pengaruh suku bunga, inflasi, ukuran perusahaan dan
TRANSCRIPT
PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN
CORPORATE TAX RATE TERHADAP STRUKTUR MODAL
(Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2020)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ayu Latifah Yusuf
NIM: 11140810000024
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021 M
i
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN
CORPORATE TAX RATE TERHADAP STRUKTUR MODAL
(Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2020)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ayu Latifah Yusuf
NIM: 11140810000024
Di Bawah Bimbingan:
Murdiyah Hayati, S.Kom., MM
NIP. 197410032003122001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa Tanggal 13 November 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif
atas mahasiswa:
1. Nama : Ayu Latifah Yusuf
2. NIM : 11140810000024
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Ukuran Perusahaan Dan
Corporate Tax Rate Terhadap Struktur Modal (Perusahaan
Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2020)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 13 November 2018
1. Deni Pandu Nugraha, M.Sc (___________________________)
NIDN. 2012108503 Penguji I
2. Dr. Faizul Mubarok, MM (___________________________)
NIDN. 2014058801 Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 9 Juni 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Ayu Latifah Yusuf
2. NIM : 11140810000024
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Ukuran Perusahaan Dan
Corporate Tax Rate Terhadap Struktur Modal (Perusahaan
Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2020)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 9 Juni 2021
1. Amalia, SE., MSM (__________________________)
NIP. 197408212009012005 Ketua
2. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM (__________________________)
NIP. 197410032003122001 Pembimbing
3. Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc (__________________________)
NIP. 2012108503 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ayu Latifah Yusuf
NIM : 11140810000024
Jurusan : Manajemen (Keuangan)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 6 Mei 2021
Ayu Latifah Yusuf
NIM. 11140810000024
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Informasi Pribadi
Nama : Ayu Latifah Yusuf
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 2 Februari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Tegarberiman Cikempong Gg. H. Jairan
Rt,04 Rw 09 Pakansari Cibinong Bogor
Telepon : 087870570717
Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
TK DAARUT TAQWA : Tahun 2001-2002
SD IT Al-Hidayah : Tahun 2002-2008
MTSN 3 Bogor : Tahun 2008-2011
MAN 1 Bogor : Tahun 2011-2014
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2014-2021
vi
KATA PENGANTAR
Assalamuβalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbalβ
alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang
terang benderang ini, semoga kita semua termasuk umatnya yang kelak
mendapatkan syafaβat dalam menuntut ilmu. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materi. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Terima kasih kepada Allah SWT yang selalu mencurahkan nikmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesikan perkuliahan ini
hingga pada penyusunan skripsi ini.
2. Terima kasih kepada keluarga penulis, Mamah, Bapak, Adul, Elsa dan Luthfi
yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta doβa yang selalu
mengalir untuk penulis. Tanpa kalian penulis tidak mungkin dapat
menyelesaikan tugas ini.
3. Bapak Prof Amilin, SE. AK. M,Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Murdiyah Hayati, S.kom., MM selaku Ketua Jurusan dan Ibu Amalia, SE.,
MSM selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis.
vii
5. Ibu Murdiyah Hayati, S.kom., MM selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktunya ditengah kesibukannya untuk memberikan arahan,
masukan dan evaluasi selama pembuatan skripsi ini sehingga penulis dapat
menyelesaikannya dengan baik, semoga Allah SWT membalas kebaikan ibu.
6. Bapak Dr. Herni Ali Husni Thalib, SE, MM selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu mendukung, menasehati, dan memberikan arahan selama
perkuliahan.
7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat dan berharga untuk penulis selama masa perkuliahan.
8. Terima kasih kepada sahabat dari awal masuk konsentrasi sampai sekarang
Salimah, Rayi Tyas Cahyani, Gialin Prihatna Putri Br sitepu dan Reviana Rossa
yang selalu menguatkan dan selalu ada untuk penulis dalam kondisi apapun.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak atas
skripsi ini.
Wassalamuβalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 6 Mei 2021
Ayu Latifah Yusuf
viii
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the effect of interest rates, inflation, size of
investment and corporate tax rate on the capital structure of mining sector
companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2015-2020. The
sample in this study were 40 mining sector companies listed on the Indonesia Stock
Exchange in 2015-2020. This study uses panel data regression analysis with the
Eviews program version 9 and the sampling technique is purposive sampling. The
results of this study indicate that simultaneously the independent variables, bank
interest rates, inflation, company size, and corporate tax rate have an effect on
capital structure. Partially the results show that bank interest rates, inflation and
company size have an influence on capital structure decisions, while corporate tax
rates have no influence on capital structure decisions. The ability of the
independent variable in explaining the dependent variable was 67.29%.
Meanwhile, the remaining 32.71% is explained by other independent variables
outside the model.
Keywords: Bank Interest Rates, Inflation, Company Size, Corporate Tax Rate,
Capital Structure
ix
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh suku bunga, inflasi,
ukuran perusahaan dan corporate tax rate terhadap struktur modal pada perusahaan
sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-
2020. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi data panel dengan program Eviews versi 9 dan teknik pengambilan
sampel dengan purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
secara simultan variabel independen, suku bunga bank, inflasi, ukuran perusahaan,
dan corporate tax rate berpengaruh terhadap sutruktur modal. Secara parsial hasil
menunjukkan bahwa suku bunga bank, inflasi dan ukuran perusahaan memiliki
pengaruh terhadap keputusan struktur modal, sedangkan corporate tax rate tidak
memiliki pengaruh terhadap keputusan struktur modal. Kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 67,29%. Sedangkan,
sisanya sebesar 32,71% dijelaskan oleh variabel independen lain diluar model.
Kata Kunci : Suku Bunga Bank, Inflasi, Ukuran Perusahaan, Corporate Tax
Rate, Struktur Modal
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
ABSTRACT...................................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
E. Penelitian ................................................................................................ 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 12
A. Landasan Teori ........................................................................................ 12
1. Struktur Modal..................................................................................... 12
2. Suku Bunga ......................................................................................... 26
3. Inflasi .................................................................................................. 29
4. Ukuran Perusahaan (Firm Size) ............................................................ 31
5. Corporate Tax Rate ............................................................................. 35
B. Keterkaitan Antar Variable ...................................................................... 35
1. Hubungan antara Suku Bunga terhadap Struktur Modal ....................... 35
2. Hubungan antara Inflasi terhadap Strutur Modal .................................. 36
xi
3. Hubungan antara Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal ............ 36
4. Hubungan antara Corporate Tax Rate terhadap Struktur Modal ........... 37
C. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 38
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 47
E. Hipotesis ................................................................................................. 48
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 50
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 50
1. Populasi ............................................................................................... 50
2. Sampel ................................................................................................. 51
C. Metode Pengumpulan Data...................................................................... 52
D. Metode Analisis Data .............................................................................. 52
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 53
2. Analisis Regresi Data Panel ................................................................. 53
3. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 54
4. Analisis Regresi Linier Berganda ......................................................... 56
5. Uji Hipotesis ........................................................................................ 57
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 60
BAB 4 TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 64
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 64
1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 64
2. Profil Perusahaan ................................................................................. 64
B. Temuan Hasil Penelitian .......................................................................... 66
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 66
2. Pengujian Pemilihan Model Regresi Data Panel ................................... 71
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 73
4. Analisis Regresi Linier Berganda ......................................................... 77
5. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 78
C. Pembahasan ............................................................................................ 82
1. Pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Struktur Modal .......... 82
2. Pengaruh Inflasi terhadap Struktur Modal ............................................ 83
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Struktur Modal ............ 84
xii
4. Pengaruh Corporate Tax Rate (CTR) terhadap Struktur Modal ............ 87
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 89
A. Simpulan ................................................................................................ 89
B. Saran ...................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 91
LAMPIRAN ..................................................................................................... 94
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Harga komiditas Utama Perdangan Dunia Periode
2015-2019 ............................................................................................ 2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 38
Tabel 3.1 Kriteria Sampel ................................................................................. 51
Tabel 4.1 Profil Perusahaan............................................................................... 64
Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif ........................................................................ 66
Tabel 4.3 Hasil Uji Chow ................................................................................... 72
Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman ............................................................................ 73
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 75
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedstisitas (Uji White) ............................................ 75
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 76
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 77
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji F) ................................................ 79
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ................................................ 80
Tabel 4.11 Hasil Koefisien Determinasi ............................................................ 82
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Persentase Kapitalisasi Pasar per Sektor di BEI periode 2015-2019 ... 5
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 48
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Struktur Modal Perusahaan Pertambangan
Periode 2015-2020 ........................................................................ 67
Gambar 4.2 Grafik Suku Bunga Bank Indonesia ................................................ 68
Gambar 4.3 Grafik Inlasi di Indonesia Periode 2015-2020 ................................. 69
Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-rata Ukuran Perusahaan pada Perusahaan
Pertambangan Periode 2015-2020 ................................................. 70
Gambar 4.5 Grafik Nilai Rata-rata Corporate Tax Rate Perusahaan Pertambangan
Periode 2015-2020 ........................................................................ 71
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 74
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel ............................................................... 94
Lampiran 2 Data Penelitian ................................................................................ 96
Lampiran 3 Statistik Deskriptif Data Penelitian ................................................ 100
Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 101
Lampiran 5 Uji Pemilihan Model ..................................................................... 102
Lampiran 6 Uji Regresi Linier ......................................................................... 107
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian dunia selama dua tahun terakhir telah menunjukkan
kontraksi yang disebabkan oleh pandemi virus Corona, yang telah melanda
dunia mulai tahun 2020. Lemahnya perkembangan keuangan dunia telah
menyebabkan persaingan bisnis yang semakin erat antar negara. Hal ini
memicu bahaya di seluruh dunia dan di dalam negeri yang mempengaruhi
kemiringan moneter suatu negara (BI, 2018).
Kotigensi global juga disebabkan oleh rentannya peningkatan tingkat
subsidi pemerintah di AS. Hal ini mempengaruhi penguatan uang Dolar AS
(USD), yang menyebabkan berkurangnya minat pasar barang dunia.
Kondisi ini didukung oleh penurunan yang luar biasa pada harga minyak
mentah dunia pada tahun 2020 yang mencapai USD 0. Selain itu, kondisi
tersebut diikuti oleh pola penurunan biaya produk dunia lainnya pada tahun
2017, terutama batubara, karet dan CPO (Crude Plam Oil) yang telah
berkurang sejak 2015 karena kondisi keuangan yang melemahkan di
Tiongkok. Informasi tentang kemajuan biaya pergudangan dunia yang
signifikan dapat ditemukan di tabel 1.1
2
Tabel 1.1
Perkembangan Harga komiditas Utama Perdangan Dunia Periode
2015-2019
Nama dan satuan
komoditas 2015 2016 2017 2018 2019
Minyak mentah
(USD/barel) 95.47 97.60 98.13 90.89 48.04
Batubara (USD/metrik ton) 106.86 84.66 74.39 65.61 52.71
CPO (USD/metrik ton) 1033.05 928.79 807.95 775.83 589.36
Karet (USD/kg) 4.29 3.04 2.50 1.73 1.39
Sumber: World Bank (2020), diolah
Penurunan biaya barang-barang pertukaran dunia yang signifikan
mempengaruhi resiko yang tumbuh di dalam negeri, terutama pada aktifitas
bisnis di tingkat perusahaan (BI 2016). Hal ini terlihat dari ketidakpastian
pasar moneter dalam negeri yang terlihat melalui pelaksanaan pasar modal
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam melengkapi
kemampuannya sebagai metode pembiayaan perusahaan untuk memperoleh
aset dari para penyokong keuangan. BEI membuat indeks sektoral yang
disebut Jakarta Classifiction Index (JASICA) yang terdiri dari sembilan
area. Dari kesembilan wilayah tersebut, beberapa sub-area dipisahkan, yaitu
perusahaan yang tercatat secara terbuka sehingga perusahaan yang tercatat
di bursa dapat menjual saham yang dijadikan sumber subsidi luar bagi
perusahaan..
Perlambatan keuangan dunia sejalan dengan penurunan penyajian
bursa efek di Indonesia yang dapat diperkirakan dengan turunnya return
saham untuk catatan sektoral dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
khususnya di kawasan berbasis aset.
3
Dalam administrasi moneter, salah satu komponen yang harus
diperhatikan adalah seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan yang akan digunakan untuk bekerja dan
membangun usahanya (Khairedayati dan Asiah, 2019). Modal merupakan
salah satu komponen penting dalam suatu perusahaan mengingat baik dalam
memulai usaha dalam membangun usaha modal adalah penting.
Selanjutnya, perusahaan harus memutuskan berapa banyak modal yang
diharapkan untuk mendukung bisnis mereka (Farisa dan Widati, 2017).
Modal dapat keluar dari dalam perusahaan, hal ini menunjukkan
kebebasan moneter perusahaan dengan alasan bahwa perusahaan dapat
memenuhi kebutuhan pembiayaannya tanpa bantuan dari luar. Modal juga
bisa berasal dari pihak luar, khususnya modal ekstra yang digunakan ketika
perusahaan memiliki seluruh cadangan di dalamnya dan membutuhkan aset
ekstra untuk kemajuan bisnis (Prastik, 2019).
Struktur modal adalah pemeriksaan antara ukuran lahan hutang jangka
panjang dan nilai lainnya. Struktur modal mengambil bagian yang
signifikan dalam posisi moneter, dampak langsung yang ditimbulkan oleh
desain modal dapat mempengaruhi estimasi suatu perusahaan (Kadek dan
Andika, 2019). Desain permodalan diidentifikasi dengan kapasitas
perusahaan untuk menangani masalah mitra (Yildirim dkk., 2018).
Seperti yang diindikasikan oleh Utami dan Widanaputra (2017), jika
ada bea masuk, perubahan modal pembangunan berlaku. Hal ini karena
kapasitas yang dibayarkan bunga sebagai penurunan tugas atau penilaian
4
dapat dikurangkan. perusahaan yang kewajiban pemanfaatan membayar
lebih sedikit tugas daripada perusahaan yang tidak memanfaatkan
kewajiban. Sejalan dengan itu, perusahaan yang kewajiban pemanfaatannya
dapat menghemat biaya, yang dengan demikian dapat meningkatkan
bantuan pemerintah pemilik dan meningkatkan harga diri perusahaan.
Banyak variabel yang memengaruhi pilihan manajer dalam
memutuskan struktur modal perusahaan. Mahirun (2019) mengungkap
beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, antara lain stabilitas
penjualan, struktur sumber daya, pengaruh kerja, tingkat perkembangan
perusahaan, manfaat, biaya, mentalitas eksekutif, perspektif spesialis
pinjaman, situasi ekonomi, dan kondisi moneter perusahaan. Mahirun
(2019) dalam pengujiannya memanfaatkan faktor ukuran perusahaan,
pengembangan deal, pengembangan sumber daya, spekulasi peluang set,
dan business hazard sebagai determinan capital injury. Sementara itu, Afza
dan Hussain (2011) menambahkan faktor profitbilitas, struktur sumber
daya, peluang pengembangan, dan pengaman biaya tanpa kewajiban sebagai
penentu desain modal dalam eksplorasi mereka pada perusahaan properti
dan pertanahan di BEI.
Dilihat dari besarnya proporsi Long Term Debt to Equity pada saham
sektoral yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), menunjukkan bahwa
dari sembilan sektor korporasi yang merupakan individu dari Bursa Efek
Indonesia (BEI), wilayah pertambangan tersebut memiliki mengalami
perkembangan yang sangat berubah dibandingkan dengan 8 area lainnya.
5
Sumber : IDX Statistics (2015-2019), diolah
Gambar 1.1 Persentase Kapitalisasi Pasar per Sektor di BEI periode
2015-2019
Terkait kapitalisasi bursa efek, Gambar 1.1 menunjukkan bahwa
komitmen pasar wilayah pertambangan yang diraih oleh BEI secara umum
akan menurun dari tahun 2015 hingga 2019 dan merupakan pemberi
kapitalisasi pasar terkecil kedua di tahun 2019 dengan perkiraan kapitalisasi
pasar sebesar 161,5 triliun rupiah dari jumlah. dari 4.873 triliun rupiah.
Kapitalisasi pasar adalah akibat dari peningkatan biaya penawaran saat ini
terhadap jumlah penawaran yang luar biasa di BEI. Selain wilayah
pertambangan, terdapat 2 wilayah berbeda yang mengalami penurunan
komitmen kapitalisasi bursa, yaitu bidang esensial dan substansi spesifik
serta perusahaan yang berbeda. Hal ini tidak sama dengan wilayah lain yang
pada umumnya akan mengalami kenaikan, khususnya di bidang moneter.
6
Kapitalisasi pasar dalam aturan kawasan moneter dibandingkan dengan
kawasan non-moneter selama kurun waktu 2015 hingga 2019 karena
kawasan moneter diamati dan ditangani dengan pedoman yang ketat oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga menjadi komitmen pasar.
kapitalisasi di bidang moneter memiliki pola positif. Seperti yang terlihat
dari fenomena tersebut, sektor pertambangan menarik untuk diteliti karena
tingkat rasio Long Term Debt to Equity berbeda dengan sektor-sektor lain
yang terdaftar di Bursa EfekoIndonesia (BEI). Berdasarkan paparan di atas
maka fenomena gap tersebut telah melatar belakangi dilakukannya
penelitian mengenai pengaruh nilai suku bunga, inflasi, ukuran perusahaan,
serta corporate tax rate terhadap struktur modal perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020.
Suku Bunga Bank Indonesia mempegaruhi desain permodalan suatu
perusahaan. Artinya, strategi acuan suku bunga yang ditetapkan oleh bank
nasional diandalkan untuk meningkatkan pembangunan permodalan suatu
perusahaan. Sebagaimana diindikasikan oleh Wiston dan Brigham (1993),
biaya pinjaman adalah biaya yang dibayarkan untuk modal dan penambahan
modal yang merupakan efek samping dari nilai. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Chuang-Chang Chang, Jun-Biao Lin
& Chun-Chieh Yang (2015) yang menyatakan suku bunga berpengaruh
terhadap struktur modal. Peningkatan biaya produk yang sebanding dengan
nilai uang tunai dapat diartikan sebagai pengurangan biaya pinjaman asli.
Dalam kondisi tersebut, maka pihaknya mendesak para eksekutif untuk
7
memutuskan untuk menggunakan obligasi karena secara jujur harganya
menjadi lebih murah. perusahaan pada umumnya akan memanfaatkan
kewajiban ketika tingkat pembengkakannya tinggi karena sebenarnya biaya
modal lebih murah. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Belema & Odi (2020) yang menyatakan bahwa inflasi
memiliki pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal, namun tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahanani (2017) yang menyatakan
inflasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Jika perusahaan memiliki ukuran perusahaan yang besar, ia akan
menggunakan kewajiban lebih dari perusahaan kecil, karena perusahaan
yang lebih besar akan berpikir bahwa lebih mudah untuk mendapatkan
kemajuan daripada perusahaan kecil karena perusahaan yang lebih besar
akan Secara umum memiliki tingkat pengaruh yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan kecil, di mana tingkat kebangkrutan lebih
rendah daripada perusahaan kecil sehingga desain permodalan juga akan
meningkat karena kewajiban yang tinggi. Penelitian tentang ukuran
perusahaan terhadap Struktur Modal dilakukan oleh Putri (2012), Supeno
(2009), dan Hasan (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap Struktur Modal. Namun tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Magdalena dkk. (2017), Lie & Ning (2009)
dan Lusia Insiroh (2014) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap struktur modal.
Perluasan kewajiban perusahaan akan terjadi karena angsuran premi
8
atas kewajiban tersebut merupakan tunjangan kewajiban sehingga
penyandang dana akan mendapatkan tambahan keuntungan kerja organisasi
karena adanya pemanfaatan kewajiban tersebut. Semakin tinggi tingkat
pengeluaran, semakin menonjol pemanfaatan obligasi. Hal ini karena
kelebihan dana cadangan penaksiran lebih diperhatikan daripada biaya
modal, sehingga pemanfaatan obligasi dapat diperluas. Penelitian tentang
Corporate Tax Rate terhadap Struktur Modal dilakukan oleh Overesch &
Voller (2018) dan Mahanani (2017) yang menyatakan bahwa Corporate Tax
Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.
Mengingat fenomena dan research gap di atas, sebenarnya beberapa
pemeriksaan menunjukkan ketidakteraturan, sehingga para ilmuwan tertarik
untuk mengarahkan pemeriksaan berkonsentrasi pada suku bunga Bank
Indonesia, inflasi, ukuran perusahaan, dan corporate tax rate terhadap
struktur modal sektor perusahaan pertambangan. yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2020.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, penulis memberikan
identifikasi masalah yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut:
1. Adanya kebutuhan pendanaan agar kegiatan operasional perusahaan
dapat berjalan
2. Terdapat banyak opsi yang dihadapkan seorang manajer keuangan dalam
mendapatkan pendanaan
9
Karena keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan, maka penelitian ini
dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penelitian ini dibatasi pada perusahaan dalam sektor pertambangan yang
terdaftar dan masih aktif diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia
hingga 31 Desember 2020
2. Periode yang diambil adalah 6 tahun yaitu dari tahun 2015 sampai tahun
2020.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh suku bunga terhadap struktur modal pada
perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020?
2. Bagaimanakah pengaruh inflasi terhadap struktur modal pada perusahaan
sektor pertambangan periode 2015-2020?
3. Bagaimanakah pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal
pada perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020?
4. Bagaimanakah pengaruh corporate tax rate terhadap struktur modal pada
perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020?
5. Bagaimanakah pengaruh suku bunga, inflasi, ukuran perusahaan dan
corporate tax rate terhadap struktur modal pada perusahaan sektor
pertambangan periode 2015-2020?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menanalisis pengaruh suku bunga terhadap struktur modal pada
perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020.
10
2. Untuk menanalisis pengaruh inflasi terhadap struktur modal pada
perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020.
3. Untuk menanalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal
pada perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020.
4. Untuk menanalisis pengaruh corporate tax rate terhadap struktur modal
(pada perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020.
5. Untuk menganalisis pengaruh suku bunga, inflasi, ukuran perusahaan
dan corporate tax rate terhadap struktur modal pada perusahaan sektor
pertambangan periode 2015-2020.
E. Penelitian
1. Bagi Penyusun
Penelitian ini bisa menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan serta
mempertajam daya pikir ilmiah yang sedang digeluti.
2. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta menjadi penunjang dalam
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Investor
Bagi investor maupun calon investor, penelitian ini dapat memberikan
masukan dalam pengambilan keputusan ketika kita akan berinvestasi
pada perusahaan subsektor pertambangan.
4. Bagi Perusahaan
11
Bagi perusahaan, penelitian ini mampu memberikan manfaat sebagai
bahan pertimbangan dalam peningkatan kinerja keuangan perusahaan
serta dapat dijadikan sebagai penerapan alat ukur kinerja perusahaan
yang dapat membantu dalam menilai posisi kinerja keuangan sehingga
dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan layak atau tidaknya
suatu proyek perusahaan dilakukan. Dan nantinya dapat digunakan untuk
mengambil keputusan atau untuk kebijakan perusahaan.
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Struktur Modal
Modal dalam suatu usaha merupakan salah satu sumber pembiayaan
dengan tujuan agar perusahaan dapat menjalankan fungsinya. Sumber
pembiayaan dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, yaitu
pertemuan antara pihak-pihak yang membutuhkan aset dan pertemuan
yang dapat memberikan cadangan. Aset yang dimulai dari pasar modal
dapat berupa obligasi (sekuritas) atau nilai (saham). Sumber dari dalam
perusahaan berasal dari tunjangan manfaat perusahaan (pendapatan yang
dimiliki), simpanan, dan devaluasi (Mulyanti, 2017). Setiap perusahaan
dalam menyelesaikan kegiatannya secara konsisten berupaya untuk
menjaga keseimbangan moneternya.
Sebagaimana diindikasikan oleh Tijow dkk. (2018), "Pembangunan
modal dapat diartikan sebagai keselarasan antara pemanfaatan modal
kredit yang terdiri dari kewajiban sesaat, kewajiban jangka panjang, dan
modal sendiri."
Menurut Irdiani (2016), "Struktur permodalan diproksikan dengan
Debt to Equity Ratio (DER), yaitu pemeriksaan antara kewajiban penuh
terhadap nilai. Pemanfaatan perantara diharapkan dapat bekerja dengan
13
estimasi dengan alasan unsur-unsur tersebut tidak dapat diperkirakan
secara langsung.
Sesuai dengan Dedeh (2016) yang mencirikan konstruksi modal
adalah ekuilibrium dari kewajiban transien tetap, kewajiban jangka
panjang, saham favorit, dan saham biasa. Dalam hipotesis desain modal,
dinyatakan jika perubahan desain modal mempengaruhi nilai perusahaan,
maka pilihan ventura dan pendekatan laba tidak berubah (Sutrisno, 2016).
Jika ada dampak, itu berarti desain modal terbaik, namun jika tidak ada
dampak berarti tidak ada pembangunan modal terbaik.
Menurut Wardani & Dewi (2015) struktur modal sangat penting bagi
perusahaan karena menyangkut kebijakan penggunaan sumber dana yang
paling menguntungkan. Dalam mendanai kebutuhan pendanaan
perusahaan dapat menggunakan modal sendiri dan modal asing atau utang
(Suhardi & Afrizal, 2019).
Seperti yang diindikasikan oleh Brigham dan Houston (dalam Sari,
2016) terdapat 4 faktor yang mempengaruhi pilihan konstruksi modal,
yaitu:
1) Resiko Bisnis
Derajat bahaya yang terkandung dalam tugas-tugas perusahaan jika
tidak memanfaatkan kewajiban. Risiko bisnis perusahaan yang lebih
menonjol, semakin rendah proporsi kewajiban yang ideal.
2) Posisi Pajak Perusahaan
14
Pembenaran mendasar yang memanfaatkan kewajiban adalah bahwa
biaya bunga dapat dikurangkan dalam estimasi tugas, sehingga
menurunkan biaya kewajiban yang sebenarnya.
3) Fleksibilitas Keuangan
Kapasitas untuk meningkatkan modal pada posisi yang masuk akal
di bawah kondisi yang tidak menguntungkan. Direktur toko
perusahaan menyadari bahwa pemasok modal yang konsisten
penting untuk aktivitas yang stabil, yang merupakan faktor dasar
dalam pencapaian jangka panjang
4) Konservatisme
Beberapa administrasi lebih kuat daripada yang lain, sehingga
beberapa perusahaan terikat untuk memanfaatkan kewajiban untuk
membangun keuntungan. Faktor ini tidak mempengaruhi ideal atau
layak penguatan desain modal, namun akan mempengaruhi fokus
pada pembangunan modal yang ditetapkan oleh direktur.
a. Teori Struktur Modal
1) Pecking Order Theory
Penelitian ini menggunakan teori yang berkaitan dengan struktur
modal yaitu teori pecking order karena perusahaan yang ingin
berkembang selalu membutuhkan modal yang salah satunya diperoleh
dari hutang (Hadinugroho dkk., 2018). Namun, perusahaan tidak
mudah memperoleh pinjaman, karena harus menganalisis terlebih
dahulu apakah benar berutang. Jika sumber internal, seperti modal
15
sendiri atau laba ditahan masih kurang, perusahaan bisa memberikan
pinjaman. Untuk itu perlu dilakukan analisis pro dan kontra dalam
melakukan pinjaman yang memaksimalkan nilai tetapi akan
mempengaruhi target struktur permodalan yang telah ditetapkan oleh
pengelola (Prasetyo, 2017).
Sebagaimana diindikasikan oleh Salim (2017) hipotesis hierarki
merupakan suksesi sumber-sumber nilai yang mensubsidi dari dalam
(laba yang dimiliki) dan dari luar (penerbitan nilai baru). Hipotesis ini
menjelaskan pilihan pembiayaan yang diambil oleh perusahaan.
Secara garis besar, hipotesis ini menyatakan bahwa:
a) Perusahaan seperti internal financing (subsidi dari tugas
perusahaan) (Farisa dan Widati, 2017).
b) Perusahaan berusaha untuk mengubah fokus pada proporsi
penyebaran laba, dengan berusaha untuk menghindari perubahan
luar biasa dalam angsuran laba (Dewa, 2016).
c) Strategi laba umumnya ragu-ragu untuk berubah, dikombinasikan
dengan ketidakpastian dalam produktivitas dan pembukaan
spekulasi, sehingga pekerjaan terus berlanjut pada waktu
melebihi permintaan dan usaha, meskipun pada peristiwa yang
berbeda, mungkin lebih sedikit (Jusrizal dan Aloysius, 2017). Jika
aset yang muncul karena tugas tidak sepenuhnya merupakan
usaha yang dibutuhkan, perusahaan akan mengurangi
keseimbangan uangnya atau menjual perlindungannya.
16
d) Dengan asumsi subsidi luar diperlukan, perusahaan akan
memberikan perlindungan yang paling aman terlebih dahulu,
khususnya dimulai dengan penerbitan obligasi, diikuti oleh
pilihan yang dijelaskan oleh perlindungan (seperti obligasi), pada
saat itu pada akhirnya, jika mereka sebagai namun kurang,
tawaran baru diberikan (Assad dan Sakir, 2019).
Sesuai hipotesis ini, tidak ada kewajiban obyektif untuk menilai
proporsi, mengingat terdapat dua macam nilai, yaitu spesifik ke dalam
dan ke luar. Modal sendiri yang dimulai dari dalam perusahaan lebih
diinginkan daripada modal yang dimulai dari luar perusahaan (Asmas
dkk., 2018). Hipotesis ini pertama kali dikemukakan oleh Donalson
pada tahun 1961, hipotesis ini dikenal sebagai Hierarki karena
hipotesis ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan
situasi aset yang paling disukai.
2) Signalling Theory
Kirana dan Wahyudi (2016) menyatakan hirarki data (Asymetric
Information), yaitu data yang tidak merata yang disebabkan oleh
dispersi data yang tidak konsisten antara kepala dan spesialis. Untuk
situasi ini, kepala sekolah seharusnya telah memperoleh data yang
diharapkan untuk mengukur Tingkat hasil yang didapat dari usaha
spesialis, namun demikian memang tidak seluruhnya data tentang
proporsi prestasi yang didapat oleh kepala dinas dikenalkan oleh
spesialis. Karena adanya data yang tidak merata, para kepala suku
17
berusaha menawarkan tanda-tanda kepada pendukung keuangan.
Tanda itu haruslah sesuatu yang dapat diandalkan dan tidak ditiru
secara efektif atau mahal untuk ditiru. Dalam strategi perancangan
modal, tanda yang diberikan adalah dengan memanfaatkan sebagian
besar kewajiban dalam perusahaan. Perusahaan yang benar-benar
solid cukup berani menanggung bahaya menghadapi masalah moneter
ketika kewajiban perusahaan cukup tinggi (Putra dkk., 2017).
Sehingga nilai kewajiban yang tinggi dimanfaatkan oleh supervisor
sebagai tanda bahwa perusahaan telah melaksanakan dengan baik.
3) Trade-Off Theory
Substansi kompromi dalam perancangan permodalan adalah
menyesuaikan keuntungan dan kerugian yang muncul karena
pemanfaatan kewajiban (Umdiana dan Claudia, 2020). Seperti yang
ditunjukkan oleh Brigham dan Houston (Salim, 2017) bahwa teori
trade-off mengungkapkan bahwa perusahaan menyeimbangkan
keuntungan pembiayaan dengan kewajiban (perlakuan penilaian
perusahaan yang ideal) dengan biaya pinjaman yang lebih tinggi dan
biaya kebangkrutan. Premi sebagai biaya yang dapat dikurangkan
telah menyebabkan obligasi menjadi lebih murah daripada saham
normal atau saham favorit. Secara keseluruhan, kewajiban memberi
manfaat keamanan biaya. Selanjutnya, pemanfaatan kewajiban akan
membawa peningkatan sedikit dari manfaat kerja perusahaan (EBIT)
yang mengalir ke pendukung keuangan (Angelina dan Mustanda,
18
2016). Padahal, kenyataannya, jarang ada perusahaan yang
memanfaatkan 100% kewajibannya sebagai subsidi. Hal ini
dikarenakan investor mendapatkan penambahan modal yang rendah.
Juga, sedapat mungkin pemanfaatan kewajiban untuk mengurangi
biaya yang terkait dengan kebangkrutan. Oleh karena itu,
pemanfaatan kewajiban sebagai pembiayaan perusahaan harus
dibatasi untuk membatasi likuidasi yang mungkin terjadi.
4) Agency Theory
Teori Agensi dibuat selama tahun 1970 an, khususnya dalam
sebuah artikel bernama Agency Theory : Perilaku administratif, biaya
kantor, dan struktur kepemilikan. Teori Agensi bekerja sebagai
dorongan untuk mengatasi pemahaman dan mengurus masalah yang
muncul ketika ada data yang tidak memadai saat membuat
kesepakatan (komitmen) (Rahmawati dkk., 2017). Teori Agensi
mengkhawatirkan tentang menangani dua masalah yang dapat terjadi
dalam koneksi perusahaan. Yang pertama adalah masalah kantor yang
muncul ketika:
a) Keinginan atau tujuan kepala dan spesialis perjuangan
(Kurniawansyah dkk., 2018)
b) Sulit atau mahal bagi kepala untuk memeriksa apa yang
dilakukan oleh spesialis (Tatiana dan Umar, 2018).
Masalahnya di sini adalah bahwa kepala suku tidak dapat
memastikan bahwa spesialis tersebut telah bertindak dengan tepat.
19
Kedua, isu berbagi bahaya yang muncul ketika kepala dan spesialis
memiliki berbagai mentalitas terhadap bahaya. Masalahnya di sini
adalah bahwa standar dan spesialis dapat memilih berbagai rencana
permainan karena berbagai kecenderungan bahaya
5) Modigliani-Miller (MM)
Hipotesis Modigliani dan Mill operator (hipotesis MM)
merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa konstruksi modal tidak
material atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan (Nurwardani,
2017). MM mengajukan beberapa kecurigaan untuk mengarang
hipotesis mereka, Brigham dan Houston (Widiarti, 2020), khususnya:
a) Tidak ada biaya perusahaan.
b) Tidak ada kewajiban.
c) Pendukung keuangan dapat tersesat dengan biaya pinjaman yang
sama dengan perusahaan.
d) Pendukung keuangan memiliki data yang sama dengan eksekutif
dalam hal kemungkinan perusahaan di masa depan.
e) Tidak ada biaya kepailitan..
f) Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh
penggunaan dari hutang.
g) Para investor adalah price-takers.
h) Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar
(market value).
20
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Sesuai Brigham dan Houston (2001: 39), variabel yang
mempengaruhi desain modal dapat diisolasi menjadi:
1) Kestabilan transaksi
Sebuah perusahaan yang umumnya memiliki laba stabil
sebenarnya ingin memenuhi komitmen moneternya dibandingkan
dengan perusahaan dengan gaji yang tidak aman, perusahaan yang
memiliki gaji agak tidak stabil dan eksentrik akan menanggung
bahaya tidak memiliki pilihan untuk membayar bagian
kewajibannya akhir-akhir ini atau dalam kondisi yang berubah-
ubah. mengerikan. Untuk perusahaan utilitas publik, yang
umumnya memiliki kesepakatan yang stabil, mereka akan
memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk memberikan kredit
atau menarik modal asing dibandingkan dengan perusahaan dalam
industri produk mewah.
2) Ukuran Perusahaan
Untuk perusahaan besar, setiap perpanjangan modal penawaran
hanya akan sedikit mempengaruhi kemungkinan kemalangan atau
relokasi kendali dari yang dominan atas perusahaan yang
bersangkutan dengan tujuan bahwa mereka akan lebih mampu
memberikan penawaran baru untuk mengatasi masalah mereka
untuk mendukung pengembangan kesepakatan. dengan perusahaan
kecil.
21
3) Struktur aset
Struktur aset perusahaan yang dapat beradaptasi yang tidak sulit
untuk dipertukarkan secara umum akan memanfaatkan pengaruh
yang lebih menonjol daripada perusahaan dengan struktur aset
yang pantang menyerah. Dalam suatu perusahaan, desain sumber
daya akan berdampak pada sumber pengeluaran secara terpisah,
pertama, untuk perusahaan yang modalnya umumnya dimasukkan
dalam sumber daya tetap, akan fokus pada pemenuhan kebutuhan
modal mereka dari modal abadi, menjadi modal sendiri yang
spesifik, sementara asing modal bersifat korelatif.
4) Operating Leverage
Operayting Leverage merupakan faktor yang mempengaruhi
derajat resiko bisnis. Hal ini mengimplikasikan bahwa semakin
menonjol pengaruh kerja perusahaan maka semakin diperhatikan
ragam manfaat karena perubahan dan semakin patut diperhatikan
resiko perusahaan.
5) Tingkat perumbuhan perusahaan
Ketika hal-hal berbeda berlanjut seperti sebelumnya, perusahaan
yang berkembang dengan cepat perlu lebih bergantung pada modal
luar. Ini adalah penjelasan yang serius karena perusahaan mungkin
akan dihadapkan pada biaya penerbitan saham, yang biasanya lebih
mahal daripada biaya pemberian obligasi.
6) Profitabilitas
22
Persepsi yang sering menunjukkan bahwa perusahaan dengan
tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari usaha mereka terikat
untuk menggunakan kewajiban yang umumnya sedikit, karena
perusahaan dianggap memiliki pilihan untuk memberikan aset
yang memadai dari pendapatan yang dimiliki atau di dalam
cadangan yang dibuat.
7) Pajak
Bunga adalah biaya yang dapat dikurangkan untuk tujuan
pembebanan, dan tunjangannya merupakan insentif yang tinggi
untuk perusahaan yang bertanggung jawab atas tingkat
pengeluaran yang tinggi. Hal ini mengimplikasikan bahwa semakin
tinggi tingkat penilaian perusahaan maka semakin diperhatikan
pula keuntungan dari pemanfaatan obligasi.
8) Pengendalian
Dampak kewajiban versus saham pada posisi kendali administrasi
dapat mempengaruhi desain permodalan. Namun, pemikiran
kontrol tidak terlalu membutuhkan pemanfaatan nilai atau
kewajiban karena jenis modal yang memberikan jaminan terbaik
kepada dewan berfluktuasi dari satu keadaan ke keadaan lainnya.
9) Sikap manajemen
Karena tidak ada yang dapat menunjukkan bahwa satu konstruksi
modal akan membuat biaya penawaran lebih tinggi daripada desain
23
modal lainnya, dewan dapat membuat keputusan sendiri tentang
konstruksi modal yang sesuai.
10) Sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas
Penyelidikan direksi terhadap faktor-faktor pengaruh yang sesuai
untuk perusahaan dianggap ada, namun seringkali disposisi
spesialis pinjaman dan perusahaan pemeriksa validitas
memengaruhi pilihan desain moneter perusahaan. Ini berarti bahwa
perusahaan memeriksa struktur keuangannya dengan spesialis
pinjaman dan perusahaan pengujian validitas dan penasihat yang
diperoleh akan sangat dipertimbangkan dan digunakan oleh
perusahaan.
11) Kondisi pasar
Keadaan pasar modal secara teratur berubah karena masuknya
konjungsi. Jika gelombang konjungtif meningkat, akan lebih
tertarik untuk menyimpan sumber daya. Selanjutnya, jika suatu
perusahaan perlu menerbitkan atau menjual proteksinya,
perusahaan tersebut harus secara konsisten menyesuaikan diri
dengan keadaan pasar modal.
12) Kondisi internal perusahaan
Keadaan internal perusahaan juga mempengaruhi fokus pada
pembangunan modal. Ini menyiratkan bahwa perusahaan akan
memilih kondisi yang benar untuk pembiayaan perusahaan,
terlepas dari apakah mensubsidi dari dalam atau luar perusahaan.
24
13) Fleksibilitas keuangan
Sebagai pengawas aset yang layak secara konsisten siap
memberikan modal yang diharapkan dapat membantu kegiatan
perusahaan.
c. Indikator Struktur Modal
Bentuk rasio yang dipergunakan dalam struktur modal (capital
structure) menurut Smith, Skousen, Stice and Stice dalam Irham Fahmi
(2015) menjelaskan tentang bentuk rumus struktur modal ini, yaitu:
1) Debt-to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio =πππ‘ππ π»π’π‘πππ
πΈππ’ππ‘ππ
βMeasures use of debt to finance operationβ (Smith, Skousen, Stice
and Stice)
2) Number of Times Interest is Earned
NTIE =πΌπππππ ππππππ π‘ππ₯ππ πππ πππ‘ππππ π‘ ππ₯ππππ π
πΌππ‘ππππ π‘ πΈπ₯ππππ π
βMeasures ability to meet interest paymentsβ (Smith, Skousen,
Stice and Stice)
3) Book Value Pershare
BVP =πΆπππππ ππ‘πππβππππππ β²πΈππ’ππ‘π¦
ππ’ππππ ππ πβπππ ππ πΆπππππ ππ‘πππ ππ’π‘π π‘ππππππ
βMeasures equity per share of common stockβ (Smith, Skousen,
Stice and Stice). Keterangan:
Total Liabilities atau total utang.
Stockholdersβ equity atau modal sendiri.
25
Income before taxes and interest expense atau pendapatan
sebelum bunga dan pajak.
Interest expense atau beban bunga. Biaya dana pinjaman pada
periode yang berjalan yang memperlihatkan pengeluaran uang
dalam laporan laba rugi.
Common stockholdersβ equity atau kekayaan pemegang saham.
Number of share of common stock outstanding.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator debt to
equity ratio (DER) bertujuan untuk mengukur seberapa besar
penggunaan hutang dalam menandai modal perusahaan. Shareholdersβ
equity diperoleh dari total aset dikurangi total utang, sehingga
shareholdersβ equity disebut juga dengan total modal. Perhitungan
DER juga sesuai dengan definisi struktur modal, menurut Abdul Halim
(2015) struktur modal adalah sebagai berikut:
βStruktur modal merupakan perbandingan antara total hutang
(modal asing dengan total modal sendiri/ekuitas)β. Alasan penulis
memilih indikator Debt to Equity Ratio (DER) sebagai alat ukur
struktur modal, karena rasio Debt to Equity Ratio (DER) ini
menggambarkan sumber pendanaan perusahaan dengan pertimbangan
bahwa semakin besar total hutang maka akan mempertinggi risiko
perusahaan untuk menghadapi kebangkrutan (Laksono & Pangestuti,
2018). Sehingga hal tersebut akan menjadi respon negatif bagi para
investor.
26
2. Suku Bunga
Suku bunga adalah ukuran bunga yang dibayarkan per unit waktu.
Pada akhirnya, individu harus membayar kesempatan untuk
mendapatkan uang tunai. Biaya untuk mendapatkan uang tunai
diperkirakan dalam Rupiah atau Dolar setiap tahun untuk setiap Rupiah
atau Dolar yang diperoleh adalah biaya pinjaman.
Sebagaimana diindikasikan oleh Boediono (1996: 76), Loan cost
adalah nilai yang harus dibayar jika terjadi perdagangan antara satu
Rupiah sekarang dan satu Rupiah kemudian. Ekspansi yang tidak masuk
akal dalam biaya pinjaman akan menyulitkan dunia bisnis untuk
membayar biaya pendapatan dan komitmen, karena biaya pinjaman yang
tinggi akan menambah beban perusahaan sehingga secara langsung akan
mengurangi keuntungan perusahaan. Seperti yang ditunjukkan oleh
Kasmir (2008: 131), pendapatan bank adalah kompensasi yang diberikan
oleh bank yang bergantung pada standar tradisional kepada klien yang
membeli atau menjual barang mereka. Premi juga dapat dikategorikan
sebagai nilai yang harus dibayarkan kepada klien (yang memiliki dana
investasi) dan apa yang harus dibayarkan oleh klien ke bank (klien yang
memperoleh uang muka).
Menurut Kuncoro (2001: 38), menyatakan bahwa biaya pinjaman
terjadi sehubungan dengan bunga dan pasokan uang tunai dari
masyarakat pada umumnya, sedangkan perubahan nilai tinggi dan
rendahnya biaya pinjaman mempengaruhi kerinduan untuk
27
berkontribusi, misalnya dalam perlindungan di mana biaya dapat
bertambah atau berkurang bergantung pada biaya pinjaman (Jika biaya
pinjaman meningkat, perlindungan akan berkurang dan sebaliknya),
sehingga ada kemungkinan pemegang perlindungan akan menanggung
kemalangan atau keuntungan modal. Biaya pinjaman dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Biaya pinjaman nyata adalah biaya pinjaman dalam bentuk nilai
tunai. Biaya pinjaman ini adalah nilai yang dapat dilihat dengan
teliti. Biaya pinjaman ini menunjukkan besaran rupiah untuk setiap
rupiah yang dikontribusikan.
2) Biaya pembiayaan asli adalah biaya pinjaman yang telah
mengalami perubahan karena pembengkakan dan dicirikan sebagai
biaya pinjaman nyata yang mengurangi tingkat ekspansi. Dalam
referensi Bookkeeping Word (1996: 69) dinyatakan bahwa
(premium, premium, right) adalah: (1) biaya untuk penggunaan
uang tunai dalam suatu periode dan (2) suatu kepemilikan atau
porsi realitas dalam suatu perusahaan, bertukar bisnis atau aset.
Biaya pinjaman dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan
karena pendapatan adalah biaya dan biaya pendanaan juga
mempengaruhi tingkat pergerakan moneter. Dengan cara ini biaya
pinjaman dapat mempengaruhi biaya saham tiga kali lipat, khususnya:
1) Keadaan perusahaan, kondisi bisnis umum dan tingkat manfaat
perusahaan
28
2) Perubahan biaya pendanaan akan mempengaruhi hubungan antara
pengamanan obligasi dan pendapatan keuntungan, dengan cara ini
terdapat daya tarik yang cukup kuat antara saham dan sekuritas.
3) Perubahan biaya pinjaman mempengaruhi ilmu otak pendukung
keuangan sesuai dengan menempatkan sumber daya menjadi
kekayaan. Biaya pembiayaan yang tinggi adalah tanda negatif
terhadap biaya persediaan karena hal itu menyebabkan kenaikan
biaya pinjaman yang diperlukan untuk memasukkan sumber daya
ke dalam persediaan.
Biaya pinjaman yang tinggi juga menyebabkan pendukung
keuangan menarik minat mereka pada saham dan memindahkannya ke
bunga sebagai dana cadangan atau toko (Kewal, 2012).
Penelitian ini menggunakan informasi biaya pinjaman SBI yang
telah dapat diakses selama kurun waktu eksplorasi di situs Bank
Indonesia (www.bi.go.id). Rumus biaya pinjaman:
Laju SBI =ππ΅πΌπ‘ β ππ΅πΌ π‘ β 1
SBIt β 1
a. Dampak Suku Bunga
Hermawan Darmawi (2006: 188) biaya pinjaman adalah salah
satu petunjuk terkait uang yang mempengaruhi berbagai latihan
moneter sebagai berikut:
1) Biaya pinjaman akan mempengaruhi pilihan untuk membuat usaha
yang akan mempengaruhi tingkat perkembangan keuangan.
29
2) Biaya pinjaman juga akan mempengaruhi pilihan pemilik modal
apakah ia akan menempatkan sumber daya menjadi sumber daya
asli atau sumber daya moneter.
3) Biaya pinjaman akan mempengaruhi koherensi bisnis bank dan
lembaga moneter lainnya.
4) Biaya pinjaman dapat mempengaruhi volume pasokan kas.
3. Inflasi
Inflasi adalah ekspansi biaya sebagai suatu peraturan, atau
ekspansi dapat dianggap sebagai penurunan pengaruh pembelian uang
tunai. Seperti yang ditunjukkan oleh Kuncoro (1998: 46) inflasi adalah
kecenderungan kenaikan biaya secara besar-besaran dan terus menerus.
Kenaikan harga beberapa barang dagangan tidak bisa disebut
pembengkakan, kecuali jika kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan
inflasi pada produk yang berbeda.
Seperti yang ditunjukkan oleh Sukirno (2004: 27) ekspansi
adalah peningkatan biaya yang umumnya sesuai dalam perekonomian
yang dimulai dengan satu periode kemudian ke periode berikutnya,
sedangkan tingkat pembengkakan adalah pengenalan kenaikan biaya
pada tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. .
Seperti yang ditunjukkan oleh Boediono (1994: 155) arti singkat
dari pembengkakan adalah kecenderungan biaya untuk bertambah ketika
semua dikatakan selesai dan tanpa henti. Kenaikan harga beberapa
barang dagangan tidak disebut ekspansi. Prasyarat untuk pola ke atas
30
yang konsisten juga harus digarisbawahi. Peningkatan biaya akibat,
misalnya: kejadian-kejadian yang kadang kala mendekat, bencana, dan
lain-lain yang hanya singkat tidak disebut pembengkakan.
a. Jenis β Jenis Inflasi
Menurut Boediono (1985:162) Inflasi dapat di golongkan
menjadi dua golongan, golongan pertama didasarkan pada βparahβ
atau tidaknya inflasi tersebut, yaitu;
1) Inflasi ringan ( dibawah 10% setahun)
2) Inflasi sedang (antara10 β 30% setahun)
3) Inflasi berat ( antara 30 β 100% setahun)
4) Hiperinflasi (diatas 100% setahun).
Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab awal dari
inflasi. Atas dasar ini di bedakan 2 macam inflasi:
1) Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan
berbagai barang terlalu kuat. Infasi ini disebut demand pull
inflation.
2) Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi, ini disebut
cost push inflation.
b. Dampak Inflasi
Andrie Setiadi (2009) Apabila inflasi itu ringan, justru
mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan
31
investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat
terjadi hiperinflasi keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu, orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung atau mengadakan investasi.
Penelitian ini menggunakan rumus inflasi dengan proxy Indeks
Harga Konsumen. Indeks Harga Konsumen merupakan indikator yang
umum digunakan di Indonesia untuk menggambarkan barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh masyarakat. Indeks Harga Konsumen dapat
diukur dengan cara sebagai berikut :
Laju IHK =IHKt β IHKt β 1
IHKt β 1
Dimana :
LIt = Laju inflasi tahun atau periode t
IHKt = Indeks Harga Konsumen periode t
IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen periode t-1
4. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan adalah normal transaksi bersih absolut untuk
tahun ini untuk waktu yang cukup lama. Untuk situasi ini, kesepakatan
lebih penting daripada biaya variabel dan biaya tetap, ukuran
pembayaran sebelum penilaian akan diperoleh. Kemudian lagi, jika
kesepakatan lebih sederhana daripada biaya variabel dan biaya tetap,
perusahaan akan menanggung kemalangan (Brigham dan Houston,
2001).
32
Seperti yang diindikasikan oleh Fahmi (2013: 2), semakin baik
sifat laporan anggaran yang diperkenalkan, pertemuan luar yang benar-
benar meyakinkan akan melihat pameran keuangan perusahaan, yang
akibatnya menyiratkan bahwa pertemuan yang diidentifikasi dengan
perusahaan akan dipenuhi dalam masalah yang berbeda dengan
perusahaan. .
Sebagaimana diindikasikan oleh Sawir (2004: 101-102) ukuran
perusahaan dikomunikasikan sebagai penentu desain moneter dalam
hampir setiap investigasi karena berbagai alasan:
1) Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat keterusterangan
perusahaan untuk mendapatkan aset dari pasar modal. Perusahaan
kecil pada umumnya perlu masuk ke pasar modal yang
terkoordinasi, untuk dua sekuritas dan saham. Terlepas dari apakah
mereka mendekat, biaya pengiriman untuk menjual beberapa
perlindungan dapat menjadi penghalang. Jika penerbitan
perlindungan dapat dilakukan, perlindungan dari perusahaan kecil
mungkin kurang menarik dan oleh karena itu memerlukan evaluasi
untuk memungkinkan pendukung keuangan mendapatkan
pengembalian yang pada dasarnya memberikan hasil yang lebih
signifikan.
2) Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar dalam perjanjian
moneter. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pembiayaan dari
berbagai jenis kewajiban, termasuk penawaran luar biasa yang lebih
33
produktif daripada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Semakin
penting ukuran uang yang digunakan, semakin pasti untuk menutup
kesepakatan yang direncanakan oleh kecenderungan kedua pemain
dibandingkan dengan menggunakan kontrak obligasi standar.
3) Dapat dibayangkan bahwa dampak skala pada biaya dan
pengembalian memungkinkan perusahaan yang lebih besar untuk
mendapatkan lebih banyak keuntungan. Akhirnya, ukuran
perusahaan diikuti oleh kualitas berbeda yang mempengaruhi
konstruksi moneter. Atribut yang berbeda, misalnya, perusahaan
sering kali tidak memiliki staf yang luar biasa, tidak menggunakan
rencana keuangan, dan tidak membentuk kerangka pembukuan
mereka ke dalam kerangka kerja administrasi.
a. Faktor utama yang mempengaruhi ukuran perusahaan :
1) Besarnya total aktiva,
2) Besarnya hasil penjualan,
3) Besarnya kapitalisasi pasar.
Perusahaan yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar ke
sumber pembiayaan dari berbagai sumber sehingga memperoleh uang
muka dari bank akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran
besar memiliki keuntungan yang lebih besar untuk memenangkan
oposisi atau menghasilkan karena dalam bisnis. Semakin besar ukuran
sebuah perusahaan, semakin penting kecenderungan untuk
memanfaatkan modal asing. Hal ini karena perusahaan yang sangat
34
besar juga membutuhkan aset yang sangat besar untuk membantu
tugasnya, dan salah satu pilihan untuk memuaskan adalah modal asing
jika modal sendiri kurang (Halim, 2007: 42).
Seperti yang diindikasikan oleh Hadri Kusuma (2005), terdapat
tiga spekulasi yang secara pasti memperjelas hubungan antara ukuran
perusahaan dan produktivitas, antara lain:
1) Hipotesis inovasi, yang menggarisbawahi modal aktual, skala
ekonomi, dan perluasan sebagai elemen yang menentukan ukuran
perusahaan ideal dan pengaruhnya terhadap keuntungan.
2) Hipotesis hierarki, memperjelas hubungan antara produktivitas dan
ukuran perusahaan terkait dengan biaya pertukaran otoritatif, di
mana terdapat hipotesis aset dasar.
3) Hipotesis institusional menghubungkan ukuran perusahaan dengan
elemen-elemen seperti kerangka hukum, terhadap pedoman
kepercayaan, jaminan paten, ukuran pasar dan peningkatan pasar
moneter.
Ukuran perusahaan adalah ciri suatu perusahaan menurut desain
korporasinya. Ukuran perusahaan diperkirakan oleh sumber daya
absolut yang diklaim oleh perusahaan. Aturan tertentu yang berkaitan
dengan ukuran perusahaan dalam hipotesis aset dasar, digunakan
persamaan:
Firm Size = Ln Total Asset
35
5. Corporate Tax Rate
Sesuai Bandayuda (2011) kecepatan tugas perusahaan suatu
perusahaan diperkirakan sebagai ukuran biaya yang dibayarkan oleh
perusahaan setiap tahun. Premi adalah salah satu biaya yang dapat
dikurangkan untuk tujuan pembebanan dan penurunan tersebut
memberikan keuntungan bagi perusahaan yang memiliki tingkat
penilaian yang tinggi (Brigham dan Houston, 2006: 36). Dalam
penelitian ini tarif tugas perusahaan diestimasi sebagai ukuran penilaian
yang dibayarkan oleh perusahaan setiap tahun atau juga dapat dilihat dari
Pendapatan Sebelum Pengeluaran (EBT) dikurangi laba setelah Penilaian
(EAT) dibagi dengan laba sebelum Pengeluaran (EBT).
Rumus tarif pajak yaitu (Bandayuda, 2011) :
πΆπππππππ‘π πππ₯ π ππ‘π =πΈπ΅π β πΈπ΄π
πΈπ΅π π100%
Dimana:
EBT = Laba sebelum pajak
EAT = Laba sesudah pajak
B. Keterkaitan Antar Variable
1. Hubungan antara Suku Bunga terhadap Struktur Modal
Peningkatan fee pinjaman SBI akan mempengaruhi suku bunga
pinjaman. Ketika kenaikan biaya pinjaman kredit, perusahaan biasanya
ragu-ragu untuk menggunakan kewajiban untuk mendanai kegiatan
perusahaan. Perusahaan pada umumnya akan menggunakan subsidi di
36
dalam daripada menggunakan mata luar aset. Jadi ketika biaya pinjaman
naik, tingkat kewajiban juga akan berkurang. Perusahaan yang secara
umum akan menggunakan subsidi di dalam daripada menggunakan
sumber luar aset sesuai dengan artikulasi Teori Hirarki.
2. Hubungan antara Inflasi terhadap Strutur Modal
Ketika suatu negara menghadapi inflasi yang tinggi, yang terjadi
adalah peningkatan harga bahan mentah. Konsekuensinya, biaya
operasional asosiasi juga akan naik. Dengan peningkatan biaya kerja,
perusahaan membutuhkan sumber daya yang luar biasa untuk membantu
latihan operasional mereka. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
memperoleh sumber daya tersebut adalah dengan mengeksploitasi
komitmen peningkatan modalnya. Dengan perpanjangan peminjam yang
diwajibkan, asosiasi akan menghadapi cadangan biaya ditahan, hal ini
bergantung pada Teori TradeOff
3. Hubungan antara Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Perusahaan besar yang membumi akan lebih mudah mendapatkan
modal di pasar modal daripada perusahaan kecil, karena dengan
masuknya langsung berarti bahwa perusahaan besar memiliki
kemampuan adaptasi yang lebih menonjol pula (Darmawan Sjahrial,
2008: 205), karena perusahaan dengan ukuran yang lebih besar, lebih
pasti. luar biasa dalam memperoleh sumber aset, sehingga akan lebih
mudah mendapatkan kredit dari pihak luar. Dengan demikian, ukuran
perusahaan yang sangat besar merupakan pertanda positif bagi bank
37
untuk memberikan kredit. Jadi ukuran perusahaan mempengaruhi
pembangunan modal.
Konsekuensi dari penelitian yang dilakukan oleh Yuanxin Liu
dan Xiangbo Ning (2009) menunjukkan bahwa sebagian besar kecilnya
perusahaan tidak mempengaruhi pembangunan modal, namun dalam
penelitian yang diarahkan oleh Christina dan Johan Halim (2008) dan
LVLN Sarma, Sarada Lellapalli dan Ramana V. Lellapalli (2010),
menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pembangunan modal. Perusahaan yang lebih besar pada umumnya akan
memiliki lebih banyak sumber modal yang berkembang sehingga ukuran
perusahaan menggambarkan kemungkinan kebangkrutan, sepanjang
garis ini ukuran perusahaan secara jelas mempengaruhi pemanfaatan
obligasi.
4. Hubungan antara Corporate Tax Rate terhadap Struktur Modal
Berdasarkan teori trade-off, perusahaan menukar keuntungan
pendanaan melalui hutang dengan suku bunga yang lebih tinggi dan
biaya kebangkrutan. Peningkatan hutang perusahaan akan terjadi karena
pembayaran bunga atas hutang tersebut menjadi pengurang pajak
sehingga investor akan mendapatkan peningkatan laba usaha perusahaan
akibat penggunaan hutang tersebut. Bunga adalah pengurang pajak yang
menyebabkan hutang lebih murah daripada saham biasa atau saham
preferen. Semakin tinggi tarif pajak semakin besar penggunaan hutang.
38
Hal ini dikarenakan manfaat penghematan pajak lebih besar daripada
biaya modal sehingga penggunaan hutang dapat ditingkatkan.
C. Penelitian Terdahulu
Riset terdahulu merupakan sumber yang digunakan sebagai semacam
perspektif dalam memimpin ujian. Penelitian masa lalu yang digunakan
berasal dari buku harian dengan melihat konsekuensi dari pemeriksaan dan
akan dibandingkan dan eksplorasi berikutnya dengan membedah tergantung
pada berbagai kondisi dan waktu. Beberapa pemeriksaan sebelumnya yang
digunakan dalam investigasi ini adalah:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul
Penelitian
Peneliti /
Jurnal /
Tahun
Variable /
Indikator
Hasil
Penelitian
Perbedaan dan
Persamaan
1. Empirical
Research
of the
Capital
Structure
Influencin
g Factors
of
Electric
Power
Yuanxin
Liu
dan
Xiangbo
Ning
(2009)
Variable
Independen(X):
-Profitabilitas
-Fluidity
-Pertumbuhan
Perusahaan
-Non-debt
Tax Shield
-Ukuran
Perusahaan
Varibel
Profitabilitas,
Fluidity,
Signifikan
Variabel
Pertumbuhan
perusahaan,
Non Debt Tax
Shield, Ukuran
Tidak terdapat
Variable fluidity,
non debt tax dan
pertumbuhan
perusahaan.
Terdapat
sampel yang sama
yaitu ukuran
perusahaan dan
Struktur Modal
39
Listed
Companies
.
Variabel
Dependen(Y):
-Struktur
Modal
perusahaan
tidak
signifikan
2. Pengaruh
Profitabilit
as,
Struktur
Aktiva dan
Ukuran
Perusahaa
n terhadap
Struktur
Modal
pada
Perusahaa
n
Manufaktu
r Sektor
Industri
Makanan
dan
Minuman
Meidera
Elsa Dwi
Putri
(2012)
Variable
Independen(X):
-Profitabilitas
-Struktur
Aktiva
-Ukuran
Perusahaan
Variable
dependen (Y):
-Struktur
Modal
Variebel
Struktur
Aktiva dan
Ukuran
Perusahaan
Signifikan
Variabel
Profitabilits
Tidak
Signifikan
Tidak terdapat
variabel
Profitabilitas,
struktur aktiva
Terdapat variabel
yang sama yaitu
Ukuran
Perusahaan dan
Struktur Modal
40
yang
Terdaftar
di Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
3 Analisis
Faktor
faktor
yang
Mempenga
ruhi
Struktur
Modal
Perusahaa
n Sektor
Makanan
dan
Minuman
pada Bursa
Efek
Jakarta.
Bambang
Supeno
(2009)
Variabel
independen(X):
-Ukuran
Perusahaan
-Likuiditas
-Non Debt Tax
-Pembagian
Deviden
-Perubahan
Aset
Variable
Dependen(Y):
Struktur Modal
Variabel
Ukuran
Perusahaan
dan
Likuiditas
Signifikan
Variabel Non
Debt Tax,
Pembagian
Deviden dan
Perubahan
Aset
Tidak
Signifikan
Tidak terdapat
variabel non debt
tax, likuiditas,
pembayaran
deviden dan
perubahan aset.
Terdapat dua
variabel sama,
ukuran
perusahaan dan
Struktur Modal
41
4 Analisis
Faktor
faktor
yang
Mempenga
ruhi
Struktur
Modal
(Studi
pada
Perusahaa
n yang
Terdaftar
di Bursa
Efek
Jakarta)
Murdika
Alamsyah
Hasan
(2010)
Variabel
Independen(X):
-Devidend
Payments
-Tingkat
Profitabilitas
-Ukuran
Perusahaan
-Operating
Leverage
-Struktur
Aktiva
-Tingkat
Pertumbuhan
Variabel
Dependen(Y):
Struktur Modal
Variabel
Devidend
Payments,
Tingkat
Profitabilitas
Dan Ukuran
Perusahaan
Signifikan
Variabel
Operating
Leverage,
Struktur
Aktiva dan
Tingkat
Pertumbuhan
Tidak
Signifikan
Tidak terdapat
variabel
pembayaran
deviden, leverage
operasi dan
tingkat
pertumbuhan.
Perbedaan sampel
perusahaan.
Terdapat variabel
yang sama yaitu
ukuran
perusahaan dan
Struktur Modal.
5 Pengaruh
Nilai
Tukar,
Suku
Bunga,
Rahayu
Mukti
Mahanani
(2017)
Variable
Independen(X):
Exchange
Rates,
-Nilai tukar
tidak
berpengaruh
terhadap
struktur modal
Tidak terdapat
variabel Nilai
tukar Dan GDP
42
Inflasi,
GDP, dan
Corporate
Tax Rate
Terhadap
Struktur
Modal
Perusahaa
n sektor
Infrastrukt
ur, Utilitas
dan
Transfport
asi yang
terdaftar
Di Bursa
Efek
Indonesia
Tahun
2011-2015
Interest Rate,
Inflation, GDP,
Corporate Tax
Rate
Variabel
Dependen(Y):
Struktur Modal
- Inflasi tidak
berpengaruh
terhadap
struktur modal
- GDP tidak
berpengaruh
terhadap
struktur modal
- Corporate tax
rate
berpengaruh
terhadap
struktur modal
Terdapat variabel
yang sama yaitu
Suku Bunga,
Inflasi, Corporate
Tax Rate
43
6 The Impact
of
Personal
and
Corporate
Taxation
on Capital
Struture
Choices
Michael
Overesch
& Dennis
Voller
(2018)
Variable
Independen(X):
- Personal
Taxation
- Corporate
Taxation
Dependen(Y):
Struktur Modal
Variabel
Personal
Taxation dan
Corporate
Taxation
berpengaruh
signifikan
Tidak terdapat
variabel personal
taxation
Terdapat variabel
yang sama yaitu
Corporate Tax
Rate dan struktur
modal
7 Impact of
Inflation
on Firm
Capital
Structur
Decision
in Nigeria:
A Panel
Data
Aproach
Emanuel
Belema &
Ebi
Reuben
Odi
(2020)
Variable
Independen(X):
- Inflasi
- Debt Equity
Ratio
Dependen(Y):
Struktur Modal
Variable
Inflasi
berpengaruh
signifikan
Variabel
Debt Equity
Ratio tidak
berpengaruh
signifikan
Tidak terdapat
variabel Debt
Equity Ratio
Terdapat variabel
yang sama yaitu
struktur modal
dan inflasi
8 The
Influence
of Firm
Size, and
Pangkey
Magdalena
, SS.
Pangeman
Variable
Independen(X):
- Ukuran
Perusaaan
Variable
Ukuran
Perusaaan dan
ukuran
Tidak terdapat
variable Board
Size
44
Board Size
Towards
Capital
Structure
Decission
(Case
Study:
State
Owned
Enterprise
Bank in
Indonesia)
an & Joy
E. Tullung
(2017)
- Board Size
Dependen(Y):
Struktur Modal
komisaris tidak
berpengaruh
signfikan
Terdapat variabel
yang sama yaitu
struktur modal
dan ukuran
perusahaan
9 The Effect
of
Stocastic
interest
rates on
firmβs
capital
struture
under a
generalize
d model
Chuang-
Chang
Chang,
Jun-Biao
Lin &
Chun-
Chieh
Yang
(2015)
Variable
Independen(X):
- interest rates
Dependen(Y):
Struktur Modal
Variable
Suku bunga
berpengaruh
signfikan
Terdapat variable
yang sama yaitu
suku bunga dan
struktur modal
45
10 Pengaruh
Profitabilit
as, Ukuran
Perusahaa
n,
Pertumbuh
an Aset,
dan
Struktur
Aset
Terhadap
Struktur
Modal
Lusia
Insiroh
(2014)
Variable
Independen(X):
- Profitabilitas
- Ukuran
Perusahaan
- Pertumbuhan
Aset
- Struktur Aset
Dependen(Y):
Struktur Modal
Variable
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan,
Pertumbuhan
Aset tidak
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
Struktur modal
Variable
Struktur
Aktiva (SA)
memiliki
Pengaruh
Signifikan dan
Negatif
terhadap
Struktur Modal
Tidak terdapat
Variable
Profitabilitas,
Pertumbuhan
Aset dan Struktur
Aset
Terdapat variable
yang sama yaitu
Ukuran
Perusahaan dan
Struktur Modal
46
11 Pengaruh
Risiko
Bisnis,
Ukuran
Perusahaa
n, dan
Pertumbuh
an
Penjualan
terhadap
Struktur
Modal
Ni Putu
Yuliana
Ria Sawitri
& Putu
Vivi
Lestari
(2015)
Variable
Independen(X):
- Risiko Bisnis
- Ukuran
Perusahaan
- Pertumbuhan
Penjualan
Variable
Dependen(Y):
- Struktur
Modal
Variable
Risiko Bisnis
dan Ukuran
Perusahaan
memiliki
pengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap
struktur modal.
Variable
Pertumbuhan
Penjualan
memiliki
Pengaruh
Positif
signifikan
terhadap
Struktur
Modal.
Tidak terdapat
variable Risiko
Bisnis dan
Pertumbuhan
Penjualan.
Terdapat variable
yang sama yaitu
Ukuran
Perusahaan dan
Struktur Modal.
47
12 Pengaruh
Profitabilit
as, Ukuran
Perusahaa
n dan
Pertumbuh
an Aset
Terhadap
Struktur
Modal
Pada
Perusahaa
n Di Bursa
Efek
Indonesia.
Suryati
Fajrida &
Neni
Marlina
Br. Purba.
(2020)
Variable
Independen(X):
- Profitabilitas
- Ukuran
Perusahaan
- Pertumbuhan
Aset
Variable
Dependen(Y):
Struktur Modal
Variable
Profitabilitas
dan Ukuran
Perusahaan
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
Struktur Modal
Variable
Pertumbuhan
Aset tidak
berpengaruh
terhadap
Struktur Modal
Tidak terdapat
variable
Profitabilitas dan
Pertumbuhan
Aset
Terdapat variable
yang sama yaitu
Ukuran
Perusahaan dan
Struktur Modal
Sumber: kumpulan penelitian terdahulu
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
48
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh antara suku bunga terhadap struktur modal
pada perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020
H2: Terdapat pengaruh antara inflasi terhadap struktur modal pada
perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020.
H3: Terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap struktur
modal pada perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020.
H4: Terdapat pengaruh antara corporate tax rate terhadap struktur
modal pada perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020.
SUKU BUNGA
INFLASI
UKURAN
PERUSAHAAN
CORPORATE TAX
RATE
STRUKTUR
π΄πΆπ«π¨π³
49
H5: Terdapat pengaruh antara suku bunga, inflasi, ukuran
perusahaan dan corporate tax rate terhadap struktur modal pada
perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020.
50
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jangkauan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari
Suku Bunga, Inflasi, Ukuran Perusahaan dan Corporate Tax Rate terhadap
Struktur Modal wilayah pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2020. Penjelajahan ini penulis arahkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI), dengan alasan bahwa penulis menganggap daerah yang
dipilih sebagai tempat yang tepat bagi penulis untuk mendapatkan informasi
yang tepat sebagai laporan keuangan tahunan, seperti buku, jurnal, dan
berbagai sumber yang diidentifikasi dengan investigasi ini. Dalam
pemeriksaan ini, pencipta menggunakan investigasi kontekstual terhadap
perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah umum yang terdiri dari item atau subjek
yang jumlah dan kualitas tertentu ditetapkan oleh spesialis untuk
dipusatkan dan kemudian dibuat untuk kesimpulan. Nazir (2004)
mengatakan bahwa, "Populace adalah tentang informasi, bukan individu
atau item". Nawawi (2003) menyatakan bahwa, "Populasi adalah
51
keseluruhan dari setiap nilai yang bisa dibayangkan, terlepas dari apakah
konsekuensi komputasi atau estimasi kuantitatif atau subyektif dari
atribut tertentu dari total pengaturan item".
Dilihat dari kesimpulan tertentu, dapat disimpulkan dengan
sangat baik bahwa penduduk adalah keseluruhan atribut atau satuan
taksiran yang menjadi objek penelitian atau penduduk merupakan suatu
benda atau subjek yang ada disekitarnya dan memenuhi kebutuhan
tertentu yang diidentifikasikan dengan masalah eksplorasi. Populasi
dalam investigasi ini adalah perusahaan wilayah pertambangan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015 hingga 2020
2. Sampel
Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Prosedur ini adalah contoh strategi jaminan
dengan perenungan khusus di mana jaminan dari contoh tersebut
bergantung pada signifikansi pemeriksaan ini. Contoh model yang
digunakan oleh pencipta adalah perusahaan pertambangan, yang
memiliki informasi laporan fiskal untuk periode 2015 hingga 2020.
Tabel 3.1
Kriteria Sampel
No Kriteria Penentuan Sampel Jumlah
1 Perusahaan pertambanganyang terdaftar di BEI
tahun 2015-2020 49
2 Perusahaan pertambangan yang delisting di BEI
tahun 2015-2020 (1)
52
No Kriteria Penentuan Sampel Jumlah
5
Perusahaan pertambangab yang tidak
menerbitkan laporan keuangan secara lengkap
tahun 2015-2020
(8)
6
Perusahaan yang memiliki kelengkapan informasi
data yang dibutuhkan dalam penenilian sesuai
dengan variabel penelitian
40
Jumlah 40 x 6 = 240
C. Metode Pengumpulan Data
Informasi yang digunakan dalam penyidikan adalah informasi
penolong atau informasi yang didapat secara berimplikasi, misalnya laporan
fiskal tahunan yang telah disebarluaskan. Informasi tentang ringkasan
anggaran perusahaan pembuat diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, dan
informasi ini juga diperoleh melalui situs web, misalnya, www.idx.co.id, dan
situs lain yang diidentifikasi dengan pemeriksaan ini.
Penelitian ini juga diarahkan dengan menggunakan studi penulisan,
khususnya dengan mempertimbangkan berbagai spekulasi terkait faktor-
faktor yang dipertimbangkan dan hal-hal lain yang terkait dengan eksplorasi.
Ujian dipimpin dengan membaca, mempertimbangkan, dan menggali tulisan
berbeda yang diidentifikasi dengan masalah dalam eksplorasi ini. Sumber dari
pembelajaran menulis ini adalah buku harian, buku tulis, web atau media
yang membantu penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Strategi pengujian ini menggunakan informasi papan yang tidak rata,
yaitu teknik eksplorasi yang terjadi jika jangka waktunya tidak sama untuk
53
setiap unit lintas segmen. Melalui persepsi ulang dari informasi lintas area,
investigasi informasi dewan memungkinkan seseorang untuk merenungkan
elemen kemajuan dengan informasi pengaturan waktu.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Wawasan berbeda adalah bidang ilmu faktual yang membaca sistem
perencanaan dan pengenalan informasi yang dikumpulkan dalam suatu
ujian, misalnya tabel atau bagan pengulangan, dan kemudian kualitas
terukur yang diperkirakan seperti madu dan deviasi standar (Suliyanto,
2018). Menurutnya, pengukuran yang jelas memberikan gambaran atau
penggambaran suatu informasi dilihat dari nilai mean (mean), standar
deviasi, perbedaan, terbesar, terkecil, keseluruhan, jangkauan, kurtosis,
dan kemiringan (conveyance snugness).
2. Analisis Regresi Data Panel
Untuk analisis regresi menggunakan data panel dengan model efek
tetap (Fix Effect Approach) dan model efek acak (Random Effect
Approach). Untuk menentukan model mana yang layak untuk digunakan
maka dilakukan dua tes berikut untuk pemilihan model regresi yang sesuai
untuk analisis nanti.
a. Redundant Fixed Effect-Likehood Ratio
Rasio ini digunakan untuk memilih antara regresi dan fix effect.
Maka harus dianalisis dengan SPSS terlebih dahulu terkait hasil
regresi dan fix effect. Jika nilai p dalam hasil statistik lebih besar dari
0.05 maka model yang digunakan adalah fix effect.
54
b. Hausman Tes
tUji Hausman digunakan untuk memastikan model mana yang layak
digunakan dalam penelitian diantara fix model dan random model.
3. Uji Asumsi Klasik
Beberapa uji asumsi klasik yang harus dilakukan antara lain
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi
normal. Pengujian normalitas residual yang paling banyak digunakan
adalah dengan menggunakan uji JarqueβBera (JB) dalam program
aplikasi Eviews 9. Menurut Ghozali (2016:154) apabila nilai
probabilitas Jarque-Bera < nilai signifikan (0,05) maka Ho ditolak dan
Ha diterima yang artinya data tidak memiliki distribusi normal.
Sedangkan, apabila nilai probabilitas Jarque-Bera > nilai signifikan
(0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya data memiliki
distribusi normal.
b. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
relaps lurus terdapat hubungan yang tinggi atau ideal antara faktor-
faktor otonom. Dalam hal terdapat multikolinieritas yang ideal antara
faktor-faktor otonom, maka koefisien relaps variabel X tidak dapat
ditentukan dan nilai kesalahan standar semakin tidak terbatas. Jika
55
multikolinieritas antara faktor X dapat diatasi, namun memiliki nilai
kesalahan persyaratan yang eksklusif, hal ini berarti bahwa nilai
koefisien relaps tidak dapat dinilai secara tepat. Multikoloneritas
dengan dan oleh dapat memanfaatkan uji koefisien hubungan Pearson
antara setiap faktor bebas. Informasi tersebut akan menunjukkan hasil
bahwa jika nilai koefisien koneksi setiap variabel otonom di bawah 0.8
maka sangat baik dapat dikatakan bahwa antara setiap faktor bebas
tidak ada hubungan. Dengan cara ini setiap faktor tidak memiliki
masalah multikolinearitas dalam model relaps yang digunakan. Model
relaps langsung yang layak seharusnya tidak memiliki hubungan antara
faktor-faktor bebas (Ghozali, 2017).
c. Uji Heteroskedastisitas
Halbert White menemukan bahwa uji heteroskedastisitas adalah uji
coba keseluruhan dari ada atau tidaknya model miss spesifikasi dengan
alasan bahwa dugaan spekulasi tidak valid yang tersembunyi adalah:
(1) residual adalah homoskedastik dan merupakan faktor otonom; (2)
keteguhan atau model langsung yang benar. Dengan spekulasi yang
tidak valid dari tidak adanya heteroskedastisitas, kuantitas persepsi (n)
yang diduplikasi oleh R2 yang didapat dari relaps penolong akan secara
asimtotik mengikuti pengangkutan Chi-square dengan tingkat peluang
yang setara dengan jumlah faktor bebas (konstanta pembatas). Dengan
asumsi salah satu dari anggapan ini tidak tercapai, itu akan
menghasilkan nilai faktual t yang tidak besar, namun dengan asumsi hal
56
lain, nilai terukur yang tidak besar menyiratkan bahwa kedua anggapan
tersebut terpenuhi. Artinya, model yang digunakan memecahkan
masalah heteroskedastisitas (Kuncoro, 2011). Untuk menutup ada
tidaknya heteroskedastisitas juga dapat memanfaatkan kemungkinan
nilai dari konsekuensi pemrograman eviews. Dalam hal harga
kemungkinan Chi-square di bawah 0,05, spekulasi elektif (Ha) dari
heteroskedastisitas dalam model tidak dapat diabaikan. Dalam tes
White, spekulasi yang diajukan adalah (Ghozali, 2017).
Ho: tidak ada heteroskedastisitas.
Ha: ada heteroskedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual) pada
periode t (waktu) dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Menurut
Widarjono (2018:144) penentuan ada tidaknya masalah autokorelasi
juga bisa dilihat dari nilai probabilitas Chi-squares. Jika nilai
probabilitas > 0,05 berarti tidak ada autokorelasi. Sebaliknya jika nilai
probabilitas < 0,05 berarti ada masalah autokorelasi.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Sedangkan modal analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji
pengaruh profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan
dan arus kas bebas terhadap kebijakan utang secara bersama-sama.
57
Adapun persamaan dan regresi berganda dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Yit = + Ξ²1 X1it + Ξ²2 X2it + Ξ²3 X3it + Ξ²4 X4it + Ξ΅it
Dimana:
= konstanta regresi
Ξ²1-Ξ²5 = koefisien regresi
Ξ΅it = error pada unit observasi ke i dan waktu ke t
Yit = Struktur Modal
X1it = Suku bunga pada unit observasi ke i dan waktu ke t
X2it = Inflasi pada unit observasi ke i dan waktu ke t
X3it = Ukuran Perusahaan pada unit observasi ke i dan waktu ke t
X4it = CTR pada unit observasi ke i dan waktu ke t
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai koefisien dan makna
setiap variabel otonom dalam mempengaruhi variabel dependen. Tes
teori ini akan digunakan sebagai dasar pemikiran jika hasil
pemeriksaan mendukung spekulasi eksplorasi. Mengenai
kepentingan, pengujian ini menggunakan tingkat kepentingan 5%
(0,05).
Integritas uji kesesuaian model eksplorasi merupakan pengujian
yang diarahkan untuk menetapkan suatu pilihan dalam
memberhentikan atau menoleransi suatu spekulasi pemeriksaan. Tes
58
ini terdiri dari uji koefisien determinan (uji R2), uji serentak (uji F),
dan uji parsial (uji t)
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Test)
Uji statistik F digunakan untuk melihat signifikansi model yang
digunakan dalam penelitian (Putra, 2017). Uji simultan menggunakan
Eviews 9 dapat diketahui pada hasil estimasi model terpilih dengan
melihat probabilitas F-statistic, sehingga tidak perlu lagi dilakukan
pengujian dengan menggunakan metode hitung lain.
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1) H0 diterima atau Ha ditolak Apabila nilai probabilitas F-statistic
> Ξ± = 0.05
2) H0 ditolak atau Ha diterima Apabila nilai probabilitas F-statistic
< Ξ± = 0.05
Apabila H0 diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
variabel dependen dan sebaliknya apabila H0 ditolak, maka hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai hubungan yang
signifikan dengan variabel dependen.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t-Test)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).
59
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1) Apabila probabilitas t-statistic > 0,05, maka H0 diterima.
2) Apabila probabilitas t-statistic < 0,05, maka H0 ditolak.
Apabila H0 diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
variabel dependen dan sebaliknya Apabila H0 ditolak, maka hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai hubungan yang
signifikan dengan variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2017) R2 pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Menurut Ghozali (2016: 95) kriteria koefisien determinasi sebagai
berikut :
1) Nilai R2 yang kecil mengandung arti bahwa kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas.
2) Sebaliknya, nilai R2 yang hampir mendekati satu mengandung
arti bahwa variabel bebas memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.
60
E. Operasional Variabel Penelitian
Variable dibedakan menjadi dua yaitu variable bebas (Variabel
Independen) dan variable terikat (Variabel Dependen).
a. Variabel Independen (X)
Variable independen adalah variable yang tidak mempunyai
ketegantungan atau terikat atau bebas. Dalam hal ini variable yang
digunakan ada empat yaitu suku bunga yang diproyeksikan dengan
Interest Rate (X1), Inflasi yang diproyeksikan dengan inflation (X2),
Ukuran Perusahaan diproyeksikan dengan Firm Size (X3), Corporate
Tax Rate (X4).
1) Suku Bunga (X1)
Seperti yang diindikasikan oleh Boediono (1996: 76),
Financing cost adalah nilai yang harus dibayar ketika terjadi
perdagangan antara satu Rupiah sekarang dan satu Rupiah nanti.
Adanya ekspansi yang tidak masuk akal dalam biaya pinjaman
akan menyulitkan dunia bisnis untuk membayar beban pendapatan
dan komitmen, karena biaya pembiayaan yang tinggi akan
menambah beban bagi perusahaan dan secara langsung akan
mengurangi manfaat perusahaan.
Laju SBI =ππ΅πΌπ‘ β ππ΅πΌ π‘ β 1
SBIt β 1
2) Inflasi (X2)
Seperti yang diindikasikan oleh Dornbusch dan Fischer (1987: 6)
inlasi merupakan manifestasi dimana tingkat biaya secara
61
keseluruhan meningkat secara konsisten. Ekspansi adalah suatu
kondisi yang menunjukkan melemahnya daya beli yang diikuti
dengan penurunan lebih lanjut dalam nilai asli uang suatu negara.
(Khalwaty, 2000: 5).
Laju IHK =IHKt β IHKt β 1
IHKt β 1
Dimana:
IHKt = Indeks Harga Konsumen periode t
IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen periode t-1
3) Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran perusahaan adalah normal transaksi bersih lengkap
untuk tahun yang dirujuk cukup lama. Untuk situasi ini,
kesepakatan lebih penting daripada biaya variabel dan biaya tetap,
pada saat itu ukuran pembayaran sebelum penilaian akan
diperoleh. Kemudian lagi jika transaksi lebih sederhana daripada
biaya variabel dan biaya tetap, perusahaan akan menanggung
kemalangan (Brigham dan Houston, 2001).
Ukuran perusahaan merupakan atribut suatu perusahaan
sesuai dengan konstruksi perusahaan. Ukuran perusahaan
diperkirakan dari sumber daya absolut yang diklaim oleh
perusahaan. Standar yang jelas berkenaan dengan ukuran
perusahaan dalam hipotesis aset dasar, digunakan persamaan:
Firm Size = Ln Total Asset
4) Corporate Tax Rate (X4)
62
Seperti yang ditunjukkan oleh Bandayuda (2011) corporate
tax rate diestimasi sebagai ukuran penilaian yang dibayarkan oleh
perusahaan setiap tahun. Premi mendapat salah satu bobot yang
dapat diturunkan untuk tujuan penilaian pajak dan penurunan
tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan yang dikenakan
tarif bea yang tinggi (Brigham dan Houston, 2006: 36). Dalam
eksplorasi ini, besaran biaya perusahaan diestimasi sebagai ukuran
penilaian yang dibayarkan oleh perusahaan setiap tahun atau dapat
juga diketahui dari laba sebelum pajak (EBT) dikurangi
pendapatan setelah pajak (EAT) yang dibagi dengan pendapatan
sebelum pajak (EBT). Persamaan tingkat penilaian adalah
(Bandayuda, 2011):
πΆπππππππ‘π πππ₯ π ππ‘π =πΈπ΅π β πΈπ΄π
πΈπ΅π π100%
Dimana:
EBT = Laba sebelum pajak
EAT = Laba sesudah pajak
b. Variabel Dependen (Y)
Variable dependen adalah variable yang mempunyai
ketergantungan atau variable yang dapat dipengaruhi oleh variable yang
lainnya. Dalam hal ini variable yang digunakan adalah Struktur Modal
yang diproyeksikan dengan Capital Structure.
Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan suatu
perusahaan yang digunakan dalam mendanai aktiva yang dimiliki oleh
63
perusahaan. Struktur modal dapatdiukur dengan rasio debt to equity
ratio (DER), yaitu:
π·πππ‘ ππ πΈππ’ππ‘π¦ π ππ‘ππ =Total Hutang
Total Ekuitas π 100%
64
BAB 4
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti
subsektor konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, yaitu sebanyak 50 perusahaan pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Dari keseluruhan populasi, dilakukan teknik
pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan menyeleksi
perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut diperoleh
40 perusahaan yang layak dijadikan sampel.
2. Profil Perusahaan
Tabel 4.1
Profil Perusahaan
NO KODE NAMA TANGGAL
IPO USAHA
1 ADRO Adaro Energy Tbk. 16/07/2008 Batu Bara
2 ARII Atlas Resources Tbk. 08/11/2011 Batu Bara
3 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk. 08/11/2012 Batu Bara
4 BUMI Bumi Resources Tbk. 30/07/1990 Batu Bara
5 BYAN Bayan Resources Tbk. 12/08/2008 Batu Bara
6 DEWA Darma Henwa Tbk. 26/09/2007 Batu Bara
7 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 15/06/2001 Batu Bara
8 DSSA Dian Swastika Sentosa Tbk. 10/12/2009 Batu Bara
9 GEMS Golden Energy Mines 17/11/2011 Batu Bara
10 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk. 09/07/2009 Batu Bara
65
NO KODE NAMA TANGGAL
IPO USAHA
11 HRUM Harum Energy Tbk. 06/10/2010 Batu Bara
12 INDY Indika Energy Tbk. 11/06/2008 Batu Bara
13 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 18/12/2007 Batu Bara
14 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. 01/07/1991 Batu Bara
15 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk. 10/07/2014 Batu Bara
16 MYOH Samindo Resources Tbk. 27/07/2000 Batu Bara
17 PKPK Perdan Karya Perkasa Tbk. 11/07/2007 Batu Bara
18 PTBA Bukut Asam Tbk. 23/12/2002 Batu Bara
19 PTRO Petrosea Tbk. 21/05/1990 Batu Bara
20 SMMT Golden Eagle Energy Tbk. 01/07/2002 Batu Bara
21 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk. 06/07/2012 Batu Bara
22 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk. 10/07/2002 Minyak Mentah &
Gas Bumi
23 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk. 30/04/2003 Minyak Mentah &
Gas Bumi
24 BIPI Astrindo Nusantara Infrastruktur
Tbk. 11/02/2010
Minyak Mentah &
Gas Bumi
25 ELSA Elnusa Tbk. 06/02/2008 Minyak Mentah &
Gas Bumi
26 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 07/06/2004 Minyak Mentah &
Gas Bumi
27 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk. 01/02/2012 Minyak Mentah &
Gas Bumi
28 MEDC Medco Energi International Tbk. 12/10/1994 Minyak Mentah &
Gas Bumi
29 MITI Mitra Investindo Tbk. 16/07/1997 Minyak Mentah &
Gas Bumi
30 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk. 12/07/2006 Minyak Mentah &
Gas Bumi
31 ANTM Aneka Tambng Tbk. 27/11/1997 Logam & Mineral
32 BRMS Bumi Resources Minerals Tbk. 09/12/2010 Logam & Mineral
33 CITA Cita Mineral Investindo Tbk. 20/03/2002 Logam & Mineral
34 DKFT Central Omega Resources Tbk. 21/11/1997 Logam & Mineral
35 INCO Vale Indonesia Tbk 16/05/1990 Logam & Mineral
36 MDKA Merdeke Copper Gold Tbk. 19/06/2015 Logam & Mineral
37 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk. 22/04/2003 Logam & Mineral
38 SMRU SMR Utama Tbk. 10/01/2011 Logam & Mineral
39 TINS Timah Tbk. 19/10/1995 Logam & Mineral
40 CTTH Cittah Tbk. 07/10/2008 Tanah & Batu Galian
Sumber : Data diolah, 2021
66
B. Temuan Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Pada bagian ini akan dideskripsikan dari data masing-masing
variabel yang menampilkan karakteristik dari sampel yang meliputi:
nilai rata-rata sampel (mean), nilai maksimum dan minimum untuk
masing-masing variabel. Deskripsi dalam penelitian ini meliputi 4
variabel, yaitu Suku Bunga (BIRATE), Inflasi (INFLASI), Ukuran
Perusahaan (SIZE), dan Corporate Tax Rate (CTR) terhadap Struktur
Modal (DER). Data yang digunakan dalam analisis ini merupakan
data sekunder dari tahun 2015 sampai tahun 2020.
Pengolahan data pada analisis statistik deskriptif dilakukan
dengan menggunakan Eviews 9.0 dan Microsoft Excel 2019. Berikut
adalah hasil uji statistik deskriptif :
Tabel 4.2
Uji Statistik Deskriptif
DER BIRATE INFLASI SIZE CTR Mean 1.65 5.50 2.95 15.57 1.47
Maximum 15.81 7.52 3.61 18.47 13.02
Minimum 0.04 4.00 1.95 11.60 -19.54
Std. Dev. 2.27 1.19 0.54 1.49 2.49
Observations 240 240 240 240 240
Sumber: data diolah dengan Eviews 9, 2021
Berdasarkan tabel 4.2, dapat disajikan statistik deskriptif variabel
seluruh periode pengamatan sebagai berikut:
67
a. Struktur Modal (DER)
Dari hasil pengujian statistik deskriptif untuk Struktur Modal
(DER) diperoleh nilai maksimum sebesar 15,81 dan nilai minimum
sebesar 0,04. nilai rata-rata DER secara keseluruhan sebesar 1,65
dengan standar deviasi sebesar 2,27. Nilai maksimum dari DER ini
dimiliki oleh Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) pada tahun 2016
yaitu sebesar 15,81 dan nilai minimum dimiliki oleh Central Omega
Resources Tbk. (DKFT) pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,04. Nilai
rata-rata sebesar 1,65 lebih kecil dari standar deviasinya sebesar 2.27
menandakan data bersifat variatif.
Sumber: data diolah, 2021
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Struktur Modal Perusahaan
Pertambangan Periode 2015-2020
1.5
1 1.6
5
1.8
7
1.6
8 1.7
9
1.4
5
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0
STR
KTU
R M
OD
AL
TAHUN
68
b. Suku Bunga (BI RATE)
Dari hasil pengujian statistik deskriptif untuk suku bunga Bank
Indonesia (BIRATE) tahun 2015-2020 diperoleh nilai maksimum
sebesar 7,52% dan nilai minimum sebesar 4,00%, nilai rata- suku
bunga Bank Indonesia secara keseluruhan sebesar 5,50% dengan
standar deviasi sebesar 1,19 Nilai maksimum dari suku bunga Bank
Indonesia pada tahun 2015 yaitu sebesar 7,52% dan nilai minimum
pada tahun 2020 yaitu sebesar 4,00%, . Nilai rata-rata sebesar 5.50
lebih besar dari standar deviasi 1,19 menandakan data bersifat
homogen.
Sumber: data diolah, 2021
Gambar 4.2 Grafik Suku Bunga Bank Indonesia
Periode 2010-2019
7.5
2
6.0
0
4.5
6 5.1
0 5.6
3
4.0
0
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0
SUK
U B
UN
GA
BI
TAHUN
69
c. Inflasi (INFLASI)
Dari hasil pengujian statistik deskriptif untuk inflasi (INFLASI)
tahun 2015-2020 diperoleh nilai maksimum sebesar 3,61% dan nilai
minimum sebesar 1,95%. nilai rata-rata inflasi secara keseluruhan
sebesar 2,95% dengan standar deviasi sebesar 0,54%. Nilai
maksimum dari inflasi pada tahun 2017 yaitu sebesar 3,61% dan nilai
minimum pada tahun 2020 yaitu sebesar 1,95%. Nilai rata-rata sebesar
2,95% lebih besar dari standar deviasi 0,54% menandakan data
bersifat homogen.
Sumber: data diolah, 2021
Gambar 4.3 Grafik Inlasi di Indonesia Periode 2015-2020
d. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Dari hasil pengujian statistik deskriptif untuk ukuran perusahaan
(SIZE) diperoleh nilai maksimum sebesar 18,47 dan nilai minimum
sebesar 11,60. nilai rata-rata SIZE secara keseluruhan sebesar 15,57
3.3
5
3.0
2
3.6
1
3.1
3
2.7
2
1.9
5
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0
INFL
ASI
TAHUN
70
dengan standar deviasi sebesar 1,49. Nilai maksimum dari SIZE ini
dimiliki oleh Adro Energy Tbk. (ADRO) pada tahun 2018 yaitu
sebesar 18,47 dan nilai minimum dimiliki oleh Radiant Utama
Interinsco Tbk. (RUIS) pada tahun 2015 yaitu sebesar 11,60. Nilai
rata-rata sebesar 15,57 lebih besar dari standar deviasi 1,49
menandakan data bersifat homogen.
Sumber: data diolah, 2021
Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-rata Ukuran Perusahaan pada
Perusahaan Pertambangan Periode 2015-2020
e. Corporate Tax Rate
Dari hasil pengujian statistik deskriptif untuk Corporate Tax Rate
(CTR) diperoleh nilai maksimum sebesar 13,02 dan nilai minimum
sebesar -19,54. nilai rata-rata CTR secara keseluruhan sebesar 29,30
dengan standar deviasi sebesar 2,49. Nilai maksimum dari CTR ini
dimiliki oleh Petrosea Tbk. Tbk. (PTRO) pada tahun 2017 yaitu
sebesar 13,02 dan nilai minimum dimiliki oleh Surya Esa Perkasa
15
.42
15
.40
15
.58
15
.72
15
.70
15
.54
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0
UK
UR
AN
PE
RU
SAH
AA
N
TAHUN
71
Tbk. (ESSA) pada tahun 2019 yaitu sebesar -19,54. Nilai rata-rata
sebesar 1,47 lebih kecil dari standar deviasi 2,49 menandakan data
bersifat variatif.
Sumber: data diolah, 2021
Gambar 4.5 Grafik Nilai Rata-rata Corporate Tax Rate
Perusahaan Pertambangan Periode 2015-2020
2. Pengujian Pemilihan Model Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Merupakan pengujian untuk menentukan model fixed effect
atau Common Effect yang paling tepat digunakan dalam
mengestimasi data panel. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F
kritis maka hipotesis nul ditolak yang artinya model yang tepat
untuk regresi data panel adalah model fixed effect. Hipotesis yang
dibentuk dalam Uji Chow adalah sebagai berikut :
Ho : Common Effect Model
1.5
1 1.6
5
1.8
7
1.6
8 1.7
9
1.4
5
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0
CO
RP
OR
ATE
TA
Z R
ATE
TAHUN
72
Ha : Fixed Effect Model
Tabel 4.3
Hasil Uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.349069 (39,196) 0.0000
Cross-section Chi-square 297.711052 39 0.0000 Sumber: output Eviews 9 (data diolah), 2021
Pada tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa nilai probabilitas
cross section F sebesar 0,0000. Berdasarkan tabel hasil uji Chow
di atas dapat dilihat bahwa niai Cross-section Chi-square < nilai
signifikansi (0.0000 < 0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model yang dipilih
adalah model fixed effect.
Kemudian, karena uji chow yang dilakukan menyimpulkan
memilih model fixed effect model, maka perlu dilakukan uji
selanjutnya yaitu uji hausman untuk memilih antara fixed effect
model dengan random effect model.
b. Uji Hausman
Merupakan pengujian statistik untuk memilih apakah model
fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan.
Apabila nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritis Chi-
Squares maka artinya model yang tepat untuk regresi data panel
73
adalah model fixed effect. Hipotesis yang dibentuk dalam
Hausman test adalah sebagai berikut :
Ho : Random Effect Model
Ha : Fixed Effect Model
Tabel 4.4
Hasil Uji Hausman
Test Summary Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 6.068967 4 0.0194 Sumber: output Eviews 9 (data diolah), 2021
Berdasarkan tabel hasil uji Hausman di atas dapat diketahui
bahwa nilai probabilitas Cross-section random < nilai
signifikansi (0.0194 > 0.05), maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang dipilih adalah
Fixed Effect Model.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak. Untuk menguji normalitas suatu model, hipotesisnya
sebagai berikut:
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
74
Menurut Ghozali (2016:154) apabila nilai probabilitas Jarque-
Bera < nilai signifikan (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
artinya data tidak memiliki distribusi normal. Sedangkan, apabila
nilai probabilitas Jarque-Bera > nilai signifikan (0,05) maka Ho
diterima dan Ha ditolak yang artinya data memiliki distribusi
normal.
0
5
10
15
20
25
30
-2 -1 0 1 2 3
Series: Standardized Residuals
Sample 2015 2020
Observations 240
Mean -9.22e-16
Median -0.007566
Maximum 2.830186
Minimum -2.163530
Std. Dev. 1.008385
Skewness 0.309744
Kurtosis 2.874528
Jarque-Bera 3.995076
Probability 0.135669
Sumber : Output Eviews 9 (data diolah), 2021
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan histrogram uji normalitas di atas dapat diketahui
bahwa probablity Jarque-Bera > nilai signifikansi (0.135669 >
0.05). Artinya data pada penelitian ini berdistribusi secara normal
dan dapat dilanjutkan ke pengujian berikutnya.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013:77), uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah regresi ditemukan adanya kolerasi yang
tinggi atau sempurna antarvariabel independen. Jika nilai korelasi
berada di atas 0.90 maka diduga terjadi multikolinearitas dalam
75
model. Sedangkan jika koefisien di bawah 0.90 maka diduga dalam
model tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
X1_BIRATE X2_INFLASI X3_SIZE X4_CTR X1_BIRATE 1.000000 0.440559 -0.069848 0.122093
X2_INFLASI 0.440559 1.000000 -0.002682 -0.017209
X3_SIZE -0.069848 -0.002682 1.000000 -0.033898
X4_CTR 0.122093 -0.017209 -0.033898 1.000000
Sumber: output Eviews 9 (data diolah), 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan
antar variabel independen ( BIRATE, INFLASI, SIZE, CTR) tidak
ada yang menunjukkan nilai korelasi > 0.9. Nilai korelasi tertinggi
sebesar 0.440 yaitu antara BIRATE dengan INFLASI. Karena
0.440 < 0.9 maka dapat diputuskan bahwa dalam model tidak
terjadi gejala multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika nilai probabilitasnya >
0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Akan tetapi,
apabila nilai probabilitasnya < 0,05 maka terjadi masalah
heterokedastisitas.
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedstisitas (Uji White)
76
F-statistic 1.447476 Prob. F(4,235) 0.2191 Obs*R-squared 5.770912 Prob. Chi-Square(4) 0.2169 Scaled explained SS 5.185846 Prob. Chi-Square(4) 0.2688
Sumber: output Eviews 9 (data diolah), 2021
Berdasarkan tabel hasil uji heteroskedastisitas menggunakan
uji White diperoleh nilai Prob. Chi-Square Obs*R-sqaured
sebesar 0,2169 lebih besar dari 0,05. dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga dapat
dilanjutkan ke pengujian berikutnya.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual)
pada periode t (waktu) dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya).
Menurut Widarjono (2018:144) penentuan ada tidaknya masalah
autokorelasi juga bisa dilihat dari nilai probabilitas Chi-squares.
Jika nilai probabilitas > 0,05 berarti tidak ada autokorelasi.
Sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05 berarti ada masalah
autokorelasi
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
F-statistic 6.120241 Prob. F(1,233) 0.1408
Obs*R-squared 6.117163 Prob. Chi-Square(1) 0.1339 Sumber: output Eviews 9 (data diolah), 2021
Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas dapat diketahui
bahwa nilai probability Chi-Square Obs*R-squared > nilai
signifikansi (0.1339 > 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak
77
terjadi gejala autokorelasi dalam model.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
C Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1_BIRATE -0.436001 0.215824 -2.020167 0.0447
X2_INFLASI 0.520585 0.213214 2.441604 0.0155 X3_SIZE 3.203101 1.461043 2.192338 0.0295 X4_CTR -0.140536 0.089184 -1.575801 0.1167
C -8.480463 4.108180 -2.064287 0.0403 Sumber: output Eviews 9 (data diolah), 2021
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan model regresi
antara variabel dependen (DER) dan variabel independen (BIRATE,
INFLASI, SIZE, CTR) sebagai berikut:
π«π¬πΉππ‘ = β8,480 β 0,436 π©π°πΉπ¨π»π¬ππ‘ + 0,520π°π΅ππ³π¨πΊπ°ππ‘ + 3,203 πΊπ°ππ¬ππ‘
β 0,140 πͺπ»πΉππ‘
Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa:
1) Konstanta sebesar -8,480 menunjukkan bahwa jika variabel
independen ( BIRATE, INFLASI, SIZE, CTR) pada observasi ke
i dan periode ke t adalah konstan, maka nilai Struktur Modal
adalah -8,480.
2) Nilai koefisien regresi BIRATE sebesar -0,436, jika nilai
BIRATE pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%,
sedangkan variabel independen lainnya dianggap tetap. Maka
akan menurunkan nilai Struktur Modal pada observasi ke i dan
periode ke t sebesar 0,436
78
3) Nilai koefisien regresi INFLASI sebesar 0,520, jika nilai
INFLASI pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%,
sedangkan variabel independen lainnya dianggap tetap. Maka
akan meningkatkan nilai Struktur Modal pada observasi ke i dan
periode ke t sebesar 0,520
4) Nilai koefisien regresi SIZE sebesar 3,203, jika nilai SIZE pada
observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, sedangkan
variabel independen lainnya dianggap tetap. Maka akan
meningkatkan nilai Struktur Modal pada observasi ke i dan
periode ke t sebesar 3,203
5) Nilai koefisien regresi CTR sebesar -0,140, jika nilai CTR pada
observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, sedangkan
variabel independen lainnya dianggap tetap. Maka akan
menurunkan nilai Struktur Modal pada observasi ke i dan periode
ke t sebesar 0,140
5. Pengujian Hipotesis
a. Pengaruh Variabel, BIRATE, INFLASI, SIZE dan CTR
terhadap Struktur Modal secara Simultan (Uji F)
Pengujian secara simultan atau uji F digunakan untuk menguji
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap
variable dependen. Kriteria pengambilan keputusan yang
digunakan adalah apabila nilai probabilitas F-statistic > Ξ± = 0.05
maka H0 diterima atau Ha ditolak sehingga disimpulkan bahwa
79
variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap variabel dependen. Sedangkan, apabila nilai probabilitas
F-statistic < Ξ± = 0.05 maka H0 ditolak atau Ha diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel independen. Uji
hipotesis secara simultan dapat diihat dari tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
F-statistic 12.43896
Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: output Eviews 9 (data diolah), 2021
Berdasarkan hasil uji F di atas dapat dilihat bahwa nilai
probabilitas F-statistic < nilai signifikansi 5% (0.000000 < 0.05),
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen (BIRATE, INFLASI, SIZE, CTR) terhadap variabel
dependen (DER) secara simultan.
b. Pengaruh Variabel, BIRATE, INFLASI, SIZE dan CTR
terhadap Struktur Modal (DER) secara Parsial (Uji t)
Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika probabilitas
< 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan
bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Sedangkan apabila probabilitas > 0.05 maka H0
80
diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
dependen. Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1_BIRATE -0.436001 0.215824 -2.020167 0.0447
X2_INFLASI 0.520585 0.213214 2.441604 0.0155 X3_SIZE 3.203101 1.461043 2.192338 0.0295 X4_CTR -0.140536 0.089184 -1.575801 0.1167
C -8.480463 4.108180 -2.064287 0.0403 Effects Specification Sumber: output Eviews 9 (data diolah), 2021
Penjelasan dari tabel uji t adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh Suku Bunga BI (BIRATE) terhadap Struktur Modal
Hasil pengujian dengan analisis regresi linier di atas
menunjukkan probabilitas BIRATE < nilai signifikansi 5%
(0.0447 < 0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa suku bunga Bank Indonesia memiliki
pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal
2) Pengaruh Inflasi (INFLASI) terhadap Struktur Modal
Hasil pengujian dengan analisis regresi linier di atas
menunjukkan probabilitas INFLASI < nilai signifikansi 5%
(0.0155 < 0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Inflasi memiliki pengaruh signifikan
81
terhadap Struktur Modal
3) Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Struktur Modal
Hasil pengujian dengan analisis regresi linier di atas
menunjukkan probabilitas SIZE < nilai signifikansi 5% (0.0295 <
0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ukuran perusahan memiliki pengaruh
signifikan terhadap Struktur Modal.
4) Pengaruh Corporate Tax Rate (CTR) terhadap Struktur Modal
Hasil pengujian dengan analisis regresi linier di atas
menunjukkan probabilitas CTR < nilai signifikansi 5% (0.1167 <
0.05) maka H0 diterima dan Ha. ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Corporate Tax Rate tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap Struktur Modal
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Menurut Ghozali (2016: 95) Nilai R2 yang kecil mengandung
arti bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya,
nilai R2 yang hampir mendekati satu mengandung arti bahwa
variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen..
Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:
82
Tabel 4.11
Hasil Koefisien Determinasi
R-squared 0.731828
Adjusted R-squared 0.672995 Sumber: output Eviews 9 (data diolah), 2021
Berdasarkan tabel di atas besarnya niai Adjusted R-squared
adalah 0.661868. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Struktur
Modal (DER) dapat dijelaskan oleh variabel independen
(BIRATE, INFLASI, SIZE, dan CTR) sebesar 67.29%.
Sedangkan sisanya (100% - 67.29% = 32.71%) dijelaskan oleh
variabel lain diluar model regresi penelitian.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Struktur Modal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable suku bunga Bank
Indonesia memiliki pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.
Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis pertama (H1) yang
menyatakan bahwa suku bunga Bank Indonesia berpengaruh signifikan
terhadap Struktur Modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis
dengan nilai probability lebih kecil dari nilai signifikansi 5% (0.0447 <
0.05)
Suku bunga bank Indonesia berpengaruh terhadap Struktur Modal
sebuah perusahaan. Ini berarti kebijakan acuan suku bunga yang
ditetapkan oleh bank sentral yang diharapkan dapat meningkatkan
struktur modal dari suatu perusahaan. Menurut Wiston dan Brigham
83
(1993) bahwa suku bunga adalah harga yang dibayarkan atas modal
serta keuntungan modal yang merupakan hasil dari suatu ekuitas.
Suku Bunga Bank Indonesia mempengaruhi desain permodalan
suatu perusahaan. Artinya, strategi acuan suku bunga yang ditetapkan
oleh bank nasional diandalkan untuk meningkatkan pembangunan
permodalan suatu perusahaan. Sebagaimana diindikasikan oleh Wiston
dan Brigham (1993), biaya pinjaman adalah biaya yang dibayarkan
untuk modal dan penambahan modal yang merupakan efek samping
dari nilai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Chuang-Chang Chang, Jun-Biao Lin & Chun-Chieh Yang yang
menyatakan suku bunga berpengaruh terhadap struktur modal.
2. Pengaruh Inflasi terhadap Struktur Modal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable inflasi memiliki
pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Dengan demikian
penelitian ini menerima hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa
inflasi berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai probability lebih
kecil dari nilai signifikansi 5% (0.0155 < 0.05).
Inflasi adalah petunjuk moneter yang menggambarkan penurunan
nilai tunai dibandingkan dengan harga pokok barang dagangan pada
umumnya dan secara konsisten (Subagyo, 2009). Peningkatan biaya
produk yang sebanding dengan nilai uang tunai dapat diartikan
sebagai pengurangan biaya pinjaman asli. Dalam kondisi tersebut,
84
maka pihaknya mendesak para eksekutif untuk memutuskan untuk
menggunakan obligasi karena secara jujur harganya menjadi lebih
murah. Bukti eksperimental hubungan antara konstruksi modal dan
pembengkakan diklarifikasi oleh De Angelo dan Masulis (1980),
mengingat hasil penelitian mereka menemukan bahwa ekspansi secara
positif mempengaruhi pemanfaatan kewajiban, penemuan ini
menunjukkan bahwa perusahaan pada umumnya akan memanfaatkan
kewajiban ketika tingkat pembengkakannya tinggi karena sebenarnya
biaya modal lebih murah.
Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan
oleh Belema & Odi (2020) yang menyatakan bahwa inflasi memiliki
pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal, namun tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahanani (2017) yang
menyatakan inflasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Struktur Modal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan
memiliki pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Dengan
demikian penelitian ini menerima hipotesis ketiga (H3) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap Struktur Modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis
dengan nilai probability yang lebih kecil dari nilai signifikansi 5%
(0.0295 < 0.05).
Ukuran Perusahaan secara signifikan mempengaruhi Struktur
85
Modal yang menunjukkan bahwa setiap perkembangan yang terjadi
dalam ukuran perusahaan diikuti oleh Struktur Modal. Ini
menyiratkan bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan, semakin
menonjol struktur modal. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar
perusahaan maka semakin besar pula sumber cadangan dari luar yang
dibutuhkan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil sehingga
kapasitas untuk mendapatkan kewajiban yang lebih besar. Ukuran
perusahaan dapat mempengaruhi keterusterangan yang dengannya
perusahaan dapat memperoleh sumber daya aset dari luar karena
kemampuannya untuk menjangkau pihak luar atau leaser karena
besarnya dampak yang ditimbulkan. Perusahaan besar juga lebih
dipercaya oleh pendukung keuangan karena kepemilikan sumber daya
mereka yang besar, sehingga pendukung keuangan menerima
perusahaan besar dapat mengembalikan aset mereka. Lebih jauh,
pemanfaatan obligasi lebih murah daripada memberi penawaran.
Kewajiban juga dapat membebankan dana investasi atas keuntungan
perusahaan. Hal ini sesuai dengan Hipotesis Kompromi yang
menyatakan bahwa penggunaan kewajiban menjadi lebih murah
daripada memberikan penawaran karena Pengamanan Penilaian.
Dengan dana investasi penilaian pada manfaat perusahaan, ini
menghasilkan perusahaan yang memiliki desain modal yang ideal,
memperoleh manfaat perusahaan yang paling ekstrim, dan
memperluas harga perusahaan yang meminta bantuan pemerintah dari
86
investor.
Sesuai Brigham (2001), ukuran perusahaan titik tengah semua
transaksi bersih untuk tahun ini sampai beberapa saat kemudian.
Sedangkan menurut Atmaja (2008), ukuran perusahaan adalah skala
dimana ukuran perusahaan dapat diurutkan dengan berbagai cara,
antara lain: sumber daya lengkap, ukuran log, harga bursa efek, semua
transaksi habis-habisan dan lain-lain. Jika perusahaan memiliki
ukuran perusahaan yang besar, ia akan menggunakan kewajiban lebih
dari perusahaan kecil, karena perusahaan yang lebih besar akan
berpikir bahwa lebih mudah untuk mendapatkan kemajuan daripada
perusahaan kecil karena perusahaan yang lebih besar akan Secara
umum memiliki tingkat pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan kecil, di mana tingkat kebangkrutan lebih rendah
daripada perusahaan kecil sehingga desain permodalan juga akan
meningkat karena kewajiban yang tinggi. Dalam pemeriksaan ini,
ukuran perusahaan diproksikan dengan sumber daya absolut.
Penelitian tentang ukuran perusahaan terhadap Struktur Modal
dilakukan oleh Putri (2012), Supeno (2009), dan Hasan (2010) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Struktur
Modal. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Magdalena dkk. (2017), Lie & Ning (2009) dan Lusia Insiroh (2014)
yang menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
struktur modal.
87
4. Pengaruh Corporate Tax Rate (CTR) terhadap Struktur Modal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Corporate Tax Rate
memiliki tidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.
Dengan demikian penelitian ini menolak hipotesis keempat (H4) yang
menyatakan bahwa Corporate Tax Rate tidak berpengaruh signifikan
terhadap Struktur Modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis
dengan nilai probability yang lebih besar dari nilai signifikansi 5%
(0,1167 > 0.05).
Tingkat pengeluaran perusahaan tidak berdampak pada
pembangunan modal. Efek samping dari pemeriksaan ini menyatakan
bahwa biaya tidak berdampak pada pembangunan modal, ketika tingkat
penilaian perusahaan tinggi, perusahaan perlu mengurangi biaya biaya
pengeluaran dengan memperluas cakupan kewajiban. Premi adalah
biaya yang dapat dikurangkan untuk tujuan pembebanan dan
penurunannya benar-benar penting bagi perusahaan yang memiliki
tingkat penilaian yang tinggi. Semakin tinggi tingkat penilaian
perusahaan, semakin penting pula manfaat yang diperoleh perusahaan
dari pemanfaatan kewajiban tersebut.
Mengingat teori trade-off, perusahaan memperdagangkan
keuntungan subsidi melalui kewajiban dengan biaya pinjaman dan
biaya likuidasi yang lebih tinggi. Perluasan kewajiban perusahaan akan
terjadi karena angsuran premi atas kewajiban tersebut merupakan
tunjangan kewajiban sehingga penyandang dana akan mendapatkan
88
tambahan keuntungan kerja perusahaan karena adanya pemanfaatan
kewajiban tersebut. Bunga adalah kewajiban derivation duty yang lebih
murah dari pada basic stock atau favored stock. Semakin tinggi tingkat
pengeluaran, semakin menonjol pemanfaatan obligasi. Hal ini karena
kelebihan dana cadangan penaksiran lebih diperhatikan daripada biaya
modal, sehingga pemanfaatan obligasi dapat diperluas.
Penelitian tentang Corporate Tax Rate terhadap Struktur Modal
dilakukan oleh Overesch & Voller (2018) dan Mahanani (2017) yang
menyatakan bahwa Corporate Tax Rate tidak berpengaruh signifikan
terhadap Struktur Modal.
89
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian dengan
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunkan analisis regresi data
panel, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Suku Buga Bank Indonesia berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal pada perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020.
2. Inflasi berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada
perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020.
3. Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
pada perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020
4. Corporate Tax Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal pada perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020
5. Suku Bunga BI, Inflasi, Ukuran Perusahaan dan Corporate Tax Rate
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada
perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2020
B. Saran
1. Perlu adanya perbaikan dalam publikasi laporan keuangan dalam
konsistensi nominal angka dan penggunaan istilah rasio keuangan
yang sudah ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia agar informasi yang
didapat jelas dan lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku.
90
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel-variabel independen
lain yang mungkin memiliki pengaruh terhadap struktur modal
perusahaan subsektor makanan dan minuman karena independen
model ini hanya dapat menjelaskan sekitar 67,2% variasi variabel
struktur modal perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3. Penelitian selanjutnya dapat menambah periode tahun dan
memperluas populasi dan sampel penelitian agar hasil yang diperoleh
lebih akurat.
91
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, N. A., & Alfianto, E. A. (2014). Pengaruh Profitabilitas Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Food And Beverage
Yanglisting Di BEI Periode 2009 β 2013. Jurnal Administrasi Niaga.
Vol.3(2): 27-38
Angelina, K.I.D & Mustanda, I.K. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Penjualan dan Profitabilitas pada Struktur Modal Perusahaan.
Jurnal Manajemen Unud. Vol.5(3): 1772-1800
Asmas, Denny, dkk (2018). Struktur Modal dan Variabel Yang Mempengaruhinya.
Jurnal Manajemen dan Sains. Vol.3(2): 237-250
Assad, Khalid & Sakir, A. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen. Vol.4(3): 474-489
Belema, E & Odi , E. R. (2020). Impact of Inflation on Firm Capital Structur
Decision in Nigeria: A Panel Data Aproach . The Internation Journal of
Business and Management. ISSN 2321-8916
Brigham, E F & Houston, F. J. (2001). Manajemen Keuangan, Edisi 8, Edisi
Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Brigham, E. F & Houston, F. J. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi
10. Jakarta : Salemba Empat.
Chang, C.C, Lin J.B & Yang C.Ch. (2015). The Effect of Stocastic interest rates on
firmβs capital struture under a generalized model. Springer Scince Businis
Media, New York.
Daulay, M. T. (2009). Pengaruh Size, Profitability dan Growth of Assets terhadap
Struktur Modal Pada Industri Makanan dan Minuman yang Go Public di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu Vol. 2 No.2
Dedeh. (2016). Pengaruh Perubahan Capital Structure terhadap Cost Of Capital
Pada Koperasi Dwiasa Unigal Ciamis. Jurnal Ilmiah Edukasi. Vol.4(1): 1-12
Fajrida, Suryati & Purba, Neni M. Br. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan dan Pertumbuhan Aset terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan
Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA. Vol.8(1): 627-636
Farisa, N.A. & Widati L. W. (2017). Analisa Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva dan Kebijakan Dividen terhadap
Struktur modal. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call for
Papers. 640-649.
Hadinugroho, B dkk. (2018). Determinan Struktur Modal Perusahaan di Negara-
Negara Asia Tenggara. Jurnal Siasat Bisnis. Vol.22 (2): 144-163
92
Hasan, M.A. (2006). Analisis Faktor-faktor yang Mepengaruhi Struktur Modal
(Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek 107 Jakarta). Jurnal
Tepak Manajerial Magister Manajemen Unri. Vol. 6 No. 6 November.
Insiroh, Lusia. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Aset dan Struktur Aset terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu Manajemen.
Vol. 2 No. 3 2014
Jusrizal & Aloysius. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal.
Jurnal Profita. Vol.10(3): 373-387.
Kesuma, Ali. (2009). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public
di Bursa Efek Indonesia.
Kirana, M.A & Wahyudi S. (2016). Analisis Pengaruh Corporate Governance dan
Leverage terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan
Sebagai Variabel Kontrol. Diponegoro Journal of Management. Vol.5(4): 1-
12
Magdalena, P., Pangemanan SS. & Tullung.J. E. (2018). The Influence of Firm
Size, and Board Size Towards Capital Structure Decission (Case Study: State
Owned Enterprise Bank in Indonesia). Jurnal EMBA, Vol. 5. No.3,
September 2017
Margaretha, F & Ramadhan, A R. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi
Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12 No. 2 Agustus : 119-130.
Muyanti, D. (2017). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi.
Vol.8(2): 62-71.
Nurwardani, N.K. (2017). Pengaruh Profitabilitas dan Resiko Bisnis terhadap
Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen. Vol.6(6): 1-14
Overesch, M & Voeller D. (2018). The Impact of Personal and Corporate Taxation
on Capital Struture Choices. Center for European Economic Reseasrch.
Discussion Paper No. 08-020
Padma S, I. G., & Sudjarni, L. K. (2015). Pengaruh Corporate Governance, Rasio
Pajak, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur
Modal.Jurnal Manajemen.
Prasetyo, A. B. (2017). Penagruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Struktur Modal
dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi. Vol.6(10): 1-21
Primantara, A. N., & Dewi, M. R. (2016). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,
Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal. E-Jurnal
Manajemen Unud.
93
Salim, M. A. (2017). Analisis Capital Structure dalam Keuangan Islam. Jurnal
Indo-Islamika. Vol.7(2): 201-228
Sari, S. D. (2016). Pengaruh Risiko Bisnis, Life Cycle dan Diversifikasi terhadap
Struktur Modal Serta Hubungannya dengan Nilai Perusahaan Manufaktur di
Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. Vol.9(1): 58-77
Sawitri, N. P. Y. R., & Lestari, P. V. (2015). Pengaruh Risiko Bisnis, Ukuran
Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal. E-Jurnal
Manajemen Unud. Vol.4(5): 1238-1251
Tatiana, R.A.A. & Umar, H. (2018). Pengaruh Pengendalian Internal dan Audit
Internal Terhadap Kinerja Penjualan Perusahaan. Vol.2(1): 79-96
Tijow, A. dkk. (2018). Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap
Struktur Modal pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi. Jurnal
Riset Akuntansi Going Concern. Vol.13(3): 477-488
Umdiana, N & Claudia, H. (2020). Analisis Struktur Modal berdasarkan Trade off
Theory. Jurnal Akuntansi. Vol.7(1): 52-70
Wardani, Arizca Kusuma & Farida Ratna Dewi. (2015). Analisis Struktur Modal
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Utama Terdaftar di Indeks LQ
45 BEI. Jurnal Manajemen dan Organisasi. Vol.6(2): 134-148
Wardita, W. & Astakoni, A.P. (2018). Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan
Ukuran Perusahaan Sebagai Determinan Struktur Modal. I. Vol.9(2): 20-32
94
LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel
NO KODE NAMA DATE USAHA
1 ADRO Adaro Energy Tbk. 16/07/2008 Batu Bara
2 ARII Atlas Resources Tbk. 08/11/2011 Batu Bara
3 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk. 08/11/2012 Batu Bara
4 BUMI Bumi Resources Tbk. 30/07/1990 Batu Bara
5 BYAN Bayan Resources Tbk. 12/08/2008 Batu Bara
6 DEWA Darma Henwa Tbk. 26/09/2007 Batu Bara
7 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 15/06/2001 Batu Bara
8 DSSA Dian Swastika Sentosa Tbk. 10/12/2009 Batu Bara
9 GEMS Golden Energy Mines 17/11/2011 Batu Bara
10 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk. 09/07/2009 Batu Bara
11 HRUM Harum Energy Tbk. 06/10/2010 Batu Bara
12 INDY Indika Energy Tbk. 11/06/2008 Batu Bara
13 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 18/12/2007 Batu Bara
14 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. 01/07/1991 Batu Bara
15 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk. 10/07/2014 Batu Bara
16 MYOH Samindo Resources Tbk. 27/07/2000 Batu Bara
17 PKPK Perdan Karya Perkasa Tbk. 11/07/2007 Batu Bara
18 PTBA Bukut Asam Tbk. 23/12/2002 Batu Bara
19 PTRO Petrosea Tbk. 21/05/1990 Batu Bara
20 SMMT Golden Eagle Energy Tbk. 01/07/2002 Batu Bara
21 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk. 06/07/2012 Batu Bara
22 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk. 10/07/2002 Minyak Mentah & Gas Bumi
23 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk. 30/04/2003 Minyak Mentah
& Gas Bumi
24 BIPI Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk.
11/02/2010 Minyak Mentah & Gas Bumi
25 ELSA Elnusa Tbk. 06/02/2008 Minyak Mentah
& Gas Bumi
26 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 07/06/2004 Minyak Mentah & Gas Bumi
27 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk. 01/02/2012 Minyak Mentah
& Gas Bumi
95
28 MEDC Medco Energi International Tbk. 12/10/1994 Minyak Mentah
& Gas Bumi
29 MITI Mitra Investindo Tbk. 16/07/1997 Minyak Mentah & Gas Bumi
30 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk. 12/07/2006 Minyak Mentah
& Gas Bumi
31 ANTM Aneka Tambng Tbk. 27/11/1997 Logam & Mineral
32 BRMS Bumi Resources Minerals Tbk. 09/12/2010 Logam &
Mineral
33 CITA Cita Mineral Investindo Tbk. 20/03/2002 Logam & Mineral
34 DKFT Central Omega Resources Tbk. 21/11/1997 Logam &
Mineral
35 INCO Vale Indonesia Tbk 16/05/1990 Logam & Mineral
36 MDKA Merdeke Copper Gold Tbk. 19/06/2015 Logam &
Mineral
37 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk. 22/04/2003 Logam & Mineral
38 SMRU SMR Utama Tbk. 10/01/2011 Logam &
Mineral
39 TINS Timah Tbk. 19/10/1995 Logam & Mineral
40 CTTH Cittah Tbk. 07/10/2008 Tanah & Batu
Galian
96
Lampiran 2 Data Penelitian
1. Data Suku Bunga BI dan Inflasi Periode 2015-2020
NO TAHUN SUKU BUNGA (%) INFLASI (%)
1 2015 7,52 3,35
2 2016 6,00 3,02
3 2017 4,56 3,61
4 2018 5,10 3,13
5 2019 5,63 2,72
6 2020 4,00 1,95
2. Data Struktur Modal Perusahaan Sektor Pertambangan dan Bangunan
Periode 2015-2020
NO KODE 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 ADRO 0.78 0.72 0.67 0.66 0.81 0.61
2 ARII 3.29 4.87 7.22 9.31 6.90 9.50
3 BSSR 0.66 0.44 0.40 0.78 0.47 0.38
4 BUMI 2.17 2.11 11.91 6.71 0.47 0.38
5 BYAN 4.45 3.38 0.72 0.46 1.06 0.53
6 DEWA 0.66 0.69 0.76 0.67 1.35 1.08
7 DOID 8.79 5.98 4.34 3.99 3.21 2.65
8 DSSA 0.89 0.94 0.88 1.19 1.27 1.20
9 GEMS 0.49 0.43 1.02 1.19 1.18 1.33
10 GTBO 0.14 0.16 0.25 0.15 0.23 0.24
11 HRUM 0.11 0.44 0.16 0.23 0.12 0.08
12 INDY 1.59 1.46 2.26 2.07 2.46 3.03
13 ITMG 0.41 0.33 0.42 0.47 0.37 0.37
14 KKGI 0.28 0.17 0.19 0.35 0.35 0.33
15 MBAP 0.48 0.27 0.31 0.26 0.32 0.32
16 MYOH 0.73 0.38 0.33 0.39 0.31 0.17
17 PKPK 1.04 1.26 1.33 1.27 4.00 0.96
18 PTBA 0.82 0.76 0.59 0.51 0.42 0.42
19 PTRO 1.39 1.31 1.21 2.78 1.58 1.29
20 SMMT 0.79 0.67 0.73 0.75 0.49 0.53
21 TOBA 0.82 0.77 0.99 0.92 1.40 1.51
22 APEX 1.07 1.04 0.92 0.89 7.89 1.65
23 ARTI 0.45 0.51 0.42 0.49 1.23 0.97
24 BIPI 2.40 3.30 2.81 2.76 2.45 2.35
25 ELSA 0.67 0.05 0.59 0.78 0.90 1.02
97
26 ENRG 0.31 15.82 14.49 10.26 5.40 2.98
27 ESSA 0.52 2.18 2.88 2.10 1.90 1.54
28 MEDC 3.15 3.04 2.68 2.64 3.43 3.67
29 MITI 1.24 1.63 1.82 0.90 5.91 4.07
30 RUIS 2.23 1.72 1.52 1.69 1.89 1.95
31 ANTM 0.68 0.64 0.62 0.72 0.67 0.66
32 BRMS 0.82 0.69 0.54 0.34 0.37 0.17
33 CITA 1.16 1.54 1.93 1.19 0.92 0.20
34 DKFT 0.04 0.55 0.94 1.31 1.72 2.25
35 INCO 0.25 0.21 0.20 0.17 0.14 0.15
36 MDKA 0.12 0.91 0.96 0.69 0.81 0.65
37 PSAB 1.61 1.49 1.63 1.53 1.80 1.75
38 SMRU 1.04 1.46 0.98 1.25 1.17 1.45
39 TINS 0.73 0.69 0.96 1.15 2.87 1.94
40 CTTH 10.96 0.96 1.18 1.16 1.50 1.78
MIN 0.04 0.05 0.16 0.15 0.12 0.08
MAX 10.96 15.82 14.49 10.26 7.89 9.50
RATA-RATA 1.51 1.65 1.87 1.68 1.79 1.45
3. Data Ukuran Perusahaan Perusahaan Sektor Pertambangan dan Bangunan
Periode 2015-2020
NO KODE 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 ADRO 18.22 18.29 18.34 18.48 18.09 17.97
2 ARII 15.39 15.31 15.30 15.45 15.11 15.10
3 BSSR 14.69 14.69 14.86 15.14 14.73 14.78
4 BUMI 17.66 17.55 17.73 17.86 17.04 17.09
5 BYAN 16.38 13.92 16.30 16.61 16.36 16.60
6 DEWA 15.45 15.45 15.51 15.55 15.52 15.54
7 DOID 16.26 16.29 16.37 16.65 16.29 16.16
8 DSSA 17.05 16.99 17.43 17.72 17.43 17.45
9 GEMS 15.44 15.44 15.89 16.19 15.87 15.91
10 GTBO 13.63 13.51 13.60 13.72 13.22 13.23
11 HRUM 15.47 15.53 15.64 15.75 15.31 15.42
12 INDY 17.27 17.01 17.71 17.82 17.40 12.53
13 ITMG 16.60 16.60 16.73 16.91 16.31 16.27
14 KKGI 14.12 14.10 14.17 14.35 15.01 14.81
15 MBAP 14.22 14.26 14.59 14.77 14.47 14.41
16 MYOH 14.61 14.50 14.43 14.57 14.29 14.23
17 PKPK 12.05 11.97 11.83 11.81 13.48 13.62
18 PTBA 16.64 16.74 16.91 16.93 17.08 17.00
98
19 PTRO 15.58 15.48 15.46 15.86 15.52 15.44
20 SMMT 13.49 13.36 13.49 13.61 13.68 13.67
21 TOBA 15.20 15.07 15.37 15.58 15.66 15.83
22 APEX 16.09 16.03 15.87 15.96 15.43 15.03
23 ARTI 14.71 14.78 14.73 14.80 14.40 13.73
24 BIPI 16.80 16.66 16.70 16.83 16.34 16.37
25 ELSA 15.30 14.25 15.40 15.57 15.73 15.84
26 ENRG 16.86 16.47 16.14 16.40 18.03 18.25
27 ESSA 15.16 16.01 16.22 16.41 18.31 18.19
28 MEDC 17.51 17.69 18.06 18.16 17.91 17.97
29 MITI 12.42 12.34 12.36 11.98 13.26 12.53
30 RUIS 11.60 13.79 13.77 13.88 14.04 14.11
31 ANTM 17.23 17.22 17.22 17.31 17.22 17.27
32 BRMS 17.19 16.49 16.28 16.17 15.78 15.72
33 CITA 14.84 14.82 14.80 14.96 15.17 15.23
34 DKFT 13.13 14.44 14.63 14.73 14.79 14.79
35 INCO 17.27 17.21 17.20 17.28 16.92 16.96
36 MDKA 14.71 15.22 15.43 16.16 16.07 16.05
37 PSAB 16.25 16.25 16.34 16.44 16.11 16.09
38 SMRU 14.84 14.70 14.52 14.44 14.33 14.21
39 TINS 16.04 16.07 16.29 16.42 16.83 16.49
40 CTTH 13.31 13.33 13.46 13.46 13.52 13.53
MIN 11.60 11.97 11.83 11.81 13.22 12.53
MAX 18.22 18.29 18.34 18.48 18.31 18.25
Rata-RATA 15.42 15.40 15.58 15.72 15.70 15.54
4. Data Corporate Tax Rate Perusahaan Sektor Pertambangan Periode 2010-
2019
NO KODE 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 ADRO 1.85 1.60 1.73 1.83 1.60 1.40
2 ARII 1.02 0.76 0.43 1.56 1.01 1.00
3 BSSR 1.38 1.30 1.24 1.34 1.36 1.34
4 BUMI 1.91 1.30 1.35 1.34 1.36 1.34
5 BYAN 0.83 0.15 1.39 2.67 1.33 1.24
6 DEWA 11.66 5.03 3.91 2.40 2.79 0.67
7 DOID 0.70 1.64 1.85 1.46 1.52 0.22
8 DSSA 5.77 9.30 1.49 0.58 2.06 1.50
9 GEMS 0.80 1.40 1.39 1.34 1.50 1.33
10 GTBO 9.25 1.30 1.25 0.99 9.89 1.00
11 HRUM 9.31 1.63 1.31 1.36 10.27 10.06
99
12 INDY 1.14 1.10 0.93 2.14 10.84 0.96
13 ITMG 2.21 1.47 1.43 0.85 1.47 1.92
14 KKGI 1.60 1.56 1.46 -1.96 1.32 1.00
15 MBAP 1.00 1.00 1.00 1.01 1.37 1.36
16 MYOH 1.37 1.39 1.38 1.34 1.34 1.29
17 PKPK 1.05 1.61 1.87 -3.92 2.11 1.21
18 PTBA 1.10 1.07 1.00 0.97 1.35 1.34
19 PTRO 0.75 1.12 13.03 1.40 1.30 1.09
20 SMMT 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
21 TOBA 0.92 0.86 1.47 1.38 1.24 1.09
22 APEX 1.44 1.30 1.05 1.22 1.37 0.99
23 ARTI 0.62 0.22 1.14 1.00 1.01 1.00
24 BIPI 1.00 1.00 1.00 0.92 1.52 1.27
25 ELSA 1.38 1.36 1.43 1.24 1.39 1.53
26 ENRG 1.10 0.98 6.22 2.20 3.61 1.86
27 ESSA 1.40 1.58 7.39 2.17 -19.55 1.17
28 MEDC 0.79 1.39 2.24 -14.38 5.33 0.06
29 MITI 1.08 0.86 0.82 1.11 1.00 -0.80
30 RUIS 1.70 2.10 1.86 1.56 1.53 1.75
31 ANTM -1.58 0.70 1.67 0.90 3.54 1.43
32 BRMS 1.28 0.90 0.70 1.00 0.98 3.16
33 CITA 1.00 1.00 0.99 1.00 1.29 1.30
34 DKFT 1.35 0.92 1.32 1.37 1.32 1.28
35 INCO 1.38 2.71 1.51 1.37 1.55 1.26
36 MDKA 1.73 2.33 0.48 1.35 1.57 1.95
37 PSAB 1.85 1.82 0.70 1.62 1.47 3.30
38 SMRU 11.92 1.08 -0.41 1.33 0.94 1.00
39 TINS 1.66 1.65 1.43 1.47 1.18 0.79
40 CTTH 2.05 1.28 1.47 1.84 0.98 1.04
MIN -1.58 0.15 -0.41 -14.38 -19.55 -0.80
MAX 11.92 9.30 13.03 2.67 10.84 10.06
RATA-RATA 2.24 1.57 1.87 0.78 1.75 1.47
100
Lampiran 3 Statistik Deskriptif Data Penelitian
Date: 05/06/21
Time: 09:41 Sample: 1 240
Y_DER X1_BIRATE X2_INFLASI X3_SIZE X4_CTR Mean 1.658388 5.506250 2.955000 15.57793 1.471801
Median 0.941290 5.625000 3.020000 15.57495 1.328406 Maximum 15.81730 9.520833 3.610000 18.47898 13.02812 Minimum 0.042451 4.000000 1.350000 11.60071 -19.54802 Std. Dev. 2.275759 1.191948 0.540517 1.498479 2.495495 Skewness 3.419309 0.787669 -0.833361 -0.308284 -1.980889 Kurtosis 16.68809 3.185480 2.752313 2.641993 34.56380
Jarque-Bera 2341.304 25.16093 28.39312 5.083247 10119.69 Probability 0.000000 0.000003 0.000001 0.078738 0.000000
Sum 398.0132 1321.500 709.2000 3738.703 353.2322 Sum Sq. Dev. 1237.800 339.5566 69.82600 536.6601 1488.372
Observations 240 240 240 240 240
101
Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
0
5
10
15
20
25
30
-2 -1 0 1 2 3
Series: Standardized Residuals
Sample 2015 2020
Observations 240
Mean -9.22e-16
Median -0.007566
Maximum 2.830186
Minimum -2.163530
Std. Dev. 1.008385
Skewness 0.309744
Kurtosis 2.874528
Jarque-Bera 3.995076
Probability 0.135669
2. Uji Multikolinieritas
X1_BIRATE X2_INFLASI X3_SIZE X4_CTR X1_BIRATE 1.000000 0.440559 -0.069848 0.122093
X2_INFLASI 0.440559 1.000000 -0.002682 -0.017209 X3_SIZE -0.069848 -0.002682 1.000000 -0.033898 X4_CTR 0.122093 -0.017209 -0.033898 1.000000
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.447476 Prob. F(4,235) 0.2191
Obs*R-squared 5.770912 Prob. Chi-Square(4) 0.2169 Scaled explained SS 5.185846 Prob. Chi-Square(4) 0.2688
4. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 6.120241 Prob. F(1,233) 0.1408
Obs*R-squared 6.117163 Prob. Chi-Square(1) 0.1339
102
Lampiran 5 Uji Pemilihan Model
1. Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Pool: KODE Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.349069 (39,196) 0.0000
Cross-section Chi-square 297.711052 39 0.0000
2. Hasil Uji Haussman
Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: KODE Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 6.068967 4 0.0194
3. Hasil Uji Common Effect Model
Dependent Variable: Y_DER? Method: Pooled Least Squares Date: 05/06/21 Time: 07:02 Sample: 1 6 Included observations: 6 Cross-sections included: 40 Total pool (balanced) observations: 240
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1_BIRATE? -0.725192 0.343813 -2.109263 0.0360
X2_INFLASI? 0.544148 0.359000 1.515732 0.1309 X3_SIZE? 0.394011 0.192510 2.046702 0.0418 X4_CTR? -0.394299 0.133903 -2.944658 0.0036
R-squared 0.063088 Mean dependent var -0.055167
Adjusted R-squared 0.051178 S.D. dependent var 1.047266 S.E. of regression 1.020116 Akaike info criterion 2.894236 Sum squared resid 245.5902 Schwarz criterion 2.952246 Log likelihood -343.3083 Hannan-Quinn criter. 2.917610 Durbin-Watson stat 0.497272
103
4. Hasil Uji Fixed Effect Model
Dependent Variable: Y_DER? Method: Pooled Least Squares Date: 05/06/21 Time: 07:03 Sample: 1 6 Included observations: 6 Cross-sections included: 40 Total pool (balanced) observations: 240
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -8.480463 4.108180 -2.064287 0.0403
X1_BIRATE? -0.436001 0.215824 -2.020167 0.0447 X2_INFLASI? 0.520585 0.213214 2.441604 0.0155
X3_SIZE? 3.203101 1.461043 2.192338 0.0295 X4_CTR? -0.140536 0.089184 -1.575801 0.1167
Fixed Effects (Cross) ADRO--C -0.809116 ANTM--C -0.747107 APEX--C 0.408107 ARII--C 1.936438 ARTI--C -0.242601 BIPI--C 0.792289
BRMS--C -0.956473 BSSR--C -0.491234 BUMI--C 0.363386 BYAN--C 0.110386 CITA--C 0.098511 CTTH--C 1.115882 DEWA--C -0.061082 DKFT--C 0.036621 DOID--C 1.363762 DSSA--C -0.215344 ELSA--C -0.580587 ENRG--C 1.349697 ESSA--C 0.240876 GEMS--C -0.167966 GTBO--C -1.108550 HRUM--C -1.653116 INCO--C -1.932763 INDY--C 0.430449 ITMG--C -1.094222 KKGI--C -1.055229
MBAP--C -0.879072 MDKA--C -0.513938 MEDC--C 0.680377 MITI--C 1.434398
104
MYOH--C -0.773613 PKPK--C 1.099592 PSAB--C 0.402352 PTBA--C -0.805626 PTRO--C 0.481545 RUIS--C 1.103312
SMMT--C 0.029792 SMRU--C 0.463649 TINS--C 0.062778 TOBA--C 0.083440
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.731828 Mean dependent var -0.055167
Adjusted R-squared 0.672995 S.D. dependent var 1.047266 S.E. of regression 0.598873 Akaike info criterion 1.976606 Sum squared resid 70.29506 Schwarz criterion 2.614723 Log likelihood -193.1928 Hannan-Quinn criter. 2.233721 F-statistic 12.43896 Durbin-Watson stat 1.538588 Prob(F-statistic) 0.000000
5. Hasil Uji Random Effect Model
Dependent Variable: Y_DER? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/06/21 Time: 07:02 Sample: 1 6 Included observations: 6 Cross-sections included: 40 Total pool (balanced) observations: 240 Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -5.601127 2.879289 -1.945316 0.0529
X1_BIRATE? -0.473256 0.213368 -2.218027 0.0275 X2_INFLASI? 0.528683 0.212969 2.482446 0.0137
X3_SIZE? 2.188156 1.019726 2.145826 0.0329 X4_CTR? -0.175292 0.087305 -2.007817 0.0458
Random Effects (Cross)
ADRO--C -0.589870 ANTM--C -0.597386 APEX--C 0.385524 ARII--C 1.757700 ARTI--C -0.290571
105
BIPI--C 0.787963 BRMS--C -0.835346 BSSR--C -0.494551 BUMI--C 0.444810 BYAN--C 0.127672 CITA--C 0.053966 CTTH--C 0.889951 DEWA--C -0.040765 DKFT--C -0.027553 DOID--C 1.296940 DSSA--C -0.083389 ELSA--C -0.534413 ENRG--C 1.331915 ESSA--C 0.271665 GEMS--C -0.138992 GTBO--C -1.136785 HRUM--C -1.492907 INCO--C -1.672513 INDY--C 0.508884 ITMG--C -0.941849 KKGI--C -1.039979
MBAP--C -0.875434 MDKA--C -0.465748 MEDC--C 0.748464 MITI--C 1.104002
MYOH--C -0.777551 PKPK--C 0.800092 PSAB--C 0.414830 PTBA--C -0.663400 PTRO--C 0.449996 RUIS--C 0.886041
SMMT--C -0.102901 SMRU--C 0.365224 TINS--C 0.106137 TOBA--C 0.070125
Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.815993 0.6499
Idiosyncratic random 0.598873 0.3501 Weighted Statistics R-squared 0.081369 Mean dependent var -0.015834
Adjusted R-squared 0.065733 S.D. dependent var 0.622304 S.E. of regression 0.601503 Sum squared resid 85.02438 F-statistic 5.203888 Durbin-Watson stat 1.285077
106
Prob(F-statistic) 0.000493 Unweighted Statistics R-squared 0.058091 Mean dependent var -0.055167
Sum squared resid 246.9000 Durbin-Watson stat 0.442539
107
Lampiran 6 Uji Regresi Linier
Dependent Variable: Y_DER Method: Panel Least Squares Date: 05/06/21 Time: 07:12 Sample: 2015 2020 Periods included: 6 Cross-sections included: 40 Total panel (balanced) observations: 240
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1_BIRATE -0.436001 0.215824 -2.020167 0.0447
X2_INFLASI 0.520585 0.213214 2.441604 0.0155 X3_SIZE 3.203101 1.461043 2.192338 0.0295 X4_CTR -0.140536 0.089184 -1.575801 0.1167
C -8.480463 4.108180 -2.064287 0.0403 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.731828 Mean dependent var -0.055167
Adjusted R-squared 0.672995 S.D. dependent var 1.047266 S.E. of regression 0.598873 Akaike info criterion 1.976606 Sum squared resid 70.29506 Schwarz criterion 2.614723 Log likelihood -193.1928 Hannan-Quinn criter. 2.233721 F-statistic 12.43896 Durbin-Watson stat 1.538588 Prob(F-statistic) 0.000000