadium 1 3 17 130/90 Prehipertensi 2 18 150/90 Stadium 1 3 19 140/90 Stadium 1 3 20 140/80 Stadium 1 3 21 150/90 Stadium 1 3 22 140/90 Stadium 1 3 23 150/80 Stadium 1 3 24 150/90 Stadium 1 3 25 150/100 Stadium 1 3

Page 97: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

78

78

Sebelum dilakukan terapi musik No TD post KET KODE

1 140/90 Stadium 1 3 2 150/90 Stadium 1 3 3 130/80 Prehipertensi 2 4 150/90 Stadium 1 3 5 150/90 Stadium 1 3 6 120/80 Normal 1 7 130/80 Prehipertensi 2 8 120/80 Normal 1 9 160/90 Stadium 2 4

10 120/80 Normal 1 11 140/80 Stadium 1 3 12 150/90 Stadium 1 3 13 140/90 Stadium 1 3 14 130/80 Prehipertensi 2 15 140/80 Stadium 1 3 16 140/80 Stadium 1 3 17 130/90 Prehipertensi 2 18 140/80 Stadium 1 3 19 140/80 Stadium 1 3 20 140/80 Stadium 1 3 21 140/90 Prehipertensi 2 22 140/90 Prehipertensi 2 23 140/90 Prehipertensi 2 24 150/80 Prehipertensi 2 25 120/90 Normal 1

KETERANGAN KODE Normal 1 Prehipertensi 2 Hipertensi stadium 1 3 Hipertensi stadium 2 4

Page 98: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

79

79

Lampiran 8

Statistics

Jenis Kelamin Usia

Tekanan Darah Sebelum

Terapi Musik

Tekanan Darah Sesudah Terapi

Musik

N Valid 25 25 25 25

Missing 0 0 0 0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Laki Laki 5 20.0 20.0 20.0

Perempuan 20 80.0 80.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Usia 51-60 22 88.0 88.0 88.0

Usia >60 3 12.0 12.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Prehipertensi 6 24.0 24.0 24.0

Hipertensi Stadium 1 13 52.0 52.0 76.0

Hipertensi Stadium 2 6 24.0 24.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Page 99: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

80

80

Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Normal 4 16.0 16.0 16.0

Prehipertensi 8 32.0 32.0 48.0

Hipertensi Stadium 1 12 48.0 48.0 96.0

Hipertensi Stadium 2 1 4.0 4.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin * Tekanan Darah

Sebelum Terapi Musik 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

Usia * Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

Page 100: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

81

81

Jenis Kelamin * Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik Crosstabulation Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

Total

Prehipertensi Hipertensi Stadium 1

Hipertensi Stadium 2

Jenis Kelamin

Laki Laki Count 0 2 3 5

Expected Count

1.2 2.6 1.2 5.0

% Within Jenis

Kelamin .0% 40.0% 60.0% 100.0%

% Of Total .0% 8.0% 12.0% 20.0%

Perempuan Count 6 11 3 20

Expected Count

4.8 10.4 4.8 20.0

% Within Jenis

Kelamin 30.0% 55.0% 15.0% 100.0%

% Of Total 24.0% 44.0% 12.0% 80.0%

Total Count 6 13 6 25

Expected Count

6.0 13.0 6.0 25.0

% Within Jenis

Kelamin 24.0% 52.0% 24.0% 100.0%

% Of Total 24.0% 52.0% 24.0% 100.0%

Page 101: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

82

82

Usia * Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik Crosstabulation Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

Total

Prehipertensi Hipertensi Stadium 1

Hipertensi Stadium 2

Usia Usia 51-60 Count 6 10 6 22

Expected Count 5.3 11.4 5.3 22.0

% Within Usia 27.3% 45.5% 27.3% 100.0%

% Of Total 24.0% 40.0% 24.0% 88.0%

Usia >60 Count 0 3 0 3

Expected Count .7 1.6 .7 3.0

% Within Usia .0% 100.0% .0% 100.0%

% Of Total .0% 12.0% .0% 12.0%

Total Count 6 13 6 25

Expected Count 6.0 13.0 6.0 25.0

% Within Usia 24.0% 52.0% 24.0% 100.0%

% Of Total 24.0% 52.0% 24.0% 100.0%

Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin * Tekanan Darah Sesudah Terapi

Musik 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

Usia * Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik

25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

Page 102: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

83

83

Jenis Kelamin * Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik Crosstabulation Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik

Total

Normal Prehiperte

nsi Hipertensi Stadium 1

Hipertensi Stadium 2

Jenis Kelamin

Laki Laki Count 0 0 4 1 5

Expected Count .8 1.6 2.4 .2 5.0

% Within Jenis Kelamin

.0% .0% 80.0% 20.0% 100.0%

% Of Total .0% .0% 16.0% 4.0% 20.0%

Perempuan

Count 4 8 8 0 20

Expected Count 3.2 6.4 9.6 .8 20.0

% Within Jenis Kelamin

20.0% 40.0% 40.0% .0% 100.0%

% Of Total 16.0% 32.0% 32.0% .0% 80.0%

Total Count 4 8 12 1 25

Expected Count 4.0 8.0 12.0 1.0 25.0

% Within Jenis Kelamin

16.0% 32.0% 48.0% 4.0% 100.0%

% Of Total 16.0% 32.0% 48.0% 4.0% 100.0%

Page 103: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

84

84

Usia * Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik Crosstabulation Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik

Total

Normal Prehipertensi Hipertensi Stadium 1

Hipertensi Stadium 2

Usia Usia 51-60

Count 4 7 10 1 22

Expected Count

3.5 7.0 10.6 .9 22.0

% Within Usia

18.2% 31.8% 45.5% 4.5% 100.0%

% Of Total 16.0% 28.0% 40.0% 4.0% 88.0%

Usia >60 Count 0 1 2 0 3

Expected Count

.5 1.0 1.4 .1 3.0

% Within Usia

.0% 33.3% 66.7% .0% 100.0%

% Of Total .0% 4.0% 8.0% .0% 12.0%

Total Count 4 8 12 1 25

Expected Count

4.0 8.0 12.0 1.0 25.0

% Within Usia

16.0% 32.0% 48.0% 4.0% 100.0%

% Of Total 16.0% 32.0% 48.0% 4.0% 100.0%

Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik * Tekanan Darah Sesudah Terapi

Musik

25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

Page 104: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

85

85

Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik * Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik Crosstabulation

Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik

Total

Normal Prehiperten

si Hipertensi Stadium 1

Hipertensi Stadium 2

Tekanan Darah

Sebelum Terapi Musik

Prehipertensi Count 3 3 0 0 6

Expected Count 1.0 1.9 2.9 .2 6.0

% Within Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

50.0% 50.0% .0% .0% 100.0%

% Of Total 12.0% 12.0% .0% .0% 24.0%

Hipertensi Stadium 1

Count 1 5 7 0 13

Expected Count 2.1 4.2 6.2 .5 13.0

% Within Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

7.7% 38.5% 53.8% .0% 100.0%

% Of Total 4.0% 20.0% 28.0% .0% 52.0%

Hipertensi Stadium 2

Count 0 0 5 1 6

Expected Count 1.0 1.9 2.9 .2 6.0

% Within Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

.0% .0% 83.3% 16.7% 100.0%

% Of Total .0% .0% 20.0% 4.0% 24.0%

Total Count 4 8 12 1 25

Expected Count 4.0 8.0 12.0 1.0 25.0

% Within Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

16.0% 32.0% 48.0% 4.0% 100.0%

% Of Total 16.0% 32.0% 48.0% 4.0% 100.0%

Page 105: PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP …

86

86

Ranks N Mean Rank Sum Of Ranks

Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik - Tekanan Darah Sebelum Terapi

Musik

Negative Ranks 14a 7.50 105.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 11c

Total 25

A. Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik < Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

B. Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik > Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

C. Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik = Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik

Test Statisticsb Tekanan Darah

Sesudah Terapi Musik -

Tekanan Darah Sebelum

Terapi Musik

Z -3.638a

Asymp. Sig. (2-Tailed)

.000

A. Based On Positive Ranks.

B. Wilcoxon Signed Ranks Test