pengaruh profitabilitas, likuiditas, asset growth, …

182
i PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE DAN FIRM AGE TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Pariwisata, Restoran dan Hotel yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: DELFI SILVIANA 11140810000010 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

i

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET

GROWTH, ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE DAN FIRM AGE

TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Pariwisata, Restoran dan Hotel

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

DELFI SILVIANA

11140810000010

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 2: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

ii

Page 3: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

iii

Page 4: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

iv

Page 5: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

v

Page 6: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Delfi Silviana

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Desember 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Status : Belum Menikah

5. Agama : Islam

6. Alamat : Jl. H. Jimin No. 43 Rt 005 Rw 002

Kelurahan Petukangan Utara

Kecamatan Pesanggrahan

Kotamadya Jakarta Selatan

Kota DKI Jakarta

7. Telepon : 085695379086

8. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD (2002-2008) : SDN Kebayoran Lama Utara 011

2. SMP (2008-2011) : SMPN 177 Jakarta

3. SMA (2011-2014) : SMAN 90 Jakarta

4. S1 (2014-2018) : Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan HMJ Manajemen

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2015-2017)

2. Panitia OPAK HMJ Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2015-2017)

3. Sekretaris Manajemen Expo “KERAMIK” (2017)

4. Relawan Pilkada DKI Jakarta (2018)

Page 7: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

vii

ABSTRACT

This study analyze the effect of profitability, liquidity, asset growth, asset

structure, firm size and firm age to the company's capital structure as measured by

debt to equity ratio. The sample used in this study are 14 sub-sector companies

tourism, restaurants and hotels listed on Indonesia Stock Exchange period 2011-

2016. The sampling method used was purposive sampling. The data used in this

study is secondary data sourced from annual financial statements of related

companies that have been audited period 2011-2016. The analysis technique used

in this research is multiple linear regression analysis.

The results showed simultaneously there are significant influence of

variable profitability, liquidity, asset growth, asset structure, firm size and firm age

to capital structure. Partially obtained the result that profitability, asset growth,

asset structure, firm size and firm age have significant influence to capital

structure. While the liquidity variable has no significant effect to capital structure.

The result of coefficient of determination (Adjusted R2) shows that profitability,

liquidity, asset growth, asset structure, firm size and firm age variables are able to

explain 60,4% capital structure variable while the rest of 39,6% is explained by

other variables outside research .

Keywords : Profitability, Liquidity, Asset Growth, Asset Structure, Firm Size, Firm

Age and Capital Structure

Page 8: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

viii

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh profitabilitas, likuiditas, asset growth,

asset structure, firm size dan firm age terhadap struktur modal perusahaan yang

diukur dengan debt to equity ratio. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 14 perusahaan sub sektor pariwisata, restoran dan hotel yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2011-2016. Metode sampel yang digunakan adalah

purposve sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan terkait yang telah

diaudit periode 2011-2016. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh

signifikan variabel profitabilitas, likuiditas, asset growth, asset structure, firm size

dan firm age terhadap struktur modal. Secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel

profitabilitas, asset growth, asset structure, firm size dan firm age berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel likuiditas tidak

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil koefisien determinasi

(Adjusted R2) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, asset growth,

asset structure, firm size dan firm age mampu menjelaskan variabel struktur modal

sebesar 60,4% sedangkan sisanya sebesar 39,6% dijelaskan oleh variabel-variabel

lain diluar penelitian.

Kata Kunci : Profitabilitas, Likuiditas, Asset Growth, Asset Structure, Firm Size,

Firm Age dan Struktur Modal

Page 9: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat

meraih gelar Sarjana Ekonomi, yaitu skripsi yang berjudul “PENGARUH

PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, ASSET STRUCTURE,

FIRM SIZE DAN FIRM AGE TERHADAP STRUKTUR MODAL

PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Pariwisata,

Restoran dan Hotel yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-

2016)”.

Dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini, penulis telah mendapat

banyak semangat, dorongan, motivasi dan bantuan lainnya dari berbagai pihak.

Sehingga dalam bagian kata pengantar ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, berkah dan karunia-Nya. Wahai Zat

yang Maha Memiliki, Alhamdulillah terima kasih ya Allah. Sehingga penulis

mendapat banyak kemudahan dan semangat bahkan disaat-saat yang berat.

2. Kedua orang tua, Bapak dan Mama yang tersayang dan tercinta. Berkat do’a

yang tiada henti, semangat dan kasih sayang tulus yang tiada tara. Sehingga

selalu menjadi alasan penulis untuk selalu merasa bersyukur memiliki orang

tua terbaik yang pernah ada bagi penulis.

3. Adik tersayang, Salma Putri Fauziah. Terima kasih karena selalu ada di setiap

saat.

4. Bapak Dr. M. Arief Mufrainy.Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan motivasi dan

nasihat kepada para mahasiswa/i FEB termasuk penulis.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. selaku ketua Jurusan Manajemen yang

telah bersedia menjadi tempat bertanya dan memberikan saran mengenai

berbagai kegiatan perkuliahan

Page 10: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

x

6. Bapak Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya dan senantiasa

memberikan dorongan, motivasi dan nasihat sejak awal hingga

terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak Deni Pandu Nugraha, SE., MM. Selaku dosen pembimbing akademik

yang telah bersedia memberikan saran dan motivasi selama perkuliahan ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu,

motivasi dan berbagai nasihat dalam kehidupan yang sangat bermanfaat bagi

kami.

9. Seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah yang telah banyak

membantu penulis selama perkuliahan ini.

10. Tante dan paman yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mama Adek, One,

Ociak, Unyiang, Ongku, Alm. Pak Etek, Tek Nung dan lainnya yang selalu

memberikan support dan do’a.

11. Sepupu-sepupu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Titin, Intan, Fira,

Nabila, Salsa, Irsad, Opra, Bang Cacing, Kak Dewi, Kak Liza, Bang Ami,

Bang Ancah, Lala, Gita, Teten dan lainnya yang selalu memberikan support

dan do’a.

12. Sahabat-sahabat selama perkuliahan Sena, Sarah, Nisa, Emil, Racil, Ningrum,

Anita, Evita, Mariah, Vivin, Desi, Reza dan lainnya yang telah memberikan

banyak kenangan manis yang tak terlupakan.

13. Seluruh teman seperjuangan manajemen 2014. Yang telah mengisi hari-hari

penulis sehingga lebih berwarna dan menyenangkan di bangku perkuliahan

ini.

14. Kakak-kakak senior selama perkuliahan. Kak Laras, Kak Tika, Kak Debi, Kak

Firly, Bang Rifki dan senior-senior lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, yang telah memberikan banyak wejangan dan bantuan selama

perkuliahan ini.

15. Sahabat-sahabat selama menempuh pendidikan SD, SMP dan SMA hingga

saat ini. Geng Hbd’an, Kzl zbl, Celebfams, 11 Fams, KKN Mafaza dan lainnya

yang telah memberikan banyak kenangan manis yang tak terlupakan.

Page 11: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

xi

Page 12: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1

B. Permasalahan ........................................................................................ 11

1. Identifikasi Masalah ...................................................................... 11

2. Batasana Masalah ........................................................................... 12

3. Perumusan Masalah ........................................................................ 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 13

1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 13

2. Manfaat Penelitian .......................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 15

A. Landasan Teori .................................................................................... 15

1. Struktur Modal .............................................................................. 15

Page 13: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

xiii

2. Debt to Equity Ratio ....................................................................... 32

3. Profitabilitas .................................................................................. 33

4. Likuiditas ....................................................................................... 34

5. Asset Growth .................................................................................. 36

6. Asset Structure ............................................................................... 36

7. Firm Size ....................................................................................... 37

8. Firm Age ........................................................................................ 37

9. Keterkaitan Antar Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat ........ 38

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 44

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 49

D. Hipotesis .............................................................................................. 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 52

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 52

B. Metode Pemilihan Sampel .................................................................. 52

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 55

D. Metode Analisis Data .......................................................................... 55

1. Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 55

2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 56

a. Uji Normalitas ......................................................................... 56

b. Uji Multikolinearitas ................................................................ 57

c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 58

d. Uji Autokorelasi ....................................................................... 59

3. Uji Hipotesis .................................................................................. 61

a. Uji Simultan (Uji F) ................................................................. 61

b. Uji Parsial (Uji t) ...................................................................... 61

c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2 ) ......................................... 62

4. Uji Regresi Linier Berganda .......................................................... 63

E. Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 64

1. Variabel Independen....................................................................... 64

2. Variabel Dependen ......................................................................... 67

Page 14: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

xiv

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................... 69

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 69

1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................ 69

2. Profil Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian ........................ 70

B. Uji Statistik Deskriptif ........................................................................ 88

C. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 128

1. Uji Normalitas ............................................................................ 128

2. Uji Multikolinearitas ................................................................... 131

3. Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 133

4. Uji Autokorelasi .......................................................................... 136

D. Uji Hipotesis ...................................................................................... 137

1. Uji Simultan (Uji F) ................................................................................. 137

2. Uji Parsial (Uji t) ....................................................................................... 139

3. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2 ) .......................................................... 140

E. Uji Regresi Linier Berganda .............................................................. 141

F. Pembahasan ........................................................................................ 143

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal ....................... 143

2. Pengaruh Current Ratio terhadap Struktur Modal .................... 144

3. Pengaruh Asset Growth terhadap Struktur Modal ......................... 146

4. Pengaruh Asset structure terhadap Struktur Modal ................... 147

5. Pengaruh Firm size terhadap Struktur Modal ............................ 148

6. Pengaruh Firm age terhadap Struktur Modal ............................. 148

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 152

A. Kesimpulan ........................................................................................ 152

B. Implikasi ............................................................................................ 153

C. Saran .................................................................................................. 154

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 156

LAMPIRAN ........................................................................................................ 160

Page 15: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 45

Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel Penelitian ................................................ 54

Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan Pariwisata, Restoran dan hotel.................... 54

Tabel 4.1 Data Deskriptif Debt to equity ratio (DER) .......................................... 89

Tabel 4.2 Data Deskriptif Return on Asset (ROA) ............................................... 94

Tabel 4.3 Data Deskriptif Current Ratio (CR) .................................................... 100

Tabel 4.4 Data Deskriptif Asset growth (AG) ..................................................... 106

Tabel 4.5 Data Deskriptif Asset structure (AS) .................................................. 111

Tabel 4.6 Data Deskriptif Firm size (FS) ............................................................ 117

Tabel 4.7 Data Deskriptif Firm age (FA) ........................................................... 123

Tabel 4.8 Hasil One-Sample K-S ........................................................................ 130

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 132

Tabel 4.10 Hasil Uji Park .................................................................................... 135

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 137

Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F) ................................................................. 138

Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial (Uji t) ..................................................................... 139

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 141

Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linier Berganda .................................................... 142

Page 16: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ............................................ 1

Gambar 1.2 Grafik Perolehan Devisa Beberapa Sektor Bisnis di Indonesia .......... 3

Gambar 1.3 Grafik Kontribusi Pariwisata Terhadap PDB ...................................... 3

Gambar 1.4 Grafik Pertumbuhan Investasi ........................................................... 10

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 50

Gambar 4.1 Grafik Debt to equity ratio (DER) .................................................... 93

Gambar 4.2 Grafik Return on Asset (ROA) .......................................................... 99

Gambar 4.3 Grafik Current Ratio (CR) .............................................................. 105

Gambar 4.4 Grafik Asset growth (AG) ............................................................... 110

Gambar 4.5 Grafik Asset structure (AS) ............................................................. 112

Gambar 4.6 Grafik Firm size (FS) ...................................................................... 121

Gambar 4.7 Grafik Firm age (FA) ...................................................................... 127

Gambar 4.8 Grafik Normal Probability Plot ....................................................... 129

Gambar 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 134

Page 17: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Objek Penelitian ..................................... 160

Lampiran 2 Data Penelitian ................................................................................. 161

Lampiran 3 Uji Normalitas ................................................................................. 163

Lampiran 4 Uji Multikolinearitas ........................................................................ 164

Lampiran 5 Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 165

Lampiran 6 Uji Autokorelasi .............................................................................. 166

Lampiran 7 Uji Simultan (Uji F) ......................................................................... 166

Lampiran 8 Uji Parsial (Uji t) ............................................................................. 167

Lampiran 9 Uji Koefisien Determinasi (Uij R2) ................................................. 167

Page 18: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

xviii

Page 19: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Penelitian

Kemakmuran suatu negara dapat diukur dari berbagai indikator, diantaranya

tingkat kesehatan, pendidikan, kualitas SDM, kiriminalitas, pengangguran, dan

perekonomian. Apabila kita menelisik lebih dalam, sebagian besar indikator-

indikator tersebut dapat terwujud apabila negara tersebut memiliki perkenomian

yang baik.

Menurut Lukman (2011 : 11) tujuan akhir dari perkenomian suatu negara

adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang bisa diukur melalui

pendapatan rill perkapita meningkat dalam jangka panjang. Proses pembangunan

ekonomi yang berlangsung cukup lama akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi

yang tinggi. Sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara dianggap sangat penting

sebagai kunci kemakmuran suatu negara.

Berdasarkan gambar 1.1 di bawah ini, dapat kita lihat bahwa sektor primer

(pertanian, pertambangan dan penggalian) cenderung berfluktuasi, hanya sektor

jasa dan industri yang cenderung stabil dari tahun ke tahun. Sehingga ini menjadi

hal yang menarik, mengingat Indonesia cukup dikenal sebagai negara agraris,

dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, namun

PDB yang diperoleh negara kita justru paling besar dari sektor jasa dan industri.

Page 20: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

2

Gambar 1.1

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sumber : Badan Pusat Statistik

Penelitian ini berfokus pada salah satu sektor yang memiliki grafik

pertumbuhan yang baik, yaitu sektor jasa. Dalam sektor jasa sendiri terdiri dari

berbagai sub sektor diantaranya; properti, real estate, dan konstruksi bangunan,

infrastruktur, utilitas dan transportasi, keuangan, dan perdagangan, jasa dan

investasi. Diantara berbagai sub sektor yang termasuk di dalam sektor jasa, terdapat

sub sektor yang memiliki pertumbuhan baik, yakni sub sektor Pariwisata, Hotel,

dan Restoran.

Pariwisata sudah menjadi kebutuhan manusia di dunia pada saat ini,

sehingga dikembangkan sebagai suatu industri dengan tujuan utamanya yaitu

meningkatkan perolehan devisa, bahkan menurut Pitana dan Gayatri (2005: 3)

“pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia dan merupakan

andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara”.

Page 21: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

3

Gambar 1.2

Grafik Perolehan Devisa Beberapa Sektor Bisnis di Indonesia

Sumber : www.kemenpar.go.id

Berdasarkan gambar 1.2 di atas, sub sektor pariwisata menjadi satu-satunya

bisnis yang mengalami tren peningkatan dalam peroleh devisa dari tahun ke tahun.

Sedangkan sub sektor lainnya, yakni minyak, batubara, CPO, dan karet mengalami

fluktuasi dan cenderung menurun.

Gambar 1.3

Grafik Kontribusi Pariwisata Terhadap PDB

Sumber : LKPP Kementerian Pariwisata 2014

Page 22: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

4

Gambar 1.3 di atas semakin mengukuhkan bahwa sub sektor pariwisata,

restoran dan hotel memberikan kontribusi yang besar bagi negara kita. Ditambah

lagi menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan

bahwa sektor pariwisata termasuk sektor prospektif yang ditandai dengan kenaikan

realisasi investasi mencapai 48,9% senilai 49,6 triliun. Dimana untuk bidang hotel

dan restoran tercatat kenaikannya mencapai 69,9% dari posisi Rp 7,3 triliun pada

tahun 2014 menjadi 12,1 triliun pada tahun 2015. Hal tersebut menandakan bahwa

sektor pariwisata akan berkembang dan memiliki prospek yang bagus kedepannya.

Perusahaan sektor Pariwisata, Restoran dan Hotel sejatinya tetaplah

perusahaan yang berbasis komersial (profit oriented) dimana perusahaan berusaha

untuk bersaing agar dapat bertahan dan bahkan melebarkan sayap perusahaan

menjadi lebih besar lagi. Sehingga perusahaan dituntut agar mampu

mempertahankan serta meningkatkan kinerja yang dimilikinya.

Akan tetapi, dalam upaya untuk meningkatkan kinerjanya, seringkali

perusahaan mengalami kendala dalam pemenuhan dana yang diperlukan, sehingga

disinilah peran penting dari manajemen keuangan diperlukan.

Menurut Riyanto (2008 : 11) manajer keuangan bertanggung jawab atas

pengambilan keputusan penting mengenai investasi dan pendanaan. Berkaitan

dengan pengambilan keputusan investasi, manajer keuangan akan terlibat secara

langsung dalam perencanaan dan pengendalian penggunaan dana. Dengan

demikian, manajer keuangan sangat berperan dalam melancarakan aliran kas

perusahaan. Menurut Weston dan Brigham (1993 : 13), pengambilan keputusan di

Page 23: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

5

bidang keuangan juga akan berdampak terhadap nilai saham perusahaan, karena

berpengaruh terhadap besar uang masuk atau laba perusahaan dan besarnya risiko

perusahaan.

Ketika suatu perusahaan memerlukan modal, perusahan tersebut biasanya

mengundang para investor untuk menanamkan uang kas sebagai ganti bagian laba

di masa depan (saham), atau menjanjikan untuk melunasi kas investor itu plus

tingkat bunga tetap (obligasi). Pilihan antara pendanaan hutang dan ekuitas sering

disebut dengan keputusan struktur modal. (Brealey, Myers dan Marcus, 2008 : 7).

Sehingga sangat penting dalam suatu perusahaan adanya pengelolaan

struktur modal yang optimal, karena jika suatu perusahaan memiliki struktur modal

yang optimal, perusahaan akan lebih memanfaatkan struktur modal yang ada

seefektif mungkin untuk dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.

Menurut Harjito dan Martono (2013:256), pendanaan yang efisien akan

terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Dimana struktur

modal optimal didefinisikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalisir

biaya penggunaan modal keseluruhan, sehingga dapat memaksimalkan nilai

perusahaan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Riyanto (2008 : 294) yang menyatakan

struktru modal optimal adalah struktru modal yang dapat meminimumkan biaya

penggunaan modal rata-rata (average cost of capital).

Salah satu kiriteria dari struktur modal yang optimal, dapat diketahui dengan

mengukur rasio total hutang terhadap modal sendiri atau yang biasa disebut Debt

Page 24: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

6

to Equity Ratio (DER). Menurut Kasmir (2014:157) bahwa DER adalah rasio yang

digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini diperoleh dengan cara

membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh

ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini

berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikana untuk

jaminan hutang.

Dalam pengambilan keputusan pendanaan, struktur modal dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Dalam penelitian ini struktur modal yang diwakili oleh debt to

equity ratio (DER), dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya :

Profitabilitas menjadi variabel pertama yang mempengaruhi struktur modal.

Menurut Fahmi (2013 : 80) rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur

efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya

tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun

investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan

kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Menurut Brigham dan

Houston (2009 : 189) menyatakan bahwa “tingkat pengembalian yang tinggi

memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan sebagian besar

pendanaannya melalui dana yang dihasilkan secara internal”. Penelitian yang

dilakukan oleh Rafiu Oyesola Salawu dan Akinlolu Ayodeji Agboola (2008)

terhadap Perusahaan non-financial yang Terdaftar di Nigerian Stock Exchange

Periode 1990-2004 menyimpulkan bahwa adanya pengaruh signifikan antara

Profitabilitas terhadap struktur modal

Page 25: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

7

Likuiditas menjadi variabel kedua yang mempengaruhi struktur modal.

Menurut Moeljadi (2006 : 67) rasio likuiditas merupakan indikator mengenai

kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financialnya pada saat

jatuh tempo. Kewajiban tersebut merupakan kewajiban jangka pendek atau

kewajiban jangka panjang yang sudah jatuh tempo. Ahmad et al (2010) dalam Putra

dan Kesuma (2013) menyatakan bahwa likuiditas merupakan hal yang penting bagi

keputusan pendanaan. Perusahaan yang memiliki likuiditas perusahaan yang tinggi

berarti perusahaan memiliki internal financing yang akan cukup untuk membayar

kewajibannya sehingga struktur modal juga berkurang. Penelitian yang dilakukan

oleh Rusibana Claude (2016) terhadap Perusahaan yang Terdaftar di Rwanda

Development Board Periode 2005-2013 menyimpulkan bahwa adanya pengaruh

signifikan antara Likuiditas terhadap struktur modal.

Variabel ketiga yang mempengaruhi struktur modal adalah asset growth.

Sholikhadi (2016) menyakatan bahwa asset growth merupakan kemampuan

perusahaan dalam meningkatkan aset perusahaan. Asset growth menggambarkan

tingkat ekspansi yang diusahakan oleh perusahaan dengan melihat pertumbuhan

aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional. Menurut Atmaja (2008 : 273)

Pada umumnya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih besar

menggunakan hutang dibanding perusahan yang tingkat pertumbuhannaya rendah.

Hal ini disebabkan adanya faktor “asymetric information” serta floating cost

berhutang lebih rendah dibanding floating cost menerbitkan saham. Penelitian yang

dilakukan oleh Raja Patresia Angeliend (2013) terhadap Perusahaan Sektor

Page 26: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

8

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011 menyimpulkan bahwa

adanya pengaruh signifikan antara Asset growth terhadap struktur modal.

Variabel keempat yang mempengaruhi struktur modal adalah asset

structure. Menurut Riyanto (2008) Asset structure adalah penentuan berapa besar

alokasi untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun

dalam aktiva tetap. Perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam

dalam aktiva tetap (fixed asset) akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan

modalnya dari modal sendiri, sedangkan modal dari hutang jangka panjang hanya

sebagai pelengkap. Aturan struktur financial konservatif horizontal menyatakan

bahwa besarnya modal sendiri hendaknya dapat menutupi jumlah aktiva tetap

ditambah aktiva lain yang sifatnya permanen. Penelitian yang dilakukan oleh

Mohammad Alipour, Mir Farhad Seddigh Mohammadi dan Hojjatollah

Derakhshan (2015) terhadap Perusahaan non-financial di Iran periode 2003-2007

menyimpulkan bahwa adanya pengaruh signifikan antara asset structure terhadap

struktur modal.

Firm size adalah variabel kelima yang mempengaruhi struktur modal.

Menurut Brigham dan Houston (2009 : 117) firm size merupakan rata-rata total

penjualan bersih dalam suatu periode sampai beberapa tahun yang akan datang.

Dalam pengertian ini, apabila penjualan lebih tinggi dibanding total biaya maka

akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Akan tetapi sebaliknya apabila

penjualan lebih rendah dibanding total biaya maka perusahaan akan menanggung

kerugian. Menurut Moeljadi (2006 : 274) Perusahaan yang memiliki ukuran besar

lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Penelitian yang

Page 27: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

9

dilakukan oleh Erdinc Karadeniz, Serkan Yilmaz Kandır, Ömer Iskenderoğlu, dan

Yıldırım Beyazit Onal (2011) terhadap Perusahaan sub sektor Hotel di Turki

Periode 2006-2010 menyimpulkan bahwa adanya pengaruh signifikan antara Firm

size terhadap struktur modal.

Firm age adalah variabel keenam yang mempengaruhi struktur modal.

Menurut Setyawan dkk (2016 : 112) usia perusahaan menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memanfaatkan pengalaman- pengalaman yang telah dialami

perusahaan dalam membangun stabilitas kegiatan operasional perusahaan.

Perusahaan yang telah lama berdiri dianggap mampu bertahan dalam berbagai

situasi ekonomi. Secara teoritis, firm age memiliki pengaruh yang positif terhadap

leverage. Hal ini disebabkan dengan usia dan pengalaman yang semakin lama, akan

memungkinkan perusahaan untuk dapat memperoleh akses atas sumber dana

pinjaman yang lebih besar (Syafi’i, 2013 dalam Wardana dan Sudiarth, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Setyawan dkk (2016) terhadap Perusahaan Sektor

Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2014 menyimpulkan

bahwa adanya pengaruh signifikan antara Firm age terhadap struktur modal.

Berdasarkan jurnal dari penelitian terdahulu, peneliti ingin menguji

pengaruh Profitabilitas (Rafiu Oyesola Salawu dan Akinlolu Ayodeji Agboola,

2008), likuiditas (Rusibana Claude, 2016), Asset growth (Raja Patresia Angeliend,

2013), Asset structure (Mohammad Alipour, Mir Farhad Seddigh Mohammadi dan

Hojjatollah Derakhshan, 2015), Firm size (Erdinc Karadeniz, Serkan Yilmaz

Kandır, Ömer Iskenderoğlu, dan Yıldırım Beyazit Onal, 2011) dan Firm age (Arief

Indra Wahyu Setyawan dkk, 2016) terhadap Debt to Equity Ratio (DER).

Page 28: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

10

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Disamping objek penelitian yang berbeda, dimana sektor Pariwisata, Restoran dan

Hotel baru pertama kali dijadikan objek penelitian mengenai struktur modal pada

penelitian skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Selain itu periode yang digunakan dalam penelitian ini juga berbeda dari

penelitian sebelumnya. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 31

Desember 2011- 31 Desember 2016. Periode ini dipilih dikarenakan dengan

menggunakan data yang terbaru, maka hasil penelitian yang diperoleh akan

merepresentasikan struktur modal perusahaan Pariwisata, Restoran dan Hotel yang

terdaftar di BEI saat ini. Selain itu, tren pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada

periode tersebut cenderung mengalami kenaikan yang mengindikasikan hal yang

positif. Sehingga ini menjadi hal yang menarik bagi peneliti untuk melakukan

penelitian pada periode tersebut.

Gambar 1.4

Grafik Pertumbuhan Investasi

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai

seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dengan

Page 29: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

11

menggunakan variabel yang diukur dengan nilai Profitabilitas, likuiditas, Asset

growth, Asset structure, Firm size dan Firm age. Sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS,

LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE DAN

FIRM AGE TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN” (Studi

Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Pariwisata, Restoran dan Hotel yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016).

B. Permasalahan

1. Identifkasi Masalah

Dalam penelitian ini, kita dapat melihat pengaruh Profitabilitas,

likuiditas, Asset growth, Asset structure, Firm size dan Firm age. terhadap

struktur modal dengan menganalisis laporan keuangannya.

Dalam menentukan kebijakan struktur modal pada suatu

perusahaan, ada banyak faktor yang dapat digunakan. Diantaranya faktor

ukuran perusahaan, usia perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas,

tingkat pajak, likuiditas, risiko bisnis, struktur aktiva, fleksibilitas

keuangan, inflasi dan dividen payout ratio.

Sehingga dapat disimpulkan, ada banyak faktor yang dapat

digunakan untuk menentukan kebijakan struktur modal pada suatu

perusahaan, dan diantara faktor-faktor tersebut ada yang dominan dan ada

pula yang tidak dominan berpengaruh pada kebijakan struktur modal.

2. Batasan Masalah

Page 30: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

12

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan enam variabel

independen yang digunakan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi

kebijakan struktur modal perusahaan diantaranya; Profitabilitas, likuiditas,

Asset growth, Asset structure, Firm size dan Firm age. .

Pertimbangan dalam memilih enam faktor ini sebagai variabel

independen yang mempengaruhi kebijakan struktur modal dikarenakan

pada penelitian terdahulu variabel-variabel inilah yang paling sering

berpengaruh signifkan terhadap kebijakan struktur modal.

Sehingga peneliti ingin menguji kembali variabel-variabel ini dalam

pengaruhnya terhadap kebijakan struktur modal pada perusahaan sub sektor

Pariwisata, Restoran dan Hotel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2011-2016.

3. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Profitabilitas, likuiditas, Asset growth, Asset structure, Firm

size dan Firm age secara simultan mempunyai pengaruh terhadap

struktur modal perusahaan sub sektor Pariwisata, Restoran dan Hotel

yang terdaftar BEI ?

2. Bagaimana Profitabilitas, likuiditas, Asset growth, Asset structure, Firm

size dan Firm age secara parsial mempunyai pengaruh terhadap struktur

modal perusahaan sub sektor sektor Pariwisata, Restoran dan \Hotel

yang terdaftar BEI ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Page 31: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

13

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan antara Profitabilitas,

likuiditas, Asset growth, Asset structure, Firm size dan Firm age

terhadap struktur modal perusahaan sub sektor sektor Pariwisata,

Restoran dan Hotel yang terdaftar BEI.

b. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial antara Profitabilitas,

likuiditas, Asset growth, Asset structure, Firm size dan Firm age

terhadap struktur modal perusahaan sub sektor Pariwisata, Restoran

dan Hotel yang terdaftar BEI.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan seperti :

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti agar dapat

mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliah

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.

Selain itu penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek

yang terjadi di lapangan khususnya mengenai struktur modal

perusahaan.

b. Bagi Akademisi

Page 32: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

14

Dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan

keilmuan bagi kalangan mahasiswa dan civitas akademika. Dapat

dijadikan bahan studi atau bahan untuk menganalisa masalah yang

sama dengan metode yang lain baik dari segi jangka waktu, data

yang digunakan, maupun kaedah analisisnya.

c. Bagi para pelaku ekonomi

Penelitian ini memberikan informasi mengenai keuangan

umumnya dan struktur modal khususnya sehingga dapat dijadikan

bahan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan struktur modal

dalam perusahaan.

Page 33: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Struktur Modal

a. Definisi Struktur Modal

Struktur Modal adalah imbangan pendanaan jangka panjang

perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang

terhadap modal sendiri ( Harjito dan Martono, 2013 : 256).

Weston dan Brigham (1993 : 393) menyatakan bahwa struktur

modal adalah pembiayaan jangka panjang tetap dari perusahaan yang

dapat diketahui dari hutang jangka panjang, saham istimewa, dan nilai

bersih.

Menurut Riyanto (2008:296) struktur modal adalah

perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal

sendiri. Struktur modal merupakan cermin dari kebijakan perusahaan

dalam menentukan “jenis” sekuritas yang dipilih.

Moeljadi (2006 : 52) menyatakan bahwa capital structure

menggambarkan kemampuan modal sendiri menjamin hutang jangka

panjang.

Sedangkan menurut Fahmi (2013 : 184) struktur modal

merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan antara

Page 34: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

16

modal yang dimiliki yang bersumber dari hutang jangka panjang

dan modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.

Berdasarkan definisi struktur modal yang telah dikemukakan di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan

perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri yang digunakan

perusahaan untuk membiayai aktivanya.

Menurut Harjito dan Martono (2013:256), pendanaan yang

efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang

optimal. Dimana struktur modal optimal didefinisikan sebagai struktur

modal yang dapat meminimalisir biaya penggunaan modal keseluruhan,

sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2009 : 171) Struktur

modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan

keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat

memaksimumkan harga saham

Modal sendiri didefinisikan sebagai hak atau bagian yang

dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham),

keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki

perusahaan terhadap seluruh hutangnya (Munawir, 2007).

Akan tetapi, dalam menjalankan operasionalnya, perusahaan

sering kali mendapat kendala dalam keterbatasan sumber dana yang

Page 35: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

17

dimiliki, sehingga sering kali perusahaan menggunakan sumber dana

dari luar perusahaan.

Terdapat dua sumber dana ekternal bagi perusahaan yang

dilihat dari jangka waktunya, yaitu (Fahmi, 2013 : 199) :

1) Sumber dana untuk pengeluaran jangka pendek (Short Term

Expenditures)

Terdapat beberapa sumber dana untuk pendanaan jangka pendek,

diantaranya :

- Pinjaman perbankan yang bersifat jangka pendek

- Hutang dagang

- Factoring

- Letter of Credit

- Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan

2) Sumber dana untuk pengeluaran jangka panjang (Long Term

Expenditures)

Terdapat dua sumber dana untuk pendanaan jangka panjang,

diantaranya :

- Penjualan obligasi

- Hutang perbankan yang bersifat jangka panjang

Page 36: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

18

b. Teori Struktur Modal

Dalam teori struktur modal, terdapat beberapa teori yang dapat

dijadikan acuan perusahaan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan

dengan struktur modal. Teori struktur modal ini dikelompokkan ke dalam

dua kelompok, yaitu teori struktur modal tradisional dan teori struktur

modal modern. Dimana teori struktur modal ini mempengaruhi faktor-

faktor yang mempengaruhi struktur modal.

1) Teori struktur modal tradisional yang terdiri dari (Sjahrial, 2008:179) :

(a) Pendekatan laba bersih (net income approach)

Pendekatan laba bersih mangasumsikan bahwa investor

mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat

kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan

jumlah hutangnya dengan tingkat biaya hutang yang konstan pula.

Karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya hutang konstan maka

semakin besar jumlah hutang yang digunakan perusahaan, biaya

modal rata-rata tertimbang semakin kecil sebagai akibat

penggunaan hutang yang semakin besar, nilai perusahaan akan

meningkat.

Nilai perusahaan yang meningkat dapat dirumuskan sebagai berikut

(Moeljadi, 2006 : 249) :

V = EBIT – Interest Payment + Interest Payment

Equity Capitalization Rate Overall Capitalization Rate

Page 37: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

19

(b) Pendekatan laba operasi (net operating income approach)

Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata

tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh

perusahaan. Pertama, diasumsikan bahwa biaya hutang konstan

seperti halnya dalam pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan

hutang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat

sebagai peningkatan risiko perusahaan. Oleh karena itu tingkat

keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan

meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan.

Konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang tidak mengalami

perubahan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting.

Nilai perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut (Moeljadi, 2006

: 251) :

(c) Pendekatan tradisional (traditional approach)

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga leverage

tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga

baik tingkat bunga hutang maupun tingkat kapitalisasi relatif

konstan. Namun demikian setelah leverage atau rasio hutang

tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat.

Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin besar dan bahkan

V = EBIT

Overall Capitalization Rate

Page 38: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

20

akan lebih besar daripada penurunan biaya karena penggunaan

hutang yang lebih murah. Akibatnya biaya modal rata-rata

tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu

akan meningkat.

Nilai perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut (Moeljadi, 2006

: 252) :

2) Teori struktur modal modern yang terdiri dari :

(a) Teori Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)

Teori MM tanpa pajak

Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2008 : 9), MM

tanpa pajak secara singkat diartikan sebagai nilai perusahaan

yang tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya.

Moeljadi (2006 : 258) menyatakan dalam teori ini

menggunakan asumsi pasar modal sempurna. Dimana

invstor bertindak rasional, overall of capital adalah konstan

pada semua derajat leverage pada risiko bisnis yang sama

dan pada ukuran usaha yang sama pula. Pada saat

perusahaan menghasilkan arus pendapatan yang sama,

risiko bisnis sama, dan nilai pasar akan sama. Sehingga tidak

V = EBIT – Interest Payment + Market Value of Debt

Equity Capitalization Rate

Page 39: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

21

ada struktur modal yang optimal pada risiko bisnis yang

sama, sehingga dianggap pajak tidak ada.

Teori MM dengan pajak

Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan

kemudian MM memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya

pada tahun 1963 dalam artikel yang diterbitkan MM.

Dengan adanya faktor pajak ini, MM menyimpulkan

bahawa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai

perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang

mengurangi pembayaran pajak (Atmaja, 2008 : 254).

Secara singkat Brealey, Myers dan Marcus (2008:12)

menyatakan MM dengan pajak adalah tingkat pengembalian

ekuitas yang diinginkan meningkat ketika rasio utang-

ekuitas meningkat.

(b) Trade-off Theory

Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2008 : 18) semakin

besar penggunaan hutang, maka semakin besar keuntungan dari

penggunaan hutang (leverage gain). Akan tetapi present value

biaya financial distress dan present value agency costs juga

meningkat, bahkan lebih tinggi. Penggunaan hutang akan

meningkatkan nilai perusahan, akan tetapi hanya sampai titik

tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru akan

menurunkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan kenaikan

Page 40: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

22

keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan

kenaikan biaya financial distress dan agency problem Titik balik

tersebut disebut struktru modal optimal, yang menunjukkan

jumlah hutang perusahaan yang optimal.

Model ini disebut model “Trade-off” karena struktur

modal yang optimal dapat ditemukan dengan menyeimbangkan

keuntungan dari penggunaan hutang (tax shield benefits of

leverage) dengan biaya financial distress dan agency problem.

Model “Trade-off” tidak dapat menentukan secara tepat struktur

modal yang optimal, dikarenakan sulit untuk menentukan secara

tepat present value biaya financial distress dan present value

agency costs. Namun, model “Trade-off” memberikan 3

masukan penting, diantaranya (Atmaja, 2008 : 259) :

- Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi variabilitas

keuntungannya akan memiliki probabilita financial

distress yang besar. Perusahaan semacam ini harus

menggunakan sedikit leverage.

- Aktiva tetap yang khas, aktiva yang tidak nampak

(intangible assets) dan kesempatan bertumbuh akan

kehilangan banyak nilai jika terjadi financial distress.

Perusahaan yang menggunakan aktiva semacam ini

sebaiknya menggunakan sedikit hutang.

Page 41: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

23

- Perusahaan dengan biaya pajak yang tinggi, sebaiknya

lebih banyak menggunakan hutang dibanding perusahaan

dengan biaya pajak yang rendah.

(c) Pecking Order Theory

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Donaldson

pada 1961, penamaan Pecking Order Theory dilakukan oleh

Myers pada tahun 1984. Teori ini disebut Pecking Order Theory

karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan

menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Secara

ringkas teori tersebut menyatakan bahwa (Brealey and

Myers.1991 dalam Husnan, 2000 : 324) :

- Perusahaan lebih memilih internal financing (pendanaan

dari hasil operasi perusahaan).

- Perusahaan mencoba menyesuaikan risiko pembagian

dividen yang ditargetkan dengan berusaha menghindari

perubahan pembayaran dividen secara drastis.

- Apabila dana hasil operasional kurang dari kebutuhan

investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas

atau menjual sekuritas yang dimiliki.

- Apabila pendanaan dari luar (external financing)

diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas

yang paling “aman” terlebih dahulu yaitu dimulai dengan

penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang

Page 42: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

24

berkarakteristik opsi, akhirnya apabila masih belum

mencukupi, saham baru diterbitkan.

Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2008 : 25),

Pecking Order Theory menjelaskan bahwa perusahaan lebih

menyukai pendanaan internal daripada pendanaan eksternal.

Teori ini didasarkan asumsi informasi asimetris, dimana

manajer tahu lebih banyak daripada investor luar tentang

profitabilitas dan prospek perusahaan. Dan masalah ini dapat

terhindar jika perusahaan dapat mendanai perusahaannya

dengan dana internal.

Husnan (2000 : 325) menyatakan bahwa perusahaan

lebih memilih pendanaan internal dibanding pendanaan

eksternal dikarenakan pendanaan internal memungkinkan

perusahaan tidak perlu untuk membuka diri dari sorotan

pemodal asing sebagai akibat dari penerbitan saham baru.

Menurut Fahmi (2013 : 198) terdapat beberapa kondisi

dimana Pecking Order Theory layak diterapkan diantaranya :

- Kondisi ekonomi berada dalam keadaan yang kurang

menguntungkan (instabilitas).

- Perusahaan menerbitkan right issue berdasarkan besarnya

kebutuhan saja dan layak secara ukuran keuangan,

Page 43: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

25

sehingga memungkinkan bagi perusahaan untuk tetap

mampu mengendalikan perusahaan.

- Aset perusahaan berada dalam keadaan yang cukup untuk

dijual, dan penjualan tersebut tidak mempengaruhi kondisi

keuangan perusahaan dalam jangka pendek.

(d) Asymetric Information Theory

Teori ini perkenalkan oleh Gordon Donalson awal tahuan

1960-an. Asymetric Information Theory adalah kondisi dimana

suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dibanding

pihak lainnya. Kondisi asymetric information dimana pihak

manajemen perusahaan memiliki lebih banyak informasi

dibanding investor di pasar modal. Apabila pihak manajemen

perusahaan hendak memaksimumkan nilai untuk stakeholder

saat ini, maka ada kecenderungan bahwa (Atmaja, 2008 : 261) :

- Apabila perusahaan memiliki prospek yang cerah, maka

manajemen tidak akan menerbitkan saham baru melainkan

menggunakan laba ditahan

- Apabila perusahaan memiliki prospek yang kurang baik,

maka manajemen akan menerbitkan saham baru guna

memperoleh dana.

Masalahnya adalah para investor telah mengetahuai

kecenderungan ini, sehingga penawaran saham baru sering

Page 44: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

26

diartikan sebagai sinyak buruk sehingga harga saham

cenderung turun apabila saham baru diterbitkan.

Karena adanya asymetric information, Gordon

Donaldson menyimpulkan bahwa perusahaan lebih senang

menggunakan dana dengan urutan (Atmaja, 2008 : 261) :

- Laba ditahan dan dana dari depresiasi

- Hutang

- Penjualan saham baru.

(e) Agency Cost Theory

Menurut Harjito dan Martono (2013 : 11) bahwa tujuan

perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan para

pemegang saham yang diterjemahkan sebagai memaksimumkan

harga saham. Dalam kenyataannya tidak jarang manajer

perusahaan memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan

dengan tujuan utama tersebut. Sehingga muncullah konflik

antara manajer dan pemegang saham yang dinamakan agency

problem.

Agency costs (biaya keagenan) adalah biaya yang timbul

karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan

hubungan antara pemilik perusahaan dan kreditor. Agency costs

ini muncul dari masalah agency problem. Apabila perusahaan

menggunakan hutang, ada kemungkinan pemilik perusahaan

Page 45: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

27

melakukan investasi pada proyek yang berisiko tinggi sehingga

dapat merugikan kreditor (Atmaja, 2008 : 258).

Untuk menghindari kerugian semacam ini, kreditor

melindungi diri dengan perjanjian pada saat penandatanganan

pemberian kredit (covenant). Dimana dalam covenant ini terdiri

dari biaya (Atmaja, 2008 : 259) :

- Biaya kehilangan kebebasan atau efisien

- Biaya memonitor perusahaan

c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Menurut

Para Ahli

Dalam upaya pengambilan keputusan mengenai struktur modal

dalam suatu perusahaan, terdapat beberapa pertimbangan yang menjadi

faktor yang mempengaruhi struktur modal.

Menurut Sartono (2000) dalam Fahmi (2013 : 209) terdapat 4

faktor yang mempengaruhi struktur modal diantaranya :

(a) Tingkat pertumbuhan (Growth) di masa yang akan datang.

Apabila tingkat pertumbuhan tinggi, maka leverage yang

digunakan semakin besar. Begitu pula sebaliknya apabila tingkat

pertumbuhan rendah.

Page 46: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

28

(b) Stabilitas penjualan di masa yang akan datang.

Apabila tingkat stabilitas penjualan tinggi, maka leverage yang

digunakan semakin besar. Begitu pula sebaliknya apabila tingkat

stabilitas penjualan rendah.

(c) Posisi kontrol dan sikap pemilik serta manajemen terhadap risiko.

Apabila pemiliki sebagian besar bersikap risk averter, maka

hutang akan lebih sedikit digunakan. Begitu pula sebaliknya

apabila pemiliki sebagian besar bersikap risk seeker.

(d) Struktur modal dalam industri.

Digunakan sebagai jaminan atas penggunaan hutang. Selain itu

kondisi persaingan dalam industri.

Atmaja (2008 : 273) menyatakan terdapat 9 faktor yang

mempengaruhi struktur modal diantaranya :

(a) Kelangsungan hidup jangka panjang (Long-Run variability)

Bagi manajer perusahaan besar khususnya yang menyediakan

produk dan jasa yang penting, perusahaan umumnya menghindari

penggunaan leverage yang dapat membahayakan kelangsungan

hidup jangka panjang perusahaan.

(b) Pengawasan

Penggunaan hutang yang besar dapat berakibat semakin ketat

pengawasan dari pihak kreditor, sehingga dapat mengurangi

fleksibilitas manajemen dalam membuat keputusan perusahaan.

Page 47: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

29

(c) Risiko Bisnis

Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi cenderung

kurang dapat menggunakan hutang yang relatif lebih besar, karena

kreditor akan meminta biaya hutang yang tinggi.

(d) Konservatisme manajemen

Manajer yang bersifat konservatif cenderung menggunakan tingakt

hutang yang “konservatif” pula daripada berusaha memaksimalkan

nilai perusahaan dengan menggunakan lebih banyak hutang.

(e) Struktur aktiva

Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai

agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih

besar.

(f) Profitabilitas

Pada umumnya perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang

tinggi akan menggunakan hutang yang relatif kecil. Karena tingkat

keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan memperoleh

sebagian besar pendanaan dari laba yang ditahan.

(g) Tingkat pertumbuhan

Pada umumnya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang

tinggi, lebih besar menggunakan hutang dibanding perusahan yang

tingkat pertumbuhannaya rendah. Hal ini disebabkan adanya faktor

“asymetric information” serta floating cost berhutang lebih rendah

dibanding floating cost menerbitkan saham.

Page 48: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

30

(h) Pajak

Semakin tinggi tingkat pajak suatu perusahaan, maka semakin besar

keuntungan dari penggunaan hutang, sehingga semakin besar daya

tarik penggunaan hutang.

(i) Cadangan kapasitas peminjaman

Penggunaan hutang akan meningkatkan risiko, sehingga biaya

modal akan meningkat. Perusahaan akan mempertimbangkan suatu

tingkat penggunaan hutang yang masih memberikan kemungkinan

menambah hutang di masa yang akan datang dengan biaya yang

relatif rendah.

Sedangkan menurut Moeljadi (2006 : 274) beberapa pertimbangan

yang dijadikan faktor penentu struktur modal adalah :

(a) Kemampuan dana internal

Dana internal ini terdiri dari pertumbuhan pendapatan. Tingkat

pertumbuhan pendapatan yang tinggi memungkinkan manajemen

memperoleh dana yang lebih besar daripada laba ditahan yang akan

mengurangi dana pinjaman.

(b) Tujuan perusahaan

Apabila tujuan manajer adalah memaksimumkan kemakmuran para

pemegang saham, maka struktur modal optimal adalah pilihan yang

tepat yang dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan.

Page 49: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

31

(c) Batas kredit

Usaha manajemen untuk menyesuaikan struktur modal dipengaruhi

oleh sikap kreditor terhadap perusahaan tersebut.

(d) Tingkat leverage perusahaan lain dalam industri yang sejenis

(e) Stabilitas earnings

Calon kreditor umumnya cenderung memberikan pinjaman kepada

perusahaan yang memiliki earnings yang relatif stabil

(f) Biaya modal sendiri

Biaya modal sendiri dapat merefleksikan harga saham, sehingga

naik/turunnya harga saham menunjukkan harapan bagi equity

financing yang mahal/murah yang dapat mengakibatkan debt

financing menjadi lebih menarik atau tidak.

(g) Pemusatan pemilikan dan pengendalian suara

Apabila saham yang ada dalam suatu perusahaan hanya dimiliki

oleh sejumlah kecil pemilik, maka manajer akan enggan untuk

mengeluarkan saham baru

(h) Biaya hutang

Apabila biaya hutang lebih besar dibanding rentabilitas aktiva,

maka penambahan hutang akan membawa efek yang unfavorable

bagi rentabilitas modal sendiri.

Page 50: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

32

(i) Struktur aktiva

Apabila komposisi aktiva suatu perusahaan bersifat capital-

intensive, maka modal pinjaman hanya merupakan pelengkap untuk

memenuhi kebutuhan dana.

(j) Perkiraan tingkat inflasi

Dalam keadaan inflasi yang tinggi, perusahaan akan lebih memilih

debt-financing

(k) Tarif pajak

Pembayaran bunga merupakan tax-deducatible bagi perusahaan,

sehingga debt-financing akan lebih menarik dibanding equity-

financing.

(l) Besarnya perusahaan

Perusahaan yang memiliki ukuran besar lebih mudah memperoleh

pinjaman dibandingkan perusahaan kecil

(m) Pertumbuhan aktiva perusahaan

Faktor ini dapat dijadikan indikator bagi kesempatan

pengembangan perusahaan pada masa yang akan datang.

(n) Kebiasaan umum di pasar modal

Kebiasaan yang kaku di pasar modal (hanya memilih satu jenis

investasi) akan menyulitkan perusahaan untuk segera mengubah

struktur modalnya.

Page 51: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

33

(o) Kemampuan dana sumber hutang

Berkurangnya ketersediaan dana eksternal mengakibatkan debt-

financing menjadi lebih mahal.

2. Debt to Equity Ratio

Dalam penelitian ini, variabel dependen (struktur modal) diukur

dengan Debt to Equity Ratio (DER), dikarenakan DER mencerminkan

besarnya proporsi antara total hutang dan total modal sendiri.

Fahmi (2013 : 73) menyatakan bahwa DER adalah ukuran yang

dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan

besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor.

Menurut Moeljadi (2006 : 51) menyatakan DER menggambarkan

bagian dari hutang yang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri.

Darmadji dan Fakhruddin (2006:200) menyatakan DER merupakan

rasio yang mengukur sejauh mana besarnya hutang dapat ditutupi oleh

modal sendiri. DER merupakan aspek leverage atau hutang perusahaan, di

mana hutang merupakan komponen penting perusahaan, khususnya sebagai

salah satu sarana pendanaan.

Berdasarkan definisi DER yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa DER adalah bagian dari rasio leverage, yang

merupakan perbandingan total hutang dengan ekuitas yang dimiliki

perusahaan. Dimana semakin tinggi DER maka mengindikasikan hal yang

kurang baik bagi pemegang saham dikarenakan semakin rendah dividen

Page 52: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

34

yang akan diperoleh pemegang saham. Sebaliknya semakin rendah DER

mengindikasikan hal yang baik bagi pemegang saham dikarenakan semakin

tinggi dividen yang akan diperoleh pemegang saham.

3. Profitabilitas

Menurut Fahmi (2013 : 80) rasio profitabilitas adalah rasio yang

mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh

besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya

dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka

semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan

keuntungan perusahaan.

Brigham dan Houston (2009 : 189) menyatakan rasio profitabilitas

adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari

likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi.

Menurut Satono (2010:122), yang menyatakan bahwa “Profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya

dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat efektifitas

manajemen perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan (profit)

yang dihasilkan dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh

perusahaan.

Dalam penelititan ini peneliti menggunakan salah satu sub rasio dari

rasio profitabilitas, yaitu rasio Return on Assets (ROA).

Page 53: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

35

Menurut Dendawijaya (2003: 120) ROA digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba)

secara keseluruhan. Semakin besar Return on Asset, semakin besar pula

tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik

pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.

Menurut Fahmi (2013: 82) ROA adalah rasio yang melihat sejauh

mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian

keuntungan (return) sesuai dengan yang diharapkan (Expected Return).

4. Likuiditas

Menurut Weston dalam Kasmir (2014 : 129), mengatakan bahwa

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (hutang) jangka

pendek. Artinya, apabila perusahaan ditagih, perusahaana akan mampu

untuk memenuhi hutang tersebut terutama hutang yang sudah jatuh tempo.

Menurut Brigham dan Houston (2009 : 95) rasio likuiditas

menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah

perusahaan dengan kewajiban lancar lainnya.

Sedangkan menurut Moeljadi (2006 : 67) rasio likuiditas merupakan

indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua

kewajiban financialnya pada saat jatuh tempo. Kewajiban tersebut

Page 54: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

36

merupakan kewajiban jangka pendek atau kewajiban jangka panjang yang

sudah jatuh tempo.

Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban

jangka panjang yang jatuh tempo secara tepat waktu .

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan salah satu sub rasio dari

rasio likuiditas, yaitu Current Ratio.

Menurut Riyanto (2008 : 301), menerangkan bahwa Current

ratio merupakan ukuran yang berharga untuk mengukur kesanggupan suatu

perusahaan untuk memenuhi current obligation – nya.

Rasio Lancar (Curent ratio) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau

hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk

menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo (Kasmir, 2014

: 130).

Brigham dan Houston (2009 : 96) menyatakan bahwa rasio lancar

merupakan indikator tunggal terbaik dari sampai sejauh mana klaim dari

kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh aktiva-aktiva yang diharapkan

dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat.

Page 55: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

37

Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa Rasio lancar (Current ratio) Merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek maupun kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

5. Asset Growth

Asset growth adalah pengukuran seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam mempertahankan posisinya dalam perkembangan

perekonomian, hal ini akan mempengaruhi keinginan investor untuk

menanamkan modalnya (Sartono, 2009:65 dalam Darmayanti, 2013).

Sholikhadi (2016) menyakatan bahwa asset growth merupakan

kemampuan perusahaan dalam meningkatkan aset perusahaan. asset growth

menggambarkan tingkat ekspansi yang diusahakan oleh perusahaan dengan

melihat pertumbuhan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional.

6. Asset Structure

Asset structure adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing-

masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva

tetap (Riyanto, 2008 : 298).

Menurut Brigham dan Houston (2009 :188) Aktiva lancar adalah

aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi, dan proses

perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang

dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang

Page 56: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

38

secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Perusahaan

yang Asset structurenya memiliki perbandingan aktiva tetap jangka panjang

lebih besar akan menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena

aktiva tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan hutang.

7. Firm size

Firm size dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat

dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total aktiva

dari suatu perusahaan (Riyanto, 2008 : 299).

Menurut Brigham dan Houston (2009 : 117) firm size merupakan

rata-rata total penjualan bersih dalam suatu periode sampai beberapa tahun

yang akan datang. Dalam pengertian ini, apabila penjualan lebih tinggi

dibanding total biaya maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum

pajak. Akan tetapi sebaliknya apabila penjualan lebih rendah dibanding total

biaya maka perusahaan akan menanggung kerugian.

8. Firm age

Firm age atau usia perusahaan adalah seberapa lama perusahaan

mampu bertahan, bersaing, dan mengambil kesempatan bisnis yang ada

dalam perekonomian (Syafi’i, 2013 dalam Wardana dan Sudiarth, 2015).

Menurut Setyawan dkk (2016 : 112) usia perusahaan menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan pengalaman- pengalaman

yang telah dialami perusahaan dalam membangun stabilitas kegiatan

Page 57: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

39

operasional perusahaan. Perusahaan yang telah lama berdiri dianggap

mampu bertahan dalam berbagai situasi ekonomi.

9. Keterkaitan antar Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat

a. Profitabilitas dengan Struktur Modal

Menurut Brigham dan Houston (2009 : 189) menyatakan bahwa

“tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan-

perusahaan tersebut melakukan sebagian besar pendanaannya melalui

dana yang dihasilkan secara internal”.

Hal ini didukung oleh pernyataan Atmaja (2008 : 273) yang

menyatakan pada umumnya perusahaan yang memiliki tingkat

keuntungan yang tinggi akan menggunakan hutang yang relatif kecil.

Karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan

memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba yang ditahan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rafiu Oyesola Salawu dan

Akinlolu Ayodeji Agboola (2008) terhadap Perusahaan non Financial

yang Terdaftar di Nigerian Stock Exchange Periode 1990-2004 dan

penelitian Lutfiana Mufidhatus Sholikhadi (2016) terhadap Perusahaan

Kosmetik Dan Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di BEI Periode

2010-2014 yang menyimpulkan bahwa adanya pengaruh negatif dan

signifikan antara Profitabilitas terhadap struktur modal. Hal ini

Page 58: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

40

menunjukkan semakin tinggi nilai profitabilitas suatu perusahaan maka

penggunaan leverage akan semakin rendah pula.

b. Likuiditas dengan Struktur Modal

Ahmad et al (2010) dalam Putra dan Kesuma (2013) menyatakan

bahwa likuiditas merupakan hal yang penting bagi keputusan pendanaan.

Perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi berarti perusahaan

memiliki internal financing yang akan cukup untuk membayar

kewajibannya sehingga struktur modal juga berkurang.

Siregar dan Wiksuana (2015) menyatakan perusahaan dengan

tingkat likuiditas yang lebih tinggi memiliki kemampuan untuk melunasi

obligasi. Hal ini meningkatkan keinginan investor untuk mengucurkan

dana. Meskipun demikian, apabila perusahaan memiliki likuiditas yang

baik, maka perusahaan tersebut kemungkinan akan memilih pendanaan

internal sebagai sumber dana yang lebih mudah dan murah sebagaimana

disebutkan dalam pecking order theory.

Penelitian yang dilakukan oleh Rusibana Claude (2016) terhadap

Perusahaan yang Terdaftar di Rwanda Development Board Periode

2005-2013 dan penelitian Siti Hardanti dan Barbara Gunawan (2010)

terhadap perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode

2005-2008 yang menyimpulkan bahwa adanya pengaruh negatif dan

signifikan antara Likuiditas terhadap struktur modal. Hal ini

Page 59: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

41

menunjukkan semakin tinggi nilai likuiditas suatu perusahaan maka

penggunaan leverage akan semakin rendah pula.

c. Asset growth dengan Struktur Modal

Asset growth dapat dijadikan indikator pengembangan

perusahaan pada masa yang akan datang. Hal ini disebabkan asset

growth memberikan gambaran bagi kebutuhan dana secara total dalam

perusahaan.

Menurut Atmaja (2008 : 273) Pada umumnya perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih besar menggunakan hutang

dibanding perusahan yang tingkat pertumbuhannaya rendah. Hal ini

disebabkan adanya faktor “asymetric information” serta floating cost

berhutang lebih rendah dibanding floating cost menerbitkan saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Raja Patresia Angeliend (2013)

terhadap Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode

2008-2011 dan penelitian Darmayanti (2013) terhadap perusahaan others

yang terdaftar di BEI Periode 2008-2011 yang menyimpulkan bahwa

adanya pengaruh positif dan signifikan antara Asset growth terhadap

struktur modal. Hal ini menunjukkan semakin tinggi nilai Asset growth

maka struktur modal akan semakin tinggi pula.

Page 60: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

42

d. Asset Structure dengan Struktur Modal

Moeljadi (2006 : 275) menyatakan Apabila komposisi aktiva

suatu perusahaan bersifat capital-intensive, maka modal pinjaman hanya

merupakan pelengkap untuk memenuhi kebutuhan dana.

Menurut Riyanto (1995) dalam Ardhy W (2013) menyatakan

perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam

aktiva tetap (fixed asset) akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan

modalnya dari modal sendiri, sedangkan modal dari hutang jangka

panjang hanya sebagai pelengkap. Aturan struktur financial konservatif

horizontal menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya dapat

menutupi jumlah aktiva tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya

permanen.

Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Alipour, Mir Farhad

Seddigh Mohammadi dan Hojjatollah Derakhshan (2015) terhadap

Perusahaan non-financial di Iran periode 2003-2007 dan penelitian

Ronald Ardhy W (2013) terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2009-2011 yang menyimpulkan bahwa adanya pengaruh

negatif dan signifikan antara asset structure terhadap struktur modal. Hal

ini menunjukkan semakin tinggi nilai asset structure suatu perusahaan

maka penggunaan leverage akan semakin rendah pula.

Page 61: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

43

e. Firm Size dengan Struktur Modal

Menurut Moeljadi (2006 : 274) Perusahaan yang memiliki ukuran

besar lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan

kecil.

Karadeniz et al. (2008) dalam Putra dan Kesuma (2013)

menyatakan bahwa perusahaan besar akan cenderung lebih

terdiversifikasi dan akan lebih kuat dengan risiko.

Perusahaan besar memiliki kemungkinan kesulitan keuangan

yang lebih rendah. Fleksibilitas atau kemudahan inilah yang

menyebabkan ukuran perusahaan yang besar lebih mudah memperolah

tambahan dana di pasar modal (Kartika, 2009) dalam Putra dan Kesuma

(2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Erdinc Karadeniz, Serkan Yilmaz

Kandır, Ömer Iskenderoğlu, dan Yıldırım Beyazit Onal (2011) terhadap

Perusahaan sub sektor Hotel di Turki Periode 2006-2010 dan penelitian

Putria Yusintha dan Erni Suryandari (2010) terhadap Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2004-2008 yang

menyimpulkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara

Firm size terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan semakin tinggi

nilai Firm size maka struktur modal akan semakin tinggi pula.

Page 62: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

44

f. Firm Age dengan Struktur Modal

Secara teoritis, firm age memiliki pengaruh yang positif terhadap

leverage. Hal ini disebabkan dengan usia dan pengalaman yang semakin

lama, akan memungkinkan perusahaan untuk dapat memperoleh akses

atas sumber dana pinjaman yang lebih besar (Syafi’i, 2013 dalam

Wardana dan Sudiarth, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Arief Indra Wahyu Setyawan dkk

(2016) terhadap Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang

Terdaftar di BEI Periode 2009-2014 dan penelitian Nur Cahyo Nugroho

(2014) terhadap Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Kerajinan

Kuningan Di Kabupaten Pati Periode 2013 yang menyimpulkan bahwa

adanya pengaruh positif dan signifikan antara Firm age terhadap struktur

modal. Hal ini menunjukkan semakin tinggi nilai Firm age maka struktur

modal akan semakin tinggi pula.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan acuan dalam suatu penelitian, sebagai

pembanding penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya. Berikut ini

beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan perbandingan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 63: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

45

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti dan

Tahun

Judul Variabel Metode

Analisis Hasil

Arief Indra

Wahyu

Setyawan,

Topowijono

dan Nila

Firdausi

Nuzula

(2016)

Pengaruh

Firm Size,

Growth

Opportunity,

Profitability,

Business

Risk,

Effective Tax

Rate, Asset

Tangibility,

Firm Age

Dan Liquidity

Terhadap

Struktur

Modal

Perusahaan

1. Firm Size

2. Firm Growth

3. Opportunity

4. Profitabilitas

5. Risiko Bisnis

6. Effective Tax

Rate

7. Asset

Tangibility

8. Firm Age

9. Likuiditas

10. Struktur Modal

Regresi

Liniear

Berganda

Semua variabel

berpengaruh

simultan secara

signifikan tehadap

struktur modal.

Secara parsial Firm

Size, Firm Growth,

Opportunity,

Profitabilitas, Risiko

Bisnis. Effective Tax

Rate, Asset

Tangibility dan Firm

Age berpengaruh

signifikan, hanya

Likuiditas yang tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

struktur modal.

Rusibana

Claude

(2016)

Organization

al

Determinants

, Capital

Structure And

Financial

Performance

Of Firms

Registered In

Rwanda

Development

Board

1. Firm Size

2. Tangibility

3. Firm Growth

4. Profitabilitas

5. Likuiditas

6. Struktur Modal

Regresi

Liniear

Berganda

Semua variabel

berpengaruh

simultan secara

signifikan tehadap

struktur modal.

Secara parsial Firm

Growth dan

profitabilitas

berpengaruh positif

signifikan,

sedangkan Firm Size,

Tangibility, dan

likuiditas memiliki

pengaruh negatif

signifikan terhadap

struktur modal.

Dewi Rosita

Hafsari

Siregar dan I

Gusti Bagus

Pengaruh

Pertumbuhan

Perusahaan,

Profitabilitas,

1. Firm growth

2. Profitabilitas

3. Likuiditas

4. Asset structure

Regresi

Liniear

Berganda

Semua variabel

berpengaruh

simultan secara

signifikan tehadap

Page 64: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

46

Peneliti dan

Tahun

Judul Variabel Metode

Analisis Hasil

Wiksuana

(2015)

Likuiditas,

Dan Struktur

Aktiva

Terhadap

Leverage

Keuangan

Perusahaan

Subsector

Textile And

Garment Di

BEI

5. Struktur modal struktur modal.

Secara parsial

Profitabilitas

berpengaruh negatif

signifikan, Asset

structure

berpengaruh positif

signifikan sedangkan

Firm growth dan

likuiditas tidak

memiliki pengaruh

terhadap struktur

modal.

I Putu Arya

Ditha

Wardana dan

Gede Mertha

Sudiartha

(2015)

Pengaruh

Likuiditas,

Ukuran

Perusahaan,

Risiko Bisnis

Dan Usia

Perusahaan

Terhadap

Struktur

Modal Pada

Industri

Pariwisata Di

Bursa Efek

Indonesia

1. Likuiditas

2. Firm Size

3. Risiko Bisnis

4. Firm Age

5. Struktur Modal

Regresi

Liniear

Berganda

Semua variabel

berpengaruh

simultan secara

signifikan tehadap

struktur modal.

Secara parsial

Likuiditas, Firm

Size, dan Firm Age

berpengaruh negatif

signifikan,

Sedangkan Risiko

Bisnis berpengaruh

positif terhadap

struktur modal.

Mohammad

Alipour, Mir

Farhad

Seddigh

Mohammadi,

dan

Hojjatollah

Derakhshan

(2015)

Determinants

of capital

structure: an

empirical

study of firms

in Iran

1. Firm Size

2. Financial

Flexibility

3. Asset Structure

4. Profitabilitas

5. Likuiditas

6. Asset Growth

7. Risiko Bisnis

8. State

Ownership

Affect

9. Struktur Modal

Ordinary

Least

Square

Semua variabel

berpengaruh

simultan secara

signifikan tehadap

struktur modal.

Secara parsial Firm

Size, Financial

Flexibility, Asset

Structure,

Profitabilitas,

Likuiditas, Asset

Growth, dan Risiko

Bisnis berpengaruh

negatif signifikan.

Hanya State

Page 65: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

47

Peneliti dan

Tahun

Judul Variabel Metode

Analisis Hasil

Ownership Affect

yang berpengaruh

positif terhadap

struktur modal.

Saurabh

Chadha dan

Anil K.

Sharma

(2015)

Determinants

of Capital

Structure: an

Empirical

Evaluation F

rom India

1. Firm Age

2. Firm Size

3. Asset

Tangibility

4. Asset Growth

5. Profitabilitas

6. Non-debt Tax

Shield

7. Business Risk

8. Dividen Payout

Ratio

9. Likuiditas

10. Interest

Coverage Ratio

11. Cashflow

Coverage Ratio

12. Inflasi

13. GDP Growth

Rate

14. Struktur Modal

Regresi

Liniear

Berganda

Semua variabel

berpengaruh

simultan secara

signifikan tehadap

struktur modal.

Secara parsial Firm

Age, Firm Size,

Asset Tangibility,

Asset Growth,

Profitabilitas, Non-

debt Tax Shield dan

Business Risk

berpengaruh

signifikan,

sedangkan Dividen

Payout Ratio,

Likuiditas, Interest

Coverage Ratio,

Cashflow Coverage

Ratio, Inflasi dan

GDP Growth Rate

tidak memiliki

pengaruh signifikan

terhadap struktur

modal.

Darmayanti

(2013)

Pengaruh

Profitabilitas,

Pertumbuhan

Aktiva, Dan

Struktur

Aktiva

Terhadap

Keputusan

Pendanaan

Pada

Perusahaan

1. Profitabilitas

2. Asset growth

3. Asset structure

4. Struktur modal

Regresi

Liniear

Berganda

Semua variabel

berpengaruh

simultan secara

signifikan tehadap

struktur modal.

Secara parsial

Profitabilitas

berpengaruh negatif

signifikan, Asset

growth berpengaruh

positif signifikan

sedangkan Asset

Page 66: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

48

Peneliti dan

Tahun

Judul Variabel Metode

Analisis Hasil

Others Di

BEI

structure tidak

memiliki pengaruh

terhadap struktur

modal.

Reza Zare,

Farzad

Farzanfar,

dan Maryam

Boroumand

(2013)

Examining

The Firm

Age, Size

And Asset

Structure

Effects On

Financial

Leverage In

The Firms

Listed In

Tehran Stock

Exchange

1. Firm Age

2. Firm Size

3. Asset Structure

4. Struktur Modal

Regresi

Liniear

Berganda

Semua variabel

berpengaruh

simultan secara

signifikan tehadap

struktur modal.

Secara parsial semua

variabel berpengaruh

positif signifikan

terhadap struktur

modal.

Ronald

Ardhy W

(2013)

Pengaruh

Company

Size,

Business

Risk, Rate Of

Growth,

Asset

Structure,

Profitability

Terhadap

Capital

Structure

Perusahaan

Manufaktur

Di Bei

1. Firm Size

2. Risiko Bisnis

3. Asset Growth

4. Asset Structure

5. Profitabilitas

6. Struktur Modal

Regresi

Liniear

Berganda

Semua variabel

berpengaruh

simultan secara

signifikan tehadap

struktur modal.

Secara parsial Asset

Structure dan

Profitabilitas

berpengaruh negatif

signifikan, Risiko

Bisnis dan Asset

Growth berpengaruh

positif signifikan

sedangkan Firm Size

tidak memiliki

pengaruh terhadap

struktur modal.

Erdinc

Karadeniz,

Serkan

Yilmaz

Kandır, Ömer

Iskenderoğlu,

dan Yıldırım

Beyazit Onal

(2011)

Firm Size

And Capital

Structure

Decisions:

Evidence

From

Turkish

Lodging

Companies

1. Firm Size

2. Struktur Modal

Regresi

Liniear

Berganda

Variabel Firm Size

berpengaruh positif

signifikan terhadap

struktur modal.

Page 67: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

49

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang

berisikan rangkuman atas semua dasar-dasar teori yang dijadikan landasan

dalam penelitian ini, dimana dalam kerangka pemikiran ini diberikan skema

singkat mengenai alur-alur penelitian yang menggambarkan proses penelitian

yang akan dilakukan.

Page 68: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

50

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Perusahaan Pariwisata, Restoran dan Hotel yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2016

Variabel Independen :

X1 : Profitabilitas (ROA)

X2 : Likuiditas (CR)

X3 : Asset Growth

X4 : Asset Structure

X5 : Firm Size

X6 : Firm Age

Variabel Dependen :

Y : Struktur Modal (DER)

Uji Statistik Deskriptif

Uji Asumsi Klasik

Uji Hipotesis

Analisis Regresi Linear Berganda

Interpretasi Hasil Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi dan Saran

Uji Koefisien Determinasi

Page 69: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

51

D. Hipotesis

Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, dapat dirumuskan

hipotesis alternatif sebagai berikut :

1. Profitabilitas, Likuiditas, Asset Growth, Asset Structure, Firm Size dan Firm

Age secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal

Ho : b1 : b2 : b3 : b4 : b5 : b6 = 0, tidak terdapat pengaruh secara simultan

antara Profitabilitas, Likuiditas, Asset Growth, Asset Structure, Firm Size

dan Firm Age terhadap struktur modal pada perusahaan sub sektor

pariwisata, restoran dan hotel.

Ha : b1 : b2 : b3 : b4 : b5 : b6 ≠ 0, terdapat pengaruh secara simultan antara

Profitabilitas, Likuiditas, Asset Growth, Asset Structure, Firm Size dan Firm

Age terhadap struktur modal pada perusahaan sub sektor pariwisata,

restoran dan hotel.

2. Profitabilitas, Likuiditas, Asset Growth, Asset Structure, Firm Size dan

Firm Age secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal

Ho : bi = 0, tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Profitabilitas,

Likuiditas, Asset Growth, Asset Structure, Firm Size dan Firm Age terhadap

struktur modal pada perusahaan sub sektor pariwisata, restoran dan hotel.

Ha : bi ≠ 0, terdapat pengaruh secara parsial antara Profitabilitas, Likuiditas,

Asset Growth, Asset Structure, Firm Size dan Firm Age terhadap struktur

modal pada perusahaan sub sektor pariwisata, restoran dan hotel.

Page 70: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas,

likuiditas, asset growth, asset structure, firm size, dan firm age terhadap

struktur modal. Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan

pariwisata, restoran, dan hotel dengan kategori perusahaan yang listed di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan adalah laporan keuangan

perusahaan terkait yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, website

perusahaan terkait, dan laporan pendukung lainnya. Dalam penelitian ini

diambil data tahunan yaitu 6 tahun terhitung selama Desember 2011 sampai

dengan Desember 2016, dan penelitian dilakukan pada tahun 2017.

Sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah

profitabilitas (X1), likuiditas (X2), asset growth (X3), asset structure (X4),

firm size (X5), dan firm age (X6). Sedangkan variabel dependen dalam

penelitian ini adalah struktur modal yang diberi lambang (Y).

B. Metode Pemilihan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang diteliti (Arifin,

2008:69). Dalam hal ini populasi dalam penelitian adalah perusahaan-

Page 71: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

53

perusahaan yang bergerak pada sub sektor pariwisata, restoran, dan hotel

yang sudah go public atau sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih melalui cara

tertentu yang mewakili karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang

dianggap mewakili populasi (Arifin, 2008:69). Pemilihan sampel dalam

penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan tujuan agar

diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan,

adapun kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang di teliti adalah perusahaan sub sektor pariwisata,

restoran, dan hotel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

tahun 2011 sampai dengan tahun 2016.

2. Perusahaan secara terus menerus terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(tidak pernah di-delisting).

3. Perusahaan memiliki kelengkapan data dan laporan keuangan yang

telah di audit per 31 Desember selama periode tahun 2011 sampai

dengan tahun 2016.

4. Perusahaan memenuhi kriteria penelitian

Berdasarkan kriteria purposive sampling diatas, maka jumlah

sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 14 perusahaan.

Berikut ini disajikan keterangan proses pengambilan sampel penelitian

dalam tabel 3.1 dibawah ini :

Page 72: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

54

Tabel 3.1

Proses Pengambilan Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Perusahaan

1. Perusahaan sub sektor pariwisata, restoran,

dan hotel yang terdaftar di BEI periode tahun

2011 sampai dengan tahun 2016.

25

2. Perusahaan secara terus menerus terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (tidak pernah di-

delisting).

19

3.

Perusahaan memiliki kelengkapan data dan

laporan keuangan yang telah di audit per 31

Desember selama periode tahun 2011 sampai

dengan tahun 2016.

17

4. Perusahaan memenuhi kriteria penelitian 14

Sumber : Data Diolah

Perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2

Daftar Sampel Perusahaan Pariwisata, Restoran, dan Hotel

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1. BAYU PT Bayu Buana Tbk

2. BUVA PT Bukit Uluwatu Villa Tbk

3. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk

4. HOME PT Hotel Mandarine Regency Tbk

5. ICON PT Island Concepts Indonesia Tbk

6. INPP PT Indonesian Paradise Property Tbk

7. JSPT PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk

8. KPIG PT Global Land Development Tbk

9. MAMI PT Mas Murni Indonesia Tbk

10. PANR PT Panorama Sentrawisata Tbk

11. PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk

12. PNSE PT Pudjiadi And Sons Tbk

13. PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk

14. SHID PT Hotel Sahid Jaya International Tbk

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Page 73: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

55

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Sumber

data yang diperoleh yaitu berupa laporan keuangan perusahaan terkait yang

telah diaudit di BEI per 31 Desember 2012-2016. Data-data laporan

keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh

www.idx.co.id.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu memperoleh data yang berkaitan dengan

pembahasan yang diteliti malalui berbagai literatur seperti buku, jurnal dan

tesis.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk

mengolah suatu data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan

data dalam bentuk yang mudah dibaca dan di interpretasikan.

1. Statistik Deskriptif

Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian bertujuan agar

dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam

menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik

deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta

penyajiannya yang biasanya disajikan dalam tabulasi baik secara grafik atau

numerik. Statistik deskriktif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

Page 74: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

56

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali,

2013:19).

2. Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik adalah asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam

model regresi. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah

uji normalitas, multikolonieritas, heterokedasitas dan autokorelasi data.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu (residual) memiliki distribusi

normal (Ghozali, 2013:160). Model regresi yang baik adalah model

regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data dapat

dideteksi dengan melihat Normality Probability Plot (P-Plot).

Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan

ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013:162).

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas

residual adalah uji statistik non-parametrik One-Sample Kolmogorv–

Smirnov (K-S) test. Menurut Widarjono (2010 : 111) uji K-S

merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel

Page 75: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

57

berasal dari populasi dengan distribusi tertentu, dalam hal ini adalah

distribusi normal.

Uji normalitas K-S ini menggunakan Level of Significance

sebesar 5%. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis (Ghozali,

2013:164) :

- H0 : Data residual berdistribusi normal

- Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Widarjono (2010 : 75), multikolinearitas merupakan

hubungan linear antara variabel independen di dalam regresi berganda.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Pedoman pengambilan

keputusan suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolieniritas

adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:105) :

- Jika nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka tidak ada masalah

multikolinearitas

- Jika nilai Tolerance < 0,1 dan VIF > 10, maka ada masalah

multikolinearitas

Page 76: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

58

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Widarjono (2010 : 84), heteroskedastisitas merupakan

varian variabel gangguan yang tidak konstan. Dan heteroskedastisitas

ini lebih sering muncul pada data cross section daripada data time

series.

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu

homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual.

Teknik untuk mendeteksi adanya heteroskedastitas adalah

dengan metode chart (diagram scartterplot), dengan dasar pemikiran

bahwa (Ghozali, 2013:133) :

- Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik (point-point), yang ada

membentuk satu pola tertentu yang beraturan (bergelombang,

melebar, kemudian menyempit, maka terjadi

heterosksedastisitas).

- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik –titik (point-point)

tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y,

maka tidak terjadi heteroskedastitas.

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji

heteroskedastisitas data adalah Uji Park. Uji Park megemukakan

Page 77: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

59

metode bahwa variance (s2) merupakan fungsi dari variabel-variabel

independen yang dijadikan linier dalam bentuk persamaan

Logaritma Natural (Ln) (Ghozali, 2013:141).

d. Uji Autokolerasi

Menurut Widarjono (2010 : 98), autokorelasi merupakan

korelasi antara variabel gangguan satu observasi dengan variabel

gangguan observasi lain.

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya (Ghozali,

2013:119). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Untuk mengetahui apakah adanya autokorelasi di antara

variabel-variabel independen, dapat dilihat dari angka D-W (Durbin-

Watson). Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Bila nilai D-W terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka

koefesien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada

autokorelasi.

2) Bila nilai D-W lebih rendah dari pada batas bawah atau lower

bound (dl), maka koefesien autokorelasi lebih besar dari pada

nol, berarti ada autokorelasi positif.

Page 78: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

60

3) Bila nilai D-W lebih besar dari pada (4-dl), maka koefesien

autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi

negatif.

4) Bila nilai D-W terletak diantara batas atas (du) dan atas bawah

(dl) atau D-W terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya

tidak dapat disimpulkan.

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji

autokorelasi adalah Uji Run Test. Menurut Siregar (2010 : 236), Uji

Run Test merupakan uji sampel rangkaian tunggal untuk memeriksa

keacakan data. Uji ini pada prinsipnya ingin mengetahui apakah suatu

rangkaian kejadian, hal dan simbol merupakan hasil proses yang acak

(random).

Uji Run Test ini digunakan untuk melihat apakah data residual

terjadi secara random atau tidak sistematis. Uji Run Test dilakukan

dengan membuat hipotesis (Ghozali, 2013:120) :

- H0 : residual (res_1) random (acak)

- Ha : residual (res_1) tidak random (acak)

3. Uji Hipotesis Penelitian

a. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali,

2013:98). Untuk menguji hipotesisnya adalah dengan menentukan level

Page 79: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

61

of significance. Level of significance yang digunakan dalam penelitian

ini sebesar 5% atau (α) = 0,05. Uji F dilakukan dengan membuat

hipotesis :

- Apabila Level of Significance > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.

- Apabila Level of Significance < 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Dalam penelitian ini uji statistik F dilakukan untuk menunjukkan

apakah profitabilitas, likuiditas, asset growth, asset structure, firm size,

dan firm age secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh

terhadap struktur modal.

b. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Untuk menguji hipotesisnya

adalah dengan menentukan level of significance. Level of significance yang

digunakan sebesar 5% atau (α) = 0,05. Uji t dilakukan dengan membuat

hipotesis :

- Apabila Level of Significance > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

Ho diterima dan Ha ditolak.

- Apabila Level of Significance < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 80: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

62

Dalam penelitian ini uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan

apakah profitabilitas, likuiditas, asset growth, asset structure, firm size, dan

firm age secara individual mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Menurut Ghozali (2013:97) Koefisien determinasi adalah mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

independen. Uji koefisien determinasi bertujuan untuk melihat seberapa

besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat

melalui adjusted R². Adjusted R² ini digunakan karena variabel bebas dalam

penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang

diperoleh > 0,5, maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam

membuat estimasi.

Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin baik model yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikatnya. Jika Adjusted R² semakin kecil berarti semakin lemah model

tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.

4. Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi ini bertujuan untuk memprediksi besarnya kekuatan

hubungan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui

besarnya. Selain mengukur kekuatan hubungan antar variabel, analisis regresi

juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen (Ghozali, 2013:96).

Page 81: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

63

Metode yang digunakan untuk menganalisis skripsi ini adalah

menggunakan model analisis regresi linier berganda. Menurut Wibisono

(2009 : 547) analisis regresi linier berganda adalah analisis regresi dimana

terdapat lebih dari dua peubah, yaitu analisis regresi dimana satu peubah tidak

bebas diterangkan oleh lebih dari satu peubah bebas lainnya.

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat (Y)

dan variabel bebas (X). Variabel terikat terdiri dari satu variabel, yaitu

“struktur modal”, dan variabel bebas yang terdiri dari "Profitabilitas,

Likuiditas, Asset growth, Asset structure, Firm size, , dan Firm age " Dari

variabel-variabel tersebut akan diteliti suatu analisa apakah adanya pengaruh

variabel X terhadap Variabel Y dalam analisis regresi. Adapun model

regresinya adalah :

Keterangan :

A = Konstanta

Y = Struktur Modal

Β = Koefisien Regresi

X1 = Profitabilitas

X2 = Likuiditas

X3 = Asset growth

X4 = Asset structure

X5 = Firm size

X6 = Firm age

Y = a + β1X1 + β2X2 + + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + εi

Page 82: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

64

Εi = Standard Error

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain :

a. Profitabilitas (ROA)

Menurut Dendawijaya (2003:120) rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan

(laba) secara keseluruhan. Semakin besar return on asset, semakin

besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut

dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi

penggunaan asset. Perhitungan Return on Asset menurut

Dendawijaya (2003) adalah sebagai berikut:

b. Likuiditas (CR)

Menurut S. Munawir (2007:72), Rasio lancar (current ratio)

yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar,

rasio ini menunjukan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat

dijadikan uang) ada sekian kali hutang jangka pendek. Perhitungan

current ratio dalam S. Munawir (2007) adalah sebagai berikut:

Current Ratio = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Return on Asset = Laba Setelah Pajak

Total Asset

Page 83: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

65

c. Asset growth

Asset growth adalah pengukuran seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam mempertahankan posisinya dalam perkembangan

perekonomian, hal ini akan mempengaruhi keinginan investor untuk

menanamkan modalnya (Sartono,2009:65 dalam Ni Putu Mirah

Darmayanti,2013: 715). Asset growth perusahaan dapat dihitung

dengan rumus (Menurut Kuntari,2002 dalam Raja Patresia

Angeliend,2013:7) :

d. Asset structure

Asset structure adalah penentuan berapa besar alokasi untuk

masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun

dalam aktiva tetap. Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu

kali berputar dalam proses produksi, dan proses perputarannya adalah

dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu tahun).

Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang secara

berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi

(Riyanto,2008). Struktur aktva dapat dirumuskan (Januarino, 2006) :

Asset Growth = TAt - TAt-1

TAt-1

Asset structure = Total Aktiva Tetap

Total Aktiva

Page 84: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

66

e. Firm size

Firm size diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat

dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total

aktiva dari suatu perusahaan (Riyanto, 2008). Firm Size dapat

dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 2008) :

f. Firm age

Menurut Daljono (2000) firm age atau usia perusahaan adalah

seberapa lama perusahaan mampu bertahan, bersaing, dan

mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian. Usia

perusahan menunjukkan informasi yang dapat diperoleh para

investor. Semakin lama suatu perusahaan beroperasi atau semakin tua

perusahaan, maka perusahaan tersebut kemungkinakan besar akan

menyediakan informasi tentang perusahaan yang lebih banyak dan

lebih luas daripada perusahaan yang baru berdiri. Perusahaan yang

lebih tua memiliki lebih banyak pengalaman di bidangnya dan lebih

banyak mengenal lingkungan, sehingga kemungkinan mengalami

kegagalan lebih kecil.

Usia perusahaan dapat diformulasikan sebagai berikut (Farah

Margaretha dan Aditya Rizky Ramadhan:2010,124) :

Firm Size = Ln (Total Aset)

Firm age = Ln (Tahun Penelitian – Tahun Berdiri Perusahaan)

Page 85: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

67

2. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini, variabel dependen (struktur modal) diukur

degan Debt to Equity Ratio (DER), dikarenakan DER mencerminkan

besarnya proporsi antara total hutang dan total modal sendiri.

Darmadji dan Fakhruddin (2006:200) menyatakan DER

merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya hutang dapat

ditutupi oleh modal sendiri. DER merupakan aspek leverage atau hutang

perusahaan, di mana hutang merupakan komponen penting perusahaan,

khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Menghitung DER

dengan menggunakan rumus (Moeljadi, 2006: 52 dalam Fith yuniar

Ichwan dan Dini Widyawati, 2015:8) :

Debt to Equity Ratio = Total Hutang

Total Ekuitas

Page 86: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

69

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis dan pembahasan data

variabel. Variabel independen penelitian ini terdiri dari profitabilitas

(ROA), likuiditas (CR), asset growth, asset structure, firm size dan firm age.

Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal

(DER).

Bab ini membahas analisis deskriptif yang terdiri dari nilai rata-rata,

nilai maksimum dan nilai minimum dengan bantuan software Microsoft

Excel 2007. Pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Pengujian

hipotesis yang terdiri dari uji simultan (Uji F) dan parsial (Uji t). Penelitian

ini mengunakan metode analisis regresi linear berganda. Untuk melakukan

uji tersebut penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi program software

SPSS 16.0.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

pariwisata, restoran, dan hotel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),

dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor pariwisata,

restoran, dan hotel yang sesuai dengan kriteria purposive sampling. Dimana

perusahan yang sesuai dengan kriteria berjumlah 14 perusahaan. Penelitian

ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahan periode

Page 87: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

70

2011-2016. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui situs resmi BEI

yaitu www.idx.co.id.

2. Profil Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian

a. PT Bayu Buana Tbk (BAYU)

Bayu Buana Tbk (BAYU) didirikan tanggal 17 Oktober 1972

dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1972. Kantor pusat

BAYU berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda III No. 2, Jakarta Pusat 10120

dan memiliki 12 kantor cabang yang tersebar di Jakarta serta 6 kantor

cabang di luar Jakarta yang tersebar di Bandung, Balikpapan, Bogor,

Cilegon, Denpasar dan Surabaya.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bayu

Buana Tbk, antara lain: Bank of Singapore Ltd-2039844914

(32.30%), RBS Coutts Bank Ltd. Singapore – Custodian (13.35%),

Asuransi Bina Dana Artha Tbk (ABDA) (12.29%), Barclays Bank

PLC Hongkong – Wealth Management (7.69%), Johannes Susilo

(6.79%), UBS Switzzerland AG-VP Bank Singapore-2049584023

(8,67%) dan Grassland Overseas Inc. (5,77%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, BAYU bergerak

di bidang pelayanan jasa perjalanan wisata antara lain: menyusun

dan menjual paket wisata luar negeri, menyelenggarakan dan

menjual pelayaran wisata (cruise), menyelenggarakan pemanduan

wisata (guiding and tour conducting), menyediakan fasilitas sewa

Page 88: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

71

mobil untuk wisatawan, menjual tiket/karcis sesama angkutan dan

lain-lain, mengadakan pemesanan sarana wisata, dan mengurus

dokumen-dokumen perjalanan.

Selain itu, melalui anak usahanya, BAYU menjalankan

usaha pengelola konvensi atau event organizer (PT Buana Gelar

Pariwicara), transportasi (PT Bayu Buana Transport), agen

penjualan tiket Aeroflot Russian Airlines & Hawaiian Airlines (PT

Duta Buana Express), agen penjualan tiket Mihinlanka Airlines &

Uzbekistan Airways (PT Dharma Buana Experindo) dan jasa

perjalanan (PT Kharisma Adiwibawa Tour & Travel).

Pada tanggal 30 Oktober 1989, BAYU memperoleh

pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham BAYU (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 2.000.000 saham dengan nilai nominal Rp.1.000,- per

saham serta harga penawaran Rp.4.500,- per saham. Seluruh saham

Perusahaan telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal

30 Oktober 1989.

b. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)

Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) didirikan tanggal 15

Desember 2000. Kantor BUVA berlokasi di Talavera Office Park,

Lantai 12, Jl. Tb. Simatupang Kav. 22-26, Cilandak, Jakarta Selatan

12430 – Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih

Page 89: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

72

saham Bukit Uluwatu Villa Tbk, yaitu: PT Asia Leisure Network

(induk usaha dan induk terakhir) (43,78%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BUVA terutama meliputi penyediaan jasa akomodasi

(cottage) yang kemudian berubah menjadi bidang jasa akomodasi

(cottage) dan bidang perhotelan. Bukit Uluwatu Villa Tbk memiliki

Alila Ubud Hotel berlokasi di Desa Melinggih Kelod Payangan,

Ubud, Gianyar, Bali, yang telah beroperasi secara komersial sejak

Desember 1996 dan Alila Villas Uluwatu berlokasi di Pecatu, Bali

yang telah beroperasi secara komersial sejak Juni 2009. Proyek-

proyek yang sedang dikembangkan BUVA, diantaranya Alila Scbd,

The Cliff, Alila Villas Bintan, Alila Borobudur dan Alila Tarabitan

– Manado.

Pada tanggal 30 Juni 2010, BUVA memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham BUVA (IPO) kepada masyarakat sebanyak

857.142.500 dengan nilai nominal Rp.100,- per saham dengan harga

penawaran Rp.260,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Juli 2010.

c. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)

Fast Food Indonesia Tbk (FAST) didirikan tanggal 19 Juni

1978 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979.

Page 90: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

73

Kantor pusat FAST terletak di Jl. M.T. Haryono, Jakarta 12810,

Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Fast

Food Indonesia Tbk, antara lain: PT Gelael Pratama (induk usaha)

(44,00%), Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) (35,84%)

dan HSBC-FUND Services, Arisaig Asia Consumer FD Ltd.

(10,14%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan FAST adalah bergerak di bidang makanan dan restoran.

Fast Food memperoleh hak untuk mendirikan dan mengoperasikan

gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) dari Kentucky Fried Chicken

International Holding, Inc.,

Pada tanggal 31 Maret 1993, FAST memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham FAST (IPO) kepada masyarakat sebanyak

4.462.500 dengan nilai nominal Rp.1.000,- per saham dengan harga

penawaran Rp.5.700,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Mei 1993.

Page 91: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

74

d. PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME)

Hotel Mandarine Regency Tbk (dahulu PT Batam Jaya

Hotel) (HOME) didirikan tanggal 28 Oktober 1986 dan memulai

kegiatan usaha komersial sejak tanggal 30 Oktober 1996. Kantor

pusat HOME berlokasi di Hotel Goodway, Jln. Imam Bonjol No. 1,

Nagoya, Pulau Batam 29432 – Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Hotel

Mandarine Regency Tbk adalah Sea Links Investment Ltd

(28,00%), PT Raco Indoland (20,74%), CIMB Securities

(Singapore) Pte. Ltd (9,79%), Victor Surdjono (8,62%) dan Radius

Wibowo (8,56%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan HOME adalah bidang perhotelan (termasuk penyediaan

kamar untuk menginap, penyediaan tempat dan pelayanan makan

minum, pelayanan pencucian pakaian/binatu, dan penyediaan

fasilitas akomodasi dan pelayanan lain, yang diperlukan bagi

penyelenggaraan kegiatan usaha hotel). Hotel yang dimiliki HOME

adalah Goodway Hotel.

Pada tanggal 03 Juli 2008, HOME memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham HOME (IPO) kepada masyarakat sebanyak

Page 92: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

75

300.000.000 dengan nilai nominal Rp.100,- per saham dengan harga

penawaran Rp.110,- per saham dan disertai sebanyak 198.000.000

Waran Seri I. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Juli 2008.

e. PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON)

Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) didirikan tanggal 11

Juli 2001 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

April 2005. Kantor pusat ICON terletak di Jl. Raya Petitenget No.

469, Kerobokan, Seminyak, Bali 80361 – Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Island

Concepts Indonesia Tbk, antara lain: Ir. Frans Bambang Siswanto

(pengendali) (36,10%), PT ASABRI (Persero) (34,95%), PT

Anugrah Griya Perseda (9,33%) dan Island Regency Group Limited

(pengendali) (5,71%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan ICON adalah menjalankan usahanya dalam bidang jasa

akomodasi. Kegiatan utama ICON adalah bergerak dalam bidang

penyewaan villa dan akomodasi (Bali Island Villas & Spa). Melalui

anak usahanya, ICON menjalankan usaha dibidang penyediaan jasa

katering dan jasa pemeliharaan fasilitas perkotaan (PT Patra

Page 93: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

76

Supplies and Services), dan jasa real estate (PT Bhumi Lestari

Makmur).

Pada tanggal 22 Desember 2004, ICON memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham ICON (IPO) kepada masyarakat sebanyak

125.000.000 dengan nilai nominal Rp.112,50,- per saham dengan

harga penawaran Rp.112,50 per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 Juli

2005.

f. PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP)

Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) didirikan tanggal

14 Juni 1996 dengan nama PT Penta Karsa Lubrindo dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2002. Kantor pusat INPP

berkedudukan di Centennial Tower, Lantai 30, Jl. Gatot Subroto,

Kavling 24 & 25 Jakarta 12930 – Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Indonesian Paradise Property Tbk, antara lain: PT Grahatama

Kreasibaru (pengendali) (37,00%), UBS AG Singapore S/A

Anemone Continental S.A -2091144650 (22,12%), UBS

Switzerland AG – UBS AG Star East Development (20,64%) dan

Elysium Investment Partners Ltd (18,00%).

Page 94: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

77

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan INPP adalah dalam bidang penyediaan akomodasi (hotel)

dan melakukan penyertaan dalam bentuk saham pada entitas lain.

Saat ini, Indonesian Paradise Property memiliki hotel dengan nama

Hotel HARRIS di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali dan melalui anak

usahanya Indonesian Paradise Property, secara tidak langsung

memiliki Sheraton Hotel Kuta Bali, HARRIS Resort Kuta Bali dan

Beachwalk Kuta Bali (pusat perbelanjaan), Hotel HARRIS Batam

Center, hotel POP Tugu Yogyakarta, Villa Puri Bunga Ubud Bali,

hotel HARRIS fX-Suite SUDIRMAN, dan Cikini Gold Center

(pusat perbelanjaan).

Pada tanggal 21 September 2004, INPP memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham INPP (IPO) kepada masyarakat. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) (dahulu

Bursa Efek Surabaya / BES) pada tanggal 01 Desember 2004.

g. PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT)

Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) didirikan tanggal

02 Juli 1975 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1977. Kantor pusat JSPT beralamat di Setiabudi Building 2, Jalan

H.R. Rasuna Said Kav. 62, Kuningan, Jakarta 12920 – Indonesia.

Page 95: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

78

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Jakarta Setiabudi Internasional Tbk, yaitu: PT Jan Darmadi

Investindo (induk usaha) (57,67%), NSL-Client Segregated Account

(15,71%), UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus (14,37%) dan

Noord-Amerikaanse Financierings Maatschappij B.V. (9,52%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan JSPT terutama meliputi bidang pemilikan, pengelolaan,

penyewaan dan penjualan perkantoran, perhotelan, rumah bandar,

perumahan, pusat perbelanjaan, apartemen, baik dilakukan sendiri

maupun bekerjasama dengan pihak lain. Kegiatan usaha utama JSPT

dan anak usahanya adalah bergerak di bidang perhotelan (Grand

Hyatt Bali, Bali Hyatt, Hyatt Regency Yogyakarta, Mercure Resort

Sanur, Mercure Convention Center, Ibis Budget Jakarta Menteng,

Ibis Budget Jakarta Cikini), perumahan (Puri Botanical Residence,

Hyarta Residence, Taman Permata Buana, Setiabudi SkyGarden),

perkantoran (Setiabudi 2, Setiabudi Atrium, Menara Cakrawala) dan

pusat perbelanjaan (Setiabudi One, Menteng Retail, Cikini Retail,

Bali Collection).

Pada tanggal 14 November 1997, JSPT memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham JSPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak

50.000.000 dengan nilai nominal Rp.500,- per saham dengan harga

Page 96: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

79

penawaran Rp.900,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Januari 1998.

h. PT Global Land Development Tbk (KPIG)

MNC Land Tbk (dahulu Global Land Development Tbk /

Kridaperdana Indahgraha Tbk) (KPIG) didirikan tanggal 11 Juni

1990 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1995.

Kantor pusat MNC Land berdomisili di MNC Tower, Lantai 17 unit

1703, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340 – Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham MNC

Land Tbk, antara lain: MNC Investama Tbk (BHIT) (pengendali)

(18,98%), HT Investment Development Ltd (11,19%), MNC Media

Investment Ltd (10,36%), Bhakti Investama International Ltd.

(8,92%) dan Hary Tanoesoedibjo (6,13%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan MNC Land meliputi dalam bidang usaha pembangunan

properti, perdagangan, perindustrian, dan jasa. Saat ini, kegiatan

usaha yang dijalankan MNC Land meliputi persewaan ruang

perkantoran, penyediaan jasa manajemen proyek, melakukan

investasi pada anak usaha dan asosiasi dan sedang dalam

pembangunan proyek gedung perkantoran MNC Financial Centre

dan MNC Media Tower yang keduanya berlokasi di Jakarta.

Page 97: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

80

Properti-properti yang dimiliki MNC Land, antara lain:

gedung perkantoran (MNC Tower & MNC Plaza, Gedung High

End, Ariobimo Sentral, Gedung SINDO, Wisma Indovision II (d/h

Gedung CNI)), pusat perbelanjaan (Plaza Indonesia dan fX Lifestyle

X’nter), hotel (The Grand Hyatt Jakarta Hotel, KERATON at the

Plaza dan The Westin Resort – Nusa Dua Bali) dan resort (Nirwana

Bali dan Lido Lakes – Jawa Barat).

Pada tanggal 25 Februari 2000, KPIG memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham (IPO) KPIG kepada masyarakat sebanyak

30.000.000 dengan nilai nominal Rp.500,- per saham dengan harga

penawaran Rp.500,- per saham dan disertai sebanyak 24.000.000

Waran Seri I. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Maret 2000.

i. PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI)

Mas Murni Indonesia Tbk (dahulu PT Rantai Mas Murni)

(MAMI) didirikan tanggal 27 Juli 1970 dengan nama PT Mas Murni

dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1970. Kantor

pusat MAMI terletak di Jln. Yos Sudarso No. 11 Surabaya 60271,

Jawa Timur – Indonesia.

Page 98: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

81

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mas

Murni Indonesia Tbk, yaitu: PT Sentralama Kencana (13,72%), Lusi

Ingawati Haditoro (11,41%) dan Tumaco Pte. Ltd. (6,73%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan MAMI adalah bergerak di bidang properti dengan fokus

utama pada perhotelan, ruang konvensi, restoran, dan bisnis

apartemen dan pusat perbelanjaan. MAMI memiliki dan

mengoperasikan Garden Palace Hotel, Surabaya serta pemilik

Crystal Garden, sebuah blok apartemen dan shopping center yang

saat ini dalam status kerjasama operasi dengan PT Anugerah Mitra

Lestari. Selain itu, MAMI sedang memperluas bidang usahanya

melalui pembangunan perumahan Giri Sea View Residence yang

berlokasi di desa Gending Kecamatan Kebomas kota Gresik.

MAMI melalui anak usahanya (PT Grahamediatama

Megacom) sebagai pemilik dan pengelola beberapa outlet Dim Sum

dengan nama "Orchid Hongkong Dim Sum" di beberapa lokasi di

Surabaya.

Pada tanggal 04 Januari 1994, MAMI memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham MAMI (IPO) kepada masyarakat sebanyak

15.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

Page 99: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

82

penawaran Rp 2.700,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Febuari 1994.

j. PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR)

Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) didirikan 22 Juli 1995

dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1998. Kantor

pusat PANR berlokasi di Gedung Panorama, Lantai 6, Jalan Tomang

Raya No. 63, Jakarta Barat 11440 – Indonesia.

PANR dan anak usaha (grup Panorama) tergabung dalam

kelompok usaha Panorama Leisure. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Panorama Sentrawisata Tbk adalah

PT Panorama Tirta Anugerah (64,25%) dan DP Konperensi Wali

Gereja Indonesia (11,67%). PT Panorama Tirta Anugerah

merupakan pemegang saham akhir dari grup Panorama.

PANR memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI), yakni Panorama Transportasi Tbk (White Horse)

(WEHA) dan Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan PANR adalah dalam bidang Jasa konsultan pariwisata,

meliputi penyampaian pandangan, saran, penyusunan studi

kelayakan, perencanaan, pengawasan, manajemen dan penelitian di

bidang kepariwisataan. Kegaitan usaha utama PANR adalah

berfokus pada bisnis kepariwisataan yang terintegrasi.

Page 100: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

83

Pada tanggal 15 September 2001, PANR memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham PANR (IPO) kepada masyarakat sebanyak

120.000.000 dengan nilai nominal Rp.150,- per saham dengan harga

penawaran Rp.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 September 2001.

k. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)

Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) didirikan 10 Juli

1992 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996.

Kantor pusat PJAA berlokasi di Gedung Ecovention, JI. Lodan

Timur No. 7, Taman Impian Jaya Ancol, Pademangan, Jakarta Utara

14430 – Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Pembangunan Jaya Ancol Tbk, antara lain: Pemerintah Daerah DKI

Jakarta (72,00%) dan PT Pembangunan Jaya (18,01%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan PJAA adalah berusaha dalam bidang pembangunan dan

jasa. Kegiatan utama Jaya Ancol yang dijalankan saat ini adalah

berusaha dalam bidang Real estat, yaitu pembangunan, penjualan

dan penyewaan bangunan dan penjualan tanah kapling (Marina

Coast Royal Residence, Marina Coast The Green, Marina Coast The

Bukit, De’ Cove, Apartemen Northland, Jaya Ancol Seafront,

Page 101: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

84

Coasta Villa, Putri Duyung Ancol, Town House Puri Marina Ancol

dan Pulau Bidadari); Kawasan Pariwisata (Rekreasi), yaitu

mengelola taman dan pantai, Dunia Fantasi (Dufan), Atlantis Water

Adventure, Ocean Dream Samudra, Ocean Ecopark, pasar seni dan

dermaga.

Pada tanggal 22 Juni 2004, PJAA memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham PJAA (IPO) kepada masyarakat sebanyak

80.000.000 dengan nilai nominal Rp.500,- per saham dengan harga

penawaran Rp.1.025,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 02 Juli 2004.

l. PT Pudjiadi And Sons Tbk (PNSE)

Pudjiadi And Sons Tbk (PNSE) didirikan tanggal 17

Desember 1970 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada

tahun 1970. Kantor pusat PNSE terletak di Jalan Hayam Wuruk No.

126, Jakarta 11180.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Pudjiadi And Sons Tbk, antara lain: Istana Kuta Ratu Prestige

(pengendali) (55,70%), PT Jayakarta Investindo (25,03%) dan

Lenawati Setiadi Pudjiadi (6,47%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan PNSE adalah di bidang perhotelan dengan segala fasilitas

dan sarana penunjang lainnya, antara lain jasa akomodasi,

Page 102: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

85

perkantoran, perbelanjaan, apartemen, sarana rekreasi dan hiburan

yang berada di lokasi hotel. Hotel yang dikelola Pudjiadi And Sons,

antara lain: Jayakarta Jakarta, Jayakarta Bandung, Jayakarta Anyer,

Jayakarta Cisarua, Jayakarta Yogyakarta, Jayakarta Lombok,

Jayakarta Bali, Jayakarta Komodo Flores dan Jayakarta Residence

Bali.

Pada tanggal 08 Maret 1990, PNSE memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham PNSE (IPO) kepada masyarakat sebanyak 2.000.000

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran

Rp.6.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 01 Mei 1990.

m. PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP)

Pioneerindo Gourmet International Tbk (dahulu Putra

Sejahtera Pioneerindo Tbk) (PTSP) didirikan tanggal 13 Desember

1983 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1984.

Kantor pusat PTSP terletak di Gedung Jaya lantai 6, Jl. M.H.

Thamrin No. 12 Jakarta Pusat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Pioneerindo Gourmet International Tbk, antara lain: Bank of

Singapore Ltd (pengendali) (47,55%), UBS Switzerland AG-UBS

AG-VP Bank AG Pledged In Sec (21,84%), Bayu Buana Tbk

Page 103: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

86

(BAYU) (8,90%) dan ABN AMRO Nominees Singapore Pte.Ltd

(7,11%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan PTSP adalah usaha penyediaan makanan dan minuman

dengan menggunakan merek dagang California Fried Chicken

“CFC”, Sapo Oriental dan Cal Donat. PTSP dan anak usahanya

memiliki 272 gerai waralaba yang terdiri dari, 246 gerai CFC, 5

gerai Sapo dan 21 gerai Cal Donut.

Pada tanggal 29 Maret 1994, PTSP memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham PTSP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 9.000.000

dengan nilai nominal Rp.1.000,- per saham dengan harga penawaran

Rp.5.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Mei 1994.

n. PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID)

Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) didirikan 23 Mei

1969 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971.

Kantor pusat SHID berlokasi di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Jalan

Jenderal Sudirman No. 86, Jakarta 10220.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Hotel

Sahid Jaya International Tbk, antara lain: Merchiston Group Ltd

Page 104: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

87

(41,679%), PT.Empu Sahid Holding International (pengendali)

(37,293%) dan PT Sahid Insanadi (6,076%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan SHID terutama bergerak di bidang industri perhotelan dan

jasa akomodasi atau penyewaan ruangan yang berhubungan

kegiatan perhotelan (Hotel Sahid Jaya di jalan Jenderal Sudirman

86, Jakarta) serta melakukan dan mengerjakan segala sesuatu yang

berhubungan dengan bidang tersebut baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Pada tanggal 05 Mei 1990, SHID memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham SHID (IPO) kepada masyarakat sebanyak

11.000.000 dengan nilai nominal Rp.1.000,- per saham dengan

harga penawaran Rp.7.000,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 Mei

1990.

B. Analisis Uji Statistik Deskriptif

1. Debt to equity ratio (DER)

DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur variabel

dependen struktur modal perusahaan. Darmadji dan Fakhruddin (2006:200)

menyatakan DER merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya

Page 105: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

88

hutang dapat ditutupi oleh modal sendiri. DER merupakan aspek leverage

atau hutang perusahaan, di mana hutang merupakan komponen penting

perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Peningkatan

hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang diterima

investor, hal ini disebabkan perusahaan akan membiayai hutang terlebih

dahulu kemudian sisa keuntungan akan dibagikan sebagai dividen.

Tabel 4.1

Data Deskriptif Debt to equity ratio (DER)

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 BAYU 1,19 1,10 1,05 0,87 0,72 0,68

2 BUVA 0,68 0,60 0,77 0,89 0,83 0,86

3 FAST 0,86 0,80 0,84 0,81 1,07 1,17

4 HOME 0,55 0,32 0,26 0,26 0,24 0,23

5 ICON 4,50 3,15 2,30 0,81 1,61 1,84

6 INPP 0,78 0,86 0,89 0,84 0,24 0,25

7 JSPT 0,78 0,83 0,68 0,55 0,49 0,48

8 KPIG 0,08 0,23 0,21 0,24 0,25 0,22

9 MAMI 0,15 0,20 0,25 0,28 0,33 0,35

10 PANR 1,94 2,52 2,49 2,73 3,23 2,28

11 PJAA 0,47 0,82 0,79 0,80 0,75 1,11

12 PNSE 0,69 0,55 0,65 0,50 0,53 0,81

13 PTSP 0,90 0,72 0,60 0,82 1,15 1,02

14 SHID 0,36 0,41 0,55 0,52 0,55 0,55

Rata-Rata 1,00 0,94 0,88 0,78 0,86 0,85

Maksimum 4,50 3,15 2,49 2,73 3,23 2,28

Minimum 0,08 0,20 0,21 0,24 0,24 0,22

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 4.1 dapat dilihat besarnya Debt to

Equity Ratio (DER) Perusahaan sub sektor Pariwisata, restoran, dan hotel

yang dijadikan sampel penelitian periode 2011 – 2016.

Page 106: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

89

Pada tahun 2011, diketahui rata-rata tingkat DER sebesar 1,00.

Dengan nilai DER tertinggi diperoleh ICON sebesar 4,50. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai DER diatas rata-rata diantaranya

BAYU dan PANR. Sedangkan nilai DER terendah diperoleh KPIG sebesar

0,08. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai DER dibawah

rata-rata diantaranya BUVA, FAST, HOME, INPP, JSPT, MAMI, PJAA,

PNSE, PTSP dan SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2011 terdapat 3

perusahaan yang menggunakan hutang diatas rata-rata dan mengindikasikan

hal yang kurang baik, sedangkan 11 perusahaan lainnya menggunakan

hutang yang dibawah rata-rata dan mengindikasikan hal yang baik.

Pada tahun 2012, diketahui rata-rata tingkat DER sebesar 0,94.

Dengan nilai DER tertinggi diperoleh ICON sebesar 3,15. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai DER diatas rata-rata diantaranya

BAYU dan PANR. Sedangkan nilai DER terendah diperoleh MAMI sebesar

0,20. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai DER dibawah

rata-rata diantaranya BUVA, FAST, HOME, INPP, JSPT, KPIG, PJAA,

PNSE, PTSP dan SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2012 terdapat 3

perusahaan yang menggunakan hutang diatas rata-rata dan mengindikasikan

hal yang kurang baik, sedangkan 11 perusahaan lainnya menggunakan

hutang yang dibawah rata-rata dan mengindikasikan hal yang baik.

Pada tahun 2013, diketahui rata-rata tingkat DER sebesar 0,88.

Dengan nilai DER tertinggi diperoleh Perusahaan PANR sebesar 2,49.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai DER diatas rata-

Page 107: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

90

rata diantaranya BAYU, ICON dan INPP. Sedangkan nilai DER terendah

diperoleh Perusahaan KPIG sebesar 0,21. Disamping itu, beberapa

perusahaan juga memiliki nilai DER dibawah rata-rata diantaranya BUVA,

FAST, HOME, JSPT, MAMI, PJAA, PNSE, PTSP dan SHID. Dapat

disimpulkan pada tahun 2013 terdapat 4 perusahaan yang menggunakan

hutang diatas rata-rata dan mengindikasikan hal yang kurang baik,

sedangkan 10 perusahaan lainnya menggunakan hutang dibawah rata-rata

dan mengindikasikan hal yang baik.

Pada tahun 2014, diketahui rata-rata tingkat DER sebesar 0,78.

Dengan nilai DER tertinggi diperoleh PANR sebesar 2,73. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai DER diatas rata-rata diantaranya

BAYU, BUVA, FAST, ICON, INPP, PJAA dan PTSP. Sedangkan nilai

DER terendah diperoleh KPIG sebesar 0,24. Disamping itu, beberapa

perusahaan juga memiliki nilai DER dibawah rata-rata diantaranya HOME,

JSPT, MAMI, PNSE dan SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2014

terdapat 8 perusahaan yang menggunakan hutang diatas rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik, sedangkan 6 perusahaan lainnya

menggunakan hutang dibawah rata-rata dan mengindikasikan hal yang baik.

Pada tahun 2015, diketahui rata-rata tingkat DER sebesar 0,86.

Dengan nilai DER tertinggi diperoleh PANR sebesar 3,23. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai DER diatas rata-rata diantaranya

FAST, ICON dan PTSP. Sedangkan nilai DER terendah diperoleh HOME

sebesar 0,24. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai DER

Page 108: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

91

dibawah rata-rata diantaranya BAYU, BUVA, INPP, JSPT, KPIG, MAMI,

PJAA, PNSE dan SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2015 terdapat 4

perusahaan yang menggunakan hutang diatas rata-rata dan mengindikasikan

hal yang kurang baik, sedangkan 10 perusahaan lainnya menggunakan

hutang dibawah rata-rata dan mengindikasikan hal yang baik.

Pada tahun 2016, diketahui rata-rata tingkat DER sebesar 0,85.

Dengan nilai DER tertinggi diperoleh PANR sebesar 2,28. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai DER diatas rata-rata diantaranya

BUVA, FAST, ICON, PJAA dan PTSP. Sedangkan nilai DER terendah

diperoleh KPIG sebesar 0,22. Disamping itu, beberapa perusahaan juga

memiliki nilai DER dibawah rata-rata diantaranya BAYU, HOME, INPP,

JSPT, MAMI, PNSE dan SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2016

terdapat 6 perusahaan yang menggunakan hutang diatas rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik, sedangkan 8 perusahaan lainnya

menggunakan hutang yang dibawah ata-rata dan mengindikasikan hal yang

baik.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat rata-rata DER tahun 2011-2016

antara 1,00 sampai 0,78. Sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata

perusahaan pariwisata, restoran, dan hotel memiliki hutang yang lebih

sedikit dibanding modal yang dimiliki perusahaan. Karena nilai DER ≤ 1.

Sehingga dapat disimpulkan rata-rata perusahaan pariwisata, restoran, dan

hotel memiliki rasio hutang yang rendah.

Page 109: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

92

Berdasarkan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa hampir semua

perusahaan memiliki tren grafik yang cenderung sama. Akan tetapi berbeda

dengan ICON dan PANR. Dimana perusahaan memiliki tren yang sangat

berfluktuasi dengan nilai DER > 1. Sehingga dapat diketahui bahwa

perusahaan memiliki hutang yang lebih besar dibanding modal yang

dimiliki perusahaan dan mengindikasikan hal yang kurang baik bagi

perusahaan.

Gambar 4.1

Grafik Debt to equity ratio (DER)

Sumber : Data diolah

2. Return on Asset (ROA)

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

profitabilitas perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2013: 82) ROA adalah

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

BAYU

BUVA

FAST

HOME

ICON

INPP

JSPT

KPIG

MAMI

PANR

PJAA

PNSE

PTSP

SHID

Page 110: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

93

rasio yang melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu

memberikan pengembalian keuntungan (return) sesuai dengan yang

diharapkan (Expected Return). Semakin besar ROA suatu perusahaan, maka

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan

tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi

penggunaan asset.

Berikut ini disajikan tabel dan grafik yang berisi data ROA dari

perusahaan-perusahaan sub sektor pariwisata, restoran, dan hotel periode

2011-2016 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.2

Data Deskriptif Return on Asset (ROA)

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 BAYU 0,0475 0,0477 0,0465 0,0700 0,0406 0,0236

2 BUVA 0,0624 0,0466 0,0432 0,0167 -0,0159 -0,0063

3 FAST 0,1480 0,1156 0,0771 0,0703 0,0455 0,0445

4 HOME 0,0046 -0,0338 0,0061 0,0029 0,0010 -0,0023

5 ICON 0,0068 0,0144 0,0497 0,0194 0,0095 0,0073

6 INPP 0,0019 0,0064 0,0134 0,0339 0,0229 0,0161

7 JSPT 0,0697 0,0711 0,0607 0,0886 0,0575 0,0331

8 KPIG 0,0234 0,0535 0,0406 0,0421 0,0215 0,0432

9 MAMI 0,0023 0,0033 0,0035 0,0045 0,0027 0,0026

10 PANR 0,0192 0,0322 0,0371 0,0356 0,0290 0,0225

11 PJAA 0,0932 0,0745 0,0724 0,0802 0,0925 0,0302

12 PNSE 0,1275 0,1170 0,1058 0,0686 0,0364 0,0019

13 PTSP 0,2032 0,1755 0,1011 0,0731 -0,0054 0,0153

14 SHID 0,0081 0,0097 0,0101 0,0086 0,0002 -0,0045

Rata-Rata 0,0584 0,0524 0,0477 0,0439 0,0241 0,0162

Maksimum 0,2032 0,1755 0,1058 0,0886 0,0925 0,0445

Minimum 0,0019 -0,0338 0,0035 0,0029 -0,0159 -0,0063

Sumber : Data diolah

Page 111: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

94

Pada tahun 2011, diketahui rata-rata tingkat ROA sebesar 0,0584.

Dengan nilai ROA tertinggi diperoleh PTSP sebesar 0,2032. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai ROA diatas rata-rata diantaranya

BUVA, FAST, JSPT, PJAA dan PNSE. Sedangkan nilai ROA terendah

diperoleh INPP sebesar 0,0019. Disamping itu, beberapa perusahaan juga

memiliki nilai ROA dibawah rata-rata diantaranya BAYU, HOME, ICON,

KPIG, MAMI, PANR dan SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2011

terdapat 6 perusahaan yang memiliki profitabilitas (keuntungan) diatas rata-

rata dan mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 8 perusahaan lainnya

memiliki profitabilitas (keuntungan) dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik karena perusahaan belum mampu

menggunakan asset yang dimiliki secara optimal untuk memperoleh

keuntungan.

Pada tahun 2012, diketahui rata-rata tingkat ROA sebesar 0,0524.

Dengan nilai ROA tertinggi diperoleh PTSP sebesar 0,1755. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai ROA diatas rata-rata diantaranya

FAST, JSPT, KPIG, PJAA dan PNSE. Sedangkan nilai ROA terendah

diperoleh HOME sebesar -0,0338. Disamping itu, beberapa perusahaan juga

memiliki nilai ROA dibawah rata-rata diantaranya BAYU, BUVA, ICON,

INPP, MAMI, PANR dan SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2012

terdapat 6 perusahaan yang memiliki profitabilitas (keuntungan) diatas rata-

rata dan mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 8 perusahaan lainnya

memiliki profitabilitas (keuntungan) dibawah rata-rata dan

Page 112: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

95

mengindikasikan hal yang kurang baik karena perusahaan belum mampu

menggunakan asset yang dimiliki secara optimal untuk memperoleh

keuntungan.

Pada tahun 2013, diketahui rata-rata tingkat ROA sebesar 0,0477.

Dengan nilai ROA tertinggi diperoleh PNSE sebesar 0,1058. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai ROA diatas rata-rata diantaranya

FAST, ICON, JSPT, PJAA dan PTSP. Sedangkan nilai ROA terendah

diperoleh MAMI sebesar 0,0035. Disamping itu, beberapa perusahaan juga

memiliki nilai ROA dibawah rata-rata diantaranya BAYU, BUVA, HOME,

INPP, KPIG, PANR dan SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2013

terdapat 6 perusahaan yang memiliki profitabilitas (keuntungan) diatas rata-

rata dan mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 8 perusahaan lainnya

memiliki profitabilitas (keuntungan) dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik karena perusahaan belum mampu

menggunakan asset yang dimiliki secara optimal untuk memperoleh

keuntungan.

Pada tahun 2014, diketahui rata-rata tingkat ROA sebesar 0,0439.

Dengan nilai ROA tertinggi diperoleh JSPT sebesar 0,0886. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai ROA diatas rata-rata diantaranya

BAYU, FAST, PJAA, PNSE dan PTSP. Sedangkan nilai ROA terendah

diperoleh HOME sebesar 0,0029. Disamping itu, beberapa perusahaan juga

memiliki nilai ROA dibawah rata-rata diantaranya BUVA, ICON, INPP,

KPIG, MAMI, PANR dan SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2014

Page 113: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

96

terdapat 6 perusahaan yang memiliki profitabilitas (keuntungan) diatas rata-

rata dan mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 8 perusahaan lainnya

memiliki profitabilitas (keuntungan) dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik karena perusahaan belum mampu

menggunakan asset yang dimiliki secara optimal untuk memperoleh

keuntungan.

Pada tahun 2015, diketahui rata-rata tingkat ROA sebesar 0,0241.

Dengan nilai ROA tertinggi diperoleh PJAA sebesar 0,0925. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai ROA diatas rata-rata diantaranya

BAYU, FAST, JSPT, PANR dan PNSE. Sedangkan nilai ROA terendah

diperoleh Perusahaan BUVA sebesar -0,0159. Disamping itu, beberapa

perusahaan juga memiliki nilai ROA dibawah rata-rata diantaranya HOME,

ICON, INPP, KPIG, MAMI, PTSP dan SHID. Dapat disimpulkan pada

tahun 2015 terdapat 6 perusahaan yang memiliki profitabilitas (keuntungan)

diatas rata-rata dan mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 8 perusahaan

lainnya memiliki profitabilitas (keuntungan) dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik karena perusahaan belum mampu

menggunakan asset yang dimiliki secara optimal untuk memperoleh

keuntungan.

Pada tahun 2016, diketahui rata-rata tingkat ROA sebesar 0,0162.

Dengan nilai ROA tertinggi diperoleh FAST sebesar 0,0445. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai ROA diatas rata-rata diantaranya

BAYU, JSPT, KPIG, PANR dan PJAA. Sedangkan nilai ROA terendah

Page 114: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

97

diperoleh BUVA sebesar -0,0063. Disamping itu, beberapa perusahaan juga

memiliki nilai ROA dibawah rata-rata diantaranya HOME, ICON, INPP,

MAMI, PNSE, PTSP dan SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2016

terdapat 6 perusahaan yang memiliki profitabilitas (keuntungan) diatas rata-

rata dan mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 8 perusahaan lainnya

memiliki profitabilitas (keuntungan) dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik karena perusahaan belum mampu

menggunakan asset yang dimiliki secara optimal untuk memperoleh

keuntungan.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat rata-rata ROA tahun 2011-2016

terus mengalami penurunan. Dimana tahun 2011 nilainya 0,0584; tahun

2012 nilainya 0,0524; tahun 2013 nilainya 0,0477; tahun 2014 nilainya

0,0439; tahun 2015 nilainya 0,0241; dan tahun 2016 nilainya 0,0162.

Sehingga dapat disimpulkam bahwa perusahaan sub sektor pariwisata,

restoran, dan hotel rata-rata mengalami penurunan keuntungan dari tahun

ke tahun dimulai periode 2011 sampai 2016.

Berdasarkan grafik 4.2 dapat dilihat PTSP paling berfluktuasi

diantara perusahaan lainya. Dimana pada tahun 2011 dan 2012 PTSP

memiliki nilai ROA tertinggi (mencapai 0,2032 dan 0,1755), akan tetapi

pada tahun 2015 menjadi salah satu perusahaan yang memiliki nilai ROA

negatif (-0,0054).

Page 115: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

98

Gambar 4.2

Grafik Return on Asset (ROA)

Sumber : Data diolah

3. Current Ratio (CR)

CR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas

perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2009:96), CR merupakan

indikator terbaik sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah

ditutupi oleh aktiva-aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas

dengan cukup cepat.

-0.05

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

BAYU

BUVA

FAST

HOME

ICON

INPP

JSPT

KPIG

MAMI

PANR

PJAA

PNSE

PTSP

SHID

Page 116: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

99

Berikut ini disajikan tabel dan grafik yang berisi data CR dari

perusahaan-perusahaan sub sektor pariwisata, restoran, dan hotel periode

2011-2016 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.3

Data Deskriptif Current Ratio (CR)

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 BAYU 1,4760 1,4751 1,4440 1,5288 1,6013 1,6746

2 BUVA 1,4231 1,5311 1,4392 1,2554 0,6478 0,5628

3 FAST 1,7966 1,7679 1,7042 1,8826 1,2619 1,3747

4 HOME 1,2204 1,2212 0,8333 0,7695 0,7336 0,7898

5 ICON 0,9556 1,0231 1,1423 1,9895 1,5109 1,6180

6 INPP 1,5692 2,0075 2,3113 1,8685 1,4141 1,8453

7 JSPT 1,7932 1,6661 1,4882 2,3805 2,8154 2,3294

8 KPIG 4,2741 1,8106 2,0686 3,1944 3,5739 7,8306

9 MAMI 1,0603 1,0119 0,9914 0,9374 0,9648 1,1758

10 PANR 0,9833 1,2695 1,2080 1,0307 0,9689 1,1818

11 PJAA 1,3575 1,5652 1,5038 0,8955 1,1797 1,1348

12 PNSE 1,9012 1,9808 2,5870 2,8515 1,6773 1,9774

13 PTSP 1,1873 1,4736 1,8613 1,4890 1,0005 1,0005

14 SHID 1,1944 1,6288 1,2572 1,2244 1,1574 1,0042

Rata-Rata 1,5852 1,5309 1,5600 1,6641 1,4648 1,8214

Maksimum 4,2741 2,0075 2,5870 3,1944 3,5739 7,8306

Minimum 0,9556 1,0119 0,8333 0,7695 0,6478 0,5628

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik 4.3 dapat dilihat besarnya current

ratio (CR) Perusahaan sub sektor pariwisata, restoran, dan hotel yang

dijadikan sampel penelitian periode 2011 – 2016.

Pada tahun 2011, diketahui rata-rata tingkat current ratio sebesar

1,5852. Dengan nilai current ratio tertinggi diperoleh KPIG sebesar 4,2741.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai current ratio diatas

Page 117: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

100

rata-rata diantaranya FAST, JSPT dan PNSE. Sedangkan nilai current ratio

terendah diperoleh ICON sebesar 0,9556. Disamping itu, beberapa

perusahaan juga memiliki nilai current ratio dibawah rata-rata diantaranya

BAYU, BUVA, HOME, INPP, MAMI, PANR, PJAA, PTSP dan SHID.

Dapat disimpulkan pada tahun 2011 terdapat 4 perusahaan yang memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek diatas rata-rata dan

mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 10 perusahaan lainnya memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik.

Pada tahun 2012, diketahui rata-rata tingkat current ratio sebesar

1,5309. Dengan nilai current ratio tertinggi diperoleh INPP sebesar 2,0075.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai current ratio diatas

rata-rata diantaranya BUVA, FAST, JSPT, KPIG, PJAA, PNSE dan SHID.

Sedangkan nilai current ratio terendah diperoleh MAMI sebesar 1,0119.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai current ratio

dibawah rata-rata diantaranya BAYU, HOME, ICON, PANR dan PTSP.

Dapat disimpulkan pada tahun 2012 terdapat 8 perusahaan yang memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek diatas rata-rata dan

mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik.

Pada tahun 2013, diketahui rata-rata tingkat current ratio sebesar

1,5600. Dengan nilai current ratio tertinggi diperoleh PNSE sebesar 2,5870.

Page 118: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

101

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai current ratio diatas

rata-rata diantaranya FAST, INPP, KPIG dan PTSP. Sedangkan nilai

current ratio terendah diperoleh HOME sebesar 0,8333. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai current ratio dibawah rata-rata

diantaranya BAYU, BUVA, ICON, JSPT, MAMI, PANR, PJAA dan SHID.

Dapat disimpulkan pada tahun 2013 terdapat 5 perusahaan yang memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek diatas rata-rata dan

mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 9 perusahaan lainnya memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik.

Pada tahun 2014, diketahui rata-rata tingkat current ratio sebesar

1,6641. Dengan nilai current ratio tertinggi diperoleh KPIG sebesar 3,1944.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai current ratio diatas

rata-rata diantaranya FAST, ICON, INPP, JSPT dan PNSE. Sedangkan nilai

current ratio terendah diperoleh HOME sebesar 0,7695. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai current ratio dibawah rata-rata

diantaranya BAYU, BUVA, MAMI, PANR, PJAA, PTSP dan SHID. Dapat

disimpulkan pada tahun 2014 terdapat 6 perusahaan yang memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek diatas rata-rata dan

mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 8 perusahaan lainnya memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik.

Page 119: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

102

Pada tahun 2015, diketahui rata-rata tingkat current ratio sebesar

1,4648. Dengan nilai current ratio tertinggi diperoleh KPIG sebesar 3,5739.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai current ratio diatas

rata-rata diantaranya BAYU, ICON, JSPT dan PNSE. Sedangkan nilai

current ratio terendah diperoleh BUVA sebesar 0,6478. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai current ratio dibawah rata-rata

diantaranya FAST, HOME, INPP, MAMI, PANR, PJAA, PTSP dan SHID.

Dapat disimpulkan pada tahun 2015 terdapat 5 perusahaan yang memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek diatas rata-rata dan

mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 9 perusahaan lainnya memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik.

Pada tahun 2016, diketahui rata-rata tingkat Current Ratio sebesar

1,8214. Dengan nilai current ratio tertinggi diperoleh KPIG sebesar 7,8306.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai current ratio diatas

rata-rata diantaranya INPP, JSPT dan PNSE. Sedangkan nilai current ratio

terendah diperoleh BUVA sebesar 0,5628. Disamping itu, beberapa

perusahaan juga memiliki nilai current ratio dibawah rata-rata diantaranya

BAYU, FAST, HOME, ICON, MAMI, PANR, PJAA, PTSP dan SHID.

Dapat disimpulkan pada tahun 2016 terdapat 4 perusahaan yang memiliki

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek diatas rata-rata dan

mengindikasikan hal yang baik, sedangkan 10 perusahaan lainnya memiliki

Page 120: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

103

kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek dibawah rata-rata dan

mengindikasikan hal yang kurang baik.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat rata-rata current ratio tahun

2011-2016 terus mengalami fluktuasi dengan nilai yang meningkat pada

akhir periode penelitian. Dimana tahun 2011 nilainya 1,5852; tahun 2012

nilainya 1,5309; tahun 2013 nilainya 1,5600; tahun 2014 nilainya 1,6641;

tahun 2015 nilainya 1,4648; dan tahun 2016 nilainya 1,8214. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa perusahaan sub sektor pariwisata, restoran, dan

hotel secara keseluruhan mengalami peningkatan kemampuan dalam

memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendeknya dari tahun ke tahun

dimulai periode 2011 sampai 2016.

Berdasarkan grafik 4.3 dapat dilihat KPIG adalah perusahaan yang

memiliki nilai current ratio yang paling berfluktuasi diantara perusahaan

lainnya. Dengan perolehan nilai current ratio maksimum yang paling

banyak diantara perusahaan lainnya, yaitu sebanyak 4 tahun dari 6 tahun

periode penelitian (2011, 2014, 2015, dan 2016). Dengan nilai current ratio

rata-rata 2,00 yang sering dipakai menjadi standar nilai current ratio. Nilai

current ratio yang terlalu besar belum tentu mengindikasi kondisi

perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak

digunakan sebaik mungkin (Kasmir, 2014:131). Sehingga menjadi

pertanyaan apakah KPIG telah mengunakan kas perusahaan sebaik mungkin

atau belum.

Page 121: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

104

Gambar 4.3

Grafik Current Ratio (CR)

Sumber : Data diolah

4. Asset growth (AG)

Asset growth adalah pengukuran seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam mempertahankan posisinya dalam perkembangan

perekonomian, hal ini akan mempengaruhi keinginan investor untuk

menanamkan modalnya (Sartono, 2009:65 dalam Ni Putu Mirah

Darmayanti, 2013 : 715).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

BAYU

BUVA

FAST

HOME

ICON

INPP

JSPT

KPIG

MAMI

PANR

PJAA

PNSE

PTSP

SHID

Page 122: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

105

Berikut ini disajikan tabel dan grafik yang berisi data Asset growth

dari perusahaan-perusahaan pariwisata, restoran, dan hotel periode 2011-

2016 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.4

Data Deskriptif Asset growth (AG)

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 BAYU 0,17 0,35 0,31 0,22 0,17 0,01

2 BUVA -0,02 0,40 0,22 0,13 0,54 0,16

3 FAST 0,25 0,15 0,14 0,07 0,07 0,12

4 HOME -0,06 0,52 -0,03 0,00 -0,01 0,03

5 ICON 0,37 -0,10 -0,10 2,75 0,53 0,10

6 INPP 0,40 0,63 0,06 0,01 1,47 0,05

7 JSPT 0,16 0,15 0,04 0,04 0,03 0,06

8 KPIG -0,07 0,40 1,70 0,35 0,12 0,27

9 MAMI 0,02 0,05 0,05 0,03 0,04 0,04

10 PANR 0,23 0,34 0,25 0,30 0,05 0,31

11 PJAA 0,11 0,37 0,10 0,11 0,08 0,20

12 PNSE 0,08 0,02 0,26 -0,03 0,00 0,16

13 PTSP 0,22 0,53 0,23 0,17 -0,02 0,01

14 SHID 1,00 0,05 0,11 0,00 0,01 0,00

Rata-Rata 0,20 0,28 0,24 0,30 0,22 0,11

Maksimum 1,00 0,63 1,70 2,75 1,47 0,31

Minimum -0,07 -0,10 -0,10 -0,03 -0,02 0,00

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4 dan grafik 4.4 dapat dilihat besarnya Asset

growth (AG) Perusahaan sub sektor pariwisata, restoran, dan hotel yang

dijadikan sampel penelitian periode 2011 – 2016.

Pada tahun 2011, diketahui rata-rata tingkat Asset growth sebesar

0,20. Dengan nilai Asset growth tertinggi diperoleh SHID sebesar 1,00.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset growth diatas

rata-rata diantaranya FAST, ICON, INPP, PANR dan PTSP. Sedangkan

Page 123: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

106

nilai Asset growth terendah diperoleh KPIG sebesar -0,07. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset growth dibawah rata-rata

diantaranya BAYU, BUVA, HOME, JSPT, MAMI, PJAA dan PNSE.

Dapat disimpulkan pada tahun 2011 terdapat 6 perusahaan yang memiliki

pertumbuhan aset diatas rata-rata dan mengindikasikan hal yang baik,

sedangkan 8 perusahaan lainnya memiliki pertumbuhan aset dibawah rata-

rata dan mengindikasikan hal yang kurang baik.

Pada tahun 2012, diketahui rata-rata tingkat Asset growth sebesar

0,28. Dengan nilai Asset growth tertinggi diperoleh INPP sebesar 0,63.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset growth diatas

rata-rata diantaranya BAYU, BUVA, HOME, KPIG, PANR, PJAA, dan

PTSP. Sedangkan nilai Asset growth terendah diperoleh ICON sebesar -

0,10. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset growth

dibawah rata-rata diantaranya FAST, JSPT, MAMI, PNSE, dan SHID.

Dapat disimpulkan pada tahun 2012 terdapat 8 perusahaan yang memiliki

pertumbuhan aset diatas rata-rata dan mengindikasikan hal yang baik,

sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki pertumbuhan aset dibawah rata-

rata dan mengindikasikan hal yang kurang baik.

Pada tahun 2013, diketahui rata-rata tingkat Asset growth sebesar

0,24. Dengan nilai Asset growth tertinggi diperoleh KPIG sebesar 1,70.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset growth diatas

rata-rata diantaranya BAYU, PANR, dan PNSE. Sedangkan nilai Asset

growth terendah diperoleh ICON sebesar -0,10. Disamping itu, beberapa

Page 124: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

107

perusahaan juga memiliki nilai Asset growth dibawah rata-rata diantaranya

BUVA, FAST, HOME, INPP, JSPT, MAMI, PJAA, PTSP dan SHID. Dapat

disimpulkan pada tahun 2013 terdapat 4 perusahaan yang memiliki

pertumbuhan aset diatas rata-rata dan mengindikasikan hal yang baik,

sedangkan 10 perusahaan lainnya memiliki pertumbuhan aset dibawah rata-

rata dan mengindikasikan hal yang kurang baik.

Pada tahun 2014, diketahui rata-rata tingkat Asset growth sebesar

0,30. Dengan nilai Asset growth tertinggi diperoleh ICON sebesar 2,75.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset growth diatas

rata-rata diantaranya KPIG dan PANR. Sedangkan nilai Asset growth

terendah diperoleh PNSE sebesar -0,03. Disamping itu, beberapa

perusahaan juga memiliki nilai Asset growth dibawah rata-rata diantaranya

BAYU, BUVA, FAST, HOME, INPP, JSPT, MAMI, PJAA, PTSP dan

SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2014 terdapat 3 perusahaan yang

memiliki pertumbuhan aset diatas rata-rata dan mengindikasikan hal yang

baik, sedangkan 11 perusahaan lainnya memiliki pertumbuhan aset dibawah

rata-rata dan mengindikasikan hal yang kurang baik.

Pada tahun 2015, diketahui rata-rata tingkat Asset growth sebesar

0,22. Dengan nilai Asset growth tertinggi diperoleh INPP sebesar 1,47.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset growth diatas

rata-rata diantaranya BUVA dan ICON. Sedangkan nilai Asset growth

terendah diperoleh PTSP sebesar -0,02. Disamping itu, beberapa

perusahaan juga memiliki nilai Asset growth dibawah rata-rata diantaranya

Page 125: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

108

BAYU, FAST, HOME, JSPT, KPIG, MAMI, PANR, PJAA, PNSE dan

SHID. Dapat disimpulkan pada tahun 2015 terdapat 3 perusahaan yang

memiliki pertumbuhan aset diatas rata-rata dan mengindikasikan hal yang

baik, sedangkan 11 perusahaan lainnya memiliki pertumbuhan aset dibawah

rata-rata dan mengindikasikan hal yang kurang baik.

Pada tahun 2016, diketahui rata-rata tingkat Asset growth sebesar

0,11. Dengan nilai Asset growth tertinggi diperoleh PANR sebesar 0,31.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset growth diatas

rata-rata diantaranya BUVA, FAST, KPIG, PJAA dan PNSE. Sedangkan

nilai Asset growth terendah diperoleh SHID sebesar 0,00. Disamping itu,

beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset growth dibawah rata-rata

diantaranya BAYU, HOME, ICON, INPP, JSPT, MAMI dan PTSP. Dapat

disimpulkan pada tahun 2016 terdapat 6 perusahaan yang memiliki

pertumbuhan aset diatas rata-rata dan mengindikasikan hal yang baik,

sedangkan 8 perusahaan lainnya memiliki pertumbuhan aset dibawah rata-

rata dan mengindikasikan hal yang kurang baik.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat rata-rata nilai asset growth

mengalami fluktuasi dan cenderung menurun. Dimana dalam periode 6

tahun penelitian, 3 tahun periode penelitian mengalami penurunan (2013,

2015, dan 2016), dan hanya 2 tahun periode penelitian yang mengalami

peningkatan (2012 dan 201). Sehingga dapat disimpulkan perusahaan sub

sektor pariwisata, restoran, dan hotel rata-rata mengalami fluktuasi

Page 126: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

109

pertumbuhan aset yang cenderung menurun dari tahun ke tahun dimulai

tahun 2011 sampai 2016.

Gambar 4.4

Grafik Asset growth (AG)

Sumber : Data diolah

Berdasarkan grafik 4.4 dapat dilihat ada 3 perusahaan yang memiliki

fluktuasi nilai asset growth paling tinggi, diantaranya PT Global Land

Development Tbk (KPIG) tahun 2013, PT Island Concepts Indonesia Tbk

(ICON) tahun 2014, dan PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) tahun

2015. Sementara perusahaan lainnya cenderung memiliki tren pertumbuhan

yang hampir sama.

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

BAYU

BUVA

FAST

HOME

ICON

INPP

JSPT

KPIG

MAMI

PANR

PJAA

PNSE

PTSP

SHID

Page 127: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

110

5. Asset structure (AS)

Asset structure adalah penentuan berapa besar alokasi untuk

masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam

aktiva tetap (Riyanto, 2008).

Berikut ini disajikan tabel dan grafik yang berisi data Asset

structure dari perusahaan-perusahaan pariwisata, restoran, dan hotel

periode 2011-2016 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.5

Data Deskriptif Asset structure (AS)

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 BAYU 0,23 0,25 0,27 0,32 0,37 0,31

2 BUVA 0,81 0,82 0,80 0,82 0,90 0,81

3 FAST 0,51 0,55 0,55 0,57 0,57 0,53

4 HOME 0,92 0,90 0,93 0,91 0,90 0,88

5 ICON 0,51 0,47 0,44 0,22 0,10 0,10

6 INPP 0,87 0,90 0,87 0,86 0,91 0,93

7 JSPT 0,58 0,58 0,56 0,59 0,59 0,66

8 KPIG 0,90 0,89 0,88 0,85 0,80 0,62

9 MAMI 0,95 0,96 0,95 0,94 0,94 0,91

10 PANR 0,53 0,56 0,62 0,56 0,65 0,62

11 PJAA 0,67 0,70 0,75 0,83 0,80 0,76

12 PNSE 0,64 0,65 0,61 0,64 0,78 0,79

13 PTSP 0,56 0,60 0,59 0,65 0,70 0,68

14 SHID 0,87 0,86 0,86 0,87 0,88 0,88

Rata-Rata 0,68 0,69 0,69 0,69 0,71 0,68

Maksimum 0,95 0,96 0,95 0,94 0,94 0,93

Minimum 0,23 0,25 0,27 0,22 0,10 0,10

Sumber : Data diolah

Page 128: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

111

Gambar 4.5

Grafik Asset structure (AS)

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 4.5 dapat dilihat besarnya Asset

structure (AS) Perusahaan sub sektor Pariwisata, restoran, dan hotel yang

dijadikan sampel penelitian periode 2011 – 2016.

Pada tahun 2011, diketahui rata-rata tingkat Asset structure sebesar

0,68. Dengan nilai Asset structure tertinggi diperoleh MAMI sebesar 0,95.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset structure

diatas rata-rata diantaranya BUVA, HOME, INPP, KPIG, PJAA, PNSE dan

SHID. Sedangkan nilai Asset structure terendah diperoleh BAYU sebesar

0,23. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

BAYU

BUVA

FAST

HOME

ICON

INPP

JSPT

KPIG

MAMI

PANR

PJAA

PNSE

PTSP

SHID

Page 129: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

112

structure dibawah rata-rata diantaranya FAST, ICON, JSPT, PANR dan

PTSP. Dapat disimpulkan pada tahun 2011 terdapat 8 perusahaan yang

memiliki struktur aset diatas rata-rata dan mengindikasikan tingginya aset

tetap yang dimiliki, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki struktur aset

dibawah rata-rata dan mengindikasikan rendahnya aset tetap yang dimiliki.

Pada tahun 2012, diketahui rata-rata tingkat Asset structure sebesar

0,69. Dengan nilai Asset structure tertinggi diperoleh MAMI sebesar 0,96.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset structure

diatas rata-rata diantaranya BUVA, HOME, INPP, KPIG, PJAA dan SHID.

Sedangkan nilai Asset structure terendah diperoleh BAYU sebesar 0,25.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset structure

dibawah rata-rata diantaranya FAST, ICON, JSPT, PANR, PNSE dan

PTSP. Dapat disimpulkan pada tahun 2012 terdapat 7 perusahaan yang

memiliki struktur aset diatas rata-rata dan mengindikasikan tingginya aset

tetap yang dimiliki, sedangkan 7 perusahaan lainnya memiliki struktur aset

dibawah rata-rata dan mengindikasikan rendahnya aset tetap yang dimiliki.

Pada tahun 2013, diketahui rata-rata tingkat Asset structure sebesar

0,69. Dengan nilai Asset structure tertinggi diperoleh MAMI sebesar 0,95.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset structure

diatas rata-rata diantaranya BUVA, HOME, INPP, KPIG, PJAA dan SHID.

Sedangkan nilai Asset structure terendah diperoleh BAYU sebesar 0,27.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset structure

dibawah rata-rata diantaranya FAST, ICON, JSPT, PANR, PNSE dan

Page 130: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

113

PTSP. Dapat disimpulkan pada tahun 2013 terdapat 7 perusahaan yang

memiliki struktur aset diatas rata-rata dan mengindikasikan tingginya aset

tetap yang dimiliki, sedangkan 7 perusahaan lainnya memiliki struktur aset

dibawah rata-rata dan mengindikasikan rendahnya aset tetap yang dimiliki.

Pada tahun 2014, diketahui rata-rata tingkat Asset structure sebesar

0,69. Dengan nilai Asset structure tertinggi diperoleh MAMI sebesar 0,94.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset structure

diatas rata-rata diantaranya BUVA, HOME, INPP, KPIG, PJAA dan SHID.

Sedangkan nilai Asset structure terendah diperoleh ICON sebesar 0,22.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset structure

dibawah rata-rata diantaranya BAYU, FAST, JSPT, PANR, PNSE dan

PTSP. Dapat disimpulkan pada tahun 2014 terdapat 7 perusahaan yang

memiliki struktur aset diatas rata-rata dan mengindikasikan tingginya aset

tetap yang dimiliki, sedangkan 7 perusahaan lainnya memiliki struktur aset

dibawah rata-rata dan mengindikasikan rendahnya aset tetap yang dimiliki.

Pada tahun 2015, diketahui rata-rata tingkat Asset structure sebesar

0,71. Dengan nilai Asset structure tertinggi diperoleh MAMI sebesar 0,94.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset structure

diatas rata-rata diantaranya BUVA, HOME, INPP, KPIG, PJAA, PNSE dan

SHID. Sedangkan nilai Asset structure terendah diperoleh ICON sebesar

0,10. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset

structure dibawah rata-rata diantaranya BAYU, FAST, JSPT, PANR dan

PTSP. Dapat disimpulkan pada tahun 2015 terdapat 8 perusahaan yang

Page 131: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

114

memiliki struktur aset diatas rata-rata dan mengindikasikan tingginya aset

tetap yang dimiliki, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki struktur aset

dibawah rata-rata dan mengindikasikan rendahnya aset tetap yang dimiliki.

Pada tahun 2016, diketahui rata-rata tingkat Asset structure sebesar

0,68. Dengan nilai Asset structure tertinggi diperoleh INPP sebesar 0,93.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset structure

diatas rata-rata diantaranya BUVA, HOME, MAMI, PJAA, PNSE, PTSP

dan SHID. Sedangkan nilai Asset structure terendah diperoleh ICON

sebesar 0,10. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Asset

structure dibawah rata-rata diantaranya BAYU, FAST, JSPT, KPIG dan

PANR. Dapat disimpulkan pada tahun 2016 terdapat 8 perusahaan yang

memiliki struktur aset diatas rata-rata dan mengindikasikan tingginya aset

tetap yang dimiliki, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki struktur aset

dibawah rata-rata dan mengindikasikan rendahnya aset tetap yang dimiliki.

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa MAMI menjadi

perusahaan dengan nilai asset structure tertinggi periode 2011-2015.

Sebaliknya, BAYU menjadi perusahan dengan nilai asset strucutre terendah

pada periode 2011-2013 dan ICON menjadi perusahan dengan nilai asset

structure terendah pada periode 2014-2016. Sehingga dapat disimpulkan

berdasarkan nilai asset structure, mengindikasikan hal yang baik bagi

MAMI dalam menarik investor, dikarenakan struktur aktiva dapat dijadikan

jaminan bagi investor agar investor tersebut percaya bahwa perusahaan

Page 132: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

115

dapat melunasi hutangnya. (Sartono, 2010:249 dalam Ni Putu Mirah

Darmayanti, 2013 : 716).

Berdasarkan grafik 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat 2 perusahaan

yang memiliki trren nilai asset structure yang berbeda dengan perusahaan

lainnya, yaitu BAYU dan ICON. Dimana BAYU menjadi perusahan dengan

nilai asset structure terendah pada periode 2011-2013, namun bergerak naik

pada tahun-tahun berikutnya. Sebaliknya, ICON justru mengalami

penurunan nilai asset strucutre pada periode 2014-2016.

6. Firm size (FS)

Menurut Sujianto (2001), ukuran perusahaan menggambarkan

besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan total aktiva jumlah

penjualan, rata-rata total penjualan aset, dan rata-rata total aktiva.

Berikut ini disajikan tabel dan grafik yang berisi data Firm size dari

perusahaan-perusahaan pariwisata, restoran, dan hotel periode 2011-2016

yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Page 133: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

116

Tabel 4.6

Data Deskriptif Firm size (FS)

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 BAYU 26,27 26,57 26,84 26,65 27,19 26,83

2 BUVA 27,49 27,83 28,02 28,14 28,57 28,72

3 FAST 21,16 21,30 21,43 21,49 21,56 21,67

4 HOME 25,89 26,32 26,29 26,29 26,28 26,31

5 ICON 25,24 25,13 25,03 26,35 26,78 26,87

6 INPP 27,76 28,24 28,30 28,32 29,22 29,27

7 JSPT 28,69 28,83 28,86 28,91 28,93 28,99

8 KPIG 28,30 28,63 29,63 29,93 30,04 30,28

9 MAMI 27,23 27,28 27,33 27,36 27,40 27,44

10 PANR 20,45 20,74 20,97 21,24 21,28 21,55

11 PJAA 28,18 28,50 28,60 28,70 28,77 28,96

12 PNSE 26,57 26,59 26,82 26,79 26,79 26,94

13 PTSP 18,71 19,13 19,34 19,50 19,48 19,49

14 SHID 27,84 27,90 28,00 27,99 28,00 28,00

Rata-Rata 25,70 25,93 26,10 26,26 26,45 26,52

Maksimum 28,69 28,83 29,63 29,93 30,04 30,28

Minimum 18,71 19,13 19,34 19,50 19,48 19,49

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 dan grafik 4.6 dapat dilihat besarnya Firm size

(FS) Perusahaan sub sektor Pariwisata, restoran, dan hotel yang dijadikan

sampel penelitian periode 2011 – 2016.

Pada tahun 2011, diketahui rata-rata tingkat Firm size sebesar 25,70.

Dengan nilai Firm size tertinggi diperoleh JSPT sebesar 28,69. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size diatas rata-rata

diantaranya BAYU, BUVA, HOME, INPP, KPIG, MAMI, PJAA, PNSE

dan SHID. Sedangkan nilai Firm size terendah diperoleh PTSP sebesar

18,71. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size

dibawah rata-rata diantaranya FAST, ICON dan PANR. Dapat disimpulkan

Page 134: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

117

pada tahun 2011 terdapat 10 perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan

diatas rata-rata dan mengindikasikan tingginya total aset yang dimiliki,

sedangkan 4 perusahaan lainnya memiliki ukuran perusahaan dibawah rata-

rata dan mengindikasikan rendahnya total aset yang dimiliki.

Pada tahun 2012, diketahui rata-rata tingkat Firm size sebesar 25,93.

Dengan nilai Firm size tertinggi diperoleh JSPT sebesar 28,83. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size diatas rata-rata

diantaranya BAYU, BUVA, HOME, INPP, KPIG, MAMI, PJAA, PNSE

dan SHID. Sedangkan nilai Firm size terendah diperoleh PTSP sebesar

19,13. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size

dibawah rata-rata diantaranya FAST, ICON dan PANR. Dapat disimpulkan

pada tahun 2012 terdapat 10 perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan

diatas rata-rata dan mengindikasikan tingginya total aset yang dimiliki,

sedangkan 4 perusahaan lainnya memiliki ukuran perusahaan dibawah rata-

rata dan mengindikasikan rendahnya total aset yang dimiliki.

Pada tahun 2013, diketahui rata-rata tingkat Firm size sebesar 26,10.

Dengan nilai Firm size tertinggi diperoleh KPIG sebesar 29,63. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size diatas rata-rata

diantaranya BAYU, BUVA, HOME, INPP, JSPT, MAMI, PJAA, PNSE

dan SHID. Sedangkan nilai Firm size terendah diperoleh PTSP sebesar

19,34. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size

dibawah rata-rata diantaranya FAST, ICON dan PANR. Dapat disimpulkan

pada tahun 2013 terdapat 10 perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan

Page 135: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

118

diatas rata-rata dan mengindikasikan tingginya total aset yang dimiliki,

sedangkan 4 perusahaan lainnya memiliki ukuran perusahaan dibawah rata-

rata dan mengindikasikan rendahnya total aset yang dimiliki.

Pada tahun 2014, diketahui rata-rata tingkat Firm size sebesar 26,26.

Dengan nilai Firm size tertinggi diperoleh KPIG sebesar 29,93. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size diatas rata-rata

diantaranya BAYU, BUVA, HOME, ICON, INPP, JSPT, MAMI, PJAA,

PNSE dan SHID. Sedangkan nilai Firm size terendah diperoleh PTSP

sebesar 19,50. Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm

size dibawah rata-rata diantaranya FAST dan PANR. Dapat disimpulkan

pada tahun 2014 terdapat 11 perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan

diatas rata-rata dan mengindikasikan tingginya total aset yang dimiliki,

sedangkan 3 perusahaan lainnya memiliki ukuran perusahaan dibawah rata-

rata dan mengindikasikan rendahnya total aset yang dimiliki.

Pada tahun 2015, diketahui rata-rata tingkat Firm size sebesar 26,45.

Dengan nilai Firm size tertinggi diperoleh KPIG sebesar 30,04. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size diatas rata-rata

diantaranya BAYU, BUVA, ICON, INPP, JSPT, MAMI, PJAA, PNSE dan

SHID. Sedangkan nilai Firm size terendah diperoleh PTSP sebesar 19,48.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size dibawah

rata-rata diantaranya FAST, HOME dan PANR. Dapat disimpulkan pada

tahun 2015 terdapat 10 perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan diatas

rata-rata dan mengindikasikan tingginya total aset yang dimiliki, sedangkan

Page 136: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

119

4 perusahaan lainnya memiliki ukuran perusahaan dibawah rata-rata dan

mengindikasikan rendahnya total aset yang dimiliki.

Pada tahun 2016, diketahui rata-rata tingkat Firm size sebesar 26,52.

Dengan nilai Firm size tertinggi diperoleh KPIG sebesar 30,28. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size diatas rata-rata

diantaranya BAYU, BUVA, ICON INPP, JSPT, MAMI, PJAA, PNSE dan

SHID. Sedangkan nilai Firm size terendah diperoleh PTSP sebesar 19,49.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm size dibawah

rata-rata diantaranya FAST, HOME dan PANR. Dapat disimpulkan pada

tahun 2016 terdapat 10 perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan diatas

rata-rata dan mengindikasikan tingginya total aset yang dimiliki, sedangkan

4 perusahaan lainnya memiliki ukuran perusahaan dibawah rata-rata dan

mengindikasikan rendahnya total aset yang dimiliki.

Page 137: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

120

Gambar 4.6

Grafik Firm size (FS)

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui KPIG menjadi perusahaan

dengan nilai firm size tertinggi dalam periode yang paling lama, yaitu tahun

2013-2016. Sebaliknya PTSP menjadi perusahaan dengan nilai firm size

terendah pada seluruh periode penelitian, yaitu tahun 2011-2016. Sehingga

dapat disimpulkan dalam periode penelitian ini KPIG memiliki total aset

yang terdiri dari aset lancar maupun aset tetap lebih tinggi dibanding

perusahaan lainnya. Sedangkan PTSP memiliki total aset yang terdiri dari

aset lancar maupun aset tetap lebih rendah dibanding perusahaan lainnya.

0

5

10

15

20

25

30

35

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

BAYU

BUVA

FAST

HOME

ICON

INPP

JSPT

KPIG

MAMI

PANR

PJAA

PJAA

PNSE

PTSP

SHID

Page 138: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

121

Berdasarkan grafik 4.6 dapat diketahui terdapat 3 perusahaan yang

memiliki tren nilai firm size lebih rendah dibanding tren nilai firm size

perusahaan lainnya, yaitu diantaranya FAST, PANR dan PTSP. Sehingga

dapat disimpulkan dalam periode penelitian ini, FAST, PANR dan PTSP

menjadi 3 perusahaan dengan total aset terendah dibanding perusahaan

lainnya.

7. Firm age (FA)

Firm age atau usia perusahaan adalah seberapa lama perusahaan

mampu bertahan, bersaing, dan mengambil kesempatan bisnis yang ada

dalam perekonomian (Syafi’i, 2013 dalam I Putu Arya Ditha Wardana dan

Gede Mertha Sudiarth, 2015)

Di bawah ini disajikan tabel dan grafik yang berisi data Firm age

dari perusahaan-perusahaan pariwisata, restoran, dan hotel periode 2011-

2016 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Berdasarkan tabel 4.7 dan grafik 4.7 dapat dilihat besarnya Firm age

(FA) Perusahaan sub sektor Pariwisata, restoran, dan hotel yang dijadikan

sampel penelitian periode 2011 – 2016.

Page 139: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

122

Tabel 4.7

Data Deskriptif Firm age (FA)

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 BAYU 3,66 3,69 3,71 3,74 3,76 3,78

2 BUVA 2,40 2,48 2,56 2,64 2,71 2,77

3 FAST 3,50 3,53 3,56 3,58 3,61 3,64

4 HOME 3,22 3,26 3,30 3,33 3,37 3,40

5 ICON 2,30 2,40 2,48 2,56 2,64 2,71

6 INPP 2,71 2,77 2,83 2,89 2,94 3,00

7 JSPT 3,58 3,61 3,64 3,66 3,69 3,71

8 KPIG 3,04 3,09 3,14 3,18 3,22 3,26

9 MAMI 3,71 3,74 3,76 3,78 3,81 3,83

10 PANR 2,77 2,83 2,89 2,94 3,00 3,04

11 PJAA 2,94 3,00 3,04 3,09 3,14 3,18

12 PNSE 3,71 3,74 3,76 3,78 3,81 3,83

13 PTSP 3,33 3,37 3,40 3,43 3,47 3,50

14 SHID 3,74 3,76 3,78 3,81 3,83 3,85

Rata-Rata 3,19 3,23 3,28 3,32 3,36 3,39

Maksimum 3,74 3,76 3,78 3,81 3,83 3,85

Minimum 2,30 2,40 2,48 2,56 2,64 2,71

Sumber : Data diolah

Pada tahun 2011, diketahui rata-rata tingkat Firm age sebesar 3,19.

Dengan nilai Firm age tertinggi diperoleh SHID sebesar 3,74. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age diatas rata-rata

diantaranya BAYU, FAST, HOME, JSPT, MAMI dan PNSE dan PTSP.

Sedangkan nilai Firm age terendah diperoleh ICON sebesar 2,30.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age dibawah

rata-rata diantaranya BUVA, INPP, KPIG, PANR dan PJAA. Dapat

disimpulkan pada tahun 2011 terdapat 8 perusahaan yang memiliki usia

diatas rata-rata dan mengindikasikan perusahaa-perusahaan tersebut berdiri

lebih lama dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang

Page 140: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

123

sama, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki usia dibawah rata-rata dan

mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut berusia lebih muda

dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang sama.

Pada tahun 2012, diketahui rata-rata tingkat Firm age sebesar 3,23.

Dengan nilai Firm age tertinggi diperoleh SHID sebesar 3,76. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age diatas rata-rata

diantaranya BAYU, FAST, HOME, JSPT, MAMI dan PNSE dan PTSP.

Sedangkan nilai Firm age terendah diperoleh ICON sebesar 2,40.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age dibawah

rata-rata diantaranya BUVA, INPP, KPIG, PANR dan PJAA. Dapat

disimpulkan pada tahun 2012 terdapat 8 perusahaan yang memiliki usia

diatas rata-rata dan mengindikasikan perusahaa-perusahaan tersebut berdiri

lebih lama dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang

sama, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki usia dibawah rata-rata dan

mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut berusia lebih muda

dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang sama.

Pada tahun 2013, diketahui rata-rata tingkat Firm age sebesar 3,28.

Dengan nilai Firm age tertinggi diperoleh SHID sebesar 3,78. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age diatas rata-rata

diantaranya BAYU, FAST, HOME, JSPT, MAMI dan PNSE dan PTSP.

Sedangkan nilai Firm age terendah diperoleh ICON sebesar 2,48.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age dibawah

rata-rata diantaranya BUVA, INPP, KPIG, PANR dan PJAA. Dapat

Page 141: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

124

disimpulkan pada tahun 2013 terdapat 8 perusahaan yang memiliki usia

diatas rata-rata dan mengindikasikan perusahaa-perusahaan tersebut berdiri

lebih lama dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang

sama, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki usia dibawah rata-rata dan

mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut berusia lebih muda

dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang sama.

Pada tahun 2014, diketahui rata-rata tingkat Firm age sebesar 3,32.

Dengan nilai Firm age tertinggi diperoleh SHID sebesar 3,81. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age diatas rata-rata

diantaranya BAYU, FAST, HOME, JSPT, MAMI dan PNSE dan PTSP.

Sedangkan nilai Firm age terendah diperoleh ICON sebesar 2,56.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age dibawah

rata-rata diantaranya BUVA, INPP, KPIG, PANR dan PJAA. Dapat

disimpulkan pada tahun 2014 terdapat 8 perusahaan yang memiliki usia

diatas rata-rata dan mengindikasikan perusahaa-perusahaan tersebut berdiri

lebih lama dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang

sama, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki usia dibawah rata-rata dan

mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut berusia lebih muda

dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang sama.

Pada tahun 2015, diketahui rata-rata tingkat Firm age sebesar 3,36.

Dengan nilai Firm age tertinggi diperoleh SHID sebesar 3,83. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age diatas rata-rata

diantaranya BAYU, FAST, HOME, JSPT, MAMI dan PNSE dan PTSP.

Page 142: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

125

Sedangkan nilai Firm age terendah diperoleh ICON sebesar 2,64.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age dibawah

rata-rata diantaranya BUVA, INPP, KPIG, PANR dan PJAA. Dapat

disimpulkan pada tahun 2015 terdapat 8 perusahaan yang memiliki usia

diatas rata-rata dan mengindikasikan perusahaa-perusahaan tersebut berdiri

lebih lama dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang

sama, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki usia dibawah rata-rata dan

mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut berusia lebih muda

dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang sama.

Pada tahun 2016, diketahui rata-rata tingkat Firm age sebesar 3,39.

Dengan nilai Firm age tertinggi diperoleh SHID sebesar 3,85. Disamping

itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age diatas rata-rata

diantaranya BAYU, FAST, HOME, JSPT, MAMI dan PNSE dan PTSP.

Sedangkan nilai Firm age terendah diperoleh ICON sebesar 2,71.

Disamping itu, beberapa perusahaan juga memiliki nilai Firm age dibawah

rata-rata diantaranya BUVA, INPP, KPIG, PANR dan PJAA. Dapat

disimpulkan pada tahun 2016 terdapat 8 perusahaan yang memiliki usia

diatas rata-rata dan mengindikasikan perusahaa-perusahaan tersebut berdiri

lebih lama dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang

sama, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki usia dibawah rata-rata dan

mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut berusia lebih muda

dibanding perusahaan lainnya yang bergerak di sektor yang sama.

Page 143: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

126

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa SHID menjadi

perusahaan dengan nilai firm age tertinggi pada tahun 2011-2016 dan ICON

menjadi perusahaan dengan nilai firm age terendah pada tahun 2011-2016.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa SHID adalah perusahaan yang paling

lama berdiri dan ICON adalah perusahaan yang paling baru berdiri

dibanding perusahaan sub sektor pariwisata, restoran dan hotel lainnya.

Gambar 4.7

Grafik Firm age (FA)

Sumber : Data diolah

Berdasarkan grafik 4.7 dapat diketahui bahwa seluruh perusahaan

memiliki tren nilai firm age yang sama, hal ini disebabkan indikator yang

digunakan adalah tahun berdirinya perusahaan. Sehingga akan diperoleh

grafik yang naik dengan stabil dari tahun ke tahun untuk semua perusahaan.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

BAYU

BUVA

FAST

HOME

ICON

INPP

JSPT

KPIG

MAMI

PANR

PJAA

PNSE

PTSP

SHID

Page 144: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

127

C. Analisis Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, baik variabel independen maupun dependen, telah berdistribusi

secara normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005).

Pada uji normalitas menggunakan grafik normal probability plot.

Data dinyatakan berdistribusi normal apabila data (titik) menyebar di sekitar

garis diagonal serta mengikuti arah diagonal atau garis linearnya.

Berdasarkan gambar 4.8 di bawah, dapat dilihat bahwa data (titik-

titik) menyebar disekitar garis diagonal serta mengikuti arah diagonal atau

garis liniernya. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini

berdistribusi normal.

Page 145: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

128

Gambar 4.8

Grafik Normal Probability Plot

Sumber : Data diolah hasil SPSS

Akan tetapi, uji normalitas dengan menggunakan grafik normal

probability plot dapat menimbulkan kerancuan dalam menginterpretasikan

data, dikarenakan dimungkinkan setiap orang menyimpulkan hasil yang

berbeda. Sehingga digunakan uji lainnya dalam uji normalitas ini, yakni uji

One-Sample Kolmogorv – Smirnov (K-S)

Page 146: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

129

Tabel 4.8

Hasil One-Sample K-S

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa Mean ,0000000

Std, Deviation ,46962829

Most Extreme Differences Absolute ,090

Positive ,090

Negative -,069

Kolmogorov-Smirnov Z ,824

Asymp, Sig, (2-tailed) ,505

a, Test distribution is Normal,

Sumber : Data diolah hasil SPSS

Uji normalitas One-Sample Kolmogorv–Smirnov (K-S) test ini

menggunakan Level of Significance sebesar 5%. Sehingga data dinyatakan

berdistribusi normal apabila Asymp. Sig (2 tailed) nilaiya lebih besar dari

5% atau 0,05.

Pada tabel 4.8 di atas, diperoleh hasil analisis residual yang

menyatakan bahwa nilai signifikansi dari fungsi regresi variabel return on

asset, current ratio, asset growth, asset structure, firm size, dan firm age

adalah sebesar 0,505. Dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini

menunjukkan data residual berdistribusi normal.

Page 147: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

130

Berdasarkan hasil grafik 4.8 dan tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa

data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan model regresi tersebut

layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen DER terhadap

variabel independennya, yakni return on asset, current ratio, asset growth,

asset structure, firm size, dan firm age.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen.

Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat

nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh

variabe independen lainnya.

Berdasarkan tabel 4.9 di bawah, hasil perhitungan pada seluruh

variabel independen Return on Asset (ROA), Current Ratio (CR), Asset

growth (AG), Asset structure (AS), Firm size (FS), dan Firm age (FA)

memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.

Page 148: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

131

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ROA ,768 1,302

CR ,829 1,206

AG ,892 1,121

AS ,791 1,264

FS ,715 1,399

FA ,902 1,109

a, Dependent Variable: DER

Sumber : Data diolah hasil SPSS

Pada nilai Tolerance variabel Return on Asset (ROA) nilainya

sebesar 0,768; variabel Current Ratio (CR) nilainya sebesar 0,829; variabel

Asset growth (AG) nilainya sebesar 0,892; variabel Asset structure (AS)

nilainya sebesar 0,791; variabel Firm size (FS) nilainya sebesar 0,715; dan

variabel Firm age (FA) nilainya sebesar 0,902.

Kemudian pada nilai VIF hasilnya adalah variabel Return on Asset

(ROA) nilainya sebesar 1,302; variabel Current Ratio (CR) nilainya sebesar

1,206; variabel Asset growth (AG) nilainya sebesar 1,121; variabel Asset

structure (AS) nilainya sebesar 1,264; variabel Firm size (FS) nilainya

sebesar 1,399; dan variabel Firm age (FA) nilainya sebesar 1,109.

Berdasarkan hasil tabel 4.9 pada nilai Tolerance dan VIF, dapat

disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi

Page 149: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

132

multikolinearitas dan model regresi tersebut layak digunakan untuk

memprediksi variabel dependen DER terhadap variabel independennya,

yakni Return on Asset, Current Ratio, Asset growth, Asset structure, Firm

size, dan Firm age.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu

kesamaan varians dan residual.

Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk pengujian

heteroskedastisitas adalah scatterplot. Dengan dasar pengambilan

keputusan jika titik-titik menyebar tidak membentuk pola dan tersebar

diatas maupun dibawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sebaliknya, apabila titik-titik menyebar membentuk pola tertentu maka

terjadi heteroskedastisitas.

Page 150: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

133

Gambar 4.9

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan gambar 4.9 di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak (random), tidak membentuk suatu pola tertentu, dan tersebar

baik diatas maupun dibawah angka 0. Hal ini menunjukkan bahwa data

dalam penelitian ini tidak heteroskedastisitas (homoskedastisitas).

Akan tetapi, uji heteroskedastisitas dengan menggunakan scatterplot

dapat menimbulkan kerancuan dalam menginterpretasikan data,

dikarenakan jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Sehingga

digunakan uji lainnya dalam pengujian heteroskedastisitas ini. Salah satu uji

statistik yang dapat digunakan untuk menguji heteroskedastisitas adalah

dengan Uji Park.

Page 151: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

134

Tabel 4.10

Hasil Uji Park

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std, Error Beta

1 (Constant) -2,979 2,230 -1,336 ,188

LN_X1 ,013 ,294 ,008 ,046 ,964

LN_X2 -,267 ,290 -,161 -,922 ,361

LN_X3 ,148 ,278 ,085 ,533 ,597

LN_X4 -,918 1,048 -,149 -,876 ,385

LN_X5 9,031 9,069 ,172 ,996 ,325

LN_X6 -,732 ,533 -,219 -1,373 ,176

a, Dependent Variable: LN_ei2

Sumber : Data diolah hasil SPSS

Pada Uji Park, data dapat dilihat pada tabel Coefficients setelah

dilakukan pemangkatan terhadap residual kemudian di Logaritma Natural

(LN) kan. Apabila nilai signifikan (Sig.) variabel independen > 0,05 maka

tidak terjadi heteroskedastisitas, sebaliknya apabila variabel independen <

0,05 maka telah terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh

variabel independent (LN Return on Assets, LN Currrent Ratio, LN Asset

growth, LN Asset structure, LN Firm size, dan LN Firm age) memperoleh

nilai signifikan diatas 0,05.

Untuk nilai signifikansi pada LN Return on Assets sebesar 0,964;

untuk nilai signifikansi pada LN Currrent Ratio sebesar 0,361; untuk nilai

signifikansi pada LN Asset growth sebesar 0,597; untuk nilai signifikansi

Page 152: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

135

pada LN Asset structure sebesar 0,385; untuk nilai signifikansi pada LN

Firm size sebesar 0,325; dan untuk nilai signifikansi pada LN Firm age

sebesar 0,176.

Berdasarkan gambar 4.9 dan tabel 4.10, dapat disimpulkan bahwa

data dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi

tersebut layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen DER

terhadap variabel independennya, yakni Return on Asset, Current Ratio,

Asset growth, Asset structure, Firm size, dan Firm age.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi autokorelasi, pengujian dilakukan dengan

menggunakan uji statistik non-Parametrik Run Test. Dimana data residual

yang acak (random) dengan nilai signifikansi > 0,05.

Page 153: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

136

Tabel 4.11

Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -,04534

Cases < Test Value 42

Cases >= Test Value 42

Total Cases 84

Number of Runs 35

Z -1,556

Asymp, Sig, (2-tailed) ,120

a, Median

Sumber : Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) adalah sebesar 0,120 yang berarti nilai

signifikansi > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam

penelitian ini tidak terjadi autokorelasi dan model regresi tersebut layak

digunakan untuk memprediksi variabel dependen DER terhadap variabel

independennya, yakni Return on Asset, Current Ratio, Asset growth, Asset

structure, Firm size, dan Firm age.

D. Pengujian Hipotesis

1. Pengaruh Secara Simultan Profitabilitas, Likuiditas, Asset Growth,

Asset Structure, Firm Size dan Firm Age Terhadap Struktur Modal

Dalam penelitian ini, Uji Simultan (Uji F) digunakan untuk

menunjukkan apakah semua variabel independen (Return on Asset, Current

Page 154: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

137

Ratio, Asset growth, Asset structure, Firm size, dan Firm age) mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (DER).

Tabel 4.12

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig,

1 Regression 31,522 6 5,254 22,098 ,000a

Residual 18,306 77 ,238

Total 49,827 83

a, Predictors: (Constant), FA, FS, CR, AG, AS, ROA

b, Dependent Variable: DER

Sumber : Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa variabel

independen (Return on Asset, Current Ratio, Asset growth, Asset structure,

Firm size, dan Firm age) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen (DER). Hal ini dapat dilihat pada

nilai signifikansi (Sig.) adalah sebesar 0,000 yang berarti nilai signifikansi

<0,05. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan hasil Sig. pada tabel 4.12, dapat disimpulkan bahwa

variabel independen (Return on Asset, Current Ratio, Asset growth, Asset

structure, Firm size, dan Firm age) berpengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen (DER).

Page 155: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

138

2. Pengaruh Secara Parsial Profitabilitas, Likuiditas, Asset Growth, Asset

Structure, Firm Size dan Firm Age Terhadap Struktur Modal

Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk menunjukan pengaruh variabel

independen (Return on Asset, Current Ratio, Asset growth, Asset structure,

Firm size, dan Firm age) terhadap variabel dependen (DER) secara parsial.

Tabel 4.13

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Sumber : Data diolah hasil SPSS

a. Variabel Return on Asset (ROA) dengan nilai Sig 0,011 < 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan variabel Return on

Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial.

b. Variabel Current Ratio (CR) dengan nilai Sig 0,091 > 0,05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan variabel Current Ratio

(CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial. Namun

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig, B Std, Error Beta

1 (Constant) 7,242 ,641 11,300 ,000

ROA -,037 ,014 -,206 -2,611 ,011

CR -,001 ,001 -,130 -1,711 ,091

AG -,383 ,142 -,198 -2,702 ,008

AS -1,634 ,282 -,450 -5,795 ,000

FS -,078 ,020 -,317 -3,880 ,000

FA -,845 ,128 -,482 -6,625 ,000

a, Dependent Variable: DER

Page 156: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

139

apabila penelitian ini menggunakan Level of Significance 10% atau 0,10

maka nilai Sig 0,091 < 0,10. Maka Ho ditolak dan Ha diterima.

c. Variabel Asset Growth (AG) dengan nilai Sig 0,008 < 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan variabel Asset Growth (AG)

berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial.

d. Variabel Asset Structure (AS) dengan nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan variabel Asset

Structure (AS) berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial.

e. Variabel Firm Size (FS) dengan nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan variabel Firm Size (FS)

berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial.

f. Variabel Firm Age (FA) dengan nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan variabel Firm Age (FA)

berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial.

3. Uji Koefisien Determinasi (Uij R2)

Menurut Ghozali (2013:97) menyatakan Uji koefisien determinasi

bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas

menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted R²

ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua.

Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh > 0,5, maka model

yang digunakan dianggap cukup handal dalam membuat estimasi.

Page 157: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

140

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std, Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,795a ,633 ,604 ,48758 1,026

a, Predictors: (Constant), FA, FS, CR, AG, AS, ROA

b, Dependent Variable: DER

Sumber : Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien

Adjusted R2 sebesar 0,604 atau 60,4%. Hal ini menunjukkan bahwa besar

persentase variasi DER yang dapat djelaskan oleh variasi dari keenam

variabel bebas yaitu Return on Asset, Current Ratio, Asset growth, Asset

structure, Firm size, dan Firm age adalah sebesar 60,4%, sedangkan sisanya

sebesar 39,6% dijelaskan oleh varibel-variabel lain diluar penelitian.

E. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan

hubungan antara dua variabel atau lebih. Selain itu juga untuk menunjukkan

arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

4.15 berdasarkan hasil output SPSS antara variabel independen (Profitabilitas,

Likuiditas, Asset growth, Asset Structure, Firm size, dan Firm age) terhadap

variabel dependen (DER).

Tabel 4.15

Page 158: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

141

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig, B Std, Error Beta

1 (Constant) 7,242 ,641 11,300 ,000

ROA -,037 ,014 -,206 -2,611 ,011

CR -,001 ,001 -,130 -1,711 ,091

AG -,383 ,142 -,198 -2,702 ,008

AS -1,634 ,282 -,450 -5,795 ,000

FS -,078 ,020 -,317 -3,880 ,000

FA -,845 ,128 -,482 -6,625 ,000

a, Dependent Variable: DER

Sumber : Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, maka model regresi penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Model regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. β0 : 7,242 artinya apabila seluruh variabel independen (Return on Asset,

Current Ratio, Asset growth, Asset structure, Firm size, dan Firm age) nol,

maka nilai variabel dependen (DER) sebesar 7,242.

2. β1 : - 0,037 artinya apabila variabel independen Return on Asset naik

sebanyak satu persen sedangkan variabel independen lainnya tetap, maka

akan menurunkan nilai variabel dependen (DER) sebesar - 0,037.

DER = 7,242 - 0,037 ROA - 0,001 CR - 0,383 AG - 1,634 AS - 0,078 FS - 0,845 FA + εi

Page 159: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

142

3. β2 : - 0,001 artinya apabila variabel independen Current Ratio naik

sebanyak satu persen sedangkan variabel independen lainnya tetap, maka

akan menurunkan nilai variabel dependen (DER) sebesar - 0,001.

4. β3 : - 0,383 artinya apabila variabel independen Asset growth naik

sebanyak satu persen sedangkan variabel independen lainnya tetap, maka

akan menurunkan nilai variabel dependen (DER) sebesar - 0,383.

5. β4 : - 1,634 artinya apabila variabel independen Asset structure naik

sebanyak satu persen sedangkan variabel independen lainnya tetap, maka

akan menurunkan nilai variabel dependen (DER) sebesar - 1,634.

6. β5 : - 0,078 artinya apabila variabel independen Firm size naik sebanyak

satu persen sedangkan variabel independen lainnya tetap, maka akan

menurunkan nilai variabel dependen (DER) sebesar - 0,078.

7. β6 : - 0,845 artinya apabila variabel independen Firm age naik sebanyak

satu persen sedangkan variabel independen lainnya tetap, maka akan

menurunkan nilai variabel dependen (DER) sebesar - 0,845.

F. Pembahasan

1. Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Struktur Modal (DER)

Variabel ROA dalam penelitian ini menunjukkan nilai β: -0,037,

yaitu hubungan negatif antara ROA dan DER. Dengan nilai Sig 0,011 <

0,05 menunjukkan pengaruh signifikan. Sehingga dapat disimpulkan

variabel ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap DER secara

parsial. Maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 160: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

143

Hasil penelitian ini mendukung Pecking Order Theory dimana

perusahaan lebih memilih internal financing (pendanaan dari dalam

perusahaan). Dalam kaitannya dengan profitabilitas (ROA) yang

memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER),

dapat disimpulkan bahwa perusahan yang memiliki tingkat profitabilitas

(keuntungan) yang tinggi akan cenderung menghidari pendanaan dari luar

perusahaan dan lebih memilih pendanaan dari dalam perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rafiu Oyesola Salawu dan Akinlolu Ayodeji Agboola (2008), Lutfiana

Mufidhatus Sholikhadi (2016), Putria Yusintha dan Erni Suryandari

(2010), Mohammad Alipour, Mir Farhad Seddigh Mohammadi, dan

HojjatollahDerakhshan (2015), Ronald Ardhy W (2013) dan Ni Putu

Mirah Darmayanti (2013) yang menyatakan bahwa secara parsial

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

2. Pengaruh Likuiditas (CR) terhadap Struktur Modal (DER)

Variabel CR dalam penelitian ini menunjukkan nilai β: -0,001,

yaitu hubungan negatif antara CR dan DER. Dengan nilai Sig 0,091 >

0,05 menunjukkan pengaruh tidak signifikan. Sehingga dapat

disimpulkan variabel CR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

DER secara parsial. Maka Ho diterima dan Ha ditolak. Namun apabila

penelitian ini menggunakan Level of Significance 10% atau 0,10 maka

nilai Sig 0,091 < 0,10. Maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 161: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

144

Dengan Level of Significance 5% penelitian ini belum dapat

membuktikan landasan teori yang menyatakan perusahaan yang memiliki

likuiditas perusahaan yang tinggi berarti memiliki internal financing yang

akan cukup untuk membayar kewajibannya sehingga struktur modal juga

berkurang (Ahmad et al, 2010 dalam Dwi Ema Putra dan I Ketut Wijaya

Kesuma, 2013). Akan tetapi, dengan menggunakan Level of Significance

10% penelitian ini dapat membuktikan landasan teori diatas.

Dalam kaitannya likuiditas (CR) yang memiliki pengaruh negatif

terhadap struktur modal (DER), dapat disimpulkan bahwa perusahan yang

memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan cenderung menghidari

pendanaan dari luar perusahaan dan lebih memilih pendanaan dari dalam

perusahaan dikarenakan semakin tinggi likuiditas perusahaan maka

semakin optimal perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki.

Dalam kaitannya likuiditas (CR) yang tidak berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal, artinya variabel ini bukan merupakan

faktor utama dalam menentukan kebijakan struktur modal perusahaan sub

sektor Pariwisata, Restoran dan Hotel. Disamping itu, dikarenakan

sebagian besar aset yang tertanam pada perusahaan sub sektor ini adalah

aset tetap, maka aset lancar menjadi bagian yang tidak dominan. Hal

inilah yang menyebaban likuditas yang digambarkan dengan aktiva lancar

dan hutang lancar menjadi faktor yang tidak dominan atau bukan faktor

utama dalam menentukan kebijakan strutktur modal.

Page 162: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

145

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dewi Rosita Hafsari Siregar dan I Gusti Bagus Wiksuana (2015) dan

Arief Indra Wahyu Setyawan, Topowijono, dan Nila Firdausi Nuzula

(2016) yang menyatakan bahwa secara parsial likuiditas tidak

berpengaruh terhadap struktur modal.

3. Pengaruh Asset growth (AG) terhadap Struktur Modal (DER)

Variabel AG dalam penelitian ini menunjukkan nilai β: -0,383,

yaitu hubungan negatif antara AG dan DER. Dengan nilai Sig 0,008 <

0,05 menunjukkan pengaruh signifikan. Sehingga dapat disimpulkan

variabel AG berpengaruh negatif signifikan terhadap DER secara

parsial. Maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hasil penelitian ini mendukung Pecking Order Theory dimana

perusahaan lebih memilih internal financing (pendanaan dari dalam

perusahaan). Dalam kaitannya dengan Asset growth (AG) yang

memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER),

dapat disimpulkan bahwa perusahan yang memiliki tingkat

pertumbuhan aset yang tinggi akan cenderung menghidari pendanaan

dari luar perusahaan dan lebih memilih pendanaan dari dalam

perusahaan dikarenakan semakin tinggi aset yang dimiliki perusahaan

maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam memnbiayai

kegiatan perusahaan.

Page 163: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

146

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Raja Patresia Angeliend (2013) dan Ni Putu Mirah

Darmayanti (2013) dimana pada penelitian tersebut menyatakan bahwa

secara parsial Asset growth (AG) berpengaruh positif terhadap struktur

modal.

Akan tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Saurabh Chadha dan Anil K. Sharma (2015) dan

Mohammad Alipour, Mir Farhad Seddigh Mohammadi, Hojjatollah

Derakhshan (2015) yang menyatakan bahwa secara parsial Asset growth

(AG) berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

4. Pengaruh Asset structure (AS) terhadap Struktur Modal (DER)

Variabel AS dalam penelitian ini menunjukkan nilai β: -1,634,

yaitu hubungan negatif antara AS dan DER. Dengan nilai Sig 0,000 <

0,05 menunjukkan pengaruh signifikan. Sehingga dapat disimpulkan

variabel AS berpengaruh negatif signifikan terhadap DER secara

parsial. Maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan hasil uji parsial (Uji t) pada tabel 4.13, dapat

diketahui bahwa variabel Asset structure adalah variabel independen

yang paling dominan dalam mempengaruhi variabel dependen (DER).

Hal ini dapat dilihat dari nilai Beta yang diperoleh variabel Asset

structure adalah yang paling besar diantara variabel independen lainnya,

yaitu sebesar -1,634. Salah satu faktor yang mempengaruhi asset

structure menjadi variabel yang paling dominan dikarenakan sebagian

Page 164: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

147

besar aset yang dimiliki perusahaan sub sektor Pariwisata, Restoran dan

Hotel tertanam dalam aset tetap, sehingga aset tetap menjadi faktor yang

penting dalam menentukan kebijakan struktur modal pada perusahaan

sub sektor ini.

Hasil penelitian ini mendukung Pecking Order Theory dimana

perusahaan lebih memilih internal financing (pendanaan dari dalam

perusahaan). Dalam kaitannya dengan Asset structure (AS) yang

memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER),

dapat disimpulkan bahwa perusahan dengan struktur aset yang tinggi

akan cenderung menghidari pendanaan dari luar perusahaan dan lebih

memilih pendanaan dari dalam perusahaan dengan tingginya aset tetap

yang dimiliki perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mohammad Alipour, Mir Farhad Seddigh Mohammadi dan Hojjatollah

Derakhshan (2015) dan Ronald Ardhy W (2013) yang menyatakan

bahwa secara parsial Asset structure (AS) berpengaruh negatif terhadap

struktur modal.

5. Pengaruh Firm size (FS) terhadap Struktur Modal (DER)

Variabel FS dalam penelitian ini menunjukkan nilai β: -0,078,

yaitu hubungan negatif antara FS dan DER. Dengan nilai Sig 0,000 <

0,05 menunjukkan pengaruh signifikan. Sehingga dapat disimpulkan

Page 165: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

148

variabel FS berpengaruh negatif signifikan terhadap DER secara parsial.

Maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hasil penelitian ini mendukung Pecking Order Theory dimana

perusahaan lebih memilih internal financing (pendanaan dari dalam

perusahaan). Dalam kaitannya dengan Firm size (FS) yang memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER), dapat

disimpulkan bahwa perusahan yang memiliki ukuran yang besar dilihat

dari total aktiva jumlah penjualan, rata-rata total penjualan aset, dan

rata-rata total aktiva (Sujianto, 2001) akan cenderung menghidari

pendanaan dari luar perusahaan dan lebih memilih pendanaan dari

dalam perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Erdinc Karadeniz, Serkan Yilmaz Kandır, Ömer

Iskenderoğlu, dan Yıldırım Beyazit Onal (2011) dan penelitian Putria

Yusintha dan Erni Suryandari (2010), dimana pada penelitian tersebut

menyatakan bahwa secara parsial Firm Size (FS) berpengaruh positif

terhadap struktur modal.

Akan tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rusibana Claude (2016), Mohammad Alipour, Mir

Farhad Seddigh Mohammadi, Hojjatollah Derakhshan (2015) dan I Putu

Arya Ditha Wardana dan Gede Mertha Sudiartha (2015) yang

Page 166: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

149

menyatakan bahwa secara parsial Firm size (FS) berpengaruh negatif

terhadap struktur modal.

6. Pengaruh Firm age (FA) terhadap Struktur Modal (DER)

Variabel FA dalam penelitian ini menunjukkan nilai β: -0,845,

yaitu hubungan negatif antara FA dan DER. Dengan nilai Sig 0,000 <

0,05 menunjukkan pengaruh signifikan. Sehingga dapat disimpulkan

variabel FA berpengaruh negatif signifikan terhadap DER secara

parsial. Maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hasil penelitian ini mendukung Pecking Order Theory dimana

perusahaan lebih memilih internal financing (pendanaan dari dalam

perusahaan). Dalam kaitannya dengan Firm age (FA) yang memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER), dapat

disimpulkan bahwa perusahan dengan usia yang lebih lama akan

cenderung menghidari pendanaan dari luar perusahaan dan lebih

memilih pendanaan dari dalam perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Arief Indra Wahyu Setyawan Topowijono dan Nila

Firdausi Nuzula (2016) dan penelitian Nur Cahyo Nugroho (2014)

dimana pada penelitian tersebut menyatakan bahwa secara parsial Firm

Age (FA) berpengaruh positif terhadap struktur modal.

Akan tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh I Putu Arya Ditha Wardana dan Gede Mertha Sudiartha

Page 167: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

150

(2015) dan Saurabh Chadha dan Anil K. Sharma (2015) yang

menyatakan bahwa secara parsial Firm age (FA) berpengaruh negatif

terhadap struktur modal.

Page 168: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

152

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, asset growth, asset structure,

firm size dan firm age terhadap struktur modal perusahaan sub sektor pariwisata,

restoran dan hotel yang terdaftar di BEI periode 2011-2016, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil uji simultan (Uji F)

Berdasarkan uji simultan (Uji F) yang disajikan dalam tabel

ANOVA, diperoleh nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000, dimana nilai

0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan variabel independen yang

terdiri dari profitabilitas, likuiditas, asset growth, asset structure, firm size

dan firm age secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependennya yaitu Stuktur modal (DER).

2. Hasil uji parsial (Uji t)

Berdasarkan uji parsial (Uji t) yang disajikan dalam tabel

Coefficients, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Variabel profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan negatif

terhadap struktur modal (DER).

b. Variabel likuiditas (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap

struktur modal (DER).

Page 169: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

153

c. Variabel asset growth (AG) berpengaruh signifikan negatif terhadap

struktur modal (DER).

d. Variabel asset strucutre (AS) berpengaruh signifikan negatif

terhadap struktur modal (DER).

e. Variabel firm size (FS) berpengaruh signifikan negatif terhadap

struktur modal (DER).

f. Variabel firm age (FA) berpengaruh signifikan negatif terhadap

struktur modal (DER).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti

menuliskan beberapa implikasi yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu :

1. Bagi Peneliti

Penulisan penelitian ini menambah pengetahuan dan pengalaman

peneliti agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti

perkuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Selain itu penulis dapat membandingkan antara teori

dan praktek yang terjadi di lapangan khususnya mengenai struktur modal

perusahaan.

2. Bagi para pelaku ekonomi

Penelitian ini memberikan informasi mengenai keuangan umumnya

dan struktur modal khususnya sehingga dapat dijadikan bahan

Page 170: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

154

pertimbangan dalam memutuskan kebijakan struktur modal yang akan

digunakan dalam perusahaan maupun kebijakan investasi pada perusahaan.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan

keilmuan bagi kalangan mahasiswa dan civitas akademika. Dapat dijadikan

bahan studi atau bahan untuk menganalisa masalah yang sama dengan

metode yang lain baik dari segi jangka waktu, data yang digunakan, maupun

kaedah analisisnya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dijelaskan di atas, maka

peneliti menuliskan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu :

1. Bagi Para Pelaku Ekonomi

Diharapkan bagi para pelaku ekonomi, khususnya dalam sektor

pariwisata, restoran dan hotel lebih memperhatikan faktor profitabilitas,

likuiditas, asset growth, asset structure, firm size dan firm age dalam

pembuatan kebijakan struktur modal perusahaan maupun kebijakan

investasi pada perusahaan sektor tersebut.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Diantaranya

keterbatasan peridode penelitian, variabel penelitian, dan metode penelitian.

Diharapkan bagi penelitian selanjutnya dapat membuat penelitian dengan

periode yang lebih panjang, variabel yang lebih beragam dan metode yang

Page 171: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

155

digunakan lebih variatif. Sehingga penelitian selanjutnya dapat lebih

representatif terhadap kebijakan struktur modal saat ini.

Page 172: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

156

DAFTAR PUSTAKA

Alipour, Mohammad dkk. “Determinants of capital structure: an empirical study

of firms in Iran”, Emerald Insight, Iran, 2015.

Angeliend, Raja Patresia. “Analisis Struktur Modal Dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya (Studi Pada Sektor Manufaktur Di Bursa Efek

Indonesia)”, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, 2013.

Ardhy W, Ronald. “Pengaruh Company Size, Business Risk, Rate Of Growth, Asset

Structure, Profitability Terhadap Capital Structure Perusahaan

Manufaktur Di Bei Tahun 2009-201”, Universitas Dian Nuswantoro,

Semarang, 2013.

Arifin, Johar. “Statisitik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007”, PT Elex

Media Komputindo , Jakarta, 2008.

Atmaja, Lukas Setia. “Manajemen Keuangan”, Andi, Yogyakarta , 2008.

Brealey, Myers dan Marcus. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan”,

Erlangga, Jakarta , 2008.

Brigham dan Houston. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, Salemba Empat,

Jakarta, 2009.

Chadha, Saurabh dan Anil K. Sharma. “Determinants of capital structure: an

empirical evaluation from India”, Emerald Insight, India, 2015.

Claude, Rusibana. “Organizational Determinants, Capital Structure and Financial

Performance of Firms Registered in Rwanda Development Board”,

Mount Kenya University, Kenya, 2016.

Darmadji dan Fakhrudin. “Pasar modal di Indonesia”, Salemba Empat, Jakarta,

2006.

Darmayanti, Ni Putu Mirah. “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva, dan

Struktur Aktiva Terhadap Keputusan Pendanaan Pada Perusahaan

Others Di BEI”, UNUD , Bali, 2013.

Dendawijaya, Lukman.“Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003.

Fahmi, Irham. “Pengantar Manajemen Keuangan”, Alfabeta, Bandung, 2013.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, UNDIP,

Semarang, 2013.

Page 173: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

157

Hardanti, Siti dan Barbara Gunawan. “Pengaruh Size, Likuiditas, Profitabilitas,

Risiko, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal (Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”,

Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta , 2010.

Harjito, Agus dan Martono. “Manajemen Keuangan”, Ekonisia, Yogyakarta, 2013.

Husnan, Suad. “Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan”, BPFE, Yogyakarta,

2000.

Karadeniz, Erdinc dkk. “Firm Size And Capital Structure Decisions: Evidence

From Turkish Lodging Companies”, International Journal of Economics

and Financial Issues , Turki, 2011.

Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014.

Lukman. “Struktur dan Dampak Sektor Unggulan Ekonomi”, UNPAD Press,

Sumedang , 2011.

Maryanti, Eny. “Analisis Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Pertumbuhan

Penjualan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada

Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia”, Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo, 2016.

Moeljadi. “Manajemen keuangan”, Bayumedia Publishing , Malang, 2006.

Munawir. “Analisis Laporan Keuangan”, Liberty, Yogyakarta , 2007.

Nugroho, Nur Cahyo. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan,

Ukuran Perusahaan, Dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Kerajinan Kuningan Di Kabupaten

Pati”, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2014.

Pitana, I Gde dan Gayatri Putu G. “Sosiologi Pariwisata”, CV. Andi Offset,

Yogyakarta, 2005.

Putra, Dwi Ema dan Ketut Wijaya Kesuma. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Ukuran, Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal Industri Otomotif di

BEI”, UNUD, Bali, 2013.

Riyanto, Bambang. “Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Yogyakarta,

BPFE, 2008.

Salawu, Rafiu Oyesola dan Akinlolu Ayodeji Agboola. “The Determinants Of

Capital Structure Of Large Non-Financial Listed Firms In Nigeria”,

Obafemi Awolowo University, Nigeria, 2008.

Page 174: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

158

Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi”, BPFE, Yogyakarta,

2009.

Setyawan, Arief Indra Wahyu dkk. “Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity,

Profitability, Business Risk, Effective Tax Rate, Asset Tangibility, Firm

Age dan Liquidity Terhadap Struktur Modal Perusahaan”, Universitas

Brawijaya, Malang, 2016.

Sholikhadi, Lutfiana Mufidhatus. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur

Modal Perusahaan Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga Di BEI”,

STIESIA, Surabaya, 2016.

Siregar, Dewi Rosita Hafsari dan Gusti Bagus Wiksuana. “Pengaruh Pertumbuhan

Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Dan Struktur Aktiva Terhadap

Leverage Keuangan Perusahaan Subsector Textile And Garment Di

BEI”, UNUD, Bali, 2015.

Siregar, Syofian. “Statistika Deskriptif untuk Penelitian”, PT. Rajagrafindo

Persada, Jakarta , 2010.

Sjahrial, Dermawan. “Pengantar Manajemen Keuangan”, Mitra Wacana Media,

Jakarta, 2008.

Sujianto. “Dasar-Dasar Management Keuangan”, BPFE, Yogyakarta, 2001.

Wardana, I Putu Arya Ditha dan Gede Mertha Sudiarth. “Pengaruh Likuiditas,

Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis Dan Usia Perusahaan Terhadap

Struktur Modal Pada Industri Pariwisata Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2010-2013”, UNUD, Bali, 2015.

Weston, J. Fred dan Brigham, Eugene F. “Manajemen Keuangan (Manajerial

Finance)”, Erlangga, Jakarta, 1993.

Wibisono, Yusuf. “Metode Statistik”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,

2009.

Widarjono, Agus. “Analisis Statistika Multivariat Terapan”, UPP STIM YKPN,

Yogyakarta, 2010.

Yusintha, Putria dan Erni Suryandari. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Struktur Modal”, UMY, Yogyakarta, 2010.

Zare, Reza dkk. “Examining The Firm Age, Size And Asset Structure Effects On

Financial Leverage In The Firms Listed In Tehran Stock Exchange”,

Islamic Azad University, Iran, 2013.

Page 175: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

160

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama Perusahaan Objek Penelitian

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1. BAYU PT Bayu Buana Tbk

2. BUVA PT Bukit Uluwatu Villa Tbk

3. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk

4. HOME PT Hotel Mandarine Regency Tbk

5. ICON PT Island Concepts Indonesia Tbk

6. INPP PT Indonesian Paradise Property Tbk

7. JSPT PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk

8. KPIG PT Global Land Development Tbk

9. MAMI PT Mas Murni Indonesia Tbk

10. PANR PT Panorama Sentrawisata Tbk

11. PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk

12. PNSE PT Pudjiadi And Sons Tbk

13. PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk

14. SHID PT Hotel Sahid Jaya International Tbk

Page 176: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

161

Lampiran 2 : Data Penelitian

TAHUN PERUSAHAAN DER ROA CR AG AS FS FA

2011

BAYU

1.19 0.0475 1.4760 0.17 0.23 26.27 3.66

2012 1.1 0.0477 1.4751 0.35 0.25 26.57 3.69

2013 1.05 0.0465 1.4440 0.31 0.27 26.84 3.71

2014 0.87 0.0700 1.5288 0.22 0.32 26.65 3.74

2015 0.72 0.0406 1.6013 0.17 0.37 27.19 3.76

2016 0.68 0.0236 1.6746 0.01 0.31 26.83 3.78

2011

BUVA

0.68 0.0624 1.4231 -0.02 0.81 27.49 2.40

2012 0.6 0.0466 1.5311 0.40 0.82 27.83 2.48

2013 0.77 0.0432 1.4392 0.22 0.80 28.02 2.56

2014 0.89 0.0167 1.2554 0.13 0.82 28.14 2.64

2015 0.83 -0.0159 0.6478 0.54 0.90 28.57 2.71

2016 0.86 -0.0063 0.5628 0.16 0.81 28.72 2.77

2011

FAST

0.86 0.1480 1.7966 0.25 0.51 21.16 3.50

2012 0.8 0.1156 1.7679 0.15 0.55 21.30 3.53

2013 0.84 0.0771 1.7042 0.14 0.55 21.43 3.56

2014 0.81 0.0703 1.8826 0.07 0.57 21.49 3.58

2015 1.07 0.0455 1.2619 0.07 0.57 21.56 3.61

2016 1.17 0.0445 1.3747 0.12 0.53 21.67 3.64

2011

HOME

0.55 0.0046 1.2204 -0.06 0.92 25.89 3.22

2012 0.32 -0.0338 1.2212 0.52 0.90 26.32 3.26

2013 0.26 0.0061 0.8333 -0.03 0.93 26.29 3.30

2014 0.26 0.0029 0.7695 0.00 0.91 26.29 3.33

2015 0.24 0.0010 0.7336 -0.01 0.90 26.28 3.37

2016 0.23 -0.0023 0.7898 0.03 0.88 26.31 3.40

2011

ICON

4.5 0.0068 0.9556 0.37 0.51 25.24 2.30

2012 3.15 0.0144 1.0231 -0.10 0.47 25.13 2.40

2013 2.3 0.0497 1.1423 -0.10 0.44 25.03 2.48

2014 0.81 0.0194 1.9895 2.75 0.22 26.35 2.56

2015 1.61 0.0095 1.5109 0.53 0.10 26.78 2.64

2016 1.84 0.0073 1.6180 0.10 0.10 26.87 2.71

2011

INPP

0.78 0.0019 1.5692 0.40 0.87 27.76 2.71

2012 0.86 0.0064 2.0075 0.63 0.90 28.24 2.77

2013 0.89 0.0134 2.3113 0.06 0.87 28.30 2.83

2014 0.84 0.0339 1.8685 0.01 0.86 28.32 2.89

2015 0.24 0.0229 1.4141 1.47 0.91 29.22 2.94

2016 0.25 0.0161 1.8453 0.05 0.93 29.27 3.00

Page 177: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

162

TAHUN PERUSAHAAN DER ROA CR AG AS FS FA

2011

JSPT

0.78 0.0697 1.7932 0.16 0.58 28.69 3.58

2012 0.83 0.0711 1.6661 0.15 0.58 28.83 3.61

2013 0.68 0.0607 1.4882 0.04 0.56 28.86 3.64

2014 0.55 0.0886 2.3805 0.04 0.59 28.91 3.66

2015 0.49 0.0575 2.8154 0.03 0.59 28.93 3.69

2016 0.48 0.0331 2.3294 0.06 0.66 28.99 3.71

2011

KPIG

0.08 0.0234 4.2741 -0.07 0.90 28.30 3.04

2012 0.23 0.0535 1.8106 0.40 0.89 28.63 3.09

2013 0.21 0.0406 2.0686 1.70 0.88 29.63 3.14

2014 0.24 0.0421 3.1944 0.35 0.85 29.93 3.18

2015 0.25 0.0215 3.5739 0.12 0.80 30.04 3.22

2016 0.22 0.0432 7.8306 0.27 0.62 30.28 3.26

2011

MAMI

0.15 0.0023 1.0603 0.02 0.95 27.23 3.71

2012 0.2 0.0033 1.0119 0.05 0.96 27.28 3.74

2013 0.25 0.0035 0.9914 0.05 0.95 27.33 3.76

2014 0.28 0.0045 0.9374 0.03 0.94 27.36 3.78

2015 0.33 0.0027 0.9648 0.04 0.94 27.40 3.81

2016 0.35 0.0026 1.1758 0.04 0.91 27.44 3.83

2011

PANR

1.94 0.0192 0.9833 0.23 0.53 20.45 2.77

2012 2.52 0.0322 1.2695 0.34 0.56 20.74 2.83

2013 2.49 0.0371 1.2080 0.25 0.62 20.97 2.89

2014 2.73 0.0356 1.0307 0.30 0.56 21.24 2.94

2015 3.23 0.0290 0.9689 0.05 0.65 21.28 3.00

2016 2.28 0.0225 1.1818 0.31 0.62 21.55 3.04

2011

PJAA

0.47 0.0932 1.3575 0.11 0.67 28.18 2.94

2012 0.82 0.0745 1.5652 0.37 0.70 28.50 3.00

2013 0.79 0.0724 1.5038 0.10 0.75 28.60 3.04

2014 0.8 0.0802 0.8955 0.11 0.83 28.70 3.09

2015 0.75 0.0925 1.1797 0.08 0.80 28.77 3.14

2016 1.11 0.0302 1.1348 0.20 0.76 28.96 3.18

2011

PNSE

0.69 0.1275 1.9012 0.08 0.64 26.57 3.71

2012 0.55 0.1170 1.9808 0.02 0.65 26.59 3.74

2013 0.65 0.1058 2.5870 0.26 0.61 26.82 3.76

2014 0.5 0.0686 2.8515 -0.03 0.64 26.79 3.78

2015 0.53 0.0364 1.6773 0.00 0.78 26.79 3.81

2016 0.81 0.0019 1.9774 0.16 0.79 26.94 3.83

2011 PTSP

0.9 0.2032 1.1873 0.22 0.56 18.71 3.33

2012 0.72 0.1755 1.4736 0.53 0.60 19.13 3.37

Page 178: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

163

TAHUN PERUSAHAAN DER ROA CR AG AS FS FA

2013 0.6 0.1011 1.8613 0.23 0.59 19.34 3.40

2014 0.82 0.0731 1.4890 0.17 0.65 19.50 3.43

2015 1.15 -0.0054 1.0005 -0.02 0.70 19.48 3.47

2016 1.02 0.0153 1.0005 0.01 0.68 19.49 3.50

2011

SHID

0.36 0.0081 1.1944 1.00 0.87 27.84 3.74

2012 0.41 0.0097 1.6288 0.05 0.86 27.90 3.76

2013 0.55 0.0101 1.2572 0.11 0.86 28.00 3.78

2014 0.52 0.0086 1.2244 0.00 0.87 27.99 3.81

2015 0.55 0.0002 1.1574 0.01 0.88 28.00 3.83

2016 0.55 -0.0045 1.0042 0.00 0.88 28.00 3.85

Lampiran 3 : Uji Normalitas

Page 179: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

164

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 84

Normal Parametersa Mean ,0000000

Std, Deviation ,46962829

Most Extreme Differences Absolute ,090

Positive ,090

Negative -,069

Kolmogorov-Smirnov Z ,824

Asymp, Sig, (2-tailed) ,505

a, Test distribution is Normal,

Lampiran 4 : Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ROA ,768 1,302

CR ,829 1,206

AG ,892 1,121

AS ,791 1,264

FS ,715 1,399

FA ,902 1,109

a, Dependent Variable: DER

Page 180: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

165

Lampiran 5 : Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std, Error Beta

1 (Constant) -2,979 2,230 -1,336 ,188

LN_X1 ,013 ,294 ,008 ,046 ,964

LN_X2 -,267 ,290 -,161 -,922 ,361

LN_X3 ,148 ,278 ,085 ,533 ,597

LN_X4 -,918 1,048 -,149 -,876 ,385

LN_X5 9,031 9,069 ,172 ,996 ,325

LN_X6 -,732 ,533 -,219 -1,373 ,176

a, Dependent Variable: LN_ei2

Page 181: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

166

Lampiran 6 : Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -,04534

Cases < Test Value 42

Cases >= Test Value 42

Total Cases 84

Number of Runs 35

Z -1,556

Asymp, Sig, (2-tailed) ,120

a, Median

Lampiran 7 : Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig,

1 Regression 31,522 6 5,254 22,098 ,000a

Residual 18,306 77 ,238

Total 49,827 83

a, Predictors: (Constant), FA, FS, CR, AG, AS, ROA

b, Dependent Variable: DER

Page 182: PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, ASSET GROWTH, …

167

Lampiran 8 : Uji Parsial (Uji t)

Lampiran 9 : Uji Koefisien Determinasi (Uij R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std, Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,795a ,633 ,604 ,48758 1,026

a, Predictors: (Constant), FA, FS, CR, AG, AS, ROA

b, Dependent Variable: DER

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig, B Std, Error Beta

1 (Constant) 7,242 ,641 11,300 ,000

ROA -,037 ,014 -,206 -2,611 ,011

CR -,001 ,001 -,130 -1,711 ,091

AG -,383 ,142 -,198 -2,702 ,008

AS -1,634 ,282 -,450 -5,795 ,000

FS -,078 ,020 -,317 -3,880 ,000

FA -,845 ,128 -,482 -6,625 ,000

a, Dependent Variable: DER