pengaruh struktur modal dan profitabilitas perusahaan …

22
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 3764 e-ISSN 2621-3168 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1211 PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016) Vina Nurrahmatia Effendi Program Studi Akuntansi Universitas Nasional Pasim Bandung Email : [email protected] ABSTRAK Tujuan utama penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan profitabilitas perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan secara empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016. Struktur Modal diukur dengan Debt to Equity Ratio, lalu untuk Profitabilitas Perusahaan diukur dengan Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE), dan untuk Nilai Perusahaan diukur menggunakan Tobins’ Q. Populasi dalam Penelitian ini adalah 144 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016. Dari 144 perusahaan manufaktur ini di pilih kembali yang sesuai dengan kriteria data sekunder untuk penelitian ini. Sedangkan sampel dalam penelitian ini terdiri dari 82 perusahaan manufaktur. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder dan pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Unit analisis penelitian ini ialah organisasi dengan horizon waktu yang digunakan adalah data panel/full data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; 1) Struktur Modalyang diproksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, 2) Profitabilitas yang diproksikan oleh Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 3) Profitabilitas yang diproksikan oleh Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 4) Profitabilitas yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, 5) Profitabilitas yang diproksikan oleh Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, 6) Struktur Modal dan Profitabilitas Perusahaan yang diproksikan oleh Gross Profit Margin (GPM) secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 7) Struktur Modal dan Profitabilitas Perusahaan yang diproksikan oleh Net Profit Margin (NPM) secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 8) Struktur Modal dan Profitabilitas Perusahaan yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA) secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 9) Struktur Modal dan Profitabilitas Perusahaan yang diproksikan oleh Return On Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Kata Kunci : Struktur Modal, Profitabilitas Perusahaan, Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE), Nilai Perusahaan.

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1211

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016)

Vina Nurrahmatia Effendi

Program Studi Akuntansi Universitas Nasional Pasim Bandung

Email : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan utama penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan

profitabilitas perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan secara

empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2014-2016. Struktur Modal diukur dengan Debt to Equity Ratio, lalu untuk

Profitabilitas Perusahaan diukur dengan Gross Profit Margin (GPM), Net Profit

Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE), dan untuk Nilai

Perusahaan diukur menggunakan Tobins’ Q. Populasi dalam Penelitian ini adalah 144

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016.

Dari 144 perusahaan manufaktur ini di pilih kembali yang sesuai dengan kriteria data

sekunder untuk penelitian ini. Sedangkan sampel dalam penelitian ini terdiri dari 82

perusahaan manufaktur. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder

dan pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Unit analisis

penelitian ini ialah organisasi dengan horizon waktu yang digunakan adalah data

panel/full data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; 1) Struktur Modalyang

diproksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap Nilai

Perusahaan, 2) Profitabilitas yang diproksikan oleh Gross Profit Margin (GPM) tidak

berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 3) Profitabilitas yang diproksikan oleh Net

Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 4) Profitabilitas

yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Nilai

Perusahaan, 5) Profitabilitas yang diproksikan oleh Return On Equity (ROE)

berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, 6) Struktur Modal dan Profitabilitas

Perusahaan yang diproksikan oleh Gross Profit Margin (GPM) secara simultan

berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 7) Struktur Modal dan Profitabilitas

Perusahaan yang diproksikan oleh Net Profit Margin (NPM) secara simultan

berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 8) Struktur Modal dan Profitabilitas

Perusahaan yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA) secara simultan

berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 9) Struktur Modal dan Profitabilitas

Perusahaan yang diproksikan oleh Return On Equity (ROE) secara simultan

berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

Kata Kunci : Struktur Modal, Profitabilitas Perusahaan, Gross Profit Margin (GPM),

Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE), Nilai

Perusahaan.

Page 2: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1212 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

ABSTRACT

The main purpose of this research is to know the influence of capital structure and

profitability of company to company value. This research is conducted empirically on

manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2016.

Capital Structure is measured by Debt to Equity Ratio, then for Profitability the

Company is measured by Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),

Return On Asset (ROA), and Return On Equity (ROE), and for Firm Value measured

using Tobins' Q. The population in this study are 144 manufacturing companies listed

on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2016. While the sample in this study consists

of 82 manufacturing companies. Data used in this research is secondary data and

sample selection by using purposive sampling method. The unit of analysis of this

research is the organization with the time horizon used is data panel / full data. The

results showed that; 1) Capital Structure has a positive effect on Firm Value, 2)

Profitability proxied by Gross Profit Margin (GPM) has no effect on Firm Value, 3)

Profitability proxied by Net Profit Margin (NPM) has no effect on Firm Value, 4)

Profitability proxied by Return On Assets (ROA) have a positive effect on Firm Value,

5) Profitability is proxyed by Return On Equity (ROE) has a positive effect on Firm

Value, 6) Structure Capital and Profitability Companies proxied by Gross Profit

Margin (GPM) simultaneously affect the Firm Value, 7) The Company's Capital

Structure and Profitability as proxied by Net Profit Margin (NPM) simultaneously

affect the Firm Value, 8) The Company's Capital Structure and Profitability as

projected by Return On Assets (ROA) simultaneously affect the Firm Value , 9) Capital

Structure and Profitability of the Company which is proxied by Return On Equity (ROE)

simultaneously affect the Firm Value.

Keywords: Capital Structure, Profitability of Company, Gross Profit Margin (GPM),

Net Profit Margin (NPM), Return On Assets(ROA), and Return On Equity (ROE), Firm

Value.

PENDAHULUAN

Fenomena tentang menurunnya

nilai perusahaan ini dapat terlihat pada

Indeks harga saham gabungan (IHSG)

yang pergerakannya berada di zona

merah pada awal perdagangan Senin

(16/5/2016). IHSG dibuka melemah

sebesar 0,34% atau 16,24 poin poin ke

level 4.745,47 dan terus turun sebesar

0,42% atau 19,82 poin ke 4.741,89.

Sebanyak 12 saham bergerak menguat,

20 saham bergerak melemah, dan 496

saham stagnan dari 527 saham yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id).

Delapan dari sembilan indeks

sektoral IHSG bergerak di zona merah

dengan tekanan utama dari sektor aneka

industri yang melemah sebesar 0,97%,

sektor konsumer yang turun sebesar

0,93%, dan sektor finansial dengan

penurunan sebesar 0,78%. Adapun

sektor infrastruktur menjadi satu-

satunya sektor yang bergerak di zona

hijau dengan kenaikan sebesar 1,12%

(www.idx.co.id).

Page 3: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1213

Tim Riset Samuel Sekuritas

(www.samuel.co.id) dari Amerika

Serikat (AS) memprediksi indeks harga

saham gabungan (IHSG) berpotensi

melemah pada perdagangan Senin, 16

Mei 2016. Dikemukakannya potensi

pelemahan itu seiring banyaknya berita

negatif dari luar. Data consumer

sentiment dan penjualan ritel di AS

tercatat melebihi ekspektasi, namun

bursa AS pada jumat lalu ditutup

melemah. Kekhawatiran akan kenaikan

suku bunga oleh the Fed kembali

meningkat yang mendorong penguatan

indeks dolar AS. Ada pula antisipasi

terhadap faktor teknikal dimana

S&P500 ditutup di bawah moving

average 50 hari (www.idx.co.id).

Sementara itu, berdasarkan rilis

laporan 13 Mei 2016, data investasi,

penjualan ritel, dan output pabrik China

menunjukkan hasil yang sedikit lebih

buruk dari ekspektasi. Dari dalam

negeri dilaporkan Badan Pusat Statistik

akan merilis angka neraca perdagangan

April 2016. Rilis angka ekspor dan

impor April 2016 akan disampaikan

Kepala Badan Pusat Statistik Dr.

Suryamin, M.Sc (www.idx.co.id).

Seiring dengan pelemahan IHSG

pada awal perdagangan, indeks

Bisnis27 juga bergerak melemah

sebesar 0,36% atau 1,42 poin ke 397,14

setelah dibuka turun sebesar 0,27% atau

1,07 poin ke 397,49. Sementara itu,

rupiah terpantau bergerak melemah

walau tipis sebesar 0,06% atau 8 poin

ke 13.333 per dolar AS

(www.idx.co.id).

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh

struktur modal terhadap nilai

perusahaan

2. Untuk mengetahui pengaruh

profitabilitas perusahaan terhadap

nilai perusahaan

3. Untuk mengetahui pengaruh

struktur modal dan profitabilitas

perusahaan terhadap nilai

perusahaan

Manfaat Penelitian

1) Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini dapat

memberikan pengetahuan

mengenai penerapan struktur

modal, profitabilitas perusahaan,

dan nilai perusahaan serta

praktiknya dalam dunia usaha di

Indonesia.

2) Bagi penelitian berikutnya

Semoga penelitian ini dapat

menambah referensi mengenai

Page 4: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1214 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

penerapan struktur modal, kinerja

keuangan, dan nilai perusahaan

agar penelitian yang dilakukan

dapat berjalan dengan baik dan

sesuai yang diharapkan.

3) Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat

memberikan gambaran atau solusi

bagi perusahaan, tentang

bagaimana pentingnya struktur

modal dan kinerja keuangan

perusahaan terhadap nilai

perusahaan.

KAJIAN PUSTAKA

Pecking Order Theory

Pecking order theory adalah suatu

kebijakan yang ditempuh oleh suatu

perusahaan untuk mencari tambahan

dana dengan cara menjual aset yang

dimilikinya, seperti; menjual gedung,

tanah, peralatan yang dimilikinya dan

aset-aset lainnya, termasuk dana yang

berasal dari laba yang ditahan (retained

earnings) (Husnan, 2002). Alternatif

lain untuk pembiayaan modal sendiri

adalah laba ditahan. Laba ditahan ialah

bagian laba yang tidak dibagikan

kepada pemegang saham. Laba ditahan

juga disebut sebagai tempat pertemuan

akun-akun neraca dan akun-akun

laporan laba-rugi (Smith dan Skousen,

1983).

Kebijakan pecking order theory,

perusahaan melakukan kebijakan

dengan cara mengurangi kepemilikan

aset yang dimilikinya karena dilakukan

kebijakan penjualan. Dampak lebih

jauh, perusahaan akan mengalami

kekurangan aset karena dipakai untuk

membiayai rencana aktifitas

perusahaan, baik yang sedang maupun

yang akan, seperti untuk membayar

utang yang jatuh tempo, sedangkan

yang akan datang itu seperti untuk

pengembangan produk baru dan

ekspansi perusahaan dalam membuka

kantor cabang dan berbagai kantor

cabang pembantu.

Signalling theory

Teori yang menjelaskan pent-

ingnya pengukuran kinerja adalah teori

sinyal (signalling theory). Teori sinyal

membahas bagaimana seharusnya

sinyal-sinyal keberhasilan atau kegaga-

lan manajemen (agen) disampaikan

kepada pemilik (principal). Teori

sinyal menjelaskan bahwa pemberian

sinyal dilakukan oleh manajemen untuk

mengurangi informasiasimetris (Scott,

2015).

Laporan keuangan yang menc-

Page 5: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1215

erminkan kinerja baik merupakan sinyal

atau tanda bahwa perusahaan telah

beroperasi dengan baik. Sinyal baik

akan direspon dengan baik pula oleh

pihak luar, karena respon pasar sangat

tergantung pada signal fundamental

yang dikeluarkan perusahaan. Investor

hanya akan menginvestasikan modalnya

jika menilai perusahaan mampu mem-

berikan nilai tambah atas modal yang

diinvestasikan lebih besar dibandingkan

jika menginvestasikan di tempat lain.

Untuk itu, perhatian investor diarahkan

pada kemampuan perusahaan yang

tercermin dari laporan keuangan yang

diterbitkan perusahaan.

Hubungan baik akan terus ber-

lanjut jika pemilik ataupun investor

puas dengan kinerja manajemen, dan

penerima sinyal juga menafsirkan sinyal

perusahaan sebagai signal yang positif.

Hal ini jelas bahwa pengukuran kiner-

jakeuangan perusahaan merupakan hal

yang krusial dalam hubungan antara

manajemen dengan pemilik ataupun

investor. Ketika investor mendapat

sinyal positif tentang perusahaan, maka

investor akan mau berinvestasi di

perusahaan tersebut, sehingga nilai

perusahaannya akan meningkat.

Struktur Modal

Struktur modal adalah bentuk

pembelanjaan yang permanen di dalam

mencerminkan keseimbangan di antara

hutang jangka panjang dengan modal

sendiri. Struktur modal terlihat pada

hutang jangka panjang dan unsur-unsur

dalam modal sendiri, di mana kedua

jenis tersebut merupakan dana per-

manen atau dana jangka panjang. Oleh

karena itu maka struktur modal hanya

merupakan sebagian saja dari struktur

financial. Struktur financial menc-

erminkan perimbangan baik dalam ar-

tian absolut maupun relatif antara kese-

luruhan modal asing baik jangka pendek

maupun jangka panjang dengan jumlah

modal sendiri (Riyanto, 2013).

Menurut Kusumajaya (2011),

struktur modal adalah perimbangan

atau perbandingan antara jumlah hutang

jangka panjang dengan modal sendiri.

Oleh karena itu, struktur modal diukur

dengan debt to equity ratio (DER). DER

merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat penggunaan hutang

terhadap total shareholder’s equity yang

dimiliki perusahaan. Secara matematis

Debt to equity ratio (DER) dapat diru-

muskan sebagai berikut (Kasmir, 2009).

(1)

Total hutang merupakan total lia-

Page 6: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1216 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

bilities yaitu baik hutang jangka pendek

maupun jangka panjang sedangkan total

shareholder’s equity merupakan total

modal sendiri (total modal saham yang

disetor dan laba yang ditahan) yang di-

miliki perusahaan. Rasio ini menjelas-

kan komposisi struktur modal dari total

hutang terhadap total ekuitas. Semakin

tinggi DER menunjukkan komposisi

totalhutang (jangka pendek dan jangka

panjang) semakin besar dibandingkan

dengan total modal sendiri, sehingga

berdampak semakin besar beban perus-

ahaan terhadap pihak luar (kreditur)

(Ang,1997).

Profitabilitas

Profitabilitas adalah hubungan

antara pendapatan dan biaya yang

dihasilkan dengan menggunakan aset

perusahaan, baik saat ini maupun dalam

kegiatan produktif (Gitman, 2015).

Menurut Gitman (2015) profitabilitas

merupakan faktor yang seharusnya

mendapat perhatian mendapat karena

untuk melangsungkan hidupnya, suatu

perusahaan harus berada dalam keadaan

yang menguntungkan (profitable).

Tanpa adanya keuntungan, maka akan

sulit bagi perusahaan untuk menarik

modal dari luar. Indikator rasio

profitabilitas secara umum ada 4

(empat), yaitu (Horne dan Wachowicz,

2013) :

a) Gross Profit Margin

Gross Profit Margin (GPM)

merupakan persentase dari laba kotor

yang diperoleh terhadap penjualan.

GPM ini juga sangat berpengaruh bagi

keadaan operasional perusahaan. Jika

gross profit margin mengalami

penurunan maka biaya operasional pun

memburuk.

Rasio gross profit margin

mencerminkan atau menggambarkan

laba kotor yang dapat dicapai setiap

rupiah penjualan, atau bila ratio ini

dikurangkan terhadap angka 100%

maka akan menunjukan jumlah yang

tersisa untuk menutup biaya operasi dan

laba bersih. Ketika hasilnya lebih dari

5% atau 0,05 maka dapat menutup

biaya operasi dan akan dapat

menghasilkan laba bersih yang baik

(Copeland & Weston, 1998). Berikut ini

adalah rumus untuk menghitung gross

profit margin, yaitu;

Keterangan :

Sales = penjualan

Cost Of Good Sold = Harga pokok

penjualan.

(2)

Page 7: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1217

b) Net Profit Margin

Menurut Bastian dan

Suhardjono (2006), Net Profit

Margin adalah perbandingan antara laba

bersih dengan penjualan. Rasio ini

sangat penting bagi manajer operasi

karena mencerminkan strategi

penetapan harga penjualan yang

diterapkan perusahaan dan

kemampuannya untuk mengendalikan

beban usaha. Semakin besar NPM,

maka kinerja perusahaan akan semakin

produktif, sehingga akan meningkatkan

kepercayaan investor untuk

menanamkan modalnya pada

perusahaan tersebut. Rasio ini

menunjukkan berapa besar persentase

laba bersih yang diperoleh dari setiap

penjualan. Para investor pasar modal

perlu mengetahui kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba.

Dengan mengetahui hal tersebut

investor dapat menilai apakah

perusahaan itu profitable atau tidak, dan

angka NPM dapat dikatakan baik

apabila > 5%.

Berikut ini adalah rumus untuk

menghitung NPM, yaitu;

(3)

Sales = penjualan

Earnings After Tax = Laba bersih

setelah pajak

c) Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA)

merupakan rasio yang menunjukkan

hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. Return

On Asset (ROA) merupakan suatu

ukuran tentang efektivitas manajemen

dalam mengelolah investasinya. Di

samping itu hasil pengembalian

investasi menunjukkan produktivitas

dari seluruh dana perusahaan, baik

modal pinjaman maupun modal

sendiri. Semakin rendah (kecil) rasio

ini semakin kurang baik, demikian pula

sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan

untuk mengukur efektivitas dari

keseluruhan operasi perusahaan.

Menurut Kasmir (2009) Return

On Assets (ROA) merupakan rasio

yang menunjukkan hasil (return) atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam

perusahaan.Menurut Sudana (2011)

mengemukakan bahwa “Return On

Assets (ROA) menunjukan kemampuan

perusahaan dengan menggunakan

seluruh aktiva yang dimiliki untuk

menghasilkan laba setelah pajak”.

Return On Asset (ROA) dapat

dihitung dengan beberapa rumus

sebagai berikut:

(4)

Page 8: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1218 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

Hasil perhitungan ROA yang

mendekati angka 1 (satu) memiliki

makna profitabilitas perusahaan

semakin baik karena setiap aktivitas

yang ada dapat menghasilkan laba.

Maka dapat disimpulkan bahwa

seberapa besar pengembalian atas

investasi yang dihasilkan oleh

perusahaan dengan membandingkan

laba usaha dengan total

asset atau operating assets. Oleh

karena itu, semakin besar rasio ROA

maka semakin baik karena berarti

semakin besar kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba.

d) Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE)

merupakan rasio untuk mengukur laba

bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri. Rasio ini menitikberatkan pada

bagaimana efisiensi operasi perusahaan

ditranslasi menjadi keuntungan bagi

para pemilik perusahaan.

Menurut Kasmir (2009) bahwa

hasil pengembalian ekuitas atau return

on equity ataurentabilitas modal

sendiri merupakan rasio untuk

mengukur laba bersih sesudah pajak

dengan modal sendiri.

Berbeda dengan Kasmir (2009),

menurut Lukman Syamsuddin (2009)

Return On Equity (ROE) merupakan

suatu pengukuran dari penghasilan

(income) yang tersedia bagi para

pemilik perusahaan (baik pemegang

saham biasa maupun pemegang

saham preferen) atas modal yang

mereka investasikan di dalam

perusahaan.

Secara umum tentu saja semakin

tinggi return atau penghasilan yang

diperoleh, maka semakin baik

kedudukan perusahaan tersebut. Rasio

ini memperlihatkan sejauh mana

perusahaan mengelolah modal sendiri

secara efektif, mengukur tingkat

keuntungan dari investasi yang telah

dilakukan pemilik modal sendiri atau

sering disebutkan juga dengan

rentabilitas perusahaan. Dengan

demikian Return On Equity (ROE)

dapat dihitung dengan rumus :

(5)

Return On Equity (ROE) yang

semakin mendekati angka 1 (satu)

menunjukkan semakin efektif dan

efisien penggunanaan ekuitas

perusahaan untuk mengasilkan

pendapatan. Sebaliknya, jika ROE

mendekati angka 0 (nol) berarti

perusahaan tidak mampu mengelola

modal yang tersedia secara efisien

untuk menghasilkan pendapatan.

Page 9: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1219

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan sangat penting

karena dengan nilai perusahaan yang

tinggi akan diikuti oleh tingginya ke-

makmuran pemegang saham. Semakin

tinggi harga saham semakin tinggi pula

nilai peruahaan. Nilai perusahaan yang

tinggi menjadi keinginan para pemilik

perusahaan, sebab dengan nilai yang

tinggi menunjukkan kemakmuran

pemegang saham juga tinggi. Kekayaan

pemegang saham dan perusahaan di-

presentasikan oleh harga pasar dari sa-

ham yang merupakan cerminan dari

keputusan investasi, pendanaan, dan

manajemen aset.

Jika nilai Q lebih besar 1 maka

perusahaan bisa meningkatkan nilai

persediaan mereka dengan meningkat-

kan modal, dan jika kurang satu, pasar

saham menghargai modal kurangdari

biaya penggantiannya dan perusahaan

tidak akan mengganti persediaan

modalnya bila telah dipakai.

Adapun rumus untuk Tobin’s Q ialah :

akan menimbulkan resiko yang besar

untuk kemajuan perusahaannya.

Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hipotesis

H1 : Terdapat pengaruh struktur modal

terhadap nilai perusahaan

H2: Terdapat pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan

H3: Terdapat pengaruh struktur modal

dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan

Metode Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri dari

objek,subjek yang memiliki kualitas

dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Pengaruh struktur modal

terhadap Nilai perusahaan

STRUKT

UR

MODAL

(X1)

PROFITABILITAS

PERUSAHAAN

(X2)

NILAI

PERUSAHAAN

(Y)

Pengaruh Profitabilitas terhadap

Nilai perusahaan

Pengaruh struktur

modal

terhadap

Nilai perusahaan

Page 10: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1220 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Sampel

diharapkan dapat betul-betul

representatif atau mewakili populasi,

dan kesimpulan yang ditarik dari

sampel akan mampu berlaku untuk

keseluruhan populasi. Jenis

pengambilam sampel dalam

penelitian ini ialah Purposive

sampling, dengan kriteria :

a. Data Annual report yang lengkap

b. Perusahaan manufaktur yang

delisting pada tahun 2014-2016

Perusahaan yang diambil dalam

penelitian ini ialah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar dalam Bursa

Efek Indonesia tahun 2014-2016.

Perusahaan ini diambil karena

manufaktur adalah sektor terbesar yang

dapat mewakili sampel dalam penelitian

ini.

Adapun sampel yang diambil

dalam penelitian ini ialah sebanyak :

Tabel 1. Sampel Penelitian

Total Perusahaan Manufaktur 144

Data Annual Report Yang tidak

Lengkap

2014 = 10

2015 = 0

2016 = 10

Total data yang tidak lengkap (20)

Perusahaan yang Delisting

2014 = 0

2015 = 2

2016 = 0

Total Perusahaan yang Delisting (2)

Perusahaan yang memiliki laba

negatif (rugi) (40)

Total Sampel 82

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini ialah penelitian

explanatory. Explanatory merupakan

penelitian yang dilakukan pada populasi

besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data-data yang diambil

dari sampel dari populasi tersebut,

sehingga ditemukan hubungan-

hubungan antar variabel.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang

dipergunakan dalam penelitian ini ada-

lah metode observasi nonperilaku ana-

lisis catatan, yaitu teknik pengumpulan

data dengan pengamatan terhadap

aspek-aspek nonperilaku yang dapat

berupa catatan historis atau catatan

sekarang perusahaan publik atau swasta.

Page 11: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1221

Dalam penelitian ini pengumpulan data

dilakukan dengan cara mengamati,

mencatat dan menganalisis laporan keu-

angan perusahaan-perusahaan manufak-

tur yang terdaftar di PT. Bursa Efek In-

donesia dengan mengakses website yai-

tuwww.idx.co.id

Sumber Data

Demi memeroleh data dan

menjawab masalah yang sedang diteliti,

penulis mengadakan penelitian dengan

mengambil data melalui PT IDX Bursa

Efek Indonesia Kantor perwakilan

Wilayah Jawa Barat yang bertempat di

Jl. Phh. Mustofa no. 33.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Struktur Modal terhadap

Nilai Perusahaan

Persamaan regresi linier berganda

pada Debt to Equity Ratio (DER) dan

Gross Profit Margin (GPM) diperoleh

Y = 0,2344 +0,1422 X1+0,0413X2.dan

setelah diuji, persamaan regresi linier

berganda ini dapat digunakan untuk

memprediksi seberapa tinggi tingkat

nilai perusahaan ketika struktur modal

meningkat. Ternyata, ketika struktur

modal meningkat, nilai perusahaan akan

meningkat. Hal ini disebabkan oleh

koefisien struktur modal sebesar 0,1422

dan bertanda positif ini menunjukkan

bahwa variabel struktur modal memiliki

pengaruh yang searah dengan variabel

nilai perusahaan. Begitu juga dengan

profitabilitas yang diproksi dengan

Gross Profit Margin (GPM) dapat

menunjukkan seberapa tinggi tingkat

nilai perusahaan ketika GPM meningkat

akan meningkat yang disebabkan oleh

koefisien GPM ini sebesar 0,0413

bertanda positif yang berarti memiliki

pengaruh searah.

Profitabilitas dalam penelitian ini

tidak hanya diproksikan oleh GPM tapi

juga oleh Net Profit Margin (NPM),

Return on Asset (ROA), dan Return on

Equity (ROE), sehingga semua proksi

dari profitabilitas ini memiliki

persamaan regresi linier berganda.

Persamaan liner berganda untuk NPM

ialah Y = 0,2714 +0,1393 X1-0,2458X2,

yang menjelaskan bahwa ketika struktur

modal sama dengan 0 (nol) maka nilai

perusahaan sebanyak 0,2714 dan jika

struktur modal meningkat maka nilai

perusahaan pun akan meningkat,

berbeda dengan profitabilitas yang

diproksikan oleh NPM ini menunjukkan

bahwa ketika NPM sama dengan 0 (nol)

maka nilai perusahaan sama dengan -

0,2458 yang memiliki makna bahwa

ketika ketika NPM meningkat maka

Page 12: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1222 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

nilai perusahaan akan menurun dengan

kata lain pengaruh antara Profitabilitas

yang diproksikan oleh NPM tehadap

nilai perusahaan ini memiliki pengaruh

searah.

Pengaruh struktur modal dan

profitabilitas yang diproksikan ROA

terhdapa nilai perusahaan memiliki

persamaan regresi linier berganda, yaitu

Y = 0,1293 +0,1981 X1+0,5977X2yang

artinya hampir sama dengan pesamaan

regresi linier berganda yang

menjelaskan pengaruh struktur modal

dan profitabilitas yang diproksikan

GPM, bahwa ketika struktur modal

menigkat maka nilai perusahaan akan

meningkat begitu juga dengan

profitabilitas yang diproksikan oleh

ROA ialah ketika profitabilitas naik

maka nilai perusahaan juga akan naik,

keduanya memiliki pengaruh searah

dengan nilai perusahaan karena hasilnya

menunjukkan positif.

Hal serupa terjadi pada persamaan

regresi linier berganda yang

menjelaskan pengaruh struktur modal

dan profitabilitas yang diproksikan

ROE terhadap nilai perusahaan

memiliki persamaan regresi linier

berganda, yaitu Y = 0,1437 +0,2046

X1+0,3698X2, keduanya memiliki

pengaruh positif terhadap nilai

perusahaan, yang artinya memiliki

pengaruh yang searah.

Sehingga, kesimpulannya bila di

lihat dari persamaan regresi linier

berganda menunjukkan bahwa struktur

modal memiliki pengaruh positif

terhadap nilai perusahaan. Penelitian

yang dilakukan pada 82 perusahaan

manufaktur, untuk struktur modal

terdapat nilai DER tertinggi pada

perusahaan Jembol Cable Company

Tbk., yaitu sebesar 2,64. Apabila

diaplikasikan terhadap salah satu

persamaan regresi linier pada penelitian

ini maka Y = 0,1437 +0,2046

(2,64)ialah sebesar 0,69. Hal ini

menunjukkan bahwa ketika struktur

modal meningkat sebesar 2,64 maka

nilai perusahaan meningkat sebesar

0,69. Peningkatan struktur modal di

perusahaan, menunjukkan tingkat

hutang perusahaan tersebut tinggi.

Jika jumlah utang lancar lebih

besar daripada utang jangka panjang,

hal ini karena besarnya utang lancar

dapat disebabkan oleh utang operasi

perusahaan. Namun, jika utang jangka

panjang yang lebih besar maka di

harapkan perusahaan dapat

mengoptimalkan utang jangka panjang

tersebut untuk kemajuan perusahaan.

Perusahaan yang memiliki DER > 1

Page 13: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1223

(satu) maka sebenarnya akan

mengganggu pertumbuhan kinerja

perusahaanya dan juga mengganggu

pertumbuhan harga sahamnya (nilai

perusahaan), namun lain halnya jika

perusahaan tersebut dapat

mengoptimalkan hutang tersebut

sehingga dapat menghasilkan laba yang

lebih banyak.

Pengaruh Profitabilitas Perusahaan

terhadap Nilai Perusahaan

Pengaruh profitabilitas

perusahaan terhadap nilai perusahaan

yang di proksikan oleh Gross Profit

Margin (GPM) menjelaskan bahwa

ketika profitabilitas naik, nilai

perusahaan akan naik ini ditunjukkan

oleh konstanta yang bernilai positif

menggambarkan bahwa profitabilitas

yang diproksikan GPM memiliki

pengaruh yang searah terhadap nilai

perusahaan. Hasil yang sama

ditunjukkan oleh profitabilitas yang

diproksikan oleh Return on Asset

(ROA) dan Return on Equity (ROE)

yang persamaan regresi linier

bergandanya menunjukkan pengaruh

searah terhadap nilai perusahaan.

Setelah diuji, persamaan regresi linier

berganda ini dapat digunakan untuk

memprediksi seberapa tinggi tingkat

nilai perusahaan ketika profitabilitas

perusahaan meningkat. Ketika

profitabilitas perusahaan meningkat,

nilai perusahaan akan meningkat.

Penelitian yang dilakukan pada 82

perusahaan manufaktur, untuk

profitabilitas perusahaan terdapat nilai

tertinggi pada perusahaan Kimia Farma

(Persero) Tbk, sebesar 1,23. Apabila

diaplikasikan terhadap persamaan

regresi linier pada proksi ROE, maka Y

= 0,1437 +0,3698(1,23) ialah sebesar

0,60. Hal ini menunjukkan bahwa

ketika profitabilitas perusahaan

meningkat sebesar 1,23 maka nilai

perusahaan meningkat 0,60.

Peningkatan profitabilitas perusahaan

yang semakin tinggi menunjukkan

kineja keuangan di suatu perusahaan

baik. Pengujian profitabilitas yang

diproksikan dengan Gross Profit

Return on Asset (ROA) dan

Return on Equity (ROE) ini adalah

indikator profitabilitas yang hub-

ungannya dengan investasi (Horne dan

Wachowicz, 2013), ini artinya pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan

dapat ditunjukkan oleh perolehan inves-

tasi itu sendiri tanpa memerlukan aspek

lainnya seperti Gross Profit Margin

(GPM) dan Net Profit Margin (NPM),

walaupun GPM dan NPM ini

Page 14: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1224 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

menunjukkan tingkat profitabilitas dari

sisi penjualan.

Profitabilitas yang

diproksikan oleh GPM, NPM, ROA,

dan ROE memiliki rata-rata dari

masing-masing proksinya. Rata-rata

dari GPM ialah sebesar 0,64. Angka ini

menunjukkan GPM yang optimal,

karena Rasio gross profit margin

mencerminkan atau menggambarkan

laba kotor yang dapat dicapai setiap

rupiah penjualan, atau bila ratio ini

dikurangkan terhadap angka 100%

maka akan menunjukan jumlah yang

tersisa untuk menutup biaya operasi dan

laba bersih. Ketika hasilnya lebih dari

5% atau 0,05 maka dapat menutup

biaya operasi dan akan dapat

menghasilkan laba bersih yang baik

(Copeland & Weston, 1998).

Rata-rata NPM pada penelitian ini

sebesar 0,32 angka ini menujukkan hal

yang sama dengan GPM yaitu rasio ini

menunjukkan berapa besar persentase

laba bersih yang diperoleh dari setiap

penjualan. Semakin besar rasio ini,

maka dianggap semakin baik

kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba yang tinggi.

Hubungan antara laba bersih dan

penjualan bersih menunjukkan

kemampuan manajemen dalam

menjalankan perusahaan secara cukup

berhasil untuk menyisakan margin

tertentu sebagai kompensasi yang wajar

bagi pemilik yang telah menyediakan

modalnya untuk suatu risiko

Return on Assets (ROA) pada

penelitian ini memiliki rata-rata 0,36

yang menunjukkan angka yang cukup

baik, karena hasil perhitungan ROA

yang mendekati angka 1 (satu)

memiliki makna profitabilitas

perusahaan semakin baik karena setiap

aktivitas yang ada dapat menghasilkan

laba. Maka dapat disimpulkan bahwa

seberapa besar pengembalian atas

investasi yang dihasilkan oleh

perusahaan dengan membandingkan

laba usaha dengan total

asset atau operating assets. Oleh

karena itu, semakin besar rasio ROA

maka semakin baik karena berarti

semakin besar kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba.

Hal yang sama didapatkan dari

ROE yang menunjukkan angka rata-rata

sebesar 0,43 yang menunjukkan Return

On Equity (ROE) yang semakin

mendekati angka 1 (satu) menunjukkan

semakin efektif dan efisien

penggunanaan ekuitas perusahaan

untuk mengasilkan pendapatan.

Sebaliknya, jika ROE mendekati angka

Page 15: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1225

0 (nol) berarti perusahaan tidak mampu

mengelola modal yang tersedia secara

efisien untuk menghasilkan

pendapatan. ROE menunjukkan

kesuksesan manajemen dalam

memaksimalkan pengembalian pada

pemegang saham, semakin tinggi rasio

ini akan semakin baik karena

memberikan tingkat pengembalian

yang lebih besar pada pemegang

saham.

Pengaruh Struktur Modal dan

Profitabilitas Perusahaan terhadap

Nilai Perusahaan

Pengaruh struktur modal dan

profitabilitas perusahaan dapat terlihat

dari hasil uji F (uji simultan) dalam

penelitian ini. Pada struktur modal

menggunakan indikator Debt to Equity

Ratio (DER), dan untuk profitabilitas

diproksikan dengan Gross Profit

Margin (GPM), Net Profit Margin

(NPM), Return On Asset (ROA), dan

Return On Equity (ROE). Sehingga uji

simultan pada penelitian ini memiliki

beberapa hasil, yaitu nilai F hitung

untuk Debt to Equity Ratio (DER) dan

Gross Profit Margin (GPM) sebesar

4,317. Dikarenakan untuk F hitung

DER dan GPM lebih besar dari 3,04

maka H0 ditolak, artinya struktur modal

yang diproksikan dengan DER dan

profitabilitas yang diproksikan dengan

GPM secara simultan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan yang

diproksikan dengan tobins’Q.

Nilai F hitung untuk Debt to

Equity Ratio (DER) dan NPM (Net

Profit Margin) sebesar 4,449.

Dikarenakan untuk F hitung DER dan

NPM lebih besar dari 3,04 maka H0

ditolak, artinya struktur modal yang

diproksikan dengan DER dan

profitabilitas yang diproksikan dengan

NPM secara simultan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan yang

diproksikan dengan tobins’Q.

Pengujian simultan selanjutnya,

nilai F hitung untuk Debt to Equity

Ratio (DER) dan Return On Asset

(ROA) sebesar 4,850. Dikarenakan

untuk F hitung DER dan ROA lebih

besar dari 3,04 maka H0 ditolak, artinya

struktur modal yang diproksikan dengan

DER dan profitabilitas yang

diproksikan dengan ROA secara

simultan berpengaruh terhadap nilai

perusahaan yang diproksikan dengan

tobins’Q. Begitu juga dengan Return

On Equity (ROE) yang menunjukkan

hasil uji simultan yang sama dengan

ketiga proksi lainnya. Nilai F hitung

untuk Debt to Equity Ratio (DER) dan

Page 16: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1226 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

Return On Equity (ROE) sebesar

13,234. Dikarenakan untuk F hitung

DER dan ROE lebih besar dari 3,04

maka H0 ditolak, artinya struktur modal

yang diproksikan dengan DER dan

profitabilitas yang diproksikan dengan

ROE secara simultan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan yang

diproksikan dengan tobins’Q.

Hasil uji simultan yang

menunjukkan semuanya berpengaruh

terhadap nilai perusahaan ini diperkuat

dengan adanya hasil koefisien

determinasi (R-square). R-square untuk

Debt to Equity Ratio (X1) dan Gross

Profit Margin (X2) memberikan

hubungan simultan (bersama-sama)

sebesar 52,91% terhadap tobins’Q (Y).

Sedangkan sisanya sebesar 47,09%

dipengaruhi oleh faktor lain yang

diabaikan dalam penelitian ini.

Debt to Equity Ratio (X1) dan Net

Profit Margin (X2) memberikan

hubungan simultan (bersama-sama)

yang ditunjukkan R-square sebesar

53,89% terhadap tobins’Q (Y).

Selanjutnya untuk Return On Asset dan

Return On Equity memiliki hasil yang

serupa, yang menunjukkan secara

simultan keduanya bersama dengan

DER berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Debt to Equity Ratio (X1)

dan Return On Asset (X2) memberikan

hubungan simultan (bersama-sama)

sebesar 56,6% terhadap tobins’Q (Y).

Nilai adjusted R-Squared sebesar

0,0908 yang menujukkan arti bahwa

Debt to Equity Ratio (X1) dan Return

On Equity (X2) memberikan hubungan

simultan (bersama-sama) sebesar 9,08%

terhadap tobins’Q (Y).

Hasil tabulasi yang terdapat dalam

penelitian ini mendapatkan hasil rata-

rata untuk nilai perusahaan yaitu sebe-

sar 0,93 yang menunjukkan tobins Q

kurang dari angka 1 (satu), yang artinya

jika kurang satu, pasar saham

menghargai modal kurangdari biaya

penggantiannya dan perusahaan tidak

akan mengganti persediaan modalnya

bila telah dipakai.

KESIMPULAN

Hasil dalam penelitian ini menun-

jukkan bahwa pecking oder theory tidak

cocok diterapkan. Penelitian ini lebih

cocok menerapkan trade off theory.

Trade off theory menjelaskan bahwa

struktur modal dapat mengutungkan

perusahaan dan semakin menarik inves-

tor. Hal ini disebabkan oleh tingkat

struktur modal yang tinggi tersebut

memang manunjukkan tingkat utang

perusahaan yang tinggi yang berarti pe-

Page 17: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1227

rusahaan menggunakan dana eksternal

sehingga perusahaan dapat mengem-

bangkan perusahaan dengan cara

berhutang tersebut. Karena struktur

modal yang tinggi ketika dapat

dioptimalkan dengan baik, maka akan

menghasilkan sesuatu yang baik juga.

Trade off theory mendeskripsikan

pola pikir investor jangka panjang.

Investor jangka panjang berfikir bahwa

perusahaan dengan tingkat struktur

modal yang tinggi memiliki potensi

besar untuk memajukan perusahaannya

menggunakan utang jangka panjang

tersebut.

Teori sinyal (signalling theory)

yang mendasaari profitabilitas

perusahaan menjelaskan mengapa pe-

rusahaan mempunyai dorongan untuk

memberikan informasi laporan keu-

angan kepada pihak eksternal.

Dorongan tersebut timbul karena adan-

ya informasi asimetris antara perus-

ahaan (manajemen) dengan pihak luar,

dimana manajemen mengetahui infor-

masi internal perusahaan yang relatif

lebih banyak dan lebih cepat dibanding-

kan pihak luar seperti investor dan

kreditor.

Struktur modal yang tinggi akan

memberikan sinyal positif untuk nilai

perusahaan, hal ini disebabkan investor

yakin menginvestasikan pada

perusahaan yang memiliki tingkat

hutang yang tinggi karena yakin bahwa

perusahaan tersebut dapat

mengoptimalkan utang jangka panjang

yang mereka miliki untuk kemajuan

perusahaan. Profitabilitas perusahaan

yang tinggi akan memberikan sinyal

positif pada perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Akerlof, G. A. (1970). The Market for

Lemons. QuartelyJournal of

Economics.

Ang , R. (1997). Buku Pintar Pasar

Modal . Jakarta: Mediasoft

Indonesia.

Anwar, et.al (2010). Perbaikan Kualitas

Layanan Jasa Dengan Model

Servqual. TesisUniversitas

Diponegoro.

Baltagi, Badi H. (2005). Incomplete

Panels, A Comparative Study of

Alternative

Estimators for The Unbalanced

One-way Error Component

Regression Model. Journal of

Economics.

Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006.

Akuntansi Perbankan. Jakarta:

Salemba

Page 18: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1228 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

Empat.

Brealey, Myers. (2008). Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan. Jakarta :

Erlangga

Brigham, E. F., & Houston, F. J. (2014).

Manajemen Keuangan Edisi

Kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Copeland, E. T., & Weston, F. (1997).

Manajemen Keuangan. Jilid 2.

Jakarta: Binarupa Aksara.

Driffield, et.al (2007). How Does

Ownership Structure Affect

Capital Structure and Firm Value.

London.

Fama, E. F. (1978). The Effect of a

Firm's Investment and Financing

Decision on The Welfare of its

Security Holders. Amerika

Serikat: American Economic

Review 68 .

Fahmi, Irham. (2011). Analisis Kinerja

Keuangan. Bandung :

ALFABETA

Fahmi, Irham. (2012). Pengantar

Manajemen Keuangan. Bandung :

ALFABETA

Fiakas, D. (2005). Tobins' Q : Valuing

Small Capitalization Companies.

Crystal Equity Research.

Gitman, L. J. (2015). Principles Of

Managerial Finance, Seventeenth

edition. Massachusetts : Addison-

Wesley Publishing Company.

Gozhali, Imam. (2016). Aplikasi

Analisis Multivariate Dengan

Pendekatan Spss.

Semarang : Badan UNDIP.

Handoko, Y. (2010). Effect on Value of

Financial Performance Company

with Corporate Social

Responsibility Disclosure and as

Good Corporate Governance

Moderating Variable.Journal of

Economics Universitas

Gunadarma.

Haruman, T. (2008). Standar

Kepemilikan, Keputusan

Keuangan, dan Nilai Perusahaan.

UU Pasar Modal no. 8 tahun 1995

Jurnal Keuangan & Perbankan

Perbanas.

Hasnawati, S. (2005). Dampak Set

Peluang Investasi Terhadap Nilai

Perusahaan Publik di Bursa Efek

Jakarta. Lampung: Jurnal

Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Lampung.

Hermuningsih, S. (2012). Pengaruh

Profitabilitas, Size Terhadap Nilai

Perusahaan dengan Struktur

Modal Sebagai Variabel

Intervening. Sleman, Yogyakarta:

Page 19: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1229

Jurnal Ekonomi Universitas Islam

Indonesia.

Hery. (2016). Analisis Laporan

Keuangan . Jakarta: Grasindo.

Horne , V., James C, & John M.

Wachowicz. (2007).

Fundamentals of Financial

Management, Prinsip-Prinsip

Manajemen Keuangan . Jakarta:

Salemba Empat.

Husnan, S. (2015). Dasar-Dasat Teroi

Portofolio dan Analisis Sekuritas.

Yogyakarta: UPPN STIM YKPN,

Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia. (2017).

Standar Akuntansi Keuangan.

Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. (2009). Analisis Laporan

Keuangan. PT Rajagrafindo

Persada. Jakarta

Kusumajaya, D. (2011). Pengaruh

Struktur Modal dan Pertumbuhan

Profitabilitas Terhadap

Profitabilitas dab Nilai

Perusahaan pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia . Denpasar: Universitas

Udayana : Tesis yanng Tidak

Dipublikasikan.

Lestari, P. V. (2016). Pengaruh

Kebijakan Deviden, Likuiditas,

Profitabilitas, Dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Nilai

Perusahaan.

Lifessy, M. (2011). Pengaruh

Profitabilitas dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Struktur

Modal Sebagai Variabel

Intervening. Padang: Tesis

Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang.

Martin , J. D., Petty, J. W., Keown , P.

J., Scott, J., & David F. (1992).

Basic Financial Management.

Englewood Cliffs N.J : Prentice-

hall Inc.

Martini, Putri Dwi. (2014). Pengaruh

Kebijakan Utang dan

Profitabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan. Jurnal STIESIA

Surabaya

Martono, & Harjito , A. (2013).

Manajemen Keuangan.

Yogyakarta: Ekonisia.

Meythi. (2006). Pengaruh Arus Kas

Operasi Terhadap Harga Saham

dengan Persistensi Laba Sebagai

Variabel Intervening . Simposium

Nasional Akuntansi 9. Padang

Mogdiliani, F., & Miller. (1963).

Corporate Income Taxses and The

Page 20: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1230 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

Cost of Capital : A Correction .

Amerika Serikat: American

Economics Review.

Munawir. (2015). Analisis Laporan

Keuangan . Yogyakarta: Liberty.

Murhadi, W. R. (2015). Analisis

Laporan Keuangan Proyeksi dan

Valuasi Saham. Jakarta: Salemba

Empat.

Myers, S.C. 1984. The Capital

Structure Puzzle, Journal of

Finance, vol.39: 572-592

Myers, S.C. 1984. Corporate

Financing and Investment

Decision when have

information that investor do

not have, Journal of

Financial Economic

Nurlela dan Islahuddin. (2008).

Pengaruh Corporate Social

Responsibility Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Prosentase

Kepemilikan Manajemen Sebagai

Variabel Moderating (Studi

Empiris Pada Perusahaan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta).

Simposium Nasional Akuntansi

XI. 23-24 Juli 2008.

Oke, S., & Babatunde, A. (2011).

Capital Structure and Industrial

Performance . Nigeria: Journal

International of Bussiness and

Management.

Parker, R. J., & Nouri H. (1996). The

Effect of Organizational

Commitment and Relation

Between Budgetary Participation

and Budgetary Slack.Behavior

Research in Accounting.

Pertiwi, T. K., & Ferry Madi Ika

Pratama. (2012). Pengaruh Good

Corporate Governance dan

Kinerja Keuangan Terhadap

NIlai Perusahaan Food and

Beverages. Simposium Nasional

Akuntansi.

Ping, Liu., & Hu Caixia. (2011).

Pengaruh keputusan struktur

modal yang mempengaruhi nilai

perusahaan. China.

Prasetia, dkk. (2014). Pengaruh

Struktur Modal, Ukuran

Perusahaan, dan Risiko

Perusahaan Terhadap Nilai

Perusahaan Otomotif yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2009-2012. Simposium Nasional

Akuntansi.

Pratheepkanth, P. (2011). Capital

Structure And Financial

Performance:Evidence From

Selected Business Companies In

Page 21: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1231

Colombo Stock Exchange. Sri

Lanka: Journal International

University of Jaffna.

PT IDX Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id)

PT Samuel Sekuritas

(www.samuel.co.id)

Riyanto, B. (2013). Dasar-Dasar

Pembelanjaan Perusahaan.

Yogyakarta: BPFE.

Ryanni, S. M. (2014). Faktor-Faktor

yang Memengaruhi Struktur

Modal pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2013.

Jakarta: Tesis Universitas

Trisakti.

Sadjiarto, A. (2000). Akuntabilitas dan

Pengukuran Kinerja

pemerintahan. Jurnal Akuntansi

dan Keuangan .

Safrida, E. (2008). Pengaruh Struktur

Modal dan Pertumbuhan Perus-

ahaan Terhadap. Nilai Perus-

ahaan Pada Perusahaan Man-

ufaktur Di Bursa Efek.

Jakarta.Journal of Financial

Economics, Vol LIII, No.3: June,

pp. 287 – 298. Sumatera Utara :

Universitas Sumatera Utara.

Sari, & Zuhrotun. (2006).

Keinformatifan Laba di Pasar

Obligasi dan Saham: Uji

Liquidation Option Hypotesis.

Padang: Simposium Nasional

Akuntansi 9.

Sartono, Agus. (2000). Manajemen

Keuangan Teori & Aplikasi.

BPFE UGM

Satmoko, A., & Sudarman. (2011).

Impact of Personal Taxes on

Corporate Dividend Policy and

Capital Structure Decisions.

Financial Management

Association.

Scott, W. R. (2015). Financial

Accounting Theory . Toronto:

Pearson Prentice Hall.

Seftianne, & Ratih Handayani. (2011).

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Struktur Modal

pada Perusahaan Publik Sektor

Manufaktur . Jurnal Bisnis dan

Akuntansi.

Smith, J. M., & K. Fred Skousen.

(2007). Akuntansi Intermediate,

Edisi Sembilan. Jakarta: Erlangga.

Soliha, E., dan Taswan. 2002.

“Pengaruh Kebijakan Hutang

Terhadap Nilai Perusahaan Serta

Beberapa Faktor Yang

Page 22: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN …

Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168

1232 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)

Mempengaruhinya”. Jurnal Bisnis

dan Ekonomi. September 2002.

Spence, M. (1973). The Quarterly

Journal of Economics Vol. 87 .

The MIT Press.

Sri, A., & Ari. (2013). Pengaruh

Struktur Modal, Profitabilitas,

dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Nilai Perusahaan.

Denpasar: E-Jurnal Universitas

Udayana.

Sudana, I. 2011. Manajemen Keuangan

Perusahaan Teori dan Praktek.

Jakarta :

Erlangga.

Sukamulja, Sukmawati. (2004).

Dampak GCG Terhadap Kinerja

Keuangan. Jurnal Bisnis dan

Manajemen. Jakarta.

Sunyoto, Danang. (2015). Perilaku

Konsumen dan Pemasaran.

Yogyakarta :CAPS.

Syamsudin, Lukman. (2009).

Manajemen Keuangan

Perusahaan. Jakarta : Rajawali

Pers.

Tobin, J. (1967). Tobin’s Q Ratio As An

Indicator of The Valuation The

Company. Journal of Financial

Economics, Vol LIII, No.3: June,

pp. 287 – 298.

Widarjono, Agus. (2013).

Ekonometrika: Pengantar dan

Aplikasinya. Jakarta

Wijaya, A., & Nanik Linawati. (2015).

Pengaruh Kinerja Keuangan

terhadap Nilai Perusahaan.

Simposium Nasional Akuntansi.

Wolfe, J., & Sauaia A C. (2003). The

Tobin's Q Company Performance

Indicator. Development in

Business Simulation and

Experiential Learning.

Yuniangsih, N. W., & Made Gede

Wirakusuma. (2007). Pengaruh

Kinerja Keuangan Terhadap Nilai

Perusahaan dengan

Pengungkapan Corporate Social

Reponsibility dan Good

Corporate Governance Sebagai

Variabel Pemoderasi. Denpasar:

E- Jurnal Universitas Udayana.