pengaruh spiritualitas di tempat...

141
PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, SUMBER DAYA PEKERJAAN, DAN JOB CRAFTING TERHADAP WORK ENGAGEMENT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: FURQANA PHONTHATULLAH NIM: 1110070000100 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: vuongliem

Post on 24-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,

SUMBER DAYA PEKERJAAN, DAN JOB CRAFTING

TERHADAP WORK ENGAGEMENT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

FURQANA PHONTHATULLAH

NIM: 1110070000100

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

i

PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,

SUMBER DAYA PEKERJAAN, DAN JOB CRAFTING

TERHADAP WORK ENGAGEMENT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

FURQANA PHONTHATULLAH

NIM: 1110070000100

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman
Page 4: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman
Page 5: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman
Page 6: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

v

MOTTO

AMAL BAIK KAMU BUAT,

KEPUTUSAN BAIK TURUN DARI LANGIT

AMAL BURUK KAMU BUAT,

KEPUTUSAN BURUK TURUN DARI LANGIT

-JIBRIL A.S-

Seseorang yang optimis akan melihat

adanya kesempatan dalam setiap

malapetaka, sedangkan orang pesimis

melihat malapetaka dalam setiap

kesempatan

-MUHAMMAD SAW-

Page 7: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

vi

PERSEMBAHAAN

KARYA INI DIPERSEMBAHKAN UNTUK

KEDUA ORANG TUAKU, KELUARGA BESAR,

SERTA ORANG-ORANG YANG KU SAYANGI

DAN ALLAH SWT SAYANGI

Page 8: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

vii

ABSTRAK

A. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B. 2015

C. Furqana Phonthatullah

D. Pengaruh Spiritualitas di Tempat Kerja, Sumber Daya Pekerjaan dan Job

Crafting terhadap Totalitas Kerja

E. xiv + 104 halaman + lampiran

F. Semua institusi mengharapkan karyawan mereka untuk menjadi lebih

proaktif dan inisiatif, mampu bekerja sama dengan orang lain, bertanggung

jawab, dan berkomitmen pada standar kerja tinggi. Dengan kata lain, institusi

memerlukan banyak karyawan yang total dalam bekerja. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh spiritualitas di tempat kerja, sumber

daya pekerjaan dan job crafting terhadap work engagement. Total populasi

sebanyak 500 karyawan PT Pertamina Gas Area Jawa Bagian Barat dan yang

dijadikan sampel sebanyak 330 karyawan yang diambil dengan

menggunakan teknik total sampling. Seluruh alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan skala model Likert. Alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Utrecht Work Engagement Scale

untuk mengukur work engagement, Workplace Spirituality Scale untuk

mengukur spiritualitas di tempat kerja, sumber daya pekerjaan menggunakan

alat ukur gabungan dan Job Crafting Scale untuk mengukur job crafting.

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan peneliti menggunakan

Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software LISREL dan untuk

menguji hipotesis peneliti menggunakan multiple regression analysisi

dengan menggunakan software SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dimensi spiritualitas di tempat

kerja (kehidupan batin, perasaan terhubung dengan komunitas serta makna

dan tujuan bekerja) dua dimensi sumber daya pekerjaan (kualitas hubungan

dengan atasan dan otonomi) dan dua dimensi job crafting (seeking resources

dan reducing demands) yang berpengaruh signifikan terhadap work

engagement.. Peneliti berharap implikasi dari penelitian ini dapat dikaji

kembali dan dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Misalnya,

dengan menambah variabel lain yang terkait dengan work engagement yang

mungkin mempunyai pengaruh lebih besar terhadap work engagement.

G. Bahan bacaan: 40 (1990-2014) 35 jurnal + 12 buku + 1 disertasi +1 surat

kabar + 1 artikel internet

Page 9: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) 2015

C) Furqana Phonthatullah

D) Impact of Workplace Spiritualiy, Job Resources, and Job Crafting to Work

Engagement

E) xv +104 pages + appendix

F) Institutions expect their employees to be more proactive and initiative, able

to work together with others, responsible, and committed to high standards

of work. In other words, institutions require many engaged employees in the

work. This study was conducted to examine the effect of workplace

spirituality, job resources, and job crafting to work engagement. Total

population is 500 people in PT.Pertamina Gas Western Area of Java and the

sample was 330 employees were taken by total sampling technique. The

entire measuring instruments used in this study using a Likert scale models.

Measuring instruments used in this study is the Utrecht Work Engagement

Scale to measure the totality of the work, Workplace Spirituality Scale to

measure spirituality in the workplace, job resources using a combination of

measuring instruments and Job Crafting Scale to measure job crafting. To

test the validity of the measurement tool used by researchers using

Confirmatory Factor Analysis (CFA) with LISREL software and to test our

hypotheses using a multiple regression analysis using SPSS software.

The results showed that the three dimensions of workplace spirituality (inner

life, meaning and purpose of work, and a sense of connection to community)

two dimension of job resources (quality relationship with supervisors and

autonomy) and two dimension of job crafting (seeking resources and

reducing demands) have significant effect to work engagement. Researchers

hope the implications of this study can be reviewed and may be developed in

future studies. For example, by adding other variables that may have a

greater influence to work engagement.

G) Reading materials: 50 (1990-2014) 35 journals + 12 books + 1 disertations +

1 newspaper +1 internet articles

Page 10: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya setiap

saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Spiritualitas di Tempat Kerja, Sumber Daya Pekerjaan dan Job Crafting

terhadap Work Engagement”. Shalawat serta salam semoga terlimpah

kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat, keluarga, para

pengikutnya dan para penerus perjuangan beliau hinggan akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.

Abdul Mujib M.Ag, M.Si beserta jajarannya. Terima kasih atas ilmu dan

dedikasinya selama ini.

2. Dr. Abdul Rahman Saleh, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberikan

informasi, dan motivasi kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Terima kasih atas kesabarannya dalam

menghadapi penulis. Semoga ilmu yang Bapak berikan menjadi ilmu yang

bermanfaat dan menjadi amalan yang terus mengalir pahalanya. Aamiin.

3. Miftahuddin, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing II dan Dosen Pembimbing

Akademik kelas C angkatan 2010 yang selalu memberikan nasihat,

semangat, dan bimbingan kepada penulis selama menempuh studi.

4. Seluruh dosen fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memeberi berbagai ilmu dan pengetahuan. Semoga ilmu yang telah

Bapak/Ibu berikan akan terus menjadi ladang pahala yang tiada berujung.

5. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah banyak membantu saya dalam menjalani perkuliahan dan

Page 11: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

ix

menyelesaikan skripsi, terutama Mbak Rini, Mbak Iis, Pak Dedi, Pak

Ayung, Pak Alex dan Pak Deden yang selalu memberikan penulis

informasi mengenai administrasi perkuliahan.

6. Karyawan PT Pertamina Gas Area Jawa Bagian Barat, khusunya, Bapak

Rais, Bapak Triyono, Bapak Nugi, Bapak Limo, dan Ibu Way terima kasih

banyak atas kelapangan hati sehingga berkenan untuk membantu penulis

dalam melakukan penelitian di Perusahaan tempat anda bekerja.

7. Ayahku Nasrullah Hasan dan ibuku Suharsini, adikku Dinda Fajjarna dan

Qismullah Akhena beserta seluruh keluarga besarku yang tak pernah putus

memberikan dorongan, doa, cinta dan kasih sayang yang tulus kepada

penulis. Terima kasih tak terhingga atas segalanya. Semoga Allah selalu

melindungi. Skripsi ini umtuk kalian.

8. Sahabat- sahabat terhebat, Alfi, Izhar, Leo, Dwi, Ey, Badai, Udin, Jamal,

Iki, Kaifa, Hana, Dufia, Amma, dan Urfi, yang telah menjadi semangat

dan energi bagi penulis. Terima kasih untuk segala tawa, tangis, suka,

duka, dan cerita selama 4 tahun ini. Tidak lupa untuk Auliya, Delima,

Lela, Habibah, dan Syifa sahabat yang selalu setia memberikan dukungan

serta arahan dan setia mendengarkan setiap cerita. Terima kasih untuk

persahabatan yang indah ini.

9. Psikologi UIN C 2010 yang telah menjadi keluarga baru bagi penulis yang

telah memberikan banyak kesan dan cerita terbaik selama 4 tahun ini.

Terima kasih untuk segala diskusi, kekompakkan, dan canda tawa yang

sudah menemani penulis dalam studi. Penulis akan merindukan suasana

kelas.

10. Teman-teman Psikologi angkatan 2010. Terima kasih untuk

kebersamaannya. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua dan

senantiasa membuat bangga almamater. Sampai berjumpa di jenjang

berikutnya.

11. Semua senior dan junior di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta untuk semua cerita, pertemanan, dan pengalaman yang berharga.

Page 12: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

x

12. Teman-teman Futsal Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rifanji,

Jerry, Aji, Jhon, Adit, Muja, Pupung, Rahman, Kresna, dan Abay. Terima

kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa.

13. Teman-teman JDR team: Sarah, Sabe, Melina, Icha, Tia, Ditta, Ipit, Ucul,

Ipeh dan Mytha. Terima kasih atas pengalaman dan kerja sama yang

hebat ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Pencapaian ini

tidak akan terwujud tanpa ada bantua dari kalian semua.

Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan

atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan. Penulis menyadari bahwa

segala bentuk kekurangan dan kesalahan yang disengaja maupun yang tidak

disengaja akan menjadi bahan renungan dan perbaikan diri sendiri untuk

menjadi pribadi yang lebih baik. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat kepada setiap pembaca.

Jakarta, Januari 2015

Penulis

Page 13: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1-12

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 9

1.2.1 Pembatasan masalah .................................................................... 9

1.2.2 Perumusan masalah .................................................................. 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 10

1.3.1 Tujuan penelitian ..................................................................... 10

1.3.2 Manfaat penelitian .................................................................... 11

1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................... 11

BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................................... 13- 40

2.1 WorkEengagement .............................................................................. 13

2.1.1 Definisi work engagement........................................................ 13

2.1.2 Dimensi work engagement ....................................................... 16

2.1.3 Pengukuran work engagement ................................................. 17

2.1.4 Faktor-faktor yang memengaruhi work engagement ............... 18

2.2 Spiritualitas di Tempat Kerja ............................................................. 21

2.2.1 Definisi spiritualitas di tempat kerja ....................................... 21

2.2.2 Dimensi spiritualitas di tempat kerja........................................ 24

2.2.3 Pengukuran spiritualitas di tempat kerja .................................. 28

2.3 Sumber Daya Pekerjaan ..................................................................... 26

2.3.1 Definisi sumber daya pekerjaan .............................................. 26

2.3.2 Dimensi sumber daya pekerjaan .............................................. 27

2.3.3 Pengukuran sumber daya pekerjaan ......................................... 28

Page 14: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

xii

2.4 Job Crafting ........................................................................................ 29

2.4.1 Definisi job crafting ................................................................. 29

2.4.2 Dimensi job crafting ................................................................. 30

2.4.3 Pengukuran job crafting ........................................................... 31

2.5 Kerangka Berpikir .............................................................................. 31

2.6 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 39

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 41-70

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 41

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 41

3.3 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 45

3.4 Uji Validitas Konstruk ...................................................................... 49

3.4.1 Uji validitas konstruk skala work engagement ........................ 51

3.4.2 Uji validitas konstruk skala spiritualitas kerja ......................... 53

3.4.3 Uji validitas konstruk skala sumber daya pekerjaan ............... 59

3.4.4 Uji validitas konstruk skala job crafting.................................. 62

3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................... 67

3.6 Prosedur penelitian .............................................................................. 69

BAB 4 HASIL PENELITIAN ......................................................................... 71-86

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................... 71

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ..................................................................... 73

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ................................................ 74

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................................. 76

4.4.1 Analisis regresi penelitian ......................................................... 76

4.4.2 Proporsi varians ......................................................................... 82

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ......................................... 87-99

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 87

5.2 Diskusi ................................................................................................ 88

5.3 Saran .................................................................................................... 96

5.3.1 Saran metodologis ..................................................................... 96

5.3.2 Saran praktis .............................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 100

LAMPIRAN .......................................................................................................... 105

Page 15: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Skala Likert .......................................................................... 44

Tabel 3.2 Blue Print Skala Work engagement .............................................. 44

Tabel 3.3 Blue Print Skala Spiritualitas di Tempat Kerja ............................ 45

Tabel 3.4 Blue Print Skala Sumber Daya Pekerjaan .................................... 46

Tabel 3.5 Blue Print Skala Job Crafting ....................................................... 47

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Work engagement ........................................ 66

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Kehidupan Batin ......................................... 57

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Makna dan Tujuan Bekerja......................... . 58

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Perasaan Terhubung dengan Komunitas...... 59

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Dukungan Sosial .......................................... 60

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Kualitas Hubungan dengan Supervisor ........ 63

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Otonomi ....................................................... 62

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Umpan Balik Kinerja ................................... 62

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Seeking Resources ........................................ 64

Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Seeking Challenges ...................................... 64

Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Reducing Demands ...................................... 64

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ............................................. 71

Tabel 4.2 Deskripsi Subjek Berdasarkan Data Demografi ........................... 71

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif ........................................................................ 72

Tabel 4.4 Norma Skor Variabel .................................................................... 74

Tabel 4.5 Kategorisasi Skor Variabel ........................................................... 75

Tabel 4.6 Tabel R-square .............................................................................. 76

Tabel 4.7 Tabel Anova .................................................................................. 76

Tabel 4.8 Tabel Koefisien Regresi ................................................................ 77

Tabel 4.9 Proporsi Varians ........................................................................... 81

Tabel 4.10 Sumbangan Masing-Masing IV .................................................... 84

Page 16: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ............................................................. 33

Gambar 3.1 Path Diagram Work engagement .................................................. 46

Gambar 3.2 Path Diagram Kehidupan Batin ................................................... 48

Gambar 3.3 Path Diagram Makna dan Tujuan Bekerja ................................... 48

Gambar 3.4 Path Diagram Perasaan Terhubung dengan Komunitas ............... 48

Gambar 3.5 Path Diagram Sumber Daya Pekerjaan ........................................ 48

Gambar 3.6 Path Diagram Seeking Resources ................................................. 48

Gambar 3.7 Path Diagram Seeking Challenges ............................................... 51

Gambar 3.8 Path Diagram Reducing Demands ............................................... 53

Page 17: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat Ukur Penelitian

Lampiran 2. Contoh Syntax CFA Work engagement

Lampiran 3. Contoh Output CFA Work engagement

Page 18: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan terdiri dari pembahasan latar belakang masalah yang mencakup

pemaparan fenomena yang terjadi dan beberapa hasil penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian ini serta dibahas mengenai alasan ketertarikan topik

penelitian ini. Selain itu, bab ini berisi pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi modern saat ini mengharapkan karyawan mereka untuk menjadi lebih

proaktif, memiliki inisiatif, dan bertanggung jawab serta memiliki kemauan untuk

mengembangkan diri. Sudah seharusnya, organisasi memiliki karyawan yang

profesional dan memiliki work engagement yang tinggi (Bakker & Leiter, 2010).

Work engagement merupakan sebuah dedikasi karyawan terhadap perusahaannya,

karyawan tersebut memiliki antusias, inspiratif, dan identifikasi kerja yang sangat

kuat (Braine & Roodt, 2011).

Fakta mengenai tingkat work engagement karyawan di perusahaan sangat

mengejutkan. Menurut Crabtree (2013) pada salah satu survey yang dilakukan

Gallup pada karyawan di seluruh dunia di 142 negara menunjukan bahwa hanya

sekitar 13% karyawan yang memiliki terlibat dalam bekerja (engaged), dengan

kata lain sekitar 180 juta pekerja di negara yang diteliti secara psikologis memiliki

work engagement untuk pekerjaan mereka dan memberikan kontribusi yang

positif kepada organisaasi mereka. Kemudian, sekitar 63% pekerja di negara yang

Page 19: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

2

diteliti tidak total pada pekerjaannya (disengaged), yang berarti mereka tidak

memiliki motivasi dan cenderung memiliki kinerja yang buruk pada pekerjaannya.

Sisanya sebanyak 24% karyawan memperlihatkan keterlibatan yang tidak

berlebihan (actively disengaged), yaitu mereka yang sedikit berkomitmen

terhadap perusahaan dan merasa tidak bahagia serta tidak produktif di tempat

kerja, sehingga rendahnya tingkat work engagement pada kalangan pekerja dunia

sangat menghambat keuntungan produktivitas ekonomi dan kualitas hidup di

sebagian besar dunia.

Survei ini meliputi Asia Tenggara yang mana Indonesia termasuk di

dalamnya. Sebesar 12% pekerja yang engaged dalam pekerjaannya untuk wilayah

asia tenggara, kemudian yang not engaged sebesar 73% serta karyawan yang

actively disengeged sebesar 14%. Dengan demikian, karyawan Asia Tenggara

masih kurang engaged dalam bekerja. Untuk mengembangkan kualitas

perusahaan di Asia Tenggara perlu meningkatkan work engagement pada setiap

karyawan.

Menurut hasil riset Gallup di tahun 2012 menunjukkan perusahaan dengan

tingkat work engagement karyawan yang tinggi mendapatkan rating konsumen

yang lebih tinggi 10% dan produktivitas dan profitabilitas di rata-rata 20% lebih

tinggi dibandingkan perusahaan dengan tingkat work engagement karyawan yang

rendah. Perusahaan dengan tingkat work engagement karyawan yang tinggi juga

menunjukkan tingkat absenteeism, turnover, shrinkage, safety incident, patient

safety incidents dan quality (defect) yang menurun jika dibandingkan kondisi

sebelumnya (Husen dalam Energia Weekly, 2013). Senada dengan penjelasan

Page 20: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

3

Lockwood (2007) work engagement karyawan muncul sebagai penggerak

kesuksesan bisnis, serta menjadi faktor penentu dalam keberhasilan organisasi.

Tidak hanya mempengaruhi retensi, produktivitas, dan loyalitas karyawan, akan

tetapi juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, dapat meningkatkan reputasi

perusahaan, serta meningkatkan nilai-nilai perusahaan. Dengan demikian,

sangatlah penting bagi setiap organisasi untuk menerapkan work engagement pada

setiap karyawannya.

Dalam penelitian ini akan mengambil sampel penelitian di PT. Pertamina

Gas. PT.Pertamina Gas merupakan anak perusahaan Pertamina yang berada di

bawah naungan Direktorat Hulu Pertamina. Secara resmi didirikan pada 23

februari 2007 untuk menangani usaha niaga, transportasi, distribusi, pemerosesan

dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya.

Dalam melaksanakan dan menyelenggarakan usahanya, PT Pertamina Gas

sebagai anak perusahaan dari PT. Pertamina (Persero), menganut tatanan nilai-

nilai yang telah ditetapkan PT. Pertamina (Persero) sebagai pemberi arah bagi

sikap dan perilaku seluruh pekerja dan manajemen dalam melaksanakan tugasnya

sehari-hari. Seluruh jajaran PT. Pertamina Gas mengacu dan mendukung penuh

terbentuknya citra yang diinginkan harus ada pada pekerja PT. Pertamina

(Persero) dalam menjawab tantangan ke depan (Pertamina Gas Company Profile).

Tingkat work engagement di Pertamina sangatlah baik dilihat dari hasil

kinerja secara Global. PT.Pertamina Gas banyak mendapatkan penghargaan dari

Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam hal CIP (Continuous

Improvement Program) serta mendapatkan PROPER hijau dari Kementrian

Page 21: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

4

Lingkungan Hidup (Annual Report PT. Pertamina Gas, 2013). Tetapi masih ada

karyawan yang kurang menaati peraturan perusahaan. Seperti hasil observasi

peneliti pada PT. Pertamina Gas dimana masih banyak karyawan yang datang

terlambat datang ke kantor. Terlihat ketika diadakannya rapat apel setiap pagi

masih banyak yang datang terlambat. Kemudian banyak ditemukan kasus seperti

karyawan yang menggunakan jam kerjanya untuk melakukan hal-hal lain diluar

tugasnya padahal masih dalam jam kerja (hasil observasi juni 2014). Hal ini tentu

akan berdampak terhadap kinerja organisasi yang dihasilkan.

Hasil wawancara kepada 6 karyawan PT. Pertamina Gas pada hari jumat

tanggal 14 maret 2014 mereka mengeluhkan tentang masalah kurangnya gaji yang

diberikan kemudian aspirasi mereka juga kurang ditanggapi dan beberapa dari

mereka mengeluhkan masalah sistem kemitraan atau outsourcing yang mana

mereka berharap segera dihapuskan (Lia et.al, 2014). Sehingga mereka kurang

semangat dalam melakukan pekerjaan dalam artian mereka kurang work

engagement. Rendahnya dalam work engagement ini dapat merugikan perusahaan

karena dapat menurunkan mutu serta reputasi perusahaan. Lain halnya peneliti

juga melihat masih banyaknya karyawan yang memilki work engagement tinggi

mereka ketika bekerja sangatlah rajin dan bersemangat. Tingginya work

engagement seperti inilah yang dapat memajukan perusahaan kedepannya

sehingga dapat bersaing dengan baik.

Husen (dalam Energia Weekly, 2013) juga menambahkan, jika pekerja

merupakan aset terbaik perusahaan, maka tugas perusahaan untuk terus

memperhatikan dan terus memberi dukungan kepada mereka menjadi prioritas.

Page 22: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

5

Walaupun work engagement karyawan itu penting di tingkat organisasi, work

engagement sebenarnya dimulai dari tiap-tiap individu pekerja. Memahami bahwa

mereka dihormati dan dihargai sebagai individu di tempat kerja dapat memiliki

dampak yang signifikan terhadap work engagement mereka kepada pimpinan dan

perusahaan. Manajer dan pemimpin harus mengenali para pekerjanya, siapa

mereka dan bukan hanya sekedar apa yang mereka lakukan. Bagaimana pemimpin

memperlakukan pekerja mereka secara substansial dapat mempengaruhi tingkat

work engagement karyawan di tempat kerja, yang pada gilirannya mempengaruhi

perusahaan.

Work engagement menurut Schaufeli, Salanova, Roma, dan Bakker (2002)

merupakan konstruk motivasional yang berarti sebagai keadaan positif yang

berhubungan dengan kesejahteraan dalam bekerja, penuh semangat dan kelekatan

yang kuat dengan pekerjaannya. Pada intinya, work engagement pekerjaan mereka

sebagai sesuatu yang merangsang dan energik sehingga mereka ingin

mencurahkan waktu dan usaha (semangat), mengejar sesuatu yang bermakna

(dedikasi), dan menganggap hal tersebut mengasyikkan dan menarik (terlarut).

Menurut Smith dan Markwick (2009) karyawan yang memiliki work engagement

mereka merasa dekat dengan organisasi, mereka menyalurkan energi bukan hanya

kepada pekerjaan mereka saja akan tetapi secara keseluruhan untuk organisasi.

Fokus penelitian ini ingin melihat bagaimana work engagement mampu

berperan penting dalam menghadapi tuntutan organisasi. Menurut model yang

diungkapkan oleh Bakker dan Demerouti (2008), work engagement dipengaruhi

oleh dua faktor, yaitu faktor situasi dan individu. Faktor situasi yang dimaksudkan

Page 23: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

6

adalah sumber daya pekerjaan (situasi) dan faktor individu yaitu sumber daya

personal.

Faktor individu yang mempengaruhi work engagement adalah spiritualitas

kerja. Spiritualitas kerja merupakan tempat kerja yang mengakui bahwasanya

setiap karyawan itu memiliki kehidupan batin yang terpelihara dan dipelihara oleh

pekerjaan yang berarti dan terjadi dalam konteks masyarakat (Ashmos & Duchon,

2000). Spiritualitas sering kali disebutkan dalam dunia kerja atau organisasi

mungkin agak sulit mendefinisikannya, menurut Ashmos dan Duchon (2000)

definisi spiritualitas di tempat kerja meliputi pengertian tentang makna, tujuan dan

hubungan dengan orang lain. Menurut Vaill (1998) (dalam Duchon & Plowman,

2005) spiritualitas dipandang terkait dengan manusia pencari makna dan juga

spirtualitas menyebabkan pencarian makna dalam pekerjaan mereka

Menurut Ashmos dan Duchon (2000) pertama, spiritualitas kerja

merupakan hal yang terpenting dalam suatu organisasi karena dengan adanya

spiritualitas kerja berarti mengakui bahwa pekerja adalah makhluk spiritual,

mereka memiliki kehidupan batin yang mana kebutuhan akan makna menjadi

tujuan. Kedua, spiritualitas kerja bukan hanya sekedar sifat batin pekerja, tetapi

juga tentang kebutuhan untuk menjadi bagian dari komunitas. Dengan demikian,

spiritualitas di tempat kerja meliputi gagasan bahwa kebutuhan masyarakat akan

makna dapat dicapai melalui pekerjaan yang bermakna (Duchon & Plowman,

2005).

Menurut Nurtjahjanti (2010) spiritualitas dalam pekerjaan merupakan

aspek penting bagi perusahaan untuk dapat bersaing di masa sekarang ini.

Page 24: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

7

Spiritualitas dapat membuat karyawan lebih efektif dalam bekerja, karena

karyawan yang melihat pekerjaan mereka sebagai alat untuk meningkatkan

spiritualitas akan menunjukkan usaha yang lebih besar dibanding karyawan yang

melihat pekerjaannya hanya sebagai alat untuk memperoleh uang.

Menurut Ashmos dan Duchon (2000), spiritualitas di tempat kerja

memiliki tiga dimensi, yaitu kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja, dan

perasaan terhubung dengan komunitasnya. Hasil penelitian yang ditemukan oleh

Duchon dan Plowman (2005) mengemukakan bahwa spiritualitas memiliki

pengaruh terhadap work engagement. Karyawan yang memiliki tingkat

spiritualitas tinggi akan membuat karyawan total dalam bekerja sehingga kinerja

karyawan akan lebih tinggi pula.

Selain faktor individu, faktor situasi juga mempengaruhi work

engagement. Faktor situasi yang dimaksudkan adalah sumber daya pekerjaan.

Sumber daya pekerjaan ini berangkat dari model JD-R (Job Demands-Resources)

yang dikemukakan oleh Demerouti et al. (2001). Model JD-R tersebut terdiri dari

dua konsep yaitu job demands (tuntutan pekerjaan) dan job resources (sumber

daya pekerjaan). Sumber daya pekerjaan meliputi aspek-aspek fisik, psikologis,

sosial, dan/atau organisasi yang mana merupakan modal untuk mencapai tujuan,

mengurangi tuntutan pekerjaan yang terkait fisik dan psikologis, dan mendorong

pertumbuhan dan perkembangan pribadi (Demerouti et al. 2001).

Sumber daya pekerjaan (job resources) memiliki dua motivasi, yaitu

motivasi intrinsik dengan memfasilitasi belajar atau pengembangan pribadi dan

potensi motivasi ekstrinsik dengan memberikan bantuan instrumental atau

Page 25: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

8

informasi spesifik untuk pencapaian tujuan (Schaufeli & Bakker, 2004). Dengan

demikian, sumber daya pekerjaan memiliki dampak yang positif terhadap work

engagement, ketika seorang pekerja menghadapi tuntutan pekerjaan yang tinggi

sumber daya pekerjaan menjadi sangat berharga dalam menghadapi pekerjaan

mereka (Bakker & Demerouti, 2014).

Senada dengan beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan

hubungan yang positif antara sumber daya pekerjaan dengan work engagement

seperti pada penelitian Hakanen, Perhoniemi, dan Tanner (2008) pada dokter gigi

di Finlandia dan juga penelitian yang dilakukan oleh Schaufeli dan Bakker (2004)

menemukan bukti bahwa terdapat hubungan yang positif antara tiga dimensi

sumber daya pekerjaan (umpan balik pekerjaan, dukungan sosial, dan arahan

supervisor) dan work engagement (semangat, dedikasi, dan terlarut) antara empat

sampel karyawan Belanda yang berbeda. Lebih lanjut, Bakker, Demerouti, dan

Euwema (2005) mengemukakan terdapat empat komponen sumber daya

pekerjaan, yaitu otonomi, dukungan sosial, kualitas hubungan dengan supervisor

(atasan), dan umpan balik kinerja (performance feedback).

Faktor situasi berikutnya yang mempengaruhi work engagement adalah

job crafting. Job crafting merupakan jalan untuk meningkatkan performa dalam

bekerja, mereka secara proaktif dapat merubah pekerjaan mereka sendiri lebih

bermakna, menarik, dan memuaskan (Demerouti & Bakker, 2014). Job crafting

merupakan keahlian karyawan dalam menghadapi setiap tuntutan kerja dan

sumber daya kerja yang mereka miliki sendiri untuk mengoptimalkan kerja dan

mencapai tujuan kerja mereka (Tims, Bakker, & Derks, 2012). Karyawan yang

Page 26: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

9

memiliki work engagement bukanlah semata hanya pelaku pasif melainkan secara

aktif dapat mengubah lingkungan kerja mereka jika diperlukan (Bakker, 2011).

Penelitian yang dilakukan. Petrou et.al. (2012) menemukan bahwa job

crafting berpengaruh positif terhadap work engagement. Kemudian Tims, Bakker,

dan Derks (2012) dalam penelitian yang dilakukan di Belanda menemukan bahwa

job crafting berpengruh positif terhadap work engagement. Menurut Bakker

(2011) job crafting memungkinkan karyawan untuk dapat menyesuaikan

pekerjaan mereka seperti pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan kebutuhan

mereka. Job crafting merupakan perilaku proaktif karyawan yang mencakup

seeking resources, seeking challenges, dan reducing demand. (Petrou et.al. 2012).

Berdasarkan uraian sebelumnya, penting kiranya untuk melakukan

penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh spiritualitas di tempat kerja, sumber

daya pekerjaan, dan job crafting terhadap work engagement. Berdasarkan latar

belakang di atas dan melihat pentingnya work engagement bagi sebuah organisasi,

maka penting untuk diadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Spiritualitas di

Tempat Kerja, Sumber Daya Pekerjaan, dan Job Crafting terhadap Work

Engagement”

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, penelitian ini dibatasi pada pengaruh variabel

bebas (spiritualitas di tempat kerja, sumber daya pekerjaan, dan job crafting)

terhadap variabel terikat (work engagement). Adapun batasan konsep yang

digunakan sebagai berikut:

Page 27: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

10

a. Work engagement adalah konstruk motivasional yang berarti sebagai keadaan

positif yang berhubungan dengan kesejahteraan dalam bekerja, penuh

semangat dan kelekatan yang kuat dengan pekerjaannya. Hal ini dikemukakan

oleh Schaufeli et al. (2002). Work engagement memiliki 3 dimensi, yaitu vigor

(semangat), dedikasi, dan absorption (terlarut).

b. Spiritualitas di tempat kerja dalam penelitian ini sesuai dengan teori Ashmos

dan Duchon (2000) dibatasi pada kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja,

dan perasaan terhubung dengan komunitasnya

c. Sumber daya pekerjaan dalam penelitian ini sesuai dengan Model Job

Demands-Resources menurut Bakker et al. (2005) dibatasi pada otonomi,

dukungan sosial, kualitas hubungan dengan supervisor (atasan), dan umpan

balik kinerja (performance feedback).

d. Job crafting dalam penelitian ini sesuai dengan Tims, Bakker, dan Derks,

(2012) dibatasi pada seeking resources, seeking challenges, dan reducing

demand.

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh spiritualitas di tempat kerja, sumber daya pekerjaan, dan

job crafting terhadap work engagement?

2. Seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas (spiritualitas di

tempat kerja, sumber daya pekerjaan, dan job crafting) terhadap work

engagement.

Page 28: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

11

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh spiritualitas di tempat kerja, sumber daya pekerjaan, dan

job crafting terhadap work engagement.

2. Mengetahui seberapa besar kontribusi spiritualitas di tempat kerja, sumber

daya pekerjaan, dan job crafting dalam pengaruhnya terhadap work

engagement.

1.3.2 Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian terbagi 2, yaitu:

a. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian mengenai work engagement ini diharapkan mampu

memberikan sumbangsih terhadap pengembangan ilmu psikologi industri

terutama untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh spiritualitas di

tempat kerja, sumber daya pekerjaan, dan job crafting terhadap work

engagement.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk PT. Pertamina Gas

Area Jawa Bagian Barat dan menjadi bahan evaluasi mengenai work

engagement terutama pada kalangan orang yang bekerja.

Page 29: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

12

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, peneliti menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Membahas sejumlah teori yang terkait dengan masalah yang akan diteliti secara

sistematis, yaitu teori tentang work engagement, spiritualitas di tempat kerja,

sumber daya pekerjaan, dan job crafting. Selain itu, terdapat kerangka berpikir

teoritis beserta hipotesis penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Meliputi populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, variabel penelitian,

instrumen pengumpulan data, uji validitas konstruk, teknik analisis data, dan

prosedur penelitian.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, dipaparkan gambaran subjek penelitian, hasil analisis deskriptif,

kategorisasi skor variabel penelitian, hasill pengujian hipotesis dan pembahasan

hasil pengujian hipotesis dan proporsi varians.

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab lima peneliti akan memamparkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang

telah dilakukan. Bab ini terdiri dari tiga bagian yaitu kesimpulan, diskusi, dan

saran.

Page 30: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan teori yang diuraikan dalam penelitian yang terdiri dari lima

subbab yaitu teori work engagement (definisi, dimensi, dan pengukuran work

engagement), spiritualitas di tempat kerja (definisi, dimensi, dan pengukuran

spiritualitas di tempat kerja), sumber daya pekerjaan (definisi, dimensi, dan

pengukuran sumber daya pekerjaan), dan job crafting (definisi, dimensi, dan

pengukuran job crafting) kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1 Work Engagement

2.1.1 Definisi work engagement

Work engagement dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia sebagai keterikatan

kerja, keterlarutan kerja, keterlibatan kerja, dan totalitas kerja. Shaleh (2013)

mengemukakan bahwa istilah totalitas kerja merupakan padanan kata yang sesuai

untuk mengartikan work engagement.

Kahn (1990) merupakan salah satu yang pertama memperkenalkan teori

engagement (dalam bakker, 2011). Menurut Kahn (1990) work engagement

karyawan dalam pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi yang

melaksanakan peran kerjanya, bekerja dan mengekspresikan dirinya secara fisik,

kognitif dan emosional selama bekerja. Sehingga hal demikian itu sangat

diperlukan untuk mendorong timbulnya semangat kerja karyawan. Singkatnya,

karyawan yang engaged memiliki tingkat energi yang tinggi dan antusias dalam

pekerjaan mereka. Work engagement menurut Schaufeli et.al. (2002) adalah

Page 31: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

14

konstruk motivasional yang didefinisikan sebagai keadaan positif, terpenuhi, yang

berhubungan dengan pikiran dalam bekerja yang ditandai dengan semangat,

dedikasi dan terlarut.

Lebih lanjut, Schaufeli dan Bakker (2006) menjelaskan bahwa seseorang

yang memiliki work engagement mereka memiliki energi besar yang secara

efektif berperan aktif dalam pekerjaan dan mereka merasa mampu menangani

setiap tuntutan pekerjaan mereka dengan baik. Selain itu, definisi work

engagement menurut Perrin (2003) adalah suatu hal yang meliputi kedua faktor

yaitu emosi dan rasionalitas yang berhubungan dengan pekerjaan dan keseluruhan

pengalaman saat bekerja. Faktor emosi berkaitan dengan kepuasan masing-masing

individu dan inspirasi yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka dan menjadi

bagian dari organisasi mereka. Intinya, mereka mempunyai rasa yang kuat dengan

suatu pekerjaan. Faktor rasionalitas secara umum berkaitan dengan hubungan

antara individu dan perusahaan yaitu sejauh mana karyawan memahami peran

mereka dan peran unit kerja mereka yang berhubungan dengan tujuan perusahaan

tersebut.

Institute of Employee Studies (IES) mendefinisikan work engagement

sebagai sikap positif yang dimiliki oleh karyawan terhadap organisasi dan nilai-

nilainya. seorang karyawan yang memiliki work engagement akan peduli terhadap

bisnis organisasi dan bekerja secara tim untuk meningkatkan performasi

organisasi (Robinson et.al. 2004).

Page 32: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

15

Lockwood (2007) dalam Society for Human Resorce Management (SHRM)

work engagement adalah komitmen karyawan pada organisasi, seberapa keras dan

seberapa lama mereka bekerja untuk komitmen tersebut dan karyawan yang

memiliki work engagement lebih keras, lebih setia, dan lebih mungkin bekerja

dengan ekstra terhadap organisasi mereka.

Cook (2008) juga mendefinisikan work engagement adalah gairah dan

energi terbaik yang harus diberikan karyawan untuk organisasi guna melayani

klien/konsumen. Segalanya berkaitan dengan keinginan dan kemampuan

karyawan untuk memberikan usaha tetap guna membantu organisasi menjadi

sukses. Work engagement ditandai saat karyawan berkomitmen pada organisasi,

percaya pada suatu pedoman, dan bersiap memberikan hal melebihi ekspektasi

klien/konsumen.

Lebih lanjut, Cook (2008) memaparkan bahwa work engagement sangat

berkaitan dengan psikologis seseorang. Seperti yang kita tahu, karyawan memilih

bagaimana mereka bersikap dan sampai sejauh mana mereka ingin engaged dalam

bekerja. Karyawan yang engaged diinspirasi oleh pekerjaan, mereka berfokus

pada klien hingga mencapai tujuan, mereka peduli dengan masa depan

organisasinya, dan siap berusaha untuk keberhasilan organisasinya.

Menurut Smith dan Markwick (2009) work engagement sebagai sesuatu

yang diberikan oleh karyawan yang bisa mendapatkan keuntungan bagi organisasi

melalui komitmen, dedikasi serta menggunakan bakat sepenuhnya dan menjadi

pendukung dari tujuan dan nilai-nilai organisasi. Bakker dan Leiter (2010)

mendefiniskan work engagement sebagai keadaan positif yang berhubungan

Page 33: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

16

dengan kesejahteraan pekerjaan atau pemenuhan yang ditandai dengan motivasi

afektif dan sebagai lawan dari kelelahan bekerja (job burnout).

Hakeem dan Gulzar (2014) menambahkan bahwasanya karyawan yang

memiliki work engagement mereka dapat bekerja secara positif dan berenergi

serta berkeinginan tulus untuk berkontribusi dan berperan dalam mencapai

keberhasilan organisasi.

Berdasarkan beberapa definisi yang diungkapkan oleh tokoh-tokoh tersebut,

dalam penelitian ini digunakan teori Schaufeli et.al. (2002) yang berpendapat

bahwa work engagement merupakan konstruk motivasional yang didefinisikan

sebagai keadaan positif, terpenuhi, yang berhubungan dengan pikiran dalam

bekerja.

2.1.2 Dimensi work engagement

Work engagement merupakan hal positif, yang terkait dengan keadaan pikiran

yang ditandai dengan semangat, dedikasi dan absorbsi atau penyerapan (Schaufeli

et.al, 2002). Seorang karyawan yang tergolong memiliki work engagement dengan

kata lain dapat didefinisikan dengan melakukan pekerjaan pikiran yang ditandai

dengan semangat dalam menyelesaikan semua penugasannya.

Secara ringkas Schaufeli et.al. (2002) menjelaskan mengenai dimensi yang

terdapat dalam work engagement, yaitu:

a. Vigor (semangat)

Merupakan curahan energi dan mental yang kuat selama bekerja, keberanian

untuk berusaha sekuat tenaga dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, dan tekun

dalam menghadapi kesulitan kerja. Juga kemauan untuk menginvestasikan

Page 34: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

17

segala upaya dalam suatu pekerjaan, tidak mudah kelelahan dan tetap bertahan

meskipun menghadapi kesulitan.

b. Dedication (dedikasi)

Merasa terlibat sangat kuat dalam suatu pekerjaan dan mengalami rasa

kebermaknaan, bekerja dengan perasaan antusiasme, memiliki perasaan

bangga dalam suatu pekerjaan, merasa terinspirasi, dan merasa tertantang

dengan hal tersebut.

c. Absorption (terlarut)

Dalam bekerja karyawan menjadi sungguh-sungguh dengan senang hati selalu

dan penuh konsentrasi serius terhadap suatu pekerjaan. Dalam bekerja waktu

terasa berlalu begitu cepat dan tenggelam dalam pekerjaannya sehingga

individu tersebut kesulitan untuk melepaskan diri dari pekerjaannya.

Karyawan hampir juga merasa lupa dengan apa yang terjadi di sekitarnya.

2.1.3 Pengukuran work engagement

Pengukuran work engagement menggunakan Utrecht Work Engagement Scale

(UWES) dengan 17 item mengacu pada teori yang dikemukakan Schaufeli dan

Bakker (2004). Instrumen ini disusun oleh Schaufeli et al. (dalam Seppala,

Mauno, Feldt, Hakanen, Kinnunen, Tolvanen, & Schaufeli, 2009). UWES-17

terdiri dari 3 dimensi, yaitu vigor (semangat), dedikasi, dan absorption (terlarut)

masing-masing terdiri dari enam item dalam dimensi vigor (semangat), lima item

dalam dimensi dedikasi, dan enam item dalam dimensi absorption (terlarut).

Page 35: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

18

2.1.4 Faktor-faktor yang memengaruhi work engagement

Menurut Naami (2011), mengungkapkan bahwa work engagement tidak terlepas

antara hubungan person-environmental (P-E) atau hubungan anatara diri individu

dengan lingkungannya. Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi work engagement.

Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor yang berbeda. Faktor tersebut antara lain:

1. Job resources

Menurut Bakker dan Demerouti(2008), penelitian sebelumnya secara konsisten

menunjukan bahwa sumber daya pekerjaan seperti dukungan sosial dari rekan-

rekan dan supervisor, umpan balik kinerja, berbagai keterampilan, otonomi, dan

kesempatan belajar secara positif mempengaruhi work engagement .sumber daya

pekerjaan sebagai aspek-aspek fisik, psikologis, sosial atau organisasi pekerjaan

yang tidak hanya berpotensi mengurangi efek negatif dari tuntutan pekerjaan dan

membantu untuk mencapai tujuan kerja, tetapi juga dapat menstimulasi

pertumbuhan pribadi, belajar dan mengembangkan keadaan positif dari work

engagement.

2. Job crafting

Menurut Petrou et.al (2012), job crafting dapat memengaruhi work engagment

karyawan. Job crafting dapat meningkatkan sumber daya dan mengurangi

tuntutan pekerjaan mereka. Semakin banyak karyawan mencari sumber daya

pekerjaan dan tantangan makan akan semaikin engaged pada pekerjaan mereka

begitupun sebaliknya. Dengan demikian, job crafting merupakan peran pentig

dalam meningkatkan work engagement.

Page 36: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

19

3. Workplace spirituality

Menurut Saks (2006), spiritualitas di tempat kerja dapat memengaruhi work

engagement karyawan. Spiritualitas sangat berguna untuk melihat peran kondisi

psikologis. Memaknai suatu pekerjaan di tempat kerja dan transendensi menjadi

prediktor kondisi psikologis dalam work engagement. Bukan hanya itu

kebersamaan dalam unit kerja atau juga perasaan terhubung dengan komunitas

yang menjunjung nilai-nilai dan tujuan organisasi dapat meningkatkan work

engagement.

Menurut Lockwood (2007) work engagement merupakan konsep yang kompleks

dan dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah

1. Budaya di tempat kerja

Budaya organisiasi bisa menjadi faktor dari engageditas kerja karyawan. Budaya

organisasi tersebut ialah apabila suatu organisasi memiliki kondisi psikologis

kerja yang penuh makna, memliki keamanan, serta tersedia berbagai macam

sumber daya yang bisa digunakan dapat meningkatkan engageditas kerja

karyawan. Diluar itu budaya yang didalamnya memiliki nilai-nilai dan misi

perusahaan yang baik, kesejahteraan serta penjaminan kesehatan, kesempatan

belajar dan pengembangan kerja mereka, imbalan atas pekerjaan mereka, hingga

budaya yang saling menghormati semua ini juga dapat meningkatkan engageditas

kerja karyawan.

2. Komunikasi

Komunikasi merupakan alat manajemen yang penting untuk mendorong

peningkatan work engagement. Strategi komunikasi dapat memberikan dampak

Page 37: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

20

positif terhadap organisasi dengan meningkatkan komunikasi antara atasan dan

bawahan dapat membangun kepercayaan karyawan serta dapat melacak

kekurangan dan mengevaluasi kerja karyawan.

3. Komitmen

Hubungan antar manjer dan karyawan merupakan hal penting dalam

meningkatkan work engagement. Karyawan yang percaya terhadap manajer

mereka, memiliki komitmen dan bangga terhadap organisasi. Gaya manajerial

menjadi tolak ukur dalam peningkatan engageditas kerja diperlukan manajer yang

menunjukan komitmen yang kuat, bertanggung jawab, memiliki kejujuran serta

integritas, bekerjasama dengan karyawan dalam pemecahan masalah dan memiliki

gairah untuk sukses dapat meningkatkan work engagement karyawan.

Menurut Dickson (2011) terdapat 4 faktor pendorong work engagement, yaitu:

1. Kebanggaan terhadap perusahaan

Kebanggaan terhadap perusahaan dipengaruhi oleh tingkat kualitas produk

atau jasa yang didukung oleh perusahaan dan tingkat dimana perusahaan

membuat konsumen menjadi prioritas. Karyawan yang engaged akan merasa

bangga terhadap perusahaan sehingga ia dengan sukarela mempromosikan

perusahaan tersebut kepada orang lain.

2. Komitmen

Komitmen dipengaruhi sejauh mana karyawan terlibat dalam keputusan yang

berdampak pada pekerjaan mereka, kesempatan untuk tumbuh dan

berkembang, dan merasakan kepercayaan yang diberikan atasan. Karyawan

Page 38: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

21

yang engaged berkomitmen bahwa mereka akan menampilkan kinerja

melebihi ekspektasi untuk menyukseskan perusahaan tersebut.

3. Rasa memiliki dan kecocokan

Rasa memiliki dan kecocokan seorang karyawan dipengaruhi oleh hubungan

dengan rekan kerja, persiapan saat akan bekerja, dan kecocokan nilai serta

atmosfer dalam lingkungan kerja. Karyawan yang engaged merasa dihargai

dan menaati norma perusahaan. Mereka merasakan kelekatan dengan

kelompok kerjanya dan nyaman dengan hal tersebut.

4. Keselarasan

Keselarasan akan diperoleh saat karyawan mengerti tujuan dan nilai

perusahaan, khususnya bagaimana peran mereka mempengaruhi mereka

sendiri. Kualitas umpan balik kinerja mempengaruhi keselarasan. Karyawan

yang engaged mengetahui jelas bagaimana peran mereka mempengaruhi

orang lain dalam perusahaan. Oleh karena itu, karyawan merasakan perasaan

yang kuat akan prestasi saat bekerja dengan baik.

2.2 Spiritualitas di Tempat Kerja

2.2.1 Definisi spiritualitas di tempat kerja

Dalam organisasi sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

menghadapi kondisi saat ini. Kualitas karyawan ditandai dengan work

engagement dalam bekerja yang mana karyawan bersemangat dan memiliki jiwa

yang spirit ketika mereka bekerja. Karyawan yang bersemangat mereka selalu

memaknai dan menganggap pekerjaan sesuatu yang berarti hal ini merupakan

Page 39: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

22

faktor internal yang berupa spiritualitas yang mereka bawa dalam bekerja

(Ashmos dan Duchon,2000)

Menurut Fenwick dan lange (1998) HRD saat ini berinisiatif dalam

memulai pembelajaran dan pengembangan konsep holistik karyawan yang

memanfaatkan kebutuhan rohani, sehingga spiritualitas dapat diintegrasikan

dengan pekerjaan.

Mitroff dan Denton (1999) berpendapat bahwa spiritualitas sebagai

perasaan terhubung dari diri dengan orang lain dan alam semesta, perasaan

kesalingterikatan ini yang bisa menjelaskan bahwasanya hubungan itu ialah

spiritualitas. Menurut Ashmos dan Duchon (2000) Spiritualitas kerja didefinisikan

sebagai pengakuan bahwa setiap karyawan itu memiliki kehidupan batin yang

terpelihara dan dipelihara oleh pekerjaan yang berarti di dalam masyarakat.

Spiritualitas di tempat kerja menggambarkan pengalaman karyawan yang

bergairah dan berenergi dalam bekerja, menemukan makna dan tujuan dalam

pekerjaan mereka, dapat mengekspresikan diri di tempat kerja, dan merasa

terhubung dengan orang-orang (Kinjerski dan Skrypnek, 2004) .

Menurut Giacalone dan Jurkiewicz (2003) Spiritualitas dalam pekerjaan

didefinisikan sebagai kerangka kerja dari nilai-nilai budaya organisasi yang

mendorong pengalaman transenden para karyawan melalui proses bekerja,

memfasilitasi perasaan terhubung mereka dengan orang lain sekaligus

memberikan mereka perasaan lengkap dan bahagia. Lain halnya dengan

Petchsawanga dan Duchon (2009) bahwasanya spiritualitas di tempat kerja adalah

tentang perasaan terhubung berupa belas kasihan kepada orang lain, kesadaran

Page 40: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

23

batin dalam mencapai makna dari setiap pekerjaan, dan memungkinkan

transedensi

Sedangkan menurut karakas (2010) spiritualitas di tempat kerja sebagai

perjalanan untuk menemukan pemahaman yang bermakna, holistik, mendalam

eksistensinya dalam diri dan hubunganya transenden. Spiritualitas berbeda dengan

agama spiritualitas dikarakteristikan sebagai hal yang pribadi, inklusif, dan

perasaan manusia yang universal, dan terbebas dari ritual atau kepatuhan terhadap

agama atau tradisi.

Lebih lanjut, Ashmos dan Duchon (2000) mendiskusikan dimensi

spiritualitas di tempat kerja dengan ide “makna dan rasa memiliki”. Pertama,

spiritualitas di tempat kerja berarti mengakui bahwa pekerja adalah makhluk

spiritual, mereka memiliki kehidupan batin di mana kebutuhan akan makna

ditujukan. Kedua, spiritualitas di tempat kerja adalah lebih dari sekedar kebutuhan

batin pekerja, tetapi juga tentang apa yang Beyer (dalam Ashmos & Duchon,

2005) sebut sebagai kebutuhan rasa memiliki, untuk menjadi bagian dari

komunitas. Intinya, spiritualitas di tempat kerja meliputi gagasan bahwa

kebutuhan masyarakat akan makna dapat dicapai melalui pekerjaan yang

bermakna.

Berdasarkan pemaparan definisi tersebut, peneliti menggunakan teori

Ashmos dan Duchon (2000) yang mengemukakan pengakuan bahwa seorang

karyawan memiliki kehidupan batin yang terpelihara dan dipelihara oleh

pekerjaan yang berarti di dalam masyarakat merupakan spiritualitas di tempat

kerja.

Page 41: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

24

2.2.2 Dimensi spiritualitas di tempat kerja

Ashmos dan Duchon (2000) membagi spiritualitas di tempat kerja menjadi 3

dimensi, yaitu:

1. Kehidupan batin

Kehidupan batin adalah pemahaman mengenai kekuatan Ilahi dan bagaimana cara

menggunakannya untuk kehidupan lahiriah yang lebih memuaskan. Duchon dan

Plowman (2005) mengemukakan bahwa orang-orang membawa seluruh diri

mereka untuk bekerja dan semakin terlihat seluruh diri mereka termasuk diri

spiritual. Dengan demikian, dimensi penting dari spiritualitas di tempat kerja

adalah gagasan bahwa karyawan memiliki kebutuhan rohani (kehidupan batin)

dan tidak hanya memiliki kebutuhan fisik, emosional, dan kognitif. Kebutuhan ini

tidak tertinggal di rumah ketika mereka datang untuk bekerja (Duchon &

Plowman, 2005). Lebih lanjut, Duchon dan Plowman (2005) menyatakan

keberadaan kehidupan batin berhubungan dengan dua konstruk perilaku

organisasi: identitas individu dan identitas sosial. Identitas individu merupakan

bagian dari konsep diri seseorang atau melihat bagian dalam dari diri mereka

sendiri dan ekspresi kehidupan batin adalah sebagian ekspresi identitas sosial.

2. Makna dan tujuan bekerja

Menurut Fox (dalam Ashmos & Duchon, 2000), hidup dan mata pencaharian

bukan dua hal yang terpisah melainkan berasal dari sumber yang sama yaitu spirit.

Spirit berarti hidup. Hidup maupun pekerjaan yang menyangkut kehidupan

dengan makna, tujuan, kedamaian, dan perasaan memiliki kontribusi terhadap

komunitas yang lebih luas. Spiritualitas kerja menyangkut bagaimana membawa

Page 42: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

25

hidup dan pekerjaan berjalan bersama. Gerakan spiritualitas di tempat kerja

menyangkut kerja yang lebih bermakna, hubungan antara jiwa dan pekerjaan, dan

bagaimana mendapatkan perhatian dari perusahaan bahwa memupuk jiwa pada

saat kerja dapat berdampak baik bagi bisnis. Dengan demikian, Pekerjaan sesuatu

yang berarti lebih dari sebuah materi. pekerjaan dianggap memiliki arti penting

dalam kehidupannya (Duchon & Plowman, 2005).

3. Perasaan terhubung dengan komunitas

Spiritualitas di tempat kerja tidak hanya bagaimana mengekspresikan kebutuhan-

kebutuhan batin dengan mencari pekerjaan yang bermakna melainkan bagaimana

hidup dapat terhubung dengan orang lain. Merasa menjadi bagian dari suatu

komunitas adalah bagian yang penting dalam perkembangan spiritual. Menurut

Vaill (dalam Ashmos & Duchon, 2000), hubungan kekerabatan dapat membantu

atasan dan bawahan menghadapi kesendirian, kekecewaan, sakit hati di dalam

organisasi dan untuk menentukan seharusnya kondisi ini tidak berlanjut di dalam

organisasi dan orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut.

2.2.3 Pengukuran spiritualitas di tempat kerja

Pengukuran yang digunakan adalah Workplace Spirituality Scale. Menurut

Ashmos dan Duchon (2000), instrumen ini mencakup pengalaman pribadi

informan, yaitu persepsi mereka terhadap kehidupan batin mereka, makna dan

tujuan bekerja, dan perasaan terhubung dengan komunitas di tempat kerja mereka.

Ketiga dimensi ini diukur menggunakan skala Likert dengan respon 1-5.

Page 43: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

26

2.3 Sumber Daya Pekerjaan

2.3.1 Definisi sumber daya pekerjaan

Dalam bekerja, karyawan yang memiliki work engagement mereka sangat

membutuhkan sumber daya ketika mereka bekerja. Sumber daya pekerjaan

menjadi semacam bantuan ketika mereka menghadapi setiap tuntutan dan

hambatan kerja. Hal ini membuat karyawan akan tetap setabil ketika mereka

dalam kondisi tertekan karena mendaptkan dukungan secara fisik, sosial maupun

dukungan organisasi. Sehingga work engagement tidak terlepas dari sumber daya

pekerjaan (Bakker, 2011).

Demerouti, Bakker, Nachreiner dan Schaufeli, (2001) mendefinisikan

sumber daya pekerjaan sebagai aspek-aspek fisik, psikologis, sosial atau

organisasi pekerjaan yang tidak hanya berpotensi mengurangi efek negatif dari

tuntutan pekerjaan dan membantu untuk mencapai tujuan kerja, tetapi juga dapat

menstimulasi pertumbuhan pribadi, belajar dan mengembangkan keadaan positif

dari work engagement.

Menurut Schaufeli dan Bakker (2004) sumber daya pekerjaan memiliki

dua peran motivasi, yaitu motivasi intrinsik dengan memfasilitasi pembelajaran

atau pengembangan pribadi dan motivasi ekstrinsik dengan memberikan informasi

spesifik untuk pencapaian tujuan. Sumber daya pekerjaan yang diasumsikan

memiliki motivasi peran intrinsik akan mendorong karyawan untuk tumbuh,

belajar dan mengembangkan peran motivasi ekstrinsik karena mereka berperan

penting dalam mencapai tujuan kerja. Sumber daya pekerjaan yang memainkan

peran motivasi ekstrinsik dalam lingkungan kerja akan mendorong kemauan untuk

Page 44: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

27

mendedikasikan upaya seseorang untuk menyelesikan tugas pekerjaan (Bakker,

2011).

2.3.2 Dimensi sumber daya pekerjaan

Menurut Bakker et al. (2005), terdapat 4 dimensi sumber daya pekerjaan, yaitu:

1. Dukungan sosial

Dukungan sosial adalah sumber daya langsung yang fungsinya untuk mencapai

tujuan pekerjaan. Dukungan dari rekan dapat membantu untuk menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu dan mengurangi dampak kelebihan beban pekerjaan

termasuk burnout.

2. Otonomi

Di satu sisi, otonomi berarti kebebasan karyawan saat melakukan tugas dan di sisi

lain, otonomi berfokus pada kecepatan kerja seseorang. Semakin besar otonomi,

semakin besar kesempatan untuk mengatasi situasi stres.

3. Kualitas hubungan dengan supervisor (atasan)

Kualitas hubungan dengan supervisor (atasan) dapat mengurangi pengaruh

tuntutan kerja pada burnout karena apresiasi dan dukungan pemimpin

menempatkan tuntutan dalam perspektif lain. Apresiasi dan dukungan pemimpin

juga dapat membantu karyawan dalam menghadapi tuntutan kerja, mendukung

kinerja, dan mencegah memburuknya kesehatan karyawan.

4. Umpan balik kinerja

Umpan balik kinerja tidak hanya membantu karyawan untuk bekerja lebih efektif

namun meningkatkan komunikasi karyawan dengan pemimpinnya. Ketika

informasi yang spesifik dan akurat diberikan dengan cara yang membangun, baik

Page 45: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

28

karyawan dan pemimpin akan bersama meningkatkan atau mengubah kinerja

mereka. Semua karyawan yang mempunyai kinerja baik seharusnya mendapatkan

pujian dan dorongan dan bagi yang tidak memiliki kinerja baik harus diberitahu

titik masalahnya dan dilatih untuk meningkatkan kinerja. Berkomunikasi dengan

karyawan dengan cara yang baik ketika mereka perlu meningkatkan kinerjanya

dapat membantu mencegah masalah pekerjaan dan meminimalisasi kejutan saat

review kerja.

2.3.3 Pengukuran sumber daya pekerjaan

Pengukuran sumber daya pekerjaan menggunakan 4 skala yang berbeda. Untuk

dimensi otonomi dapat menggunakan skala singkat yang dikembangkan oleh

Bakker et al. (2004) mengenai otoritas keputusan, dimensi dukungan sosial dapat

diukur menggunakan skala yang dikembangkan oleh Bakker et al. (2004), dimensi

kualitas hubungan dengan supervisor (atasan) dapat diukur menggunakan skala

yang diadaptasi oleh Graen dan Uhl-Bien (1991) dan skala leader–member

exchange (Le Blanc, 1994), dan dimensi umpan balik kinerja diukur

menggunakan skala yang dikembangkan oleh Bakker, Demerouti, Taris,

Schaufeli, dan Schreurs (2003). Masing-masing dari 4 skala dari item yang

bervariasi tersebut menggunakan skala Likert dan menggunakan 5 respon skala

Likert yaitu “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Netral”, “Setuju”, dan

“Sangat Setuju”.

Page 46: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

29

2.4 Job Crafting

2.4.1 Definisi job crafting

Dalam bekerja, keterlibatan atau work enagegement tidak hanya terjadi begitu saja

kepada karyawan, melainkan karyawan secara aktif dapat menciptakan

engagement experience. Karyawan dapat secara aktif mengubah desain pekerjaan

mereka dengan memilih tugas, negosiasi perbedaan isi tugas, dan arti dari tugas

pekerjaan mereka. Karyawan yang memilki work engagement akan berperilaku

sedemikian rupa yang mana perilaku ini disebut job crafting (Bakker & Leiter,

2010).

Job crafting adalah keahlian karyawan dalam menghadapi setiap tuntutan

kerja dan sumber daya kerja yang mereka miliki sendiri untuk mengoptimalkan

kerja dan mencapai tujuan kerja mereka (Tims, Bakker, dan Derks, 2012). Job

crafting adalah perilaku proaktif karyawan yang mencakup seeking resources,

seeking challenges, dan reducing demands.

Menurut Wrzesniewski dan Dutton (2001) Job crafting merupakan

perilaku inisiatif terhadap perubahan diri karyawan yang bertujuan untuk

menyelaraskan pekerjaan mereka dengan preferensi mereka sendiri, motif, dan

nafsu. Meskipun sudah mencetuskan teori job crafting Wrzesniewski dan Dutton

pada tahun 2001, ternyata ide job crafting sudah disebutkan lebih dari 20 tahun

yang lalu oleh Kulik, Oldham, dan Hackman (1987).

Job crafting dapat memiliki beberapa kondisi. Pertama, karyawan dapat

mengubah aspek pekerjaan mereka yang berkaitan dengan tugas, seperti jumlah

dan bentuk tugas yang mereka dapatkan. Kedua, karyawan dapat mengubah aspek

Page 47: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

30

pekerjaan mereka yang melibatkan hubungan yang mereka miliki di tempat kerja,

misalnya jumlah dan intensitas hubungan mereka dengan rekan atau pelanggan.

Perubahan ini dapat menyebabkan lingkungan kerja yang lebih sesuai

karakteristik karyawan yang spesifik. Ketiga, bahwa karyawan dapat mengubah

kognisi yang mereka miliki tentang aspek pekerjaan mereka dengan tujuan untuk

meningkatkan arti pekerjaan mereka (Wrzesniewsk & Dutton, 2001). Job crafting

merupakan karyawan yang dapat mendesain ulang pekerjaan mereka atas inisiatif

sendiri dengan atau tanpa keterlibatan manajemen. (Tims, Bakker & Derks 2012).

2.4.2 Dimensi job crafting

Menurut Tims, Bakker dan Derks (2012) terdapat 3 dimensi dari job crafting,

yaitu:

1. Seeking Resources

Seeking Resources adalah tindakan mencari bantuan ketika bekerja. Tindakan

yang dimaksud mencakup meminta petunjuk dari kolega dan supervisor, meminta

umpan balik tentang pekerjaannya, atau mencari kesempatan untuk belajar.

2. Seeking Challenges

Seeking Challenges adalah bentuk stressor yang mempunyai implikasi positif.

Karyawan yang aktif pada pekerjaannya (ditandai oleh job demands dan control

yang tinggi) mencari tantangan untuk meningkatkan penguasaan pekerjaannya

Tindakan ini mencakup mencari tugas baru ketika tugas sebelumnya sudah

selesai, atau mengambil lebih dari satu tanggung jawab.

Page 48: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

31

3. Reducing Demands

Reducing Demands adalah tindakan yang dilakukan untuk meminimalisir apsek

pekerjaan yang melelahkan baik secara mental, emosional maupun fisik. Tindakan

yang dimaksud juga bisa dilakukan dengan mengurangi beban kerja dan tekanan

waktu yang dirasakan karyawan.

2.4.3 Pengukuran job crafting

Pengukuran Job crafting menggunakan skala Job Crafting Scale (JCS) yang

dikembangkan oleh Tims, Bakker dan Derks (2012) yang terdiri dari tiga sub-

skala seeking resources, seeking challenges, dan reducing demands. Skala ini

berisi 21 item pernyataan yang masing-masing komponen terdiri 10 item seeking

resources, 6 item reducing demands, dan 5 item seeking challenges.

2.5 Kerangka Berpikir

Persaingan organisasi saat ini dalam hal meningkatkan kualitas kerja karyawan

sangatlah ketat. Setiap organisasi berlomba-lomba ingin mendapatkan karyawan

yang mampu bekerja sama dengan baik, menjadi lebih proaktif dan inisiatif,

mampu bekerja sama dengan orang lain, bertanggung jawab, dan berkomitmen

pada standar kerja tinggi (Bakker & Leiter, 2010). Organisasi tidak ingin merugi

dalam persaingan, mereka terus membenahi konsep agar apa yang mereka

keluarkan berbanding lurus dengan apa yang mereka dapatkan. Work engagement

menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan oleh berbagai organisasi,

hal ini harus menjadi perhatian serius oleh bidang SDM agar suatu organisasi

dapat bertahan dari dampak krisis dan permasalahan yang terjadi pada

karyawannya saat ini. Karena memiliki karyawan yang engaged dalam bekerja

Page 49: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

32

tidak hanya akan membuat pencapaian positif namun akan menggerakkan institusi

tersebut ke arah yang lebih baik.

Karyawan yang engaged ditandai dengan semangatnya saat bekerja,

keinginannya mencapai sesuatu yang bermakna, dan menganggap sesuatu yang

mereka kerjakan adalah sesuatu yang menyenangkan sehingga mereka lupa

waktu. Karyawan yang engaged bukan tidak pernah merasa lelah namun mereka

selalu mengasosiasikan kelelahan mereka sebagai sesuatu yang positif.

Bila merujuk pada hasil observasi pada karyawan PT. Pertamina Gas,

beberapa kasus terlihat hal yang menunujukkan kurangnya work engagement yang

ditunjukkan oleh sebagian karyawan sehingga kinerja yang diharapkan tidak

secara penuh dilakukan oleh para karyawan. Banyak faktor yang memengaruhi

work engagement karyawan dalam lingkungan organisasi, seperti hubungan antara

atasan dan bawahan, kepuasan kerja, kepribadian bawaan dari individu, budaya

organisasi yang berlaku dalam organisasi.

Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada dua faktor yaitu faktor internal

dan faktor eksternal yang mana keduanya memengaruhi work engagement

karyawan. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu

(personal), yaitu spiritualitas individu di tempat kerja. Sedangkan faktor eksternal

adalah faktor yang berasal dari luar individu (situasi/lingkungan) seperti sumber

daya pekerjaan dan job crafting.

Variabel yang akan diteliti adalah faktor penyebab yang berasal dari

internal karyawan yaitu spiritualitas di tempat kerja. Spiritualitas individu di

tempat kerja adalah ketika individu tersebut memahami bahwa ia tidak hanya

Page 50: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

33

memiliki kebutuhan fisik, emosional, kognitif namun juga memiliki kebutuhan

rohani. Individu tersebut mengetahui pada kebutuhan tersebut merupakan bagian

dari dalam diri. Hal ini merupakan spirit yang timbul dari dalam diri karyawan

untuk melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dorongan ini spiritualitas di tempat

kerja inilah yang dapat memberikan semangat dalam bekerja pada karyawan

sehingga work engagement tercipta dalam suatu pekerjaan..

Menurut Ashmos dan Duchon (2000), spiritualitas di tempat kerja

memiliki tiga dimensi, yaitu kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja, dan

perasaan terhubung dengan komunitasnya. Pada variabel kehidupan batin,

seseorang karyawan yang memiliki kehidpuan batin (kebutuhan rohani) dalam

dirinya merupakan ekspresi identitas sosial dan identitas individu. Kehidpan batin

merupakan konsep diri seseorang atau bagian dalam diri seseorang yang mana hal

ini dibawa kedalam lingkungan pekerjaan. Apabila kehidupan batin seseorang

baik maka akan menimbulkan semangat atau spirit dalam bekerja sehingga akan

merasa engaged dalam bekerja. Sebaliknya, karyawan yang buruk kehidupan

batinnya maka akan menampilkan work engagement yang rendah.

Lebih lanjut pada variabel makna dan tujuan bekerja, karyawan yang

memiliki spiritualitas akan memiliki rasa memaknai menyangkut suatu pekerjaan

yang lebih bermakna. Pekerjaan akan menjadi sesuatu yang lebih berarti dari

sebuah materi dan pekerjaan dianggap memiliki arti penting dalam kehidupannya

(Duchon &Polwman, 2005). Sehingga spirit dalam jiwa inilah yang menimbulkan

semangat dalam bekerja yang membuat karyawan akan engaged dalam melakukan

pekerjaan. Sebaliknya, apabila karyawan kurang memaknai suatu pekerjaannya

Page 51: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

34

dan tidak memliki arti penting dalam kehidupannya maka akan kurang

bersemangat dalam melakukan pekerjaan dengan kata lain kurang memiliki work

engagement.

Variabel perasaan terhubung dengan komunitas, karyawan yang memiliki

perasaan terhubung dengan komunitasnya merupakan bagian terpenting dalam

perkembangan spiritualitas. Perasaan terhubung inilah yang memberikan spirit

bagi individu karena perasaan ini merupakan ekspresi dari kebutuhan batin yang

mana dalam kehidupan perlu terhubung dengan orang lain. Karyawan yang

memiliki perasaan terhubung terhadap lingkungan pekerjaannya dengan orang-

orang di dalam organisasi maka akan memberikan spirit untuk mengerjakan

pekerjaan. Dengan kata lain, karyawan akan menjadi lebih engaged untuk

menghadapi pekerjaannya. Sebaliknya, karyawan yang kurang memiliki rasa

terhubung dengan yang lain maka akan terlihat kurang engaged dalam bekerja.

Selanjutnya, faktor eksternal atau faktor situasi yaitu sumber daya

pekerjaan. Sumber daya pekerjaan dapat memengaruhi work engagement

karyawan yang mana dengan memiliki sumber daya pekerjaan yang berupa aspek

aspek psikologis, fisik, sosial maupun organisasi akan dapat mengurangi efek

negatif dalam menghadapi tuntutan pekerjaan dan dapat membantu mencapai

tujuan kerja (Demerouti et.al, 2001). Sumber daya pekerjaan memberikan efek

yang positif berupa motivasi interinsik dan eksterinsik yang mana keduanya

berperan penting dalam meningkatkan work engagement karyawan dalam

mencapai tujuan kerja.

Page 52: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

35

Variabel sumber daya pekerjaan meliputi dukungan sosial, otonomi,

kualitas hubungan dengan atasan, dan umpan balik kinerja. Pada variabel

dukungan sosial, karyawan yang memiliki dukungan sosial akan memberikan efek

positif bagi pekerjaan. Apabila suatu pekerjaan mendapatkan dukungan entah itu

dari atasan ataupun rekan kerja maka akan membantu menyelesaikan pekerjaan

tepat waktu dan mengurangi dampak kelelehan kerja (Bakker et.al, 2005).

Sehingga sumber daya yang berupa dukungan sosial akan memengaruhi work

engagement sehingga akan timbul semangat dalam menyelesaikan tugas

pekerjaan. Sebaliknya, apabila karyawan kurang memilki sumber daya dukungan

sosial maka akan cenderung kurang semangat dalam meyelesaikan tugas

pekerjaannya dengan kata lain kurang work engagement.

Variabel otonomi, karyawan yang memiliki sumber daya otonomi dalam

dirinya akan dapat mengatasi setiap pekerjaan dengan pekerjaan karena diberikan

wewenang kebebasan dalam bekerja. Otonomi merupakan kebebasan setiap

karyawan dalam melakukan pekerjaan hal ini akan memberikan fokus pada

individu sehingga mengerjakan akan lebih cepat dan dapat mengatasi situasi stress

ketika bekerja. Sehingga sumber daya otonomi ini akan memengaruhi secara

positif work engagement karyawan dalam bekerja karena diberikan kebebasan

dalam bekerja. Sebaliknya, apabila karyawan tidak diberikan otonomi maka akan

kurang work engagement dalam menyelesaikan pekerjaan karena tidak diberikan

kebebasan bekerja.

Page 53: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

36

Variabel kualitas hubungan dengan supervisor (atasan), karyawan yang

memiliki sumber daya ini akan membantu dalam menghadapi tuntutan kerja serta

mendukung kinerja karena apresiasi dan dukungan peimpinan sangatlah

dibutuhkan dalam bekerja. Kualitas hubungan ini lah yang akan memberikan efek

positif terhadap work engagement. Sehingga dalam bekerja akan lebih semangat

tidak mudah mengeluh dalam menghadapi tantangan. Sebaliknya apabila

karyawan kurang memiliki kualitas hubungan dengan atasannya maka akan

kurang work engagement dalam melaksanakan tugas karena tidak dapat apresiasi

serta dukungan dari atasannya.

Variabel umpan balik kinerja, karyawan yang memiliki sumber daya ini

akan bekerja lebih efektif karena akan menambah semangat kerja karyawan.

Dengan diberikannya umpan balik kinerja karyawan akan mengetahui informasi

tentang dirinya atas pekerjaannya lebih spesifik dan akurat. Sehingga terjalin

komuikasi yang baik antara atasan dan karyawan dalam meningkatkan kinerja

mereka. Maka sangat penting umpan balik kinerja ini dalam memegaruhi work

engagement karyawan dalam bekerja. Dengan adanya umpan balik kinerja

karyawan akan lebih semangat dan percaya diri dalam menyelesaikan tugas

pekerjaan. Sebaliknya, karyawan yang tidak diberikan umpan balik atas

kinerjanya akan kurang work engagement dalam bekerja karena selalu berfikir

negatif tidak tahu akan kesalahan kerjanya.

Selanjutnya variabel faktor eksternal atau faktor situasi berikutnya yaitu

job crafting. Job crafting merupakan kreatifitas karyawan dalam menghadapi

tuntutan pekerjaan dan menggunakan sumber daya pekerjaan yang mereka miliki

Page 54: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

37

sendiri untuk lebih mengoptimalkan kinerja mereka. Job crafting dapat

memengaruhi work engagement karyawan. Dengan adanya job crafting karyawan

akan lebih antusias dan bersemangat daalam bekerja karena setiap pekerjaan yang

mereka hadapi akan diselaraskan dengan prefensi mereka sendiri. sehingga

karyawan akan dapat menyelesaikan tugas pekerjaan mereka dengan mudah

karena mereka mendesain ulang pekerjaan merkea atas inisiatif mereka sendiri

tanpa ada keterlibatan manajemen.

Variabel Job crafting memiliki tiga dimensi yaitu seeking resources,

seeking challenges, dan reducing demands. Pada variabel seeking resources,

karyawan yang memiliki seeking resources mudah mengatasi pekerjaan dengan

baik dan bersemangat. Dengan seeking resources karyawan akan mencari sumber

daya yang mereka miliki dan butuhkan. Sehingga seeking resources akan

memberikan efek positif pada work engagement karyawan dalam menghadapi

pekerjaan. Sebaliknya, karyawan yang kurang memiliki seeking resources akan

kurang work engagement dalam menyelesaikan pekerjaan.

Lebih lanjut variabel seeking challenges, karyawan yang memiliki seeking

challenges akan lebih bersemangat dan berantusias dalam bekerja. Seeking

challenges atau tindakan mencari tantangan inilah yang menyebabkan karyawan

work engagement. Karyawan akan mencari tantangan dalam meningkatkan

penguasaan pekerjaannya dengan mencari tugas baru dan mengambil lebih dari

satu tanggung jawab. Sebaliknya, karyawan yang tidak memiliki seeking

challenges akan terlihat kurang memiliki work engagement dikarenakan kurang

begitu semangat dalam melakukan pekerjaan.

Page 55: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

38

Variabel reducing demands, karyawan yang memilki reducing demands

akan meminimalisir setiap kelelahan dalam bekerja baik secara mental, emosional

maupun fisik. Dengan mereduksi setiap beban kerja akan memberikan kemudahan

dalam melakukan setiap pekerjaan. Karyawan yang memliki reducing demands

sudah pasti sangatlah work engagement dalam bekerja karena begitu semangat

sampai beban kerja diperhatikan sekali. Sebaliknya karyawan yang tidak memiliki

reducing demands dengan baik maka akan kurang work engagement dalam

bekerja.

Spiritualitas di tempat kerja, sumber daya pekerjaan, dan job crafting

sangat diperlukan untuk membentuk suatu mental yang akan selalu dibawa ke

dalam pekerjaan. Banyak hal yang akan membantu seseorang tersebut bila

memiliki psikologis yang baik, salah satunya dapat terhindar dari kelelahan kerja

(job burnout). Hal ini akan membantu seseorang untuk dapat memberikan

kontribusi yang maksimal bagi organisasi. Dari penelitian-penelitian yang

dilakukan oleh beberapa peneliti yang telah disebutkan di atas, maka dapat

disimpulkan faktor-faktor psikologis tersebut sangat penting untuk meningkatkan

work engagement. Adapun sampel yang akan dijadikan objek pada penelitian kali

ini adalah karyawan PT. Pertamina Gas Area Jawa Bagian Barat. Hubungan

antara masing-masing iv terhadap dv dapat dijelaskan pada skema 2.1 berikut:

Page 56: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

39

Gambar 2.1 Kerangka berpikir penelitian

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dirumuskan suatu hipotesis. Adapun yang

akan menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis Major :

Terdapat pengaruh yang siginifikan dari variabel spiritualitas di tempat kerja

(kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja, dan perasaan terhubung dengan

komunitas), variabel sumber daya pekerjaan (dukungan sosial, otonomi, kualitas

hubungan dengan supervisor (atasan), dan umpan balik kinerja), dan job crafting

(seeking resources, seeking challenges, reducing demands) terhadap work

engagement.

Page 57: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

40

Hipotesis Minor :

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kehidupan batin terhadap work

engagement.

H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara makna dan tujuan bekerja terhadap

work engagement.

H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara perasaan terhubung dengan

komunitas terhadap work engagement.

H4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial terhadap work

engagement.

H5: Terdapat pengaruh yang signifikan antara otonomi terhadap terhadap work

engagement.

H6: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas hubungan dengan

supervisor (atasan) terhadap work engagement.

H7: Terdapat pengaruh yang signifikan antara umpan balik kinerja terhadap work

engagement.

H8: Terdapat pengaruh yang signifikan antara seeking resources terhadap work

engagement.

H9: Terdapat pengaruh yang signifikan antara seeking challenges terhadap work

engagement.

H10: Terdapat pengaruh yang signifikan antara reducing demands terhadap work

engagement.

Page 58: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

41

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai populasi, sampel, teknik sampling, variabel

penelitian, instrumen pengumpulan data, uji validitas konstruk dan teknik analisis

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Pertamina Gas Area

Bagian Barat. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian personalia PT

Pertamina Gas pada tanggal 16 juni 2014, jumlah keseluruhan karyawan tetap dan

karyawan outsource berjumlah 500 orang. Jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebesar 330 responden, disesuaikan berdasarkan pertimbangan

waktu dan kesediaan sampel dalam penelitian.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik total

sampling. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan memberikan langsung kepada

karyawan di semua distrik PT Pertamina Gas Jawa Bagian Barat. Dari 500

kuisioner yang disebar di tempat penelitian, hanya 330 kuisioner yang

dikembalikan dan sisanya 170 kuisioner tidak dikembalikan. Hal ini dapat

dikarenakan, pada saat pengambilan kuisioner subjek belum mengisi atau lupa

mengumpulkan saat pengambilan sehingga 330 eksemplar dan secara keseluruhan

dapat digunakan untuk melanjutkan penelitian ini.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (IV) dan variabel terkait (DV).

Berikut akan diuraikan variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini:

Page 59: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

42

Variabel terikat (Dependent Variable) :

1. Work engagement

a. Aspek vigor (semangat)

b. Aspek dedication (antusias)

c. Aspek absorption (terlarut)

Variabel bebas (Independent Variable) :

1. Spiritualitas di tempat kerja

a. (X1) Variabel kehidupan batin

b. (X2) Variabel makna dan tujuan bekerja

c. (X3) Variabel perasaan terhubung dengan komunitas

2. Sumber daya pekerjaan

a. (X4) Variabel dukungan sosial

b. (X5) Variabel kualitas hubungan dengan supervisor (atasan)

c. (X6) Variabel otonomi

d. (X7) Variabel umpan balik kinerja

3. Job crafting

a. (X8) Variable seeking resources

b. (X9) Variable seeking challenges

c. (X10) Variable reducing demands

Adapun definisi operasional dari variabel-variabel penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Work engagement adalah konstruk motivasional yang didefinisikan sebagai

keadaan positif, terpenuhi, yang berhubungan dengan pikiran dalam bekerja,

Page 60: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

43

yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu vigor (semangat), dedikasi, dan absorption

(terlarut), dimana skor work engagement tersebut diperoleh dari alat ukur

Utrecht Work Engagement Scale (UWES).

2. Spiritualitas di tempat kerja adalah pengakuan bahwa seorang karyawan

memiliki kehidupan batin yang memupuk dan dipupuk oleh pekerjaan yang

berarti di dalam masyarakat. Menurut Ashmos dan Duchon (2000),

spiritualitas di tempat kerja terdiri dari 3 dimensi, yaitu:

a. Kehidupan batin adalah pemahaman mengenai kekuatan Ilahi dan

bagaimana cara menggunakannya untuk kehidupan lahiriah yang lebih

memuaskan, dimana skor kehidupan batin diperoleh dari alat ukur

workplace spirituality scale.

b. Makna dan tujuan bekerja adalah sesuatu yang membawa hidup dan

pekerjaan berjalan bersama, dimana skor makna dan tujuan bekerja

diperoleh dari alat ukur workplace spirituality scale.

c. Perasaan terhubung dengan komunitas adalah bagaimana hidup dapat

terhubung dengan orang lain, dimana skor perasaan terhubung dengan

komunitas diperoleh dari alat ukur workplace spirituality scale.

3. Sumber daya pekerjaan (Job Resources) adalah aspek psikologis, sosial atau

organisasi fisik pekerjaan yang baik untuk mengurangi tuntutan pekerjaan dan

membantu untuk mencapai tujuan kerja.

Bakker, Demerouti, dan Euwema (2005) mengkategorikan dimensi job

resources menjadi 4 (empat) variabel. Diantaranya:

Page 61: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

44

a. Dukungan sosial adalah dukungan yang berasal dari rekan kerja yang

dapat membantu menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan, yang mana

skor dari dukungan sosial diperoleh dari alat ukur sumber daya pekerjaan

dimensi dukungan sosial.

b. Otonomi adalah kebebasan karyawan saat melakukan tugas dan berfokus

pada kecepatan kerja seseorang, yang mana skor dari otonomi diperoleh

dari alat ukur sumber daya pekerjaan dimensi otonomi.

c. Kualitas hubungan dengan supervisor (atasan) adalah apresiasi dan

dukungan pemimpin terhadap bawahan dan memfasilisitasi kinerja, yang

mana skor dari kualitas hubungan dengan supervisor (atasan) diperoleh

dari alat ukur sumber daya pekerjaan dimensi kualitas hubungan dengan

supervisor (atasan).

d. Umpan balik kinerja adalah informasi hasil dari kinerja karyawan, yang

skor dari umpan balik kinerja diperoleh dari alat ukur sumber daya

pekerjaan dimensi umpan balik kinerja.

5. Job crafting adalah sebagai perubahan yang dapat membuat karyawan

menyeimbangkan tuntutan pekerjaan mereka dan sumber daya pekerjaan

dengan kemampuan yang mereka miliki.

a. Seeking resources adalah tindakan mencari bantuan ketika bekerja, yang

mana skor dari seeking resources diperoleh dari alat ukur job crafting scale.

b. Seeking challenges adalah tindakan mencari tantangan atau tugas baru

untuk meningkatkan penguasaan pekerjaannya, yang mana skor dari

seeking challengess diperoleh dari alat ukur job crafting scale.

Page 62: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

45

c. Reducing demands adalah tindakan yang dilakukan untuk meminimalisir

apsek pekerjaan yang melelahkan baik secara mental, emosional maupun

fisik, yang mana skor dari reducing demands diperoleh dari alat ukur job

crafting scale.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari 4 alat ukur.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

kuesioner dengan menggunakan skala likert yang memiliki rentangan yang

berbeda-beda sesuai dengan skala baku yang telah digunakan dalam penelitian-

penelitian lain sebelumnya dan juga kebutuhan serta adaptasi yang peneliti

lakukan. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan empat skala yaitu, skala

work engagement, skala sumber daya pekerjaan, spiritualitas, dan job crafting

Skala ini terdiri dari lima katagori jawaban, yaitu Sangat Tidak Sesuai (1),

Tidak Sesuai (2), Agak Sesuai (3), Sesuai (4), Sangat Sesuai (5). Item – item

tersebut terdiri dari item favorable dan unfavorable. Adapun cara subjek

memberikan jawaban terhadap skala model Likert adalah dengan memberikan

tanda silang (X) atau chek list (√) pada salah satu pada salah satu alternatif

jawaban.

Bobot skor nilai untuk skala skala work engagement, skala sumber daya

pekerjaan, spiritualitas, dan job crafting adalah sebagai berikut :

Page 63: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

46

Tabel 3.1

Penilaian Skala skala work engagement, skala spiritualitas, skala sumber daya

pekerjaan, dan skala job crafting.

Jawaban Favourable Unfavourable

SS 5 1

S 4 2

AS 3 3

TS 2 4

STS 1 5

1. Instrumen work engagement

Pengukuran work engagement menggunakan Utrecht Work Engagement Scale

(UWES).Instrumen ini disusun oleh Schaufeli, Salanova, Gonzalez-Roma dan

Bakker (dalam Seppala et al, 2009), yang terdiri dari tiga sub skala yaitu vigor,

dedication dan absorbtion. Skala ini berisikan 17 item pertanyaan yang masing-

masing komponen terdiri dari enam item vigor, lima item dedication dan enam

item absorbtion. Adapun blue print skala work engagement dijelaskan pada tabel

3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2

Blue print skala work engagement

Page 64: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

47

2. Instrumen spiritualitas di tempat kerja

Untuk mengukur spiritualitas di tempat kerja terdapat alat ukur baku yang telah

disarankan oleh Ashmos dan Duchon (2000) yaitu Workplace Spirituality Scale.

Alat ukur ini mengukur 3 dimensi spiritualitas di tempat kerja yaitu kehidupan

batin, makna dan tujuan bekerja, dan perasaan terhubung dengan komunitas.

Instrumen ini terdiri dari 21 item dengan 7 respon skala Likert dimulai dari sangat

tidak sesuai sampai sangat sesuai. Adapun blue print skala spiritualitas di tempat

kerja dijelaskan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Blue print skala spiritualitas di tempat kerja

Instrumen asli yang menggunakan bahasa Inggris diadaptasi oleh peneliti ke

dalam bahasa Indonesia. Skala asli berbentuk skala Likert dengan rentang 7 poin

yang kemudian peneliti modifikasi menjadi 5 poin, yaitu STS (Sangat Tidak

Sesuai), TS (Tidak Sesuai), AS (Agak Sesuai), S (Sesuai), dan SS (Sangat

Sesuai).

Page 65: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

48

3. Instrumen sumber daya pekerjaan

Dalam mengukur sumber daya pekerjaan penulis menyusun skala berdasarkan 4

dimensi menurut Bakker et al. (2005), yaitu dukungan sosial, kualitas hubungan

dengan supervisor (atasan), otonomi, dan umpan balik. Adapun blue print skala

sumber daya pekerjaan dijelaskan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Blue print skala sumber daya pekerjaan

4. Instrumen job crafting

Pengukuran Job crafting menggunakan skala Job Crafting Scale (JCS) yang

dikembangkan oleh Tims, Bakker, dan Derks (2012) yang terdiri dari empat sub-

skala seeking resources, seeking challenging, and reducing demands. Skala ini

berisi 20 item pernyataan yang masing-masing komponen terdiri 10 item seeking

Page 66: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

49

resources, 5 item reducing demands, dan 5 item seeking challenging. Adapun

blue print skala job crafting dijelaskan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Blue print skala job crafting

3.4 Uji Validitas Konstruk

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis) dengan software Lisrel 8.70.

Umar (2011) menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan

kriteria hasil CFA yang baik adalah:

1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-Square

yang dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (p > 0,05) berarti

semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-Square

signifikan (p<0,05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model

pengukuran yang diuji sesuai langkah kedua berikut ini.

Page 67: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

50

2. Jika nilai Chi-Square signifikan (p < 0,05), maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur konstruk yang ingin

diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari satu

konstruk atau multidimensional). Jika setelah beberapa kesalahan pengukuran

dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh model fit, maka

model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai nilai

koefisien positif. Jika t-value untuk koefisien muatan faktor suatu item lebih

besar dari 1,96 (absolut), maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam

mengukur faktor yang hendak diukur (tidak di-drop).

4. Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatannya negatif. Perlu dicatat

bahwa untuk alat ukur yang bukan mengukur kemampuan (misal: personality

inventory), jika ada pernyataan negatif perlu dilakukan penyesuaian arah

skoringnya yang diubah menjadi positif. Jika sudah dibalik, maka berlaku

perhitungan umum dimana item bermuatan faktor negatif di-drop.

5. Selanjutnya, melihat loading factor yang merupakan besar korelasi (kovarian)

antar indikator dengan konstruk latennya setelah diperoleh dari model yang fit.

Bobot yang diperlukan dalam loading factor sebesar 0,5 atau lebih yang

dianggap akan memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk

laten. Jika sudah sesuai, maka item tersebut dinyatakan valid dalam mengukur

faktor yang hendak diukur (tidak di-drop).

Page 68: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

51

Untuk kemudahan di dalam penafsiran hasil analisis maka penulis

mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi

T score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak

ada responden yang mendapat skor negatif.

Adapun rumus T score adalah:

T score = (10 x factor score) + 50

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan

menggunakan software LISREL 8.7. Uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan

pada sub bab berikut.

3.4.1 Uji validitas konstruk skala work engagement

Peneliti menguji apakah item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur (work engagement). Dari hasil analisis CFA dengan model satu

faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 1140,16 df = 119, P-value =

0.00000, RMSEA = 0.162. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 42 kali

terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi Square =

95,40, df = 77, P-value = 0.07615, RMSEA = 0.027. Nilai Chi–Square

menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

aja yaitu work engagement. Seperti pada gambar 3.1 berikut:

Page 69: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

52

Gambar 3.1 Path Diagram work engagement

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran work engagement disajikan pada tabel 3.6.

Page 70: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

53

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item work engagement

NO Koofisiensi Standard Eror Nilai t Signifikan

1 0,61 0,05 11,75 V

2 0,43 0,06 7,37 V

3 0,67 0,05 12,60 V

4 0,38 0,06 6,92 V

5 0,48 0,05 8,85 V

6 0,57 0,05 10,80 V

7 0,63 0,05 12,07 V

8 0,76 0,05 15,02 V

9 0,71 0,05 13,67 V

10 0,60 0,05 11,41 V

11 0,52 0,05 9,57 V

12 0,20 0,06 3,45 V

13 0,56 0,06 10,02 V

14 0,39 0,06 6,87 V

15 0,42 0,06 7,56 V

16 0,67 0,05 13,34 V

17 0,71 0,05 14,29 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item yang signifikan ( t > 1.96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor

dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan

demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

3.4.2 Uji validitas konstruk skala spiritualitas kerja

a) Kehidupan Batin

Peneliti menguji apakah 5 item yang benar-benar bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur kehidupan batin. Dari hasil analisis CFA dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 90.33, df = 5, P-value =

0.00000, RMSEA = 0.228. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 3 kali

terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

Page 71: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

54

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi Square =

2.03 , df = 2 , P-value = 0.36265, RMSEA = 0.007 . Artinya, model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu kehidupan batin. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar 3.2

berikut:

Gambar 3.2 Path Diagram Kehidupan Batin

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item

dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tertentu perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

Page 72: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

55

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran kehidupan batin disajikan pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Muatan Faktor kehidupan batin

No Koofisien Standart Eror Nilai t Signifikan

1 0,68 0,05 13,70 V

2 0,97 0,05 17,91 V

3 0,56 0,05 10,83 V

4 0,82 0,05 16,05 V

5 0,84 0,05 17,19 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.7 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable. Dengan

demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

b) Makna dan Tujuan Bekerja

Peneliti menguji apakah 7 item yang benar-benar bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur makna dan tujuan bekerja Dari hasil analisis CFA dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 96.18, df = 14, P-value =

0.00000, RMSEA = 0.134. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4 kali

terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi Square =

15.35 , df = 10 , P-value = 0.11981 , RMSEA = 0.040 . Artinya, model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur

satu faktor saja yaitu makna dan tujuan bekerja. Model fit tersebut ditunjukkan

pada gambar 3.3 berikut:

Page 73: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

56

Gambar 3.3 Path Diagram Makna dan Tujuan Bekerja

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item

dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tertentu perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran makna dan tujuan bekerja disajikan pada tabel 3.8.

Page 74: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

57

Tabel 3.8

Muatan Faktor Makna dan Tujuan Bekerja

No Koofisien Standart Eror Nilai t Signifikan

1 0,77 0,05 14,98 V

2 0,69 0,05 13,56 V

3 0,74 0,05 14,92 V

4 0,72 0,05 14,53 V

5

6

7

0,33

0,63

0,81

0,06

0,05

0,05

5,82

12,10

16,27

V

V

V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.8 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable. Dengan

demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

c) Perasaan Terhubung dengan Komunitas

Peneliti menguji apakah 9 item yang benar-benar bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur perasaan terhubung dengan komunitas. Dari hasil analisis

CFA dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 226.34, df

= 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.150. Namun, setelah dilakukan modifikasi

sebanyak 10 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan

pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan

nilai Chi Square = 26.50 , df = 17 , P-value = 0.06579 , RMSEA = 0.041 .

Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh

item hanya mengukur satu faktor saja yaitu perasaan terhubung dengan

komunitas. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar 3.4 berikut:

Page 75: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

58

Gambar 3.4 Path Diagram Perasaan Terhubung dengan Komunitas

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item

dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tertentu perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran perasaan terhubung dengan komunitas disajikan pada tabel 3.9.

Page 76: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

59

Tabel 3.9

Muatan Faktor Perasaan Terhubung dengan Komunitas

No Koofisien Standart Eror Nilai t Signifikan

1 0,70 0,05 13,77 V

2 0,84 0,05 17,76 V

3 0,79 0,05 16,64 V

4 0,48 0,06 8,49 V

5

6

7

8

9

0,68

0,64

0,40

0,39

0,68

0,05

0,05

0,06

0,06

0,05

12,98

12,36

7,26

6,73

13,51

V

V

V

V

V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.9 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable. Dengan

demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Sumber Daya Pekerjaan

Peneliti menguji apakah 14 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur sumber daya pekerjaan (job resources). Dari hasil analisis CFA

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 664.10 df = 72,

P-value = 0.00000, RMSEA = 0.158. Namun, setelah dilakukan modifikasi

sebanyak 30 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan

pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan

nilai Chi Square = 48.12 df = 42, P-value = 0.23880, RMSEA = 0.021. Nilai Chi–

Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu sumber daya pekerjaan. Seperti pada gambar 3.5 berikut:

Page 77: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

60

Gambar 3.5 Path Diagram Sumber Daya Pekerjaan

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran sumber daya pekerjaan dibagi menjadi empat muatan sesuai dengan

dimensi sumber daya pekerjaan yaitu:

Page 78: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

61

a. Dukungan Sosial (social support)

Table 3.10

Muatan Item Dukungan Sosial

No Koefisiensi Standard Error Nilai t Signifikan

1 0,35 0,13 2,61 V

2 0,83 0,07 12,6 V

3 0,32 0,14 2,21 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item yang signifikan ( t>

1.96) dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien

muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat

favorable. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

b. Kualitas Hubungan Dengan Atasan (quality relationship with supervisor)

Tabel 3.11

Muatan Faktor Kualitas Hubungan Dengan Atasan

NO Koefisiensi Standard Error Nilai t Signifikan

1 0,60 0,05 12,11 V

2 0,85 0,06 13,34 V

3 0,56 0,05 11,08 V

4 0,38 0,04 8,88 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor

dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan

demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

c. vOtonomi (autonomy)

Tabel 3.12

Muatan Faktor Otonomi

No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0,52 0,05 10,63 V

2 0,48 0,05 9,52 V

3 0,79 0,06 12,51 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Page 79: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

62

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96)

dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor

dari item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

d. Umpan Balik Kinerja (Performance Feedback)

Tabel 3.13

Muatan Faktor Performance Feedback

No Koefisien StandardError Nilai t Signifikan

1 0,40 0,06 6,66 V

2 0,63 0,06 11,35 V

3 0,67 0,06 11,12 V

4 0,60 0,06 10,10 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96)

dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor

dari item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.4.4 Uji validitas konstruk skala Job crafting

a) Seeeking resources

Peneliti menguji apakah 10 item yang benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur seeking resources. Dari hasil analisis CFA dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 582.10, df = 35, P-value

= 0.00000, RMSEA = 0.218. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 16

kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran

diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi

Square = 29.73 , df = 19 , P-value = 0.05529, RMSEA = 0.041 . Artinya, model

Page 80: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

63

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya

mengukur satu faktor saja yaitu seeking resources. Model fit tersebut ditunjukkan

pada gambar 3.6 berikut:

Gambar 3.6 Path Diagram Seeking Resources

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item

dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tertentu perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran seeking resources disajikan pada tabel 3.14.

Page 81: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

64

Tabel 3.14

Muatan Faktor Seeking Resources

No Koofisien Standart Eror Nilai t Signifikan

1 0,78 0,05 15,14 V

2 0,82 0,05 17,05 V

3 0,86 0,05 18,55 V

4 0,83 0,05 17,26 V

5

6

7

8

9

10

0,75

0,35

0,25

0,48

0,30

0,45

0,05

0,06

0,06

0,05

0,06

0,06

15,14

6,15

4,47

8,79

5,12

8,25

V

V

V

V

V

V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.14 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable. Dengan

demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

b) Seeking challenges

Peneliti menguji apakah 5 item yang benar-benar bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur seeking challanges. Dari hasil analisis CFA dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 48.23, df = 5, P-value =

0.00000, RMSEA = 0.162. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 3 kali

terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi Square =

2.25 , df = 2 , P-value = 0.32520, RMSEA = 0.019 . Artinya, model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu seeking challenges. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar

3.7 berikut:

Page 82: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

65

Gambar 3.7 Path Diagram Seeking Challenges

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item

dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tertentu perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran seeking challanges disajikan pada tabel 3.15.

Tabel 3.15

Muatan Faktor Seeking Challenges

No Koofisien Standart Eror Nilai t Signifikan

1 0,59 0,06 10,31 V

2 0,64 0,06 11,64 V

3 0,83 0,05 15,64 V

4 0,73 0,05 13,57 V

5 0,61 0,06 10,68 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.15 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

Page 83: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

66

item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable. Dengan

demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

c) Reducing demands

Peneliti menguji apakah 5 item yang benar-benar bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur reducing demands. Dari hasil analisis CFA dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 98.97, df = 5, P-value =

0.00000, RMSEA = 0.239. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 2 kali

terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi Square =

4.41 , df = 3 , P-value = 0.22062, RMSEA = 0.038 . Artinya, model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu reducing demands. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar

3.8 berikut:

Gambar 3.8 Path Diagram Reducing Demands

Page 84: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

67

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran reducing demands disajikan pada tabel 3.16.

Tabel 3.16

Muatan Faktor Reducing Demands

No Koofisien Standart Eror Nilai t Signifikan

1 0,79 0,05 14,63 V

2 0,75 0,06 13,54 V

3 0,74 0,05 13,72 V

4 0,60 0,06 10,53 V

5 0,71 0,05 13,34 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.16 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable. Dengan

demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini

yaitu analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Teknik analisis

regresi berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan

ditujukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari independent variable (IV),

yaitu spiritualitas di tempat kerja, sumber daya pekerjaan, dan job crafting

terhadap dependent variable (DV) yaitu work engagement.

Page 85: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

68

y = a + b1x1 + b2x2 + ..... + b10x10 + e

Teknik regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan untuk

membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependent; respon; Y)

dengan lebih dari satu variabel bebas (independent; prediktor; X). Dalam

penelitian ini, IV sebanyak 10 buah, sedangkan DV sebanyak 1 buah sehingga

susunan persamaan regresi penelitian adalah

Jika dituliskan variabelnya, maka :

y = work engagement

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi untuk masing-masing X

x1 = spiritualitas di tempat kerja – kehidupan batin

x2 = spiritualitas di tempat kerja – makna dan tujuan bekerja

x3 = spiritualitas di tempat kerja – perasaan terhubung dengan komunitas

x4 = sumber daya pekerjaan – dukungan sosial

x5 = sumber daya pekerjaan – kualitas hubungan dengan supervisor (atasan)

x6 = sumber daya pekerjaan – otonomi

x7 = sumber daya pekerjaan – umpan balik kinerja

x8= job crafting – seeking resources

x9 = job crafting – seeking challenges

x10 = job crafting – reducing demands

e = residu

Page 86: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

69

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, peneliti melakukan korelasi

product moment pada seluruh variabel penelitian sebab dalam regresi idealnya IV

tidak berkorelasi dengan IV lainnya, tetapi IV sebaiknya berkorelasi dengan DV.

3.6 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan judul dan rumusan penelitian, mengumpulkan materi yang

membahas mengenai variabel penelitian, menentukan teori yang akan

digunakan.

2. Menentukan alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian,

yaitu skala work engagement, skala spiritualitas di tempat kerja, sumber daya

pekerjaan, dan job crafting.

3. Mengadaptasi alat ukur baku yang digunakan dalam penelitian, yaitu alat ukur

work engagement UWES-17 yang disusun oleh Schaufeli et al. (2002), alat

ukur spiritualitas di tempat kerja Workplace Spirituality Scale yang disusun

oleh Ashmos dan Duchon (2000), menyusun alat ukur sumber daya pekerjaan

dan alat ukur Job Crafting Scale (JCS) yang dikembangkan oleh Tims,

Bakker, dan Derks (2012).

4. Mengajukan persetujuan kepada pembimbing mengenai alat ukur yang akan

digunakan.

5. Menentukan sampel penelitian yaitu karyawan aktif PT Pertamina Gas Area

Jawa Bagian Barat dengan menggunakan teknik non-probability sampling.

Page 87: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

70

6. Meminta kesediaan responden memberikan waktu untuk menjadi partisipan

penelitian dengan menghubungi pihak yang bersangkutan.

7. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan pengambilan data dengan

menyebarkan angket kuesioner kepada responden-responden dibantu oleh

Kepala Bagian Personalia PT Pertamina Gas Area Jawa Bagian Barat untuk

mengatur jadwal pengisian angket serta dalam penyediaan tempat dan alat

transportasi (dikarenakan letak distrik yang berjauhan). Proses pengambilan

data dilakukan sejak tanggal 20 juni 2014 sampai dengan 15 agustus 2014.

8. Setelah responden selesai mengerjakan skala, karyawan tersebut memberikan

reward sebagai ungkapan terima kasih karena telah berpartisipasi dalam

penelitian.

9. Selanjutnya, setelah data yang dibutuhkan telah didapatkan peneliti memulai

mengimput data dan melakukan pengolahan data serta pengujian terhadap data

yang sudah didapatkan. Kemudian, peneliti membuat interpretasi dari hasil

penelitian dan membuat kesimpulan dan sara untuk penelitan selanjutnya.

Page 88: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

71

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab empat ini diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan

tersebut meliputi dua bagian yaitu analisis deskriptif dan pengujian hipotesis

penelitian.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Total sampel pada penelitian ini adalah 330 orang karyawan. Berikut ini adalah daftar

sampel yang menjadi subjek dalam pnelitian.

Tabel 4.1

Gambaran umum subjek penelitian

No Nama Distrik Jumlah Responden Persentase

1. JBB 25 8%

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Tegal Gede

Bitung

Cilamaya

Mundu

Cilegon

Jakarta

54

42

46

52

61

50

16%

13%

14%

16%

18%

15%

TOTAL (N) 330 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa rincian sampel tiap

kantor, Pertamina Gas Are JBB Pusat sebanyak 25 atau 8%, Distrik Tegal Gede

sebanyak 54 atau 16 %, Distrik Bitung sebanyak 42 atau 13%, Distrik Cilamaya

sebanyak 46 atau 14%, Distrik Mundu sebanyak 52 atau 16%, Distrik Cilegon

sebanyak 61 atau 18%, Jakarta Pusat sebanyak 50 atau 15%.

Page 89: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

72

Tabel 4.2

Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Data Demografi

Data Demografi ∑ n = 330

Jenis Kelamin

Laki-Laki 295 (89,4%)

Perempuan 35 (10,6%)

Tingkat Pendidikan Terakhir

SD 3 (0,9%)

SMP 9 (2,73%)

SMA 125 (37,88%)

Diploma 31 (9,39%)

S1 150 (45,45%)

S2 12 (3,64%)

S3 0

Jumlah Penghasilan per Bulan

Rp 1.000.000,00 – Rp 3.000.000,00 74 (22,42%)

Rp 3.000.001,00 – Rp 5.000.000,00 100 (30,30%)

Rp 5.000.001,00 – Rp 7.000.000,00 156 (47,27%)

Lama Bekerja

6 bulan - 5 tahun 193 (58,48%)

5 tahun 1 bulan – 10 tahun 71 (21,52%)

10 tahun 1 bulan – 15 tahun 27 (8,18%)

15 tahun 1 bulan – 20 tahun 19 (5,76%)

20 tahun 1 bulan – 25 tahun 7 (2,12%)

25 tahun 1 bulan – 30 tahun 9 (2,73%)

Lebih dari 30 tahun 4 (1,21%)

Berdasarkan tabel 4.2, subjek laki-laki merupakan subjek terbanyak pada penelitian

ini, yaitu sebanyak 295 orang. Menurut tingkat pendidikan terakhir, subjek lulusan S1

merupakan subjek terbanyak pada penelitian ini, yaitu sebanyak 150 orang. Menurut

Lebih lanjut, subjek yang berpenghasilan Rp 5.000.001,00 – Rp 7.000.000,00 per

bulan merupakan subjek terbanyak pada penelitian ini, yaitu sebanyak 156 orang.

Page 90: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

73

Terakhir, subjek yang bekerja selama 6 bulan - 5 tahun merupakan subjek terbanyak

pada penelitian ini, yaitu sebanyak 193 orang.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai maksimum, minimum, mean,

standar deviasi serta kategorisasi tinggi, sedang, dan rendah skor variabel penelitian.

Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Analisis Deskriptif

Variabel N Min Max Mean SD

Work Engagement 330 18.94 72.86 50 9.40

Kehidupan Batin 330 9.24 65.05 50 9.10

Makna dan tujuan 330 20.97 70.65 50 9.11

Komunitas 330 15.32 70.56 50 9.20

Dukungan sosial 330 17.80 64.25 50 9.99

Kualitas hubungan 330 21.39 67.38 50 8.35

Otonomi 330 23.15 66.94 50 8.24

Umpan balik 330 22.19 68.13 50 8.51

Seeking resources 330 13.02 65.98 50 9.43

Seeking challenges 330 26.61 71.23 50 9.10

Reducing demands 330 18.34 65.06 50 9.18

Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat diketahui pertama bahwa nilai minimum dari

variabel work engagement adalah kerja adalah 18,94 dengan nilai maksimum = 78,18.

Kedua, kehidupan batin memiliki nilai minimum 9,24 dengan nilai maksimum 65,05.

Ketiga, makna dan tujuan bekerja memiliki nilai minimum 20,97 dengan nilai

maksimum 70,65. Keempat, perasaan terhubung dengan komunitas memiliki nilai

minimum 15,32 dengan nilai maksimum 70,56. Kelima, dukungan sosial memiliki

nilai minimum 17,80 dengan nilai maksimum 64,25.

Page 91: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

74

Keenam, kualitas hubungan dengan atasan memiliki nilai minimum 21,39

dengan nilai maksimum 67,38. Ketujuh, otonomi memiliki nilai minimum 23,15

dengan nilai maksimum 66,94 . Kedelapan, umpan balik kinerja memiliki nilai

minimum 22,19 dengan nilai maksimum 68,13. Kesembilan, seeking resources

memiliki nilai minimum 13,02 dengan maksimum 65,98. Kesepuluh, seeking

challenges memiliki nilai minimum 26,62 dengan nilai maksimum 71,23. Kesebelas,

reducing demands memiliki nilai minimum 18,34 dengan nilai maksimum 65,06.

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui deskripsi statistik pada setiap variabel

independen. Kolom minimum dan maximum menjelaskan nilai minimum dan

maksimum pada setiap variabel independen. Dilihat dari kolom minimum diketahui

variabel kehidupan batin memiliki nilai terendah dan berdasarkan kolom maksimum

diketahui variabel work engagement memiliki nilai tertinggi.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian.

Berdasarkan pada alat ukur yang digunakan, kategorisasi skor dalam penelitian ini

dibuat menjadi dua kategori yaitu, tinggi dan rendah. Hal ini diketahui dari informasi

yang tertera pada alat ukur yang digunakan bahwa kategorisasi skor menggunakan

raw score dibagi menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah.

Selanjutnya peneliti menggunakan informasi tersebut sebagai acuan untuk

membuat norma kategorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan menggunakan

raw score tetapi menggunakan true score yang skalanya telah dipindah menggunakan

Page 92: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

75

rumus T score yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pedoman interpretasi skor

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Norma Skor Variabel

Kategorisasi Rumus

Rendah X ≥ Mean

Tinggi X ≤ Mean

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, selanjutnya akan dijelaskan

perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel work engagement, kehidupan

batin, makna dan tujuan bekerja, perasaan terhubung dengan komunitas, dukungan

sosial, kualitas hubungan dengan supervisor (atasan) otonomi, umpan balik kinerja,

seeking resources, seeking challenges,dan reducing demnads pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Kategorisasi Skor Variabel

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi %

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Work Engagement 149 181 45.1 54.9

Kehidupan Batin 146 184 44.2 55.8

Makna dan Tujuan 139 191 42.1 57.9

Komunitas 151 179 45.8 54.2

Dukungan sosial 116 214 35.1 64.9

Kualitas Hubungan 156 174 47.3 52.7

Otonomi 168 162 50.9 49.1

Umpan Balik Kinerja 150 180 45.5 54.5

Seeking resources 165 165 50 50

Seeking challenges 166 164 50.3 49.7

Reducing demands 145 185 43.9 56.1

Page 93: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

76

Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa skor pada variabel work engagement

skornya cenderung tinggi. Lalu, skor pada variabel kehidupan batin cenderung tinggi,

skor pada variabel makna dan tujuan bekerja cenderung tinggi. Kemudian, skor pada

variabel perasaan terhubung dengan komunitas juga cenderung tinggi begitupun

dengan skor pada variabel dukungan sosial cenderung tinggi. Selanjutnya, skor pada

variabel kualitas hubungan dengan atasan cenderung tinggi dan skor pada variabel

otonomi cenderung seimbang. Lalu skor pada variabel umpan balik kinerja cenderung

tinggi dan skor pada variabel seeking resources cenderung seimbang. Selanjutnya,

skor pada variabel seeking challenges cenderung rendah dan terakhir skor pada

variabel reducing demands cenderung tinggi.

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Analisis regresi penelitian

Pada tahapan ini hipotesis diuji dengan teknik analisis regresi berganda dengan

menggunakan software SPSS 17. Seperti yang sudah disebutkan pada bab 3, dalam

regresi ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara

keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV, kemudian terakhir

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing – masing IV.

Langkah pertama dilihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%)

varians DV yang dijelaskan oleh IV.

Page 94: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

77

Tabel 4.6

Tabel R-square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

square

Std. Error of

the Estimate

1 .706a .499 .483 6.76013

a. Predictors: (Constant), kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja, perasaan terhubung,

dukungan sosial, kualitas hubungan, otonomi, umpan balik, seeking resources, seeking

challenges, reducing demands

Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar

0,499 atau 49,9%. Artinya proporsi varians dari work engagement yang dijelaskan

oleh semua kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja, dan perasaan terhubung

dengan komunitas, dukungan sosial, kualitas hubungan dengan atasan, otonomi,

umpan balik kinerja, seeking resources, seeking challenges,dan reducing demands

dalam penelitian ini adalah sebesar 49,9%, sedangkan 50,1 % sisanya dipengaruhi

oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh IV terhadap work

engagement. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Anova Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV

ANOVA

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 14516.009 10 1451.601 31.764 .000a

Residual 14578.092 319 45.699

Total 29094.101 329

Berdasarkan pada tabel 4.7 diketahui bahwa nilai Sig, pada kolom paling

kanan sebesar 0.000. Dengan demikian diketahui bahwa nila Sig.< 0.05, maka

Page 95: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

78

hipotesis nol (nihil) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang siginifikan dari

dimensi spiritualitas kerja (kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja, dan perasaan

terhubung dengan komunitas), sumber daya pekerjaan (dukungan sosial, kualitas

hubungan dengan atasan, otonomi dan umpan balik kinerja), dan job crafting (seeking

resources, seeking challenges, reducing demands) terhadap work engagement.

Langkah terakhir adalah dilihat koefisien regresi tiap IV. Jika nilai t > 1,96

maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV tersebut memiliki

dampak yang signifikan terhadap work engagement. Adapun analisisnya ditampilkan

pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Koefisien Regresi

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std.

Error

Beta t Sig.

1 (Constant) 5.860 3.563 1.645 .101

Kehidupan Batin .277 .058 .268 4.737 .000

Makna dan Tujuan

Bekerja .285 .065 .276 4.386 .000

Perasaan Terhubung

dengan Komunitas .195 .068 .191 2.884 .004

Dukungan sosial .007 .039 .008 .190 .850

Kualitas Hubungan

dengan Atasan -.164 .069 -.146 -2.395 .017

Otonomi .195 .059 .171 3.324 .001

Umpan Balik Kinerja .051 .063 .046 .817 .414

Seeking resources .115 .055 .116 2.087 .038

Seeking challenges .004 .049 .043 .899 .369

Reducing demands -.123 .052 -.120 -2.378 .018

Page 96: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

79

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.8 dapat disampaikan persamaan regresi

sebagai berikut:

Work engagement = 5.860 + 0.277 (kehidupan batin)* + 0.285 (makna dan tujuan

bekerja)* + 0.195 (perasaan terhubung dengan komunitas)*+ 0,007 (dukungan sosial)

- 0,164 (kualitas hubungan dengan atasan)* + 0,195 (otonomi)* + 0,051 (umpan balik

kinerja) + 0.115 (seeking resources)* + 0.044 (seeking challenges) – 0.123 (reducing

demands)* + e

Keterangan: signifikan (*)

Berdasarkan data pada tabel 4.7, untuk melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi yang dihasilkan, kita cukup melihat nilai signifikan pada kolom

yang paling kanan (kolom ke-6) jika P < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan

signifikan pengaruhnya terhadap work engagement dan sebaliknya. Dari hasil di atas

koefisien regresi dari kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja, perasaan terhubung

dengan komunitas, otonomi, kualitas hubungan, seeking resources, dan reducing

demands dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan sisa lainnya tidak

signifikan. Sedangkan variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang tidak

signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing

IV adalah sebagai berikut:

Page 97: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

80

1. Variabel kehidupan batin

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,277 dengan signifikansi sebesar 0,000

(sig< 0,05), artinya, kehidupan batin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

work engagement. Nilai koefisien variabel menunjukan arah positif artinya

semakin tinggi kehidupan batin seseorang maka semakin total dalam bekerja.

2. Variabel Makna dan tujuan bekerja

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,285 dengan signifikansi sebesar 0,000

(sig< 0,05), artinya, makna dan tujuan bekerja memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap work engagement. Nilai koefisien variabel menunjukan arah

positif artinya semakin tinggi makna dan tujuan bekerja seseorang maka semakin

total dalam bekerja.

3. Variabel Perasaan terhubung dengan komunitas

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,195 dengan signifikansi sebesar 0,004

(sig< 0,05), artinya, perasaan terhubung dengan komunitas memiliki pengaruh

positif yang signifikan terhadap work engagement. Nilai koofisien variabel

menunjukan arah positif artinya semakin tinggi perasaan terhubung dengan

komunitas seseorang maka semakin total dalam bekerja.

4. Variabel Dukungan sosial

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.007 dengan signifikansi sebesar 0.850

(sig >0.05), artinya variabel dukungan sosial tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap work engagement.

Page 98: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

81

5. Variabel Kualitas hubungan dengan atasan

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,164 dengan signifikansi sebesar

0,017 (sig< 0,05), artinya, kualitas hubungan dengan atasan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap work engagement. Nilai koofisien variabel

menunjukan arah negatif artinya semakin tinggi kualitas hubungan dengan

atasan seseorang maka semakin rendah engaged dalam bekerja. Begitu juga

sebaliknya, semaki rendah kualitas hubungan dengan atasan seseorang maka

semakin tinggi work engagement seseorang.

6. Variabel Otonomi

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,195 dengan signifikansi sebesar

0,001 (sig< 0,05), artinya, otonomi memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap work engagement. Nilai koofisien variabel menunjukan arah positif

artinya semakin tinggi otonomi seseorang maka semakin total dalam bekerja.

7. Variabel Umpan balik kinerja

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,051 dengan signifikansi sebesar

0,414 (sig> 0,05), artinya, umpan balik kinerja tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap work engagement.

8. Variabel Seeking resources

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.115 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,038 (sig< 0,05), artinya, seeking resources memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap work engagement. Nilai koofisien variabel menunjukan

Page 99: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

82

arah positif artinya semakin tinggi seeking resources maka semakin total dalam

bekerja.

9. Variabel Seeking challenges

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,044 dengan signifikansi sebesar

0,369 (sig> 0,05), artinya, seeking challenges tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap work engagement.

10. Variabel Reducing demands

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,123 dengan signifikansi sebesar

0,018 (sig< 0,05), artinya, reducing demands memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap work engagement. Nilai koofisien variabel menunjukan arah

negatif artinya semakin tinggi reducing demands seseorang maka semakin

rendah engaged dalam bekerja. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah

reducing demands seseorang maka semakin tinggi work engagement seseorang

4.4.2 Proporsi varians

Peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varian dari masing-

masing IV terhadap work engagement. Besarnya proporsi varian pada work

engagement dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

Page 100: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

83

Tabel 4.9

Proporsi Varian

IV R square R square

change Sumbangan Sig. F Change Keterangan

X1 .338 .338 33.8% .000 V

X12 .438 .100 10% .000 V

X123 .455 .016 1.6% .002 V

X1234 .456 .002 0.2% .307 X

X12345 .475 .018 0.18% .001 V

X123456 .484 .009 0.9% .018 V

X1234567 .485 .001 0.1% .426 X

X12345678 .489 .004 0.4% .102 X

X123456789 .490 .001 0.1% .435 X

X12345678910 .499 .009 0.9% .018 V

Keterangan: V : Signifikan, X : Tidak signifikan

X1 : Kehidupan batin

X2 : Makna dan tujuan bekerja

X3 : Perasaan terhubung dengan komunitas

X4 : Dukungan sosial

X5 : Otonomi

X6 : Kualitas hubungan dengan atasan

X7 : Umpan balik kinerja

X8 : Seeking resources

X9 : Seeking challenges

X10 : Reducing demands

Berdasarkan data pada tabel 4.9 dapat disampaikan informasi sebagai berikut :

1. Variabel kehidupan batin memberikan sumbangan sebesar 33,8% terhadap

varians work engagement. Sumbangan tersebut signifikan dengan F Change =

167.715 dan df = 328.

2. Variabel makna dan tujuan bekerja memberikan sumbangan sebesar 10%

terhadap varians work engagement. Sumbangan tersebut signifikan dengan F

Change = 58.195 dan df = 327.

Page 101: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

84

3. Variabel perasaan terhubung dengan komunitas memberikan sumbangan

sebesar 1,6% terhadap varians work engagement. Sumbangan tersebut

signifikan dengan F Change = 9.801 dan df = 326.

4. Variabel dukungan sosial memberikan sumbangan sebesar 0,2% terhadap

varians work engagement. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

Change= 1.048 dan df = 325.

5. Variabel otonomi memberikan sumbangan sebesar 1,8% terhadap varians work

engagement. Sumbangan tersebut signifikan dengan F Change = 11.335 dan df

= 324.

6. Variabel kualitas hubungan dengan atasan memberikan sumbangan sebesar

0,9% terhadap varians work engagement. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F Change = 5.611 dan df = 323.

7. Variabel umpan balik kinerja memberikan sumbangan sebesar 0,1% terhadap

varians work engagement. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

Change= .634 dan df = 322.

8. Variabel seeking resources memberikan sumbangan sebesar 0,4% terhadap

varians work engagement. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

Change = 2.690 dan df = 321.

9. Variabel seeking challenges memberikan sumbangan sebesar 0,1% terhadap

varians work engagement. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

Change = .612 dan df = 32.

Page 102: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

85

10. Variabel reducing demands memberikan sumbangan sebesar 0,9% terhadap

varians work engagement. Sumbangan tersebut signifikan dengan F Change =

5.653 df = 319.

Urutan IV yang signifikan memberikan sumbangan dari yang terbesar hingga

yang terkecil ialah variabel kehidupan batin dengan R2 change 33,8%, variabel

makna dan tujuan bekerja dengan R2 change 10%, variabel perasaan terhubung

dengan komunitas dengan R2 change 1,6%, variabel otonomi dengan R

2 change

0,18%, variabel reducing demands dengan R2 change 0,18%, dan variabel kualitas

hubungan dengan atasan dengan R2 change 0,9%.

Selanjutnya, kita dapat melihat sumbangan masing-masing variabel modal

psikologis, spiritualitas di tempat kerja, dan sumber daya pekerjaan terhadap work

engagement pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Sumbangan Masing-Masing Variabel

IV R square R square

change Sumbangan Sig. F Change Keterangan

X1 .455 .455 45,5% .000 V

X12 .485 .030 3,1% .001 V

X123 .499 .014 1.4% .031 V

Keterangan: V : signifikan; X : tidak signifikan

X1 : Spiritualitas di Tempat Kerja

X2 : Sumber Daya Pekerjaan

X3 : Job Crafting

Dari tabel 4.10 dapat dijelaskan informasi sebagai berikut :

Page 103: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

86

1. Variabel spiritualitas di tempat kerja yang terdiri dari kehidupan batin sebagai

identitas spiritual, makna dan tujuan bekerja, dan perasaan terhubung dengan

komunitas memberikan sumbangan sebesar 45,5% dalam varians work

engagement. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 90.608

dan df = 326

2. Variabel sumber daya pekerjaan yang terdiri dari dukungan sosial, otonomi,

kualitas hubungan dengan supervisor (atasan), dan umpan balik kinerja

memberikan sumbangan sebesar 3,1% dalam varians work engagement.

Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 4.705 dan df = 322

3. Variabel job crafting yang terdiri dari seeking resources, seeking challenges, dan

reducing demands memberikan sumbangan sebesar 1,4% dalam varian work

engagement. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 3.000 dan

df= 319.

Page 104: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

87

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang

hasil penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini

adalah “terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel spiritualitas di tempat kerja

(kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja, dan perasaan terhubung dengan

komunitas), variabel sumber daya pekerjaan (dukungan sosial, kualitas hubungan

dengan supervisor (atasan), otonomi, dan umpan balik kinerja), dan job crafting

(seeking resources, seeking challenges, reducing demands) terhadap work

engagement”. Hal ini berarti bahwa hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak ada

pengaruh variabel spiritualitas di tempat kerja (kehidupan batin, makna dan tujuan

bekerja, dan perasaan terhubung dengan komunitas), variabel sumber daya pekerjaan

(dukungan sosial, kualitas hubungan dengan supervisor (atasan), otonomi, dan umpan

balik kinerja), dan job crafting (seeking resources, seeking challenges, reducing

demands) terhadap work engagement ditolak.

Kemudian pada hipotesis minor, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari

sepuluh variabel bebas yang diuji pengaruhya terhadap work engagement, hanya ada

tujuh variabel yang pengaruhnya signifikan. Dimensi kehidupan batin, makna dan

tujuan bekerja, perasaan terhubung dengan komunitas dari spiritualitas di tempat

Page 105: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

88

kerja, otonomi, kualitas hubungan dengan atasan dari sumber daya pekerjaan, dan

seeking resources, reducing demands dari job crafting memiliki nilai koefisisen yang

signifikan (p<0,05).

Jika dilihat dari signifikan atau tidaknya proporsi varians sumbangan

kontribusi masing-masing IV ada enam IV yang signifikan memberikan sumbangan

dari nilai terbesar hingga terkecil ialah variabel kehidupan batin, makna dan tujuan

bekerja, perasaan terhubung dengan komunitas, otonomi, kualitas hubungan dengan

atasan dan reducing demands.

5.2 Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk lebih memahami individu terkait work engagement.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab 4, peneliti akan

membahas diskusi mengenai kesepuluh IV yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

kehidupan batin (spiritualitas di tempat kerja), makna dan tujuan bekerja (spiritualitas

di tempat kerja), dan perasaan terhubung dengan komunitas (spiritualitas di tempat

kerja), variabel sumber daya pekerjaan dukungan sosial (sumber daya pekerjaan),

kualitas hubungan dengan supervisor/atasan (sumber daya pekerjaan), otonomi

(sumber daya pekerjaan), dan umpan balik kinerja (sumber daya pekerjaan), dan

variabel job crafting seeking resources (job crafting), seeking challenges (job

crafting), dan reducing demands (job crafting) terhadap DV yaitu work engagement

dan juga akan membahas penelitian dan literatur terdahulu mengenai kesepuluh IV

yang dikaitkan dengan DV tersebut.

Page 106: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

89

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja, dan perasaan terhubung dengan

komunitas terhadap work engagement. Berbeda dengan variabel spiritualitas di

tempat kerja dimana semua dimensi berpengaruh, variabel sumber daya pekerjaan

dan job crafting hanya mempunyai masing-masing 2 dimensi yang berpengaruh

terhadap work engagement yaitu otonomi (sumber daya pekerjaan), kualitas

hubungan (sumber daya pekerjaan) dan seeking resources (job crafting),dan reducing

demands (job crafting).

Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, dimensi kehidupan

batin, makna dan tujuan bekerja, dan perasaan terhubung dengan komunitas memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap work engagement dan memiliki korelasi yang

positif. Berdasarkan koefisien regresi dimensi kehidupan batin, makna dan tujuan

bekerja, dan perasaan terhubung dengan komunitas yang bernilai positif dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja, dan

perasaan terhubung dengan komunitas seseorang, maka semakin total ia dalam

bekerja.

Dimensi kehidupan batin berpengaruh positif terhadap work engagement.

Karyawan PT Pertamina Gas memiliki kehidupan batin yang baik dalam bekerja.

Kehidupan batin yang mereka selalu bawa dalam pekerjaan mereka memberikan efek

positif terhadap tubuh sehingga mengekspresikan spirit dalam bekerja sehingga

mereka mampu dalam menyelesaikan setiap tugas pekerjaan. Alhasil karyawan

menjadi work engagement dalam setiap melakukan pekerjaannya. Hal ini sejalan

Page 107: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

90

dengan penelitian Duchon dan Plowman (2005) bahwasanya kehidupan batin dalam

spiritualitas dapat memengaruhi secara positif work engagement sehingga kinerja

karyawan akan sangat baik.

Selanjutnya dimensi makna dan tujuan bekerja juga berpengaruh positif

terhadap work engagement. Makna dan tujuan bekerja merupakan rasa dimana

karyawan dapat memaknai setiap pekerjaan mereka sehingga pekerjaan mereka lebih

berarti dibanding sebuah materi. Ketika karyawan memiliki rasa memaknai inilah

yang menjadikan diri mereka menjadi sangat bersemangat dan berantusias dalam

menjalankan setiap pekerjaan mereka. Karyawan PT.Pertamina Gas memilki rasa

kebermaknaan tersebut sehingga mereka menjadi engaged dalam bekerja. Hal ini

sejalan dengan Cartwright dan Holmes (2006) mereka menemukan makna dan tujuan

bekerja berpengaruh signifikan terhadap work engagement.

Kemudian dimensi perasaan terhubung dengan komunitas juga berpengaruh

positif terhadap work engagement. Perasaan terhubung dengan komunitas merupakan

perasaan dimana karyawan memilki keterikatan kuat terhadap komunitasnya. Mereka

merasakan bahwa semuanya adalah keluarga sehingga saling menjaga satu sama lain

serta menerpakan nilai-nila spiritual ke dalam pekerjaan mereka. Sehingga karyawan

akan menjadi engaged untuk menghadapi tuntutan dalam pekerjaan. Karyawan

PT.Pertamina Gas memiliki perasaan terhubung yang baik antara komunitas

lingkungannya sehingga karyawan menjadi engaged dalam bekerja.

Berdasarkan hasil analisis data variabel sumber daya pekerjaan dimana

terdapat dua dimensi yang signifikan pengaruhnya terhadap work engagement yaitu

Page 108: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

91

otonomi dan kualitas hubungan dengan supervisor (atasan). Dimensi yang lain seperti

dukungan sosial dan umpan balik kinerja tidak berpengaruh terhadap work

engagement

Dimensi yang pertama adalah dukungan sosial tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap work engagement. Hal ini sejalan dengan Coetzer dan Rothman,

(2007) yang menyatakan bahwa dukungan sosial tidak signifikan dalam

mempengaruhi work engagement dan Richardsen, Burke dan Martinussen, 2007 juga

melaporkan tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dari rekan

kerja terhadap work engagement antar polisi di Norwegian. Berbeda dengan

penelitian yang dilkakukan oleh Gabr dan El-Shaer (2013) yang menyatakan bahwa

dukungan sosial memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap work

engagement. Peneliti berasusmsi bahwasannya dukungan sosial tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap work engagement dikarenakan justru tugas-tugas

yang karyawan lakukan tidak beresiko tinggi dan cenderung mampu diselesaikan

sendiri. Hal inilah yang mungkin menjadi faktor penyumbang kurangnya pengaruh

dukungan sosial terhadap work engagement pada karyawan PT.Pertamina Gas.

Dimensi kualitas hubungan dengan atasan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap work engagement namun berbanding terbalik. Artinya, semakin tinggi

kualitas seseorang hubungan dengan atasan maka semakin rendah work engagement

dalam bekerja. Bergitu juga sebaliknya, semakin rendah dalam kualitas berhubungan

dengan atasan maka semakin tinggi work engagement seseorang. Peneliti berasumsi

bahwa subjek karyawan khususnya di Indonesia jika seorang karyawan hubungannya

Page 109: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

92

terlalu dekat dengan atasan maka akan tidak total dalam bekerja karena terlalu

menganggap remeh suatu pekerjaan. Hal ini efek dari terlalu dekat dengan atasan

sehingga sering menunda-nunda suatu pekerjaan dan cenderung mengabaikan

perintah dari atasan Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Wu, Chen, Huang,

dan Cheng (2013) menemukan bahwa kualitas hubungan dengan supervisor (atasan)

tidak berpengaruh signifikan terhadap work engagement. Hal ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Demerouti et.al, (2001) yang menemukan bahwa

hubungan dengan atasan berhubungan positif dengan semangat, dedikasi dan

penyerapan.

Dimensi otonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work

engagement. Artinya bahwa semakin tinggi otonomi karyawan maka akan semkin

work engagement dalam dalam bekerja. Begitupun sebaliknya apabila otonomi

rendah maka akan rendah work engagement karyawan dalam bekerja. Karyawan

PT.Pertamin Gas lebih cenderung senang dan semangat ketika mereka diberikan

kebebasan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Mereka terbiasa dalam

menyelesaikan tugas secara mandiri walaupun ada cara dan petunjuk pengerjaannya

dengan diberikannya kebebasan hal ini menyebabkan mereka bekerja secara

engagement. Hal ini sejalan dengan Bakker dan Bal (2010) otonomi memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap work engagement. Lebih lanjut, Mauno,

Kinunuwen & Ruokolainen (2007) penelitian longitudinal selama dua tahun yang

menemukan bahwa sumber daya pekerjaan merupakan prediktor work engagement

dibandingkan tuntutan pekerjaan. Otonomi akan membuat sesorang bebas berekspersi

Page 110: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

93

tetapi tetap fokus pada tugas dan pekerjaan yang dijalani. Berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Gabr dan El-Shaer (2013) yang menemukan bahwa otonomi

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap work engagement.

Selanjutnya, dimensi umpan balik kinerja tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap work engagement. Karyawan PT. Pertamina Gas memiliki

pekerjaan yang tidak terlalu rumit atau pun sulit. Karyawan tersebut tetap bekerja

dengan senang hati tanpa ada review tentang kinerja mereka. Peneliti berasumsi

bahawa ada karyawan ketika diberikan review atas pekerjaan mereka dan mereka

tahu akan hasilnya hal ini akan membuat karyawan sangat berhati-hati bahkan

ketakutan ketika dihadapi dengan pekerjaan sehingga mereka bekerja tidak secara

engagement. Namun ternyata penelitian yang dilakukan oleh Salanova dan Schaufeli

(2008) dan penelitian yang dilakukan oleh Gabr dan El-Shaer (2013) menemukan

bahwa umpan balik kinerja memiliki pengaruh signifikan terhadap work engagement.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil analisis data variabel job crafting dimana

terdapat dua dimensi yang signifikan pengaruhnya terhadap work engagement yaitu

seeking resources dan reducing demands. Hanya dimensi seeking challenges yang

tidak berpengaruh terhadap work engagement.

Dimensi seeking resources mempunyai pengaruh positif terhadap work

engagement. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bakker, Tims dan

Derks (2012) dan Tims et.al (2013). Karyawan yang meningkatkan seeking resources

dapat menjadi lebih total dalam bekerja baik sendiri maupun secara tim. Namun,

penelitian Petrou et.al (2012) yang menyatakan bahwa seeking resources tidak

Page 111: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

94

berpengaruh terhadap work engagement. Karyawan PT. Pertamina Gas memiliki

seeking resources yang baik sehingga dapat mengatasi pekerjaan dengan baik mereka

mampu mengerjakan sendiri setiap tugas yang diberikan. Mereka meenggunakan

sumber daya yang mereka miliki serta mencari apa yang mereka butuhkan. Sehingga

karyawan tersebut memiliki work engagement yang baik dalam bekerja.

Selanjutnya dimensi seeking challenges dalam penelitian ini tidak memiliki

pengaruh terhadap work engagement. Hal ini berbeda dengan Bakker, Tims dan

Derks (2012) dalam penelitiannya seeking challenges memiliki pengaruh positif

terhadap work engagement. Peneliti berpendapat bahwa karyawan di Indonesia

kebanyakan setelah mereka menyelesaikan suatu pekerjaan mereka cenderung tidak

mencari-cari pekerjaan lagi. Mereka hanya mengerjakan apa yang menjadi tanggung

jawabnya saja. Hal ini lah yang menyebabkan seeking challenges pada karyawan

PT.Pertamina Gas tidak memiliki pengaruh terhadap work engagement.

Ketiga, dimensi reducing demands memiliki pengaruh terhadap work

engagement namun berbanding terbalik. Artinya, semakin tinggi reducing demands

maka semakin rendah work engagement dalam bekerja. Begitu juga sebaliknya,

semakin rendah reducing demands maka semakin tinggi work engagement

seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian Petrou et.al (2012) bahwa reducing

demands berpengaruh negatif terhadap work engagement. Berbeda dengan Tims,

Bakker dan Derks (2012) reducing demands tidak berpengaruh terhadap work

engagement. Ketika karyawan fokus terhadap bagaimana mereka menghadapi sebuah

tuntutan pekerjaan mereka cenderung mengabaikan pekerjaannya sehingga pekerjaan

Page 112: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

95

mereka menjadi terbengkalai. Karyawan ketika menghadapi tuntutan mereka akan

sangat fokus terhadap apa yang menjadi beban kerja mereka tersebut hal ini lah yang

menyebabkan karyawan kurang work engagement dalam bekerja. Maka karyawan

PT.Pertamina Gas cenderung fokus terhadap cara meminimalisir setiap tuntutan dan

beban kerja dikarenakan mereka terlalu berotonomi dalam bekerja sehingga work

engagement menjadi sangat rendah.

Secara keseluruhan, peneliti menemukan adanya perbedaan hasil penelitian ini

dengan penelitian terdahulu. Hal ini terjadi dikarenakan adanya beberapa

keterbatasan atau kelemahan dalam penelitian. Antara lain partisipan yang kurang

serius saat mengisi skala sehingga respon menjadi tidak terpola, atau kondisi serta

situasi pada saat partisipan mengisi skala yang tidak kondusif menyebabkan

partisipan menjadi tidak konsentrasi dalam memberikan responnya, atau bisa juga

dikarenakan oleh banyaknya item dan tidak semua item mencakup konsep yang bisa

dimengerti secara jelas oleh partisipan.

Pada penelitian ini ternyata pengaruh keseluruhan IV (spiritualitas di tempat

kerja, sumber daya pekerjaan, dan job crafting) terhadap DV (work engagement)

hanya 44.9%. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak hal lain di luar penelitian ini

yang ikut mempengaruhi work engagement. Yang demikian bisa terjadi karena dalam

penelitian ini hanya diteliti 3 IV saja, sehingga variabel lain yang mungkin ikut

berpengaruh tidak ikut diteliti.

Page 113: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

96

5.3 Saran

Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan dalam penelitian ini. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa

saran untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik

berupa saran teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran metodologis

1. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan hanya karyawan PT. Pertamina Gas

Area Jawa Bagian Barat. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya disarankan

agar menggunakan sampel karyawan dari Pertamina EP dan partisipan yang

berjumlah lebih dari 330 orang.

2. Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat melihat status pekerjaan

karyawan agar terlihat perbedaan tingkat work engagement antara karyawan tetap

dan outsourcing.

3. Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti dan menganalisis

pengaruh variabel-variabel lain seperti job demands (mengacu pada penelitian

Bakker & Demerouti, 2006), personal resources (mengacu pada penelitian

Xanthopolou et al., 2009), atau job characteristics, perceived organizational

support, perceived supervisor support (mengacu pada penelitian Saks, 2006)

sehingga didapatkan proporsi varians yang lebih tinggi dibandingkan penelitian

ini.

4. Pada penelitian ini ditemukan terdapat tujuh variabel yang berpengaruh signifikan

terhadap work engagement, yaitu kehidupan batin, makna dan tujuan bekerja,

Page 114: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

97

perasaan terhubung dengan komunitas, otonomi, kualitas hubungan, seeking

resources, dan reducing demands. sehingga peneliti menyarankan agar variabel

tersebut dapat dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya.

5. Peneliti menyarankan untuk mencari sampel lain selain karyawan. Untuk

penelitian selanjutnya, subjek bisa diubah menjadi kalangan pramugari, dokter,

guru atau polisi sehingga didapatkan hasil yang bervariasi dan dapat dijadikan

pembanding dengan penelitian ini.

6. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya perbandingan jumlah sampel

dipertimbangkan agar seimbang dari segi jenis kelamin agar gambaran yang

diperoleh dapat lebih akurat. Serta menggunakan faktor demografis yang lain

seperti tempat tinggal.

7. Berdasarkan uji validitas konstruk dukungan sosial bahwa dari tiga item yang ada

hanya dua item yang valid untuk diukur, oleh karena itu peneliti menyarankan

agar memperbanyak jumlah item variabel sumber daya pekerjaan sehingga

apabila ada item yang harus dieliminasi, jumlah item yang tersisa masih cukup.

5.3.2 Saran praktis

1. Terkait kehidupan batin, maka dapat disarankan agar karyawan PT.Pertamina

Gas mampu mempertahankan serta meningkatkan kehidupan batin secara baik

dengan cara menciptakan kondisi emosi yang positif.

Page 115: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

98

2. Terkait makna dan tujuan bekerja, maka dapat disarankan agar karyawan

PT.Pertamina bekerja sepenuh hati dan mempunyai tujuan yang jelas sehingga

pekerjaan yang mereka lakukan menjadi lebih baik

3. Terkait perasaan terhubung dengan komunitas, maka disarankan kepada

perusahaan untuk membuat sharing circle agar hubungan antar karyawan berjalin

dengan baik

4. Terkait otonomi, maka dapat disarankan perusahaan untuk menciptakan sebuah

budaya yang membuat karyawan lebih mandiri dengan cara memberikan

tanggung jawab lebih kepada karyawan dalm pekerjaannya.

5. Terkait kualitas hubungan dengan atasan, pada penelitian ini ditemukan bahwa

karyawan yang dekat dengan atasan bekerja tidak lebih baik karena karyawan

merasa pemimpin adalah temannya bukan sebagai atasan, maka disarankan

karyawan lebih profesional membedakan hubungan pekerjaan dengan hubungan

diluar pekerjaan.

6. Terakait seeking resources, maka disarankan agar karyawan lebih menentukan

design kerja dengan memilih tugas serta karyawan diberikan workshop tentang

konsep PCP(Personal Crafting Plan) dengan diberikan tugas khusus agar mereka

bisa meningkatkan sumber daya mereka.

Page 116: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

99

7. Terkait reducing demands, hampir sama dengan seeking resources bahwa

karyawan lebih menentukan design kerja dengan memilih tugas serta karyawan

diberikan workshop tentang konsep PCP(Personal Crafting Plan) dengan

diberikan tugas khusus berturut-turut agar mereka bisa menurunkan hambatan dan

tuntutan pekerjaan secara baik.

Page 117: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

100

DAFTAR PUSTAKA

Ashmos, D.P. & Duchon, D. (2000). Spirituality at work: A conceptualization and

measure. Journal of Management Inquiry, 9(2), 134–145. Retrieved from

http://202.154.59.182/ejournal/files/ProQuest_54883215.pdf

Bakker, A.B., Demerouti, E., & Euwema, M.C. (2005). Job resources buffer the

impact of job demands on burnout. Journal of Occupational Health

Psychology, 10(2), 170-180. doi: 10.1037/1076-8998.10.2.170

Bakker, A.B., & Demerouti, E. (2008). Towards a model of work engagement.

Carreer Development International, 13(3), 209-223. doi:

10.1108/13620430810870476

Bakker, A.B. & Bal, P.M. (2010). Weekly work engagement and performance: A

study among starting teachers. Journal of Occupational and Organizational

Psychology, 83, 189–20. doi: 10.1348/096317909X402596

Bakker, A. (2011). An evidence-based model of work wngagement: Current

directions in psychological science 20(4) 265– 269. doi:

10.1177/09637214114114534

Bakker, A. B., & Leiter, M. P. (2010). Work engagement: Introduction. In

Bakker, A.B., & Leiter, M.P. (Eds.) Work engagement: A handbook of

essential theory and research. New York: Psychology Press. Available from

books.google.com

Bakker, A.B., & Demerouti, E. (2014). Job demands-resources theory. Work and

Wellbeing. 1-28. doi: 10.1002/9781118539415.wbwell019

Bakker, A.B., & Demerouti, E. (2014). Job crafting: An introduction to

contemporary work psychology. Wiley blackwell. 414-433. ISBN: 978-1-

119-94552-9

Braine, R.D., & Roodt, G. (2011). The job demands-resources model as predictor

of work identity and work engagement : A comparative analysis. SA Journal

of Industrial Psychology, 37(2), 1–11. doi: 10.4102/sajip.v37i2.889

Coetzer, C.F., & Rothmann, S. (2007). Job demands, job resources and work

engagement of employees in a manucfaturing organization. South of Africa

Bussines Review,11(3), 20-35. Retrieved from 20 April 2014

http://www.ianrothmann.com/pub/engagement_coetzer.pdf

Cook, S. (2008). The essential guide to employee engagement: Better business

performance through staff satisfaction. United States: Kogan Page Limited.

Available from books.google.com

Page 118: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

101

Crabtree. (2013). Worldwide, 13% employees are engaged at work. Diunduh

tanggal 16 Desember 2014 dari http://www.gallup.com/poll/165269/

worldwide-employees-engaged work.aspx

Demerouti, E., Bakker, A. B., Nachreiner, F., & Schaufeli, W. B. (2001). The job

demands-resources model of burnout. Journal of Applied Psychology,

86,499 –512, doi: 10.1037//0021-9010.86.3.499

Dickson, D. A. (2011). Fostering employee engagement. Amherst: HRD Press.

Available from books.google.com

Duchon, D., & Plowman, D.A. (2005). Nurturing the spirit at work: Impact on

work unit performance, The Leadership Quarterly, 16(5), 807-833. doi:

10.1016/j.leaqua.2005.07.008

Federman, B. (2009). Employee engagement: A road for creating profits,

optimizing perfomance, and increasing loyalty. San Fransisco: Jossey Bass

Fenwick, T., & lange, E. (1998). Spirituality in the workplace: the new frontier of

HRD. 12(1). 63-87. AB: University of Alberta

Gabr, H., & El-Shaer, A. M. (2013). Head nurses job demands and resources and

its relationship and their work engagement at Mansoura University

hospitals. Public Policy and Administration Research, 3(4), 33-42,

Retrieved from http://iiste.org/Journals/index.php/PPAR/article/download/

5333/5440

Giacalone, R. A., & Jurkiewicz, C. L. (2003). Handbook of workplace spirituality

and organizational performance. New York: M. E. Sharpe, Inc. Available

from books.google.com

Hakanen, J.J., Perhoniemi, R., & Tanner, S.T. (2008). Positive gain spiral at work:

from job resources to work engagement, personal initiative and work-unit

innovativeness. Jourbal of Vocational behavior. 73. 78-91. doi:

10.1016/j.jvb.2008.01.003

Hakeem, I., & Gulzar, S. (2014). Employee engagement: An integrative

theoretical review. Journal of Reaserch in Commerce and Management.

Online ISSN-2277-1166. Available online on www.abhinavjournal.com

Husen, M. (2014, November). Theme-0-meter surveyII: Target skor employee

engagement 80%. Reading: Energizing asia energia weekly. 43, 1-16.

Kahn, W.A. (1990). Psychological conditions of personal engagement and

disengagement at work. Academy of Management Journal, 33, 692–724. A

historical classic—one of the first papers to raise attention about employee

engagement.

Page 119: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

102

Karakas, F. (2010). Spirituality and performance in organizations: a literature

review. Journal of Business Ethics. 94(1). 89-1006. doi: 10.1007/s10551-

009-0251-5

Kinjerski, V.M., & Skrypnek, B.J. (2004). Defining spirit at work: finding

common ground. Journal of Organizational Change Management. 17(1).

26-42. doi: 10.1108/09534810410511288

Lia, M., Azizah, K.N., Febian, V., Legsiana, H., & Rahmawati. (2014). Pengaruh

motivasi kerja terhadap kinerja pekerja dan pekarya di PT Pertamina Gas

Western Java Area. Laporan Penelitian KKL Psikologi UIN Jakarta.

Lockwood, N. (2007). Leveraging employee engagement for competitive

advantage HR. Society for Human Resource Management.

Milliman, J., Ferguson, J., Trickett, D., and Condemi, B., (1999). Spirit and

community at Southwest Airlines: An investigation of a spiritual values-

based model. Journal of Organizational Change Management, 12, 221–233.

Retrieved from http://arumbadocs.googlecode.com/svn/trunk/journals/by_

keywords/values_ and_attitudes/Spirit_and.pdf

Naami, A. (2011). Relationship between person-environment fit and job

engagement in nurses of ahvaz hospital. Journal of Psychology. 5(1), 119-

134

Nurtjahjanti, H. (2010). Spiritualitas kerja sebagai ekspresi keinginan diri

karyawan untuk mencari makna dan tujuan hidup dalam organisasi. Jurnal

Psikologi Undip, 7(1).

Mauno, S., Kinnunen, U.,& Ruokolainen, M., (2007). Job demands and resources

as antecedents of work engagement: a longitudinal study. Journal of

Vocational Behavior .70 (1), 149–171

Mitroff, I.I., & Denton, E.A. (1999). A study of spirituality in the workplace.

Sloan Management Review. University of Southern California

Perrin, T. (2003). Understanding what drives: Employee engagement. Towers

Perrin Talent Report

Petchsawanga, P., & Duchon, D. (2009). Measuring workplace spirituality in an

Asian context. Management Department Faculty Publications. 12(4). 459-

468. doi: 10.1080/13678860903135912

Petrou, P., Demerouti, E., Peeters, M.C.W., Schaufeli, W.B., & Hetland, J.(2012).

Crafting a job on a daily basis: contextual correaltes and the link to work

enagagement. Journal of Oragnizational Behavior. doi: 10.1002/job.1783

Page 120: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

103

Richardsen, A.M., Burke, R.J., &Martinussen, M. (2007). Work and health

outcomes among police officers: The mediating role of police cynicism and

engagement. International Journal of Stress Management,13(4), 555–574.

Robinson, D., Perryman, S., Hayday, S.(2004). The drivers of employee

engagement. United Kingdom: Mantell Building-Falmer Brighton.

Saks, A.M. (2006). Antecedents and consequences of employee engagement.

Journal of Managerial Psychology, 21 (7), 600-619. doi:

10.1108/02683940610690169

Salanova, M., & Schaufeli, W.B. (2008).A cross-national study of work

engagement as a mediator between job resources and proactive

behaviour.The International Journal of Human Resource Management,

19(1), 116–131.Doi: 10.1080/09585190701763982

Schaufeli, W.B., Salanova, M., Gonza´lez-Roma´, V., & Bakker, A. B. (2002).

The measurement of engagement and burnout and: A confirmative analytic

approach. Journal of Happiness Studies, 3, 71–92. Retrieved from

http://www.wont.uji.es/wont/downloads/articulos/internacionales/2002SCH

AUFELI02AI.pdf

Schaufeli, W.B., & Bakker, A.B. (2004). Job demands, job resources, and their

relationship with burnout and engagement: A multi-sample study. Journal

of Organizational Behavior, 25, 293–315. doi: 10.1002/job.248

Schaufeli, W.B., & Bakker, A.B. (2006). The measurement of work engagement

with a short questionnaire. Educational and psychological Measurement.

66(4). 701-716. doi: 10.117/003164405282471

Seppala, P., Mauno, S., Feldt, T., Hakanen, J., Kinnunen, U., Tolvanen, A., &

Schaufeli, W.B. (2009). The construct validity of the Utrecht Work

Engagement Scale: multisample and longitudinal evidence. Journal of

Happiness Studies, 10, 459-481. doi: 10.1007/s10902-008-9100-y

Shaleh, A.R. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen.

Disertasi UGM.

Smith, G.R., & Markwick, C. (2009). Employee engagement a review of current

thinking. United Kingdom: Mantell Building-Falmer Brighton.

Tims, M., Bakker, A.B. & Derks, D. (2012). Development and validation of the

job crafting scale. Journal of Vocational Behavior, 80, 173–186

Tims, M., Bakker, A.B. & Derks, D. (2013). The Impact of job crafting on job

demands, job resources, and well-being. Journal of Occupational Health

Psychology, 18(2), 230–240

Page 121: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

104

Umar, J. (2011). Analisis Faktor Konfirmatori. Bahan Ajar Peminatan

Psikometri, Tidak Dipublikasikan. Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Wrzesniewski, A., & Dutton, J. E. (2001). Crafting a job: Revisioning employees

as active crafters of their work. Academy of Management Review, 26, 179–

201.

Wu, M. H., Chen, C. H., Huang, Y. A., & Cheng, J. S. (2013). The effects of

supervisor support and trait competitiveness on work engagement: The case

of national scenic area’s tour guide. 11-14. doi: 10.7763/IPEDR.

2013.V67.3

Xanthopoulou, D., Bakker, A.B., Demerouti, E., & Schaufeli, W. (2009).

Reciprocal relationships between job resources, personal resources, and

work engagement. Journal of Vocational Behavior, 74, 235-244.

doi:10.1016/j.jvb.2008.11.003

Page 122: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saat ini sedang melakukan penelitian yang merupakan persyaratan untuk mencapai gelar

sarjana Psikologi. Oleh karena itu saya mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk

mengisi angket ini.

Dalam menjawab kuesioner ini TIDAK ADA JAWABAN BENAR ATAU SALAH,

maka Bapak/Ibu/Saudara/i bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan diri

Bapak/Ibu/Saudara/i. Setiap jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan akan terjamin

kerahasiaannya dan hanya dipakai untuk penelitian ini saja.

Bacalah petunjuk pengisian terlebih dahulu. Setelah selesai mengisi angket ini mohon

diteliti kembali jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i agar tidak ada pernyataan yang tidak terjawab atau

terlewati.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Juli 2014

Hormat saya,

Peneliti

Page 123: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

Data Responden

Inisial : ...............................................................

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (*)

Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/DIPLOMA/S1 / S2 / S3 (*)

Alamat email : ................................................................. (**)

Divisi : ................................................................

Jumlah Tanggungan : ................................................................

Jumlah Penghasilan : Rp ...........................................................

Status : Belum/Menikah/Janda/Duda (*)

Lama Bekerja : .........................tahun ....................bulan

Nama Tugas / Jabatan : ................................................................

Uraian Tugas : ................................................................

: ................................................................

Page 124: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

Petunjuk Pengisian

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri

Bapak/Ibu/Sdr/i dalam enam bulan terakhir ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan

tingkat kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap pernyataan.

(1= Sangat Sesuai, 2= Tidak Sesuai, 3= Agak Sesuai, 4= Sesuai, 5= Sangat Sesuai).

Contoh

No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Sejauh ini saya merasa kesehatan saya

baik.

Selamat Mengerjakan

BAGIAN KESATU

No Pernyataan

Pilihan

jawaban

1 2 3 4 5

S1 Saya selalu merasa senang berangkat bekerja

S2 Di tempat saya bekerja, saya sering merasa tidak bertenaga.

S3 Saya selalu tekun dalam bekerja, meskipun ada hal yang tidak

sesuai dengan harapan saya.

S4 Saya dapat bekerja dalam waktu yang lama atau pada satu

periode pekerjaan.

S5 Saya memiliki mental yang kuat terhadap pekerjaan saya

sebagai karyawan.

S6 Saya merasa kuat dan bersemangat dalam bekerja.

D7 Bekerja sebagai karyawan menurut saya sangatlah menantang.

D8 Pekerjaan saya menginspirasikan diri saya dalam setiap aspek

kehidupan saya.

D8 Saya sangat antusias dengan segala hal yang berhubungan

dengan pekerjaan saya.

D10 Saya bangga dengan pekerjaan yang saya lakukan.

D11 Berkaitan dengan pekerjaan saya, saya menemukan satu

pekerjaan yang sangat bermakna dan penuh harapan.

LR12 Pada saat sedang bekerja, saya dapat lupa dengan sekeliling

saya .

LR13 Waktu berjalan terasa cepat ketika saya sedang bekerja.

LR14 Saat saya bekerja, saya merasa hanyut dalam pekerjaan saya.

LR15 Saya merasa sulit untuk mengalihkan diri dari pekerjaan yang

sedang saya kerjakan.

LR16 Saya sangat menyelami pekerjaan saya.

LR17 Saya merasa bahagia ketika saya bekerja dengan intense.

Page 125: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

BAGIAN KEDUA

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri

Bapak/Ibu/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau

ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap pernyataan. (1 = Sangat tidak

sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai, 5 = sangat sesuai)

NO Pernyataan Pilihan Jawaban

1 2 3 4 5

S1 Saya merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas

ditempat saya bekerja (departemen, unit, dll)

S2 Atasan saya mendorong perkembangan personal saya

S3 Saya memeiliki beberapa pengalaman dalam pekerjaan

yang merupakan hasil dari perkembangan personal

S4 Ketika saya merasa takut, saya dianjurkan untuk

membicarakannya

S5 Ketika saya memiliki kepedulian, saya menghadirkannya

ke orang yang tepat

S6 Dalam bekerja, kita bekerja bersama untuk

menyelesaikan konflik melalui cara yang positif

S7 Saya dievaluasi secara adil disini

S8 Saya didorong untuk mengambil resiko ditempat kerja

S9 Saya merasa dihargai ditempat kerja

S10 Saya merasa senang dalam pekerjaan saya

S11 Saya percaya orang lain merasa senang dengan hasil

pekerjaan saya

S12 Semangat saya diberi energi oleh pekerjaan saya

S13 Pekerjaan yang saya lakukan berhubungan dengan apa

yang saya pikir penting dalam hidup

S14 Saya menunggu untuk pergi bekerja hampir setiap hari

S15 Saya melihat hubungan antara pekerjaan saya dan

kebaikan sosial yang lebih besar dari komunitas saya

S16 Saya memahami arti dari pekerjaan saya

S17 Saya merasa hidup saya penuh harapan

S18 Nilai-nilai spiritualitas saya mempengaruhi keputusan

yang saya buat

S19 Saya menganggap diri saya orang yang spiritual

S20 Berdoa adalah bagian penting dalam hidup saya

S21 Saya peduli terhadap kesehatan spiritual rekan kerja saya

Page 126: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

BAGIAN KETIGA

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri

Bapak/Ibu/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau

ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap pernyataan. (1 = Sangat tidak

sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai, 5 = sangat sesuai)

NO Pernyataan Pilihan Jawaban

1 2 3 4 5

JR1 Sampai saat ini saya berhubungan baik dengan rekan kerja.

JR2 Saya mendapatkan bantuan rekan kerja saat menyelesaikan

pekerjaan.

JR3 Saya dapat mengandalkan rekan kerja saya ketika menemukan

kesulitan dalam bekerja.

JR4 Saya tahu persis apa yang atasan saya pikirkan menegenai

kinerja saya selama ini.

JR5 Saya dapat mengandalkan atasan saya ketika menemukan

kesulitan dalam bekerja.

JR6 Saya dapat mendiskusikan setiap masalah pekerjaan saya

dengan atasan secara langsung.

JR7 Atasan saya menginformasikan isu penting mengenai instansi.

JR8 Saya memiliki pengaruh langsung terhadap keputusan

keputusan dalam bekerja.

JR9 Saya memiliki cara berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan

JR10 Pekerjaan yang saya lakukan saat ini bervariasi.

JR11 Saya mendapat pujian dari atasan saya saat bekerja.

JR12 Saya berprestasi dalam bekerja.

JR13 Saya menerima informasi yang cukup mengenai tujuan kerja.

JR14 Saya menerima informasi yang cukup mengenai hasil kerja saat

ini.

BAGIAN KEEMPAT

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri

Bapak/Ibu/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau

ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap pernyataan. (1 = Tidak Pernah, 2

= Jarang, 3 = Kadang-Kadang, 4 = Sering, 5 = Selalu

NO Pernyataan Pilihan Jawaban

1 2 3 4 5

JC1 Saya mencoba membangun kapabilitas diri

JC2 Saya mencoba membuat diri saya professional

JC3 Saya mencoba mempelajari hal baru ketika bekerja

Page 127: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

JC4 Saya memastikan bahwa saya menggunakan kapasitas

yang saya miliki secara maksimal

JC5 Saya memutuskan bagaimana saya akan melakukan

sesuatu

JC6 Saya memastikan bahwa pekerjaan saya tidak berbahaya

secara mental

JC7 Saya memastiakan bahwa pekerjaan saya tidak

berbahaya secara emosional

JC8

Saya mengatur pekerjaan saya sedemikian rupa sehingga

tidak perlu berurusan dengan orang yang bermasalah

dengan saya secara emosional

JC9

Saya mengatur pekerjaan saya sedemikian rupa sehingga

meminimalisir saya untuk berhubungan dengan orangorang

yang harapannya tidak realistis

JC10 Saya mencoba memastikan bahwa saya tidak harus

membuat keputusan yang sulit saat bekerja

JC11 Saya meminta atasan saya untuk mengawasi pekerjaan

saya

JC12 Saya bertanya pada atasan saya apakah ia puas dengan

apa yang saya kerjakan

JC13 Saya mencari inspirasi dari atasan saya

JC14 Saya meminta rekan kerja untuk memberikan saya

umpan-balik atas performa saya

JC15 Saya meminta petunjuk pada rekan kerja saya

JC16

Ketika pekerjaan yang menarik datang, saya langsung

menawarkan diri saya sebagai orang yang mengerjakan

pekerjaan itu

JC17 Apabila ada kebijakan baru di kantor, saya adalah salah

satu orang yang pertama belajar dan mencobanya

JC18 Ketika tidak banyak yang dilakukan di kantor, saya

melihat kesempatan untuk memulai proyek baru

JC19 Saya seringkali mengambil tanggung jawab tambahan

meskipun saya tidak dibayar untuk itu

JC20

Saya mencoba membuat pekerjaan saya lebih menantang

dengan cara memeriksa hubungan antara aspek yang

mendasari pekerjaan saya.

SEKIAN dan TERIMA KASIH

Page 128: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

Contoh Syntax CFA Work engagement

UJI VALIDITAS KONSTRUK WORK ENGAGEMENT

DA NI=17 NO=330 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17

KM SY FI=WE.COR

MO NX=17 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

WORKENGAGEMENT

FR TD 15 14 TD 6 5 TD 10 9 TD 17 16 TD 9 8 TD 16 9 TD 9 2 TD 13 12 TD 7 1 TD 9 6

TD 16 15 TD 16 10 TD 12 1 TD 4 1 TD 12 2 TD 13 5 TD 7 6 TD 7 5 TD 3 2 TD 11 6 TD 11

5 TD 11 7 TD 13 8 TD 6 4 TD 15 6 TD 5 4 TD 13 3 TD 15 10 TD 9 1 TD 2 1 TD 10 1 TD

10 7 TD 13 7 TD 14 8 TD 15 12 TD 14 12 TD 14 13 TD 15 13 TD 12 10 TD 8 2 TD 8 3 TD

9 3

PD

OU TV SS MI

Page 129: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

Contoh Output CFA Work engagement

DATE: 1/ 2/2015

TIME: 1:13

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file E:\Syarat Wisuda!!!!!!\Skripsi Data

RUN\VALIDITAS WE\SYNTAXUQON.spl:

UJI VALIDITAS KONSTRUK WORK ENGAGEMENT

DA NI=17 NO=330 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17

KM SY FI=WE.COR

MO NX=17 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

WORKENGAGEMENT

FR TD 15 14 TD 6 5 TD 10 9 TD 17 16 TD 9 8 TD 16 9 TD 9 2 TD 13 12 TD 7 1 TD 9 6

TD 16 15 TD 16 10 TD 12 1 TD 4 1 TD 12 2 TD 13 5 TD 7 6 TD 7 5 TD 3 2 TD 11 6 TD 11

5 TD 11 7 TD 13 8 TD 6 4 TD 15 6 TD 5 4 TD 13 3 TD 15 10 TD 9 1 TD 2 1 TD 10 1 TD

10 7 TD 13 7 TD 14 8 TD 15 12 TD 14 12 TD 14 13 TD 15 13 TD 12 10 TD 8 2 TD 8 3 TD

9 3

PD

OU TV SS MI

Page 130: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

UJI VALIDITAS KONSTRUK WORK ENGAGEMENT

Number of Input Variables 17

Number of Y - Variables 0

Number of X - Variables 17

Number of ETA - Variables 0

Number of KSI - Variables 1

Number of Observations 330

UJI VALIDITAS KONSTRUK WORK ENGAGEMENT

Correlation Matrix

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM1 1.00

ITEM2 0.35 1.00

ITEM3 0.45 0.11 1.00

ITEM4 0.10 0.10 0.29 1.00

ITEM5 0.23 0.30 0.31 0.31 1.00

ITEM6 0.31 0.29 0.37 0.37 0.64 1.00

ITEM7 0.25 0.31 0.37 0.25 0.56 0.64

ITEM8 0.45 0.25 0.41 0.28 0.37 0.46

ITEM9 0.57 0.43 0.40 0.24 0.31 0.34

ITEM10 0.53 0.29 0.40 0.18 0.28 0.37

ITEM11 0.36 0.32 0.29 0.16 0.53 0.58

ITEM12 -0.03 -0.10 0.09 0.20 0.18 0.20

ITEM13 0.33 0.18 0.25 0.28 0.13 0.27

ITEM14 0.23 0.08 0.25 0.20 0.24 0.27

ITEM15 0.20 0.10 0.31 0.24 0.20 0.19

ITEM16 0.43 0.28 0.45 0.24 0.23 0.34

ITEM17 0.43 0.30 0.50 0.26 0.34 0.40

Correlation Matrix

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM7 1.00

ITEM8 0.53 1.00

ITEM9 0.46 0.66 1.00

ITEM10 0.31 0.41 0.69 1.00

ITEM11 0.51 0.43 0.37 0.33 1.00

ITEM12 0.17 0.18 0.12 0.02 0.19 1.00

ITEM13 0.26 0.29 0.42 0.36 0.25 0.35

ITEM14 0.24 0.22 0.31 0.28 0.27 0.38

ITEM15 0.28 0.32 0.32 0.20 0.25 0.39

ITEM16 0.40 0.50 0.65 0.53 0.28 0.09

ITEM17 0.43 0.52 0.51 0.45 0.32 0.12

Page 131: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

Correlation Matrix

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17

-------- -------- -------- -------- --------

ITEM13 1.00

ITEM14 0.47 1.00

ITEM15 0.48 0.66 1.00

ITEM16 0.44 0.33 0.43 1.00

ITEM17 0.42 0.27 0.29 0.69 1.00

UJI VALIDITAS KONSTRUK WORK ENGAGEMENT

Parameter Specifications

LAMBDA-X

WORKENGA

--------

ITEM1 1

ITEM2 2

ITEM3 3

ITEM4 4

ITEM5 5

ITEM6 6

ITEM7 7

ITEM8 8

ITEM9 9

ITEM10 10

ITEM11 11

ITEM12 12

ITEM13 13

ITEM14 14

ITEM15 15

ITEM16 16

ITEM17 17

THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM1 18

ITEM2 19 20

ITEM3 0 21 22

ITEM4 23 0 0 24

ITEM5 0 0 0 25 26

ITEM6 0 0 0 27 28 29

ITEM7 30 0 0 0 31 32

ITEM8 0 34 35 0 0 0

ITEM9 37 38 39 0 0 40

Page 132: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

ITEM10 43 0 0 0 0 0

ITEM11 0 0 0 0 47 48

ITEM12 51 52 0 0 0 0

ITEM13 0 0 55 0 56 0

ITEM14 0 0 0 0 0 0

ITEM15 0 0 0 0 0 65

ITEM16 0 0 0 0 0 0

ITEM17 0 0 0 0 0 0

THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM7 33

ITEM8 0 36

ITEM9 0 41 42

ITEM10 44 0 45 46

ITEM11 49 0 0 0 50

ITEM12 0 0 0 53 0 54

ITEM13 57 58 0 0 0 59

ITEM14 0 61 0 0 0 62

ITEM15 0 0 0 66 0 67

ITEM16 0 0 71 72 0 0

ITEM17 0 0 0 0 0 0

THETA-DELTA

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17

-------- -------- -------- -------- --------

ITEM13 60

ITEM14 63 64

ITEM15 68 69 70

ITEM16 0 0 73 74

ITEM17 0 0 0 75 76

UJI VALIDITAS KONSTRUK WORK ENGAGEMENT

Number of Iterations = 19

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

WORKENGA

--------

ITEM1 0.61

Page 133: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

(0.05)

11.75

ITEM2 0.43

(0.06)

7.37

ITEM3 0.67

(0.05)

12.60

ITEM4 0.38

(0.06)

6.92

ITEM5 0.48

(0.05)

8.85

ITEM6 0.57

(0.05)

10.80

ITEM7 0.63

(0.05)

12.07

ITEM8 0.76

(0.05)

15.02

ITEM9 0.71

(0.05)

13.67

ITEM10 0.60

(0.05)

11.41

ITEM11 0.52

(0.05)

9.57

ITEM12 0.20

(0.06)

3.45

ITEM13 0.56

(0.06)

10.02

Page 134: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

ITEM14 0.39

(0.06)

6.87

ITEM15 0.42

(0.06)

7.56

ITEM16 0.67

(0.05)

13.34

ITEM17 0.71

(0.05)

14.29

PHI

WORKENGA

--------

1.00

THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM1 0.61

(0.05)

11.84

ITEM2 0.08 0.82

(0.04) (0.07)

1.84 12.08

ITEM3 - - -0.20 0.55

(0.04) (0.05)

-4.69 10.51

ITEM4 -0.09 - - - - 0.85

(0.04) (0.07)

-2.44 12.61

ITEM5 - - - - - - 0.13 0.75

(0.04) (0.06)

3.25 12.39

ITEM6 - - - - - - 0.15 0.34 0.67

Page 135: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

(0.04) (0.04) (0.05)

4.34 7.58 12.55

ITEM7 -0.11 - - - - - - 0.23 0.28

(0.03) (0.04) (0.04)

-3.78 5.50 6.73

ITEM8 - - -0.09 -0.11 - - - - - -

(0.04) (0.03)

-2.39 -3.17

ITEM9 0.12 0.11 -0.07 - - - - -0.07

(0.03) (0.03) (0.03) (0.02)

3.99 3.57 -2.40 -3.40

ITEM10 0.14 - - - - - - - - - -

(0.04)

3.84

ITEM11 - - - - - - - - 0.27 0.29

(0.05) (0.04)

5.90 6.77

ITEM12 -0.11 -0.15 - - - - - - - -

(0.04) (0.04)

-2.91 -3.49

ITEM13 - - - - -0.13 - - -0.12 - -

(0.04) (0.03)

-3.56 -3.66

ITEM14 - - - - - - - - - - - -

ITEM15 - - - - - - - - - - -0.06

(0.02)

-2.64

ITEM16 - - - - - - - - - - - -

ITEM17 - - - - - - - - - - - -

Page 136: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM7 0.60

(0.05)

11.48

ITEM8 - - 0.42

(0.05)

9.29

ITEM9 - - 0.13 0.50

(0.03) (0.04)

4.55 11.18

ITEM10 -0.08 - - 0.28 0.64

(0.03) (0.04) (0.05)

-2.83 8.03 12.12

ITEM11 0.20 - - - - - - 0.73

(0.04) (0.06)

4.69 12.31

ITEM12 - - - - - - -0.08 - - 0.94

(0.03) (0.07)

-2.39 12.81

ITEM13 -0.07 -0.15 - - - - - - 0.23

(0.03) (0.03) (0.05)

-2.08 -4.74 4.68

ITEM14 - - -0.09 - - - - - - 0.29

(0.03) (0.05)

-3.20 5.47

ITEM15 - - - - - - -0.07 - - 0.29

(0.03) (0.05)

-2.61 5.79

ITEM16 - - - - 0.17 0.11 - - - -

(0.03) (0.03)

6.45 3.53

ITEM17 - - - - - - - - - - - -

Page 137: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

THETA-DELTA

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17

-------- -------- -------- -------- --------

ITEM13 0.67

(0.06)

11.31

ITEM14 0.23 0.84

(0.05) (0.07)

4.89 12.39

ITEM15 0.22 0.49 0.81

(0.05) (0.05) (0.06)

4.72 8.99 12.77

ITEM16 - - - - 0.10 0.54

(0.03) (0.04)

4.18 12.05

ITEM17 - - - - - - 0.20 0.49

(0.03) (0.04)

6.22 11.34

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

0.38 0.19 0.45 0.15 0.24 0.33

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

-------- -------- -------- -------- -------- --------

0.40 0.58 0.50 0.36 0.27 0.04

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17

-------- -------- -------- -------- --------

0.32 0.15 0.18 0.46 0.51

Page 138: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 77

Minimum Fit Function Chi-Square = 97.03 (P = 0.061)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 95.40 (P = 0.076)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 18.40

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 47.36)

Minimum Fit Function Value = 0.29

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.056

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.14)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.027

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.043)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.99

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.75

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.70 ; 0.84)

ECVI for Saturated Model = 0.93

ECVI for Independence Model = 17.57

Chi-Square for Independence Model with 136 Degrees of Freedom = 5747.25

Independence AIC = 5781.25

Model AIC = 247.40

Saturated AIC = 306.00

Independence CAIC = 5862.84

Model CAIC = 612.13

Saturated CAIC = 1040.26

Normed Fit Index (NFI) = 0.98

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.56

Comparative Fit Index (CFI) = 1.00

Incremental Fit Index (IFI) = 1.00

Relative Fit Index (RFI) = 0.97

Critical N (CN) = 369.82

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.037

Standardized RMR = 0.037

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.97

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.93

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.49

Page 139: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

UJI VALIDITAS KONSTRUK WORK ENGAGEMENT

Modification Indices and Expected Change

No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X

No Non-Zero Modification Indices for PHI

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM1 - -

ITEM2 - - - -

ITEM3 1.46 - - - -

ITEM4 - - 1.79 0.61 - -

ITEM5 2.66 4.24 0.75 - - - -

ITEM6 1.20 0.06 0.08 - - - - - -

ITEM7 - - 0.03 1.55 0.14 - - - -

ITEM8 0.26 - - - - 0.02 0.08 0.09

ITEM9 - - - - - - 0.02 0.34 - -

ITEM10 - - 0.09 0.25 0.73 0.08 2.03

ITEM11 4.13 2.57 1.69 0.57 - - - -

ITEM12 - - - - 1.74 1.18 0.59 0.36

ITEM13 0.01 0.29 - - 2.40 - - 2.84

ITEM14 0.43 2.53 2.06 0.50 0.81 0.39

ITEM15 2.69 0.12 1.96 0.86 1.03 - -

ITEM16 0.75 0.68 0.82 0.02 2.74 0.02

ITEM17 0.86 0.01 1.99 0.50 2.03 0.17

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM7 - -

ITEM8 1.20 - -

ITEM9 0.01 - - - -

ITEM10 - - 3.55 - - - -

ITEM11 - - 1.57 0.92 0.51 - -

ITEM12 0.02 0.73 0.62 - - 2.81 - -

ITEM13 - - - - 0.00 0.03 1.56 - -

ITEM14 1.16 - - 0.06 0.04 0.65 - -

ITEM15 0.37 1.54 0.98 - - 0.04 - -

ITEM16 0.20 0.42 - - - - 0.33 1.99

ITEM17 0.36 1.03 0.30 0.17 1.38 0.09

Page 140: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17

-------- -------- -------- -------- --------

ITEM13 - -

ITEM14 - - - -

ITEM15 - - - - - -

ITEM16 0.71 2.77 - - - -

ITEM17 0.77 0.72 0.00 - - - -

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM1 - -

ITEM2 - - - -

ITEM3 0.05 - - - -

ITEM4 - - -0.06 0.03 - -

ITEM5 -0.05 0.07 0.03 - - - -

ITEM6 -0.03 0.01 0.01 - - - - - -

ITEM7 - - -0.01 -0.04 0.01 - - - -

ITEM8 0.02 - - - - 0.00 0.01 -0.01

ITEM9 - - - - - - 0.00 -0.01 - -

ITEM10 - - 0.01 -0.02 -0.03 0.01 0.04

ITEM11 0.06 0.06 -0.05 -0.03 - - - -

ITEM12 - - - - -0.05 0.05 0.03 0.02

ITEM13 0.00 -0.02 - - 0.06 - - -0.06

ITEM14 0.02 -0.06 -0.05 -0.02 0.03 0.02

ITEM15 -0.05 -0.01 0.04 0.03 -0.03 - -

ITEM16 0.03 -0.03 -0.03 0.00 -0.04 0.00

ITEM17 -0.03 0.00 0.05 -0.02 0.04 0.01

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM7 - -

ITEM8 0.03 - -

ITEM9 0.00 - - - -

ITEM10 - - -0.07 - - - -

ITEM11 - - 0.04 -0.02 0.02 - -

ITEM12 0.01 0.03 -0.02 - - 0.06 - -

ITEM13 - - - - 0.00 -0.01 -0.04 - -

ITEM14 -0.03 - - 0.01 0.01 0.02 - -

ITEM15 0.02 -0.04 0.03 - - 0.01 - -

ITEM16 0.01 0.02 - - - - -0.01 -0.04

ITEM17 -0.02 -0.03 0.01 0.01 -0.03 -0.01

Page 141: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38447/1/FURQANA... · kasih pengalaman dan kerja sama yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17

-------- -------- -------- -------- --------

ITEM13 - -

ITEM14 - - - -

ITEM15 - - - - - -

ITEM16 0.02 0.05 - - - -

ITEM17 0.03 -0.02 0.00 - - - -

Maximum Modification Index is 4.24 for Element ( 5, 2) of THETA-DELTA

UJI VALIDITAS KONSTRUK WORK ENGAGEMENT

Standardized Solution

LAMBDA-X

WORKENGA

--------

ITEM1 0.61

ITEM2 0.43

ITEM3 0.67

ITEM4 0.38

ITEM5 0.48

ITEM6 0.57

ITEM7 0.63

ITEM8 0.76

ITEM9 0.71

ITEM10 0.60

ITEM11 0.52

ITEM12 0.20

ITEM13 0.56

ITEM14 0.39

ITEM15 0.42

ITEM16 0.67

ITEM17 0.71

PHI

WORKENGA

--------

1.00

Time used: 0.062 Seconds