pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi karbohidrat
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
1/12
Pengaruh Pengolahan terhadap Nilai Gizi karbohidrat
Ditinjau dari nilai gizinya, karbohidrat dalam bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua,yaitu:
1. karbohidrat yang dapat dicerna, yaitu monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa dsb);
disakarida (sukrosa, maltosa,laktosa) serta pati;.. karbohidrat yang tidak dapat dicerna, seperti oligosakarida penyebab flatulensi (stakiosa,rafinosa dan !erbaskosa) serta serat pangan (dietary fiber) yang terdiri dari selulosa,
pektin, hemiselulosa, gum dan lignin.
"engaruh pemanggangan terhadap karbohidrat umumnya terkait dengan terjadinya hidrolisis.
#ebagai contoh, pemanggangan akan menyebabkan gelatinisasi pati yang akan meningkatkannilai cernanya. #ebaliknya, peranan karbohidrat sederhana dan kompleks dalam reaksi $aillard
dapat menurunkan ketersediaan karbohidrat dalam produk%produk hasil pemanggangan.
"roses ekstrusi &'#' (high temperature, short time) diketahui dapat mempengaruhi struktur fisik
granula pati metah, membuatnya kurang kristalin, lebih larut air dan mudah terhidrolisis oleh
enzim. "roses tersebut dikenal dengan istilah pemasakan atau gelatinisasi. arena kondisikelembaban rendah pada ektruder, gelatinisasi secara tradisional yang melibatkan perobekan
(selling) dan hidrasi granula pati tidak terjadi. #uatu penelitian telah dilakukan untuk mengukur
hidrolisis tepung dan pati gandum secara in !itro menggunakan alfa%amilase sali!a dan secara in!i!o dengan mengukur tingkat glukosa plasma dan insulin tikus percobaan. &asil penelitian
tersebut menunjukkan baha proses ekstrusi membuat pati lebih peka terhadap alfa%amilase bila
dibandingkan dengan perebusan.
ondisi ekstrusi yang ekstrim meningkatkan kadar gula dan insulin dalam plasma lebih epat
dibandingkan dengan proses perebusan. $elalui penellitian lain dilaporkan baha beberapa hasil
hidrolisis pati dihasilkan selama proses ekstrusi. *danya mono% dan oligosakarida, sepertiglukosa, fruktosa, melibiosa, maltosa dan maltriosa membuktikan baha polisakarida
didegradasi selama proses ekstrusi untuk menghasilkan produk yang lebih mudah dicerna. #elain
itu juga diteliti pengaruh ekstrusi terhadap fraksi amilosa dan amilopektin tepung gandum dansingkong. &asilnya menunjukkan baha rantai makromolekul terpecah menjadi dua molekul
tersebut, amiloda dan amilopektin, yang diindikasikan dari !iskositas, permeasi gel%kromatografi
dan berat molekul rata%ratanya.
"erubahan terhadap daya cernanyatidak secara spesifik diukur, tetapi diduga kedua fraksi pati
tersebut menjadi lebih mudah dicerna. #elama proses ektrusi juga terjadi pembentukan senyaa
kompleks antara amilosa dengan lipida. "ati singkong diekstrusi menggunakan ekstrudertinscre dengan jumlah dan jenis asam lemak yang ber!ariasi (+ hingga +1), monogliserida,
emulsifier (calcium stearyl lactylate) dan lemak murni. elembaban aal ingredien - dan
suhu ekstrusi ber!ariasi antara %/o+. #ampel diekstrusi dengan - asam lemak +1 atauyang lebih panjang lagi, monogliserida dan emulsifier, terbentuk senyaa kompleks antara fraksi
amilosa pati dengan bahan%bahan tersebut.
elarutan dalam air senyaa kompleks pati tersebut menurun seiring dengan meningkatnya
panjang rantai asam lemak yang dikompleknya. #enyaa kompleks fraksi amilosa tersebut
resisten terhadap amilolisis oleh enzim alfa%amilase, sehingga menurunkan daya cerna pati yang
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
2/12
banyak mengandung amilosa secara in !itro. 0raksi larut etanol - pati kentang yang diekstrusi
dengan tin%scre ekstruder menunjukkan peningkatan oligosakarida dengan berat molekul di
baah seiring dengan meningkatkan temperatur proses.
&al ini menunjukkan baha teknologi ektrusi berpotensi untuk diaplikasikan dalam industri
makanan bayi mengingat anak%anak kemungkinan defisiensi enzimenzim yang memecah rantaicabang yang terdapat dalam pati. #eperti telah disebutkan sebelumnya baha serat pangan terdiri
dari selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin, beberapa jenis gum dan getah. erbagai uji telah
diterapkan untuk mengukur serat pangan, termasuk metode penentuan kadar serat kasar secaraklasik yang hasilnya biasanya lebih rendah dibandingkan penentuan serat pangan secara
enzimatis.
2stilah serat kasar berbeda dengan serat pangan. #erat kasar (crude fiber) merupakan bagian dari
bahan pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan%bahan kimia yang digunakan untuk
menentukan serat kasar seperti 1./- " dan 1./- 5a3&. #edangkan serat pangan adalah
bagian dari bahan pangan yangtidak dapat dihidrolisis oleh enzim%enzim pencernaan. 3leh
karena itu nilai kadar serat kasar biasanya lebih rendah dari serat pangan karena asam sulfat dannatrium hidroksida mempenuyai kemampuan yang lebih besaar dalam menghidrolisis komponen
bahan pangan dibandingkan dengan enzim%enzim pencernaan. #erealia dan kulit sekamnyadianggap merupakan sumber serat yang baik.
3leh karena bahan tersebut banyak mengalami proses pengolahan terutama ekstrusi, makadiperkirakan terdapat pengaruh pengolahan terhadap kandungan seratnya. erdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan diketahui baha proses ekstrusi hanya sedikit mempengaruhi
kandungan serat dalam bahan pangan yang diuji.
#umber : $odul e%6earning 75", Departemen 2lmu 8 'eknologi "angan%0ateta%2" 9
'opik .
Diposkan oleh 2rsyad fathony +haniago di .
arbohidrat :
& dengan air < panastergelatinisasidaya cerna naik
=ula pd suhu tinggikaramelisasidaya cerna turun
"emasakan karbohidrat diperlukan unutk mendapatkan daya cerna pati yang tepat, karena
karbohidrat merupakan sumber kalori. "emasakan juga membantu pelunakan diding sel sayuran
dan selanjutnya memfasilitasi daya cerna protein. ila pati dipanaskan, granula%granula pati
membengkak dan pecah dan pati tergalatinisasi. "ati masak lebih mudah dicerna daripada pati
mentah.
http://www.blogger.com/profile/14432574056963308850http://irsyadfathony.blogspot.com/2011/04/pengaruh-pengolahan-terhadap-nilai-gizi.htmlhttp://irsyadfathony.blogspot.com/2011/04/pengaruh-pengolahan-terhadap-nilai-gizi.htmlhttp://www.blogger.com/profile/14432574056963308850 -
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
3/12
Dalam bahan pangan keberadaan karbohidrat kadang kala tidak sendiri melainkan berdampingan
dengan zat gizi yang lain seperti protein dan lemak. 2nteraksi antara karbohidrat (gula) dengan
protein telah dibahas, seperti tersebut diatas. ahan pangan yang dominan kandungan
karbohidratnya seperti singkong, ubi jalar, gula pasir, dll. Dalam pengolahan yang melibatkan
pemanasan yang tinggi karbohidrat terutama gula akan mengalami karamelisasi (pencoklatan
non enzimatis). >arna karamel ini kadang%kadang justru dikehendaki, tetapi jika dikehendaki
karamelisasi yang berlebihan sebaliknya tidak diharapkan .
0aktor pengolahan juga sangat berpengaruh terhadap kandungan karbohidrat, terutama seratnya.
eras giling sudah barang tentu memiliki kadar serat makanan dan !itamin 1 (thiamin) yang
lebih rendah dibandingkan dengan beras tumbuk. Demikian juga pencucian beras yang dilakukan
berulang%ulang sebelum dimasak, akan sangat berperan dalam menurunkan kadar serat.
"engolahan buah menjadi sari buah juga akan menurunkan kadar serat, karena banyak serat akan
terpisah pada saat proses penyaringan.
Ditinjau dari nilai gizinya, karbohidrat dalam bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu :
1. arbohidrat yang dapat dicerna, seperti monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa dsb);
disakarida (sukrosa, maltosa, laktosa) serta pati; dan.
. arbohidrat yang tidak dapat dicerna, seperti oligosakarida penyebab flatulensi (stakiosa,
rafinosa dan !erbaskosa) serta serat pangan (dietary fiber) yang terdiri dari selulosa, pektin,
hemiselulosa, gum dan lignin.
"engaruh pemanggangan terhadap karbohidrat umumnya terkait dengan terjadinya hidrolisis.
#ebagai contoh, pemanggangan akan menyebabkan gelatinisasi pati yang akan meningkatkan
nilai cernanya. #ebaliknya, peranan karbohidrat sederhana dan kompleks dalam reaksi $aillard
dapat menurunkan ketersediaan karbohidrat dalam produk%produk hasil pemanggangan.
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
4/12
?eaksi $aillard (interaksi protein dan gula pereduksi) merupakan reaksi antara protein dengan
gula%gula pereduksi merupakan sumber utama menurunnya nilai gizi protein pangan selama
pengolahan dan penyimpanan. ?eaksi $aillard ini dapat terjadi pada aktu pembuatan
(pembakaran) roti, produksi @breakfast cerealsA (serpihan jagung, beras, gandum, dll) dan
pemanasan daging terutama bila terdapat bahan pangan nabati tetapi yang paling penting adalah
selama pengolahan susu (sapi) dengan pemanasan karena susu merupakan bahan pangan
berprotein tinggi yang juga mengandung gula pereduksi (laktosa) dalam jumlah tinggi. ?eaksi
$aillard dalam produk bahan pangan seperti pemasakan dirumah%rumah tangga dan pengalengan
makanan secara komersil hanya memberi sedikit pengaruh terhadap nilai gizi protein bahan
pangan. *kan tetapi proses industri
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
5/12
lainnya yang menyangkut penggunaan panas pada kadar air yang rendah, misalnya selama
pengeringan dan pembakaran (roti) serta proses penyimpanan selanjutnya dari produk yang
dihasilkan dapat mengakibatkan penurunan gizi yangcukup besar. ?eaksi $aillard dapat terjadi,
misalnya selama produksi pembakaan roti. ehilangan tersebut, terutama terjadi pada bagian
yang berarna coklat (crust) yang mungkin karena terjadinya reaksi dengan gula pereduksi yang
dibentuk selama proses fermentasi tetapi tidak habis digunakan oleh khamir (dari ragi roti).
$eskipun gula%gula nonreduksi (misalnya sukrosa) tidak bereaksi dengan protein pada suhu
rendah tetapi pada suhu tinggi ternyata dapat menimbulkan reaksi $aillard yang menyebabkan
terjadinya pemecahan ikatan glikosidik dari sukrosa dan menghasilkan glukosa dan fruktosa.
"roses ekstrusi &'#' (high temperature, short time) diketahui dapat mempengaruhi struktur fisik
granula pati metah, membuatnya kurang kristalin, lebih larut air dan mudah terhidrolisis oleh
enzim. "roses tersebut dikenal dengan istilah pemasakan atau gelatinisasi. arena kondisi
kelembaban rendah pada ektruder, gelatinisasi secara tradisional yang melibatkan perobekan
(selling) dan hidrasi granula pati tidak terjadi.
#uatu penelitian telah dilakukan untuk mengukur hidrolisis tepung dan pati gandum secara in
!itro menggunakan alfa%amilase sali!a dan secara in !i!o dengan mengukur tingkat glukosa
plasma dan insulin tikus percobaan. &asil penelitian tersebut menunjukkan baha proses ekstrusi
membuat pati lebih peka terhadap alfa%amilase bila dibandingkan dengan perebusan. ondisi
ekstrusi yang ekstrim meningkatkan kadar gula dan insulin dalam plasma lebih cepat
dibandingkan dengan proses perebusan.
$elalui penelitian lain dilaporkan baha beberapa hasil hidrolisis pati dihasilkan selama proses
ekstrusi. *danya mono%dan oligosakarida, seperti glukosa, fruktosa, melibiosa, maltosa dan
maltriosa membuktikan baha polisakarida didegradasi selama proses ekstrusi untuk
menghasilkan produk yang lebih mudah dicerna.
#elain itu juga diteliti pengaruh ekstrusi terhadap fraksi amilosa dan amilopektin tepung gandum
dan singkong. &asilnya menunjukkan baha rantai makromolekul terpecah menjadi dua molekul
tersebut, amiloda dan amilopektin yang diindikasikan dari !iskositas, permeasi gel%kromatografi
dan berat molekul rata%ratanya. "erubahan terhadap daya cernanya tidak secara spesifik diukur
tetapi diduga kedua fraksi pati tersebut menjadi lebih mudah dicerna.
#elama proses ektrusi juga terjadi pembentukan senyaa kompleks antara amilosa dengan lipida.
"ati singkong diekstrusi menggunakan ekstruder tin%scre dengan jumlah dan jenis asam
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
6/12
lemak yang ber!ariasi (+ hingga +1), monogliserida, emulsifier (calcium stearyl lactylate) dan
lemak murni. elembaban aal ingredien - dan suhu ekstrusi ber!ariasi antara %/B+.
#ampel diekstrusi dengan - asam lemak +1 atau yang lebih panjang lagi, monogliserida dan
emulsifier terbentuk senyaa kompleks antara fraksi amilosa pati dengan bahan%bahan tersebut.
elarutan dalam air senyaa kompleks pati tersebut menurun seiring dengan meningkatnya
panjang rantai asam lemak yang dikompleknya. #enyaa kompleks fraksi amilosa tersebut
resisten terhadap amilolisis oleh enzim alfa%amilase sehingga menurunkan daya cerna pati yang
banyak mengandung amilosa secara in !itro.
0raksi larut etanol - pati kentang yang diekstrusi dengan tin%scre ekstruder menunjukkan
peningkatan oligosakarida dengan berat molekul di baah seiring dengan meningkatkan
temperatur proses. &al ini menunjukkan baha teknologi ekstrusi berpotensi untuk diaplikasikan
dalam industri makanan bayi mengingat anak%anak kemungkinan defisiensi enzim enzim yang
memecah rantai cabang yang terdapat dalam pati. #eperti telah disebutkan sebelumnya baha
serat pangan terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin, beberapa jenis gum dan getah.
erbagai uji telah diterapkan untuk mengukur serat pangan termasuk metode penentuan kadar
serat kasar secara klasik yang hasilnya biasanya lebih rendah dibandingkan penentuan serat
pangan secara enzimatis. 2stilah serat kasar berbeda dengan serat pangan. #erat kasar (crude
fiber) merupakan bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan%bahan kimia
yang digunakan untuk menentukan serat kasar seperti 1./- " dan 1./- 5a3&.
"emasakan karbohidrat diperlukan untuk mendapatkan daya cerna pati yang tepat karena
karbohidrat merupakan sumber kalori. "emasakan juga membantu pelunakan diding sel sayuran
dan selanjutnya memfasilitasi daya cerna protein. ila pati dipanaskan, granula%granula pati
membengkak dan pecah dan pati tergalatinisasi. "ati masak lebih mudah dicerna daripada pati
mentah. #edangkan serat pangan adalah bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihidrolisis
oleh enzim%enzim pencernaan. 3leh karena itu, nilai kadar serat kasar biasanya lebih rendah dari
serat pangan karena asam sulfat dan natrium hidroksida mempunyai kemampuan yang lebih
besar dalam menghidrolisis komponen bahan pangan dibandingkan dengan enzim%enzim
pencernaan.
#erealia dan kulit sekamnya dianggap merupakan sumber serat yang baik. 3leh karena bahan
tersebut banyak mengalami proses pengolahan terutama ekstrusi, maka diperkirakan terdapat
pengaruh pengolahan terhadap kandungan seratnya. erdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
7/12
diketahui baha proses ekstrusi hanya sedikit mempengaruhi kandungan serat dalam bahan
pangan yang diuji.
ahan pangan yang dominan kandungan karbohidratnya seperti singkong, ubi jalar, gula pasir,
dll. Dalam pengolahan yang melibatkan pemanasan yang tinggi karbohidrat terutama gula akan
mengalami karamelisasi (pencoklatan non enzimatis). >arna karamel ini kadang%kadang justru
dikehendaki, tetapi jika dikehendaki karamelisasi yang berlebihan sebaiknya tidak diharapkan .
0aktor pengolahan juga sangat berpengaruh terhadap kandungan karbohidrat, terutama seratnya.
eras giling sudah barang tentu memiliki kadar serat makanan dan !itamin 1 (thiamin) yang
lebih rendah dibandingkan dengan beras tumbuk. Demikian juga pencucian beras yang dilakukan
berulang%ulang sebelum dimasak, akan sangat berperan dalam menurunkan kadar serat.
"engolahan buah menjadi sari buah juga akan menurunkan kadar serat karena banyak serat akan
terpisah pada saat proses penyaringan.
#elain itu, terdapat bahan olahan lainnya yang berasal dari karbohidrat yakni permen. "ermen
adalah suatu !ariasi produk yang kebanyakan terbuat dari karbohidrat. "ermen dijadikan sebagai
bahan makanan selingan yang banyak dikonsumsi hanya sekedar untuk makanan kecil (snack).
>alaupun terbuat dari karbohidrat tidak akan cukup energi yang dihasilkan oleh permen untuk
keperluan energi yang dibutuhkan menusia. "roduk ini dibuat dengan mendidihkan campuran
gula dan air bersama dengan bahan pearna dan pemberi rasa sampai tercapai kadar air kira%kira
-. iasanya suhu digunakan sebagai penunjuk kandungan padatan untuk dikristalkan
( 6ehninger, 1CC).
ristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku.
+ontohnya adalah pembuatan gula putih dari tebu. atang tebu dihancurkan dan diperas untuk
diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut
menjadi kental, leat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. ristal ini kemudian dikeringkan
sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir. (#uhardjo,1C)
#ering terjadi, bila suatu larutan menjadi dingin, padatannya akan mengendap. "artikel padatan
tersebut akan menjadi suatu bentuk geometrik yang khas, yang dikenal sebagai kristal.
ristalisasi merupakan suatu cara yang bermanfaat dalam pemurnian suatu padatan. Dalam
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
8/12
Effects of Food Processing on Dietary Carbohydrates
Introduction
Dietary guidelines for de!eloped countries are consistent in recommending an increased
carbohydrate intake, corresponding to at least //- of total energy. +orrespondingly, thecarbohydrate content in diets typical for de!eloping countries should be maintained at a highle!el. 'he nutritional uality of the carbohydrates and the effects of processing on that uality
then becomes a concern, because both the content and the nutritional uality of food
carbohydrates can be altered by processing in a number of ays.
Carbohydrate loss through leaching
Low molecular weight carbohydrates
During et heat treatment, as in blanching, boiling and canning of !egetables and fruits, there is
a considerable loss of lo molecular eight carbohydrates (i.e. mono% and disaccharides) as ellas micronutrients, into the processing ater. 0or eEample, in the blanching of carrots and sedes
(rutabagas) there as a loss of /- and -, respecti!ely of these carbohydrates. >ithsubseuent boiling another - as lost. 2n peas, green beans and russels sprouts the loss as
less pronounced % about 1- folloing blanching and another 9%1- at boiling (/).
'he loss of glucose and fructose at boiling as higher than that of sucrose (/). 'he losses of
lo molecular eight carbohydrates in carrots ha!e also been shon to differ beteen !ariousculti!ars, and also to be different at har!est and in storage. *fter storage the loss of lo
molecular eight carbohydrates increases folloing boiling, most probably due to the higher
ater content and therefore also a higher diffusiti!ity (/4). 'he loss of lo molecular eight
carbohydrates, at least in carrots, seems to be relati!ely easy to predict by knoing initialconcentrations and process conditions of the ra material.
Dietary fibre
5o leaching of dietary fibre into the processing ater has been reported ith blanching, boilingand canning of carrots, green peas, green beans and russels sprouts (/). >ith sedes,
hoe!er, there as a 4- loss of dietary fibre (mainly insoluble) ith boiling. *lso ith
canning there as a leakage of insoluble fibre into the processing ater.
Alterations of low molecular weight carbohydrates
Production of resistant oligosaccharides
'he production of resistant oligosaccharides by enzyme technology is an eEpanding area. $ore
than half of the Ffunctional foodsF on the Gapanese market contain prebiotic oligosaccharides as
acti!e component, ith the aim of promoting fa!ourable gut microflora. 0ructo%oligosaccharides
synthesized from sucrose (//) and galacto%oligosaccharides synthesized from lactose are the
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
9/12
most eEtensi!ely used types of resistant oligosaccharides. *lternati!ely, fructo%oligosaccharides
can be produced by hydrolysis of inulin.
Maillard reactions
5on%enzymatic broning reactions ($aillard reactions) occur beteen reducing sugars andammo groups in foods at processing and in storage. 'hese reactions are temperature dependent
and most eEtensi!e at intermediate ater acti!ities. 'hey are important nutritionally as they may
diminish the bioa!ailability of amino acids, especially lysine, thus diminishing the proteinnutritional !alue. 'he carbohydrate content and a!ailability is influenced only marginally.
>hen a non%reducing disaccharide such as sucrose is replaced by, for eEample, high fructose
corn syrup containing glucose and fructose, $aillard reactions occur much more rapidly and
eEtensi!ely. 'his has to be kept in mind in selecting processing procedures and storageconditions.
Starch - heat-induced effects
Gelatinization
=elatinization refers to the irre!ersible loss of the crystalline regions in starch granules that occur
upon heating in the presence of ater. 'he temperature range during hich the crystallinestructure of the starch granule is lost is dependent on the ater content, and on the type of starch.
'he gelatinization dramatically increases the a!ailability of starch for digestion by amylolytic
enzymes.
Hsually, the starch granules are not completely dissol!ed during food processing, and a food can
be regarded as a dispersion in hich starch granules andIor granular remnants constitute thedispersed phase. 'he degree of gelatinization achie!ed by most commonly used food processes,
hoe!er, is sufficient to permit the starch to be rapidly digested. +onseuently, e!en foodprocesses hich result in a lo degree of gelatinization (e.g. steaming and flaking of cereals),
produces a postprandial blood glucose and insulin increment similar to that ith completely
gelatinized foods (/,/9).
Retrogradation
=elatinized starch is not in thermodynamic euilibrium. 'here is, therefore, a progressi!e re%
association of the starch molecules upon ageing (/). 'his recrystallization is referred to as retro
gradation, and may reduce the digestibility of the starch. 'he retrogradation of the amylopectincomponent is a long%term phenomena occurring gradually upon storage of starchy foods.*mylose, hoe!er, re%associates more uickly. 'he crystallinity of retrograded amylopectin is
lost folloing re%heating to approEimately 9J+, hereas temperatures abo!e 14/J+ are reuired
to remo!e crystallinity of retrograded amylose. 'his is a temperature ell abo!e the range usedfor processing of starchy foods. 'his implies that retrograded amylose, once formed, ill retain
its crystallinity folloing re%heating of the food.
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
10/12
Par-boiling
During par%boiling of rice, the kernels are subjected to a pre%treatment in!ol!ing heating and
drying. 'his process reduces the stickiness of the rice, possibly by alloing leached amylose toretrograde andIor form inclusion compleEes ith polar lipids on the kernel surface. "arboiling
also affects the final cooking properties of the rice.
Starch - teturization
2n pasta products, gluten forms a !iscoelastic netork that surrounds the starch granules, hich
restricts selling and leaching during boiling. "asta eEtrusion is knon to result in productshere the starch is sloly digested and absorbed (/C,). *!ailable data on spaghetti also
suggest that this product group is a comparati!ely rich source of resistant starch (1). 'he slo%
release features of starch in pasta probably relates to the continuous glutenous phase. 'his notonly restricts selling, but possibly also results in a more gradual release of the starch substrate
for enzymatic digestion. "asta is no generally acknoledged as a lo glycemic indeE food
suitable in the diabetic diet. &oe!er, it should be noted that canning of pasta importantlyincreases the enzymic a!ailability of starch, and hence the glycemic response ().
Dietary fibre
Milling and peeling
During milling of cereal grains to refined flours the outer fibre%rich layers are remo!ed, resulting
in a loer content of total dietary fibre. 'his reduction is due mainly to a decrease of insolublefibre. 'he dietary fibre composition in both hole%grain and refined flours is different. ?efined
flours of oats, barley, rice and sorghum contain mainly glucans, hile arabinoEylans dominate in
refined flours of heat, rye and maize. >hole%grain flours all contain considerable amounts ofcellulose. 'he husk hich surrounds barley, rice and oats also contains considerable amounts of
Eylans. 'his fraction is generally remo!ed before consumption, but oat and rice husks are used
for fibre preparation to enrich foods.
!eat-treatment
"rocesses in!ol!ing heat%treatment may affect the dietary fibre in different ays. *n increasedtemperature leads to a breakage of eak bonds beteen polysaccharide chains. *lso glycosidic
linkages in the dietary fibre polysaccharides may be broken. 'hese changes are important from
analytical, functional and nutritional points of !ie.
* decreased association beteen fibre molecules, andIor a depolymerization of the fibre, resultsin a solubilization. 2f the depolymerization is eEtensi!e, alcohol soluble fragments can be
formed, resulting in a decreased content of dietary fibre ith many of the currently used fibre
methods. $oderate depolymerization andIor decreased association beteen fibre molecules, mayha!e only minor influence on the dietary fibre content, but functional (e.g. !iscosity and
hydration) and physiological properties of the fibre ill be changed. 3ther reactions during
processing that may affect the dietary fibre content and its properties are leakage into the
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
11/12
processing ater, formation of $aillard reaction products thus adding to the lignin content, and
formation of resistant starch fractions. *lso structural alterations in the cell all architecture are
important to follo during processing as these are highly correlated to sensory and nutritionalcharacteristics.
'he architecture of the fibre matriE in the cell all differs beteen !arious types of plantmaterial. 'he cross%linking of constituent polysaccharides and phenolics ithin the cell all isimportant in determining the properties of the fibre matriE, as the solubility of the fibre is highly
dependent on the type and amount of cross%links present. During heat%treatment the cell%all
matriE is modified and the structural alterations that occur may be important not only for the
nutritional properties of the product but also for its palatability.
>ith eEtrusion%cooking of heat%flour, e!en at mild conditions, the solubility of the dietary fibre
increases (). 'he solubilization seems to be dependent on the ater content used in the
process, and the loer the content of ater, the higher the solubilization of the fibre, at least for
hole%grain heat flour and heat bran (4). 'he scre speed and the temperature had minor
effects in those eEperiments. *n increased solubility of the fibre has also been obtained ithKse!ereK popping of heat (/), hereas baking (con!entional and sour%dough baking), steam%
flaking and drum%drying had only minor effects on dietary fibre components (/). 3ne reasonhy popping caused an increased solubility of the fibre as that the outer fibrous layers ere
remo!ed and the content of insoluble fibre decreased. +onsiderable amounts of $aillard reaction
products ere also formed during this process. * loss of insoluble dietary fibre has also beenreported ith autocla!ing of heat flour, hich as attributed to degradation of the
arabinoEylans (/).
Hydration properties (swelling, water-holding and water-binding capacity)
$ost ra materials containing cereal fibres are ground for better acceptance of the final productand this process can affect hydration properties. #elling and ater%binding capacity of pea hullfibres are decreased by grinding, hereas the ater%holding capacity as slightly increased ().
'he kinetics of ater%uptake as also different, and the ground product hydrated instantaneously
in contrast to the unground product, hich reached euilibrium only after minutes. 'his asrelated to the differences in surface area.
&eat%treatment can also change hydration properties. 0or eEample, boiling increased the ater%
binding capacity slightly in heat bran and apple fibre products, hereas autocla!ing, steam%
cooking and roasting had no significant effects (9). 'he kinetics of ater uptake, hoe!er, asdifferent for steam%cooking and roasting. 'hus, both products eEposed to steam%cooking had a
!ery rapid ater%uptake, hereas the roasted sample had a slo uptake. 7Etrusion%cooking of
pea%hulls, sugar%beet fibres, heat bran and lemon fibres had only slight effects on the ater%binding capacity.
Summary
"rocessing of foods affects carbohydrate and micronutrient content and bioa!ailability in
different ays ith either desirable or ad!erse effects on the nutritional !alue. 6osses of ater%
-
8/12/2019 Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Karbohidrat
12/12
soluble nutrients at blanching and boiling can be minimized by use of small amounts of ater
and by adding back the processing ater.
'he bioa!ailability of starch is affected dramatically through processing, regarding both rate andeEtent of small%intestinal digestibility. 'his permits optimizing the digestion of starch by choice
of ra materials and processing conditions.
"rocessing effects on dietary fibre include solubilization and depolymerization, that can
influence physiological effects both in the upper and loer gastrointestinal tract. 0ormation ofresistant starch and use of resistant oligosaccharides as food ingredients pro!ide ne
opportunities to increase the amount of carbohydrate a!ailable for colonic fermentation.