pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

33
26 4.1. 4.1.1. BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan PT HM SAMPOERNA Tbk, singkatan dari PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Terbuka. Mempunyai lambang Perusahaan berupa 2 ekor singa saling berhadapan yang dibawahnya terdapat pita hias bertuliskan: ANGGARDA PARAMITHA, yang artinya menuju kesempurnaan, dimana PT HM Sampoerna Tbk yang bergerak di bidang industri sigaret kretek yang selalu menuju kesempurnaan kualitas produksi dengan tiada henti. PT HM Sampoerna Tbk didirikan pada tahun 1913 di jalan Taman Sampoerna No. 6, Surabaya oleh Bapak Liem Seeng Tee. Bapak Liem Seeng Tee dan istrinya, Siem Tjiang Nie mendirikan badan hukum dengan nama Handel Maatshappij Liem Seeng Tee, yang dalam waktu singkat berubah menjadi PT. Handel Maatshappij Sampoerna. Pada saat itu rokok yang diproduksi masih sangat sederhana, berupa rokok klobot yang diracik dan dijual sendiri. Beberapa saat kemudian perusahaan ini memproduksi rokok “234” atau “Dji Sam Soe”. Secara perlahan sesuai tuntutan jaman, rokok yang diproduksi sigaret dalam bentuk rokok kretek yang bertahan sampai sekarang. Karena Bapak Liem Seeng Tee berusia lanjut, tongkat kepemimpinan diserahkan kepada putra beliau yaitu Bapak Liem Swie Ling yang lebih dikenal dengan Aga Sampoerna pada tahun 1959.

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

26

4.1.

4.1.1.

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

PT HM SAMPOERNA Tbk, singkatan dari PT HANJAYA MANDALA

SAMPOERNA Terbuka. Mempunyai lambang Perusahaan berupa 2 ekor singa

saling berhadapan yang dibawahnya terdapat pita hias bertuliskan:

ANGGARDA PARAMITHA, yang artinya menuju kesempurnaan, dimana

PT HM Sampoerna Tbk yang bergerak di bidang industri sigaret kretek yang

selalu menuju kesempurnaan kualitas produksi dengan tiada henti.

PT HM Sampoerna Tbk didirikan pada tahun 1913 di jalan Taman

Sampoerna No. 6, Surabaya oleh Bapak Liem Seeng Tee. Bapak Liem Seeng Tee

dan istrinya, Siem Tjiang Nie mendirikan badan hukum dengan nama Handel

Maatshappij Liem Seeng Tee, yang dalam waktu singkat berubah menjadi

PT. Handel Maatshappij Sampoerna. Pada saat itu rokok yang diproduksi masih

sangat sederhana, berupa rokok klobot yang diracik dan dijual sendiri. Beberapa

saat kemudian perusahaan ini memproduksi rokok “234” atau “Dji Sam Soe”.

Secara perlahan sesuai tuntutan jaman, rokok yang diproduksi sigaret

dalam bentuk rokok kretek yang bertahan sampai sekarang. Karena Bapak Liem

Seeng Tee berusia lanjut, tongkat kepemimpinan diserahkan kepada putra beliau

yaitu Bapak Liem Swie Ling yang lebih dikenal dengan Aga Sampoerna pada

tahun 1959.

Page 2: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

27

Pada tanggal 19 Oktober 1963, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

didirikan berdasarkan akta notaris Anwar Mahajudin, S.H. No. 69. Akte pendirian

ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No. J.A. 5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta diumumkan dalam

Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 November 1964.

Selama 12 tahun di bawah kepemimpinannya, “Dji Sam Soe” kembali berjaya

dengan berhasil menjual 1,2 juta batang rokok “Dji Sam Soe" per hari. Pada

Januari 1979, Sampoerna memasarkan sigaret kretek tangan lainnya dengan nama

“Sampoerna A” yang menandai era kepemimpinan Aga Sampoerna.

Bapak Aga Sampoerna mulai mengadakan ekspansi dan pengembangan

perusahaan dengan mendirikan PT.Panamas di Bali pada tahun 1956. Penyerapan

tenaga kerja sangat banyak, melakukan penambahan merk produk baru,

meningkatkan produksi yang tentu saja juga menambah pemasukan devisa bagi

negara melalui penyetoran pita cukai. Usia lanjut pulalah yang menyebabkan

beliau menyerahkan perusahaan ini kepada putra beliau yakni Bapak Putera

Sampoerna.

Pada tahun 1978, didirikan cabang di Malang, yaitu dengan membeli

perusahaan Philip Morris, dan memindahkan pabrik Panamas dari Denpasar ke

Malang. Sejak awal tahun 1982, Putra Sampoerna memindahkan kegiatan

pengolahan cengkeh, tembakau, percetakan pembungkus dan pembuatan sigaret

mesin dari Taman Sampoerna ke lokasi baru, yaitu di Jalan Rungkut Industri Raya

18 Surabaya. Pabrik Taman Sampoerna dipertahankan untuk kegiatan pelintingan

rokok dengan tangan. Putra Sampoerna dan Budi Sampoerna, menerapkan

kebijakan baru dengan sistem pembelian tembakau langsung ke petani.

Page 3: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

28

Untuk mendukung penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk, dibangun laboratorium ultra

modern di Rungkut. Rungkut juga merupakan lokasi laboratorium pengawas

mutu canggih Sampoerna yang melayani seluruh fasilitas peracikan dan

pembuatan rokok di samping berfungsi sebagai tempat pembuatan sigaret kretek

mesin dan sigaret kretek tangan, pusat fasilitas operasional untuk akuntansi

perusahaan, sistem informasi manajemen, pengawasan persediaan dan

manufakturing tembakau, sumber daya manusia, pemasaran dan keuangan.

Pada tahun 1990, Sampoerna telah berubah dari perusahaan keluarga

menjadi perusahaan publik. Hal ini ditandai dengan penjualan 27.000.000

sahamnya melalui Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada

14 Desember 1995 Sampoerna telah berubah menjadi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN).

Dengan demikian perusahaan ini sekarang dipimpin oleh tiga generasi

dari dinasti sampoerna. Kemajuan yang dialami semakin tampak jelas, baik

produk yang dihasilkan maupun pengembangan tenaga ke ja yang ada. Dalam

mengendalikan perusahaan ini beliau tidak ingin menjadi yang terbesar, tetapi

memilih menjadikan perusahaan ini paling menguntungkan. Kesanggupan kerja

dan pengalaman membuat rokok kretek bermutu merupakan gambaran dinamika

yang tidak pernah pudar dan lapuk.

Bapak Putra Sampoerna yang banyak menghabiskan waktunya di Amerika

Serikat, memperoleh pengalaman yang sarat dengan kemajuan-kemajuan

teknologi di barat. Hal ini diwujudkan dengan membentuk pabrik di Rungkut,

Surabaya yang menjadi kantor pusat Sampoerna.

Page 4: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

29

Sampoerna yang aktif melakukan modernisasi dan berkonsentrasi pada

pengembangan sumber daya manusia merupakan investasi yang berdasarkan

harapan di masa depan. Bahkan sejak Juli 1990, PT HM Sampoerna Tbk telah

go public. Seiring dengan keyakinan Bapak Putera Sampoerna bahwa kakek

beliau adalah yang memberi tradisi, ayahnya yang memberi fondasi dan tugasnya

sekarang adalah membangun dan membesarkan perusahaan. Sampoerna memang

beda dengan produk lain, yakni pada rasanya. Rokok Sampoerna disebut

“TOBACCO BASED” karena kenikmatan rasa diperoleh dari tembakau, bukan

dari saus yang diramu pada tembakau.

Pada tahun 1994, PT HM Sampoerna Tbk mengadakan kerjasama yaitu

“Sistem Mitra Kerja Buruh Gawe” dengan 5 koperasi di Jawa Timur, yakni:

Natang, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Babat. Dan pada tahun 1999

melakukan kerjasama lagi dengan 17 koperasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Untuk cabang Kedung Baruk, didirikan pada tahun 1996. Pada waktu itu

kemajuan serta pengembangan kinerja dari PT HM Sampoerna Tbk sangat

membanggakan. Hal ini menuntut respon dari manajemen untuk meningkatkan

sistem kerja yang lebih sempurna. Wujud nyata dari tindakan tersebut adalah

upaya melakukan ekspansi atau pembangunan pabrik baru tepatnya pada tanggal

27 Agustus 1996.

Gedung yang dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan cengkeh

kini dialihfungsikan menjadi manufaktur yang pada awalnya menampung tenaga

kerja sebanyak 760 orang. Penambahan dan pengembangan sarana penunjang

serta lay out pabrik dibuat sedemikian rupa disesuaikan dengan standar Safety

yang ada mengingat Kedung Baruk merupakan "Pilot Project".

Page 5: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

30

Pendirian dan perencanaan awal pembangunan cabang Kedung Baruk

melibatkan secara langsung Head Of SKT, Bapak Hadi Taufan dibantu oleh

Bapak Yanuar Admadja selaku Superintedant, selanjutnya per 1 September 1996

tampuk pimpinan diserahkan kepada Bapak Sonny Handoyo yang sebelumnya

menjabat sebagai Plant Manajer SKT Malang. Dalam menjalankan roda

organisasi Bapak Sony Handoyo dibantu 2 orang staff, masing-masing: Achmad

Sunardi sebagai Superintendant dan Abdul Malik sebagai General Affair.

Dengan penemuan-penemuan baru misalnya produk A Mild, A King serta

produk-produk lainnya mampu menghantarkan plant Kedung Baruk berbicara

dalam “TQP Convension” yang merupakan salah satu acara tahunan yang

diselenggarakan oleh SKT General bekerja sama dengan Departement TQP.

Penghargaan terbaik ke III tahun 1997, terbaik ke II untuk tahun 1998 dan terbaik

ke II di tahun 2000 disandang meski dalam usia yang relatif masih muda, dengan

mengedepankan komitmen untuk selalu menjadi yang lebih baik.

Predikat sebagai “Plant Percontohan” bukan sebuah usaha yang sia-sia,

prestasi yang diperoleh tidak hanya dalam masalah kuantitas melalui TQP

Convension, namun dalam House Keeping SKT Kedung Baruk merupakan salah

satu plant yang diperhitungkan dengan prestasi sebagai terbaik I lomba K3

(Keselamatan, Kesehatan Kerja) antar Plant dalam rangka menyambut HUT

Sampoerna ke 84.

Dan di tahun 1994 mendapatkan “Zero Accident Award” dari Bapak

Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia yaitu: Bapak Fahmi Idris dan Gurbenur

Jawa Timur Bapak Imam Hutomo dalam rangka bulan K3 Nasional. Demikian

juga pada tahun 2000 mendapatkan penghargaan yang sama dari Menteri

Page 6: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

31

Tenaga Kerja Republik Indonesia, Bapak Bomer Pasaribu. Tahun 2000

mendapatkan penghargaan “Zero Accident Award” dari menteri Tenaga Kerja

Republik Indonesia Bapak AI Hilal Hamdi dan penghargaan dari Gurbenur Jawa

Timur, Bapak Imam Hutomo dan penyerahan penghargaan dari Menteri Tenaga

Kerja tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ibu Megawati

Soekarno Putri di Jakarta.

4.1.2. Lokasi Perusahaan

Lokasi industri PT HM Sampoerna Tbk menempati lahan seluas 1.38 Ha

yang berlokasi di jalan Kedung Baruk No.25, kelurahan Kedung Baruk,

Kecamatan Rungkut Surabaya. Bangunan terdiri atas 1 unit gudang material dan

maintenance dan 4 unit gudang produksi.

4.1.3. Unit-unit Produksi

Pada awal bulan November 1996, Sampoerna mulai memproduksi 2 brand

ialah DSS dan SAG, yaitu nama kelompok dari produk-produk yang ada. Target

awal untuk produksi SAG adalah 2.000.000 batang per minggu karena pada bulan

Desember 1996, di tuntut untuk meningkatkan produksi hingga mencapai

23.800.000 batang per minggu. Dengan demikian dibutuhkan persiapan yang

matang untuk sarana dan prasarana yang menunjang.

Page 7: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

32

Tahun

1996

1997

Tabel 1 Data Produksi Dss Dan Sag

DSS SAG

Pemasaran 4.1.4.

Bagian pemasaran Rate Demand dilakukan oleh kantor pemasaran

di Jakarta. Untuk penjualan dilakukan melalui distributor yaitu PT Panamas,

anak perusahaan Sampoerna, yang memiliki kantor di Surabaya yakni

Gedung Wismasier lantai 2. PT Panamas dan pemasarannya mempunyai

kantor cabang di seluruh kota-kota besar di Indonesia yakni: di Malang,

Solo, Bandung, Jakarta, Denpasar, Ujung Pandang, Menado, Ambon,

Lampung, Palembang, Medan, Aceh, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda dan

Balikpapan. Seluruh jenis produk sebagian besar dipasarkan pada tingkat nasional

saja. Untuk ekspor hanya dilakukan di negara Malaysia.

Page 8: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

33

4.1.5. Struktur Organisasi Perusahaan

Suatu badan usaha harus memiliki bagan atau struktur yang dapat

menggambarkan hubungan antara fungsi-fungsi yang ada, jenjang-jenjang yang

ada dalam badan usaha, maupun kedudukan orang-orang yang terlibat di dalam

badan usaha tersebut.

Struktur organisasi yang baik dapat memperlancar palaksanaan

operasional badan usaha karena masing-masing pihak atau bagian yang terlibat

dapat mengetahui dengan lebih jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab. Badan

usaha dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai

tujuan yang telah digariskan.

Struktur organisasi PT.Sampoerna Tbk terdapat pada gambar 2 berikut:

Page 9: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan
Page 10: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

35

4.2. Deskripsi Data

4.2.1. Kegiatan Riset dan Pengembangan dalam PT HM Sampoerna Tbk

Secara garis besar kegiatan riset dan pengembangan yang dilakukan

PT HM Sampoerna Tbk meliputi:

1. Riset dan pengembangan dalam rangka menciptakan produk baru yang sesuai

dengan tuntutan pasar.

2. Penyempurnaan terhadap produk lama serta proses produksi agar lebih efisien

sehingga biaya operasional dapat ditekan.

3. Perancangan terhadap peralatan atau mesin yang digunakan dalam proses

produksi untuk menghasilkan produk baru.

4. Memodifikasi peralatan atau mesin yang akan digunakan dalam proses

produksi.

5 . Pengujian peralatan baru untuk keandalan, keamanan dan kesesuaian.

6. Pengkajian teknologi dan jasa baru untuk meningkatkan kualitas produk.

Selain itu ada juga kegiatan pengembangan yang baru saja diterapkan

disana, kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

1. sistem ucutan pada bagian Pak SAG

2. membuat meja giling ganda

3. pengendalian proses produksi melalui peta kualitas

4. penempatan rokok hasil guntingan

5. meja giling milenium

PT HM SAMPOERNA Tbk sebagai perusahaan di Indonesia secara sadar

berupaya membantu pemerintah dalam melaksanakan program-program

pembangunan. Hal tersebut mendorong perusahaan untuk lebih menggiatkan

Page 11: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

36

kegiatan riset dan pengembangan baik untuk tujuan mempertahankan dan

memperbaiki kualitas produk maupun untuk menghasilkan atau menciptakan

produk-produk baru yang inovatif untuk mengimbangi tuntutan dan permintaan

pasar yang semakin kompleks.

Selama ini kegiatan riset dan pengembangan PT HM Sampoerna Tbk,

ternyata membuahkan hasil yang memuaskan hal tersebut ditunjukkan dengan

diterimanya produk perusahaan di pasar.

4.2.2. Perlakuan Akuntansi Perusahaan atas Biaya Riset dan

Pengembangan

Perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan selama ini terhadap

biaya riset dan pengembangan yang telah dikeluarkan adalah dengan mengakui

dan mencatat setiap biaya yang telah dikeluarkan sebagai beban pada periode

terjadinya.

Perusahaan tidak memperhatikan bahwa suatu biaya riset dan

pengembangan tidak bisa dengan semudah itu kita akui dan bukukan sebagai

beban periode terjadinya. Pencatatan atas biaya riset dan pengembangan

merupakan ha1 yang penting, kesalahan dalam pembebanan biaya riset dan

pengembangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan yang dihasilkan.

Di dalam SAK No.20 disebutkan bahwa harus dibuat pemisahan antara

kegiatan riset dan pengembangan karena akan mempengaruhi perlakuan

akuntansinya. Sifat riset adalah sedemikian rupa sehingga terdapat ketidakpastian

Page 12: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

37

(insuficient certainty) bahwa manfaat keekonomian masa depan akan direalisasi

sebagai hasil dari pengeluaran riset tertentu. Oleh karena itu biaya riset diakui

sebagai beban dalam periode terjadinya.

Biaya pengembangan suatu proyek diakui sebagai beban dalam periode

terjadinya kecuali apabila dipenuhi kriteria untuk pengakuan sebagai aktiva

(Hendriksen, 1990; Smith dan Skousen, 1993). Manfaat ekonomi yang

diharapkan diperoleh dari kegiatan pengembangan meliputi pendapatan dari

penjualan produk atau proses oleh perusahaan, dan penghematan biaya atau

manfaat lain yang diakibatkan dari penggunaan produk atau proses di

perusahaan itu.

PT HM Sampoerna Tbk selama ini tidak memisahkan kegiatan riset dan

pengembangan. Selain itu ada kegiatan yang seharusnya tidak tergolong sebagai

kegiatan riset dan pengembangan, oleh perusahaan dimasukkan sebagai bagian

dari jenis biaya riset dan pengembangan. Perusahaan selama ini membebankan

secara langsung pengeluaran riset dan pengembangan sebagai biaya litbang

(penelitian dan pengembangan) pada periode terjadinya.

Pihak manajemen pada banyak perusahaan sangat menyadari dengan

semakin pesatnya perkembangan kegiatan riset dan pengembangan perlu

mempertimbangkan biaya-biayanya baik dari sudut pandang jangka panjang

maupun jangka pendek. Dari sudut pandang jangka panjang, pihak manajemen

harus yakin bahwa suatu program sejalan dengan perkembangan pasar dan

Page 13: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

38

permintaan di masa mendatang dan bahwa biaya program di masa mendatang

sesuai dengan kondisi keuangan.

Dari sudut pandang jangka pendek, manajemen harus yakin bahwa

usaha-usaha eksperimental yang dilaksanakan hanya untuk program yang

akan memberikan tingkat hasil pengembalian yang memuaskan atau

menguntungkan sebagai pengganti atas biaya yang telah dikeluarkan

oleh perusahaan.

Proyek riset dan pengembangan seringkali bersaing dengan proyek-proyek

lainnya untuk memperoleh alokasi sumber keuangan yang telah ditetapkan oleh

pihak manajemen perusahaan. Oleh karena itu maka nilai dari program riset

dan pengembangan harus diperhatikan sejelas mungkin, sehingga dengan

demikian pihak manajemen dapat membandingkan dengan program yang serupa

dan peluang investasi lainnya.

Suatu pengeluaran untuk kegiatan riset dan pengembangan dapat

meliputi biaya bahan baku, peralatan, fasilitas, personalia, jasa-jasa kontrak

dan alokasi atas biaya tak langsung yang khususnya berkaitan dengan kegiatan

riset dan pengembangan.

Suatu faktor utama yang dipertimbangkan dalam memutuskan

apakah biaya riset dan pengembangan harus diperhitungkan sebagai biaya atau

sebagai aktiva adalah sampai sejauh mana biaya-biaya tersebut dapat ditetapkan

pada keuntungan-keuntungan tertentu di masa yang akan datang. Sekiranya suatu

pengeluaran untuk kegiatan riset dan pengembangan dapat ditetapkan mempunyai

kaitan sebagai akibat dengan keuntungan-keuntungan atau man faat yang akan

diperoleh di masa yang akan datang maka pengeluaran-pengeluaran yang telah

Page 14: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

39

terjadi dapat dibukukan sebagai aktiva. Sebaliknya apabila hubungan sebab akibat

ini tidak dapat dipastikan maka pengeluaran tersebut dibukukan sebagai biaya

dalam periode terjadinya.

Biaya pengembangan suatu proyek diakui sebagai beban dalam periode

terjadinya kecuali apabila dipenuhi kriteria untuk pengakuan sebagai aktiva.

Manfaat ekonomi yang diharapkan diperoleh dari kegiatan pengembangan

meliputi pendapatan dari penjualan produk atau proses, penghematan biaya atau

manfaat lain yang diakibatkan dari penggunaan produk atau proses oleh

perusahaan itu sendiri. Alokasi atas biaya riset dan pengembangan

diasumsikan lebih baik karena penghapusan sekaligus bisa menyebabkan laba

bersih yang rendah sehingga menunjukkan kondisi yang tidak wajar.

Ringkasan pengeluaran yang diakui perusahaan sebagai biaya riset

dan pengembangan pada tahun 1999 dapat dilihat pada tabel 2.

Dari tabel 2 terlihat bahwa ada beberapa macam pengeluaran

yang seharusnya tidak digolongkan sebagai biaya riset maupun sebagai

biaya pengembangan tetapi oleh perusahaan digolongkan sebagai pengeluaran

riset dan pengembangan. Pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut:

manajemen dan sistem prosedur serta konsuitan komputer yaitu merupakan

fee konsultan untuk kegiatan yang berhubungan dengan penyusunan sistem

dan prosedur kerja perusahaan serta membantu penerapan program-program

komputer di perusahaan.

Page 15: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

40

Tabel 2 Perlakuan Atas Pengeluaran Yang Diakui Perusahaan Sebagai Biaya Riset

PERL AKU AN

Dan Pengembangan Tahun 1999

lab

I TOTAL Sumber:Internal Perusahaan

Page 16: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

41

Dalam perkembangannya, kegiatan riset dan pengembangan di

PT HM Sampoerna Tbk lebih mengarah kepada kegiatan pengembangan dengan

meneruskan hasil-hasil riset yang telah diperoleh dimasa awal pendirian

perusahaan. Jadi, kegiatan pengembangan sekarang lebih ditekankan baik untuk

menciptakan produk samping ataupun produk dengan kualitas baru yang lebih

memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan pengembangan ini merupakan tindak

lanjut dari kegiatan riset yang telah dilaksanakan terlebih dahulu.

Berdasarkan wawancara dengan pejabat perusahaan yang benvenang

menunjukkan bahwa kegiatan riset dan pengembangan perusahaan selama

tahun 1999 lebih mengarah dan bersifat pengembangan. Maka pengeluaran untuk

kegiatan ini disebut sebagai biaya pengembangan yang seharusnya dikapitalisasi

sebagai beban ditangguhkan dan diamortisasi dalam periode yang tidak lebih dari

lima tahun atau tarif amortisasi minimum adalah 20% per tahun.

Perusahaan selama ini membebankan seluruh pengeluaran riset dan

pengembangan sebagai biaya pada periode terjadinya dengan alasan kepraktisan.

Perusahaan tidak menggolongkan biaya riset dan biaya pengembangan secara

terpisah dan tidak memperhatikan masa manfaat yang diterima dari kegiatan riset

dan pengembangan tersebut.

Page 17: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

42

4.3. Analisis dan Pembahasan

4.3.1. Penerapan PSAK No.20 atas biaya Riset dan Pengembangan

Dalam perusahaan, kegiatan riset dan pengembangan yang dilakukan

secara garis besar adalah untuk menciptakan atau memperbaiki produk atau

proses. Kegiatan ini akan memberikan manfaat untuk masa-masa yang akan

datang sehingga seharusnya biaya yang telah dikeluarkan untuk riset dan

pengembangan harus dikapitalisasi dan dibebankan dalam periode-periode atau

kurun waktu yang pada periode tersebut merasakan manfaatnya, khususnya untuk

biaya pengembangan. Apabila temyata bahwa kegiatan pengembangan yang

sudah dijalankan tidak memberi manfaat seperti yang diharapkan maka biaya

tersebut harus diturunkan nilainya atau dihapuskan dan diakui sebagai beban.

Untuk menguji apakah biaya-biaya yang berkaitan dengan aktivitas

pengembangan layak untuk dikapitalisasi, berikut ini akan disajikan

pembuktiannya sesuai dengan kriteria-kriteria dalam PSAK No.20:

1. Produk atau proses didefinisikan dengan jelas dan biaya-biaya

yang dapat diatribusikan kepada produk atau proses dapat diidentifikasi

secara terpisah dan diukur secara andal. PT HM Sampoerna pada

tahun 1999 memproduksi produk baru yang bernama A King.

Biaya-biaya pengembangan produk A King dapat diidentifikasi

secara jelas. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan untuk

mengidentifikasi biaya-biaya yang berkaitan dengan produk

A King, diketahui bahwa biaya-biaya tersebut meliputi: alih

teknologi pertanian, sewa tempat, penelitian produk dasar,

penelitian produk terapan, kerjasama pengujian penggunaan produk,

Page 18: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

43

promosi dan pengembangan produk dan studi perbandingan.

Biaya-biaya yang diatribusikan untuk produk A King terdapat

pada tabel 3 berikut.

Tabel 3 Aktivitas-Aktivitas Dan Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Produk A King

Pada Tahun 1999

Sewa tempat

Sumber: Internal perusahaan

Biaya-biaya tersebut merupakan biaya-biaya yang terjadi dalam

rangka memproduksi produk A King. Alih teknologi pertanian

mempunyai tujuan untuk mengetahui perkembangan tanaman

tembakau baik jenis tembakau gunung maupun jenis tembakau

ladang serta kualitas dari tembakau tersebut. Sewa tempat, tujuan

utamanya ialah dalam rangka penghematan. Dengan menyewa tempat

maka perusahaan tidak perlu membeli suatu bangunan ataupun

membangun gedung. Dengan demikian selain menghemat biaya

juga menghemat waktu. Tempat tersebut disewa dari PT Astra.

Page 19: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

44

2.

Penelitian produk dasar dan produk terapan, tujuannya ialah dalam

rangka pengolahan tembakau yang sesuai dengan program

pemerintah yang berdasarkan pada peraturan dari WHO, dimana

dalam mengolah tembakau menjadi rokok hams menggunakan

kadar tar dan nikotin yang telah ditetapkan yaitu: tar 15 mg dan nikotin

1,1 mg. Kerjasama pengujian penggunaan produk, tujuannya sama

dengan biaya penelitian produk dasar dan produk terapan, hanya

saja diujikan pada produk yang sudah jadi. Promosi dan

pengembangan produk memiliki tujuan untuk memperkenalkan

produk baru kepada konsumen yang telah ada dan juga kepada

konsumen baru. Studi perbandingan, tujuannya ialah untuk

membandingkan kualitas dari produk sendiri dengan produk dari

perusahaan lain.

Kelayakan teknis dari produk atau proses dapat ditunjukkan.

PT HM Sampoerna telah memenuhi kriteria ini. Produk A King

adalah jenis produk baru yang dibuat sesuai dengan program pemerintah

yang berdasarkan pada peraturan dari WHO dimana dalam

mengolah tembakau menjadi rokok harus menggunakan kadar tar dan

nikotin yang telah ditetapkan yaitu: tar 15 mg dan nikotin 1,1 mg.

Selain itu komplain yang masuk dari para konsumen tidak banyak,

seperti adanya benda-benda asing yang ikut tercampur di dalam kemasan

produk.

Page 20: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

45

3. Perusahaan bermaksud untuk memproduksi dan memasarkan atau

menggunakan produk atau proses tersebut. Produk A King memang

direncanakan untuk diproduksi dan dipasarkan secara has. Produk

tersebut juga ditujukan untuk menjaring konsumen-konsumen baru.

Untuk tahun-tahun ke depan PT HM Sampoerna Tbk akan terus

melakukan pengembangan terhadap produk A King. Realisasi produksi

yang telah terjadi tahun 1999, perusahaan memproduksi produk A King

sebanyak 144,809,500 batang, yaitu 55% seluruh produk. Tahun 2000

sebanyak 205,300,600 batang, yaitu 58% dari seluruh produk dan pada

tahun 2001 sebanyak 258,943,650 batang, yaitu 61% dari seluruh produk.

Sedangkan pada tahun 2002 masih direncanakan memproduksi sebanyak

263,705,200 batang, yaitu 63% dari seluruh produk. Data diatas

membuktikan bahwa pengembangan produk A King memenuhi kriteria

ketiga pengakuan biaya pengembangan sebagai aktiva dalam PSAK

No.20.

4. Adanya pasar untuk produk atau proses tersebut, atau jika

akan digunakan sendiri, kegunaannya untuk perusahaan dapat

ditunjukkan. Pasar untuk produk A King sudah ada yaitu pasar yang

sama dengan produk-produk yang sebelumnya. Untuk penj ualannya

dilakukan melalui distributor PT Panamas, anak perusahaan Sampoerna

yang memiliki kantor di Surabaya yakni Gedung Wismasier lantai 2.

PT Panamas dan pemasarannya mempunyai kantor cabang

di seluruh kota-kota besar di Indonesia, yakni: di Malang, Solo, Bandung,

Jakarta, Denpasar, Ujung Pandang, Menado, Ambon, Lampung,

Page 21: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

46

Palembang, Medan, Aceh, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda dan

Balikpapan. Untuk ekspor hanya dilakukan di negara Malaysia. Untuk

tahun 1999, produk A King hanya dipasarkan di Pulau Jawa saja. Untuk

Kota Surabaya sebesar 40% dan sisanya untuk kota-kota besar lainnya.

Tahun 2000 mulai dipasarkan di luar Pulau Jawa. Untuk Pulau Jawa

sebesar 85% dan sisanya dipasarkan di luar pulau Jawa. Tahun 2001 untuk

Pulau Jawa dikurangi menjadi 75% dan sisanya untuk dipasarkan diluar

pulau Jawa.

Terdapat sumber daya yang cukup, atau ketersediaannya dapat ditunjukkan,

untuk menyelesaikan proyek dan memasarkan atau menggunakan produk

atau proses tersebut. PT HM Sampoema Tbk memiliki sumber daya yang

cukup yaitu pertanian tembakau yang dibedakan jenisnya: tembakau

gunung dan tembakau ladang. Dari kedua jenis tembakau ini dipilih yang

benar-benar berkualitas dengan cara mengikuti perkembangannya.

Sumber daya lainnya yaitu tenaga kerja. Pola pikir serta

orientasi yang diarahkan dalam bentuk multi skill yang pada akhirnya

tidak diperlukan banyak personil dalam mengejakan fungsi kerja.

Salah satu yang paling menonjol dalam perwujudan ide

tersebut adalah “Admin Centre ” yang memfokuskan atau

mengkonsentrasikan alur informasi administrasi dalam satu lingkup.

MuIti skill tidak hanya terbatas hanya pada staff bulanan, pekeja harian

dan borongan juga dikembangkan dimana pekeja tidak hanya memiliki

satu keahlian namun bersifat multi- Pekeja bisa mengerjakan di semua

alur produksi dari giling sampai bandrol. Keinginan agar mendapatkan

5 .

Page 22: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

47

secara dengan diupayakan potensial yang manusia daya sumber

dengan melakukan training-training ataupun penyuluhan. berkala

Jumlah tenaga kerja yang dimiliki PT HM Sampoerna Tbk dijelaskan

pada tabel 4 berikut.

Tabel 4 Data Jumlah Tenaga Kerja

I I I I Sumber : Internal Perusahaan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan

bahwa biaya-biaya untuk pengembangan produk A King memenuhi syarat untuk

dikapitalisasi. Dalam mengkapitalisasi dan mengamortisasi biaya-biaya tersebut

terdapat jurnal koreksi, yaitu sebagai berikut:

1. Jurnal koreksi untuk mengkapitalisasi Biaya Riset dan Pengembangan pada

tahun 1999 (dalam jutaan rupiah):

Aktiva lain-lain (biaya R&D)

Laba ditahan

*) lihat tabel 5

1 1,690

11,690*)

Page 23: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan
Page 24: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

Tabel 5 PERLAKUAN AKUNTANSI YANG SEHARUSNYA ATAS BIAYA RISET DAN PENGEMBANGAN SESUAI PSAK NO

(prod)

(prod)

lain-lain)

(urn

(urn (urn

TOTAL

Beban

20

Page 25: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

50

4.3.2. Pengaruh Perlakuan Akuntansi atas Biaya Riset dan Pengembangan

terhadap penyajian Laporan Keuangan

Perbedaan laporan keuangan setelah penerapan perlakuan akuntansi atas

biaya riset dan pengembangan yang sesuai dengan PSAK No.20 seperti yang

ditunjukkan pada tabel 6 yaitu laporan laba rugi konsolidasi tahun 1999 dan

tabel 7 yaitu neraca konsolidasi tahun 1999 dan tabel 8 yaitu laporan laba rugi

konsolidasi tahun 2000 dan tabel 9 yaitu neraca konsolidasi tahun 2000 akan

menyebabkan perubahan informasi akuntansi di dalam laporan keuangan

PT HM Sampoerna Tbk.

Perhitungan pada laporan rugi laba konsolidasi tahun 1999 yaitu untuk

biaya penjualan dikapitalisasi sebesar Rp 1 1.690.000.000,00 dan untuk biaya

umum dan administrasi diamortisasi sebesar Rp 2.338.000.000,00 hal tersebut

mengakibatkan jumlah beban penjualan mengalami pembahan dari

Rp 160.013.000.000,00 menjadi Rp 148.373.000.000,00 dan jumlah beban

umum dan administrasi berubah dari Rp 153.014.000.000,00 menjadi

Rp 155.352.000.000,00 sehingga jumlah laba bersih juga mengalami perubahan

dari Rp 755.719.000.000,00 menjadi Rp 765.071 .000.000,00 Sedangkan

perhitungan pada neraca konsolidasi tahun 1999 pada aktiva lain-lain

ditambahkan beban ditangguhkan sebesar Rp 9.352.000.000,00 yang berasal dari

selisih antara Rp 11.690.000.000,00 dan Rp 2.338.000.000,00 sehingga jumlah

aktiva lain-lain mengalami perubahan dari Rp 247.708.000.000,00 menjadi

Rp 257.060.000.000,00 dan jumlah aktiva berubah dari Rp 5.465.23 1 .000.000

menjadi Rp 5.474.583.000.000,00. Pada saldo laba ditahan juga bertambah

sebesar Rp 9.352.000.000,00 yang mengakibatkan berubahnya jumlah saldo laba

Page 26: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

5 1

dari Rp 1.391.755.000.000,00 menjadi Rp 1.401.108.000.000,00 dan

berubahnya jumlah ekuitas yaitu dari Rp 2.401.408.000.000,00 menjadi

Rp 2.41 0.760.000.000,00 sehingga jumlah kewajiban dan ekuitas dari

Rp 5.465.23 1 .000.000,00 menjadi Rp 5.474.583.000.000,00.

Page 27: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

52

Tabel 6 Perbandingan Laporan Laba Rugi Konsolidasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan

Psak No.20 Pt Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Dan Anak Perusahaan

Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 1999

(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal Per Saham)

PENJUALAN BERSIH

BEBAN POKOK PENJUALAN

LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha LABA USAHA

BEBAN(PENGHASILAN)LAIN-lAIN Beban Pernbiayaan

RugiLaba Kurs dan Beban Swap-Bersih

Beban Emisi Obligasi dan Beban Transaksi Hutang Efek

Penghasilan Bunga

Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi

Lain-lain-Bersih

Beban(Penghasi1an) Lain-lain-Bersih

LABA SEBELUM POS LUAR BIASA

Beban(Penghasilan) Lain-lain-Bersih POS LUAR BIASA

LABA SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN

TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN

Periode bejalan Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan LABA SEBELUM BAGIAN MINORITAS ATAS- LABA BERSIH SEBELUM ANAK PERUSAHAAN BAGIAN MINORITAS ATAS LABA BERSIH- ANAK PERUSAHAAN

LABA BERSIH

**) 153,014+2,338 *) 160,013-11,690

sebelum sesudah

3,454,622 3,454.622

160.013 148,323') 153,014 155,352 **)

939.114

139,237 139,237

163,962 163,962

10.813 10,813

(27.1 65) (27.165)

(2.559) (2.559)

(1 2.401)

(56,037) (56.037)

995.151 1,004,503

221,865 221,865

756.723 766.075

Sumber: dari perusahaan diolah penulis

Page 28: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

53

Tabel 7

Pt Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Dan Anak Perusahaan 30 Juni 1999

(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal Per Saham)

Perbandingan Neraca Konsolidasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Psak No.20

AKTIVA LANCAR Kas dan Setara Kas Penempatan Jangka Pendek

Pihak Ketiga-setelah dikurangi Penyisihan Piutang Ragu-ragu sebesar Rp7,492 pada Tahun 2000 dan Rp1.070 pada Tahun 1999 Pihak Hubungan lstimewa

Lain-lain Pihak Ketiga-setelah dikurangi Penyisihan Piutang- Pihak Hubungan lstimewa Persediaan-Bersih Uang Muka Pembelian Tembakau Biaya dan Pajak Dibayar Dimuka Aktiva Lancar lainnya

Jumlah Aktiva Lancar

AKTlVA PAJAK DITANGGUHKAN-bersih

PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA

TANAH UNTUK PENGEMBANGAN

PENYERTAAN SAHAM

AKTlVA TETAP

Nilai Tercatat

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku

KONTRAK VALUTA ASING BERJANGKA-bersih

DANA PELUNASAN KONTRAK VALUTA ASlNG BERJANGKA

AKTlVA LAIN-LAIN Beban ditangguhkan-bersih Goodwill Aktiva yang tidak digunakan dalam usaha

Uang Muka Pembelian Aktiva Tetap

Taksiran Tagihan Pajak Penghasilan

Lain-lain

Jumlah Aktiva lain-lain

JUMLAH AKTIVA *) 11,690-2,338

sebelum sesudah 1999

631,462 631.462 118.773 11 8,773

107,138 1 07,138 3.297 3.297

20,374 20,374 456 456

1,517,616 1,517.616 133,571

24,685 24,685 133,571

2 214.026

11 1,635 11 1,635

1,917.934 1.917.934

(374,568)

1.543.366

695.566

40.417

- 9.352*)

12,632 12,632 19,723 19.723

70.056 70,056

110,026 110.026

5,465,231 5.4 74,583

Page 29: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

54

Lanjutan tabel 7 sebelum sesudah

1999 1999

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Hutang Bank

Usaha

Pihak ketiga Pihak Hubungan lstimewa

Lain-lain Pihak Ketiga Pihak Hubungan istimewa Hutang Bank dan Cukai Hutang Dividen Biaya masih harus dibayar

Hutang Bank

Sewa Guna Usaha

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek

KEWAJIBAN PAJAK DITANGGUHKAN-bersih

HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang Bank

Sewa Guna Usaha

Hutang Efek

Hutang Obligasi

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang

SELlSlH NlLAI PEROLEHAN DENGAN N I W NOMINAL- HUTANG EFEK YANG DlPEROLEH KEMBALI HAK MINORITAS ATAS ANAK PERUSAHAAN YANG DlKONSOLlDASl

EKUITAS

Modal Saham-nilai nominal Rp500 per saham Modal Dasar-1,260,000,000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh-928,000,000 saham Agio Saham Selisih Penilaian kembali Aktiva Tetap Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Selisih Kurs karena penjabaran Laporan Keuangan Saldo Laba ditahan Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS *) 1,39 I ,756+11,690-2,338

41,062 41,062

132,657 132,657 3 1,277 31,277

17,324 17,324 8,084 8,084

543.561 543,561

35.035 35,035

246.509 246,509 70,864 70.864

1,126.373 1,126,373

138,454 138,454

26,091 26,091

776.671 776,671

15,325 15,325

791,996 791,996 790.305 790,305

1,582,301 1,582,301

136,800 136,800 53,804 53.804

464,000 464.000 180.400 180,400

16 16 (1 83) (1 83)

365,419 365,419 1,391,756 1,401.108*) 2,401.408 2,410.760 5.465,231 5.474.583

Sumber: dari perusahaan diolah penulis

Page 30: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

55

Pada laporan rugi laba konsolidasi tahun 2000 yaitu untuk biaya umum

dan administrasi diamortisasi sebesar Rp 2.338.000.000,00. Hal tersebut

menngakibatkan jumlah beban umum dan administrasi berubah dari

Rp 168.903.000.000,00 menjadi Rp 171.241.000.000,00 sehingga jumlah laba

bersih juga mengalami perubahan dari Rp 689.777.000.000,00 menjadi

Rp 687.439.000.000,00. Sedangkan perhitungan pada neraca konsolidasi tahun

2000 pada aktiva lain-lain ditambahkan beban ditangguhkan sebesar

Rp 2.338.000.000,00 sehingga jumlah aktiva lain-lain mengalami perubahan dari

Rp 213.452.000.000,00 menjadi Rp 214.1 14.000.000,00 dan jumlah aktiva

berubah dari Rp 7.208.394.000.000,00 menjadi Rp 7.206.056.000.000,00

Sedangkan pada saldo laba ditahan juga bertambah sebesar Rp 2.338.000.000,00

yang mengakibatkan berubahnya jumlah saldo laba ditahan dari

Rp 2.274.5 13.000.000,00 menjadi Rp 2.272.175.000.000,00 dan berubahnya

jumlah ekuitas yaitu dari Rp 3.41 1.764.000.000,00 menjadi

Rp 3.404.426.000.000,00 sehingga jumlah kewajiban dan ekuitas dari

Rp 7.208.394.000.000,00 menjadi Rp 7.206.056.000.000,00.

Selisih laba rugi sebelum dan sesudah mengkapitalisasi dan

mengamortisasi biaya pengembangan produk A King pada tahun 1999

adalah sebesar laba meningkat sebesar Rp 9.352.000.000,00. Bila dilihat dari segi

materialitas, jumlah tersebut bisa dikatakan tidak material untuk

PT HM Sampoema Tbk. Tetapi bagi PT HM Sampoema Tbk sendiri hal ini

justru turut mendukung salah satu program perusahaan yaitu “cost saving”.

Program ini ada semenjak tahun 1998 dan dilakukan dalam rangka melakukan

penghematan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

Page 31: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

56

Tabel 8 Perbandingan Laporan Laba Rugi Konsolidasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan

Psak No.20 Pt Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Dan Anak Perusahaan

Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2000

(Dalarn Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal Per Saharn)

PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN

LABA KOTOR

BEBAN USAHA

Penjualan

Umum dan Administrasi

Jumlah Beban Usaha

LABA USAHA

BEBAN(PENGHASlLAN)LAIN-LAIN Beban Pembiayaan Rugi/Laba Kurs dan Beban Swap-Bersih

Beban Emisi Obligasi dan Beban Transaksi Hutang Efek

Penghasilan Bunga

Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi Lain-lain-Bersih

Beban(Penghasilan) Lain-lain-Bersih

LABA SEBELUM POS LUAR BlASA Beban(Penghasilan) Lain-lain-Bersih POS LUAR BlASA

LABA SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN

TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN

Periode berjalan

Ditangguhkan

Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan

LABA BERSIH SEBELUM ANAK PERUSAHAAN LABA SEBELUM BAGIAN MINORITAS ATAS-

BAGIAN MINORITAS ATAS LABA BERSIH- ANAK PERUSAHAAN LABA BERSIH *) 168,903+2,338

sebelum sesudah 2000 2000

4,385,019 4.385.019 2,915,464 2.91 5,464

1,469,555 1,469,555

216,160 216,160

168,903 171,241*)

385,063 387,401

1,084,492 1,082,154

145,819 145.819 96.862 96,862

685 685

(24,243) (24.243)

(344) (344) (1 354) (1 354)

217.425 217.425

867.067 864,729 217.425 217,425 103.604 103.604

970,671 968,333

286,598 286.598

(7,369) (7,369) 279,229 279.229

689.104 691,442

1,665 1,665 689.777 687.439

Surnber: dari perusahaan diolah penulis

Page 32: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

57

Tabel 9

Pt Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Dan Anak Perusahaan 30 Juni 2000

(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal Per Saham)

Perbandingan Neraca Konsolidasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Psak No.20

sebelum sesudah 2000 2000

AKTIVA LANCAR

Kas dan Setara Kas Penempatan Jangka Pendek Piutanq Usaha Pihak Ketiga-setelah dikurangi Penyisihan Piutang Ragu-ragu sebesar Rp7.492 pada Tahun 2000 dan Rp1.070 pada Tahun 1999 Pihak Hubungan lstimewa Piutang Lain-lain Pihak Ketiga-setelah dikurangi Penyisihan Piutang-

Pihak Hubungan lstirnewa

Persediaan-Bersih

Uang Muka Pembelian Ternbakau

Biaya dan Pajak Dibayar Dimuka

Aktiva Lancar lainnya

Jumlah Aktiva Lancar

AUTWA PAJAK DITANGGUHKAN-bersih

PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA

TANAH UNTUK PENGEMBANGAN

PENYERTAAN SWAM

AKTIVA TETAP

Nilai Tercatat

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku

KONTRAK VALUTA ASING BERJANGKA-bersih

DANA PELUNASAN KONTRAK VALUTA ASlNG BERJANGKA

AKTIVA LAIN-LAIN Beban ditangguhkan-bersih Goodwill Aktiva yang tidak digunakan dalam usaha Uang Muka Pernbelian Aktiva Tetap Taksiran Tagihan Pajak Penghasilan Lain-lain Jumlah Aktiva lain-lain JUMLAH AKTIVA *) 213.452-2.338

454,311 454.31 1 75.825 75.825

182.125 182,125 674 674

48,618 48,618

905 905 2,719,922 2.719.922

175,794 175,794 52,310 52,310 86,770 86,770

3,797,254 3,797,254

1,496 1,496 3,001 3,001

111,896 1 11,896

20.224 20,224

2.422.379 2,422,379

(546.300) (546.300)

1.876.079 1.876.079

1,108,033 1.108.033 76,959 76.959

2,338 84.260 84,260 38,185 38.185 29,995 29.995 655 655

60,357 60,357 213.452 21 1,114 *)

7.208.394 7.206.056

Page 33: Pengaruh perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

58

Lanjutan tabel 9 sebelum sesudah

2000 2000

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Hutang Bank

Hutang Usaha

Pihak ketiga Pihak Hubungan lstimewa Hutang Lain-lain Pihak Ketiga Pihak Hubungan istimewa Hutang Bank dan Cukai Hutang Dividen Biaya masih harus dibayar

Kewaiiban Jangka Panjang Jatuh Tempo dalam waktu satu tahun

Hutang Bank

Sewa Guna Usaha

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek

KEWAJIBAN PAJAK DITANGGUHKAN-bersih

HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang Bank

Sewa Guna Usaha

Hutang Efek

Hutang Obligasi

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang

HUTANG EFEK YANG DIPEROLEH KEMBALI HAK MINORITAS ATAS ANAK PERUSAHAAN YANG DlKONSOLlDASl EKUITAS

SELISIH N l W PEROLEHAN DENGAN N I W NOMINAL-

Modal Saham-nilai nominal Rp500 per saham Modal Dasar-1,260,000,000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh-928.000.000 saham Agio Saham Selisih Penilaian kembali Aktiva Tetap Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Selisih Kurs karena penjabaran Laporan Keuangan Saldo Laba ditahan Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS *) 2,274,513-2.338

Sumber: dari perusahaan diolah penulis

162.1 08 162,108

214,523 2 14,523

19.294 19.294

795.538 795,538 232,000 232.000 145.923 145,923

45,534 45,534

17,774 17,774

1,632.694 1,632,694

89,957 89,957

6.480 6,480

59.01 3 59,013

59.013 59.013

764,313 764.313

1,000,000 1,000,000

1.823.326 1.823.326

59,850 59.850 184,323 184,323

464.000 464.000 180,400 180,400

16 16 (31.782) (31,782) 524.617 524,617

2 272,175 *) 3.41 1,764 3.404.426 7,208.394 7.206.056