pengaruh skeptisisme profesional, rotasi auditor …
TRANSCRIPT
PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR DAN BUDAYA
ORGANISASI AUDITEE TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS
AUDITOR
Oleh
Nama: Benedictus Adiatama
NIM: 232013240
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
201
ii
PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR DAN BUDAYA
ORGANISASI AUDITEE TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS
AUDITOR
Oleh
Nama: Benedictus Adiatama
NIM: 232013240
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
Disetujui oleh :
Dr. Suzy Noviyanti, SE., MM, Akt., CA., CPA
Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERISTAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
iii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jl. Diponegoro 52-60
: (0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsaia
Salatiga 50711-Indonesia
Fax. (0298)-321433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Benedictus Adiatama
NIM : 232013240
Program Studi : Akuntansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul : Pengaruh Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor dan Budaya
Organisasi Auditee terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Auditor
Pembimbing : Dr. Suzy Noviyanti, SE., MM, Akt., CA., CPA
Tanggal diuji : …………..
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat
atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan
pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima
sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, ………………..
Yang memberi pernyataan,
Benedictus Adiatama
iv
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES
vi
MOTTO
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”
-Amsal 23:18-
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
-Filipi 4:13-
“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi
usahamu!”
-2 Tawarikh 15:7-
“kalau anda tidak bisa menjadi orang yg pintar dan cerdas, jadilah orang yg rajin dan pekerja
keras. Sebab org yg pintar sering dikalahkan oleh mereka yg rajin
dan org yg cerdas sering dikalahkan oleh mereka yg pekerja keras”
- firman nofeki –
“Set your strong intention, work hard, and pray, slowly but surely, what you strive for will
come to be. This is God’s law.”
- Ahmad Fuadi –
“ SEKALI ANDA MENGERJAKAN SESUATU, JANGAN TAKUT GAGAL DAN
JANGAN TINGGALKAN ITU. ORANG-ORANG YANG BEKERJA DENGAN
KETULUSAN HATI ADALAH MEREKA YANG PALING BAHAGIA.”
- Chanakya –
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor dan Budaya Organisasi Auditee
terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Auditor” guna memperoleh gelar sarjana
ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh skeptisisme
profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat
materialitas auditor. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
dunia pendidikan ,kantor akuntan publik dan pemerintah ataupun publik mengenai apakah
skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi auditee dapat mempengaruhi
pertimbangan tingkat materialitas auditor.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian masih banyak kekurangan dan keterbatasan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat
sebaik-baiknya kepada semua pihak.
Salatiga, ..................2018
Benedictus Adiatama
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME atas segala berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Skeptisisme
Profesional, Rotasi Auditor dan Budaya Organisasi Auditee terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Auditor” guna memperoleh gelar sarjana ekonomi.
Selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari doa, dukungan, bantuan bimbingan dan
pendamping dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan segala hormat dan kerendahan
hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua saya, papa Endro dan mama Ning, serta adik saya Lidwina yang selalu
memberikan saya masukan, semangat, dukungan ataupun motivasi.
2. Keluarga besar yang ada di Salatiga, khususnya Eyang kakung dan Eyang ti, yang juga
memberikan motivasi, dukungan selama perkuliahan.
3. Ibu Suzy Noviyanti selaku pembimbing saya yang telah memberikan ruang dan waktu
untuk membimbing, mengarahkan dan mendukung proses penelitian ini.
4. Ibu Supatmi dan Bapak Paskah Ika Nugroho yang telah menjadi wali studi selama
perkuliahan di FEB UKSW.
5. Ibu Roos Kities selaku Dekan FEB UKSW
6. Ibu Theresia Woro Damayanti selaku Kaprodi Akuntansi FEB UKSW
7. Teman – teman terdekat saya (Krisma Yoga, Djaja, Wawan, Reza, Dika, Boma, Rizki,
Alfian, Ipal, Chrisno, Yogi, Vincent, eko) yang telah memberikan waktu untuk berbagi
pengalaman, cerita, semangat, motivasi yang berkaitan dengan proses penyusunan
skripsi.
8. Teman –teman satu bimbingan (Ardi, Gog, Anton, Gea, Gamal) yang telah berjuang
bersama – sama dan saling memberi masukan satu sama lain untuk menyelesaikan
penelitian ini.
9. Teman – teman dari HMPA Mitra Gahana dari angkatan 18, 19, 20, 21 dan 23 yang
memberikan semangat, dukungan selama perkuliahan dari awal hingga tahap
penyusunan skripsi ini .
10. Seluruh teman FEB angkatan 2013 baik itu kelompok makrab fakultas maupun jurusan
yang mendukung saya dalam penyusunan skripsi.
11. Teman – teman dari KMK dan koor / paduan suara Salatiga yang mendukung dan
memberi semangat dalam penyusunan skripsi
ix
12. Teman – teman terdekat SMA Don Bosco 2 Pulomas terutama Paskibraka angkatan 15
yang telah memberikan semangat, motivasi dalam penyusunan skripsi
13. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam membantu penulis,
saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.
Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan penelitian sebagai tugas akhir ini.
Salatiga, ..................2018
Benedictus Adiatama
x
ABSTRACT
This study is aims to obtain empirical evidence of the influence of skepticism
profesional, audit rotation, and organizational culture of auditee on the consideration of the
level of materiality on auditor. This study uses primary data obtained by distributing
questionnaires. The sample of this research is auditor working in Public Accounting Firm
(KAP) in Semarang, Yogyakrta, and Solo with convinience sampling technique. From 65
distributed questionnaires that can be processed as many as 54 questionnaires. Data analysis
was done using multiple linear regression. Based on the result of examination of this research
data, the independence variable, skepticism profesional, audit rotation, and organizational
culture of auditee have a significant and positive influence on the materiality level of the
financial statement (partially), and all the independent variables simultaneously affect the
materiality level of the Auditor.
Keywords: skepticism profesional, audit rotation, organizational cultur of auditee, and
Consideration of materiality level on auditor
xi
SARIPATI
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh skeptisisme
profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat
materialitas auditor. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan
penyebaran kuesioner. Sampel penelitian adalah auditor senior yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) di wilayah Semarang, Yogyakarta dan Solo dengan teknik convinience
sampling. Dari 65 kuesioner yang disebar yang dapat diolah sebanyak 54 kuesioner. Analisis
data dilakukan menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengujian data
penelitian ini, variabel skeptisisme profesional, rotasi auditor, dan budaya organisasi auditee
berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor, dan
semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas auditor.
Kata kunci : Skeptisisme profesional, Rotasi auditor, Budaya organisasi auditee, dan
Pertimbangan tingkat materialitas
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ............................................................................................................................. ii
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ................................................................................................. iii
Pernyataan Tidak Plagiat ........................................................................................................................ iv
Pernyataan Persetujuan Akses ............................................................................................................... v
Motto ..................................................................................................................................................... vi
Kata Pengantar ...................................................................................................................................... vii
Ucapan Terima Kasih............................................................................................................................ viii
Abstract ................................................................................................................................................... x
Saripati ................................................................................................................................................... xi
Daftar Isi ................................................................................................................................................ xii
Daftar Tabel ..........................................................................................................................................xiv
Daftar Gambar ...................................................................................................................................... xv
Pendahuluan ........................................................................................................................................... 1
Telaah Pustaka ........................................................................................................................................ 7
Landasan Teori .................................................................................................................................... 7
Pertimbangan Tingkat Materialitas .................................................................................................... 7
Skeptisisme Profesional ...................................................................................................................... 8
Rotasi Auditor ................................................................................................................................... 10
Budaya Organisasi Auditee ............................................................................................................... 11
Pengembangan Hipotesis ................................................................................................................. 12
Pengaruh skeptisisme profesional terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor ........... 12
Pengaruh rotasi auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor ............................ 14
Pengaruh budaya organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor ....... 15
Model Penelitian ............................................................................................................................... 17
Metode Penelitian ................................................................................................................................ 18
Populasi dan Sampel ......................................................................................................................... 18
Definisi Operasional Variabel ............................................................................................................ 18
Teknik Analisis Data ...................................................................................................................... 20
Uji Hipotesis ...................................................................................................................................... 20
Koefisien Determinasi ................................................................................................................... 20
xiii
Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial ................................................................................ 21
Uji F (Goodneess of Fit) atau uji koefisien regresi secara bersama - sama ................................... 21
Hasil dan Pembahasan .......................................................................................................................... 22
Gambaran Umum Objek penelitian .................................................................................................. 22
Karakteristik Responden dan Analisis Deskriptif .............................................................................. 23
Pengujian Kualitas Data .................................................................................................................... 25
Hasil Uji Validitas ........................................................................................................................... 25
Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................................................................... 25
Hasil Uji Regresi Linear Berganda ..................................................................................................... 26
Uji Hipotesis ...................................................................................................................................... 27
Uji Koefisien Determinasi .............................................................................................................. 27
Uji t (Pengujian Secara Parsial) ..................................................................................................... 28
Hasil Uji F (pengujian secara simultan) ......................................................................................... 30
Penutup ................................................................................................................................................. 31
Kesimpulan ........................................................................................................................................ 31
Keterbatasan ..................................................................................................................................... 31
Saran ................................................................................................................................................. 31
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 32
Lampiran ............................................................................................................................................... 36
xiv
DAFTAR TABEL
Gambar 2.1 ............................................................................................................................... 17
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................................................... 19
Tabel 4.1 Sample dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ........................................................ 22
Tabel 4.2 Karakteristik Responden .......................................................................................... 23
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ................................................................................................... 24
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................................ 25
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Berganda ..................................................................................... 26
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................................. 27
Tabel 4.7 Hasil Uji t ................................................................................................................. 28
Tabel 4.8 Hasil Uji F ................................................................................................................ 30
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir .............................................................................................. 17
1
PENDAHULUAN
Perusahaan yang baik yaitu perusahaan yang menyediakan segala jenis informasi yang
disajikan secara baik dan lengkap. Informasi tersebut dapat berupa laporan laporan seperti
contohnya laporan keuangan. Pada laporan keuangan yang dibuat perusahaan harus
lengkap, rinci, dan bebas dari salah saji. Untuk menjamin hal tersebut, perusahaan tidak
hanya sekedar mengandalkan akuntan sebagai perancang laporan keuangan tetapi
melibatkan juga peran dari auditor. Maka dari itu, peran auditor sangat diperlukan dalam
berbagai aspek yang mempengaruhi kinerja perusahaan (Winadi dan Mertha 2017).
Terkadang, perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan secara keliru baik
disengaja maupun tidak disengaja. Kekeliruan salah saji dapat dikategorikan sebagai salah
satu bentuk materialitas. Materialitas dapat diukur berdasarkan tingkatan. Tingkatan dalam
materialitas biasanya ditentukan oleh auditor dan dinyatakan dalam laporan audit, material
atau tidaknya informasi. Kedua hal tersebut mempengaruhi pendapat yang akan diberikan
oleh auditor. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Winadi dan Mertha
(2017) yang mengatakan bahwa sebaiknya laporan yang tidak material diabaikan dan
dianggap tidak pernah ada, tetapi jika laporan tersebut melampaui tingkat materialitas maka
harus dianggap ada karena laporan tersebut mempengaruhi pendapat yang dikeluarkan
auditor.
Fokus utama auditor yaitu pada informasi material yang disampaikan oleh auditee
dalam proses audit. Ketika informasi yang ditemukan oleh auditor berupa informasi yang
tidak material atau tidak penting, maka biasanya auditor akan mengabaikan informasi
tersebut dan bahkan mengganggap tidak pernah ada. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Murwanto (2008) mengatakan bahwa informasi yang ditemukan oleh auditor yaitu
informasi yang berada sebagian pada laporan keuangan yang tentunya jika terdapat salah
saji atau tidak disajikan maka akan mempengaruhi keputusan ekonomis.
Pandangan Auditor mengenai pertimbangan tingkat materialitas sudah menjadi
kebijakan dalam profesi auditor tersebut dan dipengaruhi oleh persepsi auditor akan
kebutuhan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Untuk memenuhi
kebutuhan akan informasi tersebut, Auditor dapat merencanakan pengumpulan bukti audit
yang sesuai untuk digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi laporan keuangan dan
memberikan pernyataan atau opini audit. Bukti yang dikumpulkan sesuai dengan tinggi
atau rendahnya tingkat materialitas, semakin rendah tingkat materialitas yang ditetapkan
2
semakin banyak bukti audit yang diperlukan, begitupula sebaliknya (Jusup 2014). Maka
dari itu, pertimbangan materialitas merupakan salah satu faktor dalam menentukan opini
yang akan diberikan oleh auditor.
Pada sisi lainnya, tingkat materialitas juga secara tidak langsung dapat dititikberatkan
pada aspek kondisi budaya organisasinya dan situasi auditee nya. Mengenai pembahasan
budaya organisasi, pada penelitian yang dilakukan oleh Jusmatang (2016) yang
mengatakan bahwa budaya organisasi klien mengambil peranan penting dalam menunjang
proses audit. dikarenakan di dalam organisasi mengandung unsur-unsur seperti pola sikap,
keyakinan. Budaya organisasi klien yang baik yaitu budaya yang tercermin dari terciptanya
hubungan yang baik antara klien dengan auditor dan juga mendukung terlaksananya proses
audit yang baik juga (Jusmatang 2016). Budaya yang baik juga ditunjang oleh sistem
pengendalian yang diterapkan oleh auditee tersebut. Semakin tinggi sistem pengendalian
organisasi tersebut maka risiko yang dihadapi semakin rendah, potensi salah saji kecil dan
pertimbangan tingkat materialitas juga besar (Arens 2014).
Selain kondisi budaya organisasi klien, pada penelitian yang dilakukan oleh Singgih
dan Bawono (2010) yang mengatakan bahwa auditor harus mengembangkan dan
memenuhi serta menghasilkan produk audit yang sesuai dengan kepentingan pihak tertentu.
Adapun dua kemungkinan terjadinya rotasi auditor yaitu ketika auditee tidak puas dengan
kinerja auditor dan ketentuan yang mengatur dalam pergantian auditor. Menurut Singgih
dan Bawono (2010) mengatakan bahwa rotasi auditor akan mengancam independensi
auditor tersebut karena adanya keinginan dari auditee akan opini atau pendapat dalam
laporan auditnya Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Menurut Divianto (2011) mengatakan
bahwa selain opini audit dan independensi, rotasi auditor juga mengancam dari kualitas
audit karena ketika terjadi pergantian auditor yang baru, maka pengetahuan auditor yang
lama akan sia – sia. Dengan pergantian auditor yang baru juga akan memulai
pengetahuannya dari awal.
Auditor harus dapat menemukan dan memperoleh keyakinan akan informasi laporan
keuangan yang disajikan oleh auditee dari segala aspek baik dari kelengkapan penyajian,
kemungkinan kesalahan penyajian material maupun non material yang disengaja maupun
tidak disengaja yang ditimbulkan dari pembuatan laporan keuangan tersebut. Maka dari itu,
Auditor memiliki kewajiban untuk memeriksa kembali dan bertanggungjawab atas
materialitas yang ditimbulkan atas pemeriksaan laporan keuangan auditeenya (Jusup 2014).
Agar dapat menemukan kecurangan tersebut, auditor dapat menentukan sikap
nya.Salah satunya yaitu sikap skeptisisme profesional yang dapat mempertimbangkan
3
kecurangan yang akan terjadi. Sikap skeptisisme profesional merupakan sebuah sikap akan
keraguan akan informasi ataupun bukti audit. Hal ini didukung oleh pernyataan Gusti dan
Ali (2008) yang mengatakan bahwa auditor dituntut untuk menggunakan skeptisisme
profesional nya untuk mengembangkan kemahirannya secara cermat dan seksama. Karena
kemahirannya tersebut memberikan gambaran mengenai pengumpulan dan evaluasi bukti
atas kemungkinan salah saji yang dilakukan oleh auditee (Winadi dan Mertha 2017).
Penggunaan sikap skeptis juga tidak hanya digunakan untuk menemukan kecurangan tetapi
juga untuk menentukan batas salah saji dalam laporan keuangan auditee. Auditor juga dapat
meningkatkan sikap kecurigaan atas data maupun informasi yang diperoleh dari auditee.
Nantinya, auditor dapat mengungkap suatu kesalahan maupun kecurangan dalam penyajian
laporan keuangan secara satu persatu.
Secara garis besar, saat ini belum ada standar akuntansi ataupun standar auditing yang
berisi pedoman tentang materialitas secara kuantitatif. Pada kenyataannya dalam
menentukan tingkat materialitas antar auditor berbeda-beda sesuai dengan aspek
situasionalnya, sehingga penentuan materialitas terkesan bersifat subjektif (Yunitasari dan
Adiputra 2014). Maka dari itu, penelitian ini memiliki ketertarikan tersendiri kepada
peneliti untuk meneliti sebuah pengaruh skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya
organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
permasalahan dalam penelitian yang paling utama bahwa penentuan tingkat materialitas
bergantung pada situasi dan kondisi dari sisi auditor maupun akuntan perusahaan. Dari sisi
auditor, situasi yang memungkinkan seperti ada beberapa auditor yang tidak mematuhi
standar audit dan kurangnya ketelitian sebagai pelaksanaan audit mempengaruhi tingkat
materialitas (Singgih dan Bawono 2010). Pertimbangan tingkat materialitas yang berbeda
– beda ketika terjadi pergantian auditor yang sulit menentukan salah saji yang dapat
diterima karena masing – masing auditor memiliki pengetahuan tersendiri mengenai
materialitas. Pengetahuan yang didapat dari auditor lama akan terhenti akibat dari
pergantian auditor, maka berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitasnya juga
(Divianto 2011). Serta sikap skeptis yang profesional auditor yang sesuai dengan kondisi
dari kliennya tersebut dimana hal tersebut mempengaruhi auditor dalam memberikan
pertimbangan tingkat materialitasnya (Widiarini dan Saputra 2017). Dari sisi akuntan,
situasi yang memungkinkan seperti perekayasaan laporan keuangan oleh akuntan tentunya
akan mempengaruhi tingkat materialitas (Singgih dan Bawono 2010). Kondisi dari budaya
organisasi yang bergantung pada sistem pengendalian yang dimiliki oleh perusahaan yang
4
dapat mengubah pertimbangan tingkat materialitas (Arens 2014) dan tingkat kredibilitas
auditee selama proses pelaksanaan audit (Jusmatang 2016).
Permasalahan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam sebuah kasus RS Sumber
Waras dimana kasus ini berawal dari temuan Badan Pemeriksa Keuangan DKI Jakarta yang
menyatakan terdapat pelanggaran prosedur dan kerugian negara dalam pembelian lahan
rumah sakit seluas 36.410 meter persegi itu. Kerugian mencapai Rp 191,3 miliar. Sejumlah
pihak melapor ke KPK. Kemudian KPK meminta BPK RI melakukan audit investigatif.
Hasilnya sama dengan temuan BPK DKI, pembelian rumah sakit melanggar prosedur
pengadaan tanah dan mengakibatkan kerugian negara Rp 191,3 miliar. Namun, sejumlah
pihak salah satunya Koalisi Masyarakat Sipil menyampaikan sejumlah masukan atas audit
BPK itu. BPK Jakarta dinilai mengabaikan pasal penting dalam prosedur pengadaan, yakni
aspek luas tanah yang akan dibeli. Pasal 121 Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014
tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 menyatakan
proses pengadaan tanah di bawah 5 hektar dapat dilakukan langsung oleh instansi yang
memerlukan dan pemilik tanah.
Kemudian, di pasal 121 juga berkaitan dengan soal penetapan lokasi tanah. Jika lokasi
tanah telah ditetapkan dalam anggaran, instansi tersebut tidak lagi harus menetapkan lokasi
tanah yang akan dibeli. Lokasi tanah telah ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran-
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD Perubahan 2014. KUA-PPAS
ini juga telah disetujui oleh Gubernur dan pimpinan DPRD DKI. Selain itu BPK Jakarta
dinilai hanya menghitung kerugian negara berdasarkan nilai kontrak pembelian antara
Yayasan dan PT Ciputra pada 2013 dengan harga tanah Rp 15,5 juta per meter persegi.
Atas hitung-hitungan itu, nilai total pembelian lahan Sumber Waras oleh DKI seharusnya
adalah Rp 564,3 miliar. Karena itu, kerugian negara ditulis menjadi Rp 191,3 miliar. BPK
disebutkan dalam audit tidak berpatokan menggunakan nilai jual obyek pajak (NJOP) 2014
sebesar Rp 20,7 juta permeter persegi sebagai dasar penghitungan kerugian negara. NJOP
ditetapkan pada Juni tiap tahun, sementara transaksi pembelian Sumber Waras yang
dilakukan pada Desember 2014. (dikutip dari detik.com)
Berdasarkan fenomena diatas, dapat dikatakan bahwa auditor BPK tidak
mempertimbangkan aspek lain seperti tidak menggunakan nilai jual objek pajak.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor memberikan pertimbangan mengenai keputusan.
Maka dari itu, perlu nya sikap skeptis dalam melakukan pengumpulan bukti audit karena
akan berpengaruh ketika auditor melakukan judgment.
5
Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wibowo (2013) mengatakan bahwa
skeptisisme profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas. Hal ini dibuktikan dalam perencanaan audit, untuk menentukan tingkat
materialitas awal secara tepat, seorang auditor menggunakan kemahiran skeptisisme
profesionalnya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pratitis (2012) mengatakan bahwa
rotasi auditor memiliki pengaruh terhadap independensi. Rotasi auditor dapat dilakukan
dikarenakan 2 hal yaitu jika klien yang meminta dan pembatasan audit tenure 5 tahun.
Dengan adanya pengaruh terhadap independensi, maka pertimbangan tingkat materialitas
juga akan terpengaruh. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Svanberg dan
Ohman (2013) mengatakan bahwa budaya organisasi klien yang beretika memiliki
pengaruh terhadap kualitas audit. Perilaku etis pada suatu organisasi dinilai dapat
membantu auditor dalam menentukan judgment. Maka dari itu, ketika auditor dapat
menentukan judgment dengan baik dapat meningkatkan kualitas audit suatu organisasi.
Penelitian ini menggunakan pertimbangan tingkat materialitas sebagai variabel
dependennya dan skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi auditee
sebagai variabel independennya. Skeptisisme profesional memiliki hubungan yang
signifikan dengan pertimbangan tingkat materialitas yang salah satunya telah dibuktikan
melalui penelitian Winadi dan Mertha (2017) melalui teori disonansi kognitif dan teori
atribusi. Untuk rotasi auditor tidak memiliki hubungan secara langsung dengan
pertimbangan tingkat materialitas. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui hubungan
secara langsung dengan menghubungkan antara rotasi auditor dengan pertimbangan tingkat
materialitas. Terlebih dahulu, penulis ingin menghubungkan antara rotasi auditor dengan
kualitas audit yang salah satunya sudah diteliti oleh Ferdinand (2010) yang menunjukkan
hasil positif dengan diikuti variabel independen lainnya seperti Reputasi dan tenure suatu
KAP. Selanjutnya menghubungkannya antara kualitas audit dengan pertimbangan tingkat
materialitas yang sudah dilakukan pada penelitian Afriska (2015) menunjukkan hubungan
yang negatif karena ada salah satu variabel pada kualitas audit, kompetensi anggota tim
audit dapat mempengaruhi dalam memberikan pertimbangan tingkat materialitas. Maka
juga akan mempengaruhi tingkat keyakinan laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan. Selanjutnya, budaya organisasi auditee tidak memiliki hubungan secara
langsung dengan pertimbangan tingkat materialitas, melainkan memiliki hubungan dengan
audit judgement pada penelitian yang dilakukan oleh Jusmatang (2016) yang menunjukkan
hasil positif karena proses auditnya dalam pembuatan judgement nya atas bukti kredibilitas
auditee sebagai narasumber dalam proses pelaksanaan audit. Judgement merupakan
6
perilaku yang paling berpengaruh dalam mempersepsikan situasi dan utama yang
memengaruhinya adalah materialitas tentang apa yang diyakini sebagai kebenaran. Maka
dari itu, penulis ingin menguji pengaruh skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya
organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk membuktikan pengujian dan
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh skeptisisme profesional, rotasi auditor dan
budaya organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat materialitas oleh auditor.
Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh sekaligus dirasakan oleh
beberapa pihak, seperti Mahasiswa, KAP dan Pemerintah ataupun publik. Bagi mahasiswa,
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi mengenai pertimbangan tingkat
materialitas dan mekanisme yang mempengaruhinya dari sisi yang berbeda, seperti sikap
profesional, skeptis, pergantian auditor, maupun dari kondisi budaya organisasi tersebut.
Sedangkan bagi KAP Sebagai bentuk pengambilan keputusan ataupun kebijakan untuk
kedepannya agar lebih memperhatikan kondisi budaya kliennya dan dapat meningkatkan
efektivitas dalam memberikan pertimbangan materialitas yang baik. Dan bagi Pemerintah
maupun publik, penelitian ini bertujuan memberikan gambaran suatu laporan keuangan
yang bebas atau minim dari salah saji material ketika auditor yakin dengan berbagai hasil
pengujian salah satunya pengujian materialitas ini.
7
TELAAH PUSTAKA
Landasan Teori
Pertimbangan Tingkat Materialitas
Menurut Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) SA seksi 312 mendefinisikan
materialitas sebagai besaran suatu informasi akuntansi yang apabila terjadi
penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaaan yang melingkupinya, dapat
mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan
terhadap informasi tersebut.
Materialitas dalam akuntansi memiliki nilai kuantitatif yang relatif dari
beberapa informasi dalam pembuatan keputusan. Selain itu, Materialitas memiliki
konsep untuk mempengaruhi kualitas maupun kuantitas suatu informasi akuntansi
yang berkenaan dengan pembuatan maupun pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan bukti (Hastuti 2003). Konsep Materialitas sangat diperlukan dalam pencarian
informasi, baik informasi yang material maupun yang tidak material. Informasi
material harus disajikan, sedangkan informasi tidak material sebaiknya diabaikan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2010) mengatakan bahwa karakteristik
informasi yang material dibagi menjadi dua yaitu informasi yang kurang material dan
informasi yang material. Informasi yang kurang material berisi mengenai penjelasan
laporan audit yang berisi pendapat / opini auditor sedangkan informasi yang sangat
material berisi mengenai pendapat auditor atas laporan keuangan auditee.
Pertimbangan informasi yang material lainnya dapat berupa sifat dan jumlah
informasi, ketidakpastian yang melekat dalam informasi, dampak informasi, dan
kemungkinan kesalahan yang diakibatkan oleh informasi.
Materialitas dapat ditentukan menurut laporan keuangannya ataupun saldo
akunnya. Pada laporan keuangan, terdapat dua cara dalam menerapkan materialitas,
yaitu dengan perencanaan audit dan pelaksanaan audit. Pada perencanaan audit,
tentunya auditor menentukan jumlah bukti yang akan dikumpulkan. Bukti tersebut
dapat dikatakan material ketika terdapat unsur pertimbangan – pertimbangan seperti
pertimbangan profesional. Pertimbangan ini masih dapat berubah jika sepanjang
proses audit ditemukan perkembangan yang baru. Dan dalam penerapannya, auditor
menetapkan lebih dari satu tingkat lebih tinggi dikarenakan kenyataan laporan
keuangan auditee memiliki lebih dari satu tingkat materialitas, misal laporan neraca,
materialitas dapat didasarkan pada total aktiva, total modal dan total pasiva nya. Hal
8
ini juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Aulia (2012) dimana mengatakan
bahwa Pertimbangan awal auditor tentang materialitas seringkali dibuat enam sampai
sembilan bulan sebelum tanggal neraca dan data laporan keuangan yang dibuat
tahunan.
Sedangkan untuk mengukur materialitas berdasarkan saldo akun dilakukan
dengan menaksir materialitas yang dibuat ada perencanaan audit yang masuk ke dalam
akun – akun laporan keuangan secara terpisah, semisal akun dalam laporan neraca.
Menurut Mulyadi (2010) mengatakan bahwa materialitas pada tingkat saldo akun
merupakan salah saji minimum yang dapat terjadi pada saldo akun yang dilihat sebagai
salah saji material. Saldo akun tersebut yang tercatat dapat mempengaruhi keputusan.
Dalam mempertimbangkan materialitas pada saldo akun auditor perlu melihat pada
tingkat laporan keuangan auditeenya .
Pertimbangan tingkat materialitas tentunya memiliki suatu tujuan yaitu sebagai
bentuk perencanaan akan pengumpulan bahan bukti yang cukup yang dilakukan
auditor. Bahan bukti yang terkumpul harus disesuaikan dengan jumlah yang diaudit
dan lebih baik lagi jika pengumpulan bukti dikumpulkan dengan jumlah yang banyak
(Winadi dan Mertha 2017).
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pertimbangan tingkat materialitas
merupakan suatu pertimbangan auditor dalam mencari bukti – bukti berupa informasi
laporan keuangan yang dapat mempengaruhi pertimbangan yang didasarkan pada
pengaruh pentingnya tingkat materialitas, pengetahuan tentang tingkat materialitas,
kecukupan bukti, Penyesuaian pengukuran bukti, urutan tingkat materialitas dalam
audit, materialitas pada tingkat laporan keuangan, materialitas pada tingkat saldo akun
dan alokasi materialitas laporan keuangan pada saldo akunnya.
Skeptisisme Profesional
Skeptisisme profesional dapat diartikan sebagai sebuah sikap yang meliputi
sebuah pemikiran yang selalu mempertanyakan maupun waspada terhadap kondisi
yang mengindikasikan kepada kemungkinan kesalahan penyajian ataupun kecurangan
yang penilaiannya diukur atas suatu bukti audit (IAPI 2014). Seorang auditor yang
skeptis harus memiliki sikap ketidakpercayaan pada penjelasan suatu bukti yang
diperoleh langsung dari auditee melainkan auditor harus mengajukan pertanyaan untuk
memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi atas temuan yang diperoleh. Menurut Ajeng
9
(2014) juga mengatakan bahwa skeptisisime juga berawal kecurigaan yang tertuang
dalam bentuk pertanyaan yang kemudian mengarahkan pada penemuan sebuah
jawaban.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2014) juga mengatakan bahwa sikap
skeptisisme profesional seorang auditor dapat diuji ketika ia dapat melaksanakan
tugasnya sesuai standar yang sebelumnaya telah ditetapkan dan menjaga kaidah serta
norma agar kualitas dan profesi auditor tetap baik.
Sebenarnya, skeptisisme profesional banyak dibahas pada profesi lainnya.
Profesi yang membutuhkan kemampuan ini adalah profesi yang memiliki hubungan
dengan pengumpulan dan penilaian bukti – bukti, seperti penyelidik, polisi, hakim,
pengacara dan auditor. Dari banyaknya profesi tersebut, skeptisisme profesional lebih
diutamakan penggunaanya pada profesi auditor (Hurtt, Eining dan Plumlee 2003).
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
IAPI (2014) menekankan bahwa skeptisisme profesional sangat penting dan auditor
perlu merencanakan serta melaksanakan proses audit yang berlandaskan skeptisisme
profesional dengan menduga kemungkinan terjadinya kesalahan material ataupun non
material dalam laporan keuangan dan dapat memperkirakan jumlah bukti atau asersi
audit yang diperlukan, baik itu material maupun non material.
Penerapan skeptisisme sangat penting dan mendasar karena dapat
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi audit. Skeptisisme yang rendah akan
mengurangi efektivitas audit, dan kalau terlalu tinggi akan meningkatkan biaya yang
harus dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh IAPI
(2014) bahwa biaya atas penerapan skeptisisme profesional yang tinggi terjadi karena
meliputi pengumpulan bukti audit, Sifat dan luas prosedur audit yang akan
dilaksanakan serta pengevaluasian mengenai pertimbangan manajemen dalam
menerapkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku bagi entitas. Selain itu,
auditor juga dapat memperkirakan kemungkinan informasi keuangan tersebut
memiliki salah saji material atau kecurangan yang disengaja melalui skeptisisme
profesional ini. Selain itu penerapan lainnya seperti yang dikatakan oleh Quadackers
(2009) bahwa skeptisisme profesional mengandung unsur seperti syarat yang harus
dimiliki auditor yang tercantum di dalam standar audit (SPAP). Selain itu Kantor
Akuntan Publik (KAP) mensyaratkan untuk penerapan akan skeptisisme profesional
10
dalam metodologi audit mereka sebagai bagian dari pendidikan dan pelatihan auditor
dan literatur akademik serta profesional di bidang auditing yang menekankan akan
pentingnya skeptisisme profesional (Quadackers, Groot dan Wright 2009).
Maka dari itu, pada penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa skeptisisme
profesional merupakan alternatif dari sikap kritis seorang auditor yang handal atas
bukti yang diperoleh dalam serangkaian proses audit dan auditor juga memiliki
keyakinan untuk mencukupi atau menambah bukti yang diperoleh. Tambahan dari
penelitian yang dilakukan oleh Anggriawan (2014) bahwa komponen skeptisisme
profesional didasarkan pada sikap kehati-hatian, pemikiran yang selalu
mempertanyakan, evaluasi kritis atas bukti audit, pemahaman terhadap bukti audit,
tingkat keraguan auditor, penggunaan kemahiran professional dan banyaknya
pemeriksaan tambahan.
Rotasi Auditor
Rotasi Auditor merupakan pergantian penggunaan jasa auditor yang dapat
dilakukan dalam kurun waktu tertentu, dengan kondisi tertentu dan dengan maksud
tertentu agar dapat memberikan jaminan akan keakuratan dan relevansi maupun
independensi informasi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan seluruh pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan (Singgih dan Bawono 2010). Di Indonesia,
ketentuan rotasi auditor sudah diatur dalam PP (Peraturan Pemerintah) No.20 tahun
2015 tentang “Praktik Akuntan Publik” yang berisi mengenai Pemberian jasa audit atas
informasi keuangan historis terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik
dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Dengan adanya
pembatasan tersebut, diharapkan pergantian auditor dapat dilakukan untuk menjaga
independensi auditor melalui serangkaian ketentuan dalam profesi auditor, menjaga
kepercayaan publik dalam fungsi audit dan menghindari konflik kepentingan yang
potensial (Andra dan Prastiwi 2012).
Pentingnya rotasi auditor perlu dilakukan karena auditor bekerja dengan jangka
waktu perikatan yang panjang yang dapat menyebabkan auditor menjalin hubungan
dengan auditee yang berlebihan. Hubungan ini bisa mengancam penurunan kualitas dan
kompetensi auditor saat mengevaluasi bukti audit (Nasser 2006).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Said dan Khasharmeh (2014)
menjelaskan bahwa pergantian auditor suatu keharusan yang dapat dilakukan dengan
11
secara sukarela yang dapat dibedakan atas dasar pihak yang menjadi fokus perhatian
dari isu independensi auditor. Apabila pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka
perhatian utama adalah pada sisi auditee nya. Begitu sebaliknya, jika pergantian terjadi
secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor.
Dalam pergantian auditor atau biasa disebut rotasi auditor, auditee dapat
mengganti pihak auditornya sekalipun tidak ada peraturan atau ketentuan yang
mengharuskan pergantian tersebut yang terjadi adalah salah satu dari dua hal yaitu
auditor mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Di antara Pilihan
keduanya tersebut yang menjadi pusat perhatian yaitu pada alasan mengapa peristiwa
itu terjadi dan ke mana auditee tersebut akan berpindah. Jika alasan pergantian tersebut
adalah karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi
auditee akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan auditee nya.
Budaya Organisasi Auditee
Budaya organisasi merupakan nilai – nilai sebuah sistem yang diyakini oleh
semua anggota dibawah suatu organisasi dimana nilai tersebut diperlajari, diterapkan
dan dikembangkan secara berkseinambungan (Moeljono 2003). Sistem – sistem
tersebut memiliki peranan sebagai penyatu dan dijadikan acuan perilaku setiap individu
dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan (Fanani dan
Jalil 2016).
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jusmatang (2016) juga
mengatakan bahwa organisasi memiliki lingkup berupa sebuah pola sikap, keyakinan,
dan perasaan tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti kepada tingkah
laku dan proses dalam sebuah sistem.
Selain itu, didukung pula dari penelitian Robbins (2003) yang menyatakan
bahwa budaya organisasi memiliki nilai nilai yang dapat diyakini untuk diterapkan dan
dikembangkan secara bersama oleh anggota organisasi serta dapat dijadikan acuan
untuk perilaku yang sesuai dengan tujuan organisasi tersebut.
Tujuan organisasi memiliki fungsi untuk mewujudkan sasaran organisasi pada
setiap individu dan pada struktur organisasi di berbagai tingkatan dari yang paling
bawah sampai atas. Ketika individu dalam organisasi terseut dapat melakukan
12
pekerjaan secara baik dengan langkah – langkah yang dicapai secara konsisten serta
dapat meningkatkan produktivitas baik individu maupun kelompok.
Secara umum, dalam perkembangan saat ini, organisasi memiliki tujuan khusus
yaitu untuk mengatasi terbatasnya kemandirian, kemampuan, serta sumber daya yang
dimilikinya untuk mencapai sebuah tujuan, sebagai tempat untuk mencapai tujuan
dengan efisien serta selektif karena dilakukan secara bersama-sama dan tempat dalam
mendapatkan pembagian kerja maupun jabatan (Herawaty 2008). Selain itu, organisasi
juga sebagai tempat untuk mencari keuntungan dan pendapatan bersama-sama,
mengelola lingkungan secara bersama-sama, mendapatkan penghargaan dan
mendapatkan pengawasan serta kekuasaan dan untuk menambat pergaulan dalam
pekerjaan.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan sebuah
kondisi akan organisasi tersebut yang melibatkan ekspektasi, nilai, dan sikap bersama,
hal tersebut memberikan pengaruh pada individu, kelompok, proses organisasi
(Ivanevic 2006). Faktor – faktor yang dapat membentuk suatu budaya pada organisasi
tertentu yaitu pada budaya yang berorientasi pada individu, kelompok, dan
pekerjaannya, pola komunikasi, kedisiplinan organisasi terhadap perilaku tidak etis,
anggapan perilaku tidak etis tetap mendapatkan imbalan atau penghargaan, hukuman
yang ketat untuk perilaku tidak etis, organisasi menghukum setiap perilaku tidak etis,
manajer sebagai standar etika yang tinggi, integritas dalam organisasi yang lebih
dihargai, manajer yang peduli terhadap lingkungan etika, manajer sebagai model
perilaku tidak etis, perilaku etis merupakan norma dari organisasi, manajer sebagai
panduan dalam pengambilan keputusan dan Etika organisasi dihargai dalam organisasi.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh skeptisisme profesional terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor
Sikap Skeptis meliputi pemikiran yang selalu mempertanyakan dalam
mengevaluasi bukti secara kritis agar dapat memberikan opini secara tepat (IAPI 2014).
Sikap skeptis yang profesional timbul ketika auditor berhadapan langsung dengan bukti
yang disajikan oleh klien. Terdapat keterkaitannya dengan pertimbangan tingkat
materialitas, ketika seorang auditor memiliki sikap skeptis dapat menemukan salah saji
yang material dalam laporan keuangan maupun saldo akun karena auditor tersebut
13
dapat mencari dan menemukan bukti – bukti yang memadai dalam menemukan salah
saji dalam laporan keuangan ataupun dalam saldo akun tersebut.
Untuk meningkatkan efektivitas dalam menemukan salah saji tersebut, baik
salah saji sangat material dan non material, seorang auditor dituntut untuk
melaksanakan tugasnya dengan cermat, seksama dan sesuai dengan standar umum yang
ketiga pada standar auditing (Arens 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2003) mengatakan bahwa semakin
tinggi tingkat skeptisisme profesional auditor maka semakin tepat pertimbangan tingkat
materialitas auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan. Dalam perencanaan audit,
auditor menentukan tingkat materialitas awal, maka untuk menentukannya diperlukan
skeptisisme profesional nya yang dimana hal tersebut dilakukan agar auditor dapat
mempertimbangkan tingkat materialitas dengan tepat (Wibowo 2013)
Selain hal diatas, hubungan antara skeptisisme profesional dengan
pertimbangan tingkat materialitas dapat dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan
oleh Zuraida (2005) yang mengatakan bahwa terdapat beberapa variabel yang dapat
mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas, tetapi yang paling berpengaruh yaitu
pada variabel skeptisisme profesional. Menurut Oktania dan Suryono (2013) juga
mengatakan hal demikian mengenai keterkaitannya dengan risiko audit bahwa risiko
tersebut dinilai atas kelengkapan bukti audit dan kecurigaan atas bukti – bukti yag
tersedia dapat ditingkatkan dengan skeptisisme profesional.
Setelah diperkuat oleh penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan sebagai hipotesis
mengenai pengaruh antara skeptisisme profesional dengan pertimbangan tingkat
materialitas auditor yaitu sebagai berikut:
H1: Skeptisisme profesional berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas
auditor
14
Pengaruh rotasi auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor
Rotasi Auditor merupakan perpindahan auditor atau KAP yang dilakukan oleh
perusahaan auditee. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor auditee dan faktor auditornya
(Divianto 2011). Dua faktor yang dapat mempengaruhi klien mengganti auditornya,
yaitu: faktor auditor karena kualitas dan fee, sedangkan faktor auditeenya karena
perubahan lingkungan perusahaan, kesulitan keuangan, dan manajemen yang gagal
(Mardiyah 2002). Auditee juga dapat mengganti auditornya sewaktu waktu walau tidak
diwajibkan oleh peraturan, atau auditor dapat mengundurkan diri maupun auditor
diberhentikan oleh auditeenya (Divianto 2011). Ketika auditee mencari auditor baru,
maka akan terjadi informasi yang asimetri antara auditor dan auditee. Hal tersebut
wajar karena informasi yang perusahaan miliki lebih banyak daripada auditor dan
auditor perlu memahami ulang mengenai informasi yang disediakan auditeenya
(Divianto 2011).
Rotasi auditor juga diupayakan untuk meningkatkan kualitas audit, ketentuan
yang mengatur mengenai kewajiban rotasi auditor perlu diuji efektivitasnya. Salah satu
dampak yang dirasakan yaitu biaya audit yang timbul karena auditor terus menerus
mengmpelajari sifat bisnis dari auditee dan pelatihan kepada auditor baru. Tentunya,
Pelatihan tersebut akan mengeluarkan biaya sebagai manfaat untuk meningkatkan
independensi auditor dan menimumkan kesalahan – kesalahan yang terjadi yang
berimplikasi atas kualitas audit yang baik (Sen 2001 dalam Fitryani 2015).
Salah satu komponen untuk menciptakan audit yang berkualitas yaitu
independensi, baik secara individu maupun tim yang telah diteliti oleh Afriska (2015)
yang menghasilkan 12 faktor penentu kualitas audit. Sikap independen yang dimiliki
oleh auditor diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan pekerjaannya yang bertujuan
untuk kepentingan umum (IAPI 2014) dan juga atas penentuan salah saji material pada
laporan keuangan auditee dan mereka wajib untuk memberitahukan kepada klien atas
salah saji tersebut sehingga dapat dilakukan koreksi (Timur 2017). Maka dari itu, dapat
disimpulkan bahwa rotasi auditor memiliki pengaruh positif terhadap independensi
auditor.
Diperkuat melalui penelitian yang dilakukan oleh putu (2014) yang
menjelaskan bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap petimbangan
tingkat materialitas. Selain itu, didukung juga dari penelitian yang dilakukan oleh
15
Roswita (2016) yang membuktikan bahwa terdapat hubungan antara independensi
terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Maka dapat disimpulkan, independensi
dapat berpengaruh pada pertimbangan tingkat materialitas pada saat pemeriksaan
laporan keuangan auditee.
Setelah diperkuat oleh penelitian terdahulu dan diduga bahwa rotasi auditor
dapat berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas, maka dapat dirumuskan
sebagai hipotesis yaitu sebagai berikut:
H2: Rotasi auditor berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor
Pengaruh budaya organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat materialitas
auditor
Organisasi yang baik yaitu organisasi yang dapat menyesuaikan antara sistem
dengan budaya / kebiasaan dimana sistem tersebut diterapkan karena idealnya tiap
organisasi memiliki budaya yang berbeda – beda yang dapat dinilai dari penggunaan
sistem tersebut (Jusmatang 2016). Budaya yang baik dapat digambarkan melalui cara
bekerja dan unsur – unsur lainnya, seperti dedikasi, loyalitas, tanggungjawab dan
kepribadian. Penerapan unsur – unsur tersebut dinilai dapat menimbulkan efek pada
kredibilitas organisasi tersebut.
Pertimbangan auditor dipengaruhi oleh pendidikan, budaya dan pengalaman
(Suartana 2010). Untuk menjadi auditor yang mampu melaksanakan tanggung
jawabnya dengan menjunjung tinggi etika profesinya, kecerdasan intelektual hanya
menyumbang 20%, sedangkan 80% dipengaruhi oleh bentuk-bentuk kecerdasan yang
lain, salah satunya adalah kecerdasan emosional (Goleman 2007 dalam Jusmatang
2016). Adanya kecerdasan emosional seorang auditor diharapkan mampu memotivasi
diri sendiri, fleksibel dalam situasi dan kondisi yang sering berubah, sehingga akal sehat
mampu berpikir positif dalam menghadapi tekanan dan gangguan yang mempengaruhi
independensinya. Dengan demikian, hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak
memihak manapun.
Selain itu, pengukuran independensi auditor dapat bergantung pada penerapan
sebuah sistem yang diterapkan oleh organisasi nya. Setiap budaya organisasi
menerapkan sebuah sistem yang merupakan hasil kesepakatan semua yang terlibat
16
dalam organisasi. Ketika penerapan sistem yang sudah baik dinilai dari suatu bentuk
kompetensi dan integritas organisasi yang dapat dikatakan bahwa hasil akhir nya dapat
menghasilkan sumber yang dipercaya dan dapat diuji kebenarannya.
Hasil akhir tersebut dapat membantu auditor ketika melakukan proses audit dan
memudahkan auditor ketika ingin mencari dan menemukan bukti – bukti audit yang
sesuai dengan kebutuhan auditor agar dapat yakin dalam menentukan judgment
terutama dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas dari organisasi auditee
nya tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan dan diduga bahwa budaya
organisasi memiliki hubungan terhadap pertimbangan tingkat materialitas yang dapat
dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:
H3: Budaya organisasi berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas
auditor
17
Model Penelitian
Sesuai dengan uraian diatas maka penelitian ini berfokus pada pengaruh
skeptisisme profesional, rotasi auditor, dan budaya organisasi auditee terhadap
pertimbangan tingkat materialitas Auditor. Dari hal tersebut maka dalam penelitian ini
mengunakan model hipotesis parsial yaitu untuk melihat pengaruh dari setiap variabel
dan model hipotesis simultan yaitu untuk melihat pengaruh secara keseluruhan
variabel. Sehingga hepotesis penelitian dapat dirumuskan:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
H1
H2
H3
Skeptisisme
Profesional
(X1)
Rotasi Auditor
(X2)
Budaya
Organisasi
Auditee
(X3)
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
(Y)
18
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini, populasinya yaitu beberapa Auditor yang bekerja di KAP
di wilayah kota Semarang, Solo dan Yogyakarta. Sedangkan untuk pengambilan
sampel nya yaitu beberapa auditor senior yang sedang bertugas di KAP tersebut.
Alasannya yaitu karena pemberian pertimbangan tingkat materialitas dilakukan oleh
auditor senior.
Untuk metode pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan
cara survei yang berupa pertanyaan tertulis (kuesioner), berupa nilai atau skor atas
jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada
dalam kuesioner.
Untuk metode penentuan sampelnya dilakukan dengan cara Convinience
Sampling. Metode ini merupakan cara pengambilan sampel yang mengambil elemen
termudah yang sepenuhnya bergantung pada kebutuhan peneliti.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian yaitu variabel dependen dan
independen.Variabel dependen nya yaitu Pertimbangan tingkat materialitas
auditor.Variabel independen nya yaitu Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor dan
Budaya Organisasi Auditee. Untuk definisi operasional variabel nya dapat dilihat pada
tabel berikut:
19
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Indikator Variabel Pengukuran
Pertimbangan
tingkat
materialitas
auditor
(Winadi dan
Mertha 2017)
Pertimbangan auditor
dalam menentukan
informasi salah saji
yang dapat
mempengaruhi
pertimbangan dalam
pengambilan
keputusan.
1. Pertimbangan awal
materialitas
2. Materialitas pada tingkat
laporan keuangan
3. Materialitas pada tingkat
rekening
4. Alokasi materialitas laporan
keuangan ke rekening
Diukur menggunakan skala
likert dengan pembagian
skala sebagai berikut: skor
1 (Sangat Tidak Setuju)
sampai dengan 5 (Sangat
Setuju) dari pernyataan-
pernyataan dalam kuesioner
yang disajikan untuk
mewakili variabel ini.
Kuesioner tersebut dibuat
sendiri oleh peneliti.
Skeptisisme
profesional
(Prasetya dan
Sari 2014)
Sikap kecurigaan dan
keraguan akan bukti
informasi yang
diterima oleh auditor.
1. Sikap kehati-hatian
2. Pemikiran yang selalu
mempertanyakan
3. Evaluasi kritis atas bukti
audit
4. Pemahaman terhadap bukti
audit
5. Tingkat keraguan auditor
6. Penggunaan kemahiran
Profesional
7. Intensitas pemeriksaan
Diukur menggunakan skala
likert dengan pembagian
skala sebagai berikut:
skor 1 (Sangat Tidak
Setuju) sampai dengan 5
(Sangat Setuju) dari
pernyataan-pernyataan
dalam kuesioner yang
disajikan untuk mewakili
variable ini. Kuesioner
tersebut dibuat sendiri oleh
peneliti.
Rotasi auditor
(Juliantari dan
Rasmini 2013)
Pergantian
penggunaan jasa
auditor yang perlu
dilakukan dalam kurun
waktu tertentu dengan
tujuan untuk
memberikan informasi
yang akurat,
independen dan
relevan.
1. Mekanisme tingkat rotasi
auditor berkala
2. Laporan keuangan yang
telah diaudit
3. Lamanya auditor tersebut
melakukan audit terhadap
suatu klien
4. Jenis perusahaan yang
diaudit
5. Pertimbangan klien dalam
menggunakan jasa auditor
tersebut.
Diukur menggunakan skala
likert dengan pembagian
skala sebagai berikut: skor
1 (Sangat Tidak Setuju)
sampai dengan 5 (Sangat
Setuju) dari pernyataan-
pernyataan dalam kuesioner
yang disajikan untuk
mewakili variable ini.
Kuesioner tersebut dibuat
sendiri oleh peneliti.
Budaya
Organisasi
Auditee
(Jusmatang
2016)
Sebuah keadaan
maupun kondisi yang
diciptakan dan
dibentuk dari sebuah
pola sikap, tingkah
laku, keyakinan dan
perasaan di dalam
organisasi klien
tersebut
1. Orientasi organisasi yang di
audit
2. Pola Komunikasi antar
auditor dan klien
3. Tindakan organisasi
terhadap perilaku tidak etis
4. Manajer tiap tingkat
menerapkan prinsip etika
dalam bekerja
5. Integritas dalam organisasi
yang lebih dihargai
Diukur menggunakan skala
likert dengan pembagian
skala sebagai berikut: skor
1 (Sangat Tidak Setuju)
sampai dengan 5 (Sangat
Setuju) dari pernyataan-
pernyataan dalam kuesioner
yang disajikan untuk
mewakili variable ini.
Kuesioner tersebut dibuat
sendiri oleh peneliti.
20
Teknik Analisis Data
Data dianalisis menggunakan regresi liner berganda. Teknik ini
menggabungkan variabel independen nya lebih dari satu variabel, diantaranya yaitu
Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor, dan Budaya Organisasi. Teknik ini juga
menggunakan pengukuran variabel dengan skala likert dengan skala 1 sampai dengan
5 sesuai dengan kuesionernya. Analisis regresi linier berganda memerlukan pengujian
secara bersamaan dengan menggunakan koefisien determinasi.
Uji Hipotesis
Tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh variabel independen yang lebih dari
satu terhadap variabel dependennya. Variabel independen yang digunakan pada
penelitian ini yaitu skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi.
Sedangkan untuk variabel dependennya yaitu pertimbangan tingkat materialitas.
Perumusannya dapat dilakukan sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Pertimbangan Tingkat Materialitas
a = Konstanta
b1 = Koefisien Skeptisisme Profesional
x1 = Variabel Skeptisisme Profesional
b2 = Koefisien Rotasi Auditor
x2 = Variabel Rotasi Auditor
b3 = Koefisien Budaya Organisasi Auditee
x3 = Koefisien Budaya Organisasi Auditee
e = error
Berikut merupakan komponen dari uji hipotesis adalah sebagai berikut:
Koefisien Determinasi
Koefisien ini dapat diartikan sebagai ukuran sebiah kemampuan setiap
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya. Singkatnya,
Y = a +b1X1+ b2X2+ b3X3+e
21
koefisien determinasi dapat dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien
Korelasi (R). Contohnya yaitu, jika nilai R adalah sebesar 0,50 maka koefisien
determinasi (R2) nya adalah 0,50 x 0,50 = 0,25.
Penggunakan R2 sering menciptakan permasalahan yaitu nilainya akan
selalu bertambah dengan adanya penambahan variabel independen dalam suatu
model.
Maka dari itu, disarankan untuk menggunakan adjusted R2.
Penerapannya sama seperti R2, namun nilai Adjusted R2 dapat fluktuatif
tergantung pada penambahan variabel baru dan tergantung dari korelasi antara
variabel independen tambahan tersebut dengan variabel dependennya.
Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial
uji t dikenal dengan model parsial yang merupakan pengujian untuk
melihat pengaruh masing – masing variabel independen nya secara terpisah
(parsial) terhadap variabel dependen nya. Pengujian ini dilakukan dengan
melihat perbedaan antara t hitung dengan t tabel atau kolom signifikasi pada
masing-masing t hitung . proses uji t memiliki kesamaan dengan uji F.
Uji F (Goodneess of Fit) atau uji koefisien regresi secara bersama - sama
Uji ini juga dikenal dengan model Anova yang merupakan uji untuk
melihat suatu pengaruh semua variabel independen nya secara bersama – sama
terhadap variabel dependen nya.Pengujian ini juga digunakan untuk menguji
analisis regresi berganda yang siginigfikan. Uji F dilakukan dengan melihat
perbandingan antara F hitung dengan tabel F (dalam excel).
22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek penelitian
Responden penelitian ini adalah auditor senior yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) di wilayah Semarang, Yogyakarta dan Solo dengan cara
penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara datang langsung
ke Kantor Akuntan Publik.
Penyebaran kuesioner dilakukan pada 13 Kantor Akuntan Publik dengan
dengan jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 65 kuesioner. Penyebaran
kuesioner dilaksanakan pada tanggal 2017 sedangkan pengambilan kuesioner
dilaksanakan pada tanggal 16 November 2017 sebanyak 54 kuesioner kembali dan
dapat diolah seluruhnya. Hal tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Sample dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
Lokasi NAMA KAP Jumlah kuesioner
yang dibagikan
Jumlah kuesioner
yang kembali
Persentase
Pengembalian
Semarang Ahmad, Rasyid, dan rekan 6 responden 5 responden 83,33% Bayudi, Yohana, dan
rekan
5 responden 5 responden 100,00%
Riza, adi, syahril, rekan 5 responden 5 responden 100,00% Sodikin dan harijanto 5 responden 5 responden 100,00% Tri bowo yulianti 5 responden 5 responden 100,00% Benny, Tony, dan rekan 5 responden 4 responden 80,00% Total 31 responden 29 responden 93,55%
Yogyakarta Hadori, sugiarto dan
rekan
5 responden 5 responden 100,00%
Drs. Hadiono 4 responden 4 responden 100,00% Indarto waluyo 5 responden 3 responden 60,00% Kumalahadi , kuncara &
rekan
5 responden 3 responden 60,00%
Drs. Soeroso
Donosapoetro
5 responden 3 responden 60,00%
Total 24 responden 18 responden 75,00%
Solo Dr. Payamta, CPA 5 responden 5 responden 100,00% Wartono dan rekan 5 responden 2 responden 40,00% Total 10 responden 7 responden 70,00% Total Keseluruhan 65 responden 54 responden 83,08%
Sumber: hasil penelitian yang diolah tahun 2018
23
Dilihat dari data tabel 4.1, tingkat pengembalian kuesioner menunjukan hasil
yang cukup tinggi yaitu sebesar 83.08%, dari 65 kuesioner yang disebar dapat
terkumpul kembali sebanyak 54 kuesioner.
Karakteristik Responden dan Analisis Deskriptif
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran
kuesioner pada KAP di wilayah Semarang, Yogyakarta, dan Solo dan pada kuesioner
terdapat pertanyaan untuk menunjukan karakteristik responden yang terdiri dari 3 bulir
pertanyaan yaitu jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja dan
jabatan dalam KAP. Karakteristik responden disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
24
30
44.4%
55.6%
TOTAL 54 100%
Usia
25 – 30 tahun
31 – 35 tahun
36 – 40 tahun
> 40 tahun
28
16
8
2
51.9%
29.7%
14.9%
3.8%
TOTAL 54 100%
Pendidikan Terakhir
S1
S2
S3
37
16
1
68.5%
29.6%
1.9%
TOTAL 54 100%
Pengalaman Kerja
5 tahun
> 5 tahun
19
35
35.2%
64.8%
TOTAL 54 100%
Sumber : penelitian yang dilakukan pada tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin
wanita sebesar 55.6% lebih banyak dibandingkan responden dengan jenis kelamin pria
yang hanya sebesar 44.4%. Berdasarkan karakteristik umur, dapat diketahui bahwa
responden terbanyak adalah responden dengan rentang umur antara 25-30 tahun sebesar
51.9%, responden dengan rentang umur 31-35 tahun sebesar 29.7%, responden dengan
24
umur lebih dari 36-40 tahun sebesar 14.9% dan responden dengan umur lebih dari 40
tahun sebesar 3.8% . Sementara karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir dengan
pendidikan terakhir S1 menjadi yang terbanyak yaitu sebesar 68.5%, S2 yaitu sebesar
29.6% dan S3 yaitu sebesar 1.9%. karakteristik responden yang memiliki pengalaman
kerja 5 tahun yaitu sebesar 35.% dan yang melebihi 5 tahun yaitu sebesar 64.8%.
Selain karakteristik responden, untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), nilai
maksimum, nilai minimum dan standar devisiasi dari variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini maka dilakukan analisis deskriptif dengan SPSS. Hasil analisis
deskriptif disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Skeptisisme Profesional 54 32 50 39,41 2,632
Rotasi Auditor 54 15 32 25,52 2,886
Budaya Organisasi
Auditee
54 21 35 27,72 3,200
Pertimbangan Tingkat
Materialitas
54 24 40 31,20 2,609
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2018
Dari data tabel 4.3, dapat diketahui bahwa variabel Skeptisisme Profesional
memiki nilai minimum sebesar 32,00 dan nilai maksimum sebesar 50,00 maka
diperoleh nilai rata-rata sebesar 39,41, serta standar deviasi sebesar 2,632. variabel
Rotasi Auditor memiliki nilai minimum sebesar 15,00 dan nilai maksimum sebesar
32,00 maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 25,52, serta standar deviasi sebesar 2,886.
variabel Budaya Organisasi Auditee memiliki nilai minimum sebesar 21,00 dan nilai
maksimum sebesar 35,00 maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 27,72, serta standar
deviasi sebesar 3,200. Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas memiliki nilai
minimum sebesar 24,00 dan nilai maksimum sebesar 40,00 maka diperoleh nilai rata-
rata sebesar 31,20, serta standar devisiasi sebesar 2,609.
25
Pengujian Kualitas Data
Penelitian ini mengunakan kuesioner untuk mengumpulkan data sehingga perlu
dilakukan pengujian terhadap instrumen dalam kuesioner yang terkumpul untuk
mengetahui keandalan instrumen tersebut dengan cara melakukan uji validitas dan uji
reabilitas. Uji validitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen-
instrumen dalam kuesioner yang di bagikan kepada responden benar-benar valid atau
dapat dipercaya. Sementara itu uji reabilitas dilakukan dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsistensi kuesioner.
Hasil Uji Validitas
Hasil uji validitas diperoleh dengan cara membandingkan r hitung
dengan r tabel. Perbandingan r tabel diperoleh dari jumlah responden dalam
penelitian yaitu sebanyak 54 (N = 54), selanjutnya di telusuri kedalam tabel
distribusi nilai r dengan tingkat signifikan sebesar 5% sehingga diperoleh r tabel
sebesar 0,268. Dari hasil uji validitas menunjukan hasil bahwa semua instrumen
pertanyaan dalam semua variabel independen dan variabel dependen memiliki
nilai korelasi lebih besar dari 0,268. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
instrumen pertanyaan pada semua variabel dimyatakan valid dan dapat
dilakukan analisis data selanjutnya.
Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang disajikan dalam Tabel dibawah
ini, dapat disimpulkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel
yang dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha pada masing-masing variabel
lebih besar dari 0,60, sehingga layak digunakan untuk menjadi alat ukur
instrumen kuesioner dalam penelitian ini.
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Skeptisisme Profesional 0,671 Reliabel
Rotasi Auditor 0,673 Reliabel
Budaya Organisasi Auditee 0,877 Reliabel
Pertimbangan Tingkat Materialitas 0,716 Reliabel
Sumber : Penelitian yang diolah tahun 2018
26
Dilihat dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa semua instrumen pada
setiap variabel penelitian menunjukan hasil yang reliabel, hal ini dikarenakan α
hitung pada setiap variabel yaitu skeptisisme profesional sebesar 0,671, rotasi
auditor sebesar 0,673, budaya organisasi auditee sebesar 0,877 dan
pertimbangan tingkat materialitas sebesar 0,716 lebih besar dari α tabel yaitu
sebesar 0,60.
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Analisis liner berganda bertujuan untuk mengetahui hubungan 1 atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil pengolahan data
menggunakan SPSS. Hasil uji regresi berganda disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi Berganda
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8,310 4,428 1,877 ,066
Skeptisisme Profesional 0,531 0,146 0,536 3,631 ,001
Rotasi Auditor 0,342 0,113 0,378 3,028 ,004
Budaya Organisasi Auditee 0,243 0,120 0,299 2,028 ,048
Sumber: Hasil Penelitian yang diolah tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier
berganda dapat diketahui nilai constantnya sebesar 8,310. Koefisien regresi pada
variabel skeptisisme profesional sebesar 0,531. Hal ini mengindikasikan bahwa jika
variabel skeptisisme profesional bertambah satu satuan maka variabel pertimbangan
tingkat materialitas akan bertambah sebesar 0,531. Koefisien regresi pada variabel
rotasi auditor sebesar 0,342. Hal ini mengindikasikan jika variabel rotasi auditor
bertambah satu satuan maka variabel pertimbangan tingkat materialitas akan bertambah
sebesar 0,342. Koefisien regresi pada variabel budaya organisasi auditee sebesar 0,243.
Hal ini mengindikasikan jika variabel budaya organisasi auditee bertambah satu satuan
maka variabel pertimbangan tingkat materialitas akan bertambah sebesar 0,243.
27
Uji Hipotesis
Setelah melakukan pengujian kualitas data, maka data dalam penelitian ini telah
memenuhi syarat dan dapat dilanjutkan ke tahap pengujian hipotesis untuk memuktikan
kebenaran hipotesis penelitian. Pengujian ini membutuhkan pengujian koefisien,
pengujian secara parsial, dan pengujian secara simultan.
Uji Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan
variabel independen yaitu skeptisisme profesional, rotasi auditor, dan budaya
organisasi auditee secara bersama-sama dapat menjelaskan variabel dependen yaitu
pertimbangan tingkat materialitas. Hasil uji koefisien determinasi disajikan pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,625 0,390 0,354 2,09700
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2018
Hasil pengujian koefisien determinasi pada tabel diatas menunjukan nilai R
Square yang di hasilkan oleh variabel-variabel independen sebesar 0,390, hal ini berarti
variabel pertimbangan tingkat materialitas yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
independen yaitu Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor dan Budaya Organisasi
Auditee adalah sebesar 39%, dan sisanya yaitu sebesar 61% dijelaskan oleh variabel
lain diluar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.
28
Uji t (Pengujian Secara Parsial)
Uji t secara parsial dimaksudkan untuk menguji pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari
0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho dan sebaliknya jika nilai probabilitas lebih
besar daari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Hasil uji t disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 8,310 4,428 1,877 0,066
Skeptisisme Profesional 0,531 0,146 0,536 3,631 0,001
Rotasi Auditor 0,342 0,113 0,378 3,028 0,004
Budaya Organisasi Auditee 0,243 0,120 0,299 2,028 0,048
Sumber: Hasil Penelitian yang diolah tahun 2018
Hasil Uji Hipotesis I (Pengaruh Skeptisisme Profesional terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas Auditor) dan Pembahasannya
Hasil pengujian Uji t pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel skeptisisme
profesional memiliki nilai t sebesar 3,631 dengan nilai signifikan sebesar 0,001,
sehingga Ha1 diterima. Skeptisisme profesional berpengaruh positif terhadap
pertimbangan tingkat materialitas karena memiliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel
sebesar 2,009 dan nilai signifikan kurang dari 0,05
Dalam melaksanakan tugas, sikap skeptisisme profesional seorang auditor dapat
meningkatkan pertimbangan tingkat materialitas. Dengan demikian hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2003), Wibowo (2013), Zuraida
(2005) dan Oktania (2013) yang menyatakan bahwa skeptisisme profesional
berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Auditor yang
memiliki sikap kehati – hatian dan selalu mempertanyakan bukti – bukti audit melalui
proses auditnya akan menentukan pertimbangan tingkat materialitas secara baik.
29
Dengan begitu, auditor dapat meminimalisir terjadi nya kesalahan ataupun konflik dan
lebih objektif dalam mempertimbangkan tingkat materialitasnya.
Hasil Uji Hipotesis II (Pengaruh Rotasi Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Auditor) dan Pembahasannya
Hasil pengujian Uji t pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel rotasi
auditor memiliki nilai t sebesar 3,028 dengan nilai signifikan sebesar 0,004, sehingga
Ha1 diterima. Rotasi auditor berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat
materialitas karena memiliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel sebesar 2,009 dan
nilai signifikan kurang dari 0,05.
Dalam melaksanakan tugas, pergantian atau rotasi seorang auditor perlu
dilakukan karena dapat meningkatkan pertimbangan tingkat materialitas. Dengan
demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Timur
(2017), Putu (2014), dan Roswita (2016) yang menyatakan bahwa rotasi auditor
berpengaruh positif terhadap independensi auditor yang berdampak juga pada
pertimbangan tingkat materialitas suatu auditor. Pergantian auditor secara berkala
setiap 5 tahun meningkatkan independensi suatu auditor pada saat melaksanakan proses
audit. Hal ini juga berdampak pada pemberian pertimbangan mengenai tingkatan
materialitas bagi auditor tersebut.
Hasil Uji Hipotesis III (Pengaruh Budaya Organisasi Auditee terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas Auditor) dan Pembahasannya
Hasil pengujian Uji t pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel budaya
organisasi auditee memiliki nilai t sebesar 2,028 dengan nilai signifikan sebesar 0,048,
sehingga Ha1 diterima. budaya organisasi auditee berpengaruh positif terhadap
pertimbangan tingkat materialitas karena memiliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel
sebesar 2,009 dan nilai signifikan kurang dari 0,05.
Dalam melaksanakan tugas, budaya organisasi suatu auditee yang baik dapat
meningkatkan pertimbangan tingkat materialitas. Dengan demikian hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jusmatang (2016), Peecher (1996) dan
Suartana (2010) yang menyatakan bahwa budaya organisasi auditee berpengaruh
positif terhadap audit judgement khususnya pertimbangan tingkat materialitas. Budaya
/ sikap / perilaku yang diperlakukan oleh suatu organisasi / perusahaan yang dilakukan
30
secara baik, transparan dan mendukung adanya proses audit yang baik dapat membantu
auditor dalam memberi pertimbangan mengenai materialitas organisasi / perusahaan
tersebut.
Hasil Uji F (pengujian secara simultan)
Uji F bertujuan untuk menguji apakah semua variabel independen yaitu
skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi auditee secara simultan
atau secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu pertimbangan
tingkat materialitas. Analisis uji F dilakukan dengan cara membandingkan F tabel
dengan F hitung, jika F hitung lebih besar dari F tabel dan nilai signifikan kurang dari
0,05 maka Uji F diterima. F tabel dalam penelitian ini adalah sebesar, yang di diperoleh
dari tabel distribusi F 0,05. Hasil uji F disajikan pada sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji F
ANOVA
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1 Regressi
on
140,874 3 46,958 10,678 ,000
Residual 219,886 50 4,398
Total 360,759 53
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2018
Dilihat dari hasil pengujian pada tabel diatas menunjukan bahwa F hitung
sebesar 10,678 lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 2,80 dan memiliki nilai signifikan
0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil pengujian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa variabel independen yaitu skeptisisme profesional, rotasi auditor, dan budaya
organisasi auditee secara simultan atau secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
31
PENUTUP
Kesimpulan
Skeptisisme profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertimbangan
tingkat materialitas auditor. Rotasi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas auditor. Budaya organisasi auditee berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Skeptisisme profesional, rotasi
auditor, dan budaya organisasi auditee secara simultan atau secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Keterbatasan
Kuesioner disebar pada Kantor Akuntan Publik (KAP) tidak dapat ditunggu sehingga
pengambilan kembali dilakukan beberapa selang waktu kemudian sehingga ada indikasi
auditor bias dalam mengisi kuisioner tersebut. Selain itu, waktu dalam melakukan penyebaran
kuesioner yang kurang sesuai dikarenakan pada akhir tahun auditor sedang melakukan audit
terutama untuk auditor senior.
Saran
Adapun saran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil penelitian,yaitu pada
penelitian selanjutnya, pengumpulan data dapat dilakukan secara eksperimen. Penelitian
selanjutnya juga dapat menambah indikator berupa gaya kepemimpinan, budaya etika klien
keterkaitan mengenai hubungan kredibilitas klien dengan pertimbangan tingkat materialitas
pada variabel Budaya Organisasi Auditee maupun Good Corporate Governance klien dalam
menentukan proses pergantian auditor ataupun Kantor Akuntan Publik (KAP) agar
menghasilkan kualitas laporan audit yang memadai. Serta lebih memahami waktu penyebaran
kuesioner agar dapat memperoleh responden dengan cukup banyak dan meminimalisir
terjadinya penolakan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Afriska, Ariyanni, Rizal Effendi, dan Cherry Dhia Wenny. 2015. “Pengaruh Profesionalisme
Auditor dan Kualitas Audit terhadap Tingkat Materialitas atas Laporan Keuangan
(Studi Kasus pada KAP di kota Palembang).” Jurnal STIE Palembang.
Ajeng, Wind. 2014. Forensic Accounting. Jakarta: Dunia Cerdas .
Andra, Ichlasia Nurul, dan Andri Prastiwi. 2012. “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Auditor
Switching Setelah ada Kewajiban Rotasi Audit di Indonesia.” Disertasi.
Anggriawan, Eko Ferry. 2014. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional dan
Tekanan Waktu terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud.” Jurnal
Nominal : Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen.
Arens, Alvin A. 2014. Auditing dan Jasa Assurance (terjemahan). Edisi kelimabelas. Jakarta:
Erlangga.
Aulia, Fauzan. 2012. “Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan.” Disertasi.
Divianto. 2011. “Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor
Switching.” Jurnal Akuntansi dan Informasi Akuntansi 1-21.
Fanani, B., dan M. Jalil. 2016. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Peran Audit Intern terhadap
Kualitas Pelaporan Keuangan.” Jurnal Prosiding SNaPP : Sosial, Ekonomi dan
Humaniora.
Ferdinand , Efraim Giri. 2010. “Pengaruh Tenure KAP dan Reputasi KAP terhadap Kualitas
Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia.” Simposium Nasional Akuntansi ke
XIII.
Fitriany. 2015. “Pengaruh Tenure Rotasi dan Spesialisasi Kantor Akuntan Publik terhadap
Kualitas Audit.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan .
Gusti, Magfirah, dan Syahril Ali. 2008. “Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor dan
Situasi Audit, Etika, Pengalaman Serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian
Opini Auditor oleh Akuntan Publik.” Simposium Nasional Akuntansi XI 1-22.
33
Hastuti, Theresia Dwi. 2003. “Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan
Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan.”
Simposium Nasional AKuntansi VI .
Herawaty, Arleen. 2008. “Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik dalam Mendeteksi
Kekeliruan, Etika Profesi dan Pertimbangan Tingkat Materialitas.” Jurnal The 2nd
National Conference UKWMS, Surabaya.
Hurtt, K., M. Eining, dan Plumlee. 2003. “Professional Scepticism: A Model with Implication
for Research, Practice, and Education.” Working Paper, University of Wisconsin.
Ivanevic, John M. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Terjemahan. Jakarta: Salemba
Empat.
Juliantari, Ni Wayan Ari, dan Ni Ketut Rasmini. 2013. “Auditor Switching dan Faktor - Faktor
yang Mempengaruhinya.” E-Jurnal Akuntansi.
Jusmatang, A. 2016. “Pengaruh Budaya Organisasi Klien dan Kompetensi Auditor terhadap
Audit Judgement.” Skripsi.
Jusup , Al. Haryono . 2014. Auditing (Pengauditan berbasis ISA) edisi 2. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Mardiyah, A.A. 2002. “Pengaruh Perubahan Kontrak, Keefektifan Auditor, Reputasi Klien,
Biaya Audit, Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap Auditor Changes: Sebuah
Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA.” SNA V.
Moeljono. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta: Penerbit Elex Media
Komputindo - Kelompok Gramedia.
Mulyadi. 2010. Auditing. edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.
Murwanto, R. A. Budiarso, dan Ramadhana F.H. 2008. “Audit Sektor Publik: Suatu Pengantar
Bagi Pembangunan Akuntabilitas Instansi Pemerintah.” Lembaga Pengkajian
Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah, BPPK - Departemen Keuangan RI.
Nasser, Thahir Abdul. 2006. “Auditor - Client Relationship: The Case of Audit Tenure and
Auditor Switching.” Managerial Auditing Journal.
Oktania, Rina, dan Bambang Suryono. 2013. “Faktor - Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Skeptisme Profesional.” Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 2 no 9.
34
Peecher, M.E. 1996. “The Influence of Auditors Justification Processes on their Decisions .”
Accounting Research .
Prasetya, I Wayan Ari, dan Maria M. Ratna Sari. 2014. “Independensi, Profesionalisme dan
Skeptisme Profesional Auditor sebagai Prediktor Ketepatan Pemberian Opini Auditor.”
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Pratitis, Yanwar Titi. 2012. “Auditor Switching: Analisis Berdasar Ukuran KAP, Ukuran Klien
dan FInancial Distress.” E-jurnal.
Putu, Indira Yunitasari. 2014. “Pengaruh Professional Judgment Auditor, Independensi dan
Pengalaman Kerja terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit
Laporan Keuangan.” E-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 2
No.1.
Quadackers, L., T. Groot, dan A. Wright. 2009. “Auditors' Skeptical Characteristics and Their
Relationship to Skeptical Judgments and Decisions.” Journal of Auditing .
Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behavior (Perilaku - perilaku dalam Organisasi)
edisi 12 terjemahan. Jakarta: Gramedia.
Roswita, Eveline. 2016. “Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Profesionalisme Auditor
terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan.”
Jurnal Akuntansi STEI Vol 20.
Said, Kousay, dan Hussein Khasharmeh. 2014. “Auditors' Perception on Impact of Mandatory
Audit Firm Rotation on Auditor Independence-Evidence.” Journal of Accounting and
Taxation Vol.6(1) 1018.
Singgih, E. M., dan I. R. Bawono. 2010. “Pengaruh Independensi, Due Profesional Care dan
Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit.” Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keprilakuan Teori dan Implementasinya. Yogyakarta:
ANDI.
Svanberg, Jan, dan Peter Ohman. 2013. “Auditors' Time Pressure: Does Ethical Culture
Support Audit Quality?” Managerial Auditing Journal Vol 28 issue 7.
35
Timur, Rudi Prasetya. 2017. “Pengaruh Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, Struktur
Audit dan Kualitas Audit terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses
Pengauditan Laporan Keuangan.” E-Jurnal akuntansi UNY.
Wahyudi, Dwi Putra, Emrinaldi Nur D.P., dan Julita Saidi. 2014. “Hubungan Etika Profesi,
Keahlian, Pengalaman, dan Situasi Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini dalam
Audit Laporan Keuangan melalui Pertimbangan Materialitas dan Skeptisisme
Profesional Auditor.” Jurnal Ilmiah STIE MDP 116-132.
Wibowo, Basuki. 2013. “Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor, Kompetensi Auditor dan
Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Pelaksanaan Audit.”
Tesis.
Widiarini, Kadek Yulia, dan I. Dharma Saputra. 2017. “Pengaruh Skeptisisme Profesional
Auditor, Etika Profesi, Komitmen Profesional Auditor dan Keahlian Audit terhadap
Pemberian Opini.” E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol 18.1.
Winadi, Ni Gusti Ayu Ratih Ary, dan I. Mertha. 2017. “Pengaruh Independensi, Skeptisisme
dan Gender pada Pertimbangan Materialitas dan Implikasinya pada Ketepatan
Pemberian Opini Auditor.” E-Journal Akuntansi.
Yunitasari, Putu Indira, dan I Made Pradana Adiputra. 2014. “Pengaruh Profesional Judgement
Auditor, Independensi dan Pengalaman Kerja terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas dalam Proses Audit Laporan Keuangan.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi S1.
36
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
Identitas Responden
1. Nama :
2. Nama KAP :
3. Jenis Kelamin : L / P
4. Usia :
5. Latar Belakang Pendidikan :
6. Jabatan : Auditor Senior
7. Pengalaman Kerja :
o
o
o
Cara Pengisian Kuesioner :
1. Bapak / Ibu responden cukup memberikan tanda (√) pada pilihan jawaban yang
tersedia mulai dari:
Untuk tiap pernyataan nya, pilihan jawaban berupa :
STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), TT (Tidak Tahu), S (Setuju), SS
(Sangat Setuju).
STS: Apabila anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : Apabila anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
TT : Apabila anda Belum Pernah Mengalami pernyataan tersebut
S : Apabila anda Setuju dengan pernyataan tersebut
SS : Apabila anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
2. Setiap pertanyaan hanya mengharap satu jawaban dari bapak / ibu dan diharapkan untuk
menjawab pertanyaan sesuai dengan kondisi yang di alami pada pekerjaan saat ini
37
Daftar Pernyataan
1. Pertimbangan Tingkat Materialitas
No. Pernyataan STS TS TT S SS
Pertimbangan awal materialitas
1. Dalam melaksanakan audit, saya selalu membuat
pertimbangan awal mengenai materialitas
sementara serta merencanakan perikatan untuk
membuat keputusan penting tentang lingkup audit.
1 2 3 4 5
2. Dalam melaksanakan audit, saya selalu
menggunakan konsep penting materialitas yang
nantinya akan menjadi pedoman dalam penetapan
lingkup pekerjaan audit.
1 2 3 4 5
3. Dalam melaksanakan audit, saya selalu menyusun
dan merencanakan konsep materialitas dengan
pertimbangan yang akan digunakan pada
penyelesaian audit dalam mengevaluasi temuan
audit
1 2 3 4 5
Materialitas pada tingkat laporan keuangan
4. Dalam perencanaan suatu audit, saya harus menilai
materialitas pada tingkat laporan keuangan.
1 2 3 4 5
Materialitas pada tingkat saldo akun
5. Dalam perencanaan suatu audit, saya harus menilai
materialitas pada tingkat saldo akun.
1 2 3 4 5
Alokasi materialitas laporan keuangan ke rekening
6. Dalam perencanaan audit, saya selalu mendapatkan
lebih dari satu tingkat materialitas yang
berhubungan dengan laporan keuangan
1 2 3 4 5
7. Dalam membuat alokasi, baik pada akun – akun
neraca maupun akun – aku laba rugi, saya harus
mempertimbangkan kemungkinan salah sajinya.
1 2 3 4 5
8. Dalam melaksanakan audit, saya pernah keliru
dalam mengambil keputusan yang diakibatkan oleh
materialitas
1 2 3 4 5
38
2. Skeptisisme Profesional
No. Pernyataan STS TS TT S SS
Evaluasi kritis atas bukti audit
1. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara
kritis terhadap bukti audit dalam situasi dan
kondisi tertentu.
1 2 3 4 5
2. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya selalu
memperoleh bukti yang ingin dicari
1 2 3 4 5
Penggunaan kemahiran profesional
3. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya
memiliki kemahiran profesional yang cermat
dalam mengaudit laporan keuangan.
1 2 3 4 5
4. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya
memiliki independensi dan kompetensi dalam
melaksanakan audit.
1 2 3 4 5
Sikap kehati – hatian
5. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya selalu
memiliki asumsi yang baik terhadap auditeenya
1 2 3 4 5
Pemahaman terhadap prosedur dan bukti audit
6. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya harus
merencanakan dan melaksanakan audit dengan
mengakui bahwa ada kemungkinan terjadinya
salah saji dalam laporan keuangan.
1 2 3 4 5
7. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya
membuat penaksiran yang kritis terhadap validitas
dari bukti audit yang diperoleh.
1 2 3 4 5
Tingkat keraguan auditor
8. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya dapat
menerapkan sikap skeptisme profesional dengan
tidak cepat puas dengan bukti audit yang ada.
1 2 3 4 5
Pemikiran yang selalu mempertanyakan
9. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya harus
waspada terhadap bukti audit yang bersifat
kontradiksi.
1 2 3 4 5
39
Intensitas pemeriksaan
10. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya selalu
memiliki kepercayaan diri yang tinggi ketika
melaksanakan audit.
1 2 3 4 5
3. Rotasi Auditor
No. Pernyataan STS TS TT S SS
Lamanya auditor tersebut melakukan audit terhadap suatu klien
1. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya memiliki
hubungan dengan klien sebelumnya lebih dari 5
tahun
1 2 3 4 5
2. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya memiliki
hubungan dengan klien sebelumnya kurang dari 5
tahun
1 2 3 4 5
Mekanisme tingkat rotasi auditor berkala
3. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya
mengaudit perusahaan klien yang tidak
mempengaruhi prosedur audit yang dilakukan
karena sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
1 2 3 4 5
Jenis perusahaan yang diaudit
4. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya memiliki
kualitas audit yang mumpuni dalam mengaudit
laporan keuangan klien apapun jenis perusahaan
yang diaudit.
1 2 3 4 5
Laporan keuangan yang telah diaudit
5. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya
mengaudit perusahaan klien yang tidak
mempengaruhi pelaporan ketika saya menemukan
kesalahan dalam prosedur audit.
1 2 3 4 5
Pertimbangan klien dalam menggunakan jasa auditor
6. Semakin banyak jumlah klien yang saya audit,
semakin baik proses audit yang saya lakukan
1 2 3 4 5
7. Semakin lama saya bekerja pada klien tertentu,
semakin membuat saya teliti dalam melakukan
audit
1 2 3 4 5
40
4. Budaya Organisasi Auditee
No. Pernyataan STS TS TT S SS
Orientasi organisasi yang diaudit
1. Selama proses audit, pihak managemen klien
selalu menciptakan iklim kerja yang berorientasi
terhadap kelancaran pelaksanaan audit serta
memberikan informasi yang memadai untuk
pelaksanaan audit sangat dibutuhkan.
1 2 3 4 5
Pola komunikasi antar auditor dan klien
2. Selama proses audit berlangsung, karyawan
perusahaan klien dengan saya memiliki kerjasama
yang baik dalam menyediakan informasi dan
kebutuhan saya dalam selama proses audit
sehingga bukti-bukti yang diperlukan tersedia
dengan lengkap
1 2 3 4 5
3. Perusahaan klien telah memberikan pengarahan
dan pemahaman yang memadai mengenai bisnis
perusahaan dan industrinya.
1 2 3 4 5
Integritas dalam organisasi yang lebih dihargai
4. Perusahaan klien telah merumuskan kebijakan
kebijakan yang mengatur tentang sistem imbalan
selama pelaksanaan audit sesuai dengan kinerja
auditor bukan berdasarkan keinginan perusahaan
semata
1 2 3 4 5
5. Pola komunikasi yang dibangun perusahaan klien
selama proses audit mendukung tersedianya bukti
audit yang diperlukan auditor serta jika dimintai
keterangan karyawan selalu memberikan diberikan
feedback (umpan balik) yang baik
1 2 3 4 5
Tindakan organisasi terhadap perilaku tidak etis
6. Selama saya mengaudit, klien selalu memberikan
informasi benar, jujur dan tepat yang sesuai
dengan yang saya minta.
1 2 3 4 5
Manajer tiap tingkat menerapkan prinsip etika dalam bekerja
7. Manajer klien selalu membantu saya ketika
melakukan proses audit dalam hal mencari bukti
dan informasi yang dibutuhkan.
1 2 3 4 5
41
LAMPIRAN II
HASIL UJI VALIDITAS
Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisisme Profesional
Variabel Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan
Skeptisisme
Profesional
1 0,520
R tabel =
0,268
Valid
2 0,558 Valid
3 0,646 Valid
4 0,550 Valid
5 0,366 Valid
6 0,582 Valid
7 0,629 Valid
8 0,535 Valid
9 0,390 Valid
10 0,409 Valid
42
Hasil Uji Validitas Variabel Rotasi Auditor
Variabel Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan
Rotasi
Auditor
1 0,480
R tabel =
0,268
Valid
2 0,666 Valid
3 0,572 Valid
4 0,617 Valid
5 0,616 Valid
6 0,548 Valid
7 0,675 Valid
Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi Auditee
Variabel Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan
Budaya
Organisasi
Auditee
1 0,826
R tabel =
0,268
Valid
2 0,735 Valid
3 0,830 Valid
4 0,744 Valid
5 0,805 Valid
6 0,563 Valid
7 0,830 Valid
43
Hasil Uji Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas
Variabel Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
1 0,556
R tabel =
0,268
Valid
2 0,704 Valid
3 0,396 Valid
4 0,680 Valid
5 0,662 Valid
6 0,766 Valid
7 0,600 Valid
8 0,580 Valid
44
HASIL UJI REALIABILITAS
TABEL 4.4
Hasil uji Realiabilitas Variabel Skeptisisme Profesional
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 54 100.0
Excludeda 0 .0
Total 54 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.671 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1,1 35,4074 5,831 ,334 ,646
X1,2 35,7778 5,308 ,318 ,658
X1,3 35,3519 5,704 ,541 ,617
X1,4 35,3889 5,903 ,427 ,634
X1,5 35,6111 6,091 ,125 ,697
X1,6 35,4259 5,834 ,464 ,628
X1,7 35,6111 5,186 ,439 ,623
X1,8 35,4074 5,680 ,360 ,641
X1,9 35,3333 6,453 ,300 ,659
X1,10 35,3519 6,157 ,251 ,661
45
Hasil Uji Realiabilitas Variabel Rotasi Auditor
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 54 100.0
Excludeda 0 .0
Total 54 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.673 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2,1 22,8148 6,644 ,187 ,711
X2,2 22,0926 5,633 ,421 ,631
X2,3 21,7593 6,564 ,383 ,638
X2,4 21,6481 6,761 ,486 ,622
X2,5 21,7222 6,431 ,442 ,622
X2,6 21,4815 6,971 ,405 ,638
X2,7 21,5926 6,171 ,515 ,601
X2,8 22,8148 6,644 ,187 ,711
X2,9 22,0926 5,633 ,421 ,631
X2,10 21,7593 6,564 ,383 ,638
46
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi Auditee
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 54 100.0
Excludeda 0 .0
Total 54 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.877 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3,1 23,7037 7,571 ,755 ,848
X3,2 23,8704 7,587 ,616 ,866
X3,3 23,7222 7,487 ,757 ,847
X3,4 23,8519 7,487 ,623 ,865
X3,5 23,7593 7,582 ,725 ,851
X3,6 23,6852 8,484 ,419 ,888
X7,7 23,7407 7,554 ,761 ,847
47
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 54 100.0
Excludeda 0 .0
Total 54 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.716 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y,1 27,1111 5,912 ,452 ,690
Y,2 27,2222 5,233 ,587 ,655
Y,3 27,1111 6,138 ,255 ,715
Y,4 27,1481 5,525 ,581 ,666
Y,5 27,1481 5,449 ,546 ,667
Y,6 27,5741 4,287 ,587 ,643
Y,7 27,1667 6,028 ,527 ,689
Y,8 27,9444 4,808 ,245 ,781
48
LAMPIRAN III
HASIL UJI MULTIKOLINERITAS
TABEL 4.5
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 8,310 4,428 1,877 ,066
Skeptisisme
Profesional
,531 ,146 ,536 3,631 ,001 ,560 1,785
Rotasi
Auditor
,342 ,113 ,378 3,028 ,004 ,783 1,277
Budaya
Organisasi
Auditee
,243 ,120 ,299 2,028 ,048 ,562 1,779
a. Dependent Variable:
Pertimbangan_Tingkat_Materialitas
49
LAMPIRAN IV
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS (UJI GLEJSER)
TABEL 4.6
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1,157 3,087 -,375 ,709
Skeptisisme
Profesional
,030 ,102 ,054 ,294 ,770
Rotasi
Auditor
-,080 ,079 -,156 -1,012 ,316
Budaya
Organisasi
Auditee
,123 ,084 ,266 1,464 ,149
a. Dependent Variable: RES2
50
LAMPIRAN V
HASIL UJI NORMALITAS
TABEL 4.7
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 54
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2,03685672
Most Extreme
Differences
Absolute .114
Positive .111
Negative -.114
Kolmogorov-Smirnov Z .114
Asymp. Sig. (2-tailed) .079
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
c. Lilliefors Significance Correction
51
LAMPIRAN VI
HASIL UJI REGRESI
TABEL 4.8 – 4.11
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .625 .390 .354 2.097
a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi Auditee,
Rotasi Auditor, Skeptisisme Profesional
b. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas
ANOVA
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 140.874 3 46.958 10.678 .000
Residual 219.886 50 4.398
Total 360.759 53
a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi Auditee, Rotasi Auditor,
Skeptisisme Profesional
b. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8,310 4,428 1,877 ,066
Skeptisisme
Profesional
,531 ,146 ,536 3,631 ,001
Rotasi
Auditor
,342 ,113 ,378 3,028 ,004
Budaya
Organisasi
Auditee
,243 ,120 ,299 2,028 ,048
a. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas
52
LAMPIRAN V11
JAWABAN RESPONDEN
Jawaban Responden Variabel Skeptisisme Profesional
No
Resp.
Nomor Bulir Pernyataan Total
score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 4 5 4 4 4 3 3 4 4 37
2 4 4 4 4 3 3 4 4 5 3 38
3 4 2 4 5 5 4 2 4 5 4 39
4 4 3 4 4 5 4 2 2 4 5 37
5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 39
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 38
12 4 4 5 4 2 4 4 5 4 5 41
13 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
14 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 36
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
21 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
23 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 39
24 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
53
25 4 2 3 3 2 4 3 4 4 3 32
26 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 42
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
28 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
29 2 2 4 4 5 4 5 4 4 5 39
30 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
31 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
34 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
41 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38
42 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 38
43 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 38
44 5 3 4 4 3 5 5 5 4 4 42
45 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 45
46 5 4 5 5 4 3 4 5 4 3 42
47 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 46
48 4 3 4 4 4 4 3 3 4 5 38
49 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 38
50 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 36
51 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 38
52 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 34
54
53 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 39
54 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 37
Jawaban Responden Variabel Rotasi Auditor
No
Resp.
Nomor Bulir Pernyataan Total
Score 1 2 3 4 5 6 7
1 2 2 4 3 4 5 2 22
2 2 4 4 4 3 4 4 25
3 1 2 3 4 4 5 4 23
4 2 1 3 4 4 5 4 23
5 1 4 4 4 3 4 3 23
6 3 4 4 4 5 5 5 30
7 3 5 4 4 4 4 4 28
8 4 4 4 4 4 4 4 28
9 4 4 4 4 4 4 4 28
10 4 4 4 4 4 4 4 28
11 2 4 4 4 2 4 4 24
12 2 4 3 4 4 5 5 27
13 2 4 3 4 4 4 2 23
14 3 4 4 4 3 4 3 25
15 2 4 4 2 4 4 4 24
16 2 3 4 4 4 4 4 25
17 3 3 4 4 4 4 4 26
18 3 3 3 3 3 3 3 21
19 3 4 4 4 3 4 4 26
20 2 3 4 4 3 3 4 23
21 3 3 4 3 4 4 4 25
22 2 2 4 4 3 4 4 23
23 2 4 3 4 4 4 4 25
55
24 3 3 4 3 4 4 4 25
25 2 2 3 3 3 4 3 20
26 3 2 2 2 2 2 2 15
27 2 2 4 4 4 4 4 24
28 4 4 4 4 4 4 4 28
29 1 2 4 4 5 4 5 25
30 3 3 3 4 4 4 4 25
31 3 3 3 4 4 4 4 25
32 4 4 4 4 4 4 4 28
33 4 4 4 4 4 4 4 28
34 3 3 4 4 4 4 4 26
35 4 3 4 4 4 4 4 27
36 3 4 4 4 4 4 4 27
37 4 3 4 4 4 4 4 27
38 4 4 4 4 4 4 4 28
39 4 3 4 4 4 4 4 27
40 1 4 5 4 3 4 5 26
41 2 4 4 4 4 4 4 26
42 3 4 4 4 4 4 4 27
43 2 4 4 4 4 4 4 26
44 2 4 5 4 5 4 4 28
45 3 5 4 5 5 5 4 31
46 3 5 5 4 5 5 5 32
47 3 4 5 5 4 4 5 30
48 3 4 3 4 3 4 5 26
49 3 4 3 4 3 4 4 25
50 2 4 2 4 4 4 4 24
51 3 4 2 4 3 4 4 24
56
52 1 1 4 4 4 3 3 20
53 4 3 4 4 4 4 4 27
54 3 3 4 4 4 4 4 26
Jawaban Responden Variabel Budaya Organisasi Auditee
No
Resp
Nomor Bulir Pernyataan Total
Score 1 2 3 4 5 6 7
1 5 4 5 4 5 3 5 31
2 3 4 3 4 3 4 3 24
3 4 4 5 5 4 5 4 31
4 5 3 5 3 5 4 5 30
5 4 3 4 3 4 4 4 26
6 4 4 4 4 4 4 4 28
7 4 4 4 4 4 4 4 28
8 4 4 4 4 4 3 4 27
9 4 4 4 4 3 4 4 27
10 4 4 4 4 4 4 3 27
11 4 3 4 3 4 4 4 26
12 4 4 4 4 4 5 4 29
13 4 2 4 2 4 4 4 24
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 4 4 4 4 4 4 4 28
16 4 3 4 3 4 4 4 26
17 3 3 3 3 3 4 3 22
18 5 4 3 4 3 5 4 28
19 4 3 4 3 4 3 4 25
20 4 3 4 3 4 3 4 25
21 4 4 4 4 4 4 4 28
22 4 4 4 4 4 4 4 28
57
23 4 4 4 4 4 4 4 28
24 4 4 4 4 4 4 4 28
25 3 3 3 3 3 4 3 22
26 4 4 4 4 4 4 4 28
27 4 4 4 4 4 4 4 28
28 4 4 4 4 4 4 4 28
29 4 4 4 4 4 5 4 29
30 3 3 3 3 3 3 3 21
31 3 3 3 3 3 3 3 21
32 4 4 4 4 4 4 4 28
33 4 4 4 4 4 4 4 28
34 4 4 4 4 4 4 4 28
35 4 4 4 4 4 4 4 28
36 4 4 4 4 4 4 4 28
37 4 4 4 4 4 4 4 28
38 4 4 4 4 4 4 4 28
39 4 4 4 4 4 4 4 28
40 5 5 5 5 5 5 5 35
41 4 4 4 4 4 4 4 28
42 5 3 5 3 5 3 5 29
43 4 3 4 3 4 4 4 26
44 5 5 5 5 5 4 5 34
45 5 5 5 5 5 5 5 35
46 5 5 5 5 5 5 5 35
47 5 5 5 5 5 5 5 35
48 4 4 4 4 4 4 4 28
49 4 4 4 4 4 4 4 28
50 4 4 4 4 4 4 4 28
51 4 4 4 4 4 4 4 28
58
52 3 3 3 3 3 3 3 21
53 3 5 3 5 3 5 3 27
54 3 5 3 5 3 5 3 27
Jawaban Responden Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas
No
Resp
Nomor Bulir Pernyataan Total
Score 1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 4 4 3 4 2 4 3 27
2 4 5 4 4 4 3 4 2 30
3 4 2 4 3 4 2 4 1 24
4 4 3 5 4 3 2 4 1 26
5 4 3 4 4 4 2 4 2 27
6 4 4 4 4 4 4 4 4 32
7 4 4 4 5 5 4 4 4 34
8 5 5 5 5 5 5 5 5 40
9 4 4 4 4 4 4 4 4 32
10 4 4 4 4 4 4 4 4 32
11 4 4 4 4 4 4 4 4 32
12 4 4 5 4 4 3 4 2 30
13 4 4 4 4 4 3 4 3 30
14 4 4 4 4 4 2 4 2 28
15 4 4 4 4 4 4 4 3 31
16 4 4 4 4 4 3 4 2 29
17 4 4 4 4 4 4 4 4 32
18 4 4 4 4 4 4 4 2 30
19 4 4 4 4 4 4 4 3 31
20 4 4 4 4 4 4 4 2 30
21 4 3 4 4 4 4 4 4 31
22 4 4 4 4 4 4 4 2 30
59
23 5 4 5 5 5 4 4 2 34
24 4 3 4 4 4 3 3 3 28
25 4 4 4 3 3 4 4 2 28
26 4 4 4 4 4 4 4 3 31
27 4 4 4 4 4 4 4 4 32
28 4 4 4 4 4 4 4 4 32
29 4 4 5 4 5 4 5 4 35
30 4 4 4 4 4 4 4 4 32
31 4 4 4 4 4 4 4 4 32
32 4 4 4 4 4 4 4 4 32
33 4 4 4 4 4 4 4 4 32
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 4 4 4 4 4 4 4 4 32
36 4 4 4 4 4 4 4 4 32
37 4 4 4 4 4 4 4 4 32
38 4 4 4 4 4 4 4 4 32
39 4 4 4 4 4 4 4 4 32
40 5 5 5 5 5 5 5 3 38
41 4 4 4 4 4 3 4 4 31
42 4 4 4 4 4 4 4 4 32
43 4 4 4 4 4 4 4 3 31
44 5 4 4 4 4 4 4 4 33
45 5 4 3 4 4 4 4 2 30
46 5 5 4 4 5 5 4 3 35
47 4 5 5 5 5 4 4 2 34
48 4 4 4 4 4 3 4 5 32
49 4 4 4 4 4 2 4 4 30
50 4 4 4 4 4 2 4 4 30
51 4 4 4 4 4 3 4 4 31
60
52 4 4 3 4 4 3 4 3 29
53 4 4 4 5 3 4 4 3 31
54 4 4 4 4 3 4 4 3 30
61
LAMPIRAN VIII
SURAT BUKTI PENELITIAN
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73