pengaruh religiusitas dan persepsi pola asuh...

127
PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH TERHADAP KECERDASAN EMOSI REMAJA SISWA MAN TAMBAKBERAS JOMBANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) DisusunOleh: BahjatulArafah 1110070000013 FAKULTAS PSIKLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H

Upload: vukhue

Post on 05-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH TERHADAP

KECERDASAN EMOSI REMAJA SISWA

MAN TAMBAKBERAS JOMBANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

DisusunOleh:

BahjatulArafah

1110070000013

FAKULTAS PSIKLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M / 1436 H

Page 2: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA

ASUH TERHADAP KECERDASAN EMOSI REMAJA

SISWA MAN TAMBAKBERAS JOMBANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Disusun Oleh:

BAHJATUL ARAFAH

NIM : 1110070000013

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 3: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

ii

PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA

ASUH TERHADAP KECERDASAN EMOSI REMAJA

SISWA MAN TAMBAKBERAS JOMBANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Disusun Oleh:

BAHJATUL ARAFAH

NIM : 1110070000013

Di bawah bimbingan:

Pembimbing

Bambang Suryadi, Ph.D

NIP. 19700529 200312 1 002

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

ii

Page 4: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Religiusits dan Persepsi Pola Asuh terhadap

Kecerdasan Emosi Remaja Siswa MAN Tambakberas Jombang” telah

diujikan dalam munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada hari Senin, tanggal 26 Maret 2015. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1

(S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 26 Maret 2015

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Ketua

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si

NIP. 19680614 199704 1 001

Wakil Dekan/ Sekertaris

Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si

NIP. 19720823 199903 1 002

Anggota

Penguji 1

Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si

NIP. 19620724 198903 2 001

Penguji 2

Natris Indriyani, M.Si

NIP. 19771209 200912 2 002

Pembimbing

Bambang Suryadi, Ph. D

NIP. 19700529 200312 1 002

iii

Page 5: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

iv

LEMBAR ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Bahjatul Arafah

NIM : 1110070000013

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Religiusitas dan

Persepsi Pola Asuh terhadap Remaja Siswa MAN Tambakberas Jombang”

adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat

dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam

penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar

pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai undang–undang

jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik–baiknya.

Jakarta, 26 Maret 2015

Bahjatul Arafah

NIM: 1110070000013

iv

Page 6: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

v

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Maret 2015

Bahjatul Arafah

NIM: 1110070000021

Page 7: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

vi

Motto dan Persembahan

Seorang bayi tak dilahirkan (keduniaini) melainkan ia berada dalam

kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan

membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi ([HR.

Muslim No.4803].

Orang yang bisamengatasikeinginannyaadalah orang

yang lebihberanidaripada orang yang

bisamenaklukanmusuhnya; karenakemenangan yang

paling sulitdiraihadalahkemenanganatasdirisendiri

(Aristoteles).

Teruntuk mereka yang tiada henti mengucap

sabdanya demi sebuah nasihat, yang tiada henti

menengadah untuk sebuah do’a, sebuah karya

istimewa kupersembahkan untukmu.. Ibu & ayah

(almh), kakak – kakakku serta adikku….

Page 8: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

vii

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B) Januari 2015

C) Bahjatul Arafah

D) Pengaruh Religiusits dan Pola Asuh terhadap Kecerdasan Emosi Remaja

Siswa MAN Tambakberas Jombang

E) xvi + 99 Halaman + Lampiran

F) Saat ini masih banyak orang yang menganggap bahwa IQ atau kecerdasan

intelektual merupakan faktor penting dalam penentu keberhasilan masa

depan anak. Berdasarkan penelitian terdahulu, kecerdasan emosi

berpengaruh 80% terhadap keberhasilan dimasa depan, sedangkan

kecerdasan intelektual hanya 20%. Hal ini terjadi karena kecerdasan emosi

dianggap tidak penting. Kecerdasan emosi akan dianggap penting ketika

perilaku siswa menjadi bermasalah seperti, bullying, prestasi yang rendah,

kekerasan sekolah dan sering bolos disekolah. Kecerdasan emosi

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah religiusitas dan pola

asuh orang tua.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh religiusitas dan pola asuh

terhadap kecerdasan emosi remaja. Responden dalam penelitian ini adalah

271 siswa MAN Tambakberas Jombang. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalah cluster sampling. Alat ukur yang digunakan adalah

skala kecerdasan emosi yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori

Goleman (1999), untuk mengukur religiusitas peneliti memodifikasi skala

baku yang dibuat oleh Odilo & Huber (2012), sedangkan untuk mengukur

pola asuh peneliti mengadaptasi alat ukur yang mengacu pada teori

Baumrind (1971).

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan

software SPSS versi 16.0, sedangkan untuk pengujian validitas konstruk

menggunakan Lisrel 8.70. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

religiusitas dan pola asuh berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan

emosi, dengan kontribusi sebesar 36.8%. Dari delapan IV terdapat lima IV

yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan emosi yaitu

intellectual, public practice, private practice, permisif dan otoritatif.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, peneliti menyarankan

kepeda penelitian selanjutnya untuk menambah variabel lain seperti

kepribadian, teman sebaya, parenting practice dan faktor demografis.

G) Bahan Bacaan: 17 Buku + 23 Jurnal + 3 Skripsi + 1 Tesis + 4 Artikel

Page 9: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

viii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta

B) January 2015

C) Bahjatul Arafah

D) The Effect of Religiosity and parenting style on Adolescent Emotional

Intelligence

E) xvi + 99Pages + Appendix

F) Currently there are many people who think that IQ or intelligence quotient

is an important factor in determining a child's future success. Based on

previous studies, emotional intelligence affects 80% of the success in the

future, whereas only 20% of intellectual intelligence. It occurs because of

emotional intelligence is not considered important. Emotional intelligence

will be considered important when a student's behavior becomes

problematic as, bullying, low achievement, violence and school

absenteeism in schools. Emotional intelligence is influenced by several

factors. Among them is the religiosity and parenting parents.

This study aims to look at the influence of religiosity and parenting on

asdolescent emotional intelligence. Respondents in this study were 271

students MAN Tambakberas Jombang. The sampling technique used is the

probability sampling. Measuring instrument used is the emotional

intelligence scale made by the researchers based on the theory of Goleman

(1999), to measure religiosity researchers modified the raw scale made by

Odilo & Huber (2012), while for measuring parenting style researchers

adapted measuring instrument refers to the theory Baumrind (1971).

The analytical method used is multiple regression analysis with SPSS

software version 16.0, while for the construct validity testing using Lisrel

8.70. Research shows that religiosity and parenting style significant effect

on emotional intelligence, with a contribution of 36.8%. There are five of

the eight IV which proved significant effect on emotional intelligence that

is intellectual, public practice, private practices, permissive and

authoritative. Based on the results obtained, the researcher suggested to

study further to add other variables such as personality, peers, parenting

practices and demographic factors.

G) Reading Materials: 17 Books + 23 Journals + 3 Essay + 1 Thesis + 4

Article

Page 10: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, rasa syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan kasih sayang yang

diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelsaikan penulisan skripsi dengan

judul “Pengaruh Religiusitas dan Persepsi Pola Asuh terhadap Kecerdasan

Emosi Remaja Siswa MAN Tambakberas Jombang.” shalawat serta salam

senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang

senantiasa menyayangi umatnya hingga ahir zaman.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik

dalam bentuk sumbangan pikiran, tenaga, waktu, dan do’a yang tidak terukur

dalam menyelsaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati

penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si, sebagai dekan Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajaranya yang telah

memberi kesempatan pada penulis selama ini untuk mengembangkan

kemampuan sehingga dapat menyelsaikan skripsi ini.

2. Bapak Bambang Suryadi Ph.D selaku pembimbing skripsi, terima kasih

atas segala bimbingan, masukan, kritikan dan waktu serta tenaga yang

diberikan dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam menyelsaikan

skripsi ini.

3. Ibu Neneng Tati Smiati M.Si, P.Si selaku dosen pembimbing akademik

kelas A 2010, terima kasih atas bimbingannya selama penulis menjalani

perkuliahan.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak memberikan ilmu dan pembelajaran kepada penulis.

5. Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak Drs. Ahmad Sutari

M.Pd atas izin yang telah diberikan sehingga penulis dapat mengumpulkan

Page 11: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

x

data di MAN Tambakberas jombang dan para siswa yang telah membantu

penelitian skripsi ini.

6. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak H.Zainul Arifin (alm), dan Ibu Hj.

Zainab terima kasih atas segala do’a, kasih sayang, cinta, motivasi dan

perhatian yang tak pernah putus diberikan untuk penulis. Kakak ku

tercinta Minahul Karim, Bararatul Barirah dan saudara kembarku

tersayang Bahiyyatul Arifah terima kasih untuk segala motivasi, nasihat

dan canda tawa yang diberikan kepada penulis selama ini.

7. Bulik Romlah S.Pd.I terima kasih atas semua saran dan semangat yang

telah diberikan kepada penulis.

8. Seluruh keluarga besar kelas A 2010 khususnya anak-anak Emmetus

Lintang, Aul, Bias, Fada, Hana, Tia, Ira, Rias, Dita, Silmi, dan iyus terima

kasih untuk segala rasa sayang dan kekeluargaan serta motivasinya selama

kuliah hingga penyusunan skripsi ini selesai.

9. Untuk keluarga besar WASIAT khususnya teman-teman angkatan 2010

Ikhwan, Iin, Tika, Zaima, Nurul, Ida, terima kasih untuk segala canda

tawa, motivasi dan kebersamaan kalian.

10. Terima kasih untuk teman-teman diskusi ku, ka Yudril, ka Hafidz, ka

Irham, ka Nuris, ka Shinta, Sofi, dan Putri untuk segala saran, nasihat dan

motivasinya semoga diskusi kita selalu bermanfaat. Amin.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

untuk segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu

peneliti dalam menyelsaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna agar

pada penulisan selanjutnya dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Jakarta, 26 Maret 2015

Penulis

Page 12: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULULAN

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................... 7

1.2.1. Pembatasan Masalah ............................................................. 7

1.2.2. Perumusan Masalah .............................................................. 8

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 9

1.3.1. Tujuan Penelitian .................................................................. 9

1.3.2. Manfaat Penelitian ................................................................ 9

1.3.2.1. Manfaat Teoritis ....................................................... 10

1.3.2.2. Manfaat Praktis ........................................................ 10

1.4. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kecerdasan Emosi ............................................................................ 12

2.1.1. Definisi Kecerdasan Emosi .................................................... 12

2.1.2. Dimensi Kecerdasan Emosi ................................................... 14

2.1.3. Pengukuran Kecerdasan Emosi .............................................. 20

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ......... 21

2.2. Religiusitas ....................................................................................... 24

2.2.1. Definisi Religiusitas ............................................................... 24

2.2.2. Dimensi Religiusitas .............................................................. 25

2.2.3. Pengukuran religiusitas ......................................................... 33

2.3. Persepsi Pola Asuh .......................................................................... 34

2.3.1. Defini Persepsi ....................................................................... 34

2.3.2. Definisi Pola Asuh ................................................................. 35

2.3.3. Definisi Persepsi Pola Asuh ................................................... 36

2.3.4. Jenis-jenis Pola Asuh ............................................................ 36

2.3.5. Pengukuran Pola Asuh ........................................................... 39

2.4. Kerangka Berfikir............................................................................. 40

Page 13: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

xii

2.5. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 43

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel ........................................................................ 45

3.2. Variabel Penelitian ........................................................................... 46

3.2.1. Definisi Operasional ............................................................... 46

3.3. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 48

3.3.1. Skala Pengukuran Kecerdasan Emosi .................................... 50

3.3.2. Skala Pengukuran Religiusitas ............................................... 51

3.3.3. Skala Pengukuran Pola Asuh ................................................. 52

3.4. Uji Validitas Konstruk .................................................................... 53

3.4.1. Uji Validitas Konstruk Kecerdasan Emosi............................. 55

3.4.2. Uji Validitas Konstruk Religiusitas........................................ 58

3.4.3. Uji Validitas Konstruk Pola Asuh .......................................... 62

3.5. Metode Analisis Data ....................................................................... 67

3.6. Prosedur Penelitian........................................................................... 69

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Subjek Penelitian ............................................................ 72

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 73

4.3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .............................................. 74

4.4. Uji Hipotesis Penelitian .................................................................... 78

4.4.1. Hipotesis Mayor ..................................................................... 80

4.4.2. Hipotesis Minor ...................................................................... 81

4.5. Proporsi Varian ................................................................................ 84

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 89

5.2. Diskusi .............................................................................................. 89

5.3. Saran ................................................................................................. 99

5.3.1. Saran Metodologis.................................................................. 99

5.3.2. Saran Praktis ........................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Perhitungan Skor ................................................................................. 49

Tabel 3.2. Blue Print Skala Kecerdasan Emosi .................................................... 50

Tabel 3.3. Blue Print Skala Religiusitas ............................................................... 52

Tabel 3.4. Blue Print Skala Pola Asuh ................................................................. 53

Tabel 3.5. Muatan Faktor Item Kecerdasan Emosi .............................................. 57

Tabel 3.6. Muatan Religiusitas (intellectual) ....................................................... 59

Tabel 3.7. Muatan Religiusitas (ideology) ........................................................... 60

Tabel 3.8. Muatan Religiusitas (public practice) ................................................ 60

Tabel 3.9. Muatan Religiusitas (private Practice) .............................................. 61

Tabel 3.10. Muatan Religiusitas (experience) ...................................................... 62

Tabel 3.11. Muatan Faktor Item Otoriter ............................................................. 63

Tabel 3.12. Muatan Faktor Item Permisif ............................................................ 65

Tabel 3.13. Muatan Faktor Item Otoritatif ........................................................... 66

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................................... 72

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ...................................... 74

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor ................................................................... 74

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosi................................................... 75

Tabel 4.5 Kategorisasi Skor Intellectual .............................................................. 75

Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Ideology .................................................................. 76

Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Public Practice ....................................................... 76

Tabel 4.8 Kategorisasi Skor Private Practice ...................................................... 77

Tabel 4.9 Kategorisasi Skor Experience .............................................................. 78

Tabel 4.10 Kategorisasi Skor Otoriter .................................................................. 78

Tabel 4.11 Kategorisasi Skor Permisif ................................................................. 79

Tabel 4.12 Kategorisasi Skor Otoritatif................................................................ 79

Tabel 4.13 Model Summary .................................................................................. 80

Tabel 4.14 ANOVA ............................................................................................. 81

Tabel 4.15 Koefisien Regresi ............................................................................... 82

Tabel 4.16 Proporsi Varian................................................................................... 85

Tabel 4.17 Urutan Sumbangan proporsi Varians IV terhadap DV ...................... 88

Page 15: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................... 42

Gambar 3.1. Analisis Konfirmatorik Faktor Kecerdasan Emosi .................... 56

Gambar 3.2 Analisis Multifaktor Religiusitas ................................................ 58

Gambar 3.3 Analisis Konfirmatorik Pola Asuh (Otoriter) ............................. 63

Gambar 3.4 Analisis Konfirmatorik Pola Asuh (Permisif) ............................ 64

Gambar 3.5 Analisis Konfirmatorik Pola Asuh (Otoritatif) ........................... 66

Page 16: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran B Alat Ukur Penelitian

Page 17: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah kecerdasan emosi adalah fenomena kompleks yang terjadi pada remaja awal

yang ditemukan mengarah pada hubungan pribadi yang kuat serta dapat

meningkatkan perilaku pro-sosial dan keterampilan manajemen diri pada remaja awal

(dalam Naghavi & Redzuan, 2012). Dimana, pada masa remaja ini biasa disebut

dengan masa “storm dan stress” atau yang biasa disebut dengan masa topan badai

(Hurlock 1980). Oleh karena itu perkembangan yang paling rentan pada remaja

adalah perkembangan pada ranah emosi.

Schutte, Malouff, Bobik, Coston, Greeson, Jedlicka, dan Wendorf (2001)

mengungkapkan bahwa individu dengan kecerdasan emosi yang tinggi dilaporkan

memiliki empati, self-control, respon yang koperatif, hubungan yang ramah dan

kepuasan menikah yang lebih besar daripada individu yang memiliki kemampuan

kecerdasan emosi yang rendah. Beberapa studi juga telah mengatakan bahwa

kecerdasan emosi sangat kuat memprediksi kesusksesan seseorang dalam berbagai

aspek, seperti penilaian akademik, kesehatan mental dan life skill mereka (dalam

Abdollahi, Talib, & Moetalabi, 2013). Oleh karena itu individu yang memiliki

Page 18: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

2

kecerdasan emosi yang tinggi cenderung lebih sukses daripada individu yang

memiliki kecerdasan emosi yang rendah (Noorbakhsh, Besharat, & Zarei, 2010).

Saat ini masih banyak orang yang menganggap bahwa IQ atau kecerdasan

intelektual adalah faktor penting dalam penentu keberhasilan masa depan anak.

Padahal kecerdasan intelektual yang tinggi tidak menjamin seseorang akan lebih

sukses. Menurut Nelson dan Low (dalam Nwadinigwe & Obieke, 2012) kecerdasan

emosi terlihat tidak begitu penting sampai perilaku siswa menjadi bermasalah dan

dilaporkan. Contoh secara umumnya adalah prestasi yang rendah, bullying, kekerasan

disekolah, penyalahgunaan obat, dan sering bolos sekolah. Tidak sedikit para remaja

yang mengalami kesulitan manajemen emosi dan ketrampilan sosial sehingga

perilaku yang ditampilkan oleh remaja cenderung agresif, impulsif, pemurung, mudah

cemas, sulit dalam menyesuaikan diri, dan emosi-emosi negatif lainya yang membuat

para remaja mudah untuk berputus asa dan tidak berpikir panjang dalam bertindak.

Berkaitan dengan contoh diatas, hal tersebut bisa terjadi pada remaja dimana

saja, husunya MAN Tambakberas Jombang. Dimana, sebagian besar remaja yang

bersekolah di MAN Tambakberas Jombang tinggal dipesantren. Dengan banyaknya

kegiatan disekolah dan pesantren sangat memungkinkan remaja mengalami banyak

masalah dalam kehidupan sehari-harinya seperti, ketidakmampuan diri dalam

menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, mudah berputus asa dalam menghadapi

masalah atau cobaan, atau rasa kesepian karena ketidak mampuan dalam

bersosialisasi dengan teman-temannya. Akibatnya, remaja dipesantren sering merasa

Page 19: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

3

ingin selalu pulang kerumah (homesick) juga melanggar peraturan dengan tidak

mengikuti kegiatan pondok (membolos) dimana hal tesebut merupakan contoh

ketidakmampuan mengelola emosi dan penyesuaian diri yang salah pada remaja di

pesantren.

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara pada 20 siswa yang

menyatakan bahwa mereka terkadang membolos kegiatan belajar mengajar di

pesantren dengan berbagai alasan seperti bermain game di warnet, bermain facebook

dengan alasan ingin mengupdate status, dan juga “ngopi” bersama teman-temannya.

Selain hal itu mereka, juga mengakui bahwa mereka juga terkadang membolos

kegiatan ekstrakurikuler pramuka (ekstrakurikuler wajib) dengan alasan mereka

malas, tidak dapat bermain diwarnet, capek, serta para senior yang menurut mereka

terlalu keras serta tidak dapat melihat remaja perempuan atau “pacarnya” dimana

dalam kegiatan ini berlangsung secara terpisah. Selain dari hal itu, Hasil wawancara

dari salah seorang anak lain juga menyatakan bahwa salah satu temannya sempat

mengalami stress dan meminum minyak kayu putih dengan alasan karena banyak

teman-teman yang menjauhi serta telah mengalami putus cinta. Dari hasil wawancara

tersebut menggambarkan remaja yang tidak memiliki motivasi yang tinggi, tidak

mampu menyesuaikan dengan lingkungan secara baik, serta tidak mampu mengatur

diri dan mengelola hubungan dengan baik dimana, menurut Goleman (1997) hal ini

merupkan cerminan dari kecerdasan emosi yang rendah.

Page 20: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

4

Oleh karena itu kecerdasan emosi sangat penting dalam kehidupan remaja.

Karena dengan kecerdasan emosi, remaja mampu mengatur kehidupan emosinya

dengan inteligensinya (to manage our emotional life with intelligence); sehingga

remaja mampu menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri,

pengaturan diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial (Goleman, 1998).

Salah satunya yakni dengan adanya kesadaran diri remaja mampu mengatasi berbagai

perasaan negatif yang terjadi sehingga mereka dapat mengatasi hal tersebut untuk

mengarahkan perasaannya kearah yang positif. Sedangkan pengaturan diri, remaja

dapat mengatur emosi serta mengeksperesikan emosi dengan tepat, karena pada masa

ini penuh gejolak emosi maka kecerdasan emosi sangat penting untuk dioptimalkan

agar terarah menjadi yang lebih baik. Selain itu motivasi juga sangat penting, dimana

hal tersebut sangat diperlukan pada remaja, dengan motivasi remaja mempunyai daya

juang dan optimis yang tinggi sehingga remaja mampu mencapai suatu tujuan.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa kecerdasan emosi seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, faktor keluarga, sekolah maupun proses

hidup yang dijalani seseorang dengan masyarakatnya. Salah satu proses yang dijalani

seseorang adalah proses internalisasi ajaran agama dalam dirinya (Rosmana, 2005).

Daradjat (1996) menyatakan bahwa nilai-nilai agama yang ditanam sejak kecil

sehingga merupakan bagian dari kepribadian yang akan mengatur sikap dan

perilakunya secara otomatis dari dalam. Seseorang yang mempunyai keyakinan yang

Page 21: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

5

kuat menunjukkan bahwa mereka mampu mengerti diri sendiri dan juga orang lain

serta mampu menghadapi tekanan hidup. Dengan kata lain, religiusitas sebagai hasil

internalisasi nilai-nilai agama dalam diri berkolerasi positif dengan kemampuan

mengendalikan dan mengatur emosi .

Menurut Dister (dalam Chrisnawati, 2008) religiusitas berkaitan dengan

perilaku beragama. Senada dengan Dister, Fagan (dalam Crisnawati, 2008)

mengatakan bahwa praktek religius dan prinsip moralnya mempunyai banyak

manfaat dalam membangun kecerdasan emosi.Seperti pada hasil kajian literatur yang

dilakukan oleh Rosmana (2005) dan Crisnawati (2008), religiusitas mempunyai

hubungan yang signifikan terhadap kecerdasan emosi. Maka semakin tinggi tingkat

religiusitas seserang semakin tinggi pula kecerdasan emosinya.

Faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan emosi dalam penelitian ini adalah

keluarga yakni gaya pengasuhan dari orang tua. Orang tua memainkan peran kunci

dalam pelatihan kecerdasan emosi (dalam Abdollahi, et al. 2013) karena orang tua

berperan penting dalam membina anak-anak. Orang tua juga merupakan tempat di

mana anak-anak mendapat dasar-dasar pertama tentang kecerdasan emosi,

kemampuan bersosial, serta memperoleh beberapa informasi yang berhubungan

dengan kehidupan mereka. Gottman (1997) menunjukkan bahwa orangtua yang baik

tidak hanya membutuhkan kecerdasan, tetapi juga melibatkan emosi. Naghavi dan

Redzuan (2012) juga menuturkan sebagian besar remaja awal mempelajari emosi

dari keluarga mereka, termasuk kemampuan untuk mengendalikan impuls, menunda

Page 22: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

6

kepuasan, memotivasi diri, membaca isyarat-isyarat sosial orang lain, dan mengatasi

kesulitan hidup.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosi yang lebih rendah

terkait dengan keterlibatan dalam perilaku merusak diri sendiri seperti perilaku

menyimpang dan merokok (Bracket, Mayer & Warner, 2003), dimana hal ini

biasanya terjadi karena remaja merasa kecewa pada orang tua yang terlalu

memanjakan atau terlalu keras dalam mengasuh. Seperti pada penelitian terdahulu

yang membuktikan bahwa gaya pengasuhan overprotective dan penolakan atau

rejective berhubungan secara siginifikan dengan depresi pada anak-anak (dalam

Abdollahi et al., 2013). Selain itu terdapat hubungan yang negatif antara gaya

pengasuhan permissive dan kecerdasan emosi pada anak-anak (dalam Abdollahi et

al., 2013).

Berdasarkan dari data-data, serta fenomena yang telah terjadi peneliti

menyimpulkan bahwa kecerdasan emosi remaja adalah suatu hal penting yang perlu

ditingkatkan pada remaja selain kecerdasan intelektual. Karena kecerdasan emosi

berkontribusi 80% terhadap kesuksesan seseorang sedangkan kecerdasan intlektual

hanya 20%. Peneliti berasumsi bahwa faktor religiusitas dan faktor pola asuh adalah

faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi remaja. Karena kedua faktor tersebut

mempunyai peran pertamakali dalam mengembangkan kecerdasan emosi pada

remaja, seperti dalam meningkatkan, ketrampilan sosial, berkomunikasi dengan baik,

bekerjasama dengan orang lain juga memahami diri sendiri dan orang lain. Sehingga,

Page 23: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

7

peneliti menganggap bahwa kecerdasan emosi penting untuk diteliti karena

kecerdasan emosi merupakan hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan secara

optimal pada remaja. Dengan demikian, peneliti mengangkat judul “Pengaruh

Religiusitas dan Persepsi Pola Asuh terhadap Kecerdasan Emosi Remaja Siswa

MAN Tambakberas Jombang.”

1.2.Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan masalah

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi remaja, akan tetapi

masalah utama yang menjadi fokus penelitian ini adalah pengaruh religiusitas dan

persepsi pola asuh terhadap kecerdasan emosi remaja. Agar masalah yang akan

dibahas tidak meluas, peneliti memberikan batasan konsep sebagai berikut:

1. Kecerdasan emosi dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan seseorang

untuk mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, memotivasi dir sendiri,

dan kemampuan dalam mengelola emosi baik dalam diri dan dalam

hubungan.

2. Religiusitas dalam penelitian ini dibatasi pada suatu kepercayaan atau

keyakinan nila-nilai yang diiinternalisasi ke dalam diri seseorang yang akan

nampak pada perilaku-perilaknya. Dalam hal ini meliputi dimensi intellectual,

ideology, public practice, privat practice, dan religious experience.

Page 24: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

8

3. Persepsi pola asuh dalam penelitian ini dibatasi pada penilaian anak terhadap

sikap orangtuanya yang berupa hukuman, aturan-aturan serta kasih sayang

kepada anaknya. Pola asuh ini terdiri dari 3 dimensi yakni pola asuh otoriter,

permisif, dan otoritatif.

4. Subjek penelitian ini dibatasi pada remaja kelas X yang berusia 15-17 dan

merupakan siswa MAN Tambakberas Jombang periode 2013/2014.

1.2.2. Perumusan masalah

Masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan ’’Apakah religiusitas

dan persepsi pola asuh secara signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi terhadap

remaja siswa MAN Tambakberas jombang ?’’

Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti merumuskan pertanyaan-

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh religiusitas dan persepsi pola asuh terhadap kecerdasan

emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang?

2. Apakah ada pengaruh dimensi intellectual pada variabel religiusitas terhadap

kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang?

3. Apakah ada pengaruh dimensi ideology pada variabel religiusitas terhadap

kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang?

4. Apakah ada pengaruh dimensi publice practice pada variabel religiusitas

terhadap kecerdasan emosional remaja siswa MAN Tambakberas Jombang?

Page 25: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

9

5. Apakah ada pengaruh dimensi private practice pada variabel religiusitas

terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang?

6. Apakah ada pengaruh dimensi religious experience pada variabel religiusitas

terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang?

7. Apakah ada pengaruh dimensi persepsi pola asuh otoriter pada variabel pola

asuh terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang?

8. Apakah ada pengaruh dimensi persepsi pola asuh permisif pada variabel pola

asuh terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang?

9. Apakah ada pengaruh dimensi persepsi pola asuh otoritatif pada variabel pola

asuh terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang ?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penenilitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh religiusitas dan persepsi pola

asuh terhadap kecerdasan emosi remaja. Peneltian ini juga ingin menguji pengaruh

dimensi religiusitas meliputi (intellectual, ideology, public practice, privat practice,

dan religious experience) dan dimensi pola asuh yakni (otoriter, otoritatif, dan

permisif) terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis

kepada berbagai pihak.

Page 26: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

10

1.3.2.1.Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah kajian

psikologi, terutama berkaitan dengan psikologi pendidikan, psikologi

perkembangan, dan psikologi Islam. Selain itu diharapkan penelitian inidapat

mejadi informasi bagi guru dan orang tua dalam memahami faktor-faktor

yang mempengaruhi kecerdasan emosi. Diharapkan pula penelitian ini dapat

memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

penelitian yang peneliti lakukan.

1.3.2.2.Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan bagi orangtua, dan

gurumengenai pentingnya religiusitas dan pola asuh dalam meningkatkan

kecerdasan emosi remaja. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan bagi para peneliti dalam mengadakan penelitian lebih

lanjut.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan APA

( American Psychologycal Association)-style dan pedoman penyusunan dan penulisan

skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan ini dibagi

menjadi beberapa bahasan yang dijabarkan berikut ini.

Page 27: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

11

BAB 1 Pendahuluan

Pada bab 1 berisi uraian tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2 Landasan Teori

Pada bab 2 ini berisi uraian teori-teori yang terkait dengan variabel terikat (dependent

variable),variable bebas (independent variable),kerangka berpikir, dan hipotesis.

sBAB 3 Metode Penelitian

Pada bab 3 berisi uraian mengenai populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel,

variabel-variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji validitas konstruk dan

hasilnya, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

BAB 4 HasilPenelitian

Pada bab 4 berisi uraian gambaran umum subjek penelitian, analisis deskriptif, hasil

uji hipotesis, serta analisis proporsi varians.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Pada bab 5 ini berisi uraian tentang kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi

mengenai temuan-temuan dalam penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.

Page 28: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

12

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1.Kecerdasan Emosi

2.1.1. Definisi Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi merupakan istilah yang relatif baru dalam ilmu psikologi. Istilah

tersebut dilontarkan oleh psikolog Peter Salovey dan Jhon Mayer (1990) untuk

meningkatkan kualitas-kualitas emosi yang turut menentukan keberhasilan.

Pandangan Salovey dan Mayer tersebut kemudian diperkenalkan secara meluas oleh

Goleman (1995) melalui bukunya yang berjudul Emotional intelligence.

Menurut Salovey dan Mayer (1990) kecerdasan emosi adalah suatu

kecerdasan sosial yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memantau

baik emosi dirinya maupun orang lain, serta kemampuan dalam membedakan emosi

dirinya dan orang lain, dimana kemampuan ini digunakan untuk mengarahkan pola

pikir dan perilakunya. Lebih lanjut Mayer dan Salovey (1997) mengatakan bahwa

kecerdasan emosi melibatkan kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan

emosi secara akurat, menggunakan emosi untuk memfasilitasi pikiran dalam

memahami emosi, dan mengelola emosi untuk pertumbuhan emosi .

Sedangkan Goleman (1998) menyatakan bahwa kecerdasan emosi

merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain,

Page 29: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

13

memotivasi diri sendiri, dan untuk mengelola emosi baik dalam diri dan dalam

hubungan.

Sejalan dengan hal itu Mayer, Salovey, dan Caruso (2004) menyatakan bahwa

kecerdasan emosi sebagai jenis kecerdasan sosial, termasuk kemampuan memantau

emosi seseorang dan emosi orang lain, dan memanipulasi informasi untuk mengelola

pikiran dan tindakan seseorang, dan mengatur emosi dalam diri dan orang lain, serta

memanfaatkan emosi yang sesuai untuk memecahkan masalah dalam aktifitas sehari-

hari.

Definisi lain dikemukakan oleh Gardner (dalam Rosmana, 2005)

mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi adalah kecerdasan istilah dari kecerdasan

pribadi. Kecerdasan ini terbagi menjadi dua bagian, yakni kecerdasan antarpribadi

dan kecerdasan interpribadi. Kecerdasan anatarpribadi adalah kemampuan untuk

memahami oranglain: apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja.

Kecerdasan interpribadi adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang

teliti dan mengacu pada diri sendiri dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk

menggunakan model tersebut sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif..

Sedangkan menurut Bar-On (2006) kecerdasan emosi adalah bagian lintas

kompetensi antara emosi dengan kemampuan sosial, ketrampilan dan fasilitator yang

menentukan seberapa efektif seseorang memahami dan mengekspresikan diri,

Page 30: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

14

memahami orang lain dan berhubungan dengan mereka, serta menghadapi tuntutan

dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan dari uraian diatas penulis menarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud kecerdasan emosi adalah bagaimana seseorang dapat menegenali emosi

dirinya sendiri maupun orang lain, mampu memahami dirinya sendiri dan mampu

mengekspresikan perasaanya sehingga dapat bersosialisai, memotivasi diri sendiri,

mampu mengendalikan diri sendiri serta mampu mengatasi kesulitan dalam

kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini pengertian yang digunakan adalah

pengertian berdasarkan dari Goleman (1998) dimana pengertian tersebut sesuai

dengan apa yang hendak diteliti oleh peneliti.

2.1.2. Dimensi-Dimensi Kecerdasan Emosi

Bar-On (2006) membagi kecerdasan emosi dalam lima kemampuan pokok :

1. Kemampuan intrapersonal meliputi :

a. Self-regard: kemampuan untuk melihat, memahami dan menerima diri

sendiri secara akurat

b. Emotional Self-awareness: kemampuan untuk menyadari dan memahami

emosi seseorang

c. Aseertiveness: kemampuan untuk mengekspresikan emosi seseorang dan

diri sendiri secara efektif dan konstruktif

Page 31: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

15

d. Independence: kemampuan untuk menjadi mandiri dan bebas dari

ketergantungan emosional pada orang lain

e. Self-actualization: kemampuan utuk berusaha mencapai tujuan pribadi

dan mengaktualisasikan potensi seseorang.

2. Kemampuan interpersonal

a. Empathy: Untuk menyadari dan memahami perasaan orang lain

b. Social responbility: Untuk mengidentifikasi dengan kelompok sosial

seseorang dan bekerja sama dengan orang lain

c. Interpersonal relationship: Untuk membangun hubungan yang saling

memuaskan dan berhubungan baik dengan orang lain

3. Kemampuan menangani stress

a. Stress tolerance: kemampuan untuk mengelola emosi secara efektif dan

konstruktif

b. Impulse control: kemampuan untuk mengendalikan emosi secara efektif

dan konstruktif

4. Kemampuan penyesuaian diri.

a. Realitas-testing: kemampuan memvalidasi perasaan seseorang dengan

obyektif dan berpikir dengan realitas

b. Flexibility: kemampuan beradaptasi dan menyesuaikan perasaan

seseorang dan berpikir dengan situasi baru

Page 32: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

16

c. Problem-solving: secara efektif memecahkan masalah yang bersifat

pribadi dan interpersonal

5. Kemampuan mengatur susana hati

a. Optimism: kemampuan melihat sisi terang kehidupan dan bersikap positif

b. Happiness: kemampuan untuk merasa puas dengan diri sendiri, orang lain

dan kehidupan pada umumnya

Sedangkan Salovey (dalam Goleman, 1997) memperluas kecerdasan emosi

menjadi lima wilayah utama :

1. Mengenali emosi diri : kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke

waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri.

Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya

membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan. Orang yang memiliki

keyakinan yang lebih tentang perasaanya adalah pilot yang handal bagi

kehidupan mereka, karena mempunyai kepekaan lebih tinggi akan perasaan

mereka yang sesungguhnya atas pengambilan keputusan-keputusan masalah

pribadi, mulai dari masalah siapa yang akan di nikahi sampai pekerjaan yang

akan diambil.

2. Mengelola emosi

Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah

kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Orang orang yang buruk

kemampuannya dalam ketrempilan ini akan terus menerus bertarung melawan

Page 33: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

17

perasaan murung, sementara mereka yang lebih pintar dapat bangkit kembali

dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam menata

kehidupan.

3. Memotivasi diri sendiri.

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat

penting dalam kaitan untuk memberi perhatian dan untuk memotivasi diri

sendiri dan meguasai diri sendiri, serta untuk berkreasi. Kendali diri

emosional– menahan diri terhadap kepuasaan dan mengendalikan dorongan

hati – adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Dan

menyesuaiakn diri dalam “flow” memungkinkan terwujudnya kinerja yang

tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini

cendrung jauh lebih produktif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

4. Mengenali emosi orang lain.

Empati, kemampuan yang juga bergantung pada diri emosional merupakan

“keterampilan bergaul”. Orang yang empati lebih mampu menangkap sinyal-

sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan

atau dikehendaki orang lain.

5. Membina hubungan

Seni membina hubungan, sebagian besar merupakan ketrmpilan mengelola

emosi orang lain. Ini merupakan ketrampilan yang menunjang popularitas,

kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi. Menangani emosi dengan baik

ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat mebaca situasi dan

Page 34: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

18

jaringan sosial, berintraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan-

ketrampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan

menyelsaikan perselisihan dan untuk bekerja sama. Mampu menyesuaikan

diri dan merespon dengan tepat perasaan orang lain, menangani perselisihan

yang muncul dalam setiap kegiatan yang melibatkan orang lain.

Sejalan dengan hal tersebut, Goleman (1998) mengadopsi model teori Salovey

dan Mayer kedalam lima dasar kecerdasan emosi dan membaginya kedalam dua

bagian, yaitu :

1. Kemampuan personal.

Kecerdasan ini menentukan bagaimana sesorang dapat mengelola dirinya

sendiri, meliputi :

a. Kesadaran diri : kemampuan untuk mengetahui apa yang kita rasakan

serta penyebab terjadinya; menggunakan keinginan untuk menuntun

pengambilan keputusan; mempunyai penilaian yang realistis dari

kemampuan kita sendiri dan rasa yang cukup baik untuk percayaan

diri.

b. Pengaturan diri: kemampuan menangani emosi kita dengan baik

sehingga dapat memfasilitasinya, dan mampu menunda kenikmatan

untuk mencapai suatu tujuan, serta pulih kembali dari hal-hal yang

menekan emosi.

Page 35: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

19

c. Motivasi yaitu : kemampuan menggunakan keinginan untuk bergerak

dan membimbing ke arah tujuan, dan mampu berinisitaif dan berusaha

untuk menghadapi kegagalan dan frustasi.

2. Kemampuan sosial.

kecerdasan ini menentukan bagaimana seseorang menangani suatu hubungan.

Meliputi :

d. Empati: merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami

perspektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan

menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

e. Ketrampilan sosial: menangani emosi dengan baik ketika berhubungan

dengan oang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan

sosial, berintraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan-

ketrampilan ini untuk mempegaruhi dan memimpin, bermusyawarah

dan menyelsaikan perselisihan, dan untuk bekerjasama dan bekerja

dalam tim.

Berdasarkan pendapat diatas mengenai dimensi – dimensi kecerdasan emosi,

dalam penelitian ini peneliti menggunakan dimensi-dimensi yang telah

dikembangkan oleh Goleman (1998) yaitu kemampuan personal dan kemampuan

sosial. Alasanya, karena dimensi-dimensi tersebut telah mewakili dimensi-dimensi

yang lain. Selain itu, dimensi dari Goleman (1998) sesuai dengan apa yang ingin

diteliti oleh peneliti.

Page 36: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

20

2.1.3. Pengukuran Kecerdasan Emosi

Dari berbagai literatur yang peniliti baca, terdapat banyak instrument yang mengukur

kecerdasan emosi diantaranya adalah :

1. Bar-On‟s EQ-I. instrument ini dikembangkan oleh Bar-On (1997) yang

terdiri dari 133 item dari 15 sub-skala yang terdiri dari 5 faktor:

“interpersonal”, “intrapersonal”, “adaptation”, “stress management”, dan

“general mood”. Skala ini mempunyai nilai =0.85 (dalam Perez, Petrides &

Furnham, 2005)

2. Skala selanjutnya yakni Assesing Emotional Intelligence Scale yang

dikembangkan oleh Schutte dan teman-temanya pada tahun 1998. Skala ini

terdiri dari 33 item dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari 5

pilihan jawaban dari sangat setuju – sangat tidak setuju, dengan alpha

Crombach, =0.84, dan tes re test reliabilitas 0.87. Skala AES ini dibagi

menjadi 3 dimensi 1. Regulasi emosi, 2. Appraisal emotion, dan 3.

Penggunaan emosi (dalam Perez, Petrides & Furnham, 2005)

3. EQ-NED atau Emotional Inteliigence Scale yang telah dikembangkan oleh

Ergin pada tahun 1999 untuk melihat level kecerdasan emosi seseorang. Skala

ini terdiri dari 108 item dari 3 dimensi dengan tipe skala likert. Skala ini

mempunyai koefisien alpha cronbach 0.60 (dalam Ozabaci, 2006)

4. TMMS Trait Meta-mood Scale dikembangkan oleh Mayer & Salovey pada

tahun 1990. Skala ini berbentuk skala likert terdiri dari 30 item dengan type 5

Page 37: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

21

jawaban selalu – tidak pernah. Skala ini mempunyai nilai = 0.70-0.85

(dalam Perez, Petrides & Furnham, 2005).

Pada penelitian ini, peneliti membuat alat ukur sendiri yang merujuk pada

dimensi Goleman (1998) sebab, menurut peneliti dimensi tersebut telah mewakili dari

dimensi- dimensi yang telah dijabarkan. Dalam hal ini, peneliti membuat dalam

bentuk skala likert dengan 4 pilihan jawaban.

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

Goleman (1997) mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

emosi seseorang yaitu:

1. Faktor internal

Kecerdasan emosi sangat berkaitan dengan keadaan emosional. Bagian otak

yang mengurusi adalah sistem limbik. Menurut LeDoux (dalam Goleman,

1997) amigdala mampu mengambil alih kendali apa yang kita kerjakan

bahkan, sewaktu otak berpikir, neokorteks masih menyusun keputusan.

Kondisi otak berperan sangat besar sebagai penentu tindakan atau keputusan

apapun yang dilakukan manusia. Sebagaimana kita lihat, fungsi-fungsi

amigdala dan pengaruhnya pada neokorteks merupakan inti kecerdasan emosi.

Selain dari bagian otak, faktor lain penentu perilaku adalah agama. Darajat

(dalam Rosmana, 2005) menyatakan bahwa agama yang ditanam sejak kecil

Page 38: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

22

sehingga menjadi bagian dari kepribadian akan mengatur sikap dan perilaku

secara otomatis dari dalam diri seseorang.

2. Faktor eksternal.

Faktor eksternal yakni seperti intraksi seseorang dengan teman sebaya dan

lingkungan keluarga. Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama untuk

mempelajari emosi. Dalam lingkungan ini seseorang belajar bagaimana

merasakan perasaanya sendiri dan bagaimana menanggapi perasaan orang lain.

Dalam penelitian Naghavi dan Redzuan (2012) menuturkan bahwa sebagian

besar remaja awal mempelajari emosi dari keluarga mereka.

Sedangkan menurut Gottman dan DeClaire (dalam Putra, 2012) ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan yaitu:

a. Lingkungan Keluarga

Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama untuk mempelajari emosi. Dalam

lingkungan keluarga seseorang dapat belajar bagaimana cara mengenal tentang diri

sendiri dan orang lain bisa memahami keadaan kita, ketika terjadi terjadi perselisihan

seseorang mampu mengtasinya. Orangtua yang kecerdasan emosinya tinggi akan

memilih tindakan dan pola asuh yang sesuai bagi anak untuk membantu

meningkatkan kecerdasan emosinya. Pada peneitian lain dikatakan bahwa orangtua

memainkan peran kunci dalam pelatihan emosi (dalam Abdollahi, et al., 2013) karena

orang tua berperan penting dalam membina anak-anak.

Page 39: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

23

b. Pelatihan

Pelatihan emosi membutuhkan keterlibatan dan kesabaran yang cukup besar, dengan

adanya pelatihan emosi seseorang akan memiliki hubungan yang sangat kuat dan

memiliki pengaruh yang sangat baik. Orangtua yang melatih emosi anaknya dapat

menolong anak mereka berkembang menjadi orang dewasa yang lebih sehat dan

sukses. Hal positif akan diperoleh dan besar pengaruhnya ketika pada saat masa

remaja, secara emosi akan lebih cerdas, penuh pengertian, mudah menerima

perasaan-perasaan dan mudah memecahkan masalah sehingga akan lebih sukses

disekolah, mudah dalam bergaul serta akan terhindar dari lingkungan yang negatif

(Gottman, 1997).

c. Pendidikan Sekolah

Goleman (1997) menyebutkan bahwa sekolah adalah salah satu tempat untuk dapat

mengembangkan kecerdasan emosi dalam berintraksi sosial. Orang-orang yang

terampil dalam kecerdasan sosial dapat menjalin hubungan dengan orang lain, peka

dalam membaca reaksi dan perasaan orang lain, mampu memimpin, mengorganisir

dan pintar menangani perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan.

Dari faktor-faktor diatas peneliti akan lebih berfokus pada dua pembentukan

kecerdasan emosi yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal dalam penelitian

ini adalah religiusitas, karena religiusitas sebagai kontrol perilaku individu.

Sedangkan pola asuh sebagai faktor eksternal, dalam hal ini pengasuhan orang tua

Page 40: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

24

adalah pendidikan yang diterima pertama kali oleh seseorang selain itu, pengasuhan

orang tua sebagai contoh dalam mendidik anak-anak nya.

2.2. Religiusitas

2.2.1. Definisi Religiusitas

Religiusitas atau keberagamaan menurut asal katanya berasal dari kata religion atau

agama. Agama sendiri menurut Nasution (dalam Jalaluddin, 2012) memiliki makna

ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia, dimana ikatan itu berasal dari

kekuatan yang ghaib yang memiliki pengaruh terhadap kehidupan manusia sehari-

hari. Berangkat dari pengertian mengenai agama inilah, pengertian mengenai

religiusitas dapat diperoleh.

Glock & Stark (1968) mendefinisikan religiusitas adalah suatu bentuk

kepercayaan yang didalamnya terdapat penghayatan dalam kehidupan sehari-harinya

dengan menginternalisasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Pargament (1997) mendefinisikan religiusitas sebagai "pencarian makna

dengan cara yang sakral". Definisi ini mencakup dua unsur penting: mencari makna,

dan sakral. Pencarian mengacu pada proses penemuan suci, konservasi suci setelah

ditemukan, dan transformasi sakral ketika tekanan internal atau eksternal memerlukan

perubahan (Pargament, & Raiya, 2007).

Lebih lanjut Fetzer Institude (1999) mendefinisikan religiusitas sebagai

sesuatu yang lebih menitik beratkan pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan

Page 41: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

25

sebuah doktrin dari setiap agama atau golongan. Karenanya doktrin yang dimiliki

oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya.

Religiusitas menurut Mangunwijaya (dalam Rosmana 2005) adalah aspek

yang telah dihayati oleh individu didalam hati, getaran hati nurani pribadi dan sikap

personal. Religiusitas merupakan wujud nyata atau kualitas dari keberagamaan

seseorang

Dari berbagai definisi diatas, maka religiusitas dapat diartikan sebagai nilai

keyakinan seseorang yang bersumber dai Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan

dalam perilaku sebagai kualitas keberagamaan seseorang. Religiusitas bukan sekedar

keyakinan dalam hati, namun sebuah keyakinan yang diinternalisasikan dalam bentuk

perilaku dan kepribadian. Berdasarkan pemapran para tokoh, pada penelitian ini

peneliti menggunakan teori yang dikemukakan oleh Glock dan Stark (1968),

alasannya karena menurut peneliti teori tersebut sesuai dengan subjek yang diteliti.

2.2.2. Dimensi Religiusitas

Fetzer Institude (1999) menyebutkan, terdapat 12 dimensi religiusitas yang terdiri

atas daily spiritual experiences, meaning, values, beliefs, forgiveness, private

religious practices, religius/spiritual coping, religious support, religious/spiritual

history, commitment, rrganizational religiousness, dan religious preference .berikut

penjabaran dari setiap dimensi:

Page 42: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

26

a. Daily spiritual experience

Dimensi ini mengukur persepsi individu mengenai segala hal yang bersifat

transedental (misalnya, Tuhan) dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi

terhadap interaksi dengan atau terhadap Tuhan dalam kehidupan. Item-item

yang ada lebih mengukur pada pengalaman, bukan hanya pada konstruk

kognitif individu. Dimensi ini mengukur aspek dalam kehidupan seperti

pengalaman-perngalaman spiritual sehari-hari. Dimensi ini dibuat untuk

mengukur secara langsung religiusitas terkait dampaknya dalam kehidupan.

Item-item dalam dimensi ini menilai aspek pada pengalaman spiritual harian

dari orang yang biasa, bukan pengukuran pada pengalaman yang lebih spesial

seperti „mati suri‟ atau „roh keluar dari tubuh.

b. Meaning

Konsep meaning dalam hal religiusitas sebagaimana konsep meaning yang

dijelaskan oleh Viktor Frankl yang biasa disebut dengan kebermaknaan hidup.

Adapaun meaning yang dimaksud disini ialah berkaitan degan religiusitas

atau yang disebut dengan religion meaning yaitu sejauh mana agama dapat

menjadi tujuan hidup seseorang (Pargament dalam Fetzer, 1999)

c. Value

Menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) adalah pengaruh keimanan terhadap nilai-

nilai hidup, seperti mengajarkan tentang nilai cinta, saling menolong, dan

sebagainya.

Page 43: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

27

d. Belief

Menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) belief merupakan sentral dari religiusitas.

Religiuitas merupakan keyakinan akan konsep-konsep yang dibawa oleh suatu

agama.

e. Forgiveness

Dimensi ini maksudnya adalah suatu tindakana memaafkan dan bertujuan

memaafkan orang yang melakukan kesalahan dan berusaha keras untuk

melihat orang itu dengan belas kasihan, kebajikan, dan cinta. Dimensi ini

menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) mencakup lima dimensi turunan, yaitu

pengakuan dosa, merasa diampuni Tuhan, merasa dimaafkan oleh orang lain,

dan memaafkan orang lain, dan memaafkan diri sendiri.

f. Private religious practice

Menurut Levin (dalam Fetzer, 1999) dimensi ini merupakan perilaku

beragama dalam memperlajari agama, meliputi: ibadah, mempelajari kitab,

dan kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan religiusitasnya.

g. Religious/spiritual coping

Merupakan coping stress dengan menggunakan pola dan metode religious,

seperti berdoa, beribadah untuk menghilangkan stress, dan sebagainya.

Menurut Pragament (dalam Fetzer, 1999) menjelaskan bahwa terdapat tiga

jenis coping secara religious, yaitu:

Page 44: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

28

1. Deferring style, yaitu membebankan coping kepada Tuhan, yaitu dengan

cara berdoa dan meyakini bahwa Tuhan akan menolong hambaNya dan

menyerahkan semuanya kepada Tuhan.

2. Collaborative style, yaitu hambaNya meminta solusi kepada Tuhan dan

antara Tuhan dengan hambaNya saling bertanggung jawab dalam

menjalankan coping.

3. Self-directing style, yaitu individu bertanggung jawab sendiri dalam

menjalankan coping.

h. Religious support

Menurut Krause (dalam Fetzer, 1999) dimensi ini merupakan aspek hubungan

sosial antara individu dengan pemeluk agama sesamanya.

i. Religious/spiritual history

Dimensi ini menjelaskan seberapa jauh individu berpartisipasi untuk

agamanya selama hidupnya dan seberapa jauh agama mempengaruhi

perjalanan hidupnya.

j. Commitment

Menurut Williams (dalam Fetzer, 1999) commitment adalah seberapa jauh

individu mementingkan agamanya, komitmen, serta berkontribusi kepada

agamanya.

Page 45: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

29

k. Organizational religiousness

Merupakan konsep yang mengukur seberapa jauh individu ikut serta dalam

lembaga keagamaan yang ada dalam masyarakat dan beraktivitas didalamnya

(dalam Fetzer 1999)

l. Religious reference

Ellison (dalam Fetzer, 1999) menyatakan dimensi ini memandang sejauh

mana individu membuat pilihan dan memastikan pilihan agamanya.

Sedangkan Glock dan Stark (dalam Ancok & Suroso, 1994), menyebutkan

ada lima macam dimensi keberagamaan yaitu dimensi keyakinan (ideologis),

dimensi peribadatan atau praktek ibadah (ritualistic), dimensi penghayatan

(pengalaman), dimensi konsekuensial, dan dimensi pengetahuan agama (intelektual)

berikut penjelasanya:

1. Dimensi keyakinan

Dimensi ini berisi pengaharapan-pengharapan dimana orang religious

berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran

doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat

kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. Walaupun

demikian,isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara

agama-agama, tetapi seringkali juga diantara tradisi – tradisi dalam agama

yang sama.

Page 46: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

30

2. Dimensi praktik agama

Dimesni ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-ahal yang

dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang

dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting, yaitu:

a. Ritual, mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal

dan praktik-praktik suci yang semua mengaharapkan para pemeluk

melaksanakan.

b. Ketaatan, Ketaatan dan ritual bagaikan ikan dengan air, meski ada

perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari komitemen sangat formal dan

khas publik, semua agama yang dikenal juga mempunyai perangkat

tindakan persembahan dan kontemplasi personal yang relative spontan,

informal dank has pribadi.

3. Dimensi pengalaman

Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama

mengandung pengharapan-pengaharapan tertentu, meski tidak tepat jika

dikatakan seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan

mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan trahir

bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supernatural. Dimensi

ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-

persepsi, dan sensai-sensai yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh

sesuatu kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat

Page 47: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

31

komunikasi, walaupun kecil, dalam suatu esensi ketuhanan yaitu dengan

Tuhan, kenyataan terahir, dengan otoritas transedental.

4. Dimensi pengetahuan agama

Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling

tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar

keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan dan

keyakinan jelas berkaitan satu sama lain, karena pengetahuan mengenai suatu

keyakinan adalah syarat bagi penerimanya. Walaupun demikian, keyakinan

tidak perlu diikuti oleh syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan agama

tidak selalu bersandar pada keyakinan lebih jauh, seseorang dapat

berkeyakinan dengan kuat tanpa benar-benar memahami agamanya, atau

kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang sedikit.

5. Dimensi konsekuensi

Konsekuensi agama berlainan dengan dari keempat dimensi yang sudah

dijelaskan diatas.dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat

keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari

hari ke hari. Istilah “kerja” dalam pengertian telogis digunakan disini.

Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana pemeluknya seharusnya

berfikir dan bertindak dalam kehidupan shari-hari, tidak sepenuhnya jelas

sebatas mana konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari

komitmen keagamaan atau semata-mata dari agama.

Page 48: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

32

Sejalan dengan hal tersebut, dalam memperluas pengukuran religiusitas Odilo dan

Huber (2012) merevisi dimensi dari Glock dan stark (1968) menjadi:

1. Intellectual adalah pengalaman individu yang mempunyai beberapa

pengetahuan dan mereka bisa menjelaskan pandanganya tentang

transenden, agama dan keberagamaan.

2. Ideology adalah pengalaman individu yang mempunyai kepercayaan yang

menganggap eksisitensi dan esensi sebuah realitas transenden dan percaya

bahwa ada hubungan antara transenden dan kemanusiaan.

3. Public practice adalah pengalaman individu yang memiliki komunitas

agama yang dimanifestasikan dalam partisipasi publik pada ritual

keagamaan dan aktifitas komunitas keagamaan.

4. Private practice adalah pengalaman individu yang dicurahkan pada

sesuatu yang transenden dalam aktifitas dan ritual individu pada tempat

yang khusus (private).

5. Religious experience adalah pengalaman individu yang mengalami

beberapa macam kontak langsung pada realitas yang paling besar secara

emosional.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih dimensi yang telah diuraikan oleh

Odilo dan Huber (2012). Alasannya, karena dimensi ini sesuai dengan subjek

penelitian serta sesuai dengan agama yang islam. Selain itu dimensi tersebut

menyesuaikan dengan alat ukur yang akan dipakai.

Page 49: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

33

2.2.3. Pengukuran Religiusitas

Terdapat beberapa alat ukur yang biasanya digunakan dalam penelitian mengenai

religiusitas, diantaranya adalah:

1. The Centrality of Religious Scale (CRS), skala ini dikembangkan oleh

Odilo dan Huber (2012). Skala ini mengukur seberapa pentingnya makna

agama bagi kepribadian seseorang. Dimensi yang dipakai mengacu pada

dimensi yang diuraikan Glock (1968), namun dimensi-dimensinya

mengalami revisi. Berikut dimensinya: public practice, private practice,

religious experience, ideology dan intellectual. Skala ini memiliki 3 versi

yaitu CRS 5 (berisi 5 item), CRS 10 (berisi 10 item), dan CRS 15 (berisi 15

item).

2. Skala religiusitas dari Kendler, K. S., Liu, X., Gardner, C. O.,

McCullough, M. E., Larson, D., dan Prescott, C. A. (2003). Skala ini

mengukur 7 dimensi religiusitas yaitu; general religiosity, sosial

religiosity, involved God, forgiveness/ love, God as judge, unvengefulness,

dan thankfulness. Total item berjumlah 78 item.

3. The Multidimensional of Religousness/Spirituality for Use in Health

Resaearch (MMRS). Skala tersebut dikembangkan oleh Fetzer (1999)

yang digunakan untuk mengukur spiritualitas seseorang berdasakan 12

dimensi yaitu, daily spiritual experience, religion meaning, value, belief,

forgiveness, private religious practice, religious/spiritual coping,

Page 50: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

34

religious support, religious/spiritual history, commitment, organizational

religiousness dan religious preference.

Dalam penelitian ini, peneliti membuat alat ukur yang dikembangkan oleh

Odilo dan Huber (2012) yang mengacu pada dimensi Glock (1968). Alasanya, karena

skala yang tersebut sesuai dengan subjek penelitian ini yakni remaja. Selain itu, skala

tersebut sudah baku dan telah memiliki nilai relibialitas yang valid dan telah

digunakan di 25 negara dengan ditranslit dalam 20 bahasa.

2.3. Persepsi Pola Asuh

2.3.1. Definisi Persepsi

Persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara

seseorang memandang sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau

pengertian, yaitu bagaiamana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (dalam,

Sobur, 2003).

Definisi lain dikemukakan oleh (Atkinson, Smith, & Bem, 2002) Persepsi

adalah penelitian bagaimana kita mengintegrasikan sensasi ke dalam percepts objek,

dan bagaimana kita selanjutnya menggunakan percepts itu mengenali dunia, dimana

percepts adalah dari proses perceptual (Atkinon, Smith & Bem, 2002).

Sejalan dengan itu Devito (dalam, Sobur, 2003) mendefinisikan persepsi

sebagai proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang

mempengaruhi indra kita.

Page 51: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

35

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah bagaimana cara

seseorang memandang dan mengartikan sesuatu yang selanjutnya akan digunakan

dalam mengenali dunia.

2.3.2. Definisi pola asuh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) kata “pola” berarti sistem, cara kerja,

bentuk atau struktur yang tetap, sedangkan “asuh” berarti menjaga merawat,

mendidik, membimbing, dan membantu.

Darling dan Steinberg (1993) mendefinisikan gaya pengasuhan seperti iklim

emosional di mana orang tua membesarkan anak-anak mereka. Gaya pengasuhan

telah ditandai oleh dimensi responsif orangtua dan menuntut.

Sedangkan menurut Baumrind (dalam Santrock, 2002) menjelaskan bahwa

pola asuh adalah sikap orang tua terhadap anak dengan mengembangkan aturan-

aturan dan mencurahkan kasih sayang kepada anak.

Dari penjabaran diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa pola asuh merupakan

intraksi orangtua dalam berbagai situasi atau keadaan yang berupa aturan-aturan

orangtua yang di curahkan dengan kasih sayang, dan hukuman kepada anaknya untuk

menjadi individu yang lebih baik.

Page 52: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

36

2.3.3. Definisi Persepsi Pola Asuh

Menurut Baumrind (dalam Santrock, 2002) menjelaskan bahwa pola asuh

adalah sikap orang tua terhadap anak dengan mengembangkan aturan-aturan dan

mencurahkan kasih sayang kepada anak.

Sedangkan, persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan,

bagaimana cara seseorang memandang sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah

pandangan atau pengertian, yaitu bagaiamana seseorang memandang atau

mengartikan sesuatu (dalam, Sobur, 2003).

Dapat disimpulkan bahwa persepsi pola asuh adalah penilaian anak terhadap

sikap orangtua yang mengembangkan aturan-aturan dan mencurahkan kasih saying

kepada anak.

2.3.4. Jenis-Jenis Pola asuh

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Diana Baumrind (dalam Papalia,

Olds & Felman, 2009) pada sejumlah keluarga yang memiliki anak prasekolah,

didapatkan tiga macam pola asuh, yaitu:

1. Authoritarian Parenting Style (Pola Asuh Otoriter)

Pola asuh otoriter, adalah orangtua yang menghargai kontrol dan kepatuhan tanpa

banyak tanya. Mereka berusaha membuat anak mematuhi set standar perilaku dan

menghukum mereka secara tegas jika melanggarnya. Mereka lebih mengambil jarak

Page 53: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

37

dan kurang hangat dibanding orangtua yang lainya. Anak mereka cendrung menjadi

lebih tidak puas, menarik diri, dan tidak percaya terhadap orang lain.

2. Permissive Parenting Style (Pola Asuh Permisif)

Dalam pola asuh ini, orang tua hanya membuat sedikit permintaan dan membiarkan

anak memonitor aktivitas mereka sendiri sedapat mungkin (Papalia, et.al., 2009).

Ketika membuat aturan, mereka menjelaskan alasanya kepada anak. Mereka

berkonsultasi dengan anak mengenai keputusan kebijakan dan jarang menghukum.

Mereka hangat, tidak mengontrol, dan tidak menuntut. Anak prasekolah mereka

cendrung belum matang-paling tidak memiliki kontrol diri dan tidak suka

bereksplorasi.

3. Authoritative Parenting Style (Pola Asuh Autoritatif)

Dalam pola ini orang tua menghargai individualitas anak tetapi juga menekankan

batasan-batasan sosial. Mereka percaya akan kemampuan mereka dalam memandu

anak, tetapi juga menghargai keputusan mandiri, minat, pendapat, dan kepribadian

anak (Papalia, et.al., 2009). Pola asuh otoritatif, di sisi lain, orang tua dengan pola

asuh otoritatif memiliki praktek kontrol untuk membentuk anak-anak dengan

menjelaskan alasan praktik kontrol tersebut dan tanpa merugikan anak mereka.

Otonomi dinilai sebagai disiplin sesuai. Mereka kurang akan hukuman dan lebih

fleksibel dalam pandangan mereka dibandingkan dengan anak - anak dalam

pengasuhan otoriter.

Page 54: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

38

Kemudian para ahli perkembangan, yaitu Maccoby dan Martin (dalam

Santrock, 2002) mengembangkan teori Baumrind menjadi empat jenis pola asuh,

yaitu pola asuh permisif yang terdiri dari permisif memanjakan (permissive indulgent)

dan permisif tidak perduli (permissive indifferent).

a. Permissive indifferent parenting style

Pengasuhan permisif-indifferent adalah suatu gaya dimana orang tua sangat tidak

terlibat dalam kehidupan anak: tipe pengasuhan ini diasosiasikan dengan

inkompetensisosial anak, khususnya kurangnya kendali diri. Orng tua dengan gaya

permisif-indifferent mengembangkan suatu perasaan bahwa aspek-aspek lain

kehidupan orangtua lebih penting daripada anak-anak mereka.

b. Permissive indulgent parenting style

Permisif-indulgent adalah suatu gaya pengasuhan dimana orangtua sangat terlibat

dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi menetapkan sedikit batas atau kendali

terhadap mereka. Pengasuhan yang permisif-indulgent diasosiasikan dengan

inkompetensi sosial anak khususnya kurang kendali diri. Anak-anak yang

orangtuanya permisif-indulgent jarang belajar menaruh hormat pada orang lain dan

mengalami kesulitan mengendalikan perilaku mereka.

Dalam penelitian ini, peneliti memakai tiga gaya pengasuhan yang

dikembangkan oleh Baumrind (1971). Alasanya, peneliti menyesuaikan alat ukur

Page 55: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

39

yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni PAQ karena, alat ukur tersebut sudah

baku dan mempunyai nilai realibilitas dan validitas tinggi.

2.3.5. Pengukuran Pola Asuh

Terdapat beberapa alat ukur dalam pengukuran pola asuh diantaranya adalah :

1. Parenting Style & Dimensions Questionnaire (PSDQ) dikembangkan oleh

Robinson and Mandleco (1995). Skala pengukuran tersebut mengacu pada 3

dimensi gaya pengasuhan dari Baumrind (1971) yang dibagi menjadi 11

faktor. Skala ini terdiri dari 62 item dengan tipe skala likert. Nilai reliabilitas

dari setiap sub-scala 0.626-0.866 dan validitas 0.732-0.951 (dalam Biletchi,

Machintosh, Mclsaac 2013)

2. PAQ ini dirancang dengan mengacu pada teori Baumrind (1971) dari tiga

gaya pengasuhan yakni pola asuh otoriter, permisif, and autoritatif. Skala ini

terdiri dari 30 item, dimana setiap 10 item untuk masing-masing pola asuh.

Reliabilitas dari PAQ adalah 0.77 sampai 0.91 sedangkan validitas dari skala

ini adalah 0.74 sampai 0.87 (Buri, 1991).

3. Parenting Styles Scale (PSS) (Elmore, Weinstein and Ribeiro, 2002). Skala ini

digunakan untuk melihat 4 pola asuh yang telah dikembangkan oleh

Baumrind (1971) dan Maccoby & Martin (1983). Skala ini berbentuk skenario

yang di desain untuk orang tua-anak untuk berbagai umur yakni 4, 7, 10, 13 &

16. Terdapat 20 item berbentuk skenario dengan 5 pilihan jawaban dari setiap

Page 56: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

40

waktu sampai tidak pernah. Skala ini mempunya nilai alpha cronbach 0.851

(dalam Ribeiro, 2009)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur PAQ yang dikembangkan

oleh Baumrind (1971) yang terdiri dari 3 gaya pengasuhan. Skala ini disusun dengan

menggunakan skala likert yang terdiri dari empat jawaban dan terdapat 30 item.

peneliti memilih PAQ, karena skala tersebut sudah terbukti validitasnya dan telah

dipergunakan oleh banyak peneliti terdahulu.

2.4. Kerangka berpikir

Kecerdasan emosi merupakan suatu kecerdasan yang idealnya dimiliki semua orang

untuk menjadi individu yang lebih baik terutama pada masa remaja. Pada masa ini,

remaja banyak mengalami perubahan pada sejumlah perkembangan baik secara fisik,

psikologis, emosi, sosial dan moral. Tidak sedikit para remaja yang mengalami

peemasalahan emosi karena itu masalah emosi perlu diperhatikan dan ditingkatkan

pada remaja. Kecerdasan emosi merupakan bekal terpenting untuk menyongsong

masa depan, karena dengannya seseorang dapat berhasil dalam menghadapi segala

macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademik (dalam

Mudzakir, 2013). Hal ini sesuai dengan pernyataan Goleman (1997) bahwa

kecerdasan emosi mempunyai pengaruh sebesar 80% dalam keberhasilan seseorang

sedangkan kecerdasan intelektual hanya berpengaruh 20%.

Page 57: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

41

Permasalahan – permasalahan emosi yang dilami oleh remaja tidak terlepas

dari berbagai macam pengaruh seperti lingkungan sekitar, keluarga, sekolah maupun

proses hidup yang dijalani seseorang. Salah satu proses yang dijalani seseorang

adalah pproses internalisasi ajaran agama dalam dirinya. Daradjat (dalam Rosmanah,

1996) menyatakan bahwa agama yang ditanam sejak kecil akan menjadi bagian dari

kepribadian yang akan mengatur sikap dan perilakunya secara otomatis dari dalam

diri. Selain itu agama sebagai pengingat dan pengontrol perilaku seseorang agar tidak

melakukan tindakan yang melampui batas. Oleh karena itu agama adalah hal yang

harus dimiliki oleh manusia karena, penolakan manusia terhadap agama akan

menghacurkan dirinya dan peradaban yang telah dibangunnya (Mudzakir, 2013).

Selain religiusitas, menurut peneliti pola asuh juga mempengaruhi kecerdasan

emosi. Pola asuh adalah sikap orang tua terhadap anak dengan mengembangkan

aturan-aturan dan mencurahkan kasih sayang kepada anak. Sikap orang tua sangat

berperan penting dalam pelatihan kecerdasan emosi anak. dalam mempelajari emosi,

sebagian besar remaja awal mempelajari emosi dari keluarga mereka termasuk

kemampuan untuk mengendalikan impuls, membaca isyarat sosial, dan mengatasi

kesulitan hidup (Naghavi & Redzuan, 2012).

Pada penelitian sebelumnya lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kecerdasan emosi seseorang (Naghavi & Redzuan, 2012).

Lingkungan keluarga ini termasuk bagaimana orangtua bersikap terhadap anaknya

seperti dalam memberi aturan, meberikan kasih sayang serta memberikan reward dan

Page 58: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

42

punishment. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengukur pengaruh dari

religiusitas dan persepsi pola asuh terhadap kecerdasan emosi remaja. Melihat

deskripsi diatas, dapat diilustrasikan melalui bagan kerangka berpikir gambar 2.1

Gambar 2.1. Bagan kerangka berpikir pengaruh religiusitas, dan persepsi pola asuh

terhadap kecerdasan emosi remaja siswa Man Tambakberas Jombang.

Intellectual

Ideology

Public practice

Private practice

Religious experience

Persepsi pola asuh otoriter

Persepsi Pola asuh permisif

Persepsi Pola asuh

otoritatif

Kecerdasan

emosi

Pola Asuh

Religiusitas

Page 59: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

43

Dari bagan diatas dapat difahami bahwa penelitian ini mengukur variabel

religiusitas dan pola asuh terhadap kecerdasan emosi remaja. Selain itu, penelitian ini

juga mengukur dimensi dari religiusitas (intellectual, ideology, public practice,

private practice, dan religious experience,) dan persepsi pola asuh (pola asuh otoriter,

pola asuh permisif, dan pola asuh otoritatif) terhadap kecerdasan emosi remaja siswa

MAN Tambakberas Jombang.

2.5.Hipotesis Penelitian

2.5.1. Hipotesis Mayor

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan dari variabel religiusitas dan persepsi pola asuh

terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang.

2.5.2. Hipotesis Minor

Ha2: Ada pengaruh siginifikan dimensi intellectual pada variabel

religiusitas terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas

Jombang.

Ha3: Ada pengaruh siginifikan dimensi ideology pada variabel religiusitas

terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang.

Ha4: Ada pengaruh siginifikan dimensi public practice pada variabel

religiusitas terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas

Jombang.

Page 60: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

44

Ha5: Ada pengaruh siginifikan dimensi private practice pada variabel

religiusitas terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas

Jombang.

Ha6: Ada pengaruh siginifikan dimensi religious experience pada variabel

religiusitas terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN Tambakberas

Jombang.

Ha7: Ada pengaruh siginifikan dimensi persepsi pola asuh otoriter pada

variabel pola asuh terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN

Tambakberas Jombang.

Ha8: Ada pengaruh siginifikan dimensi persesi pola asuh permisif pada

variabel pola asuh terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN

Tambakberas Jombang.

Ha9: Ada pengaruh siginifikan dimensi persepsi pola asuh otoritatif pada

variabel pola asuh terhadap kecerdasan emosi remaja siswa MAN

Tambakberas Jombang.

Page 61: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

45

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab tiga ini akan diuraikan mengenai populasi, sampel, variabel penelitian,

instrumen pengumpulan data, uji validitas konstruk, metode analisis data dan

prosedur penelitian.

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah siswa dan siswi MAN Tambakberas Jombang

kelas X tahun ajaran 2013-2014 dan berusia 15-17 tahun. Siswa kelas X ini terdiri

atas 19 kelas yang terbagi menjadi 4 jurusan yaitu jurusan IPA yang terdiri dari

304 siswa, IPS 300 siswa, Bahasa 79 siswa dan Agama 79 siswa. Dengan

demikian jumlah seluruh populasi adalah 762 siswa. Selanjutnya, dari jumlah 762

tersebut peneliti menatapkan jumlah sampel sebanyak 271 dari total populasi.

Penetapan jumlah sampel tersebut disesuaikan dengan kemampuan peneliti

berdasarkan pertimbangan waktu dan dana sampel dalam penelitian ini.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probablity

sampling dengan simple random sampling dimana peneliti memberikan

kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai

anggota sampel dan peluangnya anggota populasi yang menjadi sampel bisa

dihitung atau diketahui. Untuk simple random sampling, terebih dahulu peneliti

harus memiliki data populasi. Setelah itu dibuat sample fraction yaitu membagi

jumlah populasi dengan jumlah sample yang digunakan. Kemudian melihat tabel

bilangan random untuk melihat urutan nomer, sehingga peneliti dapat mengetahui

Page 62: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

46

siapa saja yang akan dijadikan sampel. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

software SPSS 16.0 dalam pengolahan sampel.

3.2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan variabel yang akan diteliti

menjadi independent variable dan dependent variable, yang akan dijabarkan

sebagai berikut:

1. Dependent Variable (DV): Kecerdasan emosi

2. Independent Variable (IV): Religiusitas (intellectual, ideology public

practice, private practice, religious experience) dan Pola asuh (otoriter,

permisif otoritatif).

3.2.1. Definisi Oprasional

Definisi oprasional dari setiap variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kecerdasan emosi

kecerdasan emosi adalah skor yang diperoleh dari kemampuan seseorang dalam

mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, memotivasi diri sendiri, dan untuk

mengelola emosi baik dalam diri dan dalam hubungan.

2. Religiusitas

Religiusitas adalah skor yang diperoleh dari internalisasi agama ke dalam diri

seseorang yang akan nampak pada perilaku-perilaku seseorang yang meliputi 5

Page 63: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

47

dimensi, dimana dimensi tersebut merujuk pada teori Odilo dan Huber (2012)

namun dimensi tersebut mengalami revisi yaitu:

1. Intellectual adalah skor yang diperoleh dari pengalaman individu yang

mempunyai beberapa pengetahuan dan mereka bisa menjelaskan

pandanganya tentang transenden, agama dan keberagamaan.

2. Ideology adalah skor yang diperoleh dari pengalaman individu yang

mempunyai kepercayaan terhadap adanya Tuhan, dimana inidividu

akn percaya bahwa dalam hidup ini semua ada campur tangan antara

manusia dan Tuhan.

3. Public practice adalah skor yang diperolehdari pengalaman individu

yang memiliki komunitas agama yang dimanifestasikan dalam

partisipasi publik pada ritual keagamaan dan aktifitas komunitas

keagamaan.

4. Private practice adalah skor yang diperoleh dari pengalaman individu

yang dicurahkan pada sesuatu yang transenden dalam aktifitas dan

ritual individu pada tempat yang khusus (private).

5. Religious experience adalah skor yang diperoleh dari pengalaman

individu yang mengalami beberapa macam kontak langsung pada

realitas yang paling besar secara emosional.

3. Persepsi Pola Asuh

Persepsi pola asuh adalah skor yang diperoleh dari penilaian anak terhadap

orangtua berupa hukuman, penggunaan aturan dan kasih sayang yang dilakukan

kepada anaknya yang meliputi 3 dimensi yakni :

Page 64: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

48

1. Persepsi pola asuh otoriter adalah penilaian anak terhadap orangtua yang

berusaha membuat anak mematuhi standar perilaku dan menghukum

mereka secara tegas jika melanggarnya.

2. Persepsi pola asuh permisif adalahskor yang diperoleh dari penilaian

anak terhadap orangtua yang hanya membuat sedikit permintaan dan

membiarkan anak memonitor aktivitas mereka sendiri sedapat mungkin.

Ketika membuat aturan, orang tua menjelaskan alasanya kepada anak.

Orang tua berkonsultasi dengan anak mengenai keputusan kebijakan dan

jarang menghukum.

3. Persepsi pola asuh otoritatif adalah skor yang diperoleh dari penilaian anak

terhadap orangtua yang menghargai individualitas anak juga menekankan

batasan-batasan sosial. Selain itu orang tua juga menghargai keputusan

mandiri, minat, pendapat, dan kepribadian anak. Di sisi lain, orang tua

juga memiliki praktek kontrol untuk membentuk anak-anak dengan

menjelaskan alasan praktik kontrol tersebut dan tanpa merugikan anak

mereka.

3.3.Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini, terdiri dua bagian. Bagian

pertama berupa pertanyaan demografi yang mencangkup atas jenis kelamin, usia

dan pendidikan saat ini. Bagian kedua, berisi skala yang merupakan alat ukur dari

kecerdasan emosi, religiusitas dan pola asuh.

Untuk model skala, peneliti menggunakan model skala likert, dimana

variabel penelitian dijadikan titik tolak penyusunan item-item instrumen. Jawaban

Page 65: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

49

dari setiap instrumen ini memiliki gradasi dari tertinggi (sangat positif) sampai

terendah (sangat negatif), dengan empat kategori jawaban, yaitu “Sangat Sesuai”

(SS), “Sesuai” (S), “Tidak Sesuai” (TS), “Sangat Tidak Sesuai” (STS).

Selanjutnya, subjek diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban

yang masing-masing jawaban menunjukan kesesuaian pernyataan yang diberikan

dengan keadaan yang dirasakan oleh subjek. Model skala likert ini berupa

pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Penskoran

tertinggi pada pernyataan positif (favorable), diberikan pada pilihan sangat sesuai

dan terendah pada pernyataan sangat tidak sesuai.Sedangkan untuk pernyataan

unfavorable skor tertinggi diberikan pada pilihan jawaban sangat tidak sesuai dan

skor terendah diberikan untuk pilihan sangat sesuai. Informasi tentang

perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban, akan dijabarkan seperti pada tabel 3.1.

dibawah ini.

Tabel 3.1.

Perhitungan Skor

Pilihan Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak Sesuai 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri tiga alat ukur,

yaitu: alat ukur kecerdasan emosi, alat ukur religiusitas, dan alat ukur pola asuh.

Page 66: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

50

3.3.1. Skala Pengukuran Kecerdasan Emosi

Skala kecerdasan emosi dalam penelitian ini dikembangkan sendiri oleh peneliti

dengan mengacu pada dimensi yang dikemukakan oleh Goleman

(1998).Kecerdasan emosi terbagi menjadi lima dimensi, yaitu kesadaran diri,

pengaturan diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.

Alat ukur ini terdiri atas 38 item pernyataan yang terdiri dari 24 item

favorable dan 14 item unfavorable. Skala yang digunakan pada alat ukur

kecerdasan emosi ini berbebentuk skala likert dengan rentang skala empat poin,

yaitu dari “4” (sangat sesuai), “3” (sesuai), “2” (tidak sesuai), “1” (sangat tidak

sesuai).Hal tersebut bertujuan agar dalam penelitian ini mendapatkan respon

jawaban yang lebih bervariasi. Adapun pembagian item-item tiap dimensi dapat

dilihat pada table 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.2.

Blue Print Skala Kecerdasan Emosi No Dimensi Indikator Item Jmlh

Fav. Unfav.

1.

Kesadaran Diri a. Mengenali dan memahami

emosi diri sendiri

b. Memahami penyebab

terjadinya emosi

1, 2

5, 6, 8

3, 4

7

8

2. Pengaturan Diri a. Mampu mengendalikan

emosi

b. Mampu mengekspresikan

emosi dengan tepat

9, 10

13

11, 12

14, 15

7

3. Motivasi a. Optimis

b. Mempunyai dorongan

yang kuat

16, 19

20, 21,

23

17, 18

22

8

4. Empati a. Peka terhadap perasaan

orang lain

b. Mampu mendengarkan

masalah orang lain

24, 27

28, 29

25, 26

30

7

5. Ketrampilan

sosial

a. Bekerja sama

b. Mampu berkomunikasi

dengan baik

31, 32

36, 37

33, 34

35, 38

8

Jumlah Item 21 17 38

Page 67: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

51

3.3.2. Skala Pengukuran Religiusitas

Alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk mengukur religiusitas adalah

modifikasi alat ukur yang dikembangkan oleh Odilo & Huber (2012) yaitu

Centrality Religiosity Scale. Alat ukur tersebut mengukur seberapa penting makna

agama bagi kepribadian seseorang. Dalam kuesioner ini, terdapat 3 versi kuisioner,

yaitu CRS (berisi 5 item), CRS (berisi 10 item) dan CRS (berisi 15 item). Pada

penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner dengan versi CRS (berisi 15 item)

dimana setiap itemnya terdiri 3 item dari setiap dimensinya yaitu, intellectual,

ideology, public practice, private practice, dan religious experience.

Selanjutnya terdapat proses yang dilakukan oleh peneliti dalam

memodifikasi skala baku Centrality Religious Scale adalah sebagai berikut.

Pertama, skala asli yang ditulis dengan bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia. Pada saat proses penerjemahan item, peneliti dibantu oleh

mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kedua, peneliti melakukan modifikasi pada skala kuesioner, dimana pada

skala asli berupa pertanyaan dengan 5 pilihan jawaban dari jawaban “sangat

sering”, “sering”, kadang-kadang”, “jarang” dan “tiak pernah” kemudian peneliti

memodifikasi skala menjadi bentuk pernyataan dan menjadi model skala likert

dengan rentang skala empat poin, yaitu dari “4” ( sangat sesuai), “3” (sesuai), “2”

(tidak sesuai), “1” (sangat tidak sesuai). Hal tersebut bertujuan agar dalam

penelitian ini responden tidak bingung dalam mengisi kuisioner.Adapun

pembagian item-item tiap dimensinya dapat dilihat pada tabel 3.3.

Page 68: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

52

Tabel 3.3.

Blue Print Skala Religiusitas

No Dimensi Indikator Item

Fav. Unfav.

1 Intellectual a. Pengetahuan tentang isu-isu Agama

b. Frekuensi berpikir tentang isu-isu Agama

1, 6,

11

2 Ideology a. Keyakinan tentang keberadaan Tuhan

b. Hubungan anatara manusia dan Tuhan

2, 7,

12

3 Public

practice

a. Partisipasi publik dalam hal keagamaan.

b. Partisipasi dalam kegiatan komunitas

keagamaan

3, 8,

13

4 Private

practice

Kegiatan individu dan ritual diruang

khusus (private).

4, 9,

14

5 Religious

experience

Pengalaman kontak langsung secara

emosional dengan Tuhan

5,10,

15

Jumlah

Item

15

3.3.3. Skala Pengukuran Pola Asuh

Pola asuh diukur dengan menggunakan kuisionerbaku pola asuh yaitu Parental

Authority Questionnaire yang telah diadaptasi kedalam bahasa Indonesia

berdasarkan alat ukur yang dikembangkan oleh Buri (1991) yang mengacu pada

teori (1971). Alat ukur tersebut berbentuk skala likert dengan jumlah 30 item yang

terbagi dalam tiga dimensi pola asuh yaitu: pola asuh otoriter, pola asuh permisif,

dan pola asuh otoritatif.

Selanjutnya terdapat proses yang dilakukan oleh peneliti dalam

mengadaptasi skala Parental Authority Questionnaire tersebut. Pertama, skala asli

yang ditulis dengan bahasa Inggris diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.

Pada proses tersebut peneliti dibantu oleh mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 69: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

53

Langkah berikutnya, peneliti mengelompokkan tiap-tiap item sesuai

dengan dimensinya. Selanjutnya peneliti mengelompokkan item yang favorable

dan unfavorable untuk mempermudah dalam menyusun kuisioner. Dalam

pengelompokan item, peneliti menyimpulkan terdapat 10 item untuk setiap

dimensinya. Adapun pembagian item-item tiap dimensi dapat dilihat pada tabel

3.4.

Tabel 3.4.

Blue Print Skala Persepsi Pola Asuh

No Dimensi Indikator Item Jumlah

Fav. Unfav.

1 Otoriter a. Memiliki kontrol yang

tinggi,

b. membatasi perilaku anak,

c. menuntut kepatuhan

d. mengatur kegiatan anak.

1, 2, 3,

4, 5, 6,

7, 8, 9

10 10

2 Permisif a. Membuat sedikit

hukuman

b. membiarkan anak untuk

mengatur kegiatannya

sendiri.

c. Orang tua cenderung

tidak memonitor perilaku

anak.

11, 12,

13, 14,

15, 16,

17

18, 19,

20

10

3 Otoritatif Memberikan arahan yang

jelas dan tegas kepada anak

dengan pemberian alasan,

kehangatan, dan

fleksibilitas.

21, 22,

23, 24,

25, 26,

27, 28,

29

30 10

Jumlah

Item

25 5 30

3.4. Uji Validitas Konstruk

Untuk menguji keadaan instrumen yang digunakan pada penelitian ini, dilakukan

uji validitas CFA (Confirmatory Factor Analysis) dengan menggunakan software

Lisrel 8.70. Pada instrumen 1) kecerdasan emosi, 2) religiusitas dan 3) pola asuh,

Page 70: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

54

peneliti menggunakan CFA untuk pengujian validitas instrumen. Logika dari CFA

menurut Umar (2011) adalah sebagai berikut:

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan

untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan

pengukuran terhadap faktor ini digunakan melalui analisis terhadap respon

atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur salah satu faktor saja, begitupun

juga tiap subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item

maupun subtes bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasional antar item yang seharusnya diperoleh jika memang

unidimensional. Matriks korelasi ini disebut sigma (), kemudian

dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang disebut matriks S.

Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka tentunya tidak ada

perbedaan antara matriks - matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan

- S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan

chi square. Jika hasil chi square tidak signifikan p>0.05, maka hipotesis

nihil tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut

dapat diterima bahwa item ataupun sub tes instrumen hanya mengukur

satu faktor saja.

Page 71: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

55

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan

atau tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test.

Jika hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam

mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian didrop

dan sebaliknya.

6. Selanjutnya, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus didrop. Sebab hal ini tidak

sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).

7. Seluruh item dihitung skor faktornya. Skor faktor dihitung untuk

menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan

skor faktor ini tidak menjumlahkan item-item variabel seperti pada

umumnya, tetapi dihitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang

dianalisis adalah skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan

Adapun rumus T Score yaitu (Umar, 2011) :

Tskor = (15 x faktor skor) + 50

Keterangan: 15 adalah nilai standar deviasi dan 50 adalah nilai mean.

8. Langkah terakhir setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah

menjadi T skor, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis

korelasi dan regresi.

3.4.1. Uji Validitas Konstruk Kecerdasan Emosi

Pada uji validitas konstruk kecerdasan emosi, peneliti menguji apakah 38

item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur kecerdasan

emosi. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata

tidak fit, dengan Chi-Square = 3074.25, df = 665, P-value = 0.00000, RMSEA=

Page 72: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

56

0.116. oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 490.82, df = 453, P-value

= 0.10654, RMSEA = 0.018, P-value >0.05 (tidak signifikan) yang artinya model

dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu kecerdasan emosi.

Gambar 3.1 Analisis Konfirmatorik Faktor dari Variabel Kecerdasan Emosi

Page 73: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

57

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Muatan faktor itemkecerdasan emosi No

item

Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.44 0.06

7.12

V

2 0.34 0.06 5.45 V

3 0.09 0.06 1.41 X

4 0.07 0.07 1.12 X

5 0.32 0.06 4.99 V

6 0.46 0.06 7.33 V

7 -0.55 0.06 -9.38 X

8 -0.22 0.06 -3.45 X

9 0.34 0.06 5.44 V

10 0.32 0.07 4.79 V

11 -0.04 0.06 -0.61 X

12 0.19 0.06 3.02 V

13 0.18 0.06 2.89 V

14 0.16 0.06 2.53 V

15 0.11 0.07 1.67 X

16 0.60 0.06 10.31 V

17 0.12 0.06 1.82 X

18 0.24 0.07 3.73 V

19 0.49 0.06 7.62 V

20 0.70 0.06 12.36 V

21 0.53 0.06 8.73 V

22 0.41 0.06 6.87 V

23 0.33 0.06 5.28 V

24 0.28 0.06 4.54 V

25 0.26 0.06 4.22 V

26 0.43 0.06 7.15 V

27 0.21 0.06 3.35 V

28 0.39 0.06 6.17 V

29 0.66 0.06 11.60 V

30 0.42 0.06 6.67 V

31 0.45 0.06 7.39 V

32 0.51 0.06 8.68 V

33 0.48 0.06 7.97 V

34 0.23 0.06 3.56 V

35 0.49 0.07 7.42 V

36 0.40 0.06 6.67 V

37 0.29 0.06 4.58 V

38 -0.23 0.07 -3.57 X

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1.96) : X = tidak signifikan

Page 74: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

58

Berdasarkan tabel 3.4.diatas terdapat item yang memiliki nilai koefisien

t< 1.96 yaitu item 3, 4, 7, 8, 11, 15, 17 dan 38 . Sedangkan item lainnya signifikan

(t > 1.96) sehingga item nomor 3, 4, 7, 8, 11, 15, 17 dan 38 dinyatakan tidak

valid.

3.4.2. Uji Validitas Konstruk Religiusitas

Peneliti menguji apakah 15 item yang ada bersifat unidimensional atau

tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu

religiusitas.Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 248.86, df =80, p-value = 0.00000,

RMSEA = 0.088. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square = 79.19, df = 65, p-value = 0.11093,

RMSEA = 0.028.

Gambar 3.2 Analisis Multifaktor Faktor dari Variabel Religiusitas

Page 75: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

59

1. Religiusitas (Intellectual)

Peneliti ingin melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak.Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor item pada setiap dimensi.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Muatan Religusitas (Intellectual)

No

item

Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.11 0.05

2.36

V

6 1.98 0.45 4.35 V

11 1.61 0.39 4.14 V

Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1.96) : X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.5.diatas, nilai t seluruh faktor item signifikan karena

t>1.96. Selain itu dapat dilihat bahwa tidak ada muatan faktor yang negatif.

Diketahui beberapa item saling berkorelasi antara satu item dengan item lain,

sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat dimensional pada

dirinya masing-masing. Berdasarkan hasil tabel juga dapat dilihat bahwa seluruh

item dapat dianalisis untuk perhitungan faktor skor selanjutnya.

2. Religiusitas (Ideology)

Peneliti ingin melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor item pada setiap dimensi.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 berikut.

Page 76: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

60

Tabel 3.7

Muatan Religiusitas (Ideology)

No

item

Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

2 0.14 0.05 2.70 V

7 1.96 0.41 4.78 V

12 1,54 0.32 4.79 V

Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1.96) : X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.6.diatas, nilai t seluruh faktor item signifikan karena

t>1.96.Selain itu dapat dilihat bahwa tidak ada muatan faktor yang negatif.

Diketahui beberapa item saling berkorelasi antara satu item dengan item lain,

sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat dimensional pada

dirinya masing-masing. Berdasarkan hasil tabel juga dapat dilihat bahwa tseluruh

item dapat dianalisis untuk perhitungan faktor skor selanjutnya.

3. Religiusitas (Public Practice)

Peneliti ingin melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak.Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor item pada setiap dimensi.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Muatan Religiusitas (Public Practice)

No

item

Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

3 0.37 0.08

4.54

V

8 1.01 0.14 7.01 V

13 1.18 0.16 7.27 V

Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1.96) : X = Tidak Signifikan

Page 77: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

61

Berdasarkan tabel diatas, nilai t seluruh faktor item signifikan karena

t>1.96. Selain itu dapat dilihat bahwa tidak ada muatan faktor yang

negatif.Diketahui beberapa item saling berkorelasi antara satu item dengan item

lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat dimensional

pada dirinya masing-masing. Berdasarkan hasil tabel juga dapat dilihat bahwa

tseluruh item dapat dianalisis untuk perhitungan faktor skor selanjutnya.

4. Religiusitas (Private Practice)

Peneliti ingin melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak.Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor item pada setiap dimensi.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9

Muatan Religiusitas (Private Practice)

No

item

Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

4 0.52 0.11 4.71 V

9 0.51 0.10 5.04 V

14 0.47 0.10 4.61 V

Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1.96) : X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel diatas, nilai t seluruh faktor item signifikan karena

t>1.96. Selain itu dapat dilihat bahwa tidak ada muatan faktor yang

negatif.Diketahui beberapa item saling berkorelasi antara satu item dengan item

lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat dimensional

pada dirinya masing-masing. Berdasarkan hasil tabel juga dapat dilihat bahwa

tseluruh item dapat dianalisis untuk perhitungan faktor skor selanjutnya.

Page 78: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

62

5. Religiusitas(Experience)

Peneliti ingin melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor item pada setiap dimensi.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10

Muatan Religiusitas (Experience)

No

item

Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

5 0.74 0.30 2.45 V

10 0.36 0.15 2.34 V

15 1.22 0.20 6.06 V

Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1.96) : X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel diatas, nilai t seluruh faktor item signifikan karena

t>1.96. Selain itu dapat dilihat bahwa tidak ada muatan faktor yang negatif.

Diketahui beberapa item saling berkorelasi antara satu item dengan item lain,

sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat dimensional pada

dirinya masing-masing. Berdasarkan hasil tabel juga dapat dilihat bahwa tseluruh

item dapat dianalisis untuk perhitungan faktor skor selanjutnya.

3.4.1. Uji Validitas Konstruk Pola Asuh

3.4.1.1. Uji Validitas Dimensi Otoriter

Peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukurotoriter. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =177.29, df = 35, p-value

= 0.00000, RMSEA = 0.123. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi

Page 79: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

63

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 38.53 df = 27,

p-value = 0.06982 RMSEA = 0.040. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value>

0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu otoriter.

Gambar 3.3 Analisis Konfirmatorik dari VariabelPola Asuh (Otoriter)

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian

hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11.

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Otoriter

No item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.43 0.07 6.39 V

2 0.37 0.07 5.33 V

3 0.20 0.07 2.77 V

4 0.74 0.06 11.80 V

5 0.36 0.07 5.14 V

6 0.60 0.06 9.25 V

7 0.57 0.06 8.87 V

8 0.061 0.06 9.54 V

9 -0.13 0.07 -1.81 X

10 0.13 0.07 1.85 X

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) : X = tidak signifikan

Page 80: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

64

Pada tabel 3.10 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t< 1.96 yaitu

item 17 dan28 . Sedangkan item lainnya signifikan (t > 1.96) sehingga item nomor

17 dan 28 dinyatakan tidak valid.

3.4.1.2.Uji Validitas Dimensi Permisif

Peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukurpermisif. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =269.67, df = 35, p-value

= 0.00000, RMSEA = 0,158. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 28.57, df = 21,

p-value = 0.12478 RMSEA = 0.037. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value>

0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu permisif

Gambar 3.4 Analisis Konfirmatorik dari Variabel Pola Asuh (Permisif)

Page 81: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

65

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak.Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian

hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item.Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12.

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Permisif

No

item

Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

11 0.19 0.07 2.67 V

12 -0.22 0.07 -3.10 X

13 0.55 0.06 8.53 V

14 0.59 0.06 9.50 V

15 -0.26 0.06 -4.08 X

16 0.33 0.08 4.10 V

17 0.4 0.06 6.46 V

18 0.81 0.06 12.59 V

19 0.23 0.07 3.30 V

20 -0.39 0.06 -6.07 X

Keterangan: tanda V = signifikan (t<1.96) : X = tidak signifikan

Pada tabel 3.11 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t < 1.96 yaitu

item 10, 14 dan 30. Sedangkan item lainnya sigifikan (t > 1.96) sehingga item

nomer 10, 14, dan 30 tersebut dinyatakan tidak valid.

3.4.1.3.Uji Validitas Dimensi Otoritatif

Peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukurotoritatif. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =157.62, df = 35, p-value

= 0.00000, RMSEA = 0.114. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square =31.7df = 23, p-

value = 0.10528 RMSEA = 0.038. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value> 0,05

Page 82: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

66

(tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu otoritatif.

Gambar 3.5. Analisis Konfirmatorik dari Variabel Pola Asuh (Otoritatif)

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak.Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian

hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item.Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.13.

Tabel 3.13.

Muatan Faktor Item Otoritatif

No item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

21 0.50 0.06 7.99 V

22 0.62 0.07 8.71 V

23 0.86 0.07 13.25 V

24 0.02 0.06 0.31 X

25 -0.06 0.06 -0.90 X

26 0.64 0.06 10.22 V

27 -0.10 0.06 -1.48 X

28 0.35 0.06 5.56 V

29 0.46 0.06 7.25 V

30 -0.29 0.06 -4.59 X

Keterangan: tanda V = signifikan (t<1.96) : X = tidak signifikan

Page 83: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

67

Pada tabel 3.12 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t < 1.96 yaitu

item 18, 21, 25, dan 29. Sedangkan item lainnya sigifikan (t > 1.96) sehingga item

nomer 18, 21, 25, dan 29 tersebut dinyatakan tidak valid.

3.5. Metode Analisis Data

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode analisis

regresi berganda (multiple reggression analysis) yaitu suatu metode untuk

menguji signifikan tidaknya pengaruh dari sekumpulan variabel bebas (IV) yaitu

religiusitas dan pola asuh, terhadap variabel terikat (DV) yaitu kecerdasan

emosiadalah menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression

Analysis).

Analisis regresi berganda digunakan untuk menjawab hipotesis nihil yang

ada di bab 2. Dalam penelitian ini dependent variable sebanyak 1 buah dan

independent variable sebanyak 8 buah. Sehingga susunan persamaan garis regresi

penelitian adalah:

y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+ e

Jika dituliskan variabelnya maka:

Y = dependent variable (DV) yang dalam hal ini adalah perilaku kecerdasan

emosi.

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi untuk masing-masing X

Page 84: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

68

X1 = independent variable dalam hal ini public practice

X2= independent variable dalam hal ini private practice

X3= independent variable dalam hal ini religious experience

X4= independent variable dalam hal ini ideology

X5= independent variable dalam hal ini intellectual

X6= independent variable dalam hal ini persepsi pola asuh otoriter

X7= independent variable dalam hal ini persepsi pola asuh permisif

X8= independent variable dalam hal ini persepsi pola asuh otoritatif

e= residual

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, peneliti melakukan korelasi

product moment seluruh variabel penelitian.Sebab dalam regresi idealnya IV tidak

berkorelasi dengan IV lainnya, namun justru IV sebaiknya berkorelasi dengan DV.

Selanjutnya analisis regresi, dimulai secara simultan, kemudian dari satu

persatu IV.Sehingga nilai R2

yang dihasilkan dapat dilihat secara murni.Fungsi R2

ini adalah untuk melihat proporsi varians dari kecerdasan emosiyang dipengaruhi

IV yang ada. Melihat jumlah R2

x 100%. Maka dihasilkanlah proporsi varians

atau determinat.R2

sendiri didaptkan dengan rumus:

R2 =

Ssreg

Ssy

Page 85: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

69

Selanjutnya, untuk membuktikan apakah regresi Y dan X signifikan atau

tidak, maka digunakanlah uji F untuk membuktikan hal tersebut menggunakan

rumus:

Dimana pembilang disini adalah R2

dengan dfnya (dilambangkan k), yaitu

sejumlah IV yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1 – R2) dibagi dengan dfnya

N – k – 1 dimana N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan

nantinya, dapat dilihat apakah IV yang diujikan memiliki pengaruh terhadap DV.

Kemudian peneliti melakukan uji T dari tiap-tiap IV yang dianalisis.

Maksud uji T adalah melihat apakah signifikan dampak dari tiap IV terhadap DV.

Uji T dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar error dari b. Hasil

uji T ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti

nantinya. Dalam penelitian ini, penghitungan statistik dilakukan dengan

menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi 16.0.

3.6.Prosedur Penelitian

Dalam melaksanakan proses pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa

tahapan sebagai berikut:

Page 86: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

70

1. Sebelum turun ke lapangan, peneliti merumuskan masalah yang akan

diteliti kemudian menentukan variabel yang akan diteliti yaitu

kecerdasan emosi, religiusitas, dan pola asuh. Setelah itu mengadakan

studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang

teoritis. Setelah mendapatkan teori-teori secara lengkap kemudian

menyiapkan, membuat dan menyusun alat ukur yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu skala kecerdasan emosi yang dibuat

berdasarkan teori Goleman (1998) dengan bentuk skala likert, alat ukur

religiusitas berdasarkan skala baku yang dimodifikasi dari Odilo &

Huber (2012) dengan bentuk skala likert, dan untuk alat ukur pola

asuh diadaptasi berdasarkan teori Diana Baumrind (1971).

2. Menentukan sampel penelitian yang sesuai dengan kriteria dan lokasi

yang telah ditetapkan yaitu MAN Tambakberas Jombang. Setelah

mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah, selanjutnya peneliti

membuat surat izin penelitian kepada pihak fakultas psikologi dengan

melampirkan surat persetujuan pembimbing dan alat ukur penelitian

untuk keperluan izin penelitian disekolah MAN Tambakberas

Jombang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability

sampling dan angket disebarkan secara langsung kepada responden

yang bersangkutan.

3. Langkah terakhir setelah mendapatkan data yang diinginkan, peneliti

melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah terkumpul, untuk

selanjutnya dilakukan pengolahan data dan pengujian dari hasil skala

Page 87: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

71

yang sudah didapatkan untuk dianalisis datanya dengan menggunakan

software Lisrel 8.70.

Page 88: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran subjek penelitian, hasil analisis

deskriptif, kategorisasi skor variabel penelitian, hasil uji hipotesis dan proporsi

varians.

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai latar belakang subjek penelitian

maka pada subbab ini ditampilkan gambaran banyaknya subjek penelitian

berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

  Frekuensi  Persentase JENIS KELAMIN     Perempuan  183  67.6% Laki‐laki   88  32.4% Total   271  100% KELAS     MIA 1  34  12.6% MIA 5  36  13.2% MIA 6  38  14% IIS 3   30  11% IIS 4  40  14.8% IIS 5  37  13.7% IIB1  18  6.7% IIB 2  10  3.7% IIA1  15  5.5% IIA 2  13  4.8%  Total  271  100% 

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah subjek berdasarkan

jenis kelamin, pada penelitian ini memiliki jumlah sampel laki-laki sebanyak 88

siswa atau 32.4 % dan sampel perempuan sebanyak 183 siswa atau 67.6 %.

72 

Page 89: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

73  

Selanjutnya, jumlah subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini

sebanyak 271 siswa dengan siswa terbanyak pada kelas IIS 4 sejumlah 40 orang

atau 14.8 %. Selanjutnya kelas MIA 6 sebanyak 38 orang atau 14 %, lalu kelas

IIS 5 sebanyak 37orang atau 13.7 %. Adapun kelas paling sedikit yang

mengikuti penelitian ini yakni kelas IIB sebanyak 10 orang atau 3.7%.

4.2.Deskripsi Hasil Penelitian

Sebelum diuraikan secara lebih terperinci tentang beberapa sub bab selanjutnya,

perlu dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor

murni (true score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw score. Proses

ini ditujukan agar mudah dalam membandingkan antar skor hasil pengukuran

variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian semua raw score pada setiap

variabel harus diletakkan pada skala yang sama. Secara teknis komputasinya yang

ditempuh adalah dengan melakukan transformasi dari raw score menjadi z-score.

Untuk menghilangkan bilangan negatif dari z-score, semua skor ditransformasi

keskala T yang semuanya positif dengan menetapkan mean = 50 dan

standardeviasi = 10.

Selanjutnya untuk menjelaskan gambaran umum tentang statistik

deskriptif dari variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah

mean, median, standar deviasi (SD), nilai maksimum dan minimum dari masing-

masing variabel. Nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini.

Page 90: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

74  

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KE 271 21.95 73.49 50.0000 9.18439

Intellectual 271 26.13 63.60 50.0000 6.75276

Ideology 271 30.26 54.32 50.0000 5.94124

Public Practice 271 23.37 60.68 50.0000 7.37767

Private practice 271 27.56 57.47 50.0000 7.24290

Experience 271 29.67 63.19 50.0000 7.72093

OTORITER 271 29.65 76.75 50.0000 8.58382

PERMISIF 271 21.06 66.19 50.0000 8.12027

OTORATIF 271 16.17 64.50 50.0000 8.47691

Valid N (listwise) 271

Mengingat semua skor telah diletakkan pada skala yang sama, maka semua mean

pada setiap skala adalah 50 dan standar deviasi adalah 10. Dari tabel 4.1 dapat

diketahui bahwa nilai minimum dari variabel kecerdasan emosi adalah 21.95, nilai

maksimum = 73.49 dan SDeviasi = 9.18439 dan seterusnya untuk membaca

informasi pada variabel lainnya. Kemudian dari informasi ini dapat dijabarkan

mengenai kategorisasi variabel.

4.3.K Skor Variabel Penelitian ategorisasi

Kategorisasi dalam penelitian ini dibuat menjadi dua kategori yaitu, tinggi

dan rendah. Untuk mendapatkan norma kategorisasi tersebut, peneliti

menggunakan pedoman sebagai berikut.

Tabel 4.3 Pedoman Kategorisasi Skor

Norma Interpretasi X ≤ Mean Rendah X > Mean Tinggi

Page 91: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

75  

Setelah kategorisasi tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai

persentase kategori untuk kecerdasan emosi, intellectual, ideology, public

practice, private public, experience, otoriter, permisif, dan otoritatif yang akan

dijabarkan disubbab di bawah ini.

4.3.1. Kategorisasi skor kecerdasan emosi

Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasi kecerdasan emosi.

Tabel 4.4. Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosi Range Score Frequency Percent Cumulative

Percent Valid rendah 21.94 – 49.97 129 48 48 tinggi 50.05 – 73.49 142 52 100,0 total 271 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden yang

memiliki tingkat kecerdasan emosi rendah mendapatkan skor diantara 21.94

hingga 49.97 dengan persentase sebesar 48% (129 orang), sedangkan responden

yang memiliki kecerdasan emosi tinggi mendapatkan skor diantara 50.05 hingga

73.49 dengan persentase sebesar 52% (142 orang).

4.3.2. Kategorisasi Skor Religiusitas (Intellectual)

Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasiintellectual.

Tabel 4.5 Kategorisasi Skor Intellectual Range Score Frequency Percent Cumulative

Percent Valid rendah 26.12 – 49.97 167 62 62 tinggi 51.43 – 63.60 104 38 100.0 total 271 100.0

Page 92: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

76  

Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang

memiliki tingkat intellectuall rendah mendapatkan skor diantara 26.12 hingga

49.97 dengan persentase sebesar 62% (167 orang), sedangkan responden yang

memiliki intellectual tinggi mendapatkan skor diantara 51.43 hingga 63.60

dengan persentase sebesar 38% (104 orang).

4.3.3. Kategorisasi Skor Religiusitas (Ideology)

Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasi ideology.

Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Ideology Range Score Frequency Percent Cumulative

Percent Valid rendah 30.27 – 48.38 97 36 36 tinggi 51.20 – 63.60 174 64 100.0 total 271 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.6. dapat dilihat bahwa responden yang

memiliki tingkat ideologyrendah mendapatkan skor diantara 30.27 hingga 48.38

dengan persentase sebesar 36% (97 orang), sedangkan responden yang memiliki

ideology tinggi mendapatkan skor diantara 51.20 hingga 63.60 dengan persentase

sebesar 64% (174 orang).

4.3.4. Kategorisasi Skor Religiusitas (Public Practice)

Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasi public practice.

Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Public Practice Range Score Frequency Percent Cumulative

Percent Valid Rendah 23.38 – 48.61 126 46 46 Tinggi 51.15 – 60.68 145 54 100.0 total 271 100.0

Page 93: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

77  

Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa responden yang

memiliki tingkat publice practice rendah mendapatkan skor diantara 23.38 hingga

48.61 dengan persentase sebesar 46% (126 orang), sedangkan responden yang

memiliki public practice tinggi mendapatkan skor diantara 51.15 hingga 60.68

dengan persentase sebesar 54% (145 orang).

4.3.5. Kategorisasi Skor Religiusitas (Private Practice)

Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasi private practice.

Tabel 4.8 Kategorisasi Skor Private Practice Range Score Frequency Percent Cumulative

Percent Valid rendah 27.57 – 49.93 113 42 42 tinggi 51.78 – 57.47 158 58 100.0 total 271 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa responden yang

memiliki tingkat private practice rendah mendapatkan skor diantara 27.57 hingga

49.93 dengan persentase sebesar 42% (113 orang), sedangkan responden yang

memiliki private practice tinggi mendapatkan skor diantara 51.78 hingga 57.47

dengan persentase sebesar 58% (158 orang).

4.3.6. Kategorisasi Skor Religiusitas (Experience)

Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasi experience.

Page 94: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

78  

Tabel 4.9 Kategorisasi Skor Experience Range Score Frequency Percent Cumulative

Percent Valid Rendah 29.67 – 49.78 115 42 42 Tinggi 50.99 – 63.19 156 58 100.0 total 271 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa responden yang

memiliki tingkat experience rendah mendapatkan skor diantara 29.67 hingga

49.78 dengan persentase sebesar 42% (115 orang), sedangkan responden yang

memiliki experience tinggi mendapatkan skor diantara 50.99 hingga 63.19 dengan

persentase sebesar 58% (156 orang).

4.3.7. Kategorisasi Skor Pola Asuh (Otoriter)

Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasi otoriter.

Tabel 4.10 Kategorisasi Skor Otoriter Range Score Frequency Percent Cumulative

Percent Valid rendah 29.65 – 49.98 147 54 54 tinggi 50.12 – 76.74 124 46 100.0 total 271 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa responden yang

memiliki tingkat pola asuh otoriter rendah mendapatkan skor diantara 29.65

hingga 49.98 dengan persentase sebesar 54% (147 orang), sedangkan responden

yang memiliki pola asuh otoriter tinggi mendapatkan skor diantara 50.12 hingga

76.74 dengan persentase sebesar 46% (124 orang).

Page 95: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

79  

4.3.8. Kategorisasi Skor Pola Asuh (Permisif)

Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasi permisif

Tabel 4.11 Kategorisasi Skor Permisif Range Score Frequency Percent Cumulative

Percent Valid rendah 21.06 – 49. 97 136 100 100.0 tinggi 50.01 – 66.18 135 0 total 271 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa responden yang

memiliki tingkat pola asuh permisif rendah mendapatkan skor diantara 21.06

hingga 49.97 dengan persentase sebesar 50% (136 orang), sedangkan responden

yang memiliki pola asuh permisif tinggi mendapatkan skor 50.01 hingga 66.18

dengan persentase sebesar 50% atau(135 orang).

4.3.9. Kategorisasi Skor Pola Asuh (Otoritatif)

Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasi otoritatif

Tabel 4.12 Kategorisasi Skor Otoritatif Range Score Frequency Percent Cumulative

Percent Valid rendah 16.17 – 49.11 142 52 52 tinggi 50.10 - 64.50 129 48 100.0 total 271 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa responden yang

memiliki tingkat pola asuh otoritatif rendah mendapatkan skor diantara 16.17

hingga 49.11 dengan persentase sebesar 52% (142 orang), sedangkan responden

yang memiliki pola asuh otoriter tinggi mendapatkan skor diantara 50.10 hingga

64.50 dengan persentase sebesar 48% (129 orang).

Page 96: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

80  

4.4. Uji Hipotesi Penelitian

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 16.0 seperti yang sudah dijelaskan

pada bab 3, dalam regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu melihat R square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV berpengaruh

secara signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien dari masing-masing IV.

4.4.1. Hipotesis Mayor

Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians dari dependent variable, yaitu kecerdasan emosi yang

diprediksikan oleh keseluruhan independent variable.

Selanjutnya dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 36.8% dari

bervariasinya kecerdasan emosiditentukan oleh bervariasinya independent

variable yang diteliti. Sedangkan 63.2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian. Adapun R square dapat dilihat pada tabel 4.13

Tabel 4.13 Tabel Model Summary

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .607a .368 .349 7.41088

a. Predictors: (Constant), ORATIF, EXPERIEN, ORITER, PRIVATP, IDEOLOGI, INTELLECT,

PUBLICP, PERSIF Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent

variable yaitu, intellectual, ideology, public practice, private practice, experience,

Page 97: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

81  

persepsi pola asuh otiriter, permisif dan otoritatif terhadap kecerdasan emosi.

Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini.

Tabel 4.14 Tabel Anova Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 8385.953 8 1048.244 19.086 .000a

Residual 14389.351 262 54.921

Total 22775.304 270

a. Predictors: (Constant), ORATIF, EXPERIEN, ORITER, PRIVATP, IDEOLOGI, INTELLECT,

PUBLICP, PERSIF

b. Dependent Variable: KE

Berdasarkan data pada tabel 4.14 paling kanan diketahui bahwa (p <0.05)

atau signifikan, maka hipotesis nol ditolak. Oleh karenanya hipotesis minor yang

menyatakan ada pengaruh yang signifikan pada independent variableyaitu

intellectual, ideology, public practice, private practice, experience, persepsi pola

asuh otiriter, permisif dan otoritatif terhadap kecerdasan emosi diterima. Artinya,

ada pengaruh yang signifikan dari religiusitas (intellectual, ideology, public

practice, private practice, experience), dan persepsi pola asuh ( otoriter, permisif,

otoritatif) terhadap kecerdasan emosi.

4.4.2. Hipotesis Minor

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap independent

variable. Jika nilai t> 1,96 maka koefisien regresi tersebut signifikan Hal ini

menunjukkan bahwa bahwa IV tersebut memiliki dampak yang signifikan

terhadap kecerdasan emosi. Adapun penyajiannya ditampilkan pada table 4.15

Page 98: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

82  

Tabel 4.15 Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

(Constant) -11.245 6.271 -1.793 .074 INTELLECT .192 .075 .141 2.560 .011

IDEOLOGI .038 .082 .025 .462 .644

PUBLICP .281 .069 .226 4.054 .000

PRIVATP .235 .070 .186 3.347 .001

EXPERIEN .041 .061 .034 .669 .504

ORITER .048 .057 .045 .844 .399

PERSIF .187 .072 .165 2.590 .010

ORATIF .202 .067 .186 3.008 .003

a. Dependent Variable: KE

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.15 dapat disampaikan persamaan

regresi sebagai berikut, dengan tanda (*) yang artinya signifikan:

Kecerdasan emosi = -11.245 + 0.192 *intellect + 0.038 ideologi + 0.281

*publicp +.0.235 *privatp +0.041 experien + 0.048 oriter +

0.187 *persif +0.202 *oratif

Berdasarkan data pada tabel 4.15, untuk melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi yang dihasilkan, kita cukup melihat nilai signifikan pada kolom

yang paling kanan jika P < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan

signifikan pengaruhnya terhadap kecerdasan emosi dan sebaliknya. Dari hasil di

atas, koefisien regresi dari intellectual, public practice, private practice, permisif

dan otoritatif dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan sedangkan sisa lainnya

tidak signifikan.

Page 99: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

83  

Hal ini berarti bahwa dari delapan independent variable hanya lima yang

signifikan yaitu intellectual, public practice, private practice, permisif dan

otoritatif. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-

masing IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel intellectual : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.192

dengan signifikansi sebesar 0.011 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

intellectual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi.

Dengan arah Positif, maka semakin tinggi intellectual maka semakin tinggi

pada kecerdasan emosi.

2. Variabel ideology : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.038 dengan

signifikansi sebesar 0.644 (p > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ideology

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi.

3. Variabel public practice : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.281

dengan signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

public practice memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

emosi. Dengan arah Positif, maka semakin tinggi public practice maka

semakin tinggi pada kecerdasan emosi.

4. Variabel private practice : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.235

dengan signifikansi sebesar 0.001 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

private practice memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

emosi. Dengan arah Positif, maka semakin tinggi private practice maka

semakin tinggi pada kecerdasan emosi.

Page 100: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

84  

5. Variabel experience : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.041

dengan signifikansi sebesar 0.504 (p > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

experience tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

emosi.

6. Variabel otoriter: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.048 dengan

signifikansi sebesar 0.399 (p > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa otoriter

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi.

7. Variabel permisif: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.187 dengan

signifikansi sebesar 0.010 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa permisif

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi. Dengan

arah Positif, maka semakin tinggi pola asuh permisif maka semakin tinggi

pada kecerdasan emosi.

8. Variabel otoritatif: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.202 dengan

signifikansi sebesar 0.003 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

otoritatif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi.

Dengan arah Positif, maka semakin tinggi pola asuh otoritatif maka

semakin tinggi pada kecerdasan emosi.

4.5.Proporsi Varians

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians

setiapindependent variabel terhadap kecerdasan emosi. Pada tabel 4.16 kolom

pertama adalah IV yang dianalis satu per satu, kolom kedua merupakan

penambahan varians DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu persatu

tersebut.

Page 101: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

85  

Kolom ketiga merupakan nilai murni varians DV dari tiap IV yang

dimasukkan secara satu per satu, kolom keempat adalah nilai F hitung bagi IV

yang bersangkutan. Kolom DF adalah derajat bebas bagi IV yang bersangkutan

pula, yang terdiri dari numerator dan dunemerator yang telah ditentukan

sebelumnya, nilai kolom inilah yang akan dibandingkan dengan nilai F hitung.

Apabila F hitung lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya, yaitu

kolom signifikansi yang dituliskan signifikan dan sebaliknya.

Tabel 4.16 Proporsi Varians Independent Variable

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .359a .129 .125 8.58885 .129 39.741 1 269 .000

2 .399b .159 .153 8.45412 .030 9.642 1 268 .002

3 .496c .246 .237 8.02009 .087 30.792 1 267 .000

4 .533d .284 .273 7.83130 .038 14.028 1 266 .000

5 .536e .288 .274 7.82403 .004 1.494 1 265 .223

6 .538f .290 .274 7.82698 .002 .800 1 264 .372

7 .589g .346 .329 7.52339 .052 22.737 1 263 .000

8 .607h .368 .349 7.41088 .022 9.046 1 262 .003 a. Predictors: (Constant), INTELLECT b. Predictors: (Constant), INTELLECT, IDEOLOGI c. Predictors: (Constant), INTELLECT, IDEOLOGI, PUBLICP d. Predictors: (Constant), INTELLECT, IDEOLOGI, PUBLICP, PRIVATP e. Predictors: (Constant), INTELLECT, IDEOLOGI, PUBLICP, PRIVATP, EXPERIEN f. Predictors: (Constant), INTELLECT, IDEOLOGI, PUBLICP, PRIVATP, EXPERIEN, ORITER g. Predictors: (Constant), INTELLECT, IDEOLOGI, PUBLICP, PRIVATP, EXPERIEN, ORITER, PERSIF h. Predictors: (Constant), INTELLECT, IDEOLOGI, PUBLICP, PRIVATP, EXPERIEN, ORITER, PERSIF, ORATIF

Keterangan :

1. X1 : Intellectual

2. X2 :Ideology

Page 102: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

86  

3. X3 : Public practice

4. X4 :Private practice

5. X5 : Experience

6. X6 : Otoriter

7. X7 : Permisif

8. X8: Otoritatif

Berdasarkan data pada tabel 4.16dapat disampaikan informasi sebagai berikut :

1. Dari 36.8%, variabel religiusitas (intellectual) memberikan sumbangan

varians sebesar 12.9 % pada kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut

signifikan karena p < 0.05 dilihat dari sig F change = 0.000. Nilai F =

39.741serta df1=1 dan df2= 269.

2. Dari 36.8%, variabel religiusitas (ideology) memberikan sumbangan

varians sebesar 3 % pada kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut

signifikan karena p < 0.05 dilihat dari sig F change = 0.002. Nilai F =

9.642serta df1=1 dan df2= 268.

3. Dari 36.8%, variabel religiusitas (public practice) memberikan sumbangan

varians sebesar 8.7 % pada kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut

signifikan karena p < 0.05 dilihat dari sig F change = 0.000. Nilai F =

30.792serta df1=1 dan df2= 267.

4. Dari 36.8%, variabel religiusitas (private practice) memberikan

sumbangan varians sebesar 3.8% pada kecerdasan emosi. Sumbangan

tersebut signifikan karena p < 0.05 dilihat dari sig F change = 0.000. Nilai

F = 14.028serta df1=1 dan df2= 266.

Page 103: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

87  

5. Dari 36.8%, variabel religiusitas (experience) memberikan sumbangan

varians sebesar 0.4 % pada kecerdasan emosi.Sumbangan tersebut tidak

signifikan karena p > 0.05 dilihat dari sig F change = 0.223. Nilai F =

1.494serta df1=1 dan df2= 265.

6. Dari 36.8%, variabel pola asuh (otoriter) memberikan sumbangan varians

sebesar 0.2% pada kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut tidak signifikan

karena p > 0.05 dilihat dari sig F change = 0.372. Nilai F = 0.800serta

df1=1 dan df2= 264.

7. Dari 36.8%, variabel pola asuh (permisif) memberikan sumbangan varians

sebesar 5.2% pada kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut signifikan

karena p < 0.05 dilihat dari sig F change = 0.000. Nilai F = 22.737serta

df1=1 dan df2= 263.

8. Dari 36.8%, variabel pola asuh (otoritatif) memberikan sumbangan varians

sebesar 2.2% pada kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut signifikan

karena p < 0.05 dilihat dari sig F change = 0.003. Nilai F = 9.046serta

df1=1 dan df2= 262.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 variabel

independen, yaitu intellectual, ideology, public practice,private practice, permisif,

dan otoritatif yang signifikan sumbangannya terhadap kecerdasan emosi jika

dilihat dari besarnya R2 yang dihasilkan dari sumbangan proporsi variabel yang

diberikan. Adapun sumbangan terbesar independent variable terhadap kecerdasan

emosi sebagai dependent variable dengan melihat nilai R2change, akan

dikelompokkan sebagai berikut.

Page 104: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

88  

Tabel 4.17 Urutan sumbangan proporsi varian IV terhadap DV No. Variabel R2 change Presentase 1 Intellectual 0.129 12.9% 2 Public practice 0.087 8.7% 3 Permisif 0.052 5.2% 4 Private practice 0.038 3.8% 5 Ideology 0.030 3.0% 6 Otoritatif 0.022 2.2% 7 Experience 0.004 0.4% 8 Otoriter 0.002 0.2% Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, sumbangan terbesarpada

kecerdasan emosi dalam penelitian ini adalah pada intellectual dimana intellectual

menyumbang sebesar 14.4 %, kemudian diiukuti oleh public practice 8.7% , lalu

permisif sebesar 5.7%. Adapun variabel yang memiki sumbangan terkecil yakni

pola asuh otoriter sebesar 0.2%

Page 105: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

89

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab lima peneliti akan memaparkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang telah

dilakukan. Bab ini terdiri dari tiga bagian, yaitu kesimpulan, diskusi, dan saran.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada uji hipotesis mayor, kesimpulan yang diperoleh

dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan dari religiusitas (intellectual,

ideology, public practice, private practice, experience) dan persepsi pola asuh

(otoriter, permisif, otoritatif) terhadap kecerdasan emosi pada remaja. Berdasarkan

proporsi varians seluruhnya, kecerdasan emosi dipengaruhi oleh variabel independen

sebesar 36.8%.

Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi

masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh hanya lima

koefisien regresi yang signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi yaitu dimensi

intellectual, public practice, private practice, permisif, dan otoritatif.

5.2. Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, diketahui bahwa ada pengaruh

yang signifikan dari variabel religiusitas (intellectual, public practice, private

practice) dan persepsi pola asuh (otoriter, permisif, otoritatif) terhadap kecerdasan

Page 106: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

90

emosi remaja siswa MAN Tambakberas Jombang. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Rosmana (2005) dalam literaturnya bahwa religiusitas adalah salah satu faktor yang

menentukan tinggi rendahnya kecerdasan emosi. Selain itu Rahman (2009) juga

menyatakan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama merupakan hal

penting dalam mengatasi masalah psikologis yakni dengan mambangun emosi positif.

Dari pemaparan tersebut bisa diartikan bahwa remaja yang dapat membangun emosi

positif mempunyai kecerdasan emosi yang lebih baik yang mana dapat mencegah

permasalahan psikologis seperti depresi, self-esteem rendah, regulasi emosi rendah,

alexthy mia dan impulsif. Hal ini didukung dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan (Chrisnawati, 2008) bahwa religiusitas berpengaruh positif pada

kecerdasan emosi sebesar 20%.

Begitupun pada pola asuh orang tua juga berpengaruh pada kecerdasan emosi

remaja. Alegre (2011) menuturkan bahwa pengasuhan orang tua memiliki pengaruh

yang kuat dalam pengembangan kecerdasan emosi. Selain itu pengasuhan orang tua

juga berpengaruh pada karakteristik emosi anak. Karena orang tua sebagai pendidikan

pertama yang diterima anak dari segi sosial, emosi, moral, dan religiusitasnya. Hal

tersebut bisa disimpulkan bahwa pengasuhan orangtua mempengaruhi tinggi

rendahnya kecerdasan emosi remaja. Hal ini juga sesuai dengan pernyatan Greenspan

dan Kindlon (dalam Alegre, 2011) bahwa ibu yang memiliki waktu lebih banyak

berpengaruh signifikan pada pengembangan kecerdasan emosi.

Page 107: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

91

Dalam penelitian ini terdapat lima dimensi yang signifikan yaitu intellectual,

public practice, private practice, permisif & otoritatif . Sedangkan dimensi ideology,

experience, dan otoriter tidak signifikan.

Dimensi intellectual berkaitan tentang seberapa jauh pengetahuan mereka

tentang agama dan bagaimana bisa menjelaskanya. Menurut peneliti pengetahuan

agama sangatlah penting, karena pengetahuan agama sebagai dasar yang harus

dimiliki sejak dini sebagai bentuk pengetahuan. Dengan adanya pengetahuan agama

yang dipelajari remaja mampu menelaah dan menginternalisasikanya dalam bentuk

tingkah laku sehari-hari seperti untuk mengatahui mana yang baik dan yang buruk

serta sebagai pengendali tingkah laku agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan

atau bertentangan dengan pandangan masyarakat.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Nottingham, E. K (1994) bahwa

pengajaran nilai-nilai keagamaan baik eksplisit maupun implisit merupakan bagian

penting dalam pendidikan anak-anak pada semua masyarakat. Pengajaran tersebut

terjadi sebagai proses pembentukan diri pada remaja sehingga ada konsistensi antara

nilai-nilai individu dan nilai kegamaan. Dari uraian tersebut dapat diartikan bahwa

terbentuknya kecerdasan emosi pada remaja tidak lepas dari pengetahuan agama yang

diajarkan baik secara implisit maupun eksplisit. Hal ini didukung dengan pernyataan

Kagan & Goleman (dalam Chrisnawati, 2008) bahwa kecerdasan emosi bertumpu

pada perilaku moral. Dimana, agama mengajarkan nilai moral yang terwujud dalam

perilaku beragama (Chrisnawati, 2008).

Page 108: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

92

Hasil penelitian juga membuktikan bahwa dimensi public practice dan private

practice mempunyai pengaruh secara signifikan. Private practice adalah pengalaman

individu yang dimanfestasikan secara pribadi diruangan khusus (private). Menurut

peneliti, seseorang yang merasa dekat dengan Tuhanya mereka akan memiliki waktu

lebih untuk berkomunikasi dengan-Nya. Biasanya bentuk dari komunikasi adalah

meditasi, membaca kitab suci, dan beribadah dengan khusyuk. Seseorang yang

merasa dapat berkomunikasi dengan Tuhanya biasanya merasa lebih tenang dan lebih

tawakkal karena merasa dirinya telah dekat dengan Tuhan. Menurut Kitbunchu

(dalam Rahman, 2009) aspek yang paling penting dalam berpengaruh pada

kebahagiaan dan kepuasan hidup adalah praktek peribadatan. Artinya, dengan

melakukan periabadatan maka akan ada emosi positif yang berpengaruh sehingga

remaja dapat merasa bahagia. Hal tersebut didukung dengan penelitian Kitbunchu

(dalam Rahman, 2009) pada wanita Thailand, ditemukan bahwa wanita Thailand

yang merasa puas dengan hidupnya adalah wanita yang beragama, mereka puas

dengan melakukan meditasi dan mengkaji kitab suci.

Selain dari itu, lingkungan sosial juga berpengaruh penting dalam tingginya

kecerdasan emosi atau dalam hal ini berkaitan dengan public practice. Public

practice adalah pengalaman individu yang dimanifestasikan dalam komunitas

keagamaan. Menurut peneliti, individu yang berada pada lingkungan yang

mempunyai aktivitas beragama akan mempunyai motivasi beragama lebih tinggi.

Selain itu, dengan adanya aktivitas keagamaan yang kuat dari lingkungan masyrakat

Page 109: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

93

sekitar, maka norma agama merupakan modal sosial, dan kepercayaan masyarakat

sebagai pengendali kriminalitas sehingga tercipta lingkungan yang lebih baik (Rusydi,

2006).

Selanjutnya, dimensi yang mempunyai pengaruh signifikan dari persepsi pola

asuh adalah persepsi pola asuh permisif. Menurut Buri (1991) pengasuhan dengan

gaya permisif adalah orang tua yang tidak mempunyai kontrol pada anak dan minim

terhadap hukuman atau dalam hal ini disebut orang tua yang memanjakan. Biasanya

anak-anak dengan orang tua permisif lebih banyak mempunyai masalah pada perilaku

mereka serta penggunaan narkoba (Pichayapinyo, Pawwattana & Thongvichaen,

2008). Bisa disimpulkan bahwa remaja yang memiliki orang tua dengan pola asuh

permisif berpengaruh pada rendahnya kecerdasan emosi. Selain itu, menurut peneliti

hal yang membuat dimensi permisif adalah siswa tersebut. Dimana tidak semua siswa

MAN Tambakberas Jombang tinggal dipeasantren, namun terdapat sebagian siswa

yang tinggal disekitar daerah Jombang yang tinggal dengan orang tuanya. Artinya,

cara pengasuhan orangtua secara lagsung dan tidak langsung akan memberikan

persepsi berbeda bagi siswa. Menurut hasil penelitian Fonte (dalam Abdollahi et al.,

2013) bahwa terdapat hubungan negatif pada pola asuh permisif dengan tingginya

kecerdasan emosi.

Selain itu persepsi otoritatif juga berpengaruh signifikan. Menurut peneliti hal

tersebut disebabkan karena remaja sangat butuh pengawasan dan kepedulian dari

orang disekitarnya terutama pada orang tua. Karena hubungan yang paling intensif

Page 110: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

94

dengan remaja adalah lingkungan keluarga atau orang tua. Dalam penelitian ini

sebagian remaja tinggal dipesantren. Menurut peneliti persepsi pola asuh otoritatif

berpengaruh signifikan karena remaja masih dalam pengawasan orangtua. Dimana

kebanyakan remaja yang dalam naungan pesantren masih dijenguk orangtua selama

2x dalam satu bulan daan juga rangtua juga sering menanyakan perkembangan

anaknya kepada pengurus pondok Selain itu tingkah laku remaja pada hakikatnya

adalah norma dan nilai yang diterima melalui pendidikan dan pengasuhan orang tua.

Menurut (Pichayapinyo, Pawwattana & Thongvichaen, 2008) anak dengan orang tua

otoritatif biasanya mempunyai kemampuan kognitif yang positif, rendah dalam

masalah perilaku, bisa diajak kerjasama serta bersahabat. Artinya, orang tua dengan

pola asuh otoritatif berpengaruh pada tingginya kecerdasan emosi remaja yang

teraplikasikan pada tingkah lakunya. Sesuai dengan pernyataan Henshaw (2009)

bahwa pola asuh terbaik adalah otoritatif yakni orang tua yang lebih seimbang dalam

pengasuhan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan (dalam, Abdollahi,

et al. 2013) bahwa kecerdasan emosi yang tinggi berkorelasi dengan gaya pengasuhan

yang peduli dan supportif dimana pengasuhan tersebut adalah ciri-ciri dai pola asuh

otoritatif.

Naghavi & Redzuan (2012) juga menuturkan bahwa sebagian besar remaja

awal mempelajari emosi dari keluarga mereka. Dari penuturan tersebut peneliti

simpulkan bahwa pola pengasuhan orang tua mempengaruhi tinggi rendahnya

kecerdasan emosi remaja. Karena orang tua adalah contoh pembelajaran untuk anak-

Page 111: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

95

anaknya. Artinya, orang tua dengan pola asuh secara otoritatif adalah pengasuhan

yang tepat untuk membantu remaja dalam melewati masa transisi terutama pada

ranah emosi. Selain itu, persepsi remaja yang diasuh dalam naungan pesantren dan

tidak pesantren berbeda. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dialakukan Fonte

(dalam Abdollahi et al., 2013) terdapat hubungan yang positif antara tingginya

kecerdasan emosi denga pola asuh otoritatif. Selain itu jika dilihat dari katagorisasi

skornya, dimensi otoritatif mempunyai skor lebih tinggi dari pada permisif dan

otoriter. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Steinberg, Lamborn, Darling, &

Mounts, 1994) menemukan bahwa pola asuh otoritatif memiliki skor lebih baik

daripada otoriter, permisif dan uninvolved.

Uniknya, pada dimensi otoriter mempunyai pengaruh yang tidak signifikan

pada kecerdasan emosi. Padahal menurut peneliti, orang tua dengan kontrol yang

tinggi, banyak tuntutan, dan sedikit afeksi memiliki hubungan dengan rendahnya

kecerdasan emosi. Sarwono (2010) juga menyatakan biasanya masalah yang dihadapi

remaja berkaitan erat dengan perilaku atau cara-cara pendekatan yang dilakukan

orang tua atau keluarga lainya terhadap remaja yang bermasalah. Artinya,

pengasuhan orang tua yang terlalu otoriter akan berdampak negatif pada remaja

khusunya pada ranah emosi. Sesuai pada studi terdahulu yang menyatakan bahwa

pola asuh dengan rejective dan overprotective mempunyai hubungan yang signifikan

dengan kecerdasan emosi (dalam Abdollahi et al., 2013).

Page 112: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

96

Selain itu pada skor kategosisasi otoriter mempunyai skor yang tidak berbeda

jauh dengan otoritatif. Menurut peneliti, terdapat terdapat faktor lain yang

menyebabkan tidak signifikannya dimensi tersebut yakni siswa yang mengisi

kuisioner tidak semuanya tinggal dipesantren yakni terdapat sebagian siswa yang

tinggal diluar pesantren yang mendapat pengasuhan secara langsung dari orangtua.

Dimana terdapat perbedaan persepsi dari siswa yang mendapat pengasuhan dari

orangtua secara langsung dan tidak langsung. Selain itu, menurut peneliti faktor lain

yang membuat tidak berpengaruhnya dimensi otoriter terhadap kecerdasan emosi

adalah remaja mengisi hanya berdasarkan persepsinya terhadap orang tua. Karena

terkadang persepsi anak dan orang tua berbeda. Hal ini lah yang membuat dimensi

otoriter tidak berpengarug signifikan menurut peneliti.

Lain halnya dengan lima dimensi diatas, dimensi ideology dan experience

juga berpengaruh tidak signifikan. Pada dimensi ideology tidak berpengaruh

signifikan menurut Jalaludin (2012) keyakinan yang diterima remaja pada masa

kanak-kanak sudah tidak menarik lagi bagi mereka. Daradjat (1996) juga menuturkan

bahwa proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan

akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan. Dari uraian bisa

disimpulkan bahwa keyakinan yang dimiliki remaja hanya sebatas keyakinan bahwa

agama islam adalah agama yang dianutnya dari orang tua melainkan bukan atas

perasaan dan kesadaran diri yang timbul dari remaja.

Page 113: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

97

Menurut penelitian yang dilakukann Ernest harms (dalam Jalaludin, 2012)

menyatakan bahwa 70% pemikiran remaja ditujukan untuk kepentingan keuangan,

kesehjateraan, kebahagiaan, dan kesenangan pribadi lainya. Sedangkan masalah

ahirat dan keagamaan hanya sekitar 3.6%, masalah sosial 5.8%. dari pemapaparan

diatas dapat disimpulkan bahwa remaja tidak mempunyai keyakinan yang kuat karena

belum sampai pada titik perasaan dan kesadaran beragama karena pada masa remaja

pikiran mereka sudah teralihkan pada kepentingan yang lain. Hal ini lah yang

menurut peneliti menyebabkan tidak signifikanya dimensi ideology.

Sedangkan pada dimensi experience, menurut peneliti remaja belum memiliki

pengalaman secara emosional dengan Tuhan. Karena menurut peneliti pada masa

remaja, remaja cendrung hanya melakukan kewajiban ibadah hanya sebagai

penggugur kewajiban, bukan berdasarkan kemauan dan kebutuhan jiwa. Hal ini

sesuai dengan penelitian Ross dan Oskar Pupky (dalam Jalaluddin, 2012) bahwa

hanya 17% remaja melakukan ibadah untuk berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal

inilah yang menyebabkan kurangnya pengalaman-pengalaman secara emosional

dengan Tuhan. Selain itu hal tersebut disebabkan karena tidak adanya perasaan dan

kesadaran diri dalam melakukan keagamaan yang timbul dari keyakinan remaja.

Sehingga menurut peneliti dimensi tersebut tidak signifikan begitu pula pada dimensi

keyakinan karena, menurut peneliti dimensi experience adalah aplikasi dari dimensi

ideology.

Page 114: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

98

Berdasarkan dari pemapaparan diatas didapatkan bahwa intellectual yang

sangat berpengaruh pada kecerdasan emosi seseorang. Karena dengan pengetahuan-

pengetahuan yang dimiliki, mereka dapat menginternalisisasikannya pada tingkah

laku sehari-hari. Selain itu, dengan pengetahuan tersebut remaja mampu berpikir

tentang isu-isu agama yang terjadi dengan pengetahuan yang telah dimiliki, sehingga

wawasan yang diterima makin luas tidak hanya terpaku pada pengetahuan yang

diajarkan oleh guru. Dimensi pola asuh otoritatif juga mempunyai kategorisasi skor

tertinggi daripada dimensi permisif dan otoriter. Hal ini membuktikan bahwa pola

asuh secara otoritatif dapat meningkatkan kecerdasan emosi remaja.

Adapun catatan penting yang menjadi perhatian, bahwa dalam penelitian ini

peneliti tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan dalam proses penelitian.

Kekurangan tersebut disebabkan pada bahasa dalam mengadaptasi item dari skala

baku yang kurang tepat, dan bias budaya. Sedangkan pada kelemahannya menurut

peneliti juga berasal dari siswa, pada saat mengisi kuesionare seperti, adanya faking

good terhadap item karena kecenderungan subjek untuk mengisi sesuai dengan norma

yang berlaku, serta mood subjek pada saat pengisian kuesionare. Selain itu dalam

penelitian ini subjek yang diteliti hanya siswa tanpa menyertakan orangtua sehingga

pengisian kuisionare berdasarkan persepsi anak. Menurut peneliti hal tersebut

mampu mempengaruhi tidak signifikannya beberapa dimensi pada penelitian ini.

Page 115: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

99

5.3. Saran

Pada penelitian ini, peneliti membagi saran menjadi dua, yaitu saran metodologis dan

saran praktis. Saran metodologi sebagai bahan pertimbangan untuk perkembangan

penelitian selanjutnya, dan saran praktis sebagai bahan masukan bagi pembaca

sehingga dapat mengambil manfaat dari penelitian ini.

5.3.1. Saran Metodologis

1. Subjek yang diteliti hanya satu sekolah, yaitu MAN Tambakberas Jombang.

Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar

menggunakan subjek dari beberapa sekolah. Dengan demikian peneliti dapat

mendapatkan gambaran secara luas bagaimana kecerdasan emosi pada

beberapa sekolah.

2. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah siswa. Bagi penelitian

selanjutnya, jika menggunakan variabel pola asuh, disarankan orang tua siswa

diikutsertakan sebagai subjek penelitian. Sehingga dapat terlihat perbedaan

persepsi antara orang tua dan anak juga mendapatkan gambaran lain tentang

hasil

3. Untuk penelitian selanjutnya jika menggunakan variabel pola asuh dari

Baumrind (1971) diharapkan menambah dengan teori Maccoby & Martin

(1983). Agar hasil penelitian lebih bervariasi dari beberapa pola asuh yang

baru.

Page 116: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

100

4. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang kecerdasan emosi,

diharapkan menambah variabel lain yang berpengaruh terhadap kecerdasan

emosi remaja, seperti kepribadian, faktor demografi, jenis kelamin, teman

sebaya, dan kondisi lingkungan. Karena dalam penelitian ini, aspek-aspek

yang diteliti memberikan sumbangan sebesar 36.8% terhadap kecerdasan

emosi remaja, sedangkan 63.2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.3.2. Saran Praktis

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa ada pengaruh religiusitas dan pola asuh

terhadap kecerdasan emosi remaja. Sehingga diharapkan kepda guru untuk

mengadakan taraining atau kajian-kajian bagi orang tua murid tentang

pentingnya religiusitas dan pengasuhan yang tepat untuk mengembangkan

kecerdasan emosi siswa.

2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dimensi intellectual, public

practice, dan private practice berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan

emosi remaja. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menyarankan agar guru

dapat membimbing siswa untuk membentuk kegiatan religiusitas dengan

membentuk komunitas religi dimana kegiatan tersebut berisi aplikasi dari

pengetahuan agama yang telah diajarkan seperti, mengadakan bazar

penggalian dana untuk fakir misikin dan baksos untuk daerah tempat

tertinggal guna membentuk karakter islami.

Page 117: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

101

3. Untuk membangun kecerdasan emosi remaja, diharapkan kepada orang tua

agar tetap memberikan perhatian dan memperhatikan tingkah laku anak-

anaknya. Karena pada masa remaja ini dikenal dengan masa yang paling

rawan sehingga membutuhkan kontrol dan perhatian dari orang tua,

lingkungan keluarga serta masyarakat sekitar.

4. Diharapkan pula bagi pengurus pesantren untuk meningkatkan kecerdasan

emosi melalui konseling dalam pesantren sebagai wadah untuk remaja

mencurahkan segala isi hati sehingga remaja dapat mengarahkan segala emosi

pada arah yang lebih positif.

.

Page 118: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

DAFTAR PUSTAKA

Abdollahi, A., Talib, M. A. & Moetalabi, S. A.(2013). Perceived parenting styles and

emotional intelligence among iranian boy students. Asian Journal of Social

Sciences & Humanities, 2, 3.

Alegre, A., &Benson., M. (2011). The effect of parenting prctice in the development

of children’s emotional intelligence. Retrieved: from

http://www.jornadeseducacioemocional.com/wp-

content/uploads/mat_anterior/i_jornades/taula1/the_effects_of_parenting.pdf

Ancok, D. & Suroso, F. N (1994). Psikologi islami: solusi islam atas problem-

problem psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Smith, E. E, & Bem, D. J. Introduction to

psychology. Pengantar psikologi. Kusuma (terj). Batam: INTERAKSARA

Bar-On, R. (2006). The Bar-On model of emotional-social intelligence (ESI).

Psychotema. 18. Supl. 13-25.

Brackett, M. A, Mayer, J.D., & Warner, R.M. (2003). Emotional intelligence and its

relation to everyday behavior. Journal Personality and Individual Differences.

36, 1387-1402.

Biletchi, J., Macintosh, J. & Mclasaac, K. (2013). Provincial assessment of parenting

style in Ontario. Public Health Ontario grand Rounds Persentation.

Buri, J.R. (1991). Parental authority questionnaire. Journal of Personality Assessment,

57(1), 110-119.

Chrisnawati, A.F.I., (2008). Hubungan antara religiusitas dengan kecerdasan

emosional pada mahasiswa Papua. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas

Katolik Soegijapranata. Semarang

Daradjat. Z., (1996). Ilmu jiwa agama. Jakarta: Bulan Bintang

Darling, N., & Steinberg, L. (1993). Parenting style as contex: an integrative model.

Psychological Bulletin, 113(3).487-496.

Page 119: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Fetzer, J.E. (1999). Multidimensional measurement of religiousness, spirituality for

use in health research.Kalamazoo: Fetzer Institute.

Glock, C. Y. & Stark, R. (1968).American piety: the nature of religions commitment.

Berkeley: Universitas of California press.

Goleman, D. Emotional intelligence. Kecerdasan emosional: mengapa EI lebih

penting daripada IQ. Hermaya (terj). 1997. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Goleman, D. (1998). Working with emotional intelligence. Canada, US: Bantam

Books.

Gottman, J. (1997). Raising an emotionally intelligent child: the heart of parenting.

New York: Simon & Schuster.

Henshaw, J. (2009). What parenting style is best. Diunduh 08 januari 2015

darihttp://www.familyresource.com/parenting/ parent-education/what-

parenting-styleis-best.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jalaluddin.(2012). Psikologi agama. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Kendler, K. S., Liu, X., Gardner, C. O., McCullough, M. E., Larson, D., & Prescott,

C. A. (2003). Dimension of religiosity and their relationship to life time

psychiatric and substance use disorders. Am J Psychiatry,160(3). 496-503.

Mayer, J. D., & Salovey, P. (1997).What is a emotional intelligence? emotional

development and emotional intelligence: implications for educators. New York:

Basic Books.

Mayer, J. D., Salovey, P., & Caruso, D. R. (2004). Emotional intelligence: theory,

findings, and implications. Psychological Inquiry, 15(3), 197-215.

Page 120: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

Mudzakkir.(2013). Hubungan religiusitas dengan perilaku prososial mahasiswa

angkatan 2009/2010 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Jurnal Diskursus Islam, 1, 3. 366-380.

Naghavi, F., & Redzuan.M. (2012). Relationship between family environment and

emtional intelligence: examination of the moderating factor. Life Science

Journal, 9 (1): 391-395.

Noorbakhsh, S. N., Beshrat, M. A., &Zarei, J. (2010). Emotional intelligence and

coping with stress. Procedia Social and Behavioral Sciences, 5, 818-822.doi:

10.1016/j.sbspro.2010.07.191.

Nottingham, E. K. Religion and society. Agama dan masyarakat (suatu pengantar

sosiologi agama). Nahorong (terj). 1994. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Nwadinigwe., P.I., & Obieke., A.U. (2012). The impact of emotional intelligence on

academic achievement of senior secondary school students in Lagos,

Nigeria.Journal of Emerging Trends in Educational Research and Policy

Studies (JETERAPS), 3(4), 395-401.

Odilo, H. W & Huber, S. (2012). The centrality of religiosity scale (CRS). Religion, 3,

710-724.doi.103390/rel3030710.

Ozabaci, N. (2006). Emotional intelligence and family environment. Sosyal Bilimler

Dergisi, 16, 169-175.

Papalia, Olds, & Felman. Human development. Perkembangan manusia. Marswendy

(terj). 2009. Jakarta: Salemba Humanika.

Pargament, K. I. (1997). The psychology of religion and coping: theory, research,

practice. New York: Guilford Press.

Pargament,, K. I., & Raiya, H. A. (2007). A decade of research on the psychology of

religion and coping: things we assumed and lessons we learned. Psyke & Logos,

28.742-766.

Page 121: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

Perez, J. C., Petrides, K. V., &Furnham, A. (2005).Measuring trait emotional

intelligence.In Schulze, R., & Roberts, R. D. (Eds).Emotional intelligence: An

international handbook. (pp. 181-201). Ashland, OH, US: Hogrefe & Huber

Publisher.

Putra, R. R. (2012). Pengaruh kecerdasan emosi terhadap keterampilan sosial remaja

siswa MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan. Skripsi Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Pichayapinyo., P., Pawwattana, A., &Thongvichaen, S. (2008). Parenting styles,

emotional intelligence, and intelligence questions in Thai school-aged children

in Tukdang community Bangkok Metropolis. Journal of Public Health,

38(1).59-70.

Rahman, U. (2009). Perilaku religiusitas dalam kaitannya dengan kecerdasan emosi

remaja. Jurnal Al-Qalam, 15, No.23 157-174.

Riberio. L.L. (2009). Construction and validation of a four parenting styles scale.

Thesis. Humboldt State University.

Rosmanah, M. (2005).Hubungan religiusitas dengan kecerdasan emosional.

MimbarAkademik, 2, 41-50.

Rusydi, A. (2012). Religiusitas dan kesehatan mental studi pada aktivis jama’ah

tabligh Jakarta selatan. Tanggerang Selatan: YPM.

Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990).Emotional intelligence. Imagination, Cognition,

and Personality, 9, 185-211.

Santrock, J. W. Life-span development. Perkembangan masa hidup. Chusairi, &

Damanik (terj). 2002. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. (2010). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Schutte, N. S., Malouff, J. M., Bobik, C., Coston, T. D., Greeson, C., Jedlicka, c.,

Wendorf, G. (2001). Emotional intelligence and interpersonal relations. The

Journal of Social Psychology, 141(4), 523-536.

Sobur, A., (2003). Psikologi umum. Bandung: CV Pustaka Setia

Page 122: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

Steinberg, L., Lamborn, S. D., Darling, N., Mounts, N. S., &Dornbusch, S. M. (1994).

Over-time changes in adjustment and competence among adolescent from

authoritative, authoritarian, indulgent, and neglectful families. Child

Development, 65.754-770.

Umar, J. (2011). Bahan ajar analisis konfirmatorik (CFA). Tidak dipublikasikan

Page 123: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

KEMENTERIAN AGAMA

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) TAMBAKBERAS - JOMBANG - JATIM

JI. Merpati Telp. (0321) 862352 Fax. (0321) 855537 Tambakberas Jombaoi Kode Pos 61451 website: www.mantllmbakberns.com email: [email protected]

TERAKREDITASI A

SURAT KETERANGAN Nomor: Ma.15.22/TL.001 1';'77 ·/2014

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Drs. H. AH. SUTARI, M.Pd

NIP 195703271984031002

Pangkat/Gol Pembina Tk. I I IVb

Jabatan Kepala MAN Tambakberas Jombang

Alamat Instansi J1. Merpati Tambakberas Jombang

Menerangkan

Nama BAHJATUL ARAFAH

TempatfTg1.Lahir Gresik, 10 Juni 1992

NIM/NIMKO 1110070000013

Fak.lJurusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta I Psikologi

Alamat Jln. Dr. Soetomo RtlRw 03/04 Sungon Legowo Bungah Gresik

Telah melaksanakan Penelitian di MAN Tambakberas Jombang :

Waktu Penelitian 19 sId 20 November 2014

Judul Penelitian Pengruh Religiusitas dan Pola Asuh Terhadap Kecerdasan Emosi

Remaja

Demikian surat keterangan ini dibuat, agar digunakan sebagaimana mestinya.

AH. SUTARI, M.Pd 703271984031002

Page 124: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

Asslamu'alaikum Wr. Wb

Selamat pagi I siang

Kakak adalah mahasiswi Program Saljana Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

semester sembilan (9) yang sedang mengadakan penelitian skripsi.Dalam rangka mengumpulkan

infonnAsi terscbut, kakak mcmohon bantuan dan kesediaan adik untuk mengisi kuisioner

ini.Keberhasilan pcnclitian ini bergantung dari jawaban adik.Olch karcna itu, kescdiaan adik

untuk mengisi dengan sungguh-sungguh sangat kakak harapkan.

Kuisioner ini berisi pemyataan-pemyataan yang menggambarkan keadaan diri

adik.Sebclum mengisinya, adik diminta untuk membaca dengan seksama petunjuk

pengisianJawablah setiap pemyataan sesuai dcngan kondisi diri adik yang sebenamya karcna

tidak ada jawaban yang benar maupun salah.Scbelum mengembalikan kuisioner ini, mohon

diperiksa jawaban adik jangan sampai tcrlewat.

Scmua data yang ada akan dirahasiakan dan hanya digunakan demi KEPENTINGAN

PENELITIAN ini. Ahir kata, kakak ucapkan terimaksih kepada adik yang telah berscdia

membantu dalam pengisian kuisioner ini.Semoga penelitian ini dapat bennanfaat dan diberkahi

oleh Allah SWT.amin.

Wasslamu'alaikum Wr.Wb

Jakarta, 31 oktober 20 14

Honnat Saya

. Bahjatul Arafah

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASIDAN IDENTITAS RESPONDEN

Dengan ini saya secara sukarcla menyalakan bersedia untuk berpaltisipasi dalalll

penelitian ini:

Nama

Kelas

Usia

Jcnis kelamin : P/L

Responden,

(... .)

PETUNJUK I'ENGISIAN

Berikut ini terdapat pemyataan penlitian.Baca dall pahami setiap pelllyataan.Adik diminta unluk

mengemukakan apakah pemyalaan tersebut sesuai dengan diri adik. Kemudian bcri tanda

checklist ( ..J ) pada salahsatu pilihan altematif yang tersedia, pada kolom dibagian dcngan

dengan ketentuan:

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

Tidak ada jawaban yang benar a!au salah untuk seliaI' pernyataan, scluruh jawaban adalah benar selama itu sesuai dengan diri adik.

Page 125: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

Conloh pengisian:

Jika jawaban adik Scsuai, maka adik dapal mcngisi dengan landa ( -.J ) sepel1i dibawah ini.

NO I PERNYATAAN

I. I Saya merasa puas dengan diri sendiri

SKALA J

18 Saya selalu merasa pesimis ketika menghadapi kcsulitall

19 --.--"--.-- ­ ---~

Saya selalu yakin bahwa saya mampu mcnyclcsaikan tugas

dengan selsai.

20 ---------

Ketika saya menghadapi kcsulitan saya tclap oplimis. .­

21 Saya mampu mcmotivasi diri untuk pcncapain hasil yallg

lerbaik.

22 Saya sulit bangkit setclah mengalami kcgagahll1.

23 Saya lidak suka mcnunda-nunda pckcljaall.

24 Saya dapat mcrasakan kctika leman saya gcmhi nl.

25 Jika leman saya kcccwa saya lidak dapat mcm<lhamillya.

26 Saya kurang mempcrdulikan pcrasaan orallg laill.

27 Saya mampu merasakall upa yung diras"kall Illch orang lain.

28 Saya mendengar dengan pcnuh pcrhatian bil" Icn1(ln scdang

berbicara.

29 Kelika leman saya sedih saya bcrusaha mcnghiburnya.

30 saya merasa malas mendcngarkan kctika tcman saya

bercerita.

31 Saya mudah bergaul dengan orang baru.

32 Saya berusaha ramah kepada scmua teman. -_. . ­

33 Saya kurang suka bergaul dcngan lcman-lcman.

34 Saya lebih suka menghindar jika bcrtcmu lcman yang lid"k

saya sukai.

35 Bila ada kesalahpahaman dengan orang lain sayalidak

memperdulikannya.

36 Saya berusaha selalu tersenyum ketika bertcmu dcngan orang

lain.

37 Saya menyempatkan waktu untuk berbincang-billcang dcngan

leman.

38

,

Saya lidak suka bcrtukar pikiran dengan lcman-lcman di

sekolah.

NO PERNYATAAN SS S TS STS I Saya lahu kelika saya merasa senang.

2 Saya menyadari ketika suasana hati lidak nyaman.

3 Saya sulil merasakan perasaan yang dOl lang liba-tiba.

4 Saya merasa bingung dengan perubahan yang terjadi dalam

did saya.

5 Saya mengelahui hal-hal yang membual saya sedih.

6 Saya mengetahui hal-hal yang membuat saya senang.

7 Saya mampu memahami penyebab saya marah.

8 Kelika menghadapi persoalan, saya merasa gelisah.

9 Saya dapat mengendalikan diri kelika saya marah.

10 Kelika saya menghadapi persoalan, saya mampu

mengatasinya.

II Saya merasa kecewa, jika yang tetjadi tidak sesuai dengan

harapan saya.

12 Saya sulit menahan marah ketika dibuat kesal oleh teman.

13 Kelika saya kecewa saya dapat mengungkapkanya dengan

baik.

14 Kelika saya marah, saya akan membenlak-benlak orang lain.

15 Saya selalu memendam perasaan saya kelika saya sedih dan

kecewa.

16 Walau hambatan menghadang, saya selalu memacu semangat

unluk berhasil.

17 Saya takut akan kegagalan.

I

Page 126: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

--

---I SKALA 2

NO PERNYATAAN SS S TS STS

I Saya scring bCJllikir tentang isu-isu keagamaan.

2 Saya sangat percaya bahwa Allah yang menentukan nasib saya.

3 Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan religius.

4 Saya sering berdoa.

5 Saya sering mengalami situasi dill1ana saya merasa bahwa Allah

telah mCll1pengaruhi hidup saya.

6 Saya sangattel1arik dalam mempelajari topik - topik keagamaan

7 Saya percaya bahwa kehidupan setelah kematian itu ada.

g Pelayanan keagamaan penting bagi saya.

9 Mendoakan diri sendiri itu penting bagi saya.

10 Saya merasa sering mengalami situasi dimana saya merasa bahwa

Allah ingin berkomunikasi atau mengungkapkan sesuatu kepada

saya.

II Saya sering mencari infonnasi mengenai keagamaan melalui

radio, televisi, internet, surat kabar, atau buku.

12 Saya percaya bahwa kekuatan ilahi itu benar-benar ada.

l3 Berhubwlgan dengan komunitas agama penting bagi saya.

14 Saya sering berdoa secara spontan ketika terinspirasi oleh situasi

sehari-sehari.

15 Saya sering mengalamisituasi di mana sayamemiliki perasaan

bahwaAllahatausesuatu yang illahiitu ada atau hadir.

SKALA 3

NO PERNYATAAN SS S TS STS

I Ibu saya berpendapat bahwa anak-anak harus menyetujui

setiap keputusan dalall1 keluarga sama sepcrti orangtua

lakukan.

---_._~_.

2 Ibu saya bcrpendapat bahwa saya harus mcngikuti

pcndapatnya dcmi kcbaikan saya, walaupun saya tidak

menyctujui pendapatnya.

3 Ibu selalu mennyuruh Illclakukan scsualu, dan bcrharap , bahwa saya langsung mclakukannya tallpa bcrtanya apapun. i

4 Jika ada pcraturan yang ditcrapkan dalam kcluarga, ibu saya I I

menjclaskall alasan kcpcntingan pcraturan kcpada saya. I 5 Ibu saya sclalu mcndcngaran pcndapat saya dan mcnjclaskan I

alasanya sctiap kali saya mcrasa ada pcraluran atau larangan I

dalam keluarga yang tidak masuk akal.

6 Ibu saya merasa bahwa saya bcbas bCl11Cndapat dan I

melakukan apapun yang saya inginkan, walaupun pcndapat

dan keinginan saya tidak sesuai dcngan ibu saya inginkan.

7 Ibu saya tidak memperkenankan saya untuk bcrtanya apapun

mengenai keputusan/peraturan yang tclah dibuatnya. .-- ­---------~--I-

g Ibu saya mengatur segala kegiatan dan kcpulusan saya I

dengan pcnimbangan dan disiplin.

9 Ibu saya selalu beranggapan bahwa saya harus dipaksa untuk

beJllrilaku sesuai dengan apa yang seharusnya anak-anak

lakukan.

10 Ibu saya tidak beranggapan bahwa saya pcrlu IJIcnaati

peraturan hanya karcna seorang yang Icbih tua telah

menetapkanya. j II Saya bebas berdiskusi dengan ibusaya mcngcnai

pendapatlkeinginan saya apabila saya mcrasa ada kcputusan

yang tidak masuk akal.

Ibu saya beJllendapat bahwa orang tua yang bijaksana adalah

orangtua yang menunjukan siapa "bos" (yang bcrkuasa)

didalam keluarga.

12

Ibu sayajarang membcrikan saya harapan dan pctunjuk 13

Page 127: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI POLA ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37107/1/Bahjatul Arafah-FPS.pdf · Kepala sekolah MAN Tambak beras Jombang bapak

--

dalalll bcrtingkah laku.

14 Ibu selalu membual kepulusan scsuai kcsepakalan kcluarga.

15 Ibusclalu lIIelllbcrikan arahan dan pClunjuk yang masuk akal

kcpada saya.

16 Ibu akan Illarah apabila saya lidak scluju dengan

pendapalnya.

17 Menullli ibu, kcbanyakan lIIasalah dalam masyarakal dapal

diselcsaikan apabila orangtua lidak melarang aklivilas •

kcpulusan, dan keinginan anaknya.

18 Ibu saya sela1u mcmberilahukan harapanya mcngenai

bagaimana saya harus bersikap dan berperilaku dan jika saya

lidak menurulinya saya akan dihukum.

19 Ibu saya memperbolehkan saya memuluskan hal-hal unluk

diri sayasendiri lanpa ada arahan darinya.

20 Ibu saya mendengarkan pendapal saya sebagai pertimbangan

unluk lIIengambil kesepakalan dalam keluarga. Namun, ibu

lidak semudah ilU mellluluskan scsualu hanya karena

keinginan saya.

21 Ibu saya lidak memandang sebagai orang yang

bertanggungjwab unluk membimbing dan mengarahkan

lingkah laku saya.

22 lbu memiliki aluran yangjelasmengenai bagaimana saya

harus berperilaku dalam keluarga, namun ibu lelap

Illenyesuaikan aluran lcrscbul dengan kebutuhan saya.

23 lbu lIIelllberikan arahan lerhadap lingkah laku , aklivilas ,

dan Illcngikuli arahanya. Ibu juga sclalu bcrsedia unluk

Illendcngarkan pendapal saya dan Illendiskuksikan arahan

lcrsebul dengan saya.

24 Ibu Illemperbolchkan saya berpendapal lenlang peralurnn

dalam kcluarga dan mCllluluskan scndiri hal yang ingin

-~ ----------- ----- --- --------------i----- T-- ---Isayalakukan.

___________.. __0_. ________ . ___ .• ______ • __ .. --->0 I-~----

~ Menurul ibu. masalah di Illasyarakal akan lcrsclsaikan ,

apabila oranglua IIIclIlbalasi aklivilas. kcpulusan, dan I

keinginan anak-anaknyu. i

26 Jika ibu inginlllclllcrintuh ulau Illcnyuruh saya IIIclakukun I

sesualu biusanyu ibu Illcngulukan langsung pada saya lujuan !

perintahnya.

27 Ibu saya IIIclllbcrikan arahan yang jclas lcrlwdap lingkah

laku dan aklivilas saya, nalllun Illcrcka juga IIIcngcl1i kclika

saya lidak sependapal dcnganya.

28 Ibu saya lidak Illengalur pcrilaku aklivitas dan kcinginan

saya. I 29 Ibu saya, lidak Illengalur pcrilaku, aklivilas, dan kcingnan

Isaya. I - ._.._-Ibu saya, menunlul saya unluk mClllaluhi pcnnl;;l~ny~-d-;;;lli !

menghonnali kekuasaanya. _______ J 30

--'-------- ­