pengaruh temperatur dan holding time terhadap ketahanan aus grinding ball pada proses pack...
DESCRIPTION
Pengaruh Temperatur Dan Holding Time Terhadap Ketahanan Aus Grinding Ball Pada Proses Pack CarburizingTRANSCRIPT
PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME TERHADAP
KETAHANAN AUS GRINDING BALL PADA PROSES PACK CARBURIZING di
PT.SEMEN INDONESIA
MAKALAH SEMINAR HASIL
KONSENTRASI TEKNIK PRODUKSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh:
GAMMA SISTYA DARMA
NIM. 0910623047-62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2014
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME TERHADAP KETAHANAN AUS
GRINDING BALL PADA PROSES PACK CARBURIZING di PT.SEMEN INDONESIA
MAKALAH SEMINAR HASIL KONSENTRASI TEKNIK PRODUKSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh :
GAMMA SISTYA DARMA
NIM. 0910623047-62
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing I
Agustinus Ariseno,Ir., MT
NIP. 19510822 198701 1 001
Dosen Pembimbing II
Erwin Sulistyo,Ir.,MT
NIP. 19661213 199802 1 001
PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME TERHADAP KETAHANAN AUS
GRINDING BALL PADA PROSES PACK CARBURIZING di PT.SEMEN INDONESIA
Gamma Sistya Darma, Agustinus Ariseno, Erwin Sulistyo
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : [email protected]
ABSTRAK Grinding ball merupakan sebuah media yang digunakan untuk menghancurkan meterial sesuai ukuran
(mesh) yang diinginkan dalam kecepatan dan kapasitas tertentu. Grinding ball dalam aplikasinya harus memiliki
kekerasan yang baik, tahan aus dan tahan korosi. Fenomena yang terjadi pada grinding ball adalah mengalami
penyusutan akibat panas pada mill, tidak rata permukaan, dan pecah karena telah aus. Keausan terjadi akibat
tumbukan dan gesekan griding ball dengan material ataupun grinding ball lain. Faktor yang mempengaruhi
keausan adalah diametercrusher mill, material grinding ball yang digunakan, dan putaran kritis pada mill.
Pada penelitian ini dilakukan proses perlakuan permukaan pack carburizing. Pack carburizing adalah
proses pelapisan suatu logam dengan pengarbonan padat (Pack carburizing)dipakai arang yang dicampur dengan
10 % BaCO3 , grinding ball dimasukkan ke dalam kotak baja tertutup rapat , yang berisi campuran 90% karbon
dan 10% BaCO3 kemudian dipanaskan pada temperatur 8500C – 9500C (Surdia, 2000). berfungsi untuk
meningkatkan kekerasan permukaan dan ketahanan aus. Pada proses pack carburizing ini dilakukan 3 variasi
temperatur dan waktu penahanan dengan variasi temperatut 8750C,9250C,9500C,9750C dan holding time 30
menit,45 menit, 60 menit dan 75 menit. Untuk mengetahui pengaruh pack carburizing dan waktu penahanan
terhadap laju keuasan grinding ball dilakukan pengujian pada simulasi ball mill dengan menggiling pasir kuarsa
selama 60 menit.
Dari hasil pack carburizing diperoleh bahwa pack carburizing dengan temperatur 9750C dan waktu
penahanan 75 menit menghasilkan nilai kekerasan terbesar yaitu 1160.16 sedangkan untuk laju keuasan terkecil
pada pack carburizing dengan dengan temperatur 9750C dan waktu penahanan 75 menit sebesar
0,00012.gram/detik.
Kata kunci : Temperatur, Holding time, pack carburizing, ketahanan aus, grinding ball.
PENDAHULUAN
Grinding ball adalah material yang
digunakan dalam penggilingan dan
pencampuran klinker dan gypsum pada
pabrik semen. komponen ini penting
mengingat sangat berpengaruh pada hasil
kehalusan semen yang diinginkan
Gambar 1 Grinding ball
Gambar 2 Ukuran dan dimensi
spesimen uji
Material yang dipilih sebagai bahan
grinding ball biasanya keramik, baja dan
paduan. Kebutuhan industri semen akan
grinding ball cukup besar, sehingga biaya
produksi terpengaruh oleh pengadaan
grinding ball secara signifikan. Grinding
ball tersebut harus mempunyai karakteristik
tahan aus, tangguh menerima impact dalam
crusher mill, tahan korosi untuk
menanggung beban dan lingkungan selama
proses penggilingan batuan.
Permasalahannya grinding ball sering
mengalami penyusutan akibat panas pada
mill, pecah sebelum life time yang
direncanakan dan tidak rata permukaannya
sehingga tidak dapat bekerja dengan
optimal. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut dapat dilakukan dengan cara
pengecoran ulang grinding ball dan
pelapisan permukaan.[1]
Pack carburizing adalah salah satu
proses perlakuan permukaan dengan
menggunakan prinsip pemanasan dalam
dapur listrik dan bantuan senyawa kimia
BaCO3 sehingga menghasilkan partikel
pelapis yang melapisi material. Fungsi
pelapisan ini meningkatkan kekerasan
permukaan dan ketahanan aus.
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh variasi temperatur dan
holding time pack carburizing terhadap
ketahanan aus pada grinding ball.
TINJAUAN PUSTAKA
Pack Carburizing
Pack carburizing yaitu proses
pemberian atau penambahan kandungan
karbon yang lebih banyak pada bagian
permukaan dibanding dengan bagian
dalam,sehingga kekerasan permukaannya
meningkat sedangkan pada bagian dalamnya
diharapkan masih memiliki keuletan. Pada
proses ini caranya adalah benda kerja
dimasukkan ke dalam suatu kotak atau peti
tertutup yang terbuat dari plat baja dan di
kelilingi dengan bahan karbonisasi.Bahan
yang biasanya digunakan adalah arang kayu,
arang batok kelapa,arang tulang, arang kulit.
Keuntungan dari karbonisasi adalah jangka
waktu pemanasan awal lebih pendek,
sedangkan kelemahannya adalah da kerja
yang sulit.[2]
Mekanisme karbonisasi dengan
difusi intertisi, dimana atom karbon
menempati ruang antara atom – atom besi
dan dengan menaikkan temperatur maka
meningkatkan energi aktivasi yang
memungkinkan berpindahnya atom karbon
ke posisi intertisi berikutnya.Tempat yang
ditingggalkan diisi oleh atom karbon yang
lainnya.
Gambar 3 Dimensi kotak baja pack
carburizing
Reaksi kimia yang terjadi pada saat pack
carburizing
Selama pemanasan pack carburizing
dalam kotak atau dapur listrik menghasilkan
rekasi gas yaitu CO dan CO2,gas-gas ini
terutama diperoleh dari hasil oksidasi
karbon dari carburizer padat,proses ini di
tunjukkan oleh pemanasan
Pemanasan pendahuluan untuk
pengeringan dan pengeluaran gas-gas pada
temperatur 200°C - 400°C dari pemanasan
ini terjadi penguapan sehingga terjadi ikatan
antara karbon dan zat asam :
C + O2 CO2 (1-a)
Darigas CO2 yang dihasilkan akan
menguapdan memanaskan arang yang ada
dalam kotak pemanas atau dapur listrik,dan
terjadi reaksi :
C + CO2 2CO (1-b)
Selain itu energizer yang
ditambahkan,energizer akan membantu
menghasilkan karbon monoksida yang lebih
banyak sehingga karbon akan lebih aktif dan
dalam hal ini tidak ada energizer yang
hilang yaitu BaCO3 sebelum dan sesudah
reaksi tetap ada seperti dijelaskan dalam
reaksi berikut :
BaCO3 BaO + CO2 (1-c)
CO2 + C 2CO (1-d)
2CO CO2 + C (1-e)
Ba + CO2 BaCO2 (1-f)
Reaksi pack carburizing yang terjadi pada
permukaan baja adalah :
3Fe + 2CO Fe3C + CO2 (1-g)
Setelah reaksi ini, karbon tersebut
pada temperatur carburizing akan diserap
oleh lapisan logam pada permukaan logam
dan secara perlahan-lahan pada temperatur
carburizing akan berpindah atau terdifusi
kebagian permukaan ,pada kenyataanya baja
tersebut bisa menyerap elemen-elemen pada
proses pack carburizing.
Semakin banyak kandungan karbon
dipermukaan, atom karbon mulai berpindah
menuju inti melalui mekanisme difusi.
Masuknya karbon ke dalam baja tergantung
pada temperatur, waktu penahanan ( holding
time ), dan bahan pengarbonan (Clark, 1961)
DIFUSI
Perpindahan massa atau difusi yang
terjadi pada pack carburizing adalah
gerakan molekul-molekul atau fluida yang
disebabkan adanya perbedaan gradien
konsentrasi, molekul tersebut berpindah dari
daerah berkonsentrasi tinggi menuju
konsentrasi rendah (Treybul,1980)
Ditinjau berdasarkan perspektif
atom, difusi merupakan perpindahan atom
dari satu sisi ke sisi yang lain.Kenyataanya,
atom dalam material padat bergerak secara
konstan,berganti posisi secara cepat.Gerakan
tersebut terjadi apabila terpenuhi dua
kondisi berikut.
1) Adanya kisi kosong yang berdekatan
2) Atom tersebut harus mempunyai energi
dari tinggi ke rendah yang cukup untuk
memutuskan ikatan dengan atom
tetangganya yang kemudian
menyebabkan terjadinya distorsi antara
beberapa kisi sekama proses
perpindahan tersebut. Energi ini akan
bergetar secara alami.Pada temperatur
tertentu, sebagian atom-atom tersebut
dapat melakukan gerak difusi karena
adanya energi getar (Aktivasi) ini.
Jumlah atom yang bergerak akan
bertambah seiring dengan bertambahnya
suhu. Adapun gerakan yang paling
sering terjadi pada difusi logam adalah
difusi vacancy dan difusi interstisi.
Mencari niai kekerasan
Mencari nilai kekerasan diperoleh
dengan alat uji kekerasan Vickers dengan
beban seberan 0.98 newton lama waktu 15
detik dengan dua kali pengulangan.
Gambar 4 Alat uji Vickers
Menghitung nilai ketahanan aus
Dalam melakukan pengujian laju
keuasan dilakukan dengan simulasi
sederhana, grinding ball dimasukkan pada
instalasi ball mill guna mendapati data
aktual. Grinding ball digunakan menggiling
material kuarsa.
Gambar 5 instalasi ball mill
Untuk mengetahui laju keausan dari
grinding ball digunakan rumus :
Dengan :
B : Berat meterial yang terabrasi (gram)
t : Waktu pengujian (menit)
V : Laju keausan (gram/detik)
Dari rumus tersebut akan dapat mencari nilai
laju keausan yang terjadi pada grinding ball
yang mempengaruhi ketahanan aus material
tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimental (experimental). Metode
eksperimen dilakukan dengan mengamati
langsung untuk data sebab-akibat dalam
suatu pross melalui eksperimen sehingga
dapat mengetahui pengaruh variasi
temperatur dan holding time terhadap
ketahanan aus grinding ball.
Variabel bebas dari penelitian ini
adalah variasi temperatur (875°C, 925°C,
950°C, 975°C ) dan holding time selama (30
menit, 45 menit, 60 menit dan 75 menit).
Varibel terikat adalah kekerasan
pack carburizing dan nilai ketahanan aus.
Variabel terkontrol yang digunakan
adalah dimensi grinding ball berdiamter 30
mm dan berat 100 gram. Temperatur.
LANGKAH PERCOBAAN
Sebelum proses pack carburizing
dilaksanakan persiapkan benda kerja serta
peralatan yang digunakan untuk
pengambilan data.
Tahap persiapan benda kerja meliputi:
1. Siapkan kotak baja dan bersihkan dari
terak-terak yang masih menempel
2. Siapkan arang kayu yang telah
dihaluskan dan diukur komposisinya
(90 %)
3. Siapkan energizer (Barium Carbonat)
yang telah diukur komposisinya (10%)
4. Bersihkan ulang benda uji dari terak /
kotoran yang masih menempel dengan
ampelas
5.Campurkan arang kayu halus dan
Barium carbonat yang telah diukur
komposisi sebelumnya kedalam kotak
baja
6.Masukkan spesimen atau benda uji
kedalam kotak baja masukkan kotak
baja kedalam dapur dan dilakukan
pemanasan serta holding time :
Grinding ball 1suhu 875°C holding
time 30 menit
Grinding ball 2 suhu 925°C holding
time 45 menit
Grinding ball 3 suhu 950°C holding
time 60 menit
Grinding ball 4 suhu 975°C holding
time 75 menit
7.Setelah pemanasan dan holding
dilakukan pendinginan cepat dengan
media pendinginan/quenching
menggunakan oli SAE 20
8.Timbang berat setelah pack
carburizing
9.Pengukuran nilai kekerasan dengan
alat uji kekerasan (Vickers)
10. Catat hasil pengujian kekerasan
11. Pengujian laju keausan
Setelah itu spesimen siap untuk
dilakukan pengujian keausan pada
instalasi pengujian keausan.
12. Timbang
Timbang berat spesimen setelah
dilakukan pengujian keuasan.
13.Catat hasil berat akhir. Lakukan
perhitungan laju keausan yang
terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan
yang akan diuraikan dalam jurnal ini
meliputi: pembahasan grafik pengaruh
temperatur dan holding time terhadap
kekerasan, Pengaruh temperatur dan holding
time terhadap ketahanan aus grinding ball.
Gambar 6 Hubungan antara temperatur
dan holding time terhadap
kekerasan grinding ball
Dari data yang dihasilkan dan pada
gambar 6 menunjukkan grafik hubungan
antara temperatur dan holding time terhadap
kekerasan. Temperatur dan holding time
yang divariasikan juga memberikan
pengaruh kekerasan pada permukaan
grinding ball.
Pada gambar 6 temperatur 875°C
holding time 30 menit berada pada titik
kekerasan terendah sedangkan pada
temperatur 975°C holding time 75 menit
memperoleh titik kekerasan tertinggi.
Pada gambar 6 temperatur 875°C
holding time 30 menit menghasilkan angka
kekerasan sebesar 795.46 HVN pada
temperatur 925°C holding time 45 menit
sebesar 1008,70 HVN pada temperatur
950°C holding time 60 menghasilkan angka
kekerasan 1039,60 HVN dan angka
kekerasan tertinggi pada temperatur 975°C
holding time 75 menit sebesar 1160.16
HVN. Ini disebebkan karena perubahan
temperatur yang sangat tinggi sebagai
aktivasi atom sehingga atom-atom bereaksi.
akibat temperatur yang tinggi itu
memudahkan atom karbon untuk terdifusi
secara intertisi ke permukaan grinding ball.
Hal di atas dipengaruhi semakin
tinggi temperatur proses pack carburizing
maka kekerasan permukaan grinding ball
yang dihasilkan juga meningkat karena
semakin besar aktivasi atom karbon yang
bergerak menuju permukaan grinding ball.
Sedangkan holding time juga mempengaruhi
karbon yang terdifusi secara interstisi ke
permukaan grinding ball, sehingga
mempengaruhi nilai kekerasan pada
permukaan grinding ball tersebut.
Gambar 7 Pengaruh Temperatur terhadap
nilai ketahanan aus
Pada gambar 7 temperatur 875°C
holding time 30 menit nilai laju keausan
tertinggi yang dihasilkan adalah 0,00031
gram/detik, pada temperatur 925°C holding
time 45 menit sebesar 0,00017 gram/detik,
terdapat perbedaan yang cukup jauh nilai
laju keausan ini juga di sebabkan variasi
temperatur yg agak tinggi sehingga
menyebabkan nilai laju keausan turun secara
signifikan ,pada temperatur 950°C holding
time 60 menit memperoleh nilai laju
keausan 0,00013 gram/detik dan pada
temperatur 975°C holding time 75 menit
nilai laju keausan yang dihasilkan sebesar
0,00012. gram/detik.
Hal di atas dipengaruhi semakin
tinggi temperatur proses pack carburizing
maka kekerasan permukaan grinding ball
yang dihasilkan juga meningkat karena
semakin besar aktivasi atom karbon yang
bergerak menuju permukaan grinding ball.
Sedangkan Holding time juga
mempengaruhi karbon yang terdifusi secara
interstisi ke permukaan grinding ball,
sehingga mempengaruhi nilai kekerasan
pada permukaan grinding ball tersebut. Dan
nilai laju keausan ini berbanding terbalik
dengan nilai ketahanan aus, yang berarti
semakin kecil nilai laju keausan maka
semakin besar nilai ketahanan aus grinding
ball yang diperoleh .
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi temperatur pack
carburizing dan holding time maka
semakin keras permukaan grinding ball
yang dihasilkan
2. Lapisan yang paling keras adalah pada
perlakuan pack carburizing dengan
temperatur 975°C dan holding time
selama 75 menit sebesar 1160.16
3. Hasil pengujian laju keausan
menunjukkan bahwa kecenderungan
ketahanan aus meningkat seiring dengan
teperatur dan holding time proses pack
carburizing.
4. Ketahanan aus terkecil adalah pada
perlakuan pack carburizing temperatur
875°C dan holding time 30 menit
sebesar 0,00031 gram/detik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Dwi sutijipto.2007.
http://id.wikipedia.org/wiki/Semen_I
ndonesia.com
[2] Van Vlack, Lawrence, 1985,
Elements Of Materials Science and
Engineering 5th
[3] Amstead, BH, dkk.1995. Teknologi
Mekanik Jilid I Edisi ketujuh versi
S1.Jakarta:Erlangga.
[4] Schonmetz, Alois dan Karl
Gruber.1985.Pengetahuan Bahan
dalam Pengerjaan
Logam.Bandung:Angkasa.
[5] Surdia,Tata, dan Saito, S. 2000,
Pengetahuan Bahan Teknik
cetakan kelima
Jakarta: Pradnya Paramita.
[6] Totten,GE; Bates,CE; Clinson,
NA;1993, Handbook of Quenchants
and
Quenching Technology. USA: ASM
Internasional
Edition, USA: Addison-Wesley
Publishing Company.