pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap …
TRANSCRIPT
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 16
PENGARUH PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Studi Empiris Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)
Ibrahim MS1, Yulius Gessong Sampeallo2 dan Feni Nur Rahmawati3
[email protected],[email protected], [email protected] 123 Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Samarinda
123 Jl. Cipto Mangunkusumo, Sungai Keledang, Kec. Samarinda Seberang Kota Samarinda, 75242
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh ROA (Return On Assets) terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR), (2) pengaruh ROE (Return On Equity) terhadap Corporate
Social Responsibility (CSR), (3) pengaruh NPM (Net Profit Margin) terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR),dan (4) pengaruh simultan ROA, ROE, NPM terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR). Metode analisis yang menggunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi
berganda. Sampel penelitian sebanyak 22 perusahaan yang diperoleh dari purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CSR.
(2) ROE memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap CSR.(3) NPM memiliki pengaruh yang
tidak signifikan terhadap CSR.
Kata Kunci : ROA, ROE, NPM, CSR
ABSTRACT This study aims to determine (1) the effect of ROA (Return On Assets) on Corporate Social
Responsibility (CSR), (2) the effect of ROE (Return On Equity) on Corporate Social Responsibility
(CSR), (3) the effect of NPM (Net Profit Margin) ) on Corporate Social Responsibility (CSR), and
(4) the simultaneous influence of ROA, ROE, NPM on Corporate Social Responsibility (CSR). The
analytical method used in this study is multiple regression analysis. A sample of 22 companies was
obtained from purposive sampling.
The results show that (1) ROA has a significant effect on Corporate Social Responsibility. (2) ROE
has a non-significant effect on Corporate Social Responsibility. (3) NPM has a non-significant
effect on Corporate Social Responsibility.
Keywords: ROA, ROE, NPM, CSR
PENDAHULUAN
Pada era modern ini banyak perusahaan yang semakin berkembang pesat, maka pada saat itu pula dapat
terjadi kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan disekitar karena persaingan yang ketat antara perusahaan
yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Kerusakan lingkungan yang terjadi dapat disebabkan karena beberapa
faktor salah satunya antara lain adalah pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan secara terus-menerus tanpa
ada memperhatikan pada dampak negatif yang akan ditimbukannya. Salah satu faktor perusahaan yang memiliki
pengaruh dampak yang cukup besar terhadap lingkungan yaitu pada perusahaan pertambangan.
Dalam perusahaan pertambangan, perusahaan akan memperoleh dan mengolah barang tambang seperti
batubara, timah, minyak bumi dan gas alam. Dengan adanya suatu kegiatan penambangan ini terdapat terjadinya
pengikisan lahan sehingga dapat menyebabkan suatu erosi. Limbah dari hasil pengolahan pertambangan juga dapat
mencemari lingkungan disekitarnya. Selain itu, kegiatan industri tambang yang menggunakan bahan bakar fosil
menghasilkan CO2 yang dapat menimbulkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Perusahaan yang diberikan
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 17
izin mengelola Sumber Daya Alam (SDA) pada umumnya memiliki suatu kewajiban terhadap masyarakat maupun
lingkungan dimana perusahaan berada dan melaksanakan kegiatan usahanya. Kewajiban perusahaan terhadap
masyarakat dan lingkungan dan untuk mengurangi dampak negatif tersebut, muncul kesadaran yang berasal dari
perusahaan dengan mengembangkan Corporate Sosial Responsibility (CSR).
Kusumadilaga (2010), berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) dapat memberikan
dampak positif bagi suatu perusahaan, dimana dengan melakukan aktivitas CSR tersebut, perusahaan dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk perusahaan sehingga reputasi perusahaan juga meningkat
dimata masyarakat. Jadi, masyarakat akan berkeinginan untuk membeli produk perusahaan. Semakin laku produk
perusahaan di pasaran maka laba (profit) yang dapat dihasilkan perusahaan akan semakin meningkat. Dengan
meningkatnya profit akan dapat menarik para investor, karena profitabilitas menjadi pertimbangan penting bagi
para investor dalam keputusan investasinya. Hal ini akan secara signifikan mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan.
Dalam menjalankan mengenai aktivitas CSR tidak ada standar atau praktik-praktik tertentu yang
dianggap baik. Setiap perusahaan memiliki karakteristik dan situasi yang berbeda-beda yang berpengaruh terhadap
bagaimana mereka memandang tanggungjawab sosial. Setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam
hal kesadaran akan berbagai isu berkaitan dengan CSR serta seberapa banyak hal yang telah dilakukan dalam
mengimplementasikan pendekatan CSR tersebut.
Saat ini CSR merupakan hal yang wajib dilakukan bagi sebuah perusahaan yang kegiatan usahanya
berkaitan dengan sumber daya alam. Kewajiban perusahaan dalam menerapkan Corporate Social Responsibility
(CSR) diatur dalam UU nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang Perseroan terbatas ayat (1) yang berbunyi
“perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)”. Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR pun
terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 41 ayat
(1) menyatakan bahwa “ barangsiapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang
mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama
sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah”. Selanjutnya pada pasal 42 ayat (1) menyatakan
bahwa “barang siapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak
seratus juta rupiah”.
Selain itu CSR juga dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, stakeholders dapat menilai
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan tersebut dalam periode waktu tertentu. Pertimbangan investor untuk
melakukan investasi pada suatu perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan. Melalui
kinerja keuangan investor dapat menilai kondisi dan kinerja perusahaan serta dapat melihat tingkat keuntungan
perusahaan. Kinerja keuangan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah praktik CSR serta
pengungkapannya. Mengingat bahwa dalam melaksanakan 2 operasi bisnis, selain untuk memperoleh
profitabilitas yang tinggi perusahaan juga harus memberikan manfaat dan memperhatikan kesejahteraan
stakeholders, karena stakeholders memegang peranan penting dalam keberlanjutan bisnis suatu perusahaan.
Implementasi praktik CSR merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memberi manfaat dan menyejahterakan
stakeholders.
TINJAUAN PUSTAKA
Legitimaci Theory
Menurut Hadi (2011:87), Legitimasimasyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka
mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi
perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin
maju. Legitimasi merupakan keadaan psikologis keberpihakan orang dan kelompok orang yang sangat peka
terhadap gejala lingkungan sekitarnya baik fisik maupun non fisik. Definisi tersebut mengisyaratkan, bahwa
legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 18
(society), pemerintah individu dan kelompok masyarakat. Untuk itu, sebagai suatu sistem yang mengedepankan
keberpihakan kepada society, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat.
Lako (2011:64), berpendapat bahwa korporasi dan komunitas sekitarnya memiliki relasi sosial yang erat
keduanya terkait dalam suatu “social contract”. Menurut teori kontrak sosial, keberadaan korporasi dalam suatu
area karena didukung secara politis dan jaminan oleh mekanisme regulasi yang diterbitkan oleh pemerintah serta
parlemen yang juga merupakan representasi dari masyarakat. Dengan kata lain ada “kontrak sosial” tidak langsung
antara korporasi dengan publik dimana publik memberi dukungan costs dan benefits desain dan realisasi program-
program CSR yang terarah pada kepentingan stakeholder adalah kewajiban asasi korporasi, bukan bersifat
sukarela.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa teori Legitimaciadalah faktor strategis
bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan untuk ke depannya. Hal itu, dapat dijadikan sebagai
wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah
lingkungan masyarakat yang semakin maju.
Stakeholder Theory
MenurutHadi (2011:94), batasan stakeholder tersebut mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya
memperhatikan stakeholder, karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika
perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi
legitimasi stakeholder. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat melepaskan diri dengan lingkungan sosial
sekitarnya. Perusahaan perlu menjaga legitimasi stakeholder serta mendudukannya dalam rangkakebijakan dan
pengambilan keputusan, sehingga dapat mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Sedangkan menurut Lako (2011:63), mengemukakan bahwa stakeholder theory, kesuksesan atau hidup
mati-nya suatu korporasi sangat bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan beragam kepentingan
dari para stakeholdernya seperti investor, kreditor, pemasok, pelanggan, karyawan, pemerintah, dan masyarakat.
Bila mampu melakukanya, korporasi akan meraih dukungan stakeholder. Dampaknya, pangsa pasar, penjualan,
dan laba akan tumbuh langgeng. Biaya-biaya yang dikeluarkan (private cost dan public cost) juga bisa
diminimalisir.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa teoristakeholderadalah batasan
stakeholder tersebut mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder, karena mereka
adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta
kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaanuntuk menyeimbangkan beragam kepentingan dari para
stakeholdernya seperti investor, kreditor, pemasok, pelanggan, karyawan, pemerintah, dan masyarakat.
Signaling Theory
Menurut Fahmi (2014:21), menge-mukakan bahwa signaling theory adalah teori yang membahas naik
turunnya harga di pasar seperti harga pasar, obligasi, dan lain-lain sehingga akan mempengaruhi dengan keputusan
investor.
Suwarjono (2012:32),Teori Signaling berakar pada teori akuntansi pragmatik. teori akuntansi pragmatik
yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Salah
satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman
ini nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman.
Menurut Brigham dan Houston (2011:185), isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil
perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting,
karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 19
investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan, atau gambaran, baik
untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan
bagaimana efeknya pada perusahaan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa signaling theory adalah membahas naik
turunnya harga di pasar seperti harga pasar, obligasi, dan lain-lain sehingga akan mempengaruhi dengan keputusan
investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan, atau gambaran, baik
untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan
bagaimana efeknya pada perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Untung (2014:3),Corporate Social Responsibility merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari
dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas
setempat ataupun masyarakat luas.
Lako (2011:5), mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility merupakan konsekuensi logis
dari adanya hak asasi yang diberikan negara kepada perusahaan untuk hidup dan berkembang dalam suatu area
lingkungan.
Nur Hadi (2011:47), Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu satu bentuk tindakan yang
berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang disertai dengan
peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup
masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas.
Radyati (2014:12), memaparkan arti Corporate Social Responsibility secara singkat. Terdapat dua ranah
pengertian Corporate Social Responsibility, yakni ranah filosofis dan pragmatis. Secara losofis, Corporate Social
Responsibility berasal dari teori etika. Terdapat tiga ranah etika, yakni secara teleologi adalah berkaitan dengan
konsekuensi (utilitarianisme); menurut deontologi adalah berhubungan dengan tugas (duty-based); dan
berdasarkan virtue adalah menjaga keseimbangan (virtue-based). Jadi melakukan CSR berarti cara perusahaan
menciptakan bisnis yang dapat memberikan kebaikan untuk banyak orang. Setelah itu perusahaan harus memenuhi
tugas dan kewajibannya sebagai pelaku bisnis (compliance with laws and regulations). Terakhir, perusahaan harus
memelihara keseimbangan antara kerugian dan manfaat yang dihasilkan dari bisnisnya serta melakukan bisnis
yang menjunjung tinggi moral dan keadilan. Sedangkan dalam ranah pragmatis, CSR merupakan aktivitas holistik
terintegrasi yang dapat dimasukkan sebagai bagian dari sistem manajemen. Persoalan utama yang dihadapi
perusahaan adalah bagaimana menghubungkan antara ranah filosofis dengan pragmatis tersebut. Biasanya ranah
filosofis berhubungan dengan perumusan filosofis perusahaan.
Sedangkan menurut Mardikanto (2014:95), Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah pertanggung-
jawaban sosial perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang
melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Seperangkat kebijakan, praktik dan program yang
terintegrasi di seluruh operasi bisnis dan proses pengambilan keputusan serta dimaksudkan untuk memastikan
bahwa perusahaan memaksimalkan dampak positif dari operasinya pada masyarakat. Sedangkan menurut World
Business Council for Sustainable Development (WBCSD), Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, bekerja dengan
karyawan, keluarga mereka, dan masyarakat lokal.
Kartini (2013:5) mengungkapkan bahwa sejauh ini definisi yang cukup dikenal mengenai CSR masih
mengandung empat kategori tanggung jawab sosial seperti yang dirumuskan oleh Carrol (1979:499), yaitu :
1. Economis Responsibility secara ekonomi tanggungjawab perusahaan adalah menghasilkan barang dan jasa
untuk masyarakat dengan harga yang wajar dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 20
2. Legal Resposnsibility dimanapun perusahaan beroperasi tentu saja tidak akan lepas dari peraturan dan undang
– undang yang berlaku di tempat tersebut, terutama peraturan yang mengatur kegiatan bisnis. Peraturan
tersebut berkaitan dengan pengaturan lingkungan dan perlindungan konsumen.
3. Ethical Responsibility perusahaan yang didirikan tidak hanya patuh dan taat pada hukum yang berlaku namun
juga harus memiliki etika.
4. Discrestionary Responsibility, tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti berhubungan dengan masyarakat,
menjadi warga negara yang baik, dan lain-lain.
Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan atau
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen berkelanjutan dari perusahaan terhadap
kelangsungan pembangunan ekonomi dalam usaha meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan.
CSR masih mengandung empat kategori tanggung jawab sosial yaitu : Economis Responsibility, Legal
Resposnsibility, Ethical Responsibility, danDiscrestionary Responsibility.
Landasan Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)
Pengungkapan Corporate Social Responsibility yang semula bersifat sukareladitingkatkan menjadi lebih
besifat wajib. Kewajiban pengungkapan Corporate Social Responsibility diatur dalam Undang-Undang nomor 40
Tahun 2007 Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan:
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;
2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan
dan kewajaran;
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas yang terdapat dalam pasal 2 menyatakan bahwa setiap perseroan selaku
subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selanjutnya, dalam pasal 3 menyatakan bahwa:
1. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi kewajiban bagi
Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
berdasarkan Undang-Undang;
2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan baik di dalam maupun di luar lingkungan
Perseroan.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 232/KMK.013/1989 tanggal 11 Nopember 1989 tentang Pedoman
Pembinaan Pengusaha konomi Lemah dan Koperasi melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dana
pembinaan disediakan dari penyisihan sebagian laba BUMN sebesar 1%-5% (dari laba setelah pajak). Nama
program saat itu lebih dikenal dengan Program Pegelkop (Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi).
Pada Tahun 1994, nama program Pegelkop diubah menjadi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (Program
PUKK) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang
Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui pemanfaatan dana dari Bagian Laba BUMN.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pasal 21, Badan
Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba tahunan yang dialokasikan
kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.
PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui
pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar
2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk
Program Bina Lingkungan.
Dengan adanya peraturan ini, perusahaan khususnya perseroan terbatas yang bergerak di dalam bidang
atau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada
masyarakat.
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 21
Manfaat Corporate Social Responsibility
Mardikanto (2014:137), mengungkapkan manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)bagi suatu
perusahaan sebagai berikut:
1. Meningkatkan citra perusahaan. Dengan melakukan CSR, konsumen dapat lebih mengenal perusahaan
sebagai perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat.
2. Memperkuat “Brand” perusahaan. Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen
dengan cara membagikan produk secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan keberadaan
produk perusahaan sehingga dapat meningkatkan posisi brand perusahaan.
3. Mengembangkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan.
4. Dalam melaksanakan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu
dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan universitas lokal. Maka
perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut.
5. Membedakan perusahaan dengan pesaingnya. Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan
mempunyai kesempatan menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga dapat membedakannya dengan
pesaing yang menawarkan produk atau jasa yang sama.
6. Menghasilkan inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pengaruh perusahaan. Memilih kegiatan CSR
yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan memerlukan kreatifitas. Merencanakan CSR secara konsisten
dan berkala dapat memicu inovasi dalam perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan peran dan
posisi perusahaan dalam bisnis global.
Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility
Mardikanto (2014:164), menguraikan prinsip-prinsip implementasi CSR menjadi lima, yaitu:
1. Prinsip Kepatuhan Hukum, dalam arti, perusahaan harus memahami dan mematuhi semua peraturan, lokal,
internasional, yang dinyatakan secara tertulis dan tidak tertulis, sesuai dengan prosedur tertentu.
2. Kepatuhan terhadap Hukum Adat Internasional. Artinya, ketika menetapkan kebijakan dan praktik yang
berkaitan dengan tanggungjawab sosial, perusahaan harus mematuhi, keputusan, pedoman, peraturan
pemerintah, deklarasi dan atau perjanjian internasional.
3. Menghormati stakeholder terkait, dalam arti, perusahaan harus mengakui dan menerima keberagaman
stakeholder terkait dan keragaman perusahaan-mitra (besar dan kecil) dan unsur-unsur lain, yang dapat
mempengaruhi stakeholder terkait.
4. Prinsip Transparansi artinya, perusahaan harus jelas, akurat, dan komprehensif dalam menyatakan kebijakan,
keputusan dan kegiatan, termasuk pengenalan terhadap potensi lingkungan dan masyarakat. Selain itu,
informasi tersebut harus tersedia bagi orang yang terkena dampak, atau mereka yang mungkin akan
terpengaruh secara material oleh perusahaan.
5. Menghormati Hak Asasi Manusia, dalam arti, perusahaan harus melaksanakan kebijakan dan praktik yang
akan menghormati hak asasi manusia yang ada dalam Deklarasi Universal lefts Manusia.
Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Fahmi (2014:2), Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan -aturan pelaksanaan keuangan secara
baik dan benar. Seperti dengan membuataturan laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan
dalamSAK (Standar Akuntasi Keuangan) atau GAAP (General Accepted Accounting Principle), dan lainnya.
Sedangkan menurut Jumingan (2011:239), Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan pada
suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur
dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.
Tahap-tahap dalam menganalisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 22
Fahmi (2014:3),Penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-beda tergantung kepada ruang lingkup bisnis
yang dijalankannya, apakah sektor pertambangan, sektor keuangan, dan lain-lain. Ada lima tahan dalam
menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu :
a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai
dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil
laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
b. Melakukan perhitungan dengan menyesuaikan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga
hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan yang sesuai dengan analisis yang
diinginkan.
c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh kemudian melakukan perbandingan
dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Dari perbandingan tersebut, nantinya dapat dibuat
kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada dalam kondisi sangat baik, baik,
sedang/normal, tidak baik, sangat tidak baik.
d. Melakukan pernafsiran (intepretation) terhadap berbagai permasalahan untuk melihat apa-apa saja
permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan tersebut.
e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan
agar kendala dan hambatan yang selama ini dapat terselesaikan.
Profitabilitas
Menurut Kasmir (2015:196) pengertian profitabilitas adalah sebagai berikut: “Profitabilitas adalah rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi.Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan”.
Menurut Harahap (2011:304), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melaui
semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,
dan sebagainya.
Sedangkan menurut Fahmi (2011:68), pengertian profitabilitas adalah sebagai berikut: Profitabilitas
adalah rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya
tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dan mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan
penjualan maupun investasi.
Pengukuran Profitabilitas
Return On Assets (ROA)
MenurutKasmir (2018:202), Return On Assets (ROA) adalah salah satu rasio profitabillitas yang
menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaaan yang juga merupakan suatu
ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Hasil pengembalian aktiva menunjukan
produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal sendiri maupun modal pinjaman. Semakin kecil (rendah)
rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas
dari keseluruhan operasi perusahaan.
ROA =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Return On Equity (ROE)
MenurutKasmir (2018:204), Retur On Equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan modal sendiri. Rasio Retur On Equity (ROE) menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, begitu juga
sebaliknya. ROE setiap perusahaan harus dibandingkan dengan ROE perusahaan sejenis lainnya atau dengan rata-
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 23
rata industri. Tujuannya adalah untuk melihat kekuatan perusahaan tersebut dalam menciptakan daya tarik
investasi di masa yang akan datang. Rumus untuk menghitung ROE :
ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Net Profit Margin (NPM)
Menurut Kasmir (2018:200), Net Profit Margin (NPM) yang juga dapat disebut dengan Return On Sales
(ROS) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio
ini adalah dengan cara membandingka antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.
Sedangkan Menurut (Hanafi dan Halim, 2016:81), Net profit margin (NPM) adalah menghitung sejauh
mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat
secara langsung pada analisis common size untuk laporan laba rugi (baris paling akhir). Rasio ini bisa
diinterprestasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efesiensi) di perusahaan
pada periode tertentu.Rumus untuk menghitung NPM (Kasmir, 2018:200) :
NPM = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Indikator Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility (CSR) dihitung berdasarkan 91 indikator berdasarkan GRI-G4.GRI-G4
menyediakan kerangka kerja yang relevan secara global untuk mendukung pendekatan yang terstandardisasi dalam
pelaporan, yang mendorong tingkat transparasi dan konsistensi yang diperlukan untuk membuat informasi yang
disampaikan menjadi berguna dan dapat dipercaya oleh pasar dan masyarakat.Fitur yang ada di GRI-G4
menjadikan pedoman ini lebih mudah digunakan, baik bagi pelapor yang berpengalaman dan bagi mereka yang
baru dalam pelaporan keberlanjutan dari sektor apapun dan didukung oleh bahan-bahan dan layanan GRI lainnya
(www.globalreporting.org).
Standar GRI dipilih karena lebih memfokuskan pada standar pengungkapan berbagai kinerja ekonomi,
sosial, dan lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan pemanfaatan sustainability
reporting. Dalam standar GRI-G4 (2013) indikator kinerja dibagi menjadi tiga komponen utama, yaitu ekonomi,
lingkungan, dan sosial mencakup praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia,
masyarakat, tanggungjawab atas produk dengan total kinerja indikator mencapai 91 indikator.
(Sumber:www.globalreporting.org)
Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 1 Kerangka Konseptual Penelitian
Hipotesis
Hipotesis penelitian digunakan untuk sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulan pada penelitian. Menurut
Sugiyono (2018:98), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. Berdasarkan konsep
teori dan kerangka konseptual diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 24
H1 = Return On Assets (ROA) berpengaruhsignifikan terhadapCorporate Social Responsibility (CSR)pada
perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2 = Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadapCorporate Social Responsibility (CSR)pada
perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H3 = Net Profit Magin (NPM) berpengaruh signifikan terhadapCorporate SocialResponsibility (CSR) pada
perusahaanpertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Populasi
Menurut Sugiyono (2018:130), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pertambangan batubara yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Perusahaan pertambangan batubara dipilih karena perusahaan-
perusahaan pertambangan batubara banyak memberikan pengaruh atau dampak negatif terhadap lingkungan di
sekitarnya sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan perusahaan.
Sampel
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling . Menurut
Sugiyono (2017:85), Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun
kriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor pertambangan batubara yang IPO sebelum tanggal 1 Januari 2014 terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2014-2018.
2. Perusahaan sektor pertambangan batubara yang menyediakan laporan tahunan lengkap selama periode 2014-
2018.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data laporan tahunan perusahaan
pertambangan batubara pada periode 2014-2018 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau
(www.idx.co.id).
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode
dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder yang dipublikasikan oleh
pemerintah yaitu dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan tahunan perusahaan pertambangan yang terdapat
dalam IDX Statistic tahun 2014-2018.
Hasil dan Pembahasan
Teknik dan Alat Analisis Data
Analisis Statistika Deskriptif
Ghozali (2018:19), Langkah awal dalam melakukan analisis data pada penelitian ini yaitu melakukan
analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dalam statistik deskriptif dapat diketahui nilai terendah
(minimum), nilai tertinggi (maximum), nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi, jumlah (sum), range, kurtosis
dan skewness (kemencengan distribusi).
Tabel 1
Statistik Deskriptif
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 25
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas hasil statistik deskriptif dari data yang dikumpulkan dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Return On Assets (ROA)
Berdasarkan tabel statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa variabel Return On Assets (ROA)
memiliki nilai terkecil sebesar -0,64, sedangkan untuk nilai terbesar yaitu 0,46. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sampel variabel ROA yang diambil berkisar antara -0,64 sampai dengan 0,46. Nilai rata-rata variabel ROA sebesar
0,0330dan standar deviasinya sebesar 0,13960.
b. Return On Equity (ROE)
Berdasarkan tabel statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (ROE)
memiliki nilai terkecil sebesar -2,83, sedangkan untuk nilai terbesar yaitu 0,85. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sampel variabel ROE yang diambil berkisar antara -2,83 sampai dengan 0,85. Nilai rata-rata variabel ROE sebesar
0,0496 dan standar deviasinya sebesar 0,39244.
c. Net Profit Margin (NPM)
Berdasarkan tabel statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM)
memiliki nilai terkecil sebesar -053,95, sedangkan untuk nilai terbesar yaitu 13,98. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sampel variabel NPM yang diambil berkisar antara 053,95sampai dengan 13,98. Nilai rata-rata variabel
NPM sebesar -1,1935 dan standar deviasinya sebesar 6,60530.
d. Corporate Social Responsibility (CSR)
Berdasarkan tabel statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa variabel Corporate Social Responsibility
(CSR) memiliki nilai terkecil sebesar 0,01, sedangkan untuk nilai terbesar yaitu 0,65. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sampel variabel CSR yang diambil berkisar antara 0,01 sampai dengan 0,65. Nilairata-rata variabel CSR
sebesar 0,3363 dan standar deviasinya sebesar 0,15721.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Ghozali (2018: 161) menyatakan uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data terdistribusi secara
normal Untuk pengujian normalitas menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized
Residual Keterangan
N 110
Data Berdistribusi
Secara Normal
Kolmogorov-
Smirnov Z
1,023
Asymp. Sig. (2-
tailed)
,247
Sumber : Data sekunder yang diolah
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 26
Berdasarkan uji statistik normalitas di atas menunjukkan teststatisticKolmogorov-Smirnov sebesar 0,088
dan signifikansi pada 0,200 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2018:137), Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 3
Hasil Heterokedastisitas
Variabel Sig Keterangan
ROA ,873 Tidak Terjadi
Heterokedastisitas ROE ,444
NPM ,985
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas hasil uji heterokedastisitas dengan uji glejser di atas menunjukkan bahwa nilai
signifikan variabel Return On Assets (ROA) sebesar 0,873> 0,05 , variabel Return On Equity (ROE) sebesar
0,444> 0,05 dan Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,985> 0,05. Karena semua variabel memiliki nilai signifikan
(sig) lebih besar dari 0,05 maka model regresi terbebas dari asumsi heterokedastisitas. Hal tersebut berarti model
regresi dapat dikatakan baik karena tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji Multikolinieritas
Ghozali (2018:107), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan
nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value
atau Variance Inflation Factor (VIF).
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Return On Assets (ROA)
Berdasarkan tabel hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa variabel ROA memiliki nilai Tolerance
sebesar 0,432 > 0,10 yang artinya model regresi tidak terjadi multikolinieritas dan nilai VIF sebesar 2,313< 10
yang artinya model regresi dapat dipercaya dan objektif.
b. Return On Equity (ROE)
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 27
Berdasarkan tabel hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa variabel ROE memiliki nilai Tolerance
sebesar 0,672 > 0,10 yang artinya model regresi tidak terjadi multikolinieritas dan nilai VIF sebesar 1,488 < 10
yang artinya model regresi dapat dipercaya dan objektif.
c. Net Profit Margin (NPM)
Berdasarkan tabel hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa variabel NPM memiliki nilai Tolerance
sebesar 0,567 > 0,10 yang artinya model regresi tidak terjadi multikolinieritas dan nilai VIF sebesar 1,764 < 10
yang artinya model regresi dapat dipercaya dan objektif.
Autokorelasi
Ghozali (2018:111), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahaan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Model
Durbin-
Watson Dl Du Keterangan
1 2,551 1,63357 1,74545 Terdapat
Autokorelasi
Berdasarkan tabel di atas hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) adalah
2,551. Dari jumlah data sebanyak 110 dan jumlah variabel bebas dan variabel terikat sebanyak 4 variabel, diperoleh
nilai dl sebesar 1,63357 dan nilai du sebesar 1,74545. Karena nilai DW 2,551 lebih besar dari 1,74545 (du) dan
lebih kecil dari 4 – du yaitu sebesar 2,25455 (4 – 1,74545 = 2,25455). Secara sederhana dapat dituliskan 1,74545
< 2,551 > 2,25455, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan pada penelitian ini
mengalami autokorelasi antar variabel.
Uji Hipotesis
Analisis Regresi Linier Berganda
Sugiyono (2017: 305), Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda.
Alat bantu yang digunakan adalah SPSS.
Y = 0,312 + 0,604X1 – 0,026X2 – 0,005X3 + 0,015
Persamaan regresi linier berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Koefisien variabel Return On Assets (ROA) mempengaruhi terhadap Corporate Social Rensponsibility
sebesar 0,604. Nilai tersebut berarti bahwa setiap peningkatan Return On Assets (ROA) sebesar satu poin,
maka Corporate Social Rensponsibility perusahaan akan naik sebesar 0,604.
2. Koefisien variabel Return On Equity (ROE) mempengaruhi terhadap Corporate Social Rensponsibility
sebesar –0,026. Nilai tersebut berarti bahwa setiap peningkatan Return On Equity (ROE) sebesar satu poin,
maka Corporate Social Rensponsibility perusahaan akan turun sebesar –0,026.
3. Koefisien variabel Net Profit Margin (NPM) mempengaruhi Corporate Social Rensponsibility sebesar –
0,005. Nilai tersebut berarti bahwa setiap peningkatan Net Profit Margin (NPM) sebesar satu poin, maka
Corporate Social Rensponsibility perusahaan akan naik sebesar – 0,005.
Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen secara individu mempengaruhi variabel
dependen (Widarjono, 2010:25). Apabila nilai t hitung lebih tinggi dari nilai t tabel, hipotesis alternatif yang
menyatakan variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen diterima (Ghozali, 2011:99).
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 28
Dengan begitu, apabila t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel, maka terdapat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara signifikan.
Tabel 6
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Variabel T Sig.
ROA 3,985 ,000
ROE -0,594 ,554
NPM -1,802 ,074
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil Uji t (tabel coefficients) di atas dan membandingkan Thitung dengan ttabel sebesar 1,98282
yang diperoleh dari tabel t dengan df = n-k-l (110-4-1) yaitu 105 dan alpha 0,05. Berikut pembahasan uji parsial
(uji t) antara ROA, ROE, NPM terhadap Corporate Social Responsibility (CSR):
1. Pada variabel Return On Assets(ROA) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 serta nilai thitungsebesar
3,985. Nilai thitung yang dihasilkan lebih besar dari nilai ttabelyaitu sebesar 1,98282, dengan nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel ROA memiliki pengaruh
yangsignifikan terhadapCorporate Social Responsibility. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan
Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh terhadapCorporate Social Responsibility diterima.
2. Pada variabel Return On Equity(ROE) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,554 serta nilai thitungsebesar -
0,594. Nilai thitung yang dihasilkan lebih kecil dari nilai ttabelyaitu sebesar 1,98282, dengan nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel ROE memiliki pengaruh
yang tidak signifikan terhadapCorporate Social Responsibility. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang
menyatakan Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh terhadapCorporate Social Responsibility ditolak.
3. Pada variabelNet Profit Margin(NPM) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,074 serta nilai thitungsebesar -
1,802. Nilai thitung yang dihasilkan lebih kecil dari nilai ttabelyaitu sebesar 1,98282, dengan nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel NPM memiliki pengaruh
yang tidak signifikan terhadapCorporate Social Responsibility. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang
menyatakan Return On Assets (NPM) memiliki pengaruh terhadapCorporate Social Responsibility ditolak.
Uji Simultan (Uji f)
Menurut (Ghozali, 2018), Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen (bebas)
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat).
Tabel 7
Hasil Uji Simultan (Uji f)
Model F Sig.
1 7,167 ,000
Sumber : Data sekunder yang diolah
Nilai Ftabel dihitung dengan rumus df1 = k – 1, df2 = n – k, dimana k adalah jumlah variabel independen.
df1 = 3 – 1, df2 = 110 – 3. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 7,167 lebih besar dari
2,69 nilai Ftabel taraf 5% sebesar 2,69. Dan nilai signifikan sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa nilai yang lebih
kecil dari tingkat signifikansi (sig) yang telah ditentukan yaitu 0,05 atau 5 %.
Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan
terhadap Corporate Social Responsibility (CSR).
Koefisien Determinasi (R2)
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 29
Tabel 8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R Adjusted R Square
1 ,411 ,145
Sumber : Data sekunder yang diolah
Pada tabel diatas hasil koefisien determinasi (R2) di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi
(R2) antara variabel ROA, ROE, NPM yang diproksikan dengan CSR adalah sebesar 0,145 (14,5%), artinya bahwa
besarnya kontribusi variabel ROA, ROE, NPM yang mampu menjelaskan dengan variabel CSR adalah sebesar
14,5% dan sisanya 85,5% berasal dari variabel lainnya.
Pembahasan
Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Corporate Social Responsibility
Hasil hipotesis pertama menyatakan bahwa Return On Assets (ROA)berpengaruh terhadap Corporate
Social Responsibility. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Assets(ROA) diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,000 serta nilai thitungsebesar 3,985. Nilai thitung yang dihasilkan lebih besar dari nilai ttabelyaitu sebesar
1,98282, dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.Dapat disimpulkan bahwa variabel ROA memiliki
pengaruh yangsignifikan terhadapCorporate Social Responsibility. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang
menyatakan Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh terhadapCorporate Social Responsibility diterima.
Pengaruh Return On Equity (ROE)terhadap Corporate Social Responsibility
Hasil hipotesis kedua menyatakan bahwa Return On Equity (ROE)berpengaruh terhadap Corporate Social
Responsibility. Return On Equity (ROE) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,554 serta nilai thitung sebesar -0,594.
Nilai thitung yang dihasilkan lebih kecil dari nilai ttabelyaitu sebesar 1,98282, dengan nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel ROE memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap Corporate Social Responsibility. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan Return On
Equity (ROE) memiliki pengaruh terhadap Corporate Social Responsibility ditolak.
Pengaruh Net Profit Margin (NPM)terhadap Corporate Social Responsibility
Hasil hipotesis ketiga menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM)berpengaruh terhadap Corporate
Social Responsibility. Net Profit Margin(NPM) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,074 serta nilai thitungsebesar -
1,802. Nilai thitung yang dihasilkan lebih kecil dari nilai ttabelyaitu sebesar 1,98282, dengan nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel NPM memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadapCorporate Social Responsibility. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan Return On
Assets (NPM) memiliki pengaruh terhadapCorporate Social Responsibility ditolak.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR).
2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR).
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR).
Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa simpulan pada penelitian ini, adapun saran-saran
yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 30
1. Bagi peneliti selanjutnya
a. Penelitian selanjutnya diharapkan memilih sektor perusahaan lain yang memiliki sampel lebih banyak dan
tahun pengamatan yang lebih lama.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan diharapkan menggunakan atau menambahkan variabel lain sebagai variabel
independen, maupun dependen yang diduga kuat dapat mempengaruhi nilai perusahaan seperti ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan Good Corporate Governance (GCG).
2. Bagi perusahaan
a. Diharapkan bagi perusahaan untuk melakukan proses pengkomunikasian Corporate Social Responsibility yang
lebih baik lagi agar para investor dapat mempertimbangkan hal tersebut dalam keputusan berinvestasi.
DAFTAR RUJUKAN
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Terjemahan. Edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Ihram. (2014). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: CV ALFABETA.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 25 edisi 9.
Semarang: Badan Penerbit-Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 25 edisi 9.
Semarang: Badan Penerbit-Universitas Diponegoro.
Global Reporting Initiative (GRI). Pedoman Laporan Berkelanjutan (GRI-G4): Versi Bahasa Indonesia.
(http://www.globalreporting.org), diakses 12 Desember 2017
Hadi, Nur. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Harahap, Sofyan Safri. (2011). Analisis Kritis atas laporan Keuangan, (Edisi 1;Jakarta: Rajawali Pers, 2011). h.
301-312.
Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartini, Dwi. (2013). Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep Sustainability
Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.
Kasmir. (2018). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Kusumadilaga, Rimba. (2010). Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skirpsi. Semarang:
Universitas Diponegoro Semarang.
Lako, Andreas. 2011. Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis dan Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007
tentang Perseroan terbatas. Lembaran Negara RI Tahun 2007, No. 4756. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2012
tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Lembaran Negara RI Tahun
2012, No. 5305. Sekretariat Negara. Jakarta.
Rahayu ,Wiwik; Darminto; Topowijono. (2014). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (Csr) Terhadap Profitabilitas Perusahaan.Jurnal Administrasi Bisnis
(Jab)| Vol. 17 No. 2 Desember 2014
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 16 No 1 April 2020
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 31
Radyati, Maria R. Nindita. (2014). Sustainable Business dan Corporate Social Responsibility (CSR).
Jakarta: Trisakti University Indonesia.
Rosdwianti, Mega Karunia; Dzulkirom; Zahroh. (2016). Pengaruh Corporate Social Responsibility
(CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis (Jab)|Vol. 38 No.2 September
2016
Subramanyam, K. R., John J. Wild. (2016). Analisis Laporan Keuangan Edisi 10 Buku1.Jakarta: SalembaEmpat.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Untung, Budi. (2014).CSR Dalam Dunia Bisnis. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Utami,Sri (2018), Pengaruh Leverage, Size Perusahaan, Likuiditas dan Profitablitias Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility. Skripsi, Riau: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
Suwardjono. (2012). Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi ketiga. Yogyakarta:
BPFE YOGYAKARTA.
Yudaruddin, Rizky. (2014). Statistik Ekonomi; Aplikasi dengan Program SPSS Versi20. Yogyakarta:
Interpena.
Widarjono, Agus. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan Edisi Pertama. Yogyakarta: UPPSTIMYKPN.